pembuanagadan bayi

download pembuanagadan bayi

of 30

description

makalah

Transcript of pembuanagadan bayi

Mayat Bayi Baru LahirDitemukan di Tempat Sampahdan Seorang Wanita DicurigaiKASUSSesosok mayat bayi baru lahir ditemukan di suatu tempat sampah. Masyarakat melaporkannya kepada polisi. Mereka juga melaporkan bahwa semalam melihat seorang perempuan yang menghentikan mobilnya didekat sampah tersebut dan berada di sana cukup lama. Seorang dari anggota masyarakat sempat mencatat nomor mobil perempuan tersebut.Polisi mengambil mayat bayi tersebut dan menyerahkannya kepada anda sebagai dokter direktur rumah sakit. Polisi juga mengatakan bahwa sebentar lagi si perempuan yang dicurigai sebagai pelakunya akan dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa. Anda harus mengatur segalanya agar semua pemeriksaan dapat berjalan dengan baik dan akan membriefing para dokter yang akan menjadi pemeriksa.PENDAHULUANBila ditemukan mayat bayi di tempat yang tidak semestinya, misalnya di sungai, got, atau seperti pada kasus ini di tempat sampah, maka bayi tersebut mungkin adalah korban pembunuhan anak sendiri (PAS), pembunuhan, lahir mati kemudian dibuang, atau bayi yang ditelantarkan sampai mati. Untuk membedakan hal-hal tersebut, harus dapat ditentukan apakah bayi lahir hidup atau lahir mati, dan lain sebagainya sehingga diperlukan pemeriksaan forensic pada mayat bayi tersebut serta barang bukti yang dibawa bersamanya, pemeriksaan terhadap wanita tersangka, serta adakah hubungan antara keduanya. Kematian bayi yang terjadi di Indonesia bisa dimasukan ke dalam kategori Kinderdoodslag yaitu tanpa rencana atau Kindermoord yaitu dengan rencana, tergantung dari motif tersangka yang bukan lain adalah ibu kandungnya sendiri saat melakukan pembunuhan bayi. Pembunuhan Anak sendiri (PAS) menurut undang-undang di Indonesia adalah pembunuhan yang dilakukan oleh seorang ibu atas anaknya pada ketika dilahirkan atau tidak berapa lama setelah dilahirkan, karena takut ketahuan bahwa ia melahirkan anak.1,3Pembunuhan Anak Sendiri (PAS) adalah merupakan suatu bentuk kejahatan terhadap nyawa yang unik sifatnya. Unik dalam arti si pelaku pembunuhan haruslah ibu kandungnya sendiri, dan alasan atau motivasi untuk melakukan kejahatan tersebut adalah karena si ibu takut ketahuan bahwa ia telah melahirkan anak; oleh karena anak tersebut umumnya adalah hasil hubungan gelap. Cara yang paling sering digunakan dalam kasus PAS adalah membuat keadaan asfiksia mekanik yaitu pembekapan, pencekikan, penjeratan dan penyumbatan. Di Jakarta dilaporkan bahwa 90-95% dari sekitar 30-40 kasus PAS per tahun dilakukan dengan cara asfiksia mekanik. Bentuk kekerasan lainnya adalah kekerasan tumpul di kepala (5-10%) dan kekerasan tajam pada leher atau dada (1 kasus dalam 6-7 tahun). Pembunuhan bayi yang dilakukan dengan rencana dan dilakukan lebih dari 24 jam setelah bayi lahir maka disebut pembunuhan bayi biasa sedangkan pembunuhan tanpa rencana yang dilakukan kurang dari 24 jam setelah bayi lahir maka disebut dengan infantisida.Infantisida adalah tindakan perampasan nyawa bayi yang berusia dibawah satu tahun. Menurut hukum di Indonesia infantisida adalah perampasan nyawa anak pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian karena alasan tertentu.Infanticide tidak termasuk kematian pada bayi selama proses persalinan ketika fetus dihancurkan dengan craniotomy atau decapitasi yang dikerjakan oleh ahli obsgene yang dilakukan dengan tujuan menyelamatkan nyawa ibu ketika kondisi persalinan tidak dapat selesai tanpa menyebabkan kematian pada ibu dan anak. ASPEK HUKUMSampai tahun 1922, menghilangkan nyawa bayi yang baru lahir (dalam segala keadaan) adalah pembunuhan. Keadaan ini tidak mengijinkan fakta bahwa melahirkan dapat berefek yang secara sementara mengganggu keadaan jiwa ibu sehingga dia harus bertanggung jawab atas tindakan membunuh anaknya. Undang-undang Infantisida tahun 1922, yang mengatur tentang kejahatan infantisida membatasi kemungkinan terjadinya hal ini, namun tidak mendefinisikan keadaan baru lahir dan apakah benar adanya kemungkinan lanjut bahwa menyusui juga dapat menyebabkan ketidakseimbangan mental secara sementara.2Undang-undang Infantisida tahun 1938 bagian 1 menyebutkan Ketika wanita melakukan tindakan atau tidak melakukan tindakan yang dapat menyebabkan kematian anak kandungnya yang berusia di bawah 12 bulan, tetapi pada saat itu kegiatan melakukan tindakan atau tidak melakukan tindakan tersebut keadaan pikirannya terganggu dengan alasan belum pulih dari pengaruh melahirkan dan pengaruh menyusui setelah melahirkan, walaupun demikian keadaan demikian tetap berlaku sebagai pembunuhan dia dinyatakan bersalah telah melakukan infantisida secara kejam dan kemungkinan dapat diancam atau dihukum seperti dia telah membantai manusia. Pencegahan juga dibuat pada keadaan, jika dia didakwa melakukan pembunuhan, sebagai tuduhan alternatif dari pembantaian, bersalah namun gila atau menyembunyikan kelahiran tergantung keputusan juri.Dalam KUHAP, pembunuhan anak sendiri tercantum di dalam bab kejahatan terhadap nyawa orang. Pasal-pasal yang berhubungan adalah seperti berikut :Pasal 341.Seorang ibu yang karena takut akan ketahuan melahirkan anak pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas nyawa anaknya, diancam karena membunuh anak sendiri, dengan pidana penjara paling lama 7 tahun.Pasal 342.Seorang ibu yang untuk melaksanakan niat yang ditentukan karena takut akan ketahuan bahwa ia akan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian merampas nyawa anaknya, diancam karena melakukan pembunuhan anak sendiri dengan rencana, dengan pidana penjara paling lama 9 tahun.Pasal 343.Kejahatan yang diterangkan dalam pasal 341 dan 342 dipandang bagi orang lain yang turut serta melakukan sebagai pembunuhan atau pembunuhan dengan rencana.Pasal 181.Barang siapa mengubur, menyembunyikan, mengangkut atau menghilangkan mayat, dengan maksud hendak menyembunyikan kematian dan kelahiran orang itu, dihukum penjara selama lamanya 9 bulan atau denda sebanyak banyak 4500 rupiah.Pasal 304.Barang siapa dengan sengaja menyebabkan atau membiarkan orang dalam kesengsaraan, sedangkan ia wajib memberi kehidupan perawatan atau pemeliharaan pada orang itu karena hukum yang berlaku atasnya atau karena menurut perjanjian, dihukum penjara selama 2 tahun 8 bulan atau denda sebanyaknya 4500 rupiah.Pasal 305.Barang siapa yang menaruhkan anak yang dibawah umur 7 tahun di suatu tempat supaya dipungut oleh orang lain, atau dimaksud akan terbebas daripada pemeliharaan anak itu, meninggalkannya, dihukum penjara sebanyak-banyaknya 5 tahun 6 bulan.Pasal 306.(1) Kalau salah satu perbuatan yang diterangkan dalam pasal 304 dan 305 itu menyebabkan luka berat, maka si tersalah dihukum penjara selama-lamanya 7 tahun 6 bulan.(2) Kalau salah satu perbuatan ini menyebabkan orang lain mati, si tersalah itu dihukum penjara selama-lamanya 9 bulan.

Pasal 307.Kalau si tersalah karena kejahatan yang diterangkan dalam pasal 305 adalah bapa atau ibu dari anak itu, maka baginya hukuman yang ditentukan dalam pasal 305 dan 306 dapat ditambah dengan sepertiganya.Pasal 308.Kalau ibu menaruh anaknya di suatu tempat supaya dipungut oleh orang lain tidak lama sesudah anak itu dilahirkan oleh karena takut akan diketahui orang ia melahirkan anak atau dengan maksud akan terbebas dari pemeliharaan anak itu, meninggalkannya, maka hukuman maksimum yang tersebut dalam pasal 305 dan 306 dikurangi hingga seperduanya.Dengan demikian, pada kasus pembunuhan anak terdapat tiga unsur yang penting, yaitu:1,2,3 1. 1.Pelaku:Pelaku haruslah ibu kandung korban.1. 2.Motif:Motif atau alasan pembunuhan adalah karena takut ketahuan telah melahirkan anak.1. 3.Waktu:Pembunuhan dilakukan segera setelah anak dilahirkan atau tidak beberapa lama kemudian, yang dapat diketahui dari ada tidaknya tanda-tanda perawatan.PROSEDUR MEDIKOLEGALProsedur medikolegal adalah tatacara atau prosedur penatalaksanaan dan berbagai aspek yang berkaitan pelayanan kedokteran untuk kepentingan hukum. Secara garis besar prosedur medikolegal mengacu kepada peraturan perundangundangan yang berlaku di Indonesia, dan pada beberapa bidang juga mengacu kepada sumpah dokter dan etika kedokteran.

Ruang lingkup medikolegal dapat disimpulkan sebagai yang berikut: 1. Pengadaan visum et repertum2. Tentang pemeriksaan kedokteran terhadap tersangka.3. pemberian keterangan ahli pada masa sebelum persidangan dan pemberian keterangan ahli di dalam persidangan.4. kaitan visum et repertum dengan rahasia kedokteran.5. tentang penerbitan Surat Keterangan Kematian dan Surat Keterangan Medik.6. tentang kompetensi pasien untuk menghadapi pemeriksaan penyidik.7. Setelah pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan UU No. 73 Tahun 1958 yang isinya menyatakan berlakunya UU No. 1 Tahun 1945 untuk seluruh Indonesia, maka suatu perbuatan tidak dapat dipidana, kecuali berdasarkan kekuatan ketentuan perundang-undangan pidana yang telah ada, sesuai dengan ketentuan Pasal 1 KUHP.

Salah satu pemeriksaan yang dilakukan pada jenazah bayi adalah autopsi. Hal ini dapat membantu dokter forensic untuk mengetahui mekanisme kematian sehingga dapat membantu penyidik mengetahui cara kematian korban. Sesuai dengan Pasal KUHP 222 yang menyatakan barang siapa dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi atau menggagalkan pemeriksaan mayat forensik, diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.

Pada persidangan kasus pidana, dokter forensic akan dipanggil sebagai saksi ahli. Sesuai dengan Pasal 179 ayat 1 KUHAP yang menyatakan setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran kehakiman atau dokter atau ahli lainnya wajib memberikan keterangan ahli demi keadilan.

Berikut dinyatakan pasal-pasal KUHAP yang berhubungan:

1. Kewajiban dokter membantu peradilanPasal 133KUHPa) Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik luka, keracunan ataupun mati yang didiuga karena peristiwa yang merupakn tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter ahli lainnya.b) Permintaan keterangan ahli sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (a) dilakukan secara tertulis, dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan luka dan pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.c) Mayat yang dikirim kepada ahli kedokteran kehakiman tau dokter pada rumah sakit harus diperlakukan secara baik dengan penuh penghormatan terhadap mayat tersebut dan diberi label yang memuat identitas mayat, dengan dieri cap jabatn yang dilekatkankan pada ibu jari kaki tau bahagin lain badan mayat.

2. Hak menolak menjadi saksi/ahliPasal 120 KUHAPa) Dalam hal penyidik menganggap perlu, ia dapat meminta pendapat seorang ahli atau orang yang memiliki keahlian khusus.b) Ahli tersebut mengangkat sumpah atau mengucapkan janji di muka penyidik bahwa ia akan memberi keterangan menurut pengetahuan yang sebaik-baiknya kecuali bila disebabkan karena harkat serta martabat, pekerjaan atau jabatan yang mewajibkan ia menyimpan rahsia dapat menolak untuk memberi keterangan yang diminta.

3. Bentuk bantuan dokter bagi peradilan dan manfaatnyaPasal 183 KUHAP

KORBAN(bayi yang baru dilahirkan)Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seseorang kecuali apabila dengan sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah ia memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar-benar terjadi dan terdakwalah yang bersalah melakukannya.

4. Sangsi bagi pelanggar kewajiban dokterPasal 216 KUHPa) Barang siapa dengan sengaja tidak menurut perintah atau permintaan yang dilakukan menurut undang-undang oleh pejabat berdasarkan tugasnya, demikian pula yang diberi kuasa untuk mengusut atau memeriksa tindak pidana, demikian pula barang siapa yang dengan sengaja mencegah, menghalangi atau menggagalkn tindakan guna menjalankan ketentuan, diancam dengan pidana penjara paling lama empat bulan dua minggu atau denda paling banyak sembilan ribu rupiah.

PEMERIKSAAN DAN INTERPRETASI TEMUAN

PEMERIKSAAN KASUS INFANTICIDE

KORBAN(bayi yang baru dilahirkan)PELAKU/TERTUDUH (ibu kandung)

1. Tanda telah melahirkan.2. Berapa lama telah melahirkan3. Mencari tanda-tanda partus precipitatus4. Pemeriksaan gol. Darah.5. Pemeriksaan Histopatologi1. Viabilitas2. Penentuan umur bayi3. Pernah atau tdk pernah bernafas4. Berapa lama bayi hidup5. Apa sebab kematiannya6. Periksa gol. Darah7. Tanda-tanda perawatan

TERHADAP MAYAT BAYI

Sebagaimana yang telah dinyatakan sebelumnya, pembunuhan Anak sendiri (PAS) menurut undang-undang di Indonesia adalah pembunuhan yang dilakukan oleh seorang ibu atas anaknya pada ketika dilahirkan atau tidak berapa lama setelah dilahirkan, karena takut ketahuan bahwa ia melahirkan anak.1,3

Dengan demikian, dari unsur-unsur pembunuhan anak sendiri di atas dapat ditarik beberapa hal penting: (1) pengertian pembunuhan mengharuskan kita untuk membuktikan bahwa bayi lahir hidup, terdapat tanda kekerasan dan sebab kematian akibat kekerasan(termasuk peracunan); (2) pengertian baru lahir mengharuskan penilaian atas: cukup bulan atau belum, usia gestasi, usia pasca lahir serta memberikan pula asupan baik hidup (viable) atau tidaknya bayi tersebut; (3) pengertian takut diketahui diasosiasikan dengan belum timbulnya rasa kasih saying si ibu kepada bayinya yang diperlihatkan dengan belum tampaknya tanda-tanda perawatan. Anggapan ini ingin mengatakan bahwa adanya perawatan menunjukkan adanya kasih sayang ibu kepada bayinya, sehingga dapat diartikan bahwa rasa takut diketahui telah melahirkan tersebut telah hilang; (4) pengertian si ibu membunuh anaknya sendiri mengharuskan kepada kita untuk berupaya membuktikan apakah mayat bayi yang diperiksa adalah anak dari tersangka ibu yang diajukan.1,3,4

