PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap...

99
PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN PADA ASUHAN KEPERAWATAN Ny. S DENGAN FRAKTUR FEMUR SINISTRA 1/3 DISTAL DAN FRAKTUR RADIUS ULNA DEKSTRA 1/3 TENGAH DI RUANG MAWAR RSUD Dr. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO WONOGIRI DI SUSUN OLEH DESI RATNA PRATIWI NIM.P.11013 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2014

Transcript of PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap...

Page 1: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP

PENURUNAN KECEMASAN PADA ASUHAN

KEPERAWATAN Ny. S DENGAN FRAKTUR FEMUR

SINISTRA 1/3 DISTAL DAN FRAKTUR RADIUS ULNA

DEKSTRA 1/3 TENGAH DI RUANG MAWAR

RSUD Dr. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO WONOGIRI

DI SUSUN OLEH

DESI RATNA PRATIWI

NIM.P.11013

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2014

Page 2: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

i

PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP

PENURUNAN KECEMASAN PADA ASUHAN

KEPERAWATAN Ny. S DENGAN FRAKTUR FEMUR

SINISTRA 1/3 DISTAL DAN FRAKTUR RADIUS ULNA

DEKSTRA 1/3 TENGAH DI RUANG MAWAR

RSUD Dr. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO WONOGIRI

Karya Tulis Ilmiah

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan

DI SUSUN OLEH

DESI RATNA PRATIWI

NIM.P.11013

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2014

Page 3: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal
Page 4: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal
Page 5: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal
Page 6: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena

berkat, rahmat dam karuia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah dengan judul “PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK

TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN PADA ASUHAN

KEPERAWATAN Ny. S DENGAN FRAKTUR FEMUR SINISTRA 1/3

DISTAL DAN FRAKTUR RADIUS ULNA DEKSTRA 1/3 TENGAH DI

RUANG MAWAR RSUD Dr. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO

WONOGIRI.”

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapatkan

bimbingan dan dukungan dari pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang

terhomat:

1. Atiek Murhayati.S,Kep.,Ns.,M.Kep,selaku Ketua Program Studi DIII

Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

2. Meri Oktariani, S.Kep.,Ns.,M.Kep, selaku Sekertaris Ketua Program Studi

DIII Keperawatan yang telah memberi kesempatan untuk dapat menimba

ilmu di STIKes Kusuma Husada Surakarta.

3. Amalia Agustin. S,Kep., Ns selaku dosen pembimbing yang telah

membimbing dengan cermat serta memberi masukan, inspirasi perasaan

nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya tugas akhir

di STIKes Kusuma Husada Surakarta.

4. Alfyana Nadya, S. Kep., Ns. M. Kep selaku dosen penguji yang telah

membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi,

perasaan nyaman dalam membimbing serta memfasilitasi demi sempurnanya

studi kasus ini.

5. Nurul Devi A, S. Kep., Ns selaku dosen penguji yang telah membimbing

dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman

dalam membimbing serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.

Page 7: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

vi

6. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada

Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya

serta ilmu yang bermanfaat.

7. Kedua orang tua saya, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan

semangat untuk menyelesaikan pendidikan dan Mas Bagus Novianto yang

telah memberi saya inspirasi, kekuatan, dukungan, dan motivasi dalam

mengerjakan tugas akhir.

8. Sahabatku Ratih Swari, Lidhia Oktalia, Oktaviana Galuh, dan Nita Kristanti

dan teman-teman Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan STIKes

Kusuma Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan

satu-persatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual

Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu

keperawatan dan kesehatan. Amin.

Surakarta, Mei 2014

Penulis

Page 8: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.................................................................................... i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.................................. ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING.............................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... iv

KATA PENGANTAR.................................................................................. v

DAFTAR ISI................................................................................................ vii

DAFTAR TABEL........................................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah................................................ 1

B. Tujuan Penulisan........................................................... 5

C. Manfaat Penulisan......................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Fraktur............................................................................ 8

B. Kecemasan..................................................................... 25

C. Terapi Musik.................................................................. 30

BAB III LAPORAN KASUS

A. Identitas Pasien.............................................................. 38

B. Pengkajian..................................................................... 39

Page 9: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

viii

C. Masalah Keperawatan................................................... 46

D. Perencanaan Keperawatan............................................ 48

E. Implementasi Keperawatan........................................... 49

F. Evaluasi Keperawatan................................................... 53

BAB IV PEMBAHASAN

A. Pengkajian..................................................................... 56

B. Diagnosa Masalah......................................................... 61

C. Intervensi/ Perencanaan................................................ 65

D. Implementasi................................................................ 68

E. Evaluasi........................................................................ 74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan.................................................................. 79

B. Saran............................................................................ 82

DAFTAR PUSTAKA

Page 10: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

2.1. Tabel Kuesioner HARS................................................................. 27

Page 11: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

3.1. Gambar Genogram...................................................................... 40

Page 12: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2. Log Book

Lampiran 3. Lembar Pendelegasian

Lampiran 4. Lembar Konsultasi

Lampiran 5. Jurnal Utama

Lampiran 6. Jurnal Pendukung

Lampiran 7. Asuhan Keperawatan

Lampiran 8. Hasil Pengukuran HARS

Lampiran 9. Berita Acara Pengelolaan

Page 13: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut WHO (2011) dalam Ropyanto (2011) kecelakaan lalu lintas

menewaskan hampir 1,3 juta jiwa di seluruh dunia atau 3000 kematian setiap

hari dan menyebabkan cedera sekitar 6 juta orang setiap tahunnya, dimana

pada tahun 2005 terdapat lebih dari tujuh juta orang meninggal karena

kecelakaan dan sekitar dua juta mengalami kecacatan fisik. Menurut Depkes

RI (2007) dalam Ropyanto (2011) kecelakaan di Indonesia berdasarkan

laporan kepolisian menunjukkan peningkatan 6,72 % dari 57.726 kejadian di

tahun 2009 menjadi 61.606 insiden di tahun 2010 atau berkisar 168 insiden

setiap hari dan 10.349 meninggal dunia atau 43,15 %.

Menurut Depkes (2007) dalam Ropyanto (2011) insiden kecelakaan

merupakan salah satu dari masalah kesehatan dasar selain gizi dan konsumsi,

sanitasi lingkungan, penyakit, gigi, dan mulut, serta aspek moralitas dan

perilaku di Indonesia. Kejadian fraktur akibat kecelakaan di Indonesia

mencapai 1,3 juta setiap tahun dengan jumlah penduduk 238 juta, dan

merupakan angka kejadian terbesar di Asia Tenggara. Kejadian fraktur di

Indonesia menunjukkan bahwa sekitar delapan juta orang mengalami fraktur

dengan jenis fraktur yang berbeda. Insiden fraktur di Indonesia 5,5 % dengan

rentang setiap provinsi antara 2,2 sampai 9 % . Fraktur ekstremitas bawah

memiliki prevalensi sekitar 46,2 % dari insiden kecelakaan. Hasil tim survey

Page 14: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

2

Depkes RI (2007) didapatkan 25 % penderita fraktur mengalami kematian, 45

% mengalami cacat fisik, 15 % mengalami stress psikologis dan bahkan

depresi, serta 10 % mengalami kesembuhan dengan baik.

Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan

tulang yang umumnya disebabkan oleh tekanan atau ruda paksa ( Faradisi,

2012). Fraktur dapat dibedakan menjadi 4 klasifikasi, diantaranya yaitu

berdasarkan luas dan garis fraktur meliputi fraktur komplit dan fraktur

inkomplit, fraktur berdasarkan hubungan dengan dunia luar meliputi fraktur

tertutup dan fraktur terbuka, fraktur berdasarkan garis patah tulang meliputi

green stick, transverse, longitudinal, oblique, dan spiral, dan fraktur

berdasarkan kedudukan fragmen meliputi tidak ada dislokasi dan adanya

dislokasi (Musliha, 2010).

Kemungkinan diagnosa keperawatan yang terjadi pada pasien fraktur

meliputi gangguan rasa nyaman nyeri, gangguan mobilitas fisik, gangguan

body image, dan kecemasan (Bararah dan Jauhar, 2013). Kecemasan

merupakan perasaan khawatir yang tidak jelas terhadap sumber yang

seringkali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu (Maryam dkk,

2013). Menurut Efendy (2005) dalam Faradisi (2012), pasien kadang tidak

mampu mengontrol kecemasan yang dihadapi, sehingga terjadi disharmoni

dalam tubuh. Keadaan ini akan berakibat buruk apabila tidak segera diatasi.

Terapi-terapi keperawatan dikembangkan untuk menangani

kecemasan ataupun nyeri, salah satunya adalah terapi musik. Terapi musik

adalah penggunaan musik dan atau elemen musik (suara, irama, melodi, dan

Page 15: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

3

harmoni) oleh seorang terapis musik yang telah memenuhi kualifikasi,

terhadap klien atau kelompok dalam proses membangun komunikasi,

meningkatkan relasi interpersonal, belajar, meningkatkan mobilitas,

mengungkapkan ekspresi, menata diri atau untuk mencapai berbagai tujuan

terapi lainnya. Terapi musik juga mempunyai tujuan untuk membantu

mengekspresikan perasaan, membantu rehabilitasi fisik, memberi pengaruh

positif terhadap kondisi suasana hati dan emosi serta mengurangi tingkat

kecemasan pada pasien (Djohan, 2006).

Terapi musik merupakan intervensi alami non invasif yang dapat

diterapkan secara sederhana tidak selalu membutuhkan kehadiran ahli terapi,

harga terjangkau dan tidak menimbulkan efek samping (Samuel, 2007).

Menurut Kate dan Mucci (2002) dalam Faradisi (2012), terapi musik terbukti

berguna dalam proses penyembuhan karena dapat menurunkan rasa nyeri dan

dapat membuat perasaan pasien rileks.

Banyak jenis musik yang dapat digunakan untuk terapi, diantaranya

musik klasik, instrumental, jazz, dangdut, pop rock, dan keroncong. Salah

satu diantaranya adalah musik instrumental yang bermanfaat menjadikan

badan, pikiran, dan mental menjadi lebih sehat (Aditia, 2012).

Musik klasik adalah komposisi musik yang lahir dari budaya Eropa

sekitar tahun 1750-1825. Musik klasik bermanfaat untuk membuat seseorang

menjadi rileks, menimbulkan rasa aman dan sejahtera, melepaskan rasa

gembira dan sedih, menurunkan tingkat kecemasan pasien pra operasi dan

melepaskan rasa sakit dan menurunkan tingkat stress (Musbikin, 2009). Hal

Page 16: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

4

tersebut terjadi karena adanya penurunan Adrenal Corticotropin Hormon

(ACTH) yang merupakan hormon stress (Djohan, 2006).

Terapi musik dapat menurunkan tingkat kecemasan pada pasien yang

dirawat di ruang perawatan intensif unit. Pasien yang harus dirawat di ruang

perawatan intensif unit salah satunya mengalami stress dan kecemasan,

karena pelaksanaan proses keperawatan yang dilakukan dan pola unit yang

memiliki instrumen yang lebih canggih dalam memantau pasien secara

memadai. Untuk mengurangi kecemasan pasien, peneliti melakukan

pemberian intervensi terapi musik. Cara yang digunakan peneliti dengan

menggunakan pre dan post test yang kecemasan diukur berdasarkan nilai

tanda-tanda vital berupa tekanan darah dan detak jantung. Terapi musik

diberikan dengan cara disimak menggunakan headphone. Musik klasik,

musik populer kontemporer, dan musik populer Indonesia merupakan jenis

musik yang dipilih. Musik yang dipilih mempunyai irama lambat dan

diberikan selama 30 menit. Hasil menunjukkan terjadi penurunan kecemasan,

tekanan darah, dan tingkat denyut nadi. Pasien yang mendengarkan musik

selama waktu perawatan kritis akan mengalami kecemasan yang signifikan

lebih rendah, tekanan darah menurun, dan tingkat denyut jantung juga

menurun (Suhartini, 2008).

Berdasarkan hasil pengkajian pada Ny. S dengan fraktur femur

sinistra 1/3 distal dan fraktur radius ulna dekstra 1/3 tengah ditemukan

masalah kecemasan dengan hasil pengukuran menggunakan kuasioner HARS

sebesar 26 atau termasuk dalam tingkat kecemasan sedang. Hasil observasi

Page 17: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

5

diperoleh data pasien tampak cemas, mulut kering, tekanan darah 150 mmHg,

nadi 86 x/menit dan pernafasan 26 x/menit.

Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan

penyusunan karya tulis ilmiah yang berjudul “Pemberian Terapi Musik Klasik

Terhadap Penurunan Kecemasan Pada Asuhan Keperawatan Ny. S dengan

Fraktur Femur Sinistra 1/3 Distal dan Fraktur Radius Ulna Dekstra 1/3

Tengah di Ruang Mawar RSUD Dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri”.

B. Tujuan Penulisan

1) Tujuan Umum

Melaporkan pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan

kecemasan pada asuhan keperawatan Ny. S dengan fraktur femur sinistra

1/3 distal dan fraktur radius ulna dekstra 1/3 tengah di ruang Mawar

RSUD Dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri.

2) Tujuan Khusus

a) Penulis mampu melakukan pengkajian pada Ny. S dengan fraktur

femur sinistra 1/3 distal dan fraktur radius ulna dekstra 1/3 tengah.

b) Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny. S

dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal dan fraktur radius ulna

dekstra 1/3 tengah.

c) Penulis mampu menyusun rencana Asuhan Keperawatan pada Ny. S

dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal dan fraktur radius ulna

dekstra 1/3 tengah.

Page 18: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

6

d) Penulis mampu melakukan implementasi pada Ny. S dengan fraktur

femur sinistra 1/3 distal dan fraktur radius ulna dekstra 1/3 tengah.

e) Penulis mampu melakukan evaluasi pada Ny. S dengan fraktur femur

sinistra 1/3 distal dan fraktur radius ulna dekstra 1/3 tengah.

f) Penulis mampu menganalisa hasil pemberian terapi musik klasik

terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan Ny. S

dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal dan fraktur radius ulna

dekstra 1/3 tengah di ruang Mawar RSUD Dr. Soediran Mangun

Sumarso Wonogiri.

C. Manfaat Penulisan

1) Manfaat bagi bangsal Mawar

Sebagai asuhan keperawatan dalam pemberian terapi musik untuk

menurunkan tingkat kecemasan.

2) Manfaat bagi rumah sakit

Sebagai intervensi baru di rumah sakit khususnya untuk menurunkan

tingkat kecemasan.

3) Manfaat bagi institusi pendidikan

Untuk menambah wawasan dan referensi dalam pemberian terapi

musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan

Ny. S dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal dan fraktur radius ulna

dekstra 1/3 tengah.

Page 19: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

7

4) Manfaat bagi penulis lain

Untuk menambah pengetahuan dan dapat mempermudah sebagai

referensi.

5) Manfaat bagi penulis

Untuk menambah pengetahuan dan dapat diaplikasikan saat menerima

pasien cemas dengan terapi musik klasik.

Page 20: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Fraktur

1. Definisi Fraktur

Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau

tenaga fisik kekuatan dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan tulang itu

sendiri, dan jaringan lunak disekitar tulang akan menentukan apakah

fraktur yang terjadi itu lengkap atau tidak lengkap (Price dan Wilson,

2006). Fraktur adalah patahnya kontinuitas tulang yang terjadi ketika tulang

tidak mampu lagi menahan tekanan yang diberikan kepadanya (Wong,

2004).

2. Klasifikasi Fraktur

a. Klasifikasi fraktur menurut (Brunner & Suddarth, 2005), berdasarkan

jenis-jenis fraktur, antara lain:

1) Complete fracture (fraktur komplit)

Patah pada seluruh garis tengah tulang, luas dan melintang.

Biasanya disertai dengan perpindahan posisi tulang.

2) Closed fracture (simple fraktur)

Tidak menyebabkan robeknya kulit, integritas kulit masih utuh.

3) Open fracture (compound fraktur/ komplikata/ kompleks)

Merupakan fraktur dengan luka pada kulit (integritas kulit rusak

Page 21: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

9

dan ujung tulang menonjol sampai menembus kulit) atau

membrane mukosa sampai kepatahan tulang.

4) Greenstick

Fraktur dimana salah satu sisi tulang patah sedang lainnya

membengkok.

5) Transversal

Fraktur sepanjang garis tengah tulang.

6) Oblik

Fraktur membentuk sudut dengan garis tengah tulang.

7) Spiral

Fraktur memuntir seputar batang tulang.

8) Komunitif

Fraktur dengan tulang pecah menjadi beberapa fragmen.

9) Depresi

Fraktur dengan fragmen patahan terdorong kedalam (sering terjadi

pada tulang tengkorak dan wajah).

10) Kompresi

Fraktur dimana tulang mengalami kompresi (terjadi pada tulang

belakang).

11) Patologik

Fraktur yang terjadi pada daerah tulang berpenyakit (kista tulang,

paget, metastasis tulang, tumor).

Page 22: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

10

12) Epifisial

Fraktur melalui epifisis.

