PEMBIASAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT ...repository.uinjambi.ac.id/2767/2/SKRIPSI MIRLIANI -...

98
PEMBIASAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA ANAK USIA DINI DI RAUDHATUL ATHFAL NURUL YAQIN DESA SIMPANG SUNGAI DUREN KABUPATEN MUARO JAMBI SKRIPSI Oleh MIRLIANI TRA. 152172 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2019

Transcript of PEMBIASAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT ...repository.uinjambi.ac.id/2767/2/SKRIPSI MIRLIANI -...

  • PEMBIASAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

    PADA ANAK USIA DINI DI RAUDHATUL ATHFAL NURUL

    YAQIN DESA SIMPANG SUNGAI DUREN KABUPATEN

    MUARO JAMBI

    SKRIPSI

    Oleh

    MIRLIANI

    TRA. 152172

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

    2019

  • PEMBIASAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

    PADA ANAK USIA DINI DI RAUDHATUL ATHFAL NURUL

    YAQIN DESA SIMPANG SUNGAI DUREN KABUPATEN

    MUARO JAMBI

    SKRIPSI

    Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu

    (S1) Dalam Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini

    Oleh

    MIRLIANI

    TRA. 152172

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

    2019

  • PERSEMBAHAN

    Syukur Alahamdulillah dengan hati yang tulus dan ikhlas penulis

    ucapkan kehadirat Allah SWT telah memberikan penulis kesempatan untuk

    menyelesaikan Skripsi ini kupersembahkan karyaku untuk Orang- orang yang

    berarti dalam hidupku terutama buat yang tersayang Ayahanda M. Sani dan

    Ibunda Maryam tercinta yang telah membimbing, mengasuh dan mendidik

    ananda dari lahir hingga dewasa dengan penuh cinta kasih sayang, mungkin

    tanpa kalian aku bukan siapa-siapa dihari ini, terima kasih ku ucapkan kepada

    saudara perempuanku satu-satunya Syuhada, S. Pd (Ayuk), Saudara laki-laki ku

    Imron Rosyadi, ST (Abang), Herman, S. Pd (Udo), Masyhuri S. Pd.I (Uthe),

    Fadli, ST (Cik Fad), Nawazir (Bang Cik), ku persembahkan juga karyaku

    teruntuk keponakan-ponakanku Hestiani Utami(kak hes), Maiza Mufida(kak

    za), Mulia Aura(adek ya), Aqiila(kakak rumit), Rafka Akram Arsalan (abang

    ka), Ayra Asyeqaa (adek chika) dan Ghulam Mubarak(adek ghulam).

    Terima kasih atas dukungannya baik secara moril, materil dan do‟a

    yang selalu mengiringi perjalanan ku tidak mungkin saya jadi seperti sekarang

    ini. Terima kasih juga untuk sahabat-sahabatku PHM SQUAD (fazalina, dwi

    kurniawati, ismi windayani, indah Ibrahim, nurhabibah, dan Ananda febyza).

    Teruntuk seseorang yang masih dirahasiakan Allah semoga kita segera

    dipertemukan dan secepatnya di segerakan. dan teman- teman seperjuangan

    khususnya Pendidikan Islam Anak Usia Dini angkatan 2015 yang telah berjasa

    untuk saya selama masa perjuanganku di bangku kuliah sampai saya

    menyelesaikan skripsi ini.

  • MOTTO

    (سورة البقرة)“ ابِۡیَه َو یُِحبُّ اۡلُمتَطَہِِّرۡیه َ یُِحبُّ التَّوَّہ

    اِنَّ ّللّا …”

    Artinya: “… Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan

    menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS. Al- Baqarah:222)

  • ABSTRAK

    Nama : Mirliani

    Jurusan : Pendidikan Islam Anak Usia Dini

    Judul : Pembiasaan Berperilaku Hidup Sehat Pada Anak Usia Dini di

    Raudhatul Athfal Nurul Yaqin Desa Simpang Sungai Duren

    Kabupaten Muaro Jambi

    Skripsi ini membahas tentang Pembiasaan Perilaku Hidup Bersih Dan

    Sehat Pada Anak Usia Dini. Penelitian ini dilakukan pada kelas BI Raudhatul

    Atfhal Nurul Yaqin Desa Simpang Sungai Duren Kecamatan Jambi Luar Kota

    Kabupaten Muaro Jambi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

    Pembiasaan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Anak Usia Dini serta untuk

    mengetahui kendala yang ada di sekolah tersebut. Penelitian ini merupakan

    penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara,

    dan dokumentasi untuk mengetahui pembiasaan perilaku hidup bersih dan sehat

    pada anak usia dini pada kelas BI. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

    terdapat 3 langkah dalam Pembiasaan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada

    Anak Usia Dini Di Raudhatul Athfal Nurul Yaqin Kabupaten Muaro Jambi yaitu

    pembiasaan, kerja sama, dan kebijakan. adapun kendala yang dialami oleh guru

    dalam pembiasaan perilaku hidup bersih dan sehat pada anak usia tersebut adalah

    siswa, sarana dan prasarana kurang memadai. sedangkan upaya yang dilakukan

    oleh guru dalam mengatasi kendala tersebut adalah dengan melatih setiap hari

    mencuci tangan dan membuang sampah pada tempatnya dan sarana prasarana

    masih dalam proses menuju yang lebih baik agar proses belajarnya nyaman.

    penelitian mengenai pembiasaan perilaku hidup bersih dan sehat dapat membuat

    siswa terbiasa mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, membuang sampah

    pada tempatnya dan akan menjadikan pola hidup yang sehat Di Raudhatul Atfhal

    Nurul Yaqin Kabupaten Muaro Jambi.

    Kata Kunci : Pembiasaan Pada Anak, Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat,

    Kelas BI

  • ABSTRACT

    Name : Mirliani

    Department : Early Childhood Islamic Education

    Title : Healthy Life Habitualization for Early Childhood in

    Raudhatul Atfhal Nurul Yaqin Simpang Sungai Duren

    Village, Jambi Luar City District, Muaro Jambi Regency

    This thesis discusses about Habits of Clean and Healthy Life Behavior in

    Early Childhood. This research was conducted at Raudhatul BI class Athfal Nurul

    Yaqin Simpang Sungai Duren Village, Jambi Luar City District, Muaro Jambi

    Regency. The purpose of this study was to find out the Habits of Clean and

    Healthy Life Behavior in Early Childhood and to find out the obstacles that exist

    in the school. This research is a qualitative research, data collection is done by

    observation, interviews, and documentation to find out the habit of clean and

    healthy lifestyle in early childhood in the BI class. The results of this study

    indicate that there are 3 steps in the habit of clean and healthy behavior in early

    childhood in Raudhatul Athfal Nurul Yaqin, Muaro Jambi, namely habituation,

    cooperation, and policy. As for the obstacles experienced by teachers in the habit

    of clean and healthy living behavior for children of this age are students, facilities

    and infrastructure are inadequate. while the efforts made by the teacher in

    overcoming these obstacles are to train every day to wash their hands and dispose

    of garbage in its place and infrastructure in the process of getting better so that the

    learning process is comfortable. Research on the habit of clean and healthy living

    can make students accustomed to washing their hands before and after meals,

    throwing garbage in its place and will make a healthy lifestyle in Raudhatul Athfal

    Nurul Yaqin, Muaro Jambi Regency.

    Keywords: Habits in Children, Clean and Healthy Life Behavior, Class BI

  • KATA PENGANTAR

    Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT/ Tuhan Yang Maha

    „Alim yang kita tidak mengetahui kecuali apa yang diajarkannya, atas

    iradahnya hingga skripsi ini dapat di rampungkan. Shalawat dan salam atas

    Nabi Muhammad SAW pembawa risalah pencerahan bagi manusia.

    Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat

    akademik guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Tarbiyah

    UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa

    penyelesaian skripsi ini tidak banyak melibatkan pihak yang telah memberikan

    motivasi baik moril maupun materil, untuk itu melalui kolom ini Penulis

    menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada :

    1. Dr. H. Hadri Hasan, MA. selaku Rektor UIN Sulthan Thaha

    Saifuddin Jambi.

    2. Ibu Dr. Hj. Armida, M.Pd.I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan

    Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

    3. Ibu Dra. Umil Muhsinin, M.Pd selaku Ketua Program Studi

    Pendidikan Islam Anak Usia Dini

    4. Dra. RTS. Mahdalena, M.Pd.I, selaku dosen pembimbing I dan

    Bapak Amrindono,M.Pd.I, sebagai Pembimbing II yang telah

    meluangkan waktu dan mencurahkan pemikirannya demi

    mengarahkan Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

    5. Bapak dan ibu Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN

    Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang telah memberikan

    Pengetahuan penulis.

    6. Bapak Kabag dan Kasubbag beserta karyawan dan karyawati di

    lingkungan akademik Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN

    Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

  • 7. Ibu Suriyanti, S.Pd.I selaku Kepala Sekolah RA Nurul Yaqin

    Simpang Sungai Duren Kabupaten Muaro Jambi dan Ibu

    Fatmawati, S.Sos selaku guru wali kelas B1 yang telah

    memberikan izin untuk mengadakan Riset Penelitian dan

    memberikan kemudahan kepada Penulis untuk memperoleh data

    di lapangan.

    8. Sahabat-sahabat mahasiswa Piaud kelas A yang telah menjadi

    partner diskusi dalam penyusunan skripsi ini.

    9. Dan lain-lain sesuai kebutuhan akhirnya semoga Allah SWT

    berkenan membalas segala kebaikan dan amal semua pihak yang

    telah membantu. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi

    pengembangan ilmu.

    Jambi, 28 April 2019

    Mirliani

    NIM.TRA.152172

  • DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

    PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................................ ii

    PENGESAHAN .............................................................................................. iii

    NOTA DINAS ................................................................................................. iv

    PERSEMBAHAN ........................................................................................... v

    MOTTO .......................................................................................................... vi

    ABSTRAK ...................................................................................................... vii

    ABSTRACT ..................................................................................................... viii

    KATA PENGANTAR .................................................................................... ix

    DAFTAR ISI ................................................................................................... x

    DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi

    DAFTAR TABEL........................................................................................... xii

    DAFTAR LAMPIRAN

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1 B. Fokus Penelitian ........................................................................... 4 C. Rumusan Masalah ........................................................................ 4 D. Tujuan Penelitian ......................................................................... 4

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    A. Tinjauan Pustaka .......................................................................... 6 B. Study Relavan .............................................................................. 26

    BAB III METODELOGI PENELITIAN

    A. Pendekatan dan Desain Penelitian .............................................. 29 B. Setting dan Subjek Penelitian ..................................................... 29 C. Jenis dan Sumber Data ................................................................ 30 D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 31 E. Teknik Analisis Data .................................................................. 34 F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ......................................... 35 G. Jadwal Penelitian ........................................................................ 36

    BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

    A. Temuan Umum ............................................................................ 38 B. Temuan Khusus ........................................................................... 48

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ................................................................................. 59 B. Saran ........................................................................................... 60 C. Penutup ....................................................................................... 61

    DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 62

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

  • DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2. 1 cara mencuci tangan dengan sabun dan air ................................. 20

  • DAFTAR TABEL

    Tabel 2. 1 Indikator Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat .................................... 16

    Tabel 2. 2 Kompetensi Inti Dan Dasar Perilaku Hidup Sehat.......................... 18

    Tabel 4. 1 Profil Raudhatul Athfal Nurul Yaqin .............................................. 42

    Tabel 4. 2 Struktur Organisasi Raudhatul Athfal Nurul Yaqin ........................ 44

    Tabel 4. 3 Data Guru Raudhatul Athfal Nurul Yaqin ...................................... 47

    Tabel 4. 4 Daftar Nama Siswa Kelas BI Raudhatul Athfal Nurul Yaqin ........ 48

    Tabel 4. 5 Keadaan Sarana Prasarana Raudhatul Athfal Nurul Yaqin ............ 49

    Tabel 4. 6 Ruangan/Bangunan Fisik ................................................................ 50

  • BAB 1

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang

    Kesehatan, Menyatakan bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia dan

    salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita

    bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-

    Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

    Pasal 79 Ayat kesatu (1) Kesehatan sekolah diselenggarakan untuk

    meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam

    lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar,

    tumbuh, dan berkembang secara harmonis dan setinggi-tingginya

    menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.

