PEMBUATAN PESTISIDA ORGANIK
-
Upload
aria-nugraha -
Category
Documents
-
view
116 -
download
2
Transcript of PEMBUATAN PESTISIDA ORGANIK
![Page 1: PEMBUATAN PESTISIDA ORGANIK](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082322/55cf9955550346d0339cd839/html5/thumbnails/1.jpg)
PEMBUATAN PESTISIDA ORGANIK
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem pertanian organik merupakan kegiatan usaha tani secara menyeluruh sejak proses
produksi (prapanen) sampai proses pengolahan hasil (pasca-panen) yang bersifat ramah lingkungan dan
dikelola secara alami (tanpa penggunaan bahan kimia sintetis dan rekayasa genetika), sehingga
menghasilkan produk yang sehat dan bergizi. Penggunaan insektisida dan pestisida kimia dalam
pengendalian predator, hama dan penyakit dapat merusak lingkungan yang keduanya berpengaruh
terhadap system pertanian. Oleh karena itu, dalam penelitian lapangan ini diharapkan bisa mempelajari
dan membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pembuatan pestisida organik di desa cibodas.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, penelitian ini berupaya untuk mendeskripsikan mengenai pembuatan pestisida
organik. Adapun masalah-masalah terkait hal yang akan diteliti adalah :
1. Apakah yang dimaksud dengan pestisida organik?
2. Apa saja ciri-ciri pestisida organik?
3. Apa saja contoh pestisida organik?
4. Bagaimanakah langkah-langkah pembuatan pestisida organik?
5. Apa keuntungan dan kerugian menggunakan pestisida organik?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari pengamatan lapangan ini adalah sebagai berikut:
a. mengidentifikasi jenis pestisida organik.
b. mendeskripsikan cara pembuatan pestisida organik.
c. mengidentifikasi keuntungan dan kerugian dari penggunaan pestisida organik.
d. mengkomunikasikan hasil pengamatan yang dilakukan, baik secara lisan maupun tulisan dengan
pembuatan laporan makalah tertulis.
e. mempunyai keterampilan sosial (sosial skills) seperti: keterampilan bekerja dalam kelompok,
keterampilan melakukan observasi, dan keterampilan berkomunikasi lisan dan tulisan.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang didapat dalam mengadakan observasi adalah :
a. Mendapat pengalaman keterampilan penelitian lapangan selama melakukan observasi.
b. Menemukan dan melihat secara langsung cara pembuatan pestisida organik.
c. Mengetahui permasalahan pertanian yang ada di Desa Cibodas.
d. Memperkaya referensi tentang dunia pertanian.
e. Memberikan gambaran kepada masyarakat luas tentang cara pembuatan pestisida organik di Desa
Cibodas.
E. Metode Penelitian
![Page 2: PEMBUATAN PESTISIDA ORGANIK](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082322/55cf9955550346d0339cd839/html5/thumbnails/2.jpg)
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengambilan data
secara purposive sampling.
F. Tempat dan Waktu Penelitian
G. Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer
diperoleh dengan wawancara langsung (interview) dengan pelaku agribisnis dan masyarakat setempat.
Pihak-pihak yang menjadi narasumber kami diantaranya perangkat desa, petani di Desa Cibodas,
tengkulak sayuran, pemilik dan karyawan perusahaan pengemasan sayuran, ketua dan anggota
Kelompok Tani Mekar Tani Jaya, dan Petugas Penyuluh Lapang (PPL) Desa Cibodas dan PPL
Kecamatan Lembang. Data sekunder diperoleh melalui studi literatur yang diperoleh dari buku, skripsi,
serta artikel koran dan internet. Sumber-sumber data sekunder yang kami gunakan diantaranya adalah
buku Budidaya Brokoli oleh Rukmana, skripsi Analisis Usaha Tani Brokoli Desa Cibodas oleh Pasaribu,
Data Pengembangan Desa Cibodas dari pihak Desa Cibodas, Data Pengembangan Kecamatan
Lembang dari pihak Kecamatan Lembang, Data Pengembangan Kabupaten Bandung Barat, dan
beberapa situs internet seperti bps.go.id, bi.go.id, wikipedia.com, dan minggupagi.com.
H. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data primer dilakukan dengan metode wawancara langsung dengan teknik
snowball. Teknik snowball adalah teknik wawancara dimanana pihak yang diwawancarai merupakan
pihak yang direkomendasikan oleh pihak lain yang telah diwawancarai. Wawancara dilakukan dengan
berbagai pihak yang terkait dengan topik bahasan diantaranya adalah petani Desa Cibodas, ketua dan
anggota kelompok tani Mekar Tani Jaya. Data sekunder diperoleh melalui studi pustaka dan searching
melalui internet dan koran.
BAB II KERANGKA TEORI
A. Pengertian Pestisida Organik
Pestisida organik merupakan ramuan obat-obatan untuk mengendalikan hama dan penyakit
tanaman yang dibuat dari bahan-bahan alami. Bahan-bahan untuk membuat pestisida organik diambil
dari tumbuhan-tumbuhan, hewan dan mikroorganisme. Karena dibuat dari bahan-bahan yang terdapat
di alam bebas, pestisida jenis ini lebih ramah lingkungan dan lebih aman bagi kesehatan manusia.
B. Kelebihan Penggunaan Pestisida Organik
Bila dibandingkan dengan pestisida kimia, pestisida organik mempunyai beberapa
kelebihan. Pertama, lebih ramah terhadap alam, karena sifat material organik mudah terurai menjadi
bentuk lain. Sehingga dampak racunnya tidak menetap dalam waktu yang lama di alam
bebas. Kedua, residu pestisida organik tidak bertahan lama pada tanaman, sehingga tanaman yang
disemprot lebih aman untuk dikonsumsi. Ketiga, dilihat dari sisi ekonomi penggunaan pestisida organik
memberikan nilai tambah pada produk yang dihasilkan. Produk pangan non-pestisida harganya lebih
baik dibanding produk konvensional. Selain itu, pembuatan pestisida organik bisa dilakukan sendiri oleh
petani sehingga menghemat pengeluaran biaya produksi. Keempat, penggunaan pestisida organik
![Page 3: PEMBUATAN PESTISIDA ORGANIK](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082322/55cf9955550346d0339cd839/html5/thumbnails/3.jpg)
yang diintegrasikan dengan konsep pengendalian hama terpadu tidak akan menyebabkan resistensi
pada hama dan kompatibel digabung dengan cara pengendalian yang lain.
C. Kekurangan Penggunaan Pestisida Organik
Namun ada beberapa kelemahan dari pestisida organik, antara lain kurang praktis. Pestisida
organik tidak bisa disimpan dalam jangka lama. Setelah dibuat harus segera diaplikasikan sehingga kita
harus membuatnya setiapkali akan melakukan penyemprotan. Selain itu, bahan-bahan pestisida
organik lumayan sulit didapatkan dalam jumlah dan kontinuitas yang cukup. Dari sisi efektifitas, hasil
penyemprotan pestisida organik tidak secepat pestisida kimia sintetis. Perlu waktu dan frekuensi
penyemprotan yang lebih sering untuk membuatnya efektif. Selain itu, pestisida organik relatif tidak
tahan terhadap sinar matahari dan hujan. Namun seiring perkembangan teknologi pertanian organik
akan banyak inovasi-inovasi yang ditemukan dalam menanggulangi hambatan itu.
D. Bahan Baku Pestisida Organik
Bagian tumbuhan yang diambil untuk bahan pestisida organik biasanya mengandung zat aktif
dari kelompok metabolit sekunder seperti alkaloid, terpenoid, fenolik dan zat-zat kimia lainnya. Bahan
aktif ini bisa mempengaruhi hama dengan berbagai cara seperti penghalau (repellent), penghambat
makan (anti feedant), penghambat pertumbuhan (growth regulator), penarik (attractant) dan sebagai
racun mematikan. Sedangkan, pestisida organik yang terbuat dari bagian hewan biasanya berasal dari
urin. Beberapa mikroorganisme juga diketahui bisa mengendalikan hama yang bisa dipakai untuk
membuat pestisida.
