Pemeriksaan Fisik Dan Penunjang

6
1. Pemeriksaan Fisik a. Inspeksi pada apendisitis akut sering ditemukan adanya abdominal swelling, sehingga pada pemeriksaan jenis ini biasa ditemukan distensi perut (Bickley. 2008). b. Auskultasi Peristaltik usus sering normal. Peristaltik dapat hilang karena ileus paralitik pada peritonitis generalisata akibat appendicitis perforate (Bickley. 2008). c. Palpasi Pada daerah perut kanan bawah apabila ditekan akan terasa nyeri. Dan bila tekanan dilepas juga akan terasa nyeri. Nyeri tekan perut kanan bawah merupakan kunci diagnosis dari apendisitis. Pada penekanan perut kiri bawah akan dirasakan nyeri pada perut kanan bawah. Ini disebut tanda Rovsing (Rovsing Sign). Dan apabila tekanan di perut kiri bawah dilepaskan juga akan terasa nyeri pada perut kanan bawah.Ini disebut tanda Blumberg (Blumberg Sign) (Bickley. 2008). Tanda-tanda khas yang didapatkan pada palpasi appendicitis yaitu : 1) Nyeri tekan (+) Mc.Burney

description

Pemeriksaan Fisik Dan Penunjang

Transcript of Pemeriksaan Fisik Dan Penunjang

Page 1: Pemeriksaan Fisik Dan Penunjang

1. Pemeriksaan Fisik

a. Inspeksi 

pada apendisitis akut sering ditemukan adanya abdominal swelling,

sehingga pada pemeriksaan jenis ini biasa ditemukan distensi perut

(Bickley. 2008).

b.  Auskultasi 

Peristaltik usus sering normal. Peristaltik dapat hilang karena ileus

paralitik pada peritonitis generalisata akibat appendicitis perforate

(Bickley. 2008).

c. Palpasi 

Pada daerah perut kanan bawah apabila ditekan akan terasa nyeri.

Dan bila tekanan dilepas juga akan terasa nyeri. Nyeri tekan perut kanan

bawah merupakan kunci diagnosis dari apendisitis. Pada penekanan perut

kiri bawah akan dirasakan nyeri pada perut kanan bawah. Ini disebut

tanda Rovsing (Rovsing Sign). Dan apabila tekanan di perut kiri bawah

dilepaskan juga akan terasa nyeri pada perut kanan bawah.Ini disebut

tanda Blumberg (Blumberg Sign) (Bickley. 2008).

             Tanda-tanda khas yang didapatkan pada palpasi appendicitis

yaitu :

1) Nyeri tekan (+) Mc.Burney

Pada palpasi didapatkan titik nyeri tekan kuadran kanan

bawah atau titik Mc Burney dan ini merupakan tanda kunci diagnosis.

2) Rebound tenderness (Nyeri lepas) (+)

Rebound tenderness (nyeri lepas tekan ) adalah rasa nyeri

yang hebat (dapat dengan melihat mimik wajah) di abdomen kanan

bawah saat tekanan secara tiba-tiba dilepaskan setelah sebelumnya

dilakukan penekanan yang perlahan dan dalam di titik Mc Burney.

3) Defens musculer (+)

 Defence muscular adalah nyeri tekan seluruh lapangan

abdomen yang menunjukkan adanya rangsangan peritoneum parietale.

4) sign (+)

Page 2: Pemeriksaan Fisik Dan Penunjang

Rovsing sign adalah nyeri abdomen di kuadran kanan bawah,

apabila kita melakukan penekanan pada abdomen bagian kiri bawah,

hal ini diakibatkan oleh adanya tekanan yang merangsang peristaltik

dan udara usus, sehingga menggerakan peritoneum sekitar appendix

yang meradang sehingga nyeri dijalarkan karena iritasi peritoneal

pada sisi yang berlawanan (somatik pain).

5) Psoas sign (+)

Psoas sign terjadi karena adanya rangsangan muskulus psoas

oleh peradangan yang terjadi pada apendiks

Ada 2 cara memeriksa :

a) Aktif : Pasien telentang, tungkai kanan lurus ditahan

pemeriksa, pasien memfleksikan articulatio coxae kanan

maka akan terjadi nyeri perut kanan bawah. 

b) Pasif : Pasien miring kekiri, paha kanan

dihiperekstensikan pemeriksa, nyeri perut kanan bawah

6) Obturator Sign (+)

Obturator sign adalah rasa nyeri yang terjadi bila panggul dan

lutut difleksikan kemudian dirotasikan kearah dalam dan luar

(endorotasi articulatio coxae) secara pasif, hal tersebut menunjukkan

peradangan apendiks terletak pada daerah hipogastrium.

d. Pemeriksaan colok dubur 

pemeriksaan ini dilakukan pada apendisitis, untuk menentukan

letak apendiks, apabila letaknya sulit diketahui. Jika saat dilakukan

pemeriksaan ini dan terasa nyeri, maka kemungkinan apendiks yang

meradang terletak didaerah pelvis. Pemeriksaan ini merupakan kunci

diagnosis pada apendisitis pelvika (Markum, 2005).

2. Pemeriksaan penunjang

a. Laboratorium 

Pemeriksaan laboratorium terdiri dari pemeriksaan darah lengkap

dan test protein reaktif (CRP). Pada pemeriksaan darah lengkap

ditemukan jumlah leukosit antara10.000-20.000/ml (leukositosis) dan

neutrofil diatas 75%, sedangkan pada CRP ditemukan jumlah serum

Page 3: Pemeriksaan Fisik Dan Penunjang

yang meningkat. Pemeriksaan urin : untuk melihat adanya eritrosit,

leukosit dan bakteri di dalam urin. Pemeriksaan ini sangat membantu

dalam menyingkirkan diagnosis banding seperti infeksi saluran kemih

atau batu ginjal yang mempunyai gejala klinis yang hampir sama dengan

appendicitis (Sacher, 2008.).

b. Radiologi 

Pemeriksaan radiologi terdiri dari pemeriksaan ultrasonografi dan

CT-scan. Pada pemeriksaan ultrasonografi ditemukan bagian memanjang

pada tempat yang terjadi inflamasi pada apendiks. Sedangkan pada

pemeriksaan CT-scan ditemukan bagian yang menyilang dengan

apendikalit serta perluasan dari apendiks yang mengalami inflamasi serta

adanya pelebaran sekum (Sudoyo, 2007).

c. Abdominal X-Ray

Pemeriksaan abdominal X-Ray digunakan untuk melihat adanya

fecalith sebagai penyebab appendicitis.Pemeriksaan ini dilakukan terutama

pada anak-anak (Sudoyo, 2007).

d. USG

Bila hasil pemeriksaan fisik meragukan, dapat dilakukan

pemeriksaan USG, terutama  wanita, juga bila dicurigai adanya abses.

Dengan USG dapat dipakai untuk menyingkirkan diagnosis banding

seperti kehamilan ektopik, adnecitis dan sebagainya (Sudoyo, 2007).

e. Barium enema

Yaitu suatu pemeriksaan X-Ray dengan memasukkan barium ke

colon melalui anus.Pemeriksaan ini dapat menunjukkan komplikasi-

komplikasi dari appendicitis pada jaringan sekitarnya dan juga untuk

menyingkirkan diagnosis banding. Dapat menunjukkan tanda-tanda dari

appendicitis. Selain itu juga dapat menunjukkan komplikasi dari

appendicitis seperti bila terjadi abses (Sudoyo, 2007).

e. Laparoscopi

Yaitu suatu tindakan dengan menggunakan kamera fiberoptic yang

dimasukkan dalam ndix dapat divisualisasikan secara langsung.Tehnik ini

Page 4: Pemeriksaan Fisik Dan Penunjang

dilakukan di bawah pengaruh anestesi umum. Bila pada saat melakukan

tindakan ini didapatkan peradangan pada appendix maka pada saat itu juga

dapat langsung dilakukan pengangkatan appendix (Mansjoer,A. 2005).

Daftar pustaka

Mansjoer,A. 2005. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid Kedua. Jakarta:

Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Bickley. 2008. Buku Saku Pemeriksaan Fisik & Riwayat Kesehatan Bates. Edisi 5

. Jakarta: EGC

Sacher RA, McPherson RA. 2008. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan

Laboratorium. Ed11.Jakarta :EGC

Markum, H.M.S. 2005. Penuntun Anamnesis dan Pemeriksaan Fisis. Jakarta:

FKUI.

Sudoyo W Aru, dkk.2007. Ilmu Penyakit Dalam jilid I. Edisi IV. Jakarta: Pusat PenerbitanDepartemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI