Pembentukan Dan Penyembuhan Tulang

15
PEMBENTUKAN DAN PENYEMBUHAN TULANG SISTEM MUSKULOSKELETAL Disusun Oleh Anggraeni Puspita Rati Ayu Selvya Disa Novianti Rifda Angelina Wulandari Program Studi Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura Pontianak

description

juyty

Transcript of Pembentukan Dan Penyembuhan Tulang

PEMBENTUKAN DAN PENYEMBUHAN TULANGSISTEM MUSKULOSKELETAL

Disusun OlehAnggraeni Puspita RatiAyu SelvyaDisa NoviantiRifda Angelina Wulandari

Program Studi KeperawatanFakultas KedokteranUniversitas TanjungpuraPontianak2012

KATA PENGANTARAssalamualaikum Wr. Wb.Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, kekuatan dan kesempatan sehingga kami bisa menyelesaikan makalah Sistem Muskuloskeletal yang berjudul Proses Pembentukan dan Penyembuhan Tulang.Makalah ini disusun dalam rangkaian kegiatan penulisan. Makalah ini tidak dapat terlaksana sesuai rencana apabila tidak didukung oleh berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini kami tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Welly Elang Candra, S.Kep. selaku dosen mata kuliah Sistem Muskuloskeletal dan juga kepada semua pihak yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu yang banyak membantu baik moril maupun spiritual sehingga makalah ini dapat diselesaikan.Meskipun kami berusaha semaksimal mungkin dalam penyusunan dan pembahasan makalah ini, kami merasa masih banyak kekurangan dan keterbatasan pengetahuan serta kemampuan. Dengan segala kerendahan hati, kritik, saran serta pendapat yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini sangat kami harapkan. Kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua..Akhir kata semoga segala amal dan perbuatan akan mendapatkan balasan karunia yang setimpal dari Allah SWT. Amin ya rabbal alamin.

Pontianak, Februari 2012

P e n u l i s

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........1DAFTAR ISI...... 2BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang ..............31.2 Perumusan masalah ..................31.3 Tujuan masalah ..................3BAB II PEMBAHASAN2.1 Proses pembentukan tulang...........................................................................52.2 Proses penyembuhan tulang........................................................................6BAB III PENUTUPKesimpulan........................9DAFTAR PUSTAKA

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangSalah satu ciri dari makhluk hidup adalah bergerak. Secara umum gerak dapat diartikan berpindah tempat atau perubahan posisi sebagian atau seluruh bagian dari tubuh makhluk hidup. Makhluk hidup akan bergerak bila aka impuls atau rangsangan yang mengenai sebagian atau seluruh bagian tubuhnya. Pada hewan dan manusia dapat mewakili pengertian gerak secara umum dan dapat dilihat dengan kasat mata/secara nyata. Gerak pada manusia dan hewan menggunakan alat gerak yang tersusun dalam sistem gerak.Sedangkan untuk tumbuhan, gerak yang dilakukan tidak akan terlihat oleh kasat mata karena terjadi di dalam suatu organ atau sel tumbuhan. Dengan demikian tidak dapat disamakan arti gerak pada seluruh makhluk hidup. Gerak pada tumbuhan juga melibatkan alat gerak, tetapi alat gerak yang digunakan tergantung dari impuls atau rangsangan yang mengenai sel/jaringan/organ tumbuhan tersebut. Pembahasan gerak pada tumbuhan akan lebih rinci pada bab selanjutnya di semester yang akan datang.Alat-alat gerak yang digunakan pada manusia dan hewan ada 2 macam yaitu alat gerak pasif berupa tulang dan alat gerak aktif berupa otot. Kedua alat gerak ini akan bekerja sama dalam melakukan pergerakan sehingga membentuk suatu sistem yang disebut sistem gerak.Tulang disebut alat gerak pasif karena tulang tidak dapat melakukan pergerakkannya sendiri. Tanpa adanya alat gerak aktif yang menempel pada tulang, maka tulang-tulang pada manusia dan hewan akan diam dan tidak dapat membentuk alat pergerakan yang sesungguhnya. Walaupun merupakan alat gerak pasif tetapi tulang mempunyai peranan yang besar dalam sistem gerak manusia dan hewan. Oleh karena itu, dengan adanya makalah ini kita dapat mengetahui pembentukan dan penyembuhan tulang yang mempunyai fungsi yang sangat penting dalam sistem gerak kita.

