PEMERATAAN EKONOMI - depkop.go.id · kita dorong untuk melakukan rapat anggota tahunan (RAT). ......
Transcript of PEMERATAAN EKONOMI - depkop.go.id · kita dorong untuk melakukan rapat anggota tahunan (RAT). ......
No. 02 - April.2017KOPERASI & UKM
@KemenkopUKMPemerataan Ekonomi, Langkah Prioritas Kemenkop
Aplikasi CashCoop Terobosan Teknologi Finansial bagi Koperasi
Burhanuddin Abdullah:Membangun Koperasi Tidak Cukup Idealisme
PEMERATAAN EKONOMILangkah Prioritas Kemenkop
H.18H.12H.03
20172
Kepala Biro Umum Penanggung Jawab: Hardiyanto, Kepala Bagian Hubungan Masyarakat: Darmono, MM Redaktur-Kepala Bagian Tata Usaha: Drs. Bambang Sunaryo, Penyunting/Editor-Kasubag Advokasi Hukum: M.Maulana, S.I.Kom, Penyunting/Editor: Edy Haryana, S.Sos, Desain: Muhammad Ali, Adhiguna Suryadi, Mulyadi, Fotografer: Timbul Priyono, Topik, Kurniawan, Sekretariat: Nurlailah, Fira Desiana Nasril, Suhandi, Imam Ahmad Al Hushori, Sutarsono. S.sos, Ali Imron Rasidi, Rr. Dwitya Suci, Pradityo Ariwibowo, Nur Sholeh, M. Kamal, Wira Suanda
Daftar isi
21 KABAR DAERAH Kampung Batik Probolinggo yang Penuh Pesona
22 GALERI FOTOGaleri Foto
Hendriyadi tak pernah menyangka ketika kerja kerasnya sejak duduk di bangku SD nyatanya membuahkan hasil sebuah brand yang mulai melambung namanya; Abon Sehat.
L angkah Presiden Joko Widodo
(Jokowi) untuk mewujudkan
pemerataan ekonomi di
Tanah Air, bukanlah program isapan
jempol belaka. Dalam beberapa
kesempatan, Presiden Jokowi selalu
menegaskan bahwa program kerja
pemerintah pada 2017 dan persiapan
2018 akan fokus pada program
pemerataan di seluruh Indonesia.
Meski angka Gini Rasio sedikit
membaik, tapi Presiden Jokowi
menganggap angkanya masih pada
posisi yang tinggi. Oleh sebab itu,
Presiden Jokowi tak pernah bosan
mengajak semua pihak harus kerja
keras dan mati-matian dalam rangka
menurunkan angka kesenjangan,
baik kesenjangan antar wilayah, serta
angka kesenjangan kaya dan miskin.
Bahkan, Presiden Jokowi
menegaskan, program pemerataan
ini akan menjadi sebuah konsen
besar pemerintahannya ke depan.
Dalam rangka mendukung
program Presiden Jokowi tersebut,
Kementerian Koperasi dan UKM
mengimplentasikan dengan
program-program yang telah
digulirkan khususnya pada bidang
pemberdayaan Koperasi dan UKM.
Program yang telah dilaksanakan
antara lain Reformasi Koperasi,
revitalisasi pasar rakyat,
pengembangan kewirausahaan,
akses pembiayaan bagi KUMKM,
hingga akses Pemasaran bagi
KUKM.
Untuk mengatasi kesenjangan
kesejahteraan, aneka program
tersebut difokuskan untuk daerah-
daerah 3T, yaitu terdepan, terluar,
dan tertinggal.
Untuk itu, dalam edisi kedua
e-Magazine Cooperative ini akan
mengulas program-program
Kementerian Koperasi dan UKM,
khususnya dalam mendukung
program Presiden Jokowi dalam
hal pemerataan ekonomi dan
pembangunan.
Tujuannya, agar program-program
Kementerian Koperasi dan UKM
ini dapat meningkatkan ekonomi
dan diikuti dengan pemerataaan
kesejahteraan bagi seluruh rakyat
Indonesia. Semoga.
Salam
KELEMBAGAAN:Reformasi Melalui Penataan Koperasi Papan Nama.
2 DAFTAR ISI
3 LIPUTAN KHUSUS
6 SEKRETARIAT
7 KELEMBAGAAN
8 PRODUKSI & PEMASARAN Revitalisasi Pasar Rakyat di Daerah Perbatasan
13 LPDB KUKMLima Satgas Pengawasan Dana Bergulir Siap Beroperasi
16 INSPIRASI UKMInspirasi Kerja Keras dari Wirausaha Abon Sehat
32017
Pemerataan Ekonomi, Langkah Prioritas Kemenkop
Liputan Khusus
Pemerataan kesejahteraan
menjadi cita-cita tertinggi
Pemerintahan Jokowi-JK
sejak terpilihnya pada 2014. Sejak
saat itulah ruang-ruang kosong untuk
mengisi kesenjangan ekonomi dan
sosial antar-wilayah terus diisi.
Dalam praktiknya sejauh ini
pemerataan kesejahteraan kerap
kali terlupakan di tiga wilayah yakni
terdepan, terluar, dan tertinggal NKRI
sehingga Kementerian Koperasi
dan UKM pun merespon dengan
merapatkan barisan dan menyusun
sejumlah program strategis sebagai
langkah prioritas pembangunan di
tiga wilayah tersebut.
Setidaknya ada tiga tahapan besar
yang akan dilakukan Pemerintahan
Jokowi untuk terus mendukung
pemerataan ekonomi Indonesia.
Ketiga tahapan tersebut meliputi
pembangunan infrastruktur, pengem-
bangan industri pengolahan, dan
pengembangan industri jasa.
Dengan kebijakan tersebut Pres-
iden Jokowi optimistis Indonesia
akan menjadi negara dengan pereko-
nomian yang kuat dengan Produk
Domestik Bruto sebesar US$9,1
triliun pada 2045 atau saat Indo-
nesia merayakan hari ulang tahun
kemerdekaan ke-100 tahun.
Merespon gerak cepat tersebut,
Menteri Koperasi dan UKM AAGN
Puspayoga menerapkan berbagai
program prioritas di antaranya
melakukan deregulasi dalam hal
kemudahaan berusaha di Indonesia
yang saat ini masih berada di per-
ingkat 109 di dunia. ”Itu melibatkan
seluruh elemen, termasuk gubernur,
bupati, dan wali kota,” kata Pus-
payoga.
Ia menyebutkan fokus pemerintah
saat ini di bidang infrastruktur, pari-
wisata, energi, dan maritim, di mana
koperasi dan UMKM bisa tumbuh
dalam implementasi dari empat
fokus tersebut.
Puspayoga menegaskan bahwa
dengan berkoperasi maka bisa mem-
berikan pemerataan ekonomi dan
kesejahteraan masyarakat. ”Bahkan,
dengan pemerataan ekonomi terse-
but mampu memperkokoh NKRI dan
hal itu sudah jelas tergambar dalam
20174
UUD 1945 yang menyebutkan bahwa
ekonomi disusun atas asas kekelu-
argaan yang mana hal itu tergambar
dalam koperasi,” kata Menkop.
Untuk itu, lanjut Menkop, pihaknya
sudah menggulirkan program
reformasi total koperasi di anta-
ranya rehabilitasi koperasi melalui
pembaharuan database koperasi di
Indonesia. ”Dari 200 ribu lebih jumlah
koperasi yang ada, ada sekitar 62
ribu koperasi yang tidak aktif dan
sudah dikeluarkan dari database.
Koperasi yang aktif juga akan terus
kita dorong untuk melakukan rapat
anggota tahunan (RAT). Bahkan,
sekarang RAT bisa dilakukan secara
sistem online,” kata Puspayoga.
Kedua, reorientasi koperasi di mana
saat ini lebih mementingkan kualitas
koperasi ketimbang jumlah koperasi.
”Lebih baik jumlah koperasinya
sedikit, tapi berkualitas. Yang wajib
banyak itu ya jumlah anggotanya.
Makin banyak jumlah anggota maka
makin berkualitas koperasi tersebut.
Koperasi harus hidup dan berkualitas
agar bisa menghidupkan masyara-
kat,” kata Puspayoga.
Sedangkan yang ketiga adalah
pengembangan koperasi di mana
akan memperkuat koperasi dari
sisi kelembagaan. Untuk itu, meski
alokasi anggaran menurun dibanding
2016, namun Kementerian Koperasi
dan UKM tetap bekomitmen untuk
bersama-sama dengan kement-
erian dan lembaga lainnya untuk
melakukan pembangunan di daerah
perbatasan. Di bidang sarana dan
prasarana fisik, ia berupaya melaku-
kan revitalisasi pasar dan pengadaan
pasar rakyat di daerah perbatasan.
Untuk itu kemudian Kemenkop
dan UKM berkomitmen untuk terus
mengupayakan alokasi anggaran di
daerah perbatasan, terutama untuk
melakukan revitalisasi pasar rakyat
sebagai sarana penting dalam men-
dorong perputaran ekonomi daerah.
Tercatat tahun ini sebanyak 51 pasar
rakyat yang tersebar di 24 provinsi
masuk dalam rencana tersebut.
Sebelumnya, Deputi Bidang
Produksi dan Pemasaran Kemenkop
dan UKM I Wayan Dipta merinci
jumlah pasar rakyat yang akan di-
revitalisasi berada di 11 di daerah
tertinggal atau daerah perbatasan,
dan 40 lainnya di daerah reguler.
Biaya revitalisasi masing-masing
pasar dianggarkan Rp950 juta.
”Daerah perbatasan itu di antaranya
NTT (Nusa Tenggara Timur), Papua,
dan Kalimantan. Kami menyiapkan
dana hibah untuk nanti dikelola oleh
pemda,” jelas Wayan.
Revitalisasi dan pembangunan
pasar rakyat merupakan agenda
prioritas yang termaktub dalam
Nawacita Presiden Joko Widodo.
Maka dalam lima tahun kemudian
ditargetkan sebanyak 5.000 pasar
rakyat di seluruh Indonesia bisa
direvitalisasi. Kemenkop dan UKM
di antaranya menargetkan dapat
berkontribusi sebanyak 1.075 pasar
rakyat sampai 2019. Namun, pada
2015 lalu baru berhasil direvitalisasi
64 pasar rakyat. Sedangkan 2016
terealisasi 84 pasar rakyat dari target
85 pasar rakyat dengan anggaran
yang terserap sebesar Rp80,7 miliar.
