Pemeriksaan Darah
-
Upload
olivia-lie -
Category
Documents
-
view
218 -
download
0
description
Transcript of Pemeriksaan Darah
Pemeriksaan Laboratorium Forensik Darah
Pemeriksaan darah merupakan salah satu pemeriksaan yang paling sering
dilakukan pada laboratorium forensik, darah merupakan yang paling penting karena
merupakan cairan biologik dengan sifat-sifat potensial lebih spesifik untuk golongan
manusia tertentu. Tujuan utamanya untuk membantu identifikasi pemilik darah tersebut,
dengan membandingkan bercak darah yang ditemukan di TKP pada objek-objek tertentu
(lantai, meja, kursi, karpet, senjata, dan sebagainya), manusia, pakaiannya dengan darah
korban atau darah tersangka pelaku kejahatan. Hasil pemeriksaan laboratorium tersebut
penting untuk menunjang atau menyingkirkan keterlibatan seseorang dengan TKP
dengan catatan walaupun dengan uji modern dan dengan peralatan yang canggih
sekalipun, masih sulit untuk memastikan bahwa darah tersebut berasal dari individu
tertentu.
Selain itu pemeriksaan darah juga berguna untuk membantu menyelesaikan kasus
bayi yang tertukar, penculikan anak, ragu ayah (disputed paternity) dan lain-lain.
Dari bercak yang dicurigai harus dibuktikan bahwa:
♣ Bercak tersebut benar darah.
♣ Darah dari manusia atau hewan.
♣ Golongan darahnya, bila darah tersebut berasal dari manusia.
♣ Darah menstruasi atau bukan.
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, harus dilakukan pemeriksaan
laboratorium sebagai berikut:
Pemeriksaan mikroskopik
Tujuan: melihat morfologik sel-sel darah merah.
Cara ini tidak dapat dilakukan bila telah terjadi kerusakan pada sel-sel darah
tersebut.
Darah yang masih basah atau baru mengering ditaruh pada kaca objek dan
ditambahkan 1 tetes larutan garam faal, kemudian ditutup dengan gelas penutup.
Cara lain dengan membuat sediaan hapus dengan pewarnaan wright dan giemsa.
Dari kedua sediaan tersebut dapat dilihat bentuk dan inti sel darah merah.
Pemeriksaan mikroskopik terhadap kedua sediaan tersebut hanya dapat
menentukan kelas dan bukan spesies darah tersebut. Kelas mamalia mempunyai
sel darah merah berebentuk cakram dan tidak berinti, sedangkan kelas lainnya
berbentuk oval/elips dan berinti.
Keuntungan sediaan hapus dibandingkan dengan sediaan tanpa pewarnaan adalah
dapat terlihatnya sel-sel leukosit berinti banyak. Bila terlihat drum stick jumlah
>0,05% dapat dipastikan darah tersebut berasal dari seorang wanita.
Pemeriksaan kimiawi
Cara ini digunakan bila ternyata sel darah merah sudah dalam keadaan rusak
sehingga pemeriksaan mikroskopik tidak bermanfaat lagi.
Pemeriksaan penyaring darah
Prinsip pemeriksaan penyaring darah:
H2O2 ——> H2O + On
Reagen —-> perubahan warna (teroksidasi)
Pemeriksaan penyaringan yang biasa dilakukan adalah dengan reaksi
benzidine dan reaksi fenoftalin. Reagen dalam reaksi benzidine adalah
larutan jenuh kristal benzidin dalam asetat glacial, sedangkan pada reaksi
fenoftalin digunakan reagen yang dibuat dari Fenolftalein 2g + 100 ml.
NaOH 20% dan dipanaskan dengan biji – biji zinc sehingga terbentuk
fenolftalein yang tidak berwarna.
Hasil positif pada reaksi benzidin adalah bila timbul warna biru gelap pada
kertas saring. Hasil positif pada reaksi fenoftalin bila warna merah muda.
Hasil negatif pada kedua reaksi tersebut memastikan bercak tersebut
bukan darah, sedangkan hasil positif menyatakan bercak tersebut mungkin
darah sehingga perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Pemeriksaan penentuan darah
Pemeriksaan ini berdasarkan terdapatnya pigmen/kristal hematin (hemin)
dan hemokhromogen.
Reaksi teichman
Seujung jarum bercak kering diletakkan pada kaca objek,
tambahkan 1 butir kristal NaCl dan 1 tetes asam asetat glasial,
tutup dengan kaca penutup dan dipanaskan.
Hasil postitif dengan dinyatakan tampaknya kristal hemin HCl
yang berbentuk batang berwarna coklat yang terlihat dengan
mikroskop.
Reaksi wagenaar
Seujung jarum bercak kering diletakkan pada kaca objek, letakkan
juga sebutir pasir, lalu tutup dengan kaca penutup sehingga anatara
kaca objek dan kaca penutup terdapat celah untuk penguapan zat.
Pada satu sisi diteteskan aseton dan pada sisi berlawanan
diteteskan HCl encer, kemudian dipanaskan.
Hasil positif bila terlihat kristal aseton hemin berbentuk
batang berwarna coklat. Hasil negatif selain menyatakan bahwa
bercak tersebut bukan bercak darah, juga dapat dijumpai pada
pemeriksaan terhadap bercak darah yang struktur kimiawinya telah
rusak, misalnya bercak darah yang sudah lama sekali, terbakar dan
sebagainya.
Penentuan spektroskopik
Pemeriksaan spektroskopik memastikan bahan yang diperiksa adalah darah bila
dijumpai pita-pita absorpsi yang khas dari hemoglobin dan turunannya.
Bercak kering dilarutkan dengan akuades dalam tabung reaksi dan kemudian
dilihat dengan spektroskop. Hemoglobin dan derivatnya akan menunjukkan pita-
pita absorpsi yang khas pada spektrum warna.
Suspensi yang mengandung oksihemoglobin berwarna merah terang dengan dua
pita absorpsi berwarna hitam di daerah kuning (pada panjang gelombang 54 dan
59). Bila ditambahkan reduktor (Na-ditionit), akan terbentuk hemoglobin
tereduksi yang berwarna merah keunguan dengan satu pita absorpsi yang lebar di
daerah kuning (pada panjang gelombang 54-59). Bila ditambahkan lagi dengan
alkali encer (NaOH atau KOH) akan terbentuk hemokhromogen berwarna merah
jingga dengan dua pita absorpsi yang menempati daerah kuning (pada panjang
gelombang 56) dan daerah perbatasan dengan hijau (pada panjang gelombang 52).
Darah yang sudah lama atau pada kasus keracunan nitrit, nitrat, nitrobenzena,
anilin dan sulfonal, terkandung banyak methemoglobin berwarna merah
kecoklatan dengan empat pita absorpsi yaitu dau pita yang sama dengan pita
absorpsi oksihemoglobin, satu pita di daerah merah (pada panjang gelombang 64)
dan satu lagi di daerah hijau.bila ditambahkan reduktor akan terbentuk
hemoglobin dalam keadaan tereduksi dan bila ditambahkan lagi dengan alkali
encer akan terbentuk hemokhromogen.
Pemeriksaan darah pada kasus keracunan gas CO dengan cara ini akan
memperlihatkan dua pita absorpsi dari karboksihemoglobin (COHb) di daerah
kuning yang mirip dengan pita absorpsi oksihemoglobin tetapi lebih bergeser ke
arah hijau (pada panjang gelombang 53 dan 57). Sifat lain dari COHb adalah tidak
dapat direduksi sehingga dengan penambahan reduktor akan tetap terlihat dua pita
absorpsi.
Pemeriksaan serologik
Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan spesies dan golongan darah. Untuk
itu dibutuhkan antisera terhadap protein manusia (anti human globulin) serta
terhadap protein hewan dan juga antisera terhadap golongan darah tertentu.
Prinsip pemeriksaan adalah suatu reaksi antara antigen (bercak darah) dengan
antibodi (antiserum) yang dapat merupakan reaksi presipitasi atau reaksi
aglutinasi.
Penentuan spesies
Lakukan ekstraksi bercak atau darah kering dengan larutan garam faal.
Dianjurkan untuk memakia 1 cm2 bercak atau 1 g darah kering, tetapi tidak
melebihi separuh bahan yang tersedia. Cara-cara yang dipergunakan adalah:
Reaksi cincin (reaksi presipitin dalam tabung)
Ke dalam tabung reaksi kecil, dimasukkan serum anti globulin manusia,
dan ke atasnya dituangkan ekstrak darah perlahan-lahan melalui tepi
tabung. Biarkan pada temperatur ruang kurang lebih 1,5 jam. Hasil positif
tampak sebagai cincin presipitasi yang keruh pada perbatasan kedua
cairan.
Reaksi presipitasi dalam agar
Gelas objek dibersihkan dengan spiritus sampai bebas lemak, dilapisi
dengan selapis tipis agar buffer. Setelah agak mengeras, dibuat lubang
pada agar dengan diameter kurang lebih 2 mm, yang dikelilingi oleh
lubang-lubang sejnis. Masukkan serum anti gobulin manusia ke lubang di
tengah dan ekstrak darah dengan berbagai derajat pengenceran di lubang-
lubang sekitarnya. Letakkan gelas objek ini dalam ruang lembab (moist
chamber) pada temperatur ruang selama satu malam. Hasil positif
memberikan presipitum jernih pada perbatasan lubang tengah dan lubang
tepi.
Pembuatan agar buffer:
1 gram agar; 50 ml larutan buffer veronal pH 8,6; 50 ml aquadest; 100 mg
sodium azide, ke semuanya dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer,
tempatkan dalam penangas air mendidih sampai terbentuk agar cair.
Larutan ini disimpan dalam lemari es, yang bila akan digunakan dapat
dicairkan kembali dengan menempatkan labu di dalam air mendidih.
Untuk melapisi gelas objek, diperlukan ke atasnya dengan menggunakan
pipet
Penentuan golongan darah
Pemeriksaan laboratorium dapat dilakukan dengan penentuan golongan darah
sebagai tes penyaring apa benar seorang anak mempunyai golongan darah yang
sama dengan orang tuanya. Berikut langkah-langkah melakukan pemeriksaan
laboratorium untuk penentuan golongan darah; Ambil beberapa tetes darah yang
dipisahkan dengan kotak–kotak yang didalamnya kemudian akan diberikan
antibodi dari masing–masing golongan darah. Lihat apakah telah terjadi aglutinasi
atau tidak. Yang tidak beraglutinasi terhadap anti, itulah golongan darah anak
tersebut.
Tabel . Penentuan golongan darah
+ : Aglutinasi- : tidak aglutinasi
Tabel . Pewarisan golongan darah kepada anak
Anti A Anti B Anti AB
A + - +
B - + +
AB + + +
O - - -
Darah yang telah mengering dapat berada dalam pelbagai tahap kesegaran.
Bercak dengan sel darah merah masih utuh.
Bercak dengan sel darah merah sudah rusak tetapi dengan aglutinin dan
antigen yang masih dapat di deteksi;
Sel darah merah sudah rusak dengan jenis antigen yang masih dapat
dideteksi namun sudah terjadi kerusakan aglutinin.
Sel darah merah sudah rusak dengan antigen dan agglutinin yang juga
sudah tidak dapat dideteksi.
Bila didapatkan sel darah merah dalam keadaan utuh, maka penentuan golongan
darah dapat dilakukan secara langsung seperti pada penentuan golongan darah
orang hidup, yaitu dengan meneteskan 1 tetes antiserum ke atas 1 tetes darah dan
dilihat terjadinya aglutinasi. Aglutinasi yang terjadi pada suatu antiserum
merupakan golongan darah bercak yang diperiksa, contoh bila terjadi aglutinasi
pada antiserum A maka golongan darah bercak darah tersebut adalah A.
Ibu / Ayah O A B AB
O O O, A O, B A, B
A O, A O, A O, A, B, AB A, B, AB
B O, B O, A, B, AB O, B A, B, AB
AB A, B A, B, AB A, B, AB A, B, AB
Gambar. Penentuan golongan darah ABO cara makroskopik
Bila sel darah merah sudah rusak, maka penentuan golongan darah dapat
dilakukan dengan cara menentukan jenis aglutinin dan antigen. Antigen
mempunyai sifat yang jauh lebih stabil dibandingkan dengan aglutinin. Di antara
system-sistem golongan darah, yang paling lama bertahan adalah antigen dari
system golongan darah ABO.
Penentuan jenis antigen dapat dilakukan dengan cara absorpsi inhibisi, absorpsi
elusi atau aglutinasi campuran. Cara yang biasa dilakukan adalah cara absorpsi
elusi dengan prosedur sebagai berikut:
2-3 helai benang yang mengandung bercak kering difiksasi dengan metil alcohol
selama 15 menit. Benang diangkat dan dibiarkan mengering. Selanjutnya
dilakukan penguraian benang tersebut menjadi serat-serat halus dengan
menggunakan 2 buah jarum.
