Pemeriksaan Keadaan Umum

6
Bebby Bebotz Pemeriksaan Keadaan Umum a. Pengukuran umum 1. mengukur TB & BB BBI anak : 0bln = 2,5 – 3 kg 5bln = 2 x BBL 1thn = 3 x BBL 2thn = 4x BBL >2thn = 8 + 2umur >5thn = (umur x 7) - 5 2 2. Menilai keadaan gizi BB timbang x 100% BBI >100% = sangat baik 80%-100% = baik 60%-80% = kurang <60% = buruk 3. Menentukan ada atau tidaknya sianosis sentral (di lidah) dan perifer (di akral,biasanya di kuku) 4. menentukan ada tidaknya edema (wajah/lokal/umum) 5. menentuka warna kulit 6. ikterik karena bilirubin meningkat (kuning terang - >bilirubin indirek,, kuning kehijauan ->bilirubis direk), pada hiperkaroten, kuning pada telapak tangan & kaki, lipatan nasolabialis, tidak pada sklera. Contoh ikterik pada : penyalit hemolisis, hepatitis, leptospirosis, sifilis kongenital, obstruksi sal. Empedu. b. Tanda Vital 1. penilaian kesadaran (tidak tampak sakit, sakit ringan, sedang, berat) 2. pengukuran nadi a. meletakan tangan yang diperiksa dalam keadaan rileks b. menggunakan 3jari untk meraba a.radialis c. menghitung frekuensi dlm 1mnt d. menilai : frekuensi umur Istirahat bagun Istirahat tidur Baru lahir 100 - 180 80 – 160 1mg – 3bln 100 – 220 80 – 200 3bln – 2thn 80 – 150 70 - 120 2thn – 10 thn 70 – 110 60 – 90 >10thn 55 – 90 50 – 90 irama : teratur, aritmia (lebih cepat waktu inspirasi, lbh lambat waktu ekspirasi) equalitas : sama pada ke-4 ekstremitas. Pada koarktasio aorta (atas kuat, bawah lemah). Pada peny. Takayasu (atas lemah, bawah normal) kualitas : cukup / kuat / lemah tegangan nadi : 3. suhu badan a. kibaskan termmeter sampai air raksa < 35,5 b. tempatkan ujung termometer di apex ossa axillaris kiri dgn sendi bahu adduksi maksimal c. tunggu 3-5mnt 4. frekuensi nafas a. pasien melepas baju(duduk/tidur) b. inspeksi/palpasi dengan kedua tangan pada punggung atau dada, hitung dlm 1mnt c. frekuensi

Transcript of Pemeriksaan Keadaan Umum

Page 1: Pemeriksaan Keadaan Umum

Bebby Bebotz

Pemeriksaan Keadaan Umum

a. Pengukuran umum1. mengukur TB & BBBBI anak :0bln = 2,5 – 3 kg5bln = 2 x BBL1thn = 3 x BBL2thn = 4x BBL

>2thn = 8 + 2umur>5thn = (umur x 7) - 5

2 2. Menilai keadaan giziBB timbang x 100% BBI

>100% = sangat baik80%-100% = baik60%-80% = kurang<60% = buruk

3. Menentukan ada atau tidaknya sianosis sentral (di lidah) dan perifer (di akral,biasanya di kuku)

4. menentukan ada tidaknya edema (wajah/lokal/umum)

5. menentuka warna kulit6. ikterik karena bilirubin meningkat (kuning terang

->bilirubin indirek,, kuning kehijauan ->bilirubis direk), pada hiperkaroten, kuning pada telapak tangan & kaki, lipatan nasolabialis, tidak pada sklera. Contoh ikterik pada : penyalit hemolisis, hepatitis, leptospirosis, sifilis kongenital, obstruksi sal. Empedu.

b.Tanda Vital1. penilaian kesadaran

(tidak tampak sakit, sakit ringan, sedang, berat)2. pengukuran nadi

a. meletakan tangan yang diperiksa dalam keadaan rileks

b. menggunakan 3jari untk meraba a.radialisc. menghitung frekuensi dlm 1mntd. menilai : frekuensi

umur Istirahat bagun Istirahat tidurBaru lahir 100 - 180 80 – 160

1mg – 3bln 100 – 220 80 – 2003bln – 2thn 80 – 150 70 - 120

2thn – 10 thn 70 – 110 60 – 90>10thn 55 – 90 50 – 90

irama : teratur, aritmia (lebih cepat waktu inspirasi, lbh lambat waktu ekspirasi)

equalitas : sama pada ke-4 ekstremitas. Pada koarktasio aorta (atas kuat, bawah lemah). Pada peny. Takayasu (atas lemah, bawah normal)

kualitas : cukup / kuat / lemah tegangan nadi :

3. suhu badana. kibaskan termmeter sampai air raksa < 35,5b. tempatkan ujung termometer di apex ossa axillaris

kiri dgn sendi bahu adduksi maksimalc. tunggu 3-5mnt

4. frekuensi nafasa. pasien melepas baju(duduk/tidur)b. inspeksi/palpasi dengan kedua tangan pada

punggung atau dada, hitung dlm 1mntc. frekuensi

Umur RentangNeonatus 30 – 60

1bln – 1thn 30 – 601thn – 2thn 25 – 503thn – 4thn 20 – 305thn – 9thn 15 – 30

>10thn 15 - 30

c. Px. Kepala1. bentuk kepala (px dari dpn anak)

simetris, asimetris, mikrocephali, makrocephali2. pertumbuhan rambut (warna, pertumbuhan)

d.KGB1. palpasi 2. pelaporan :

ukuran konsistensi mobilitas nyeri tekan

e. Px.TrakeaMenentukan telat trakea (ditengah) meraba celah kanan dan kiri yang dibentuk sendi strenoclavicular dan trakea

Page 2: Pemeriksaan Keadaan Umum

Bebby Bebotz

f. Px Thyroid1. Px diblakang pasien, tangan diletakan di kanan kiri

anak, kepala pasien menengadah 452. meraba kel thyroid dengan jari, meminta pasien

menelan (ke arah samping) ada dibawah cartilago thyroidea

3. menilai : ukuranmembesar pada hiperaktivitas tiroid, keganasan, goiter bentuk konsistensi permukaan : licin, bila berbenjol -> keganasan mobilitas : mobile nyeri tekan : tidak ada, bila nyeri tiroiditis

hashimoto, def.yodium

g. Rangsang meningen Kaku kuduk (+ bila ada tahanan, contohnya pada

meningitis otak, tetanus, abses retrofaringeal, abses peritonsilar, keracunan timbal, reumatoid artritis)

Brudzinski I (+ bila kedua kaki menekuk, contohnya pada meningitis daerah servikal)

Brudzinski II ( + bila kaki kontralateral menekuk, contohnya meningitis spinal)

Kernig ( + bila sakit,

Pemeriksaan Toraks

A. Inspeksi (dari depan & belakang)1. bentuk toraks : LL > AP2. deviasi : tidak ada3. sela iga : inspirasi :melebar ekspirasi : kembali seperti awal

4. pulsasi iktus cordis (ICS 5)

5. Palpasi1. merasakan geraka dinding toraks sewaktu

bernafas2. membansingkan fremitus suara (sembilan puluh

sembialn)3. meraba iktus cordis (ICS 5)

6. Perkusi toraks depan

Pekusi sistematis dari atas ke bawah, membandingkan kanan kiri (paru = sonor)

Batas paru – hati (di mid klavikula sonor ke pekak ICS 5-6)

Batas jantung kanan (2jari diatas batas paru hati kearah medial)

Batas jantung kiri (patokan iktus kordis, perkusi dari dari mid axilaris kiri (agak diatas iktus cordis) ke medial)

*hipersonor / timpani : udara dalam paru/pleura bertambah (emfisema, pneumotoraks)*redup/pekak : ada cairan, pneumonia lobaris

7. Auskultasi Auskultasi berurutan Mendengarkan inspirasi ekspirasi

Versikular : inspirasi 2-3x ekspirasi (seperti ‘fff’ dan ‘www’)Bronkial : ins = eks (‘khkhkh’) ada di daerah percabangan bronkus (

Amforik : Seperti suara tiupan di mulut botol (TBC)

Bunyi jantung : Aorta : ICS 2 kanan sternum (1 < 2) Pulmonal : ISC 2 kiri sternum (1 < 2) Trikuspid : parasternal kiri bawah (1 > 2) Mitral :iktus cordis (1 > 2)

Ket :BJ I : penutupan katup atrioventrikular (akhir diastolik, awal sistolik)BJ II : penutupan katup semilunaris (awal diastolok, akhir sistolik)

Page 3: Pemeriksaan Keadaan Umum

Bebby Bebotz

Pemeriksaan Abdomen

A. Inspeksi1. pegerakan saat bernafas

pada anak 6-7thn, dinding abdomen lebih banyak bergerak dibanding toraks saat bernafas. Gerakan berkurang pada apendisitis, peritonitis, ileus, asites. Bila lebih mencolok : kelainan paru.

2. perut tampak mendatar / membuncitkarena otot abdomen anak masih tipis, kadang tampak sedikit buncit (port belly)

3. pusar menonjol / tidakumbilikus tampak tertutup dan berkerut.

4. peristalikdilihat dengan mata Px setinggi perut pasien.Mungkin dpt dilihat pada bayi prematur, ank yang sangat kurus, obstriksi GIT, infeksi TU, insufesiensi adrenal, alergi pada GIT.

5. tumor6. perubahan warna kulit

*gambaran vena :terlihat pada anak gizi kurang /buruk, gagal jantung, peritonitis, obstruksi vena

B. auskultasi1. peristaltik normal

terdengar tiap 10-30dtk (3-5x/mnt) dengen intensitas rendah. Akan jadi nyaring pada obstruksi GIT. Frekuensi >> pada gastroenteritis, << pada peritonitis, ileus paralitik.

2. bising usus (tidak ada)ada di seluruh permukaan perut pada koarktasio aorta abdominalis. Pada gi njal prosterior pasien hipertensi (konstriksi a.renalis), obstruksi vena porta

3. clapotage

C. perkusidilakukan di 9 regio, perkusi abnormal terjadi pada obstruksi GIT terletak rendah, ileus paralitik, aerofagia

1. asites

a. pasien tidur telentangb. melakukan perkusi dari umbilicus ke lateral

sampai bunyi pekak (pekak sisi)c. pasien berbalik, perkusi lagi ->timpani (pekak

alih)2. nyeri perkusi

3. undulasi untuk menilai asites,

D. palpasi1. nyeri tekan2. tahanan (defence muckular)3. palpasi hatia. membuat garis Blankhart I dan II

b. penilaian traba/tidak tepi hati permukaan konsistensi

4. palpasi limpaa. garis schufner

Penilaian: tinggi limpa

Page 4: Pemeriksaan Keadaan Umum

Bebby Bebotz

PEMBALUTAN DAN PENUTUPAN LUKA

A. PembalutanTujuan dari pembalutan adalah untuk mengurangi resiko kerusakan jaringan yang telah ada sehingga mencegah maut, menguangi rasa sakit, dan mencegah cacat serta infeksi.

►Kegunaan pembalutan adalah:1. menutup luka agar tidak terkena cahaya, debu, kotoran, dll.2. melakukan tekanan3. mengurangi atau mencegah pembengkakan4. membatasi pergerakan5. mengikatkan bidai.

►Macam-macam pembalutan:1. Pembalutan segitiga atau mitela

Pembalut segitiga dibuat dari kain putih yang tidak berkapur (mori), kelihatan tipis, lemas dan kuat. Bisa dibuat sendiri, dengan cara memotong lurus dari salah satu sudut suatu kain bujur sangkar yang panjang masing-masing sisinya 90 cm sehingga diperoleh 2 buah pembalut segitiga.

2. Pembalut PlesterDigunakan untuk merekatkan kain kassa, balutan penarik (patah tulang, sendi paha/ lutut meradang), fiksasi (tulang iga patah yang tidak menembus kulit), Beuton (alat untuk merekatkan kedua belah pinggir luka agar lekas tertutup).

3. Pembalut Pita Gulung.4. Pembalut Cepat.

Pembalut ini siap pakai terdiri dari lapisan kassa steril, dan pembalut gulung.

►Indikasi :Menghentikan pendarahan, melindungi bakteri/kuman pada luka, mengurang rasa nyeri.

Pengendalian perdarahan terbuka : TITTekan Istirahatkan : imobilisasi untuk meminimalkan bagian yang luka bergerakTinggikan : mengangkat bagian yang luka lebih tinggi dari jantung

Pengendalian perdarahan tertutup : EBITEs : dikompres dengan es batu yang telah dilapisi kain untuk menghentikan perdarahanBalutTekanIstirahatkan

i. Identifikasi diri

1. Nama2. Yang akan dilakukan3. Minta izin

ii. Pakai APD (sarung, kacamata, masker wajah)iii. Posisikan koban duduk/tiduriv. posisikan diri disisi korbanv. Bersihkan luka cukup siram dengan air besih

vi. Beri penutup lukavii. pembalutan

pegang kepala pembalut balut dari dalam ke luar dari diameter kecil ke besar

viii. pola balutan spiraluntuk luka panjang dengan diameter yang berbeda

delapanluka pada tangan

spikaluka pada sendi 90 rekurenpada luka amputasi, jika menemukan bagian yang putus, masukin kantong pelastik,iket, taro ditempat dingin sirkulerluka dengan diameter sama

ix. amankan akhir pembalutanx. periksa ujung jari

xi. tanyakan kencang atau tidak

GENDONGAN DAN ELEVASIa. Identifikasi diri

1. Nama2. Yang akan dilakukan3. Minta izin

b. Pakai APD (sarung, kacamata, masker wajah)c. Posisikan koban dudukd. posisikan diri disisi korbane. Pastikan patah terbuka atau tertutupf. atasi luka terbuka(bila adag. topang manual daerah luka, siku 45-tangan

letakan ke sisi bahu sehath. siapkan mitelai. cara membuat :

o prinsip “siku di siku”/ “puncak di siku”o ujung atas dibahu sehat

Page 5: Pemeriksaan Keadaan Umum

Bebby Bebotz

o lipat puncak kedlm/blngkng sikuo buat gendongn, lipat sisi bawah ke dalam blakango bawa ujung bawah ke blakang leher, ikato bebat dengan mitela lipat 8/4, ikat di bawah ketiak

sehat

10. Perikasa gerak, sensasi, sirkulasi

PEMBIDAIAN

Indikasi : patah tulang atau curiga patah tulang

Prinsip : IF (imobilisasi fiksasi)Simpul diikat minimal 2 sendi disekitar frakturSimpul diikat dari sendi yang paling banyak bergerak

Jenis balutan yang biasa digunakan pada pembidaian: balut delapan (pada tangan dan kaki), balut spika (delapan pada siku adat lutut) , balut sirkuler