Seorang dokter yang melakukan investigasi dari kasus yang diduga sebagai infanticide harus menentukan jawaban dari beberapa pertanyaan ini:

1. Apakah bayi baru dilahirkan sudah dirawat atau belum dirawat?2. Apakah bayi sudah mampu hidup terus di luar kandungan ibu (viable) atau belum (non-viable)?3. Umur bayi dalam kandungan, premature, matur, atau postmatur?4. Sudah bernapas (lahir hidup) atau belum (lahir mati)?5. Bila terbukti lahir hidup dan telah dirawat, berapa jam/hari umur bayi tersebut (umur setelah dilahirkan)?6. Adakah tanda-tanda kekerasan?7. Bila terbukti lahir hidup, apakah sebab matinya? 3,7

Untuk membuktikan PAS harus dapat ditentukan apakah bayi lahir hidup atau lahir mati.

Penentuan apakah anak dilahirkan dalam keadaan hidup atau mati, pada dasarnya adalah sebagai berikut :1. Adanya udara di dalam paru-paru,2. Adanya udara di dalam lambung dan usus,3. Adanya udara di dalam liang telinga bagian tengah, dan4. Adanya makanan di dalam lambung.

I. Pemeriksaan Luar Pada prinsipnya sama seperti pada orang dewasa. Diperiksa: Kaku mayat, lebam mayat, warna kulit, panjang tubuh, berat tubuh, rambut kepala (warna, panjang, dan sifat:lurus/tipis?), alis mata(warna, panjang, dan sifat:lurus/tipis?), bulu mata (warna, panjang, dan sifat:lurus/tipis?), mata: selaput bening mata kanan dan kiri, teleng mata (bentuk dan diameter), warna tirai mata, bercak perdarahan, selaput kelopak mata kanan dan kiri, serta ada atau tidak pelebaran pembuluh darah. Juga diperiksa hidung, telinga, dan gigi geligi.

Kuku tangan, garis-garis telapak kaki, diameter tonjolan puting susu, rawan telinga (sudah terbentuk/belum), jika laki-laki, adakah teraba kedua buah zakar pada kantongnya, lingkar kepala, dan lingkar dada.

Walaupun pemeriksaan terhadap mayat bayi pada prinsipnya sama seperti pada orang dewasa, namun, harus lebih memperhatikan beberapa hal tersebut di bawah ini:

Bayi sudah cukup bulan, premature atau nonviable. Kulit, sudah dibersihkan atau belum, keadaan verniks kaseosa, warna, berkeriput atau tidak. Mulut, adakah benda asing yang menyumbat. Tali pusat, sudah terputus atau masih melekat pada uri. Bila terputus diperiksa apakah terpotong rata atau tidak (dengan memasukkan ujung potongan ke dalam air), apakah sudah terikat dan diberi obat antiseptic, adakah tanda-tanda kekerasan pada tali pusat, hematom, atau Whartons Jelly berpindah tempat. Apakah terputusnya dekat uri atau pusat bayi, serta panjang tali pusat. Uri (ukuran, berat, insersi tali pusat, kotiledon (lengkap/tidak lengkap?). Kepala, apakah terdapat kaput suksedaneum, moulage tulang-tulang tengkorak. Tanda kekerasan. Diperhatikan tanda pembekapan di sekitar mulut dan huidung, serta memar pada mukosa bibir dan pipi. Tanda pencekikan atau jera pada leher, memar atau lecet pada tengkuk, dan lain-lain.

Interpretasi Temuan

Dari hasil pemeriksaan luar dapat disimpulkan mayat bayi merupakan bayi yang lahir hidup atau lahir mati: Tanda-tanda maserasi (aseptic decomposition)Maserasi merupakan autolisis yang aseptik pada fetus yang sudah mati dan tersisa di dalam kantung amnion. Bakteri pembusuk tidak terlibat dalam proses ini. Perubahan maserasi hanya dapat terlihat ketika fetussudah mati beberapa hari sebelum pengiriman. Normalnya, perubahan terjadi dalam satu minggu.7,14Adapun syarat-syarat terjadinya maserasi intrauterin adalah:14-Fetus telah mati dan sisanya masih tersimpan dalam uterus dalam waktu lebih dari 24 jam, bahkan akan lebih baik jika pembentukan maserasi terjadi dalam 3-4 hari atau lebih (jika fetus mati dalam uterus dan dikeluarkan dalam 24 jam, maka sulit untuk mengetahui apakah fetus mati sebelum atau selama kelahiran dan tidak ada bukti terjadinya maserasi ataupun mummifikasi)-Fetus dikelilingi dengan banyak cairan amnion (jika jumlah cairan amnionnya sedikit, kekurangan darah, dan tidak ada sirkulasi udara dalam uterus, maka fetus akan mengering yang disebut mummifikasi)-Membran luar masih tersisa (sehingga tidak ada sirkulasi udara yang terjadi)-Ibu dari janin masih hidupCiri-ciri dari maserasi intarauterin:7,14,15-Tubuh yang sudah mati akan halus, odematous, faksid, dan mendatar. Jika diletakkan pada permukaan yang datar, fetus yang sudah mati akan terlihat lurus dan datar tanpa menunjukkan kurvaktur yang normal-Berwarna merah-tembaga atau seprti merah-daging.-Kavitas serous terisi cairan merah keruh-Tubuh berbau asam yang khas(racid odour) tapi tidak ada gas yang terbentuk.-Adanya spalding sign yaitu tanda radiologis terjadinyaoverlappingdari tulang-tulang tengkorak.Overlappingdari tulang-tulang tengkorak terjadi karena penyusutan serebrum dan kematian fetus dalam uterusmenyebabkan fetus yang sudah mati tersebut dianggap sebagai benda asing dan uterus akan berusaha untuk mengeluarkannya dengan kontraksi yang kuat.

Dada belum mengembang. Iga masih datar dan diafragma masih setinggi iga ke 3-4. Sering sukar dinilai bila mayat sudah membusuk.

Tanda-tanda di atas merupakan tanda bahwa bayi tersebut lahir mati. Namun masih diperlukan pemeriksaan dalam untuk mengkonfirmasikannya.

Dapat juga diketahui sama ada bayi belum dirawat atau sebaliknya. Tali pusat Tali pusat yang belum diikat merupakan petunjuk terpenting dari keadaan belum dirawat. Tali pusat tidak dibutuh lagi pada minggu pertama kehidupan. Selama 12 sampai 24 jam pertama tali pusat mengalami pengeringan dan mengkerut namun keadaan ini juga ditemukan pada lahir mati. Pada 36 jam akan ditemui warna kemerahan pada daerah kulit sekitar tali pusat. Tali pusat mulai terlepas dari tubuh pada hari ke-4 dan 5 dan terlepas seluruhnya pada hari ke-6 sampai 7; jaringan parut aktif pada tubuh bayi dapat terlihat sampai 12 hari. Tidak satupun pada perubahan-perubahan ini (yang menandakan reaksi intravital) ditemukan pada lahir mati, karena perubahan ini akan tampak setelah 36 jam maka adanya perubahan ini menandakan bahwa bayi lahir dalam keadaan hidup.Cara pemotongan tali pusat juga penting. Ibu bisa saja mengaku bahwa tali pusat terkoyak saat anak jatuh di kepala setelah partus presipitatus. Hal itu bisa ditunjukkan bahwa tali pusat telah dipotong bukan terkoyak. Saat terkoyak secara tidak sengaja, biasanya terputus di dekat tempat penempelannya apakah dekat plasenta atau tubuh bayi; pada keadaan lanjut perdarahan yang timbul tidak banyak dan tidak akan dapat menyebabkan kematian bayi.Moris dan Hunt (1966) menemukan bahwa tali pusat relatif mudah diputuskan dengan tangan. Mereka menggambarkan berbagai tampilan ujung tali pusat yang dihasilkan dari cara pemotongan yang berbeda-beda.Ujung tali pusat harus diperiksa dengan meletakkan kedua bagian di air atau papan dan ujungnya dipaparkan secara halus; sebaiknya juga diperiksa dengan kava pembesar. Tepi yang ireguler sesuai dengan pengoyakan sedangkan ujung linear dengan tepi reguler menandakan pemotongan. Bagaimanapun juga kesimpulan harus juga memperhitungkan kemungkinan penggunaan alat tumpul, menghasilkan potongan kasar dan juga mungkin bisa menghasilkan koyakan pada daerah superfisial saja samapi terpotong secara rapi. Pada berbagai kejadian perubahan pasca mati atau pengeringan biasanya menyingkirkan pendapat mengenai cara pemotongan yang telah digunakan.

Verniks kaseosa (Lemak bayi) Pada bayi yang telah dirawat, verniks kaseosa telah dibersihkan, demikian pula bekas-bekas darah. Pada bayi yang dibuang ke dalam air verniks kaseosa tidak akan hilang seluruhnya. Ia masih dapat ditemukan di daerah lipatan kulit (ketiak, belakang telinga, lipat paha, dan lipat leher).

PakaianJika bayi diberi pakaian atau tubuhnya ditutup, dapat merupakan tanda-tanda bahwa bayi dirawat. Dari pemeriksaan luar juga dapat ditentukan berapakah usia bayi intra-uterin.Untuk penentuan janin/embrio dalam kandungan (usia gestasi) ada rumus empiris yang dikemukakan olehDe Haas, yaitu menentukan umur bayi dari panjang badan bayi. Untuk bayi (janin) yang berumur di bawah 5 bulan, umur sama dengan akar pangkat dua dari panjang badan. Jadi bila dalam pemeriksaan didapati panjang bayi 20 cm, maka taksiran umur bayi adalah 20 yaitu antara 4 sampai 5 bulan dalam kandungan atau lebih kurang 20 22 minggu kehamilan. Untuk janin yang berumur di atas 5 bulan, umur sama dengan panjang badan (dalam cm) dibagi 5 atau panjang badan (dalam inchi) dibagi 2.

Umur (bulan)Panjang badan (kepala tumit) cm

11x1=1

22x2=4

33x3=9

44x4=16

55x5=25

66x5=30

77x5=35

88x5=40

99x5=45

Namun untuk lebih tepatnya haruslah dipakai pengukuran panjang femur (Femur Length) dengan cara mengukur mulai dari trokhanter mayor sampai dengan distal femur. Usia gestasi dalam minggu akan didapatkan dengan melihat tabel hubungan antara panjang femur dengan usia gestasi. Teori mengatakan bahwa penaksiran usia gestasi yang paling baik pada kasus PAS adalah lingkar kepala dan ciri-ciri eksternal.

Penentuan umur bayi adalah untuk menentukan apakah bayi tersebut cukup bulan atau belum cukup bulan (premature), ataukah non-viable, karena pada keadaan premature dan non-viable, kemungkinan bayi tersebut meninggal akibat proses alamiah besar sekali sedangkan kemungkinan mati akibat pembunuhan anak sendiri adalah kecil.

Viable ialah keadaan bayi/janin yang dapat hidup di luar kandungan lepas dari ibunya.Bayi dikatakan Viable jika memenuhi persaratan: Telah dikandung ibunya selama paling tidak 28 minggu, Panjang badan kepala-tumit >35 cm, Panjang badan kepala-tungging >23 cm, Berat badan >1000g, Lingkar kepala >32 cm, Tidak mempunyai cacat bawaan yang fatal, seperti misalnya anencephali.

Bayi yang tidak dapat hidup diluar kandungan ibu (non-viable):Dalam kasus-kasus tertentu meskipun bayi yang dilahirkan itu telah cukup usia kandunganya, akan tetapi bayi tersebut mengalami kelainan pertumbuhan yang menyebabkan anak tidak dapat hidup di luar kandungan : anak lahir tanpa dinding dada sampai terlihat jantungnya (Ectopia kordis) anak dilahirkan dengan tulang punggung terbuka tanpa ditutupi kulit (Rakiskisis) saluran kerongkongan tidak terbentuk (Atresia Esofagus) batang tengkorok dan kerongkongan berubah menjadi satu (Fistula Tracheo oesophagus) anak dilahirkan tanpa otak besar (Anensefalus)

Umur bayi cukup bulan (aterm/matur)Pada bayi yang lahir genap bulan setelah dikandung selama 37 minggu atau lebih tetapi kurang dari 42 minggu penuh didapatkan (259 sampai 293 hari).

Ukuran Antopometrik: Berat badan 3000 gram (2500-4000). Panjang badan kepala-tumit 46-50 cm Panjang kepala tungging 30 cm atau lebih Lingkar kepala oksipito-frontal 33-34 cm Lingkar dada 30-33 cm Lingkar perut 28-30 cm

Ciri-Ciri Eksternal :

Daun telinga pada bayi lahir cukup bulan, menunjukkan pembentukan tulang rawan yang sudah sempurna, pada helix teraba tulang rawan yang keras pada bagian dorsokrnialnya dan bila dilipat cepat kembali ke keadaan semula. Puting susu pada bayi yang matur, sudah berbatas tegas, areola menonjol diatas permukaan kulit dan diameter tonjolan susu 7 mm atau lebih. Kuku jari tangan sudah panjang, melampaui ujung jari, ujung distalnya tegas dan relative keras sehingga tersa bila digarukkan pada telapak tangan. Terdapat garis-garis pada seluruh telapak kaki, dari depan hingga tumit. Yang dinilai garis yang relative lebar dan dalam. Pada bayi laki-laki matur, testis sudah turun dengan sempurna, yakni sampai pada dasar skrotum dan rugae pada kulit skrotum sudah lengkap. Dan pada bayi perempuan yang matur, labia minor sudah tertutup dengan baik oleh labia mayor. Rambut kepala relative kasar, masing-masing helai terpisah satu sama laindan tampak mengkilat, batas rambut pada dahi jelas. Skin opacity cukup tebal sehingga pembuluh darah yang agak besar pada dinding perut tidak tampak atau tampak samara-samar. Processus xyphoideus membengkok kedorsal, sedangkan bayi premature membengkok keventral atau satu bidang dengan korpus manubrium sterni. Alis mata sudah lengkap, yakni bagian lateralnya sudah ada. Pada bayi cukup bulan terdapat pusat penulangan epifisial diujung distal femur dengan diameter 4-5 mm.dan adanya pusat penulangan pada tallus dan calcaneus. 3,7

Umur bayi tidak cukup bulan (prematur)Untuk menentukan umur anak dalam kandungan selain mengukur panjang badan menurut rumus Haase, perlu diperiksa initi penulangan, sentrum osifikasi. Calcaneus (24 minggu) Talus (28 minggu) Distal Femur (38 minggu) Proximal tibia (genap bulan)Kesimpulannya bila tidak ditemukan inti penulangan adalah anak belum sampai unur tersebut di atas atau mungkin pembentukan inti penulangan terlambat. 7

Untuk menilai lamanya bayi itu hidup adalah dengan memperhatikan hal-hal dibawah ini: Perubahan pada kulit. Perubahan pada kaput suksedadaneum Perubahan pada tali pusar. Perubahan pada sirkulasi

II. Pemeriksaan DalamSeperti pada pemeriksaan luar, pemeriksaan dalam terhadap mayat bayi juga pada prinsipnya sama seperti pada orang dewasa. Diperiksa: Mulut, apakah terdapat benda asing, robekan palatum mole. Lidah (warna, adakah tanda-tanda kekerasan seperti memar), tulang lidah. Leher, adakah tanda penekanan, resapan darah pada kulit sebelah dalam, rawan gondok dan cincin (utuh/tidak). Adakah bintik-bintik perdarahan pada kelenjar kacangan dan pangkal tenggorok. Rongga dada, pemeriksaan makroskopik paru, pemeriksaan histopatologik paru dan tes apung paru. Daerah dada: Sekat rongga badan kanan dan kiri (setinggi iga berapa), tulang dada (utuh/tidak), resapan darah, rongga dada kanan dan kiri (apakah berisi cairan dan darah), kandung jantung. Jantung, paru, (warna, perabaan: spons/bukan, adakah gambaran mozaik dan keluar darah serta busa pada pemijatan, adakah resapan darah, bintik-bintik perdarahan, tanda-tanda kekerasan seperti robekan). Limpa, hati, kelenjar empedu, kelenjar liur perut dan kelenjar anak ginjal. Lambung, ginjal. Kepala: seluruh kulit kepala, tulang ubun-ubun kanan dan kiri, selaput tulang ubun-ubun kanan dan kiri, dasar tengkorak, selaput lunak otak, otak besar, kecil, dan batang otak (berat). Kulit kepala disayat dan dilepaskan seperti pada orang dewasa. Tulang tengkorak dibuka, diperhatikan keadaan falx serebri dan tentorium serebeli terutama pada perbatasannya (sinus rektus dan sinus transverses) apakah terdapat robekan. Tanda asfiksia, Tardieus spots pada permukaan paru, jantung, timus dan epiglotis. Tulang belakang, apakah terdapat kelainan kongenital atau tanda kekerasan. Pusat penulangan pada distal femur, proximal tibia, kalkaneus, talus dan kuboid.

Interpretasi temuan

Gambaran makroskopis paruParu-paru bayi yang sudah bernapas (sudah teraerasikan) berwarna merah muda tidak homogen tetapi berupa bercak-bercak (mottled) dan menunjukkan gambaran mozaik berupa daerah-daerah poligonal yang berwarna lebih muda dan menimbul di atas permukaan berselang-seling dengan yang berwarna lebih tua dan kurang menimbul. Gambaran tersebut tampak jelas pada tepi lobus paru. Tepi-tepi paru tumpul. Paru-paru bayi yang belum bernapas (belum teraerasikan) berwarna merah hitam seperti warna hati bayi, homogen, tidak menunjukkan gambaran mozaik dan tepi-tepinya tajam. Kadang-kadang tampak guratan-guratan yang membentuk pola daerah-daerah poligonal pada permukaan paru. Warna daerah-daerah yang poligonal itu tidak berbeda satu sama lain dan juga tidak berbeda dengan warna paru di bagian lainnya.

Uji apung paru positif yang membuktikan telah terdapatnya udara dalam alveoli paru. Dengan cara mengeluarkan seluruh alat rongga dada kemudian dimasukkan dalam air, dan memperhatikan apakah kedua paru terapung. Kemudian dilanjutkan dengn mengapungkan paru kanan dan kiri secara tersendiri. Dan lobus paru dipisah dan diapungkan diair. Selanjutnya membuat 5 potongan kecil ( 5 mm x 10 mm x 10 mm) dari masing-masing lobus dan diapungkan kembali. Pada paru yang telah mengalami pembusukan, potongan kecil dari paru dapat mengapung sekalipun paru belum pernah bernapas. Hal ini disebabkan oleh pengumpulan gas pembusukan pada jaringan interstisial paru, yang dengan menekan potongan paru yang bersangkutan antara 2 karton, gas pembusukan dapat didesak keluar. Uji apung paru dinyatakan positif bila potongan paru yang telah ditekan antara dua karton sebagian besar masih tetap mengapung.

Penekanan tersebut bertujuan untuk menyingkirkan gas pembusukan dan tidal air, yang terdapat dalam jaringan intertisial paru-paru yang membusuk. Namun, bila paru tersebut sudah mebusuk sekali, alveoli sudah pecah atau menjadi pecah pada penekanan, maka residual air tersingkirkan sehingga jaringan paru akan tenggelam. Dengan demikian bayi yang telah bernapas dapat dinilai sebagai belum bernapas setelah dilahirkan. Hal ini merupakan salah satu alasan mengapa pada hasil uji apung paru yang negatif tidak dapat dibuat kesimpulan bahwa bayi pasti belum bernapas. Bila uji apung paru negatif, hanya dapat dibuat kesimpulan bayi mungkin belum bernapas. Kepastian bahwa bayi belum bernapas baru diperoleh setelah dipadu dengan tidak ditemukannya gambaran mozaik pada permukaan paru dan tidak ditemukannya gambaran histologik yang khas untuk paru-paru yang belum mengalami aerasi, yakni crumpled sac alveoli atau karusselalveolen.

Pada pemeriksaan mikroskopik paru akan tampak jaringan paru dengan alveoli yang telah terbuka dengan dinding alveoli yang tipis.Cara pengambilan jaringan untuk pemeriksaan mikrosopis, yaitu dengan memasukkan seluruh paru kanan ke dalam formalin netral 10%. Setelah kira-kira 12 jam dibuat beberapa irisan melintang pada paru untuk memungkinkan fiksatif meresap dengan baik ke dalamnya. Setelah difiksasi selama 48 jam diambil potongan-potongan melintang dari ketiga lobus dengan menggunakan scalpel yang tajam atau pisau silet. juga dari sisa paru kiri diambil beberapa potongan jaringan. Biasanya digunakan pewarnaan hematoksilin eosin, namun untuk paru yang sudah membusuk , Reh (34) menganjurkan pewarnaan cara Gomori, tatapi dapat pula dilakukan dengan pewarnaan cara Ladewig yang lebih murah.Dengan pewarnaan cara Gomori, ruang kosong akibat gas pembusukan atau akibat aerasi dapat dibedakan, karena serabut-serabut retikulin yang terdapt pada septa alveoli relatif resisten terhadap pembusukan. Pada pembusukan, ruang kosong menunjukkan batas yang tidak rata karena tidak dibatasi oleh serabut retikulin yang tegang, sebaliknya pada ruang kosong akibat aerasi, menunujukkan batas yang rata dimanan tampak serabut yang tegang.Di sini sukar untuk menentukan, apakah anak bernapas pada waktu sebelum atau sesudah dilahirkan. Ada kalanya anak masih dalam kandungan sudah bernapas dan menangis, vagitus uterinus/vaginalis. Dimana apabila selaput ketuban pecah dan air ketuban keluar, sehingga terjadi hubungan antara dunia luar dengan anak dalam kandungan. Pada saat yang singkat ini, udara terisap oleh anak, anak benapas kemudian menangis. Bila rahim berkontraksi kembali, vagitus uterinus tidak terjadi lagi. 3,5,7

Adanya udara dalam lambung dan usus merupakan petunjuk bahwa si-anak menelan udara setelah ia dilahirkan hidup, dengan demikian nilai dari pemeriksaan udara di dalam lambung dan usus ini sekedar memperkuat saja. Seperti halnya pada pemeriksaan untuk menentukan adanya udara dalam paru-paru, maka pemeriksaan yang serupa terhadap lambung dan usus baru dapat dilakukan bila keadaan si-anak masih segar dan belum mengalami proses pembusukan serta tidak mengalami manipulasi seperti pemberian pernafasan buatan. Caranya adalah dengan mengikat bagian bawah esofagus di bawah thyroid proksimal dari cardia dan colon, kemudian dilepaskan dari organ lainnya. Bila yang terapung adalah lambung, hal ini tidak berarti apa-apa. Bila usus yang terapung berarti bayi telah pernah menelan udara dan ini berarti bayi telah pernah bernafas.Adanya udara di dalam liang telinga bagian tengah hanya dapat terjadi bila si-anak menelan udara dan udara tersebut melalui tuba eustachii masuk ke dalam liang bagian tengah. Untuk dapat mengetahui keadaan tersebut pembukaan liang telinga bagian tengah harus dilakukan di dalam air; tentunya baru dilakukan pada mayat yang masih segar.Adanya makanan di dalam lambung dari seorang anak yang baru dilahirkan tentunya baru dapat terjadi pada anak yang dilahirkan hidup dan diberi makan oleh orang lain, dan makanan tidak mungkin akan dapat masuk ke dalam lambung bila tidak disertai dengan aktivitas atau gerakan menelan.Adanya udara di dalam paru-paru, lambung dan usus serta di dalam liang telinga bagian tengah merupakan petujuk pasti bahwa si-anak yang baru dilahirkan tersebut memang dilahirkan dalam keadaan hidup. Sedangkan adanya makanan di dalam lambung lebih mengarahkan kepada kenyataan bahwa si-anak sudah cukup lama dalam keadaan hidup; hal mana bila keadaannya memang demikian maka si-ibu yang menghilangkan nyawa anak tersebut dapat dikenakan hukuman yang lebih berat dari ancaman hukuman seperti yang tertera pada pasal 341 dan 342.

Bila bayi lahir hidup, berapa umur bayi sesudah lahirApabila bayi tersebut sudah pernah bernafas atau lahir hidup, untuk mengetahui sudah berapa lama bayi tersebut hidup sebelum dibunuh dengan memperhatikan kulit, kepala dan umbilicus mayat tersebut.Pada bayi yang baru lahir, warna kulit merah terang. Adanya vernix caseosa pada ketiak, sela paha dan leher. Vernix akan menghilang setelah dua hari lalu kulit menjadi gelap dan menjadi normal kembali.Setelah 1 minggu, kulit akan mengelupas, terutama di bagian abdomen kulit akan mengelupas setelah 3 hari. Caput succedaneum akan menghilang setelah 24 jam sampai 2 3 hari setelah dilahirkan. Setelah 2 jam kelahiran, terdapat bekuan darah pada ujung pemotongan tali pusat. Dua belas jam kemudian akan mengering. Setelah 36 48 jam terbentuk cincin peradangan pada pangkal tali pusat. Tali pusat mengering setelah 2 3 hari. Enam sampai tujuh hari tali pusat akan lepas membentuk cicatriks. Tali pusat akan sembuh sempurna lebih kurang 15 hari.Feses bayi juga dapat membantu menentukan sudah berapa lama bayi hidup. Feses bayi yang baru lahir disebut meconium, biasa dikeluarkan dari usus setelah 24 28 jam, tetapi kadang kala bisa lebih lama.

Penyebab Kematian BayiPenyebab kematian bayi dapat diketahui bila dilakukan autopsi, dari autopsi tersebut dapat ditentukan apakah bayi tersebut lahir mati, mati secara almiah, akibat kecelakaan atau akibat pembunuhan.Penyebab kematian alamiah antara lain: Prematuritas. Kelainan kongenital, misalnya: sifilis, jantung. Perdarahan / trauma lahir. Kelainan bentuk / anatomi, misalnya: anecephalus. Kelainan plasenta, misalnya: plasenta previa. Erythroblastosis foetalis dan lain-lain.Penyebab kematian akibat kecelakaan dapat terjadi di waktu lahir atau sesudah lahir. Pada waktu proses kelahiran, kematian dapat terjadi karena partus yang lama, prolaps tali pusat, terlilitnya tali pusat. Beberapa saat sebelum dilahirkan, misalnya: trauma pada perut ibu hamil akibat tersepak, jatuh dari tempat yang tinggi, dan lain-lain.Kematian yang diakibatkan oleh tindakan kriminal atau pembunuhan, dilakukan dengan mempergunakan kekerasan atau memberi racun terhadap bayi tersebut. Cara yang digunakan untuk membunuh anak antara lain: Pembekapan, menutup hidung dan mulut dengan telapak tangan, menekan dengan bantal, selimut dan lain-lain. Penekanan dada, sehingga mengganggu pergerakan pernafasan. Dengan menjerat leher bayi (strangulasi). Kadang-kadang dengan memakai tali pusat. Dengan menenggelamkan bayi. Menusuk fontanella, epicanthus mata, ubun-ubun besar, ubun-ubun kecil, jantung, sumsum tulang dengan menggunakan jarum atau peniti. Memukul kepala bayi atau melintir kepala bayi. Memberi obat-obatan, seperti:opium,arsendan lain-lain misalnya dengan mengoleskan opium di sekitar putting susu, lalu diisap oleh bayi tersebut. Begitu bayi lahir, dibungkus dan dimasukkan ke dalam kotak kemudian dibuang.Cara atau metode yang banyak dijumpai untuk melakukan tindakan pembunuhan anak adalah cara atau metode yang menimbulkan mati lemas (asfiksia) seperti: penjeratan, pencekikan dan pembekapan serta pembenaman ke dalam air. Adapun cara atau metode yang lain seperti menusuk atau memotong serta melakukan kekerasan dengan benda tumpul relatif lebih jarang dijumpai.Dengan demikian pada kasus yang diduga merupakan kasus pembunuhan anak, yang harus diperhatikan adalah:Adanya tanda-tanda mati lemas: sianosis pada bibir dan ujung-ujung jari, bintik-bintik perdarahan pada selaput biji mata dan selaput kelopak mata serta jaringan longgar lainnya, lebam mayat yang lebih gelap dan luas, busa halus berwarna putih atau putih kemerahan yang keluar dari lubang hidung dan atau mulut serta tanda-tanda bendungan pada alat-alat dalam.Keadaan mulut dan sekitarnya: adanya luka lecet tekan dibibir atau sekitarnya yang tidak jarang berbentuk bulan sabit, memar pada bibir bagian dalam yang berhadapan dengan gusi, serta adanya benda-benda asing seperti gumpalan kertas koran atau kain yang mengisi rongga mulut.Keadaan di daerah leher dan sekitarnya: adanya luka lecet tekan yang melingkari sebagian atau seluruh bagian leher yang merupakan jejas jerat sebagai akibat tekanan yang ditimbulkan oleh alat penjerat yang dipergunakan, adanya luka-luka lecet kecil-kecil yang seringkali berbentuk bulan sabit yang diakibatkan oleh tekanan dari ujung kuku si-pencekik, adanya luka-luka lecet dan memar yang tidak beraturan yang dapat terjadi akibat tekanan yang ditimbulkan oleh ujung-ujung jari si-pencekik.Adanya luka-luka tusuk atau luka sayat pada daerah leher, mulut atau bagian tubuh lainnya, dimana menurut literatur ada satu metode yang dapat dikatakan khas yaitu tusukan benda tajam pada langit-langit sampai menembus ke rongga tengkorak yang dikenal dengan namatusukan bidadari.

Adanya tanda-tanda terendam seperti: tubuh yang basah dan berlumpur, telapak tangan dan telapak kaki yang pucat dan keriput (washer woman`s hand), kulit yang berbintil-bintil (cutis anserina) seperti kulit angsa, serta adanya benda-benda asing terutama di dalam saluran pernafasan (trakhea), yang dapat berbentuk pasir, lumpur, tumbuhan air atau binatang air.

TERHADAP WANITA YANG DICURIGAI/TERSANGKAPemeriksaan dilakukan menyeluruh melalui pemeriksaan luar dan dalam (autopsi). Pemeriksaan ditujukan pada: Menentukan perempuan tersebut dalam keadaan hamil atau tidak. Untuk ini diperiksa :a. Payudara secara makroskpis maupun mikroskopis.b. Ovarium, mencari adanya corpus luteum persisten secara mikroskopik.c. Uterus, lihat besarnya uterus, kemungkinan sisa janin dan secara mikroskopik adanya sel-sel trofoblast dan sel-sel deciduas.

Adanya bekas-bekas kehamilana. Adanya garis-garis pada perut bekas peregangan kehamilan (striae gravidarum)b. Dinding perut kendurc. Rahim dapat diraba di atas symphisis (tulang di dekat alat kencing)d. Payudara besar

Adanya bekas persalinana. Adanya robekan pada perineum (daerah panggul)b. Keluaran cairan di pintu lahir

Pemeriksaan tes kehamilan masih bisa dilakukan beberapa hari sesudah bayi dikeluarkan dari kandungan, dijumpai adanya colostrum pada peremasan payudara, nyeri tekan di daerah perut, kongesti pada labia mayora, labia minora dan serviks. Tanda-tanda tersebut biasanya tidak mudah dijumpai karena kehamilan masih muda. Bila segera sesudah melahirkan mungkin masih didapati sisa plasenta yang pemastiannya perlu pemeriksaan secara histopatologi (patologi anatomi), luka, peradangan, bahan-bahan yang tidak lazim dalam liang senggama, sisa bahan abortivum.

PEMBUKTIAN ADA ATAU TIDAKNYA HUBUNGAN ANTARA MAYAT BAYI DAN WANITA YANG DICURIGAI

Pembuktian ada atau tidaknya hubungan antara mayat bayi dan wanita yang dicurigai dapat dilakukan dengan:

1. Penentuan golongan darahMeskipun pemeriksaan golongan darah ini memiliki derajat kepercayaan yang kecil namun usaha ke arah itu sudah ada. Pemeriksaan golongan darah termasuk jenis pemeriksaan per-ekslusionem, yang akan bermakna bila darah bayi tidak cocok dengan pola turunan golongan darah dari kedua orang tuanya.Golongan darahadalah ciri khususdarahdari suatu individu karena adanya perbedaan jeniskarbohidratdanproteinpada permukaan membransel darah merah. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolonganABOdanRhesus(faktor Rh). Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenisantigendanantibodiyang terkandung dalam darahnya, sebagai berikut: Individu dengan golongan darahAmemiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalamserumdarahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif. Individu dengan golongan darahBmemiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan dolongan darah B-negatif atau O-negatif Individu dengan golongan darahABmemiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebutresipien universal. Namun, orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif. Individu dengan golongan darahOmemiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebutdonor universal. Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif.

American Association of Blood Banks mendefinisikan golongan darah sebagai kumpulan antigen yang diproduksi oleh alel gen. Bagaimanapun, golongan darah secara genetic dikontrol dan merupakan karakteristik yang seumur hidup dapat diperiksa karena berbeda pada tiap individual.

Bila didapatkan sel darah merah dalam keadaan utuhPenentuan golongan darah dapat dilakukan secara langsung seperti pada penentuan golongan darah orang hidup, yaitu dengan meneteskan 1 tetes antiserum ke atas 1 tetes darah dan dilihat terjadinya aglutinasi. Aglutinasi yang terjadi pada suatu antiserum merupakan golongan darah bercak yang diperiksa, contoh bila terjadi aglutinasi pada antiserum A maka golongan darah bercak darah tersebut adalah A.

Figure1. Penentuan golongan darah ABO cara makroskopik

Bila sel darah merah sudah rusakPenentuan golongan darah dapat dilakukan dengan cara menentukan jenis aglutinin dan antigen. Antigen mempunyai sifat yang jauh lebih stabil dibandingkan dengan aglutinin. Di antara system-sistem golongan darah, yang paling lama bertahan adalah antigen dari system golongan darah ABO.Penentuan jenis antigen dapat dilakukan dengan cara absorpsi inhibisi, absorpsi elusi atau aglutinasi campuran. Cara yang biasa dilakukan adalahcara absorpsi elusi dengan prosedur sebagai berikut:2

Cara pemeriksaan :2-3 helai benang yang mengandung bercak kering difiksasi dengan metil alcohol selama 15 menit. Benang diangkat dan dibiarkan mengering. Selanjutnya dilakukan penguraian benang tersebut menjadi serat-serat halus dengan menggunakan 2 buah jarum. Lakukan juga terhadap benang yang tidak mengandung bercak darah sebagai control negative.Serat benang dimasukkan ke dalam 2 tabung reaksi. Ke dalam tabung pertama diteteskan serum anti-A dan kedalam tabung kedua serum anti-B hingga serabut benang tersebut teredam seluruhnya. Kemudian tabung-tabung tersebut disimpan dalam lemari pendingin dengan suhu 4 derajat Celcius selama satu malam.Lakukan pencucian dengan menggunakan larutan garam faal dingin (4 derajat Celcius) sebanyak 5-6 kali lalu tambahkan 2 tetes suspense 2% sel indicator (sel daram merah golongan A pada tabung pertama dan golongan B pada tabung kedua), pusing dengan kecepatan 1000 RPM selama 1 menit. Bila tidak terjadi aglutinasi, cuci sekali lagi dan kemudian tambahkan 1-2 tetes larutan garam faal dingin. Panaskan pada suhu 56 derajat Celcius selama 10 menit dan pindahkan eluat ke dalam tabung lain. Tambahkan 1 tetes suspense sel indicator ke dalam masing-masing tabung, biarkan selama 5 menit, lalu pusing selama 1 menit pada kecepatan 1000 RPM.

Hasil :Pembacaan hasil dilakukan secara makroskopik. Bila terjadi aglutinasi berarti darah mengandung antigen yang sesuai dengan antigen sel indicator.

Pemeriksaan golongan darah dapat membantu mengatasi kasus paternitas berdasarkan Hukum Mendel yang mengatakan bahwa antigen tidak mungkin muncul pada anak, jika antigen tersebut tidak terdapat pada salah satu atau kedua orang tuanya.Orang tua yang homozigotik pasti meneruskan gen untuk antigen tersebut kepada anaknya. (Anak dengan golongan darah O tidak mungkin mempunyai orang tua yang bergolongan darah AB).Perlu diingat bahwa Hukum Mendel tetap berdasarkan kemungkinan (probabilitas), sehingga penentuan ke-ayah-an dari seorang anak tidak dapat dipastikan, namun sebaliknya kita dapat memastikan seseorang adalah bukan ayah seorang anak (singkir ayah/paternity exclusion).Tabel 1. Pewarisan golongan darah kepada anak

2. Pemeriksaan DNA

Analisis DNA merupakan penemuan mutakhir bagi ilmu kedokteran forensik, uji keayahan dan hubungan saudara (sibling test).6,7,8 DNA (deoxyribonucleic acid) ditemukan di semua sel tubuh.

Sampel dapat diambil dari darah, apus mukosa mulut(buccal swab), akar rambut,janin (sel-sel janin dalam cairan amnion) atau dari setiap sel bagian tubuh; juga bisa dari sperma pada kasus pemerkosaan.Untuk menentukan status keayahan (test paternitas), DNA yang digunakan adalah DNA inti. Dalam sel manusia, DNA dapat ditemukan di inti sel dan mitokondria. DNA yang diturunkan oleh ayah kepada anaknya adalah DNA inti. Pada saat fertilisasi sang ayah akan memberikan informasi genetiknya dalam bentuk DNA saja, sedangkan sang ibu akan menurunkan komponen inti sel beserta selnya (ovum), sehingga DNA mitokondria merupakan turunan atau warisan dari sang ibu.Test yang digunakan untuk mengungkap ibu biologis dari seorang anak disebut sebagai test maternitas. Dalam test ini, material yang diperlukan adalah DNA seperti halnya test paternitas. Namun DNA yang digunakan bukan hanya DNA inti, melainkan dapat menggunakan DNA mitokondria. Keunikan pola pewarisan DNA mitokondria menyebabkan DNA ini dapat digunakan sebagai penanda untuk mengidentifikasi hubungan kekerabatan secara maternal/garis ibu.Tes maternitas bertujuan untuk menentukan apakah seorang wanita adalah ibu biologis dari seorang anak. Tes ini juga membandingkan pola DNA anak dengan terduga ibu untuk menentukan kecocokan DNA anak yang diwariskan dari terduga ibu. Identifikasi DNA untuk tes paternitas dan maternitas dilakukan dengan menganalisa pola DNA menggunakan marker/penanda STR (Short Tandem Repeat). STR adalah lokus DNA yang tersusun atas pengulangan 2-6 basa. Dalam genom manusia dapat ditentukan pengulangan basa yang bervariasi jumlah dan jenisnya. Identifikasi DNA dengan penanda STR merupakan salah satu prosedur tes DNA yang sangat sensitif karena penanda STR memiliki tingkat variasi yang tinggi baik antara lokus STR maupun antar individu.2,3STR pada penurunan paternal digunakan untuk menentukan apakah dua atau lebih laki-laki mempunyai hubungan keluarga melalui ayah (secara paternal/garis ayah). Tes ini sering digunakan untuk memberikan bukti tambahan pada paternitas yang sulit dimana terduga ayah tidak dapat tes. Hasil tes ini juga dapat digunakan untuk konfirmasi hubungan biologis dari anak laki-laki angkat. Yang perlu diperiksa untuk tes paternitas adalah ibu, anak, dan terduga ayah. Tes paternitas dapat dilakukan pada terduga ayah dan anak. Tetapi hal ini hanya bila ibu biologis tidak bersedia di tes. Partisipasi ibu pada tes paternitas dapat membantu menyingkirkan separuh DNA anak, sehingga separuhnya lagi dapat di bandingkan dengan DNA terduga ayah. Tes paternitas dapat dilakukan tanpa partisipasi ibu, dengan menggunakan analisis tambahan (penambahan penanda) memberikan hasil yang sama akuratnya. Tes paternitas dapat dilakukan sebelum anak dilahirkan (prenatal), yaitu dengan analisis DNA. Tes DNA dapat dilakukan dengan sampel dari jaringan janin(Chorionic Villi Sampel/ CVS) umumnya pada umur kehamilan 10-13 minggu, atau dengan cara amniosentetis pada umur kehamilan 14-24 minggu. Untuk pengambilan jaringan janin ini harus dilakukan oleh ahli kebidanan/kandungan. Ibu yang ingin melakukan tes DNA prenatal harus berkonsultasi dengan ahli kebidanan/kandungan.Apabila anak belum dewasa maka diperlukan fotokopi surat kelahiran dan atau surat perwalian anak yang menyatakan terduga ayah atau wali anak memiliki hak untuk membawa anak tersebut untuk melakukan tes paternitas. Untuk melakukan tes paternitas maupun tes aternitas, tidak diperlukan surat pengantar dokter untuk melakukan tes DNA. Pengguna jasa dapat meminta dan menjadwal tes paternitas maupun maternitas secara langsung. Keakuratan tes DNA 100% bila di kerjakan dengan benar. Tes DNA ini memberikan hasil lebih dari 99.99% probabilitas paternitas bila DNA terduga ayah dan DNA anak cocok. Apabila DNA terduga ayah dan anak tidak cocok maka terduga ayah yang di tes 100% bukanlah merupakan ayah biologis anak tersebut. Konfirmasi dilakukan dengan mengulang tes terhadap terduga ayah. Hasil tes DNA dapat selesai dalam 12 hari kerja terhitung dari tanggal diterimanya sampel. Hasil tes ini hanya digunakan sebagai refrensi pribadi, kecuali jika sampel yang diperiksa diambil melalui prosedur hukum, maka sampel tersebut memiliki kekuatan hukum.1,3,5TesMtDNApenurunan maternal digunakan untuk menentukan apakah dua atau lebih individu mempunyai hubungan keluarga melalui ibu mereka (secara maternal/garis ibu). Tes ini sering digunakan untuk memberikan bukti tambahan pada kasus maternitas yang sulit dimana terduga ibu tidak dapat dites. Hasil tes ini juga dapat digunakan untuk konfirmasi hubungan biologis dari anak angkat. Dalam tesMtDNAyang diturunkan secara maternal, identifikasi DNA dilakukan dengan membandingkanMtDNAibu denganMtDNAanak. Pada tes ini, karena DNA mitokondria hanya diwariskan secara maternal pada anaknya, bila polaMtDNAseorang ibu sama dengan polaMtDNAanak maka dikatakan bahwa kedua individu tersebut memiliki garis keturunan maternal yang sama. Jika polaMtDNAnya tidak cocok, maka kedua individu tersebut dinyatakan 100% bukan berasal dari keturunan ibu.2,3,5,6Pemeriksaan DNA memang lebih baik namun hal ini belum rutin dilakukan di Indonesia.

KESIMPULANDapat disimpulkan bahwa kasus ini merupakan kasus PAS.Beberapa studi menunjukkan bahwa asfiksia mekanik4,7,8 merupakan metode yang paling sering digunakan, kekerasan tumpul jarang4,7 dan kekerasan tajam amat jarang, hanya 2,1%7 dari keseluruhan PAS. Beberapa faktor lain yang mendukung bahwa kasus ini adalah kasus PAS adalah bayi ditemukan di tempat sampah. Sebuah studi7 menunjukkan bahwa 95% pada kasus PAS bayi dilahirkan di luar rumah sakit dan 71% PAS dilakukan di rumah tersangka. Tersangka dengan pendidikan yang rendah, tidak terikat perkawinan, usia muda (