Lakukan juga terhadap benang yang tidak mengandung bercak darah sebagai
kontrol negatif.
Serat benang dimasukkan ke dalam 2 tabung reaksi. Ke dalam tabung pertama
diteteskan serum anti-A dan kedalam tabung kedua serum anti-B hingga serabut
benang tersebut terendam seluruhnya. Kemudian tabung-tabung tersebut disimpan
dalam lemari pendingin dengan suhu 4 derajat Celcius selama satu malam.
Lakukan pencucian dengan menggunakan larutan garam faal dingin (4 derajat
celcius) sebanyak 5-6 kali lalu tambahkan 2 tetes suspensi 2% sel indikator (sel
daram merah golongan A pada tabung pertama dan golongan B pada tabung
kedua), pusing dengan kecepatan 1000 RPM selama 1 menit. Bila tidak terjadi
aglutinasi, cuci sekali lagi dan kemudian tambahkan 1-2 tetes larutan garam faal
dingin. Panaskan pada suhu 56 derajat Celcius selama 10 menit dan pindahkan
eluat ke dalam tabung lain. Tambahkan 1 tetes suspense sel indicator ke dalam
masing-masing tabung, biarkan selama 5 menit, lalu pusing selama 1 menit pada
kecepatan 1000 RPM.
Pembacaan hasil dilakukan secara makroskopik. Bila terjadi aglutinasi berarti
darah mengandung antigen yang sesuai dengan antigen sel indikator.
Pemeriksaan golongan darah juga dapat membantu mengatasi kasus paternitas.
Hal ini berdasarkan Hukum Mendel yang mengatakan bahwa antigen tidak
mungkin muncul pada anak, jika antigen tersebut tidak terdapat pada salah satu
atau kedua orang tuanya. Orang tua yang homozigotik pasti meneruskan gen
untuk antigen tersebut kepada anaknya. (Anak dengan golongan darah O tidak
mungkin mempunyai orang tua yang bergolongan darah AB).
Perlu diingat bahwa Hukum Mendel tetap berdasarkan kemungkinan
(probabilitas), sehingga penentuan ke-ayah-an dari seorang anak tidak dapat
dipastikan, namun sebaliknya kita dapat memastikan seseorang adalah bukan ayah
seorang anak (“singkir ayah”/”paternity exclusion”).
Contoh-contoh kasus.
Bayi tertukar.
Dilakukan pemeriksaan sistim golongan darah dari bayi serta kedua orang
tuanya.
Tabel. Kasus bayi tertukar. Penentuan bercasarkan golongan darah ABO.
Bayi I Bayi II
A O
Pria O AB
Wanita O O
Jelas bayi II adalah anak dari pasangan I, sedangkan bayi I anak anak
pasangan II.
Tabel. Kasus bayi tertukar. Penentuan berdasarkan golongan darah ABO.
Bayi I Bayi II
AB A
Pria A AB
Wanita B O
Jelas bayi I adalah anak pasangan I, tidak mungkin sebagai anak pasangan
II, sedangkan bayi II adalah anak dari pasangan II, walaupun pasangan I mungkin
saja mempunyai anak bergolongan darah A.
Ragu ayah (disputed paternity).
Dalam kasus ini siapa saja ayah yang sebenarnya dari seorang anak masih
diragukan.
Tabel. Kasus ragu ayah. Penentuan berdasarkan golongan darah ABO.
Golongan darah
Bayi B MNS Rhesus +
Ibu A MNS Rhesus +
Pria I AB MNS Rhesus +
Pria II O MS Rhesus +
Pria III A MNS Rhesus +
Pria I tidak dapat disingkirkan kemungkinan menjadi ayah si anak,
sedangkan Pria II dan III pasti bukan ayah anak tersebut.
Ayah yang curiga si anak bukanlah anaknya yang sejati.
Tabel. Kasus ragu ayah. Curiga bukan anak yang sejati.
Golongan Darah
Anak O MNS Rhesus +
Ibu A MS Rhesus +
“Ayah” B MS Rhesus +
Anak tersebut pasti bukan anak dari “Ayah” tersebut.
Demikian pula kasus-kasus lainnya dapat dibantu penyelesaiannya dengan cara
yang sama seperti diatas.