Pembuatan Media

18
BAB I PENDAHULUAN Dalam pemeriksaan mikrobiologi, penggunaan media sangat penting. Media dapat digunakan untuk mengisolasi bakteri, identifikasi, maupun diferensiasi. Media juga digunakan untuk membawa material dari suatu tempat ke tempat tertentu, misalnya dari rumah sakit ke laboratorium, untuk menjaga agar bakteri tersebut tetap h idup sesampainya di laboratorium. Mikroba memiliki karakteristik dan ciri yang berbeda-beda di dalam persyaratan  pertumbuhannya. Ad a mikroba yang bisa hidup h anya pada media yang mengandung sulfur d an ada pula yang tidak mampu hidup dan seterusnya. Karakteristik persyaratan pertumbuhan mikroba inilah yang menyebabkan bermacam-macamnya media penunjang pertumbuhan mikroba. Tim kedokteran. 2010:25) Melalui praktikum kali ini, akan dipelajari bagaimana pentingnya pembuatan bakteri mengingat kegunaannya yang luas, selain itu, di dalam pembuatan media ini akan dipelajari juga pentingnya sterilisasi. Sehingga dapat diketahu bagaimanakah akibatnya bila media perkembang biakan mikroba ini tidak steril. Tujuan Praktikum 1. Mengetahui bermacam macam media dan jenis kegunaannya 2. Mengetahui cara pembuatan berbagai media 3. Mengetahui pentingnya sterilisasi

description

pembuatan media

Transcript of Pembuatan Media

BAB IPENDAHULUAN

Dalam pemeriksaan mikrobiologi, penggunaan media sangat penting. Media dapat digunakan untuk mengisolasi bakteri, identifikasi, maupun diferensiasi. Media juga digunakan untuk membawa material dari suatu tempat ke tempat tertentu, misalnya dari rumah sakit ke laboratorium, untuk menjaga agar bakteri tersebut tetap hidup sesampainya di laboratorium. Mikroba memiliki karakteristik dan ciri yang berbeda-beda di dalam persyaratan pertumbuhannya. Ada mikroba yang bisa hidup hanya pada media yang mengandung sulfur dan ada pula yang tidak mampu hidup dan seterusnya. Karakteristik persyaratan pertumbuhan mikroba inilah yang menyebabkan bermacam-macamnya media penunjang pertumbuhan mikroba. Tim kedokteran. 2010:25)Melalui praktikum kali ini, akan dipelajari bagaimana pentingnya pembuatan bakteri mengingat kegunaannya yang luas, selain itu, di dalam pembuatan media ini akan dipelajari juga pentingnya sterilisasi. Sehingga dapat diketahu bagaimanakah akibatnya bila media perkembang biakan mikroba ini tidak steril.Tujuan Praktikum1. Mengetahui bermacam macam media dan jenis kegunaannya2. Mengetahui cara pembuatan berbagai media3. Mengetahui pentingnya sterilisasi

BAB IIDASAR TEORI

Seperti semua makhluk hidup, mikroorganisme membutuhkan nutrisi dasar dan lingkungan fisik tertentu untuk mempertahankan hidupnya. Kebutuhan nutrisi sel mikroba disediakan di laboratorium lewat bermacam macam media. Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolat mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya (Indra, 2008).Pembiakan adalah proses perbanyakan organisme melalui penyediaan kondisi lingkungan yang sesuai. Mikroorganisme yang sedang tumbuh membuat replika dirinya, membutuhkan adanya elemen-elemen dalam komposisi kimia mereka. Nutrisi harus menyediakan elemen ini dalam bentuk yang mudah di metabolisme (Jawetz, 2001). Menurut Cappuccino di dalam bukunya Microbiology a Laboratory Manual (Cappuccino 2008:95) Berikut ini beberapa macam nutrisi yang dibutuhkan oleh mikroba agar tetap hidup:KarbonSenyawa karbon merupakan atom inti sentral yang paling mendasar bagi semua struktur dan fungsi sel. Diantara sel-sel mikroba, terdapat dua jenis tipe bakteri berdasarkan kebutuhannya terhadap senyawa karbon:1. AutotrofOrganism-organisme autotrof dapat dibudidayakan di dalam sebuah medium yang hanya terdiri dari senyawa anorganik saja. Organisme ini menggunakan senyawa karbon di dalam bentuk CO2.

