PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS BUDAYA LITERASI …repository.usd.ac.id/35343/2/151314010_full.pdf ·...
Transcript of PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS BUDAYA LITERASI …repository.usd.ac.id/35343/2/151314010_full.pdf ·...
i
PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS BUDAYA LITERASI DIGITAL
DENGAN PEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA
KELAS XI IPS 2 DI SMA NEGERI 1 KASIHAN
SKRIPSI
Ditujukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh :
Bagas Cahyo Utomo
NIM : 151314010
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS BUDAYA LITERASI DIGITAL
DENGAN PEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA
KELAS XI IPS 2 DI SMA NEGERI 1 KASIHAN
SKRIPSI
Ditujukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh :
Bagas Cahyo Utomo
NIM : 151314010
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT, Skripsi ini
dipersembahkan kepada:
1. Kedua orangtua tercinta (Bapak Dasi (Alm) dan Ibu Eni Murtini ) kakak tercinta
(Bagus Cahyo Pambudi) yang selalu memberikan semangat, mendoakan,
mendukung, memotivasiku, dan memenuhi semua kebutuhanku selama ini.
2. Tim Skripsi Literasi Digital (Ginanjar Wahyu Nendra, Maria Desta Ernia Sari,
Indrya Sari Indah Meilany) yang telah bersama-sama menyelesaikan Tugas
Akhir dengan baik.
3. Hendra Kurniawan, M.Pd., dan Ibu Dra. Theresia Sumini, M.Pd., selaku dosen
pembimbing yang selalu membimbing, memotivasi penulis dan menyemangati
penulis dengan baik.
4. Semua sahabat tercinta khususnya (Indrya Sari Indah Meilany, Angga Wahyu
Nugroho, Andreas Bayu Utomo, dan Yuslina Halawa), teman-teman dan semua
pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Karunia Allah yang paling lengkap adalah kehidupan yang didasarkan pada ilmu
pengetahuan
(Ali bin Abi Thalib)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS BUDAYA LITERASI DIGITAL
DENGAN PEMANFAATAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA
KELAS XI IPS 2 DI SMA NEGERI 1 KASIHAN
Bagas Cahyo Utomo
151314010
Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan mengenai: (1) Persiapan
pembelajaran, (2) Pelaksanaan pembelajaran, (3) Hasil belajar Sejarah berbasis
budaya literasi digital dengan pemanfaatan media audio visual.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi
kasus, guru dan siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Kasihan menjadi informasi
dalam penelitian ini yang dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi,
kuesioner, wawancara, dokumen dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam
penelitian ini menggunakan model Miles dan Hurberman yang meliputi
pengumpulan data, reduksi data, penyajian, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) perencanaan yang dilakukan
oleh guru adalah membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
mengandung unsur literasi digital dan menyiapkan video, (2) pelaksanaan
pembelajaran telah dilakukan dengan baik sesuai dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat oleh guru, (3) hasil pembelajaran sejarah
berbasis budaya literasi digital dengan pemanfaatan media audio visual pada hasil
kognitif menunjukkan siswa sebanyak 26 siswa yang mencapai di atas KKM 75
dengan rata-rata 78,5 (94%). Pada aspek afektif menunjukkan 84% siswa berada
dalam kategori “sangat baik” untuk penilaian aspek toleransi, sedangkan pada
aspek nasionalisme menunjukkan 70% siswa masuk dalam kategori “sangat baik”.
Pada hasil psikomotorik menunjukkan hasil keterampilan siswa melalui produk
peta konsep sudah mencapai KKM dengan rata-rata sebesar 81,5.
Kata Kunci: Literasi Digital, Pembelajaran Sejarah, Media Audio Visual.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
HISTORY LEARNING BASED ON DIGITAL LITERACY CULTURE USE
OF MEDIA AUDIO VISUAL ON A STUDENTS OF CLASS XI IPS 2 OF
SMA NEGERI 1 KASIHAN
Bagas Cahyo Utomo
151314010
The research aims to describe: (1) the learning plan, (2) the
implementation, and (3) the results of History learning using digital media.
This research uses qualitative approach with case study method. The teacher
and the students of XI IPS 2 class of SMA Negeri 1 Kasihan become the subjects of
this research who are chosen by using purposive sampling technique. The data
gathering methods used in this research are observation, questionnaire, interview,
document and documentation. The data analysis technique of this research uses
Miles and Hurberman’s interactive model which covers data gathering, reduction,
presentation, and conclusion drawing.
Based on the analysis, the result shows that: (1) the planning conducted by
the teacher is arranging the lesson plan which contains literacy digital elements and
preparing video, (2) the learning implementation has been conducted based on the
lesson plan, that is made by the teacher, (3) the result of History learning based on
digital literacy culture use of audio visual media on cognitive aspect shows that 26
students can achieve the Minimum Criteria of Master Learning value 75% with the
mean 78.5 or (94%).
From the perspective of affective, 84% of students are in the category of
“Very Good” for the judgment of the aspect of tolerance, while in the case of the
aspect of nationalism 70% students are in the category of “Very Good”. On
psychometric results, it shows that the students’ skill in product concept reachs, the
Minimum Criteria of Mastery Learning with the mean 81.5.
Keyword : Literacy Digital, Learning History, Media Audio Visual.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur saya hatirkan kepada Allah SWT karena atas berkat dan
karunianya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pembelajaran
Sejarah Berbasis Budaya Literasi Digital Dengan Pemanfaatan Media Audio Visual
Pada Siswa Kelas XI IPS 2 di SMA Negeri 1 Kasihan”. Selama menyelesaikan
skripsi ini, banyak hambatan yang penulis alami. Namun atas bantuan, motivasi,
dan bimbingan dari berbagai pihak, penulis mampu mengatasi hambatan yang
terjadi.
Dengan demikian penulis mengucapkan terimakasih banyak kepada pihak-pihak
yang turut membantu, antara lain:
1. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Ibu Dra. Theresia Sumini, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta, sekaligus sebagai dosen pembimbing II yang telah
membimbing dan memotivasi penulis selama penyususnan Skripsi ini.
4. Bapak Hendra Kurniawan, M.Pd., Selaku Wakil Ketua Program Studi
Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta, sekaligus menjadi dosen pembimbing I dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ iv
HALAMAN MOTO ........................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................ vi
ABSTRAK .......................................................................................................... vii
ABSTRACT ........................................................................................................ viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ......................................... ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................ x
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvii
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A.Latar Belakang .................................................................................................. 1
B.Identifikasi Masalah .......................................................................................... 7
C.Rumusan Masalah ............................................................................................. 8
D.Tujuan Penelitian............................................................................................... 9
E.Manfaat Penelitian dan Pengembangan ............................................................. 9
BAB II. KAJIAN PUSTAKA ............................................................................. 11
A.DeskripsiTeori ................................................................................................ 11
1. Media Pembelajaran ................................................................................... 11
a). Pengertian Media Pembelajaran.................................................... 11
b). Fungsi Media Pembelajaran ........................................................ 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
b). Ciri-ciri Media Pembelajaran ........................................................ 14
c). Prinsip-prinsip Media Pembelajaran ............................................. 15
d). Klasifikasi Media Pembelajaran ................................................... 17
2. Media Audio Visual ................................................................................... 19
a). Pengertian Media Audio Visual .................................................... 19
b). Jenis-jenis Media Audio Visual .................................................... 20
3. Literasi ....................................................................................................... 20
a). Pengertian Literasi ........................................................................ 20
b). Komponen Gerakan Literasi ......................................................... 21
c). Ranah Literasi .............................................................................. 24
d). Dimensi Literasi ........................................................................... 24
e). Gerakan Literasi Sekolah .............................................................. 25
f). Tujuan Gerakan Literasi Sekolah .................................................. 27
g). Ruang Lingkup Gerakan Literasi Sekolah .................................... 27
h). Tahapan Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah .......................... 28
4. Budaya Literasi Digital .............................................................................. 31
5. Pembelajaran Sejarah ................................................................................. 31
a). Pengertian Pembelajaran Sejarah .................................................. 31
b). Sumber dan Media Pembelajaran Sejarah Berbasis Literasi ........ 32
c). Prinsip-prinsip Pembelajaran Sejarah ........................................... 33
d). Literasi Digital dalam Pembelajaran Sejarah.............................. 34
e). Pemanfaatan Literasi dalam Pembelajaran Sejarah..................... 35
B. Penelitian yang Relevan.............................................................. ............. 36
C. Kerangka Pikir......................................................................................... 37
BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................... 39
A.Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 39
B. Pendekatan Penelitian ............................................................................... 39
C. Sumber Data .............................................................................................. 41
D. Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 41
E. Instrumen Pengumpulan Data ................................................................... 45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
F. Teknik Cuplikan ........................................................................................ 46
G. Validitas Data ............................................................................................ 46
1. Triangulasi ................................................................................. 47
2. Meningkatkan Ketekunan .......................................................... 49
3. Pengecekan Melalui Diskusi.................................................... 49
H. Analisis Data.............. ............................................................................. 50
I. Sistematika Penulisan................................................................................ 52
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 53
A.Deskripsi Lokasi Penelitian ....................................................................... 53
B. Deskripsi Hasil Penelitian ........................................................................ 58
C. Pembahasan .............................................................................................. 80
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 98
A. Kesimpulan .............................................................................................. 98
B. Saran ......................................................................................................... 100
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 101
LAMPIRAN ......................................................................................................... 105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Pelaksanaan Komponen Literasi ............................................................ 23
Tabel 2. Fokus Kegiatan dan Tahapan Literasi Sekolah ....................................... 29
Tabel 3. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ................................................................ 39
Tabel 4. Kisi-kisi Kuesioner ................................................................................. 43
Tabel 5. Kisi-kisi Wawancara Siswa .................................................................... 44
Tabel 6. Data Hasil Penilaian Kognitif Pada Pembelajaran Sejarah Peminatan
yang Memanfaatkan Media Audio Visual dalam Literasi Digital ........... 71
Tabel 7. Data Nilai Afektif Siswa dalam Literasi Digital ..................................... 73
Tabel 8. Nilai Sikap Toleransi Siswa ................................................................... 74
Tabel 9. Nilai Sikap Nasionalisme Siswa ............................................................ 76
Tabel 10. Kriteria Penilaian Keterampilan Siswa dalam Tugas Peta Konsep ...... 77
Tabel 11. Data Nilai Aspek Psikomotorik ............................................................ 78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR Halaman
Gambar I. Klasifikasi Media Menurut Edgar Dale ............................................... 18
Gambar II. Kerangka Pikir .................................................................................... 38
Gambar III. Model Interaktif Miles dan Hurberman ............................................ 50
Gambar IV. Diagram Hasil Nilai Kognitif Belajar Sejarah Siswa........................ 72
Gambar V. Diagram Hasil Afektif Siswa dalam Literasi Digital ......................... 73
Gambar VI.Diagram Nilai Sikap Toleransi Siswa ............................................... 75
Gambar VII. Diagram Nilai Sikap Nasionalisme Siswa........................................76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Instrumen Observasi ....................................................................... 106
Lampiran 2. Daftar Pertanyaan Wawancara Siswa .............................................. 109
Lampiran 3. Daftar Narasumber .......................................................................... 110
Lampiran 4. Catatan Lapangan 1 ......................................................................... 111
Lampiran 5. Catatan Lapangan 2 ......................................................................... 113
Lampiran 6. Catatan Lapangan 3 ......................................................................... 115
Lampiran 7. Catatan Lapangan 4 ......................................................................... 117
Lampiran 8. Catatan Lapangan 5 ......................................................................... 119
Lampiran 9. Catatan Lapangan 6 ......................................................................... 121
Lampiran 10. Catatan Lapangan 7 ....................................................................... 123
Lampiran 11. Catatan Lapangan 8 ....................................................................... 125
Lampiran 12. Silabus Mata Pelajaran Sejarah Peminatan Kelas XI .................... 127
Lampiran 13. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ................................... 131
Lampiran 14. Kisi-kisi Soal Tes Kognitf .............................................................. 162
Lampiran 15. Kunci Jawaban Tes Kognitif ......................................................... 166
Lampiran 16. Data Nilai Kognitif Siswa Kelas XI IPS 2 ................................... 167
Lampiran 17. Kisi-kisi Instrumen Kuesioner ...................................................... 170
Lampiran 18. Lembar Kuesioner ......................................................................... 171
Lampiran 19. Data Nilai Afektif Siswa Sejarah Peminatan dengan Literasi
Digital ................................................................................................ 175
Lampiran 20. Daftar Nilai Psikomotorik Siswa Kelas XI IPS 2 ......................... 178
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
Lampiran 21. Daftar Nilai Sikap Toleransi Siswa ............................................... 181
Lampiran 22. Daftar Nilai Sikap Nasionalisme Siswa ......................................... 184
Lampiran 23. Hasil Validitas Soal ...................................................................... 187
Lampiran 24. Hasil Validitas Kuesioner ............................................................ 189
Lampiran 25. Dokumentasi Pembelajaran Sejarah Berbasis Literasi Digital ...... 191
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
`PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan sarana untuk mendapatkan ilmu pengetahuan baik
akademis maupun non-akademis setiap mahluk hidup. Pendidikan penting bagi
manusia sehingga mengharuskan manusia untuk dapat memperoleh pendidikan,
baik pendidikan formal maupun pendidikan nonformal. Pendidikan bertujuan
untuk mencapai seperangkat hasil pendidikan oleh siswa setelah diselenggarakan
kegiatan pendidikan. Dalam kegiatan pendidikan, meliputi bimbingan dalam
pengajaran atau latihan diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam
konteks ini pendidikan merupakan komponen dari sistem pendidikan yang
menempati kedudukan dan fungsi sentral.1
Manusia sejak usia empat tahun sudah terlibat ke dalam pendidikan anak
usia dini (PAUD), yaitu pendidikan ini bertujuan agar manusia mengenal alam
sekitar baik benda mati maupun hidup. Pendidikan formal (sekolah) menjadi suatu
organisasi yang dirancang untuk dapat memberikan kontribusi dalam upaya
peningkatan kualitas hidup masyarakat luas. Menurut Mukhtar, sekolah sebagai
sarana pendidikan harus dikelola dan diberdayakan agar mampu mewujudkan
predikat sebagai sekolah yang berkualitas yang mampu memproses siswa yang
akhirnya akan menghasilkan produk (output) secara optimal.2
1Moh Suardi, Pengantar Pendidikan Teori dan Aplikasi, Jakarta: PT Indeks, 2016, hlm. 6.
2Kompri, Manajemen Pendidikan, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2015, hlm. 28.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Dari masa ke masa pendidikan dilakukan secara bertahap dari SD, SMP,
dan SMA/SMK. Perkembangan pendidikan bisa kita lihat dari perkembangan
ilmu pengetahuan serta adanya kemajuan dalam dunia pendidikan. Manusia
sebagai objek pendidikan adalah manusia dalam perwujudannya sebagai individu
yang terpadu di masyarakat. Dua sisi perwujudan ini dipandang penting pada
proses pendidikan agar dikemudian hari manusia dapat menemukan jati dirinya
sebagai manusia seutuhnya.3
Dari zaman ke zaman, pendidik lebih bersifat pengasuh yang mendorong,
membimbing, memberi teladan, menuntun, sabar dalam mendidik memberikan
dan mengatur kondisi untuk membelajarkan siswa sehingga dapat menghasilkan
siswa yang mampu mempengaruhi diri terus-menerus aktif menghadapi
lingkungan hidupnya serta beradaptasi dengan diri sendiri. Hal ini dapat terlihat
pada semboyan dan perlambang yang diutarakan oleh Ki Hadjar Dewantara. Ing
ngarso sung tulodo artinya kalau pendidik ada di muka, dia memberi teladan
kepada siswanya; ing madya mangun karso artinya kalau pendidik berada di
tengah, dia membangun semangat berswakarya dan berkreasi pada siswanya; dan
tut wuri handayani artinya kalau pendidik berada di belakang, dia mengikuti dan
mengarahkan siswa agar berani berjalan di depan dan sanggup bertanggung jawab
serta mencari jalan sendiri.4
Memasuki abad ke-21 gelombang globalisasi yang dirasakan kuat dan
terbuka khususnya dalam hal kemajuan teknologi dan perubahan yang terjadi
memberikan kesadaran kita bahwa Indonesia sangat tertinggal jauh dari negara-
3Ibid., hlm. 5
4 Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Koseptual
Operasional, Jakarta Timur: Bumi Aksara, 2009, hlm. 34.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
negara maju khususnya di Asia Tengggara dalam hal pendidikan dan kemajuan
teknologi dalam pendidikan. Pendidikan merupakan alat penopang dalam
meningkatkan sumber daya manusia Indonesia untuk kemajuan dan pembangunan
bangsa. Pada pembelajaran abad 21 ini memiliki ciri khas sendiri yaitu model dan
metode pembelajaran yang lebih modern dan memanfaatkan gadget sebagai
sarana pendukung siswa di dalam kelas. Selain itu juga guru hanya sebagai
fasilitator dalam pembelajaran didalam kelas sehingga siswa sebagai pembelajar
yang aktif dan inovatif.
Pendidikan dan literasi merupakan dua komponen yang tidak dapat
dipisahkan. Pendidikan merupakan sebuah wadah dari sebuah ilmu, sedangkan
literasi merupakan celah atau sarana untuk mendapatkan ilmu tersebut. Budaya
literasi ini juga diterapkan di Indonesia khususnya mereka yang masih duduk di
bangku sekolah. Berdasarkan data statistik dari UNESCO “ dari total 61 negara,
Indonesia berada di peringkat 60 dengan tingkat literasi rendah dibandingkan
dengan negara Thailand dan Malaysia pada tahun 2017”.5 Pengaruh dari teknologi
handphone di mana siswa lebih asyik bermain handphone dibanding membaca
buku. Akibatnya kurangnya minat baca siswa di sekolah.
Adanya perkembangan teknologi handphone tersebut membuat siswa
enggan membaca buku. Kencenderungan siswa membaca buku ketika guru
memberi tugas atau pekerjaan rumah yang berhubungan dengan buku-buku
diperpustakaan. Minat baca masih rendah karena berdasarkan survei salah satu
lembaga riset bertajuk World’s Most Literate Nations Ranked yang dilakukan oleh
5Ali Masduki. https://photo.sindonews.com/view/27117/minat-baca-masyarakat-indonesia-di-
bawah-malaysia-dan-singapura. Diakses pada tanggal 24 Februari 2019, pukul 19.42.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016 lalu, Padahal, dari segi
penilaian infrastuktur untuk mendukung membaca, peringkat Indonesia berada di
atas negara-negara Eropa, minat membaca masih terlambat lima tahun. Sehingga
kemampuan baca anak sekolah menengah atas (SMA) kelas tiga di Indonesia
sesungguhnya sama dengan anak SMP kelas dua.6 Sebagai orang terpelajar siswa
diharapkan sadar akan pentingnya membaca buku dalam menunjang keberhasilan
siswa dalam pembelajaran di sekolah. Akan tetapi dengan adanya perkembangan
teknologi yang semakin maju diharapkan siswa juga mengikuti perkembangan
teknologi dalam dunia pendidikan guna menunjang pembelajaran di kelas.
Masalah minat baca yang rendah juga dialami di Yogyakarta yang terkenal
dengan kota sejuta pelajar. Berdasarkan Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah
(BPAD) DIY, “nilai indeks baca 0,09 berarti 1000 siswa di Yogyakarta hanya 1
orang yang membaca buku”. Tentu jumlah tersebut masih sangat memprihatinkan
jika dibandingkan negara maju yang setiap 1000 orang terdapat 450 orang yang
membaca buku. Untuk rataan indeks baca Indonesia secara keseluruhanya lebih
memprihatinkan lagi yakni hanya 0,01.7 Berdasarkan data tersebut dapat
disimpulkan bahwa indeks baca di Yogyakarta rendah dan minim partisipasinya.
Tentu sangat memprihatinkan dibanding negara-negara maju di Asia Tenggara
yang indeks membacanya lebih tinggi.
Dari data di atas disimpulkan bahwa lembaga pendidikan seharusnya
melaksanakan atau merencanakan suatu pendidikan yang berkualitas dalam
6Maria Fatima Bona.http://www.beritasatu.com/pendidikan/389162-mendikbud-minat-baca-siswa-
sma-hanya-setara-smp.html. Diakses pada tanggal 24 Februari 2019, pukul 20.02. 7Agung Ismianto.http://jogja.tribunnews.com/2014/12/21/minat-baca-warga-diy-masih-rendah.
Diakses pada tanggal 25 Februari 2019, pukul. 00.54.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
menghasilkan siswa yang berkualitas baik output (real) tetapi belum menunjukkan
hasil signifikan dalam membina siswa. Dalam mendorong gerakan membaca di
sekolah dibutuhkan peranan penting baik dari dorongan orang tua maupun pihak
di sekolah khususnya guru sebagai contoh panutan di lingkungan sekolah.
Sejak tahun 2016 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menggiatkan
Gerakan Literasi Sekolah (GLS) sebagai bagian dari implementasi dari peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang penumbuhan
Budi pekerti.8 Dengan adanya Gerakan Literasi Nasional ini diharapkan agar
siswa mengalami perubahan dalam dunia pendidikan khususnya pada revolusi
mental yang diterapkan pada era milineal.
Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yaitu gerakan untuk memperkuat
penumbuhan budi pekerti sebagaimana dituangkan dalam Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015. Dalam gerakan ini
menerapkan kegiatan 15 menit membaca buku non-pelajaran sebelum waktu
belajar dimulai. Kegiatan ini dilaksanakan untuk menumbuhkan siswa dalam
minat membaca serta meningkatkan keterampilan membaca agar pengetahuan
bertambah luas. Materi berisi nilai-nilai budi pekerti, berupa kearifan lokal,
nasional, dan global yang disampaikan tahap perkembangan siswa.
Pembelajaran yang berkualitas dapat didorong dengan model atau gaya
guru mengajar lewat metode maupun kreativitas guru dalam mengajar. Hal ini
akan menarik minat siswa dalam pembelajaran dan mendorong siswa untuk
berpartisipasi serta munculnya inovasi dalam pembelajaran tersebut. Dalam
8http://gln.kemendikbud.go.id/glnsite/tentang-gln/. Diakses pada tanggal 25 Februari 2019. Pukul.
01. 11.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
kegiatan GLS dibagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap pembiasaan melalui 15 menit
membaca sebelum pelajaran dimulai, tahap kedua pengembangan minat baca
untuk meningkatkan kemampuan berliterasi, selanjutnya tahap pembelajaran
berbasis literasi.9 Dalam pelaksanaan kegiatan literasi juga ada peran penting guru
dalam ketiga tahap tersebut.
Begitu pula dalam pembelajaran sejarah di sekolah, seorang guru harus
mencari solusi dalam mengatasi pembelajaran yang monoton serta hafalan fakta-
fakta sejarah. Hal ini mengakibatkan siswa mudah bosan dan jenuh dalam
mengikuti pelajaran sejarah. Dengan diberlakukanya Gerakan Literasi Sekolah
(GLS) yang sudah diterapkan sejak tahun 2016 baik di sekolah negeri maupun
sekolah swasta di kota Yogyakarta. Dengan ini guru mata pelajaran sejarah dapat
menerapkan atau menggunakan GLS ini sebagai sarana awal pembelajaran sejarah
dalam meningkatkan kemampuan dan keterampilan siswa dalam mempelajari
sejarah serta mengetahui makna dalam setiap peristiwa sejarah di masa lalu.
Dengan adanya gerakan ini guru dapat memanfaatkan pembelajaran yang efektif
yaitu melalui membaca, menulis, menyimak video dan berbicara di depan kelas.
Pentingnya literasi di era digital berada di era milineal sangat erat
kaitannya dengan kalangan digital native siswa. “Sangat disayangkan jika
teknologi dimanfaatkan untuk membaca dan menulis sesuatu yang kurang positif
mana semua orang dapat dengan mudahnya mengakses tulisan bias dipungkiri ini
adalah zaman dimana semuanya berkaitan erat dengan teknologi”.10
Literasi juga
9Hendra Kurniawan, Literasi dalam Pembelajaran Sejarah, Yogyakarta: Gava Media, 2018,
hlm.14. 10
Sri Dewi Maulida. https://www.idntimes.com/life/inspiration/sri-dewi-maulida/5-pentingnya-
peka-literasi-di-era-digital-c1c2/full. Diakses pada tanggal 28 Februari 2019, pukul 14.01.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
digunakan di era digital ini sebagai sumber ilmu atau referensi untuk menambah
wawasan khususnya bagi siswa.
Penerapan literasi di sekolah diterapkan sesuai dengan tahap ketiga dalam
implementasi gerakan literasi sekolah yaitu tahap pembelajaran guna mendorong
pembelajaran dalam kurikulum 2013. Dalam gerakan literasi sekolah banyak
kegiatan-kegiatan yang dapat digunakan dalam pembelajaran sejarah, misalnya
menggunakan lingkungan fisik, sosial, afektif, dan akademik disertai beragam
bacaan (cetak, visual, auditori, digital) yang kaya literasi di luar buku teks
pelajaran untuk memperkaya pengetahuan dalam mata pelajaran.11
Dalam pembelajaran sejarah literasi di era digital sangat berpengaruh
dalam proses pembelajaran sejarah khususnya dalam menciptakan inovasi atau
kreativitas dalam pembelajaran sejarah agar pembelajaran menarik, tidak
membosankan, serta pembelajaran terasa hidup. Siswa dalam menyikapi kegiatan
literasi diharapkan menumbuhkan inovasi dan kreativitas dalam pembelajaran
sehingga menghasilkan pendidikan yang berkualitas. Untuk mencegah konten-
konten bermuatan negatif dan kabar bohong atau hoax maka siswa di era digital
ini diharapkan mengikuti perkembangan teknologi digital.12
Berdasarkan pengalaman peneliti melalui kegiatan PPL SMA Negeri 1
Kasihan sekolah sudah mempunyai fasilitas dari segi LCD proyektor sudah ada
serta komponen lainya seperti, speaker. Sekolah menerapakan kegiatan literasi 15
menit awal pelajaran digunakan untuk membaca buku. Untuk menunjang
11
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan,
Panduan Gerakan Literasi Sekolah Menengah Atas, Jakarta: Kemendikbud, 2016, hlm.22. 12
Nabilla Tashandra. https://lifestyle.kompas.com/read/2018/01/30/193015920/menkominfo-
mulailah-literasi-digital-dari-keluarga. Diakses pada tanggal 4 Maret 2019, pukul 15.55.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
pembelajaran yang berkualitas guru diharapkan memanfaatkan penggunaan media
audio visual dalam literasi di sekolah.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas peneliti memilih SMA Negeri
1 Kasihan tertarik untuk meneliti sejauh mana media audio visual dalam
pembelajaran sejarah melalui gerakan literasi. Dengan demikian, peneliti
mengambil judul Pembelajaran Sejarah Berbasis Budaya Literasi Digital Dengan
Pemanfaatan Media Audio Visual Pada Siswa Kelas XI IPS 2 Di SMA Negeri 1
Kasihan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah
penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana persiapan pembelajaran Sejarah berbasis budaya literasi digital
dengan pemanfaatan media audio visual pada siswa kelas XI IPS 2 SMA
Negeri 1 Kasihan
2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran Sejarah berbasis budaya literasi digital
dengan pemanfaatan media audio visual pada siswa kelas XI IPS 2 SMA
Negeri 1 Kasihan
3. Bagaimana hasil belajar Sejarah berbasis budaya literasi digital dengan
pemanfaatan media audio visual pada siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1
Kasihan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah untuk
mendeskripsikan tentang :
1. Persiapan pembelajaran Sejarah berbasis budaya literasi digital dengan
pemanfaatan media audio visual pada siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1
Kasihan?
2. Pelaksanaan pembelajaran Sejarah berbasis budaya literasi digital dengan
pemanfaatan media audio visual pada siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1
Kasihan?
3. Hasil belajar Sejarah berbasis budaya literasi digital dengan pemanfaatan
media audio visual pada siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Kasihan?
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi SMA
Negeri 1 Kasihan untuk pengembangan dan peningkatan kualitas
pembelajaran sejarah di sekolah.
2. Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi guru
sejarah peminatan dalam melakukan kegiatan pembelajaran dengan
menanamkan penguatan budaya literasi digital.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
3. Bagi Program Studi Pendidikan Sejarah
Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberi dampak positif bagi program
studi pendidikan sejarah khususnya dalam melakukan pengembangan dan
peningkatan kualitas karya ilmiah
4. Bagi Peneliti
Melalui penelitian peneliti menambah wawasan tentang pemanfaatan audio
visual dalam budaya literasi serta meningkatkan kualitas karya ilmiah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari Bahasa yakni medius yang berarti pengantar
atau perantara, media sebagai sarana alat komunikasi atau hubungan timbal balik
dalam kehidupan sehari-hari.13
Sedangkan pembelajaran bisa diartikan sebagai
sarana untuk mendapatkan ilmu atau menambah wawasan. Media pembelajaran
merupakan sarana atau kumpulan komponen yang berguna untuk memacu atau
memberi stimulus dalam diri siswa lewat proses pembelajaran.
Pada era digital ini media pembelajaran memliki peran penting dalam
mendidik siswa yang berkualitas. Media pembelajaran juga sebagai alat yang
membantu guna menyampaikan pesan pembelajaran melalui komunikasi antara
pengajar dan siswa yang menciptakan hubungan timbal balik untuk
mendapatkan informasi atau materi dari guru.14
Dalam era digital ini media pembelajaran sangat berpengaruh dalam
proses pembelajaran siswa. Sebagai alat untuk menyalurkan informasi atau
pesan bahan ajar khusus antara guru dengan siswa, tujuan media pembelajaran
secara umum sebagai alat bantu pembelajaran, mempermudah siswa dengan
13
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, Jakarta: Gaung Persada, 2010,
hlm. 5-6. 14
Hujar AH Sanaky, Media Pembelajaran Interaktif-Inofatif,Yogyakarta: Kaukaba Dipantara,
2013, hlm. 3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
guru dalam proses pembelajaran di kelas, meningkatkan efisiensi proses
pembelajaran yaitu guna menghemat waktu dalam pembelajaran di kelas,
membantu kosentrasi atau fokus siswa dalam proses pembelajaran di dalam
kelas.
Dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran di abad-21 ini sangat
menopang pembelajaran siswa. Sebagai sarana untuk memajukan proses
pembelajaran di kelas dan membuat variasi bahan ajar serta mempermudah
antara siswa dan guru dapat bertukar informasi di kelas. Dengan adanya media
pembelajaran ini adanya pengajaran yang lebih jelas serta konsentrasi
pembelajaran di kelas terjaga. Media pembelajaran di era milineal ini juga
bervariatif, banyaknya ide atau inovasi pembelajaran yang maju sehingga
pembelajaran di kelas tidak membosankan. Dikalangan awam dikenal kalimat
masuk kanan keluar kiri yang artinya bahwa pembelajaran ini berlangsung baik
namun siswa hanya menerima ilmu secara sekilas selanjutnya ilmu yang
dipelajari itu lupa seketika.
b. Fungsi Media Pembelajaran
Livie dan Lents menjabarkan empat fungsi media pembelajaran pada
media visual, empat fungsi tersebut memiliki peran penting dalam media
pembelajaran diantaranya :15
15
Hujar AH Sanaky, op.cit., hlm. 7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
1) Fungsi atensi
Di dalam media visual sebagai inti guna untuk menarik serta mengarahkan
perhatian dalam pembelajaran untuk menarik kosentrasi pada isi mata
pelajaran yang bermakna serta menyertai teks mata pelajaran.
2) Fungsi afektif
Fungsi ini mencakup tingkat kenikmatan pembelajaran, yakni belajar
membaca teks bergambar atau pernyataan gambar. Pernyataan ini berupa
gambar atau lambang visual yang dapat membangkitkan emosi dan sikap
pembelajaran.
3) Fungsi kognitif
Berfungsi untuk mengungkapkan lambang visual guna memperlancar
pencapaian tujuan pembelajaran serta memahami dan mendengar informasi
atau makna dari gambar tersebut.
4) Fungsi kompensatoris
Dalam fungsi ini memberikan konteks guna memahami teks untuk mencegah
pembelajar yang lemah dalam membaca sehingga dapat menyimpulkan dan
meriview kembali materi.
Dari keempat fungsi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar
menggunakan media visual berupa gambar beserta teks yang memperjelas guna
menarik perhatian siswa dalam pembelajaran. Sebagai sarana untuk mencegah
siswa enggan membaca buku. Fungsi ini juga melihat pesan visual dengan
mudahnya dipahami atau mampu di tangkap oleh siswa.16
Dalam pembelajaran
16
Ibid., hlm. 8.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
ini keempat fungsi ini saling berkaitan khususnya dalam Kurikulum 13 (k13)
yang diharapkan siswa untuk aktif dan peka terhadap materi pembelajaran.
c. Ciri-ciri Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah sarana penompang pembelajaran dikelas,
melalui media pembelajaran yang inovatif dan kreativitas sehingga akan
membuat proses pembelajaran berjalan menarik serta efisien dalam waktu.
Sebagai sarana pembelajaran yang efektif, guru dan siswa diharapkan saling
bertukar informasi serta adanya konsentrasi dalam pembelajaran.
Dengan demikian, media pembelajaran berkaitan antara guru dengan
siswa dalam metode pembelajaran. Menurut Gerlach dan Ely mengemukakan
tiga ciri-ciri media pembelajaran sebagai berikut:17
1) Ciri fiksatif (Fixative Property)
Ciri ini menunjukkan bahwa kemampuan media merekam, menyimpan, dan
merekonstruksi suatu peristiwa atau obyek. Dalam penyusunan ini secara
struktur, suatu obyek atau peristiwa diambil atau direkam dapat dibuat dan
berbentuk media, seperti fotografi, video tape, disket komputer, dan film.
Dalam penyusunan ini tidak terbatas oleh waktu sehingga rekaman atau
video tersebut bisa saja digunakan pada waktu tertentu atau masa yang akan
datang.
