Pembibitan Kelapa Sawit

17
Pembibitan Pembibitan dapat dilakukan dengan satu tahap atau dua tahap pekerjaan. Pembibitan satu tahap berarti kecambah kelapa sawit langsung ditanam di polibag besar atau langsung di pembibitan utama (main nursery). Pebibitan dua tahap artinya penanaman kecambah dilakukan di pembibitan awal (prenursery) terlebih dahulu menggunakan polibag kecil serta naungan, kemudian dipindahkan ke main nursery ketika berumur 3-4 bulan menggunakan polibag yang lebih besar (Dalimunthe, 2009). Pembibitan dua tahap (double stage) lebih banyak digunakan dan memiliki keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan pembibitan satu tahap. Jika menggunakan pembibitan dua tahap, luasan pembibitan menjadi lebih kecil dan memungkinkan untuk dibuat naungan. Keuntungan lainnya, penyiraman menjadi mudah, jadwal pemupukan menjadi mudah, dan bibit terhindar dari penyinaran matahari secara langsung sehingga risiko kematian tanaman menjadi kecil. Jika menggunakan pembibitan satu tahap (langsung menggunakan polibag besar), luas areal yang dibutuhkan cukup besar dan penggunaan naungan tidak efektif. Selain itu, proses penyiraman dan pengawasan menjadi lebih sulit karena tidak semua tanaman dapat dipantau (Dalimunthe, 2009). 2.4.1. Pembibitan Awal (Prenursery) Pembibitan awal (prenursery) merupakan tempat kecambah kelapa sawit ditanam dan dipelihara hingga berumur tiga bulan. Selanjutnya, bibit tersebut dilakukan selama 2-3 bulan, sedangkan pembibitan main nursery selama 10-12 bulan. Bibit akan siap tanam pada umur 12-14 bulan (3 bulan di prenursery dan 9-11 bulan di main nursery) (Sunarko, 2009). A. Persyaratan Lokasi Lokasi untuk pembibitan awal sebaiknya datar atau kemiringan tanah 3 0 sehingga pembuatan bedengan prenursery nantinya akan rata. Bagian atas bedengan sebaiknya memiliki naungan, berupa atap buatan atau pohon. Pagar prenursery untuk mencegah hewan pengganggu masuk dan merusak pembibitan. Lokasi sebaiknya dekat dengan sumber air. Kondisi debit air harus tetap dan tidak mengandung kapur (pH netral). Lokasi harus dekat sumber media dengan topsoil yang cukup untuk mengisibabybag (polibag kecil), tanah tidak

description

sawit tanaman tahunan

Transcript of Pembibitan Kelapa Sawit

PembibitanPembibitan dapat dilakukan dengan satu tahap atau dua tahap pekerjaan. Pembibitan satu tahap berarti kecambah kelapa sawit langsung ditanam di polibag besar atau langsung di pembibitan utama (main nursery). Pebibitan dua tahap artinya penanaman kecambah dilakukan di pembibitan awal (prenursery) terlebih dahulu menggunakan polibag kecil serta naungan, kemudian dipindahkan kemain nurseryketika berumur 3-4 bulan menggunakan polibag yang lebih besar (Dalimunthe, 2009).Pembibitan dua tahap (double stage) lebih banyak digunakan dan memiliki keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan pembibitan satu tahap. Jika menggunakan pembibitan dua tahap, luasan pembibitan menjadi lebih kecil dan memungkinkan untuk dibuat naungan. Keuntungan lainnya, penyiraman menjadi mudah, jadwal pemupukan menjadi mudah, dan bibit terhindar dari penyinaran matahari secara langsung sehingga risiko kematian tanaman menjadi kecil.Jika menggunakan pembibitan satu tahap (langsung menggunakan polibag besar), luas areal yang dibutuhkan cukup besar dan penggunaan naungan tidak efektif. Selain itu, proses penyiraman dan pengawasan menjadi lebih sulit karena tidak semua tanaman dapat dipantau (Dalimunthe, 2009).