Sementara di bidang sumber daya
manusia dilakukan upaya khusus
melalui kegiatan pelatihan teknis
vokasional (kekhususan), manaje-
rial, perkoperasian, dan pelatihan
kewirausahaan. Selain itu Kemenkop
dan UKM juga menyiapkan tenaga
pendampingan untuk sentra-sentra
UKM di daerah perbatasan.
Di sisi perbaikan usaha dan pasar di
wilayah perbatasan, Deputi Bidang
Restrukturisasi Usaha Kementerian
Koperasi dan UKM Yuana Sutyowati
juga berupaya memudahkan ma-
syarakat perbatasan dalam melaku-
kan aktivitas jual beli.
Yuana mengungkapkan, selama
ini banyak masyarakat di wilayah
perbatasan lebih mudah berbelanja
kebutuhan sehari-harinya di wilayah
negara lain. Hal itu salah satunya
terjadi di Entikong, Kalimantan Barat,
yang berbatasan langsung dengan
Malaysia. ”Dengan Malaysia, ada
isu soal Entikong. Karena pasarnya
dekat, jadi masyarakat lebih banyak
belanja ke sana (Malaysia). Kalau
tidak ada sentuhan langsung (dari
pemerintah) akan sangat berat,” ujar
Yuana.
Wirausaha Perbatasan
Wirausaha perbatasan menjadi
target lain yang ingin dicapai Pemer-
intah yang akan dijaring secara
online. Deputi Bidang Pembiayaan
Kementerian Koperasi dan UKM
Braman Setyo mengatakan, mulai
tahun ini program Wirausaha Pemula
(WP) akan diberlakukan dengan pola
e-Proposal, dimana semua pen-
gajuan WP melalui online. ”Sesuai
dengan arah kebijakan alokasi WP
2017 terdapat tiga fokus, yaitu
daerah tertinggal dan perbatasan,
daerah kawasan ekonomi khusus
(KEK), serta daerah antar kelompok
pendapatan atau berpendapatan
rendah, masyarakat miskin,” kata
Braman.
Namun ketika menyadari belum
semua daerah melek teknologi,
pihaknya kemudian mengerahkan
dinas-dinas koperasi di provinsi,
kabupaten/kota untuk menyisir
daerah-daerah miskin yang berada
jauh dari kota yang belum akrab
dengan internet. ”Dinas tersebut
yang akan mendata para WP di dae-
rah, yang kemudian akan diajukan
sebagai peserta WP 2017. Khusus
untuk mereka, dibolehkan pengajuan
proposal WP secara fisik atau tidak
online,” kata Braman.
Di samping itu, Deputi Bidang
Pengembangan SDM Kementerian
Koperasi dan UKM Prakoso BS juga
semakin memperkuat tekad untuk
meningkatkan kapasitas dan kom-
petensi SDM sektor koperasi dan
UMKM di daerah tertinggal dan per-
batasan. Untuk itu, sejumlah pela-
52017
tihan keterampilan usaha termasuk
pelatihan vokasional di gelar di tiga
wilayah tersebut. ”Kami berkomit-
men meningkatkan kualitas SDM
masyarakat di daerah perbatasan
dan tertinggal, khususnya di wilayah
Indonesia timur agar mampu bersa-
ing dengan daerah lain yang sudah
maju,” kata Prakoso.
Menurut Prakoso, potensi eko-
nomi di wilayah Indonesia bagian
timur sangat besar, seperti sektor
kelautan dan perikanan, pertanian,
kerajinan, dan sektor perdagangan.
Namun, potensi ini belum digarap
dengan baik. Salah satu kendalanya
adalah kualitas SDM-nya yang masih
lemah.
Pemerintah menyadari bahwa
pentingnya peningkatan kualias SDM
di daerah tertinggal dan perbatasan
ditingkatkan. Sebab, mereka-mer-
ekalah yang nantinya bisa mening-
katkan perekonomian di daerahnya.
”Dan kita optimistis melalui pelati-
han-pelatihan, SDM di wilayah Indo-
nesia timur akan menjadi hebat dan
mampu bersaing dengan wilayah
tengah, bahkan mancanegara,” kata
Prakoso.
Dia menambahkan, setiap daerah
mempunyai kesempatan untuk
mendapatkan pelatihan sebanyak
dua angkatan. Periode pertama
dimulai April 2017 dengan anggaran
Rp2 miliar. Khusus daerah perba-
tasan, anggarannya Rp6 miliar yang
meliputi 14 daerah, yaitu Kapuas
Hulu, Sintang, Sanggau, Bengkay-
ang, Sambas, Malinau, Nunukan,
Kutai Barat, Merauke, Jayapura,
Belu, Timor Tengah Utara, Maluku,
dan Kupang.
Di Kalimantan Barat, misalnya,
merupakan salah satu daerah yang
disasar, karena berbatasan langsung
dengan Malaysia. Daerah ini memiliki
kelompok usaha strategis mikro
yang bergerak di bidang kuliner,
sehingga menurut Prakoso mereka
perlu dilatih supaya naik kelas.
Penyuluhan Perkoperasian
Perkuatan kelembagaan koperasi
merupakan cara lain untuk memer-
atakan kesejahteraan masyarakat.
Oleh karena itu, untuk mendukung
perkuatan kelembagaan koperasi
di wilayah perbatasan, Kementerian
Koperasi dan UKM memberikan
penyuluhan perkoperasian kepada
kelompok pra-koperasi khususnya di
daerah tertinggal. Salah satunya, di
Selong, Kabupaten Lombok Timur,
Nusa Tenggara Timur. Deputi Bidang
Kelembagaan Kemenkop dan UKM
Meliadi Sembiring menyebutkan
untuk kegiatan itu pihaknya melibat-
kan peserta yang berasal dari kelom-
pok pra-koperasi daerah tertinggal
serta kelompok masyarakat yang
bergerak di sektor jasa keuangan
dan riil.
Meliadi menekankan pentingnya
pemahaman tentang perkoperasian
sebelum mendirikan koperasi. Oleh
karena itu, dalam penyuluhan, setiap
peserta diberikan pengetahuan
tentang proses tata cara mendirikan
koperasi dan proses pengesahan
akta pendirian koperasi melalui
Sistem Admintrasi Online Badan
Hukum Koperasi (SISMINBHKOP).
“Kami berharap kelompok pra-
koperasi di daerah tertinggal memiliki
bekal untuk mendirikan koperasi,”
kata Meliadi.
Maka ketika semua program prior-
itas yang berpihak pada masyarakat
di tiga wilayah; terluar, terdepan, dan
tertinggal NKRI telah berjalan dengan
sinergis, cerita tentang pemerataan
kesejahteraan itu akan semakin
menggema di seluruh pelosok Tanah
Air. •
20176
Rapat Koordinasi Bidang
Koperasi dan UKM 2017
di Bali pada 22 – 24 Maret
2017 kembali diselenggarakan oleh
Kementerian Koperasi dan UKM
yang dihadiri oleh seluruh kepala
dinas kabupaten/kota se-Indonesia.
Rakornas sangat dibutuhkan untuk
koordinasi sebab semua program
dan kebijakan pemerintah pusat
implementasinya adalah oleh daerah
baik provinsi maupun kabupaten/
kota.
Menteri Koperasi dan UKM
AAGN Puspayoga pernah me-
nyatakan koordinasi harus dilakukan
dengan para kementerian/lembaga
dan dinas di daerah dalam penyusu-
nan program dan kegiatan. Ke-
menterian Koperasi dan UKM juga
harus terbuka dengan masukan dari
berbagai lembaga lain.
”Kementerian saat ini tidak
bisa lagi eksklusif tapi harus harus
inklusif. Tidak bisa satu kementerian
berjalan sendiri namun hasilnya ingin
maksimal. Sebuah program akan
maksimal hasilnya kalau dikeroyok
ramai-ramai untuk mencapai kes-
ejahteraan dan peningkatan ekonomi
rakyat,” kata Puspayoga.
Kementerian Koperasi dan
UKM memang memiliki Program
Aksi Reformasi Koperasi. Melalui
Koordinasi, Kunci Sukses Implementasi Kebijakan
Reformasi Koperasi ingin dicapai
koperasi berkualitas, sehat, dan
modern. Selain itu juga ditargetkan
UMKM yang kuat dan berdaya sa-
ing.
Reformasi Koperasi dilaksanakan
melalui berbagai program prioritas,
yaitu Penataan Data Nomor Induk
Koperasi (NIK); fasilitasi pembuatan
akta koperasi bagi usaha mikro
kecil, fasilitasi IUMK, fasilitasi stan-
darisasi dan sertikasi produk UMKM
HKI; pengembangan kewirausahaan;
Perluasan KUR; penyediaan dana
bergulir bagi UMKM.
Bahkan atas keberhasilan pelak-
sanaan program prioritas tersebut
di daerah, Kementerian Koperasi
dan UKM memberikan penghar-
gaan kepada Gubernur yang dinilai
memberikan perhatian serius dalam
mengembangkan dan meningkatkan
kualitas koperasi di daerahnya.
Penghargaan diserahkan lang-
sung oleh Menteri Koperasi dan
UKM Puspayoga kepada Gubernur
DIY Sultan Hamengkubuwono X,
Gubernur Jawa Timur Soekarwo,
Gubernur Nusa Tenggara
Timur Frans Lebu Raya, dan
Gubernur Sumatera Barat yang
diterima oleh Wakil Gubernur Nasrul
Abit.
Penghargaan yang diberikan
berupa Cooperatives Data Award,
penghargaan untuk koordinasi
penerbitan Izin Usaha Mikro Kecil
(IUMK) 2017, penghargaan sebagai
Provinsi Terbaik Penggerak Koperasi
dan Penumbuhan Kewirausahaan
Tahun 2017.
Kementerian juga memberikan
penghargaan bagi perguruan tinggi
penggerak koperasi dan
penumbuhan kewirausahaan pada
2017. Penghargaan diberikan kepada
Institut Manajemen Koperasi
Indonesia (Ikopin), Universitas Negeri
Makassar, dan Universitas Negeri
Yogyakarta.
Menteri Puspayoga mengatakan
pencapaian program pemerintah
pusat merupakan berkat peran
serta pemerintah daerah dan dunia
pendidikan tinggi yang sungguh-
sungguh bekerja sama menjalankan
program mengembangkan koperasi
dan UKM.
Tuntutan terhadap keberhasilan
program pemerintah sangat tinggi
sebab persaingan global tidak bisa
dihindari lagi, termasuk oleh koperasi
dan UMKM. Dunia usaha, koperasi
dan UMKM harus memiliki
keunggulan dan daya saing.
Kuncinya adalah kolaborasi antara
pemerintah pusat, pemerintah
daerah dan masyarakat. •
Sekretariat
72017
Kelembagaan
Cita-cita untuk merefor-
masi koperasi agar menjadi
gerakan dengan semangat
kekeluargaan yang lebih masif
memang sudah sejak lama digaung-
kan. Sayangnya kualitas koperasi
di Indonesia belum juga membaik
seiring berbagai upaya yang telah
dilakukan.
Oleh karena itu, Kementerian
Koperasi dan UKM berupaya untuk
terus menerapkan berbagai program
untuk mencapai cita-cita reformasi
koperasi. Salah satu upaya yang
dilakukan yakni membenahi dan
menata koperasi yang tertinggal
sebagai papan nama semata.
Terlebih dalam beberapa waktu
terakhir Menteri Koperasi dan UKM
AAGN Puspayoga menekankan
perubahan orientasi pengembangan
koperasi dari yang semula berba-
sis kuantitas kini menjadi kualitas.
“Artinya meskipun jumlah koperasi
berkurang melalaui pembubaran,
pembenahan, dan penataan, namun
dari segi kualitas, perannya dalam
perekonomian, termasuk keang-
gotaannya bisa meningkat,” kata
Puspayoga.
Deputi Bidang Kelembagaan
Kementerian Koperasi dan UKM
Meliadi Sembiring menambahkan
pihaknya berencana membubar-
kan sekitar 32.427 koperasi yang
tersebar di seluruh Indonesia, seiring
berjalannya program Reformasi Total
Koperasi selama dua tahun terakhir.
Saat ini, koperasi yang sudah resmi
dibubarkan sebanyak 6.213 unit
karena sama sekali tidak menjalank-
an aktivitas sebagai lembaga soko
guru ekonomi alias menjadi koperasi
papan nama.
“Itu semua merupakan bagian
dari 62 ribuan koperasi yang sudah
dinyatakan tidak aktif dan sudah
Reformasi Melalui Penataan Koperasi Papan Nama
dikeluarkan dari database kita.
Nah, sisanya, kita terus melakukan
koordinasi dengan dinas koperasi di
daerah untuk menuju pembubaran
juga,” katanya.
Faktanya, pembubaran koperasi
tersebut tidaklah semudah yang
dibayangkan orang. Proses pem-
bubaran dimulai dengan usulan dari
pemda atau dinas koperasi di dae-
rah. Kementerian Koperasi dan UKM
juga membentuk panitia penyelesa-
ian menyangkut soal utang piutang
para anggota koperasi.
Hal itu dimaksudkan agar jangan
sampai pembubaran koperasi justru
menghilangkan kewajiban koperasi
tersebut kepada anggota. “Untuk hal
itu, kita terus melakukan koodinasi
dengan daerah,” katanya.
Menurut Meliadi, koperasi ses-
ungguhnya dilahirkan oleh semangat
luhur, untuk memajukan perekonomi-
an masyarakat. Jika dikelola dengan
baik dan benar, koperasi bisa jadi
alat inklusi keuangan yang tepat bagi
masyarakat dengan kemampuan
ekonomi menengah ke bawah.
Koperasi sebagai Gerakan
Cooperative Prinsip koperasi adalah
gerakan kerja sama (cooperative)
berdasarkan sikap saling percaya
dengan pengumpulan dan pengelo-
laan modal bersama sebagai sumber
dayanya. Kepemilikan koperasi
dinyatakan oleh segenap anggota,
bukan milik pribadi atau segelintir
orang saja. Jadi aset sesungguhnya
dari koperasi adalah manusia, bukan
aset seperti gedung, uang apalagi
papan nama.
Sayangnya banyak koperasi yang
hanya menjadi kedok dari praktek
kredit ala lintah darat yang baru.
Atau praktik penipuan berkedok
investasi dengan iming-iming imbal
hasil selangit. Meliadi mendapati
penyalahgunaan koperasi ini terjadi
karena koperasi tersebut telah
melanggar salah satu prinsipnya
sebagai gerakan kebersamaan.
Ia berpendapat selain pelang-
garan terhadap prinsip koperasi
tersebut, masalah lain yang juga
sering terjadi adalah pengurus tidak
menjalankan tata kelola Koperasi se-
bagaimana mestinya. Salah satunya
tidak menyelenggarakan RAT (Rapat
Anggota Tahunan) setelah satu peri-
ode Tahun Buku selesai.
“Padahal RAT adalah forum
tertinggi dalam struktur organisasi
sebuah koperasi. Pada saat RAT,
anggota atau perwakilan anggota
jika koperasinya sudah cukup besar
mengesahkan laporan pertanggung-
jawaban Pengurus dan Pengawas
selama satu Tahun Buku dan
mengesahkan program Kerja Tahun
Buku berikutnya,” katanya.
Pada koperasi yang masih kecil,
forum RAT juga biasa digunakan
untuk merumuskan bersama-sama
aturan atau karakteristik produk-
produk baru yang sedang dijalankan
atau baru akan diluncurkan. Oleh
karena itu forum RAT menjadi sangat
strategis peranannya sehingga
menjadi salah satu indikator untuk
menilai keaktifan sebuah koperasi.
“Kita berharap reformasi Kop-
erasi ini benar-benar membuat para
pengurus koperasi berupaya untuk
memastikan koperasinya berjalan
sesuai prinsip-prinsip dan tata kelola
koperasi yang benar,” kata Meliadi.
Oleh karena itu, Pemerintah
bekerja sama dengan para pengger-
ak koperasi terus mencari kiat agar
agar langkah-langkah taktis seperti
pembubaran koperasi “abal-abal”
ini, terus dibarengi dengan langkah-
langkah strategis untuk meningkat-
kan kualitas koperasi. •
20178
Produksi & Pemasaran
Revitalisasi pasar di wilayah
perbatasan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI)
menjadi salah satu fokus Kemen-
terian Koperasi dan UKM untuk
mendukung upaya pemerataan
kesejahteraan.
Maka selain revitalisasi bangunan
secara fisik, manajemen dan penge-
lolaan pasar juga menjadi perhatian
penting. Untuk kepentingan itu,
Kementerian Koperasi dan UKM
mendorong pengelolaan pasar rakyat
terutama di daerah perbatasan agar
bisa dilakukan oleh koperasi peda-
gang pasar.
Meskipun juga bukan sesuatu
yang mudah untuk mendorong para
pedagang pasar di wilayah perba-
tasan, daerah terluar, dan daerah
tertinggal NKRI untuk bergabung
dalam satu wadah koperasi. Na-
mun, Deputi Bidang Produksi dan
Pemasaran Kementerian Koperasi
dan UKM I Wayan Dipta mengatakan
masyarakat di daerah perbatasan
harus dibekali dengan prinsip dasar
koperasi sebagai upaya memperkuat
posisi tawar dalam kaitannya dengan
pemasaran dan jaringan usaha mer-
eka.
”Nantinya semua pengelolaan
pasar rakyat yang ada di wilayah
Revitalisasi Pasar Rakyat di Daerah Perbatasan
perbatasan akan bernaung dalam
satu wadah koperasi yang memiliki
badan hukum. Koperasi itu akan
dikelola oleh masyarakat sendiri dan
tentunya untuk membantu masyara-
kat yang membutuhkan modal untuk
usaha berdagang di pasar-pasar
perbatasaan itu,” kata Wayan.
Mengenai sumber daya manusia,
dia mengatakan pemerintah men-
dukung dengan berbagai program
pelatihan teknis vokasional, manaje-
rial, perkoperasian dan pelatihan
kewirausahaan untuk masyarakat
yang berada di wilayah perbatasan.
Pada 2017, Kementerian Koperasi
dan UKM akan merevitalisasi 11
pasar di wilayah perbatasan. Untuk
program tersebut, akan dialokasikan
anggaran revitalisasi sebesar Rp950
juta untuk masing-masing pasar.
Adapun ke-11 pasar yang akan
direvitalisasi tersebar di wilayah
Nusa Tenggara Timur (NTT), Papua,
dan Kalimantan.“Secara total Ke-
menterian Koperasi dan UKM akan
melakukan revitalisasi 51 pasar yang
tersebar di 24 provinsi. Selain 11
pasar di perbatasan, ada 40 pasar
lain yang akan direvitalisasi di daerah
reguler,” katanya.
Program revitalisasi pasar rakyat
ini berupa perbaikan pasar lama
yang kondisi bangunannya sudah
tidak bagus dan kumuh.
Kementerian lalu akan merenovasi
menjadi bangunan permanen. Di
setiap pasar akan dilengkapi dengan
fasilitas berupa WC, westafel,
maupun tempat pembuangan
sampah.
Beberapa daerah yang akan jadi
sasaran revitalisasi pasar antara lain
beberapa titik pasar Provinsi Riau,
yang berbatasan langsung dengan
Malaysia, Singapura, dan Vietnam.
Bantuan yang diprogramkan pada
APBN 2017 ini menetapkan pasar
perbatasan Kabupaten Inhil dan
Kabupaten Kepulauan Meranti
sebagai sasaran.
Pada setiap pasar tradisional
yang direvitalisasi, pasar akan
mendapat kucuran anggaran sebesar
Rp950 juta, dimana nantinya pasar
yang sudah direvitalisasi ini akan
diserahkan kepada koperasi yang
ada di masing-masing pasar sebagai
pengelolanya.
Provinsi lain yang menjadi sa-
saran revitalisasi pasar tradisional
di daerah perbatasan adalah NTT,
karena wilayah lautnya berbatasan
langsung dengan Australia serta
wilayah daratnya berbatasan lang-
sung dengan Timor Leste. •
Pasar kab Alor sebelum Pasar kab Alor sesudah
92017
Restrukturasi Usaha
traan dengan industri pengolahan
besar melalui perjanjian kontrak kerja
sama permanen dengan pelatihan
standar kualitas limbah sampah.
