PEMBUATAN PESTISIDA ORGANIK

9
PEMBUATAN PESTISIDA ORGANIK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem pertanian organik merupakan kegiatan usaha tani secara menyeluruh sejak proses produksi (prapanen) sampai proses pengolahan hasil (pasca-panen) yang bersifat ramah lingkungan dan dikelola secara alami (tanpa penggunaan bahan kimia sintetis dan rekayasa genetika), sehingga menghasilkan produk yang sehat dan bergizi. Penggunaan insektisida dan pestisida kimia dalam pengendalian predator, hama dan penyakit dapat merusak lingkungan yang keduanya berpengaruh terhadap system pertanian. Oleh karena itu, dalam penelitian lapangan ini diharapkan bisa mempelajari dan membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pembuatan pestisida organik di desa cibodas. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas, penelitian ini berupaya untuk mendeskripsikan mengenai pembuatan pestisida organik. Adapun masalah-masalah terkait hal yang akan diteliti adalah : 1. Apakah yang dimaksud dengan pestisida organik? 2. Apa saja ciri-ciri pestisida organik? 3. Apa saja contoh pestisida organik? 4. Bagaimanakah langkah-langkah pembuatan pestisida organik? 5. Apa keuntungan dan kerugian menggunakan pestisida organik? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari pengamatan lapangan ini adalah sebagai berikut: a. mengidentifikasi jenis pestisida organik. b. mendeskripsikan cara pembuatan pestisida organik. c. mengidentifikasi keuntungan dan kerugian dari penggunaan pestisida organik.

Transcript of PEMBUATAN PESTISIDA ORGANIK

Page 1: PEMBUATAN PESTISIDA ORGANIK

PEMBUATAN PESTISIDA ORGANIK

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem pertanian organik merupakan kegiatan usaha tani secara menyeluruh sejak proses

produksi (prapanen) sampai proses pengolahan hasil (pasca-panen) yang bersifat ramah lingkungan dan

dikelola secara alami (tanpa penggunaan bahan kimia sintetis dan rekayasa genetika), sehingga

menghasilkan produk yang sehat dan bergizi. Penggunaan insektisida dan pestisida kimia dalam

pengendalian predator, hama dan penyakit dapat merusak lingkungan yang keduanya berpengaruh

terhadap system pertanian. Oleh karena itu, dalam penelitian lapangan ini diharapkan bisa mempelajari

dan membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pembuatan pestisida organik di desa cibodas.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, penelitian ini berupaya untuk mendeskripsikan mengenai pembuatan pestisida

organik. Adapun masalah-masalah terkait hal yang akan diteliti adalah :

1. Apakah yang dimaksud dengan pestisida organik?

2. Apa saja ciri-ciri pestisida organik?

3. Apa saja contoh pestisida organik?

4. Bagaimanakah langkah-langkah pembuatan pestisida organik?

5. Apa keuntungan dan kerugian menggunakan pestisida organik?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari pengamatan lapangan ini adalah sebagai berikut:

a. mengidentifikasi jenis pestisida organik.

b. mendeskripsikan cara pembuatan pestisida organik.

c. mengidentifikasi keuntungan dan kerugian dari penggunaan pestisida organik.

d. mengkomunikasikan hasil pengamatan yang dilakukan, baik secara lisan maupun tulisan dengan

pembuatan laporan makalah tertulis.

e. mempunyai keterampilan sosial (sosial skills) seperti: keterampilan bekerja dalam kelompok,

keterampilan melakukan observasi, dan keterampilan berkomunikasi lisan dan tulisan.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang didapat dalam mengadakan observasi adalah :

a. Mendapat pengalaman keterampilan penelitian lapangan selama melakukan observasi.

b. Menemukan dan melihat secara langsung cara pembuatan pestisida organik.

c. Mengetahui permasalahan pertanian yang ada di Desa Cibodas.

d. Memperkaya referensi tentang dunia pertanian.

e. Memberikan gambaran kepada masyarakat luas tentang cara pembuatan pestisida organik di Desa

Cibodas.

E. Metode Penelitian

Page 2: PEMBUATAN PESTISIDA ORGANIK

Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengambilan data

secara purposive sampling.

F. Tempat dan Waktu Penelitian

G. Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer

diperoleh dengan wawancara langsung (interview) dengan pelaku agribisnis dan masyarakat setempat.

