LAPORAN TETAP biokimia 1 protein

24
LAPORAN TETAP BIOKIMIA 1 I. Percobaan Ke : 1 (satu) II. Tanggal Percobaan : 28 Agustus 2015 III. Judul Percobaan : Reaksi Uji Terhadap Asam Amino IV. Tujuan Percobaan: Untuk mengetahui dan mempelajari uji terhadap asam amino yaitu Uji Millon dan Uji Ninhidrin V. Dasar Teori : Asam amino adalah senyawa organik yang memiliki gugus fungsional karboksil (-COOH) dan amina (biasanya –NH 2 ). Dalam Biokimia seringkali pengertiannya dipersempit bahwa asam amino terikat pada satu atom karbon yang sama. Gugus karboksil memberikan sifat asam dan gugus amina memberikan sifat basa. Dalam bentuk larutan, asam amino bersifat amfoterik yaitu cenderung menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa pada larutan asam. Perilaku ini terjadi karena asam amino mampu menjadi zwitter-ion. Asam amino termasuk golongan senyawa yang paling banyak dipelajari karena salah satu fungsinya sangat penting dalam organisme, yaitu sebagai penyusun protein. Struktur asam amino secara umum adalah satu atom C yang mengikat empat gugus: gugus amina (NH 2 ),

description

laporan praktikum

Transcript of LAPORAN TETAP biokimia 1 protein

Page 1: LAPORAN TETAP biokimia 1 protein

LAPORAN TETAP

BIOKIMIA 1

I. Percobaan Ke : 1 (satu)

II. Tanggal Percobaan : 28 Agustus 2015

III. Judul Percobaan : Reaksi Uji Terhadap Asam Amino

IV. Tujuan Percobaan :

Untuk mengetahui dan mempelajari uji terhadap asam amino yaitu Uji

Millon dan Uji Ninhidrin

V. Dasar Teori :

Asam amino adalah senyawa organik yang memiliki gugus fungsional

karboksil (-COOH) dan amina (biasanya –NH2). Dalam Biokimia seringkali

pengertiannya dipersempit bahwa asam amino terikat pada satu atom karbon yang

sama. Gugus karboksil memberikan sifat asam dan gugus amina memberikan

sifat basa. Dalam bentuk larutan, asam amino bersifat amfoterik yaitu cenderung

menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa pada larutan asam. Perilaku ini

terjadi karena asam amino mampu menjadi zwitter-ion. Asam amino termasuk

golongan senyawa yang paling banyak dipelajari karena salah satu fungsinya

sangat penting dalam organisme, yaitu sebagai penyusun protein.

Struktur asam amino secara umum adalah satu atom C yang mengikat

empat gugus: gugus amina (NH2), gugus karboksil (COOH), atom hidrogen (H),

dan satu gugus sisa (R, dari residue) atau disebut juga gugus atau rantai samping

yang membedakan satu asam amino dengan asam amino lainnya. Asam amino

biasanya diklasifikasikan berdasarkan sifat kimia rantai samping tersebut menjadi

empat kelompok. Rantai samping dapat membuat asam amino bersifat asam

lemah, basa lemah, hidrofilik jika polar, dan hidrofobik jika non polar.

Menurut Lehninger (1982), Asam amino dapat digolongkan berdasarkan

gugus R. Terdapat empat golongan asam amino: (1) golongan dengan gugus R

nonpolar atau hidrofobik, (2) golongan dengan gugus R polar, tetapi tidak

Page 2: LAPORAN TETAP biokimia 1 protein

bermuatan, (3) golongan dengan gugus R bermuatan negatif, dan (4) golongan

dengan gugus R bermuatan positif.

1. Golongan dengan gugus R nonpolar atau hidrofobik

Gugus R dalam golongan asam amino ini merupakan hidrokarbon, dan

bersifat hidrofobik. Meliputi lima asam amino dengan gugus R alifatik

(alanin, valin, leusin, isoleusin, dan prolin), dua dengan lingkaran aromatic

(fenilalanin dan triptofan), dan satu yang mengandung sulfur (metionin).

2. Golongan dengan gugus R polar tidak bermuatan

Gugus R dari asam amino polar lebih larut di dalam air, atau lebih hidrofilik,

dibandingkan dengan asam amino nonpolar, karena golongan ini mengandung

gugus fungsionil yang membentuk ikatan hydrogen dengan air. Meliputi:

glisin, serin, treonin, sistein, tirosin, asparagin, dan glutamine.

