Pemberdayaan Masyarakat Kp Asi Pkm Kemlagi Mojokerto

18
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELOMPOK PENDUKUNG (KP) – PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TUGAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Di Susun Oleh : Mahasiswa Keperawatan Reguler XVI B 1. BRI YUDISTIRA 2. BERNATD FRANGKY PRATAMA 3. CRISTIN AGUSTIA 4. DEDE JULIUS KAHARAP 5. DEDY SUSANTO 6. TEGUH EFENDI 7. TEGUH OKTAVIANUS KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PHBS “ PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF 0-6 BULAN” KEL.II Page 1

description

pembelajaran

Transcript of Pemberdayaan Masyarakat Kp Asi Pkm Kemlagi Mojokerto

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELOMPOK PENDUKUNG (KP) PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

TUGAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Di Susun Oleh : Mahasiswa Keperawatan Reguler XVI B1. BRI YUDISTIRA 2. BERNATD FRANGKY PRATAMA3. CRISTIN AGUSTIA4. DEDE JULIUS KAHARAP5. DEDY SUSANTO 6. TEGUH EFENDI 7. TEGUH OKTAVIANUS

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN PALANGKARAYA TAHUN 2014

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELOMPOK PENDUKUNG (KP)PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF 0-6 BULAN

A. LATAR BELAKANG Menyusui merupakan aspek yang sangat penting untuk kelangsungan hidup bayi guna mencapai tumbuh kembang bayi/anak yang optimal sekaligus mempertahankan kesehatan ibu setelah bersalin.Sejak lahir, bayi hanya diberi ASI saja hingga usia 6 bulan yang disebut dengan pemberian ASI Eksklusif. Selanjutnya pemberian ASI diteruskan hingga anak berusia dua tahun dengan penambahan makanan lunak/padat yang disebut makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang cukup dalam jumlah maupun mutunya.Dalam situasi apapun, ibu harus senantiasa didukung untuk tetap dapat menyusui bayinya. Karena mendapatkan ASI merupakan hak anak agar dapat bertumbuh kembang secara optimal. Pemberian ASI juga dapat membentuk perkembangan intelegensi, rohani dan perkembangan emosional, karena selama disusui dalam dekapan ibu, bayi bersentuhan langsung dengan ibu, dan mendapatkan kehangatan kasih sayang dan rasa aman.Namun harus diakui masih banyak bayi yang belum mendapatkan ASI. Agar ibu-ibu dapat lebih berhasil menyusui diperlukan bantuan moril dari suami dan keluarga, penyuluhan dan pengetahuan praktis dari petugas/kader. Oleh karena itu maka salah satu usaha yang ditempuh adalah dengan membentuk kelompok pendukung ASI (KP-ASI) di desa-desa di wilayah kerja Puskesmas, Posyandu dan Pustu-pustu.

B. TUJUAN DAN SASARAN1. Tujuan Umum :Tujuan umum dari dibentuknya kelompok pendukung ASI (KP-ASI) adalah terbentuknya kelompok pendukung ASI (KP-ASI) untuk mendukung agar ibu-ibu dapat lebih berhasil menyusui yaitu memberikan ASI Eksklusif pada bayinya dan dilanjutkan hingga anak berusia 2 tahun.Meningkatkan, pengetahuan, sikap dan perilaku ibu tentang pentingnya pemberian ASI Eksklusif pada bayi.

2. Tujuan Khusus : a. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan anggota kelompok tentang ASI eksklusif.b. Memperoleh komitmen dari anggota untuk mendukung semua kegiatan yang dilaksanakan.c. Dikeluarkannya Surat Keputusan dari Kepala Desa tentang kelompok pendukung ASI (KP-ASI).d. Kelompok pendukung ASI (KP-ASI) dapat melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya.