1.1 Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam makalah ini adalah1. Bagaimana proses pembentukan tulang?2. Bagaimana proses penyembuhan tulang?1.2 Tujuan Berdasarkan rumsam masalah,maka tujuan dari makalah ini adalah1. Memahami Bagaimana proses pembentukan tulang?2. Bagaimana proses penyembuhan tulang?

BAB IIPEMBAHASAN2.1 PEMBENTUKAN TULANG

Osteogenesis (pertumbuhan dan perkembangan tulang) merupakan suatu proses pembentukan tulang dalam tubuh. Karena adanya matriks yang keras dalam tulang, maka pertumbuhan interstisial (dari dalam), seperti yang ada pada kartilago, tidak mungkin terjadi dan tulang terrbentuk melalui penggantian jaringan yang sudah ada. Ada dua jenis pembentukan tulang yaitu osifikasi intramembranosa dan osifikasi endokondral (intrakartilago).1. Osifikasi intramembranosa terjadi secara langsung dalam jaringan mesenkim janin dan melibatkan proses penggantian membran (mesenkim) yang sudah ada. Proses ini banyak terjadi pada tulang pipih tengkorak, disebut sebagai tulang membran.a. Pada area tempat tulang akan terbentuk, kelompok sel mesenkim yang berbentuk bintang berdiferensiasi menjadi osteoblas dan membentuk pusat osifikasi (pusat paling pertama yang terbentuk pada minggu ke-8 masa kehidupan janin).b. Osteoblas mensekresi matriks organik yang belum terklasifikasi, disebut osteoid.c. Klasifikasi massa osteoid dilakukan melalui pengendapan garam-garam tulang yang mengilkuti dan menangkap osteoblas serta prosesus sel osteoblas1) Jika sudah terbungkus matriks yang terkalsifikasi, osteoblas berubah menjadi osteosit, yang kemudian terisolasi dalam lakuna dan tidak lagi mensekresi zat intra selular.2) saluran yang ditinggalkan prosesus osteoblas menjadi kanalikulid. Pulau-pulau pertmbuhan tulang atau spikula, menyatu dan membentuk percabangan untuk membuat jaring-jaring tulang cancellus berongga atau trabekula.e. hasil osifikasi intramembranosa secara dini adalah pembentukan vaskular, tulang-tulang primitif , yang dikelilingi mesenkim terkondensasi dan kemudian akan menjadi periosteum. Karena serat-serat kolagen tersebar kesemua arah, maka tulang baru ini sering kali disebut tulang woven.1). Pada area tulang berongga primitif yang menjadi tempat tumbuh tulang kompak, trabekula menjadi lebih tebal secara bertahap menghentikan intervensi jaringan ikat.2). Di area tempat tulang retap menjadi tulang cancellus, ruang-ruang jaringan ikat diganti dengan sumsum tulang.

2. Osifikasi endokondral terjadi melalui pergantian model kartilago. Sebagian besar tulang rangka terbentuk melalui proses ini , yang terjadi dalam model kartilago hialin kecil pada janin.a. Rangka embrionik terbentuk dari tulang-tulang kartilago hialin yang terbungkus perikondrium.b. Pusat osifikasi primer terbentuk pada pusat batang (diafisis) model kartilago tulang panjang.c. Sel-sel kartilago (kondrosit) pada area pusat osifikasi jumlahnya meningkat dan ukurannya membesar (hipertrofi).d. Matriks kartilago disekitarnya berklasifikasi melalui proses pengendapan kalsium posfat.e. Perikondrium yang mengelilingi diafisis dipusat osifikasi berubah menjadi periosteum. Lapisan osteogenik bagian dalam membentuk kolar tulang (klavikula), dan kemudian mengelilingi kartilago terklasifikasi.f. Kondrosit , yang nutrisinya diputus kolar tulang dan matriks terklasifikasi , akan berdegenerasi dan kehilangan kemampuannya untuk mempertahankan matriks kartilago.g. Kuncup periosteal mengandung pembuluh darah dan osteoblas yang masuk kedalam spikula kartilago terklasifikasi melalui ruang yang dibentuk osteoklas pada kolar tulnag.h. Jika kuncup mencapai pusat , osteoblas meletakkan zat-zat tulang pada spikula kartilago terrklasifikasi, dan memakai spikula tersebut sebagai suatu kerangka kerja.pertumbuhan tulang menyebar kedua arah menuju epifisis.i. Setelah lahir, pusat osifikasi sekunder tumbuh dalam kartilago epifisis pada kedua ujung tlang panjang.j. Ada dua area kartilago yang tidak diganti tulang keras.1). Ujung tulang tetap kartilago artikular2). Leempeng epifisis pada kartilagoterletak antara epifisis dan diafisis.k. semua elongasi tulang yang terjadi selanjutnya adalah hasil dari pembelahan sel-sel kartilago (melalui pertumbuhan interstisial) dalam lempeng epifisis kartilago.1) karena tulang hanya dapat tumbuh secara aposisional, maka pertumbuhan interstisial kartilago pada lempeng epifisis dan penjelasan diatas mengenai proses poliferasi , pembesaran , klasifikasi kartilago dan pergantian dengan tulang keras merupakan cara elongasi tulang.2) saat pertumbuhan penuh seseorang telah tercapai , seluruh kartilago dalam lempeng epifisis diganti dengan tulang . pertumbuhan tulang selanjutnya tidak mungkin terjadi dan berhenti.3) pertumbuhan tulang dalam hal keteblan terjadi akibat pertumbuhan aposisional dari periousteum. Bersamaan dengan proses reorganisasi osteoklastik dari dalam.

