Pembuatan Tertier Butil Klorida.docx

20
Pembuatan Tertier Butil Klorida A. Judul Percobaan “ Pembuatan Tertier Butil Klorida” B. Tujuan Percobaan Pada akhir percobaan mahasiswa diharapkan mahir mengenai hal-hal berikut: 1. Cara penyusunan dan penggunaan alat yang dipergunakan dalam pembuatan senyawa organic berwujud cair seperti merefluks, ekstraksi pelarut, menggunakan corong pisah, pengeringan, penyaringan, dan destialsi. 2. Asas-asas reaksi substitusi nukleofilik alifatik. 3. Perbedaan yang khas antara substitusi jenis SN 1 dan SN 2 C. Landasan Teori Reagen yang mempunyai pasangan electron bebas disebut reagen nukleofilik (nukleofil).Nukleofil mempunyai kecenderungan bereaksi dengan substrak yang kekurangan electron. Nukleofil ada dua macam, yaitu: 1. Nukleofil negative, yaitu nukleofil yang membawa pasangan electron dan muatan negative. Jika muatan negative berada pada atom karbon disebut karbonin. ──C + + : x - C ─ x Substrak nukleofil negative produk

description

Pembuatan Tertier Butil Klorida

Transcript of Pembuatan Tertier Butil Klorida.docx

Page 1: Pembuatan Tertier Butil Klorida.docx

Pembuatan Tertier Butil Klorida

A.   Judul Percobaan“ Pembuatan Tertier Butil Klorida”

B.   Tujuan PercobaanPada akhir  percobaan mahasiswa diharapkan mahir mengenai hal-hal berikut:

1.   Cara penyusunan dan penggunaan alat yang dipergunakan dalam pembuatan senyawa organic

berwujud cair seperti merefluks, ekstraksi pelarut, menggunakan corong pisah, pengeringan,

penyaringan, dan destialsi.

2.   Asas-asas reaksi substitusi nukleofilik alifatik.

3.   Perbedaan yang khas antara substitusi jenis SN1 dan SN2

C.   Landasan TeoriReagen yang mempunyai pasangan electron bebas disebut reagen nukleofilik

(nukleofil).Nukleofil mempunyai kecenderungan bereaksi dengan substrak yang kekurangan

electron. Nukleofil ada dua macam, yaitu:

1.   Nukleofil negative, yaitu nukleofil yang membawa pasangan electron dan muatan negative.

Jika muatan negative berada pada atom karbon disebut karbonin.

     │                                                          │

──C +  +  : x-→                     ─                  C ─ x

     │                                                          │

Substrak         nukleofil negative                produk

2.   Nukleofil netral, yaitu nukleofil yang kaya akan electron namun tidak bermuatan. Contohnya

H2O dan NH3.

 

     │                                                        

──C +       +       : x       →                     ─ C ─ x+

     │                                                        

Substrak         nukleofil netral                  produk

Bila ikatan kovalen yang terjadi antara atom karbon dengan atom yang kurang elektronegatif

diputuskan melalui pisolisis, maka atom karbon tidak melepaskan elektronnya dan

mempunyai muatan negative,sehingga disebut karbonion.contohnya, pemutusan ikatan C-H

akan menghasilkan proton dan karbonion, demikian halnya jika senyawa organic logam

diheterolisis.

Page 2: Pembuatan Tertier Butil Klorida.docx

                 │                                    │

             ─ C ─ H         heterolisi    ─ C+   +   H+

                │                                     │

(Riswiyanto,2009:88)

      Terdapar dua mekanisme utama substitusi nukleofilik, keduanya diberi lambang SN2 dan

SN1.SN berarti “substitusi nukleofilik”. Angka 2 dan 1 akan menjadi jelas bila kita membahas

setiap mekanisme tersebut ( Hart,2003:199)

      Mekanisme SN1 ialah proses dua langkah. Pada langkah pertama yang terdispersi lambat,

ikatan antara karbon dan gugus pergi putus sewaktu substrak ini terdispersi (mengion)

                       │

                        C        L        lambat        C +        +    :L

                         Substrak                         karbokation            gugus pergi

Electron dari ikatan C-L pergi bersama gugus pergi, dan terbentuk karbokation.Pada langkah

kedua yang berlangsung cepat, karbokation bergabung dengan nukleofili menghasilkan

produk.