3. Golongan dengan gugus R bermuatan negatif

Mengandung gugus R dengan muatan total negative pada pH 7 adalah asam

aspartat dan asam glutamat, masing-masing mempunyai tambahan gugus

karboksil. Asam amino ini merupakan senyawa induk asparagin dan

glutamine berturut-turut.

4. Golongan dengan gugus R bermuatan positif

Asam amino yang mengandung gugus R dengan muatan total positif pada

pH 7 adalah lisin, yang mengandung tambahan gugus amino (kedua) di rantai

alifatiknya. Arginin yang mengandung gugus guanidin bermuatan positif, dan

histidin yang mengandung gugus inidazol yang mengion sedikit.

Uji asam amino dapat dilakukan melalui reaksi dengan reagen Millon dan

Larutan Ninhidrin 0,1 %.

1. Uji Millon

Pereaksi Millon adalah larutan merkuri dan merkuri nitrat dalam asam nitrat.

Apabila pereaksi ini ditambahkan ke dalam larutan protein yang mengandung

asam amino dengan rantai samping gugus fenolik, akan menghasilkan

endapan putih yang dapat berubah menjadi merah oleh pemanasan. Endapan

yang terbentuk berupa garam kompleks dari tirosin yang ternitrasi. Jika

Page 3: LAPORAN TETAP biokimia 1 protein

larutan protein yang dianalisis ada dalam suasana basa, maka terlebih dahulu

harus dinetralisasi dengan asam, karena dalam basa ion merkuri dalam

pereaksi akan mengendap sebagai Hg(OH)2. Pada penetralan ini digunakan

asam selain HCl, karena ion Cl- dapat bereaksi dengan asam nitrat

menghasilkan radikal klor (Cl.). Radikal klor dapat merusak kompleks

berwarna. Pada dasarnya reaksi ini positif untuk fenol-fenol, karena

terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus hidroksi fenil yang berwarna.

Protein yang mengandung tirosin akan memberikan hasil yang positif.

2. Uji Ninhidrin

Ninhidrin beraksi dengan asam amino bebas dan protein menghasilkan warna

ungu. Reaksi ini termasuk yang paling umum dilakukan untuk analisis

kualitatif protein dan produk hasil hidrolisisnya. Apabila ninhidrin

(triketohidrin) dipanaskan bersama asam amino, maka akan terbentuk

kompleks berwarna ungu. Kompleks berwarna ungu dihasilkan dari reaksi

ninhdrin dengan hasil reduksinya, yaitu hidrindantin dan amonia. Asam

amino dapat ditentukan secara kuantitatif dengan jalan mengamati intensitas

warna yang terbentuk sebanding dengan konsentrasi asam amino tersebut.

Pada reaksi ini, dilepaskan CO2 dan NH3 sehingga asam amino dapat

ditentukan secara kuantitatif dengan mengukur jumlah CO2 dan NH3 yang

dilepaskan. Prolin dan hidroksi prolin menghasilkan kompleks yang berbeda

warnanya dengan asam amino lainya. Kompleks berwarna yang terbentuk

mengandung dua molekul ninhidrin yang bereaksi dengan amonia yang

dilepaskan pada oksidasi asam amino.

VI. Alat dan Bahan :

Alat

1. Tabung reaksi

2. Pipet Tetes

3. Gelas Kimia

4. Penjepit Kayu

5. Botol Semprot

6. Rak Tabung Reaksi

7. Gelas Ukur

8. Bunsen

9. Korek Api

10. Water bath

11. Sentrifuge

Page 4: LAPORAN TETAP biokimia 1 protein

Bahan

1 . Larutan putih telur 1% - 5%

2. Larutan kuning telur 1% - 5%

3. Larutan ikan giling 1% - 5%

4. Larutan susu 1% - 5%

5. Reagen millon

6. Larutan ninhidrin

7. Triptofan

8. Arginin

9. Tirosin

10. Akuadest

11. Spritus

VII. Prosedur Percobaan :

1. Reaksi uji millon

a. Pembuatan reagen millon

Larutkan 10 gram mercuri dalam 20 mL asam nitrat pekat.

Kemudian, apabila telah melarut semua dan uap coklat sudah tidak

terilhat lagi, encerkan dengan 60 mL air.

b. Uji Milon

1. Pipet larutan sampel protein putih telur 1 %, 2 %, 3 %, 4 % dan

5% sebanyak 3 mL kemudian masukkan ke dalam tabung

reaksi.

