PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN...

224
PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN LITERASI DI SMA NEGERI 1 NGAGLIK SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah Oleh: ROPITA DEWI SARTIKA 141314007 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN...

Page 1: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA

YANG MEMANFAATKAN LITERASI DI SMA NEGERI 1 NGAGLIK

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Sejarah

Oleh:

ROPITA DEWI SARTIKA

141314007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

i

PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA

YANG MEMANFAATKAN LITERASI DI SMA NEGERI 1 NGAGLIK

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Sejarah

Oleh:

ROPITA DEWI SARTIKA

141314007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

iv

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT., skripsi ini

saya persembahkan kepada:

1. Kedua orangtuaku “Bapak Rosikin dan Ibu Sartini” serta adikku “Rolista

Susilo Rahayu” yang senantiasa mendoakanku, mendukungku,

menyemangatiku, menyayangiku, dan mencintaiku dengan sepenuh dan

setulus hati.

2. Keluarga besarku yang selalu menyemangati dan mendukungku dalam setiap

langkah dan perjuanganku.

3. Ibu Dra. Theresia Sumini, M. Pd dan bapak Hendra Kurniawan, M. Pd. Selaku

dosen pembimbing yang dengan sabar dan ikhlas membimbing,

menyemangati, memotivasi, dan mengarahkan penulis.

4. Sahabat dan teman seperjuanganku dalam menyelesaikan skripsi ini

”Catharina Ginong Pratidhina” yang selalu ada, mendukung, menyemangati,

dan memotivasiku.

5. Keluarga besar “KOS UNO” yang selalu mendukung dan menyemangatiku

terkhusus ibu kos tercinta “drg. Pratiwi Setyowati,Sp. Ort.

6. Semua pihak yang selalu mendukung dan membantu kelancaran penulisan

skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

v

MOTTO

“Man Jadda Wa Jada”

Barang siapa yang bersungguh-sungguh maka dia akan berhasil

(Pepatah Arab)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

viii

ABSTRAK

PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA

YANG MEMANFAATKAN LITERASI DI SMA NEGERI 1 NGAGLIK

Ropita Dewi Sartika

141314007

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan mengenai: (1) perencanaan

pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan

pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (3) hasil

pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi

kasus. Guru dan peserta didik kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Ngaglik menjadi

informan dalam penelitian ini yang dipilih dengan menggunakan teknik purposive

sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

observasi, kuesioner, wawancara, dokumen dan dokumentasi. Teknik analisis data

dalam penelitian ini menggunakan model interaktif Miles dan Huberman yang

meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan

kesimpulan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) perencanaan yang dilakukan

oleh guru adalah membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang

mengandung unsur-unsur literasi dengan baik, (2) pelaksanaan pembelajaran telah

dilakukan oleh guru dengan baik sesuai dengan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh guru. (3) hasil pembelajaran sejarah

Indonesia yang memanfaatkan literasi pada aspek kognitif menunjukkan sebanyak

26 orang peserta didik sudah mencapai KKM 75 dengan rata-rata 84,64

(92,86%). Pada aspek afektif minat belajar sejarah peserta didik dengan

pembelajaran literasi menunjukkan kategori tinggi (82,14%). Pada aspek

psikomotorik menunjukkan hasil keterampilan peserta didik melalui penugasan

teks naratif sudah mencapai KKM dengan rata-rata 81,25.

Kata Kunci: literasi, pembelajaran, Sejarah Indonesia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

ix

ABSTRACT

HISTORY OF INDONESIA LEARNING USING LITERACY AT SMA

NEGERI 1 NGANGLIK

Ropita Dewi Sartika

141314007

This research aims to describe: (1) the learning plan of History of

Indonesia using literacy, (2) the implementation of History of Indonesia learning

using literacy, and (3) the results of History of Indonesia learning using literacy.

This research uses qualitative approach with case study method. The

teacher and the students of X IPS 1 class of SMA Negeri 1 Ngaglik become the

subjects of this research who are chosen by using purposive sampling technique.

The data gathering methods used in this research are observation, questionnaire,

interview, document and documentation. The data analysis technique of this

research uses Miles and Huberman’s interactive model which covers data

gathering, reduction, presentation, and conclusion drawing.

Based on the analysis, the results show that: (1) the planning conducted by

the teacher is arranging the lesson plan which contains literacy elements, (2) the

learning implementation has been conducted based on the lesson plan, that is

made by the teacher, (3) the result of History of Indonesia learning that make use

of literacy on cognitive aspect shows that 26 students can achieve the Minimum

Criteria of Mastery Learning value 75 with the mean 84, 64 or 92, 86%.

On affective aspect, students’ interest on History learning to literacy

learning shows high category with the percentage of 82.14%. On psychometric

aspect, it shows that the result of students’ proficiency has achieved the Minimum

Criteria of Mastery Learning with the mean 81.25.

Keywords: Literacy, Learning, History of Indonesia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

x

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Karena atas berkat dan

rahmat-Nya yang senantiasa dilimpahkan, sehingga penulis dapat ,menyelesaikan

skipsi yang berjudul “ Pembelajaran Sejarah Indonesia yang Memanfaatkan

Literasi di SMA Negeri 1 Ngaglik “. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar sarjana (S1) pada Program Studi Pendidikan Sejarah,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini banyak sekali hambatan dan rintangan yang

penulis hadapi. Namun, semua itu dapat penulis hadapi dan lalui berkat bantuan,

bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan kali ini

penulis juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S. Pd., M.Si. , selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Ig. Bondan Suratno, S. Pd., M. Si., selaku ketua Jurusan Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Ibu Dra. Theresia Sumini, M. Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, dan sekaligus menjadi Dosen Pembimbing I yang dengan sabar

dan ikhlas membimbing, menyemangati, memotivasi, dan mengarahkan

penulis dalam proses penyusunan skripsi ini sehingga dapat terselesaikan

dengan baik.

4. Bapak Hendra Kurniawan, M. Pd., selaku Wakil Ketua Program Studi

Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta, dan sekaligus menjadi Dosen Pembimbing II

yang dengan sabar dan ikhlas membimbing, menyemangati, memotivasi, dan

mengarahkan penulis dalam proses penyusunan skripsi ini sehingga dapat

terselesaikan dengan baik.

5. Bapak Drs. A. Kardiyat Wiharyanto, M. M. selaku Dosen Pembimbing

Akademik yang senantiasa memberikan motivasi, semangat, dan bimbingan

pada penulis dengan sabar dan ikhlas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

xii

DAFTAR ISI

Hlm

HALAMAN JUDUL ……………………………………………….......... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……………………….. ii

HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………… iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………………… iv

HALAMAN MOTTO …………………………………………………… v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………………………………… vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ……………………. vii

ABSTRAK ……………………………………………………………….. viii

ABSTRACT ……………………………………………………………… ix

KATA PENGANTAR …………………………………………………… x

DAFTAR ISI ……………………………………………………………... xii

DAFTAR TABEL ……………………………………………………….. xiv

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………….......... xv

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………….......... xvi

BAB 1 PENDAHULUAN ……………………………………………….. 1

A. Latar Belakang ……………………………………………………. 1

B. Rumusan Masalah ………………………………………………… 8

C. Tujuan Penelitian ……………………………………………......... 8

D. Manfaat Penelitian ………………………………………………... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ……………………………………………. 11

A. Kajian Teori …………………………………………………......... 11

1. Gerakan Literasi Sekolah ……………………………………... 11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

xiii

2. Pembelajaran Sejarah …………………………………………. 29

3. Konstruktivisme ………………………………………………. 37

4. Kurikulum 2013 ………………………………………………. 39

B. Penelitian yang Relevan…………………………………………… 42

C. Kerangka Pikir…………………………………………………….. 44

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……………………………… 47

A. Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………….......... 47

B. Pendekatan Penelitian ……………………………………….......... 47

C. Sumber Data ………………………………………………………. 49

D. Metode Pengumpulan Data ………………………………….......... 49

E. Instrumen Pengumpulan Data ……………………………….......... 52

F. Teknik Sampling …………………………………………….......... 55

G. Validitas Data ……………………………………………………... 56

H. Analisis Data ……………………………………………………… 59

I. Sistematika Penulisan …………………………………………….. 62

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………......... 63

A. Deskripsi Lokasi Penelitian …………………………………......... 63

B. Deskripsi Hasil Penelitian ………………………………………… 70

C. Pembahasan ………………………………………………….......... 94

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………. 113

A. Kesimpulan ………………………………………………………... 113

B. Saran ………………………………………………………………. 115

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. 117

LAMPIRAN ……………………………………………………………… 120

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

xiv

DAFTAR TABEL

Hlm

Tabel 1. Pelaksanaan Komponen Literasi ………………………………… 14

Tabel 2. Ekosistem Sekolah yang Literat …………………………………. 23

Tabel 3. Fokus Kegiatan dan Tahapan Literasi Sekolah …………….......... 27

Tabel 4. Jadwal Pelaksanaan Penelitian …………………………………... 47

Tabel 5. Kisi-Kisi Kuesioner ……………………………………………… 53

Tabel 6. Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Penelitian ………………………. 54

Tabel 7. Data Hasil Penilaian Kognitif …………………………………… 86

Tabel 8. Data Minat Belajar Peserta Didik Melalui

Pembelajaran Literasi……………………………………………. 88

Tabel 9. Kriteria Penilaian Keterampilan Peserta Didik …………….......... 89

Tabel 10. Data nilai Aspek Psikomotorik ………………………………… 90

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

xv

DAFTAR GAMBAR

Hlm

Gambar I. Kerangka Pikir ………………………………………………… 46

Gambar II. Model Interaktif Miles dan Huberman ………………….......... 60

Gambar III. Papan Slogan Visi dan Misi SMA Negeri 1 Ngaglik ………... 66

Gambar IV. Papan Kebijakan Mutu Sekolah SMA Negeri 1 Ngaglik ……. 68

Gambar V. Wawancara Guru Sejarah Indonesia …………………….......... 69

Gambar VI. Kegiatan Diskusi dan Mengumpulkan Informasi untuk

Membuat Teks Naratif…………………….............................. 80

Gambar VII. Kegiatan Wawancara Peserta Didik ……………………........ 83

Gambar VIII. Kegiatan Wawancara Peserta Didik ………………….......... 85

Gambar IX. Diagram Hasil Minat Belajar Sejarah ……………………...... 88

Gambar X. Kegiatan Diskusi Kelompok ……………………...................... 98

Gambar XI. Penampilan Hasil Produk Literasi Kelompok ……………….. 99

Gambar XII. Produk Literasi ……………………........................................ 110

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Hlm

Lampiran 1. Instrumen Observasi……………………………………......... 121

Lampiran 2. Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Peserta Didik…………......... 123

Lampiran 3. Daftar Pertanyaan Wawancara Peserta Didik………………... 124

Lampiran 4. Daftar Pertanyaan Wawancara Guru………………………… 125

Lampiran 5. Daftar Narasumber…………………………………………… 126

Lampiran 6. Catatan Lapangan 1………………………………………….. 127

Lampiran 7. Catatan Lapangan 2………………………………………….. 129

Lampiran 8. Catatan Lapangan 3………………………………………….. 132

Lampiran 9. Catatan Lapangan 4………………………………………….. 134

Lampiran 10. Catatan Lapangan 5……………………………………........ 136

Lampiran 11. Catatan Lapangan 6……………………………………........ 138

Lampiran 12. Catatan Lapangan 7……………………………………........ 140

Lampiran 13. Catatan Lapangan 8……………………………………........ 142

Lampiran 14. Catatan Lapangan 9……………………………………........ 144

Lampiran 15. Catatan Lapangan 10……………………………………….. 146

Lampiran 16. Catatan Lapangan 11……………………………………….. 148

Lampiran 17. Silabus Mata Pelajaran Sejarah Indonesia Kelas X………… 150

Lampiran 18. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)………………… 157

Lampiran 19. Kisi-Kisi Soal Tes Kognitif………………………………… 187

Lampiran 20. Soal Tes Kognitif…………………………………………… 190

Lampiran 21. Data Nilai Kognitif Peserta Didik Kelas X IPS 1…………... 195

Lampiran 22. Kisi-Kisi Instrumen Kuesioner……………………………... 196

Lampiran 23. Lembar Kuesioner………………………………………….. 197

Lampiran 24. Data Minat Belajar Sejarah Peserta Didik………………….. 200

Lampiran 25. Instrumen Penilaian Keterampilan…………………………. 202

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

xvii

Lampiran 26. Daftar Nilai Psikomotorik Peserta Didik…………………… 203

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan usaha yang sengaja dan terencana untuk membantu

perkembangan potensi dan kemampuan anak agar bermanfaat bagi kehidupannya

sebagai seorang individu dan sebagai warga negara.1 Sementara pendidikan

menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah proses pengubahan sikap

dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan

manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.2 Selama proses pendidikan

peserta didik memperoleh bekal penguasaan berbagai disiplin ilmu pengetahuan

dan keterampilan. Hal ini dikemas berdasarkan pada kurikulum terbaru yang

diharapkan dapat menghasilkan generasi muda bangsa yang bukan hanya unggul

dan berkarakter dalam tataran dalam negeri melainkan mampu memainkan peran

pentingnya dalam konteks internasional.3

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional merupakan dasar hukum penyelenggaraan dan reformasi

sistem pendidikan nasional, Undang-undang tersebut memuat visi, misi, fungsi,

dan tujuan pendidikan nasional, serta strategi pembangunan pendidikan nasional

1 Suryosubroto, Beberapa Aspek Dasar-Dasar Kependidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2015, hlm.2.

2 Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima, Aplikasi luring resmi Badan Pengembangan dan

Pembinaan Bahasa, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 3 Yunus Abidin, Pembelajaran Multiliterasi: Sebuah Jawaban atas Tantangan Pendidikan Abad

ke-21 dalam Konteks Keindonesiaan, Bandung: PT.Refika Aditama, 2015, hlm. 13.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

2

untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu, relevan dengan kebutuhan manusia,

dan berdaya saing dalam kehidupan global.4

Ki Hajar Dewantara sebagai Bapak Pendidikan Indonesia sejak tahun

1920an telah mengumandangkan pemikiran bahwa pendidikan pada umumnya

merupakan suatu daya dan upaya untuk memajukan budi pekerti (karakter,

kekuatan bathin), pikiran (intellect), dan jasmani anak-anak yang sesuai dengan

kondisi alam dan masyarakatnya. Demikian juga dengan pendapat Driyarkara

yang mendefinisikan pendidikan sebagai suatu upaya untuk memanusiakan

manusia muda atau pengangkatan manusia muda ke taraf insani. Jadi dapat

dikatakan bahwa pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam

kehidupan, khususnya bagi kaum muda untuk membenahi diri supaya lebih

berkarakter dan berbudaya.

Banyak permasalahan-permasalahan yang terjadi di Indonesia seputar dunia

pendidikan. Banyak pula solusi yang diberikan oleh pemerintah untuk

menghadapi permasalahan-permasalahan pendidikan tersebut. Salah satu

permasalahan yang jelas terlihat dalam dunia pendidikan di Indonesia saat ini

adalah rendahnya minat baca peserta didik. Rendahnya minat baca peserta didik

juga terjadi di kota Yogyakarta yang merupakan kota pelajar.

Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun

2016, Daerah Istimewa Yogyakarta hanya menempati peringkat ke-empat dalam

minat bacanya.5 Padahal pada tahun 2014 Yogyakarta memiliki indeks baca

4 Suryosubroto, op.cit.,hlm. 294.

5 https://jogja.antaranews.com/berita/342002/minat-baca-pelajar-diy-cukup-tinggi (di akses pada

tanggal 8 Februari 2018, pukul 16.25)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

3

tertinggi di Indonesia.6 Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa minat baca

peserta didik di Yogyakarta mengalami penurunan.

Melihat permasalahan tersebut, pemerintah kemudian menciptakan sebuah

strategi yang khusus ditujukan untuk meningkatkan minat baca peserta didik.

Strategi pemerintah tersebut diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah (GLS)

sesuai dengan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 yang salah satu tujuannya

adalah untuk menumbuhkan budi pekerti pada diri peserta didik. Pembudayaan

Budi Pekerti (PBP) adalah kegiatan pembiasaan sikap dan perilaku positif di

sekolah yang dimulai dari jenjang Sekolah Dasar (SD), SMP, dan SMA/SMK.

Dasar pelaksanaan Pembudayaan Budi Pekerti atau yang selanjutnya

disingkat dengan PBP adalah pada pertimbangan bahwa masih terabaikannya

implementasi dasar-dasar kemanusiaan yang berakar dari Pancasila yang masih

terbatas pada pemahaman nilai dalam tataran konseptual, belum sampai mewujud

menjadi nilai aktual dengan cara yang menyenangkan di lingkungan sekolah,

keluarga dan masyarakat. Pelaksanaan PBP didasarkan pada nilai-nilai dasar

kebangsaan dan kemanusiaan. Salah satunya adalah dengan penghargaan terhadap

keunikan potensi peserta didik untuk dikembangkan, yaitu mendorong peserta

didik gemar membaca dan mengembangkan minat baca sesuai dengan potensi dan

bakatnya untuk memperluas cakrawala kehidupan di dalam mengembangkan

dirinya sendiri.7

6 http://jogja.tribunnews.com/2014/12/21/minat-baca-warga-diy-masih-rendah (di akses pada

tanggal 8 Februari 2018, pukul 17.15) 7 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2015

tentang Penumbuhan Budi Pekerti, hlm. 4.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

4

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun

2015, penumbuhan budi pekerti menjadi pokok yang utama dan Gerakan Literasi

Sekolah (GLS) ini sebagai salah satu penguatnya. Gerakan Literasi Sekolah (GLS)

ini merupakan sebuah gerakan sosial yang mendapat dukungan kolaboratif dari

berbagai elemen. Gerakan Literasi Sekolah (GLS) adalah upaya menyeluruh yang

melibatkan semua warga sekolah (guru, peserta didik, orang tua/ wali, dan

masyarakat) sebagai bagian dari ekosistem pendidikan. Gerakan Literasi Sekolah

(GLS) ini bertujuan untuk membiasakan dan memotivasi peserta didik supaya

gemar membaca dan menulis untuk menumbuhkan budi pekerti dalam diri peserta

didik itu sendiri.

Untuk mewujudkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS), upaya yang ditempuh

adalah dengan memberikan pembiasaan membaca pada peserta didik. Tahap

pembiasaan ini dilakukan dengan membaca buku non-pelajaran (novel,komik,dll)

dengan alokasi waktu 15 menit setelah bel tanda masuk berbunyi dan sebelum

pelajaran dimulai. Setelah pada tahap pembiasaan membaca ini sudah terbentuk,

selanjutnya akan diarahkan pada tahap pengembangan dan pembelajaran. Hal ini

karena pada Gerakan Literasi Sekolah (GLS) terdapat tiga tahap didalamnya yaitu

tahap pembiasaan, tahap pengembangan, dan tahap pembelajaran. Khusus untuk

tahap pembelajaran harus disertai tagihan yang berdasarkan pada kurikulum

2013. Dengan terbentuknya tahap pembiasaan membaca pada peserta didik, hal

ini tentunya akan membuat peserta didik untuk semakin banyak mengetahui

tentang semua mata pelajaran termasuk pelajaran sejarah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

5

Pembelajaran sejarah dalam praktiknya masih banyak mengalami hambatan

di antaranya, pelajaran sejarah terkesan menjadi pelajaran yang kering dan

membosankan padahal sebenarnya pelajaran sejarah ini sangat kaya akan sumber.

Kebanyakan guru mata pelajaran sejarah hanya terfokus pada buku mata pelajaran

dan dalam mengajar terlalu banyak memberi ceramah.

Melihat hambatan-hambatan yang terjadi dalam pembelajaran sejarah, maka

akan semakin lebih baik jika gaya mengajar maupun pendekatan pembelajaran

sejarah yang demikian haruslah diubah dengan prinsip-prinsip yang berdasarkan

pada literasi. Pembelajaran sejarah membutuhkan media yang menarik untuk

dapat mengembangkan rasa kepedulian dan ketertarikan peserta didik terhadap

pelajaran sejarah. Guru dapat memanfaatkan Gerakan Literasi sekolah (GLS)

dalam proses pembelajaran.

Proses pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan Literasi ini

berkaitan dengan tahapan dalam Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yaitu pada tahap

ketiga tentang pembelajaran. Semua kegiatan dalam tahap pembelajaran ini

dilakukan untuk mendukung pelaksanaan kurikulum 2013 yang mengharapkan

peserta didik memiliki semangat dan minat baca yang tinggi. Di samping itu,

pembelajaran sejarah yang memanfaatkan literasi juga dapat meningkatkan

kemampuan pada diri peserta didik untuk lebih mampu memaknai peristiwa-

peristiwa sejarah dalam kehidupan peserta didik. Dalam tahap pembelajaran ini

salah satu yang dapat dilakukan adalah menggunakan lingkungan fisik, sosial dan

afektif, serta akademik disertai dengan beragam bacaan (cetak, visual, auditori,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

6

dan digital) yang kaya literasi di luar buku teks pelajaran untuk memperkaya

pengetahuan dalam mata pelajaran.8

Beberapa sekolah di Indonesia sudah menerapkan Gerakan Literasi Sekolah

(GLS). Di Yogyakarta, beberapa sekolah juga sudah menerapkan Gerakan Literasi

Sekolah (GLS) salah satunya di SMA Negeri 1 Ngaglik. SMA Negeri 1 Ngaglik

merupakan salah satu SMA Negeri yang ada di Yogykarta. SMA Negeri 1

Ngaglik terletak di Jalan Kayunan, desa/kelurahan Donoharjo, kecamatan

Ngaglik, kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Meskipun berada cukup jauh dari pusat kota, namun SMA Negeri 1 Ngaglik

tidak kalah prestasi dengan sekolah-sekolah lain yang ada di Yogyakarta

khususnya di Kabupaten Sleman. SMA Negeri 1 Ngaglik memiliki banyak

prestasi yang dapat dilihat dan dibuktikan melaui piala-piala yang berjajar rapi di

Loby SMA Negeri 1 Ngaglik. Prestasi-prestasi yang berhasil diraih oleh SMA

Negeri 1 Ngaglik sangat beragam baik dari akademik maupun non akademik.

Di SMA Negeri 1 Ngaglik telah menerapkan Gerakan Literasi Sekolah

(GLS) yang sudah mulai diterapkan pada Tahun ajaran baru 2017. Gerakan

Literasi Sekolah (GLS) yang dijalankan di SMA Negeri 1 Ngaglik sudah berjalan

dengan baik dalam pelaksanaannya. Dilihat dari manfaatnya Gerakan Literasi

Sekolah (GLS) sangat banyak manfaatnya terutama dalam mendukung proses

pembelajaran. gerakan literasi sekolah juga dapat membantu untuk menumbuhkan

minat baca peserta didik.

8 Dirjendikdamen, Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Menengah Atas, Jakarta:

Kemendikbud, 2016, hlm. 22.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

7

SMA Negeri 1 Ngaglik telah menerapkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS)

pada tahap pertama yaitu tahap pembiasaan. Pada tahap pembiasaan telah

dilaksanakan secara rutin setiap hari selama 15 menit sebelum proses

pembelajaran dimulai. Kegiatan yang dilakukan adalah membaca buku non teks

pelajaran, dan khusus setiap hari kamis diadakan literasi agama yaitu membaca

kitab suci sesuai agama masing-masing.

Selanjutnya pada tahap pengembangan, yang dilakukan adalah dengan

membuat buku kemajuan literasi yang di dalamnuya berisi mengenai rangkuman

singkat dari buku yang dibaca oleh masing-masing peserta didik. Buku kemajuan

literasi kemudian diletakkan di setiap kelas. Pada tahap pengembangan ini juga

masih terus mengalami perkembangan salah satu contohnya adalah dengan

disediakannya lemari buku di setiap kelas yang nantinya akan digunakan sebagai

pojok bacaan.Pada tahap ketiga yaitu tahap pembelajaran, guru mata pelajaran

sejarah Indonesia sudah membawa kegiatan literasi ini dalam proses

pembelajaran. Contohnya adalah guru meminta peserta didik untuk membaca

materi pelajaran kemudian pada pertemuan selanjutnya peserta didik diminta

untuk menjelaskannya di depan kelas.

Untuk itu peneliti memilih SMA Negeri 1 Ngaglik sebagai tempat penelitian

seperti pemaparan dalam latar belakang di atas. Peneliti ingin mengetahui

penerapan Gerakan Literasi Sekolah pada tahap ke tiga yaitu tahap pembelajaran

dalam proses pembelajaran sejarah di SMA Negeri Ngaglik. Peneliti mengambil

judul Pembelajaran Sejarah Indonesia yang Memanfaatkan Literasi di SMA

Negeri 1 Ngaglik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

8

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran Sejarah Indonesia dengan

memanfaatkan literasi di SMA Negeri 1 Ngaglik ?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran Sejarah Indonesia dengan

memanfaatkan literasi di SMA Negeri 1 Ngaglik ?

3. Bagaimana hasil pembelajaran Sejarah Indonesia dengan memanfaatkan

literasi di SMA Negeri 1 Ngaglik ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian adalah

untuk mendeskripsikan tentang :

1. Perencanaan pembelajaran Sejarah Indonesia dengan memanfaatkan literasi di

SMA Negeri 1 Ngaglik

2. Pelaksanaan pembelajaran Sejarah Indonesia dengan memanfaatkan literasi di

SMA Negeri 1 Ngaglik.

3. Hasil pembelajaran Sejarah Indonesia dengan memanfaatkan literasi di SMA

Negeri 1 Ngaglik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

9

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi universitas,

penulis, sekolah, dan guru yang diuraikan sebagai berikut :

1. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi Universitas

Sanata Dharma dalam hal kajian pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

dalam pembelajaran yang memanfaatkan literasi.

2. Bagi Peneliti

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi pegangan ketika kelak telah menjadi

seorang pengajar dan dapat menambah pengetahuan bagi peneliti mengenai

Gerakan Literasi Sekolah (GLS) dan pemanfaatan literasi dalam pembelajaran

sehingga dapat menjadi suatu media baru bagi peneliti saat mengajar.

Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi acuan peneliti untuk menjadi guru

yang professional.

3. Bagi Sekolah

Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi bagi sekolah

untuk pengembangan dan peningkatan kualitas pembelajaran dengan

memanfaatkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS).

4. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi guru khususnya

guru mata pelajaran sejarah untuk memanfaatkan Gerakan Literasi Sekolah

(GLS) dalam pembelajaran supaya pembelajaran menjadi lebih bermakna.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

10

5. Bagi Peserta didik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu meningkatkan hasil belajar,

menambah wawasan dan meningkatkan pengetahuan peserta didik. Melalui

pembelajaran literasi dalam mata pelajaran sejarah ini, diharapkan dapat

menumbuhkan budi pekerti dalam diri peserta didik dan juga dapat

meningkatkan rasa nasionalisme serta patriotisme pada peserta didik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Gerakan Literasi Sekolah (GLS)

a. Literasi

Secara umum, literasi adalah kemampuan individu mengolah dan

memahami informasi saat membaca atau menulis. Secara tradisional, literasi

dipandang sebagai kemampuan membaca dan menulis. Pengertian literasi

selanjutnya menjadi lebih berkembang menjadi kemampuan membaca, menulis,

berbicara, dan menyimak. Sementara menurut KBBI, literasi memiliki arti

kemempuan membaca dan menulis.9 Jadi dapat disimpulkan bahwa literasi adalah

kemampuan membaca dan menulis yang dimiliki individu dalam hal ini adalah

peserta didik yang dalam perkembangannya juga juga melatih keterampilan

menyimak dan berbicara.

Deklarasi di Praha pada tahun 2003 menyebutkan bahwa literasi juga

mencakup bagaimana seseorang berkomunikasi dalam masyarakat. Literasi juga

bermakna praktik dan hubungan sosial yang terkait dengan pengetahuan, bahasa,

dan budaya. Deklarasi UNESCO juga menyebutkan bahwa literasi informasi

terkait pula dengan kemampuan untuk mengidentifikasi, menentukan,

menemukan, mengevaluasi, menciptakan secara efektif dan terorganisasi,

menggunakan dan mengomunikasikan informasi untuk mengatasi berbagai

9 Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima, Aplikasi luring resmi Badan Pengembangan dan

Pembinaan Bahasa, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

12

persoalan. Kemampuan-kemampuan itu perlu dimiliki oleh tiap individu sebagai

syarat untuk berpartisipasi dalam masyarakat informasi, dan itu bagian dari hak

dasar manusia menyangkut pembelajaran sepanjang hayat.10

b. Komponen Literasi

Literasi tidak hanya sekedar membaca dan menulis yang akan

dikembangkan. Dalam literasi juga harus mencakup keterampilan berpikir

menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk media cetak, visual,

digital, dan auditori. Pada abad ke-21 ini, kemampuan-kemampuan yang demikian

disebut sebagai literasi informasi. Clay dan Ferguson menjabarkan bahwa

komponen literasi informasi terdiri atas literasi dini, literasi dasar, literasi

perpustakaan, literasi media, literasi teknologi, dan literasi visual. Komponen

literasi tersebut dijelaskan sebagai berikut11

:

(1) Literasi Dini (Early Literacy), merupakan kemampuan untuk menyimak,

memahami bahasa lisan, dan berkomunikasi melalui gambar dan lisan.

Kemampuan-kemapuan ini dibentuk oleh pengalamannya selama berinteraksi

dengan lingkungan sosialnya dirumah.

(2) Literasi Dasar (Basic literacy), adalah kemampuan untuk mendengarkan,

berbicara, membaca, menulis, dan menghitung (Counting). Kemampuan ini

berkaitan dengan kemampuan analisis untuk memperhitungkan (Calculating),

mempersepsikan informasi (Perceiving), mengomunikasikan, serta

10

Dirjendikdasmen, Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah, Jakarta: Kemendikbud, 2016,hlm. 7. 11

Ibid., hlm. 54.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

13

menggambarkan informasi (Drawing) berdasarkan pemahaman dan

pengambilan kesimpulan secara pribadi.

(3) Literasi Perpustakaan (Library Literacy), tujuannya antara lain adalah untuk

memberikan pemahaman tentang cara membedakan bacaan fiksi dan nonfiksi,

memanfaatkan koleksi referensi dan periodical. Selain itu literasi perpustakaan

juga membantu untuk memahami Dewey Decimal System sebagai klasifikasi

pengetahuan yang memudahkan dalam menggunakan perpustakaan,

memahami penggunaan katalog dan pengindeksan.

(4) Literasi Media (Media Literacy), merupakan kemampuan untuk mengetahui

berbagai bentuk media yang berbeda, seperti media cetak, media elektronik

(media radio, media televisi), media digital (media internet). Selain untuk

mengetahui berbagai bentuk media, literasi media juga berfungsi untuk

memahami tujuan penggunaannya.

(5) Literasi Teknologi (Technology Literacy), merupakan kemampuan dalam

memahami kelengkapan teknologi seperti piranti keras (Hardware), piranti

lunak (Software), serta etika dalam memanfaatkan teknologi. Selanjutnya

kemampuan dalam memahami teknologi akan membantu untuk mencetak,

mempresentasikan, dan mengakses internet. Dengan semakin luasnya

informasi saat ini, maka pemahaman dalam penggunaan teknologi sangat

diperlukan dalam pengelolaan informasi tersebut.

(6) Literasi Visual (Visual Literacy), merupakan pemahaman tingkat lanjut antara

literasi media dan literasi teknologi. Literasi visual inilah yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

14

mengembangkan kemampuan dan kebutuhan belajar dengan memanfaatkan

materi visual dan audiovisual secara kritis dan bermartabat.

Dalam pelaksanaan komponen literasi ini tentunya ada pihak-pihak yang

memiliki peran aktif di dalamnya. Dengan adanya pihak-pihak tersebut maka

pelaksanaan komponen literasi ini akan menjadi lebih baik dan menjadi lebih

terarah lagi. Adapun pihak yang berperan aktif dalam pelaksanaan komponen

literasi dipaparkan pada tabel berikut ini12

:

Tabel 1. Pelaksanaan Komponen Literasi

NO Komponen Literasi Pihak Yang Berperan Aktif

1. Literasi usia dini Orang tua dan keluarga, guru/PAUD,

pamong/pengasuh

2. Literasi dasar Pendidikan formal

3. Literasi perpustakaan Pendidikan formal

4. Literasi teknologi Pendidikan formal dan keluarga

5. Literasi Media Pendidikan formal, keluarga, dan

lingkungan sosial

6. Literasi Visual Pendidikan formal, keluarga, dan

lingkungan sosial

Literasi yang komprehensif dan saling terkait ini nantinya akan menjadikan

seseorang untuk berkontribusi kepada masyarakat sesuai dengan kompetensi dan

perannya sebagai warga Negara global (global citizen). Peran aktif para pemangku

kepentingan yaitu kepala sekolah, guru sebagai pendidik, tenaga kependidikan,

dan pustakawan dalam pendidikan formal, tentunya sangat berpengaruh untuk

memfasilitasi pengembangan komponen literasi peserta didik. Agar lingkungan

literasi tercipta, diperlukan perubahan paradigma semua pemangku kepentingan

12

Ibid., hlm. 10.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

15

demi kelancaran dan kemajuan literasi di sekolah. Dalam pelaksanaanya

diperlukan juga pendekatan cara belajar-mengajar yang dapat mendukung

komponen-komponen literasi ini.13

c. Prinsip-Prinsip Gerakan Literasi Sekolah (GLS)

Praktik-praktik yang baik dalam Gerakan Literasi Sekolah (GLS) haruslah

menekankan pada prinsip-prinsip yang ada. Adanya prinsip-prinsip ini tentunya

untuk mendukung dan mengarahkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) agar dapat

terlaksana dengan baik. Ada enam prinsip dalam Gerakan Literasi Sekolah (GLS)

diantaranya adalah sebagai berikut14

:

1) Perkembangan literasi berjalan sesuai tahap perkembangan yang dapat

diprediksi

Perkembangan literasi haruslah berjalan sesuai dengan tahap perkembangan

yang ada. Tahap pengembangan anak dalam belajar membaca dan menulis saling

berkaitan dengan tahap perkembangan. Dengan memahami setiap tahap

perkembangan literasi pada peserta didik, maka selanjutnya dapat membantu

sekolah untuk memilih strategi pembiasaan dan pembelajaran literasi yang tepat

dan sesuai dengan kebutuhan perkembangan peserta didik.

2) Program literasi yang baik bersifat berimbang

Program literasi yang dilaksanakan di sekolah sifatnya haruslah seimbang.

Sekolah yang menerapkan program literasi berimbang harus menyadari bahwa

tiap peserta didik memiliki kebutuhan yang berbeda. Oleh sebab itu, strategi

13

Ibid., hlm. 10. 14

Ibid., hlm. 11-12.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

16

membaca dan jenis teks yang dibaca perlu divariasikan dan disesuaikan dengan

jenjang pendidikan dan kebutuhan dari peserta didik yang berbeda-beda tersebut.

3) Program literasi terintegrasi dengan kurikulum

Pembiasaan dan pembelajaran literasi disekolah menjadi tanggung jawab

bagi semua guru di semua mata pelajaran. Hal ini karena pembelajaran dalam

mata pelajaran apapun membutuhkan bahasa, terutama membaca dan menulis.

Dengan demikian, pengembangan professionalitas guru dalam literasi perlu

diberikan kepada guru semua mata pelajaran termasuk guru mata pelajaran sejarah

Indonesia.

4) Kegiatan membaca dan menulis dilakukan kapanpun

Dalam pelaksanaannya, kegiatan membaca dan menulis dapat dilakukan

kapanpun dan dimanapun. Misalnya dalam „menulis surat kepada presiden‟ atau

„membaca untuk ibu‟ merupakan contoh-contoh kegiatan literasi yang bermakna.

Contoh kegiatan-kegiatan tersebut dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja

bila memang ada kesempatan.

5) Kegiatan literasi mengembangkan budaya lisan

Literasi yang kuat diharapkan dapat memunculkan berbagai kegiatan lisan

misalnya berupa diskusi tentang buku selama pembelajaran dikelas. Kegiatan

diskusi ini dapat membuka kemungkinan untuk terjadi perbedaan pendapat agar

kemampuan berpikir kritis dapat diasah. Peserta didik perlu belajar untuk

menyampaikan perasaan dan pendapatnya, saling mendengarkan, dan

menghormati perbedaan pandangan. Dalam kegiatan inilah peserta didik dapat

belajar tentang hal itu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

17

6) Kegiatan literasi perlu mengembangkan kesadaran terhadap keberagaman

Tentunya dalam lingkungan sekolah terdapat keberagaman baik dalam segi

agama, suku, maupun budaya. Warga sekolah dapat belajar menghargai perbedaan

melalui kegiatan literasi di sekolah. Bahan bacaan untuk peserta didik perlu

merefleksikan kekayaan budaya Indonesia agar mereka dapat memahami dan

memaknai pengalaman multicultural yang selanjutnya dapat diterapkan dalam

kehidupan nyata sehari-hari.

d. Landasan Filosofis dan Landasan Hukum Gerakan Literasi Sekolah

(GLS)

Gerakan Literasi Sekolah (GLS) merupakan sebuah upaya yang dilakukan

secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran

yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik. Berdasarkan buku

panduan yang dikeluarkan oleh Kemendikbud, terkait kebijakan ini, Gerakan

Literasi Sekolah (GLS) memiliki15

:

1) Landasan Filosofi

Sumpah Pemuda butir ketiga (3) menyatakan, “Menjunjung bahasa

persatuan bahasa Indonesia” yang memiliki makna pengakuan terhadap

keberadaan ratusan bahasa daerah yang memiliki hak hidup dan peluang

penggunaan bahasa asing sesuai dengan keperluannya.

a) Butir ini menegaskan pentingnya pembelajaran berbahasa dalam pendidikan

nasional.

15

Ibid., hlm. 4.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

18

b) Konvensi PBB tentang Hak Anak pada tahun 1989 tentang pentingnya

penggunaan bahasa ibu. Indonesia yang memiliki beragam suku bangsa,

khususnya mikrokultur-mikrokultur tertentu perlu difasilitasi dengan bahasa

ibu saat mereka memasuki pendidikan dasar kelas rendah (kelas I, II, III).

c) Konvensi PBB di Praha tahun 2003 tentang kecakapan literasi dasar dan

kecakapan perpustakaan yang efektif merupakan kunci bagi masyarakat yang

literat dalam menghadapi derasnya arus informasi teknologi. Lima komponen

yang esensial dari literasi informasi itu adalah basic literacy, library literacy,

media literacy, technology literacy, dan visual literacy.