Selain itu, bisa memudahkan pemer-
intah untuk memonitoring perkem-
bangan UKM di tanah air.
”Dengan begitu kita bisa menge-
tahui jumlah UKM yang naik kelas.
Dengan nama dan alamatnya bisa
terdata dengan baik,” lanjut Yuana.
Pengembangan bisnis Bank Sampah
diakui memang masih bersifat par-
sial. Sebagai contoh saja di DKI Ja-
karta ada kurang lebih 420 kelompok
Bank Sampah tapi koperasi Bank
Sampah sendiri nyaris tidak ada.
Pihaknya mendukung pengem-
bangan program percontohan usaha
koperasi dan UMKM di bidang
pengelolaan bank sampah, sehingga
pengelolaan bank sampah menjadi
koperasi dan UKM dapat memberi-
kan edukasi kepada masyarakat,
karena sampah yang dikelola memi-
liki nilai ekonomis bagi masyarakat
sekitarnya.
Sinergi program Bank Sampah
merupakan tindak lanjut dari nota
kesepahaman (MoU) Nomor: PKS.1/
MENLHK/PSLB3/PSLB./0/3/2016
dan Nomor: 05/KB/M/KUKM/III/2016
tentang Program Pemberdayaan
Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah berbasis Lingkungan
Hidup yang telah ditandatangani oleh
Menkop UKM AAGN Puspayoga
dan Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar
di Makassar pada Maret 2016 lalu
untuk Program Pemberdayaan
Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UKM) berbasis lingkun-
gan hidup. •
Bank sampah sejatinya adalah
solusi bagi persoalan ling-
kungan yang mendera akibat
penumpukan sampah yang terus
bertambah. Oleh karena itu, program
pengelolaan Bank Sampah dikem-
bangkan melalui kerja sama antara
Kementerian Koperasi dan UKM
dengan Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan.
Bahkan embrio pengembangan-
nya sudah tersebar 23 kota seluruh
Indonesia. Namun pada praktiknya di
lapangan, program ini terbentur pada
belum adanya kelembagaan formal
bank sampah. Pada umumnya pen-
gelola Bank Sampah yang jumlahnya
cukup signifikan ini masih berkem-
bang sebatas sebagai komunitas
atau paguyuban.
Padahal Perjanjian Kerja Sama
(PKS) tentang Pemberdayaan Kop-
erasi dan UMKM di Bidang Penge-
lolaan Bank Sampah antara Deputi
Bidang Restrukturisasi Usaha, Ke-
menterian Koperasi dan UKM Yuana
Setyowati Barnas dengan Dirjen
Pengelolaan Sampah, Limbah, dan
Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3),
KLHK Tuti Hendrawati Mintarsih su-
dah ditandatangani beberapa waktu
lalu. Bahkan, kedua kementerian ini
berkomitmen kuat untuk memberikan
sosialisasi peningkatan kapasitas
Bank Sampah menjadi koperasi dan
UKM serta melaksanakan pendamp-
ingan.
Selain itu, pemberdayaan pun
dilakukan secara bersama-sama
meliputi peningkatan kapasitas
kelembagaan Bank Sampah mulai
dari struktur organisasi, tugas dan
fungsi organisasi, sumber daya ma-
nusia (SDM) prasarana, manajemen,
Kelembagaan Formal Untuk Bank Sampah
izin, dan lainnya.
”Komunitas Bank Sampah sudah
berjalan, cuma perlu pengembangan
dari aspek usahanya, manajemen,
akses modal, pasar dan legalitas,”
kata Yuana.
Oleh karena itu, Kementerian
Koperasi dan UKM akan mem-
perkuat kelembagaan usaha pelaku
Bank Sampah sesuai tuntutan bisnis
melalui aspek legalitas. Di antaranya
melalui penerbitan izin usaha mikro
kecil (IUMK) di bidang pengelolaan
sampah. Lalu mengembangkan
usaha koperasi dan UMKM bidang
pengelolaan bank sampah melalui
program pendampingan, advo-
kasi usaha, dan mengkoordinasikan
pengembangan usaha koperasi
UMKM di bidang pengelolaan bank
sampah melalui program strategis.
”Kami juga memberikan perkuatan
untuk aspek legal melalui IUMK dan
atau badan hukum koperasi. IUMK
untuk syarat dapat akses modal ke
bank, ini sama dengan siup. Karena
syarat usulan kredit bank harus ada
siup atau IUMK,” katanya.
Menurut Yuana, keuntungan bagi
pelaku Bank Sampah yang mempun-
yai IUMK antara lain bisa mengakses
modal ke bank, membangun kemi-
201710
Sumber Daya Manusia
Upaya pemerintah mening-
katkan jumlah wirausaha
telah menunjukkan hasil
menggembirakan. Saat dimulai
program Gerakan Kewiusahaan
Nasional (GKN) pada 2004, jumlah
wirausaha baru 0,4 persen dari
jumlah penduduk. Angka itu terus
meningkat, pada 2013 jumlah wi-
rausaha bertambah menjadi seban-
yak 1,65 persen, dan per Maret 2017
berdasarkan data BPS (Badan Pusat
Statistik) melonjak signifikan menjadi
3,1 persen.
Data BPS tersebut menyebut
bahwa angka 3,1 persen atau sekitar
7,8 juta orang itu merupakan wi-
rausaha yang telah memiliki tempat
tinggal atau tempat usaha tetap, dan
telah berusaha selama lebih dari 3,5
tahun.
Padahal, sebenarnya masih ada
sekitar 18,9 juta wirausaha baru.
Namun, mereka belum memiliki
tempat tinggal tetap sehingga oleh
BPS belum dimasukan dalam kriteria
wirausaha. Mereka yang masuk
kelompok ini di antaranya peda-
gang kaki lima, atau pedagang yang
menggelar dagangannya di emperan
toko. Oleh karena itu, Kementerian
Koperasi dan UKM akan membantu
mereka agar bisa memiliki tempat
Target 4 Persen Wirausaha Tahun Ini Bakal Terlampaui
usaha tetap sehingga bisa naik kelas
usaha.
“Dengan mereka naik kelas,
maka jumlah wirausaha kita bisa
mencapai 26,7 juta orang. Karena
itu kami optimistis jumlah wirausaha
di Tanah Air hingga akhir tahun ini
bisa melebihi target yang ditetapkan
sebesar 4 persen,” kata Deputi Bi-
dang Pengembangan Sumber Daya
Manusia Kementerian Koperasi dan
UKM Prakoso Budi Susetyo.
Lonjakan jumlah wirausaha
yang cukup signifikan ini tak lepas
dari kerja keras pemerintah dalam
menyosialisasikan pentingnya ber-
wirausaha. Upaya itu di antaranya
melalui sejumlah pelatihan di berb-
agai daerah dan kampus-kampus di
Tanah Air.
Prakoso mengaku bangga, karena
para wirausaha tersebut umum-
nya masih berusia muda antara 25
hingga 40 tahun dan sebagian besar
telah mengerti dan menggunakan
teknologi informasi dalam menjalank-
an usahanya. Dengan begitu mereka
lebih cepat maju dengan jenis usaha
bermacam-macam.
Hingga saat ini, daerah atau
provinsi yang dinilai paling banyak
atau tercepat dalam peningka-
tan jumlah wirausahanya masih
didominasi Pulau Jawa, meliputi
Jawa Timur yang telah mencapai
5,6 persen, DKI Jakarta sekitar 4
persen, kemudian Jawa Tengah dan
Jawa Barat. Faktor lingkungan dan
desakan kebutuhan ekonomi yang
tinggi diperkirakan menjadi latar
belakang masyarakat di Pulau Jawa
tertarik untuk berwirausaha.
Keberhasilan atau tingginya jum-
lah wirausaha di Pulau Jawa tersebut
juga berkat dukungan dari pemerin-
tah daerah dan instansi terkait. Se-
mentara perguruan tinggi atau kam-
pus juga berperan besar, misalnya
dengan memberikan pemahaman
atau mengubah pola pikir maha-
siswa agar tidak hanya ingin menjadi
pegawai atau pekerja. Melainkan
mengubah paradigma mahasiswa
untuk mampu menciptakan lapangan
kerja melalui wirausaha.
Dari sisi peran Pemda, dukungan
sangat dibutuhkan terutama dalam
bentuk regulasi. Misalnya, memberi-
kan fasilitas yang baik untuk pam-
eran dan pelatihan bagi wirausaha.
Prakoso mengaku bangga dengan
banyaknya wirausaha pemula yang
kini telah berhasil. Ia mencontohkan
seorang mahasiswa dari Kalimantan
Tengah, Agus Priyatno. Pada 2015,
Agus mendapat bantuan dana Wi-
rausaha Pemula (WP) dari Kemen-
terian Koperasi dan UKM sebesar
Rp12 juta, dengan total aset sebesar
Rp36 juta. Seiring waktu kini, total
asetnya telah mencapai Rp48 juta
dan melibatkan enam karyawan.
Kesuksesan Agus itulah yang
ingin direplikasi di tempat lain se-
hingga lebih banyak lapangan kerja
baru tercipta di Tanah Air. •
112017
Pengawasan
Berkembang fenomena di
lapangan bahwa Koperasi
Simpan Pinjam (KSP) sering
dijadikan praktik investasi bodong.
Ini dibuktikan dengan banyaknya ka-
sus penggalangan dana masyarakat
dalam jumlah besar dengan meng-
gunakan badan hukum koperasi.
Dalam perkembangannya kemudian,
masyarakat menjadi korban ketika
pengelola investasi tersebut melaku-
kan penyimpangan atau penyalah-
gunaan.
Sejumlah kasus yang mengemuka
di antaranya terjadi di KSP Pandawa
Mandiri Group di Depok, Jawa Barat,
KSPPS BMT CSI Syariah Sejahtera
di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat,
dan KSPPS BMT CSI Madani Nus-
antara di Kota Cirebon, Jawa Barat.
Kasus-kasus tersebut secara
langsung mencoreng citra koperasi
di saat yang sama ketika pemerintah
sedang gencar memotivasi masyara-
kat untuk berkoperasi. Namun di sisi
lain justru tawaran investasi bodong
dengan mengatasnamakan koperasi
juga semakin banyak.
