PEMENUHAN HAK-HAK ANAK DI LEMBAGA PEMBINAAN...
Transcript of PEMENUHAN HAK-HAK ANAK DI LEMBAGA PEMBINAAN...
PEMENUHAN HAK-HAK ANAK DI LEMBAGA PEMBINAAN KHUSUS ANAK
KELAS 1 TANGERANG
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)
Oleh :
BOBI GUSTIAWAN
NIM. 1112044100064
PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
J A K A R T A
1439 H / 2018 M
v
ABSTRAK
BOBI GUSTIAWAN, NIM: 1112044100064, PEMENUHAN HAK-
HAK ANAK DI LEMBAGA PEMBINAAN KHUSUS ANAK KELAS 1
TANGERANG, Program Studi Hukum Keluarga (Ahwal Shakhshiyyah), Fakultas
Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1439
H/2018 M. Ix +75 halaman 25 lampiran.
Skripsi ini merupakan hasil penelitian tentang pemenuhan hak-hak anak di
lembaga pembinaan khusus anak kelas 1 Tangerang. Penelitian ini bertujuan
untuk melihat bagaimana pemenuhan hak anak di lembaga pembinaan khusus
anak kelas 1 Tangerang apakah saja hak-hak yang di dapat anak di lembaga
pembinaan khusus anak kelas 1 Tangerang dan kendala-kendala apa saja yang di
hadapi petugas dalam pemenuhan hak anak tersebut.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian
lapangan (field research) yang sumber data utamanya diambil dari obyek secara
langsung di daerah penelitian yaitu melalui wawancara, observasi dan
dokumentasi. Dan menggunakan metode pendekatan yuridis empiris.
Hasil dari penelitian ini bahwa hak-hak yang di dapat anak di Lembaga
Pembinaan Khusus Anak Kelas 1 Tangerang antara lain: mendapatkan pendidikan
dan pengajaran, mendapatkan pelayanan kesehatan dan asupan makanan yang
layak, melakukan ibadah sesuai dengan agama atau kepercayaannya,
mendapatkan keterampilan kerja, mendapatkan bahan bacaan dan siaran media
massa lainnya yang tidak dilarang, menerima kunjungan keluarga dan penasehat
hukum, menerima pengurangan masa pidana (remisi) khusus anak pidana yang
menjalani masa pidana, mendapatkan kesempatan berasimilasi termasuk cuti
mengunjungi keluarga, mendapatkan pembebasan bersyarat, mendapatkan cuti
bersyarat, mendapatkan cuti menjelang bebas. Pemenuhan hak tersebut belum
terpenuhi sepenuhnya. Hak-hak anak yang sudah terpenuhi, yaitu: adanya fasilitas
pendidikan sekolah formal diantaranya: SD, SMP, SMK dan PKBM, adanya
fasilitas kesehatan berupa satu buah poliklinik, adanya fasilitas beribadah terdapat
satu buah masjid dan satu gereja, adanya pelatihan keterampilan, terdapat satu
buah perpustakaan, anak didik memperoleh pengurangan masa pidana, dan
mendapat hak kunjungan keluarga. Hak anak yang belum terpenuhi, yaitu:
kurangnya sarana dan prasarana pendidikan, kurangnya tenaga pendidik yang
berkompeten, kurangnya motivasi belajar anak didik, dalam hal kesehatan tidak
adanya dokter umum hanya terdapat 4 orang perawat dan kurangnya fasilitas
kesehatan di klinik, kendala dalam pemberian hak pengurangan masa pidana
melalui pembebasan bersyarat kurangnya peran orang tua anak didik dalam
mengurus berkas tersebut.
Kata Kunci : Hak anak, Lembaga Pembinaan Khusus Anak
Pembimbing : Dr. Hj. Azizah, MA
Daftar Pustaka : 1977 s.d 2015
vi
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang atas segala
nikmat-Nya kita dapat melaksanakan segala aktivitas seharai-hari, kepada-
Nya pula kita memohon perlindungan. Shalawat serta salam haturkan
kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, serta
para pejuang Islam di jalan Allah yang selalu istiqomah hingga akhir
zaman.
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah, akhirnya penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: “Pemenuhan Hak-hak Anak
di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas 1 Tangerang” sebagai
persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana S1, Sarjana Hukum (S.H) di
Fakultas Syariah dan Hukum. Dalam proses pembuatan skripsi ini tidak
sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami penulis, baik yang
menyangkut waktu, pengumpulan bahan-bahan (data) dan lain sebagainya.
Berkat bantuan dan motivasi berbagai pihak maka segala kesulitan
dan hambatan ini dapat diatasi dan tentunya dengan se-izin Allah SWT.
Dalam kesempatan ini pula penulis ingin mengucapkan terimakasih
kepada semua pihak terutama kepada:
1. Prof. Dr. Dede Rosada, M.A Rektor UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Bapak Dr. Phil. Asep Saepudin Jahar, M.A., Dekan Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. H. Abdul Halim, M.Ag., Ketua Jurusan Ahwal Al-
Syakhsiyyah dan Bapak Indra Rahmatullah, S.HI.,M.H. selaku
Sekprodi yang telah banyak memberikan motivasi dan
dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Dr. Hj. Azizah, M.A. selaku dosen pembimbing akademik
sekaligus dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan
dukungan, arahan, saran dan juga bimbingan serta motivasi
vii
kepada penulis selama masa perkuliahan sampai penyelesaian
skripsi ini.
5. Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mendidik, memberikan
pengetahuan intelektual serta memberikan bantuannya kepada
penulis.
6. Seluruh staff perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dan perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum atas pelayanan
yang sangat membantu dalam penulisan skripsi ini.
7. Kedua orang tua saya tercinta, Ayahanda Lahur Sari dan
Ibunda Sadiah serta kakak-kakak saya tercinta Azudia
Gunawan dan Windi Antika yang selalu memberikan support
untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
8. Sahabat saya Akbarudin Noor, SH, Ahmad Ali Royyan, SH,
Irham Mubarok, Suryadi, Yuliansyah Dwi Kismanto, Fitriah,
Muhammad Sulaiman, SH, Husnul Alfia, SH, Miqdad, Ulfah
Abdullah, SH, Habibi Assyaf, SH, Reza, Alif, Izhar, Lutfi,
Luthfan, SH, dan teman-teman Hukum Keluarga kelas A dan B
angkatan 2012 yang tidak bisa disebutkan namanya satu-
persatu tapi tidak mengurangi rasa hormat saya kepada kalian.
9. Teman-teman KKN BERAKSI 2015 di Desa Bendungan
Jonggol serta masyarakat desa sana dan KOMBEN desa
Bendungan.
Oleh karenanya, penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh
komponen yang telah berjasa dan memberikan kontribusinya, semoga Allah SWT
membalas kebaikan kalian semua, Aamiin.
Ciputat, 16 Mei 2018
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBINNG ................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ............................................................. iii
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................ iv
ABSTRAK ........................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B Identifikasi Masalah ............................................................... .... 7
C Batasan dan Rumusan Masalah ................................................... 7
D Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................... 8
E Study Rivew Terdahulu .............................................................. 8
F Metode Penelitian ....................................................................... 9
G Sistematika Penulisan ................................................................. 12
BAB II HAK-HAK ANAK DALAM PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN DAN ISLAM
A Pengertian Anak ......................................................................... 14
B Hak dan Kedudukan Anak dalam Islam ..................................... 18
C Hak Anak dalam Undang-Undang .............................................. 32
D Anak yang Berhadapan Dengan Hukum ..................................... 38
E Lembaga Pemasyarakatan Anak ................................................. 40
BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA PEMBINAAN KHUSUS
ANAK KELAS 1 TANGERANG A Deskripsi LPKA .......................................................................... 43
B Keadaan Bangunan...................................................................... 43
C Tugas dan Fungsi ........................................................................ 44
D Struktur Organisasi ..................................................................... 46
E Visi, Misi, Moto, Komitmen Pelayanan ..................................... 47
F Jumlah Anak Didik di LPKA ...................................................... 48
G Jumlah Petugas di LPKA ............................................................ 49
H Sarana dan Prasarana di LPKA ................................................... 50
BAB IV PEMBINAAN ANAK PADA LEMBAGA PEMBINAAN
KHUSUS ANAK
A Hak Anak Didik Pemasyarakatan di LPKA ................................ 53
1. Mendapatkan Pendidikan ...................................................... 53
2. Mendapatkan Pelayanan Kesehatan dan Asupan
Makanan yang layak ............................................................. 55
3. Mendapatkan Fasilitas Keagamaan dan Melakukan
Ibadah sesuai dengan Agama dan Kepercayaannya ............. 59
ix
4. Pembinaan Keterampilan Kerja ............................................ 61
5. Mendapatkan bahan bacaan dan Mengikuti siaran
media massa lainnya yang tidak di larang............................ 62
6. Pengurangan Masa Pidana .................................................... 63
7. Mendapat Kunjungan Keluarga dan Penasehat Hukum........ 66
B Kendala Yang Dihadapi Petugas dalam Pemenuhan
Hak Anak Didik Pemasyarakatan ............................................... 67
BAB V PENUTUP A Kesimpulan ................................................................................. 70
B Saran ............................................................................................ 71
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 73
LAMPIRAN .........................................................................................................
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Islam adalah agama Allah yang benar dan lurus. Ia memuat segala kebaikan
dan merupakan penyebab segala kesempurnaan. Islam menawarkan kehidupan
dunia yang khazanah dan thayyibah bagi penganutnya yang setia dan berpegang
teguh pada ajarannya. Kecuali itu, islam juga menjanjikan dunia akhirat yang
lebih sempurna dan abadi. Tidak ada yang mesti dikagumi, karena islam adalah
agama yang diturunkan Allah, Dzat yang maha tahu atas segala sesuatu. Islam
menganjurkan perkawinan, islam tidak mengajarkan hidup membujang yang
banyak diyakini para rahib.1
Perkawinan telah terjadi sejak manusia pertama diciptakan oleh Allah SWT,
sebagaimana yang telah terjadi pada nabi Adam As, sebagai manusia pertama
yang telah dikawinkan oleh Allah SWT dengan Siti Hawa. Proses kejadian itu
adalah merupakan permulaan dan pertama kali dalam sejarah kehidupan manusia
di bumi ini. Perkawinan atau pernikahan dalam literatur fikih berbahasa arab
disebut dengan dua kata yaitu nikah dan zawaj.2 Menurut pasal 1 Undang-
Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan, yang dimaksud perkawinan
adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami
istri dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan
ketuhanan Yang Maha Esa.3
Selain itu juga dijelaskan dalam pasal 2 Kompilasi Hukum Islam :”
perkawinan menurut hukum islam adalah akad yang sangat kuat atau mitsaqon
1 Abduttawab Haikal, Rahasia Perkawinan Rasulullah SAW Poligami Dalam Islam vs
Monogami Barat, (Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1993), cet. Pertama, h. 1 2 Tamar Djaja, Tuntutan Perkawinan dan Rumah Tangga Islam 2 (Bandung: al-Ma‟ruf,
1982), h. 3 3 Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
2
gholidhon untuk menaati perintah Allah dan melaksanakannya adalah merupakan
ibadah. 4
Alquran menyatakan bahwa pernikahan merupakan salah satu sunnatullah
yang bersifat umum dan berlaku bagi semua makhluk termasuk di dalamnya
hewan dan tumbuh-tumbuhan serta keberadaan malam berganti siang. Hal
tersebut dijelaskan di dalam Q.s Adz Zariyaat (51): 49:
Artinya: “Dan segala sesuatu kami jadikan berpasang-pasangan, agar kalian mau
berfikir”.
Dan di dalam Q.s Yaasin (36): 36:
Artinya: “Maha suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan
semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka
maupun dari apa yang tidak mereka ketahui”.
Pada kedua ayat diatas disebutkan “segala sesuatu berpasang-pasangan”, yang
berarti meliputi semua makhluk ciptaan Allah. Bentuk pasang-pasangan
merupakan realisasi keseimbangan kehidupan dunia yang mengikuti
sunnatullah.5
Menurut sebagian ulama Hanafi ah, nikah adalah akad yang memberikan
faedah (mengakibatkan) kepemilikan untuk bersenang-senang secara sadar
(sengaja) bagi seorang pria dan seorang wanita, terutama guna mendapatkan
kenikmatan biologis. Sedangkan menurut sebagian mazhab Maliki, nikah adalah
sebuah ungkapan (sebutan) atau titel bagi suatu akad yang dilaksanakan dan
4 Pasal 2 Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991 Tentang Kompilasi Hukum Islam 5 Ahmad Sudirman Abbas, Pengantar Pernikahan (Analisa Perbandingan Antar Madzhab),
(Jakarta: PT. Prima Heza Lestari, 2006), cet. Pertama, h. 2
3
dimaksudkan untuk meraih kenikmatan seksual semata-mata. Oleh Mazhab
Syafi‟iah, nikah dirumuskan dengan akad yang menjamin kepemilikan untuk
bersetubuh dengan menggunakan redaksi lafal nikah atau tazwij atau turunan
makna dari keduanya. Sedangkan ulama Hanabilah mendefinisikan nikah dengan
akad yang dilakukan dengan menggunakan kata inkah atau tazwij guna
mendapatkan kesenangan bersenang-senang.6
Suatu pernikahan pastilah memiliki sebuah tujuan, adapun tujuan-tujuan dari
pernikahan adalah memiliki keturunan atau anak. Secara umum dikatakan anak
adalah seorang yang dilahirkan dari perkawinan antar seorang perempuan dengan
seorang laki-laki. Anak adalah harapan bagi orang tua, bangsa, dan negara karena
merekalah yang nantinya menjadi penerus bangsa. Besarnya harapan kita
terhadap anak maka pantaslah jika hak hidup yang dimiliki oleh seorang anak
untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan kodratnya harus kita jamin.7
Pengertian anak menurut Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Perubahan
atas Undang-Undang Perlindungan anak 23 Tahun 2002 pasal 1 yang dimaksud
anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun (delapan belas), termasuk
anak yang masih di dalam kandungan. Di Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979
tentang kesejahteraan anak, di dalam pasal 1 ayat 2 yang dimaksud anak adalah
seseorang yang belum mencapai umur 21 tahun dan belum pernah kawin.
Sebagai generasi penerus bangsa , selayaknya anak mendapatkan hak-hak dan
kebutuhannya secara memadai. Sebaliknya mereka bukanlah objek sasaran
tindakan ke sewenang-wenangan dan mendapatkan perlakuan yang tidak baik
dari siapa pun dan pihak manapun. Dalam permasalahan anak sangat menuntut
banyak pihak. Bukan hanya menjadi tanggung jawab orang tua saja, melainkan
menjadi tanggung jawab negara, pemerintah dan masyarakat.
6 Muhammad Amin Suma, Hukum Keluarga Islam Di Dunia Islam, (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2005), h. 45 7 Arief Gosita, Masalah Perlindungan Anak, (Jakarta: Akademika Pressindo, 1989), cet.
Kedua, h. 123
4
Hak anak dalam Islam yaitu dimulai sejak anak dalam kandungan hingga
mencapai kedewasaan secara fisik maupun psikis. Hak-hak tersebut antara lain :
a. Hak mendapatkan penjagaan dan pemeliharaan dalam kandungan maupun
setelah lahir
b. Hak mengetahui nasab ( keturunan )
c. Hak mendapatkan asi dari ibu atau penggantinya
d. Hak mendapatkan asuhan
e. Hak mendapatkan harta warisan
f. Hak mendapatkan pendidikan
g. Hak mendapatkan perlindungan hukum
Dalam syariat Islam, hak utama anak ketika masih dalam bentuk janin
adalah mendapat hak perlindungan dan penjagaan. Hal ini bertujuan untuk agar
bayi yang akan lahir kelak terhindar dari jamahan orang-orang kafir dan orang-
orang yang tidak pernah bersyukur kepada Allah SWT.8 Di perundang-undangan
negara kita, hak anak juga di atur di dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun
2014 Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang
Perlindungan anak pasal 4 yaitu setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh,
berkembang, dan dapat berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan
martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi. Hak-hak lain yang diatur dalam undang-undang tersebut yaitu anak
mendapatkan hak identitas kewarganegaraan, hak mendapat pendidikan, hak
didengar pendapatnya, hak mendapatkan pelayanan kesehatan, hak untuk
beribadah sesuai agamanya, dll9.
Seiring berjalannya waktu, anak juga bisa melakukan kesalahan tindak
pidana. Perbuatan pidana yang dilakukan oleh anak antara lain seperti : tindak
8 Mufidah, Haruskah Perempuan dan Anak di Korbankan? Panduan Pemula Untuk
Pendampingan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak, (Malang: PSG Publishing dan
Pilar Media, 2006), h. 63 9 Undang-Undang Perlindungan Anak Nomor 35 Tahun 2014 Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2003
5
pidana pencurian, penganiayaan, pembunuhan dan narkotika. Di peraturan
undang-undang tindakan pidana yang dilakukan oleh anak di atur dalam
Undang-Undang Nomor 11 tahun 2012 tentang sistem peradilan pidana anak
dinyatakan dalam pasal 1 ayat 1 yang dimaksud sistem peradilan pidana anak
adalah keseluruhan proses penyelesaian perkara anak yang berhadapan dengan
hukum, mulai tahap penyelidikan sampai tahap pembimbingan setelah menjalani
pidana.
Selanjutnya dijelaskan di ayat 3 bahwa anak yang berkonflik dengan hukum
yang selanjutnya disebut anak adalah anak yang telah berumur 12 tahun, tetapi
belum berumur 18 tahun yang diduga melakukan tindak pidana. Di dalam pasal
2 sistem peradilan pidana anak dilakukan dengan asas:
a. Perlindungan
b. Keadilan
c. Non diskriminasi
d. Kepentingan terbaik bagi anak
e. Penghargaan terhadap pendapat anak
f. Kelangsungan hidup dan tumbuh kembang anak
g. Pembinaan dan pembimbingan anak
h. Proporsional
i. Perampasan kemerdekaan dan pemidanaan sebagai upaya terakhir dan
j. Penghindaran pembalasan
Dijelaskan di pasal 3 setiap anak dalam proses peradilan pidana berhak:
a. Diperlakukan secara manusiawi dengan memperhatikan sesuai dengan
kebutuhan umurnya
b. Dipisahkan dari orang dewasa
c. Memperoleh bantuan hukum dan bantuan lain secara efektif
d. Melakukan kegiatan secara rekresional
e. Bebas dari penyiksaan, penghukuman atau perlakuan lain yang kejam
f. Tidak dijatuhi pidana mati atau seumur hidup
6
g. Tidak ditangkap, ditahan. Atau dipenjara kecuali sebagai upaya terakhir
h. Memperoleh keadilan di muka pengadilan anak yang objektif, tidak memihak
dan tertutup untuk umum
i. Tidak dipublikasikan identitasnya
j. Mendapatkan pendampingan orang tua / wali
k. Memperoleh advokasi sosial
l. Memperoleh kehidupan pribadi
m. Memperoleh aksesibilitas terutama bagi anak cacat
n. Memperoleh pendidikan
o. Memperoleh pelayanan kesehatan
p. Memperoleh hak lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.10
Dalam hal pembinaan anak narapidana menurut peraturan perundang-
undangan di Indonesia sudah ditempatkan di lembaga pemasyarakatan (lapas)
khusus anak. Lembaga pemasyarakatan (lapas) anak telah berubah menjadi
Lembaga pembinaan Khusus Anak (LPKA) adalah tempat pelaksanaan pidana
penjara bagi anak hingga usia anak mencapai 18 (delapan belas) tahun. LPKA
diwajibkan untuk menyelenggarakan pendidikan, pelatihan keterampilan,
pembinaan dan pemenuhan hak lain sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.11
Salah satu Lembaga Pembinaan Khusus Anak yang berada di Provinsi
Banten adalah Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas 1 Tangerang yang
dulunya bernama lapas anak pria Tangerang, dibangun pada jaman Hindia
Belanda pada tahun 1925 secara administratif berada di jalan Daan Mogot No.
29 C, Kota Tangerang.
10 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak 11 Lilik Mulyadi, Wajah Sistem Peradilan Pidana Anak Indonesia, (Bandung: P.T. Alumni,
2014), cet. Kesatu, h. 230
7
Di Lembaga Pembinaan Khusus Anak sistem pembinaannya mengacu
pada pola penyelenggaraan pendidikan, pelatihan keterampilan, dan pemenuhan
hak lainnya. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan kajian mendalam
tentang hak-hak yang di dapat oleh narapidana anak. Dan di dalam penelitian ini
penulis akan mengangkat judul PEMENUHAN HAK-HAK ANAK DI
LEMBAGA PEMBINAAN KHUSUS ANAK KELAS 1 TANGERANG.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah terdahulu dapat diidentifikasi beberapa
permasalahan berikut, yaitu:
1. Faktor apa yang mempengaruhi anak bisa berbuat tindak pidana.
2. Bagaimana pola pembinaan anak di lembaga pembinaan khusus anak kelas 1
Tangerang.
3. Bagaimana pemenuhan hak-hak anak di lembaga pembinaan khusus anak
kelas 1 Tangerang.
4. Apa kewajiban anak didik di lembaga pembinaan khusus anak kelas 1
Tangerang.
5. Kasus pidana apa saja yang di lakukan oleh anak.
6. Kendala-kendala apa saja yang di hadapi oleh petugas dalam pemenuhan hak
anak didik di lembaga pembinaan khusus anak kelas 1 Tangerang.
C. Batasan dan Rumusan Masalah
Agar dalam membahas skripsi ini lebih spesifik dan tidak melenceng dari
koridor pembahasan, maka penulis memberikan batasan sesuai dengan judul
yang diangkat pada penelitian ini yaitu menjelaskan tentang pemenuhan hak-hak
anak di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas 1 Tangerang.
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah tersebut, maka rumusan
masalah yang diangkat oleh penulis pada skripsi ini adalah sebagai berikut :
1. Apa hak yang didapat anak didik pemasyarakatan di dalam Lembaga
Pembinaan Khusus Anak Kelas 1 Tangerang ?
8
2. Apa saja kendala-kendala yang dihadapi oleh petugas Lembaga Pembinaan
Khusus Anak Kelas 1 Tangerang dalam pemenuhan hak anak didik
pemasyarakatan ?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja hak-
hak yang didapat oleh narapidana anak di dalam Lembaga Pembinaan Khusus
Anak Kelas 1 Tangerang, untuk mengetahui apa saja yang menjadi kendala yang
dihadapi petugas Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas 1 Tangerang.
Manfaat penelitian dari penelitian ini adalah:
a. Sebagai wujud kontribusi positif penulis terhadap perkembangan hukum
khususnya tentang hak anak di dalam lembaga pemasyarakatan.
b. Penelitian ini diharapkan menjadi pelengkap penelitian-penelitian
sebelumnya.
c. Memberikan sumbangan kepada mahasiswa atau siapa saja yang konsen
dengan permasalahan ini.
d. Memberikan satu karya ilmiah yang bermanfaat bagi civitas akademika
Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta secara khusus, dan bagi masyarakat secara umum.
E. Review Studi Terdahulu
No Nama Penulis/ Judul/ Tahun Substansi Perbedaan
1. Andi Saputro / sistem pembinaan
anak didik pemasyarakatan di
rumah tahanan negara kelas IIB
Wonosari setelah berlakunya
Undang-undang nomor 11 tahun
2012 tentang sistem peradilan
pidana anak / Fakultas Syariah
dan Hukum UIN Jogja, 2015.
Memaparkan dan
menggambarkan
tentang sistem
pembinaan yang
dilakukan oleh
rumah tahanan
negara kelas IIB
Wonosari.
Penelitian penulis
untuk mengetahui
hak yang diperoleh
narapidana anak di
lembaga
pembinaan khusus
anak kelas 1
Tangerang.
9
2. Wawan Solihin / perlindungan
hak kesehatan narapidana dalam
pandangan hukum positif dan
hukum pidana islam di lembaga
pemasyarakatan kelas II A
pemuda Tangerang ( analisis
yuridis UU NO. 12 Tahun 1995 /
Fakultas Syariah dan Hukum,
UIN Jakarta 2015.
memaparkan hak
narapidana dalam
hal hak
mendapatkan
kesehatan dalam
pandangan hukum
positif dan hukum
pidana islam
Untuk mengetahui
hak yang di dapat
anak di lembaga
pembinaan khusus
anak kelas 1
Tangerang
3. Putri Pustika Sari / Efektivitas
Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat Di Lembaga
Pemasyarakatan Kelas II A Anak
Pria Tangerang / Fakultas Ilmu
Sosial Ilmu Politik, Univ. Sultan
Ageng Tirtayasa Serang 2014
Memaparkan
tentang efektivitas
pkbm di LP Anak
apakah sudah
berjalan dengan
efektif atau belum
Perbedaan dengan
skripsi penulis
adalah penulis
melakukan
penelitian untuk
melihat apakah hak
anak di dalam
LPKA Kelas 1
Tangerang sudah
terpenuhi dengan
baik atau tidak
F. Metode Penelitian
Metode adalah cara atau jalan, sehubungan dengan upaya ilmiah maka
metode menyangkut masalah cara kerja yaitu cara kerja untuk dapat memahami
obyek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Metode penelitian
mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan dalam suatu
kegiatan penelitian.
10
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yaitu
penelitian yang mengacu pada norma hukum yang terdapat dalam peraturan
perundang-undangan dan putusan pengadilan serta norma-norma yang hidup
dan berkembang dalam masyarakat.12
Penelitian ini dikategorikan sebagai
penelitian lapangan (field research) yang sumber datanya terutama diambil
dari obyek penelitian (masyarakat atau komunitas sosial) secara langsung di
daerah penelitian.13
Dalam hal ini, Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas 1
Tangerang.
2. Pendekatan
Penelitian skripsi ini menggunakan pendekatan deskriptif analisis
yaitu suatu penelitian yang meliputi proses pengumpulan data, penyusunan
dan menjelaskan mengenai data-data yang terkumpul, sehingga metode ini
sering disebut metode analitik.14
Penelitian ini juga menggunakan pendekatan
yuridis empiris yaitu penelitian terhadap masalah dengan melihat dan
memperhatikan Undang-undang yang berlaku dihubungkan dengan fakta-
fakta yang ada dari permasalahan yang ditemui dalam penelitian.
3. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber
bahan hukum primer dan sekunder :
a. Sumber data primer diambil melalui:
1. Hasil pengamatan lapangan, gambaran umum tentang pemenuhan hak
anak di lembaga pembinaan khusus anak kelas 1 Tangerang.
2. Hasil wawancara dengan petugas lembaga pembinaan khusus anak
kelas 1 Tangerang dan anak didik yang berada di lembaga pembinaan
khusus anak kelas 1 Tangerang.
12 Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2010), h. 105 13
Yayan Sopyan, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Buku Ajar, 2009), h. 28 14 Winjarto Sukharmad, Pengantar Penelitian-Penelitian: Metode Teknis, (Bandung: Tarsito,
1994), h. 20
11
3. Studi dokumen-dokumen yang berkaitan dengan lembaga pembinaan
khusus anak kelas 1 Tangerang.
b. Sumber data sekunder:
1. Al-Quran.
2. Buku-buku yang berkaitan dengan hukum pidana dan hak-hak anak.
3. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.
4. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan
Pidana Anak.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara mengumpulkan data yang
dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Adapun dalam
penelitian ini, penulis menggunakan teknik sebagai berikut:
a. Teknik Observasi, yaitu dengan cara mengadakan pengamatan dan
pencatatan secara terperinci serta sistematis tentang hak anak di lembaga
pembinaan khusus anak kelas 1 Tangerang.
b. Teknik interview (wawancara). Metode wawancara dirasakan sebagai
metode yang efektif dalam pengumpulan data premier di lapangan.15
Dalam penelitian ini yang di wawancarai adalah staff lembaga pembinaan
khusus anak kelas 1 Tangerang. Tetapi tidak semua staf yang di
wawancarai hanya perwakilan saja yaitu staf Bimkemas, staf bagian
kesehatan, dan staf kepala sekolah di masing-masing tingkatan pendidikan
di lembaga pembinaan khusus anak kelas 1 Tangerang, diantaranya: SD,
SMP, SMK dan PKBM. Dan penulis juga melakukan wawancara terhadap
anak didik pemasyarakatan yang ada di lembaga pembinaan khusus anak
kelas 1 Tangerang. Tetapi tidak semua anak di wawancara, penulis
mengambil sampel 5 orang anak untuk di wawancara sebagai perwakilan
dari keseluruhan anak yang ada di lembaga pembinaan khusus anak kelas
15 Bambang Waluyo, Penelitian Hukum dalam Praktek, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), h.57
12
1 Tangerang. Dengan kategori perwakilan anak di pendidikan, di sini
penulis melakukan wawancara dengan anak yang melanjutkan pendidikan
yang berbeda tingkatan yaitu: SD, SMP, SMK dan PKBM. Dan penulis
juga melakukan wawancara dengan latar belakang kasus anak yang
berbeda, yaitu: pembunuhan, narkotika, pencurian, pencabulan dan
pengeroyokan.
c. Studi dokumentasi yaitu meliputi bahan hukum yang terdiri dari bahan
hukum primer dan hukum sekunder.16
Juga data yang diperoleh dari
referensi atau literatur yang berkaitan dengan tema penelitian ini.
d. Studi pustaka yaitu pengindentifikasian secara sistematis dan melakukan
analisis terhadap dokumen-dokumen yang memuat informasi yang
berkaitan dengan tema, objek dan masalah penelitian yang meliputi
laporan penelitian yang telah diterbitkan, dan kepustakaan konseptual
meliputi artikel atau buku-buku yang ditulis oleh para ahli yang
memberikan pendapat, pengalaman, teori-teori atau ide-ide tentang apa
yang baik dan buruk, hal-hal yang diinginkan dan tidak dalam bidang
masalah.17
5. Teknik Penulisan
Teknik penulisan dan penyusunan skripsi berpedoman pada buku
Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2017
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini
adalah Bab per Bab, dimana antara bab yang satu dengan bab yang lain saling
memiliki keterkaitan. Sistematika penulisan yang dimaksudkan adalah sebagai
berikut :
16 Amirudin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2004), h.82 17 Fahmi Muhammad Ahmadi dan Jaenal Aripin, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h.17-18
13
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini merupakan bab tentang pendahuluan yang merupakan
suatu pengantar umum pada penulisan skripsi ini, berikut yang meliputi : latar
belakang masalah, identifikasi masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan
dan manfaat penelitian, review studi terdahulu, metode penelitian dan sistematika
penulisan.
BAB II : HAK-HAK ANAK DALAM PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN DAN ISLAM
Dalam bab ini merupakan bab tentang tinjauan umum hak anak meliputi :
pengertian anak, hak anak dalam undang-undang, hak anak dalam islam, anak
yang berhadapan dengan hukum dan lembaga pemasyarakatan anak.
BAB III : GAMBARAN UMUM LEMBAGA PEMBINAAN KHUSUS
ANAK KELAS 1 TANGERANG
Dalam bab ini merupakan gambaran umum lembaga pembinaan khusus
anak kelas 1 Tangerang tentang letak geografis dan keadaan fisik, visi misi, dasar
pembinaan anak didik lembaga pembinaan khusus anak kelas 1 Tangerang, umur
warga binaan, struktur pegawai, dan proses pembinaan anak didik di lembaga
pembinaan khusus anak kelas 1 Tangerang.
BAB IV : PEMBINAAN ANAK PADA LEMBAGA PEMBINAAN
KHUSUS ANAK KELAS 1 TANGERANG
Dalam bab ini adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, dan
mengetahui apa saja hak-hak anak di lembaga pembinaan khusus anak kelas 1
Tangerang dan kendala apa saja yang di hadapi petugas dalam pemenuhan hak
anak di lembaga pembinaan khusus anak kelas 1 Tangerang.
BAB V : PENUTUP
Dalam bab ini disampaikan beberapa kesimpulan guna menjawab
beberapa pertanyaan mendasar dari permasalahan yang ada di skripsi ini. Penulis
juga akan menyampaikan saran-saran yang diperlukan sebagai catatan atas
permasalahan dalam skripsi ini.
14
BAB II
HAK-HAK ANAK DALAM
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DAN ISLAM
A. Pengertian Anak
Saat ini berbicara tentang anak seperti tidak ada habisnya, karena di
balik itu semua terdapat fakta-fakta menarik tentang permasalahan anak.
Secara umum dikatakan anak adalah seorang yang dilahirkan dari perkawinan
antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan dengan tidak menyangkut
bahwa seseorang yang dilahirkan oleh wanita meskipun tidak pernah
melakukan pernikahan tetap dikatakan anak.
Lebih lanjut dikatakan bahwa anak adalah tunas, potensi, dan generasi
penerus cita-cita perjuangan bangsa, memiliki peran strategis dan mempunyai
ciri dan sifat khusus yang menjamin kelangsungan eksistensi bangsa dan
negara pada masa depan. Oleh karena itu, agar setiap anak kelak mampu
memikul tanggung jawab tersebut, maka ia perlu mendapat kesempatan yang
seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, baik fisik,
mental maupun sosial, dan berakhlak mulia, perlu dilakukan upaya
perlindungan serta untuk mewujudkan kesejahteraan anak dengan
memberikan jaminan terhadap pemenuhan hak-haknya serta adanya perlakuan
tanpa diskriminasi.18
Dari penjelasan tersebut, dapat diketahui bahwa pembuat Undang-
Undang (DPR dan Pemerintah) memiliki politik hukum yang responsif
terhadap perlindungan anak. Anak ditempatkan pada posisi yang mulia
sebagai amanah Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki peran strategis dalam
18 Abu Huraerah, Child Abuse (kekerasan terhadap anak), (Bandung: Nuansa, 1997), cet.
Kedua, h. 11.
15
menjamin kelangsungan eksistensi negara ini. Melalui Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2002 tersebut, jaminan hak anak dilindungi, bahkan
dibentuk Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yang memiliki
tanggung jawab untuk meningkatkan efektifitas perlindungan anak.19
Anak adalah suatu aset bangsa, masa depan bangsa dan negara di masa
yang akan datang berada di tangan anak. Semakin baik kepribadian seorang
anak, maka akan semakin baik pula masa depan suatu bangsa. Begitu juga
sebaliknya, semakin bobrok kepribadian seorang anak, maka akan buruk masa
depan bangsa yang akan datang.
Menurut HurLock (1980) manusia berkembang melalui beberapa
tahapan yang berlangsung secara berurutan, terus menerus dan dalam waktu
tertentu dalam perkembangannya yang tertentu dan berlaku umum20
:
a. Masa pra lahir : dimulai saat terjadinya konsepsi lahir
b. Masa jabang bayi : satu hari-dua minggu
c. Masa bayi : dua minggu-satu tahun
d. Masa anak : -masa anak-anak awal : 1 tahun-6 tahun
-anak-anak lahir : 6 tahun-12 tahun/13 tahun
e. Masa remaja : 12/13 tahun-21 tahun
f. Masa dewasa : 21 tahun-40 tahun
g. Masa tengah baya : 40 tahun-60 tahun
h. Masa tua : 60 tahun-meninggal
Pada tanggal 20 November 1989, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-
Bangsa (PBB) telah menyetujui Konvensi Hak-hak Anak. Konsiderans
Konvensi itu membuat pokok-pokok pikiran, pengakuan atas martabat yang
melekat dan hak-hak yang sama dan tidak dapat dicabut yang dimiliki seluruh
19 M. Nasir Djamil, Anak Bukan Untuk Dihukum, (Jakarta : Sinar Grafika, 2013), h. 8-9 20
Aminah Azis, Aspek Hukum Perlindungan Anak, (Medan : USU Press, 1998), h. 5-6
16
anggota keluarga manusia. Ini menjadi landasan dari kemerdekaan, keadilan
dan perdamaian di seluruh dunia.
Negara-negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah
menegaskan keyakinan mereka pada hak-hak asasi manusia, dan bertekad
meningkatkan kemajuan sosial dan taraf kehidupan dalam kemerdekaan yang
lebih luas. Keyakinan ini juga dituangkan dalam deklarasi sedunia tentang
Hak-hak Asasi Manusia dan dalam Perjanjian-perjanjian Internasional. Hak-
hak asasi, menyatakan dan menyetujui bahwa setiap orang berhak atas seluruh
hak dan kemerdekaan yang dinyatakan di dalamnya, tanpa perbedaan dalam
bentuk apapun, seperti perbedaan ras, warna kulit, pandangan politik, dan
pandangan lain, asal-usul bangsa dan sosial, harta kekayaan, kelahiran atau
status lain.
Deklarasi PBB mengakui, bahwa di semua negara di dunia ada anak-
anak yang hidup dalam keadaan sulit dan membutuhkan perhatian khusus.
Untuk perlindungan anak yang serasi, perlu memperhatikan nilai-nilai tradisi
dan budaya dari setiap bangsa. Oleh karena itu penting dilakukan kerja sama
internasional untuk meningkatkan kondisi kehidupan anak di setiap negara,
khususnya negara-negara berkembang.21
Di Indonesia terdapat beberapa pengertian anak menurut peraturan
perundang-undangan yaitu sebagai berikut :
1. Anak menurut Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 perubahan atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak
Pengertian anak berdasarkan pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor
35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak adalah seseorang yang belum
berusia 18 (delapan belas tahun), termasuk anak yang masih dalam
kandungan.
2. Anak menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
21 Darwan Prinst, Hukum Anak Indonesia, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2003), h. 103-
104
17
Dijelaskan dalam pasal 330 Kitab Undang-undang Hukum Perdata,
mengatakan orang belum dewasa adalah mereka yang belum mencapai
umur 21 tahun dan tidak lebih dahulu telah kawin. Jadi anak adalah setiap
orang yang belum berusia 21 tahun dan belum menikah.
3. Anak menurut Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
Anak dalam pasal 45 KUHPidana adalah anak yang umurnya belum
mencapai 16 (enam belas) tahun.
4. Menurut Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan
Anak.
Yang disebut anak dalam pasal 1 ayat 2 adalah seseorang yang belum
mencapai umur 21 (dua puluh satu) tahun dan belum pernah menikah.
5. Menurut Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem
Peradilan Pidana Anak
Menurut pasal 1 ayat 3 anak adalah yang telah berumur 12 (dua belas)
tahun, tetapi belum berumur 18 (delapan belas) tahun yang diduga
melakukan tindakan pidana.
6. Menurut Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi
Manusia
Pada pasal 1 ayat 5 anak adalah setiap manusia yang berusia dibawah
18 (delapan belas) tahun dan belum menikah, termasuk anak yang masih
dalam kandungan apabila hal tersebut demi kepentingannya.
Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak
yang masih dalam kandungan. Hakikat kedudukan anak adalah tidak saja
sebagai rahmat, tetapi juga sebagai amanah dari Allah SWT.
Dikatakan rahmat karena anak adalah pemberian Allah SWT yang
tidak semua orang tua mendapatkannya. Allah menganugerahi anak hanya
bagi keluarga yang dikehendakinya. Sebagai amanah berarti ada kewajiban
18
semua pihak untuk memberikan perlindungan pada anak, khususnya
pemerintah pada level komunal dan orang tua pada level individual.22
B. Hak dan Kedudukan Anak Dalam Islam
Sebagai seorang muslim tentu saja kita harus memahami dan
mengetahui mengenai hak dan kedudukan anak di dalam hukum islam,
apalagi kita sendiri berperan sebagai anak, namun tidak hanya itu saja
melainkan anak juga harus bisa mengetahui hak maupun kedudukan atas
dirinya dari kedua orang tuanya dan anak juga diharuskan untuk bisa berbakti,
mentaati dan berbuat baik terhadap kedua orang tuanya.
Di samping itu juga sebagai orang tua harus bisa memberikan contoh
yang baik terhadap anak di dalam keluarga tanpa harus memberikan didikan
yang keras terhadap anak, karena anak sangat bergantung penghargaan
keluarga di kemudian hari karena ialah ujung cita-cita dalam keluarga.
Seorang anak berhak untuk mendapatkan perlindungan dan kasih
sayang dari kedua orang tuanya, karena dari situlah anak akan bisa
menunjukkan karakter dirinya sebagai anak dan merasakan kenyamanan dari
rasa cinta kedua orang tuanya terhadap dirinya sendiri. Oleh sebab itu, nabi
Muhammad SAW sangat sayang kepada anak-anak sampai punggungnya di
perkuda-kuda oleh anak-anak di saat dirinya sedang sujud di waktu shalat,
sampai anak-anak di pangkunya ketika sedang mengerjakan ibadah dan
apabila dia hendak sujud di letakannya anak itu di sampingnya dan bila
hendak tegak di punggungnya kembali.23
Pengertian anak dalam hukum islam dan hukum keperdataan yang di
hubungkan dengan keluarga. Anak dalam hubungannya dengan keluarga,
seperti anak kandung, anak laki-laki dan anak perempuan, anak sah dan anak
tidak sah, anak sulung dan anak bungsu, anak tiri dan anak angkat, anak piara,
22 Ibnu Anshori, Perlindungan Anak Dalam Islam, (Jakarta: Komisi Perlindungan Anak
Indonesia, 2006), h. 9 23 Hamka, Lembaga Hidup, (Jakarta : PT Pustaka Panjimas, 1983), h. 223
19
anak pungut, anak kemenakan, anak haram dan sebagainya. Adapun
sebenarnya pengertian anak dalam islam disosialisasikan sebagai makhluk
ciptaan Allah SWT yang arif dan berkedudukan mulia yang keberadaannya
melalui proses penciptaan yang berdimensi pada kewenangan kehendak Allah
SWT.
Penjelasan status anak dalam agama islam ditegaskan dalam Qs. Al-
Isra (17): 70:
Artinya : “Dan Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami
angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rizki dari yang
baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas
kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan”.
Dengan begitu bahwa al-Qur‟an atau akidah islam meletakkan
kedudukan anak sebagai suatu makhluk yang mulia, diberikan rezeki yang
baik-baik dan memiliki nilai plus, semua diperoleh melalui kehendak sang
pencipta Allah SWT.
Dalam hukum islam terdapat bermacam-macam kedudukan/status
anak, sesuai dengan sumber dan asal-usul anak itu sendiri, sumber asal itulah
yang akan menentukan kedudukan status seorang anak. Adapun
kedudukan/status anak dalam hukum islam adalah anak kandung, anak
angkat, anak susu, anak pungut, anak tiri dan anak diluar nikah. Masing-
masing anak tersebut diatas, mendapat perhatian khusus dalam syariat islam
yang menentukan kedudukan/statusnya, baik dalam keturunan dan kewarisan,
maupun perwalian. Berikut macam-macam dari kedudukan anak dalam islam
adalah sebagai berikut :
20
1. Anak kandung
Anak kandung dapat juga dikatakan anak yang sah, pengertiannya
adalah anak yang dilahirkan dari perkawinan yang sah antara ibu dan
bapaknya. Dalam hukum positif dinyatakan anak yang sah adalah anak
yang dilahirkan dalam atau sebagai akibat perkawinan yang sah.24
Anak kandung mempunyai kedudukan tertentu terhadap keluarga.