    Ayat kedua (2) Kesehatan sekolah sebagaimana dimaksud pada

    ayat (1) diselenggarakan melalui sekolah formal dan informal atau

    melalui lembaga pendidikan lain.

    Pendidikan anak usia dini memerlukan pendekatan yang bersifat

    holistik, yaitu keseimbangan dalam pemenuhan asupan gizi, layanan

    kesehatan, psikosional, dan stimulasi pendidikan yang dilaksanakan secara

    terpadu baik oleh pemerintah maupun oleh komponen masyarakat, maka

    dalam kesempatan ini untuk memberdayakan dan memaksimalkan peran dan

    fungsi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan anak usia dini sebagai wadah

    untuk menyatukan visi dan misi dalam rangka peningkatan mutu program

    pendidikan anak usia dini. (Mukhtar Latif,dkk, 2013:9)

    Anak adalah individu yang utuh, oleh karena itu program terintegrasi

    diperlukan untuk memenuhi semua kebutuhan dasar anak agar dapat tumbuh

    kembang dengan sempurna. Proses tumbuh kembang dipengaruhi 3 pilar

    utama, yaitu “gizi, kesehatan, dan stimulasi psikososial” yang dilaksanakan

    secara terpadu. Keterlambatan intervensi kesehatan, gizi, dan psikososial

    mengakibatkan kerugian yang tidak dapat diperbaiki atau diganti dikemudian

    hari.

  • Menurut lembaga organisasi kesehatan dunia WHO (world healthy

    organitation), kesehatan adalah keadaan yang sempurna baik fisik, mental,

    maupun sosial dan tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat, tetapi juga

    diukur dari produktifitasnya dimana seluruh aspek kehidupan sangat

    mendukung kondisi kesehatan manusia. Kesehatan merupakan faktor yang

    sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak. Jika kesehatan anak tidak

    diperhatikan sejak dini maka anak sering sakit-sakitan dan mengalami

    kelambatan atau kesulitan dalam perkembangannya. (Novan Ardy Wiyani,

    2014:101)

    Anak yang pintar dan cerdas tidak lahir begitu saja, melainkan

    terbentuk melalui proses pengasuhan dan pendidikan yang dimulai sejak anak

    itu lahir hingga mereka dewasa. Setidaknya, menurut para pakar, pola hidup

    sehat ditentukan oleh berbagai faktor, yaitu faktor genetis, faktor gizi dan

    juga faktor lingkungan. Tetapi untuk faktor gizi dan lingkungan, itu

    tergantung dari bagaimana kita mengasuh dan mengarahkannya. (Yuli Astuti,

    2016:15)

    Pertama-tama harus diketahui bahwa gizi atau nutrisi merupakan

    kebutuhan pokok dalam membantu proses tumbuh kembang anak. Tanpa

    nutrisi atau gizi yang cukup sulit bagi anak menjalani masa tumbuh

    kembangnya dengan baik. Selain sebagai pendukung utama aktivitas tumbuh

    kembang anak, nutrisi atau gizi yang seimbang juga berfungsi sebagai

    pencegah terjadinya penyakit yang diakibatkan oleh kekurangan nutrisi dalam

    tubuh, seperti kekurangan energi dan protein, anemia, defisiensi yodium,

    defisiensi seng, defisiensi vitamin A, dan lain-lain yang dapat menghambat

    tumbuh kembang anak.

    Anak yang sehat akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan

    yang normal dan wajar, yaitu sesuai dengan standar pertumbuhan fisik anak

    pada umumnya, dan memiliki kemampuan sesuai standar kemampuan anak

    seusianya. Selain itu, anak yang sehat tampak ceria, mau bermain dan berlari,

    berteriak, melompat, memanjat, dan tidak berdiam diri saja. Kondisi sehat

    sejak usia anak-anak akan memberi kesempatan tumbuhnya sumber daya

  • menusia yang sehat dan berkualitas dimasa depan. Agar anak dapat

    melaksanakan kegiatannya seperti bermain yang bermakna dan

    menyenangkan, anak memerlukan gizi yang seimbang. Anak pada masa usia

    dini perlu mendapat pelayanan kesehatan yang lebih besar, karena daya tahan

    tubuhnya masih rendah sehingga mudah terinfeksi atau kekurangan gizi. Oleh

    karena itu diperlukan perhatian khusus terhadap anak-anak tentang

    pendidikan dan pemantauan kesehatan dalam perkembangan mereka.

    Zat gizi sangat diperlukan oleh anak, terutama anak usia 0-4 tahun,

    karena sangat berperan pada kehidupan anak. Anak usia kelompok bermain

    sedang mengalami tumbuh kembang yang amat pesat, terjadi perubahan fisik

    emosi, dimana prosesnya dipengaruhi oleh faktor dari diri anak sendiri

    maupun lingkungannya yang terbiasa memberi asupan gizi yang seimbang

    sesuai dengan usia pertumbuhan dan perkembangannya.

    Berdasarkan pengamatan peneliti di lapangan, sekolah tersebut sudah

    menerapkan sebagian dari perilaku hidup bersih dan sehat, tetapi sebagian

    besar belum terlaksana dengan baik. Ada beberapa faktor, yakni terlihat guru

    tidak memperhatikan anak pada saat membuang sampah pada tempatnya, dan

    guru tidak memperhatikan anak dalam cara mencuci tangan yang baik, setelah

    melakukan kegiatan mewarnai, olahraga anak-anak tidak mencuci tangan,

    dan ketika anak-anak mencuci tangan tidak dengan air yang mengalir,

    melainkan hanya menggunakan dua ember yang berisi air untuk tiga kelas,

    sedangkan jumlah anak-anak ada 63 siswa.

    Sewaktu istirahat anak jajan sembarangan di kantin sekolah, jajanan

    yang dimakan oleh anak adalah makanan ringan yang mengandung banyak

    pengawet dan tidak sehat bagi tubuh anak, peneliti juga melihat banyak anak

    yang membawa makanan siap saji. Seperti, mie, nugget, fried chicken.

    Berdasarkan penjabaran di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti

    judul penelitian mengenai “Pembiasaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

    Pada Anak Usia Dini di Raudhatul Athfal Nurul Yaqin Desa Simpang

    Sungai Duren Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi”.

  • B. Fokus dan Sub Fokus Penelitian

    Berdasarkan latar belakang masalah, dijelaskan bahwa yang menjadi

    objek penelitian adalah kurangnya Pembiasaan Perilaku Hidup Bersih dan

    Sehat Pada Anak Usia Dini di Raudhatul Athfal Nurul Yaqin Desa Simpang

    Sungai Duren Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi. Namun

    demikian, untuk menghindari berbagai permasalahan yang mungkin timbul,

    maka perlu ditetapkan fokus dan sub fokus penelitian.

    Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan anak tentang

    perilaku hidup sehat. Berdasarkan fokus ini, dikemukan sub-sub fokus

    penelitian, yaitu : 1) Pembiasaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Kepada

    Anak, 2) Pembiasaan Mencuci Tangan Sebelum dan Sesudah Makan.

    C. Rumusan Masalah

    1. Bagaimana Situasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Raudhatul

    Athfal Nurul Yaqin?

    2. Bagaimana Penerapan Pembiasaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di

    Raudhatul Athfal Nurul Yaqin?

    3. Apa Kendala yang dihadapi dalam Penerapan Pembiasaaan Perilaku

    Hidup Bersih dan Sehat?

    D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

    1. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan pertanyaan penelitian, maka tujuan

    penelitian ini adalah ingin mengetahui:

    a. Untuk mengetahui situasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di

    Raudhatul Atfhal Nurul Yaqin

    b. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengetahui penerapan

    Pembiasaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di RA Nurul Yaqin

    c. Untuk mengetahui kendala apa saja yang dihadapi dalam Penerapan

    Pembiasaaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

  • 2. Kegunaan Penelitian

    a. Kegunaan teoritik

    setelah melakukan penelitian ini, diharapkan hasilnya dapat

    menjadi bagian langkah dalam pengembangan keilmuan bidang

    pendidikan pada umumnya, dan secara khusus bahwa Pentingnya

    Pembiasaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.

    b. Kegunaan praktik

    Penelitian ini juga bermanfaat sebagai pembelajaran tentang

    pembiasaan hidup sehat di RA Nurul Yaqin Desa Simpang Sungai

    Duren terutama bagi kelas BI.

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Pengertian Pembiasaan Pada Anak

    1. Pembiasaan Pada Anak

    Pramono Yony Abdillah (2010:130) Pembiasaan pada anak

    merupakan hal yang harus diperhatikan baik oleh orang tua maupun guru

    sebagai pendidik disekolah. Dengan melakukan kebiasaan-kebiasaan

    secara rutinitas, anak-anak akan melakukan kebiasaan tersebut tanpa

    diperintah. Dalam pendidikan anak usia dini pembiasaan yang bersifat

    positif sangatlah dibutuhkan anak misalnya membiasakan mencuci tangan

    sebelum makan, pembiasaan disiplin dan perilaku hidup sehat.

    Secara etimologi, pembiasaan berasal dari kata “biasa”. Dalam

    kamus besar Bahasa Indonesia, “biasa” berarti 1) Lazim atau umum, 2)

    Seperti sedia kala, 3) Sudah merupakan hal yang tidak terpisahkan dari

    kehidupan sehari-hari. Dengan adanya prefiks “pe” dan sufiks “an”

    menunjukkan arti proses. Sehingga pembiasaan dapat diartikan dengan

    proses membuat sesuatu/seseorang menjadi terbiasa. dapat dikatakan

    bahwa pembiasaan adalah sebuah cara yang dapat dilakukan untuk

    membiasakan anak didik berfikir, bersikap, bertindak sesuai dengan

    tuntunan ajaran Islam.

    Pembiasaan merupakan kegiatan yang dilakukan secara teratur dan

    berkesinambungan untuk melatih anak agar memiliki kebiasaan-kebiasaan

    tertentu, yang umumnya berhubungan dengan pengembangan kepribadian

    anak seperti emosi, disiplin, budi pekerti, kemandirian, penyesuaian diri,

    hidup bermasyarakat, dan lain sebagainya. Pembiasaan menurut Zainal

    Aqib merupakan upaya yang dilakukan untuk mengembangkan perilaku

    anak, yang meliputi perilaku keagamaan, sosial, emosional dan

    kemandirian. Pembiasaan merupakan proses penanaman kebiasaan.

    Kebiasaan adalah pola untuk melakukan tanggapan terhadap situasi

    tertentu yang dipelajari oleh seorang individu dan yang dilakukan secara

  • berulang-ulang untuk hal yang sama. Pembiasaan adalah sesuatu yang

    sengaja dilakukan secara berulang-ulang agar sesuatu itu dapat menjadi

    kebiasaan.

    Menurut Abdullah Nasih Ulwan, pendidikan dengan proses

    pembiasaan merupakan cara yang sangat efektif dalam membentuk iman,

    akhlak mulia, keutamaan jiwa dan untuk melakukan syariat yang

    lurus.Kebiasaan terbentuk karena sesuatu yang dibiasakan, sehingga

    kebiasaan dapat diartikan sebagai perbuatan atau ketrampilan secara terus-

    menerus, secara konsisten untuk waktu yang lama, sehingga perbuatan dan

    keterampilan itu benar-benar bisa diketahui dan akhirnya menjadi suatu

    kebiasaan yang sulit ditinggalkan. Kebiasaan dapat juga diartikan sebagai

    gerak perbuatan yang berjalan dengan lancar dan seolah-olah berjalan

    dengan sendirinya. (Maulidya Ulfah,dkk, 2015:131)

    Demikian halnya dengan cara mendidik anak. Untuk dapat

    membina agar anak mempunyai sifat-sifat terpuji, tidaklah mungkin

    dengan menggunakan penjelasan pengertian saja, akan tetapi perlu

    membiasakannya untuk melakukan hal-hal yang baik yang diharapkan

    nanti dia akan memiliki sifat itu, serta menjauhi sifat tercela. Kebiasaan

    dan latihan itulah yang membuat dia cenderung untuk melakukan yang

    baik dan meninggalkan yang buruk. Maka, semakin kecil umur anak,

    hendaknya semakin banyak latihan dan pembiasaan agama dilakukan pada

    anak, dan semakin bertambah umur anak, maka hendaknya semakin

    bertambah pula penjelasan dan pengertian tentang agama itu diberikan

    sesuai dengan tingkat perkembangannya. Berdasarkan pengertian diatas,

    maka dapat disimpulkan bahwa pembiasaan berarti cara untuk melakukan

    suatu tindakan dengan teratur dan telah terpikir secara baik-baik dan

    dilakukan secara berulang-ulang sehingga menjadi suatu kebiasaan yang

    sulit untuk ditinggalkan.

    Pembiasaan dalam pendidikan merupakan hal yang penting

    terutama bagi anak-anak usia dini. Anak-anak belum menyadari apa yang

    disebut baik dan tidak baik dalam arti susila. Ingatan anak-anak belum

  • kuat, perhatian mereka lekas dan mudah beralih kepada hal-hal yang

    terbaru dan disukainya. Dalam kondisi ini mereka perlu dibiasakan dengan

    tingkah laku, keterampilan, kecakapan dan pola pikir tertentu.

    Proses pembiasaan berawal dari peniruan, selanjutnya dilakukan

    pembiasaan di bawah bimbingan orang tua, dan guru, peserta didik akan

    semakin terbiasa. Bila sudah menjadi kebiasaan yang tertanam jauh di

    dalam hatinya, peserta didik itu kelak akan sulit untuk berubah dari

    kebiasaannya itu. Hal ini disebabkan karena kebiasaan itu merupakan

    perilaku yang sifatnya otomatis, tanpa direncanakan terlebih dahulu,

    berlangsung begitu saja tanpa dipikirkan lagi.

    Kebiasaan terbentuk karena sesuatu yang dibiasakan, sehingga

    kebiasaan dapat diartikan sebagai perbuatan atau ketrampilan secara terus-

    menerus, secara konsisten untuk waktu yang lama, sehingga perbuatan dan

    keterampilan itu benar-benar bisa diketahui dan akhirnya menjadi suatu

    kebiasaan yang sulit ditinggalkan. Kebiasaan dapat juga diartikan sebagai

    gerak perbuatan yang berjalan dengan lancar dan seolah-olah berjalan

    dengan sendirinya. Perbuatan ini awalnya dikarenakan pikiran yang

    melakukan pertimbangan dan perencanaan, sehingga nantinya

    menimbulkan perbuatan yang apabila perbuatan ini diulang-ulang maka

    akan menjadi kebiasaan.

    Agar pembiasaan itu benar-benar dapat terlaksana dengan baik

    pada anak, peran orang tua lah yang akan menjadikan contoh dan teladan

    bagi anak dirumah. Anak sering disebut dengan peniru ulung oleh karena

    nya kita sebagai orang harus menjadi panutan untuk anak-anaknya, ketika

    disekolah hanya lebih menegaskan, melaksanakan, mengajarkan bahwa

    pembiasaan pada anak usia dini itu penting. Kerja sama antara orang tua

    dan guru disekolah harus lah berkesinambungan

    http://www.referensimakalah.com/2011/11/material-makalah-peran-keluarga_9513.html

  • 3. Pengertian Anak Usia Dini

    Seorang psikolog terkemuka, Howard Gardner menyatakan

    bahwa anak-anak pada usia lima tahun pertama selalu diwarnai

    dengan keberhasilan dalam belajar mengenai segala hal. Ia

    menyatakan bahwa anak usia enam atau tujuh tahun menaruh harapan

    yang tinggi untuk berhasil dalam mempelajari segala hal, meskipun

    dalam praktiknya selalu buruk.Dari pendapat tersebut menginspirasi

    para pakar pendidikan sehingga untuk menciptakan generasi yang

    berkualitas, pendidikan harus dimulai sejak dini (0-6 tahun).

    (Maulidyah Ulfah, 2015:3)

    Di Indonesia, anak usia dini ditujukan kepada anak yang

    berusia 0 sampai 6 tahun (Masnipal, 2013). Dalam proses

    pendidikannya, biasanya mereka dikelompokkan menjadi beberapa

    tahapan berdasarkan golongan usia. Misalnya untuk usia 2-3 tahun

    masuk kelompok taman penitipan anak, usia 3-4 tahun untuk

    kelompok bermain, dan 4-6 tahun untuk taman kanak-kanak atau

    raudhatul atfhal. Sementara itu, The National Asoociation for the

    Education for Young Children (NAECY), membuat klasifikasi rentang

    usia dini (Early Childhood) yaitu sejak lahir sampai dengan usia 8

    tahun, dengan beberapa varian tahapan pembelajaran. (Novi Mulyani,

    2016:7)

    Undang-undang Perlindungan Anak Nomor 23 Tahun 2002

    menyatakan bahwa, setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh,

    berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan

    martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dan kekerasan

    dan diskriminasi. (Maidin Gultom, 2014:19)

    Dalam pasal 4 menyebutkan bahwa setiap anak berhak

    memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka

    pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai

    minat dan bakatnya. Dan selain hak anak sebagaimana yang

    dimaksud dalam ayat (1), khususnya bagia anak yang

    menyandang cacat juga berhak memperoleh pendidikan luar

  • biasa, sedangkan anak yang memiliki keunggulan juga

    mendapatkan pendidikan khusus.

    Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

    Nasional menyebutkan bahwa, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

    adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

    sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian

    rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan

    jasmani-rohani, agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan

    lebih lanjut.

    Kemudian, pada bagian ketujuh pasal 28 dijelaskan bahwa:

    Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-6

    tahun yang sedang mengalami perkembangan dan

    pertumbuhan yang sangat pesat, sehingga diperlukan stimulasi

    yang tepat agar dapat tumbuh dan berkembang dengan

    maksimal. Pemberian stimulasi tersebut melalui lingkungan

    keluarga, PAUD jalur non formal seperti tempat penitipan

    anak (TPA) atau kelompok bermain (KB) dan PAUD jalur

    formal seperti TK dan RA.

    Pada umur 0 sampai 5 tahun, anak mengalami pertumbuhan dan

    perkembangan. Masa itu adalah masa keemasan (golden age atau the

    golden years), sehingga pada umur itu adalah hal yang harus diperhatikan

    untuk memberikan gizi kepada si anak. Tetapi gizi saja bukan satu-

    satunya, pendidikan dan pembelajaran dari para orang tua dan lingkungan

    keluarga adalah hal yang utama untuk mencetak anak yang cerdas. (Yuli

    Astuti, 2016:26)

    Pada masa itu hampir seluruh potensi anak mengalami masa peka

    untuk tumbuh dan berkembang secara cepat dan hebat. Perkembangan

    setiap anak tidak sama karena individu memiliki perkembangan yang

    berbeda. Makanan yang bergizi dan seimbang serta stimulasi yang intensif

    sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tersebut.

    Apabila anak diberikan stimulasi secara intensif dari lingkungannya, maka

    anak akan mampu menjalani tugas perkembangannya dengan baik.

  • Masa anak usia dini merupakan masa peletakan dasar atau pondasi

    awal bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Apa yang diterima anak

    pada masa usia dini, apakah itu makanan, minuman, serta stimulasi dari

    lingkungannya memberikan kontribusi yang sangat besar pada

    pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa itu dan berpengaruh

    besar terhadap pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya. (Suyadi,

    2013:5)

    B. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Anak

    1. Pengertian Perilaku Anak Usia Dini

    Perilaku adalah cerminan kepribadian seseorang yang tampak

    dalam perbuatan dan interaksi terhadap orang lain dalam lingkungan

    sekitarnya. Perilaku merupakan internalisasi nilai-nilai yang diserap oleh

    seseorang selama proses berinteraksi dengan orang di luar dirinya.

    Perilaku seseorang menunjukkan tingkat kematangan emosi, moral,

    agama, sosial, kemandirian dan konsep dirinya. Tak heran karena perilaku

    manusia terbentuk selama proses perjalanan kehidupannya.

    Perilaku anak usia dini pada masa ini sedang dalam pembentukan,

    selain karena faktor genetik, lingkungan sangat berpengaruh dalam

    pembentukan kepribadiannya. Anak usia dini bersifat imitatif atau peniru,

    apa yang ia lihat, rasakan dan lihat dari lingkungannya akan diikutinya

    karena ia belum mengetahui batasan benar dan salah, baik dan buruk, serta

    pantas dan tidak pantas. Anak masih belajar coba-ralat berperilaku yang

    dapat diterima oleh lingkungannya.

    Oleh karena itu, masa usia dini ini adalah masa yang peka untuk

    menerima pengaruh dari lingkungannya. Hal ini merupakan kesempatan

    bagi lingkungan, dalam hal ini orang tua-guru-sekolah, untuk memberikan

    pengaruh edukatif seluas-luasnya kepada anak, agar membantu

    mengembangkan perilaku anak yang positif.

    Pada anak, perilaku dapat terbentuk melalui kebiasaan sehari-hari

    secara non-formal. Artinya, suatu perbuatan yang dilakukan atas anjuran

    orang dewasa ataupun perilaku orang dewasa yang sengaja ditujukan

  • kepada anak untuk diikuti. Dalam pendidikan anak usia dini, hal ini dapat

    dilakukan misalnya berdoa bersama, mencuci tangan, berbagi dalam

    bermain, menjaga kebersihan, bersikap sopan-santun, mengucapkan terima

    kasih-maaf-permisi.

    Perilaku anak usia dini mencakup moral, disiplin, sikap beragama,

    sosial, emosi, dan konsep diri. Dalam pembelajaran anak usia dini pada

    lembaga pendidikan anak usia dini pengembangan perilaku moral, agama,

    sosial, dan emosi dilakukan melalui pembiasaan sehari-hari.

    Untuk membantu pengembangan perilaku anak, tentunya seorang

    guru anak usia dini perlu tahu perkembangan anak dalam aspek-aspek

    moral, agama, sosial dan emosi, agar dapat mengetahui stimulasi apa yang

    perlu dilakukan dan dengan strategi pembelajaran yang bagaimana dapat

    membantu mengembangkan perilaku anak tersebut.

    Untuk itu marilah kita bahas satu per satu aspek-aspek yang

    membantu mengembangkan perilaku anak:

    1) Moral

    Moral berasal dari bahasa Latin: Mores, yang artinya tata cara,

    kebiasaan dan adat. Sedangkan Perilaku moral adalah perilaku

    yang sesuai dengan standar moral dari kelompok sosial

    tertentu. Perilaku moral dikendalikan oleh konsep-konsep

    moral. (Mursyid, 2015:76)

    2) Konsep moral

    (a) Terbentuk dari peraturan perilaku yang telah menjadi

    kebiasaan bagi anggota suatu budaya.

    (b) Konsep moral inilah yang menentukan perilaku yang

    diharapkan dari seluruh anggota kelompok.

    (c) Perilaku tak bermoral: perilaku yang tidak sesuai dengan

    harapan sosial. Penyebabnya/dasarnya: ketidaksetujuan

    dengan standar sosial atau kurang adanya perasaan wajib

    menyesuaikan diri.

    (d) Perilaku amoral/nonmoral

  • 2. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Anak Usia Dini

    1) Faktor Herediter

    Faktor herediter atau nature merupakan karakteristik bawaan

    atau faktor gen yang turunkan dari orang tua kandung kepada anaknya

    (Novan Ardy Wiyani, 2014:16). Faktor hereditas ini merupakan salah

    satu faktor penting yang mempengaruhi perilaku anak usia dini.

    Menurut penelitian, faktor hereditas ini mempengaruhi perilaku dan

    kepribadian seseorang. Islam bahkan telah mengidentifikasi

    pentingnya faktor hereditas dalam perilaku anak sejak 14 abad yang

    lalu. Nabi Muhammad Saw “menikahlah kalian dengan sumber

    (penghentian) yang baik, karena sesungguhnya hal itu akan menurun

    kepada anak-anaknya”.

    Dalam sudut pandang hereditas, karakteristik seseorang

    dipengaruhi oleh gen yang merupakan karakteristik bawaan yang

    diwariskan (genotip) dari orang tuanya, yang akan terlihat sebagai

    karakteristik yang dapat diobservasi (fenotip). Pembawaan yang telah

    terdapat pada anak telah ditentukan sejak dilahirkan itulah yang

    menentukan perilakunya kelak.

    2) Faktor Lingkungan

    Faktor lingkungan ini sering disebut dengan istilah nurture.

    Faktor lingkungan diartikan sebagai kekuatan kompleks dari dunia

    fisik dan sosial yang mempengaruhi susunan biologis dan pengalaman

    psikologis anak sejak belum ada dan sesudah lahir. Faktor ini meliputi

    semua pengaruh lingkungan, termasuk di dalamnya pengaruh-

    pengaruh berikut:

    (a) Keluarga

    Dalam perspektif ilmu pendidikan, keluarga merupakan

    lingkungan pendidikan yang pertama dan utama. Jadi dapatlah

    dikatakan lingkungan keluarga memainkan peranan utama

    dalam menentukan perilaku anak, dan di lungkungan keluarga

    inilah anak mula-mula pendidikan. Orang tua mereka

  • merupakan pendidik bagi mereka. Pola asuh orang tua, sikap,

    serta situasi dan kondisi yang sedang melingkupi orang tua

    dapat mempengaruhi perilaku anak. selain itu, kedudukan anak

    dalam lingkungan keluarga serta banyaknya anggota keluarga

    juga dapat mempengaruhi perilaku anak.

    (b) Sekolah

    Sekolah merupakan lingkungan kedua bagi anak, di

    sekolah anak berinteraksi dengan pendidik PAUD dan teman

    sebayanya. Proses interaksi antara anak dengan pendidik

    PAUD dan anak dengan teman sebayanya dapat

    mempengaruhi perilaku anak.

    Stimulus yang diberikan oleh pendidik PAUD terhadap

    anak memiliki andil yang tidak sedikit dalam mengoptimalkan

    perilaku anak. Pendidik PAUD merupakan wakil dari orang

    tua mereka saat mereka berada disekolah. Pola asuh dan

    perilaku yang ditampilkan oleh pendidik PAUD dihadapan

    anak juga dapat mempengaruhi perilakunya. Perilaku yang

    ditampilkan oleh teman sebaya juga memiliki andil dalam

    menentukan perilaku seorang anak. jika seseorang anak dan

    teman sebayanya dapat bermain sesuai dengan aturan, maka

    dapat itu dapat mengoptimalkan perilaku anak.

    (c) Masyarakat

    Kebiasaan pada suatu masyarakat dapat mempengaruhi

    cara belajar dan hasil belajar anak, religiusitas suatu

    masyarakat juga akan sangat menentukan dalam perilaku

    moral dan agama anak, dan lainnya.

    3) Faktor Umum

    Faktor umum di sini maksudnya merupakan unsur-unsur

    yang dapat digolongkan kedalam kedua faktor diatas (faktor

    hereditas dan lingkungan). Jadi mudahnya, faktor umum

    merupakan campuran dari faktor hereditas dan faktor lingkungan.

  • 3. Penerapan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Anak

    Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat dapat dimulai dengan

    menerapkan kebiasaan memelihara kebersihan sejak dini. Hal ini sangat

    bermanfaat untuk selalu dilakukan agar kesehatan tubuh tetap terjaga.

    Akan tetapi upaya dalam mewujudkan kondisi yang sehat baik lingkungan

    maupun individu, diperlukan langkah-langkah yang kongkrit untuk

    mencapainya.

    Penanaman perilaku hidup bersih dan sehat melalui sekolah

    merupakan langkah yang sangat strategis. Hal ini dikarenakan anak

    sekolah merupakan generasi penerus bangsa yang perlu dijaga,

    ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Selain itu, anak usia sekolah

    merupakan anak diusia muda, yaitu usia yang berada dalam tahap

    pertumbuhan dan perkembangan sehingga masih peka terhadap

    penanaman perilaku hidup bersih dan sehat melalui pendidikan.

    Perilaku Hidup Bersih di Sekolah adalah sekumpulan perilaku yang

    dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah

    atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri

    mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan

    aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat (Kepala Bidang PSD PP-PAUD

    dan Dikmas Jawa Barat, 2017:17). PHBS disekolah adalah upaya untuk

    memberdayakan siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah agar

    tahu, mau dan mampu mempraktikan PHBS, dan berperan aktif dalam

    mewujudkan sekolah sehat.

  • Tabel 2.1 Indikator Perilaku Sehat

    NO ASPEK INDIKATOR

    1 Kebersihan

    Lingkungan

    a. Membuang sampah

    b. Merapikan mainan

    c. Membantumembereskan piring setelah

    makan

    d. Membantumembersihkanlingkungan

    sekolah dan rumah

    e. Meletakan sepatu/sandal pada

    tempatnya

    f. Buang air kecil dan besar pada

    tempatnya

    2 Kebersihan Diri a. Mandi dua kali sehari

    b. Mandi menggunakan sabun

    c. Keramas setiap 2 hari sekali

    d. Menggunakan pasta gigi untuk

    menggosok gigi

    e. Sikat gigi 2 kali sehari

    f. Membersihkan telinga

    3 Perilaku Makan

    dan Minum

    a. Terbiasa Sarapan pagi

    b. Minum susu setiap hari

    c. Makan 3 kali sehari

    d. Mau makan sayur

    e. Cuci tangan sebelum makan

    f. Mau minum air putih matang

    4 Perilaku Sakit

    Penyakit

    a. Memotong kuku

    b. Cuci tangan sebelum makan

  • a. Indikator PHBS untuk anak usia dini

    Beberapa indikator PHBS Individu anak usia dini meliputi:

    1) Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan memakai sabun

    2) Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin Sekolah

    3) Menggunakan jamban yang bersih dan sehat

    4) Olahraga yang teratur dan terukur

    5) Memberantas jentik nyamuk

    6) Tidak merokok di Sekolah

    7) Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6

    bulan sekali

    8) Membuang sampah pada tempatnya

    Perilaku hidup bersih dan sehat pada hakikatnya sangat erat

    kaitannya dengan respon seseorang terhadap perilaku kehidupan

    sehari-harinya, penerapan perilaku atau upaya yang dilakukan untuk

    c. Cuci kaki dan tangan

    d. Mau minum obat pada saat sedang

    sakit

    e. Minta diantar ke dokter pada saat tidak

    enak badan

    f. Mengganti baju

    5 Perilaku

    Keseimbangan

    a. Saat sekolah anak mengantuk

    b. Bangun pagi sebelum jam 5 pagi

    c. Tidur lebih dari jam 9

    d. Melakukan aktifitas tidur siang

    e. Berangkat sekolah jalan kaki

    f. Olah raga seminggu sekali

  • menjaga dan memelihara kesehatan yaitu: (Kepala Bidang PSD PP-

    PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017:32)

    1) Memelihara kebersihan diri

    2) Memilih makanan yang sehat dan bergizi

    3) Istirahat

    4) Olahraga

    5) Menghindari terjadinya penyakit

    6) Meningkatkan taraf kecerdasan dan rohani

    7) Melakukan pemeriksaan kesehatan

    8) Melakukan kebiasaan sehat

    b. Indikator PHBS di Sekolah

    Indikator PHBS di Sekolah adalah sekumpulan perilaku yang

    dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan

    sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga

    secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan

    kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan

    sehat. Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk

    menilai PHBS di sekolah (Sri Yuniarti, Ema Wulan,dkk, 2015:9)

    yaitu:

    Tabel 2.2 Kompetensi Inti dan Dasar Perilaku Hidup Sehat

    KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

    KI-2. Memiliki perilaku

    hidup sehat, percaya diri,

    disiplin, mandiri, peduli,

    mampu menghargai dan

    toleran kepada orang lain,

    mampu menyesuaikan diri,

    jujur, rendah hati dan santun

    dalam berinteraksi dengan

    2.1 memiliki perilaku yang mencerminkan hidup

    sehat

    2.2 memiliki perilaku yang mencerminkan sikap

    percaya diri

    2.3 memiliki perilaku yang mencerminkan sikap

    disiplin

    2.4 memiliki perilaku yang mencerminkan sikap

  • keluarga, pendidik dan teman sabar (mau menunggu giliran, mau

    mendengarkan ketika orang lain berbicara)

    1) Lembaga Pendidikan memiliki sarana mencuci tangan dan

    warga sekolah terbiasa mencuci tangan dengan air yang

    mengalir dan menggunakan sabun.

    2) Lembaga Pendidikan melakukan Program Gizi Holistik dalam

    rangka pemenuhan gizi anak dan menghindari makanan yang

    tidak aman bagi anak usia dini

    3) Lembaga Pendidikan menyediakan dan warga sekolah

    menggunakan jamban yang bersih dan sehat.

    4) Lembaga Pendidikan memiliki Program Olahraga yang teratur

    dan terukur.

    5) Lembaga Pendidikan memberantas jentik nyamuk secara

    berkala.

    6) Lembaga Pendidikan melaksanakan penimbangan berat badan

    dan pengukuran tinggi badan minimal 1 (satu) bulan sekali.

    7) Lembaga Pendidikan menyediakan tong sampah dan warga

    sekolah membuang sampah pada tempatnya.

    c. Mencuci Tangan

    Beberapa penelitian menunjukan mencuci tangan saja tanpa

    sabun tidak efektif untuk kebersihan terutama untuk membunuh

    kuman, padahal mencuci tangan dengan sabun merupakan salah satu

    upaya pencegahan penyakit.

    Cuci tangan adalah tindakan yang sering kita anggap sepele,

    namun merupakan hal yang sangat penting dalam menjaga hygiene

    tangan maupun kulit serta salah satu upaya mencegah infeksi

    nosokomial.

  • Para ahli kesehatan menjelaskan bahwa cara mencuci tangan

    yang benar adalah dengan cara menyelah-menyelah jari, berikut

    merupakan cara mencuci tangan menurut para ahli kesehatan:

    1) Tahapan cuci tangan yang baik dan benar

    a) Basahi tangan yang mengalir.

    b) Pakailah sabun sambil membersihkan bagian-bagian

    tangan dengan rinci selama 20 detik.

    c) Bersihkan telapak tangan dengan cara menggosok-

    gosokkan telapak tangan yang saling berhadapan.

    d) Bersihkan punggung tangan dengan cara menggosok-

    gosokkan punggung tangan yang satu dengan telapak

    tangan yang lain secara bergantian.

    e) Bersihkan jari jemari dan persendian dengan cara

    meremas antara jari-jari tangan kiri dan kanan.

    f) Bersihkan ibu jari dengan cara menggenggam ibu jari

    yang satu dengan jari lainnya dan saling memutar-mutar

    denganarah berlawanan secara begantian.

    g) Bersihkan ujung jari dengan cara menggosok-gosokkan

    ujung jari terhadap telapak tangan yang satunya secara

    bergantian.

    h) Bersihkan pergelangan tangan dengan cara memegang

    pergelangan tangan yang satu dengan yang lain dan

    saling memutar dari arah berlawanan.

    i) Bilas pada air yang mengalir guna membersihkan tangan

    dari sabun.

    j) Keringkan dengan handuk atau di angina-anginkan.

    2) Manfaat mencuci tangan

    a) Membersihkan tangan dari bakteri, bahan kimia dan

    kotoran lainnya.

  • b) Dengan tangan yang bersih dapat mencegah penyakit

    dan bahan berbahaya lainnya agar tidak masuk tubuh

    yang dapat menimbulkan sakit.

    c) Membiasakan diri untuk selalu hidup bersih dan sehat

    guna untuk keuntungan diri sendiri dan orang lain.

    3) Waktu mencuci tangan

    a) Sebelum dan sesudah makan.

    b) Sesudah dari kamar mandi

    c) Sesudah memegang benda kotor (uang dan hewan)

    d) Sepulang dari bepergian.

    e) Sebelum menyiapkan makanan.

    Tangan merupakan bagian tubuh yang banyak bersentuhan

    dengan sumber-sumber kuman baik secara lansung maupun tidak

    lansung. Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia

    dan binatang (faeses), air seni (urin), ataupun cairan tubuh lain (seperti

    ingus, dan makanan/minuman yang terkontaminasi saat tidak dicuci

    dengan sabun dapat memindahkan bakteri, virus, dan parasit pada

    orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya sedang ditularkan.

    Berikut beberapa penyakit akibat tidak cuci tangan yang dapat

    dicegah dengan mencuci tangan dengan benar dan bersih: diare,

    cacingan, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), TBC. Selain untuk

    membunuh kuman yang menempel pada tangan, sabun juga berperan

    dalam melepaskan lemak dan kotoran yang menempel. Didalam

    lemak dan kotoran yang menempel inilah terdapat kuman penyakit

    hidup.

    Mencuci tangan membutuhkan waktu lebih lama sedikit, Waktu

    yang diperlukan mencuci tangan dengan sabun lebih kurang 1 (satu)

    menit. Hal ini yang menyebabkan kadangkala anak usia dini bahkan

    orang dewasa cenderung mencuci tangan tanpa sabun. Untuk

    mencegah infeksi pada anak usia dini apalagi bayi yang sangat rentan

    terhadap infeksi maka pendidik/pengasuh harus memastikan bahwa

  • tangannya selalu dalam keadaan bersih dan kuku sebaiknya terpotong

    pendek, mencuci tangan harus menjadi kebiasaan secara teratur

    pendidik.

    Pendidik harus mengajarkan dan membangun pembiasaan

    mencuci tangan pada anak usia dini, sudah bisa didorong melakukan

    cuci tangan sendiri, fasilitas mencuci tangan harus disediakan di

    lembaga PAUD, bentuk dan kenyamanannya. Waktu mencuci tangan

    bagi Anak Usia Dini: Sebelum dan sesudah makan, sesudah buang air

    besar (BAB) dan buang air kecil (BAK), sesudah bermain, esudah

    memegang atau bersentuhan semua benda yang menjadi sumber

    kuman.

    d. Makanan dan Minuman yang Sehat

    Manusia dalam melakukan kegiatan atau aktivitas sehari-hari

    memerlukan suatu hal yang disebut energi. Energi yang dibutuhkan

    manusia didapatkan diantaranya berasal dari makanan dan minuman.

    Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Sunita Almatsier (2009: 7)

    bahwa semua zat gizi yang diperlukan tubuh terdapat di dalam

    makanan yang kita makan sehari-hari.

    Menurut Yuli Astuti (2016 : 15), sehat adalah makanan yang

    seimbang. Makanan yang seimbang merupakan makanan yang

    memiliki zat gizi atau nutrisi yang cukup bagi tubuh. Misalnya

    karbohidrat, lemak, protein, mineral, vitamin dan air. Makanan sehat

    juga merupakan makanan yang terhindar dari bibit-bibit penyakit dan

    harus bebas dari kuman-kuman yang membawa penyakit berbahaya

    bagi tubuh.

    Dalam kehidupan sehari-hari, manusia membutuhkan asupan

    cairan dalam tubuhnya sekitar 1,6 - 2 liter air. Sunita Almatsier (2009:

    6) memaparkan bahwa manusia harus menjaga keseimbangan air yang

    ada di dalam tubuhnya, karena jika tubuh kekurangan air maka akan

    timbul dehidrasi yang memiliki dampak buruk bagi tubuh.

  • Kesehatan dan gizi anak sangat penting untuk diperhatikan

    sejak dini mulai dari kandungan. Kesehtan gizi sangat mempengaruhi

    perkembangan, kesehatan dan gizi dapat diartikan sebagai suatu hal

    yang mendatangkan sehat dab kebaikan dengan membeikan zat

    makanan yang dibutuhkan tubuh. (Mursid, 2015: 143).

    Perilaku terhadap makanan dan minuman yang bergizi

    meliputi beberapa hal :

    1) Pemilihan Jenis dan kebersihan makanan dan minuman

    Setiap orang perlu mengkonsumsi beraneka ragam

    makanan yang didalamnya terdapat unsur-unsur zat gizi yang

    diperlukan oleh tubuh. menurut (Endang L Achadi, 2014:14)

    macam-macam zat gizi yang diperlukan oleh tubuh yaitu ;

    (a) Zat tenaga

    Zat tenaga yang didapatkan dari : beras, jagung,

    gandum, kentang. Makanan dengan kandungan zat tenaga

    sangat menunjang dalam memberikan tenaga guna

    melakukan aktivitas sehari-hari.

    (b) Zat pembangun

    Zat Pembangun yang terdiri dari dua sumber yaitu

    berasal dari tumbuh-tumbuhan atau nabati yang terdiri dari

    kacang-kacangan, tempe, tahu. Berasal dari hewan yang

    terdiri dari telur, ikan, ayam, daging, susu serta hasil olahan

    seperti keju. Zat pembangun sangat berperan dalam

    pertumbuhan dan perkembangan seseorang.

    (c) Zat pengatur

    Zat pengatur yang didapatkan dari semua sayur-

    sayuran dan buah-buahan. Makanan ini mengandung

    berbagai vitamin dan 31 mineral, yang berperan untuk

    melancarkan bekerjanya fungsi fungsi organ tubuh.

  • 2) Waktu dan jumlah Makanan dan minuman

    Menurut Giri Wiarto (2012: 31), waktu makan disarankan 3

    kali dalam sehari yaitu pagi (pukul 07.00), siang (13.00) dan

    malam (19.00). Makan 3 kali dalam sehari ini dimaksudkan untuk

    memenuhi energi yang dibutuhkan oleh tubuh. Semakin banyak

    beraktivitas maka energi yang dibutuhkan seseorang juga akan

    lebih banyak.

    Makan terlalu banyak akan menyebabkan perut sesak. Perut

    yang penuh akan menekan jantung dan paru-paru sehingg kita akan

    sulit untuk bernafas. Selain itu dapat membuat kita mual dan

    mengantuk.

    e. Kebersihan Tubuh dan Pakaian

    Upaya pertama agar seseorang selalu dalam keadaan sehat

    yaitu dengan menjaga kebersihan diri sendiri atau kebersihan pribadi.

    Menurut (Giri Wiriarto 2012: 9), kebersihan pribadi segala usaha dan

    tindakan seseorang untuk menjaga, memelihara, dan meningkatkan

    derajat kesehatannya sendiri dalam batas-batas kemampuannya, agar

    mendapatkan kesenangan hidup dan mempunyai tenaga kerja yang

    sebaik-baiknya.

    usaha-usaha yang dapat dilakukan dalam upaya menjaga

    kebersihan pribadi, antara lain:

    1) Menjaga kebersihan rambut, hidung, telinga, gigi dan

    kuku

    Memelihara kesehatan rambut pada hakekatnya adalah

    dengan menjaga kesehatan kulit kepala, vitamin A merupakan

    vitamin yang paling penting untuk menjaga kesehatan kulit kepala

    dan sekaligus mencegah kerontokan. Dalam menjaga kesehatan

    kulit kepala hendaknya selalu memperhatikan kebersihan rambut.

    Membersihkan rambut dengan cara mencucui haruslah dilakukan

    secara seksama, sehingga kotoran-kotoran yang melekat di rambut

    dan di kulit kepala dapat terangkat.

  • Demikian juga dengan kuku, hidung dan telinga. Kuku

    dapat memanjang dengan sendirinya. Ketika memegang sesuatu,

    mengambil sebongkah tanah misalnya. Secara tidak sadar terdapat

    puluhan anak cacing yang masuk kedalam sela-sela kuku. hidung

    merupakan tempat menyaring kotoran yang berasal dari debu-debu

    yang ikut bersama udara yang kita hirup. Bila terlalu banyak debu

    atau kotoran yang menumpuk di dalam hidung, maka akan kotoran

    tersebut akan mempersulit kita untuk bernafas. Oleh karena itu,

    dalam menjaga kebersihan hidung, kita harus rajin membersihkan

    kotoran-kotoran yang ada dalam hidung kita. Bila perlu gunakanah

    masker jika akan bepergian jauh atau sedang beraktifitas di tempat

    yang berdebu. Telinga harus selalu dibersihkan dari benda-benda

    yang mengganggu. Dalam membersihkan telinga, gunakanlah

    bahan yang lembut, seperti cotton bud. Jangan terlalu dalam ketika

    membersihkannya, karena akan merusak gendang telinga.

    Mulut termasuk didalamnya lidah dan gigi merupakan

    sebagian dari alat pencernaan makanan. Menurut (Djoned

    Soetatmo, 1979: 94), gigi merupakan alat yang penting dalam

    pencernaasssn makanan. Makanan yang masuk ke dalam mulut

    dilembutkan dengan gigi, gigi-gigi yang sehat diperlukan dalam

    upaya mewujudkan kesehatan badan seluruhnya.

    Dengan seringnya makanan masuk kedalam mulut maka

    kebersihan mulut dan gigi secara teratur harus selalu dijaga. Hal ini

    penting untuk selalu diperhatikan mengingat gigi sangat rawan

    terserang bakteri atau penyakit yang dapat megakibatkan gigi

    berlubang, karang gigi dan bahkan gusi bengkak.

    2) Memakai Pakaian yang Bersih dan Rapi

    Memakai pakaian yang bersih dan rapi menurut (Eko

    Harsono, 2010: 45), pakaian adalah suatu benda yang dipakai untuk

    menutup badan (melindungi sebagian tubuh). Pakaian harus dipilih

    dengan memperhatikan kebersihan dan keserasian dengan badan

  • serta kegiatan atau aktivitas yang akan dilakukan. Misalnya

    pakaian pada saat melakukan kegiatan olahraga tentu saja berbeda

    dengan pakaian yang dikenakan pada saat bepergian.

    Pakaian mempunyai kegunaan masing-masing sesuai

    jenisnya. Misalnya, pakaian bermain, pakaian seragam sekolah dan

    pakaian tidur. Pemeliharaan pakaian pun harus di perhatikan agar

    pakaian tetap bersih dan rapi. Pakaian yang bersih dan rapi

    mencegah penyakit kulit.

    C. Studi Relevan

    Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah :

    1. Skripsi Apriliana Kuntoro Astuti Program Studi Pendidikan Guru

    Pendidikan Anak Usia Dini 2016 Universitas Kristen Satya Wacana

    dengan judul “Pelaksanaan Perilaku Sehat Pada Anak Usia Dini Di Paud

    Purwomukti Desa Batur Kecamatan Getasan”. Skripsi tersebut

    membahas tentang bagaimana Pelaksanaan Perilaku Sehat Pada Anak

    Usia Dini dan apa saja faktor yang mempengaruhinya. Metode penelitian

    yang digunakan adalah metode deskritif dengan bentuk penelitian

    kualitatif. Paud Purwomukti Desa Batur Kecamatan Getasan berjumlah

    27 orang siswa, terdiri dari 15 orang laki-laki dan 12 orang perempuan.

    Hasil penelitian ini menunjukkan Pelaksanaan Perilaku Sehat Pada Anak

    Usia Dini di PAUD Purwomukti sebagai partner orang tua harus terus

    melakukan pembinaan perilaku kebersihan lingkungan melalui program

    parenting sehingga terjadi kesinambungan dalam pembelajaran dan

    pembiasaan perilaku kebersihan lingkugan anak usia dini. Persamaan

    penelitian ini terletak pada perilaku sehat pada usia dini sedangkan

    perbedaannya, penelitian ini menggunakan metode survei dan subyeknya

    pun orang tua /wali murid sedangkan yang saya teliti pada guru dan

    siswa. (Apriliana Kuntoro Astuti, 2016, Skripsi)

    2. Skripsi Dedy Sugianto Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

    Pendidikan jasmani 2017 Universitas Negeri Yogyakarta dengan judul “

    Implementasi Perilaku Hidup Bersih Sehat Di Sekolah Dasar Se-

  • Kecamatan Jetis Yogyakarta”. Skripsi tersebut membahas tentang

    Permasalahan dari kurangnya Implementasi atau penerapan Perilaku

    Hidup Bersih Sehat di Sekolah Dasar Negeri Se-kecamatan Jetis

    Yogyakarta. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui

    tingkat Implementasi Perilaku Hidup Bersih Sehat terhadap kebersihan

    Pribadi di Sekolah Dasar Negeri Se-kecamatan Jetis Yogyakarta.

    penelitian deskriptif kuantitatif menggunakan metode angket. Instrumen

    penelitian berupa tes Implementasi Perilaku Hidup Bersih Sehat di

    Sekolah Dasar Negeri Se-kecamatan Jetis Yogyakarta dibantu dengan

    program SPSS seri 14. Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas V di

    Sekolah Dasar Negeri Se-kecamatan Jetis Yogyakarta dan Sampel

    berjumlah 189 Siswa, jumlah Siswa laki-laki berjumlah 91 orang Siswa

    dan jumlah anak perempuan berjumlah 98 orang siswa. Hasil penelitian

    ini bahwa Implementasi Perilaku Hidup Bersih Sehat di Sekolah Dasar

    Negeri Se-kecamatan Jetis Yogyakarta adalah baik. Persamaan penelitian

    ini terletak pada Implementasi Perilaku Hidup Bersih Sehat sedangkan

    perbedaannya, penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif

    Kuantitatif metode angket dan subyeknya seluruh siswa kelas V Se-

    kecamatan Jetis. (Dedy Sugianto, 2017, Skripsi)

    3. Skripsi Sulistiarini Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku,

    Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlanggadengan judul

    “Hubungan Perilaku Hidup Sehat Dengan Status Kesehatan Masyarakat

    Kelurahan Ujung”. Skripsi tersebut membahas tentang Status kesehatan

    di Kecamatan Semampir termasuk rendah. Status kesehatan rendah

    disebabkan perilaku tidak sehat dari masyarakat. Metode penelitian yang

    digunakan adalah Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan

    pendekatan Cross Sectional. Penelitian ini dilakukan di RW XIII

    Kelurahan Ujung Kecamatan Semampir Surabaya pada bulan Januari

    2017. Populasi dalam penelitian adalah 35.000 Orang dengan 1242

    Kepala Keluarga (KK). Hasil penelitian ini terdapat hubungan antara

    konsumsi sayur dengan status kesehatan serta adanya hubungan antara

  • konsumsi buah dengan status kesehatan dengan, namun hubungan

    bersifat lemah. Persamaan penelitian ini terletak pada Hubungan Perilaku

    Hidup Sehat Dengan Status Kesehatan Masyarakat sedangkan

    perbedaannya, penelitian ini menggunakan bersifat kuantitatif dengan

    menggunakan pendekatan Cross Sectional. (Sulistriarini, 2017, Skripsi)

    4. Skripsi Ria Fitri Rochaeni Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas

    Negeri Yogyakarta dengan judul “Hubungan Antara Perilaku Hidup

    Bersih Dan Sehat Dengan Status Gizi Siswa Kelas IV Dan V Tahun

    Ajaran 2016/2017 SD Negeri Kembaran Candimulyo Kabupaten

    Magelang Jawa Tengah”. Skripsi tersebut membahas tentang

    Berdasarkan Informasi Dari Guru Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan

    Setiap Semester Juga Tidak Pernah Mengukur Tinggi Badan Dan Berat

    Badan Siswa Untuk Melihat Status Gizi Siswanya. Metode penelitian

    yang digunakan adalah penelitian korelasi dengan metode survei.

    Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas IV dan V SD Negeri Kembaran

    Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang yang berjumlah 34 anak.

    Hasil penelitian ini Hasil penelitian menunjukan korelasi product

    moment di atas menunjukkan nilai r hitung sebesar 0,613 > rtabel(0,05)(33)

    (0,296). Maka hipotesisnya berbunyi, Ha: diterima dan Ho: ditolak,

    dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan

    antara perilaku hidup bersih dan sehat dengan status gizi siswa kelas IV

    Dan V SD Negeri Kembaran Candimulyo Magelang. Persamaan

    penelitian ini terletak pada Hubungan Antara Perilaku Hidup Bersih Dan

    Sehat Dengan Status Gizi Siswa sedangkan perbedaannya, penelitian ini

    menggunakan bersifat penelitian korelasi dengan metode survei,

    sedangkan peneliti menggunakan penelitian kualitatif. (Ria Fitri

    Rochaeni, 2017, Skripsi)

  • BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Pendekatan dan Desain Penelitian

    Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

    kualitatif. Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian

    naturalistic karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah

    (natural setting). Penelitian kualitatif dapat dikemukan bahwa walaupun

    peneliti kualitatif belum memiliki masalah, atau keinginan yang jelas, tetapi

    dapat langsung memasuki obyek/lapangan. Peneliti kualitatif akan melihat

    segala sesuatu yang ada ditempat itu, yang masih bersifat umum (Sugiyono,

    2015:19)

    Bogan dan Taylor (dalam lexy moleong, 2013:21) mendefenisikan

    metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data

    deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku

    yang diamati. Penelitian ini berupaya mendeskripsikan secara utuh

    Pembiasaan Berperilaku Hidup Sehat Pada Anak di Raudhatul Athfal Nurul

    Yaqin Desa Simpang Sungai Duren Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten

    Muaro Jambi

    B. Setting dan Subjek Penelitian

    1. Setting penelitian

    Penelitian ini dilakukan Pada Raudhatul Athfal Nurul Yaqin Desa

    Simpang Sungai Duren Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro

    Jambi. Pemilihan RA Nurul Yaqin tersebut sebagai tempat penelitian,

    didasarkan atas pemikiran bahwa fokus permasalahan penelitian yang akan

    menjadi objek ini relevan dengan keadaan pokok permasalahan penelitian

    ini.

    Alasan praktis pemilihan lokasi tersebut juga didasarkan beberapa

    pertimbangan, yaitu : a) keterjangkauan lokasi penelitian oleh peneliti;

    baik dari segi tenaga maupun efisiensi waktu, b) situasi sosial ; sebelum

  • penelitian, peneliti telah melakukan komunikasi kepada pihak sekolah dan

    anak kelas BI yang akan diteliti.

    2. Subjek Penelitian

    Burhan Bungin (2001: 109) menyatakan bahwa subjek penelitian

    merupakan sesuatu yang kedudukannya sangat sentral, karena pada subjek

    peneliti itulah data dapat diperoleh. Subjek penelitian dapat berupa benda,

    orang, atau tempat. Subjek penelitian ini adalah siswa dan pendidik (guru).

    Siswa kelas BI di RA Nurul Yaqin, jumlah siswa yang akan diteliti

    sebanyak 21 orang dalam satu kelas. Terdiri dari 14 orang laki-laki dan 7

    orang perempuan, tidak hanya siswa saja yang menjadi sasaran peneliti

    sebagai subjek penelitian, tetapi guru kelas juga akan dijadikan sebagai

    subjek penelitian untuk informasi (key informan) lebih lanjut.

    Teknik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu purposive

    sampling, yang mana teknik purposive sampling adalah teknik untuk

    menentukan sampel penelitian dengan beberapa pertimbangan tertentu

    yang bertujuan agar data diperoleh nantinya lebih representative

    (Sugiyono, 2015:220).

    Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber

    data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya

    orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan,

    atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti

    menjelajahi obyek/situasi sosial yang teliti (Sugiyono, 2012:300).

    C. Jenis dan Sumber Data

    1. Jenis Data

    a. Data Primer

    Data primer yang langsung memberikan data kepada

    pengumpul data (Sugiyono, 2015:193), data primer yang dikumpulkan

    berupa informasi mengenai permasalahan perilaku hidup bersih dan

    sehat siswa Raudhatul Athfal Nurul Yaqin Simpang Sungai Duren.

  • b. Data Sekunder

    Data sekunder yaitu data pendukung yang berkaitan dengan

    permasalahan penelitian yang diperoleh dari sekolah tersebut.

    2. Sumber Data

    Sumber data dalam penelitian ini adalah kata-kata dan dokumen.

    Dalam penelitian ini sumber data dipilih menjadi beberapa bagian, yaitu :

    pencatatan yang dilakukan peneliti melalui observasi, wawancara (catatan

    lapangan), dan dokumentasi (Burhan Bungin, 2008:80).

    D. Teknik Pengumpulan Data

    Metode yang digunakan untuk pengumpulan data penelitian ini

    adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berikut ini di paparkan

    masing-masing metode tersebut.

    1. Metode Observasi

    Observasi adalah pengamatan langsung dilakukan peneliti terhadap

    objek penelitian. Observasi berkaitan dengan fokus penelitian ditujukan

    kepada siswa, dan guru. Observsi berguna untuk mendapatkan informasi

    secara akurat melalui pengamatan langsung oleh peneliti (Sugiyono,

    2015:226). Sehingga Peneliti hanya sebagai pengamat semata, dan

    mengetahui gambaran lapangan pembiasaan perilaku hidup sehat pada

    anak usia dini di Raudhatul Athfal Nurul Yaqin Desa Simpang Sungai

    Duren.

    a) Observasi Partisipasif

    Sugiyono (2015:227) dalam observasi ini, peneliti terlibat

    dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau

    digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan

    pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh

    sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan observasi

    partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam,

    dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku

    yang nampak.

    b) Obsevasi terus terang atau samar-samar

  • Dalam hal ini, peneliti dalam melakukan pengumpulan data

    menyatakan terus terang kepada yang ingin di amati yaitu anak

    murid dan guru, bahwa ia sedang melakukan penelitian. Jadi

    mereka yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang

    aktivitas peneliti. Tetapi dalam suatu saat peneliti juga tidak terus

    terang atau tersamar dalam observasi, hal ini untuk menghindari

    kalau suatu data yang dicari merupakan data yang masih

    dirahasiakan. Kemungkinan kalau dilakukan dengan terus terang,

    maka peneliti tidak akan diijinkan untuk melakukan observasi

    (Sugiyono, 2015:228).

    c) Observasi tak berstruktur

    Observasi dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan

    tidak berstruktur, karena fokus penelitian belum jelas. Fokus

    observasi akan berkembang selama kegiatan observasi

    berlangsung. Kalau masalah penelitian sudah jelas seperti

    penelitian dalam penelitian kuantitatif, maka observasi dapat

    dilakukan secara berstruktur dengan menggunakan pedoman

    observasi.

    Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak

    dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi.

    Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa

    yang akan mengamati. Dalam melakukan peneliti tidak

    menggunakan instrumen yang telah baku, tetapi hanya berupa

    rambu-rambu pengamatan (Sugiyono, 2015:228).

    2. Metode Wawancara

    Sugiyono (2015:231) wawancara adalah merupakan pertemuan dua

    orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga

    dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara

    adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu dan

    merupakan proses tanya jawab lisan dimana dua orang lebih berhadapan

    secara fisik. Wawancara dilakukan untuk memperoleh data atau

  • informasi sebanyak mungkin dan sejelas mungkin kepada subjek

    penelitian (Imam Gunawan, 2014:160).

    Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tidak terstruktur,

    dimana wawancara tidak terstruktur bersifat lebih luwes dan terbuka.

    Wawancara tidak terstruktur dalam pelaksanaannya lebih bebas

    dibandingkan dengan wawancara terstruktur karena dalam melakukan

    wawancara dilakukan secara alamiah untuk menggali ide dan gagasan

    informan secara terbuka dan tidak menggunakan pedoman wawancara

    (Imam Gunawan, 2014:163).

    Dalam melakukan wawancara, selain harus membawa instrumen

    sebagai pedoman untuk wawancara, maka pengumpul data juga dapat

    menggunakan alat bantu seperti tape recorder, gambar, brosur dan

    material bidang pembangunan misalnya, bila akan melakukan penelitian

    untuk mengetahui respon masyarakat terhadap berbagai pembangunan

    yang telah diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,

    maka perlu membawa foto-foto atau brosur tentang perilaku hidup sehat.

    Wawancara ditujukan kepada orang tua dan guru. Wawancara

    berguna untuk mendapatkan data tentang tindakan dan pendapat

    mengenai topic atau fokus penelitian. Di sisi lain, wawancara berguna

    untuk melakukan triangulasi data yang diperoleh melalui observasi,

    wawancara ditujukan kepada orang tua dan guru.

    3. Metode Dokumentasi

    Metode dokumentasi adalah pengumpulan data yang bersumber

    dari dokumen tertulis seperti gambar, catatan harian, majalah, dan

    sebagainya. Dokumen yang dikumpulkan ditelaah yang disesuaikan

    dengan domain atau fokus penelitian. Dokumentasi berguna untuk

    melengkapi data yang diperoleh melalui observasi dan wawancara.

    Dokumen-dokumen yang diperlukan disesuaikan dengan

    kebutuhan sebagai bukti pendukung dalam penelitian ini. Dokumen yang

    dibutuhkan diantaranya yaitu: catatan pertumbuhan dan perkembangan

    anak disekolah, anekdot, foto.

  • E. Teknik Analisis Data

    Analisis data adalah sebuah kegiatan untuk mengatur, mengurutkan,

    mengelompokkan, memberi tanda, dan mengkategorikannya sehingga

    diperoleh suatu temuan berdasarkan fokus atau masalah yang ingin di jawab

    (Imam Gunawan, 2014:209).

    Miles dan Huberman mengemukakan kegiatan yang dilakukan model

    analisis ini berlangsung terus menerus, sehingga data yang dikumpulkan

    sampai jenuh. Langkah-langkah yang dilakukan model Miles dan Huberman

    yaitu : 1) reduksi data, 2) penyajian data, 3) kesimpulan. Ketiga jenis kegiatan

    analisis ini dapat dikemukakan dengan siklus interaksi analisis flow model

    (Sugiyono, 2015:246).

    1. Reduksi data (Data Reduction)

    Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

    memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan pola nya dan

    membuang yang tidak perlu (Sugiyono, 2015:247). Dengan demikian data

    yang telah di reduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan

    mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data, dan

    mencarinya bila diperlukan.

    2. Penyajian Data (Data Display)

    Setelah data reduksi, maka langkah selanjutnya adalah

    mendisplaykan data, sehingga akan semakin mudah dipahami. Dengan

    mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami yang

    terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa saja yang telah

    dipahami tersebut (Sugiyono, 2015:249).

    3. Conclusion Drawing/verification

    Menurut Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dan

    verifikasi. Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif

    mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal,

    tetapi mungkin juga tidak, karena seperti ini telah ditemukan bahwa

    masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat

  • sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada dilapangan

    (Sugiyono, 2015:253).

    F. Teknik Pemeriksaan dan Keabsahan Data

    Pengecekan keabsahan data sangat perlu dilakukan agar data yang

    dihasilkan dapat dipercaya dan dipertanggung jawabkan secara ilmiah.

    Pengecekan keabsahan data merupakan suatu langkah untuk mengurangi

    kesalahan dalam proses perolehan data penelitian, yang tentu nya akan

    berimbas terhadap akhir dari suatu penelitian.

    Maka dari itu, dalam proses pengecekan keabsahan data pada

    penelitian ini harus melalui beberapa teknik pengujian data. Adapun teknik

    pengecekan keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu :

    1. Perpanjangan Pengamatan

    Dengan perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke

    lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data

    yang pernah ditemui maupun yang baru. Dengan perpanjangan

    pengamatan ini berarti hubungan peneliti dengan narasumber akan

    semakin terbentuk rapport, semakin akrab (tidak ada jarak lagi), semakin

    terbuka, saling mempercayai sehingga tidak ada informasi yang

    disembunyikan (Sugiyono, 2015:270).

    2. Meningkatkan Ketekunan

    Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara

    cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data

    dan urutan perisriwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis.

    Dengan meningkatkan ketekunan itu, maka peneliti dapat melakukan

    pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah atau tidak.

    Demikian juga dengan meningkatkan ketekunan mak, peneliti dapat

    memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang

    diamati (Sugiyono, 2015:272).

  • 3. Triangulasi Data

    Triangulasi merupakan suatu cara mendapatkan data yang benar-

    benar absah dengan menggunakan pendekatan metode ganda. Triangulasi

    sebagai teknik pemeriksaan keabsahan data dengan cara memanfaatkan

    sesuatu yang lain diluar data itu sendiri, untuk keperluan pengecekan data

    atau sebagai pembanding terhadap data itu (Imam Gunawan, 2015:219).

    G. Jadwal Penelitian

    Rencana waktu penelitian akan dilakukan selama tiga bulan, yaitu :

    mulai bulan Januari sampai Maret 2019. Rencana waktu ini masih bersifat

    tentative, artinya dapat berubah berdasarkan situasi dan kondisi secara teknis

    administratif maupun kondisi di lapangan. Berikut ini dapat diberikan uraian

    tahap-tahap yang dilakukan selama penelitian dilaksanakan.

  • BAB IV

    TEMUAN DAN PEMBAHASAN

    A. Temuan Umum

    1. Sejarah Berdirinya Raudhatul Athfal Nurul Yaqin

    Berdirinya Raudhatul Athfal ini merupakan jawaban dari tuntutan

    masyarakat akan pentingnya pendidikan anak usia dini berbasis agama di

    Desa Simpang Sungai Duren ini. Pada awalnya Raudhatul Athfal Nurul

    Yaqin ini berdiri atas swadya masyarakat yang memang berkeinginan

    untuk mendirikan suatu lembaga pendidikan anak usia dini berbasis

    agama, yang mana sebelumnya sudah didirikan terlebih dahulu Madrasah

    Ibtidayah Nurul Yaqin, mengingat akan pentingnya pendidikan agama

    sejak dini maka masyarakat setempat berkeinginan pula untuk mendirikan

    RA/TK agar adanya keselarasan antara MI dan RA, maka didirikanlah RA

    Nurul Yaqin ini.

    Yayasan Raudhatul Athfal Nurul Yaqin Simpang Sungai Duren

    Kabupaten Muaro Jambi didirikan pada tahun 2007, yang berciri khas

    agama islam yang diselenggarakan oleh Kementrian Agama, hal ini

    dipertegas oleh ibu jamilah selaku ketua yayasan sebagai berikut:

    “Awalnya yayasan ini hanya berupa pendidikan masrasyah

    ibtidayah saja, namun seiring berjalannya waktu dan adanya

    perubahan dari peraturan untuk memasuki MI/SD, para orang tua

    yang mau menyekolahkan anak mereka menuntut pula untuk

    didirikan RA/TK, yang mana memang sebagai salah satu syarat

    untuk melanjutkan kejenjang MI/SD. Maka dari pada itu didirikan

    RA Nurul Yaqin ini.

    Yayasan Nurul Yaqin ini yang terdiri dari RA dan MI pada

    awalnya masih memakai gedung puskesmas yang lama yang sudah tidak

    terpakai lagi, namun sudah dihibahkan oleh kepala desa untuk didirikan

    madrasah. Pada tahun 2009 sudah mulai membangun 3 gedung baru

  • sebanyak 3 lokal. Dananya diperoleh dari pemerintah yaitu dana

    blockgreen yang diperoleh dari kantor kementrian agama kabupaten muaro

    jambi. RA Nurul Yaqin Terdapat 4 ruangan yang mana masing-masing 3

    ruang kelas dan 1 ruang kantor.

    2. Visi, Misi dan Tujuan RA Nurul Yaqin Simpang Sungai Duren

    Visi Dan Misi Raudhatul Athfal Nurul Yaqin adalah sebagai

    berikut : (Dokumentasi Raudhatul Athfal Nurul Yaqin, 2019)

    a. Visi :

    “Terwujudnya Generasi Qur’ani, Sehat, Cerdas, dan Mandiri”

    b. Misi

    1) Gemar mengaji setiap hari

    2) Menanamkan kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya sejak dini

    3) Membiasakan pelaksanaan ibadah sesuai aturan Al Qur‟an dan

    tuntunan Rasululloh SAW

    4) Menanamkan semangat untuk belajar dan menuntut ilmu

    5) Memberikan stimulasi seluruh aspek perkembangan anak

    sehingga anak terbiasa kemandiriannya dan siap menuju

    jenjang pendidikan berikutnya

    6) Membiasakan perilaku hidup sehat

    7) Menanamkan sikap peduli kepada sesama manusia dan

    lingkungan sekitar.

    c. Tujuan

    Tujuan Raudhatul Athfal (RA) Nurul Yaqin Desa Simpang

    Sungai Duren:

    1) Mewujudkan Generasi cinta Al Qur‟an

    2) Mewujudkan generasi yang beriman dan bertaqwa kepada

    Allah SWT

    3) Membentuk generasi yang berakhlaqul karimah seperti

    yang diteladani Nabi Muhammad SAW.

    4) Rajin belajar taat ibadah

    5) Peduli terhadap lingkungan yang bersih dan sehat.

  • 3. Letak Geografis Raudhatul Athfal Nurul Yaqin Simpang Sungai

    Duren

    Raudhatul Athfal Nurul Yaqin ini berlokasi di RT 2 Jalan Jambi

    KM. 17 Simpang Sungai Duren Kec. Jambi Luar Kota, Muaro Jambi.

    Yayasan Raudhatul Athfal Nurul Yaqin Simpang Sungai Duren

    Kabupaten Muaro Jambi 237.745 M². dengan batas-batas tanah sebagai

    berikut: (Profil Raudhatul Athfal Nurul Yaqin, 2019)

    a. Sebelah Barat dengan tanah Ibrahim

    b. Sebelah Timur dengan Kantor Perpustakaaan Daerah

    c. Sebelah Utara dengan tanah Malik

    d. Sebelah selatan dengan Jalan Jambi Muaro Bulian

    Tabel 4.1 Profil Raudhatul Athfal Nurul Yaqin

    No PROFIL RAUDHATUL ATHFAL

    1 Nama Raudhatul Athfal RA Nurul Yaqin

    2 No Statistik Raudhatul Athfal 11121505050008

    3 NPSN 60704696

    4 Akreditasi RA B

    5 Alamat Lengkap Raudhatul Athfal RT.02 / RW 02 Desa

    Simpang Duren Kec.

    Jambi Luar Kota Kab.

    Muaro Jambi

    6 NPWP 15.162.559.7-331.000

    7 Nama Kepala RA Suriyanti, S.Pd.I

    8 No Telp / HP 085368999033

    9 Kepemilikan Tanah Pemerintah

  • 10 Status Tanah -

    11 Luas Tanah 2372,745 m²

    12 Status Bangunan Pemerintah

    13 Luas Bangunan 216 m²

    4. Struktur Organisasi

    Struktur adalah suatu susunan personil yang bergabung dalam suatu

    organisasi, melalui struktur maka dapat dilihat tugas, wewenang dan

    bidang kerja yang ada dalam organisasi tersebut. Struktur juga dapat

    membentuk skema yang menunjukkan gambaran dalam bidang masing-

    masing personil. Dengan adanya struktur organisasi tersebut akan

    memudahkan pimpinan mengadakan pengawasan, koordinasikan.

    Sedangkan organisasi tanpa struktur sulit untuk melaksanakan

    aktifitas dalam melakukan kegiatan program kerja dan tujuan organisasi.

    Sekolah merupakan suatu organisasi yang mempunyai visi dan misi, oleh

    karena itu dibutuhkan struktur dimana setiap bagian pada struktur itu

    mempunyai fungsi dan sosialisasi kerja sehingga sekolah terorganisasi

    dengan baik.

  • Tabel 4.2 Struktur Organisasi Raudhatul Athfal Nurul Yaqin

    PELINDUNG

    Kepala Desa

    PENGELOLA

    Dra. Jamilah, M.Pd.I

    MAJELIS GURU PENGAWAS

    KEPALA SEKOLAH

    Suriyanti, S.Pd.I

    Fatmawati, S.Sos

    Megawati, SH

    Siti Maisaroh, S.Pd

    Juniwati, S.Pd.I

    Mustanirah

    BENDAHARA

    Fatmawati, S.Sos

    KOMITE SEKOLAH

    SEKRETARIS

    Siti Maisaroh, S.Pd

    KETUA YAYASAN

    Drs. Djunaidi, M.Pd.I

    TATA USAHA

    Megawati, SH

    OPERATOR

    Juniwati, S.Pd.I

  • 5. Tata Tertib Raudhatul Athfal Nurul Yaqin

    a. Guru dan Karyawan

    1) Hari senin setiap guru dan karyawan wajib hadir disekolah

    paling lambat jam 06:45, jam 07:00 upacara.

    Selasa sampai sabtu setiap guru diwajibkan hadir disekolah

    paling lambat 07:15 dan pulang sekolah jam 11:30 wib.

    2) Guru yang berhalangan hadir dikarenakan sakit atau keperluan

    yang mendadak wajib memberitahu kepada kepala sekolah.

    3) Tidak meninggalkan kelas saat proses belajar mengajar

    berlangsung kecuali dengan izin kepala sekolah.

    4) Mengisi daftar hadir

    5) Membuat perangkat mengajar prota, promes, RPPM, RPPH,

    yang harus dikumpulkan kepada kepala sekolah awal semester.

    6) Berpakaian seragam sesuai ketentuan yayasan.

    b. Siswa

    1) Hari senin setiap siswa wajib disekolah paling lambat 15 menit

    sebelum upacara dimulai.

    Hari selasa sampai sabtu wajib hadir disekolah paling lambat 15

    menit sebelum kegiatan pembelajaran dimulai dan meninggalkan

    sekolah pukul 10:30 untuk hari senin sampai kamis. Dan hari

    jum‟at sampai sabtu pukul 09:30.

    2) Berpakaian rapi, bersepatu dan berkaos kaki dengan ketentuan

    seragam:

    (a) Hari senin sam[ai selasa memakai baju seragam putih-hijau

    memakai topi hijau.

    (b) Hari rabu sampai kamis memakai seragam batik.

    (c) Hari jum‟at memakai seragam muslim putih dan bagi laki-

    laki memakai peci putih dan perempuan memakai jilbab putih

    polos.

    (d) Hari sabtu memakai seragam olahraga

    3) Membawa makanan dan minuman dari rumah

  • 4) Apabila berhalangan hadir harus memberitahu lewat

    surat/telepon.

    6. Keadaan Guru dan Siswa

    a. Keadaan Guru

    Majelis guru merupakan tenaga edukatif yaitu tenaga sekaligus

    sebagai pendidikan merupakan sumber informasi bagi siswa, karena

    guru merupakan salah satu komponen penting dalam kegiatan belajar

    mengajar. Guru bukanlah hanya bertugas menstransfer ilmu saja kepada

    siswa, melainkan sebagai fasilitator.

    Guru harus mampu memotivasi siswa supaya siswa lebih tertarik

    dengan pelajaran yang disampaikan. Sedangkan staf tata usaha dan

    pegawai lainnya mengambil peran yang sangat penting dalam suatu

    lembaga pendidikan. Urusan-urusan yang berkaitan dengan keuletan

    staf ini.

    Guru mempunyai peranan yang besar dalam keberhasilan

    siswanya dan tanggung jawab dalam proses pembelajaran di sekolah.

    Keberhasilan guru mengajar tergantung dari sejauh mana guru tersebut

    melaksanakan peranan dan tanggung jawabnya. Untuk saat ini guru

    Raudhatul Athfal Nurul Yaqin Kabupaten Muaro Jambi berjumlah 6

    orang dengan kelas 3 ruangan. kepala Raudhatul Athfal Nurul Yaqin

    Kabupaten Muaro Jambi saat ini adalah Ibu Suriyanti, S.Pd.I Berikut

    wawancara dengan Ibu Suriyanti, S. Pd.I.

    “ Ada 6 orang guru termasuk saya, dan perangkat sekolah seperti

    sekretaris, bendahara, tata usaha, dan operator masih dikelola oleh

    guru, yang mana seharusnya memang ada yang mengemban sendiri

    tugas tersebut, jadi di RA ini masih kurangnya staff untuk

    administrasi sekolah ”

  • Tabel 4.3

    Data guru Raudhatul Atfhal Nurul Yaqin tahun ajaran 2018/2019

    No Nama / NIP Gol Pendidikan

    Terakhir

    Status

    Kepegawaian

    Status

    Sertifiksi

    1 Suriyanti, S.Pd.I - S I Honorer Belum

    2 Patmawati,S.Sos - S I Honorer Belum

    3 Siti Maisaroh,

    S.Pd - S I Honorer Belum

    4 Juni Wati, S.Pd.I - S I Honorer Belum

    5 Megawati, SH - S I Honorer Belum

    b. Keadaan Siswa

    Jumlah keseluruhan siswa Raudhatul Athfal Nurul Yaqin

    Kabupaten Muaro Jambi berjumlah 63 orang siswa, masing-masing

    kelas A 22 siswa, BI 21 siswa dan B2 20 siswa. Yang mana siswa laki-

    laki berjumlah 44 orang dan si