Sejarah Kota Mojokerto

download Sejarah Kota Mojokerto

of 14

Transcript of Sejarah Kota Mojokerto

Sejarah Kota Mojokerto Pembentukan Pemerintah Kota Mojokerto melalui suatu proses kesejahteraan yang diawali melalui status sebagai staadsgemente, berdasarkan keputusan Gubernur Jendral Hindia Belanda Nomor 324 Tahun 1918 tanggal 20 Juni 1918. Pada masa Pemerintahan Penduduk Jepang berstatus Sidan diperintah oleh seorang Si Ku Cho dari 8 Mei 1942 sampai dengan 15 Agustus 1945. Pada zaman revolusi 1945 - 1950 Pemerintah Kota Mojokerto didalam pelaksanaan Pemerintah menjadi bagian dari Pemerintah Kabupaten Mojokerto dan diperintah oleh seorang Wakil Walikota disamping Komite Nasional Daerah. Daerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai Kota Praja menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1957. Setelah dikeluarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1965 berubah menjadi Kotamadya Mojokerto. Selanjutnya berubah menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Mojokerto berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974. Selanjutnya dengan adanya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999, tentang Pemerintahan Daerah, Kotamadya Daerah Tingkat II Mojokerto seperti Daerah-Daerah yang lain berubah Nomenklatur menjadi Pemerintah Kota Mojokerto. Sumber : Situs Pemerintah Kota Mojokerto

Sejarah Pemerintah Kota Mojokerto tak lepas dari sejarah Kerajaan Mojopahit yang pada masa kejayaannya dipimpin oleh seorang raja bernama Hayam Wuruk pada tahun 1350 1389 dengan maha patihnya Gajah Mada. Kerajaan Mojopahit adalah suatu negara yang besar, terletak di Daerah Delta Kali Brantas dan Kali Brangkal, dan merupakan kubu pertahanan yang cukup tangguh dalam menghadapi pasukan kolonial. Daerah Canggu sebagai daerah pelabuhan, merupakan pintu gerbang dari semua kegiatan lalu lintas perdagangan (logistik) pada waktu itu. Untuk kelancaran komunikasi dan angkutan, dibuatlah jalan yang menghubungkan daerah pelabuhan Canggu dengan pusat ibukota. Kota Mojokerto sebagai pusat pemerintahan Mojopahit kala itu, saat ini masih meninggalkan banyak bukti-bukti antara lain sebutan Prajurit Kulon, Magersari, Suronatan, Sentanan, dsb. Tahun berganti tahun, abad berganti abad, maka sampailah sejarah Mojopahit di bawah Pemerintahan Hindia Belanda. Pada zaman Pemerintah Pemerintah Hindia Belanda, Kota Mojokerto dibentuk sebagai Stadgemeente dengan Keputusan Gubernur Jendral J. Van Limburgstirum pada tanggal 20 Juni 1918, Staatblad tahun 1918 Nomor 324. Kemudian pada zaman Jepang, Kota Mojokerto berstatus sebagai sidi Pemerintah oleh Sie Cok dan Sie Sangikat yang mempunyai wakil sendiri disamping wakil dari daerah Kabupaten Mojokerto. Pada tahun 1945, Kota Mojokerto merupakan garis depan pertahanan Jawa Timur, dimana Markas Besar Divisi I dibawah pimpinan Panglima Divisi Sungkono. Pada saat itu pasukan kita dalam menghadapi pasukan Kolonial , mundur sampai di Mojokerto. Sebagai daerah basis perjuangan, Kota Mojokerto beserta segenap warga masyarakat telah menunjukkan semangat perjuangannya dalam menghadapi serangan kolonial yang akan mengembalikan pemerintahan penjajahan di Bumi Indonesia.