2) Landasan Hukum

Selain landasan filosfis, Gerakan Literasi Sekolah (GLS) juga memiliki

landasan hukum yang menjadi dasarnya. Landasan hukum dalam Gerakan Literasi

Sekolah (GLS) adalah sebagai berikut16

:

a) Undang-Undang Dasar 1945, pasal 31, Ayat 3: “Pemerintahan mengusahakan

dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan

keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, yang diatur dengan Undang-Undang.”

b) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional.

c) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 tentang

Perpustakaan.

d) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera,

Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan.

e) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang

Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19

Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

f) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan UU Nomor

43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan.

16

Ibid., hlm. 4-5.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

19

g) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 40 Tahun 2007 tentang Pedoman bagi

Kepala Daerah dalam Pelestarian dan Pengembangan Bahasa Negara dan

Bahasa Daerah.

h) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar

Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI),

Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Atas/

Madrasah Aliyah (SMA/MA).

i) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23

Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti.

j) Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2015-2019.

e. Tujuan Gerakan Literasi Sekolah (GLS)

Dalam tujuan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) ini terdapat tujuan umum dan

tujuan khusus yang akan di paparkan sebagai berikut:

a) Tujuan Umum

Menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan

ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah

(GLS) agar mereka menjadi pembelajaran sepanjang hayat.17

b) Tujuan Khusus

Tujuan khusus Gerakan Literasi Sekolah (GLS) adalah18

:

1) Menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah.

2) Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat.

3) Menjadikan sekolah sebagai tempat belajar yang menyenangkan dan ramah

anak agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan.

4) Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku

bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca.

f. Ruang Lingkup Gerakan Literasi Sekolah (GLS)

Ruang Lingkup dalam Gerakan Literasi Sekolah (GLS), meliputi19

:

a) Lingkungan fisik sekolah (ketersediaan fasilitas, sarana prasarana literasi).

17

Ibid., hlm. 5. 18

Ibid., hlm. 5. 19

Ibid., hlm. 3.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

20

b) Lingkungan sosial dan afektif (dukungan dan partisipasi aktif semua warga

sekolah) dalam melaksanakan kegiatan literasi.

c) Lingkungan akademik (adanya program literasi yang nyata dan bisa

dilaksanakan oleh seluruh warga sekolah).

g. Sasaran Gerakan Literasi Sekolah (GLS)

Sasaran Gerakan Literasi Sekolah (GLS) adalah seluruh ekosistem sekolah

pada jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan menengah atas.20

Dalam

penelitian ini yang menjadi sasaran dari Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang

dilaksanakan di SMA Negeri 1 Ngaglik adalah seluruh ekosistem di SMA Negeri

1 Ngaglik. Harapannya adalah melalui Gerakan Literasi Sekolah (GLS), seluruh

ekosistem yang ada di SMA Negeri 1 Ngaglik dapat menjadi warga sekolah yang

literat.

h. Target Pencapaian Gerakan Literasi Sekolah (GLS)

Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 dipersiapkan untuk menyongsong

pendidikan abad ke-21. Oleh karena itu, pembelajaran perlu memperhatikan

secara khusus terhadap upaya penguatan karakter, pengembangan kemampuan

berpikir tingkat tinggi (Higher Order Tinking Skill/ HOTS), pemanfaatan literasi,

dan pengembangan 4C yang meliputi creativity, critical thinking, communication,

dan collaboration. Selanjutnya, untuk mengetahui dan memastikan

20

Ibid., hlm. 3.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

21

keterlaksanaannya dalam pembelajaran maka berbagai aspek ini harus tertuang

dalam rencana pelaksanaan pembelajaran.21

Terkait dengan aspek literasi, secara khusus Gerakan Literasi Sekolah

(GLS) digagas untuk mendukung kegiatan tersebut.22

Gerakan Literasi Sekolah

(GLS) diharapkan dapat menciptakan ekosistem Sekolah Menengah Atas yang

literat, yang dapat menumbuhkan budi pekerti peserta didik. Ciri-ciri ekosistem

sekolah yang literat adalah sebagai berikut23

:

a) Menyenangkan dan ramah anak, sehingga dapat menumbuhkan semangat

warganya dalam belajar;

b) Semua warganya mampu menunjukkan sikap empati, peduli, dan menghargai

sesama;

c) Menumbuhkan semangat ingin tahu dan cinta pengetahuan pada warganya;

d) Memampukan warganya untuk cakap berkomunikasi dan dapat berkontribusi

kepada lingkungan sosialnya;

e) Mengakomodasikan partisipasi seluruh warga dan lingkungan eksternal SMA.

i. Strategi Membangun Budaya Literasi Sekolah

Menurut Beers, agar sekolah mampu menjadi garis depan dalam

pengembangan budaya literasi, hendaknya perlu menyampaikan beberapa strategi

untuk menciptakan budaya literasi yang positif di sekolah. Strategi ini akan

mendukung budaya literasi dapat terlaksana dengan baik, sehingga nantinya akan

memberikan dampak positif bagi seluruh warga sekolah. Beberapa strategi

tersebut diantaranya adalah sebagai berikut24

:

1) Mengkondisikan lingkungan fisik ramah literasi

21

Hendra Kurniawan, 2018, “Pembelajaran Literasi dalam Mata Pelajaran Sejarah”, Historia

Vitae, Vol 32, No. 1, Universitas Sanata Dharma, hlm. 2. 22

Ibid., hlm. 2. 23

Dirjendikdasmen, op.cit., hlm. 34. 24

Ibid., hlm. 12.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

22

Lingkungan fisik adalah hal pertama yang dilihat dan dirasakan warga

sekolah. Oleh karena itu, lingkungan fisik perlu terlihat ramah dan kondusif

untuk kegiatan pembelajaran. Sekolah yang mendukung pengembangan budaya

literasi sebaiknya memajang karya peserta didik di seluruh area sekolah, termasuk

koridor, kantor kepala sekolah dan guru.

Karya-karya peserta didik ini kemudian diganti secara rutin untuk

memberikan kesempatan kepada semua peserta didik. Selain itu, peserta didik

dapat mengakses buku dan bahan bacaan lain di sudut baca di semua kelas,

kantor, dan area lain di sekolah. Ruang pimpinan dengan pajangan karya peserta

didik akan memberikan kesan positif tentang komitmen sekolah terhadap

pengembangan budaya literasi.

2) Mengupayakan lingkungan sosial dan afektif sebagai model komunikasi dan

interaksi yang literat

Lingkungan sekolah dan afektif dibangun melalui model komunikasi dan

interaksi seluruh komponen sekolah. Hal itu dapat dikembangkan dengan

pengakuan atas capaian peserta didik sepanjang tahun. Pemberian penghargaan

dapat dilakukan saat upacara bendera setiap minggu untuk menghargai kemajuan

peserta didik di semua aspek. Prestasi yang dihargai bukan hanya akademik, tetapi

juga sikap dan upaya peserta didik. Dengan demikian, setiap peserta didik

mempunyai kesempatan untuk memperoleh penghargaan sekolah.

Literasi juga diharapkan dapat mewarnai semua perayaan penting di

sepanjang tahun pelajaran. Ini dapat diwujudkan dalam bentuk festival buku,

lomba poster, mendongeng, karnaval tokoh buku cerita, dan sebagainya. Pimpinan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

23

sekolah selayaknya berperan aktif dalam menggerakkan literasi, antara lain

dengan membangun budaya kolaboratif antarguru dan tenaga kependidikan.

Dengan demikian, setiap orang dapat terlibat sesuai kemampuannya masing-

masing. Peran orang tua dalam gerakan literasi juga akan semakin memperkuat

komitmen sekolah dalam pengembangan budaya literasi.

3) Mengupayakan sekolah sebagai lingkungan akademik yang literat

Lingkungan fisik, sosial, dan afektif berkaitan erat dengan lingkungan

akademik. Ini dapat diketahui berdasarkan perencanaan dan pelaksanaan gerakan

literasi di sekolah. Sekolah sebaiknya memberikan alokasi waktu yang cukup

banyak untuk pembelajaran literasi. Salah satunya dengan menjalankan kegiatan

membaca dalam hati dan guru membacakan buku dengan nyaring selama 15

menit sebelum pembelajaran berlangsung. Untuk menunjang kemampuan guru

dan staf, mereka perlu diberikan kesempatan untuk mengikuti program pelatihan

tenaga kependidikan untuk peningkatan pemahaman tentang program literasi,

pelaksanaan, dan keterlaksanaannya.

Tabel di bawah ini mencantumkan beberapa parameter yang dapat

digunakan sekolah untuk membangun budaya literasi sekolah yang baik.

Tabel 2. Ekosistem Sekolah yang Literat

a. Lingkungan Fisik

1) Karya peserta didik dipajang di sepanjang lingkungan sekolah, termasuk

koridor dan kantor (kepala sekolah, guru, administrasi, bimbingan

konseling).

2) Karya peserta didik dirotasi secara berkala untuk memberi kesempatan

yang seimbang kepada semua peseta didik.

3) Buku dan materi bacaan lain tersedia di pojok-pojok baca di semua ruang

kelas.

4) Buku dan materi bacaan lain tersedia juga untuk peserta didik dan orang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

24

tua/ pengunjung di kantor dan ruangan selain ruang kelas.

5) Kantor kepala sekolah memajang karya peserta didik dan buku bacaan

untuk anak.

6) Kepala sekolah bersedia berdialog dengan warga sekolah.

b. Lingkungan Sosial dan Afektif

1) Penghargaan terhadap prestasi peserta didik (akademik dan nonakademik)

diberikan secara rutin (tiap minggu/bulan). Upacara hari senin merupakan

salah satu kesempatan yang tepat untuk pemberian penghargaan

mingguan.

2) Kepala sekolah terlibat aktif dalam pengembangan literasi.

3) Merayakan hari-hari besar dan nasional dengan nuansa literasi, misalnya

merayakan Hari Kartini dengan membaca surat-suratnya.

4) Terdapat budaya kolaborasi antarguru dan staf, dengan mengakui

kepakaran masing-masing.

5) Terdapat wakyu yang memadai bagi staf untuk berkolaborasi dalam

menjalankan program literasi dan hal-hal yang terkait dengan

pelaksanaannya.

6) Staf sekolah dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan, terutama

dalam menjalankan program literasi.

c. Lingkungan Akademik

1) Terdapat TLS yang bertugas melakukan asesmen dan perencanaan. Bila

diperlukan, ada pendampingan dari pihak eksternal.

2) Disediakan waktu khusus dan cukup banyak untuk pembelajaran dan

pembiasaan literasi: membaca dalam hati (sustained silent reading),

membaca buku dengan nyaring (reading aloud), membaca bersama

(shared reading), membaca terpandu (guided reading), diskusi buku,

bedah buku, presentasi (show-and-tell presentation).

3) Waktu berkegiatan literasi dijaga agar tidak dikorbankan untuk

kepentingan lain.

4) Disepakati waktu berkala untuk TLS membahas pelaksanaan Gerakan

Literasi Sekolah (GLS).

5) Buku fiksi dan nonfiksi tersedia dalam jumlah cukup banyak di sekolah.

Buku cerita fiksi sama pentingnya dengan buku berbasis ilmu

pengetahuan.

6) Ada beberapa buku yang wajib dibaca oleh warga sekolah.

7) Ada kesempatan pengembangan professional tentang literasi yang

diberikan untuk staf, melalui kerja sama dengan institusi terkait

(perguruan tinggi, dinas pendidikan, dinas perpustakaan, atau berbagi

pengalaman dengan sekolah lain).

8) Seluruh warga sekolah antusias menjalankan program literasi, dengan

tujuan membangun organisasi sekolah yang suka belajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

25

j. Tahapan Gerakan Literasi Sekolah (GLS)

Gerakan Literasi Sekolah (GLS) dilaksanakan secara bertahap dengan

mempertimbangkan kesiapan sekolah di seluruh Indonesia. Kesiapan ini

mencakup kesiapan kapasitas sekolah (ketersediaan fasilitas, bahan bacaan, sarana

dan prasarana literasi), kesiapan warga sekolah, dan kesiapan pendukung lainnya

(partisipasi publik, dukungan kelembagaan, dan perangkat kebijakan yang

relevan). Untuk memastikan keberlangsungannya dalam jangka panjang, Gerakan

Literasi Sekolah (GLS) dilaksanakan secara bertahap. Adapun tahapan Gerakan

Literasi Sekolah (GLS) adalah sebagai berikut25

:

1) Tahap pertama adalah tahap Pembiasaan kegiatan membaca yang

menyenangkan di ekosistem sekolah. Pembiasaan ini bertujuan untuk

menumbuhkan minat terhadap bacaan dan terhadap kegiatan membaca dalam

diri warga sekolah. Penumbuhan minat baca merupakan hal fundamental bagi

pengembangan kemampuan literasi peserta didik. Pada pembelajaran sejarah,

kegiatan pembiasaan yang diberikan oleh guru biasanya adalah dengan

membaca materi-materi sejarah yang akan dipelajari. Peserta didik diminta

untuk membaca buku pelajaran dan juga diminta untuk mencari sumber lain.

Kegiatan ini dilakukan ketika akan memasuki materi baru atau ketika akan

ulangan.

2) Tahap kedua adalah tahap Pengembangan minat baca untuk meningkatkan

kemampuan literasi. Kegiatan literasi pada tahap ini bertujuan

mengembangkan kemampuan memahami bacaan dan mengaitkannya dengan

25

Ibid., hlm 28-30.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

26

pengalaman pribadi, berpikir kritis, dan mengolah kemampuan komunikasi

secara kreatif melalui kegiatan menanggapi bacaan pengayaan. Dalam

pembelajaran sejarah kegiatan pada tahap pengembangan yang dilakukan

adalah dengan dengan membuat rangkuman dan mengaitkannya dengan

kehidupan nyata yang dapat dijadikan contoh.

3) Tahap ketiga adalah tahap Pelaksanaan pembelajaran berbasis literasi.

Kegiatan literasi pada tahap pembelajaran bertujuan mengembangkan

kemampuan memahami teks dan mengaitkannya dengan pengalaman pribadi,

berpikir kritis, dan mengolah kemampuan komunikasi secara kreatif melalui

kegiatan menanggapi teks buku bacaan pengayaan dan buku pelajaran.

Kegiatan membaca pada tahap ini untuk mendukung pelaksanaan kurikulum

2013 yang mensyaratkan peserta didik membaca buku nonteks pelajaran yang

dapat berupa buku tentang pengetahuan umum, kegemaran, minat khusus, atau

teks multimodal, dan juga dapat dikaitkan dengan mata pelajaran tertentu

sebanyak 6 buku bagi siswa SD, 12 buku bagi siswa SMP, dan 18 buku bagi

siswa SMA/SMK. Buku laporan kegiatan membaca pada tahap pembelajaran

ini disediakan oleh wali kelas. Dalam pembelajaran sejarah literasi dapat

dijadikan sebagai model pembelajaran yang mampu menumbuhkan empat

keterampilan dalam diri peserta didik yaitu membaca, menyimak, menulis, dan

berbicara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

27

Pada tabel berikut ini akan dipaparkan tahap dan kegiatan literasi sekolah.

Tabel 3. Fokus Kegiatan dan Tahapan Literasi Sekolah

TAHAPAN KEGIATAN

PEMBIASAAN

(belum ada tagihan)

1. Lima belas menit membaca setiap hari sebelum

jam pelajaran melalui kegiatan membaca buku

dengan nyaring (read aloud) atau seluruh warga

sekolah membaca dalam hati (sustained silent

reading). Di SMA Negeri 1 Ngaglik telah rutin

dilaksanakan setiap hari selama 15 menit sebelum

proses pembelajaran dimulai. Khusus untuk hari

kamis diadakan literasi agama yaitu membaca

kitab suci sesuai dengan agama masing-masing.

2. Membangun lingkungan fisik sekolah yang kaya

literasi, antara lain: (1) menyediakan perpustakaan

sekolah; (2) pengembangan sarana lain (UKS,

kantin, kebun sekolah); dan (3) penyediaan koleksi

teks cetak, visual, digital, maupun multimodal

yang mudah diakses oleh seluruh warga sekolah;

(4) pembuatan bahan kaya teks (print-rich

materials). Di SMA Negeri 1 Ngaglik sudah

memadai dan sedang dalam tahap untuk

melengkapinya.

PENGEMBANGAN

(ada tagihan

sederhana untuk

penilaian non-

akademik)

1. Lima belas menit membaca setiap hari sebelum

jam pelajaran melalui kegiatan membaca buku

dengan nyaring, membaca dalam hati, membaca

bersama, dan/atau membaca terpadu diikuti

kegiatan lain dengan tagihan non-akademik,

contoh: membuat peta cerita (story map),

menggunakan graphic organizers, bincang buku.

2. Mengembangkan lingkungan fisik, sosial, afektif

sekolah yang menghargai keterbukaan dan

kegemaran terhadap pengetahuan dengan berbagai

kegiatan, antara lain: (a) memberikan penghargaan

kepada capaian perilaku positif, kepedulian sosial,

dan semangat belajar peserta didik; penghargaan

ini dapat dilakukan pada setiap upacara bendera

hari Senin dan/atau peringatan lain; (b) kegiatan-

kegiatan akademik lain yang mendukung

terciptanya budaya literasi di sekolah (belajar di

kebun sekolah, belajar di lingkungan luar sekolah,

wisata perpustakaan kota/daerah dan taman bacaan

masyarakat, dll.)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

28

3. Pengembangan kemampuan literasi melalui

kegiatan di perpustakaan sekolah/ perpustakaan

kota/daerah atau taman bacaan masyarakat atau

sudut baca kelas dengan berbagai kegiatan, antara

lain: (a) membaca buku dengan nyaring, membaca

dalam hati, membaca bersama (shared reading),

membaca terpandu (guided reading), menonton

film pendek, dan/atau membaca teks visual/digital

(materi dari internet); (b) peserta didik merespon

teks (cetak/visual/digital), fiksi dan nonfiksi,

melalui beberapa kegiatan sederhana seperti

menggambar, membuat peta konsep, berdiskusi,

dan berbincang tentang buku. Secara keseluruhan

kehiatan dalam tahap pengembangan ini sudah

mulai terlaksana ditandai dengan telah

disediakannya buku kemajuan literasi di setiap

kelas.

PEMBELAJARAN

(ada tagihan

akademik)

1. Lima belas menit membaca setiap hari sebelum

jam pelajaran melalui kegiatan membacakan buku

dengan nyaring, membaca dalam hati, membaca

bersama, dan/atau membaca terpandu diikuti

dengan kegiatan lain dengan tagihan non-akademik

dan akademik.

2. Kegiatan literasi dalam pembelajaran, disesuaikan

dengan tagihan akademik di kurikulum 2013.

3. Melaksanakan berbagai strategi untuk memahami

teks dalam semua mata pelajaran (misalnya,

dengan menggunakan graphic organizers).

4. Menggunakan lingkungan fisik, sosial, afektif, dan

akademik disertai beragam bacaan (cetak, visual,

auditori, digital) yang kaya literasi di luar buku

teks pelajaran untuk memperkaya pengetahuan

dalam mata pelajaran. Dalam mata pelajaran

sejarah Indonesia sudah diterapkan.

Dalam tahap pembelajaran, semua mata pelajaran sebaiknya menggunakan

ragam teks (cetak/visual/digital) yang tersedia dalam buku-buku pengayaan atau

informasi lain di luar buku pelajaran. Guru diharapkan bersikap kreatif dan

proaktif mencari referensi pembelajaran yang relevan.26

Khusus pada tahap ketiga

26

Ibid., hlm. 30.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

29

yaitu tahap pembelajaran, pemanfaatan literasi dalam proses pembelajaran

dirancang untuk mendukung implementasi kurikulum 2013 yang harapannya

dapat menjawab tantangan pendidikan pada abad ke 21.27

2. Pembelajaran Sejarah

a) Pembelajaran

Pembelajaran berasal dari kata dasar “ajar” yang berarti petunjuk yang

diberikan kepada orang supaya diketahui atau diturut kemudian mendapatkan

imbuhan awalan “pe” dan akhiran “an” yang kemudian menjadi Pembelajaran.

Pembelajaran memiliki arti sebagai sebuah proses, cara, dan perbuatan mengajar

pada peserta didik yang dilakukan oleh pendidik supaya peserta didik mau belajar.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pembelajaran adalah sebuah

proses, cara, serta perbuatan yang menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.28

Sementara pembelajaran menurut UU No. 20 Tahun 2003 Tentang

Sisdiknas Pasal 1 Ayat 20 merupakan proses interaksi peserta didik dengan

pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.29

Undang-Undang

Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

pada pasal 3 juga menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya

27

Hendra Kurniawan, op. cit., hlm. 1. 28

Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima, Aplikasi luring resmi Badan Pengembangan dan

Pembinaan Bahasa, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 29

www.dosenpendidikan.com/22-pengertian-pembelajaran-menurut-para-ahli-terlengkap, diakses

pada Rabu, 11 Maret 2018, pukul 15.22 WIB.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

30

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,

dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.30

Pembelajaran ini menjadi sangat penting karena dalam kegiatan ini terdapat

proses interaksi antara guru sebagai sebagai pembawa informasi dan peserta didik

sebagai penerima informasi. Arti penting pembelajaran ini memberikan penjelasan

bahwa pembelajaran merupakan proses yang tidak bisa dianggap remeh dalam

proses kemajuan suatu bangsa.31

Dalam proses pembelajaran informasi menjadi bagian yang sangat penting

untuk diperoleh. Peserta didik perlu melakukan pengolahan terhadap informasi-

informasi yang didapatnya. Pengolahan informasi mengandung pengertian tentang

bagaimana peserta didik mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah

besar informasi yang diterima peserta didik.32

Dalam teori pengolahan informasi terdapat komponen belajar yang meliputi:

(1) perhatian ditujukan pada stimulus, (2) pengodean stimulus, (3) penyimpanan

dan mendapatkan kembali (retrival). Atas dasar komponen belajar tersebut,

selanjutnya hal yang esensial dari pembelajaran yang dapat dilakukan adalah33

:

1) Membimbing Peserta Didik dalam Penerimaan Stimulus

Sistem memori manusia dapat melakukan seleksi atas stimulus-stimulus

yang dapat diperhatikannya. Kegiatan pembelajaran yang dapat dilakukan

30

Sigit Mangun Wardoyo, Pembelajaran Konstruktivisme: Teori dan Aplikasi Pembelajaran

dalam Pembentukan Karakter, 2013, Bandung: Alfabeta. hlm. 90. 31

Ibid., hlm. 56. 32

Karwono dan Heni Mularsih, Belajar dan pembelajaran: Serta Pemanfaatan Sumber Belajar,

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2017, hlm. 150. 33

Ibid., hlm. 153-156.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

31

berkaitan membimbing perhatian peserta didik terhadap penerimaan stimulus

antara lain: (a) memusatkan perhatian ke stimulus-stimulus tertentu yang dipilih,

(b) mengenali secara awal stimulus dengan kode-kode tertentu. Hal penting agar

kegiatan menyajikan fokus adalah memudahkan peserta didik menerima informasi

yang cermat dan lengkap.

2) Memperlancar Mengode

Selama belajar, fungsi pengodean adalah untuk menyiapkan informasi baru

untuk disimpan ke dalam memori jangka panjang. Proses ini menghendaki

transformasi informasi menjadi kode ringkasan untuk memudahkan mengingat

kembali diwaktu kemudian. Ada dua rancangan yang berbeda yang dapat

memudahkan pengodean, yaitu dengan memberikan pengisyarat, elaborasi, dan

cara titian ingatan (mneomonik) sebagai pembantu untuk menyusun sandi,

pandangan ini disebut bantuan berbasis pembelajaran.

3) Memperlancar Penyimpanan dan Retrival

Siasat pengodean penting karena dapat meningkatkan kemampuan

mengingat kembali kelak. Elaborasi berbasis pembelajaran dan elaborasi basis

peserta kedua memberikan sumbangan dalam mengingat kembali. Proses

pemnculan kembali apa yang telah disimpan dalam ingatan (retrival process)

dianalogikan dengan mekanisme menelusuran (search mechanism). Asumsi yang

dipakai dalam penelusuran informasi dalam ingatan adalah: bahwa ingatan terdiri

dari struktur informasi yang terorganisasi dan proses penelusurannya bergerak

secara hierarkis, dari informasi yang paling umum dan inklusif ke informasi yang

umum dan rinci, sampai informasi yang diinginkan diperoleh.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

32

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, pembelajaran dapat diartikan

sebagai sebuah proses yang di dalamnya terjadi interaksi antara peserta didik,

pendidik, dan sumber belajar. Tujuan dari pembelajaran ini adalah membuat

peserta didik memperoleh ilmu dan pengetahuan, pembentukan sikap, dan

kepercayaan diri dalam dirinya. Pembelajaran menjadi jantung dari proses

pendidikan dalam suatu institusi pendidikan.34

b) Sejarah

Sejarah berasal dari kata Syajaratun (bahasa Arab) yang berarti pohon.

Sejarah dalam bahasa Inggris adalah history (Bahasa Latin dan yunani Historio).35

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sejarah mengandung tiga makna

yaitu36

: (1) kesusasteraan lama (silsilah, asal-usul), (2) kejadian dan peristiwa

yang benar-benar terjadi pada masa lalu, dan (3) ilmu, pengetahuan, cerita,

pelajaran tentang kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa

lampau, atau juga disebut riwayat.

Sejarah dalam pandangan R. Mohammad Ali adalah (1) jumlah perubahan-

perubahan, kejadian-kejadian, dan peristiwa-peristiwa dalam kenyataan sekitar

kita, (2) cerita tentang perubahan-perubahan itu dan lain sebagainya, dan (3) ilmu

yang bertugas menyelidiki tentang perubahan dan sebagainya. Definisi sejarah Ali

34

Heri Susanto, Seputar pembelajaran Sejarah: Isu, Gagasan, dan Strategi Pembelajaran,

Yogyakarta: Aswaja Presindo, 2014, hlm. 43. 35

Kunto Wijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya, 1995, hlm. 1. 36

Abd. Rahman Hamid dan Muhammad Saleh Madjid, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta:

Ombak, 2011. hlm. 4.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

33

menunjuk pada tiga hal pokok yakni: peristiwa dan perubahan, cerita, dan ilmu

yang mempelajari tentang peristiwa dan perubahan.37

Sejarah dimaksudkan sebagai rekonstruksi masa lalu dan yang di

rekonstruksi sejarah adalah apa saja yang sudah dipikirkan, dikatakan, dikerjakan,

dirasakan, dan dialami manusia. Pada umumnya orang memakai istilah sejarah

untuk menunjuk cerita sejarah, pengetahuan sejarah, gambaran sejarah, yang

semuanya itu sebenarnya adalah sejarah dalam arti subjektif. Sejarah dalam arti

subjektif ini merupakan suatu konstruk, yang merupakan bangunan yang disusun

oleh penulis sebagai satu uraian atau cerita. Sejarah dalam arti objektif menunjuk

pada kejadian atau peristiwa itu sendiri, yaitu peristiwa sejarah dalam

kenyataannya. Kejadian itu sekali terjadi tidak dapat diulang atau terulang lagi.38

Mengajar sejarah berarti membantu peserta didik untuk mempelajari sejarah

sehingga kita perlu mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan pembelajaran

sejarah sebelum menelaah strategi dan teknik yang dapat digunakan guru untuk

membantu peserta didik dalam belajar.39

Sampai saat ini sebagian besar

pembelajaran sejarah di sekolah menengah masih menitikberatkan pada kegiatan

menghafal fakta-fakta sejarah. Untuk itu sebagai sorang calon guru, sebaiknya

kebiasaan yang demikian haruslah diubah. Dalam pembelajaran sejarah sebaiknya

jangan hanya menerapkan sistem menghafal yang dapat membuat bosan peserta

37

Ibid., hlm. 7. 38

Aman, Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah, Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2011, hlm. 13-15. 39

Brian Garvei dan Mary Krug, Model-model Pembelajaran Sejarah, Yogyakarta: Penerbit

Ombak, 2015, hlm. 1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

34

didik, tetapi juga harus mencari dan menerapkan inovasi-inovasi baru dengan

menggunakan strategi, model, dan metode yang tepat dalam proses pembelajaran.

Dalam pembelajaran sejarah, peran penting pembelajaran terlihat jelas

bukan hanya sebagai proses transfer ide, akan tetapi juga proses pendewasaan

pada diri peserta didik untuk memahami identitas, jati diri, dan kepribadian

bangsa melalui pemahaman terhadap peristiwa sejarah. Dengan demikian

pembelajaran sejarah hendaknya memperhatikan beberapa prinsip40

:

1) Pembelajaran yang dilakukan haruslah adaptif terhadap perkembangan peserta

didik dan perkembangan zaman. Kendatipun sejarah bercerita tentang

kehidupan masa lalu, bukan berarti sejarah tidak bisa diajarkan secara

kontekstual. Banyak nilai dan fakta sejarah yang bila disampaikan dengan

benar dan sesuai dengan alam pikiran peserta didik akan mampu

membangkitkan pemahaman dan kesadaran peserta didikterhadap nilai-nilai

nasionalisme, patriotisme, dan persatuan.

2) Pembelajaran sejarah hendaklah berorientasi pada pendekatan nilai.

Menyampaikan fakta memang sangat penting dalam pembelajaran sejarah,

akan tetapi juga tidak kalah penting adalah bagaimana mengupas fakta-fakta

tersebut dan mengambil intisari nilai yang terdapat di dalamnya sehingga

pembelajar akan menjadi lebih mawas diri sebagai akibat dari pemahaman

nilai tersebut.

40

Heri Susanto, Seputar Pembelajaran Sejarah:isu, gagasan, dan strategi pembelajaran,

Yogyakarta: Aswaja Pressido, 2014. hlm. 56-57.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

35

3) Strategi pembelajaran yang digunakan hendaklah tidak mematikan kreativitas

dan memaksa peserta didik hanya untuk menghafal fakta dalam buku teks.

Sejarah sudah saatnya diajarkan dengan cara yang berbeda, kebekuan

pembelajaran yang terjadi seringkali dikarenakan rendahnya kreatifitas dalam

pembelajaran sejarah. Sebagai akibatnya kejenuhan seringkali menjadi faktor

utama yang dihadapi guru dalam mengajarkan sejarah dan peserta didik dalam

belajar sejarah.

Pembelajaran sejarah nasional menurut Moh. Ali mempunyai tujuan sebagai

berikut41

:

(1) Membangkitkan, mengembangkan serta memelihara semangat kebangsaan;

(2) Membangkitkan hasrat mewujudkan cita-cita kebangsaan dalam segala

lapangan;

(3) Membangkitkan hasrat mempelajari sejarah kebangsaan dan mempelajarinya

sebagai bagian dari sejarah dunia;

(4) Menyadarkan anak tentang cita-cita nasional (Pancasila dan Undang-undang

Pendidikan) serta perjuangan tersebut untuk mewujudkan cita-cita itu

sepanjang masa.

Pembelajaran sejarah yang baik dapat menolong peserta didik untuk berpikir

kritis. Berpikir kritis inilah yang sebenarnya dapat menunutun peserta didik untuk

memahami makna sejarah, baik sejarah nasional maupun sejarah umum. Untuk

itu, pembelajaran sejarah harus diorganisir dan dalam kegiatan-kegiatan yang

bersifat nyata, menarik, dan berguna bagi diri peserta didik.42

Pembelajaran sejarah dapat disampaikan dengan model-model yang menarik

agar peserta didik lebih mudah untuk memahaminya dan peserta didik menjadi

lebih tertarik untuk belajar sejarah. Salah satu model pembelajaran yang dapat

41

Ibid., hlm. 57. 42

Aman, op.cit., Hlm. 110.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

36

diterapkan dalam pembelajaran sejarah adalah model pembelajaarn Cooperative

Learning tipe Student Teams Achievement Division (STAD). Dalam

pengertiannya, Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah

satu metode yang menerapkan prinsip bahwa peserta didik diminta untuk bekerja

bersama-sama dalam kelompok.43

Pembelajaran Student Teams Achievement

Division (STAD) merupakan suatu bentuk pembelajaran kooperatif dimana peserta

didik belajar secara berkelompok dan berdiskusi guna menemukan dan memahami

konsep-konsep dalam pembelajaran.44

Semua ini juga dimaksudkan untuk

memupuk rasa kerja sama dalam kelompok, menyelesaikan tugas dengan baik,

dan menghindarkan dari rasa iri pada diri peserta didik.45

Model pembelajaran cooperative learning tipe Student Teams Achievement

Division (STAD) dapat di kombinasikan dengan pembelajaran literasi dalam mata

pelajaran sejarah Indonesia. Pembelajaran literasi dalam matapelajaran sejarah

memiliki tujuan penting diantaranya adalah sebagai berikut46

:

1. Meningkatkan dan memperdalam minat, khususnya minat membaca, dan

motivasi belajar sejarah peserta didik.

2. Mengembangkan kemandirian peserta didik sebagai pembelajar sejarah yang

mampu menelusuri berbagai sumber sejarah terpercaya secara kritis, kreatif,

dan inovatif sehingga selanjutnya produktif menghasilkan karya literasi

sejarah.

3. Mendukung upaya pendidikan karakter dengan menguatkan kesadaran sejarah

terutama dalam internalisasi nilai-nilai kebangsaan, kebhinekatunggalikaan,

dan patriotisme.

4. Membentuk peserta didik menjadi peminat sejarah, pembaca sejarah, penulis

sejarah, dan komunikator strategis dengan kesadaran sejarah yang tinggi.

43

https://portal-ilmu.com/metode-pembelajaran-stad/, diakses pada hari Selasa, 13 Juni 2018,

pukul 11.05 WIB. 44

Yunus Abidin, Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013, Bandung: PT

Refika Aditama, 2014, hlm. 248. 45

Aman, op.cit., Hlm. 114. 46

Hendra Kurniawan, op. cit., hlm. 6-7.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

37

5. Meningkatkan kemampuan berpikir dan mengembangkan kebiasaan berpikir

pada peserta didik yang menenmpatkan sejarah sebagai salah satu pijakan

pikir atau perspektif atas suatu permasalahan aktual.

3. Konstruktivisme

Konstruktivisme merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang biasa

diterapkan untuk ilmu-ilmu eksakta seperti matematika, fisika, kimia, dan lain-

lain. Tetapi sayangnya, konstruktivisme masih jarang diterapkan untuk ilmu-ilmu

sosial-humaniora seperti pendidikan nilai-moral.47

Konstruktivisme adalah aliran

filsafat pengetahuan yang berpendapat bahwa pengetahuan (knowledge)

merupakan hasil konstruksi dari orang yang sedang belajar.48

Pembelajaran yang menggunakan pendekatan konstruktivisme menuntut

agar seorang pendidik atau guru mampu menciptakan pembelajaran yang menarik.

Tujuannya adalah untuk melibatkan peserta didik secara aktif dalam mencari dan

mengumpulkan materi pelajaran melalui interaksi sosial yang terjalin di dalam

kelas.

Konstruktivisme merupakan suatu filsafat pengetahuan yang secara ringkas

menjelaskan bahwa pengetahuan itu merupakan konsruksi seseorang. Orang

tersebut membentuk pengetahuannya melalui interaksi dengan lingkungan

sekitarnya.49

Sebagai filsafat pengetahuan, konstruktivisme membatasi diri pada

bagaimana pengetahuan itu dianggap benar. Pengetahuan dibentuk oleh pengamat

yang berhubungan langsung dengan pengalaman baik fisik maupun mental.

47

Sutarjo Adisusilo, Pembelajaran Nilai-Karakter: Konstruktivisme dan VCT sebagai Inovasi

Pendekatan Afektif, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2014, hlm. 161. 48

Ibid., hlm. 161. 49

Paul Suparno, Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan, Yogyakarta: Kanisius, 1997, hlm. 85.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

38

Dalam pandangan konstruktivisme ini, pengetahuan selalu bersifat subjektif

karena dibentuk oleh pengamat.50

Titik krusial dalam pandangan konstruktivisme adalah terkait dengan proses

pembelajaran. Konstruktivisme memandang bahwa dalam pembelajaran yang

lebih ditekankan adalah prosesnya. Dalam konstruktivisme, belajar dianggap

sebagai proses aktif untuk mengkonstruksi pengetahuan. Proses aktif tersebut

sangat didukung oleh terciptanya interaksi antara peserta didik dan guru, dan

interaksi antar peserta didik.51

Yang sangat penting dalam konstruktivisme ini adalah bahwa dalam proses

pembelajaran, peserta didiklah yang harus berperan aktif. Peserta didik harus aktif

dalam mengembangkan pengetahuan mereka. Peserta didik juga harus

bertanggung jawab terhadap hasil belajarnya tersebut. Kreativitas dan keaktifan

peserta didik dalam pembelajaran akan membantu peserta didik untuk lebih

mandiri dalam mengembangkan aspek kognitif mereka.52

Dalam konstruktivisme

ini, peran guru adalah sebagai fasilitator selama proses pembelajaran sementara

yang berperan aktif adalah peserta didik.

Dalam pembelajaran sejarah, pendekatan konstruktivisme memungkinkan

peserta didik melakukan dialog kritis dalam pembelajaran dan menggali informasi

sebanyak mungkin dari berbagai sumber.53

Melalui pendekatan konstruktivisme,

50

Ibid., hlm. 79. 51

Sigit Mangun Wardoyo, op. cit., hlm. 25-26. 52

Suparno Paul, op. cit., hlm. 81. 53

Aman, op.cit., Hlm. 109.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

39

peserta didik dapat mengaitkan antara pengalaman masa lalu atau materi dengan

kehidupan nyata sehari-hari untuk memperoleh pengetahuan baru.

4. Kurikulum 2013

Kurikulum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai

perangkat mata pelajaran yang diajarkan pada lembaga pendidikan.54

Secara

modern, kurikulum adalah semua kegiatan dan pengalaman potensial (isi/materi)

yang telah disusun secara ilmiah, baik yang terjadi di dalam kelas, di halaman

sekolah, maupun di luar sekolah atas tanggung jawab sekolah untuk mencapai

tujuan pendidikan.55

Tujuan kurikulum yang tertera dalam Undang-undang Sistem

pendidikan Nasional Tahun 1989 BAB I Pasal 1 menyebutkan bahwa kurikulum

adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran

serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggara kegiatan belajar

mengajar.56

Kurikulum 2013 merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mencapai

keunggulan masyarakat bangsa dalam penguasaan ilmu dan teknologi seperti yang

digariskan dalam haluan Negara. Kurikulum 2013 diharapkan dapat

menyelesaikan berbagai permasalahan yang sedang dihadapi oleh dunia

pendidikan pada masa ini, terutama dalam memasuki era globalisasi yang penuh

54

Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima, Aplikasi luring resmi Badan Pengembangan dan

Pembinaan Bahasa, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 55

Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2011, hlm. 4 56

Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004, hlm. 1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

40

dengan berbagai macam tantangan.57

Implementasi kurikulum 2013 diharapkan

dapat menghasilkan insan yang produktif, kreatif, dan inovatif.

Sesuai dengan kondisi negara, kebutuhan masyarakat, dan berbagai

perkembangan serta pertumbuhan yang sedang berlangsung dewasa ini, dalam

pengembangan kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi perlu

memperhatikan dan mempertimbangkan prinsip-prinsip sebagai berikut58

:

1) Pengembangan kurikulum dilakukan mengacu pada standar nasional

pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

2) Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan

prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan

peserta didik.

3) Mata pelajaran merupakan wahana untuk mewujudkan pencapaian

kompetensi.

4) Standar Kompetensi Lulusan dijabarkan dari tujuan pendidikan nasional dan

kebutuhan masyarakat, Negara, serta perkembangan global.

5) Standar Isi dijabarkan dari Standar Kompetensi Lulusan.

6) Standar Proses dijabarkan dari Standar Isi.

7) Standar Penilaian dijabarkan dari Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi,

dan Standar Proses.

8) Standar Kompetensi Lulusan dijabarkan ke dalam Kompetensi Inti.

9) Kompetensi Inti dijabarkan ke dalam Kompetensi Dasar yang

dikontekstualisasikan dalam suatu mata pelajaran.

10) Kurikulum satuan pendidikan dibagi menjadi kurikulum tingkat nasional,

daeyrah, dan satuan pendidikan.

(1) Tingkat nasional dikembangkan oleh pemerintah

(2) Tingkat daerah dikembangkan oleh pemerintah daerah

(3) Tingkat satuan pendidikan dikembangkan oleh satuan pendidikan.

11) Proses pembelajaran diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi, peserta didik untuk berpartisipasi

aktif, serta memberi ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan

kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta

psikologis peserta didik.

12) Penilaian hasil belajar berbasis proses dan produk.

13) Proses belajar dengan pendekatan ilmiah (scientific approach).

57

Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2013, hlm. 163.

58 Ibid., hlm. 81-82.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

41

Kurikulum 2013 lebih menekankan pada pendidikan karakter, terutama pada

tingkat dasar yang akan menjadi fondasi bagi tingkat berikutnya. Pendidikan

karakter dalam kurikulum 2013 bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan

hasil pendidikan yang mengarah pada pembentukan budi pekerti dan akhlak mulia

peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang sesuai dengan standar

kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan.59

Secara praktis, Kurikulum 2013 menganut (1) pembelajaran yang dilakukan

guru (taught curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa

kegiatan pembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat. (2) pengalaman belajar

langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai dengan latar belakang,

karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar langsung

individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar

seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum. Pembelajaran dalam konteks

kurikulum 2013 merupakan pembelajaran yang menuntut peserta didik belajar

melalui serangkaian pengalaman bekerja ilmiah secara berdiferensiasi.60

Dalam implementasi kurikulum 2013, pendidikan karakter dapat

diintegrasikan dalam seluruh pembelajaran pada setiap bidang studi yang terdapat

dalam kurikulum. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-

nilai pada setiap bidang studi perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dihubungkan

dengan konteks, kehidupan sehari-hari. Pendidikan karakter pada tingkat satuan

pendidikan mengara pada pembentukan budaya sekolah/madrasah, yaitu nilai-

59

Ibid., hlm. 7. 60

Yunus Abidin, 2014, hlm. 22.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

42

nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan sehari-hari, serta simbol-simbol

yang dipraktikkan oleh semua warga sekolah/madrasah, dan masyarakat

sekitarnya. Budaya sekolah/madrasah merupakan ciri khas, karakter atau watak,

dan citra sekolah/madrasah tersebut dimata masyarakat luas.61

Keberhasilan Kurikulum 2013 dalam membentuk kompetensi dan karakter

di sekolah dapat diketahui dari berbagai perilaku sehari-hari yang tampak dalam

setiap aktivitas peserta didik dan warga sekolah lainnya. Perilaku tersebut antara

lain diwujudkan dalam bentuk kesadaran, kejujuran, keikhlasan, kesederhanaan,

kemandirian, kepedulian, kebebasan dalam bertindak, kecermatan, ketelitian, dan

komitmen.62

B. Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian sebelumnya yang sesuai dengan penelitian ini adalah

penelitian yang dilakukan oleh Eko Nudiyanti dan Edi Suryanto yaitu

Pembelajaran Literasi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas V

Sekolah Dasar. Dari hasil penelitian tersebut terlihat bahwa hasil penelitian

menunjukkan keberhasilan dalam pelaksanaan pembelajaran literasi pada mata

pelajaran Bahasa Indonesia. Melalui pembelajaran literasi pada mata pelajaran

Bahasa Indonesia Siswa kelas V SD, pemahaman terhadap bacaan pun menjadi

cukup baik. Sementara pada keterampilan menulis juga menunjukkan hasil yang

memuaskan.

61

Mulyasa, op.cit., hlm. 7. 62

Ibid., hlm. 11.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

43

Indikator keberhasilan pada pembelajaran literasi ini didasarkan pada

ketuntasan nilai yang telah dicapai peserta didik. Dalam pembelajaran literasi ada

empat keterampilan yang harus dikembangkan pada diri peserta didik diantaranya

adalah membaca, menyimak, menulis, dan berbicara. Pada pembelajaran literasi

mata pelajaran Bahasa Indonesia yang diterapkan pada siswa kelas V SD juga

mengalami keberhasilan dalam mengembangkan keterampilan menulis. Hal ini

terlihat dari banyaknya hasil tulisan peserta didik dalam majalah dinding sekolah

(mading).63

Penelitian lain yang juga senada dengan penelitian ini adalah penelitian

yang dilakukan oleh Aditya Rakhmawan, Agus Setiabudi, dan Ahmad Mudzakir.

Penelitian tersebut mengangkat topik Perancangan Pembelajaran Literasi Sains

Berbasis Inkuiri Pada Kegiatan Laboratorium. Penelitian tersebut dilakukan di salah

satu SMA di kota Bandung. Dalam pelaksanaannya penelitian tersebut mengalami

keberhasilan.

Keberhasilan dari pembelajaran literasi sains ini terlihat dari peningkatan

keaktifan peserta didik. Dalam penelitian tersebut disebutkan bahwa peserta didik

menjadi lebih aktif dalam bertanya dan mengkonfirmasi pemahaman selama kegiatan

laboratorium berlangsung. Pembelajaran sains berbasis inkuiri ini juga terbukti dapat

meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar sains.64

Mengacu pada kedua penelitian diatas, maka dapat dilakukan penelitian

serupa tetapi pada jenjang dan mata pelajaran yang berbeda. Jika pada penelitian

63

Eko Nurdiyanti dan Edi Suryanto, Pembelajaran Literasi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar, Universitas Sebelas Maret, 2010. 64

Aditya Rakhmawan, dkk., Perancangan Pembelajaran Literasi Sains Berbasis Inkuiri Pada

Kegiatan Laboratorium, Universitas Pendidikan Indonesia, 2015.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

44

yang pertama pembelajaran literasi diterapkan pada peserta didik Sekolah Dasar

(SD) pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kemudian penelitian kedua

pembelajaran literasi diterapkan pada siswa SMA dalam mata pelajaran Sains,

maka penelitian ini akan tertuju pada peserta didik Sekolah Menengah Atas

(SMA) dalam mata pelajaran Sejarah Indonesia.

C. Kerangka Pikir

Permasalahan yang terkait dengan mutu pendidikan di Indonesia adalah

rendahnya minat baca yang dimiliki oleh peserta didik. Melihat permasalahan

tersebut, pemerintah selalu berupaya untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Upaya yang dilakukan pemerintah adalah dengan menetapkan sebuah Peraturan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 23 tahun 2015

tentang penumbuhan budi pekerti yang dilaksanakan melalui pembelajaran

literasi.

Pembelajaran literasi yang dicanangkan pada tahun 2015 sudah mulai

terlaksana dengan baik pada tahun 2017 seperti di SMA Negeri 1 Ngaglik.

Penerapan pembelajaran literasi ini mengharapkan agar peserta didik dapat

menguasai empat keterampilan yang juga merupakan aktivitas wajib dalam

program literasi. Keempat keterampilan yang diharapkan muncul dalam diri

peserta didik ini meliputi keterampilan membaca, menyimak, menulis, dan

berbicara. Guru dapat menerapkan empat aktivitas wajib dalam pembelajaran

literasi sebagai strategi pembelajaran dalam proses pembelajaran sejarah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

45

Melalui empat aktivitas dalam pembelajaran literasi guru sejarah juga dapat

memanfaatkannya sebagai proses pembiasaan pada peserta didik untuk gemar

berliterasi. Pembiasaan ini dapat dilakukan melalui beberapa kegiatan dengan

memanfaatkan lingkungan fisik, sosial, afektif dan akademik disertai beragam

bacaan (cetak, visual, auditori, digital) yang kaya akan informasi dan dapat

menambah pengetahuan peserta didik dalam semua pelajaran khususnya dalam

pelajaran sejarah.

Pembelajaran sejarah dengan memanfaatkan literasi, dapat membantu

peserta didik dalam mengembangkan pengetahuannya. Pengembangan

pengetahuan yang didapat peserta didik meliputi tiga aspek diantaranya kognitif,

afektif dan psikomotorik. Dalam aspek kognitif, pengetahuan yang didapatkan

oleh peserta didik semakin bertambah. Sementara pada aspek afektif, peserta didik

menjadi lebih menyukai pembelajaran sejarah Indonesia dengan memanfaatkan

lietrasi sehingga akan mempengaruhi juga proses pembelajaran. selanjutnya pada

aspek psikomotorik, empat keterampilan dalam diri peserta didik yaitu membaca,

menyimak, menulis, dan berbicara juga akan berkembang.

Dari uraian diatas, maka dapat digambarkan skema kerangka pikir sebagai

berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

46

Gambar I. Kerangka Pikir

MENULIS

AFEKTIF

PSIKOMOTORIK

LITERASI

PEMBELAJARAN

SEJARAH

S

GURU

PESERTA

DIDIK

HASIL

BELAJAR

MEMBACA

MENYIMAK

BERBICARA

KOGNITIF

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

47

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Ngaglik yang beralamat di

jalan Kayunan, Donoharjo, Ngaglik, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-Juni 2018 dengan jadwal

penelitian sebagai berikut:

Tabel 4. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

NO KEGIATAN BULAN

MARET APRIL MEI JUNI

1 Penyusunan Proposal √

2 Perizinan √

3 Pengumpulan data √ √

4 Analisis data √ √

5 Penulisan Laporan √

B. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi

kasus. Penelitian kualitatif merupakan sebuah metode penelitian yang digunakan

dalam mengungkapkan permasalahan dalam kehidupan kerja organisasi

pemerintah, swasta, kemasyarakatan, kepemudaan, perempuan, olah raga, seni

dan budaya, sehingga dapat dijadikan suatu kebijakan untuk demi kesejahteraan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

48

bersama. Penelitian dengan pendekatan kualitatif menekankan analisis proses dari

proses berpikir secara induktif yang berkaitan dengan dinamika hubungan

antarfenomena yang diamati, dan senantiasa menggunakan logika ilmiah.65

Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan.

Penelitian kualitatif digunakan jika masalah belum jelas, untuk mengetahui makna

yang tersembunyi, untuk memahami interaksi sosial, untuk mengembangkan teori,

untuk memastikan kebenaran data, dan meneliti sejarah perkembangan.66

Dasar

penelitian kualitatif adalah konstruktivisme yang mempercayai bahwa kenyataan

itu berdimensi jamak, interaktif, dan suatu pertukaran pengalaman sosial yang

diinterpretasikan oleh setiap individu.67

Penelitian studi kasus adalah salah satu jenis penelitian kualitatif deskriptif

yaitu penelitian yang dilakukan terfokus pada satu kasus tertentu untuk diamati

dan dianalisis secara cermat sampai tuntas. Kasus yang dimaksud dapat berupa

kasus tunggal atau jamak, misalnya berupa individu atau kelompok. Di sini perlu

dilakukan analisis secara tajam terhadap berbagai faktor yang terkait dengan kasus

tersebut sehingga akhirnya akan diperoleh kesimpulan yang akurat.

Dalam bidang pendidikan studi kasus diartikan sebagai metode penelitian

deskriptif untuk menjawab permasalahan pendidikan yang mendalam dan

komprehensif dengan melibatkan subjek penelitian yang terbatas sesuai dengan

jenis kasus yang diselidiki. Subjek penelitian dalam studi kasus bisa bersifat

65

Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori & Praktik, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013,

hlm. 80. 66

Hamid Darmadi, Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial: Teori Konsep Dasar dan

Implementasi, Bandung: Alfabeta, 2014, hlm. 287. 67

Imam Gunawan., op.cit., hlm. 83.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

49

individu, kelompok, lembaga, atau golongan masyarakat tertentu. Data studi kasus

dapat diperoleh dari semua pihak yang bersangkutan, dengan kata lain data dalam

studi ini dikumpulkan dari berbagai sumber.

C. Sumber Data

Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan

tindakan.68

Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan

data seperti wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus, atau observsi yang

telah dituangkan dalam catatan lapangan. Bentuk lain dari data kualitatif adalah

gambar yang diperoleh melalui pemotretan atau rekaman video.69

Dalam

penelitian ini sumber data yang digunakan adalah peserta didik dan guru sebagai

subjek penelitian. Sementara objeknya adalah pembelajaran sejarah yang

memanfaatkan literasi yang diharapkan dapat meningkatkan empat keterampilan

peserta didik yaitu membaca, menyimak, menulis, dan berbicara.

D. Metode Pengumpulan Data

1. Observasi

Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah ruang

(tempat), pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu, dan

perasaan. Alasan peneliti melakukan observasi adalah untuk menyajikan

gambaran realistik perilaku atau kejadian, untuk menjawab pertanyaan, untuk

68

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014,

hlm. 157. 69

Hamid Darmadi., op. cit. hlm. 36.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

50

membantu mengerti perilaku manusia, atau kejadian, dan untuk evaluasi yaitu

melakukan pengukuran terhadap aspek tertentu melakukan umpan balik terhadap

pengukuran tersebut.70

Dalam penelitian ini, observasi digunakan untuk

mengetahui aktivitas peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran sejarah

yang memanfaatkan literasi di kelas.

2. Kuesioner

Kuesioner merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak

langsung.71

Kuesioner diberikan kepada peserta didik lalu kemudian kuesioner

dijawab oleh peserta didik. Dalam penelitian ini kuesioner merupakan alat yang

berfungsi untuk mengetahui ketertarikan peserta didik terhadap pelajaran sejarah.

Tujuan penyebaran kuesioner ini adalah untuk mencari informasi yang lengkap

mengenai suatu masalah dari responden.

3. Wawancara

Dalam penelitian kualitatif, wawancara merupakan salah satu alat yang

digunakan untuk mengumpulkan data. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI) wawancara adalah tanya jawab dengan seseorang (narasumber) yang

diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal.72

Wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah

tertentu yang merupakan proses tanya jawab lisan di mana ada dua orang atau

lebih berhadapan secara fisik. Wawancara dilakukan untuk memperoleh data atau

70

Ibid., hlm. 291. 71

Sudaryono, Metode Penelitian pendidikan, Jakarta: Prenadamedia Group, 2016, hlm. 77. 72

Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima, Aplikasi luring resmi Badan Pengembangan dan

Pembinaan Bahasa, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

51

informasi sebanyak mungkin dan sejelas mungkin kepada subjek penelitian.73

Wawancara mendalam adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan

penelitian dengan cara Tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara

dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan

pedoman wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam

kehidupan sosial yang relatif lama. Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan

untuk mengetahui ketertarikan peserta didik terhadap pelajaran sejarah yang

memanfaatkan literasi.

4. Dokumen dan Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu yang berbentu

tulisan, gambar, atau karya monumental dari seseorang. Studi dokumen

merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara. Studi

dokumen menjadi metode pelengkap dalam penelitian kualitatif. Dokumen

sebagai sumber data banyak dimanfaatkan oleh para peneliti, terutama untuk

menguji dan menafsirkan data.

Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk

dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia adalah berbentuk surat, catatan

harian, cenderamata, laporan, artefak, foto, dan sebagainya. Sifat utama data ini

tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti

untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di waktu silam.74

Studi dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data kualitatif

dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek

73

Imam Gunawan, op.cit., hlm. 160. 74

Hamid Darmadi., op.cit., hlm. 292.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

52

sendiri atau oleh orang lain tentang subjek. Studi dokumentasi merupakan salah

satu cara yang dapat dilakukan peneliti kualitatif untuk mendapatkan gambaran

dari sudut pandang subjek melalui suatu media tertulis dan dokumen lainnya yang

ditulis atau dibuat langsung oleh subjek yang bersangkutan.75

Dalam penelitian

ini dokumen digunakan untuk mengetahui kesiapan, pelaksanaan, dan hasil dari

pembelajaran sejarah yang memanfaatkan literasi yang diterapkan oleh guru.

Dokumen yang digunakan berupa RPP, bahan ajar, daftar nilai setelah

pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah (GLS), dan hasil karya atau produk literasi

peserta didik. Dokumentasi berupa foto selama proses kegiatan penelitian

berlangsung.

E. Instrumen Pengumpulan Data

1. Instrumen Observasi

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi pada proses pelaksanaan

kegiatan pembelajaran di kelas. Peneliti melakukan observasi langsung dengan

menggunakan lembar observasi yang berupa check list dengan option “Ya” dan

“Tidak” untuk setiap pernyataan yang telah disiapkan. Check list merupakan

pedoman observasi yang berisi daftar aspek yang diamati dalam hal ini adalah

aktivitas pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi.

2. Instrumen Kuesioner

Kuesioner dalam penelitian digunakan untuk mengetahui minat dan

ketertarikan peserta didik pada pembelajaran sejarah Indonesia yang

75

Ibid., hlm. 176-181.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

53

memanfaatkan literasi. Untuk penentuan skor pada kuesioner menggunakan skala

likert yang terdiri dari lima kategori, yaitu: pada pernyataan positif, pilihan

jawaban “Sangat Setuju” (SS) diberi skor 5, “Setuju” (S) diberi skor 4, “Kurang

Setuju” (KS) diberi skor 3, “Tidak Setuju” (TS) diberi skor 2, dan “Sangat Tidak

Setuju” (STS) diberi skor 1. Begitupula sebaliknya, untuk pernyataan negatif

“Sangat Setuju” (SS) diberi skor 1, “Setuju” (S) diberi skor 2, “Kurang Setuju”

(KS) diberi skor 3, “Tidak Setuju” (TS) diberi skor 4, dan “Sangat Tidak Setuju”

(STS) diberi skor 5.76

Berikut ini merupakan kisi-kisi dari kuesioner yang akan

diberikan:

Tabel 5. Kisi-Kisi Kuesioner

Variabel Definisi Variabel Indikator

Pembelajaran

literasi

Pembelajaran literasi adalah

pembelajaran yang memuat

empat keterampilan yaitu

membaca, menyimak, menulis,

dan berbicara yang bertjuan

untuk mengenalkan peserta

didik tentang dasar-dasar

mebaca, menulis, memelihara

kesadaran bahasa, dan

memotivasi untuk belajar.

Penerapan literasi dalam

proses pembelajaran

sejarah

Kegiatan belajar

3. Instrumen Wawancara

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan kepada peserta didik di SMA

Negeri 1 Ngaglik yang sedang menempuh pelajaran sejarah. Wawancara ini

dilakukan dengan mengajukan pertanyaan kepada peserta didik. Daftar pertanyaan

wawancara disusun berkaitan dengan pemanfaatan pembelajaran literasi dalam

76

Sugiyono, Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2012, Hlm. 93.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

54

mata pelajaran sejarah. Daftar pertanyaan wawancara juga disusun berdasarkan

kisi-kisi yang dibuat oleh peneliti sebagai berikut:

Tabel 6. Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Penelitian

Fokus

Penelitian Indikator Butir-butir Pertanyaan NO

Pembelajaran

sejarah yang

memanfaatkan

literasi

Pelaksanaan

pembelajaran

sejarah yang

memanfaatkan

literasi

Kelebihan proses

pembelajaran sejarah dengan

memanfaatkan pembelajaran

literasi

Kesulitan yang dihadapi dalam

proses pembelajan sejarah

dengan memanfaatkan

pembelajaran literasi

Cara mengatasi kesulitan yang

dihadapi

Pemahaman yang didapatkan

dalam pelajaran sejarah

dengan memanfaatkan

pembelajaran literasi

Kesan peserta didik dalam

proses pembelajaran sejarah

yang memanfaatkan literasi

1

2

3

4

5

4. Instrumen Dokumen dan Dokumentasi

Dalam hal ini peneliti mempelajari dokumen resmi yang dikeluarkan oleh

pemerintah yaitu Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia (Permendikbud) Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi

Pekerti dalam konteks Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Peneliti juga mempelajari

perangkat pembelajaran dan penilaian yang dibuat oleh guru berupa RPP, daftar

nilai, bahan ajar, dan produk literasi. Selain itu peneliti juga melakukan

dokumentasi berupa foto kegiatan pembelajaran di kelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

55

F. Teknik Sampling

Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel untuk menentukan

sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling

yang digunakan. 77

pada dasarnya teknik sampling dibedakan menjadi dua yaitu

Probability Sampling dan Non- probability sampling. Probability Sampling

adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang sama bagi setiap

unsur (anggota) untuk dipilih menjadi anggota sampel. Non- probability sampling

adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/ kesempatan sama

bagi setiap unsur atau anggota untuk dipilih menjadi sampel.78

Dalam penelitian kualitatif, teknik sampling yang sering digunakan adalah

purposive sampling. Purposive Sampling adalah teknik pengambilan sampel

sumber data dengan pertimbangan tertentu.79

Pertimbangan ini misalnya, orang

yang dipilih tersebut adalah yang dianggap paling tahu tentang informasi apa yang

kita harapkan untuk memudahkan peneliti menjelajahi obyek/ situasi sosial yang

diteliti.

Dalam penelitian ini, teknik sampling yang digunakan adalah purposive

sampling sumber yang dipilih oleh peneliti adalah 9 orang peserta didik dan guru

mata pelajaran sejarah Indonesia. Peserta didik yang dipilih untuk diwawancarai

diambil dari data hasil kuesioner yang disebarkan, keaktifan peserta didik ketika

mengikuti proses pembelajaran sejarah yang memanfaatkan literasi, serta

berdasarkan pada nilai tes yang diperoleh peserta didik.

77

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2014, Hlm. 52. 78

Sugiyono, 2012, op. cit., hlm. 84. 79

Ibid., hlm. 85.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

56

G. Validitas Data

Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek

penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data

yang valid adalah data yang tidak berbeda antar data yang dilaporkan oleh peneliti

dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian. Dalam penelitian

kualitatif, untuk menguji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil

penelitian kualitatif dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan

ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis

kasus negatif, membercheck. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji

keabsahan atau kredibilitas data dengan menggunakan triangulasi, meningkatkan

ketekunan, dan diskusi teman sejawat.80

1) Triangulasi

Dalam menganalisis data perlu menggunakan triangulasi data. Triangulasi

data digunakan sebagai proses memantapkan derajat kepercayaan (kredibilitas/

validitas) dan konsentrasi (reliabilitas) data, serta bermanfaat juga sebagai alat

bantu analisis data di lapangan.81

Terdapat empat macam triangulasi yaitu :

a) Triangulasi teori

Triangulasi teori adalah memanfaatkan dua atau lebih teori untuk diadu dan

dipadu. Triangulasi teori ini berdasarkan pada anggapan bahwa fakta tertentu

tidak dapat diperiksa derajat kepercayaannya dengan satu atau lebih teori. Untuk

itu, diperluka rancangan penelitian, pengumpulan data, dan analisis data yang

80

Sugiyono., op.cit, hlm. 267. 81

Imam Gunawan., op. cit, hlm. 218.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

57

lengkap, dengan demikian maka akan dapat memberikan hasil yang lebih

komprehensif. Triangulasi teori ini dapat meningkatkan kedalaman pemahaman

asalkan peneliti mampu menggali pengetahuan teoritik secara mendalam atas hasil

analisis data yang telah diperoleh. Dalam penelitian ini teori yang digunakan

adalah teori literasi, Gerakan Literasi Sekolah (GLS), pembelajaran sejarah,

konstruktivisme, dan kurikulum 2013.

b) Triangulasi sumber

Triangulasi sumber adalah menggali kebenaran informasi tertentu melalui

melalui berbagai sumber dalam memperoleh data. Dalam triangulasi sumber, yang

terpenting adalah mengetahui adanya alasan-alasan terjadinya perbedaan-

perbedaan tersebut. Dengan demikian, triangulasi sumber berarti membandingkan

(mencek ulang) informasi yang diperoleh melalui sumber yang berbeda. Dalam

penelitian ini yang menjadi sumber penelitian adalah guru dan peserta didik.

c) Triangulasi teknik

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara

mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.82

Dalam

penelitian ini, peneliti memperoleh data melalui observasi, kuesioner, wawancara,

dan kemudian dilengkapi dengan dokumen dan dokumentasi.

d) Triangulasi waktu

Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulkan

dengan teknik wawancara diwaktu yang tepat akan memberikan data yang lebih

82

Sugiyono, 2012, op. cit., hlm. 274.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

58

valid sehingga lebih kredibel.83

Dalam penelitian ini, waktu yang dipilih oleh

peneliti dalam melakukan wawancara adalah ketika istirahat jam pertama yaitu

sekitar pukul 10.15-10.30 WIB. Waktu ini dipilih karena peserta didik belum

terlalu letih mengikuti kegiatan pembelajaran dan suasananya masih sejuk

sehingga peserta didik juga merasa nyaman ketika diwawancarai.

2) Meningkatkan Ketekunan

Meningkatkan ketekunan bererti melakukan pengamatan secara lebih cermat

dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data urutan

peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis.meningkatkan ketekunan

dapat meningkatkan kredibilitas data. Dengan meningkatkan ketekunan, maka

peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan

itu salah atau tidak. Demikian juga dengan meningkatkan ketekunan maka peneliti

dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang

diamati.84

Dalam hal ini peneliti meningkatkan ketekunan dengan melakukan

pengamatan secara cermat dan berkesinambungan terkait dengan proses evaluasi

pembelajaran.

3) Diskusi Teman Sejawat

Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil

akhir yang diperoleh melalui diskusi dengan teman-teman sejawat. Dengan

demikian pemeriksaan sejawat berarti pemeriksaan yang dilakukan dengan jalan

mengumpulkan rekan-rekan sebaya, yang memiliki pengetahuan umum yang

83

Ibid., hlm. 274. 84

Sugiyono., op.cit, Hlm. 272.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

59

sama tentang apa yang sedang diteliti, sehingga bersama mereka peneliti dapat

me- review persepsi, pandangan, dan analisis yang sedang dilakukan. Dalam

penelitian ini, peneliti melakukan pemeriksaan dengan teman-teman sejawat yang

juga melakukan penelitian yang sama seperti peneliti. Selain dengan teman-teman

sejawat, peneliti juga melakukan diskusi dengan dosen.

H. Analisis Data

Analisis data kualitatif adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang telah diperoleh dengan cara mengorganisasikan data ke

dalam kategori, menjabarkan data ke dalam unit-unit, melakukan sintesa,

menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari,

serta membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun

orang lain.85

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis data model

interaktif menurut Miles dan Huberman. Berikut ini adalah proses analisis data

model interaktif menurut Miles dan Huberman dalam buku Haris Herdiansyah

(2012) 86

:

85

Ibid., hlm. 244. 86

Haris Herdiansyah, Metode Penelitian Kualitatif: Untuk Ilmu-Ilmu Sosial, Jakarta: Salemba

Humanika, 2012, hlm. 164.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

60

Gambar II. Model Interaktif Miles dan Huberman

1) Tahap Pengumpulan Data

Pada penelitian kulaitatif, proses pengumpulan data dilakukan sebelum

penelitian, pada saat penelitian, dan bahkan di akhir penelitian. Idealnya, proses

pengumpulan data sudah dilakukan ketika penelitian masih berupa konsep atau

draft. Pengumpulan data pada penelitian kualitatif tidak memiliki waktu

tersendiri, melainkan sepanjang penelitian yang dilakukan proses pengumpulan

data dapat dilakukan.87

Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dari

hasil observasi, kuesioner, wawancara, kemudian dilengkapi dengan dokumen dan

dokumentasi. Hasil yang peneliti dapatkan dari tahap pengumpulan data ini

berupa checklist observasi, jawaban kuesioner, catatan lapangan hasil wawancara,

dan checklist dokumen serta dokumentasi.

87

Haris Herdiansyah, Metode Penelitian Kualitatif: Untuk Ilmu-Ilmu Sosial, Jakarta: Salemba

Humanika, 2012, hlm. 164.

Pengumpulan data

Display data/

Penyajian data Reduksi data

Kesimpulan/

Verifikasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

61

2) Tahap Reduksi Data

Pada intinya, reduksi data adalah proses penggabungan dan penyeragaman

segala bentuk data yang diperoleh menjadi satu bentuk tulisan yang yang akan

dianalisis.88

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yan pokok,

memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian,

dta yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan

mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.89

Pada

tahap reduksi data ini tujuan sebenarnya adalah untuk membuang hal-hal yang

tidak diperlukan, memilah-milah hasil pengumpulan data, serta mengarahkan

peneliti untuk mempermudah dalam menarik kesimpulan. Dalam penelitian ini,

data yang direduksi adalah data yang tidak mendukung penelitian.

3) Tahap Penyajian Data

Dalam penelitian kualitatif penyajian datadapat dilakukan dengan bentuk

tabel, grafik, dan sejenisnya. Melalui penyajian tersebut, maka data dapat

terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan sehingga akan semakin mudah

difahami. Dengan mendisplay data (penyajian data), maka akan memudahkan

untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan

dengan apa yang telah difahami tersebut.90

4) Tahap Verifikasi dan Penarikan Kesimpulan

Verifikasi dan penarikan kesimpulan merupakan tahap akhir dalam proses

analisis data. Pada tahap ini peneliti mengungkapkan kesimpulan dari data-data

88

Ibid., hlm. 165. 89

Sugiyono., op.cit. hlm. 92. 90

Ibid., hlm. 95.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

62

yang telah diperoleh. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mencari makna

terhadap data-data yang telah dikumpulkan dengan mencari hubungan,

persamaan, atau perbedaannya.

I. Sistematika Penulisan

Penulisan penelitian ini dimuat dalam lima bab yang akan dipaparkan

sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan, di dalamnya berisi pokok bahasan utama yang menjadi

latar belakang penelitian ini. Pada bab ini isinya mencakup latar belakang,

rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

BAB II Kajian Pustaka, mencakup kajian teori yang di dalamnya termuat

deskripsi teori gerakan literasi sekolah, pembelajaran sejarah, dan kurikulum

2013. Kemudian penelitian yang relevan, dan kerangka berpikir juga berada

dalam BAB II.

BAB III Metodologi Penelitian, di dalamnya mencakup tempat dan waktu

penelitian, pendekatan penelitian, sumber data, metode pengumpulan data,

instrument pengumpulan data, teknik cuplikan, validitas data, analisis data, dan

sistematika penulisan.

BAB IV Hasil Penelitian, pada BAB ini berisi tentang deskripsi mengenai

latar tempat penelitian, deskripsi dari hasil penelitian, dan kemudian dilanjutkan

dalam pembahasan.

BAB V Kesimpulan dan Saran,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

63

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Ngaglik, salah satu SMA

Negeri yang terletak di Kabupaten Sleman. SMA Negeri 1 Ngaglik terletak di

Kayunan, Donoharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. SMA Negeri 1 Ngaglik

resmi dibuka terhitung mulai tanggal 2 Februari 1968 dengan nama SMA Negeri

Donoharjo Filial SMA Negeri Sleman. Pada saat itu jabatan kepala sekolah

dijabat oleh Bapak R. Sukar berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan tanggal 28 Agustus 1974, nomor 0219/O/1974. Terhitung mulai 1

Juli 1974, SMA Negeri Donoharjo Filial SMA Negeri Sleman berubah menjadi

SMA Negeri 1 Donoharjo. 91

Untuk pertama kalinya, pelaksanaan Proses Belajar Mengajar menempati

gedung milik Kelurahan Donoharjo. Dengan terbitnya Surat Keputusan Nomor

2.4.1.0020 Kep 1976, tanggal 13 Januari 1976 secara resmi diangkat sebagai

Kepala Sekolah Bapak Suratno. Dari periode 2009 sampai dengan 2010 Kepala

Sekolah dijabat oleh Bapak Drs. Suharno, pada saat ini jabatan kepala sekolah

dijabat oleh Bapak Drs. Subagyo. Guru yang bekerja di SMA N 1 Ngaglik terdiri

dari 43 orang dengan kualifikasi guru PNS yang telah sertifikasi terdapat 31 orang

91

Dokumen sekolah, diperoleh dari bagian Tata Usaha.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

64

guru, 5 orang guru PNS belum sertifikasi, dan 8 orang guru bukan PNS belum

sertifikasi.92

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kelas X IPS 1 sebagai objek

penelitian. Kelas X IPS 1 letaknya berada di tengah sekolah bagian ujung barat.

Kelas X IPS 1 letaknya berjajar dengan kelas X IPS 2. Tepat di belakang gedung

kelas X IPS 1 adalah gedung koperasi dan perpustakaan. Karena letaknya di

ujung, suasana kelas menjadi agak sedikit lebih gelap karena terlindung oleh

bangunan di depannya. Di dalam kelas X IPS 1 terdapat sepasang meja dan kursi

guru, papan tulis white board, meja dan kursi peserta didik yang digunakan untuk

30 peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran. Selain meja dan kursi

peserta didik dan juga guru serta papan tulis, di kelas ini juga terdapat lemari buku

literasi, struktur organisasi kelas, jadwal pelajaran, tata tertib sekolah dan tulisan-

tulisan motto yang dimiliki oleh peserta didik di kelas X IPS 1.

Secara umum kondisi kelas X IPS 1 terlihat rapi. Ruangan kelas juga terlihat

bersih karena setiap pagi peserta didik di kelas X IPS 1 melaksanakan tugas piket

sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Di kelas X IPS 1 terdapat proyektor

yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media.

Namun sayangnya, proyektor tersebut tidak menghasilkan tampilan yang terang.

Tampilannya akan berwarna kuning sehingga peserta didik terkadang kesulitan

untuk mengamata dengan jelas. Speaker tidak disediakan di kelas-kelas. Tetapi

jika ingin menggunakannya, speaker dapat di pinjam di ruang tata usaha.

92

Dokumen sekolah, diperoleh dari bagian Tata Usaha.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

65

1. Visi dan Misi SMA Negeri 1 Ngaglik

a. Visi SMA Negeri 1 Ngaglik

Visi yang ada di SMA Negeri 1 Ngaglik adalah menjadi SMA sebagai

komunitas beriman dan bertakwa, cerdas, berprestasi, berkecakapan hidup, serta

berkarakter kebangsaan Pancasila. Slogan (Tagline):

“Berkarakter – Cerdas –Berprestasi - Terampil”

(Good Character – Smart –High Achievement – Life Skills)

b. Misi SMA Negeri 1 Ngaglik

Misi yang dimiliki SMA Negeri 1 Ngaglik adalah sebagai berikut93

:

1) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sarana-prasarana, proses

pembelajaran, dan budaya organisasi secara terus-menerus yang mampu

meningkatkan/memantapkan kecerdasan warga komunitas SMA Negeri 1

Ngaglik.

2) Menyelenggarakan pendidikan karakter kebangsaan Pancasila (termasuk

akhlak mulia dan budi pekerti luhur) bagi seluruh warga SMA.

3) Memberikan pendidikan soft skills.

4) Semakin memantapkan kurikulum sekolah yang mendukung keunggulan,

sesuai dengan kebutuhan peserta didik, budaya dan kearifan lokal, maupun

tuntutan lokal-regional-nasional-global.

5) Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran dan bimbingan guna

mengembangkan kreativitas, integritas, kejujuran, dan kemandirian peserta

didik.

6) Meningkatkan keterampilan dan sikap-mental positif peserta didik melalui

kegiatan ekstrakurikuler, sesuai dengan potensi yang dimiliki.

7) Meningkatkan imtaq sesuai ajaran agama yang dianut dalam kehidupan sehari-

hari dan di lingkungan masyarakat.

8) Mengimplementasikan pendidikan berbasis budaya.

93

Dokumen sekolah, diperoleh dari bagian Tata Usaha.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

66

Visi, Misi, dan Slogan SMA Negeri 1 Ngaglik dapat dilihat dalam papan

Slogan Visi dan Misi yang di pajang di Loby sekolah seperti gambar berikut ini:

Gambar III. Papan Slogan Visi dan Misi SMA Negeri 1 Ngaglik

(Sumber: Dokumentasi pribadi)

2. Tujuan SMA Negeri 1 Ngaglik

Tujuan sekolah sebagai bagian dari tujuan pendidikan nasional adalah

meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta

keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Secara

lebih rinci tujuan SMA Negeri 1 Ngaglik adalah sebagai berikut94

:

1) Meningkatkan mutu pendidikan dalam perolehan Nilai Ujian Akhir

2) Membekali generasi muda lulusan SMA N 1 Ngaglik dengan ilmu

pengetahuan dan teknologi agar mampu bersaing dan melanjutkan ke

jenjang pendidikan yang lebih tinggi

3) Membekali generasi muda lulusan SMA N 1 Ngaglik agar memiliki

kemampuan yang lebih dalam bidang bahasa

4) Membekali generasi muda lulusan SMA N 1 Ngaglik agar memiliki

keterampilan teknologi informasi dan komunikasi serta mampu

mengembangkan diri sendiri

94

Dokumen sekolah, diperoleh dari bagian Tata Usaha.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

67

5) Mempersiapkan generasi muda lulusan SMA N 1 Ngaglik yang bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia serta budi pekerti luhur

6) Menanamkan generasi muda lulusan SMA N 1 Ngaglik sikap ulet dan gigih

dalam berkompetisi, beradaptasi dengan lingkungan dan mengembangkan

sikap sportifitas

7) Mempersiapkan generasi muda lulusan SMA N 1 Ngaglik agar menjadi

manusia yang berkepribadian cerdas, berkualitas dan berprestasi dalam bidang

olahraga dan seni

8) Membantu generasi muda lulusan SMA N 1 Ngaglik agar dapat mengenal

potensi dirinya sehingga dapat berkembang secara optimal

9) Membekali generasi muda lulusan SMA N 1 Ngaglik yang berdisiplin dan

berkualitas tinggi, sehingga mampu melanjutkan ke jenjang pendidikan yang

lebih tinggi

10) Membekali lulusan SMA N 1 Ngaglik dengan keterampilan hidup agar

mampu terjun di dunia kerja (bagi yang tidak melanjutkan di jenjang

pendidikan yang lebih tinggi) maupun untuk menempuh studi lanjut (bagi

yang berkesempatan).

SMA Negeri 1 Ngaglik juga mempunya kebijakan mutu yang tujuannya

adalah untuk menghasilkan lulusan yang CAKAP (Cerdas, Akhlak Mulia,

Kecakapan Hidup, Amanah, Prestasi). Selain menhasilkan lulusan yang Cakap,

tujuannya adalah juga untuk menghasilkan lulusan yang BERBAKAT

(Berkarakter Pancasila, Empati, Ramah, Berbudaya, Antusias, Kreatif, Adab,

Tangguh). Kebijakan Mutu sekolah ini dapat terlihat dari papan poster yang

terpasang di lingkungan sekolah seperti gambar berikut ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

68

Gambar IV. Papan Kebijakan Mutu Sekolah SMA Negeri 1 Ngaglik

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

3. Kurikulum SMA Negeri 1 Ngaglik

Dalam melaksanakan sistem pendidikan SMA Negeri 1 Ngaglik

menggunakan kurikulum 2006 atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan untuk

kelas XII, serta Kurikulum 2013 untuk kelas X dan XI.

Menyesuaikan dengan kurikulum 2013 dan melaksanakan permendikbud

No. 3 tahun 2015 tentang penumbuhan budi pekerti, maka di SMA Negeri 1

Ngaglik kemudian menjalankan Gerakan Literasi Sekolah(GLS) sesuai dengan

peraturan pemerintah. Pada dasarnya pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah

(GLS) di SMA Negeri 1 Ngaglik sudah berjalan dengan baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

69

Di SMA Negeri 1 Ngaglik Gerakan Literasi Sekolah (GLS) sudah

dilaksanakan sejak dicanangkan oleh pemerintah. Jika dilihat dari manafaatnya

Gerakan Literasi Sekolah (GLS) sangat banyak sekali manfaatnya terutama untuk

mendukung proses pembelajaran. Waktu pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah

(GLS) biasanya diambil pada pagi hari sebelum KBM dimulai. Perkembangan

Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang terlaksana di SMA Negeri 1 Ngaglik

dipantau melalui bukti-bukti fisik yang ada seperti presensi dan buku kemajuan

GLS di kelas.95

Informasi ini di dapat berdasarkan wawancara dengan guru mata

pelajaran sejarah Indonesia seperti gambar di bawah ini:

Gambar V. Wawancara Guru Sejarah Indonesia

SMA Negeri 1 Ngaglik

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

95

CL2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

70

B. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Perencanaan Proses Pembelajaran Sejarah yang Memanfaatkan Literasi

Gerakan Literasi Sekolah merupakan sebuah terobosan baru yang

dikeluarkan oleh pemerintah guna mengatasi masalah rendahnya minat baca

peserta didik. Gerakan Literasi Sekolah (GLS) ini sesuai dengan Permendikbud

Nomor 23 Tahun 2015 yang salah satu tujuannya adalah untuk menumbuhkan

budi pekerti pada diri peserta didik. Ada tiga tahapan dalam gerakan literasi

Sekolah (GLS) yang meliputi tahap Pembiasaan, pengembangan, dan

pembelajaran. SMA Negeri 1 Ngaglik sendiri telah menerapkan Gerakan Literasi

Sekolah (GLS) pada tahap pertama yaitu pengembangan yang juga dilanjutkan

dalam tahap pengembangan dan pembelajaran.

Pada tahap pembelajaran, guru sudah memanfaatkan literasi ke dalam proses

pembelajaran sejarah. Sebelum melaksanakan pembelajaran sejarah yang

memanfaatkan literasi tentunya guru harus mempunyai perencanaan yang matang.

Adapun perencanaan yang dilakukan oleh guru sebelum melaksanakan proses

pembelajaran sejarah yang memanfaatkan literasi adalah sebagai berikut:

menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyiapkan power point,

menyiapkan teks narasi, menyiapkan cuplikan video, memberikan sumber belajar

lain, dan selanjutnya membuat soal tes serta instrument penilaian keterampilan.

Berdasarkan pengamatan peneliti selama melakukan penelitian, guru

melaksanakan proses pembelajarana sejarah dengan memanfaatkan literasi di

kelas X IPS 1. Hal pertama yang dilakukan oleh guru adalah menyusun Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan Kompetensi Dasar ( KD)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

71

3.8 dan 4.8. Kompetensi Dasar (KD) 3.8 berisi, menganalisis perkembangan

kehidupan masyarakat, pemerintahan dan budaya pada masa kerajaan-kerajaan

Islam di Nusantara serta menunjukkan contoh bukti-bukti yang masih berlaku

pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini. Sementara Kompetensi Dasar

(KD) 4.8 berisi, menyajikan hasil penalaran dalam bentuk tulisan tentang nilai-

nilai dan unsur budaya yang berkembang pada masa kerajaan Islam dan masih

berkelanjutan dalam kehidupan bangsa Indonesia pada masa kini.

Dari Kompetensi Dasar (KD) tersebut, guru kemudian mengembangkan

beberapa indikator pelaksanaan kompetensi diantaranya adalah sebagai berikut96

:

3.8.1. Menganalisis sumber-sumber sejarah dari kerajaan-kerajaan yang bercorak

Islam di Nusantara.

3.8.2. Mengidentifikasi bukti-bukti peninggalan kerajaan-kerajaan yang bercorak

Islam di Nusantara.

3.8.3. Menunjukkan letak dari kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam di

Nusantara.

3.8.4. Menganalisis kehidupan sosial-ekonomi, politik, dan budaya masyarakat

pada zaman perkembangan kerajaan Samudra Pasai.

3.8.5. Menganalisis kehidupan sosial-ekonomi, politik dan budaya masyarakat

pada zaman perkembangan Kerajaan Malaka

3.8.6. Menganalisis kehidupan sosial-ekonomi, politik dan budaya masyarakat

pada zaman perkembangan Kerajaan Aceh

3.8.7. Menganalisis kehidupan sosial-ekonomi, politik dan budaya masyarakat

pada zaman perkembangan Kerajaan Pajang

3.8.8. Menganalisis kehidupan sosial-ekonomi, politik dan budaya masyarakat

pada zaman perkembangan Kerajaan Demak.

3.8.9. Menganalisis kehidupan sosial-ekonomi, politik dan budaya masyarakat

pada zaman perkembangan Kerajaan Mataram Islam.

3.8.10. Menganalisis kehidupan sosial-ekonomi, politik dan budaya masyarakat

pada zaman perkembangan Kerajaan Gowa dan Tallo

3.8.11. Menganalisis kehidupan sosial-ekonomi, politik dan budaya masyarakat

pada zaman perkembangan Kerajaan Ternate dan Tidore.

4.8.1. Menyajikan informasi pendukung mengenai perkembangan kerajaan-

kerajaan yang bercorak Islam di Nusantara dalam bentuk teks naratif.

96

Dokumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

72

4.8.2. Menyajikan proses berdirinya kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam di

Nusantara melalui mind mapping.

Dalam penelitian ini peneliti hanya mengamati 4 indikator saja. Keempat

indikator tersebut adalah sebagai berikut97

:

3.8.1. Menganalisis sumber-sumber sejarah dari kerajaan-kerajaan yang bercorak

Islam di Nusantara.

3.8.2. Mengidentifikasi bukti-bukti peninggalan kerajaan-kerajaan yang bercorak

Islam di Nusantara.

3.8.3. Menunjukkan letak dari kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam di

Nusantara.

4.8.1. Menyajikan informasi pendukung mengenai perkembangan kerajaan-

kerajaan yang bercorak Islam di Nusantara dalam bentuk teks naratif.

Untuk metode pembelajaran, guru menggunakan metode ceramah, tanya

jawab, diskusi dan penugasan. Sementara untuk pendekatan pembelajaran pada

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat guru adalah Student

Center Learning. Selanjutnya untuk model pembelajaran pada Kompetensi Dasar

(KD) ini guru menggunakan model cooperative learning tipe Student Teams

Achievement Division (STAD) karena guru melihat latar belakang peserta didik

dari pembelajaran sebelumnya, dimana peserta didik kesulitan untuk bekerja

secara individu.

Dalam pengertiannya, Student Teams Achievement Division (STAD)

merupakan salah satu metode yang menerapkan prinsip bahwa peserta didik

diminta untuk bekerja bersama-sama dalam kelompok.98

Kerja sama yang

dilakukan tersebut adalah dalam hal belajar dan bertanggung jawab terhadap

teman-teman yang terdapat dalam kelompok maupun dirinya sendiri. Jika

97

Dokumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

98 https://portal-ilmu.com/metode-pembelajaran-stad/, diakses pada hari Selasa, 13 Juni 2018,

pukul 11.05 WIB.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

73

dihubungkan dengan pembelajaran literasi, model cooperative learning tipe

Student Teams Achievement Division (STAD) ini sangat efektif untuk membantu

peserta didik dalam mengembangkan empat keterampilan dalam literasi yaitu

membaca, menyimak, menulis dan berbicara. Dalam kerja sama kelompok ini

akan ada peserta didik yang menjadi penanggung jawab dalam jalannya diskusi

kelompok agar diskusi kelompok dapat berjalan dengan baik.

Perencanaan selanjutnya, hal yang dilakukan oleh guru adalah

mempersiapkan video untuk kemudian ditayangkan di kelas. Fungsi dari

penayangan video ini adalah untuk mempermudah peserta didik dalam

memperoleh informasi yang terkait dengan materi. Selanjutnya, guru akan

meminta peserta didik untuk bekerja sama dalam kelompok untuk membuat

sebuah produk berupa teks naratif berdasarkan pada teks narasi yang telah

disiapkan dan dibagikan guru serta dari penayangan video.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam proses pembelajaran tersebut

sesuai dengan teori konstruktivisme. Peserta didik harus aktif dalam

mengembangkan pengetahuan mereka. Peserta didik juga harus bertanggung

jawab terhadap hasil belajarnya tersebut. Kreativitas dan keaktifan peserta didik

dalam pembelajaran akan membantu peserta didik untuk lebih mandiri dalam

mengembangkan aspek kognitif mereka.99

Dalam konstruktivisme ini, peran guru

adalah sebagai fasilitator selama proses pembelajaran sementara yang berperan

aktif adalah peserta didik.

99

Paul Suparno, op. cit., hlm. 81.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

74

Terkait dengan kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh peserta didik,

guru kemudian berencana untuk menampilkan video lagi yang tujuannya adalah

untuk menyimpulkan pembelajaran. Dalam video yang akan ditayangkan ini,

diharapkan peserta didik dapat mengaitkan antara pembelajaran dengan kehidupan

nyata sebagai bahan pertimbangannya.

Setelah penayangan video, guru kemudian akan memberikan soal tes.

Tujuannya adalah untuk mengetahui pemahaman peserta didik terkait dengan

materi tentang kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam di Nusantara sesuai dengan

KD 3.8 dan 4.8 yang sampaikan dengan memanfaatkan literasi. Dalam

peelaksanaan pembelajaran sejarah yang memanfaatkan literasi, guru

melaksanakannya sebanyak dua kali pertemuan.

Adapun sintak dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada

pertemuan pertama yang dibuat oleh guru meliputi kegiatan pendahuluan,

kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Pada kegiatan pendahuluan waktu yang

dialokasikan oleh guru adalah selama 10 menit. Guru akan melakukan beberapa

kegiatan yang tujuannya adalah untuk membangun karakter peserta didik dengan

cara mengajak peserta didik untuk berdoa sesuai dengan kepercayaan masing-

masing. Setelah itu, guru akan memberi salam pada peserta didik sebagai

pembuka pembelajaran. guru juga akan memberikan stimulus pada peserta didik

untuk mengantarkan pada materi yang akan dibahas.

Setelah kegiatan pendahuluan, kegiatan selanjutnya yang akan dilaksanakan

oleh guru adalah kegiatan inti. Waktu yang akan dialokasikan untuk kegiatan inti

ini adalah selama 70 menit. Dalam kegiatan inti ini guru akan menjelaskan sedikit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

75

tentang materi kerajaan-kerajaan Islam yang ada di Nusantara lalu kemudian

peserta didik akan membentuk kelompok dan berdiskusi kelompok. Pada kegiatan

inti, yang akan dilakukan meliputi beberapa kegiatan diantaranya adalah kegiatan

mengamati. Dalam kegiatan mengamati ini, guru akan membagikan teks narasi

mengenai kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara yang sebelumnya sudah disiapkan

oleh guru pada masing-masing kelompok. Selanjutnya masing-masing kelompok

akan mengamati teks narasi tersebut.

Setelah menlakukan kegiatan mengamati, kegiatan selanjutnya adalah

mengumpulkan informasi. Dalam hal ini peserta didiklah yang memiliki peran

besar dalam pelaksanaannya. Dalam kegiatan mengumpulkan informasi guru akan

meminta peserta didik untuk menggunakan sumber-sumber lain untuk

memperdalam materi yang didapat oleh kelompok yang dapat dilakukan melalui

studi literasi, studi pustaka, maupun melalui internet.

Kegiatan lain setelah mengumpulkan informasi adalah kegiatan

mengasosiasi. Pada kegiatan mengasosiasi ini guru meminta peserta didik untuk

berdiskusi dalam kelompok dan saling bertukar pendapat terkait dengan materi

yang telah diberikan oleh guru. Dalam kegiatan ini akan muncul keterampilan

dalam diri peserta didik yaitu membaca, menyimak, dan menulis. Peserta didik

akan membaca teks narasi yang dibagikan oleh guru pada setiap kelompok.

Kemudian kemampuan menyimak peserta didik juga akan muncul melalui

kegiatan membaca atau mendengarkan teman yang membaca teks narasi.

Selanjutnya peserta didik juga akan menulis konsep produk teks naratif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

76

Pada pertemuan pertama, kegiatan yang dilakukan peserta didik baru sampai

pada tahap mengasosiasi. Setelah kegiatan mengasosiasi dilakukan, guru

kemudian menutup pembelajaran dengan memberikan kesimpulan dan penguatan

pada peserta didik. Guru juga meminta peserta didik untuk menyelesaikan dan

membuat semenarik mungkin tugas teks naratif tersebut dirumah. Untuk kegiatan

mengkomunikasikan akan dilakukan pada perteman selanjutnya atau pertemuan

kedua.

Pada pertemuan kedua sintak Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang

dibuat oleh guru adalah meliputi kegiatan Pendahuluan, kegiatan inti, dan

kegiatan penutup. Pada dasarnya semua kegiatan yang dilakukan pada pertemuan

kedua ini sama seperti pada pertemuan pertama. Hanya saja pada pertemuan

kedua pada kegiatan inti yang dilakukan adalah kegiatan mengkomunikasikan teks

naratif yang telah dibuat.

Pada kegiatan pendahuluan dipertemuan kedua ini, waktu yang dialokasikan

oleh guru adalah selama 5 menit. Guru akan melakukan beberapa kegiatan yang

tujuannya adalah untuk membangun karakter peserta didik dengan cara mengajak

peserta didik untuk berdoa sesuai dengan kepercayaan masing-masing. Setelah itu,

guru akan memberi salam pada peserta didik sebagai pembuka pembelajaran. guru

juga akan memberikan stimulus pada peserta didik untuk mengantarkan pada

materi yang akan dibahas.

Setelah kegiatan pendahuluan, kemudian akan dilanjutkan dengan kegiatan

inti. Pada kegiatan inti, waktu yang di alokasikan oleh guru adalah selama 50

menit. Kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan inti ini adalah masing-masing

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

77

kelompok menampilkan teks naratif yang telah dibuat di depan kelas. Masing-

masing kelompok diberi waktu selama 5 menit untuk penampilan teks naratif.

Saat penampilan teks naratif tentunya guru akan memberikan penilaian terhadap

penampilan setiap kelompok yang maju.

Setelah semua kegiatan pada kegiatan inti sudah terlaksana, guru kemudian

akan menutup pembelajaran. Dalam kegiatan penutup ini, waktu yang

dialokasikan adalah 35 menit. Pada kegiatan penutup ini guru akan memberikan

soal tes pada peserta didik. Sembari peserta didik mengerjakan soal tes, guru juga

menayangkan sebuah cuplikan video yang tujuannya adalah untuk membuat

peserta didik dapat mengambil nilai-nilai dari pembelajaran.

2. Pelaksanaan Pembelajaran Sejarah Indonesia yang Memanfaatkan

Literasi

Peneliti mengamati pelaksanaan pembelajaran literasi yang dilakukan oleh

guru dalam 2 kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 25

April 2018 jam ke 1 dan 2 yaitu pada pukul 07.15 sampai 08.45. Pelajaran dimulai

pada pukul 07.15 karena pada pukul 07.00-07.15 diadakan kegiatan rutin literasi

sekolah pada tahap pembiasaan. Ketika diadakan literasi sekolah, guru berada di

dalam kelas dan mengawasi jalannya literasi sembari guru juga mengikuti literasi.

Di sela-sela mengawasi kegiatan rutin literasi sekolah, guru juga sembari

menyiapkan laptop, speaker, dan menyambungkan laptop pada proyektor. Setelah

bel tanda selesai literasi di bunyikan, peserta didik beserta guru kemudian berdiri

dengan tertib dan menyanyikan lagu Indonesia Raya tiga stanza.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

78

Setelah selesai menyanyi, guru kemudian menginstruksikan pada peserta

didik untuk berdoa sesuai dengan agamanya masing-masing. Kemudian setelah

selesai berdoa guru memberikan salam pada peserta didik tanda bahwa

pembelajaran akan segera dimulai. Tetapi sebelumnya, guru memberikan stimulus

terlebih dahulu pada peserta didik sebagai pengantar untuk menuju materi yang

akan dipelajari dihari itu yaitu mengenai kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam di

Nusantara.

Guru menjelaskan sedikit mengenai materi yang dipelajari hari itu.

Penjelasan materi dilakukan guru dengan menggunakan media power point yang

telah disiapkan guru dan juga menayangkan cuplikan video yang berkaitan dengan

materi yang dibahas. Setelah memeberikan penjelasan singkat dan menayangkan

video, guru kemudian meminta peserta didik untuk membentuk kelompok yang

terdiri dari 4-5 orang dan bersifat heterogen. Tujuan dibentuknya kelompok ini

adalah untuk membangun kerjasama dalam diri peserta didik karena dalam

pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi itu akan

menghasilkan sebuah produk teks naratif.

Setelah kelompok terbentuk dan masing-masing peserta didik sudah

berkumpul dengan anggota kelompoknya yang lain. Dalam setiap kelompok guru

menunjuk seorang anggota kelompok sebagai penanggung jawab dan pengatur

jalannya diskusi dalam kelompok tersebut. Guru kemudian membagikan teks

narasi tentang kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara. Untuk selanjutnya peserta

didik akan berdiskusi mengenai teks narasi yang didapatkan oleh kelompoknya

dan membuat sebuah konsep untuk tugas teks naratif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

79

Pada kegiatan diskusi ini akan muncul empat keterampilan dalam diri

peserta didik yaitu keterampilan membaca, menyimak, menulis dan selanjutnya

adalah berbicara. Aktivitas membaca yang dilakukan peserta didik adalah

membaca teks narasi yang dibagikan oleh guru yang dapat menjadi sumber dalam

membuat teks naratif. Selain itu kelompok juga dapat mencari sumber lain seperti

internet untuk mengumpulkan sumber. Selanjutnya adalah aktivitas menyimak

yang dilakukan peserta didik dalam kelompok adalah dengan menyimak tayangan

video yang ditampilkan oleh guru yang berkaitan dengan materi tentang Kerajaan-

kerajaan yang bercorak Islam di Nusantara. Kemudian setelah membaca dan

menyimak, aktivitas selanjutnya adalah menulis.

Kelompok kemudian membuat tulisan berupa teks naratif berdasarkan dari

informasi yang didapatkan yaitu melalui kegiatan membaca dan menyimak.

Setelah menulis, aktivitas selanjutnya yang dilakukan kelompok adalah berbicara.

Dalam hal ini, kelompok akan menampilkan dan mempresentasikan hasil

tulisannya di depan kelas. Berikut ini gambar mengenai kegiatan diskusi

kelompok untuk membuat teks naratif:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

80

Gambar VI. Kegiatan Diskusi dan mengumpulkan informasi

untuk membuat teks naratif.

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Pada pertemuan hari rabu, tanggal 25 April 2018, progress yang terjadi baru

sampai pada kegiatan membaca teks narasi yang dibagikan oleh guru dan mencari

referensi sumber lain, menyimak bacaan yang dibacakan oleh teman kelompok

atau diri sendiri, dan menulis konsep untuk penampilan teks naratif bersama

dengan kelompok. Sementara penampilan teks naratif itu sendiri dilaksanakan

pada tanggal 9 Mei 2018 . penampilan dilakukan pada pertemuan selanjutnya

mengingat waktu yang tidak mencukupi pada pertemuan pertama.

Pada penampilan teks naratif, guru melakukan penilaian. Penampilan

disetiap kelompok berbeda-beda, namun kebanyakan setiap kelompok memilih

untuk mendongeng, bercerita, dan ada satu kelompok yang menggunakan media

gambar yang digambar secara manual oleh kelompok. Dari penampilan teks

naratif ini dapat terlihat juga keberanian dan keterampilan berbicara peserta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

81

peserta didik dalam menyampaikan informasi mengenai topik yang dibahas

kelompoknya.

Setelah penampilan teks naratif selesai dilaksanakan, guru kemudian

menayangkan sebuah cuplikan video yang tujuannya adalah untuk membuat

peserta didik dapat mencerna dan mengaitkan antara materi yang dipelajari

dengan keadaan sehari-hari.selain itu dari video refleksi yang ditampilkan peserta

didik dapat memahami arti keharmonisan dan toleransi dalam kehidupan sehari-

hari. Selanjutnya, guru meminta peserta didik untuk kembali ketempat duduk

masing-masing dan membagikan soal tes. Pemberian soal tes ini tujuannya adalah

untuk mengetahui pemahaman peserta didik terhadap materi tentang kerajaan-

kerajaan Islam di Nusantara yang disampaikan oleh guru dan teman-teman dalam

kelompok melalui penampilan teks naratif.

Berdasarkan hasil observasi menunjukkan bahwa pembelajaran sejarah

Indonesia yang memanfaatkan literasi telah terlaksana dengan baik. Guru telah

melaksanakan pembelajaran dengan baik sesuai dengan tahapan kegiatan dalam

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Kegiatan pendahuluan, kegiatan inti,

dan kegiatan penutup telah terlaksana secara runtut sesuai dengan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusun. Selain itu, pebelajaran sejarah

Indonesia yang memanfaatkan literasi juga memiliki dampak yang positif bagi

peserta didik.

Pembelajaran ini dapat menjadi penyegaran bagi peserta didik dalam belajar

sejarah yang selalu terkenal dengan pelajaran menghafal dan selalu terkesan

membosankan. Hal tersebut didukung oleh hasil wawancara dengan peserta didik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

82

yang mengatakan bahwa proses pembelajaran sejarah Indonesia yang

memanfaatkan literasi sangat baik dan menyenangkan. Peserta didik mengatakan

bahwa pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi membuat

peserta didik menjadi lebih kreatif dan mandiri.100

Peserta didik menyatakan bahwa pembelajaran sejarah Indonesia yang

memanfaatkan literasi lebih mudah diterima dan diserap oleh peserta didik karena

cara pembelajarannya lebih menarik dan mengasyikkan.101

Selanjutnya peserta

didik juga mengatakan bahwa belajar sejarah dengan memanfaatkan literasi lebih

mudah untuk mencerna dan memahami materinya karena juga memanfaatkan

gaya, animasi serta media sehingga lebih mudah memahaminya.102

Berikut ini

gambar wawancara terhadap peserta didik kelas X IPS 1 di SMA Negeri 1

Ngaglik:

100

CL3, CL4, dan CL8 101

CL6. 102

CL7.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

83

Gambar VII. Kegiatan Wawancara Peserta Didik

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Ada pula peserta didik yang merasa melalui pembelajaran sejarah dengan

memanfaatkan literasi peserta didik bisa lebih rajin membaca, menambah kosa

kata dan pemahaman istilah-istilah baru, menambah wawasan dan informasi baru,

serta dapat meningkatkan fokus dan konsentrasi peserta didik.103

Ada sebagian

peserta didik yang meskipun menyukai pembelajaran sejarah dengan

memanfaatkan literasi namun mereka juga mengalami kesulitan. Kesulitan yang

mereka hadapi rata-rata adalah jika menemukan kosa kata dan istilah-istilah baru

dalam pembelajaran. kemudian cara mereka mengatasi kesulitan tersebut adalah

dengan searching di internet, bertanya kepada teman, atau bertanya pada guru dan

orang yang lebih memahami materi.104

103

CL9. 104

CL4, CL5, CL9, dan CL10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

84

Peserta didik lain mengatakan bahwa mereka tidak mengalami kesulitan

melakukan pembelajaran sejarah dengan memanfaatkan literasi. Peserta didik

mengatakan bahwa belajar sejarah dengan memanfaatkan literasi membuat peserta

didik menjadi lebih kreatif dan mandiri.105

Ada pula peserta didik yang

mengatakan tidak mengalami kesulitan karena mereka hobi dan terbiasa membaca

bahkan mereka mengatakan jika ditambah video justru sangat bagus karena

menjadi lebih cepat memahaminya.106

Peserta didik lain juga mengatakan bahwa

tidak mengalami kesulitan karena cara belajar sejarah dengan memanfaatkan

literasi sudah sangat tepat dan sangat mengasyikkan sehingga mudah memahami

materi.107

Pemahaman yang didapatkan peserta didik selama proses pembelajaran

sejarah dengan memanfaatkan literasi semakin meningkat. Rata-rata dari mereka

mengatakan bahwa dengan belajar sejarah yang memanfaatkan literasi, wawasan

mereka menjadi semakin bertambah.108

Sementara itu kesan mereka terhadap

pembelajaran sejarah adalah sangat baik. Peserta didik mengatakan bahwa sangat

senang belajar sejarah dengan memanfaatkan literasi karena lebih asyik dan lebih

enak memahaminya. Pembelajaran sejarah dengan memanfaatkan literasi harus

diteruskan karena sangat membantu kita dalam belajar, karena menurut saya

pribadi saya menjadi mudah memahami materi sejarah melalui pembelajaran

105

CL3. 106

CL8 dan CL11 107

CL6. 108

CL3, CL4, CL5, CL6, CL7, CL8, CL9, CL10, dan CL11.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

85

literasi.109

Berikut ini gambar kegiatan wawancara yang dilakukan peneliti untuk

mendapatkan informasi (catatan lapangan):

Gambar VIII. Kegiatan Wawancara Peserta Didik

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

3. Hasil Pembelajaran Sejarah Indonesia yang Memanfaatkan Literasi

Pemanfaatan literasi dalam pembelajaran sejarah Indonesia pada dasarnya

bertujuan untuk mengembangkan empat keterampilan pada diri peserta didik yaitu

keterampilan membaca, menyimak, menulis, dan berbicara. Tujuan selanjutnya

adalah untuk memvariasi pembelajaran sejarah Indonesia supaya tidak

membosankan seperti yang selama ini dirasakan peserta didik. Pelaksanaan

Gerakan Literasi Sekolah (GLS) pada tahap pembelajaran ini tujuan utamanya

adalah sebagai perantara dalam mengatasi rendahnya minat baca peserta didik

109

CL7.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

86

terutama dalam pelajaran sejarah Indonesia yang dianggap peserta didik identik

dengan membaca dan menghafal.

Dalam hasil pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi

akan menghasilkan aspek-aspek pada peserta didik. Aspek-aspek yang akan

muncul pada peserta didik tersebut diantaranya adalah aspek kognitif, aspek

afektif, dan aspek psikomotorik yang akan dijelaskan sebagai berikut:

a. Aspek Kognitif

Dalam aspek kognitif, yang dilihat adalah kemampuan peserta didik dalam

memahami dan mengingat kembali materi. Dalam hal ini guru melakukan tes pada

peserta didik. Sebelumnya, guru membuat kisi-kisi soal tes dan kemudian dari

kisi-kisi tersebut guru membuat soal tes tentang materi kerajaan-kerajaan Islam di

Nusantara. Soal tes materi kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara tersebut

kemudian diberikan kepada peserta didik. Dari tes yang diberikan guru, nilai yang

diperoleh peserta didik sangat baik. Hal ini dapat terlihat dari tabel dibawah ini:

Tabel 7. Data Hasil Penilaian Kognitif pada Pembelajaran Sejarah yang

Memanfaatkan Literasi

No NIS Nama KKM Nilai Ket.

1 8762 Afrizal Fathan Raharjo 75 85 Tuntas

2 8767 Aldila Ayu Permatasari 75 90 Tuntas

3 8769 Alita Adha Raihanifa 75 85 Tuntas

4 8772 Alvia Cindy Margaretha 75 85 Tuntas

5 8776 Anantama Faris Endarto 75 80 Tuntas

6 8781 Annisa Nurul Fadhilah 75 85 Tuntas

7 8787 Astuti Purwaning Wijayanti 75 85 Tuntas

8 8802 Debira Inge Puspaningrum 75 90 Tuntas

9 8804 Dewi Bulan Nurdaningrum 75 85 Tuntas

10 8807 Dian Nita Utami 75 75 Tuntas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

87

11 8811 Dita Puspita Sari 75 80 Tuntas

12 8822 Farhan Aditya Nugraha 75 90 Tuntas

13 8829 Geger 75 90 Tuntas

14 8837 Hardya Wimas Angesti 75 80 Tuntas

15 8838 Hasnani Iza Nahida 75 90 Tuntas

16 8840 Hendy Surya Ahdim 75 70 Tidak Tuntas

17 8855 Mardhatilla Leksono 75 70 Tidak Tuntas

18 8869 Muh. Arif satrio wibowo 75 95 Tuntas

19 8892 Primaselia Pramudita 75 85 Tuntas

20 8897 Raditya Fauzan 75 85 Tuntas

21 8911 Rio Noor Hendrawan 75 85 Tuntas

22 8913 Rizky meisaida putri. S 75 85 Tuntas

23 8916 Rosita Nur Alizha 75 85 Tuntas

24 8920 Salsabila Mutiara Sari 75 75 Tuntas

25 8923 Satwika Fajar Wicaksi 75 85 Tuntas

26 8934 Thoriq Abdillah Mutiara 75 80 Tuntas

27 8937 Titik Handayani 75 95 Tuntas

28 8944 Yudha mahendra wahyu. P 75 100 Tuntas

Jumlah 2370

Rata-rata 84,64

Prosentase Tuntas 92,86%

Berdasarkan tabel 7. di atas, terlihat bahwa peserta didik memperoleh nilai

yang sudah mencapai bahkan melebihi KKM yang ditetapkan di SMA Negeri 1

Ngaglik yaitu 75 dengan prosentase sebesar 92,86%. Namun, ada juga peserta

didik yang memperoleh nilai belum mencapai KKM tetapi tidak pula jauh dari

KKM. Ini menunjukkan bahwa pembelajaran sejarah Indonesia dengan

memanfaatkan literasi mempengaruhi daya ingat peserta didik yang terbukti

dengan perolehan nilai yang sudah sangat baik.

b. Aspek Afektif

Aspek afektif merupakan aspek yang berkaitan dengan sikap dan nilai dalam

peserta didik. Aspek afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

88

sikap, emosi, dan nilai. Dalam hal ini peneliti memberikan angket yang tujuannya

adalah untuk mengetahui minat peserta didik dalam pembelajaran sejarah yang

memanfaatkan literasi. Dari angket yang dibagikan hasil yang didapatkan akan

terlihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 8. Data Minat Belajar Peserta Didik Melalui Pembelajaran Literasi

Rentang Jumlah Persentase Keterangan

100-81 0 0% Sangat Tinggi

80-61 23 82,14% Tinggi

60-41 5 17,86% Sedang

40-21 0 0% Rendah

20-0 0 0% Sangat Rendah

Jumlah 28 100%

Berikut ini adalah diagram minat peserta didik terhadap pembelajaran

sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi:

Gambar IX. Diagram Hasil Minat Belajar Sejarah Peserta Didik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

89

Dari tabel dan diagram di atas, dapat terlihat bahwa minat belajar peserta

didik dalam pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi sudah

tinggi. Hal ini bisa dilihat dari prosentase dalam tabel dan diagram di atas yang

menunjukkan angka 82,14%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa peserta

didik menjadi lebih berminat belajar sejarah Indonesia dengan memanfaatkan

literasi.

c. Aspek Psikomotorik

Aspek psikomotorik merupakan aspek yang berkaitan dengan keterampilan

atau skill serta kemampuan dalam bertindak setelah peserta didik melakukan

pembelajaran. Dalam aspek psikomotorik ini, yang dilihat adalah keterampilan

peserta didik dalam menyelesikan tugas teks naratif. Keterampilan peserta didik

ini dapat dilihat dari penilaian tugas teks naratif yang dilakukan guru. Adapun

kriteria penilaian keterampilan peserta didik dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 9. Kriteria Penilaian Keterampilan Peserta didik dalam tugas teks

naratif

Dalam penilaian teks naratif yang ditampilkan peserta didik, kriteria yang

diperhatikan adalah konsep/ gagasan. konsep/ gagasan ini berkaitan dengan

bentuk teks naratif yang akan ditampilkan. Konsep/ gagasannya haruslah jelas

supaya penampilan akan menjadi lebih menarik. Kriteria yang kedua adalah Isi

No. Kriteria

1 Konsep/Gagasan

2 Isi Cerita

3 Penyampaian Cerita

4 Teknik dan Gaya Bercerita

5 Kreatifitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

90

cerita. Tentunya isi juga sangat berpengaruh dalam penampilan teks naratif.

Kejelasan isi dan kelengkapan isi menjadi faktor utama dalam penilaian

penampilan teks naratif.

Kriteria selanjutnya adalah penyampaian, teknik, dan gaya bercerita.

Tentunya jika penyampaiannya jelas, tekniknya tepat, dan gayanya sesuai maka

informasi yang didapat juga akan menjadi lebih jelas lagi. Kemudian kreatifitas

dalam penampilan teks naratif juga perlu diperhatikan. Dalam hal ini kreatifitas

yang dinilai baik dari segi pembuatan sampai pada penampilan.

Dalam penelitian ini, hasil dari penilaian psikomotorik peserta didik dapat

dilihat tabel daftar nilai penampilan teks naratif peserta didik. Adapun tabel daftar

nilai penampilan teks naratif peserta didik kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Ngaglik

adlah sebagai berikut:

Tabel 10. Data Nilai Aspek Psikomotorik

No Nama Kelompok KKM Nilai

1. Kerajaan Samudra Pasai 75 80

2. Kerajaan Malaka 75 85

3. Kerajaan Aceh 75 75

4. Kerajaan Demak 75 80

5. Kerajaan Pajang 75 75

6. Kerajaan Mataram Islam 75 90

7. Kerajaan Ternate-Tidore 75 80

8. Kerajaan Gowa-Tallo 75 85

Jumlah 650

Rata-rata 81,25

Aspek psikomotorik peserta didik dinilai dari penugasan dan penampilan

teks naratif. Berdasarkan pada tabel 10. di atas, terlihat bahwa peserta didik

mendapat nilai yang sudah mencapai KKM. Dalam penugasan dan penampilan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

91

teks naratif tersebut peserta didik sudah memenuhi kriteria-kriteria yang sudah

ditentukan meskipun masih ada beberapa yang belum sempurna.

Kelompok pertama, mendapat tema tentang kerajaan Samudera Pasai. Pada

penampilan kelompok Samudera Pasai, pada dasarnya telah memenuhi kriteria

penilaian yang dibuat oleh guru. Konsep teks naratif telah dibuat dengan baik dan

isi dari teks naratif juga sudah jelas dan lengkap. Namun, ketika menampilkan

teks naratif di depan kelas, kelompok masih terlalu terpaku dengan teks sehingga

komunikasi dengan teman-teman lain belum terlihat.

Kelompok kedua mendapat tema Kerajaan Malaka. Sama seperti kelompok

pertama, teks naratif yang dibuat sudah memenuhi kriteria yang telah ditentukan

oleh guru. Konsep dan isi teks naratif juga dibuat dengan menarik dan juga jelas.

Dalam menampikan teks naratif di depan kelas, kelompok sudah tidak terpaku

pada teks, namun kelompok masih terkesan malu-mali dalam menyampaikan

materi di depan kelas.

Kelompok ketiga mendapat tema Kerajaan Aceh. Teks naratif yang dibuat

oleh kelompok ini pada dasarnya sama seperti dua kelompok sebelumnya yaitu

telah memenuhi kriteria yang ditentukan guru. Namun sayangnya dalam

menampilkan teks naratif di depan kelas kelompok masih kurang serius dan masih

terpaku dengan teks.

Kelompok keempat mendapat tema kerajaan Demak. Secara umum

kelompok ini telah membuat teks naratif sesuai dengan kriteria yang telah

ditentukan. Kelengkapan isi dalam teks naratif juga sudah sangat baik dan jelas.

Namun dalam penyampaiannya kelompok masih terlihat kurang serius. Kelompok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

92

masih sering tertawa sehingga mengganggu penyampian materi pada teman yang

lain.

