Pemeriksaan Deep Vein Thrombosis

4
PEMERIKSAAN DEEP VEIN THROMBOSIS Ada 2 jenis pemeriksaan, yang dapat menegakkan diagnosis trombosis vena dalam, yaitu: A. Pemeriksaan Laboratorium D-dimer Tes darah yang mungkin digunakan sebagai tes penyaringan (screening) untuk menentukan apakah ada bekuan darah. D-dimer adalah kimia yang dihasilkan ketika bekuan darah dalam tubuh secara berangsur-angsur larut/terurai. Tes digunakan sebagai indikator positif atau negatif. Jika hasilnya negatif, maka tidak ada bekuan darah. Jika tes D-dimer positif, itu tidak perlu berarti bahwa deep vein thrombosis hadir karena banyak situasi-situasi akan mempunyai hasil positif yang diharapkan (contohnya, dari operasi, jatuh, atau kehamilan). Untuk sebab itu, pengujian D-dimer harus digunakan secara selektif. Pengujian darah lainnya mungkin dipertimbangkan berdasarkan pada penyebab yang potensial untuk deep vein thrombosis. 2 B. Pencitraan 1 Venografi Sampai saat ini venografi masih merupakan pemeriksaan standar untuk trombosis vena. Akan tetapi teknik pemeriksaanya relatif sulit, mahal dan bisa menimbulkan nyeri dan terbentuk trombosis baru sehingga tidak menyenangkan penderitanya. Prinsip pemeriksaan ini adalah menyuntikkan zat kontras ke dalam di daerah dorsum pedis dan akan kelihatan gambaran

description

DVT

Transcript of Pemeriksaan Deep Vein Thrombosis

Page 1: Pemeriksaan Deep Vein Thrombosis

PEMERIKSAAN DEEP VEIN THROMBOSIS

Ada 2 jenis pemeriksaan, yang dapat menegakkan diagnosis trombosis vena dalam,

yaitu:

A. Pemeriksaan Laboratorium

D-dimer

Tes darah yang mungkin digunakan sebagai tes penyaringan (screening) untuk

menentukan apakah ada bekuan darah. D-dimer adalah kimia yang dihasilkan ketika bekuan

darah dalam tubuh secara berangsur-angsur larut/terurai. Tes digunakan sebagai indikator

positif atau negatif. Jika hasilnya negatif, maka tidak ada bekuan darah. Jika tes D-dimer

positif, itu tidak perlu berarti bahwa deep vein thrombosis hadir karena banyak situasi-situasi

akan mempunyai hasil positif yang diharapkan (contohnya, dari operasi, jatuh, atau

kehamilan). Untuk sebab itu, pengujian D-dimer harus digunakan secara selektif.

Pengujian darah lainnya mungkin dipertimbangkan berdasarkan pada

penyebab yang potensial untuk deep vein thrombosis.2

B. Pencitraan 1

Venografi

Sampai saat ini venografi masih merupakan pemeriksaan standar untuk trombosis vena.

Akan tetapi teknik pemeriksaanya relatif sulit, mahal dan bisa menimbulkan nyeri dan

terbentuk trombosis baru sehingga tidak menyenangkan penderitanya.

Prinsip pemeriksaan ini adalah menyuntikkan zat kontras ke dalam di daerah dorsum

pedis dan akan kelihatan gambaran sistem vena di betis, paha, inguinal sampai ke proksimal

ke v iliaca.

Flestimografi impendans

Prinsip pemeriksaan ini adalah mengobservasi perubahan volume darah pada tungkai.

Pemeriksaan ini lebih sensitif pada tombosis vena femorlis dan iliaca dibandingkan vena di

betis.

Ultra sonografi (USG)

Pada akhir abad ini, penggunaan USG berkembang dengan pesat, sehingga adanya

trombosis vena dapat di deteksi dengan USG, terutama USG Doppler. Pemeriksaan ini

memberikan hasil sensivity 60,6% dan spesifity 93,9%.

Page 2: Pemeriksaan Deep Vein Thrombosis

Metode ini dilakukan terutama pada kasus-kasus trombosis vena yang berulang, yang

sukar di deteksi dengan cara objektif lain.

Pemeriksaan USG terbagi kepada 3 teknik untuk DVT:

Kompresi ultrasound : dengan memberikan tekanan pada lumen

pembuluh darah jika tidak ada sisa lumen saat dilakukan tekanan ini

mengindikasikan bahwa tidak adanya trombosis pada vena.

Colour flow duplex : menggunakan teknik dupleks ultrasonografi

tetapi dengan tambahan warna pada Doppler sehingga dengan mudah

mengidentifikasi pembuluh darah.

Duplex scanning: Teknik B-mode ultrasonografi ini mampu melihat

aliran, gerakan katup, adanya bekuan darah/thrombus, membedakan

bekuan lama atau baru, perubahan dinding pada sistim vena. Duplex

scanning , adalah kombinasi dari real-time dan Doppler

ultrasonografi, memiliki angka spesifisitas 86-95%, sensitifitas 88-

98% dalam mendeteksi trombosis vena dalam. Walaupun demikian

harus diingat hasil pemeriksaan Dupplex scanning tergantung

operatornya (operator dependent, hasil pemeriksaan seorang operator

ahli dapat berbeda dengan hasil operator ahli lainnya).

CT-Scan dan MRI

Dengan Ct-Scan dapat menunjukkan adanya trombosis vena dalam dan jaringan lunak

sekitar tungkai yang membengkak. Sedangkan MRI sangat sensitif dan dapat mendiagnostik

kecurigaan adanya trombosis pada vena iliaka atau vena cava inferior.

Daftar Pustaka:

1. Acang, Nuzirwan (2010) TROMBOSIS VENA DALAM (Faktor Risiko, Patogenesis, Diagnosis dan Pengobatan). Majalah Kedokteran Andalas, 25 (2). Available from: http://repository.unand.ac.id/161/2/Hal_4655_no.2_vol_25_2001._Trombosis_vena_dalam_-_Isi.doc [ Accessed on: 23 December 2012].

2. Khoon Ho, Wai (2010) Deep Vein Thrombosis (Risks and Diagnosis). Australian Family Physician Vol. 39, No. 7, JULY 2010. Available from: http://www.williampoh.com/Documents/AFPDVT0710.pdf [ Accessed on: 23 December 2012]