Pembelajaran Tematik
description
Transcript of Pembelajaran Tematik
USUL PENELITIAN MAHASISWAPROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS SRIWIJAYA
Judul : Implementasi Pembelajaran Tematik pada Mata Pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial di SMP Negeri Kota Palembang
Nama : Eviarina Indriyanti
NIM : 06111003012
Pembimbing : 1. Dra. Hj. Yulia Djahir, M.M
2. Dra. Siti Fatimah, M.Si
I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Penerapan Kurikulum 2013 di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP)
telah membawa perubahan pembelajaran pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Dimana pada kurikulum 2013
diterapkan pembelajaran tematik pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Pembelajaran tematik adalah program
pembelajaran yang berangkat dari satu tema/topik tertentu yang kemudian
dielaborasi dari berbagai aspek atau ditinjau dari berbagai prespektif mata
pelajaran yang biasa diajarkan di sekolah (Kadir dan Asrohah, 2014:1). Tentu
saja dengan diterapkannya pembelajaran tematik dapat memberi warna baru pada
mata pelajaran IPS jenjang SMP. Pembelajaran tematik lebih menekankan pada
keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran,
sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat
menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya (Daryanto,
2014:210).
Pada beberapa Sekolah Menengah Pertama (SMP), Kurikulum 2013
sudah tidak diterapkan lagi. Banyak sekolah yang memberlakukan kembali KTSP
2006 berbasis pembelajaran terpadu pada mata pelajaran IPS. Setelah dilakukan
survei dari 58 SMP Negeri di kota Palembang dan wawancara tidak terstruktur
yang dilakukan dengan Wakil Kurikulum Sekolah, terdapat empat Sekolah
1
2
Menengah Pertama (SMP) masih menerapkan kurikulum 2013 dan
menggunakan pembelajaran tematik pada mata pelajaran IPS.
Setelah dilakukan wawancara dengan salah satu guru IPS yang
menggunakan pembelajaran tematik di SMPN 3 Palembang mengatakan bahwa
pembelajaran tematik yaitu pembelajaran yang dilakukan dengan cara
menggabungkan inter mata pelajaran IPS menggunakan sebuah tema, dalam
pembelajaran IPS pada kurikulum 2013 ini, tema sudah ditetapkan, sehingga
mempermudah dalam pelaksanaan dalam proses pembelajaran. Begitu pula
menurut salah satu guru IPS dari SMPN 1 yang menerapkan pembelajaran tematik
berpendapat bahwa pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang
mengaitkan antara mata pelajaran sejarah, geografi, sosiologi dan ekonomi, pada
pembelajaran ini menuntut guru untuk dapat mengkaitkannya inter mata pelajaran,
hal itulah yang menjadi tantangan seorang guru dalam pembelajaran tematik.
Hal ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Sundari (2013)
dari Universitas Pendidikan Indonesia berjudul “Penerapan Model Pembelajaran
Tematik untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa dalam Pembelajaran IPS”
mengatakan penerapan model pembelajaran tematik sangat membantu siswa
SMPN 12 Bandung kelas VIII E, dalam memahami konsep dan generalisasi
masing-masing disiplin ilmu sosial yang berbeda dengan menggunakan sebuah
tema dalam proses pembelajaran. Siswa lebih memahami makna keterpaduan
materi IPS yang berasal dari berbagai disiplin ilmu sosial, pengembangan
kreativitas siswa pun lebih meningkat karena guru mampu menciptakan pola
kegiatan belajar yang kreatif dan variatif.
Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilaksanakan
adalah sama-sama meneliti tentang pembelajaran tematik. Namun pada penelitian
terdahulu, peneliti melihat penerapan model pembelajaran tematik terhadap
kreativitas siswa sedangkan pada penelitian ini, peneliti melihat bagaimana
penerapan pembelajaran tematik pada mata pelajaran IPS dalam kurikulum 2013.
Pada penelitian sebelumnya peneliti meneliti pada satu sekolah, sedangkan
penelitian sekarang, peneliti meneliti beberapa sekolah yang masih menggunakan
kurikulum 2013 dan menerapkan pembelajaran tematik pada mata pelajaran IPS.