Kelompok kelima mendapat tema tentang kerajaan Pajang. Teks naratif

tentang kerajaan Pajang ini dibuat sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.

Pada dasarnya isi dari teks naratif tersebut sudah sangat baik karena sudah

lengkap dan berurutan. Hanya sayangnya, kelompok menyampaikan materi masih

terlalu terpaku dengan teks dan seolah-olah hanya membaca untuk dirinya sendiri.

Selanjutnya adalah kelompok keenam yang mendapat tema tentang kerajaan

Mataram Islam. Dari beberapa kelompok yang telah maju, kelompok Mataram

Islam ini terlihat sedikit menonjol. Isi teks naratif dibuat sesuai dengan kriteria

yang telah ditentukan oleh guru. Dalam hal ini kelompok Mataram Islam

mengambil tema khusus dalam teks naratifnya sehingga terlihat lebih bervariasi

namun tetap tersampaikan dan tetap sesuai dengan materi pokok hari itu. Dalam

penyampaiannya, kelompok juga sudah tidak terpaku dengan teks, hanya saja

kelompok terlihat malu-malu.

Kerajaan Ternate dan Tidore merupakan tema yang didapatkan oleh

kelompok ketujuh. Kelompok membuat teks naratif sesuai dengan kriteria yang

telah ditentukan. Dalam menyampaikan materi pada teman-teman yang lain juga

sudah baik tetapi masih terpaku pada teks. Sementara yang terakhir adalah

kelompok delapan yang mendapat tema kerajaan Gowa dan Tallo. Pada umumnya

kelompok telah membuat dan menyelesaikan tugas yang diberikan dengan baik

dan sesuai dengan kriteria ketentuan. Namun sayangnya dlam menyampaikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

93

materi kelompok ini kurang fokus karena ada beberapa teman yang mengganggu

sehingga konsentrasi mereka terbagi.

Dari penjelasan di atas, terlihat bahwa setiap kelompok telah membuat hasil

karya teks naratif dengan baik dan jelas. Keterampilan pada peserta didik juga

sudah terlihat dari teks naratif yang dihasilkan. Tidak hanya keterampilan

menulis, tetapi keterampilan peserta didik dalam berbicara atau menyampaikan

materi di depan kelas. Namun masih ada hambatan-hambatan yang terlihat yaitu

peserta didik kurang fokus dan serius serta masih terlalu terpaku pada teks. Tetapi

secara umum aspek psikomotorik peserta didik telah terbentuk melalui

pembelajaran literasi ini.

Dalam pembelajaran sejarah yang memanfaatkan literasi selain

mengembangkan tiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik, maka dalam

diri peserta ddik juga akan tumbuh karakter positif. Keingintahuan dalam diri

peserta didik terhadap materi pembelajaran akan muncul melalui pembelajaran

sejarah yang memanfaatkan literasi. Selain itu, dalam diri peserta didik akan

muncul dan berkembang sikap keharmonisan dan toleransi melalui pembelajaran

sejarah yang memanfaatkan literasi dalam materi tentang kerajaan-kerajaan yang

bercorak Islam di Nusantara. Tentunya sikap keharmonisan dan toleransi yang

muncul dalam diri peserta didik sangat baik untuk kehidupan sehari-hari

khususnya untuk kelas X IPS 1 yang sifatnya heterogen dari segi agama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

94

C. Pembahasan

1. Perencanaan Proses Pembelajaran Sejarah yang Memanfaatkan Literasi

Literasi merupakan kemampuan individu mengolah dan memahami

informasi saat membaca atau menulis. Dalam literasi sebenarnya tidak hanya

keterampilan membaca atau menulis saja yang dikembangkan tetapi juga melatih

keterampilan menyimak dan berbicara. Hal ini karena dalam literasi yang

menjadi fokusnya adalah pengembangan empat keterampilan dalam diri individu

dalam hal ini adalah peserta didik yaitu keterampilan membaca, menyimak,

menulis, dan berbicara.

Sejalan dengan hal tersebut, pemerintah kemudian mengeluarkan sebuah

terobosan baru yang gunanya adalah untuk mengatasi masalah rendahnya minat

baca peserta didik yaitu Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Gerakan Literasi

Sekolah (GLS) dikeluarkan berdasarkan pada Permendikbud Nomor 23 Tahun

2015 tentang penumbuhan budi pekerti. Dalam Gerakan Literasi Sekolah (GLS)

terdapat tiga tahapan yaitu tahap pembiasan, tahap pengembangan, dan tahap

pembelajaran. Khusus pada tahap ketiga yaitu tahap pembelajaran, pemanfaatan

literasi dalam proses pembelajaran dirancang untuk mendukung implementasi

kurikulum 2013 yang harapannya dapat menjawab tantangan pendidikan pada

abad ke 21.110

Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 dipersiapkan untuk menyongsong

pendidikan abad ke-21. Oleh karena itu, pembelajaran perlu memperhatikan

secara khusus terhadap upaya penguatan karakter, pengembangan kemampuan

110

Hendra Kurniawan., op. cit., hlm. 1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

95

berpikir tingkat tinggi (Higher Order Tinking Skill/ HOTS), pemanfaatan literasi,

dan pengembangan 4C yang meliputi creativity, critical thinking, communication,

dan collaboration.111

Tentunya hal ini juga harus dikembangkan dalam

pembelajaran sejarah Indonesia.

Pembelajaran literasi dapat diterapkan untuk semua mata pelajaran termasuk

untuk mata pelajaran sejarah Indonesia. Seperti kita ketahui bahwa mata pelajaran

sejarah Indonesia memiliki begitu banyak sumber sehingga sangat cocok bila

pembelajajaran literasi diterapkan di dalamnya. Penerapan literasi dalam

pembelajaran sejarah indonesia ini sesuai dengan tahapan dalam Gerakan Literasi

Sekolah yaitu tahap ketiga. Dengan diterapkannya literasi dalam pembelajaran

sejarah Indonesia maka akan membuat peserta didik dapat berpikir tingkat tinggi

(Higher Order Tinking Skill/ HOTS). Hal ini karena peserta didik harus mengelola

sendiri informasi yang didapatnya. Selain HOTS, melalui pemanfaatan literasi

dalam pembelajaran sejarah Indonesia juga akan memunculkan dan

mengembangkan 4C dalam diri peserta didik.

Dalam tahap ketiga atau tahap pembelajaran ini, seluruh kegiatan yang

dilakukan sebagai upaya tindak lanjut dari tahap kedua atau tahap pembiasaan.

Dalam tahap ketiga atau tahap pembelajaran ini seluruh kegiatan yang dilakukan

oleh peserta didik akan dinilai secara akademik. Ini sesuai dengan tagihan yang

terdapat dalam kurikulum 2013 yang sifatnya akademis. Dalam tahap ketiga ini

peserta didik diharapkan mampu mengolah dan mengelola kemampuannya dalam

111

Hendra Kurniawan., op. cit., hlm 2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

96

berkomunikasi secara kreatif. Hal-hal ini dapat diperoleh oleh peserta didik

melalui kegiatan literasi baik menggunakan buku maupun menggunakan media

lainnya.

Sebelum melaksanakan pembelajaran sejarah yang memanfaatkan literasi

tentunya guru harus sudah mempunyai perencanaan yang matang. Yang pertama-

tama disiapkan oleh guru adalah Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

Dalam penelitian ini RPP yang dibuat oleh guru adalah berdasarkan pada KD 3.8

dan 4.8. Dari KD 3.8 dan 4.8 kemudian guru mengembangkannya menjadi

indikator pelaksanaan kompetensi. Dalam penelitian ini hanya diamati 2 kali

pertemuan saja untuk indikator pelaksanaan kompetensi sebagai berikut112

:

3.8.1. Menganalisis sumber-sumber sejarah dari kerajaan-kerajaan yang bercorak

Islam di Nusantara.

3.8.2. Mengidentifikasi bukti-bukti peninggalan kerajaan-kerajaan yang bercorak

Islam di Nusantara.

3.8.3. Menunjukkan letak dari kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam di

Nusantara.

4.8.2. Menyajikan informasi pendukung mengenai perkembangan kerajaan-

kerajaan yang bercorak Islam di Nusantara dalam bentuk teks naratif.

Dalam RPP dengan KD 3.8 dan 4.8 guru menggunakan pendekatan

Student Center Learning. Untuk model pembelajaran, guru menggunakan model

pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD). Sementara untuk

metode pembelajarannya, guru menggunakan metode pembelajaran berupa

ceramah, tanya jawab, diskusi, dan penugasan.

Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan

suatu bentuk pembelajaran kooperatif dimana peserta didik belajar secara

112

Dokumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

97

berkelompok dan berdiskusi guna menemukan dan memahami konsep-konsep

dalam pembelajaran.113

Dengan demikian, secara umum penerapan model

pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dalam proses

pembelajaran khususnya pebelajaran sejarah Indonesia dapat menumbuhkan rasa

tanggung jawab dalam diri peserta didik. Selain itu peserta didik juga menjadi

lebih aktif dalam memahami materi dan diskusi kelompok. Jika dihubungkan

dengan literasi dalam pembelajaran sejarah Indonesia, model pembelajaran

Student Teams Achievement Division (STAD) sangatlah efektif untuk membantu

peserta didik dalam mengembangkan empat keterampilan yang akan dimunculkan

literasi yaitu keterampilan membaca, menyimak, menulis, dan berbicara.

Dalam pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi dengan

menggunakan model Student Teams Achievement Division (STAD), peserta didik

kemudian diminta untuk membentuk kelompok dengan dipandu oleh guru.

Kelompok yang dibuat harus bersifat heterogen, baik dari segi agama, suku,

gender, dan juga prestasi. Semua ini dimaksudkan untuk memupuk rasa kerja

sama dalam kelompok, menyelesaikan tugas dengan baik, dan menghindarkan

dari rasa iri pada diri peserta didik.114

Setelah pembentukan kelompok, selanjutnya guru memberikan tugas pada

peserta didik untuk membuat sebuah karya berupa teks naratif. Untuk membantu

kelompok mengerjakan tugas tersebut, guru menayangkan sebuah video yang

berkaitan dengan materi yang diajarkan atau dibahas ketika itu. Penayangan video

ini tujuannya adalah untuk memudahkan setiap kelompok dalam memperoleh

113

Yunus Abidin, 2014, op. cit., hlm. 248. 114

Aman., op.cit., hlm. 114.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

98

informasi yang nantinya akan membantu dalam pembuatan teks naratif. Peserta

didik dalam kelompok juga diminta untuk mencari sumber-sumber lain baik dari

buku maupun internet untuk memperdalam materi yang didapat. Dalam hal ini,

teks naratif yang dibuat peserta didik merupakan produk yang dihasilkan dalam

pembelajaran sejarah yang memanfaatkan literasi. Berikut ini adalah kegiatan

diskusi kelompok yang dilakukan oleh peserta didik:

Gambar X. Kegiatan Diskusi dan Mengumpulkan Informasi

dari Sumber Lain oleh Kelompok.

(Sumber: Dokumentasi pribadi)

Dengan berperannya peserta didik dalam mengumpulkan informasi, itu akan

membantu peserta didik untuk lebih aktif dan mandiri lagi dalam mencari maupun

memahami materi. Selanjutnya, teks naratif yang dihasilkan oleh setiap kelompok

kemudian ditampilkan di kelas dihadapan guru dan kelompok lainnya. Ketika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

99

penampilan tersebut, maka akan terjadi proses transfer pengetahuan antara

kelompok yang mendapat giliran tampil kepada kelompok lainnya dan begitu

seterusnya. Dengan begitu maka keterampilan berbicara peserta didik juga akan

muncul ketika menjelaskan narasi yang dibuat oleh kelompoknya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

100

Gambar XI. Penampilan Hasil Produk literasi Kelompok di Depan

Kelas.

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Dari kegiatan pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi

ini, keterampilan membaca, menyimak, menulis, dan berbicara pada diri peserta

didik akan muncul dengan baik. Peserta didik juga akan menjadi lebih aktif dan

lebih mandiri dalam mempelajari materi yang sedang ditempuh. Selain itu,

karakter dalam diri peserta didik juga akan muncul dalam diri peserta didik

melalui proses pembelajaran sejarah yang memanfaatkan literasi. Hal ini karena

melalui pembelajaran sejarah yang memanfatkan literasi maka akan muncul

pembiasaan-pembiasaan positif dalam diri peserta didik yang juga akan

mempengaruhi karakter dan perilaku peserta didik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

101

2. Pelaksanaan Pembelajaran Sejarah Indonesia yang Memanfaatkan

Literasi

Terkait dengan aspek literasi, secara khusus Gerakan Literasi Sekolah

(GLS) digagas untuk mendukung kegiatan tersebut.115

Sesuai dengan

Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 yang dikeluarkan pemerintah tentang

penumbuhan budi pekerti, maka Gerakan Literasi Sekolah (GLS) dikeluarkan

untuk menjadi penguat dalam usaha tersebut. Gerakan Literasi Sekolah (GLS)

dapat menjadi solusi baru dalam pengembangan pembelajaran literasi. Dalam

pelaksanaannya, Gerakan Literasi Sekolah (GLS) mempunyai tiga tahapan yaitu

tahap pertama adalah tahap pembiasaan, tahap kedua adalah tahap pengembangan,

dan tahap ketiga adalah tahap pembelajaran.

Semenjak tahun 2017 Gerakan Literasi Sekolah (GLS) sudah mulai

terlaksana dengan baik di sekolah-sekolah yang ada di Indonesia termasuk di

Yogyakarta salah satunya di SMA Negeri 1 Ngaglik. Berdasarkan informasi yang

diberikan guru, pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di SMA Negeri 1

Ngaglik sudah terlaksana dengan baik pada tahap pembiasaan dan sedang

dilanjutkan pada tahap pengembangan dan pembelajaran. dalam pembelajaran

sejarah Indonesia guru sudah menerapkan literasi ke dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan, dalam proses pembelajaran

sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, peserta didik mendapatkan tugas

sebagai produk dari literasi berupa teks naratif. Sebagian besar peserta didik

mengatakan bahwa pembelajaran sejarah Indonesia dengan memanfaatkan literasi

115

Hendra Kurniawan., op. cit., hlm. 2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

102

justru membuat pembelajaran sejarah Indonesia menjadi lebih menarik. Peserta

didik dapat menjadi lebih mandiri dan kreatif dalam mencari dan mengembangkan

materi pembelajaran.

Pada dasarnya, pemanfaatan literasi dalam pembelajaran sejarah Indonesia

memiliki tujuan yang penting. Tujuan dari dimanfaatkannya literasi ke dalam

pembelajaran sejarah Indonesia adalah sebagai berikut116

:

1. Meningkatkan dan memperdalam minat, khususnya minat membaca, dan

memotivasi peserta didik untuk belajar.

2. Mengembangkan kemandirian peserta didik sebagai pembelajar sejarah yang

mampu menelusuri berbagai sumber sejarah terpercaya secara kritis, kreatif,

dan inovatif sehingga selanjutnya produktif menghasilkan karya literasi

sejarah.

3. Mendukung upaya pendidikan karakter dan menguatkan kesadaran sejarah

terutama dalam internalisasi nilai-nilai kebangsaan, kebhinekatunggalikaan,

dan patriotisme.

4. Membentuk peserta didik menjadi peminat sejarah, pembaca sejarah, penulis

sejarah, dan komunikator strategis dengan kesadaran sejarah yang tinggi.

5. Meningkatkan kemampuan berpikir dan mengembangkan kebiasaan berpikir

pada peserta didik yang menempatkan sejarah sebagai salah satu pijakan pikir

atau perspektif atas suatu permasalahan aktual.

Tentunya, sebelum melaksanakan pembelajaran sejarah yang memanfaatkan

literasi guru harus memiliki persiapan-persiapan yang matang. Hal-hal yang perlu

dipersiapkan oleh guru adalah seperti alat atau bahan-bahan ajar yang dapat

menunjang proses pembelajaran sejarah Indonesia dengan memanfaatkan literasi

ini. Semua ini dipersiapkan guru tentunya untuk mempermudah peserta didik

dalam melaksanakan proses kegiatan pembelajaran sejarah dengan memanfaatkan

literasi.

116

Ibid., hlm. 6-7.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

103

Pada awalnya peserta didik mengira bahwa literasi selalu berkaitan dan

berhubungan dengan membaca buku. Kebanyakan dari mereka juga mengira

bahwa pembelajaran sejarah Indonesia dengan memanfaatkan literasi akan

membosankan. Namun, setelah mengikuti proses pembelajaran sejarah dengan

memanfaatkan literasi, peserta didik justru mengatakan bahwa pembelajaran

sejarah Indonesia dengan memanfaatkan literasi justru mengasyikkan dan

menyenangkan. Tak banyak yang mengetahui bahwa literasi tidak hanya terkait

dengan membaca buku. Kegiatan literasi bisa dilakukan baik dengan literasi

media misalnya dengan menonton televisi, literasi teknologi misalnya

mempelajari perangkat-perangkat komputer, maupun literasi visual misalnya

belajar melalui video.

Dalam kegiatan pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi

dapat pula dimanfaatkan video sebagai sarana pendukung penyampaian materi.

Ada peserta didik yang mengatakan bahwa pembelajaran sejarah Indonesia yang

memanfaatkan literasi lebih mudah dipahami materinya. Hal ini dikarenakan

dalam pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi juga

dimanfaatkan media lain seperti video sehingga materi pelajaran lebih mudah

untuk dicerna dan dipahami. Ada pula peserta didik yang mengatakan bahwa

pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi lebih menrik dan

mengasyikkan karena lebih banyak variasinya.

Dalam pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi,

memang peserta didik dituntut untuk lebih kreatif dan mandiri. Mandiri dalam hal

ini adalah peserta didik harus mencari materi tambahan dari berbagai sumber

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

104

dalam proses pembelajaran. sementara kreatif peserta didik harus bisa merancang

sebuah karya yang menarik mengenai materi pembelajaran yang kemudian akan

disampaikan di depan kelas. Hal ini sejalan dengan pengertian pendidikan yang

didefinisikan UU Nomor 20 Tahun 2013 sebagai usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.117

Melalui proses pembelajaran sejarah yang memanfaatkan literasi, ada

peserta didik yang merasa bahwa mereka menjadi lebih rajin membaca,

pemahaman terhadap kosa kata dan istilah-istilah baru juga semakin meningkat.

Ini membuktikan bahwa melalui pembelajaran sejarah yang memanfaatkan

literasi, wawasan peserta didik semakin bertambah. Fokus dan konsentrasi peserta

didik juga semakin meningkat. Namun, dalam pelaksanaannya peserta didik juga

ada yang mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran sejarah Indonesia yang

memanfaatkan literasi. Sebagian dari peserta didik mengatakan bahwa kesulitan

yang dihadapi adalah ketika menemui kosa kata atau istilah-istilah baru mereka

kesulitan untuk memahami.

Peserta didik yang mengalami kesulitan tersebut nyatanya sudah memiliki

solusi untuk menghadapi kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi. Berdasarkan

penelitian, peserta didik yang mengalami kesulitan tersebut akan searching di

internet, bertanya pada teman yang lebih tahu, atau bertanya pada guru atau orang

117

Yunus Abidin., op. cit., 2014, hlm. 2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

105

yang lebih paham. Ini menandakan bahwa kemandirian pada diri peserta didik

sebenarnya sudah terbentuk secara pribadi.

Meskipun ada beberapa peserta didik yang mengalami kesulitan dalam

mengikuti pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, namun ada

peserta didik yang menyukainya. Alasannya karena peserta didik tersebut

memang memiliki hobby dalam membaca atau literasi. Peserta didik tersebut juga

mengatakan bahwa jika pembelajaran literasi dikombinasikan dengan media lain

seperti media lain maka tentunya akan membuat materi yang disampaikan akan

menjadi lebih mudah untuk dipahami. Dari situ dapat terlihat bahwa pemanfaatan-

pemanfaatan media lain dapat menunjang keberhasilan peserta didik dalam

mengikuti pembelajaran.

Berdasarkan penelitian, melalui proses pembelajaran sejarah Indonesia yang

memanfaatkan literasi peserta didik mengatakan bahwa pemahaman peserta didik

terhadap materi pelajaran sejarah Indonesia semakin meningkat. Dalam hal ini

dapat disimpulkan bahwa perencanaan yang dibuat guru dalam pembelajaran

literasi ini sangat berhasil untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan

pengetahuannya terhadap materi pelajaran sejarah Indonesia.

Selain mengembangkan pengetahuan, dari penayangan video refleksi yang

dilakukan oleh guru peserta didk menjadi lebih mengerti tentang keharmonisan

yang harus dijaga. Dari video yang ditayangkan peserta didik dapat belajar saling

toleransi terhadap sesama manusia. Tentunya hal itu sangat positif dalam

membangun suasana keharmonisan terutama di lingkngan sekolah yang penuh

keberagaman.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

106

3. Hasil Pembelajaran Sejarah Indonesia yang Memanfaatkan Literasi

Pembelajaran berbasis sikap, keterampilan, dan pengetahuan seperti yang

dikehendaki Kurikulum 2013 akan berdampak bagi guru dalam hal memilih dan

menggunakan strategi pembelajaran yang tepat.118

Literasi dapat menjadi solusi

yang baik untuk mengembangkan hal tersebut. Dengan dimanfaatkannya literasi

ke dalam proses pembelajaran sejarah, maka hal tersebut akan membantu peserta

didik dalam mengembangkan empat keterampilan seperti membaca, menyimak,

menulis, dan berbicara pada diri peserta didik. Tentunya hal tersebut sesuai

dengan tuntutan kurikulum 2013 dan sesuai dengan Permendikbud Nomor 23

Tahun 2015.

Selain empat keterampilan yang akan muncul dalam diri peserta didik, akan

dilihat pula aspek-aspek yang ada pada diri peserta didik. Aspek-aspek tersebut

diantaranya adalah aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik.

Berdasarkan pada penelitian yang dilakukan, pembelajaran sejarah Indonesia yang

memanfaatkan literasi terbukti dapat mampu memunculkan ketiga aspek tersebut.

Pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi terbukti dapat

mengembangkan aspek kognitif dalam diri peserta didik. Hal yang dilihat dalam

aspek kognitif dalam diri peserta didik ini adalah kemampuan peserta didik dalam

memahami dan mengingat kembali materi yang telah disampaikan. Cara untuk

melihat perekambangan kognitif peserta didik ini adalah melalui tes. Dari tes yang

diberkan maka akan dapat diketahui seberapa jauh tingkat pemahaman dan daya

118

Yunus Abidin., op. cit., hlm. 36.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

107

ingat peserta didik terhadap materi pelajaran sejarah Indonesia yang disampaikan

dengan memanfaatkan literasi.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, terlihat bahwa dengan pembelajaran

sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, peserta didik menjadi lebih mudah

memahami materi pelajaran. Pembelajaran ini dapat membantu peserta didik

dalam mengelola dan memanagemen pengetahuan yang didapat sehingga tidak

hilang begitu saja. Hasilnya adapat diketahui melalui tes yang diberikan oleh

guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai peserta didik dalam pembelajaran

sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi menunjukkan hasil yang sangat

baik. Sebagian besar peserta didik memperoleh nilai yang sudah mencapai bahkan

melebihi KKM.

Dari penjelasan tersebut dapat terlihat bahwa pembelajaran sejarah

Indonesia yang memanfaatkan literasi mempengaruhi daya ingat serta mampu

menumbuhkan rasa ingin tahu dan cinta pengetahuan pada peserta didik. Hal ini

karena dalam proses pembelajaran ini, peserta didik dilibatkan secara aktif

sehingga apapun materi yang didapat peserta didik akan mudah diingat. Selain itu

penyampaian dengan gaya-gaya baru juga akan mempengaruhi ingatan peserta

didik. Seperti dalam pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi

ini dimana dalam pembelajaran ini peserta didik menghasilkan sebuah produk

berupa teks naratif dan kemudian akan ditampilkan di sepan kelas untuk

menyampaikannya pada peserta didik lainnya. Dalam hal ini akan terjadi

pertukaran dan penambahan informasi baru dalam diri peserta didik sehingga

pengetahuan peserta didik semakin luas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

108

Tentunya hal ini juga akan mempengaruhi pemahaman peserta didik. Akan

banyak materi yang terekam dan diingat peserta didik jika peserta didik tersebut

benar-benar merasa nyaman dengan proses pembelajaran tersebut. Jika demikian

makan bukan hal yang mustahil jika peserta didik memperoleh hasil yang

memuaskan dalam tes. Dalam penilaian untuk mengetahui perkembangan

pengetahuan peserta didik hendaknya benar-benar diorientasikan untuk

membangun kompetensi peserta didik. 119

Selain aspek kognitif, aspek afektif dalam diri peserta didik juga mengalami

perkembangan dalam proses pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan

literasi. Dalam aspek afektif ini, yang dilihat adalah sikap dan nilai dalam diri

peserta didik. Cakupan dalam aspek afektif ini meliputi watak perilaku seperti

perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Melalui pembelajaran literasi ini, empati,

kepedulian,dan sikap saling menghargai akan muncul dalam diri peserta didik

seiring dengan berjalannya waktu selama proses pembelajaran berlangsung.

Perkembangan afektif peserta didik ini dapat pula dilihat dari partisipasi

aktif peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran sejarah yang

memanfaatkan literasi. Tentunya akan terlihat bagaimana sikap, perasaan, minat,

emosi, dan nilai peserta didik terhadap proses pembelajaran. Untuk melihat aspek

afektif yang berkembang dalam diri peserta didik, maka dalam hal ini peneliti

menggunakan kuesioner untuk mengetahuinya. Dari kuesioner ini dapat terlihat

bagaimana respon peserta didik terhadap proses pembelajaran sejarah Indonesia

yang memanfaatkan literasi.

119

Yunus Abidin., op. cit., hlm. 102.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

109

Dalam penelitian ini, diketahui bahwa perasaan peserta didik terhadap

proses pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi adalah sangat

senang. Peserta didik mengatakan bahwa mereka lebih mudah menerima materi

pelajaran karena kegiatan pembelajaran lebih mengasyikkan. Tentunya perasaan

ini sangat berpengaruh terhadap hasil yang diperoleh peserta didik. Dari perasaan

senang yang muncul dalam diri peserta didik, maka kemudian nantinya akan

menumbuhkan semangat minat peserta didik terhadap pembelajaran sejarah

Indonesia.

Kebanyakan peserta didik menganggap bahwa pelajaran sejarah Indonesia

merupakan pelajaran yang membosankan. Namun setelah pelajaran sejarah

Indonesia memanfaatkan literasi dalam prosesnya, justru peserta didik

beranggapan sebaliknya. Ada peserta didik yang mengatakan bahwa pembelajaran

sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi menjadi lebih menyenangkan dan

mereka lebih mudah untuk memahami materi yang disampaikan. Hal ini karena

dalam pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi juga

memanfaatkan media-media lain sehingga dapat menjadi penyegaran bagi peserta

didik dalam belajar. Peserta didik justru lebih berminat untuk belajar sejarah

Indonesia dengan memanfaatkan literasi.

Di samping aspek afektif, aspek lain yang berkembang dalam diri peserta

didik adalah aspek psikomotorik. Aspek pasikomotorik ini selalu berhubungan

dengan keterampilan motorik dalam diri peserta didik. Dalam pembelajaran

sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi keterampilan dalam diri peserta

didik akan dimunculkan diantaraya keterampilan menulis pada diri peserta didik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

110

Keterampilan menulis ini akan muncul ketika peserta didik mengerjakan sebuah

produk berupa teks naratif.

Dari penugasan yang diberikan oleh guru tersebut, keterampilan menulis

dalam diri peserta didik sudah terlihat muncul dengan baik. Hal ini terlihat dari

hasil kerja peserta didik dalam menghasilkan teks naratif bersama kelompoknya.

Peserta didik sangat kreatif dalam membuat teks naratif yang ditugaskan oleh

guru. Dari cara penyajian juga demikian, peserta didik memiliki cara yang

berbeda-beda dalam menampilkan teks naratif mereka. Dengan penampilan-

penampilan tersebut maka keterampilan berbicara pada diri peserta didik juga

akan muncul. Selain itu kemampuan peserta didik dalam menyimak materi yang

disampaikan oleh teman mereka juga akan muncul. Berikut ini adalah gambar

hasil karya teks naratif yang di buat kelompok:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

111

Gambar XII. Poduk Literasi Kelompok Kerajaan Samudera Pasai, Kerajaan

Malaka, Kerajaan Aceh, Kerajaan Demak, Kerajaan Pajang, Kerajaan

Mataram Islam, Kerajaan Gowa-Tallo, dan Kerajaan Ternate-Tidore.

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran sejarah Indonesia yang

memanfaatkan literasi sangatlah baik untuk membantu peserta didik dalam

mengembangkan keterampilan yang ada pada dirinya. Dengan pembelajaran ini

perkembangan dalam diri peserta didik juga akan terlihat baik dari segi

pengetahuan, keterampilan maupun sikap atau minat. Pembelajaran literasi yang

dimanfaatkan dalam pembelajaran sejarah Indonesia ini sesuai dengan Undang-

Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional. Dalam UU tersebut pada pasal 3 menyebutkan bahwa pendidikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

112

nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban

bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab.120

120

Sigit Mangun Wardoyo., op.cit., hlm. 90.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

113

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Perencanaan pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi di

SMA Negeri 1 Ngaglik sudah baik. Hal tersebut nampak dari semua

perencanaan yang dibuat oleh guru mulai dari menyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD) yang telah

ditentukan. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat guru ini

mengandung unsur-unsur literasi di dalamnya. Guru juga menyiapkan alat-alat

serta bahan-bahan berupa laptop, speaker, video, dan materi dalam bentuk

power point untuk mendukung kegiatan pembelajaran. selain itu guru juga

Guru juga sudah menyusun instrumen evaluasi berupa tes kognitif,

psikomotorik, dan afektif.

2. Pelaksanaan pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi

sudah terlaksana dengan sangat baik. Hal ini ditunjukkan dengan sudah

terlaksananya semua kegiatan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) yang dibuat oleh guru. Dimulai dengan kegiatan pendahuluan, pada

kegiatan ini guru mempersiapkan segala sesuatu yang mendukung proses

pembelajaran literasi agar kegiatan dapat berjalan dengan sesuai rencana. Pada

kegiatan ini guru juga mengajak peserta didik untuk berdoa sesuai dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

114

agamanya masing-masing. Kemudian guru memberikan apersepsi pada

peserta didik dengan menanyakan seputar materi minggu lalu. Setelah

kegiatan pendahuluan, kegiatan selanjutnya adalah kegiatan ini. Pada kegiatan

inti inilah proses pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi

terjadi. Diawali dengan guru menjelaskan sedikit materi kerajaan-kerajaan

Islam di Nusantara sebagai pengantar pembelajaran bagi peserta didik dan

menayangkan video. Setelah itu guru membentuk kelompok dan meminta

peserta didik untuk berdiskusi untuk menghasilkan sebuah karya berupa teks

naratif sebagai produk dari literasi. Setelah kegiatan inti, kegiatan selanjutnya

adalah kegiatan penutup. Pada kegiatan ini guru beserta peserta didik secara

bersama-sama menyimpulkan pembelajaran hari itu. Dalam kegiatan ini pula

guru menayangkan cuplikan video singkat yang tujuannya adalah untuk

membantu dan membuat peserta didik dapat mengaitkan antara materi

pembelajaran dengan kehidupan nyata. Selain itu juga untuk menumbuhkan

nilai keharmonisan dan toleransi terhadap sesama, terutama dilingkungan

sekolah yang juga sangat beragam.

3. Hasil pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi terbukti

mampu untuk membantu perkembangan peserta didik dalam aspek kognitif,

afektif, dan psikomotorik. Dalam aspek kognitif, pemahaman peserta didik

menjadi semakin bertambah. Hal ini terbukti dari hasil tes yang diberikan pada

pesera didik dengan rata-rata 84,64. Sementara itu, 92,86% peserta didik telah

mencapai nilai KKM yaitu 75. Selanjutnya dalam aspek afektif, peserta didik

menjadi lebih berminat untuk belajar sejarah Indonesia dengan memanfaatkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

115

literasi. Hal ini dapat diketahui melalui kuesioner yang dibagikan yang

menunjukkan kategori tinggi dengan rata-rata 82,14%. Kemudian pada aspek

psikomotorik, keterampilan pada diri peserta didik semakin berkembang. Hal

ini terlihat dari proses peserta didik dalam menyelesaikan tugas yang

diberikan guru yaitu membuat karya berupa teks naratif. Nilai yang diperoleh

sudah mencapai KKM 75 dengan rata-rata sebesar 81,25. Empat keterampilan

dalam diri peserta didik juga semakin terlihat yaitu keterampilan membaca,

menyimak, menulis, dan berbicara. Di samping itu pembelajaran literasi dapat

meningkatkan kualitas pembelajaran sejarah menjadi pembelajaran yang

menyenangkan yang juga dapat mempengaruhi suasana dalam belajar sejarah.

B. Saran

Berdasarkan penelitian, terdapat beberapa saran yang dapat menjadi bahan

pertimbangan dalam pemanfaatan literasi ke dalam pembelajaran sejarah

Indonesia. Saran-saran yang dapat disampaikan yaitu:

1. Bagi Sekolah, diharapkan pembelajaran literasi semakin ditingkatkan lagi. Hal

ini mengingat respon peserta didik yang posiitif terhadap pembelajaran

literasi. Selain itu juga karena pembelajaran literasi ini merupakan tahapan

ketiga dalam Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Harapan lainnya adalah

sekolah dapat menambah sumber buku untuk mendukung pelaksanaan

pembelajaran literasi.

2. Bagi Guru, diharapkan untuk dapat terus mengembangkan literasi ke dalam

proses pembelajaran khususnya pembelajaran sejarah Indonesia. Hal ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

116

mengingat respon peserta didik yang sangat baik terhadap pembelajaran

sejarah yang memanfaatkan literasi. Maka akan lebih baik lagi jika literasi

tetap dikembangkan dalam proses pembelajaran sejarah Indonesia dan sebisa

mungkin untuk memvariasinya agar menjadi semakin menarik bagi peserta

didik.

3. Bagi Peserta Didik, diharapkan untuk lebih aktif lagi dalam mengikuti

pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi. Selain itu juga

selalu berupaya untuk selalu meningkatkan pemahaman dan kreativitas yang

dimiliki supaya dapat memperoleh hasil dan pengalaman yang memuaskan

dan lebih luas lagi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

117

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rahman Hamid dan Muhammad Saleh Madjid. 2011 .Pengantar Ilmu

Sejarah. Yogyakarta: Ombak.

Aman. 2011. Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta: Penerbit

Ombak.

Brian Garvei dan Mary Krug. 2014. Model-model Pembelajaran Sejarah.

Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Dakir. 2004. Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: PT Rineka

Cipta.

Dirjendikdasmen. 2016. Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah. Jakarta:

Kemendikbud.

Dirjendikdasmen. 2016. Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Menengah

Atas. Jakarta: Kemendikbud.

Hamid Darmadi. 2014. Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial: Teori Konsep

Dasar dan Implementasi. Bandung: Alfabeta.

Haris Herdiansyah. 2012. Metode Penelitian Kualitatif: Untuk Ilmu-Ilmu Sosial.

Jakarta: Salemba Humanika.

Heri Susanto. 2014. Seputar pembelajaran Sejarah: Isu, Gagasan, dan Strategi

Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Presindo.

Imam Gunawan. 2013. Metode Penelitian Kualitatif: Teori & Praktik. Jakarta: PT

Bumi Aksara.

Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima. Aplikasi luring resmi Badan

Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

118

Karwono dan Heni Mularsih. 2017. Belajar dan pembelajaran: Serta

Pemanfaatan Sumber Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Kunto Wijoyo. 1995. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Yayasan Bentang

Budaya.

Moleong, Lexy J. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Mulyasa. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23

Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti.

Sigit Mangun Wardoyo. 2013. Pembelajaran Konstruktivisme: Teori dan Aplikasi

Pembelajaran dalam Pembentukan Karakter. Bandung: Alfabeta.

Sudaryono. 2016. Metode Penelitian pendidikan. Jakarta: Prenadamedia Group.

Sugiyono. 2012. Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Suparno, Paul. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta:

Kanisius.

Suryosubroto. 2015. Beberapa Aspek Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka

Cipta.

Yunus Abidin. 2014. Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum

2013. Bandung: PT Refika Aditama.

Yunus Abidin. 2015. Pembelajaran Multiliterasi: Sebuah Jawaban atas

Tantangan Pendidikan Abad ke-21 dalam Konteks Keindonesiaan.

Bandung: PT.Refika Aditama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

119

Zainal Arifin. 2011. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Jurnal:

Aditya Rakhmawan, dkk., 2015. Perancangan Pembelajaran Literasi Sains

Berbasis Inkuiri Pada Kegiatan Laboratorium. Bandung: Universitas

Pendidikan Indonesia.

Eko Nurdiyanti dan Edi Suryanto. 2010. Pembelajaran Literasi Mata Pelajaran

Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar. Surakarta:

Universitas Sebelas Maret.

Hendra Kurniawan. 2018. “Pembelajaran Literasi dalam Mata Pelajaran Sejarah”.

Historia Vitae. Vol 32. No. 1. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Sumber Internet:

https://jogja.antaranews.com/berita/342002/minat-baca-pelajar-diy-cukup-tinggi

(di akses pada tanggal 8 Februari 2018, pukul 16.25)

http://jogja.tribunnews.com/2014/12/21/minat-baca-warga-diy-masih-rendah

(di akses pada tanggal 8 Februari 2018, pukul 17.15)

www.dosenpendidikan.com/22-pengertian-pembelajaran-menurut-para-ahli-

terlengkap, diakses pada Rabu, 11 Maret 2018, pukul 15.22 WIB.

https://portal-ilmu.com/metode-pembelajaran-stad/, diakses pada hari Selasa, 13

Juni 2018, pukul 11.05 WIB.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

120

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

121

INSTRUMEN OBSERVASI

AKTIVITAS GURU DI KELAS SECARA UMUM

Sekolah : SMA Negeri 1 Ngaglik

Kelas : X IPS 1

Jam ke : 1-2

Mata pelajaran : Sejarah Indonesia

Peneliti : Ropita Dewi Sartika

Hari, tanggal : 25 April dan 9 Mei 2018

PETUNJUK:

1. Amati kegiatan pembelajaran di kelas dalam melaksanakan pembelajaran

literasi!