Orang tua berkewajiban atas nafkah hidup, pendidikan, pengawasan dalam
ibadat dan budi pekerti anak dalam kehidupan sampai ia dewasa. Setelah
anak itu dewasa, anak harus dapat berdiri sendiri. Sekiranya anak masih
sekolah lagi, maka ia dibiayai oleh ibu bapaknya sampai selesai
pelajarannya.25
2. Anak angkat
Anak angkat adalah seorang anak yang bukan keturunan dari suami-
istri, namun ia diambil, dipelihara, dan diperlakukan seperti halnya anak
keturunan sendiri.26
Di dalam Kompilasi Hukum Islam pasal 171 h yang dimaksud anak
angkat adalah anak yang dalam hal pemeliharaan untuk hidupnya sehari-
hari, biaya pendidikan dan sebagainya beralih tanggung jawabnya dari
orang tua asal kepada orang tua angkatnya berdasarkan putusan
Pengadilan.27
3. Anak tiri
Mengenai anak tiri ini dapat terjadi apabila dalam suatu perkawinan
terdapat salah satu pihak baik istri atau suami, maupun kedua belah pihak
24 Abdul Manan, Aneka Masalah Hukum Materiil dalam Praktek Peradilan Agama, (Medan :
editor Iman Jauhari, Pustaka Bangsa Press, 2003), h. 101 25 Fuad Mohd. Fachruddin, Masalah Anak Dalam Hukum Islam (Anak Kandung, Anak Tiri,
Anak Angkat, dan Anak Zina), (Jakarta : CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1991) cet. Kedua, h. 36. 26 Djoko Prakoso & I Ketut Murtika, Azas-azas Hukum Perkawinan di Indonesia, (Jakarta :
PT Bina Aksara, 1987), cet. Kesatu, h. 134. 27 Pasal 171 huruf h Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991 Tentang Kompilasi Hukum
Islam
21
masing-masing membawa anak kedalam perkawinannya. Anak itu tetap
berada pada tanggung jawab orang tuanya, apabila di dalam suatu
perkawinan tersebut pihak istri membawa anak yang dibawah umur (belum
dewasa) dan menurut keputusan pengadilan anak itu islam maka ia
mendapatkan nafkah dari bapaknya, keputusan itu tetap berlaku apabila
ibunya menikah lagi.
4. Anak piara/asuh
Anak piara yang juga disebut anak titip ialah anak yang diserahkan
orang lain untuk dipelihara sehingga orang yang tertitipi merasa
berkewajiban untuk memelihara anak itu. Dalam hal demikian hubungan
hukum antara anak dengan orang tua kandungnya tetap ada, anak tersebut
tetap sebagai ahli waris dari orang tua kandungnya, bukan dari orang tua
yang memeliharanya.28
5. Anak luar nikah
Anak luar nikah adalah anak yang lahir dari hubungan kelamin luar
nikah, dalam hukum islam anak tersebut dapat dianggap anak luar nikah
adalah :
a. Anak Zina, adalah anak yang lahir dari hasil hubungan kelamin tanpa
pernikahan, karena perbuatan yang dilakukan oleh orang yang
menyebabkan kelahiran anak tersebut.
b. Anak Mula‟anah adalah anak yang dilahirkan oleh seorang istri yang
mana keberadaan anak itu dibantah oleh suami sebagai anaknya dan
menuduh istrinya telah berbuat zina dengan pria lain dengan cara
melakukan sumpah li‟an terhadap istrinya.
c. Anak Syubhat, adalah anak yang dilahirkan dari seorang wanita yang
digauli dengan cara syubhat, yang dimaksud syubhat dalam hal ini
28 Endang Sumiarni dan Chandera Halim, Perlindungan Hukum Terhadap Anak dalam
Hukum Keluarga, (Yogyakarta : Andi Offset, 2000), h. 6.
22
menurut Jawad mughaniyah yaitu seorang laki-laki menggauli seorang
wanita yang haram atasnya karena tidak tahu dengan keharaman itu.29
6. Anak susu
Anak susu berarti seorang anak yang menetek dari seorang wanita
tertentu. Soal yang demikian ini merupakan satu kebiasaan yang
dilakukan di masa jahiliyah dahulu bahkan Rasulullah s.a.w sendiri
disusukan oleh beberapa wanita yang terkenal diantara mereka “ Sitti
Halimah el-Sa‟diyah”.
Anak susu tidak menimbulkan hak dalam warisan dan ia tidak
memasuki ruangan hak dan kewajiban anak kandung hanya ia
mempunyai kedudukan di dalam hubungan darah yang mengharamkan
beberapa jurusan perkawinan. Kedudukan anak susu lebih tinggi dari
pada kedudukan anak angkat, sebab anak angkat tidak mempunyai
hubungan darah. Ia hanya seorang yang menumpang dan membonceng di
dalam suatu keluarga. Anak susu lebih mengandung cinta dan kasih
sayang kepada keluarga ibu dan bapak susunya. Dan susu tidak akan
menjadi air.30
Dalam sistem seseorang anak mempunyai hak yang harus diakui, hak
yang harus diterima oleh anak dari orang tua, masyarakat, bangsa dan negara.
Hak-hak anak yang mutlak dalam pandangan kehidupan agama islam terdiri
dari :
a. Hak Nasab (keturunan)
Kata nasab secara etimologi berasal dari bahasa Arab, yaitu
جل apabila terdapat kalimat نسب=ينسب=نسبا ذكرنسبو berarti نسب الر
صفو memberikan ciri-ciri dan menyebutkan keturunannya. Kata nasab
29 Huzaemah Tahido Yanggoo, Kedudukan Anak di Luar Nikah Menurut Hukum Islam,
(Jakarta : makalah kowani), h.2 30 Fuad Mohd. Fachruddin, Masalah Anak Dalam Hukum Islam (Anak Kandung, Anak Tiri,
Anak Angkat, dan Anak Zina), h. 67.
23
adalah bentuk tunggal yang bentuk jamaknya bisa nisab, seperti kata سدرة
menjadi سدر dan bisa juga nasab, seperti kata غرفت menjadi
Di samping itu bentuk jamak dari nasab adalah ansab sebagaimana .غرف
firman Allah dalam Q.s Al-Mu’minun (23): 101:
Artinya: “Apabila sangkakala ditiup maka tidaklah ada lagi pertalian di
antara mereka pada hari itu, dan tidak ada pula mereka saling bertanya”. 31
Yang dimaksud dengan hak nasab adalah hak anak atas kepastian
status diri anak dan diri orang tuanya. Anak berhak memperoleh identitas
pribadi, karena identitas pribadi berpengaruh kepada status dan kedudukan
anak dimana hal tersebut bertujuan untuk menjaga kehormatan anak.
Seorang anak berhak mengetahui siapa orang tua kandungnya. Nasab
berakibat timbulnya hubungan hukum antara anak dengan ayahnya dan
menimbulkan adanya hak bagi anaknya, seperti hak waris, nafkah, wali,
dan lainnya.
Agama islam memelihara keturunan agar jangan didustakan dan
jangan dipalsukan. Islam menetapkan bahwa ketentuan keturunan itu
menjadi hak anak, anak dapat menangkis penghinaan atau musibah
telantar yang mungkin menimpa dirinya. Setiap ibu bertugas menolak hal-
hal yang menghinakan dari tuduhan-tuduhan yang tidak baik terhadap
anaknya. Demikian juga setiap ayah bertugas memelihara keturunannya
dan keturunan cucu-cucunya agar jangan sampai tersia-sia atau dihubung-
hubungkan dengan orang lain.32
31 M. Nurul Irfan, Nasab & Status Anak dalam Hukum Islam, (Jakarta : Amzah, 2015), cet.
Kedua, h. 22 32 Zakaria Ahmad Al-Barry, Ahkamul Auladi Fii al-Islam, Terj: Chadidjah Nasution, (Jakarta
: Bulan Bintang, 1977), Cet.1, h. 13.
24
b. Hak Anak untuk hidup
Hak yang paling mendasar bagi manusia adalah hak untuk hidup,
inilah sebabnya mengapa seseorang tidak boleh membunuh orang lain.
Satu pembunuhan terhadap seorang manusia sama dengan menyakiti
seluruh manusia. Oleh karena itu terlarang bagi setiap manusia dalam
keadaan bagaimanapun juga untuk mencabut nyawa seseorang. Apabila
seseorang membunuh seorang manusia, maka seolah-olah ia telah
membunuh seluruh umat manusia.
Allah SWT berfirman di dalam Al-Qur‟an :
1. QS. Al-Maidah (5): 32:
Artinya : “Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani
Israil, bahwa: Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan
karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat
kerusakan di muka bumi, Maka seakan-akan Dia telah membunuh
manusia seluruhnya. dan Barangsiapa yang memelihara kehidupan
seorang manusia, Maka seolah-olah Dia telah memelihara kehidupan
manusia semuanya. dan Sesungguhnya telah datang kepada mereka
Rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang
jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh
melampaui batas dalam berbuat kerusakan di muka bumi”.
25
2. QS. Al-Isra’ (17): 31:
Artinya : “Dan jangan kamu membunuh anak-anakmu karena takut
kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezeki kepada mereka dan
juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa
yang besar”.
Kedua ayat diatas menyiratkan makna bahwa setiap anak berhak untuk
hidup, tanpa kecuali anak hasil perkawinan tidak sah, perkawinan di
fasakh atau lainnya. Artinya agama islam sudah lebih dahulu
menjunjung tinggi hak yang paling mendasar ini sebelum Barat
merumuskan Hak Asasi Manusia (HAM).33
c. Hak anak untuk mendapat perlindungan dari ketika masih dalam
kandungan
Allah SWT berfirman dalam Q.s Al-Ahqaaf (46): 15:
Artinya: ”Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada
dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan
melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai
menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila Dia telah dewasa
dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: “Ya Tuhanku,
33 Makalah Muhammad Zaki, Perlindungan Anak Dalam Perspektif Islam, penulis adalah
tenaga pengajar pada Fakultas Syariah IAIN Raden Intan Lampung, h. 5-6.
26
tunjukkanlah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau
berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat
amal yang saleh yang Engkau ridhai ; berilah kebaikan kepadaku dengan
(memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat
kepada Engkau dan sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang
berserah diri”.
d. Hak anak untuk disusui selama 2 (dua) tahun
Setiap bayi berhak menyusu semata-mata dengan kelahirannya agar ia
bertambah besar, tumbuh dan makan makanan yang wajar yaitu air susu
ibunya. Ibu wajib menyusui anaknya, kalau memang ia ditentukan untuk
itu, maksudnya tidak ada wanita lain yang akan mengambil alih tugas itu
darinya atau bayi itu tidak mau menyusu kecuali kepada ibunya saja.34
Allah memerintahkan para ibu untuk menyusui anak-anaknya dan
memberinya batas dua tahun penuh, karena pada saat itu anak masih
sangat membutuhkan ASI (Air Susu Ibu) sebagai makanan dan minuman
pertama yang didapat oleh si anak. Dan perintah penyusuan itu tercantum
dalam firman Allah SWT dalam Qs. Al-Baqarah (2): 233:
Artinya: ”Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua
tahun penuh, Yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan
kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara
ma‟ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar
kesanggupannya”.
Ayat ini mengisyaratkan bahwa para ibu wajib menyusui anaknya
dengan ASI dengan memberi batasan waktu menyusui yang ideal, oleh
34 Zakaria Ahmad Al-Barry, Ahkamul Auladi Fii al-Islam, h. 43.
27
karena itu hendaklah ibu-ibu menyusui bayinya hingga dua tahun penuh,
bila mereka ingin menyempurnakan penyusuan itu. Ini berarti anak
disapih setelah berusia dua tahun. Oleh sebab itu, berdosa lah ibu di
hadapan Allah kalau mengabaikan masalah penyusuan dengan ASI bila ia
mampu melaksanakannya.35
e. Hak untuk diberi pendidikan, ajaran, pembinaan, tuntutan, dan akhlak
yang baik dan benar
Pada hakikatnya, tanggung jawab pendidikan merupakan tanggung
jawab yang besar dan penting, sebab pada tatanan operasionalnya
pendidikan merupakan pemberian bimbingan, pertolongan dan bantuan
dari orang dewasa atau orang yang bertanggung jawab atas pendidikan
kepada anak yang belum dewasa. Dewasa dari segi rohaniah dan
jasmaniah serta dewasa dalam ketakwaan kepada Allah SWT. Yang
ditampilkan berupa tanggung jawab sendiri atas semua sikap dan tingkah
lakunya pada diri sendiri, masyarakat, dan Allah SWT.36
Setiap anak membutuhkan orang lain yang akan menjaga dan
memeliharanya serta mendidik dan mengajarinya bermacam-macam
urusan yang berhubungan dengan jasmani dan pembentukan
kepribadiannya. Anak juga membutuhkan orang yang akan mengawasi
urusan hak miliknya, supaya dipelihara dan dikembangkan.
Anak berhak diasuh oleh ibunya, mendidik dan memelihara anak termasuk
mengurus makanan, minuman, pakaian dan kebersihannya dalam periode
umurnya yang pertama. Dalam hal ini ibu kandung lah yang berhak
mengasuh anaknya daripada keluarga ibu atau laki-laki. Wanita lebih
mampu dari pada laki-laki untuk mengurus anak kecil dan memeliharanya
dalam usia sekian itu dan juga lebih lembut dan lebih sabar, lebih tekun
35 Huzaemah Tahido Yanggo, Fiqh Perempuan Kontemporer, (Jakarta : Al-Mawardi Prima,
2001), cet. Pertama, h. 165-166. 36 Beni Ahmad Saebani, Perkawinan Dalam Hukum Islam dan Undang-undang, (Bandung :
Pustaka Setia, 2008), cet. 1, h. 194.
28
dan banyak waktu.37
Mendidik anak adalah tanggung jawab bersama
antara ayah ibu, walaupun secara teori yang paling dekat kepada anak
adalah ibunya. Kewajiban mendidik anak adalah sebagai tanggung jawab
ayah ibu seperti diisyaratkan dalam Qs. Al-Isra’ (17): 24:
Artinya : “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan
penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka
keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”.38
Dalam masalah beribadah, orang tua harus memperhatikan dan mendidik
anak-anaknya sejak dini agar mereka menjadi orang-orang yang bertakwa
dan beriman kepada Allah SWT. Hal ini penting karena anak-anak mereka
akan menjadi generasi penerus. Masa datang akan lebih baik jika mereka
berkelakuan dan bertingkah laku baik. Oleh karena itu Rasulullah
memerintahkan dalam sunah nya :
ه رضي هللا عنو قال :قال عن عمربن شعيب عن أبيو عن ل هللا صلى هللا جد رس
ىم ىم علييا اضرب ىم أبنناء سبع سنين لة لدكم باالص اأ سلم :مر عليو
ابينيم فى المضاجع: )راه أبدا فر ق د(أبناءعشر. Artinya : “Diriwayatkan Amru bin Syu‟aib bahwa Rasulullah saw
bersabda : “Suruhlah anak-anakmu sholat ketika mereka umur tujuh tahun,
dan pukullah mereka karena meninggalkan sholat jika telah berumur
sepuluh tahun. Dan pisahkan anak laki-laki dari anak perempuan dalam
tempat tidur mereka”. (HR. Ahmad dan Abu Dawud, dihasankan oleh An
Nawawi dalam Riyadhus Shalihin dan Al Albani dalam Shahih Abi
Dawud)
Dengan hadis ini pula Rasulullah saw mengajarkan bahwasanya antara
anak laki-laki dan anak wanita harus dipisahkan tempat tidurnya.
37 Zakaria Ahmad Al-Barry, Ahkamul Auladi Fii al-Islam, h. 51. 38 Huzaemah Tahido Yanggo, Fiqih Perempuan Kontemporer, h. 119.
29
Janganlah mereka disatukan, untuk menghindari hal-hal yang tidak baik
yang mungkin saja terjadi. Pengajaran ini harus ditekankan sejak dini oleh
orang tua mereka.39
Allah swt berfirman dalam Qs. Al-Ankabut: (29): 45:
Artinya : “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab
(Al-Qur‟an) dan dirikanlah sholat. Sesungguhnya sholat itu mencegah dari
(perbuatan-perbuatan) keji dan munkar. Dan sesungguhnya mengingat
Allah (sholat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang
lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Dan di Qs. At-Tahrim (66): 6:
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan
batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka
dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.
Dapat diambil kesimpulan bahwa dalam mendidik anak untuk
beribadah sudah berumur 7 tahun harus sholat dan apabila di usia 10 tahun
meninggalkan sholat boleh dipukul dengan ketentuan tidak menyakiti
hanya untuk mendidik, tujuannya agar nanti sang anak dapat membentengi
dirinya karena sholat dapat mencegah perbuatan keji sehingga tidak
terjerumus dan melakukan tindakan yang dilarang agama dan tidak
berbuat kriminalitas.
39 Baharuddin Lopa, Al-Qur’an & Ha-hak Asasi Manusia, (Yogyakarta : PT Dana Bhakti
Prima Yasa, 1996) , cet. Pertama, h. 78-79.
30
f. Hak anak untuk mendapatkan nafkah dari kedua orang tuanya
Telah sepakat ulama, bahwa ayah berkewajiban memberikan nafkah
untuk anak-anaknya. Nafkah terhadap anak meliputi makanan, pakaian,
tempat tinggal, dan pemberian upah pembantu bila anak memang betul-
betul membutuhkan pembantu.40
Berdasarkan firman Allah SWT, yang
disebutkan dalam Qs. Al-Baqarah (2): 233:
Artinya : “dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para
ibu dengan cara yang makruf. Seseorang tidak di bebani melainkan
menurut kadar kesanggupannya”.
Dan di Qs. At-Thalaq (65): 7:
Artinya : “Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut
kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rejekinya hendaklah
memberi nafkah dari harta yang di berikan Allah kepadanya. Allah tidak
memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekedar) apa yang Allah
berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah
kesempitan ....”.
Ulama fikih juga sepakat menyatakan, bahwa anak-anak berhak
menerima nafkah dari ayahnya dengan ketentuan :
a. Apabila ayah mampu memberikan nafkah untuk mereka, atau paling
tidak mampu bekerja untuk mencari rezeki. Apabila tidak punya harta
atau tidak mampu bekerja seperti lumpuh dan sebab-sebab lainnya,
tidak wajib ayah memberikan nafkah kepada anak-anaknya.
40 Abu Hadian Shafiyarrahman, Hak-hak Anak dalam Syariat Islam (dari janin hingga pasca
kelahiran), (Yogyakarta : Al-Manar, 2003), h. 98
31
b. Anak itu tidak memiliki harta sendiri atau belum mampu mencari
nafkah sendiri, seperti lumpuh umpanya atau cacat fisiknya. Sekiranya
anak itu sudah mampu mencari rezeki atau mempunyai kerja tetap,
maka tidak wajib lagi menafkahi anak-anaknya.
c. Menurut mazhab Hambali, antara anak dan ayah tidak berbeda agama.
Berbeda dengan jumhur ulama, bahwa perbedaan agama tidak
menghalangi pemberian nafkah kepada anak-anaknya. Mereka
berpegang kepada Surah Al-Baqarah : 233 yang tidak menyebutkan
perbedaan agama.
Anak yang disebutkan pada point a,b,c diatas adalah bersifat umum,
apakah anak itu sudah dewasa atau belum.
Dibawah ini akan dijelaskan secara rinci lagi, yaitu anak yang berhak men
dapat nafkah dari ayahnya adalah :
a. Anak yang masih kecil, yang belum mampu mencari nafkah sendiri.
Berbeda, apabila anak itu sudah dewasa, tidak wajib lagi diberi
nafkahnya. Namun, apabila anak itu benar-benar tidak mampu mencari
nafkah sendiri, seperti gila dan penyakit-penyakit lainnya yang tidak
memungkinkan anak itu bekerja, masih tetap menjadi tanggungan
ayah mereka.
Menurut Mazhab Hambali, ayah masih berkewajiban memberi nafkah
kepada anaknya yang sudah dewasa, apabila dia miskin, walaupun
tidak cacat fisik atau mental.
b. Anak wanita yang miskin sampai ia bersuami
c. Anak yang masih mencari ilmu, walaupun ia sudah dewasa dan
mampu mencari rezeki. Kegiatannya mencari ilmu jangan sampai
terganggu karena mencari rezeki.41
g. Hak perwalian terhadap diri dan harta
41 M. Ali Hasan, Pedoman Hidup Berumah Tangga dalam Islam, (Jakarta : Prenada Media,
2003), h. 223-236.
32
Perwalian berlaku pada setiap anak. Anak yang lahir ke dunia ini pasti
membutuhkan orang lain yang akan memeliharanya, baik dirinya maupun
harta benda, hak miliknya, karena dia membutuhkan orang lain yang akan
mengawasi penyusunan dan pengusahaannya dalam periode kehidupannya
yang pertama itu.
Maka dari itu, perwalian yang berlaku terhadap anak, sesudah ia lahir ada
3 (tiga) macam yaitu : pertama, perwalian terhadap pengasuhan dan
menyusukannya. Kedua, perwalian terhadap diri anak yang dilaksanakan
untuk menjaga kesejahteraan anak itu sendiri, dan untuk mengawasi hal-
hal yang berhubungan dengan dirinya dan segala macam kesejahteraan
yang belum dapat di kelolahnya sendiri. Ketiga, perwalian terhadap hak
milik anak mencakup transaksi dan „aqad yang berhubungan dengan hak
anak yang di walikan diantaranya menjual, membeli, mempersewakan,
meminjam dan sebagainya, urusan itu semuanya dilaksanakan oleh wali
karena anak belum sanggup mengurus hak miliknya sendiri.42
C. Hak Anak Dalam Peraturan Undang-Undang
Masalah perlindungan hukum dan hak-haknya bagi anak-anak
merupakan salah satu sisi pendekatan untuk melindungi anak-anak Indonesia.
Agar perlindungan hak-hak anak dapat dilakukan secara teratur, tertib dan
bertanggung jawab maka diperlukan peraturan hukum yang selaras dengan
perkembangan masyarakat Indonesia yang dijiwai sepenuhnya oleh Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945.