3
Maka, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Implementasi
Pembelajaran Tematik pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di
SMP Negeri Kota Palembang”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dikemukakan sebelumnya, maka
yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana
Implementasi Pembelajaran Tematik pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial di SMP Negeri Kota Palembang?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui implementasi
pembelajaran tematik pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SMP
Negeri Kota Palembang.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dari hasil penelitian ini antara
lain adalah :
1.4.1 Secara Teoretis
Penelitian ini dapat mendukung teori-teori pembelajaran tematik dalam
proses pembelajar di sekolah.
1.4.2 Secara Praktis
1.4.2.1 Membantu peserta didik dalam hal menyesuaikan diri terhadap
pembelajaran tematik yang diterapkan sehingga dapat meningkatkan
kemampuan peserta didik dalam mengkaitkan materi dengan lingkungan
sekitar.
1.4.2.2 Membantu guru mengenal pembelajaran tematik yang memiliki tiga
model tema, yang dapat dikembangkan dan mudah dilaksanakan dalam
proses pembelajaran.
4
1.4.2.3 Membantu sekolah dalam proses pembelajaran mengenai
pembelajaran tematik guna meningkatkan mutu peserta didik, mutu
sekolah dan mutu lulusannya.
1.4.2.4 Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai
implementasi pembelajaran tematik pada mata pelajaran IPS.
II. Tinjauan Pustaka
2.1 Pembelajaran Tematik
2.1.1 Pengertian Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik yang berlaku untuk tingkat SMP/MTs berbeda
dengan yang berlaku di SD/MI. Pada tingkatan SMP, pembelajaran tematik
digunakan untuk pelajaran IPS dan IPA, bukan untuk semua mata pelajaran
sebagaimana yang ada di SD. Pelajaran tematik untuk SMP hanya berlaku inter
mata pelajaran bukan antar mata pelajaran.
Prastowo (2013:117) mengatakan pembelajaran tematik adalah model
pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata
pelajaran, sehingga dapat memberi pengalaman bermakna bagi siswa.
Kurniawan (2014: 95) juga berpendapat, pembelajaran tematik adalah
model dari pembelajaran terpadu, yaitu model terjala (webbed), yang pada intinya
menekankan pada pola pengorganisasian materi yang terintegrasi dipadukan oleh
sebuah tema.
Khoiru dan Amri (2014: 90) Pembelajaran tematik merupakan
pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata
pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.
Dari pendapat Prastowo, Kurniawan, Khoiru dan Amri memiliki
kesamaan dalam mendifinisikan pembelajaran tematik, dimana teori di atas
mengatakan bahwa pembelajaran tematik merupakan pembelajaran terpadu yang
menggunakan tema.
Dari beberapa teori diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik
adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema pada proses belajar dengan
5
mengintegrasikan beberapa materi pelajaran sehingga dapat memberikan
pengalaman yang bermakna kepada peserta didik.
2.1.2 Landasan Pembelajaran Tematik
Pada pelaksanaan pembelajaran tematik memerlukan landasan-landasan
yang kuat dan harus diperhatikan oleh guru. Pembelajaran tematik tentunya
memiliki landasan sebagai acuan untuk pelaksanaan proses pembelajaran yang
lebih baik.
Landasan pembelajaran tematik menurut Daryanto (2014:3-4) yaitu:
a. Landasan Filosofis:
1. Progresivisme
2. Konstruktivisme
3. Humanisme
b. Landasan Psikologis
1. Psikologi perkembangan untuk menentukan tingkat keluasan dan
kedalaman isi sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik.
