PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan...

102
i PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn.E DENGAN PASCA OPERASI FRAKTUR FEMUR DIRUANG KANTIL II RSUD KARANGANYAR DI SUSUN OLEH CAHYO WICAKSONO NIM.P.13073 PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2016

Transcript of PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan...

Page 1: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

i

PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI

PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn.E DENGAN PASCA

OPERASI FRAKTUR FEMUR DIRUANG KANTIL II

RSUD KARANGANYAR

DI SUSUN OLEH

CAHYO WICAKSONO

NIM.P.13073

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2016

Page 2: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

i

PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNANNYERI

PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn.E DENGAN PASCA

OPERASI FRAKTUR FEMUR DIRUANG KANTIL II

RSUD KARANGANYAR

Karya Tulis Ilmiah

Untuk Memenuhi Salah satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan program Diploma III Keperawatan

DI SUSUN OLEH

CAHYO WICAKSONO

NIM.P.13073

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2016

Page 3: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

ii

Page 4: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

iii

Page 5: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat tuhan yang maha kuasa karena

berkat, rahmat dan karunianya, sehingga penulis mampu menyelesaikan karya

tulis ilmiah yang berjudul “pemberian terapi SEFT terhadap penurunan nyeri pada

asuhan keperawatan Tn.E dengan pasca operasi fraktur femur diruang kantil II

RSUD karanganyar”.

Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis banyak mendapatkan

bimbingan dan dukungan dan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi - tingginya

kepada yang terhormmat:

1. Ns. Wahyu Rima Agustin M. Kep, selaku Ketua STIkes Kusuma Husada

Surakarta yang telah memberikan kesempatan untuk menimba ilmu di

STIkes Kusuma Husada Surakarta.

2. Ns. Meri Okatriani M. Kep, selaku Ketua Program Studi DIII

Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk menimba di

STIKes Kusuma Husada Surakarta.

3. Ns. Alfyana Nadya R. M. Kep, selaku Sekretaris Program Studi DIII

Keperawatan yang telah memberikan kesempatan dan arahan untuk dapat

menimba ilmu di STIKes Kusuma Husada Surakarta.

4. Ns. Joko Kismanto, S. Kep selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai

penguji yang telah membimbing penulis dengan cermat, memberikan

Page 6: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

v

masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam membimbing serta

memfasilitasi penulis demi kesempurnaan studi kasus ini.

5. Ns. Anissa Cindy Nurul Afni, M. Kep selaku penguji satu yang telah

memberikan masukan dan arahan dalam memperesentasikan karta tulis

ilmiah.

6. Semua dosen program studi DIII Keperawtan STIKes Kusuma Husada

Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan

wawasannya serta ilmu yang bermanfaat.

7. Direktur RSUD Karanganyar yang telah memberikan kesempatan pada

penulis untuk melaksanakan asuhan keperawatan pada Tn.E di RSUD

Karanganyar.

8. Sigit Nian S. Kep., selaku pembimbing lahan di RSUD Karanganyar yang

telah memberikan banyak masukan dan membimbing penulis dalam

menyelesaikan asuhan keperawatan selama di RSUD Karanganyar

9. Kedua orangtuaku yang selalu memberikan kasih sayang, dukungan dan

do’a serta menjadi inspirasi dan memberikan semangat untuk

menyelesaikan pendidikan DIII Keperawatan.

10. Sahabat-sahabat saya yang selalu memberi motivasi sehingga penulis

mampu menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

11. Teman-teman Mahasiswa satu angkatan khususnya kelas 3B Program DIII

Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta dan berbagai pihak yang

tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah memberikan dukungan

moril dan spiritual.

Page 7: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

vi

Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan

ilmu keperawatan dan kesehatan . Amin

Surakarta, Mei 2016

Cahyo Wicaksono

Page 8: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv

DAFTAR ISI .................................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... x

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar belakng .................................................................................. 1

B. Tujuan penulisan ............................................................................. 4

C. Manfaat Penulisan ........................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori ............................................................................... 7

1. FRAKTUR ............................................................................. 7

2. Nyeri ....................................................................................... 26

3. SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) .................. 35

B. Kerangka Teori .............................................................................. 40

BAB III METODE PENYUSUNAN KTI APLIKASI RISET

A. Subjek Aplikasi Riset .................................................................... 41

B. Tempat dan Waktu ........................................................................ 41

C. Media dan Alat yang Digunakan ................................................... 41

D. Prosedur Tindakan Berdasarkan Aplikasi Riset ............................ 41

E. Alat Ukur Evaluasi dari Aplikasi Tindakan

Page 9: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

viii

Berdasarkan Riset .......................................................................... 42

BAB IV LAPORAN KASUS

A. Pengkajian ............................................................................. 43

B. Perumusan masalah keperawatan ........................................... 49

C. Rencana Keperawatan ............................................................ 50

D. Implementasi Keperawatan .................................................... 51

E. Evaluasi .................................................................................. 57

BAB V PEMBAHASAN

A. Pengkajian ............................................................................. 61

B. Perumusan Masalah ............................................................... 67

C. Intervensi Keperawatan ......................................................... 71

D. Implementasi Keperawatan ................................................... 78

E. Evaluasi Keperawatan ........................................................... 89

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................ 95

B. Saran ...................................................................................... 98

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 10: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skala NumericRatingScale (NRS) ............................................ 33

Gambar 2.2 Verbal Deskriptif Scale (VDS) .................................................. 34

Gambar2.3 Pain Asesment Behavioral Scale (PABS) ................................... 34

Gambar 2.4 titik-titik terapi SEFT ................................................................ 38

Gambar 2.5 Kerangka Teori ......................................................................... 39

Gambar 3.1 Numeric Rating Scale(NRS) ..................................................... 41

Gambar 4.1 Genogram .................................................................................. 43

Page 11: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Usulan Judul

Lampiran 2 : Lembar Konsultasi

Lampiran 3 :Surat Pernyataan

Lampiran 4 :Jurnal Utama

Lampiran 5 :Asuhan Keperawatan

Lampiran 6 : Log Book

Lampiran 7 : Lembar Observasi

Lampiran 8 : SOP TerapiLatihan ROM

Lampiran 9 : Format Pendelegasian Pasien

Lampiran 10 : Daftar Riwayat Hidup

Page 12: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

xi

Page 13: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

1

BAB 1

PENDAHULUAN

D. Latar belakang

Kecelakaan adalah masalah yang sangat serius di dunia, masalah yang

juga dihadapi di berbagai negara. Di negara Amerika angka kecelaka

kematian akibat kecelakaan lalulintas sebesar 53,8 per 100.000

penduduk,Eropa 47,6 per 100.000 penduduk, India 96,7 per 100.000

penduduk dan di negara Asia 75 per 100.000 penduduk (Dalam jurnal

utama,dkk,2008). Hasil penelitian di rumah sakit lima provinsi di indonesia

menunjukkan cedera yang paling banyak yaitu di kepala, kaki dan tangan.

Proporsi cedera patah tulang atau fraktur akibat kecelakaan lalulintas sekitar

9,1%, angka ini lebih besar dibandingkan angka nasional 4,9%

(Helmi, 2012 : 4)

Menurut Depkes RI 2011, dari sekian banyak kasus fraktur di

indonesia, fraktur pada ekstremitas bawah akibat kecelakaan memiliki

prevalensi yang paling tinggi diantara fraktur lainnya yaitu sekitar 46,2%.

Dari 45.987 orang dengan kasus fraktur ekstremitas bawah akibat kecelakaan,

19.629 orang mengalami fraktur pada tulang femur, 14.027 orang mengalami

fraktur cruris, 3.775 orang mengalami fraktur tibia,97,0 orang mengalami

fraktur pada tulang-tulang kecil di kaki dan 336 orang mengalami fraktur

fibula. Walaupun peran fibula dalam pergerakan ektremitas bawah sangat

sedikit, tetapi terjadinya fraktur pada fibula tetap saja dapat menimbulkan

adanya gangguan aktifitas fungsional tungkai dan kaki.

Page 14: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

2

RSO Prof. DR. R. Soeharso Surakarta merupakan Rumah Sakit bedah

orthopedi di Indonesia yang mencatat sebanyak 6,8% kasus bedah fraktur

ankle pada bulan Juni 2012 dan adanya tindakan ORIF pada fraktur ankle

tersebut termasuk ke dalam urutan ke 7 dari 10 besar kasus di Instalasi Bedah

Sentral. Peneliti menemukan sebuah kasus pada pasien dengan kecacatan

fisik dan pasca koma pada tahun 1998 yang mengalami close fraktur ankle

sinistra dan akan dilakukan tindakan pembedahan ORIF di Instalasi Bedah

Sentral RSO Prof. DR. R. Soeharso Surakarta.

Fraktur adalah patah tulang bisanya di sebabkan oleh trauma atau

tenaga fisik. Kekuatan dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan tulang, dan

jaringan lunak sekitar tulang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi itu

lengkap atau tidak lengkap (Price dan Wilson, 2006).

Metode pengobatan fraktur meliputi pembedahan dan non

pembedahan, tetapi paling banyak keunggulannya adalah pembedahan.

Pembedahan orthopedic biasanya meliputi hal-hal berikut : reduksi terbuka

dengan fiksasi internal dan eksternal; graft tulang; amputasi; artroplasty;

menisectomy; penggantian sendi; penggantian sendi total; transfer tendon;

dan fasiotomi (Smeltzer & Bare, 2008). Setiap pembedahan selalu

berhubungan dengan insisi/sayatan yang merupakan trauma atau kekerasan

bagi penderita yang menimbulkan berbagai keluhan dan gejala. Salah satu

keluhan yang di kemukakan adalah nyeri (Sjamsuhidajat & De Jong, 2010,

hlm.335).

Nyeri menurut Asosiasi Nyeri Internasional (1979 dalam Tamsuri,

2007,hlm.1) adalah suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak

Page 15: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

3

menyenangkan yang berhubungan dengan adanya kerusakan jaringan baik

secara aktual maupun potensial, atau menggambarkan keadaan kerusakan

seperti tersebut di atas. Nyeri setelah pembedahan merupakan hal yang

fisiologis, tetapi hal ini merupakan salah satu keluhan yang paling ditakuti

oleh pasien setelah pembedahan.

Nyeri adalah alasan utama seseorang untuk mencari bantuan

perawatan kesehatan. Nyeri terjadi bersama banyak proses penyakit atau

bersamaan dengan pemeriksaan diagnostik atau pengobatan, Selama periode

pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali

equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri dan pencegahan

komplikasi.pengkajian yang cermat dan intervensi segera membantu kembali

pada fungsin yang optimalnya dengan cepat,aman, dan senyaman mungkin,

(Purwanto,2008).

Penanganan nyeri dapat dilakukan dengan berbagai macam cara yaitu

secara farmakologis dan non farmakologis. Secara farmakologis dapat dengan

pemberian obat- obatan analgesik dan penenang, sedangkan secara non

farmakologis dapat dilakukan dengan cara bimbingan antisipasi, terapi es dan

panas/kompres panas dan dingin, TENS (Transcutaneous Elektrical Nerve

Stimulation), distraksi, relaksasi, imajinasi terbimbing, hipnosis, akupuntur,

massage, serta terapi musik (Andarmoyo, 2013, hlm.85).

Emotional Freedom Techneque (EFT) adalah suatu teknik terapi

menggunakan energi tubuh/energi meridian yang di lakukan dengan

memberikan kekuatan-kekuatan ringan pada titik-titik tertentu pada meridian

tubuh. Titik itu di kembangkan oleh Gary Craig pada awal-awal tahun 1990-

Page 16: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

4

an. Arti kata EFT maksudnya adalah suatu upaya untuk membebaskan diri

dari emosi negatif. Segala gangguan, keluhan dan penyakit yang terjadi pada

manusia diyakini disebabkan oleh emosi negatif. EFT merupakan versi emosi

dari acupuncture tetapi tanpa menggunakan jarum. ( Zainudin, 2008 )

Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) adalah salah satu

cabang ilmu baru yang dinamai Energy Psychology yang menggabungkan

antara spiritual power dengan energy psychology. Telah banyak bukti ilmiah

yang menunjukan bahwa gangguan energi tubuh ternyata berpengaruh besar

dalam menimbulkan gangguan emosi. Intervensi pada sistem tubuh dapat

mengubah kondisi kimia otak yang selanjutnya akanmengubah kondisi emosi,

teori Enstein mengatakan setiap atom dalam benda mengandung energi, tubuh

manusia memiliki energi elektrik yang mengalir pada system saraf 12 alur

energi meridian, jika aliran energi ini terhambat maka timbulah gangguan

emosi atau fisik. Titik-titik sepanjang energi meridian sangat penting untuk

penyembuhan pasien, SEFT menjadikan 18 titik utama yang mewakili 12

jalur utama energi meridian dengan menggunakan teknik taping dan

doa.(Faiz,2012)

Hasil wawancara di rumah sakit bahwa manajemen nyeri di bangsal

dilakukan dengan pemberian analgetik, yang apabila reaksi obat sudah habis

pasien akan mulai merasakan nyeri. Perawat belum mengaplikasikan secara

maksimal manajemen non farmakologi untuk mengatasi nyeri pasien.

Manejemen nyeri non farmakologi yang mudah diaplikasikan untuk

mengatasi nyeri pasien post operasi antara lain dengan terapi SEFT (spiritual

Emotional FreedomTechnique). Berdasarkan latar belakang tersebut maka

Page 17: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

5

penulis tertarik untuk melakukan pengelolaan Asuhan Keperawatan yang

dituangkan dalam Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Pemberian Terapi SEFT

Terhadap penurunan Nyeri pada Pasien Post Operasi Fraktur.”

E. Tujuan penulisan

1. Tujuan umum

Mengaplikasikan tindakanpemberian terapi SEFT(sepiritual

emotional freedom technique)terhadap penurunan nyeri pada Askep

Tn.Edengan pasca operasi fraktur femur di Ruang. Kantil II RSUD

Karanganyar

2. Tujuan khusus

a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada Tn. E dengan fraktur

femur

b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Tn. E

dengan fraktur femur

c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada Tn. E

dengan fraktur femur

d. Penulis mampu melakukan implementasi pada Tn. E dengan fraktur

femur

e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada Tn. E dengan fraktur femur

f. Penulis mampumenganalisa pemberian terapi SEFT(sepiritual

emotional freedom technique)pada pasien pasca operasi fraktur

femur terhadap lama hari rawat inap.

Page 18: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

6

F. Manfaat Penulisan

1. Bagi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan khususnya untuk perawat dalam

memberikan asuhan keperawatan yang komperehensif pada klien yang

mengalami nyeri post operasi fraktur femur.

2. Bagi instansi pendidikan

Memberikan kontribusi laporan kasus bagi pengembangan praktik

keperawatan dan pemecahan masalah khususnya dalam bidang atau

profesi keperawatan sebagai referensi dalam pengembangan dan

peningkatan pelayanan keperawatan.

3. Bagi pembaca

Menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca dalam

penanganan nyeri

4. Bagi penulis

Karya tulis ini di harapkan dapat di gunakan sebagai acuhan

dalam menambah pengetahuan dan memperoleh pengalaman khususnya

di bidang keperawata bedah.

Page 19: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. FRAKTUR

a. Definisi Fraktur

Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma

atau tenaga fisik kekuatan dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan

tulang itu sendiri, dan jaringan lunak di sekitar tulang akan menentukan

apakah fraktur yang terjadi itu lengkap atau tidak lengkap (price dan

wilson,2006).

Fraktur merupakan suatu kondisi dimana terjadi diintegritas

tulang. Penyebab terbanyak fraktur adalah kecelakaan, baik itu

kecelakaan kerja, kecelakaan lalu lintas dan sebagainya. Tetapi fraktur

juga bisa terjadi akibat faktor lain seperti proses degeneratif dan

patologi (Depkes RI, 2005).

b. Klasifikasi Fraktur

1) Klasifikasi fraktur menurut (Brunner & suddarth,2005),

berdasarkan jenis-jenis fraktur, antara lain:

a) Complete fracture (fraktur komplit)

Patah pada seluruh garis tengah tulang, luas dan melintang.

Biasanya disertai dengan perpindahan posisi tulang.

Page 20: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

8

b) Closed fracture (simple fraktur)

Tidak menyebabkan robekan kulit, integritas kulit masih utuh.

c) Open fracture (compound fraktur/ komplikata/ kompleks)

Merupakan fraktur dengan luka pada kulit (integritas kulit rusak

dan ujung tulang menonjol sampai menembus kulit) atau

membrane mukosa sampai kepatahan tulan

d) Greenstick

Fraktur dimana salah satu sisi tulang patah sedang lainnya

membengkok.

e) Transfersal

Fraktur sepanjang garis tengah tulang.

f) Oblik

Fraktur membentuk sudut dengan garis tengah tulang.

g) Spiral

Fraktur memuntir seputar batang tulang.

h) Komunitif

Fraktur dengan tuang pecah menjadi beberapa fragmen.

i) Depresi

Fraktur dengan fragmen patahan terdorong kedalam (sering

terjadi pada tulang tenkorak dan wajah)

Page 21: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

9

j) Kompresi

Fraktur dimana tulang mengalami kompresi (terjadi pada tulang

belakang)

k) Patologik

Fraktur yang terjadi pada daerah tulang berpenyakit (kista tulang,

paget, metastasis tulang, tumor)

l) Epifisial

Fraktur melalui epifisis

m) Impaksi

Fraktur dimana fragmen tulang terdorong ke fragmen tulang

lainnya.

2) Menurut Helmi (2012), klasifikasi fraktur berdasarkan lokasi fraktur,

Fraktur femur

Hilangnya kontinuitas tulang paha tanpa tau disertai adanya

kerusakan jaringan lunak (otot, jaringan saraf, dan pembuluh darah).