2) Ciri Manipulatif (Manipulative Property)
Ciri ini menggambarkan suatu obyek atau kejadian yang memakan waktu
berhari-hari dalam pembuatan film ini. Dalam pengambilan sampel ini dapat
17
Cecep Kustandi dan Bambang Sutjito, Media Pembelajaran Manual dan Digital, Bogor: Ghalia
Indonesia, 2013, hlm. 12-13.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
dilakukan melalui fotografi dengan teknik pengambilan gambar time-lapse
recording atau merekam kejadian atau peristiwa. Dalam pengamatan
peristiwa dapat pula diperlambat pada saat menayangkan kembali peristiwa
atau hasil rekaman yang dibuat (video). Misalnya proses tsunami atau reaksi
kimia dapat diamati melalui kemampuan manipulatif dari media.
3) Ciri Distributif (Distributive Property)
Ciri distributif dari media memungkinkan suatu peristiwa atau kejadian dapat
di kaitkan dengan ruang, secara bersamaan peristiwa tersebut dapat disajikan
ke semua siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai
obyek tersebut. Dalam distribusi media ini tidak terbatas satu kelas atau
beberapa sekolah di kawasan tertentu. Rekaman video, file komputer dapat
didistribusikan ke seluruh penjuru tanah air.
Dapat disimpulkan dari ciri-ciri di atas bahwa informasi atau peristiwa
dapat direkam dalam format video, file komputer. Sehingga peristiwa tersebut
dapat diinformasikan secara umum di seluruh Indonesia. Sebagai sarana
informasi dapat diproduksi secara berulang-ulang sesuai keperluan yang akan
datang. Konsistensi informasi yang telah jadi video atau direkam akan terjamin
kredibilitas atau keasliannya.
d. Prinsip-prinsip Pemilihan Media Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan sarana penting dalam pendidikan
khususnya dalam menigkatkan kualitas pembelajaran. Sebagai pembelajaran
yang mengedepankan inovasi dan kreativitas maka perlu pemilihan prinsip-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
prinsip pembelajaran. Dalam prinsip pemilihan media pembelajaran dapat kita
lihat sebagai berikut :18
1) Efektivitas media pembelajaran
Sebagai prinsip utama pemilihan media pembelajaran yaitu guru diharapkan
mempertimbangkan bahwa media yang dipilih ini lebih efektif dalam
pembelajaran. Sehingga pembelajaran ini akan berlangsung sesuai waktu
yang ditentukan guru. Sehingga pembelajaran berjalan tepat waktu.
2) Interaktivitas media pembelajaran
Prinsip kedua ini berkaitan dengan siswa, yakni dalam pemilihan prinsip
pembelajaran. Hal ini sangat berkaitan dengan siswa, sebab siswa sebagai
patokan seberapa besar peran siswa dalam berinteraksi dengan guru.
Tujuannya agar siswa lebih aktif dan terlibat dalam pembelajaran.
3) Minat siswa terhadap media pembelajaran
Dalam pemilihan prinsip pembelajaran yang satu ini di ukur dengan minat
siswa dalam mengikuti pembelajaran. Media sangat berpengaruh dalam
pembelajaran khususnya dalam membangkitkan minat siswa. Dorongan dari
guru dalam pemilihan media pembelajaran yang menarik ini dapat
mengubah pembelajaran lebih inovasi. Selain itu keaktifan siswa ini sangat
mempengaruhi pembelajaran.
18
https://www. Prinsip dan Prosedur Pemilihan Media Pembelajaran. Diakses pada tanggal 4
Maret 2019, pukul 21.33.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
4) Kemampuan guru menggunakan media pembelajaran
Guru berperan penting dalam media pembelajaran sebagai fasilitator. Guna
menopang pembelajaran yang inovasi guru diharapkan menguasai media
berbasis komputer khususnya dalam penggunaan media. Kemajuan dunia
digital ini mendorong guru untuk kreatif dan inovasi dalam pembelajaran.
e. Klasifikasi Media Pembelajaran
Kemajuan teknologi dalam pembelajaran mendorong perubahan dalam
pembelajaran dengan cara mengubah media pembelajaran yang menarik dan
mudah ditangkap oleh siswa. Dapat kita lihat alat-alat audio, visual, audio-
visual. Maka dalam meningkatkan pembelajaran antar guru dan siswa saling
berinteraksi guna menunjang pembelajaran yang berkualitas.Media
pembelajaran diklasifikasikan diantaranya:19
1) Dalam menunjang pembelajaran bisa disediakan menggunakan
simbol-simbol kata dan cetakan berupa bacaan.
2) Kemajuan teknologi digital maupun media non-proyeksi antara
lain: projektor (LCD), slide, dan film. Sedangkan media non-
proyeksi dapat berupa, poster, papan tempel kartun, komik,
gambar,dll
3) Kumpulan benda-benda berupa peninggalan sejarah, dokumentasi
serta bahan-bahan yang memiliki makna sejarah.
4) Perilaku guru, sebab guru sebagai contoh atau panutan siswa di
sekolah. misalnya mencontohkan gerakan tangan, gerakan badan,
dan kaki.
Edgar Dale, menjabarkan tingkat pengalaman dan alat-alat yang
diperlukan untuk mendapatkan pengalaman. Menurut Edgar Dale, pengalaman
berlangsung dari tingkat yang kongkrit naik menuju ke tingkat yang lebih
abstrak.20
19
Hujair AH Sanaky, op.cit., hlm. 44. 20
Ibid., hlm. 47.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Gambar I. Klasifikasi media menurut Edgar Dale
Berdasarkan klarifikasi Edgar Dale, dengan pola berpikir dari konkrit
sampai abstrak. Dapat dijelaskan sebagai berikut :21
1) Pengalaman langsung bertujuan untuk pengalaman yang didapat
hubungan langsung dengan benda-benda, kejadian. Pembelajar
bekerja sendiri, mengalami sendiri, memecahkan masalah sendiri.
2) Pengalaman tiruan yang diatur, berfungsi untuk pengalaman yang
diperoleh melalui benda-benda atau kejadian tiruan dari sebelumnya
atau mengulang ciptaan kembali benda tersebut.
3) Pengalaman dramatisasi, yaitu disajikan dalam bentuk drama,
didukung gerakan sampai kepermainan yang lengkap dengan pakaian
dan dekorasi.
4) Demonstrasi, yaitu percontohan atau pertunjukkan cara membuat atau
cara melayani sesuatu proses.
5) Karyawisata, yaitu menambah wawasan pembelajar dan memperkaya
dan memperluas pengalaman pembelajar. Pembelajaran dapat
dilakukan dalam karya wisata adalah : pembelajar aktif melakukan
observasi, tanya jawab, mencatat, dan membuat laporan.
6) Pameran , tujuannya guna mempertunjukkan hasil pekerjaan
pembelajar dengan perkembangan dan kemajuan sekolah kepada
warga sekolah dan masyarakat sekitar.
21
Ibid,. Hlm. 48-50.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
7) Televisi yaitu suatu media untuk menyampaikan pesan pendidikan
dan pembelajaran kepada siswa dan masyarakat. Dinilai media ini
sangat menarik perhatian siswa.
8) Gambar hidup (film) merupakan rangkaian gambar yang ditampilkan
ke layar LCD. Rangkaian gambar dan suara yang ditampilkan dengan
cerita dan gambar yang mudah dipahami.
9) Radio dan gambar tetap yaitu siaran radio dapat disampaikan
pengajaran secara efektif dan menambah pengetahuan, pengalaman
dan menimbulkan motivasi belajar. Sedangkan gambar tetap dapat
ditampilkan bentuk dua dimensi berupa poster, gambar seri, dan film
strip.
10) Lambang visual yaitu gambar yang secara keseluruhan dari sesuatu
yang dijelaskan kedalam suatu bentuk dapat divisualisasikan,
misalnya sketsa, poster, komik, kartun gambar, dan diagaram.
11) Lambang kata (verbal) dapat dijumpai dalam buku dan bahan-bahan
bacaan lainya seperti buku, majalah, koran, dan lain-lainya.
2. Media Audio Visual
a. Pengertian Media Audio Visual
Audio visual berasal dari kata Audible dan Visible, audible yang berarti
dapat didengar, visible berarti dapat dilihat.22
Audio visual berhubungan dengan
suara atau bunyi. Dalam pembelajaran menggunakan audio visual maka siswa
dapat melihat baik tulisan maupun gambar yang ditayangkan dengan LCD
proyektor.
Menurut Ahmad Rohani, audio visual merupakan media intruksional
modern berdasarkan dengan perkembangan zaman atau kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang meliputi media yang dapat dilihat, didengar,
dan dapat dilihat serta didengar.23
Dengan demikian audio visual merupakan alat
peraga yang dapat didengar dan diamati dengan jelas.
22
http://eprints.stainkudus.ac.id/1753/5/05.%20BAB%20II.pdf. Diakses pada tanggal 4 Maret
2019. Pukul. 23.35. 23
Ibid., Hlm. 10.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
b. Jenis-jenis Media Audio Visual
Media tak lepas dengan audio visual, namun kedua komponen ini
mempunyai kekuatan-kekuatan untuk mensukseskan pendidikan. Kedua
komponen ini mampu membuat anak untuk berpikir secara kreatif dengan
ditopangnya penggunaan audio visual, antara lain:24
1) Sound Slide
Alat ini hasil perpaduan antara gambar slide (mati) dengan sound
(suara dan musik). Dengan media audio visual ini mampu menarik
perhatian siswa dengan ditayangkan gambar dengan suara.
Sehingga mendorong siswa untuk berpikir secara konkret.
2) Televisi
Televisi merupakan media audio visual yang sudah maju. Media
televisi mendorong siswa dapat belajar kelompok kecil maupun
besar. Sebagai sarana penopang pembelajaran, televisi juga untuk
meningkatkan minat pembelajaran siswa.
3) Tape atau Video Cassette
Sarana media yang hampir mirip fungsi dengan rekaman
(Recording) berisi rekaman dan gambar.
4) Film
Media yang mengkombinasikan dua komponen yaitu media audio
visual dengan media audio.
3. Literasi
a. Pengertian Literasi
Istilah literasi dalam bahasa latin dikenal Literatus yang berarti orang
yang belajar. Namun Education Development Center (EDC) juga turut
menjelaskan pengertian dari literasi adalah kemampuan individu untuk
menggunakan potensi atau bakat serta skill yang dimilikinya, dan tidak sebatas
hanya kemampuan untuk membaca dan menulis saja. Sedangkan UNESCO juga
menjabarkan bahwa literasi merupakan suatu komponen keterampilan yang
24
Andre Rinanto, Peranan Media Audiovisual dalam Pendidikan, Yogyakarta: Kanisius, 1982,
hlm. 48-51.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
nyata, khususnya keterampilan kognitif dalam membaca dan menulis yang
terlepas dari konteks dimana keterampilan yang dimaksud diperoleh, dari siapa
keterampilan tersebut diperoleh dan bagaimana cara memperolehnya.25
Dari pengertian literasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa di era
milenial ini literasi mempunyai makna penting dalam membaca dan menulis
sesuai dengan perkembangan teknologi yang semakin cepat. Untuk
menyukseskan pembangunan Indonesia di abad ke-21, maka literasi digencar-
gencarkan demi kemajuan bangsa.26
Dalam pelaksanaannya, pada periode yang
terjadwal, dilakukannya asesmen supaya dampak keberadaan Gerakan Literasi
Sekolah (GLS) dapat diketahui dan terus-menerus dikembangkan.27
Pembelajaran literasi merupakan pembelajaran yang mendorong untuk
memaksimalkan keterampilan-keterampilan pembelajaran guna menghasilkan
pembelajaran yang inovasi dan efektif.
b. Komponen Gerakan Literasi
Literasi memiliki arti luas antara lain membaca dan menulis namun di
dalam literasi harus dikembangkan melalui keterampilan berpikir kritis
menggunakan buku yang sumber-sumbernya jelas dan kredibel dalam bentuk
media cetak, visual, dan digital. Di era milenial ini, kemampuan berpikir kritis
juga disebut literasi informasi. Menurut Clay dan Ferguson komponen literasi
informasi terdiri atas literasi dini, literasi dasar, literasi perpustakaan, literasi
25
https://gurudigital.id/jenis-pengertian-literasi-adalah/. Diakses pada tanggal 8 Maret 2019.
Pukul. 13.10. 26
Kemendikbud, Panduan Gerakan Literasi Nasional, Jakarta: Tim GLN Kemendikbud, 2017,
hlm. 2. 27
Dirjendikdasmen, Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah, Jakarta: Kemendikbud, 2016, hlm. 8.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
media, literasi teknologi, dan literasi visual. Komponen literasi tersebut
dijelaskan sebagai berikut:28
1) Literasi Dini (Early Literacy)
Adalah kemampuan untuk menyimak, memahami bahasa lisan, dan
berkomunikasi melalui gambar lisan. Kemampuan-kemampuan ini
dibentuk dengan landasan pengalaman secara berinteraksi dengan
lingkungan sosial dimasyarakat.
2) Literasi Dasar (Basic Literacy)
Merupakan kemampuan untuk mendengarkan, berbiacara,
membaca, menulis, dan menghitung (Counting) berkaitan dengan
kemampuan analisis untuk memperhitungkan (calculating),
mempersepsikan informasi (perceiving), mengkomunikasikan, serta
menggambarkan informasi (drawing) berdasarkan pemahaman dan
pengambilan kesimpulan secara pribadi.
3) Literasi Perpustakaan (Library Literacy)
Bertujuan antara lain adalah memberikan pemahaman atau solusi
cara membedakan bacaan fiksi dan non-fiksi, memanfaatkan
koleksi referensi dan periodical. Selain itu literasi perpustakaan
juga berfungsi untuk memahami Dewey Decimal System sebagai
klasifikasi pengetahuan yang mempermudah dalam menggunakan
perpustakaan, memahami penggunaan katalog dan pengindeksan.
4) Literasi Media (Media Literacy)
Merupakan kemampuan untuk mengetahui berbagai macam media
yang berbeda, antara lain media cetak, media elektronik (media
radio, media televisi), media digital (media internet), memahami
tujuan dan fungsi setiap media.
5) Literasi Teknologi (Technology Literacy)
Yaitu kemampuan dalam memahami kelengkapan teknologi seperti
perangkat keras (Hardware), perangkat lunak (Software), serta
etika dan manfaat penggunaan teknologi. Sehingga kemampuan
dalam memahami teknologi akan membantu untuk mencetak,
mempresentasikan, dan mengakses jaringan internet. Dengan
semakin berkembangnya informasi saat ini, maka pemahaman
dalam menggunakan IPTEK sangat diperlukan dalam pengelolaan
informasi tersebut.
6) Literasi Visual (Visual Literacy)
Adalah pemahaman secara lanjut antara dua komponen, yaitu
literasi media dan literasi teknologi. Sehingga kemampuan ini
menumbuhkan pikiran kritis dalam siswa di dukung dengan materi
visual dan di dukung audio visual secara baik.
28
Ibid,. hlm. 8-9.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Dalam pelaksanaan komponen literasi ini tentunya didukung oleh
pihak-pihak lain. Pihak yang berperan aktif dalam pelaksanaan komponen
literasi dipaparkan sebagai berikut:29
Tabel 1. Pelaksanaan Komponen Literasi
No Komponen Literasi Pihak Yang Berperan Aktif
1. Literasi usia dini Orang tua dan keluarga, guru/PAUD, pamong/pengasuh
2. Literasi dasar Pendidikan formal
3. Literasi perpustakaan Pendidikan formal
4. Literasi teknologi Pendidikan formal dan keluarga
5. Literasi media Pendidikan formal, keluarga, dan lingkungan sosial
masyarakat
6. Literasi visual Pendidikan formal, keluarga, dan lingkungan sosial
Sebagai komponen literasi dari komponen satu dengan yang lain sangat
berkaitan, yakni dalam pendidikan formal keluarga sangat berperan penting
sebagai pemangku aktif di keluarga serta pemangku lain yaitu kepala sekolah,
guru sebagai pendidik, tenaga pendidikan, dan pustakawan sangat berpengaruh
untuk memfasilitasi pengembangan komponen literasi siswa. Agar terciptanya
lingkungan nyaman diperlukan perubahan dalam pembelajaran lewat literasi.30
29
Ibid., hlm. 10. 30
Ibid,. hlm. 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
c. Ranah Literasi
Literasi merupakan sarana untuk memajukan bangsa, dengan
didorongnya Gerakan Literasi Nasional (GLN) maka gerakan literasi antara lain
:31
1) Gerakan Literasi Sekolah
Gerakan literasi sekolah ini dilakukan dengan mengintergrasikan dengan
kegiatan kurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler. Literasi ini dapat
dilakukan di dalam kelas atau di luar kelas dengan dukungan orang tua dan
masyarakat.
2) Gerakan Literasi Keluarga
Literasi ini dapat dilaksanakan dalam bentuk penyediaan bahan bacaan
keluarga untuk penguatan dan pemahaman pentingnya literasi di dalam
keluarga. Literasi ini dilaksanakan semua anggota keluarga saling
memberikan teladan atau contoh dalam keluarga dengan berbagai variasi
kegiatan.
3) Gerakan Literasi Masyarakat
Gerakan literasi masyarakat dapat dilakukan dalam bentuk penyediaan
bahan bacaan yang berbagai macam, perluasan akses terhadap sumber
belajar dan perluasan pada masyarakat untuk terlibat dalam berbagai bentuk
kegiatan literasi.
d. Dimensi Literasi
Demi menunjang kemajuan bangsa, Kemendikbud menyelenggarakan
program Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Gerakan ini guna
menumbuhkembangkan dan membudayakan literasi di Indonesia.32
Pemerintah
gencar-gencarnya melakukan budaya literasi maka dimensi literasi di bagi
sebagai berikut:33
1) Literasi Baca dan Tulis
Dimensi ini mencakup pengetahuan dan kecakapan guna
meningkatkan membaca, menulis, mencari, menelusuri, dan
mengkritisi sebuah buku bacaan guna meningkatkan pemahaman
serta berpartisipasi di lingkungan sosial.
31
Ibid,. hlm. 8. 32
Kemendikbud,op,cit., hlm. 5. 33
Ibid,. hlm. 6-7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
2) Literasi Numerasi
Literasi numerasi merupakan pengetahuan dan kecakapan untuk
memperoleh, menginterpretasikan, menggunakan, dan
menggunakan berbagai simbol matematika guna memecahkan
sebuah masalah secara cepat dalam kehidupan sehari-hari.
Sehingga bisa menganalisis informasi yang ditampilkan dalam
bentuk (grafik, tabel, bagan, dll) untuk menyelesaikan masalah.
3) Literasi Sains
Dimensi ini mencakup pengetahuan dan kecakapan ilmiah untuk
mengidentifikasi pertanyaaan, mendapatkan pengetahuan baru,
menjelaskan fenomena ilmiah, serta menganalisis dan
menyimpulkan berdasarkan fakta, memahami karateristik sains,
membangun kesadaran sains, dan teknologi membentuk
lingkungan alam dan budaya, serta meningkatkan kemauan untuk
berpartisipasi dan peduli dalam isu-isu yang terkait dengan sains.
4) Literasi Digital
Literasi digital adalah pengetahuan dan kecakapan untuk
menggunakan media digital guna menjalin komunikasi dan
interaksi sehari-hari.
5) Literasi Finansial
Literasi finansial adalah pengetahuan dan kecakapan untuk
mengambil keputusan secara tepat dan efektif dalam konteks
memecahkan finansial.
6) Literasi Budaya dan Kewargaan
Dalam literasi dua komponen ini untuk memahami kebudayaan
Indonesia sebagai identitas bangsa dan memahami hak dan
kewajiban sebagai warga Indonesia.
e. Gerakan Literasi Sekolah
Gerakan literasi sekolah (GLS) adalah sebuah gerakan baru di sekolah
yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi
pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik.
Pelibatan publik antara lain siswa, guru, kepala sekolah, tenaga kependidikan,
pengawas sekolah, komite sekolah, dan orang tua wali murid. Sedangkan dari
buku media massa dan penulis serta tokoh masyarakat sebagai teladan atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
panutan penasihat dan pemangku diarahan bawahan Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.34
Dengan adanya Gerakan Literasi ini diharapkan siswa agar rajin
membaca, menulis, menyimak, dan berbicara. Sehingga siswa menambah
wawasan atau pengetahuan baru yang bisa dipahami di benak siswa. Dalam
konteks literasi ini siswa di sekolah diharapkan memiliki kemampuan untuk
menjadikan literasi sebagai sarana dalam mengenal, memahami, dan
menerapkan ilmu yang didapatkan di bangku sekolah.
Langkah pertama pembiasaan yaitu 15 menit membaca (guru
membacakan buku siswa membaca dalam hati, memahami isi yang dibaca sesuai
dengan konteks atau target sekolah). Ketika langkah pembiasaan akan terbentuk,
dilanjutkan ke tahap pengembangan dan pembelajaran. Dalam tahap
pembelajaran maka karateristik siswa akan terbentuknya sendiri sesuai dengan
kemampuan siswa. Keterampilan membaca dalam konteks literasi merupakan
keterampilan untuk mendapatkan berbagai macam pengetahuan yang kemudian
siswa mengolah berpikir kritis. Dalam membaca tidak sekedar menyelami
makna namun juga untuk memahaminya. Oleh sebab itu, sangat diperlukan
kemampuan berpikir kritis dan kreatif untuk memahami lebih dalam makna
tersebut.35
34
Hendra Kurniawan, Literasi dalam Pembelajaran Sejarah, Yogyakarta: Gava Media, 2018. hlm.
22. 35
Hendra Kurniawan, Pembelajaran Literasi dalam Mata Pelajaran Sejarah, 2018, Historia
Vitae, Vol. 32, No. 1, hlm. 4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
f. Tujuan Gerakan Literasi Sekolah
Gerakan literasi sekolah (GLS) mempunyai tujuan umum dan khusus
sebagai berikut:36
1) Tujuan Umum
Gerakan literasi dapat menumbuhkembangkan budi pekerti siswa
melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan
dalam Gerakan Literasi Sekolah (GLS) sehingga siswa dapat
menjadi pembelajar sepanjang hayat hidupnya.
2) Tujuan Khusus
a) Menumbuhkembangkan budaya literasi sekolah
b) Meningkatkan kapasitas warga sekolah agar tumbuh menjadi
ekosistem yang literat
c) Menjadikan sekolah sebagai tempat belajar yang menyenangkan
dan ramah terhadap anak sehingga warga sekolah mampu
mengelola pengetahuan dengan baik dan optimal (melek literasi)
d) Menjaga keberlanjutan pembelajar dengan ketersediaan beragam
buku bacaan, sumber referensi, dan lainya serta mewadahi berbagai
strategi membaca (belajar)
g. Ruang Lingkup Gerakan Literasi Sekolah
Ruang lingkup merupakan salah satu komponen Gerakan Literasi
Sekolah (GLS), antara lain:37
1) Lingkungan fisik sekolah (fasilitas menunjang seperti sarana prasana literasi
sekolah).
2) Lingkungan sosial dan afektif (dukungan dan keaktifan semua warga
sekolah berdampak positif).
3) Lingkungan akademik (dengan adanya program literasi sekolah disertai
bukti nyata bahwa sekolah telah menerapkan Gerakan Literasi Sekolah
(GLS).
36
Ibid,. hlm. 22-23. 37
Dirjendikdasmen, Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah, Jakarta: Kemendikbud, 2016, hlm. 7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
h. Tahapan Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah
Gerakan Literasi Sekolah (GLS) dilakukan secara bertahap dengan
melihat berbagai pertimbangan aspek sekolah meliputi sarana prasarana sekolah
(kesiapan fasilitas sekolah), kesiapan warga sekolah, dan kesiapan komponen
laianya (partisipasi masyarakat, dukungan komite sekolah, dan perangkat
kebijakan yang relevan). Dengan kesiapan yang nyata maka Gerakan Literasi
Sekolah (GLS) ini merupakan program jangka panjang bagi pendidikan. Adapun
tahapan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) adalah sebagai berikut:38
1) Tahap Pertama
Yaitu tahap pembiasan, kegiatan membaca yang menyenangkan di
ekosistem sekolah. Tahap ini diharapkan di dalam benak siswa
tumbuh minat terhadap bacaan dan terhadap kegiatan membaca dalam
diri warga sekolah. Penumbuhan minat baca merupakan hal
fundamental bagi kemampuan literasi siswa. Pada mata pelajaran
sejarah, kegiatan pembiasaan ini diberikan pada awal pembelajaran di
mulai dengan memberikan kesempatan pada siswa untuk membaca
materi-materi sejarah yang akan dipelajarinya. Siswa diminta aktif
dalam membaca buku pelajaran serta untuk mencari materi dengan
sumber lain.
2) Tahap Kedua
Merupakan pengembangan untuk minat baca meningkatkan
kemampuan literasi. Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan
kemampuan siswa dalam hal memahami bacaan dan mengaitkan
dengan pengalaman pribadi, berpikir kritis terhadap permasalahan,
dan mampu mengolah kemampuan komunikasi secara kreatif melalui
kegiatan menanggapi bacaan pengayaan. Di dalam pembelajaran
sejarah kegiatan ini pada tahap pengembangan dapat dilakukan
dengan membuat rangkuman atau ringkasan singkat serta
mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari yang dapat dijadikan
contoh.
3) Tahap Ketiga
Yaitu tahap pelaksanaan pembelajaran berbasis literasi bertujuan
untuk mengembangkan kemampuan memahami teks dan
mengaitkannya dengan pengalaman pribadi, beripikir secara kritis,
dan dapat mengolah kemampuan komunikasi secara kreatif melalui
kegiatan memberi tanggapan teks buku bacaan pengayaan dan buku
38
Ibid., hlm. 28-30.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
mata pelajaran. Dalam Kurikulum 2013 ini menekankan siswa untuk
lebik aktif dalam pembelajaran maka kegiatan membaca pada tahap
ini untuk mendukung siswa agar membaca buku guna menambah ilmu
pengetahuan umum, kegemarannya, minat khusus atau teks
multimodal, dan buku-buku tertentu yang berhubungan dengan mata
pelajaran di sekolah. Untuk Sekolah Dasar (SD) sebanyak 6 buku, 12
buku bagi siswa SMP, dan bagi siswa SMA/SMK sebanyak 18 buku.
Kegiatan literasi ini dapat menumbuhkan keterampilan-keterampilan
dalam benak siswa, yaitu membaca, menyimak, menulis, dan
berbicara.
Pada tabel berikut ini akan dipaparkan tahap dan kegiatan literasi sekolah.
Tabel 2. Fokus Kegiatan dan Tahapan Literasi Sekolah
Tahapan Kegiatan
PEMBIASAAN
(belum ada tagihan)
1.Lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran
melalui kegiatan membaca buku dengan nyaring (real aloud)
atau seluruh warga sekolah membaca dalam hati (sustained
silent). Di SMA Negeri 1 Kasihan telah rutin dilaksanakan
setiap hari selama 15 menit sebelum proses pembelajaran
dimulai. Khusus hari kamis diadakan literasi agama yaitu
membaca kitab suci sesuai dengan kepercayaan masing-
masing.
2.Membangun lingkungan fisik sekolah kaya literasi, yaitu (1)
menyediakan perpustakaan sekolah; (2) pengembangan sarana
lain (UKS), kantin, kebun sekolah; dan (3) penyediaan koleksi
teks, cetak, visual, digital, maupun multimodal yang mudah
diakses oleh seluruh warga sekolah; (4) pembuatan bahan
kaya teks (print-rich materials). Di SMA Negeri 1 Kasihan
sudah memadai dan sedang tahap untuk melengkapinya.
PENGEMBANGAN
(ada tagihan sederhana
untuk penilaian non
akademik)
1.Lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran
melalui kegiatan membaca buku dengan nyaring, membaca
dengan hati, membaca bersama, dan membaca terpadu diikuti
kegiatan lain dengan tagihan non-akademik, contoh: membuat
peta cerita (story map), menggunakan graphic organizers,
bincang buku.
2.Mengembangkan lingkungan fisik, sosial, afektif sekolah
yang menghargai keterbukaan, dan kegemaran terhadap
pengetahuan dengan berbagai kegiatan, antara lain: (a)
memberikan penghargaan kepada capaian perilaku positif,
kepedulian sosial, dan semangat belajar siswa; penghargaan
ini dapat dilakukan pada setiap upacara bendera hari senin dan
peringatan lain yang mendukung terciptanya budaya literasi di
sekolah (belajar di kebun sekolah, belajar di lingkungan luar
sekolah, wisata perpustakaan kota/daerah, dan taman bacaan
masyarakat, dll.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
3.Pengembangan kemampuan literasi melalui kegiatan di
perpustakaan sekolah/ perpustakaan kota/daerah atau taman
bacaan masyarakat atau sudut baca kelas dengan berbagai
kegiatan, antara lain: (a) membaca buku dengan nyaring,
membaca dalam hati, membaca bersama teks visual/digital
(materi dari internet); (b) siswa merespon teks
(cetak/visual/digital), fiksi dan nofikasi, melalui beberapa
kegiatan sederhana seperti menggambar, membuat peta
konsep, berdiskusi, dan berbincang tentang buku . Secara
keseluruhan kegiatan dalam tahap pengembangan ini sudah
mulai terlaksana ditandai dengan telah disediakanya buku
kemajuan literasi di setiap kelas.
PEMBELAJARAN
(ada tagihan akademik)
1.Lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran
melalui kegiatan membacakan buku dengan nyaring,
membaca dalam hati, membaca bersama, dan membaca
terpandu diikuti dengan kegiatan lain dengan tagihan non-
akademik dan akademik.
2.Kegiatan literasi dalam pembelajaran, disesuaikan dengan
tagihan akademik di kurikulum 2013.
3.Melaksanakan berbagai strategi untuk memahami teks dalam
semua mata pelajaran (misalnya, dengan menggunakan
graphic organizers).
4.Menggunakan lingkungan fisik, sosial, afektif, dan akademik
disertai dengan bacaan (cetak, visual, auditori, digital) yang
kaya literasi di luar buku teks pelajaran untuk memperkaya
pengetahuan dalam mata pelajaran. Dalam mata pelajaran
sejarah peminatan sudah diterapkan.
Di dalam tahap pembelajaran, semua mata pelajaran diharapkan
menggunakan ragam teks (cetak/visual/digital) yang tersedia dalam buku-buku
pengayaan atau informasi lain dari luar buku pelajaran. Guru diharapkan
bersikap kreatif dan inovatif untuk mencari pembelajaran yang relevan.39
Sehingga pembelajaran di dalam kelas berjalan dengan baik dan inovasi
pembelajaran semakin meningkat.
39
Ibid., hlm. 26.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
4. Budaya Literasi Digital
Budaya literasi digital berkembang pesat pada era milenial ditopang
dengan kemajuan teknologi yang semakin cepat. Literasi digital merupakan
pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan media audio visual.
Perkembangan era digital menyadarkan siswa bahwa keterampilan membaca
saja tidak cukup namun juga keterampilan menyimak literasi dalam berbagai
bentuk misal (visual, cetak, audio visual, dan lain-lain).40
Pelaksanaan budaya literasi digital di sekolah diharapkan memberi
perubahan pembelajaran pada siswa dalam bentuk pembelajaran inovatif dan
siswa merasa senang dalam pembelajaran di dalam kelas.
5. Pembelajaran Sejarah
a. Pengertian Pembelajaran Sejarah
Kata pembelajaran berasal dari kata belajar mendapat awalan “pe’’ dan
akhiran “an’’ menjelaskan bahwa ada komponen unsur dari luar (eksternal)
yang bersifat interpensi agar tercipta proses pembelajaran.41
Pembelajaran
berdasarkan Permendikbud Nomer 103 Tahun 2014 adalah suatu proses interaksi
antar siswa, antara siswa dengan guru, dan sumber belajar di dalam kelas.42
Tujuan pembelajaran yaitu untuk mempengaruhi siswa agar terjadi proses
belajar. Sehingga perlu ditingkatkan dengan cara proses belajar yang efektif,
efisien, dan terarah dengan tujuannya. Belajar pada umumnya adalah
40
Hendra Kurniawan, op.cit., hlm. 65. 41
Karwono dan Heni Mularsih, Belajar dan Pembelajaran: Serta Pemanfaatan Sumber Belajar,
Jakarta: PR Raja Grafindo Persada, 2017, hlm.19. 42
Hendra Kurniawan, op.cit., hlm. 8.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
pengumpulan sebuah informasi sebagai pengetahuan yang baru dan dapat
dikaitkan dengan kehidupan nyata. Pembelajaran di Kurikulum 2013 dapat
berupa pembelajaran langsung (direct teaching) dan tidak langsung (indirect
teaching).43
Hal ini sebagai alat untuk memudahkan siswa dalam proses
pembelajaran.
Sejarah berasal dari kata syajaratun (dari bahasa Arab), yang berarti
pohon sedangkan Sejarah dalam bahasa Inggris adalah history ( Bahasa Latin
dan Yunani Historia). 44
Menurut pandangan Roeslan Abdulgani sejarah
merupakan salah satu cabang ilmu yang mengkaji dan menyelidiki secara urut
atau sistematis seluruh perkembangan masyarakat di lihat dari massa lampau dan
massa yang akan datang. Secara kritis seluruh hasil penelitian dan penyelidikan
ini akan dijadikan pedoman proses masa depan. 45
Dalam mata pelajaran sejarah
di Indonesia dalam Kurikulum 13 dibagi menjadi 2 yaitu sejarah Indonesia dan
sejarah. Sejarah diartikan sebagai rekontruksi masa lalu dan akan dipikir, dikaji,
diteliti, dan direkontruksi kembali guna kepentingan masa yang akan datang.
b. Sumber dan Media Pembelajaran Sejarah Berbasis Literasi
Pembelajaran sejarah bergantung pada sumber yang jelas, sumber ini
dapat diperoleh dari benda-benda peninggalan sejarah yang masih ada sampai
saat ini. Benda-benda tersebut berupa artefak, fosil, prasasti, dan benda-benda
lainya yang berhubungan dengan sejarah. Namun sumber sejarah di era milenial
ini dapat diperoleh melalui sumber sejarah yang berbasis literasi.
43
Ibid., hlm. 9. 44
Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya, 1995, hlm. 1. 45
Abdul Rahman Hamid dan Muhammad Saleh Madjid, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta:
Ombak, 2011, hlm. 4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Sumber pembelajaran sejarah berbasis literasi ini antara lain buku teks,
artikel, jurnal, arsip, surat kabar, laporan hasil penelitian, dan film dokumenter
merupakan berbagai macam sumber pembelajaran sejarah berbasis literasi yang
dapat di manfaatkan di sekolah.46
Di era digital ini pembelajaran sejarah berbasis literasi merupakan
kombinasi kedua komponen antara visual dengan media audio visual. Dengan
berkembangnya teknologi siswa dan guru diharapkan mengikuti atau memahami
cara penggunaan IPTEK khususnya dunia digital untuk membantu kegiatan
literasi berbasis digital. Contoh dalam pemanfaatan literasi berbasis digital
antara lain mini book, buku pop-up, buku zig-zag, kalender cerita, poster, media
digital, dan lain-lain, sehingga dalam pembelajaran sejarah berbasis literasi akan
lebih inovasi dan kreativitas.47
c. Prinsip-prinsip Pembelajaran Sejarah
Dalam pembelajaran sejarah, sangat penting pembelajaran terlihat jelas
dan bukan sebatas tukar gagasan, ide, namun juga proses pendewasaan siswa
dalam memahami identitas, jati diri, dan nasionalisme terhadap bangsa melalui
pembelajaran sejarah. Oleh sebab itu pembelajaran sejarah hendaknya
memperhatikan beberapa prinsip48
:
1) Pembelajaran dilakukan secara adaptif terhadap siswa dan mengikuti
perkembangan zaman. Sejarah menceritakan kehidupan masa lalu,
bukan berarti sejarah tidak bisa dipelajari secara kontekstual. Banyak
fakta sejarah atau peristiwa kejadian nyata di pelajari siswa akan
menumbuhkan pemahaman dan kesadaran siswa terhadap nilai-nilai
nasionalisme, patriotisme, dan persatuan.
46
Hendra Kurniawan, op.cit., hlm. 13-18. 47
Ibid., hlm. 119. 48
Heri Susanto , Seputar Pembelajaran Sejarah: Isu Gagasan dan Strategi Pembelajaran,
Yogyakarta: Aswaja Pressido, 2014, hlm. 56-57.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
2) Pembelajaran sejarah seharusnya berorentasi pada pendekatan nilai.
Menyampaikan peristiwa kejadian sangat penting pada siswa dalam
pembelajaran sejarah, selain itu juga mengupas atau mengkritisi
fakta-fakta sejarah dan di ambil intisari yang tekandung dalam
peristiwa tersebut. Sehingga pembelajar akan lebih menjadi mawas
diri sebagai akibat dari memahami nilai tersebut.
3) Strategi yang digunakan dalam pembelajaran sejarah hendaknya
tidak mematikan kreativitas siswa dan tidak menghafal fakta-fakta
sejarah. Pembelajaran sejarah sudah waktunya dengan pembaruan
cara mengajar. Dengan minimnya kreativitas dalam pengajaran
sejarah ini menyebabkan minimnya inovasi dalam kelas. Sehingga
kejenuhan sering kali terjadi dalam diri siswa dan pembelajaran
kurang efisien.
Pembelajaran sejarah yang baik dan berinovasi dapat membantu siswa
untuk berpikir secara kritis. Berpikir secara kritis merupakan makna dari
memahami peristiwa sebagai pedoman hidup yang akan datang. Oleh sebab itu
pembelajaran sejarah bertujuan secara jelas dan membuat siswa terarah atau
diorganisir bersifat nyata, menarik, dan bermanfaat bagi siswa untuk masa
depan.
d. Literasi Digital Dalam Pembelajaran Sejarah
Dengan kemajuan teknologi dan berkembangnya zaman, menurut Sofie
Dewayani menjelaskan bahwa literasi penting, sebab menjadi paradigma
pengetahuan yang tercermin dalam sikap dan perilaku seseorang memasuki abad
ke-21 menjadi tantangan tersendiri mengenai pengetahuan yang berkembang
maka literat bermakna mampu menggunakan informasi pengetahuan dalam
kehidupan sehari-hari.49
Perkembangan digital menyadarkan bahwa literasi hadir untuk
perubahan dalam pembelajaran yang dikenal menjenuhkan, monoton, dan
49
Ibid., hlm. 63.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
hafalan peristiwa sejarah. Sehingga literasi berbasis digital dalam pembelajaran
sejarah ini dilakukan untuk meningkatkan kecakapan dalam memilah,
memahami, dan menggunakan informasi baik teks verbal, visual, dan audio
visual.50
Kemampuan ini seringkali diartikan sebagai kecakapan multiliterasi.
Dengan keterampilan penggunaan teknologi maka guru dan siswa akan terjalin
komunikasi dalam pembelajaran sejarah berbasis literasi digital.
e. Pemanfaatan Literasi dalam Pembelajaran Sejarah
Dalam pembelajaran sejarah teknologi sangat berperan penting dalam
kemajuan siswa khususnya untuk menambah wawasan baru melalui dunia
teknologi. Di era ini sumber sejarah semakin mudah didapat dan diakses melalui
internet dan tidak dipungut biaya tinggi. Era milenial ini memberi berbagai
macam ragam dalam sumber sejarah dalam bentuk visual, audio, maupun audio
visual. Foto sejarah, rekaman pidato, video dokumenter, hingga film sejarah
mudah di dapat melalui berbagai sumber. 51
Dengan demikian pemanfaatan literasi dalam pembelajaran sejarah dapat
dilakukan secara baik, karena ketersediaan sumber sejarah yang melimpah dan
ditopangnya dengan teknologi, pembelajaran sejarah juga memiliki peluang lain.
Sehingga untuk mengontruksi pengetahuan sekaligus makna dan kesadaran
sejarah semakin terbuka lebar. Dengan demikian penguatan pendidikan karakter
melalui literasi sejarah akan semakin bermakna.52
50
Ibid., hlm. 65. 51
Ibid., hlm. 45. 52
Ibid., hlm. 45.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Emilda Eva Ariani pada bulan April 2018
sampai dengan Mei 2018 yaitu Pemanfaatan Literasi dalam Pembelajaran
Sejarah Indonesia di SMA Negeri 1 Kasihan. Hasil penelitian pembelajaran
literasi di SMA Negeri 1 Kasihan sudah berjalan dengan baik. Dengan arahan
guru sesuai dengan kebijakan Kemendikbud yang mengharuskan 15 menit awal
pelajaran digunakan untuk literasi. Hasil dari penelitian tersebut bahwa minat
literasi baik membaca, menulis, menyimak, dan berbicara di SMA Negeri 1
Kasihan presentasenya sangat tinggi, yaitu 9,37% hasil ini menunjukan minat
baca dalam literasi pembelajaran sejarah sudah baik.53
Kegiatan literasi di SMA Negeri 1 Kasihan sudah terlaksana dengan
baik dan berperan penting dalam meningkatkan minat baca dan menulis siswa,
dari antusias siswa berpartisipasi dalam kegiatan literasi dengan bersunguh-
sunguh untuk membaca buku, menyimak, dan menulis serta menemukan
wawasan baru , lewat membaca siswa memilik keterampilan.
Hasil penelitian relevan kedua dari Yasinta Sabolak dengan judul
Implementasi Media Audio Visual Sejarah Lokal Bermuatan Pendidikan
Karakter dalam Pembelajaran Sejarah Bagi Siswa SMA N 11 Yogyakarta. Hasil
penelitian menunjukkan implementasi sejarah lokal dengan media audio visual
bermuatan pendidikan karakter dalam pembelajaran sejarah berjalan dengan baik
dan menujukkan tingkat kesadaran bangsa tinggi dalam pembelajaran ini. Hal ini
53
Emilda Eva Ariani, Pemanfaatan Literasi dalam Pembelajaran Sejarah Di SMA Negeri 1
Kasihan, Tidak di Terbitkan, Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2018.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
ditunjukkan dengan validasi materi, hasil pembelajaran, dan pendidikan karakter
yang kuat dengan adanya media audio visual54
.
Berdasarkan penelitian di atas, maka dapat dilakukan penelitian sejenis
namun berbeda aspek kajian berbeda. Penelitian di atas mengkaji pemanfaatan
literasi dalam pembelajaran sejarah Indonesia, maka akan menarik jika dikaji
tentang pembelajaran sejarah peminatan untuk penguatan budaya literasi digital
melalui pemanfaatan media audio visual pada siswa kelas XI IPS 2 di SMA
Negeri 1 Kasihan. Melalui pemanfaatan media audio visual dalam literasi digital
maka siswa merasa senang dengan pembelajaran inovasi dan dapat
meningkatkan kualitas budaya literasi digital serta keterampilan siswa baik
dilihat dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Jika di atas itu membahas
literasi dalam pembelajaran Sejarah, maka penelitian ini akan membahas
pemanfaatan media audio visual dalam penguatan budaya literasi dalam
pelajaran Sejarah. Dengan demikian akan memberi penguatan literasi digital
dalam pembelajaran Sejarah.
C. Kerangka Pikir
Dalam mata pelajaran Sejarah siswa sering tertidur dan membosankan
disebabkan pengajaran yang masih konvensional atau pembelajaran dengan
metode ceramah. Sehingga di era milenial ini dirasa kurang tepat dalam
menerapkan model pembelajaran tersebut. Dengan kemajuan di bidang IPTEK
maka seharusnya guru sejarah lebih memanfaatkan dan menggunakan teknologi
54
Yasinta Sabolak, Implementasi Media Audio Visual Sejarah Lokal Bermuatan Pendidikan
Karakter Dalam Pembelajaran Sejarah Bagi Siswa SMA N 11 Yogyakarta,Tidak di Terbitkan
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2018.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
sebagai penunjang sarana pembelajaran sejarah. Audio visual salah satu sarana
dalam penopang pembelajaran Sejarah.
Di dalam audio visual ada 2 komponen yang menunjang pembelajaran
sejarah yaitu audio dan visual. Selain sebagai sarana penopang pembelajaran
sejarah audio visual juga digunakan untuk penguatan budaya literasi digital
untuk siswa. Kegiatan literasi tersebut bisa dilakukan pada awal pelajaran.
Dengan adanya kegiatan ini maka siswa diharapkan literasi meningkat. Berikut
ini merupakan skema kerangka pikir yang dibuat oleh peneliti:
Gambar II. Kerangka Pikir
Teknologi Siswa
Hasil
Belajar
Kognitif
Afektif
Psikomotorik
Budaya Literasi
Media
Media
Video
Media
Audiovisual
Pembelajaran
Sejarah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Kasihan yang beralamat Jalan
Bugisan Selatan Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Juni 2019 dengan jadwal
penelitian sebagai berikut:
Tabel 3. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
No
Kegiatan
Bulan
Februari Maret April Mei Juni
1 Penyusunan Proposal √
2 Perizinan √
3 Pengumpulan Data √
4 Analisis Data √ √
5 Penulisan Laporan √ √
B. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi
kasus. Menurut Denzin & Lincoln, penelitian kualitatif merupakan proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
penelitian berfokus perhatian dengan beragam metode yang mencakup
pendekatan interpretif dan naturalistik terhadap kasus atau kajian yang akan
diteliti.55
Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk memperoleh pemahaman
masalah-masalah manusia dan sosial di masyarakat.56
Dalam penelitian kualitatif
ini lebih mementingkan proses kegiatan pembelajaran dari pada hasil
pembelajaran. Dengan demikian penelitian kualitatif ini dapat dideskripsikan
dengan kata-kata bukan angka. Namun, penelitian kualitatif ini tak lepas dari
perhitungan atau angka dalam proses penelitian, dan sebagai pendukung data
dalam penelitian kualitatif.
Dengan demikian penelitian kualitatif mempelajari benda-benda di
dalam konteks alaminya yang bertujuan untuk memahami atau menafsirkan
fenomena dilihat dari sisi makna yang dikaji57
. Tujuan dari studi kasus ini yaitu
untuk mendiskripsikan secara menyeluruh dan memahami sebuah entitas. Dari
studi kasus ini akan menghasilkan suatu teori baru yang akan dianalisis. Data ini
dapat diperoleh melalui wawancara, observasi, dokumen, kuesioner, dan
dokumentasi.58
55
Nusa Putra, Penelitian Kualitatif IPS, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013, hlm. 62. 56
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, Jakarta: Bumi Aksara, 2013,
hlm. 85. 57
Nusa Putra, op.cit,. hlm. 62 58
Juliansyah Noor,Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, dan Disertasi, Bandung: Alfabeta, 2014.
Hlm. 126.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
C. Sumber Data
Sumber data merupakan subjek asal data yang di dapat melalui
penelitian.59
Sumber data kualitatif merupakan data yang berbentuk kata-kata
bukan dalam bentuk angka. Sedangkan bentuk lain data kualitatif yaitu gambar
yang diperoleh melalui pemotretan atau hasil rekaman video60
. Sumber data
yang digunakan dalam penelitian kualitatif sebagai berikut:
1. Siswa, dalam bentuk wawancara dan angket/kuesioner terhadap siswa
tentang penguatan budaya literasi digital.
2. Guru, berupa hasil wawancara terhadap guru sejarah mengenai pemanfaatan
media audio visual dalam penguatan budaya literasi digital.
D. Metode Pengumpulan Data
Data penelitian dapat diperoleh melalui beberapa alat pengumpulan data,
yaitu:
1. Dokumen dan Dokumentasi
Dokumentasi adalah catatan peristiwa atau kejadian yang sudah terjadi.
Dokumen ini berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental
seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah
kehidupan, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar
berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain.
Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa
gambar, patung, film dan lain-lain. Hasil penelitian dari observasi dan
59
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta,
2010, hlm. 36. 60
Hamid Darmadi, Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial, Bandung: Alfabeta, 2014, hlm. 291.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
wawancara akan lebih kredibel atau dapat dipercaya jika didukung oleh
sejarah pribadi kehidupan masa kecil, sekolah, ditempat kerja, di masyarakat,
dan autobiografi.61
Dalam penelitian kualitatif ini hasil dokumen yang
diperoleh berupa perencanaan pembelajaran dan instrument RPP. Sedangkan
hasil dokumentasi dapat berupa foto ketika melakukan pembelajaran sejarah
dengan pemanfaatan media audio visual dalam budaya literasi digital di
dalam kelas dan ketika peneliti sedang mewawancarai siswa.
2. Observasi
Observasi yaitu salah satu cara pengumpulan data dalam penelitian apapun,
salah satunya penelitian kualitatif dan dapat digunakan untuk memperoleh
informasi dan data sebagaimana tujuan penelitian.62
Observasi dilakukan oleh
peneliti yaitu observasi partisipatif. Observasi partisipatif merupakan
observasi yang dilakukan oleh peneliti sambil terjun langsung pada kegiatan.
Berarti peneliti melakukan observasi adalah bagian dari kegiatan.63
Dalam
penelitian ini observasi yang dilakukan peneliti ini berupa observasi guru
mengajar dan aktivitas siswa di dalam kelas.
3. Kuesioner
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada narasumber
untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
efisien peneliti diharapkan mengetahui variabel yang akan diukur dan tahu
61
Ibid., hlm. 329-330. 62
Ruhlam Ahmadi, Metodologi Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: AR-Ruzz Media, 2014, hlm.
161. 63
Wina Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran, Jakarta: Kencana Prenadamedia Gruop, 2012,
hlm. 76.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
apa yang diharapkan dari narasumber.64
Dalam penelitian ini menggunakan
kuesioner sebagai alat mengukur pemahaman siswa kelas XI IPS 2 di SMA
Negeri Kasihan terhadap literasi digital. Sikap afektif tersebut adalah budaya
literasi.
Tabel 4. Kisi-Kisi Kuesioner
Variabel Indikator
Nomor Butir
Ju
mla
h
Persen
tase
Kognitif Afektif Konatif
+ - + - + -
Pembelajaran
sejarah
berbasis
budaya literasi
digital dengan
menggunakan
media audio
visual adalah
proses
pengolahan
materi sejarah
dengan
melibatkan
teknologi
(media audio
visual) dalam
usaha
menerapkan
empat
kemampuan
literasi
(membaca,
menulis,
berbicara, dan
menyimak) di
sekolah
Mampu
menggunakan
media audio
visual secara
efektif
2 5 1,6 4 3,7 8 8 27%
Mampu
menerapkan
budaya literasi
digital di
dalam
kehidupan
sehari-hari
10,
12
11
,1
4
9,
16
13,
18
17,
19,
21
15,
20,
22
14 46%
Mampu
mengikuti
pembelajaran
sejarah dengan
baik
25 26 23 28 24,
29
27,
30
8 27%
64
Sugiyono, Metode Penelitian (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), Bandung:
Alfabeta, 2012, hlm. 142.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
4. Wawancara
Wawancara merupakan cara untuk memperoleh data melalui percakapan
dengan tujuan tertentu. Percakapan ini dilakukan oleh dua pihak, yaitu
pewawancara (interview) yang memberikan sebuah jawaban dari pertanyaan
tersebut.65
Beberapa hal yang harus diperhatikan peneliti pada saat
mewawancarai narasumber adalah intonasi suara, kecepatan suara berbicara,
sensitivitas pertanyaan, kontak mata, dan kepekaan nonverbal.66
Dalam
penelitian ini peneliti mewawancarai siswa kelas XI IPS 2 SMA N 1 Kasihan
secara acak dilihat berdasarkan kuesioner yang telah dikumpulkan peneliti.
Dalam wawancara peneliti menanyakan mengenai pemanfaatan media audio
visual dalam penguatan budaya literasi digital dan meningkatkan literasi.
Tabel 5. Kisi-Kisi Wawancara Siswa.
No Butir Pertanyaan
1 Penerapan pembelajaran Sejarah peminatan berbasis literasi digital.
2 Penerapan media audio visual dalam pembelajaran Sejarah Peminatan.
3 Kelebihan yang diperoleh dalam proses pembelajaran Sejarah peminatan
berbasis budaya literasi digital dengan pemanfaatan media audio visual
4 Kekurangan yang dihadapi dalam proses pembelajaran Sejarah peminatan
berbasis budaya literasi digital dengan pemanfaatan media audio visual
5 Kesan pesan dalam proses pembelajaran Sejarah peminatan berbasis budaya
literasi digital dengan pemanfaatan media audio visual.
65
Lexy K. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006,
hlm. 186. 66
Hamid Darmadi, op.cit., hlm. 291.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
E. Instrumen Pengumpulan Data
1. Dokumen dan Dokumentasi
Dalam penelitian ini, peneliti menganalisis dokumen yang dibuat oleh guru
dalam bentuk RPP dan daftar nilai. Sedangkan dokumentasi berupa foto
ketika peneliti sedang menggunakan media audio visual dalam budaya literasi
dgital dan ketika melakukan wawancara kepada siswa.
2. Lembar Observasi
Dalam penelitian kualitatif, peneliti melakukan kegiatan observasi dalam
kegiatan evaluasi atau penilaian yang dilakukan peneliti di dalam kelas
dengan menggunakan lembar observasi yang isinya terkait dengan evaluasi
dan penilaian dalam pembelajaran sejarah. Lembar observasi yang digunakan
oleh peneliti dapat berupa checklist dengan opsi ya dan tidak untuk setiap
daftar pertanyaan.
3. Angket
Angket dalam penelitian ini dibagikan pada siswa kelas XI IPS 2 SMA N 1
Kasihan dengan berisi pernyataan-pernyataan. Pernyataan disusun
berdasarkan kisi-kisi yang dibuat oleh peneliti. Ada pernyataan negatif dan
positif yang telah dibuat oleh peneliti. Penentuan skor kuesioner
menggunakan skala likert modifikasi yang terdiri dari 4 kategori, yaitu
pernyataan positif pilihan, jawabannya “sangat setuju” , “setuju” , “ tidak
setuju”, sangat tidak setuju”. Dan begitu pula sebaliknya untuk pernyataan
yang negatif. Pernyataan tersebut berkaitan dengan pemanfaatan media audio
visual dalam penguatan budaya literasi digital dalam pembelajaran sejarah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
4. Wawancara
Wawancara dalam penelitian ini dapat dilakukan kepada siswa XI IPS 2 di
SMA N 1 Kasihan dengan menggunakan pertanyaan wawancara yang
disusun berdasarkan kisi-kisi. Pertanyaan wawancara dibuat berkaitan dengan
media audio visual yang digunakan dalam meningkatkan budaya literasi
digital dalam pembelajaran sejarah yang diterapkan oleh peneliti. Wawancara
berfungsi untuk mengetahui efektif atau tidaknya pemanfaatan media audio
visual dalam budaya literasi digital dalam pembelajaran sejarah.
F. Teknik Cuplikan
Dalam penelitian kualitatif, peneliti untuk memperoleh informasi fokus
penelitian maka peneliti menggunakan teknik cuplikan berupa teknik sampling
yang sering digunakan yaitu purposive sampling dan snowball sampling.
Purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel sumber data dengan
suatu pertimbangan khusus.67
Dalam penelitian kualitatif ini, peneliti pada tahap
pengambilan sampel akan menggunakan teknik Purposive sampling, peneliti
akan mendata siswa yang diwawancarai berdasarkan hasil kuesioner.
G. Validitas Data
Validitas data merupakan data atau dokumen yang telah terkumpul dapat
mengambarkan realitas yang akan diungkapkan oleh peneliti.68
Dalam penelitian
kualitatif, validitas berkaitan dengan prosedur proses penelitian sehingga hasil
67
Ibid., hlm. 218. 68
Alfrizal, Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta: Grafindo Persada, hlm. 167.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
penelitian dan kesimpulan penelitian ini dapat dipercaya sebagai suatu
kebenaran umum.69
1. Triangulasi
Merupakan pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai
teknik penyelesaian dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat teknik
triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, waktu, dan teori.70
a. Triangulasi Sumber
Teknik ini untuk menguji kredibel data dilakukan dengan cara mengecek data
yang sudah dikumpulkan melalui beberapa sumber. Data dari beberapa sumber
didiskripsikan, dikategorikan, mana pandangan yang sama, yang beda, dan
mana spesifik dari berbagai sumber tersebut. Sehingga data yang dianalisis
oleh peneliti menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya dimintakan
kesepakatan teman sejawat (member check) dengan berbagai sumber data
tersebut.71
Guru dan siswa dalam penelitian ini menjadi sumber peneliti.
b. Triangulasi Teknik
Bertujuan untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek
data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Contohnya data
diperoleh melalui wawancara, kemudian dicek dengan observasi, dokumentasi,
atau kuesioner.72
Kuesioner, wawancara, observasi, dokumen dan dokumentasi
merupakan sumber dalam penelitian ini.
69
Agustinus Bandur, Penelitian Kualitatif, Jakarta: Mitra Wacana Media, 2016, hlm. 281. 70
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: ALFABETA, 2014, hlm. 125-127. 71
Ibid., hlm. 127. 72
Ibid., hlm. 127.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
c. Triangulasi Waktu
Pengumpulan data dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat responden
masih segar, belum capek, akan memberikan data yang lebih valid atau dapat
dipercaya. Bila hasil uji data yang berbeda, maka akan dilakukan secara
berulang-ulang sehingga akan ditemukanya kepastian data tersebut. Triangulasi
ini dapat juga dilakukan dengan cara mengecek hasil penelitian, peneliti lain
yang diberi tugas melakukan pengumpulan data.73
Dalam penelitian ini peneliti
pada awal pelajaran memutarkan video sejarah di dalam kelas. Selanjutnya
guru memanggil satu persatu siswa yang telah didata untuk diwawancarai.
Sehingga kelas tetap kondusif dan kegiatan wawancara yang dilakukan dapat
berjalan dengan lancar.
d. Triangulasi Teori
Dalam penggunaan lebih dari satu teori atau beberapa perspektif untuk
menginterpretasi sejumlah data. Berbagai penelitian kualitatif, mungkin cukup
dengan menggunakan satu teori/grand theory atau satu pandangan perspektif
saat melakukan interpretasi data. Namun terkadang kita memerlukan beberapa
berbagai grand theory atau lebih dari satu perspektif, analisis data, dan
interpretasi tidak akan mendapatkan hasil yang maksimal. Oleh sebab itu kita
dapat menggunakan triangulasi teori.74
Peneliti menggunakan media audio
visual berupa video sejarah dalam penelitian ini.
73
Ibid., hlm. 127. 74
Haris Hardiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif Ilmu-ilmu Sosial, Jakarta: Salemba
Humanika, 2010, hlm. 201.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
2. Meningkatkan Ketekunan
Dengan meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara cermat
dan bersinambungan. Dengan data yang dapat dipercaya dan urutan peristiwa
yang direkam secara sistematis. Peneliti dengan meningkatkan ketekunan,
maka dapat dilakukan pengecekan kembali apakah data tersebut telah
ditemukan salah atau tidak. Dengan demikian ketekunan akan meningkat
sendirinya, peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan
sistematis tentang apa yang diamati. Dengan pengamatan yang optimal dan
didukung dengan referensi buku bacaan maka peneliti akan memiliki wawasan
luas dan tajam, sehingga dapat digunakan untuk memeriksa data yang
ditemukan benar/dapat dipercaya atau tidak.75
Demikian peneliti mengecek
kebenaran data dengan membaca sumber-sumber referensi dan melakukan
pemeriksaan ulang data yang telah diperoleh.
3. Pengecekan Melalui Diskusi
kegiatan diskusi ini merupakan kegiatan memahami masalah penelitian, agar
memberi informasi yang berarti kepada peneliti sekaligus sebagai upaya untuk
menguji keabsahan hasil penelitian. Menurut Moleong dan Burhan Bungin
berpendapat bahwa diskusi dengan kalangan sejawat akan menghasilkan; (1)
pandangan kritis terhadap hasil penelitian, (2) temuan teori substantive, (3)
membantu mengembangkan langkah berikutnya, (4) pandangan lain sebagai
pembanding.76
Peneliti melakukan pengecekan data dengan cara melakukan
75
Ibid., hlm. 124-125. 76
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan publik, dan Ilmu sosial
lainnya, Jakarta: Kencana Prenada media Group, 2007, hlm. 258.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
penelitian sejenis agar dapat membandingkan penelitian teman yang satu dan
yang lain sehingga akan mendapatkan hasil penelitian yang optimal.
H. Analisis Data
Analisis data merupakan upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja
dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang
dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan
apa yang dipelajari dan diceritakan kepada orang lain.77
Satu hal yang harus
diperhatikan bahwa analisis data dilakukan sejak sebelum penelitian memasuki
lapangan, selama di lapangan, dan sesudah selesai di lapangan.78
Analisis data kualitatif model Miles & Huberman bersifat interaktif satu
tahapan dengan tahapan lain saling berkaitan (interaksi).79
Dengan demikian
proses analisis data model interaktif Miles dan Huberman dalam buku M.
Djunaidi Ghony sebagai berikut.80
Gambar III. Model Interaktif Miles dan Hurberman
Diadopsi dari Djunaidi Ghony
77
Lexy K. Moleong, op.cit., hlm. 248. 78
Sugiyono, op.cit., hlm. 89. 79
Ruslan Ahmadi, op.cit., hlm. 23. 80
M. Djunaidi Ghony, Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta: Ar-Ruzz Media , hlm. 308.
Pengumpulan Data Penyajian Data
Reduksi data Kesimpulan-Kesimpulan
Penarikan/verifikasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Teknik analisis data model interaktif Miles & Huberman terdiri dari
empat tahapan yang harus dilakukan.81
a. Pengumpulan data
Dilakukan dengan cara pengumpulan sebelum penelitian, pada saat penelitian,
dan pada akhir penelitian. Idealnya, proses pengumpulan data harus dilakukan
ketika penelitian masih berupa konsep atau draff. Dalam proses ini
pengumpulan data pada penelitian kualitatif tidak memiliki segmen atau waktu
sendiri, melainkan sepanjang penelitian yang dilakukan pengumpulan data
dapat dilakukan. Pada saat peneliti telah memperoleh data yang cukup maka
dilakukan proses dan analisis, selanjutnya reduksi data.
b. Reduksi Data
Proses ini penggabungan dan penyeragaman segala bentuk data yang
didapatkan menjadi satu bentuk tulisan (script) yang akan dianalisis. Inti dari
tahap reduksi data yaitu mengubah segala bentuk data menjadi bentuk tulisan
apapun formatnya.
c. Penyajian Data (Display data)
Merupakan mengolah data setengah jadi yang sudah seragam dalam bentuk
tulisan dan sudah memiliki alur tema yang jelas ke dalam matriks kategorisasi
sesuai dengan tema yang sudah di kategorikan, serta memecahkan masalah
tema-tema tersebut ke dalam bentuk yang lebih konkret dan sederhana yang
dikenal dengan subtema yang diakhiri dengan memberikan kode (coding) dari
81
Haris Herdiansyah, op.cit., hlm. 164.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
subtema tersebut sesuai dengan hasil wawancara yang sebelumnya telah
dilakukan.
d. Kesimpulan/Verifikasi
Adalah tahap akhir dalam penelitian kualitatif, yaitu analisis data menurut
model yang dijelaskan oleh Miles & Huberman. Inti dari kesimpulan /verifikasi
yaitu tentang uraian dari seluruh subkategori tema yang tercantum pada tabel
kategori dan pengodean yang sudah terselesaikan disertai dengan quote
wawancara.
I. Sistematika Penulisan
Penulisan penelitian ini dimuat dalam lima bab sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan, berisi pokok bahasan utama yang terdiri latar
belakang penelitian. Bab ini mencakup latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.
Bab II Kajian Pustaka, berisi tentang kajian teori, penelitian yang relevan,
dan kerangka pikir. Kajian teori mencakup media pembelajaran,
media audio visual, literasi, pembelajaran sejarah.
Bab III Metodologi Penelitian, mencakup tempat dan waktu penelitian,
pendekatan penelitian, sumber data, metode pengumpulan data,
instrumen pengumpulan data, teknik sampling, validitas data, dan
sistematika penulisan.
Bab IV Hasil Penelitian, mencakup diskripsi latar, deskripsi penelitian,
dan pembahasan.
Bab V Kesimpulan dan Saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
53
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Kasihan. SMA Negeri 1
Kasihan berawal dari ide gagasan Depatermen Pendidikan dan Kebudayaan
Daerah Yogyakarta melalui Instruksi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia. SMA Negeri 1 Kasihan berdiri berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
0292/0/1978 pada tanggal 2 September 1978 dan TMT 1 pada bulan April
1978.
Pada tanggal 1 Januari 1978, berdirilah SMA Persiapan yang
pengelolaanya diserahkan kepada SMA Negeri 1 Yogyakarta. Selama kurang
lebih 2 bulan proses belajar mengajar dilakukan di dalam ruang laboratorium
SMA Negeri 1 Yogyakarta. Jumlah siswa dan siswi angkatan pertama
sebanyak 80 anak dan dibagi menjadi 2 kelas, dengan guru tetap sebanyak 7
orang serta dibantu guru-guru dari SMA Negeri 1 Yogyakarta. Karena belum
memperoleh gedung sendiri, maka gedung SMA Persiapan berada di SMA
Negeri 1 Yogyakarta. 82
Pada tanggal 11 Maret 1979 memperoleh tempat baru di Jalan Bugisan
Selatan, Kelurahan Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Yogyakarta maka SMA
Persiapan mulai melakukan kegiatan pembelajaran di gedung sendiri. Melalui
82
Data diperoleh dari bagian Tata Usaha SMA Negeri 1 Kasihan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
54
Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor: 035/O/1997 tanggal 7 Maret SMA Negeri 1 Tirtonirmolo kemudian
berubah nama menjadi SMA Negeri 1 Kasihan sampai sekarang.
1. Visi dan Misi SMA Negeri 1 Kasihan
a. Visi SMA Negeri 1 Kasihan
“Terwujudnya Insan yang Bertaqwa, Berprestasi, Berkepribadian, Sehat
dan Ramah Lingkungan”, dengan penjelasan sebagai berikut:83
1) Bertaqwa artinya meyakini keberadaan Tuhan Yang Maha Esa dan
mengamalkan perintahnya, menjauhi larangannya sesuai dengan
keyakinan agama yang dianut.
2) Berprestasi artinya memiliki keunggulan baik akademik maupun non-
akademik di tingkat nasional dan global.
3) Berkepribadian artinya memiliki sikap yang baik sesuai dengan 20 nilai
akhlaq mulia baik di lingkungan sekolah maupun di masyarakat.
4) Sehat artinya pembiasaan pola hidup sehat untuk diri sendiri, sekolah,
keluarga dan masyarakat.
5) Ramah lingkungan artinya memiliki sikap yang peduli terhadap
lingkungan di sekitar sekolah maupun di masyarakat.
b. Misi SMA Negeri 1 Kasihan
Misi Sekolah adalah tindakan atau usaha untuk mewujudkan visi
guna mencapai tujuan mulia dengan rumusan sebagai berikut:84
1) Menumbuhkembangkan penghayatan dan pengamalan agamanya,
sehingga kehidupan beragama di sekolah dapat tercipta manusia agamis
penuh toleransi.
2) Menumbuhkembangkan semangat berprestasi baik akademik maupun
non-akademik dengan pembinaan, pendampingan, pembimbingan
dalam kegiatan intrakurikuler dan ekstarkurikuler sesuai dengan minat
dan bakat siswa sehingga dapat bersaing di tingkat nasional maupun
global.
3) Mencetak insan yang berkarakter, berkepribadian sesuai dengan nilai-
nilai luhur budaya bangsa Indonesia.
83
Ibid 84
Ibid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
55
4) Membiasakan Pola Hidup Bersih dan Sehat melalui Trias UKS
menjadikan generasi saka hebat.
5) Mengembangakan sikap peduli dan ramah lingkungan dalam
mewujudkan lingkungan sekolah yang hijau (green school).
2. Tujuan SMA Negeri 1 Kasihan
Tujuan Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kasihan yaitu
mengembangkan potensi anak agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, cakap, kreatif dan bertanggung
jawab serta keterampilan untuk mandiri dan mengikuti pendidikan lebih
lanjut.85
1. Tujuan Umum
a. Meningkatkan kualitas pendidikan nasional memberi peluang
kepada sekolah yang berpotensi untuk mencapai kualitas
bertaraf nasional dan internasional.
b. Memberikan layanan kepada peserta didik berpotensi untuk
mencapai kualitas bertaraf nasional dan internasional.
c. Menyiapkan lulusan SMA yang mampu berperan aktif dalam
masyarakat global
2. Tujuan Khusus
Menyiapkan lulusan SMA yang memiliki kompetensi seperti di
dalam Standar Kompetensi Lulusan yang diperkaya dengan standar
kompetensi lulusan yang berciri internasional sehingga lulusannya
menjadi: 86
a. Individu nasionalis dan berwawasan global
b. Individu yang cinta damai dan toleran
c. Pemikir yang kritis, kreatif, dan produktif
d. Pemecah masalah yang efektif dan inovatif
85
Ibid 86
Ibid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
56
e. Komunikator yang efektif
f. Individu yang mampu bekerja sama
g. Pembelajaran yang mandiri.
Sistem pendidikan yang diterapkan di SMA Negeri 1 Kasihan Bantul
sejak 2006 adalah sistem KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) bagi
kelas X, XI, dan XII. Namun, pada tahun 2013 sistem pendidikan untuk kelas
X menggunakan kurikulum 2013. Sedangkan kelas XI dan XII dilakukan
secara bertahap. Sistem pendidikan KTSP bertujuan untuk mengembangkan
kegiatan belajar mengajar yang mampu membentuk pola tingkah laku peserta
didik sesuai dengan tujuan pendidikan, serta dapat dievaluasi melalui
pengukuran dengan menggunakan test dan non test. Sedangkan kurikulum
2013 bertujuan untuk mengajak peserta didik berpikir kritis dalam
mengembangkan pengetahuan yang dimiliki.87
Peneliti melakukan penelitian di SMA Negeri 1 Kasihan. Secara
keseluruhan jumlah kelas sebanyak 24 kelas. Siswa-siswi di SMA Negeri 1
Kasihan rata-rata beragama Islam, namun dengan perbedaan agama di SMA
Negeri 1 Kasihan ini menghidupkan rasa toleransi beragama di kalangan siswa,
guru maupun karyawan. Dapat kita lihat dari perayaan hari besar seperti, hari
Raya Idul Fitri dan Natal. Dimana baik siswa maupun guru memberi
kesempatan untuk merayakan di sekolah. Serta adanya ibadah setiap hari kamis
untuk siswa muslim melakukan tadarus dan untuk siswa non muslim
melakukan ibadah di ruang meeting sesuai dengan kepercayaan masing-
masing.
87
Data diperoleh dari bagian Tata Usaha SMA Negeri 1 Kasihan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
57
Situasi kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Kasihan memiliki LCD proyektor
dan Speaker untuk menunjang proses pembelajaran menjadi efektif. Namun
juga ditunjang dengan kebersihan kelas di lihat dari adanya hiasan dari setiap
ujung kelas XI IPS 2 dimana karya dan kreatif siswa di jadikan hiasan atau
motivasi dalam pembelajaran yang menarik guna menciptakan kondisi kelas
yang kondusif. Tak kalah megah juga memiliki perpustakaan yang layak untuk
mendukung pelaksanaan literasi. Berbagai macam buku baik yang berkaitan
dengan buku mata pelajaran maupun novel, komik, dan skripsi-skripsi dari
mahasiswa-mahasiswi yang pernah melakukan penelitian di sekolah tersebut.
Ditunjang dengan ketersediaan lab-lab yang berkaitan dengan pelajaran IPA,
IPS serta lab-lab komputer. Kemudian kantin sehat yang didalamnya menjual
makanan dan minuman tradisonal, serta fasilitas tempat ibadah yaitu Mushola
dan fasilitas lainnya.
Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Kasihan letaknya bersampingan dengan
lab komputer dan bersebelahan juga dengan kelas XI IPS 1.Uniknya walaupun
berdekatan antar kelas saling menjaga suasana dalam KBM yang berlangsung .
Selain itu juga adanya hubungan harmonis antar siswa kelas XI IPS 2 dan XI
IPS 1 dapat ditunjukkan ketika jam kosong atau jam istirahat mereka
melakukan perbincangan maupun bergurau. Jumlah siswa di kelas tersebut
sebanyak 30 siswa, diantaranya laki-laki berjumlah 11 siswa dan perempuan
berjumlah 19 siswi. Siswa-siswi tersebut rata-rata berasal dari Yogyakarta
sendiri khususnya dari wilayah Bantul.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
58
B. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Persiapan Pembelajaran
Persiapan pembelajaran sejarah dengan menggunakan literasi digital
dengan memanfaatkan media audio visual sebagai sarana penompang yang
dilakukan guru di SMA N 1 Kasihan agar melaksanakan pembelajaran yang
efisien, inovatif serta berjalan secara sistematis dengan ketentuan pembelajaran
yang sesuai dengan kurikulum 2013. Dengan persiapan pembelajaran disusun
secara sistematis maka rencana pembelajaran yang matang akan tercapai dan
menghasilkan pembelajaran yang optimal.
Pada perkembangan pembelajaran sejarah melalui literasi digital
ditopang dengan penggunaan video dijadikan guru sebagai kunci untuk
diterapkan di dalam kelas. Pada dasarnya penerapan literasi digital dalam
pembelajaran sejarah lebih menarik, inovatif dan kreatif tidak cenderung
monoton. Sebelum melaksanakan pembelajaran sejarah guru menyiapkan
beberapa perencanaan pembelajaran untuk mendukung proses pembelajaran
agar berjalan efektif dan efisien seperti menentukan Kompetensi Dasar (KD)
yang akan dibahas, membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
berdasarkan KD yang telah ditentukan. Dalam menentukan KD, guru terlebih
dahulu melihat silabus guna merumuskan indikator-indikator pencapaian.88
Mencari video sesuai materi guna mendorong literasi digital, membuat bahan
ajar berupa power point (PPT). Kisi-kisi soal, soal tes kognitif, penilaian
keterampilan atau produk, dan sumber belajar.
88
Dokumen RPP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
59
Sebelum membuat RPP guru terlebih dahulu menentukan KD yang
akan dibahas. Kompetensi Dasar (KD) yang digunakan dalam pembelajaran
sejarah peminatan di kelas XI IPS 2 SMA N 1 Kasihan yaitu KD 3.8 dan 4.8.
Kompetensi Dasar (KD) 3.8. membahas materi tentang “Menganalisis akar-
akar nasionalisme dan demokrasi Indonesia dan pengaruhnya pada masa kini”
dan Kompetensi Dasar (KD) 4.8. membahas “Menyajikan hasil telaah tentang
akar-akar nasionalisme dan demokrasi di Indonesia”.
Dengan demikian, berdasarkan Kompetensi Dasar (KD) 3.8 dan 4.8,
guru menyusun RPP yang terdiri dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan
penutup. Dari KD 3.8 dan 4.8 guru mengembangkan indikator pencapaian
kompetensi. Indikator pencapaian kompetensi tersebut adalah sebagai
berikut:89
3.8.1 Menjelaskan latar belakang lahirnya akar-akar nasionalisme di
Indonesia.
3.8.2 Menganalisis perkembangan organisasi Budi Utomo
3.8.3 Menganalisis perkembangan Sarekat Islam ( SDI)
3.8.4 Menganalisis perkembangan organisasi Indische Partij
3.8.5 Menganalisis perkembangan PI
3.8.6 Menganalisis perkembangan PNI
3.8.7 Menganalisis perkembangan PKI
4.8.1 Menyajikan hasil telaah tentang akar-akar nasionalisme dan
demokrasi di Indonesia berupa peta konsep.
Dalam penelitian ini, peneliti hanya mengamati empat indikator
pencapaian kompetensi. Masing-masing indikator sebagai berikut:90
3.8.1 Menjelaskan latar belakang lahirnya akar-akar nasionalisme di
Indonesia.
3.8.2 Menganalisis perkembangan organisasi Budi Utomo
3.8.3 Menganalisis perkembangan Sarekat Islam ( SDI)
89
Dokumen RPP 90
Ibid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
60
4.8.1 Menyajikan hasil telaah tentang akar-akar nasionalisme dan demokrasi
di Indonesia berupa peta konsep.
Pendekatan pembelajaran yang digunakan oleh guru adalah Student
center learning . Dalam pendekatan Student center learning guru, sebagai
fasilator sehingga siswa akan aktif dan kreatif serta bertanggung jawab dengan
tugas yang diberikan guru. Dengan demikian, siswa untuk lebih mandiri dalam
proses belajar dan dapat menemukan sumber-sumber informasi untuk
kebutuhan siswa sendiri. Model pembelajaran yang dipakai oleh guru sejarah
merupakan model pembelajaran cooperative learning tipe STAD.
Dalam pembelajaran cooperative learning ini mengandung unsur
pembelajaran konstruktivis. Landasan pembelajaran kooperatif yaitu siswa
dituntut aktif belajar bersama untuk terciptanya pembelajaran yang bermakna.
STAD merupakan suatu model pembelajaran yang mengedepankan kepada
aktivitas siswa dalam memecahkan masalah melalui mencari, mengolah, dan
melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan di
depan kelas. Siswa saling berkerjasama dan membantu dalam menyelesaikan
tugas.
Berkaitan dengan pembelajaran literasi yang terdapat empat aktivitas
seperti membaca, menyimak, menulis dan berbicara serta ditunjangnya dengan
video sebagai sarana literasi digital maka dalam pembelajaran sejarah dengan
model cooperative learning tipe STAD dapat membantu siswa dalam
memecahkan permasalahan yang diberikan oleh guru. Dalam pembelajaran ini
siswa lebih aktif dan kreatif dalam mengikuti arahan guru sebab pembelajaran
sejarah yang terkenal monoton dan membosankan maka dari itu guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
61
menciptakan model pembelajaran yang baru untuk menjadikan siswa lebih
aktif dan kreatif lagi dalam proses pembelajaran.
Dalam perencanaan strategi yang dilakukan oleh guru yaitu
mempersiapkan video yang berkaitan dengan Kompetensi Dasar (KD) 3.8 dan
4.8. penggunaan dari video yang disediakan guru sejarah untuk membantu
siswa dalam menemukan informasi yang berkaitan dengan materi KD 3.8 dan
4.8. Kemudian guru meminta siswa untuk membuat peta konsep dalam
kelompok masing-masing yang akan dibagi oleh gurunya. Peta konsep yang
dibuat masing-masing kelompok ini berdasarkan materi yang dibagi oleh guru.
Siswa menghasilkan peta konsep sebagai produk literasi melalui pembelajaran
literasi digital dalam pembelajaran sejarah siswa dituntut untuk menghasilkan
salah satu produk. Guru merencanakan pembelajaran ini nantinya akan
ditampilkan hasil produknya dan dibacakan di depan kelas dengan harapan
siswa dapat menemukan informasi baru dan bermakna yang telah dibacakan.
Sintak dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada pertemuan
pertama, meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Dalam kegiatan pendahuluan guru sejarah membuka pertemuan dengan
menyampaikan salam kepada siswa. Pembelajaran sejarah di kelas XI IPS 2
dilaksanakan pada jam ke 7, maka guru sejarah langsung memeriksa kehadiran
siswa. Setalah itu guru melakukan apersepsi dengan menyanyikan lagu satu
nusa satu bangsa bersama siswa guna menambah semangat siswa serta
menumbuhkan nasionalisme siswa lewat lagu. Setelah itu guru menanyakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
62
materi minggu lalu pada siswa. Kemudian guru menjelaskan mengenai tujuan
pembelajaran sesuai KD yang diajarkan.
Kegiatan inti berlangsung guru menayangkan video mengenai akar-akar
nasionalisme dan berdirinya organisasi Boedi Utomo, guru sejarah
menanyakan video yang berkaitan dengan materi tersebut. Dalam video
tersebut dijelaskan mengenai latar belakang lahirnya nasionalisme di indonesia
serta berdirinya organisasi pertama pergerakan nasional dan sebagainya. Guru
menyuruh siswa untuk memperhatikan video tersebut. Melalui video tersebut
guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan kembali
mengenai isi video yang ditayangkan. Setelah itu guru memperdalam materi
dengan menampilkan PPT serta menjelaskan singkat dimana siswa yang
kurang paham tentang materi tersebut.
Ketika proses tanya jawab selesai guru selanjutnya membagi siswa-
siswi kelas XI IPS 2 ke dalam kelompok. Kelompok tersebut terdiri 5 siswa
yang heterogen. Selanjutnya guru membagikan topik kepada masing-masing
kelompok dengan materi yang berbeda terdiri dari 6 materi pembahasan
pertama SI (SDI), Indische Partij, PI, PNI, dan PKI. Setelah itu berkumpul
dengan anggota kelompok, siswa diberikan waktu oleh guru untuk mencari
sumber informasi melalui buku LKS maupun internet. Kemudian siswa
menulis hal-hal penting tentang materi yang didapatkan untuk dikerjakan pada
pertemuan selanjutnya. Pada kegiatan penutup guru melakukan refleksi
pembelajaran yang berkaitan dengan materi pergerakan nasional. Selanjutnya
guru memberi penugasan berupa produk yang akan dikerjakan pertemuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
63
selanjutnya sesuai pembagian kelompok tadi. Terakhir guru sejarah menutup
pelajaran dengan salam. Dalam pertemuan pertama ini siswa yang hadir 30 dari
jumlah 30 siswa.
Selanjutnya sintak pertemuan kedua yaitu pada kegiatan pendahuluan
guru menyampaikan salam. Guru melakukan kegiatan apersepsi dengan
menanyakan materi yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya
mengenai akar-akar nasionalisme dan Boedi Utomo. Guru menanyakan setiap
kelompok sudah mencari informasi dari tiap-tiap topik untuk dibuat peta
konsep sesuai agenda sebelumnya. Dan membawa spidol warna serta kertas A3
warna. Alokasi waktu dalam kegiatan pendahuluan 5 menit.
Pada kegiatan inti pertemuan kedua masing-masing kelompok
menuliskan hasil diskusi berupa peta konsep dan guru memberikan waktu 30
menit untuk siswa menuliskan hasil diskusi sekreatif mungkin dengan
kemampuan kelompok. Setelah mengerjakan peta konsep selesai guru
menyuruh siswa untuk presentasi di depan menampilkan hasil produk dari
setiap kelompok bergantian dan kelompok lain mendengarkan bila kurang jelas
bertanya dengan kelompok yang presentasi. Dalam menampilkan peta konsep
masing-masing kelompok diberi waktu 5 menit. Keterampilan berbicara dapat
kita lihat ketika masing-masing anggota kelompok membacakan peta konsep
dengan pede dan sangat baik. Setelah menampilkan peta konsep kegiatan
selanjutnya yaitu guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran
mengenai pergerakan nasional yang telah dipelajari. Alokasi waktu dalam
kegiatan inti 60 menit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
64
Kegiatan penutup guru juga merencanakan melakukan evaluasi
terhadap pembelajaran sejarah peminatan dengan pemanfaatan media audio
visual dalam literasi digital dalam aspek kognitifnya. Evaluasi tersebut
dilakukan dengan mengerjakan soal pilihan ganda dengan jumlah 20 butir soal
yang disusun berdasarkan kisi-kisi soal yang dibuat guru berkaitan dengan
materi pembelajaran mengenai akar-akar nasinalisme, Boedi Utomo, PNI,
PKI, dan PI. Perencanaan dilakukannya evaluasi tersebut bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana pemahaman siswa dengan materi yang telah
disampaikan guru dengan pemanfaatan media audio visual dengan literasi
digital pada pembelajaran sejarah peminatan.
2. Pelaksanaan Pembelajaran Sejarah Berbasis Budaya Literasi Digital
dengan Pemanfaatan Media Audio Visual di SMA Negeri 1 Kasihan
Melalui pengamatan peneliti di kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Kasihan,
pembelajaran sejarah dengan pemanfaatan media audio visual dalam literasi
digital dilaksanakan dua kali pertemuan oleh guru pada tanggal Selasa 16 April
2019 dan Rabu 17 April 2019 pembelajaran sejarah peminatan di kelas XI IPS
2 dimulai pukul 12.00-12.45 pada jam ke-7. Langkah pertama guru
memberikan salam kepada siswa sebagai awal pembelajaran dimulai.
Selanjutnya, guru memberikan stimulus serta menyanyikan bersama-sama lagu
satu nusa satu bangsa dan dilanjutkan pemberian stimulus pada siswa terkait
materi pergerakan nasional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
65
Guru menayangkan video terkait pergerakan nasional khususnya Boedi
Utomo pada hari itu. Dengan adanya bantuan video guru juga menjelaskan
materi Boedi Utomo menggunakan power point (PPT) serta membahas materi
dengan siswa. Setelah memberikan penjelasan materi singkat dan
menayangkan video. Kemudian guru membagi siswa menjadi 6 kelompok yang
heterogen yang terdiri dari 5 anggota kelompok. Tujuan dibentuknya kelompok
yaitu untuk membangun rasa kerjasama antar siswa-siswi karena dalam
pembelajaran sejarah peminatan yang memanfaatkan literasi digital itu akan
membuahkan hasil berupa produk peta konsep.
Selanjutnya setelah kelompok terbentuk setiap kelompok berkumpul
dengan anggota kelompok. Guru membagikan materi tiap kelompok antara lain
SDI, SI, PKI, PNI, PI, dan Indische Partij. Selanjutnya guru memberi arahan
bahwa produk peta konsep berisi latar belakang berdirinya, tujuan, pendiri, dan
perkembangan organisasi. Setelah dibagikan topik siswa mencari informasi dan
menuliskan hasil diskusi di kertas yang telah disediakan.
Pada kegiatan diskusi ini akan muncul empat keterampilan dalam diri
siswa yaitu keterampilan membaca, menyimak, menulis dan selanjutnya adalah
berbicara. Aktivitas membaca yang dilakukan siswa yaitu membaca LKS
masing-masing siswa dapat menambah informasi atau wawasan tentang
pergerakan nasional. Selain itu kelompok juga bisa mencari informasi melalui
internet guna menambah sumber. Selanjutnya aktivitas menyimak ini
dilakukan siswa dengan menyimak tayangan video yang ditampilkan guru yang
berkaitan dengan pergerakan nasional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
66
Selanjutnya keterampilan ketiga yaitu, menulis dapat dilakukan siswa
dengan mencari informasi dan menuangkan dengan cara menuliskan di kertas
yang telah disediakan sebagai produk peta konsep, aktivitas selanjutnya yang
dilakukan adalah berbicara. Dilakukan kelompok dengan menampilkan dan
mempresentasikan hasil kerja kelompok yaitu produk peta konsep di depan
kelas.
Pada pertemuan hari Rabu tanggal 16 April 2019. Guru melihat
pekerjaan kelompok sudah mengalami kemajuan dalam menemukan informasi
dari berbagai sumber baik LKS maupun internet. Penampilan dilakukan pada
pertemuan kedua yaitu pada tanggal 17 April 2019 sebab pertemuan pertama
hanya 1 jam pelajaran dan waktu tidak cukup.
Pada pertemuan kedua yaitu penampilan produk peta konsep, guru
melakukan penilaian. Setiap kelompok maju melakukan presentasi dan
menampilkan produk dengan gaya bahasa masing-masing siswa. Dari
presentasi produk ini dapat kita lihat keberanian siswa dalam menyampaikan
informasi hasil diskusi dan munculnya kreativitas siswa dalam pembelajaran
sejarah yang dulu di kenal monoton. Dengan kreativitas siswa ini diharapkan
pembelajaran sejarah berbasis literasi digital akan menjadi sarana penopang
pembelajaran siswa di kelas.
Setelah presentasi produk selesai dilaksanakan, guru kemudian menarik
kesimpulan dalam pembelajaran ini serta siswa diajak melakukan refleksi
pembelajaran hari ini, diharapkan siswa dapat menyadari betapa perjuangan
bangsa Indonesia dalam mencapai kemerdekaan melalui berbagai proses salah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
67
satunya pergerakan nasional. Kemudian guru meminta siswa agar siswa
kembali ketempat duduk masing-masing dan guru membagikan soal.
Pemberian soal ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap
materi tentang pergerakan nasional yang disampaikan oleh guru dan teman-
teman dalam kelompok melalui penampilan produk peta konsep.
Berdasarkan hasil observasi menunjukkan bahwa pembelajaran sejarah
peminatan yang memanfaatkan media audio visual dalam literasi digital telah
terlaksana dengan baik. Guru telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
tahapan kegiatan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dengan
panduan RPP guru dapat melakukan kegiatan pembelajaran dengan baik guna
menunjang pembelajaran sejarah yang memanfaatkan media audio visual
dalam literasi digital akan berdampak baik dari segi guru maupun siswa.
Dalam pembelajaran sejarah dengan pemanfaatan literasi digital ini
merupakan cara untuk menghilangkan kesan bahwa pembelajaran sejarah tidak
bersifat monoton. Hal ini didukung dengan hasil wawancara dengan siswa
yang mengatakan bahwa proses pembelajaran sejarah peminatan
memanfaatkan media audio visual dalam literasi digital sangat memberi
perubahan dalam pembelajaran siswa dan menyenangkan. Salah satu siswa
Yosi mengatakan bahwa “dengan adanya pembelajaran dengan video ini sangat
menarik dan mengasikkan bagi saya, sebab saya mudah bosan dengan
pembelajaran yang konvensional”. Dengan adanya literasi digital siswa merasa
terbantu dengan video tersebut sebagai sarana atau megetahui hal konkret
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
68
dalam sejarah serta menjadikan siswa tidak jenuh dalam pembelajaran sejarah.
91
Selain itu ada juga siswa yang mengatakan dengan adanya literasi
digital pembelajaran sejarah lebih menarik perhatian siswa terutama dengan
bantuan video, dengan cara ini pembelajaran lebih menggugah selera siswa dan
menghilangkan rasa jenuh.92
Siswa Ratma devi mengatakan bahwa
“pembelajaran sejarah dengan video sangat mengasikan, mudah dimengerti
serta memberi inovasi baru dalam pembelajaran sejarah dikelas”.93
Selanjutnya
siswa juga mengatakan bahwa pembelajaran sejarah dengan literasi digital
lebih mudah diterima dan dipahami materinya dengan ditunjang dengan
video.94
Salah satunya Hanan “saya lebih mudah paham dan dong dengan
pembelajaran menggunakan video, hal ini sangat membantu saya dalam
belajar”.
Selain itu juga ada siswa yang merasa pembelajaran sejarah dengan
memanfaatkan literasi digital dapat menambah jelas materi dengan
ditunjangnya gambar serta adanya gambar dari peristiwa yang berupa fakta
guna memberi gambaran bahwa peristiwa tersebut pernah terjadi.95
Prisandeva
mengatakan bahwa “pembelajaran sejarah dengan gambar gerak maupun
gambar mati lebih mudah diterima dan mudah dipahami sebagai alat bantu
dalam pembelajaran” Ada pula 2 siswa yang merasa kesulitan dengan literasi
91
CL8.CL7.CL 5 92
CL 8. 93
CL 2 94
CL 3. 95
CL 9.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
69
digital karena melihat video mata mudah lelah dan ngantuk.96
Salah satunya
Restu menggatakan “saya mudah ngantuk atau capek ketika melihat video dan
saya lebih suka dengan pembelajaran konvensional”. Selain itu juga Asyraf dan
Restu anggi mengatakan bahwa “pada saat pembelajaran berlangsung ada
siswa yang berisik menggangu saya ketika melihat video sebab suara video
menjadi tidak terdengar keras”.97
Salah satu siswa Asyraf mengatakan bahwa “mereka tidak mengalami
kesulitan dengan adanya media audio visual dalam literasi digital. Dengan
adanya ini membuat siswa lebih kreatifivitas membuat prakarya dalam
pembelajaran sejarah”.98
Namun juga ada yang mengatakan bahwa dengan
literasi digital pembelajaran sejarah menarik dan mengasikkan dengan
demikian mudah di mengerti dan diterima.99
Pemahaman lain yang diperoleh
siswa selama proses pembelajaran sejarah dengan memanfaatkan media audio
visual dalam literasi digital semakin meningkat. Dengan demikian, kesimpulan
dari semua siswa mengatakan bahwa belajar sejarah dengan memanfaatkan
media audio visual dalam literasi digital memberi perubahan dalam
pembelajaran dari membosankan menjadi menarik, mengasikkan dan
membangun kreativitas siswa.100
Mayoritas siswa mengatakan bahwa “dengan
pembelajaran sejarah berbasis literasi digital ini membuat siswa mengasikkan
dan tertarik dengan pembelajaran tersebut serta membuat gerakan baru dari
belajar yang dikeanl dengan membosankan menjadi menyenangkan”.
96
CL 2. CL 5. 97
CL 4. CL 5 98
CL 4 99
CL 3 100
CL 2, CL 3. CL 4. CL5. CL6, CL 7, CL 8, dan CL 9.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
70
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa siswa lebih memahami
dan mudah mengerti dengan bantuan media audio visual dalam literasi digital
memberi pengaruh perubahan pembelajaran siswa.
3. Hasil Pembelajaran Sejarah Berbasis Budaya Literasi Digital Dengan
Pemanfaatan Media Audio Visual
Dalam pembelajaran sejarah peminatan, pemanfaatan media audio
visual dalam literasi digital pada dasarnya bertujuan untuk mengembangkan
empat keterampilan pada diri siswa antara lain keterampilan membaca,
menyimak, menulis, dan berbicara. Dari keempat keterampilan tersebut
bertujuan untuk menvariasi atau memberi perubahan dalam pembelajaran
sejarah peminatan agar tidak dikenal membosankan dan kurang menarik yang
dirasakan di kalangan siswa. Dalam pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah
(GLS) pada tahap pembelajaran ini bertujuan untuk mengatasi rendahnya minat
baca siswa terutama dalam pembelajatan sejarah peminatan yang dianggap
siswa dengan membaca dan menghafal. Selain itu juga di perkuat dengan
tanggapan wawancara siswa tentang literasi digital.
Dalam hasil pembelajaran sejarah peminatan yang memanfaatkan media
audio visual dalam literasi digital akan menghasilkan aspek-aspek pada siswa.
Aspek-aspek yang akan muncul pada siswa diantaranya adalah aspek kognitif,
aspek psikomotorik yang akan dijelaskan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
71
a. Hasil Belajar Aspek Kognitif
Dalam aspek kognitif, dilihat dari kemampuan siswa dalam memahami
dan mengingat kembali materi. Dalam hal ini guru melakukan tes pada siswa.
Sebelumnya, guru membuat kisi-kisi soal tes tentang pergerakan nasional dan
membuat soal tes. Setelah membuat soal guru memberikan soal tes kepada
siswa dan dikerjakan. Dengan ini guru memberi nilai yang diperoleh siswa
sangat baik. Dari ke-20 soal yang diujikan kepada siswa kemudian peneliti
melakukan validasi dan meloloskan 15 soal yang valid. Soal-soal tersebut
berkaitan dengan pergerakan nasional. Hal ini dapat kita lihat dari tabel di
bawah ini:
Tabel 6. Data Hasil Penilian Kognitif pada Pembelajaran Sejarah Peminatan
Berbasis Budaya Literasi Digital dengan Pemanfaatan Media Audio
Visual.
Rentang Jumlah Persentase Keterangan
100-71 26 94% Sangat Tinggi
71-58 4 6% Tinggi
58-47 0 0% Cukup
47-25 0 0% Rendah
25-0 0 0% Sangat Rendah
Jumlah 30 100%`
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
72
Sangat Tinggi 94%
Tinggi 6%
Gambar IV. Diagram Hasil Nilai Kognitif Belajar Sejarah Siswa
Berdasarkan tabel 7. Di atas, dapat kita lihat siswa memperoleh nilai
yang sudah mencapai atau bahkan tuntas melebihi KKM yang ditetapkan oleh
SMA Negeri 1 Kasihan yaitu 75. Ada juga siswa yang belum mencapai standar
kelulusan yang ditetapkan sekolah. Dengan demikian, menunjukkan bahwa
pembelajaran sejarah peminatan dengan menggunakan media audio visual
dalam literasi digital mempengaruhi ingatan siswa yang terbukti dengan
perolehan nilai siswa yang sangat baik.
b. Hasil Belajar Aspek Afektif
Kuesioner sebagai alat ukur kemapuan siswa yang berkaitan dengan
tanggapan siswa dengan pembelajaran sejarah dalam literasi digital. Dalam hal
ini peneliti memberikan angket yang bertujuan untuk mengetahui seberapa
kemampuan siswa dalam pembelajaran sejarah yang memanfaatkan media
audio visual dalam literasi digital. Kuesioner yang akan dibagikan siswa
berjumlah 30 pertanyaan kemudian peneliti melakukan validasi dan meloloskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
73
25 pertanyaan yang valid. Dengan demikian, hasil yang didapatkan akan
terlihat dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 7. Data Nilai Afektif Belajar Siswa Melalui Budaya Literasi Digital
Rentang Jumlah Persentase Keterangan
100-71 28 97% Sangat Tinggi
71-58 2 3% Tinggi
58-47 0 0% Cukup
47-25 0 0% Rendah
25-0 0 0% Sangat Rendah
Jumlah 30 100%`
Berikut ini adalah diagram nilai afektif siswa terhadap pembelajaran
sejarah peminatan dengan Budaya literasi digital:
Gambar V. Diagram Hasil kemampuan Belajar Sejarah Siswa dalam Budaya
Literasi Digital
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa kemampuan belajar siswa dalam
pembelajaran sejarah peminatan dengan menggunakan media audio visual
dalam literasi digital sangat tinggi. Dapat dilihat dari presentase dalam tabel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
74
dan diagram di atas yang menunjukkan angka 93%. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa siswa menjadi lebih tertarik belajar sejarah peminatan
dengan literasi digital. Dari hasil kuesioner siswa tanggapan siswa ada yang
berbagai macam-macam ada yang positif dan negatif. Salah satunya dari Yosi
mengatakan bahwa “dengan adanya pembelajaran dengan video membuat saya
mudah memahami dan menghilangkan rasa kejenuhan didalam kelas”.101
Ada
pula yang mengangap bahwa dengan pembelajaran sejarah memanfaatkan
literasi digital mata saya mudah capek dan berisiknya suara teman membuat
saya tidak konsentrasi dalam mendengarkan video”.102
a). Sikap Toleransi
Pada penilaian afektif, guru menggunakan rubrik penilaian yang telah
dibuat di dalam lampiran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Terkait
materi yang dibahas yaitu pergerakan nasional, maka guru memberikan
penilaian berupa sikap toleransi pada siswa yang akan tampak saat
pembelajaran berlangsung. Hal ini dapat kita lihat dari tabel dibawah ini:
Tabel 8. Nilai Sikap Toleransi Siswa
Rentang Jumlah Persentase Keterangan
10-7 25 84% Sangat Baik
7-5 4 13% Baik
6-3 1 3% Cukup
3-0 0 0% Rendah
Jumlah 30 100%
101
CL 8. 102
CL 2, CL 4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
75
Gambar VI. Diagram Nilai Sikap Toleransi
Berdasarkan tabel dan diagram di atas dapat dilihat jika penilaian
afektif siswa yang dilakukan oleh guru memuat pada sikap tolernasi pada diri
siswa. penilaian ini dilakukan pada saat pembelajaran sejarah berlangsung. Jika
melihat data di atas menunjukkan jika 84% di kategorikan penilaian “Sangat
Baik”, 13% siswa berkategori “Baik”, dan 3% siswa berkategori “Cukup”.
Dalam penilaian ini siswa ada yang menunjukkan sikap toleransi antar siswa
dapat dilihat ketika siswa sedang melihat video mereka dengan sadar diri tidak
berisik atau ngobrol sama teman , namun ada 1 sampai 3 siswa yang berisik.
Seperti apa yang dikatakan oleh Asyraf bahwa “ada 1-3 siswa yang berisik
membuat suara kurang terdengar dengan jelas dan kurang fokus”.103
b). Sikap Nasionalisme
Pada penilaian afektif, guru menggunakan rubrik penilaian yang telah
dibuat di dalam lampiran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Terkait
103
CL 4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
76
materi yang dibahas yaitu pergerakan nasional, maka guru memberikan
penilaian berupa sikap nasionalisme pada siswa yang akan tampak saat
pembelajaran berlangsung. Hal ini dapat kita lihat dari tabel dibawah ini:
Tabel 9. Nilai Sikap Nasionalisme Siswa
Rentang Jumlah Persentase Keterangan
10-7 20 70% Sangat Baik
7-5 8 24% Baik
6-3 2 6% Cukup
3-0 0 0% Rendah
Jumlah 30 100%
Gambar VII. Diagram Nilai Sikap Nasionalisme
Berdasarkan tabel dan diagram di atas dapat dilihat jika penilaian
afektif siswa yang dilakukan oleh guru memuat pada sikap nasionalisme pada
diri siswa. penilaian ini dilakukan pada saat pembelajaran sejarah berlangsung.
Jika melihat data di atas menunjukkan jika 70% di kategorikan penilaian
“Sangat Baik”, 24% siswa berkategori “Baik”, dan 6% siswa berkategori
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
77
“Cukup”. Selain itu sebelum pembelajaran dimulai guru memutarkan video
satu nusa satu bangsa siswa menyanyikan lagu tersebut. Disinilah dapat dilihat
siswa semangat nasionalisme siswa dapat ditunjukkan dengan suara lantang
dan mengahayati serta timbulnya kesadaran siswa tentang pentingnya
nasionalisme. Dari situlah siswa melihat betapa kerasnya perjuangan para
pahlawan bangsa ini untuk mendirikan bangsa ini. Dari situlah para siswa
mengambil sikap teladan dari para pahlwan pendiri bangsa.
c. Hasil Belajar Aspek Psikomotorik
Aspek psikomotorik yaitu aspek yang berkaitan dengan keterampilan
atau skil serta kemampuan dalam membuat hal atau karya setelah siswa
melakukan pembelajaran. Dalam aspek psikomotorik ini, dapat dilihat adalah
keterampilan siswa dalam membuat peta konsep. Keterampilan siswa ini dapat
dilihat setelah guru melakukan penilaian. Penilaian aspek ini terdapat pada
rubrik Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat oleh guru.
