Pemeriksaan Direk Coomb
-
Upload
novie-werr-kikuk -
Category
Documents
-
view
1.657 -
download
139
description
Transcript of Pemeriksaan Direk Coomb
PRAKTIKUM VI
PEMERIKSAAN DIREK COOMB’S TEST
Hari,tanggal praktikum : Senin, 20 Mei 2013
Tempat : Unit Transfusi Darah RSUP Sanglah
I. TUJUAN
- Menetapkan ada atau tidak adanya antibodi yang coated atau menempel
pada sel darah merah pasien
II. METODE
Metode yang digunakan pada praktikum ini adalah Aglutinasi langsung
(Direct agutimation)
III. PRINSIP
Anti Human Globulin (AHG) yang diperoleh dari immunized non
human species berikatan dengan IgG atau komplemen yang bebas pada
serum atau yang melekat pada antigen sel darah merah. Antigen yang sudah
coated dengan antibody in vivo + anti human globulin membentuk
aglutinasi.
IV. DASAR TEORI
4.1 Darah
Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma
darah dan sel darah. Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit
dan trombosit. Volume darah secara keseluruhan adalah satu per dua belas
berat badan atau kira-kira lima liter. Sekitar 55% adalah plasma darah,
sedang 45% sisanya terdiri dari sel darah Darah kita mengandung beberapa
jenis sel yang terangkut di dalam cairan kuning yang disebut plasma darah.
Plasma darah tersusun atas 90% air yang mengandung sari makanan,
protein, hormon, dan endapan kotoran selain sel-sel darah. ( Evelyn C.
Pearce, 2006)
Ada tiga jenis sel darah, yaitu sel darah merah (eritrosit), sel darah putih
(leukosit), dan keping darah (trombosit).
4.2 Sel Darah Merah Sel darah merah berbentuk piringan pipih yang
menyerupai donat. 45% darah tersusun atas sel darah merah yang
dihasilkan di sumsum tulang. Dalam setiap 1 cm kubik darah terdapat
5,5 juta sel. Jumlah sel darah merah yang diproduksi setiap hari
mencapai 200.000 biliun, rata-rata umurnya hanya 120 hari. Semakin
tua semakin rapuh, kehilangan bentuk, dan ukurannya menyusut
menjadi sepertiga ukuran mula-mula.Sel darah merah mengandung
hemoglobin yang kaya akan zat besi. Warnanya yang merah cerah
disebabkan oleh oksigen yang diserap dari paru-paru. Pada saat darah
mengalir ke seluruh tubuh, hemoglobin melepaskan oksigen ke sel dan
mengikat karbon dioksida. Sel darah merah yang tua akhirnya akan
pecah menjadi partikel-partikel kecil di dalam hati dan limpa. Sebagian
besar sel yang tua dihancurkan oleh limpa dan yang lolos dihancurkan
oleh hati. Hati menyimpan kandungan zat besi dari hemoglobin yang
kemudian diangkut oleh darah ke sumsum tulang untuk membentuk sel
darah merah yang baru. Persediaan sel darah merah di dalam tubuh
diperbarui setiap empat bulan sekali.4.3 Antiglobulin TestPada tahun
1945 Mourant, Coombs dan Race menemukan pemeriksaan untuk
mendeteksi antibodi yang tidak beraglutinasi atau antibodi yang
menyelimuti sel daah merah dalam serum.Pemeriksaan yang sama
dilakukan juga untuk mendeteksi atau memperlihatkan penyelubungan
(coating) sel darah merah invivo dengan antibodi dan komplemen
dengan melakukan pemeriksaan antiglobulin test.Antiglobulin test ada
dua bentuk, yaitu :Direk antiglobulin Test (DAT) atau disebut juga
Direct Coombs Test (DCT)
- Indirect Antiglobulin Test (IAT) atau disebut Indirect Coombs Test
(ICT)
- Direct Antiglobulin Test
Direk Antiglobulin Test (DAT) untuk mendeteksi antibodi atau
komplemen yang menyelubungi sel darah merah Invivo dengan
menggunakan AHG, terutama IgG dan V3d. Setelah sel darah
merah dicuci dengan saline (NaCl 0,9 %) kemudian
ditambahkan reagen AHG. Pemeriksaan ini berguna untuk
mendeteksi penyakit autoimun Hemolitik Anemia (AIHA),
reaksi imun oleh karena reaksi transfusi.
- Indirect Antiglobulin Test
Untuk mendeteksi reaksi antara sel darah merah dengan antibodi
atau komplemen yang melekat/menyelubungi pada sel darah
merah invitro. Serum pasien diinkubasikan pada sel darah merah
lalu sel darah merah dicuci dengan saline dan ditambahkan
AHG. Aglutinasi setelah penambahan AHG memiliki makna
bahwa serum mengandung antibodi yang reaktif dengan antigen
pada sel darah merah. Pemeriksaan ICT dapat digunakan pada
pemeriksaan skrining identifikasi antibodi dan uji silang serasi.
Molekul antibodi dan komponen komplemen adalah globulin. Antibodi
adalah globulin γ, komplemen adalah globulin β. Bila globulin manusia
diinjeksikan ke hewan akan terbentuk antihuman globulin (AHG). AHG
akan bereaksi dg globulin yg terikat pada eritrosit sehingga menghasilkan
aglutinasi eritrosit. Bila AHG bereaksi dg globulin bebas dalam serum maka
tidak terjadi aglutinasi eritrosit. Perlu proses pencucian eritrosit untuk
menghilangkan globulin bebas. Reagen AHG dapat polispesifik atau
monospesifik. Polispesifik AHG mengandung antibodi terhadap human IgG
atau C3d, kadang-kadang juga mengandung anti komplemen lain dan anti
imunoglobulin lain. Monospesifik AHG mengandung hanya satu antibodi
apakah IgG saja atau anti C3b-C3d. Antiglobulin test mampu mendeteksi
150 sampai 500 molekul IgG tiap sel darah merah. Aglutinasi lengkap
terjadi bila sel tersensitisasi oleh 1000 molekul IgG. Pada IAT, hasil reaksi
positif bila terdapat 100 sampai 200 molekul IgG atau C3 pada sel. Bila
pengikatan globulin pada eritrosit (sensitisasi) terjadi in vivo disebut uji
antiglobulin direk (Direct Coomb’s test). Bila sensitisasi dilakukan in-vitro
disebut uji antiglobulin indirek (Indirect Coomb’s test).
DAT digunakan untuk mendeteksi antibodi atau komplemen yang
menyelubungi sel darah merah invivo dengan menggunakan AHG, terutama
IgG dan C3d. Setelah sel darah merah dicuci dengan saline kemudian
ditambahkan reagen AHG. Pemeriksaan ini berguna untuk mendeteksi ,
misalnya penyakit auto immune hemolytic anemia (AIHA), drug induced
hemolisis, allo imun reaksi oleh karena reaksi tranfusi.
Indirect Antiglobulin test (IAT) atau ICT digunakan untuk mendeteksi
reaksi antara sel darah merah dengan antibodi atau komplemen yang
melekat / menyelubungi pada sel darah merah invitro. Serum pasien
diinkubasikan dengan sel darah merah, kemudian sel darah merah dicuci
dengan saline dan ditambah AHG. Adanya aglutinasi setelah penambahan
AHG menandakan, bahwa serum tersebut mengandung antibodi yang reaktif
dengan antigen – antigen yang terdapat pada sel darah merah. Pemeriksaan
ICT dapat digunakan pada pemeriksaan skrining, identifikasi antibody dan
uji silang serasi.
Direct Antoglobulin Test (DAT) merupakan suatu test yang digunakan
untuk mencari adanya globulin manusia pada permukaan sel-sel yang telah
disensitasi.Sel yang tersensitasi merupakan sel yang diselubungi oleh
antibodi tetapi bukan teraglutinasi.Antibodi IgG tidak mengakibatkan
aglutinasi sel-sel darah merah yang mempunyai antigen pasangannya bila
berada dalam larutan fisiologis NaCl . akan tetapi hanya mampu
menyelubungi atau mensensitasi . Masa hidup immunoglobulin IgG sekitar
60-70 hari. DAT(Direct Antiglobulin Test) digunakan untuk mendeteksi
antibodi atau komplemen yang menyelubungi pada sel darah merah invivo
dengan menggunakan AHG terutama IgG dan C3d . Setelah sel darah merah
dicuci dengan saline kemudian ditambahkan dengan reagen AHG . Anti
Human Globulin (Bovine Albumin22%) digunakan sebagai reagen untuk
mereaksikan kelompok darah yang secara spesifik bereaksi dengan globulin
manusia.Bila AHG bereaksi dengan globulin bebas dalam serum maka tidak
menimbulkan aglutinasi eritrosit .Perlu proses pencucian eritrosit untuk
menghilangkan globulin bebas. Antiglobulin test mampu mendeteksi 150
sampai 500 molekul IgG tiap sel darah merah .Aglutinasi lengkap terjadi
bila sel tersensitisasi oleh 1000 molekul IgG. Pada DAT deteksi globulin
sampai terikat, komponen darah yang diuji adalah eritrosit, sensitisasi terjadi
didalam in-vivo, inkubasi dengan suspensi eritrosit menghasilkan nilai
negatif, hasil positif ditunjukkan dengan aglutinasi .
Pemeriksaan ini berguna untuk mendeteksi misalnya penyakit Auto
Immune Hemolytic Anemia (AIHA),drug induced hemolysis, allo imun
reaksi oleh karena reaksi tranfusi.Jenis reagen yang digunakan dalam
pemeriksaan ini adalah polyspesifik AHG yang mengandung antibodi
terhadap IgG manusia dan anti komplemen C3d dari komplemen
manusia .Selain mengandung anti-IgG dan anti-C4d.Anti bodi yang
mempunyai arti klinis yang terpenting adalah dari AHG yang mendeteksi
adanya IgG. Reagen ini disiapkan dan distandarisasi untuk mendeteksi
berbagai macam IgG antibodi. Aktivitas Anti-C3d sangat penting artinya
untuk pemeriksaan DCT pada pemeriksaan AIHA karena kemungkinan C3d
merupakan globulin satu-satunya yang dapat dideteksi pada sel darah merah
penderita AIHA.(Anonim,2011)
V. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
1. Centrifuge
2. Rak tabung
3. Tabung reaksi uk. 12 x 75 mm
4. Pipet pasteur 1ml
5. Labu semprot
6. Gelas pembilas
B. Bahan
1. Suspensi cell 5 %
C. Reagensia
1. Anti human globulin/coombs serum
2. Coombs control cells
VI. CARA KERJA
A. Persiapan reagensia
1. Reagen dibiarkan pada suhu kamar
2. Tanggal kadaluarsa dan bantch no (lot. No) dicatat
B. Pemeriksaan Direk Coomb’s tes
1. Alat dan bahan disiapkan
2. Tabung reaksi diberi identitas tabung I dan tabung II
3. Masing-masing tabung ditambahkan 1 tetes suspensi sel 5 % darah
pasien
4. Dicuci 3 kali lalu dicentrifuge pada kecepatan 3000 rpm selama 1
menit
5. Supernatannya dibuang
6. Kedalam tabung I ditambahkan 2 tetes coomb’s serum
7. Ke dalam tabung II ditambahkan 2 tetes saline
8. Diputar pada kecepatan 3000 rpm selama 15 detik
9. Hasilnya dibaca terhadap adanya aglutinasi
C. Uji validitas
Bila hasil drect coomb’s test negatif, dilakukan uji validitas
1. Tabung yang memberi hasil negatif, ditambahkan 2 tetes coomb’s
control cell
2. Dicentrifuge pada kecepatan 3000 rpm selama 15 detik
3. Bila terjadi aglutinasi hasil yang diperoleh berarti valid.
No Gambar Keterangan
1 Bahan yang digunakan dalam uji Coomb tesUrutan bahan →1 : Coomb’s Serum2 : Suspensi sel 5% pasien 3 : Coomb’s Control Cell (CCC)4 : Saline dalam tabung reaksi
2
Hasil aglutinasi pada tabung I dan II. Tabung I- Berisi suspensi sel 5% pasien +
Coomb’s serum- Tidak tampak adanya aglutinasi
pada tabung- Maka dilanjutkan dengan
penambahan CCCTabung II- Berisi suspensi sel 5% pasien +
saline- Tidak tampak adanya aglutinasi
pada tabung
VII. HASIL PENGAMATAN
VIII. PEMBAHASAN
1 2 3 4
Tabung II
Tidak ada aglutinasi
Tabung I
Tidak ada aglutinasi
Transfusi darah merupakan tindakan medis yang beresiko, karena
itu pengelolaannya harus profesional dan sesuai standar. Melakukan
transfusi bukannya tanpa resiko. Pasien dapat tertular penyakit infeksi
yang mungkin terdapat pada darah donor, karena itu darah yang akan
digunakan untuk transfusi haruslah aman.
Darah aman apabila disumbangkan oleh donor yang sehat melalui
seleksi donor yang seksama, Bebas dari agent yang dapat
membahayakan pasien, Ditransfusikan hanya jika dibutuhkan dan
ditujukan untuk kesehatan dan kebaikan pasien. Keamanan darah
adalah dari vena ke vena
Antihuman globulin test suatu tes in vitro untuk menetapkan ada
atau tidaknya eritrosit yang coated oleh antibodi. Coomb’s serum atau
antihuman globulin serum, sesuai dengan namanya akan bereaksi
dengan globulin manusia (human globulin). antihuman globulin
(AHG) yang diperoleh dari immunized nonhuman species berikatan
dengan IgG atau komplemen yang bebas pada serum atau yang
melekat pada antigen sel darah merah.
Direct Coomb’s Test bertujuan untuk mendeteksi sel darah merah
yang tersensitisasi dengan antibodi / komplemen in vivo (dalam tubuh
pasien ). Kegunaan : pada kasus AIHA ( Auto Immune Hemolytic
Anemia), Drug induced hemolysis, HDN ( Hemolytic Disease of the
Newborn), Alloimmunisasi akibat transfusi / hemolytic transfusion
reaction (HTR). Prinsipnya yaitu antigen yang sudah coated dengan
antibodi in vivo ditambahkan dengan anti human globulin akan
menghasilkan aglutinasi. Metoda yang digunakan adalah metode
aglutinasi langsung. Sampel yang digunakan sampel darah dengan
antikoagulan lebih disukai karena mudah mendapatkan sel bebas,
mencegah sensitisasi invitro oleh komplemen. Reagensia yang
digunakan yaitu Antihuman globulin (coomb’s serum), anti-IgG, anti-
C3d, saline, dan CCC.
Pada praktikum kali ini menggunakan sel darah merah pasien,
didapatkan hasil negatif ditandai dengan tidak adanya aglutinasi, ini
menunjukkan tidak ada antibodi yang menempel pada sel darah merah.
Pencucian dengan salin volume 20 kali, min 3 kali untuk
membersihkan sisa antibodi yang dapat menetralisasi serum antihuman
globulin sehingga dapat menimbulkan reaksi negatif palsu.
Karena hasil direct coomb test menghasilkan hasil negatif, maka
perlu dilakukan uji validasi dengan menggunakan CCC. Coomb’s
Control Cell merupakan eritrosit normal (O Rh+) yang sengaja dibuat
coated dengan incomplete antibodi. Dibuat sedemikian rupa coatednya
dan memberikan hasil 1+ sampai 2+ bila CCC direaksikan dengan
Coomb’s serum yang dipakai sehingga pada uji validasi dengan CCC
harus didapatkan hasil positif aglutinasi jika didapatkan hasil negatif
berarti coomb serum tidak valid dan serta tes dianggap invalid. Pada
praktikum ini, uji validasi menggunakan CCC didapatkan hasil positif
aglutinasi sehingga test yang dilakukan valid.
VII. KESIMPULAN
Dari Praktikum Direct Coombs Test pada sampel sel darah merah Mr.
X diperoleh hasil positif yang ditandai dengan terbentuknya aglutinasi.