Sesuai tujuan tersebut, maka peserta KP-ASI diutamakan ibu hamil serta ibu ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan. Walaupun demikian, kelompok ini terbuka untuk orang orang lain yang memiliki minat yang sama. Suami atau anggota keluarga lain dari seorang ibu hamil / menyusui, seorang perempuan yang belum hamil tapi sudah berkeinginan untuk menyusui bayinya suatu saat, atau tenaga kesehatan yang ingin belajar dari dan berbagi informasi dengan para ibu hamil/ menyusui dapat dilibatkan dalam pertemuan KP-ASI.

C. STRATEGI DAN PENDEKATANTujuan Pembangunan Kesehatan yaitu Indonesia Sehat 2010 yang menggambarkan bahwa pada tahun 2010 Bangsa Indonesia hidup dalam lingkungan yang sehat,berperilaku hidup bersih dan sehat,serta mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata sehingga memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.Untuk menyukseskan Program Pembangunan Kesehatan tersebut, salah satunya dengan mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) salah satunya Pembentukan Kelompok Pendukung ASI. dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini. Kelompok pendukung ASI memberikan pengetahuan pada Ibu tentang pentingnya memberikan ASI Eksklusif pada bayi sehingga dapat meningkatkan kecerdasan dan pertumbuhan, melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi dan menghindarkan bayi dari alergi dan diare.Untuk mencapai tujuan dan strategi yang telah ditetapkan, dilakukan pendekatan sebagai berikut :1. Berbasis masyarakat menempatkan masyarakat sebagai pengambilan keputusan dan bertanggung jawab atas kegiatan yang dilakukan dalam program. 2. Partisipatif melibatkan semua pihak masyarakat, dengan anggota dari kelompok pendukung ASI ini adalah Kepala Desa, Bidan desa , PKK Desa (6 orang), kader posyandu ,dan kader poskesdes (2 orang). 3. Keberpihakan kepada kelompok risiko program menempatkan para ibu hamil, menyusui dan balita sebagai penerima manfaat. 4. Kesetaraan gender memberi kesempatan kepada siapa pun, laki-laki dan perempun terlibat dalam tiap pengambilan keputusan, pelaksanaan, hingga evaluasi program. 5. Keberlanjutan perubahan perilaku hidup sehat yang terjadi dan ketersedian sarana dan prasarana pendukung agar dapat memberi manfaat sehingga program dipertimbangkan untuk dilanjutkan hingga mencapai kualitas hidup yang diharapkan. 6. Tranparansi dan akuntabilitas program dilakukan secara terbuka, dapat dipercaya, akurat dan dipertanggungjawabkan.

D. PELAKSANAAN PROGRAM1. Penentuan Lokasi : Semua desa yang ada di bawah cakupan Puskesmas dan Posyandu Lokasi pelatihan di balai desa dan puskesmas, Posyandu

2. Penerima Manfaat Ibu-ibu yang memiliki balita menyusu Balita yang menyusu

3. Tugas Anggota KP-ASITugas dari anggota KP-ASI adalah :a. Memberikan nasihat praktis kepada ibu-ibu hamil dan menyusui tentang perawatan payudara, cara menyusui yang baik dan benar, manfaat ASI dan menyusui secara eksklusif dan nasehat tentang cara mengatasi permasalahan yang ditemui pada waktu menyusui.b. Memberikan dukungan psikologis kepada ibu menyusui sehingga menimbulkan rasa percaya diri pada ibu dan memotivasi agar : 1) Ibu yakin bahwa dapat menyusui, ASI adalah yang terbaik, dan ibu dapat memproduksi ASI yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bayinya.2) Ibu mengetahui setiap perubahan fisik yang terjadi dan mengerti bahwa perubahan itu adalah normal.3) Ibu mengetahui dan mengerti akan pertumbuhan dan perilaku bayi dan bagaimana seharusnya menghadapi dan mengatasinya.

4. Bahan atau Materi Pemberdayaan yang Disiapkan Buku Pedoman tentang ASI Eksklusif Alat peraga dan praktik demo Alat kesehatan Leaflet dan poster

5. Pelaksanaan Kegiatan KP-ASI1. Pembentukan KP-ASIMembentuk kelompok KP-ASI dibeberapa desa. Adapun kegiatan yang dilaksanakan dalam pembentukan KP-ASI adalah :1) Melakukan pemanggilan peserta/anggota melalui surat dari Kepala Desa.2) Menjelaskan tujuan dibentuknnya KP-ASI3) Menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh KP-ASI4) Meminta komitmen dari anggota KP-ASI5) Menyusun struktur organisasi / kepengurusan KP-ASI6) Pembuatan Surat Keputusan dari Kepala Desa tentang KP-ASI

2. Pemberian Materi Pada KP-ASISetelah KP-ASI terbentuk, diberikan materi pada anggota KP-ASI. Adapun materi yang disampaikan adalah :1) Tujuan dibentuknya kelompok KP-ASI2) Tugas dari anggota KP-ASI adalah : a) Memberikan nasehat praktis kepada ibu-ibu hamil dan menyusui tentang perawatan payudara, cara menyusui yang baik dan benar, manfaat ASI dan menyusui secara eksklusif dan nasehat tentang cara mengatasi permasalahan yang ditemui pada waktu menyusui.b) Memberikan dukungan psikologis kepada ibu menyusui sehingga menimbulkan rasa percaya diri pada ibu dan memotivasi agar :(1) Ibu yakin bahwa dapat menyusui, ASI adalah yang terbaik, dan ibu dapat memproduksi ASI yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bayinya.(2) Ibu mengetahui setiap perubahan fisik yang terjadi dan mengerti bahwa perubahan itu adalah normal.(3) Ibu mengetahui dan mengerti akan pertumbuhan dan perilaku bayi dan bagaimana seharusnya menghadapi dan mengatasinya.3. Pendampingan KP-ASIPetugas Puskesmas melaksanakan pendampingan pada anggota KP-ASI dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Pendampingan dilaksanakan saat KP-ASI melaksanakan kegiatan :1) Memberikan penyuluhan/ nasehat dan dukungan psikologis oleh bidan desa pada saat ibu hamil dan menyusui datang ke pustu, poskesdes, posyandu atau saat kunjungan rumah.2) Memberikan penyuluhan/ nasehat dan dukungan psikologis oleh kader pada saat ibu hamil dan menyusui datang ke pustu, poskesdes, posyandu atau saat kunjungan rumah.

6. Pelaksanaan Kegiatan

Waktu Goals Kegiatan

Satu bulan (empat minggu)Memberikan pengetahuan kepada masyarakat dan pemangku masyarakat atau kepentingan Penyuluhan oleh tenaga kesehatan kepada masyarakat tentang IMD dan pemberian ASI eksklusif

Menyebarkan poster dan leaflet tentang IMD dan pemberian ASI eksklusif

Gerakan dan Mobilisasi sosialisasi IMD dan pemberian ASI eksklusif dengan modelling kader bersama aparat desa (TOGA, TOMA)

Memilih motivator KP-ASIMenunjuk ibu balita dari wilayah setempat yang pernah mendapatkan pelatihan khusus sebagai motivatorKP-ASI.

Dua mingguPembentukan KP-ASIMelakukan pemanggilan peserta/anggota melalui surat dari Kepala Desa. Tiap desa diupayakan ada 5-7 kelompok KP-ASI, sehingga minimal ada 5-10 kader yang menjadi motivator.

Menjelaskan tujuan dibentuknnya KP-ASI dan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh KP-ASI

Meminta komitmen dari anggota KP-ASI

Menyusun struktur kepengurusan KP-ASI dan membuat Surat Keputusan Kepala Desa tentang KP-ASI

Satu minggu Pembinaan kelompok KP-ASIMerupakan kegiatan dalam rangka mempersiapkan motivator/kader KP-ASI oleh tim pembina KP-ASI Puskesmas Kemlagi yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang ASI eksklusif, perawatan payudara dan cara penyimpanan ASI. Pembinaan dilaksanakan selama 1 bulan, sehingga dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, kelompok KP-ASI dapat menjadi fasilitator / motivator pada setiap kegiatan yang dilaksanakan.

Satu minggu Sosialisasi tentang KP-ASISosialisasi dilaksanakan oleh Tim pembina KP-ASI Puskesmas beserta Kader KP-ASI desa disetiap posyandu, PKK dusun dan PKK desa

Satu bulan (dilakukan sejak awal program) Persiapan alat-alat

Pada kegiatan KP-ASI membutuhkan sarana dan prasarana antara lain :1. Banjar / Balai Desa.2. Buku Pedoman tentang ASI Eksklusif.3. Alat peraga dan alat praktek demo.4. Pencatatan/pelaporan menggunakan registrasi yaitu buku bantu ASI Eksklusif Alat alat diatas diperoleh dari dukungan dari Dinas Kesehatan dan swadaya masyarakat.

10 bulan (dilakukan setelah sosialisasi dan semua alat/meteri telah selesai disiapkanPelaksanaan KP-ASIPelaksanaan KP-ASI dilaksanakan dilaksanakan secara rutin setiap bulan. Setiap kegiatan akan dipandu oleh 10 orang kader KP-ASI sebagai fasilitator dibantu oleh Tim pembina KP-ASI Puskesmas dengan pembagian materi sebagai berikut :1. Pertemuan pertama dilaksanakan dengan materi tentang ASI Eksklusif2. Pertemuan kedua dilaksanakan dengan materi perawatan payudara 3. Pertemuan Ketiga dilaksanakan dengan materi gizi ibu hamil dan menyusui 4. Pertemuan keempat dilaksanakan dengan materi cara penyimpanan ASI

Satu bulan (dilakukan sebulan sebelum program berakhir)Keberlanjutan program Melatih dan meregenerasi kader baru, terutama pada ibu-ibu muda yang sedang hamil dan baru memiliki anak (balita) pertama. Diupayakan satu desa memiliki 3-5 kader baru. Kader/motivator lama berperan untuk mencari kader baru)

E. EVALUASI dan MONITORINGEvaluasi dan monitoring dilakkukan Penilaian yang dilakukan oleh tim penyelenggara kegiatan. Kegiatan tersebut dilakukan tiga kali dalam satu tahun, yakni pada bulan kempat, kedelapan, dan bulan ke-12. Tujuan evaluasi untuk melihat sejauh mana program berjalan sesuai dengan target dan ouutcomes yang diharapkan. Berikut bentuk evaluasi yang dikembangkang: a. Indikator Proses1) Kehadiran peserta2) Partisipasi peserta3) Jumlah KP-ASI yang terbentuk

b. Indikator outcome1) Pencatatan jumlah ibu yang memberikan ASI eksklusif 2) Dukungan keluarga terhadap ibu untuk memberikan ASI eksklusif 3) Kesehatan balita

DeterminanVariabelIndikatorSumber

Hasil (kualitas hidup, perilaku, lingkungan) Jumlah ibu yang paham tentang pentingnya dan manfaat ASI eksklusif 100 persen ibu yang menyusui telah paham ASI eksklusif Ibu-ibu yang punya balita

Jumlah ibu yang telah memberi ASI eksklusif 85 persen ibu menyusui telah memberi ASI eksklusif kepada anak balitanya

Ibu-ibu yang punya balita

Ketersediaan pojok laktasi Sudah ada 1 pojok laktasi di tiap desaMasyarakat (perangkat desa)

Tumbuh kembang bayi sehat dan cerdas 85 persen bayi tidak sakit-sakitanBalita

Angka kematian rendah Angka kematian bayi 0 persen Pusekesmas

Partisipasi suami/ibu mertua mendukung ASI eksklusif 90 persen keluarga mendukung ibu memberikan Keluarga

Proses (kesadaran dan keterlibatan)Jumlah ibu menyusui yang sukarela menjadi kader/motivator 70 persen ibu-ibu yang punya balita/menyusui mau menjadi kaderIbu-ibu yang punya balita dan menyusui

Jumlah pertemuan yang dilakukan Satu kali dalam sebulan Motivator KP ASI

Jumlah ibu menyusui yang datang dalam pertemuan KP-ASI100 persen ibu-ibu yang menyusui dan punya balita di tiap desa datang Ibu-ibu yang punya balita dan menyusui

Jumlah kelompok yang terbentuk Tiap desa punya minimal 5 KP ASIKelompok dan kader KP ASI

Peran puskesmas Semua staf puskesmas terlibat dalam membuat hingga memberikan pengetahuan tentang ASI eksklusif Petugas puskesmas

HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MENGENAI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

MENGAPA ASI EKSLUSIF MENJADI AGENDA KEBIJAKANAsi merupakan kebutuhan utama untuk bayi umur 0 6 bulan. Pemberian asi pada bayi umur 0 6 bulan tanpa makanan pendamping disebut dengan pemberian asi secara ekslusif. Seperti yang menjadi tema Hari Gizi Nasional tahun 2012, 1000 hari menuju gizi prima dalam tema ini tersirat makna yang bahwa pemberian asi secara ekslusif benar-benar harus diupayakan supaya bayi dapat tumbuh sehat dan cerdas. Upaya meningkatkan cakupan asi ekslusif tidaklah mudah, karena belum semua Rumah Sakit, Rumah Bersalin, dan Bidan Praktek Swasta, mau mensosialisakan program ini, bahkan, sebagian dari mereka tidak melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) yang merupakan langkah awal untuk mencapai program asi eklsusif. Bahkan mereka membekali ibu dengan susu formula untuk bayi nya. Hal ini dapat menyebabkan gagalnya ibu untuk menyusui secara eksklusif.

ARGUMEN KEBIJAKAN YANG LEMAHKebijakan pemerintah melalui pemberdayaan Kelompok Pendukung Ibu (KP Ibu) di Kabupaten Sleman pertama kali dilaksanakan di empat kecamatan yang berdampak langsung erupsi Merapi 2010 yaitu Cangringan, Pakem, Turi, dan Ngemplak. Pada awal pembentukkan kelompok ini dengan cara membuat suatu kelompok yang saling sharing tentang pemberian ASI dan masalah-masalah menyusui selama di pengungsian. Pada saat pertama kali program ini dilaksanakan, masih mengalami banyak hambatan karena belum ada tenaga dari kabupaten sleman yang terlatih dan belum adanya dukungan dari petugas kesehatan, Pokja IV desa,dan aparat desa. Setelah program ini dilaksanakan, ternyata masyarakat mulai sadar dan berniat menreplikaskan di dusun yang belum ada Kelompok Pendukung Ibu. Pada kenyataannya tidak semua desa berniat mereplikasi kegiatan ini dengan menggunakan dana dari desa. Mereka masih berharap dari pemerintah dapat mengembangkan dan melestarikan program KP Ibu di wilayahnya. Padahal pemerintah, hanya memberikan pancingan pada tahun pertama, sedangkan untuk kelanjutan dari program diserahkan ke wilayah setempat

EFEKTIFKAH PROGRAM INI.Kebijakan pemberdayaan masyarakat melalui KP Ibu, sangatlah tepat. Karena masyarakat akan lebih sadar meningkatkan cakupan asi ekslusif kalau mereka benar-benar mengetahui manfaat asi ekslusif . Mereka akan lebih peduli dan sharing terhadap kelompok sebaya nya ( sesama ibu hamil/ibu menyusui) untuk dapat menyusui anaknya secara baik dan benar sehingga program asi eksclusif dapat berhasil. Masyarakat akan lebih percaya pada role modelAPA AKAR MASALAH YANG TEPAT?Pengetahuan tentang asi eksclusif yang masih terbatas, hal ini terjadi karena kurangnya sosialisi tentang Inisasiasi Menyusu Dini (IMD), manfaat asi ekslusif, cara menyusui yang baik dan benar. Mereka tentu akan lebih memberikan asi daripada menerima informasi yang diberikan oleh produsen susu formula, bahwa susu formula adala makanan pengganti asi. Masyarakat meskipun pendidikannya rendah apabila informasi asi eksluif diberikan sejak dini (sejak bayi dalam kandunngan) , tentu mereka tidak akan memberikan susu formula.

1

PHBS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF 0-6 BULAN KEL.IIPage 1