PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS...

89
PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS TIDUR BAYI PADA ASUHAN KEPERAWATAN An. N DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT DI RUANG MELATI RSUD KARANGANYAR DI SUSUN OLEH ANGGI SETIAWAN NIM. P 12003 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015

Transcript of PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS...

Page 1: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS

TIDUR BAYI PADA ASUHAN KEPERAWATAN An. N

DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT

DI RUANG MELATI RSUD KARANGANYAR

DI SUSUN OLEH

ANGGI SETIAWAN

NIM. P 12003

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2015

Page 2: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

i

PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS

TIDUR BAYI PADA ASUHAN KEPERAWATAN An. N

DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT

DI RUANG MELATI RSUD KARANGANYAR

Karya Tulis Ilmiah

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan

DI SUSUN OLEH

ANGGI SETIAWAN

NIM. P 12003

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2015

Page 3: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ANGGI SETIAWAN

NIM : P.12 003

Program Studi : DIII Keperawatan

Judul Karya Tulis Ilmiah : Pemberian Terapi Pijat Bayi Terhadap Kualitas Tidur

Bayi pada Asuhan Keperawatan An. N dengan Infeksi

Saluran Pernafasan Akut di Ruang Melati RSUD

Karanganyar

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini

benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau

pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa tugas akhir ini adalah

hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai

dengan ketentuan akademik yang berlaku.

Surakarta, 21 Februari 2015

Yang Membuat Pernyataan

ANGGI SETIAWAN

NIM P.12 003

Page 4: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

iii

Page 5: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

iv

Page 6: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum. Wr. Wb.

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI

TERHADAP KUALITAS TIDUR BAYI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

An. N DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT DI RUANG

MELATI RSUD KARANGANYAR”

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini Penulis menyadari bahwa tanpa

bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Oleh karena itu penulis mengucapkan

terimakasih kepada:

1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M. Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada

Surakarta

2. Ibu Atiek Murhayati, S.Kep., Ns., M. Kep., selaku Ketua Program studi D

III Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

3. Ibu Meri Oktariani, S.Kep., Ns., M. Kep., selaku Sekertaris Program Studi

DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta, sekaligus sebagai

pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan serta

memberikan masukan dengan cermat dan perasaan yang nyaman dalam

bimbingan, sehingga membantu penulis dalam penyusun dan

menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

4. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Keperawatan STIKes Kusuma Husada

Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan. Terima kasih atas segala

kasih sayang selama ini, selalu memberikan semangat, do’a, pengorbanan,

bimbingan serta bantuan material dan spiritual, sehingga putramu ini

mampu menyelesaikan tugas akhiri ni.

5. Rumah Sakit Umum Daerah karanganyar yang telah mengijinkan penulis

untuk melakukan pengelolaan kasus.

6. Kedua orang tua saya yang terhormat, saya haturkan beribu-ribu

Terimakasih atas segala kasih sayang selama ini, selalu memberikan

Page 7: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

vi

semangat, do’a, pengorbanan, bimbingan serta bantuan material dan

spiritual, sehingga putramu ini mampu menyelesaikan tugas akhir ini.

7. Teman-teman mahasiswa prodi DIII Keperawatan Stikes Kusuma Husada

Surakarta dan semua pihak yang terkait didalamnya yang tidak bisa penulis

sebutkan satu per satu, yang telah membantu dalam menyusun tugas di

kasus ini.

Semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat untuk perkembangan

ilmu keperawatan dan kesehatan. Amin.

Wa’alaikumsalam. Wr. Wb

Surakarta, Mei 2015

Penulis,

Page 8: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv

KATA PENGANTAR .................................................................................. v

DAFTAR ISI ................................................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xi

DAFTARTABEL .......................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1

B. Tujuan Penulisan ................................................................... 7

C. Manfaat Penulisan ................................................................. 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Infeksi Saluran Pernafasan Akut ............................................ 9

1. Pengertian ISPA .............................................................. 9

2. Etiologi ........................................................................... 10

3. Patofisiologi ..................................................................... 11

4. Tanda dan Gejala ............................................................. 12

5. Penatalaksanaan .............................................................. 14

6. Pencegahan ..................................................................... 15

7. Komplikasi ..................................................................... 15

8. Asuhan Keperawatan ...................................................... 15

B. Kualitas Tidur Yang Baik ....................................................... 19

1. Pengertian Tidur Bayi ...................................................... 19

2. Kualitas Tidur Bayi ......................................................... 19

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tidur Bayi ............. 21

Page 9: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

viii

C. Pijat Bayi ............................................................................... 22

1. Pengertian Pijat Bayi ....................................................... 22

2. Awal Mula Pijat Bayi ...................................................... 23

3. Manfaat Pijat Bayi ........................................................... 23

4. Waktu Pijat Bayi .............................................................. 24

5. Hal Yang Tidak Boleh Dilakukan Saat Pemijatan Bayi .. 25

6. Persiapan Sebelum Melakukan Pijat Bayi ....................... 25

7. Perkembangan Bayi Untuk Proses Pemijatan Bayi ......... 26

8. Urutan Pemijatan Bayi .................................................... 26

D. Kerangka Teori ...................................................................... 37

E. Kerangka Konsep .................................................................. 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Subyek Aplikasi Riset ............................................................ 39

B. Tempat dan Waktu ................................................................. 39

C. Media Dan Alat Yang Digunakan .......................................... 39

D. Prosedur Tindakan ................................................................. 40

E. Alat Ukur ............................................................................... 41

BAB IV LAPORAN KASUS

A. Identitas Pasien ....................................................................... 43

B. Pengkajian .............................................................................. 43

C. Daftar Perumusan Diagnosa Keperawatan ............................ 48

D. Perencanaan ........................................................................... 49

E. Implementasi .......................................................................... 50

F. Evaluasi ................................................................................. 54

BAB V PEMBAHASAN

A. Pengkajian .............................................................................. 57

B. Diagnosa Keperawatan ........................................................... 61

C. Intervensi ............................................................................... 64

D. Implementasi Keperawatan .................................................... 66

E. Evaluasi ................................................................................. 69

Page 10: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

ix

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................ 71

B. Saran ...................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 11: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

x

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 1. Kerangka Teori ............................................................... 37

2. Gambar 2. Kerangka Konsep ........................................................... 38

Page 12: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

xi

DAFTAR TABEL

1. Tabel 3.1 Prosedur Tindakan Pijat Bayi .............................................. 40

2. Tabel 3.2 Alat ukur (BISQ) ................................................................. 41

3. Tabel 4.1 Pengkajian Kualitas Tidur ................................................... 45

Page 13: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Penilaian BISQ

Lampiran 2 Usulan Judul

Lampiran 3 Lembar Konsultasi Karya Ilmiah

Lampiran 4 Surat Pernyataan

Lampiran 5 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 6 Jurnal

Lampiran 7 Asuhan Keperawatan

Lampiran 8 Log Book

Lampiran 9 Pendelegasian

Page 14: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang

menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran nafas dan sering

menyerang anak-anak. Pada kondisi dengan komplikasi yang berat dapat

menyebabkan kematian. Adapun tiga istilah penting dalam penyakit ISPA

yaitu infeksi, saluran pernafasan, dan infeksi akut. Infeksi adalah masuknya

kuman atau mikroorganisme kedalam tubuh dan berkembang biak sehingga

menimbulkan penyakit. Saluran pernafasan organ-organ yang bermula dari

hidung hingga alveoli beserta dengan aneksanya yang meliputi sinus, rongga

telinga tengah, dan pleura.Infeksi akut adalah infeksi untuk kejadian baru yang

berlangsung kurang dari 14 hari (Sinaga, 2012).

Perilaku hidup bersih dan sehat juga merupakan modal utama bagi

pencegahan penyakit seperti ISPA. Perilaku hidup bersih dan sehat sangat

dipengaruhi oleh budaya dan tingkat pendidikan penduduk. Meningkatnya

tingkat pendidikan penduduk pada dasarnya akan berpengaruh positif terhadap

pemahaman masyarakat dalam menjaga kesehatan yaitu melalui upaya

memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah hasil penelitian

systematic review menunjukkan bahwa ISPA adalah penyebab utama naiknya

angka kesakitan dan kematian pada saat bencana karena berkaitan dengan

ketersediaan tempat tinggal yang sehat dan kepadatan hunian, baik pada saat

Page 15: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

2

fase bencana terjadi maupun pada saat fase respon darurat. Dampak yang

paling besar terjadi pada populasi bayi dengan usia kurang dari 12 bulan

(Sinaga, 2012).

Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2011), di

Indonesia tercatat 4.600.582 jumlah kelahiran hidup. Secara alamiah, bayi baru

lahir akan melalui tahapan pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan

adalah pertambahan ukuran tubuh yaitu tinggi badan dan berat badan,

sedangkan perkembangan merupakan peningkatan kapasitas untuk berfungsi

pada tingkat yang lebih tinggi menurut (Muscari, 2005 dalamSari, 2014).

Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan salah satu penyebab

kematian pada anak di negara sedang berkembang, ISPA menyebabkan 4 dari

15 juta kematian pada anak berusia di bawah 5 tahun pada setiap tahunya. Pada

Negara sedang berkembang angka kematian balita diatas 40 per 1000 kelahiran

hidup yakni 15-20%per tahunnya, serta pneumonia merupakan salah satu

penyebab utama kematian pada anak balita (WHO, 2003).

Prevalensi ISPA tahun 2007 di Indonesia adalah 25,5% (rentang

17,5%-41,4% dengan 16 provinsi di antaranya mempunyai prevalensi di atas

angka nasional. Kasus ISPA umumnya terdeteksi berdasarkan gejala penyakit.

Setiap anak di perkirakan mengalami 3-6 episode ISPA setiap tahumya,angka

ISPA tertinggi pada balita (>35%) sedangkan terendah pada kelompok umur

15-24 tahun. Prevalensi cenderung meningkat lagi sesuai dengan

meningkatnya umur, antar laki-laki dan perempuan relatif sama dan sedikit

lebih tinggi di pedesaan. ISPA cederung lebih tinggi pada kelompok dengan

Page 16: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

3

pendidikan dan tingkat pengeluaran perkapita lebih rendah (Riskerdas, 2007).

Penyakit ISPA juga merupakan masalah kesehatan utama di Jawa Tengah.

Penyakit pneumoni adalah penyebab nomor satu (15,7%) dari penyebab

kematian balita di rumah sakit (Profil Dinas Kesehatan Jawa Tengah, 2001).

Penyakit ISPA juga banyak ditemukan di RSUD karanganyar dari data yang

penulis dapatkan dari RSUD Karanganyar tercatat dari tahun 2014-2015 adalah

230 yang menderita penyakit ISPA.

Masa keemasan anak terjadi pada saat anak masih bayi, dimasa itu

pertumbuhan anak harus diperhatikan. Salah satu faktor yang mempengaruhi

tumbuh kembang bayi adalah tidur dan istirahat yang cukup. Tidur yang

nyenyak dapat memberikan pertumbuhan bayi secara optimal, hal ini harus

diperhatikan oleh seorang ibu. Di Indonesia cukup banyak bayi yang

mengalami masalah tidur, yaitu sekitar 44,2% bayi mengalami gangguan tidur

seperti sering terbangun di malam hari. Namun lebih dari 72% orang tua

menganggap gangguan tidur pada bayi bukan suatu masalah atau hanya

masalah kecil, hal tersebut diungkapkan oleh sebuah penelitian pada tahun

2004-2005 yang dilaksanakan di lima kota besar di Indonesia ( Minarti, 2012).

Proses pertumbuhan dan perkembangan terutama sekali pada masa bayi

dan masa balita merupakan proses yang teramat penting bagi kehidupan

manusia. Karena pada masa itulah proses tumbuh kembang menentukan masa

depan anak baik secara fisik, mental maupun perilaku. Laju pertumbuhan dan

perkembangan pada setiap tahapan usia tidaklah selalu sama, tergantung dari

faktor keturunan, konsumsi gizi, perlakuan orang tua dan dewasa, dan

Page 17: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

4

lingkungannya. Tidak dapat dipungkiri pula bahwa lingkungan turut

mempengaruhi perkembangan anak. Jika tidak mendapat kesempatan dan

lingkungan yang baik untuk berkembang, maka kecerdasan itu tidak akan

mencapai kemampuan yang maksimal (Bambang, 2011)

Kualitas tidur bayi sangat mempengaruhi perkembangan dan

pertumbuhan bayi. Bayi dengan kualitas tidur yang baik akan memiliki

perkembangan yang baik pula, biasanya bayi yang aktif dan tumbuh normal

mempunyai waktu tidur yang baik. Membiasakan bayi tidur siang yang cukup

akan meningkatkan kecerdasan otak bayi, tetapi perlu diperhatikan juga jangan

membiasakan bayi tidur pada sore hari karena kebanyakan bayi akan rewel

pada malam hari ( Wong, 2001 dalam Riadiani, 2010).

Lingkungan menjadi peran penting terhadap kualitas tidur bayi, karena

tidur harus menjadi sesuatu yang menyenangkan untuk bayi. Sudah menjadi

kewajiban orang tua untuk memberikan suasana yang nyaman pada saat bayi

tidur. Selain itu kondisi kesehatan bayi juga dapat menyebabkan si kecil susah

tidur, contohnya jika bayi terkena ISPA (Marni, 2014).

Saat ini berbagai terapi untuk mengatasi masalah tidur bayi sudah

banyak dikembangkan, seperti terapi farmakologis dan terapi non

farmakologis. Salah satu contoh terapi non farmakologis adalah dengan terapi

pijat bayi. Pijat bayi adalah gerakan usapan lambat dan lembut pada seluruh

tubuh bayi yang dimulai dari kaki, perut, dada, wajah, tangan dan punggung

bayi. Pijat bayi disebut juga sebagai stimulus touch atau terapi sentuh.

Dikatakan terapi sentuh karena melalui pijat bayi inilah akan terjadi

Page 18: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

5

komunikasi yang aman dan nyaman antara ibu dan buah hatinya. Sebenarnya,

pijat bayi ini sudah dikenal oleh berbagai bangsa dan kebudayaan didunia ini

sejak berabad- abad yang lalu. Pijat bayi berkembang dalam berbagai bentuk

jenis gerakan, terapi dan tujuan. Selain sebagai salah satu terapi yang banyak

memberikan manfaat, pijat bayi ini juga merupakan salah satu cara

pengungkapan kasih sayang antara orang tua dan anak, melalui sentuhan pada

kulit yang berdampak luar biasa pada perkembangan fisik, emosi, dan tumbuh

kembang anak (Riksani, 2012).

Pijat bayi adalah terapi sentuhan tertua dan terpopuler yang dikenal

manusia, yang juga merupakan seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang

dipraktekkan sejak berabad-abad silam. Bahkan diperkirakan ilmu ini telah

dikenal sejak awal manusia diciptakan kedunia. Kedekatan ini mungkin

dikarenakan pijat bayi sangat berhubungan erat dengan kehamilan dan proses

kelahiran manusia (Roesli, 2010).

Touch therapy atau massage (pemijatan) adalah salah satu tekhnik yang

mengkombinasikan manfaat fisik sentuhan manusia dengan manfaat emosional

seperti ikatan batin (bounding). Aktivitas pijat menimbulkan kontak antara

anak dan orang tua, anak akan merasa tentram dan nyaman karena dampak

psikologis dari pemijatan ini adalah menyatakan rasa sayang. Terlebih lagi bila

pemijatan dilakukan dengan memberi penghangat sehingga secara fisik badan

anak akan terasa hangat, sedangkan secara kejiwaan hubungan anak dengan

orang tua bertambah intim (Pratyahara, 2012).

Page 19: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

6

Keuntungan dari pijat bayi adalah menjalin kasih sayang dengan orang-

orang terdekat yang memijat, memacu system sirkulasi darah, jantung,

pernapasan, pencernaan, dan sistem kekebalan tubuh bayi dan anak

(menurunkan adrenalin dan meningkatkan corticosteroid sehingga bayi akan

tenang dan kekebalan tubuhnya akan meningkat), melatih bayi untuk lebih

tenang dalam menghadapi seres, juga mendorong pertumbuhan susunan otot

dan kelenturannya (Pratyahara, 2012).

Berdasarkan jurnal pemberian intervensi pijat bayi dapat

mempertahankan serta meningkatkan kualitas tidur bayi. Hasil penelitian

menunjukan peningkatan kualitas tidur setelah diberikan intervensi pijat bayi

yaitu 21 responden (70%), sedangkan 9 responden (30%) tidak mengalami

peningkatan kualitas tidur setelah diberikan intervensi pijat bayi. Hasil

penelitian juga menunjukan mean atau rata-rata kualitas tidur pre sebesar 23,77

dan mean kualitas post sebesar 30,83 (Minarti, 2012).

Pada pengkajian yang di lakukan penulis pada tanggal 13 maret 2015

selama praktek di RSUD Karanganyar di dapatkan hasil keperawatan An. N

dengan keluhan demam, dan batuk-pilek, dan ibu pasien mengatakan An. N

rewel dan susah tidur.

Bedasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk

melakukan aplikasi jurnal dalam asuhan keperawatan yang akan dituangkan

dalam Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Pemberian Terapi Pijat Bayi Terhadap

Kualitas Tidur Bayi Pada asuhan Keperawatan An. N Dengan Ingfeksi Saluran

Pernafasan Akut Di ruang Melati RSUD Karanganyar.

Page 20: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

7

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Mengaplikasikan tindakan pemberian terapi pijat bayi terhadap

kualitas tidur bayi pada An. N dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut di

di ruang Melati RSUD Karanganyar.

2. Tujuan Khusus

a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada An.N dengan Infeksi

Saluran Pernafasan Akut.

b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada An.N

dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut.

c. Penulis mampu menyusun intervensi pada An.N dengan Infeksi

Saluran Pernafasan Akut.

d. Penulis mampu melakukan implementasi pada An.N dengan Infeksi

Saluran Pernafasan Akut.

e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada An.N dengan Infeksi

Saluran Pernafasan Akut.

f. Penulis mampu menganalisa hasil pemberian terapi pijat bayi

terhadap kualitas tidur bayi pada An.N dengan Infeksi Saluran

Pernafasan Akut.

C. Manfaat Penulisan

1. Bagi Masyarakat

Page 21: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

8

Untuk mengetahui banyak manfaat-manfat pemberian pijat bayi

terhadap kualitas tidur bayi yang baik.

2. Rumah Sakit

Sebagai bahan menambah referensi untuk lebih meningkat mutu

pelayanan yang diberikan pada pasien dengan gangguan pola tidur dalam

pemberian terapi pijat bayi terhadap kualitas tidur bayi.

3. Bagi Instituti Pendidikan

Sebagai bahan kegiatan terhadap teori yang telah diperoleh

mahasiswa selama mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar (Keperawatan

Anak) di STIKES Kusuma Husada Surakarta Prodi D III Keperawatan

khususnya dalam pemberian terapi pijat terhadap kualitas tidur bayi.

4. Bagi Penulis

Hasil Karya Tulis Ilmiah ini dapat menjadi pengalaman belajar

dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan penulis khususnya

dalam pemberian terapi pijat bayi terhadap kualitas tidur bayi pada asuhan

keperawatan An. N atas indikasi ISPA dengan gangguan pola tidur.

Page 22: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

9

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)

1. Pengertian ISPA

Infeksi pada sistem pernafasan dideskripsikan sesuai dengan

areanya, pernafasan atas atau saluran pernafasan atas (upper airway) yang

meliputi hidung dan faring. Sistem pernafasan bawah meliputi bronkus,

bronkiolus (bagian reaktif pada saluran pernafasan karena ototnya yang

halus dan kemampuan untuk membatasi), dan alveolus. Infeksi pernafasan

menyebar dari satu struktur ke struktur lain karena terhimpitnya membrane

mucus yang membentuk garis lurus pada seluruh system. Akibatnya

infeksi seluruh pernafasan meliputi beberapa area daripada struktur

tunggal, walaupun efeknya berpengaruh pada banyak penyakit (Hartono,

2012).

Infeksi Saluran Pernafasan Akut adalah proses inflasi yang

disebabkan oleh virus, bakteri, mikroplasma, atau aspirasi subtansi asing,

yang melibatkan semua bagian saluran pernapasan bawah (termasuk

jaringan paru-paru) menurut (Wong, 2004). Sedangkan menurut

(Misnadiarly, 2008) Infeksi Saluran Pernafasan Akut adalah proses infeksi

akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Terjadinya pneumonia

pada anak sering kali bersamaan dengan proes infeksi akut pada bronkus

Page 23: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

10

(biasanya disebut broncho pneumonia) yang ditandai dengan demam,

batuk, dan pilek (Marni, 2014).

2. Etiologi

Menurut (Hartono, 2012) Jumlah penderita Infeksi Saluran

Pernafasan Akut kebanyakan terjadi pada anak. Etiologi dan infeksinya

mempengaruhi umur anak, musim, kondisi tempat tinggal, dan masalah

kesehatan yang ada.

a. Agen penginfeksi

Sistem pernafasan menjadi terpengaruh oleh bermacam-

macam organisme terinfeksi. Banyak infeksi disebabkan oleh virus,

terutama respiratorysynctial virus (RSV). Agen lain melakukan

serangan pertama atau kedua melibatkan group A β-Hemolytic

streptococcus trachomatis, mykoplasma, dan pneumococci.

b. Umur

Bayi di bawah umur 3 bulan mempunyai angka infeksi yang

rendah, karena fungsi pelindung dari antibodi keibuan. Infeksi

meningkat pada umur 3-6 bulan, pada waktu ini antara hilangnya

antibodi keibuan dan produksi antibodi bayi itu sendiri.

c. Ukuran

Ukuran anatomi mempengaruhi respon infeksi sistem

pernafsan. Diameter saluran pernafasan terlalu kecil pada anak-anak

akanmenjadi sasaran radang selaput lendir dan peningkatan produksi

sekresi. Disamping itu jarak antara struktur dalam system yang

Page 24: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

11

pendek pada anak-anak, walaupun organism bergerak dengan dengan

cepat ke bawah sistem pernafasan yang mencakup secara luas.

Pembuluh Eustchius relatif pendek dan terbuka pada anak kecil dan

anak muda yang membuat pathogen mudah untuk masuk ke telinga

bagian tengah.

d. Daya tahan

Kekurangan sistem kekebalan pada anak beresiko

terinfeksi.Kondisi lain yang mempengaruhi daya tahan adalah

malnutrisi, anemia, kelelahan, dan tubuh yang menakutkan.

e. Variasi musim

Banyaknya pathogen pada sistem pernafasan yang muncul

dalam wabah selama bulan musim semi dan dingin, tetapi infeksi

mykoplasma sering muncul pada musim gugur dan awal musim

dingin.

3. Patofisiologi

Perjalanan klinis penyakit ISPA di mulai dengan berinteraksinya

virus dengan tubuh. Masuknya virus merusak lapisan epitel dan lapisan

mukosa saluran pernafan.Iritasi virus pada kedua lapisan tersebut

menyebabkan timbulnya batuk kering. Kerusakan struktur lapisan dinding

saluran pernafasan menyebabkan kenaikan aktivitas kelenjar fukus yang

banyak terdapat pada dinding saluran nafas, sehingga terjadi pengeluaran

cairan mukosa yang melebihi normal.

Page 25: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

12

Akibat infeksi virus tersebut terjadi kerusakan mekanisme

mukosiliaris yang merupakan mekanisme perlindungan pada saluran

pernafasan terhadap infeksi bakteri, sehingga memudahkan bakteri-bakteri

pathogen yang terdapat pada saluran pernafasan atas seperti streptococcus

pneumonia, haemophylus influenza dan staphylococcus menyerang

mukosa yang rusak tersebut. Infeksi sekunder bakteri ini menyebabkan

sekresi mucus bertambah banyak dan dapat menyumbat saluran nafas

sehingga timbul sesak nafas dan juga menyebabkan batuk yang produktif.

Virus yang menyerang menyebar ke saluran nafas bawah dan dapat

menginfeksi paru-paru sehingga menyebabkan pneumonia bakteri.

System imun saluran nafas yang terdiri dari folikel dan jaringan

limfoid yang tersebar, merupakan cirri khas system imun mukosa. Ciri

khas berikutnya adalah bahwa IgA memegang peranan pada saluran nafas

atas sedangkan IgG pada saluran pernfasan bawah. Diketahui pula bahwa

sekretori IgA (sIgA) sangat berperan dalam mempertahankan integritas

mukosa saluran nafas menurut (Misnadiarly, 2008) dalam (Muslikha,

2012).

4. Tanda dan Gejala

Gejala-gejala ISPA menurut (Misnardiarly, 2008) dalam

(Muslikha, 2012) adalah :

a. Batuk bukaan pneumonia

1) Tidak ada penarikan dinding dada bagian bawah ke dalam

2) Pernafasan normal

Page 26: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

13

3) Batuk pilek biasa

4) Sesak yaitu anak bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara

(misalnya pada waktu bicara atau menangis)

5) Demam suhu >38°C

b. Pneumonia

1) Tidak ada penarikan dinding dada bagian bawah ke dalam

2) Demam

3) Pernafasan cuping hidung

4) Sianosis sekitar hidung dan mulut

5) Nyeri pada dada

6) Terdapat nafas cepat 50 x/menit atau lebih pada anak umur 2-12

bulan, 40 x/menit atau lebih pada umur 12 bulan-5 tahun

c. Pneumonia berat

1) Adanya tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam

2) Kejang

3) Anak terlihat gelisah

4) Terdapat nafas cepat

5) Sianosis sekitar hidung dan mulut

6) Dahak berwarna kuning kehijauan.

Menurut Rasmaliah (2004) bahwa tanda bahaya bisa dilihat

berdasarkan tanda-tanda klinis dan hasil pemeriksaan laboratorium. Secara

klinis pada pemeriksaan respirasi akan terdapat tanda gejala sebagai

berikut: takipnea, nafas tidak teratur (apnea), retraksi dinding thoraks,

Page 27: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

14

nafas cuping hidung, sianosis, suara nafas lemah atau hilang, grunting

ekspiratoir dan wheezing. Sedangkan pada system kardiovaskuler akan

menunjukkan gejala takikardi, bradikardikardi, hipertensi, hipotensi, dan

cardiac arrest. Sedangkan hasil pemeriksaan laboratorium adalah jika

ditemukan hipoksemia, hiperkapnea, dan asidosis metabolik maupun

asidosis respiratorik (Marni, 2014).

5. Penatalaksanaan

Pengobotan anak yang menderita ISPA bisa dirawat dirumah tanpa

antibiotik antara lain:

a. Istirahat untuk menurunkan metabolik tubuh

b. Anak dengan batuk dianjurkan untuk datang ke petugas kesehatan jika

keadaanya memburuk atau terdapat tanda-tanda pneumonia

c. Memberi makan pada anak dengan nilai gizi dan kalori yang tinggi

untuk menghindari berat badan. Anak yang sedang sakit umumnya

hanya makan sediki, karena itu setelah sembuh berikan makanan

setiap hari selama seminggu atau sampai brat badan bayi mencapai

normal, karena infeksi akan mempermudah atau memperberat

penyakut infeksi

d. Bersihkan lubang hidung dari ingus/lendir yang telah mengering

dengan kain bersih supaya hidung tersumbat

e. Usahakan anak minum lebih banyak ASI, karena anak dengan infeksi

saluran pernafasan dan demam mengalami kehilangan cairan lebih

banyak dari biasanya

Page 28: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

15

f. Gunakan bahan yang aman seperti kecap manis atau madu yang

dicampur dengan jeruk nipis untuk meredakan batuk dan meredakan

tenggorokan (Muslikha, 2012).

6. Pencegahan

Pencegahan ISPA menurut (Rasmaliah, 2004) adalah:

a. Melindungi anak dari udara asap rokok

b. Memperbaiki keadaan rumah seperti: mengatur ventilasi udara,

mengurangi kepadatan penghuni, terutama mengatur tempat tidur

c. Memperbaiki nutrisi, karena nutrisi dapat meningkatkan daya tahan

anak terhadap infeksi

d. Menjauhkan anak dari batuk-pilek.

7. Komplikasi

Apabila penyskit ISPA tidak diobati dan jika disertai dengan

malnutrisi, maka penyakit tersebut akan menjadi berat dan akan

menyebabkan terjadinya bronchitis, pneumonia, otitis media, sinusitis,

gagal nafas, cardiac aerrest, syok, dan sebagainya (Marni, 2014).

8. Asuhan Keperawatan

a. Pengkajian

Pengkajian yang perlu dilakukan pada anak yang menderita yang

menderita infeksi saluran pernafasan akut adalah kaji status pernafasan

pasien, baik frekuensi, kedalaman, irama, kesulitan bernafas, dan pola

nafas. Observasi adanya reteraksi, suara serak, stridor, batuk, apakah ada

pernafasan cuping hidung, auskultasi paru, catat adanya penyimpangan

Page 29: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

16

yang terjadi, misalnya ada mengi, wheezing, krakela. Observasi warna

kulit, apakah kulit berwarna merah muda atau sianosis, cata perubahan

yang terjadi.

b. Diagnosa Keperawatan

Menurut Wong, (2003) diagnosa yang sering muncul pada pasien

anak dengan ISPA adalah:

1) Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi

mekanis, inflamasi, peningkatan sekresi atau nyeri

2) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya organisme

infektif

3) Nyeri berhubungan dengan roses inflamasi dan atau insisi

pembedahan

4) Cemas berhubungan dengan kesulitan bernafas

c. Intervensi Keperawatan

1) Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi

mekanis, inflamasi, peningkatan sekresi atau nyeri

Hasil yang diharapkan : pasien mempertahankan jalan nafas yang

paten, jalan nafas tetap bersih, anak mampu bernafas dengan

mudah.