Pihak-pihak yang menjadi narasumber kami diantaranya perangkat desa, petani di Desa Cibodas,

tengkulak sayuran, pemilik dan karyawan perusahaan pengemasan sayuran, ketua dan anggota

Kelompok Tani Mekar Tani Jaya, dan Petugas Penyuluh Lapang (PPL) Desa Cibodas dan PPL

Kecamatan Lembang. Data sekunder diperoleh melalui studi literatur yang diperoleh dari buku, skripsi,

serta artikel koran dan internet. Sumber-sumber data sekunder yang kami gunakan diantaranya adalah

buku Budidaya Brokoli oleh Rukmana, skripsi Analisis Usaha Tani Brokoli Desa Cibodas oleh Pasaribu,

Data Pengembangan Desa Cibodas dari pihak Desa Cibodas, Data Pengembangan Kecamatan

Lembang dari pihak Kecamatan Lembang, Data Pengembangan Kabupaten Bandung Barat, dan

beberapa situs internet seperti bps.go.id, bi.go.id, wikipedia.com, dan minggupagi.com.

H. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data primer dilakukan dengan metode wawancara langsung dengan teknik

snowball. Teknik snowball adalah teknik wawancara dimanana pihak yang diwawancarai merupakan

pihak yang direkomendasikan oleh pihak lain yang telah diwawancarai. Wawancara dilakukan dengan

berbagai pihak yang terkait dengan topik bahasan diantaranya adalah petani Desa Cibodas, ketua dan

anggota kelompok tani Mekar Tani Jaya. Data sekunder diperoleh melalui studi pustaka dan searching

melalui internet dan koran.

BAB II KERANGKA TEORI

A. Pengertian Pestisida Organik

Pestisida organik merupakan ramuan obat-obatan untuk mengendalikan hama dan penyakit

tanaman yang dibuat dari bahan-bahan alami. Bahan-bahan untuk membuat pestisida organik diambil

dari tumbuhan-tumbuhan, hewan dan mikroorganisme. Karena dibuat dari bahan-bahan yang terdapat

di alam bebas, pestisida jenis ini lebih ramah lingkungan dan lebih aman bagi kesehatan manusia.

B. Kelebihan Penggunaan Pestisida Organik

Bila dibandingkan dengan pestisida kimia, pestisida organik mempunyai beberapa

kelebihan. Pertama, lebih ramah terhadap alam, karena sifat material organik mudah terurai menjadi

bentuk lain. Sehingga dampak racunnya tidak menetap dalam waktu yang lama di alam

bebas. Kedua, residu pestisida organik tidak bertahan lama pada tanaman, sehingga tanaman yang

disemprot lebih aman untuk dikonsumsi. Ketiga, dilihat dari sisi ekonomi penggunaan pestisida organik

memberikan nilai tambah pada produk yang dihasilkan. Produk pangan non-pestisida harganya lebih

baik dibanding produk konvensional. Selain itu, pembuatan pestisida organik bisa dilakukan sendiri oleh

petani sehingga menghemat pengeluaran biaya produksi. Keempat, penggunaan pestisida organik

Page 3: PEMBUATAN PESTISIDA ORGANIK

yang diintegrasikan dengan konsep pengendalian hama terpadu tidak akan menyebabkan resistensi

pada hama dan kompatibel digabung dengan cara pengendalian yang lain.

C. Kekurangan Penggunaan Pestisida Organik

Namun ada beberapa kelemahan dari pestisida organik, antara lain kurang praktis. Pestisida

organik tidak bisa disimpan dalam jangka lama. Setelah dibuat harus segera diaplikasikan sehingga kita

harus membuatnya setiapkali akan melakukan penyemprotan. Selain itu, bahan-bahan pestisida

organik lumayan sulit didapatkan dalam jumlah dan kontinuitas yang cukup. Dari sisi efektifitas, hasil

penyemprotan pestisida organik tidak secepat pestisida kimia sintetis. Perlu waktu dan frekuensi

penyemprotan yang lebih sering untuk membuatnya efektif. Selain itu, pestisida organik relatif tidak

tahan terhadap sinar matahari dan hujan. Namun seiring perkembangan teknologi pertanian organik

akan banyak inovasi-inovasi yang ditemukan dalam menanggulangi hambatan itu.

D. Bahan Baku Pestisida Organik

Bagian tumbuhan yang diambil untuk bahan pestisida organik biasanya mengandung zat aktif

dari kelompok metabolit sekunder seperti alkaloid, terpenoid, fenolik dan zat-zat kimia lainnya. Bahan

aktif ini bisa mempengaruhi hama dengan berbagai cara seperti penghalau (repellent), penghambat

makan (anti feedant), penghambat pertumbuhan (growth regulator), penarik (attractant) dan sebagai

racun mematikan. Sedangkan, pestisida organik yang terbuat dari bagian hewan biasanya berasal dari

urin. Beberapa mikroorganisme juga diketahui bisa mengendalikan hama yang bisa dipakai untuk

membuat pestisida.

E. Cara Kerja Pestisida Organik

a. Merusak perkembangan telur, larva, dan pupa.

b. Menghambat pergantian kulit.

c. Mengganggu komunikasi serangga.

d. Menyebabkan serangga menolak makan

e. Menghambat reproduksi serangga betina.

f. Mengurangi nafsu makan.

g. Memblokir kemampuan makan serangga.

h. Mengusir serangga.

i. Menghambat perkembangan patogen penyakit.

F. Macam-macam Pestisida Organik dan Cara Pembuatan Pestisida Organik

Ada berbagai cara atau resep untuk membuat pestisida organik. Hingga saat ini tidak ada

standardisasi pembuatan pestisida organik. Resep-resep pestisida organik biasanya didapatkan dari

pengalaman para petani, kearifan lokal masyarakat, hasil percobaan para praktisi dan berdasarkan penelitian

ilmiah. Berikut ini beberapa cara membuat pestisida organik yang sering digunakan para petani untuk

mengendalikan hama dan penyakit.

a. Pengendali serangga penghisap (kepik dan kutu-kutuan)

Siapkan bahan-bahan berikut, daun surian 1 kg, daun tembakau 1kg, daun lagundi 1 kg, daun

titonia 1 kg, air kelapa sebanyak 2 liter, gambir 0,5 ons, garam dapur 1 ons dan air panas 500 ml. Kemudian

siapkan penumbuk dari batu. Tumbuk daun tembakau, daun surian daun lagundi dan daun titania, aduk

Page 4: PEMBUATAN PESTISIDA ORGANIK

hingga rata. Apabila sudah lembut, rendam dalam air kelapa dan aduk-aduk. Kemudian ekstrak campuran

tersebut dengan cara diperas dengan kain. Saring kembali hasil perasan dan tambahkan garam lalu kocek

larutan. Siapkan cairan gambir dengan cara melarutkan setengah ons gambir dalam 500 ml air panas, lalu

saring dengan kain halus. Langkah terakhir campurkan larutan daun-daunan dan larutan gambir. Masukkan

dalam botol atau jerigen plastik. Ramuan pestisida organik siap untuk digunakan.

Cara menggunakan pestisida organik ini adalah dengan mengencerkan 500 ml larutan dalam 10 liter air

bersih. Aduk hingga rata dan masukkan dalam tangki penyemprot. Lakukan penyemprotan pada pucuk

tanaman terlebih dahulu kemudian permukaan atas dan bawah daun. Frekuensi penyemprotan dianjurkan

dua kali seminggu hingga populasi larva atau kutu berkurang dan tidak membahayakan lagi.

b. Pengendali ulat pemakan daun

Siapkan bahan-bahan yang diperlukan antara lain, air kelapa 2 liter, ragi tape 1 butir, bawang putih

4 ons, deterjen 0,5 ons dan kapur tohor 4 ons. Langkah pertama adalah tumbuk bawang putih hingga halus.

Kemudian larutkan deterjen kedalam air kelapa dan aduk hingga merata. Setelah itu, masukan hasil

tumbukan bawang putih, ragi tape dan kapur tohor. Saring campuran tersebut dengan kain halus. Langkah

terakhir, fermentasikan cairan selama 20 hari dalam wadah tertutup. Pestisida organik pengusir ulat daun

siap digunakan.

Cara penggunaan, encerkan larutan pestisida organik sebanyak 500 ml dengan 10 liter air bersih.

Aduk hingga rata dan masukkan dalam tangki penyemprot. Frekuensi penggunaan sebanyak 2 kali

seminggu, lakukan terus sampai serangan ulat menurun sampai taraf aman.

c. Pengendali penyakit cendawan atau jamur

Siapkan bahan-bahan berikut, daun dakinggang gajah 5 ons, lengkuas 3 ons, jahe 3 ons, bawang

putih 3 ons dan ekstrak titonia 3 liter. Tumbuk daun galinggang gajah, kemudian parut jahe dan lengkuas.

