Pembuatan Studio Vicon

download Pembuatan Studio Vicon

of 78

Transcript of Pembuatan Studio Vicon

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)PEKERJAANPEMBUATAN STUDIO VICON DIRJEN DIKTI MINI STUDIO DALAM RANGKA PELAKSANAAN KEGIATAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PERGURUAN TINGGI SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL TAHUN ANGGARAN 2009

BAB I SYARAT-SYARAT UMUM PASAL 1 PIHAK-PIHAK YANG BERSANGKUTAN 1. Pemberi Tugas, adalah Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan Pengembangan Infrastruktur Perguruan Tinggi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor: 760/A.A3/KU/2009 tanggal 6 Maret 2009. Panitia, adalah Panitia Pengadaan Pekerjaan Pembuatan Studio Vicon Dirjen Dikti Mini Studio Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi yang diangkat berdasarkan Surat Keputusan Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Tahun Anggaran 2009. Peserta Pengadaan adalah Badan Usaha/Perusahaan yang memiliki Kualifikasi pada Bidang/Sub Bidang, yang memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. Telah Mendaftar dan Mengambil Dokumen Pengadaan Pekerjaan Pembuatan Studio Vicon Dirjen Dikti Mini Studio Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dalam rangka Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Insfrastruktur Perguruan Tinggi Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Tahun Anggaran 2009. Bersedia dan sanggup mengikuti persyaratan sebagaimana diatur dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)/Dokumen Pengadaan ini.

2.

3.

b.

1

4.

Penyedia Barang/Jasa, adalah Badan Hukum (Badan Usaha/Perusahaan) Pihak yang telah ditunjuk dan ditetapkan oleh Pengguna Barang/Jasa (Pemberi Tugas) sebagai Pelaksana Pekerjaan Pembuatan Studio Vicon Dirjen Dikti Mini Studio Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dalam rangka Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Insfrastruktur Perguruan Tinggi Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, melalui Proses Pelelangan dan telah mendapat Surat Penetapan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) dari Pengguna Barang/Jasa (Pemberi Tugas). Panitia Pemeriksa dan Penerima Hasil Pelaksanaan Pengadaan, adalah Panitia Pemeriksa dan Penerima Barang yang diangkat berdasarkan Surat Keputusan Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Tahun Anggaran 2009. PASAL 2 LINGKUP, LOKASI PENYERAHAN PEKERJAAN DAN SUMBER DANA

5.

1.

Lingkup dan Lokasi Pekerjaan Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah Pekerjaan Pembuatan Studio Vicon Dirjen Dikti Mini Studio Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dalam rangka Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Insfrastruktur Perguruan Tinggi Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Tahun Anggaran 2009. Lokasi Penyerahan Hasil Pelaksanaan Pekerjaan adalah Gedung D Lantai 10 Komplek Depdiknas Jl. Jend. Sudirman, Pintu I Senayan Jakarta Pusat.

2.

Sumber Dana Sumber Dana dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran dan sesuai dengan Petunjuk Operasional Kegiatan DIPA (POK DIPA) Kegiatan Pengembangan Infrastruktur Perguruan Tinggi Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Tahun Anggaran 2009. PASAL 3 DOKUMEN PENGADAAN

1.

Dokumen Pengadaan Terdiri dari : a. b. c. d. Dokumen Kualifikasi. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) berikut Spesifikasi Teknis. Daftar Uraian Pekerjaan (BQ). Berita Acara Penjelasan berikut semua Addendum yang dikeluarkan oleh Panitia Pengadaan.

2.

Penjelasan Kelengkapan Dokumen a. b. Dokumen Pengadaan tersebut merupakan satu kesatuan yang harus diikuti oleh Penyedia Barang/Jasa. Dalam hal menyangkut kualitas yang diikuti adalah yang memiliki kualitas lebih tinggi.2

PASAL 4 DOKUMEN KONTRAK Dokumen Kontrak terdiri dari : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS). Berita Acara Pemberian Penjelasan (Aanwijzing). Surat Penawaran Harga beserta Lampiran-lampirannya. Daftar Uraian Pekerjaan (BQ). Brosur-brosur. Jaminan Penawaran. Berita Acara Pemasukan, Pembukaan, Evaluasi dan Klarifikasi Penawaran Harga. Surat Persetujuan Penetapan Pemenang. Surat Penetapan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ). Jaminan Pelaksanaan. Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan (Kontrak). Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK). Jadwal Waktu Pelaksanaan.

PASAL 5 KETENTUAN PENAWARAN 1. Penyusunan Dokumen Penawaran a. b. Dokumen Penawaran dibuat dalam Rangkap 3 (Tiga), terdiri 1 (Satu) Asli dan 2 (Dua) Rangkap Copy. Pada sisi sudut kanan atas ditulis kata-kata Asli untuk Dokumen Penawaran yang asli dan kata-kata Copy untuk Dokumen Penawaran yang berupa copy-an.

2.

Surat Penawaran a. b. Surat Penawaran Harga dibuat di atas kertas berkop Surat Perusahaan dan harus diketik rapi tidak boleh di tip-ex, jelas/terang. Surat penawaran harga asli dibubuhi materai Rp. 6.000,- (enam ribu rupiah) yang dibubuhi tanggal, bulan, tahun, cap perusahaan dan dilintasi tanda tangan pimpinan/direktur perusahaan serta mencantumkan masa berlakunya penawaran yaitu 30 (tiga puluh) hari kalender. Ditandatangani oleh pimpinan/direktur atau penerima kuasa dari pimpinan/direktur yang namanya tercantum dalam akte pendirian/perubahan atau kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh kantor pusat atau pejabat yang menurut perjanjian kerjasama adalah yang berhak mewakili. Penulisan harga dengan angka dan bilangan dalam huruf harus sesuai dan jelas (terbaca), apabila terjadi perbedaan antara angka dengan huruf, maka yang dipakai adalah huruf.

c.

d.

3

3.

Kelengkapan Dokumen Penawaran a. Dokumen Administrasi meliputi : 1). Surat Pengantar Penawaran dibuat di atas kertas berkop surat Badan Usaha/Perusahaan bermaterai Rp. 6.000,- (enam ribu rupiah) dibubuhi tanggal, bulan, tahun dan ditandatangani oleh Pimpinan/Direktur Badan Usaha /Perusahaan yang namanya tercantum dalam Akta Pendirian dan Perubahannya serta di cap Badan Usaha/Perusahaan tanpa menyebutkan harga. 2). Fotocopy Akte Pendirian perusahaan beserta perubahannya. 3). 4). 5). 6). 1. 7). Fotocopy Surat Ijin Usaha Alat Peralatan Audio Visual/ Multimedia /Film/Teknologi Informasi-Sistem Integrator yang masih berlaku. Fotocopy Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) yang sesuai dan masih berlaku. Fotocopy Tanda Daftar Perusahaan (TDP) yang masih berlaku. Fotocopy Surat Keterangan Domisili yang masih berlaku sebagai alamat tetap dan jelas serta dapat dijangkau dengan pos. Struktur Organisasi Perusahaan dan Personalianya, ditandatangani oleh Direktur Utama/Pimpinan Perusahaan dan dicap perusahaan

8). 2. Fotocopy Sertifikat Tenaga Ahli yang telah dilegalisir oleh Asosiasi (khusus Pekerjaan Interior). 9). 3. 10). 4. 11). Fotocopy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan NPKP yang masih berlaku. Fotocopy bukti pembayaran Pajak Tahun Terakhir (SPT PPh) Pasal 29 masa berlaku Tahun 2008. Fotocopy laporan pajak bulanan, PPh Pasal 25 atau Pasal 21/Pasal 23 atau PPN sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan terakhir (Juli, Agustus dan September 2009). Fotocopy surat keterangan bebas fiskal (tax clearence) masa berlaku Tahun 2008 yang dikeluarkan Tahun 2009. Fotocopy Jaminan Penawaran Harga, dari Bank Pemerintah atau Bank Umum (tidak termasuk BPR), Jaminan Penawaran Asli dimasukkan kedalam amplop besar tetapi tidak dijilid. Melampirkan Foto copy Surat Keterangan Tidak Pailit yang dikeluarkan oleh Pengadilan Tata Niaga, Tahun 2009. Pakta Integritas yang sudah ditandatangani Utama/Pimpinan Perusahaan serta dicap perusahaan. oleh Direktur

12). 13).

14). 15). 16).

Surat Pernyataan Minat dibuat di atas kertas kop perusahaan dibubuhi tanggal, ditandatangani oleh Direktur Utama/Pimpinan Perusahaan dan dicap perusahaan. Isian Formulir Penilaian Kualifikasi, bermaterai Rp. 6.000,- (enam ribu rupiah) dibubuhi tanggal, ditandatangani oleh Direktur Utama/Pimpinan perusahaan dan dicap perusahaan.

17).

4

18).

Surat Pernyataan Tunduk Kepada Keppres 80 Tahun 2003 beserta Perubahannya, dan bersedia dimasukkan dalam Daftar Hitam (Black List) apabila mengundurkan diri sebelum habis masa berlaku penawaran, diatas kertas berkop Badan Usaha/Perusahaan Asli, bermaterai Rp. 6.000,- dan diberi tanggal, bulan, tahun sesuai dengan tanggal SPH. Surat Pernyataan bahwa Pemilik atau Pemimpin Perusahaan tidak/bukan berstatus pegawai Negeri Sipil/TNI/POLRI,dibuat di atas kertas kop perusahaan bermaterai Rp. 6.000,- (enam ribu rupiah) dibubuhi tanggal, ditandatangani oleh Direktur Utama/Pimpinan Perusahaan dan di cap perusahaan. Surat Pernyataan berkinerja baik dan tidak masuk dalam daftar hitam atau daftar sangsi di suatu instansi Pemerintah, dibuat di atas kertas kop perusahaan bermaterai Rp. 6.000,- (enam ribu rupiah) dibubuhi tanggal, ditandatangani oleh Direktur Utama/Pimpinan Perusahaan dan dicap perusahaan. Surat Pernyataan bahwa Perusahaan tersebut sanggup tidak mengikuti Pengadaan di lingkungan Kantor Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi selama 3 (tiga) tahun berturut-turut apabila menyalahi Surat Perjanjian Kerja (Kontrak), dibuat di atas kertas kop perusahaan bermaterai Rp. 6.000,- (enam ribu rupiah) dibubuhi tanggal, ditandatangani oleh Direktur Utama/ Pimpinan Perusahaan dan dicap perusahaan. Surat Pernyataan bahwa keikutsertaannya dalam Pengadaan ini tidak bertentangan dengan kepentingan tugasnya (conflict of interest) dibuat di atas kertas kop perusahaan bermaterai Rp. 6.000,- (enam ribu rupiah) dibubuhi tanggal, ditandatangani oleh Direktur Utama/Pimpinan Perusahaan dan dicap perusahaan. Surat Pernyataan Kesanggupan Melaksanakan Pekerjaan apabila ditunjuk sebagai pelaksana pekerjaan, dibuat kertas kop perusahaan bermaterai Rp. 6.000,- (enam ribu rupiah) dibubuhi tanggal, ditandatangani oleh Direktur Utama/Pimpinan Perusahaan dan dicap perusahaan. Surat Pernyataan Tidak Akan Menuntut Ganti Rugi, apabila Pengadaan dinyatakan gagal karena tidak tersedianya dana, dibuat diatas kertas kop perusahaan bermaterai Rp. 6.000,- (enam ribu rupiah) dibubuhi tanggal, ditandatangani oleh Direktur Utama/Pimpinan Perusahaan dan dicap perusahaan. Surat Pernyataan Kebenaran Dokumen yang menyatakan bahwa datadata di dalam dokumen penawaran adalah benar, dibuat di atas kertas kop perusahaan bermaterai Rp. 6.000,- (enam ribu rupiah) dibubuhi tanggal dan ditandatangani oleh Direktur Utama/Pimpinan Perusahaan serta dicap perusahaan.

19).

20).

21).

22).

23).

24).

25).

5

b.

Dokumen Teknis : 1). 2). 3). 4). 5). 6). 7). 8). 9). Metode Pelaksanaan Pekerjaan mengacu pada RKS. Kesesuaian terhadap Spesifikasi Teknis. Melampirkan brosur asli dari merk produk yang ditawarkan serta sertifikat ISO dari produk tersebut. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan/Time Schedule + Curva S Struktur Organisasi Pelaksanaan Lapangan. Daftar Personil yang bertugas berikut Tenaga Ahli dan pendukungnya. Surat Keterangan Garansi dan Jaminan Layanan Purna Jual. Melampirkan surat dukungan dari distributor atau principle dari merk produk yang ditawarkan. Pengalaman Perusahaan untuk pekerjaan sejenis.

c.