Dalam kaitannya dengan persoalan perlindungan hukum bagi anak-
anak, maka dalam Undang-Undang Dasar 1945 pada pasal 34 telah ditegaskan
bahwa “Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara”. Hal ini
42 Zakaria Ahmad Al-Barry, Ahkamul Auladi Fii al-Islam, h. 106-113.
33
menunjukkan adanya perhatian serius dari pemerintah terhadap hak-hak anak
dan perlindungannya. 43
Pada Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi
Manusia dalam pasal 1 ayat 5 di jelaskan bahwa:
“Anak adalah setiap manusia yang berusia di bawah 18 (delapan belas) tahun
dan belum menikah, termasuk anak yang masih dalam kandungan apabila hal
tersebut adalah demi kepentingannya”
Perlindungan hak anak di dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun
1999 Tentang Hak Asasi Manusia terdapat di pasal 52-66, hak-hak tersebut
yaitu:44
a. Setiap anak berhak mendapatkan perlindungan oleh orang tuanya
b. Mendapatkan perlindungan hukum dari segala bentuk kekerasan fisik atau
mental
c. Berhak untuk memperoleh pendidikan serta dapat mengembangkan minat
dan bakatnya
d. Memperoleh pelayanan kesehatan
e. Hak untuk beribadah menurut agamanya
Kegiatan perlindungan anak membawa akibat hukum, baik dalam
kaitannya dengan hukum tertulis maupun tidak tertulis. Pada prinsipnya
perlindungan anak berdasarkan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014
Tentang Perlindungan Anak tersebut dilakukan berdasarkan pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945. Adapun prinsip-prinsip perlindungan tersebut
diatur sebagai berikut:45
1. Nondiskriminasi
43 Wagiati Soetodjo, Hukum Pidana Anak, (Bandung: PT Refika Aditama, 2006), Cet.
Pertama, h. 67. 44 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999, Tentang Hak Asasi Manusia 45 Darwan Prinst, Hukum Anak Indonesia, h. 143.
34
Perlindungan anak dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip pokok yang
terdapat dalam Konvensi Hak Anak.
2. Kepentingan yang terbaik bagi anak
Bahwa dalam semua tindakan yang menyangkut anak dilakukan oleh
pemerintah, masyarakat, badan legislatif, yudikatif, maka kepentingan
anak harus menjadi pertimbangan utama.
3. Hak untuk hidup, kelangsungan hidup dan perkembangan
Yang dimaksud dengan asas hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan
perkembangan adalah hak asasi yang paling mendasar bagi anak yang
dilindungi oleh negara, pemerintah, keluarga, dan orang tua.
4. Penghargaan terhadap pendapat anak
Yang dimaksud dengan asas penghargaan terhadap anak adalah
penghormatan atas hak-hak untuk berpartisipasi dan menyatakan
pendapatnya dalam pengambilan keputusan tersebut menyangkut hal-hal
yang mempengaruhi kehidupannya.
Dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan
Anak hak-hak anak terdapat di pasal 4-18, hak-hak tersebut yaitu:46
a. Hak untuk dapat hidup, tumbuh dan berkembang dan berpartisipasi
secara wajar sesuai harkat dan martabat kemanusiaan
b. Berhak mendapatkan nama sebagai identitas
c. Beribadah sesuai agamanya
d. Hak mengetahui orang tuanya
e. Hak memperoleh pelayanan kesehatan
f. Mendapatkan pendidikan dan pengajaran
g. Hak didengar pendapatnya
h. Berhak memperoleh perlindungan hukum
46 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014, Tentang Perlindungan Anak
35
Dalam pasal 2 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 Tentang
Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga, disebutkan:
“lingkup rumah tangga dalam Undang-Undang ini meliputi: suami, isteri,
anak dan orang yang bekerja membantu rumah tangga dan menetap dalam
rumah tangga tersebut”
Sering kali anak menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga, di
Undang-Undang tersebut di jelaskan dalam pasal 10, korban kekerasan
dalam rumah tangga berhak mendapatkan:
a. Perlindungan dari pihak keluarga, kepolisian, kejaksaan dan pengadilan
b. Pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan medis
c. Penanganan khusus berkaitan dengan kerahasiaan korban
d. Pelayanan bimbingan rohani
e. Pendampingan oleh pekerja sosial dan bantuan hukum
Undang-Undang ini mengatur ihwal kewajiban bagi aparat penegak
hukum, tenaga kesehatan, pekerja sosial, relawan pendamping atau
pembimbing rohani untuk melindungi korban agar mereka lebih sensitif dan
responsif terhadap kepentingan rumah tangga yang sejak awal diarahkan
pada keutuhan dan kerukunan rumah tangga.47
Seiring berjalannya waktu, anak juga bisa melakukan kesalahan tindak
pidana. Perbuatan pidana yang dilakukan oleh anak antara lain seperti :
tindak pidana pencurian, penganiayaan, pembunuhan dan narkotika. Di
peraturan undang-undang tindakan pidana yang dilakukan oleh anak di atur
dalam Undang-Undang Nomor 11 tahun 2012 tentang sistem peradilan
pidana anak dinyatakan dalam pasal 1 ayat 1 yang dimaksud sistem
peradilan pidana anak adalah “keseluruhan proses penyelesaian perkara anak
yang berhadapan dengan hukum, mulai tahap penyelidikan sampai tahap
47 Suryo Sakti Hadiwijoyo, Pengarustamaan Hak Anak Dalam Anggaran Publik,
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2015), h. 120
36
pembimbingan setelah menjalani pidana.” Hak anak di jelaskan di pasal 3
yaitu:48
a. Diperlakukan secara manusiawi dengan memperhatikan sesuai dengan
kebutuhan umurnya
b. Dipisahkan dari orang dewasa
c. Memperoleh bantuan hukum dan bantuan lain secara efektif
d. Melakukan kegiatan secara rekresional
e. Bebas dari penyiksaan, penghukuman atau perlakuan lain yang kejam
f. Tidak dijatuhi pidana mati atau seumur hidup
g. Tidak ditangkap, ditahan. Atau dipenjara kecuali sebagai upaya terakhir
h. Memperoleh keadilan di muka pengadilan anak yang objektif, tidak
memihak dan tertutup untuk umum
i. Tidak dipublikasikan identitasnya
j. Mendapatkan pendampingan orang tua / wali
k. Memperoleh advokasi sosial
l. Memperoleh kehidupan pribadi
m. Memperoleh aksesibilitas terutama bagi anak cacat
n. Memperoleh pendidikan
o. Memperoleh pelayanan kesehatan
p. Memperoleh hak lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Anak yang melakukan tindak pidana ditempatkan di lembaga
pembinaan khusus anak. Lembaga tersebut berfungsi sebagai tempat
pembinaan anak yang melakukan tindak pidana. Anak yang menjalani
pembinaan di lembaga pembinaan khusus anak di sebut anak didik
pemasyarakatan. Dalam pasal 1 ayat 8 Undang-Undang Nomor 12 Tahun
48 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012, Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak
37
1995 Tentang Pemasyarakatan yang dimaksud anak didik pemasyarakatan
adalah:
a. Anak pidana yaitu anak yang berdasarkan putusan pengadilan menjalani
pidana di lapas anak paling lama sampai berumur 18 (delapan belas)
tahun.
b. Anak negara yaitu anak yang berdasarkan putusan pengadilan di
serahkan pada negara untuk di didik dan ditempatkan di lapas anak
paling lama sampai berumur 18 (delapan belas) tahun.
c. Anak sipil yaitu anak yang atas permintaan orang tua atau walinya
memperoleh penetapan pengadilan untuk di didik di lapas anak paling
lama sampai berumur 18 (delapan belas) tahun.
Dalam undang-undang tersebut juga di atur hak-hak anak di dalam lembaga
pemasyarakatan anak dalam pasal 14 yaitu:49
a. Berhak melakukan ibadah sesuai dengan agamanya
b. Mendapatkan perawatan
c. Mendapatkan pendidikan dan pengajaran
d. Mendapatkan pelayanan kesehatan dan makanan yang layak
e. Menyampaikan keluhan
f. Mendapatkan bahan bacaan dan mengikuti siaran media massa lainnya
yang tidak dilarang
g. Mendapatkan upah premi atas pekerjaan yang dilakukan
h. Menerima kunjungan keluarga, penasehat hukum atau orang tertentu
lainnya
i. Mendapatkan pengurangan masa pidana (remisi)
j. Mendapatkan kesempatan berasimilasi termasuk cuti mengunjungi
keluarga
k. Mendapatkan pembebasan bersyarat
49 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995, Tentang Pemasyarakatan
38
l. Mendapatkan cuti menjelang bebas dan
m. Mendapatkan hak-hak lainnya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan
Dijelaskan kembali di pasal 22 “anak memperoleh hak-hak
sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 kecuali huruf g” yang berarti anak
tidak mendapatkan premi atau upah atas pekerjaan yang anak lakukan.
D. Anak Yang Berhadapan Dengan Hukum
Pembahasan anak yang berhadapan dengan hukum mengacu terhadap
dengan anak yang berkonflik dengan hukum dan anak korban tindak pidana.
Anak yang berhadapan dengan hukum adalah anak yang telah mencapai usia
12 (dua belas) tahun, tetapi belum mencapai usia 18 (delapan belas) tahun.
Yang diduga, disangka, didakwa atau dijatuhi pidana karena melakukan
tindak pidana. Masalah anak merupakan arus baik yang tidak diperhitungkan
dari proses dan perkembangan pembangunan bangsa-bangsa yang mempunyai
cita-cita tinggi dan masa depan cemerlang guna menyongsong dan
menggantikan pemimpin-pemimpin bangsa Indonesia. Terkait hal itu
paradigma pembangunan haruslah pro anak.50
Menurut Apong Herlina anak yang berkonflik dengan hukum dapat
juga dikatakan sebagai anak yang terpaksa berkonflik dengan sistem
pengadilan pidana karena:
a. Disangka, didakwa, atau terbukti bersalah melanggar hukum, atau
b. Telah menjadi korban akibat perbuatan pelanggaran hukum dilakukan
orang/kelompok orang/lembaga/negara terhadapnya, atau
c. Telah melihat, mendengar, merasakan atau mengetahui suatu peristiwa
pelanggaran hukum.51
50 Muhammad Joni dan Zulchaina Z Tanamas, Aspek Perlindungan Anak Dalam Perspektif
Konvensi Hak Anak, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1999), h. 83 51 Apong Herlina, dkk, Perlindungan Terhadap Anak Yang Berhadapan Dengan Hukum,
(Jakarta: Buku Saku Untuk Polisi, Unicef, 2014), h. 17
39
Oleh karena itu, jika dilihat dari ruang lingkupnya anak yang
berhadapan dengan hukum dapat dibagi menjadi:
a. Pelaku atau tersangka tindak pidana
b. Korban tindak pidana
c. Saksi suatu tindak pidana.52
Ada beberapa perbedaan dari anak yang berhadapan dengan hukum
dan pelaku dewasa yang sudah jelas berbeda adalah dari segi pemidanaannya,
menurut Undang-Undang SPPA pasal 71 ayat (1) pidana pokok untuk anak
yang berhadapan dengan hukum yaitu:
a. Pidana peringatan
b. Pidana dengan syarat:
1) Pembinaan di luar lembaga
2) Pelayanan masyarakat atau
3) pengawasan
c. Pelatihan kerja
d. Pembinaan dalam lembaga dan
e. Penjara
Berbeda dengan KUHP, pidana pokok yang disebutkan dalam KUHP
Pasal 10, yaitu:
a. Pidana mati
b. Pidana penjara
c. Kurungan dan
d. Denda
Proses persidangan anak yang berhadapan dengan hukum juga berbeda
dengan orang dewasa, proses persidangan di pengadilan anak hakim tidak
diperbolehkan menggunakan toga dan atribut kedinasan. Anak tidak boleh
dijatuhkan hukuman mati atau hukuman seumur hidup, maksimal hanya 10
52 Apong Herlina, dkk, Perlindungan Terhadap Anak Yang Berhadapan Dengan Hukum, h.
43
40
tahun. Proses peradilan anak wajib dilakukan dengan sidang tertutup untuk
umum.
E. Lembaga Pemasyarakatan Anak
Sebelum membicarakan tentang Lembaga Pemasyarakatan Anak
(LAPAS ANAK), terlebih dahulu perlu mengetahui mengenai apa yang
dimaksud dengan pemasyarakatan. Dalam pasal 1 Angka 1 Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan, diberi pengertian sebagai
berikut:
“Pemasyarakatan adalah kegiatan untuk melakukan pembinaan Warga binaan
Pemasyarakatan berdasarkan sistem, kelembagaan dan cara pembinaan yang
merupakan bagian akhir dari sistem pemindahan dalam tata peradilan pidana”
Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa inti dari
pemasyarakatan adalah pembinaan terhadap narapidana supaya nantinya dapat
memperbaiki diri dan tidak mengulangi tindak pidana , sehingga dapat
diterima kembali oleh lingkungan masyarakat.53
Pengertian lembaga pemasyarakatan sesuai pasal 1 angka 3 Undang-
undang Pemasyarakatan adalah tempat untuk melaksanakan pembinaan
narapidana dan anak didik pemasyarakatan. Dari pengertian ini dapat
diketahui tentang perincian siapa yang dibina oleh LAPAS, yaitu narapidana
dan anak didik pemasyarakatan. Istilah narapidana dipergunakan untuk
terpidana dewasa, sedangkan istilah anak didik pemasyarakatan untuk
terpidana anak.
Tidak dipergunakan istilah narapidana untuk anak tetapi menggunakan
istilah anak didik pemasyarakatan, karena merupakan ungkapan halus untuk
menggantikan narapidana anak yang dirasakan menyinggung perasaan atau
mensugestikan sesuatu yang tidak menyenangkan bagi anak. Dengan sengaja
membedakan istilah tersebut, undang-undang juga kosekuen untuk
53 Nashriana, Perlindungan Hukum Pidana Bagi Anak di Indonesia, (Jakarta: Rajawali Pers,
2012), h. 153.
41
membedakan tempat pembinaannya. Narapidana pembinaannya di tempatkan
di LAPAS sedangkan anak didik pemasyarakatan di tempatkan di LAPAS
anak.
Sejalan dengan perbedaan itu pasal 60 Undang-undang Pengadilan
Anak menegaskan, bahwa anak didik pemasyarakatan di tempatkan di
LAPAS anak yang harus terpisah dengan orang dewasa. Hal ini untuk
kepentingan anak, supaya tidak terpengaruh jika di campur, sehingga
perkembangan anak tidak menjadi gelap bagi masa depannya.
Pada prinsipnya setiap tempat atau kota terdapat LAPAS anak, akan
tetapi apabila di suatu tempat belum dibangun, maka anak didik
pemasyarakatan ditempatkan di LAPAS, namun penempatannya harus
dipisahkan dengan tempat narapidana dewasa.54
Anak yang berdasarkan putusan pengadilan dijatuhi pidana penjara
ditempatkan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA). Anak
sebagaimana dimaksud berhak memperoleh pelayanan, perawatan, pendidikan
dan pelatihan, pembimbingan dan pendampingan serta hak lain sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Istilah lembaga pemasyarakatan
anak (lapas anak) kini sudah tidak dikenal dalam UU SPPA sebagai pengganti
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak (Undang-
Undang Pengadilan Anak).
Setiap lapas anak harus melakukan perubahan sistem menjadi
Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA), sesuai dengan undang-undang
ini paling lama 3 (tiga) tahun. Dalam hal melaksanakan sebagaimana yang
dimaksud, petugas di LPKA wajib mengedepankan asas Sistem Peradilan
Pidana Anak yang meliputi:
1. Perlindungan
2. Keadilan
54 Gatot Supramono, Hukum Acara Pengadilan Anak, (Jakarta: Djambatan, 2007), cet. Ketiga,
h.115-116.
42
3. Non diskriminasi
4. Kepentingan terbaik anak
5. Penghargaan terhadap pendapat anak
6. Kelangsungan hidup dan tumbuh kembang anak
7. Pembinaan dan pembimbingan anak
8. Proporsional
9. Perampasan kemerdekaan dan pemidanaan sebagai upaya terakhir
10. Penghindaran pembalasan55
Dari perspektif Undang-Undang SPPA, LPKA merupakan tempat
untuk pendidikan, pelatihan keterampilan dan pembinaan. Akan tetapi,
keberadaan anak di dalam LPKA dibatasi jangka waktunya. Adapun anak
tidak berada di LPKA di karena beberapa hal, yaitu :
a) Telah selesai masa pidana nya
b) Anak belum selesai menjalani pidananya dan telah berumur 18 (delapan
belas) tahun sehingga harus dipindahkan ke lembaga pemasyarakatan
pemuda
c) Dalam hal anak telah mencapai umur 21 (dua puluh satu) tahun, tetapi
belum selesai menjalani pidana, anak dipindahkan lembaga
pemasyarakatan dewasa dengan memperhatikan kesinambungan
pembinaan anak
d) Dalam hal pembebasan bersyarat dimana anak berkelakuan baik dan telah
menjalani ½ (satu perdua) dari lamanya pembinaan di LPKA.56
55
Pasal 2 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak. 56 Lilik Mulyadi, Wajah Sistem Peradilan Pidana Anak Indonesia, h. 231
43
BAB III
GAMBARAN UMUM
LEMBAGA PEMBINAAN KHUSUS ANAK KELAS 1 TANGERANG
A. Deskripsi Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas 1 Tangerang
Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas 1 Tangerang yang
dahulunya bernama lapas anak pria Tangerang yang secara administratif
berada di jalan Daan Mogot No. 29 C, Kota Tangerang Provinsi Banten.
Bangunan tersebut berbatasan dengan masjid Al- Azhom di sebelah selatan,
Taman makam pahlawan taruna di sebelah barat, jalan Daan Mogot di sebelah
utara, dan jalan Satria sudirman di sebelah timur.57
Lembaga Pemasyarakatan Anak Pria Kota Tangerang di bangun pada
zaman Hindia Belanda pada tahun 1925 di atas tanah seluas 12.150 M2,
dengan kapasitas hunian sebanyak 220 anak. Secara historis sejak tahun 1934,
pengelolaan di berikan kepada Pro Juventute untuk mengasingkan anak
keturunan Belanda yang berbuat nakal. Pada tahun 1945 berubah menjadi
Markas Resimen IV Tangerang, tahun 1957 sampai dengan tahun 1961
dikelola oleh jawatan kepenjaraan dan namanya di ubah menjadi Pendidikan
Negara dan kemudian pada tahun 1964 diserahkan kepada Direktorat Jenderal
Pemasyarakatan dan namanya di ubah menjadi Lembaga Pembinaan Khusus
Anak Kelas 1 Tangerang pada tanggal 5 Agustus tahun 2015.58
B. Keadaan Bangunan
Bangunan Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas 1 Tangerang
berada di tanah milik negara dengan luas 12.150 M2. Arah hadap bangunan
ke utara, luas bangunan 3.350 M2. Bangunan ini mengalami tiga tahap
pembangunan. Bangunan pertama yang berbentuk denah persegi, berbentuk
57 https ://Lpka 1tangerang.blogspot.com//diakses pada tanggal 26 Maret 2018 Pukul 12.38 58 Wagiati Soetodjo, Hukum Pidana Anak, h. 92.
44
seperti benteng, karena di keempat sudutnya berbentuk seperti belah ketupat
(diamond). Tahun pendirian awal bangunan lapas pada tahun 1925. Tahap
kedua merupakan tahap pembangunan bangunan bagian tengah, yang
sekarang digunakan sebagai ruang tahanan dan kantor administrasi,
pembangunan tersebut dibangun sekitar tahun 1970. Selanjutnya, pada
pembangunan tahap ke tiga yakni pada tahun 2010, dibuat sarana peribadatan
dan olahraga di sisi barat dan timur bangunan tahanan. Bagian pintu dan
jendela bangunan lapas belum banyak berubah kecuali pada pintu masuk
utama yang sudah mengalami pergantian bahan dan bentuk. Bagian kusen
jendela dan pintu pada bangunan lamanya berukuran besar. Setiap kusen pintu
dan jendela diberi teralis. Perubahan material bangunan banyak dilakukan
pada bagian genteng, pintu masuk utama, dan beberapa lantai ruangan.59
C. Tugas dan Fungsi
Tugas dan fungsi lembaga pemasyarakatan adalah60
:
1. Lapas mempunyai tugas melaksanakan pemasyarakatan narapidana/ anak
didik dan melaksanakan tugas perawatan tahanan.
2. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut lapas mempunyai beberapa fungsi
yaitu :
a. Melakukan pembinaan narapidana/anak didik;
b. Memberikan bimbingan, mempersiapkan sarana dan mengelola hasil
kerja;
c. Memberikan bimbingan sosial/kerohanian narapidana/anak didik;
d. Melakukan pemeliharaan keamanan dan ketertiban lapas;
e. Melakukan urusan tata usaha dan rumah tangga.
3. Asas-asas Pembinaan di LAPAS
59
https ://Lpka 1tangerang.blogspot.com//diakses pada tanggal 26 Maret 2018 Pukul 12.38 60 Data di peroleh penulis di bagian registrasi LPKA Kelas 1 Tangerang pada bulan Oktober
2017
45
Pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan sesuai dengan Pasal 5 Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 1995 dilaksanakan berdasarkan asas-asas
sebagai berikut :
a. Asas Pengayoman
b. Asas persamaan Perlakuan dan Pelayanan
c. Asas Pendidikan
d. Asas Pembinaan
e. Asas Penghormatan Harkat dan Martabat Manusia
f. Asas Kehilangan Kemerdekaan Satu-satunya Penderitaan
g. Asas Berhubungan dengan Keluarga atau Orang-orang tertentu
46
D. Struktur Organisasi Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas 1
Tangerang61
61 Data di peroleh penulis di bagian registrasi LPKA Kelas 1 Tangerang pada bulan Oktober
2017
KA
. SU
. BA
G. U
MU
M
Drs. H
AM
ZA
H L
AP
TU
R, M
H.
KE
PA
LA
YU
LI N
IAR
TIN
I, Bc.IP
., SH
.,
MH
.
KA
UR
KE
U/P
ER
LE
NG
KA
PA
N
RA
HM
AT
SE
TIA
WA
N
KA
UR
KE
PE
G / T
U
NI W
AY
AN
ER
NA
WA
TI, S
.IP
KA
SI REG
DA
N
KLA
SIFIKA
SI YA
TIMA
N, S.IP
, M.Si.
KA
SI PEM
BIN
AA
N
HER
TI HA
RTA
TI, Am
d.IP
., SH
, M.Si
KA
SI PER
AW
ATA
N
AG
UN
G JA
YAD
I, SH, M
H.
