Pemberdayaan Koperasi Pondok Pesantren Koppontren

11
PEMBERDAYAAN KOPERASI PONDOK PESANTREN (KOPPONTREN) MELALUI PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS JAGUNG HIBRIDA BISI- 2 (EMPOWERING THE PONDOK PESANTREN COOPERATIVE (KOPPONTRE) : HYBRID CORN BISI – 2 AGRIBUSINESS UNIT) Oleh: Hamid Hidayat dan Soemarno Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah : (1) Analisis potensi dan kendala yang dihadapi oleh masyarakat pedesaan di sekitar Pondok Pesantren dalam menerapkan kegiatan agribisnis Jagung Hibrida BISI – 2 dan (2) menerapkan konsep pembinaan kelompok usahatani jagung Hibrida BISI-2 dibawah koordinasi Koppontren. Prosedur penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja yaitu di Pondok Pesantren Annuqoyah – Kabupaten Sumenep dan Pondok Pesantren Miftahul Ulum Kabupaten Bondowoso Komoditi yang diperkenankan dan dikembangkan adalah Jagung Hibrida BISI- 2, hal ini mengingat komoditi tersebut diatas cukup sesuai dengan kondisi alam daerah penelitian dan tingkat produksi potensial cukup tinggi. Data primer dikumpulkan melalui wawancara dengan petani, sampel, menggunakan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Data sekunder dikumpulkan melalui instansi yang terkait. Disamping hal tersebut diatas, dilakukan pula pengumpulan data melalui Rapid Rural Appraisal (RRA). Data yang dikumpulkan di analisa secara deskriptif kualitatif. Agar Koppontren dan petani anggotanya dapat dipersiapkan sesuai dengan kebutuhan kemitraan maka dirumuskan pola usaha sebagai berikut : (1). Setiap kelompok tani, merupakan Satu Kelompok Usaha (KUBA) dan dilibatkan satu orang sarjana pendamping. (2). Dilakukan bimbingan dan penyuluhan oleh tim peneliti bekerjasama dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan. (3). Untuk mengetahui sampai seberapa jauh kegiatan pembinaan yang telah dilakukan maka diadakan monitoring dan evaluasi. Kegiatan ini dilaksanakan pada pertengahan musim dan akhir musim tanam. Hasil penelitian dapat dikemukakan sebagai berikut : Memperhatikan potensi Pondok Pesantren dan masyarakat pedesaan di sekitarnya, maka perlu dijalin kerjasama antara masyarakat petani dan Pondok Pesantren serta Perguruan Tinggi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan produksi pangan. Model kemitraan seperti tersebut diatas dapat dituangkan dalam program pengembangan Koppontren dengan basis sektor usaha bidang pertanian. Koppontren bernuansa pertanian bidang agribisnis layak untuk dikembangkan meliputi (a) Pengadaan saprodi (b) Pemasaran hasil (c) Penyediaan modal (d) Pengolahan hasil pertanian dan (e) Penyuluhan pertanian. AGRITEK VOL.8 NOMOR 3 JULI 2000 427

description

tentang pemberdayaan pesantren

Transcript of Pemberdayaan Koperasi Pondok Pesantren Koppontren

Page 1: Pemberdayaan Koperasi Pondok Pesantren Koppontren

PEMBERDAYAAN KOPERASI PONDOK PESANTREN (KOPPONTREN) MELALUI PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS

JAGUNG HIBRIDA BISI-2(EMPOWERING THE PONDOK PESANTREN COOPERATIVE (KOPPONTRE) :

HYBRID CORN BISI – 2 AGRIBUSINESS UNIT)

Oleh:Hamid Hidayat dan Soemarno

Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah : (1) Analisis potensi dan kendala yang dihadapi oleh masyarakat pedesaan di sekitar Pondok Pesantren dalam menerapkan kegiatan agribisnis Jagung Hibrida BISI – 2 dan (2) menerapkan konsep pembinaan kelompok usahatani jagung Hibrida BISI-2 dibawah koordinasi Koppontren.