2. Tambahkan reagen millon sebanyak 3 tetes kedalam sampel

tersebut

3. Masukkan tabung reaksi tersebut kedalam water bath kemudian

panaskan sampai terbentuk endapan berwarna merah bata.

4. Setelah terbentuk endapan berwarna merah bata, kemudian

masukkan kembali kedalam sentrifuge agar terbentuk endapan

yang maksimal.

5. Ukurlah seberapa banyak endapan yang terbentuk, dan catatlah

pada table hasil pengamatan.

6. Ulangi percobaan 2 - 5 untuk sampel protein (larutan kuning

telur, larutan ikan giling dan larutan susu 1 % - 5 %).

2. Uji Ninhidrin

1. Pipet larutan sampel protein putih telur 1 %, 2 %, 3 %, 4 % dan 5%

sebanyak 3 mL kemudian masukkan ke dalam tabung reaksi.

Page 5: LAPORAN TETAP biokimia 1 protein

2. Tambahkan ninhidrin sebanyak 0,5 mL kedalam tabung reaksi.

3. Panaskan tabung reaksi dengan menggunakan bunsen sampai

terjadi perubahan warna menjadi ungu.

4. Catatlah rentan perubahan warna dari sampel 1 % - 5 % kedalam

table hasil pengamatan.

5. Ulangi percobaan 2 - 4 untuk sampel protein (larutan kuning telur ,

larutan ikan giling dan larutan susu 1 % - 5 %).

VIII. Hasil Pengamatan

No Bahan Uji Sebelum Sesudah Tinggi

Endapan (cm)

1. Putih telur 1 % Millon Bening Larutan bening -

2. Putih telur 2 % Millon Bening Larutan merah

dan endapan

merah bata

Ada

3. Putih telur 3 % Millon Bening Larutan merah

dan endapan

merah bata

1 cm

4. Putih telur 4 % Millon Bening Larutan merah

dan endapan

merah bata

1,5 cm

5. Putih telur 5 % Millon Bening Larutan merah

dan endapan

merah bata

2 cm

6 Kuning telur 1 % Millon Bening Larutan bening

dan endapan

merah bata

Ada

7 Kuning telur 2 % Millon Bening Larutan bening

dan endapan

merah bata

0,4

8 Kuning telur 3 % Millon Bening Larutan bening

dan endapan

0,5

Page 6: LAPORAN TETAP biokimia 1 protein

merah bata

9 Kuning telur 4 % Millon Bening Larutan bening

dan endapan

merah bata

0,7

10 Kuning telur 5 % Millon Bening Larutan bening

dan endapan

merah bata

1

11. Ikan giling 1 % Millon Bening Larutan bening

dan endapan

merah muda

0,2

12. Ikan giling 2 % Millon Bening Larutan bening

dan endapan

merah muda

0,3

13. Ikan giling 3 % Millon Bening Larutan bening

dan endapan

merah muda

0,4

14. Ikan giling 4 % Millon Bening Larutan bening

dan endapan

merah muda

0,5

15. Ikan giling 5 % Millon Bening Larutan bening

dan endapan

merah muda

0,6

16. Susu 1 % Millon Putih Larutan putih

endapan merah

bata

0,2

17. Susu 2 % Millon Putih Larutan putih

endapan merah

bata

0,7

18. Susu 3 % Millon Putih Larutan putih

endapan merah

bata

1,1

19. Susu 4 % Millon Putih Larutan putih 1,3

Page 7: LAPORAN TETAP biokimia 1 protein

endapan merah

bata

20. Susu 5 % Millon Putih Larutan putih

endapan merah

bata

1,4

21. Triptofan Millon Kuning Larutan kuning

dan endapan

coklat

3

22. Tirosin Millon Bening Larutan merah

dan endapan

nmerah bata

3

No Bahan Uji Sebelum Sesudah Waktu (s)