2. Psikologis belajar untuk menentukkan bagaimana isi sesuai dengan
tahap perkembangan peserta didik.
c. Landasan Yuridis
1. UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
2. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Tiga landasan dalam pembelajaran tematik menurut Kadir dan Asrohah
(2014: 18-22) yaitu:
1. Landasan Filosofis
2. Landasan Psikologis
3. Landasan Yuridis
Landasan dalam pembelajaran tematik (Khoiru dan Amri, 2014:92):
1. Aliran Progresivisme
2. Aliran Konstruktivisme
3. Aliran Humanisme.
4. Landasan Psikologis
6
5. Landasan Yuridis, yaitu UU No. 23 Tahun 2002 tentang perlindungan
anak yang berhak memperoleh pendidikan dan UU No. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Dari pernyataan Daryanto, Kadir dan Asrohah menyatakan bahwa
pembelajaran tematik memiliki tiga landasan yang sama, yaitu Filosofis,
Psikologis dan Yuridis. Akan tetapi Khoiru dan Sofan menyatakan bahwa terdapat
5 landasan pembelajaran tematik sedangkan progresivisme, konstruktivisme dan
humanisme merupakan pembagian yang terdapat pada landasan filosofis.
Berdasarkan tiga teori diatas dapat disimpulkan bahwa dalam
pembelajaran tematik memiliki tiga landasan yang utama yaitu landasan Filosofis,
Psikologi dan Yuridis.
2.1.3 Karakteristik Pembelajaran Tematik
Setiap pembelajaran memiliki karakteristik yang berbeda antara satu
dengan yang lain.
Prastowo (2013: 314) berpendapat bahwa karakteristik bahan ajar tematik
itu ada empat macam, yaitu:
1. Aktif
Artinya, bahan ajar membuat materi yang menekankan pada pengalaman
belajar, mendorong keaktifan siswa dalam pembelajaran baik secara fisik,
mental, intelektual, maupun emosional, guna tercapainya hasil belajar
yang optimal dengan mempertimbangkan hasrat, minat dan kemampuan
siswa, sehingga mereka termotivasi untuk terus menerus belajar.
2. Menarik atau Menyenangkan
Artinya, bahan ajar memiliki sifat mempesona, merangsang, nyaman
dilihat, dan banyak kemanfaatanny, sehingga siswa senantiasa terdorong
untuk terus belajar dan belajar darinya. Bahkan, siswa sampai terlibat dan
asik dengan bahan ajar tersebut sampai lupa waktu, karena penuh
tantangan yang memicu adrenalin siswa.
7
3. Holistik
Artinya, bahan ajar menurut kajian suatu fenomena sari beberapa bidang
kajian sekaligus, tidak dari sudut pandang yang berkotak-kotak. Dengan
demikian, keberadaan bahan ajar tersebut memungkinkan siswa dapat
memahami suatu fenomena dari segala sisi, menjadi lebih arif dan
bijaksana.
4. Autentik
Artinya, karakteristik dari bahan ajar tematik yang menekankan pada sisi
autentik atau pengalaman langsung yang diberikan oleh suatu bahan ajar.
Dengan kata lain, bahan ajar memberikan sebuah pengalaman dan
pengetahuan yang dapat diperoleh oleh siswa sendiri. Selain itu, bahan ajar
tersebut memberikan informasi yang kontekstual dengan kenyataan
empiris aau fenomena sosial budaya di sekitar siswa. Hal ini berdampak
pada kebermaknaan dari materi yang dipelajari.