2. Tuliskan tanda cek (√) pada kolom YA atau TIDAK sesuai keadaan yang Anda

amati!

NO BUTIR-BUTIR SASARAN YA TIDAK

1 Guru membuka pelajaran dengan salam

2 Guru mengabsen/meriksa kehadiran peserta didik

3 Guru mempersiapkan alat yang akan digunakan dalam

proses pembelajaran

4 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai dan rencana kegiatan yang akan dilakukan

5 Guru memberi stimulus guna menghantarkan peserta

didik pada materi pembelajaran

6 Guru mengarahkan peserta didik dalam pembelajaran

literasi

7 Guru menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik

dalam pelaksanaan pembelajaran literasi

8

Guru membimbing peserta didik agar dapat

menjalankan kegiatan pembelajaran literasi dengan

baik

9 Guru membimbing peserta didik untuk mengamati

bahan ajar yang sudah di sediakan guru

10 Peserta didik diberi kesempatan membaca dan

memahami bahan ajar yang disediakan guru

Lampiran 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

122

11

Guru menjalankan pembelajaran literasi dengan desain

metode dan model pembelajaran yang telah dirancang

oleh guru

12

Guru menerapkan pembelajaran literasi dengan

menggunakan 4 aktivitas seperti membaca, menyimak,

menulis, dan berbicara

13 Guru menumbuhkan keceriaan dan antusiasme peserta

didik dalam pembelajaran literasi

14 Guru melibatkan peserta didik dalam pembelajaran

literasi

15 Guru memberikan penugasan pada peserta didik untuk

menghasilkan produk dari pembelajaran literasi

16 Merefleksikan materi pelajaran sejarah yang di dapat

dari pembelajaran literasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

123

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA PESERTA DIDIK

Fokus

Penelitian Indikator Butir-butir Pertanyaan NO

Pembelajaran

sejarah yang

memanfaatkan

literasi

Pelaksanaan

pembelajaran

sejarah yang

memanfaatkan

literasi

Kelebihan proses

pembelajaran sejarah dengan

memanfaatkan pembelajaran

literasi

Kesulitan yang dihadapi dalam

proses pembelajan sejarah

dengan memanfaatkan

pembelajaran literasi

Cara mengatasi kesulitan yang

dihadapi

Pemahaman yang didapatkan

dalam pelajaran sejarah

dengan memanfaatkan

pembelajaran literasi

Kesan peserta didik dalam

proses pembelajaran sejarah

yang memanfaatkan literasi

1

2

3

4

5

Lampiran 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

124

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA PESERTA DIDIK

1. Apa kelebihan proses pembelajaran sejarah dengan memanfaatkan

pembelajaran literasi ?

2. Apa kesulihan yang dihadapi dalam proses pembelajaran sejarah dengan

memanfaatkan pembelajaran literasi ?

3. Bagaimana cara mengatasi kesulitan yang dihadapi ?

4. Apa pemahaman yang didapatkan dalam pembelajaran literasi sejarah dengan

memanfaatkan pembelajaran literasi ?

5. Apa kesan peserta didik dalam proses pembelajaran sejarah dengan

memanfaatkan pembelajaran literasi ?

Lampiran 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

125

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA GURU

1. Bagaimana menurut guru tentang Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang

dicanangkan oleh pemerintah ?

2. Apakah guru pernah memperoleh sosialisasi atau pelatihan mengenai Gerakan

Literasi Sekolah (GLS) ?

3. Bagaimana pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah ( GLS) di SMA Negeri 1

Ngaglik ?

4. Bagaimana antusias atau tanggapan peserta didik menegenai Gerakan Literasi

Sekolah (GLS) yang dilaksanakan 15 menit sebelum proses pembelajaran

dimulai ?

5. Bagaimana yang guru ketahui mengenai Gerakan Literasi Sekolah (GLS) pada

tahap pembelajaran ?

6. Apakah guru pernah mencoba penerapan literasi dalam pembelajaran?

7. Apakah guru pernah mencoba menerapkan literasi ( media) pada pembelajaran

sejarah ?

8. Apakah guru pernah memberikan tugas terkait dengan literasi ?

Lampiran 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

126

DAFTAR NARASUMBER

Guru Mata Pelajaran Sejarah Indonesia SMA Negeri 1 Ngaglik

1. Bapak Triyana, S. Pd.

Peserta Didik Kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Ngaglik

1. Geger

2. Aldila Ayu Permatasari

3. Yudha Mahendra Wahyu Pratama

4. Debira Inge Puspaningrum

5. Alita Adha Raihanifa

6. Dian Nita Utami

7. Astuti Purwaning Wijayanti

8. Titik Handayani

9. Hasnani Iza Nahida

Lampiran 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

127

CATATAN LAPANGAN 1

HASIL OBSERVASI

AKTIVITAS GURU DI KELAS SECARA UMUM

Sekolah : SMA Negeri 1 Ngaglik

Kelas : X IPS 1

Jam ke : 1-2

Mata pelajaran : Sejarah Indonesia

Peneliti : Ropita Dewi Sartika

Hari, tanggal : 25 April dan 9 Mei 2018

PETUNJUK:

3. Amati kegiatan pembelajaran di kelas dalam melaksanakan pembelajaran

literasi!

4. Tuliskan tanda cek (√) pada kolom YA atau TIDAK sesuai keadaan yang Anda

amati!

NO BUTIR-BUTIR SASARAN YA TIDAK

1 Guru membuka pelajaran dengan salam √

2 Guru mengabsen/meriksa kehadiran peserta didik √

3 Guru mempersiapkan alat yang akan digunakan dalam

proses pembelajaran

4 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai dan rencana kegiatan yang akan dilakukan

5 Guru memberi stimulus guna menghantarkan peserta

didik pada materi pembelajaran

6 Guru mengarahkan peserta didik dalam pembelajaran

literasi

7 Guru menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik

dalam pelaksanaan pembelajaran literasi

8

Guru membimbing peserta didik agar dapat

menjalankan kegiatan pembelajaran literasi dengan

baik

9 Guru membimbing peserta didik untuk mengamati

bahan ajar yang sudah di sediakan guru

Lampiran 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

128

10 Peserta didik diberi kesempatan membaca dan

memahami bahan ajar yang disediakan guru

11

Guru menjalankan pembelajaran literasi dengan desain

metode dan model pembelajaran yang telah dirancang

oleh guru

12

Guru menerapkan pembelajaran literasi dengan

menggunakan 4 aktivitas seperti membaca, menyimak,

menulis, dan berbicara

13 Guru menumbuhkan keceriaan dan antusiasme peserta

didik dalam pembelajaran literasi

14 Guru melibatkan peserta didik dalam pembelajaran

literasi

15 Guru memberikan penugasan pada peserta didik untuk

menghasilkan produk dari pembelajaran literasi

16 Merefleksikan materi pelajaran sejarah yang di dapat

dari pembelajaran literasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

129

CATATAN LAPANGAN 2

WAWANCARA GURU MATA PELAJARAN SEJARAH INDONESIA

Judul/ Topik : Pembelajaran Sejarah Indonesia yang Memanfaatkan Literasi di

SMA Negeri 1 Ngaglik

Peneliti : Ropita Dewi Sartika

Responden : Triyana, S. Pd.

Waktu : 30 Mei 2018

Keterangan:

P : Peneliti

I : Informan

P. Bagaimana menurut guru tentang Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang

dicanangkan oleh pemerintah ?

I. Kebetulan kami sudah melaksanakan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) sejak

dicanangkan oleh pemerintah. Memang jika dilihat dari manafaatnya GLS

sangat banyak sekali manfaatnya terutama untuk mendukung proses

pembelajaran dan dari sekolah sudah menyarankan agar literasi sekolah buku-

buku yang dibaca jangan hanya buku-buku fiksi atau novel-novel atau cerita-

cerita fiksi tetapi buku-buku yang ada ikatannya dan menguatkan daripada

pembelajaran yang ada di sekolah.

P. Apakah guru pernah memperoleh sosialisasi atau pelatihan mengenai Gerakan

Literasi Sekolah (GLS) ?

I. Sudah dua kali dari Dinas Provinsi. Jadi dari Dinas itu hanya ditekankan agar

GLS tetap diajarkan. Waktunya biasanya diambil pada pagi hari sebelum

KBM dimulai. Dinas juga menekankan agar kegiatan GLS itu dipantau

Lampiran 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

130

dengan bukti-bukti fisik yang ada seperti presensi dan buku kemajuan GLS di

kelas.

P. Bagaimana pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah ( GLS) di SMA Negeri 1

Ngaglik ?

I. GLS ini sifatnya fluktuatif. Artinya jika KBM normal maka GLS berjalan

dengan baik. Namun jika ada kegiatan-kegiatan di sekolah atau seperti

sekarang yang sedang Ulangan Kenaikan Kelas itu GLS tidak berjalan dengan

baik. Tetapi jika KBM berjalan normal maka kegiatan GLS ini berjalan

dengan baik.

P. Bagaimana antusias atau tanggapan peserta didik menegenai Gerakan Literasi

Sekolah (GLS) yang dilaksanakan 15 menit sebelum proses pembelajaran

dimulai ?

I. Tanggapannya sangat beragam. Ada yang benar-benar berambisi dan serius,

ada yang karena takut sama guru, ada yang karena hanya sekedar memenuhi

kewajiban rutin, tetapi pada umumnya GLS ini berjalan sudah sangat bagus di

sekolah ini.

P. Bagaimana yang guru ketahui mengenai Gerakan Literasi Sekolah (GLS) pada

tahap pembelajaran ?

I. Pada umumnya GLS ini memang untuk mendukung dan memperkuat kegiatan

pembelajaran. Namun yang menjadi masalah disini adalah terkait dengan

evaluasi. Tugas guru kan tidak hanya satu tetapi banyak, tetapi sesekali ketika

rapat atau pertemuan guru hal itu dibahas sambil membawa dan melihat bukti-

bukti yang ada seperti buku kemajuan GLS di kelas.

P. Apakah guru pernah mencoba penerapan literasi dalam pembelajaran?

I. Pernah. Biasanya beberapa hari sebelum ulangan harian peserta didik diminta

untuk membaca buku-buku. Buku-buku yang dibaca tentunya bukan novel

atau cerita-cerita fiksi tetapi buku-buku yang ada kaitannya dengan materi.

P. Apakah guru pernah mencoba menerapkan literasi ( media) pada pembelajaran

sejarah ?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

131

I. Kalau untuk literasi media belum pernah. Tetapi untuk pelaksanaan seperti

peserta didik saya minta untuk membaca buku dan saya beri waktu sekitar 10

menit lalu kemudian saya akan meminta peserta didik untuk maju satu persatu

kedepan kelas dan menyampaikan tentang apa yang dibaca dan dipahami tapi

tidak pakai media.

P. Apakah guru pernah memberikan tugas terkait dengan literasi ?

I. Sering sekali memberikan tugas terkait literasi ini biasanya pada minggu

berikutnya ketika pelajaran sejarah Indonesia saya akan meminta peserta didik

untuk menampilkannya. Biasanya tugas itu berupa softfile, kertas folio, atau

membuat cerita-cerita yang terkait dengan sejarah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

132

CATATAN LAPANGAN 3

WAWANCARA PESERTA DIDIK

Judul/ Topik : Pembelajaran Sejarah Indonesia yang Memanfaatkan Literasi di

SMA Negeri 1 Ngaglik

Peneliti : Ropita Dewi Sartika

Responden : Geger

Kelas : X IPS 1

Waktu : 22 Mei 2018

Keterangan:

P : Peneliti

I : Informan

P. Menurut anda, apa kelebihan proses pembelajaran sejarah dengan

memanfaatkan literasi ?

I. Menurut saya, kelebihan dari proses pembelajaran sejarah dengan

memanfaatkan literasi itu dapat membuat peserta didik lebih kreatif dan lebih

mandiri

P. Apakah anda mengalami kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran

sejarah yang memanfaatkan literasi tersebut ?

I. Saya pribadi tidak. Alasannya karena menurut saya sejarah itu materinya lebih

banyak hafalan. Jadi kalau lebih banyak literasi akan lebih baik untuk

memahami materi.

P. Menurut anda, apa pemahaman yang anda dapatkan dalam proses

pembelajaran sejarah yang memanfatkan literasi ?

I. Secara pribadi pemahaman saya semakin meningkat dengan dimanfaatkannya

literasi dalam pembelajaran sejarah. Selain itu juga saya menjadi lebih banyak

mengetahui tentang sejarah khususnya materi yang sedang dipelajari dengan

Lampiran 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

133

menggunakan literasi. Pengalaman saya juga lebih banyak, karena disini saya

banyak mencari sendiri informasi-informasi seputar materi.

P. Apa kesan anda dalam proses pembelajaran sejarah yang memanfaatkan

literasi?

I. Kesan saya ya sangat kreatif. Jadi jangan hanya guru saja yang menjelaskan

materi tetapi kita juga harus bisa menjelaskan tentang apa yang kita ketahui

pada teman-teman juga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

134

CATATAN LAPANGAN 4

WAWANCARA PESERTA DIDIK

Judul/ Topik : Pembelajaran Sejarah Indonesia yang Memanfaatkan Literasi di

SMA Negeri 1 Ngaglik

Peneliti : Ropita Dewi Sartika

Responden : Aldila Ayu Permatasari

Kelas : X IPS 1

Waktu : 22 Mei 2018

Keterangan:

P : Peneliti

I : Informan

P. Menurut anda, apa kelebihan proses pembelajaran sejarah dengan

memanfaatkan literasi ?

I. Menurut saya pribadi, kelebihan belajar sejarah dengan literasi itu membuat

peserta didik menjadi lebih mandiri.

P. Apakah anda mengalami kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran

sejarah yang memanfaatkan literasi tersebut ?

I. Kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran sejarah yang memanfaatkan

literasi adalah ketika mengamati atau menonton video terkadang sering

muncul kata-kata atau istilah-istilah yang kurang saya mengerti.

P. Bagaimana cara anda dalam mengatasi kesulitan yang muncul ?

I. Cara saya mengatasi kesulitan adalah dengan browsing, bertanya pada teman

yang lebih mengetahui, dan juga guru. Setelah mengetahui jawabannya saya

kemudian dipahami dan pelajari lagi dirumah.

P. Menurut anda, apa pemahaman yang anda dapatkan dalam proses

pembelajaran sejarah yang memanfatkan literasi ?

Lampiran 9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

135

I. Dari pembelajaran sejarah yang memanfaatkan literasi ini saya pribadi dapat

menjadi lebih paham daripada hanya terus-menerus mendengarkan penjelasan

dari guru. Banyak hal yang saya dapatkan dari belajar sejarah melalui literasi

ini baik dari membaca buku maupun menonton video. Jadi yang saya rasakan

setelah belajar sejarah dengan literasi pemehaman saya semakin meningkat

P. Apa kesan anda dalam proses pembelajaran sejarah yang memanfaatkan

literasi?

I. Kesan saya, saya sangat senang belajar sejarah dengan literasi. Saya juga

sangat setuju jika literasi diterapkan dan terus dilanjutkan dalam pelajaran

sejarah. Alasannya karena sejarah itu kan memerlukan sumber-sumber lain

untuk memperkuat pemahaman mengenai sejarah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

136

CATATAN LAPANGAN 5

WAWANCARA PESERTA DIDIK

Judul/ Topik : Pembelajaran Sejarah Indonesia yang Memanfaatkan Literasi di

SMA Negeri 1 Ngaglik

Peneliti : Ropita Dewi Sartika

Responden : Yudha Mahendra Wahyu Pratama

Kelas : X IPS 1

Waktu : 22 Mei 2018

Keterangan:

P : Peneliti

I : Informan

P. Menurut anda, apa kelebihan proses pembelajaran sejarah dengan

memanfaatkan literasi ?

I. Kelebihan pembelajaran sejarah yang memanfaatkan literasi itu menurut saya

adalah dapat meningkatkan imajinasi peserta didik dan meningkatkan

kemampuan interpersonal sehingga peserta didik bisa menjadi lebih mandiri

dan kreatif.

P. Apakah anda mengalami kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran

sejarah yang memanfaatkan literasi tersebut ?

I. Kesulitan yang saya hadapi itu adalah memahami istilah-istilah baru yang

muncul ketika saya sedang membaca buku atau menonton video.

P. Bagaimana cara anda dalam menghadapi kesulitan yang dihadapi ?

I. Cara saya menghadapi kesulitan itu adala dengan bertanya pada guru, bertanya

juga pada teman yang lebih tahu, dan juga browsing internet.

P. Apa pemahaman yang anda dapatkan dalam proses pembelajaran sejarah

dengan memanfaatkan pembelajaran literasi ?

Lampiran 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

137

I. Pemahaman saya menjadi semakin bertambah. Banyak sekali hal-hal baru

yang saya dapatkan. Pembelajaran sejarah yang memanfaatkan literasi dapat

melatih kreatifitas dan kami dapat belajar menjadi lebih berani untuk berbicara

di depan kelas.

P. Apa kesan anda dalam proses pembelajaran sejarah yang memanfaatkan

literasi?

I. Kesan saya sangat baik. Alasannya karena pembelajaran sejarah yang

memanfaatkan literasi dapat meningkatkan motivasi peserta didik dalam

membaca buku-buku sejarah dan berdiskusi sehingga dapat memahami

sejarah-sejarah pada masa lampau secara mendetail.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

138

CATATAN LAPANGAN 6

WAWANCARA PESERTA DIDIK

Judul/ Topik : Pembelajaran Sejarah Indonesia yang Memanfaatkan Literasi di

SMA Negeri 1 Ngaglik

Peneliti : Ropita Dewi Sartika

Responden : Debira Inge Puspaningrum

Kelas : X IPS 1

Waktu : 22 Mei 2018

Keterangan:

P : Peneliti

I : Informan

P. Menurut anda, apa kelebihan proses pembelajaran sejarah dengan

memanfaatkan literasi ?

I. Menurut saja kelebihan pembelajaran sejarah dengan memanfaatkan literasi

adalah lebih mudah diterima dan diserap oleh peserta didik karena cara

pembelajarannya lebih menarik dan mengasyikkan.

P. Apakah anda mengalami kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran

sejarah yang memanfaatkan literasi tersebut ?

I. Saya pribadi tidak mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran sejarah

dengan memanfaatkan literasi. Alasannya karena caranya memang sudah tepat

dan mudah untuk menerima materi.

P. Menurut anda, apa pemahaman yang anda dapatkan dalam proses

pembelajaran sejarah yang memanfatkan literasi ?

I. Untuk pemahaman lebih meningkat karena secara tidak langsung kita

mendapat materinya atau pengetahuannya meskipun penyampaiannya melalui

cerita atau penayangan video. Jadi dapat mengerti hal-hal baru.

Lampiran 11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

139

P. Apa kesan anda dalam proses pembelajaran sejarah yang memanfaatkan

literasi?

I. Kesannya, saya sangat senang dan tertarik. Saya juga berpendapat bahwa

literasi cocok diterapkan dalam pembelajaran sejarah karena lebih enak

digunakan dan peserta didik menjadi tidak bosan, peserta didik juga menjadi

lebih berani untuk berbicara di depan kelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

140

CATATAN LAPANGAN 7

WAWANCARA PESERTA DIDIK

Judul/ Topik : Pembelajaran Sejarah Indonesia yang Memanfaatkan Literasi di

SMA Negeri 1 Ngaglik

Peneliti : Ropita Dewi Sartika

Responden : Alita Adha Raihanifa

Kelas : X IPS 1

Waktu : 22 Mei 2018

Keterangan:

P : Peneliti

I : Informan

P. Menurut anda, apa kelebihan proses pembelajaran sejarah dengan

memanfaatkan literasi ?

I. Pembelajaran sejarah yang pakai literasi itu menurut saya lebih mudah untuk

dicerna materinya. Fokusnya tidak hanya pada tulisan dan bacaan saja karena

juga menggunakan animasi dan video. Menurut saya lebih mudah untuk

memahami pelajaran sejarah dengan literasi daripada hanya menjelaskan di

papan tulis.

P. Apakah anda mengalami kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran

sejarah yang memanfaatkan literasi tersebut ?

I. Saya pribadi tidak mengalami kesulitan. karena menurut saya lebih jelas dan

tidak ribet seperti kalau diterangkan di papan tulis.

P. Menurut anda, apa pemahaman yang anda dapatkan dalam proses

pembelajaran sejarah yang memanfatkan literasi ?

I. Banyak sekali yang saya dapatkan. Pembelajaran sejarah yang memanfaatkan

literasi itu membuat materi yang kita pelajari menjadi lebih mudah untuk

Lampiran 12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

141

dipahami. Pemahaman yang didapatkan lebih banyak karena banyak sumber

yang digunakan dan penyampaiannya juga menggunakan gaya baru jadi lebih

enak untuk memahami materi.

P. Apa kesan anda dalam proses pembelajaran sejarah yang memanfaatkan

literasi?

I. Kesan saya itu belajar sejarah dengan memanfaatkan literasi lebih asyik dan

lebih enak memahaminya. Pembelajaran sejarah dengan memanfaatkan literasi

harus diteruskan karena sangat membantu kita dalam belajar, karena menurut

saya pribadi saya menjadi mudah memahami materi sejarah melalui

pembelajaran literasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

142

CATATAN LAPANGAN 8

WAWANCARA PESERTA DIDIK

Judul/ Topik : Pembelajaran Sejarah Indonesia yang Memanfaatkan Literasi di

SMA Negeri 1 Ngaglik

Peneliti : Ropita Dewi Sartika

Responden : Dian Nita Utami

Kelas : X IPS 1

Waktu : 22 Mei 2018

Keterangan:

P : Peneliti

I : Informan

P. Menurut anda, apa kelebihan proses pembelajaran sejarah dengan

memanfaatkan literasi ?

I. Menurut saya kelebihannya adalah peserta didik menjadi lebih mandiri,

kreatif, tidak ketergantungan pada guru. Jadi peserta didik dapat melatih

kemandiriannya untuk belajar dan mencari bahan atau materi tambahan.

P. Apakah anda mengalami kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran

sejarah yang memanfaatkan literasi tersebut ?

I. Kalau saya pribadi tidak mengalami kesulitan karena saya hobby membaca.

Jika diselingi dengan literasi video malah lebih bagus karena malah jadi cepat

paham juga.

P. Menurut anda, apa pemahaman yang anda dapatkan dalam proses

pembelajaran sejarah yang memanfatkan literasi ?

I. Pemahaman saya semakin meningkat karena dari metodenya sendiri saya

sudah suka. Jadi, pembelajaran yang disampaikan lebih mudah untuk

dipahami.

Lampiran 13

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

143

P. Apa kesan anda dalam proses pembelajaran sejarah yang memanfaatkan

literasi?

I. Kesan, saya sangat senang belajar sejarah dengan literasi karena saya sendiri

suka membaca. Kalau untuk jangka panjang saya sangat setuju jika

pembelajaran sejarah disampaikan dengan memanfaatkan literasi dapat

melatih kemandirian dan kreatifitas peserta didik. Kemudian peserta didik

juga dapat mengeksplore pengetahuan tentang sejarah lebih luas lagi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

144

CATATAN LAPANGAN 9

WAWANCARA PESERTA DIDIK

Judul/ Topik : Pembelajaran Sejarah Indonesia yang Memanfaatkan Literasi di

SMA Negeri 1 Ngaglik

Peneliti : Ropita Dewi Sartika

Responden : Astuti Purwaning Wijayanti

Kelas : X IPS 1

Waktu : 22 Mei 2018

Keterangan:

P : Peneliti

I : Informan

P. Menurut anda, apa kelebihan proses pembelajaran sejarah dengan

memanfaatkan literasi ?

I. Menurut saya proses pembelajaran sejarah dengan literasi banyak manfaatnya

dan kelebihannya. Jadi peserta didik bisa lebih rajin membaca, menambah

kosa kata dan pemahaman istilah-istilah baru, menambah wawasan dan

informasi baru, serta dapat meningkatkan fokus dan konsentrasi peserta didik.

P. Apakah anda mengalami kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran

sejarah yang memanfaatkan literasi tersebut ?

I. Kesulitan yang saya hadapi adalah suka bingung sama kosa kata baru dan

bingung mau memulai literasi dari mana.

P. Bagaimana cara anda dalam mengatasi kesulitan yang dihadapi ?

I. Cara saya menghadapi kesulitan biasanya saya bertanya pada teman dan juga

browsing di internet. Jika belum mendapat jawaban dari teman atau internet

saya baru akan bertanya pada guru atau pada orang yang lebih mengetahui

tentang materi itu.

Lampiran 14

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

145

P. Menurut anda, apa pemahaman yang anda dapatkan dalam proses

pembelajaran sejarah yang memanfatkan literasi ?

I. Pemahaman yang saya dapatkan itu semakin meningkat karena saya dapat

menambah wawasan dan banyak mengetahui kosa kata atau istilah-istilah baru

dari pembelajaran sejarah yang memanfaatkan literasi.

P. Apa kesan anda dalam proses pembelajaran sejarah yang memanfaatkan

literasi?

I. Saya sangat senang dengan pembelajaran sejarah yang memanfaatkan literasi.

Saya juga sangat setuju jika literasi di terapkan dalam pembelajaran sejarah

dalam jangka panjang. Alasannya karenadapat membantu peserta didik lebih

semangat dalam belajar, menambah wawasan, dan juga menjadi lebih aktif di

kelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

146

CATATAN LAPANGAN 10

WAWANCARA PESERTA DIDIK

Judul/ Topik : Pembelajaran Sejarah Indonesia yang Memanfaatkan Literasi di

SMA Negeri 1 Ngaglik

Peneliti : Ropita Dewi Sartika

Responden : Titik Handayani

Kelas : X IPS 1

Waktu : 22 Mei 2018

Keterangan:

P : Peneliti

I : Informan

P. Menurut anda, apa kelebihan proses pembelajaran sejarah dengan

memanfaatkan literasi ?

I. Kelebihan pembelajaran sejarah dengan memanfaatkan literasi adalah dapat

meningkatkan daya pemahaman dari peserta didik. Kemudian peserta didik

juga menjadi lebih mandiri dalam proses pembelajaran ini karena disini

peserta didik juga berproses dalam mengumpulkan informasi seputar materi

yang dipelajari.

P. Apakah anda mengalami kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran

sejarah yang memanfaatkan literasi tersebut ?

I. Saya pribadi mengalami kesulitan ketika muncul atau menemukan kosa kata

atau istilah-istilah baru yang terkadang saya tidak mengetahuinya.

P. Bagaimana cara anda dalam mengatasi kesulitan yang dihadapi ?

I. Cara saya untuk mengatasi kesulitan yang saya hadapi adalah dengan

searching di internet, jika belum mendapat jawaban saya bertanya pada teman

yang lebih tahu. Namun jika belum mendapatkan jawaban juga, saya akan

Lampiran 15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

147

bertanya pada guru atau orang yang lebih memahami supaya tidak terjadi

kekeliruan dalam mengartikan sesuatu.

P. Menurut anda, apa pemahaman yang anda dapatkan dalam proses

pembelajaran sejarah yang memanfatkan literasi ?

I. Pemahaman saya setelah pembelajaran sejarah dengan memanfaatkan literasi

semakin meningkat. Tetapi saya juga masih harus terus belajar karena

terkadang saya juga sedikit sulit untuk memahami materi pembelajaran.

P. Apa kesan anda dalam proses pembelajaran sejarah yang memanfaatkan

literasi?

I. Saya sangat senang belajar sejarah dengan memanfaatkan literasi. Saya juga

sangat setuju jika pembelajaran sejarah dengan memanfaatkan literasi

diteruskan kedepannya karena menurut saya dampaknya sangat positif

misalnya kita dilatih untuk lebih mandiri dan melatih kita untuk semakin

berani dalam berbicara dan bertanya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

148

CATATAN LAPANGAN 11

WAWANCARA PESERTA DIDIK

Judul/ Topik : Pembelajaran Sejarah Indonesia yang Memanfaatkan Literasi di

SMA Negeri 1 Ngaglik

Peneliti : Ropita Dewi Sartika

Responden : Hasnani Iza Nahida

Kelas : X IPS 1

Waktu : 22 Mei 2018

Keterangan:

P : Peneliti

I : Informan

P. Menurut anda, apa kelebihan proses pembelajaran sejarah dengan

memanfaatkan literasi ?

I. Kelebihannya menurut saya sangat banyak diantaranya adalah dapat

menambah wawasan kita menjadi luas lagi. Peserta didik juga tidak hanya

terpaku pada buku paket saja, jadi dapat berproses untuk mencari sumber lain

juga. Belajar sejarah dengan literasi itu membuat peserta didik mudah

memahami materi jadi gampang ngerti.

P. Apakah anda mengalami kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran

sejarah yang memanfaatkan literasi tersebut ?

I. Kalau menurut saya pribadi saya tidak mengalami kesulitan. Menurut saya

belajar sejarah dengan literasi itu lebih mudah untuk memahami materi karena

saya juga suka membaca jadi saya tidak mengalami kesulitan.

P. Menurut anda, apa pemahaman yang anda dapatkan dalam proses

pembelajaran sejarah yang memanfatkan literasi ?

Lampiran 16

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

149

I. Pemahaman saya tentunya semakin meningkat. Belajar sejarah dengan literasi

dapat menambah pengetahuan saya tentang bab yang sedang dipelajari.

P. Apa kesan anda dalam proses pembelajaran sejarah yang memanfaatkan

literasi?

I. Kalau saya, saya sangat senang belajar sejarah dengan memanfaatkan literasi.

Dan menurut saya pembelajaran sejarah dengan memanfaatkan literasi ini

sangat cocok diterapkan dalam jangka panjang karena disini peserta didik

dilatih mandiri juga dalam menambah pengetahuan tentang materi. Jadi

peserta didik bisa mencari sendiri tambahan sumber buku atau internet untuk

mendalami materi jadi tidak hanya terpaku pada satu buku dan penjelasan

guru saja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

150

SILABUS MATA PELAJARAN SEJARAH INDONESIA KELAS X

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

3.1 Memahami konsep berpikir

kronologis, diakronik, sinkronik,

ruang, dan waktu dalam sejarah

4.1 Menyajikan hasil penerapan konsep

berpikir kronologis, diakronik,

sinkronik, ruang, dan waktu dalam

peristiwa sejarah dalam bentuk

tulisan atau bentuk lain

Cara Berpikir Sejarah

Cara berpikir kronologis

dalam mempelajari sejarah

Cara berpikir diakronik dalam

mempelajari sejarah

Cara berpikir sinkronik dalam

mempelajari sejarah

Membaca buku teks dan/melihat tayangan film

pendek tentang aktivitas manusia sehari-hari

Membuat dan mengajukan pertanyaan/tanya

jawab/berdiskusi tentang informasi tambahan

yang belum dipahami/ingin diketahui sebagai

klarifikasi tentang konsep berpikir kronologis,

diakronik, sinkronik, ruang, dan waktu dalam

sejarah

Mengumpulkan informasi terkait dengan

konsep berpikir kronologis, diakronik,

sinkronik, ruang, dan waktu dalam sejarah dari

sumber tertulis, sumber lainnya dan/atau

internet.

Menganalisis hasil informasi mendapatkan

kesimpulan tentang konsep berpikir kronologis,

diakronik, sinkronik, ruang, dan waktu dalam

sejarah

Menyajikan secara tertulis kesimpulan tentang

Lampiran 17

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

151

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

konsep berpikir kronologis, diakronik,

sinkronik, ruang, dan waktu dalam sejarah

3.2 Memahami konsep perubahan dan

keberlanjutan dalam sejarah

4.2 Menerapkan konsep perubahan dan

keberlanjutan dalam mengkaji

peristiwa sejarah

Konsep Perubahan dan

Keberlanjutan

Makna perubahan

Makna keberlanjutan

Membaca buku teks dan/melihat tayangan film

pendek tentang aktivitas manusia sehari-hari

Membuat dan mengajukan pertanyaan/tanya

jawab/berdiskusi tentang informasi tambahan

yang belum dipahami/ingin diketahui sebagai

klarifikasi tentang konsep perubahan dan

keberlanjutan dalam sejarah

Mengumpulkan informasi terkait dengan

konsep perubahan dan berkelanjutan dalam

sejarah dari sumber tertulis, sumber lainnya

dan/atau internet

Menganalisis hasil informasi mendapatkan

kesimpulan tentang konsep perubahan dan

berkelanjutan dalam sejarah

Menyajikan secara tertulis kesimpulan tentang

konsep perubahan dan berkelanjutan dalam

sejarah

3.3 Menganalisis kehidupan manusia

purba dan asal-usul nenek moyang

bangsa Indonesia (Melanesoid, Proto,

dan Deutero Melayu)

Indonesia Zaman Praaksara: Awal

Kehidupan Manusia Indonesia

Manusia purba

Asal-usul nenek moyang

bangsa Indonesia

Membaca buku teks dan/atau melihat gambar-

gambar tentang aktifitas kehidupan masyarakat

zaman praaksara, peta persebaran asal-usul

nenek moyang bangsa Indonesia dan

peninggalan hasil kebudayaan pada zaman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

152

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

3.4 Memahami hasil-hasil dan nilai-nilai

budaya masyarakat praaksara

Indonesia dan pengaruhnya dalam

kehidupan lingkungan terdekat

4.3. Menyajikan informasi mengenai

kehidupan manusia purba dan asal-

usul nenek moyang bangsa

Indonesia (Melanesoid, Proto, dan

Deutero Melayu) dalam bentuk

tulisan

4.4. Menyajikan hasil-hasil dan nilai-

nilai budaya masyarakat praaksara

Indonesia dan pengaruhnya dalam

kehidupan lingkungan terdekat

dalam bentuk tulisan

Corak kehidupan masyarakat

Hasil-hasil budaya masyarakat

Nilai-nilai budaya masyarakat

praaksara.

Membuat dan mengajukan pertanyaan/tanya

jawab/berdiskusi tentang informasi tambahan

yang belum dipahami/ingin diketahui sebagai

klarifikasi tentang kehidupan manusia purba,

asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia,

hasil-hasil budaya dan nilai-nilai budaya zaman

praaksara

Mengumpulkan informasi terkait dengan

pertanyaan mengenai kehidupan manusia

purba, asal-usul nenek moyang bangsa

Indonesia, hasil-hasil dan nilai-nilai budaya

masyarakat praaksara melalui bacaan sumber-

sumber yang ada di museum atau peninggalan-

peninggalan yang ada di lingkungan terdekat

Menganalisis informasi dan data-data yang

didapat baik dari bacaan maupun dari sumber-

sumber lain yang terkait untuk mendapatkan

kesimpulan tentang kehidupan manusia purba,

asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia,

hasil-hasil dan nilai-nilai budaya masyarakat

praaksara Indonesia

Menyajikan informasi dalam bentuk laporan

tertulis mengenai ; kehidupan manusia purba,

asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia,

hasil-hasil dan nilai-nilai budaya masyarakat

praaksara Indonesia dan pengaruhnya dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

153

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

kehidupan lingkungan terdekat

3.5 Menganalisis berbagai teori tentang

proses masuknya agama dan

kebudayaan Hindu dan Buddha ke

Indonesia

3.6 Menganalisis perkembangan

kehidupan masyarakat,

pemerintahan, dan budaya pada

masa kerajaan-kerajaan Hindu dan

Buddha di Indonesia serta

menunjukkan contoh bukti-bukti

yang masih berlaku pada kehidupan

masyarakat Indonesia masa kini

4.5. Mengolah informasi tentang proses

masuknya agama dan kebudayaan

Hindu dan Buddha ke Indonesia

serta pengaruhnya pada kehidupan

masyarakat Indonesia masa kini serta

mengemukakannya dalam bentuk

tulisan

4.6. Menyajikan hasil penalaran dalam

bentuk tulisan tentang nilai-nilai dan

unsur budaya yang berkembang pada

Indonesia Zaman Hindu dan

Buddha: Silang Budaya Lokal dan

Global Tahap Awal

Teori-teori masuknya agama

dan kebudayaan Hindu dan

Buddha

Kerajaan-kerajaan Hindu dan

Buddha

Bukti-bukti kehidupan

pengaruh Hindu dan Buddha

yang masih ada sampai masa

kini

Membaca buku teks dan/atau melihat gambar-

gambar peninggalan zaman Hindu dan Buddha

di Indonesia

Membuat dan mengajukan pertanyaan/tanya

jawab/berdiskusi tentang informasi tambahan

yang belum dipahami/ingin diketahui sebagai

klarifikasi tentang teori masuknya agama dan

kebudayaan Hindu dan Buddha, perkembangan

masyarakat, pemerintahan dan budaya kerajaan-

kerajaan Hindu dan Buddha, serta bukti-bukti

pengaruh Hindu dan Buddha yang masih

berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia

masa kini.

Mengumpulkan informasi terkait dengan

pertanyaan mengenai teori masuknya agama

dan kebudayaan Hindu dan Buddha,

perkembangan masyarakat, pemerintahan dan

budaya kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha,

serta bukti-bukti pengaruh Hindu dan Buddha

yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat

Indonesia masa kini melalui bacaan,

pengamatan terhadap sumber-sumber zaman

Hindu dan Budha yang ada di museum atau

peninggalan-peninggalan yang ada di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

154

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

masa kerajaan Hindu dan Buddha

yang masih berkelanjutan dalam

kehidupan bangsa Indonesia pada

masa kini

lingkungan terdekat

Menganalisis informasi dan data-data yang

didapat dari bacaan maupun sumber-sumber

lain yang terkait untuk mendapatkan

kesimpulan tentang teori masuknya agama dan

kebudayaan Hindu dan Buddha, perkembangan

masyarakat, pemerintahan dan budaya kerajaan-

kerajaan Hindu dan Buddha, serta bukti-bukti

pengaruh Hindu dan Buddha yang masih

berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia

masa kini

Menyajikan informasi dalam bentuk laporan

tertulis mengenai teori masuknya agama dan

kebudayaan Hindu dan Buddha, perkembangan

masyarakat, pemerintahan dan budaya kerajaan-

kerajaan Hindu dan Buddha, serta bukti-bukti

pengaruh Hindu dan Buddha yang masih

berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia

masa kini

3.7 Menganalisis berbagai teori tentang

proses masuknya agama dan

kebudayaan Islam ke Indonesia

3.8 Menganalisis perkembangan

kehidupan masyarakat, pemerintahan

dan budaya pada masa kerajaan-

kerajaan Islam di Indonesia serta

menunjukkan contoh bukti-bukti

Zaman Kerajaan-Kerajaan Islam

di Indonesia

Teori-teori masuknya agama

dan kebudayaan Islam

Kerajaan-kerajaan Islam

Bukti-bukti kehidupan

pengaruh Islam yang masih ada

Membaca buku teks dan melihat gambar-

gambar peninggalan zaman kerajaan Islam di

Indonesia

Membuat dan mengajukan pertanyaan/tanya

jawab/berdiskusi tentang informasi tambahan

yang belum dipahami/ingin diketahui sebagai

klarifikasi tentang teori masuknya agama dan

kebudayaan Islam, perkembangan kehidupan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

155

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

yang masih berlaku pada kehidupan

masyarakat Indonesia masa kini

4.7. Mengolah informasi teori tentang

proses masuknya agama dan

kebudayaan Islam ke Indonesia

dengan menerapkan cara berpikir

sejarah, serta mengemukakannya

dalam bentuk tulisan

4.8. Menyajikan hasil penalaran dalam

bentuk tulisan tentang nilai-nilai dan

unsur budaya yang berkembang pada

masa kerajaan Islam dan masih

berkelanjutan dalam kehidupan

bangsa Indonesia pada masa kini

sampai masa kini masyarakat, pemerintahan dan budaya pada

masa kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia serta

menunjukkan contoh bukti-bukti yang masih

berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia

masa kini

Mengumpulkan informasi terkait dengan

pertanyaan tentang teori masuknya agama dan

kebudayaan Islam, perkembangan kehidupan

masyarakat, pemerintahan dan budaya pada

masa kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia serta

menunjukkan contoh bukti-bukti yang masih

berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia

masa kini melalui bacaan, pengamatan terhadap

sumber-sumber zaman kerajaan-kerajaan Islam

yang ada di museum atau peninggalan-

peninggalan yang ada di lingkungan terdekat

Menganalisis informasi dan data-data yang

didapat baik dari bacaan maupun dari sumber-

sumber lain yang terkait untuk mendapatkan

kesimpulan tentang teori masuknya agama dan

kebudayaan Islam, perkembangan kehidupan

masyarakat, pemerintahan dan budaya pada

masa kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia

serta menunjukkan contoh bukti-bukti yang

masih berlaku pada kehidupan masyarakat

Indonesia masa kini

Menyajikan informasi dalam bentuk laporan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

156

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

tertulis tentang teori masuknya agama dan

kebudayaan Islam, perkembangan kehidupan

masyarakat, pemerintahan dan budaya pada

masa kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia serta

menunjukkan contoh bukti-bukti yang masih

berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia

masa kini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

157

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Ngaglik

Kelas/ Semester : X/2

Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia

Materi Pokok :Pengaruh agama dan kebudayaan

Islam di Indonesia

Alokasi waktu : 2 X 45 menit

Jumlah Pertemuan : 2

A. Kompetensi Inti :

Kompetensi sikap spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama

yang dianutnya”. Adapun rumusan kompetensi sikap sosial yaitu, “Memiliki

sikap jujur, disiplin, kerjasama, responsif, dan proaktif dalam mencari solusi

permasalahan, sehingga dapat menyadari dirinya sebagai mahluk ciptaan yang

Maha Kuasa serta menjalankan kewajibannya sesuai dengan agama yang

dianutnya”.

KI.3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan

kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab

fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada

bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah

KI.4.Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

Lampiran 18

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

158

mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan

metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi :

Kompetensi Dasar

Pengetahuan Keterampilan

No Uraian No Uraian

3.8 Menganalisis

perkembangan kehidupan

masyarakat, pemerintahan

dan budaya pada masa

kerajaan-kerajaan Islam di

Indonesia serta

menunjukkan contoh

bukti-bukti yang masih

berlaku pada kehidupan

masyarakat Indonesia

masa kini

4.8 Menyajikan hasil penalaran

dalam bentuk tulisan tentang

nilai-nilai dan unsur budaya

yang berkembang pada masa

kerajaan Islam dan masih

berkelanjutan dalam kehidupan

bangsa Indonesia pada masa kini

Indikator Pencapaian Kompetensi

3.8.1 Menganalisis sumber-

sumber sejarah dari

kerajaan-kerajaan yang

bercorak Islam di

Nusantara.

4.8.1 Menyajikan informasi

pendukung mengenai

perkembangan kerajaan-

kerajaan yang bercorak Islam

di Nusantara dalam bentuk teks

naratif. 3.8.2 Mengidentifikasi bukti-

bukti peninggalan kerajaan-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

159

kerajaan yang bercorak

Islam di Nusantara.

3.8.3 Menunjukkan letak dari

kerajaan-kerajaan yang

bercorak Islam di

Nusantara.

3.8.4 Menganalisis kehidupan

sosial-ekonomi, politik, dan

budaya masyarakat pada

zaman perkembangan

kerajaan Samudra Pasai.

4.8.2 Menyajikan proses berdirinya

kerajaan-kerajaan yang

bercorak Islam di Nusantara

melalui mind mapping.

3.8.5 Menganalisis kehidupan

sosial-ekonomi, politik dan

budaya masyarakat pada

zaman perkembangan

Kerajaan Malaka

3.8.6 Menganalisis kehidupan

sosial-ekonomi, politik dan

budaya masyarakat pada

zaman perkembangan

Kerajaan Aceh

3.8.7 Menganalisis kehidupan

sosial-ekonomi, politik dan

budaya masyarakat pada

zaman perkembangan

Kerajaan Pajang

3.8.8 Menganalisis kehidupan

sosial-ekonomi, politik dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

160

budaya masyarakat pada

zaman perkembangan

Kerajaan Demak.

3.8.9 Menganalisis kehidupan

sosial-ekonomi, politik dan

budaya masyarakat pada

zaman perkembangan

Kerajaan Mataram Islam.

3.8.10 Menganalisis kehidupan

sosial-ekonomi, politik dan

budaya masyarakat pada

zaman perkembangan

Kerajaan Gowa dan Tallo

3.8.11 Menganalisis kehidupan

sosial-ekonomi, politik dan

budaya masyarakat pada

zaman perkembangan

Kerajaan Ternate dan

Tidore.

C. Tujuan Pembelajaran

Melalui model pembelajaran Cooperative Learning tipe Student Teams

Achievement Division (STAD) yang berbasis literasi, peserta didik diharapkan

dapat menganalisis perkembangan kehidupan masyarakat, pemerintahan dan

budaya pada masa kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia serta menunjukkan

contoh bukti-bukti yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia

masa kini sekaligus mampu menyajikan hasil penalaran dalam bentuk tulisan

tentang nilai-nilai dan unsur budaya yang berkembang pada masa kerajaan Islam

dan masih berkelanjutan dalam kehidupan bangsa Indonesia pada masa kini.

Selain itu dengan menggunakan pembelajaran aktif dan bermakna yang berbasis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

161

literasi, peserta didik juga dapat memiliki minat yang tinggi dalam pembelajaran

sejarah.

D. Materi Pembelajaran

1. Fakta : Bukti awal agama dan kebudayaan Islam di Indonesia

2. Konsep : Islam Nusantara

3. Prosedur : Perkembangan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia

4. Meta Kognitif : Keterkaitan antara perkembangan Islam di Indonesia

dengan kemunculan kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam di Indonesia

E. Metode Pembelajaran

1. Pendekatan pembelajaran : Student Center Learning

2. Model Pembelajaran : Cooperative Learning tipe Student Teams

Achievement Division (STAD).

3. Metode Pembelajaran : Ceramah, tanya jawab, diskusi, dan penugasan.

F. Media/Alat dan Bahan Pembelajaran

1. Alat: LCD

Laptop

Speaker

2. Bahan:

Power point tentang kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara

Teks narasi tentang kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara

Video yang terkait dengan kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara

G. Sumber Belajar

1. Sumber Belajar:

Hapsari, Ratna. 2012. Sejarah Indonesia untuk SMA/ MA Kelas X:

Kelompok Wajib. Jakarta: Erlangga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

162

Soekmono, R. 1973. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia III.

Yogyakarta: Kanisius

2. Referensi Lain:

http://zozoco.blogspot.co.id/2013/04/kerajaan-kerajaan-islam-di-

nusantara.html

http://hafidzrifatjagoanku.blogspot.co.id/2013/10/kerajaan-kerajaan-

islam-di-nusantara.html dan alamat web lainnya yang berkaitan

dengan materi.

3. Lingkungan:

Hasil kebudayaan Islam di D. I. Yogyakarta, misalnya Keraton

Kesultanan Ngayogyokarto Hadiningrat

H. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan I (2 JP) 2 x 45 Menit

IPK 3.8.1, 3.8.2, 3.8.3.

KEGIATAN

URAIAN KEGIATAN ALOKASI

WAKTU Kegiatan Peserta Didik

Pendahuluan

Membangun Karakter

1. Guru mengajak peserta didik untuk berdoa

sesuai dengan agamanya masing-masing.

2. Guru memberi salam pada peserta didik

3. Peserta didik menjawab sapaan salam dari

guru dan menyampaikan informasi

kehadiran peserta didik ketika guru

menanyakan kehadiran peserta didik.

4. Peserta didik menyimak stimulus

(stimulation) yang disampaikan guru

berupa tayangan video dan gambar seputar

10 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

163

KEGIATAN

URAIAN KEGIATAN ALOKASI

WAKTU Kegiatan Peserta Didik

kerajaan Islam di Indonesia

5. Peserta didik menyimak penjelasan guru

tentang tujuan dan skenario pembelajaran.

6. Peserta didik menyiapkan buku sumber dan

sumber belajar lainnya untuk mencapai

penguasaan kompetensi religius, sosial,

pengetahuan dan keterampilan

7. Guru meminta peserta didik membentuk 8

kelompok dengan masing-masing

kelompok terdiri dari 4-5 siswa yang

bersifat heterogen baik dari jenis kelamin,

suku,dan prestasi. Sementara dalam Agama

dalam kelas X IPS 1 seluruhnya beragama

Islam.

Inti

Mengamati

Guru membagikan teks narasi mengenai

kerajaan-kerajaan Islam yang ada di

Indonesia.

Peserta didik membaca teks narasi

mengenai kerajaan-kerajaan Islam yang ada

di Indonesia yang telah dibagikan guru

pada setiap kelompok.

Mengumpulkan Informasi

Secara berkelompok peserta didik

menemukan permasalahan antara lain: Apa

saja bukti-bukti dan sumber-sumber berita

70 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

164

KEGIATAN

URAIAN KEGIATAN ALOKASI

WAKTU Kegiatan Peserta Didik

tentang berdirinya kerajaan-kerajaan yang

bercorak Islam di Indonesia? Di mana letak

kerajaan serta bagaimana kehidupan politik,

ekonomi, dan sosial kerajaan-kerajaan yang

bercorak Islam di Indonesia? Bagaimana

proses berdirinya dan perkembangan serta

keruntuhan kerajaan-kerajaan yang

bercorak Islam di Indonesia?

Peserta didik mengumpulkan informasi

mengenai bukti-bukti dan sumber-sumber

berita tentang berdirinya kerajaan-kerajaan

yang bercorak Islam di Indonesia,

mengidentifikasi informasi mengenai letak

kerajaan, kehidupan politik, kehidupan

ekonomi, dan sosial kerajaan-kerajaan

bercorak Islam di Indonesia, serta proses

berdirinya, perkembangan dan keruntuhan

kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam di

Indonesia, melalui studi literasi, studi

pustaka, internet.

Mengasosiasi

Peserta didik berdiskusi dalam kelompok

dan saling bertukar pendapat terkait dengan

materi yang telah diberikan guru.

Peserta didik mengkritisi literasi melalui

diskusi, konfirmasi tentang letak kerajaan,

kehidupan politik, kehidupan ekonomi, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

165

KEGIATAN

URAIAN KEGIATAN ALOKASI

WAKTU Kegiatan Peserta Didik

sosial kerajaan-kerajaan bercorak Islam di

Indonesia proses berdirinya, perkembangan

dan keruntuhan kerajaan-kerajaan yang

bercorak Islam di Indonesia sembari

menghasilkan draft untuk Teks Naratif.

Guru memberi penugasan pada peserta

didik untuk mempersiapkan Teks Naratif

yang akan ditampilkan pada pertemuan

selanjutnya.

Penutup 1. Peserta didik menyimak penguatan konsep

yang disampaikan guru, dan mencatatnya di

buku catatan harian

2. Guru menutup pelajaran dengan salam

10 menit

Pertemuan II (2 JP) 2 x 45 Menit

IPK 4.8.1

KEGIATAN URAIAN KEGIATAN ALOKASI

WAKTU

Kegiatan Peserta Didik

Pendahuluan

Membangun Karakter

1. Guru mengajak peserta didik untuk berdoa

sesuai dengan agamanya masing-masing.

2. Guru memberi salam pada peserta didik

3. Peserta didik menjawab sapaan salam dari

guru dan menyampaikan informasi

5 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 184: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

166

KEGIATAN URAIAN KEGIATAN ALOKASI

WAKTU

Kegiatan Peserta Didik

kehadiran peserta didik ketika guru

menanyakan kehadiran peserta didik.

4. Guru menanyakan pada peserta didik

mengenai materi yang telah disampaikan

minggu lalu.

5. Guru juga menanyakan kesiapan tugas

kelompok untuk presentasi teks naratif

yang telah dibuat oleh masing-masing

kelompok.

Inti

Mengkomunikasikan

Setiap kelompok menyampaikan hasil

kesimpulan dari diskusi tentang kerajaan-

kerajaan yang bercorak Islam di Indonesia

yang mencakup tentang letak kerajaan,

kehidupan politik, kehidupan ekonomi, dan

sosial kerajaan-kerajaan bercorak Islam di

Indonesia proses berdirinya, perkembangan

dan keruntuhan kerajaan-kerajaan bercorak

Islam di Indonesia melalui presentasi teks

naratif.

50 menit

Penutup 1. Menyimak penguatan konsep yang

disampaikan guru, dan mencatatnya di buku

catatan harian

2. Guru melakukan refleksi pembelajaran

3. Secara jujur peserta didik menyampaikan

nilai karakter apa saja yang diperoleh

35 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 185: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

167

KEGIATAN URAIAN KEGIATAN ALOKASI

WAKTU

Kegiatan Peserta Didik

setelah proses pembelajaran hari ini.

4. Guru menutup pelajaran dengan salam

I. Instrumen Penilaian hasil Belajar

Teknik Penilaian

1. Penilaian Sikap : angket minat

2. Penilaian Pengetahuan : tes tertulis

3. Penilaian Keterampilan : penugasan

Bentuk Penilaian

1. Penilaian Sikap : kuesioner

2. Penilaian Pengetahuan : soal pilihan ganda

3. Penilaian Keterampilan : rubrik teks naratif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 186: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

168

Mengetahui

Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Ngaglik

Drs. Subagyo

NIP. 19620712 198703 1 011

Yogyakarta, 18 April 2018

Guru Mata Pelajaran Sejarah

Triyana, S.Pd

NIP. 196706301992031002

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 187: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

169

MATERI

A. Sumber dan Bukti Awal Agama serta Kebudayaan Islam di Nusantara

1. Batu nisan Islam yang tertua ditemukan di Leran, Gresik, Jawa Timur.

Nisan itu milik seorang wanita bernama Fatimah binti Maimun. Nisan

tersebut berangka tahun 475 H atau 1802 M. Dilihat dari hiasannya, nisan

tersebut dibuat di luar Indonesia. Penemuan bukti ini memunculkan

pendapat bahwa masuknya Islam ke Indonesia terjadi pada abad ke-11

Masehi.

2. Batu nisan sultan Kerajaan Samudera Pasai yang pertama, Sultan Malik As

Saleh. Nisan tersebut bertarikh 696 H (1297 M).

3. Dua batu nisan bertarikh 781 H (1380) dan 789 H (1389 M) di Munje

Tujoh, Aceh Utara. Kedua nisan ini menunjukkan tahun meninggalnya

putra sultan Samudera Pasai ketiga, yaitu Sultan Malik Az Zahir.

4. Beberapa batu nisan yang memuat kutipan dari Alquran ditemukan di

kuburan Trowulan dan Troloyo, Jawa Timur. Tempat tersebut berdekatan

dengan bekas istana Kerajaan Majapahit. Ciri dari batu nisan ini adalah

bertuliskan huruf Arab, tetapi menggunakan tarikh Saka dan angka-angka

Jawa Kuno. Nisan di Trowulan bertarikh 1920 Saka (1268-1369 M) dan

beberapa nisan di Troloyo bertarikh 1293-1533 Saka (1371-1611 M).

Makam ini dimungkinkan milik keluarga raja dari Kerajaan Majapahit.

5. Batu nisan milik Maulana Malik Ibrahim ditemukan di Gresik. Ia adalah

salah seorang dari wali sanga. Nisan ini bertarikh 822 H (1419 M). Hal ini

menunjukkan bahwa pada tahun itu agama Islam sudah masuk di pesisir

utara Jawa.

Masuk dan berkembangnya pengaruh agama dan kebudayaan Islam di

Indonesia juga diperkuat dengan beberapa sumber yang berasal dari luar negeri.

Sumber-sumber tersebut di antaranya:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 188: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

170

1. Berita Arab

Diketahui melalui para pedagang Arab yang melakukan aktivitas

perdagangan dengan bangsa Indonesia. Para pedagang Arab telah datang ke

Indonesia sejak masa Kerajaan Sriwijaya (abad ke-7 M) yang menguasai jalur

pelayaran dan perdagangan di wilayah Indonesia bagian barat termasuk Selat

Malaka. Hubungan para pedagang Arab dengan Kerajaan Sriwijaya terbukti

dengan adanya sebuah sebutan para pedagang Arab untuk Kerajaan Sriwijaya,

yaitu Zabaq, Zabay, atau Sribusa.

2. Berita Eropa

Berasal dari Marcopolo dan Tome Pires. Marcopolo adalah orang Eropa

yang pertama kali menginjakkan kakinya di Indonesia, ketika ia kembali dari Cina

menuju Eropa melalui jalur laut. Ia mendapatkan tugas dari kaisar Cina untuk

mengantarkan putrinya yang dipersembahkan kepada kaisar Romawi. Dalam

perjalanannya ia singgah di Pulau Jawa bagian utara. Di daerah tersebut ia

menemukan adanya kerajaan Islam yaitu Kerajaan Samudera dengan ibukotanya

di Pasai. Tome Pires dalam bukunya Suma Orientalmenyebutkan bahwa pada

awal abad ke-16 daerah bagian pesisir timur Sumatra dari Aceh sampai

Palembang, telah banyak masyarakat yang beragama Islam. Namun, di daerah

pedalaman masyarakat setempat pada umumnya masih menganut keyakinan lama.

Proses Islamisasi ke daerah pedalaman Aceh dan Sumatra Barat terjadi sejak Aceh

melakukan ekspansi politik ke daerah pedalaman pada abad ke-16 sampai 17.

3. Berita India

Disebutkan bahwa para pedagang India dari Gujarat memiliki peranan

penting dalam penyebaran agama dan kebudayaan Islam di Indonesia. Di samping

berdagang mereka juga aktif mengajarkan agama dan kebudayaan Islam kepada

masyarakat Indonesia, terutama masyarakat yang berada di daerah pesisir pantai.

4. Berita Cina

Diketahui melalui catatan dari Ma-Huan, seorang penulis yang mengikuti

perjalanan Laksamana Cheng-Ho. Dalam tulisannya, ia menyatakan bahwa sejak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 189: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

171

sekitar tahun 1400 M telah ada saudagar-saudagar Islam yang bertempat tinggal di

pantai utara Pulau Jawa.

B. Islam Nusantara

Sejarah telah mencatat bahwa sejak awal Masehi, pedagang-pedagang dari

India & Tiongkok sudah mempunyai hubungan dengan bangsa

Indonesia/penduduk Indonesia. Tetapi, kapan tepatnya Islam datang ke

Nusantara? Telah menimbulkan berbagai teori. Walaupun ada beberapa pendapat

tentang kedatangan agama Islam ke Indonesia, banyak ahli sejarah cenderung

percaya bahwa masuknya Islam ke Indonesia pada abad ke-7 berdasarkan berita

Tiongkok zaman Dinasti Tang. Berita tersebut telah mencatat bahwa awad ke-7,

ada permukiman pedagang muslim dari Arab di Desa Baros, yakni daerah pantai

barat Sumatera Utara. Kemudian pada abad ke-13 Masehi lebih menunjuk pada

perkembangan Islam bersamaan dengan mulai tumbuhnya kerajaan-kerajaan

Islam di Nusantara. Dari pendapat ini, berdasarkan catatan perjalanan yang

pernah dilakukan Marco Polo yang menerangkan bahwa ia pernah singgah di

Perlak pada 1292 & berjumpa dengan orang-orang yang sudah menganut agama

Islam. Bukti lain yang memperkuat pendapat tersebut ialah ditemukannya nisan

makam Raja Samudera Pasai, Sultan Malik Al-Saleh yang berangka tahun 1297.

Agama Islam masuk & berkembang di Nusantara dibawa oleh para

pedagang dari Gujarat, Arab, & Persia. Agama Islam yang dibawa oleh para

pedagang itu untuk pertama kalinya melewati Selat Malaka & daerah yang

terpengaruh Islam adalah Barus & Perlak. Kemudian setelah itu muncul kerajaan

Samudera Pasai, yang mempercepat tersebarnya agama Islam ke pedalaman Pulau

Sumatera, serta menyebar ke arah selatan melewati Siak & Palembang. Dari Pulau

Sumatera, agama Islam selanjutnya menyebar ke wilayah Jawa, yakni kerajaan

Demak yang berperan dalam proses menyebarkan agama Islam ke Banten,

Cirebon, Gresik, & daerah-daerah di pesisir utara Pulau Jawa. Kerajaan Demak

mengembangkan Islam ke Kalimantan Selatan (Banjar), Sulawesi Selatan (Gowa-

Tallo) & Maluku (Ternate-Tidore). Kerajaan Gowa-Tallo (Makassar) di Sulawesi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 190: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

172

Selatan ternyata berperan juga menyebarkan agama Islam ke Kalimantan Timur,

Bali, Lombok Sumba, Sumbawa & Timor.

C. Perkembangan Kerajaan-Kerajaan Islam di Nusantara

Terdapat banyak kerajaan yang bercorak Islam di Indonesia. Beberapa

kerajaan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Kesultanan Samudra Pasai (1267-1521)

a. Lokasi dan Sumber Sejarah

Samudra Pasai adalah kerajaan pertama di Indonesia yang menganut

agama Islam. Letaknya di pantai utara Sumatera (Aceh), dekat Perlak (Malaysia).

Kesultanan ini didirikan oleh Meurah Silu, yang bergelar Sultan Malik as-Saleh,

sekitar tahun 1267. Sumber sejarah yang menyebutkan tentang keberadaan

kerajaan ini adalah berita Marco Polo, berita Ibnu Batutah, hikayat Raja-raja

Pasai.

b. Bidang Politik

Setelah resmi menjadi kerajaan Islam (kerajaan bercorak Islam pertama di

Indonesia), Samudera Pasai berkembang pesat menjadi pusat perdagangan dan

pusat studi Islam yang ramai. Pedagang dari India, Benggala, Gujarat, Arab, Cina

serta daerah di sekitarnya banyak berdatangan di Samudera Pasai. Samudera Pasai

setelah pertahanannya kuat segera meluaskan kekuasaan ke daerah pedalaman,

meliputi Tamiang, Balek Bimba, Samerlangga, Beruana, Simpag, Buloh Telang,

Benua, Samudera, Perlak, Hambu Aer, Rama Candhi, Tukas, Pekan, dan Pasai.

Dalam rangka islamisasi, Sultan Malik al Saleh menikah dengan putri Raja

Perlak.

Sultan Malik al Saleh mangkat pada tahun 1297 dan dimakamkan di

Kampung Samudera Mukim Blang Me dengan nisan makam berciri Islam.

Jabatan Sultan Pasai kemudian diteruskan oleh putranya, Sultan Malik al Thahir.

Sultan ini memiliki dua orang putra, yaitu Malik al Mahmud dan Malik al

Mansur. Ketika masih kecil, keduanya diasuh oleh Sayid Ali Ghiatuddin dan

Sayid Asmayuddin. Kedua orang putranya itulah yang kemudian mewarisi takhta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 191: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

173

kerajaan. Sementara itu, kedua pengasuhnya itu diangkat menjadi perdana

menteri. Ibu kota kerajaan pernah dipindahkan ke Lhok seumawe. Pemegang

kekuasaan Samudera Pasai selanjutnya adalah Sultan Ahmad Perumadal Perumal.

Pada masa pemerintahannya, Samudera Pasai sudah menjalin hubungan dengan

Kesultanan Delhi (India). Buktinya, ketika Muhammad Tughluq dari India pada

tahun 1345 mengirimkan utusan yang bernama Ibn Battuta ke Cina, utusan

tersebut sempat singgah dahulu diSamudera Pasai. Sekembalinya dari Cina

(1346), Ibn Battuta singgah lagi dan diterima baik oleh Sultan Ahmad Perumadal

Perumal.

c. Aspek Kehidupan Sosial budaya dan Ekonomi

Para pedagang asing yang singgah di Malaka untuk sementara menetap

beberapa lama untuk mengurusi perdagangan mereka. Dengan demikian, para

pedagang dari berbagai bangsa itu bergaul selama beberapa lama dengan

penduduk setempat. Kesempatan itu digunakan oleh pedagang Islam dari Gujarat,

Persia, dan Arab untuk menyebarkan agama Islam. Dengan demikian, kehidupan

sosial masyarakat dapat lebih maju, bidang perdagangan dan pelayaran juga

bertambah maju. Kerajaan Samudera Pasai sangat dipengaruhi oleh Islam. Hal itu

terbukti terjadinya perubahan aliran Syiah menjadi aliran Syafi’i di Samudera

Pasai ternyata mengikuti perubahan di Mesir. Pada saat itu di Mesir sedang terjadi

pergantian kekuasaan dari Dinasti Fatimah yang beraliran Syiah kepada Dinasti

Mameluk yang beraliran Syafi’i. Aliran syafi’i dalam perkembangannya di Pasai

menyesuaikan dengan adatistiadat setempat sehingga kehidupan sosial

masyarakatnya merupakan campuran Islam dengan adat istiadat setempat.

2. Kesultanan Malaka (1396-1511)

a. Lokasi dan Sumber Sejarah

Kesultanan Malaka merupakan kesultanan Islam kedua setelah Samudra

Pasai. Berdiri di akhir abad ke- 14, pusatnya adalah di daerah Malaka. Suatu

wilayah yang sekarang menjadi bagian dari Malaysia. Wilayah kekuasaannya dan

pengaruhnya meliputi tidak saja Semenanjung Malaya, melainkan juga sampai ke

Riau (Indonesia). Keberadaan kerajaan ini dapat diketahui melalui beberapa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 192: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

174

sumber yaitu Sulalatus Salatin, berita Cina/ Tiongkok, Laporan kunjungan

Laksamana Cheng ho dari Dinasti Ming.

b. Kondisi sosial-politik kesultanan

Secara geografis, posisi Malaka sangat strategis, yaitu berada di jalur

pelayaran dan perdagangan internasional. Kapal-kapal dapat merapat di segala

musim. Bersekutu dengan Orang Laut, yaitu para perompak pengembara yang

senang berlalu lalang di Selat Malaka. Karena fasilitas dan pelayanan yang cukup

baik, kapal-kapal dagang tersebut lama-kelamaan singgah dengan sendirinya

tanpa harus di paksa. Kesultanan Malaka dalam urusan kenegaraan telah memiliki

susunan tata pemerintahan yang rapi. Kekuasaan sultan bersifat absolut. Dalam

administrasi pemerintahan sultan dibantu beberapa pembesar seperti bendahara,

tumenggung, penghulu bendahari, dan syahbandar. Terdapat pula beberapa

menteri yang bertanggung jawab atasan beberapa urusan Negara. Selain itu

terdapat jabatan Laksamana yang pada awalnya diberikan kepada kelompok

masyarakat Orang Laut.

c. Sistem Ekonomi Kehidupan Sosial-Budaya

- Perdagangan

- Pelayaran/ Nelayan

Pada kehidupan budaya, Perkembangan seni sastra Melayu mangalami

perkembangan yang sangat pesat seperti munculnya karya karya sastra yang

menggambarkan tokoh tokoh kepahlawanan dari kerajaan Malaka seperti Hikayat

Hang Tuah, Hikayat Hang Lekir dan Hikayat Hang Jebat. Sedangkan Kehidupan

Sosial Kerjaan Malka dipengaruhi oleh faktor letak, keadaan alam dan lingkungan

wilayahnya. Sebagai masyarakat yang hidup dari dunia maritim, hubungan sosial

masyarakat sangatlah kurang dan bahkan mereka cenderung mengarah ke sifat

sifat individualisme. Kelompok masyarakatpun bermunculan, seperti adanya

golonga buruh dan majikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 193: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

175

3. Kesultanan Aceh (1507-1903)

a. Lokasi dan Sumber Sejarah

Kesultanan Aceh (1507-1903), yang terletak di Aceh Rayeuk didirikan

oleh Ali Mughayat Syah pada tahun 1496 di atas bekas wilayah Kesultanan

Lamuri yang ditaklukkan oleh Mughayat Syah. Sumber sejarah tentang kesultanan

ini adalah Kitab Bustanul’salatin karya Nuruddin ar-Raniri tahun 1637 yang berisi

tentang silsilah sultan-sultan Aceh; batu nisan makam Sultan Ali Mughayat Syah.

Di batu nisan ini disebutkan Sultan Ali Mughayat Syah wafat pada 12 Zulhijah

tahun 936 H atau 7 Agustus 1530 M.

b. Kondisi sosial-politik kesultanan

Meskipun Kesultanan Aceh merupakan Negara Islam, kehidupan

masyarakatnya tetap feudal. Dalam tatanan masyarakatnya Aceh memiliki

golongan bangsawan yang memiliki gelar teuku, dan golongan ulama yang

bergelar tengku; kedua golongan ini sering bersaing untuk berebut pengaruh

dalam masyarakat. Dalam bidang politik yang jelas terlihat adalah adanya

perebutan kekuasaan, terutama antara golongan bangsawan (teuku) dengan

golongan ulama (tengku). Diantara para ulama sendiiri juga sering terjadi

pertikaian karena perbedaan aliran dalam agama. Aliran-aliran tersebut

diantaranya adalah aliran Syi’ah dan Ahlussunnah wal Jama’ah.

c. Bidang Ekonomi, Sosial dan Budaya

Letak Aceh yang strategis menyebabkan perdagangannya maju pesat.

Dengan demikian, kebudayaan masyarakatnya juga makin bertambah maju karena

sering berhubungan dengan bangsa lain. Contoh dari hal tersebut adalah

tersusunnya hukum adat yang dilandasi ajaran Islam yang disebut Hukum Adat

Makuta Alam. Menurut Hukum Adat Makuta Alam pengangkatan sultan haruslah

semufakat hukum dengan adat. Oleh karena itu, ketika seorang sultan dinobatkan,

ia berdiri di atas tabal, ulama yang memegang Al-Qur’an berdiri di kanan,

sedangkan perdana menteri yang memegang pedang berdiri di kiri. Pada

umumnya, di Aceh pangkat sultan turun kepada anak. Sultan diangkat oleh rakyat

atas mufakat dan persetujuan ulama serta orang-orang cerdik pandai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 194: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

176

Jika sultan mangkat sebelum ada pengganti oleh karena beberapa sebab

lain, Panglima Sagi XXII Mukim yang menjadi wakil raja. Ia bertugas

menjalankan pemerintahan dan menerima hasil yang didapat dari Aceh sendiri

dan daerah taklukkan. Jika sudah ada yang patut diangkat menjadi sultan,

perbendaharaan itu pun dengan sendirinya berpindah kepada yang berhak. Dalam

menjalankan kekuasaan, sultan mendapat pengawasan dari alim ulama, kadi, dan

Dewan Kehakiman. Mereka terutama bertugas memberi peringatan kepada sultan

terhadap pelanggaran adat dan syara’ yang dilakukan. Sultan Iskandar Muda

berhasil menanamkan jiwa keagamaan pada masyarakat Aceh yang mengandung

jiwa merdeka, semangat membangun, rasa persatuan dan kesatuan, serta semangat

berjuang antipenjajahan yang tinggi. Oleh karena itu, tidaklah berlebihan jika

Aceh mendapat sebutan Serambi Mekah. Itulah sebabnya, bangsa-bangsa Barat

tidak mampu menembus pertahanan Aceh.

Bidang perdagangan yang maju menjadikan Aceh makin makmur. Setelah

Sultan Ibrahim dapat menaklukkan Pedir yang kaya akan lada putih, Aceh makin

bertambah makmur. Dengan kekayaan melimpah, Aceh mampu membangun

angkatan bersenjata yang kuat. Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda,

Aceh mencapai puncak kejayaan. Dari daerah yang ditaklukkan didatangkan lada

dan emas sehingga Aceh merupakan sumber komoditas lada dan emas. Pada masa

pemerintahan Iskandar Muda muncul ahli tasawuf yang terkenal, yaitu Hamzah

Fansyuri dan muridnya Syamsudin as Sumatrani. Sultan Iskandar Muda mangkat

pada tahun 1636 dan digantikan oleh menantunya, Iskandar Thani (1636–1641).

Masa pemerintahan Sultan Iskandar Thani tidak lama karena ia tidak memiliki

kepribadian dan kecakapan yang kuat seperti Sultan Iskandar Muda. Pengawasan

kepada para panglima yang mengurusi perdagangan mengendur sehingga mereka

dapat berbuat semaunya. Daerah-daerah yang jauh dari pemerintah pusat mulai

kurang loyal terhadap sultan. Terlebih lagi setelah Nur ar Din al Raniri (Nurrudin

ar Raniri) ahli tasawuf yang beraliran ortodoks dari Gujarat datang ke Aceh. Sejak

Sultan Iskandar Muda mangkat, Aceh terus-menerus mengalami kemunduran dan

akhirnya pada permulaan abad ke-20 (1935) dapat dikuasai oleh Belanda

walaupun dengan susah payah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 195: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

177

4. Kesultanan Demak (1500-1568)

a. Lokasi dan Sumber sejarah

Kesultanan Demak (1500-1568) berlokasi di Demak, Jawa Tengah, adalah

merupakan kesultanan Islam pertama terbesar di Pantai Utara Jawa. Sebelum

menjadi kesultanan, Demak merupakan kadipaten dari Kerajaan Majapahit,

dengan Raden Patah sebagai adipatinya sejak 1478. Raden Patah jugalah perintis

sekaligus peletak dasar kesultanan Demak sejak tahun 1478. Kesultanan ini

merupakan pelopor penyebaran agama Islam di Jawa dan Indonesia umumnya.

Kesultanan Demak tidak berumur lama karena adanya perebutan kekuasaan di

antara kerabat kerajaan.

b. Kondisi sosial-politik kesultanan

Dalam bidang politik, terjadi konflik perebutan takhta di antara anggota

keluarga kesultanan. Akibat konflik yang terus berlanjut, kemudian berkembang

menjadi perang saudara.

c. Bidang Ekonomi, sosial, dan budaya

Demak dalam bidang ekonomi, berperan penting karena mempunyai daerah

pertanian yang cukup luas dan sebagai penghasil bahan makanan, terutama beras.

Selain itu, perdagangannya juga maju. Komoditas yang diekspor, antara lain

beras, madu, dan lilin. Barang tersebut diekspor ke Malaka melalui Pelabuhan

Jepara. Dengan demikian, kehidupan ekonomi masyarakat berkembang lebih baik.

Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Demak telah berjalan teratur.

Pemerintahan diatur dengan hukum Islam. Akan tetapi, norma-norma atau tradisi-

tradisi lama tidak ditinggalkan begitu saja. Hasil kebudayaan Kerajaan Demak

merupakan kebudayaan yang berkaitan dengan Islam. Hasil kebudayaannya yang

cukup terkenal dan sampai sekarangmasih tetap berdiri adalah Masjid Agung

Demak. Masjid itu merupakan lambang kebesaran Demak sebagai kerajaan Islam.

Masjid Agung Demak selain kaya dengan ukir-ukiran bercirikan Islam juga

memiliki keistimewaan, yaitu salah satu tiangnya dibuat dari kumpulan sisa-sisa

kayu bekas pembangunan masjid itu sendiri yang disatukan (tatal). Selain Masjid

Agung Demak, Sunan Kalijaga salah seorang dari Wali Sanga juga meletakkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 196: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

178

dasar-dasar perayaan Sekaten pada masa Kerajaan Demak.Perayaan itu digunakan

oleh Sunan Kalijaga untuk menarik minat masyarakat agar masuk Islam. Sekaten

ini kemudian menjadi tradisi atau kebudayaan yang terus dipelihara sampai

sekarang.

5. Kerajaan Pajang

a. Letak dan Sumber Sejarah Kerajaan Pajang

Kesultanan Pajang pada awal terbentuknya dipimpin oleh Jaka Tingkir.

Sebelum menjadi Kesultanan Islam Utama di kawasan Jawa Tengah dan Jawa

Timur, Pajang menjadi daerah kekuasaan Kerajaan Majapahit dan Kesulatanan

Demak. Pada masa Kerajaan Majapahit, Pajang lebih dikenal dengan nama

Pengging. Pengging pada saat itu tidak memiliki andil besar dalam kekuasaan

Majapahit. Hayam Wuruk pernah melewati daerah Pengging hanya satu kali

dalam setahun untuk menuju Sungai Bengawan Solo. Pengging pada massa

Majapahit dipimpin oleh seorang adipati bernama Jayadiningrat. Ketika awal

berdirinya Kesultanan Demak, Pengging masih menganut agam Budha yang

dianut Kerajaan Majapahit. Ketika keturunan Adipati Jayadiningrat memimpin

daerah Pengging, maka Pengging memeluk agama Islam.

Pada masa Kesultanan Demak, pemimpin daerah Pengging, yaitu Ki Kebo

Kenanga melakukan tindakan tidak menyenangkan terhadap Kesultanan Demak.

Pengging tidak memberi Demak upeti tahunan. Sultan Demak melihat hal itu

mengambil kesimpulan bahwa Pengging akan melakukan pemberontakan. Maka

Sultan Demak mengutus Sunan Kudus untuk menemui pemimpin Pengging.