Dokumen Harga : 1). Surat Penawaran Harga Asli bermaterai Rp. 6.000,- dibuat di atas kertas berkop perusahaan asli, distempel perusahaan serta diberi tanggal, bulan, tahun sesuai dengan tanggal SPH. Ditandatangani oleh Pimpinan/Direktur Utama atau penerima kuasa dari Pimpinan/Direktur Utama yang namanya tercantum dalam akte pendirian/perubahan atau kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh kantor pusat atau pejabat yang menurut perjanjian kerjasama adalah yang berhak mewakilinya. Menyebutkan besaran harga yang ditawarkan. Harga Penawaran dalam mata uang rupiah dan harus dinyatakan dalam angka dan huruf, dengan ketentuan jumlah yang tertera dalam angka harus sesuai dengan jumlah yang tertera dalam huruf. Jika tidak sesuai maka yang dipakai adalah nilai yang ditulis dengan huruf. Perincian Penawaran Harga dibuat di atas kertas berkop perusahaan asli ditandatangani direktur perusahaan, distempel perusahaan serta diberi tanggal, bulan, tahun sesuai dengan tanggal SPH (harga dasar rekapitulasi ditambah PPN 10%), dibulatkan kebawah (keribuan rupiah). Analisa Harga Satuan Pekerjaan. Harga Satuan, Upah dan Bahan. Penawaran Harga Pekerjaan ini berlaku/mengikat selama 30 (Tiga puluh) Hari Kalender terhitung sejak Tanggal Surat Penawaran.

2).

3). 4).

5).

6) 7) 8).

4.

Harga Penawaran Harga Penawaran yang ditawarkan harus sudah termasuk Upah Kerja, Biaya Pengiriman, Pemasangan, Uji Coba, dan Jasa Perusahaan serta Pajak-pajak yang sesuai dengan pekerjaan yang dituangkan dalam Dokumen Pengadaan ini.

6

5.

Cara Penyampaian Dokumen Penawaran Dokumen Penawaran dimasukkan ke dalam kotak penawaran yang telah disediakan dengan disaksikan oleh Panitia, dengan menggunakan Metode Dua Sampul. Sampul Pertama berisi kelengkapan data Administrasi dan Teknis yang disyaratkan dan pada sampul tertulis Data Administrasi dan Teknis. Sampul Kedua berisi Data Perhitungan Biaya Penawaran dan pada sampul ditulis

Data Harga Penawaran.

Sampul Pertama dan Kedua dimasukkan ke dalam 1 (Satu) Sampul disebut sampul penutup kemudian dilem dan tidak boleh ada coretan. 6. Penawaran ditujukan kepada : Panitia Pengadaan Pekerjaan Pembuatan Studio Vicon Dirjen Dikti Mini Studio Dalam Rangka Pelaksanaan Kegiatan Infrastruktur Perguruan Tinggi Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Tahun Anggaran 2009, Komplek Depdiknas Gedung D Lt. 8, Jl. Jenderal Sudirman, Pintu I Senayan, Jakarta 10270 7. Surat Penawaran Tidak Sah jika : a. b. Terlambat dimasukkan dari waktu yang telah ditetapkan. Pada saat pembukaan, salah satu persyaratan administrasi tidak terpenuhi atau tidak memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan di dalam dokumen lelang. Surat penawaran tidak ditandatangani oleh pimpinan/direktur utama atau penerima kuasa dari direktur utama yang namanya tidak tercantum dalam Akte Pendirian atau Perubahannya atau Kepala Cabang Perusahaan yang diangkat oleh Kantor Pusat atau Pejabat yang menurut perjanjian kerjasama berhak mewakili asosiasi sampai berakhirnya waktu pembukaan Surat Penawaran Harga. Jaminan penawaran tidak mencantumkan masa berlaku penawaran atau kurun waktu kurang dari yang ditetapkan dalam dokumen pengadaan. Jaminan penawaran tidak dikeluarkan oleh Bank Pemerintah atau Bank Umum. Besar jaminan penawaran kurang dari nilai nominal yang dipersyaratkan dalam dokumen pengadaan.

c.

d. e. f.

7

OE Rp

1.998.167.000

PASAL 6 JAMINAN PENAWARAN 1. Badan Usaha/Perusahaan yang mengajukan penawaran wajib menyerahkan Jaminan Penawaran yang diterbitkan oleh Bank Pemerintah atau Bank Umum (tidak termasuk Bank Perkreditan Rakyat) sebesar Rp. 59.000.000.00,- (Lima Puluh Sembilan juta rupiah). Besar Jaminan Penawaran dicantumkan dalam angka dan huruf. Jaminan Penawaran akan dikembalikan setelah ditandatanganinya kontrak dan menyerahkan Surat Jaminan Pelaksanaan Pekerjaan. Jaminan Penawaran akan dicairkan untuk disetor ke Kas Negara apabila Rekanan mengundurkan diri. Masa berlaku Jaminan Penawaran ditetapkan selama 30 (Tiga puluh) Hari Kalender, terhitung sejak Tanggal Pemasukan Penawaran, apabila perlu dapat diperpanjang. Surat Jaminan Penawaran ditujukan kepada Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan Pengembangan Infrastruktur Perguruan Tinggi Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Tahun Anggaran 2009, Komplek Depdiknas Gedung D Lt. 11, Jl. Jend. Sudirman, Pintu I Senayan, Jakarta 10270. Nama Peserta Pengadaan sama dengan nama yang tercantum dalam Surat Jaminan penawaran. Nama Pengguna Barang/Jasa yang menerima jaminan penawaran sama/sesuai dengan nama pengguna barang/jasa yang mengadakan Pengadaan. Pekerjaan yang dijamin sama dengan paket pekerjaan yang dilelangkan. Surat Jaminan Penawaran asli dimasukkan kedalam amplop besar tetapi tidak dijilid.

2. 3. 4. 5.

6.

7. 8. 9. 10

8

PASAL 7 JAMINAN PELAKSANAAN 1. Bentuk surat Jaminan Pelaksanaan harus terdiri dari Nama dan Alamat Pemberi Tugas, Badan Usaha/Perusahaan yang ditunjuk, dan pihak penjamin, Nama Pekerjaan, besar jumlah jaminan pelaksanaan dalam angka dan huruf, kewajiban pihak penjamin untuk mencairkan Jaminan Pelaksanaan dengan segera kepada Pemberi Tugas sesuai dengan Ketentuan dalam Jaminan Pelaksanaan, masa berlaku Jaminan Pelaksanaan mengacu pada Kitab Undang-Undang Hukum Perdata khususnya Pasal 1831 dan 1832, dan ditandatangani oleh penjamin. Badan Usaha/Perusahaan yang ditunjuk untuk melaksanakan pekerjaan, sebelum menandatangani Kontrak harus Menyerahkan Jaminan Pelaksanaan berupa Jaminan dari Bank Pemerintah atau Bank Umum (tidak termasuk Bank Perkreditan Rakyat) sebesar 5% (Lima prosen) dari Nilai Kontrak yang dibulatkan ke atas. Jaminan Pelaksanaan harus diusahakan pada waktu/sebelum ditandatanganinya Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan (kontrak). Jaminan pelaksanaan harus mempunyai masa berlaku sejak tanggal dikeluarkannya Surat Penetapan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) sampai dengan selesainya seluruh pekerjaan sesuai kontrak (Serah Terima Pekerjaan) dan dapat diperpanjang apabila diperlukan. Jaminan Pelaksanaan menjadi milik negara dengan memperhitungkan prestasi yang telah dihasilkan oleh penyedia barang/jasa, apabila : a. b. Penyedia Barang/Jasa tidak melaksanakan pekerjaan pada waktu yang telah ditetapkan. Penyedia Barang/Jasa mengundurkan diri setelah menandatangani kontrak. PASAL 8 PENGAMBILAN DOKUMEN PENGADAAN

2.

3. 4.

5.

Kepada Calon Penyedia Barang/Jasa (Badan Usaha/Perusahaan) dapat memperoleh Dokumen Pengadaan pada : Tanggal Pukul Tempat : Kamis 15 Oktober 2009 Senin 26 Oktober 2009 : 10.00 WIB s.d 14.00 WIB : Bagian Umum Sekretariat Ditjen Pendidikan Tinggi Komplek Depdiknas Gedung D Lt. 8, Jl. Jenderal Sudirman, Pintu I Senayan Jakarta 10270. PASAL 9 PENJELASAN PEKERJAAN 1. Rapat Pemberian Penjelasan (Aanwijzing) akan diselenggarakan pada : Hari Tanggal Waktu Tempat : : : : Selasa 20 September 2009 Pukul 13.00 WIB s.d selesai Ruang Sidang Ditjen Dikti Lt. 9 Gedung D Komplek Depdiknas9

Jl. Jenderal Sudirman, Pintu I Senayan, Jakarta 10270. 2. Berita Acara Rapat Penjelasan (Aanwijzing) ditandatangani oleh Panitia Pengadaan/Pengadaan dan minimal 2 orang wakil dari Peserta Pengadaan.

PASAL 10 PEMASUKAN DAN PEMBUKAAN DOKUMEN PENAWARAN 1. Pemasukan Dokumen Penawaran paling lambat dilaksanakan pada : Hari Tanggal Waktu Tempat a. : : : : Selasa 27 Oktober 2009 Pukul s.d. 12.00 WIB Ruang Sidang Ditjen Dikti Lt. 8 Gedung D Komplek Depdiknas Jl. Jend. Sudirman, Pintu I Senayan - Jakarta 10270.

Surat penawaran yang terlambat dimasukkan, sesuai dengan Hari dan . Tanggal serta Jam yang telah ditentukan di atas akan ditolak dan Peserta Pengadaan dianggap mengundurkan diri. Keputusan sah atau tidaknya suatu penawaran berada sepenuhnya di tangan Panitia Pengadaan/Pengadaan.

b. 2.

Pembukaan Surat Penawaran dilaksanakan pada : Hari : Selasa Tanggal : 27 Oktober 2009 Pukul : 13.30 s.d. 15.00 WIB Tempat : Ruang Sidang Ditjen Dikti Lt. 3 Gedung D Komplek Depdiknas Jl. Jend. Sudirman, Pintu I Senayan - Jakarta 10270. a. b. Pembukaan Dokumen Penawaran dilakukan oleh Panitia dan disaksikan oleh seluruh anggota rapat yang hadir. Keputusan mengenai Hasil Pembukaan dan Penilaian Penawaran dilaksanakan oleh Panitia. Keputusan ini tidak dapat diganggu gugat serta tidak diadakan surat menyurat. Berita Acara Pemasukan dan Pembukaan Surat Penawaran ditandatangani oleh Panitia dan 2 orang Wakil dari Peserta Pengadaan yang hadir. Penarikan diri sebagai Peserta Pengadaan hanya dapat dilakukan sebelum Pemasukan Dokumen Penawaran, atau selambat-lambatnya sebelum pembukaan surat penawaran. Penarikan diri setelah ada keputusan Pemenangan Pengadaan mengakibatkan Jaminan Penawaran menjadi milik negara dan calon penyedia barang/jasa diberikan sanksi Administratif dimasukkan dalam Daftar Hitam (black list).10

c. d.

e.

PASAL 11 PENILAIAN DOKUMEN PENAWARAN 1. Dasar Penilaian : a. Keputusan Presiden RI Nomor 80 Tahun 2003 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, serta perubahannya dengan Perpres Nomor 8 Tahun 2006 Juncto Nomor 95 Tahun 2007. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Petunjuk Operasional Kegiatan DIPA (POK-DIPA) Kegiatan Pengembangan Infrastruktur Perguruan Tinggi Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Tahun Anggaran 2009, beserta Revisinya. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) berikut Spesifikasi Teknis. Harga Perkiraan Sendiri/Owners Estimate (HPS/OE).

b.

c. d.

2.

Metode Evaluasi/Penilaian Dokumen Penawaran Evaluasi/penilaian dilakukan dengan menggunakan metode Sistem Nilai (Merit Point System), urutan proses evaluasi/penilaian dengan sistem ini adalah sebagai berikut : a. Evaluasi Dokumentasi Administrasi 1). 2). Evaluasi administrasi dilakukan terhadap penawaran yang memenuhi syarat pada pembukaan penawaran. Evaluasi administrasi dilakukan terhadap dokumen penawaran yang masuk dan dievaluasi kelengkapan dan keabsahan syarat administrasi. Unsur-unsur yang dievaluasi pada tahap ini harus berdasarkan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam dokumen pengadaan (tidak dikurangi atau ditambah). Evaluasi administrasi menghasilkan dua kesimpulan, yaitu memenuhi syarat administrasi atau tidak memenuhi syarat administrasi.

3).

b.

Evaluasi Dokumen Teknis dan Harga 1). Sistem nilai menggunakan pendekatan/metode kuantitatif, yaitu dengan memberikan nilai angka terhadap unsur-unsur teknis dan harga, yang dinilai sesusi dengan kriteria yang telah ditetapkan dalam dokumen pengadaan. Evaluasi teknis dan harga dilakukan terhadap penawaran-penawaran yang dinyatakan memenuhi persyaratan administrasi, dengan memberikan penilaian (skor) terhadap unsur-unsur teknis dan/atau harga penawaran.

2).

11

3). 4).

Nilai ambang batas lulus (passing grade) dokumen teknis adalah sebesar 70 (tujuh nilai spesifikasi alat tidak boleh 0 (nol). Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, Panitia urutan penawaran, yang dimulai dari memperoleh nilai tertinggi.

yang dipersyaratkan untuk puluh) dengan persyaratan Pengadaan membuat daftar urutan penawaran yang

c.

Klarifikasi Apabila dalam evaluasi administrasi, tehnik dan harga ada hal-hal yang meragukan, maka panitia dapat melakukan klarifikasi.

3.

Pembuktian Kualifikasi Terhadap Peserta Pengadaan yang akan diusulkan sebagai pemenang dapat dilakukan verifikasi dan validasi terhadap semua data dan informasi yang ada dalam Formulir Isian Kualifikasi dengan meminta rekaman atau Asli Dokumen yang sah dan bila perlu dilakukan konfirmasi dengan instansi terkait. Apabila dalam pembuktian kualifikasi ditemukan hal-hal yang tidak benar/palsu, maka calon Penyedia Barang/Jasa tersebut dinyatakan gugur dengan sendirinya dan dikenai sanksi admnistrasi yaitu dimasukkan dalam Daftar Hitam Perusahaan dalam Jangka Waktu 2 (Dua) Tahun dan sanksi perdata sesuai dengan Ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

4.

Kriteria Penilaian : a. Kriteria Penilaian Dokumen Teknis dan Harga : 1). 2). 3). 4). 5). 6). 7). 8). 9). 10). 11). 12). 13). b. Metode Pelaksanaan Pekerjaan mengacu pada RKS. Kesesuaian terhadap Spesifikasi Teknik. Melampirkan brosur asli dari merk produk yang ditawarkan serta sertifikat ISO dari produk tersebut. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan/Time Schedule. Struktur Organisasi Pelaksanaan Lapangan. Daftar Personil yang bertugas berikut Tenaga Ahli dan pendukungnya. Surat garansi dan jaminan layanan purna jual. Melampirkan surat dukungan dari distributor atau principle dari merk produk yang ditawarkan. Pengalaman Perusahaan untuk pekerjaan sejenis. Harga Penawaran tidak melampaui Pagu Anggaran. Harga Penawaran responsif. Harga Penawaran wajar dan dapat dipertanggungjawabkan. Menguntungkan bagi Negara.

Penilaian Sistem Nilai (Merit Point System) : 1). 2). Untuk dokumen teknis secara keseluruhan diberi bobot 80. Untuk harga penawaran terendah, benar dan terkoreksi secara keseluruhan akan diberi bobot 20.12

3). No. 1).

Tata cara penilaian adalah sebagai berikut : Unsur Yang Dinilai Teknis Bobot 20a). b). c).

Ketentuan Cara Evaluasi Metode Pelaksanaan PekerjaanLogis Tidak logis Tidak ada 20 5 0

30

Spesifikasi Alata). b). Spek alat memenuhi yang diminta Spek alat di bawah yang diminta 30 0

5

Brosur + Sertifikat ISOa). b). c). Ada asli cap perusahaan Ada copy/scanning cap perusahaan Tidak ada Lebih cepat dari yang diminta Sesuai yang diminta Lebih lambat yang diminta Ada Tidak ada 5 3 0

5

Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan+Curva Sa). b). c). a). b).

5 4 1 5 0

5

Struktur Organisasi Lapangan

10

Tenaga Ahlia). b). Ada Tidak ada 10 0

5

Garansi & Jaminan Layanan Purna Juala). b). Ada Tidak ada Ada Tidak ada 5 0 5 0

5

Surat Dukungan Distributor/Principlea). b).

15

Pengalaman untuk Pekerjaan Sejenisa). b). Ada Tidak ada 15 5

2).

Harga

20

(HPR / HE) X 20a). b). HPR HE : Harga paling rendah : Harga yang dievaluasi 20

PASAL 12 PELELANGAN GAGAL DAN PELELANGAN ULANG Pengadaan dinyatakan gagal apabila :

13

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Penyedia barang/jasa yang tercantum dalam daftar calon peserta Pengadaan kurang dari 3 (Tiga). Doklumen penawaran yang masuk kurang dari 3 (tiga); Dari Dokumen Penawaran yang masuk setelah diteliti kelengkapannya oleh Panitia Pengadaan, tidak ada yang memenuhi syarat atau yang dinyatakan sah. Dokumen Penawaran di atas Pagu Dana yang tersedia. Calon Pemenang Pengadaan urutan I, II dan III mengundurkan diri dan tidak bersedia ditunjuk; Apabila terjadi keadaan sebagaimana tersebut dalam butir 1 s.d 5 maka Panitia Pengadaan diharuskan mengadakan Pengadaan Ulang. PASAL 13 PENETAPAN PEMENANG PENGADAAN

1.

Penetapan Pemenang Pengadaan didasarkan atas : a. b. c. d. Ketentuan-ketentuan sebagaimana tersebut dalam Keppres RI No. 80 Tahun 2003 beserta Lampiran-lampirannya serta Perubahannya dengan Perpres RI Nomor 8 Tahun 2006 Juncto No. 95 Tahun 2007. Laporan dan Usul Penetapan Pemenang Pengadaan dari Panitia Pengadaan/ Pengadaan. Penawaran memenuhi persyaratan administrasi dan teknis yang ditentukan dalam Dokumen Pengadaan. Calon Penyedia Barang/Jasa yang memiliki nilai akumulasi tertinggi antara nilai teknis dan nilai penawaran harga akan diusulkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen untuk ditetapkan sebagai pemenang pelelangan.

2.

Pengumuman Pemenang Pelelangan akan diumumkan setelah mendapat Persetujuan Penetapan Pemenang Pelelangan dari Pejabat Pembuat Komitmen. PASAL 14 SANGGAHAN

1.

Kepada peserta Pengadaan yang berkeberatan atas Penetapan Pemenang Pengadaan diberikan kesempatan untuk mengajukan sanggahan secara tertulis, selambat-lambatnya dalam waktu 5 (Lima) Hari Kerja setelah Pengumuman Pemenang Pengadaan. Sanggahan dapat diajukan secara tertulis kepada Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan Pengembangan Infrastruktur Perguruan Tinggi Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Depdiknas, dengan tembusan kepada : a. b. c. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Depdiknas. Inspektur Jenderal Depdiknas. Sekretaris Ditjen Pendidikan Tinggi Depdiknas;

2.

14

d.

Ketua Panitia Pengadaan.

3.

Sanggahan diajukan apabila telah terjadi penyimpangan prosedur yang merugikan negara dan/atau masyarakat, seperti : a. b. c. d. Panitia Pengadaan/Pelaksanaan menyalahgunakan wewenangnya. dan/atau Pejabat yang berwenang

Pelaksanaan Pengadaan telah menyimpang dari Ketentuan yang telah ditetapkan dalam Dokumen Pemilihan Penyedia Barang/Jasa. Terjadi praktek KKN diantara peserta Pengadaan dan/atau dengan Anggota Panitia/Pejabat yang berwenang. Terdapat rekayasa pihak-pihak tertentu yang mengakibatkan Pengadaan tidak adil, tidak transparan dan tidak terjadi persaingan yang sehat.

PASAL 15 HARGA/NILAI KONTRAK PEKERJAAN Harga/Nilai Kontrak Pekerjaan adalah Jumlah Harga Penawaran yang telah disepakati oleh Pemberi Tugas dan Penyedia Barang/Jasa yang sudah termasuk seluruh pajak dan kewajiban lain yang harus dibayarkan oleh Penyedia Barang/Jasa.

PASAL 16 RESIKO DAN KEAMANAN 1. 2. Segala resiko kebakaran, pencurian dan lain-lain di tempat pekerjaan atas segala bahan, alat-alat dan lain-lain menjadi tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa. Penyedia Barang/Jasa harus mengadakan Pengamanan di tempat pekerjaan selama pekerjaan berlangsung.

BAB II SYARAT-SYARAT ADMINISTRASI PASAL 17 JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

15

1.

Jangka waktu Pelaksanaan Pekerjaan Pembuatan Studio Vicon Dirjen Dikti Mini Studio dalam rangka Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Infrastruktur Perguruan Tinggi Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional yang ditetapkan dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini selama 25 (Dua puluh lima) Hari Kalender terhitung sejak tanggal dikeluarkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK). Pelaksanaan Pekerjaan harus dimulai selambat-lambatnya 7 (Tujuh) Hari Kerja setelah Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dikeluarkan oleh Pemberi Tugas dan telah diterima oleh Pelaksana Pekerjaan. Jika 7 (Tujuh) Hari setelah waktu yang telah ditentukan pekerjaan belum juga dimulai/dilaksanakan, maka Penyedia barang/Jasa akan menerima Surat Teguran Pertama dari Pemberi Tugas. Apabila 7 (tujuh) hari berikutnya pekerjaan belum juga dimulai/dilaksanakan, maka Penyedia Barang/Jasa akan menerima surat teguran kedua, bila pada hari ke-delapan pekerjaan belum juga dimulai/dilaksanakan, Pejabat Pembuat Komitmen mempunyai kekuatan penuh untuk membatalkan pelaksanaan pekerjaan tanpa ada tuntutan apapun dari Penyedia Barang/Jasa yang telah ditunjuk. Apabila pekerjaan telah berjalan tetapi berdasarkan hasil pemeriksaan sangat menyimpang dari Kontrak/Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka pemutusan kontrak secara sepihak akan dilakukan agar tidak merugikan pada Pemberi Tugas. Pemutusan kontrak secara sepihak itu dilakukan setelah 3 (tiga) kali teguran selang 3 (tiga) hari tanpa ada penjelasan. Semua biaya/kerugian akibat pemutusan hubungan kerja menjadi tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa. Pengguna Barang/Jasa secara sepihak mempunyai kekuasaan penuh membatalkan surat penunjukan pelaksanaan pekerjaan yang telah dikeluarkan.

2.

3.

4.

5.

6.

PASAL 18 PERPANJANGAN WAKTU KONTRAK 1. Permintaan perpanjangan waktu yang disebabkan oleh kelalaian Pelaksana Pekerjaan dalam melaksanakan pekerjaan sehingga mengakibatkan kelambatan penyelesaian pekerjaan seperti tersebut di atas, tidak dapat dipenuhi. Apabila permintaan perpanjangan waktu dalam batas-batas yang wajar dan dapat dipertanggungjawabkan, dengan alasan yang rasional maka akan dipertimbangkan oleh Pemberi Tugas. Pengunduran waktu karena adanya keadaan kahar dengan keterangan dari instansi yang berwenang.

2.

3.

16

4

Permohonan perpanjangan waktu diajukan secara tertulis paling lambat 7 (tujuh) Hari Kalender sebelum waktu penyerahan pekerjaan, dengan disertai alasanalasannya; Perpanjangan waktu pelaksanaan pekerjaan hanya akan diberikan 1 (Satu) Kali Perpanjangan.

5.

PASAL 19 JANGKA WAKTU MASA PEMELIHARAAN & GARANSI Jangka waktu masa pemeliharaan pekerjaan tersebut ditetapkan selama 6 (Enam) bulan atau 180 Hari Kalender untuk ruangan dan minimal 1 (satu) tahun garansi untuk peralatan setelah diadakan Serah Terima Pekerjaan.

PASAL 20 SURAT PENUNJUKAN PENYEDIA BARANG/JASA, KONTRAK DAN SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK) 1. 2. Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) diterbitkan setelah masa sanggah berakhir. Ikatan antara Pengguna Barang/Jasa dan Pelaksana Pekerjaan sebagai yang menerima tugas untuk melaksanakan pekerjaan tersebut berupa Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan (Kontrak) dan ditandatangani kedua belah pihak antara Pengguna Barang/Jasa dan Penyedia Barang/Jasa di atas materai Rp. 6.000,serta dibuat rangkap 6 setelah penyedia Barang/Jasa menyerahkan Jaminan Pelaksanaan sebesar 5% (Lima prosen) dari Jumlah Harga/Nilai Kontrak. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dikeluarkan setelah selesai Penandatanganan Kontrak Kedua Belah Pihak antara Pengguna Barang/Jasa dan penyedia barang/jasa di atas materai Rp. 6.000,-, paling lambat 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkannya SPMK Penyedia Barang/Jasa harus sudah mulai bekerja. Biaya yang timbul akibat dibuatnya Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan (Kontrak), termasuk biaya materai, pajak-pajak dan biaya lain dalam bentuk apapun yang berlaku saat penandatanganan kontrak maupun yang berlaku sesudahnya saat pelaksanaan pekerjaan adalah menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.

3.

4.

PASAL 21 PENGIRIMAN DAN PENYERAHAN BARANG 1. Barang-barang diserahkan tepat pada waktunya dan dalam keadaan baru, baik, utuh dan tanpa cacat, berfungsi sebagaimana mestinya.

17

2.

Barang diserahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen tersebut Pasal 2 angka 1, sampai ke tempat yang telah ditetapkan di Kantor Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Komplek Depdiknas Gedung D Jl. Jend. Sudirman, Pintu I Senayan - Jakarta 10270, dalam batas waktu seperti yang dimaksud dalam pasal 17 Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini. Dalam pelaksanaan pengiriman barang, Penyedia Barang/Jasa harus membuat Surat Jalan atas barang-barang yang ketempat Pengguna Barang/Jasa. Pemeriksaan dilakukan oleh Panitia Pemeriksa dan Penerima Hasil Pelaksanaan Pekerjaan di Kantor Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Barang-barang yang sesuai dan memenuhi Syarat Teknis, Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), akan dibuat Berita Acara Serah Terima Barang, yang akan menjadi dokumen untuk pembayaran. Untuk barang-barang yang kurang lengkap, cacat dan tidak memenuhi syarat teknis, tidak akan diterima, dan Rekanan harus segera mengambil barangnya untuk diganti dengan barang yang memenuhi syarat sesuai dengan Spesifikasi Teknis, Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS). PASAL 22 PEMBAYARAN

3. 4.

5.

1.

Pembayaran pertama sebesar 95 % (Sembilan puluh lima prosen) dari Jumlah Harga/Nilai Kontrak dibayarkan setelah Penyedia Barang/Jasa dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik, sesuai dengan RKS dan Spesifikasi Teknis yang dinyatakan dalam Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Tahap I. Pembayaran Kedua sebesar 5 % (Lima prosen) dari Jumlah Harga/Nilai Kontrak dibayar setelah Penyedia Barang/Jasa dapat menyelesaikan masa pemeliharaan pekerjaan dengan baik, sesuai dengan RKS dan Spesifikasi Teknis yang dinyatakan dalam suatu Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Tahap II; Pembayaran Pekerjaan ini berdasarkan ketentuan serta peraturan yang berlaku dan menjadi beban dari dana yang tercantum dalam DIPA Kegiatan Pengembangan Infrastruktur Perguruan Tinggi Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Tahun 2009, melalui Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Jakarta III, ditransfer ke.melalui No. Rekening . Pembayaran hanya dapat dilaksanakan apabila disertai kelengkapan bukti bebas masalah atau lunas pembayaran antara Pelaksana Pekerjaan dengan pihak ketiga apabila ada.

2.

3.

4.

PASAL 23 UANG MUKA

18

1. 2.

Apabila diperlukan dapat diberikan Uang Muka maksimum sebesar 20% (Dua puluh prosen) dari Nilai Kontrak. Uang muka diberikan setelah Penyedia Barang/Jasa menyerahkan Jaminan Uang Muka sebesar uang muka yang diminta dari Bank Pemerintah atau Bank Umum (tidak termasuk Bank Perkreditan Rakyat).

PASAL 24 SANKSI DAN DENDA 1. 2. Pengunduran diri setelah memasukkan Dokumen Penawaran akan berakibat Dokumen Penawaran tidak bisa diambil/dikembalikan. Apabila terjadi Keterlambatan dalam Penyerahan Hasil Pelaksanaan Pekerjaan, maka Pelaksana Pekerjaan dikenakan Denda sebesar 1 0/00 (Satu permil) dari Jumlah Harga/Nilai Pekerjaan untuk setiap Hari Keterlambatan dengan Denda Maksimum sebesar 5% (Lima prosen) dari Jumlah Harga/Nilai SPMK/Kontrak Pekerjaan seluruhnya yang akan disetorkan ke Kas Negara. 3. Apabila Apabila Pelaksana Pekerjaan telah dikenakan Denda Maksimum dan Pekerjaan belum juga selesai, maka setelah diberikan peringatan sebanyak 3 (tiga) kali secara berturut-turut dan Pelaksana Pekerjaan tetap tidak mengindahkannya, maka Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan Pengembangan Infrastruktur Perguruan Tinggi Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional berhak Membatalkan/Memutuskan Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan (Kontrak) dan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) secara sepihak dengan akibat Pelaksana Pekerjaan/Perusahaan tersebut akan dimasukkan ke dalam Daftar Hitam (Black List).

3.

PASAL 25 RESIKO KENAIKAN HARGA DAN KEADAAN KAHAR 1. Didalam pelaksanaan pekerjaan ini, segala resiko kenaikan harga serta kelambatan waktu penyelesaian pekerjaan adalah menjadi tanggung jawab dan beban Pelaksana Pekerjaan. Keadaan Kahar adalah suatu akibat dari kejadian di luar kemampuan pihak Pelaksana Pekerjaan baik langsung ataupun tidak langsung, antara lain : gempa bumi, topan, petir, kebakaran, sabotase, huru-hara, tindakan pemerintah dalam bidang moneter dll.

2.

19

3.

Atas kejadian/akibat tersebut pada butir 2 (Dua) di atas, Pelaksana Pekerjaan diwajibkan untuk melaporkan/ mengajukan persoalan tersebut kepada Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan Pengembangan Infrastruktur Perguruan Tinggi Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, dalam jangka waktu paling lambat 3 X 24 jam, secara tertulis, disertai surat pengesahan dari Instansi yang berwenang. Jika waktu ini dilampaui tanpa alasan yang rasional maka Pelaksana Pekerjaan akan kehilangan hak untuk mengklaim atas kejadian-kejadian yang bisa dikatagorikan sebagai keadaan kahar.

PASAL 26 PENYELESAIAN PERSELISIHAN Segala perselisihan yang timbul dalam bentuk apapun yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini akan diselesaikan secara musyawarah antara Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan Pengembangan Infrastruktur Perguruan Tinggi Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan Penyedia Barang/Jasa. Apabila musyawarah tidak dapat menyelesaikan perselisihan tersebut, maka masing-masing pihak akan memilih domisili hukum di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. PASAL 27 PEMUTUSAN KONTRAK 1. Apabila Penyedia Barang/Jasa tidak memenuhi ketentuan-ketentuan dalam Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) serta Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan Pengembangan Infrastruktur Perguruan Tinggi Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi mempunyai hak dan wewenang untuk Pemutusan Kontrak secara sepihak tanpa melalui prosedur pengadilan dan harus dapat diterima oleh Penyedia Barang/Jasa yang bersangkutan. Apabila pekerjaan telah berjalan tetapi berdasarkan hasil pemeriksaan sangat menyimpang dari Kontrak/Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka Pemutusan Kontrak secara sepihak akan dilakukan agar tidak merugikan pada Pemberi Tugas. Pemutusan kontrak secara sepihak itu dilakukan setelah 3 (Tiga) Kali Teguran selang 3 (Tiga) Hari tanpa ada penjelasan. Semua Biaya/Kerugian akibat pemutusan hubungan kerja menjadi tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa. Pemberi Tugas secara sepihak mempunyai kekuasaan penuh membatalkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) yang telah dikeluarkan.

2.

3.

20

BAB III SYARAT-SYARAT TEKNIS PASAL 28 LINGKUP PEKERJAAN

Dalam proyek ini kontraktor akan melakukan pekerjaan-pekerjaan: 1. Renovasi Ruangan Guna memenuhi syarat sebagai ruang Video Conference maka dilakukan renovasi ruangan yang meliputi:a.

b. Penyediaan Furniture c. Pekerjaan Mekanikal dan Eletrikal 2. Menyediakan peralatan Peralatan yang harus disediakan dalam pekerjaan ini meliputi: a. b. c. d. e. f. Peralatan Peralatan Peralatan Peralatan Peralatan Peralatan Video Conference Audio efek video Simultaneous Translation Video Streaming TI pendukung

Pekerjaan Interior Finishing

3. Instalasi Lingkup instalasi meliputi: a. Instalasi semua peralatan b. Mengintegrasikan semua peralatan menjadi sebuah sistem video conference terpadu 4. Pengujian Pengujian dimulai dengan uji fungsi tiap-tiap peralatan sebelum pengujian terintegasi. Semua fitur diuji dan pengujian dilakukan dengan mengkombinasikan/menggabungkan fitur-fitur yang ada. Semua tahapan pelaksanaan pekerjaan harus dilaksanakan secara terjadwal. Tahapan yang harus dilaksanakan antara lain: a. Perancangan dan perencanaan b. Design Review Meeting (DRM) c. Koordinasi dan Pelaksanaan d. Pengawasan dan Pelaporan e. Pengujian/Testing (Load Test, Acceptance Test, dsb) f. Dokumentasi (Konfigurasi, Setup, as build drawing, dsb)

21

PASAL 29 PENJELASAN TEKNIS Dalam pekerjaan ini akan dibangun fasilitas video conference yang meliputi Ruang Utama Video Conference dan Ruang Lecture. Peralatan pendukung diletakkan dalam Ruang Kontrol. A. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN INTERIOR FINISHING 1. PEKERJAAN PERSIAPAN Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna. 1.1. Pekerjaan Pembongkaran 1.1.1. Pekerjaan Pembongkaran a. Sebelum mulai pekerjaan pembongkaran, pelaksana pekerjaan harus memberitahukan kepada Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas (MK) dan pihak terkait (Pengelola Gedung) guna pemeriksaan awal dan ijin pelaksanaan pekerjaan. b. Waktu pemberitahuan minimal 2 x 24 jam sebelum mulai pekerjaan. 1.1.2. Pemeriksaan Tempat Kerja Pelaksanaan pembongkaran sebelumnya harus yakin akan kesiapan dan segala akibat yang mungkin dapat timbul dalam proses pelaksanaan pekerjaan pembongkaran. Persetujuan ijin mulai pelaksanaan pekerjaan adalah setelah dilakukan pemeriksaan kondisi lokasi bersama-sama Konsultan Pengawas (MK), Perencana dan Pemberi Tugas. Pengamanan / pemutusan jalur-jalur Instalasi Amankan jalur-jalur air, listrik, gas, Air Conditioner (AC) atau instalasi lain dengan menutupnya dengan bahan yang diijinkan atau disyaratkan oleh Konsultan Pengawas, Pemilik Bangunan (Pengelola Gedung) dan pihak-pihak lain yang berkepentingan. Pembongkaran a. Pembongkaran dilakukan dengan alat-alat yang mencukupi, tepat guna dan aman. Pengawasan agar dilakukan terhadap timbulnya debu, suara dan getaran yang mempengaruhi lingkungan sekitar/sekelilingnya. b. Agar diusahakan alat-alat atau cara-cara pengamanan, baik untuk bangunan yang tidak dibongkar atau kesiapan-kesiapan pekerjaanya. c. Segala kerusakan yang terjadi menjadi tanggung jawab pelaksana pembongkaran/kontraktor. d. Puing-puing hasil pembongkaran harus segera dibuang dari lokasi pekerjaan (proyek).

1.1.3.

1.1.4.