Intervensi

a) Beri posisi yang nyaman, semi fowler untuk memudahkan

ekspansi paru

Page 30: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

17

b) Lakukan suction sesuai kebutuhan

c) Ajarkan dan anjurkan anak untuk batuk efektif bila

memungkinkan

d) Lakukan fisioterapi dada pada anak

e) Jika terjadi takipnea hebat, puasakan anak untuk mencegah

terjadinya aspirasi

f) Berikan obat ekspektoran dan bronkodilator.

2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya organisme

infektif

Hasil yang diharapakan: anak menunjukan bukti penurunan

gejala infeksi.

Intervensi

a) Pakailah sarung tangan ketika merawat pasien

b) Pakailah alat pelindung diri

c) Ajarkan dan anjurkan untuk mencegah terjadinya infeksi

dengan cara mencuci tangan, memakai masker, membuang

tisu kotor dan lain sebagainya

d) Batasi jumlah pengunjung, anggota keluarga, dan periksa

adanya penyakit baru

e) Kurang kontak dengan benda-benda disekitar pasien, yang

kemungkinan menimbulkan kontaminasi.

3. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi dan atau insisi

pembedahan

Page 31: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

18

Hasil yang diharapkan: anak tidak menalami nyeri.

Intervensi

a) Kaji keluhan nyeri pasien

b) Observasi lokasi pembedahan

c) Berikan kompres hangat atau dingin pada area yang sakit

d) Jika tenggorokan sakit berikan kumur atau tablet hisap untuk

mengurangi nyerinya

e) Berikan analgetik yang sesuai.

4. Cemas berhubungan dengan kesulitan bernafas

Hasil yang diharapkan orang tua bersama anak dan memberikan

rasa nyaman, anak mampu melakukan aktivitas dengan tenang.

Intervensi

a) Anjurkan orang tua untuk menemani anak, saat istirahat

maupun saat anak dilakukan prosedur

b) Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan yang dilakukan

c) Hindari melakukan prosedur tindakan yang menyebabkan

anak cemas

d) Anjurkan perawatan yang berfokus keluarga dengan

melibatkan orang tua

e) Berikan bronkodilator atau ekspektoran sesuai petunjuk

f) Berikan aktivitas pengalihan yang sesuai dengn kognitif

anak.

Page 32: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

19

B. Kualitas Tidur Yang Baik

1. Pengertian Tidur Bayi

Tidur adalah proses fisiologis yang bersiklus bergantian dengan periode

yang lebih lama keterjagaan (Perry et all, 2006). Pada dasarnya, tidur dibagi

menjadi dua tahapan yaitu non REM (non Rapid Eye Movement) atau biasa

disebut tidur tenang dan REM (Rapid Eye Movement) atau biasa disebut tidur

aktif. Tidur bagi bayi adalah suatu keharusan seiring dengan pertumbuhan

tubuhnya. Para ahli mengatakan, tidur memberi efek yang sangat positif untuk

perkembangan bayi karena tidur merupakan salah satu perangsang tumbuh

kembang sikecil (Prasetyono, 2013).

Pola tidur bayi berbeda-beda tergantung dari usia bayi tersebut,

kecerdasan seorang anak dapat dipengaruhi oleh tidur bayi yang aktif. Ketika

tidur aktif aliran darah keotak akan meningkat, pertumbuhan sel-sel otak lebih

cepat dan dapat merangsang fungsi-fungsi otak. Semakin bertambahnya usia

bayi, maka tidur aktif juga akan berkurang (Prasetyono, 2013).

2. Kualitas Tidur Bayi

Kualitas tidur adalah mutu atau keadaan fisiologis tertentu yang

didapatkan selama seseorang tidur, yang memulihkan proses-proses tubuh

yang terjadi pada waktu orang itu terbangun. Jika kualitas tidurnya bagus

artinya fisiologis tubuh, dalam hal ini sel otak akan pulih kembali seperti

semula saat bangun tidur. Bayi dengan tidur yang baik tanpa sering terbangun,

pada saat terbangun akan lebih bugar dan tidak gampang rewel. Kualitas tidur

yang baik pada bayi tidak hanya mempengaruhi kecerdasan dan

Page 33: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

20

perkembanganotak bayi, tetapi juga mempengaruhi sikap bayi pada saat bayi

sudah terbangun (Wahyuni, 2008 dalam Riadiani, 2010).

Tidur memberikan efek yang sangat positif untuk perkembangan bayi,

karena tidur merupakan salah satu stimulasi tumbuh kembang si kecil.Sekitar

75% hormon pertumbuhan dikeluarkan pada saat anak tidur, hormon bertugas

merangsang pertumbuhan tulang dan jaringan, serta mengatur metabolisme

tubuh, termasuk otak. Hormon pertumbuhan juga memungkinkan tubuh

memperbaiki dan memperbarui seluruh sel yang ada ditubuh. Proses

pembaruan sel ini akan berlangsung lebih cepat ketika si kecil tidur nyenyak.

Tidur juga menjaga daya tahan tubuh anak dari gangguan infeksi. Jika kurang

tidur kadar sel darah putih dalam tubuh akan menurun, sehingga efektifitas

sistem daya tahan tubuh juga menurun, anak menjadi mudah sakit dan

pertumbuhannya terganggu (Prasetyono, 2012)

Kualitas tidur yang tidak baik akan mengakibatkan gangguan

keseimbangan fisiologi dan psikologi pada anak. Dampak fisiologi meliputi

penurunan aktifitas sehari-hari dan daya tahan tubuh akan melemah.

Sedangkan dampak psikologis yang biasa terjadi adalah emosi anak lebih labil,

cemas, tidak konsentrasi dan menggabungkan pengalamannya lebih rendah

(Saputra, 2009 dalam Riadiani, 2010).

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tidur Bayi

Kualitas tidur bayi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti :

a. Lingkungan

Page 34: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

21

Keadaan lingkungan yang baik dapat memberikan kenyamanan

tersendiri bagi kualitas tidur bayi. Hindarkan bayi dari suara bising pada

saat bayi tidur, sebaiknya jangan menggunakan obat pengusir nyamuk

karena hal ini dapat membuat bayi sesak saat bernafas. Jangan

membiasakan bayi tidur dalam ruangan yang sangat terang, hal ini dapat

membuat bayi tidak bisa membedakan antara siang dan malam karena

bayi terlalu sering melihat cahaya terang.

b. Latihan fisik

Keletihan aktivitas sehari-hari akan memerlukan lebih banyak waktu

tidur, hal ini untuk menjaga keseimbangan energi yang di keluarkan.

Melakukan pemijatan bayi sebelum tidur membuat tubuh bayi menjadi

lebih rilek dan mudah merasa ngantuk, sehinga bayi lebih mudah

tertidur.

c. Nutrisi

Faktor penting untuk memaksimalkan periode emas pertumbuhan otak

adalah terpenuhinya nutrisi dan kecukupan tidur bayi. Asi terbukti

mengandung alfa protein yang cukup tinggi, yang merupakan protein

halus dan mudah dicerna. Penuhi kebutuhan makan dan minum bayi

sebelum tidur, jika bayi merasa belum kenyang akan sulit tidur atau

sulit terbangun.

d. Penyakit

Page 35: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

22

Setiap penyakit yang menimbulkan rasa nyeri dan ketidak nyamanan

fisik dapat menyebabkan masalah tidur, contohnya sakit gigi, gangguan

pernafasan, dan gangguan saluran pencernaan (Riadiani, 2010).

C. Pijat Bayi

1. Pengertian Pijat Bayi

Touch therapy atau massage (pemijatan) adalah salah satu tekhnik

yang mengkombinasikan manfaat fisik sentuhan manusia dengan manfaat

emosional seperti ikatan batin (bounding). Aktivitas pijat menimbulkan

kontak antara anak dan orang tua, anak akan merasa tentram dan nyaman

karena dampak psikologis dari pemijatan ini adalah menyatakan rasa

sayang. Terlebih lagi bila pemijatan dilakukan dengan memberi

penghangat sehingga secara fisik badan anak akan terasa hangat,

sedangkan secara kejiwaan hubungan anak dengan orang tua bertambah

intim (Pratyahara, 2012).

Pijat bayi disebut juga sebagai stimulus touch atau terapi sentuh.

Dikatakan terapi sentuh karena melalui pijat bayi inilah akan terjadi

komunikasi yang aman dan nyaman antara ibu dan buah hatinya. Pijat bayi

ini sudah dikenal oleh berbagai bangsa dan kebudayaan di dunia ini sejak

berabad-abad yang lalu. Pijat bayi berkembang dalam berbagai bentuk

jenis gerakan, terapi dan tujuan. Selain sebagai salah satu terapi yang

banyak memberikan manfaat, pijat bayi ini juga merupakan salah satu cara

pengungkapan kasih sayang antara orang tua dan anak, melalui sentuhan

Page 36: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

23

pada kulit yang berdampak luar biasa pada perkembangan fisik, emosi, dan

tumbuh kembang anak (Riksani, 2012).

2. Awal Mula Pijat Bayi

Pijat bayi merupakan tradisi lama yang digali kembali dengan

sentuhan ilmu kesehatan dan tinjauan ilmiah yang bersumber dari

penelitian-penelitian para ahli neonatologi, saraf, dan psikologis

anak.Laporan tertua tentang seni pijat untuk pengobatan tercatat di

Papyrus Ebers, yaitu catatan kedokteran pada zaman Mesir kuno. Di India

juga ditemukan tentang seni pengobatan pijat ini dalam kitab Ayur-Veda,

buku kedokteran tertua (sekitar 1800 sebelum Masehi) yang menuliskan

tentang pijat, diet dan olah raga sebagai penyembuhan utama pada masa

itu (Riksani, 2012).

Di Indonesia pijat bayi juga merupakan salah satu jenis pijat yang

sudah lama berkembang dan diperhatikan oleh masyarakat.Namun, teknik

dan gerakan yang dilakukan paada pijat bayi tradisional tidak disertai

dengan adanya penjelasan ilmiah sehingga pijat bayi tradisional diyakini

dengan sugesti yang megandung banyak manfaat bagi tubuh bayi (Riksani,

2012).

3. Manfaat Pijat Bayi

Secara umum, berikut ini adalah beberapa manfaat dari pijat

bayiadalah :

a. Membantu perkembangan sistem imun tubuh

b. Merelaksasikan tubuh bayi

Page 37: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

24

c. Membantu mengatasi gangguan tidur sehingga bayi dapat tidur

dengan nyaman dan nyenyak

d. Menigkatkan proses pertumbuhan bayi

e. Menumbuhkan perasaan positif terhadap bayi

f. Mencegah resiko gangguan pencernaan dan serangan kolik lainya

g. Memudahkan buang air besar sehingga perut bayi menjadi lega

h. Memperlancar peredaran darah serta menambah energi bayi

i. Mempererat ikatan kasih sayang antara bayi dan orang tua. Melalui

sentuhan dan pijatan serta adanya kontak mata antara bayi dan orang

tua akan menambah kuatnya kontak batin antara keduanya (Riksani,

2012).

4. Waktu Pijat Bayi

Pijat bayi bisa dilakukan segera setelah bayi dilahirkan, atau sesuai

dengan keinginan orang tua. Apabila dilakukan pemijatan lebih dini, bayi

akan mendapatkan manfaat dan keuntungan yang lebih besar. Hasil yang

lebih optimal akan didapat jika pemijatan dilakukan sejak bayi baru lahir

secara teratur setiap hari hingga bayi berusia 6-7 bulan, pemijatan bisa

dilakukan lebih dari 1 kali dalam sehari. Waktu yang terbaik untuk

melakukanya saat bayi dalam keadaan terjaga dengan baik. Hindari saat-

saat ketika bayi anda terlihat lapar, kekenyangan, lelah, atau sedang

menangis.

Pemijatan dapat dilakukan dalam waktu-waktu berikut ini :

Page 38: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

25

a. Pada pagi hari sebelum mandi, saat orang tua dan anak siap untuk

mulaiberaktifitas

b. Pada malam hari, sebelum tidur. Jika bisa dilakukan pada ssat ini, akan

membantu tidur bayi lebih nyenyak (Riksani,2012).

5. Hal-hal Yang Tidak Boleh Dilakukan Saat Pemijatan Bayi

Berikut ini kondisi yang tidak boleh dilakukan saat melakukan pijat

bayi:

a. Memijat bayi langsung setelah makan

b. Memijat bayi pada saat kondisi bayi tidak sehat

c. Memijat bayi pada saat bayi tidak mau dipijat

d. Memaksakan posisi pijat tertentu pada bayi

e. Membangunkan bayi khususnya untuk pemijatan (Riksani, 2012).

6. Persiapan Sebelum Melakukan Pijat bayi

Persiapan sebelum melakukan pijat bayi menurut (Riksani, 2012) adalah:

a. Mencuci tangan

b. Hindari kuku panjang dan perhiasan yang bisa menggores kulit bayi

c. Ruangan untuk memijat usahakan hangat dan tidak pengap

d. Bayi tidak dalam keadaan lapar

e. Usahakan bayi tidak diganggu dalam waktu 15 menit untuk melalukan

pemijatan

f. Ibu atau ayah duduk dalam posisi nyaman

g. Baringkan bayi diatas kain rata yang lembut dan bersih

h. Siapkan handuk, popok, baju ganti dan minyak, lotion atau baby oil

Page 39: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

26

i. Sebelum memijat, mintalah izin kepada bayi dengan cara membelai

diwajahnya sambil mengajak bicara

j. Gunakan minyak ketika memijat untuk menghindari luka akibat

gesekan yang dapat terjadi karena kontak dengan kulit. Minyak yang

cocok adalah minyak zaitun, miyak telon atau baby oil. Jangan

menggunakan minyak aroma terapi karena terlalu keras untuk kulit

bayi.

7. Perkembangan Bayi Untuk Proses Pemijatan Bayi

Dalam gerakan pemijatan sebaiknya dilakukan sesuai dengan

perkembangan usia bayi. Berikut ini adalah fase-fase perkembangan untuk

proses pemijatanbayi:

a. Usia bayi usia 0-1 bulan, bayi cukup dipijat dengan gerakan halus

seperti mengusap-usap

b. Usia bayi 1-3 bulan, dilakukan gerakan halus sambil sedikit

memberikan tekanan ringan dalam waktu yang singkat

c. Usia bayi >3 bulan, gerakan tekanan pemijatan semakin meningkat

(Riksani, 2012).

8. Urutan Pemijatan Bayi

a. Kaki

1) Perahan cara India

a) Peganglah kaki bayi pada pangkal paha, seperti memegang

soft ball

Page 40: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

27

b) Gerakan tangan kebawah secara bergantian, seperti gerakan

memerah susu.

2) Peras dan putar

a) Pegang kaki bayi pada pangkal paha dan kedua tangan secara

bersamaan

b) Peras dan putar kaki bayi dengan lembut dimulai dari

pangkal paha kearah mata kaki.

3) Telapak kaki

Urutlah telapak kaki bayi dengan kedua ibu jari secara

bergantian,dimulai dari tumit kaki menuju jari-jari diseluruh

telapak kaki.

4) Tarikan lembut jari

Pijatlah jari-jarinya satu persatu dengan gerakan

memutar menjauhi telapak kaki, diakhiri dengan tarikan kasih

yang lembut pada tiap ujung jari.

5) Gerakan peregangan (strecth)

a) Dengan mempergunakan sisi jari-jari telunjuk, pijat telapak

kaki mulai dari batas jari-jari kearah tumit, kemudian ulangi

lagi dari perbatasan jari kearah tumit

b) Dengan jari tangan lain regangkan dengan lembut punggung

kakipada daerah pangkal kakikerah tumit.

Page 41: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

28

6) Titik tekanan

Tekan-tekanlah kedua ibu jari secara bersamaan

diseluruh permukaan telapak kaki dari arah tumit kearah jari-jari.

7) Punggung kaki

Dengan mempergunakan kedua ibu jari secara

bergantian pijatlah punggung kaki dari pergelangan punggung

kaki kearah jari-jari.

8) Peras dan putar pergelangan kaki

Buatlah pergerakan seperti memeras dengan

mempergunakan ibu jari dan jari-jari lainnya dipergelangan kaki

bayi.

9) Perahan cara swedia

Peganglah pergelangan kaki bayi anda, gerakkan tangan

anda secara bergantian dari pergelangan kaki kepangkal paha

bayi.

10) Gerakan menggulung

a) Pegang pangkal paha dengan kedua tangan

b) Buatlah gerakan menggulung dari pangkal paha menuju

pergelangan kaki.

11) Gerakan akhir

a) Rapatkan kedua kaki bayi, letakkan kedua tangan anda secara

bersamaan pada pantat dan pangkal paha bayi

Page 42: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

29

b) Usap kedua kaki bayi dengan tekanan lembut dari paha

kearah pergelangan kaki.

b. Perut

1) Mengayuh sepeda

Lakukan gerakan memijat pada perut bayi seperti

mengayuh sepeda, dari atas kebawah perut bergantian kanan

dan kiri.

2) Mengayuh sepeda dan kaki diangkat

a) Angkat kedua kaki bayi dengan salah satu tangan

b) Denagn tangan yang lain, pijat perut bayi dari perut

bagian atas sampai kejari-jari kaki

3) Ibu jari

a) Letakan ibu jari d isamping kanan kiri pusar perut

b) Gerakan kedua ibu jari ke arah tepi perut kana kiri.

4) Bulan - Matahari

a) Buat lingkaran searah jarum jam dengan jari tangan

kiri mulai dari perut sebelah kanan bawah (daerah

usus buntu) ke atas, kemudian kembali kanan bawah

(seolah membentuk gambar matahari) ulangi

beberapa kali

b) Gunakan tangan kanan untuk membuat gerakan

setengah lingkaran yang dimulai dari bagian kanan

bawah perut sampai bagian kiri perut bayi (seolah

Page 43: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

30

membentuk gambaran bulan), kemudian lakukan

gerakan ini bersama-sama.

5) Gerakan I Love You

I : Pijatlah perut bayi mulai dari bagian kiri atas ke

bawah dengan menggunakan jari-jari tangan kanan membentuk

huruf “I”

LOVE : Pijat perut bayi membentuk huruf “L” terbalik,

mulai dari kanan atas ke kiri atas, kemudian dari kiri atas ke kiri

bawah

YOU : Pijatlah perut bayi membentuk huruf “U” terbalik,

mulai dari kanan bawah (daerah usus buntu) ke atas, kemudian

ke kiri bawah.

6) Gelembung atau jari-jari berjalan

a) Letakan ujung jari-jari satu tangan pada perut bayi

bagian kanan

b) Gerkan jari-jari pada perut bayi dari bagian kanan

ke bagian perut bayi guna meluarkan gelembung-

gelembung udara.

c. Dada

1) Jantung besar

a) Buatlah gerakan yang meggambargan jantung

dengan meletakkan ujung-ujung jari kedua telapak

tangan anda ditengan dada bayi atau ulu hati.

Page 44: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

31

b) Buat gerakan keatas sampai bawah leher, kemudian

kesamping di atas tulang selangka, lalu kebawah

membentuk bentuk jantung, dan kemudian kembali

ke ulu hati.

2) Kupu-kupu

Buatlah gerakan diagonal seperti gambaran kupu-kupu,

dimulai dengan tangan kanan membuat gerakan memijat

menyilang dari tengah dada atau ulu hati ke arah bahu kanan, dan

kembali ke ulu hati. Gerakkan tangan kiri dan kembali ke ulu hati.

d. Tangan

1) Memijat ketiak (armpits)

Buatlah gerakan memijat pada daerah ketiak dari atas

kebawah.Perlu diingat, kalau terdapat pembengkakan kelenjar

di daerah ketiak sebaiknya gerakan ini tidak dilakukan.

2) Perahan cara India

Arah perahan cara India ialah pijatan yang menjauhi

tubuh. Guna cara pemijatan ini adalah untuk relakasi kanan atau

melemaskan otot.

a) Peganglah lengan bayi bagian pundakdengan tangan

seperti memegang pemukul soft ball, tangan kiri

memegang pergelangan bayi.

Page 45: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

32

b) Gerakkan tangan kanan mulai dari bagian pundak

kearah pergelangan tangan, kemudian gerakkan tangan

kiri dari pundak kearah pergelangan tangan

c) Demikian seterusnya, gerakkan tangan kanan dan kiri

kebawah secara bergantian dan berulang-ulang seolah

memeras susu sapi.

3) Peras dan putar (squeeze and twist)

Cara lain adalah dengan menggunkan kedus tangan

secara bersamaan. Peras dan putar tangan bayi dengan lembut

mulai dari pundak ke pergelangan tangan.

4) Membuka tangan

Pijat telaak tangan kedua ibu jari, dari pergelangan

tangan ke arah jari-jari.

5) Putar jari-jari

Pijatlah dengan lembut jari bayi satu persatu menuju

arah ujung jari dengan gerakan memutar, kemudian akhirilah

gerakan ini dengan tarikan lembut pada tiap ujung jari-jari bayi

anda.

6) Punggung tangan

Letakkan tangan bayi diantara kedua tangan anda,

usap punggung tangannya dari pergelangan tangan kearah jari-

jari dengan lembut.

Page 46: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

33

7) Peras dan putar pergelangan tangan (wrist circle)

Peraslah sekeliling pergelangan tangan bayi anda

dengan ibu jari dan jari telunjuk.

8) Perahan cara swedia

Arah pemijatan dengan cara swedia adalah dari

pergelangan tangan ke arah badan, pijatan ini digunakan untuk

mengalirkan darah ke jantung dan paru-paru.

a) Gerakan tangan kanan dan kiri anda secara bergatian

mulai dari pergelangan tangan bayi ke arah pundak

b) Lanjutkan dengan piajtan dari pergelangan kiri bayi ke

arah pundak.

9) Gerakan menggulung

a) Peganglah lengan bagian atas atau bahu dengan

kedua telapak tangan

a) Bentuklah gerakan menggulung dari pangkal lengan

menuju ke arah pergelangan tangan atua jar-jari.

e. Muka

Umumnya tidak diperlukan minyak untuk daerah muka

1). Dahi : Menyetrika dahi (open book)

a) Letakan jari-jari kedua tangan anda pada pertengahan dahi

bayi

b) Tekan jari-jari anda dengan lembut, mulai dari tengah dahi

kemudian keluar kesamping kanan dan kekiri seolah

Page 47: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

34

melakukan gerakan menyetrika dahi atau membuka

lembaran buku

c) Gerakan ke bawah ke derah pelipis, buatlah lingkaran-

lingkaran kecil di daerah pelipis, kemudian gerakan ke dalam

melalui daerah pipi di bawah mata.

2). Alis : Menyetrika alis

a) Letakan kedua ibu jari anda pada pertengahan alis

b) Gunakan kdua ibu jari untuk memijat secara lembut pada alis

mata dan di atas kelopak mata, mulai dari tengah kesamping

seolah menyetrika alis

3). Hidung : Senyum I

a) Letakan kedua ibu jari anda pada prtengahan alis

b) Tekankan ibu jari anda dari pertengahan kedua alis turun

melalui tepi hidung ke arah pipi dengan membuat gerakan

kesamping dan ke atas seolah membuat bayi tersenyum.

4). Mulut bagian atas : Senyum II

a) Letakan kedua ibu jari anda di atas mulut di bawah sekat

hidung

b) Gerakan kedua ibu jari anda dari tengah kesamping dan ke

atas ke daerah pipi seolah membuat bayi tersenyum.

5). Mulut bagian bawah : Senyum III

a) Letakan kedua ibu jari anda di tengah dagu

Page 48: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

35

b) Tekankan kedua ibu jari anda pada dagu bayi dengan

melakukan gerakan dari tengah kesamping. Kemudian ke

atas ke arah pipi seolah-olah membuat bayi tersenyum.

6). Lingkaran kecil di rahang (small chircles around jaw)

Dengan jari kedua tangan, buatlah lingkaran-lingkaran

kecil di daerah rahang bayi.

7). Belakang telinga

a) Dengan mempergunakan ujung-ujung jari, berikan tekanan

lembut pada daerah belakang telinga kanan dan kiri bayi anda

b) Kemudian gerakkan ke arah pertengahan dagu di bawah

dagu.

f. Punggung

1). Gerakan maju mundur (kursi goyang)

a) Tengkurapkanbayi anda melintang di depan anda dengan

kepala berada disebelah kiri dan kaki di sebelah kanan anda

b) Pijatlah sepanjang punggung bayi dengan gerakan maju

mundur menggunakan kedua telapak tangan anda, kemudian

pijatlah bawah leher bayi sampai ke pantat bayi, lalu kembali

lagi ke leher.

2). Gerakan menyetrika

Pegang pantat bayi dengan tangan kanan.Dengan tangan

kiri, pijatlah mulai darileher kebawah sampai bertemu dengan

Page 49: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

36

tangan kanan yang menahan pantat bayi seolah menyetrika

punggung.

3). Gerakan menyetrika dan mengangkat kaki

Ulangi gerakan menyetrika punggung, hanya kali ini

tangan kanan memegang kaki bayi dan gerakan dilanjutkan

sampai ke tumit kaki bayi.

4). Gerakan melingkar

a) Dengan menggunakan jari-jari kedua tangan anda, buatlah

gerakan-gerakan melingkar kecil-kecil mulai dari batas

tengkuk kemudian turun kebawah disebelah kanan dan kiri

tulang punggung sampai ke pantat bayi

b) Kemudian mulai dengan lingkaran-lingkaran kecil didaerah

leher, dan lingkaran yang lebih besar di daerah pantat.

5). Gerakan menggaruk

Dalam posisi tengkurap tekankan dengan lembut kelima

jari-jari tangan anda pada punggung bayi.Selanjutnya, buatlah

gerakan menggaruk kebawah memanjang sampai kepantat bayi

(Riksani, 2012).

Page 50: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

37

D. Kerangka teori

Gambar 2.1. Kerangka Teori

E. Kerangka Konsep

Gambar 2.2. Kerangka Konsep

Gangguan pola tidur

Pemberian terapi

pijat bayi

Infeksi saluran pernafasan

akut : proses inflasi yang

disebabkan oleh virus,

bakteri, mikroplasma, atau

aspirasi subtansi asing,

yang melibatkan semua

bagian saluran pernapasan

bawah (termasuk jaringan

paru-paru)

Gangguan pola tidur

Ketidaka efektifan

bersihan jalan nafas

Mengakibatkan

peningkatan produksi

sekret

Kualitas tidur

meningkat

Kualitas tidur bayi

meningkat

Terapi pijat bayi

Page 51: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

38

BAB III

METODE PENYUSUNAN KTI APLIKASI RISET

A. Subjek Aplikasi Riset

Subjek aplikasi riset ini adalah pemberian terapi pijat terhadap kualitas

tidur bayi usia 3 bulan 29 hari pada asuhan keperawatan An. N dengan Infeksi

Saluran Penafasan Akut diruang Melati RSUD Karanganyar.

B. Tempat dan Waktu

1. Tempat

Pengelolaan aplikasi tindakan terapi pijat bayi dilakukan diruang Melati

RSUD Karanganyar

2. Waktu

Pengelolaan aplikasi tindakan dilakukan pada tanggal 13-15 Maret 2015.

C. Media dan Alat yang digunakan

1. Alas yang empuk dan lembut

2. Handuk atau lap, popok dan baju ganti

3. Minyak untuk memijat

4. Air hangat dan waslap.

Page 52: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

39

D. Prosedur Tindakan

Table 3.1

Prosedur tindakan pijat bayi

No Aspek Yang Dinilai

A. Fase Orientasi

1. Mengucapkan salam

2. Memperkenalkan diri

3. Menjelaskan tujuan

4. Menjelaskan prosedur

5. Menanyakan kesiapan pasien

B. Fase Kerja

1. Mencuci tangan dengan benar

2. Mengatur posisi klien

3. Memasang perlak atau alas

4. Membuka pakaian klien

5. Tuangkan minyak pada telapak tangan usapkan secara lembut

pertama pada kaki dengan perahan cara india, peras dan putar,

telapak kaki dengan dua ibu jari, jari kaki, peregangan, titik

tekanan, memijat punggung kaki, peras dan putar pergelangan

kaki, perahan cara swedia, gerakan menggulung, gerakan

mengusap kedua kaki.

6. Pada bagian perut dengan seperti menggayuh sepeda, menggayuh

sepeda dengan kaki di angkat, ibu jari kesamping, gerakan bulan

matahari, gerakan pijat I love u, jari-jari berjalan.

7. Bagiann dada dengan jantung besar, gerakan kupu-kupu.

8. Tangan memijat ketiak, perahan cara india, peras dan putar,

membuka tangan, putar jari-jari, punggung tangan, peras dan putar

pergelangan tangan, perahan cara swedia, gerakan menggulung.

Page 53: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

40

9. Wajah pertama pada dahi, alis, hidung, mulut bagian atas, mulut

bagian bawah, membuat lingkaran kecil pada rahang, belakang

telinga.

10. Bagian punggung gerakan seperti korsi goyang, gerakan

menyetrika, gerakan kombinasi, gerakan melingkar, gerakan

menggaruk.

11. Mengelap klien dengan air hangat

12. Mengusap klien dengan handuk

13. Memakaikan pakaian klien

14. Merapikan alat

15. Mencuci tangan

C. Fase Terminasi

1. Melakukan evaluasi tindakan

2. Menyampaikan rencana tindak lanjut

3. Berpamitan

E. Alat Ukur

Menurut Minarti (2012) bahwa untuk mengevaluasi kualitas tidur anak

menggunakan alat ukur evaluasi dilakukan dengan cara observasi dan

wawancara terstruktur menggunakan kuisioner kualitas tidur anak yang

diadopsi dari A Brief Screening Qustionarre (BISQ)

Tabel 3.2

Alat ukur A Brief Screening Qustionarre (BISQ)

No

Ukuran tidur 3

Tidak

masalah

2

Masalah

kecil

1

Masalah

berat

1. Durasi tidur malam

(Jam 19.00-07.00 WIB) ( ) ( ) ( )

2. Durasi tidur siang ( ) ( ) ( )

Page 54: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

41

(Jam 07.00-19.00 WIB)

3. Jumlah terbangun saat tidur malam

(Mulai jam 22.00-06.00 WIB lebih

dari 3 kali dan lama terbangun lebih

dari 1 jam )

( ) ( ) ( )

4. Tidur tepat waktu malam hari

(Tepat waktu pada saat mau tidur

malam dengan hari-hari sebelumnya)

( ) ( ) ( )

5. Durasi terjaga selama jam malam

(Jumlah jam terbangun) ( ) ( ) ( )

Keterangan

1. Durasi tidur malam (Jam 19.00-07.00 WIB)

a. Masalah berat : tidur kurang dari 3 jam semalam

b. Masalah ringan : tidur 6 jam semalam

c. Tidak masalah : tidur 9 jam semalam

2. Durasi tidur siang (Jam 07.00-19.00 WIB)

a. Masalah berat : tidur kurang dari 2 jam

b. Masalah ringan : tidur 2 jam

c. Tidak masalah : tidur siang 4 jam

3. Jumlah terbangun saat tidur malam (Mulai jam 22.00-06.00 WIB lebih

dari 3 kali dan lama terbangun lebih dari 1 jam )

a. Masalah berat : terbangun lebih dari 3 kali dan lama terbangun

lebih dari 1 jam

b. Masalah ringan : terbangun kurang dari 3 kali dan lama terbangun

kurang dari 1 jam

c. Tidak masalah : Terbangun kurang dari 2 kali

4. Tidur tepat waktu malam hari (Tepat waktu pada saat mau tidur malam

dengan hari-hari sebelumnya)

Page 55: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

42

a. Masalah berat : tidur tidak tepat waktu dan selisih lebih dari 3 jam

b. Masalah ringan : tidur tidak tepat waktu dan selisih kurang dari 1

jam

c. Tidak masah : Tepat waktu pada saat mau tidur malam dengan

hari-hari sebelumnya

5. Durasi terjaga selama jam malam (Jumlah jam terbangun)

a. Masalah berat : bisa tidur lagi setelah lebih dari 3 jam

b. Masalah ringan : bisa tidur lagi setelah kurang dari 2 jam

c. Tidak masalah : bisa tidur lagi lgi kurang dari 1 jam

Page 56: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

43

BAB IV

LAPORAN KASUS

Bab IV ini laporan kasus “Pemberian Terapi Pijat Bayi Terhadap

Kualitas Tidur Bayi Pada Asuhan Keperawatan An. N dengan Infeksi Saluran

Pernafasan Atas Di Ruang Melati RSUD Karanganyar”. Pengkajian ini

dilakukan penulis pada hari Jumat, 13 Maret 2015 jam 08.30 WIB.

A. Identitas Klien

Nama An. N, umur 3 bulan 29 hari, jenis kelamin laki-laki, pasien

tinggal bersama kedua orang tuanya Ny. P dan Tn. J beralamat di Sido Mulyo,

Taman Sari, Kerjo, Karanganyar. Ny. P berumur 30 tahun dan Tn. J berumur

32 tahun, An. N masuk di RSUD Karanganyar pada tanggal 13 Maret 2015 dan

menurut diagnosa dokter An. N menderita penyakit ISPA. Penanggung jawab

An. N adalah Tn. J yang merupakan ayah dari An. N pendidikan terakir sampai

dengan SD dan sekarang Tn. J bekerja sebagai wiraswasta.

B. Pengkajian

Alasan An. N masuk rumah sakit, Ny. P mengatakan An. N panas, batuk

berdahak, dan pilek. An. N rewel pada kamis malam tanggal 12 maret 2015

pada jam 23.00 WIB, kemudian An. N di bawa ke rumah sakit RSUD

Karanganyar pada hari jumat tanggal 13 maret 2015 pada jam 04.20 WIB.

Diruang IGD diperiksa suhu 39°C, nadi 120x permenit, pernafasan 35x

Page 57: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

44

permenit kemudian diberi infus RL 20 tpm, di extermitas kiri bawah, injeksi

sanpicilin 3x200 gram, norages 50 gram, sirup ottopan 3x½ cth kemudian

dibawa ke ruang Melati RSUD Karanganyar. Keluhan utama pasien sekarang,

Ny. P mengatakan An. N demam, batuk berdahak, dan pilek. Riwayat penyakit

dahulu, keluarga mengatakan An. N belum pernah mengalami penyakit seperti

ini, An. N juga tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat maupun makanan.

Imunisasi, Ny. P mengatakan pasien sudah mendapatkan imunisasi Hepatitis

Combo, BCG, DPT1, DPT2. Riwayat kesehatan keluarga, Ny. P mengatakan

dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit keturunan seperti

Diabetes Militus, Hipertensi, dll.

Pertumbuhan dan perkembangan, Ny. P mengatakan berat badan An. N

saat lahir 3,1 kg, Antropometri berat badan An. N sebelum sakit 6,7 kg, berat

badan selama sakit 6,5 kg, panjang badan 65 cm, lingkar kepala 39 cm, lingkar

dada 45 cm, lingkar lengan 15 cm. Pola istirahat dan tidur Ny. P mengatakan

anak tidur siang dan malam ±14-15 jam, selama sakit An. N tidurnya sebentar-

sebentar bangun, tidur siang tidak nyenyak dan rewel. Nilai BISQ durasi tidur

malam (1), durasi tidur siang (1), jumlah terbangun saat tidur malam (1), tidur

tepat waktu malam hari (1), durasi terjaga selama jam malam (1).

Page 58: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

45

Tabel 4.1

Pengkajian kualitas tidur

Ukuran tidur 3

Tidak

masalah

2

Masalah

kecil

1

Masalah

berat

6. Durasi tidur malam ( ) ( ) ( √ ) 7. Durasi tidur siang ( ) ( ) ( √ ) 8. Jumlah terbangun saat tidur malam ( ) ( ) ( √ ) 9. Tidur tepat waktu malam hari ( ) ( ) ( √ ) 10. Durasi terjaga selama jam malam ( ) ( ) ( √ )

Status nutrisi dan cairan pasien, sebelum sakit Ny. P mengatakan An.

N minum kuat, jenis ASI, frekuensi sering, tidak ada keluhan, selama sakit Ny.

P mengatakan An. N minum ASI kuat, frekuensi sering, tidak ada keluhan. Pola

eliminasi pasien, Ny. P mengatakan sebelum sakit An. N BAK 8-10 kali sehari,

warna kuning jernih, bau khas amoniak, tidak ada keluhan. BAB frekuensi satu

hari dua kali, konsistensi lembek, warna kuning kecoklatan, berbau khas, tidak

ada keluhan.

Pemeriksaan fisik, pada pemeriksaan fisik An. N didapatkan hasil

keadaan umum pasien baik, kesadaran pasien tampak rewel composmentis

(sadar penuh) dan setelah dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan

suhu 38,4°C, nadi 120x permenit, pernafasan 35x permenit. Data subyektif

yang diperoleh, Ny. P mengatakan An. N panas, batuk berdahak, pilek, rewel,

dan susah tidur. Data obyektif yang diperoleh, pasien tampak batuk berdahak,

pilek, pernafasan 35x permenit terdengar suara ronki, pasien tampak rewel, dan

terlihat pucat.

Page 59: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

46

Pada pemeriksaan sistematis yang dilakukan pada An. N dari

pemeriksaan head to toe didapatkan hasil sebagai berikut, kepala An. N

berbentuk mesocepal, kondisi rambut dan kulit bersih, warna hitam. Pada

pemeriksaan mata sclera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis, pupil isokor.

Pada pemeriksaan telinga, kebersihan bersih tidak ada serumen, kesimetrisan

simetris kanan dan kiri sama, ketajaman pendengaran tidak ada gangguan

pendengaran. Pada pemeriksaan hidung, letak simetris, septum tidak ada

septum deviasi. Pemeriksaan mulut warna bibir merah muda, membran mukosa

kering. Pemeriksaan leher, bentuk leher simetris, tidak ada pembesaran tiroid,

tidak ada distensi vena leher. Pemeriksaan dada, pada pemeriksaan paru-paru

ekspansi dada kanan dan kiri sama, bentuk dada simetris, pada pemeriksaan

perkusi dada terdengar sonor, auskultasi dada terdengar suara ronki.

Pada pemeriksaan inspeksi jantung ictus cordis tidak tampak,

pemeriksaan palpasi jantung ictus cordis tidak teraba, pada pemeriksaan

perkusi jantung berbunyi pekak, ICS II kiri atas jantung, ICS V batas bawah

jantung, ICS IV kanan (dekat sternum) batas kanan jantung, dan ICS kiri

(sejajar tangan lengan) batas kiri jantung, pemeriksaan auskultasi bunyi

jantung I-II murni. Pada pemeriksaan abdomen, inspeksi tidak ada jejas atau

luka, bentuk datar, terdapat umbilicus. Auskultasi bising ususs 6x/menit,

perkusi berbunyi timpani, palpasi tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa, tidak

ada distensi atau tekanan.

Pada pemeriksaan genetalia bersih, tidak terpasang DC (dower cateter).

Pada pemeriksaan anus bersih tidak terjadi kemerahan. Pemeriksaan

Page 60: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

47

ekstermitas atas, kekuatan otot ka/ki 5/5, perubahan bentuk tulang tidak ada

deformatis tulang, tapilari refile < 2 detik, perabaan akral hangat, tidak ada

oedema. Pada pemeriksaan ekstermitas bawah, kekuatan otot ka/ki 5/2,

perubahan tulang tidak ada deformatis tulang, tapilari refile < 2 detik, tidak ada

odema, inful kiri. Pada pemeriksaa integument tidak elastis, kering.

Hasil pemeriksaan laboratorium dan data penunjang pada tanggal 13

Maret 2015 didapatkan hasil : hemoglobin 11,9 dengan satuan 9/dL, normalnya

14,00-18,00. Hemotokrit 33,5 dengan satuan %, normalnya 35,00-50,00.

Leukosit 10,24 dengan satuan 10ˆ3uL, normalnya 5-10. Trombosit 367, dengan

satuan 10ˆ3/uL, normalnya 150-300. Eritrosit 4,65, dengan satuan 10ˆ3/uL,

normalnya 4,50-12,00. MPV 8,9 dengan satuan fL, nilai normalnya 6,5-12,00.

PDW 16,1 degan satuan fL, normalnya 9,5-17,00. MCV 82,6 dengan satuan

fL, normalnya 82,0-92,0. MCH 29,4 dengan satuan pg, nilai normalnya 27,0-

31,0. MCHC 35,6 dengan satuan 9/dL, normalnya 32,0-37,0. Grans % 50,8

dengan satuan %, normalnya 50,0-70,0. Lomfosit 40,0 dengan satuan %, nilai

normalnya 25,0-40,0. Monosit 6,9 dengan satuan %, nilai normalnya 3,0-9,0.

Eosinofil 0,9 dengan satuan %, nilai normalnya 0,5-5,0. Basofil 1,4 dengan

satuan %, nilai normalnya 0,0-1,0.

Terapi yang diperoleh An. N selama di Rumah sakit RSUD

Karanganyar adalah infus RL 16 tpm golangan larutan elektrolit dan nutrisi,

berfungsi untuk mengembalikan keseimbangan elektrolit pada dehidrasi.

Injeksi sanpisilin 3x200 gram golongan antimikroba, berfungsi sebagai infeksi

saluran kemih, saluran nafas, saluran cerna, dan saluran empedu yang

Page 61: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

48

disebabkan kuman gram positif dan negativ. Injeksi gentamisin 2x20 mg

golongan antimikroba, antibakteri, aminukglukosida berfungsi sebagai

septikimia, ISK, infeksi saluran nafas, meningitis. Sirup ottopan 3x½ cth

golongan antipiretik berungsi meringankan demam, sakit gigi, sakit kepala,

antritis, reomatik. Sirup ambroxol 3x½ cth golongan mukolitik dan

ekspektoran berfungsi untuk penyakit saluran nafas akut dan kronik yang

disertai sekresi bronchial yang abnormal.

C. Daftar Perumusan Diagnosa Keperawatan

Dari pengkajian dan observasi yang diperoleh dari An. N pada tanggal

13 maret 2015 jam 08.30 WIB penulis melakukan analisa data dan kemudian

merumuskan diagnosa keperawatan ditandai dengan data subyektif ibu

mengatakan anak batuk berdahak dan pilek. Data obyektif anak tampak batuk

berdahak, pilek, terdengar suara ronki, pernafasan 35x permenit, dan terlihat

rewel. Diagnosa yang muncul bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan

dengan akumulasi secret.

Jam 09.00 WIB masalah keperawatan kedua adalah hipertermi

berhubungan dengan proses perjalanan penyakit yang ditandai dengan data

subyektif ibu mengatakan anak demam. Data obyektif yang diperoleh anak

tampak rewel, suhu tubuh 38,4°C, anak tampak digendong, mukosa bibir

kering, minum ASI. Jam 09.15 WIB masalah keperwatan ketiga adalah

gangguan pola tidur berhubungan dengan proses infeksi yang ditandai dengan

data subyektif ibu mengatakan anak susah tidur dan rewel. Data obyektif yang

Page 62: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

49

diperoleh anak terlihat pucat, tampak rewel, dan digendong oleh ibunya,

tidurnya sebentar-sebentar bangun, tidur siang tidak nyenyak.

D. Perencanaan

Tanggal 13 maret 2015 jam 08.30 WIB tujuan setelah dilakukan

tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan bersihan jalan nafas

efektif dengan kriteria hasil jalan nafas paten dengan nafas bersih, pernafasan

normal, suara paru vasekuler. Intervensi pantau tanda-tanda vital, rasional

untuk mengetahui status kesehatan. Berikan terapi dada, rasional untuk

mengeluarkan secret. Kolaborasi dengan tim dokter, rasional mempercepat

proses penyembuhan.

Diagnosa kedua Jam 09.00 WIB tujuannya setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam diharapkan suhu tubuh menurun dengan kriteria

hasil tanda-tanda vital normal, anak tidak rewel. Intervensi pantau tanda-tanda

vital pasien, rasional untuk mengetahui status kesehatan pasien. Berikan

kompres hangat, rasional untuk menurunkan panas. Anjurkan memakai

pakaian tipis, rasional untuk menyerap keringat. Kolaborasi dengan dokter

pemberian antipiretik, rasional mempercepat proses penyembuhan.

Diagnosa ketiga jam 09.15 WIB tujuannya setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam diharapkan gangguan pola tidur dapat teratasi

dengan kriteria hasil pasien dapat tidur sesuai kebutuhan ±14-15 jam perhari,

nilai BISQ Nilai BISQ durasi tidur malam (3), durasi tidur siang (3), jumlah

terbangun saat tidur malam (3), tidur tepat waktu malam hari (3), durasi terjaga

Page 63: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

50

selama jam malam (3), pasien tidak terlihat pucat, dan tidak rewel. Intervensi

kaji pola tidur, rasional mengetahui pola tidur pasien. Ciptakan suasana yang

nyaman, rasional memberikan lingkungan yang kondusif. Memberikan terapi

pijat bayi, rasional untuk meningkatkan kualitas tidur bayi.

E. Implementasi

Mengacu pada tindakan keperawatan yang telah dibuat, tindakan yang

telah dilakukan penulis pada diagnosa pertama tanggal 13 maret 2015 jam

08.00 WIB mengobservasi tanda-tanda vital pasien respon subyektif ibu pasien

mengatakan bersedia. Untuk data obyektifnya akral teraba hangat, suhu 38°C,

nadi 120x permenit, pernafasan 35x permenit. Jam 09.00 WIB mengkaji pola

nafas data subyektif ibu mengatakan anak batuk pilek. Data obyektif terdengar

suara ronki dipemeriksaan paru-paru, pernafasan 35x permenit. Jam 09.30

WIB memberikan fisioterapi dada subyektif ibu bersedia anak dilakukan

fisioterapi dada. Data obyektif secret tampak keluar, An. N tampak menangis,

tampak batuk. Jam 11.45 WIB kolaborasi dengan tim dokter tentang pemberian

obat, dengan data subyektif ibu mau memberikan obat pada An. N. Data

obyektif anak tampak diberikan obat ambroxol 3x½ cth, An. N tampak

menangis.

Implementasi pada tanggal 14 Maret 2015 oleh penulis pada jam 08.00

WIB untuk diagnosa pertama memantau tanda-tanda vital pasien, dengan data

subyektif ibu mengatakan suhu pada anak sudah menurun. Data obyektif suhu

37°C, nadi 118x permenit, pernafasan 30x permenit. Jam 11.00 WIB

Page 64: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

51

memberikan fisioterapi dada, data subyektif ibu mengatakan bersedia An. N

diberikan fisioterapi dada. Data obyektif pasien tampak diberikan fisioterapi

dada, secret tampak keluar. Jam 12.15 WIB kolaborasi dengan tim dokter

tentang pemberian terapi obat, dengan data subyektif ibu mau menerima An. N

diberi obat injeksi. Dengan data obyektif injekksi sanpisilin 3x200 mg, injeksi

gentamisin 2x20 mg.

Implementasi pada tanggal 15 Maret 2015 yang dilakukan penulis pada

diagnosa pertama pada jam 08.30 WIB yaitu melakukan tanda-tanda vital pada

pasien dengan data subyektif ibu mengatakan suhu badan anak menurun. Data

obyektif suhu 36,6°C, nadi 118x permenit, pernafasan 30x permenit. Jam 11.00

WIB kolaborasi dengan tim dokter tentang pemberian anti biotik dan obat

batuk, dengan data subyektif ibu mau menerima obat injeksi dan mau

meminumkan obat sirup. Data obyektif injeksi sanpisilin 3x200 mg, injeksi

gentamisin 2x20 mg, sirup ambroxol 3x½ cth, anak tampak tidur.

Implementasi yang dilakukan diagnosa keperawatan kedua pada

tanggal 13 Maret 2015 jam 08.00 WIB yaitu memantau tanda-tanda vital pasien

dengan data subyektif ibu mengatakan bersedia untuk dilakukan tanda-tanda

vital. Data obyektif suhu 38°C, nadi 120x permenit, pernafasan 35x permenit.

Jam 08.30 WIB memberikan kompres hangat dengan data subyektif ibu

bersedia anak dikompres hangat. Data obyektif ibu tampak kooperatif, kompres

hangat tampak terpasang, pasien tampak tidak rewel. Jam 11.45 WIB

kolaborasi dengan tim dokter tentang pemberian obat, dengan data subyektif

Page 65: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

52

ibu mau memberikan obat pada An. N. Data obyektif anak tampak diberikan

obat ottopan 3x½ cth, An. N tampak menangis.

Implementasi diagnosa kedua pada tanggal 14 Maret 2015 jam 08.00

WIB yaitu memantau tanda-tanda vital, dengan data subyektif ibu mengatakan

suhu badan anak sudah menurun. Data obyektif suhu 37°C, nadi 118x/menit,

pernafasan 30x/menit. Jam 09.00 menganjurkan ibu memakaikan pakaian tipis

pada anak, dengan data subyektif ibu mengtakan bersedia. Data obyektif ibu

tampak kooperatif, An. N tampak memakai pakaian tipis, An. N meminum

ASI. Jam 12.15 WIB kolaborasi dengan tim dokter tentang pemberian terapi

obat, dengan data subyektif ibu mau menerima An. N diberi obat injeksi. Data

obyektif injekksi sanpisilin 3x200 mg, injeksi gentamisin 2x20 mg.

Diagnosa kedua pada jam 08.30 WIB melakukan tanda-tanda vital pada

pasien dengan data subyektif ibu mengatakan suhu badan anak menurun. Data

obyektif suhu 36,6°C, nadi 118x permenit, pernafasan 30x permenit. Jam 11.00

WIB kolaborasi dengan tim dokter tentang pemberian anti biotik dan obat

batuk, dengan data subyektif ibu mau menerima obat injeksi dan mau

meminumkan obat sirup. Data obyektif injeksi sanpisilin 3x200 mg, injeksi

gentamisin 2x20 mg, sirup ambroxol 3x½ cth, anak tampak tidur.

Diagnosa ketiga pada tanggal 13 Maret 2015 jam 11.00 WIB mengkaji

pola tidur pasien dengan data subyektif ibu pasien mengatakan anak susah tidur

dan rewel, tidur sebentar-sebentar bangun. Data obyektif pasien tampak rewel,

pasien digendong ibunya, pasien tampak pucat, mukosa bibir kering, nilai

BISQ durasi tidur malam (1), durasi tidur siang (1), jumlah terbangun saat tidur

Page 66: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

53

malam (1), tidur tepat waktu malam hari (1), durasi terjaga selama jam malam

(1). Jam 11.30 WIB membatasi jumlah pengunjung secara bergantian dengan

data subyektif ibu mengatakan nyaman dengan lingkungan yang kondusif.

Data obyektif pasien tampak digendong, pasien tampak minum ASI.

Diagnosa ketiga pada tanggal 14 Maret 2015 jam 11.00 WIB

melakukan fisioterapi pijat bayi, dengan data subyektif ibu bersedia An. N

dipijat. Data obyektif pasien tampak dipijat, pasien tampak rileks, nilai BISQ

durasi tidur malam (1), durasi tidur siang (2), jumlah terbangun saat tidur

malam (1), tidur tepat waktu malam hari (1), durasi terjaga selama jam malam

(1).

Diagnosa ketiga pada tanggal 15 Maret 2015 jam 09.45 WIB

memberikan terapi pijat dan mengajarkan pada ibu cara tekhnik pijat bayi,

dengan data subyektif ibu bersedia An. N diterapi pijat bayi dan bersedia

diajarkan tekhnik pijat bayi. Data obyektif anak tampak rileks, dan tidak rewel,

ibu tampak memperhatikan dengan seksama pemijatan bayi. Nilai BISQ durasi

tidur malam (3), durasi tidur siang (3), jumlah terbangun saat tidur malam (3),

tidur tepat waktu malam hari (3), durasi terjaga selama jam malam (3).

F. EVALUASI

Catatan perkembangan pada An. N yang dirawat diruang Melati RSUD

Karanganyar dimulai sejak hari jumat tanggal 13 Maret 2015 jam 09.00 WIB

untuk diagnosa pertama bersihan jalan nafas berhubungan dengan akumulasi

secret. Didapatkan hasil evaluasi dengan data subyektif ibu pasien mengatakan

Page 67: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

54

anak batuk pilek. Data obyektif pernafasan 35x permenit, terdengar suara

ronki. Analisis masalah, masalahbersihan jalan nafas belum teratasi. Planing

lanjutkan intervensi, berikan fisioterapi dada, terapi medis sirup ambroxol 3x½

cth.

Catatan perkembangan An. N pada hari Sabtu tanggal 14 Maret 2015

pada jam 10.15 WIB untuk diagnosa pertama bersihan jalan nafas berhubungan

dengan akumulasi secret, didapatkan hasil evaluasi data subyektif ibu

mengatakan anak masih batuk. Data obyektif pernafasan 30x permenit,

terdengar suara ronki pada pemeriksaan paru-paru. Analisis masalah, masalah

bersihan jalan nafas belum teratasi. Planing lanjutkan intervensi, memberikan

fisioterapi dada.

Catatan perkembangan An. N pada hari Minggu tanggal 15 maret 2015

jam 10.00 WIB untuk diagnosa pertama bersihan jalan nafas berhubungan

dengan akumulasi secret, didapatkan hasil evaluasi dengan data subyektif ibu

mengatakan batuk sudah tidak berdahak. Data obyektif pernafasan

30x/menit,nadi 118x/menit. Analisis masalah, masalah gangguan pola tidur

teratasi. Planning perthankan intervensi.

Evaluasi diagnosa kedua dilakukan pada pada hari jumat tanggal 13

maret 2015 jam 09.30 WIB hipertermi berhubungan dengan proses perjalanan

penyakit dengan data subyektif ibu mengatakan anak panas. Data obyektif suhu

38°C , akral teraba hangat. Analisis masalah, masalah hipertermi belum

teratasi. Planing lanjutkan intervensi, berikan kompres hangat, anjurkan

memakai pakaian tipis.

Page 68: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

55

Catatan perkembangan An. N pada hari sabtu tanggal 14 maret 2015

jam 11.00 WIB melakukan evaluasi diagnosa kedua hipertermi berhubungan

dengan proses jalan penyakit, didapatkan hasil data subyektif ibu mengatakan

demam anak sudah menurun. Data obyektif suhu 37°C, akral teraba hangat.

Analisis masalah, masalah hipertermi teratasi. Planing hentikan intervensi.

Evaluasi diagnosa ketiga pada hari jumat tanggal 13 maret 2015 jam

11.00 WIB gangguan pola tidur berhubungan dengan hospitalisasi dengan data

subyektif ibu mengatakan anak susah tidur dan rewel. Data obyektif pasien

tampak rewel, pasien tampak digendong, nilai BISQ durasi tidur malam (1),

durasi tidur siang (1), jumlah terbangun saat tidur malam (1), tidur tepat waktu

malam hari (1), durasi terjaga selama jam malam (1). Analisis masalah,

masalah gangguan pola tidur belum teratasi. Planing lanjutkan intervensi

memberikan terapi pijat bayi, ciptakan suasana yang nyaman dengan

membatasi pengunjung.

Pada hari sabtu tanggal 14 maret 2015 jam 11.30 WIB penulis

melakukan evaluasi pada diagnosa ketiga dengan gangguan pola tidur

berhubungan dengan proses infeksi didapatkan hasil data subyektif ibu

mengatakan anak tidur sebentar-sebentar bangun. Data obyektif pasien tampak

rewel, pasien tampak digendong, pasien tampak pucat, nilai BISQ durasi tidur

malam (1), durasi tidur siang (2), jumlah terbangun saat tidur malam (1), tidur

tepat waktu malam hari (1), durasi terjaga selama jam malam (1). Analisis

masalah, masalah ganguan pola tidur belum teratasi. Planing, lanjutkan

intervensi, memberikan terapi pijat bayi, batasi pengunjung.

Page 69: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

56

Catatan perkembangan pada hari minggu tanggal 15 maret 2015 jam

10.30 WIB melakukan evaluasi pada diagnosa ketiga gangguan pola tidur

berhubungan dengan hospitalisasi didapatkan hasil subyektif ibu pasien

mengatakan anak sudah bias tertidur pula. Data obyektif anak tampak tidak

rewel, anak tampak tertidur, nilai BISQ durasi tidur malam (3), durasi tidur

siang (3), jumlah terbangun saat tidur malam (3), tidur tepat waktu malam hari

(3), durasi terjaga selama jam malam (3). Analisis masalah, masalah gangguan

pola tidur teratasi. Planning pertahankan intervensi, memberikan terap pijat

bayi, mengajarkan pada ibu pasien tentang teknik terapi pijat bayi, dan

memberikan lembaran teknik pijat bayi pada ibu pasien.

Page 70: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

57

BAB V

PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan membahas tentang asuhan keperawatan pada

An. N dengan febris ISPA diruang Melati RSUD Karanganyar. Pembahasan

pada bab ini terutama membahas adanya kesesuaian maupun kesenjangan

antara teori dengan kasus. Asuhan keperawatan memfokuskan pada

pemenuhan kebutuhan dasar manusia malalui tahap, pengkajian, diagnosa

keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi.

A. Pengkajian

Pengkajian adalah proses pengumpulan data secara sistematis yang

bertujuan untuk menentukan status kesehatan dan fungsional pada saat ini dan

waktu sebelumnya, serta untuk menentukan pola respon klien saat ini dan

waktu sebelumnya (Andarmoyo,2013).

Dari data pengkajian keluhan utama, Ny. P mengatakan An. N

demam,batuk berdahak dan pilek. Setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan

hasil nadi 120x permenit, pernafasan 35x permenit, suhu 38, 4°C. Hal ini

sependapat dengan Rasmailah (2004) dalam Marni (2014) bahwa secara klinis

pada pemeriksaan respirasi akan terdapat tanda gejala sebagai berikut:

takipnea, nafas tidak teratur, retraksi dinding thoraks. Sedangkan pada system

kardiovaskuler akan menunjukan gejala takikardi, bradikardi.

Page 71: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

58

Demam biasanya disebabkan oleh infeksi mikroorganisme (virus,

bakteri, dan parasit). Ketika virus atau bakteri masuk kedalam tubuh, berbagai

jenis sel darah putih atau leukosit melepaskan pirogen endogen (zat penyebab

demam). Selanjutnya memicu produksi prostaglandin E2 di hipotalamus

anterior, yang mengakibatkan temperature badan meningkat sehingga

terjadilah demam (Putri, 2009).

Batuk pilek merupakan penyakit saluran pernafasan yang paling sering

mengenai bayi dan anak, bayi yang masih sangat muda akan sangat mudah

tertular penyakit. Batuk-pilek adalah infeksi primer nasofaring dan hidung

yang sering mengenai bayi dan anak. Penyakit batuk pilek juga dapat mengenai

orang dewasa tetapi berbeda karakteristiknya. Pada bayi dan anak penyakit ini

cenderung berlangsung lebihberat karena infeksi mencakup daerah sinus

paranasal, telinga tengah, dan nasofaring disertai demam yang tinggi,

sedangkan orang dewasa hanya terbatas dan tidak menimbulkan demam yang

tinggi (Ngastiyah,2003).

Ny. P juga mengatakan bahwa An. N tidur sebentar-sebentar bangun,

tidur siang tidak nyenyak dan rewel, nilai BISQ durasi tidur malam (1), durasi

tidur siang (1), jumlah terbangun saat tidur malam (1), tidur tepat waktu malam

hari (1), durasi terjaga selama jam malam (1). Menurut (Prasetyono, 2012) ada

beberapa hal yang menyebabkan sikecil susah tidur yaitu batuk, merupakan

gejala dari penyakit yang dideritanya seperti ashma, alergi, atau flu. Bayi tidak

akan tidur nyenyak jika batuk terus-menerus mengganggu. Hidung tersumbat

Page 72: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

59

atau flu membuat bayi susah tidur karena sulit bernafas, apalagi dia belum bisa

membersihkan hidungnya sendiri.

Dari pemeriksaan paru didapatkan hasil inspeksi: ekspansi dada kanan

dan kiri sama bentuk dada simetris, perkusi suara paru sonor, palpasi:

pengembang dada kanan dan kiri sama vocal vremitus sama, auskulatsi

terdengar suara ronki. Hal ini sependapat dengan (Wilkinson, 2011) bahwa

pada pemeriksaan paru akan terdapat suara tambahan misalnya rale, crackle,

ronki, dan mengi.

Status nutrisi pasien didapatkan hasil pengkajian sebelum sakit Ny. P

mengatakan An. N minum kuat, jenis ASI, frekuensi sering, tidak ada keluhan,

selama sakit Ny. P mengatakan An. N minum ASI kuat, frekuensi sering, tidak

ada keluhan. Pola eliminasi pasien, Ny. P mengatakan sebelum sakit An. N

BAK 8-10 kali sehari, warna kuning jernih, bau khas amoniak, tidak ada

keluhan. BAB frekuensi satu hari dua kali, konsistensi lembek, warna kuning

kecoklatan, berbau khas, tidak ada keluhan. Dalam pengkajian status nutrisi

An. N sebelum dan sesudah sakit tidak ada keluhan.

Tujuan dari mengkaji kebutuhan nutrisi yaitu mengidentifikasi adanya

defisiensi nutrisi dan pengaruhnya terhadap status kesehatan, mengumpulkan

informasi khusus guna menetapkan rencana asuhan keperawatan yang

berkaitan dengan nutrisi. Pengkajian nutrisi dinilai dari status gizi dimana

perawat menggunakan ‘ABCD’ (Antropometric Biokimia Clinical Sign

Dietary history). Antropometric meliputi berat badan dan tinggi badan,

Page 73: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

60

Biokimia Clinical meliputi indikator hemoglobin dan hematokrit, Clinical sign

yaitu gejala klinis, Dietary history yaitu latar belakang diet (Siregar, 2005).

Hasil pemeriksaan laboratorium dan data penunjang pada tanggal 13

Maret 2015 didapatkan hasil : hemoglobin 11,9 dengan satuan 9/dL, normalnya

14,00-18,00. Hemotokrit 33,5 dengan satuan %, normalnya 35,00-50,00.

Leukosit 10,24 dengan satuan 10ˆ3uL, normalnya 5-10. Trombosit 367, dengan

satuan 10ˆ3/uL, normalnya 150-300. Eritrosit 4,65, dengan satuan 10ˆ3/uL,

normalnya 4,50-12,00. MPV 8,9 dengan satuan fL, nilai normalnya 6,5-12,00.

PDW 16,1 dengan satuan fL, normalnya 9,5-17,00. MCV 82,6 dengan satuan

fL, normalnya 82,0-92,0. MCH 29,4 dengan satuan pg, nilai normalnya 27,0-

31,0. MCHC 35,6 dengan satuan 9/dL, normalnya 32,0-37,0. Grans % 50,8

dengan satuan %, normalnya 50,0-70,0. Lomfosit 40,0 dengan satuan %, nilai

normalnya 25,0-40,0. Monosit 6,9 dengan satuan %, nilai normalnya 3,0-9,0.

Eosinofil 0,9 dengan satuan %, nilai normalnya 0,5-5,0. Basofil 1,4 dengan

satuan %, nilai normalnya 0,0-1,0.

Pemeriksaan laboratorium rutin, pemeriksaan ini mencakup pemeriksaan

darah lengkap dan pemeriksaan feses untuk mencari ada tidaknya telur cacing

yang kemungkinan dapat berpengaruh pada tingginya kadar eosinofil darah.

IgE total diperiksa hanya pada beberapa penderita disesuaikan dengan kondisi

dan situasi penderita. Sebaiknya pemeriksaan IgE total dilakukan. Bila fasilitas

memungkinkan, pemeriksaan IgE spesifik perlu dilakukan pula dengan

Radioallergent Test (RAST). Kadar IgE spesifik lebih bermakna dibandingkan

kadar IgE total (Pudiastuti, 2011). Pada pemeriksaan analisa gas darah PAO2

Page 74: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

61

menurun, PACO2 normal/menurun, PH normal atau meningkat (Wijaya &

Putri, 2013).

Terapi yang diperoleh An. N selama di Rumah sakit RSUD

Karanganyar adalah infus RL 16 tpm golangan larutan elektrolit dan nutrisi,

berfungsi untuk mengembalikan keseimbangan elektrolit pada dehidrasi.

Injeksi sanpisilin 3x200 gram golongan antimikroba, berfungsi sebagai infeksi

saluran kemih, saluran nafas, saluran cerna, dan saluran empedu yang

disebabkan kuman gram positif dan negativ. Injeksi gentamisin 2x20 mg

golongan antimikroba, antibakteri, aminukglukosida berfungsi sebagai

septikimia, ISK, infeksi saluran nafas, meningitis. Sirup ottopan 3x½ cth

golongan antipiretik berungsi meringankan demam, sakit gigi, sakit kepala,

antritis, reomatik. Sirup ambroxol 3x½ cth golongan mukolitik dan

ekspektoran berfungsi untuk penyakit saluran nafas akut dan kronik yang

disertai sekresi bronchial yang abnormal.

B. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang dirumuskan

berdasarkan data yang terkumpul dan berupa rumusan tentang respon klien

terhadap masalah kesehatan serta faktor penyebab (etiologi) yang perlu diatasi

dengan tindakan atau intervensi keperawatan (Maryam, 2008).

Menurut Wong, (2003) diagnosa yang sering muncul pada pasien anak

dengan ISPA adalah:

Page 75: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

62

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi mekanis,

inflamasi, peningkatan sekresi atau nyeri

2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya organisme infektif

3. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi dan atau insisi pembedahan

4. Cemas berhubungan dengan kesulitan bernafas.

Dari diagnosa yang sering muncul menurut (Wong, 2003) penulis tidak

mengangkat diagnosa keperawatan resiko tinggi infeksi berhubungan dengan

adanya organisme infektif karena dalam pengkajian An. N tidak terdapat

batasan karakteristik resiko tinggi infeksi, diagnosa, selanjutnya diagnosa

keperawatan nyeri berhubungan dengan proses inflamasi dan atau insisi

pembedahan karena pengkajian An. N tidak terjadi pembedahan, diagnosa

keperawatan selanjutnya cemas berhubungan dengan kesulitan bernafas, dalam

pengkajian An. N tidak terdapat batasan karakteristik kecemasan.

Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan penulis dan melihat

batasan karakteristik pada buku saku Diagnosis Keperawatan penulis hanya

mengangkat tiga diagnosa yaitu:

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi sekret

2. Hipertermi berhubungan dengan proses perjalanan penyakit

3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan proses infeksi.

Dari ketiga diagnosa diatas ada dua diagnosa yang tidak sama dengan

teori menurut Wong (2003), yaitu Hipertermi berhubungan dengan proses

perjalanan penyakit dan gangguan pola tidur berhubungan dengan proses

Page 76: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

63

infeksi karena dalam pengkajian pada asuhan keperawatan An. N terdapat

batasan-batasan karakteristik pada dua diagnosa tersebut.

Diagnosa keperawatan utama yaitu bersihan jalan nafas tidak efektif

berhubungan dengan akumulasi secret. Berdasarkan hasil pengkajian An. N

mengalami batuk pilek, terdapat suara ronki pada pemeriksaan paru,

pernafasan 35x permenit, nadi 120x permenit.

Bersihan jalan nafas, ketidak efektifan adalah ketidak mampuan untuk

membersihkan secret atau obstruksi saluran nafas guna mempertahankan

saluran nafas yang bersih. Secara teori diagnose ini dimunculkan apabila

terdapat batasan karakteristik antara lain suara nafas tambahan (misalnya rale,

crackle, ronki dan mengi), perubahan pada irama dan frekuensi pernafasan,

batuk tidak ada atau tidak efektif, sianosis, kesulitan untuk bicara, penurunan

suara nafas, ortopnea, gelisah, sputum berlebihan, mata terbelalak (Wilkinson,

2011). Kondisi An. N saat itu sesuai dengan teori yaitu Ny. P mengatakan An.

N batuk berdahak dan pilek. Sesuai dengan pemeriksaan yang dilakukan

penulis, yaitu terdapat suara ronki pada pemeriksaan paru dan pernafasan 35x

permenit.

Diagnosa keperawatan kedua yang bisa ditegakkan adalah hipertermi

berhubungan dengan proses perjalanan penyakit. Ny. P mengatakan An. N

demam, dari hasil pemeriksaan yang dilakukan penulis didapatkan hasil akral

teraba hangat , nadi 120x permenit, pernafasan 35x permenit, dan suhu 38, 4°C.

Hipertermi adalah peningkatan suhu tubuh diatas rentang normal. Secara teori,

kondisi An. N sesuai dengan teori yang menunjukan untuk menegakkan

Page 77: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

64

diagnosa keperawatan hipertermi terdapat beberapa batasan karakteristik yang

harus terpenuhi antara lain kulit merah, suhu tubuh meningkat di atas rentang

normal, frekuensi nafas meningkat,kejang atau konfulasi, kulit teraba hangat,

takikardia, takipnea (Wilkinson, 2011).

Diagnosa ketiga yang diambil oleh penulis adalah gangguan pola tidur

berhubungan dengan proses infeksi. Gangguan pola tidur adalah gangguan

kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat fakor eksternal. Batasan karakteristik

gangguan pola tidur perubahan pola tidur normal, keluhan verbal merasa

kurang istirahat, kurang puas tidur, penurunan kemampuan fungsi, melaporkan

sering terjaga, melaporkan tidak mengalami kesulitan jatuh tidur (Herdman,

2009).

Penulis memprioritaskan masalah gangguan pola tidur dengan alasan

mengacu pada pengkajian yaitu data subjektif Ny. P mengatakan An. N susah

tidur dan rewel. Data obyektif An. N terlihat pucat, tampak rewel dan

digendong oleh ibunya, An. N tidur sebentar-sebentar bangun dan tidur siang

tidak nyenyak, nilai BISQ durasi tidur malam (1), durasi tidur siang (1), jumlah

terbangun saat tidur malam (1), tidur tepat waktu malam hari (1), durasi terjaga

selama jam malam (1).

C. Intervensi

Perencanaan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang

akan dilaksanakan untuk menanggulangi masalah sesuai dengan diagnosis

Page 78: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

65

keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan

klien (Maryam, 2008).

Berdasarkan prioritas diagnosa keperawatan pertama yaitu bersihan

jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi sekret. Penulis

melakukan rencana tindakan perawatan selama 1x24 jam diharapkan bersihan

jalan nafas efektif dengan kriteria hasil jalan nafas paten dengan nafas bersih,

pernafasan bersih, suara paru fasekuler (Wilkinson, 2011). Intervensi atau

rencana yang akan dilakukan monitor tanda-tanda vital untuk mengetahui

status kesehatan klien, menurut (Suparmi, 2012) pemeriksaan tanda-tanda vital

meliputi: tekanan darah, nadi, perifri, dan nadi apical (HR), pernafasan(RR),

dan suhu tubuh. Berikan fisioterapi dada untuk mengeluarkan sekret,

kolaborasi dengan dokter untuk mempercepat proses penyembuhan (Riksani,

2012).

Diagnosa keperawatan yang kedua yaitu hipertermi berhubungan

dengan proses perjalanan penyakit.Tujuan keperawatan adalah setelah

dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan suhu tubuh

menurun dengan kriteria hasil yaitu tanda-tanda vital dalam batas normal, anak

tidak rewel.

Intervensi yang akan dilakukan pada prioritas diagnosa hipertermi

adalah pantau tanda-tanda vital pasien untuk mengumpulkan dan menganalisa

data kardiovaskuler, pernafasan, dan suhu tubuh untuk menentukan serta

mencegah kompikasi (Wilkinson, 2011). Berikan kompres hangat untuk

Page 79: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

66

menurunkan panas, anjurkan memakai pakaian tipis untuk menyerap keringat,

kolaborasi dengan tim dokter untuk pemberian obat antipiretik (Putri, 2009).

Diagnosa keperawatan yang ketiga yaitu gangguan pola tidur

berhubungan dengan proses infeksi. Tujuan keperawatan adalah setelah

dilakukan tindakan selama 1x24 jam diharapkan gangguan pola tidur dapat

teratasi dengan kriteria hasil pasien dapat tidur ± 14-15 jam per hari,pasien

tidak terlihat pucat, pasien tidak rewel.

Intervensi yang akan dilakukan pada prioritas diagnosa gangguan pola

tidur adalah kaji pola tidur untuk mengetahui pola tidur pasien, pola tidur

adalah suatu keharusan seiring dengan pertumbuhan tubuh bayi (Prastyono,

2013). Batasi pengunjung dan ciptakan lingkungan yang nyaman untuk

memberikan lingkungan kondusif, berikan terapi pijat bayi untuk

meningkatkan kualitas tidur bayi. Pijat bayi membantu mengatasi gangguan

tidur sehingga bayi dapat tidur dengan nyaman dan nyenyak. Setelah dipijat

bayi akan merasa nyaman, dengan begitu bayi akan tidur lebih lama dan

nyenyak (Riksani, 2012).

D. Implementasi Keperawatan

Implementasi adalah pelaksanaan rencana tindakan keperawatan yang

telah ditentukan dengan tujuan kebutuhan klien terpenuhi secara optimal

(Maryam, 2008).

Implementasi yang dilakukan pada prioritas diagnosa pertama bersihan

jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi secret adalah

Page 80: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

67

memantau tanda-tanda vital klien meliputi tekanan darah, nadi perifer dan nadi

apikal (HR), pernafasan (RR), dan suhu tubuh (Suparmi, 2012). Implementasi

yang dilakukan selanjutnya mengkaji pola nafas dan pemberian fisioterapi

dada, pengkajian pola nafas dapat mengumpulkan dan menganalisis data

pasien untuk memastikan kepatenan jalan nafas dan pertukaran gas yang

adekuat (Wilkinson, 2011). Kolaborasi dengan tim dokter tentang pemberian

obat mukolitik, ambroxol 3x½ cth golongan mukolitik dan ekspektoran, dengn

indikasi penyakit saluran nafas akut dan kronik yang disertai sekresi

bronchialyang abnormal (ISO, 2012).

Implementasi kedua yang dilakukan pada diagnosa hipertermi

berhubungan dengan proses perjalanan penyakit adalah memberikan kompres

air hangat, umumnya mengompres anak akan menurunkan demam dalam 30-

45 menit (Putri, 2009). Mengkolaborasikan dengan tim dokter tentang

pemberian obat antipiretik, ottopan 3x½ cth dengan indikasi demam, sakit gigi,

sakit kepala, antritis, reumatik (ISO, 2012).

Implementasi yang ketiga pada diagnosa gangguan pola tidur

berhubungan dengan proses infeksi, mengkaji pola tidur pasien untuk

mengetahui pola tidur pasien. Pola tidur adalah suatu keharusan seiring dengan

pertumbuhan tubuh bayi (Prastyono, 2013). Membatasi pengunjung secara

bergantian, memberikan terapi pijat bayi.

Penulis melakukan implementasi pada ketiga diagnosa keperawatan

sesuai dengan intervensi yang ditegakkan. Salah satu prioritas masalah yang

Page 81: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

68

diutamakan adalah gangguan pola tidur, intervensi yang dilakukan untuk

mengatasi pola tidur adalah memberikan terapi pijat bayi.

Pemberian terapi pijat bayi terhadap gangguan pola tidur pada klien

dapat meningkatkan kualitas tidur bayi. Hal ini dapat dibuktikan dengan teori

pijat bayi menurut (Riksani, 2012) pijat bayi dapat mengatasi gangguan tidur

sehingga bayi dapat tidur dengan nyaman dan nyenyak. Setelah dipijat bayi

akan merasa nyaman, dengan begitu bayi akan tidur lebih lama dan lebih

nyenyak.

Pijat bayi dapat meningkatkan konsentrasi bayi dan membuat bayi tidur

lebih lelap, umumnya bayi yang dipijat akan tertidur lebih lelap, selanjutnya

pada waktu terbangun konsentrasinya akan lebih penuh. Dengan tidur yang

lelap dan efektif, sikecil akan merasa bugar saat terbangun. Kebugaran dan

kesehatan tubuh ini akan sangat menunjang konsentrasi dan kerja otak sekecil

(Riksani, 2012).

Pemijatan akan meningkatkan tonus vagal sehingga merangsang saraf

vagus. Suplai saraf parasimpatis dihantarkan ke dan dari abdomen melalui saraf

vagus. Saraf vagus adalah saraf kepala kesepuluh yang mengatur fungsi organ

tubuh termasuk dibagian dada dan perut. Rangsangan pada saraf vagus (saraf

parasimpatis) akan merangsang sel enterochromaffin dalam saluran

gastrointestinal untuk mengeluarkan hormon serotonin (Minarti, 2012).

Setelah dilakukan tindakan terapi pijat bayi didapatkan hasil data

subyektif Ny. P mengatakan anak sudah bisa tertidur pulas, data obyektif An.

N tidak rewel dan tampak tertidur pulas, nilai BISQ durasi tidur malam (3),

Page 82: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

69

durasi tidur siang (3), jumlah terbangun saat tidur malam (3), tidur tepat waktu

malam hari (3), durasi terjaga selama jam malam (3) .

E. Evaluasi

Evaluasi didefinisikan sebagai suatu catatan tentang indikasi kemajuan

pasien terhadap tujuan yang dicapai. Pernyataan yang menyatakan status

kesehatan sekarang dan menyatakan efek dari tindakan yang diberikan pada

pasien (Rohmah & Walid, 2012).

Evaluasi yang dilakukan pada An. N ini untuk membandingkan kriteria

hasil pada perencanaan dari hasil akhir dari tindakan implementasi penulis.

Evaluasi yang akan dibahas meliputi tiga diagnosa yaitu bersihan jalan nafas

tidak efektif berhubungan dengan akumulasi sekret, hipertermi berhubungan

dengan proses perjalanan penyakit, dan gangguan pola tidur berhubungan

dengan proses infeksi.

Penulis mengevaluasi apakah respon klien mencerminkan suatu

kemajuan atau kemunduran dalam diagnosa keperawatan. Pada evaluasi

penulis sudah sesuai dengan teori yang ada yaitu sesuai SOAP (Subjektif,

Objektif, Assesment dan planning). Evaluasi dilakukan setiap hari selama tiga

hari pengelolaan terhadap klien pada tanggal 13-15 Maret 2015.

Hasil evaluasi yang dilakukan pada tanggal 15 Maret 2015 pada

diagnosa pertama bersihan jalan nafas tidak efektif dengan data subyektif ibu

pasien mengatakan batuk anak sudah tidak berdahak, data obyektif pernafasan

Page 83: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

70

30x permenit, nadi 118x permenit. Analisa masalah gangguan pola tidur sudah

teratasi. Planning pertahankan intervensi (Wilkinson, 2011).

Hasil evaluasi yang dilakukan pada pada tanggal 14 Maret 2015

diagnosa kedua hipertermi dengan data subyektif ibu pasien mengatakan

demam anak sudah menurun, data obyektif 37°C, akral teraba hangat. Analisa

masalah hipertermi sudah teratasi, planning hentikan intervensi. Tujuan kriteria

hasil dari keperwatan ini adalah suhu tubuh pasien dalam batas normal 36-

37°C, anak tidak rewel (Wilkinson, 2011). Hal ini meyatakan masalah

keperawatan sudah teratasi hentikan intervensi (Wilkinson, 2011).

Hasil evaluasi yang dilakukan pada pada tanggal 15 Maret 2015

diagnosa ketiga gangguan pola tidur dengan data subyektif ibu pasien

mengatakan anak sudah bisa tertidur pulas, data obyektif anak tampak tidak

rewel, anak tampak tertidu, nilai BISQ durasi tidur malam (3), durasi tidur

siang (3), jumlah terbangun saat tidur malam (3), tidur tepat waktu malam hari

(3), durasi terjaga selama jam malam (3). Analisa masalah gangguan pola pola

tidur teratasi. Planning pertahankan intervensi pemberian terapi pijat bayi.

Tujuan kriteria hasil dari keperwatan ini adalah pasien dapat tidur ± 14-15 jam

per hari, pasien tidak terlihat pucat, pasien tidak rewel. Hal ini menyataka

masalah keperawatan sudah teratasi pertahankan intervensi (Wilkinson, 2011).

Page 84: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

71

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah penulis melaksanakan asuhan keperawatan pada An. N dengan

ISPA diruang Melati RSUD Karanganyar maka penulis dapat menyimpulkan

dan menganalisa jurnal sebagai berikut :

1. Pengkajian pada An. N dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut

didapatkan data subyektif Ny. P mengatakan An. N demam, batuk

berdahak, dan pilek. Riwayat penyakit dahulu, keluarga mengatakan

bahwa An. N belum pernah mengalami penyakit seperti ini. Dari

pemeriksaan didapatkan hasil suhu 39°C, nadi 120x permenit, pernafasan

35x permenit kemudian diberi infus RL 20 tpm, di extermitas kiri bawah,

injeksi sanpicilin 3x200 gram, norages 50 gram, sirup ottopan 3x½ cth.

Dari pengkajian pola istirahat dan tidur penulis mendapatkan hasil

sebelum An. N sakit ibu pasien mengatakan anak tidur siang dan malam ±

14-15 jam per hari, setelah sakit ibu pasien mengatakan anak tidur

sebentar-sebantar bangun, tidur siang tidak nyenyak dan rewel.

2. Diagnosa keperawatan yang diambil penulis adalah bersihan jalan nafas

tidak efektif berhubungan dengan akumulasi secret, hipertermi

berhubungan dengan proses perjalanan penyakit, gangguan pola tidur

berhubungan dengan proses infeksi.

Page 85: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

72

3. Perencanaan asuhan keperawatan bersihan jalan nafas tidak efektif

berhubungan dengan akumulasi secret antara lain monitor tanda-tanda

vital klien, rasionalnya untuk mengetahui status kesehatan klien.

Memberikan fisioterapi dada, rasionalnya untuk mengeluarkan secret.

Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian obat mukolitik,

rasionalnya untuk mempercepat penyembuhan klien.

Hipertermi berhubungan dengan proses perjalanan penyakit.

Intervensinya berupa pantau tanda-tanda vital pasien, rasionalnya untuk

mengumpulkan dan menganalisa data kardiovaskuler, pernafasan, dan

suhu tubuh untuk menentukan serta mencegah komplikasi. Berikan

kompres air hangat, rasionalnya untuk menurunkan panas klien. Anjurkan

memakai pakaian tipis, rasionalnya untuk menyerap keringat. Kolaborasi

dengan tim dokter dalam pemberian obat antipiretik, rasionalnya untuk

mempercepat proses penyembuhan klien.

Gangguan pola tidur berhubungan dengan proses infeksi.

Intervensiyang dilakukan adalah kaji pola tidur, rasionalnya untuk

mengetahui pola tidur pasien. Batasi pengunjung dan ciptakan lingkungan

yang nyaman, rasionalnya untuk memberikan lingkungan yang kondusif.

Berikan terapi pijat bayi, rasionalnya untuk meningkatkan kualitas tidur

bayi.

4. Implementasi keperawatan yang dilakukan pada An. N dengan ISPA,

prioritas diagnosa pertama bersihan jalan nafas tidak efektif adalah

memantau tanda-tanda vital, mengkaji pola nafas, dan pemberian

Page 86: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

73

fisioterapi dada. Kolaborasi dengan tim dokter untuk pemberian obat

mukolitik.

Implementasi kedua yang dilakukan pada diagnosa hipertermi

adalah memberikan kompres air hangat, menganjurkan memakai pakaian

tipis, dan kolaborasi dengan tim dokter tentang pemberian obat analgesik.

Implementasi yang ketiga pada diagnosa gangguan pola tidur

adalah mengkaji pola tidur pasien, membatasi pengunjung secara

bergantian, dan memberikan terapi pijat bayi.

5. Evaluasi masalah bersishan jalan nafas tidak efektif pada An. N dengan

ISPA setelah dilakukan pemberian fisioterapi dada dan pemberian obat

mukolitik batuk berdahak sudah berkurang, klien sudah tampak nyaman.

Evaluasi masalah hipertermi berhubungan dengan proses perjalanan

penyakit setelah dilakukan tindakan pemberian kompres hangat dan

pemberian obat antipiretik demam pasien sudah menurun dengan kriteria

hasil tanda-tanda vital dalam batas normal.

Evaluasi gangguan pola tidur berhubungan dengan proses infeksi

setelah dilakukan tindakan terapi pijat bayi pasien sudah bias tidur pulas

dan tidak rewel.

6. Analisa

Hasil analisa pada kasus An. N dengan diagnosa gangguan pola tidur

berhubungan dengan proses infeksi yaitu ibu mengatakan anak susah tidur

dan rewel. Data obyektif yang diperoleh anak terlihat pucat, tampak rewel,

dan digendong oleh ibunya, tidurnya sebentar-sebentar bangun, tidur siang

Page 87: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

74

tidak nyenyak selanjutnya diberikan terapi pijat bayi selama 2 kali dan

didapatkan hasil An. N sudah bisa tidur pulas dan tidak rewel, nilai BISQ

durasi tidur malam (3), durasi tidur siang (3), jumlah terbangun saat tidur

malam (3), tidur tepat waktu malam hari (3), durasi terjaga selama jam

malam (3).

B. Saran

Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada An. N dengan

Infeksi Saluran Pernafasan Akut, terdapat masukan atau saran yang ditunjukan

kepada :

1. Bagi Rumah Sakit

Diharapkan rumah sakit mampu memberikan asuhan keperawatan

secara komperhensif melalui terapi nonfarmakologi dengan teknik

pemberian terapi pijat bayi terhadap peningkatan kualitas tidur bayi.

2. Bagi pendidikan

Diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan pendidikan yang

berkualitas dan professional, sehingga dapat tercipta perawat yang

professional, inovatif, terampil, bermutu, dan bertanggung jawab yang

mampu memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh berdasarkan

kode etik keperawatan.

Page 88: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

DAFTAR PUSTAKA

Bambang. 2011. Super Baby Directory. Jogjakarta: Flashbook

Hartono dan Rahmawati. 2012. Gangguan Pernafasan Pada Anak (ISPA).

Jogjakarta: Nuha Medika

Herdman, T Heather. 2009. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi.

Jakarta: EGC

Maryam, dkk. 2008. Buku Ajar Berfikir Kritis Dalam Proses Keperawatan. Jakarta:

EGC

Muslikha, ika. 2012. Hubungan Antara Pemberian Asi Dengan Penyakit ISPA

Pada Bayi Usia 7-12 Bulan. Diakses Pada Tanggal 26 Maret 2015

Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC

Novianti, Wulandadri. 2010. Pengaruh Terapi Pijat Bayi Dalam Penurunan

Frekuensi BAB dan Tingkat Dpada Anak Usia 0-2 Bulan Dengan

Dehidrasi. Diakses tanggal 27 maret 2015

Prasetyono, D.S. 2013. Buku Pintar Pijat Bayi. Jogjakarta: Bukubiru

Pratyahara, dayu. 2012. The Miracle Touch For Your Baby. Jogjakarta

Pudiastuti, Ratna D. 2011. Waspada Penyakit Pada Anak. Jakarta : Permata Putri

Media

Putri dan Hasniah. 2009. Menjadi Dokter Pribadi Bagi Anak Kita. Jogjakarta

Riadiani, Lia. 2010. Analisis Pijat Bayi Dengan Kualiatas Tidur Bayi Umur 6-12

Bulan

Riksani, ria. 2012. Cara Mudah Dan Aman Pijat Bayi. Jakarta: Dunia Sehat

Rohmah N & Walid S. 2012. Proses Keperawatan Teori dan Aplikasi. Jogjakarta:

Ar-Ruzz Media

Page 89: PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl... ·  · 2017-07-24memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah

Sari, dkk. 2014. Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Bonding Attachment. Diakses pada

tanggal 25 Maret 2015

Sirait, Midian. 2012. Informasi Spesialite Obat (ISO). Jakarta

Siregar, dkk. 2005. Nutrisi, http://ejournals.usu.ac.id/index.php/jkm, Diakses

tanggal 12 Mei 2015

Suparman, Lucilla. 2012. Pemeriksaan Fisik Keperawatan. Bogor

WHO. 2003. Penanganan ISPA Pada Anak Dirumah Sakit Kecil Negara

Berkembang. Jakarta: EGC

Wijaya S & Putri M. 2013. Keperawatan Medikal Bedah Teori dan Contoh Askep.

Yogyakarta : Nuha Medika

Wilkinson, Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC

Wong, Donna L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong Edisi 5. Jakarta :

EGC