Prosedur penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja yaitu di Pondok Pesantren Annuqoyah – Kabupaten Sumenep dan Pondok Pesantren Miftahul Ulum Kabupaten Bondowoso Komoditi yang diperkenankan dan dikembangkan adalah Jagung Hibrida BISI-2, hal ini mengingat komoditi tersebut diatas cukup sesuai dengan kondisi alam daerah penelitian dan tingkat produksi potensial cukup tinggi. Data primer dikumpulkan melalui wawancara dengan petani, sampel, menggunakan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Data sekunder dikumpulkan melalui instansi yang terkait. Disamping hal tersebut diatas, dilakukan pula pengumpulan data melalui Rapid Rural Appraisal (RRA). Data yang dikumpulkan di analisa secara deskriptif kualitatif. Agar Koppontren dan petani anggotanya dapat dipersiapkan sesuai dengan kebutuhan kemitraan maka dirumuskan pola usaha sebagai berikut :(1). Setiap kelompok tani, merupakan Satu Kelompok Usaha (KUBA) dan dilibatkan

satu orang sarjana pendamping.(2). Dilakukan bimbingan dan penyuluhan oleh tim peneliti bekerjasama dengan Dinas

Pertanian Tanaman Pangan.(3). Untuk mengetahui sampai seberapa jauh kegiatan pembinaan yang telah

dilakukan maka diadakan monitoring dan evaluasi. Kegiatan ini dilaksanakan pada pertengahan musim dan akhir musim tanam.

Hasil penelitian dapat dikemukakan sebagai berikut : Memperhatikan potensi Pondok Pesantren dan masyarakat pedesaan di sekitarnya, maka perlu dijalin kerjasama antara masyarakat petani dan Pondok Pesantren serta Perguruan Tinggi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan produksi pangan. Model kemitraan seperti tersebut diatas dapat dituangkan dalam program pengembangan Koppontren dengan basis sektor usaha bidang pertanian. Koppontren bernuansa pertanian bidang agribisnis layak untuk dikembangkan meliputi (a) Pengadaan saprodi (b) Pemasaran hasil (c) Penyediaan modal (d) Pengolahan hasil pertanian dan (e) Penyuluhan pertanian.

Kegiatan pembinaan organisasi yang telah dilaksanakan di Koppontren yang diteliti mendapatkan respon yang sangat positif dari para peserta (Pengurus Koppontre) sehingga pada masa yang akan datang dapat dilanjutkan dengan memperluas cakupan materi yang diberikan.

-----------------Kata kunci: KOPONTREN, Pemberdayaan

AGRITEK VOL.8 NOMOR 3 JULI 2000

427

Page 2: Pemberdayaan Koperasi Pondok Pesantren Koppontren

Demikian juga kegiatan pengenalan sistem usahatani Jagung Hibrida BISI-2 dengan paket tehnologi sesuai anjuran memberikan hasil yang cukup baik yaitu mencapai produksi 6-7,50 ton per Ha. Respon masyarakat petani terhadap usahatani Jagung Hibrida sangat positif, sehingga pada musim tanam yang akan datang perlu diadakan pengenalan (uji coba) Jagung Hibrida BISI-2 dalam skala yang lebih luas.

ABSTRACT

The objective of this Study (1) to analyse the potentials and inhibitors of the rural community surrounding the Pondok Pesantren in implementing agribusiness activities using hybrid corn BISI-2 (2) to design operational steps to implement a model of Koppontren development as a self-help and people’s economic institution (3) to apply a concept of supervision for farming group for hybrid corn BISI-2 Under Coordination of Koppontren.

The study is conducted in rural villages near the Pondok Pesantren area. The locations were sampled purposively i.e Pondok Pesantren Annuqoyah, Sumenep Regency and Pondok Pesantren Miftahul Ulum Bondowoso Regency. The commodity to be introduced and developed was hybrid corn BISI-2, considering that the commodity is suitable with the natural condition of the location and has a high potential production.

Procedure in determining farmer as a sample is simple random sampling, namely farmer population to grouped under farmer group which are to be guided by Pondok Pesantren. The number of sample in each Pondok Pesantren is 30 farmers, procedure in data compilation is done by below method. Primary data is compiled through interview to respondents (sample farmer), using questionnaires previous prepared by researches. Secondary data is collected from the related agencies. Apart from the above, data is also collected through Rapid Rural Appraisal (RRA). The data obtained we analysed descriptive qualitatively. In order to prepare the Koppontren and its farmer members to have a companionship between them, the pattern is formulated as follows : (1). Each farmer’s group was determined as one collective group (KUBA) with one supervisor; (2). Supervision and extension were done by the research workers on close cooperation with the Agricultural Extension Service; (3). Evaluation was done twice i.e in the mind and at the end of planting season.

The research result is as follows : By considering the potentials of Pondok Pesantren and the rural community in the surrounding area, as well as the potentials of the higher education institutions in East Java especially in agrocomplex activities, there should be a good cooperation between the farmers, the Pondok Pesantren and higher education institution in the effort to increase the population welfare through increasing food crop production. The model of companionship above could implemented in a program of developing Pondok Pesantren Cooperatives (Koppontren) with agricultural sector as the base. Koppontren with agricultural nuances is feasible to developed, which include the following activities : (a) setting up agricultural production activities (b) marketing of agricultural products (c) giving capital funds for the farmer (d) agricultural product processing and (e) agricultural extension.

The activities of empowering the Koppontren in the study area consist of (a) administrative supervision, (b) accounting and bookkeping (c) group dinamics. The activities get positive response from the organizers of Koppontren that this activities should also include other materials. Farming of hybrid corn BISI-2 using the recommended package of technology also produces well : the yield is up to 6-7,5 tons/Ha. That for the following planting season (1999) the trial of hybrid corn BISI-2 should be done in a wider scale through the KUBA. In this stage each KUBA plants 5 hectares of hybrid corn BISI-2 with the supervision and extension from the higher education institutions, in cooperation with the agricultural extension services. Using the pattern of empowerment above, it is expected that the farming of hybrid corn can be

AGRITEK VOL.8 NOMOR 3 JULI 2000

428

Page 3: Pemberdayaan Koperasi Pondok Pesantren Koppontren

distributed soon and can support the activities of Koppontren with agriculture as its basic activities.

PENDAHULUAN

Propinsi Jawa Timur memiliki la-han pertanian yang sangat luas dengan kondisi iklim yang mendukung untuk tumbuhnya berbagai jenis tanaman pangan bernilai ekonomis tinggi. Se-bagian dari potensi sumber daya lahan ini sekarang merupakan “lahan tidur” yang belum dapat dikembangkan se-cara intensif.

Wilayah pedesaan di propinsi Ja-wa Timur memiliki tenaga kerja yang cukup banyak dengan kualifikasi agra-ris yang cukup baik. Sebagian besar dari mereka sekarang ini mengalami dampak krisis ekonomi yaitu kesulitan mendapatkan pekerjaan di luar sektor pertanian dan terbatasnya kesempatan kerja di sektor pertanian tradisional.

Di propinsi Jawa Timur potensi Perguruan Tinggi bidang agro kom-pleks sangat besar, terutama sebagai sumber informasi agro tehnologi dan sumber daya keahlian. Dalam rangka program pendidikan akademik dan pengabdian pada masyarakat, telah dilaksanakan kegiatan-kegiatan seperti Kuliah Kerja Nyata (KKN); Praktek Kerja Lapangan (PKL); Penelitian Skripsi Mahasiswa; Program Kaji Tin-dak Penerapan Tehnologi Tepat Guna dan kegiatan penyuluhan lapangan. Kegiatan tersebut diatas merupakan peluang untuk dimanfaatkan dalam program kemitraan yang melibatkan petani dan buruh tani di pedesaan.

Potensi Pondok Pesantren di Pro-pinsi Jawa Timur sangat besar, tidak kurang dari 4000 buah Pondok Pe-santren besar dan kecil tersebar di seluruh wilayah propinsi Jawa Timur. Sebagian besar Pondok Pesantren ini mempunyai hubungan yang sangat erat dengan kehidupan masyarakat

pedesaan di sekitarnya. Hubungan ini dalam bentuk pembinaan majlis taklim yang dilakukan oleh Kiyai dan para santri (Zamakh syari Dofier, 1985). Diwilayah Pondok Pesantren kedu-dukan Kiyai di tengah komunitas yang dipimpinnya tidak saja sekedar di-percaya, ditaati serta diteladani me-lainkan lebih jauh ia akan diangkat sebagai pemimpin ummat yang di-tuakan dan dikeramatkan. Dengan posisi Kiyai seperti disebutkan diatas maka Kiyai di lingkungan masyarakat pedesaan mampu menjadi opinion leader yaitu orang yang mampu mem-pengaruhi sikap dan perilaku orang lain secara persuasif (Hamid Hidayat, 1995).

Memperhatikan potensi-potensi yang ada di propinsi Jawa Timur se-perti yang dikemukakan diatas maka perlu dijalin kerjasama kemitraan an-tara petani dan Pondok Pesantren serta Perguruan Tinggi dalam memanfaatkan potensi lahan untuk memproduksi komoditas pangan yang sangat di-perlukan oleh penduduk. Kemitraan seperti tersebut diatas dapat di-tuangkan dalam “Program Pem-berdayaan Koppontre” melalui pengem-bangan usaha Agribisnis Jagung Hi-brida BISI-2”.

Tujuan penelitian adalah : (1) Analisis potensial dan kendala yang dihadapi oleh masyarakat pedesaan di sekitar Pondok Pesantren dalam me-nerapkan kegiatan agribisnis Jagung Hibrida BISI-2. (2) Merancang langkah-langkah operasional untuk pember-dayaan Koppontren sebagai lembaga ekonomi rakyat di pedesaan (3) Me-nerapkan konsep pembinaan kelompok usaha tani Jagung Hibrida BISI-2 dibawah koordinasi Koppontren.

AGRITEK VOL.8 NOMOR 3 JULI 2000

429

Page 4: Pemberdayaan Koperasi Pondok Pesantren Koppontren

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di desa - desa yang berdekatan dengan wi-layah Pondok Pesantren. Prosedur pe-nentuan lokasi penelitian dilakukan se-cara sengaja yaitu di Pondok Pe-santren Annuqoyah, Kecamatan Guluk-Guluk Kabupaten Sumenep dan Pon-dok Pesantren Miftahul Ulum Keca-matan Tenggarang Kabupaten Bon-dowoso. Komoditi yang diperkenalkan dan dikembangkan adalah Jagung Hibrida BISI-2, hal ini mengingat ko-moditi tersebut diatas cukup sesuai dengan kondisi alam daerah penelitian dan tingkat produksi potensial cukup tinggi.

Prosedur penentuan sampel pe-tani dilakukan dengan acak sederhana, dengan populasi petani yang tergabung dalam kelompok tani yang dibina Pondok Pesantren. Adapun jumlah sampel pada masing-masing Pondok Pesantren 30 petani. Prosedur pe-ngumpulan data dilakukan sebagai berikut :

Data primer dikumpulkan melalui wawancara dengan responden (petani sampel) menggunakan daftar per-tanyaan yang telah dipersiapkan ter-lebih dahulu. Data sekunder di-kumpulkan melalui instansi yang ter-kait. Disamping hal tersebut diatas, dilakukan pula pengumpulan data melalui Rapid Rural Appraisal (RRA). Data yang dikumpulkan dianalisa se-cara deskriptif kuailtatif.

Agar Koperasi Pondok Pesantren dan petani anggotanya dapat diper-siapkan sesuai dengan kebutuhan ke-mitraan maka dirumuskan pola usaha sebagai berikut :

Setiap kelompok tani, merupakan satu Kelompok Usaha Bersama (KUBA) dan dilibatkan satu orang sarjana pendamping.

Dilakukan bimbingan dan penyu-luhan oleh tim peneliti bekerjasama

dengan Dinas Pertanian Tanaman Pa-ngan.

Untuk mengetahui sampai sebe-rapa jauh kegiatan pembinaan yang telah dilakukan maka diadakan moni-toring dan evaluasi. Kegiatan ini di-laksanakan pada pertengahan musim dan akhir musim tanam.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Di lingkungan Pondok Pesantren dan masyarakat sekitarnya kedudukan Kiyai merupakan pemimpin ummat yang dituakan, dipercaya dan mampu mempengaruhi sikap dan perilaku orang lain secara persuasif. Potensi yang demikian besar ini akan lebih baik kalau tidak hanya dimanfaatkan untuk kepentingan proses transformasi nilai-nilai keagamaan saja. Akan tetapi hendaknya dapat dimanfaatkan juga untuk proses transformasi ilmu pe-ngetahuan dan tehnologi untuk masya-rakat pedesaan di sekitar Pondok Pe-santren.