KA
SI PEN
GA
WA
SAN
DA
N
PEN
EGA
KA
N D
ISEL R
INO
SOLEH
. S, Am
d. IP
KU
SUB
AG
R
EGISTR
ASI
RO
BY FER
NA
ND
EZ,
KA
SUB
SI PEN
ILAIA
N
DA
N K
LAR
IFIKA
SIAN
H
END
RO
TRI
KA
SUB
SI PEN
DID
IKA
N D
AN
LA
TIHA
N K
ETERA
MP
ILAN
B
ERG
I RIYA
DI, SH
.
KA
SUB
SI BIM
KEM
AS D
AN
P
ENG
ENTA
SAN
TO
TON
G. S, SH
.
KELO
MP
OK
JAB
ATA
N
FUN
GSIO
NA
L
KA
SUB
SI PEL.
MA
KA
N,M
INU
M D
AN
P
ERL.N
AR
AP
IDA
NA
KA
SUB
SI PELA
YAN
AN
K
ESEHA
TAN
TR
ISNO
PU
RB
AYA
NTO
, SH
KA
SUB
SI AD
M P
EGA
WA
I D
AN
PEN
EAK
AN
DISIP
LIN
HER
U SETIA
WA
N
REG
U P
EGA
WA
I
47
E. Visi, Misi, Moto, Komitmen Pelayanan, Tujuan, dan Sasaran
Visi Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas 1 Tangerang adalah
menjadi institusi terpecaya dalam memberikan pelayanan, perlindungan, dan
pendidikan anak didik Pemasyarakatan.62
Misi Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas 1 Tangerang :
1. Mewujudkan sistem perlakuan kreatif yang menumbuhkan rasa
aman, nyaman, dan layak anak.
2. Melaksanakan pelayanan pendidikan dan pembimbingan untuk
kepentingan terbaik bagi anak.
3. Membangun karakter dengan mengembangkan sikap ketaqwaan,
kejujuran, dan kesantunan.
4. Memberikan perlindungan dan pelayanan.
5. Pemenuhan hak-hak anak.
Moto
“MELINDUNGI DAN MELAYANI DENGAN HATI‟‟
Komitmen Pelayanan
1. Kualitas
2. Keadilan
3. Peduli
4. Santun dan ramah
5. Tanggung jawab
Sasaran Lembaga Pemasyarakatan
1. Sasaran umum
62 Data di peroleh penulis di bagian registrasi LPKA Kelas 1 Tangerang pada bulan Oktober
2017
48
a. Meningkatnya andik yang mengikuti pendidikan formal, non
formal, dan informal.
b. Meningkatnya jumlah andik yang bebas melalui program PB,
CMB, dan CB.
c. Meningkatnya partisipasi andik dalam kegiatan bersama
dengan masyarakat (assimilasi/re-integrasi).
d. Meningkatnya derajat kesehatan andik.
e. Meningkatnya kualitas dan kuantitas jenis kegiatan pembinaan
yang dibutuhkan andik.
f. Meningkatnya peran dan komitmen pembina.
g. Meningkatnya partisipasi dan peran serta aktif masyarakat dan
keluarga dalam pelaksanaan program pembinaan.
h. Meningkatnya sarana dan prasarana pembinaan.
2. Sasaran Khusus
a. Meningkatnya kualitas keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan
YME.
b. Meningkatnya kualitas intelektual.
c. Meningkatnya kualitas profesional / keterampilan.
d. Meningkatnya kualitas sikap dan perilaku.
e. Meningkatkan kualitas kesehatan jasmani.
F. Jumlah Anak didik di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas 1
Tangerang
Jumlah anak didik di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas 1
Tangerang data pada bulan Januari s/d Oktober tahun 2017 adalah sebagai
berikut63
:
63 Data di peroleh penulis di bagian registrasi LPKA Kelas 1 Tangerang pada bulan Oktober
2017
49
Tabel 3.1
Jumlah Anak
Bulan Jumlah Jumlah
Total Presentase Anak Tahanan Anak Pidana
Januari 9 66 75 34%
Februari 12 65 77 35%
Maret 15 65 80 36%
April 8 80 88 40%
Mei 12 79 91 41%
Juni 18 66 84 38%
Juli 24 67 91 41%
Agustus 28 58 86 39%
September 25 58 83 38%
Oktober 33 48 81 37%
G. Jumlah Petugas di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas 1
Tangerang
Berdasarkan laporan pada bulan Oktober tahun 2017, jumlah petugas
di LPKA Kelas 1 Tangerang berjumlah 83 orang, yaitu sebanyak 54 pegawai
laki-laki dan 29 pegawai perempuan.64
Tabel 3.2
Jumlah Petugas
No.
Gol / Jenis
JML Jenis Pendidikan
Kelamin S3 S2 S1 D3 SLTA
Ruang L P L P L P L P L P L P
1 IV/c - 1 1 - - - - - 1 - - - -
2 IV/b - - - - - - - - 1 - - - -
3 IV/a 2 2 4 - - 2 2 - - - - - -
4 III/d 4 3 7 - - - 1 4 2 - - - -
64 Data di peroleh penulis di bagian registrasi LPKA Kelas 1 Tangerang pada bulan Oktober
2017
50
5 III/c 13 10 23 - - 5 2 8 8 - - - -
6 III/b 20 11 31 - - 4 - 7 7 - - 9 4
7 III/a 4 2 6 - - - 1 3 1 - - 1 -
8 II/d 1 - 1 - - - - - - - - 1 -
9 II/c 4 - 4 - - - - - - - - 4 -
10 II/b 6 - 6 - - - - - - - - 6 -
11 II/a - - - - - - - - - - - - -
Jumlah 54 29 83 - - 11 6 22 19 - - 21 4
H. Sarana dan Prasarana di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas 1
Tangerang
Berikut adalah laporan jumlah sarana dan prasarana yang ada di
Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas 1 Tangerang pada bulan Oktober
2017 adalah sebagai berikut :
Tabel 3.3
Sarana dan Prasarana
No. Jenis Jumlah
1. Ruang Kantor :
A. Ruang Kepala LPKA
B. Ruang Bendahara
C. Ruang Data
D. Ruang Registrasi
E. Ruang Binapi
F. Ruang Bimaswat
G. Ruang Kamtib
H. Ruang Klinik Hukum
I. Ruang Guru
- SD
- SMP
- SMK dan PKBM
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
51
J. Ruang Tata Usaha
K. Ruang Kepegawaian
L. Ruang KPLP
1 buah
1 buah
1 buah
2. Ruang Rekreasi
A. Ruang Karoke
B. Ruang Band
1 buah
1 buah
3. Ruang Bengkel Kerja
A. Ruang Jahit
B. Ruang Salon (cukur rambut)
C. Ruang Bengkel Motor
1 buah
1 buah
1 buah
4. Wisma (tempat tidur) 4 Blok
5. Dapur 1 buah
6. Koperasi 1 buah
7. Ruang Makan 1 buah
8. Rumah Pintar 1 buah
9. Pojok Curhat 1 buah
10. Perpustakaan 1 buah
11. Aula 1 buah
12. Ruang Sekolah
A. SD
B. SMP
C. SMK
3 buah
3 buah
1 buah
13. Lab Komputer 1 buah
14. Portir 1 buah
15. Klinik Assyifa 1 buah
16. Tempat Ibadah
A. Masjid
B. Gereja
1 buah
1 buah
52
17. Toilet 1 buah
18. Gajebo 4 buah
19. Lapangan
A. Sepak bola besar
B. Futsal
C. Basket
1 buah
1 buah
1 buah
20. Gudang 1 buah
21. Griya ANDIKPAS
A. Montir
B. Las
C. Perkebunan
D. Perikanan
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
53
BAB IV
PEMBINAAN ANAK PADA LEMBAGA PEMBINAAN KHUSUS ANAK
KELAS 1 TANGERANG
A. Hak Anak Didik Pemasyarakatan di LPKA Kelas 1 Tangerang
1. Mendapatkan Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu hak yang dimiliki setiap orang,
sudah semestinya pendidikan diperoleh tanpa memandang usia, jenis
kelamin, ras, golongan atau agama tertentu. Hal ini diperkuat oleh Undang-
Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 menyebutkan bahwa:
“setiap warga negara berhak untuk mendapat pendidikan”
Di LPKA Kelas 1 Tangerang pemenuhan hak pendidikan sudah
terpenuhi dengan adanya fasilitas pendidikan formal untuk anak didik yang
tinggal di LPKA. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara kepada para
kepala sekolah di LPKA terdapat beberapa tingkatan pendidikan yaitu:
Tabel 4.1
SD Istimewa65
Tingkatan Kelas Jumlah Siswa
Kelas IV -
Kelas V 1 siswa
Kelas VI 8 siswa
65 Wawancara dengan Kepala Sekolah SD Istimewa ibu Nunik Royani, SH pada tanggal 18
Oktober 2017
54
Tabel 4.2
SMP Istimewa66
Tingkatan Kelas Jumlah Siswa
Kelas VII 1 siswa
Kelas VIII 2 siswa
Kelas IX 6 siswa
Tabel 4.3
SMK Istimewa67
Tingkatan Kelas Jumlah Siswa
Kelas X 12 siswa
Kelas XI 11 siswa
Kelas XII 18 siswa
Tabel 4.4
PKBM Istimewa68
Tingkatan Kelas Jumlah Siswa
Paket A -
Paket B 5 Siswa
Paket C 20 siswa
Anak didik di LPKA Kelas 1 Tangerang berkewajiban mengikuti
pendidikan, untuk anak didik yang hukuman pidananya dibawah satu tahun
66 Wawancara dengan Kepala Sekolah SMP Istimewa bapak Sino, SIP. MH pada tanggal 18
Oktober 2017 67
Wawancara dengan Kepala Sekolah SMK Istimewa ibu Suryaningsih, SE pada tanggal 18
Oktober 2017 68
Wawancara dengan Ketua PKBM Istimewa ibu Sutary, SH pada tanggal 2 November 2017
55
mengikuti sekolah PKBM. Untuk yang hukumannya diatas satu tahun
mengikuti pendidikan meneruskan sesuai dengan pendidikan terakhir di
sekolah. Pemenuhan hak pendidikan yang belum terpenuhi di LPKA Kelas 1
Tangerang yaitu, kurangnya fasilitas dan sarana penunjang kegiatan
pendidikan lainnya. Kekurangan tenaga pendidik yang berkompeten menjadi
salah satu hambatan dalam pemberian hak pengajaran dan pendidikan, karena
hampir semua tenaga pendidik di sini adalah staf lpka itu sendiri.69
Menurut Riki Farhani salah satu anak didik yang penulis wawancara
mengatakan bahwa di LPKA ini sistem belajar sekolahnya sama seperti
belajar di sekolah di luar LPKA. Jam belajar dari hari Senin s/d Kamis pukul
08.00 s/d 11.00, pada hari jumat kegiatannya olahraga senam dan bersih-
bersih untuk kegiatan ekskul dilakukan pada hari Sabtu ada pramuka,
marawis, futsal, basket, angklung, wushu, dan musik.70
Di dalam
menjalankan kegiatan operasional sekolah di LPKA mendapatkan bantuan
dana BOS dari pemerintah. Selain pemerintah ada bantuan lain yaitu dari
pihak luar seperti LSM, mereka mengadakan kegiatan membuat kerajinan
tangan dan kegiatan lainnya.
2. Mendapatkan Pelayanan Kesehatan dan Asupan Makanan yang layak
Di LPKA Kelas 1 Tangerang dalam pemenuhan hak pelayanan
kesehatan terdapat fasilitas kesehatan berupa satu buah Klinik yang bernama
Klinik Assyifa. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1948
menyebutkan bahwa kesehatan merupakan suatu keadaan fisik, mental, dan
sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan,
kondisi manusia baik jasmani, rohani, akal, maupun sosial agar menjadi lebih
69 Wawancara dengan Kepala Sekolah SMK Istimewa ibu Suryaningsih, SE pada tanggal 18
Oktober 2017 70 Wawancara dengan Riki Farhani salah seoarang anak didik pemasyarakatan di LPKA Kelas
1 Tangerang pada tanggal 30 Oktober 2017
56
baik. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan perawat poliklinik71
bahwa di LPKA Kelas 1 Tangerang pemeliharaan kesehatan anak didik sudah
terfasilitasi berupa sarana dan prasarana yang meliputi alat-alat medis, obat-
obatan, ruang perawatan dan tim medis yang meliputi dokter gigi dan 4 orang
perawat.
Dalam 1 hari di klinik Assyifa tersebut dapat melayani rata-rata 5
orang anak didik yang berobat. Adapun jam kerja atau jam dibukanya klinik
Assyifa adalah mulai pukul 8 pagi sampai jam 6 sore, mulai hari senin
sampai sabtu untuk hari minggu atau hari libur nasional tetap buka. Untuk
pelayanan kesehatan tidak ada prosedur kalau yang anak tahanan yang sel
nya masih dikunci untuk melakukan pengobatan di klinik harus minta ijin.
Tata cara untuk melakukan pengobatan di Klinik Assyifa yaitu anak
didik yang mempunyai keluhan penyakit langsung datang ke klinik,
kemudian mengisi nama di buku kunjungan klinik, setelah itu petugas
kesehatan yang menanyakan keluhan si anak didik setelah itu petugas
kesehatan melakukan pemeriksaan.
Dalam hal pemenuhan hak kesehatan, di LPKA Kelas 1 Tangerang
masih terkendala dengan kurangnya fasilitas dan sarana pendukung lainnya.
Di LPKA tidak terdapat dokter umum, jadi apabila ada anak didik yang sakit
dan tidak bisa ditangani di lpka, petugas akan menelepon dokter dari lapas
lain serta membawa si anak ke Rumah Sakit terdekat.72
Perlindungan kesehatan di LPKA dimulai pada saat ada anak didik
yang baru datang di LPKA, petugas kesehatan terlebih dahulu melakukan
penyuluhan dan pengecekan kesehatan kepada anak didik tersebut serta
sosialisasi terkait jenis-jenis penyakit yang menular. Hal tersebut
dilaksanakan agar anak didik bisa menjaga kesehatannya dan yang memiliki
71 Wawancara dengan ibu Ns. Deasy Nursanty. Skep & ibu Roisah Nurfaizy, Skm pada
tanggal 16 Oktober 2017 72
Wawancara dengan ibu Ns. Deasy Nursanty. Skep & ibu Roisah Nurfaizy, Skm pada
tanggal 16 Oktober 2017
57
penyakit menular tidak menyebar ke orang lain, serta jika ada anak didik
yang memiliki penyakit khusus maka klinik akan mendatanya untuk
dilakukan perawatan khusus dan rutin. Penyuluhan kesehatan yang dilakukan
oleh petugas kesehatan kepada anak didik baru yaitu tentang penyakit TB,
HIV, AIDS, dan penyakit lainnya dilakukan secara rutin yaitu saat anak didik
baru masuk di LPKA dan ada penyuluhan setiap 3 bulan sekali dan
penyuluhan tersebut bersifat global yaitu semua anak didik harus mengikuti
penyuluhan tentang kesehatan tersebut. Dalam melaksanakan penyuluhan
tersebut pihak LPKA mendapatkan bantuan dari pihak LSM yang akan
memberikan pelatihan penyuluhan kesehatan tersebut.
Di LPKA anak didik sangat di perhatikan asupan makanannya.
Makanan yang bergizi tentunya akan memberikan dampak kesehatan yang
baik seseorang termasuk anak didik yang ada di LPKA. Oleh karena itu,
untuk melaksanakan hak perlindungan kesehatan bagi anak didik maka
asupan makanannya pun harus diperhatikan. Menurut Anggi Pratama anak
didik di sini makan 3 kali sehari, yakni pada pagi hari, siang hari dan malam
hari dan makanannya sudah cukup layak menunya juga ganti-ganti jadi tidak
cepat bosan.73
Pemenuhan gizi makanan di LPKA sudah mencapai standart gizi
dengan kalori 2.250 sesuai dengan surat edaran Dirjen Pemasyarakatan
Nomor : Epp.02.05-02 Tanggal 20 September 2010. LPKA memiliki menu
makanan untuk 10 hari, sehingga jika sudah 10 hari maka menu makanan
akan kembali ke awal.74
Berikut adalah daftar menunya:
73 Wawancara dengan Anggi Pratama salah seorang anak didik pemasyarakatan di LPKA
Kelas 1 Tangerang pada tanggal 1 November 2017 74 Wawancara dengan ibu Ns. Deasy Nursanty. Skep & ibu Roisah Nurfaizy, Skm pada
tanggal 16 Oktober 2017
58
Tabel 4.5
Daftar Menu 10 Hari
Hari Pagi Siang Malam
Ke I Nasi, tempe
goreng, tumis
kacang panjang, air
putih
Nasi, telur balado,
sayur asem, buah
pisang, air putih
Nasi, tempe bacem,
urap sayuran, air
putih
Ke II Nasi, oseng tempe,
tumis sawi putih,
air putih
Nasi, ikan segar
goreng, pecel
sayuran, air putih
Nasi, ikan asin
goreng, sayur kare,
air putih
Ke III Nasi, telur rebus,
tumis toge, air
putih
Nasi, daging
goreng gepuk, sup
sayuran, buah
pisang, air putih
Nasi, tempe goreng
tepung, tumis
kangkung, air putih
Ke IV Nasi, tempe
goreng, oseng
buncis, air putih
Nasi, telur bumbu
semur, sayur lodeh,
air putih
Nasi, kacang tanah
balade, asem-asem
buncis, air putih
Ke V Nasi, tempe bumbu
kuning, tumis labu
siam, air putih
Nasi, daging
rendang, sayur
asem, buah pisang,
air putih
Nasi, oseng tempe,
sup sayuran, air
putih
Ke VI Nasi, tempe bacem,
tumis kangkung,
air putih
Nasi, telur, sayur
kare, air putih
Nasi, ikan asin
goreng, urap
sayuran, air putih
Ke VII Nasi, tempe
goreng, cah wortel
dan kol, air putih
Nasi, ikan segar
goreng, sayur
bening bayam dan
jagung, buah
Nasi, tempe
balado, sayur asem,
air putih
59
pisang, air putih
Ke VIII Nasi, telor, oseng
sawi, air putih
Nasi, soto daging,
capcay sawi/kol
dan wortel, air
putih
Nasi, pecel
sayuran, air putih
Ke IX Nasi, oseng tempe,
tumis terong, air
putih
Nasi, ikan asin
goreng, tumis
kangkung, buah
pisang, air putih
Nasi, oseng tempe,
sayur lodeh, air
putih
Ke X Nasi, tempe bacem,
tumis buncis, air
putih
Nasi, telur bumbu
bali, urap sayuran,
air putih
Nasi, tempe
goreng, gulai daun
singkong, air putih
Untuk pemberian makan sendiri di LPKA terdapat ruang makan yang
letaknya sebelah ruang dapur, di sana anak didik makan. Sistem pemberian
makan kepada anak didik yaitu dengan cara prasmanan, dimana anak didik
mengambil sendiri makanan yang sudah disediakan di ruang makan. Cara ini
adalah cara yang sangat manusiawi karena kalau melihat ke belakang sistem
pemberian makan itu ditaruh ditempat makan yang terbuat dari alumunium.
Menurut penulis cara tersebut merupakan upaya pemenuhan hak aupan
makanan yang sangat layak kepada anak didik pemasyarakatan.
3. Mendapatkan fasilitas keagamaan dan melakukan ibadah sesuai dengan
Agama dan Kepercayaannya
Di LPKA Kelas 1 Tangerang pemenuhan hak beribadah sudah
terpenuhi, dengan adanya satu masjid dan gereja. Anak didik di sini
mendapatkan hak untuk menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaan nya masing-masing. Melakukan ibadah sesuai dengan agama
atau kepercayaannya merupakan salah satu hak narapidana dan anak didik
60
yang diatur dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang
Pemasyarakatan.
Kegiatan beribadah bagi yang beragama islam dilakukan secara
berjamaah, setiap masuk waktu sholat anak didik diwajibkan untuk
melakukan sholat berjamaah di masjid Baitur Rohmah yang terdapat di
LPKA Kelas 1 Tangerang. Pendidikan keagamaan dan pembinaan kerohanian
islam dilakukan melalui program pesantren Tarbiyatul Aulad. Kegiatan ini
dilaksanakan pada hari Selasa, Rabu dan Kamis dimana kegiatan ini
mendapatkan bantuan dari luar. Kegiatan pendidikan keagamaan tersebut
pada hari Selasa yang memberikan pengajaran yaitu dari Gerakan Peduli
Remaja, pada hari Rabu yang memberikan pengajaran yaitu dari Tim ESQ
Peduli Pemasyarakatan Tangerang dan pada hari Kamis yang memberikan
pengajaran yaitu dari Yayasan Al-Azhar.
Kegiatan pendidikan keagamaan ini di lakukan di masjid Baitur
Rohmah. Anak-anak didik di sini diajarkan mengaji yaitu membaca Al-
Qur‟an, Praktik Sholat, tata karma dalam bersikap, dan para pengajar juga
memberikan motivasi kepada anak didik di sini agar bisa menjalankan
kehidupan nanti setelah bebas agar tidak mengulangi kesalahan yang pernah
mereka perbuat. Dan bisa menata masa depan yang lebih baik lagi.
Untuk anak didik yang beragama non muslim atau Nasrani di LPKA
Kelas 1 Tangerang juga terdapat fasilitas keagamaan berupa Gereja yang
bernama Gereja Santamaria. Untuk pendidikan keagamaan Nasrani tersebut
mendapat bantuan dari luar. Pada hari Senin yang memberikan pengajaran
yaitu dari GKI Kwitang, pada hari Selasa yang memberikan pengajaran yaitu
dari Gereja Yosua Ministri, pada hari Rabu yang memberikan pengajaran
yaitu dari Gereja Santamaria/ GPIB, dan pada hari Kamis yang memberikan
pengajaran yaitu dari Gereja Hidup Baru.
Kegiatan Pembinaan Kerohanian Nasrani bagi yang beragama non
muslim menurut Iknatius kegiatan yang dilakukan di LPKA yaitu melalui
61
seperti kebaktian atau doa pagi, pendalaman Al Kitab, kehidupan secara
orientasi melayani, conselling, dan perayaan hari-hari besar Nasrani.75
4. Pembinaan keterampilan Kerja
Di LPKA Kelas 1 Tangerang pemenuhan hak keterampilan kerja
sudah terpenuhi, menurut ibu Lasmaria76
yaitu ada pelatihan keterampilan
mengelas, membuat souvenir kerajinan tangan, pelatihan pencukuran ( cukur
rambut ), pembuatan sablon baju, membuat keripik dari bahan pisang,
membuat kerupuk ikan lele, dan di sektor pertanian ada pelatihan berkebun
yaitu menanam pohon cabe, kangkung, bayam, kencur, lengkuas, kunyit dll.
Hasil dari kerajinan yang dibuat oleh anak didik di jual kepada pengunjung
LPKA dan dijual di pameran hasil karya anak didik di Lembaga
Pemasyarakatan yang lain. Anak didik di beri kebebasan memilih
keterampilan apa yang ingin di ikuti. Fungsi dan tujuan dari diadakannya
pelatihan keterampilan tersebut sebagai bekal hidup anak-anak selepas
menjalani masa hukuman, baik karena sudah habis atau melalui pembebasan
bersyarat, sehingga mereka mampu menjalani hidup dengan mandiri dan
berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan nasional. Setidaknya mereka
telah memiliki sifat-sifat positif untuk dapat berpartisipasi dalam
pembangunan masyarakat dan lingkungannya.
Para anak didik tersebut dibekali keterampilan oleh beberapa wali
pembimbing. Dengan pembinaan ini, para anak didik diharapkan mampu
mengembangkan potensi kreativitas mereka sesuai dengan bakat dan
kemampuan masing-masing. Dalam hal ini perlu ditekankan adalah
kreativitas yang positif, yang mampu menjadi bekal dalam menghasilkan
pendapatan di dunia kerja.
75 Wawancara dengan Iknatius salah seorang anak didik pemasyarakatan di LPKA Kelas 1
Tangerang pada tanggal 30 Oktober 2017 76 Data diperoleh penulis dari hasil wawancara dengan staf Bimkemas ibu Lasmaria, SH pada
tanggal 21 November 2017
62
Dari wawancara penulis dengan Rio Adi Saputra mereka sangat
antusias terhadap kegiatan keterampilan ini. Di sini bebas memilih kegiatan
apa yang di inginkan sesuai minat masing-masing. Karena kegiatan ini sangat
berguna untuk bekal nanti apabila sudah bebas dari hukuman di LPKA Kelas
1 Tangerang.77
5. Mendapatkan Bahan Bacaan dan Mengikuti Siaran Media Massa lainnya
yang Tidak Dilarang
Hak anak didik untuk mendapatkan bahan bacaan atau siaran media
massa, di LPKA Kelas 1 Tangerang sudah menyediakan fasilitas berupa
pesawat televisi yaitu di tempatkan di aula. Hal tersebut sangat bermanfaat
bagi anak didik karena semua penghuni dapat mengikuti siaran televisi dan
bisa mengetahui berita terkini di luar sana. Dalam menonton tv tersebut
dilakukan tidak di jam kegiatan keterampilan / sekolah.
Sedangkan untuk bahan bacaan, LPKA Kelas 1 Tangerang
menyediakan perpustakaan yang dapat digunakan anak didik untuk membaca
dan mengerjakan tugas sekolah. Di perpustakaan tersebut terdapat buku-buku
sekolah, majalah, Koran, dan komik. Dengan tata ruang perpustakaan yang
cukup nyaman diharapkan dapat menumbuhkan semangat membaca anak
didik dan bisa menambah wawasan. Anak didik boleh meminjam buku dan
dibawa ke kamar nya setelah mendapat izin dari petugas perpustakaan.
Untuk alat komunikasi berupa Hand phone di LPKA Kelas 1
Tangerang memberlakukan aturan bahwa Anak didik tidak ada yang boleh
mempunyai atau membawa alat komunikasi tersebut. Petugas LPKA juga
sering melakukan sidak ke blok kamar anak didik, apabila ada yang ketahuan
77 Wawancara dengan Rio Adi Saputra salah seorang anak didik pemasyarakatan di LPKA
Kelas 1 Tangerang pada tanggal 1 November 2017
63
memiliki barang yang dilarang di LPKA petugas akan menyitanya dan tidak
dikembalikan.78
6. Pengurangan Masa Pidana
Di LPKA Kelas 1 Tangerang menurut ibu Lasmaria79
ada beberapa
program yang dilakukan pihak LPKA dalam melakukan program
pengurangan masa pidana dan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,
yaitu Peraturan Menteri Hukum dan Ham Nomor 21 Tahun 2016 Tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Hukum dan Ham Nomor 21 Tahun 2013
Tentang Syarat dan tata cara pemberian remisi, asimilasi, cuti mengunjungi
keluarga, pembebasan bersyarat, cuti menjelang bebas dan cuti bersyarat
yaitu antara lain :
a. Remisi
Remisi adalah pengurangan menjalani masa pidana yang diberikan
kepada Narapidana dan Anak Pidana yang memenuhi syarat yang
ditentukan dalam ketentuan peraturan Perundang-undangan. Syarat
pemberian remisi menurut Undang-undang yaitu :
a. Berkelakuan baik
b. Menjalani pidana lebih dari 6 bulan
c. Tidak sedang menjalani hukuman disiplin dalam kurun waktu 6
bulan terakhir, terhitung sebelum tanggal pemberian remisi
d. Telah mengikuti program pembinaan yang diselenggarakan oleh
Lapas dengan predikat baik
Hari-hari besar untuk memperoleh remisi antara lain :
1. Hari Raya Idul Fitri (bagi yang beragama Islam)
2. Hari Raya Natal (bagi yang beragama Nasrani)
3. Hari 17 Agustus
78 Data diperoleh penulis dari hasil wawancara dengan staf Bimkemas ibu Lasmaria, SH pada
tanggal 21 November 2017 79 Data diperoleh penulis dari hasil wawancara dengan staf Bimkemas ibu Lasmaria, SH pada
tanggal 21 November 2017
64
4. Hari Anak
b. PB
Pembebasan Bersyarat adalah program pembinaan untuk
mengintegrasikan Narapidana dan Anak didik pemasyarakatan kedalam
kehidupan masyarakat setelah memenuhi persyaratan yang telah
ditentukan.
Pembebasan Bersyarat dapat diberikan kepada Narapidana dan Anak
didik pemasyarakatan kecuali anak sipil yang telah memenuhi syarat :
a. Telah menjalani masa pidana paling singkat 2/3 (dua per tiga),
dengan ketentuan 2/3 (dua per tiga) masa pidana tersebut paling
sedikit 9 bulan
b. Berkelakuan baik selama menjalani masa pidana
c. Telah mengikuti program pembinaan dengan baik, tekun, dan
bersemangat
d. Masyarakat dapat menerima program kegiatan pembinaan
narapidana
c. CB
Cuti Bersyarat adalah program pembinaan untuk mengintegrasikan
Narapidana dan Anak Didik Pemasyarakatan kedalam kehidupan
masyarakat setelah memenuhi syarat dan peraturan yang berlaku.
Cuti Bersyarat dapat diberikan kepada Narapidana atau Anak Didik
Pemasyarakatan yang telah memenuhi syarat :
a. Dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 tahun 3 bulan
b. Telah menjalani paling sedikit 2/3 masa pidana
c. Berkelakuan baik dalam kurun waktu 6 bulan terakhir
d. CMB
CMB (Cuti Menjelang Bebas) adalah program pembinaan untuk
mengintegrasikan Narapidana dan Anak Didik Pemasyarakatan kedalam
65
kehidupan masyarakat setelah memenuhi persyaratan yang telah
ditentukan.
Cuti Menjelang Bebas dapat diberikan kepada Narapidana dan Anak
Didik Pemasyarakatan yang telah memenuhi syarat :
a. Telah menjalani paling sedikit 2/3 (dua per tiga) masa pidana ,
dengan ketentuan 2/3 (dua per tiga) masa pidana tersebut tidak
kurang dari 9 bulan
b. Berkelakuan baik selama menjalani masa pidana
c. Lamanya Cuti Menjelang Bebas sebesar remisi terakhir, paling
lama 6 bulan
e. CMK ( Cuti Mengunjungi Keluarga )
Cuti Mengunjungi Keluarga adalah proses pembinaan Narapidana dan
anak didik pemasyarakatan yang dilaksanakan melalui kunjungan
narapidana dan anak didik pemasyarakatan ke keluarga asalnya. Kegiatan
ini bertujuan untuk menghilangkan stigma terhadap narapidana, serta
mencegah penolakan masyarakat terhadap bekas narapidana. Di LPKA
Kelas 1 Tangerang pengajuan CMK ini karena ada urusan yang benar-
benar penting seperti ada orang tua atau sanak keluarga meninggal,
menghadiri pernikahan keluarga tetapi dalam menghadiri pernikahan ini
sendiri pemohon CMK yaitu anak didik itu sebagai wali atau saksi nikah.
Kalau hanya untuk menghadiri pernikahan saja pihak lapas tidak akan
memberi ijin. Adapun lamanya waktu yang di perbolehkan adalah
maksimal 1 hari dan dengan penjagaan dan kawalan petugas LPKA.
Syarat pengajuan CMK ;
a. Berkelakuan baik dan tidak pernah melakukan pelanggaran tata
tertib dalam tahun berjalan
b. Masa pidana paling singkat 12 (duabelas) bulan bagi narapidana
anak pidana
66
c. Telah menjalani ½ (satu per dua) dari masa pidana nya bagi
narapidana dan anak pidana
d. Ada permintaan dari salah satu pihak keluarga yang harus
diketahui oleh ketua rukun tetangga dan lurah atau kepala desa
setempat
e. Ada jaminan keamanan dari pihak keluarga termasuk jaminan
tidak akan kabur atau melarikan diri yang diketahui oleh rukun
tetangga dan lurah atau kepala desa setempat
7. Mendapatkan kunjungan Keluarga dan Penasehat Hukum
Di LPKA Kelas 1 Tangerang anak didik mendapatkan hak kunjungan
dari keluarga, teman, dan penasehat hukum. Berikut adalah jadwal kunjungan
di LPKA Kelas 1 Tangerang :
Tabel 4.6
Jadwal Kunjungan
No. HARI JAM
1. Senin/ Kamis 08.00-14.00
2. Sabtu 08.00-13.00
3. Hari Libur Nasional 08.00-14.00
4. Jumat & Minggu
( kecuali Minggu pertama awal
bulan )
Libur
Dengan Ketentuan :
1. Pengunjung mendaftar pada petugas pendaftaran di loker
2. Tidak dipungut biaya
3. Lama berkunjung 60 Menit
4. Maksimal jumlah pengunjung 5 orang (dewasa dan anak)
67
5. Berpakaian rapih dan sopan
6. Bagi pengunjung tahanan harus menunjukkan surat ijin dari
instansi yang menahan (kepolisian, kejaksaan, pengadilan)
7. Seluruh pengunjung, barang bawaan/benda bawaan diperiksa oleh
petugas P2U dan petugas piket tanpa terkecuali
8. Menjaga, ketertiban, kebersihan, norma, dan etika (sopan santun)
9. Dilarang membawa masuk rokok, narkoba, minuman keras, senjata
api, senjata tajam, hand phone, makanan/minuman dalam kemasan
kaleng/ kaca dan barang yang membahayakan lainnya
10. Tidak diperkenankan berkunjung diluar jam kunjungan
11. Mematuhi tata tertib dan peraturan kunjungan80
B. Kendala yang dihadapi oleh petugas LPKA Kelas 1 Tangerang dalam
pemenuhan hak anak didik pemasyarakatan
Dalam pemenuhan hak anak didik khususnya di LPKA Kelas 1 Tangerang ini
masih terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaan hak-hak anak didik yang
jika dibiarkan tanpa penanganan dan perhatian serius akan menghambat proses
pembinaan anak didik di LPKA. Hingga pada akhirnya juga akan mengakibatkan
proses pembinaan tidak dapat berjalan secara optimal dan tujuan dari proses
pemasyarakatan akan sulit dicapai. Berdasarkan hasil penelitian penulis di
lapangan dan hasil wawancara penulis dengan petugas LPKA, terdapat beberapa
kendala-kendala yang dihadapi oleh petugas LPKA dalam pemenuhan hak anak
didik yaitu antara lain :
a. Dalam segi pendidikan, di LPKA Kelas 1 Tangerang kendala yang di hadapi
oleh petugas yaitu kurang memadainya sarana dan prasarana pendidikan. Di
LPKA Kelas 1 Tangerang fasilitas pendidikan yang didapat oleh anak didik
yaitu adanya SD, SMP, SMK Otomotif dan Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat (PKBM). Berdasarkan penelitian lapangan dan hasil wawancara
80 Data diperoleh penulis di Bagian Registrasi LPKA Kelas 1 Tangerang pada tanggal 24
Oktober 2017
68
penulis di LPKA kurangnya tenaga pendidik menjadi hal yang sangat
mendominasi, karena hampir semua guru yang mengajar baik di SD, SMP,
SMK maupun PKBM guru pengajar nya adalah staf petugas LPKA itu
sendiri, latar belakang pendidikan dari staf tersebut adalah sebagian besar
Sarjana Hukum, sehingga kurang berkompeten dalam memberikan
pengajaran sehingga pelajaran yang diberikan oleh guru ke anak didik yaitu
hasil pemahaman dari petugas LPKA tersebut, kendala lainnya yaitu minat
dari anak didik tersebut dalam hal pembelajaran anak didik di LPKA minat
belajarnya menurun , juga karena faktor putus sekolah dan itu menjadi
tantangan tersendiri untuk para pengajar bagaimana cara membangkitkan
motivasi dan semangat belajar anak didik. Kendala lainnya yaitu
keterlambatan orang tua dari anak didik untuk menyerahkan berkas
dokumen untuk pendaftaran sekolah. Berdasarkan hasil observasi penulis
anak didik di LPKA tersebut lebih menyukai kegiatan yang bersifat praktik
seperti pelatihan keterampilan karena menurut mereka itu jauh lebih
bermanfaat karena bisa menjadi bekal mereka nanti setelah bebas dari
LPKA.
b. Kendala dalam hal pemenuhan hak kesehatan anak didik di LPKA yaitu
tidak adanya dokter umum, di klinik Assyifa hanya terdapat 4 orang perawat
dan 1 dokter gigi. Karena tidak adanya dokter umum tidak bisa semua
penyakit bisa ditangani di sini, jadi hanya bisa menangani penyakit yang
biasa saja, apabila ada anak yang sakit dan tidak bisa ditangani di sini
langkah selanjutnya telepon ke lapas lain yang ada dokter umumnya atau
dibawa ke Rumah Sakit. Fasilitas kesehatan di dalam klinik juga kurang
memadai. Kendala lainnya adalah anak didik di sini malas untuk minum
obat, karena itu petugas poliklinik harus mendatangi kamar anak didik yang
sakit tersebut untuk meminum obat.
c. Kendala dalam hal pemberian hak pengurangan masa pidana. Pengurangan
masa pidana merupakan hak narapidana dan anak didik pemasyarakatan
69
yang sedang menjalani hukuman di Lembaga Pemasyarakatan yaitu dengan
pemberian Pembebasan bersyarat, cuti bersyarat, cuti menjelang bebas dan
cuti mengunjungi keluarga. Adapun tata cara pemberian hak tersebut harus
sesuai dengan syarat-syarat yang berlaku sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. LPKA Kelas 1 Tangerang juga sudah
memberikan informasi dan penyuluhan tentang hal tersebut, namun di dalam
praktik di lapangan pihak LPKA menemui hambatan atau kendala-kendala
anak menolak diusulkan lepas bersyarat, karena ada pertimbangan sehingga
anak menolak diusulkan lepas bersyarat, alasannya antara lain :
1. Anak didik lebih senang menjalani hukuman sampai habis
2. Kalau mendapat lepas bersyarat ia berkewajiban melapor ke BAPAS
pada waktu-waktu tertentu, sedangkan tempat tinggalnya jauh di
pelosok sehingga tugas melapor dirasakan suatu beban yang berat.
3. Ia takut kepada musuh-musuh yang mengancamnya di luar LPKA.
4. Kurangnya respon dari pihak orang tua dan keluarga dalam memenuhi
syarat-syarat yang harus dipenuhi agar dapat diberikan lepas bersyarat
demikian banyaknya, secara tidak langsung juga memerlukan
pembiayaan sehingga dirasakan berat.
70
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pencarian data, wawancara dan analisis dari penulis
tentang pemenuhan hak anak di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas 1
Tangerang dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Dalam melaksanakan pembinaan di LPKA Kelas 1 Tangerang,
pemenuhan hak-hak anak didik pemasyarakatan belum sepenuhnya
terpenuhi.
2. Pemenuhan hak-hak anak didik pemasyarakatan di LPKA Kelas 1
Tangerang yang sudah terpenuhi, yaitu:
a. Adanya fasilitas sekolah formal diantaranya: SD, SMP, SMK, dan
PKBM.
b. Adanya fasilitas kesehatan berupa poliklinik di LPKA Kelas 1
Tangerang.
c. Adanya fasilitas untuk beribadah yaitu terdapat satu Masjid dan satu
Gereja.
d. Adanya pelatihan keterampilan kerja untuk pembinaan anak didik.
e. Adanya satu buah perpustakaan untuk bahan bacaan anak didik dan
terdapat pesawat televisi di ruang aula.
f. Anak didik pemasyarakatan memperoleh pengurangan masa pidana
melalui remisi dan pembebasan bersyarat, namun ke tentuan tersebut
harus sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
g. Tersedianya fasilitas berupa gazebo tempat anak mendapat kunjungan
dari keluarganya.
3. Di dalam pemenuhan hak anak didik pemasyarakatan di LPKA Kelas 1
Tangerang yang belum terpenuhi, yaitu:
71
a. Dalam segi pendidikan kendala yang dihadapi petugas adalah
kurangnya sarana dan prasarana pendidikan, serta tenaga pendidik
yang kurang berkompeten di bidangnya karena tenaga pendidik yang
mengajar di sekolah LPKA hampir semua adalah staf LPKA itu
sendiri. Yang tidak memiliki basic keilmuan dalam mata pelajaran
yang diasuh. Di LPKA ini tampak bahwa kurangnya motivasi belajar
anak didik. Hal ini terlihat dari kondisi bahwa anak-anak di LPKA ini
tidak terlalu berminat belajar di kelas, tetapi mereka lebih bersemangat
belajar dalam bentuk praktik-praktik keterampilan.
b. Dalam segi kesehatan pemenuhan hak kesehatan di LPKA terdapat
kendala tidak adanya dokter umum di klinik Assyifa, hanya terdapat 4
orang perawat dan 1 dokter gigi. Karena tidak adanya dokter umum
tidak bisa semua penyakit bisa ditangani di sini. Jadi mereka hanya
bisa menangani penyakit yang biasa saja. Apabila ada anak yang sakit
dan tidak bisa ditangani di sini langkah selanjutnya, pengelola LPKA
menelepon ke lapas lain yang ada dokter umumnya atau dibawa ke
Rumah Sakit.
c. Dalam pemenuhan hak pengurangan masa tahanan, banyak anak didik
yang tidak mengikutinya dikarenakan anak didik lebih senang
menjalani hukuman sampai habis. Kalau lepas bersyarat, anak didik
berkewajiban melapor ke BAPAS pada waktu-waktu tertentu,
sedangkan tempat tinggalnya jauh di pelosok, sehingga tugas melapor
dirasakan beban yang berat. Begitu juga ia takut kepada musuh-musuh
yang mengancamnya di luar LPKA, serta kurangnya respon dari pihak
orang tua dan keluarga dalam memenuhi syarat-syarat administrasi
yang harus dipenuhi agar dapat diberikan lepas bersyarat demikian
banyaknya, secara tidak langsung juga memerlukan pembiayaan
sehingga dirasa cukup berat.
72
B. Saran
Berdasarkan apa yang penulis uraikan di atas, maka dapat diberikan
saran-saran sebagai berikut :
1. Dalam segi pendidikan harusnya ada bantuan tenaga pendidik yang
berkompeten di bidangnya. Karena di LPKA hampir semua tenaga
pendidiknya adalah petugas LPKA itu sendiri, dalam hal ini Pemerintah
harus membantu untuk menyalurkan tenaga pendidik ke LPKA.
Dalam hal kurangnya motivasi anak didik untuk mengikuti pendidikan ada
baiknya pihak LPKA mendatangkan atau meminta bantuan kepada LSM
atau Pemerintah untuk mendatangkan guru Motivator, yang berguna untuk
memotivasi anak didik agar tetap semangat belajar dan menjalani masa
hukuman dengan baik.
2. Kementrian Kesehatan dalam hal ini sebagai pihak terkait agar melakukan
penambahan fasilitas untuk kesehatan dan penambahan obat-obatan yang
diperlukan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal di
LPKA.
3. Aparat terkait yaitu Kementrian Hukum dan Ham perlu mensosialisasikan
dan menambah pelatihan keterampilan kerja di LPKA.
4. Perlunya partisipasi aktif orang tua untuk melengkapi persyaratan untuk
mengikuti program pengurangan masa tahanan, agar anak langsung bisa
beradaptasi dengan lingkungan baru yang lebih baik.
73
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur‟an Al-Karim.
Ali, Zainuddin, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Sinar Grafika, 2010.
Amin Suma, Muhammad, Hukum Keluarga Islam Di Dunia Islam, Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2005.
Azis, Aminah, Aspek Hukum Perlindungan Anak, Medan : Usu Press, 1998.
Anshori, Ibnu, Perlindungan Anak Dalam Islam, Jakarta : Komisi Perlindungan
Anak Indonesia, 2006.
Ahmad Al-Barry, Zakaria, Ahkamul Auladi Fii al-Islam, Terj: Chadidjah Nasution,
Jakarta: Bulan Bintang, 1977.