Prastowo (2014: 100) menurutnya karakteristik pada pembelajaran tematik
yaitu:
1. Adanya efisiensi2. Konstekstual3. Student Centered (Berpusat Pada
Siswa)4. Memberikan Pengalaman
Langsung (Autentik)5. Pemisahan Mata Pelajaran yang
Kabur6. Holistis7. Fleksibel8. Hasil Pembelajaran Berkembang
Sesuai Minat dan Kebutuhan Siswa9. Kegiatan Pembelajaran Sangat
Relevan dengan Kebutuhan Siswa10. Kegiatan yang Dipilih Bertolak dari
Minat dan Kebutuhan Siswa
11. Kegiatan Belajar akan Lebih Bermakna
12. Mengembangkan Keterampilan Berpikir (Metakognis) Siswa
13. Menyajikan Kegiatan Belajar yang Sesuai dengan Permasalahan
14. Mengembangkan Keterampilan Siswa
15. Aktif16. Menggunakan Prinsip Bermain
Sambil Belajar17. Mengembangkan Komunikasi
Siswa18. Lebih Menekankan Proses
Ketimbang Hasil
Pada bukunya yang berjudul “Pembelajaran Tematik” Kadir dan Asrohah
(2014: 23) menyatakan dalam pembelajaran tematik memiliki delapan
karakteristik sebagai berikut:
8
a. Anak didik sebagai pusat pembelajaran
b. Memberikan pengalaman langsung (direct experiences)
c. Menghilangkan batas pemisahan antar mata pelajaran
d. Fleksibel (luwes)
e. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan anak didik
f. Menggunakan prinsip PAKEM ( Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif
dan Menyenangkan)
g. Holistik
h. Bermakna,
Berdasarkan pendapat Prastowo, Kadir dan Asrohah memandang
karakteristik pembelajaran tematik dari sudut pandang yang berbeda-beda, yang
membedakan adalah bahan ajar tematik didesain sedemikian rupa untuk
mendukung proses pembelajaran tematik yang lebih menarik.
Berdasarkan teori diatas peneliti akan meneliti karakteristik peserta didik
dalam pembelajaran tematik menurut Prastowo (2013), yaitu aktif, menarik atau
menyenangkan, holistik, dan autentik (memberikan pengalaman langsung).
2.1.4 Model Pembelajaran Tematik
Pembalajaran tematik memiliki model-model pembelajaran yang
menjadikan aktivitas pembelajaran itu relevan dan penuh makna. Kadir dan
Asrohah (2014: 39) mengatakan bahwa model pembelajaran tematik adalah:
1. Model Keterhubungan/Terkait (Connect Model)
Model terhubung (connect) merupakan model integrasi inter bidang
studi.
2. Model Pembelajaran Jaring Laba-laba (Webbed Model)
Model webbed adalah pembelajaran yang pengembangannya dimulai
dengan menentukan tema tetentu yang menjadi tema sentral bagi
keterhubungan berbagai bidang studi.
9
2.1.5 Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran Tematik
Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran tematik dilakukan dengan
menggunakan tiga tahapan kegiatan, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan
kegiatan penutup.
Prastowo (2013:384) mengatakan dalam langkah-langkah pelaksanaan
pembelajaran tematik terdiri dari:
1. Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan ini dilakukan untuk membangun keterkaitan atau
motivasi atau pengait dengan pemahaman terdahulu (apersepsi). Kegiatan
pendahuluan dapat dilakukan dengan contoh sebagai berikut:
1) Guru membuat kaitan dengan cara bertanya jawab tentang apa yang
telah dipelajari dan hubungannya dengan yang akan dipelajari.
2) Guru mengaitkan apa yang akan dipelajari dengan peristiwa di sekitar
atau yang dialami siswa
3) Guru menunjukkan peristiwa aktual dan bertanya jawab tentang
kaitannya dengan apa yang dipelajari
4) Guru bercerita atau membuat visualisasi yang menarik. Guru
menyediakan cerita fiksi, gambar, grafik, atau alat visual lain yang
relevan dan menarik perhatian siswa terhadap apa yang dipelajari.
5) Guru mengajukan permasalahan yang terkait dengan pelajaran yang
akan disampaikan.
6) Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa, sehingga mereka
termotivasi untuk mengikuti pelajaran
2. Kegiatan Inti
1) Kegiatan Eksplorasi
a. Guru melibatkan siswa mencari informasi yang luas tentang topik
atau tema.
b. Guru menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media dan
sumber belajar lain.
c. Guru memfasilitasi terjadinya interaksi antarsiswa serta antara siswa
dengan guru, lingkungan dan sumber belajar.
10
d. Guru melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran.
e. Guru memfasilitasi siswa melakukan percobaan dilaboratorium,
studio atau lapangan.
2)Kegiatan Elaborasi
a. Guru membiasakan siswa membaca dan menulis, melalui beragam
tugas yang bermakna.
b. Guru memfasiltasi siswa melalui pemberian tugas, diskusi dan lain-
lain untuk memunculkan gagasan baru, baik secara lisan maupun
tulisan.
c. Guru memberikan kesempatan siswa untuk berpikir, menganalisis,
menyelesaikan masalah dan bertindak tanpa rasa takut.
d. Guru memfasilitasi ssiswa dalam pelajaran kooperatif dan
kolaboratif.
e. Guru memfasilitasi siswa berkompetensi secara sehat untuk
meningkatkan hasil belajar individual maupun kelompok
f. Guru memfasilitasi siswa membuat laporan eksplorasi yang
dilakukan baik lisan maupun tertulis secara individual maupun
kelompok.
g. Guru memfasilitasi siswa untuk menyajikan hasil kerja individual
maupun kelompok
h. Guru memfasilitsi siswa melakukan pameran, turnamen dan festival
untuk produk yang dihasilkan.
i. Guru memfasilitasi siswa melakukan kegiatan yang menumbuhkan
kebanggan percaya diri siswa.
3) Kegiatan Konfirmasi
a. Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk
lisan, tulisan isyarat, maupun hadia terhadap keberhasilan siswa.
b. Guru memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi
siswa melalui berbagai sumber.
c. Guru memfasilitasi siswa melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan.
11
d. Guru memfasilitasi siswa untuk memperoleh pengalaman yang
bermakna dalam mencapai KD.
3. Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup dilakukan dengan me-review isi pelajaran , penyimpulan
atau refleksi materi yang telah dipelajari dan melakukan tes dalam bentuk
tertulis ataupun lisan.
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran tematik menurut Rusman (2012:
268) yaitu:
a. Kegiatan Pendahuluan
Merupakan kegiatan pembukaan yang harus ditempuh guru dan
siswa pada setiap kali pelaksanaan pembelajaran tematik
1) Melakukan apersepsi, yaitu mengaitkan materi yang telah diberikan
dengan materi yang kan dipelajari, sehingga pemahaman siswa
menjadi utuh
2) Menginformasikan tujuan dan kompetensi yang akan dicapai dalam
kegiatan pembelajaran
3) Melakukan pretest atau kuis, yaitu untuk mengetahui kemampuan awal
siswa terhadap materi yang akan dipelajari.
b. Kegiatan Inti
Kegiatan inti dalam pembelajaran tematik bersifat situsional, dalam
arti perlu disesuaikan dengan situasi dan kondisi dimana proses
pembelajaran itu berlangsung.
c. Kegiatan Penutup
1. siswa menyimpulkan KBM di bwah arahan guru
2. melaksanakan post test atau penilaian akhir
3. melaksanakan tindak lanjut pembelajaran melalui kegiatan pemberian
tugas atau latihan yang harus dikerjakan di rumaah
4. menjelaskan kembali bahan pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa
5. menginformasikan topik atau tema yang akan dibahas pada pertemuan
yang akan datang
6. menutup kegiatan pembelajaran
12
Langkah-langkah pembelajaran tematik (Daryanto, 2014:216)
1. Kegiatan Pendahuluan/Awal/Pembukaan
Kegiatan ini dilakukan terutama untuk menciptakan suasana awal
pembelajaran untuk mendorong siswamemfokuskan dirinya agar mampu
mengikuti proses pembelajaran. Kegiatan yang dapat dilakukan adalah
apersepsi
2. Kegiatan Inti
Kegiatan pembelajaran diutamakan pada kegiatan-kegiatan yang
berkadar aktivitas tinggi, yaitu yang berorientasi pada aktifitas siswa ,
sedangkan guru banyak bertindak sebagai fasilitator.
3. Kegiatan Penutup/Akhir/Tindak Lanjut
Pada kegiatan penutup dilakukan adalah menyimpulkan/
mengungkapkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan, menjelaskan
kembali bahan pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa, melakukan
penetian, melaksanakan tindak lanjut pembelajaran dengan pemberian
tugas atau latihan yang harus dikerjakan di rumah, membaca materi
pelajaran tertentu, memberi motivasi atau bimbingan kepada siswa
Berdasarkan pendapat Prastowo, Rusman dan Daryanto diatas, langkah-
langkah pembelajaran tematik sama seperti pembelajaran yang lain, hanya saja
langkah-langkah pembelajaran prastowo lebih terperinci dibandingkah langkah-
langkah pembelajaran yang lain.