2.4.1.Pembibitan Awal (Prenursery)Pembibitan awal (prenursery)merupakan tempat kecambah kelapa sawit ditanam dan dipelihara hingga berumur tiga bulan. Selanjutnya, bibit tersebut dilakukan selama 2-3 bulan, sedangkan pembibitanmain nurseryselama 10-12 bulan. Bibit akan siap tanam pada umur 12-14 bulan (3 bulan diprenurserydan 9-11 bulan dimain nursery)(Sunarko, 2009).A.Persyaratan LokasiLokasi untuk pembibitan awal sebaiknya datar atau kemiringan tanah 30sehingga pembuatan bedenganprenurserynantinya akan rata. Bagian atas bedengan sebaiknya memiliki naungan, berupa atap buatan atau pohon. Pagarprenurseryuntuk mencegah hewan pengganggu masuk dan merusak pembibitan. Lokasi sebaiknya dekat dengan sumber air. Kondisi debit air harus tetap dan tidak mengandung kapur (pH netral). Lokasi harus dekat sumber media dengantopsoilyang cukup untuk mengisibabybag(polibag kecil), tanah tidak bercadas atau tidak berkapur, dan akses jalan yang mudah dijangkau(Fauzi, 2007).B.Pemesanan KecambahSeleksi dilakukan dengan memilih penggunaan kecambah yang baik dan dapat mencukupi kebutuhan. Satu hektar lahan tanaman dengan populasi 143 pohon membutuhkan kecambah 220 biji dengan asumsi kecambah yang mati dan abnormal sekitar 25%untuk kebutuhan penyulaman sekitar 10%. Waktu pemesanan kecambah diatur agar kecambah sudah tertanam dibabybag prenursery13-14 bulan sebelum penanaman di lapangan(Steko, 2010).Polibag kecil yang digunakan sebaiknya berwarna hitam, jika terpaksa bisa menggunakan polibag kecil berwarna putih. Polibag berukuran panjang 14 cm, lebar 8 cm, dan tebal 0,14 cm. Selain itu, bisa juga menggunakanbabybaghitam dengan ukuran14 x 22 x 0,07 cm (200 lembar/kg) media tanam yang digunakan berupa campurantopsoildan kompos dengan perbandingan 6:1 atau campuran pasir, pupuk kandang, dantopsoildengan komposisi 1:1:3.Bedengan pembibitanprenurserydibuat dengan panjang 10 meter dan lebar 1,2 meter. Tinggi bedengan berkisar 0,1-0,15 meter dengan jarak antar bedengan 0,8 meter. Satu petakprenurserytanki siram 1.000 liter dapat mencukupi penyiraman 700-800babybagkecambah(Subiantoro, 2003).C.Penanaman KecambahLetakkan kecambah di tempat yang teduh, kemudian segera tanam ke dalambaybag. Kecambah hanya dapat bertahan 3-5 hari di tempat penghasil kecambah. Dua hari menjelang penanaman kecambah, media tanam yang berada di dalambabybagharus disiram setiap pagi. Gemburkan permukaan media dengan jari telunjuk atau dengan ibu jari, kemudian buat lubang untuk meletakkan kecambah. Masukkan kecambah sedalam 1,5-2 cm di bawah permukaan tanah, lalu ratakan kembali hingga menutup kecambah tersebut. Bagian bakal akar (radikula) yang berbentuk agak tumpul dan berwarna lebih kuning harus mengarah ke bawah dan bakal daun (plumula) yang bentuknya agak tajam dan berwarna kuning muda mengarah ke atas (Subiantoro, 2003).D.NaunganNaungan atau pelindung bisa berupa pohon hidup atau naungan buatan yang terbuat dari daun kelapa sawit. Ukuran tingggi tiang dua meter (depan belakang sama) dan jarak antar tiang tiga meter. Naungan dipertahankan hingga kecambah berdaun 2-3 helai. Setelah itu, naungan berangsur-angsur dikurangi dari arah timur agar sinar matahari pagi bisa lebih banyak masuk ke bedengan. Pengurangan naungan dilakukan secara bertahap dan jangan semapai terlambat karena dapat mengahambat pertumbuhan tanaman. Sebaliknya, jika pengurangan terlalu cepat maka akan menyebabkan tanaman stress. Pengurangan naungan dilakukan setelah bibit berumur 6 minggu(Sunarko, 2009).E.Penyiraman dan penyianganPenyiraman dilakukan setiap hari secara teratur, yakni pada pagi hari saat pukul 06.00-10.30 dan sore hari dimulai pukul 15.00. Volume air yang disiramkan sekitar 0,25-0,5 liter per bibit. Penyiangan dilakukan dengan mencabut rumput-rumput yang tumbuh dibabybagmenggunakan tangan. Penyiangan sebaiknya dilaksanakan dua minggu sekali. Rumput dikumpulkan di antara bedengan agar kering terkena sinar matahari(Sunarko, 2009).F.PemupukanSelama tiga bulan diprenurserybiasanya bibit tidak dipupuk. Namun, jika tampak gejala kekurangan hara dengan gejala seperti daun menguning, bibit perlu dipupuk menggunakan pupk N dalam bentuk cair. Konsentrasi pupuk urea atau pupuk majemuk sekitar 0,2% atau 2 gram per liter air untuk 100 bibit. Pupuk diaplikasikan melalui daun dengan cara disemprot pada bibit berumur lebih dari satu bulan atau telah memiliki tiga helai daun. Frekuensi pemupukan dilakukan seminggu sekali(Sunarko, 2009).G.Proteksi dan SeleksiSerangan hama dan penyakit selama diprenurserybiasanya belum ada. Jika ada, dapat diberantas dengan diambilmenggunakan tangan (hand picking). Serangan penyakit yang berasal dari sejenis jamur dapat dikendalikan dengan fungisida yang banyak dijual di pasaran, seperti Dithane, Sevin, dan Anthio dengan dosis sesuai yang dianjurkan(Sunarko, 2009).Seleksi dilakukan sebelum bibit dipindahkan kemain nursery.Seleksi bibit diprenurserybertujuan untuk mencari bibit yang menyimpang. Bibit menyimpang dapat diakibatkan oleh faktor genetis, kerusakan mekanis, serangan hama dan penyakit, serta kesalahan kultur teknis. Saat berumur tiga bulan, bibit kelapa sawit yang normal biasanya berdaun 3-4 helai dan telah sempurna bentuknya. Pengurangan bibit sejak kecambah diterima hingga dipindahkan kemain nurserydapat mencapai 12% atau lebih. Bibit yang mati terlebih dahulu harus dikeluarkan, kemudian bibit yang tidak normal harus dimusnahkan. Ciri bibit kelapa sawit tidak normal sebagai berikut.1.Anak daun sempit dan memanjang seperti daun lalang (narrow leaves)2.Anak daunnya bergulung kearah longitudinal (rolled leaves)3.Pertumbuhan bibit memanjang (erreted), terputar (twisted shoot), tumbuh kerdil, lemah, dan lambat (insufficient growth, dwarfish)4.Daunnya kusut (crinkled), anak daun tidak mengembang, membulat, dan menguncup (collante)5.Rusak karena serangan penyakit tajuk (crown disease)Pertumbuhan bibit yang tidak normal juga terjadi karena kesalahan kultur teknis. Berikut beberapa kesalahan teknis penanaman yang menyebabkan bibit tumbuh abnormal(Sunarko, 2009).1.Penanaman kecambah terbalik, bakal daun ditanam ke arah bawah.2.Kecambah ditanam terlalu dalam sehingga pertumbuhan terlambat atau terlalu dangkal sehingga akar menggantung.3.Tanah mengandung bebatuan (tidak disaring), sehingga menggangu akar4.Tanah terlalu basah, karena air tidak terbuang dari kantong plastik atau penyiraman tidak sempurna (terlalu keras dan banyak atau terlalu sedikit).H.Pengangkutan BibitPengangkutan atau pengiriman bibit dari dariprenurserykemain nurserydengan memasukkanbabybagke dalam peti kayu berukuran 66,5 x 42 x 27,5 cm. Setiap peti kayu dapat memuat 35 bibit. Pengangkutan harus berhati-hati dan bibit harus segera ditanam dimain nursery(Sunarko, 2009).

2.4.2.Main NurseryA.Penentuan LokasiLokasi sebaiknya dekat atau berada di pinggir jalan besar, agar pengangkutan bibit dan pengawasannya lebih mudah. Lokasi harus bebas genangan atau banjir dan dekat dengan sumber air untuk penyiraman. Debit dan mutu air yang tersedia harus baik. Areal pembibitan sebisa mungkin rata atau memiliki kemiringan maksimum 5%, tempat terbuka atau tanah lapang dan lapisan tahahtopsoilcukup tebal. Letak lokasimain nurserydekat dengan area yang ditanam dan harus jauh dari sumber hama dan penyakit(Sunarko, 2009).B.Luas,Lay Out, dan PancangSatu hektar pembibitanmain nurserydapat menyediakan bibit untuk sekitar 50-60 hektar lahan penanaman. Setelah area diratakan menggunakan alat berat, sekaligus untuk mengambiltopsoil, tentukan dan buat jaringan jalan, parit, dan saluran pembuangan air (drainase). Buatlay outpetak atau bedengan memanjang dengan arah timur ke barat. Ukuran panjang dam lebarnya disesuaikan dengan kondisilapangan dan jaringan irigasinya(Sunarko, 2009).C.Jaringan IrigasiJaringan irigasi diperlukan sebagai sarana pengairan untuk menyiram bibit dimain nursery.Alat dan bahan untuk sistem penyiraman harus sudah terpasang dan siap pakai sebelum penanaman. Instalasi penyiraman dimain nurserysebagai berikut:1.Secara manual, air dihisap dari sungai menggunakan pompa air dan dialirkan ke lokasi pembibitan melalui pipa dan selang.2.Sprinklermenggunakan pipa induk, pipa utama, dan pipa distribusi.3.Setiap sambungan dilengkapistand pipesyang terpasng berdiri dan ujungnya dilengkapi dengannozzleyang memancarkan air secara berputar.4.Setiap pipa distribusi memiliki 8-9sprinkleryang berjarak 9-18 meter.5.Kebutuhan air sekitar 75 m3/ha/hari, efisiensi 30-40% dengan pompa air berdaya pancar 45 psi. kekuatan pompa 18-20horse poweruntuk 8 hektar pembibitan(Sunarko, 2009).D.Penyiapan PolibagPolibag yang digunakan sebaiknya berwarna hitam (100%carbon black) dengan panjang 42 cm, lebar 33 cm atau berdiameter 23 cm, dan tebal 0,15 cm. polibag diberi lubang berdiameter 0,5 cm sebanyak dua baris. Jarak antarlubang 7,5 x 7,5 cm. Media tanam bibit menggunakantopsoilyang memiliki struktur remah atau gembur. Jika terpaksa, gunakantopsoilyang berupa tanah liat. Namun, media tersebut perlu dicampur dengan pasir kasar dengan perbandingan 3:2. Polibag diisi media tanam hingga penuh (sekitar 16 kg), lalu hentakkan tiga kali agar media tanam memadat. Pengisian polibag harus selesai dikerjakan dalam waktu dua minggu sebelum pemindahan dariprenursery(Sunarko, 2009).E.PenanamanSehari sebelum penanaman, media tanam dalam polibag harus disiram. Bibit dipindahkan dariprenurserysetelah berdaun 2-3 helai dan berumur maksimum tiga bulan. Penanaman dilakukan dengan cara membuat lubang di polibag seukuran dengan diameterbabybag.Sayatbabybagmenggunakan pisau secara hati-hati dari bawah ke atas agar mudah dilepas dan media tidak sampai terikut. Masukkan bibit besertatanahnya ke dalam lubang, lalu atur agar posisinya tegak seperti semula. Tekan tanah disekeliling lubang agar lebih padat merata. Jika dirasa kurang, tambahkan tanah hingga sedikit melewati leher akar. Bagian atas polibag yang tidak diisi tanah setinggi 2-3 cm. Bagian ini memungkinkan sebagai tempat meletakkan pupuk, air, atau mulsa. Naungan sudah tidak diperlukan lagi dimain nursery(Sunarko, 2009).F.Penyiraman dan PenyianganPenyiraman dilakukan setiap hari secara teratur dengan jumlah yang cukup. Jika musim kemarau, siram bibit dua kali sehari, yakni pada pagi dan sore hari. Kebutuhan air penyiramann sebanyak 2 liter air/bibit/hari. Permukaan tanah harus ditutup dengan serasa organik (mulsa) untuk menghindari pemadatan permukaan tanah, mencegah penguapan air, dan mengatur kelembapan tanah pada musim kemarau. Penyiangan dilakukan dengan mencabut gulma yang tumbuh dalam polibag, sekaligus menggemburkan tanah dengan cara menusukkan sepotong kayu. Penyiangan lahan pembibitan(diluar polibag) dilaksanakan secaraclean weeding, yakni menggunakan garuk. Rotasi penyiangan 20-30 hari, tergantung dari pertumbuhan gulma(Sunarko, 2009).G.PemupukanDosis dan jadwal pemupukan sangat tergantung pada umur dan pertumbuhan bibit. Dimain nursery,lebih dianjurkan untuk menggunakan pupuk mejemuk N-P-K-Mg dengan komposisi 15-15-6-4 atau 12-12-17-2, serta ditambah Kieserite (pupuk yang mengandung unsur Ca dan Mg). Penggunaan pupuk majemuk N-P-K-Mg dan Kieserite dapat dilihat pada tabel berikut ini :Tabel 1. Rekomendasi pemupukan bibit kelapa sawit dimain nursery(gram/bibit)Umur(Minggu Ke-Pupuk N-P-K-Mg(15-14-6-4)Pupuk N-P-K-Mg(12-12-17-2)Kieserite