                          C+          +     :Nu      cepat       C      dan        C

Karbokation                                                Nu+          +Nu                   

Bila nukleofili berupa molekul netral, seperti air atau alcohol, lepasnya suatu proton dari

oksigen nukleofilik pada langkah ketiga menghasilkan produk akhir (Hart,2003:202)

Kecepatan reaksi SN1 tidak bergantung pada reagen, namun sangat bergantung pada

substraknya. SN1 bertahap (stepwise), SN2 serentak ( concerted)

SN2( Stepwise mechanism)

R- X        lambat   R++  X-

R+ + OH-   cepat     R – OH

SN2( concerted mechanism)

H                                 R                                                             R

HO- + H─C─X       lambat   d-  HO- -C- - - Xd+   cepat   HO─C─H   + X-

Page 3: Pembuatan Tertier Butil Klorida.docx

               H                                H        H                                   

H                                                                                                                             

( Riswiyanto,2009:94)

          Bagaimana kita mengenali apakah nukleofili tertentu dan substrak bereaksi melalui

mekanisme SN1? Berikut ini cirri-cirinya:

1.Laju reaksi tidak bergantung pada konsentrasi nukleofilik. Langkah pertama ialah penentuan

laju, dan nukleofili tidak terlibat dalam langkah ini. Dengan demikian, kendala dalam laju

reaksi ialah laju pembentukan karbokation, bukan laju reaksinya dengan nukleofili, yang

berlangsung sangat cepat.

2.Jika karbon pembawa gugus pergi merupakan stereogenik, reaksi berlangsung terutama

dengan hilangnya aktifitas optis ( artinya, denag resenisasi). Pada karbokation, hanya tiga

gugus yang melekat positif. Jadi,karbon positif terhibridisasi SP2  dan berbentuk planar.

Nukleofili dapat bereaksi pada “muka” manapun dari karbokation,menghasilkan campuran

50:50 dari dua enantiomer, yaitu contohnya, reaksi (R) -3-bromo-3-metilheksana dengan air

menghasilkan alcohol resemik. Karbokation intermediet terbentuk planar dan akilar.

Gabungan dengan H2O dari “atas” atau “ bawah” sama peluangnya, masing-masing

menghasilkan alcohol R dan S dalam jumlah yang sama.

3.Reaksi paling cepat bila gugus alkil pada substrat keadaannya tersier dan paling lambat pada

primer. Alasannya ialah karena reaksi SN1 berlangsung melalui karbokation sehingga

urutannya reaktivitasnya sama dengan urutan kestabilan karbokation (30>20>10). Artinya,

semakin mudah pembentukan karbokation semakin cepat berlangsung. Oleh karena alsan

inilah reaktivitas SN1 juga sejalan dengan karbokation yang terstabilkan resonansi, seperti

karbokation alilik.

Demikian pula, reaktivitas SN1 kurang menyukai aril dan vinil halide karena karbokation aril

dan vinil tidak stabil dan tidak mudah terbentuk ( Hart,2003:203-204).

Tahap pembentukan ion karboniun pada SN1 merupakan tahap penuntu kecepatan

reaksi.Semakin stabil ion karboniunm yang terbentuk, semakin mudah reaksi pembemtukan

karbonium tersebut.Hal ini berarti bahwa kecepatan reaksi bergantung pada kestabilan ion

karbonim. Telah diketaui bahwa kestabilan ion karbonium adalah sebagai berikut: karbonium

30c>20>10. Karena ion karbonium tersier mempunyai kestabilan yang paling tinggi maka

kecepatan reaksi alkil halide tersier berlangsung lebih cepat dari pada reaksi dengan reaktan

alkil halide sekunder maupun primer (Rasyid,2006:118-119).

Meaknisme SN2 ialah proses satu langkan, dinyatakan dengan persamaan berikut:

 

Page 4: Pembuatan Tertier Butil Klorida.docx

Nu :-       +     C ─ L                   s- Nu------C-------LS+             Nu─C    +  : L-

Nukleofili       substrat                 keadaan transisi                     produk     gugus pergi

Nukleofili menyerang dari sisi belakang dari ikatan C-L pada tahap tertentu ( keadaan

transisi), nukleofili dan gugus pergi keduanya terikat secara persial pada karbon tempat

berlangsungnya reaksi substitusi. Sewaktu guguspergi meninggalkan karbon dengan sepasang

electron bebasnya, nukleofili memasok sepasang electron lain pada atom karbon. Angka 2

digunakan untuk menjelaskan mekanisme ini karena reaksi ini bimolecular. Artinya, dua

molekul, yaitu nukleofili dan substrat, yang terlibat dalam langkah kunci ( hanya satu langkah

) dalam mekanisme reaksi ini ( Hart,2003:199).

Apabila 2-bromobutana dengan hidroksida (OH-) direaksikan, maka akan diperoleh fakta-

fakta sebagai berikut:

1.Kecepatan reaksi bergantung pada konsentrasi alkil bromide dan konsentrasi OH-.

2.Apabila  (R) -2-bromobutana digunakan sebagai reaktan, maka produk yang dihasilkan adalah

(S)-2-butanol.

3.Apabila digunakan nukleofili dan gugus sisa / lepas yang sama, kecepatan reaksinya lebih

besar untuk substrat berupa halide primer dan sekunder dibandingkan dengan substrat berupa

halide tersier ( Rasyid,2006:115-116).

Bagaimana kita mengenali apakah suatu nukleofili dan substrat bereaksi melalui

mekanismi SN2 ?ada beberapa petunjuk yang dapat membantu:

1.Laju reaksi bergantung pada konsentrasi nukleofili maupun substrat.

2.Setiap penggantian melalui SN2 selalu mengakibatkan inverse konfigurasi.

3.Reaksi akan paling cepat bila gugus alkil pada substrat berupa metil atau primer dan paling

lambat bila berupa tersier, alkil halide sekunder bereaksi dengan laju pertengahan

( Hart,2003:199-200).

Reaktivitas terhadap reaksi substitusi nukleofilik sangat dipengaruhi oleh substrat,

nukleofil, pelarut, dan suhu. Kemungkinan terjadinya reaksi adalah sebagai berikut:

SN1 : alkil halida tersier > sekunder > primer ;

SN2 : alkil halida primer > sekunder > tersier .

                                                                                                ( Riswiyanto,2009:95)

Page 5: Pembuatan Tertier Butil Klorida.docx

   Berbeda dengan reaksi SN2, reaksi SN1 berjalan melalui dua tahap ( tidak meliputi

protonasi atau deprotonasi ). Tahap penutapan laju reaksi ada pada tahap pertama, oleh

karena itu laju reaksi dari keseluruhan reaksi secara umum sama dengan laju pembentukan

karbokation dan tidak melibatkan konsentrasi nukleofili. Oleh karena itu kenukleofilikan

tidak menjadi factor kelajuan reaksi dan laju keseluruhan reaksi hamya bergantung pada

konsentrasi pereaksi               (Wikipedia,2013).

Bahan dasar P-tersier-butilfenil benzoate melalui reaksi esterifikasi P-tersier-buti fenol

dengan benzoil klorida menggunakan piridin sebagai katalis basa sekaligus pelarut. Reaksi

esterifikasi P-tersier-butilfenol dilakukan dengan melarutkan senyawa tersebut dalam piridin,

kemudian penambahan benzoil klorida dilakukan pada suhu 00C   (Ratnawati,2007:volume 3

No. 1).

D. Alat Dan Bahan1.      Alat

a)      Corong pisah 250 ml 1 buah

b)      Corong biasa 1 buah

c)      Gelas ukur 25 ml dan 50 ml

d)     Pipet tetes 4 buah

e)      Gelas kimia 100 ml dan 250 ml

f)       Labu 1 buah

2.      Bahan

a)      Tertier butyl alcohol (CH3)3COH 16 ml

b)      Asam klorida (HCL) pekat 42,5 ml

c)      Larutan NaHCO3 5 % 10 ml

d)     CaCl2 / CaSO4 anhidrat

e)      Aguades

f)       Kertas saring

E.Prosedur Kerja1.      Mengisi corong pisah dengan 16 ml (CH3)3COH dan 42,5 ml HCL pekat.

