Pemeriksaan Klinis Umum Danhbhhbh

48
TEKNIK TEKNIK PEMERIKSAAN FISIK DASAR PEMERIKSAAN FISIK DASAR Prof. dr. Hj. Habibah Hanum Nst, Sp.PD- Prof. dr. Hj. Habibah Hanum Nst, Sp.PD- K.Psikosomatik K.Psikosomatik Kontributor Blok Biomedik I Kontributor Blok Biomedik I Fakultas Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara Universitas Islam Sumatera Utara

description

hhhbbgbbnhhh

Transcript of Pemeriksaan Klinis Umum Danhbhhbh

  • TEKNIK PEMERIKSAAN FISIK DASARProf. dr. Hj. Habibah Hanum Nst, Sp.PD-K.Psikosomatik Kontributor Blok Biomedik IFakultas KedokteranUniversitas Islam Sumatera Utara

  • PendahuluanPemeriksaan klinis umum adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk menemukan ada tidaknya tanda-tanda patologis pada tubuh, dengan menggunakan metode pemeriksaan fisik diagnostik tertentu, yaitu :Inspeksi.Palpasi.Perkusi.Auskultasi.

  • Persiapan dan Urutan Pemeriksaan Pasien kemudian dipersilahkan masuk ke ruangan pemeriksaan yang tertutup, dengan didampingi oleh perawat, yang berperan mengatur pakaian, dan posisi pasien pada saat pemeriksaan dilakukan. Pemeriksaan klinis umum dilakukan berurutan dan sistematisDimulai dengan pemeriksaan status present terlebih dahulu.

  • Pemeriksaan Status PresensMenetapkan tingkat kesadaran pasien.Menetapkan keadaan umum.Menetapkan keadaan penyakit.Menetapkan keadaan gizi.Menetapkan bentuk badan dan habitus.Menetapkan tanda tanda vital : Tekanan darah.Denyut nadi.Pernafasan.Suhu tubuh.

  • Pemeriksaan Tubuh Tertentu (dengan urutan)Pemeriksaan kepala dan leher.Pemeriksaan tengkorak.Pemeriksaan rambut.Pemeriksaan muka.Pemeriksaan mata.Pemeriksaan telinga.Pemeriksaan mulut dan tenggorokan.Pemeriksaan leher.

  • Pemeriksaan Tubuh Tertentu (lokal)Pemeriksaan toraks.Pemeriksaan abdomen.Pemeriksaan anggota gerak.Pemeriksaan kelamin (genitalia), dan daerah sekitarnya.Pemeriksaan tulang belakang.

  • Empat Metode Pemeriksaan KlinisInspeksi.Palpasi.Perkusi.Auskultasi.

  • InspeksiMerupakan metode pemeriksaan yang menggunakan indera pengelihatan, untuk melihat ada tidaknya perubahan-perubahan pada sikap, dan tubuh pasien, yang dapat menunjukkan adanya penyakit tertentu.Dalam pemeriksaan inspeksi, harus diingat, bahwa kita harus melihat secara seksama, dan tidak dipengaruhi oleh keterangan pasien. Terdiri atas : Inspeksi Umum.Inspeksi Setempat (lokal).

  • Inspeksi UmumPada pemeriksaan inspeksi umum dapat ditentukan keadaan umum pasien, dengan cara memperhatikan :Cara berjalan.Sikap badan (posisi duduk).Gerakan tangan.Gerakan dari kepala.Cara berbicara.

  • Gaya BerjalanGaya berjalan seseorang dapat mencerminkan keadaan jiwanya.Keterkaitan antara cara berjalan dengan penyakit :Penderita ParkinsonCara berjalan khas yaitu tubuhnya agak membungkuk, lengannya setengah dilipat pada siku dan melekat pada badannya. Tungkai pasien agak dilipat pada sendi lutut, dan langkahnya lambat dan kaku (propulsive gait).Penderita Arteriosklerosis CerebralLangkah pasien pendek pendek sambil setengah menyeret kakinya untuk maju ke depan, tapi hasilnya mengecewakan.

  • Gaya BerjalanPenderita penyakit CerebellumCara berjalan seperti orang mabuk.Penderita Hemiparesis karena Infarct CerebriCara berjalan dengan menyeret setengah badannya (spastic gait).Penderita PolyneuritisCara berjalan seperti seekor ayam yaitu mengangkat tinggi tinggi kakinya waktu melangkah supaya ujung kakinya tidak menyentuh tanah (steppage gait).Penderita Paraparesis Jenis SentralCara berjalan seperti gunting, yaitu tungkai seolah-olah menyilang yang dinamakan juga dengan scissors gait.Penderita Nyeri Perut (akut abdomen)Cara berjalan dengan membungkuk, sambil tangannya memeluk perut.