142,5

152,5

165,0

175,0

187,5

207,5

2210,0

2410,0

2610,0

2810,05,0

3010,0

3210,05,0

3415,0

3615,07,5

3815,0

4015,07,5

4220,0

4420,010,0

4620,0

4820,010,0

5025,0

5225,010,0

Sumber : Publikasi PPKS

Berikut ini kebutuhan pupuk untuk satu hektarmain nurserydengan jumlah sekitar 11.000 bibit.1.Pupuk mejemuk (15-15-6-4): 50 gram x 11.000 = 550 kg/hektar2.Pupuk mejemuk (12-12-17-2): 230 gram x 11.000 =2.530 kg/hektar3.Pupuk kieserite: 55 gram x 11.000 = 605 kg/hektar

H.Hama dan penyakitPengendalian hama dapat dilakukansecara manual, yaitu dengan mengambil satu per satu serangga, lalu membunuhnya. Pengendalian lain dapat dilakukan secara kimiawi, yaitu dengan menyemprotkan insektisida Sevin 85 ES dan Tendion yang telah dilarutkan dalam air sesuai dosis yang direkomendasikan di kemasan. Hama lain yang dapat merusak bibit dimain nurseryadalah babi hutan dan landak. Hama ini aktif menyerang pada malam hari (nocturnal) secara berkelompok dengan memakan umbut atau titik tumbuh bibit. Pencegahannya dengan mengecat pangkal batang bibit menggunakan bahan residu, misalnya oli bekas atau limbah pabrik yang dicampur Zn posfit. Selain itu, bisa menggunakan umpan beracun, seperti pisang, telur, ikan busuk, dan daging babi yang telah tertangkap(Sunarko, 2009).Penyakit terkadang muncul diantaranyacrown diseasedanblast disease.Penyakit yang serius jarang ditemukan saat masa pembibitan.Crown diseaseadalah penyakit busuk tajuk. Gejalanya ditandai dengan daun muda yang baru muncul mengalami pembusukan. Penyakit ini belum dapat diatasi secara kimiawi. Usaha untuk mengurangi gejalanya dengan mengurangi pemberian pupuk yang mengandung nitrogen, karena tanaman yang kelebihan nitrogen akan rentan terhadap serangan virus.Blast diseasemerupakan penyakit busuk akar yang disebabkan oleh serangan jamurPhytiumsp. Pemberantasannya sangat sulit. Tindakan yang dapat dilakukan hanya dengan mencabut dan membakar tanaman yang diserang, sehingga tidak menular ke tanaman yang sehat(Sunarko, 2009).I.SeleksiSeleksi dimain nurserydilakukan dalam empat tahap sebagai berikut :1.Setelah bibit dipindahkan dariprenursery.2.Setelah bibit berumur 4 bulan.3.Setelah bibit berumur 8 bulan.4.Saat bibit dipindahkan ke lapangan.