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam penilaian antara lain:
Tabel 10. Kriteria Penilaian Keterampilan Siswa dalam tugas peta konsep
No Kriteria
1 Kesesuaian judul dengan tema yang di berikan 2 Sistematika pembuatan Peta Konsep 3 Kesesuaian masalah yang diambil dengan materi yang dibahas 4 Kesesuain isi Peta Konsep dengan tema yang dibahas 5 Adanya kesesuaian bahasa dan gambar kreativitas dalam Peta Konsep
Dalam penilaian peta konsep yang ditampilkan siswa, kriteria yang
diperhatikan adalah kesesuaian judul dengan tema yang diberikan, dengan
adanya sinkron antara judul ini membuat menarik dan jelas apa yang akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
78
dibahas. Kriteria yang kedua yaitu sistematika pembuatan peta konsep, dapat
dilihat dengan urutan peristiwa dari awal sampai akhir di jelaskan secara urut.
Kriteria selanjutnya adalah kesesuaian masalah yang diambil dengan
materi yang akan dibahas, dengan ada masalah yang jelas maka isi materi akan
jelas dan bermakna. Terakhir kreativitas dalam pembuatan peta konsep juga
perlu diperhatikan. Dalam hal ini kreatifitas yang dinilai baik segi pembuatan
maupun penampilan.
Dalam penelitian ini, hasil dari penilaian psikomotorik siswa dapat
dilihat tabel daftar nilai penampilan peta konsep siswa. Adapun tabel daftar
nilai penampilan peta konsep siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Kasihan
adalah sebagai berikut:
Tabel 11. Data Nilai Aspek Psikomotorik
No Nama Kelompok KKM Nilai
1 Organisasi SI 75 85
2 Organisasi PNI 75 78
3 Organisasi PI 75 80
4 Organisasi PKI 75 79
5 Organisasi Indische Partij 75 87
6 Organisasi SDI 75 80
`Jumlah 489
Rata-rata 81,5
Aspek psikomotorik siswa dinilai dari penugasan peta konsep dan
penampilan presentasi. Berdasarkan pada tabel di atas. Dapat dilihat bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
79
siswa mendapat nilai yang sudah memenuhi KKM. Dalam penugasan dan
penampilan peta konsep tersebut siswa yang sudah memenuhi kriteria-kriteria
yang sudah ditentukan ada pula yang masih belum sempurna.
Dalam pembelajaran sejarah peminatan yang memanfaatkan media audio
visual dalam literasi digital selain mengembangkan empat keterampilan
tersebut, dapat pula mempengaruhi tiga aspek menjadi lebih baik. Hal ini dapat
mempengaruhi rasa ingin tahu dalam diri siswa lebih mendalam terutama
dengan literasi digital. Selain itu, dalam diri siswa akan muncul rasa tolerasi
dan menghargai dalam pembelajaran sejarah khususnya dengan materi
pergerakan nasional di kelas XI IPS 2. Nilai ini dapat ditanamkan dalam
kehidupan sehari-hari maupun kegiatan belajar siswa di sekolah. Seperti yang
dikatakan oleh Ratma Devi dan Asyraf bahwa “pembelajaran sejarah berbasis
digital ini membuat inovasi baru dan tidak mematikan kreativitas siswa dapat
ditunjukkan dengan membuat prakarya yang inovasi serta pembelajaran
menjadi mengasyikan”.104
Selain itu Yosi juga mengatakan bahwa
“pembelajaran sejarah dengan membuat ringkasan ini membantu saya untuk
mudah memahami dan belajar”.105
104
CL 2. CL 4. 105
CL 2. CL 6.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
80
C. Pembahasan
1. Perencanaan Proses Pembelajarn Sejarah Berbasis Budaya Literasi
Digital dengan Pemanfaatan Media Audio Visual
Gerakan literasi sekolah (GLS) adalah sebuah gerakan baru di sekolah
yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai
organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui
pelibatan publik. Pelibatan publik antara lain siswa, guru, kepala sekolah,
tenaga kependidikan, pengawas sekolah, komite sekolah, dan orang tua wali
murid. Sedangkan dari buku media massa dan penulis serta tokoh masyarakat
sebagai teladan atau panutan penasihat dan pemangku diarahan bawahan
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.106
Guru melakukan kegiatan pembelajaran ini di dalam kelas, hal utama
yang diperhatikan yaitu sarana dan prasarana kelas seperti LCD, speakers
berfungsi dengan baik.107
Dengan adanya Gerakan Literasi ini diharapkan
siswa agar rajin membaca, menulis, menyimak, dan berbicara. Sehingga siswa
menambah wawasan atau pengetahuan baru yang bisa dipahami di benak
siswa. Dalam konteks literasi ini siswa di sekolah diharapkan memiliki
kemampuan untuk menjadikan literasi sebagai sarana dalam mengenal,
memahami, dan menerapkan ilmu yang didapatkan di bangku sekolah.
Pada abad 21 ini, pembelajaran sejarah sesuai ketentuan Kurikulum
2013 pembelajaran yang ditonjolkan yaitu terhadap upaya penguatan karakter,
106
Hendra Kurniawan., op. cit., hlm. 22. 107
Dirjendikdasmen, Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah., op.cit. hlm. 7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
81
pengembangan kemampuan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Tinking
Skill/HOTS), pemanfaaatan literasi, dan pengembangan 4C yang meliputi
creativity, critical thingking, comunication, dan collaboration.108
Khsususnya pada literasi, pembelajaran sejarah peminatan cocok
bertujuan untuk membuat siswa berpikir tingkat tinggi atau HOTS, dengan
pemanfaatan media audio visual dalam literasi digital maka pembelajaran
sejarah peminatan juga akan memunculkan dan menggembangkan karakter
dalam diri siswa.
Dengan adanya gambar hidup (film) maka pembelajaran sejarah akan
mudah dipahami dan dimengerti, selain itu juga adanya bantuan gambar visual
atau mengambarkan memvisualisasikan gambar yang nyata ke dalam video
juga membantu siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.109
Dengan
demikian adanya film dan gambar visual dikombinasikan dengan literasi maka
akan menjadi hal baru dalam pembelajaran sejarah terutama dalam memahami
dan mudah mengerti materi dalam diri siswa. Dengan demikian pada tahap
ketiga literasi yaitu tahap pembelajaran siswa diharapkan mampu mengolah
dan mengelola kemampuannya dalam berkomunikasi secara baik. Hal-hal ini
dilakukan oleh siswa melalui kegiatan literasi digital baik menggunakan
handpone maupun menggunakan LCD secara bersama didalam kelas.
Sebelum melaksanakan pembelajaran sejarah memanfaatkan media
audio visual dalam literasi digital, maka guru terlebih dahulu membuat RPP,
108
Hendra Kurniawan., op.cit. hlm. 2. 109
Hujair AH Sanaky, op.cit., hlm. 44.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
82
kemudian guru terlebih dahulu menentukan KD yang akan dibahas.
Kompetensi Dasar (KD) yang digunakan dalam pembelajaran sejarah
peminatan di kelas XI IPS 2 SMA N 1 Kasihan yaitu KD 3.8 dan 4.8.
Kompetensi Dasar (KD) 3.8. membahas materi tentang “Menganalisis akar-
akar nasionalisme dan demokrasi Indonesia dan pengaruhnya pada masa kini”
dan Kompetensi Dasar (KD) 4.8 membahas “Menyajikan hasil telaah tentang
akar-akar nasionalisme dan demokrasi di Indonesia” Dari KD 3.8 dan 4.8, guru
mengembangkan indikator pencapaian kompetensi. Dalam penelitian ini hanya
2 kali pertemuan saja untuk indikator pelaksanaan kompetensi sebagai
berikut:110
3.8.1 Menjelaskan latar belakang lahirnya akar-akar nasionalisme di Indonesia.
3.8.2 Menganalisis perkembangan organisasi Budi Utomo
3.8.3 Menganalisis perkembangan Sarekat Islam ( SDI)
4.8.1 Menyajikan hasil telaah tentang akar-akar nasionalisme dan demokrasi di
Indonesia berupa peta konsep.
Dalam RPP dengan KD 3.8 dan 4.8 menggunakan pendekatan Student
Center learning. Untuk model pembelajaranya menggunakan model
pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD). Dengan metode
tanya jawab, diskusi, dan penugasan.
Dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams
Achievement Division (STAD) dalam proses pembelajaran khususnya
pembelajaran sejarah peminatan dapat menumbuhkembangkan tanggung jawab
dari diri siswa dan saling menghargai satu sama lain. Selain itu adanya
kerjasama dan komunikasi antar anggota kelompok maka akan menciptakan
110
Dokumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
83
pembelajaran yang efektif dan efisien.111
Ada pula siswa lebih aktif dalam
mencari informasi dan rasa ingin tahunya tinggi. Salah satu siswa Yosi
mengatakan bahwa “siswa diberi waktu oleh guru untuk browsing materi yang
mereka kurang paham di internet”.112
Jika dihubungkan dengan literasi digital
dalam pembelajaran sejarah peminatan, model pembelajaran Student Teams
Achievement Division (STAD) sangatlah baik dan membantu untuk siswa
terutama dalam mengembangkan empat keterampilan dalam literasi yaitu
keterampilan membaca, menyimak, menulis, dan berbicara.
Selain itu, dengan model pembelajaran Student Teams Achievement
Division (STAD) Strategi yang digunakan dalam pembelajaran sejarah tidak
mematikan kreativitas siswa dan tidak menghafal fakta-fakta sejarah. Siswa
lebih aktif dan berkreativitas dengan penugasan yang diberikan oleh guru. Hal
ini akan menghindarkan rasa iri siswa satu sama lain dalam menyelesaikan
tugas. Hal ini diungkapkan oleh Ratma dan Asyraf bahwa “dengan adanya
pembelajaran literasi digital dapat mengembangkan kreativitas, inovasi pada
diri siswa melalui prakarya”.113
Adanya toleransi antara siswa satu dengan
yang lain akan menghidupkan pembelajaran sejarah.114
Setelah pembentukan kelompok oleh guru, maka siswa mengerjakan
tugas yang diberikan oleh guru berupa peta konsep. Untuk membantu tugas
tersebut menjadi lebih cepat dan efisien, guru memberikan waktu untuk siswa
guna mencari informasi di dalam LKS atau sumber internet yang berkaitan
111
Hendra Kurniawan., op.cit. hlm. 75. 112
CL 9. 113
CL 2. CL 4. 114
Heri Susanto., op.cit., hlm. 56-57.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
84
dengan materi yang diajarkan dan dibahas waktu itu. Dengan siswa mencari
sumber bertujuannya agar pembuatan peta konsep ini wawasanya bertambah
luas serta mudah mengerjakanya dengan cepat. Peta konsep dalam hal ini
merupakan sebuah produk yang dibuat atau dihasilkan siswa dalam
pembelajaran sejarah yang memanfaatkan media audio visual dalam literasi
digital.
Dengan berperannya siswa dalam mencari informasi akan membantu
siswa lebih aktif dan mandiri dalam mencari informasi maupun memahami.
Kemudian peta konsep yang dihasilkan oleh setiap kelompok akan ditampilkan
di depan kelas dihadapan guru dan kelompok lain mendengarkan dan
menyimak. Ketika penampilan tersebut dimulai akan terjadi proses pertukaran
pikirian lewat tanya jawab antara kelompok yang maju dengan kelompok yang
memperhatikan. Begitu sebaliknya kelompok bergantian maju yang lain
memperhatikan dan bertanya bila ada materi yang kurang jelas. Oleh sebab itu,
maka keterampilan berbicara siswa juga akan muncul ketika menjelaskan peta
konsep yang dibuat oleh kelompok.
Dari kegiatan pembelajaran sejarah peminatan yang memanfaatkan
audio visual dalam literasi digital ini. Keterampilan membaca, menyimak,
menulis, dan berbiacara pada diri siswa akan muncul dengan baik. Siswa juga
lebih efektif dan mandiri dalam pembelajaran sejarah dan mudah memahami.
Hal lain yang tampak dalam literasi digital ini yaitu pembentukan karakter
dalam diri siswa lewat kegiatan literasi digital karena melalui pembelajaran
sejarah peminatan siswa muncul kreativitas serta rasa ingin tahu yang tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
85
Lain Hanan mengatakan bahwa “pembelajaran sejarah saat ini informatif dan
mudah dipahami”.115
2. Pelaksanaan Pembelajaran Sejarah Berbasis Budaya Literasi Digital
dengan Pemanfaatan Media Audio Visual
Sesuai dengan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 yang
dikeluarkan pemerintah tentang penumbuhan budi pekerti, maka Gerakan
Literasi Sekolah (GLS) diterapkan untuk menguatkan karakter bangsa.
Gerakan Literasi Sekolah (GLS) merupakan sarana baru atau solusi dalam
pengembangan pembelajaran sekolah. Adanya keterkaitan dari ke empat aspek
tersebut yang mendukung Gerakan Literasi Sekolah (GLS) antara lain
keterampilan membaca, menyimak, menulis, dan berbicara.116
Semenjak tahun 2017, Sekolah Menengah Atas (SMA) di seluruh
kota Yogyakarta sudah melaksanakan Gerakan Literasi Sekolah (GLS).
Khususnya di sekolah SMA Negeri 1 Kasihan yang melaksanakan Gerakan
Literasi Sekolah (GLS). Dalam pelaksanaannya sudah terlaksana dengan baik
mencakup tiga tahap yaitu tahap pembiasaan, dan sedang berjalan tahap
pengembangan dan pembelajaran. Sekolah SMA Negeri 1 Kasihan sendiri guru
sudah melaksanakan literasi khususnya guru sejarah peminatan dalam proses
pembelajaran.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, dalam proses
pembelajaran sejarah peminatan yang memanfaatkan media audio visual dalam
115
CL 3. 116
Hendra Kurniawan., op.cit., hlm. 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
86
literasi digital, siswa mendapatkan tugas yang diberikan oleh guru berupa
produk dari literasi digital berupa peta konsep. Siswa mengatakan bahwa
pembelajaran sejarah peminatan dengan memanfaatkan media audio visual
dalam literasi digital ini sangat membantu siswa dalam proses pembelajaran
sebab adanya perubahan dari monoton ke pembelajaran lebih menarik dan
efisien, maka dari itu siswa mudah memahami dan mengerti materi yang
disampaikan oleh guru melalui video. Seperti yang dikatakan Calista bahwa
“pembelajaran saat ini mudah dipahami sebab penggunaan metode guru
sekarang sangat modern dan tidak membosankan”.117
Selain itu siswa juga
menjadi lebih kreatif serta inovatif dalam pembelajaran sejarah. Dalam
pelaksanaanya, guru menemukan hal baru bahwa siswa setelah melihat video
dalam literasi digital mereka rasa ingin tahu tentang isi video tersebut lebih
dalam. Oleh sebab itu siswa melakukan browsing lewat handphone mereka
agar hal baru tersebut siswa dapat mengerti dan memahami.118
Contohnya
dalam Materi Boedi Utomo, siswa ingin tahu dimana kongres berlangsung
yaitu di SMA 11 yogyakarta. Mereka melakukan browsing tentang lokasi
tersebut.
Pada dasarnya, pemanfaatan literasi dalam pembelajaran sejarah
peminatan memiliki tujuan secara umum. Tujuan pemanfaatan literasi ke dalam
pembelajaran sejarah peminatan adalah sebagai berikut:119
1. Menumbuhkan rasa cinta membaca pelajaran sejarah peminatan di luar jam
pelajaran.
117
CL 6. 118
Ibid., hlm. 52. 119
Ibid., hlm. 33.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
87
2. Meningkatkan kemampuan siswa memahami isi bacaan khususnya tentang
sejarah
3. Meningkatkan rasa percaya diri sebagai pembaca yang baik terutama
pembelajaran sejarah peminatan.
4. Menumbuhkembangkan pemanfaatan berbagai sumber bacaan baik buku
sejarah maupun novel sejarah.
` Sebelum melaksanakan pembelajaran sejarah perlu diperhatikan
persiapan yang benar-benar matang dalam hal persiapan video maupun materi
atau bahan ajar yang akan disampaikan oleh guru guna menunjang literasi
digital dalam pembelajaran sejarah peminatan. Semua ini dipersiapkan guru
tentunya bertujuan untuk mempermudah siswa dalam melaksanakan proses
kegiatan pembelajaran sejarah peminatan dengan memanfaatkan media audio
visual dalam literasi digital.
Pada umumnya, siswa mengetahui literasi itu kegiatan membaca buku.
Dengan membaca buku siswa mengira bahwa pembelajaran sejarah dengan
membaca buku itu membosankan dan kurang efisien. Namun setalah siswa
mengikuti proses pembelajaran sejarah yang memanfaatkan media audio visual
dalam literasi digital siswa merasa senang dan mengasikan. Ada juga yang
berpendapat bahwa dengan melihat video pembelajaran semakin menarik dan
mudah dimengerti.
Dalam pembelajaran sejarah peminatan yang memanfaatkan media
audio visual dalam literasi digital, maka siswa dituntut untuk mandiri dan
kreatif dalam hal tugas maupun memahami materi yang diajarkan. Sementara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
88
untuk kreatif siswa diharapkan bisa membuat karya seperti produk peta konsep
yang menarik dan mudah dipahami antar siswa. Selain itu siswa juga dituntut
mahir dalam menyampaikan produk di depan kelas. Dengan adanya bantuan
video atau film bersejarah, pembelajaran sejarah terasa menarik dan membuat
rangsangan pada siswa semakin besar terutama pada keseriusan siswa dalam
mengikuti pembelajaran sejarah. Adanya media audio visual juga membantu
siswa dalam memahami peristiwa-peristiwa kejadian yang dimana
digambarkan dibuku hanyalah cerita sedangkan melalui video siswa merasa
mengerti serta menambah rasa ingin tahu dalam diri siswa.120
Siswa Prisandeva
mengatakan bahwa “dengan adanya video tersebut siswa bisa
mengaktualisasikan peristiwa dengan gambar gerak dan keterangan membuat
saya mudah memahami materi sejarah”.121
Melalui proses pembelajaran sejarah yang memanfaatkan media audio
dalam literasi digital, siswa lebih rajin mencari informasi serta meningkatkan
pemahaman siswa terhadap materi yang dibahas. Selain itu juga siswa merasa
mudah memahami materi serta pembelajaran lebih menarik. Namun juga ada
siswa yang mengalami kesulitan ketika pembelajaran sejarah menggunakan
video yaitu mudah capek mata melihat video, maka dari itu siswa yang mudah
capek melihat video duduk dibangku tengah supaya mengurangi sinar yang
dipancarkan oleh LCD. Seperti yang dikatakan Ratma devi bahwa “mata saya
mudah capek ketika melihat video sebab saya duduk di depan dekat guru”.122
120
Hujar Saniky., op.cit., hlm 44. 121
CL 9. 122
CL 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
89
Siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran sejarah
memanfaatkan media audio visual dalam literasi digital nyatanya sudah mulai
menemukan solusi untuk menghadapinya antara lain bertanya kepada guru bila
materi di video kurang jelas serta searching di internet. Ini membuktikan
bahwa kemandirian siswa terbangun karena kemauan diri sendirinya rasa ingin
tahu terhadap materi.
Meskipun ada beberapa siswa yang mengalami kesulitan dalam
mengikuti pembelajaran sejarah peminatan yang memanfaatkan media audio
visual, namun ada pula siswa yang menyukainya. Alasan pada umunya yaitu
dengan pembelajaran menggunakan video siswa merasa menarik terhadap
materi serta mudah dipahami. Dengan dikombinasikan antara literasi dan
media audio visual siswa merasa terbantu ketika menghadapi kejenuhan dalam
pembelajaran. Adanya solusi baru dalam pembelajaran ini diharapakan untuk
menunjang keberhasilan siswa dalam menempuh pembelajaran sejarah
peminatan.
Selain menunjang keberhasilan, dengan pembelajaran sejarah
memanfaatkan media audio visual dalam literasi digital ini juga mendorong
rasa empati siswa dan toleransi antar sesama dibuktikan ketika video diputar
siswa satu dengan yang lain berusaha menjaga suasana agar kondusif maka
pembelajaran akan berlangsung dengan baik. Asyaraf mengatakan bahwa “
adanya toleransi siswa ketika ditayangkan video walau ada 1-3 siswa yang
berisik menggangu pembelajaran berlangsung sehingga suara video tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
90
terdengar jelas”.123
Selain itu siswa juga menghargai siswa yang berbicara atau
bertanya kepada guru. Hal ini sangat mendorong keharmonisan di dalam
lingkungan sekolah.
3. Hasil Pembelajaran Sejarah Berbasis Budaya Literasi Digital dengan
Pemanfaatan Media Audio Visual
Literasi pada abad 21 sebagai tantangan mengadapi paradigma
pengetahuan yang tercermin dalam sikap dan perilaku seseorang sebagai
paradigma pengetahuan. Oleh sebab itu makna literasi dalam kehidupan sehari-
hari sebagai sumber informasi baru atau pengetahuan.124
Selain itu literasi
digital dapat juga dijadikan solusi baru dalam mengembangkan empat
keterampilan dalam literasi yaitu keterampilan membaca, menyimak, menulis,
dan berbicara. Dengan pemanfaatan media audio visual dalam literasi digital
yang diterapkan pada pembelajaran sejarah peminatan, maka hal ini dapat
membantu siswa dalam mengembangkan empat keterampilan tersebut. Sesuai
dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomer 23 Tahun 2015.
Pembelajaran sejarah peminatan dengan memanfaatkan media audio
visual dalam literasi digital, tentunya juga muncul aspek-aspek lain yaitu aspek
kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti, pembelajaran sejarah yang memanfaatkan media audio
visual dalam literasi digital dapat dilihat munculnya nilai ketiga aspek tersebut.
123
CL 4. 124
Hendra Kurniawan., op.cit., hlm. 63.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
91
Pembelajaran sejarah peminatan dengan pemanfaatan media audio
visual dalam literasi digital dengan metode pembelajaran cooperative learning
ini mengandung unsur pembelajaran konstruktivis. Dalam teori
konstruktivisme paling penting yaitu bahwa dalam proses belajar siswa yang
harus mendapat tekanan. Siswa harus lebih aktif mengembangkan
pengetahuan, bukan guru maupun orang lain. Penekanan belajar siswa aktif
dalam dunia pendidikan sangat penting guna dikembangkan. Oleh sebab itu
siswa akan terbantu menjadi siswa yang kritis terhadap masalah serta dapat
mengganalisis suatu hal untuk berpikir kritis bukan meniru terbukti dapat
mengembangkan aspek kognitif dalam diri siswa.125
Hal ini dapat dilihat dari
siswa mengingat dan memahami apa yang telah diajarkan oleh guru melalui
tes. Cara tes ini digunakan sebagai acuan guru untuk mengetahui seberapa
besar kemampuan daya ingat siswa setelah mengikuti pembelajaran sejarah
dengan pemanfaatan media audio visual dalam literasi digital.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, dapat dilihat
bahwa pembelajaran sejarah peminatan dengan pemanfaatan media audio
visual dalam literasi digital, siswa mejadi mudah mengerti dan memahami
materi pembelajaran. Dengan cara ini dapat membantu sisa dalam mengelola
dan menggingat pengetahuan yang didapat agar mudah ditangkap. Dengan
pembelajaran ini, dapat dilihat dari hasil tes bahwa pembelajaran sejarah
dengan pemanfaatan media audio visual dalam literasi digital menunjukkan
hasil yang sangat baik. Siswa bisa mencapai nilai KKM yang telah ditentukan
125
Paul Suparno, Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan, Yogyakarta, Kanisius,1997, hlm.
81.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
92
oleh pihak sekolah. Namun ada juga yang belum tuntas, tetapi nilai yang
didapatkan oleh siswa yang tidak tuntas tidak jelek-jelek amat.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dilihat bahwa pembelajaran sejarah
peminatan dengan pemanfaatan media audio visual dalam literasi digital
mempengaruhi daya ingat siswa dan siswa mudah mengerti materi yang
diajarkan. Selain itu juga adanya rasa ingin tahu siswa yang lebih mendalam
tentang materi yang dibahas sebab siswa terangsang dengan pembelajaran
media audio visual. Mayoritas siswa mengatakan bahwa “dengan pembelajaran
literasi digital ini mudah dipahami dan mengasikan ditambah dengan produk
peta konsep yang membuat siswa menunjukkan kreativitas dalam membuat pra
karya”.126
Hal ini dapat menumbuhkan minat belajar siswa tinggi. Dalam hal
lain, pembelajaran sejarah peminatan dengan pemanfaatan media audio visual
dalam literasi digital ini siswa juga menghasilkan sebuah produk atau karya
berupa peta konsep dan kemudian ditampilkan di depan kelas untuk
menyampaikan produk yang telah dibuat bersama kelompok.
Dalam hal ini akan muncul pertanyaan dari siswa lain serta terjadinya
pertukaran informasi yang didapatkan oleh siswa. Sehingga dengan ini siswa
akan menambah pengetahuan yang sangat luas pengetahuan dan keterampilan
dalam menggunakan media audio visual. Perkembangan era digital
menyadarkan siswa bahwa keterampilan membaca saja perlu di perhatikan
guru melihat juga keterampilan menyimak literasi dalam berbagai bentuk
digital seperti handphone serta melihat video ini sangat membantu dalam
126
CL 2 . CL 3. CL 4. CL 5. CL 6. CL 7. CL. 8. CL 9.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
93
kebiasaan anak untuk mandiri. Hal ini akan mendorong perkembangan 4 aspek
yang yang harus dicapai oleh siswa yaitu aspek membaca, menyimak, menulis,
dan berbicara.127
Guru melihat bahwa pembelajaran sejarah dengan
pemanfaatan media audio visual dalam literasi digital ini merubah gaya belajar
siswa dari pembelajaran konvesional menjadi pembelajaran literat berbasis
video. Pembelajaran lebih mengarah memunculkan kreativitas siswa dan
inovasi dalam menyelesaiakn tugas yang diberikan oleh guru. Hal ini dapat
dilihat dari perkembangan diri siswa dalam merespon materi yang telah
diajarkan oleh guru. Siswa sangat cekatan dalam hal menerima informasi baru
serta mandiri dan untuk mencari informasi melalui handphone.128
Seperti yang
dikatakan Ratma Devi bahwa “pembelajaran sejarah sekarang lebih inovatif
dalam penyampaiannya dan mudah dipahami”.129
Dengan demikian akan mempengaruhi pemahaman siswa. Akan
banyak materi yang diperoleh dan diingat siswa sebab siswa merasa menarik
dan mengasikkan dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini ditunjukkan siswa
dalam mengerjakan soal tes dengan hasil yang memuaskan. Dalam penilaian
ini untuk mengetahui perkembangan pengetahuan siswa.
Selain aspek kognitif, ada juga aspek afektif dalam diri siswa juga
mengalami perkembangan. Aspek ini mencakup antara lain, toleransi dan
nasionalisme. Hal ini dapat ditunjukkan ketika awal pembelajaran
menyanyikan lagu satu nusa satu bangsa siswa merasa antusias dan sadar
betapa sulitnya pahlawan bangsa ini membangun negara tercinta ini. Melalui
127
Ibid., hlm. 63. 128
Ibid., hlm. 119. 129
CL 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
94
pembelajaran sejarah peminatan dengan pemanfaatan media audio visual dalam
literasi digital maka akan muncul rasa empati, peduli, dan menghargai
(toleransi) antar siswa dalam proses pembelajaran berlangsung. Seperti yang
dikatakan Restu Anggi bahwa “adanya toleransi ketika pembelajaran
berlangsung ditunjukkan ketika guru memutarkan video materi siswa menjaga
kondusif kelas walau ada beberapa siswa yang berisik membuat suara video
tidak terdengar keras”.130
Peneliti menggunakan kuesioner dalam mengukur
hasil kemampuan siswa dalam pembelajaran sejarah berbasisi literasi digital.
Dari kuesioner ini dapat dilihat proses pembelajaran sejarah peminatan dengan
pemanfaatan media audio visual dalam literasi digital.
Dengan demikian, siswa mengatakan bahwa dengan pemanfaatan
media audio visual dalam literasi digital pada pembelajaran sejarah peminatan
siswa merasa senang dan menarik. Siswa lain mengatakan juga lebih
mengasikkan dibanding dengan pembelajaran konvensional. Hal ini sangatlah
berpengaruh terhadap hasil yang diperoleh siswa. Dari perasaan-perasaan di
atas munculah minat belajar dalam diri siswa terhadap pembelajaran sejarah
peminatan. Mayoritas siswa menggangap pembelajaran sejarah peminatan itu
membosankan dan monoton, namun setelah siswa mengikuti pembelajaran
sejarah dengan pemanfaatan media audio visual dalam literasi digital ini siswa
menjadi menyenangkan dan mereka mudah memahami materi yang
disampaikan oleh guru. Sebab pembelajaran sejarah ini didukung dengan
media audio visual sebagai sarana penunjang kemajuan pembelajaran siswa.
130
CL 5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
95
Sarana penunjang antara lain gambar hidup (Film), lambang visual, dan
gambar mati. Ketiga media tersebut sangat membantu dalam pembelajaran
siswa terutama film pada saat digunakan guru untuk memperjelas materi
pembelajaran berbasis budaya literasi digital.131
Seperti yang dikatakan
Prisandeva bahwa “dengan pembelajaran video saya lebih bisa
mengatualisasikan gambar film gerak tersebut dan mudah memahami ketika
saya belajar”.132
Di samping aspek afektif, aspek lain yang berkembang dalam
kemajuan siswa yaitu aspek psikomotorik. Aspek ini berkaitan dengan
keterampilan pada diri siswa. Dalam pembelajaran sejarah peminatan dengan
pemanfaatan media audio visual dalam budaya literasi digital, maka
keterampilan siswa akan muncul pada saat mereka mengerjakan tugas peta
konsep dimana keterampilan yang muncul yaitu keterampilan menulis.
Dari penugasan yang diberikan oleh guru tersebut, keterampilan
menulis dalam diri siswa sangat baik, dan menghasikan sebuah produk berupa
peta konsep. Siswa sangat kreatif dan inovatif dalam membuat produk tersebut.
Dimana setiap siswa akan aktif dalam hal mencari sumber informasi serta
menumbuhkan rasa kerjasama antar siswa. Pembuatan peta konsep kreatifitas
antar siswa berbeda-beda. Seperti yang dikatakan Asyraf dan Calista bahwa
“dengan adanya pembelajaran metode modern dari guru mudah diterima dan
mengasyikan, selain itu adanya prakarya ini membuat kreativitas siswa
131
Hujar Saniky., op.cit., hlm 48-50. 132
CL 9.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
96
berkembang melalui pikiran kritis yang dituangkan pada peta konsep”.133
Dengan penampilan siswa di depan kelas maka akan muncul keterampilan
yaitu berbicara. Selain itu juga munculnya keterampilan siswa dalam
menyimak presentasi kelompok.
Tugas produk ini menunjukkan bahwa pembelajaran sejarah
peminatan dengan pemanfaatan media audio visual dalam budaya literasi
digital sangatlah baik. Dengan ditunjangnya media video pembelajaran sejarah
lebih inovatif dan kreatif serta mudah dipahami siswa. Strategi yang digunakan
guru dalam pembelajaran sejarah hendaknya tidak mematikan kreativitas siswa
dan tidak menghafal fakta-fakta sejarah. Pembelajaran sejarah sudah waktunya
dengan pembaruan cara mengajar. Dengan minimnya kreativitas dalam
pengajaran sejarah ini menyebabkan minimnya inovasi dalam kelas dengan ini
guru menggunakan media video dalam pembelajaran sejarah berbasis budaya
literasi digital. Sehingga kejenuhan sering kali terjadi dalam diri siswa dan
pembelajaran kurang efisien oleh sebab itu maka perlu adanya cara untuk
merubah siswa dari membosankan menjadi mengasikan seperti yang telah
diikuti siswa yaitu pembelajaran sejarah dengan pemanfaatan media audio
visual dalam literasi digital akan memberi efek baru dalam diri siswa.134
Dalam menciptakan budaya literasi digital yang ditunjang dengan
video ini, maka dengan ketiga aspek nilai tersebut maka, budaya literasi digital
ini akan terbentuk secara bertahap di dalam diri siswa. Hal ini dapat dilihat
dengan kemandirian siswa ketika guru memberi soal atau materi yang kurang
133
CL 4. CL 6. 134
Hujar Saniky., op.cit., hlm. 44.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
97
tahu, siswa secara otomatis akan mencari atau browsing guna menemukan hal
baru dan rasa tahu siswa semakin tinggi terhadap materi tersebut.
Perkembangan era digital menyadarkan siswa bahwa keterampilan membaca
saja tidak cukup namun juga keterampilan menyimak literasi digital sangat
membantu siswa mempermudah pembelajaran sejarah.135
135
Hendra Kurniawan., op.cit., hlm. 65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh sebagai
berikut:
1. Persiapan pembelajaran sejarah peminatan berbasis budaya literasi digital
dengan pemanfaatan media audio visual sangat baik, dapat dilihat bahwa
guru menyiapkan RPP yang sesuai dengan KD yang telah dibuat oleh
guru ini yang mengandung metode persiapan di dalamnya. Guru juga
telah menyiapkan alat-alat serta bahan ajar, media video, perangkat
pembelajaran secara optimal. Guru juga telah mempersiapkan instrumen
evaluasi dalam pembelajaran berbasis literasi digital ini dengan tes
kognitif dan afektif.
2. Pelaksanaan pembelajaran sejarah peminatan berbasis budaya literasi
digital dengan pemanfaatan media audio visual sudah berjalan sangat
baik, dapat dilihat kelancaran proses pelaksanaan pembelajaran sejarah
yang dilaksanakan guru dari awal hingga akhir pembelajaran sesuai
dengan RPP yang telah dibuat oleh guru. Pelaksanaan pembelajaran
dengan basis literasi digital ini sangat menumbuhkan rasa antusias dan
merubah mindset yang dikenal monoton menjadi mengasikkan selama
pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran juga meningkatkan rasa ingin
tahu siswa setelah melihat video tersebut. Dengan ini siswa mandiri untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
99
browsing guna mengupas semua perasaan rasa ingin tahu tersebut
menjadi pengalaman baru. Selain itu adanya sikap toleransi dan
nasionalisme yang ditujukkan siswa ketika pembelajaran berupa saling
menghargai sesama teman, memberi kesempatan yang sama antar teman
dalam hal belajar. Dengan demikian pembelajaran sejarah peminatan
dengan meningkatkan aspek kognitif, aspek afektif dan aspek
psikomotorik siswa kelas XI IPS 2 SMA N 1 Kasihan.
3. Hasil pembelajaran sejarah berbasis budaya literasi digital dengan
pemanfaatan media audio visual dibagi menjadi tiga hasil yaitu hasil
afektif, hasil kognitif, dan hasil psikomotorik. Hasil kognitif
menunjukkan keberhasilan siswa yang dicapai kelas XI IPS 2 sudah
sangat baik, sebab siswa yang mencapai di atas KKM (75) sebanyak 26
siswa (94%), sedangkan siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM
berjumlah 4 siswa (6%). Rata-rata nilai siswa adalah 78,5 dengan nilai
tertinggi 90 dan nilai terendah 60. Sedangkan hasil pembelajaran sejarah
dalam bentuk afektif terdiri dari sikap nasionalisme dan toleransi. Untuk
sikap toleransi menunjukkan sikap “sangat baik” dengan prosentase 84%
, “baik” 13%, dan “cukup” 3%. Selanjutnya sikap nasionalisme
menunjukkan sikap “sangat baik” dengan prosentase 70%, “baik” 24%,
dan “cukup” 6%. Kemudian pada aspek psikomotorik yaitu keterampilan
pada diri siswa mulai berkembang. Hal ini terlihat dari proses siswa
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru yaitu membuat karya
berupa peta konsep. Nilai yang diperoleh sudah mencapai KKM 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
100
dengan rata-rata sebesar 81,5. Dari keempat keterampilan tersebut dalam
diri siswa juga semakin terlihat yaitu keterampilan membaca, menyimak,
menulis, dan berbicara. Selain itu juga pembelajaran sejarah dengan
pemanfaatan media audio visual dalam literasi digital juga membuat
pembelajaran dari monoton menjadi mengasikkan.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat diajukan beberapa
saran sebagai berikut:
1. Bagi sekolah diharapkan agar selalu memberi dukungan kepada guru
dalam menggunakan media pembelajaran media video yang berbasis
literasi digital.
2. Bagi guru diharapkan agar terus meningkatkan kemampuan
pembelajaran sejarah dengan pemanfaatan literasi digital dalam
menumbuhkan sikap toleransi dan nasionalisme pembelajaran
sejarah.
3. Bagi siswa diharapkan untuk lebih aktif dalam mengikuti
pembelajaran sejarah berbasis literasi digital. Selain itu juga
mengembangkan kreativitas pada diri siswa agar dapat memperoleh
hasil atau pengalaman belajar yang semakin meluas.
4. Bagi siswa diharapkan meningkatkan kebiasaan literasi digital baik di
sekolah maupun di luar sekolah guna mencipatakan budaya literasi
digital.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
101
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rahman Hamid & Muhammad Saleh Madjid. 2011. Pengantar Ilmu
Sejarah, Yogyakarta: Ombak.
Bandur, Agustinus. 2016. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Alfrizal. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Grafindo Persada.
Andre Rinanto. 1982. Peranan Media Audiovisual dalam Pendidikan.
Yogyakarta: Kanisius.
Burhan Bungin. 2007. Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
public, dan Ilmu sosial lainnya. Jakarta: Kencana Prenada media Group.
Cecep Kustandi dan Bambang Sutjito. 2013. Media Pembelajaran Manual dan
Digital. Bogor: Ghalia Indonesia.
Hamid Darmadi. 2014. Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Bandung:
Alfabeta, 2014. .
Haris Hardiansyah. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif Ilmu-ilmu Sosial.
Jakarta: Salemba Humanika.
Hendra Kurniawan. 2018. Literasi dalam Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta:
Gava Media.
Heri Susanto. 2014. Seputar Pembelajaran Sejarah: Isu Gagasan dan Strategi
Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressido.
Hujar AH Sanaky. 2013. Media Pembelajaran Interaktif- Inofatif. Yogyakarta:
Kaukaba Dipantara
Imam Gunawan. 2013. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta:
Bumi Aksara.
Juliansyah Noor. 2014. Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, dan Disertasi.
Bandung: Alfabeta.
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
102
Karwono & Heni Mularsih. 2017. Belajar dan Pembelajaran: Serta Pemanfaatan
Sumber Belajar. Jakarta: PR Raja Grafindo Persada.
Kompri. 2015. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media..
Kuntowijoyo. 1995. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Yayasan Bentang
Budaya.
Djunaidi Ghony. M . Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Ar-Ruzz Media.
Made Wena. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan
Koseptual Operasional. Jakarta Timur: Bumi Aksara.
Moh Suardi. 2016. Pengantar Pendidikan Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT Indeks.
Moleong, Lexy K. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Nusa Putra. 2013. Penelitian Kualitatif IPS. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Ruhlam Ahmadi. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: AR-Ruzz
Media.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D). Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABETA.
Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Wina Sanjaya. 2012. Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Prenadamedia Gruop.
Yudhi Munadi. 2010. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta:
Gaung Persada.
Zainal Arifin. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Direktort Jendral
Pendidikan Islam Kementrian Agama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
103
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan. 2016. Panduan Gerakan Literasi Sekolah Menengah Atas.
Jakarta: Kemendikbud.
Kemendikbud. 2017. Panduan Gerakan Literasi Nasional. Jakarta: Tim GLN
Kemendikbud.
Dirjendikdasmen. 2016. Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah. Jakarta:
Kemendikbud.
Jurnal:
Hendra Kurniawan. 2018. Pembelajaran Literasi dalam Mata Pelajaran Sejarah.
Historia Vitae. Vol. 32, No. 1.
Internet:
https://photo.sindonews.com/view/27117/minat-baca-masyarakat-indonesia-di-
bawah-malaysia-dan-singapura. Diakses pada tanggal 24 Februari 2019,
pukul 19.42.
http://www.beritasatu.com/pendidikan/389162-mendikbud-minat-baca-siswa-
sma-hanya-setara-smp.html. Diakses pada tanggal 24 Februari 2019,
pukul 20.02.
http://jogja.tribunnews.com/2014/12/21/minat-baca-warga-diy-masih-rendah.
Diakses pada tanggal 25 Februari 2019, pukul. 00.54.
http://gln.kemendikbud.go.id/glnsite/tentang-gln/. Diakses pada tanggal 25
Februari 2019. Pukul. 01. 11.
https://www.idntimes.com/life/inspiration/sri-dewi-maulida/5-pentingnya-peka-
literasi-di-era-digital-c1c2/full. Diakses pada tanggal 28 Februari 2019,
pukul 14.01.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
104
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=2
ahUKEwi_vuz71ujgAhVNf30KHe50BiAQFjAAegQIChAC&url=http%
3A%2F%2Fwww.ucarecdn.com%2Fe50f1983-6656-4705-84b1-
5c79a5985491%2F&usg=AOvVaw1_-KPB4D3asmgJxx6ngiUQ.
Diakses pada tanggal 4 Maret 2019, pukul 21.33.
http:// eprints.stainkudus.ac.id/1753/5/05.%20BAB%20II. pdf. Diakses pada
tanggal 4 Maret 2019. Pukul. 23. 35.
https://gurudigital.id/jenis-pengertian-literasi-adalah/. Diakses pada tanggal 8
Maret 2019. Pukul. 13.10.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
105
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
106
INSTRUMEN OBSERVASI
AKTIVITAS GURU DI KELAS
Topik/Judul : Pembelajaran Sejarah Berbasis Budaya Literasi Digital Dengan
Pemanfaatan Media Audio Visual Pada Siswa Kelas XI IPS 2 Di
SMA Negeri 1 Kasihan
Peneliti : Bagas Cahyo Utomo
Waktu :
NO ASPEK-ASPEK YANG DIAMATI YA TIDAK
I PRA PEMBELAJARAN
1. Memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran, dan
media
√
2. Memeriksa kesiapan siswa √
II MEMBUKA PELAJARAN
1. Melakukan kegiatan apersepsi √
2. Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan
rencana kegiatannya
√
III KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A. Penguasaan materi pelajaran
1. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran √
2. Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang
relevan
√
3. Menyampaikan materi sesuai dengan hierarki
belajar
√
4. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan √
B. Pendekatan/strategi pembelajaran
1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
kompetensi yang akan dicapai
√
2. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat
perkembangan dan kebutuhan siswa
√
3. Melaksanakan pembelajaran secara runtut √
Lampiran 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
107
4. Melaksanakan pembelajaran yang terkoordinasi √
5. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat
kontekstual
√
6. Mengakomodasi adanya keragaman budaya
Nusantara
√
7. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan
tumbuhnya kebiasaan positif
√
8. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu
yang telah dialokasikan
√
C. Pemanfaatan media pembelajaran/sumber
belajar
1. Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan
media
√
2. Menghasilkan pesan yang menarik √
3. Menggunakan media secara efektif dan efisien √
4. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media √
D. Pembelajaran yang memicu dan memelihara
keterlibatan siswa
1. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam
pembelajaran
√
2. Merespons positif partisipasi siswa √
3. Memfasilitasi terjadinya interaksi guru-siswa dan
siswa-siswa
√
4. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa √
5. Menunjukkan hubungan antarpribadi yang
kondusif
√
6. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa
dalam belajar
√
E. Penilaian proses dan hasil belajar
1. Melakukan penilaian awal √
2. Memantau kemajuan belajar √
3. Memberikan tugas sesuai dengan kompetensi √
4. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan
kompetensi
√
F. Penggunaan bahasa
1. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancer √
2. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
108
3. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai √
IV PENUTUP
A. Refleksi dan rangkuman pembelajaran
1. Melakukan refleksi pembelajaran dengan
melibatkan siswa
√
2. Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa √
B. Pelaksanaan tindak lanjut
1. Memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai
bagian remedy
√
2. Memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai
bagian pengayaan
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
109
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA SISWA
1. Bagaimana pembelajaran sejarah selama ini?
2. Apakah guru sejarah pernah menggunakan media audio visual?
3. Apa kesan yang kamu dapatkan setelah menggunakan media audio visual
dalam pembelajaran sejarah?
4. Apa yang kamu ketahui mengenai literasi digital?
5. Apakah guru memberikan kesempatan kepada kamu untuk mencari materi
melalui internet?
6. Apakah kamu mencatat hal-hal yang penting dalam video yang telah kamu
tonton?
7. Apakah kamu dapat lebih mudah memahami materi pembelajaran dengan
menonton video?
8. Apa saja hambatan kamu dalam mengikuti pembelajaran sejarah yang
memanfaatkan media video?
9. Menurutmu apakah video tersebut sudah baik? Kurangnya pada bagian mana?
10. Menurutmu media audio visual yang menarik untuk pembelajaran sejarah itu
seperti apa?
Lampiran 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
110
DAFTAR NARASUMBER
Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Kasihan
1. Ratma Devi
2. Hanan Rizky Budi
3. Asyraf syafiq adhika
4. Restu Anggi
5. Calista Nurul
6. Syafiqri Aestro
7. Yosi diah pramesthi
8. Prisandeva oktura rizqy
Lampiran 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
111
CATATAN LAPANGAN II
WAWANCARA SISWA
Topik /judul : Pembelajaran Sejarah Berbasis Budaya Literasi Digital
Dengan Pemanfaatan Media Audio Visual Pada Siswa
Kelas XI IPS 2 Di SMA N egeri 1 Kasihan
Peneliti : Bagas Cahyo Utomo
Responden : Ratma Devi
Waktu : Kamis, 9 Mei 2019
Keterangan P: Peneliti
I: Informan
P: Bagaimana pembelajaran sejarah selama ini?
I : Menurut saya pribadi, pembelajaran sejarah saat ini mengasikkan guru
tidak terpaku dengan ceramah aja. Melainkan siswa diberi kesempatan
aktif dalam kelas.
P: Apakah guru sejarah pernah menggunakan media audio visual?
I : Pernah, malah setiap pertemuan guru menggunakan media audio visual
guna menumbuhkan stimulus siswa dalam pembelajaram.
P: Apa kesan yang kamu dapatkan setelah menggunakan media audio
visual dalam pembelajaran sejarah?
I: Menurut saya, pembelajaran sejarah dengan media video sangat
mengasyikan, mudah dimengerti serta memberi inovasi baru dalam
pembelajaran sejarah dikelas. Selain itu juga menghilangkan rasa jenuh.
P: Apa yang kamu ketahui mengenai literasi digital?
I : Setahu saya melihat video serta memahaminya
P: Apakah guru memberikan kesempatan kepada kamu untuk mencari
materi melalui internet?
I : Guru sering memberi kesempatan bagi saya untuk mencari materi
sebelum pembelajaran dijelaskan oleh guru. Hal ini membuat saya aktif
dalam pembelajaran sejarah.
P : Apakah kamu mencatat hal-hal yang penting dalam video yang telah
kamu tonton?
I : Iya mencatat, karena dengan saya mencatat hal penting ini membuat
saya lebih jelas dalam belajar.
P : Apakah kamu dapat lebih mudah memahami materi pembelajaran
dengan menonton video?
Lampiran 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
112
I : Menurut saya lebih mudah, karena adanya gambaran dalam
pembelajaran sejarah tidak hanya awang-awang.
P: Apa saja hambatan kamu dalam mengikuti pembelajaran sejarah yang
memanfaatkan media video?
I : Hambatan saya yaitu mudah pegal atau capek pada mata sebab saya
duduk di depan dan bila video tidak diterangin juga membuat saya
bosan.
P : Menurutmu apakah video tersebut sudah baik? Kurangnya pada bagian
mana?
I : Menurut saya video tersebut sudah bagus ada gambar gerak serta
diperjelas dengan keterangan.
P : Menurutmu media audio visual yang menarik untuk pembelajaran
sejarah itu seperti apa?
I : Video yang menarik buat saya yaitu gambar gerak, ada suaranya serta
guru menerangkan dengan jelas. Hal ini sangat membantu saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
113
CATATAN LAPANGAN III
WAWANCARA SISWA
Topik /judul : Pembelajaran Sejarah Berbasis Budaya Literasi Digital
Dengan Pemanfaatan Media Audio Visual Pada Siswa
Kelas XI IPS 2 Di SMA N egeri 1 Kasihan
Peneliti : Bagas Cahyo Utomo
Responden : Hanan Rizky Budi
Waktu : Kamis, 9 Mei 2019
Keterangan P: Peneliti
I: Informan
P : Bagaimana pembelajaran sejarah selama ini?
I : Menurut saya pembelajarn sejarah saat ini informatif dan mudah
dipahami
P : Apakah guru sejarah pernah menggunakan media audio visual?
I : Sepertinya pernah misalnya penyajian video yang berdurasi singkat
P : Apa kesan yang kamu dapatkan setelah menggunakan media audio
visual dalam pembelajaran sejarah?
I : Saya pribadi lebih paham dan dong dalam pembelajaran sejarah
P : Apa yang kamu ketahui mengenai literasi digital?
I : Literasi digital membaca sumber manapun dari internet maupun media
sosial. Selain itu literasi digital revolusi dari literasi tradisional.
P : Apakah guru memberikan kesempatan kepada kamu untuk mencari
materi melalui internet?
I : Iya, pada awal pembelajaran dimulai guru selalu memberikan siswa
untuk browsing guna menambah wawasan tentang materi tersebut.
P : Apakah kamu mencatat hal-hal yang penting dalam video yang telah
kamu tonton?
I : Mencatat hal-hal penting aja simpel dan pendek. Hal ini membuat saya
mengerti.
P : Apakah kamu dapat lebih mudah memahami materi pembelajaran
dengan menonton video?
I : Iya, karena penjelasan video lebih luas dan pemahamannya lebih jelas.
P : Apa saja hambatan kamu dalam mengikuti pembelajaran sejarah yang
memanfaatkan media video?
Lampiran 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
114
I : Saya pribadi, hambatannya yaitu bahasa-bahasa asing yang sulit
dimengerti membuat saya merasa binggung.
P : Menurutmu apakah video tersebut sudah baik? Kurangnya pada
bagian mana?
I : Video tersebut sudah baik ada gambar gerak yang jelas serta
keterangan yang ditunjang dengan gambar sudah baik
P : Menurutmu media audio visual yang menarik untuk pembelajaran
sejarah itu seperti apa?
I : Video menarik yaitu video simpel dan mudah di pahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
115
CATATAN LAPANGAN IV
WAWANCARA SISWA
Topik /judul : Pembelajaran Sejarah Berbasis Budaya Literasi Digital
Dengan Pemanfaatan Media Audio Visual Pada Siswa
Kelas XI IPS 2 Di SMA N egeri 1 Kasihan
Peneliti : Bagas Cahyo Utomo
Responden : Asyaraf syafiq adhika
Waktu : Kamis, 9 Mei 2019
Keterangan P: Peneliti
I: Informan
P : Bagaimana pembelajaran sejarah selama ini?
I : Pembelajaran cukup menarik adanya presentasi antar kelompok
membuat prakarya yang membuat saya senang.
P : Apakah guru sejarah pernah menggunakan media audio visual?
I : Pernah ketika setelah mejelaskan materi guru juga mempertegas dengan
video.
P : Apa kesan yang kamu dapatkan setelah menggunakan media audio
visual dalam pembelajaran sejarah?
I : Menurut saya pembelajaran sejarah dengan video mudah mengerti dan
lebih jelas karena didukung dengan gambar gerak.
P : Apa yang kamu ketahui mengenai literasi digital?
I : Melihat video setahu saya
P : Apakah guru memberikan kesempatan kepada kamu untuk mencari
materi melalui internet?
I : Iya, guru selalu memberi kesempatan ketika saya ingin tahu lebih jelas
materi tersebut.
P : Apakah kamu mencatat hal-hal yang penting dalam video yang telah
kamu tonton?
I : Mencatat hal-hal penting dalam video tersebut agar mudah
mengingatnya.
P : Apakah kamu dapat lebih mudah memahami materi pembelajaran
dengan menonton video?
I : Menurut pribadi saya lebih jelas memahami materi video karena video
tidak membosankan dan mudah dipahami.
Lampiran 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
116
P : Apa saja hambatan kamu dalam mengikuti pembelajaran sejarah yang
memanfaatkan media video?
I : Kadang teman banyak yang berisik dan suaranya tidak jelas.
P : Menurutmu apakah video tersebut sudah baik? Kurangnya pada bagian
mana?
I : Video tersebut keterangannya terlalu panjang dan sulit ditangkap.
P : Menurutmu media audio visual yang menarik untuk pembelajaran
sejarah itu seperti apa?
I : Video yang tidak terlalu panjang, singkat, padat dan jelas. Hal ini
membuat saya menarik dalam pembelajaran sejarah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
117
CATATAN LAPANGAN V
WAWANCARA SISWA
Topik /judul : Pembelajaran Sejarah Berbasis Budaya Literasi Digital
Dengan Pemanfaatan Media Audio Visual Pada Siswa
Kelas XI IPS 2 Di SMA N egeri 1 Kasihan
Peneliti : Bagas Cahyo Utomo
Responden : Restu Anggi
Waktu : Kamis, 9 Mei 2019
Keterangan P: Peneliti
I: Informan
P : Bagaimana pembelajaran sejarah selama ini?
I : Menurut saya pembelajaran sejarah saat ini itu lumayan menyenangkan.
Ditambah dengan perjelas ppt
P : Apakah guru sejarah pernah menggunakan media audio visual?
I : Pernah, salah satunya ketika materi kerajaan-kerajaan Hindu-Budha.
P : Apa kesan yang kamu dapatkan setelah menggunakan media audio
visual dalam pembelajaran sejarah?
I : Saya lebih tertarik pada pembelejaran sejarah
P : Apa yang kamu ketahui mengenai literasi digital?
I : Literasi yang dilakukan melalui media digital dengan membaca atau
melihat video
P : Apakah guru memberikan kesempatan kepada kamu untuk mencari
materi melalui internet?
I : Iya selalu, sebab guru sering memberi kesempatan pada siswa untuk
mencari materi yang lebih dalam di internet.
P : Apakah kamu mencatat hal-hal yang penting dalam video yang telah
kamu tonton?
I : Iya. Karena saya mudah belajar dengan ringkasan kecil guna membantu
saya dalam belajar.
P : Apakah kamu dapat lebih mudah memahami materi pembelajaran
dengan menonton video?
I : Saya lebih sulit menerima sebab saya suka membaca.
P : Apa saja hambatan kamu dalam mengikuti pembelajaran sejarah yang
memanfaatkan media video?
Lampiran 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
118
I : Saya mudah capek melihat video serta adanya suara berisik teman yang
membuat saya kurang fokus.
P : Menurutmu apakah video tersebut sudah baik? Kurangnya pada bagian
mana?
I : Baik, sudah ada gambar gerak dan suara jelas.
P : Menurutmu media audio visual yang menarik untuk pembelajaran
sejarah itu seperti apa?
I : Melihat video serta dijelaskan lebih merinci.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
119
CATATAN LAPANGAN VI
WAWANCARA SISWA
Topik /judul : Pembelajaran Sejarah Berbasis Budaya Literasi Digital
Dengan Pemanfaatan Media Audio Visual Pada Siswa
Kelas XI IPS 2 Di SMA N egeri 1 Kasihan
Peneliti : Bagas Cahyo Utomo
Responden : Calista Nurul
Waktu : Kamis, 9 Mei 2019
Keterangan P: Peneliti
I: Informan
P : Bagaimana pembelajaran sejarah selama ini?
I : Pembelajaran sejarah saat ini enak, soalnya memakai metode yang
modern
P : Apakah guru sejarah pernah menggunakan media audio visual?
I : Sering, seperti melihat video kelas lalu membuat peta konsep.
P : Apa kesan yang kamu dapatkan setelah menggunakan media audio
visual dalam pembelajaran sejarah?
I : Kesannya merasa senang dan tidak bosan dalam pembelajaran sejarah.
P : Apa yang kamu ketahui mengenai literasi digital?
I : Melihat video serta memahaminya.
P : Apakah guru memberikan kesempatan kepada kamu untuk mencari
materi melalui internet?
I : Iya, ketika kita diberi soal untuk menjawab guru memberikan waktu
untuk browsing guna menemukan jawabanya tersebut.
P : Apakah kamu mencatat hal-hal yang penting dalam video yang telah
kamu tonton?
I : Iya, karena hal-hal penting akan muncul pada soal laithan mupun
ulangan harian
P : Apakah kamu dapat lebih mudah memahami materi pembelajaran
dengan menonton video?
I : Iya, saya mudah memahami materi dengan video sebab adanya
keterangan singkat dan jelas tersebut membantu saya mudah
menangkap.
P : Apa saja hambatan kamu dalam mengikuti pembelajaran sejarah yang
memanfaatkan media video?
I : Saya pribadi, mata saya sering sakit karena melihat layar LCD.
Lampiran 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
120
P : Menurutmu apakah video tersebut sudah baik? Kurangnya pada bagian
mana?
I : Sudah baik, dipertajam dengan gambar-gambar di PPT Agar lebih jelas
dan enak.
P : Menurutmu media audio visual yang menarik untuk pembelajaran
sejarah itu seperti apa?
I : PPT dan ringkasan diberi video karena lebih menarik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
121
CATATAN LAPANGAN VII
WAWANCARA SISWA
Topik /judul : Pembelajaran Sejarah Berbasis Budaya Literasi Digital
Dengan Pemanfaatan Media Audio Visual Pada Siswa
Kelas XI IPS 2 Di SMA N egeri 1 Kasihan
Peneliti : Bagas Cahyo Utomo
Responden : Syafiqri Aestro
Waktu : Kamis, 9 Mei 2019
Keterangan P: Peneliti
I: Informan
P : Bagaimana pembelajaran sejarah selama ini?
I : Mudah dipahami dan menyenangkan.
P : Apakah guru sejarah pernah menggunakan media audio visual?
I : Pernah, ketika menyampaikan materi.
P : Apa kesan yang kamu dapatkan setelah menggunakan media audio
visual dalam pembelajaran sejarah?
I : Mudah mengerti dan mudah dipahami materi pembelajaran sejarah.
P : Apa yang kamu ketahui mengenai literasi digital?
I : Tidak tahu, saya hanya tau literasi membaca aja.
P : Apakah guru memberikan kesempatan kepada kamu untuk mencari
materi melalui internet?
I : Iya, karena pada pertengahan pembelajaran guru sering memberi
kesempatan siswa untuk melakukan browisng guna memahami materi
tersebut.
P : Apakah kamu mencatat hal-hal yang penting dalam video yang telah
kamu tonton?
I : Saya mencatat untuk belajarn dirumah ketika ulangan harian.
P : Apakah kamu dapat lebih mudah memahami materi pembelajaran
dengan menonton video?
I : Iya, karena ada penjelasannya dan gambar.
P : Apa saja hambatan kamu dalam mengikuti pembelajaran sejarah yang
memanfaatkan media video?
I : Suaranya kurang jelas serta berisiknya teman sebangku membuat saya
kurang nyaman.
P : Menurutmu apakah video tersebut sudah baik? Kurangnya pada bagian
mana?
Lampiran 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
122
I : Sudah baik, mudah dipahami.
P : Menurutmu media audio visual yang menarik untuk pembelajaran
sejarah itu seperti apa?
I : Video gerak seperti yang ditampilkan oleh guru sejarah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
123
CATATAN LAPANGAN VIII
WAWANCARA SISWA
Topik /judul : Pembelajaran Sejarah Berbasis Budaya Literasi Digital
Dengan Pemanfaatan Media Audio Visual Pada Siswa
Kelas XI IPS 2 Di SMA N egeri 1 Kasihan
Peneliti : Bagas Cahyo Utomo
Responden : Yosi diah pramesthi
Waktu : Kamis, 9 Mei 2019
Keterangan P: Peneliti
I: Informan
P : Bagaimana pembelajaran sejarah selama ini?
I : Baik, saya memahami sejarah dengan baik.
P : Apakah guru sejarah pernah menggunakan media audio visual?
I : Sering, kebanyakan pembelajaran sejarah diawal pelajaran diputarkan
video untuk membuat bayangan siswa terhadap materi.
P : Apa kesan yang kamu dapatkan setelah menggunakan media audio
visual dalam pembelajaran sejarah?
I : Menurut saya lebih menarik dan mudah dimengerti dalam pembelajaran
sejarah.
P : Apa yang kamu ketahui mengenai literasi digital?
I : Literasi digital menurut saya yaitu literasi menggunakan video dan
media elektronik.
P : Apakah guru memberikan kesempatan kepada kamu untuk mencari
materi melalui internet?
I : Iya. Selalu guru memberi waktu siswa untuk mencari materi yang sulit
dipahami.
P : Apakah kamu mencatat hal-hal yang penting dalam video yang telah
kamu tonton?
I : Iya, saya mudah belajar ketika saya meringkas materi secara singkat
guna membantu saya belajar.
P : Apakah kamu dapat lebih mudah memahami materi pembelajaran
dengan menonton video?
I : Iya, karena saya lebih paham belajar menggunakan video.
P : Apa saja hambatan kamu dalam mengikuti pembelajaran sejarah yang
memanfaatkan media video?
I : Saya mudah mengantuk.
Lampiran 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
124
P : Menurutmu apakah video tersebut sudah baik? Kurangnya pada bagian
mana?
I : Sudah baik saya memahami.
P : Menurutmu media audio visual yang menarik untuk pembelajaran
sejarah itu seperti apa?
I : Video dan PTT yang berwarna membuat saya tertarik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
125
CATATAN LAPANGAN XI
WAWANCARA SISWA
Topik /judul : Pembelajaran Sejarah Berbasis Budaya Literasi Digital
Dengan Pemanfaatan Media Audio Visual Pada Siswa
Kelas XI IPS 2 Di SMA N egeri 1 Kasihan
Peneliti : Bagas Cahyo Utomo
Responden : Prisandeva oktura rizqy
Waktu : Kamis, 9 Mei 2019
Keterangan P: Peneliti
I: Informan
P : Bagaimana pembelajaran sejarah selama ini?
I : Lumayan menyenangkan
P : Apakah guru sejarah pernah menggunakan media audio visual?
I : Pernah, guru sering memutarkan video pada pembelajaran sejarah.
P : Apa kesan yang kamu dapatkan setelah menggunakan media audio
visual dalam pembelajaran sejarah?
I : Mudah mengerti dan mudah dicerna.
P : Apa yang kamu ketahui mengenai literasi digital?
I : Tidak tahu
P : Apakah guru memberikan kesempatan kepada kamu untuk mencari
materi melalui internet?
I : Iya, ketika menyuruh siswa untuk membuat PPT guru selalu
memberikan waktu untuk browsing.
P : Apakah kamu mencatat hal-hal yang penting dalam video yang telah
kamu tonton?
I : Saya mencatat, karena saya mudah memahami belajar dengan ringkasan
singkat.
P : Apakah kamu dapat lebih mudah memahami materi pembelajaran
dengan menonton video?
I : Iya, saya lebih mudah memahami dan mencerna materi tersebut.
P : Apa saja hambatan kamu dalam mengikuti pembelajaran sejarah yang
memanfaatkan media video?
I : Banyak teman yang berisik ketika video tersebut diputar.
P : Menurutmu apakah video tersebut sudah baik? Kurangnya pada bagian
mana?
I : Sudah baik , karena ada gambar gerak dan jelas.
Lampiran 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
126
P : Menurutmu media audio visual yang menarik untuk pembelajaran
sejarah itu seperti apa?
I : Video serta ditunjang dengan PPT.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
7
SILABUS
Nama Sekolah : SMA N 1 KASIHAN
Mata Pelajaran : Sejarah Peminatan
Kelas : XI IPS
Kurikulum : K-2013
Kompetensi Inti:
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, procedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya
di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
Lampiran 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
12
8
Kompetensi Dasar
Materi
Pembelajara
n
Kegiatan
Pembelajaran
Penilaian Alokasi
Waktu Sumber
Belajar
Teknik Bentuk
Instrume
n
Contoh
Instrumen
3.8 Menganalisis
akar-akar
nasionalisme
Indonesia dan
pengaruhnya
pada masa kini
4.8 Menyajikan
hasil telaah
tentang akar-
akar
nasionalisme
Indonesia dan
pengaruhnya
bagi masa kini
dalam bentuk
tulisan dan/atau
media lain
Akar-akar
nasionalisme
di Indonesia
dan
pengaruh-nya
pada masa
kini
Akar
nasionalis-
me
Pergeraka
n nasional
Membaca buku
teks, melihat
gambar, menonton
video/film,
dan/atau
menyimak
penjelasan guru
mengenaiakar-akar
nasionalisme
Indonesia dan
pengaruhnya pada
masa kini
Membuat dan
mengajukan
pertanyaan/Tanya
jawab/berdiskusi
tentang informasi
yang belum
dipahami/informas
i tambahan yang
ingin
diketahui/atau
sebagai klarifikasi
mengenai akar-
Unjuk
kerja
Portofolio
Diskusi
kelompok
Peta
Konsep
Diskusikanlah
latar belakang
tumbuhnya
nasionalisme di
Indonesia
Buatlah peta
konsep tentang
lahirnya
nasionalisme di
Indonesia dan
pengaruhnya
pada masyarakat
Indonesia
6 JP Buku siswa
kelas XI
Peminatan
Buku Guru
kelas XI
Peminatan
Internet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
12
9
Kompetensi Dasar Materi
Pembelajara
n
Kegiatan
Pembelajaran
Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar akar nasionalisme
Indonesia dan
pengaruhnya pada
masa kini
Mengumpulkan
data dari berbagai
sumber mengenai
akar-akar
nasionalisme
Indonesia dan
pengaruhnya pada
masa kini
Menganalisis dan
menarik
kesimpulan dari
data yang
dikumpulkan akar-
akar nasionalisme
Indonesia dan
pengaruhnya pada
masa kini
Menyajikan
gambaran tentang
akar-akar
nasionalisme
Indonesia dan
pengaruhnya pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
13
0
Kompetensi Dasar Materi
Pembelajara
n
Kegiatan
Pembelajaran
Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar masa kini dalam
bentuk tulisan
dan/atau media
lain
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Sarwono, M.Pd
NIP. 196505021986011001
Bantul, 4 Maret 2019
Guru Mata Pelajaran Sejarah
Hj. Tri Lestari, S.Pd, M.Pd
NIP. 19680313 1988042002
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
13
1
13
1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMA N I Kasihan
Mata Pelajaran : Sejarah (Peminatan)
Kelas/Semester : XI / Genap
Materi Pokok : Akar-akar nasionalisme dan demokrasi di
Indonesia
Alokasi Waktu : 3Pertemuan (3×@45 Menit)
A. Kompetensi Inti 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan
pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisispengetahuan faktual,
konseptual, proseduralberdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
Lampiran 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
13
2
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator
3.8 Menganalisis akar-akar
nasionalisme dan demokrasi
Indonesia dan pengaruhnya pada
masa kini
3.8.1 Menganalisis tumbuhnya akar
nasionalisme Indonesia
3.8.2Menganalisis berdirinya
organisasi Boedi Utomo
3.8.3 Menjelaskan lahirnya gerakan-
gerakan nasional di Indonesia
(masa Radikal Non-kooperatif)
3.8.4 Menganalisis perkembangan
organisasi masa radikal Non-
kooperatif
4.8 Menyajikan hasil telaah tentang
akar-akar nasionalisme dan
demokrasi di Indonesia
4.8. Membuat laporan tertulis
mengenai contoh tentang akar-
akar nasionalisme dan
demokrasi Indonesia pada masa
kini dalam bentuk tulisan
dan/atau media lain
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui pembelajaran Cooperatif Learning tipe STAD peserta didik dapat
memahami dan menganalisis akar-akar nasionalisme dan demokrasi
Indonesia dan pengaruhnya pada masa kini pengaruhnya dalam kehidupan
masyarakat Indonesia pada masa kini serta peserta didik diharapkan
memiliki sikap responsif (berpikir kritis) ,teliti, jujur dan tanggung jawab
terhadap tugasnya.
D. Materi Pembelajaran
akar-akar nasionalisme dan demokrasi Indonesia dan pengaruhnya pada
masa kini pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat.
Boedi Utomo
SDI/SI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
13
3
Indische Partij
PNI
PKI
E. Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran Cooperatif Learning tipe STAD
Metode : Diskusi dan tanya jawab
F. Media Pembelajaran
Media :
Film Boedi Utomo
Alat/Bahan :
Penggaris, spidol, papan tulis
Laptop & infocus
Worksheet atau lembar kerja (siswa)
Lembar penilaian
LCD Proyektor
G. Sumber Belajar
Kemendikbud. 2017. Sejarah Peminatan Untuk SMA/MA Kelas XI. Edisi
Revisi. Jakarta: Kemendikbud.
Internet
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Pertemuan Ke-1 (1x 45 Menit)
Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)
Guru :
Orientasi
● Mempersiapkan kelas dengan melihat kondisi lingkungan
kelas jika ada sampah atau kotoran agar dibersihkan
terlebih dahulu
● Melakukan pembukaan dengan salam pembuka,
memanjatkan syukur kepada Tuhan YME dan berdoa
untuk memulai pembelajaran(religius)
● Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam
mengawali kegiatan pembelajaran.(komitmen)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
13
4
Aperpepsi dan
Motivasi
Guru dan siswa menyanyikan lahu satu nusa satu bangsa
● Guru memutar video Akar-akar nasionalisme dan
dilanjutkan tanya jawab untuk mengingat kembali materi
sebelumnya
● Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang
berlangsung
Kegiatan Inti ( 25 Menit )
Sintak Model
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
Stimulation
(stimullasi/
pemberian
rangsangan)
KEGIATAN LITERASI
Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk
memusatkan perhatian pada topik materi: Awal
pergerakan nasional (Boedi Utomo) pengaruhnya
pada masa kini pengaruhnya dalam kehidupan
masyarakat..
→ Mengamati
Guru memutarkan film tentang Akar-akar
nasionalisme Indonesia (Boedi Utomo) dan
pengaruhnya pada masa kini pengaruhnya
dalam kehidupan masyarakat..(literasi
digital)
Memberikan gambaran mengenai Akar-akar
nasionalisme (Boedi Utomo) Indonesia dan
pengaruhnya pada masa kini pengaruhnya
dalam kehidupan masyarakat (disiplin)
→ Membaca.
Mempersilahkan peserta didik untuk
membaca materi terkait Akar-akar
nasionalisme Indonesia (Boedi Utomo) dan
pengaruhnya pada masa kini pengaruhnya
dalam kehidupan masyarakat (literasi dan
disiplin)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
13
5
→ Menulis
Menulis resume dari hasil pengamatan dan
bacaan terkait Akar-akar nasionalisme
Indonesia (Boedi Utomo) dan pengaruhnya
pada masa kini pengaruhnya dalam
kehidupan masyarakat (disiplin)
→ Menyimak
Penjelasan pengantar kegiatan secara garis
besar/global tentang materi pelajaran
mengenai materi : Akar-akar nasionalisme
Indonesia (Boedi Utomo) pengaruhnya
dalam kehidupan masyarakat (disiplin)
untuk melatih rasa syukur,menumbuhkan
sikap, kesungguhan dan kedisiplinan,
ketelitian, mencari informasi.
Catatan :
Setelah siswa menyimka diharapkan siswa dapat
menemukan hal-hal baru dalam Akar-akar
nasionalisme Indonesia (Boedi Utomo)
pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat
Problem
statemen
(pertanyaan/
identifikasi
masalah)
CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIS)
Guru memberikan kesempatan pada peserta didik
untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin
pertanyaan yang berkaitan dengan Video yang
disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan belajar,
contohnya :
→ Mengajukan pertanyaan tentang materi :
Akar-akar nasionalisme Indonesia (Boedi
Utomo) dan pengaruhnya pada masa kini
pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat
yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau
pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan
tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan
faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat
hipotetik) untuk mengembangkan kreativitas, rasa
ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan
untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
13
6
hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.
Data
collection
(pengumpulan
data)
KEGIATAN LITERASI
Peserta didik mengumpulkan informasi yang
relevan untuk menjawab pertanyan yang telah
diidentifikasi melalui kegiatan:
→ Mengamati obyek/kejadian
Mengamati dengan seksama yang sedang
dipelajari dalam bentuk gambar/video/slide
presentasi yang disajikan dan mencoba
menginterprestasikannya.
→ Membaca sumber lain selain buku teks
Secara disiplin melakukan kegiatan literasi
dengan mencari dan membaca berbagai
referensi dari berbagai sumber guna menambah
pengetahuan dan pemahaman tentang materi
Akar-akar nasionalisme Indonesia(Boedi
Utomo) dan pengaruhnya pada masa kini
pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat
yang sedang dipelajari.
→ Aktivitas
Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang
belum dapat dipahami dari kegiatan mengmati
dan membaca yang akan diajukan kepada guru
berkaitan dengan materi Akar-akar
nasionalisme Indonesia (Boedi Utomo) dan
pengaruhnya pada masa kini pengaruhnya
dalam kehidupan masyarakat) yang sedang
dipelajari.
COLLABORATION dan COMUNICATION
(KERJASAMA)
Peserta didik dikelompok menjadi 6 yang berisi 4-5
orang yang heterogen baik jenis kelamin, etnis,
agama, maupun kemampuan akademiknya:
→ Mendiskusikan
Peserta didik dan guru secara bersama-sama
membahas contoh dalam buku paket mengenai
materi Akar-akar nasionalisme Indonesia
(Boedi Utomo) dan pengaruhnya pada masa
kini pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat
→ Mengumpulkan informasi
Mencatat semua informasi tentang materi
Akar-akar nasionalisme Indonesia (Boedi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
13
7
Utomo) dan pengaruhnya pada masa kini
pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat
yang telah diperoleh pada buku catatan dengan
tulisan yang rapi dan menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
→ Mempresentasikan ulang
Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan
atau mempresentasikan materi dengan rasa
percaya diri Akar-akar nasionalisme Indonesia
(Boedi Utomo) dan pengaruhnya pada masa
kini pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat
sesuai dengan pemahamannya.
→ Saling tukar informasi (Comunication)
tentang materi :
Akar-akar nasionalisme Indonesia (Boedi
Utomo) dan pengaruhnya pada masa kini
pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat
dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari
kelompok lainnya sehingga diperoleh sebuah
pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai
bahan diskusi kelompok kemudian, dengan
menggunakan metode ilmiah yang terdapat pada
buku pegangan peserta didik atau pada lembar kerja
yang disediakan dengan cermat untuk
mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan,
menghargai pendapat orang lain,kerja sama atau
gotong royong dan kemampuan berkomunikasi,
menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi
melalui berbagai cara yang dipelajari,
mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar
sepanjang hayat.
Data
processing
(pengolahan
Data)
COLLABORATION (KERJASAMA) dan
CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIS)
Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi
mengolah data hasil pengamatan dengan cara :
→ Berdiskusi tentang data dari Materi :
Akar-akar nasionalisme Indonesia (Boedi
Utomo) dan pengaruhnya pada masa kini
pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
13
8
→ Mengolah informasi dari materi Akar-akar
nasionalisme Indonesia (Boedi Utomo) dan
pengaruhnya pada masa kini pengaruhnya
dalam kehidupan masyarakat yang sudah
dikumpulkan dari hasil kegiatan/pertemuan
sebelumnya mau pun hasil dari kegiatan
mengamati dan kegiatan mengumpulkan
informasi yang sedang berlangsung dengan
bantuan pertanyaan-pertanyaan pada lembar
kerja.
→ Peserta didik mengerjakan beberapa soal
mengenai materi Akar-akar nasionalisme
Indonesia (Boedi Utomo) dan pengaruhnya
pada masa kini pengaruhnya dalam kehidupan
masyarakat
Verification
(pembuktian) CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya
dan memverifikasi hasil pengamatannya dengan
data-data atau teori pada buku sumber melalui
kegiatan :
→ Menambah keluasan dan kedalaman sampai
kepada pengolahan informasi yang bersifat
mencari solusi dari berbagai sumber yang
memiliki pendapat yang berbeda sampai
kepada yang bertentangan untuk
mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat
aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan
prosedur dan kemampuan berpikir induktif
serta deduktif dalam membuktikan tentang
materi :
Akar-akar nasionalisme Indonesia (Boedi
Utomo) dan pengaruhnya pada masa kini
pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat
: Peserta didik dan guru secara bersama-sama
membahas jawaban soal-soal yang telah dikerjakan
oleh peserta didik.
Generalization (menarik
kesimpulan) COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI)
Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan
→ Menyampaikan hasil diskusi tentang materi
Akar-akar nasionalisme Indonesia (Boedi
Utomo) dan pengaruhnya pada masa kini
pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat
berupa kesimpulan berdasarkan hasil analisis
secara lisan, tertulis, atau media lainnya untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
13
9
mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi,
kemampuan berpikir sistematis,
mengungkapkan pendapat dengan sopan.
→ Mempresentasikan hasil diskusi kelompok
secara klasikal tentang materi :
Akar-akar nasionalisme Indonesia (Boedi
Utomo) dan pengaruhnya pada masa kini
pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat
→ Mengemukakan pendapat atas presentasi yang
dilakukan tentang materi Akar-akar
nasionalisme Indonesia (Boedi Utomo) dan
pengaruhnya pada masa kini pengaruhnya
dalam kehidupan masyarakat dan ditanggapi
oleh kelompok yang mempresentasikan.
→ Bertanya atas presentasi tentang Akar-akar
nasionalisme Indonesia (Boedi Utomo) dan
pengaruhnya pada masa kini pengaruhnya
dalam kehidupan masyarakat yang dilakukan
dan peserta didik lain diberi kesempatan untuk
menjawabnya.
CREATIVITY (KREATIVITAS)
→ Menyimpulkan tentang point-point penting
yang muncul dalam kegiatan pembelajaran
yang baru dilakukan berupa :
Laporan hasil pengamatan secara tertulis
tentang materi :
Akar-akar nasionalisme Indonesia (Boedi
Utomo) dan pengaruhnya pada masa kini
pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat
→ Menjawab pertanyaan tentang materi Akar-
akar nasionalisme Indonesia (Boedi Utomo)
dan pengaruhnya pada masa kini pengaruhnya
dalam kehidupan masyarakat yang terdapat
pada buku pegangan peserta didik atau lembar
kerja yang telah disediakan.
→ Bertanya tentang hal yang belum dipahami,
atau guru melemparkan beberapa pertanyaan
kepada siswa berkaitan dengan materi Akar-
akar nasionalisme Indonesia (Boedi Utomo)
dan pengaruhnya pada masa kini pengaruhnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
14
0
dalam kehidupan masyarakat yang akan selesai
dipelajari
→ Menyelesaikan uji kompetensi untuk materi
Akar-akar nasionalisme Indonesia (Boedi
Utomo) dan pengaruhnya pada masa kini
pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat
yang terdapat pada buku pegangan peserta
didik atau pada lembar lerja yang telah
disediakan secara individu untuk mengecek
penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.
Catatan :
Kegiatan Penutup (5 Menit)
Peserta didik dan Guru
● Guru dan siswa merefleksikan pelajaran tentang
akar-akar nasionalisme (Boedi Utomo)
● Membuat resume (CREATIVITY) dengan
bimbingan guru tentang point-point penting yang
muncul dalam kegiatan pembelajaran tentang materi
Akar-akar nasionalisme Indonesia (Boedi Utomo)
dan pengaruhnya pada masa kini pengaruhnya
dalam kehidupan masyarakat yang baru dilakukan
● Mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi
pelajaran Akar-akar nasionalisme Indonesia (Boedi
Utomo) dan pengaruhnya pada masa kini
pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat yang
baru diselesaikan.
● Mengagendakan tugas produk peta konsep yang
harus mempelajari pada pertemuan berikutnya di
luar jam sekolah atau dirumah.
● Peserta didik yang selesai mengerjakan soal dengan
benar diberi paraf serta diberi nomor urut peringkat,
untuk penilaian tugas
2. Pertemuan Ke-2 (2 x 45 Menit)
Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)
Guru :
Orientasi
● Mempersiapkan kelas dengan melihat kondisi lingkungan kelas jika
ada sampah atau kotoran agar dibersihkan terlebih dahulu sesuai
dengan visi misi sekolah sebagao sekolah sehat. (cinta lingkungan)
● Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan
syukur kepada Tuhan YME dan berdoa untuk memulai
pembelajaran(religius)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
14
1
● Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
● Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali
kegiatan pembelajaran.
Apabila peta konsep ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh
ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat
menjelaskan tentang materi : Akar-akar nasionalisme Indonesia(masa
Radikal Non-kooperatif) dan pengaruhnya pada masa kini
pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat
● Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang
akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
● Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang
berlangsung
●
Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada
pertemuan saat itu.
●
Pembagian kelompok belajar
● Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai
dengan langkah-langkah pembelajaran.
Kegiatan Inti ( 60 Menit )
Sintak Model
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
Stimulation
(stimullasi/
pemberian
rangsangan)
KEGIATAN LITERASI
Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk
memusatkan perhatian pada topik materi Akar-akar
nasionalisme Indonesia(masa Radikal Non-kooperatif) dan
pengaruhnya pada masa kini pengaruhnya dalam kehidupan
masyarakat.
→ Mengamati
Peserta didik mengidentifikasi. Akar-akar nasionalisme
Indonesia(masa Radikal Non-kooperatif) dan
pengaruhnya pada masa kini pengaruhnya dalam
kehidupan masyarakat
Guru memberikan stimulan kepada peserta didik untuk
mengkritisi dan memaknai gambar yang ditayangkan.
→ Membaca.
Kegiatan literasi ini dilakukan di rumah dan di sekolah
dengan membaca materi dari buku paket atau buku-buku
penunjang lain, dari internet/materi yang berhubungan
dengan Akar-akar nasionalisme Indonesia(masa Radikal
Non-kooperatif) dan pengaruhnya pada masa kini
pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
14
2
→ Menulis
Menulis resume dari hasil pengamatan dan bacaan terkait
Akar-akar nasionalisme Indonesia(masa Radikal Non-
kooperatif) dan pengaruhnya pada masa kini
pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat
→ Menyimak
Penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global
tentang materi pelajaran mengenai materi :
Akar-akar nasionalisme Indonesia(masa Radikal Non-
kooperatif) dan pengaruhnya pada masa kini
pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat
untuk melatih rasa syukur, kesungguhan dan
kedisiplinan, kejujuran, mencari informasi.
Problem
statemen
(pertanyaan/
identifikasi
masalah)
CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIS)
→ Mengajukan pertanyaan tentang materi :
Akar-akar nasionalisme Indonesia(masa Radikal Non-
kooperatif) dan pengaruhnya pada masa kini
pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat
yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan
untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang
diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan
yang bersifat hipotetik) untuk mengembangkan kreativitas,
rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk
membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan
belajar sepanjang hayat.
Data
collection
(pengumpulan
data)
KEGIATAN LITERASI
Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk
menjawab pertanyan yang telah diidentifikasi melalui
kegiatan:
→ Membaca sumber lain selain buku teks
Secara disiplin melakukan kegiatan literasi
dengan mencari dan membaca berbagai
referensi dari berbagai sumber guna menambah
pengetahuan dan pemahaman tentang Akar-akar
nasionalisme Indonesia(masa Radikal Non-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
14
3
kooperatif) dan pengaruhnya pada masa kini
pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat yang
sedang dipelajari.
→ Aktivitas
Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang
belum dapat dipahami dari kegiatan mengmati
dan membaca yang akan diajukan kepada guru
berkaitan dengan materi Akar-akar
nasionalisme Indonesia(masa Radikal Non-
kooperatif) dan pengaruhnya pada masa kini
pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat yang
sedang dipelajari.
COLLABORATION (KERJASAMA)
Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk:
→ Mendiskusikan
Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas
contoh dalam buku paket mengenai materi Akar-akar
nasionalisme Indonesia(masa Radikal Non-kooperatif)
dan pengaruhnya pada masa kini pengaruhnya dalam
kehidupan masyarakat
→ Mengumpulkan informasi
Mencatat semua informasi tentang materi Akar-akar
nasionalisme Indonesia(masa Radikal Non-kooperatif)
dan pengaruhnya pada masa kini pengaruhnya dalam
kehidupan masyarakat yang telah diperoleh pada buku
catatan dengan tulisan yang rapi dan menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar.
→ Mempresentasikan ulang
Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau
mempresentasikan materi dengan rasa percaya diri Akar-
akar nasionalisme Indonesia(masa Radikal Non-
kooperatif) dan pengaruhnya pada masa kini
pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat sesuai dengan
pemahamannya.
→ Saling tukar informasi tentang materi :
Akar-akar nasionalisme Indonesia(masa Radikal Non-
kooperatif) dan pengaruhnya pada masa kini
pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat
dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok
lainnya sehingga diperoleh sebuah pengetahuan baru yang
dapat dijadikan sebagai bahan diskusi kelompok kemudian,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
14
4
dengan menggunakan metode ilmiah yang terdapat pada buku
pegangan peserta didik atau pada lembar kerja yang
disediakan dengan cermat untuk mengembangkan sikap teliti,
jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan
berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan
informasi melalui berbagai cara yang dipelajari,
mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang
hayat.
Data
processing
(pengolahan
Data)
COLLABORATION (KERJASAMA) dan CRITICAL
THINKING (BERPIKIR KRITIS)
Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data
hasil pengamatan dengan cara :
→ Berdiskusi tentang data dari Materi :
Akar-akar nasionalisme Indonesia(masa Radikal Non-
kooperatif) dan pengaruhnya pada masa kini
pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat
→ Mengolah informasi dari Akar-akar nasionalisme
Indonesia(masa Radikal Non-kooperatif) dan
pengaruhnya pada masa kini pengaruhnya dalam
kehidupan masyarakat yang sudah dikumpulkan dari
hasil kegiatan/pertemuan sebelumnya mau pun hasil dari
kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan
informasi yang sedang berlangsung dengan bantuan
pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja.
Verification
(pembuktian) CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIS)
Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan
memverifikasi hasil pengamatannya dengan data-data atau
teori pada buku sumber melalui kegiatan :
→ Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada
pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari
berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda
sampai kepada yang bertentangan untuk mengembangkan
sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras,
kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan
berpikir induktif serta deduktif dalam membuktikan
tentang materi :
Akar-akar nasionalisme Indonesia(masa Radikal Non-
kooperatif) dan pengaruhnya pada masa kini
pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat
Generalization
(menarik COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI)
Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
14
5
kesimpulan) → Menyampaikan hasil diskusi tentang materi Akar-akar
nasionalisme Indonesia(masa Radikal Non-kooperatif)
dan pengaruhnya pada masa kini pengaruhnya dalam
kehidupan masyarakat berupa kesimpulan berdasarkan
hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya
untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi,
kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan
pendapat dengan sopan.
→ Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal
tentang materi :
Akar-akar nasionalisme Indonesia(masa Radikal Non-
kooperatif) dan pengaruhnya pada masa kini
pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat
→ Mengemukakan pendapat atas presentasi yang
dilakukan tentanag materi Akar-akar nasionalisme
Indonesia(masa Radikal Non-kooperatif) dan
pengaruhnya pada masa kini pengaruhnya dalam
kehidupan masyarakat ditanggapi oleh kelompok yang
mempresentasikan.
→ Bertanya atas presentasi tentang materi Akar-akar
nasionalisme Indonesia(masa Radikal Non-kooperatif)
dan pengaruhnya pada masa kini pengaruhnya dalam
kehidupan masyarakat yang dilakukan dan peserta didik
lain diberi kesempatan untuk menjawabnya.
CREATIVITY (KREATIVITAS)
→ Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul
dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan berupa
:
Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang materi :
Akar-akar nasionalisme Indonesia(masa Radikal Non-
kooperatif) dan pengaruhnya pada masa kini
pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat
→ Menjawab pertanyaan tentang materi Akar-akar
nasionalisme Indonesia(masa Radikal Non-kooperatif)
dan pengaruhnya pada masa kini pengaruhnya dalam
kehidupan masyarakat yang terdapat pada buku pegangan
peserta didik atau lembar kerja yang telah disediakan.
→ Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru
melemparkan beberapa pertanyaan kepada siswa
berkaitan dengan materi Akar-akar nasionalisme
Indonesia(masa Radikal Non-kooperatif)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
14
6
→ Menyelesaikan uji kompetensi untuk materi Akar-akar
nasionalisme Indonesia(masa Radikal Non-kooperatif)
dan pengaruhnya pada masa kini pengaruhnya dalam
kehidupan masyarakat yang terdapat pada buku pegangan
peserta didik atau pada lembar lerja yang telah disediakan
secara individu untuk mengecek penguasaan siswa
terhadap materi pelajaran.
Catatan :
Kegiatan Penutup (15 Menit)
Guru dan Peserta didik :
● Guru dan peserta didik merefleksikan pelajaran
● Membuat resume atau peta konsep (CREATIVITY) dengan bimbingan
guru tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan
pembelajaran tentang materi Akar-akar nasionalisme Indonesia(masa
Radikal Non-kooperatif) dan pengaruhnya pada masa kini pengaruhnya
dalam kehidupan masyarakat yang baru dilakukan.
● Peserta didik yang selesai mengerjakan tugas produk peta konsep
dengan benar diberi paraf serta diberi nomor urut peringkat, untuk
penilaian tugas
I. Penilaian
Penilaian Teknik
Penilaia
n
Rubrik
Penilaian
Instrumen
Penilaian
Remedial
( < KKM)
Sikap Jurnal
Terlampir
Pemberian tugas-tugas
latihan secara khusus
Pengetahuan Tes tertulis
dan
penugasan
Keterampilan
Bentuk
Produk
Peta Konsep
J.Lampiran Pendukung
Lampiran Penilaian
Lampiran Materi Pelajaran
Lampiran Peta Konsep
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
14
7
A. Penilaian Hasil Belajar
a. Jenis dan Teknik Penilaian:
1) Jenis nilai aspek pengetahuan dengan Teknik Tes tertulis
2) Jenis nilai ketrampilan dengan Teknik pembuatan Produk
3) Jenis nilai sikap dengan Teknik pengamatan
b. Bentuk Instrumen
1) Penilaian Pengetahuan (terlampir)
a) Instrumen : Soal Pilihan Ganda
2) Penilaian Keterampilan (terlampir) Soal
Buatlah produk peta konsep dengan ketentuan isi
Latar belakang organisasi
Tokoh-tokoh organisasi
Perkembangan organisasi
Manfaat organisasi bagi bangsa Indonesia
Presentasi masing-masing kelompok
a) Instrumen : jurnal penilaian keterampilan
3) Penilaian Sikap (terlampir)
Observasi dalam kelas dengan acuan RPP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
14
8
Penilaian Pengetahuan
Soal PG 1-20
1. Salah satu faktor yang dapat menyatukan dan mengikat organisasi-
organisasi pergerakan nasional adalah...
a. adanya diskriminasi yang dilakukan oleh Belanda.
b. waktu berdirinya yang hampir bersamaan menimblkan konflik.
c. adanya kesadaran tentang arti pentinnya berpolitik.
d. karena pemerintahan Kolonial Hindia Belanda semakin terpuruk.
e. adanya tujuan yang sama, yaitu ingin mencapai kemerdekaan.
2. Penderitaan yang berkepanjangan yang dialami rakyat akibat penjajahan
Belanda menyebabkan....
a. melahirkan politik balas budi penjajah.
b. mempengaruhi timbulnya pergerakan nasional.
c. memperlambat laju pergerakan nasional.
d. menggugah semangat penjajah.
e. menyulitkan persatuan bangsa.
3. Tujuan pergerakan nasional di Indonesia adalah untuk...
a. mencapai kemerdekaan tiap-tiap daerah.
b. merebut kekuasaan di bidang politik.
c. mewujudakan rasa persatuan dan kesatuan.
d. mencapai kemerdekaan tanah air dari penindasan penjajah.
e. menunjukkan bahwa bangsa Indonesia mampu berorganisasi.
4. Pergerakkan nasional Indonesia di pelopori oleh.....
a. golongan pelajar.
b. golongan pemuda.
c. golongan bangsawan.
d. golongan militer.
e. golongan priyayi.
5. Sejarah mencatat bahwa Budi Utomo berdiri pada tanggal 20 Mei 1908
atas prakarsa.....
a. Ir. Soekarno d. Ki Hajar Dewantara.
b. K.H. Ahmad Dahlan. e. Dr. Douwes Dekker.
c. Dr. Wahidin Sudirohusodo.
6. Kesadaran akan nasib bangsanya mendorong lahirnya Budi Utomo pada
tanggal 20 Mei 1908 dengan pelopornya adalah para mahasiswa.....
a. STOVIA di Jakarta.
b. NIAS di Surabaya.
c. RHS di Jakarta.
d. MOSVIA di Jakarta.
e. OSVIA di Surabaya.
7. Sarekat Islam merupakan gerakan nasionalis demokratis dan ekonomis
serta berasaskan Islam dengan haluan.....
a. modrat. d. kooperatif.
b. low profil. e. nonkooperatif.
c. radikal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
14
9
8. SI dalam perkembangannya pecah menjadi dua kelompok, yakni SI Putih
dan SI Merah. SI Putih adalah.....
a. kelompok ekonomis.
b. kelompok religius.
c. kelompok nasionalis-religius.
d. kelompok ekonomis-dogmatis.
e. kelompok eknomis-liberalis.
9. Ki Hajar Dewantara bukan saja seorang ahli pendidikan nasional
Indonesia, tetapi juga seorang kritikus yang tulisannya sangat tajam. Hal
tersebut terbukti dari tulisannya yang berjudul.....
a. Indonesia Mengugat.
b. Als Ik Een Nederlander Was.
c. Gema Tanah Air.
d. Max Havelaar.
e. Habis Gelap Terbitlah Terang.
10. Indische Partij merupakan organisasi pergerakan kebangsaan yang
bertujuan.....
a. mengusahakan kerja sama antara orang Indonesia yang satu agama.
b. mengusahakan kemajuan yang selaras bagi bangsa dan tanah air.
c. memnajukan kebudayaan Jawa, Madura, dan Bali.
d. menggalang persatauan semua oarang Indonesia untuk berjuang demi
kemerdekaan RI.
e. menyatukan seluruh bangsa Indonesia yang berada di negeri Belanda.
11. Di bawah ini yang termasuk tokoh Tiga Serangkai adalah.....
a. Ir. Soekarno. d. Suwardi Suryaningrat.
b. Cipto Mangunkusumo. e. Ki Hajar Dewantara.
c. Douwes Dekker.
12. Dibawah ini Pemimpin Partai Nasional Indonesia (PNI) adalah…..
a. Moh. Hatta. d. Ki Hajar Dewantara.
b. Mr. Supomo. e. Cipto Mangunkusumo.
c. Soekarno.
13. Apa penyebab Budi Utomo sejak tahun 1915 terjun ke bidang politik,
kecuali....
a. pengaruh organisasi yang lahir di bidang politik.
b. berlandasan Islamiah.
c. adanya perbedaan pendapat dari kaum tua dan kaum muda.
d. adannya pergatia kepemimpinan yang bercndong ke politik dari pada
di bidang pendidikan maupun budaya.
e. adanaya pembaharuan di dalam organisasi Budi Utomo.
14. Propaganda menggalang dana untuk pelajar-pelajar di lndonesia yang
oilakukan oleh Dr Wahidin Sudirohusodo disebut....
a. Study Club. d. De Expres.
b. Budi Utomo. e. Study Fonds.
c. Tut Wuri Handayani.
15. Pergerakan nasional yang memperjuangkan cita cita lndonesia merdeka
melaksanakan dengan taktik kooperasi, artinya.....
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
15
0
a. Melakukan aksi gerakan politik di bawah tanah.
b. Menolak kerjasama dengan pemerintahan Belanda.
c. Melakukan kerjasama dengan pemerintahan Hindia- Belanda.
d. Mendirikan koperasi untuk memperkuat koperasi Indonesia.
e. Melalukan dengan taktik radikal.
16. Setelah perhimpunan Indonesia berhaluan politik maka tujuan
Perhimpunan Indonesia adalah menjadikan Indonesia....
a. Berparlemen.
b. Merdeka dengan pemerintahan sendiri.
c. Berbentuk uni.
d. Berbentuk serikat.
e. Nonkooperatif.
17. Dengan taktik “blok-within” yang dilakukan Sarekat Islam (SI), terpecah
menjadi dua, yaitu SI Merah dan SI Putih. Tokoh-tokoh yang termasuk
dalam SI Putih, antara lain adalah.....
a. Abdul Muis. Alimin, dan Muso.
b. Semaun, Darsono, dan Tan Malaka.
c. Cokrominoto, Semaun, dan Darsono.
d. Cokrominoto, Agus Salim, dan Surjopranoto.
e. Muso, Semaun, dan Tan Malaka.
18. Lahirnya pergerakan nasional di perngaruhi dari faktor luar negeri dan
dalam negeri yaitu.....
a. Penderitaan rakyat yang terus menerus sebagai akibat penjajahan
menimbulkan keinginan untuk berjuang melepaskan penjajahan.
b. karena sebagian rakyat menganut agama Islam, maka timbul
pengertian perang suci (jihad) bahwa Indonesia adalah Islam
sedangkan Belanda sebagai bangsa kafir.
c. Politik etis, melahirkan golongan terpelajar yang berpikir tentang ide-
ide demokrasi dan membangkitkan kesadaran akan nasib bangsanya
sehingga golongan ini kemudian membentuk suatu kekuatan sosial
untuk menuntut kesejahteraan dan kemerdekaan nasional.
d. Kemenangan Jepang dalam perang Rusia pada tahun 1904-1905.
Kemenangan ini telah mendorong kebangkitan bangsa-bangsa Asia
termasuk Indonesia
e. Semua benar.
19. Sarekat Dagang Islam (SDI) yang didirikan (10 September 1911) oleh H.
Samanhudi di Solo. Faktor yang melatarbelakangi didirikannya SDI yaitu,
kecuali.....
a. Mengembangkan dan meningkatkan kemampuan berrdagang.
b. Mengembangkan budaya-budaya tiap daerah.
c. mem memperbaiki pendapat-pendapat yang keliru mengenai ajaran
agama islam ajukan pendidikan dan kesejahteraan rakyat.
d. membantu menyelesaikan masalah anggotanya.
e. memajukan pendidikan dan kesejahteraan rakyat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
15
1
20. Di antara organisasi pergerakan nasional yang sifat keanggotaannya
terbuka baik bagi pribumi maupun non pribumi, agama dan jenis kelamin
adalah.....
a. Indische party d. SDI
b. PNI e. SI
c. Boedi Utomo
Rubrik Penilaian Peta Konsep
NO INDIKATOR Nilai
Kualitatif
Nilai
Kuantitatif
Keterangan
1 Kesesuaian judul dengan
tema yang di berikan
Skor 1-10
2 Sistematika pembuatan
Peta Konsep
Skor 1-10
3 Kesesuaian masalah yang
diambil dengan materi
yang dibahas
Skor 1-10
4 Kesesuain isi Peta Konsep
dengan tema yang dibahas
Skor 1-10
5 Adanya kesesuaian
bahasa dan gambar
kreativitas dalam Peta
Konsep
Skor 1-10
Nilai rata-rata Jumlah skor ×
2
Kriteria Penilaian
Nilai : x 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
15
2
Rubrik Penilaian Kerja Kelompok
No
Nama
Mengkomunikasikan Mendengarkan Berargumentasi Berkontribusi Jumlah
Skor
1 – 4 1 – 4 1-4 1 – 4
1
2
3
5
Dst
Nilai : x 100
Rubrik Penilaian Presentasi
No Nama
Menjelaskan Memvisualkan Merespon Jumlah
Skor
1 – 4 1 – 4 1-4
1
2
3
4
Dst
Nilai : x 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
15
3
Penilaian Aspek Sikap
Mata Pelajaran : Sejarah Peminatan
Kelas / Sem : XI / Genap
Tahun Pelajaran : 2018/2019
Pertemuan ke- : 2
Penilaian Sikap : Rubrik penilaian
No Nama Siswa Toleransi Nasionalisme Jumlah Skor
1
2
Dst
Pedoman skor
Skor perolehan
Nilai Akhir = X 100
Skor Maksimal (10)
c. Kriteria penilaian
1) Peserta didik dinyatakan tuntas jika nilainya mencapi KKM yaitu
76
2) Peserta didik yang sudah tuntas akan diberikan pengayaan.
3) Peserta didik yang belum tuntas maka akan diberikan remed.
Bantul, 23 Maret 2019
Mengetahui
Kepala SMA N 1 KASIHAN Guru Mata Pelajaran
Sarwono, M.Pd Hj. Tri Lestari, S.Pd, M.Pd
NIP. 196505021986011001 NIP.196803131988042002
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
15
4
Lampiran Materi
A. Berkembangnya Kesadaran Nasional
Pergerakan Nasional adalah berbagai gerakan atau aksi yang dilakukan dalam
bentuk organisasi modern menuju ke arah yang lebih baik dalam kehidupan
masyarakat Indonesia (1908-1945).
Adapun faktor-faktor pendorong gerakan nasional ada dua, yaitu dari dalam dan
luar negeri :
a. Faktor dari dalam negeri
1. Penderitaan rakyat yang terus menerus sebagai akibat penjajahan menimbulkan
keinginan untuk berjuang melepaskan penjajahan.
2. Politik etis, melahirkan golongan terpelajar yang berpikir tentang ide-ide
demokrasi dan membangkitkan kesadaran akan nasib bangsanya sehingga
golongan ini kemudian membentuk suatu kekuatan sosial untuk menuntut
kesejahteraan dan kemerdekaan nasional.
3. karena sebagian rakyat menganut agama Islam, maka timbul pengertian perang
suci (jihad) bahwa Indonesia adalah Islam sedangkan Belanda sebagai bangsa
kafir
b. Faktor dari luar negeri
1. Kemenangan Jepang dalam perang Rusia pada tahun 1904-1905. Kemenangan
ini telah mendorong kebangkitan bangsa-bangsa Asia termasuk Indonesia.
Pada tahun 1904-1905 timbul perang antara Jepang dan Rusia. Dalam perang
itu ternyata Jepang lebih unggul dan mampu mengalahkan Rusia yang besar.
Kemenangan Jepang atas Rusia ini telah menghapuskan anggapan bahwa
bangsa Barat yang berkulit putih tidak mungkin dapat dikalahkan oleh bangsa
yang berkulit kuning. Sejak peristiwa kemenangan itu, bangsa-bangsa Asia dan
Afrika bangkit dan penuh percaya diri untuk mencoba mengikuti langkah
Jepang mengalahkan kulit putih yang berkuasa.
2. Adanya gerakan nasional di negara-negara lain misalnya Gerakan Nasional di
India, Philipina dan China.
B. Latar Belakang Lahirnya Golongan Terpelajar
Abad ke-19 merupakan keuntungan bagi pemerintah kolonial Belanda.
Politik Eksploitasi melalui Tanam Paksa menghasilkan keuntungan tak terkira.
Keuntungan yang diperoleh oleh Belanda tersebut antara lain :
1. Dapat melunasi utang negara
2. membuat jalan-jalan kereta api, gedung-gedung, serta
3. membangun pusat perindustrian.
Berhasilnya tuntutan mereka mengakibatkan dijalankannya Politik Etis
(Politik Hutang Budi). Mereka beranggapan bahwa bertahun-tahun pemerintah
kolonial Belanda mengeruk keuntungan dari kekayaan, waktu dan tenaga pribumi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
15
5
Semua itu anggaplah sebagai hutang Belanda kepada bangsa Indonesia.
Perubahan ini tidak terlepas dari tulisan Conrad Theodor Van Deventer dalam
majalah De Gids yang berjudul Eean Eereschuld atau Debt Of Honour (Hutang
Kehormatan) tahun 1899 yang telah merintis diterapkannya Politik etis di
Indonesia. Hutang kehormatan itu dapat dibayar Belanda melalui perubahan-
perubahan hidup serta budaya yang dapat meningkatkan kemakmuran rakyat
pribumi, yang dilakukan dengan 3 cara yaitu :
1. Irigasi , membangun saluran-saluran air untuk meningkatkan pertanian
2. Transmigrasi, memindahkan penduduk dari tempat padat ke tempat yang
jarang penduduknya
3. Edukasi, mendirikan sekolah-sekolah untuk memajukan rakyat Indonesia.
Politik Etis kemudian didukung “Politik Asosiasi” yang menghendaki
kesatuan kerja sama yang erat antara golongan Eropa dengan rakyat
pribumi, kesatuan tentunya dalam kerangka kolonial, sehingga kebutuhan
akan tenaga-tenaga terdidik dan ahli mendorong pemerintah untuk
mendirikan Sekolah dasar, menengah dan sekolah pamongpraja.
D. Peranan golongan Terpelajar/Cendekiawan
Timbulnya golongan terpelajar merupakan salah satu faktor pendorong
dalam Pergerakan Nasional. Golongan inilah yang pertama kali menyadari akan
keterbelakangan bangsanya. Mereka dapat melihat kepincangan-kepincangan
sistem pemerintahan Kolonial Belanda. Sebab merekalah yang mulai mempelajari
sejarah budaya bangsa dan menemukan kesalahan bangsanya dalam menghadapi
Belanda., yaitu :
a. Tak adanya semangat persatuan. Perjuangan dimasa lalu bersifat lokal,
masing- masing daerah.
b. Tujuan mereka berjuang tidak jelas, untuk apa mereka berjuang tidak
terarah.
c. Terlalu terpusat pada seorang pemimpin yang kharismatis dan dianggap
oleh pengikutnya mempunyai kesaktian.
d. Perjuangan tidak terorganisir, tanpa organisasi
e. Kebanyak menggunakan senjata tradisional seperti pedang, tombak dan
panah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
15
6
Itulah beberapa sifat perjuangan kita dimasa lalu dalam menghadapi
kekuatan penjajah, selalu diselesaikan dengan cara militer, tanpa arah, tanpa
organsai sehingga bagi Belanda amat mudah untuk mengatasinya. Dengan adanya
Politik Etis yang telah melahirkan golongan terpelajar, dan melalui kepeloporan
golongan cendekiawan inilah, kesadaran bangsa Indonesia kemudian tumbuh,
sehingga dimulailah era baru dalam perkembangan Sejarah Indonesia, yaitu “Era
Kebangkitan Nasional” .
Di bawah kepemimpinan kaum terpelajar, sebagai elite baru di Indonesia,
bangkitlah keinginan untuk berorganisasi, maka lahirlah Budi Utomo sebagai
organisasi perjuangan yang modern yang disusul oleh organisasi lainnya, seperti
di bawah ini :
ORGANISASI-ORGANISASI PERGERAKAN NASIONAL
1. Awal pergerakan National (1908-1912)
a. Budi Utomo
Didirikan pada tanggal 20 Mei 1908 di Jakarta oleh beberapa mahasiswa
STOVIA di bawah pimpinan Sutomo. Pada dasarnya tujuan dari BU ini adalah
untuk Memajukan pendidikan dan kebudayaan Jawa. Budi Utomo merupakan
organisasi modern pertama yang menjadi pelopor Pergerakan Nasional Indonesia
karena memiliki pemimpin, dasar, tujuan organisasi yang jelas dan
keanggotaannya diatur secara modern.
Kongres I di Yogyakarta tanggal 3-5 Oktober 1908 dihadiri oleh
anggota BU dari cabang Jakarta, Bogor, Bandung, Magelang, Yogyakarta,
Surabaya dan Probolinggo. menghasilkan keputusan :
1. BU tidak akan mengadakan kegiatan politik.
2. kegiatan organisasi terutama bergerak
3. Ruang gerak BU terbatas di daerah Jawa dan Madura. Pada
Kongres I ini, berhasil pula menyusun struktur organissi dengan Ketua
R.T Tirtokusumo (Bupati Karanganyar) dan pusat kegiatan ditetapkan di
Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
15
7
b. Sarekat Islam
Pada mulanya Sarekat Islam adalah sebuah perkumpulan yang memiliki
corak keagamaan, bernama Sarekat Dagang Islam (SDI) yang didirikan (10
September 1911) oleh H. Samanhudi di Solo. Faktor yang melatarbelakangi
didirikannya SDI adalah :
1. Mengembangkan dan meningkatkan kemampuan berrdagang
2. membantu menyelesaikan masalah anggotanya
3. memajukan pendidikan dan kesejahteraan rakyat
4. memperbaiki pendapat-pendapat yang keliru mengenai ajaran agama islam
5. membina anggotanya untuk menurut perintah agama Islam
Dalam Kongres di Surabaya atas usul H.O.S Tjokroaminoto, SDI berubah
menjadi SI. Perubahan ini sesuai dengan tuntutan kebutuhan saat itu, sehingga
organisasi ini menjadi lebih terbuka, sebelumnya keanggotaan terdiri dari para
pedagang Islam, maka kini lebih luas lagi yaitu bagi semua masyarakat dari
berbagai profesi yang beragama Islam.
Periode 1917-1920 kecepatan tumbuhnya SI sangat pesat sehingga SI
merupakan organisasi massa pertama di Indonesia yang sangat terasa pengaruhya
di dalam politiik Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
15
8
c. Indische partij
Indische partij Tokohnya adalah “Tiga serangkai”, E.F.E Douwers Dekker, Dr.
Suwardi Suryaningrat, Dr. Tjipto Mangunkusumo di bandung pada tanggal 25
Desember 1912.
Tujuan IP antara lain : mempertebal kecintaan terhadap Indonesia,
memperbaiki keadaan ekonomi bangsa Indonesia terutama memperkuat mereka
yang ekonominya lemah, mewujudkan kemerdekaan Indonesia
Tujuan dan program IP disebarluaskan melalui propaganda dalam
kampanye dan surat kabar, karena dengan tegas memperjuangkan Indonesia
merdeka, pemerintah colonial membatasi gerak-gerik IP. Pada tahun 1913, IP
dinyatakan sebagai partai terlarang. Larangan tersebut dilatarbelakangi oleh
tulisan Suwardi Suryaningrat berjudul Als Ik een nederlandica was (jika Saya
seorang Belanda) sebagai reaksi terhadap peringatan 100 tahun kemerdekaan
Belanda dari penjajahan Prancis. Secara tajam tulisan itu menyindir tindakan
pemerintah colonial yang mewajibkan bangsa Indonesia merayakan kemerdekaan
bangsa yang menjajahnya. Sebagai tindak lanjut larangan IP, tiga serangkai
ditangkap dan diasingkan ke Belanda.
2. Masa radikal /non Kooperatif (1918-1930)
a.Perhimpunan Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
15
9
Tujuan didirikannya untuk Memperjuangkan kemerdekaan Indonesia,
dasar perjuangannya self Help (berdikari) dan Non Mendicancy (tidak meinta-
minta)
Perhimpunan Indonesia berasal dari organisasi pelajar Indonesia bernama
Indische Vereeniging. Organisasi ini didrikan pada tahun 1908 sebagai forum
komunikasi diantara pelajar Indonesia yang merantau di luar negeri atas prakarsa
Sutan Kasayangan dan Noto Subroto
Pada tahun 1925 namanya diganti menjadi Perhimpunan Indonesia.
Tokohnya adalah Muhamad Hatta, Ahmad Subarjo, Mr. Ali Sastroamidjojo, Mr.
Abdul Majid, R. Sosrokartono
Dalam menyebarluaskan cita-citanya disampaikan melalui Majalah Indonesia
Merdeka. Kegiatan PI dilakukan sebagai berikut :
1. mempropaganda cita-cita dan tujuannya kepada para pemuda dan tanah
air Indonesia
2. bekerja sama dengan bangsa-bangsa terjajah di Negara-negara lain dengan
cara melakukan hal sebagai berikut ;
a. 1926 mengirim utusan yang dipimpin Drs. Moh Hatta untuk menghadiri
Liga Demokrasi untuk Perdamaian di Paris.
b. Menjadi anggota Liga Penentang Imperialisme dan penindasan Kolonial
tahun 1927.
b. Partai Nasional Indonesia
(Logo Partai Nasional Indonesia)
sumber gambar :https://id.wikipedia.org/wiki/Partai_Nasional_Indonesia)
Tokohnya adalah Ir. Sokarno berdiri di Bandung 4 Juli 1927. tujuannya
adalah mencapai Indonesia merdeka yang dilakukan atas usaha sendiri. Anggota
PNI sekitar 10.000 orang. PNI dapat menggabungkan partai-partai yang ada pada
saat itu ke dalam Pemufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan
Indonesia (PPPKI) yang terbentuk pada bulan Desember 1927.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
16
0
(Tokoh Pendiri PNI
sumber gambar :https://id.wikipedia.org/wiki/Partai_Nasional_Indonesia)
Adanya gabungan partai ini mempermudah jalan para pemuda Indonesia
untuk mengikrarkan Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Belanda khawatir akan
perkembangan PNI sehingga pada tanggal 29 Desember 1929 Belanda
menangkap Ir. Soekarno dan kawa-kawan.
c. PartaiKomunisIndonesia
Benih PKI adalah Indische Social democratische Vereeniging (ISDV)
didirikan tahun 1914 oleh Sneivleit dan semaun. Dasarnya adalah komunis. Tahun
1920 ISDV diganti menjadi PKI. Usaha mencari massa dengan menyusup ke
organisasi lain seperti sarekat islam. Tahun 1926 PKI memberontak dan para
pemimpinnya dibuang ke Tanah Merah dan Digul (Irian Barat).
3. Masa Moderat
a. Gerakan Rakyat Indonesia
Tokohnya adalah Drs. A. K. Gani, Mr sartono, Mr Muhammad Yamin,
Mr. Amir Syarifudin, R Wilopo. Berdiri di Jakarta tanggal 24 Mei 1937.
Tujuannya sdalah mencapai Indonesia merdeka, memperkokoh ekonomi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
16
1
Indonesia, mengangkat kesejahteraan kaum buruh dan memberi bantuan bagi
kaum pengangguran.
b. Gabungan Politik Indonesia
Tokohnya adalah Moh. Husni Thamrin, Amir Syarifudin. Berdiri di
Jakarta tanggal 21 Mei 1933. Tujuannya adalah menuntut kepada pemerintah
Belanda agar Indonesia berparlemen. Pada tanggal 15 Juli 1936 partai-partai
politik melakukan aksi bersama yang menyuarakan tuntutan kepada Belanda
melalui Petisi Sutarjo. Isi petisi adalah menuntut agar Indonesia diberi
pemerintahan sendiri. Permintaan ini ditolak oleh pemerintah Belanda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
2
KISI-KISI SOAL PENILAIAN KOGNITIF
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Kasihan Hari/ Tanggal : Selasa, 22 April 2019
Mata Pelajaran : Sejarah Peminatan Waktu : 25 Menit
Kelas/ Program : XI IPS Tahun Pelajaran : 2018-2019
No KD Materi Pokok Indikator Bentuk
Soal
No.
Soal
Tingkatan
Soal
1.
3.8 Menganalisis
akar-akar
nasionalisme
dan
demokrasi
Menganalisis
tumbuhnya akar
nasionalisme
Indonesia
Peserta didik dapat menyebutkan
faktor-faktor munculnya pergerakan
nasional
PG 1.2 C2
2. Peserta didik dapat menjelaskan
tujuan gerakan nasional serta pelopor
PG 3.4 C3
Lampiran 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
16
3
Indonesia dan
pengaruhnya
pada masa
kini
pendukung.
3.
Peserta didik menjelaskan
pergerakan nasional dengan taktik
koeeperasi
PG 15 C4
4.
Peserta didik dapat menjelaskan
peranan Ki Hajar Dewantara
PG 9 C3
5.
Menganalisis
berdirinya
organisasi Boedi
Utomo dan SI
Peserta didik dapat menjelaskan
tentang propaganda dalam Boedi
Utomo yang dilakukan mahasiswa
PG 14.6 C3
Peserta didik dapat menyebutkan
berdirinya Boedi Utomo PG 5 C3
Peserta didik dapat menjelaskan
peranan tokoh SI dan Golongan SI PG 17.8.7 C3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
16
4
6.
Peserta didik dapat menganalisis
mengenai penyebab mundurnya
Boedi Utomo
PG 13 C5
7.
Menjelaskan
lahirnya gerakan-
gerakan nasional di
Indonesia (masa
Radikal Non-
kooperatif)
Peserta didik dapat menjelaskan
faktor pendorong dari dalam dan luar
negeri pada pergerakan nasional
PG 18 C4
A Peserta didik dapat menjelaskan
berdirinya SDI PG 19 C4
Peserta didik dapat menganalisis
organisasi-organisai terbuka pada
pergerakan nasional
PG 20 C3
Peserta didik dapat menjelaskan
tujuan dari PI dan Indische Partij PG 16.10 C3
8.
Menganalisis
perkembangan
Peserta didik dapat menyebutkan tiga PG 11.12 C2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
16
5
organisasi masa
radikal Non-
kooperatif
tokoh serangkai dan PNI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
KUNCI JAWABAN TES KOGNITIF KELAS XI IPS 2
I. PILIHAN GANDA
Lampiran 15
1. E
2. B
3. D
4. A
5. C
6. A
7. D
8. C
9. B
10 D
11. A
12. C
13. B
14. E
15. C
16. B
17 D
18. E
19. B
20. A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
16
7
Daftar Nilai Tes Kognitif Siswa Kelas XI IPS 2
No Nama KKM `Nilai Keterangan
1 Adnan hidayat purnama
75 80 Tuntas
2 Alfan hafaz
75 65 Tidak tuntas
3 Anandito putra setiadi
75 90 Tuntas
4 Anindita murti
75 85 Tuntas
5 Asyraf syafiq adhika
75 80 Tuntas
6 Aulianisa galuh putri
rahmadila
75 75 Tuntas
7 Bryan arizky
75 90 Tuntas
8 Callista nurul amanda
75 75 Tuntas
9 Fajar oktavia rahma
75 75 Tuntas
10 Fathoni zufarendra
purnama
75 85 Tuntas
11 Fiony widya astuti
75 75 Tuntas
Lampiran 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
16
8
12 Hannan rizkybudi
75 60 Tidak tuntas
13 Muhammad safli
rusyandana
75 80 Tuntas
14 Mutiara ghaitsa zahira
shofa
75 85 Tuntas
15 Nadhifa putri natiwi
75 80 Tuntas
16 Nerisa putri yasshinta
75 60 Tidak tuntas
17 Nur amelia azzahra
75 80 Tuntas
18 Prasasti prima anggita
75 85 Tuntas
19 Prizandeva oktura rizqy
75 75 Tuntas
20 Raden rara bareswari
widianti
75 80 Tuntas
21 Ratma devi annggraini
75 65 Tidak tuntas
22 Restu anggi prawesti
75 75 Tuntas
23 Rima oktaviani
75 80 Tuntas
24 Rizania nur andini
75 80 Tuntas
25 Salsabila fadia rahmi 75 80 Tuntas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
16
9
26 Sasha putri nareswari
75 90 Tuntas
27 Sentya rikma ratri
75 75 Tuntas
28 Syafiqri aestro risangaji
75 85 Tuntas
29 Yosi diah pramesthi
75 85 Tuntas
30 Yudha heriawan
75 80 Tuntas
Jumlah
2355
Rata-rata 78,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
17
0
KISI-KISI KUESIONER
Variabel Indikator
Nomor Butir
Ju
mla
h
Persen
tase
Kognitif Afektif Konatif
+ - + - + -
Pembelajaran
sejarah
berbasis
budaya literasi
digital dengan
menggunakan
media audio
visual adalah
proses
pengolahan
materi sejarah
dengan
melibatkan
teknologi
(media audio
visual) dalam
usaha
menerapkan
empat
kemampuan
literasi
(membaca,
menulis,
berbicara, dan
menyimak) di
sekolah
Mampu
menggunakan
media audio
visual secara
efektif
3 5 1,6 7 2,4 8 8 27%
Mampu
menerapkan
budaya literasi
digital di
dalam
kehidupan
sehari-hari
14,
12
11,
10
9,
16
13,
21
17,
19,
18
15,
20,
22
14 46%
Mampu
mengikuti
pembelajaran
sejarah dengan
baik
29 24 23 28 26,
25
30,
27
8 27%
Lampiran 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
17
1
LEMBAR KUESIONER
Isilah identitas diri anda dengan lengkap!
Nama :
Kelas :
No. WA :
Petunjuk:
Bacalah dengan cermat setiap pernyataan di bawah ini. Kemudian, berikanlah
jawaban dengan cara memberi tanda cek () pada salah satu pilihan jawaban yang
paling sesuai dengan tingkat persetujuan Anda, dengan pilihan jawaban sebagai
berikut:
STS : Sangat Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
Contoh Pengerjaan:
No. Pernyataan STS TS S SS
1. Saya senang dengan mata pelajaran
Sejarah
Butir-butir Pernyataan:
No. Pernyataan STS TS S SS
1. Saya merasa senang belajar Sejarah
dengan menggunakan media audio
Lampiran 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
17
2
visual (video)
2. Saya menulis poin-poin penting yang
ada di dalam video
3. Dengan menonton video, saya
mengetahui bahwa peristiwa
bersejarah tersebut benar-benar terjadi
di masa lampau
4. Saya menulis poin-poin penting yang
ada di dalam video
5. Saya tidak mendapatkan ilmu baru
dari video yang saya tonton
6. Saya lebih tertarik belajar Sejarah
dengan menonton video dibanding
membaca buku Sejarah
7. Saya dapat mengambil nilai-nilai yang
terkandung di dalam video
8. Saya sering melamun ketika menonton
video yang diputarkan oleh guru
9. Saya sangat mendukung adanya
program membaca 15 menit sebelum
pelajaran pertama
10. Saya sadar dengan banyak membaca,
pengetahuan saya akan semakin luas
11. Saya tidak paham cara mengakses
sumber bacaan melalui internet
12. Saya mengetahui bahwa sumber
bacaan tidak hanya dapat berasal dari
buku melainkan dapat berasal dari
internet
13. Saya senang membaca berita yang
berjudul menarik tanpa
mengklarifikasi isinya
14. Saya tidak menyadari bahwa
kebiasaan membaca dapat membuat
kehidupan saya menjadi lebih positif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
17
3
15. Saya menyalin begitu saja jawaban
yang saya temukan di internet tanpa
mengubahnya menggunakan kata-kata
saya sendiri
16. Saya merasa antusias ketika OSIS
mengadakan kegiatan membuat
majalah dinding (mading)
17. Saya membaca dengan cermat berita
maupun sumber belajar yang saya
dapatkan dari internet
18. Saya senang menyampaikan komentar
di media sosial karena mengikuti tren
saat ini
19. Saya sering mencari materi sejarah di
internet
20. Saya jarang melihat peristiwa maupun
video Sejarah di internet atau televisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
17
4
21. Dengan membaca banyak berita,
kemampuan berpikir kritis saya
semakin berkembang
22. Saya enggan mengkritisi sumber-
sumber belajar sejarah yang saya
temukan
23. Saya sangat antusias untuk mengikuti
pembelajaran Sejarah
24. Cita-cita saya mempengaruhi
pandangan saya terhadap
pembelajaran sejarah
25. Nasionalisme dan patriotisme menjadi
karakter yang paling menonjol yang
dapat saya ambil dari proses
pembelajaran Sejarah
26. Ketika mengalami kesulitan dalam
memahami materi Sejarah, saya akan
langsung bertanya kepada guru
27. Materi Sejarah tetap sulit saya pahami
meskipun guru telah berusaha
membuat proses pembelajaran secara
menarik
28. Saya merasa tertekan dengan berbagai
aktivitas pembelajaran sejarah
29. Keaktifan saya dalam belajar sejarah
dipengaruhi oleh banyak faktor (guru,
materi, media, lingkungan kelas)
30. Hal yang terpenting dalam
pembelajaran sejarah adalah
menghafal tanggal atau nama tanpa
perlu memahami bagaimana proses
terjadinya peristiwa tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
17
5
Daftar Nilai Afekktif Siswa Dalam Pembelajaran Sejarah Berbasis Budaya
Literasi Digital
No Nama Skor Nilai `Keterangan
1 Adnan hidayat purnama
74.16 Sangat Tinggi
2 Alfan hafaz
71.66 Tinggi
3 Anandito putra setiadi
72.5 Tinggi
4 Anindita murti
75 Sangat Tinggi
5 Asyraf syafiq adhika
77.5 Sangat Tinggi
6 Aulianisa galuh putri rahmadila
65 Tinggi
7 Bryan arizky
65 Tinggi
8 Callista nurul amanda
72.5 Tinggi
9 Fajar oktavia rahma
68.33 Tinggi
10 Fathoni zufarendra purnama
73.33 Sangat Tinggi
11 Fiony widya astuti
67.5 Tinggi
Lampiran 19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
17
6
12 Hannan rizkybudi
60 Tinggi
13 Muhammad safli rusyandana
72.5 Tinggi
14 Mutiara ghaitsa zahira shofa
70.33 Tinggi
15 Nadhifa putri natiwi
68,33
Tinggi
16 Nerisa putri yasshinta
75,83
Sangat Tinggi
17 Nur amelia azzahra
70,83
Tinggi
18 Prasasti prima anggita
69,16
Tinggi
19 Prizandeva oktura rizqy
60,83
Tinggi
20 Raden rara bareswari widianti
71,66
Tinggi
21 Ratma devi annggraini
60,83
Tinggi
22 Restu anggi prawesti
59,16
Cukup
23 Rima oktaviani
70,83
Tinggi
24 Rizania nur andini
69,16
Tinggi
25 Salsabila fadia rahmi
67,5
Tinggi
26 Sasha putri nareswari 66,66 Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
17
7
27 Sentya rikma ratri
68,33
Tinggi
28 Syafiqri aestro risangaji
78,33
Sangat tinggi
29 Yosi diah pramesthi
78,33
Sangat Tinggi
30 Yudha heriawan
74,16
Sangat Tinggi
Jumlah 2515
Skor Max 78,33
Skor Min 59,16
Rata-rata 69,86111111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
17
8
Daftar Nilai Psikomotorik Kelas XI IPS 2
No Nama KKM `Nilai Keterangan
1 Adnan hidayat purnama
75 85 Tuntas
2 Alfan hafaz
75 80 Tuntas
3 Anandito putra setiadi
75 85 Tuntas
4 Anindita murti
75 80 Tuntas
5 Asyraf syafiq adhika
75 79 Tuntas
6 Aulianisa galuh putri
rahmadila
75 85 Tuntas
7 Bryan arizky
75 78 Tuntas
8 Callista nurul amanda
75 85 Tuntas
9 Fajar oktavia rahma
75 80 Tuntas
10 Fathoni zufarendra purnama
75 80 Tuntas
11 Fiony widya astuti
75 85 Tuntas
12 Hannan rizkybudi
75 80 Tuntas
Lampiran 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
17
9
13 Muhammad safli rusyandana
75 78 Tuntas
14 Mutiara ghaitsa zahira shofa
75 87 Tuntas
15 Nadhifa putri natiwi
75 80 Tuntas
16 Nerisa putri yasshinta
75 80 Tuntas
17 Nur amelia azzahra
75 79 Tuntas
18 Prasasti prima anggita
75 80 Tuntas
19 Prizandeva oktura rizqy
75 87 Tuntas
20 Raden rara bareswari
widianti
75 78 Tuntas
21 Ratma devi annggraini
75 87 Tuntas
22 Restu anggi prawesti
75 80 Tuntas
23 Rima oktaviani
75 97 Tuntas
24 Rizania nur andini
75 79 Tuntas
25 Salsabila fadia rahmi
75 78 Tuntas
26 Sasha putri nareswari
75 87 Tuntas
27 Sentya rikma ratri
75 87 Tuntas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
18
0
28 Syafiqri aestro risangaji
75 79 Tuntas
29 Yosi diah pramesthi
75 78 Tuntas
30 Yudha heriawan
75 87 Tuntas
Jumlah
489
Rata-rata 81,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
18
1
Daftar Nilai Sikap Toleransi
No
Nama
Aspek Penilaian
Toleransi
Skor Total
Keterangan
1 Adnan hidayat purnama
8 8 B
2 Alfan hafaz
9 9 A
3 Anandito putra setiadi
9 9 A
4 Anindita murti
8 8 A
5 Asyraf syafiq adhika
9 9 A
6 Aulianisa galuh putri
rahmadila
9 9 A
7 Bryan arizky
9 9 A
8 Callista nurul amanda
7 7 B
9 Fajar oktavia rahma
8 8 B
10 Fathoni zufarendra
purnama
9 9 A
Lampiran 21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
18
2
11 Fiony widya astuti
9 9 A
12 Hannan rizkybudi
6 6 C
13 Muhammad safli
rusyandana
7 7 B
14 Mutiara ghaitsa zahira
shofa
8 8 B
15 Nadhifa putri natiwi
9 9 A
16 Nerisa putri yasshinta
7 7 B
17 Nur amelia azzahra
9 9 A
18 Prasasti prima anggita
9 9 A
19 Prizandeva oktura rizqy
8 8 B
20 Raden rara bareswari
widianti
9 9 A
21 Ratma devi annggraini
9 9 A
22 Restu anggi prawesti
9 9 A
23 Rima oktaviani
8 8 B
24 Rizania nur andini
9 9 A
25 Salsabila fadia rahmi 9 9 A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
18
3
26 Sasha putri nareswari
9 9 A
27 Sentya rikma ratri
10 10 A
28 Syafiqri aestro risangaji
10 10 A
29 Yosi diah pramesthi
9 9 A
30 Yudha heriawan
8 8 B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
18
4
Daftar Nilai Sikap Nasionalisme
No
Nama
Aspek
Penilaian
Nasionalisme
Skor Total
Keterangan
1 Adnan hidayat purnama
9 9 A
2 Alfan hafaz
8 8 B
3 Anandito putra setiadi
9 9 A
4 Anindita murti
7 7 B
5 Asyraf syafiq adhika
9 9 A
6 Aulianisa galuh putri
rahmadila
9 9 A
7 Bryan arizky
9 9 A
8 Callista nurul Amanda
7 7 C
9 Fajar oktavia rahma
7 8 A
10 Fathoni zufarendra
purnama
9 9 A
Lampiran 22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
18
5
11 Fiony widya astute
9 9 A
12 Hannan rizkybudi
6 6 C
13 Muhammad safli
rusyandana
7 7 B
14 Mutiara ghaitsa zahira
shofa
8 8 B
15 Nadhifa putri natiwi
9 9 A
16 Nerisa putri yasshinta
7 7 B
17 Nur amelia azzahra
9 9 A
18 Prasasti prima anggita
9 9 A
19 Prizandeva oktura rizqy
8 8 B
20 Raden rara bareswari
widianti
9 9 A
21 Ratma devi annggraini
9 9 A
22 Restu anggi prawesti
9 9 A
23 Rima oktaviani
8 8 B
24 Rizania nur andini
9 9 A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
18
6
25 Salsabila fadia rahmi
8 8 A
26 Sasha putri nareswari
9 9 A
27 Sentya rikma ratri
10 10 A
28 Syafiqri aestro risangaji
10 10 A
29 Yosi diah pramesthi
10 10 A
30 Yudha heriawan
8 8 B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
18
7
VALIDITAS SOAL KELAS XI IPS 2
NO P r Tabel HASIL R
HITUNG
KETERANGAN BATAS
SIGNIFIKAN
70
KETER
ANGAN
1 0,306 -0,13773
Tidak Valid 0 Tidak Lolos
2 0,306 0,316883
Valid 2.020 Lolos
3 0,306 0,091098
Tidak Valid 0.505 Lolos
4 0,306 0,501036
Valid 3.754 Lolos
5 0,306 -0,16509
Tidak Valid 0 Tidak Lolos
6 0,306 0,144038
Valid 0.820 Lolos
7 0,306 0,299523
Tidak Valid 1.906 Lolos
8 0,306 0,654893
Valid 5.884 Lolos
9 0,306 0,174798
Tidak Valid 1.013 Lolos
10 0,306 0,273293
Tidak Valid 1.695 Lolos
11 0,306 0,086423
Tidak Valid 0.475 Lolos
12 0,306 0,147223
Tidak Valid 0.842 Lolos
13 0,306 0,223806 Tidak Valid 1.338 Lolos
Lampiran 23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
18
8
14 0,306 0,259268
Tidak Valid 1.593 Lolos
15 0,306 -0,13896
Tidak Valid 0 Tidak Lolos
16 0,306 0,201653
Tidak Valid 1.190 Lolos
17 0,306 0,482612
Valid 3.547 Lolos
18 0,306 -0,1555
Tidak Valid 0 Tidak Lolos
19 0,306 0,303191
Valid 1.922 Lolos
20 0,306 -0,05165
Tidak Valid 0 Tidak Lolos
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
18
9
VALIDITAS KUESIONER KELAS XI IPS 2
NO P r Tabel HASIL R
HITUNG
KETERANGAN BATAS
SIGNIFIKAN 70
KETERANG
AN
1 0,306 0,520452
Valid
3.223 Lolos
2 0,306 0,424723
Valid
2.475 Lolos
3 0,306 0,689211
Valid
5.027 Lolos
4 0,306 -0,05513
Tidak Valid
0,30 Tidak Lolos
5 0,306 0,334871
Valid
1.875 Lolos
6 0,306 0,572684
Valid
3.865 Lolos
7 0,306 0,531622
Valid
3.316 Lolos
8 0,306 0,326618
Valid
0.775 Lolos
9 0,306 0,635985
Valid
4.359 Lolos
10 0,306 0,325161
Valid
1.817 Lolos
11 0,306 0,0625
Tidak Valid 0,33 Tidak Lolos
12 0,306 0,565063
Valid 4.389 Lolos
13 0,306 0,483574 Valid 2.923 Lolos
Lampiran 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
19
0
14 0,306 0,595813
Valid 3.925 Lolos
15 0,306 0,355464
Valid 2.012 Lolos
16 0,306 0,306977
Valid 1.706 Lolos
17 0,306 -0,01267
Tidak Valid 0 Tidak Lolos
18 0,306 0,439262
Valid 2.586 Lolos
19 0,306 0,316993
Valid 1.767 Lolos
20 0,306 0,430388
Valid 2.523 Lolos
21 0,306 0,301009
Valid 1.592 Lolos
22 0,306 0,48923
Valid 2.966 Lolos
23 0,306 0,135823
Tidak Valid 0,72 Lolos
24 0,306 0,056422
Tidak Valid 0,29 Tidak Lolos
25 0,306 0,183235
Tidak Valid 0,98
Lolos
26 0,306 0,397909
Valid 2.287 Lolos
27 0,306 0,155847 Tidak Valid 0,83 Lolos
28 0,306 -0,15018 Tidak Valid 0 Tidak lolos
29 0,306 0,161072
Tidak Valid 0,86 Lolos
30 0,306 0,161258
Tidak Valid 0, 87 Lolos
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
19
1
Dokumentasi Pembelajaran Sejarah Berbasis Literasi Digital
Kegiatan Diskusi dan Mengumpulkan Informasi Untuk Membuat Peta Konsep.
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Kegiatan Wawancara Salah Satu Siswa
Lampiran 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
192
19
2
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Penampilan Hasil Produk Literasi Digital di Depan Kelas
(sumber: Dokumentasi Pribadi)
Produk Peta Konsep kelompok SDI, SI, PNI, PI, Indiche Party, dan PKI.
(sumber: Dokumentasi Pribadi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
193
19
3
(sumber: Dokumentasi Pribadi)
No : /Penlt/Kajur/JPIPS/..../………….
Lamp :
Hal : Permohonan Izin Penelitian Untuk Skripsi
Kepada
Yth. Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Kasihan
Di Yogyakarta
Dengan hormat,
Melalui surat ini kami memohon izin bagi mahasiswa kami yang tersebut di bawah ini:
Nama Mahasiswa : Bagas Cahyo Utomo
Nomor Mahasiswa : 151314010
Program Studi : Pendidikan Sejarah
Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Semester : VIII (Delapan)
Untuk melakukan Penelitian dalam rangka persiapan penyusunan Skripsi dengan
ketentuan sebagai berikut:
Lokasi Penelitian : SMA Negeri 1 Kasihan
Waktu Penelitian : April – Mei 2019
Topik Penelitian : Pembelajaran Sejarah Berbasis Budaya Literasi Digital Dengan
Pemanfaatan Media Audio Visual Pada Siswa Kelas XI IPS 2 Di SMA Negeri 1 Kasihan
Demikian permohonan kami. Atas perhatian dan izin yang diberikan, kami mengucapkan
terima kasih.
Yogyakarta, 25 Maret 2019
u.b.Dekan
Ketua Jurusan Pendidikan IPS
Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si.
Tembusan:
1. Dekan FKIP
2. Mahasiswa ybs
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
Mrican, TromolPos 29, (0274) 515352 ext. 1445, Yogyakarta 55002
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI