pembuatan dan analisis lip balm organik
-
Upload
sekaralfin -
Category
Documents
-
view
103 -
download
19
description
Transcript of pembuatan dan analisis lip balm organik
PEMBUATAN DAN ANALISIS LIP BALM ORGANIK DENGAN PEWARNA ALAMI AKAR BIT (Beta vulgaris)
Makalah Praktik Kimia Terpadu Tahun Pelajaran 2015/2016
oleh Kelompok PKT 49, XIII-7:
Cellia Christiana Batubara 12.58.07236
Diki Kosasih 12.58.07253
Sekar Alfin Rostiana 12.58.07397
Wuriasih Nawangwulan 12.58.07419
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri
Sekolah Menengah Kejuruan–SMAK
Bogor
2015
1
ABSTRAK
Pembuatan dan Analisis Lip Balm Organik Dengan Pewarna Alami Akar Bit (Beta
vulgaris). Tujuan pembuatan dan analisis lip balm organik ini untuk mengganti bahan kimia
pembuat lip balm dengan bahan organik yang dapat meminimalisir iritasi pada bibir dan
memanfaatkan akar bit tidak hanya pada produk pangan namun dapat digunakan untuk pewarna
pada kosmetik yang dibandingkan dengan BPOM HK.03.1.23.07 dan Permenkes No.
376/Menkes/Per/VIII/1990. Metode pengujian yang digunakan meliputi : Uji Fisika (Uji
Organoleptik dan Titik Lebur), Uji Kimia (Kadar Pewarna, Kadar Pengawet, Uji pH, Cemaran
Logam Hg, As, Pb, dan Cd, Uji Betasianin), Uji Mikrobiologi (Angka Lempeng Total (ALT),
Angka Kapang Khamir, Uji Patogenitas Pseudomonas aeruginos, Staphylococcus aureus, dan
Candida Albicans). Hasil pengujian sebagai berikut : Uji Fisika, Uji Organoleptik menyatakan
baik dan Titik Lebur 52 oC . Uji Kimia, Kadar pewarna (Rodhamin B) negatif , Kadar Pengawet
0,05% , Uji pH 5, Cemaran Logam Hg <limit deteksi, As <limit deteksi , Pb <limit deteksi, dan Cd
<limit deteksi, Uji Betasianin positif. Uji Mikrobiologi, Angka Lempeng Total (ALT)
menunujukkan 20 koloni/g, Angka Kapang Khamir 5 koloni/g, Uji Patogenitas Pseudomonas
aeruginosa negatif, Staphylococcus aureus negatif, dan Candida albicans negatif. Setelah
dibandingkan dengan BPOM HK.03.1.23.07 dan Permenkes No. 376/Menkes/Per/VIII/1990 lip
balm telah sesuai dengan parameter.
Kosmetik tidak lepas dari kehidupan manusia, terutama kosmetik dekoratif
yang banyak diminati kaum wanita. Lip balm merupakan salah satu kosmetik
dekoratif yang digunakan untuk melembabkan bibir.
Komponen utama lip balm yaitu beeswax dan minyak. Bila lip balm ingin
diberi warna bisa digunakan pewarna alami maupun sintetik. Namun tidak semua
pewarna sintetik aman digunakan pada bibir. Zat warna alami semakin
dibutuhkan keberadaannya karena dianggap lebih aman dibanding pewarna
sintetik. Banyak zat warna yang ada disekitar kita seperti salah satunya pada
buah bit (Beta vulgaris) yang akan memberikan warna merah pada lip balm.
Minyak yang sering digunakan antara lain minyak jarak, minyak mineral dan
minyak nabati lain.
Kami mengambil judul pembuatan dan analisis lip balm organik dengan
pewarna alami dari akar bit (Beta vulgaris) dikarenakan pada saat ini masyarakat
sedang gemar dengan kosmetik berbahan alami terutama pada pelembab bibir.
2
Oleh karena itu, kami mengganti pewarna sintesis dengan bahan alami yaitu,
ekstrak buah bit yang berfungsi sebagai bahan pewarna alami yang tidak
membahayakan sehingga dapat berguna dan dikonsumsi oleh masyarakat luas.