Untuk mengenang sikap heroisme dan patriotisme pada pejuang bangsa serta

memperingati hari pahlawan 10 Nopember, maka sejak lama telah diselenggarakan gerak jalan tradisional Mojokerto Surabaya. Disamping itu untuk mengenang semangat perjuangan tersebut, telah dibangun sebuah monumen proklamasi yang berdiri kokoh di tengah-tengah Alun-alun Mojokerto serta telah diubahnya peruntukan gedung bekas Kantor Departemen Penerangan Kabupaten dan Kota mojokerto dengan upaya yang cukup intensif dari Pemerintah Kota Mojokerto menjadi Gedung LVRI / Gedung Juang 1945. Pada kurun waktu 1945 1950, Pemerintah Kota Mojokerto di dalam melaksanakan Pemerintahan menjadi bagian dari Pemerintahan Kabupaten Mojokerto dan diperintah oleh seorang Wakil Walikota disamping Komite Nasional Daerah. Bupati Mojokerto saat itu sekaligus merangkap menjadi Walikota dan Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia. Pada tahun 1950 dengan dileburnya Negara Jawa Timur ke dalam Republik Indonesia, maka berdasarkan Undang-undang Nomor 17 Tahun 1950, tentang Pembentukan Daerah Kota Kecil dalam lingkungan Propinsi Jawa Timur / Jawa Tengah / Jawa Barat kemudian dikukuhkan sebagai Kota Praja berdasarkan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1957. Dengan ditetapkan Undang-undang Nomor 18 Tahun 1965 nomenklaturnya berubah menjadi Kotamadya Mojokerto yang selanjutnya berdasarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 berubah lagi menjadi Kotamadya daerah Tingkat II Mojokerto, sebagai bagian wilayah pengembangan Gerbangkertosusila. Sejak dikeluarkannya PP Nomor 47 Tahun 1982 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Mojokerto, luas wilayah Kotamadya Mojokerto menjadi 16,46 KM2 yang terdiri atas dua wilayah kecamatan yaitu Kecamatan Magersari dan Prajurit Kulon dengan 18 Desa / Kelurahan. Kemudian dengan adanya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999, tentang Pemerintahan Daerah, Kotamadya Daerah Tingkat II Mojokerto seperti daerah-daerah yang lain berubah nomenklatur menjadi Pemerintah Kota Mojokerto. Pembentukan Pemerintah Kota Mojokerto melalui suatu proses kesejarahan yang diawali dengan status sebagai Staadgemeente, dan berdasarkan hasil penelitian diterbitkanlah Surat Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Mojokerto Nomor HK. 66 Tahun 1982, yang menetapkan Hari Jadi Kota Mojokerto yaitu pada tanggal 20 Juni. KLENTENG HOK SIANG KIONG Klenteng Hok Siang Kiong didirikan pada jaman Belanda sekitar tahun 1823. Sedangkan Vihara Metta Sraddha didirikan pada tahun 1955. Lokasi Klenteng dan Vihara ini berada di Jl. Residen Pamudji. Ciri khas yang menonjol pada bangunan Klenteng dan Vihara ini adalah arsitekturnya khas Cina. MASJID AGUNG AL-FATTAH Masjid Agung Al-Fattah didirikan pada jaman Belanda tepatnya pada tanggal 7 Mei 1878. Lokasi masjid ini berada di pusat kota sebelah Barat Alun-alun Kota Mojokerto yang digunakan untuk syiar Agama Islam. Masjid Al-Fattah saat ini telah dipugar dan diperluas untuk menampung jamaah serta dilengkapi dengan fasilitas di antaranya perpustakaan, taman pendidikan Al-Quran, poliklinik dan koperasi. Bagi Anda yang singgah di Kota Mojokerto belum lengkap rasanya jika tidak mampir dan sholat serta berdo'a di Masjid Agung Al-Fattah agar perjalanan wisata anda bisa membawa barokah. Aloon-aloon Kota Mojokerto yang terletak di pusat kota, bagi warga Kota Mojokerto dan sekitamya merupakan tempat rekreasi sekaligus sebagai sarana bersantai bagi keluarga

di akhir pekan. Mulai pagi hari hingga malam hari, Aloon-aloon tidak pemah sepi dari berbagai kegiatan. Pada pagi hari, banyak siswa-siswi memanfaatkan tempat ini untuk melakukan kegiatan olahraga ataupun sebagai tempat sarana bermain. Kala sore menjelang, warga sekitar, terutama para remaja, memanfaatkan lapangan Aloon-aloon untuk kegiatan sepakbola, ini yang amat meriah. Dan ketika senja tiba, puluhan PKL mengais rejeki dengan menjajakan aneka dagangannya hingga tengah malam. Itulah potret Aloon-aloon Kota, yang tak pemah sepi oleh berbagai kegiatan dari pagi hingga mal am hari. Anda dapat menikmati suasana santai lesehan di rumput lapangan aloonaloon dengan menggelar alas tikar yang disewakan serta aneka jajanan yang terjangkau harganya dan enak rasanya. Di area luar aloon-aloon akan kita dapati kendaraan khas kota Mojokerto yang disewakan yaitu Dokar dan Sepur Kelinci dengan rute mengelilingi sekitar aloon-aloon dan kota mojokerto.

GEREJA PROTESTAN INDONESIA BAGIAN BARAT Gereja Protestan Indonesia Bagian Barat merupakan salah satu gereja tertua di Kota Mojokerto dan merupakan peninggalan jaman Belanda. Gereja ini terletak di Jl. A. Yani I dan didirikan pada tanggal 23 Desember 1899. Saat ini telah direnovasi guna menampung berbagai kegiatan Gerejani serta telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas di antaranya AC Band. KAWASAN SUNGAI BRANTAS INDAH DAN JOGGING TRACK Dermaga Sungai Brantas merupakan salah obyek wisata air di Kota Mojokerto. Di sana kita dapat berjalan-jalan di area Jocking Track sambil menikmati indahnya Sungai Brantas dan sejuknya terpaan angin sungai tanpa dipungut biaya. Di Area ini juga terdapat caffe lesehan menyediakan beberapa macam makanan. Area ini sangat cocok untuk berolah raga pada pagi hari dan jalan-jalan sore sambil menikmati hembusan angin sungai yang sepoi-sepoi. Kawasan ini terletak di sekitar Jl. Wayam Wuruk sampai di jembatan gajah Mada. Panjang Area ini kurang lebih sepanjang 1 Km. Bagi anda yang ingin menikmati sarana wisata yang murah tanpa dipungut biaya silakan berkunjung dan nikmati pesona Kawasan Sungai Brantas Indah Dan Jogging Track Kota Mojokerto http://jatimguide.multiply.com/photos/album/6/KOTA_MOJOKERTO Foto: koleksi KITLV, Leiden, Belanda KOTA MOJOKERTO TEMPO DULU DALAM BINGKAI SEJARAH Mojokerto sedang merayakan ulang tahun ke 90 pada tanggal 20 Juni. Rekaman kehidupan Mojokerto beberapa tahun silam dapat dilacak dalam beberapa buku, fotografi, seni rupa maupun karya sastra. Salah satunya buku Modjokerto in de motregen. Saya mendapatkan hadiah dari KITLV Perwakilan Jakarta sekitar 4 tahun lalu, kata Abdul Malik, warga Kradenan, mengawali obrolan santai dengan Radar Mojokerto. Modjokerto in de motregen merupakan rekaman perjalanan jurnalistik Willem Welveren (1887-1943) pada beberapa kota di Jawa dan Madura. Diterbitkan Koninklijk Instituut voor taal, land en volkenkunde (KITLV), Leiden , The Netherlands tahun 1998. Kota-kota

yang disinggahi adalah Rembang, Semarang , Tuban, Rembang, Bangil, Pasir Putih, Panarukan, Kalianget, Bangkalan, Batu, Jombang, Mojokerto. Buku setebal 158 halaman ini terbit dalam bahasa Belanda. Kesan-kesan Welveren ketika singgah di Mojokerto 27 Maret 1939 dapat dibaca pada halaman 143 sampai 147. Beruntung saya bertemu Laura, warga Belanda yang sedang berkunjung ke Mojokerto beberapa bulan lalu. Dia sempat membacakan dalam terjemahan bahasa Indonesia yang tidak begitu lancar. Dari hotel saya dapat melihat alun-alun.Disekitar hotel tumbuh banyak pohon pisang, begitu kesan W.Walvaren yang ia tulis dalam buku tersebut. Setelah saya telusuri Hotel Esplanade tempat ia menginap adalah Penginapan Barat di Kradenan gang 2 no.39. Nama hotel tersebut juga tertulis dalam buku Lonely Planet yang merupakan buku panduan wisata tersohor di dunia. Saat ini Penginapan Barat telah berubah fungsi menjadi tempat kos. Welveren juga menyebut apotik, museum, kantor pos, museum dan Jalan Mojopahit dalam bukunya. Sepertinya dia berjalan dari Penginapan Barat menuju kantor pos dan melihat keramahan warga Mojokerto sepanjang perjalanan. Selanjutnya Malik mengatakan bahwa , Saya mencatat bahwa disetiap terminal bermunculan tempat menginap, losmen atau hotel. Sewaktu terminal Mojokerto berada di Pasar kliwon ada Penginapan Barat, terminal di Kranggan (sekarang Bentar) ada Hotel Tegalsari, terminal Panggreman (sekarang kantor PDAM Kota ) ada Hotel Nagamas. Buku lain yang mencatat Mojokerto pada halaman-halamannya adalah Bung Karno, Penjambung Lidah Rakjat Indonesia , wawancara Cindy Adams dengan Bung Karno. Diterbitkan PT Gunung Agung, Djakarta 1966. Bab Modjokerto: kesedihan dimasa muda menceriterakan masa kecil Bung Karno di Mojokerto, dapat dibaca mulai halaman 30 sampai 42. Sewa rumah kami sangat murah, karena letaknja kerendahan, dekat sebuah kali. Kalau musim hudjan kali itu meluap, membandjiri rumah dan menggenangi pekarangan kami. Dan dari bulan Desember sampai April kami selalu basah. Air menggenang yang mengandung sampah dan lumpur inilah jang mendjangkitkan penyakit typhusku. Setelah sehat kembali kami pindah ke Djalan Residen Pamudji. Rumah ini tidak lebih baik keadaannya, akan tetapi setidak-tidaknja ia kering. (halaman 35). Dipagi hari aku bergembira, karena aku bersekolah disekolah Bumiputera, dimana kami semua sama. Kami semua tigapuluh orang murid di Inlandsche School kelas dua.

Bapakku mendjadi Mantri-Guru jang berarti kepala sekolah. Orang Bumiputera dilarang memakai pangkat Kepala Sekolah. (halaman 39). Dimana dan bagaimana kondisi rumah dan sekolah Bung Karno saat ini? Bagus Endro Kuncoro, warga Margosari menemukan beberapa foto Mojokerto Tempo Doeloe sewaktu surfing di internet. Gaguk, panggilan akrabnya, menemukan foto H.C. van de Bos, Walikota Mojokerto (14 Agustus 1922-29 Januari 1925), stasiun kereta api, kantor Telkom, pabrik gula di Sentanan Lor. Mas Syahroni, guru seni rupa SMAN 2 Kota Mojokerto juga kerap menjadikan sudutsudut Mojokerto tempo dulu dalam karya lukis semisal Kantor Pengairan di Jalan A Yani, perempatan toko buku Hasan bin Sjeban, Pasar Tanjung, dll. Dua tahun lalu Biro Sastra Dewan Kesenian Kota Mojokerto membukukan puisi-puisi karya 14 penyair Mojokerto dalam sebuah antologi puisi berjudul Mojokerto Dalam Puisi. Mereka adalah Aming Aminoedhin, Andi Nurkholis, Chamim Kohari, Gatot Sableng, Hardjono Ws, Max Arifin, M Misbach, Mugianto, Faqih, Saiful Bakri, Suliadi, Suyitno Ethexs, Tausikal, Umi Salama. Sejarah Mojokerto juga tertoreh pada buku Nasionalisme Dua Orang Kiai tentang KH Nawawi dan KH Akhyat Khalimi dan Garis Pertahanan Terdepan Revolusi, keduanya karya Drs H Abdullah Masrur. Inilah mozaik untuk kado Kota Mojokerto ke 90. (Harian Radar Mojokerto, 20 Juni 2008) Railway and tramway companies in Java, Madura and Sumatra Kereta api dan gantung perusahaan di Jawa, Madura dan Sumatera Length Construction Panjang Konstruksi in 1939 Notes Name Nama Location Lokasi period pada Catatan periode tahun 1939 Nederlandsch-Indische Spoorweg Mij Nederlandsch-Indische Spoorweg Mij Staatsspoor- en Tramwegen in Nederlandsch Indi West Java, Eastern Central and East Java 1867-1924 Jawa Barat, Timur 1867-1924 Tengah dan Jawa Timur Aceh Aceh 1876-1917 1876-1917 855 km 855 km 512 km 512 km

Staatsspoor-en Tramwegen Deli Spoorweg Mij Deli North Sumatra Spoorweg Mij Sumatera Utara Javasche Spoorweg Mij Javasche Spoorweg Mij

1886-1937 1886-1937

554 km 554 km (24 km) (24 km) To SCS Untuk SCS 1895 1895 (63 km) (63 km) To SS 1898 Untuk SS 1898

