Pemeriksaan penunjang

7
Tes Sondasi Sondasi dengan sonde dapat menunjukkan karies yang luas atau sekunder , terbukanya pulpa, fraktur mahkota dan restorasi yang rusak. Pada beberapa keadaan seperti karies besar di korona, sonde dapat memberikan bantuan yang memadai dalam menegakkan diagnosis. Hasil positif menandakan pulpa gigi yang masih vital. Uji Listrik Pulpa Alat yang digunakan yaitu EPT (Electric Pulp Test) mengetes pulpa dengan listrik. Tujuannya adalah untuk merangsang respon pulpa dengan mengenakan arus listrik yang makin meningkat pada gigi. Suatu respon positif merupakan suatu indikasi vitalitas dan membantu dalam menentukan normalitas atau abnormalitas pulpa tersebut. Tidak adanya respon merupakan indikasi adanya nekrosis pulpa. Uji termal Tes ini meliputi aplikasi dingin dan panas pada gigi, untuk menentukan sensitivitas terhadap perubahan termal. Meskipun keduanya merupakan tes sensitivitas, tetapi tidak sama dan digunakan untuk alasan diagnosis yang berbeda. Suatu respon terhadap dingin menunjukkan pulpa vital, tanpa

description

fkg

Transcript of Pemeriksaan penunjang

Page 1: Pemeriksaan penunjang

  

Tes Sondasi

Sondasi dengan sonde dapat menunjukkan karies yang luas atau sekunder , terbukanya

pulpa, fraktur mahkota dan restorasi yang rusak. Pada beberapa keadaan seperti karies

besar di korona, sonde dapat memberikan bantuan yang memadai dalam menegakkan

diagnosis. Hasil positif menandakan pulpa gigi yang masih vital.

Uji Listrik Pulpa

Alat yang digunakan yaitu EPT (Electric Pulp Test) mengetes pulpa dengan listrik.

Tujuannya adalah untuk merangsang respon pulpa dengan mengenakan arus listrik yang

makin meningkat pada gigi. Suatu respon positif merupakan suatu indikasi vitalitas dan

membantu dalam menentukan normalitas atau abnormalitas pulpa tersebut. Tidak adanya

respon merupakan indikasi adanya nekrosis pulpa.

Uji termal

Tes ini meliputi aplikasi dingin dan panas pada gigi, untuk menentukan

sensitivitas terhadap perubahan termal. Meskipun keduanya merupakan tes

sensitivitas, tetapi tidak sama dan digunakan untuk alasan diagnosis yang

 berbeda. Suatu respon terhadap dingin menunjukkan pulpa vital, tanpa

memperhatikan apakah pulpa itu normal atau abnormal. Suatu respon abnormal

terhadap panas biasanya menunjukkan adanya gangguan pulpa atau periapikal

yang memerlukan perawatan endodontik.

Tes panas

. Tes panas dapat dilakukan dengan cara yang berbeda-beda yang

menghasilkan derajat temperatur yang berbeda. Daerah yang akan dites diisolasi

dan dikeringkan, kemudian udara hangat dikenakan pada permukaan gigi yang

terbuka dan respon pasien dicatat. Bila diperlukan temperatur yang lebih tinggi

untuk mendapatkan suatu respon, harus digunakan air panas, burnisher panas,

guta-percha panas atau komponen panas atau sembarang instrument yang dapat

menghantarkan temperatur yang terkontrol pada gigi. Bila menggunakan benda

 padat, seperti guta-perca panas, panas tersebut dikenakan pada bagian sepertiga

oklusobukal mahkota terbuka. Bila tidak timbul respon, bahan dapat dipindahkan

Page 2: Pemeriksaan penunjang

ke bagian sentral mahkota atau lebih dekat dengan serviks gigi. Bila timbul suatu

respon, benda panas harus segera diambil. Harus dijaga untuk tidak menggunakan

 panas yang berlebihan atau memperpanjang aplikasi panas pada gigi.

Tes dingin

. Aplikasi dingin dapat dilakukan dengan berbagai cara yang berbeda.

Suatu cucuran udara dingin dapat dikenakan langsung pada mahkota gigi yang

sebelumnya dikeringkan dan juga pada tepi gusi. Bila tidak timbul respon, gigi

dapat diisolasi dengan isolasi karet dan disemprot dengan etil klorida yang begitu

cepat menguap sehingga mengabsorpsi panas dan dengan demikian mendinginkan

gigi. Suatu cara yang lebih umum adalah meletakkan kapas yang dibasahi dengan

etil klorida pada gigi yang di tes. Meskipun temperaturnya tidak sedingin seperti

 bila digunakan semprotan etil klorida, umumnya cukup dingin untuk 

mendapatkan suatu respon yang baik.

