Pemeriksaa Protein Urin_sulfosalisilat-1

7
 B. Pemeriksaa protein urin B.1. Pemeriksaan urin protein dengan asam sulfosalisilat 1. Alat dan bahan a. 2 tabung reaksi  b.  pipet tetes c.  pemanas d.  penjepit tabung e. reagen Sulfosalisilat 20% 2. Cara kerja a. Masukkan masing-masing 2 ml urin ke dalam tabung reaksi  b. Teteskan 8 tetes asam Sulfosalisilat 20% ke dalam salah satu tabung, kemudian dikocok. Tabung kedua sebagai kontrol. c. Bandingkan tabung pertama dengan kedua, jika tetap sama jernihnya hasil tes dianggap negatif d. Jika tabung pertama lebih keruh dari tabung kedua, panaskan tabung  pertama sampai mendidih, kemudian ding inkan. e. Jika kekeruhan tetap ada s etelah tabung pertama dipanaskan dan didinginkan, maka hasil tes protein positif f. Jika kekeruhan di tabung pertama hilang saat dipanaskan namun muncul lagi estelah didinginkan, mungkin urin mengandu ng protein Bence Jones d an  perlu pemeriksaan lebih lanjut.

description

dhb

Transcript of Pemeriksaa Protein Urin_sulfosalisilat-1

  • 5/19/2018 Pemeriksaa Protein Urin_sulfosalisilat-1

    1/7

    B. Pemeriksaa protein urin

    B.1. Pemeriksaan urin protein dengan asam sulfosalisilat

    1. Alat dan bahan

    a. 2 tabung reaksi

    b.pipet tetes

    c.pemanas

    d.

    penjepit tabung

    e.

    reagen Sulfosalisilat 20%

    2. Cara kerja

    a. Masukkan masing-masing 2 ml urin ke dalam tabung reaksi

    b. Teteskan 8 tetes asam Sulfosalisilat 20% ke dalam salah satu tabung,

    kemudian dikocok. Tabung kedua sebagai kontrol.

    c. Bandingkan tabung pertama dengan kedua, jika tetap sama jernihnya hasil tes

    dianggap negatif

    d. Jika tabung pertama lebih keruh dari tabung kedua, panaskan tabung

    pertama sampai mendidih, kemudian dinginkan.

    e. Jika kekeruhan tetap ada setelah tabung pertama dipanaskan dan didinginkan,

    maka hasil tes protein positif

    f. Jika kekeruhan di tabung pertama hilang saat dipanaskan namun muncul lagi

    estelah didinginkan, mungkin urin mengandung protein Bence Jones dan

    perlu pemeriksaan lebih lanjut.

  • 5/19/2018 Pemeriksaa Protein Urin_sulfosalisilat-1

    2/7

    3. Hasil

    Pada pemeriksaan kadar protein urin dengan larutan asam Sulfosalisilat

    20% ini didapatkan kekeruhan urin setelah diteteskan 8 tetes asam Sulfosalisilat

    20%. Maka selanjutnya dilakukan pemanasan sampai mendidih, dan ternyata

    setelah mendidih dan didinginkan, urin keruh yang mudah dilihat dan terdapat

    butir-butir pada kekeruhan atau dengan kata lain, hasil yang diperoleh pada

    pemeriksaan ini adalah Positif ++ (2+).

    4.

    Pembahasan

    Pemeriksaan protein urin dilakukan untuk mengetahui kadar protein dalam

    urin, yang seharusnya pada keadaan normal, urin tidak mengandung protein. Hasil

    yang diperoleh pada praktikum pemeriksaan protein urin ini adalah urin Positif ++

    (2+). Pada positif ++ (2+) ini diinterpretasikan bahwa kadar protein yang

    terkandung dalam urin adalah 0,05% - 0,2%. Hasil yang diperoleh ini bisa saja

    salah atau tidak valid karena beberapa hal, misalnya terjadi kesalahan prosedur

    saat pemeriksaan, cara pengambilan urin yang kurang tepat, alat-alat pemeriksaan

    yang kurang bersih atau bisa saja urin probandus sudah dicampur dengan urin

    yang positif patologis yang sudah disediakan laboratorium.

    5. Aplikasi klinis

    a. Proteinuria

    Adalah adanya protein di dalam urin manusia yang melabihi nilai

    normalnya, yaitu lebih dari 150 mg/24 jam atau pada anak-anak > 140 mg/m2.

    Dalam keadaan normal, protein di dalam urin sampai sejumlah tertentu masih

    dianggap fungisional. Derajat proteinuria dan komposisi protein pada urin,

  • 5/19/2018 Pemeriksaa Protein Urin_sulfosalisilat-1

    3/7

    tergantung mekanisme jejas pada ginjal yang berakibat hilangnya protein.

    Sejumlah besar protein secara normal melewati kapiler glomerulus tetapi tidak

    memasuki urin (Sudoyo, 2009).

    Proteinuria dapat meningkat melalui salah satu cara dari keempat jalan

    dibawah ini :

    1. Perubahan permeabilitas glomerulus yang mengikuti peningkatan filtrasi

    dari protein plasma normal terutama albumin

    2.

    Kegagalan tubulus mereabsorpsi sejumlah kecil protein yang normal di

    filtrasi

    3. Filtrasi glomerulus dari sirkulasi abnormal, lao molekular weight protein

    ( LMWP) dalam jumlah melabihi kapasitas reabsorpsi tubulus

    4. Sekresi yang meningkat dari makuloprotein uroepitel dan sekresi IgA

    dalam respon untuk inflamasi (Sudoyo, 2009).

    b.

    Gagal Ginjal Akut (GGA)

    Definisi

    Gagal ginjal akut (GGA) adalah suatu sindrom klinis yang ditandai

    dengan penurunan mendadak (dalam beberapa jam sampai beberapa hari)

    kecepatan penyaringan ginjal, disertai dengan penumpukan sisa metabolisme

    ginjal (ureum dan kreatinin). GGA biasanya tidak menimbulkan gejala dan

    dapat dilihat dengan pemeriksaan laboratorium darah, yaitu adanya

    peningkatan kadar ureum dan kreatinin dalam darah. GGA biasanya dapat

    sembuh seperti sediakala, hal ini dikarenakan keunikan organ ginjal yang

    dapat sembuh sendiri bila terjadi gangguan fungsi.

  • 5/19/2018 Pemeriksaa Protein Urin_sulfosalisilat-1

    4/7

    Penyebab

    GGA dapat timbul dari beberapa keadaan yang dapat mempengaruhi kerja

    ginjal. Dapat dibagi menjadi (1) Gangguan sistemik yang diluar ginjal (2)

    gangguan pada organ ginjal itu sendiri (3) Gangguan saluran kemih.

    Gangguan sistemik diluar ginjal dapat disebabkan oleh berkurangnya pasokan

    darah ke ginjal (perdarahan yang hebat), kekurangan cairan tubuh, kegagalan

    jantung untuk memompa darah, kerja hormon (dipengaruhi oleh obat-obatan).

    Gangguan pada organ ginjal dapat disebabkan oleh;

    - Gangguan pembuluh darah ginjal

    - Infeksi pada alat penyaring ginjal (glomerulonefritis)

    - Penumpukan kristal, protein serta zat-zat lain dalam ginjal

    - Racun atau obat-obatan yang dapat mempengaruhi ginjal

    - Gangguan saluran kemih dapat disebabkan oleh;

    -

    Sumbatan pada saluran kemih (Batu saluran kemih, tumor)

    -

    Pembesaran prostat

    -

    Karsinoma serviks

    Gejala dan Tanda

    Gejala-gejala yang ditemukan pada gagal ginjal akut:

    -

    Berkurangnya produksi air kemih (oliguria=volume air kemih berkurang

    atau anuria=sama sekali tidak terbentuk air kemih)

    - Nokturia (berkemih di malam hari)

    - Tanda-tanda kekurangan cairan (mukosa bibir kering, turgor kulit menurun)

    - Pembengkakan tungkai, kaki atau pergelangan kaki

    -

    Pembengkakan yang menyeluruh (karena terjadi penimbunan cairan)

  • 5/19/2018 Pemeriksaa Protein Urin_sulfosalisilat-1

    5/7

    - Berkurangnya rasa, terutama di tangan atau kaki

    - Perubahan mental atau suasana hati

    - Tanda-tanda sumbatan pada saluran kemih

    - Kejang

    - Tremor tangan

    - Mual, muntah

    Pemeriksaan Laboratorium

    Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin dalam darah dapat menjadi

    acuan untuk mengetahui adanya GGA. Pemeriksaa urin (urinalisis) juga sangat

    penting untuk menentukan penyebab dan beratnya GGA. Jika penyebabnya

    adalah gangguan penyaringan maka dapat terlihat adanya protein dalam urin.

    Penumpukan dari zat-zat yang ada dalam ginjal juga dapat terlihat. Bila

    penyebabnya adalah sumbatan dapat terlihat peningkatan sel darah merah dan

    sel darah putih dalam urin.

    Pemeriksaan radiologis dilakukan bila ada kecurigaan adanya

    sumbatan pada saluran kemih. Angiografi (pemeriksaan rontgen pada arteri

    dan vena) dilakukan jika diduga penyebabnya adalah penyumbatan pembuluh

    darah.

    Pemeriksaan lainnya yang bisa membantu adalah CT scan dan MRI.

    Jika pemeriksaan tersebut tidak dapat menunjukkan penyebab dari gagal ginjal

    akut, maka dilakukan biopsi (pengambilan jaringan untuk pemeriksaan

    mikroskopis).

  • 5/19/2018 Pemeriksaa Protein Urin_sulfosalisilat-1

    6/7

    Tata Laksana

    Tujuan dari pengobatan adalah mencegah terjadinya kerusakan ginjal,

    mempertahankan keseimbangan fungsi tubuh, melakukan penyelamatan fungsi

    ginjal, mencegah komplikasi metabolik dan infeksi serta mempertahankan

    kondisi tubuh sampai fungsi ginjal kembali normal. Asupan cairan dibatasi dan

    disesuaikan dengan volume air kemih yang dikeluarkan. Asupan garam dan

    zat-zat yang dalam keadaan normal dibuang oleh ginjal, juga dibatasi.

    Penderita dianjurkan untuk menjalani diet kaya karbohidrat serta rendah

    protein, natrium dan kalium.

    Antibiotik bisa diberikan untuk mencegah atau mengobati infeksi.

    Untuk meningkatkan jumlah cairan yang dibuang melalui ginjal, bisa

    diberikan diuretik.

    Untuk membuang kelebihan cairan dan limbah metabolik bisa

    dilakukan dialisa (cuci darah). Indikasi yang mutlak untuk dialisis adalah

    terdapatnya gejala-gejala kelebihan ureum dalam darah (gangguan mental,

    kulit kering) dan terdapatnya kegawatan yang mengancam jiwa (hipovolemia,

    hiperkalemia, syok). Terdapat kenaikan ureum dan kreatinin yang terus

    menerus pada pasien oliguria yang dengan pengobatan konservatif tidak ada

    tanda-tanda perbaikan.

    http://www.ikcc.or.id--fi tr i ,,maap eli s ga punya buku, jd dptnya dari

    sini ,,ga ada nama dan tahunnya,,cm ad emailnya ajaaa....ga ngerti bikn

    harvardnya...maap...>.

  • 5/19/2018 Pemeriksaa Protein Urin_sulfosalisilat-1

    7/7