Munculnya kasus-kasus jeratan
bisnis investasi bodong berkedok
koperasi atau lembaga usaha keuan-
gan tersebut mengesankan bahwa
Kementerian Koperasi dan UKM, dan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tidak
memberikan aspek perlindungan ke-
pada masyarakat. Pemerintah seolah
membiarkan keberadaan koperasi
abal-abal yang memiliki tujuan untuk
mengeruk keuntungan anggotanya.
Oleh karena itulah Rapat Koor-
dinasi Bidang Koperasi dan Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)
di Denpasar, Bali, Kamis (23/3)
merekomendasikan moratorium
Pemberian Izin Usaha Koperasi Dimoratorium
pemberian badan hukum dan izin
koperasi simpan pinjam (KSP) dan
koperasi jasa keuangan (KJK).
Tujuan usulan moratorium
tersebut tidak lain untuk membenahi
tata dan kinerja koperasi sekaligus
mewujudkan koperasi yang berkuali-
tas dan bercitra baik.
Hal tersebut, menurut para
peserta Rakornas juga sejalan
dengan keinginan Menteri Koperasi
dan UKM, AAGN Puspayoga. Dalam
berbagai kesempatan, Puspayoga
menginginkan agar koperasi di
Indonesia lebih menekankan kualitas
ketimbang kuantitas. Menurutnya,
lebih baik jumlah koperasi di Indo-
nesia sedikit dengan anggota yang
banyak ketimbang jumlahnya banyak
tapi anggotanya sedikit.
Bedasarkan data Kementerian
Koperasi dan UKM, hingga saat ini
jumlah koperasi di Indonesia menca-
pai 152.000 unit. Dari jumlah itu 76
persen di antaranya adalah KSP.
Sekretaris Kementerian Koperasi
dan UKM, Agus Muharam berjanji
akan terus mengkaji upaya pembe-
nahan terhadap koperasi. Menurut
Agus, banyaknya kasus praktik
investasi dan keuangan yang me-
nyimpang itu menjadi pertimbangan
untuk melakukan moratorium izin
usaha bagi KSP.
Berdasarkan paparan dan laporan
dari OJK (Otoritas Jasa Keuangan),
pelaku dari praktik bisnis keuangan
ilegal itu dilakukan oleh oknum dan
bukan oleh koperasi. Oleh karena itu,
diperlukan kajian mendalam menge-
nai langkah moratorium izin usaha
KSP ini.
Berdasarkan hasil kajian dan
rapat internal di Kementerian Kop-
erasi dan UKM, akhirnya disepakati
tidak ada moratorium terhadap pem-
berian badan hukum dan izin operasi
KSP dan KJK. Rapat memutuskan
yang dilakukan adalah hanyalah
moratorium pemberian izin usaha
koperasi (KSP).
Moratorium izin usaha koperasi
tersebut dilakukan karena banyak
indikasi penyalahgunaan badan
hukum koperasi dan sebagai upaya
melindungi masyarakat. Selain itu,
Pemerintah akan mewajibkan pen-
gurus usaha simpan pinjam untuk
tersertifikasi. Untuk memudahkan
sertifikasi, pemerintah akan mendo-
rong dan memfasilitasi pemerintah
daerah untuk membentuk lembaga
sertifikasi pengelola koperasi usaha
simpan pinjam.
”Lembaga ini akan diperluas di
setiap provinsi minimal ada satu
lembaga tersebut yang pendirian-
nya akan difasilitasi Kemenkop dan
BNSP (Badan Nasional Sertifikasi
Profesi),” pungkas Agus. •
201712
Aplikasi CashCoop Terobosan Teknologi Finansial bagi Koperasi
Kabar baik untuk koperasi
di Indonesia. Kementerian
Koperasi dan UKM bekerja
sama dengan PT Finnet Indonesia
mengembangkan terobosan baru
dalam hal teknologi finansial untuk
koperasi di Indonesia dalam bentuk
aplikasi CashCoop.
Melalui aplikasi ini, koperasi dapat
mengembangkan jaringan karena
memungkinkan seluruh koperasi
yang telah terdaftar dalam data base
resmi pemerintah menjadi terintegra-
si dalam satu jaringan secara online.
Deputi Bidang Pembiayaan Kemen-
terian Koperasi dan UKM Braman
Setyo mengatakan, aplikasi Cash-
Coop dikembangkan untuk mere-
spon bergulirnya program Strategi
Nasional Keuangan Inklusif (SNKI).
Melalui CashCoop posisi keuan-
gan inklusif Indonesia yang pada
2014 baru mencapai 36 persen
diharapkan bisa terdongkrak menjadi
75 persen pada 2019 dengan didu-
kung berbagai program SNKI yang
lain. ”Koperasi akan mendapatkan
posisi tawar yang setara dengan
perbankan, jika koperasi berhasil
menerapkan sumber daya teknologi
informasi yang mudah diakses oleh
masyarakat. Jaringan koperasi
inklusif inilah yang merupakan tindak
lanjut atas Perpres tentang SNKI itu,”
kata Braman.
Menurut Braman, dengan adanya
aplikasi CashCoop, berarti tantangan
koperasi untuk menerapkan financial
technology alias fintech telah terjaw-
ab. ”Aplikasi ini akan kami berikan
ke koperasi secara gratis. Koperasi
tidak perlu lagi menanggung biaya
pendaftaran atau biaya lainnya,” kata
Braman.
Braman menegaskan, tantan-
gan koperasi ke depan semakin
berat dari mulai harus berhadapan
langsung dengan lembaga keuangan
bermodal besar dan kuat dari sisi
teknologi informasi. Oleh karena
itu, ia menyarankan agar koperasi
memanfaatkan layanan CashCoop
secara maksimal.
Saat ini, baik Kemenkop dan
UKM maupun PT Finnet Indonesia
secara bersama mengembangkan
aplikasi CashCoop agar nantinya se-
makin banyak transaksi yang dapat
dilakukan melalui aplikasi CashCoop.
Braman memastikan bahwa nantinya
transaksi bisnis koperasi ketika ber-
hubungan dengan bank, tidak akan
semahal transaksi antar perbankan.
Keuntungan lainnya, anggota
koperasi juga akan memiliki
kesempatan bisnis sesuai dengan
fitur layanan yang diberikan.
”Tantangan koperasi ke depan
semakin berat dari lembaga
keuangan modal besar dan kuat
dari sisi teknologi informasi. Dengan
begitu, diharapkan Koperasi Inklusif
merupakan model yang dapat
menggantikan posisi lembaga
keuangan saat ini. Oleh karena itu,
kalangan koperasi harus memanfaat-
kan layanan CashCoop ini secara
maksimal,” kata Braman.
CashCoop memiliki fungsi seb-
agai sistem pembayaran dan pen-
danaan, sehingga memungkinkan
koperasi untuk melakukan transaksi
non-tunai, seperti melakukan pem-
bayaran tagihan atau transfer.
Aplikasi ini akan diberikan ke
koperasi secara gratis, sehingga
koperasi tidak perlu lagi menang-
gung biaya bergabung atau biaya
lainnya. Salah satu keuntungan
penggunaan aplikasi ialah untuk
membuat transaksi bisnis koperasi
tidak semahal transaksi antar per-
bankan. •
Layanan Pembiayaan
132017
LPDB KUKM
L embaga Pengelola Dana Ber-
gulir Koperasi, Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah (LPDB-
KUMKM) mulai Mei 2017 akan men-
goperasikan satuan tugas (satgas)
pengawasan penyaluran dana bergu-
lir di tiga wilayah baru yakni Bali, Su-
matera Utara, dan Kalimantan Timur.
Setelah sebelumnya dioperasikan
lebih dahulu di Sulawesi Selatan dan
Solo pada 2016.
“Semuanya ada lima. Tahun ke-
marin ada dua, tahun ini kita bentuk
tiga lagi. Bulan depan sudah berisi
semua” kata Direktur Utama LPDB
Kemas Danial.
Kemas mengatakan satgas
tersebut dibentuk untuk melakukan
monitoring dan evaluasi (monev)
terhadap penggunaan dana bergulir
yang telah disalurkan LPDB KUMKM
kepada mitra-mitranya di daerah.
Dia menilai satgas akan membantu
untuk memastikan agar tidak ada
kredit macet karena LPDB-KUMKM
tidak mempunyai kantor perwakilan
di daerah.
LPDB nantinya juga akan mem-
bentuk satgas-satgas di wilayah lain,
namun belum ditentukan tempat
pasti, dengan alasan masih dilaku-
kan evaluasi. Kemas menegaskan
Satgas itu statusnya pegawai LPDB
yang ditempatkan di daerah, dan
sewaktu-waktu bisa ditarik kembali
ke Jakarta.
“Membantu kita melakukan moni-
toring dan evaluasi, mereka akan
cek ke lapangan setelah kita berikan
dana bergulir. Tahun depan kita
pikirkan di mana lagi,” ujar Kemas.
Sesuai dengan UU No. 39/2008
tentang Kementerian Negara, Ke-
menterian Koperasi dan UKM masuk
Lima Satgas Pengawasan Dana Bergulir Siap Beroperasi
dalam Kementerian yang mengurusi
pemerintahan dalam rangka penaja-
man, koordinasi dan sinkronisasi
program pemerintah sehingga tidak
memiliki kantor wilayah di daerah.
Hal ini pula yang menyebabkan
LPDB sebagai satuan kerja dari
Kementerian Koperasi dan UKM,
tidak diperkenankan untuk membuka
kantor cabang di daerah.
Menurut Kemas dalam men-
jalankan tugasnya LPDB berada
dibawah naungan tiga kementerian.
Misalnya Kementerian Keuangan
mempersiapkan keuangannya,
Kementerian Koperasi dan UKM
mempersiapkan SDM dan pen-
gawasannya, dan Kemenpan/RB
menyusun
organisaasinya. Sedangkan untuk
memperkuat jaringan di daerah,
maka perlu dibentuk satgas ini.
Sebagai tahap awal Satgas Solo
dikhususkan untuk membantu tugas
LPDB KUMKM pusat untuk
Indonesia bagian Barat dan
sekitarnya, sedangkan Satgas
Makasar khusus ditugaskan untuk
mengcover tugas LPDB KUMKM
pusat untuk wilayah Indonesia
bagian Timur.