Pemeriksaan diagnosis dan deteksi karies

Pemeriksaan klinis secara visual

1.      Karies pada permukaan halus

Dapat dilakukan dengan sondasi, ketika sonde menyangkut pada pit dan fisure maka

kemungkinan sudah mulai terjadi lesi karies. Pemeriksaan ini dapat juga dilakukan

secara visual dengan ditemukannya lesi berwarna putih atau coklat pada permukaan

halus.

2.      Karies pada permukaan aproksimal

Karies aproksimal meliputi daerah serviks hingga titik kontak. Pemeriksaan secara visual

klinis sangat sulit dilakukan karena tertutup oleh gigi yang berdekatan. Pemeriksaan

dapat juga dilakukan dengan menggunakan probe briault namun jika dilakukan

penekanan yang cukup keras maka dapat mengakibatkan terbentuknya kavitas yang lebih

lebar. Ketika melakukan pemeriksaan probing, gigi yang diperiksa harus benar-benar

bersih dan kering agar lesi karies dapat terlihat.

Page 3: Pemeriksaan penunjang

3.      Karies sekunder

Merupakan karies yang umumnya ditandai dengan diskolorisasi pada tepi tumpatan.

Perubahan warna ini juga dapat disebabkan oleh korosi dari amalgam atau pantulan

cahaya dari amalgam melalui email yang relatif transparan. Perubahan warna pada daerah

sekitar tumpatan dapat juga menunjukkan proses demineralisasi. Umunya berwarna putih

atau kecokelatan.

• Pemeriksaan radiografi

Pemeriksaan radiografi yang sering dilakukan adalah radiografi bitewing karena

pemeriksaan ini memperlihatkan daerah lesi karies yang cukup jelas. Pada film

radiografi, lesi karies terlihat lebih radiolusen daripada email dan dentin.

1.      Karies pada pit dan fisure

Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan bitewing. Gambaran yang dapat dilihat hanya

menunjukkan lesi pada daerah dentin, sedangkan pada email sangat halus sehingga tidak

begitu terlihat.

2.      Karies pada permukaan aproksimal

Pemeriksaan juga dilakukan dengan bitewing, gambaran yang ditunjukkan berupa daerah

segitiga gelap di email. Gambaran radiografi ini juga dapat mendeteksi demineralisasi

namun tidak dapat mendiagnosa kegiatan lesi. Karies pada permukaan akar aproksimal

juga terlihat pada radiografi bitewing.

3.      Karies sekunder

Radiografi bitewing sangat penting dalam mendiagnosa karies sekunder yang biasanya

terjadi pada daerah servikal di area stagnasi plak. Oleh karena itu bahan restorasi harus

bersifat radiopak.

• Metode laser flourensis

Beberapa tahun terakhir laser flourensis dibuat secara komersil untuk membantu deteksi

karies oklusal. Alat ini akan memancarkan sinar dengan panjang gelombang 655 nm yang

ditransmisikan melalui serat kaca ke ujung handpiece. Ujung alat ini diletakkan pada

permukaan gigi yang diperiksa. Sinar laser akan masuk kedalam gigi. Serat yang berbeda

Page 4: Pemeriksaan penunjang

pada ujung akan menerima refleksi dan flourensi dari lesi yang diduga diproduksi dari

bakteri porfirin. Cahaya yang diterima diukur dan intensitasnya mengindikasikan ukuran

dan kedalaman lesi karies. Reproduksibilitas alat ini terbukti sangat baik tetapi

memberikan nilai yang salah jika ada pewarnaan atau kalkulus.

d.      Tooth separation

Teknik ini merupakan salah satu pengembangan dari ortodonti yang bertujuan untuk

memberikan jarak antara kedua gigi sebelum meletakkan band. Sebuah bahan cetak yang

elastis ditekan diantara titik kontak menggunakan alat khusus. Setelah beberapa hari

terdapat jarak diantara kedua gigi sehingga dapat dilakukan probing untuk mendeteksi

adanya lesi karies. Cara lain adalah menggunakan sedikit material elastomer yang di

injeksikan diantara gigi. Setelah beberapa menit material dapat dilepaskan dengan

probing dan hasil cetakan diperiksa apakah terdapat cetakan lesi atau tidak.

e.       Transmited light

Teknik ini merupakan teknik yang sangat membantu dalam mendiagnosa karies

aproksimal. Sebuah lesi karies memiliki indeks bias yang lebih rendah sehingga

memberikan gambaran yang lebih gelap. Pada gigi posterior digunakan sumber cahaya

yang lebih kuat dan harus menggunakan fiber optik agar diperoleh diameter fokus yang

lebih kecil sehingga diperoleh gambaran yang lebih jelas. Teknik ini sangat baik

digunakan pada pasien gigi berjejal dan wanita hamil.