Ciri bibit tidak normal dan harus dibuang sebagai berikut :1.Bibit yang memanjang kaku (errectic), tinggi melebihi rata-rata, dan daunnya kaku.2.Bibit yang permukaannya rata (flat) dan daun muda lebih pendek.3.Bibit yang merunduk (limp).4.Bibit yang daunnya tidak membelah (fused leaflet).5.Anak daun pendek (short leaflet), sempit, dan selalu menggulung(Sunarko, 2009).J.Pengangkutan BibitPengangkutan bibit harus dapat menjamin bibit tidak rusak dan tidak layu karena terkena panas atau angin kencang. Proses pengangkutan bibit dari lokasi pembibitanmain nurseryke lokasi penanaman dapat berjalan efisien melalui pembagian tugas. Pekerjaan berikut ini seharusnya dibebankan kepada tenaga kerja yang terpisah(Sunarko, 2009).1.Memuat bibit ke dalam truk2.Membongkar dan menurunkan bibit dari truk ke tempat yang telah ditentukan di lapangan3.Mengangkut bibit ke ajir tanaman,

III. BAHAN DAN METODE3.1.Tempat dan WaktuPelaksanaan praktek lapang ini akan dilaksanakan pada akhir bulan Januari hingaFebruari bertempat di Dinas Perkebunan Kelapa Sawit Kec. Kubang

3.2.Materi Jenis Data Praktek LapangData praktek lapang yang dilakukan pada praktek lapang ini terdiri atas dua jenis, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan (observasi) langsung di lapangan dan melalui wawancara langsung dengan pimpinan atau dengan karyawan yang bekerja pada Dinas Perkebunan Kelapa Sawit Kec. Kubang. Data sekunder diperoleh melalui laporan-laporan instansi terkait dengan sistem pembibitan kelapa sawit di Dinas Perkebunan Kelapa Sawit Kec. Kubang.

3.3.Metode Praktek LapangMetode praktek lapang yang digunakan dalam kegiatan praktek lapang ini adalah metode deskriftif dan kualitatif yaitu mengikuti proses kegiatan sistem pembibitan kelapa sawit di Dinas Perkebunan Kelapa Sawit Kec. Kubang. Kemudian, mendeskripsikan secara kualitatif dalam laporan praktek lapang.

3.4.Jadwal KegiatanPraktek lapang akan dilaksanakan selama 144 jam kerja dengan rincian sebagai berikut :Tabel 2. Jadwal kegiatan praktek lapang

NoKegiatanMinggu

12345678

1Pengurusan IzinXX

2Pelaksanaan Prakek LapangXXXXX

3Penulisan LaporanXX

Semua kegiatan praktek lapang yang dilakukan mulai minggu ke-I dan ke-II dalam pengurusan izin, minggu ke-III sampai ke-IV memulai pengisian polibag, pananaman, penyeleksian, perawatan, pemupukan, penyiangan, penyiraman, penyulaman, dan pemindahan dariprenurserykemain nurseryserta pengendalian hama penyakit yang menyerang tanaman kelapa sawit. Pada minggu ke-VIIdilakukan penyeleksian bibit darimain nurseryke lapangan. Jika dalam pelaksanaan di lapangan terjadi perubahan jadwal dalam pelaksanaan praktek lapang, maka kegiatan PKL disesuaikan dengan kondisi yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

Dalimunthe, Masra. 2009.Meraup Untung dari Bisnis Waralaba Bibit Kelapa Sawit.Jakarta. Agromedia PustakaFauzi, 2007.Kelapa Sawit. Jakarta. Penebar SwadayaHartono, 2002.Budidaya Pemanfaatan Hasil dan Limbah Analisa Usaha dan Pemasaran.http://ditjenbun. Deptan.Go.id, diakseskan tanggal 14 maret 2010Hartono, 2008.Kondisi Non Migas Unggulan.Jakarta. Agromedia PustakaLubis, Adlin U. 1992.Kelapa Sawit (Elaeis guinnensisjacq) di Indonesia. Bandar Kuala . Pusat Penelitian MarihatPahan, Iyung. 2008.Manajemen Agribisnis dari Hulu Hingga Hilir.Jakarta. Penebar SwadayaSastrosayono, 2007.Budidaya Kelapa Sawit.Jakarta. Agromedia PustakaSetyamidjaja, 2007.Kelapa Sawit.Yogyakarta. KanisiusSubiantoro, 2009.http://andreysubiantoro.viviti.com/entries/sda/petunjuk-praktis-kelapa sawit-2.31 maret 2010. jam 01.45Sunarko, 2007.Petunjuk Praktis Pengolahandan Budidaya Kelapa Sawit.Jakarta. Agromedia PustakaSunarko, 2009.Budidaya dan Pengolahan Kebun Kelapa Sawit Dengan Sistem Kemitraan.Jakarta. Agromedia Pustaka

CARA PEMBIBITAN KELAPA SAWIT YANG BAIKUntuk memperoleh tanaman kelapa sawit yang berkualitas, salah satunya adalah dengan melaukan pembibitan yang benar. Karena proses pembibitan ini aka sangat berpengaruh terhadap kualitas dan rpoduksi dari tanaman kelapa sawit dikemudian harinya. Oleh karena itu berikut adalah cara pembibitan kelapa sawit yang baik.I. Persyaratan BenihBenih yang baik untuk bibit kelapa sawit harus berasal dari indukan yang jelas dan berkualitas baik. Saat ini di Indonesia terdapat 6 (enam) produsen benih resmi dalam negeri yang menyediakan benih untuk bibit kelapa sawit yaitu Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, PT London Sumatera (Lonsum), PT Socfin, PT Tunggal Yunus Estate, PT Dami Mas Sejahtera dan PT Bina Sawit Makmur.Benih-benih yang dihasilkan oleh produsen resmi ini telah mengalami proses introduksi yang sedemikian rupa dan berulang-ulang sehingga menghasilkan kualitas sangat baik, berasal dari indukan yang jelas asal usulnya sepertiDelidura dan bapak Pisifera.II. Pengecambahan Benih1. Cara yang biasa dilakukan oleh PPKS Medana. Melepaskan tangkai buah dari spikeletnya.b. Waktu pemeraman tandan buah dilakukan selama tiga hari dan sekali-sekali disiram air. Kemudian pisahkan buah dari tandannya dan diperam lagi selama tiga hari.c. Proses yang dilakukan untuk memisahkan daging buah dari bijinya, buah dimasukkan kedalam mesin pengaduk. Kemudian cuci biji yang dihasilkan dengan menggunakan air, setelah itu masukkan kedalam larutan Dithane M-45 0,2% selama kira-kira tiga menit. Keringkan dan seleksi untuk memperoleh biji yang berukuran seragam.d. Proses selanjutnya semua benih yang telah ditreatment disimpan di dalam suatu ruangan tertentu yang telah diatur bersuhu berkisar 27C dan kelembaban berkisar 60-70% sebelum dikecambahkan.2. Cara lainnyaa. Melakukan perendaman biji dalam air selama 6 7 hari, penggantian air dilakukan secara rutin setiap hari, lalu rendam dalam larutan Dithane M - 45 0,2% selama lebih kurang dua menit, selanjutnya biji dikeringanginkan.b. Biji yang telah selesai ditreatment dimasukkan kedalam kaleng pengecambahan dan ditempatkan dalam ruangan dengan temperatur berkisar 39C dan kelembaban berkisar 60 70% selama enampuluh hari. Selanjutnta setiap tujuh hari benih dikeringanginkan selama tiga menit.c. Setelah enampuluh hari rendam benih dalam air sampai kadar air 20 30% dan dikeringanginkan lagi. Masukkan biji ke dalam larutan Dithane M 45 0,2% selama lebih kurang dua menit.d. Selanjutnya benih disimpan diruangan dengan suhu yang sudah diatur berkisar 27C. Setelah sepuluh hari benih berkecambah, pada hari ke 30 tidak digunakan lagi.III. Teknik Pembibitan Benih BerkecambahSecara umum terdapat dua teknik pembibitan yaitu cara dua tahap melalui dederan (prenursery) dan cara langsung tanpa dederan. Lahan pembibitan dibersihkan, diatur perataannya dan dilengkapi dengan instalasi penyiraman. Ada beberapa model jarak tanam biji dipembibitan yaitu 50 x 50 cm, 60 x 60 cm, 65 x 65 cm, 70 x 70 cm, 80 x 80 cm, 85 x 85 cm, 90 x 90 cm atau 100 x 100 cm dalam bentuk segitiga sama sisi. Kebutuhan bibit per hektar dapat diketahui berkisar antara 12.500 sampai 25.000 butir tergantung jarak tanam yang akan digunakan. Sebelumnya agar disiapkan dan disesuaikan segala persyaratan yang diperlukan seperti yang sudah disampaikan dalam gambaran umum persyaratan tumbuh dalam tulisan sebelumnya.1. Cara tak langsunga. DederanKecambah dimasukkan ke dalam polybag 12 x 23 cm atau 15 x 23 cm berisi 1,5 2,0 kg tanah lapisan atas yang telah diayak. Kecambah di tanam dan dibenamkan sedalam dua cm. Tanah di polybag harus selalu terjaga kelembabannya. Simpan polybag dibedengan dengan diameter berkisar 120 cm. Setelah berumur 3 4 bulan dan berdaun emapat sampai lima helai bibit dipindahkan kemudian ditanam ke pembibitan.b. PembibitanBibit dari dederan dipindahkan ke dalam polybag 40 x 50 cm atau 45 x 60 cm setebal 0,1 mm yang berisi 15 30 kg tanah lapisan atas yang diayak. Sebelum bibit ditanam, siram tanah di dalam polybag sampai lembab. Polybagdisusun diatas lahan yang telah diratakan dan diatur dalam posisi segitiga sama sisi dengan jarak seperti disebutkan diatas.2. Cara langsungCara ini pada prinsipnya untuk melakukan penghematan terutama dalam hal penggunaan tenaga dan biaya. Kkecambah langsung ditanam di dalam polybag ukuran besar seperti pada cara pembibitan.IV. Pemeliharaan pembibitan/penyemaian1. Tindakan pemeliharaan dilakukan pada bibit di dederan dan di pembibitan.a. Penyiraman dilakukan dua kali sehari kecuali jika ada hujan lebih dari 7 8 mm. Kebutuhan air sekitar 2 liter untuk setiap polybag.b. Gulma yang tumbuh dicabut atau disemprot dengan herbisida setiap tiga bulan. Penyiangan dilakukan 2 3 kali dalam sebulan atau disesuaikan dengan pertumbuhan gulma. Pemulsaan adalah cara lain untuk mencegah gulma dengan cara menaburkan serasah di polybag sekaligus upaya mempertahankan kelembaban.c. Proses penyeleksian bibit yang tumbuh abnormal, berpenyakit dan mempunyai kelainan genetis harus dibuang. Proses seleksi dilakukan pada saat berumur 4 dan 9 bulan.d. Pemupukan dilakukan berapa kali selama masa pembibitan, diberikan urea atau pupuk majemuk.2. Pemberian pupuk di pembibitana. Umur bibit 4 5 minggu larutan urea 0,2%, 3 4 liter larutan/100 bibit dalam satu minggu rotasi.b. Umur bibit 6 7 larutan urea 0,2%, dosis 4 5 liter larutan/100 bibit dalam satu minggu rotasi.c. Umur bibit 8 16 minggu ; rustica 15.15.6.4 dosis 1 gram/bibit dalam 2 minggu rotasi.d. Umur bibit 17 20 minggu, rustica 12.12.17.2 dosis 5 gram/bibit dalam 2 minggu rotasi.e. Umur bibit 21 28 minggu, rustica 12.12.17.2 dosis 8 gram/bibit dalam 2 minggu rotasi.f. Umur bibit 29 40 minggu, rustica 12.12.17.2 dosis 15 gram/bibit dalam 2 minggu rotasi.g. Umur bibit 41 48 minggu, rustica 12.12.17.2 dosis 17 gram/bibit dalam 2 minggu rotasi.V. Pembiakan dengan Kultur JaringanBahan pembiakan berupa sel akar biasa disebut sebagai metode Inggris dan sel daun biasa disebut sebagai metode Perancis. Metode ini mampu memperbanyak bibit tanaman dengan tingkat produksi tinggi dengan skala yang besar dan pertumbuhan tanaman seragam.VI. Seleksi BibitProses penyeleksian bibit dilakukan sebanyak dua kali yaitu penyeleksian di pembibitan pendahuluan/dederan dan pembibitan utama. Tanaman-tanaman yang tidak memenuhi standar kebutuhan seperti bentuknya yang abnormal dibuang, ciri-ciri :a. Postur bibit terkulaib. Postur bibit kerdil, tidak tumbuh sempurnac. Postur bibit meninggi dan kakud. Terkena serangan penyakite. Bentuk anak daun tidak tumbuh sempurnaf. Anak daun tidak membelah dengan sempurna

Dalam rangka meningkatkan laju pengembangkan Perkebunan di Propinsi Sumatera Utara untuk meningkatkan pendapatan petani, salah satu langkah yang harus ditempuh adalah upaya pengembangan seluruh potensi yang daya tersedia antara lain pemanfaatan bibit berkualitas, peningkatan sumber daya petani perkebunan, melakukan pembinaan tentang kemurnian dan mutu benih, penyediaan sarana dan penggunaan teknologi tepat guna serta pemanfaatan lahan yang tersedia untuk pengembangan perkebunan sehingga terbentuk masyarakat Agribisnis Tanaman Perkebunan. Adanya metoda pelaksanaan yang dilakukan adalah sebagai berikut : Melakukan pengumpulan data dari lapangan yang bersumber dari instansi pembibitan, data penangkar benih dan wawancara langsung dengan petani untuk mencapai keberhasilan produktifitas pada tanaman kelapa sawit ada beberapa hal cara penanggulangan di lapangan yang perlu diperhatikan antara lain :A. KELAPA SAWIT1. PRE NURSERY (PEMBIBITAN AWAL) POLIBEGPersiapan pembibitan dengan menggunakan Polibeg standar PN berwarna hitam untuk menghindari tranparansi dengan ukuran tinggi 22 cm, lebar 15 cm, tebal sekitar 0,5 mm dan memiliki lubang perforasi sebanyak 10 berdiameter 3 mm sebanyak tiga baris berjarak 3 x 4 cm pada bagian setengah bawah polibag. MEDIA PEMBIBITANTanah Top Soil yang agak gembur dan tidak kedap air dimana tanah tersebut sebelumnya sudah dicampur dengan pupuk Dolomite 50 kg untuk 1.500 polibeg yang telah diayak dengan kawat berdiameter 1,5 - 2,0 cm. PENYEMAIANPenyemaian tidak boleh dengan cara menekan untuk menghindari patah radikula, cangkang tertanam 1 cm dari permukaan tanah. NAUNGANSetinggi 2m dari permukaan tanah terbuat dari daun pelepah palma, kelapa sawit, kelapa sebanyak 4 - 5 lembar / meter bibit. Naungan berguna sebagai pelindung bibit dari intensitas langsung sinar matahari dan terbongkarnya akar atau benih sewaktu hujan deras. Pengurangan pelepah dilakukan 1 lembar / 2 minggu setelah bibit berusia 4 minggu. PENYIRAMANBibit disiram setiap hari pada waktu pagi dan sore (tergantung curah hujan) dengan menggunakan gembor untuk mengindari erosi tanah di polibeg. PEMUPUKANBibit PN biasanya tidak dipupuk sampai umur bulan, tetapi jika ditemukan bibit kerdil karena kondisi media tanah yang kurang baik, maka diberikan pupuk Urea dengan konsentrasi 2gr/liter air untuk 100 bibit.2. MAIN NURSERY (PEMBIBITAN UTAMA) POLIBEGUkuran polibeg standar dengan ukuran tinggi 210 m, lebar 7,5 cm dan memiliki lobang peporasi sebanyak 24 berdiameter 0,5 cm dengan jarak 2 x 4 cm. MEDIA PEMBIBITANTanahnya sama dengan sewaktu di PN, saat pengisian tanah ke polibeg diusahan sambil diguncang untuk menghilangkan rongga-rongga udara hingga tanah mencapai 5cm dari bibir polibeg. PEMUPUKANPenaburan pupuk majemuk NPK secara merata dengan jarak 5 cm dari bonggol untuk menghindari Plasmolisis (terbakar/mati jaringan) dengan interval 2 minggu sampai bibit berumur 8 bulan. PENANAMANPemindahan dari PN ke MN setelah umur bibit mencapai 3 s/d 3,5 bulan, biasanya daunnya berjumlah 4 helai untuk memperkecil terjadinya stagnasi pada bibit. Untuk mempercepat penanaman cetakan lubang dibuat dari pipa PVC sepanjang 15 cm. PENGENDALIAN GULMAGulma diluar polibeg disemprot dengan herbisida jenis Roundup, sedangkan yang berada di dalam polibeg harus dilakukan secara manual yaitu dengan cara mencabuti rumput. PENANGGULANGAN PENYAKIT DAN HAMAUntuk penyakit yang sering dijumpai pada bibit seperti Curvularia, Helmithosporium, atau Antracnose dilakukan dengan penyemprotan Dethane, Sekor, atau Delsene dengan takaran 30gr/liter air.Sedangkan hama yang sering menyerang bibit yaitu uret, Apogonia sp, ulat kantong, ulat api dan belalang dapat dilakukan dengan penyemprotan Biosis atau Decis.3. SELEKSI BIBITHal ini sebaiknya dilakukan sejak di Pre Nursery untuk memperoleh bibit yang baik, seragam dalam pertumbuhannya serta mempertahankan potensi produksi kelak setelah tanaman berusia produktif. Penyebab dari abnormalitas bibit dapat berupa salah perlakuan penanaman, penyiraman, pemupukan, dan herbisida maupun genetik dari tanaman tersebut.Adapun kriteria bibit abnormal yang harus diafkir sebagai berikut :1) Bibit tumbuh berputar atau daunnya menguncup dan kaku,2) Bibit dengan anak daun tidak merata,3) Bibit yang terserang penyakit tajuk,4) Bibit kerdil dibandingkan bibit lain dari persilangan dan umur yang sama,5) Bibit yang anak daunnya pendek dan lebar,6) Bibit yang helaian anak daunnya tumbuh rapat atau sangat jarang.

Kelapa sawit adalah tanaman komoditas utama perkebunan Indonesia, di-karenakan nilai ekonomi yang tinggi dan kelapa sawit merupakan tanaman penghasil minyak nabati terbanyak diantara tanaman penghasil minyak nabati yang lainnya (kedelai, zaitun, kelapa, dan bunga matahari). Kelapa sawit dapat menghasilkan minyak nabati sebanyak 6 ton/ha, sedangkan tanaman yang lainnya hanya menghasilkan minyak nabati sebanyak 4-4,5 ton/ha (Sunarko, 2007).Para ahli telah membuat satu bagan yang menggambarkan multi guna kelapasawit dengam membuat pohon industri kelapa sawit, berdasarkan bagan industri dari produk hulu kelapa sawit dapat menghasilkan jenis-jenis produk sebagai berikut ; 1) Minyak sawit (CPO) yang menghasilkan carotene, tocopherol, olein, stearin, soap stok, dan free fatty acid, ; 2) Inti sawit menghasilkan minyak pati dan bungkil, ; 3) Tempurung menghasilkan arang dan bahan baku, ; 4) Serat menghasilkan bahan bakar dan sumber selulosa, ; 5) Tandan kosong digunakan sebagai sumber selulosa dan pupuk kompos, ; 6) Sludge digunakan sebagai komponen makanan ternak (Setyamidjaja, 2006).Menurut Steqo (2010), benih unggul yang dihasilkan dari tahapan pemuliaanmemiliki beberapa kelas yaitu: Benih Penjenis (breeder seed), adalah material pembiak vegetatif yang dihasilkan langsung oleh peneliti. Benih ini digunakan sebagai benih dasar, Benih Dasar (foundation seed), adalah hasil turunan pertama dari benih penjenis. Identitas genetik maupun kemurniannya dijaga baik. Benih ini merupakan sumber dari semua benih sebar, dan yang teakhir adalah Benih Sebar, yaitu benih turunan dari benih dasar dan benih pokok yang langsung digunakan petani untuk dibudidayakan, untuk menghasilkan benih yang bersertifikat atau benih sebar yang terjamin mutunya, baik genetik maupun kemurniannya, pemerintah telah menentukan ketentuan pokok Benih sebar varietas tertentu selanjutnya akan digunakan sebagai bibit.Prenurserymerupakan tahapan pertama sebelummain nursery.Pada tahap ini dilakukan dua tahap yaitu seleksi pertama dan seleksi kedua. Seleksi pertama dilakukan saat tanaman kelapa sawit berumur 2-4 minggu setelah tanam. Tanam seleksi yang kedua dilakukan saat tanaman kelapa sawit sesaat sebelum dipindahkan ke largebag (TahapMain Nursery) yaitu pada umur 3-3,5 bulan. Pada tahap ini tanaman kelapa sawit yang abnormal, mati/rusak saat perngangkutan dan kelainan genetik harus dimusnahkan.