Di lingkungan masyarakat pede-saan di sekitar Pondok Pesantren, se-bagian besar penduduknya beragama Islam. Dengan kondisi seperti tersebut diatas, budaya Islam sangat mewarnai kehidupan masyarakat. Organisasi ke-masyarakatan/sosial yang berkembang dengan pesat di wilayah ini dalam arti jumlah anggotanya banyak dan frekuensi kegiatannya sering adalah organisasi pengajian atau dalam istilah lokal dikenal dengan nama Majlis Taklim. Hampir semua kepala rumah tangga dan ibu rumah tangga menjadi anggota Majlis Taklim. Akan lebih bermanfaat kiranya apabila organisasi yang berkembang di masyarakat ini aktivitasnya tidak terbatas pada trans-formasi nilai-nilai agama saja akan tetapi dapat juga berperan sebagai media untuk proses transformasi ilmu pengetahuan dan tehnologi khususnya

AGRITEK VOL.8 NOMOR 3 JULI 2000

430

Page 5: Pemberdayaan Koperasi Pondok Pesantren Koppontren

yang bermanfaat untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat pedesaan.

Sebagaimana pada umumnya di pedesaan lainnya di Indonesia, sebagian besar penduduk di wilayah sekitar Pondok Pesantren mempunyai pekerjaan di sektor pertanian baik sebagai petani maupun buruh tani. Di wilayah Pondok Pesantren yang diteliti lebih dari 65 persen penduduknya mempunyai pekerjaan di sektor perta-nian. Berdasarkan kenyataan tersebut diatas, usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia hendak-nya diarahkan pada usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia hendaknya diarahkan pada usaha peningkatan nilai tambah di sektor pertanian, dengan tidak menge-sampingkan sektor lain seperti sektor industri dan jasa.

Hampir sebagian besar areal lahan yang berada di sekitar wilayah Pondok Pesantren berupa lahan sawah dan tegal. Dengan areal lahan per-tanian yang dominan, merupakan suatu potensi untuk mengembangkan ko-moditi pertanian, khususnya yang mempunyai nilai tambah tinggi. Potensi tersebut didukung pula oleh keadaan iklim (curah hujan) yang cukup favorable untuk pengembangan komo-diti pertanian. Di wilayah Pondok Pesantren yang diteliti tanaman perta-nian yang dominan adalah : padi, ja-gung, tebu, kedelai, tembakau dan ketela pohon. Sedangkan ternak yang dominan adalah sapi, kerbau, kambing, ayam dan itik.

Memperhatikan potensi Pondok Pesantren dan masyarakat pedesaan di sekitarnya seperti diuraikan dimuka serta potensi Perguruan Tinggi khusus-nya bidang agrokomplex di propinsi Jawa Timur, maka perlu dijalin kerjasama antara masyarakat petani dan Pondok Pesantren serta Perguruan Tinggi untuk meningkatkan kesejah-teraan masyarakat melalui peningkatan

produksi pangan. Model kemitraan seperti tersebut diatas dapat dituang-kan dalam Program Pengembangan Koperasi Pondok Pesantren (Kop-pontren) dengan basis sektor usaha dibidang pertanian. Koppontren ber-nuansa pertanian bidang agribisnis layak untuk dikembangkan meliputi : (a) Pengadaan sarana produksi perta-nian (b) Pemasaran hasil pertanian (c) Penyediaan modal bagi para petani (d) Pengolahan hasil pertanian dan (e) Penyuluhan pertanian. Dengan kegiat-an tersebut Koppontren akan mempu-nyai ruang lingkup perdagangan yang lebih luas. Arus perdagangan akan hilir mudik dari desa ke kota dan sebalik-nya.