Tegal-Balapulang, Northwest Central Java 1885-1886 Tegal-Balapulang, 1885-1886 Northwest Jawa Tengah 1887-1898 1887-1898

Bataviasche Ooster Jakarta-Krawang Spoorweg Mij Bataviasche Jakarta-Krawang Ooster Spoorweg Mij

Semarang-Cepu, Samarang-Joana Northwest Central Java 1882-1923 Stoomtram Mij Samarang- Semarang-Cepu, 1882-1923 Joana Stoomtram Mij Northwest Jawa Tengah Semarang-Cirebon, Semarang-Cheribon Northern Central Java Stoomtram Mij SemarangCirebon-Semarang, Cheribon Stoomtram Mij Jawa Tengah Utara Oost-Java Stoomtram Mij Oost-java Stoomtram Mij Serajoedal Stoomtram Mij Serajoedal Stoomtram Mij Poerwodadi-Goendih Stoomtram Mij Poerwodadi-Goendih Stoomtram Mij Surabaya area Surabaya kawasan Maos-Wonosobo, Serayu River Valley Maos-Wonosobo, Serayu River Valley Purwodadi-Gundih, Central Java Purwodadi-Gundih, Jawa Tengah 1897-1914 1897-1914 1889-1924 1889-1924 1896-1917 1896-1917

417 km 417 km

373 km 373 km 36 km 36 km 126 km 126 km To SJS Untuk SJS 1892 1892

1894 1894

(17 km) (17 km) 32 km 32 km 41 km 41 km 121 km 121 km 85 km 85 km 213 km 213 km 78 km 78 km (71 km) (71 km)

Pasuruan area, East Pasoeroean Stoomtram Mij Java Kawasan Pasoeroean Stoomtram Mij Pasuruan, Jawa Timur

1896-1912 1896-1912

Probolinggo area, East Probolinggo Stoomtram Mij Java Kawasan 1897-1912 Probolinggo Stoomtram Mij Probolinggo, Jawa 1897-1912 Timur Kediri-Jombang, East Kediri Stoomtram Mij Kediri Java Kediri-Jombang, Stoomtram Mij Jawa Timur Malang Stoomtram Mij Malang Stoomtram Mij Madoera Stoomtram Mij Madoera Stoomtram Mij 1897-1900 1897-1900

Malang area, East Java 1897-1908 Wilayah Malang, Jawa 1897-1908 Timur Bangkalan-Kalianget, Madura BangkalanKalianget, Madura 1898-1913 1898-1913

Mojokerto area, East Modjokerto Stoomtram Mij 1898-1907 Java Kawasan Modjokerto Stoomtram Mij 1898-1907 Mojokerto, Jawa Timur Babat-Djombang Stoomtram Mij BabatBabat-Jombang, East Java Babat-Jombang, 1899-1902 1899-1902