Siapkan larutan daun titonia dengan cara menumbuk daun titonia hingga halus dan campurkan dengan 3 liter

air, kemudian saring dengan kain halus. Setelah itu, masukkan bahan-bahan yang telah ditumbuk dan

diparut ke dalam larutan titonia, aduk hingga merata. Saring dan peras campuran tersebut. Pestisida organik

pengendali cendawan atau jamur siap digunakan.

Penggunaan, encerkan 500 ml pestisida organik ini dengan 10 liter air, aduk hingga rata dan

masukkan kedalam tangki semprotan. Penyemprotan dilakuan pada seluruh bagian tanaman seperti pucuk,

daun dan batang. Frekuensi penggunaan yang dianjurkan 2 kali dalam seminggu hingga serangan melemah.

d. Pengendali penyakit yang disebabkan bakteri

Siapkan bahan-bahan berikut, daun sirih satu ikat, kunyit 2 ons, bawang putih 3 ons dan ekstrak

daun titonia 3 liter. Tumbuk bahan-bahan tersebut satu per satu atau secara bersamaan. Rendam dalam

ekstrak daun titonia selama beberapa menit, kemudian saring dengan kain halus. Pestisida pengusir bakteri

siap digunakan. Cara penggunaannya dengan mengencerkan 500 ml larutan dalam 10 liter air. Frekuensi

penggunaan 2 kali dalam seminggu.

e. Pengendali serangga penghisap, kepik dan kutu-kutuan dari daun inggu

Page 5: PEMBUATAN PESTISIDA ORGANIK

Siapkan daun inggu 1,5 kg, bunga tahi ayam 1,5 kg, gambir 0,5 ons, air kelapa 3 liter dan air bersih

panas 500 ml. Daun inggu dan bunga tahi ayam ditumbuk hingga halus dan rendam dalam air kelapa. Peras

dan saring campuran tersebut. Lalu siapkan larutan gambir dengan air panas yang sudah disaring.

Camprkan dual larutan tersebut, pestisida organik daun inggu siap digunakan.

Cara penggunaan, 1 liter pestisida organik diencerkan dengan 10 liter air bersih. Aduk hingga rata

dan masukkan dalam tangki penyemprot. Semprot seluruh bagian tanaman, frekuensi penyemprotan

seminggu dua kali.

f. Pengendali antraknosa pada tanaman cabe

Siapkan daun galinggang gajah 2,5 ons; daun tembakau 2,5 ons; daun thitonia 2,5 ons; daun

lagundi 2,5 ons; garam 1 ons dan gambir 3 buah. Tumbuk halus daun galinggang, tembakau,thitonia dan

daun lagun. Kemudian masukan kedalam ember yang berisi 1 liter air bersih, lalu tambahkan garam dan

biarkan selama satu malam. Setelah itu saring larutan tersebut dan peras airnya sampai kering. Cairkan tiga

buah gambir dengan satu gelas air panas dan campurkan kedalam larutan, aduk hingga merata. Pestisida

organik untuk mengendalikan antraknosa yang biasa menyerang tanaman cabe siap digunakan.

Cara menggunakannya, masukkan larutan di atas ke dalam tangki semprot 15 liter. Penuhkan

dengan air bersih dan aduk-aduk. Penggunaan pestisida organik ini sebiknya dilakukan sejak tanaman cabe

mulai berbuah, semprotkan seminggu sekali. Kemudian amati tanaman, apabila ada buah cabe yang

terserang antraknosa segera dipetik dan dibuang keluar lahan. Hendaknya penyemprotan dilakukan pagi

atau sore hari. Air semprotan harus berbentuk kabut biar merata dan teknik penyemprotan dilakukan dari

bawah ke atas. Pada musim hujan kita bisa menambahkan garam sebanyak 2,5 ons lagi pada larutan.

Berdasarkan pengalaman, pestisida organik ini bisa mengendalikan serangan antraknosa sampai

80 %. Ramuan tidak tahan lama dan masih bisa dipakai selagi aromanya masih khas. Apabila aromanya

sudah berubah maka kemampuannya pun sudah menurun. Sebaiknya dibuat setiap kali kita akan memakai.

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

(berisikan paparan mengenai fokus penelitian)

Bab V Penutup

Kesimpulan

Saran

Daftar Pustaka