Aktivitas Koppontren perlu di-dukung oleh lembaga lain di pedesaan, yang mempunyai hubungan timbal balik antara Koppontren dengan lem-baga di sekitarnya. Lembaga-lembaga pendukung aktifitas Koppontren terdiri dari (a) Bank (b) Jasa transportasi (c) Jasa perdagangan (d) Jasa industri pedesaan dan (e) Lembaga peme-rintah. Unsur-unsur pendukung tersebut hendaknya saling terkait sehingga tercipta dalam satu sistem dengan Koppontren.

Untuk mengembangkan dan me-realisasikan gagasan tersebut diatas maka diperlukan usaha-usaha pember-dayaan Koppontren, dalam bentuk kegiatan pelatihan dan pengenalan terhadap tehnologi baru yang bertujuan untuk menambah keterampilan dan wawasan para pengurus Koppontren dan para petani sebagai anggota Koppontren.

Kegiatan pembinaan organisasi yang telah dilaksanakan di Koperasi Pondok Pesantren yang diteliti dengan materi : (a) Pembinaan administrasi (b) Pembinaan akuntansi dan pembukuan serta (c) dinamika kelompok mendapat respon yang sangat positif dari para peserta (pengurus Koppontren) sehing-

AGRITEK VOL.8 NOMOR 3 JULI 2000

431

Page 6: Pemberdayaan Koperasi Pondok Pesantren Koppontren

ga pada masa yang akan datang dapat dilanjutkan dengan memperluas ca-kupan materi yang diberikan.

Demikian juga kegiatan penge-nalan sistem usaha tani Jagung Hibrida BISI-2 dengan paket tehnologi sesuai anjuran memberikan hasil yang cukup baik yaitu mencapai produksi 6-7,50 ton

per Ha. Data perlakuan selengkap nya disajikan pada Tabel 1 dan Tabel 2. Respon masyarakat petani terhadap usahatani Jagung Hibrida sangat positif, sehingga pada musim tanam yang akan datang perlu diadakan pengenalan (uji coba) Jagung Hibrida BISI-2 dalam skala yang lebih luas.

Tabel 1. Pelaksanaan Kegiatan Praktek Lapangan Usahatani Jagung Hibira Di Wilayah Pondok Pesantren Annuqoyah – Sumenep

KELOMPOK SASARAN

WAKTU TANAM / LUAS PENANAMAN

JARAK TANAM

DOSIS PEMUPUKAN / Ha

Produksi / Ha

1. Kelompok (1). September 80 x 20 I Urea 150 KgTani Desa 1998 cm SP36 175 Kg 75 KwBaragung (2). Luas : 400 m2 KCl 75 Kg *)

II Urea 150 KgIII Urea 150 Kg

2. Kelompok (1) Septmber 1998 80 x 20 I Urea 150 KgTani Desa (2). Luas : 600 m2 cm SP36 175 Kg Karay KCl 75 Kg 60 kw *)

II Urea 150 KgIII Urea 150 Kg

Catatan : *) Jagung pipilan kering panen

Tabel 2. Pelaksanaan Kegiatan Praktek Lapangan Usahatani Jagung Hibira Di Wilayah Pondok Pesantren Miftahul – Ulum Bondowoso

KELOMPOK SASARAN

WAKTU TANAM / LUAS PENANAMAN

JARAK TANAM

DOSIS PEMUPUKAN kg/ Ha

Produksi kw/ha

3. Kelompok Tani Desa

(1) Pebruari 1999

80 x 20 cm

I Urea 150 Kg 65 Kw *)

Dawuhan (2). Luas : SP36 175 Kg 1200 m2 KCl 75 Kg

II Urea 150 KgIII Urea 150 Kg

Catatan : **) Jagung pipilan kering panen

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Di lingkungan Pondok Pesantren dan masyarakat sekitarnya kedudukan Kiyai merupakan pemimpin ummat yang

AGRITEK VOL.8 NOMOR 3 JULI 2000

432

Page 7: Pemberdayaan Koperasi Pondok Pesantren Koppontren

dituakan, dipercaya dan mampu mempengaruhi sikap dan perilaku orang lain secara persuasif. Potensi yang demikian besar ini akan lebih baik kalau tidak hanya dimanfaatkan untuk kepentingan proses transformasi nilai-nilai keagamaan saja, akan tetapi hendaknya dapat dimanfaatkan juga untuk proses transformasi ilmu penge-tahuan dan tehnologi untuk masyarakat pedesaan di sekitar Pondok Pesantren.

Sebagian besar penduduk di wi-layah sekitar Pondok Pesantren mem-punyai pekerjaan di sektor pertanian baik sebagai petani maupun sebagai buruh tani. Berdasarkan kenyataan tersebut diatas, usaha untuk mening-katkan kualitas sumber daya manusia hendaknya diarahkan pada usaha pertanian, dengan tidak menge-sampingkan sektor lain seperti sektor industri dan jasa.

Memperhatikan potensi Pondok Pesantren dan masyarakat pedesaan di sekitarnya serta potensi Perguruan Tinggi khususnya bidang agrokomplex di propinsi Jawa Timur, maka perlu dijalin kerjasama antara masyarakat petani dan Pondok Pesantren serta Perguruan Tinggi untuk peningkatan produksi pangan. Model kemitraan seperti tersebut diatas dapat dituang-kan dalam Program Pengembangan Koperasi Pondok Pesantren (Kop-pontren) dengan basis sektor usaha di bidang pertanian.

Kegiatan pembinaan organisasi yang telah dilaksanakan di Koperasi Pondok Pesantren yang diteliti dengan materi (a) Pembinaan administrasi (b) Pembinaan akuntansi dan pembukuan serta (c) Dinamika kelompok mendapat respon yang sangat positif dari para peserta (pengurus Koppontren).

Demikian juga kegiatan penge-nalan sistem usaha tani Jagung Hibrida BISI-2 dengan paket tehnologi sesuai anjuran memberikan hasil yang cukup baik yaitu mencapai 6-7,5 ton per Ha.

Respon masyarakat petani terhadap usaha tani Jagung Hibrida BISI-2 sangat positif.

Saran-saran

Pada masa yang akan datang perlu diadakan pengenalan (uji coba) Jagung Hibrida BISI-2 dalam skala yang lebih luas melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBA) yang menjadi anggota Koperasi Pondok Pesantren. Pada tahap ini setiap KUBA menanam seluas 5 (lima) Ha, dan kegiatan bimbingan serta penyuluhan di lakukan oleh Perguruan Tinggi (selaku tenaga pendamping) bekerjasama dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan. Dengan pola pengembangan dan pembinaan seperti dikemukakan diatas diharapkan usaha tani Jagung Hibrida dapat menyebar di masyarakat dan dapat menunjang aktifitas Koperasi Pondok Pesantren dengan basis kegiatan pertanian.

Aktifitas Koperasi Pondok Pe-santren perlu didukung oleh lembaga lain di pedesaan, yang mempunyai hubungan timbal balik antara Koperasi Pondok Pesantren dengan lembaga di sekitarnya. Lembaga-lembaga pen-dukung Koperasi Pondok Pesantren terdiri dari (a) Bank (b) Jasa trans-portasi (c) Jasa Perdagangan (d) Jasa Industri pedesaan dan (e) Lembaga pemerintahan. Unsur-unsur pendukung tersebut hendaknya saling terkait sehingga tercipta dalam satu sistem dengan Koperasi Pondok Pesantren.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penelitian ini dilaksanakan dalam kerangka kerjasama antara Lembaga Penelitian Universitas Brawijaya, Malang dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Bagian

AGRITEK VOL.8 NOMOR 3 JULI 2000

433

Page 8: Pemberdayaan Koperasi Pondok Pesantren Koppontren

Proyek Pengkajian Teknologi Pertanian Partisipatif Pusat, dengan Surat Perintah Kerja Pelaksanaan Penelitian No: PL.420.809.446/P2TP2, tanggal 15-9-1998. Untuk itu penulis ucapkan terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

Hamid Hidayat 1995, Studi Pengem-angan Model Pondok Pesan-tren Produktif sebagai Media Pembinaan Sumberdaya Ma-nusia di Pedesaan Miskin di Jawa Timur, Universitas Bra-wijaya, Malang.

Zamakhsyari Dofier 1985, Tradisi Pe-santren, Cetakan TV, Penerbit LP3ES, Jakarta.

AGRITEK VOL.8 NOMOR 3 JULI 2000

434