2.2 KOMPOSISI TULANGTulang terdiri dari 2 bahan:1. Matrik yang kaya mineral (70%) = Bone (Tulang yang sudah matang)2. Bahan-bahan organik (30%) yang terdiri dari: Sel (2%) : 1) Sel Osteoblast : yang membuat matrik (bahan) tulang / sel pembentuk tulang. 2) Sel Osteocyte : mempertahankan matrik tulang. 3) Sel Osteoclast : yang menyerap osteoid (95%) (resorbsi) bahan tulang (matrik) / sel yang menyerap tulang. Osteoid (98%) : Matrik (bahan) tulang yang mengandung sedikit mineral (osteoid=tulang muda2.3. PENYEMBUHAN TULANG

Tahapan penyembuhan tulang terdiri dari: inflamasi, proliferasi sel, pembentukan kalus, penulangan kalus (osifikasi), dan remodeling. Tahap Inflamasi. Tahap inflamasi berlangsung beberapa hari dan hilang dengan berkurangnya pembengkakan dan nyeri. Terjadi perdarahan dalam jaringan yang cidera dan pembentukan hematoma di tempat patah tulang. Ujung fragmen tulang mengalami devitalisasi karena terputusnya pasokan darah. Tempat cidera kemudian akan diinvasi oleh magrofag (sel darah putih besar), yang akan membersihkan daerah tersebut. Terjadi inflamasi, pembengkakan dan nyeri. Tahap Proliferasi Sel. Kira-kira 5 hari hematom akan mengalami organisasi, terbentuk benang-benang fibrin dalam jendalan darah, membentuk jaringan untuk revaskularisasi, dan invasi fibroblast dan osteoblast. Fibroblast dan osteoblast (berkembang dari osteosit, sel endotel, dan sel periosteum) akan menghasilkan kolagen dan proteoglikan sebagai matriks kolagen pada patahan tulang. Terbentuk jaringan ikat fibrus dan tulang rawan (osteoid). Dari periosteum, tampak pertumbuhan melingkar. Kalus tulang rawan tersebut dirangsang oleh gerakan mikro minimal pada tempat patah tulang. Tetapi gerakan yang berlebihan akan merusak sruktur kalus. Tulang yang sedang aktif tumbuh menunjukkan potensial elektronegatif. Tahap Pembentukan Kalus. Pertumbuhan jaringan berlanjut dan lingkaran tulang rawan tumbuh mencapai sisi lain sampai celah sudah terhubungkan. Fragmen patahan tulang digabungkan dengan jaringan fibrus, tulang rawan, dan tulang serat matur. Bentuk kalus dan volume dibutuhkan untuk menghubungkan defek secara langsung berhubungan dengan jumlah kerusakan dan pergeseran tulang. Perlu waktu tiga sampai empat minggu agar fragmen tulang tergabung dalam tulang rawan atau jaringan fibrus. Secara klinis fargmen tulang tidak bisa lagi digerakkan. Tahap Penulangan Kalus (Osifikasi). Pembentukan kalus mulai mengalami penulangan dalam dua sampai tiga minggu patah tulang, melalui proses penulangan endokondral. Patah tulang panjang orang dewasa normal, penulangan memerlukan waktu tiga sampai empat bulan. Mineral terus menerus ditimbun sampai tulang benar-benar telah bersatu dengan keras. Permukaan kalus tetap bersifat elektronegatif. Tahap Menjadi Tulang Dewasa (Remodeling). Tahap akhir perbaikan patah tulang meliputi pengambilan jaringan mati dan reorganisasi tulang baru ke susunan struktural sebelumnya. Remodeling memerlukan waktu berbulan-bulan sampai bertahun tahun tergantung beratnya modifikasi tulang yang dibutuhkan, fungsi tulang, dan pada kasus yang melibatkan tulang kompak dan kanselus stres fungsional pada tulang. Tulang kanselus mengalami penyembuhan dan remodeling lebih cepat daripada tulang kortikal kompak, khususnya pada titik kontak langsung.Selama pertumbuhan memanjang tulang, maka daerah metafisis mengalami remodeling (pembentukan) dan pada saat yang bersamaan epifisis menjauhi batang tulang secara progresif. Remodeling tulang terjadi sebagai hasil proses antara deposisi dan resorpsi osteoblastik tulang secara bersamaan. Proses remodeling tulang berlangsung sepanjang hidup, dimana pada anak-anak dalam masa pertumbuhan terjadi keseimbangan (balance) yang positif, sedangkan pada orang dewasa terjadi keseimbangan yang negative. Remodeling juga terjadi setelah penyembuhan suatu fraktur. (Rasjad. C, 1998)

2.4. Gangguan penyembuhan tulangBerbagai faktor dapat menghambat, atau bahkan menghentikan penyembuhan tulang: pergerakan jaringan lunak yang ada di antara kedua ujung tulang ketidaklurusan letak tulang infeksi penyakit tulang yang sudah ada sebelumnyaPergerakan antara kedua ujung tulang, selain menimbulkan nyeri, juga berakibat terjadinya kalus yang berlebihan dan menghalangi atau memperlambat proses penyatuan jaringan. Apabila berlanjut, pergerakan ini akan menghalangi pembentukna tulang dan diganti dengan jaringan ikat kolagen, sehingga akan terbentuk sendi palsu pada tempat fraktur. Pergerakan yang lebih ringan akan menyebabkan pembentukan waktu yang lebih lama untuk diresorpsi dan menekan bangunan-bangunan sekitarnya.Jaringan lunak yang terselip di antara ujung-ujung tulang yang patah, selama belum dapat disingirkan akan menghambat penyembuhan dan menimbulkan risiko tidak terjadi penyatuan.Kedudukan kedua ujung tulang yang tidak tepat akan menghambat kecepatan penyembuhan dan mengganggu fungsi tulang, sehingga meningkatkan risiko timbulnya penyakit degenarif pada sendi didekatnya (osteoarthrosis). Infeksi yang terjadi di tempat fraktur akan menghambat penyembuhan dan memudahkan timbulnya osteomielitis kronis. Infeksi ini mudah terjadi apabila kulit penutup tempat fraktur ini ikut sobek. Kondisi ini disebut compound fracture.Apabila tulang yang patah tersebut tidak normal patah tulang itu disebut fraktur patologis. Tulang seperti ini dapat mengalami fraktur oleh daya tekan ringan yang tidak cukup untuk menimbulkan raktur pada tulang normal, atau patah secara spontan. Patah tulang patologis ini dapat terjadi akibat kelainan primer tulang, atau kelainan sekunder tulang akiat penyakit lain misalnya metastasis karsinoma. Pada umumnya fraktur patologis ini akan sembuh secara memuaskan, tetapi kadang-kadang diperlukan dulu pengobatan terhadap kelainan yang melatarbelakanginya.

BAB IIIPENUTUP

3.1Kesimpulan Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa tulang kita sebenarnya sudah terbentuk secara bertahap sejak kita masih dalam janin yakni sejak berumur tiga bulan, dan akan berkembang terus sesuai bertambahnya umur kita. Sedangkan dalam proses penyembuhan tulang terdapat lima tahap yaitu inflamasi, proliferasi sel, pembentukan kalus, penulangan kalus (osifikasi), dan remodeling. Maka dari itu mulai dari sekarang marilah kita jaga kesehatan tulang kita dengan diet yang cukup nutrisi khususnya untuk kesehatan tulang kita dan olahraga untuk menjaga kesehatan dan kekuatan tulang kita.

DAFTAR PUSTAKAScalon, Valerie C , dkk.2007.Buku Ajar Anatomi dan Fisiologi.Jakarta:Buku kedokteran.J.C.E Underwood.1999.Patologi umu dan sistematik. Jakarta:Buku kedokteranSianonane Ethel.Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula