Pembuatan Ekstrak Dan Identifikasi (Prak FarFit 3)

20
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Jahe (Zingiber officinale Rosc.) adalah tanaman rempah dan obat yang sudah lama dikenal masyarakat Indonesia. Selain digunakan sebagai bumbu penyedap masakan dan ramuan tradisional, tanaman ini juga menjadi komoditas perdagangan sebagai bahan industri obat-obatan, kosmetik, minuman, makanan ringan dan kebutuhan dapur. Jahe Indonesia diekspor ke beberapa negara tujuan antara lain Jepang, Emirat Arab, Malaysia dan banyak negara lainnya dalam bentuk jahe segar, jahe kering dan olahan. Jahe dikenal baik di masyarakat Indonesia sebagai salah satu rempah. Hampir semua wilayah di tanah air umumnya memanfaatkan jahe sebagai salah satu bahan masakan penting. Dalam taksonomi tanaman, jahe (Zingiber officinale) termasuk dalam divisi Spermatophyta, subdivisi Angiospermae, klas Monocotyledonae, ordo Zingiberales, famili Zingiberaceae, dan genus Zingiber. Genus Zingiber sendiri terdiri dari sekitar 100 spesies, yang tersebar di daratan tropis Asia, di antaranya yang banyak memiliki manfaat adalah Zingiber officinale atau yang kita kenal sebagai Jahe, Zingiber zerumbet (lempuyang gajah), Zingiber aromaticum (lempuyang wangi), dan Zingiber purpureum yang kita kenal sebagai bangle.

description

laporan praktikum farmakognosi fitokimia mengenai pembuatan ekstrak dan identifikasi

Transcript of Pembuatan Ekstrak Dan Identifikasi (Prak FarFit 3)

Page 1: Pembuatan Ekstrak Dan Identifikasi (Prak FarFit 3)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Jahe (Zingiber officinale Rosc.) adalah tanaman rempah dan obat yang sudah

lama dikenal masyarakat Indonesia. Selain digunakan sebagai bumbu penyedap masakan

dan ramuan tradisional, tanaman ini juga menjadi komoditas perdagangan sebagai bahan

industri obat-obatan, kosmetik, minuman, makanan ringan dan kebutuhan dapur. Jahe

Indonesia diekspor ke beberapa negara tujuan antara lain Jepang, Emirat Arab, Malaysia

dan banyak negara lainnya dalam bentuk jahe segar, jahe kering dan olahan.

Jahe dikenal baik di masyarakat Indonesia sebagai salah satu rempah. Hampir

semua wilayah di tanah air umumnya memanfaatkan jahe sebagai salah satu bahan

masakan penting. Dalam taksonomi tanaman, jahe (Zingiber officinale) termasuk dalam

divisi Spermatophyta, subdivisi Angiospermae, klas Monocotyledonae, ordo

Zingiberales, famili Zingiberaceae, dan genus Zingiber.

Genus Zingiber sendiri terdiri dari sekitar 100 spesies, yang tersebar di daratan

tropis Asia, di antaranya yang banyak memiliki manfaat adalah Zingiber officinale atau

yang kita kenal sebagai Jahe, Zingiber zerumbet (lempuyang gajah), Zingiber

aromaticum (lempuyang wangi), dan Zingiber purpureum yang kita kenal sebagai bangle.

Jahe dalam bahasa Inggris dikenal dengan sebutan ginger, ada dalam bahasa

Bengali, jeung, ciang, atau jiang dalam bahasa Cina, zenzero dalam bahasa Italia, dan

jengibre dalam bahasa Spanyol. Di beberapa daerah di Indonesia juga dikenal dengan

sebutan aliah (Sumatra), jahi (lampung), jae (Jawa, sasak), jhai (Madura), cipakan (Bali),

sipados (Kutai), dan pese (Bugis).

Menurut data dari Bagian Riset dan Pengembangan PT Sido Muncul, jahe

mengandung satu sampai empat persen minyak atsiri dan oleoresin. Komposisi minyak

yang terkandung bervariasi tergantung dari geografi tanaman berasal. Kandungan

utamanya yaitu zingiberene, arcurcumene, sesquiphellandrene, dan bisabolene. Juga

memiliki kandungan Zingiberol, Zingiberene, Phellandrene, Curcumene, Borneol,

Champhene, Citral, Garanial, Galanolactone, Furanogermenone, Pipecolic Acid, Aspartic

Acid, Glutamic Acid, dll.

Page 2: Pembuatan Ekstrak Dan Identifikasi (Prak FarFit 3)

Secara tradisional jahe digunakan sebagai peluruh dahak atau obat batuk, peluruh

keringat, peluruh angin perut, diare, dan pencegah mual. Baik untuk menghilangkan mual

dan kembung karena perjalanan jauh (mabuk darat, mabuk udara, atau mabuk laut)

bahkan pada beberapa buku teks pengobatan menganjurkan wanita hamil agar

mengonsumsi jahe untuk menghilangkan rasa mual dan muntah selama kehamilan.

Pembuktian ilmiah telah dilakukan di Inggris yang menunjukkan jahe efektif mengurangi

mual bahkan mual yang timbul setelah operasi.

Penelitian di Denmark membuktikan bahwa pemberian jahe pada pasien rematik

dan gangguan muskuloskleletal sangat bermanfaat dalam menghilangkan nyeri dan gejala

yang berhubungan dengan rematik. Beberapa pengujian telah memberikan hasil yang

baik dengan menghilangnya rasa nyeri, sakit serta peradangan/pembengkakan. Dan, pada

percobaan in vitro, jahe Indonesia ternyata mengandung bahan antirhinovirus yaitu beta-

sesquiphelandrone.

Diketahui bahwa rhinovirus adalah salah satu virus penyebab utama penyakit

common cold atau influenza. Kalau diperhatikan banyak obat-obat OTC (obat bebas)

yang beredar baik di Indonesia maupun di Eropa mengandung ekstrak Jahe. Mengunyah

jahe dapat merangsang pengeluaran air liur dan cairan pencernaan, juga mengurangi mual

dan muntah.

Tradisi ngemut jahe ini tetap dilakukan sampai sekarang pada beberapa tukang

masak profesional Cina yang selalu mengunyah jahe untuk mencegah terjadinya mual

karena terpapar dalam waktu lama dengan bau masakan yang kuat. Jahe bisa dikonsumsi

dalam bentuk teh untuk memperbaiki pencernaan, menghilangkan gas dalam saluran

pencernaan, dan merangsang nafsu makan. Begitu akrabnya kita, sehingga tiap daerah di

Indonesia mempunyai sebutan sendiri-sendiri bagi jahe. Nama-nama daerah bagi jahe

tersebut antara lain halia (Aceh), bahing (Batak karo), sipadeh atau sipodeh (Sumatera

Barat), Jahi (Lampung), jae (Jawa), Jahe (sunda), jhai (Madura), pese (Bugis), lali (Irian),

dan sipados (Kutai).

1.2 TUJUAN

Untuk mengetahui kandungan kimia apakah yang terdapat dalam rimpang jahe dengan cara

Maserasi dan Sokletasi.

Page 3: Pembuatan Ekstrak Dan Identifikasi (Prak FarFit 3)

1.3 MANFAAT

Memberikan informasi ilmiah tentang manfaat tanaman obat yang bermanfaat

bagi kesehatan.

Untuk dijadikan masukan dan penambahan pengetahuan masyarakat tentang

kandungan dan penggunaan rimpang jahe sebagai alternatif dalam pengobatan

tradisional.

Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman tentang penggunaan obat-obatan

tradisional terutama rimpang jahe sebagai alternatif dalam pengobatan tradisional.

Sebagai khasanah perpustakaan dan referensi bagi peneliti lain dalam melakukan

penelitian tentang penggunaan jahe sebagai obat tradisional.

Page 4: Pembuatan Ekstrak Dan Identifikasi (Prak FarFit 3)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan teori

Pembuatan ekstrak merupakan suatu langkah awal yang sangat penting dalam

proses pengambilan kandungan kimia dari suatu bahan alam. Ekstrak adalah sediaan

kering, kental, atau cair dibuat dengan menyari simplisia nabati atau hewani dengan cara

yang cocok, di luar pengaruh cahaya matahari langsung.

Cairan penyari (pelarut) dalam proses pembuatan ekstrak adalah pelarut yang baik

untuk senyawa kandungan yang berkhasiat atau yang aktif, yang dapat memisahkan dari

senyawa kandungan lainnya sehingga ekstrak yang didapat hanya mengandung sebagian

besar senyawa yang diinginkan saja. Sebagai cairan penyari biasanya digunakan air, eter,

atau campuran etanol dan air.

Untuk mendapatkan ekstrak dapat menggunakan beberapa metode, diantaranya:

1. Maserasi

Maserasi adalah proses penyarian senyawa dari simplisia tumbuhan dengan

metode perendaman. Dalam proses ini, bubuk kasar/halus simplisia ditempatkan

dalam wadah bertutup dengan pelarut dan dibiarkan pada suhu kamar selama

minimal 3 hari dan terhindar dari matahari. Setelah 3 hari, campuran kemudian

disaring dengan penyaringan atau dengan proses dekantasi.

2. Perkolasi

Ini adalah cara yang paling sering digunakan untuk mengekstraki bahan aktif

dalam membuat tincture dan ekstrak cair. Perkolasi ini dilakukan dengan

menggunakan alat yang disebut perkolator. Perkolator yang umumnya digunakan

sebuah bejana bentuk kerucut terbuka pada kedua ujungnya. Sample dibasahi

dengan pelarut spesifik dalam jumlah yang tepat dan didiamkan selama kurang

lebih 4 jam dalam wadah tertutup, setelah itu dimasukan ke alat dan bagian atas

perkolator ditutup. Prinsipnya adalah pelarut yang telah jenuh dalam perkolator

akan digantikan dengan pelarut yang baru dan segar. Bila pelarut yang ditambahkan

sudah cukup untuk menghasilkan volume yang diperlukan, maka campuran dapat

disaring dengan penyaringan atau dengan dekantasi.

Page 5: Pembuatan Ekstrak Dan Identifikasi (Prak FarFit 3)

3. Soxhletasi

Merupakan cara ekstraksi yang digunakan pada bahan alam yang kasar, dimana

senyawa kimianya tahan terhadap panas. Ekstraksi ini menggunakan pelarut yang

mudah menguap dan dapat melarutkan senyawa organik secara berulang-ulang.

Soxhlet terdiri daril labu (untuk menampung hasil ekstraksi), soxhlet extraktor, dan

sabuk kondensor refluks.

Proses kerja dari Soxhletasi adalah sebagai berikut :

a. Bahan alam yang masih dalam bentuk kasar dimasukkan ke dalam Thimble

yang terbuat dari kertas saring yang kuat, di mana Thimble tersebut

diletakkan dalam ruang pada alat Soxhlet.

b. Pelarut yang digunakan untuk mengekstraksi di dalam labu dipanaskan dan

uapnya mengembun pada kondenser.

c. Uap yang telah mengembun kemudian menetes ke dalam Thimble yang

mengandung bahan kasar, dan mengekstraknya melalui kony=tak langsung

antara pelarut dan bahan alamyang kasar.

d. Ketika level cairan meningkat sampai puncak pada siphon (penyedot) ,

seluruh volume dari siphon akan mengalir ke dalam labu .

e. Proses ini berlangsung terus-menerus sampai tidak ada lagi tetesan yang

keluar dari siphon ke dalam labu.

4. Infus

Infus adalah metode ekstraksi dengan cara merendam sample pada bejana infus

dalam air mendidih selama waktu tertentu.

5. Digesti

Digesti adalah maserasi kinetik (dengan pengadukan kontinu) pada temperatur

yang lebih tinggi dari temperatur ruangan.

Page 6: Pembuatan Ekstrak Dan Identifikasi (Prak FarFit 3)

6. Dekok

Dekok adalah proses penyarian dengan cara merebus simplisia dalam volume air

tertentu selama waktu tertentu kemudian didinginkan dan disaring. Cara ini cocok

untuk mengekstraksi senyawa yang tahan panas.

7. Destilasi uap

Destilasi uap adalah ekstraksi senyawa kandungan menguap (minyak atsiri) dari

simplisia dengan uap air berdasarkan peristiwa tekanan parsial senyawa kandungan

menguap dengan fase uap air dari ketel secara kontinu sampai sempurna diakhiri

dengan kondensasi fase uap campuran (senyawa kandungan menguap ikut

terdestilasi) menjadi destilat air bersama senyawa kandungan yang memisah

sempurna atau memisah sebagian.

Setelah ekstrak didapat maka dilakukan standarisasi ekstrak. Tujuan dari

standarisasi ekstrak adalah mempertahankan konsistensi kandungan senyawa aktif yang

terkandung dalam ekstrak. Mutu ekstrak dipengaruhi oleh bahan asal/simplisia,

karenanya sebelum diproses menjadi ekstrak, simplisia/bahan awal yang akan diekstraksi

harus pula distandarisasi. Stadarisasi ekstrak adalah penentuan parameter kualitatif dan

kuantitatif baik terhadap senyawa aktif maupun senyawa khas lain dan sifat kimianya.

Penentuan parameter yang pertama dilakukan adalah identitas dan organoleptik

ekstrak. Penentuan identitas ekstrak bertujuan untuk memberikan identitas obyektif dari

nama dan spesifik senyawa. Sedangkan penentuan parameter organoleptik ekstrak

bertujuan untuk melakukan pengenalan awal yang seobyektif mungkin.

Page 7: Pembuatan Ekstrak Dan Identifikasi (Prak FarFit 3)

Uraian Tanaman Asal Simplisia

Nama simplisia : Zingiber officinale

a.       Klasifikasi

Divisi : Spermatophyta

Sub-divisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledoneae

Ordo                : Zingiberales

Famili              : Zingiberaceae

Genus              : Zingiber

Species            : Zingiber officinale

b.      Nama umum/dagang   : Jahe

c.      Nama daerah : halia (Aceh), beeuing (Gayo), bahing (Batak Karo), sipodeh

(Minangkabau), jahi (Lampung), jahe (Sunda), jae (Jawa dan Bali),

jhai (Madura), melito (Gorontalo), geraka (Ternate).

d.      Deskripsi tanaman :  Terna berbatang semu, tinggi 30 cm sampai 1 m, rimpang bila

dipotong berwarna kuning atau jingga. Daun sempit, panjang 15 – 23 mm, lebar

8 – 15 mm ; tangkai daun berbulu, panjang 2 – 4 mm ; bentuk lidah daun

memanjang, panjang 7,5 – 10 mm, dan tidak berbulu; seludang agak berbulu.

Perbungaan berupa malai tersembul dipermukaan tanah, berbentuk tongkat atau

bundar telur yang sempit, 2,75 – 3 kali lebarnya, sangat tajam ; panjang malai

3,5 – 5 cm, lebar 1,5 – 1,75 cm ; gagang bunga hampir tidak berbulu, panjang 25

cm, rahis berbulu jarang ; sisik pada gagang terdapat 5 – 7 buah, berbentuk lanset,

letaknya berdekatan atau rapat, hampir tidak berbulu,v panjang sisik 3 – 5 cm;

daun pelindung berbentuk bundar telur terbalik, bundar pada ujungnya, tidak

berbulu, berwarna hijau cerah, panjang 2,5 cm, lebar 1 – 1,75 cm ; mahkota bunga

berbentuk tabung 2 – 2,5 cm, helainya agak sempit, berbentuk tajam, berwarna

kuning kehijauan, panjang 1,5 – 2,5 mm, lebar 3 – 3,5 mm, bibir berwarna ungu,

Page 8: Pembuatan Ekstrak Dan Identifikasi (Prak FarFit 3)

gelap, berbintik-bintik berwarna putih kekuningan, panjang 12 – 15 mm ; kepala

sari berwarna ungu, panjang 9 mm ; tangkai putik 2.

e.       Kandungan kimia        : Sifat khas jahe disebabkan adanya minyak atsiri dan oleoresin

jahe. Aroma harum jahe disebabkan oleh minyak atsiri, sedangkan oleoresinnya

menyebabkan rasa pedas. Minyak atsiri dapat diperoleh atau diisolasi dengan

destilasi uap dari rhizoma jahe kering. Ekstrak minyak jahe berbentuk cairan

kental berwarna kehijauan sampai kuning, berbau harum tetapi tidak memiliki

komponen pembentuk rasa pedas. Kandungan minyak atsiri dalam jahe kering

sekitar 1 – 3 persen. Komponen utama minyak atsiri jahe yang menyebabkan bau

harum adalah zingiberen dan zingiberol. Oleoresin jahe banyak mengandung

komponen pembentuk rasa pedas yang tidak menguap. Komponen dalam oleoresin

jahe terdiri atas gingerol dan zingiberen, shagaol, minyak atsiri dan resin. Pemberi

rasa pedas dalam jahe yang utama adalah zingerol.

f.       Khasiat            :

Penelitian modern telah membuktikan secara ilmiah berbagai manfaat jahe, antara lain :

Menurunkan tekanan darah.

Membantu pencernaan

Gingerol pada jahe bersifat antikoagulan, yaitu mencegah penggumpalan darah.

Mencegah mual

Membuat lambung menjadi nyaman, meringankan kram perut dan membantu

mengeluarkan angin.

Jahe juga mengandung antioksidan yang membantu menetralkan efek merusak

yang disebabkan oleh radikal bebas di dalam tubuh.

Page 9: Pembuatan Ekstrak Dan Identifikasi (Prak FarFit 3)

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum

Hari dan Tanggal :

Waktu :

Tempat : Laboratorium PNA

3.2 Alat dan Bahan

3.3 Cara Kerja

Page 10: Pembuatan Ekstrak Dan Identifikasi (Prak FarFit 3)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Total seluruh jahe 2005,9 gram

Jahe yang diekstrak dengan metode soxhletasi 49,6 gram

Jahe yang diekstrak dengan metode maserasi 1492,29 gram

Jahe sisa 464 gram

Bobot ekstrak cair hasil soxhletasi

Bobot erlemeyer + ekstrak cair

Bobot erlemeyer 109,3 gram

Bobot ekstrak

Bobot ekstrak setelah di evaporasi

Bobot vial + ekstrak 10,7 gram

Bobot vial kosong 9,8 gram

Bobot ekstrak 0,9 gram

Rendemen : berat ekstrak

berat simplisia awal X 100 %

0,9

49,6 X 100 %

= 1,8 %

Bobot ekstrak cair hasil maserasi

Page 11: Pembuatan Ekstrak Dan Identifikasi (Prak FarFit 3)

4.2 Pembahasan

Pada praktikum kali ini kami melakukan proses ekstraksi tanaman jahe yaitu dengan

metode ektraksi maserasi dan soxhletasi. Bobot jahe keseluruhan adalah 2005,9 gram, bobot jahe

yang diekstraksi secara maserasi adalah 1492,29 gram sedangkan bobot yang digunakan untuk

sokhletasi adalah 49,6 gram. Sebelum diekstrak jahe segar dirajang terlebih dahulu tetapi tidak

terlalu halus karena akan merusak komponen kandungan senyawa pada jahe. Maserasi dilakukan