Pada 2017 realisasi pinjaman
dana bergulir ditargetkan mencapi
Rp1,5 triliun. Terdirinya dari Rp600
miliar untuk pinjaman syariah dan
Rp900 miliar untuk pinjaman
konvensional.
Sementara tingkat kredit macet
(non performing loan/NPL) LPDB
pada 2016 sudah turun menjadi 0,44
persen dari sebelumnya 0,47 persen.
“Dengan terbentuknya satgas ini
diharapkan dapat menekan angka
NPL,” kata Kemas. •
201714
LLP-KUKM
Jika selama ini para pelaku UKM
di Indonesia masih mengalami
hambatan dalam menembus
pasar yang lebih luas, maka Lem-
baga Layanan Pemasaran Koperasi
dan UKM (LLP-KUKM) berupaya
mendobrak pasar-pasar baru produk
UKM ke mancanegara.
Pintu-pintu ekspor ditembus dan
terus dijajaki hingga ditemukan ceruk
dan pasar yang baru dengan potensi
permintaan yang gendut. Untuk itu,
tahun ini LLP-KUKM sebagai pen-
gelola Gedung Smesco Indonesia
memfasilitasi UKM-UKM mitranya
untuk mengekspor produk unggulan
mereka.
Beberapa target pasar yang
dibidik meliputi pasar Timur Tengah,
Eropa, Asia Timur, Australia, hingga
Amerika Serikat (AS). Negara-negara
itu dianggap merupakan pasar
potensial khususnya bagi produk
furnitur, meubel, dan kerajinan
tangan Indonesia.
Direktur Utama LLP-KUKM
Ahmad Zabadi mengatakan pihaknya
memang sedang dalam tahap
meningkatkan laju pasar ekspor
untuk UKM-UKM binaannya selama
ini.
”LLP-KUKM sedang meningkatkan
laju ekspor KUKM, kita genjot untuk
mendapatkan pasar-pasar baru
untuk menjangkau pasar-pasar lain
di luar yang reguler,”
katanya.
Salah satu yang baru saja
difasilitasinya adalah mitra binaan
yang berasal dari Jawa Tengah yakni
Ina Culture Product (IPC) Prima dan
UD Permata Furni. Dua UKM yang
berpusat di Kawasan Industri
Tambak Aji, Semarang Barat, Jawa
Tengah itu pada awal April 2017
difasilitasi LLP-KUKM untuk
mengirimkan lima kontainer produk
furnitur ke Belanda dan Jepang.
Kedua usaha tersebut juga telah
lama menjadi mitra LLP-KUKM dan
telah mendisplai produknya di Galeri
Indonesia Wow Gedung Smesco
Jakarta di areal seluas 210 m2 sejak
2007.
”Belanda dan Jepang ini
merupakan pasar-pasar baru yang
sedang kita jajaki terus,” katanya.
Belum lama ini pula, LLP-KUKM
memfasilitasi UKM furnitur etnik
dengan bahan baku kayu kapal
bekas di Probolinggo, Jawa Timur,
untuk mengekspor produk ke
Amerika Serikat.
Pihaknya juga memfasilitasi UKM
produsen home decor di Cilacap,
Jawa Tengah, untuk mengekspor
produknya ke Riyadh, Arab Saudi.
Zabadi menambahkan pihaknya
terus berupaya menjajaki peluang
pasar di negara-negara dengan
demografis wilayah luas dan
penduduk besar serta potensi daya
beli sekaligus pendapatan perkapita
tinggi.
”Ini kami harapkan memungkink-
an penetrasi pasar kita semakin bisa
meluas,” katanya.
Secara teknis LLP-KUKM akan
terus memfasilitasi ekspor bagi UKM
mitranya sekaligus mencarikan mitra
pembeli potensial di negara-negara
lain. Sejumlah pameran skala dunia
juga akan terus dipantau bahkan
memfasilitasi beberapa UKM
potensial untuk turut serta mengikuti
pameran-pameran di luar negeri. Di
sisi lain LLP-KUKM juga
memfasilitasi pertemuan bisnis
antara UKM dengan calon pembeli
kemudian melakukan pendampingan
dalam korespondensi hingga
pengiriman barang untuk ekspor.
”Ke depan kita terus akan
membangun kerja sama dengan
KBRI melalui atase perdagangan,
konsulat jenderal, dan mitra bisnis
dari berbagai negara untuk terus
memfasilitasi UKM potensi ekspor
agar bisa mendapatkan pasar-pasar
baru,” katanya.
Hal itu kemudian menjadi salah
satu upaya dan terobosan
LLP-KUKM untuk memperluas
jejaring usaha dan pasar bagi
UKM-UKM potensial di Indonesia. •
SMESCO Indonesia Perluas Jejaring Ekspor KUKM
152017
Inspirasi Koperasi
Persaingan suku bunga kredit
yang semakin rendah tak
pelak membuat kompetisi di
antara lembaga keuangan kian ketat.
Perbankan dan lembaga keuangan
non bank khususnya koperasi mau
tidak mau harus masuk dalam pusa-
ran kompetisi ini.
Tidak hanya itu, masih lesunya
situasi makro ekonomi dan kondisi
ekonomi global yang belum menentu
arah turut menjadi tantangan yang
berat. Kospin Jasa sebagai salah
satu Koperasi Simpan Pinjam terbe-
sar di Indonesia menyadari hal itu.
Sejumlah pembenahan dilakukan
koperasi yang berdiri pada 1973 di
Pekalangon ini.
“Jika bicara kompetisi sekarang kita
berhadapan langsung dengan bank.
Itu hukum pasar yang tidak bisa di-
hindari,” kata Ketua Koperasi Kospin
Jasa Andi Arslan Djunaid, baru-baru
ini dalam Rapat Anggota Tahunan
(RAT) ke 43 di Pekalangon.
Menurutnya persaingan suku bunga
kredit rendah dengan bank yang
rata-rata sudah satu digit menuntut
koperasi melakukan inovasi dan
diversifikasi produk agar mampu ber-
saing. Sebab, penurunan suku bunga
kredit bagi KSP tidak mudah. Dia
mengatakan arah menurunkan suku
bunga kredit sedang dalam kajian
meski diakuinya tidak mudah. Jika
suku bunga kredit diturunkan maka
otomatis manajemen juga harus
menurunkan suku bunga simpanan.
Oleh karena itu, upaya meningkat-
kan kinerja koperasi harus dilakukan
Kospin Jasa secara kreatif. Kospin
Jasa pun kemudian melakukan
sejumlah inovasi dengan membuat
Kospin Jasa, Kompetisi Di Era Suku Bunga Murah
berbagai kemasan produk jasa
keuangan yang dibutuhkan anggota.
Kospin Jasa, misalnya, membuat
berbagai variasi produk simpanan,
bahkan dari berbagai simpanan itu
memberikan banyak hadiah terma-
suk liburan ke luar negeri. Dengan
menyimpan sejumlah uang, para
nasabah akan dibawa berlibur sep-
erti ke Malaysia dan Hongkong yang
seluruh biayanya ditanggung oleh
Kospin Jasa. “Mana ada bank yang
berani mengajak nasabahnya wisata
ke luar negeri,” cetus Andi.
Produk lainnya, seperti talangan haji
yang dilaksanakan melalui layanan
keuangan syariah. Layanan ini,
ditegaskan Andi, bukan berorientasi
profit, tetapi hanya bertujuan agar
para anggota dan calon anggota
Kospin Jasa bisa berangkat haji lebih
cepat.
Tidak hanya produk keuangan,
Kospin Jasa juga membangun
jaringan IT yang telah mendapat pen-
gakuan dari tim IT Bank Indonesia.
Bahkan dalam perkembangannya,
sistem IT Kospin Jasa yang semakin
mumpuni tersebut, mendorong
Kospin Jasa untuk mendapatkan
mandat dari pemerintah sebagai
koperasi pertama penyalur KUR.
Kospin Jasa pun berupaya agar para
anggotanya dapat melaksanakan
transaksi keuangan berbasis
teknologi (financial technology)
sehingga memberikan kemudahan
layanan kepada anggota dan layanan
real time online.
Untuk meningkatkan kinerjanya dari
sisi SDM mengingat jumlah kantor
cabang terus bertambah, Kospin
Jasa merekrut orang-orang terbaik di
bidang keuangan. Pada 2016, Andi
mengatakan pihaknya telah merekrut
salah satu petinggi Bank BUMN
untuk menduduki jabatan General
Manager di Kospin Jasa.
Selain itu, demi meningkatkan kom-
petensi karyawannya, Kospin Jasa
bahkan rutin mengadakan pelatihan
di Pusat Pelatihan milik Kospin
Jasa yang terletak di Pekalongan.
Sejumlah inovasi yang dilakukan oleh
Kospin Jasa terbukti ampuh menin-
gkatkan kinerjanya yang tercermin
dari laporan keuangan 2016.
Secara keseluruhan kinerja Kospin
Jasa pada tahun buku 2016 menun-
jukkan pertumbuhan yang positif.
Total aset Kospin Jasa mencapai
Rp7 triliun atau tumbuh 28 persen
dengan perincian aset layanan kon-
vensional sebesar Rp5,7 triliun dan
layanan syariah Rp1,3 triliun. Dari sisi
keanggotaan, hingga 2016 anggota
Kospin Jasa mencapai 18.375 orang.
Ke depan Kospin Jasa menargetkan
pertumbuhan aset 2017 semakin
meningkat menjadi setidaknya Rp9
triliun yang bersumber dari layanan
konvensional dan syariah. •
201716
Inspirasi UKM
Inspirasi Kerja Keras dari Wirausaha Abon Sehat
Hendriyadi tak pernah
menyangka ketika kerja ker-
asnya sejak duduk di bangku
SD nyatanya membuahkan hasil se-
buah brand yang mulai melambung
namanya; Abon Sehat. Pria kelahiran
Salemba, Kabupaten Bulukumba,
Provinsi Sulawesi Selatan pada 12
April 1989 itu memang mencintai
wirausaha sejak kecil.
Dimulai dari membantu ibunya
berjualan keliling kampung seu-
sai pulang sekolah, lalu berlanjut
membantu tetangga menjajakan es
lilin dari desa ke desa. Saat menjadi
mahasiswa di salah satu perguruan
tinggi swasta ternama di Jakarta,
semangat berwirausahanya kian
menggelora.
Hendriyadi yang lulus dari Univer-
sitas Trisakti, Jurusan Akuntansi, ini
saat duduk di bangku kuliah, sempat
berjualan DVD pembelajaran dan
menawarkan jasa menulis artikel
di majalah kampus. Setelah tamat
ia tertarik backapcking dan ikut
program yang bisa membawanya
keliling Indonesia.
Perjalanan-perjalanan ke berbagai
daerah itu, memberi banyak inspirasi
Hendri untuk membantu masyarakat
khususnya dalam pengembangan
pendidikan dan peningkatan eko-
komi.
Ia pun sempat menjadi
finalis dalam ajang Wirausaha Sosial
Mandiri 2012. Ajang inilah yang
kemudian menginspirasinya untuk
berkolaborasi dengan sesama finalis
untuk mengembangkan
kewirausahaan sosial di Indonesia.
Hendri lalu memutuskan
berkolaborasi dengan Pendiri
Yayasan Econatural Ziaulhaq
Nawawi untuk mengembangkan
172017
usaha Abon Sehat berbahan baku
ikan cakalang dan tuna di Kepulauan
Selayar.
Pada 2013, Hendri menjadi salah
satu penerima modal Gerakan
Kewirausahaan Sosial dari
Kementerian Koperasi dan UKM
senilai Rp12 juta. Bantuan modal itu
menambah semangatnya untuk
berwirausaha. Bantuan tersebut
digunakan untuk membeli mesin
spinner untuk mengembangkan
usaha abon ikan yang telah
dirintisnya.
Ia mengaku dengan adanya
mesin spinner itu sangat membantu
peningkatan kualitas produk Abon
Sehat yang diproduksinya, terutama
dari segi daya tahan yang mening-
kat menjadi 7-8 bulan karena kadar
minyaknya berkurang.
Hendri memilih usaha abon dari
ikan Cakalang karena memang di
daerahnya memiliki potensi sumber
daya perikanan yang sangat
melimpah namun belum bisa di
manfaatkan secara optimal.
Sebelumnya, ikan yang ditangkap
nelayan umumnya langsung dijual
kepada para tengkulak dengan harga
yang rendah. Padahal ikan tersebut
sebenarnya mempunyai peluang
ditingkatkan nilai ekonominya jika
diolah.
Dengan adanya produk Abon
Sehat, nelayan sudah tidak susah
payah mencari pembeli maupun ter-
paksa menjualnya ke para tengkulak
dengan harga murah karena harga
beli bahan baku kelompok Abon Se-
hat Bunga Tanah Doang lebih tinggi
dari yang lain.
Bukan hanya itu, aktivitas para
istri nelayan pada saat suami mereka
melaut juga tak lagi terbuang sia-sia.
Hendri memang melibatkan mereka
dalam program pemberdayaan untuk
memproduksi abon sebagai kegiatan
untuk mengisi waktu luang.
Dengan kegiatan yang lebih ber-
manfaat dan memberikan penge-
tahuan dan wawasan baru para
isteri nelayan diharapkan mereka
semakin produktif. Hendri tak jarang
memberikan pemahaman kepada
masyarakat mengenai pengolahan
hasil perikanan untuk meningkat-
kan mutu ikan agar dapat bertahan
dalam waktu yang lebih lama dalam
bentuk yang berbeda.
Dengan adanya produk Abon
Sehat masyarakat juga diajarkan
menjaga lingkungan agar tetap
bersih dan lestari. Salah satu upaya
yang dilakukan adalah pengolahan
limbah plastik dari limbah produksi
seperti plastik minyak goreng.
Plastik minyak goreng diolah untuk
menghasilkan kerajinan tangan
seperti tas dan kerajinan lainnya.
Dengan cara ini, sampah plastik
yang dihasilkan pada saat produksi
abon sehat bisa di daur ulang men-
jadi benda yang dapat dimanfaatkan
kembali.
Pendidikan anak di sekitar wilayah
pabrik Abon Sehat juga tak lepas
dari perhatian Hendri. Ia menilai
bahwa pendidikan merupakan hal
penting untuk menunjang kehidupan
mereka di masa yang akan datang
sehingga perlu adanya pengawalan
agar mereka bisa sekolah.
Hendri berpendapat bahwa
pemberdayaan masyarakat adalah
satu-satunya upaya peningkatan
kualitas dan kapasitas masyarkat
dalam suatu wilayah untuk
meningkatkan kualitas hidup.
Salah satu upaya pihak Abon Sehat
memberdayakan istri-istri nelayan
yang terintegrasi dengan konservasi
dan pendidikan anak-anak pesisir.
Untuk lebih melebarkan sayap
bisnisnya, Hendri kini mencari mitra
pengembangan akses pasar Abon
Sehat produksinya.
Menurut dia, hal ini penting agar bisa
lebih banyak membantu nelayan dan
istrinya. ”Seperti akses ke supermar-
ket, bahkan ekspor ke luar negeri,”
katanya. •
201718
Wawancara Tokoh
Burhanuddin AbdullahMembangun Koperasi Tidak
Cukup Idealisme
192017
Burhanuddin Abdullah, mantan
Gubernur Bank Indonesia
sudah enam tahun mendudu-
ki jabatan sebagai Rektor Institut
Manajemen Koperasi Indonesia
(Ikopin). Bagi pria yang lahir di Garut
10 Juli 1947 itu menggeluti dunia
perkoperasian bukanlah sebuah
kebetulan.
Burhanuddin yang pernah
menjabat sebagai Gubernur untuk
International Monetary Fund (IMF),
Washington DC, di Indonesia itu
akrab dengan berbagai persoalan
ekonomi baik makro maupun mikro
sejak lama. Bahkan saat menjabat
sebagai Gubernur BI ia memiliki
kebiasaan membaca buku-buku
bertema koperasi. Termasuk kerap
menulis artikel terkait tentang kop-
erasi di berbagai media.
“Ternyata ujungnya harus men-
gelola sekolah koperasi. Saya jadi
pejabat hanya sebentar-sebentar,
saya di Ikopin sampai 6 tahun,” kata
Burhanddin yang pernah menjadi
Menteri Koordinator Bidang per-
ekonomian pada masa Pemerintah
Presiden Abdurahman Wahid itu.
Saat ini Burhanddin sedang
menggagas Kongres Koperasi III.
Ini merupakan kongres yang akan
melibatkan semua pemangku ke-
pentingan koperasi di Indonesia sep-
erti halnya Kongres Koperasi yang
dilaksanakan pada masa M. Hatta
sebagai Bapak Koperasi Indonesia.
Kongres ini akan mendiskusikan
dan mengambil keputusan strategis
dalam rangka memecahkan dan/
atau mengantisipasi permasalahan
dalam menjadikan Koperasi sebagai
Sokoguru Perekonomian Rakyat.
Berikut wawancara lengkap
dengan Burhanddin Abdullah yang
ditemui baru-baru ini di sela-sela
Rapat Koordinasi Nasional Koperasi
dan UKM di Bali.
Bagaimana kualitas SDM koperasi
saat ini?
Kualitas SDM koperasi adalah
turunan dari kualitas SDM Indonesia.
Kualitas SDM Indonesia belum terla-
lu bagus kalau tidak ingin dikatakan
terlalu rendah. Rata-rata SDM
Indonesia berpendidikan SD dan
SMP masih ada yang tidak tamat.
Bagaimana kita bisa berkompetisi
dengan dunia luar dengan kualitas
SDM seperti itu. Koperasi punya
kecenderungan untuk bergerak di
bawah, di mana di bawah itu justru
tidak menguntungkan maka SDM
koperasi dibandingkan dengan in-
stitusi ekonomi lainnya di Indonesia,
dia yang paling rendah. Sehingga
apapun keinginan pemerintah, meski
polictical will-nya bagus kalau SDM
tidak menunjang, implementasinya
akan sangat sulit. Banyak kajian
yang dilakukan oleh dosen Ikopin
menunjukkan permasalahan pada
SDM. Esensi dari berkoperasi seb-
etulnya ingin menutup kesenjangan
pendidikan itu. Berkoperasi adalah
satu langkah untuk menambah
pendidikan. Karena koperasi adalah
pendidikan. Pendidikan informal pal-
ing tepat adalah di koperasi.
Apa yang menyebabkan renda-
hnya kualitas SDM koperasi?
Banyak faktor penyebabnya. Angka
partitispasi pendidikan SD sudah
100 persen, tapi sekitar SMP 80
persen dan SMA 77 persen, berarti
ada bagian yang tidak pernah masuk
SMP dan SMA dan orang-orang ini
berada di lapisan masyarakat bawah.
Orang-orang ini adalah target dari
pendidikan koperasi. Itulah yang
menyebabkan mengapa kualitasnya
masih rendah. Yang paling utama,
yang harus dikerjakan koperasi
adalah melakukan pendidikan.
Menurut pandangan Anda,
bagaimana perspektif orang muda
terhadap koperasi?
Saya sangat khawatir kalau 20 tahun
kemudian tidak ada anak muda kita
yang mengenal koperasi, karena
dilupakan oleh anak muda. Karena
kampanye kita soal koperasi sangat
kurang. Sedikit sekali. Kalau ada
langkah dari berbagai pihak, pemer-
intah dan masyarakat dan koperasi
sendiri harus menyasar anak muda.
Dengan cara itu kita akan melestari-
kan, mengembangkan, dan memper-
besar koperasi.
Kampanye terkait koperasi masih
kurang?
Masih banyak ruang pemerintah
untuk melakukan kampanye tetapi
lebih penting lagi orang koperasi
sendiri yang harus mengampanyekan
tentang koperasi. Kampanye itu bisa
dengan macam-macam. Kalau ber-
prestasi baik, adalah satu kampanye.
Justru itu kampanye yang paling
baik. Membangun citra koperasi
harus dengan membangun kinerja.
Kurikulum Ikopin lebih menekank-
an pada hal apa?
Titik beratnya di koperasi, tapi ilmu
ekonomi dibahas dengan mendalam.
Baru saja kita mengembangkan per-
ekonomian syariah, kuntansi, mana-
jemen berorientasi pada koperasi.
Lulusan seperti apa yang ingin
dihasilkan oleh Ikopin?
