Pemeriksaan Fisik Neurologis

4
Pemeriksaan Fisik Neurologis Pemeriksaan fisik sistem persarafan dan interpretasi hasilnya memerlukan banyak latihan. Tanda-tanda dari kelainan saraf sangat bergantung pada lokalisasi anatomi dari setiap lesi yang ada. Pada praktiknya teknik pemeriksaan sistem persarafan lebih rumit dari pada pemeriksaan sistem lainnya, maka penting untuk mengingat kembali neuroanatomi dasar. Secara umum pemeriksaan fisik pada sistem persarafan ditunjukkan untuk area fungsi mayor meliputi pemeriksaan: 1. Tingkat kesadaran. 2. Fungsi serebri. 3. Saraf kranial. 4. Sistem motorik. 5. Respon refleks. 6. Sistem sensorik A. Tingkat kesadaran Kesadaran mempunyai arti yang luas. Kesadaran dapat didefinisikan sebagai keadaan yang mencerminkan pengintegrasian impuls efferen dan afferen. Keseluruhan dari impuls aferen dapat disebut input susunan saraf pusat dan keseluruhan dari impuls eferen dapat disebut output susunan saraf pusat (Priguna Sidharta, 1985) Kesadaran yang sehat dan adekuat dikenal sebagai kewaspadaan, yaitu aksi dan reaksi terhadap apa yang

description

nshjs

Transcript of Pemeriksaan Fisik Neurologis

Page 1: Pemeriksaan Fisik Neurologis

Pemeriksaan Fisik Neurologis

Pemeriksaan fisik sistem persarafan dan interpretasi hasilnya memerlukan banyak latihan. Tanda-tanda dari kelainan saraf sangat bergantung pada lokalisasi anatomi dari setiap lesi yang ada. Pada praktiknya teknik pemeriksaan sistem persarafan lebih rumit dari pada pemeriksaan sistem lainnya, maka penting untuk mengingat kembali neuroanatomi dasar.

Secara umum pemeriksaan fisik pada sistem persarafan ditunjukkan untuk area fungsi mayor meliputi pemeriksaan:

1. Tingkat kesadaran.2. Fungsi serebri.3. Saraf kranial.4. Sistem motorik.5. Respon refleks.6. Sistem sensorik

A. Tingkat kesadaran

Kesadaran mempunyai arti yang luas. Kesadaran dapat didefinisikan sebagai keadaan yang mencerminkan pengintegrasian impuls efferen dan afferen. Keseluruhan dari impuls aferen dapat disebut input susunan saraf pusat dan keseluruhan dari impuls eferen dapat disebut output susunan saraf pusat (Priguna Sidharta, 1985)

Kesadaran yang sehat dan adekuat dikenal sebagai kewaspadaan, yaitu aksi dan reaksi terhadap apa yang diserap (dilihat, didengar, dihidu, dikecap, dan seterusnya) bersifat sesuai dan tepat. Keadaan ketika aksi sama sekali tidak dibalas dengan reaksi dikenal dengan koma. Kesadaran yang terganggu dapat menonjolkan kedua seginya, yaitu unsur tingkat dan unsur kualitasnya.

Pengertian kualitas dan tingkat kesadaran dapat diartikan bahwa jumlah (kualitas) input susunan saraf pusat menentukan tingkat kesadaran. Cara pengolahan input itu yang melahirkan pola-pola output susunan saraf pusat menentukan kualitas kesadaran. Input susunan saraf pusat dapat dibedakan menjadi input yang bersifat spesifik dan non spesifik.

Page 2: Pemeriksaan Fisik Neurologis

Pengertian spesifik itu merujuk pada perjalanan impuls aferen yang khas dan kesadaran yang dilahirkan impuls aferen itu yang khas juga. Hal ini berlaku bagi semua lintasan aferen impuls perasaan protopatik, propioseptif dan perasaan panca indera. Oleh karena itu penghantaran impuls spesifik itu dikenal sebagai penghantaran impuls aferen dari titik ke titik.

Pengertian input yang bersifat nonspesifik adalah sebagian dari impuls aferen spesifik yang di salurkan melalui lintasan aferen nonspesifik. Lintasan ini terdiri atas serangkaian neuron-neuron substansia retikularis medula spinalis dan batang otak yang menyalurkan impuls aferen ke talamus, yaitu ke inti intralaminaris.

Kualitas kesadaran klien merupakan parameter yang paling mendasar dan penting yang membutuhkan pengkajian. Tingkat keterjagaan klien dan respon terhadap lingkungan adalah indikator paling sensitif untuk disfungsi sistem persarafan. Beberapa sistem digunakan untuk membuat peringkat perubahan dalam kewaspadaan dan keterjagaan. Istilah-istilah seperti letargi, stupor, dan semikomatosa adalah istilah yang umum digunakan dalam berbagai area (dapat dilihat pada tabel 2-1)

Tabel 2-1. Responsivitas Tingkat Kesadaran

Tingkat reposivitas klinisterjaga normalsadar Dapat tidur lebih dari biasanya atau

sedikit bingung saat pertama kali terjaga, tetapi berorientasi sempurna ketika bangun.

letargi Mengantuk tetapi dapat mengikuti perintah sederhana ketika di rangsang.

stupor Sangat sulit untuk dibangunkan, tidak konsisten dapat mengikuti perintah sederhana atau berbicara satu kata atau frase pendek.

semikomatosa Gerak bertujuan ketika dirangsang: tidak mengikuti perintah atau berbicara koheren.

koma Dapat berespons dengan postur secara refleks ketika stimulasi atau dapat tidak berespons pada simulus.

Page 3: Pemeriksaan Fisik Neurologis

Pada keadaan perawatan sesungguhnya, ketika waktu mengumpulkan data untuk penilaian tingkat kesadaran sangat terbatas, Skala Koma Glasgow (Glasgow Coma Scale-GCS) dapat memberikan jalan pintas yang sangat berguna. Skala tersebut memungkinkan pemeriksa membuat peringkat tiga respon utama klien terhadap lingkungan seperti respon membuka mata, verbal, dan motorik.

Pada setiap kategori, respon yang terbaik mendapat nilai. Nilai total maksimum untuk sadar penuh dan terjaga adalah 15. Nilai total 8 atau kurang menandakan adanya koma dan jika bertahan pada waktu yang lama dapat menjadi satu prediktor buruknya pemulihan fungsi.

Sistem penilaian ini dirancang sebagai pedoman untuk mengevaluasi dengan cepat klien yang sakit kritis atau klien yang cedera sangat berat yang status kesehatannya dapat berubah dengan cepat.(dapat dilihat pada tabel 2-2)

TABEL 2-2 tingkat kesadaran dengan menggunakan GCS