Pemeriksaan Igm Dan Igg Anti Dengue

download Pemeriksaan Igm Dan Igg Anti Dengue

of 4

description

pemeriksaan DBD

Transcript of Pemeriksaan Igm Dan Igg Anti Dengue

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTERSMF ILMU KESEHATAN ANAKRSUD EMBUNG FATIMAH KOTA BATAM

Tugas baca: Maret 2012Oleh : Indah RohmawatiPembimbing: dr. Mufariza Herlina Sp.ATempat /Hari/Tanggal visite: Ruang anak, 08 Februari 2012

TUGAS BACA

PEMERIKSAAN IgM DAN IgG ANTI DENGUE Dengue Haemorrhagic Fever (DHF)Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengeu Haemorrhagic fever (DHF) adalah suatu infeksi virus akut yang disebabkan oleh empat serotipe virus dengue yaitu D1, D2, D3 dan D4, dimana infeksi dari salah satu serotipe dengue menimbulkan imunitas seumur hidup, namun tidak ada imunitas silang protektif terhadap infeksi serotipe lain. Pada anak, infeksi virus dengue sering bersifat subklinis atau dapat menyebabkan penyakit demam yang self-limited, namun apabila suatu saat penderita terkena infeksi virus dengue berikutnya dengan serotipe yang berbeda, penyakit ini akan lebih berat, menjadi demam berdarah dengue atau dengue syok sindromGejala klinis infeksi virus dengue ditandai dengan adanya demam yang mendadak tnggi , dapat disertai dengan manifestasi perdarahan dan dapat bertendensi menimbulkan syok bahkan kematian. Kasus DHF yang berat sering kali disebabkan oleh infeksi virus dengue tipe 3 dan tipe 2. Virus dengue ini termasuk grup B Arthropoda Bone Virus (Arbovirus). Virus dengue berbentuk batang , bersifat termolabil, sensitiv terhadap inaktivasi oleh diletil eter dan natrium dioksilat, stabil pada suhu 70C. DHF disebarkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegepty sebagai vektor utama. Di daerah lain vektor lain dapat berperan misalnya Aedes albopictus, Aedes scetullaris, dan Aedes polynesiensis.

IMUNOPATOGENESISVirus dengue merupakan virus RNA untai tunggal, genus Flavivirus, terdiri dari 4 serotipe yaitu D1, D2, D3 dan D4. Struktur antigen dari keempat serotipe ini sangat mirip satu dengan yang lain, namun antibodi terhadap masing-masing serotipe tidak dapat memberikan perlindungan silang. Di dalam tubuh manusia, virus berkembang biak dalam sistem retikuloendotelial, dengan target utama virus dengue adalah monosit atau makrofag walaupun sel-sel yang lain seperti sel Kupffer dari hepar juga dapat terkena. Viremia timbul pada saat menjelang tampak gejala klinik hingga 5-7 hari setelahnya. Virus bersirkulasi dalam darah perifer di dalam sel monosit, sel limfosit B dan sel limfosit T. Sebagi reaksi terhadap infeksi virus, tubuh akan membuat antibodi anti-dengue, baik berupa antibodi netralisasi, antibodi hambatan hemaglutinasi dan antibodi pengikat komplemen. Diduga bahwa kebocoran vaskuler pada DBD disebabkan oleh pelepasan sitokin (IL-1 dan TNF-) serta PAI oleh monosit dan pelepasan IL-2, IL-1 serta TNF- oleh limfosit T yang terinfeksi oleh infeksi virus tersebut.

PEMERIKSAAN IgM DAN IgG Anti DENGUEPemeriksaan IgM dan IgG Anti Dengue adalah pemeriksaan laboratorium yang spesifik terhadap infeksi virus dengue. Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk menentukan penyebab penyakit.Pada penderita yang terinfeksi virus dengue pertama kali, IgM terbentuk kira-kira hari ke-3 sampai hari ke-5 dan kadarnya terus meningkat antara 1-3 minggu. Dan antibodi IgM ini akan menghilang setelah 60 - 90 hari.IgG akan muncul pada hari ke- 14 pada kasus infeksi primer, sedangkan pada infeksi sekunder akan timbul pada hari ke- 2 dan akan bertahan seumur hidup. Dengan demikian penegakkan infeksi primer virus dengue dapat ditegakkan pada hari ke- 5 sakit, sedangkan infeksi virus dengue sekunder yaitu dapat ditegakkan lebih awal yaitu pada hari ke- 2 sakit. Penelitian Wachjudi menunjukkan bahwa sensitifitas 84,3% dan spessifitas 78,9%. Pada infeksi sekunder terjadi reaksi anamnestik dari pembentukan antibodi, khususnya dari kelas IgG dimana pada hari kedua saja, IgG ini sudah dapat meningkat tajam. Pada berbagai penelitian di daerah dimana dengue primer dan sekunder terjadi keduanya, didapatkan suatu angka signifikan yang menyatakan bahwa pada pasien dengan infeksi sekunder dengue, antibodi IgM tidak terdeteksi dalam waktu lima hari sejak infeksi timbul, bahkan pada beberpa kasus tidak menunjukkan suatu respon hingga hari ke 20.

REFERENSI

1. Agus Sjahrurachman (1994). Flavivirus dalam Mikrobiologi Kedokteran. Edisi revisi. Binarupa Aksara, Jakarta, 354-373.2. Hendarwanto (1998). Dengue dalam Ilmu Penyakit Dalam, Soeparman dkk. Jilid I, ed. 2, Jakarta : Balai Penerbit FK UI. 3. WHO (1997). Dengue Haemorrhagic Fever. Diagnosis, treatment, prevention and control. 2 ed. Geneva.h. 1-84.