2.      Mengocok campuran selama 20 menit, tiap pengocokan, longgarkan corong pisah untuk

mengurangi letupan.

3.      Kemudian didiamkan selama beberapa menit, sampai lapisannya memisah sempurna.

4.      Mengambil dan membuang lapisan asam dibagian bawah.

5.      Mencuci halide tersebut dengan 10 ml NaHCO3 5 % dan mengocok selama 2 menit.

Page 6: Pembuatan Tertier Butil Klorida.docx

6.      Mencuci dengan 10 ml H2O dan mengocok selama 2 menit.

7.      Menambahkan dengan CaCl2 anhidrat ( mengaduk ).

8.      Menyaring ke dalam gelas kimia dengan menggunakan kertas saring.

F.    Hasil PengamatanNo.                 Aktivitas             Hasil Pengamatan

1. 16 ml (CH3)3COH + 42.5 ml HCL lapisan keruh dan beruap

2. Mengocok campuran selama 20

menit kemudian didiamkan.

Terbentuk 2 lapisan

Atas: bening / tak berwarna

Bawah: hijau bening

3. Membuang lapisan bawahnya Lapisan atas bening / tak

berwarna.

4. Mencuci dengan 10 ml NaHCO35 %

dan dikocok selama 2 menit

Terbentuk 2 lapisan

Atas: keruh ( seperti keruh)

Bawah: bening / tak berwarna

Mambuang lapisan bawah.

5. Mencuci dengan 10 ml H2O dan

dikocok.

Terbentuk 2 lapisan

Atas: agak keruh

Bawah: bening / tak berwarna

Membuang lapisan bawah.

6. Menambahkan dengan

CaCl2anhidrat (diaduk ).

Campuran keruh dan jenuh

7. Menyaring kedalam gelas kimia

dengan menggunakan kertas saring.

6,2 ml tertier butil klorida dan

larutannya bening.

G.  Analisis DataDiketahui:

Massa (CH3)3COH : 12,5 gram

Massa jenis (CH3)3COH : 0.775 g/ml (Wikipedia, 2013)

Massa molar (CH3)3COH : 74 g/ml

Massa molar (CH3)3Cl : 92,57 g/mol

Massa jenis (CH3)3Cl : 0,84 g/ml (Wikipedia, 2013)

Massa (CH3)3Cl : 90 % : 14 gram

Massa molar HCL : 36,46 g/ml

Page 7: Pembuatan Tertier Butil Klorida.docx

Massa jenis HCL : 1,18  g/ml (Wikipedia, 2013)

Volume HCL pekat: 42,5 ml

Ditanyakan: Rendemen……?

Penyelesaian:

  Volume  (CH3)3COH :    12,5 g       =  16 ml

                                     0,775 g/ml

  Mol  (CH3)3COH     :        12,5 g        =  0,17 mol

                                  74 g/ml

  Massa HCL             :     V HCl x þ HCl

                                     42,5 ml x 1.18 g/ml

                                     50,15 gram

         Mol HCl          :     Massa HCl

                            Massa molar HCl

                           50,15 g

                           36,46 g/ml

                           1,36 mol

Reaksi :

            (CH3)3COH   +  HCl                 (CH3)3CCl   + H2O

Mula-mula : 0,17 mol           1,38 mol                

Bereaksi    :  0,17 mol          0,17 mol            0,17 mol

Akhir        :       -                 1,21 mol            0,17

   Massa (CH3)3CCl secara reori : mol (CH3)3CCl x mr (CH3)3CCl  

                                               0,17 mol  x  92,57 g/ml

                                             15,74 gram

  Massa (CH3)3CCl  secara praktek : þ (CH3)3CCl   x V (CH3)3CCl hasil perc.