1. Putih telur 1 % Ninhidrin Bening Ungu bening 07 : 15

2. Putih telur 2 % Ninhidrin Bening Ungu 07 : 15

3. Putih telur 3 % Ninhidrin BeningUngu sedikit

pekat07 : 15

4. Putih telur 4 % Ninhidrin Bening Ungu pekat 07 : 15

5. Putih telur 5 % Ninhidrin BeningUngu sangat

pekat07 : 15

6. Kuning telur 1 % Ninhidrin Bening Ungu 05 : 49

7. Kuning telur 2 % Ninhidrin Bening Ungu bening 05 : 49

8. Kuning telur 3 % Ninhidrin BeningUngu sedikit

pekat05 : 49

9. Kuning telur 4 % Ninhidrin Bening Ungu Pekat 05 : 49

10. Kuning telur 5 % Ninhidrin BeningUngu sangat

pekat05 : 49

11. Ikan giling 1 % Ninhidrin Bening Ungu bening 06 : 47

12. Ikan giling 2 % Ninhidrin Bening Ungu 06 : 47

13. Ikan giling 3 % Ninhidrin BeningUngu sedikit

pekat06 : 47

14. Ikan giling 4 % Ninhidrin Bening Ungu pekat 06 : 47

Page 8: LAPORAN TETAP biokimia 1 protein

15. Ikan giling 5 % Ninhidrin BeningUngu sangat

pekat06 : 47

16. Susu 1 % Ninhidrin Putih Ungu bening 06 : 58

17. Susu 2 % Ninhidrin Putih Unugu 06 : 58

18. Susu 3 % Ninhidrin PutihUngu sedikit

pekat06 : 58

19. Susu 4 % Ninhidrin Putih Ungu pekat 06 : 58

20. Susu 5 % Ninhidrin PutihUngu sangat

pekat06 : 58

21. Arginin Ninhidrin Bening Ungu 05 : 49

IX. Persamaan Reaksi

X. Pembahasan

Page 9: LAPORAN TETAP biokimia 1 protein

Pada reaksi uji asam amino ini dilakukan dengan dua pengujian, yaitu uji

Millon, dan uji Ninhidrin. Uji-uji ini dilakukan untuk mengidentifikasi asam

amino yang reaktif terhadap reagen-reagen tersebut. dalam pengujian ini

digunakan larutan protein yaitu larutan putih telur, kuning telur, ikan giling dan

susu dari 1 % hingga 5 % serta larutan baku seperti tirosin, tryptofan, dan arginin.

Pada uji asam amino yang pertama, dilakukan percobaan dengan

menggunakan reagen millon. Pada uji millon ini, larutan protein yang digunakan

adalah putih telur 1-5 %, kuning telur 1-5 %, ikan giling 1-5 %, susu 1-5 % dan

arginin sebagai larutan baku. Pada uji ini, reagen millon ditambahkan hanya 3

tetes saja karena jika kelebihan reagen millon maka warna yang seharusnya

didapatkan akan hilang saat pemanasan. Pemanasan yang dilakukan pada

percobaan uji millon menggunakan waterbath. Penggunaan ini dimaksudkan agar

pemanasan bisa dilakukan secara menyeluruh kesegala sisi tabung reaksi sehingga

reaksi pun akan berjalan sempurna. Pereaksi Millon merupakan campuran dari

larutan merkuri dan merkuri nitrat dalam asam nitrat. Apabila pereaksi ini

ditambahkan ke dalam larutan protein yang mengandung asam amino dengan

rantai samping gugus fenolik (tirosin), maka akan menghasilkan endapan putih

yang dapat berubah menjadi merah oleh pemanasan. Setelah dilakukan pemanasan

pada larutan protein yang dipakai. Maka terjadi perbedaan antara larutan yang

satu dengan yang lainnya.

Untuk larutan putih telur dan kuning telur 1-5 % terdapat endapan

berwarna merah bata dengan ketingggian yang berbeda. Agar mendapatkan

endapat yang maksimal maka larutan tadi di sentrifuge terlebih dahulu. Setelah

disentrifuge sekitar 10 menit endapan diukur dengan menggunakan penggaris

dengan skala centimeter. Setelah diukur didapatlah tinggi endapan dari larutan

putih telur dan kuning telur berbeda, dari percobaan didapatkan hasil bahwa

larutan putih telur memiliki endapan yang lebih tinggi karena pada putih telur

terdapat protein yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan kuning telur.

Selanjutnya untuk larutan susu dan ikan giling, dilakukan dengan langkah

percobaan yang sama tetapi menghasilkan endapan yang berbeda. Endapan yang

dihasilkan pada susu lebih sedikit dari putih telur tetapi lebih banyak dari kuning

telur dan pada larutan ikan giling dengan prosedur yang sama juga menghasilkan

Page 10: LAPORAN TETAP biokimia 1 protein

endapan tetapi sangat sedikit hingga tidak bisa diukur tinggi endapan dari larutan

ikan giling tersebut. Dan dilakukan juga pada larutan tirosin yang menghasilkan

larutan serta endapan berwarna merah dan triptofan yang menghasilkan larutan

dan endapan berwarna kuning setelah dipanaskan. Pada percobaan menggunakan

uji millon ini seharusnya larutan ikan giling memiliki endapan yang paling banyak

karena ikan yang dipakai adalah ikan gabus yang memiliki kandungan protein

paling banyak jika dibandingkan dengan putih telur, kuning telur dan susu.

Kesalahan ini bisa terjadi karena human error ataupun kesalahan saat membuat

larutan ikan giling.

Pada uji asam amino yang kedua adalah Uji Ninhidrin. Pada uji ini,

larutan protein yang akan digunakan diambil sebanyak 3 mL kemudian

ditambahkan dengan larutan ninhidrin sebanyak 0,5 mL dan dilakukan

pemanasan dengan bunsen. Apabila ninhidrin (triketohidrin) dipanaskan

bersama asam amino, maka akan terbentuk kompleks berwarna ungu.

Kompleks berwarna ungu dihasilkan dari reaksi ninhdrin dengan hasil

reduksinya, yaitu hidrindantin dan amonia. Ketika dilakukan pemanasan

pada larutan protein yang diuji ( putih telur, kuning telur, susu, ikan giling

serta arginin 1-5 %) didapatlah perubahan warna dari larutan berwarna

bening menjadi larutan berwarna ungu dengan degradasi warna. Namun,

degradasi warna yang ditunjukkan akan menghasilkan warna yang

berurutan sesuai dengan konsentrasi. Hal ini dikarenakan waktu

pemanasan yang sama sehingga menghasilkan degradasi warna yang

sesuai. Pada larutan protein 1 % warna ungu yang dihasilkan tidak terlalu

pekat sedangkan untuk larutan protein 5 % warna ungu yang dihasilkan

sangat pekat, perbedaan warna yang dihasilkan ini karena pengaruh dari

konsentrasi larutan yang diuji. Perubahan warna pada larutan protein ini

menunjukkan terdapatnya α-amino bebas.

Page 11: LAPORAN TETAP biokimia 1 protein

XI. Kesimpulan

1. Pada Uji millon, larutan putih telur, kuning telur, susu, ikan giling dan

tirosin bereaksi positif dengan reagen millon membentuk endapan merah

bata yang menunjukkan adanya gugus hidroksilfenil pada larutan

tersebut.

2. Pada Uji millon, larutan putih telur memiliki endapan yang paling tinggi

dari larutan protein lainnya (kuning telur, susu, dan ikan giling).

3. Pada Uji Ninhidrin, semua larutan protein yang diuji dan asam amino

menghasilkan uji positif terhadap larutan ninhidrin ditunjukkan dengan

terbentuknya kompleks berwarna ungu pada campuran.

4. Pada Uji Ninhidrin, larutan kuning telur membentuk warna ungu yang

sangat pekat pada konsentrasi 5 % dibandingkan dengan larutan protein

yang lain.

5. Pada uji ninhidrin, terjadi degradasi warna larutan. Warna larutan

berurutan sesuai dengan konsentrasi larutan sampel. Hal ini dikarenakan

waktu yang digunakan untuk memanaskan larutan sama pada semua

konsentrasi.

Page 12: LAPORAN TETAP biokimia 1 protein

XII. Daftar Pustaka

Anonim. (2009). Struktur Asam Amino dan Zwitter Ion. Dipetik September 09,

2015, dari blogspot.com: http://kimiadahsyat.blogspot.com/2009/07/struktur-

asam-amino-dan-zwitter-ion.html

Lehninger, A. (1997). Dasar-dasar Biokimia Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Nahraeni, A. A. (2012). Asam Amino. Dipetik September 09, 2015, dari

blogspot.com : http://adlinna-kehidupanku.blogspot.com/2012/06/bab-i/html

Sya'bana, N. F. (2011). Asam Amino dan Protein. Dipetik September 09, 2015,

dari kimia.upi.edu:

http://nurul.kimia.upi.edu/web%202011/0800521/ujiprotein.html

Page 13: LAPORAN TETAP biokimia 1 protein

LAMPIRAN

Page 14: LAPORAN TETAP biokimia 1 protein
Page 15: LAPORAN TETAP biokimia 1 protein