13) Impaksi

Fraktur dimana fragmen tulang terdorong ke fragmen tulang

lainnya.

b. Menurut Helmi (2012), klasifikasi fraktur berdasarkan lokasi fraktur,

yaitu:

1) Fraktur femur

Hilangnya kontinuitas tulang paha tanpa atau disertai adanya

kerusakan jaringan lunak (otot, jaringan saraf, dan pembuluh

darah). Klasifikasi yang membagi berdasarkan lokasinya, yakni

fraktur 1/3 proksimal, tengah , distal.

Menurut murtala (2012), pada fraktur bagian distal femur dibagi

menjadi:

a) Condylus lateral atau medial

b) Supracondylus

c) Intercondylus , fraktur T-, V-, atau Y. Fraktur intercondylus ini

selalu berkomplikasi dengan kerusakan jaringan lunak yang

parah dan hemartrosis masif

d) Supracondylus, biasanya ditandai dengan angulasi posterior

akibat tarikan musculus gastrocnemius.

Page 23: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

11

2) Fraktur lengan

Terputusnya hubungan tulang radius ulna yang disebabkan oleh

cedera pada lengan bawah baik trauma langsung ataupun trauma

tidak langsung.

3) Fraktur klavikula

Putusnya hubungan tulang klavikula yang disebabkan oleh trauma

langsung dan tidak langsung pada posisi lengan terputar/ tertarik

keluar, dimana trauma dilanjutkan dari pergelangan tangan sampai

klavikula.

4) Fraktur pergelangan kaki

Fraktur yang terjadi pada distal tibia, distal fibula, kalkaneus, dan

talus tanpa atau disertai kerusakan pada jaringan lunak (otot, kulit,

jaringan saraf, pembuluh darah), sehingga memungkinkan

terjadinya hubungan antara fragmen tulang yang patah dengan

udara luar, disebabkan oleh suatu cedera dari trauma langsung

yang mengenai mata kaki.

3. Etiologi

Menurut Wijaya dan Putri (2013), penyebab fraktur adalah:

a. Kekerasan langsung

Kekerasan langsung menyebabkan patah tulang pada titik terjadinya

kekerasan. Fraktur ini sering bersifat fraktur terbuka dengan garis patah

melintang atau miring.

Page 24: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

12

b. Kekerasan tidak langsung

Kekerasan tidak langsung menyebabkan patah tulang ditempat yang

jauh dari tempat terjadinya kekerasan. Yang patah biasanya adalah

bagian yang paling lemah dalam jalur hantaran vektor kekerasan.

c. Kekerasan akibat tarikan otot

Patah tulang akibat tarikan otot sangat jarang terjadi. Kekuatan dapat

berupa pemuntiran, penekukan, penekukan dan penekanan, kombinasi

dari ketiganya, dan penarikan.

Fraktur dapat disebabkan oleh pukulan langsung, gaya meremuk,

gerakan punter mendadak, dan bahkan kontraksi otot ekstremitas, organ

tubuh dapat mengalami cedera akibat gaya yang disebabkan oleh fraktur

atau akibat fragmen tulang (Wijaya dan Putri, 2013).

4. Patofisiologi

Fraktur biasanya disebabkan oleh trauma atau gangguan gaya

dalam tubuh, seperti stress, gangguan fisik, gangguan metabolik,dan

patologik. Ketika terjadi fraktur kemampuan otot pendukung tulang turun,

baik terjadi pada fraktur yang terbuka ataupun fraktur tertutup. Kerusakan

pembuluh darah akibat fraktur akan menyebabkan pendarahan, yang

menyebabkan volume darah menurun, sehingga COP menurun dan

mengakibatkan terjadi perubahan perfusi jaringan. Hematoma pada kasus

fraktur akan mengeksudasi plasma dan berpoliferasi menjadi edema lokal.

Fraktur terbuka atau tertutup sering mengenai serabut saraf, dimana hal ini

dapat menimbulkan gangguan rasa nyaman nyeri yang menimbulkan nyeri

Page 25: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

13

gerak sehingga mobilitas fisik terganggu. Fraktur terbuka dapat mengenai

jaringan lunak yang kemungkinan dapat terjadi infeksi akibat

terkontaminasi dengan udara luar dan kerusakan jaringan lunak akan

mengakibatkan kerusakan integritas kulit (Sylvia, 2006).

5. Manifestasi Klinik

Menurut Bararah dan Jauhar (2013), manifestasi klinik pada fraktur, yaitu:

a. Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang

diimobilisasi. Spasme otot yang menyertai fraktur merupakan bentuk

bidai yang dirancang untuk meminimalkan gerakan antar fragmen

tulang.

b. Deformitas, setelah terjadi fraktur, bagian-bagian tak dapat digunakan

dan cenderung bergerak secara tidak alamiah (gerakan luar biasa)

bukannya tetap rigid seperti normalnya. Pergesaran fragmen pada

fraktur lengan atau tungkai menyebabkan deformitas (terlihat maupun

teraba) ekstremitas yang bisa diketahui dengan membandingkan

dengan estremitas normal.

c. Krepitasi, saat ekstremitas diperiksa dengan tangan, teraba adanya

derik tulang dinamakan krepitus yang teraba akibat gesekan antara

fragmen satu dengan lainnya.

d. Bengkak, pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit terjadi

sebagai akibat trauma dan perdarahan yang mengikuti fraktur.

e. Peningkatan temperatur lokal

f. Pergerakan abnormal

Page 26: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

14

g. Echymosis

h. Kehilangan fungsi, ekstremitas tidak dapat berfungsi dengan baik

karena fungsi normal otot bergantung pada integritas tulang tempat

melekatnya otot

6. Komplikasi

Menurut Bararah dan Jauhar (2013), komplikasi fraktur yaitu:

a. Komplikasi umum

1) Shock terjadi karena kehilangan banyak darah dan meningkatnya

permeabilitas kapiler yang bisa menyebabkan menurunnya

oksigenasi. Ini biasanya terjadi pada fraktur.

2) Kerusakan organ

3) Kerusakan saraf, hal ini disebabkan oleh hiperaktif sistem saraf

simpatik abnormal syndroma ini belum banyak dimengerti. Mungkin

karena nyeri perubahan tropik dan vasomotor instability.

4) Emboli lemak, tetesan lemak masuk ke dalam pembuluh darah.

Faktor resiko terjadinya emboli lemak ada fraktur meningkat pada

laki-laki usia 20-40 tahun usia 70 sampai 80 fraktur tahun.

b. Komplikasi dini

1) Cedera arteri

2) Cedera kulit dan jaringan, sistem pertahanan tubuh rusak bila ada

trauma pada jaringan. Pada trauma orthopedik infeksi dimulai pada

kulit (suprfisial) dan masuk ke dalam. Ini biasanya terjadi pada kasus

Page 27: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

15

fraktur terbuka, tapi bisa juga karena penggunaan bahan lain dalam

pembedahan seperti pin dan plat.

3) Cedera partement syndrom adalah suatu keadaan peningkatan

tekanan yang berlebihan di dalam satu ruangan yang disebabkan

perdarahan masif pada suatu tempat.

c. Komplikasi lanjut

1) Stiffnes (kaku sendi)

2) Degenerasi sendi

3) Penyembuhan tulang terganggu

4) Mal union, adalah suatu keadaan dimana tulang yang patah telah

sembuh dalam posisi yang tidak pada seharusnya, membentuk sudut

atau miring.

5) Nonunion, adalah patah tulang yang tidak menyambung kembali

6) Delayed union, adalah proses penyembuhan yang berjalan terus

tetapi dengan kecepatan yang lebih lambat dari keadaan normal.

7) Cross union

7. Pemeriksaan Penunjang

Menurut Wijaya dan Putri (2013), pemeriksaan diagnostik fraktur

diantaranya:

a. Pemeriksaan rontgen : menentukan lokasi atau luasnya fraktur

b. Scan tulang, tonogram, scan CT/MRI : memperlihatkan fraktur, juga

dapat digunakan untuk mengindentifikasi kerusakan jaringan lunak

c. Arteriogram : dilakukan bila kerusakan vaskuler dicurugai

Page 28: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

16

d. Hitung darah lengkap: HT mungkin meningkat (hemokonsntrasi) atau

menurun (perdarahan bermakna pada sisi fraktur atau organ jauh pada

trauma multiple). Peningkatan jumlah SDP adalah respon stress normal

setelah trauma.

e. Kreatinin: trauma otot meningkatkan beban kreatinin untuk kliren ginjal

f. Profil koagulasi: perubahan dapat terjadi pada kehilangan darah,

tranfusi multiple, atau cedera hati.

8. Penatalaksanaan

a. Menurut Price (2006), prinsip penanganan fraktur ada 4 yaitu:

1) Rekognisi adalah menyangkut diagnosis fraktur pada tempat kejadian

dan kemudian di rumah sakit

2) Reduksi adalah usaha dan tindakan memanipulasi fragmen-fragmen

tulang yang patah sedapat mungkin untuk kembali seperti letak

asalnya

3) Retensi adalah aturan umum dalam pemasangan gips, yang dipasang

untuk mempertahankan reduksi harus melewati sendi diatas fraktur

dan dibawah fraktur

4) Rehabilitasi adalah pengobatan dan penyembuhan fraktur.

b. Menurut Wijaya dan Putri (2013), penatalaksanaan keperawatan

fraktur, yaitu:

1) Terlebih dahulu perhatikan adanya perdarahan, syok dan penurunan

kesadaran, baru periksa patah tulang

Page 29: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

17

2) Atur posisi tujuannnya untuk menimbulkan rasa nyaman, mencegah

komplikasi

3) Pemantauan neurocirculatory yang dilakukan setiap jam secara dini,

dan pemantauan neurocirculatory pada daerah yang cedra adalah:

a) Meraba lokasi apakah masih hangat

b) Observasi warna

c) Menekan pada akar kuku dan perhatikan pengisian kembali

kapiler

d) Tanyakan pada pasien mengenai rasa nyeri atau hilang sensasi

pada lokasi cedera

e) Meraba lokasi cedera apakah pasien bisa membedakan rasa

sensasi nyeri

f) Observasi apakah daerah fraktur bisa digerakkan

4) Pertahankan kekuatan dan pergerakan

5) Mempertahankan kekuatan kulit

6) Meningkatkan gizi, makanan-makanan yang tinggi serat anjurkan

intake protein 150-300g/hari

7) Memperlihatkan immobilisasi fraktur yang telah direduksi dengan

tujuan untuk mempertahankan fragmen yang telah dihubungkan

tetap pada tempatnya sampai sembuh

9. Asuhan Keperawatan

Menurut Efendy (1995) dalam Wijaya (2013), asuhan keperawatan

merupakan penerapan pemecahan masalah keperawatan secara ilmiah

Page 30: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

18

yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah-masalah, merencanakan

secara sistematis dan melaksanakannya secara mengevaluasi hasil tindakan

keperawatan yang telah dilaksanakan.

a. Pengkajian

Menurut Wijaya dan Putri (2013), pengkajian fraktur antara lain:

1) Identitas Pasien

Meliputi: nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, suku, bangsa,

pendidikan,pekerjaan, tanggal masuk Rumah Sakit, diagnosa

medis, no. Registrasi.

2) Keluhan Utama

Pada umumnya keluhan utama pada kasus fraktur adalah rasa nyeri.

Nyeri tersebut bisa akut/kronik tergantung dari lamanya serangan.

Unit memperoleh pengkajian yang lengkap tentang rasa nyeri

pasien digunakan:

a) Provoking inciden: apakah ada peristiwa yang menjadi faktor

prepitasi nyeri

b) Quality of pain: seperti apa rasa nyeri yang dirasakan pasien.

Apakah seperti terbakar, berdenyut/menusuk.

c) Region radiation, relief: apakah rasa sakit bisa reda, apakah

rasa sakit menjalar atau menyebar dan dimana rasa sakit

terjadi.

d) Saverity (scale of pain): seberapa jauh rasa nyeri yang

dirasakan pasien, bisa berdasarkan skala nyeri/ pasien

Page 31: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

19

menerangkan seberapa jauh rasa sakit mempengaruhi

kemampuan fungsinya.

e) Time: berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah

bertambah buruk pada malam hari/ siang hari.

3) Riwayat penyakit sekarang

Pada pasien fraktur/ patah tulang dapat disebabkan oleh trauma/

kecelakaan, degeneratif dan patologis yaang didahului dengan

perdarahan, kerusakan jaringan sekirat yang mengakibatkan nyeri,

bengkak, kebiruan, pucat/perubahan warna kulit dan kesemutan.

4) Riwayat penyakit dahulu

Apakah pasien pernah mengalami penyakit ini (fraktur femur) atau

pernah punya penyakit yang menular/menurun sebelumnya.

5) Riwayat penyakit keluarga

Pada keluarga pasien ada/ tidak yang menderita osteoporosis,

arthritis dan tuberkolosis/ penyakit lain yang sifatnya menurun dan

menular.

6) Pola fungsi kesehatan.

a) Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat

Pada fraktur akan mengalami perubahan/ gangguan pada

personal higiene, misalnya kebiasaan mandi, ganti pakaian,

BAB dan BAK

Page 32: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

20

b) Pola nutrisi dan metabolisme

Pada fraktur tidak akan mengalami penurunan nafsu makan,

meskipun menu berubah misalnya makan dirumah gizi tetap

sama sedangkan di Rumah Sakit disesuaikan dengan penyakit

dan diet pasien.

c) Pola eliminasi

Kebiasaan miksi/ defekasi sehari-hari, kesulitan waktu

defekasi dikarenakan imobilisasi, feses warna kuning dan

konsistensi defekasi, pada miksi pasien tidak mengalami

gangguan.

d) Pola istirahat dan tidur

Kebiasaan pola tidur dan istirahat mengalami gangguan yang

disebabkan oleh nyeri, misalnya nyeri akibat fraktur.

e) Pola aktivitas dan latihan

Keterbatasan/ kehilangan fungsi pada bagian yaang terkena

(mungkin akibat langsung dari fraktur atau akibat sekunder

pembengkakan jaringan dan nyeri. Sehingga aktivitas dan

latihan mengaalami perubahan/ gangguan akibat dari fraktur

femur sehingga kebutuhan pasien perlu dibantu oleh perawat/

keluarga.

Page 33: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

21

f) Pola persepsi dan konsep diri

Pada fraktur akan mengalami gangguan diri karena terjadi

perubahan pada dirinya, pasien takut dan cemas cacat seumur

hidup/ tidak dapat bekerja lagi.

g) Pola sensori kognitif

Nyeri yang disebabkan oleh kerusakan jaringan, sedang pada

pola kognitif atau cara berfikir pasien tidak mengalami

ganguan.

h) Pola hubungan peran

Terjadinya perubahan peran yang dapat mengganggu

hubungan interpersonal yaitu pasien merasa tidak berguna lagi

dan menarik diri.

i) Pola penanggulangan stress

Perlu ditanyakan apakah membuat pasien menjadi stress dan

biasanya masalah dipendam sendiri/ dirundingkan dengan

keluarga.

j) Pola reproduksi seksual

Bila pasien sudah berkeluarga dan mempunyai anak, maka

akan mengalami pola seksual dan reproduksi, jika pasien

belum berkeluarga pasien tidak akan mengalami gangguan.

k) Pola tata nilai dan kepercayaan

Adanya kecemasan dan stress sebagai pertahanan dan pasien

meminta perlindungan/ mendekatkan diri dengan Tuhan YME.

Page 34: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

22

b. Diagnosa Keperawatan

Menurut Wijaya dan Putri (2013), diagnosa keperawatan pada pasien

fraktur antara lain:

1) Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan

2) Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas dan nyeri

saat mobilisasi

3) Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit

c. Intervensi Keperawatan

Menurut Wijaya dan Putri (2013), intervensi keperawatan:

1) Diagnosa keperawatan 1: nyeri berhubungan dengan terputusnya

kontinuitas jaringan.

Tujuan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 X 24 jam

diharapkan nyeri berkurang atau dapat teratasi.

Kriteria Hasil:

(1) Nyeri berkurang skala nyeri 1-3

(2) Klien tampak rileks

(3) TTV dalam batas normal:

(a) Tekanan Darah : 110-120/ 80-90 mmHg

(b) Nadi : 60-100 X/ menit

(c) Respiratory Rate : 18-24 X/ menit

(d) Suhu : 36,5-37,5 ˚C

Rencana Tindakan :

Page 35: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

23

(1) Berikan penjelasan pada pasien dan keluarga tentang penyebab

nyeri.

Rasional: Dengan memberikkan penjelasan diharapkan pasien tidak

merasa cemas dan dapat melakukan sesuatu yang dapat mengurangi

nyeri.

(2) Ajarkan pada pasien tentang teknik mengurangi rasa nyeri

Rasional: Diperolehnya pengetahuan tentang nyeri akan

memudahkan kerjasama dengan asuhan keperawatan untuk

memecahkan masalah.

(3) Beri posisi senyaman mungkin

Rasional: Memperlancar sirkulasi paada daerah luka/ nyeri

(4) Observasi TTV

Rasional: Observasi TTV dapat diketahui keadaan umum pasien

(5) Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgesik

Rasional: Obat analgesik diharapkan dapat mengurangi nyeri

2) Diagnosa keperawatan 2: Gangguan mobilitas fisik berhubungan

dengan deformitas dan nyeri saat mobilisasi

Tujuan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1 X 24 jam

diharapkan pasien dapat melakukan aktivitas sebatas kemampuan.

Kriteria Hasil:

(1) Pasien mengerti pentingnya melakukan aktivitas

(2) Pasien bisa duduk, makan dan minum tanpa dibantu

(3) Pasien dapat mempertahankan fungsi tubuh secara maksimal.

Page 36: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

24

Rencana tindakan :

(1) Lakukan pendekatan kepada pasien untuk melakukan aktivitas

sebatas kemampuan

Rasional: Dengan pendekatan yang baik diharapkan pasien akan

lebih kooperatif dalam melakukan aktivitas.

(2) Observasi sejauh mana pasien belum melakukan aktivitas

Rasional: Dengan observasi diharapkan pasien sudah bisa

melakukan aktivitas

(3) Beri motivasi pada pasien untuk melakukan aktivitas

Rasional: Dengan adanya motivasi diharapkan pasien lebih

bersemangat dalam melatih aktivitas.

3) Diagnosa keperawatan 3: Ansietas berhubungan dengan kurangnya

pengetahuan tentang penyakit.

Tujuan: Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1 x 24 jam

diharapkan cemas berkurang.

Kriteria Hasil:

(1) Pasien tampak tenang (rileks)

(2) Pasien istirahat dengan nyaman

(3) Pasien dapat mempertahankan fungsi tubuh secara maksimal

Rencana Tindakan:

(1) Jelaskan kepada pasien mengenai prosedur tindakan pengobatan

Rasional: Pasien kooperatif mengenai prosedur tindakan

pengobatan

Page 37: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

25

(2) Kaji tingkat kecemasan pasien

Rasional : Dengan diberikan informasi bisa menurunkan cemas

(3) Observasi TTV

Rasional: Observasi TTV dapat diketahui keadaan umum pasien.

B. Kecemasan

1. Definisi cemas

Cemas adalah suatu perasaan resah tidak menentu atau rasa takut

disertai respons otonomik yang pada banyak kasus, sumbernya tidak

spesifik atau tidak diketahui; suatu perasaan takut karena antisipasi

terhadap bahaya; suatu sinyal gangguan yang menandakan akan terjadi

bahaya dan memungkinkan individu untuk menghadapi ancaman dari

bahaya tersebut (Taylor, 2010). Cemas adalah perasaan khawatir yang

tidak jelas terhadap sumber yang seringkali tidak spesifik atau tidak

diketahui oleh individu (Maryam, 2013)

2. Ciri-ciri cemas

Menurut Hawari (2013), ciri-ciri cemas antara lain :

a. Cemas, khawatir, tidak tenang, ragu dan bimbang

b. Memandang masa depan dengan rasa was-was (khawatir)

c. Kurang percaya diri, gugup apabila tampil dimuka umum (“demam

panggung”)

d. Sering merasa tidak bersalah, menyalahkan orang lain

e. Tidak mudah mengalah, suka ”ngotot”

Page 38: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

26

f. Gerakan sering serba salah tidak tenang bila duduk, gelisah

g. Seringkali mengeluh ini dan itu (keluhan-keluhan somatik), khawatir

berlebihan terhadap penyakit

h. Mudah tersinggung, suka membesar-besarkan masalah yang kecil

(dramatisasi)

i. Dalam mengambil keputusan sering diliputi rasa bimbang dan ragu

j. Bila mengemukakan sesuatu atau bertanya seringkali diulang-ulang

k. Kalau sedang emosi seringkali bertindak histeri

3. Gejala klinis cemas

Menurut Hawari (2013) gejala klinis cemas antara lain :

a. Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri mudah

tersinggung

b. Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut

c. Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang

d. Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan

e. Gangguan konsentrasi dan daya ingat

f. Keluhan-keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang

pendengaran berdenging (tinitus), berdebar-debar, sesak nafas,

gangguan pencernaan, gangguan perkemihan, sakit kepala.

4. Alat ukur kecemasan

Menurut Hawari (2013) untuk mengetahui sejauh mana derajat

kecemasan seseorang dapat menggunakan alat ukur (instrument) yang

dikenal dengan nama Hemilton Rating Scale For Anxiety (HRS-A). Alat

Page 39: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

27

ukur ini terdiri dari 14 kelompok gejala yang masing-masing kelompok

dirinci dengan gejala-gejala yang lebih spesifik. 14 kelompok diantaranya

meliputi:

No. Gejala kecemasan Nilai angka (score)

1 Perasaan cemas (ansietas) 0 1 2 3 4

Cemas

Firasat buruk

Takut akan pikiran sendiri

Mudah tersinggung

2 Ketegangan

Merasa tegang

Gelisah

Gemetar

Mudah terganggu

Lesu

3 Ketakutan

Takut terhadap gelap

Takut terhadap orang lain/ asing

Takut bila tinggal sendiri

Takut pada binatang besar

4 Gangguan tidur

Sukar memulai tidur

Terbangun pada malam hari

Mimpi buruk

5 Gangguan kecerdasan

Penurunan daya ingat

Mudah lupa

Sulit konsentrasi

6 Perasaan depresi

Page 40: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

28

Hilangnya minat

Berkurangnya kesenangan pada hoby

Sedih

Perasaan tidak menyenangkan

sepanjang hari

7 Gejala somatik

Nyeri pada otot dan kaku

Gertakan gigi

Suara tidak stabil

Kedutan otot

8 Gejala sensorik

Perasaan ditusuk-tusuk

Penglihatan kabur

Muka merah

Pucat serta merasa lemah

9 Gejala kardiovaskuler

Takikardi

Nyeri di dada

Denyut nadi mengeras

Detak jantung hilang sekejap

10 Gejala pernafasan

Rasa tertekan di dada

Perasaan tercekik

Sering menarik nafas panjang

Merasa nafas pendek

11 Gejala gastrointestinal

Sulit menelan

Konstipasi

Berat badan menurun

Mual

Page 41: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

29

Muntah

Nyeri lambung sebelum dan sesudah

makan

Perasaan panas diperut

12 Gejala urogenital

Sering kencing

Tidak dapat menahan kencing

Aminorea

Ereksi lemah/ impotensi

13 Gejala vegetatif

Mulut kering

Mudah berkeringat

Muka merah

Bulu roma berdiri

Pusing atau sakit kepala

14 Perilaku sewaktu wawancara

Gelisah

Jari gemetar

Mengerutkan dahi/ kening

Muka tegang

Tonus otot meningkat

Nafas pendek dan cepat

Tabel : 2.1 Kuesioner HARS

Menurut penilaian kategori kecemasan dalam kuesioner HARS

dinilai dari angka (score) 0-4 dengan 0 menunjukkan tidak ada gejala

(keluhan), 1 menunjukkan gejala ringan, 2 menunjukkan gejala sedang, 3

menunjukkan gejala berat, dan 4 menunjukkan gejala berat sekali. Masing-

masing nilai angka (score) dari ke 14 kelompok gejala tersebut

dijumlahkan dan dari hasil penjumlahan tersebut dapat diketahui derajat

Page 42: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

30

kecemasan pasien, yaitu dengan nilai kurang dari 14 menunjukkan tidak

ada kecemasan, nilai 14 sampai 20 menunjukkan kecemasan ringan, nilai

21 sampai 27 menunjukkan kecemasan sedang, nilai 28 sampai 41

menunjukkan kecemasan berat, dan 42 sampai 56 menunjukkan

kecemasan berat sekali (Hawari, 2013).

C. Terapi Musik

1. Pengertian

Musik adalah suatu komponen yang dinamis yang bisa

mempengaruhi baik psikologis maupun fisiologis bagi pendengarnya

(Novita, 2012). Musik adalah paduan rangsang suara yang membentuk

getaran yang dapat memberikan rangsang pada pengindraan, organ tubuh

dan juga emosi. Ini berarti, individu yang mendengarkan musik akan

memberi respon, baik secara fisik maupun psikis, yang akan menggugah

sistem tubuh, termasuk aktivitas kelenjar-kelenjar di dalamnya. Musik

memiliki tiga komponen penting yaitu beat, ritme, dan harmoni. Beat atau

ketukan mempengaruhi tubuh, ritme mempengaruhi jiwa, sedangkan

harmoni mempengaruhi roh (Yuanitasari, 2008).

Terapi musik adalah suatu terapi kesehatan menggunakan musik

dimana tujuannya adalah untuk meningkatkan atau memperbaiki kondisi

fisik, emosi, kognitif, dan sosial bagi individu dari berbagai kalangan usia

(Suhartini, 2008). Terapi musik adalah materi yang mampu mempengaruhi

kondisi seseorang baik fisik maupun mental. Musik memberikan

Page 43: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

31

rangsangan pertumbuhan fungsi-fungsi otak seperti fungsi ingatan, belajar,

mendengar, berbicara, serta analisi intelek dan fungsi kesadaran

(Satiadarma, 2004). Penggunaan bunyi dan musik dalam memunculkan

hubungan antara individu dan terapis untuk mendukung dan menguatkan

secara fisik, mental, sosial, dan emosi (Yuanitasari, 2008 ).

2. Manfaat Terapi Musik

Menurut Djohan (2006), manfaat terapi musik antara lain:

a. Mampu menutupi bunyi dan perasaan yang tidak menyenangkan.

b. Mempengaruhi pernafasan.

c. Mempengaruhi denyut jantung, nadi dan tekanan darah manusia.

d. Bisa mempengaruhi suhu tubuh manusia.

e. Bisa menimbulkan rasa aman dan sejahtera.

f. Bisa mengurangi rasa sakit.

Penggunaan terapi musik telah terbukti bermanfaat bagi

perkembangan kognisi, perilaku serta kesehatan. Bahkan terapi musik

juga telah digunakan untuk menolong para korban dalam perang dunia I

dan II. Dengan penggunaan terapi musik maka para korban dilaporkan

lebih cepat sembuh dan memiliki kondisi lebih baik. Terapi musik juga

mempunyai dampak lebih berkepanjangan (long-last), berpengaruh

terhadap keseluruhan kemampuan (multiple), dan banyak laporan

kemajuan kesehatan akibat intervensi terapi musik. Terapi musik juga

pernah di uji cobakan pada bayi. Bayi-bayi yang baru lahir diletakkan

dalam sebuah tempat tidur besar dan dikepala mereka diletakkan

Page 44: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

32

headphone untuk mendengarkan musik, bila diperhatikan jari-jari mereka

akan bergerak seiring dengan ritme lagu yang mereka dengar

(Yuanitasari, 2008).

Terapi musik dapat menyembuhkan warga Frankfurt yang

menderita penyakit keturunan yang menyakitkan dan sampai saat ini

belum ada obatnya. Jaringan ikatnya melemah hingga mengganggu organ

dalam lainnya, termasuk jantung. Sudah tiga kali mengalami serangan

jantung ringan, pada mulanya musik dari headphone selama 15 menit

untuk membebaskan dari keadaan stress, berdasarkan pantauan terhadap

aktivitas ototnya. Setelah tiga minggu dirawat dengan terapi musik, cuma

5 menit mendengarkan musik sudah bisa tenang (Faradisi, 2012).

3. Jenis Terapi Musik

Menurut Aditia (2012), jenis musik yang digunakan untuk terapi

antara lain musik instrumental dan musik klasik. Musik instrumental

bermanfaat menjadikan badan, pikiran, dan mental menjadi lebih sehat.

Musik klasik bermanfaat untuk membuat seseorang menjadi rileks,

menimbulkan rasa aman dan sejahtera, melepaskan rasa gembira dan

sedih, menurunkan tingkat kecemasan pasien pra operasi dan melepaskan

rasa sakit dan menurunkan tingkat stress.

Musik klasik adalah sebuah musik yang dibuat dan ditampilkan

oleh orang yang terlatih secara professional melalui pendidikan musik.

Musik klasik juga merupakan suatu tradisi dalam menulis musik, yaitu

ditulis dalam bentuk notasi musik dan dimainkan sesuai dengan notasi

Page 45: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

33

yang ditulis. Musik klasik adalah musik yang komposisinya lahir dari

budaya Eropa dan digolongkan melalui periodisasi tertentu (Kamus Besar

Bahasa Indonesia, 2008).

Sebuah penampilan musik klasik memiliki atmosfir yang serius.

Penonton diharapkan untuk diam dan tidak banyak bergerak agar tiap nada

dalam komposisi yang dimainkan dapat terdengar dengan jelas. Penampil

musik klasik diharuskan untuk berbusana formal dan terlibat secara

langsung dengan penonton. Pada musik klasik, improvisasi dilakukan

dalam bentuk interpretasi. Improvisasi sering dilakukan pada periode

baraque, terutama oleh J.S Bach.Pemain dapat mengimprovisasi chord

maupun melodi (Kamien, 2004). Pemberian terapi musik klasik membuat

seseorang menjadi rileks, menimbulkan rasa aman dan sejahtera,

melepaskan rasa gembira dan sedih, melepaskan rasa sakit dan

menurunkan tingkat cemas (Musbikin, 2009). Hal tersebut terjadi karena

adanya penurunan Adrenal Corticotropin Hormon (ACTH) yang

merupakan hormon stres (Djohan, 2006).

4. Aplikasi Jurnal Terapi Musik

Terapi musik dapat menurunkan tingkat kecemasan pada pasien

yang dirawat di ruang perawatan intensif unit. Pasien yang harus dirawat

di ruang perawatan intensif unit salah satunya mengalami stress, karena

pelaksanaan proses keperawatan yang dilakukan dan pola unit yang

memiliki instrumen yang lebih canggih dalam memantau pasien secara

memadai. Untuk mengurangi kecemasan pasien dapat memberikan mereka

Page 46: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

34

terapi musik. Peneliti medapatkan 20 responden yang dirawat diruang

ICU-ICCU. Cara yang digunakan peneliti dengan menggunakan pre dan

post test, kecemasan yang diukur berdasarkan nilai tanda-tanda vital

berupa tekanan darah dan detak jantung. Responden diberikan terapi

musik yang telah direkam untuk disimak menggunakan headphone. Musik

klasik, musik populer kontemporer, dan musik populer Indonesia

merupakan jenis musik yang dipilih. Musik yang dipilih mempunyai irama

lambat, dan musik diberikan selama 30 menit, penelitian dilakukan selama

1 bulan pada pasien yang sedang dalam perawatan kritis. Berdasarkan

hasil penelitian, 90 % responden mengalami perubahan penurunan tekanan

darah sistol, 95 % responden mengalami perubahan penurunan tekanan

Darah diastole, 60% responden mengalami perubahan penurunan respirasi,

100% responden mengalami perubahan penurunan nadi. Pasien yang

mendengarkan musik selama waktu perawatan kritis akan mengalami

kecemasan yang signifikan lebih rendah, tekanan darah menurun, dan

tingkat denyut jantung juga menurun (Suhartini, 2008).

Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus telah memprogramkan musik

dengan sistem sentral melalui pengeras suara keseluruh ruangan, termasuk

ruang ICU-ICCU pada jam-jam tertentu yaitu jam 08:00 WIB – 14:00

WIB dan jam 16:00 WIB – 19:30 WIB. Penelitian dilakukan selama 1

bulan. Peneliti menggunakan metode pre dan post test, kecemasan yang

diukur berdasarkan nilai tanda-tanda vital berupa tekanan darah dan detak

jantung. Jenis musik yang diperdengarkan adalah musik alunan klasik.

Page 47: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

35

Berdasarkan hasil penelitian pasien yang sudah mendapatkan terapi musik

ini menunjukkan hasil adanya perubahan. Pasien sesudah mendapatkan

terapai musik menunjukkan penurunan nilai respon fisiologis yang dilihat

dari tekanan darah sistol 18 dari 20 atau (60%) responden mengalami

perubahan penurunan tekanan darah diastol 19 dari 20 atau (95%)

responden mengalami perubahan penurunan, respirasi 12 dari 20 atau

(60%) responden mengalami perubahan penurunan, nadi 20 responden

atau (100%) mengalami perubahan penurunan (Wijanarko, 2007).

Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan

dengan menggunakan alat ukur kecemasan yang dalam penggunaannya

menggunakan metode observasi dan wawancara. Alat ukur tingkat

kecemasan HRS-A berisi rentang intensitas kecemasan yang dirasakan

klien. Untuk mendukung jalanya penelitian, peneliti menggunakan MP3

atau tape recorder yang berisikan musik klasik dan murotal. Lembar

observasi yang digunakan peneliti sebagai alat ukur dalam mengukur

intensitas nyeri, pada penelitian ini merujuk pada kuisioner kecemasan

HRS-A (Hamilton Rating Scale for Anxiety) dengan skala 0 sampai 4

untuk setiap item dan dari score <6->27 untuk penentuan tingkat

kecemasan akhir (Faradisi, 2012).

5. Mekanisme Kerja Terapi Musik

Musik bersifat terapeutik artinya dapat menyembuhkan, salah satu

alasanya karena musik menghasilkan rangsangan ritmis yang kemudian

ditangkap melalui organ pendengaran dan diolah di dalam sistem saraf

Page 48: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

36

tubuh dan kelenjar otak yang selanjutnya mereorganisasi interpretasi bunyi

ke dalam ritme internal pendengarannya. Ritme internal ini mempengaruhi

metabolisme tubuh manusia sehingga prosesnya berlangsung dengan lebih

baik. Dengan metabolisme yang lebih baik, tubuh akan mampu

membangun sistem kekebalan yang lebih baik, dan dengan sistem

kekebalan yang lebih baik menjadi lebih tangguh terhadap kemungkinan

serangan penyakit (Satiadarma, 2002).

Sebagian besar perubahan fisiologis tersebut terjadi akibat aktivitas

dua sistem neuroendokrin yang dikendalikan oleh hipotalamus yaitu sistem

simpatis dan sistem korteks adrenal (Prabowo & Regina, 2007).

Hipotalamus juga dinamakan pusat stress otak karena fungsi gandanya

dalam keadaan darurat. Fungsi pertamanya mengaktifkan cabang simpatis

dan sistem otonom. Hipotalamus menghantarkan impuls saraf ke nukleus-

nukleus di batang otak yang mengendalikan fungsi sistem saraf otonom.

Cabang simpatis saraf otonom bereaksi langsung pada otot polos dan

organ internal yang menghasilkan beberapa perubahan tubuh seperti

peningkatan denyut jantung dan peningkatan tekanan darah. Sistem

simpatis juga menstimulasi medulla adrenal untuk melepaskan hormon

epinefrin (adrenalin) dan norepinefrin ke dalam pembuluh darah, sehingga

berdampak meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah, dan

norepinefrin secara tidak langsung melalui aksinya pada kelenjar hipofisis

melepaskan gula dari hati. Adrenal Corticotropin Hormon (ACTH)

menstimulasi lapisan luar kelenjar adrenal (korteks adrenal) yang

Page 49: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

37

menyebabkan pelepasan hormon (salah satu yang utama adalah kortisol)

yang meregulasi kadar glukosa dan mineral tertentu (Primadita, 2011).

Musik mengandung vibrasi energi, vibrasi ini juga mengaktifkan

sel-sel di dalam diri seseorang, sehingga dengan aktifnya sel-sel tersebut

sistem kekebalan tubuh seseorang lebih berpeluang untuk aktif dan

meningkat fungsinya. Musik dapat meningkatkan serotonin dan

pertumbuhan hormon yang sama baiknya dengan menurunkan hormon

ACTH (Setiadarama, 2002).

Page 50: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

38

BAB III

LAPORAN KASUS

Pada bab ini penulis menjelaskan tentang resume pada Asuhan

keperawatan Ny.S dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal dan fraktur radius ulna

dextra 1/3 tengah. Resume asuhan keperawatan pada Ny.S meliputi identitas,

pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi sesuai masalah keperawatan,

implentasi yang telah dilakukan dan evaluasi. Pengkajian dilakukan pada tanggal

10 April 2014 jam 09.00, pada kasus ini dilakukan dengan metode autoanamnase

dan aloanamnase.

A. Identitas Pasien

Pengkajian didapatkan identitas pasien dengan nama pasien Ny.S

berumur 75 tahun,beragama islam,pendidikan terakhir Sekolah Dasar (SD),

Ny.S sebagai petani yang beralamat di Selogoimo Wonogiri, Ny.S datang ke

RSUD Dr.Soediran Mangun Sumarso Wonogiri pada tanggal 7 april 2014

dengan diagnosa medis fraktur femur sinistra 1/3 distal dan fraktur radius

ulna dextra 1/3 tengah diadetikum dengan nomor rekam medis 460397.

Identitas penanggung jawab bernama Tn.P berumur 35 Tahun, bekerja

sebagai petani, pendidikan terkahir Sekolah Menengah Pertama (SMP),

beralamat di Selogoimo Wonogiri, hubungan dengan Ny.S sebagai anak.

Page 51: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

39

B. Pengkajian

Hasil pengkajian pada tanggal 10 April 2014 pasien mengeluhkan

nyeri pada patah tulang kaki kiri dan tangan kanan. Riwayat kesehatan

keluarga, pasien mengatakan ± 3 hari yang lalu pasien terjatuh terpeleset dari

kamar mandi. Pasien mengalami patah tulang kaki kiri atas dan tangan kanan

bawah. Pasien ditolong dan dibalut ditangan kanan bawah dan dikaki kiri atas

oleh bidan setempat. Pasien dibawa di RS Dr.Soediran Mangun Sumarso

Wonogiri pada tanggal 7 April 2014 bersama keluarganya. Di IGD diperoleh

data pemeriksaan tulang bengkak, crepitasi, dan disfungsi fisiologis dan hasil

pemeriksaan tanda-tanda vital tekanan darah 130/70 mmHg, nadi 85 x/menit,

respirasi 21 kali per menit, suhu 37,1oC di IGD pasien dipasang kateter, terapi

infus RL 20 tetes per menit, injeksi ceftriaxone 1 gram, ketorolax 10 mg.

Pasien memperoleh tindakan pembidaian untuk imobilisasi tulang. Pasien

dipindah dibangsal Mawar RSUD Dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri

untuk memperoleh tindakan lebih lanjut seperti pemasangan gips.

Riwayat penyakit dahulu, pasien mengatakan saat kanak-kanak hanya

menderita sakit batuk dan pilek. Pasien mengatakan tidak pernah mengalami

kecelakaan lalu lintas. Pasien mengatakan 2 tahun yang lalu pernah dirawat di

RSUD Dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri selama 5 hari akibat

pinggang kesleo jatuh di kebun. Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat

alergi. Pasien mengatakan lupa sudah diimunisasi apa belum. Pasien

mengatakan tidak merokok atau nginang dan minum kopi.

Page 52: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

40

Riwayat kesehatan keluarga, pasien mengatakan tidak mempunyai

penyakit menurun seperti DM, hipertensi, dan jantung. Riwayat kesehatan

lingkungan, pasien mengatakan lingkungan rumahnya bersih, jauh dari

limbah pabrik, dan banyak pepohonan disekitar rumah.

Gambar : 3. 1 Genogram

Keterangan :

: Perempuan

: Laki-laki

X : Meninggal

: Pasien

: Garis pernikahan

: Garis keturunan

Hasil pengkajian primer, airway tidak ada lidah jatuh dan tidak ada

sumbatan, breathing RR 26 x/menit, tidak menggunakan alat bantu

pernafasan, irama teratur, inspeksi bentuk dada simetris tidak ada jejas,

palpasi vocal premitus kanan kiri sama, ekspansi kanan kiri sama, perkusi

Page 53: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

41

sonor, auskultasi tidak ada suara tambahan atau vesikuler, circulation nadi 86

x/menit, tekanan darah 150/90 mmHg, akral hangat, mukosa bibir kering,

capilary refil kurang 3 detik, disability kesadaran composmmentis, dan

exposure suhu 37,1 ˚C, tidak ada jejas ditubuh pasien.

Hasil pengkajian menurut pola gordon, dalam pengkajian persepsi dan

pemeliharaan kesehatan, pasien mengatakan sakit patah tulang, patah tulang

yang mengakibatkan tidak bisa beraktivitas seperti biasa, yang harus mondok

di rumah sakit, tidak tahu nanti bisa beraktivitas lagi atau tidak.

Pola nutrisi dan metabolisme, sebelum sakit pasien mengatakan makan

3 kali sehari denggan nasi, lauk, sayuran, minum air putih dan teh, setiap

makan habis 1 porsi dan tidak ada keluhan. Selama sakit pasien mengatakan

makan 3 kali sehari dengan nasi, lauk, sayur, minum air putih dan teh, setiap

makan hanya habis 1/3 dari porsi yang disediakan RS, dan tidak ada keluhan.

Diperoleh data antropometri dengan berat badan 48 kg, tinggi badan 150 cm,

lingkar lengan atas 20 cm, indeks masa tubuh didapatkan hasil 21,3 kg/m2

(normal), biochemical didapatkan data hemoglobin 7,7 g/ dL dan hematokrit

25,9 % pemeriksaan tanggal 9 April 2014, clinical sign didapatkan data

mukosa bibir kering, turgor kulit kering, dietary pasien mengatakan memakan

bubur yang disediakan rumah sakit dan camilan.

Pola eliminasi, sebelum sakit pasien mengatakan buang air besar 1 kali

dalam sehari setiap pagi, jenis lembek, bau khas, warna kuning. Buang air

kecil 6 kali sehari, warna kuning jernih, bau amoniak, pancaran kuat, jumlah

± 200 cc sekali buang air kecil, perasaan setelah buang air kecil dan besar

Page 54: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

42

lega, tidak ada keluhan. Selama sakit, pasien mengatakan buang air besar

sekali selama 2 hari, jenis lembek, bau khas, warna kuning, perasaan setelah

buang air besar lega, tidak ada keluhan. Buang air kecil pasien terpasang

kateter 250 cc setiap 5-6 jam.

Pola aktivitas dan latihan, pasien mengatakan sebelum sakit

melakukan semua aktivitas secara normal dan mandiri. Selama sakit pasien

mengatakan dalam memenuhi aktivitas seperti makan/minum, berpakaian,

mobilisasi ditempat tidur, ambulasi/ ROM dengan dibantu orang lain (score

penilaian 2), pada toileting dan berpindah dengan tergantung total (score

penilaian 4).

Pola istirahat dan tidur, sebelum sakit pasien mengatakan tidur malam

5-7 jam, tidur siang 1-2 jam, tidak menggunakan obat tidur, tidak ada

gangguan, perasaan saat bangun tidur terasa nyaman, selama sakit pasien

mengatakan tidur malam 5-7 jam, tidur siang 1 jam, tidak menggunakan obat

tidur, gangguan saat tidur yaitu pengunjung yang ramai dan banyak, perasaan

saat bangun tidur nyaman. Paien tampak tertidur di tempat tidur.

Pola kognitif perseptual, pasien dapat berbicara dengan lancar,

pandangan sedikit kabur, pendengaran mengalami penurunan. Pasien dapat

mengidentifikasi tes tekan. Pasien mengatakan nyeri. Pasien tampak meringis

menahan sakit. Diperoleh data pengkajian nyeri dengan provocate nyeri patah

tulang saat digerakkan, quality nyeri seperti ditusuk-tusuk, regio nyeri di

tangan kanan bawah dan kaki kiri atas, scale nyeri 6 (sedang), dan time nyeri

berasa selama 50 detik.

Page 55: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

43

Pola persepsi konsep diri, gambaran diri pasien mengatakan selalu

bersyukur pada Tuhan masih diberi anggota tubuh yang lengkap, meskipun

saat ini ada bagian tubuhnya yang sakit, tidak ada yang dibenci pada

tubuhnya, meskipun merasa cemas dan sedih dengan keadaan tubuhnya

sekarang. Ideal diri pasien mengatakan ingin cepat sembuh dan ingin pulang

kerumah. Harga diri, pasien mengatakan tidak berharga bagi cucu dan

keluarganya. Peran diri, pasien mengatakan tidak bisa menjalankan

aktivitasnya lagi. Identitas diri, pasien seorang perempuan 75 tahun.

Pola hubungan peran, pasien mengatakan hubungan dengan keluarga,

anak dan cucu harmonis, baik dengan lingkungannya. Pada saat sakitpun

banyak tetangga dan saudaranya yang datang mmenjenguk dan memberi

dukungan. Pola seksualitas reproduksi, pasien mengatakan mempunyai satu

anak dan satu cucu. Pola mekanisme koping, keluarga pasien mengatakan

sebelum sakit semua masalah dibicarakan bersama, dan selama sakit masih

dibicarakan bersama, tetapi pasien mengatakan cemas terhadap keadaannya

sekarang dan sedih. Pola nilai dan keyakinan, sebelum sakit pasien beragama

islam dan menjalankan ibadah dengan aktif, dan selama sakit masih

menjalankan ibadah dengan aktif meskipun ditempat tidur.

Pengkajian kecemasan dengan kuesioner HARS, pasien mengatakan

cemas dengan keadaannya sekarang, bingung tidak bisa berjalan lagi dan

sedih. Pengkajian cemas berdasarkan kuesioner HARS diperoleh nilai 26

dengan kecemasan sedang.

Page 56: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

44

Pengkajian pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran composmentis,

dengan tekanan darah 150/90 mmHg, nadi 86 x/menit, irama teratur dan kuat,

pernafasan 26 x/menit, irama teratur, suhu 37,1˚C. Bentuk kepala mesocepal,

kulit kepala bersih, rambut bersih, tidak beruban. Pada pemeriksaan mata

didapatkan data, palpebra tidak ada edema, kehitaman, konjungtiva anemis,

sclera tidak ikterik, pupil isokor, diameter kanan kiri sama, simetris, tidak

menggunakan alat bantu penglihatan. Pada pemeriksaan hidung didapatkan

data bersih, tidak ada secret, tidak ada polip. Pada pemeriksaan mulut

didapatkan data bersih mukosa bibir kering. Pada pemeriksaan gigi

didapatkan data bersih, ompong dibagian atas gigi taring dan geraham.

Pemeriksaan pada telinga diperoleh data bersih, simetris kanan dan kiri. Pada

pemeriksaan leher didapatkan data tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, nadi

karotis teraba, tidak ada pembesaran vena jugularis, dan tidak ada kaku

kuduk.

Pada pemeriksaan fisik paru didapatkan hasil saat inspeksi bentuk dada

simetris, tidak ada jejas. Saat dilakukan palpasi vocal premitus kanan kiri

sama, ekspansi kanan kiri sama. Saat dilakukan perkusi suara sonor. Saat

dilakukan auskultasi tidak ada suara tambahan atau vesikuler. Pada

pemeriksaan jantung inspeksi didapatkan hasil tidak ada jejas, ictus cordis

tidak tampak. Saat dilakukan palpasi ictus cordis teraba di SIC V. Saat

dilakukan perkusi suara jantung sonor. Saat dilakukan auskultasi tidak ada

bunyi tambahan. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan hasil inspeksi warna

kulit sama dengan sekitarnya, tidak ada benjolan. Pada pemeriksaan

Page 57: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

45

auskultasi didapatkan hasil peristaltik usus 8 x/menit. Pada pemeriksaan

palpasi didapatkan tidak ada pembesaran hepar. Pada pemeriksaan perkusi

didapatkan hasil thympani dikuadran 2, 3, 4 dan redup dikudran 1. Pada

pemeriksaan genetalia diperoleh data memakai kateter 250 cc setiap 5-6 jam.

Pada pemeriksaan rektum diperoleh data bersih, tidak ada tanda-tanda infeksi.

Pada pemeriksaan ekstremitas atas diperoleh data kekuatan otot kanan

tampak kontraksi atau ada sedikit gerakan dan ada tahanan sewaktu jatuh (1),

pergerakan tangan kanan terbatas, Perubahan bentuk tulang kanan patah/

fraktur, dan perabaan akral hangat dan capilary refile kurang 3 detik, dan

kekuatan ototkiri kekuatan utuh (5), pergerakan tangan kiri membatasi gerak

karena terpasang infus, perubahan bentuk tulang kiri normal, perabaan akral

hangat dan capilary refile kurang 3 detik, tangan kiri terpasang infus RL 20

tetes per menit. Ekstremitas bawah didapatkan hasil kekuatan otot kanan

kekuatan utuh (5), pergerakan kanan bebas, perubahan bentuk tulang kanan

normal, perabaan akral hangat dan capilary refile kurang 3 detik, dan

kekuatan otot kiri tampak kontraksi atau ada sedikit gerakan dan ada tahanan

sewaktu jatuh (1), pergerakan kiri terbatas, perubahan bentuk tulang kiri

patah/ fraktur, dan perabaan akral hangat dan capilary refile kurang dari 3

detik. Tampak fraktur femur sinistra 1/3 distal dan radius ulna dekstra 1/3

tengah memakai bidai.

Pemeriksaan data penunjang rontgen yang dilakukan pada tanggal 7

April 2014 didapatkan hasil “ femur sinistra ( tampak genu), fraktur femur

sinistra 1/3 distal. Antebrachi dextra, fraktur radius ulna dextra 1/3 tengah”.

Page 58: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

46

Pemeriksaan data penunjang laboratorium dilakukan pada tanggal 9 April

2014, yaitu: darah lengkap 7,7 k/ uL (4,1-10,9 k/ uL), limposit 1,3 %L (0,6-

4,1 %L), MID 0,5 %M (0,0-1,8 %M), granulosit 6,0 %G (2,0-7,8 %G), RBC

3,18 M/ uL (4,2-6,3M/ uL), HGB 7,7 g/dL (12-18 g/dL), HCT 25,9 % (37,-51

%), MCV 81,3 fL (80-97 fL), MCH 24,2 pg (26-32 pg), MCHC 29,7 g/dL

(31-36 g/dL), RDW 21,8 % (11,5-14,5%), PLT 159 k/uL (140-440 k/uL),

MPV 7,1 fL (0,0-99,8 fL).

Selama diruang mawar pasien mendapatkan terapi infus RL 20 tetes

per menit, injeksi ceftriaxone 1 gr tiap 8 jam, injeksi ketorolac 10 mg tiap 8

jam.

C. Masalah Keperawatan

Setelah dilakukan analisa pada tanggal 10 April 2014 jam 09.20 WIB

terhadap data hasil pengkajian, diperoleh data subjektif, antara lain pasien

mengatakan nyeri pada kaki kiri dan tangan kanan, dengan provocate nyeri

patah tulang saat digerakkan, quality nyeri seperti ditusuk-tusuk, regio nyeri

ditangan kanan bawah dan kaki kiri atas, scale nyeri 6 (sedang), time nyeri

terasa selama 50 detik, sedangkan data objektif pasien tampak meringis

menahan sakit, tampak bidai ditangan kanan dan kaki kiri, dan hasil

pemeriksaan rontgen diperoleh data femur sinistra (tampak genu) fraktur

femur sinistra 1/3 distal, antebrachi dextra fraktur radius ulnna dextra 1/3

tengah. Oleh karena itu, dapat ditegakkan diagnosa keperawatan nyeri akut

berhubungan dengan agen cidera fisik.

Page 59: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

47

Data hasil pengkajian selanjutnya pada jam 09.26 WIB, diperoleh data

subjektif antara lain, pasien mengatakan cemas dengan keadaanya sekarang,

tidak bisa berjalan lagi dan sedih, tidak berharga bagi cucu dan keluarganya,

tidak bisa menjalankan aktivitasnya lagi, ada bagian tubuhnya yang sakit,

tidak ada yang dibenci dengan tubuhnya meskipun merasa cemas dengan

keadaan tubuhnya, sedangkan data objektif yang diperoleh berdasarkan

kuesioner HARS diperoleh score 26 atau kecemasan sedang, mulut kering,

tekanan darah 150/90 mmHg, nadi 86 x/menit, pasien tampak cemas. Oleh

karena itu, dapat ditegakkan diagnosa keperawatan ansietas berhubungan

dengan perubahan krisis situasional.

Data hasil pengkajian terakhir jam 09.32 WIB, diperoleh data subjektif

antara lain, pasien mengatakan kaki kiri dan tangan kanan patah tulang, tidak

bisa beraktivitas, sedangkan data objektif yang diperoleh pasien tampak

tertidur ditempat tidur, terdapat bidai ditangan kanan dan kaki kiri, pola

aktivitas dan latihan seperti makan/ minum, berpakaian, mobilisasi ditempat

tidur, dan ambulasi pasien dibantu orang lain (2), sedangkan toileting dan

berpindah tergantung total (4), dan kekuatan otot ekstremitas atas kanan

tampak kontraksi atau ada sedikit gerakan dan ada tahanan sewaktu jatuh (1)

dan kekuatan otot kiri kekuatan utuh (5), kekuatan otot ekstremitas bawah

kanan kekuatan utuh (5), kekuatan otot kiri tampak kontraksi atau ada sedikit

gerakan dan ada tahanan sewaktu jatuh (1). Oleh karena itu, dapat ditegakkan

diagnosa keperawatan hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan

kehilangan integritas struktur tulang.

Page 60: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

48

D. Perencanaan Keperawatan

Perencanaan untuk mengatasi masalah pada diagnosa keperawatan

nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik, diharapkan setelah

dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam masalah keperawatan

nyeri dapat teratasi, dengan kriteria hasil, antara lain skala nyeri 0, pasien

melaporkan nyeri berkurang. Rencana keperawatan yang dapat diberikan,

antara lain observasi tingkat nyeri pasien dengan rasional untuk mengetahui

tingkat nyeri pasien, ajarkan teknik distraksi/ relaksasi nafas dalam dengan

rasional untuk mengalihkan perhatian pasien, berikan informasi tentang nyeri

dengan rasional untuk mengetahui tentang penyebab nyeri, kolaborasi dengan

dokter dalam pemberian analgesik dengan rasional untuk mengurangi nyeri

dengan farmakologis.

Perencanaan untuk mengatasi masalah pada diagnosa keperawatan

selanjutnya ansietas berhubungan dengan perubahan krisis situasional,

diharapkan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam

masalah keperawatan ansietas dapat teratasi, dengan kriteria hasil, antara lain

tidak gelisah, tidak khawatir, tidak tegang, berdasarkan kuesioner HARS

tingkat kecemasan dalam rentang ringan (7-14), tekanan darah normal sistol

100-120 mmHg, diastol 70-80 mmHg, nadi normal 60-100 x/menit,

pernafasan 16-20 x/menit.

Rencana keperawatan yang dapat diberikan, antara lain observasi

tingkat cemas pasien menggunakan kuesioner HARS dan tanda-tanda vital

dengan rasional untuk mengetahui tingkat cemas pasien, berikan terapi musik

Page 61: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

49

klasik dengan rasional untuk menurunkan kecemasan pasien, berikan penkes

tentang keadaan pasien dengan rasional untuk mengalihkan perhatian dan

mengurangi cemas, berikan dukungan pada keluarga untuk selalu menemani

pasien dengan rasional untuk meningkatkan perhatian pada keluarga untuk

pasien.

Perencanaan untuk mengatasi masalah pada diagnosa keperawatan

terakhir hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kehilangan integritas

struktur tulang, diharapkan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2

x 24 jam masalah hambatan mobilitas fisik dapat teratasi, dengan kriteria

hasil, antara lain aktivitas dan latihan secara mandiri, kekuatan otot utuh (5),

mampu untuk mengubah letak tubuh. Rencana keperawatan yang dapat

diberikan, antara lain observasi keaadaan pasien dengan rasional untuk

mengetahui keadaan umum pasien, ajarkan teknik ambulasi dan berpindah

yang aman dengan rasional untuk mengurangi cidera yang lebih parah,

dukung pasien/ keluarga untuk memandang keterbatasan yang realistis

dengan rasional untuk membantu pasien dalam proses penyembuhan,

kolaborasi dengan dokter untuk operasi atau pemasangan gips dengan

rasional untuk mempercepat proses penyembuhan.

E. Implementasi Keperawatan

Tindakan keperawatan hari pertama yang dilakukan pada tanggal 10

April 2014 jam 09.06 WIB mengobservasi keadaan umum, tingkat nyeri, dan

tingkat kecemasan pasien dengan respon subjektif pasien mengatakan kaki

Page 62: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

50

dan tangannya nyeri, cemas, dan sedih, dengan provocate nyeri patah tulang

saat digerakkan, quality nyeri seperti ditusuk-tusuk, regio nyeri di tangan

kanan bawah dan kaki kiri atas, scale nyeri 6 (sedang), time nyeri berasa

selama 30 detik. Respon objektif pasien tampak cemas, meringis menahan

sakit, mulut kering, berdasarkan kuesioner HARS diperoleh nilai 26 dengan

kriteria cemas sedang.

Jam 09.15 WIB mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam dengan

respon subjektif pasien mengatakan nyeri dan bersedia diajarkan relaksasi

nafas dalam. Respon objektif pasien tampak mengikuti aba-aba dan mampu

melakukan mandiri.

Jam 09.25 WIB mendukung pasien/ keluarga untuk memandang

keterbatasan yang realistis/ membantu pasien dan menemani pasien ketika

cemas dengan respon subjektif keluarga pasien mengatakan mau membantu

pasien dalam keterbatasan pasien. Respon objektif keluarga pasien tampak

membantu dan menjaga pasien.

Jam 09.30 WIB mengkolaborasikan dengan dokter dalam pemberian

analgesik ketorolac 10 mg dengan respon subjektif pasien mengatakan

bersedia untuk disuntik lewat selang infus. Respon objektif obat analgesik

ketorolac 10 mg masuk via selang infus.

Jam 10.55 WIB mengobservasi tingkat kecemasan menggunakan

kuesioner HARS dengan respon subjektif pasien mengatakan cemas terhadap

keadaannya sekarang. Respon objektif berdasarkan kuesioner HARS

Page 63: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

51

diperoleh nilai 26 dengan tingkat kecemasan sedang, tekanann darah 150/90

mmHg, nadi 86 x/menit, suhu 37,1 ˚C, pernafasan 26 x/menit.

Jam 11.01 WIB memberikan terapi musik klasik selama 30 menit,

dengan respon subjektif pasien mengatakan bersedia. Respon objektif pasien

tampak tertidur.

Jam 12.45 WIB mengobservasi tingkat kecemasan menggunakan

kuesioner HARS, dengan respon subjektif pasien mengatakan perasaannya

sedikit tenang. Respon objektif berdasarkan kuesioner HARS diperoleh nilai

20 dengan tingkat kecemasan sedang, tekanan darah 130/70 mmHg, nadi 84

x/menit, suhu 36,9 ˚C, pernafasan 24 x/menit. Jam 14.00 WIB operan ke shift

sore dan pulang shift.

Tindakan keperawatan yang dilakukan pada hari kedua tanggal 11

April 2014 jam 07.30 WIB mengobservasi keadaan umum, tingkat nyeri, dan

tingkat kecemasan pasien, dengan respon subjektif pasien mengatakan

keadaannya baik, kaki dan tangannya masih nyeri, sedikit cems dan sedih,

dengan provocate nyeri patah tulang saat digerakkan, quality nyeri seperti

ditusuk-tusuk, regio nyeri ditangan kanan bawah dan kaki kiri atas, scale

nyeri 5 (sedang), time nyeri berasa selama 20 detik. Respon objektif pasien

tampak sedikit cemas, dan sedih, mulut kering, berdasarkan kuesioner HARS

diperoleh nilai 20 dengan tingkat kecemasan sedang.

Jam 07.40 WIB mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam, dengan

respon subjektif pasien mengatakan bisa melakukan relaksasi nafas dalam.

Respon objektif diperoleh pasien tampak melakukan sendiri.

Page 64: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

52

Jam 07.45 WIB mengkolaborasikan dengan dokter untuk operasi atau

pemasangan gips, dengan respon subjektif pasien mengatakan bersedia

melakukan operasi/ pemasangan gips. Respon objektif pasien tampak senang

dan tenang.

Jam 08.00 WIB mengobservasi tingkat kecemasan menggunakan

kuesioner HARS, dengan respon subjektif pasien mengatakan masih cemas

terhadap keadaannya sekarang. Respon objektif berdasarkan kuesioner HARS

diperoleh nilai 20 dengan tingkat kecemasan sedang, tekanan darah 130/80

mmHg, nadi 82 x/menit, suhu 36,7 ˚C, pernafasan 24 x/menit.

Jam 08.15 WIB memberikan terapi musik klasik selama 30 menit,

dengan respon subjektif pasien mengatakan bersedia. Respon objektif pasien

tampak tertidur.

Jam 09.00 WIB mengobservasi tingkat kecemasan menggunakan

kuesioner HARS, dengan respon subjektif pasien mengatakan perasaannya

tenang. Respon objektif berasarkan kuesioner HARS diperoleh nilai 17

dengan tingkat kecemasan sedang, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80

x/menit, suhu 36,7 ˚C, pernafasan 22 x/menit.

Jam 09.15 WIB mengkolaborasikan dengan dokter dalam pemberian

analgesik ketorolac 10 mg, dengan respon subjektif pasien mengatakan mau

agar cepat sembuh. Respon objektif obat analgesik ketorolac 10 mg masuk

via selang infus.

Page 65: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

53

F. Evaluasi Keperawatan

Tindakan keperawatan yang dilakukan oleh penulis kemudian

dilakukan evaluasi pada hari kamis, 10 April 2014 jam 13.40 WIB.

Menggunakan metode SOAP pada masalah diagnosa keperawatan nyeri

berhubungan dengan agen cidera fisik didapatkan data pasien mengatakan

kaki dan tangannya masih nyeri, provocate nyeri patah tulang saat

digerakkan, quality nyeri seperti ditusuk-tusuk, regio nyeri dikaki kiri atas

dan tangan kanan bawah, scale nyeri 6 (sedang), time nyeri berasa selama 30

detik, pasien tampak meringis menahan sakit. Hal ini menyatakan masalah

keperawatan nyeri berhubungan dengan agen cidera fisik belum teratasi,

maka intervensi dilanjutkan seperti observasi tingkat nyeri pasien, ajarkan

teknik relaksasi nafas dalam, dan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian

analgesik ketorolac 10 mg non narkotika.

Jam 13.45 WIB dengan metode SOAP pada masalah diagnosa

keperawatan ansietas berhubungan dengan krisis situasional didapatkan data

pasien mengatakan cemas dan sedih terhadap keadaannya sekarang, pasien

tertidur, tingkat kecemasan berdasarkan kuesioner HARS setelah dilakukan

terapi musik diperoleh nilai 20 atau kecemasan sedang. Hal ini menyatakan

masalah keperawatan ansietas berhubungan dengan krisis situasional belum

teratasi, maka intervensi dilanjutkan seperti observasi tingkat kecemasan

pasien, berikan terapi musik, ajarkan pasien untuk meminta teman menunggu/

menjaga.

Page 66: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

54

Jam 13.55 WIB dengan metode SOAP pada masalah diagnosa

keperawatan hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kehilangan

integritas struktur tulang didapatkan data pasien mengatakan kaki kiri dan

tangan kanan patah dan tidak bisa apa-apa, pasien tampak tertidur, pola

aktivitas dan latihan dalam makan/ minum, berpakaian, mobilisasi ditempat

tidur, ambulasi/ ROM dibantu orang lain, sedangkan toileting dan berpindah

dibantu orang lain dan alat, kekuatan otot tangan kanan dan kaki kiri tampak

kontraksi atau ada sedikit gerakan dan ada tahanan sewaktu jatuh (1),

sedangkan kekuatan otot tangan kiri dan kaki kanan kekuatan utuh (5). Hal ini

menyatakan masalah keperawatan hambatan mobilitas fisik berhubungan

dengan kehilangan integritas struktur tulang belum teratasi, maka intervensi

dilanjutkan seperti observasi keadaan pasien dan kolaborasi dengan dokter

untuk operasi atau gips.

Hari jumat, 11 April 2014 jam 13.00 WIB dengan metode SOAP pada

masalah keperawatan nyeri berhubungan dengan agen cidera fisik didapatkan

data pasien mengatakan masih merasa nyeri, provocate nyeri patah tulang

saat digerakkan, quality nyeri seperti ditusuk-tusuk, regio nyeri dikaki kiri

atas dan tangan kanan bawah, scale nyeri 5 (sedang), time nyeri berasa

selama 20 detik, pasien tampak menahan sakit. Hal ini menyatakan masalah

keperawatan nyeri berhubungan dengan agen cidera fisik belum teratasi,

maka intervensi dilanjutkan seperti observasi tingkat nyeri pasien, ajarkan

teknik relaksasi nafas dalam, kolaborasi dengan dokter dalam pemberian

analgesik ketorolac 10 mg.

Page 67: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

55

Jam 13.20 WIB dengan metode SOAP pada masalah diagnosa

keperawatan ansietas berhubungan dengan krisis situasional didapatkan data

pasien mengatakan cemas berkurang dan sudah tidak sedih lagi, pasien

tampak tertidur, tingkat kecemasan berdasarkan kuesioner HARS setelah

dilakukan terapi musik diperoleh nilai 17 atau kecemasan sedang. Hal ini

menyatakan masalah keperawatan ansietas berhubungan dengan krisis

situasional belum teratasi, maka intervensi dilanjutkan seperti observasi

kecemasan pasien, kolaborasi dengan keluarga untuk mendampingi, berikan

terapi musik klasik selama 30 menit.

Jam 13.45 WIB dengan metode SOAP pada masalah diagnosa

keperawatan hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kehilangan

integritas struktur tulang didapatkan data pasien mengatakan kaki kiri dan

tangan kanan patah, pasien mengatakan tidak bisa apa-apa, pasien tampak

berbaring/ tiduran, pola aktivitas dan latihan dalam makan/minum,

berpakaian, mobilisasi ditempat tidur, ambulasi/ ROM dibantu orang lain,

sedangkan toileting dan berpindah dibantu orang lain dan alat, kekuatan otot

tangan kanan dan kaki kiri tampak kontraksi atau ada sedikit gerakan dan ada

tahanan sewaktu jatuh (1), sedangkan kekuatan otot tangan kiri dan kaki

kanan kekuatan utuh (5). Hal ini menyatakan masalah keperawatan hambatan

mobilitas fisik berhubungan dengan kehilangan integritas struktur tulang

belum teratasi, maka intervensi dilanjutkan seperti observasi keadaan umum

pasien, kolaborasi dengan dokter penatalaksanaan gips pada pasien.

Page 68: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

56

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan membahas tentang pemberian terapi musik

klasik pada asuhan keperawatan Ny. S dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal dan

fraktur radius ulna dekstra 1/3 tengah di Ruang Mawar RSUD Dr. Soediran

Mangun Sumarso Wonogiri. Proses keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa

keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi.

A. Pengkajian

Pengkajian dilakukan secara komprehensif pada Ny. S dengan fraktur

femur sinistra 1/3 distal dan fraktur radius ulna dekstra 1/3 tengah pada

tanggal 10 April 2014 jam 09.00 WIB. Fraktur adalah patah tulang, biasanya

disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik kekuatan dan sudut dari tenaga

tersebut, keadaan tulang itu sendiri, dan jaringan lunak disekitar tulang akan

menentukan apakah fraktur yang terjadi itu lengkap atau tidak lengkap (Price

dan Wilson, 2006). Klasifikasi fraktur berdasarkan lokasi fraktur antara lain,

fraktur femur, fraktur lengan, fraktur klavikula, fraktur pergelangan kaki.

Fraktur femur merupakan hilangnya kontinuitas tulang paha tanpa atau

disertai adanya kerusakan jaringan lunak (otot, jaringan saraf, dan pembuluh

darah). Fraktur lengan adalah terputusnya hubungan tulang radius ulna yang

disebabkan oleh cedera pada lengan bawah baik trauma langsung ataupun

trauma tidak langsung (Helmi, 2012).

Page 69: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

57

Data yang didapat penulis dalam pengkajian riwayat keperawatan,

keluhan utama pasien mengatakan nyeri pada bagian patah tulang. Nyeri

adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan dan

muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan

dalam hal kerusakan sedemikian rupa (NANDA, 2009). Nyeri akibat patah

tulang terjadi karena terkenanya serabut saraf baik terjadi pada fraktur

terbuka maupun fraktur tertutup (Sylvia, 2006).

Data yang diperoleh penulis dalam pengkajian kecemasan pada Ny. S

didapatkan keluhan pasien mengatakan cemas terhadap keadaannya sekarang.

Cemas adalah perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang sama disertai

respon autonom atau penyebab yang belum diketahui (NANDA, 2009).

Ansietas banyak terjadi pada pasien fraktur. Hal ini sesuai dengan teori pada

penderita fraktur yaitu nyeri dari fraktur, perubahan gaya hidup, kehilangan

peran baik dalam keluarga maupun dalam masyarakat, dampak dari

hospitalisasi rawat inap dan harus beradaptasi dengan lingkungan yang baru

serta takutnya terjadi kecacatan pada dirinya merupakan penyebab dari cemas

pada pasien fraktur (Padila, 2012).

Penentukan kecemasan bisa dilakukan dengan menggunakan alat ukur

kecemasan HARS. Alat ukur ini terdiri dari 14 kelompok gejala yang masing-

masing kelompok dirinci dengan gejala-gejala yang lebih spesifik (Hawari,

2013). Pada kecemasan Ny. S diperoleh nilai 26 yang masuk dalam kriteria

kecemasan sedang. Dalam teori dikatakan klasifikasi kecemasan dibagi

menjadi 3, antara lain nilai kurang dari 14 dikategorikan tidak ada kecemasan,

Page 70: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

58

nilai 14-20 dikategorikan kecemasan ringan, nilai 21-27 dikategorikan

kecemasan sedang, nilai 28-41 dikategorikan kecemasan berat, dan nilai 42-

56 dikategorikan kecemasan berat sekali (Hawari, 2013).

Pemeriksaan fisik pada Ny. S diperoleh data tekanan darah 150/90

mmHg, nadi 86 x/menit, suhu 37,1 ˚C. Menurut teori kenaikan tanda-tanda

vital dapat menjadi tanda dari kecemasan (Suhartini, 2008).

Pola aktivitas dan latihan, pasien mengatakan sebelum sakit

melakukan semua aktivitas secara normal dan mandiri. Selama sakit pasien

mengatakan dalam memenuhi aktivitas seperti makan/ minum, berpakaian,

mobilisasi ditempat tidur, ambulasi/ ROM dengan dibantu orang lain (score

penilaian 2), pada toileting dan berpindah dengan tergantung total (score

penilaian 4). Kasus diatas sesuai dengan teori dimana pada pasien yang

mengalami fraktur, akan menyebabkan keterbatasan/ kehilangan fungsi pada

bagian yang terkena, baik akibat langsung dari fraktur atau akibat sekunder

pembengkakan jaringan dan nyeri (Bararah dan Jauhar, 2013).

Pola kognitif perseptual, pasien dapat berbicara dengan lancar,

pandangan sedikit kabur, pendengaran mengalami penurunan. Pasien dapat

mengidentifikasi tes tekan. Pasien mengatakan nyeri. Pasien tampak meringis

menahan sakit. Diperoleh data pengkajian, pasien mengatakan nyeri akibat

patah tulang saat digerakkan, nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri terasa di

tangan kanan bawah dan kaki kiri dengan skala nyeri 6 (sedang), dan nyeri

terasa selama 50 detik. Pasien fraktur akan mengalami daya raba yang

berkurang terutama pada bagian distal fraktur, sedangkan pada indra yang

Page 71: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

59

lain tidak timbul gangguan. Begitu juga pada kognitifnya tidak mengalami

gangguan, selain itu juga, akan timbul rasa nyeri akibat fraktur (Donna,

2006).

Hasil pemeriksaan rontgen diperoleh data pada femur sinistra (tampak

genu) terlihat adanya fraktur femur sinistra 1/3 distal dan pada antebrachi

dextra dengan hasil fraktur radius ulna dekstra 1/3 tengah. Menurut teori

rontgen adalah jumlah radiasi yang dibutuhkan untuk menghantarkan muatan

positif dan negatif dari 1 satuan elektrostatik muatan listrik dalam 1 cm3

udara pada suhu dan tekanan standart (Dorland, 1998). Fraktur femur dapat

diklasifikasikan berdasarkan lokasinya, antara lain fraktur 1/3 proksimal,

tengah, distal seperti halnya pada fraktur radius ulana (Murtalah, 2013). Pada

fraktur femur maupun fraktur radius ulna, untuk mengetahui lokasi dan letak

patahan tulang harus dilakukan pemeriksaan rontgen, sehingga hal ini akan

memperlihatkan fraktur lebih jelas, serta mengidentifikasi kerusakan jaringan

lunak (Bararah dan Jauhar, 2013).

Hasil pemeriksaan darah yang dilakukan pada tanggal 7 April 2014

diperoleh data meliputi darah lengkap 7,7 k/ uL (4,1 -10,9 k/ uL), limposit 1,3

%L (0,6 -4,1 %L), MID 0,5 %M (0,0 -1,8 %M), granulosit 6,0 %G (2,0 -7,8

%G), RBC 3,18 M/ uL (4,2-6,3 M/ uL), HGB 7,7 g/dL (12-18 g/dL), HCT

25,9 % (37,-51 %), MCV 81,3 fL (80-97 fL), MCH 24,2 pg (26-32 pg),

MCHC 29,7 g/dL (31-36 g/dL), RDW 21,8 % (11,5-14,5 %), PLT 159 k/uL

(140-440 k/uL), MPV 7,1 fL (0,0-99,8 fL). Pemeriksaan hitung darah lengkap

untuk hemokonsentrasi mungkin meningkat, menurun pada pendarahan,

Page 72: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

60

peningkatan leukosit sebagai respons terhadap peradangan (Bararah dan

Jauhar, 2013). Hasil pemeriksaan darah terutama pada darah lengkap menurut

teori terjadi peningkatan atau penurunan sedangkan yang dialami pasien

dalam rentang normal.

Pada pemeriksaan ekstremitas diperoleh data kekuatan otot tangan

kanan dan kaki kiri tampak kontraksi atau ada sedikit gerakan dan tahanan

sewaktu jatuh (1) dan pergerakan terbatas. Berdasarkan teori pergerakan pada

penderita fraktur bergerak secara tidak alami atau terbatas, pergeseran

fragmen pada fraktur menyebabkan deformitas ekstremitas yang bisa

diketahui dengan membandingkan ekstremitas normal. Pada pasien fraktur.

ekstremitas tidak dapat berfungsi dengan baik karena fungsi normal otot

bergantung pada integritas tulang tempat melekatnya otot (Wijaya dan Putri,

2013). Berdasarkan data yang diperoleh dari teori sesuai dengan keadaan

pasien.

Selama perawatan diruang mawar, pasien mendapatkan terapi infus

RL 20 tetes permenit, injeksi ceftriaxone 1 gr tiap 8 jam, injeksi ketorolac 10

mg tiap 8 jam. Infus RL 500 cc termasuk golongan elektrolit yang

mengandung natrium dan kalium, yang berfungsi memberi cairan dan penting

untuk integritas dan saraf muscular. Injeksi ceftriaxone 1 gram termasuk

golongan antibakteri golongan sefalosporin yang mengandung seftriaksone

Na, yang berfungsi sebagai untuk infeksi yang disebabkan oleh bakteri

patogen. Injeksi ketorolac 10 mg termasuk golongan analgesik non narkotik

yang mengandung ketorolak, yang berfungsi untuk penatalaksanaan nyeri

Page 73: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

61

akut (ISO, 2010). Berdasarkan data teori obat yang digunakan sesuai untuk

penderita pasien fraktur.

B. Diagnosa Masalah

Diagnosa keperawatan utama yang ditemukan pada Ny. S, yaitu nyeri

akut berhubungan dengan agen cidera fisik. Nyeri adalah pengalaman

sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan dan muncul akibat

kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam hal

kerusakan sedemikian rupa. Agen cidera fisik dapat menyebabkan nyeri

karena kekuatan otot yang tiba-tiba berlebihan yang dapat berupa pemukulan,

penghancuran perubahan pemuntiran atau penarikan. Tekanan kekuatan

langsung tulang dapat patah pada tempat yang terkena dan jaringan lunak

juga pasti akan ikut rusak. Pemukulan biasanya menyebabkan fraktur

melintang dan keruskan pada kulit diatasnya. Penghancuran kemungkinan

akan menyebabkan fraktur komunitif disertai kerusakan jaringan lunak yang

luas dan mengakibatkan nyeri (Musliha, 2010). Menurut teori batasan

karakteristik untuk diagnosa nyeri antara lain mengekspresikan perilaku

gelisah, sikap tubuh melindungi, melaporkan nyeri secara verbal, perubahan

tekanan darah, perubahan frekuensi jantung, perubahan frekuensi pernafasan,

laporan isyarat (NANDA, 2009).

Pada Ny. S ditemukan data-data yang mendukung ditegakkannya

diagnosa antara lain data subjektif paien mengatakan nyeri ditangan kanan

dan kaki kiri dengan provocate nyeri patah tulang saat digerakkan, quality

Page 74: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

62

nyeri seperti ditusuk-tusuk, regio nyeri ditangan kanan bawah dean kaki kiri

atas, scale nyeri 6 (sedang), time nyeri terasa selama 50 detik, pasien tampak

meringis menahan sakit, tampak bidai ditangan kanan dan kaki kiri, dan hasil

pemeriksaan rontgen diperoleh data femur sinistra (tampak genu) fraktur

femur sinistra 1/3 distal, antebrachi dextra fraktur radius ulnna dextra 1/3

tengah, maka dari data diatas penulis mengambil masalah keperawatan nyeri

berhubungan dengan agen cidera fisik. Pada pasien dengan fraktur ditemukan

nyeri hebat tiba-tiba pada saat cidera yang terlokalisasi pada area fraktur yang

dapat berkurang pada saat imobilisasi, spasme/ kram otot setelah imobilisasi

(Bararah dan Jauhar, 2013).

Berdasarkan NANDA, (2009) diagnosa keperawatan ansietas

berhubungan dengan krisis situasional. Ansietas adalah perasaan tidak

nyaman atau kekhawatiran yang sama disertai respon autonom yang

sumbernya tidak spesifik. Krisis situasional perasaan resah tidak menentu

atau rasa takut disertai respon otonomik yang pada banyak kasus sumbernya

tidak spesifik atau tidak diketahui, suatu perasaan takut karena antisipasi

terhadap bahaya, suatu sinyal gangguan yang menandakan akan terjadi

bahaya. Batasan karakteristik untuk permasalahan kecemasan dalam teori

antara lain adanya kegelisahan, bingung, khawatir, mulut kering, peningkatan

tekanan darah, peningkatan nadi, peningkatan frekuensi pernafasan

(NANDA, 2009). Pada Ny. S ditemukan tanda-tanda dari batasan

karakteristik masalah yaitu dengan data subjektif paien mengatakan cemas

terhadap keadaannya sekarang tidak bisa berjalan lagi dan sedih, tidak

Page 75: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

63

berharga bagi cucu dan keluarganya, tidak bisa menjalankan aktivitasnya lagi,

ada bagian tubuhnya yang sakit, tidak ada yang dibenci dengan tubuhnya

meskipun merasa cemas dengan keadaan tubuhnya, sedangkan data objektif

yang diperoleh berdasarkan kuesioner HARS diperoleh score 26 atau

kecemasan sedang, mulut kering, tekanan darah 150/90 mmHg, nadi 86

x/menit, pasien tampak cemas, maka dari data diatas penulis mengambil

masalah keperawatan ansietas berhubungan dengan krisis situasional.

Ansietas yang berhubungan dengan krisis situasional merupakan suatu

perasaan resah tidak menentu atau rasa takut disertai respon otonomik yang

pada banyak kasus sumbernya tidak spesifik atau tidak diketahui, suatu

perasaan takut karena antisipasi terhadap bahaya, suatu sinyal gangguan yang

menandakan akan terjadi bahaya dan memungkinkan individu untuk

menghadapi ancaman dari bahaya tersebut (Taylor dan Ralph, 2013).

Diagnosa yang mendapat intervensi terkait jurnal penelitian adalah

ansietas karena menurut teori banyak masalah yang dialami pasien yang

belum mengerti penyebab dari kecemasan dan banyak terjadi perubahan-

perubahan yang terjadi seperti perubahan gaya hidup, kehilangan peran baik

dalam keluarga maupun dalam masyarakat, dampak dari hospitalisasi rawat

inap dan harus beradaptasi dengan lingkungan yang baru serta takutnya

terjadi kecacatan pada dirinya (Padila, 2012).

Diagnosa keperawatan hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan

kehilangan integritas struktur tulang. Hambatan mobilitas fisik adalah

keterbatasan pada pergerakan fisik tubuh atau satu atau lebih ekstremitas

Page 76: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

64

secara mandiri dan terarah. Integritas struktur tulang bisa menyebabkan

hambatan mobilitas fisik karena keterbatasan pada pergerakan fisik tubuh.

Batasan karakteristik keterbatasan kemampuan untuk melakukan ketrampilan

motorik kasar, keterbatasan rentang pergerakan sendi, pergerakan lambat,

ketidakstabilan postur (NANDA, 2009).

Pada Ny. S ditemukan tanda-tanda dari batasan karakteristik yaitu

dengan data subjektif paien mengatakan kaki kiri dan tangan kanan patah

tulang, tidak bisa beraktivitas, sedangkan data objektif yang diperoleh pasien

tampak tertidur ditempat tidur, terdapat bidai ditangan kanan dan kaki kiri,

pola aktivitas dan latihan seperti makan/ minum, berpakaian, mobilisasi

ditempat tidur, dan ambulasi pasien dibantu orang lain (2), sedangkan

toileting dan berpindah tergantung total (4), dan kekuatan otot ekstremitas

atas kanan tampak kontraksi atau ada sedikit gerakan dan ada tahanan

sewaktu jatuh (1) dan kekuatan otot kiri kekuatan utuh (5), kekuatan otot

ekstremitas bawah kanan kekuatan utuh (5), kekuatan otot kiri tampak

kontraksi atau ada sedikit gerakan dan ada tahanan sewaktu jatuh (1), maka

dari data diatas penulis mengambil masalah keperawatan hambatan mobilitas

fisik berhubungan dengan kehilangan integritas struktur tulang. Penurunan

kekuatan otot yang terjadi pada Ny. S akibat keterbatasan/ kehilangan fungsi

pada bagian yang terkena baik akibat langsung dari fraktur atau akibat

sekunder pembengkakan jaringan dan nyeri (Bararah dan Jauhar, 2013).

Page 77: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

65

C. Intervensi/ Perencanaan

Dalam teori intervensi dituliskan sesuai dengan rencana dan kriteria

hasil berdasarkan NIC (Nursing Intervensiaon Clasification) dan NOC

(Nursing Outcome Clasivication). Intervensi keperawatan disesuaikan dengan

kondisi pasien dan fasilitas yang ada, sehingga rencana keperawatan dapat

diselesaikan dengan Spesifik (jelas atau khusus), Measurable ( dapat diukur),

Achivable (dapat diterima), Rasional dan Time (ada kriteria waktu).

Perencanaan untuk mengatasi masalah pada diagnosa keperawatan

nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik, diharapkan setelah

dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam dengan kriteria hasil,

antara lain skala nyeri 0, pasien melaporkan nyeri berkurang, pasien tampak

rileks. Dalam teori waktu yang diperlukan untuk mengatasi nyeri yaitu 3 x 24

jam (Wijaya dan Putri, 2013). Waktu yang diperlukan untuk menangani kasus

tidak sesuai dengan teori karena penulis terbatas waktu dalam pengambilan

kasus. Dalam teori kriteria hasil yang diharapkan untuk mengatasi

permasalahan nyeri yakni adanya penurunan skala nyeri 1-3 (Wijaya dan

Putri, 2013). Rencana keperawatan yang dapat diberikan untuk mengatasi

permasalah nyeri pada Ny.S, antara lain observasi tingkat nyeri pasien,

menurut teori, observasi dapat dilakukan dengan cara deskripsi verbal tentang

nyeri oleh pasien, individu merupakan penilai terbaik dari nyeri yang

dialaminya dan karenannya harus diminta untuk menggambarkan dan

membuat tingkatnya. Informasi yang didapatkan dari pasien secara individual

dapat dilakukan dalam beberapa cara antara lain menanyakan tentang

Page 78: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

66

intensitas, karakteristik, faktor-faktor yang meredakan nyeri, efek nyeri

terhadap aktivitas, dan kekhawatiran individu tentang nyeri (Brunner dan

Suddart, 2002).

Intervensi untuk permasalahan nyeri selanjutnya yaitu ajarkan teknik

distraksi/ relaksasi nafas dalam. Menurut teori, relaksasi merupakan tindakan

untuk membebaskan mental dan fisik dari ketegangan dan stres sehingga

dapat meningkatkan toleransi terhadap nyeri (Andarmoyo, 2013). Intervensi

selanjutnya berikan informasi tentang nyeri. Berdasarkan teori diperolehnya

pengetahuan tentang nyeri, akan memudahkan pasien bekerjasama dengan

proses asuhan keperawatan untuk memecahkan masalah (Wijaya dan Putri,

2013). Intervensi selanjutnya kolaborasi dengan dokter dalam pemberian

analgesik dengan rasional untuk mengurangi nyeri dengan farmakologis.

Berdasarkan teori obat analgesik diharapkan dapat mengurangi nyeri (Wijaya

dan Putri, 2013).

Perencanaan untuk mengatasi masalah pada diagnosa keperawatan

selanjutnya yaitu ansietas berhubungan dengan perubahan krisis situasional,

diharapkan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam

masalah keperawatan ansietas dapat teratasi dengan kriteria hasil tidak

gelisah, tidak khawatir, tidak tegang, berdasarkan kuesioner HARS kategori

kecemasan dalam rentang ringan dengan nilai 7-14. Menurut teori kriteria

hasil yang diharapkan untuk mengatasi kecemasan, antara lain cemas

berkurang, menunjukkan kontrol cemas dan intervensi yang dilakukan antara

lain menggunakan ONEC (Wilkinson, 2006). Untuk menentukan hasil

Page 79: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

67

penurunan kecemasan dapat dilakukan dengan menggunakan kuesioner

kecemasan HRS-A (Hamilton Rating Scale for Anxiety) (Faradisi, 2012).

Cara mengukur penurunan kecemasan dapat dilakukan juga dengan

mengetahui perubahan tekanan darah normal sistol 100-120 mmHg, diastol

70-80 mmHg, nadi normal 60-100 x/menit, pernafasan 16-20 x/menit

(Suhartini, 2008).

Rencana keperawatan yang dapat diberikan pada Ny.S untuk

mengatasi kecemasan antara lain, observasi tingkat cemas pasien.

Berdasarkan teori, hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat cemas pasien

(Wijaya dan Putri, 2013). Intervensi selanjutnya yaitu berikan terapi musik

klasik. Berdasarkan teori terapi musik mempunyai tujuan untuk membantu

mengekspresikan perasaan, membantu rehabilitasi fisik, memberi pengaruh

positif terhadap kondisi suasana hati dan emosi serta mengurangi tingkat

kecemasan pada pasien (Djohan, 2006). Pemberian terapi musik dilakukan

selama 30 menit terhadap pasien yang dirawat diruang ICU, terbukti

menurunkan kecemasan, hal ini dilihat dari adanya penurunan pada tekanan

darah, nadi, dan pernafasan (Suhartini, 2008). Penggunaan terapi musik

efektif pada pasien pra operasi selama satu bulan dapat menurunkan tingkat

kecemasan pasien (Faradisi, 2012). Intervensi selanjutnya berikan dukungan

pada keluarga untuk selalu menemani pasien berdasarkan teori untuk

meningkatkan perhatian pada keluarga untuk pasien (Wijaya dan Putri, 2013).

Perencanaan untuk mengatasi masalah pada diagnosa keperawatan

terakhir hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kehilangan integritas

Page 80: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

68

struktur tulang, diharapkan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2

x 24 jam masalah hambatan mobilitas fisik dapat teratasi, dengan kriteria

hasil, antara lain aktivitas dan latihan secara mandiri, kekuatan otot utuh (5),

mampu untuk mengubah letak tubuh. Secara teori kriteria hasil yang

diharapkan aktivitas dan latihan dilakukan dengan mandiri (Wilkinson, 2006).

Rencana keperawatan yang dapat diberikan, antara lain observasi keaadaan

pasien dengan rasional untuk mengetahui keadaan umum pasien, ajarkan

teknik ambulasi dan berpindah yang aman dengan rasional untuk

menguarangi cidera yang lebih parah, dukung pasien/ keluarga untuk

memandang keterbatasan yang realistis dengan rasional untuk membantu

pasien dalam proses penyembuhan, kolaborasi dengan dokter untuk operasi

atau pemasangan gips dengan rasional untuk mempercepat proses

penyembuhan. Intervensi yang dilakukan antara lain menggunakan ONEC

(Wilkinson, 2006).

D. Implementasi

Tindakan keperawatan yang dilakukan penulis untuk diagnosa

pertama, telah disesuaikan dengan perencanaan pada intervensi keperawatan

yang telah disusun, dimana dilakukan selama 2 hari pengelolaan. Diagnosa

pertama nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik, implementasi yang

dilakukan antara lain mengobservasi tingkat nyeri pasien, mengajarkan teknik

relaksasi nafas dalam, melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian

analgesik ketorolac 10 mg. Respon menunjukkan pada hari pertama

Page 81: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

69

implementasi nyeri skala 6 dan diberikan pemberian teknik relaksasi nafas

dalam tidak mengubah skala nyeri, sehingga masalah belum teratasi. Teknik

relaksasi nafas dalam merupakan tindakan untuk membebaskan mental dan

fisik dari ketegangan dan stres sehingga dapat meningkatkan toleransi

terhadap nyeri (Andarmoyo, 2013).

Implementasi diagnosa kedua yaitu ansietas berhubungan dengan

krisis situasional pada Ny.S telah dilakukan penulis dalam 2 hari pengelolaan,

dimana telah disesuaikan dengan rencana keperawatan yang telah disusun

sebelumnya. Tindakan pertama pada tanggal 10 April 2014 jam 09.06 WIB

mengobservasi keadaan umum dengan respon subjektif pasien mengatakan

cemas, pasien tampak gelisah, dan didapatkan hasil pengukuran kuesioner

HARS tingkat kecemasan dalam rentang sedang yaitu mencapai angka 26.

Menurut teori keadaan umum merupakan keadaan yang dapat menentukan

awal dari suatu masalah atau data fokus (Maryan et all, 2013). Melihat hasil

observasi tersebut, penulis melakukan tindakan selanjutnya pada Jam 09.25

WIB yaitu mendukung pasien/ keluarga untuk memandang keterbatasan yang

realistis/ membantu pasien/ menemani pasien ketika cemas dengan respon

subjektif keluarga pasien mengatakan mau membantu pasien dalam

keterbatasan pasien. Respon objektif keluarga pasien tampak membantu dan

menjaga pasien. Dalam teori, pemberian dukungan pasien diharapkan pasien

bisa lebih bersemangat dalam melatih aktivitas (Wijaya dan Putri, 2013).

Kemudian pada jam Jam 11.01 WIB penulis memberikan terapi musik klasik

pada pasien dengan menggunakan musik klasik yang dilakukan selama 30

Page 82: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

70

menit menggunakan mp3, dengan respon subjektif pasien mengatakan

bersedia, respon objektif pasien tampak tertidur.

Musik mengandung vibrasi energi, vibrasi ini juga mengaktifkan sel-

sel di dalam diri seseorang, sehingga dengan aktifnya sel-sel tersebut sistem

kekebalan tubuh seseorang lebih berpeluang untuk aktif dan meningkat

fungsinya. Musik dapat meningkatkan serotonin dan pertumbuhan hormon

yang sama baiknya dengan menurunkan hormon ACTH (Setiadarama, 2002).

Pasien tertidur bisa menjadi kendala dalam mengukur kecemasan

menggunakan kuesioner HARS, dimana hal ini berbeda dalam jurnal yang

setelah dilakukan terapi musik langsung mengukur kecemasan menggunakan

kuesioner HARS (Faradisi, 2012).

Terapi musik dapat menurunkan tingkat kecemasan pada pasien yang

dirawat di ruang perawatan intensif unit. Responden diberikan terapi musik

yang telah direkam untuk disimak. Terapi musik diberikan mempunyai irama

lambat, dan musik diberikan selama 30 menit menggunakan mp3 melalui

headphone, penelitian dilakukan selama 1 bulan pada pasien yang sedang

dalam perawatan kritis, hasil menunjukkan terjadinya penurunan kecemasan

yang diukuran dengan adanya penurunan tekanan darah, nadi dan pernafasan

(Suhartini, 2008). Faradisi (2012) melakukan penelitian dengan pemberian

terapi musik klasik dan musik murotal untuk mengurangi kecemasan yang

diukur dengan skala kecemasan HARS, hasil menunjukkan terjadi penurunan

kecemasan baik pada pemberian terapi musik klasik ataupun dengan musik

murotal, walaupun penurunan tingkat kecemasan lebih signifikan pada

Page 83: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

71

pemberian terapi murotal, cara yang digunakan peneliti dengan pemberian

terapi musik selama 1 bulan pada 15 pasien dengan pre operasi. Penulis

melakukan pemberian terapi musik klasik pada Ny.S disesuaikan dengan

jurnal diatas, dimana penulis melakukan pre dan post test kecemasan yang

diukur dengan kuesioner HARS dan berdasarkan nilai tanda-tanda vital

berupa tekanan darah dan detak jantung, penulis menggunakan musik klasik

yang mempunyai irama lambat, dan diberikan selama 30 menit dan dilakukan

selama 2 hari melalui mp3.

Pada pemberian terapi musik klasik pertama terhadap Ny.S telah

terjadi penurunan kecemasan, dimana pada jam 12.45 WIB penulis

melakukan observasi tingkat kecemasan menggunakan kuesioner HARS dan

menunjukkan penurunan dari 26 menjadi 20, dimana masih dalam kategori

kecemasan sedang, sedangkan tekanan darah 130/70 mmHg, nadi 82 x/menit,

suhu 36,7 ˚C, pernafasan 24 x/menit. Kemudian pada hari kedua jam 08.00

penulis melakukan pengukuran kecemasan dan didapatkan hasil kecemasan

menurut kuesioner HARS mencapai angka 20 (kecemasan sedang) dengan

tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 82 x/menit, suhu 36,7 ˚C, pernafasan 24

x/menit. Kemudian pada jam 08.15 WIB penulis kembali melakukan terapi

musik klasik dengan irama lambat, selama 30 menit menggunakan mp3.

Respon menunjukkan pasien mengikuti alunan musik, dan beberapa kali

tampak memejamkan mata. Langkah ini penulis sesuaikan dengan jurnal

Suhartini (2008), dimana pemberian terapi musik diberikan selama 30 menit

dengan alunan musik lambat, menggunakan mp3 dan headphone. Setelah

Page 84: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

72

pemberian terapi musik ini, pada jam 09.00 WIB penulis kembali melakukan

pengukuran kecemasan berdasarkan kuesioner diperoleh angka 17

(kecemasan sedang) dengan tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80 x/menit,

suhu 36,7 ˚C, pernafasan 22 x/menit. Hasil menunjukkan dimana pada Ny.S

telah terjadi penurunan tingkat kecemasan yang diukur dengan kuesioner

HARS dan tanda-tanda vital pasien, hal ini sesuai dengan teori dimana dalam

penelitian dikatakan penerapan terapi musik mampu menurunkan tingkat

kecemasan klien yang dirawat di ruang ICCU dengan hasil tanda tanda vital

terjadi penurunan (Wijanarko, 2011).

Pemberian terapi musik klasik membuat seseorang menjadi rileks,

menimbulkan rasa aman dan sejahtera, melepaskan rasa gembira dan sedih,

melepaskan rasa sakit dan menurunkan tingkat cemas (Musbikin, 2009). Hal

tersebut terjadi karena adanya penurunan Adrenal Corticotropin Hormon

(ACTH) yang merupakan hormon stres (Djohan, 2006). Sebagian besar

perubahan fisiologis terjadi akibat aktivitas dua sistem neuroendokrin yang

dikendalikan oleh hipotalamus yaitu sistem simpatis dan sistem korteks

adrenal (Prabowo & Regina, 2007).

Hipotalamus juga dinamakan pusat stress otak karena fungsi gandanya

dalam keadaan darurat. Fungsi pertamanya mengaktifkan cabang simpatis dan

sistem otonom. Hipotalamus menghantarkan impuls saraf ke nukleus-nukleus

di batang otak yang mengendalikan fungsi sistem saraf otonom. Cabang

simpatis saraf otonom bereaksi langsung pada otot polos dan organ internal

yang menghasilkan beberapa perubahan tubuh seperti peningkatan denyut

Page 85: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

73

jantung dan peningkatan tekanan darah. Sistem simpatis juga menstimulasi

medulla adrenal untuk melepaskan hormon epinefrin (adrenalin) dan

norepinefrin ke dalam pembuluh darah, sehingga berdampak meningkatkan

denyut jantung dan tekanan darah, dan norepinefrin secara tidak langsung

melalui aksinya pada kelenjar hipofisis melepaskan gula dari hati. Adrenal

Corticotropin Hormon (ACTH) menstimulasi lapisan luar kelenjar adrenal

(korteks adrenal) yang menyebabkan pelepasan hormon (salah satu yang

utama adalah kortisol) yang meregulasi kadar glukosa dan mineral tertentu

(Primadita, 2011).

Tindakan keperawatan yang dilakukan penulis untuk diagnosa ketiga,

telah disesuaikan dengan perencanaan pada intervensi keperawatan yang telah

disusun, dimana dilakukan selama 2 hari pengelolaan. Diagnosa ketiga

hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan integritas struktur tulang,

implementasi yang dilakukan antara lain mendukung keluarga klien untuk

memandang keterbatasan yang realistis dan membantu pasien, melakukan

kolaborasi dengan dokter untuk operasi atau pemasangan gips. Respon

didapatkan hambatan mobilitas fisik masih belum teratasi karena klien masih

dalam tahap pemulihan pasca jatuh, dan tindakan yang akan dilakukan yakni

berkolaborasi dengan dokter untuk melakukan pemasangan gips. Pemasangan

gips dilakukan untuk mempertahankan posisi tulang (Bararah dan Jauhar,

2013). Dalam mengatasi permasalahan hambatan mobilitas fisik diperlukan

waktu dan latihan, dimana pasien dalam hal ini memerlukan bantuan baik dari

Page 86: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

74

peran petugas kesehatan maupun dukungan dari keluarga untuk melatih

kekuatan otot pasien pasca tindakan medis.

E. Evaluasi

Evaluasi tindakan keperawatan yang dilakukan oleh penulis sesuai

dengan tindakan yang telah dilakukan setiap diagnosa. Dalam mengevaluasi

diagnosa masalah penulis menulis menggunakan metode SOAP.

Evaluasi hari pertama tanggal 10 April 2014 jam 13.40 WIB masalah

keperawatan nyeri berhubungan dengan agen cidera fisik didapatkan data

pasien mengatakan masih merasa nyeri, provocate nyeri patah tulang saat

digerakkan, quality nyeri seperti ditusuk-tusuk, regio nyeri dikaki kiri atas

dan tangan kanan bawah, scale nyeri 6 (sedang), time nyeri berasa selama 30

detik, pasien tampak menahan sakit. Hal ini menyatakan masalah

keperawatan nyeri berhubungan dengan agen cidera fisik belum teratasi,

maka intervensi dilanjutkan seperti observasi tingkat nyeri pasien, ajarkan

teknik relaksasi nafas dalam, kolaborasi dengan dokter dalam pemberian

analgesik ketorolac 10 mg. Dalam melakukan implementasi keperawatan

untuk permasalahan nyeri ini, penulis tidak menemukan hambatan yang

berarti, hal ini dikarenakan pasien kooperatif.

Jam 13.45 WIB masalah diagnosa keperawatan ansietas berhubungan

dengan krisis situasional didapatkan data pasien mengatakan cemas

berkurang dan sudah tidak sedih lagi, pasien tampak tertidur, tingkat

kecemasan berdasarkan kuesioner HARS setelah dilakukan terapi musik

Page 87: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

75

diperoleh nilai 20 atau kecemasan sedang, tekanan darah 130/70 mmHg, nadi

84 x/menit, suhu 36,9 ˚ C, pernafasan 24 x/menit. Hal ini menyatakan

masalah keperawatan ansietas berhubungan dengan krisis situasional belum

teratasi, maka intervensi dilanjutkan seperti observasi kecemasan pasien,

kolaborasi dengan keluarga untuk mendampingi dan berikan terapi musik

klasik.

Pemberian terapi musik dilakukan dengan irama lambat, dan musik

diberikan selama 30 menit, penelitian dilakukan selama 1 bulan pada pasien

yang sedang dalam perawatan kritis, hasil menunjukkan adanya penurunan

tingkat kecemasan yang diukur dengan adanya penurunan tanda-tanda vital

(Suhartini, 2008). Berdasarkan hasil evaluasi Ny.S, penulis mempuyai

keterbatasan untuk mencapai kriteria hasil yang telah ditetapkan, hal ini

dikarenakan waktu yang terbatas untuk mengelola pasien ansietas hanya

dalam waktu 1 hari kelola saja. Dalam melakukan tindakan terapi musik

banyak kendala yang dialami penulis seperti banyak suara yang keras atau

bising dan banyak orang yang berlalu lalang diruangan. Kekuatan dalam

melakukan terapi musik pasien kooperatif dan tertidur pulas sampai

mendengkur.

Jam 13.55 WIB masalah diagnosa keperawatan hambatan mobilitas

fisik berhubungan dengan kehilangan integritas struktur tulang didapatkan

data pasien mengatakan kaki kiri dan tangan kanan patah, pasien mengatakan

tidak bisa apa-apa, pasien tampak berbaring/ tiduran, pola aktivitas dan

latihan dalam makan/ minum, berpakaian, mobilisasi ditempat tidur,

Page 88: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

76

ambulasi/ ROM dibantu orang lain, sedangkan toileting dan berpindah

dibantu orang lain dan alat, kekuatan otot tangan kanan dan kaki kiri tampak

kontraksi atau ada sedikit gerakan dan ada tahanan sewaktu jatuh (1),

sedangkan kekuatan otot tangan kiri dan kaki kanan kekuatan utuh (5). Hal ini

menyatakan masalah keperawatan hambatan mobilitas fisik berhubungan

dengan kehilangan integritas struktur tulang belum teratasi, maka intervensi

dilanjutkan seperti observasi keadaan umum pasien, kolaborasi dengan dokter

penatalaksanaan gips pada pasien. Penderita fraktur pada umumnya

memerlukan penanganan seperi pembedahan atau pemasangan gips (Bararah

dan Jauhar, 2013). Penulis mendapat hambatan pasien tidak kooperatif dalam

melakukan pergerakan.

Evaluasi pada hari kedua pada tanggal 11 April 2014 jam 13.00 WIB

masalah keperawatan nyeri berhubungan dengan agen cidera fisik didapatkan

data pasien mengatakan masih merasa nyeri, provocate nyeri patah tulang

saat digerakkan, quality nyeri seperti ditusuk-tusuk, regio nyeri dikaki kiri

atas dan tangan kanan bawah, scale nyeri 5 (sedang), time nyeri berasa

selama 20 detik, pasien tampak menahan sakit. Hal ini menyatakan masalah

keperawatan nyeri berhubungan dengan agen cidera fisik belum teratasi,

maka intervensi dilanjutkan seperti observasi tingkat nyeri pasien, ajarkan

teknik relaksasi nafas dalam, kolaborasi dengan dokter dalam pemberian

analgesik ketorolac 10 mg. Menurut teori obat analgesik diharapkan dapat

mengurangi rasa nyeri (Wijaya dan Putri, 2013). Dalam melakukan

implementasi keperawatan penulis tidak menemukan hambatan yang berarti,

Page 89: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

77

pasien kooperatif hanya saja penulis terbatas waktu yaitu 2 hari untuk

mengelola kasus pasien.

Jam 13.20 WIB masalah diagnosa keperawatan ansietas berhubungan

dengan krisis situasional didapatkan data pasien mengatakan cemas

berkurang dan sudah tidak sedih lagi, pasien tampak tertidur, tingkat

kecemasan berdasarkan kuesioner HARS setelah dilakukan terapi musik

klasik diperoleh nilai 17 atau kecemasan sedang, tekanan darah 120/80

mmHg, nadi 80 x/menit, suhu 36,7 ˚C, pernafasan 22 x/menit. Hal ini

menyatakan masalah keperawatan ansietas berhubungan dengan krisis

situasional belum teratasi, namun telah menunjukkan adanya penurunan nilai

kecemasan dari 26 menjadi 17 dimana masih dalam rentang kecemasan

sedang, maka intervensi dilanjutkan seperti observasi kecemasan pasien,

kolaborasi dengan keluarga untuk mendampingi, berikan terapi musik klasik.

Menurut Suhartini, (2008) penelitian pemberian terapi musik untuk

mengurangi kecemasan dilakukan selama 1 bulan pada pasien yang sedang

dalam perawatan kritis, sehingga hal ini menjadi keterbatasan penulis, dimana

penulis hanya melakukan implementasi dalam waktu 2 hari kelola saja.

Dalam melakukan tindakan terapi musik terdapat kendala lain yang dialami

penulis seperti banyak suara yang keras atau bising dan banyak orang yang

berlalu lalang diruangan. Kekuatan dalam melakukan terapi musik pasien

kooperatif.

Jam 13.45 WIB masalah diagnosa keperawatan hambatan mobilitas

fisik berhubungan dengan kehilangan integritas struktur tulang didapatkan

Page 90: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

78

data pasien mengatakan kaki kiri dan tangan kanan patah, pasien mengatakan

tidak bisa apa-apa, pasien tampak berbaring/ tiduran, pola aktivitas dan

latihan dalam makan/minum, berpakaian, mobilisasi ditempat tidur, ambulasi/

ROM dibantu orang lain, sedangkan toileting dan berpindah dibantu orang

lain dan alat, kekuatan otot tangan kanan dan kaki kiri tampak kontraksi atau

ada sedikit gerakan dan ada tahanan sewaktu jatuh (1), sedangkan kekuatan

otot tangan kiri dan kaki kanan kekuatan utuh (5). Hal ini menyatakan

masalah keperawatan hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan

kehilangan integritas struktur tulang belum teratasi, maka intervensi

dilanjutkan seperti observasi keadaan umum pasien, kolaborasi dengan dokter

penatalaksanaan gift pada pasien. Penderita frakur pada umumnya

memerlukan penanganan seperi pembedahan atau pemasangan gips (Bararah

dan Jauhar, 2013). Penulis memperoleh hambatan yaitu pasien yang tidak

kooperatif dalam melakukan pergerakan.

Page 91: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

79

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil studi kasus tentang Pemberian Terapi Musik Klasik

Terhadap Penurunan Kecemasan Pada Asuhan Keperawatan Ny. S dengan

Fraktur Femur Sinistra 1/3 Distal dan Fraktur Radius Ulna Dekstra 1/3

Tengah di Ruang Mawar RSUD Dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri

pada gelombang 2 tanggal 10-12 April 2014, penulis mengambil prioritas

masalah yaitu:

1. Pengkajian

Pengkajian pada Ny. S didapatkan data dengan keluhan utama

nyeri dan pasien mengatakan cemas terhadap keadaannya sekarang dan

sedih, berdasarkan kuesioner HARS diperoleh nilai 26 dengan kriteria

cemas sedang, tekanan darah 150/90 mmHg, nadi 86 x/ menit, suhu 37,1

˚C, pernafasan 24 x/menit.

2. Masalah keperawatan

Masalah keperawatan yang muncul adalah nyeri berhubungan

dengan agen cidera fisik. Masalah keperawatan kedua yang muncul

adalah ansietas berhubungan dengan krisis situasional. Masalah

keperawatan ketiga hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan

kehilangan integritas struktur tulang.

Page 92: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

80

3. Intervensi

Intervensi untuk mengatasi diagnosa nyeri berhubungan dengan

agen cidera fisik yaitu Observasi nyeri secara komprehensif dan lokasi,

karakteristik, durasi frekuensi, intensitas dan faktor preptasinya, bantu

pasien untuk melakukan nafas dalam, berikan informasi tentang nyeri,

laporkan kepada dokter dalam pemberian analgesik.

Intervensi untuk diagnosa ansietas berhubungan dengan krisis

situasional adalah berikan terapi musik klasik yang dapat menurunkan

kecemasan, dukung keluarga pasien untuk mendampingi pasien saat

merasakan cemas.

Intervensi untuk diagnosa hambatan mobilitas fisik berhubungan

dengan kehilangan integritas struktur tulang adalah observasi kebutuhan

yang dibutuhkan pasien, dukung keluarga pasien untuk mendampingi

pasien untuk memandang keterbatasan dengan realistik.

4. Implementasi

Implementasi tindakan yang dilakukan untuk masalah yang terjadi

pada Ny.S penulis sesuikan dengan intervensi keperawatan yang telah

disusun sebelumnya.

5. Evaluasi

Evaluasi tindakan yang telah dilakukan menggunakan metode

SOAP ( Subjectif (S), Objectif (O), Asisment (A), dan Planning (P)). Pada

masalah keperawatan nyeri berhubungan dengan agen cidera fisik

diperoleh respon pasien masih mengeluhkan nyeri dengan skala nyeri 6

Page 93: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

81

yang belum mengalami penurunan. Maka penulis merencanakan tindakan

lanjut antara lain observasi tingkat nyeri pasien, ajarkan teknik relaksasi

nafas dalam, kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgesik

ketorolac 10 mg.

Pada masalah keperawatan ansietas berhubungan dengan krisis

situasional diperoleh respon pasien masih mengatakan cemas,

berdasarkan pengukuran kecemasan HARS diperoleh angka dari 26

menjadi 17 yang termassuk dalam katagori kecemasan sedang, tekanan

darah dari 130/70 mmHg menjadi 120/80 mmHg, nadi dari 84 x/menit

menjadi 80 x/menit, suhu dari 36,9 ˚C menjadi 36,7 ˚C, pernafasan dari

24 x/menit menjadi 22 x/menit. Hal ini menunjukkan terjadi penurunan

nilai kecemasan meskipun masih dalam kategori kecemasan sedang.

Penulis menuliskan rencana tindak lanjut seperti observasi kecemasan

pasien, kolaborasi dengan keluarga untuk mendampingi, berikan terapi

musik klasik

Pada masalah keperawatan hambatan mobilitas fisik berhubungan

dengan kehilangan integritas struktur tulang belum teratasi karena belum

ada perubahan yang terjadi dalam kekuatan otot yaitu masih tampak

kontraksi atau sedikit gerakan dan ada tahanan sewaktu jatuh (1). Penulis

menuliskan rencana tindak lanjut terhadap Ny. S seperti observasi

keadaan umum pasien, kolaborasi dengan dokter penatalaksanaan gips

pada pasien.

Page 94: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

82

6. Analisa kondisi

Analisa kondisi ansietas pada Ny. S dengan fraktur femur sinistra

1/3 distal dan fraktur radius ulna dextra 1/3 tengah, pasien mengatakan

masih merasa cemas, berdasarkan kuesioner HARS nilai kecemasan Ny.S

menurun dari nilai 26 menjadi 17 setelah diberikan terapi musik klasik

sebanyak 2 kali selama 30 menit. Pemberian terapi musik pertama nilai

kecemasan pasien dari 26 menjadi 20 yang kedua nilai tersebut masih

dalam kriteria kecemasan sedang. Pemberian terapi musik kedua nilai

kecemasan pasien dari 20 menjadi 17 yang kedua nilai tersebut masih

dalam kriteria kecemasan sedang. Dalam pemberian terapi musik klasik

terjadi penurunan nilai kecemasan, sehingga terapi musik klasik efektif

menurunkan nilai kecemasan pada pasien fraktur.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang didapat dari studi kasus, penulis

menyampaikan beberapa saran, antara lain:

1. Untuk bangsal Mawar

Diharapkan dapat menjadi intervensi pada asuhan keperawatan dalam

pemberian terapi musik klasik untuk menurunkan tingkat kecemasan.

2. Untuk Institusi Rumah Sakit

Diharapkan institusi pelayanan dapat memberikan kesempatan perawat

menerapkan terapi musik pada pasien-pasien yang dirawat di Rumah

Sakit Dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri.

Page 95: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

83

3. Untuk Institusi Pendidikan Kesehatan

Diharapkan bisa lebih meningkatkan pelayanan pendidikan yang lebih

berkualitas dan profesional sehingga dapat tercipta perawat yang terampil

dan profesional yang mampu memberikan asuhan keperawatan.

4. Untuk Penulis lain

Memberikan masukan kepada penulis lain untuk dapat mengoptimalkan

intervensi terapi musik klasik pada pasien untuk menurunkan kecemasan.

5. Untuk penulis

Dapat memberikan ilmu baru yang dapat diaplikasikan saat menerima

pasien cemas

Page 96: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

DAFTAR PUSTAKA

Aditia, Rahargian. 2012. Manfaat Musik Instrumental. Dibuat 16 April 2012,

http://aditiarahargian.com/?p=52 diakses 03 desember 2013

Andarmoyo, Sulistyo. 2013. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Arus media:

Yogyakarta

Bararah dan Jauhar. 2013. Asuhan Keperawatan Panduan Lengkap Menjadi

Perawat Profesional Jilid 2. Prestasi pustaka publisher: Jakarta

Brunner dan suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Vol 2. EGC:

Jakarta

Brunner dan suddarth. 2005. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. EGC:

Jakarta

Djohan. 2006. Terapi Musik Teori dan Aplikasi. Galangpress: Yogyakarta

Donna Ignatavicius dan Linda Workman.2006. Medical Surgical Nursing Critical

Thinking For Collaborative Care Vol 5. fifth edition: Saunders

Dorland. 1998. Kamus Saku Kedokteran Dorland. EGC: Jakarta

Faradisi, firman. 2012. Efektivitas Terapi Murotal dan Terapi Musik Klasik

Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pasien Pra Operasi Di

Pekalongan Vol V No. 2. Jurnal ilmiah kesehatan. Diakses 20

september 2013, http://www.journal.stikesmuh-

pkj.ac.id/journal/index.php/jik/article/download/7/6

Hawari, dadang. 2013. Manajemen Stres, Cemas, Dan Depresi. FKUI: Jakarta

Helmi, zairin . 2012. Buku Saku Kedaruratan Di Bidang Bedah Ortopedi:

Salemba medika. Jakarta

Page 97: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

Herdman, heather. 2010. NANDA Diagnosa Keperawatan. EGC: Jakarta

Indonesia Departemen Pendidikan Nasional Pusat Bahasa (Indonesia). 2008.

Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Gramedia

pustaka utama: Jakarta

ISO. 2010. ISO Indonesia. ISFI penerbitan: Jakarta

Kamien, R. 2004. Music An Appreciation (4th ed). Mcgraw-hill: New York.

Maryam, siti; pudjiati; gustina; raenah, een. 2013. Buku Ajar Kebuttuhan Dasar

Manusia Dan Berfikir Kritis Dalam Keperawatan. TIM: Jakarta

Murtalah, bachtiar. 2012. Radiologi Trauma Dan Emergensi. IPB press: Bogor

Musbikin. I. 2009. Kehebatan Musik Untuk Mengasah Kecerdasan Anak. Power

books (IHDINA): Jakarta.

Musliha. 2010. Keperawatan Gawat Darurat. Nuha medika: Jakarta

Novita, Dian. 2012. Pengaruh Terapi Musik Terhadap Nyeri Post Operasi Open

Reduction And Internal Fixation (ORIF) Di RSUD Dr. H. Abdul

Moeloek Provinsi Lampung.

http://lontar.ui.ac.id/opac/ui/detail.jsp?id=20328120&lokasi=lok

al diakses tanggal 3 April 2014

Padila, 2012. Buku Ajar: Keperawatan Medikal Bedah. Nuha medika: Jakarta

Prabowo, H dan Regina, H.S. 2007. Treatmen Meta Musik Untuk Menurunkan

Stress, http://repository.gunadarma.ac.id diakses tanggal 3 April

2014

Price A.S dan Wilson M.L. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit. EGC: Jakarta

Page 98: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

Primadita. A . 2011. Efektivitas Intervensi Terapi Musik Klasik Terhadap Stress,

Skripsi Universitas Diponegoro.

http://eprints.undip.ac.id/.../artikel_efektivitas_intervensi_terapi

_musik_klasik. diakses tanggal 2 April 2014

Rizal, ahmad; dkk. 2014. Penatalaksanaan Orthopedi Terkini Untuk Dokter

Layanan Primer. Mitra wacana media: Jakarta

Ropyanto, Chandra. 2011.Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan

Status Fungsional Pasien Paska Open Reduction Internal

Fixation (ORIF) Fraktur Ekstremitas Bawah Di RS. Ortopedi

Prof. Soeharso Surakarta. Jurnal ilmiah kesehatan.

http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20281386. dikses

pada tanggal 13 April 2014

Samuel.2007.http://www.fortunecity.com/skycraper/proxy/596/imdonesia/depresi/

terapitanpa obat.htm diakses tanggal 3 April 2014

Satiadarma, M. 2002. Terapi Musik Cetakan Pertama. Milenia populer: Jakarta

Suhartini. 2008. Effectiveness Of Music Therapy Toward Reducing Patient’s

Anxiety In Intensive Care Unit. Vol 2 . No 1. Jurnal ilmiah

kesehatan.

http://www.ejournal.undip.ac.id/index.php/medianers/598

diakses tanggal 31 maret 2014

Sylvia dan lorraine. 2006. Patofisiologi 1 Edisi 6. EGC: Jakarta

Taylor, cynthia. 2010. Diagnos Keperawatan Dengan Rencana Asuhan. EGC:

Jakarta

Wijaya,Andra dan Putri,Yessie. 2013. KMB 2 Keperawatan Medikal Bedah

(Keperawatan Dewasa). Nuha medika: Jakarta

Wijanarko, Nugroho. 2007. Efektivitas Terapi Musik Terhadap Penurunan

Tingkat Kecemasan Klien Diruang ICU-ICCU Rumah Sakit

Mardi Rahayu Kudus. Jurnal ilmiah kesehatan.

Page 99: PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP · PDF filei pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan ny. s dengan fraktur femur sinistra 1/3 distal

http://www.digilib.unimus.ac.id/download.php?id=11968.

Diakses tanggal 2 April 2014

Wilkinson, Judith. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Dengan Intervensi

NIC Dan Kriteria Hasil NOC. EGC: Jakarta

Wong, Donna L. 2004. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. EGC: Jakarta

Yuanitasari, lena. 2008. Terapi Musik Untuk Anak Balita. Cemerlang publishing:

Yogyakarta