                                                    0.84 g/ml    x 6,2 ml

                                                    5,21  gram

Jadi, rendeman      :   Massa (CH3)3CCl secara praktek   X 100 %

          Massa (CH3)3CCl secara teori

           5,21 gram         x 100 %

15,74 gram

         33, 10 %

Page 8: Pembuatan Tertier Butil Klorida.docx

H.  PembahasanPada tertier butyl klorida dilakukan penambahan 16 ml tertier butyl alcohol dan 42,5

ml HCl pekat kedalam corong pisah. HCl pekat berfungsi sebagai reaktan untuk

menghasilkan tertier butyl klorida dan bersifat nukleofilik dimana ion Cl-akan menyerang

masuk ke gugus butyl alcohol (OH-). Pada proses ini, terbentuk larutan keruh dan beruap, dan

pada saat memisahkan dapat diamati pemisahannya setelah dilakukan pengocokan pada

corong pisah selama 20 menit, dimana proses tersebut sesuai dengan reaksi :

(CH3)3COH  +  HCl                            (CH3)3CCl   +   H2O

            (CH3)3                                                        CH3

    H3C ─ C ─OH  +  HCL                    H3C─C ─Cl   +  H─O─

             CH3                                                            CH3      

Hasil reaksi antara tertier butyl alcohol dengan asam klorida dapat dilihat dengan mekanisme

reaksi :

Reaksi yang terjadi dalam dua tahap, Karena pembuatan tertier butyl klorida merupakan

mekanisme substitusi nukleofilik 1 ( SN1) yaitu substitusi dengan dua tahap. Tahap pertama,

ikatan antara karbon dan gugus bebas putus atau substrat terurai.

CH3                                                             CH3                                  CH 3

    H3C ─ C ─OH  +  H+                     H3C─ C ─ OH2            H3C─C+     +  H2O

   CH3                                                                CH3                                  CH3              

Elektron-elektron ikatan terlepas bersama dengan gugus bebas, dan terbentuklah ion

karbonium. Pada tahap kedua, yaitu tahap cepat,ion karbonium bergabung dengan nukleofil

membentuk hasil.

               CH3                                                                      CH3

          H3C ─ C+  +  Cl-                              H3C─C ─Cl          

       CH3                                                                      CH3

                                                                      Tertier butyl klorida

Pada reaksi diatas yang merupakanreaksi subsitusi nukleofilik yaitu hidrolisis alkil klorida.R-

Cl. Pada kondisi basa dimana nukleofilnuya adalah OH- dan gugus perginya adalah Cl-.. hal

sesuai dengan teori bahwa reaksi SN1 berlangsung dalam dua tahap, dan reaksi berlangsung

cepat jika R merupakan stuktur tersier. Artinya bila alkil (R) merupakan tersier maka

reaksinyaakan cepat berlangsung seperti pada tersier butyl alcohol [(CH3)3COH].

Page 9: Pembuatan Tertier Butil Klorida.docx

Pada saat campuran dikocok dalam corong pisah,harus hati-hati karena tekanan dalam

corong pisah sangat besar. Hal itu disebabkan oleh adanya pergeseran antar molekul dalam

corong pisah sehingga tekanannya sangat besar.Sehingga pada saat dikocok sesekali corong

pisah harus dibuka sehingga udara atau tekanan dalam corong pisah dapat berkurang. Tujuan

pengocokan yaitu agar tersier butyl alcohol bereaksi sempurna dengan HCl, oleh karena itu

dikocok dengan keras agar dapat bereaksi sempurna dengan begitu akan terbentuk halide

yang banyak. Didalam corong pisah,terjadi reaksi eksoterm disebabkan karena adanya

penambahan HCl pekat yang mengion sehingga pada saat pengocokan partikel-partikel dalam

corong pisah terasa panas. Adapaun prinsip corong pisah adalah pemisahan suatu senyawa

dari campurannya berdasarkan perbedaan kepolaran.

Campuran yang dikocok akan terlihat dua lapusan pada corong pisah. Setelah didiamkan

beberapa menit maka dua lapisan tersebut akan semakin jelas terlihat. Terbentu 2 lapisan

yaitu lapian atas bening/ tak berwarna (halide) dan pada lapisan bawah hijau bening (asam).

Kedua campuran ini terpisah karena adanya perbedaan massa jenis dari kedua larutan,

dimana massa jenis lapisan asam (H2O) lebih besar yaitu 1,18 g/ml dibandingkan dengan

massa jenis halide (CH3)3CCl yaitu 0,84 g/ml. kemudian lapisan asam (H2O) dipisahkan dan

dibuang. Larutan halide yang di peroreh, dijenuhkan dengan cara mencuci halide dengan

larutan NaHCO3 5 % sebanyak 10 ml yang berfungsi mengikat sisa-sisa asam yang masih

terdapat dalam halide. Adpun reaksi ynag terjadi :

NaHCO3(l)  +   HCl (l)                            NaCl    + CO2  + H2O

                   Kelebihan asam

Setelah pencucian, larutan didiamkan selama beberapa saat terbentuk 2 lapisan yaitu atas

keruh ( seperti kental) dan lapisan bawah bening / tak berwarna, yang merupakan air,

sedangkan CO2 lepas kelingkungan saat tutup corng pisah dilonggarkan, kemudian lapisan

bawah dibuang.

Lapisan atas (tertier butyl klorida) kemudian di cuci dengan air (H2O) terbentuk 2 lapisan,

yaitu lapisan atas ( tertier butyl klorida ) ynga agak keruh dan lapisan bawah bening / tak

berwarna. Pencucian ini bertujuan untuk melarutkan lapisan asam dan garam yang terbentuk

sebelumnya yang ada dalam halide (tertier butyl klorida ). Adapun reaksinya yaitu:

H2O(l)   +   NaHCO3(l)                  NaOH(l)   +   H2O(l)   +  CO2(g)

Gas CO2 lepas saat tutup corong pisah dilonggarkan selama pengocokan.Kemudian lapisan

bawah dibuang.

Lapisan atas ( tertier butyl klorida ) kemudian dimasukkan kedalam gelas kimia  dan

dikeringkan dengan CaCl2 yang dimasukkan kedalam percobaan ini atau sama dengan

Page 10: Pembuatan Tertier Butil Klorida.docx

penambahan CaCl2  dihentikan apabila larutannya jenuh, pada larutan ditandai dengan

perubahan warna larutan, atau CaCl2  tidak beraksi lagi. CaCl2anhidrat berfungsi untuk

mengikat sisa air yang masih terdapat dalam tertier butyl klorida.Reaksinya :

CaCl2(s)   +   H2O(l)                CaCl2   . H2O

Setelah itu, campuran disaring sehingga menghasilkan tertier butyl klorida 6,2 ml dan

larutannya bening. % rendemen yang diperoleh setelah melakukan anlisis data yaitu 33,10%.

Hal ini tidak sesuai dengan teori karena pada saat pengocokan larutannaya sedikit demi

sedikit keluar melalui mulut corong pisah yang disebabkan karena tekanan yang ada dalam

corong pisah dan juga pada saat pengocokan yang kurang kuat sehingga hasil yang diperoleh

sedikit. Apabila ingin melakukan destilasi, maka volume larutan yanh harus dihasilkan 19-20

ml. sehingga pada percobaan, tidak dilakukan destilasi karena volumenya hanya mencapai

6,2 ml.

I.   Kesimpulan1.      Dalam proses pembuatan tertier butyl klorida dilakukan ekstraksi pelarut menggunakan

corong pisah, dekantasi, dan destilasi. Tapi pada percobaan ini, tidak dilakukan destilasi

karena volume yang diperoleh hanya 6,2 ml.

2.      Substitusi nukleofilik alifatik merupakan suatu kelompok dasar reaksi substitusi, dimana

sebuah nukleofil yang kaya electron, secara selektif berikatan dengan atau menyerang muatan

positif dari sebuah gugus kimia atau atom yang disebut gugus lepas.

3.      Perbedaan yang khas antara substitusi jenis SN1  dan SN2 adalah arah serang, proses reaksi

ada yang dua tahap dan ada yang satu tahap dan kecepatan reaksinya dimana SN1 hanya

tergantung pada konsentrasi substrat dan nukleofilnya.

J.  Saran1.      Berhati-hati pada saat penambahan tertier butyl klorida kedalam corong pisah yang berisi

larutan HCl pekat.

2.      Memegang dengan baik  corong pisah pada saat pengocokan, karena tekanan dalam corong

pisah sangat kuat sehingga keterampilan membuka dan menutup corong pisah sangat

diperlukan.

DAFTAR PUSTAKA

Hart,H,dkk.2003.Kimia Organic 1 Satu Mata Kuliah Singkat Edisi Kesebelas. Jakarta: Erlangga.

Rasyid,M.2006.Kimia Organic 1. Makassar: UNM.

Page 11: Pembuatan Tertier Butil Klorida.docx

Ratnawati, D.2007.sintesis.Turunan Benzoalfenon Melalui Reaksi Penataan Ulang Fries Dari Senyawa Para-Tersier-Butilfenilbenzoat. (http://gradienfmipaunib.fileswordpress.com/2008/07/devi4.pdf.bengkulu).volume 3 nomor 1.Diakses tanggal 25 Mei 2013.

Riswiyanto. 2009.Kimia Organic. Jakarta: Erlangga.                                         

Wikipedia.2013. Reaksi SN1.http://id.wikipedia.org/wiki/reaksi SN1. Diakses pada tanggal 25 mei 2013.

Wikipedia.2013.Asam Klorida dan Natrium Bikarbonat.http://id.wikipedia.org /wiki/AsamkloridadanNatriumBikarbonat diakses tanggal 25 Mei 2013.

Wikipedia.2013. Corong Pemisah.http://id.wikipedia.org/wiki/corong-pisah diakses pada tanggal 25 mei 2013.

Wikipedia. 2013. Ter-Butyl Choride. http://id.wikipedia.org/wiki/Ter-Butyl Chloride diakses pada tanggal 25 Mei 2013.

JAWABAN PERTANYAAN

1.Dapatkah n-butil alcohol dan sec-butil alcohol diubah menjadi kloridanya dengan cara hanya

mengocoknya dengan HCl pekat? Jelaskan!

Jawaban:

n-butil alcohol dan sec-butil alcohol tidak dapat diubah menjadi kloridanya jika hanya dengan

mengocoknya dengan HCl pekat karena n-butil alcohol dan sec-butil alcohol merupakan

Page 12: Pembuatan Tertier Butil Klorida.docx

reaksi substitusi SN2 yang memerlukan dua reaktan dalam menghasilkan kloridanya dan

memerlukan suhu yang tinggi. Sehingga harus di panaskan.

2.Asam halide mana yang lebih mudah bereksi dengan alcohol membentuk halidanya!

Jawaban :

Asm halida yang lebih cepat / mudah bereaksi dengan alcohol membentuk halidanya adalah

gugus iodida karena ion iodida yang paling mudah digantikan oleh gugus lain karena ion

iodida merupakan garam-garam diazonium yang reaksinya dengan nukleofil memberiakan

hasil yang berupa substitusi atom A gugus diazonium oleh nukleofil pada proses ini terjadi

tahap lepasnya gugus pergi dari karbonium.

3.Apakah yang akan terjadi jika tertier butyl alcohol dipanaskan dengan NaOH? Jelaskan!

Jawaban:

Akan terjadi reaksi yang akan menghasilkan Natrium Butil Oksida. Reaksinya :

CH3   ..                                       CH3                                     CH3

                                                                                                          H3C─C─  O ─H+ + Na+ ─OH-       CH3─C─O-  + Na+ + H2O      H3C─C─ONa +H2O          CH3                                                             CH3                                    CH3

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Lengkap Praktikum Kimia Organik I dengan Judul Praktikum “Pembuatan

Tertier Butil Klorida” disusun oleh :

Nama               : Pebri Ramdani

NIM                : 1213042004

Kelompok       : VII

Kelas               : Pendidikan Kimia

telah diperiksa dan dikoreksi oleh Asisten / Koordinator Asisten dan dinyatakan diterima.

                                             

                                                                                                Makassar,    Juni 2013

Koordinator Asisten                                                               Asisten

Arfan Syam                                                               Rapiahtul Hikmah                       

Page 13: Pembuatan Tertier Butil Klorida.docx

Mengetahui,                                                Dosen Penanggung Jawab

           

                                                Dr. Pince Salempa, M.Si                                    NIP: 19571220 198602 2 001

http://chemistrylover94.blogspot.co.id/2014/04/pembuatan-tertier-butil-klorida.html