Pemeriksaan Diagnostik gigantisme

download Pemeriksaan Diagnostik gigantisme

of 1

Transcript of Pemeriksaan Diagnostik gigantisme

  • 8/4/2019 Pemeriksaan Diagnostik gigantisme

    1/1

    Pemeriksaan Diagnostik

    Pemeriksaan laboratorium

    Pemeriksaan kadar GH sewaktu, tidak bernilai diagnostik oleh karena sekresi GH yangepisodik, waktu paruh yang pendek dan terdapat tumpang tindih nilai GH akromegali dansehat.

    Test supresi GH untuk melihat kemampuan pembebanan glukosa oral dalam menekankadar GH. Diperiksa kadar GH pada sebelum, 30 menit, 60 menit, 90 menit dan 120

    menit setelah pemberian 75100gr glukosa oral. Pada pasien dengan akromegali,

    glukosa tidak dapat menekan kadar GH sampai < 2 ng/ml (atau < 1 mcg/l dengan metodaIRMA).

    Pemeriksaan IGF-1 (waktu paruh lebih panjang) lebih berguna untuk menilai sekresi GHsecara terintegrasi, untuk skrining akromegali dan memantau hasil pengobatan. Perlu

    dicatat bahwa IGF-1 menurun pada kelaparan, obesitas dan DM, serta meningkat pada

    kehamilan.

    Pemeriksaan IGFBP-3 (IGF-binding protein-3) bernilai diagnostik bagi akromegali,disamping berguna untuk menilai aktifitas penyakit selama pengobatan. Pemeriksaan kadar PRL (prolaktin) perlu dilakukan oleh karena sekitar 20% adenoma

    hipofisis menghasilkan PRL bersamaan dengan GH. Prolaktin biasanya meningkat padaanak-anak dengan kelebihan GH.

    Pemeriksaan lain yang jarang dilakukan adalah kadar GHRH. Peninggian GHRHmenunjukkan adanya GHRH ektopik. Pada penyakit hipofisis (GHRH independen),

    kadar GHRH normal atau menurun.

    Apabila diperlukan, dilakukan pemeriksaan hormon hipofisis lainnya, seperti TRH(thyrotropic hormone), ACTH (adrenocorticotrophic hormone) dan gonadotropin.

    Disamping itu perlu dilakukan pemeriksaan kadar gula darah, trigliserida, kalsium urinedan fosfat darah.

    Pemeriksaan radiologi

    Pemeriksaan pencitraan dilakukan apabila diagnosis biokimiawi telah pasti. Pertama kali

    dilakukan pemeriksaan x-ray sella tursica. Pemeriksaan MRI lebih sensitif dan dapat

    memberikan gambaran kelainan struktur didaerah hipotalamus-hipofisis, kiasma optikum dansinus kavernosus. Apabila pemeriksaan MRI tidak menunjukkan kelainan dicari adanya tumor-

    tumor yang mensekresi GH / GHRH ektopik. Untuk itu perlu dilakukan pemeriksaan CT-scan

    abdomen / pelvis (pankreas, adrenal, ovarium) dan dada (karsinoma bronkogenik).

    Pada gigantisme, pemeriksaan umur tulang (bone age) akan memperlihatkan umur tulangtertinggal jauh dibelakang umur kronologis (chronological age).