To SS Untuk SS

Djombang Stoomtram Mij Solosche Tramweg Mij Solosche Tramweg Mij

Jawa Timur

1916 1916

Solo-Boyolali, Central To NIS 1908-1911 (27 km) Java Solo-Boyolali, Untuk NIS 1908-1911 (27 km) Jawa Tengah 1914 1914 II.1. Sejarah Kota Mojokerto Kalau dilihat dari sejarah Kota Mojokerto saat ini, kita bisa melihat latar belakang berdirinya. Kota Mojokerto berdiri pada tanggal 20 Juni dan apa landasan berdirinya Kota Mojokerto, nama Mojokerto sendiri berasal dari Japan, hal ini sesuai dengan perubahan nama secara formal pada tahun 1838, sebagaimana tertuang di dalam Surat Keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda tanggal 12 September 1838 Nomor 4 (Stb. HB tahun 1838 Nomor 30) tentang perubahan nama Kabupaten Japan menjadi Kabupaten Mojokerto. Sedangkan semasa pemerintahan Gubernur Jenderal Raffles dari Inggris, selaku pengganti dari Daendeles dari Belanda, yaitu tepatnya tahun 1816 mendapat pelepasan tanah lanschap Wirosobo (meliputi daerah Mojoagung dan Jombang) dari Sunan Surakarta. Tanah tersebut dijadikan satu dengan Kabupaten Japan. Kemudian pada tanggal 12 September 1838 nama Kabupaten Japan menjadi Kabupaten Mojokerto dan Wilayah Wirosobo menjadi Kabupaten sendiri, yaitu Kabupaten Jombang. Nama Mojokerto sendiri merupakan sebutan untuk wilayah pemerintahan Kabupaten Mojokerto, sedangkan kota Mojokerto sendiri posisinya terletak pada suatu daerah yang disebut dengan Kuto Bedah (perbatasan antara Desa Sooko dan Miji) sebelah barat dan berjarak 1 Kilometer dari Kabupaten Mojokerto, tetapi masih dalam penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kebenarannya. II.2. Perkembangan Pemerintahan Perkembangan pemerintahan Kota Mojokerto sejak jaman pemerintahan Hindia Belanda dimana pemerintahan yang cenderung sentralistis dan pemerintahan Hindia Belanda yang sentralistis ini berlangsung sampai dengan abad XX, dan kemudian timbul perkembangan baru terhadap kepemimpinan pada saat itu yang menghendaki adanya reformasi di bidang politik dengan gerakan yang disebut dengan Etische Politik. Baru pada tahun 1930 ditetapkan undang-undang Decentralisatie (Stb. 1903 Nomor 329) dari undang-undang inilah kemudian terbentuk daerah dengan keuangan dan aparatur pemerintahan sendiri (Stadgemente atau Propinsi, Regentschap atau Kabupaten dan

Page 4 Profile Kota Mojokerto 2007 4 Gementee), Provinsi Jawa Timur mulai berdiri pada tanggal 1 Januari 1929, Provinsi Jawa Tengah tanggal 1 Januari 1930 (tidak termasuk Solo dan Yogyakarta). Berdasarkan keputusan Gubernur Jenderal tanggal 20 Juni 1918 (Stb. 1918 Nomor 24) Mojokerto merupakan Gementee, yang kemudian dengan Ordonantie Hindia Belanda Stb. 1828 Nomor 503 Gemeente Mojokerto menjadi Stadsgementee dan Gementerad van Mojokerto ada 11 anggota terdiri dari 7 orang anggota bangsa Eropa, 3 orang anggota bangsa pribumi dan 1 orang bangsa timur asing. Pada tahun 1928 Kota Mojokerto selain menjadi ibukota Kabupaten Mojokerto dan Kota Mojokerto, juga menjadi ibukota Karesidenan Mojokerto yang meliputi Kabupaten Mojokerto, Kota Mojokerto dan Kabupaten Jombang. Tetapi sejak tanggal 1 Nopember 1931 Karisedenan Mojokerto dihapus dan dibentuk lagi Karesidenan Surabaya dengan ibukota Surabaya.

Kemudian pada jaman pendudukan Jepang, status Kota Mojokerto menjadi Si (Kota) dan diperintah oleh seorang Si Ku Cho, dan yang menjadi Si Ku Cho pada waktu itu Ki Ro Da (8 Mei 1942 15 Agustus 1945). Dan pada jaman revolusi tahun 1945, berdasarkan maklumat Wakil Presiden Republik Indonesia tanggal 16 Oktober 1945 dan pada saat berlakunya Undang-undang Nomor 1 tahun 1945 Mojokerto sebagai kota Otonom yang dalam pelaksanaan pemerintahannya masuk Kabupaten Mojokerto dan ditunjuk seorang Wakil Walikota, disamping Komite Nasional Daerah (KND). Kemudian pada tanggal 14 Agustus 1950 Mojokerto berdasarkan Undang-undang Nomor 17 tahun 1950 dibentuk sebagai Daerah otonomi Kota kecil dan dikukuhkan tetap sebagai Kota Praja berdasarkan Undang-undang Nomor 1 tahun 1957 dan berturut-turut Walikota Kecil waktu itu adalah sebagai berikut: 1. Tahun 1950 1954 : R. Soedarmo P 2. 10 Juni 1954 1 Juli 1954 : M. Soetimbul K 3. 1 Juli 1954 1 Nopember 1961: M. Ng. Arsid K 4. 1 Nopember 1961 30 Juli 1968 : R. Soedibjo Selanjutnya setelah dikeluarkannya Undang-undang Nomor 18 tahun 1965 berubah menjadi Kotamadya Mojokerto, namun berubah lagi menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Mojokerto berdasarkan Undang-undang Nomor 5 tahun 1974 dengan Walikotamadya kepala Daerah tingkat II:

Page 5 Profile Kota Mojokerto 2007 5 1. 1 Oktober 1968 7 Januari 1974 : Chabib Syarbini, SH. 2. 15 Januari 1974 7 Januari 1979: R. Soehartono, BA. 3. 15 Januari 1979 15 Januari 1984: HR. Samioedin, BA 4. 16 Januari 1989 16 Januari 1994: Wadijono, SH. 5. 10 Pebruari 1994 10 Pebruari 1999: Tegoeh Soejono, SH. 6. 11 Pebruari 1999 11 Pebruari 2004: Tegoeh Soejono, SH. 7. 12 Pebruari 2004 s.d. sekarang : Ir. H. Abdul Gani Soehartono, MM. Kemudian berdasarkan Undang-undang No. 22 tahun 1999 nama Kotamadya Daerah Tingkat II Mojokerto diganti dengan Pemerintah Kota Mojokerto dan menjadi daerah otonom kota, wilayah administrasi kota Mojokerto meliputi dua kecamatan yang terbagi atas 18 kelurahan, yaitu Kecamatan Prajurit Kulon memiliki 8 kelurahan dan Kecamatan Magersari memiliki 10 kecamatan. Dengan luas seluruh wilayah adalah 16,48 Km2 Pembangunan Kota Seiring dengan semakin pesatnya pertumbuhan kota Mojokerto, maka pembangunan kota sejak dari 1979 sampai dengan saat ini menunjukkan adanya perkembangan yang

Page 7 Profile Kota Mojokerto 2007 7 luar biasa, dari tahun 1983 sejak dicetuskannya suatu landasan konsepsional perencanaan pembangunan dengan wacana BUDIPARINDRA yang pada waktu itu dicetuskan oleh Walikotamadya HR Samioedin, BA, dimana wacana potensi tersebut bisa dikembangkan menjadi sebuah trade mark kota pada waktu itu, pemikiran ini didasari oleh adanya potensi yang ada serta posisi kota Mojokerto sebagai wilayah hinterland dan penyangga Kota Surabaya.

Kemudian sampai dengan saat ini pembangunan terus berjalan setelah bergulirnya era reformasi, maka pemerintah daerah memiliki kewenangan yang lebih luas terutama dalam mengatur berbagai sektor penting di daerah, Kota Mojokerto tidak luput dari euforia reformasi tersebut, sejak ditetapkannya Undang-undang No. 22 tahun 1999 dan dirubah kemudian dengan Undang-undang No. 32 tahun 2004 maka pemerintah Kota Mojokerto menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Transisi Kota Mojokerto tahun 2007 2010 yang menjadi Peraturan Daerah Nomor 3 tahun 2006 dengan mengagendakan pembangunan yaitu menciptakan Kota Mojokerto yang aman dan damai, menciptakan Kota Mojokerto yang adil dan demokratis, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kota Mojokerto. Dari konsep pembangunan yang dibangun saat ini, kota Mojokerto akan menjadi kota terdepan di dalam kerangka demokrasi dan menjadi pusat perkembangan kota modern yang berlandaskan kepada penciptaan toleransi antar masyarakat dan pusat perekonomian di wilayah hinterland dan penyangga ibukota Provinsi Jawa Timur. 3.1 Visi dan Misi Kota Mojokerto Secara umum visi merupakan rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan, disamping itu menjadi suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang diinginkan oleh pemerintah kota Mojokerto. Adapun visi dan misi Kota Mojokerto adalah sebagai berikut: Terwujudnya masyarakat Kota Mojokerto yang sejahtera, tenteram dan damai serta berdaya saing tinggi dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kemudian misi Kota Mojokerto adalah: 1. Meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan dalam kehidupan masyarakat. 2. Meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat.

Page 8 Profile Kota Mojokerto 2007 8 3. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. 4. Mengembangkan kegiatan ekonomi masyarakat yang bertumpu pada kegiatan usaha kecil, menengah dan rumah tangga. 5. Mewujudkan Kota Mojokerto menjadi penyangga Kota metropolis Surabaya, khususnya di bidang jasa dan perdagangan. 6. Mewujudkan pemerintahan yang bercirikan Good Governance. 7. Memantapkan stabilitas kehidupan berpolitik yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokratis. Dari visi dan misi diatas diharapkan menjadi sebuah program kedepan dalam rangka menumbuhkan dan mengembangkan berbagai sektor pembangunan di Kota Mojokerto, dan tentunya dengan seluruh dukungan masyarakat dan stakeholder untuk tetap mengawal dan berusaha menjadikan kota Mojokerto menjadi lebih baik dan jaya di masa depan. . Bappeko Kota Mojokerto, Profil 85 tahun Kota Mojokerto. 2. Pemerintah Kota Mojokerto, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Transisi Kota Mojokerto tahun 2007-2010. 3. BPS Kota Mojokerto, Kota Mojokerto dalam Angka 2005 4. www.mojokerto.go.id

Lambang Kota Mojokerto

Lambang Kota Mojokerto ditetapkan berdasarkan PERDA Kotamadya Mojokerto Nomor 3 Tahun 1971 tanggal 26 April 1971 oleh DPRGR Kotamadya Mojokerto.

Bentuk Lambang 1. Daun lambang berbentuk perisai bersudut 5 (lima). 2. kapas. 3. Di tengah daun lambang terlukiskan : garis biru yang bergelombang 4. Di bawah daun lambang terdapat gambar pita bertuliskan "Kota Mojokerto" gambar pohon MAJA yang berakar 12, berbuah 9 dan bercabang 3 Warna lambang hijau dengan pinggir berwarna kuning emas bergambar padi dan

Makna Bentuk dan Warna Lambang 1. 2. 3. 4. 5. 6. Perisai adalah pertahanan Sudut 5 menggambarkan Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia PANCASILA Pinggir berwarna kuning emas dengan gambar padi dan kapas melambangkan Garis biru melambangkan Sungai Brantas yang mengalir di tepi kota dan Warna hijau melambangkan kesejahteraan Pohon MAJA yang berakar 12, berbuah 9 dan bercabang 3 mengandung makna

kemakmuran merupakan salah satu prasarana kemakmuran

angka tahun 1293 yang mengingatkan akan berdirinya kerajaan Majapahit.

http://www.mojokertokota.go.id/profil/index.php?act=arti Sejarah Kota Mojokerto Pembentukan Pemerintah Kota Mojokerto melalui suatu proses kesejahteraan yang diawali melalui status sebagai staadsgemente, berdasarkan keputusan Gubernur Jendral Hindia Belanda Nomor 324 Tahun 1918 tanggal 20 Juni 1918.

Pada masa Pemerintahan Penduduk Jepang berstatus Sidan diperintah oleh seorang Si Ku Cho dari 8 Mei 1942 sampai dengan 15 Agustus 1945. Pada zaman revolusi 1945 - 1950 Pemerintah Kota Mojokerto didalam pelaksanaan Pemerintah menjadi bagian dari Pemerintah Kabupaten Mojokerto dan diperintah oleh seorang Wakil Walikota disamping Komite Nasional Daerah. Daerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai Kota Praja menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1957.

Setelah dikeluarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1965 berubah menjadi Kotamadya Mojokerto. Selanjutnya berubah menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Mojokerto berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974. Selanjutnya dengan adanya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999, tentang Pemerintahan Daerah, Kotamadya Daerah Tingkat II Mojokerto seperti Daerah-Daerah yang lain berubah Nomenklatur menjadi Pemerintah Kota Mojokerto. Sitemap Theme pages Heraldic Collector's items Contact Literature My eBay shop Guestbook What is new ? Thumbnails Wanted ! Contributors Donations Origin/meaning : The arms show a canting Mojo tree. The bordure shows the local crops; rice and cotton. I have no information when these arms were granted. The tree was already used on the oldest arms of the MOJOKERTO (Modjokerto) Indonesian Civic Heraldry

city, adopted on August 28, 1929 and changed on August 12, 1930. The inital arms showed a mural crown, but that was not accepted by the Dutch Court of Arms at the time. Instead the crown used for all cities was used.

Most popular pages :

Berlin Vienna Amsterda m Wroclaw New Zealand

The arms were shown in the Dutch Coffee Hag albums in a rather different way, probably as the author did not know how a mojo tree looked like.

Last Update: Thursday 18 September, 2008

Literature : Rhl, 1933; http://tlvima.leidenuniv.nl (old image with supporters); Koffie Hag album, 1920s. New image from id.wikipedia.org Ralf Hartemink 1996, -