PEMBIAYAAN KESEHATAN.docx

14
PEMBIAYAAN KESEHATAN A. Pendahuluan Saat ini, pelayanan kesehatan belum dinikmati secara merata oleh penduduk Indonesia. Ini terjadi karena terdapat beberapa perbedan seperti jarak geografis, latar belakang pendidikan, keyakinan, status sosial ekonomi, dan kurang cakupan jaminan kesehatan. B. Pengertian Pembiayaan Kesehatan Sistem pembiayaan kesehatan didefinisikan sebagai suatu sistem yang mengatur tentang besarnya dan alokasi dana yang harus disediakan untuk menyelenggarakan dan atau memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang diperlukan oleh perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat. Biaya kesehatan dapat ditinjau dari dua sudut, yaitu : 1. Penyedia pelayanan kesehatan: Merupakan besarnya dana yang harus disediakan untuk dapat menyelenggarakan upaya kesehatan. 2. Pemakai jasa pelayanan: yang dimaksud dengan biaya kesehatan dari sudut pemakai jasa pelayanan (health consumer) adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk dapat memanfaatkan jasa pelayanan. ~ 1 ~

Transcript of PEMBIAYAAN KESEHATAN.docx

Page 1: PEMBIAYAAN KESEHATAN.docx

PEMBIAYAAN KESEHATAN

A. Pendahuluan

Saat ini, pelayanan kesehatan belum dinikmati secara merata oleh penduduk

Indonesia. Ini terjadi karena terdapat beberapa perbedan seperti jarak geografis, latar

belakang pendidikan, keyakinan, status sosial ekonomi, dan kurang cakupan jaminan

kesehatan.

B. Pengertian Pembiayaan Kesehatan

Sistem pembiayaan kesehatan didefinisikan sebagai suatu sistem yang mengatur

tentang besarnya dan alokasi dana yang harus disediakan untuk menyelenggarakan dan

atau memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang diperlukan oleh perorangan,

keluarga, kelompok dan masyarakat.

Biaya kesehatan dapat ditinjau dari dua sudut, yaitu :

1. Penyedia pelayanan kesehatan: Merupakan besarnya dana yang harus disediakan

untuk dapat menyelenggarakan upaya kesehatan.

2. Pemakai jasa pelayanan: yang dimaksud dengan biaya kesehatan dari sudut pemakai

jasa pelayanan (health consumer) adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk

dapat memanfaatkan jasa pelayanan.

Jumlah dana pembiayaan harus cukup untuk membiayai upaya kesehatan yang telah

direncanankan. Bila biaya tidak mencukupi maka jenis dan bentuk pelayanan

kesehatannya harus diubah sehingga sesuai dengan biaya yang disediakan. Distribusi

atau penyebaran dana perlu disesuaikan dengan prioritas. Suatu perusahaan yang unit

kerjanya banyak dan tersebar perlu ada perencanaan alokasi dana yang akurat.

Sumber dana biaya kesehatan berbeda pada beberapa negara, namun secara garis besar

berasal dari :

1. Bersumber dari anggaran pemerintah

~ 1 ~

Page 2: PEMBIAYAAN KESEHATAN.docx

Pada sistem ini, biaya dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan sepenuhnya

ditanggung oleh pemerintah. Pelayanannya diberikan secara cuma-cuma oleh

pemerintah sehingga sangat jarang penyelenggaraan pelayanan kesehatan

disediakan oleh pihak swasta. Untuk negara yang kondisi keuangannya belum baik,

sistem ini sulit dilaksanakan karena memerlukan dana yang sangat besar.

2. Bersumber dari anggaran masyarakat

Dapat berasal dari individual ataupun perusahaan. Sistem ini mengharapkan agar

masyarakat (swasta) berperan aktif secara mandiri dalam penyelenggaraan maupun

pemanfaatannya. Hal ini memberikan dampak adanya pelayanan-pelayanan

kesehatan yang dilakukan oleh pihak swasta, dengan fasilitas dan penggunaan alat-

alat berteknologi tinggi disertai peningkatan biaya pemanfaatan atau

penggunaannya oleh pihak pemakai jasa layanan kesehatan tersebut.

3. Bantuan biaya dari dalam dan luar negeri

Sumber pembiayaan kesehatan, khususnya untuk penatalaksanaan penyakit –

penyakit tertentu cukup sering diperoleh dari bantuan biaya pihak lain, misalnya

oleh organisasi sosial ataupun pemerintah negara lain. Misalnya bantuan dana dari

luar negeri untuk penanganan HIV dan virus H5N1 .

4. Gabungan anggaran pemerintah dan masyarakat

Sistem ini banyak diadopsi oleh negara-negara di dunia karena dapat

mengakomodasi kelemahan – kelemahan yang timbul pada sumber pembiayaan

kesehatan sebelumnya. Tingginya biaya kesehatan yang dibutuhkan ditanggung

sebagian oleh pemerintah dengan menyediakan layanan kesehatan bersubsidi.

Sistem ini juga menuntut peran serta masyarakat dalam memenuhi biaya kesehatan

yang dibutuhkan dengan mengeluarkan biaya tambahan.

C. Masalah Pembiayaan Kesehatan

Kecenderungan meningkatnya biaya pemeliharaan kesehatan menyulitkan akses

masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang dibutuhkannya. Keadaan ini terjadi

terutama pada keadaan dimana pembiayaannya harus ditanggung sendiri ("out of pocket")

dalam sistim tunai ("fee for service").

Kenaikan biaya kesehatan terjadi akibat penerapan teknologi canggih, karakter supply

induced demand dalam pelayanan kesehatan, pola pembayaran tunai langsung ke pemberi

pelayanan kesehatan, pola penyakit kronik dan degeneratif, serta inflasi. Kenaikan biaya

~ 2 ~

Page 3: PEMBIAYAAN KESEHATAN.docx

pemeliharaan kesehatan itu semakin sulit diatasi oleh kemampuan penyediaan dana

pemerintah maupun masyarakat. Peningkatan biaya itu mengancam akses dan mutu

pelayanan kesehatan dan karenanya harus dicari solusi untuk mengatasi masalah

pembiayaan kesehatan ini.

Masalah-masalah dalam pembiayaan kesehatan :

1. Kurangnya dana yang tersedia

2. Penyebaran dana yang tidak sesuai dengan kebutuhan (equity - fairness)

3. Pemanfaatan yang tidak tepat

4. Pengelolaan dana yang belum sempurna

5. Biaya kesehatan yang makin meningkat

- Inflasi

- Demand yang meningkat

6. Kemajuan IPTEK

7. Perubahan pola penyakit (triple burden)

8. Perubahan pola pelayanan kesehatan (fragmented health services)

9. Perubahan pola hubungan dokter pasien

10. Lemahnya mekanisme pengendalian biaya

11. Penyalahgunaan asuransi kesehatan

D. Analisis – Rencana Pembiayaan Kesehatan

Pokok utama dalam pembiayaan kesehatan adalah:

1. Mengupayakan kecukupan/adekuasi dan kesinambungan pembiayaan kesehatan pada

tingkat pusat dan daerah

2. Mengupayakan pengurangan pembiayaan OP dan meniadakan hambatan pembiayaan

untuk mendapatkan pelayanan kesehatan terutama kelompok miskin dan rentan

melalui pengembangan jaminan

3. Peningkatan efisiensi dan efektifitas pembiayaan kesehatan.

Suatu biaya kesehatan yang baik haruslah memenuhi beberapa syarat pokok yaitu:

1. Jumlah

Syarat utama dari biaya kesehatan haruslah tersedia dalam jumlah yang cukup. Yang

dimaksud cukup adalah dapat membiayai penyelenggaraan semua upaya kesehatan

yang dibutuhkan serta tidak menyulitkan masyarakat yang ingin memanfaatkannya.

~ 3 ~

Page 4: PEMBIAYAAN KESEHATAN.docx

2. Penyebaran

Berupa penyebaran dana yang harus sesuai dengan kebutuhan. Jika dana yang

tersedia tidak dapat dialokasikan dengan baik, niscaya akan menyulitkan

penyelenggaraan setiap upaya kesehatan.

3. Pemanfaatan

Sekalipun jumlah dan penyebaran dana baik, tetapi jika pemanfaatannya tidak

mendapat pengaturan yang optimal, niscaya akan banyak menimbulkan masalah,

yang jika berkelanjutan akan menyulitkan masyarakat yang membutuhkan pelayanan

kesehatan.

Untuk dapat melaksanakan syarat – syarat pokok tersebut perlu dilakukan beberapa hal,

antara lain :

1. Peningkatan efektifitasnya . Peningkatan efektifitas dilakukan dengan mengubah

penyebaran atau alokasi penggunaan sumber dana. Berdasarkan pengalaman yang

dimiliki, maka alokasi tersebut lebih diutamakan pada upaya kesehatan yang

menghasilkan dampak yang lebih besar, misalnya mengutamakan upaya pencegahan,

bukan pengobatan penyakit.

2. Peningkatan efisiensi . Peningkatan efisiensi dilakukan dengan memperkenalkan

berbagai mekanisme pengawasan dan pengendalian.

Mekanisme yang dimaksud untuk peningkatan efisiensi antara lain:

a. Standar minimal pelayanan . Tujuannya adalah menghindari pemborosan. Pada

dasarnya ada dua macam standar minimal yang sering dipergunakan yakni:

1) standar minimal sarana, misalnya standar minimal rumah sakit dan standar

minimal laboratorium.

2) standar minimal tindakan, misalnya tata cara pengobatan dan perawatan

penderita, dan daftar obat-obat esensial. Dengan adanya standard minimal

pelayanan ini, bukan saja pemborosan dapat dihindari dan dengan demikian

akan ditingkatkan efisiensinya, tetapi juga sekaligus dapat pula dipakai

sebagai pedoman dalam menilai mutu pelayanan.

b. Kerjasama . Bentuk lain yang diperkenalkan untuk meningkatkan efisiensi ialah

memperkenalkan konsep kerjasama antar berbagai sarana pelayanan kesehatan.

Terdapat dua bentuk kerjasama yang dapat dilakukan yakni:

1) Kerjasama institusi, misalnya sepakat secara bersama-sama membeli peralatan

kedokteran yang mahal dan jarang dipergunakan. Dengan pembelian dan

~ 4 ~

Page 5: PEMBIAYAAN KESEHATAN.docx

pemakaian bersama ini dapat dihematkan dana yang tersedia serta dapat pula

dihindari penggunaan peralatan yang rendah. Dengan demikian efisiensi juga

akan meningkat

2) Kerjasama sistem, misalnya sistem rujukan, yakni adanya hubungan kerjasama

timbal balik antara satu sarana kesehatan dengan sarana kesehatan lainnya.

Jenis pelayanan kesehatan antara lain :

1. Penataan Terpadu (managed care)

Merupakan pengurusan pembiayaan kesehatan sekaligus dengan pelayanan kesehatan.

Pada saat ini penataan terpadu telah banyak dilakukan di masyarakat dengan program

Jaminan Pelayanan Kesehatan Masyarakat atau JPKM. Managed care membuat biaya

pelayanan kesehatan yang dikeluarkan bisa lebih efisien. Persyaratan agar pelayanan

managed care di perusahaan dapat berhasil baik, antara lain: a. Para pekerja dan

keluarganya yang ditanggung perusahaan harus sadar bahwa kesehatannya merupakan

tanggung jawab masing-masing atau tanggung jawab individu. Perusahaan akan

membantu upaya untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Hal ini

perlu untuk menghidari bahaya moral hazard b. Para pekerja harus menyadari bahwa

managed care menganut sistem rujukan. c. Para pekerja harus menyadari bahwa ada

pembatasan fasilitas berobat, misalnya obat yang digunakan adalah obat generik

kecuali bila keadaan tertentu memerlukan life saving. d. Prinsip kapitasi dan

optimalisasi harus dilakukan

2. Sistem reimbursement

Perusahaan membayar biaya pengobatan berdasarkan fee for services. Sistem ini

memungkinkan terjadinya over utilization. Penyelewengan biaya kesehatan yang

dikeluarkan pun dapat terjadi akibat pemalsuan identitas dan jenis layanan oleh

karyawan maupun provider layanan kesehatan.

3. Asuransi

Perusahaan bisa menggunakan modal asuransi kesehatan dalam upaya melaksanakan

pelayanan kesehatan bagi pekerjanya. Dianjurkan agar asuransi yang diambil adalah

asuransi kesehatan yang mencakup seluruh jenis pelayanan kesehatan

(comprehensive), yaitu kuratif dan preventif. Asuransi tersebut menanggung seluruh

biaya kesehatan, atau group health insurance (namun kepada pekerja dianjurkan agar

tidak berobat secara berlebihan).

4. Pemberian Tunjangan Kesehatan

~ 5 ~

Page 6: PEMBIAYAAN KESEHATAN.docx

Perusahaan yang enggan dengan kesukaran biasanya memberikan tunjangan

kesehatan atau memberikan lumpsum biaya kesehatan kepada pegawainya dalam

bentuk uang. Sakit maupun tidak sakit tunjangannya sama. Sebaiknya tunjangan ini

digunakan untuk mengikuti asuransi kesehatan (family health insurance). Tujuannya

adalah menghindari pembelanjaan biaya kesehatan untuk kepentingan lain, misalnya

untuk membeli rokok, minuman beralkohol, dan hal – hal lain yang malah merugikan

kesehatannya.

5. Rumah Sakit Perusahaan

Perusahaan yang mempunyai pegawai berjumlah besar akan lebih diuntungkan

apabila mengusahakan suatu rumah sakit untuk keperluan pegawainya dan keluarga

pegawai yang ditanggungnya. Dalam praktisnya, rumah sakit ini bisa juga

dimanfaatkan oleh masyarakat bukan pegawai perusahaan tersebut. Menyangkut

kesehatan pegawainya, rumah sakit perusahaan harus menyiapkan rekam medis

khusus, yang lebih lengkap, dan perlu dievaluasi secara periodik. Perlu diingatkan

bahwa pelayanan kesehatan yang didapat dari rumah sakit perusahaan diupayakan

bisa lebih baik bila dibandingkan jika dilayani oleh rumah sakit lain. Dengan

demikian, pegawai perusahaan yang dirawat akan merasa puas dan bangga terhadap

fasilitas yang disediakan. Rasa senang menerima fasilitas kesehatan ini akan

membuahkan semangat bekerja untuk membalas jasa perusahaan yang dinikmatinya.

E. Forecasting

Pendekatan pembiayaan kesehatan dikenal dengan Health economics yang

menerapkan prinsip-prinsip ekonomi pada fenomena dan masalah-masalah kesehatan dan

pembiayaan kesehatan. Health economics berfokus pada dua hal, yakni mobilisasi dana

dan belanja kesehatan yang efisien. Pada 2005, WHO menekankan perlunya mobilisasi

dana untuk cakupan jaminan sosial. Sebagai contoh, obat murah sering tidak diyakini

efektif, sedangkan obat yang satuannya mahal belum tentu kurang Cost Effective dalam

jangka panjang. Terkadang, pasien kurang menyakini kondisi yang demikian. Akibatnya,

terjadi banyak pemborosan, baik karena penggunaan obat murah tapi kurang efektif

ataupun obat mahal yang tidak tepat.

Pakar kesehatan masyarakat dari Amerika Serikat Prof. Diana I. Brixner, RPh, PhD,

juga sependapat dalam penerapan konsep Health Economics. Menurutnya, konsep

tersebut dapat membantu menghemat biaya kesehatan secara berkualitas dan tepat guna.

~ 6 ~

Page 7: PEMBIAYAAN KESEHATAN.docx

Sebelumnya, kebijakan kesehatan acap kali didasarkan pada tingkat efikasi dan khasiat

terapi bagi pasien tanpa mempertimbangkan faktor biaya sama sekali. Namun, analisis ini

tidak sesuai lagi dengan keadaan saat ini. “Populasi yang semakin meningkat dan alokasi

pembiayaan kesehatan yang minim di negara-negara berkembang mengharuskan adanya

sebuah analisis evektifitas dan efisiensi inovasi kesehatan di dunia nyata,”ungkapnya.

Dalam penerapannya, Health Economics memerlukan dukungan penuh dari

pemerintah, akademisi, peneliti, dan komunitas media lainnya agar dapat mengatasi

permasalahn kesehatan, khususnya penggunaan obat. Dengan memperkuat pengetahuan

akan Health Economics, diharapkan tercipta sekelompok ahli evaluasi ekonomi yang

dapat mendorong terwujudnya sistem kesehatan yang merata dan efisien di Indonesia.

F. Implementasi

JPKM juga merupakan cara pemeliharaan kesehatan yang diselenggarakan sebagai

suatu usaha bersama guna mengefektifitaskan dan mengefisienkan pembiayaan yang

sebagian besar kurang lebih 70% sudah berasal dari masyarakat. Jadi,pengembangan

JPKM sejalan dengan kebijakan untuk menungkatkan peranserta masyarakat dalam upaya

penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan dengan lebih memusatakan peran pemerintah

untuk mengatur,membina dan menciptakan iklim yang semakin mendiorong peningkatan

peran serta masyarakat itu.

Pengembangan jaminan kesehatan dilakukan dengan beberapa skema sebagai berikut:

1. Pengembangan jaminan pemeliharaan kesehatan keluarga miskin (JPK-Gakin).

2. Pengembangan Jaminan Kesehatan (JK) sebagai bagian dari Sistem Jaminan Sosial

Nasional (SJSN)

3. Pengembangan jaminan kesehatan berbasis sukarela:

a. Asuransi kesehatan komersial

b. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) sukarela

4. Pengembangan jaminan kesehatan sektor informal:

a. Jaminan kesehatan mikro (dana sehat)

b. Dana sosial masyarakat

a. Kebijakan Kesehatan yang Berpihak pada Masyarakat Miskin (Pro Poor Health

Policy)

~ 7 ~

Page 8: PEMBIAYAAN KESEHATAN.docx

Kemiskinan dan penyakit terjadi saling kait-mengkait, dengan hubungan yang tidak

akan pernah putus terkecuali dilakukan intervensi pada salah satu atau kedua sisi,

yakni pada kemiskinannya atau penyakitnya. Hal itu dapat dijelaskan dengan skema

berikut.

Kemiskinan mempengaruhi kesehatan sehingga orang miskin menjadi rentan terhadap

pelbagai macam penyakit, karena mereka mengalami gangguan sebagai berikut:

1) menderita gizi buruk

2) pengetahuan kesehatan kurang

3) perilaku kesehatan kurang

4) lingkungan pemukiman buruk

5) biaya kesehatan tidak tersedia

Sebaliknya kesehatan mempengaruhi kemiskinan. Masyarakat yang sehat menekan

kemiskinan karena orang yang sehat memiliki kondisi sebagai berikut:

1) produktivitas kerja tinggi

2) pengeluaran berobat rendah

3) Investasi dan tabungan memadai

4) tingkat pendidikan maju

5) tingkat fertilitas dan kematian rendah

6) stabilitas ekonomi mantap

b. Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS)

Untuk menjamin akses penduduk miskin terhadap pelayanan kesehatan

sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945, sejak tahun 2005 telah

diupayakan untuk mengatasi hambatan dan kendala tersebut melalui pelaksanaan

kebijakan Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin. Program ini

diselenggarakan oleh Departemen Kesehatan melalui penugasan kepada PT Askes

(Persero) berdasarkan SK Nomor 1241/Menkes /SK/XI/2004, tentang penugasan PT

Askes (Persero) dalam pengelolaan program pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat

miskin.

~ 8 ~

Page 9: PEMBIAYAAN KESEHATAN.docx

Program ini dalam perjalanannya terus diupayakan untuk ditingkatkan melalui

perubahan-perubahan sampai dengan penyelenggaraan program tahun 2008..

Perubahan mekanisme yang mendasar adalah adanya pemisahan peran pembayar

dengan verifikator melalui penyaluran dana langsung ke Pemberi Pelayanan

Kesehatan (PPK) dari Kas Negara, penggunaan tarif paket Jaminan Kesehatan

Masyarakat di RS, penempatan pelaksana verifikasi di setiap Rumah Sakit,

pembentukan Tim Pengelola dan Tim Koordinasi di tingkat Pusat, Propinsi, dan

Kabupaten/Kota serta penugasan PT Askes (Persero) dalam manajemen kepesertaan.

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penjaminan terhadap masyarakat miskin

yang meliputi sangat miskin, miskin dan mendekati miskin, program ini berganti

nama menjadi JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT yang selanjutnya disebut

JAMKESNAS dengan tidak ada perubahan jumlah sasaran.

Tujuan Penyelenggaraan JAMKESMAS

Tujuan Umum :

Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh masyarakat

miskin dan tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal

secara efektif dan efisien.

Tujuan Khusus:

a. Meningkatnya cakupan masyarakat miskin dan tidak mampu yang mendapat

pelayanan kesehatan di Puskesmas serta jaringannya dan di Rumah Sakit

b. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin

c. Terselenggaranya pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabeL

~ 9 ~