Dari ketiga teori diatas maka dapat disimpulkan, dalam penelitian ini
peneliti menggunakan langkah-langkah pembelajaran menurut Prastowo yaitu
kegiatan pendahuluan berupa apersepsi, kegiatan inti terdiri dari kegiatan
eksplorasi, kegiatan elaborasi dan kegiatan konfirmasi terakhir kegiatan penutup
yang merupakan kegiatan me-riview materi kembali.
2.2 Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
Mata pelajaran IPS merupakan program pendidikan yang banyak
mengandung muatan nilai sebagai salah satu karakteristiknya. Mulyana (2013: 6)
13
mengatakan IPS adalah bahan kajian yang terpadu yang merupakan
penyederhanaan, adaptasi, seleksi, dan modifikasi yang diorganisasi-kan dari
konsep-konsep dan keterampilan-keterampilan sejarah, geografi, sosiologi,
Antropologi dan Ekonomi. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan
generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Mata pelajaran IPS dirancang untuk
mengembangkan pengetahuan, pemahaman dan analisis terhadap kondisi sosial
masyarakat.
Ciri khas ini dalam pelajaran IPS memilki karakteristik ilmu tertentu
dibandingkan dengan ilmu-ilmu yang lain. Daryanto (2014: 131) mengatakan
karakteristik mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial:
1) Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi,
sejarah, ekonomi, hukum, dan politik, kewarganegaraan, sosiologi, bahkan
juga bidang humaniora, pendidikan, dan agama.
2) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS berasal dari struktur
keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi, yang dikemas
sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik (tema)
tertentu.
3) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS juga menyangkut berbagai
masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner dan
multidisipliner.
4) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat menyangkut peristiwa
dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab akibat,
kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan lingkungan, struktur, proses dan
masalah sosial serta upaya-upaya perjuangan hidup agar supervive seperti
pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan, dan jaminan keamanan.
5) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS menggunakan tiga
dimensi dalam mengkaji dan memahami fenomena sosial serta kehidupan
manusia secara keseluruhan.
Tujuan utama dari mata pelajaran IPS ini untuk membina para peserta
didik menjadi warga negara yang mampu mengambil keputusan secara demokratis
14
dan rasional yang dapat diterima oleh semua golongan yang ada di dalam
mesyarakat. Tujuan mata pelajaran IPS menurut Kemendikbud (2013:4):
1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat
dan lingkungan
2. Memiliki kemampuan dasar dan keterampilan dalam kehidupan sosial
berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah
dan keterampilan dalam kehidupan sosial
3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusian
4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi
dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional dan global.
III. Metodologi Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif.
III.1 Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah Pembelajaran Tematik.
III.2 Definisi Operasional Variabel
Pembelajaran tematik yaitu pembelajaran terpadu yang dilakukan dengan
cara mengaitkan antar mata pelajaran IPS melalui sebuah tema “Dinamika
Interaksi Manusia” dilihat dari proses pembelajaran tematik pada mata pelajaran
IPS semester genap tahun pelajaran 2014/2015, mulai dari kegiatan pendahuluan
berupa kegiatan apersepsi, kegiatan inti yang terdiri dari kegiatan eksplorasi,
kegiatan elaborasi dan kegiatan konfirmasi dan kegiatan penutup yaitu
menyimpulkan atau mengungkapkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan
secara aktif, yaitu mendorong keaktifan peserta didik dalam pembelajaran
kemudian menyenangkan karena bahan ajar memiliki sifat mempesona sehingga
peserta didik tertarik untuk terus belajar, lalu holistik yaitu bahan ajar memuat
kajian dari berbagai bidang kajian sehingga memungkinkan peserta didik menjadi
15
lebih bijaksana dan terakhir memiliki karakteristik yang autentik, berarti peserta
didik mengaitkan materi dengan pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh diri
sendiri.