  • Gaya Berjalan

    Gaya Berjalan Beberapa Penyakit Tertentu

  • Sikap BadanKaitan sikap badan dengan penyakit pasienSikap pasien yang tidak tenang dapat disebabkan oleh karena perasaan yang tidak tenang, nyeri perut, atau rasa gatal-gatal pada kulit yang mengganggu.Orang sakit berat tidak dapat duduk tegak, karena badannya lemah.Kepala pasien yang selalu miring ke satu sisi menandakan adanya kontraktur dari otot, atau tulang leher.

  • Inspeksi LokalInspeksi lokal dilakukan dengan mengamati dengan seksama bagian tubuh pasien yang menjadi keluhannya. Bila ada bagian tubuh yang tertutup pakaian atau pembalut, lepaskanlah pembalut untuk mengamati organ tubuh yang ditutupinya. Perhatikan ada tidaknya kelainan, seperti perubahan warna kulit, pembengkakan, luka, atau adanya massa abnormal. Amatilah juga bagian tubuh pasien lainnya secara sistematis, dimulai dari kepala hingga ekstremitas bawah.

  • PalpasiMetode pemeriksaan fisik yang bertujuan untuk menentukan sesuatu perubahan bagian tubuh, dengan cara memegang, atau meraba dengan tangan. Palpasi dapat dilakukan dengan satu tangan (manual), maupun dua tangan (bimanual). Contoh pemeriksaan palpasi manual :Palpasi denyut nadiPemeriksaan palpasi trakea.Palpasi superfisial abdomen, dan lain sebagainya.Contoh pemeriksaan palpasi bimanual :Pemeriksaan ekspansi paru.Pemeriksaan tactile vocal fremitus pada dada.Pemeriksaan palpasi hati.Pemeriksan palpasi limpa.Pemeriksaan palpasi ginjal, dan lain-lain.

  • Palpasi

    Pemeriksaan Palpasi Manual Pemeriksaan Palpasi Bimanual

  • Palpasi

    Pemeriksaan Palpasi Bimanual Pemeriksaan Palpasi Manual

  • PalpasiDengan palpasi dapat ditentukan :Besar.Bentuk.Konsistensi.

  • PalpasiBesar :Penentuan besar dari organ yang dipalpasi harus dilakukan seteliti mungkin, dan diukur dengan satuan ukuran yang ada (mm, cm, inci).Dengan membandingkan dengan benda-benda yang lazim (kelerang, telur ayam, jeruk, tinju).

  • PalpasiBentuk :Harus diperhatikan bentuk yang secara umum dapat diraba (bulat, lonjong, dll)Diperhatikan permukaan dari organ tubuh yang diraba.Diperhatikan juga batasan, atau tepi organ yang diraba.

  • PalpasiKonsistensi dapat dibedakan atas :Lembek (misalnya pada palpasi hati yang mengalami pelemakan, atau fatty liver).Kenyal (misalnya pada palpasi jaringan lunak).Padat, atau keras (misalnya pada palpasi tulang).Berfluktuasi (misalnya pada palpasi abses). Pemeriksaan dilakukan dengan dua jari telunjuk, dimana tekanan pada bagian yang satu akan terasa pada jari telunjuk pada bagian lainnya.

  • PalpasiPalpasi juga dapat dipergunakan untuk menentukan :Denyut nadi, variasi suhu permukaan tubuh, dan tekanan darah.Ada tidaknya nyeri tekan, baik superfisial, dalam, maupun referred (hantaran).Menentukan tonus otot, misalnya tonus melemah, spasme, atau rigiditas.Menentukan massa tumor. Hal-hal yang perlu dideskripsikan antara lain :Lokalisata (letak massa).Bentuk, besar, simetris atau tidak, pinggirnya (tajam, tumpul).Permukaan massa (rata, berbenjol-benjol).Konsistensi (lunak, kenyal, keras, berfluktuasi).Pulsasinya (pulsasi ada, atau pulsasi tidak ada).Tanda-tanda peradangan (nyeri, merah, dan panas).Gerakan, atau perlekatan massa tumor, dengan jaringan sekitar (dinyatakan dalam mobile, atau immobile).

  • PerkusiMetode pemeriksaan perkusi dilakukan dengan cara melakukan pengetukan dengan jari pada bagian-bagian tubuh tertentu, kemudian dilakukan penilaian dengan membandingkan suara perkusi yang dihasilkan, dengan suara perkusi normal pada bagian tubuh tersebut. Yang perlu diperhatikan dalam melakukan teknik perkusi yang benar adalah :Jari fleksor yang mengetuk harus dijaga tetap tegak lurus pada waktu mengenai jari fleksimeter.Ketukan dilakukan dengan menggerakkan pergelangan tangan saja.

  • Tujuan Pemeriksaan Perkusi Menentukan batas organ tubuh secara kasar. Misalnya :Batas hati.Batas limpa.Batas jantung.Menentukan ada tidaknya kelainan pada organ-organ tubuh dengan mendengarkan perubahan nada perkusi, dan membandingkannya dengan bunyi perkusi normal pada organ tubuh itu.

  • Teknik Perkusi Langsung dengan satu tangan. Teknik perkusi satu tangan jarang dilakukan karena sulit menentukan lokasi kelainan pada tubuh dengan teliti. Tidak langsung (dengan menggunakan dua jari).

  • Teknik Perkusi Secara Tidak Langsung Persiapkanlah satu jari (lazimnya jari kedua tangan kiri, dapat juga jari ketiga tangan kiri), sebagai fleksimeter, yaitu jari yang akan diletakkan pada daerah yang akan diperkusi, dan satu jari lainnya (biasanya jari tengah tangan kanan), sebagai fleksor, yaitu jari yang digunakan untuk mengetuk fleksimeter.Jari fleksimeter diletakkan pada bagian tubuh yang akan diperiksa, lalu ketukkan dengan perlahan jari fleksor beberapa kali pada falang ke-2 jari fleksimeter, dengan pergelangan tangan kanan sebagai poros.

  • Teknik Perkusi Secara Tidak Langsung

    Teknik Perkusi Dinding Toraks Teknik Perkusi Dinding Toraks

  • Suara yang dapat didengar pada perkusi Perkusi Sonor.Perkusi Timpani.Perkusi Pekak / Beda (dullness).Perkusi Redup.

  • Perkusi SonorDidapati suara sonor (resonance) bila suara timbul pada perkusi organ-organ tubuh yang mengandung udara.Suara sonor sesungguhnya dapat ditemukan pada jaringan paru dimana terdapat jutaan kantong udara kecil (alveoli).Pada kelainan paru tertentu, dapat dijumpai suara sonor memendek, atau suara hipersonor.

  • Teknik Pemeriksaan PerkusiSuara sonor (lihat video, perhatikan teknik dasar perkusi dan suara perkusinya saja).Persiapkan jari II tangan kiri sebagai fleksimeter, letakkan jari tersebut pada salah satu sela iga pada daerah dada bagian depan pasien.Persiapkan jari III tangan kanan sebagai fleksor, ketokkan dengan perlahan jari fleksor beberapa kali pada falang ke-2 jari fleksimeter, dengan pergelangan tangan kanan sebagai poros.

  • Perkusi TimpaniMerupakan bunyi suara yang ekstrim dari hiperresonance (sonor).Dijumpai pada organ dalam yang mengandung udara tanpa ruangan kecil (alveoli), seperti :Lambung (bila dalam keadaan kosong).Usus (bila dalam keadaan kosong).

  • Teknik Pemeriksaan PerkusiSuara timpani (lihat video, perhatikan teknik dasar perkusi dan suara perkusinya saja).Persiapkan jari II tangan kiri sebagai fleksimeter, letakkan jari tersebut pada daerah perut (sekitar pusat) pasien.Persiapkan jari III tangan kanan sebagai fleksor, ketokkan dengan perlahan jari fleksor beberapa kali pada falang ke-2 jari fleksimeter, dengan pergelangan tangan kanan sebagai poros.

  • Perkusi Beda (Dullness )Merupakan suara perkusi yang tidak terdengar nadanya.Biasanya dijumpai pada organ dalam yang padat, misalnya :Hati.Jantung.

  • Teknik Pemeriksaan PerkusiSuara beda.Persiapkan satu jari II tangan kiri sebagai fleksimeter, letakkan jari tersebut pada daerah paha pasien.Persiapkan jari III tangan kanan sebagai fleksor, ketokkan dengan perlahan jari fleksor beberapa kali pada falang ke-2 jari fleksimeter, dengan pergelangan tangan kanan sebagai poros.

  • Perkusi RedupMerupakan suara yang terdengar pada perkusi organ yang mengandung cairanDapat dijumpai pada kasus dimana terjadi penimbunan cairan yang masif pada paru atau pada pleura. Misalnya : Edema paru.Efusi pleura yang masif.

  • AuskultasiMerupakan metode pemeriksaan yang bertujuan untuk menentukan kelainan, yang dapat diketahui dengan cara mendengarkan suara yang dihasilkan getaran dari organ yang diperiksa, baik secara langsung dengan telinga, maupun dengan stetoskop. Pada dasarnya stetoskop merupakan alat untuk menghantarkan bunyi dari organ yang diperiksa ke telinga pemeriksa. Terdapat dua jenis stetoskop yaitu :Monoaural.Binaural.

  • Permukaan Stetoskop

    Permukaan Diafragma Stetoskop Permukaan Bell Stetoskop

  • Tujuan Pemeriksaan Auskultasi Menetapkan perubahan-perubahan suara dari organ tubuh yang diperiksa, kemudian pemeriksa membandingkan dengan suara auskultasi normal pada organ tersebut.Pemeriksaan auskultasi dipelajari secara sistematis berdasarkan organ tubuh yang diperiksa.

  • Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemeriksaan auskultasi Ketenangan pada waktu melakukan auskultasi, sebab suara lain yang masuk dapat mengganggu hasil pemeriksaan. Bulu-bulu pada dinding dada akan menghasilkan suara yang dapat disangka sebagai suara tambahan, begitu pula pada pasien yang sedang menggigil, harus ditenangkan dulu.Pemeriksaan suara yang berintensitas tinggi seperti suara nafas, suara bising usus, atau suara jantung I-II, menggunakan permukaan diafragma stetoskop.Pemeriksaan suara yang berintensitas rendah seperti suara jantung III, suara jantung IV, murmur pada daerah apeks jantung, dan suara Korotkoff pada pemeriksaan tekanan darah, menggunakan permukaan Bell stetoskop.Perlu dibiasakan untuk mendengarkan baik suara yang normal, maupun suara tambahan, pada pemeriksaan dua tempat yang identik, dan sama tinggi.

  • Suara yang perlu dikenal pada auskultasi Suara Pernafasan NormalSuara Nafas Vesikuler (titik hijau).Suara Nafas Bronkial.Suara Nafas Bronkovesikuler (titik biru).

  • Teknik Dasar Auskultasi

    Lokasi Auskultasi Dinding Dada Anterior

  • Suara yang perlu dikenal pada auskultasiSuara pernafasan abnormal (dibahas pada Blok Sistem Respirasi).Ronkhi basah (coarse/rales).Ronkhi kering.Wheezing (mengi).Krepitasi.Suara amforik.

  • Suara yang perlu dikenal pada auskultasiBunyi Jantung IBunyi jantung I adalah bunyi jantung yang terjadi karena penutupan katup mitral dan trikuspid serta membukanya katup aorta dan pulmonal.Terdengar bersamaan dengan denyut arteri sistemik.

  • Suara yang perlu dikenal pada auskultasiBunyi Jantung II :Bunyi jantung yang terjadi karena membukanya katup mitral dan trikuspid, serta penutupan katup aorta dan pulmonalTidak terdengar bersamaan dengan denyut arteri sistemik

  • Auskultasi Suara Jantung

    Lokasi Auskultasi Katup Jantung

  • Teknik Pemeriksaan AuskultasiPersiapkan stetoskop. Bila katup stetoskop dalam keadaan terbuka, kuncilah katup stetoskop terlebih dahulu dengan cara memutar pangkal stetoskop searah jarum jam, untuk pemeriksaan auskultasi dengan permukaan diafragma stetoskop.Persiapkan stetoskop. Bila katup stetoskop dalam keadaan terkunci, bukalah katup stetoskop terlebih dahulu dengan cara memutar pangkal stetoskop berlawanan arah jarum jam, untuk pemeriksaan auskultasi dengan permukaan Bell stetoskop. Pasanglah stetoskop di telinga, dengan ujung-ujungnya searah dengan anatomi liang telinga.

  • Teknik Pemeriksaan AuskultasiLetakkan stetoskop permukaan diafragma stetoskop pada lapangan perifer paru, dengarkanlah suara nafas vesikuler (lihat video). Letakkan stetoskop permukaan diafragma stetoskop di sekitar manubrium sterni, dengarkanlah suara nafas bronkial (lihat video). Letakkan diafragma stetoskop pada salah satu titik katup jantung, dan rabalah arteri karotis, atau radialis pasien. Bunyi jantung yang terdengar bersamaan dengan denyut arteri sistemik adalah bunyi jantung I. Bunyi Jantung II. Bunyi jantung II adalah bunyi jantung yang terdengar setelah bunyi jantung I, dan tidak terdengar bersamaan dengan denyut arteri sistemik.