selama tiga hari dengan sesekali di aduk. Pelarut yang digunakan adalah methanol karena

methanol pelarut yang paling polar sehingga semua komponen yang terkandung di dalam jahe

dapat tertarik semua. Setelah tiga hari hasil ekstraksi dipisahkan dari ampas nya dengan

penyaringan. Penyaringan dilakukan dua kali agar didapatkan ekstrak yang jernih dan terbebas

dari pengotor. Setelah itu hasil ekstrak di kentalkan dengan alat vacuum rotary evaporpator untuk

memisahkan ekstrak dengan pelarutnya sehingga didapatkan ekstrak kental. Ekstrak kental yang

didapat adalah. Nilai rendemen yang didapat adalah

Ekstraksi dengan metode sokhletasi dilakukan dengan alat yang disebut sokhlet dimana

ekstraksi yang kami lakukan sebanyak empat siklus. Hasil dari sokhletasi di kentalkan hingga

didapat ekstrak kental. Ekstrak kental yang didapat adalah 0,9 gram sehingga rendemen yang

didapat adalah 1,8 %

Ekstrak yang telah kami peroleh selanjutnya ditentukan identitas dan organoleptik nya.

Kedua hal ini sangat penting bila kita ingin mendapatkan ektrak yang baik, karena kedua hal ini

adalah tahapan awal bila kita ingin melakukan standardisasi ekstrak. Ada dua parameter apabila

kita ingin melakukan proses standardisasi. Yang pertama adalah parameter spesifik dan non

spesifik. Pada parameter spesifik dilakukan penentuan identitas ektrak dan organoleptis dari

ekstrak.

1. Identitas ekstrak

Nama tumbuhan : Zingiber officinale

Kingdom : plantae

Divisi : spermatophyte

Kelas : angiospermae

Marga : zingiber

Jenis : Zingiber officinale

Nama lain : jahe, bohing, jahi

Nama ekstrak : ekstrak methanol

Page 12: Pembuatan Ekstrak Dan Identifikasi (Prak FarFit 3)

Bagian tumbuhan yg digunakan : rimpang

Senyawa identitas :

Minyak atsiri : zingiberin, kamfer, sineol, borneol, geraniol, zingiberol

Pemberi rasa pedas dan pahit : gingerol, zingeron

2. Pengamatan awal terhadap ekstrak yang dihasilkan

Bentuk : kental

Warna : coklat kehitaman

Rasa :

Bau : aromatik

Page 13: Pembuatan Ekstrak Dan Identifikasi (Prak FarFit 3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa dari kedua metode yang

digunakan, metode maserasi mendapatkan hasil ekstrak kental lebih banyak jika dibandingkan

dengan metode sokhletasi. Hal ini disebabkan oleh jumlah jahe yang digunakan dalam metode

ekstraksi jauh lebih banyak daripada yang digunakan dalam metode sokhletasi. Ekstrak yang di

dapat dari masing-masing metode ekstraksi adalah maserasi dan sokhletasi adalah 0,9 gram.

Setelah ekstrak diperoleh, didapatkan data organolpetis sebagai berikut :

Bentuk : kental

Warna : coklat kehitaman

Rasa :

Bau : aromatik

5.2 Saran

Untuk praktikum selanjutnya lebih baik ada pengaturan jadwal untuk praktikum yang memakan waktu lumayan lama, agar tidak terjadi rebutan dan ketidak merataan pemakaian alat. Dan untuk alat-alat yang diperlukan, alangkah baiknya kalau laboran lebih siap terlebih dahulu agar pada saat praktikum, para praktikan tidak harus berkeliling mencari alat dan malah memakan waktu.

Page 14: Pembuatan Ekstrak Dan Identifikasi (Prak FarFit 3)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1979. Farmakope Indonesia Ed. III. Jakarta; Depkes RI

Anonim . 2008 .Extraction Technologies for Medicinal and Aromatic Plants. Italy; ICS

UNIDO