Pemimpin Pengging menolak untuk menghadap ke Demak, maka Sunan Kudus

dan Pemimpin Pengging mengadu ilmu. Dalam pertarungan tersebut Ki Kebo

Kenanga terbunuh oleh Sunan Kudus, kemudian Pengging tunduk menjadi daerah

kekuasaan Demak. Setelah kejadian tersebut daerah Pengging lebih dikenal

dengan nama Pajang. Pajang baru memiliki andil yang cukup berpengaruh dalam

kekuasaan Demak. Daerah Pajang memiliki daerah yang subur, beras merupakan

komoditas utama yang diperjual belikan. Batu bata merah juga komoditas yang

penting dalam membangun ekonomi Pajang, karena terdapat pusat pembuatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 197: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

179

batu bata merah. Sebagian besar rumah penduduk Pajang dibangun menggunakan

batu bata merah. Keraton Pajang hampir seluruh bangunannya terdiri dari batu

bata merah. Hal ini membantu ekonomi Kesultanan Demak dalam hal pangan dan

pembangunan. Hal tersebut semakin maju pada masa kepepimpinan Jaka Tingkir.

b. Bidang ekonomi, sosial, dan Budaya Kerajaan Pajang

Kerajaan Pajang ini bisa dikatakan sebagai kerajaan bekas dari Demak.

Hal ini karena sejarah berdirinya Kerajaan Pajang tidak bisa dipisahkan dari

Kerajaan Demak. Pendiri Kerajaan Pajang adalah Joko Tingkir yang kala itu

berhasil menumpas Aryo Penangsang. Aryo Penangsang sendiri adalah raja di

Demak yang tidak diinginkan oleh peihak keluarga besar Demak. Dari sini

kemudian keluarga meminta bantuan Joko Tingkir untuk menyingkirkan Aryo

Penangsang. Setelah berjalannya waktu, Kerajaan Demak runtuh maka Joko

Tingkir kemudian menggeser pusat pemerintahan di Demak ke Pajang yang

sekaligus menjadi penanda berdirinya Kerajaan Islam Pajang. Kehidupan politik

Kerajaan Pajang ini sebenarnya mulai mapan dan stabil. Namun disayangkan

perjalanan Kerajaan Islam Pajang tidak cukup lama karena beberapa konflik yang

terjadi. Kerajaan Pajang sendiri berpusat di Jawa Tengah bekas Kerajaan Demak

lebih tepatnya yaitu di daerah Kartasura dekat Surakarta atau Solo. Kerajaan

Pajang ini sebenarnya meski muncul belakangan, pernah juga disebut oleh Hayam

Wuruk dalam kitab Negarakertagama. Pada masa kejayaan Kerajaan Majapahit,

kerajaan Pajang dan kerajaan Demak sudah disinggung di dalam kitab tersebut.

Meski merupakan kerajaan baru jika dibanding dengan Kerajaan Demak,

namun secara ekonomi Kerajaan Pajang sangatlah baik. Kesejahteraan rakyatnya

cukup terjamin dengan berbagai hasil bumi yang dihasilkan. Ketika Kerajaan

Demak masih berkuasa, bahkan Kerajaan Pajang ini sudah berhasil mengekspor

beras ke beberapa daerah melalui perniagaan dengan memanfaatkan Bengawan

Solo sebagai jalur transportasi. Pada umumnya, masyarakat Pajang mengandalkan

hasil kebun dan pertanian untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Bahkan Pajang

berhasil menjadi lumbung beras pada sekitar abad ke 16 dan ke 17. Hal ini karena

irigasi di daerah Pajang sangat bagus dengan adanya Bengawan Solo sehingga

irigasi lancar yang kemudian membuat hasil pertanian melimpah. Kelemahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 198: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

180

masyarakat Pajang pada saat itu adalah ketidakmampuan dalam bidang

perniagaan. Sehingga meski memiliki hasil agraris yang sangat melimpah,

kedigdayaan ekonomi Kerajaan Pajang ini tidak berlangsung lama. Terlebih lagi

perniagaan dengan basis laut atau maritim yang sedang ngetrend pada saat itu,

semakin membuat Kerajaan Pajang tertinggal dengan kerajaan lain di bidang

ekonomi perniagaan. Karena masyarakat pajang kurang ahli dalam masalah

kelautan, padahal pada saat itu semua perdagangan hampir dilakukan di lautan.

Meski kerajaan Pajang merupakan salah satu Kerajaan Islam di Jawa,

namun pengaruh tradisi Hindu masih kentara. Sehingga beberapa kebudayaan pun

masih ada yang menggunakan tradisi-tradisi Hindu. Masyarakat di Pajang juga

masih banyak yang menjalankan beberapa tradisi yang sudah turun temurun dari

nenek moyang mereka. Pada masa kejayaan Kerajaan Pajang, terjadi akulturasi

budaya antara Hindu dan Islam yang kuat. Bahkan, kemunculan Kerajaan Pajang

ini juga banyak yang menafsirkan kembalinya kekuasaan Islam kejawen dari

Islam ortodok.

6. Kesultanan Mataram (1586-1755)

a. Lokasi dan sumber sejarah

Kesultanan Mataram (Islam) tidak ada hubungannya dengan kerajaan

Mataram Hindu; kebetulan saja memakai nama yang sama. Kemungkinan juga

pemakaian nama yang sama ini di dorong keinginan untuk menjadi besar seperti

kerajaan Mataram Kuno. Pemindahan pusat pemerintahan dari Pajang ke Mataram

pada tahun 1586 oleh Senopati menandai berdirinya Kesultanan Mataram.

Pusatnya adalah di kota Yogyakarta, yakni di Kotagede. Pada awalnya

pemerintahan Senopati mendapat banyak tantangan dari para bupati di sepanjang

Pantai Utara Jawa yaitu di Demak, Jepara, Kudus, Gresik, dan Surabaya.

b. Kondisi sosial-politik kesultanan

Sultan Agung membagi sistem pemerintahan Kesultanan Mataram seperti:

1) Kutanegara, daerah pusat keratin, pelaksanaan pemerintahan dipegang oleh

patih lebet yang dibantu oleh wedana lebet.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 199: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

181

2) Negara Agung, daerah sekitar Kutanegara, pelaksanaan pemerintahan

dipegang patih jawi (patih luar) yang dibantu wedana jawi.

3) Mancanegara, daerah luar Negara Agung, pelaksanaan pemerintahannya

dipegang oleh para bupati.

4) Pesisir, daerah pesisir. Pemerintahan dipegang oleh bupati atau syahbandar.

Selain tangguh, Sultan Agung juga dikenal sebagai seorang yang ahli

politik, sastra, filsafat (Jawa), serta Agama. Pada masa ini tumbuh Kebudayaan

Kejawen, yaitu akulturasi antara kebudayaan Jawa asli, Hindu, Buddha, dan

Islam.

d. Bidang Sosial, ekonomi dan budaya

Dalam pemerintahan Kerajaan Mataram Islam, raja merupakan pemegang

kekuatan tertinggi, kemudian diikuti oleh sejumlah pejabat kerajaan yang diserahi

tugas-tugas tertentu. Kebesaran kerajaan dan kewibawaan raja lazim dicerminkan

dalam keraton sebagai kompleks bangunan kediaman raja, seperti sitinggil dan

masjid besar. Kesenian yang ada di kerajaan mempunyai fungsi untuk

melambangkan status raja. Segala benda di sekeliling raja, upacara, dan perayaan-

perayaan, selain mempunyai fungsi sakral-magis juga dapat menambah semarak

suasana kerajaan dengan segala keagungannya. Di bidang keagamaan terdapat

jabatan penghulu, ketib, naib, dan suranata. Pejabat-pejabat keagamaan ini disebut

abdi dalam pametakan atau abdi dalem pemutihan. Penghulu istana merupakan

jabatan tertinggi dalam bidang keagamaan. Tugas penghulu istana adalah

memimpin upacara-upacara keagamaan.

Di bidang pengadilan, dalam istana terdapat jabatan jaksa. Jabatan ini

merupakan wewenang wedana-wedana keparak. Di dalam sidang pengadilan

istana, jaksa berhak mengemukakan bukti dan mengajukan tuntutan, sedangkan

yang berhak mengadili adalah raja. Pejabat-pejabat kerajaan, seperti wedana dan

bupati tidak mendapat imbalan berupa gaji, tetapi mendapat hak tanah gaduhan

sebagai tanah lungguh. Dari hasil tanah tersebut para pejabat menggunakan

sebagai biaya keperluan hidupnya, sedangkan sebagian hasilnya harus diserahkan

kepada kas kerajaan. Untuk menciptakan ketertiban di seluruh kerajaan diciptakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 200: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

182

peraturan yang dinamakan angger-angger yang harus ditaati oleh seluruh

penduduk.

Letak geografisnya yang berada di pedalaman didukung tanah yang subur,

menjadikan kerajaan Mataram sebagai daerah pertanian (agraris) yang cukup

berkembang, bahkan menjadi daerah pengekspor beras terbesar pada masa itu.

Rakyat Mataram juga banyak melakukan aktivitas perdagangan laut. Hal ini dapat

terlihat dari dikuasainya daerah-daerah pelabuhan di sepanjang pantai Utara Jawa.

Perpaduan dua unsur ekonomi, yaitu agraris dan maritim mampu menjadikan

kerajaan Mataram kuat dalam percaturan politik di nusantara.

7. Kesultanan Gowa-Tallo (1528-1670-an)

a. Lokasi dan sumber sejarah

Kesultanan Gowa-Tallo (1528-1670-an) letaknya sangat strategis yaitu di

antara wilayah barat (Malaka) dan Timur Nusantara (Maluku). Makassar menjadi

Bandar utama untuk memasuki Indonesia Timur yang kaya akan rempah-rempah.

Kerajaan ini memiliki pelaut-pelaut yang tangguh, yang dapat memperkuat

barisan pertahanan laut Makassar. Sumber asing tertulis pertama dari catatan

Tome Pires. Dalam catatannya, ia melukiskan kemampuan pelayaran dan

perdagangan orang-orang Makassar. Tome Pires menulis bahwa orang-orang

Makassar telah berdagang sampai ke Malaka, Jawa, Borneo, Negeri Siam, dan

juga semua tempat yang yang terdapat antara Pahang dan Siam.

b. Kondisi sosial-politik kesultanan

Kesultanan ini desebut-sebut kaya akan beras, bahan-bahan makanan

lainnya, daging, dan kapur barus hitam. Mereka memasok barang-barang

dagangan dari luar, antara lain jenis pakaian dari Cambay, Bengal, dan Keling.

Penemuan banyak jenis keramik dari masa Dinasti Sung dan Ming di daerah

Sulawesi Selatan juga membuktikan kerajaan ini telah menjalin hubungan baik

dengan Cina. Meski memiliki kebebasan dalam mencapai kesejahteraan hidup,

dalam kehidupan sosial sehari-hari mereka sangat terikat dengan norma adat yang

mereka anggap sacral. Norma kehidupan sosial Makassar diatur berdasarkan adat

dan agama Islam yang disebut Pangadakkang. Selain norma tersebut, masyarakat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 201: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

183

Makassar juga mengenal sistem pelapisan sosial: lapisan yang merupakan

golongan bangsawan disebut ”anakarung/ karaeng”, sedangkan rakyat kebanyakan

disebut “to maradeka”, dan masyarakat lapisan bawah yaitu para hamba-sahaya

disebut golongan “ata”.

c. Bidang Ekonomi, Sosial, dan Budaya

Sebagai pusat perdagangan Makasar berkembang sebagai pelabuhan

internasional dan banyak disinggahi oleh pedagang-pedagang asing seperti

Portugis, Inggris, Denmark dan sebagainya yang datang untuk berdagang di

Makasar. Pelayaran dan perdagangan di Makasar diatur berdasarkan hukum niaga

yang disebut dengan ADE’ ALOPING LOPING BICARANNA PABBALUE

sehingga dengan adanya hukum niaga tersebut, maka perdagangan di Makasar

menjadi teratur dan mengalami perkembangan yang pesat. Selain perdagangan,

Makasar juga mengembangkan kegiatan pertanian karena Makasar juga

menguasai daerah-daerah yang subur di bagian Timur Sulawesi Selatan.

Sebagai negara Maritim, maka sebagian besar masyarakat Makasar adalah

nelayan dan pedagang. Mereka giat berusaha untuk meningkatkan taraf

kehidupannya, bahkan tidak jarang dari mereka yang merantau untuk menambah

kemakmuran hidupnya.Sejak Gowa Tallo sebagai pusat perdagangan laut,

kerajaan ini menjalin hubungan dengan Ternate yang sudah menerima Islam dari

Gresik. Raja Ternate yakni Baabullah mengajak raja Gowa Tallo untuk masuk

Islam, tapi gagal. Baru pada masa Raja Datu Ri Bandang datang ke Kerajaan

Gowa Tallo agama Islam mulai masuk ke kerajaan ini. Setahun kemudian hampir

seluruh penduduk Gowa Tallo memeluk Islam. Mubaligh yang berjasa

menyebarkan Islam adalah Abdul Qodir Khotib Tunggal yang berasal dari

Minangkabau. Raja Gowa Tallo sangat besar perannya dalam menyebarkan Islam,

sehingga bukan rakyat saja yang memeluk Islam tapi kerajaan-kerajaan

disekitarnya juga menerima Islam, seperti Luwu, Wajo, Soppeg, dan Bone. Wajo

menerima Islam tahun 1610 M. Raja Bone pertama yang menerima Islam bergelar

Sultan Adam. Walaupun masyarakat Makasar memiliki kebebasan untuk berusaha

dalam mencapai kesejahteraan hidupnya, tetapi dalam kehidupannya mereka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 202: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

184

sangat terikat dengan norma adat yang mereka anggap sakral. Norma kehidupan

masyarakat Makasar diatur berdasarkan adat dan agama Islam yang disebut

PANGADAKKANG. Dan masyarakat Makasar sangat percaya terhadap norma-

norma tersebut.

Di samping norma tersebut, masyarakat Makasar juga mengenal pelapisan

sosial yang terdiri dari lapisan atas yang merupakan golongan bangsawan dan

keluarganya disebut dengan “Anakarung/Karaeng”, sedangkan rakyat kebanyakan

disebut “to Maradeka” dan masyarakat lapisan bawah yaitu para hamba-sahaya

disebut dengan golongan “Ata”. Dari segi kebudayaan, maka masyarakat Makasar

banyak menghasilkan benda-benda budaya yang berkaitan dengan dunia

pelayaran. Mereka terkenal sebagai pembuat kapal. Jenis kapal yang dibuat oleh

orang Makasar dikenal dengan nama Pinisi dan Lombo. Kapal Pinisi dan Lombo

merupakan kebanggaan rakyat Makasar dan terkenal sampai mancanegara.

8. Kesultanan Ternate (1257-sekarang) dan

Kesultanan Tidore (1322-akhir abad ke-18)

a. Lokasi dan sumber sejarah

Kesultanan Ternate dan Kesultanan Tidore adalah dua dari empat

kesultanan Islam di Maluku. Secara geografis letak kedua kesultanan ini di

Kepulauan Maluku, antara lain Sulawesi dan Papua. Kesultanan Ternate didirikan

oleh Baab Mashur Malamo pada tahun 1257. Sumber berita yang menyatakan

tentang keberadaan kesultanan Ternate dan Tidore adalah sejarawan Belanda

F.S.A. de Clercq yang mencatat pada tahun 1334 Tidore dipimpin oleh seorang

yang bernama Hasan Syah.

b. Kondisi sosial-politik kesultanan

Awalnya Ternate dan Tidore hidup berdampingan dengan damai. Konflik

terjadi ketika para pedagang Eropa mulai datang. Bangsa Portugis memilih untuk

berhubungan dengan Ternate, sedangkan Spanyol sama-sama ingin menguasai

wilayah-wilayah yang ada dalam persekutuan kedua kesultanan. Sehingga,

mereka sengaja melancarkan taktik dengan cara membina hubungan baik dengan

penguasa setempat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 203: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

185

c. Bidang Sosial Budaya dan Ekonomi

Perdagangan dan pelayaran mengalami perkembangan yang pesat

sehingga pada abad ke-15 telah menjadi kerajaan penting di Maluku. Para

pedagang asing datang ke Ternate menjual barang perhiasan, pakaian, dan beras

untuk ditukarkan dengan rempah-rempah. Ramainya perdagangan memberikan

keuntungan besar bagi perkembangan Kerajaan Ternate sehingga dapat

membangun armada laut yang cukup kuat.

Kerajaan Tidore mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan

Sultan Nuku (1780–1805). Sultan Nuku dapat menyatukan Ternate dan Tidore

untuk bersama-sama melawan Belanda yang dibantu Inggris. Belanda kalah serta

terusir dari Tidore dan Ternate. Sementara itu, Inggris tidak mendapatkan apa-apa

kecuali hubungan dagang biasa. Sultan Nuku memang cerdik, berani, ulet, dan

waspada. Sejak saat itu, Tidore dan Ternate tidak diganggu, baik oleh Portugis,

Spanyol, Belanda, maupun Inggris sehingga kemakmuran rakyatnya terus

meningkat. Wilayah kekuasaan Tidore cukup luas, meliputi Pulau Seram, Pulau

Halmahera, Kepulauan Kai, dan Papua. Pengganti Sultan Nuku adalah adiknya,

Zainal Abidin. Ia juga giat menentang Belanda yang berniat menjajah kembali.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 204: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

186

Mengetahui

Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Ngaglik

Drs. Subagyo

NIP. 19620712 198703 1 011

Yogyakarta, 18 April 2018

Guru Mata Pelajaran Sejarah

Triyana, S.Pd

NIP. 196706301992031002

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 205: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

187

KISI-KISI SOAL TES KOGNITIF

KISI-KISI ULANGAN PEMBELARAJAN SEJARAH

Satuan Pendidikan : SMA N 1 Ngaglik Hari, tanggal : 18 April 2018

Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia Waktu : 2 x 45 Menit

Kelas : X IPS 1 Tahun Pelajaran : 2017/2018

No Kompetensi

Dasar

Materi Pokok Indikator Tingkat

Kesulitan

Bentuk

Soal

No

Soal

Kunci

Jawaban

1 2 3 4 5 6 7 8

1. 3.8

Menganalisis

perkembangan

kehidupan

masyarakat,

pemerintahan

dan budaya pada

masa kerajaan-

kerajaan Islam

Mengidentifikasi kerajaan Islam pertama

di Indonesia C4 PG 1 D

2. Mengidentifikasi pedagang Islam yang

pertama kali masuk ke Indonesia C1 PG 2 A

3. Mengklasifikasikan faktor-faktor

pendukung utama perkembangan kerajaan

Samudera Pasai.

C3 PG 3 A

Lampiran 19

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 206: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

188

4. di Indonesia

serta

menunjukkan

contoh bukti-

bukti yang

masih berlaku

pada kehidupan

masyarakat

Indonesia masa

kini

Mengidentifikasi cara kerajaan Banjar

memperluas daerah kekuasaannya. C1 PG 4 D

5. Mengidentifikasikan raja pertama dari

kerajaan Samudera Pasai C1 PG 5 D

6. Menentukan pusat masuknya Islam di

Maluku C3 PG 6 A

7. Mengidentifikasi tokoh di kerajaan Gowa-

Tallo C1 PG 7 A

8. Menemukan penyebab raja Ternate

memeluk agama Islam C4 PG 8 A

9. Mengidentifikasi tujuan kedatangan

bangsa Portugis ke kepulauan Maluku C4 PG 9 B

10. Menunjukkan peletak dasar kerajaan

Demak C1 PG 10 E

11. Menunjukkan pendiri kerajaan Demak C1 PG 11 E

12. Menggali informasi mengenai

pemindahan ibukota kesultanan dari

Demak ke Pajang

C3 PG 12 C

13. Menunjukkan pendiri kerajaan Pajang C1 PG 13 C

14. Menggali informasi mengenai masa

pemerintahan Sultan Agung C3 PG 14 A

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 207: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

189

15. Menggali informasi mengenai masa

pemerintahan Amangkurat II C3 PG 15 A

16. Mengidentifikasi berbagai informasi

mengenai Kesultanan Malaka yang

dipimpin oleh Parameswara.

C4 PG 16 E

17. Menunjukkan letak kerajaan Banjar C1 PG 17 A

18. Menunjukkan bukti spesifik Kerajaan

Mataram Islam di Pulau Jawa C1 PG 18 D

19. Mengidentifikasi peninggalan Kerajaan

Demak C4 PG 19 E

20. Mengidentifikasi peninggalan dari

Kerajaan Gowa-Tallo C4 PG 20 C

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 208: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

190

SOAL TES KOGNITIF

Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia

Kelas/Program : X/IPS

Hari/Tanggal : Senin, 30 April 2018

Waktu : 30 menit

1. Pernyataan yang paling tepat di bawah ini adalah ….

A. Kerajaan Mataram merupakan kerajaan Islam pertama di Nusantara

B. Kerajaan Malaka merupakan kerajaan Islam pertama di Nusantara

C. Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Nusantara

D. Kerajaan samudera pasai merupakan kerajaan pertama di Nusantara

E. Kerajaan Aceh merupakan kerajaan Islam di Nusantara

2. Pertama kali para pedagang Islam datang di Nusantara adalah pada zaman

kerajaan….

A. Samudra Pasai

B. Majapahit

C. Sriwijaya

D. Demak

E. Aceh

3. Faktor - faktor pendukung utama perkembangan Kerajaan Samudera Pasai di

dunia maritim adalah….

A. Letaknya strategis yaitu di jalur perdagangan

B. Armada lautnya yang kuat

C. Bandar-bandar dagang yang aman

D. Terdapat sumber-sumber perdagangan

E. Tidak pernah terjadi perebutan kekuasaan

Lampiran 20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 209: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

191

4. Tokoh di bawah ini yang merupakan pendiri kerajaan Aceh adalah….

A. Sultan Hasanuddin

B. Sultan Ageng Tirtayasa

C. Sultan Trenggono

D. Sultan Ali Mughayat Syah

E. Sultan Agung

5. Berikut ini pernyataan yang tepat dari Kerajaan Samudra Pasai adalah….

A. Zainal Abidin merupakan raja pertama dari Kerajaan Samudra Pasai

B. Sultan Ahmad merupakan raja pertama dari Kerajaan Samudra Pasai

C. Malik Al Tahir merupakan raja pertama dari Kerajaan Samudra Pasai

D. Malik Al Saleh merupakan raja pertama dari Kerajaan Samudra

Pasai

E. Al Kamil merupakan raja pertama dari Kerajaan Samudra Pasai

6. Pusat masuknya agama Islam di Maluku yaitu….

A. Ternate

B. Halmahera

C. Tidore

D. Wetar

E. Ambon

7. Tokoh yang mendapat julukan “Ayam Jantan dari Timur” adalah….

A. Sultan Hasanudin

B. Amanna Gappa

C. Sultan Baabullah

D. Sultan Alaudin

E. Sultan Zainal Abidin

8. Penyebab raja Ternate tertarik untuk mengikuti ajaran agama Islam yaitu ....

A. Ada seseorang dari jawa yang namanya Maulana Husayu yang

menunjukkan kemahirannya dalam menulis dan membaca huruf

arab dalam Al-Qur’an sehingga raja Ternate tertarik untuk

mempelajarinya

B. Karena Islam tidak membedakan kedudukan dalam masyarakat

C. Berbagai upacara dalam islam dilakukan secara sederhana

D. Ajaran Islam berupaya untuk dapat menciptakan kesejahteraan masyarakat

dengan adanya kewajiban zakat

E. Islam dilakukan dengan damai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 210: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

192

9. Tujuan kedatangan bangsa Portugis di kepulauan Maluku adalah ....

A. Berwisata dan menikmati keindahan pulau Maluku

B. Menjalin perdagangan dan memperoleh rempah-rempah

C. Menanamkan semua bidang kehidupan di Maluku

D. Menjalin hubungan perdagangan dan mendirikan persekutuan dagang

E. Menyebarkan agama Protestan kepada penduduk Maluku

10. Berikut ini tokoh yang menjadi peletak dasar Kerajaan Demak adalah….

A. Pati Unus

B. Abdul Mufakir

C. Maulana Yusuf

D. Sultan Haji

E. Raden Patah

11. Pernyataan di bawah ini yang paling tepat mengenai Raden Patah adalah ….

A. Raden Patah merupakan pendiri dari kerajaan Pajang

B. Raden Patah merupakan pendiri dari kerajaan Aceh

C. Raden Patah merupakan pendiri dari kerajaan malaka

D. Raden Patah merupakan pendiri dari kerajaan Mataram

E. Raden Patah merupakan pendiri dari kerajaan Demak

12. Berikut ini perubahan besar yang dilakukan oleh Sultan Hadiwijaya adalah….

A. Membangun Masjid Demak

B. Kerajaan Mataram Islam terpecah menjadi dua

C. Pemindahan ibu kota kesultanan dari Demak ke Pajang

D. Peletak dasar kerajaan Demak

E. Menyejahterakan kehidupan rakyatnya

13. Tokoh yang merupakan pendiri Kerajaan Pajang adalah ….

A. Raden Patah

B. Sultan Malik Al Saleh

C. Sultan Hadiwijaya

D. Sultan Iskandar Muda

E. Sunan Kalijaga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 211: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

193

14. Perhatikan data berikut ini

(1) Menyatukan pulau jawa di bawah kekuasaan Mataram.

(2) Menyusun Karya sastra yang berjudul Gending.

(3) Menyerang Belanda ke Batavia.

(4) Menulis cerita wayang dengan lakon yang bernapaskan Islam.

(5) Menyerang karajaan-kerajaan kecil di Bali.

Dari data tersebut hal mana sajakah yang telah dilakukan Sultan Agung pada

masa Pemerintahannya di Mataram?

A. (1), (2), (3)

B. (1), (2), (4)

C. (2), (3), (4)

D. (2), (3), (5)

E. (3), (4), (5)

15. Pada masa pemerintahan Amangkurat II, wilayah Kerajaan Mataram semakin

sempit karena sebagian besar dikuasai oleh Belanda. Hal ini dibuktikan

dengan adanya perjanjian pada 1755 M, yaitu….

A. Perjanjian Giyanti.

B. Perjanjian Tuntang.

C. Perjanjian Bongaya.

D. Perjanjian Salatiga.

E. Perjanjian Saragosa

16. Penguasa pertama Kesultanan Malaka disebutkan bernama Parameswara.

Setelah memeluk agama Islam ia kemudian mengganti nama menjadi

sultan….

A. Mahmud Syah

B. Mudzafat Syah

C. Allauddin Syah

D. Baharuddin

E. Iskandar Syah

17. Kehidupan ekonomi masyarakat Aceh bergerak dalam bidang ….

A. Pelayaran dan perdagangan

B. Peternakan dan perkebunan

C. Pertanian dan perkebunan

D. Pertanian dan peternakan

E. Perikanan dan peternakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 212: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

194

18. Bukti spesifik Kerajaan Mataram Islam di Pulau Jawa adalah….

A. Candi

B. Pendopo Agung

C. Masjid istiqlal

D. Keraton

E. Masjid Gede

19. Keempat tiang ini merupakan salah satu kekhasan yang ada di masjid Demak.

Tiang ini dibuat sebagai penopang masjid yang terinspirasi dari konstruksi

tiang kapal jung Tiongkok. Salah satu tiang yang dibuat dari potongan-

potongan kayu yaitu….

A. Saka Bledeg yang dibuat oleh Sunan Gunung Jati

B. Saka Guru yang dibuat oleh Sunan Kalijaga

C. Saka Serambi yang dibuat oleh Sunan Ampel

D. Saka Tiang yang dibuat oleh Sunan Bonang

E. Saka tatal yang dibuat oleh Sunan Kalijaga

20. Salah satu peninggalan dari kerajaan Gowa-Tallo adalah….

A. Benteng Marborough

B. Benteng Vredeburgh

C. Benteng ford Ratterdam

D. Masjid Agung Banten

E. Keraton

Nilai = X 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 213: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

195

DATA NILAI KOGNITIF PESERTA DIDIK KELAS X IPS 1

No NIS Nama Peserta Didik KKM Nilai Ket.

1 8762 Afrizal Fathan Raharjo 75 85 Tuntas

2 8767 Aldila Ayu Permatasari 75 90 Tuntas

3 8769 Alita Adha Raihanifa 75 85 Tuntas

4 8772 Alvia Cindy Margaretha 75 85 Tuntas

5 8776 Anantama Faris Endarto 75 80 Tuntas

6 8781 Annisa Nurul Fadhilah 75 85 Tuntas

7 8787 Astuti Purwaning Wijayanti 75 85 Tuntas

8 8802 Debira Inge Puspaningrum 75 90 Tuntas

9 8804 Dewi Bulan Nurdaningrum 75 85 Tuntas

10 8807 Dian Nita Utami 75 75 Tuntas

11 8811 Dita Puspita Sari 75 80 Tuntas

12 8822 Farhan Aditya Nugraha 75 90 Tuntas

13 8829 Geger 75 90 Tuntas

14 8837 Hardya Wimas Angesti 75 80 Tuntas

15 8838 Hasnani Iza Nahida 75 90 Tuntas

16 8840 Hendy Surya Ahdim 75 70 Tidak Tuntas

17 8855 Mardhatilla Leksono 75 70 Tidak Tuntas

18 8869 Muh. Arif satrio wibowo 75 95 Tuntas

19 8892 Primaselia Pramudita 75 85 Tuntas

20 8897 Raditya Fauzan 75 85 Tuntas

21 8911 Rio Noor Hendrawan 75 85 Tuntas

22 8913 Rizky meisaida putri. S 75 85 Tuntas

23 8916 Rosita Nur Alizha 75 85 Tuntas

24 8920 Salsabila Mutiara Sari 75 75 Tuntas

25 8923 Satwika Fajar Wicaksi 75 85 Tuntas

26 8934 Thoriq Abdillah Mutiara 75 80 Tuntas

27 8937 Titik Handayani 75 95 Tuntas

28 8944 Yudha mahendra wahyu. P 75 100 Tuntas

JUMLAH 2370

RATA-RATA 84,64

PROSENTASE 92,86%

Lampiran 21

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 214: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

196

KISI-KISI INSTRUMEN KUESIONER

Variabel Definisi Variabel Indikator

Pembelajaran

literasi

Pembelajaran literasi adalah

pembelajaran yang memuat

empat keterampilan yaitu

membaca, menyimak,

menulis, dan berbicara yang

bertujuan untuk mengenalkan

peserta didik tentang dasar-

dasar membaca, menulis,

memelihara kesadaran bahasa,

dan memotivasi untuk belajar.

Penerapan literasi dalam

proses pembelajaran

sejarah

Lampiran 22

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 215: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

197

KUESIONER

PENERAPAN PEMBELAJARAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN

SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI 1 NGAGLIK TAHUN AJARAN

2017/2018

A. Pengantar

Kuesioner ini bertujuan sebagai alat pengumpul data peneliti. Dalam

kuesioner ini anda diminta untuk dapat memberikan jawaban secara jujur dan

benar sesuai dengan apa yang dialami dan telah Anda lakukan dengan

sebenarnya. Adapun jawaban Anda tidak akan berpengaruh terhadap nilai

apapun dan kerahasiaannya terjamin.

Kesediaan Anda dalam mengisi kuesioner ini merupakan jasa yang sangat

berharga bagi penulis dalam menyelesaikan penelitian ini. Atas

ketersediaanya penulis mengucapkan terima kasih.

B. Petunjuk Pengisian

1. Tulislah data identitas Anda secara lengkap.

2. Bacalah semua pernyataan dan pilih salah satu jawaban sesuai dengan

penilaian Anda sendiri.

3. Berilah tanda check list (√) pada butir-butir pernyataan berikut ini sesuai

dengan kriteria sebagai berikut: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang

Setuju (KS), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS).

4. Sebelum Anda kembalikan kepada peneliti, periksalah kembali kuesioner

Anda apakah semua pertanyaan telah dijawab.

5. Tidak ada jawaban yang benar atau salah, jawaban yang jujur sangat

diharapkan.

C. Data Responden

1. Nama :

2. Kelas :

Lampiran 23

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 216: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

198

PENERAPAN PEMBELAJARAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN

SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI 1 NGAGLIK TAHUN AJARAN

2017/2018

NO PERNYATAAN SKOR SS S KS TS STS

1 Saya senang belajar sejarah dengan

pembelajaran literasi

2 Minat belajar sejarah saya meningkat

setelah menggunakan pembelajaran literasi

3 Pembelajaran literasi pada mata pelajaran

sejarah sangat membosankan

4 Saya mudah memahami materi sejarah

dengan menggunakan pembelajaran literasi

5 Saya dapat memaknai sejarah melalui

pembelajaran literasi

6

Pembelajaran literasi memudahkan saya

untuk mendapatkan informasi dalam

pelajaran sejarah

7

Pembelajaran literasi dapat menumbuhkan

empat keterampilan membaca, menyimak,

menulis, dan berbicara pada diri saya

8 Saya lebih senang belajar sejarah tanpa

menggunakan pembelajaran literasi

9

Pembelajaran literasi tidak cocok

digunakan dalam proses pembelajaran

sejarah

10 Saya sangat tertarik belajar sejarah dengan

menggunakan pembelajaran literasi

11

Dalam menerapkan empat aktivitas yang

ada dalam literasi, Saya menjadi lebih aktif

dalam proses pembelajaran sejarah

12

Melalui pembelajaran literasi saya mudah

mengingat dan berpikir kritis tentang

materi sejarah

13

Pembelajaran literasi dapat

mengembangkan pengetahuan dalam diri

saya

14 Pembelajaran literasi membuat saya

terbiasa untuk membaca buku

15 Pembelajaran literasi membuat saya

semangat dalam belajar sejarah

16 saya sangat nyaman belajar sejarah dengan

menerapkan pembelajaran literasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 217: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

199

17 Saya tidak tertarik belajar sejarah dengan

menggunakan pembelajaran literasi

18

Pelajaran sejarah dengan menggunakan

pembelajaran literasi membuat saya

kesulitan dalam memahami materi

pembelajaran

19 Saya sangat antusias mengikuti pelajaran

sejarah dengan pembelajaran literasi

20

Saya senang belajar sejarah menggunakan

pembelajaran literasi dengan desain

pembelajaran yang menarik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 218: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

200

DATA MINAT BELAJAR SEJARAH PESERTA DIDIK

No NIS Nama No. Pertanyaan Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 8762 Afrizal Fathan Raharjo 1 3 3 3 4 4 3 5 3 3 3 4 4 1 3 3 4 3 4 3 64

2 8767 Aldila Ayu Permatasari 2 3 3 3 3 4 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 56

3 8769 Alita Adha Raihanifa 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 73

4 8772 Alvia Cindy Margaretha 3 3 4 3 3 3 3 3 1 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 55

5 8776 Anantama Faris Endarto 2 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 69

6 8781 Annisa Nurul Fadhilah 3 3 3 3 4 4 4 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 60

7 8787 Astuti Purwaning .W 4 4 4 4 4 4 5 4 3 3 3 4 5 5 4 3 4 3 3 4 77

8 8802 Debira Inge .P 2 4 3 2 4 4 3 2 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 68

9 8804 Dewi Bulan .N 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 67

10 8807 Dian Nita Utami 5 5 1 5 5 5 5 2 2 4 4 5 5 5 5 4 4 1 4 3 79

11 8811 Dita Puspita Sari 2 3 3 3 3 3 4 3 4 2 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 60

12 8822 Farhan Aditya Nugraha 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 71

13 8829 Geger 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 69

14 8837 Hardya Wimas Angesti 3 4 3 4 4 4 5 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 74

15 8838 Hasnani Iza Nahida 3 4 3 4 5 5 4 2 1 3 3 4 4 4 3 3 4 1 3 4 67

16 8840 Hendy Surya Ahdim 3 3 3 3 3 3 4 5 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 65

17 8855 Mardhatilla Leksono 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 77

Lampiran 24

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 219: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

201

18 8869 Muh. Arif satrio wibowo 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 63

19 8892 Primaselia Pramudita 2 3 5 3 2 4 4 4 4 1 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 55

20 8897 Raditya Fauzan 3 4 4 3 4 4 4 3 2 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 2 66

21 8911 Rio Noor Hendrawan 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 66

22 8913 Rizky Meisaida Putri. S 4 4 3 4 4 5 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 77

23 8916 Rosita Nur Alizha 3 4 5 3 4 4 4 2 2 5 5 4 4 4 4 4 5 3 2 3 74

24 8920 Salsabila Mutiara Sari 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 71

25 8923 Satwika Fajar Wicaksi 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 72

26 8934 Thoriq Abdillah Mutiara 2 4 4 3 3 3 4 5 4 3 3 3 4 3 3 3 3 5 3 3 68

27 8937 Titik Handayani 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 68

28 8944 Yudha Mahendra. W . P 3 4 1 4 5 5 3 2 2 4 3 3 3 4 4 4 4 2 4 4 68

JUMLAH 1899

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 220: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

202

INSTRUMEN PENILAIAN KETRAMPILAN

“Mengkomunikasikan informasi mengenai kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam

di Indonesia melalui teks naratif”

Rubrik penilaian Keterampilan:

Anggota Kelompok:

1. ……………………………………

2. ……………………………………

3. ……………………………………

4. ……………………………………

dst.

Keterangan:

4 = sangat baik,

3 = baik,

2 = cukup baik,

1 = kurang baik

Nilai= X100

No. Kriteria Skor

4 3 2 1

1 Konsep/Gagasan

2 Isi Cerita

3 Penyampaian Cerita

4 Teknik dan Gaya Bercerita

5 Kreatifitas

Jumlah skor

Lampiran 25

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 221: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

203

DAFTAR NILAI PSIKOMOTORIK PESERTA DIDIK

No Nama Kelompok KKM Nilai

1. Kerajaan Samudra Pasai 75 80

2. Kerajaan Malaka 75 85

3. Kerajaan Aceh 75 75

4. Kerajaan Demak 75 80

5. Kerajaan Pajang 75 75

6. Kerajaan Mataram Islam 75 90

7. Kerajaan Ternate-Tidore 75 80

8. Kerajaan Gowa-Tallo 75 85

Jumlah 650

Rata-rata 81,25

Lampiran 26

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 222: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 223: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 224: PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA YANG MEMANFAATKAN …repository.usd.ac.id/31033/2/141314007_full.pdf · pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI