PEMBERIAN DEDAK PADI FERMENTASI DENGAN … · 2017. 12. 15. · Microorganisme Lokal Dalam Ransum...

46
PEMBERIAN DEDAK PADI FERMENTASI DENGAN MIKROORGANISME LOKAL PADA RANSUM TERHADAP KONSUMSI ENERGI DAN PERTAMBAHAN BERAT BADAN BURUNG PUYUH (cortunix-cortunix japonica) SKRIPSI OLEH MUH. IRFAN S. I 111 12 332 FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017

Transcript of PEMBERIAN DEDAK PADI FERMENTASI DENGAN … · 2017. 12. 15. · Microorganisme Lokal Dalam Ransum...

Page 1: PEMBERIAN DEDAK PADI FERMENTASI DENGAN … · 2017. 12. 15. · Microorganisme Lokal Dalam Ransum Terhadap Konsumsi Energi dan Pertambahan Berat Badan Burung Puyuh (Coturnix-Coturnix

PEMBERIAN DEDAK PADI FERMENTASI DENGAN MIKROORGANISME

LOKAL PADA RANSUM TERHADAP KONSUMSI ENERGI DAN

PERTAMBAHAN BERAT BADAN BURUNG

PUYUH (cortunix-cortunix japonica)

SKRIPSI

OLEH

MUH. IRFAN S.

I 111 12 332

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017

Page 2: PEMBERIAN DEDAK PADI FERMENTASI DENGAN … · 2017. 12. 15. · Microorganisme Lokal Dalam Ransum Terhadap Konsumsi Energi dan Pertambahan Berat Badan Burung Puyuh (Coturnix-Coturnix

PEMBERIAN DEDAK PADI FERMENTASI DENGAN MIKROORGANISME

LOKAL PADA RANSUM TERHADAP KONSUMSI ENERGI DAN

PERTAMBAHAN BERAT BADAN BURUNG

PUYUH (cortunix-cortunix japonica)

SKRIPSI

OLEH

MUH. IRFAN S.

I 111 12 332

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017

Page 3: PEMBERIAN DEDAK PADI FERMENTASI DENGAN … · 2017. 12. 15. · Microorganisme Lokal Dalam Ransum Terhadap Konsumsi Energi dan Pertambahan Berat Badan Burung Puyuh (Coturnix-Coturnix
Page 4: PEMBERIAN DEDAK PADI FERMENTASI DENGAN … · 2017. 12. 15. · Microorganisme Lokal Dalam Ransum Terhadap Konsumsi Energi dan Pertambahan Berat Badan Burung Puyuh (Coturnix-Coturnix
Page 5: PEMBERIAN DEDAK PADI FERMENTASI DENGAN … · 2017. 12. 15. · Microorganisme Lokal Dalam Ransum Terhadap Konsumsi Energi dan Pertambahan Berat Badan Burung Puyuh (Coturnix-Coturnix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT., atas rahmat dan

taufik-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Produksi dan

Karakteristik Hidroksiapatit Tulang Broiler pada Suhu Pembakaran Berbeda.

Penulis dengan rendah hati mengucapakan terima kasih kepada semua pihak yang

telah membantu dan membimbing dalam menyelesaikan skripsi ini utamanya :

1.. Bapak Ir. Muhammad Zain Mide, MS. sebagai pembimbing utama dan ibu Dr.

A. Mujnisa, S.Pt, M.P. selaku pembimbing anggota yang telah banyak

meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan dan memberikan

nasihat serta motivasi sejak awal penelitian sampai selesainya penulisan skripsi

ini.

2. Ibu Prof. Dr. Ir. Laily Agustina, MS., ibu Dr. Rinduwati, S.Pt.,M.P. dan bapak

Prof. Dr. Ir. Asmuddin Natsir, M.Sc. yang telah banyak memberikan saran

kepada penulis.

3. Bapak Dekan Prof. Dr. Ir. H. Sudirman Baco, M.Sc., Ibu Wakil Dekan I Prof. Dr.

drh. Ratmawati Malaka, M.Sc dan Ibu Wakil Dekan II Dr. Ir. Hastang, M.Si

serta Bapak Wakil Dekan III Prof. Dr. Ir. Jasmal A. Syamsu, M.Si .

4. Ibu Dr. st. Nurani Sirajuddin, S.Pt, MP. selaku penasehat akademik yang telah

banyak memberikan arahan dan motivasi kepada penulis.

5. Ibu dan Bapak Dosen tanpa terkecuali yang telah membimbing saya selama

kuliah di Fakultas Peternakan dan Pegawai Fakultas Peternakan terima kasih

atas bantuan yang diberikan kepada penulis selama ini dan dukungan kepada

penulis serta telah menjadi wadah bagi penulis untuk belajar.

Page 6: PEMBERIAN DEDAK PADI FERMENTASI DENGAN … · 2017. 12. 15. · Microorganisme Lokal Dalam Ransum Terhadap Konsumsi Energi dan Pertambahan Berat Badan Burung Puyuh (Coturnix-Coturnix

6. Kedua orang tua, ayahanda Suradi N. dan ibunda Kartini atas segala doa,

motivasi, pengetahuan dan dukungan serta kasih sayang yang tak terbatas

untuk penulis

7. Kepada adinda Atirah terima kasih telah setia menemani dan menyemangati

penulis dalam menyelesaikan studi

8.Sahabat-sahabatku Saipul jamal, Anto, sule, Akmal, Amir, ajir, Suryo w. anton,

Ruslan dan sahabat-sahabatku yang tidak sempat disebutkan satu persatu

terimakasih telah setia mendukung penulis.

9.Teman satu tim penelitian Bambang setiawan, Mursalim, zhazhadila, zuhal

Natsir, Abdan Syukur terima kasih atas kerja sama dan bantuannya selama

penelitian.

10.Untuk teman angkatanku Flock Mentality 2012 terima kasih untuk

kebersamaan selama ini, semoga kita sukses sama-sama

12.Teman-teman HUMANIKA, PMB- UH Latenritatta, Senat mahasiswa

Peternakan yang selalu memberikan motivasi kan, terima kasih atas dukungan

dan kerja samanya.

13. sahabat – sahabatku alumni SPP SNAKMA RAPPANG, Wandi, Nahar,

Fajrul, Irwan, Udin, dan yang lain tidak sempat disebutkan satu persatu,

terimkasih atas dukungan dan motivasinya

Makassar, November 2017

Penulis

Page 7: PEMBERIAN DEDAK PADI FERMENTASI DENGAN … · 2017. 12. 15. · Microorganisme Lokal Dalam Ransum Terhadap Konsumsi Energi dan Pertambahan Berat Badan Burung Puyuh (Coturnix-Coturnix

ABSTRAK

Muhammad Irfan S. I11112332. Pemberian Dedak Fermentasi Dengan

Microorganisme Lokal Dalam Ransum Terhadap Konsumsi Energi dan

Pertambahan Berat Badan Burung Puyuh (Coturnix-Coturnix Japonica) .

Pembimbing Utama Zain Mide dan Pembimbing Anggota A. Mujnisa.

Penggunaan dedak padi sebagai pakan masih terdapat kendala yaitu

kandungan serat kasarnya yang cukup tinggi dan adanya senyawa fitat yang dapat

mengikat mineral dan protein sehingga perlu perhatian dalam pencampuran dedak

padi kedalam ransum agar tidak menekan pertumbuhan. Untuk meningkatkan

pemanfaatan dedak padi yang optimal dalam ransum puyuh adalah dengan

melakukan fermentasi. Mikroorganisme yang dapat di gunakan dalam fermentasi

adalah dengan menggunakan mikroorganisme lokal (MOL).Tujuan dari penelitian

ini adalah untuk mengetahui pengaruh dedak padi yang difermentasi dengan MOL

dalam ransum puyuh (coturnix-coturnix japonica) terhadap konsumsi energi dan

pertambahan berat badan burung puyuh. Penelitian ini dirancang berdasarkan

Rancangan Acak Lengkap 5×4 terdiri dari 5 perlakuan dan 4 ulangan. Adapun

perlakuan sebagai berikut : 1. Ransum kontrol (tanpa dedak fermentasi), 2

Ransum dengan dedak fermentasi 5%, 3. Ransum dengan dedak fermentasi 10 %,

4. Ransum dengan dedak fermentasi 15 %, 5. Ransum dengan dedak fermentasi

20 %. Hasil penelitain ini adalah pemberian dedak fermentasi hingga level 20%

dalam ransum puyuh mempunyai hasil terbaik ditandai dengan adanya konsumsi

energi metabolisme dan pertambahan berat badan yang terbaik.

Kata kunci : Dedak fermentasi, micro organisme lokal, burung puyuh, konsumsi

energi, pertambahan berat badan.

Page 8: PEMBERIAN DEDAK PADI FERMENTASI DENGAN … · 2017. 12. 15. · Microorganisme Lokal Dalam Ransum Terhadap Konsumsi Energi dan Pertambahan Berat Badan Burung Puyuh (Coturnix-Coturnix

ABSTRACT

Muhammad Irfan S. I11112332. Fermentation Chest Giving With Local

MicroOrganisme In Rations Against the Energy Consumption and Weight

Growing Quail Weight (Coturnix-Coturnix Japonica) Main Adviser Zain

Mide and Advisory Member A. Mujnisa.

Using rice bran as a food, there are still obstacles, such as the raw fiber

content is high enough and the presence of phytate compounds that can bind

minerals and proteins that require attention in the mix rice bran in the rations not

to suppress growth. To improve the optimal use of rice bran in the quail ration, it

is necessary to proceed with the fermentation. The microorganisms that can be

used in fermentation is to use local microorganisms (MOL) The purpose of this

study was to determine the effect of fermented rice bran with MOL in the quail

diet (Coturnix-Coturnix japonica) on energy consumption and weight gain

quails. The study was designed on the basis of a fully randomized 5 × 4 design

consisting of 5 treatments and 4 replications. Regarding the treatment as follows:

1. Control of the ration (without fermentation of sound), 2 Rations with its

fermented 5%, 3. Rations with its fermented at 10%, 4. Rations with 15% of its

fermented , fermentation of its 5. Rations with 20%. The results of this research is

the supply of its fermented at the level of 20% ruyum quail has the best results

characterized by energy metabolism consumption and weight gain is the best.

Key words: fermentation beverage, local microorganism, quail, energy

consumption, weight gain,

Page 9: PEMBERIAN DEDAK PADI FERMENTASI DENGAN … · 2017. 12. 15. · Microorganisme Lokal Dalam Ransum Terhadap Konsumsi Energi dan Pertambahan Berat Badan Burung Puyuh (Coturnix-Coturnix

iv

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ............................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ....................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. vii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. viii

PENDAHULUAN

Latar belakang ................................................................................... 1

Rumusan Masalah .............................................................................. 3

Tujuan dan Kegunaan Penelitian ....................................................... 3

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Umum Ternak Puyuh ......................................................... 4

Dedak Padi ......................................................................................... 7

Fermentasi ......................................................................................... 8

Pengaruh Fermentasi Terhadap Energi Metabolisme Pakan ............. 10

Microorganisme Lokal ..................................................................... 11

Energi Metabolisme ........................................................................... 12

Pertambahan Berat Badan Burung Puyuh ......................................... 14

Hipotesis ........................................................................................... 16

METODOLOGI PENELITIAN

Waktu dan Tempat ............................................................................. 17

Materi Penelitian ................................................................................ 17

Metode Penelitian .............................................................................. 17

Pelaksanaan Penelitian....................................................................... 19

Parameter yang Diukur ...................................................................... 21

Analisis Data ...................................................................................... 21

HASIL DAN PEMBAHASAN

Konsumsi Energi Metabolisme ........................................................ 22

Pertambahan Berat Badan ................................................................. 23

PENUTUP

Kesimpulan ........................................................................................ 25

Saran .................................................................................................. 25

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 26

Page 10: PEMBERIAN DEDAK PADI FERMENTASI DENGAN … · 2017. 12. 15. · Microorganisme Lokal Dalam Ransum Terhadap Konsumsi Energi dan Pertambahan Berat Badan Burung Puyuh (Coturnix-Coturnix

v

DAFTAR TABEL

No.

Teks

1. Kebutuhan Nutrisi Burung Puyuh ........................................................ 6

2. Jumlah Ransum yang diberikan Menurut Umur Burung Puyuh .......... 7

3. Kandungan Nutrisi Setiap Jenis Bahan Pakan ..................................... 18

4. Kandungan Nutrisi Ransum Penelitian ................................................ 18

5. Rata – Rata Konsumsi Energi Metabolisme dan Pertambahan Berat

Badan Burung Puyuh Dengan Pemberian Dedak Fermentasi Dengan

Persentase Yang Berbeda ..................................................................... 22

Halaman

Page 11: PEMBERIAN DEDAK PADI FERMENTASI DENGAN … · 2017. 12. 15. · Microorganisme Lokal Dalam Ransum Terhadap Konsumsi Energi dan Pertambahan Berat Badan Burung Puyuh (Coturnix-Coturnix

vi

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

Teks

1. Bagan Pembuatan Dedak Padi Fermentasi ........................................... 14

Page 12: PEMBERIAN DEDAK PADI FERMENTASI DENGAN … · 2017. 12. 15. · Microorganisme Lokal Dalam Ransum Terhadap Konsumsi Energi dan Pertambahan Berat Badan Burung Puyuh (Coturnix-Coturnix

vii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

Teks

1. Hasil Perhitungan Analisis Sidik Ragam Dari Konsumsi Energi Dan

Pertambahan Berat Badan Perekor Perhari ........................................ 29

2. dokumentasi Penelitian ....................................................................... 32

Page 13: PEMBERIAN DEDAK PADI FERMENTASI DENGAN … · 2017. 12. 15. · Microorganisme Lokal Dalam Ransum Terhadap Konsumsi Energi dan Pertambahan Berat Badan Burung Puyuh (Coturnix-Coturnix

1

PENDAHULUAN

Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya protein hewani terus meningkat,

Salah satu ternak yang cukup banyak dikembangkan dalam pemenuhan kebutuhan

protein hewani adalah ternak puyuh. Puyuh merupakan unggas yang tujuan utama

diternakkan sebagai petelur dan pedaging. Berdasarkan data dari Dirjen Peternakan

dan Kesehatan Hewan (2015), populasi puyuh di Indonesia pada tahun 2015

mencapai 12.903.759 ekor. Burung puyuh merupakan jenis burung yang tidak dapat

terbang tinggi, ukuran tubuhnya relatif kecil dan berkaki pendek. Masyarakat

Jepang, China, Amerika dan beberapa negara Eropa telah mengkonsumsi telur dan

dagingnya karena burung puyuh bersifat dwiguna. Burung puyuh terus

dikembangkan keseluruh penjuru dunia, sedangkan di Indonesia burung puyuh

mulai dikenal dan diternakkan sejak tahun 1979 (Progressio,2003).

Pakan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

meningkatkan produksi ternak, karena itu pakan yang diberikan pada ternak harus

mempunyai kualitas yang baik dan nilai gizi yang lengkap. Namun karena

tingginya harga pakan sehingga menjadi biaya produksi dalam proses pembiayaan

yang mencapai 70%. Jadi dibutuhkan langkah-langkah yang efektif dalam

mengefisienkan aspek pembiayaan dengan memanfaatkan bahan pakan yang dapat

dijadikan pakan tambahan dengan kualitas yang baik. Bahan pakan yang dapat

digunakan sebagai pakan ternak puyuh salah satunya adalah dedak padi.

Dedak merupakan hasil sampingan pemisahan gabah dan sekam. Menurut

Utami (2011) kandungan zat makanan dedak padi yakni bahan kering 88,93%,

protein kasar 12,39%, serat kasar 12,59%, kalsium 0,09% dan posfor 1,07%.

Penggunaan dedak padi sebagai pakan masih terdapat kendala yaitu kandungan

Page 14: PEMBERIAN DEDAK PADI FERMENTASI DENGAN … · 2017. 12. 15. · Microorganisme Lokal Dalam Ransum Terhadap Konsumsi Energi dan Pertambahan Berat Badan Burung Puyuh (Coturnix-Coturnix

2

serat kasarnya yang cukup tinggi dan adanya senyawa fitat yang dapat mengikat

mineral dan protein sehingga perlu perhatian dalam pencampuran dedak padi

kedalam ransum agar tidak menekan pertumbuhan. Untuk meningkatkan

pemanfaatan dedak padi yang optimal dalam ransum puyuh adalah dengan

melakukan fermentasi.

Teknologi fermentasi merupakan suatu cara yang dapat memperbaiki nilai

gizi pakan menjadi pakan yang berkualitas baik karena rasa, aroma, tekstur, daya

cerna dan daya simpannya lebih baik dari bahan asalnya (Fardiaz, 1999).

Mikroorganisme yang dapat di gunakan dalam fermentasi adalah dengan

menggunakan mikroorganisme lokal (MOL) yang dapat menurunkan kandungan

serat kasar dan peningkatan protein kasar yang dapat mempengaruhi tingkat

konsumsi energi dan pertambahan berat badan burung puyuh.

Page 15: PEMBERIAN DEDAK PADI FERMENTASI DENGAN … · 2017. 12. 15. · Microorganisme Lokal Dalam Ransum Terhadap Konsumsi Energi dan Pertambahan Berat Badan Burung Puyuh (Coturnix-Coturnix

3

Rumusan Masalah

Kandungan serat kasar yang terkandung pada dedak padi merupakan

kendala untuk penggunaan dalam ransum unggas terutama burung puyuh, oleh

karena itu salah satu cara yang dapat ditempuh untuk meminimalkan masalah

tersebut adalah fermentasi dedak padi. Salah satu sumber mikroba yang dapat

digunakan dalam proses fermentasi adalah MOL, namun belum diketahui

bagaimana pengaruh dedak fermentasi dengan MOL terhadap konsumsi energi dan

pertambahan berat badan burung puyuh.

Tujuan dan Kegunaan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dedak padi yang

difermentasi dengan MOL dalam ransum puyuh (Coturnix-Coturnix Japonica)

terhadap konsumsi energi dan pertambahan berat badan burung puyuh.

Kegunaan penelitian ini diharapkan menjadi sumber informasi kepada

masyarakat khususnya peternak dalam memanfaatkan dedak yang difermentasi

dengan MOL dalam ransum burung puyuh (Coturnix-Coturnix Japonica)

Page 16: PEMBERIAN DEDAK PADI FERMENTASI DENGAN … · 2017. 12. 15. · Microorganisme Lokal Dalam Ransum Terhadap Konsumsi Energi dan Pertambahan Berat Badan Burung Puyuh (Coturnix-Coturnix

4

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Umum Ternak Puyuh

Burung puyuh merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang tinggi,

ukuran tubuhnya relatif kecil dan berkaki pendek. Burung puyuh merupakan

burungliar yang pertama kali diternakkan di Amerika Serikat pada tahun 1870.

Burungpuyuh yang dipelihara di Amerika disebut dengan Bob White Quail,

Colinus Virgianus sedangkan di China disebut dengan Blue Breasted Quail,

CoturnixChinensis (Tetty, 2002). Masyarakat Jepang, China, Amerika dan beberapa

negaraeropa telah mengkonsumsi telur dan dagingnya karena burung puyuh

bersifatdwiguna. Burung puyuh terus dikembangkan keseluruh penjuru dunia,

sedangkan diIndonesia burung puyuh mulai dikenal dan diternakkan sejak tahun

1979 (Progressio, 2003).

Ternak Puyuh termasuk ternak dengan produktivitas yang tinggi.

Singkatnya siklus hidup puyuh menyebabkan unggas ini cepat berproduksi, yaitu

saat berumur 35-42 hari sudah mulai bertelur. Berarti sejak permulaan investasi

sampai pemungutan hasilnya berlangsung dalam waktusingkat. Keadaan ini

menimbulkan semangat bagi peternak dibandingkan denganayam ras atau ayam

kampung. (Topan. 2007).

Lebih lanjut diungkapkan oleh Yusdja (2005) bahwa telur puyuhsangat

potensial untuk dikembangkan terlebih karena konsumsi telur puyuh sudahmulai

menyebar di seluruh kota-kota menengah dan kota besar di Pulau Jawa, telur puyuh

dapat ditemukan di pasar tradisional sampai pada pasar modern.Konsumsi telur

puyuh juga banyak diperkenalkan oleh industri makanan rumahtangga.

Page 17: PEMBERIAN DEDAK PADI FERMENTASI DENGAN … · 2017. 12. 15. · Microorganisme Lokal Dalam Ransum Terhadap Konsumsi Energi dan Pertambahan Berat Badan Burung Puyuh (Coturnix-Coturnix

5

Menurut Rahman (2012) bahwa kandungan protein dan lemak telur burung

puyuh cukup baik bila dibandingkan dengan telur unggas lainnya. Kemampuan

tumbuh dan berkembang biak puyuh sangat cepat, dalam waktu sekitar 42 hari

puyuh telah mampu berproduksi dan dalam waktu satu tahun dapat menghasilkan

tiga sampai empat keturunan. Dalam setahun puyuh mampu menghasilkan 250 –

300 butir telur. Konsumsi pakan puyuh relatif sedikit (sekitar 20 gram per ekor per

hari). Hal ini sangat menguntungkan peternak karena dapat menghemat biaya pakan

(Listiyowati dkk, 2009).

Burung puyuh mempunyai ciri-ciri badannya kecil, bulat dan ekornya

sangat pendek (Helinna dan Mulyantono, 2002). Burung puyuh memiliki warna

bulu bercak-bercak coklat. Kebutuhan pakannya sangat sedikit, sesuai dengan

ukuran tubuhnya yang kecil yaitu 14-24 gram/ekor/hari (Sunarno, 2004). Burung

puyuh memiliki kesuburan yang tinggi, mencapai dewasa kelamin dalam waktu

singkat, sekitar 6 minggu, lama menetas singkat yaitu 16-17 hari (Tetty, 2002)

Burung puyuh mempunyai dua fase pemeliharaan, yaitu fase pertumbuhan

dan fase produksi (bertelur). Fase pertumbuhan burung puyuh terbagi lagi menjadi

dua bagian, yaitu fase starter (umur 0-3 minggu) dan fase grower (umur 3-5

minggu). Perbedaan fase ini beresiko pada pemberian pakan berdasarkan perbedaan

kebutuhannya. Anak burung puyuh berumur 0-3 minggu membutuhkan protein

27% dan energi metabolis 2.900 kkal/kg. Pada umur 3-5 minggu kadar proteinnya

dikurangi menjadi 20% protein dan 2.600 kkal/kg energi metabolis. Sementara

kebutuhan protein untuk pembibitan (sedang bertelur atau dewasa kelamin) sebesar

18-20% (Widodo dkk, 2013).

Page 18: PEMBERIAN DEDAK PADI FERMENTASI DENGAN … · 2017. 12. 15. · Microorganisme Lokal Dalam Ransum Terhadap Konsumsi Energi dan Pertambahan Berat Badan Burung Puyuh (Coturnix-Coturnix

6

Klasifikasi burung puyuh menurut Topan (2007) adalah sebagai berikut :

Kelas : Aves ( Bangsa Burung)

Ordo : Galiformes

Sub Ordo : Phasianoidae

Famili : Phasianidae

Sub Famili : Phasianinae

Genus : Coturnix

Spesies : Coturnix-coturnix Japonica.

Kebutuhan nutrisi burung puyuh dan jumlah ransum yang diberikan dapat

dilihat pada Tabel.1 dan 2

Tabel 1. Kebutuhan Nutrisi Burung Puyuh

Nutrisi Starter dan Grower Bibit

Energi Metabolis (kcal/kg)

Protein (%)

Lysine (%)

Methionine + Cystine (%)

Glysine + Serine (%)

Calsium (%)

Vitamin A (I.U)

Vitamin D (I.C.U)

Riboflavin (mg)

Pantothenic Acid (mg)

Niacin (mg)

Choline (mg)

AsamLinoleat (%)

Chlorine (%)

Phosphor (%)

Sodium (%)

Iodium (mg)

Magnesium (mg)

Mangan (mg)

Zinc (mg)

2800

27

1,4

0,9

1,6

0,65

3000

900

3,8

12,6

31

1500

1,0

0,11

0,61

0,085

0,30

600

90

50

2800

24

0,7

0,6

0,9

2,3

3000

900

4,0

15

20

1000

1,0

0,15

1

0,15

0,30

400

70

50

Sumber: National Research Council. (1994)

Page 19: PEMBERIAN DEDAK PADI FERMENTASI DENGAN … · 2017. 12. 15. · Microorganisme Lokal Dalam Ransum Terhadap Konsumsi Energi dan Pertambahan Berat Badan Burung Puyuh (Coturnix-Coturnix

7

Tabel 2. Jumlah Ransum yang diberikan Per hari Menurut Umur Burung

Puyuh

Umur Burung Puyuh Jumlah ransum yang diberikan perekor

perhari

1 hari -1 minggu 2

1 minggu – 2 minggu 4

2 minggu – 4 minggu 8

4 minggu – 5 minggu 13

5 minggu – 6 minggu 15

diatas 6 minggu 17-19

Sumber : Listiyowati dan Kinanti (2005).

Dedak Padi

Dedak padi merupakan limbah pengolahan padi menjadi beras dan

kualitasnya bermacam-macam tergantung dari varietas padi. Dedak padi adalah

hasil samping pada pabrik penggilingan padi dalam memproduksi beras. Dedak

padi merupakan bagian kulit ari beras pada waktu dilakukan proses

pemutihan beras. Protein pada dedak padi mempunyai nilai nutrisi yang cukup baik,

karena banyak mengandung asam amino esensial. Kandungan lemak dedak padi

berkisar antara 10 – 30% tergantung dari jenis dedak dan cara pemeprosesannya,

sedangkan dari sejumlah itu kandungan asam lemak tidak jenuhnya mencapai 75 –

80% dan kandungan karbohidrat dedak padi adalah 40 – 49% (Rasyaf, 2002).

Menurut Murni et al.,(2008) bahwa protein dedak berkisar antara 12-14%, lemak

sekitar 7-9%, serat kasar sekitar 8-13% dan abu sekitar 9-12%. Selain itu, dedak

padi mengandung energi termetabolis berkisar antara 1640 – 1890 kkal/kg. Untuk

menurunkan kadar serat kasarnya dapat dilakukan dengan fermentasi.

Dedak padi yang difermentasi akan mempunyai nilai nutrisi yang lebih baik.

Hal ini disebabkan karena mikroorganisme yang ditambahkan pada saat fermentasi

dapat memecah komponen yang lebih komplek menjadi senyawa yang lebih

Page 20: PEMBERIAN DEDAK PADI FERMENTASI DENGAN … · 2017. 12. 15. · Microorganisme Lokal Dalam Ransum Terhadap Konsumsi Energi dan Pertambahan Berat Badan Burung Puyuh (Coturnix-Coturnix

8

sederhana sehingga lebih mudah dicerna. Fermentasi akan merombak struktur

jaringan dinding sel, memutus ikatan lignoselulosa dan menurunkan kadar lignin

(Rasyaf, 2002).

Bidura dkk, (2012) menyatakan bahwa penggunaan dedak padi

terfermentasi sampai 10% ternyata tidak berpengaruh terhadap konsumsi ransum

dan prosentase karkas itik, tetapi dapat meningkatkan pertambahan berat badan,

karkas, efisiensi penggunaan ransum dan menurunkan presentase lemak abdomen.

Sumiati (2006) menambahkan bahwa dedak padi mengandung asam fitat 6,9 %,

tingginya kandungan fitat ini akan berpengaruh buruk terhadap penyerapan zat

makanan.

Fermentasi

Fermentasi merupakan proses pemecahan senyawa organik menjadi

senyawa sederhana dengan melibatkan mikroorganisme. Tujuan fermentasi adalah

untuk meningkatkan kandungan nutrisi suatu produk sehingga menjadi lebih baik.

Selain itu juga untuk menurunkan zat anti nutrisi. Dari fermentasi ini dihasilkan

asam laktat yang akan berperan sebagai zat pengawet sehingga dapat menghambat

pertumbuhan mikroorganisme pembusuk. Bakteri asam laktat secara alami ada di

tanaman sehingga dapat secara otomatis berperan pada saat fermentasi, tetapi untuk

mengoptimumkan fase ensilase dianjurkan untuk melakukan penambahan aditif,

seperti inokulum bakteri asam laktat dan aditif lainnya untuk menjamin

berlangsungnya fermentasi asam lakat yang sempuma (Ridwan et al., 2005).

Hanafi (2004), menyatakan bahwa prinsip dasar fermentasi adalah

mengaktifkan kegiatan mikroba tertentu untuk tujuan mengubah sifat bahan agar

dihasilkan sesuatu yang bermanfaat dan proses fermentasi yang pada prinsipnya

Page 21: PEMBERIAN DEDAK PADI FERMENTASI DENGAN … · 2017. 12. 15. · Microorganisme Lokal Dalam Ransum Terhadap Konsumsi Energi dan Pertambahan Berat Badan Burung Puyuh (Coturnix-Coturnix

9

memanfaatkan sejumlah bakteri anaerob (bakteri asam laktat) utuk memproduksi

asam laktat sehingga dalam waktu yang singkat pH mendekati 3,8-4,2.

Fermentasi merupakan proses pemecahan karbohidrat dan asam amino

secara anaerobik, yaitu tanpa memerlukan oksigen. Senyawa yang dapat dipecah

dalam proses fermentasi terutama karbohidrat, sedangkan asam amino hanya dapat

difermentasi oleh beberapa jenis bakteri tertentu. Fermentasi sebagai suatu proses

dimana komponen komponen kimiawi dihasilkan sebagai akibat adanya

pertumbuhan maupun metabolism mikroba. Fermentasi dapat meningkatkan nilai

gizi bahan berkualitas rendah serta berfungsi dalam pengawetan bahan pakan dan

merupakan suatu cara untuk menghilangkan zat anti nutrisi atau racun yang

terkandung dalam suatu bahan pakan (Fardiaz, 1992).

Fermentasi merupakan suatu proses dimana komponen komponen kimiawi

dihasilkan sebagai akibat adanya pertumbuhan maupun metabolism mikroba.

(Suprihatin,.2010) menyatakan bahwa untuk hidup semua mikroorganisme

membutuhkan sumber energi yang diperoleh dari metabolisme bahan pangan

dimana mikroorganisme berada di dalamnya. Bahan baku energi yang paling

banyak digunakan oleh mikroorganisme adalah glukosa. Dengan adanya oksigen

beberapa mikroorganisme mencerna glukosa dan menghasilkan air, karbondioksida,

dan sejumlah besar energi (ATP) yang digunakan untuk tumbuh. Ini adalah

metabolisme tipe aerobik. Akan tetapi beberapa mikroorganisme dapat mencerna

bahan baku energinya tanpa adanya oksigen dan sebagai hasilnya bahan baku

energi ini hanya sebagian yang dipecah. Bukan air, karbondioksida, dan sejumlah

besar energi yang dihasilkan, tetapi hanya sejumlah kecil energi, karbondioksida,

air, dan produk akhir metabolik organik lain yang dihasilkan. Zat-zat produk akhir

Page 22: PEMBERIAN DEDAK PADI FERMENTASI DENGAN … · 2017. 12. 15. · Microorganisme Lokal Dalam Ransum Terhadap Konsumsi Energi dan Pertambahan Berat Badan Burung Puyuh (Coturnix-Coturnix

10

ini termasuk sejumlah besar asam laktat, asam asetat, dan etanol, serta sejumlah

kecil asam organik volatil lainnya, alkohol dan ester dari alkohol tersebut.

Pertumbuhan yang terjadi tanpa adanya oksigen sering dikenal sebagai fermentasi.

Pengaruh Fermentasi Terhadap Energi Metabolisme Pakan

Teknologi fermentasi banyak digunakan untuk peningkatan nilai gizi suatu

limbah, Salah satu teknologi yang dikembangkan Balitnak adalah teknologi

fermentasi dengan menggunakan mikroorganisme. Jasad renik tersebut dapat

berkembang dalam kondisi tertentu dan mengubah komposisi kimia limbah menjadi

lebih baik. Pada proses fermentasi akan menghasilkan enzim amilolitik, proteolitik,

dan lipolitik yang menjadikan zat makanan limbah lebih baik. Selain itu, juga

sellulase yang bisa menurunkan kandungan seratnya. Serat yang dipecah akan

menjadi karbohidrat sederhana sehingga meningkatkan energi yang bisa

dimetabolisme oleh ternak.

Wahju (1997) mengemukakan bahwa satu gram kalori adalah panas yang

diperlukan untuk menaikkan suhu 1 gram air 10oC dari 14,5-15,50∘C. Satu

kilokalori adalah panas yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 kilogram air 10oC

(14,5-15,50∘C). Energi yang terdapat dalam bahan makanan merupakan nilai energi

kimia yang dapat diukur dengan merubahnya kedalam energi panas. Panas ini

timbul sebagai akibat terbakarnya zat-zat organik

dalam bahan makanan seperti karbohidrat, lemak, dan protein yang merupakan zat-

zat organik dalam bahan makanan.

Suatu cara untuk mengestimasi nilai energi produk fermentasi adalah

dengan menentukan nilai energi metabolis. Nilai energi metabolis adalah satuan

energi yang digunakan dalam pengukuran bahan pakan atau ransum dan praktis

Page 23: PEMBERIAN DEDAK PADI FERMENTASI DENGAN … · 2017. 12. 15. · Microorganisme Lokal Dalam Ransum Terhadap Konsumsi Energi dan Pertambahan Berat Badan Burung Puyuh (Coturnix-Coturnix

11

dalam aplikasi terutama untuk penyusunan ransum ternak unggas. Pengukuran

energi ini tersedia untuk semua kebutuhan termasuk hidup pokok, pertumbuhan,

penggemukan, dan produksi telur sehingga energi metabolis dapat digunakan

sepenuhnya untuk berbagai proses metabolik dalam tubuh Wahju,(1997).

Microorganisme Lokal (MOL)

Mikroorganisme merupakan makhluk hidup yang sangat kecil dengan

kemampuan sangat penting dalam kelangsungan daur hidup biota di dalam biosfer.

Mikroorganisme mampu melaksanakan kegiatan atau reaksi biokimia untuk

melangsungkan perkembangbiakan sel. Bahan dasar untuk fermentasi larutan MOL

dapat berasal dari hasil pertanian, perkebunan, maupun limbah organik rumah

tangga. Karbohidrat sebagai sumber nutrisi untuk mikroorganisme dapat diperoleh

dari limbah organik seperti air cucian beras, singkong, gandum, rumput gajah, dan

daun gamal. Sumber glukosa berasal dari cairan gula merah, gula pasir, sebagai

sumber energi, air kelapa dan urin sapi sebagai sumber mikroorganisme. Larutan

MOL yang telah mengalami proses fermentasi dapat digunakan sebagai

dekomposer dan pupuk cair untuk meningkatkan kesuburan tanah dan sumber unsur

hara bagi pertumbuhan tanaman. Menurut Purwasasmita dan Kurnia,(2009), larutan

MOL merupakan larutan hasil fermentasi dengan bahan baku berbagai sumber daya

yang tersedia di sekitar lingkungan, seperti nasi, daun gamal, keong mas, bonggol

pisang, air kencing, limbah buah-buahan, limbah sayuran dan lain-lain.

Microorganisme lokal bermanfaat untuk mempercepat proses penghancuran

bahan-bahan organik. Selain digunakan untuk starter MOL juga dapat digunakan

sebagai pestsida nabati.Waktu fermentasi MOL berbeda-beda antara satu jenis

bahan MOL dengan yang lainnya. Waktu fermentasi ini berhubungan dengan

Page 24: PEMBERIAN DEDAK PADI FERMENTASI DENGAN … · 2017. 12. 15. · Microorganisme Lokal Dalam Ransum Terhadap Konsumsi Energi dan Pertambahan Berat Badan Burung Puyuh (Coturnix-Coturnix

12

ketersediaan makanan yang digunakan sebagai sumber energi dan metabolisme dari

mikrobia di dalamnya. Waktu fermentasi bonggol pisang oleh MOL yang paling

optimal pada fermentasi hari ke-7 dan hari ke-14. Mikrobia pada MOL cenderung

menurun setelah hari ke-7. Hal ini berhubungan dengan ketersediaan makanan

dalam MOL.

Energi Metabolisme

Energi merupakan bahan bakar bagi pengendali suhu badan, pergerakan

badan, pencernaan dan penggunaan makanan. Selain itu energi juga mempengaruhi

proses fisiologis hewan seperti kerja, pernapasan, peredaran darah, penyerapan,

ekskresi, urat saraf dan hormon (Anggorodi, 1994). Menurut Parakkasi (1990)

energi merupakan komponen yang dibutuhkan dalam proses metabolisme yang

terjadi dalam tubuh ternak. Kemampuan suatu bahan makanan dalam menyediakan

energi memegang peran penting dalam menentukan nilai gizi bahan pakan. Energi

bahan pakan atau ransum diserap oleh tubuh puyuh, tetapi energi bahan yang tidak

dapat digunakan oleh tubuh puyuh akan dibuang melalui feses dan urin.

Energi metabolis pada burung puyuh dapat diketahui dengan menggunakan

cara dimana energi bruto bahan pakan atau ransum yang dikurangi energi bruto

feses, urin dan gas yang dihasilkan selama proses pencernaan, tetapi pada unggas

energi metabolis merupakan energi bruto bahan pakan atau ransum dikurangi

dengan energi bruto ekskreta karena feses dan urin pada unggas menyatu (NRC,

1994). Menurut Wahju (1997) nilai energi metabolis dari bahan makanan

penggunaannya paling aplikatif dalam ilmu nutrisi ternak unggas karena

pengukuran energi ini tersedia untuk semua tujuan, termasuk hidup pokok,

pertumbuhan dan produksi telur.

Page 25: PEMBERIAN DEDAK PADI FERMENTASI DENGAN … · 2017. 12. 15. · Microorganisme Lokal Dalam Ransum Terhadap Konsumsi Energi dan Pertambahan Berat Badan Burung Puyuh (Coturnix-Coturnix

13

Konsumsi energi didefinisikan sebagai jumlah energi yang tersedia dalam

suatu bahan pakan yang masuk ke dalam sistem pencernaan (Wahju, 1997).

Kebutuhan energi sangat bervariasi tergantung dari beberapa faktor seperti umur,

ukuran tubuh, status fisologis, temperatur lingkungan dan kandungan serat dalam

ransum (NRC, 1994). Energi metabolis dinyatakan dalam energi metabolis

semu/EMS (Apparent metabolizable Energi/AME) dan energi metabolis

murni/EMM (True Metabolizable Energi/TME). Nilai AME dan TME tersebut

sangat tergantung pada energi bruto yang dikonsumsi dan energi bruto yang

diekskresikan melalui ekskreta.

Menurut Ensminger (1991) tidak semua energi yang terkandung dalam

ransum dapat dipergunakan oleh ternak, sebagian akan terbuang melalui feses dan

urin. Ketersediaan energi tergantung pada jumlah yang hilang selama pencernaan

dan metabolisme. Energi tercerna (digestible energi/DE) merupakan selisih antara

energi bruto (gross energi) makanan dengan energi yang dikeluarkan tubuh melalui

feses, dimana sebenarnya bukan jumlah energi yang diserap melalui tubuh namun

energi tersebut hilang berupa gas metan, CO2 dan panas jadi masih merupakan

energi tercerna semu. Berbeda dengan energi metabolis semu pada energi metabolis

murni nilainya dipengaruhi oleh energi endogenus.

Menurut McDonald et al. (2002) dalam penentuan energi metabolis perlu

dikoreksi terhadap jumlah nitrogen yang diretensi, karena kemampuan ternak dalam

memanfaatkan energi bruto dari protein pakan sangat bervariasi. Perubahan dalam

tingkat protein ransum yang diberikan pada unggas dapat menyebabkan perbedaan

jumlah protein yang diretensi sehingga menghasilkan perbedaan dalam nilai energi

metabolis. Menurut Hill dan Anderson dalam NRC(1994) bahwa nitrogen yang

Page 26: PEMBERIAN DEDAK PADI FERMENTASI DENGAN … · 2017. 12. 15. · Microorganisme Lokal Dalam Ransum Terhadap Konsumsi Energi dan Pertambahan Berat Badan Burung Puyuh (Coturnix-Coturnix

14

tidak diretensi akan berubah menjadi asam urat, maka setiap gram nitrogen yang

diretensi unggas setara dengan 8,22 kkal. Nilai retensi nitrogen yang berbeda

dipengaruhi oleh umur dan spesies.

Pertambahan Berat Badan Burung Puyuh

Faktor yang terpenting dalam pemeliharaan puyuh adalah pakan, sebab 80%

biaya yang dikeluarkan peternak digunakan untuk pembelian pakan. Zat-zat gizi

yang dibutuhkan harus terdapat dalam pakan, kekurangan salah satu zat gizi yang

diperlukan akan memberikan dampak buruk (Listyowati dan Kinanti, 2005).

Hewan yang sedang tumbuh membutuhkan energi untuk pemeliharaan

tubuh, memenuhi kebutuhannya akan energi aktifitas mekanik untuk gerak otot, dan

sintesis jaringan-jaringan baru (Tillman et all., 1998). Pembentukan jaringan-

jaringan baru tersebut menyebabkan pertambahan bobot, bentuk dan komposisi

tubuh sehingga terjadi proses pertumbuhan ( Lawrie, 1994).

Pertumbuhan mencakup pertambahan dalam bentuk dan berat jaringan-

jaringan berupa protein seperti otot, tulang, jantung, otak dan jaringan tubuh

lainnya. Bagian dari tubuh hewan tumbuh dengan cara yang teratur, meskipun

tumbuh dengan teratur, tubuh tidak tumbuh sebagai suatu kesatuan, karena berbagai

jaringan tumbuh dengan laju yang berbeda dari lahir sampai dewasa (Anggorodi,

1994). Adapun pertumbuhan mempunyai tahap yang berbeda-beda bergantung usia

dan jenis organ. Pertumbuhan tiap organ berbeda satu sama lain.

Hipotesis

Diduga bahwa dedak yang difermentasi dengan menggunakan MOL dalam

ransum puyuh dapat meningkatkan komsumsi energi dan pertambahan berat badan

burung puyuh.

Page 27: PEMBERIAN DEDAK PADI FERMENTASI DENGAN … · 2017. 12. 15. · Microorganisme Lokal Dalam Ransum Terhadap Konsumsi Energi dan Pertambahan Berat Badan Burung Puyuh (Coturnix-Coturnix

15

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli - September 2017 di

Laboratorium Industri dan Teknologi Pengolahan Pakan dan Laboratorium Kimia

Makanan Ternak Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar.

Materi Penelitian

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah peralatan kandang, neraca

analitik dan kandang burung puyuh.

Bahan utama penelitian ini terdiri atas dedak padi, mikro organisme lokal,

puyuh Day Old Quail (DOQ) unseks sebanyak 80 ekor, jagung kuning, tepung

ikan, bungkil kelapa, tepung kedelai, dan premix.

Metode Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap

(RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan (Setiap ulangan terdiri atas 4 ekor DOQ

sehingga dibutuhkan 80 ekor puyuh DOQ). Perlakuan terdiri dari :

P0 : Ransum kontrol (tanpa dedak fermentasi)

P1 : Ransum mengandung dedak fermentasi 5%

P2 : Ransum mengandung dedak fermentasi 10%

P3 : Ransum mengandung dedak fermentasi 15%

P4 : Ransum mengandung dedak fermentasi 20%

Ransum yang diberikan dalam penelitian ini terdiri dari jagung kuning,

dedak padi fermentasi, dedak padi, bungkil kelapa, bungkil kedelai dan tepung

ikan. kandungan protein kasar pakan yang digunakan berkisar antara 23%, serta

energi metabolismenya berkisar antara 2800 – 3000 kkal/kg. Setiap perlakuan

Page 28: PEMBERIAN DEDAK PADI FERMENTASI DENGAN … · 2017. 12. 15. · Microorganisme Lokal Dalam Ransum Terhadap Konsumsi Energi dan Pertambahan Berat Badan Burung Puyuh (Coturnix-Coturnix

16

diulang empat kali dan setiap ulangan terdiri atas empat ekor puyuh DOQ.

Kandungan nutrisi setiap jenis bahan pakan, komposisi dan kandungan nutrisi

ransum penelitian yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 3 dan 4.

Tabel 3. Kandungan Nutrisi Setiap Jenis Bahan Pakan

BahanPakan

KandunganNutrisiPakan

Energi

Metabolisme

(kkal/kg)

Protein

Kasar

Lemak

Kasar

Serat

Kasar Calsium Posfor

JagungKuning

(%)* 3350 8 3,8 2,2 0,02 0,28

Dedak Fermentasi

(%)*** 3939 12,80 16,99 6,33 - -

Dedak Padi (%)* 2980 12,9 13 11,4 0,07 0,22

BungkilKelapa

(%)** 1540 20,9 6,7 12 0,20 0,20

TepungIkan (%)* 2730 55 7,72 2,2 5 2,5

Bungkil Kedelai

(%)** 2290 48 0,51 0,41 0,41 0,67

Sumber : *Nasional Research Council 1994, **Murtidjo 1989, ***Hasil Analisis

Proximat Laboratorium Kimia Makanan Ternak Unhas.

Tabel 4. Kandungan Nutrisi Ransum Penelitian

Bahan pakan Perlakuan

P0 P1 P2 P3 P4

Jagung (%) 45 46 45 45 45

Tepung Ikan (%) 10 10 10 10 10

Bungkil Kelapa (%) 5 4 5 5 5

Bungkil Kedelai (%) 20 20 20 20 20

Dedak Padi (%) 20 15 10 5 -

Dedak Padi Fermentasi (%) - 5 10 15 20

Total 100 100 100 100 100

Premeix (%) 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25

Nutrisi Ransum

Protein Kasar(%) 21,77 21,92 22,22 22,55 22,84

Serat Kasar(%) 4,38 3,81 3,67 3,55 3,15

Lemak Kasar(%) 6,30 5,61 5,50 4,86 4,96

Energi Metebolisme(Kkal) 3129 3086 3097 3042 3014

Sumber : Hasil Analisis Laboratorium Nutrisi Pakan Ternak (2017)

Keterangan : P0 : Ransum kontrol (tanpa dedak fermentasi)

P1 : Ransum mengandung dedak fermentasi 5%

P2 : Ransum mengandung dedak fermentasi 10%

P3 : Ransum mengandung dedak fermentasi 15%

P4 : Ransum mengandung dedak fermentasi 20%

Page 29: PEMBERIAN DEDAK PADI FERMENTASI DENGAN … · 2017. 12. 15. · Microorganisme Lokal Dalam Ransum Terhadap Konsumsi Energi dan Pertambahan Berat Badan Burung Puyuh (Coturnix-Coturnix

17

Pelaksanaan Penelitian

a) Pembuatan Mikro Organisme Lokal (MOL)

Proses pembuatan mikroorganisme lokal dengan menggunakan limbah

pepaya sebanyak 3 kg, air kelapa 3 liter dan gula aren 300 g. kemudian semua

limbah buah-buahan diblender secara bersamaan dan ditambahkan gula aren yang

sudah dihaluskan sebanyak 300 g dan ditambahkan dengan air kelapa sebanyak 3

liter. Bahan yang tercampur rata dimasukkan kedalam wadah jerigen (2/3) tidak

sampai penuh agar terdapat rongga untuk udara dan ditutup rapat lalu disimpan

(fermentasi) selama10-15 hari.

b) Pemeliharaan Puyuh

Pemeliharaan ternak dilakukan selama 30 hari. 80 ekor burung puyuh

ditempatkan dalam kandang dengan kepadatan empat ekor tiap petak. 20 petak

kandang yang digunakan terdiri dari lima perlakuan dan setiap perlakuan diulang

empat kali. Pengambilan data konsumsi dilakukan pada pagi hari sebelum

pemberian pakan, dengan menimbang sisa pakan yang diberi, dan pengambilan

sampel tiap perlakuan dilakukan pada awal penelitian. Pakan yang diberikan

diambil 25 gram untuk dilakukan analisis di Laboratorium Nutrisi dan Makanan

Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar. Untuk kebutuhan

analisis kadar gross energi dan energi metabolis ransum yang disubtitusi dedak

fermentasi dengan microorganisme lokal. Adapun untuk pertambahan berat badan

dilakukan penimbangan setiap minggu.

Page 30: PEMBERIAN DEDAK PADI FERMENTASI DENGAN … · 2017. 12. 15. · Microorganisme Lokal Dalam Ransum Terhadap Konsumsi Energi dan Pertambahan Berat Badan Burung Puyuh (Coturnix-Coturnix

18

c) Fermentasi dedak padi dengan MOL

Molasses 3%, air 25%, dan microorganisme local sesuai perlakuan

( volume/berat) kemudian diencerkan secara merata, dan dicampurkan dengan

dedak padi yang diaduk sampai merata dalam baskom, lalu simpan dalam polybag

kedap udara selama 6 hari

Proses Pembuatan Dedak Padi Fermentasi

d)

Gambar 1. Bagan pembuatan dedak padi fermentasi

e) KandangPercobaan

Kandang yang digunakan dalam penelitian ini adalah kandang jenis batterai

untuk ayam petelur yang dimodifikasi, dimana kandang batterai ini dilapisi jaring

kawat agar burung puyuh nantinya tidak terbang keluar kandang. Panjang kandang

yang digunakan berkisar 45 cm, tinggi 40 cm, dan lebar 46 cm sebanyak 20 petak

dan dilengkapi dengan tempat pakan dan tempat minum serta lampu pijar 40 wat.

Tiap petak kandang akan diisi burung puyuh DOQ sebanyak 4 ekor dengan berat

± 7 gram perekor yang diperoleh dari peternakan CV Bittara Wanua, Kelurahan

Laikang, Kecamatan Biringkanayya, Kota Makassar.

Fermentasi 6 Hari

Molases 3% + Air 25% + MOL 4%

dari total berat dedak padi

DedakPadi

Mixing Pengukuran pH

Pengukuran pH

Page 31: PEMBERIAN DEDAK PADI FERMENTASI DENGAN … · 2017. 12. 15. · Microorganisme Lokal Dalam Ransum Terhadap Konsumsi Energi dan Pertambahan Berat Badan Burung Puyuh (Coturnix-Coturnix

19

Parameter yang diukur pada penelitian adalah konsumsi energi (EM) dan

pertambahan berat badan.

a). konsumsi energi dapat dihitung menggunakan rumus :

konsumsi energi : 𝐾𝐵𝐾 𝐸𝑀 − 𝐵𝐾𝑆 (𝐸𝑀)

keterangan : 𝐾𝐵𝐾 = konsumsi bahan kering

𝐵𝐾𝑆 = bahan kering sisa

𝐸𝑀 = energi metabolis

b). Pengukuran Energi Metabolisme (EM) secara matematis dengan

menggunakan data proximat dan dihitung menurut rumus Balton

(Siswohardjono, 1982). :

EM = 40,81 [0,87 (PK + 2,25 LK + BETN) ]

Keterangan: EM = Energi Metabolis (kkal/kg)

PK = Protein Kasar (%)

LK = Lemak Kasar (%)

BETN = Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen (%)

c). Pertambahan berat badan dapat diukur menggunakan rumus :

Pertambahan berat badan = 𝐵𝐵 𝐴𝑊−𝐵𝐵 𝑎𝑘ℎ

𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 (ℎ𝑟)

Keterangan : 𝐵𝐵 𝐴𝑊 = berat badan awal

𝐵𝐵 𝑎𝑘ℎ = berat badan akhir

Pengolahan Data

Data diambil dengan menggunakan sidik ragam sesuai dengan Rancangan

Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan.

Model matematikanya sebagai berikut (Gasperz, 1991) :

Yij = µ + T i + ɛ ij

Page 32: PEMBERIAN DEDAK PADI FERMENTASI DENGAN … · 2017. 12. 15. · Microorganisme Lokal Dalam Ransum Terhadap Konsumsi Energi dan Pertambahan Berat Badan Burung Puyuh (Coturnix-Coturnix

20

Keterangan : Yij = nilai pengamatan dari perlakuan pada penggunaan sumber

protein ke-i dengan ulangan ke-j ( j = 1,2,3,4.. )

µ = nilai rata-rata umum

T i = pengaruh perlakuan ke- i ( i = 1,2,3,4.. )

ɛ ij = galat percobaan dari perlakuan ke- i dengan ulangan ke- j

Jika perlakuan berpengaruh nyata maka diuji lebih lanjut dengan menggunakan uji

Duncan (Duncan’s Multiple Random Tests = DMRT) menururt Gasperz(1991)

Page 33: PEMBERIAN DEDAK PADI FERMENTASI DENGAN … · 2017. 12. 15. · Microorganisme Lokal Dalam Ransum Terhadap Konsumsi Energi dan Pertambahan Berat Badan Burung Puyuh (Coturnix-Coturnix

21

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, rata – rata konsumsi

Energi Metabolisme dan Pertambahan Berat Badan Burung Puyuh dengan

pemberian dedak fermentasi dengan persentase yang berbeda setiap perlakuan

dapat ditampilkan pada Tabel 5.

Tabel 5. Rata – Rata Konsumsi Energi Metabolisme dan Pertambahan Berat Badan

Burung Puyuh Dengan Pemberian Dedak Fermentasi Dengan Persentase

Yang Berbeda

Perlakuan Konsumsi Enenrgi Metabolisme

(kcal/gram/hari)

Pertambahan Berat Badan

(gram/ekor/hari)

P0 18,39a±1,21

2,59

a±0,02

P1 20,00ab

±0,39

2,62ab

±0,31

P2 20,14ab

±0,22

2,63ab

±0,50

P3 21,35b±1,45

2,66

bc±0,31

P4 21,43b±0,14

2,69

c±0,01

Keterangan : Superskrip yang Berbeda Pada Baris yang Sama Menunjukkan Berpengaruh

Nyata (P<0,05).

P0 : Ransum kontrol (tanpa dedak fermentasi)

P1 : Ransum mengandung dedak fermentasi 5%

P2 : Ransum mengandung dedak fermentasi 10%

P3 : Ransum mengandung dedak fermentasi 15%

P4 : Ransum mengandung dedak fermentasi 20%

Konsumsi Energi Metabolisme

Berdasarkan sidik ragam pemberian dedak fermentasi dengan persentase

yang berbeda berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap konsumsi energi metabolis.

Hasil Uji Duncan menunjukkan bahwa perlakuan P0 cenderung sama dengan

perlakuan P1 dan P2, dan perlakuan P3 sama dengan perlakuan P4. Konsumsi

energi perekor perhari pada perlakuan P0 menunjukkan hasil terendah yakni

Page 34: PEMBERIAN DEDAK PADI FERMENTASI DENGAN … · 2017. 12. 15. · Microorganisme Lokal Dalam Ransum Terhadap Konsumsi Energi dan Pertambahan Berat Badan Burung Puyuh (Coturnix-Coturnix

22

18,39/ekor/hari. sedangkan perlakuan tertinggi ditunjukkan pada perlakuan P4

yakni 21,43 gram/ekor/hari. Jika dilihat secara numerik setiap perlakuan

menunjukkan konsumsi yang meningkat. Hal ini disebabkan oleh kandungan energi

metabolisme pada setiap perlakuan yang relatif berbeda. Menurut Ferket dan

Gernat (2006) komposisi nutrisi ransum dan formulasi ransum akan mempengaruhi

konsumsi pakan, jika kebutuhan ternak telah terpehuni maka ternak akan berhenti

mengkonsumsi pakan. Kamal (1994) menjelaskan bahwa tinggi rendahnya

kandungan energi pakan akan mempengaruhi banyak sedikitnya konsumsi pakan.

Wahju,(1997) menyatakan bahwa unggas menkonsumsi pakan sesuai

dengan kebutuhan energi bagi tubuhnya. Kandungan energi pakan sangat

mempengaruhi konsumsi pakan, apabila kandungan energi dalam pakan tinggi

maka tingkat konsumsinya rendah, sebaliknya apabila kandungan energi dalam

pakan rendah maka tingkat konsumsinya tinggi. Dengan demikian kandungan

energi dalam pakan juga menentukan jumlah konsumsi zat makanan lainnya seperti

protein, mineral, dan vitamin.

Jumlah kebutuhan pakan unggas dan jumlah konsumsi pakan sangat

bervariasi tergantung kondisi unggas, strain, umur dan lingkungan. Wahju (1997)

menyatakan bahwa konsumsi pakan unggas dipengaruhi beberapa hal antara lain

besar dan bangsa unggas, tahap produksi, ruang tempat pakan, temperatur, keadaan

air minum, penyakit dan kandungan zat makanan terutama kandungan energi.

Pertambahan Berat Badan

Berdasarkan sidik ragam pemberian dedak fermentasi dengan persentase

yang berbeda menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap

pertambahan bobot badan. Hasil Uji Duncan menunjukkan bahwa perlakuan P0

Page 35: PEMBERIAN DEDAK PADI FERMENTASI DENGAN … · 2017. 12. 15. · Microorganisme Lokal Dalam Ransum Terhadap Konsumsi Energi dan Pertambahan Berat Badan Burung Puyuh (Coturnix-Coturnix

23

lebih rendah di banding perlakuan P1 P2 P3 dan P4. Pada Tabel 5 dapat dilihat

hasil terendah ditunjukkan pada perlakuan P0 yakni 2,59 gram/ekor/hari,

sedangkan hasil tertinggi ditunjukkan pada perlakuan P4 yakni 2,69 gram/ekor/hari.

Jika dilihat secara numerik setiap perlakuan menunjukkan hasil pertambahan berat

badan yang berbeda, hal ini dikarenakan jumlah konsumsi pakan yang berbeda

dalam setiap perlakuan, sehingga menghasilkan pertambahan bobot badan yang

berbeda pula.

Sejalan dengan hasil konsumsi energi yang menunjukkan bahwa semakin

rendah kandungan energi ransum maka presentase pakan yang dikonsumsi akan

bertambah. Sesuai dengan pendapat Tillman, dkk., (1998) bahwa sifat khusus

unggas adalah mengkonsumsi ransum untuk memperoleh energi sehingga jumlah

makanan yang dimakan tiap harinya cenderung berhubungan erat dengan kadar

energinya. Bila persentase protein yang tetap terdapat dalam semua ransum, maka

ransum yang mempunyai konsentrasi energi metabolisme (EM) tinggi akan

menyediakan protein yang kurang dalam tubuh unggas, karena rendahnya jumlah

makanan yang dikonsumsi dalam tubuh unggas akan mengakibatkan turunnya

performa berat badan unggas. Sebaliknya, bila kadar energi kurang maka unggas

akan mengkonsumsi makanan untuk mendapatkan lebih banyak energi akibatnya

unggas akan mengkonsumsi protein yang berlebihan.

Leeson and Summers (2001) menambahkan bahwa pertambahan bobot

badan sangat dipengaruhi oleh konsumsi pakan. Selanjutnya Wahju (1997)

menyatakan untuk mencapai berat yang optimal sangat ditentukan oleh faktor

genetis, lingkungan, manajemen dan pemberian pakan.

Page 36: PEMBERIAN DEDAK PADI FERMENTASI DENGAN … · 2017. 12. 15. · Microorganisme Lokal Dalam Ransum Terhadap Konsumsi Energi dan Pertambahan Berat Badan Burung Puyuh (Coturnix-Coturnix

24

KESIMPULAN

Berdasarkn hasil penelitian mengenai pemberian dedak padi fermentasi

dengan microorganisme lokal pada ransum terhadap konsumsi energi dan

pertambahan berat badan puyuh dapat disimpulkan bahwa pemberian dedak

fermentasi hingga level 20% dalam ransum puyuh mempunyai hasil terbaik

ditandai dengan adanya konsumsi energi metabolisme dan pertambahan berat badan

yang terbaik.

SARAN

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk melihat efek pemberian dedak

fermentasi dengan microorganisme lokal diatas level 20%

Page 37: PEMBERIAN DEDAK PADI FERMENTASI DENGAN … · 2017. 12. 15. · Microorganisme Lokal Dalam Ransum Terhadap Konsumsi Energi dan Pertambahan Berat Badan Burung Puyuh (Coturnix-Coturnix

25

DAFTAR PUSTAKA

Amar., H.S.S., Dato. 2010. Barred Buttonquail in territorial fight. Bird Ecology

Study Group website. Retrieved 16 Feb. 2017. Malaysia

Anggorodi, R. 1994. Ilmu Makanan Ternak Umum. Cetakan ke-5. Penerbit PT.

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Anwar dan A. Rahman. 2012. Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan

Peternakan Burung Puyuh di Kecamatan Pallangga Gowa. Skripsi hal 18.

Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar.

Bidura. I G.N.G., I G. Mahardika, I P. Suyadnya, I B. Gaga Partama, I G.L. Oka,

D.P.M.A. Candrawati, A.I. Aryani. (2012). The Implementation of

Saccharomyces spp. N -2 Isolate culture (isolation from traditional yeast

culture) for improving feed quality and performance of male Bali ducling.

Agriculture Science Research Journal. Vol 2 (9): 486 – 492, Universitas

Udayana, Bali

David Kurniawan, E.Widodo, dan M.H. Natsir, 2014. Efek penggunaan tepung

tomat sebagai bahan pakan terhadap penampilan produksi burung puyuh,

Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan 25 (1) : 1 -7 halaman 2 Fakultas Peternakan

Universitas Brawijaya Malang – Jawa Timur

Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2015. Statistik peternakan dan kesehatan

hewan. Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan. Jakarta.Ensminger, M.E.

1991. Feeds and Nutrition. Second Edition. The Ensminger Publising

Company. USA.

Ensminger, M.E. 1991. Feeds and Nutrition. Second Edition. The Ensminger

publishing company. USA.

Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan, Cetakan ke 1. Penerbit Gramedia Pustaka

Utama, hal.61. Jakarta.

Ferket, P.R., and Gernat, A.G., 2006. Factors That Effect Feed Intake of Meat

Birds: A Review. J. Poultry Sci. 5 (10): 905-911. USA.

Gaspersz, V. 1991. Metode Perancangan Percobaan. Penerbit CV.Armico press.

Bandung

Hanafi, N, D. 2004. Perlakuan silase dan amoniasi daun kelapa sawit sebagai bahan

baku pakan ternak. Skripsi hal 28. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Page 38: PEMBERIAN DEDAK PADI FERMENTASI DENGAN … · 2017. 12. 15. · Microorganisme Lokal Dalam Ransum Terhadap Konsumsi Energi dan Pertambahan Berat Badan Burung Puyuh (Coturnix-Coturnix

26

Helinna, dan Mulyantono. 2002. Bisnis burung puyuh. Majalah Poultry Indonesia,

Edisi Juli hal. 13. Jakarta.

Kamal, M.. 1994. Nutrisi Ternak 1. Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada .

Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Kurniawan, B.P.2005 Pengaruh tingkat penggunaan bahan pakan pengganti

molases dalam suplemen terhadap efisiensi sintesis mikroba melalui

pendekatan produksi secara In Vitro. Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak.

Fakultas Peternakan. Universitas Brawijaya. Malang.

Laboratorium Kimia Makanan Ternak. 2017. Fakultas peternakan, universitas

hasanuddin. Makassar.

Lawrie, R. A. 1994. Ilmu Daging Edisi-5. Penerbit Univeritas Indonesia Press.

Jakarta

Leeson, S. and J. D. Summers. 2001. Commercial Poultry Nutrition, books 1:13.

Department of Animal and Poultry Science University of Guelph Guelph

press, Ontario, Canada

Listyowati, E dan Kinanti, 2005. Puyuh : TataLaksana Budi Daya Secara

Komersial. Penerbit Penebar Swadaya, Jakarta.

Mc.Donald, P., R. A. Edwards and J. F. D. Greenhalgh and C. A. Morgan. 2002.

Animal Nutrition. Sixth Edition. Ashford Colour Press. London. England

Murni,R.S, BL. Akmal., Ginting 2008. Buku Ajar Teknologi Pemanfaatan Limbah

Untuk Pakan. Laboratorium Makanan Ternak Fakultas Peternakan

Universitas Jambi.

Murtidjo, A.B. 1989. Pedoman Maramu Pakan Unggas. Cetakan ke-1. Penerbit

Kanisius, Yogyakarta.

National Research Council, 1994. Nutrient Requirements of Poultry. Ninth Revised

Edition, publishing National Academy Press, Washington D.C

Parakkasi, A. 1990. Ilmu Gizi dan Makanan Ternak Monogastrik. Penerbit

Angkasa press. Bandung.

Progressio, W. 2003. Burung Puyuh. http://warintek.progressio.or.id. (25 Mei 2006)

jakarta

Publising Company. USA.

Purwasasmita M,K. Kunia . 2009. Mikroorganisme lokal sebagai pemicu siklus

kehidupan dalam bioreaktor tanaman. Seminar Nasional Teknik Kimia

Indonesia- SNTKI 2009. Bandung

Page 39: PEMBERIAN DEDAK PADI FERMENTASI DENGAN … · 2017. 12. 15. · Microorganisme Lokal Dalam Ransum Terhadap Konsumsi Energi dan Pertambahan Berat Badan Burung Puyuh (Coturnix-Coturnix

27

Rasyaf, M. 2002. Beternak Ayam Pedaging. Cetakan ke - 9. Penerbit Swadaya,

Jakarta.

Ridwan, R., S. Ratnakomala, G. Kartina, dan Y. Widyastuti. 2005. Pengaruh

penambahan dedak padi dan Lactobacillus plantarum 1BL-2 dalam

pembuatan silase rumput gajah (Penisetum purpureum). Jurnal Media

Peternakan-IPB. Vol.28 (3): hal.117-123, Bogor

Siswohardjono, W., 1982. Beberapa Metode Pengukuran Energi Metabolis Bahan

Makanan Ternak pada Itik. Makalah Seminar Fakultas Pasca Sarjana. Institut

Pertanian Bogor, Bogor.

Sumiati. 2006. Rasio Molar Asam Fitat : ZN untuk menentukan Suplementasi ZN

dan enzym phytase dalam ransum berkadar asam fitat tinggi. Tesis hal. 16,

Sekolah Pascasarjana IPB. Bogor.

Sunarno. 2004. Potensi Burung Puyuh. Majalah Poultry Indonesia Edisi Pebruari

hal.61. Jakarta

Suprihatin. 2010. Teknologi Fermentasi. Cetakan 1, Penerbit UNESA Press.

Surabaya

Tarigan P, dan A.P. Siregar., 1983. Pemeliharaan Burung Puyuh. Direktorat Bina

Produksi Peternakan, Jakarta.

Tetty. 2002. Puyuh Si Mungil Penuh Potensi, Penerbit Agro Media Pustaka.

Jakarata.

Tillman, A. D., H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawirokusuma, dan

Lebdosoekoekojo. 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Cetakan

Keenam.penerbit Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Topan. 2007. Sukses Beternak Puyuh. Penerbit Agromedia Pustaka. Jakarta.

Utami, Y. 2011. Pengaruh imbangan feed suplemen terhadap kandungan protein

kasar, kalsium dan fosfor dedak padi yang difermentasi dengan Bacillus

amylo-liquefaciens. Skripsi, Fakultas Peternakan Universitas Andalas, hal. 21

Padang.

Wahju, J. 1997. Ilmu Nutrisi Unggas. Cetakan IV. Penerbit Gadjah Mada

University Press. Yogyakarta.

Widodo, A. R., Setiawan, Sudiyono, dan R. Indreswari. 2013. Kecernaan nutrien

dan performan puyuh (coturnix coturnix japonica) jantan yang diberi ampas

tahu fermentasi dalam ransum. Jurnal Vol. 2 (1) hal 51, Program Studi

Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Page 40: PEMBERIAN DEDAK PADI FERMENTASI DENGAN … · 2017. 12. 15. · Microorganisme Lokal Dalam Ransum Terhadap Konsumsi Energi dan Pertambahan Berat Badan Burung Puyuh (Coturnix-Coturnix

28

Yusdja. Y, 2005. Pengembangan Model Kelembagaan Agribisnis Ternak Unggas

Tradisional (Ayam Buras, Itik dan Puyuh). Laporan Hasil Penelitian dan

Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian hal 13. Bogor.

Page 41: PEMBERIAN DEDAK PADI FERMENTASI DENGAN … · 2017. 12. 15. · Microorganisme Lokal Dalam Ransum Terhadap Konsumsi Energi dan Pertambahan Berat Badan Burung Puyuh (Coturnix-Coturnix

29

Lampiran 1. Hasil Perhitungan Analisis Sidik Ragam Dari Konsumsi Energi Dan

Pertambahan Berat Badan Perekor Perhari

ONEWAY KONS_EM_PEREKOR_PERHARI PBB_PEREKOR_PERHARI BY PERLAKUAN

/STATISTICS DESCRIPTIVES HOMOGENEITY

/MISSING ANALYSIS

/POSTHOC=DUNCAN ALPHA(0.05).

Oneway

Notes

Output Created 13-Nov-2017 22:08:50

Comments

Input Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 20

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as

missing.

Cases Used Statistics for each analysis are based on

cases with no missing data for any variable

in the analysis.

Syntax ONEWAY

KONS_EM_PEREKOR_PERHARI

PBB_PEREKOR_PERHARI BY

PERLAKUAN

/STATISTICS DESCRIPTIVES

HOMOGENEITY

/MISSING ANALYSIS

/POSTHOC=DUNCAN ALPHA(0.05).

Resources Processor Time 00:00:00.078

Elapsed Time 00:00:00.068

[DataSet0]

Page 42: PEMBERIAN DEDAK PADI FERMENTASI DENGAN … · 2017. 12. 15. · Microorganisme Lokal Dalam Ransum Terhadap Konsumsi Energi dan Pertambahan Berat Badan Burung Puyuh (Coturnix-Coturnix

30

Descriptives

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval

for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

KONS_EM_

PEREKOR_

PERHARI

P0 4 18.3950 1.21848 .60924 16.4561 20.3339 17.12 19.83

P1 4 20.0100 .39505 .19753 19.3814 20.6386 19.55 20.47

P2 4 20.1475 .22066 .11033 19.7964 20.4986 19.87 20.41

P3 4 21.3575 1.45356 .72678 19.0446 23.6704 20.15 23.12

P4 4 21.4300 1.83519 .91760 18.5098 24.3502 20.03 24.06

Total 20 20.2680 1.55625 .34799 19.5397 20.9963 17.12 24.06

PBB_

PEREKOR

_PERHARI

P0 4 2.5950 .02082 .01041 2.5619 2.6281 2.57 2.62

P1 4 2.6250 .03109 .01555 2.5755 2.6745 2.59 2.66

P2 4 2.6350 .05066 .02533 2.5544 2.7156 2.56 2.67

P3 4 2.6650 .03109 .01555 2.6155 2.7145 2.63 2.70

P4 4 2.6925 .01258 .00629 2.6725 2.7125 2.68 2.71

Total 20 2.6425 .04459 .00997 2.6216 2.6634 2.56 2.71

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

KONS_EM_PEREKOR_PERHA

RI 3.721 4 15 .027

PBB_PEREKOR_PERHARI 2.102 4 15 .131

ANOVA

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

KONS_EM_PEREKOR_PERHA

RI

Between Groups 24.506 4 6.126 4.272 .017

Within Groups 21.511 15 1.434

Total 46.017 19

PBB_PEREKOR_PERHARI Between Groups .023 4 .006 5.524 .006

Within Groups .015 15 .001

Total .038 19

Page 43: PEMBERIAN DEDAK PADI FERMENTASI DENGAN … · 2017. 12. 15. · Microorganisme Lokal Dalam Ransum Terhadap Konsumsi Energi dan Pertambahan Berat Badan Burung Puyuh (Coturnix-Coturnix

31

Post Hoc Tests

Homogeneous Subsets

KONS_EM_PEREKOR_PERHARI

Duncan

PERLAK

UAN N

Subset for alpha = 0.05

1 2

P0 4 18.3950

P1 4 20.0100 20.0100

P2 4 20.1475 20.1475

P3 4 21.3575

P4 4 21.4300

Sig. .067 .142

Means for groups in homogeneous subsets are

displayed.

PBB_PEREKOR_PERHARI

Duncan

PERLAK

UAN N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3

P0 4 2.5950

P1 4 2.6250 2.6250

P2 4 2.6350 2.6350

P3 4 2.6650 2.6650

P4 4 2.6925

Sig. .112 .112 .242

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Page 44: PEMBERIAN DEDAK PADI FERMENTASI DENGAN … · 2017. 12. 15. · Microorganisme Lokal Dalam Ransum Terhadap Konsumsi Energi dan Pertambahan Berat Badan Burung Puyuh (Coturnix-Coturnix

32

Lampiran. 2 Dokumentasi Penelitian

1. Pembuatan Microorganisme Lokal

2. Fermentasi dedak padi

Page 45: PEMBERIAN DEDAK PADI FERMENTASI DENGAN … · 2017. 12. 15. · Microorganisme Lokal Dalam Ransum Terhadap Konsumsi Energi dan Pertambahan Berat Badan Burung Puyuh (Coturnix-Coturnix

33

3. Penimbangan berat badan puyuh

4. Pengambilan data konsumsi

Page 46: PEMBERIAN DEDAK PADI FERMENTASI DENGAN … · 2017. 12. 15. · Microorganisme Lokal Dalam Ransum Terhadap Konsumsi Energi dan Pertambahan Berat Badan Burung Puyuh (Coturnix-Coturnix

34

RIWAYAT HIDUP

Muh. Irfan S. (I111 12 332). Lahir dikolaka, pada tanggal

26 February 1994, Anak kedua dari Lima Bersaudara yang

merupakan anak dari pasangan suami istri Suradi N dan

Kartini. Mengenyam pendidikan formal di SDN 1 T.Ponre

Waru, kemudian setelah lulus pada tahun 2006 ia

melanjutkan pendidikan di tingkat Sekolah Menengah Pertama di MTS Darul

Arqam Ponre Waru dan lulus pada tahun 2009, kemudian melanjutkan ke Sekolah

Menengah Atas di SPP SNAKMA neg. RAPPANG dan lulus pada tahun 2012.

Setelah menyelesaikan tingkat SMA, Penulis menempuh pendidikan S1 di

Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar pada tahun 2013. Selama

berada dikampus turut aktif dalam kegiatan keorganisasian yaitu Himpunan

Mahasiswa Nutrisi dan Makanan Ternak HUMANIKA UNHAS, SENAT

MAHASIWA PETERNAKAN, dan Perhimpunan Mahasiswa Bone PMB-UH

LATENRITATTA.