Sarjana yang bersifat polivalen, yang
tahu banyak tentang hal-hal di ma-
syarakat, sebagai bekal hidup bukan
lulusan yang teoritikal bukan lulusan
yang berorientasi pada akademik
tapi masalah yang bersifat terapan.
Menurut Anda, kebijakan pemer-
intah sudah cukup mendukung
perkoperasian?
Sudah banyak yang dilakukan
pemerintah namun belum cukup.
Pemerintah punya keterbatasan dan
hambatan menjalankan keingi-
nannya. Tetapi kalau fokus dari
pembinaan koperasi itu dipusatkan
pada pendidikan akan lebih banyak
201720
memberi manfaat dari pada fokusnya
diberikan pada fasilitasi. Karena
fasilitasi itu kalau diterjemahkan
bukan membantu tapi merusak.
Mengapa bisa merusak?
Koperasi akan menjadi bancakan
dan tudingan, rebutan rezeki se-
hingga lebih baik pada pendidikan.
Ada jumlah kasus praktik
investasi ilegal koperasi, apa pe-
nyebabnya?
Banyak faktor, pertama masyarakat
kita yang memang terlalu mudah ter-
giur oleh sesuatu janji, dimanfaatkan
oleh orang-orang cerdas yang berke-
sempatan untuk menipu masyarakat.
Kontrol pemerintah dan otoritas yang
masih lemah. Saya masih berpikir
bagaimana kalau kontrol itu dengan
berbagai regulasi. Bisa saja OJK
mengatakan bukan urusan saya, tapi
kepolisian. Masih banyak hal yang
masih ditata, dan ujung dari semua
itu adalah meningkatkan pendidikan
masyarakat.
Bagaimana menurut Anda upaya
membangun koperasi?
Idealisme saja tidak cukup. Ada
sebuah rumusan yang membuat
gerakan itu berhasil, adalah
keyakinan atau idealisme, kemudian
kepakaran mengelola, kepemimpinan
dari sebuah gerakan.
Kita juga harus menopang
kepemimpinan, tidak bisa diserahkan
semua kepada pemimpin, harus ada
kohesi moral dan kohesi sosial.
Kalau tidak ada kohesi akan hancur.
Menurut Anda, bagaimana inklusi
keungan dari perspektif koperasi?
Langkah yang dilakukan oleh
pemerintah dengan inklusi
keuangan yang paling betul itu lewat
koperasi.
Karena kalau melalui yang lain,
seperti Fintech dan yang lain
terlalu jauh dan menciptakan kalau
kapitalis-kapitalis baru. Kalau mereka
dibiarkan dengan UMKM sekarang,
mereka seperti konglomerat kecil.
Mereka seharusnya disatukan den-
gan koperasi. Pembinaan UMKM itu
harus dikoperasikan.
Apa yang hendak Anda lakukan
dalam pengembangan koperasi?
Saya sudah usulkan untuk mengada-
kan Kongres Koperasi ke III setelah
67 tahun Kongres Koperasi II yang
diselenggarakan Bung Hatta. Tahun
ini, Insya Allah akan dilaksanakan di
Makassar. Tujuannya untuk reafirma-
si kebangsaan terhadap perekono-
mian yang berkeadilan. Hal ini belum
pernah dilaksanakan sebelumnya.
Saya sebagai penggagas, sudah
menyelenggarakan Forum Group
Discussion, selanjutnya saya ingin
memasarkan hasil FGD sekaligus
menampung pikiran masyarakat.
Apakah harus mengulang cara-cara
yang lalu atau melakukan pendeka-
tan yang berbeda untuk memban-
gun koperasi di masa depan. •
“Idealisme saja tidak cukup. Ada sebuah rumusan yang membuat gerakan itu berhasil, adalah keyakinan atau
idealisme, kemudian kepakaran mengelola, kepemimpinan dari sebuah gerakan.
Kita juga harus menopang kepemimpinan, tidak bisa diserahkan semua kepada pemimpin, harus ada kohesi
moral dan kohesi sosial. Kalau tidak ada kohesi akan hancur.”
212017
Kabar Daerah
Kampung Batik Probolinggo
menjadi salah satu im-
pian Pemerintah Kabu-
paten Probolinggo untuk menjadikan
wilayahnya sebagai salah satu rujuan
wisata belanja sekaligus pengem-
bangan budaya.
Memang dalam beberapa waktu
terakhir, batik selalu memesona
termasuk bagi mereka para pe-
cinta mode. Maka Probolinggo pun
menjadi semakin menarik perha-
tian laksana pusat fesyen ketika
mengembangkan kampung batik di
beberapa desanya.
Pemkab Probolinggo memang
sudah bertekad untuk mengem-
bangkan batik tulis sebagai produk
unggulan daerah. Hal itu sekaligus
untuk mempromosikan identiti-
tas dan jati diri budaya masyarakat
Probolinggo. “Tiap daerah memiliki
batik khas, demikian juga dengan
Kabupaten Probolinggo. Motif batik
khas melambangkan seni, budaya,
dan tradisi masyarakat Probolinggo,
sehingga melalui batik, nama Kabu-
paten Probolinggo diharapkan sema-
kin dikenal luas,”n ujar Wakil Bupati
Probolinggo H Timbul Prihanjoko.
Pihaknya berusaha mengangkat
potensi batik khas daerah, sehingga
untuk mewujudkan hal itu diben-
tuk kelompok-kelompok batik di
Kabupaten Probolinggo. ”Sudah tiga
kelompok batik yang bisa dibentuk
yakni Batik Prabulinggih di Desa Bu-
lujaran Lor Kecamatan Tegalsiwalan,
Desa Rengganis dan Desa Jatiurip di
Kecamatan Krejengan, dan Laweyan
Asri Desa Muneng Leres Kecamatan
Sumberasih,” tuturnya
Dari tiga kelompok batik tersebut,
lanjut dia, lahirlah beberapa kelom-
pok batik lain seperti Batik Senand-
ung Bromo Dringu, Batik Marwi
Paiton, Batik Balqist Maron, Pasir
Berbisik Sukapura, dan Joko Seger
Sukapura. Masing-masing motif ba-
tik memiliki makna dan mempunyai
cerita tersendiri.
”Upaya ini juga merupakan
pemberdayaan rumah tangga miskin
melalui usaha batik dan kami melalui
Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) memfasilitasi hak paten, hak
merek, dan hak cipta sehingga motif
yang ada di Kabupaten Probolinggo
akan terlindungi secara hukum dari
plagiat dan pemalsuan,” katanya.
Saat ini, kampung batik yang ada
mulai diperhitungkan para peminat
batik, apalagi motif batik Kabupaten
Probolinggo sudah terdaftar dalam
batik khas Jawa Timuran.
”Saat ini para pengusaha batik
mulai bersemangat dalam meng-
hasilkan karya dan inovasi dalam
membuat motif batik, bahkan Bupati
Probolinggo Tantriana Sari selalu
memakai batik khas Kabupaten
Probolinggo dalam berbagai keg-
iatan resmi,” katanya.
Bupati Tantri mengungkapkan
batik Prabu Linggih selama ini terus
dipromosikan oleh Pemerintah Kabu-
paten Probolinggo melalui event-
event pameran maupun momentum
lain. Termasuk juga digunakan
sebagai salah satu seragam pegawai
Pemerintah Kabupaten Probolinggo.
“Untuk saat ini saya ingin
ikhtiar mengajak masyarakat untuk
menghargai usaha batik ini melalui
berbagai cara untuk ikut mengenal-
kan produk batik ini sebagai bentuk
apresiasi dan membantu keber-
langsungan usaha batik tersebut,”
ungkap Bupati Tantri.
Lebih lanjut Bupati Tantri
mengaku memiliki cita-cita agar
selama satu minggu semua PNS
di lingkungan Pemerintah Kabu-
paten Probolinggo memakai batik
asli Kabupaten Probolinggo. “Saya
menyampaikan apresiasi kepada in-
stansi yang sudah memakai batik asli
Kabupaten Probolinggo untuk satuan
kerjanya. Seiring dengan berjalan-
nya waktu, embrio-embrio UKM ini
akan kita beri pembinaan lebih lanjut
sehingga bisa lebih berkembang,”
terang Bupati Tantri.
Menurut Bupati Tantri, batik khas
Kabupaten Probolinggo tersebar
di berbagai wilayah kabupatennya
sebagai peninggalan nenek moyang
tidak hanya terdapat di Kecamatan
Tegalsiwalan, tetapi juga di Keca-
matan Sukapura dan Krejengan.
Bahkan beberapa daerah juga ada
masyarakat yang menekuni usaha
batik. Terkait hal tersebut Bupati
Tantri menegaskan tidak akan men-
ganakemaskan salah satu pengusa-
ha batik.
“Nantinya semua batik di Kabu-
paten Probolinggo akan menjadi
ikon dan sedang kami ikhtiarkan
agar motif-motif yang didesain oleh
pengrajin ini memiliki hak paten se-
hingga tidak bisa ditiru oleh daerah
lain,” kata Bupati Tantri.
Sementara pencipta batik Prabu
Linggih Satimin menyambut baik ide
yang disampaikan oleh Bupati Tantri
untuk menjadikan Desa Bulujaran
Lor Kecamatan Tegalsiwalan sebagai
kampung batik. “Jika ide ini benar-
benar terealisasi, maka saya akan
tetap mempertahankan batik Prabu
Linggih sebagai batik tulis dan bukan
batik tempel atau cap untuk menjaga
kualitas dan ciri khas,” tegas Sati-
min. •
Kampung Batik Probolinggo yang Penuh Pesona
201722
Galeri Foto
Menteri Puspayoga memberikan penghargaan kepada Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hameng-kubawana X, Gubernur Jawa Timur Sukarwo, Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya dan Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit pada pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Pemberdayaan Koperasi dan UMKM, di Bali.
Pelepasan Ekspor Perdana ke Belanda, Menteri Puspayoga melepas Ekspor Produk Furniture UKM dari kayu bekas bangunan ke Belanda untuk yang pertama kalinya, di Kawasan Industri Tambak Aji, Semarang Barat - Jawa Tengah (14/04/2017). Sebelumnya di Probolinggo Jawa Timur, Menteri Puspayoga telah melepas ekspor kerajinan tangan dan furniture etnik dari kayu limbah kapal ke Amerika Serikat.