22

e. Semua bongkaran berupa barang yang masih utuh (seperti lampu, dll) dan dapat digunakan kembali, disimpan dan diserahkan kepada Pemberi Tugas dengan diketahui oleh Konsultan Pengawas/MK dengan disertai daftar/list item barang-barang tersebut. 1.2. Pekerjaan Pengamanan 1.2.1. Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan terdapat barang-barang kantor/peralatan di lokasi proyek, maka kontraktor wajib mengamankan/melindungi barang-barang tersebut dari akibat pekerjaan bongkaran. Material pelindung yang dipakai adalah berupa plastik lembaran atau karton kardus atau material lain yang disetujui Konsultan Pengawas/MK. 1.2.2. Pemasangan alat Bantu Scalf Holding atau bekisting atau tangga harus dipasang secara hati-hati. 1.2.3. Area yang tidak menjadi bagian pekerjaan, harus dibangun pagar atau panel partisi pembatas setinggi ruangan atau sekat lainnya yang diijinkan/disetujui oleh Konsultan Pengawas/MK. 1.3. Pemindahan Barang-barang Pemindahan barang-barang di lokasi proyek harus disetujui dan disaksikan oleh Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas/MK. 1.4. Marking Sebelum dimulainya pelaksanaan konstruksi di lokasi proyek, untuk menyamakan persepsi ukuran-ukuran yang akan dilaksanakan antara gambar perencanaan dengan ukuran sebenarnya di lokasi, perlu dilakukan marking oleh kontraktor untuk penentuan ukuran-ukuran yang akan dilaksanakan atas dasar kondisi sebenarnya di lokasi proyek. Hasil marking tersebut harus disetujui oleh Konsultan Pengawas/MK dan Perencana. 2. PEKERJAAN DINDING PARTISI 2.1. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan ini dilakukan meliputi pemasangan dinding partisi gypsum dan dinding panel plywood, termasuk pemasangan rangka sesuai yang disebutkan / ditunjukan dalam gambar dan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas. 2.2. Persyaratan Bahan 2.2.1. Rangka Rangka vertical dan horizontal adalah Bahan Besi Hollow (40 x 40) dengan ke tebalan 0,6 mm .Bahan yang dipakai harus dari barang yang masih utuh dan di finish zincromate. 2.2.2. Penutup partisi a. Digunakan gypsum board yang bermutu baik produk JAYA BOARD tebal = 12 mm. b. Digunakan plywood yang bermutu baik dengan tebal 18 mm, atau sesuai gambar rancangan.23

2.2.3. Bahan penutup sambungan partisi : Compound atau bahan plester ex UB400 atau produk lain yang setara. Paper tape yang berpori/berlubang dan bergaris tengah, serta Corner Bead berbahan metal, yaitu untuk menutup bagian sudut dinding partisi. 2.2.4. Semua bahan di atas harus disetujui oleh Konsultan Pengawas/MK, Perencana dan Pemberi Tugas. 2.3. Syarat-syarat Pelaksanaan 2.3.1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan peil), termasuk mempelajari bentuk, pola lay out / penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar. - Juga terlebih dahulu harus memeriksa untuk dikoordinasikan dengan pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan partisi gypsum, diantaranya adalah : - Pekerjaan Instalasi M & E pada dinding - Pekerjaan Kusen, pintu, partisi kaca dan lain sebagainya yang terkait dalam terlaksananya pekerjaan ini. 2.3.2. Gypsum board yang dipasang adalah gypsum board yang telah dipilih dengan baik, bentuk dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang retak, gompal atau cacat-cacat lainnya dan telah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas. 2.3.3. Sebelum pemasangan rangka hollow, dibuat tanda/marking terlebih dahulu di atas bidang lantai sesuai gambar rencana dan diajukan untuk diperiksa terlebih dahulu oleh Konsultan Pengawas dan Perencana. 2.3.4. Modul rangka vertical adalah setiap berjarak per as = 60 cm. 2.3.5. Rangka vertical harus siku, tegak, kaku dan kuat, kecuali bila dinyatakan lain, misal : permukaan merupakan bidang miring sesuai yang ditunjukan dalam gambar. 2.3.6. Bahan penutup partisi adalah gypsum dengan mutu bahan seperti yang telah dipersyaratkan dengan pola pemasangan sesuai yang ditunjukan dalam gambar. Gypsum board dipasang dengan sekrup khusus, dengan menggunakan alat bor listrik dan setiap pemasangan masing-masing sekrup sejajar minimal berjarak 300 mm. 2.3.7. Kepala sekrup yang terlihat diberi compound agar tertutup dan diamplas 2.3.8. Sambungan partisi gypsum board diberi compound dengan sebelumnya diber paper tape khusus gypsum. Setelah compound kering, diamplas sampai rata dan garis sambungan setiap unit gypsum board hilang. 2.3.9. Bagian sudut partisi gypsum board yang tidak terlindungi oleh material lain, diberi corner bead dan dicompound dan diamplas dengan baik. 2.3.10. Setelah panel gypsum board dipasang, bidang permukaan partisi harus rata, lurus dan siku, dan antara unit-unit gypsum board tidak terlihat bergelombang dan sambungan. Kecuali bila dinyatakan lain, misal : permukaan merupakan bidang miring atau melengkung sesuai yang ditunjukan dalam gambar. 2.3.11. Untuk menguji kesikuan/kerataan bidang partisi gypsum, dilakukan dengan menggunakan waterpas khusus, dan diperiksa bersama-sama Konsultan Pengawas/MK.

24

3. PEKERJAAN PINTU 3.1. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan pemasangan kusen solid sungkai dan daun pintu meliputi seluruh detail yang dinyatakan/ditunjukan dalam gambar. 3.2. Persyaratan Bahan a. Bahan kusen solid sungkai, finish cat duco b. Ukuran kusen 4x8cm. c. Bahan-bahan penutup daun pintu/jendela adalah: - Panel penutup daun pintu adalah plywood 9 mm finish Melamic. Diberi -

d. Clear glass frameless 6 mm e. Kesemua bahan di atas harus disetujui Konsultan Pengawas/MK, Perencana dan Pemberi Tugas. f. Accessories daun pintu/jendela lihat di pasal pekerjaan hardware. 3.3. Syarat-syarat Pelaksanaan a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan ( ukuran dan lubanglubang ), termasuk mempelajari bentuk, pola, lay-out / penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar. b. Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-klos, baut, dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan memperhatikan / menjaga kerapihan terutama untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan. c. Semua ukuran harus sesuai dengan ukuran gambar dan merupakan ukuran jadi. Pemotongan dan pembuatan profil kayu dilakukan dengan mesin di luar tempat pekerjaan / pemasangan. d. Kusen yang terpasang harus sesuai dengan petunjuk gambar dan diperhatikan ukuran, bentuk profil, tipe kusen dan arah pembukaan pintu e. Detail kusen dan sambungan dengan material lain harus disesuaikan dengan tipe pintu yang akan terpasang. f. Pembuatan dan penyetelan / pemasangan kusen-kusen harus lurus dan siku, sehingga mekanisme pembukaan pintu bekerja dengan sempurna. g. Setelah kusen dan daun pintu/jendela dipasang, antara kusen dan daun pintu tidak terjadi gap/jarak yang besar, maksimal toleransi adalah 2 mm. h. Setelah terpasang perlu diberi pelindung terhadap benturan dan pengotoran dari pelaksanaan pekerjaan lain. i. Sekeliling daun pintu diberi edging kayu solid, dengan ketebalan sesuai dengan gambar detail. j. pintu yang sudah benar-benar rata dan tidak melengkung kecuali disebutkan lain dalam gambar rencana.

edging kayu solid di sekeliling daun pintu. Rangka dalam adalah kayu solid Kamper Samarinda mutu baik, kering dan sudah di oven. Kadar kelembaban 13 %

25

4. PEKERJAAN PENGECATAN DINDING DAN PLAFON. 4.1. Lingkup Pekerjaan Definisi pekerjaan cat adalah semua pelapisan permukaan pada berbagai material untuk maksud-maksud pelindungan, pemberian warna. Penggunaan : Untuk plafon baru. Untuk dinding ruang-ruang yang ditunjukan dalam gambar kerja.

4.2. Persyaratan Bahan a. Bahan yang digunakan adalah Emulsion Wall paint ex ICI Dulux Brilliant White 2290. b. Standard dari bahan prosedur cat ditentukan pabrik pembuat cat dan tidak dibenarkan merubah standar dengan jalan mencampur dan mencairkan yang tidak sesuai dengan instruksi pabrik atau tanpa ijin dari Konsultan Pengawas. c. Kontraktor diwajibkan membuat mock up cat yang akan dipakai pada semua penggunaanya, yaitu pada bidang yang lebih besar di salah satu ruangan proyek. Dan harus diajukan dan disetujui oleh Konsultan Pengawas/MK, Perencana dan Pemberi Tugas. 4.3. Syarat-syarat Pelaksanaan a. Plamur yang digunakan adalah plamur tembok Danplamur wall putty 5501967 merk Danapaint. b. Sebelum dinding plamur, plesteran sudah harus betul-betul kering, tidak ada retak-retak dan Kontraktor meminta persetujuan kepada Konsultan Pengawas/MK. c. Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisau plamur dari plat baja tipis dan lapisan plamur dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang yang rata. d. Sesudah plamur kering diamplas dengan amplas besi no. 00, kemudian dibersihkan dengan bulu ayam sampai bersih betul. Selanjutnya dinding dicat dengan menggunakan Roller e. Lapisan pengecat dinding dalam terdiri dari 3 (tiga) lapis atau sampai benar-benar rata tidak berbayang. f. Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding dan plafon merupakan bidang utuh, rata, licin, tidak ada bagian yang belang dan bidang dinding dijaga terhadap pengotoran-pengotoran. 5. PEKERJAAN KACA 5.1. Lingkup Pekerjaan Lingkup penggunaan bahan yang dimaksud untuk pelaksanaan sesuai dengan rincian pekerjaan seperti yang tercantum pada gambar kerja untuk konstruksi dan dengan tata cara penanganan pekerjaan seperti tersebut pada persyaratan teknis pelaksanaan dokumen teknis. 5.2. Persyaratan Bahan Bahan yang dipakai adalah : Kaca lembaran bening (Clear Float glass), t= 6 mm26

Produksi ex local PT. MULIA GLASS atau PT ASAHIMAS. Silicon sealant GE glaze N 10 clear. - Ketebalan masing-masing kaca adalah sesuai dengan yang ditunjukan dalam gambar rencana. 5.3. Syarat-syarat Pelaksanaan a. Batas toleransi : Untuk kaca lembaran toleransi panjang, lebar, ketebalan, kesikuan dan cacat mengikuti pada standard industri Indonesia . b. Sebagian besar kaca untuk partisi dan pintu dibuat atau diberi sticker sandblasted seperti tertera pada gambar rancangan. c. Hasil pemasangan kaca harus dalam alur rangkanya rapat, kuat/tidak goyang dan dijamin kerapihannya. d. Pertemuan atau sambungan setiap kaca, memakai silicon sealant dengan warna ditentukan kemudian. Atau warna tersebut diajukan terlebih dahulu ke Konsultan Pengawas/MK, Perencana dan Pemberi Tugas untuk disetujui. e. Hasil pemasangan kaca (khusus kaca bening/clear) yang sudah selesai dan sudah diterima oleh Konsultan Pengawas/MK diberi tanda agar tidak ditabrak oleh pekerja atau orang lain. 6. PEKERJAAN HARDWARE / IRON MONGERIES 6.1. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan ini meliputi pekerjaan yang berhubungan dengan semua daun pintu dan furniture yang akan dipasang dalam proyek ini dan ditunjukan dalam table/door schedule serta gambar keja untuk konstruksi. 6.2. Persyaratan Bahan Bahan, tipe dan merk yang digunakan pada proyek ini ditunjukan oleh table atau door schedule. Semua hardware yang akan digunakan harus diajukan dulu dan dimintakan persetujuannya ke Konsultan Pengawas/MK, Perencana dan Pemberi Tugas. 6.3. Syarat-syarat Pelaksanaan 6.3.1. Tenaga Pekerjaan ini harus dilakukan / dikerjakan oleh tenaga-tenaga ahli yang betul-betul berpengalaman dan menguasai teknologi pemasangan, serta mempunyai keahlian khusus dalam pekerjaanya. 6.3.2. Pelaksanaan a. Hardware harus terpasang dengan baik, sempurna, kokoh dan siku, sesuai dengan yang disyaratkan dan disetujui Konsultan Pengawas. Termasuk pemasangan kunci dan alat-alat bantu yang digunakannya. b. Seluruh pemasangan hardware dilaksanakan di lokasi pekerjaan, dengan mempergunakan peralatan lengkap sesuai untuk pekerjaan tersebut. c. Semua sistem mekanis dari hardware harus dapat bekerja dengan baik dan sempurna. d. Kontraktor harus menjaga hardware yang sudah selesai dilaksanakan, sehingga terhindar dari kejadian-kejadian yang bisa menimbulkan kerusakan.27

e. Hasil pekerjaan pemasangan hardware harus dapat berfungsi dengan sempurna dan tidak cacat. 7. PEKERJAAN PLAFON GYPSUM BOARD 7.1. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan ini dilakukan meliputi pemasangan plafond, termasuk pemasangan rangka sesuai yang disebutkan / ditunjukan dalam gambar dan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas/MK. 7.2. Persyaratan Bahan a. Rangka Rangka utama hollow 4 x 4 cm dengan modul 120x120cm dan rangka sekunder 2 x 4 cm dengan modul 60x60 cm, tebal pelat besi hollow minimal 0.4 mm dan diberi meni. Penggantung kawat baja galvanized dengan adjuster, dengan jarak 120 cm selang-seling. b. Penutup langit-langit. Digunakan gypsum board yang bermutu baik produk Jaya Board tebal = 9 mm. Calciboard 6mm ex. Jayaboard untuk toilet. c. Bahan penutup sambungan plafond : compound atau bahan plester ex UB400 atau produk lain yang setara. Dan paper tape yang berpori/berlubang dan bergaris tengah. d. Kesemua bahan di atas harus disetujui oleh Konsultan Pengawas/MK, Perencana dan Pemberi Tugas. 7.3. Syarat-syarat Pelaksanaan a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan peil), termasuk mempelajari bentuk, pola, lay-out/penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar. b. Gypsum board yang dipasang adalah gypsum board yang telah dipilih dengan baik bentuk dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang retak, gompal atau cacat-cacat lainnya dan telah mendapat persetujuan Konsultan Pengawas/MK. c. Pemasangan rangka plafond besi hollow disesuaikan dengan kondisi ruangan dan dengan pola yang ditunjukan /disebutkan dalam gambar dengan memperhatikan modul pemasangan penutup langit-langit yang dipasangnya. d. Modul pemasangan rangka metal hollow adalah 600 x 600 mm. e. Rangka penggantung bisa menggunakan rood galvanized dengan adjuster dan digantung ke pelat dak beton di fisher dan sekrup atau dengan paku tembak dyna bolt. f. Bidang pemasangan bagian rangka langit-langit harus rata, tidak cembung, kaku dan kuat kecuali bila dinyatakan lain, misal : permukaan merupakan bidang miring/tegak sesuai yang ditunjukan dalam gambar. g. Setelah seluruh rangka langit-langit terpasang, seluruh permukaan rangka harus rata, lurus dan waterpas, tidak ada bagian yang bergelombang. h. Bahan penutup langit-langit adalah gypsum dengan mutu bahan seperti yang telah dipersyaratkan dengan pola pemasangan sesuai yang ditunjukan dalam gambar. Plafond gypsum board dipasang dengan

28

sekrup khusus dan setiap pemasangan masing-masing sekrup sejajar minimal berjarak 300 mm. i. Hasil pemasangan penutup langit-langit harus rata, tidak melendut. j. Sambungan plafond gypsum board diberi compound dengan sebelumnya diberi paper tape khusus gypsum. Setelah compound kering, diamplas sampai rata dan garis sambungan setiap unit gypsum board hilang. k. Setelah plafond gypsum board terpasang, bidang permukaan langit-langit harus rata, lurus waterpas dan antara unit-unit gypsum board tidak terlihat bergelombang dan sambungan. 8. PEKERJAAN WALLPAPER 8.1. Lingkup Pekerjaan Definisi pekerjaan wallpaper adalah pengadaan bahan dan pemasangan wallpaper serta tenaga kerja komplit beserta alat-alat pendukungnya. Penggunaan : Pekerjaan ini dilakukan meliputi area seluruh ruangan yang dikerjakan sesuai yang disebutkan / ditunjukan dalam gambar atau sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas/MK 8.2. Persyaratan Bahan a. Wallpaper yang digunakan adalah Fabric back Vinyl Wall covering, White color ex.Bravo #18217, dan Grey color ex.Bravo #16035. b. Bahan Perekat sesuai dengan yang direkomendasi dari pabrik pembuat atau lem Metylan dan lem Rackol putih. c. Semua bahan di atas harus disetujui oleh Konsultan Pengawas/MK, Perencana dan Pemberi Tugas. 8.3. Syarat-syarat Pelaksanaan a. Pemeriksaan lokasi/bidang yang akan dipasang harus dilakukan sebelum pekerjaan pemasangan dilakukan. Permukaan bidang yang akan dipasang wallpaper harus benar-benar rata, halus, kering, hasil akhir yang didapat tidak boleh bergelombang. b. Bila dalam pemeriksaan ditemukan bidang yang tidak memenuhi syarat untuk dipasang wallpaper kontraktor harus memperbaikinya sehingga memenuhi syarat untuk dilakukan pemasangan wallpaper. c. Pemasangan: Cara penyiapan perekat harus diaduk dulu dengan air hingga rata dan cukup pekat. - Pengadukan harus dilakukan dengan pelan dan teratur sehingga tidak berbuih. - Atau mengikuti peraturan yang disyaratkan dari pabrik pembuat perekat. Adonan lem yang sudah jadi/siap dipakai harus segera digunakan, adonan lem yang sudah lewat dari 72 jam tidak direkomendasi untuk dipakai. Cara pengeleman harus memakai rol atau kwas yang bersih atau mengikuti cara atau aturan yang sudah disyaratkan dari pabrik. Wallpaper harus dipasang sesuai dengan urutan lotnya. Sambungan lajur wallpaper satu dengan lajur berikutnya harus sejajar tegak lurus, bersih dari bekas lem serta tidak nampak sambungannya.29

9.

Persediaan wallpaper harus selalu diperhitungkan menurut lotnya untuk mendapatkan bidang pasang wall paper dengan lot yang sama. Kondisi ruangan sebelum dan sesudah pemasangan wall paper harus bersih dan terhindar dari debu yang berlebihan.

PEKERJAAN LANTAI KARPET 9.1 Lingkup Pekerjaan Pekerjaan ini dilakukan meliputi area seluruh lantai karpet tile sesuai yang disebutkan / ditunjukan dalam gambar atau sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas/MK. 9.2 Persyaratan Bahan Pekerjaan ini dilakukan meliputi seluruh area lantai karpet tile sesuai yang disebutkan / ditunjukan dalam gambar atau sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas/MK. Karpet digunakan adalah jenis tile ukuran 50 x 50 cm. 9.3 Syarat-syarat pelaksanaan a. Pelaksana harus meneliti keadaan permukaan lantai sebelum pekerjaan dimulai b. Permukaan lantai harus dalam keadaan kering, rata, bersih dan bebas dari cacat. c. Pelaksana harus memberitahukan secara tertulis kepada direksi lapangan bila keadaan lapangan tidak memuaskan untuk penyelesaian pekerjaan secara sempurna. Pekerjaan tidak boleh dimulai bila kerusakan / kekurangannya belum diselesaikan. d. Permukaan dasar lantai karpet (leveling screed) harus cukup halus, rata dan datar. e. Pemasangan karpet harus dilaksanakan sendiri oleh suppliernya, sebagai orang yang ahli di dalam bidang tersebut. f. Setiap pertemuan lantai karpet dengan material lain, harus diberi list pancing dari profil stainless steel atau material lain sesuai dengan yang ditunjukan dalam gambar detail rencana. g. Hasil pemasangan karpet harus rata, kuat, tidak menggelembung dan bebas noda akibat pekerjaan lain. Sambungan-sambungan yang terjadi harus rapi dan tidak terlihat. h. Setelah pemasangan, seluruh karpet harus dibersihkan dengan alat vacuum dan siap untuk dipakai. Apabila masih ada pekerjaan lain di lokasi yang sudah dipasang karpet, harus diberi pelindung/proteksi agar tidak rusak dan kotor. Pelaksana/kontraktor bertanggung jawab atas kerusakankerusakan yang terjadi sebelum berita serah terima dilakukan. i. Untuk setiap jenis dan warna dari bahan-bahan lunak disediakan sisa minimal sebesar 5 % untuk cadangan penggantian apabila ada kerusakan dan diserahkan kepada pihak Pemberi Tugas.

30

10. PEKERJAAN FINISHING PU 10.1 Lingkup Pekerjaan Digunakan pada semua finishing kayu pintu/jendela, panel-panel atau bagianbagian sesuai dengan yang ditunjukan pada gambar kerja untuk pelaksanaan. Persyaratan Bahan a. Wood Fillen Stain, Base Coat dan Top Coat : ex IMPRA atau produk lain yang setara b. Thinner dengan kualitas no.1 c. Warna dan PU adalah ditentukan dalam table/skema material yang ditunjukan oleh Perencana. d. Tingkat tiap dari PU adalah SEMI GLOSS (tidak terlalu mengkilap). e. Kontraktor wajib membuat contoh/sample PU diatas material yang akan dipakai dalam proyek ini sesuai dengan acuan warna yang ada di Perencana. Diajukan dan disetujui oleh Konsultan Pengawas/MK, Perencana dan Pemberi Tugas. Syarat-syarat Pelaksanaan a. PU harus dilaksanakan oleh tenaga-tenaga yang terampil dalam pekerjaan ini dan pekerjaan ini harus dipimpin oleh seorang mandor yang betul-betul ahli dan berpengalaman. b. Sebelum pekerjaan finishing melamic/polyurethane dimulai harus dipastikan bahwa tersedia ventilasi/sirkulasi udara bersih dalam ruangan yang akan dicat. c. Permukaan kayu yang retak-retak, lubang-lubang atau bercelah harus digosok dengan amplas, dicat dasar di dempul kemudian diamplas kembali sehingga benar-benar halus permukaannya. d. Permukaan plywood veneer sebaiknya diamplas secukupnya agar serat kayu pada lembaran veneer tidak habis dan serat masih terlihat baik. e. Semua permukaan kayu/plywood yang hendak di-PU dibersihkan dari debu, minyak dan kotoran yang mungkin melekat disitu. f. Sesudah betul-betul bersih, digosok dengan amplas kayu, agar supaya seluruh permukaan kayu rata dan licin, tidak lagi terdapat serat kayu yang tidak rata pada permukaan kayu tersebut. g. Apabila seluruh permukaan kayu/plywood sudah licin, pori-pori kayu harus ditutup dengan wood filler secukupnya dengan menggunakan kape, sampai pori-pori tertutup sempurna. h. Setelah bersih permukaan kayu/plywood diberi Stain (pewarna), dengan menggunakan Spray gun atau kuas, dan diratakan dengan kain bal setelah kurang lebih 30 detik mengering. Warna akan ditentukan kemudian oleh Perencana. i. Setelah itu diberi Base Coat/Cat dasar atau sanding sealer. Dibutuhkan minimal 2 lapis cat dasar setiap lapisan, dan setiap lapisan harus diamplas sempurna sehingga diperoleh permukaan yang halus dan rata. j. Lapisan pertama Top-Coat/Cat diulaskan dengan rata sampai dengan sempurna dan diamplas sempurna, kemudian ulaskan top coat lapis ke-2 dan yang terakhir lapis ke-3 adalah finished tidak pelu diamplas. k. Hasil pekerjaan PU kayu harus merupakan suatu hasil pekerjaan yang rata dan jelas menunjukan serat kayunya serta tidak cacat. l. Setelah pekerjaan PU selesai harus dijaga terhadap kemungkinan kerusakan terkena benda lain atau noda-noda dan sebagainya.

10.2

10.3

31

m. Lindungi pekerjaan ini dan juga pekejaan atau material lain yang dekat dengan pekerjaan ini seperti fitting-fitting, kusen-kusen, dan sebagainya dengan cara menutup/melindungi bagian tersebut selama pekerjaan pengecatan berlangsung.

B. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN FURNITURE 1. PEKERJAAN CUSTOM MADE FURNITURE 1.1. Persyaratan umum 1.1.1. Batasan Lingkup Kerja : penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, disiapkan untuk membuat custom made furniture, seperti yang dispesifikasikan dan tertera dalam gambar desain. 1.1.2. Produk Bahan utama Bahan pengikat Bahan finishing Bahan pelengkap Persyaratan harus sesuai dengan : Kayu solid, plywood, dan kaca. : Paku tembak, sekrup, baut dan Lem : Melamic, laminate, sticker. : Rel Laci, engsel, kunci, handle : Pemilihan jenis bahan / material dan sumbernya spesifikasi.

1.2.

Syarat Pelaksanaan a. Persyaratan : Kayu padat/Solid yang dipakai adalah Sungkai. Ukuran-ukuran yang tertera pada gambar desain adalah ukuran jadi artinya ukuran kayu sesudah diserut dan diproses atau diberi finishing. b. Kualitas / mutu kayu : kayu yang digunakan harus memiliki kualitas / mutu yang sesuai standard yang ada dan sesuai dengan tujuan penggunaannya. c. Pola serat kayu : harus memperhatikan pola dan harus sesuai dengan desain dan pola yang tertera pada gambar desain, serta sesuai dengan contoh warna pada material colour board. Pengerjaan harus dilakukan sebaik-baiknya (machinal) sehingga menghasilkan permukaan dekoratif yang betul-betul rata, sejajar, halus dan menghasilkan daerah-daerah permukaan yang rapi. d. Metode : semua pekerjaan kayu di tempat pengerjaan harus sebaik mungkin, dalam ruang yang kering, sirkulasi udara baik dan dijaga adar tidak terkena cuaca / udara langsung. Pencegahan kerusakan oleh benturan amat mutlak, baik sebelum maupun sesudah terpasang.

1.2.1. Kayu padat, plywood, dan kaca.

1.2.2. Alat Pengikat & Bahan Perekat Meja32

a. Alat pengikat : sediakan alat-alat pengikat kayu yang diperlukan seperti angkur, paku tembak, sekrup, baut dan jenis lain yang disetujui. Penggunaan pengikat ini harus tampak rapi, tidak menimbulkan keretakan dan harus menunjang konstruksi furniture agar kuat dan kokoh. Bila perlu kayu harus dibor agar pemukaannya tidak retak. b. Metode : pembuatan, persiapan dan pemasangan alat-alat pengikat yang terbuat dari logam / iron mongery pada kayu harus dikerjakan dengan mesin kayu sehingga tercapai kerapihan dan ketepatan yang setinggi-tingginya.

c. Bahan perekat :

perekat yang digunakan harus disetujui dan tidak berpengaruh bagi kesehatan. Penggunaan perekat ini harus menunjang konstruksi furniture agar kuat dan kokoh, permukaan kayu harus tampak rapi dan tidak meninggalkan noda (terutama bila dispesifikasikan bahwa permukaan kayu diberi clear / transparent finish). 1.2.3. Bahan Pelengkap / Hardware a. Rel laci : Type Tandem for wooden drawer (tersembunyi dibawah laci) digunakan produk;Hafele, Vogel, Blum atau setara. b. Engsel : Type soft closing (tidak menimbulkan bunyi bila ditutup) digunakan produk; Hafele, Vogel, Blum atau setara. c. Kunci : Silinder dengan master key digunakan produk Hafele, Vogel, Blum atau setara. d. Handle laci/pintu cabinet : Produk Mitra Buana, Vogel, Hafelle. Glides untu kaki meja/kursi/sofa/credenza : berbahan plastic atau karet keras harus berasal dari sumber yang disetujui Perencana / Konsultan Pengawas (MK) dan dianggap memenuhi persyaratan penggunaan setelah pihak Pelaksana mengajukan contohnya, Pemasangan rel laci, engsel, handle dan kunci dll, harus kuat dan tepat, sehingga mudah digunakan dan mudah dibuka tutup. 1.2.4. Penyesuaian dan Pembersihan a. Penyesuaian : sebelum dan setelah pengiriman ke site, perlu dilakukan penyesuaian/ penyetelan untuk menguatkan konstruksi furniture yang sudah dibuat. b. Pembersihan :

33

setelah penyetalan selesai dilakukan dan sebelum penyerahan barang, Pelaksana harus membersihkan seluruh noda, bekas goresan maupun kotoran bekas tangan pekerja. Penyerahan furniture harus dalam kondisi yang baik dan sempurna. 1.3. Syarat Pemeliharaan a. Perbaikan : Pelaksana diwajibkan memperbaiki furniture yang rusak, cacat atau ternoda. b. Pengamanan : harus diberi perlindungan agar tidak rusak, karena pekerjaan lain yang mungkin dapat menyebabkan rusaknya furniture. Pelaksana bertanggung jawab untuk menyimpan dan memelihara seluruh furniture, sebelum dilakukan penyerahan resmi kepada pihak Pemberi Tugas.

c. Finishing ulang :

adanya perbedaan suhu di bengkel dan di proyek / site akan mempengaruhi kadar kelembabandan finishing dari furniture. Apabila setelah ditempatkan di site diperlukan finishing kembali, maka biaya yang timbul ditanggung oleh Pelaksana.

C. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL & ELEKTRIKAL 1. PEKERJAAN INSTALASI/SISTEM ELEKTRIKAL 1.1. Lingkup Pekerjaan Lingkup pekerjaan ini termasuk pengadaan dan pemasangan semua material, peralatan, tenaga kerja dan lain-lain untuk pemasangan, pengetesan, commissioning dan pemeliharaan yang sempurna untuk seluruh instalasi listrik seperti dipersyaratkan dalam buku ini dan seperti ditunjuk dalam gambar-gambar rancangan listrik. Dalam pekerjaan ini harus termasuk sertifikat keaslian produk pabrik dari peralatan yang akan dipakai, jaminan garansi, petunjuk operasi dan pekerjaan-pekerjaan kecil lain yang berhubungan dengan pekerjaan ini tidak mungkin disebutkan secara terinci di dalam buku ini tetapi dianggap perlu untuk keselamatan dan kesempurnaan fungsi dan operasi sistem distribusi listrik. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam spesifikasi teknis ini ataupun yang setara dalam gambar-gambar perencanaan, dimana bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan spesifikasi teknis ini. Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi teknis yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya. Lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah sebagai berikut :

34

Panel-panel Daya Tegangan rendah. Pekerjaan ini meliputi Pengadaan panel penerangan, stop kontak normal dan Panel UPS . sesuai dengan gambar perencana, termasuk seluruh peralatan bantu lain yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem distribusi daya listrik. Kabel-kabel Feeder Daya Tegangan Rendah Pekerjaan ini meliputi kabel utama dari SDP ke Panel daya (existing) dan dari Panel UPS Ke MDP UPS di lantai 28 ( existing ) 1.2. Instalasi Daya Pekerjaan ini meliputi seluruh instalasi listrik yang digunakan untuk menghubungkan panel-panel daya dengan outlet-outlet daya di work station. dalam hal pelaksanaan kontraktor harus memperhatikan titik-titik dimana kabel-kabel harus keluar dari partisi menuju outlet-outlet layout adanya kabel kabel yang terlihat Outlet Daya Outlet daya ( Normal dan Ups) dipasang pada dinding dengan ketinggian pemasangan 30 cm dari permukaan lantai ,adapun Service Box dipasang dilantai dengan memperhatikan letak posisi layout interior, atau mengikuti ketentuan dalam gambar rancangan. Jika dalam gambar dan spesifikasi teknis terdapat informasi yang bertentangan, Kontraktor agar menghubungi Konsultan Pengawas (MK) untuk mendapatkan persetujuan dan solusi pemasangan. Outlet Daya dipasang pada dinding partisi dan lantai . dalam pemasangan outlet daya harus dipasang sejajar dari Data dan Telephone.untuk semua outlet pemasangan hendak nya dikordinasikan letak dan ketinggiannya. Pemasangan outlet Daya harus diperkuat sehingga tidak mudah lepas oleh gangguan mekanis walaupun dalam gambar rancangan dan spesifikasi teknis tidak menjelaskan secara rinci. Sedangkan cara pemasangannya disesuaikan dengan rekomendasi dari produk yang dipilih. 1.4. Persyaratan Pekerjaan Panel Tegangan Rendah Konstruksi Box Panel Yang melaksanakan pembuatan panel harus Sub Kontraktor panel (panel maker) yang telah berpengalaman dalam pembuatan / pabrikasi panel dengan menunjukan bukti sertifikat yang telah diakui oleh badan terikat dalam hal ini PLN dan mempunyai workshop yang terkait dengan pabrikasi panel. Panel terbuat dari plat baja dengan rangka terbuat dari besi siku dengan ukuran minimal 600 x 400 x 400 mm (free standing) atau plat besi yang berbentuk (wall mounted). Rangka utama harus diberi tutup dari bahan plat baja dengan ketebalan sebagai berikut :35

1.3.

Panel SDP, SDP LP, PP

Dinding 20 mm 1,6 mm

Pintu 3,0 mm 2,0 mm

Plat tutup harus dikerjakan dengan baik dan setiap siku dari plat tutup ini harus benar-benar 900. Plat penutup kerangka panel harus disekrup dengan rapi yang dilengkapi cincin besi terhadap kerangka panel. Plat penutup ini harus dapat dilepas-lepas. Panel dilengkapi dengan tutup atas atau tutup bawah yang dapat dilepaslepas dan harus disiapkan lubang serta Compression Cable Glad untuk setiap incoming dan outgoing feeder. Pada dinding belakang atau/dan samping diperlukan memuat lubang-lubang ventilasi yang cukup. Lubang ventilasi ini harus dibuat dengan cara punch dan rapi. Pada bagian dalam terdiri dari dinding yang diberi ventilasi harus dilengkapi tambahan dinding yang diberi lubang punch, hal ini untuk menjaga masuknya benda-benda/binatang yang bertegangan dari peralatan panel. Antara badan panel tempat dudukan peralatan listrik yang bertegangan dengan pintu panel harus dilengkapi dengan dinding pengaman pelindung peralatan listrik dengan material yang sama, sehingga pada saat pintu panel dibuka yang tampak hanya tuas-tuas peralatan listrik, sedangkan jaringan/montase kabel terlindung oleh dinding pengaman tersebut. Engsel yang digunakan harus kuat dan tidak menonjol dan harus tersembunyi serta rapi. Kunci dan handle pintu harus dari type Spagnolet dengan tungkai penguat bawah dan atas dari bahan yang dilapisi vernikel. Kontraktor/Sub Kontraktor/Panel harus dilengkapi master key yang bisa membuka seluruh panel yang terpasang. Rangka, penutup, cover plate dan pintu seluruhnya harus diberi cat dasar dan dilapisi dengan powder coating warna abu-abu atau warna yang dipilih oleh Pemberi Tugas melelui Konsultan Pengawas (MK) . Kontraktor sebelum pekerjaan pengecatan dilaksanakan harus terlebih dahulu menyerahkan contoh warna dan metode pelaksanaan pada Konsultan Pengawas (MK) untuk dimintakan persetujuan. Panel yang berada di luar bangunan harus mempunyai indek protection (IP) 557, sedangkan untuk dalam bangunan IP 540 sesuai standard yang dipersyaratkan. Ukuran panel diusahakan standard ukuran panel dan disediakan ruang cukup apabila terdapat penambahan peralatan. Dalam box panel harus disediakan sarana pendukung kabel yang diketanahkan (grounding) dan busbar pentanahan, yang berfungsi untuk

36

dudukan ujung kabel pentanahan sehingga pada saat pintu panel dibuka dalam keadaan aktif kemungkinan adanya muatan kapasitif dapat dihindari. Pada circuit breaker, sepatu kabel, kabel incoming dan outgoing serta terminal penyambungan kabel harus diberi indikasi/label/sign plates mengenai nama beban atau kelompok beban dicatu daya listriknya. Petunjuk tersebut berupa diagram system satu garis dan label ini harus terbuat dari plat aluminium atau sesuai standar DIN 4070. Pada bagian atas panel (dari ambang atas sampai dengan 12 cm dibawah ambang atas panel atau disesuaikan dengan kebutuhan harus disediakan tempat untuk pemasangan lampu indicator, fuse dan lat-alat ukur. Bagian tersebut merupakan bagian yang terpisah dari pintu panel dan kedudukannya menetap (fixed). Busbar dan Terminal Penyambungan Panel harus sesuai untuk system 3 phasa, 4 kawat dan mempunyai 5 busbar dimana busbar pentanahan terpisah. Kecuali panel untuk ruang operasi yang dilengkapi dengan trafo Isolasi. Kontraktor harus melaksanakan seperti gambar rancangan atau jika ada hal yang bertentangan dengan system agar dikonsultasikan dengan Konsultan Pengawas (MK) untuk mendapatkan persetujuan. Busbar dari bahan tembaga yang digalvanisasi dengan perak. Galvanisasi ini, termasuk pula bagian-bagian yang menempel pada busbar, seperti sepatu kabel dan peralatan bantu lainnya. Pemasangan kabel (untuk semua ukuran luas penampang kabel) pada busbar dan terminal penyambungan harus menggunakan sepatu kabel. Busbar dan terminal penyambungan harus disusun dan dipegang oleh isolator dengan baik, sehingga mampu menahan electro mechanical force akibat arus hubungan singkat tersebar yang mungkin terjadi. Circuit Breaker Circuit breaker yang digunakan dari jenis MCB, MCCB, ACB, yang dilengkapi dengan thermal overcurrent release dan electromagnetic overcurrent release yang rating ampere tripnya dari type adjustable. Breaking capacity dan rating CB yang digunakan harus sebesar yang tercantum dalam gambar rancangan. Tipe Circuit Breaker yang digunakan adalah : Icu = Ics (arus kumulatif = arus short circuit) 32 amphere tipe MCB 40 sampai dengan 63 amphere tipe MCCB Fixed 80 amphere tipe MCCB Adjustable. Pemasangan MCB harus menggunakan Omega Rail sedangkan pemasangan MCCB dan komponen-komponen lain, seperti magnetic contractor, time switch dan lainnya harus menggunakan dudukan plat. Pemasangan

37

komponen-komponen tersebut harus rapi dan kokoh sehingga tidak akan terlepas oleh gangguan mekanis. Jika di dalam gambar rancangan dinyatakan ada spare, maka spare tersebut harus langsung terpasang secara lengkap atau sesuai dengan keterangan gambara rancangan. Semua circuit breaker harus diberi label/signplate yang terbuat dari aluminium mengenai nama beban atau kelompok beban yang dicatu daya listriknya. Label itu harus terbuat dari plat aluminium atau sesuai standard DIN 4070. Alat Ukur/Indikator Panel-panel dilengkapi dengan alat-alat ukur, seperti : Volt meter, Amphere meter, selector switch Indicator lamp & mini fuse Tidak semua panel dilengkapi dengan peralatan seperti diatas, melainkan harus disesuaikan dengan gambar rancangan. Volt meter dilengkapi dengan selector switch yang mempunyai mode 7 (tujuh) posisi : Kali phasa terhadap netral Kali phasa terhadap phasa Posisi off Amphere meter yang dipasang pada panel utama selain mempunyai pointer (jarum petunjuk) untuk menunjukan besarnya arus listrik yang ada dilengkapi juga dengan pointer lain yang berfungsi sebagai maximum Demand Indicator. Lampu indicator yang digunakan adalah : Warna hijau untuk phasa R, Warna kuning untuk phasa S, Warna merah untuk phasa T Lampu-lampu indicator harus diproteksi dengan menggunakan mini fuse. Tipe Panel Berdasarkan cara penggunaannya dan pemasangannya, panel-panel tegangan rendah di klasifikasikan dari type wall mounting. Panel jenis wall mounting dipasang flush mounting pada dinding tembok dengan lokasi sesuai gambar rancangan. Pemasangan panel pada dinding harus diperkuat dengan baut tanam (anchor bolt) sehingga tidak akan rusak oleh gangguan mekanis. Gambar Skema rangkaian Listrik Panel harus dilengkapi dengan gambar skema rangkain listrik, lengkap dengan keterangan mengenai bagian instalasi yang diatur oleh panel tersebut. Gambar skema rangkaian listrik dibuat dengan baik, dilaminasi plastic dan ditempelkan pada pintu luar panel bagian dalam.

38

1.5. Persyaratan Pekerjaan Kabel Tegangan Rendah 1.5.1. Ketentuan Umum Persyaratan teknis ini berlaku untuk : Kabel daya,Instalasi daya, dan Instalasi penerangan, Yang dimaksud dengan kabel daya adalah kabel yang menghubungkan antara panel satu dengan panel (MDP ke SDP) dan yang lainnya termasuk peralatan bantu yang dibutuhkan. Yang dimaksud dengan instalasi daya adalah kabel yang menghubungkan panel-panel daya dengan beban-beban stop kontak, Yang dimaksud dengan instalasi penerangan adalah kabel-kabel yang menghubungkan antara panel-panel penerangan dengan fixture-fixture lampu penerangan buatan. Didalam instalasi penerangan ini harus sudah termasuk semua jenis/tipe saklar, conduit, sparing, doos untuk saklar/penyambungan/pencabangan, metal flexible conduit dan peralatanperalatan bantu lainnya yang dibutuhkan untuk kesempurnaan system instalasi penerangan buatan. 1.5.2. Jenis Kabel Kabel listrik yang digunakan harus sesuai dengan standard SII dan SPLN autau standard-standard lain yang diakui di Negara Republik Indonesia serta mendapat rekomendasi dari LMK. Ukuran luas penampang kabel untuk jaringan instalasi listrik tegangan rendah yang digunakan minimal harus sesuai dengan gambar rancangan. Kabel listrik yang digunakan mempunyai rated voltage sebesar 600 Volt/100 Volt. Tahapan isolasi kabel yang digunakan harus sedemikian rupa sehingga arus bocor yang terjadi tidak melebihi 1 mA untuk setiap 100 m panjang kabel. Kecuali untuk instalasi yang harus beroperasi pada keadaan dadurat (seperti lift dan lain-lain seperti yang ditunjukan di dalam gambar perencanaan) kabel-kabel yang digunakan adalah kabel PVC dengan jenis kabel yang sesuai dengan fungsi dan lokasi pemasangannya seperti table di bawah ini : No Pemakaian 1 Ins. Penerangan dalam bangunan 2 Ins. Penerangan luar bangunan Jenis Kabel NYA/NYM NYY/NYFGbY

Pada kabel instalasi harus dapat dibaca mengenai merk, jenis, ukuran luas penampang, rating tegangan kerja dan standard yang digunakan.

39

1.5.3.

Persyaratan Pemasangan Pemasangan kabel instalasi tegangan rendah harus memenuhi peraturan PLN dan PUIL 2000 atau peraturan lain yang diakui di Negara Republik Indonesia. Kabel harus diatur rapi dan terpasang dengan kokoh sehingga tidak akan lepas atau rusak oleh gangguan-gangguan mekanis. Pembelokan kabel harus diatur sedemikian rupa sehingga jari-jari pembelokan tidak boleh kurang dari 15 kali diameter luar kabel tersebut atau harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrik pembuat kabel. Setiap ujung kabel harus dilengkapi dengan sepatu kabel tipe press, ukuran sesuai dengan ukuran luas penampang kabel sera dililit dengan excelsior tape dan difinish dengan bahan isolasi ciut panas yang sesuai. Penyambungan kabel pada kabel daya, kabel instalasi daya dan instalasi penerangan tidak diperkenankan kecuali pencabangan pada kabel instalasi daya dan instalasi penerangan. Penyambungan kabel untuk pencabangan harus dilakukan di dalam junction box atau doos sesuai dengan persyaratan. Penarikan kabel harus menggunakan peralatan-peralatan bantu yang sesuai dan tidak boleh melebihi strength dan stress maximum yang direcomendasikan oleh pabrik pembuat kabel. Tata letak outlet daya sesuai dengan gambar rancangan dan harus dikoordinasikan dengan tata letak furnitures/peralatan.

1.6.

Saklar Lampu Penerangan Saklar yang digunakan harus sesuai dengan standard PLN, SII dan VDE/DIN atau standard-standard lain yang berlaku dan diakui di Indonesia. Saklar harus mempunyai spesifikasi sebagai berikut : Taring tegangan : 250 Volt Rating arus : minimal 10 A Tipe : recessed Saklar lampu harus mempunyai label yang menunjukan merk pabrik pembuat, standard produk, tipe dan rating arus serta tegangannya. Saklar harus dipasang pada dinding atau partisi dengan ketinggian 150 cm dari permukaan lantai atau ditentukan oleh Perencanaan Interior atau keinginan Pemberi Tugas.Pemasangan saklar harus menggunakan doos. Tata letak saklar harus sesuai dengan gambar rancangan dan dikoordinasikan dengan Perencana Interior atau atas keinginan Pemberi Tugas melalui/sepengetahuan Konsultan Pengawas (MK).

1.7. Persyaratan Teknis Penunjang Instalasi Pipa Conduit

40

Pipa conduit yang dipasang jenis PVC high impact dengan ketebalan minimum 2 mm. dipasang di Tray kabel ukuran 100x300mm diatas plafon dan di dalam lantai dengan kedalaman maksimal 40mm. Untuk instalasi work station dipakai floor duct dengan ukuran 40x750mm Conduit dan sparing harus mempunyai ukuran diameter dalam sebesar 1.5 kali dari total diameter luar kabel yang dilindunginya dan ukuran minimum sebesar . Oleh karena itu, Kontraktor sebelum memasang conduit harus rekonfirmasi dahulu terhadap kabel yang akan dilindunginya. Conduit untuk keperluan instalasi satu dengan instalasi lainnya harus dibedakan dengan cara dicat finish dengan warna yang bebeda sebagai berikut : Instalasi listrik : warna hitam, Instalasi fire alarm : warna merah, Instalasi tata suara : warna putih, Instalasi telepon : warna kuning. Pemakaian conduit di sini dimaksudkan untuk finishing seluruh instalasi daya, instalasi penerangan dan instalasi lainnya. Oleh karena itu, pemasangannya harus dilakukan serapi mungkin dan dikoordinasikan dengan pekerjaan finishing arsitektur atas koordinasi Konsultan Pengawas (MK). Pemasangan pipa conduit di atas plafond harus dikoordinasikan dengan adanya penggunaan jalur untuk utilities lain yang sudah terpasang ,seperti instalasi komunikasi, fire alarm, sound system, ducting AC dan lain-lain sehingga tersusun rapi, kokoh dan tidak saling mempengaruhi/menggangu. Dalam hal jalur pipa conduit pada gambar rancangan diperkirakan tidak mungkin lagi untuk dilaksanakan, maka Kontraktor wajib mencari jalur lain sehingga pelaksanaan mudah dan tidak menggangu utilitas lain, tetapi tetap harus sesuai dengan persyaratan. Pertemuan antara pipa sparing yang muncul dari dalam dinding dengan pipa conduit di atas plafond harus menggunakan doos dan diantara doos tersebut dipasang flexible conduit. Pemasangan flexible conduit tersebut harus dilakukan dengan cara klem. Setiap sparing maupun conduit maximum hanya dapat diisi dengan 1 (satu) kabel berinti banyak atau satu pasang kabel untuk phasa, netral dan grounding, baik untuk kabel daya maupun untuk kabel lain.

Conduit untuk instalasi listrik harus minimum 50cm dari pipa air panas. Jumlah sparing (conduit yang ditanam di dalam beton) harus disebabkan minimum sebanyak 120 % dari jumlah kabel yang akan dilewatinya atau minimum mempunyai satu buah sparing lebih banyak dari jumlah kabel yang akan melewatinya. 1.8. Flexible Conduit Flexible conduit digunakan untuk melindungi kabel : Yang ke luar dari conduit dan masuk ke dalam sparing. Yang ke luar dari conduit dan masuk ke titik-titk lampu. Yang ke luar dari conduit dan masuk ke mesin-mesin atau beban-beban yang lain. Pembelokan instalasi41

Dan keperluan lain seperti tercantum di dalam gambar perencanaan. Penyambungan flexible conduit dengan conduit lainnya harus dilakukan di dalam doos penyambungan. Ukuran conduit harus mempunyai diameter dalam minimum 1,5 kali total diameter luar kabel yang dilindunginya. Pemasangan flexible conduit harus menggunakan klem. Khusus flexible conduit yang dipergunakan untuk pelindung instalasi pompapompa atau peralatan yang dispan di luar bangunan yang kemungkinan akan mendapatkan gangguan mekanis harus menggunakan flexible dengan bahan metal tahan karat. 1.9. Armature Lampu Armature-armature lampu harus memenuhi persyaratan teknis, bentuk dan penampilan sesuai dengan gambar rancangan. Dan kontraktor sebelum melaksanakan pekerjaan harus menyerahkan contoh armature setiap tipe yang akan dipasang lengkap dengan komponennya untuk dimintakan persetujuan dari Pemberi Tugas melalui Konsultan Pengawas (MK). Armatur-armatur lampu menggunakan produk local dengan standard kualitas yang baik dan mempunyai workshop untuk pabrikasi pekerjaan terkait. Armatur-armatur lampu yang dibuat dari plat baja harus mempunyai ketebalan plat minimal 0,7 mm, dicat dasar dengan meni tahan karat dan finish cat bakar. Pemilihan warna cat ditentukan oleh Perencana Arsitektur/Interior/atas permintaan Pemberi Tugas melalui sepengetahuan Konsultan Pengawas (MK). Armatur lampu untuk lampu TL, PL/PLC, PLE harus dilengkapi dengan komponen-komponen lampu berupa ballast jenis low loss, starter dan kapasitor dengan kualitas terbaik. Pemasangan armature harus dipasng dengan baik dan kokoh sehingga tidak mudah terlepas oleh gangguan mekanis. Cara pemasangan lampu harus sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuat. Sistem Pembumian Untuk Pengaman 1.10.1. Ketentuan Umum Yang dimaksud dengan sistem pembunian untuk pengaman adalah pembumian dari bahan-bahan peralatan listrik atau benda-benda disekitar instalasi listrik yang bersifat konduktif dimana pada keadaan normal benda-benda tersebut tidak bertegangan, tetapi dalam keadaan gangguan seperti hubungan singkat phasa ke badan peralatan kemungkinan benda-benda tersebut menjadi bertegangan. Sistem pembumian ini bertujuan untuk keamanan/keselamatan manusia dari bahaya tegangan sentuh pada terjadinya gangguan. Semua badan atau benda-benda di sekitar peralatan yang bersifat konduktif harus dihubungkan dengan sistem pembumian ini. Ketentuan-ketentuan lain harus sesuai dengan PUIL 2000, SPLN dan standard-standard lain yang diakui di Negara Republik Indonesia. 1.10.2. Pemasangan42

1.10.

Harus diperhatikan kekuatan penyambungannya ,dan harus dikordinasikan dengan Perencana.baik grounding untuk grounding Panel SDP atau panel UPS. 2. PEKERJAAN INSTALASI TELEPHONE 2.1. Lingkup Pekerjaan Lingkup pekerjaan ini termasuk semua material peralatan tenaga kerja dan lainnya untuk pemasangan, test commissioning untuk seluruh sistem komunikasi telepon seperti dipersyaratkan di dalam buku ini dan seperti ditunjukan di dalam gambar rancangan. Di dalam pekerjaan ini harus termasuk juga pekerjaan-pekerjaan lain yang berhubungan dengan pekerjaan ini yang tidak mungkin disebutkan secara terperinci di dalam buku ini tetapi dianggap perlu untuk kesempurnaan fungsi dan operasi sistem komunikasi telepon. Kontraktor h