2. HeterotrofOrganisme-organisme jenis ini, tidak dapat dibudidayakan hanya dengan medium yang mengandung senyawa anorganik saja, tetapi juga membutuhkan asupan nutisi organik seperti misalnya glukosa.NitrogenNitrogen juga merupakan senyawa atom esensial di dalam kebanyakan sel-sel makromolekul, biasanya protein dan asam nukleat. Sebagai molekul struktural, protein berfungsi membentuk fiber. Sedangkan sebagai molekul fungsional, misalnya enzim, protein berperan dalam aktivitas metabolisme sel. Asam nukleat yang terkandung di dalam ADN, dasar genetik kehidupan sel, dan ARN, yang berperan aktif di dalam sintesis protein dalam sel. Beberapa mikroba, mampu menggunakan nitrogen bebas dari atmosfer, sedangkan sisanya yang lain bergantung pada senyawa-senyawa ammonium dan garam nitrat, atau nitrogen yang terkandung di dalam senyawa organic seperti asam amino.Ion non metalBeberapa ion metal yang digunakan oleh mikrobakteria adalah sulfur dan fosfor. Sulfur yang terikat pada beberapa asam amino termasuk ke dalam senyawa protein. Sedangkan fosfor dibutuhkan untuk pembentukan asam nukleat AND dan ARN dan juga untuk membantu sintesis ATP. Ion Metal (Ca++, Zn++, Na+, K+, Cu++, Mn++, Mg++, dan Fe+2+3Beberapa ion ini dibutuhkan untuk melanjutkan efisiensi performa dari berbagai macam aktivitas seluler. Diantaranya adalah aktivitas osmoregulasi, aktivitas regulasi enzim, transport elektron selama biooksidasi.VitaminVitamin berkontribusi dalam pertumbuhan dan dibutuhkan dalam jumlah yang sangat sedikit. Vitamin biasanya merupakan sumber dari koenzim, yang sangat dibutuhan untuk pembentukan enzim yang aktif. AirAir digunakan untuk menjaga kelembaban sel dan untuk pertukaran zat. Dan biasanya bakteri peka terhadap kekeringan, kecuali pada jenis-jenis tertentu yang mampu membentuk sporaSelain faktor nutrisi yang berfungsi sebagai cadangan makanan, agar bakteri atau mikrobia yang dibudidayakan tidak mati, terdapat juga faktor fisik, yang berperan mempengaruhi pertumbuhan mikrobia agar dapat tetap bertahan hidup, yaitu Temperatur, pH, Tekanan Osmosis, dan Sterilitas.TemperaturTemperatur atau suhu mempengaruhi reaksi-reaksi kimia di dalam aktivikasi enzim. Pada umumnya bakteri pathogen membutuhkan suhu sekitar 37oC untuk pertumbuhan maksimal. Ada beberapa bakteri pathogen yang membutuhkan suhu sebesar 42oC untuk tumbuh optimal, misalnya Campylobacter. Biasanya pada suhu sekitar 70o C, enzim esensial dalam sel akan rusak dan menyebabkan kematian sel.pHpH pada lingkungan ekstraselular sangat mempengaruhi aktivitas enzim. Pada umumnya pH yang optimal untuk metabolisme sel adalah pH netral atau sekitar 7. Penambahan konsentrasi ion H+ dapa menyebabkan pH bersifat asam, dan pengurangan ion H+ dapat menyebabkan pH bersifat basa atau alkali. Pengurangan dan penambahan angka pH ini dapat mempelambat reaksi-reaksi kimia di dalam sel, karena perubahan pH dapat merusakkan enzim, yang berperan dalam pertumbuhan, dan pertahanan hidup.Tekanan OsmosisBakteri memiliki sifat yang sama seperti sel-sel lain, yaitu ia membutuhkan media yang isotonik untuk pertumbuhannya. Bila medianya bersifat hipotonis maupun hipertonis dapat menebabkan plasmolisis yang membuat sel mati.

Sterilitas Sterilitas merupakan satu persyaratan yang penting. Tidaklah mungkin untuk melakukan pemeriksaan mikrobiologis apabila media yang digunakan tidak steril. Karena amatlah sulit untuk menentukan bakteri yang akan diteliti adalah bakteri yang berasal dari material atau merupakan kontaminan. Untuk menjaga sterilitas ini, maka di dalam setiap tindakan, baik pengambilan dan penuangan media, serta pemakaian alat-alat yang digunakan, harus dikerjakan secara aseptic. Untuk mencapai kondisi steril dapat dilakukan sterilisasi dengan menggunakan autoclave dengan pemanasan suhu 121oC selama + 15 menit pada tekanan 1atm. Kadang, apabila terdapat komponen medium yang tidak tahan panas sehingga tidak dapat disterilkan dengan menggunakan autoclave, sterilisasi dilakukan dengan kertas saring yang memiliki pori-pori 0,45 mikron. Kertas saring ini akan menahan sel dan endospora yang mungkin ada sehingga komponen dapat ditambahkan pada medium yang sudah disterilkan dengan panas.Berikut ini adalah jenis jenis medium yang digunakan dalam menumbuhkan mikroorganisme .Berdasarkan bentuknya media dibedakan menjadi tiga, semi padat dan cair. Penjelasan mengenai ketiga medium ini adalah sebagai berikut :1. Media padat, diperoleh dengan cara penambahan agar yang berasal dari ganggang/alga yang berfungsi sebagai bahan pemadat. Medium ini terbagi menjadi agar miring dan agar tegak2. Medium setengah padat dibuat dengan bahan sama dari medium padat namun, yang berbeda adalah komposisi agarnya. Biasanya medium ini digunakan untuk melihat gerakan kuman secara mikroskopis.3. Medium cair biasanya digunakan menggunakan medium sintetik untuk mempelajari sifat faali dan genetika mikroorganisme. Contoh media ini adalah cairan Hanks, Locke, Thyrode, dan Eagle

Medium berdasarkan komposisinya dibagi menjadi tiga yaitu:1. Medium sintesis yaitu media yang komposisi zat kimianya diketahui jenis dan takarannya secara pasti, misalnya Glucose Agar, Mac Conkey Agar. (Dwidjoseputro, D. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi)2. Medium semi sintesis yaitu media yang sebagian komposisinya diketahui secara pasti, misanya PDA (Potato Dextrose Agar) yang mengandung agar, dekstrosa dan ekstrak kentang. Untuk bahan ekstrak kentang, kita tidak dapat mengetahui secara detail tentang komposisi senyawa penyusunnya. (Dwidjoseputro, D. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi)3. Medium non sintesis yaitu media yang dibuat dengan komposisi yang tidak dapat diketahui secara pasti dan biasanya langsung diekstrak dari bahan dasarnya, misalnya Tomato Juice Agar, Brain Heart Infusion Agar, Pancreatic Extract. (Dwidjoseputro, D. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi)Medium berdasarkan tujuan pembuatannya dibedakan menjadi:1. Media untuk isolasi Media ini mengandung semua senyawa esensial untuk pertumbuhan mikroba, misalnya Nutrient Broth, Blood Agar. (Dwidjoseputro, D. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi)2. Media selektif/penghambat Media yang selain mengandung nutrisi juga ditambah suatu zat tertentu sehingga media tersebut dapat menekan pertumbuhan mikroba lain dan merangsang pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Contohnya adalah Luria Bertani medium yang ditambah Amphisilin untuk merangsang E.coli resisten antibotik dan menghambat kontaminan yang peka, Ampiciline. Salt broth yang ditambah NaCl 4% untuk membunuh Streptococcus agalactiae yang toleran terhadap garam. (Dwidjoseputro, D. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi)3. Media diperkaya (enrichment). Media diperkaya adalah media yang mengandung komponen dasar untuk pertumbuhan mikroba dan ditambah komponen kompleks seperti darah, serum, kuning telur. Media diperkaya juga bersifat selektif untuk mikroba tertentu. Bakteri yang ditumbuhkan dalam media ini tidak hanya membutuhkan nutrisi sederhana untuk berkembang biak, tetapi membutuhkan komponen kompleks, misalnya Blood Tellurite Agar, Bile Agar, Serum Agar, dll. Media untuk peremajaan kultur. Media umum atau spesifik yang digunakan untuk peremajaan kultur. (Dwidjoseputro, D. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi)4. Media untuk menentukan kebutuhan nutrisi spesifik. Media ini digunakan unutk mendiagnosis atau menganalisis metabolisme suatu mikroba. -Media untuk karakterisasi bakteri. Media yang digunakan untuk mengetahui kemempuan spesifik suatu mikroba. Kadang-kadang indikator ditambahkan untuk menunjukkan adanya perubahan kimia. Contohnya adalah Nitrate Broth, Lactose Broth, Arginine Agar. (Dwidjoseputro, D. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi)5. Media diferensial. Media ini bertujuan untuk mengidentifikasi mikroba dari campurannya berdasar karakter spesifik yang ditunjukkan pada media diferensial, misalnya TSIA (Triple Sugar Iron Agar) yang mampu memilih Enterobacteria berdasarkan bentuk, warna, ukuran koloni dan perubahan warna media di sekeliling koloni. (Dwidjoseputro, D. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi)6. Meskipun telah dijabarkan berbagai macam jenis dari medium, perlu diiingat bahwa tidak ada satupun perangkat kondisi yang memuaskan bagi kultivasi untuk semua bakteri di laboratorium. Bakteri amat beragam, baik dari persyaratan nutrisi maupun fisiknya. Beberapa berapa bakteri memiliki persyaratan nutrient yang sederhana, sedang yang lain memiliki persyaratan yang rumit. Karena alsan ini kondisi harus disesuaikan sedemikian rupa sehingga bisa menguntungkan bagi kelompok bakteri. (Dwidjoseputro, D. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi)

BAB iiimETODOLOGI

A. Alat dan BahanI. Alat-alat yang diperlukan :1.Tabung reaksi2.Cawan petri3.Erlenmeyer4. Gelas ukur5. Gelas pengaduk6. Timbangan7. Autoclave8. Kapas 9. Kertas pembungkus10. Pipet ukur 1 ml11. Pipet ukur 10 ml

II. Bahan yang digunakan :a. Medium Nutrien Agar (NA) b. Brain Heart Infusion Agar (BHIA)

Cara Kerja :I. Medium Nutrien Agar (NA)

NA dibagi dalam 2 erlenmeyer

Dilarutkan dalam 25 ml akuadesDilarutkan dalam 45 ml akuades

Dipanaskan selama beberapa menit

Dibungkus dengan kertas perkamen

Disterilisasi dengan Autoclave 121oC selama 15 menit Dimasukkan dalam tabung dan disumbat dengan kapas

Dituang dalam 3 cawan petri secara aseptisDibungkus dengan kertas perkamen

Disterilisasi dengan Autoclave 121oC selama 15 menit

Diletakkan pada posisi miring dan dibiarkan hingga agar membeku Didiamkan hingga beku dan bila sudah beku, dibalik

II. Medium Brain Heart Infusion Agar (BHIA)

BHI dibagi dalam 2 erlenmyer

Dilarutkan dalam 25 ml akuadesDilarutkan dalam 45 ml akuades

Dipanaskan selama beberapa menit

Dibungkus dengan kertas pembungkus

Disterilisasi dengan Autoclave 121oC selama 15 menit Dimasukkan dalam tabung dan disumbat dengan kapas

Dituang dalam 3 cawan petri secara aseptisDibungkus dengan kertas perkamen

Disterilisasi dengan Autoclave 121oC selama 15 menit

Diletakkan pada posisi miring dan dibiarkan hingga agar membeku Didiamkan hingga beku dan bila sudah beku, dibalik

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBAHASANMedium adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi zat makanan yang dipakai untuk menumbuhkan mikroorganisme. Melalui praktikum kali ini dilakukan cara pembuatan media nutrient agar dan media Brain Heart Infusion.Nutrien AgarNutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar. Na merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni. Untuk komposisi nutrien agar adalah eksrak daging, pepton, NaCl, air desitilat , dan agar. Daging difungsikan sebagai sumber vitamin B, yang mengandung nitrogen organik dan senyawa karbon.Pepton berguna sebagai sumber utama nitrogen organik dan sumber nutrisi. Yang berfungsi untuk memadatkan medium NA. Sehingga sulit didegradasi oleh mikroorganisme pada umumnya dan mencair pada suhu 45 oC. Aquadest berguna untuk melarutkan agar, pepton, dan daging. Seperti yang telah ditulis di dasar teori, Pepton yang merupakan salah satu bentuk protein, merupakan komponen dasar sel. Air pepton ini dibuat dengan bahan dasar yang berupa pepton. Di mana pepton ini merupakan salah satu bahan yang sering dipakai dalam pebuatan media. Pepton adalah produk hidrolisis protein hewani atau nabati seperti otot, liver, darah, susu, casein, laktalbumin, gelatin dan kedelai. Ada 2 jenis media yang dibuat pada percobaan ini, yakni medium agar tegak yang bertujuan untuk melihat bentuk koloni dan pernafasan mikroba. Biasanya bakteri ditanam dengan menggunakan metode tusukan menggunakan jarum needle. Medium agar miring yang bertujuan untuk melihat bentuk koloni bakteri. Biasanya bakteri ditanam dengan menggunakan metode tusukan menggunakan jarum ose. Medium pada cawan petri, yang biasanya dapat dipakai untuk menanam mikroba menggunakan teknik streak, spread maupun pour plate.Pembuatan medium NA ini dimulai dengan membagi bahan dasar Na menjadi dua, satu bagian dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer, kemudian dilarutkan dengan 45 aquades, sedangkan bahan dasar Na sisanya yang lain dilarutkan ke dalam 25 ml. Larutan NA 45 ml dipanaskan hingga mendidih supaya bahan agar yang tekandung di dalam bahan dasar NA menjadi padat ketika didinginkan karena tabung Erlenmeyer lebih tebal dibandingkan tabung reaksi. Sedangkan larutan NA 25 ml tidak dipanaskan, karena langsung dibagi ke dalam 5 tabung reaksi masing-masing sebanyak + 5ml, yang sebelumnya telah disterilisasi.Sebelum dituangkan ke dalam tabung reaksi dan cawan petri, kedua larutan Na yang telah dilarutkan ini beserta tabung reaksi dan cawan petri yang akan dipakai sebagai budidaya bakteri disterilkan dengan menggunakan autoclave selama 15 menit dengan suhu 121oC dan tekanan 1 atm. Proses sterilisasi ini sangat penting dilakukan, agar nantinya media yang akan dipakai sebagai pembudidayaan bakteri tidak terkontaminasi dengan bakteri atau mikroorganisme kontaminan yang tidak diinginkan. Karena dengan munculnya koloni bakteri kontaminan akan menyulitkan proses isolasi pada pengamatan bakteri yang akan diteliti. Proses sterilisasi menggunakan autoclave adalah sterilisasi basah, supaya uap air tidak masuk kedalam tabung NA yang telah ditutup kapas, maka seluruh permukaan tabung dilapisi dengan kertas kalkir. Ini berfungsi agar tabung tetap kering dan uap air tidak masuk dan mencemari media agar. Setelah proses sterilisasi dilakukan, Na 25 ml yang dituang ke dalam 5 tabung reaksi diletakkan secara miring untuk memperluas permukaan media. Sedangkan NA 45 ml dibagi tiga ke dalam cawan petri. Untuk mempertahankan sterilitas media, saat penuangan Na dari labu Erlenmeyer ke dalam cawan petri, dilakukan dengan cara aseptis, yaitu menuangkan di belakang lampu Bunsen dan dengan tidak berbicara.

BHIBHI adalah media nutrisi yang digunakan untuk mengisolasi dan membudidayakan bermacam jenis mikroorganisme. Media BHI digunakan untuk keperluan umum cair dalam budidaya mikroorganisme, termasuk bakteri aerob dan anaerob,tetapi biasanya lebih dikhususkan untuk budidaya bakteri anaerob. Pada mulanya BHI ini digunakan oleh Rosenoe yang menambahkan jaringan otak ke dalam kaldu dekstrosa, yang menemukan bahwa formula ini efektif sebagai media untuk budidaya Streptococcus. (Rosenow, E. C., J. Dental Research, 1:205, 1919). Hal ini menunjukkan pembuatan media ini dalam dunia kedokteran biasanya digunakan untuk meneliti bakteri patogen yang menyebabkan suatu penyakit. Karena kebanyakan bakteri tersebut tidak tahan terhadap kondisi lingkungan jadi pembuatan media ini dapat digunakan untuk mengamati lebih jelas bagaimana bakteri itu tumbuh maupun bagaimana penanggulangan bakteri tersebut. Sehingga pada saat ini sudah ditemukan banyak vaksin untuk mengobati penyakit tertentu dan juga antibiotik agar jika telah terkena bakteri atau penyakit itu kita bisa kebal terhadap bakteri ataupun penyakit.Formula standar BHI yang biasanya digunakan terdiri dari jaringan otak yang merupakan media yang lebih jelas dengan nilai gizi yang setara. Daging dan pepton menyediakan nitrogen organik, karbon, dan vitamin, sementara dekstrosa berfungsi sebagai karbohidrat. Selain hal tersebut di atas, berbagai suplemen dan ditambahkan untuk meningkatkan nutrisi di dalamnya. Pembuatan media BHI ini hampir sama dengan pembuatan medium Na, yaitu bahan dasar media BHI dibagi menjadi dua, satu bagian dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer, kemudian dilarutkan dengan 45 ml aquades, sedangkan bahan dasar BHI sisanya yang lain dilarutkan ke dalam 25 ml aquades kemudian dibagi ke dalam 5 tabung reaksi, masing-masing + 5 ml yang sebelumnya telah disterilisasi.Larutan BHI 45 ml kemudian dipanaskan selama beberapa menit, karena labu Erlenmeyer lebih tebal dibandingkan tabung reaksi sehingga membutuhkan waktu pemanasan dan sterilisasi yang lebih lama.Sebelum dituangkan ke dalam tabung reaksi dan didinginkan, kedua Na yang telah dilarutkan ini beserta tabung reaksi dan cawan petri yang akan dipakai sebagai budidaya bakteri disterilkan dengan menggunakan autoclave selama 15 menit dengan suhu 121oC dan tekanan 1 atm. Proses sterilisasi ini sangat penting dilakukan, agar nantinya media yang akan dipakai sebagai pembudidayaan bakteri tidak terkontaminasi dengan bakteri atau mikroorganisme kontaminan yang tidak diinginkan. Karena dengan munculnya koloni bakteri kontaminan akan menyulitkan proses isolasi pada pengamatan bakteri yang akan diteliti. Proses sterilisasi menggunakan autoclave adalah sterilisasi basah, sehingga agar uap air tidak masuk kedalam tabung NA yang telah ditutup kapas, maka seluruh permukaan tabung dilapisi dengan kertas kalkir. Ini berfungsi agar tabung tetap kering dan uap air tidak masuk dan mencemari media agar. Setelah proses sterilisasi dilakukan ke 5 tabung reaksi berisi larutan BHI diletakkan secara miring untuk memperluas permukaan media. Sedangkan larutan BHI 45 ml dibagi tiga ke dalam cawan petri. Untuk mempertahankan sterilitas media, saat penuangan larutan BHI dari labu Erlenmeyer ke dalam cawan petri, dilakukan dengan cara aseptis, yaitu menuangkan di belakang lampu Bunsen dan dengan tidak berbicara, sehingga kontaminasi bateri lain dapat di minimalisir.Autoclave digunakan sebagai alat sterilisasi uap dengan tekanan tinggi. Penggunaan autoclave untuk sterilisasi, penutup autoclave tidak boleh diletakkan sembarangan dan dibuka secara tiba-tiba ketika sedang digunakan karena isi botol atau tempat medium akan meluap dan hanya boleh dibuka ketika manometer menunjukkan angka 0 serta dilakukan pendinginan sedikit demi sedikit. Prinsip dari autoclave adalah sterilisasi menggunakan panas lembab. Medium yang mengandung vitamin, gelatin atau gula, maka setelah sterilisasi medium harus segera didinginkan. Cara ini untuk menghindari zat tersebut terurai. Medium dapat langsung disimpan di lemari es jika medium sudah dapat dipastikan steril. Pembuatan media untuk pembudidayaan mikroba, dalam dunia kedokteran biasanya digunakan untuk meneliti bakteri patogen yang menyebabkan suatu penyakit. Selain karena kebanyakan bakteri tersebut tidak tahan terhadap kondisi lingkungan sehingga tidak dapat bertahan hidup, pembuatan media ini dapat digunakan sebagai media isolasi bakteri, yang memudahkan pengamatan yang lebih jelas untuk melihat bagaimana bakteri itu tumbuh maupun dan berkembang, serta bagaimana penanggulangan bakteri tersebut, karena dengan isolasi bakteri dapat diketahui antibiotik atau obat apa yang paling tepat untuk dapat membunuh bakteri patogen tersebut dari dalam tubuh. Penemuan-penemuan antibiotik dan vaksin untuk mengobati penyakit tertentu akan sulit dilakukan bila tanpa adanya media perkembang biakan ini.Pada praktikum pembuatan media NA dan BHI, tidak dilakukan pengamatan lebih lanjut terhadap kedua media tersebut. Sehingga belum dapat diketahui hasil dari pembuatan media tersebut. Apakah prosedur sterilisasi telah dilakukan dengan baik, sehingga tidak terjadi kontaminasi pada media yang telah dibuat.

BAB VKESIMPULAN

Media perkembangbiakan media, memiliki fungsi yang penting. Terlebih di bidang kedokteran, media perkembangan mikrobia ini dipakai untuk mengisolasi bakteri-bakteri pathogen yang menyebabkan penyakit. Dengan adanya media, bakteri yang dikembang biakkan dapat dipindahkan dari rumah sakit ke laboratorium atau sebaliknya, kemudian dengan media ini, dapat diketahui jenis bakteri dan sifatnya. Sehingga untuk mencari antibiotik atau obat yang tepat sangat dimungkinkan.Media Nutrient Agar : digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof.Media BHI digunakan untuk media membiakan secara khusus suatu mikroorganisme supaya dapat diamati secara lebih nyata. Medium pada tabung reaksi miring : biasanya digunakan untuk melihat bentuk koloni bakteri, dan untuk memperluas permukaan media agar bakteri dapat tumbuh, selain itu dengan penggunaan tabung reaksi yang memiliki lubang permukaan lebih kecil, dapat minimalisir kontaminan Medium pada cawan petri : digunakan untuk menanam mikroba menggunakan teknik streak, spread maupun pour plate. Pembuatan media dengan cawan petri memang memiliki luar permukaan yang sangat luas, namun akan lebih mudah terkontaminasi karena permukaan yang bersinggungan dengan udara menjadi lebih luas.Sterilitas merupakan satu persyaratan yang penting. Tidaklah mungkin untuk melakukan pemeriksaan mikrobiologis apabila media yang digunakan tidak steril. Karena amatlah sulit untuk menentukan bakteri yang akan diteliti adalah bakteri yang berasal dari material atau merupakan kontaminan. Untuk menjaga sterilitas ini, maka di dalam setiap tindakan, baik pengambilan dan penuangan media, serta pemakaian alat-alat yang digunakan, harus dikerjakan secara aseptik. REFERENSI

Cappucinno, James G and Natalie Sherman. 2008. Microbiology a Laboratory manual eighth edition. Pearson Benjamin Cummings: San FransciscoDwidjoseputro, D. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan, Jakarta.Indra.2008, http//ekmon-saurus/bab-2-Media- pertumbuhan/.htm . diakses pada tanggal 08 maret 2009, Makassar.Jawetz E dan Melnick J.L., Alderberg E.A., 2001, Mikrobiologi Kedokteran . Airlangga University Press, SurabayaRosenow, E. C., J. Dental Research, 1:205, 1919.Tim kedokteran. 2010. Biomedik I ( Thermoregulasi dan Hemodinamik ). Program pendidikan dokter. UKDW

LAPORAN RESMI PRAKTIKUMKIMIA PEMBUATAN MEDIA BAKTERI

Disusun olehNama: Haryo Dimasto KristiyantoNIM: 41 09 0012Asisten : Dian Candra

PROGRAM STUDI KEDOKTERANUNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANAYOGYAKARTA2009