Klasifikasi yang membagi berdasarkan lokasinya, yakni fraktur 1/3

proksimal, tengah, distal.

3) Menurut Murtala (2012), pada fraktur bagian distal femur dibagi

menjadi :

a) Condylus lateralatau medial

b) Supracondylus

Page 22: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

10

c) Intercondylus, fraktur T-, V-, atau Y-. Fraktur intercondylus ini

selalu berkomplikasi dengan kerusaka jaringan lunak yang parah

dan hemartrosis masif.

d) Supracondylus, biasanya ditandai dengan angulasi posterior

akibat tarikan musculus gastrocnemius.

c. Etiologi

Menurut Wijaya dan Putri (2013), penyebab fraktur adalah :

1) Kekerasan langsung

Kekerasan langsung menyebabkan patah tulang pada titik terjadinya

kekerasan. fraktur ini sering bersifat fraktur terbuka dengan garis patah

melintang dan miring.

2) Kekerasa tidak langsung

Kekerasan tidak langsung menyebabkan patah tulang ditempat yang jauh

dari tempat terjadinya kekerasan. Yang patah biasanya adalah bagian yang

paling lemah dalam jalur hantaran vektor kekerasan.

3) Kekerasan akibat tarikan otot

Patah tulang akibat tarikan otot sangat jarang terjadi. Kekerasan dapat

berupa pemuntiran, penekukan, dan penekanan, kombinasi dari ketiganya,

dan penarikan.

Fraktur dapat disebabkan oleh pukulan langsung gaya meremuk gerakan

puntir mendadak, dan bahkan kontraksi otot ekstermitas, organ tubuh dapat

Page 23: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

11

mengalami cidera akibat gaya yang disebabkan oleh fraktur atau akibat

fragmen tulang (Wijaya dan Putri, 2013)

d. Patofisiologi

Fraktur biasanya disebabkan oleh trauma atau gangguan gaya dalam tubuh,

seperti stress, gangguan fisik, gangguan metabolik, dan patologik. Ketika terjadi

fraktur kemampuan otot pendukung tulang turun, baik terjadi pada fraktur yang

terbuka maupun fraktur tertutup. Kerusakan pembuluh darah akibat fraktur akan

menyebabkan pendarahan, yang menyebabkan volume darah menurun, sehingga

COP menurun dan mengakibatkan terjadinya perubahan perfusi jaringan.

Hematoma pada kasus fraktur akan mengeksudasi plasma dan berpoliferasi

menjadi edema lokal. Fraktur terbuka atau tertutup sering mengenai serabut

saraf, dimana hal ini dapat menimbulkan gangguan rasa nyaman nyeri yang

menimbulkan nyeri gerah sehinga mobilitas fisik terganggu. Fraktur terbuka

dapat mengenai jaringan lunak yang kemungkinan dapat terjadi infeksi akibat

terkontaminasi dengan udara luar dan kerusakan jaringan lunak akan

mengakibatkan kerusakan intregitas kulit (sylvia, 2006)

e. Manifestasi klinik

Menurut Bararah dan Jauhar (2013), manifestasi klinik pada fraktur, yaitu ;

1) Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang di

imobilisasi. Spasme otot yang menyertai fraktur merupakan bentuk bidai

yang di rancang untuk meminimalkan gerakan antar fragmen tulang.

Page 24: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

12

2) Deformitas, setelah terjadi fraktur, bagian-bagian tak dapat digunakan dan

cenderung bergerak secara tidak alamiah (gerak luar biasa)bukannya tetap

rigid seperti normalnya. Pergeseran fragmen pada fraktur lengan atau

tungkai menyebabkan deformitas (terlihat mampu teraba) ekstermitas yang

bisa diketahui dengan membandingkan dengan ekstermitas normal.

3) Krepitasi, saat ekstermitas diperiksa dengan tangan teraba adanya derik

tulang dinamakan kripitus yang teraba akibat gesekan antara fragmen satu

dengan lainnya.

4) Bengkak, pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit terjadi

sebagai akibat trauma dan perdarahan yang mengikuti fraktur.

5) Peningkatan temperatur lokal

6) Pergerakan abnormal.

7) Echymosis

8) Kehilangan fungsi, ekstermitas tidak dapat berfungsi dengan baik karena

fungsi normal otot bergantung pada integritas tulang tempat melekatnya otot.

f. Komplikasi

Menurut Baroroh dan jauhar (2013), komplikasi fraktur yaitu :

1) Komplikasi umum

a) Shock terjadi karena kehilangan banyak darah dan meningkatnya

permeabilitas kapiler yang bisa menyebabkan menurunnya

oksigenasi. Ini biasanya terjadi pada fraktur.

b) Kerusakan organ.

Page 25: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

13

c) Kerusakan saraf, hal ini disebabkan oleh hiperaktif sistem saraf

simpatik abnormal syndroma ini belom banyak dimengerti. Mungkin

karena nyeri perubahan tropik dan vasomotor instability.

d) Emboli lemak,tetesan lemak masuk ke dalam pembuluh darah.

Faktor resiko terjadinya emboli lemak ada fraktur meningkat pada

laki-laki usia 20-40 tahun usua 70 sampai 80 tahun.

2) Komplikasi dini.

a) Cedera arteri

(1) Cedera kulit dan jaringan, sistem pertahanan tubuh rusak bila ada

trauma pada jaringan pada trauma orthopedik infeksi dimulai

pada kulit (superfisial) dan masuk ke dalam. Ini biasanya terjadi

pada kasus fraktur terbuka, tapi bisa juga karena penggunaan

bahan lain dalam pembedahan seperti pin dan plat.

(2) Cedera partement syndrom adalah suatu keadaan peningkatan

tekanan yang berlebih didalam satu ruangan yang di sebabkan

perdarahan masif pada suatu tempat.

3) Komplikasi lanjut

a) Stiffnes (kaku sendi)

b) Degenerasi sendi

c) Penyembuhan tulang terganggu

Page 26: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

14

d) Mal union, adalah suatu keadaan dimana tulang yang patah telah

sembuh dalam posisi yang tidak pada seharusnya, membentuk

sudut atau miring

e) Nonunion, adalah patah tulang yang tidak menyambung kembali

f) Delayed union, yaitu proses penyembuhan yang berjalan terus

tetapi dengan kecepatan yang lebih lambat dari keadaan normal.

g. Pemeriksaan penunjang

Menurut Wijaya dan Putri (2013), pemeriksaan diagnostik fraktur diantaranya ;

1) Pemeriksaan rontgen : menentukan lokasi atau luasnya fraktur

2) Scan tulang, tonogram, scan CT/MRI : memperlihatkan fraktur, juga dapat

digunakan untuk mengidentifikasi kerusakan jaringan lunak

3) Arteriogram : dilakukan bila kerusakan vaskuler dicurigai

4) Hitung darah lengkap : HT mungkin meningkat (hemokonsentrasi) atau

menurun (perdarahan bermakna pada sisi fraktur atau organ jauh pada

trauma multiple). Peningkatan jumlah SDP adalah respon stress normal

setelah trauma.

5) Kreatinin: trauma otot meningkatkan beban kreatinin untuk kliren ginjal

6) Profil kegulasi perubahan dapat terjadi pada kehilangan darah tranfusi

multiple, atau cidera hati.

h. Penatalaksanaan

1) Menurut Price (2006), prinsip penangana fraktur ada 4 yaitu;

Page 27: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

15

a) Rekognesi yaitu menyangkut diagnosis fraktur pada tempat kejadian

dan kemudian di rumah sakit.

b) Reduksi yaitu usaha dan tindakan memanipulasi fragmen-fragmen

tulang yang patah sedapat mungkin untuk kembali seperti letak

asalnya

c) Retensi yaitu aturan umum dalam pemasangan gibs, yang dipasang

untu mempertahankan reduksi harus melewati sendi diatas fraktur

dan dibawah fraktur

d) Rehabilitasi yaitu pengobatan dan penyembuhan fraktur.

2) Menurut Wijaya dan Putri (2013), penatalaksaan keperawatan fraktur,

yaitu:

a) Terlebih dahulu perhatikan adanya perdarahan, syok dan penurunan

kesadaran, baru pemeriksa patah tulang.

b) Atur posisi tujuannya untuk menimbulkan rasa nyaman, mencegah

komplikasi

c) Pemantauan neurocirculatory yang dilaksanakan setiap jam secara dini,

dan pemantauan sirkulatory pada daerah yang cidera adalah:

(1) Meraba lokasi apakah masih hangat

(2) Observasi warna

(3) Menekan pada akar kuku dan perhatian kembali pengisian kapiler

(4) Tanyakan kepada pasien terhadap rasa nyeri atau hilang sensasi pada

lokasi cidera

Page 28: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

16

(5) Meraba lokasi cidera apakah pasien bisa membedakan rasa sensasi

nyeri

(6) Observasi apakah daerah fraktur bisa digerakkan.

d) Pertahankan kekuatan dan pergerakan

e) Mempertahankan kekuatan kulit

f) Meningkatkan gizi, makanan-makanan yang tinggi serat

g) Memperlihatan immobilisasi fraktur yang telah diredukasi dengan tujuan

untuk mempertahankan fragmen yang telah dihubungkan tetap pada

tempatnya sampai sembuh.

i. Asuhan keperawatan

Menurut efendi (1995) dan wijaya (2013),asuhan keperawatan merupakan

penerapan pemecahan masalah keperawatan secara ilmiah yang digunakan untuk

mengidentifikasi masalah-masalah, merencanakan secara sistematis dan

melaksanakannya secara mengevaluasi hasil tindakan keperawatan yang telah

dilaksanakan.

1) Pengkajian

Menurut wijaya dan putri (2013), pengkajian fraktur antara lain:

a) Identitas pasien

Melputi: nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, suku, bangsa,

pendidikan, pekerjaan, tanggal masuk Rumah Sakit, Diagnosa medis,

no.Registrasi.

Page 29: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

17

b) Keluhan utama

Pada umumnya keluhan utama utama pada kasus fraktur adalah rasa

nyeri. Nyeri tersebut bisa akut/kronik tergantung dari lamanya serangan.

Unit memperoleh pengkajianyang lengkap tentang rasa nyeri pasien

digunakan:

(1) Provoking inciden: apakah ada peristiwa yang menjadi faktor

prepitasi nyeri

(2) Quality of paint: seperti apa rasa nyeri yang dirasakan pasien.

Apakah seperti terbakar,berdenyut/menusuk.

(3) Region radiation, relief: apakah rasa sakit bisa reda, apakah rasa

sakit menjalar atau menyebar dan dimana rasa sakit terjadi.

(4) Saferity (scale of pain): seberapa jauh rasa nyeri yang dirasakan

pasien, bisa berdasarkan skala nyeri/ pasien menerangkan berapa

jauh rasa sakit mempengaruhi kemampuan fungsinya.

(5) Time : berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah

buruk pada malam hari/ siang hari.

c) Riwayat penyakit sekarang

Pada pasien fraktur/ patah tulang dapat disebabkan oleh trauma/

kecelakaan, degeneratif dan patologis yang didahului dengan perdarahan,

kerusakan jaringan sekitar yang mengakibatkan nyeri, bengkak, kebiruan,

pucat/ perubahan warna kulit dan kesemutan.

Page 30: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

18

d) Riwayat penyakit dahulu

Apakah pasien pernah mengalami penyakit ini (fraktur femur) atau

pernah punya penyakit yang menular/ menurun sebelumnya.

e) Riwayat penyakit keluarga

Pada keluarga pasien ada/ tidak yang menderita osteoporosis, arthritis

dan tuberkolosis/ penyakit lain yang sifatnya menurun dan menular.

f) Pola fungsi kesehatan.

(1) Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat

Pada fraktur akan mengalami perubahan/ gangguan pada personal

higiene, misalnya kebiasaan mandi, ganti pakaian, BAB dan BAK

(2) Pola nutrisi dan metabolisme

Pada fraktur tidak akan mengalami penurunan nafsu makan,

meskipun menu berubah misalnya makan dirumah gizi tetap sama

sedangkan di Rumah Sakit disesuaikan dengan penyakit dan diet

pasien.

(3) Pola eliminasi

Kebiasaan miksi/ defekasi sehari-hari, kesulitan waktu defekasi

dikarenakan imobilisasi, feses warna kuning dan konsistensi

defekasi, pada miksi pasien tidak mengalami gangguan.

(4) Pola istirahat dan tidur

Kebiasaan pola tidur dan istirahat mengalami gangguan yang

disebabkan oleh nyeri, misalnya nyeri akibat fraktur.

Page 31: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

19

(5) Pola aktifitas dan latihan

Keterbatasan/ kehilangan fungsi pada bagian yang terkena (mungkin

akibat langsung dari fraktur atau akibat sekunder pembengkakan

jaringan dan nyeri. Sehingga aktifitas dan latihan mengalami

perubahan/ gangguan akibat dari fraktur femur sehingga kebutuhan

pasien perlu dibantu oleh perawat/ keluarga.

(6) Pola persepsi dan konsep diri

Pada fraktur akan mengalami gangguan diri karena terjadi perubahan

pada dirinya, pasien takut dan cemas cacat seumur hidup/ tidak dapat

bekerja lagi.

(7) Pola sensori kongnitif

Nyeri yang disebabkan oleh kerusakan jaringan, sedang pada pola

kongnitif atau cara berfikir pasien tidak mengalami gangguan.

(8) Pola hubungan peran

Terjadinya perubahan peran yang dapat mengganggu hubungan

interpersonal yaitu pasien merasa tidak berguna lagi dan menarik

diri.

(9) Pola penanggulangan stress

Perlu ditanyakan apakah membuat pasien menjadi stres dan biasanya

masalah di pendam sendiri/ dirundingkan dengan keluarga.

Page 32: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

20

(10) Pola reproduksi seksual

Bila pasien sudah berkeluarga dan mempunyai anak, maka akan

mengalami pola seksual dan reproduksi, jika pasien belum

berkeluarga pasien tidak akan mengalami gangguan.

(11) Pola tata nilai dan kepercayaan

Adanya kecemasan dan stress sebagai pertahanan dan pasien

meminta perlindungan/ mendekatkan diri dengan Tuhan YME.

2. Diagnosa keperawatan

Menurut Amin, Nanda NIC-NOC 2013, diagnosa keperawatan pada pasien

fraktur antara lain :

a. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan

b. Gangguan mobilisasi fisik berhubungan dengan nyeri saat mobilisasi

c. Keterbatasan aktivitas berhubungan dengan imobilisasi

d. Gangguan psikologis (cemas) berhubungan dengan kurangnya

pengetahuan pasien tentang penyakitnya

3. Intervensi keperawatan

Menurut Amin, Nanda NIC-NOC 2013

a. Diagnosa keperawatan 1: nyeri berhubungan dengan terputusnya

kontinuitas jaringan.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam

diharapkan nyeri berkurang atau dapat teratasi.

Page 33: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

21

Kriteria Hasil :

1) Nyeri berkurang skala nyeri 1-3

2) Tidak ada perilaku distraksi

3) Klien tampak rileks

4) TTV dalam batas normal :

TD : 110-120/80-90 mmHg

ND: 60-100 x/ menit

RR : 16-24 x/ menit

S : 36,5-37,50C

Rencana Tindakan :

a) Berikan penjelasan pada pasien dam keluarga tentang

penyebab nyeri

R/ Dengan memberikan penjelasan diharapkan pasien tidak

merasa cemas dan dapat melakukan sesuatu yang dapat

mengurangi nyeri

b) Ajarkan pada pasien tentang teknik mengurangi rasa nyeri

R/ Diperolehnya pengetahuan tentang nyeri akan

memudahkan kerjasama dengan askep untuk memecahkan

masalah

c) Beri posisi senyaman mungkin

R/ Memperlancar sirkulasi pada daerah luka / nyeri

Page 34: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

22

d) Observasi TTV

R/ Observasi TTV dapat diketahui keadaan umum pasien

e) Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgetik

R/ Obat analgesik diharapkan dapat mengurangi nyeri

b. Diagnosa Keperawatan 2 : Gangguan psikologis (cemas)

berhubungan dengan ketidaktahuan pasien tentang penyakitnya

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam

diharapkan cemas berkurang

Kriteria Hasil :

1) Pasien tampak tenang (rileks)

2) Pasien istirahat dengan nyaman

3) Pasien dapat mempertahankan fungsi tubuh secara maksimal

Rencana Tindakan :

a) Jelaskan pada pasien mengenai prosedur tindakan pengobatan

R/ Pasien kooperatif mengenai prosedur tidakan pengobatan

b) Kaji tingkat kecemasan pasien

R/ Dengan diberikan informasi bisa menurunkan cemas

c) Observasi TTV

c. Diagnose Keperawatan 3 : Keterbatasan aktivitas berhubungan

dengan imobilisasi

Tujuan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1 x 24 jam

diharapkan pasien dapat melakukan aktivitas sebatas kemampuan

Page 35: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

23

Kriteria Hasil :

1) Pasien mengerti pentingnya melakukan aktivitas

2) Pasien bisa duduk, makan dan minum tanpa dibantu

3) Pasien dapat mempertahankan fungsi tubuh secara maksimal

Rencana Tindakan :

1) Lakukan pendekatan kepada pasien untuk melakukan aktivitas

sebatas kemampuan

R/ Dengan pendekatan yang baik diharapkan pasien akan lebih

kooperatif dalam melakukan aktivitas

2) Observasi sejauh mana pasien belum melakukan aktivitas

R/ Dengan observasi diharapkan pasien sudah bisa melakukan

aktivitas

3) Beri motivasi pada pasien untuk melakukan aktivitas

R/ Dengan adanya motivasi diharapkan pasien bisa lebih

bersemangat dalam melatih aktivitas.

(Amin, 2013).

2. Nyeri

a. Pengertian

Definisi menurut IASP, 1979 (Intenational Association for Study of

Pain) nyeri adalah sensori subyektif dan emosional yang tidak

menyenangkan yang dikaitkan dengan kerusakan jaringan aktual dan

potensial atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan (Tamsuri,

Page 36: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

24

2007). Sedangkan menurut Jamie (2006), nyeri merupakan segala sesuatu

yang dikatakan seseorang dan dirasakannya berhubungan dengan rasa tidak

nyaman. Berdasarkan Dari ketiga definisi yang terdapat diatas dapat

disimpulkan bahwa nyeri adalah perasaan yang tidak nyaman yang dirasakan

oleh seseorang dan bersifat individual yang berkaitan dengan kerusakan

jaringan baik aktual dan potensial yang menyangkut dua aspek yaitu aspek

psikologis dan aspek fisiologis.

b. Fisiologi Nyeri

Nyeri merupakan campuran reaksi fisik, emosi dan perilaku. Proses

fisiologi terkait nyeri dapat disebut nosisepsi. Menurut Potter & Perry (2006)

menjelaskan proses tersebut sebagai berikut:

1) Resepsi

Semua kerusakan seluler yang disebabkan oleh stimulus

termal, mekanik, kimiawi atau stimulus listrik menyebabkan

pelepasan substansi yang menghasilkan nyeri. Stimulus tersebut

kemudian memicu pelepasan mediator biokimia (misalnya

prostaglandin, bradikinin, histamin, substansi P) yang

mensensitisasi nosiseptor. Nosiseptor berfungsi untuk memulai

transmisi neural yang dikaitkan dengan nyeri.

Page 37: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

25

2) Transmisi

Fase transmisi nyeri terdiri atas tiga bagian. Bagian pertama

nyeri merambat dari bagian serabut perifer ke medulla spinalis.

Bagian kedua adalah transmisi nyeri dari medulla spinalis menuju

batang otak dan thalamus melalui jaras spinotalamikus. Bagian

ketiga, sinyal tersebut diteruskan ke korteks sensori somatic

tempat nyeri dipersepsikan. Impuls yang ditransmisikan tersebut

mengaktifkan respon otonomi.

c. Klasifikasi

1) Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Awitan

Menurut Tamsuri (2006) menjelaskan bahwa nyeri berdasarkan waktu

kejadian dapat dikelompokkan sebagai nyeri akut dan kronis.

a) Nyeri akut

Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi dalam waktu atau durasi 1

detik sampai dengan kurang dari 6 bulan. Nyeri akut biasanya

menghilng dengan sendirinya dengan atau tanpa tindakan setelah

kerusakan jaringan menyembuhkan.

b) Nyeri kronis

Nyeri kronis adalah nyeri yang terjadi dalam waktu lebih dari 6

bulan. Nyeri kronis umumnya timbul tidak teratur, intermitten, atau

bahkan persisten. Nyeri ini menimbulkan kelelahan mental dan fisik

bagi penderitanya.

Page 38: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

26

2) Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Lokasi

Berdasarkan lokasi nyeri, nyeri dapat dibedakan menjadi enam jenis,

yaitu nyeri superfisial, nyeri somatik dalam, nyeri viseral, nyeri alih,

nyeri sebar, dan nyeri bayangan (fantom) (Tamsuri, 2006).

a) Nyeri superfisial adalah nyeri yang timbul akibat stimulasi terhadap

kulit seperti pada laserasi, luka bakar, dan sebagainya. Nyeri jenis ini

memiliki durasi yang pendek, terlokalisir, dan memiliki sensasi yang

tajam.

b) Nyeri somatik dalam (deep somatic pain) adalah nyeri yang terjadi

pada otot tulang serta struktur penyokong lainnya, umumnya nyeri

bersifat tumpul dan distimulasi dengan adanya perenggangan dan

iskemia.

c) Nyeri viseral adalah nyeri yang disebabkan oleh kerusakan organ

internal. Nyeri yang timbul bersifat difus dan durasinya cukup lama.

Sensasi yang timbul biasanya tumpul.

d) Nyeri alih (reffered pain) adalah nyeri yang timbul akibat adanya

nyeri viseral yang menjalar ke organ lain, sehingga dirasakan nyeri

pada beberapa tempat atau lokasi.

e) Nyeri sebar (radiasi) adalah sensasi nyeri yang meluas dari daerah

asal ke jaringan sekitar. Nyeri jenis ini biasanya dirasakan oleh klien

seperti berjalan/ bergerak dari daerah asal nyeri ke sekitar atau ke

Page 39: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

27

sepanjang bagian tubuh tertentu. Nyeri dapat bersifat intermiten atau

konstan.

f) Nyeri baying (fantom) adalah nyeri khusus yang dirasakan oleh klien

yang mengalami amputasi. Nyeri oleh klien dipersepsi berada pada

organ yang telah diamputasi seolah-olah organnya masih ada.

d. Respon Fisiologis Terhadap Nyeri

1) Stimulasi Simpatik : (nyeri ringan, moderat, dan superficial)

a) Dilatasi saluran bronkhial dan peningkatan respirasi rate

b) Peningkatan heart rate

c) Vasokontriksi perifer, peningkatan BP

d) Penigkatan nilai gula darah

e) Diaphoresis

f) Peningkatan kekuatan otot

g) Dilatasi pupil

h) Penurunan motilitas GI

2) Stimulus Parasimpatik (nyeri berat dan dalam)

a) Muka pucat

b) Otot mengeras

c) Penurunan HR dan BP

d) Nafas cepat dan irregular

e) Nausea dan vomitus

f) Kelelahan dan keletihan

Page 40: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

28

e. Faktor yang Mempengaruhi Respon Nyeri

1) Usia

Anak belum bisa mengungkapkan nyeri, sehingga perawat harus

mengkaji respon nyeri pada anak. Pada orang dewasa kadang

melaporkan nyeri jika sudah patologis dan mengalami kerusakan

fungsi. Pada lansia cenderung memendam nyeri yang diallami,

karena mereka menganggap nyeri adalah hal alamiah yang harus

dijalani dan mereka takut kalau mengalami penyakit berat atau

meninggal jika nyeri diperiksakan.

2) Jenis Kelamin

Laki-laki dan wanita tidak berbeda secara signifikan dalam

merespon nyeri, justru lebih dipengaruhi factor budaya (ex: tidak

pantas kalo laki-laki mengeluh nyeri, wanita boleh mengeluh nyeri).

3) Kultur

Orang belajar dari budayanya, bagaimana seharusnya mereka

berespon terhadap nyeri misalnya seperti suatu daerah menganut

kepercayaan bahwa nyeri adalah akibat yang harus diterima karena

mereka melakukan kesalahan, jadi mereka tidak mengeluh jika ada

nyeri.

4) Makna nyeri

Berhubungan dengan bagaimana pengalaman seseorang terhadap

nyeri dan bagaimana mengatasinya.

Page 41: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

29

5) Perhatian

Tingkat seorang klien memfokuskan perhatiannya pada nyeri

dapat mempengaruhi persepsi nyeri. Perhatian yang meningkat

dihubungkan dengan nyeri yang meningkat, sedangkan upaya

distraksi dihubungkan dengan respon nyeri yang menurun. Teknik

relaksasi, guided imagerybmerupakan tehnik untuk mengatasi nyeri.

6) Ansietas

Cemas meningkatkan persepsi terhadap nyeri dan nyeri bisa

menyebabkan seseorang cemas.

7) Pengalaman masa lalu

Seseorang yang pernah berhasil mengatasi nyeri dimasa lampau,

dan saat ini nyeri yang sama timbul, maka ia akan lebih mudah

mengatasi nyerinya. Mudah tidaknya seseorang mengatasi nyeri

tergantung pengalaman di masa lalu dalam mengatasi nyeri.

8) Pola koping

Pola koping adaptif akan mempermudah seseorang mengatasi

nyeri dan sebaliknya pola koping yang maladaptif akan menyulitkan

seseorang mengatasi nyeri.

9) Support keluarga dan sosial

Individu yang mengalami nyeri seringkali bergantung kepada

anggota keluarga atau teman-teman-teman dekat untuk memperoleh

dukungan dan perlindungan.

Page 42: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

30

f. Pengukuran Nyeri

Menurut Potter & Perry (2006) alat ukur nyeri sebagai berikut:

1) Numeric Rating Scale (NRS)

Lebih digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi kata. Dalam hal

ini, klien menilai nyeri dengan menggunakan skala 0-10. Skala

paling efektif digunakan saat mengkaji intensitas nyeri sebeum dan

setelah intervensi terapeutik. Apabila digunakan skala untuk menilai

nyeri, maka direkomendasikan patokan 10 cm.

Gambar 2.1

Keterangan :

0 : Tidak nyeri

1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi

dengan baik.

4-6 : Nyeri sedang : secara obyektif klien mendesis, menyeringai,

dapat menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat

mengikuti perintah dengan baik.

7-9 : Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapat

mengikuti perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat

menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak

dapat diatasi dengan alih posisi nafas panjang dan distraksi.

Page 43: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

31

10 : Nyeri sangat berat : pasien sudah tidak mampu lagi

berkomunikasi, memukul.

2) Verbal Deskriptif Scale (VDS)

Skala deskriptif merupakan alat pengukuran tingkat keparahan nyeri

yang lebih objektif. Skala pendeskripsi verbal merupakan sebuah

garis yang terdiri dari tiga sampai lima kata pendeskripsi yang

tersusun dengan jarak yang sama di sepanjang garis. Pendeskripsi ini

diranking dari “tidak terasa nyeri” sampai “nyeri yang tidak

tertahankan”

Gambar 2.2

3) Pain Assesment Behavioral Scale (PABS)

Alat ukur nyeri dengan rentang skala nyeri 0 : tidak nyeri, 1-3: nyeri

ringan, 4-6: nyeri sedang, >7: nyeri berat.

0 1 2 3 4 5 6 >7

Tidak Nyeri Nyeri Nyeri

nyeri ringan sedang berat

Gambar 2.3

Page 44: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

32

3. SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique)

a. Pengertian

SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique)adalah salah satu cabang

ilmu baru yang dinamai Energy Psychology yang menggabungkan antara

spiritual power dengan energy psychology. Telah banyak bukti ilmiah yang

menunjukan bahwa gangguan energi tubuh ternyata berpengaruh besar

dalam menimbulkan gangguan emosi. Intervensi pada sistem tubuh dapat

mengubah kondisi kimia otak yang selanjutnya akan mengubah kondisi

emosi, teori Enstein mengatakan setiap atom dalam benda mengandung

energi, tubuh manusia memilki energi elektrik yang mengalir pada system

saraf 12 alur energi meridian, jika aliran energi ini terhambat maka timbulah

gangguan emosi atau fisik. Titik-titik sepanjang energi meridian sangat

penting untuk penyembuhan pasien, SEFT menjadikan 18 titik utama yang

mewakili 12 jalur utama energi meridian dengan menggunakan teknik taping

dan doa.(A. Faiz,2012)

b. Cara melakukan SEFT

1) The set-up

Bertujuanuntukmemastikan agar aliran energy

tubuhkitaterarahdengantepat.Langkahinidilakukanuntukmenetralisir

psychological reversal (perlawananpsikologis yang berupapikiran

negative spontanataukeyakinanbawahsadarnegatif).

2) The Tune-in

Untukmasalahfisik, kitamelakukan tune-in dengancaramerasakan

rasa yang kitaalami, lalumengarahkanpikirankitaketempat rasa

sakitdansambilterusmengatakanduahaltersebut,

Page 45: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

33

hatidanmulutkitamengatakan, keikhlasandankepasrahankepada Allah

SWT.

3) The tapping

Adalahmengetukringandenganduaujungjaripadatitik-titiktertentu di

tubuhkitasambilterus Tune-in iniadalahtitik-titikkuncidari The mojor

Energy Meridias, yang jikakitaketukbeberapa kali

akanberdampakpadaternetralisirnyagangguanemosiatau rasa sakit

yang kitarasakan. Karenaaliran energy tubuhberjalandengan normal

danseimbangkembali.

c. Titik- titikpadatubuh

1) Cr = Crown,yaitutitik di bagianataskepala

2) EB = Eye Brow,yaitutitikpermulaanalismata

3) SE = Side of the Eye,yaitudiatastulang di sampingmata

4) UE = Under the Eye,yaitu 2cm dibawahmata

5) UN = Under the Nose,yaitutepatdibawahhidung

6) CH = Chin,yaitudiantaradagudanbagianbawahbibir

7) CB = Collar Bone,yaitudiujungtempatbertemunyatulang dada

dantulangrusukpertama

8) UA = Under the Arm,yaitudibawahketiaksejajardengan putting susu

(pria) atautepatdibagiantengahtali bra (wanita)

9) BN = Bellow Nipple,yaitu 2,5 cm di bawah putting susu (pria) atau di

perbatasantulang dada danbawahbagianpayudara (wanita)

10) IH = Inside of Hand,yaitudibagiandalamtangan yang

berbatasandengantelapaktangan

11) OH = Outside of Hand, yaitudibagianluartangan yang

berbatasandengantelapaktangan

12) Th = Thumb, yaituibujaridisampingluarbagianbawah kuku

13) IF = Index Figer, yaitujaritelunjukdisampingluarbagianbawah kuku (di

bagian yang menghadapibujari )

Page 46: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

34

14) MF = Middle Figer, yaitujaritengahsampingluarbagianbawah kuku (di

bagian yang menghadapibujari )

15) RF = Ring Figer, yaitujarimanis di sampingluarbagianbawah kuku (di

bagian yang menghadapibujari )

16) BF = Baby Finger, yaitu di jarikelingking di sampingluarbagianbawah

kuku (dibagian yang menghadapibujari )

17) KC = Karate Chop, yaitudisampingtelapaktangan, bagian yang

kitagunakanuntukmematahkanbaloksaat karate

18) GS = Gamut Spot, yaitudibagianantaraperpanjangantulangjarikelingking.

d. Gerakan

The 9 Gamut Procedureiniadalah Sembilan

gerakanuntukmerangsangbagianotaktertentu.

1) Menutupmata

2) Membukamata

3) Mata digerakkandengankuatkekananbawah

4) Mata digerakkandengankuatkekiribawah

5) Memutar bola matasearahjarum jam

6) Memutar bola mataberlawananarahjarum jam

7) Bergumamdenganberiramaselama 3 detik

8) Menghitung 1,2,3,4,5

9) Bergumamlagiselama 3 detik

e. Kelebihan SEFT

1) SEFT terbuktiefektif

2) Mudahdipelajaridanmudahdipraktekkanolehsiapasaja

3) Cepatdirasakanhasilnya

4) Sekalibelajardapatdipraktekanselamanyapadaberbagaimasalah

5) Efektifitasnya relative permanen

6) Jikadipraktekkandenganbenartidakada rasa sakitatauefeksamping

7) Dapatditerapkanpadamasalahfisikdanemosiapapun

Page 47: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

35

Gambar 2.4 titik-titik terapi SEFT

Menurut (Zainudin, 2007)

Page 48: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

36

B. Kerangka Teori

Gambar 2.4 Kerangka Teori

� Kecelakaan

� Jatuh

� Cedera

� Tumor Tulang

� Infeksi

� Rakhitis

Fraktur

Nyeri

Terapi SEFT

(spiritual emotional

Technique)

Penurunan Nyeri

• Kerusakan

integritas kulit

• Hambatan

mobilitas fisik

• Resiko infeksi

• Resiko syok

(hipovolemik)

• Ketidakefektifan

perfusi jaringan

perifer

• Defisit perawatan

diri

• The set-up

• The Tune-in

• The tapping

Page 49: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

37

BAB III

METODE PENYUSUNAN KTI APLIKASI RISET

F. Subjek Aplikasi Riset

Tindakan dilakukan pada pasien post operasi frakturfemur di Ruang kantil II

RSUD Karanganyar

G. Tempat dan Waktu

1. Tempat : Ruang kantil II

2. Tanggal : 12 Januari - 14 Januari 2016

H. Media dan Alat yang Digunakan

1. Alat ukur nyeri Numerical rating scal (NRS)

I. Prosedur Tindakan Berdasarkan Aplikasi Riset

Fase Orientasi :

1. Memberi salam atau menyapa klien.

2. Memperkenalkan diri.

3. Menjelaskan tujuan tindakan.

4. Menjelaskan langkah prosedur.

5. Menanyakan persetujuan atau kesiapan klien.

Page 50: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

38

Fase Kerja :

1. Menyiapkan alat (alat ukur nyeri Numerical Rating Scale (NRS) )

2. Mengatur posisi yang nyaman menurut pasien sesuai kondisi pasien.

3. Melakukan pengukuran nyeri pada klien.

4. Melakukan tindakan terapi SEFT (sepiritual emotional freedom techneque)

5. Melakukan evaluasi nyeri pada pasien.

6. Merapikan alat.

Fase Terminasi :

1. Mengevaluasi tindakan.

2. Menyampaikan rencana tindak lanjut.

3. Berpamitan.

4. Dokumentasi.

J. Alat Ukur Evaluasi dari Aplikasi Tindakan Berdasarkan Riset

Alat ukur yang digunakan dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien post

operasi fraktur adalah alat ukur nyeri skala angka yaitu Numerical Rating Scale

(NRS).

Gambar 3.1 Numeric Rating Scale (NRS)

(Tamsuri, 2012)

Page 51: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

39

BAB IV

LAPORAN KASUS

Pasien merupakan seorang laki-laki berusia 41 tahun dengan inisial Tn. E

beragama islam dan bertempat tinggal di kauman girilayu karanganyar, berpendidikan

SLTA, dengan diagnosa medis post orif fraktur femur, pasien masuk rumah sakit pada

tanggal 11 Januari 2016,selama dirumah sakit yang bertanggung jawab atas nama Tn. E

adalah Ny.N berusia 37 tahun, pekerjaan swasta bertempat tinggal di kauman girilayu

karanganyar, hubungan dengan klien istri.

A. Pengkajian

Hasil pengkajian dilakukan pada tanggal 12 Januari 2016 jam 08.00 WIB

dibangsal kantil II RSUD Karanganyar dengan metode pengkajian autoanamnesa

dan alloanamnesa. Keluhan utama yang dirasakan pasien adalah nyeri pada paha

bagian kanan, dengan riwayat kesehatan sekarang Tn. E mengatakan dua tahun

yang lalu pada tanggal 4 januari 2014 mengalami kecelakaan dan di bawa ke RSUD

Dr. Moewardi Solo kemudian di diagnosa patah tulang fraktur femur, kemudian di

pasang pen pada bagian paha. Pada tanggal 6 januari 2016 periksa ke poli ortopedi

RSUD Karanganyar untuk melepas pen dan setelah pen dilepas ternyata tulang

belum menyatu kemudian pada tanggal 12 Januari 2016 di operasi lagi orif ulang

fraktur femur, setelah selesai operasi pasien di bawa ke bangsal kantil II untuk di

lakukan rawat inap.

Page 52: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

40

Riwayat penyakit dahulu klien mengatakan pernah mengalami kecelakaan

dua tahun yang lalu di rawat dirumah sakit Dr. Moewardi untuk operasi.pasien juga

mengatakan tidak ada alergi obat, makanan atau suhu.

Riwayat penyakit keluarga, klien merupakan anak ke 2 dari 3 bersaudara

klien tinggal bersama anak dan istrinya dan tidak ada penyakit yang seperti klien

alami maupun penyakit menular seperti Hipertermi, jantung, diabetes militus,

hepatitis, AIDS/HIV dan tuberculusis paru.

Gambar 4.1.

Keterangan :

: laki laki

: perempuan

: pasien / klien

: tinggal serumah

: Garis Pernikahan

: Garis Keturunan

Tn.E 37 th

Page 53: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

41

Riwayat kesehatan lingkungan, pasien mengatakan lingkungan tempat

tinggalnya bersih jauh dari sungai dan tempat pembuangan sampah.pada kesehatan

fungsional menurut gordon meliputi :

Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan klien mengatakan bahwa

kesehatan itu penting dan harus selalu dijaga dan dalam melakukan aktivitasnya

pasien akan lebih berhati-hati agar tidak terjadi hal yang seperti inilagi yang

mengakibatkan patah tulang.

Pola nutrisi dan metabolik sebelum sakit pasien mengatakan makan 3x

sehari dengan 1 porsi habis dengan jenis nasi, lauk pauk, buah dan air putih,

tidak ada keluhan. Selama sakit pasien mengatakan makan 3x sehari dengan 1

porsi, dengn jenis makanan nasi, sayur lauk pauk, dan buah dan tidak ada

keluhan.

Pola eliminasi sebelum sakit klien mengatakan BAB 2 kali hari sekali

dengan warna kuning kecoklatan lunak berbentukbau khas dan tidak ada

keluhan. Selama sakit BAB 1 kali sehari dengan warna kuning kecoklatan lunak

berbentuk bau khas dan tidak ada keluhan. BAK 4-6 kali bau amuniak dengan

warna kuning jernih, dan Selama sakit BAK 4-5 kali dengan warna kuning

jernih.

Pola aktivitas sebelum sakit klien mengatakan makan/minum, toileting,

berpakaian, mobilitas ditempat tidur, berpindah, ambulasi/ROM dilakukan

secara mandiri. Selama sakit aktivitas makan/minum,toiletting, berpakaian,

Page 54: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

42

mobilitas tempat tidur, berpindah, ambulasi ROM dibantu oleh keluarga maupun

perawat.

Pola istirahat tidur sebelum sakit bisa tidur nyenyak dan bangun terasa

segar klien tidur kurang lebih 8jam. Selama sakit klien mengatakan saat tidur

malam hari kadang terbangun karena merasakan nyeri post operasi dan tidur

kurang dari 8 jam.

Pola kognitif dan perseptual sebelum sakit pasien dapat berbicara dengan

lancar dapat melakukan aktivitas secara mandiri. Selama sakit pasien dapat

berbicara dengan lancar dan mendengar dengan baikdan jelas. P: Pasien

mengatakan nyeri saat bergerakQ: nyeri terasa seperti tertusuk-tusuk, R: nyeri

dibagian paha kanan dibagian yang di operasi dengan S: skala nyeri 6, T: nyeri

hilang timbul Pasien tampak meringis kesakitan.

Pola persepsi dan konsep diri pasien mengatakan menerima kondisinya

saat ini dan tidak ada nggota tubuh yang tidak disukai.Pola hubungan dan peran

pasien mengatakan hubungan dengan keluarga dan lingkungan sekitar rumahnya

baik.Pola seksual dan reproduksi pasien mengatakan anaknya belom ada yang

menikah.Pola mekanisme koping sebelum sakit pasien mengatakan jika ada

masalah selalu menceritakan kepada keluarganya baik saudara ataupun orang

tua. Selama sakit pasien mengatakan jika ada masalah dengan paha kanannya

yang patah selalu bercerita dengan anggota keluarga yang menunggudan jika

mengeluh ke perawat yang jaga.

Page 55: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

43

Pola nilai dan keyakinan sebelum sakit pasien mengatakan beragama

islam dan selalu sholat 5 waktu dan pada saat sakit klien hanya berdoa agar

cepat sembuh dan kembali sholat.

Hasil pemeriksaan fisikdari keadaan atau penampilan kesadaran klien

composmentis. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital sebagai berikut, tekanan

darah 130/70 mmHg, frekuensi nadi 80x/menit dengan irama teratur dan

kekuatan kuat frekuensi pernafasan 22x/menit dengan irama kuat suhu 36oC.

Bentuk kepala mesoecepal, kulit kepala bersih tidak ada ketombe dengan rambut

hitam tidak beruban. muka dari mata palpebra normal, konjungtiva tidak anemis,

sclera tidak ikterik, pupil isokor, diameter kanan kiri simetris, reflek terhadap

cahaya baik dan tidak menggunakan alat bantu pengelihatan. hidung bentuk

simetris, bersih, mulut dengan hasil bersih, lidah bersih. gigi tidak ada gigi palsu

berwarna putih. dan pemeriksaan telinga simetris bersih dan tidak ada serumen.

leher tidak ada pembesaran kelenjar tyroid.

Pemeriksaan dada : inspeksi berbentuk dada simetris dan tidak ada jejas,

palpasi vokal fremitus kanan kiri sama saat diperkusi suara sonor kanan kiri

sama dan saat di aulkustasi bunyi jantung I,II murni reguler bunyi jantung.

Pemeriksaan abdomen bentuk agak buncit tidak ada jejas,bising usus

16x/menit.bunyi tymphani, tidak terdapat nyeri tekan.

Pada pemeriksaan genetalia dan rektum tidak terkaji. Pada pemeriksaan

ekstremitas atas kekuatan otot normal 5/5 dan ROM kanan kiri bisa bergerak

aktif capilary refile 2detik. Pemeriksaan pada eskstremitas bawah bagian kanan,

Page 56: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

44

Terdapat luka operasi tertutup balutan, balutan luka bersih, tidak ada lesi pada

femur dan terpasang drainase dengan produksi 200cc. klien mengatakan nyeri

pada paha bagian kanan, nyeri saat bergerak, skala nyeri 6, tidak ada mati rasa

pada bagian hip sampai pergelangan kaki, cappilary refile 2detik, akral hangat.

pergerakkan hip terbatas, pergerakkan lutut terbatas belum bisa ditekuk,

pergerakan ankle lemah, kekuatan otot 2. Pemeriksaan pada ekstremitas bagian

kiri kekuatan otot 5 (kuat), ROM dapat bergerak aktif, tidak ada perubahan

bentuk tulang, tidak ada edema, akral hangat, tidak ada luka, cappilary refile

2detik.

Pemeriksaan laboratorium pada tanggal 13 Januari 2016 didapatkan hasil

leukosit 12,6 ribu/uL normal (4,5-10,0), eritrosit 4,3 juta/uL normal (4,50-5,40),

hemoglobin 12,3 g/uL normal (14,0-17,5), hematokrit 36% normal (33-45),

trombosit 293 ribu/uL normal (150-450), golongan darah B, GDS 123mg/dL,

ureum 18,0mg/dL, creatin 0,5mg/dL,sgot 17 U/L, sgpt 10 U/L. Terapi yang

diperoleh selama dibangsal pada tanggal 13 januari 2016 cairan infus RL 500mg

dengan dosis 20tpm, ceftriaxon 1gr diberikan 3x1hari per8 jam, ketorolac 1gr

diberikan 3x1hari per 8jam, ranitidin 1gr di berikan 3x1hari per 8 jam,

metronidazole 100 mg di berikan 3x1 hari per 8 jam.

B. Perumusan masalah keperawatan

Hasil pengkajian diperoleh data subjektif antara lain pasien mengatakan P:

nyeri setelah dioperasi, bertambah saat digerakkan,Q: nyeri terasa seperti tertusuk-

Page 57: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

45

tusuk, R: nyeri dibagian paha kanan bekas operasi, S: skala nyeri 6 dan T: nyeri

terasa sewaktu-waktu. Data objektif yang diperoleh klien tampak meringis

kesakitan, dan terdapat luka post operasi dibagian paha kanan. Berdasarkan analisa

data menunjukkan nyeri akut merupakan prioritas masalah utama, sehingga dapat

ditegakkan diagnosa keperawatan yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen cidera

fisik.

Hasil pengkajian diperoleh data subjektif antara lain pasien mengatakan

aktifitas dibantu keluarga Data objektif kekuatan otot kaki kanan 2, aktifitas tampak

dibantu keluarga atau orang lain. Berdasarkan analisa data tersebut menunjukkan

hambatan mobilitas fisik merupakan perioritas masalah yang kedua, sehingga dapat

ditegakkandiagnosa keperawatan hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan

kelemahan otot

Hasil pengkajian diperoleh data subjektif yaitu pasienmengatakan terdapat

luka bekas operasi pada paha kanannya, data objektif terdapat luka pada femur dan

bekas operasi sepanjang 25 cm. Berdasarkan analisa data menunjukkan bahwa

kerusakan integritas kulit sehingga dapat ditegakkan diagnosa keperawatan

kerusakan integritas kulit berhubungan dengan faktor mekanik pembedahan.

C. Perencanaan keperawatan

Perencanaan dari masalah keperawatan pada tanggal 12 Januari 2016

penulis menyusun satu intervensi sebagai tindak lanjut pelaksanaan asuhan

keperawatan pada Tn. E dengan diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen

Page 58: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

46

cidera fisik dengan tujuan dan kriteria hasil setelah dilakukan tindakan asuhan

keperawatan selama 3x24 jam wajah tidak meringis menahan nyeri, skala nyeri

turun menjadi 2, tanda-tanda vital menjadi 120/80 mmHg, klien menggungkapkan

perasaan nyaman.

Intervensi yang dilakukan yaitu observasi karakteristik nyeri (P,Q,R,S,T)

untuk mengetahui karakteristik nyeri, berikan terapi seft untuk mengurangi rasa

nyeri, anjurkan untuk mempertahankan posisi kaki yang nyaman, kolaborasi

dengan dokter dalam pemberian analgesik menggunakan agen-agen farmakologi

untuk mengurangi nyeri.

Perencanaan dari masalah keperawatan 12 Januari 2016 penulis menyusun

suatu intervensi sebagai tindak lanjut asuhan keperawatan pada Tn. E dengan

diagnosa hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan otot dengan

tujuan dan kriteria hasil setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama

3x24 jam diharapkan hambatan mobilitas fisik teratasi dengan meningkatnya

kekuatan otot kaki kanan menjadi 4 dan mampu beraktifitas secara mandiri.

Intervensi yang dilakukan yaitu pantau tingkat mobilitas fisik untuk

mengetahui tingkat mobilitas fisik, bantu pasien untuk beraktifitas untuk

memudahkan aktifitas pasien. Ajarkan ROM untuk mencegah kekakuan sendi,

kolaborasi dengan ahli terapi untuk menentukan latihan yang tepat.

Perencanaan dari masalah keperawatan tanggal 12 januari 2016 penulis

menyusun suatu intervensi sebagai tindak lanjut pelaksanaan asuhan keperawatan

pada Tn. E dengan diagnosa kerusakan integritas kulit berhubungan dengan faktor

Page 59: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

47

mekanik (pembedahan) dengan tujuan dan kriteria hasil setelah dilakukan tindakan

asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan kerusakan integritas kulit dapat

teratasi dan tidakterjadi edema.

Intervensi yaitu observasi integritas kulit untuk mengetahui keadaan

kulit, lakukan perawatan luka, ajarkan cara menjaga agar kulit tetap lembab untuk

mempercepat proses penyembuhan,kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan

diet yang tepat agar luka cepat sembuh.

D. implementasi

Tindakan keperawatan dilakukan untuk mengatasi masalah keperawatan

utama berdasarkan rencana tindakan tersebut maka dilakukan tindakan keperawatan

pada hari selasa 12 Januari 2016 sebagai tindakan lanjutan pelaksanaan asuhan

keperawatan pada Tn. E dengan diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan

dengan agen cidera fisik dilakukan implementasi yaitu pengkajian pada pasien

kelolaan, jam 15.00 WIB merapikan tempat tidur dan memberikan injeksi ranitidin

50 mg dan ceftriaxone 1gr, respon subjektif pasien mengatakan mau dirapikan

tempat tidurnya dan mau disuntik, respon objektif pasien tampak kesakitan saat

obat di masukkan melalui intra vena, jam 15.30 WIB mengobservasi karakteristik

nyeri (P,Q,R,S,T) respon subjektif pasien mengatakan nyeri setelah operasi, nyeri

seperti tertusuk-tusuk, nyeri pada bagian kaki kanan, sekala nyeri 6, nyeri terasa

sewaktu-waktu. respon objrktif wajah pasien tampak meringis menahan nyeri,

tekanan darah 130/70 mmHg, nadi 80x/ menit, pernafasan 22x/ menit. Jam 15.40

Page 60: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

48

WIB memberikan terapi SEFT (sepiritual emotional fredom technique), respon

subjektif pasien mengatakan mau untuk diterapi, respon objektif pasien tampak

tenang dan mau mengikuti intruksi yang diberikan. Jam 15.50 WIB mengobservasi

karakteristik nyeri (P,Q,R,S,T) respon subjektif pasien mengatakan nyeri setelah

operasi, nyeri seperti tertusuk-tusuk, nyeri pada kaki kanan bekas operasi,sekala

nyeri 6, nyeri terasa sewaktu-waktu, wajah pasien tampak meringis menahan nyeri.

Jam 15.55 WIB memantau mobilitas fisik, respon subjektif pasien mengatakan

aktifitas dibantu orang lain, respon objektif pasien tampak beraktifitas dibntu orang

lain.

Tindakan yang dilakukan pada tanggal 12 Januari 2016 pada jam 16.00

WIB mengajarkan ROM aktif, respon subjektif pasien mengatakan mau diajarkan

gerakannya,respon objektif pasien tampak mengikuti arahan yang diberikan, jam

16.10 WIB mengobservasi integritas kulit, respon subjektif pasien mengatakan mau

untuk diperiksa, respon objektif kaki kanan bagian femur nampak adaluka bekas

operasi tertutup perban, jam 16.20 WIB mengajarkan cara mempertahankan agar

luka tetap lembab, respon subjektif pasien mengatakan mau diajarkan caranya,

respon objektif pasien tampak mempertahankan agar luka tetap lembab.

Pada tanggal 12 Januari 2016 pada jam 16.25 WIB mengobservasi

karakteristik nyeri (PQRST) pasien mengatakan nyeri setelah dioperasi, nyeri

seperti tertusuk-tusuk,nyeri pada kaki kanan bekas operasi, sekala nyeri 6, nyeri

terasa sewaktu-waktu, respon objektif wajah pasien tampak meringis menahan

nyeri. Jam 16.35 WIB memberikan terapi SEFT (sepiritual emotional freedom

Page 61: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

49

technique) respon subjektif pasien mengatakan mau diberikan terapiSEFT, respon

objektif pasien tampak tenang dan mengikuti intruksi yang diberikan. Jam 16.45

WIB mengobservasi karakteristik nyeri (PQRST), respon subjektif pasien

mengatakan nyeri setelah operasi, nyeri seperti tertusuk-tusuk, nyeri pada kaki

kanan bekas operasi, sekala nyeri 5, nyeri terasa sewaktu-waktu, data objektif

wajah pasien tampak meringis menahan nyeri.

Tindakan yang dilakukan pada tanggal 13 Januari 2016 pada jam 08.30

WIB merapikan tempat tidur dan memperikan injeksi ranitidin 25 mg, respon

subjektif pasien mengatakan mau dibereskan tempat tidurnya dan mau disuntik,

respon objektif pasien tampak mengikuti aba-aba saat tempat tidur dirapikan dan di

kasih injeksi, jam 08.45 WIB mengobservasi karakteristik nyeri (PQRST), respon

subjektif pasien mengatakan nyeri setelah operasi, nyeri seperti tertusuk-tusuk,

nyeri pada kaki kanan bekas operasi, sekala nyeri 5, nyeri terasa sewaktu-waktu,

respon objektif wajah pasien tampak meringis menahan nyeri, tekanan darah

130/80 mmHg, nadi 82x/ menit, pernafasan 22x/ menit.

Tindakan yang dilakukan pada tanggal 13 Januari 2016 pada jam 09.00

WIB memberikan terapi SEFT (sepiritual emotional freedom technique), respon

subjektif pasien mengatakan mau diberikan terapi SEFT, respon objektif pasien

tampak tenang dan mengikuti instruksi yang diberikan, jam 09.15 WIB,

mengobservasi karakteristik nyeri (PQRST), respon subjektif pasien mengatakan

nyeri setelah operasi, nyeri seperti tertusuk-tusuk,nyeri pada kaki kanan bekas

operasi, sekala nyeri 4, nyeri terasa sewaktu-waktu, respon objektif wajah pasien

Page 62: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

50

nampak meringis kesakitan, jam 09.30 WIB mengobservasi integritas kulit, respon

subjektif pasien mengatakan mau untuk diperiksa, respon objektif kaki pasien

sebelah kanan terdapat luka post operasi orif ulang fraktur femur dan tertutup

perban. Jam 09.45 WIB mengajarkan cara agar luka tetap lembab, respon subjektif

pasien mengatakan mau diajarkan caranya, respon objektif pasien nampak

memperhatikan saat diajarkan saat diajarkan agar luka tetap lembab.

Tindakan yang dilakukan pada tanggal 13 Januari 2016 pada jam 10.00

WIB memantau mobilitas fisik, respon subjektif pasien mengatakan aktifitas

dibantu orang lain, respon objektif pasien nampak beraktifitas dibantu orang lain.

Jam 10.15 WIB memberi bantuan pasien untuk aktifitas, respon subjektif pasien

mengatakan mau beraktifitas (ganti baju), respon objektif pasien tampak tenang dan

pelan-pelan saat ganti baju. Jam 15.30 WIB mengajarkan ROM aktif, respon

subjektif pasien mengatakan mau diajarkan ROM, respon objektif pasien mau

mengikuti arahan yang diberikan.Jam 10.45 WIB mengobservasi karakteristik

nyeri, respon subjektif pasien pengatakan nyeri setelah operasi, nyeri seperti

tertusuk tusuk, nyeri pada kaki kanan bekas operasi, sekala nyeri 4, nyeri terasa

sewaktu-wktu, wajah pasien tampak meringis kesakitan. Jam 10.55 WIB

memberikan terapi SEFT (sepiritual emotional freedom technique), respon

subjektif pasien mengatakan mau diberikan terapi seft, respon objektif pasien

tampak tenang dan mengikuti intruksi yang diberikan.

Tindakan yang dilakukan tanggal 13 Januari 2016 pada jam 11.00 WIB

mengobservasi karakteristik nyeri (PQRST), respon subjektif pasien mengatakan

Page 63: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

51

nyeri setelah operasi, nyeri seperti tertusuk-tusuk,nyeri pada kaki kanan bekas

operasi, sekala nyeri 3, nyeri terasa sewaktu-waktu, respon objektif wajah pasien

nampak agak rileks. Jam 11.15 WIB memantau mobilitas fisik,respon subjektif

pasien mengatakan aktifitas dibantu orang lain, respon objektif pasien tampak

toileting dibantu keluarga. Jam 11.30 WIB mengobservasi karakteristik nyeri

(PQRST), respon subjektif pasien mengatakan nyeri setelah operasi, nteri terasa

seperti tertusuk-tusuk,nyeri pada kaki kanan bekas operasi, sekala nyeri 3, nyeri

terasa sewaktu-waktu, respon objektif wajah pasien tampak agak rileks.

Tindakan yang dilakukan tanggal 14 Januari 2016 pada jam 08,00 WIB

merapikan tempat tidur dan memberikan injeksi ranitidin 25 mg, respon subjektif

pasien mengatakan mau dirapikan tempat tidurnya dan mau disuntik, respon

objektif pasien tampak tenang dan obat telah masuk melalui selang infus. Jam 08.45

WIB mengobservasi karakteristik nyeri (PQRST), respon sebjektif pasien

mengatakan nyeri setelah operasi, nyeri seperti tertusuk-tusuk, nyeri pada kaki

kanan bekas operasi, sekala nyeri 3, nyeri terasa sewaktu-waktu, respon objektif

wajah pasien tampak rileks, tekanan darah 120/80 mmHg,nadi 82x/ menit,

pernafasan 20x/ menit. Jam 09.00 WIB memberikan terapi SEFT (sepiritual

emotional freedom technique) respon subjektif pasien mengatakan mau diberikan

terapi seft, respon objektif pasien tampak tenang dan mengikuti intruksi yang

diberikan. Jam 09.15 WIB mengobservasi karakteristik nyeri (PQRST), respon

subjektif pasien mengatakan nyeti setelah dioperasi, nyeri seperti tertusuk-tusuk,

Page 64: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

52

nyeri pada kaki kanan bekas operasi, sekala nyeri 2, nyeri terasa sewaktu-waktu,

respon objektif wajah pasien tampak rileks.

Tindakan yang dilakukan tanggal 14 Januari 2016 pada Jam 09.30 WIB

memantau mobilitas fisik, respon subjektif pasien mengatakan aktifitasnya dibantu

orang lain, respon objektif pasien tampak beraktifitas dibantu orang lain

(berpakaian). jam 09.45 WIB mengajarkan ROM aktif, pasien mengatakan mau

diajarkan gerakannya, respon objektif pasien tampak mengikuti arahan yang

diberikan. Jam 09.55 WIB mengobservasi integritas kulit, respon subjektif pasien

mengatakan mau untuk diperiksa, respon objektif paha kanan tampak terdapat luka

post operasi tertutup perban.

Tindakan yang dilakukan tanggal 14 Januari 2016 pada jam 10.15 WIB

mengajarkan cara mempertahankan agar luka tetap lembab, respon subjektif pasien

mengatakan mau diajarkan caranya, respon objektif pasien tampak

mempertahankan agar luka tetap lembab. Jam 10.30 WIB mengobservasi

karakteristik nyeri (PQRST), respon subjektif pasien mengatakan nyeri setelah

operasi, nyeri seperti tertusuk-tusuk, nyeri pada kaki kanan bekas operasi, sekala

nyeri 2, nyeri terasa sewaktu-waktu, respon objektif wajah pasien tampak rileks.

Tindakan yang dilakukan tanggal 14 Januari 2016 pada jam 10.45 WIB

memberikan terapi SEFT (sepiritual emotional freedom technique), respon

subjektif pasien mengatakan mau diberikan terapi seft, respon objektif pasien

tampak tenang dan mengikuti instruksi yang diberikan. Jam 11.00 WIB

mengobservasi karakteristik nyeri, respon subjektif pasien mengatakan nyeri

Page 65: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

53

setelah operasi, nyeri seperti tertusuk-tusuk, nyeri pada kaki kanan bekas operasi,

sekala nyeri 2, nyeri terasa sewaktu-waktu, respon objektif wajah pasien tampak

rileks.

E. Evaluasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan, hasil evaluasi dilakukan pada hari

selasa 12 Januari 2016, jam 14.30 WIB dengan menggunakan metode SOAP

(subyektif, obyektif, assisment,plaining), untuk diagnosa nyeri akut data subjektif

klien mengatakan nyeri setelah operasi, nyeri seperti tertusuk-tusuk, nyeri pada kaki

kanan bekas operasi, sekala nyeri 5, nyeri terasa sewaktu-waktu, data objektif

wajah pasien tampak meringis menahan nyeri, tekanan darah 130/70 mmHg, nadi

80x/ menit,pernafasan 22x/ menit.assisment masalah nyeri belum teratasi, plaining

intervensi dilanjutkan, Observasi karakteristik nyeri (PQRST), memberi terapi

SEFT (sepiritual emotional freedom technique), ajarkan untuk mempertahankan

posisi kaki, kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgesik.

Evaluasi dilakukan pada hari selasa 12 Januari 2016 untuk diagnosa

hambatan mobilitas fisik pada jam 15.00 WIB data subyektif pasien mengatakan

aktifitas dibantu orang lain, data obyektif pasien tampak beraktifitas dibantu orang

lain, assessement masalah mobilitas belum teratasi, plaining intervensi dilanjutkan,

observasi tingkat mobilitas fisik, membantu pasien untuk beraktifitas, ajarkan ROM

aktif, kolaborasi dengan ahli terapi.

Page 66: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

54

Evaluasi dilakukan pada hari selasa 12 Januari 2016 untuk diagnosa

kerusakan integritas kulit pada jam 15.30 WIB data subyektif pasien mengatakan

ada luka bekas operasi, data obyektif terdapat luka bekas operasi dibagian kaki

kanan dan tertutup perban, assessement masalah belum teratasi, plaining intervensi

dilanjutkan, observasi integritas kulit, berikan perawatan luka, ajarkan agar luka

tetap lembab, kolaborasi dengan ahli gizi.

Hasil evaluasi yang dilakukan pada hari rabu tanggal 13 Januari 2016 untuk

diagnosa nyeri akut pada jam 09.30 WIB data subyektif klien mengatakan nyeri

setelah operasi, nyeri seperti tertusuk-tusuk, nyeri pada kaki kanan bekas operasi,

sekala nyeri 3, nyeri terasa sewaktu-waktu, data obyektif wajah pasien nampak

agak rileks, tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 82x/ menit, pernafasan 22x/ menit,

assesment masalah nyeri belum teratasi, plaining intervensi dilanjutkan, observasi

karakteristik nyeri, berikan terapi SEFT (sepiritual emotional freedom technique),

ajarkan untuk mempertahankan posisi kaki, kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian analgesik.

Evaluas dilakukan pada hari rabo tanggal 13 Januari 2016 pada jam 10.30

WIB untuk diagnosa hambatan mobilitas fisik data subyektif pasien mengatakan

aktifitas dibantu orang lain, obyektif pasien tampak saat beraktifitas dibantu orang

lain, assisment masalah mobilisasi belum teratasi, plaining intervensi dilanjutkan,

observasi tingkat mobilitas fisik, bantu pasien untuk beraktifitas, ajarkan ROM

aktif, kolaborasi dengan ahli terapi.

Page 67: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

55

Evaluasi dilakukan pada hari rabo 13 Januari 2016 untuk diagnosa

kerusakan integritas kulit pada jam 11.30 WIB data subyektif pasien mengatakan

ada luka bekas operasi, data obyektif terdapat luka bekas operasi dibagian kaki

kanan dan tertutup perban, assessement masalah belum teratasi, plaining intervensi

dilanjutkan, observasi integritas kulit, berikan perawatan luka, ajarkan agar luka

tetap lembab, kolaborasi dengan ahli gizi.

Hasil evaluasi yang dilakukan pada hari kamis tanggal 14 Januari 2016

untuk diagnosa nyeri akut pada jam 09.30 WIB data subyektif pasienmengatakan

nyeri setelah operasi, nyeri seperti tertusuk-tusuk, nyeri pada kaki kanan bekas

operasi, sekala nyeri 2, nyeri terasa sewaktu-waktu, data obyektif wajah pasien

nampak rileks, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 82x/ menit, pernafasan 20x/

menit, assesment masalah nyeri teratasi, plaining hentikan intervensi.

Evaluas dilakukan pada hari kamis tanggal 14 Januari 2016 pada jam 10.30

WIB untuk diagnosa hambatan mobilitas fisik data subyektif pasien mengatakan

aktifitas dibantu orang lain, obyektif pasien tampak saat beraktifitas dibantu orang

lain, assisment masalah mobilisasi belum teratasi, plaining intervensi dilanjutkan,

observasi tingkat mobilitas fisik, bantu pasien untuk beraktifitas, ajarkan ROM

aktif, kolaborasi dengan ahli terapi.

Evaluasi dilakukan pada hari kamis 14 Januari 2016 untuk diagnosa

kerusakan integritas kulit pada jam 11.30 WIB data subyektif pasien mengatakan

ada luka bekas operasi, data obyektif terdapat luka bekas operasi dibagian kaki

kanan dan tertutup perban, assessement masalah belum teratasi, plaining intervensi

Page 68: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

56

dilanjutkan, observasi integritas kulit, berikan perawatan luka, ajarkan agar luka

tetap lembab, kolaborasi dengan ahli gizi.

Page 69: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

57

BAB V

PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan membahas tentang pemberian terapi SEFT (sepiritual

emotional freedom technique) terhadap penurunan intensitas nyeri pada asuhan

keperawatan Tn.E dengan post operasi fraktur femur dextra RSUD Karanganyar yang

dilakukan pada tanggal 12 Januari sampai 14 Januari 2016. Disamping itu penulis akan

membahas tentang faktor pendukung dan kesenjangan - kesenjangan yang terjadi antar

teori dengan kenyataan yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi,

implementasi, dan evaluasi.

A. Pengkajian

Langkah pertama dari proses keperawatan yaitu pengkajian, dimulai perawat

dengan menerapkan pengetahuan. Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis

dari pengumpulan, verikasi dan komunikasi data tentang klien. Fase proses

keperawatan ini mencakup dua langkah pengumpulan data yaitu pengumpulan data

primer (pasien) dan sumber sekunder (keluarga, tenaga kesehatan), dan analisis

data sebagai dasar untuk diagnosa keperawatan. (Potter dan Perry, 2005)

Pengkajian yang dilakukan penulis meliputi pengkajian identitas pasien,

keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat

Page 70: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

58

penyakit keluarga dan 11 fungsi gordon serta pemeriksaan fisik head to toe.

Serta pengakajian khusus pada ekstermitas yang mengalami fraktur dengan look,

feel, move. (Potter dan Perry, 2005)

Pengkajian dilakukan pada tanggal 12 Januari 2016 jam 14.00 WIB dengan

metode pengkajian autoanamnesa dan alloanamnesa. Di dapatkan hasil pasien

dengan nama Tn.E dengan diagnosa medis post orif fraktur femur. Keluhan utama

yang dirasakan klien adalah nyeri pada paha bagian kanan.yang salah satu efek dari

pembedahan adalah nyeri. Menurut Tamsuri (2007) nyeri adalah sensori subyektif

dan emosional yang tidak menyenangkan yang dikaitkan dengan kerusakan

jaringan aktual dan potensial atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan.

Fraktur adalah setiap retak atau patah tulang yang disebabkan oleh trauma, tenaga

fisik, kekuatan, sudut, keadaan tulang dan jaringan lunak disekitar tulang yang akan

menentukan apakah fraktur yang terjadi disebut lengkap atau tidak lengkap (Price

& Wilson, 2006).

Riwayat penyakit sekarang di dapat data riwayat pasien mengatakan dua tahun

yang lalu pada tanggal 4 Januari 2014 mengalami kecelakaan dan dibawa ke RSUD

Dr.Moewardi solo kemudian didiagnosa patah tulang fraktur femur, pada tanggal 6

Januari 2016 periksa ke poli ortopedi RSUD karanganyar dan akan melepas pen,

setelah pen dilepas tulang belum menyatu kemudian pada tanggal 12 Januari 2016

dioperasi lagi orif ulang fraktur femur.

Pada pola kognitif perseptual klien mengatakan nyeri saat bergerak dan pasien

mengatakan nyeri terasa seperti tertusuk-tusuk, nyeri dibagian paha kanan dibagian

Page 71: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

59

yang di operasi dengan skala nyeri 6 dan waktu nyeri hilang timbul. Menurut

klasifikasinya nyeri pada Tn.E tergolong nyeri akut dimana nyeri akut diartikan

sebagai nyeri yang sebagian besar diakibatkan oleh penyakit, atau injuri jaringan,

nyeri jenis ini biasanya awitanya datang tiba-tiba, nyeri akut terjadi kurang dari 6

bulan (Saputra, 2013 : 215).

Nyeri yang dirasakan Tn.E tergolong nyeri sedang karena skala nyeri yang

dirasakan skala 6. Nyeri merupakan sensasi tidak menyenangkan yang terlokalisasi

pada suatu bagian tubuh. Proses terjadinya nyeri adalah dimulai ketika bagian tubuh

terluka oleh tekanan, potongan, sayatan, dingin atau kekurangan oksigen pada sel,

maka bagian tubuh yang terluka akan mengeluarkan berbagai macam subtansi

intraseluler dilepaskan ke ruang ekstraseluler maka akan mengiritasi nosiseptor.

Saraf ini akan merangsang dan bergerak sepanjang serabut saraf atau neurotransmisi

yang akan menghasilkan substansi yang disebut dengan neurotransmisi seperti

prostaglandin dan epineprin, yang membawa pesan nyeri dari medula spinalis

ditransmisikan ke otak dan dipersepsikam sebagai nyeri (Potter & Perry, 2005).

Nyeri bisa diukur dengan skala numeric yaitu, 0: tidak nyeri, 1-3: nyeri ringan, 4-6:

nyeri sedang, 7-9: nyeri berat, 10: nyeri sangat berat (Saputra, 2013:218).

Pengkajian nyeri meliputi (PQRST), P (Provocate) yang berarti penyebab

atau stimulus – stimulus nyeri, Q (Quality) yang berarti kualitas nyeri yang

dirasakan, R (Region) yang berarti lokasi nyeri, S (Severe) yang berarti tingkat

keparahan nyeri, T (Time) yang berarti awitan, durasi dan rangkaian nyeri (Saputra,

Page 72: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

60

2013). Pola kognitif perceptual penulis lupa dalam mencantumkan pengkajian nyeri

(PQRST) karena kurang ketelitian penulis.

Hasil pengkajian pola aktivitas didapatkan hasil sebelum sakit klien

mengatakan dari makan dan minum, toileting, berpakaian, mobilitas ditempat tidur,

berpindah, ambulasi mandiri semua. Selama sakit klien makan, toileting,

berpakaian, mobilitas ditempat tidur, berpindah, dan ambulasi rom masih dibantu

orang lain. Sesuai dengan teori karena adanya nyeri dan gerak yang terbatas,semua

bentuk aktivitas klien dapat berkurang sehingga klien akan lebih butuh bantuan dari

orang lain (Muttaqin, 2008)

Pengkajian fokus yang penulis uraikan adalah tentang pengkajian pada fraktur

yaitu dengan menggunakan look, feel dan move untuk pemeriksaan fisik pada pasien

dengan fraktur. (Muttaqin, 2008). Pada pemeriksaan ekstremitas atas kekuatan otot

normal 5/5 dan ROM kanan kiri bisa bergerak aktif capilary refile 2 detik.

Pemeriksaan pada eskstremitas bawah bagian kanan Terdapat luka operasi tertutup

balutan, balutan luka bersih, tidak terdapat edema pada paha, tidak ada lesi pada

femur dan terpasang drainase. klien mengatakan nyeri pada paha bagian kanan,

nyeri saat bergerak, skala nyeri 6, tidak ada mati rasa pada bagian hip sampai

pergelangan kaki, cappilary refile 2 detik, akral hangat. Move: pergerakkan hip

terbatas, pergerakkan lutut terbatas belum bisa ditekuk, pergerakan ankle lemah,

kekuatan otot 2. Pemeriksaan pada ekstremitas bagian kiri kekuatan otot 5 (kuat),

ROM dapat bergerak aktif, tidak ada perubahan bentuk tulang, tidak ada edema,

akral hangat, tidak ada luka, cappilary refile 2 detik.

Page 73: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

61

Kekuatan otot ekstremitas kanan bawah Tn.E menunjukkan nilai 2, dalam teori,

pengukuran kekuatan otot dilakukan ROM (Range of Motion) merupakan istilah

baku untuk menyatakan batas atau besarnya gerakan sendi yang normal dan sebagai

dasar untuk menetapkan adanya kelainan ataupun untuk menyatakan batas gerakan

sendi yang abnormal. Adapun penilaianya yaitu Derajat 0: paralisis total atau tidak

ditemukan kontraksi otot, 1: kontraksi otot yang terjadi hanya berupa perubahan

tonus otot yang dapat diketahui dengan palpasi dan tidak dapat menggerakan sendi,

2: otot hanya mampu menggerakan persendian, tetapi kekuatanya tidak dapat

melawan pengaruh gravitasi, 3: Di samping dapat menggerakan sendi, otot juga

dapat melawan pengaruh gravitasi, tetapi tidak kuat terhadap tahanan yang diberikan

oleh pemeriksa, 4: kekuatan otot seperti pada derajat 3 disertai dengan kemampuan

otot terhadap tahanan yang ringan, 5: kekuatan otot normal (Muttaqin, 2008). Dan

pada Tn.E ekstremitas kanan bawah tidak dapat melawan gravitasi, hanya mampu

menggerakkan persendian, dengan nilai 2.

Pada pemeriksaan penunjang foto rontgen, penulis tidak mencantumkan hasil

dari foto rontgen karena tidak terkaji oleh penulis karena kurangnya ketelitian

penulis. Dalam teori, rontgen berfungsi untuk menentukan keadaan dan kedudukan

tulang (Muttaqin, 2008).

Terapi yang diperoleh selama dibangsal pada tanggal 12 Januari 2016 cairan

infus Ringer Laktat 500mg dengan dosis 20 tetes permenit, golongan elektrolit,

berfungsi untuk menjaga dan mengembalikan keseimbangan elektrolit. Cefazolin

1000mg/8 jam golongan antibiotik, berfungsi untuk mencegah infeksi, ketorolac 30

Page 74: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

62

mg/ 8 jam golongan analgetik non narkotik berfungsi untuk mengurangi nyeri

jangka pendek terhadap nyeri sedang sampai berat pada pasien post operasi.

(Midian, 2014).

Pengkajian merupakan inti dari berfikir kritis dan pemecahan masalah klinik.

Setelah mengumpulkan dan memvalidasi data subyektif dan obyektif serta

menginterpretasikan data, penulis melakukan analisa data dan mengelompokkan

sesuai dengan data yang didapatkan dari hasil pengkajian. (Potter dan Perry, 2005).

B. Perumusan masalah

Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menguraikan respon

aktual atau potensial klien terhadap masalah kesehatan. Respon aktual dan potensial

klien didapatkan dari data dasar pengkajian, tinjauan literature yang berkaitan,

catatan medis klien. (Potter dan Perry, 2005)

Hasil pengkajian dan pengelompokkan data penulis menemukan

beberapa masalah kesehatan dan memfokuskan pada fungsi kesehatan fungsional

yang membutuhkan dukungan dan bantuan pemulihan sesuai dengan kebutuhan

hirarki maslow. (Potter dan Perry, 2005) dari hasil pengkajian dan analisa data

penulis mengangkat diagnosa, yaitu :

1. Diagnosa pertama yang penulis rumuskan adalah Nyeri akut berhubungan

dengan agen cidera fisik : post operasi.

Nyeri akut adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak

menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau

Page 75: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

63

potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa. Menurut

international for the study of pain nyeri akut adalah awitan yang tiba- tiba atau

lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi

atau diprediksi dan berlangsung < 6 bulan. (herdman, 2012).

Batasan karakteristik nyeri akut terjadi perubahan tekanan darah,

perubahan frekuensi jantung, perubahan frekuensi pernapasan, mengekpresikan

perilaku gelisah, waspada iritabilitas, sikap melindungi area nyeri, perubahan

posisi untuk menghindari nyeri, fokus pada diri sendiri, gangguan tidur.

(Herdman, 2012).

Data hasil pengkajian yang mendukung diagnosa nyeri akut

mencakup data obyektif, data subyektif dan hasil pemeriksaan. Data subyektif

klien mengatakan nyeri saat bergerak, nyeri terasa seperti tertusuk-tusuk, nyeri

dibagian pahan kanan didaerah yang dioperasi, skala nyeri 6 dan nyeri hilang

timbul. Data obyektif yang diperoleh klien terlihat meringis kesakitan, dan

terdapat luka post operasi dibagian paha kanan.

Batasan karateristik menyebutkan pada nyeri terjadi perubahan

tekanan darah, perubahan frekuensi jantung dan frekuensi pernafasan, didalam

analisa data penulis tidak mencantumkan perubahan nadi, respiratory rate dan

tekanan darah karena kurangnya ketelitian penulis tidak mendokumentasikan

dan memasukknnya dalam analisa data.

Penulis memprioritaskan diagnosa nyeri akut berdasarkan hirarki

kebutuhan menurut maslow yaitu masuk dalam kebutuhan tingkat kedua

Page 76: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

64

mencakup kebutuhan keamanan dan keselamatan (fisik dan psikologis) yang

merupakan kebutuhan paling dasar kedua yang harus diprioritaskan. (Potter dan

Perry, 2005).

2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot.

Hambatan mobiltas fisik adalah keterbatasan pada pergerakkan

fisik tubuh atau satu atau lebih ekstermitas secara mandiri dan terarah. Batasan

karakteristik hambatan mobilitas fisik : penurunan waktu reaksi, kesulitan

membolak – balik posisi, keterbatasan rentang gerak sendi, ketidakstabilan

postur, pergerakan lambat, pergerakkan tidak terkoordinasi. ( Herdman, 2012 )

Data yang mendukung diagnosa keperawatan hambatan mobilitas

fisik meliputi data subyektif dan data obyektif sesuai dengan batasan

karakteristik. Hasil pengakajian post operasi Data subyektif yaitu klien

mengatakan kaki kanannya bisa digerakkan untuk beraktivitas makan /minum,

berpakaian, toileting, berpindah dll harus di bantu. data obyektif yang diperoleh

kekuatan otot klien lemah (2), pergerakan hip terbatas, lutut belum bisa ditekuk,

dalam beraktivitas dibantu keluarga.

Menurut kebutuhan menurut Maslow hambatan mobilitas fisik

masuk dalam kebutuhan prioritas kedua keamanan dan keselamatan (fisik dan

psikologis). Penulis memprioritaskan diagnosa hambatan mobilitas fisik sebagai

diagnosa kedua setelah nyeri akut, karena hambatan mobilitas fisik tidak bersifat

urgent. (Potter dan Perry, 2005).

Page 77: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

65

3. Pada diagnosa keperawatan yang ketiga yang diambil penulis adalah kerusakan

integritas kulit berhubungan dengan faktor mekanik (pembedahan).

yang telah disesuaikan dengan diagnosa keperawaan NANDA. Pada kasus Tn.E

terjadi kerusakan integritas kulit yaitu adanya perubahan atau gangguan

epidermis dan atau dermis batasan karakteristik menurut teori yang ada yaitu

kerusakan lapisan kulit, adanya gangguan permukaan kulit dan invasi struktur

tubuh (Herman, 2012:553). Sedangkan batasan karakteristik pada Tn.E yang

ditemukan meliputi data subyektif pasien mengatakan terdapat luka bekas

operasi pada paha kanan, data obyektif terdapat luka pada paha (femur).

Gangguan yang terjadi pada kerusakan integritas kulit merupakan akibat utama

tekanan. Ada faktor - faktor tambahan yang dapat meningkatkan resiko terjadi

kerusakan kulit lebih lanjut pada pasien diantaranya adalah gaya gesek,

kelembaban, nutrisi buruk, anemia, infeksi, demam, gangguan sirkulasi perifer,

obesitas, dan usia (Potter & Perry, 2006:1259).

Penulis mengangkat diagnosa nyeri karena merupakan diagnosa prioritas dan

actual, hal ini didasarkan dari teori herarki maslow. Menurut maslow

kenyamanan merupakan kebutuhan dasar yang memerlukan penanganan dengan

segera agar tidak mengganggu kebutuhan yang lainnya (Potter & Perry, 2006).

C. Intervensi Keperawatan

Proses keperawatan yang dilakukan setelah merumuskan diagnosa keperawatan

yang spesifik, perawat menggunakan ketrampilan berpikir kritis untuk menetapkan

prioritas dignosa dengan membuat membuat peringkat dalam urutan

Page 78: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

66

kepentingannya. Prioritas ditegakkan untuk mengidentifikasi urutan intervensi

keperawatan. Intervensi keperawatan adalah tindakan yang dirancang untuk

membantu klien dalam beralih dari tingkat kesehatan saat ini ke tingkat kesehatan

yang diinginkan dalam hasil yang diharapkan. (Potter dan Perry, 2006).

Setelah mengkaji mendiagnosa dan menetapkan prioritas tentang kebutuhan

perawatan kesehatan pasien, penulis merumuskan tujuan dan hasil. Tujuan tidak

hanya memenuhi kebutuhan klien tetapi juga harus mencakup pencegahan dan

rehabilitasi. Tujuan yang penulis susun sesuai dengan teori yang ada pada buku

fundamental keperawatan Potter dan Perry (2006) mengacu pada 7 faktor : berpusat

pada klien, faktor tunggal menunjukkan hanya satu respon klien, faktor yang dapat

diamati perubahan yang dapat diamati dapat terjadi dalam temuan fisiologis, tingkat

pengetahuan klien dan perilaku, faktor yang dapat diukur, faktor batasan waktu

serta tujuan dan hasil yang diharapkan menunjukkan kapan respon yang diharapkan

harus terjadi, faktor mutual, faktor realistik tujuan dan hasil yang diharapkan

singkat dan realistik. Berdasarkan diagnosa yang telah penulis rumuskan dengan

menyesuaikannya dengan prioritas permasalahan, penulis menyusun intervensi

sebagai berikut :

Tujuan dari perencanaan tindakan untuk diagnosa nyeri akut

berhubungan dengan agen cidera fisik adalah setelah di lakukan tindakan

keperawatn 3 x 24 jam diharapkan nyeri akut teratasi dengan kriteria hasil : pasien

tidak meringis menahan nyeri, skala nyeri berkurang menjadi 2 tanda – tanda vital

normal, pasien menggungkapkan perasaan nyaman. Dengan intervensi yang

Page 79: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

67

pertama yaitu mengkaji karakteristik nyeri (PQRST) dimana P adalah faktor yang

menimbulkan nyeri dan mempengaruhi gawat atau ringannya nyeri, Q adalah

kualitas nyeri, R adalah perjalanan ke daerah lain, S adalah intensitas skala nyeri, T

menjelaskan waktu serangan dan frekuensi nyeri. Observasi tanda-tanda vital. Hal

ini dilakukan sesuai dengan teori dalam pengkajian karakteristik nyeri (PQRST)

dilakukan untuk mengetahui pemicu nyeri, kualitas nyeri, lokasi nyeri, intensitas

nyeri, dan waktu serangan (Saputra,2013:219)

Pada intervensi yang ke dua yaitu berikan terapi SEFT (sepiritual emotional

freedom technique)dalam upaya untuk menbantu mengurangi nyeri pada pasien

pasca operasi fraktur femur terutama pada saat latihan gerak fisioterapis dan

memberikan stimulasi elektris misalnya arus interferensi, arus diadinamis dan juga

dengan pemberian transcutaneus electrical stimulation dan stimulasi lain (termasuk

pijatan) pada titik akupunktur tertentu dapat mengurangi nyeri pasca operasi. Terapi

SEFT juga dapat memberikan rangsangan pada saraf parasimpatis untuk

menghasilkan respon relaksasi, menjadikan 18 titik utama yang mewakili 12 jalur

utama energi meridian dengan menggunakan teknik taping dan doa.(Faiz,2012)

Pemberian terapi SEFT juga sangat efektif dalam mengurangi nyeri pasien

pasca operasi fraktur femur. SEFT dilakukan dengan memberikan ketukan-ketukan

ringan pada titik-titik akupunkutur tertentu sambil pikiran kita ikhlas dan pasrah

kepada Allah. Ketukan-ketukan tadi akan merangsang low

tresholdmechanoreceptor yang berada dikulit, tondon dan otot.pada saat

pelaksanaan SEFT akan merangsang serabut saraf A-beta, diteruskan ke nukleus

Page 80: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

68

kolumna dorsalis dan implus saraf diteruskan melalui lemnikus medialis dan

melalui jalur kolateral terhubung dengan pariaquedectal grey area (PGA). PGA ini

menghasilkan enkapalin (sejenis opium dalam tubuh) yang selanjutnya akan

mengaktifkan nukleus raphie dan atau nukleus retikuler mangnoseluler. Kedua

nukleus tersebut dikirimkan impuls penghambat nyeri ke medula sepinalis melalui

jaras kaudal-retikuler. jaras kaudal-retikuleryang berasal dari nukleus raphe adalah

serabut serotinegik sedangkan yang berasal dari nukleus retikuler mangnoseluler

adalah serabut neropinefrinegrik. Dimedula spinalis kedua jenis serabut saraf

tersebut bernisap dengan serabut enkefalinergik yang dapat melakukan

penghambatan pre sinaptik sehingga nyeri dapat berkurang (Zainudin, 2008)

Pada intervensi yang ke tiga yaitu berikan informasi tentang nyeri dan

penyebabnya, dimana dengan pemberian informasi yang akurat kepada pasien

tentang respon nyeri yang dialami, pasien akan berusaha akan mencapai relaksasi

yang optimal, sehingga nyeri yang dirasakan berkurang (Saputra, 2013)

Pada intervensi yang ke empat yaitu kolaborasi dengan dokter dalam pemberian

analgesik dapat menyebabkan penurunan nyeri karena obat ini bekerja pada ujung

saraf perifer didaerah yang mengalami cidera, dengan menurunkan kadar mediator

peradangan yang dibagikan oleh sel-sel yang mengalami cidera (Tamsuri,2012:48).

Berdasarkan tujuan dari diagnosa hambatan mobilitas fisik dengan penurunan

kekuatan otot adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam

diharapkan hambatan mobilitas fisik teratasi. Dengan kriteria hasil mampu

beraktifitas secara mandiri, kekuatan otot pasien dapat kembali dari 2 menjadi 4.

Page 81: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

69

Intervensi yang pertama yaitu observasi seluruh kegiatan mobilitas dan bantu

pasien karena mobilisasi mengacu pada kemampuan seseorang untuk bergerak

dengan bebas dan imobilisasi mengacu pada ketidakmampuan seseorang untuk

bergerak dengan bebas (Perry & Potter,2006:1192).

Pada intervensi ke dua yaitu bantu pasien untuk aktifitas, sesuai teori untuk

meningkatkan dan membantu berjalan, untuk mempertahankan atau memperbaiki

fungsi tubuh volunter dan autonom selama perawatan serta pemulihan dari sakit

atau cidera (Wilkinson,2007:307)

Pada intervensi ke tiga yaitu ajarkan pasien ROM, pasien yang memiliki

keterbatasan mobilisasi sendi karena penyakit, ketidakmampuan , atau trauma

membutuhkan latihan sendi untuk mengurangi bahaya imobilisasi, dimana

penggunaan pergerakan tubuh aktif atau pasif untuk mempertahankan atau

memperbaiki fleksibilitas sendi (Potter & Perry,2006:1199)

Pada intervensi ke empat yaitu kolaborasi dengan ahli fisik dimana latihan

terapeutik ini diresepkan oleh dokter dan dilakukan dengan bantuan dan panduan

oleh ahli terapi fisik. Pasien harus mempunyai pemahaman yang jelas tentang

tujuan latihan yang diresepkan instruksi tertulis tentang frekuensi, durasi dan

jumlah penggulangan juga gambaran sederhan tentang latihan, membantu untuk

menjamin kepatuhan terhadap program latihan (Brunner dan Suddarth,2012:394

dan 398).

Berdasarkan tujuan dari diagnosa kerusakan integritas kulit berhubungan

dengan faktor mekanik (pembedahan) adalah setelah dilakukan tindakan

Page 82: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

70

keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan kerusakan integritas kulit dapat teratasi.

Dengan kriteria hasil luka tetap kering,tidak terjadi edema, tidak terjadi

penglupasan kulit. Intervensinya yang pertama yaitu observasi integritas kulit

adanya faktor resiko yang menyebabkan dapat menyebabkan kerusakan kulit.

Dalam teori ini harus dilakukannya intervensi aktif, preventif dan pengkajian

berkelanjutan adalah penting. Adanya rencana pembelajaran pasien mencakup

instruksi tentang strategi untuk mengurangi resiko terjadinya ulkus dikubitus dan

metode untuk mendeteksi, menginspeksi dan meminimalkan area bertekanan.

Pengenalan dini dan intervensi adalah kunci penatalaksanaan jangka panjang

potensial kerusakan integritas kulit (Potter & Perry 2006:1259-1260)

Pada intervensi yang kedua yaitu menganjurkan untuk memakai pakaian yang

longgar dimana dalam pemakaian pakaian yang longgar memudahkan dan tidak

menghambat dalam penyembuhan luka apabila pakaian terlalu ketat akan

menimbulkan peredaran darah tidak berfungsi dengan baik dan akan menekan luka

(Potter & Perry,2006 : 1291)

Pada intervensi yang ketiga yaitu berikan informasi kepada pasien cara menjaga

agar luka tetap lembab, menurut teori hal ini merupakan intervensi yang paling

penting untuk penyembuhan luka karena lingkungan lembab mempengaruhi

kecepatan epitelisasi dan pembentukan jumlah skar, dan lingkungan yang lembab

memberikan kondisi optimal untuk mempercepat proses penyembuhan (Perry dan

Potter,2006 : 1273)

Page 83: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

71

Pada intervensi yang ke empat yaitu kolaborasi dengan ahli gizi tentang

makanan tinggi protein dan tinggi kalori. Peningkatan asupan protein dapat

membantu perbaikan jaringan epidermis, sedangkan peningkatan asupan kalori

dapat membantu penggantian jaringan subkutan (Potter & Perry, 2006: 1298)

D. Implementasi

Tindakan keperawatan yang dilakukan pada Tn.E sama dengan yang ada

diintervensi pada diagnosa pertama yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen

cidera fisik dengan mengkaji karakteristik nyeri (PQRST), memberikan terapi

SEFT (sepiritual emotional freedom technique), berikan informasi tentang nyeri

dan penyebabnya, dan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgesik.

Penulis melakukan implementasi untuk diagnosa nyeri akut berhubungan

dengan agen cidera fisik (post ORIF fraktur femur) selama 3 hari, tindakan yang

pertama yaitu mengobservasi karakteristik nyeri, pada tanggal 12 Januari 2016 jam

15.30 didapatkan respon subyektif pasien mengatakan nyeri setelah dioperasi,

nyeri seperti tertusuk-tusuk, nyeri pada paha kanan, sekala nyeri 6, dan nyeri terasa

sewaktu-waktu, respon obyektif wajah pasien tampak meringis menahan nyeri,

tekanan darah 130/70 mmHg, nadi 80 kali per menit, pernafasan 22 kali per menit.

Dalam teori, observasi karakteristik nyeri dilakukan untuk mengetahui pemicu

nyeri, lokasi nyeri, intensitas nyeri, dan waktu serangan (Saputra, 2013:219).

Page 84: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

72

Setelah melakukan observasi nyeri, pada pukul 15.40 untuk mengatasi nyeri

pasien, penulis memberikan terapi SEFT (sepiritual emotional freedom technique)

didapatkan respon subyektif pasien mengatakan mau untuk diterapi, respon

obyektif pasien tampak tenang dan mengikuti instruksi. Berdasarkan teori pada

terapi SEFT dalam upaya untuk menbantu mengurangi nyeri pada pasien pasca

operasi fraktur femur terutama pada saat latihan gerak fisioterapis dan memberikan

stimulasi elektris misalnya arus interferensi, arus diadinamis dan juga dengan

pemberian transcutaneus electrical stimulation dan stimulasi lain (termasuk pijatan)

pada titik akupunktur tertentu dapat mengurangi nyeri pasca operasi. Terapi SEFT

juga dapat memberikan rangsangan pada saraf parasimpatis untuk menghasilkan

respon relaksasi, menjadikan 18 titik utama yang mewakili 12 jalur utama energi

meridian dengan menggunakan teknik taping dan doa.(Faiz,2012)

Setelah diberikan terapi SEFT (sepiritual emotional freedom technique), pada

jam 15.50 dilakukan observasi nyeri (PQRST), hasil menunjukkan respon

subyektif, pasien mengatakan nyeri setelah dioperasi, nyeri seperti tertusuk-tusuk,

nyeri pada kaki kanan bekas operasi, sekala nyeri 6, dan nyeri terasa sewaktu

waktu, respon obyektif wajah pasien tampak meringis menahan nyeri.hasil ini

bahwa pemberian terapi SEFT belum menurunkan skala nyeri pasien yang masih

mencapai skala 6.dimana hasil belum sesuai dengan teori, kemudian pada hari yang

sama penulis melakukan pemberian terapi SEFT kembali pada jam 16.35 dimana

sebelumnya penulis melakikan observasi terhadap nyeri pada jam 15.50 dan

didapatkan nyeri skala 6. Setelah pemberian terapi SEFT sekala nyeri menurun

Page 85: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

73

menjadi 5, nyeri terasa sewaktu-waktu, respon obyektif wajah pasien tampak

meringis menahan nyeri.hasil ini sudah menunjukkan sudah ada perubahan skala

nyeri namun pasien masih merasakan nyeri tertusuk-tusuk dan tampak meringis

menahan nyeri. Hal ini belum sepenuhnya sesuai dengan teori (Potter & Perry,

2006).

Implementasi selanjutnya Tn.E dengan diagnosa hambatan mobilitas fisik,

penulis sesuaikan dengan rencana tindakan yang telah penulis susun dalam

inteervensi, implementasi pertama yaitu mengobservasi mobilitas fisik,

didapatkanrespon subyektif pasien tampak beraktifitas dibantu orang lain, karena

mobilisasi mengacu pada kemampuan seseorang untuk bergerak dengan bebas dan

imobilisasi mengacu pada ketidakmampuan seseorang untuk bergerak dengan bebas

(Perry dan Potter, 2006:1192). Implementasi selanjutnya yaitu mengajarkan ROM,

pasien yang memiliki keterbatasan mobilisasi sendi karena penyakit,

ketidakmampuan, atau trauma membutuhkan latihan sendi untuk mengurangi

bahaya imobilisasi, dimana penggunaan pergerakan tubuh aktif atau pasif untuk

mempertahankan atau memperbaiki fleksibilitas sendi (Potter & Perry, 2006:1199)

Implementasi selanjutnya pada Tn.E dengan diagnosa kerusakan integritas kulit

berhubungan dengan faktor mrkanik (pembedahan) merupakan tindakan yang telah

penulis susun dalam rencana keperawatan, implementasi yang pertama adalah

observasi integritas kulit didapatkan respon subyektif pasien mengatakan mau

untuk diperiksa, respon obyektif kaki kanan pasien nampak luka bekas operasi

tertutup perban. Dalam teori ini harus dilakukan intervensi aktif, preventif dan

Page 86: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

74

pengkajian berkelanjutan adalah penting. Adapun pembelajaran klien mencakup

instruksi tentang strategi untuk mengurangi terjadinya ulkus dekubitus dan metode

untuk mendeteksi, menginspeksi, dan meminimalkan area bertekanan. Pengenalan

dini dan intervensi adalah kunci penatalaksanaan jangka panjang potensial

kerusakan integritas kulit (Potter & Perry, 2006:1259-1260). Kemudian

implementasi berikutnya adalah mempertahankan luka agar tetap lembab,

didapatkan respon subyektif pasien mengatakan mau untuk diperiksa, respon

obyektif pasien tampak mempertahankan agar luka tetap lembab. Karena

merupakam hal yang paling penting untuk menyembuhkan luka karena lingkungan

lembab mempengaruhi kecepatan epitelisasi dan pembentukan jumlah skar, dan

lingkungan yang lembab memberikan kondisi optimum untuk mempercepat proses

penyembuhan (Perry dan Potter, 2006:1273).

Implementasi pada hari kedua untuk diagnosa nyeri akut berhubungan dengan

agen cidera fisik (post ORIF fraktur femur), tindakan yang pertama yaitu

mengobservasi karakteristik nyeri, pada tanggal 13 Januari 2016 jam 08.45

didapatkan respon subyektif pasien mengatakan nyeri setelah dioperasi, nyeri

seperti tertusuk-tusuk, nyeri pada paha kanan, sekala nyeri 5, dan nyeri terasa

sewaktu-waktu, respon obyektif wajah pasien tampak meringis menahan nyeri,

tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 82 kali per menit, pernafasan 22 kali per menit.

Dalam teori, observasi karakteristik nyeri dilakukan untuk mengetahui pemicu

nyeri, lokasi nyeri, intensitas nyeri, dan waktu serangan (Saputra, 2013:219).

Page 87: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

75

Setelah melakukan observasi nyeri, pada pukul 09.00 untuk mengatasi nyeri

pasien, penulis memberikan terapi SEFT (sepiritual emotional freedom technique)

didapatkan respon subyektif pasien mengatakan mau untuk diterapi, respon

obyektif pasien tampak tenang dan mengikuti instruksi. Berdasarkan teori pada

terapi SEFT dapat mengubah kondisi kimia otak yang selanjutnya akan mengubah

kondisi emosi, teori Enstein mengatakan setiap atom dalam benda mengandung

energi, tubuh manusia memilki energi elektrik yang mengalir pada system saraf 12

alur energi meridian, jika aliran energi ini terhambat maka timbulah gangguan

emosi atau fisik. Titik-titik sepanjang energi meridian sangat penting untuk

penyembuhan (Faiz, 2012). Hasil menunjukkan pada Tn.E terjadi penurunan sekala

nyeri dari 5 menjadi 4 dan pada jam 10.55 dilakukan terapi SEFT lagi kemudian

didapatkan hasil penurunan skala nyeri menjadi 3 dimana hal ini sesuai dengan

teori.

Penulis melakukan kolaborasi dengan dokter untuk mengatasi masalah nyeri

dengan pemberian analgesik selama 3 hari pengelolaan. Dalam teori dikatakan

analgesik merupakan metode yang paling umum untuk mengatasi nyeri karena obat

ini bekerja pada ujung saraf perifer didaerah yang mengalami cidera, dengan

menurunkan kadar mediator peradangan yang dibangkitkan oleh sel-sel yang

mengalami cidera (Tamsuri, 2012 : 48)

Implementasi selanjutnya Tn.E dengan diagnosa hambatan mobilitas

fisik, penulis sesuaikan dengan rencana tindakan yang telah penulis susun dalam

inteervensi, implementasi pertama yaitu mengobservasi mobilitas fisik,

Page 88: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

76

didapatkanrespon subyektif pasien tampak beraktifitas dibantu orang lain, karena

mobilisasi mengacu pada kemampuan seseorang untuk bergerak dengan bebas dan

imobilisasi mengacu pada ketidakmampuan seseorang untuk bergerak dengan bebas

(Perry dan Potter, 2006:1192). Implementasi selanjutnya yaitu mengajarkan ROM,

pasien yang memiliki keterbatasan mobilisasi sendi karena penyakit,

ketidakmampuan, atau trauma membutuhkan latihan sendi untuk mengurangi

bahaya imobilisasi, dimana penggunaan pergerakan tubuh aktif atau pasif untuk

mempertahankan atau memperbaiki fleksibilitas sendi (Potter & Perry, 2006:1199)

Implementasi selanjutnya pada Tn.E dengan diagnosa kerusakan integritas kulit

berhubungan dengan faktor mrkanik (pembedahan) merupakan tindakan yang telah

penulis susun dalam rencana keperawatan, implementasi yang pertama adalah

observasi integritas kulit didapatkan respon subyektif pasien mengatakan mau

untuk diperiksa, respon obyektif kaki kanan pasien nampak luka bekas operasi

tertutup perban. Dalam teori ini harus dilakukan intervensi aktif, preventif dan

pengkajian berkelanjutan adalah penting. Adapun pembelajaran klien mencakup

instruksi tentang strategi untuk mengurangi terjadinya ulkus dekubitus dan metode

untuk mendeteksi, menginspeksi, dan meminimalkan area bertekanan. Pengenalan

dini dan intervensi adalah kunci penatalaksanaan jangka panjang potensial

kerusakan integritas kulit (Potter & Perry, 2006:1259-1260). Kemudian

implementasi berikutnya adalah mempertahankan luka agar tetap lembab,

didapatkan respon subyektif pasien mengatakan mau untuk diperiksa, respon

obyektif pasien tampak mempertahankan agar luka tetap lembab. Karena

Page 89: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

77

merupakam hal yang paling penting untuk menyembuhkan luka karena lingkungan

lembab mempengaruhi kecepatan epitelisasi dan pembentukan jumlah skar, dan

lingkungan yang lembab memberikan kondisi optimum untuk mempercepat proses

penyembuhan (Perry dan Potter, 2006:1273).

Implementasi pada hari ketiga untuk diagnosa nyeri akut berhubungan dengan

agen cidera fisik (post ORIF fraktur femur), tindakan yang pertama yaitu

mengobservasi karakteristik nyeri, pada tanggal 14 Januari 2016 jam 08.45

didapatkan respon subyektif pasien mengatakan nyeri setelah dioperasi, nyeri

seperti tertusuk-tusuk, nyeri pada paha kanan, sekala nyeri 3, dan nyeri terasa

sewaktu-waktu, respon obyektif wajah pasien tampak meringis menahan nyeri,

tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 82 kali per menit, pernafasan 20 kali per menit.

Dalam teori, observasi karakteristik nyeri dilakukan untuk mengetahui pemicu

nyeri, lokasi nyeri, intensitas nyeri, dan waktu serangan (Saputra, 2013:219).

Hasil observasi nyeri, pada pukul 09.00 untuk mengatasi nyeri pasien, penulis

memberikan terapi SEFT (sepiritual emotional freedom technique) didapatkan

respon subyektif pasien mengatakan mau untuk diterapi, respon obyektif pasien

tampak tenang dan mengikuti instruksi. Kemudian pada jam 09.15 penulis

mengobservasi karakteristik nyeri dan didapatkan respon subyektif pasien

mengatakan nyeri setelah dioperasi, nyeri seperti tertusuk-tusuk nyeri pada kaki

kanan bekas operasi, sekala myeri 2 nyeri terasa sewaktu-waktu. Respon obyektif

didapatkan wajah pasien tampak rileks. Berdasarkan teori pada terapi SEFT dapat

mengubah kondisi kimia otak yang selanjutnya akan mengubah kondisi emosi, teori

Page 90: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

78

Enstein mengatakan setiap atom dalam benda mengandung energi, tubuh manusia

memilki energi elektrik yang mengalir pada system saraf 12 alur energi meridian,

jika aliran energi ini terhambat maka timbulah gangguan emosi atau fisik. Titik-titik

sepanjang energi meridian sangat penting untuk penyembuhan (Faiz, 2012).

Penulis melakukan kolaborasi dengan dokter untuk mengatasi masalah nyeri

dengan pemberian analgesik selama 3 hari pengelolaan. Dalam teori dikatakan

analgesik merupakan metode yang paling umum untuk mengatasi nyeri karena obat

ini bekerja pada ujung saraf perifer didaerah yang mengalami cidera, dengan

menurunkan kadar mediator peradangan yang dibangkitkan oleh sel-sel yang

mengalami cidera (Tamsuri, 2012 : 48)

Implementasi selanjutnya Tn.E dengan diagnosa hambatan mobilitas fisik,

penulis sesuaikan dengan rencana tindakan yang telah penulis susun dalam

inteervensi, implementasi pertama yaitu mengobservasi mobilitas fisik,

didapatkanrespon subyektif pasien tampak beraktifitas dibantu orang lain, karena

mobilisasi mengacu pada kemampuan seseorang untuk bergerak dengan bebas dan

imobilisasi mengacu pada ketidakmampuan seseorang untuk bergerak dengan bebas

(Perry dan Potter, 2006:1192). Implementasi selanjutnya yaitu mengajarkan ROM,

pasien yang memiliki keterbatasan mobilisasi sendi karena penyakit,

ketidakmampuan, atau trauma membutuhkan latihan sendi untuk mengurangi

bahaya imobilisasi, dimana penggunaan pergerakan tubuh aktif atau pasif untuk

mempertahankan atau memperbaiki fleksibilitas sendi (Potter & Perry, 2006:1199)

Page 91: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

79

Implementasi selanjutnya pada Tn.E dengan diagnosa kerusakan integritas kulit

berhubungan dengan faktor mrkanik (pembedahan) merupakan tindakan yang telah

penulis susun dalam rencana keperawatan, implementasi yang pertama adalah

observasi integritas kulit didapatkan respon subyektif pasien mengatakan mau

untuk diperiksa, respon obyektif kaki kanan pasien nampak luka bekas operasi

tertutup perban. Dalam teori ini harus dilakukan intervensi aktif, preventif dan

pengkajian berkelanjutan adalah penting. Adapun pembelajaran klien mencakup

instruksi tentang strategi untuk mengurangi terjadinya ulkus dekubitus dan metode

untuk mendeteksi, menginspeksi, dan meminimalkan area bertekanan. Pengenalan

dini dan intervensi adalah kunci penatalaksanaan jangka panjang potensial

kerusakan integritas kulit (Potter & Perry, 2006:1259-1260). Kemudian

implementasi berikutnya adalah mempertahankan luka agar tetap lembab,

didapatkan respon subyektif pasien mengatakan mau untuk diperiksa, respon

obyektif pasien tampak mempertahankan agar luka tetap lembab. Karena

merupakam hal yang paling penting untuk menyembuhkan luka karena lingkungan

lembab mempengaruhi kecepatan epitelisasi dan pembentukan jumlah skar, dan

lingkungan yang lembab memberikan kondisi optimum untuk mempercepat proses

penyembuhan (Perry dan Potter,2006:1273).

E. Evaluasi

Evaluasi dari tindakan keperawatan yang dilakukan pada tanggal 12

Januari 2016 pada pukul 14.30 wib untuk nyeri akut adalah pasien mengatakan

nyeri setelah dioperasi, nyeri seperti tertusuk-tusuk, nyeri pada paha kanan, sekala

Page 92: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

80

nyeri 5, dan nyeri terasa sewaktu-waktu. respon obyektif wajah pasien tampak

meringis menahan nyeri, tekanan darah 130/70 mmHg, nadi 80 kali per menit,

pernafasan 22 kali per menit. Untuk menindak lanjuti hal tersebut, telah diambil

keputusan untuk melanjutkan intervensi untuk mengobservasi ulang nyeri, berkan

ulang terapi SEFT (sepiritual emotional freedom technique), ajarkan untuk

mempertahankan posisi kaki, kolaborasi pemberian analgesik. Tindakan

keperawatan yang telah dilakukan penulis belum sepenuhnya mengatasi nyeri akut

Tn.E hal ini disebabkan karena keterbatasan penulis dimana dalam pemberian

terapi baru dilakukan 2 kali dan pasien berada dalam satu ruangan dengan pasien

yang lain yang menyebabkan ruangan kurang tenang menganggu saat pasien

berkonsentrasi saat mendapatkan terapi SEFT.

Evaluasi selanjutnya pada tanggal 12 Januari 2016 pukul 15.00 wib

untuk diagnosa hambatan mobilitas fisik belum teratasi karena kaki pasien terasa

nyeri saat digerakkan, jadi pasien tidak mampu beraktifitas, didukung data pasien

mengatakan aktifitas dibantu orang lain, pasien tampak aktifitas dibantu orang lain,

kekuatan otat kaki kanan 2, untuk menindak lanjuti hal tersebut telah diambil

keputusan untuk melanjutkan intervensi dengan observasi tingkat mobilitas fisik,

membantu pasien untuk beraktifitas, ajarkan ROM, kolaborasi dengan ahli terapi

untuk meningkatkan mobilitas. Tindakan keperawatan yang telah dilakukan penulis

belum sepenuhnya mengatasi masalah hambatan mobilitas fisik Tn.E, hal ini

disebabkan keterbatasan penulis dimana pemberian intervensi baru dilakukan sehari

dan pasien masih dalam ptoses penyembuhan luka, selain itu pasien kurang

Page 93: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

81

koomperatif saat diajarkan ROM karena kaki pasien terasa nyeri saat digerakkan,

hal ini menyebabkan hambatan mobilitas fisik pasien belum teratasi.

Evaluasi selanjutnya pada tanggal 12 Januari 2016 pada pukul 15.30 wib

untuk diagnosa kerusakan integritas kulit belum teratasi karena luka pasien kering

didukung data pasien mengatakan ada luka bekas operasi, tampak tertutup perban,

untuk menindak lanjuti hal tersebut telah diambil keputusan untuk melanjutkan

intervensi dengan observasi integritas kulit, ajarkan untuk menggunakan pakaian

longgar, ajarkan agar luka tetap lembab, kolaborasi dengan ahli gizi. Tindakan

keperawatan yang dilakukan penulis belum sepenuhnya mengatasi kerusakan

integritas kulit Tn.E, hal ini karena keterbatasan penulis dimana penulis belum

dapat merawat luka pasien dengan teratur, selain itu pasien kurang koomperatif

dalam menjaga luka agar tetap lembab.

Evaluasi dari tindakan keperawatan yang dilakukan pada tanggal 13

Januari 2016 pada pukul 09.30 wib untuk nyeri akut adalah pasien mengatakan

nyeri setelah dioperasi, nyeri seperti tertusuk-tusuk, nyeri pada paha kanan, sekala

nyeri 3, dan nyeri terasa sewaktu-waktu. respon obyektif wajah pasien tampak

meringis menahan nyeri, tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 82 kali per menit,

pernafasan 22 kali per menit. Untuk menindak lanjuti hal tersebut, telah diambil

keputusan untuk melanjutkan intervensi untuk mengobservasi ulang nyeri, berkan

ulang terapi SEFT (sepiritual emotional freedom technique), ajarkan untuk

mempertahankan posisi kaki, kolaborasi pemberian analgesik. Tindakan

keperawatan yang telah dilakukan penulis belum sepenuhnya mengatasi nyeri akut

Page 94: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

82

Tn.E hal ini disebabkan karena keterbatasan penulis dimana dalam pemberian

terapi pasien berada dalam satu ruangan dengan pasien yang lain yang

menyebabkan ruangan kurang tenang menganggu saat pasien berkonsentrasi saat

mendapatkan terapi SEFT.

Evaluasi selanjutnya pada tanggal 13 Januari 2016 pukul 10.30 wib

untuk diagnosa hambatan mobilitas fisik belum teratasi karena kaki pasien terasa

nyeri saat digerakkan, jadi pasien tidak mampu beraktifitas, didukung data pasien

mengatakan aktifitas dibantu orang lain, pasien tampak aktifitas dibantu orang lain,

kekuatan otat kaki kanan 2, untuk menindak lanjuti hal tersebut telah diambil

keputusan untuk melanjutkan intervensi dengan observasi tingkat mobilitas fisik,

membantu pasien untuk beraktifitas, ajarkan ROM, kolaborasi dengan ahli terapi

untuk meningkatkan mobilitas. Tindakan keperawatan yang telah dilakukan penulis

belum sepenuhnya mengatasi masalah hambatan mobilitas fisik Tn.E, hal ini

disebabkan keterbatasan penulis dimana pemberian intervensi baru dilakukan sehari

dan pasien masih dalam ptoses penyembuhan luka, selain itu pasien kurang

koomperatif saat diajarkan ROM karena kaki pasien terasa nyeri saat digerakkan,

hal ini menyebabkan hambatan mobilitas fisik pasien belum teratasi.

Evaluasi selanjutnya pada tanggal 13 Januari 2016 pada pukul 15.30 wib

untuk diagnosa kerusakan integritas kulit belum teratasi karena luka pasien kering

didukung data pasien mengatakan ada luka bekas operasi, tampak tertutup perban,

untuk menindak lanjuti hal tersebut telah diambil keputusan untuk melanjutkan

intervensi dengan observasi integritas kulit, ajarkan untuk menggunakan pakaian

Page 95: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

83

longgar, ajarkan agar luka tetap lembab, kolaborasi dengan ahli gizi. Tindakan

keperawatan yang dilakukan penulis belum sepenuhnya mengatasi kerusakan

integritas kulit Tn.E, hal ini karena keterbatasan penulis dimana penulis belum

dapat merawat luka pasien dengan teratur, selain itu pasien kurang koomperatif

dalam menjaga luka agar tetap lembab.

Evaluasi dari tindakan keperawatan yang dilakukan pada tanggal 14

Januari 2016 pada pukul 09.30 wib untuk nyeri akut adalah pasien mengatakan

nyeri setelah dioperasi, nyeri seperti tertusuk-tusuk, nyeri pada paha kanan, sekala

nyeri 2, dan nyeri terasa sewaktu-waktu. respon obyektif wajah pasien tampak

meringis menahan nyeri, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 82 kali per menit,

pernafasan 20 kali per menit. Untuk menindak lanjuti hal tersebut, telah diambil

keputusan untuk menghentikan intervensi karena sudah didapatkan hasil penurunan

nyeri menjadi 2 dan tanda-tanda vital dalam batas normal.

Evaluasi selanjutnya pada tanggal 14 Januari 2016 pukul 10.30 wib

untuk diagnosa hambatan mobilitas fisik belum teratasi karena kaki pasien terasa

nyeri saat digerakkan, jadi pasien tidak mampu beraktifitas, didukung data pasien

mengatakan aktifitas dibantu orang lain, pasien tampak aktifitas dibantu orang lain,

kekuatan otat kaki kanan 2, untuk menindak lanjuti hal tersebut telah diambil

keputusan untuk melanjutkan intervensi dengan observasi tingkat mobilitas fisik,

membantu pasien untuk beraktifitas, ajarkan ROM, kolaborasi dengan ahli terapi

untuk meningkatkan mobilitas. Tindakan keperawatan yang telah dilakukan penulis

belum sepenuhnya mengatasi masalah hambatan mobilitas fisik Tn.E, hal ini

Page 96: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

84

disebabkan keterbatasan penulis dimana pemberian intervensi baru dilakukan sehari

dan pasien masih dalam ptoses penyembuhan luka, selain itu pasien kurang

koomperatif saat diajarkan ROM karena kaki pasien terasa nyeri saat digerakkan,

hal ini menyebabkan hambatan mobilitas fisik pasien belum teratasi.

Evaluasi selanjutnya pada tanggal 14 Januari 2016 pada pukul 11.30 wib

untuk diagnosa kerusakan integritas kulit belum teratasi karena luka pasien kering

didukung data pasien mengatakan ada luka bekas operasi, tampak tertutup perban,

untuk menindak lanjuti hal tersebut telah diambil keputusan untuk melanjutkan

intervensi dengan observasi integritas kulit, ajarkan untuk menggunakan pakaian

longgar, ajarkan agar luka tetap lembab, kolaborasi dengan ahli gizi. Tindakan

keperawatan yang dilakukan penulis belum sepenuhnya mengatasi kerusakan

integritas kulit Tn.E, hal ini karena keterbatasan penulis dimana penulis belum

dapat merawat luka pasien dengan teratur, selain itu pasien kurang koomperatif

dalam menjaga luka agar tetap lembab.

Page 97: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

85

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah penulis melakukan pengkajian, analisa data, penentuan diagnose,

implementasi dan evaluasi tentang pemberian terapi SEFT (sepiritual emotional

freedom technique) pada asuhan keperawatan Tn.E dengan post orif fraktur femur

diruang kantil RSUD Karanganyar secara metode kasus, maka dapat ditarik kesimpulan

A. KESIMPULAN

Dari uraian bab pembahasan, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai

berikut :

1. Pengkajian

Pengkajian pada Tn.E diperoleh data subyektif pasien mengeluh nyeri pada

kaki kanan bekas operasi, nyeri setelah operasi dan bertambah saat digerakkan,

nyeri seperti tertusuk-tusuk, skala nyeri 6, nyeri terasa sewaktu-waktu, dengan

data obyektif pasien terlihat meringis menahan nyeri.

2. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan yang ditemukan pada kasus Tn.E adalah nyeri akut

berhubungan dengan agen cidera fisik, hambatan mobilitas fisik berhubungan

dengan kelemahan otot dan kerusakan integritas kulit berhubungan dengan

faktor mekanik (pembedahan)

Page 98: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

86

3. Intervensi

Intervensi untuk diagnosa nyeri akut pada Tn.E adalah observasi

karakteristik nyeri PQRST (provoking incident, Quality of pain, Region,

Severity of pain, Time), beri terapi SEFT (sepiritual emotional freedom

technique), ajarkan untuk mempertahankan posisi kaki, kolaborasi dengan

dokter dalam pemberian analgesik. Intervensi untuk diagnosa mobilitas fisik

pada Tn.E yaitu pantau tingkat mobilitas fisik, bantu pasien untuk aktifitas,

ajarkan ROM, kolaborasi dengan ahli terapi. Intervensi untuk diagnosa

kerusakan integritas kulit pada Tn.E adalah obserfasi integritas kulit, ajarkan

untuk memakai pakaian longgar, ajarkan cara untuk mempertahankan luka agar

tetap lembab, kolaborasi dengan ahli gizi.

4. Evaluasi

Evaluasi yang dilakukan selama tiga hari sudah dilakukan secara

komprehensif dengan acuan Rencana Asuhan Keperawatan, serta telah

berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya didapatkan evaluasi keadaan

pasien dengan kriteria hasil sudah tercapai, diagnosa nyeri akut berhubungan

dengan agen cidera fisik pada Tn.E teratasi dan intervensi dihentikan.

Pada diagnosa hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan

kelemahan otot hasil evaluasi keadaan pasien dengan kriteria hasil belum

teratasi, maka hambatan mobilitas fisik pada Tn.E teratasi sebagian dan

intervensi dilanjutkan dengan pendelegasian kepada perawat ruangan dengan

Page 99: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

87

observasi ulang mobilitas fisik, berikan bantuan kepada pasien dalam

beraktifitas, ajarkan teknik ROM, kolaborasi dengan ahli terapi fisik.

Pada diagnosa kerusakan integritas kulit berhubungan dengan faktor

mekanik (pembedahan) hasil evaluasi keadaan pasien dengan kriteria hasil

belum tercapai, sehingga kerusakan integritas kulit pada Tn.E belum teratasi

dan intervensi dilanjutkan dengan pendelegasian kepada perawat ruangan

dengan observasi ulang integritas kulit, anjurkan untuk memakai pakaian

longgar, pertahankan luka agar tetap lembab, kolaborasi dengan ahli gizi

tentang makanan.

5. Analisa

Hasil analisa pada kasus Tn.E dengan diagnosa nyeri akut berhubungan

dengan agen cidera fisik yaitu pasien mengatakan nyeri pada kaki kanan bekas

operasi, nyeri setelah operasi dan bertambah saat digerakkan, nyeri seperti

tertusuk-tusuk, skala nyeri 6, nyeri terasa sewaktu-waktu, dengan data obyektif

pasien tampak meringis menahan nyeri selanjutnya diberikan terapi SEFT

sebanyak 6 kali dan didapatkan hasil nyeri Tn.E berkurang dari sekala 6

menjadi 2, nyeri setelah operasi dan bertambah saat digerakkan, nyeri seperti

tertusuk-tusuk, dan terasa sewaktu-waktu.

Page 100: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

88

B. SARAN

Dengan memperhatikan kesimpulan diatas, penulis memberi saran sebagai berikut :

1. Bagi Rumah Sakit

Diharapkan dapat memberikan pelayanan kepada pasien lebih optimal dan

meningkatkan mutu rumah sakit.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan institusi pendidikan memberikan kemudahan dalam pemakaian

sarana dan prasarana yang merupakan fasilitas bagi mahasiswa untuk

menggembangkan ilmu pengetahuan dan keterampilannya dalam melalui

praktik klinik dan pembuatan laporan.

3. Bagi Penulis Selanjutnya

Diharapkan penulis dapat menggunakan atau memanfaatkan waktu lebih

efektif, sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan pada pasien secara

optimal.

Page 101: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Faiz Zainudin dan Arga.2007. cara Tercepat dan termudah mengatasi berbagai

masalah Fisik dan Emosi. Jakarta

Ahmad Faiz.2012. Spiritual Emotional Freedom Technique

Amin Huda Nurarif, (2013). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa

Medis dan NANDA NIC-NOC

Andarmoyo, Sulistyo.2013. Konsep dan proses Keperawatan Nyeri. Arus

media:Yogyakarta

Bararah dan Jauhar.2013. Asuhan Keperawatan Panduan Lengkap Menjadi Perawat

Profesional jilid 2. Prestasi pustaka publisher: Jakarta

Brunner dan sudarth. 2005 Buku Ajar keperawatan Medikal Bedah.EGC:Jakarta

Brunner dan sudarth. 2012 Buku Ajar keperawatan Medikal Bedah.EGC:Jakarta

Depkes RI. 2005. Profil kesehatan republik indonesia.

Depkes RI. 2011. Profil kesehatan republik indonesia.

Helmi, zairin. 2012. Buku saku kedaruratan Di Bidang Bedah Ortopedi:Salemba

medika. Jakarta

Herdman H. T., (2012-2014). Diagnosa keperawatan definisi dan klasifikasi.

Penerjemah Monika Ester, S.Kep, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

Midian Sirait.2014.ISO InformasiObat Indonesia Volume 48.Isfi:Jakarta

Murtalah, bachtiar. 2012. Radiologi Trauma dan emergensi. IPB press: Bogor

Muttaqin, Arif dan Kumala Sari. 2008. Asuhan Perioperatif Konsep, Proses dan

Aplikasi. Jakarta : Salemba Medika.

Potter dan Perry, 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan.Jakarta : EGC, jakarta

Page 102: PEMBERIAN TERAPI SEFT TERHADAP PENURUNAN NYERI … · pasca perioperatif,proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kembali equilibrum fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri

Potter, Perry. 2006. Buku ajar Fundemental Keperawatan Konsep Proses dan praktik.

EGC. Jakarta

Prince A.S dan Wilson M.L. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit.

EGC: Jakarta

Purwanto Edi. 2008. Efek Musik Terhadap perubahan intensitas nyeri pada pasien post

operasi Di Ruang Bedah RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

Saputra Lyndon. 2013. Pengantar kebutuhan dasar manusia. Binarupa Aksara

Tanggerang

Sjamsuhidajat, R & Jong, W.D. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 2. EGC. Jakarta

Sylvia dan lorraine. 2006. Patofisiologi 1 Edisi 6. EGC: Jakarta

Tamsuri, A. 2006. Konsep & Penatalaksanaan Nyeri. EGC. Jakarta

Tamsuri, A. 2007. Konsep & Penatalaksanaan Nyeri. EGC. Jakarta

Tamsuri, Anas 2012. Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta: EGC

Wijaya,Andra dan Putri,Yessie. 2013. KMB 2 Keperawatan Medikal

Bedah(Keperawatan Dewasa). Nuha medika: Jakarta

Wilkinson, J.M. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan; Diagnosi: NANDA,

Intervensi: NIC, Kriteria Hasil: NOC. Edisi 9. Terjemahan Esti

Wahyuningsih. Jakarta: EGC

Zainuddin, AF, 2008; Spiritual Emotional Freedom Technique, for Healing succes

Happiness Greatness. Afzan Publishing, Jakarta Timur, Indonesia