Ahmad Saebani, Beni, Perkawinan Dalam Hukum Islam dan Undang-undang,
Bandung: Pustaka Setia, 2008.
Ali Hasan, M., Pedoman Hidup Berumah Tangga dalam Islam, Jakarta: Prenada
Media, 2003.
Amirudin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2004.
Djaja, Tamar, Tuntutan Perkawinan dan Rumah Tangga Islam 2 Bandung : al-
Ma‟ruf, 1982.
Djoko Prakoso & I Ketut Murtika, Azas- azas Hukum Perkawinan di Indonesia,
Jakarta : PT Bina Aksara, 1987.
Endang Sumiarni dan Chandera Halim, Perlindungan Hukum Terhadap Anak
dalam Hukum Keluarga, Yogyakarta : Andi Offset, 2000.
Fahmi Muhammad Ahmadi dan Jaenal Aripin, Metode Penelitian Hukum, Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.
Gosita, Arief, Masalah Perlindungan Anak, Jakarta : Akademika Pressindo, 1989.
74
Haikal, Abduttawab, Rahasia Perkawinan Rasulullah SAW Poligami Dalam Islam
vs Monogami Barat, Jakarta : CV Pedoman Ilmu Jaya, 1993.
Hamka, Lembaga Hidup, Jakarta : PT Pustaka Panjimas, 1983.
Hadian Shafiyarrahman, Abu, Hak-hak Anak dalam Syariat Islam (dari janin
hingga pasca kelahiran), Yogyakarta : Al-Manar, 2003.
Herlina, Apong, dkk, Perlindungan Terhadap Anak Yang Berhadapan Dengan
Hukum, Jakarta: Buku Saku Untuk Polisi, Unicef, 2014.
https ://Lpka 1tangerang.blogspot.com//diakses pada tanggal 26 Maret 2018.
Lopa, Baharuddin, Al-Qur’an & Ha-hak Asasi Manusia, Yogyakarta : PT Dana
Bhakti Prima Yasa, 1996.
Manan, Abdul, Aneka Masalah Hukum Materiil dalam Praktek Peradilan Agama,
Medan : editor Iman Jauhari, Pustaka Bangsa Press, 2003.
Mohd. Fachruddin, Fuad, Masalah Anak Dalam Hukum Islam (Anak Kandung,
Anak Tiri, Anak Angkat, dan Anak Zina), Jakarta : CV. Pedoman Ilmu
Jaya, 1991.
Mulyadi, Lilik, Wajah Sistem Peradilan Pidana Anak Indonesia, Bandung : P.T
Alumni, 2014.
Mufidah, Haruskah Perempuan dan Anak di Korbankan? Panduan Pemula Untuk
Pendampingan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak,
Malang : PSG Publishing dan Pilar Media, 2006.
Muhammad Joni dan Zulchaina Z Tanamas, Aspek Perlindungan Anak Dalam
Perspektif Konvensi Hak Anak, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1999.
Nasir Djamil, M, Anak Bukan Untuk Dihukum, Jakarta : Sinar Grafika, 2013.
Nashriana, Perlindungan Hukum Pidana Bagi Anak di Indonesia, Jakarta: Rajawali
Pers, 2012.
Nurul Irfan, M, Nasab & Status Anak dalam Hukum Islam, Jakarta : Amzah, 2015.
Prinst, Darwan, Hukum Anak Indonesia, Bandung : PT. Citra Aditya Bakti,
2003.
75
Sopyan, Yayan, Metode Penelitian Hukum, Jakarta : Buku Ajar, 2009.
Sukharmad, Winarto, Pengantar Penelitian-Penelitian: Metode Teknis, Bandung :
Tarsito, 1994.
Soetodjo, Wagiarti, Hukum Pidana Anak, Bandung : PT Refika Aditama, 2006.
Sakti Hadiwijoyo, Suryo, Pengarustamaan Hak Anak Dalam Anggaran Publik,
Yogyakarta : Graha Ilmu, 2015.
Supramono, Gatot, Hukum Acara Pengadilan Anak, Jakarta: Djambatan, 2007.
Tahido Yanggo, Huzaemah, Fiqh Perempuan Kontemporer, Jakarta : Al-Mawardi
Prima, 2001.
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979, Tentang Kesejahteraan Anak.
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012, Sistem Peradilan Pidana Anak.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004, Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam
Rumah Tangga.
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2012, Tentang Perlindungan Anak.
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999, Tentang Hak Asasi Manusia.
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995, Tentang Pemasyarakatan.
Waluyo, Bambang, Penelitian Hukum dalam Praktek, Jakarta: Sinar Grafika, 2008.
Wawancara dengan Ibu Lasmaria, SH Staff Bimkemas LPKA Kelas 1 Tangerang.
Wawancara dengan Ibu Ns. Deasy Nursanty, Skep & Ibu Roisah Nurfaizy, Skm staff
Perawat di LPKA Kelas 1 Tangerang.
Wawancara dengan Kepala Sekolah SD Istimewa Ibu Nunik Royani, SH.
Wawancara dengan Kepala Sekolah SMP Istimewa Bapak Sino, SIP. MH.
Wawancara dengan Kepala Sekolah SMK Istimewa Ibu Suryaningsih, SE.
Wawancara dengan Ketua PKBM Istimewa Ibu Sutary, SH.
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
Foto bersama Ibu Lasmaria Foto bersama Ibu Deasy dan Ibu Roisah
Staff Bimkemas LPKA staff Perawat LPKA
Foto bersama Ibu Suryaningsih Foto bersama Ibu Nunik Royani
Kepala Sekolah SMK Istimewa Kepala Sekolah SD Istimewa
Foto bersama Bapak Sino Kepala Foto bersama Ibu Sutary
Sekolah SMP Istimewa Ketua PKBM Istimewa
FASILITAS DI LPKA
Klinik ASSYIFA Masjid Baitur Rohmah
Gereja Samaria Ruang Makan Anak Didik
Perpustakaan Anak Didik Lapangan Futsal Anak Didik
CONTOH HASIL KARYA ANAK DIDIK
Pedoman Wawancara
- Pertanyaan untuk kepala sekolah
1. Sudah berapa lama ibu/bapak bekerja di LPKA Kelas 1 Tangerang ?
2. Apakah jabatan ibu/bapak di organisasi sekolah ?
3. Bagaimana proses belajar siswa di sekolah ?
4. Berapa jumlah tenaga pengajar di sekolah ?
5. Pada tahun ajaran sekarang ada berapa jumlah siswa dan jumlah kelas
yang di gunakan dalam kegiatan belajar ?
6. Dalam pelaksanaan pendidikan jurusan apa yang di tawarkan kepada
anak didik ?
7. Dalam pelaksanaan pendidikan apakah mendapatkan bantuan ?
8. Kendala apa saja yang di hadapi dalam kegiatan pembelajaran di
sekolah ?
- Pertanyaan untuk perawat di klinik
1. Sudah berapa lama ibu bekerja di LPKA Kelas 1 Tangerang ?
2. Apakah LPKA Kelas 1 Tangerang memiliki fasilitas kesehatan ?
3. Berapa jumlah petugas kesehatan di LPKA Kelas 1 Tangerang ?
4. Bagaimana penanganan medis apabila ada anak didik yang sakit ?
5. Apakah menu makanan di LPKA Kelas 1 Tangerang sudah memenuhi
standart pemenuhan gizi ?
6. Apakah fasilitas kesehatan di LPKA Kelas 1 Tangerang sudah
memadai ?
7. Apa prosedur yang di lakukan apabila ada anak didik yang harus
mendapatkan perawatan lebih lanjut di Rumah Sakit ?
8. Kendala apa saja yang di hadapi petugas dalam pemenuhan pelayanan
kesehatan di LPKA Kelas 1 Tangerang ?
9. Apakah penyuluhan tentang kesehatan rutin di lakukan pada anak
didik di LPKA Kelas 1 Tangerang ?
- Pertanyaan untuk staff Bimkemas
1. Sudah berapa lama ibu bekerja di LPKA Kelas 1 Tangerang ?
2. Apa jabatan ibu di struktur organisasi LPKA Kelas 1 Tangerang ?
3. Apa saja kegiatan keterampilan kerja di LPKA Kelas 1 Tangerang ?
4. Bagaimana pemenuhan hak anak didik dalam mendapatkan bahan
bacaan dan mengikuti siaran media massa lainnya yang tidak dilarang
?
5. Bagaimana cara pelaksanaan program pengurangan masa pidana di
LPKA Kelas 1 Tangerang ?
- Pertanyaan untuk anak didik
1. Apakah adik diberikan kesempatan untuk melakukan ibadah sesuai
dengan agama atau kepercayaan masing-masing ?
2. Apakah adik mendapatkan perawatan jasmani ?
3. Apakah di LPKA ini ada kegiatan kerohanian ?
4. Apakah adik mendapatkan pendidikan dan pengajaran ?
5. Apakah pelayanan kesehatan ini sudah baik ?
6. Menurut adik makanan yang diberikan di LPKA ini sudah layak ?
7. Apakah adik mendapatkan hak menerima kunjungan keluarga ?
8. Apakah adik disini diberikan kesempatan untuk menonton tv dan
mendapatkan bahan bacaan ?
9. Apakah di LPKA terdapat pelatihan keterampilan kerja ?
LAMPIRAN II
Daftar Wawancara
Nama : Ns. Deasy Nursanty, Skep & Roisah Nurfaizy, Skm
Jabatan : Perawat di Unit Poliklinik LPKA Kelas 1 Tangerang
Wawancara dilakukan pada tanggal 16 Oktober 2017 pukul 10.00
1. Sudah berapa lama Ibu bekerja di LPKA Kelas 1 Tangerang ?
Jawaban : Ibu Deasy sudah bekerja selama 12 Tahun dan Ibu Roisah
sudah bekerja selama 13 Tahun
2. Apakah LPKA Kelas 1 Tangerang memiliki fasilitas kesehatan ?
Jawaban : Iyah memiliki, yaitu Poliklinik dasar, Umum, dan Gigi yang
bernama Klinik Assyifa
3. Berapa jumlah petugas kesehatan di LPKA Kelas 1 Tangerang ?
Jawaban : Jumlah petugas kesehatan di LPKA yaitu terdiri dari Perawat
sebanyak 4 orang dan 1 orang Dokter gigi
4. Bagaimana penanganan medis apabila ada anak didik yang sakit ?
Jawaban : Di LPKA apabila ada anak didik yang sakit, anak tersebut bisa
langsung datang ke Klinik. Jam kerja pelayanan kesehatan dimulai dari
jam 8 pagi sampai jam 6 sore dari hari Senin s/d Sabtu, adapun hari
Minggu atau hari libur tetap ada petugas kesehatan yang masuk ada piket.
Untuk berobat disini anak didik bisa langsung datang ke kinik dan
memberitahu keluhan sakitnya apa, dan nanti petugas kesehatan disini
akan memeriksa dan memberikan obat. Untuk pemberian obat, anak didik
disni harus meminum obatnya di dalam klnik disini sudah disediakan air
untuk meminum obat. Untuk anak didik yang masih di sel (anak tahanan)
harus meminta izin untuk berobat karena selnya masih dikunci. Setiap hari
rata-rata ada sekitar 5 anak yang berobat di Klinik Assyifa tersebut.
5. Apakah menu makanan di LPKA Kelas 1 Tangerang sudah
memenuhi standart pemenuhan gizi ?
Jawaban : Kalau standart gizi sudah terpenuhi, dengan standart kalori
2,250 sesuai dengan surat edaran Dirjen Pemasyarakatan Nomor : Epp.
02.05-02 Tanggal 20 September 2010. Dan menu makanan di LPKA yaitu
terdapat menu 10 hari dengan menu yang berbeda-beda tiap harinya
6. Apakah fasilitas kesehatan di LPKA Kelas 1 Tangerang sudah
memadai ?
Jawaban : Untuk fasilitas belum memadai
7. Apa prosedur yang dilakukan apabila ada anak didik yang harus
mendapatkan perawatan lebih lanjut di Rumah Sakit ?
Jawaban : apabila ada anak didik yang sakit dan harus mendapatkan
pertolongan atau perawatan di Rumah Sakit, petugas LPKA akan
melakukan koordinasi dengan Kepala LPKA setelah mendapatkan izin,
petugas kesehatan akan mengawal si anak didik tersebut untuk
mendapatkan pertolongan di Rumah Sakit terdekat
8. Kendala apa saja yang dihadapi petugas dalam pemenuhan pelayanan
kesehatan di LPKA Kelas 1 Tangerang ?
Jawaban : Kendala dalam hal pemenuhan hak kesehatan anak didik di
LPKA yaitu tidak adanya dokter umum, di klinik Assyfa hanya terdapat 4
orang perawat dan 1 dokter gigi. Karena tidak adanya dokter umum tidak
bisa semua penyakit bisa ditangani disini, jadi hanya bisa menangani
penyakit yang biasa saja, apabila ada anak yang sakit dan tidak bisa
ditangani disini langkah selanjutnya telepon kelapas lain yang ada dokter
umumnya atau dibawa ke Rumah Sakit. Kendala lainnya adalah anak didik
disini malas untuk minum obat, kareana itu petugas poliklinik harus
mendatangi kamar anak didik yang sakit tersebut untuk meminum obat.
9. Apakah penyuluhan tentang kesehatan rutin dilakukan pada anak
didik di LPKA Kelas 1 Tangerang ?
Jawaban : Ada, Penyuluhan kesehatan yang dilakukan oleh petugas
kesehatan kepada anak didik baru yaitu tentang penyakit TB, HIV, AIDS,
dan penyakit lainnya dilakukan secara rutin yaitu saat anak didik baru
masuk di LPKA dan ada penyuluhan setiap 3 bulan sekali dan penyuluhan
tersebut bersifat global yaitu semua anak didik harus mengikuti
penyuluhan tentang kesehatan tersebut. Dalam melaksanakan penyuluhan
tersebut pihak LPKA mendapatkan bantuan dari pihak LSM yang akan
memberikan pelatihan penyuluhan kesehatan tersebut.
Daftar Wawancara
Nama : Lasmaria, SH
Jabatan : Staf BIMKEMAS (Bimbingan Kemasyarakatan)
Wawancara dilakukan pada tanggal 21 November 2017 Pukul 12.28
1. Sudah berapa lama ibu bekerja di LPKA Kelas 1 Tangerang ?
Jawaban : Sekitar 30 tahun
2. Apa jabatan Ibu di Struktur Organisasi LPKA Kelas 1 Tangerang ?
Jawaban : Sebagai Staf BIMKEMAS (Bimbingan Kemasyarakatan)
3. Apa saja kegiatan keterampilan kerja di LPKA Kelas 1 Tangerang ?
Jawaban : Ada pelatihan keterampilan mengelas, membuat souvenir
kerajinan tangan, pelatihan pencukuran ( cukur rambut ), pembuatan
sablon baju, membuat keripik dari bahan pisang, membuat kerupuk ikan
lele, dan di sektor pertanian ada pelatihan berkebun yaitu menanam pohon
cabe, kangkung, bayam, kencur, lengkuas, kunyit dll. Hasil dari kerajinan
yang dibuat oleh anak didik di jual kepada pengunjung LPKA dan dijual di
pameran hasil karya anak didik di Lembaga Pemasyarakatan yang lain.
Anak didik di beri kebebasan memilih keterampilan apa yang ingin di
ikuti. Fungsi dan tujuan dari diadakannya pelatihan keterampilan tersebut
sebagai bekal hidup anak-anak selepas menjalani masa hukuman, baik
karena sudah habis atau melalui pembebasan bersyarat, sehingga mereka
mampu menjalani hidup dengan mandiri dan berpartisipasi dalam kegiatan
pembangunan nasional.
4. Bagaimana pemenuhan hak anak didik dalam mendapatkan bahan
bacaan dan mengikuti siaran media massa lainnya yang tidak
dilarang ?
Jawaban : Hak anak didik untuk mendapatkan bahan bacaan atau siaran
media massa, di LPKA Kelas 1 Tangerang sudah menyediakan fasilitas
berupa pesawat televisi yaitu di tempatkan di aula. Hal tersebut sangat
bermanfaat bagi anak didik karena semua penghuni dapat mengikuti
siaran televisi dan bisa mengetahui berita terkini di luar sana. Dalam
menonton tv tersebut dilakukan tidak di jam kegiatan keterampilan /
sekolah.
Sedangkan untuk bahan bacaan, LPKA Kelas 1 Tangerang menyediakan
perpustakaan yang dapat digunakan anak didik untuk membaca dan
mengerjakan tugas sekolah. Di perpustakaan tersebut terdapat buku-buku
sekolah, majalah, Koran, dan komik. Dengan tata ruang perpustakaan
yang cukup nyaman diharapkan dapat menumbuhkan semangat membaca
anak didik dan bisa menambah wawasan. Anak didik boleh meminjam
buku dan dibawa ke kamar nya setelah mendapat izin dari petugas
perpustakaan.
Untuk alat komunikasi berupa Handphone di LPKA Kelas 1 Tangerang
memberlakukan aturan bahwa Anak didik tidak ada yang boleh
mempunyai atau membawa alat komuikasi tersebut. Petugas LPKA juga
sering melakukan sidak ke blok kamar anak didik, apabila ada yang
ketahuan memiliki barang yang dilarang di LPKA petugas akan
menyitanya dan tidak dikembalikan.
5. Bagaimana cara pelaksanaan program pengurangan masa pidana di
LPKA Kelas 1 Tangerang ?
Jawaban : Ada beberapa program yang dilakukan pihak LPKA dalam
melakukan program pengurangan masa pidana dan sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan, yaitu Peraturan Menteri Hukum dan Ham
Nomor 21 Tahun 2016 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Hukum
dan Ham Nomor 21 Tahun 2013 Tentang Syarat dan tata cara pemberian
remisi, asimilasi, cuti mengunjungi keluarga, pembebasan bersyarat, cuti
menjelang bebas dan cuti bersyarat. Pihak LPKA sudah mensosialisasikan
tata cara dan syarat-syarat yang harus dipenuhi anak didik bila ingin
mengajukan hak tersebut, akan tetapi ada kendala yang dihadapi petugas
LPKA karena banyak anak didik yang tidak mengikutinya yaitu karena
orang tuanya tidak melengkapi/mengurusi berkas persyaratannya secara
administrasi.
Daftar Wawancara
Nama : Nunik Royani, SH
Jabatan : Kepala Sekolah SD Istimewa
Wawancara dilakukan pada tanggal 18 Oktober 2017 Pukul 12.30
1. Sudah berapa lama Ibu bekerja di LPKA Kelas 1 Tangerang?
Jawaban : Kurang lebih 17 tahun
2. Apa jabatan Ibu di Struktur Organisasi SD Istimewa LPKA Kelas 1
Tangerang?
Jawaban : Sebagai Kepala Sekolah
3. Bagaimana proses belajar di SD Istimewa LPKA Kelas 1 Tangerang ?
Jawaban : Siswa belajar dikelas mulai pukul 08.00 – 11.00 dari hari Senin
sampai hari Kamis, Jumat ada kegiatan senam dan olahraga, Sabtu
kegiatan pramuka dan ekskul
4. Berapa jumlah tenaga pengajar di SD Istimewa LPKA Kelas 1
Tangerang ?
Jawaban : Tenaga pengajar di SD Istimewa pada saat ini berjumlah 5
orang
5. Pada tahun ajaran sekarang ada berapa jumlah siswa dan ada berapa
kelas yang digunakan dalam kegiatan belajar di SD Istimewa?
Jawaban : Jumlah siswa di SD Istimewa pada tahun ajaran ini berjumlah
9 siswa. Tingkatan kelasnya hanya ada 3 berbeda dengan sekolah di luar
LPKA yang berjumlah 6 tingkatan, dengan rincian mulai dari Kelas IV,
Kelas V, dan Kelas 6. Rincian jumlah siswa Kelas IV : - (kosong), Kelas
V : 1 siswa, dan Kelas VI : 8 siswa
6. Dalam pelaksanaan pendidikan di LPKA Kelas 1 Tangerang apakah
mendapatkan bantuan ?
Jawaban : Pada tahun ajaran 2017 ini SD tidak mendapatkan bantuan
dana Bos
7. Kendala apa saja yang di hadapi dalam kegiatan pembelajaran di SD
Istimewa ?
Jawaban : Dalam kegiatan pembelajaran di SD Istimewa kendala nya
adalah tenaga pendidik yang bukan dari lulusan keguruan, karena guru-
guru yang mengajar adalah staf LPKA itu sendiri. Dalam memberikan
materi pembelajaran harus ekstra sabar dalam mengarahkan anak didik,
faktor putus sekolah juga menyebabkan anak sudah kurang motivasinya
dalam belajar
Daftar Wawawancara
Nama : Sino, SIP MH
Jabatan : Kepala Sekolah SMP Istimewa
Wawancara dilakukan pada tanggal 18 Oktober 2017 Pukul 13.00
1. Sudah berapa lama Bapak bekerja di LPKA Kelas 1 Tangerang?
Jawaban : Sudah 27 tahun
2. Apa jabatan Bapak di Struktur Organisasi SMP Istimewa LPKA
Kelas 1 Tangerang?
Jawaban : Sebagai Kepala Sekolah
3. Bagaimana proses belajar siswa di SMP Istimewa LPKA Kelas 1
Tangerang ?
Jawaban : Kegiatan belajar dilakukan setiap hari Senin sampai hari
Kamis mulai pukul 08.00 – 11.00, untuk kegiatan yang lain seperti futsal,
basket senam dilakukan pada hari Jum’at dan kegiatan ekstra kulikuler
pada hari Sabtu
4. Berapa jumlah tenaga pengajar di SMP Istimewa LPKA Kelas 1
Tangerang ?
Jawaban : Jumlah tenaga pengajar sebanyak 11 orang
5. Pada tahun ajaran sekarang ada berapa jumlah siswa dan ada berapa
kelas yang digunakan dalam kegiatan belajar di SMP Istimewa?
Jawaban : Pada tahun ajaran ini jumlah siswa di SMP Istimewa sebanyak
8 siswa, tingkatan kelasnya yaitu kelas VII : 1 siswa, kelas VIII : 2 siswa,
dan kelas IX : 5 siswa
6. Dalam pelaksanaan pendidikan apakah SMP Istimewa mendapatkan
bantuan ?
Jawaban : Pada tahun ajaran ini SMP Istimewa mendapatkan bantuan
dana BOS dari pemerintah
7. Kendala apa saja yang di hadapi dalam kegiatan pembelajaran di
SMP Istimewa ?
Jawaban : Kendala yang dihadapi adalah kurangnya sarana dan prsarana
yang belum memadai, tenaga pengajar yang kurang berkompeten sesuai
dengan jurusan keguruan karena hampir semua tenaga pengajarnya adalah
staf pegawai LPKA itu sendiri, harus ekstra sabar dalam memberikan
materi pembelajaran agar siswa bisa mencerna pelajaran dengan baik
walau bersekolah di dalam LPKA siswa harus bisa mengikuti pelajaran
dengan baik agar saat ujian bisa mengerjakan dengan baik
Daftar Wawancara
Nama : Suryaningsih, SE
Jabatan : Kepala Sekolah SMK Istimewa
Wawancara dilakukan pada tanggal 19 Oktober 2017 pukul 11.00
1. Sudah berapa lama Ibu bekerja di LPKA Kelas 1 Tangerang?
Jawaban : Saya sudah bekerja sekitar 15 tahun
2. Apakah jabatan Ibu di Struktur Organisasi SMK Istimewa ?
Jawaban : Sebagai Kepala Sekolah
3. Bagaimana proses belajar siswa di SMK Istimewa?
Jawaban : Di SMK Istimewa proses belajar anak didik dimulai dari hari
Senin sampai Kamis di mulai dari pukul 08.00 – 11.00, Jum’at senam
bersama dan kegiatan olahraga, Sabtu kegiatan ekskul
4. Berapa jumlah tenaga pengajar di SMK Istimewa LPKA Kelas 1
Tangerang ?
Jawaban : Jumlah tenaga pengajar di SMK ada 19 orang
5. Pada tahun ajaran sekarang ada berupa jumlah siswa dan ada berapa
kelas yang digunakan dalam kegiatan belajar di SMK Istimewa ?
Jawaban : Kelas yang digunakan dalam kegiatan belajar di Smk Istimewa
yaitu ada 3 kelas terdiri dari Kelas X, Kelas XI, dan Kelas XII. Untuk
jumlah siswa yaitu : Kelas X : Bulan Juni 10 orang, Bulan Juli 10 orang,
Bulan Agustus 10 orang, Bulan September 12 orang, dan Bulan Oktober
12 orang. Untuk Kelas XI : Bulan Juni 12 orang, Bulan Juli 12 orang,
Bulan Agustus 12 orang, Bulan September 11 orang, dan Bulan Oktober
11 orang. Untuk Kelas XII : Bulan Juni 15 orang, Bulan Juli 15 orang,
Bulan Agustus 15 orang, Bulan September 18 orang, dan Bulan Oktober
18 orang.
6. Dalam pelaksanaan pendidikan di LPKA Kelas 1 Tangerang jurusan
apa yang ditawarkan di SMK Istimewa kepada anak didik ?
Jawaban : Di Smk Istimewa ini hanya terdapat satu jurusan saja yaitu
Teknik Sepeda Motor
7. Dalam pelaksanaan pendidikan apakah SMK Istimewa mendapatkan
bantuan ?
Jawaban : Tahun ajaran sekarang ini Smk Istimewa mendapatkan bantuan
dana Bos dari Pemerintah untuk kegiatan operasional belajar mengajar,
dan ada bantuan juga dari pihak luar bantuan berupa penyuluhan
pendidikan dan pengajaran praktek otomotif
8. Kendala apa saja yang di hadapi dalam kegiatan pembelajaran di
SMK Istimewa ?
Jawaban : Untuk dikendala yaitu di tenaga pengajar karena tenaga
pengajarnya adalah staf dari LPKA , karena basic pendidikan staf LPKA
adalah Sarja Hukum jadi tidak sesuai, jadi petugas mengajar berdasarkan
apa yang dia pelajari. Dari anak didik sendiri kendala terbesarnya adalah
kurang minat dalam belajar, jadi pengajar harus ekstra lebih dalam
penyampaian pelajaran di kelas dan harus bisa memberi motivasi utuk
anak didik agar lebih semangat belajar karena siswa lebih suka belajar
secara praktek langsung dari pada belajar di dalam kelas
Daftar Wawancara
Nama : Sutary, SH
Jabatan : Ketua PKBM Istimewa
Wawancara dilakukan pada Tanggal 2 November 2017 Pukul 10.45
1. Sudah berapa lama ibu bekerja di LPKA ?
Jawaban : Sekitar 25 tahun
2. Sejak kapan PKBM Istimewa ini berdiri ?
Jawaban : Berdiri sekitar tahun 1996
3. Apakah jabatan Ibu di Struktur Organisasi PKBM Istimewa ?
Jawaban : Sebagai Ketua PKBM Istimewa
4. Syarat administrasi apa yang harus dipenuhi untuk mengikuti PKBM
?
Jawaban : Syaratnya melengkapi foto copy ijasah terakhir, kk, akte, foto
5. Berapa jumlah tenaga pengajar di PKBM ?
Jawaban : Jumlah tenaga pengajar sebanyak 12 orang, 10 orang pegawai
LPKA dan 2 orang relawan
6. Bagaimana proses belajar siswa di PKBM Istimewa ?
Jawaban : Kegiatan belajar di PKBM Istimewa dilakukan pada hari
Jum’at dan Sabtu dari pukul 08.00 – 11.00
7. Berapa jumlah anak yang mengikuti PKBM ?
Jawaban : Di PKBM Istimewa ada 3 kategori yaitu Paket A (setara SD),
Paket B (setara SMP), dan Paket C (setara SMU). Untuk jumlah siswa
yang mengikuti pembelajaran di PKBM sebanyak 25 orang dengan rincian
: Paket A : - (kosong), Paket B : 5 siswa, dan Paket C : 20 siswa
8. Kendala-kendala yang dihadapi petugas dalam hal pelaksanaan
pendidikan PKBM ?
Jawaban : Kurangnya minat belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran
di LPKA, tenaga pengajar di PKBM harus memberikan semangat agar
para siswa dapat bersemangat lagi dalam melanjutkan pendidikan,
kurangnya tenaga pengajar yang berkompeten di dalam bidangnya karena
tenaga pengajar disini hampir semua adalah staf LPKA yang latar
belakang pendidikannya bukan keguruan, dan bekal pendidikan sangat
penting agar kehidupan mereka bisa lebih baik lagi setelah bebas dari
LPKA
Daftar Wawancara Anak Didik Pemasyarakatan
Nama : Riki Farhani
Umur : 17 Tahun
Alamat : Kp. Pondok Kemiri Desa Rawa Kalong Kec. Gunung Sindur
Kab.Bogor
Agama : Islam
Kasus : Pengeroyokan
Wawancara dilakukan pada tanggal 30 Oktober 2017
1. Apakah adik diberikan kesempatan untuk melakukan ibadah sesuai
dengan agama atau kepercayaan masing-masing ? jika iya bagaimana
menurut adik pemenuhan hak beribadah di LPKA ini ?
Jawaban : iyah, disini kalo masuk waktu sholat wajib sholat berjamaah di
masjid yang ada di dalam LPKA, selain masjid juga disini ada gereja bagi
yang beragama kristen. Peenuhan hak beribadah sudah baik
2. Apakah adik mendapatkan perawatan jasmani ? kegiatan apa saja
mengenai perawatan jasmani dan bagaimana perlengkapan mandi,
tidur dan seragam ?
Jawaban : mendapatkan, ada kegiatan ekskul olahraga setiap hari jumat,
ada kegiatan senam juga, maen futsal dan basket. Dapat perlengakapan
buat mandi dari petugas rutin dikasih setiap bulan, seragam juga diberikan,
untuk tempat tidur sudah bagus ada kasurnya disetiap kamar
3. Apakah di LPKA ini ada kegiatan kerohanian ? kegiatan apa yang
dilakukan ?
Jawaban : ada, kegiatan nya diajarin main warawis, ada belajar ngaji juga
ada pengajarnya dari luar yang ngajarin ngaji
4. Apakah adik mendapatkan pendidikan dan pengajaran ?
Jawaban : iyah dapat ada sekolah juga disini, kalo saya ikut pkbm karena
hukuman saya dibawah satu tahun, jadi ikutnya pkbm. Kegiatan belajarnya
sama seperti sekolah lain di luar lpka, masuk dai senin sampai kamis jam
08.00 s.d 11.00
5. Apakah pelayanan kesehatan ini sudah baik ?
Jawaban : sudah cukup baik, kalo sakit dateng langsung ke klinik nanti di
obatin sama perawatnya minum obatnya juga disana
6. Menurut adik makanan yang diberikan di LPKA ini sudah layak ?
Jawaban : kalo makanan disni saya kira udah lumayan layak, menunya
juga ganti-ganti tapi nasinya disini kurang layak, rasanya gak enak
7. Apakah adik mendapatkan hak menerima kunjungan keluarga ?
Jawaban : iyah, jadwal kunjungan senin sampe kamis dan sabtu, minggu
libur kaga boleh ada yang jenguk, kecuali minggu pertama awal bulan
8. Apakah adik disini diberikan kesempatan untuk menonton tv dan
mendapatkan bahan bacaan ?
Jawaban : kalo nonton tv bebas gak dilarang asal lagi gada kegiatan
sekolah atau kegiatan lainnya, disini nonton tv di ruang aula lpka, bahan
bacaan ada di perpustakaan kalo ada tugas sekolah langsung pilih aja
minjam
9. Apakah di LPKA terdapat pelatihan keterampilan kerja? Jika ada
adik mengikuti pelatihan apa?
Jawaban : ada. Pelatihan kerja di LPKA ada pelatihan mengelas, cukur
rambut, membuat keripik, buat kerajinan tangan, berkebun. Kita pilih
sesuai minat kita
Daftar Wawancara Anak Didik Pemasyarakatan
Nama : Anggi Pratama
Umur : 17 Tahun
Alamat : Kp. Gelam Pasar Kemis Kab. Tangerang
Agama : Islam
Kasus : Narkoba
Wawancara dilakukan pada tanggal 1 November 2017
1. Apakah adik diberikan kesempatan untuk melakukan ibadah sesuai
dengan agama atau kepercayaan masing-masing ? jika iya bagaimana
menurut adik pemenuhan hak beribadah di LPKA ini ?
Jawaban : sudah pasti, disini lengkap ada masjid dan gereja jadi bisa
beribadah sesuai dengan agamanya masing-masing. Pemenuhan hak
beribadah disini sudah sangat baik
2. Apakah adik mendapatkan perawatan jasmani ? kegiatan apa saja
mengenai perawatan jasmani dan bagaimana mengenai perlengkapan
mandi, tidur dan seragam ?
Jawaban : saya mendapatkan perawatan jasmani dengan berolahraga,
olahraga disini ada basket, futsal, senam kita pilih sesuai yang kita minati.
Perlengkapan mandi dikasih sama petugas sebulan sekali seperti sabun,
sikat gigi, odol, sampo, perlengkapan tidur disetiap kamar ada kasurnya ,
seragam juga dikasih yang seragam lpka
3. Apakah di LPKA ini ada kegiatan kerohanian ? kegiatan apa yang
dilakukan ?
Jawaban : untuk kegiatan rohani yaitu belajar mengaji dan setiap sholat
berjamaah di masjid ada kultum nya
4. Apakah adik mendapatkan pendidikan dan pengajaran ?
Jawaban : iyah mendapatkan, saya disini sekolah kelas 6 SD karena saya
tidak tamat sekolah sd pas masih di luar lpka, jadi disini saya mneneruskan
sekolah di sd
5. Apakah pelayanan kesehatan ini sudah baik ?
Jawaban : pelayanan kesehatan sudah baik, perawat yang bertugas di
klinik juga baik, kalo kita sakit langsung datang ke klinik nanti ditanya
keluhan sakit kita, dikasih obat tapi harus diminum disitu obatnya
6. Menurut adik makanan yang diberikan di LPKA ini sudah layak ?
Jawaban : alhamdulillah makanan yang dikasih disini sudah layak, lauk
nya tiap hari ganti jadi engga bikin bosen. Disini juga makannya di ruang
makan jadi saat jam makan disini kita mengambil sendiri nasi dan lauknya
7. Apakah adik mendapatkan hak menerima kunjungan keluarga ?
Jawaban : kunjungan itu minimal 2 jam, hari senin sampai kamis, sabtu
jumat libur dan minggu juga libur, kecuali minggu pertama di awal bulan
8. Apakah adik disini diberikan kesempatan untuk menonton tv dan
mendapatkan bahan bacaan ?
Jawaban : iyah ada, disini tv ada di aula, nonton tv boleh saja asal sedang
tidak ada kegiatan. Bahan bacaan disini ada perpustakaan kalau mao baca
baca buku atau pinjam buku
9. Apakah di LPKA terdapat pelatihan keterampilan kerja? Jika ada
adik mengikuti pelatihan apa?
Jawaban : pelatihan kerja disini alhamdulillah ada, saya lebih senang ikut
kegiatan keterampilan karena bisa nambah ilmu kita dan supaya punya
keterampilan. Disini saya ikut kegiatan pengelasan dan pertanian seperti
berkebun menanam sayur-sayuran.
Daftar Wawancara Anak Didik Pemasyarakatan
Nama : Rio Adi Saputra
Umur : 18 Tahun
Alamat : Kebon Jeruk Timur Jatinegara Jakarta Timur
Agama : Islam
Kasus : Pembunuhan
Wawancara dilakukan pada tanggal 21 November 2017
1. Apakah adik diberikan kesempatan untuk melakukan ibadah sesuai
dengan agama atau kepercayaan masing-masing ? jika iya bagaimana
menurut adik pemenuhan hak beribadah di LPKA ini ?
Jawaban : ibadah disni diwajibkan, setiap masuk waktu sholat harus
sholat berjamaah di masjid yang ada di lpka, pemenuhan hak beribadah
sudah sangat baik
2. Apakah adik mendapatkan perawatan jasmani ? kegiatan apa saja
mengenai perawatan jasmani dan bagaimana perlengkapan mandi,
tidur dan seragam ?
Jawaban : perawatan jasmani ada kegiatan senam pada hari jumat, saya
juga suka main bola. Setiap bulan petugas disini memberikan
perlengkapan mandi , tempat tidur juga sudah layak, baju seragam lpka
juga diberikan
3. Apakah di LPKA ini ada kegiatan kerohanian ? kegiatan apa yang
dilakukan ?
Jawaban : ada, untuk kegiatan kerohanian itu seperti belajar membaca Al-
Qur’an, praktek sholat kegiatannya dilakukan di masjid Baitur rohmah
yang ada di LPKA
4. Apakah adik mendapatkan pendidikan dan pengajaran ?
Jawaban : iyah mendapatkan, saya meneruskan pendidikan di lpka smk
kelas 3
5. Apakah pelayanan kesehatan ini sudah baik ?
Jawaban : pelayanan kesehatan sudah baik, ada dokter gigi sama perawat
juga
6. Menurut adik makanan yang diberikan di LPKA ini sudah layak ?
Jawaban : makanan si lumayan sudah layak dapat makan tiga kali sehari
pagi, siang dan malam
7. Apakah adik mendapatkan hak menerima kunjungan keluarga ?
Jawaban : kunjungan keluarga disini ada tempatnya di dalam lpka ada
tempat semacam gazebo tempat orang tua sodara kalau nengokin kita
disini. Waktu kunjungan senin sampai kamis dan sabtu
8. Apakah adik disini diberikan kesempatan untuk menonton tv dan
mendapatkan bahan bacaan ?
Jawaban : menonton tv boleh disini, tapi hp gak boleh di lpka, kalau
kedapatan bawa hp di ambil sama petugas , petugas juga sering sidak ke
kamar. Bahan bacaan disini sudah baik sudah terdapat perpustakaan
9. Apakah di LPKA terdapat pelatihan keterampilan kerja? Jika ada
adik mengikuti pelatihan apa?
Jawaban : ada. Pelatihan kerja di LPKA ada pelatihan mengelas, cukur
rambut, membuat keripik, buat kerajinan tangan lainnya, disini di bebasin
kita mau ikut pelatihan apa aja sesuai minat kita, kalo saya ikut pelatihan
mengelas, buat bekal saya nanti kalo sudah bebas dari LPKA supaya ada
keahlian buat kerja
Daftar Wawancara Anak Didik Pemasyarakatan
Nama : Iknatius
Umur : 14 Tahun
Alamat : Perumahan Green Lake City Tangerang
Agama : Kristen
Kasus : Pencabulan
Wawancara dilakukan pada tanggal 30 Oktober 2017
1. Apakah adik diberikan kesempatan untuk melakukan ibadah sesuai
dengan agama atau kepercayaan masing-masing ? jika iya bagaimana
menurut adik pemenuhan hak beribadah di LPKA ini ?
Jawaban : iyah diberikan hak betribadah, sudah bagus pemenuhan hak
tersebut disini ada masjid sama gereja
2. Apakah adik mendapatkan perawatan jasmani ? kegiatan apa saja
mengenai perawatan jasmani dan bagaimana perlengkapan mandi,
tidur dan seragam ?
Jawaban : perawatan jasmani dengan kegiatan olahraga, saya ikut ekskul
bola basket, perlengkapan mandi dikasih sama petugas disini,
perlengkapan tidur juga sudah terdapat kasur di kamar dan dikasih
seragam juga
3. Apakah di LPKA ini ada kegiatan kerohanian ? kegiatan apa yang
dilakukan ?
Jawaban : ada, kegiatan kerohanian ini sesuai dengan agama masing-
masing kalo saya beragama kristen kegiatan kerohaniannya di gereja
Samaria yang berada di lpka. kegiatan yang dilakukan di LPKA yaitu
seperti kebaktian atau doa pagi, pendalaman Al Kitab, kehidupan secara
orientasi melayani, conselling, dan perayaan hari-hari besar Nasrani.
4. Apakah adik mendapatkan pendidikan dan pengajaran ?
Jawaban : iyah dapat di lpka ada sd, smp, smk sama pkbm. Sekarang saya
melanjutkan pendidikan di kelas 2 smp
5. Apakah pelayanan kesehatan ini sudah baik ?
Jawaban : sudah cukup memadai dengan adanya klinik di sini
6. Menurut adik makanan yang diberikan di LPKA ini sudah layak ?
Jawaban : menurut saya kurang layak nasinya rasanya seperti nasi
kemarin kurang enak, untuk lauk sudah lumayan enak rasanya
7. Apakah adik mendapatkan hak menerima kunjungan keluarga ?
Jawaban : kunjungan keluarga hanya sekitar dua jam waktunya, dari
senin samapai kamis dan sabtu, minggu libur kecuali hari minggu pada
awal bulan
8. Apakah adik disini diberikan kesempatan untuk menonton tv dan
mendapatkan bahan bacaan ?
Jawaban : kalau mau mendapatkan bahan bacaan ya kita langsung ke
perpustakaan saja disitu banyak bukunya buat bikin tugas sekolah juga,
menonton tv tidak dalarang asal sedang tidak ada kegiatan saja
9. Apakah di LPKA terdapat pelatihan keterampilan kerja? Jika ada
adik mengikuti pelatihan apa?
Jawaban : ada. Saya ikut kegiatan pensablonan baju dan kerajinan tangan
seperti buat tas dan aksesoris lainnya
Daftar Wawancara Anak Didik Pemasyarakatan
Nama : Gugun
Umur : 17 Tahun
Alamat : Kampung Sawah Kec. Pinang Tangerang
Agama : Islam
Kasus : Pencurian
Wawancara dilakukan pada tanggal 1 November 2017
1. Apakah adik diberikan kesempatan untuk melakukan ibadah sesuai
dengan agama atau kepercayaan masing-masing ? jika iya bagaimana
menurut adik pemenuhan hak beribadah di LPKA ini ?
Jawaban : Iyah dapat, pemenuhan hak beribadah sudah bagus terdapat
masjid buat kita beribadah
2. Apakah adik mendapatkan perawatan jasmani ? kegiatan apa saja
mengenai perawatan jasmani dan bagaimana perlengkapan mandi,
tidur dan seragam ?
Jawaban : Iyah mendapatkan, ada kegiatan main bola, basket, volli dan
kegiatan senam, perlengkapan mandi rutin diberikan petugas sebulan
sekali baju lpka juga dapat, perlengkapan tidur sudah layak
3. Apakah di LPKA ini ada kegiatan kerohanian ? kegiatan apa yang
dilakukan ?
Jawaban : Ada, disini diajarkan marawis, belajar mengaji
4. Apakah adik mendapatkan pendidikan dan pengajaran ?
Jawaban : Dapat, tetapi karena hukuman saya sedikit saya hanya ikut
kegiatan bersih-bersih dan portir (pegang gembok)
5. Apakah pelayanan kesehatan ini sudah baik ?
Jawaban : Sudah baik
6. Menurut adik makanan yang diberikan di LPKA ini sudah layak ?
Jawaban : Makanan disini sudah layak
7. Apakah adik mendapatkan hak menerima kunjungan keluarga ?
Jawaban : Dapat, kunjungan keluarga dari hari Senin-Kamis, jumat-sabtu
libur, Minggu libur kecuali di hari Minggu pertama awal bulan
8. Apakah adik disini diberikan kesempatan untuk menonton tv dan
mendapatkan bahan bacaan ?
Jawaban : menonton tv di perbolehkan pada saat tidak ada kegiatan saja,
tempat nonton tv nya di ruang aula, bahan bacaan terdapat di perpustakaan
9. Apakah di LPKA terdapat pelatihan keterampilan kerja? Jika ada
adik mengikuti pelatihan apa?
Jawaban : ada, saya mengikuti kegiatan perkebunan dan pencukuran
rambut