METODE PEMBUATAN DAN ANALISIS
Metode Pembuatan
Metode pembuatan ekstrak akar bit, akar bit dikupas dari kulitnya. Akar bit yang telah dikupas dicuci kemudian di iris. Dihaluskan dengan blender. Disaring dari residu akar bit yang tersisa. Metode pembuatan lip balm, disiapkan dua wadah bersih. Bekerja di area yang telah disanitasi. Dicampurkan 1 gram perasan akar bit dengan 0,5 gram tween 60. Dimasukan ke dalam wadah pertama. Ditambahkan 4,5 gram minyak jarak. Dihomogenkan. Ditimbang 2 gram beeswax. Dimasukan ke dalam wadah kedua. Dipanaskan menggunakan penangas air dengan suhu 70 oC - 75 oC hingga mencair. Dimasukan campuran pada wadah pertama ke dalam wadah kedua dan dihomogenkan. Ditambahkan 8 gram minyak jarak. Ditambahkan pengawet 0,005 gram. Ditambahkan fragrance 3-8 tetes. Dicampur rata seluruh bahan. Dicetak ke wadah lip balm. Dibiarkan hingga mengeras, lakukan analisis.
Metode Analisis
Analisis Fisik, Organoleptik, dengan dasar contoh yang telah berupa produk jadi diuji atas dasar kemampuan panca indera. Kemampuan panca indera meliputi bau dan bentuk. Panelis diminta menguji contoh berdasarkan tingkat kesukaan.
Uji Titik Leleh, dengan dasar temperatur saat zat padat berubah menjedi cairan pada tekanan 1 atmosfer dan diukur menggunakan alat pengukur titik leleh.
Analisis Kimia, Uji Pengawet, dengan dasar Nipagin (methyl paraben) dapat ditetapkan dengan metode titrasi tidak langsung. Kelebihan NaOH yang ditambahkan berlebih terukur akan direaksikan dengan H2SO4 dengan indikator BPB dengan titik akhir berwarna kuning. Reaksi:
3
+ NaOH + H2O
Uji pH, dengan dasar adanya ion H+ atau OH- dalam larutan contoh dapat diukur dengan pH meter yang telah dikalibrasi dengan larutan buffer pH 4 dan buffer pH 7.
Penetapan Kadar Cemaran Logam Pb, dengan dasar contoh didigest dengan menggunakan HNO3(p) : H2SO4(p) : HClO4(p). Kemudian dimasukkan ke labu ukur dan dihimpitkan dengan aquadest untuk dianalisis dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) pada λ tertentu. Reaksi :
Penetapan Kadar Cemaran Logam Cd, dengan dasar contoh didigest dengan menggunakan HNO3(p) : H2SO4(p) : HClO4(p). Kemudian dimasukkan ke labu ukur Serapan Atom (SSA) pada λ tertentu. Reaksi :
Penetapan Kadar Cemaran Logam Hg, dengan dasar contoh didigest dengan menggunakan HNO3(p) : H2SO4(p) : HClO4(p). Kemudian dimasukkan ke labu ukur dan dihimpitkan dengan HCl 1N untuk dianalisis dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) pada λ tertentu. Reaksi :
Penetapan Cemaran Logam As, dengan dasar contoh didigest dengan menggunakan HNO3(p) : H2SO4(p) : HClO4(p). Kemudian dimasukkan ke labu ukur
4
Cdo
Cd*
Cd2+ + 2e-
HgoHg*
Hg2+ + 2 e -
PboPb*
Pb2+ + 2 e -
dan dihimpitkan dengan HCl 1N untuk dianalisis dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) pada λ tertentu. Reaksi :
Uji Betasianin, dengan dasar betasianin yang terkandung dalam contoh stabil pada pH 5. Dapat diuji menggunakan basa kuat hingga pH basa maka warna akan berubah menjadi coklat..
Uji Pewarna (Rodhamin B), dengan dasar contoh dalam lingkungan basa diektraksi dengan eter dan ditambahkan asam diamati perubahan warna yang terbentuk.
Penetapan Angka Lempeng Total (ALT), dengan dasar dilakukan pengenceran 10-1,10-2,10-3 dari contoh dengan media Plate Count Agar (PCA) dan diinkubasikan selama 24-48 jam dengan suhu ±35 °C, maka bakteri dapat dihitung jumlahnya.
Penetapan Jumlah Kapang Khamir, dengan dasar dilakukan pengenceran contoh 10-1,10-2,10-3 kemudian dituang ke dalam media Potato Dextrose Agar (PDA) dan diinkubasi selama 3-5 hari dengan suhu 28 oC. Jumlah kapang khamir dapat dihitung dengan colony counter.
PJKK = banyak koloni x kebalikan faktor pengenceran
Penetapan Pseudomonas aeruginosa, dengan dasar setiap bakteri dapat dibiakkan pada media tertentu. Pseudomonas aeruginosa dapat tumbuh pada media Centrimide Agar (CA) dan diinkubasikan pada suhu ±35 °C selama 24-48 jam.
Penetapan Staphylococcus aureus, dengan dasar setiap bakteri dapat dibiakkan pada media tertentu. Staphylococcus aureus dapat tumbuh pada media Manitol Salt Agar (MSA) dan diinkubasikan pada suhu ±35 °C selama 24-48 jam.
Penetapan Candida albicans, dengan dasar setiap bakteri dapat dibiakkan pada media tertentu. Candida albicans dapat tumbuh pada media Potato Dextrose Agar (PDA) dan diinkubasikan pada suhu ±35 °C selama 24-48 jam.
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Metode analisis berdasarkan BPOM HK.03.1.23.07 dan Permenkes No. 376/Menkes/Per/VIII/1990
5
AsoAs*
As2+ + 2 e-
No. Parameter Satuan Standar HasilWarna - - BaikKilap - - Baik
1 Tekstur - - BaikDayaOles - - BaikSuhuLebur oC 50-70 52
2
Kadar Pewarna (Rodhamin B) - Negatif Negatif
Kadar Pengawet % 0,1 0,07pH - 4-7 5
Cemaran logam Hg Ppm Maks. 1 <limit deteksi Cemaran As Ppm Maks. 5 <limit deteksiCemaran Pb Ppm Maks. 20 <limit deteksiCemaran Cd Ppm Maks. 5 <limit deteksi
Uji Betasianin- Positif Positif
AngkaLempeng Total (ALT) Koloni/ g Maks. 5x102 20
3 Angka Kapang Khamir Koloni/ g Maks. 5x102 5
Pseudomonas aeruginosa Koloni/ g Negtif Negatif
Staphylococcus aureus Koloni/ g Negatif Negatif
CandidaAlbicans Koloni/ g Negatif Negatif
Pada analisis produk digunakan dua acuan yaitu BPOM HK.03.1.23.07 untuk membran mukosa meliputi parameter cemaran logam dan mikrobiologi dan Permenkes No. 376/Menkes/Per/VIII/1990 untuk uji pewarna rodhamin B dan kadar pengwet. Pada uji fisik parameter tekstur, warna, daya oles, dan kilap produk sudah hampir sama dengan produk pada umunya. Keberadaan cemaran logam Cd, Pb, As dan Hg kadarnya sangat sedikit dan tidak dapat dibaca oleh alat karena berada dibawah limit deteksi (absorbansi negatif). Mengacu pada kedua standar produk yang digunakan, Lip balm yang sudah dibuat sudah memenuhi standar sehingga produk PKT 49 dapat digunakan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Produk lip balm dengan pewarna alami akar bit ini belum sempurna bila
dibandingkan dengan produk yang sudah ada di pasaran. Karena dari segi
bentuk, tekstur dan kekerasan dalam lib balm ini sesuai dengan lip balm pada 6
umumnya. Dalam pembuatan lip balm ini akan diperlukan penambahan lebih
banyak minyak agar tekstur yang didapat lebih lunak.
7
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi ke-3. Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
2. Anonim. 1985. Permenkes RI No.239/Menkes/Per/1985 tentang Zat Warna Tertentu yang Dinyatakan sebagai Bahan Berbahaya. Jakarta : Departemen Kesehatan.
3. Anonim. 1990. Permenkes RI No. 376/Menkes/Per/1990 tentang Bahan, Zat Warna, Pengawet dan tabir Surya pada Kosmetika. Jakarta: Departemen Kesehatan.
4. Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2011. Peraturan Kepala Badan POM Republik Indonesia Nomor : HK.0.3.1.23.07.11.6662 Tahun 2011 Tentang Persyaratan Cemaran Mikroba dan Logam Berat Dalam Kosmetik. Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. http://www.pom.go.id/public/hukum_perundangan/pdf/Per_bhn_kos_FNL.pdf,
12 Agustus 2015
5. Stintzing, F.C., J. Conrad, I. Klaiber, U. Beifuss, R. Carle. 2004. Structural investigation on betacyanin pigments by LC NMR and 2D spectroscopy. Phytochem. 65:415-422.
6. Santiago, E.C. and E.M. Yahia. (2008). Identification and Quantification of Betalains From the Fruit of 10 Mexican Prickly Pear Cultivars by High-Performance Liquid Chromatography. J. Agric. Food Chem. 2008, 56, 5758-5764.
7. Tranggono, R. I., dan F. Latifah. 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik. PT. Gramedia, Jakarta.
8. Utami, W dan Suhendi, A. 2009. Analisis Rhodamin B dalam Jajanan Pasar Dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis. Jurnal Penelitian Sains dan Toksikologi, Vol.10, No.2, halaman 148-155, Surakarta
.
8