E. Cara Kerja Pestisida Organik
a. Merusak perkembangan telur, larva, dan pupa.
b. Menghambat pergantian kulit.
c. Mengganggu komunikasi serangga.
d. Menyebabkan serangga menolak makan
e. Menghambat reproduksi serangga betina.
f. Mengurangi nafsu makan.
g. Memblokir kemampuan makan serangga.
h. Mengusir serangga.
i. Menghambat perkembangan patogen penyakit.
F. Macam-macam Pestisida Organik dan Cara Pembuatan Pestisida Organik
Ada berbagai cara atau resep untuk membuat pestisida organik. Hingga saat ini tidak ada
standardisasi pembuatan pestisida organik. Resep-resep pestisida organik biasanya didapatkan dari
pengalaman para petani, kearifan lokal masyarakat, hasil percobaan para praktisi dan berdasarkan penelitian
ilmiah. Berikut ini beberapa cara membuat pestisida organik yang sering digunakan para petani untuk
mengendalikan hama dan penyakit.
a. Pengendali serangga penghisap (kepik dan kutu-kutuan)
Siapkan bahan-bahan berikut, daun surian 1 kg, daun tembakau 1kg, daun lagundi 1 kg, daun
titonia 1 kg, air kelapa sebanyak 2 liter, gambir 0,5 ons, garam dapur 1 ons dan air panas 500 ml. Kemudian
siapkan penumbuk dari batu. Tumbuk daun tembakau, daun surian daun lagundi dan daun titania, aduk
![Page 4: PEMBUATAN PESTISIDA ORGANIK](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082322/55cf9955550346d0339cd839/html5/thumbnails/4.jpg)
hingga rata. Apabila sudah lembut, rendam dalam air kelapa dan aduk-aduk. Kemudian ekstrak campuran
tersebut dengan cara diperas dengan kain. Saring kembali hasil perasan dan tambahkan garam lalu kocek
larutan. Siapkan cairan gambir dengan cara melarutkan setengah ons gambir dalam 500 ml air panas, lalu
saring dengan kain halus. Langkah terakhir campurkan larutan daun-daunan dan larutan gambir. Masukkan
dalam botol atau jerigen plastik. Ramuan pestisida organik siap untuk digunakan.
Cara menggunakan pestisida organik ini adalah dengan mengencerkan 500 ml larutan dalam 10 liter air
bersih. Aduk hingga rata dan masukkan dalam tangki penyemprot. Lakukan penyemprotan pada pucuk
tanaman terlebih dahulu kemudian permukaan atas dan bawah daun. Frekuensi penyemprotan dianjurkan
dua kali seminggu hingga populasi larva atau kutu berkurang dan tidak membahayakan lagi.
b. Pengendali ulat pemakan daun
Siapkan bahan-bahan yang diperlukan antara lain, air kelapa 2 liter, ragi tape 1 butir, bawang putih
4 ons, deterjen 0,5 ons dan kapur tohor 4 ons. Langkah pertama adalah tumbuk bawang putih hingga halus.
Kemudian larutkan deterjen kedalam air kelapa dan aduk hingga merata. Setelah itu, masukan hasil
tumbukan bawang putih, ragi tape dan kapur tohor. Saring campuran tersebut dengan kain halus. Langkah
terakhir, fermentasikan cairan selama 20 hari dalam wadah tertutup. Pestisida organik pengusir ulat daun
siap digunakan.
Cara penggunaan, encerkan larutan pestisida organik sebanyak 500 ml dengan 10 liter air bersih.
Aduk hingga rata dan masukkan dalam tangki penyemprot. Frekuensi penggunaan sebanyak 2 kali
seminggu, lakukan terus sampai serangan ulat menurun sampai taraf aman.
c. Pengendali penyakit cendawan atau jamur
Siapkan bahan-bahan berikut, daun dakinggang gajah 5 ons, lengkuas 3 ons, jahe 3 ons, bawang
putih 3 ons dan ekstrak titonia 3 liter. Tumbuk daun galinggang gajah, kemudian parut jahe dan lengkuas.
Siapkan larutan daun titonia dengan cara menumbuk daun titonia hingga halus dan campurkan dengan 3 liter
air, kemudian saring dengan kain halus. Setelah itu, masukkan bahan-bahan yang telah ditumbuk dan
diparut ke dalam larutan titonia, aduk hingga merata. Saring dan peras campuran tersebut. Pestisida organik
pengendali cendawan atau jamur siap digunakan.
Penggunaan, encerkan 500 ml pestisida organik ini dengan 10 liter air, aduk hingga rata dan
masukkan kedalam tangki semprotan. Penyemprotan dilakuan pada seluruh bagian tanaman seperti pucuk,
daun dan batang. Frekuensi penggunaan yang dianjurkan 2 kali dalam seminggu hingga serangan melemah.
d. Pengendali penyakit yang disebabkan bakteri
Siapkan bahan-bahan berikut, daun sirih satu ikat, kunyit 2 ons, bawang putih 3 ons dan ekstrak
daun titonia 3 liter. Tumbuk bahan-bahan tersebut satu per satu atau secara bersamaan. Rendam dalam
ekstrak daun titonia selama beberapa menit, kemudian saring dengan kain halus. Pestisida pengusir bakteri
siap digunakan. Cara penggunaannya dengan mengencerkan 500 ml larutan dalam 10 liter air. Frekuensi
penggunaan 2 kali dalam seminggu.
e. Pengendali serangga penghisap, kepik dan kutu-kutuan dari daun inggu
![Page 5: PEMBUATAN PESTISIDA ORGANIK](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082322/55cf9955550346d0339cd839/html5/thumbnails/5.jpg)
Siapkan daun inggu 1,5 kg, bunga tahi ayam 1,5 kg, gambir 0,5 ons, air kelapa 3 liter dan air bersih
panas 500 ml. Daun inggu dan bunga tahi ayam ditumbuk hingga halus dan rendam dalam air kelapa. Peras
dan saring campuran tersebut. Lalu siapkan larutan gambir dengan air panas yang sudah disaring.
Camprkan dual larutan tersebut, pestisida organik daun inggu siap digunakan.
Cara penggunaan, 1 liter pestisida organik diencerkan dengan 10 liter air bersih. Aduk hingga rata
dan masukkan dalam tangki penyemprot. Semprot seluruh bagian tanaman, frekuensi penyemprotan
seminggu dua kali.
f. Pengendali antraknosa pada tanaman cabe
Siapkan daun galinggang gajah 2,5 ons; daun tembakau 2,5 ons; daun thitonia 2,5 ons; daun
lagundi 2,5 ons; garam 1 ons dan gambir 3 buah. Tumbuk halus daun galinggang, tembakau,thitonia dan
daun lagun. Kemudian masukan kedalam ember yang berisi 1 liter air bersih, lalu tambahkan garam dan
biarkan selama satu malam. Setelah itu saring larutan tersebut dan peras airnya sampai kering. Cairkan tiga
buah gambir dengan satu gelas air panas dan campurkan kedalam larutan, aduk hingga merata. Pestisida
organik untuk mengendalikan antraknosa yang biasa menyerang tanaman cabe siap digunakan.
Cara menggunakannya, masukkan larutan di atas ke dalam tangki semprot 15 liter. Penuhkan
dengan air bersih dan aduk-aduk. Penggunaan pestisida organik ini sebiknya dilakukan sejak tanaman cabe
mulai berbuah, semprotkan seminggu sekali. Kemudian amati tanaman, apabila ada buah cabe yang
terserang antraknosa segera dipetik dan dibuang keluar lahan. Hendaknya penyemprotan dilakukan pagi
atau sore hari. Air semprotan harus berbentuk kabut biar merata dan teknik penyemprotan dilakukan dari
bawah ke atas. Pada musim hujan kita bisa menambahkan garam sebanyak 2,5 ons lagi pada larutan.
Berdasarkan pengalaman, pestisida organik ini bisa mengendalikan serangan antraknosa sampai
80 %. Ramuan tidak tahan lama dan masih bisa dipakai selagi aromanya masih khas. Apabila aromanya
sudah berubah maka kemampuannya pun sudah menurun. Sebaiknya dibuat setiap kali kita akan memakai.
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
(berisikan paparan mengenai fokus penelitian)
Bab V Penutup
Kesimpulan
Saran
Daftar Pustaka