3.3 Subjek Penelitian
Subjek pada penelitian ini adalah guru IPS SMP Negeri Kota Palembang
yang sudah menerapkan pembelajaran tematik berjumlah 10 orang yang mengajar
di 4 sekolah.Subjek penelitian didapat melalui observasi pra penelitian dan
wawancara dengan wakil kurikulum sekolah. Subjek penelitian dapat dilihat dari
table 1:
Tabel 1. Subjek Penelitian
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang sesuai dengan tujuan penelitian, maka perlu
dilakuan pengumpulan data secara sistematis. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah :
3.4.1 Observasi
Teknik pengumpulan data observasi pada penelitian ini digunakan untuk
mencari data mengenai implementasi pembelajaran tematik pada mata pelajaran
Nama Sekolah Nama Guru
SMPN 01HdFhDS
SMPN 03RdHm
SMPN 09KDAmFf
SMPN 11SsRh
TOTAL 10 GURU
16
IPS yang dilakukan guru IPS dilihat dari pelaksanaan pembelajaran tematik terdiri
dari:
a. Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan ini dilakukan untuk membangun keterkaitan
atau motivasi atau pengait dengan pemahaman terdahulu (apersepsi).
b. Kegiatan Inti
Pelaksanaan kegiatan inti adalah proses pembelajaran untuk
mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan
dan memotivasi siswa untuk berpartisipasi secara aktif.
1. Kegiatan Eksplorasi
2. Kegiatan Elaborasi
3. Kegiatan Konfirmasi
c. Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup dilakukan dengan me-review isi pelajaran ,
penyimpulan atau refleksi materi yang telah dipelajari dan melakukan tes
dalam bentuk tertulis ataupun lisan.
3.4.2 Wawancara
Wawancara ini dilakukan terhadap guru yang diobersevasi dan peserta
didik yang telah melakukan proses pembelajaran tematik. Wawancara terhadap
peserta didik bertujuan untuk mengetahui pandangan peserta didik mengenai
implementasi pembelajaran tematik, sedangkan terhadap guru untuk mengetahui
pendapat mengenai implementasi pembelajaran tematik pada mata pelajaran IPS
dilihat dari:
1. Aktif
Artinya, bahan ajar membuat materi yang menekankan pada pengalaman
belajar, mendorong keaktifan siswa dalam pembelajaran baik secara fisik,
mental, intelektual, maupun emosional, guna tercapainya hasil belajar
yang optimal dengan mempertimbangkan hasrat, minat dan kemampuan
siswa, sehingga mereka termotivasi untuk terus menerus belajar.
17
2. Menarik atau Menyenangkan
Artinya, bahan ajar memiliki sifat mempesona, merangsang, nyaman
dilihat, dan banyak kemanfaatanny, sehingga siswa senantiasa terdorong
untuk terus belajar dan belajar darinya.
3. Holistik
Artinya, bahan ajar menurut kajian suatu fenomena sari beberapa bidang
kajian sekaligus, tidak dari sudut pandang yang berkotak-kotak. bijaksana.
4. Autentik
Artinya, karakteristik dari bahan ajar tematik yang menekankan pada sisi
autentik atau pengalaman langsung yang diberikan oleh suatu bahan ajar.
Dengan kata lain, bahan ajar memberikan sebuah pengalaman dan
pengetahuan yang dapat diperoleh oleh siswa sendiri.
3.5 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data observasi dan wawancara pada penelitian ini
menggunakan rumus persentase. Untuk menghitung data yang telah terkumpul
dari observasi dan wawancara digunakan rumus persentase dengan langkah–
langkah sebagai berikut:
a. Memberikan skor pada setiap jawaban, baik itu pada lembar observasi
maupun pada lembar wawancara. Skor yang diberikan berdasarkan skala
penilaian berikut.
Tabel 3. Skala Penilaian
b. Memberikan skor 1 pada jawaban “Ya” dan 0 pada jawaban “tidak” yang
ada di lembar dokumentasi.
Skala Nilai
Sangat Baik 4
Baik 3
Sedang 2
Kurang 1
(Sugiyono, 2012:135)
18
c. Skor yang diperoleh dihitung dengan menggunakan rumus presentase
sebagai berikut.
P =f
× 100%N
Keterangan :
P = Presentase yang dicari untuk setiap jawaban
f = Frekuensi jawaban yang diperoleh
N = Frekuensi seluruh jawaban
(Arikunto,2006:200)
d. Hasil akhir yang dihitung menggunakan rumus presentase, baik itu dari
observasi maupun wawancara .
Tabel 4. Interpretasi Nilai Presentase
Persentase (%) Kategori
81 – 100 Sangat Baik
61 – 80 Baik
41 – 60 Cukup
21 – 40 Kurang
0 – 20 Sangat Kurang
(Arikunto,2006:200)
Daftar Pustaka
19
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.
Daryanto.2014.Pembelajaran Tematik, Terpadu, Terintegrasi (Kurikulum 2013).Yogyakarta: Gaya Media
Gunawan,Rudy.2011.Pendidikan IPS.bandung:Alfabeta
Imam, Mohammad. 2013. Kurikulum Rekonstruksionis Dan Implikasinya Terhadap Ilmu Pengetahuan Sosial: Analisis Dokumen Kurikulum 2013. Surakarta: Sebelas Maret University Press (UNS Press)
Isjoni.2007.Integrated Learning (Pendekatan Pembelajaran IPS Di Pendidikan Dasar).Bandung: Falah Production
Kadir, Abd dan Asrohah,.2014.Pembelajaran Tematik.Jakarta: PT RajaGrafindo Prasada
Kemendikbud.2013.Kurikulum 2013 IPS SMP/Mts. https://mgmpips3gw.wordpress.com/2013/08/01/kurikulum-2013-ips-smpmts/, Di akses tanggal 16 Februari 2015
Khoiru, Iif dan Sofan Amri.2014.Pengembangan & Model Pembelajaran Tematik Integratif.Jakarta: Prestasi Pustaka
Kunandar.2009.Guru Profesional Implementasi KTSP dan Sukses dalam Sertifikasi Guru.Jakarta:PT RajaGrafindo
Kurniawan, Deni.2014.Pembelajaran Terpadu Tematik (Teori,Praktik, dan Penilaian).Bandung: Alfabeta
Mardiyah.2008.Pengaruh Strategi Tematik terhadap Kemampuan Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMPN 1 Inderalaya.Skripsi.Palembang: Universitas Sriwijayyya
Mulyana, Agus. 2013. Kurikulum Dan Pengembangan Materi IPS di SMP.
Jakarta:Universitas Pendidikan Indonesia
Nurhadi.2011.Menciptakan Pembelajaran IPS Efektif dan Menyenangkan cet. II hal. 4-5.Jakarta: Multi Kresi Satudelapan
20
Prastowo, Andi. 2013.Pengembangan Bahan Ajar Tematik Panduan Lengkap Aplikatif.Jogjakarta:Diva Press
_____________.2014. Pengembangan Bahan Ajar Tematik Tinjauan Teorits dan Praktis.Jakarta: Kencana Prenamedia Group
Riduwan.2012.Belajar Mudah Penelitian untuk Guru – Karyawan dan Peneliti Pemula.Bandung: Alfabeta
Rusman.2010.Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru edisi kedua.Jakarta: PT RajaGrafindo
Sapriyah.2009.Pendidikan IPS.Bandung:PT Rosdakarya
Suryosubroto.2009.Proses Belajar Mengajar di Sekolah.Jakarta:Rineka Cipta
Sugiyono.2013.Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R & D.Bandung:Alfabeta.
Sundari, Nita Awalita.2013.Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan Kreativitas siswa dalam pembelajaran IPS. Jakarta: Universitan Pendidikan Indonesia
Trianto.2010.Model Pembelajaran Terpadu Konsep, strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.Jakarta: Bumi Aksara
PROPOSAL PENELITIAN