PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf ·...

241

Transcript of PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf ·...

Page 1: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi
Page 2: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

PEMBELAJARAN

&

PENILAIAN LITERASI GERAK

BERBASIS WEB

Page 3: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan hak eksklusif yang terdiri atas hak moral dan hak ekonomi. Pembatasan Pelindungan Pasal 26 Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23, Pasal 24, dan Pasal 25 tidak berlaku terhadap: i. Penggunaan kutipan singkat Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait untuk pelaporan

peristiwa aktual yang ditujukan hanya untuk keperluan penyediaan informasi aktual; ii. Penggandaan Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait hanya untuk kepentingan penelitian

ilmu pengetahuan; iii. Penggandaan Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait hanya untuk keperluan pengajaran,

kecuali pertunjukan dan Fonogram yang telah dilakukan Pengumuman sebagai bahan ajar; dan

iv. Penggunaan untuk kepentingan pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan yang memungkinkan suatu Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait dapat digunakan tanpa izin Pelaku Pertunjukan, Produser Fonogram, atau Lembaga Penyiaran.

Sanksi Pelanggaran Pasal 113 1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).

2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Page 4: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

PEMBELAJARAN

&

PENILAIAN LITERASI GERAK

BERBASIS WEB

Dr. Dinny Devi Triana, S.Sn., M.Pd.

Dr. Sri Santosa Sabarini, S.Pd., M.Or.

Rivo Panji Yudha, S.Pd., M.Pd.

Page 5: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

PEMBELAJARAN & PENILAIAN LITERASI GERAK BERBASIS WEB

Dinny Devi Triana Sri Santosa Sabarini Rivo Panji Yudha

Desain Cover : Dudi Mahdi

Editor :

Asep Supriyana

Tata Letak : Pitriyani

Kontributor Materi :

Widiastuti Dwi Kusumawardani

Ukuran :

viii, 231 hlm, Uk: 17.5x25 cm

ISBN Elektronis : 978-623-02-1703-6

Cetakan Pertama :

Oktober 2020

Hak Cipta 2020, Pada Penulis

Isi diluar tanggung jawab percetakan

Copyright © 2020 by Deepublish Publisher All Right Reserved

Hak cipta dilindungi undang-undang

Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini

tanpa izin tertulis dari Penerbit.

PENERBIT DEEPUBLISH (Grup Penerbitan CV BUDI UTAMA)

Anggota IKAPI (076/DIY/2012)

Jl.Rajawali, G. Elang 6, No 3, Drono, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman Jl.Kaliurang Km.9,3 – Yogyakarta 55581

Telp/Faks: (0274) 4533427 Website: www.deepublish.co.id www.penerbitdeepublish.com E-mail: [email protected]

Page 6: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

v

KATA PENGANTAR

Buku ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan atas support

dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, dalam bentuk hibah

penelitian DRPM dan Pusat Kurikulum & Perbukuan. Materi yang

dipaparkan dalam buku ini dapat dipelajari dalam bentuk daring e-

learning (www.literasigerak.id) dan e-assessment (www.e-assessment.id),

sehingga akan memudahkan pengguna buku untuk mempelajari di mana

saja, tak terbatas ruang dan waktu.

Buku ini mempelajari notasi gerak yang telah disederhanakan

berdasarkan Notasi Laban, serta disesuaikan dengan materi pada

kurikulum mata pelajaran Seni Budaya di kelas 7, khususnya Seni Tari.

Tujuannya agar siswa SMP memiliki keseimbangan antara kemampuan

berpikir dan bergerak dengan melakukan kegiatan membaca, menuliskan,

dan meninterpreasikan simbol ke dalam gerak atau sebaliknya gerak ke

dalam simbol.

Agar memiliki kemampuan yang utuh dalam kecerdasan kinestetik,

diharapkan siswa menggunakan buku berikutnya yaitu Alat Ukur

Kecerdasan Kinestetik dalam Tari, sehingga dapat diketahui peningkatan

kemampuan berpikir dan bergeraknya. Pada web akan banyak

pengembangan materi yang dapat memperkaya kemampuan siswa. Untuk

itu, pengguna web terlebih dahulu harus login atau mendaftar agar dapat

dikonfimasi sebelum dapat terlibat aktif dalam kegatan belajar

selanjutnya.

Page 7: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

vi

Terima kasih kepada seluruh tim peneliti dan tim teknisi IT yang

telah membantu, hingga buku dan web yang dikembangkan dapat

digunakan siswa dan guru di sekolah.

Selamat belajar melalui web e-learning dan e-assessment ….

Jakarta, Maret 2020

Penulis

Page 8: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

vii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. v

DAFTAR ISI ................................................................................................................. vii

BAB I LITERASI ABAD KE-21 ........................................................................... 1

BAB II TEORI GERAK DAN KINESTETIK .................................................... 5

A. Konsep dan Teori Gerak .......................................................................... 5

B. Kinestesis ....................................................................................................... 12

C. Tujuan Belajar Gerak ................................................................................ 13

D. Faktor-Fakor yang Mempengaruhi Belajar Gerak ...................... 14

E. Kondisi dalam Belajar Gerak ................................................................ 16

BAB III SIMBOL LITERASI GERAK ................................................................. 21

A. Makna Literasi dalam Gerak ................................................................. 21

B. Koordinasi Gerak dalam Tari ................................................................ 23

C. Penulisan Simbol dalam Literasi Gerak ........................................... 24

BAB IV PENGGUNAAN E-LEARNING LITERASI GERAK ...................... 37

A. Pemanfaatan E-learning untuk Pembelajaran ............................. 40

B. Penggunaan E-learning Literasi Gerak ............................................ 45

C. Pedoman Penggunaan E-learning ..................................................... 46

BAB V MATERI E-LEARNING LITERASI GERAK ...................................... 63

BAB VI PENILAIAN TARI ..................................................................................... 159

A. Makna Penilaian .......................................................................................... 159

B. Prinsip Penilaian ......................................................................................... 164

C. Jenis Penilaian dalam Tari ..................................................................... 167

D. Objektivitas Penilaian .............................................................................. 189

BAB VII PENILAIAN LITERASI GRAK ........................................................... 195

A. Definisi Konseptual ................................................................................... 197

B. Definisi Operasional .................................................................................. 197

C. Kisi-Kisi Instrumen Literasi Gerak .................................................... 198

Page 9: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

viii

BAB VIII LEMBAR PENGAMATAN LITERASI GERAK

BERBASIS WEB ......................................................................................................... 201

A. Tugas 1 (Indikator A: Melakukan Gerak) ....................................... 201

B. Tugas 2 (Indikator B: Mendeskripsikan/Menuliskan

Uraian Gerak) ............................................................................................... 206

C. Tugas 3 (Indikator C: Menginterpretasikan Gerak

ke dalam Bentuk Simbol/Notasi) ....................................................... 212

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 219

KUNCI JAWABAN TES FORMATIF .................................................................. 223

PROFIL PENULIS ...................................................................................................... 227

Page 10: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

1

BAB I

LITERASI ABAD KE-21

Literasi memiliki makna yang dapat digunakan pada berbagai

bidang ilmu, baik sosial, sain, maupun teknologi. Literasi merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari, karena

melekat pada implementasi berdasarkan wawasan, pengalaman, dan

pengamatan. Pada kehidupan sehari-hari, literasi memiliki arti kata ‘melek’; artinya, tidak hanya sekadar mengetahui, tetapi juga memahami,

sehingga dapat mengimplementasikan atau mempraktikkannya.

Literasi di abad ke-21 melingkupi banyak hal, bahkan hampir

semua kehidupan terkait dengan literasi, seperti adanya literasi

keuangan, literasi digital, literasi humanitis, literasi industry, dan literasi

lingkungan. Literasi adalah sebuah kemampuan yang melekat dan tidak

dapat berdiri sendiri, bahkan dalam perkembangannya, seringkali

menjadi suatu keterampilan atau kompetensi sesoerang dalam

pemahaman bidang tertentu.

Keterampilan di abad ke-21 meliputi: (1) keterampilan sosial dan

C4 (communication, collaboration, critical thinking, creative thinking dan

HOTS (high other thinking skills) ; (2) Kompetensi berinteraksi dengan

berbagai budaya; (3) Literasi baru (big data, teknologi/coding, humanities,

cyber security; dan (4) belajar sepanjang hayat (sumber: Fadel & Echols,

Preparing your Workforce for Tomorrow Challenges, Bellevue University &

Page 11: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

2

Cisco webinar, 2017). Perlunya literasi baru tersebut dipaparkan

Kemristekdikti dalam kebijakan tentang Peningkatan Kapasitas IPTEK,

Riset Inovasi, dan Daya Saing Perguruan Tinggi yang digambarkan sebagai

berikut:

Gambar 1. Paparan Kebijakan Menteri Ristekdikti

Berdasarkan paparan kebijakan di atas, untuk menghadapi

revolusi industri 4.0 atau era disrupsi diperlukan “literasi baru” selain literasi lama. Literasi lama yang ada saat ini digunakan sebagai modal

untuk berkiprah di kehidupan masyarakat. Literasi lama mencakup

kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data,

(2) literasi teknologi, dan (3) literasi manusia. Literasi data terkait dengan

kemampuan membaca, menganalisis, dan membuat konklusi berpikir

berdasarkan data dan informasi (big data) yang diperoleh. Literasi

teknologi terkait dengan kemampuan memahami cara kerja mesin.

Aplikasi teknologi dan bekerja berbasis produk teknologi untuk

mendapatkan hasil maksimal. Literasi manusia terkait dengan

Page 12: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

3

kemampuan komunikasi, kolaborasi, berpikir kritis, kreatif, dan inovatif

(Rozak, 2018).

1. Literasi Dasar

Literasi dasar adalah kemampuan dasar dalam membaca, menulis,

mendengarkan, dan berhitung. Literasi dasar bertujuan untuk

mengoptimalkan kemampuan seseorang dalam membaca, menulis,

berkomunikasi, dan berhitung.

2. Literasi Perpustakaan

Literasi perpustakaan adalah kemampuan dalam memahami dan

membedakan karya tulis berbentuk fiksi dan nonfiksi, memahami cara

menggunakan katalog dan indeks, serta kemampuan memahami

informasi ketika membuat suatu karya tulis dan penelitian.

3. Literasi Media

Literasi media adalah kemampuan dalam mengetahui dan memahami

berbagai bentuk media (media elektronik, media cetak, dan lain-lain),

dan memahami cara penggunaan setiap media tersebut.

4. Literasi Visual

Literasi visual adalah pemahaman yang lebih kemampuan dalam

menginterpretasi dan memberi makna dari suatu informasi yang

berbentuk gambar atau visual. Literasi visual hadir dari pemikiran bahwa suatu gambar bisa ‘dibaca’ dan artinya bisa dikomunikasikan dari proses membaca.

Page 13: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

4

Page 14: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

5

BAB II

TEORI GERAK DAN KINESTETIK

A. Konsep dan Teori Gerak

Salah satu ciri dari makhluk hidup adalah bergerak. Secara umum

gerak dapat diartikan berpindah tempat atau perubahan posisi sebagian

atau seluruh bagian dari tubuh makhluk hidup. Makhluk hidup akan

bergerak bila ada impuls atau rangsangan yang mengenai sebagian atau

seluruh bagian tubuhnya. Perilaku gerak (motor behavior) merupakan

subdisiplin yang lebih menekankan pada investigasi mengenai prinsip-

prinsip perilaku gerak manusia. Pengertian gerak pada manusia adalah

suatu proses yang melibatkan sebagian atau seluruh bagian tubuh dalam

satu kesatuan yang menghasilkan suatu gerak statis (di tempat) dan

dinamis (berpindah tempat). Proses terjadinya gerakan pada manusia

dimulai dari adanya stimulus yang diterima oleh reseptor yang terdiri

atas pancaindera, dibawa oleh saraf sensorik menuju ke otak.

Sensori adalah stimulus atau rangsangan yang datang dari dalam

maupun luar tubuh. Stimulus tersebut masuk ke dalam tubuh melalui

organ sensori (pancaindera). Stimulus yang sempurna memungkinkan

seseorang untuk belajar berfungsi secara sehat dan berkembang dengan

normal. Secara fisiologis, sistem saraf secara terus menerus menerima

ribuan informasi dari organ saraf sensori, menyalurkan informasi melalui

saluran yang sesuai, dan mengintegrasikan informasi menjadi respon

Page 15: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

6

yang bermakna stimulus tersebut diolah di otak, kemudian otak

memberikan balikan melalui saraf motorik ke alat-alat gerak seperti otot,

tulang dan sendi. sehingga manusia dapat bergerak.

Proses sensorik diawali dengan penerimaan input (registration),

yaitu individu menyadari akan adanya input. Proses selanjutnya adalah

orientation, yaitu tahap di mana individu memperhatikan input yang

masuk. Tahap berikutnya, kita mulai mengartikan input tersebut

(interpretation). Selanjutnya adalah tahap organization, yaitu tahap di

mana otak memutuskan untuk memperhatikan atau mengabaikan input

ini. Tahap terakhir adalah execution, yaitu tindakan nyata yang dilakukan

terhadap input sensorik tadi (Williamson dan Anzalone, 1996). Perilaku

gerak dapat dibagi ke dalam dua bagian, yaitu (1) belajar gerak (motor

learning) dan (2) teori gerak (motor kontrol).

1. Teori Gerak (Motor Kontrol)

Teori Gerak adalah studi mengenai faktor-faktor fungsi saraf yang

mempengaruhi gerak manusia. Fungsi saraf berhubungan erat dengan

sistem saraf. Sistem saraf merupakan bagian penting dalam memproduksi

gerak manusia sebab sel-sel saraf merangsang otot untuk memproduksi

gerak manusia yang diinginkan atau disadari. Istilah gerak diambil dari

istilah gerak manusia (human movement). Istilah yang dipakai untuk

mempelajari gerak manusia adalah ilmu gerak, kinesiologi, human

performance. Gerak (Motorik) sudah menjadi bagian integral dari

kehidupan manusia. Oleh karena itu, untuk dapat meningkatkan

keterampilan individu, diperlukan perilaku gerak manusia (human

behavior).

Page 16: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

7

Ada dua macam gerak manusia, yaitu gerak yang disadari dan

gerakan yang tidak disadari atau gerak refleks. Gerak yang disadari

prosesnya melalui otak, sedangkan gerak yang tidak disadari prosesnya

tidak melalui otak tetapi hanya melalui sumsum tulang belakang. Di mana

gerakan dimulai dari adanya stimulus, diterima oleh reseptor, diteruskan

ke sumsum tulang belakang, menuju ke reseptor terjadilah gerakan yang

tidak disadari (gerak refleks). Adapun prinsip gerak pada manusia, yaitu

dimulai dari bagian yang lebih dekat dengan batang tubuh atau pangkal

anggota tubuh (proksimal) ke bagian yang lebih jauh dari batang tubuh

atau ujung anggota tubuh (distal) dimulai dari sikap menekuk sendi

(fleksi) menuju sikap meluruskan sendi (ekstensi).

Gerak dasar tubuh dimulai dari gerakan telentang, miring,

tengkurap, berguling, merayap, merangkak, duduk, berdiri, berjalan, dan

berlari. jenis-jenis gerakan menurut pergerakan sendi meliputi gerakan:

fleksi, ekstensi, adduksi, abduksi, rotasi, sirkumduksi, pronasi, supinasi,

infersi, efersi, plantar fleksi, dan dorsi fleksi. Adapun jenis gerakan menurut

jumlah otot yang bergerak terdiri atas dua, yaitu:

1) gerakan kasar (gross motor), yaitu gerakan yang dilakukan oleh

banyak otot, misalnya gerakan berjalan, berlari, melompat, dan

meloncat-loncat; dan

2) gerakan halus (fine motor), yaitu gerakan yang dilakukan oleh sedikit

otot, misalnya gerakan menulis dan menggambar.

Page 17: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

8

2. Belajar Gerak (Motor Learning)

Belajar gerak (motor learning) didefinisikan sebagai serangkaian

proses internal yang terkait dengan praktik atau pengalaman gerak yang

mengarah pada perubahan yang relatif permanen dalam kemampuan

untuk menghasilkan keterampilan gerak. Dengan kata lain, pembelajaran

motorik adalah proses yang terjadi ketika otak merespon terhadap

praktik atau pengalaman dari keterampilan gerak tertentu yang

mengakibatkan perubahan dalam sistem saraf pusat yang memungkinkan

untuk memproduksi keterampilan gerak baru.

Dalam mempelajari keterampilan motorik menurut Fitts & Possner

(1967) menyatakan bahwa proses belajar ada tiga fase/tahapan

pembelajaran, yaitu tahap kognitif (cognitive phase), tahap asosiatif

(associative phase), dan tahap otomatisasi (autonomous phase). Tahapan

tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2. Fase belajar gerak menurut Fitts dan Posner (1967)

a. Tahap Kognitif

Ini adalah tahap awal pembelajaran motorik, tujuannya adalah

untuk mengembangkan pemahaman keterampilan secara keseluruhan.

Pembelajar harus menentukan apa tujuan dari keterampilan yang

dilakukan dan kapan mulai memproses faktor-faktor lingkungan yang

Page 18: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

9

akan memengaruhi kemampuan mereka untuk menghasilkan

keterampilan yang dipelajari. Guru harus melakukan yang terbaik untuk

menyediakan lingkungan belajar yang optimal, yang dapat berarti

menghilangkan pengacau besar. Selama tahap ini, pelajar sebagian besar

bergantung pada input visual dan coba-coba untuk memandu

pembelajaran.

b. Tahap Asosiatif

Selama tahap ini, pelajar mulai menunjukkan gerakan yang lebih

halus melalui latihan. Setelah melakukan beberapa latihan dan telah

mengidentifikasi berbagai rangsangan yang mungkin terjadi, pelajar dapat

fokus pada "bagaimana melakukan" bergerak dari "apa yang harus

dilakukan" pada tahap pertama. Di sini, isyarat visual menjadi kurang

penting dan isyarat proprioseptif menjadi sangat penting. Proprioseptif

merupakan sensasi yang berasal dari dalam tubuh manusia, yaitu

terdapat pada sendi, otot, ligamen dan reseptor yang berhubungan

dengan tulang.

Input proprioseptif ini menyampaikan informasi ke otak tentang

kapan dan bagaimana otot berkontraksi (contracting) atau meregang

(stretching), serta bagaimana sendi dibengkokkan (bending),

diperpanjang (extending), ditarik (being pull) atau ditekan (compressed).

Melalui informasi ini, individu dapat mengetahui dan mengenal bagian

tubuhnya dan bagaimana bagian tubuh tersebut bergerak. Isyarat

proprioseptif mengacu pada pelajar yang lebih berfokus pada bagaimana

tubuh mereka bergerak di ruang dan feetback apa yang dirasakan dari

sendi dan otot mereka. Semakin banyak praktik, semakin banyak input

proprioseptif yang diterima pelajar untuk belajar.

Page 19: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

10

c. Tahap Otonom

Tahap otonom merupakan fase akhir dalam pembelajaran

keterampilan gerak. Pada fase ini pelajar mencapai tingkat penguasaan

gerakan yang paling tertinggi. Pelajar bisa melakukan rangkaian gerakan

keterampilan secara otonom dan secara otomatis. Gerakan bisa dilakukan

secara otonom. Artinya, pelajar mampu melakukan gerakan keterampilan

tertentu walaupun pada saat yang bersamaan ia harus melakukan

aktivitas lain.

Gerakan yang otomatis adalah gerakan yang bisa dilakukan secara

otomatis. Gerakan bisa dilanjtkan seperti yang dikehendaki walaupun ia

tidak memikirkan unsur-unsur/bentuk-bentuk gerakan yang ingin

dilakukan. Berikut ini adalah matrik belajar gerak menurut Fitts dan

Posner (1967) :

Tahapan

Belajar Kegiatan Keterangan

Fase Kognitif Gerakannya lambat,

tidak konsisten, dan

tidak efisien.

Diperlukan aktivitas

kognitif yang cukup

Perhatian untuk memahami

apa yang harus bergerak

untuk menghasilkan hasil

yang spesifik. Sebagian besar

gerakan dikendalikan secara

sadar. Sesi latihan lebih

fokus pada kinerja, lebih

sedikit variabel &

menggabungkan citra mental

yang jelas (teknis/visual)

Page 20: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

11

Tahapan

Belajar Kegiatan Keterangan

Fase Assosiatif Gerakan lebih cair,

dapat diandalkan,

dan efisien.

Dibutuhkan lebih

sedikit aktivitas

kognitif

Beberapa bagian dari

gerakan dikendalikansecara

sadar, beberapa secara

otomatis. Sesi latihan

menghubungkan kinerja dan

hasil, kondisinya dapat

bervariasi.

Fase Otonom Gerakannya akurat,

konsisten, dan

efisien. Diperlukan

sedikit atau tidak

ada aktivitas

kognitif

Gerakan sebagian besar

dikendalikan secara otomatis.

Perhatian dapat difokuskan

pada pilihan taktis. Sesi

latihan lebih berorientasi

pada hasil. Fokus adalah pada

rentang gerak, kecepatan,

akselerasi & penggunaan

keterampilan yang lebih

besar dalam situasi baru

Istilah psikomotor yang berarti gerak (motor) merupakan istilah

umum untuk berbagai bentuk perilaku gerak manusia. Sementara

psikomotor khusus digunakan pada domain mengenai perkembangan

manusia yang mencakup gerak manusia. Jadi, ruang lingkup gerak

(motor) lebih luas dari pada psikomotorik, meskipun secara sinonim

digunakan dengan istilah motor (gerak). Sebenarnya psikomotor mengacu

pada gerakan-gerakan yang dinamakan alih getaran elektirik dari pusat

otot besar.

Page 21: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

12

B. Kinestesis

Kinestesis seringkali dinyatakan sebagai perasaan otot atau

perasaan motorik, bahkan cukup popular juga dengan sebutan indera

keenam (the sixth sense), karena merupakan indera tambahan dari lima

indera yang dikenal saat ini. Meskipun kemampuan ini kerapkali

diabaikan sebagai salah satu indera dasar manusia, kinestesis penting

sebagai umpan balik dan selalu memberikan informasi sensori kepada

sistem saraf pusat megenai hal–hal yang terkait dengan karakteristik

gerakan, seperti arah, posisi dalam ruang, kecepatan, dan aktivasi otot

(Magill, 2001:75).

Indera kinestetik berbeda dengan kelima indera yang telah disebut

terlebih dahulu, perasaan kinestetik tergantung pada stimulus internal.

Ujung saraf yang disebut gelondong (spindles) atau proprioseptor yang

terletak di dalam otot, tendon dan ligament, tampaknya merupakan alat

pengoordinasi gerakan tubuh. Adapun reseptor labyrinthine yang terletak

di dalam telinga adalah pengukur keseimbangan tubuh. Kemampuan

koordinasi dan keseimbangan, keduanya merupakan elemen penting

indera knestetis. Dijelaskan oleh Sugiyanto bahwa masing– masing

reseptor memiliki fungsi sendiri–sendiri dalam hubungannya dengan

posisi dan gerakan tubuh. Aktivitas kumparan otot berfungsi utama untuk

membantu reflex– reflex postural dan memelihara tegangan otot.

Reseptor persendian penting untuk presepsi posisi dan gerakan

persendian, dan alat–alat vestibular berguna untuk memelihara

keseimbangan dan menginterprestasi gerakan lateral, horizontal, dan

vertikal (Sugiyanto, 1984:122).

Page 22: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

13

C. Tujuan Belajar Gerak

Setiap tujuan pembelajaran gerak pada umumnya memiliki

harapan dengan munculnya hasil tertentu, hasil tersebut biasanya adalah

berupa penguasaan keterampilan. Keterampilan seseorang yang

tergambarkan dalam kemampuannya menyelesaikan tugas gerak tertentu

akan terlihat mutunya dari seberapa jauh orang tersebut mampu

menampilkan tugas yang diberikan dengan tingkat keberhasilan tertentu.

Semakin tinggi tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas gerak

tersebut, semakin baik keterampilan orang tersebut. Dengan demikian,

keterampilan menunjuk pada kualitas tertentu dari suatu tugas gerak.

Di dalam keterampilan tersebut terdapat unsur efektivitas dan

efesiensi. Seorang yang memiliki keterampilan yang tinggi sudah barang

tentu memiliki kedua unsur tersebut. Gerak keterampilan tersebut dapat

dikategorikan sebagai penampilan yang terampil (skilled performance).

Suatu keterampilan itu baru dapat dikuasai atau diperoleh, apabila

dipelajari atau dialihkan yang dilakukan secara terus menerus dalam

periode waktu tertentu. Penampilan yang terampil merupakan tujuan

akhir dari pembelajaran gerak.

Keterampilan adalah derajat keberhasilan yang konsisten dalam

mencapai suatu tujuan dengan efisien dan efektif. Penggolongan

keterampilan dapat dilakukan dengan cara mempertimbangkan (1)

stabilitas lingkungan; jelas tidaknya titik awal serta akhir dari gerakan;

dan ketepatan gerakan yang dimaksud. Keterampilan juga dapat

dibedakan dengan mempertimbangakan dominan tidaknya unsur yang

mengarah ke keterampilan gerak dan ke keterampilan kognitif. Faktor-

faktor yang menentukan keterampilan secara umum dibedakan menjadi

tiga hal utama, yaitu (1) faktor proses belajar mengajar; (2) faktor

Page 23: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

14

pribadi; dan (3) faktor situasional (lingkungan). Banyak pendekatan yang

telah dikembangkan untuk menggolongkan keterampilan gerak.

Setiap sistem penggolongan didasarkan pada hakikat umum dari

keterampilan gerak dikaitkan dengan aspek-aspek spesifik dari

keterampilan tersebut. Keterampilan gerak dapat dikelompokkan dalam

dua kategori, yaitu keterampilan gerak terbuka dan keterampilan gerak

tertutup. Hal ini berkaitan dengan kondisi lingkungan (environment) pada

saat keterampilan yang bersangkutan dilakukan.

Klasifikasi keretampilan gerak menurut Schmidt (1991) dibedakan

menjadi keterampilan gerak terbuka dan tertutup. Keterampilan terbuka

(open skill) adalah keterampilan yang ketika dilakukan pada lingkungan

yang berkaitan dengannya bervariasi dan tidak dapat diduga. Ini hampir

sama seperti yang dilakukan oleh Magil (1985) yang menyebutkan bahwa

keterampilan terbuka adalah keterampilan-keterampilan yang melibatkan

lingkungan yang selalu berubah dan tidak bisa diperkirakan, keterampilan

itu ada karena pengaruh lingkungan seperti keterampilan gerak pada

pertandingan silat. Sementara keterampilan gerak tertutup (closed skill)

adalah keterampilan yang relatif stabil dan dapat diduga, yaitu

keterampilan yang akan dilakukan oleh penari tanpa harus dibatasi oleh

lingkungan sekitar. Keterampilan gerak ini yang sering digunakan dalam

seni tari.

D. Faktor-Fakor yang Mempengaruhi Belajar Gerak

Belajar gerak dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Magil

(1984), belajar dipengaruhi oleh (1) memahami apa yang dipelajari; (2)

kesempatan untuk merespon; (3) adanya umpan balik; dan (4)

reinforcement.

Page 24: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

15

1. Memahami Apa yang Dipelajari

Kejelasan mengenai tujuan pembelajaran yang harus dikuasai

keadaan yang harus diketahui oleh pelajar untuk membantu efektivitas

pembelajaran. Dalam situasi pembelajaran seperti ini sering disebut dengan “memberikan stimulus”. Meski terkesan sederhana, pemberian

stimulus merupakan langkah dasar dan sangat efektif dalam

pembelajaran.

Suatu intruksi yang tidak jelas akan memberikan kesusahan dalam

pencapaian pengertian makna dari pembelajaran, siswa akan menjadi

sulit mengerti maksud dari tujuan belajar. Beberapa jenis stimulus dapat

dalam bentuk verbal, demonstrasi dan alat bantu belajar mengajar yang

dapat digunakan sebagai instrumen untuk memperjelas yang ingin

dicapai.

2. Kesempatan untuk Merespon

Banyak kesempatan untuk merespon merupakan faktor dominan

yang mempengaruhi penguasaan saat pembelajaran berlangsung, hal ini

merupakan suatu hasil dari beberapa penelitian yang dilakukan di

sekolah. Pelajar harus termotivasi untuk mencapai tujuan belajar dan

mendapatkan umpan balik mengenai usahanya tersebut. Hal ini dapat

dirujuk dari respon yang berkualitas dari pelajar, dan semakin banyaknya

respon yang muncul dari pelajar menunjukkan adanya pembelajaran yang

berkualitas.

Page 25: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

16

3. Adanya Umpan Balik

Umpan balik dalam pembelajaran merupakan suatu yang sangat

diperlukan, tanpa adanya umpan balik proses belajar tidak akan terjadi.

Sebagai contoh adalah jika siswa diminta untuk melakukan gerak ayunan

lengan dan tangan tanpa kemudian diukur kebenarannya dengan tanpa

diukur dengan besar sudut dari gerakan ayunan itu, kebenaran

pembelajaran hanyalah sebuah perkiraan semata tanpa mengetahui

kebenaran sesungguhnya.

4. Reinforcement

Secara teoritik sulit untuk membedakan antara antara umpan balik

dan penguatan, penguatan biasanya digambarkan sebagai rangkaian

penguatan yang mengikuti suatu perilaku tertentu dan meningkatkan

kesempatan bahwa perilaku tersebut akan terulang. Sementara umpan

balik mengikuti respon yang tampak.

E. Kondisi dalam Belajar Gerak

Kondisi belajar adalah suatu keadaan yang diperlukan agar proses

belajar bisa berlangsung sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.

Keadaan yang diperlukan agar proses belajar terjadi mencakup keadaan

yang ada pada diri pelajar dan perlakuan yang dikenakan kepada pelajar.

1. Kondisi Internal dalam Belajar Gerak

Kondisi internal adalah keadaan yang seharusnya ada pada diri si

pelajar. Kondisi internal dalam belajar gerak meliputi dua macam, yaitu:

Page 26: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

17

a. Pelajar harus mengingat bagian-bagian gerakan keterampilan.

b. Pelajar harus mengingat urut-urutan rangkaian gerakan.

Kedua macam kondisi internal tersebut bisa dijelaskan sebagai

berikut:

a. Mengingat bagian gerakan

Untuk mempelajari gerakan keterampilan baru, hanya dimungkinkan

apabila pelajar memiliki modal berupa kemampuan melakukan

gerakan-gerakan yang merupakan dasar terbentuknya gerakan yang

baru.

b. Mengingat urutan rangkaian gerakan

Gerakan keterampilan pada dasarnya merupakan rangkaian dari

gerakan-gerakan. Apabila pelajar tidak bisa mengingat urutan

rangkaian dari gerakan-gerakan, ia tidak akan mampu melakukan

gerakan keterampilan dengan baik.

2. Kondisi Eksternal dalam Belajar Gerak

Kondisi eksternal dalam belajar gerak adalah stimulus dari luar

diri pelajar atau perlakuan yang dikenakan pada diri pelajar agar proses

belajar bisa terjadi. Kondisi eksternal meliputi empat macam, yaitu (1)

sajian instruksi verbal; (2) sajian instruksi visual; (3) kegiatan praktik;

dan (4) penyampaian umpan balik.

a. Sajian Instruksi Verbal

Instruksi verbal bisa diterjemahkan menjadi pengajaran

menggunakan kata-kata. Instruksi verbal dalam belajar gerak adalah

berupa penjelasan mengenai gerakan yang dipelajari. Di sini pelajar

Page 27: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

18

memperoleh penjelasan mengenai apa yang harus dilakukan dan

bagaimana sebaiknya melakukannya. Penjelasan sebaiknya diberikan

secara singkat, jelas, dan menggunakan kalimat-kalimat yang sederhana.

Penyampaian instruksi verbal ini hendaknya tidak terlalu lama dan tidak

berbelit-belit, karena justru bisa membingungkan pelajar dan bisa

membosankan. Akibatnya akan menghambat pencapaian hasil belajar.

b. Sajian Instruksi Visual

Instruksi visual adalah pengajaran di mana materi pelajaran

disajikan dalam bentuk sesuatu yang bisa dilihat. Di dalam belajar gerak,

instruksi visual diberikan dalam bentuk sajian model gerakan atau contoh

gerakan. Sajian model gerakan bisa diberikan dalam bentuk peragaan

gerakan oleh seseorang atau dalam bentuk gambar bentuk gerakan.

Peragaan gerakan oleh seseorang, yang mungkin dilakukan oleh guru atau

orang lain. yang bisa melakukan, bisa disebut model hidup. Sementara

yang berupa gambar disebut model gambar. Model gambar bisa berupa

gambar diam atau berupa gambar bergerak. Gambar diam bisa diambil

dari buku-buku atau lembar peraga yang memang dibuat untuk tujuan

tersebut. Sementara gambar berupa rekaman gambar gerakan-gerakan

yang dipelajari. Rekaman tersebut bisa berbentuk rekaman video kaset

atau rekaman film.

c. Kegiatan Praktik

Salah satu kondisi eksternal dalam belajar gerak yang berbentuk

melakukan-melakukan gerakan dipelajari. Gerakan yang dipelajari

dilakukan berulang-ulang. Dengan dilakukan berulang-ulang pengguasaan

gerakan keterampilan bisa meningkat. Ada beberapa prinsip yang perlu

Page 28: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

19

diperhatikan di dalam pengaturan kondisi praktik yang antara lain

sebagai berikut:

1) Prinsip pengaturan giliranpraktik

Mempraktikkan gerakan keterampilan bisa dilakukan secara terus

menerus tanpa istirahat. Cara ini disebut massed conditions. Dengan

cara ini pelajar melakukan gerakan berulang-ulang terus menerus

selama'waktu latihan, tanpa ada pengaturan kapan harus melakukan

gerakan dan kapan harus beristirahat. Pokoknya pelajar terus

melakukan gerakan sampai lelah, kemudian latihan diakhiri. Cara yang

kedua adalah mempraktikkan gerakan dengan diselang-seling antara

melakukan gerakan dan waktu istirahat. Cara ini disebut distributed

conditions. Dengan cara ini ada pengaturan giliran melakukan gerakan

beberapa kali, kemudian diseling istirahat dan setelah itu melakukan

gerakan lagi.

2) Prinsip beban belajar meningkat

Gerakan keterampilan pada dasarnya merupakan sekumpulan dari

gerakan-gerakan menjadi unsurnya. Selain itu bahwa penguasaan

gerakan keterampilan akan terjadi secara bertahap dalam

peningkatannya. Mulai dari belum bisa, menjadi bisa, dan kemudian

menjadi terampil melakukan suatu gerakan. Dengan kenyataan-

kenyataan seperti itu hendaknya pengaturan materi belâjar yang

dipraktikkan dimulai dari yang mudah ke yang lebih sukar, atau yang

sederhana ke yang lebih kompleks.

3) Prinsip kondisi belajar bervariasi

Mempraktikkan gerakan merupakan kondisi belajar yang paling berat

di dalam belajar gerak. Pelajar mengerahkan tenaganya untuk

Page 29: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

20

melakukan gerakan berulang kali. Ia harus memerangi rasa lelah, dan

kadang-kadang harus memerangi rasa bosan. Agar kelelahan tidak

cepat terjadi atau kalau terjadi tidak begitu dirasakan, serta tidak

cepat terjadi kebosanan pada diri pelajar, penciptaan kondisi praktik

yang bervariasi sangat diperlukan. Di sini diperlukan kreativitas guru

untuk menciptakan variasi.

d. Penyampaian Umpan Balik

Umpan balik adalah masukan yang diterima oleh pelajar

sehubungan dengan apa yang telah dikerjakan. Dari umpan balik pelajar

menjadi tahu apakah yang telah dilakukan adalah benar atau pelajar

menjadi tahu benar atau salah berdasarkan informasi yang tersampaikan

melalui umpan balik. Informasi yang tersimpan melalui umpan balik bisa

berasal dari 2 macam sumber, yaitu sumber dari dalam diri pelajar sendiri

dan bersumber dari luar diri pelajar. Umpan balik yang berasal dari dalam

diri pelajar sendiri disebut umpan balik internal atau umpan balik,

intrinsik; sedangkan umpan balik yang berasal dari luar diri pelajar

disebut umpan balik eksternal atau umpan balik ekstrinsik.

Page 30: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

21

BAB III

SIMBOL LITERASI GERAK

A. Makna Literasi dalam Gerak

Mempelajari gerak sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-

hari, karena dengan gerak, bahasa tubuh seseorang dapat diketahui

makna yang terkandung di dalamnya. Bahasa tubuh diperlukan agar kita

dipandang sebagai orang yang memiliki intelektual tinggi dan dapat

berinteraksi dengan orang lain dengan bahasa tubuh yang tertata,

beretika, dan tentu saja harus melihat pada sisi estetisnya. Proses

seseorang dalam melakukan gerak dimulai dengan menangkap simbol

melalui pancaindera yang kemudian diolah di otak sebagai bentuk asoiasi,

dan kemudian diekspresikan atau diotonomkan.

Ketika gerak tersebut diotonomkan atau diekspresikan, ada yang

disebut kontrol gerak. Pada pembelajaran tari, kontrol gerak sangat

diperlukan agar sesuai dengan pakem atau aturan yang terdapat dalam

setiap ragam gerak tari. Literasi gerak yang akan dipelajari merupakan

cara membaca, menuliskan atau mendeskripsikan, dan menerjemahkan

dari simbol ke dalam bentuk gerak atau sebaliknya dari gerak ke dalam

bentuk simbol.

Literasi gerak dengan membaca, menuliskan atau

mendeskripsikan, dan menerjemahkan simbol merupakan langkah dalam

mempelajari notasi tari yang disebut dengan labanotation. Laban notasi

Page 31: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

22

dciptakan oleh Rudolf Van Laban pada abad XIX (tepatnya tahun 1928)

seorang koreografer sekaligus penari, keturunan Austro-Hungaria, Sistem

pencatatan tersebut mampu bertahan cukup lama dan telah melalui

proses uji coba terus menerus untuk diakui menjadi sistem notasi tari

secara universal. Sistem pencatatan yang diciptakan oleh Rudolf Von

Laban itu kemudian disebut dengan notasi laban (labanotation), sesuai

dengan nama penciptanya.

Ahli-ahli tari dari Eropa dan Amerika sangat merespon adanya

sistem notasi tari tersebut, mereka mengadakan percobaan (pertama)

untuk mengkaji notasi laban (di Jerman) pada tahun 1936 dalam sebuah

kongres tari. Percobaan dilakukan dengan cara mengirimkan catatan tari

lengkap (dance score) dengan sistem notasi laban, pada seribu penari

yang tersebar di 40 kota yang berjauhan berjauhan jaraknya.

Dari catatan itu, mereka mempelajari tari untuk dipentaskan pada

saat penyelenggaraan konggres tari. Koreografi itu berhasil dipentaskan

dengan hanya beberapa kali latihan dan hanya sekali diadakan gladi

bersih. Hal tersebut menunjukan bahwa catatan tari melalui sistem notasi

laban mudah dipahami sehingga sebuah karya tari dapat

direkontruksikan kembali.

Keberhasilan selanjutnya dibuktikan oleh Zachary Solov

(penanggung jawab Ballet Theatre) pada tahun 1949. Pada perkembangan

selanjutnya pusat-pusat pengkajian mulai didirikan untuk mengadakan

penelitian dan penyempurnaan/perbaikan sistem Labanotation, antara

lain Dance Notation Bureau (pusat pencatatan tari yang didirikan pada

tahun 1940) di NewYork, Ohio, Philadelphia, London, dan Israel

merupakan lembaga yang paling gigih dalam usaha penyebarluasan dan

penyempur-naan notasi laban, Kinematographische Institute di Jerman,

Page 32: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

23

Laban Art of Movement Centre, Beecmont Movement study Centre

danLanguage of Dance Centre di Inggris, dan sebagainya. Pada akhirnya

dicapai sebuah kesepakatan dan penyegaran dalam penggunan notasi

laban untuk seluruh negara di dunia.

Kesepakatan tersebut secara luas disampaikan pada

penyelenggaraan The Internasional Council of Kinetography Laban (ICKL)

pada tahun 1959. Pada perjalanan selanjutnya notasi laban terus

mengalami penyempurnaan-penyempurnaan seperlunya oleh si pencetus

maupun oleh ahli-ahlilain di antaranya; Ann Hutchnson pada tahun 1970,

Peggy Huckney, et. all. Pada tahun 1978 diselenggarakan konferensi tari

Internasional oleh American Dance Guild dan Comitee on Research Dance

di University Hawaii.

B. Koordinasi Gerak dalam Tari

Menurut Suharno (Sridadi, 2009:3), koordinasi gerak adalah

kemampuan seseorang untuk merangkai beberapa unsur gerak menjadi

suatu gerakan yang selaras sesuai dengan tujuannya, atau kemampuan

menampilkan tugas gerak dengan lentur dan akurat yang seringkali

melibatkan perasaan dan serangkaian koordinasi otot yang

mempengaruhi gerakan.

Lutan (2002:70) menyebutkan bahwa koordinasi gerak adalah

kemampuan untuk memadukan pelaksanaan tugas gerak yang terpisah-

pisah yang didukung oleh beberapa sumber penginderaan sehingga

menjadi gerak yang efisien. Koordinasi gerak memerlukan suatu

keharmonisan, irama, dan urutan gerak dari beberapa anggota tubuh.

Menurut Murgiyanto level atau tinggi rendah adalah ukuran tinggi-

Page 33: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

24

rendah yang dihasilkan oleh seorang penari dalam melakukan gerak.

Ketinggian maksimal yang dapat dicapai oleh seorang penari adalah

ketika meloncat ke udara, sehingga ketinggian minimal dicapai ketika

rebah di lantai.

Pada notasi laban yaitu suatu sistem yang menganalisis dan

merekam pergerakan manusia. Dipublikasikan pertama kali oleh Rudolf

Van Laban pada tahun 1879-1958 dengan nama kinetographie. Beberapa

orang melanjutkan untuk pengembangan notasi tersebut. Di Amerika oleh

Ann hutchinson dikenal dengan notasi laban. Notasi laban dikembangkan

di Jerman oleh Albrecht Knust dengan nama kinetographie laban.

(Schrott, 1991:200). Sementara level dalam gerak tari adalah level dalam

gerak tari adalah tinggi rendahnya gerak tari yang dilakukan. Gerak tari

berdasarkan level memiliki tiga elemen yaitu rendah, sedang, dan tinggi.

Ketiga level ini merupakan satu kesatuan utuh sehingga memberi kesan

dinamis pada tari. Penggunaan level pada gerak berhubungan erat dengan

ruang, waktu, dan tenaga. Gerak level rendah dilakukan menyentuh lantai.

Gerak level sedang dilakukan sejajar dengan tubuh, dan gerak level tinggi

dilakukan sebatas kemampuan penari melakukan gerak secara vertikal

C. Penulisan Simbol dalam Literasi Gerak

Literasi gerak ini merupakan adopsi dan adaptasi dari notasi laban

dengan penambahan warna coklat untuk level rendah, hijau untuk level

sedang, dan biru untuk level tinggi. Pemilihan warna disesuaikan dengan

alam lingkungan sekitar siswa yaitu coklat untuk warna tanah yang

memberi level rendah, hijau warna daun yang memberi arti level sedang,

sedangkan biru warna langit yang memberi simbol level tinggi.

Page 34: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

25

Pemberian warna pada simbol agar siswa dapat lebih mudah

memahami level gerak yang terdapat dalam notasi laban. Penulisan

literasi gerak terbagi menjadi gerak bagian kiri dan bagian kanan, berikut

gambar secara spesifik penyederhanaan dari simbol-simbol literasi gerak

sebagai media pembelajaran.

Gambar 1. Spesifiasi Simbol Literasi Gerak diadopsi dari Labanotation

Page 35: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

26

Secara terperinci marilah kita mulai mengenal simbol-

simbol dari literasi gerak.

Gambar 2. Simbol Literasi Gerak diadopsi dari Labanotation

Page 36: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

27

Gambar 3. Simbol Literasi Gerak diadopsi dari Labanotation

Belajar literasi gerak berbasis pada notasi laban bukan belajar

notasi laban yang sesungguhnya, melainkan hanya pada penggunaan

simbol arahnya, Hal ini terjadi karena pemahaman literasi gerak bukan

pada belajar notasi labannya, melainkan notasi laban sebagai stimulus

Gambar 4. Simbol Literasi Gerak diadopsi dari Labanotation

Page 37: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

28

untuk mengaktifkan dan menyeimbangkan kerja otak.

Ruang gerak pada notasi laban dapat ditunjukkan dengan simbol

arah gerak, karena ketika tangan merentang ke samping akan memiliki

makna yang berbeda ketika tangan membuka dengan arah serong kiri dan

kanan. Begitu pula ketika tangan ke atas akan berbeda ruangnya jika

tangan merentang ke samping.

Berikut tabel literasi gerak sebagai kuni dasar untuk memahami

agar dapat melakukan gerak sesuai dengan notasi:

Tabel 1. Langkah dalam Literasi Gerak

a. Posisi di tempat

b. Langkah maju kaki kanan/kiri

c. Langkah mundur kaki kanan/kiri

d. Langkah kanan/kiri serong depan

kaki

e. Langkah

kanan/kiri

ke samping kaki

f. Langkah mudur serong belakang

kaki kanan/kiri

Page 38: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

29

a. Posisi di tempat dengan kaki

jinjit

b. Langkah maju kaki kanan/kiri

dengan kaki jinjit

c. Langkah mundur kaki kanan/kiri

dengan kaki jinjit

d. Langkah serong kaki kanan

kanan/kiri dengan kaki jinjit

e. Langkah ke samping kaki

kanan/kiri dengan kaki jinjit

f. Langkah mundur serong kaki

kanan/kiri dengan kaki jinjit

Page 39: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

30

1. Contoh Koodinasi Gerak Anggota Tubuh dengan Ruang Melalui

Simbol dalam Literasi Gerak

Page 40: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

31

Pengembangan gerak tari dapat dilakukan dengan sederhana salah

satunya yaitu mengolah dengan mengubah pola hitungan. Pola hitungan

itu antara lain tempo lambat, sedang dan cepat. Sebagai contoh kalian

Page 41: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

32

membuat gerak dengan 8 hitungan kemudian dilakukan menjadi 4

hitungan dan 2x 8 hitungan.

Pengembangan teori literasi gerak dengan membaca, mendefiniskan

dan menuliskan simbol gerak pada tingkat mahir dapat dilakukan dengan

memahami koordinasi gerak berdasarkan ruang dan level serta

adanya variasi hitungan untuk meningkatkan kelincahan motorik siswa.

Berikut merupakan contoh simbol gerak dalam literasi gerak

variasi hitungan, cobalah kalian lakukan:

Page 42: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

33

2. Contoh Koordinasi GerakTangan dan Kaki dengan Aksen dan

Variasi Hitungan

Berikut ini, latihan koordinasi gerak tangan dan kaki dengan aksen

dan variasi hitungan.

Page 43: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

34

:

Literasi gerak merupakan penyederhanaan notasi laban. Penulisan

simbol literasi gerak terbagi dua menjadi kaki bagian kanan dan kaki

bagian kiri. Namun demikian, agar kalian mudah memahaminya, kaki

bagian atas dan bagian bawah langsung terbagi dari simbolnya dengan

menggunakan 2 level.

Page 44: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

35

Mendeskripsikan gerak berdasarkan penulisan notasi dari literasi

gerak dapat dituliskan seperti pada contoh berikut ini:

Bersiap Kaki di tempat level sedang, tangan di tempat level

rendah (posisi berdiri

tegap)

Hitungan

sa

Kaki kiri maju, kanan kanan

terkunci

Page 45: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

36

Hitungan

satu

Tangan kiri maju

serong kiri level sedang

Tangan kanan kanan

serong kanan ke

belakang level sedang

Hitungan

tu

Kaki kanan melangkah ke samping kanan level sedang,

kaki kiri terkunci

Hitungan

dua

Kaki di tempat jinjit level tinggi, ke dua tangan maju ke

depan

Hitungan

tiga

Kaki duduk bersimpuh di tempat, tangan kiri ke samping

kiri, tangan kanan ke samping kanan

Hitungan

empat

Kaki di tempat level sedang

Hitungan

em

Tangan kiri ke samping

kiri level tinggi, tangan

kanan ke samping

kanan level tinggi

Hitungan

pat

Ke dua tangan ke

depan level sedang

Page 46: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

37

BAB IV

PENGGUNAAN E-LEARNING LITERASI GERAK

Pembelajaran berbasis web yang populer dengan sebutan web-

Based Education (WBE) atau kadang disebut e-learning (electronic

learning) dapat didefinisikan sebagai aplikasi teknologi web dalam dunia

pembelajaran untuk sebuah proses pendidikan. Secara sederhana dapat

dikatakan bahwa semua pembelajaran dilakukan dengan memanfaatkan

teknologi internet dan selama proses belajar dirasakan terjadi oleh yang

mengikutinya, maka kegiatan itu dapat disebut sebagai pembelajaran

berbasis web.

Kemudian yang ditawarkan oleh teknologi ini adalah kecepatan dan

tidak terbatasnya tempat dan waktu untuk mengakses informasi. Kegiatan

belajar dapat dengan mudah dilakukan oleh peserta didik kapan dan di

mana saja dirasakan aman oleh peserta didik tersebut. batas ruang, jarak,

dan waktu tidak lagi menjadi masalah yang rumit untuk dipecahkan.

Bagaimana cara belajar melalui web? Ada persyaratan utama yang

pelru dipenuhi, yaitu adanya akses dengan sumber informasi melalui

internet. Selanjutnya, adanya informasi tentang letak sumber informasi

yang ingin kita dapatkan. Ada beberapa sumber data yang dapat diakses

dengan bebas dan gratis tanpa proses administrasi pengaksesan yang

rumit. Ada beberapa sumber informasi yang memang telah diberi

otorosiasi pemilik sumber informasi.

Page 47: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

38

Teknologi internet memberikan kemudahan bagi siapa saja untuk

mendapatkan informasi apa saja dari mana saja dan kapan saja dengan

mudah dan cepat. Informasi yang tersedia di berbagai pusat data di

berbagai komputer di dunia. Selama komputer-komputer tersebut saling

terhubung dalam jaringan internet, dapat kita akses dari mana saja. Ini

merupakan salah satru keuntungan belajar melalui internet.

Mewujudkan pembelajaran berbasis web bukan sekedar meletakkan

materi belajar pada web untuk kemudian diakses melelui komputer web.

Namun, ia juga digunakan hanya sebagai media alternatif pengganti

kertas untuk menyimpan berbagai dokumentasi dan informasi. Web

digunakan untuk mendapatkan sisi unggul yang tadi telah diungkap.

Keunggulan yang tidak dimiliki media keretas atau media lain.

Banyak pihak mencoba mengggunakan teknologi web untuk

pembelajaran dengan meletakkan materi belajar secara online, lalu

menugaskan peserta didik untuk mendapatkan (downloading) materi

belajar itu sebagai tugas baca. Setelaha itu mereka diminta untuk

mengumpulkan laporan, tugas, dan sebagainya, kembali ke guru juga

melalui internet. Jika ini dilakukan, tentunya tidak akan menimbulkan

proses belajar yang optimal.

Kita dapat membayangkan suasana di ruang kelas ketika sebuah

proses belajar sedang berlangsung. Berapa banyak di antara peserta didik

aktif terlibat dalam diskusi dan sesi tanya jawab? Apa yang mereka

dilakukan di kelas? Tentunya masih banyak lagi pertanyaan lain yang

sebenarnya kita sudah mengetahui jawabanya.

Satu hal yang perlu di ingat adalah bagaimana teknologi web ini

dapat membantu proses belajar. Untuk kepentingan ini, materi belajar

perlu di kemas berbeda dengan penyampain yang berbeda pula.

Page 48: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

39

Adanya teknologi informasi atau internet membuka sumber

informasi yang tadinya susah di akses. Akses terhadap sumber informasi

bukan menjadi masalah lagi. Perpustakaan merupakn salah satu sumber

informasi yang mahal. Adanya jaringan internet memungkinkan

seseorang di indonesia untuk mengakses perpustakaan di Amerika

Serikat. Tanpa adanya internet banyak tugas akhir, tesis, dan disertasi

yang mungkin membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk

diselesaikan.

Kerja sama antarahli dan juga dengan mahasiswa yang letaknya

berjauhan secara fisik dapat dilakukan dengan lebih mudah. Dahulu

seseorang harus berkelana atau berjalan jauh untuk menemui seorang

pakar untuk mendiskusiakn sebuah masalah. Saat ini hal ini dapat

dilakukan dari rumah dengan mengirimkan e-mail.

Makalah dan penelitian dapat dilakukan dengan tukar menukar data

melalui internet, email, atau dengan mengggunakan mekanisme file

sharing. Jadi, di sini masalah geografis bukan menjadi masalah membatasi

lagi.

Bagi Indonesia, manfaat-manfaat yang disebutkan di atas sudah

dapat menjadi alasan yang kuat untuk menjadikan internet sebagai

infrastruktur bidang pendidikan. Dalam kegiatan pembelajaran dengan

munculnya berbagai software yang dapat digunakan untuk kepentingan

pembelajaran, saat ini para guru dapat merancang pembelajaran berbasis

komputer, dengan menggunakan salah satu bahasa pemograman seperti

delphi, pascal, makromedia flash, swiss MX dan lainya. Hal ini dapat

memberikan variasi dalam mengajar. Seorang guru tidak harus menjejali

siswa dengan informasi yang membosankan. Dengan menggunakan

teknologi informasi seorang guru dapat memanfaatkan komputer sebagai

Page 49: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

40

total teaching, di mana guru hanya sebagai fasilitator dan sisiwa dapat

belajar dengan berbasis komputer baik melalui model pembelajaran driils,

tutorial, simulasi, maupun instrucsioanl games.

A. Pemanfaatan E-Learning untuk Pembelajaran

Menurut Jaya Kumar C. Koran (2002), e-learning adalah

pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau

internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi atau

bimbingan. Ada pula yang menafsirkan e-learning sebagai bentuk

pendidikan jarak jauh yang dilakukan melalui media internet. Sementara

Dong mendefinisikan e-learning sebagai kegiatan belajar asynchronous

melalui perangkat elektronik komputer yang memperoleh bahan belajar

yang sesuai dengan kebutuhanya.

Rosenberg (2001) menekankan bahwa e-learning merujuk pada

penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan seraingkain solusi

yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Hal ini senada

dengan Campbell (2002), Kamarga (2002) yang intinya menekankan

penggunaan internet dalam pendidikan sebagai hakikat e-learning

Konsep belajar mengajar masih memiliki makna sebagai sebuah

interaksi antara dosen dengan mahasiswa melalui sebuah pertemuan

yang terjadi di dalam kelas. Dosen atau pengajar berperan sangat

dominan di dalam ruang kuliah. Padahal, pembelajaran yang efektif

seharusnya terfokus pada karakteristik yang tergambar dari (proses)

pembelajarannya. Adanya perkembangan proses belajar melalui teknologi

informasi dan komunikasi yang mengenalkan penggunaan media

elektronik seperti komputer dalam menyebarkan informasi.

Page 50: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

41

Di dalam bidang pendidikan, perkembangan teknologi informasi dan

komunikasi (TIK) ini memicu berkembangnya e-learning. E-learning

adalah sebuah konsep dalam proses pembelajaran dengan menggunakan

TIK, khususnya menggunakan media yang berbasis internet. Istilah e-

learning sendiri memiliki kesamaan makna dengan beberapa istilah lain

seperti on-line learning, virtual classroom, dan virtual learning.

Istilah e-learning sangat popular beberapa tahun belakangan ini,

mekipun konsepnya sudah cukup lama dimunculkan sebelumnya. Istilah

ini sendiri memiliki definisi yang sangat luas. Terminologi e-learning

cukup banyak dikemukakan dalam berbagai sudut pandang, namun pada

dasarnya mengarah pada pengertian yang sama. Jadi e-learning berarti

pembelajaran dengan menggunakan media atau jasa bantuan perangkat

elektronika. Dalam pelaksanaannya, e-learning menggunakan jasa audio,

video, perangkat komputer, atau kombinasi dari ketiganya.

E-learning merupakan sebuah proses pembelajaran yang dilakukan

menggunakan jaringan internet. Dengan e-learning dapat memungkinkan

tersampaikannya suatu informasi dalam bentuk kegiatan atau aplikasi

seperti website menggunakan media TIK yang berupa jaringan internet

atau komputer. Menggunakan e-learning pembelajaran yang berupa suatu

kegiatan lewat media bisa dilakukan kapan dan di mana saja. E-learning

memiliki ciri khas yang menjadi unggulan, yakni tidak tergantung pada

ruang (tempat) dan waktu.

Pada pembelajaran lewat media ini tidak menyita waktu yang begitu

lama untuk mahir di dalamnya, atau sekedar untuk bisa melakukan

pembelajaran e-learning sendiri. E-learning tidak membutuhkan ruangan

(tempat) yang besar atau luas layaknya pembelajaran dalam kelas, e-

learning yang merupakan sebuah teknologi media internet telah

Page 51: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

42

memperpendek jarak.

Perkembangan TIK yang menghasilkan internet dengan

pembelajaran berbasis web merupakan suatu kegiatan pembelajaran

yang memanfaatkan media situs web (website) yang bisa diakses melalui

jaringan internet. Pembelajaran berbasis web merupakan salah satu jenis

penerapan dari pembelajaran elektronik (e-learning ). Akan tetapi, di sini

sebenarnya untuk kegunaan e-learning kadang-kadang masih jarang yang

tahu. Apalagi untuk ranah mahasiswa, pemahaman mereka tentang apa

itu e-learning masih kurang.

Di sisi lain, untuk kegunaan e-learning sendiri banyak sekali. Di

samping itu, banyak situs e-learning seperti yang terbaik saat ini di

Indonesia menurut Vebma. com dalam tulisannya #ilmukomputer.com,

#Goesmart. com, #Geschool. net, #Fisikanet. lipi. go. id, #pesonaedu. com.

Tidak sampai di situ saja. Sebenarnya pembelajaran e-learning

melalu internet juga banyak, hanya saja jika kita sebagai mahasiswa tidak

ingin tahu, bisa jadi kita yang malas untuk membuka wawasan kita atau

mencari tahu pembelajaran yang terbaik saat ini. Yang terpenting, kita

sebagai pelaku harus pandai-pandai mencari referensi yang baik pada

zaman yang semakin maju. Jadi, kita tidak berhenti hanya di situ. Kita bisa

melihat yang di luar sana untuk pembelajaran e-learning sendiri.

Apabila menemukan pembelajaran yang pas, tidak hanya merasakan

kesenangan secara pribadi, tetapi kita akan terus menerus membuka e-

learning tersebut dan selalu ingin tahu lebih jauh mengenai e-learnin,

sehingga kita sekaligus belajar melalui pembelajaran e-learning sendiri.

Walaupun sekarang sudah ada situs e-learning terbaik diindonesia, kita

tidak bisa mengacu pada satu pandangan saja untuk saat ini karena

banyak yang lebih baik asal kita mau berusaha dan mencari-cari.

Page 52: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

43

Dengan berbasis website, e-learning dapat berkembang dari

pembelajaran menggunakan internet kemudian memiliki sebuah isi dari

video, teks, dan sebagainnya yang disebut dengan website. Munculnya

website tersebut yang telah berkembang sangat cepat disebabkan oleh

faktor utama, yaitu penyebaran informasi melalui website begitu cepat

dan mencakup area yaag luas (mendunia), sehingga tidak ada batasan

waktu dan jarak. Selain itu juga, sampai sekarang ini lagi tren pembuatan

website pribadi atau blog. Misalnya, apabila ingin kuliah, kita tinggal

mendaftar pada website-website yang telah menyediakan e-learning,

sehingga proses perkulihannya dapat dilakukan secara online walaupun

dibatasi oleh jarak jauh.

Pembelajaran berbasis web adalah suatu kegiatan proses belajar

mengajar yang dilakukan dengan memanfaatkan media situs (website)

yang dapat diakses melalui jaringan internet yang terkoneksi atau

terhubung secara simultan, sehingga memungkinkan untuk bertukar data

dan informasi antar komputer. Hal itu dikenal dengan sebutan web based

learning (WBL) atau web based education (WBE) merupakan salah satu

jenis penerapan dari pembelajaran elektronik (e-learning). Dengan

demikian dapat didefinisikan sebagai aplikasi teknologi web dalam dunia

pembelajaran untuk sebuah proses pendidikan.

Aspek yang membedakan pembelajaran tradisional dari e-learning

adalah kelas tradisionalnya. Guru dianggap sebagai orang yang serba tahu

dan ditugaskan untuk menyalurkan ilmu pengetahuan kepada pelajarnya.

Sementara di dalam pembelajaran e-learning fokus utamanya adalah

pelajar. Pelajar mandri pada waktu tertentu dan bertanggung jawab untuk

pembelajaranya. Suasana pembelajaran e-learning akan memaksa pelajar

memainkan peranan yang lebih aktif dalam pembelajaranya. Pelajar

Page 53: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

44

membuat perancangan dan mencari materi dengan usaha dan inisiatif

sendiri.

Sementara itu, ada beberapa karakteristik e-learning. Pertama,

memanfaatkan jasa teknologi elektronik; di mana guru dan siswa,

antarsiswa, atau antarguru dapat berkomunikasi dengan relatif mudah,

tanpa dibatasi oleh hal-hal yang protokoler. Kedua, memanfaatkan

keunggulan komputer. Ketiga, menggunakan bahan ajar bersifat mandiri

disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan

saja dan di mana saja bila yang bersangkutan memerlukanya. Keempat,

memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar,

dal hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat

setiap saat di komputer.

erbagai kelebihan dalam penerapan teknologi instruksional, seperti

penggunaan web (e-learning ) dapat diasumsikan sebagai salah satu

faktor pendorong berkembangnya proses pembelajaran pada institusi-

institusi pendidikan nonformal. Dengan metode pembelajaran seperti itu,

para siswa ditempatkan pada rangkaian belajar di mana mereka secara

aktif mencari dan memperoleh informasi dan bahan belajar yang sangat

luas dalam berbagai format media baik teks, gambar, video, maupun film

dengan menggunakan web (e-learning) sebagai media. Dalam uses and

gratification theory dijelaskan bahwa khalayak memiliki kekuatan (aktif)

dalam menentukan pemanfaatan media massa termasuk media dalam

internet sesuai dengan kebutuhan dan kepuasan mereka atas informasi

yang dibutuhkan.

Page 54: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

45

B. Penggunaan E-Learning Literasi Gerak

Para guru telah memanfaatkan fasilitas ini sabagai sarana mengakses

web untuk mendapatkan informasi yang lebih luas tentang bahan belajar

yang menarik bagi siswa, strategi pembelajaran yang efektif, dan berbagai

tools akademik. Selain itu, melalui pengarahan dari para guru (teachers),

para siswa (students) dapat mengakses web pada pusat multimedia secara

langsung sebagai sumber informasi yang luas yang tersedia dalam

berbagai macam format media (multimedia) ; teks, visial, audio, video,

atau film yang menarik untuk belajar pendidikan seni tari.

Pada pembelajaran tari, diperlukan kecerdasan kinestetik yang baik,

agar dapat menirukan gerak, mengembangkan gerak, mempersepsikan

gerak, memanipulasi gerak, dan berimprovisasi gerak yang disebut

dengan literasi gerak (movement literation). Sesuai dengan teori Harrow

yang menyebutkan bahwa ranah psikomotor terdiri atas keterampilan

manipulatif, motor, dan gerakan-gerakan yang memerlukan koordinasi

neuromuskuler (Grow, 2011). Koordinasi neuromuskuler ini

mengarahkan pada gerak yang dilakukan dengan menggunakan kognitif

(persepsi gerak), sehingga dibutuhkan literasi gerak yang baik.

Body expression of emotion through body posture and gesture (Sue,

Paquette, 2010) merupakan literacy movement atau literasi gerak yang

lebih kepada pemahaman atau pemaknaan gerak. Untuk mendiagnostik

kemampuan literasi gerak tersebut dapat dilakukan dengan e-learning

dalam bentuk web dengan mengunggah hasil kreativitas geraknya, atau

menerjemahkan apa yang diapresiasi dalam bentuk gerak tari.

Dengan teknologi, guru seni budaya, khususnya senitari dapat

menyajikan pembelajaran yang lebih informatif, inovatif, detail dan

imajinatif, siswa mampu diajak ke dunia pembelajaran yang lebih nyata

Page 55: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

46

dan membangun karakter seni siswa itu sendiri. Hal ini mungkin sama

halnya dengan mata pelajaran lain, yang ketika harus dijelaskan dan

dicontohkan, kemudian guru akan kesulitan karena harus menyediakan

objek penjelas dan contoh yang konkret. Oleh karena itu, dengan

menggunakan media pembelajaran e-learning tentu diharapkan menjadi

sebuah solusi yang akan membantu keberhasilan prosesbelajar mengajar,

namun belum banyak guru yang menggunakan media e-learning tersebut.

Buku ini membahas tentang memahami Pengenalan Sistem e-

learning literasi gerak, memahami akses ke sistem e-learning, serta

mengaplikasikan proses pembelajaran menggunakan metode e-learning.

Dengan demikian diharapkan siswa SMP yang mengikuti ekstrakulikuler

tari dapat mengikuti pembelajaran berbasis e-learning dan android ini

dengan baik.

C. Pedoman Penggunaan E-Learning

Pedoman ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan bagi siswa

pembelajaran e-learning dalam memahami tata cara penggunaan metode

pembelajaran e-learning bagi siswa SMP yang mengikuti ekstrakulikuler

tari.

1. Kebutuhan Sistem

Adapun perangkat yang dibutuhkan untuk dapat menggunakan e-

learning adalah sebagai berikut:

a) Seperangkat komputer/laptop dan gawai (gadget/handphone) dan

sejenisnya, lebih disarankan menggunakan komputer/laptop karena

beberapa fasilitas, seperti tes online tidak dapat muncul pada

Page 56: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

47

perangkat lain (misalnya, pada telepon seluler) ;

b) Sistem operasi bebas, baik windows, linux, unix, android (untuk

handphone) dan lain-lain yang mendukung GUI (graphical user

interface) ;

c) Web browser seperti Internet explorer, opera, mozilla firefox, google

chrome, safari dan lain-lain; menggunakan versi terbarukan lebih

baik;

d) PDF Reader, lebih disarankan adobe reader, dapat juga menggunakan

foxit reader, nitro PDF reader, dan lainnya;

e) Flash player versi terbaru, beberapa materi pembelajaran

menggunakan flash. Apabila flash player tidak ter-install akan

mengakibatkan materi pembelajaran tidak dapat muncul; dan

f) Multimedia player (mp3, flv, mpg, avi, mov, 3gp), beberapa materi

pembelajaran tersedia dalam bentuk multimedia.

2. Membuka Laman E-Learning Literasi Gerak

Situs e-learning literasi gerak dapat diakses melalui jaringan

internet. Untuk akses dari jaringan internet komputer/laptop Anda harus

memiliki fasilitas hotspot (wifi). Apabila sudah mendapat sinyal tersebut

bukalah web browser. Ketik pada address bar:http://literasigerak. id/.

3. Mengenal Lingkungan Laman E-Learning

Berikut ini beberapa menu di halaman e-learning:

1) Banner berisi basic untuk mengakses cepat ke menu pembelajaran

yang diikuti;

Page 57: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

48

2) Indikator login/belum login (di pojok kanan atas) ;

3) Menu Navigasi, berisi home untuk mengakses cepat ke awal laman

dan kalendar;

4) Menu Navigasi, berisi basic untuk mengakses cepat ke menu

pembelajaran yang diikuti;

5) Menu course categories, berisi menu basic, intermediate, dan advance

sebagai kelas pembelajaran yang dapat diikuti; dan

6) Menu Informasi, berisi menu untuk mengakses cepat informasi ke

menu social media, about us, terms of use, faq support contact dan juga

contact person;

Berikut ini menu tampilan sebelum login

Page 58: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

49

Bab ini memperkenalkan kepada siswa mengenai sistem e-learning

literasi gerak. Materi kebutuhan sistem ini memperkenalkan kepada

siswa tentang perangkat-perangkat apa saja yang digunakan. Lebih lanjut

Bab ini membahas mengenai praktik bagaimana situs e-learning sehingga

dapat diakses melalui jaringan internet. Terakhir, Bab ini memberikan

pengenalan lingkungan laman e-learning dan perangkatnya.

Page 59: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

50

4. Membuat Account

1) Untuk membuat akun, masuk ke dalam menu login terlebih

dahulu

2) Setelah masuk ke dalam menu login klik menu create new account

3) Setelah masuk ke dalam menu create account, lalu isi pada kolom

username dan password dan username. Username diisi dengan

nama lengkap siswa tanpa spasi. Untuk pengisian Password/kata

sandi harus memiliki setidaknya 8 karakter, setidaknya 1 digit,

Page 60: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

51

setidaknya 1 huruf kecil, setidaknya 1 huruf besar, setidaknya 1

karakter nonalfanumerik seperti *, -, atau # Contoh: username:

muhammaddoni, password: Doni12345678

4) Setelah mengisi username dan password, lalu mengisi kolom-

kolom email address, email again (pengulangan kolom email

address), first name, surname (nama panggilan), kota tinggal,

country (negara). Setelah mengisi kolom-kolom lalu klik Create

My New Account.

Page 61: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

52

Doni12345678 muhammaddonikusum

5) Setelah Akun dibuat silakan kembali ke halaman utama dan klik

menu login di kanan atas. Setelah itu, isi username dan password

yang sudah Anda buat tadi, lau klik login.

6) Masuk Ke Proses Pembelajaran

Untuk masuk ke proses belajar, pertama-tama Anda harus sudah

dalam keadaan login. Pada menu NAVIGASI (menu sebelah kiri

dari halaman e-learning) klik menu “Kursus Yang Saya Ikuti”.

Daftar kelas yang Anda ikuti akan muncul seperti berikut.

5. Proses Pembelajaran Metode E-Learning

Ada banyak format file yang mungkin tersedia sebagai materi

pembelajaran seperti: doc, docx, xls, xlsx, ppt, pptx, flash, pdf, mp3, flv, dan

mp4. Beberapa format dapat langsung dijalankan dan ditampilkan pada

halaman web browser, namun beberapa format lainnya harus melalui

proses unduh (download) terlebih dahulu.

Format yang langsung dapat ditampilkan misalnya adalah materi

Page 62: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

53

dalam bentuk flv, mp3, pdf dan flash, tetapi tentu saja komputer Anda

harus ter-install flv, player, mp3, pdf dan flash player-nya terlebih dahulu.

Untuk membuka dan mempelajari materi yang tersedia, Anda dapat

langsung meng-klik pada materi yang dikehendaki, maka materi yang di-

klik akan langsung ditampilkan. Materi dalam bentuk pdf. Beberapa

materi tidak dapat langsung ditampilkan pada web browser, misalnya

materi dalam format word (.doc,. docx). Ketika di-klik materi tersebut

akan ditampilkan pada jendela download. Artinya, kita harus mengunduh

terlebih dahulu materi tersebut sebelum dapat dibuka dan dipelajari

isinya.

1) Masuk ke dalam Modul

Masuk kehalaman depan lalu pilih menu basic

2) Dalam menu basic terdapat video sapaan tentang isi halaman Basic,

juga kegiatan belajar 1 sampai dengan 5.

Page 63: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

54

3) Dalam setiap kegiatan belajar terdapat deskripsi juga audio sapaan

kegiatan belajar

Page 64: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

55

Siswa dapat melihat materi pembelajaran dengan klik di uraian

materi. Di dalamnya terdapat materi berbentuk video, power point,

pdf, juga doc/docx.

4) Untuk melakukan diskusi siswa bisa masuk ke dalam halam diskusi

terdapat 2 diskusi yang harus siswa lakukan dengan membuat

kelompok yang berisikan 5 orang/ kelompok.

Page 65: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

56

Setelah masuk ke dalam halam diskusi selanjutnya memilih menu add

new discussion topic. Setelah itu setiap siswa perwakilan kelompok bisa

mengisi pada kolom subjek yaitu “jawaban kelompok ½/3” dan kolom

message diisi dengan jawaban dari topik diskusi yang sudah disediakan.

5) Untuk mengunggah file ke dalam forum diskusi dapat dilakukan

dengan dua acara di antaranya adalah:

(a) untuk mengunggah file berbentuk foto dapat menggunakan fitur

“insert or edit image” dengan memilih gambar, dan “upload this

Page 66: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

57

file”

Page 67: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

58

(b) untuk mengunggah file berbentuk video, powerpoint, dan file

dengan kapasitas besar lainnya dapat menggunakan fitur “manage file” dengan memilih gambar, dan “upload this file”.

Page 68: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

59

Unggah file/letakan file di

kolom berikut

6) Selanjutnya dalam setiap kegiatan belajar pada setiap modul terdapat

tes formatif berupa pilihan ganda yang berjumlah 5 nomor.

Dalam menu tes formatif pilihan ganda siswa dapat mengisi setiap

soal dengan meng-klik jawaban dari setiap soal. Dengan meng-klik

continue the last attempt.

Page 69: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

60

7) Setiap kegiatan belajar terakhir dalam setiap modul terdapat tugas

yang harus dikerjakan dengan mengumpulkan video yang diunggah

(upload) pada kolom jawaban tugas.

8) Guru dan siswa dapat melihat hasil hasil kehiatan belajar dari fitur

grade. Untuk melihat nilai atau grades silakan pilih modul dan

kegiatan belajar yang diinginkan dan pilih fitur grade.

KLIK SESUAI

DENGAN JAWABAN

Page 70: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

61

GRADE BISA DILIHAT DI

KOLOM BERIKUT INI

Page 71: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

62

Page 72: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

63

BAB V

MATERI E-LEARNING LITERASI GERAK

Materi literasi gerak dalam web e-learning terdiri atas 3 modul yang

isinya terdiri atas beberapa kegiatan belajar. Pada masing-masing

kegiatan belajar terdapat standar kompetensi yang harus dicapai, uraian

materi, diskusi, tes formatif, dan respons siswa terhadap materi atau isi

dari kegiatan belajar. Berikut ini dipaparakan materi pada masing-masing

modul.

1. MATERI BASIC KEGIATAN

BELAJAR 1 TEORI GERAK

Sekarang marilah kita mulai dengan kegiatan belajar 1, yaitu tentang

teori gerak, yang dipelajari melalui cara kerja otak dalam pembentukan

gerak. Setelah kita tahu cara kerja otak, dan pegaruh otak pada berbagai

kecerdasan, marilah kita mulai dengan belajar literasi gerak, agar otak

kanan dan otak kiri menjadi seimbang, karena dalam literasi gerak ada

kegiatan berpikir yaitu menangkap simbol dari pancaindera mata.

Kemudian disalurkan ke otak, untuk diolah atau diasosiasi. Selanjutnya,

digerakkan sesuai dengan simbol yang ditangkap oleh pancaindera mata

kita. Selain itu, kita juga belajar mendeskripsikan atau menuliskan dari

simbol yang sudah kita gerakkan, agar otak kiri berfungsi, karena ada

proses berpikir kritis di dalamnya.

Page 73: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

64

Setelah mempelajari kegiatan belajar 1 ikutilah diskusi, dan tes

formatifnya!

Marilah kita belajar Teori Gerak

Tahukah kamu bahwa ketika kita dapat bergerak karena adanya

kerja otak yaitu kerja otak PFC (Pre frontal Cortex) yang letaknya terdapat

di bagian depan kepala. Angkatlah tanganmu dan letakkan di bagian dahi,

di situlah tempat PFC, dan PFC ini hanya ada pada otak manusia yang

membedakan kita dengan binatang. Bagian ini dirancang Tuhan supaya

manusia dapat memilih yang baik dan memilki etika. PFC memiliki

tanggung jawab dan berfungsi untuk (1) konsentrasi, memahmai benar

dan salah; (2) mngendalikan diri; dan (3) menunda kepuasan, berpikir

kritis, dan merencanakan masa depan. PFC adalah pusat pertimbangan

dan pengambilan keputusan. PFC inilah yang membentuk kepribaian dan

perilaku social. PFC bisa rusak karena masuknya zat adiktif, narkotika

atau NAPZA. Oleh kaena itu, kamu harus menjaga otakmu agar cara kerja dapat berfungsi dengan baik ya…

Ternyata kontemplasi karya seni dapat memperbaiki interaksi area

otak, dan akan memperlambat penuaan. Pada otak terdapat beberapa

saraf, salah satu saraf yang dapat mengantar gelombang elektromagnetik,

memerintahkan kepada bagian anggota tubuh kita untuk bergerak, maka

saraflah yang kemudian mengendalikan otak agar dapat menggerakan

tubuh kita.

Perhatikan video berikut ini: https://www. youtube.

com/watch?v=E_gPIg0a9lU

Sebagaimana diketahui bahwa otaklah yang membedakan manusia

satu dengan yang lainnya, otak terbagi menjadi otak kanan dan otak kiri.

Page 74: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

65

Marilah kita lihat video berikut: https://www. youtube.

com/watch?v=LdbrK7nqUTI

A. KOMPETENSI DASAR

3. 1 Memahami gerak tari berdasarkan unsur ruang, waktu, dan

tenaga

4. 1 Memeragakan gerak tari berdasarkan unsur ruang, waktu, dan

tenaga

B. POKOK MATERI

1. Teori Gerak

2. Pembentukan Gerak dalam Tari

D. URAIAN MATERI

1. Teori Gerak

Pelajari PPT materi tentang teori gerak berikut ini, jika kalian

masih tidak paham kalian dapat tanyakan pada guru seni budaya, guru

olah raga, atau orang tuamu.

Page 75: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

66

Page 76: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

67

Page 77: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

68

Page 78: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

69

Page 79: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

70

Page 80: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

71

Page 81: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

72

Page 82: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

73

2. Pembentukan Gerak dalam Tari

Gerak dapat dibuat untuk berbagai alasan, baik yang disengaja

maupun refleks atas dorongan dalam dirinya, baik secara naluriah

maupun emosional yang akan mendorong seseorang dalam melakukan

gerak. Selanjutnya, menurut Humphrey (1983) dalam Dinny (2012), gerak

diciptakan karena adanya sejumlah sebab dan alasan tertentu. Ada empat

unsur gerak dalam tari yang digunakan untuk dasar penyusunan sebuah

gerak, yakni desain, dinamika, irama atau ritme dan motivasi

Berdasarkan penjelasan tersebut, gerak memiliki desain yang

meliputi desain garis saling berlawanan (oppositional) dan desain garis

searah berturutan (successional).

Contoh:

Desain garis yang berlawanan (oppositional) membentuk sudut siku-

siku atau melingkar membentuk sebuah lengkungan. Desain garis yang

Page 83: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

74

berlawanan mempertegas dan memperkuat suasana dan makna. Garis

yang berlawanan dapat mengungkapkan kegembiraan, harapan yang

besar, dan sebagainya. Adapun desain garis searah berturutan

(succession) mempunyai watak yang lembut dan halus.

Dinamika merupakan gerak yang halus dan tajam serta berbagai

macam tingkat ketegangan. Baik dalam tempo dan tensi terdapat gerak

pelan lembut bertenaga, cepat-lembut tanpa ketegangan, cepat-tajam

bertenaga, agak tajam dengan sedikit tenaga, dan perlahan halus tanpa

tegangan. Dinamika gerak dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu

gerak tajam dan gerak lembut. Gerak tajam merupakan gerak tangkas

dengan kecepatan tinggi dan dengan tempo cepat yang dilakukan dari

kemampuan seseorang.

Sementara itu, gerak lembut merupakan gerak yang jika dilakukan

membutuhkan waktu yang relatif panjang. Ritme adalah ketukan dan

cepat lambatnya sebuah gerakan. Motivasi merupakan bagian inti dan

bagian yang paling penting dari sebuah gerak tari. Sebab untuk

mendapatkan motivasi, pasti pencipta tari akan mencari inspirasi

terlebih dahulu agar sebuah gerak mempunyai nilai di dalamnya.

E. RANGKUMAN

Belajar gerak adalah belajar yang diwujudkan melalui respon-

respon muskular dan diekspresikan dalam gerak tubuh.

Belajar gerak adalah melibatkan unsur fisik, pikir, dan emosi dan

perasaan.

Gerak keterampilan adalah gerak yang mengikuti pola atau

bentuk tertentu yang memerlukan. koordinasi dan kontrol

Page 84: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

75

sebagian atau seluruh tubuh yang bisa dilakukan melalui proses

belajar.

Gerak dalam tari diciptakan karena adanya sejumlah sebab dan

alasan tertentu yakni desain, dinamika, irama atau ritme dan

motivasi.

Desain yang meliputi desain garis saling berlawanan (opposition)

dan desain garis searah berturutan (succession).

Dinamika merupakan gerak yang halus dan tajam serta berbagai

macam tingkat ketegangan atau kuat lembut.

F. TUGAS

Buatlah kelompok yang terdiri atas 4 orang.

1. Coba diskusikan, menurut pendapat Anda, faktor apa saja yang

mempengaruhi belajar gerak serta berikan contoh!

2. Jelaskan, menurut Anda, apa yang dimaksud dengan keterampilan

dan mengapa dalam gerak terdapat keterampilan?

G. TES FORMATIF

1. Jika seseorang akan menciptakan gerak tari, bagian penting yang harus dimiliki adalah ….

A. Motivasi

B. Kekuatan

C. Kelembutan

Page 85: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

76

D. Perasaan

2. Dinamika gerak dapat dibedakan menjadi …

A. Dua bagian yaitu gerak laki-laki dan gerak perempuan

B. Dua bagian yaitu gerak sempit dan gerak luas

C. Dua bagian yaitu gerak kuat dan gerak lemah

D. Dua bagian yaitu gerak tajam dan gerak lembut

3. Gerak yang jika dilakukan membutuhkan waktu yang relatif panjang biasanya dapat dilihat pada gerak….

A. Keras

B. Kuat

C. Lemah

D. Lembut

4. Ketika belajar gerak, respon yang dihasilkan dalam bentuk gerak berupa ….

A. Neomuskuler

B. Pre frotanl Coretex

C. Otak kanan

D. Otak kiri

5. Yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya adalah ….

A. Tingkah laku

B. Otak

Page 86: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

77

C. Karakter

D. Gerak

KEGIATAN BEAJAR 2 GERAK

KINESTETIS

Setelah kita mengetahui teori gerak dengan kendali cara kerja otak

yang bertugas mengontrol gerak, gerak dalam tari haruslah gerak yang

memiliki nilai estetis, yang disebut dengan gerak kinestetis. Marilah kita

pelajari tentang gerak kinestetis, sehingga nanti kalian bisa membedakan

gerak yang mengandung estetis dan gerak keseharian. Di akhir

pembelajaran kalian harus melakukan diskusi, dan mengerjakan tes

formatif.

Mari kita mulai mempelajari Kegiatan Belajar 2

A. KOMPETENSI DASAR

3. 1 Memahami gerak tari berdasarkan unsur ruang, waktu, dan

tenaga

4. 1 Memeragakan gerak tari berdasarkan unsur ruang, waktu, dan

tenaga

B. POKOK MATERI

1. Pengertian Gerak Kinestetik

2. Fungsi Gerak Kinesteis

Page 87: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

78

C. URAIAN MATERI

1. Pengertian Gerak Kinestetis

Kinestesis seringkali dinyatakan sebagai perasaan otot ataupun

perasaan motorik, bahkan cukup popular juga dengan sebutan indera

keenam (the sixth sense), karena dikenal dengan indera tambahan dari

lima indera yang dikenal saat ini. Meskipun kemampuan ini kerapkali

diabaikan sebagai salah satu indera dasar manusia, kinestesis penting

sebagai umpan balik dan selalu memberikan informasi sensori kepada

sistem saraf pusat megenai hal-hal yang terkait dengan karakteristik

gerakan, seperti: arah, posisi dalam ruang, kecepatan, dan aktivasi otot

(Magill, 2001:75).

Indera kinestetik berbeda dengan kelima indera yang telah disebut

terlebih dahulu, perasaan kinestetik tergantung pada stimulus internal.

Ujung saraf yang disebut gelondong (spindles) atau proprioseptor yang

terletak di dalamotot, tendon dan ligament, tampaknya merupakan alat

pengkoordinasi gerakan tubuh. Adapun reseptor labyrinthine yang

terletak di dalam telinga adalah pengukur keseimbangan tubuh.

Kemampuan koordinasi dan keseimbangan, keduanya merupakan

elemen penting indera kinestetis. Dijelaskan oleh Sugiyanto bahwa

masing-masing reseptor memiliki fungsi sendiri-sendiri dalam

hubungannya dengan posisi dan gerakan tubuh. Aktivitas kumparan otot

berfungsi utama untuk membantu reflex-reflex postural dan memelihara

tegangan otot. Reseptor persendian penting untuk persepsi untuk

presepsi posisi dan gerakan persendian, dan alat-alat vestibular berguna

untuk memelihara keseimbangan dan menginterprestasi gerakan lateral,

horizontal dan vertikal (Sugiyanto, 1984:122).

Page 88: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

79

2. Gerak Kinestetis dalam Tari

Pemahaman gerak kinestetis dalam tari pada umumnya terkait

dengan gerak yang memiliki nilai estetis. Jika gerak yang dihasilkan belum

memiliki rasa estetis atau keindahan, belum dapat disebut dengan gerak

tari, karena gerak dalam tari bersifat estetis walaupun gerak dasarnya

diambil dari gerak keseharian.

Marilah kita bedakan gerak keseharian dan gerak yang memiliki

estetika.

Gambar tersebut menunjukkan pemetik teh yang sedang berjalan.

Page 89: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

80

Video Eksplorasi

Bandingkan ke dua gambar tersebut, manakah gerak yang meniliki nilai

estetis?

Gerak dalam tari memiliki rasa estetis karena geraknya telah

mengalami distorsi atau perombakan dan sitilisasi atau diperindah,

dengan memperhatikan ruang, waktu, tenaga, seperti yang dijelaskan

pada teori pembentukan gerak yang telah dijelaskan pada KB 1.

Mari kumpulkan gambar-gambar lainnya, dengan membedakan

gambar gerak tari dan gambar gerak keseharian. Berikut perhatikan

tayangan gerak kinestetis dalam tari:

https://www. youtube. com/watch?v=TV5U9bXk5G8

https://www. youtube. com/watch?v=0thm-AjwMgU (1:27)

E. RANGKUMAN

Kinestesis dinyatakan sebagai perasaan otot atau perasaan

motorik, bahkan cukup popular juga dengan sebutan indera

keenam (the sixth sense).

Kinestetis penting sebagai umpan balik dan selalu memberikan

informasi sensori kepada sistem saraf pusat megenai hal-hal yang

terkait dengan karakteristik gerakan.

Ujung saraf yang disebut gelondong (spindles) atau proprioseptor

yang terletak di dalamotot, tendon dan ligament, tampaknya

merupakan alat pengoordinasi gerakan tubuh.

Page 90: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

81

Reseptor labyrinthine yang terletak di dalam telinga adalah

pengukur keseimbangan tubuh.

F. TUGAS

Buatlah kelompok dengan 4 orang

1. Carilah gambar gerak keseharian yang kemudian menjadi gerak

tari!

2. Beri deskrispi pada gerak tari tersebut yang kalian dapatkan!

G. TES FORMATIF

1. Bentuk ekspresi gerak yang diungkapkan penari ketika bergerak taritermasuk unsur ….

A. Wiraga

B. Wirama

C. Wirupa

D. Wirasa

2. Gerak tari yang sudah memiliki nilai estetis dapat ditemukan ketika gerak tersebut telah mengalami ….

A. Perombakan

B. Pengembangan

C. Stilirisasi

D. Penataan

3. Reseptor yang terletak di dalam telinga yang berfungsi untuk

Page 91: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

82

mengukur keseimbangan tubuh adalah ….

A. Pre Frontal Cortex

B. Labyrinthine

C. Proprioseptor

D. Sensorik

4. Proprioseptor yang terletak di dalam otot, tendon dan ligament, tampaknya merupakan alat ….

A. Koordinasi gerak

B. Keseimbangan gerak

C. Kelenturan gerak

D. Keindahan gerak

5. Sistem saraf pusat terkait dengan karakteristik gerakan…

A. Keseimbangan, kekuatan, koordinasi, dan keindahan

B. Arah, posisi dalam ruang, kecepatan, dan aktivasi otot

C. Keseimbangan, otot, kecepatan, dan aktivitas otot

D. Keindahan, estetis, posisi dalam ruang, dan arah gerak

KEGIATAN BELAJAR 3

PENGERTIAN GERAK DALAM TARI DAN SIMBOL GERAK DALAM

NOTASI LABAN

Setelah mempelajari Kegiatan Belajar 2, sekarang kita mempelajari

Kegiatan Belajar 3 yang isinya tentang pengertian tari, jenis gerak tari,

dan gerak tari dalam notasi laban. Di akhir pembelajaran kalian harus

Page 92: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

83

melakukan diskusi, dan mengerjakan tes formatif.

Sekarang marilah kita belajar tentang Pengertian Gerak dalam Tari

dan Simbol Gerak dalam Notasi Laban.

A. KOMPETENSI DASAR

3. 1 Memahami gerak tari berdasarkan unsur ruang, waktu, dan

tenaga

4. 1 Memeragakan gerak tari berdasarkan unsur ruang, waktu, dan

tenaga

B. POKOK MATERI

1. Pengertian Tari

2. Jenis Gerak Tari

3. Notasi Tari

C. URAIAN MATERI

1. Pengertian Gerak dalam Tari

Perhatikan PPT berikut ini yang akan menjelaskan pengertian gerak

dalam tari, jika ada yang belum dipahami kalian bisa menanyakan

langsung pada guru tarimu di sekolah.

Page 93: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

84

Page 94: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

85

Page 95: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

86

Page 96: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

87

Berdasarkan slide tersebut sudah jelaskah kamu bahwa gerak dalam

tari memiliki unsur ruang, waktu, dan tenaga, seperti yang telah

Page 97: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

88

dijelaskan pada KB 1. Ruang gerak ada yang isebut dengan body space

(ruang tubuh penari), dan space area (ruang area penari ketika bergerak)

2. Jenis Gerak Tari

Pada pembelajaran di kelas Seni Budaya bidang studi Seni Tari, tentu

gurumu telah menjelaskan tentang jenis tari. Sekarang mari kita ulang lagi

untuk mempelajari jenis tari dari ppt berikut ini:

Page 98: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

89

Page 99: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

90

Page 100: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

91

Page 101: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

92

Setelah mempelajari slide tersebut, gerak tari dapat dilihat dari jenis

fungsi dari tari ketika dipertunjukkan.

Page 102: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

93

3. Notasi Tari

Pada materi ini bukalah link berikut:

www. e-assessment. id lalu klik Pembelajaran Literasi Gerak

Video tentang sejarah notasi tari (video literasi gerak)

D. RANGKUMAN

Unsur utama dalam tari adalah gerak

Gerak dalam tari memiliki unsur ruang, waktu, dan tenaga

Ruang dalam gerak tari terdiri atas body space dan body area

Waktu dalam gerak tari terbagi menjadi tempo dan durasi

Tenaga dalam gerak tari terdiri atas intensitas, kualitas, dan

aksen

Tari berdasarkan pola garapan terbagi menjadi tari tradisi dan

tari kreasi

E. TUGAS

Buatlah kelompok yang terdiri atas 4 orang, kemudian:

1. Amati dan tuliskan gerak-gerak yang ada dalam tari tradisi

2. Amati dan tuliskan gerak-gerak yang ada dalam tari kreasi

Page 103: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

94

F. TES FORMATIF

Pilihlah jawaban yang palig tepat dari beberapa pertanyaan

berikut!

1. Jika suatu gerak telah distilir maupun didistorsi, dapat disebutsebagai gerak….

A. Bela diri

B. Tari

C. Olah raga

D. Sehari-hari

2. Gerak tari harus memperhatikan unsur ruang, waktu, dan

tenaga. Unsur ruang terbagi menjadi …A. Ruang tubuh dan ruang gerak

B. Body space dan space area

C. Ruang area dan ruang panggung

D. Body shape dan shape area

3. Gerak dalam tari terbagi menjadi dua yaitu … A. Gerak maknawi dan gerak murni

B. Gerak keseharian dan gerak estetis

C. Gerak bermain dan gerak murni

D. Gerak bermakna dan gerak simbolis

4. Gerak pada tari tradisi pada umumnya memiliki ….

A. Kebebasan

Page 104: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

95

B. Kreativitas

C. Pakem

D. Kebaruan

5. Gerak sebagai hasil kreativitas biasanya dapat ditemukan pada tari ….

A.Tradisi

B.Kreasi

C. Primitif

D. Istana

KEGIATAN BELAJAR 4

RUANG DALAM GERAK TARI

Setelah mempelajari kegiatan belajar 3, selanjutnya marilah kita

pelajari kegiatan belajar 4 yang isinya memahami ruang gerak dalam tari,

dan simbol ruang gerak tari pada notasi laban. Di akhir pembelajaran,

kalian harus melakukan diskusi dan mengerjakan tes formatif.

Marilah kita mulai mempelajari tentang Ruang dalam Gerak Tari.

A. KOMPETENSI DASAR

3. 1 Memahami gerak tari berdasarkan unsur ruang, waktu, dan

tenaga

4. 1 Memeragakan gerak tari berdasarkan unsur ruang, waktu, dan

tenaga

Page 105: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

96

B. Pokok Materi

1. Ruang dalam Gerak

2. Simbol Ruang dalam Literasi Gerak

C. URAIAN MATERI

1. Ruang dalam Gerak Tari

a. Pengertian

Gerak dalam tari terdiri atas tenaga, ruang dan waktu yang

berhubungan erat dengan wiraga, wirama dan wirasa. Pengertin “ruang” dalam tari bukanlah pengertian ruang dalam arti kata “kamar” yang dibatasi oleh bidang-bidang tiga dimensional (panjang, lebar dan tinggi),

namun pengertiannya dalam tari lebih ditekankan pada garis-garis yang

dibentuk oleh penari sebagai garis imajiner. Setiap kali tubuh bergerak, ia

akan menciptakan ruang bagi dirinya sendiri.

Ruang dapat dinyatakan sebagai ruang positif dan ruang negatif.

Ruang positif pada dasarnya adalah ruang yang ditimbulkan oleh garis

kontur dari bagian tubuh yang bergerak misalnya tangan, kaki, dan

kepala. Adapun ruang negatif adalah ruang kosong yang ditimbulkan

sebagai akibat perubahan garis kontur tubuh yang bergerak.

b. Jenis Ruang dalam Gerak Tari

Gerak dalam tari dapat dihasilkan dari pross eksplorasi, yang

memperhatkan postur tubuh dalam satu kesatuan kelompok gerak,

sehingga akan menimbulkan kesan ruang yang berbeda.

Page 106: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

97

Produk koreografi kelompok yang bersifat nonliteral tanpa tema

cerita, seperti tipe murni dan studi yang lebih mementingkan atau

berkonsentrasi pada tema teba gerak itu sendiri, jenis kelamin dan

postur tubuh ini untuk mempertimbangkan kesatuan pusat perhatian

dalam ruang tari, misalnya kesatuan kelompok pria dan wanita,

kelompok postur tubuh besar dan kecil, bilamana terjadi pencampuran

jenis kelamin maupun postur tubuh dalam kesatuan kelompok itu, akan

menimbulkan tangkapan-tangkapan estetis yang berbeda-beda.

c. Simbol Ruang dalam Literasi Gerak

Literasi gerak merupakan hasil adopsi dan adaptasi dari notasi laban.

Pada notasi laban memiliki simbol arah yang memiliki arti sebagai ruang

gerak. Demikian pula dalam literasi gerak, di mana ruang memiliki arah

gerak yang sama dengan notasi laban. Berikut contoh arah ruang gerak

yang terdapat dalam literasi gerak.

Simbol Gerak Level Sedang

No. Gambar Keterangan

1.

Posisi ditempat

Page 107: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

98

Simbol Gerak Level Sedang

No. Gambar Keterangan

2.

Langkah maju kaki kanan/kiri

3.

Langkah mundur kaki kanan/kiri

4.

Langkah serong depan kaki

kanan/kiri

Page 108: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

99

Video Literasi Gerak Dasar Notasi dengan Warna

Simbol Gerak Level Sedang

No. Gambar Keterangan

5.

Langkah ke samping kaki

kanan/kiri

6.

Langkah mundur serong belakang

kaki kanan/kiri

Page 109: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

100

D. RANGKUMAN

Ruang ini bisa dinyatakan sebagai ruang positif dan ruang negatif.

Ruang positif pada dasarnya adalah ruang yang ditimbulkan oleh

garis kontur dari bagian tubuh yang bergerak misalnya tangan,

kaki, dan kepala.

Ruang negatif adalah ruang kosong yang ditimbulkan sebagai

akibat perubahan garis kontur tubuh yang bergerak.

Kesadaran penari terhadap rasa ruang seyogyanya mencakup

kedua ruang positif dan negatif tersebut

Ruang gerak ditentukan postur tubuh penari, jenis kelamin, dan

karakteristik penari

E. TUGAS

Buatlah kelompok, satu kelompok tedisri dari 4 orang. Buatlah

simbol literasi gerak dan buat deskripsinya

F. TES FORMATIF

Pilihlah jawaban yang paling benar dari beberapa pertanyaan

berikut ini!

1. Ruang yang ditimbulkan oleh garis imajiner dari bagian tubuh

yang bergerak misalnya tangan, kaki, dan kepala, disebut

dengan....

Page 110: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

101

A. ruang positif

B. ruang negative

C. ruang gerak

D. ruang tubuh

2. Ketika penari melakukan gerak, yang harus diperhatikan adanya kesadaran terhadap…

A. ruang positif

B. ruang negative

C. ruang area

D. ruang gerak dan ruang area

3. Jika penari perempuan bertubuh besar, dan ingin memberi

kesan gerak maskulin ruang gerak yang dihasilkan sebaiknya ….

A. menyilang

B. membuka

C. kontras

D. menutup

4. Ruang gerak yang memberi kesan sedih biasanya dilakukan dengan gerakan ….

A. menyilang

B. membuka

C. kontras

D. menutup

Page 111: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

102

5. Berikut ini simbol literasi gerak

Mempunyai arti ….

A. melangkah kaki kanan serong kiri

B. melangkah kaki kanan serong kanan

C. melangkah kaki kiri serong kiri

D. melangkah kaki kiri serong kanan

KEGIATAN BELAJAR 5

WAKTU DALAM GERAK TARI

Setelah mempelajari Kegiatan Belajar 4, sekarang kita mempelajari

Kegiatan Belajar 5 yang isinya tentang waktu dalam gerak tari. simbol

gerak tari dalam notasi laban dapat dilihat dari hitungan. Di akhir

pembelajaran kalian harus melakukan diskusi, dan mengerjakan tes

formatif.

Marilah kita mulai mempelajari tentang Waktu dalam Gerak Tari.

Page 112: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

103

A. KOMPETENSI DASAR

3.1 Memahami gerak tari berdasarkan unsur ruang, waktu, dan

tenaga

3.2 Memeragakan gerak tari berdasarkan unsur ruang, waktu,

dan tenaga

B. POKOK MATERI

1. Waktu dalam Gerak Tari

2. Simbol Waktu Gerak dalam Literasi Gerak

C. URAIAN MATERI loop

1. Waktu dalam Gerak Tari

Gerak, ruang, dan waktu terintegrasi sebagai kesatuan yang

membentuk tari. Adapun yang dimaksud dengan “waktu” tidaklah hanya berkait dengan “irama” yang melekat dengan iringan gerak tari yang tersaji, namun lebih jauh adalah berkaitan dengan dinamika emosional

yang ditimbulkannya. Irama tidak selamanya harus ditandai secara fisik

dengan ketukan yang dapat didengar, namun bisa saja dengan detak

jantung yang sering hanya bisa bisa didengar oleh diri sendiri. Jeda atau

diam pun juga merupakan musik yang mampu menghidupkan tari.

Pengertian waktu bermakna pengulangan, namun keyataannya dapat

memberikan makna. Dimensi waktu seperti itulah yang menjadikan

sebuah tari memiliki kebaruan gerak.

Pelajari PPT berikut ini tentang waktu dalam tari berikut ini:

Page 113: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

104

Page 114: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

105

2. Simbol Literasi Gerak Berdasarkan Hitungan

Berikut ini simbol literasi gerak yang memperhatikan htungan dan

variasi ruang gerak yang harus diikuti sesuai dengan simbolnya. Hitungan

Page 115: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

106

tersebut dapat dilakukan dengan tempo yang lambat atau tempo cepat,

sehingga akan menghasilkan penyelesaian waktu yang berbeda walaupun

simbok geraknya sama.

Latihan Simbol Gerak

No. Gambar Keterangan

1.

Hitungan 1

2.

Hitungan 2

3.

Hitungan 3

4.

Hitungan 4

Page 116: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

107

D. RANGKUMAN

Hitungan cepat atau lambat dapat mempengruhi waktu dalam

melakukan gerak tari

Pada tari putri yang berkarakter halus biasanya menggunakan

tempo yang lambat, dan hal ini kaan berbeda dengan gerak untuk

karakter putra gagah

Durasi tari akan sangat tergantung tempo yang dilakukan dalam

setiap gerakannya.

E. DISKUSI

Butlah kelompok yang terdiri atas 4 orang

1. Identifikasi tari-tari Randai yang memiliki tempo lambat, dan

cepat

2. Kelompokan tari tradisi kamu ketahui sesuai dengan karakternya

F. TES FORMATIF

1. Tari merupakan unsur gerak yang harus memperhatikan ruang,

waktu, dan tenaga. Apabila gerak tersebut dilakukan dengan

hitungan 1-4, dilanjutkan hitungan 1-8, dan diakhiri hitungan 1-

2. Adanya perubahan hitungan yang berpengaruh terhadap

Video Literasi Gerak Latihan 4

(Lihat Web E-Learning)

Page 117: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

108

gerak, maka akan menimbukan gerak yang memiliki…

A. ruang

B. waktu

C. tenaga

D. dinamika

2. Cepat lambatnya gerak yang dapat dilihat pada Tari Randai dari

Sumatera Barat menunjukkan tarian tersebut memiliki tempo

yang dinamis. Namun demikian Tari Randai tidak menggunakan musik pengiring berupa…

A. diatonis

B. internal

C. kontemporer

D. pentatonis

3. Keindahan gerak salah satunya dapat dilihat dari penggunaan

irama. Untuk itu, tari yang baik adalah jika penggunaan irama

dapat memenuhi fungsi musik yaitu....

A. pendukung suasana, pengatur tempo, pengiring

gerak

B. pengatur tempo, pengatur ritme, pengatur dinamika

gerak

C. pengiring gerak, pengatur tempo, pengatur ritme

D. pengiring gerak, pendukung suasana, pemberi ilustrasi

4. Perbedaan gerak berdasarkan hitungan antara 1–4 dengan 1–8,

Page 118: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

109

dapat dirasakan adanya perbedaaan…

A. ritme

B. kualitas

C. kuantitas

D. intensitas

5. Mengatur tempo gerak dapat dilakukan melalui musik

pengiring tari. Pada tari Sunda pengatur tempo tersebut biasanya diatur oleh alat musik berupa…

A. rebab

B. saron

C. gong

D. kendang

2. MATERI INRMEDIATE KEGIATAN BELAJAR 1

KOORDINASI GERAK. TAGAN, DAN KAKI DENGAN MENGGUNAKAN

LEVEL

Pada Kegiatan Belajar 1 di Modul 2 ini, kita akan mempelajari

Koordinasi gerak kaki dan tangan dengan menggunakan unsur level.

Kalian sudah mulai belajar mengkoordinasikan gerak kaki dan tangan

secara bersamaan pada hitungan yang sama. Langkah pembelajaran yang

harus diperhatikan adalah (1) Amati simbol gerak dalam literasi gerak;

(2) Mengingat bentuk simbol gerak beserta warnanya untuk menunjukan

level gerak; (3) Mencoba melakukan sesuai dengan simbol geraknya; dan

(4) Mendemonstrasikan simbol gerak tersebut dengan hitungan yang

Page 119: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

110

konstan.

Marilah kita mulai dengan kegiatan belajar 1 yaitu KoordinasiGerak

Tangan Dan Kaki Dengan Menggunakan Level, setelah itu ikutilah diskusi,

dan tes formatifnya

A. KOMPETENSI DASAR

3. 1 Memahami gerak tari berdasarkan unsur ruang, waktu, dan

tenaga

4. 1 Memeragakan gerak tari berdasarkan unsur ruang, waktu, dan

tenaga

B. POKOK MATERI

1. Koordinasi Gerakan Aggota Tubuh dengan Level Melalui Simbol

dalam Literasi Gerak

2. Contoh Koordinasi Gerakan Aggota Tubuh dengan Level Melalui

Simbol dalam Literasi Gerak

C. URAIAN MATERI

1. Koordinasi Gerak Anggota Tubuh dengan Level Melalui Simbol

dalam Literasi Gerak

Menurut Suharno (Sridadi, 2009: 3) koordinasi gerak adalah

kemampuan seseorang untuk merangkai beberapa unsur gerak menjadi

suatu gerakan yang selaras dengan tujuannya, atau kemampuan

menampilkan tugas gerak dengan lentur dan akurat yang seringkali

Page 120: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

111

melibatkan perasaan dan serangkaian koordinasi otot yang

mempengaruhi gerakan.

Lutan (2002: 70) menyebutkan bahwa koordinasi gerak adalah

kemampuan untuk memadukan pelaksanaan tugas gerak yang terpisah-

pisah yang didukung oleh beberapa sumber penginderaan sehingga

menjadi gerak yang efisien. Koordinasi gerak memerlukan suatu

keharmonisan, irama, dan urutan gerak dari beberapa anggota tubuh.

Menurut Murgiyanto, level atau tinggi rendah adalah ukuran tinggi-

rendah yang dihasilkan oleh seorang penari dalam melakukan gerak.

Ketinggian maksimal yang dapat dicapai oleh seorang penari adalah

ketika meloncat ke udara, sehingga ketinggian minimal dicapai ketika

rebah di lantai.

Pada Notasi laban yaitu suatu sistem yang menganalisis dan

merekam pergerakan manusia. Dipublikasikan pertama kali oleh Rudolf

von laban pada tahun 1879-1958 dengan nama kinetographie. Beberapa

orang melanjutkan untuk pengembangan notasi tersebut. Di Amerika

oleh Ann hutchinson dikenal dengan Notasi laban. Notasi laban

dikembangkan di Jerman oleh Albrecht knust dengan nama

kinetographie laban. (Schrott, 1991:200) (https://media. neliti.

com/media/publications/219327-pemodelan-3-dimensi-notasi-laban-

dengan. pdf)

Sementara level dalam gerak tari adalah level dalam gerak tari

adalah tinggi rendahnya gerak tari yang dilakukan. Gerak tari

berdasarkan level memiliki tiga elemen yaitu rendah, sedang dan tinggi.

Ketiga level ini merupakan satu kesatuan utuh sehingga memberi kesan

dinamis pada tari. Penggunaan level pada gerak berhubungan erat dengan

ruang, waktu, dan tenaga. Gerak level rendah dilakukan menyentuh lantai.

Page 121: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

112

Gerak level sedang dilakukan sejajar dengan tubuh, dan gerak level tinggi

dilakukan sebatas kemampuan penari melakukan gerak secara vertikal.

2. Contoh Koordinasi Gerak Anggota Tubuh dengan Level Melalui

Simbol dalam Literasi Gerak

Literasi gerak ini merupakan adopsi dan adaptasi dari notasi laban

dengan penambahan warna coklat untuk level rendah, hijau untuk level

sedang, dan biru untuk level tinggi. Pemilihan warna disesuaikan dengan

alam lingkungan sekitar siswa yaitu coklat untuk warna tanah yang

memberi level rendah, hijau warna daun yang memberi arti level sedang,

sedangkan biru warna langit yang memberi simbol level tinggi.

Pemberian warna pada simbol agar siswa dapat lebih mudah

memahami level gerak yang terdapat dalam notasi laban. Penulisan

literasi gerak terbagi menjadi gerak bagian kiri dan bagian kanan, berikut

gambar secara spesifik penyederhanaan dari simbol-simbol literasi gerak

sebagai media pembelajaran.

Page 122: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

113

Secara terperinci marilah kita mulai mengenal simbol-simbol dari

literasi gerak

Page 123: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

114

Page 124: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

115

D. RANGKUMAN

Notasi laban diciptakan dengan tujuan agar gerak dalam tari

dapat dicatat dan didokumenkan

Terdapat garis untuk menggambarkan simbol gerak bagian kaki,

tangan, bagian kiri dan kanan

Page 125: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

116

Video Gerak Kaki tangan 1

(Lihat Web E-Learning)

Level pada literasi gerak yang berbasis pada notasi laban ditandai

dengan warna hijau untuk leveli sedang, warna coklat untuk level

rendah, dan warna biri untuk level tinggi

E. DISKUSI

Buatlah kelompok yang terdiri atas 4 orang, kemudian:

1. Gambarlah simbol literasi gerak kaki dengan berbagai level untuk

4 hitungan

2. Gambarlah simbol literasi gerak tangan dengan berbagai level

untuk 4 hitungan

Page 126: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

117

F. Tes Formatif KB 1

1. Penulisan notasi laban untuk gerak ke kiri dan ke kanan

disimbolkan dengan tanda:

A.

B.

C.

D.

Page 127: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

118

2. Perhatikan gambar notasi laban berikut ini:

gerak kaki disimbolkan dengan…

A. simbol di tempat

B. simbol garis

C. simbol warna coklat

D. simbol gerak ke samping kiri dan kanan

3. Perhatikan gambar notasi laban berikut ini

Warna hijau mrupakan simbol untuk gerak ….

A. kaki

B. kepala

C. tangan

D. diam

Page 128: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

119

4. Pada gambar berikut ini

Merupakan simbol gerak ….

A. ke depan level sedang

B. ke depan level rendah

C. ke depan level tinggi

D. ke belakang level sedang

KEGIATAN BELAJAR 2

KOORDINASI GERAK TANGAN DAN KAKI DENGAN MENGGUNAKAN

RUANG

Setelah mempelajari Kegiatan Belajar 1, sekarang kita mempelajari

Kegiatan Belajar 2 yang isinya tentang Koordinasi Gerak Tangan dan

Kaki dengan Menggunakan Ruang. Pada kegiatan belajar 2 ini kalian

harus sudah memahami dengan benar simbol arah dari notasi laban

dengan tepat, sekaligus dapat mengkoordinasikan gerakan antara tangan

dan kaki. Langkah pembelajaran yang harus diperhatikan adalah (1)

amati simbol literasi gerak; (2) mengingat bentuk simbol gerak beserta

warnanya untuk gerak beserta warnanya untuk menunjukan ruang gerak;

(3) mencoba melakukan sesuai dengan simbol geraknya; dan (4)

mendemonstrasikan simbol gerak tersebut dengan hitungan yang

Page 129: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

120

konstan.

Di akhir pembelajaran kalian harus melakukan diskusi, dan

mengerjakan tes formatif. Marilah kita belajar tentang Koordinasikan

Gerak Tangan dan Kaki Dengan Menggunakan Ruang

A. KOMPETENSI DASAR

3. 1 Memahami gerak tari berdasarkan unsur ruang, waktu, dan

tenaga

4. 1 Memeragakan gerak tari berdasarkan unsur ruang, waktu, dan

tenaga

B. POKOK MATERI

1. Koodinasi Gerak Anggota Tubuh dengan Ruang Melalui Simbol

dalam Literasi Gerak

2. Contoh Koodinasi Gerak Anggota Tubuh dengan Ruang Melalui

Simbol dalam Literasi Gerak

C. URAIAN MATERI

1. Koodinasi Gerak Anggota Tubuh dengan Ruang Melalui Simbol

dalam Literasi Gerak

Pemahaman ruang sebagai gerak tari memiliki hubungan dengan

kekuatan-kekuatan motor penggeraknya, yaitu struktur ritmis dari pola

gerakan yang terjadi dalam ruang itu (Sumandiyo, 2003: 23). Dikatakan

pula bahwa ruang gerak tari dapat menciptakan suatu imaji dinamis.

Page 130: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

121

Aspek ruang dalam gerak tubuh merupakan komponen visual tari. Ruang

di dalam tari, selain ruang untuk pertunjukan juga ada ruang yang

diciptakan oleh penari.

(http://staffnew. uny. ac. d/upload/131699326/pendid

ikan/MODUL+TARI+NUSANTARA+IV. pdf).

Berikut gambar-gambar notasi literasi gerak (https://www. google.

com/search?q=gambar+notasi+l

aban&safe=active&sxsrf=ACYBGNQPROWwKaVjt5H4 WNL1nNsJ7_H-

Kg:1569051316713&source=lnms&tbm= isch&sa=X&v

ed=0ahUKEwjzuvfSs-

HkAhWVfn0KHRcyC5EQ_AUIESgB&biw=1319&bih=58

1#imgrc=ZngRkChJqTP3kM:)

Belajar literasi gerak berbasis pada notasi laban bukan belajar notasi

laban yang sesungguhnya, tetapi hanya pada penggunaan simbol arahnya

saja, hal ini karena pemahaman literasi gerak bukan pada belajar notasi

labannya, tetapi notasi laban sebagai stimulus untuk mengaktifkan dan

menyeimbangkan kerja otak.

Ruang gerak pada notasi laban dapat ditunjukkan dengan simbol

arah gerak, karena ketika tangan merentang ke samping akan memiliki

makna yang berbeda ketika tangan membuka dengan arah serong kiri

dan kanan.

Begitu pula ketika tangan ke atas akan berbeda ruangnya jika tangan

merentang ke samping.

Sekarang mari lakukan gerak berikut:

Page 131: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

122

a. Posisi di tempat

b. Langkah maju kaki kanan/kiri

c. Langkah kanan/kiri mundur

kaki

d. Langkah serong depan kaki

kanan/kiri

e. Langkah kanan/kiri ke samping

kaki

f. Langkah mudur serong

belakang kaki kanan/kiri

Kita ulangi lagi dengan simbol berikut ini:

a. Posisi di tempat dengan kaki

jinjit

b. Langkah maju kaki kanan/kiri

dengan kaki jinjit

Page 132: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

123

c. Langkah mundur kaki

kanan/kiri dengan kaki jinjit

d. Langkah serong kaki kanan

kanan/kiri dengan kaki jinjit

e. Langkah ke samping kaki

kanan/kiri dengan kaki jinjit

f. Langkah mundur serong kaki

kanan/kiri dengan kaki jinjit

D. Contoh Koodinasi Gerak Anggota Tubuh dengan Ruang Melalui

Simbol dalam Literasi Gerak

Ikuti gerak pada video pembelajaran gerak pad web e-assessment.id dan

lakukan pula gerak kaki berikut ini:

Page 133: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

124

Page 134: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

125

Video Gerak Tangan

(Lihat Web E-Learning)

Kemudian lakukan juga gerak tangan berikut ini:

Selanjunya lakukan gerak kaki dan tangan secara bersama-sama

berikut ini:

Page 135: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

126

E. RANGKUMAN

Ruang sebagai elemen tari memiliki hubungan dengan kekuatan-

kekuatan motor penggeraknya, yaitu struktur ritmis dari pola

gerakan yang terjadi dalam ruang tersebut

Pada literasi gerak berbasis notasi laban, ruang ditunjukkan

dengan simbol arah gerak yang berbeda-beda

Gerak memiliki kesan ruang yang berbeda jika dilakukan dengan

menggunakan level atau arah yang berbeda-beda.

F. DISKUSI

Buatlah kelompok yang terdiri atas 4 orang

1. Buatlah simbol literasi gerak untuk gerak kaki dengan berbagai

arah

Page 136: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

127

2. Buatlah simbol literasi gerak untuk gerak tangan dengan berbagai

arah

G. TES FORMATIF

1. Ruang pada literasi gerak dapat ditunjukkan dengan simbol ….

A. garis

B. arah

C. gerak

D. tempat

2. Jika tangan kiri ke samping kiri, dilanjutkan dengan gerak tangan kanan ke sampang kanan, akan menghasilkan posisi tangan….A. sembah

B. merentang

C. melenggang

D. bersiap

3. Jika kaki kanan melangkah ke depan, dan tangan kanan ke

belakang, dilakukan secara berulang-ulang bergantian, akan menunjukkan gerak….

A. berjalan

B. trisik

C. berlari

D. duduk simpuh

4. Jika tangan merentang, akan memiliki kesan ….

Page 137: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

128

A. sempit

B. luas

C. tertutup

D. besedih

5. Jika tangan kiri ke samping kanan, dilanjutkan dengan tangan

kanan ke samping kiri, posisi tengan tersebut akan memiliki makna ….

A. sempit

B. luas

C. tertutup

D. besedih

KEGIATAN BELAJAR 3

KOORDINASI GERAK TANGAN DAN KAKI DENGAN MENGGUNAKAN

LEVEL DAN RUANG

Setelah mempelajari Kegiatan Belajar 1 dan 2, sekarang kita

mempelajari Kegiatan Belajar 3 yang isinya tentang Koordinasi Gerak

Tangan dan Kaki dengan Menggunakan Level dan Ruang. Pada

kegiatan belajar 3 ini kalian harus sudah memahami dengan benar simbol

arah dan level dari notasi laban dengan tepat, sekaligus dapat

mengkoordinasikan gerakan antara tangan dan kaki. Langkah

pembelajaran yang harus diperhatikan adalah (1) amati simbol literasi

gerak; (2) mengingat bentuk simbol gerak beserta warnanya untuk

menunjukan level dan ruang gerak; (3) mencoba melakukan sesuai

Page 138: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

129

dengan simbol geraknya; dan (4) mendemonstrasikan simbol gerak

tersebut dengan hitungan yang konstan.

Di akhir pembelajaran kalian harus melakukan diskusi, dan

mengerjakan tes formatif. Sekarang marilah kita belajar tentang

Koordinasi Gerak Tangan dan Kaki dengan Menggunakan Level dan

Ruang.

A. KOMPETENSI DASAR

3. 1 Memahami gerak tari berdasarkan unsur ruang, waktu, dan

tenaga

4. 1 Memeragakan gerak tari berdasarkan unsur ruang, waktu, dan

tenaga

B. POKOK MATERI

1. Koodinasi Gerakan Aggota Tubuh dengan Level dan Ruang Melalui

Simbol dalam Literasi Gerak

2. Contoh Koodinasi Gerakan Aggota Tubuh dengan Level dan Ruang

Melalui Simbol dalam Literasi Gerak

Page 139: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

130

C. URAIAN MATERI

1. Koodinasi Gerak Anggota Tubuh, Level, dan Ruang Melalui

Simbol dalam Literasi Gerak

Berikut simbol literasi gerak berbasis notasi laban yang sudah diadopsi

dan diadaptasi.

Pada gambar di atas adalah simbol dalam notasi laban yang

menggunakan level rendah, gerakan tangan, dan gerakan kaki yang

dilakukan dalam posisi rendah.

Page 140: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

131

Pada gambar di atas adalah simbol dalam notasi laban yang

menggunakan level menengah, gerakan tangan, dan gerakan kaki yang

dilakukan dalam posisi menengah.

Page 141: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

132

Video Literasi Gerak

(Lihat Web E-Learning)

Pada gambar di atas adalah simbol dalam literasi gerak yang

menggunakan level atas, gerakan tangan, dan gerakan kaki yang dilakukan

dalam posisi atas.

Setelah melihat gambar dari simbol gerak dalam level, berikut ini

video mengenai koordinasi gerakan aggota tubuh, level, dan ruang melalui

simbol dalam literasi gerak.

Page 142: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

133

Sekarang marilah kita perhatikan gambar di berikut ini

Gambar tersebut menunjukkan kaki kakan di belakang, kaki kiri ke

depan, dan tangan ke bawah di tempat. Pada posisi tersebut memberikan

kesan ruang gerak kaki membuka dan ruang gerak tangan menutup.

Sementara untuk gambar di bawah ini menunjukkan kaki kanan

terkunci, kaki kiri ke samping kanan, dan tangan kiri ke depan.

Page 143: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

134

2. Contoh Koodinasi Gerak Anggota Tubuh dengan Level dan Ruang

Melalui Simbol dalam Literasi Gerak

Berikut ini adalah contoh gerak kaki dan tangan yang dilakukan

dengan 4 hitungan. Kalian coba praktikan sesuai dengan gambar tersebut!

Page 144: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

135

Video Gerak Kaki Tangan

(Lihat Web E-Learning)

Jika dibuat ke dalam bentuk tulisan, akan seperti deskripsi berikut ini

Bersiap Kaki kanan posisi di belakang, kaki kiri yang

berada di depan

Tangan ke bawah

Hitungan 1 Kaki kanan serong kanan level rendah, kaki

kiri terkunci

Tangan kanan ke samping kiri

Hitungan 2 Kaki kiri melangkah ke samping, kaki kanan

diangkat

Tangan kiri ke samping kanan, tangan kanan

ke depan

Hitungan 3 Kaki kanan ke samping, kaki kiri diangkat

Tangan kiri maju, tangan kanan dikunci

Berdasarkan gerak tersebut, yang perlu diperhatikan adalah simbol

arah gerak ke samping kanan, ke samping kiri, ke depan kiri, ke depan

kanan, ke belakang kiri, ke belakang kanan, serong kanan, serong kiri, dan

di tempat, atau terkunci, dan diangkat jika pada bagian kaki tidak

ditemukan simbol apapun.

Page 145: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

136

D. RANGKUMAN

Penggunaan level dan ruang sebagai elemen tari memiliki

hubungan dengan kekuatan-kekuatan motor serta akan

menentukan pada karakter gerak

Pada literasi gerak berbasis notasi laban untuk level ditandai

denan warna, sedangan ruang ditandai dengan simbol arah.

Gerak memiliki kesan ruang yang berbeda jika dilakukan dengan

menggunakan level atau arah yang berbeda-beda.

E. DISKUSI

Buatlah kelompok yang terdiri atas 4 orang

1. Buatlah simbol literasi gerak untuk gerak kaki dengan berbagai

level dan berbagai simbol arah!

2. Buatlah simbol literasi gerak untuk gerak tangan dengan berbagai

level dan berbagai simbol arah!

F. TES FORMATIF

Pilihlah jawaban yang paling benar dari pertanyaan

berikut ini!

1. Jika terdapat deskripsi berikut ini, simbol naotasi yang benar adalah…

Kaki kiri melangkah ke samping kaki kanan diangkat

Tangan kiri ke samping kanan, tangan kanan ke depan

Page 146: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

137

A.

B.

C.

D.

Page 147: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

138

2. Prhatikan gambar berikut ini:

A. Kaki kanan ke samping, kaki kiri diangkat. Tangan kiri maju,

tangan kanan dikunci

B. Kaki kiri melangkah ke samping kaki kanan diangkat.

Tangan kiri ke samping kanan, tangan kanan ke depan.

C. Kaki kanan ke samping, kaki kiri diangkat.

Tangan kiri maju, tangan kanan dikunci.

D. Kaki kiri dan kanan kembali ke tempat dengan level rendah

Tangan kanan ke samping kanan, tangan kiri ke samping kiri

3. Ruang dalam gerak tari dapat ditunjukkan dengan ….

A. volume gerak

B. karater gerak

C. posisi

D. tubuh penari

4. Ruang dalam literasi gerakdapat ditunjukkan dengan ….

A. hitungan

B. warna

Page 148: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

139

C. simbol arah

D. garis

5. Warna coklat pada literasi gerak yang berbasis notasi laban artinya

memiliki arti level….

A. sedang

B. tinggi

C. rendah

D. di tempat

3. MATERI ADVANCE

KEGIATAN BELAJAR 1

KOORDINASI GERAK TANGAN DAN KAKI DENGAN LEVEL DAN

VARIASI HITUNGAN

Hallo bagaimana kabarnya hari ini? Semoga masih tetap semangat untuk mempelajari literasi gerak ya…

Dalam proses belajar pada dasarnya tidak ada yang tidak bisa, hanya

tinggal kamu yakin saja untuk mencobanya.

Pada Kegiatan Belajar 1 di Modul 3 ini, kita akan mempelajari

Koordinasi Gerak Tangan dan Kaki dengan Menggunakan Level dan

Variasi Hitungan. Di materi ini kalian akan mempelajari pola variasi

hitungan. Jadi, ketika kalian melakukan gerakan dengan hitungan 1 akan

terdapat dua gerakan, yaitu gerakan pada hitungan “sa” dan gerakan yang

lain pada hitungan “tu”, begitu pula pada hitungan “du-a”, “ti-ga”, “em-

pat”, masig-masing akan memiliki simbol gerak yang berbeda.

Page 149: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

140

Kalian sudah mulai belajar mengkoordinasikan gerak kaki dan

tangan secara bersamaan pada hitungan yang sama. Langkah

pembelajaran yang harus diperhatikan adalah (1) amati simbol literasi

gerak; (2) mengingat bentuk simbol gerak beserta warnanya untuk

menunjukan level gerak; (3) cermti variasi hitungannya; (4) mencoba

melakukan sesuai dengan simbol gerak dan viriasi hitungan; dan (5)

mendemonstrasikan simbol gerak tersebut dengan hitungan yang

konstan.

Marilah kita mulai dengan kegiatan belajar 1 yaitu Koordinasi

Gerak Tangan dan Kaki dengan Menggunakan Level dan Variasi

Hitungan. Setelah itu, ikutilah diskusi, dan tes formatifnya

A. KOMPETENSI DASAR

3.1 Memahami gerak tari berdasarkan unsur ruang, waktu, dan tenaga

4. 1 Memeragakan gerak tari berdasarkan unsur ruang, waktu, dan

tenaga

B. POKOK MATERI

1. Koordinasi gerak angota tubuh, level dan hitungan melalui

simboldalam literasi gerak.

2. Contoh Koordinasi gerak angota tubuh, level dan hitungan

melalui simbol dalam literasi gerak.

Page 150: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

141

C. URAIAN MATERI

1. Koordinasi Gerak Angota Tubuh, Level, dan Hitungan Melalui

Simbol dalam Literasi Gerak

Menurut Suharno (Sridadi, 2009: 3) koordinasi gerak adalah

kemampuan seseorang untuk merangkai beberapa unsur gerak menjadi

suatu gerakan yang selaras sesuai dengan tujuannya, atau kemampuan

menampilkan tugas gerak dengan lentur dan akurat yang seringkali

melibatkan perasaan dan serangkaian koordinasi otot yang

mempengaruhi gerakan.

Video Mekanisme Kerja Otot: https://www. youtube.

com/watch?v=mH9-PVZ8gPE

Koordinasi gerak dalam tari merupakan perpaduan dari beberapa

gerakan yang tersusun menjadi suatu rangkaian gerak yang harmonis

dengan tujuan tertentu.

Perhatikan video berikut ini:

video mengenai Language of Anatomy -Movement: https://www.

youtube. com/watch?v=X5RUFXZZBH4

Level atau tinggi rendah adalah ukuran tinggi-rendah yang

dihasilkan oleh seorang penari dalam melakukan gerak. Ketinggian

maksimal yang dapat dicapai oleh seorang penari adalah ketika

meloncat ke udara, sehingga ketinggian minimal dicapai ketika rebah

di lantai.

Page 151: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

142

Sumber:https://brilianmedia. com/2018/12/03/level- gerak/

Notasi laban merupakan sebuah sitem pencatatan gerak tari dengan

menggunakan simbol-simbol piktoral dan linier yang berfungsi untuk

merekam dan menganalisis gerak tari

Marilah Kita lihat Video mengenai Pembelajaran literasi gerak.

berikut ini: https://www. youtube. com/watch?v=vP- v2RENKZk&t=3s

Page 152: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

143

2. Contoh Koordinasi Gerak Angota Tubuh, Level, dan Hitungan

Melalui Simbol dalam Literasi Gerak

Pada literasi gerak anggota tubuh dapat ditunjukkan dengan level

serta hiungan yang digunakan. Koordinasi gerak kaki dan tangan dengan

berbagai level dan simbol arah gerak dapat coba kalian lakukan. Jangan

lupa praktikkan pula hitungannya.

Perhatikan contoh berikut ini:

Cobalah cermati dan pahami simbol literasi gerak tersebut serta

pembagian hitungannya. Lakukanlah sesuai dengan gambar.

Berikut kalian data lihat di video berikut ini: Video Nabila Advance 1.

Page 153: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

144

Simbol manakah yang masih sulit untuk dipahami? Lakukan

berulang-ulang dan catat sampai berapa kali hitungannya sehingga kalian

dapat melakukan dengan lancar.

Selamat mencoba!

D. RANGKUMAN

Notasi laban memiliki berbagai level gerak dalam satu hitungan

Warna yang digunakan dalam literasi gerak berbasis notasi laban

ini, yaitu:

1. warna hijau level sedang

2. warna coklat level rendah

3. warna biru level tinggi

Simbol gerak dapat menngunakan variasi level dalam satu

gerakan.

E. Diskusi

Buatlah kelompok terdiri atas 4 orang, kemudian lakukan gerak

berikut ini:

Page 154: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

145

Page 155: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

146

F. Tes Formatif

1. Perhatikan gambar berikut:

Deskripsi gerak untuk tangan adalah sebagai berikut:

A. hitungan “sa”: kaki kiri ke samping, kaki kanan terkunci level

sedang; hitungan “a:: tangan kiri dan kanan ke samping level

tinggi

B. hitungan “sa”: tangan kiri dan kanan maju level rendah;

hitungan “a”: tangan kiri dan kanan ke samping level tinggi

C. hitungan “sa”: kaki kiri dan kanan maju level sedng; hitungan “a”: kaki kiri dan kanan ke samping level tinggi

D. hitungan “sa”: tangan kiri dan kanan maju level sedang;

hitungan “a”: tangan kiri dan kanan ke samping level tinggi

2. Simbol-simbol piktoral dan linier yang berfungsi untuk … dalam gerak tari

A. merekam dan menganalisis

B. melakukan dan mencoba

C. mengoordinasikan dan melatihkan

D. mengayati dan mendemosntrasikan

3. Jika ada simbol di bawah garis tebal pada awal gerak, maknanya

Page 156: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

147

adalah ….

A. hitungan pertama

B. bersiap

C. gerak lanjutan

D. gerak diam

4

Gambar tersebut menunjukkan posisi kaki:

A. di tempat rendah

B. ke samping kiri dan kanan level sedang

C. ke samping kiri dan kanan level rendah

D. di tempat level sedang

5. Perhatikan gambar berikut:

Page 157: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

148

Gerak kaki dapat dilakukan dengan:

A. maju melompat

B. maju level sedang

C. maju level tinggi

D. variasi maju level sedang dan level tinggi

KEGIATAN BELAJAR 2

KOORDINASI GERAK TANGAN DAN KAKI DENGAN MENGGUNAKAN

RUANG DAN VARIASI HITUNGAN

Hallo semuanya, masih semangat mengikuti kegiatan belajar hari ini?

Mario Teguh Pernah Berkata, “Orang-orang yang berhenti belajar akan

menjadi pemilik masa lalu. Orang-orang yang masih terus belajar, akan menjadi pemilik masa depan”Pada Kegiatan Belajar 2 di Modul 3 ini, kita akan mempelajari

Koordinasi Gerak Tangan dan Kaki dengan Menggunakan Ruang dan

Variasi Hitungan. Di materi ini kalian akan mempelajari ruang dan pola

variasi hitungan. Jadi ketika kalian melakukan gerakan dengan hitungan 1

akan terdapat dua gerakan, yaitu gerakan pada hitungan sa dan gerakan

yang lain pada hitungan tu, begitu pula pada hitungan “du-a”, “ti-ga”, ”em-

pat”, masig-masing akan memiliki simbol gerak yang berbeda

Kalian sudah mulai belajar mengkoordinasikan gerak kaki dan

tangan secara bersamaan pada hitungan yang sama. Langkah

pembelajaran yang harus diperhatikan adalah (1) amati simbol literasi

gerak; (2) mengingat bentuk simbol gerak beserta warnanya untuk

menunjukan level gerak; (3) cermati variasi hitungannya; (4) mencoba

Page 158: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

149

melakukan sesuai dengan simbol gerak dan viriasi hitungan; dan (5)

mendemonstrasikan simbol gerak tersebut dengan hitungan yang

konstan.

Marilah kita mulai dengan kegiatan belajar 2 yaitu Koordinasi

Gerak Tangan dan Kaki dengan Menggunakan Ruang dan Variasi

Hitungan, setelah itu ikutilah diskusi, dan tes formatifnya

A. KOMPETENSI DASAR

3. 1 Memahami gerak tari berdasarkan unsur ruang, waktu, dan

tenaga

4. 1 Memeragakan gerak tari berdasarkan unsur ruang, waktu, dan

tenaga

B. POKOK MATERI

1. Koordinasi Gerak Tangan dan Kaki dengan Menggunakan Ruang

dan Variasi Hitungan

2. Contoh Koordinasi Gerak Tangan dan Kaki dengan Menggunakan

Ruang dan Variasi Hitungan

C. URAIAN MATERI

1. Koordinasi Gerak Tangan dan Kaki dengan Menggunakan Ruang

dan Variasi Hitungan

Hitungan koodinasi gerak dalam literasi gerak tidak dihubungkan

untuk suatu gaya tari tertentu (tidak sama dengan notasi yang

Page 159: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

150

didasarkan pada tari balet klasik). literasi gerak berdasar pada gerakan

alami manusia, dan tiap perubahan gerakan harus secara rinci dituliskan

notasinya. Notasi ini berisi beberapa gambar tentang gerakan yang

dilakukan, penulisan notasi ini tidak mengoreksi gerakan tetapi

melakukan gerakan.

Sumber: Jurnal Informatika, Vol. 4, No. 2, Desember 2008: 175–190

Mari Perhatikan Video Animasi mengenai gerak koodinasi berdasarkan

teori laban:

https://www. youtube. com/watch?v=LA6W5kI- c34&t=45s

Level atau tinggi rendah adalah ukuran tinggi-rendah dalam literasi

gerak dibedakan melalui variasi warna untuk lebih mendetail hijau untuk

level sedang, biru untuk level tinggi, dan coklat untuk level rendah.

Perhatikan gambar grafis level gerak berikut ini:

Page 160: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

151

Warna pada gambar tersebut menunjukkan level gerak rendah,

sedang, dan tinggi. Perhatikan pula arah simbolnya. Jika dalam hitungan

terdapat dua level, lakukan sesuai dengan smbolnya, khusus untuk gerak

yang spesifik, seperti melompat, seperti gambar berikut ini:

Page 161: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

152

2. Contoh Koordinasi Gerak Tangan dan Kaki dengan

Menggunakan Ruang dan Variasi Hitungan

Literasi gerak merupakan penyederhanaan notasi laban. Penulisan

simbol literasi gerak terbagi dua menjadi kaki bagian kanan dan kaki

bagian kiri. Namun demikian agar kalian mudah memahaminya, kaki

bagian atas dan bagian bawah langsung terbagi dari simbolnya dengan

menggunakan 2 level.

Sekarang mari lakukan gerak berikut ini:

Page 162: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

153

Marilah kita belajar mendeskripsikan gerak tersebut, selain kalian juga

harus bisa melakukannya.

Bersiap Kaki di tempat level sedang, tangan di tempat level

rendah (posisi berdiri tegap)

Hitungan sa Kaki kiri maju, kanan kanan

terkunci

Page 163: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

154

Hitungan

satu

Tangan kiri maju serong

kiri level sedang

Tangan kanan kanan

serong kanan ke belakang

level sedang

Hitungan tu Kaki kanan melangkah ke samping kanan level sedang, kaki

kiri terkunci

Hitungan

dua

Kaki di tempat jinjit level tinggi, ke dua tangan maju ke

depan

Hitungan

tiga

Kaki duduk brsimpuh di tempat, tangan kiri ke samping kiri,

tangan kanan ke samping kanan

Hitungan

empat

Kaki di tempat level sedang

Hitungan

em

Tangan kiri ke samping

kiri level tinggi, tangan

kanan ke samping kanan

level tinggi

Hitungan pat Ke dua tangan ke depan

level sedang

Mendeskripsikan gerak notasi laban dapat dilakukan seperti tabel di

atas. Kalian harus belajar menerjemahkan dari gambar ke dalam bentuk

tulisan

Page 164: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

155

D. RANGKUMAN

Mendeskripsikan gerak harus diperhatikan bagian kaki dan

tangan serta hitungan yang terbagi ke dalam dua gerakan

Mendeskripsikan ke dalam bentuk itungan harus menggunakan

kalimat yang jelas, sehingga dipahami ketika orang lain membaca

dan dapat mempraktikannya

E. DISKUSI

Buatlah kelompok yang terdiri atas 4 orang, deskripsikan

gambar notasi laban berikut ini:

Page 165: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

156

Page 166: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

157

F. TES FORMATIF

1. Perhatikan gambar berikut:

Gambar tersebut menunjukkan gerak:

A. berdiri level rendah

B. duduk bersimpuh

C. berdiri di tempat

D. bediri level sedang

2. Gambar berikut ini:

Merupakan simbol:

A. kedua kaki merapat

B. kedua kaki diam

C. kedua kaki berdiri

Page 167: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

158

D. kedua kaki terkunci

3. Kemampuan dalam menuliskan, mendeskripsikan dan

menerjemahkan simbol gerak disebut dengan …. gerak

A. koordinasi

B. keseimbangan

C. literasi

D. notasi

4. Simbol literasi gerak diadaptasi dari …

A. Jacquline Smith

B. Rudolf Van Laban

C. Richard Van Laban

b. Laban Notation

5. Penulisan Simbol literasi gerak terbagi menjadi 2 bagian yaitu ….

A. gerak kaki dan tangan

B. gerak badan dan kepala

C. gerak anggota tubuh bagian kanan dan kiri

b. garis pembagian hitungan dan gerakan

Page 168: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

159

BAB VI

PENILAIAN TARI

A. Makna Penilaian

Sebelum membicarakan penilaian dalam pembelajaran, ada baiknya

kita menyamakan persepsi terlebih dahulu tentang konsep dan

pengertian yang akan kita gunakan. Pada saat membicarakan masalah

penilaian, kita sering menggunakan beberapa istilah seperti tes,

pengukuran, penilaian, dan evaluasi yang digunakan secara tumpang

tindih (over lap). Kita sering rancu dalam menggunakan istilah-istilah

tersebut karena keempat istilah itu terjadi dalam satu kegiatan yaitu pada

saat kita menilai hasil belajar siswa. Contohnya, pada ulangan harian, Arif

dapat menjawab tiga dari lima pertanyaan tes uraian tetapi pada ulangan

harian sebelumnya Arif hanya dapat mengerjakan dua dari lima butir soal

yang disediakan. Dari data tersebut, Anda menyatakan bahwa Arif telah

mengalami kemajuan dalam belajar. Ini berarti pembelajaran yang Anda

lakukan cukup berhasil. Dari contoh tersebut, sebenarnya Anda telah

melakukan tes, pengukuran, penilaian, dan evaluasi.

Pertanyaan-pertanyaan yang Anda berikan kepada Arif adalah

contoh alat ukur untuk mengukur hasil belajar Arif. Alat ukur tersebut

mengacu pada pengertian tes. Keberhasilan Arif menjawab dengan benar

tiga dari lima pertanyaan merupakan hasil pengukuran. Penggunaan alat

ukur yang menghasilkan angka-angka ini mengacu pada pengertian

pengukuran. Setelah membandingkan hasil ulangan harian pertama dan

Page 169: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

160

kedua, Anda menilai bahwa Intan telah meningkat hasil belajarnya.

Pernyataan ini mengacu pada pengertian penilaian. Sementara

pernyataan Anda tentang keberhasilan pembelajaran yang Anda lakukan

telah mengacu pada pengertian evaluasi.

Di lapangan banyak guru yang belum mengetahui dengan benar

konsep penilaian dan evaluasi. Satu istilah yang sering digunakan untuk

mewadahi kegiatan penilaian dan evaluasi adalah penilaian. Penggunaan

istilah penilaian untuk mewadahi kedua kegiatan tersebut sebenarnya

tidak terlalu salah karena dalam konsep penilaian dan evaluasi

mengandung unsur pengambilan kesimpulan.

Menurut Hanna (1993),

Assessment is the process of collecting, interpreting, and synthesizing

information to aid in decision making. Assessment synonymous with

measurement plus observation. It concerns drawing inferences from

these data sources. The primary purpose of assessment is to increase

student’s learning and development rather than simply to grade or rank student performance (Morgan & O’Reilly, 1999).

Penilaian merupakan bagian penting dan tak terpisahkan dalam

sistem pendidikan saat ini. Peningkatan kualitas pendidikan dapat dilihat

dari nilai-nilai yang diperoleh siswa. Tentu saja untuk itu diperlukan

sistem penilaian yang baik dan tidak bias. Sistem penilaian yang baik akan

mampu memberikan gambaran tentang kualitas pembelajaran sehingga

pada gilirannya akan mampu membantu guru merencanakan strategi

pembelajaran. Bagi siswa sendiri, sistem penilaian yang baik akan mampu

memberikan motivasi untuk selalu meningkatkan kemampuannya. Untuk

dapat memahaminya berikut ini merupakan beberapa pendapat ahli

tentang definisi penilaian.

Penilaian (assessment) adalah istilah umum yang mencakup semua

Page 170: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

161

metode yang biasa digunakan untuk menilai unjuk kerja individu atau

kelompok peserta didik. Proses penilaian mencakup pengumpulan bukti

yang menunjukkan pencapaian belajar peserta didik. Penilaian

merupakan suatu pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk

menjelaskan karakteristik seseorang atau sesuatu (Griffin & Nix, 1991).

Penilaian mencakup semua proses pembelajaran. Oleh karena itu,

kegiatan penilaian tidak terbatas pada karakteristik peserta didik saja,

tetapi juga mencakup karakteristik metode mengajar, kurikulum, fasilitas,

dan administrasi sekolah. Instrumen penilaian untuk peserta didik dapat

berupa metode dan/atau prosedur formal atau informal untuk

menghasilkan informasi tentang peserta didik. Instrumen penilaian dapat

berupa tes tertulis, tes lisan, lembar pengamatan, pedoman wawancara,

tugas rumah, dan sebagainya. Penilaian juga diartikan sebagai kegiatan

menafsirkan data hasil pengukuran atau kegiatan untuk memperoleh

informasi tentang pencapaian kemajuan belajar peserta didik.

Penilaian menurut Kunandar (2013:35) adalah proses pengumpulan

berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar

siswa. Sementara itu menurut Sani (2014:201) penilaian adalah proses

menyimpulkan dan menafsirkan fakta-fakta serta membuat pertimbangan

dasar yang profesional untuk mengambil kebijakan berdasarkan

sekumpulan informasi. Daryanto (2014:111) menyatakan penilaian

adalah rangkaian kegiatan untuk memeroleh, menganalisis, dan

menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang

dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga dapat

menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.

Penilaian yang efektif merupakan bagian terintregrasi dari proses

pembelajaran, seperti yang disampaikan oleh Mardapi (2012:4) bahwa

Page 171: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

162

upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dilakukan dengan

meningkatkan kualitas pembelajaran dan Penilaian. Sistem pembelajaran

yang baik akan menghasilkan kualitas belajar yang baik, selanjutnya

kualitas belajar dapat dilihat melalui Penilaiannya.

Penilaian sendiri didefinisikan sebagai suatu proses pengumpulan

data siswa yang dilakukan selama proses pembelajaran ataupun terhadap

hasil pembelajaran. Penilaian ini digunakan sebagai refleksi bagaimana

pembelajaran berlangsung. Sebuah pendapat disampaikan oleh Gurney

(2007) sebagaimana dikutip oleh Zheng et al. (2014:2) bahwa Penilaian

merupakan bagian dari pembelajaran, bukan akhir. Selanjutnya, Drake

sebagaimana dikutip oleh Subali (2010a:328) menyatakan Penilaian

bukan hanya sebagai bagian dari suatu kegiatan belajar (assessment of

learning), melainkan Penilaian untuk pembelajaran (assessment for

learning) dan berfungsi untuk memajukan siswa dalam belajar

(assessment as learning). Hal ini menyiratkan bahwa assessment bukan

hanya sebagai alat untuk mengevaluasi hasil siswa, melainkan bagian dari

dan untuk pembelajaran itu sendiri.

Wiyono dan Sunarni (2009:3) menyatakan Penilaian adalah suatu

upaya untuk mengumpulkan data atau informasi dengan menggunakan

multiteknik dan multisumber yang digunakan sebagai dasar untuk

pengambilan keputusan. Data atau informasi yang dimaksud yaitu data

tentang proses dan hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan di kelas,

baik hasil pembelajaran permuatan pembelajaran maupun aspek

pembelajaran. Berdasarkan data yang diperoleh dari kegiatan Penilaian

guru akan mengambil keputusan yang menggambarkan ketercapaian

tujuan pembelajaran oleh siswa.

Penilaian memiliki cakupan yang luas mulai dari kegiatan wajib

Page 172: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

163

ataupun opsional/tugas bagi siswa dalam pembelajaran dan kesesuaian

bentuk tertentu dari Penilaian dipengaruhi oleh pertimbangan disiplin

ilmu dan jenis pembelajaran yang didata (Zacharis, 2010:61). Salah satu

bentuk Penilaian yang digunakan dalam Kurikulum 2013 yaitu Penilaian

autentik.

Penilaian adalah proses mengumpulkan informasi tentang siswa dan

kelas untuk maksud-maksud pengambilan keputusan instruksional

(Richard, 2008:217). Penilaian berarti proses pengumpulan informasi.

Untuk guru, Penilaian dilakukan sebagai tujuan memutuskan

keterampilan mengajar (James, 1987, 6). Penilaian atau penilaian

diartikan sebagai kegiatan menafsirkan data hasil pengukuran

berdasarkan kriteria maupun aturan-aturan tertentu (Widoyoko, 2012:3).

Jadi, penilaian merupakan kegiatan untuk mengumpulkan informasi

hasilbelajar siswa yang diperoleh dari berbagai jenis tagihan dan

mengolah informasi tersebut untuk menilai hasil belajar dan

perkembangan belajar siswa. Berbagai jenis tagihan yang digunakan

dalam penilaian, antara lain kuis, ulangan harian, tugas individu, tugas

kelompok, ulangan akhir semester, dan laporan kerja.

Penilaian yang dilakukan oleh guru sangat penting dalam proses

pembelajaran untuk mengetahui sejauh mana kemampuan peserta didik

menerima pengetahuan yang telah diberikan. Guru harus menyiapkan tes-

tes untuk mengetahui kemampuan peserta didik dan memberikan

penilaian terhadap tes-tes yang akan diberikan. Kegiatan peserta didik

yang sistematis dan berkesinambungan tentang hasil belajar peserta didik

yang diperoleh berdasarkan sekumpulan informasi untuk pengambilan

keputusan inilah yang disebut sebagai penilaian.

Menurut Arikunto (2013: 35) penilaian dalam Kurikulum 2013

Page 173: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

164

mengacu pada Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar

Penilaian Pendidikan. Standar penilaian bertujuan untuk menjamin

beberapa hal sebagai berikut.

a) Perencanaan penilaian peserta didik sesuai kompetensi yang akan

dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip penilaian;

b) Pelaksanaan penilaian peserta didik secara profesional, terbuka,

edukatif, efektif, efisien, dan sesuai dengan konteks budaya; dan

c) Pelaporan hasil penilaian peserta didik secara objektif, akuntabel, dan

informatif. Standar penilaian pendidikan ini disusun sebagai acuan

penilaian bagi pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah pada

satuan pendidikan untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah.

B. Prinsip Penilaian

Prinsip penilaian mengacu pada standar penilaian pendidikan

jenjang pendidikan dasar dan menengah. Prinsip tersebut mencakup:

a) Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan

kemampuanyang diukur. Oleh karena itu, instrumen yang digunakan

perlu disusun melalui prosedur sebagaimana dijelaskan dalam

panduan agar memiliki bukti kesahihan dan keandalan.

b) Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria

yang jelas tanpa dipengaruhi oleh subjektivitas penilai. Oleh karena

itu, dalam rangka meningkatkan objektivitas penilaian, pendidik

menggunakan rubrik atau pedoman dalam memberikan skor

terhadap jawaban peserta didik atas butir soal uraian dan tes praktik

atau kinerja.

Page 174: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

165

c) Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta

didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang

agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.

Faktor tersebut tidak relevan di dalam penilaian. Oleh karena itu,

perlu dihindari agar faktor tersebut tidak berpengaruh terhadap hasil

penilaian.

d) Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu

komponen kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini hasil penilaian

benar-benar dijadikan dasar untuk memperbaiki proses

pembelajaran yang diselenggarakan oleh peserta didik. Jika hasil

penilaian menunjukkan banyak peserta didik yang gagal, sementara

instrumen yang digunakan sudah memenuhi persyaratan secara

kualitatif, berarti proses pembelajaran kurang baik. Dalam hal

demikian, pendidik harus memperbaiki rencana dan/atau

pelaksanaan pembelajarannya.

e) Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar

pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang

berkepentingan. Oleh karena itu, pendidik menginformasikan

prosedur dan kriteria penilaian kepada peserta didik. Selain itu, pihak

yang berkepentingan dapat mengakses prosedur dan kriteria

penilaian serta dasar penilaian yang digunakan.

f) Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian mencakup

semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik

penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan

peserta didik. Oleh karena itu, penilaian bukan semata-mata untuk

menilai prestasi peserta didik melainkan harus mencakup semua

aspek hasil belajar untuk tujuan pembimbingan dan pembinaan.

Page 175: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

166

g) Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan

bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku. Oleh karena itu,

penilaian dirancang dan dilakukan dengan mengikuti prosedur dan

prinsip-prinsip yang ditetapkan. Dalam penilaian kelas, misalnya,

guru kelompok mata pelajaran estetika menyiapkan rencana

penilaian bersamaan dengan menyusun silabus dan RPP.

h) Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran

pencapaian kompetensi yang ditetapkan. Oleh karena itu, instrumen

penilaian disusun dengan merujuk pada kompetensi (SKL, SK, dan

KD). Selain itu, pengambilan keputusan didasarkan pada kriteria

pencapaian yang telah ditetapkan.

i) Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik

dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya. Oleh karena itu,

penilaian dilakukan dengan mengikuti prinsip-prinsip keilmuan

dalam penilaian dan keputusan yang diambil memiliki dasar yang

objektif.

Mardapi (2004) mengemukakan tentang prinsip yang harus

diperhatikan dalam penilaian. Prinsip penilaian yang penting adalah

akurat, ekonomis, dan mendorong peningkatan kualitas pembelajaran.

Oleh sebab itu, sistem penilaian yang digunakan disetiap lembaga

pendidikan harus mampu (1) memberi informasi yang akurat; (2)

mendorong siswa belajar; (3) memotivasi guru; (4) meningkatkan kinerja

lembaga; dan (5) meningkatkan kualitas pendidikan.

Herman, Aschbacher dan Winters (1992) menyatakan dua tujuan

yang paling dasar dilakukan penilaian, yaitu untuk (1) menentukan sejauh

manasiswa telah menguasai pengetahuan atau keterampilan keterampilan

dan (2) mendiagnosis kelemahan dan kelebihan siswa dan merancang

Page 176: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

167

pengajaran yang sesuai. Terkait dengan tujuan pertama, penilaian harus

difokuskan kepada hasil belajar dengan menggunakan tes dan penilaian

langsung terhadap projek atau produk karya siswa. Untuk tujuan kedua,

penilaian difokuskan kepada perhatian tentang pengalaman mengapa

siswa berbuat salah, sehingga yang dibutuhkan adalah informasi tentang

proses dari pada hasil belajar. Oleh karena itu, teknik-teknik yang tepat

digunakan antara lain wawancara, observasi, jurnal siswa atau evaluasi

diri, daftar isian, dan pemikiran-pemikiran siswa mengenai proses

belajarnya.

C. Jenis Penilaian dalam Tari

Penilaian mengenal dua jenis istilah, yaitu istilah penilaian

tradisional dan. Penilaian autentik. Penilaian tradisional adalah penilaian

dalam pembelajaran dengan menggunakan teknik pen and paper tests,

yaitu tes menggunakan soalsoal pada lembar soal. Penilaian tradisional

lebih lanjut dijelaskan oleh Gulikers (2004:67) bahwa penilaian

tradisional pada pembelajaran di kelas meliputi tes dengan jawaban

singkat atau pilihan ganda. Salah satu penilaian alternatif yang

menyediakan cara mengevaluasi pembelajaran selain penilaian

tradisional adalah penilaian autentik. Kemendikbud (2013) menyatakan

penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara

komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan

keluaran (output) pembelajaran, yang meliputi ranah sikap, pengetahuan,

dan keterampilan. Ataç (2012:9) juga mendefinisikan penilaian autentik

sebagai bentuk penilaian dengan menggunakan aktivitas dan tugas yang

mencerminkan tujuan pembelajaran, kurikulum sesuai dengan real life

situation. Penilaian ini menekankan pada evaluasi yang bermakna dalam

Page 177: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

168

pembelajaran, yang menggunakan bermacam-macam bentuk penilaian

yang menggambarkan pelajaran, kemampuan, motivasi, dan sikap siswa

yang relevan dengan aktivitas kelas.

Tugas-tugas penilaian dalam pembelajaran yang diberikan bukan

hanya mengenai pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, melainkan

pengaplikasian keterampilan dalam menyelesaikan masalah yang ada

dalam kehidupan nyata. Hal ini sesuai dengan pendapat yang disampaikan

oleh Gulikers (2004:69) bahwa penilaian merupakan penilaian yang

mengharuskan siswa untuk menggunakan beberapa kompetensi, atau

kombinasi pengetahuan, keterampilan, dan sikap, yang perlu mereka

praktikkan dalam professional life.

Melatihkan kemampuan psikomotor atau keterampilan gerak ada

beberapa langkah yang harus dilakukan agar pembelajaran mampu

membuahkan hasil yang optimal. Mills (2014) menjelaskan bahwa

langkah-langkah dalam mengajar praktik adalah (1) menentukan tujuan

dalam bentuk perbuatan; (2) menganalisis keterampilan secara rinci dan

berutan; (3) mendemonstrasikan keterampilan disertai dengan

penjelasan singkat dengan memberikan perhatian pada butir-butir kunci

termasuk kompetensi kunci yang diperlukan untuk menyelesaikan

pekerjaan dan bagian-bagian yang sukar; (4) memberi kesempatan

kepada peserta didik untuk mencoba melakukan praktik dengan

pengawasan dan bimbingan; dan (5) memberikan penilaian terhadap

usaha peserta didik.

Pada Pasal 64 Ayat 5 Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun

2005 tentang Standar Nasional Pendidikan ditegaskan bahwa penilaian

hasil belajar kelompok mata pelajaran seni tari dilakukan melalui

pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai

Page 178: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

169

perkembangan kompetensi peserta didik. Penegasan tentang penilaian

berbasis kompetensi melalui pengamatan terfokus yang harus dipilih

dalam menilai hasil belajar peserta didik dalam kelompok mata pelajaran

seni tari mengisyaratkan perlunya penggunaan bentuk penilaian yang

bersifat khusus.

Untuk memenuhi tuntutan akuntabilitas dalam dunia pendidikan,

pendidik mata pelajaran kelompok mata pelajaran seni tari perlu

mengembangkan sistem penilaian hasil belajar dengan memperhatikan

esensi kelompok mata pelajaran seni tari. Penilaian hasil belajar yang

relatif dapat diterima adalah jenis penilaian nontes atau berbasis

pengamatan/observasi yakni penilaian yang dilakukan dengan cara

mengamati secara terfokus yaitu perilaku peserta didik dalam hal

apresiasi, performance/rekreasi, dan kreasi sebagai cerminan dari

kompetensi dalam mata pelajaran Seni tari.

Pengukuran penilaian hasil belajar menggunakan instrumen nontes

untuk mengevaluasi hasil belajar aspek afektif dan keterampilan motorik.

Bentuk penilaian yang menggunakan alat ukur/instrumen nontes, yaitu

penilaian unjuk kerja/performance, penilaian projek/produk, penilaian

potofolio, dan penilaian sikap. Alat penilaian yang tergolong teknik

nontes, antara lain (1) kuesioner/angket, (2) wawancara (interview), (3)

daftar cocok (check-list), (4) pengamatan/observasi, (5) penugasan, (6)

portofolio, (7) jurnal, (8) inventori, (9) penilaian diri (self-assessment),

dan (10) penilaian oleh teman sejawat (peer assessment).

1. Penilaian Unjuk Kerja (Performance Assessment)

Pada tes bentuk perbuatan (unjuk kerja), umumnya dilakukan

Page 179: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

170

dengan caramenyuruh peserta tes untuk melakukan sesuatu pekerjaan

yang bersifat fisik (praktik). Tes bentuk perbuatan ini sangat cocok untuk

melakukan penilaian dalam pelajaran praktik/keterampilan atau

praktikum di laboratorium. Alat yang digunakan untuk melakukan

penilaian pada umumnya berupa lembar pengamatan (lembar observasi).

Tes bentuk perbuatan ini pada umumnya dapat digunakan baik untuk

menilai proses maupun hasil (produk) dari suatu kegiatan praktik.

Mengukur dimaksudkan memberi bentuk kuantitatif dari suatu

kegiatan atau kemampuan yang dimiliki, yaitu dalam bentuk angka. Pada

pengukuran unjuk kerja yang digunakan adalah lembar pengamatan.

Pengukuran unjuk kerja dipergunakan untuk mencocokkan kesesuaian

antara pengetahuan mengenai teori dan keterampilan di dalam praktik

sehingga hasil evaluasinya menjadi lebih jelas. Penilaian penguasaan

kompetensi aspek keterampilan atau psikomotor yang dimiliki oleh

seseorang atau peserta didik, hanya ada satu bentuk tes yang tepat yaitu

tes perbuatan (performance assessment). Artinya, orang yang akan dinilai

keterampilannya harus menampilkan atau melakukan skill yang

dimilikinya di bawah persyaratan-persyaratan kerja yang berlaku.

2. Pengertian Penilaian Unjuk Kerja

Performance assessment merupakan penilaian yang dilakukan

dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu.

Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi

yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu, seperti praktik di

studio, presentasi dan diskusi. Cara penilaian ini dianggap lebih autentik

dari pada tes tertulis karena apa yang diniliai mencerminkan kemampuan

peserta didik yang sebenarnya (Stinggins, 1994).

Page 180: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

171

Ramlan (2010:1) menyatakan bahwa penilaian unjuk kerja

(performance assessment) merupakan penilaian yang dilakukan dengan

mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian

unjuk kerja adalah penilaian berdasarkan hasil pengamatan terhadap

aktivitas siswa sebagaimana yang terjadi. Penilaian unjuk kerja dapat

digunakan sebagai alternatif dari tes yang selama ini banyak digunakan

untuk mengukur keberhasilan belajar peserta didik pada suatu lembaga.

Dengan Penilaian unjuk kerjaini, diharapkan proses pengukuran hasil

belajar tidak lagi dianggap sebagai suatu kegiatan yang tidak menarik dan

bukan merupakan bagian yang terpisah dari proses pembelajaran. Oleh

karena itu, penggunaan Penilaian unjuk kerja menjadi penting dalam

proses pembelajaran karena dapat memberikan informasi lebih banyak

tentang kemampuan peserta didik dalam proses maupun produk, bukan

sekedar memperoleh informasi tentang jawaban benar atau salah saja.

Penilaian unjuk kerja dapat mengukur keterampilan berpikir dan

penalaran kognitif siswa dan kemampuan mereka untuk menerapkan

pengetahuan untuk memecahkan masalah yang realistis dan bermakna.

Mereka dirancang untuk lebih mencerminkan kinerja yang menarik,

memungkinkan siswa untuk membangun atau melakukan respons asli,

dan menggunakan kriteria yang telah ditentukan untuk mengevaluasi

pekerjaan siswa. Kesamaan yang dekat antara kinerja yang dinilai dan

kinerja yang menarik adalah karakteristik yang menentukan dari

penilaian kinerja (Kane, Crooks, & Cohen, 1999). Sebagaimana dinyatakan

oleh Standar untuk Tes Pendidikan dan Psikologis, penilaian kinerja

berusaha untuk meniru konteks atau kondisi di mana pengetahuan atau

keterampilan yang dimaksud benar-benar diterapkan (American

Research Association, American Psychological Association, & Dewan

Page 181: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

172

Nasional Pengukuran dalam Pendidikan, 1999, hal. 137).

Penilaian unjuk kerja dikembangkan untuk mengetes kemampuan

siswa dalam mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilannya (apa

yang mereka ketahui dan mereka lakukan) pada berbagai situasi nyata

dan konteks tertentu. Penialaian ini bukan hanya dimaksudkan untuk

menguji ingatan faktual siswa melainkan untuk menilai penerapan

pengetahuan faktual dan konsep-konsep ilmiah siswa. Mengevaluasi

kinerja dapat menjadi lebih rumit dalam situasi ini. Cara tradisional untuk

mengevaluasi pertunjukan interaktif adalah bagi manusia untuk

mengevaluasinya, mencari bukti dalam tindakan ketika mereka terjadi

dan situasi terungkap. Fitur kinerja tertentu dapat dicari, dihitung, dicatat

ada atau tidaknya, atau dinilai secara holistik. Dalam simulasi berbasis

komputer, prosedur penilaian otomatis dapat digunakan untuk

mengevaluasi pekerjaan siswa dalam tugas-tugas yang kurang terstruktur

ini.

Penilaian unjuk kerja (performance assessment) merupakan cara

penilaian yang dilakukan dengan mengamati dan menilai aktivitas siswa

yang melakukan atau menunjukkan kinerja tertentu. Permendikbud RI No

66 tahun 2013 tentang standar penilaian pendidikan menerangkan bahwa

penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap,

pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang

sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap peserta

didik terhadap standar yang telah ditetapkan. Pendidik menilai

kompetensi keterampilan melalui Penilaian unjuk kerja yaitu penilaian

yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi

dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio. Unjuk

kerja merupakan salah satu contoh dari Penilaian unjuk kerja peserta

Page 182: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

173

didik. Penilaian unjuk kerja adalah proses pengumpulan data dengan cara

pengamatan yang sistematik untuk membuat keputusan secara individu.

Penilaian unjuk kerja digunakan terhadap suatu tugas yang

membuutuhkan respon nonverbal. Penilaian unjuk kerja dalam dunia

pendidikan sudah banyak digunakan terutama untuk bidang studi

teknologi, ilmu-ilmu alam, matematika, ekonomi, dan bahasa. Melalui

penilaian ini akan diperoleh informasi tentang apa yang sudah dicapai dan

yang belum dicapai (Mardapi, 2008).

Penilaian unjuk kerja pada prinsipnya lebih ditekankan pada proses

keterampilan dan kecakapan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.

Penilaian ini sangat cocok digunakan untuk menggambarkan proses,

kegiatan, atau unjuk kerja. Proses, kegiatan, atau unjuk kerja dinilai

melalui pengamatan terhadap siswa ketika melakukannya. Penilaian

unjuk kerja adalah penilaian berdasarkan hasil pengamatan penilai

terhadap aktivitas mahasiswa sebagaimana yang terjadi. Misalnya,

penilaian terhadap kemampuan mahasiswa merangkai alat praktikum

untuk percobaan sederhana dilakukan selama mahasiswa merangkai alat,

bukan sebelum atau setelah alat dirancang.

Menurut Popham (1994: 141) penilaian terhadap kinerja siswa

setidaknya memiliki tiga sifat, yaitu kriteria ganda (multiple criteria),

standar kualitas yang telah dispesifikasi (prespektified quality standards)

dan penaksiran penilaian (judgmental appraisal). Penilaian unjuk kerja

(Performance Penilaiant), merupakan bagian dari penilaian alternatif,

penilaian ini muncul sekitar tahun1980-an, sebagai kritikan terhadap

kelemahan tes baku yang menggunakan tes objektif, tes baku banyak

mendominasi di persekolahan dan merupakan bagian yang terisolir dari

proses pembelajaran secara keseluruhan. Tes baku didasarkan pada

Page 183: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

174

prinsip-prinsip validitas, realibilitas, keadilan dan kemanfaatan

(usebilitas).

Penilaian ini melibatkan aktivitas siswa yang membutuhkan unjuk

keterampilan tertentu dan/atau penciptaan hasil yang telah ditentukan.

Karena itu, metodologi Assessment ini memberi peluang kepada guru

untuk menilai pencapaian berbagai hasil pendidikan yang sebenarnya

tidak dapat dijabarkan dalam tes tertulis. Melalui metodologi ini,

Assessment kinerja memungkinkan guru mengamati siswa saat siswa

sedang bekerja atau melakukan tugas belajar, atau guru dapat menguji

hasil-hasil yang dapat dicapai, serta menilai (judge) tingkat

penguasaan/kecakapan yang dicapai mahasiswa (UPI, 2011)

Penilaian unjuk kerja merupakan bentuk penilaian yang

menekankan kinerja siswa yang berhubungan dengan situasi yang

sebenarnya, dan dapat mengetahui sikap siswa yang diharapkan, serta

memungkinkan untuk mengukur keterampilan siswa secara kompleks

(Palm, 2008). Hal ini sejalan dengan Wren (2009) yang mengemukakan

bahwa penilaian unjuk kerja merupakan bentuk penilaian yang

memungkinkan siswa untuk menunjukkan kemampuan mereka dalam

konteks yang sesungguhnya.

Penilaian unjuk kerja merupakan suatu bentuk penilaian autentik

yang meminta peserta didik untuk mendemonstrasikan dan

mengaplikasikan pengetahuan ke dalam berbagai konteks sesuai dengan

kriteria yang diinginkan. (Masrukan 2013: 31). Stiggins dalam Masrukan,

penilaian unjuk kerja adalah suatu bentuk tes di mana siswa diminta

untuk melakukan aktivitas khusus dibawah pengawasan penguji (guru)

yang akan mengobservasikan penampilannya dan membuat keputusan

tentang kualitas hasil belajar yang akan ditumjukkannya.

Page 184: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

175

Penilaian unjuk kerja menurut Glencoe (2006:2) yaitu mengukur

pelaksanaan seorang siswa dalam membuat karya (produk) khusus atau

menunjukkan informasi. Hal ini dapat membantu dalam mengukur

pengetahuan siswa tetapi juga menggabungkan pemikiran dan

pemrosesan tingkat atas. Menurut Hogan (2007:15), Penilaian unjuk kerja

mengacu pada sebuah penilaian yang memperbolehkan siswa untuk

tampil, yaitu untuk menghasilkan atau melakukan sesuatu. Pada

praktiknya, Penilaian unjuk kerja menerapkan sesuatu tentang keaslian

tugas. Beberapa tipe performance assessment disebut penilaian autentik.

Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan

mengamati kegiatan siswa dalam melakukan sesuatu. Objek Penilaian

unjuk kerja adalah tercapainya kompetensi belajar siswa yang mampu

menunjukkan unjuk kerja (performance) tertentu yang dapat diamati,

spesifik, dan terukur. Unjuk kerja yang dapat diamati antara lain adalah

melakukan presentasi, menggunakan peralatan laboratorium, dan

membuat projek. Penilaian unjuk kerja tidak dilakukan dengan tes tertulis

atau wawancara, melainkan dengan mengamati perilaku secara langsung

yang mempresentasikan unjuk kerja tersebut. Secara garis besar penilaian

pembelajaran yang mencakup penilaian unjuk kerja dapat dilakukan

terhadap dua hal, yaitu (1) proses pelaksanaan pekerjaan, yang

mencakup: langkah kerja dan aspek personal; dan (2) produk atau hasil

pekerjaan. Aspek panilaian dalam unjuk kerja pada presentasi tugas

berupa proses pelaksanaan unjuk kerja presentasi dan hasil media yang

mereka buat dan mereka gunakan.

Firdaus (2017) mengatakan, bahwa memberi kesempatan bagi

peserta didik untuk berpartisipasi dalam penyelidikan berbasis

kontekstual melalui pengamatan langsung dan penyelidikan ke dunia

Page 185: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

176

nyata sangat mendukung dalam mengembangkan kemampuan memahami

konsep fisika dan keterampilan ilmiah. Dalam kasus pembelajaran ini,

guru dapat membuat penilaian kerja. Penilaian unjuk kerja (performance

assessment) secara sederhana dapat dinyatakan sebagai penilaian

terhadap kemampuan dan sikap siswa yang ditunjukkan melalui suatu

perbuatan.

Menurut para ahli Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian

terhadap perolehan, penerapan pengetahuan, dan keterampilan yang

menunjukkan kemampuan siswa dalam proses maupun produk. Penilaian

tersebut mengacu kepada standar tertentu. Terdapat istilah lainnya yang

berkaitan dengan Penilaian unjuk kerja yaitu penilaian alternatif

(alternative assessment) dan penilaian autentik (authentic assessment).

Beberapa ahli menyatakan bahwa istilah penilaian autentik kadang-

kadang digunakan untuk menjelaskan penilaian unjuk kerja karena tugas-

tugas penilaiannya yang lebih dekat dengan kehidupan nyata. Istilah

penilaian alternatif digunakan untuk Penilaian unjuk kerja karena

merupakan alternatif untuk penilaian tradisional dengan paper and pencil

test. Standar diperlukan dalam Penilaian unjuk kerja untuk

mengidentifikasikan secara jelas apa yang seharusnya siswa ketahui dan

apa yang seharusnya siswa dapat lakukan.

Standar tersebut dikenal dengan istilah rubrik. Rubrik dapat

dinyatakan sebagai panduan pemberian skor yang menunjukkan sejumlah

kriteria performance pada proses atau hasil yang diharapkan. Rubrik

terdiri atas gradasi mutu kinerja siswa mulai dari kinerja yang paling

buruk hingga kinerja yang paling baik disertai skor untuk setiap gradasi

mutu tersebut. Dengan mengacu pada rubrik inilah guru memberikan

nilai terhadap kinerja siswa. Selain dari rubrik, Penilaian unjuk kerja

Page 186: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

177

terdiri atas komponen lainnya yaitu task (tugas-tugas). Task merupakan

perangkat tugas yang menuntut siswa untuk menunjukkan suatu

performance (kinerja) tertentu.

Melalui penilaian unjuk kerja guru dapat meminta siswa untuk

menyebutkan unsur tugas yang akan mereka gunakan dalam menentukan

kriteria penyelesaiannya. Hal ini dapat digunakan guru untuk

memberikan umpan balik terhadap kinerja siswa, baik dalam laporan

naratif maupun laporan kelas (Majid, 2014:64). Hal ini sebagaimana yang

dikemukakan oleh Arifin (2014:180), yakni bahwa unjuk kerja dapat

digunakan untuk mengetahui tingkat penguasaan keterampilan siswa

melalui tes penampilan atau demonstrasi, maupun kerja nyata.

Selanjutnya, Mislevy (1996) menunjukkan bahwa penilaian kinerja

dapat memungkinkan pengukuran perubahan yang lebih baik, baik

kuantitatif maupun kualitatif. Contoh hipotetis dari ukuran kuantitatif

perubahan untuk penilaian kinerja matematika adalah bahwa seorang

siswa menggunakan strategi rekursif hanya dua dari sepuluh kali selama

administrasi pertama penilaian matematika, tetapi enam dari sepuluh kali

selama pemerintahan kedua. Contoh evaluasi kualitatif perubahan adalah

bahwa siswa beralih dari strategi yang kurang efektif ke strategi rekursif

yang lebih canggih setelah instruksi.

Seperti yang ditunjukkan definisi ini, penilaian kinerja tidak harus

menilai penalaran yang kompleks dan keterampilan memecahkan

masalah. Misalnya, jika domain yang ditargetkan adalah kecepatan dan

ketepatan di mana siswa dapat menggunakan keyboard, ukuran yang

menangkap akurasi dan kecepatan keyboarding siswa akan dianggap

sebagai penilaian kinerja. Jelas keyboard bukan keterampilan berpikir

tingkat tinggi tetapi keterampilan prosedural otomatis yang dipelajari.

Page 187: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

178

Namun, penilaian kinerja yang kami maksud dalam bab ini adalah

penilaian yang dirancang untuk menilai keterampilan penalaran dan

pemecahan masalah yang kompleks dalam disiplin akademik dan yang

dapat digunakan untuk penilaian skala besar.

Dari uraian di atas dapat dideskripsikan bahwa Penilaian unjuk

kerja yaitu mengukur pelaksanaan seorang siswa dalam membuat karya

(produk) khusus atau menunjukkan informasi. Penilaian kinerja tersebut

dapat diterapkan dalam semua muatan pelajaran. Salah satu muatan

pelajaran yang menakankan pada penilaian kinerja yaitu muatan

pelajaran matematika. Materi yang terdapat dalam muatan pelajaran

matematika menekankan siswa untuk menerapkan pengetahuannya

dalam konteks yang baru.

3. Karakteristik Penilaian Unjuk Kerja (Performance Assessment)

Tes unjuk kerja dapat dilakukan secara kelompok dan juga dapat

dilakukan secara individual. Dilakukan secara kelompok berarti guru

menghadapi sekelompok tester, sedangkan secara individual berarti

seorang guru seorang testee. Tes unjuk kerja dapat digunakan untuk

mengevaluasi mutu suatu pekerjaan yang telah selesai dikerjakan,

keterampilan, kemampuan merencanakan sesuatu pekerjaan dan

mengidentifikasikan bagian-bagian sesuatu piranti mesin misalnya. Hal

yang penting dalam penilaian unjuk kerja adalah cara mengamati dan

menskor kemampuan kinerja peserta didik. Guna meminimalisasi faktor

subjektivitas keadilan dalam menilai kemampuan kinerja peserta didik,

biasanya rater atau penilai jumlahnya lebih dari satu orang sehingga

diharapkan hasil penilaian mereka menjadi lebih valid dan reliabel. Di

samping itu, dalam pelaksanaan penilaian diperlukan suatu pedoman

Page 188: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

179

penilaian yang bertujuan untuk memudahkan penilai dalam menilai,

sehingga tingkat subjektivitas bisa ditekan.

Penilaian unjuk kerjamerupakan penilaian yang dilakukan dengan

mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian

unjuk kerja cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi

yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu, seperti: praktik di

sanggar, praktik seni tari, presentasi, diskusi, bermain peran, memainkan

alat musik, bernyanyi, membaca puisi/deklamasi. Cara penilaian ini

dianggap lebih autentik daripada tes tertulis karena apa yang dinilai lebih

mencerminkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya. Tingkat

penguasaan terhadap bagian-bagian yang sulit dari suatu pekerjaan.

Unsur-unsur yang menjadi karakteristik inti dari suatu pekerjaan akan

menjadi bagian dari suatu tes unjuk kerja.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tes unjuk kerja

adalah ketersediaan peralatan dan bahan-bahan lainnya yang diperlukan

untuk tugas-tugas spesifik, kejelasan, dan kelengkapan instruksi. Secara

garis besar penilaian pembelajaran keterampilan pada dasarnya dapat

dilakukan terhadap dua hal, yaitu (1) proses pelaksanaan pekerjaan, yang

mencakup: langkah kerja dan aspek personal; dan (2) produk atau hasil

pekerjaan. Penilaian terhadap aspek proses umumnya lebih sulit

dibanding penilaian terhadap produk atau hasil kerja.

Penilaian proses hanya dapat dilakukan dengan cara pengamatan

(observasi), dan dilakukan seorang demi seorang. Penilaian proses pada

umumnya cenderung lebih subjektif dibanding penilaian produk, karena

tidak ada standar yang baku. Namun demikian, penilai dapat lebih

meningkatkan objektivitas penilaiannya dengan cara analisis tugas.

Sementara itu, penilaian produk pada umumnya lebih mudah dilakukan

Page 189: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

180

daripada penilaian proses, karena dapat dilakukan dengan menggunakan

instrumen yang lebih valid dan reliabel, seperti alat-alat ukur mikrometer

dan meteran. Dalam penilaian produk, karakteristik yang digunakan

sebagai standar biasanya adalah berhubungan dengan kemanfaatan,

kesesuaian dengan tujuan, dimensi, tampak luar, tingkat penyimpangan,

kekuatan, dan sebagainya.

4. Penilaian Projek

Suatu proses pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang

terdiri atas perencanaan, kegiatan belajar mengajar, dan evaluasi.

Kegiatan belajar mengajar yang dirancang dalam bentuk rencana

mengajar disusun oleh guru dengan mengacu pada tujuan yang hendak

dicapai.

Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan yang diharapkan, guru

perlu adanya evaluasi. Menurut Ralph Tyler, evaluasi adalah sebuah

proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa,

dan bagaimana tujuan pendidikan sudah tercapai. Definisi yang lebih luas

dikemukakan oleh dua orang ahli lain, yakni Cronbach dan Stufflebeam

yang mengatakan bahwa proses evaluasi bukan sekedar mengukur sejauh

mana tujuan tercapai, tetapi digunakan untuk membuat keputusan, dalam

hal ini terkait dengan prestasi atau hasil belajar.

Penilaian projek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian

terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut

periode/waktu tertentu. Penilaian projek dilakukan oleh pendidik untuk

tiap akhir bab atau tema pelajaran. Penyelesaian tugas dimaksud berupa

investigasi yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan,

Page 190: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

181

pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian

data (Abdul Majid, 2015, h. 63).

Menurut Kemendikbud (2015:124) pada penilaian projek

setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu dipertimbangkan meliputi

kemampuan pengelolaan, relevansi, dan keaslian, diuraikan sebagai

berikut:

a) Kemampuan pengelolaan yaitu, kemampuan peserta didik dalam

memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan

data serta penulisan laporan.

b) Relevansi yaitu, kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan

mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman, dan

keterampilan dalam pembelajaran.

c) Keaslian yaitu, projek yang dilakukan peserta didik harus merupakan

hasil karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi dan dukungan

terhadap projek peserta didik.

Penilaian projek adalah suatu kegiatan penilaian suatu tugas yang

mencakup beberapa kompetensi yang harus diselesaikan oleh peserta

didik dalam periode atau waktu tertentu. Tugas tersebut dapat berupa

investigasi terhadap suatu proses atau kejadian yang dimulai dari

perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan data dan

penyajian data. Penilaian projek dilakukan dari mulai perencanaan,

proses pengerjaan sampai ahir projek. Untuk itu seorang guru atau asesor

perlu memperhatikan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai.

Pelaksanaan penilaian dapat juga menggunakan rating scale atau daftar

cek.

Tentunya tidak semua model penilaian tersebut bisa diterapkan

Page 191: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

182

pada mata pelajaran. Untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam

terutama pada materi-materi yang terkait dengan project work, guru bisa

menggunakan penilaian projek.

Penilaian projek dapat dilakukan mulai perencanaan, proses selama

pengerjaan tugas, dan terhadap hasil akhir projek. Dengan demikian guru

perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti

penyusunan disain, pengumpulan data, analisis data, kemudian

menyiapkan laporan tertulis. Laporan tugas atau hasil penelitiannya juga

dapat disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan penilaian ini dapat

menggunakan alat/instrumen penilaian berupa daftar cek (checklist) atau

skala rentang (rating scale)

5. Penilaian Produk

Penilaian produk adalah penilaian terhadap keterampilan dalam

membuat suatu produk dan kualitas produk tersebut. Penilaian produk

tidak hanya diperoleh dari hasil akhir saja tetapi juga proses

pembuatannya. Penilaian produk meliputi penilaian terhadap

kemampuan peserta didik membuat produk-produk teknologi dan seni,

seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni (patung, lukisan, gambar),

barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam.

Penilaian produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik.

Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk. Cara

analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan

terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses

pengembangan yang dikemukakan Kunandar (2013: 299).

Kriteria yang digunakan guru untuk memilih produk siswa yang

Page 192: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

183

akan dilibatkan dalam penilaian yaitu (1) relevan dan mewakili

kompetensi yang akan dinilai. Cara menentukan relevan tidaknya suatu

produk adalah menetapkan kompetensi yang akan diukur setiap

memberikan tugas kepada siswa, dan menetapkan kompetensi yang akan

diukur pada tiap tahap dalam pembuatan produk; dan (2) jumlah produk

dan objektivitas penilaian. Semakin banyak produk yang dinilai untuk

masing-masing kompetensi, kesimpulan yang dihasilkan akan semakin

tepat. Penilaian produk yang objektif adalah penilaian yang tidak

dipengaruhi oleh jenis dan bentuk produk serta tidak dipengaruhi oleh

guru yang menilai.

Kelebihan dari penilaian produk adalah (1) guru dapat menilai

kreativitas anak untuk melihat siswa memiliki daya cipta dan mempunyai

kompetensi; (2) kompetensi masing-masing anak betul-betul dapat

diketahui secara objektif; (3) siswa dapat mempraktikkan ilmu yang

diperoleh secara langsung melalui pengalaman yang real; dan (4) siswa

dapat menelaah kembali kebenaran materi yang telah diperoleh.

Sementara kekurangan dari penilaian produk adalah (1)

memerlukan waktu yang cukup banyak; (2) tidak semua kompetesi dapat

dibuat karya nyata terutama yang abstrak; (3) biaya untuk membuat

karya nyata kadang-kadang mahal; (4) proses pembuatan perlu waktu

yang lama; (5) kemampuan fisik sebagai penunjang tidak sama; dan (6)

subjektif penskorannya.

6. Penilaian Portofolio

Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang

didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan

Page 193: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

184

kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut

dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap

terbaik, hasil tes (bukan nilai), atau informasi lain yang relevan dengan

sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dituntut oleh topik atau mata

pelajaran tertentu. Fokus penilaian portofolio adalah kumpulan karya

peserta didik secara individu atau kelompok pada satu periode

pembelajaran tertentu (Abdul Majid, 2015:67).

Keunggulan dari penilaian portofolio adalah guru dapat mengetahui

perkembangan peserta didik secara individual, peserta didik tidak perlu

menunggu peserta didik lain untuk menyelesaikan kompetensi dasar yang

sudah ditentukan, memudahkan guru untuk mencari solusi bagi peserta

didik yang mengalami kesulitan belajar, memotivasi peserta didik untuk

kerja mandiri, mendorong terjadinya perubahan paradigma dalam

penilaian, artinya melalui penilaian portofolio lebih menekankan pada

proses perubahan kemampuan peserta didik sebagai hasil belajar, tidak

hanya di fokuskan pada hasil belajar semata, adanya akuntabilitas.

Artinya, proses seleksi karya terbaik maupun dokumen yang telah

dikerjakan peserta didik senantiasa melibatkan peserta didik dalam

penilaian dan, peserta didik akan mampu menghargai hasil karya peserta

didik lainnya.

Sementara kelemahan dari penilaian portofolio adalah

membutuhkan waktu yang banyak untuk melakukan penilaian, sulit

dilaksanakan pada kelas yang besar, tidak semua guru mampu melakukan

(jumlah peserta didik banyak), sulit memantau kejujuran peserta didik

dan terlalu banyak variasi instrumen (Kunandar, 2014:298).

Penilaian portopolio di dalam kelas memerlukan Langkah-Langkah

sebagai berikut jelaskan kepada peserta didik bahwa penggunaan

Page 194: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

185

portofolio, tidak hanya merupakan kumpulan hasil kerja peserta didik

yang digunakan oleh guru untuk penilaian, tetapi digunakan juga oleh

peserta didik sendiri, tentukan bersama peserta didik sampel-sampel

portofolio apa saja yang akan dibuat. Portofolio antarpeserta didik yang

satu dan yang lain bisa sama atau bisa juga berbeda. Kumpulkan dan

simpanlah karya-karya tiap peserta didik dalam satu map atau folder di

rumah masing-masing atau loker masing-masing di sekolah. Berilah

tanggal pembuatan pada setiap bahan informasi perkembangan peserta

didik sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke

waktu.Tentukan kriteria penilaian sampel portofolio dan bobotnya

dengan para peserta didik.

Penilaian kualitas karya dapat dilkukan dengan cara, meminta

peserta didik menilai karyanya secara berkesinambungan. Guru dapat

membimbing peserta didik, bagaimana cara menilai dengan memberi

keterangan tentang kelebihan dan kekurangan karya tersebut, serta

bagaimana cara memperbaikinya. Hal ini dapat dilakukan pada saat

membahas portofolio, setelah suatu karya dinilai dan nilainya belum

memuaskan, peserta didik diberi kesempatan untuk memperbaiki.

Namun, antara peserta didik dan guru dibuat “kontrak” atau perjanjian mengenai jangka waktu perbaikan, misalnya 2 minggu karya yang telah

diperbaiki harus diserahkan kepada guru, dan bila perlu, jadwalkan

pertemuan untuk membahas portofolio. Jika perlu, undang orang tua

peserta didik dan diberi penjelasan tentang maksud serta tujuan

portofolio, sehingga orang tua dapat membantu dan memotivasi anaknya.

7. Penilaian Sikap

Ranah sikap adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai.

Page 195: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

186

Ada asumsi bahwa sikap seseorang terhadap sesuatu bisa dipengaruhi

dari pengetahuan yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu itu. Ranah

afektif mencakup watak prilaku seperti perasaan, minat sikap, emosi, atau

nilai. Ketiga ranah tersebut merupakan karakteristik manusia sebagai

hasil belajar dalam bidang kemampuan efektif berhubungan dengan

minat dan sikap yang dapat berbentuk tanggung jawab, kerjasama,

disiplin, komitmen, percaya diri, jujur, menghargai pendapat orang lain,

dan kemampuan mengendalikan diri. (Kunandar, 2014:104).

Sikap menentukan keberhasilan belajar seseorang. Orang yang tidak

memiliki minat pada pelajaran tertentu sulit untuk mencapai

keberhasilan. Menurut Kunandar (2014:118) adanya kelebihan dan

kelemahan penilaian kompetensi sikap, di antaranya kelebihan dari

penilaian kompetensi sikap adalah (1) dapat dilakukan bersamaan

dengan proses belajar mengajar; (2) dapat dilakukan secara langsung atau

tidak langsung melalui hasil kerja peserta didik; (3) mengetahui faktor

penyebab berhasil tidaknya proses pembelajaran peserta didik; (4)

mengajak peserta didik bersikap jujur; (5) mengajak peserta didik

menjalankan tugasnya supaya tepat waktu; (6) mengetahui sikap peserta

didik terhadap pelajaran dapat diketahui; (7) mengetahui faktor-faktor

keterbatasan peserta didik; (8) melihat karakter peserta didik sehingga

kendala yang muncul dapat diatasi; (9) memotivasi peserta didik untuk

terus berbenah diri karena kreativitas sangat dituntut; (10) meredam

egoisme individu setelah diberi tahu sikapnya; dan (11) menumbuhkan

rasa bertanggung jawab peserta didik pada tugasnya.

Peserta didik bisa bekerja sama dan saling menghargai antarteman.

Sementara kelemahan dari penilaian sikap adalah (1) sulit dilakukan

pengamatan pada jumlah peserta didik yang terlalu banyak; (2)

Page 196: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

187

membutuhkan alat penilaian yang tepat; (3) memerlukan waktu

pengamatan yang cukup lama, menuntut profesionalisme guru karena

mengamati peserta didik yang bervariasi; (4) penilainnya subjektif; (5)

kurang dapat dijadikan acuan karena sikap peserta didik dapat berubah-

ubah; (6) terlalu banyak format yang melelahkan guru; (7) perlu

persiapan yang lengkap; (8) sulit mengadopsi sikap peserta didik yang

beragam; (9) sulit menyamakan persepsi karena latar belakang yang

berbeda; (10) sikap peserta didik yang kurang terbuka menyulitkan

penilaian; (11) sangat tergantung situasi yang sedang dialami peserta

didik sehingga hasilnya berpeluang berbeda; (12) jawaban peserta didik

sulit diuji kejujurannya; (13) guru lebih menanggapi peserta didik yang

aktif saja yang kurang aktif kurang terpantau; dan (14) kadang-kadang

tidak sejalan dengan intelegasinya.

Ada dua pendekatan penilaian dalam seni yang sering dipergunakan

dalam dunia pendidikan, yaitu pendekatan objektif dan pendekatan

subjektif. Instrumen penilaian dengan dua pendekatan ini memiliki

kelemahan-kelemahan saat digunakan dalam menilai sebuah karya tari

kreasi. Saat karya tari kreasi dipertontonkan, durasi yang dibutuhkan

relatif panjang, sehingga jika dilakukan penialaian memerlukan penilaian

yang sangat panjang, dan karya tari kreasi hanya bisa dinikmati sesaat

saja, tidak bisa di ulang kembali. Sekalipun akan diulang hanya bisa

menggunakan rekaman audio visual, dan situasi sudah jauh berbeda

dengan situasi yang sesungguhnya. Oleh karena itu, terlalu banyak atau

secara ekstrem menikmati seni dengan dengan kacamata nalar atau rasio

menjadi kurang relevan. Sehingga kesan subjektif penilai/penikmat seni

juga turut menentukan.

Penilaian dengan pendekatan subjektif cenderung bersifat intuitif,

Page 197: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

188

subjektivitas penilai sangat tinggi. Aliran seni yang diikuti oleh penilai,

dan latar belakang penilai sangat mempengaruhi hasil penilaian.

Akibatnya objektivitas penilai kurang dapat dipertanggungjawabkan

dalam penilaian tari kreasi. Penilaian hasil belajar seni tari di sekolah

selama ini lebih banyak menggunakan pendekatan intuitif. Hal ini

didasarkan pada pertimbangan efesiensi. Sehingga praktiknya kadang-

kadang sudah disertai dengan kompromi-kompromi tertentu oleh para

penilai sebelum melakukan penilaian bersama. Hal ini sebenarnya sudah

mendekati penilaian objektif, sehingga penilai tidak penggunakan

instrumen yang formal.

Penggunaan penilaian formatif masuk akal dalam konteks

pembelajaran seni tari di mana penekanan diberikan pada latihan dan

perbaikan. Umpan balik dari pembelajaran tari, termasuk teman sebaya

dan guru, penting untuk pertumbuhan siswa sebagai penari (Warburton,

2009), sehingga penilaian formatif dapat dilihat sebagai bagian integral

dari penciptaan dan kinerja tarian. Untungnya, guru bukan satu-satunya

sumber umpan balik di kelas. Ketika penilaian diri dan teman sebaya

diajarkan dan dibimbing dengan cermat, seperti yang dilaporkan dalam

projek ini di sini, umpan balik yang konstruktif dan terfokus dapat berasal

dari siswa sendiri.

Penilaian diri adalah proses di mana siswa mengkritik pekerjaan

mereka sendiri sesuai dengan harapan yang dinyatakan secara eksplisit,

biasanya dalam bentuk tujuan atau kriteria, dan kemudian merevisi dan

meningkatkan pekerjaan mereka (Andrade dan Valtcheva 2009).

Penilaian rekan, atau umpan balik teman, adalah ketika siswa

mengomentari pekerjaan masing-masing (Topping 2009). Penilaian

sendiri dan rekan seperti yang digunakan dalam konteks artikel ini tidak

Page 198: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

189

termasuk penilaian atau penilaian sumatif: mereka murni formatif.

Penelitian telah menunjukkan bahwa penilaian diri dan teman dapat

mempromosikan pembelajaran dan prestasi siswa (Topping 2009; Brown

dan Harris 2013) di bawah kondisi yang tepat.

Penilaian sejawat dan diri yang efektif membutuhkan tiga hal: (1)

pemahaman tentang kriteria untuk kinerja yang sukses; (2) umpan balik

yang konstruktif mengenai kesenjangan antara standar yang diwakili oleh

kriteria tersebut dan pekerjaan siswa saat ini; dan (3) mengetahui

bagaimana tutup celah melalui revisi (Black dan Wiliam 1998; Sadler

1989). Sebagai contoh, ketika seorang koreografer membuat kriteria

untuk tarian yang jelas, para penari siswa dapat memberikan umpan balik

yang dapat ditindaklanjuti untuk diri mereka sendiri dan satu sama lain

yang menginformasikan proses latihan. Dengan penggunaan berulang,

seniman tari menginternalisasi kriteria dan mengembangkan pemahaman

tentang bagaimana kinerja kualitas didefinisikan oleh lapangan.

D. Objektivitas Penilaian

McQuail (1987:129) mengatakan bahwa objektivitas pada umumnya

berkaitan dengan berita dan informasi. Objektivitas merupakan nilai

sentral yang mendasari disiplin profesi yang dituntut oleh parawartawan

sendiri. Dengan demikian, objektivitas diperlukan untuk

mempertahankan.

Atkins (1977) mengatakan bahwa perspektif mengenai objektivitas

yaitu jurnalis haruslah tidak memihak dalam mengumpulkan, memproses

dan memberikan berita yang dapat menjadi nyata dan konkret sehingga

dapat dibuktikan oleh pembacanya (De Beer dan Merrill, 2004: 168).

Page 199: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

190

Guru memegang peranan yang penting dalam sistem pendidikan.

Guru sebagai pendidik, guru tentu perlu menjalankan tugas dan fungsinya

secara profesional agar tercipta suatu proses pendidikan yang dapat

mengembangkan minat dan bakat peserta didik. Hal lain yang tak kalah

penting adalah bagaimana seorang guru dapat membawa peserta didik

agar menjadi manusia yang cerdas, berkepribadian luhur serta

bermanfaat bagi orang lain.

Sebagai upaya pembentukan peserta didik yang cerdas, ada

beberapa serangkaian proses yang perlu ditempuh oleh guru. Guru perlu

mempertimbangkan dan merencanakan desain pembelajaran dengan

matang terkait itu metode pembelajaran, media pembelajaran, teknik

pembelajaran sampai memberikan penilaian terhadap kinerja peserta

didik selama proses pembelajaran.

Dalam memberikan penilaian yang baik atas kinerja peserta didik

dalam pembelajaran, guru tentu perlu meninjaunya dari berbagai aspek,

baik itu dalam ranah kognitif, afektif maupun psikomotor peserta didik.

Dalammemberikan penilaian juga, guru perlu memgang prinsip objektif

dan adil.

Objektif berarti dalam memberikan penilaian guru melihat dari fakta

dan data di lapangan tanpa ada intervensi dari pihak manapun, serta

tanpa ada politik kepentingan di dalamnya. Adil sendiri bermakna

proposional yang artinya bisa menempatkan sesuatu pada tempatnya.

Guru yang profesional menjadikan prinsip objektif dan adil tadi

sebagai landasan dalam menentukan sikap dan menilai kinerja peserta

didik. Independensi dan kebijaksanaan seorang guru juga menjadi

pondasi kokoh bagi guru yang ingin menjadikan objektif dan adil sebagai

prinsip penilaiannya.

Page 200: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

191

Sering kali kita melihat guru yang menilai tidak secara objektif.

Kecenderungan tersebut dapat hadir disebabkan beberapa faktor yang

bersifat subjektif, bukan tidak benar menilai secara subjektif, hanya saja

kebanyakan penilaian subjektif kerap kali dilandasi oleh hal yang tidak

ada kaitannya dengan kinerja peserta didik dalam proses pembelajaran.

Ada contoh kasus peserta didik yang mendapat nilai tinggi, padahal

kenyatannya di lapangan belum pantas untuk diberikan nilai tinggi, baik

itu dari segi kognitif, afektif maupun psikomotornya. Lantas mengapa

guru tadi tetap memberikan nilai tinggi? rupanya ada faktor lain yang

melandasinya, mulai dari kedekatan dengan orang tua, faktor anak

seorang pejabat, anak atasan, sampai anak rekan bisnisnya!.

Contoh lain yang diceritakan oleh rekan penulis adalah ketika

seorang guru memberikan nilai yang rendah bukan berdasarkan lemah

atau bobrok kognitif, afektif, atau psikomotornya. Ia mendapat nilai

rendah hanya karena tidak membeli buku yang disarankan oleh gurunya.

Ironisnya padahal dilihat dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotor bisa

dibilang ia cukup unggul. Menurut hemat penulis, bukan suatu tindakan

pembangkangan ketika tidak membeli buku tersebut. Tidaklah tepat jika

hanya karena tidak membeli buku, seorang guru tega memberikan nilai

rendah kepada mereka yang tidak membelinya.

Kasus di atas menandakan bahwa masih adanya guru yang

berpikiran sempit dan dangkal dalam memberikan penilaian terhadap

peserta didiknya. Penilaian dipengaruhi sifat egois guru tanpa

pertimbangan yang matang dalam memberikan penilaiannya.

Menilai itu ya harus objektif dan adil. Tidak bisa seorang guru hanya

mengedepankan egonya semata. Penilaian tadi tentunya dapat

berdampak besar terhadap peserta didik yang menerimanya. Tentu rasa

Page 201: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

192

kecewa, dikhianati dan kehilangan motivasi akan ada dalam benak

peserta didik karena tidak mendapatkan suatu keadilan dari gurunya.

Memberikan penilaian terhadap seseorang (murid, mahasiswa) oleh

pendidik (guru, dosen) harus senantiasa mengacu pada objektivitas, atau

dengan kata lain penilaian harus objektif jauh dari sifat-sifat yang

mengandung unsur subjektif. Pertanyaan kini muncul apa kriteria

penilaian objektif dan mengapa harus objektif?

Sebelum menjawab dua pertanyaan itu ada baiknya terlebih dahulu

memahami arti dari penilaian itu sendiri, menilai dan penilaian tidak akan

terpisahkan dari adanya hasil dan prestasi, kompetensi dan indikator

lainnya yang dijadikan tolok ukur (standar) tertentu dalam menentukan

keberhasilan.

Penilaian dikatakan objektif jika senantiasa memiliki kejelasan

tujuan yang ingin dicapai, penilaian objektif akan selalu mengacu pada

aturan dan keteraturan, penilaian objektif harus berpangkal pada adanya

keinginan untuk menciptakan/meningkatkan prestasi dan penilaian

objektif tentunya harus dapat menciptakan keselarasan, keserasian, dan

keseimbangan (harmonisasi)

Dilihat dari sudut pandang sebagai seorang pendidik (guru, dosen)

hal pertama jelas dalam melakukan penilaian harus ada satu tujuan (goal)

yang akan dicapai artinya seorang pendidik harus memiliki sense of goal.

Pendidik harus sudah tahu tujuan penilaian itu adalahmengukur

kemampuan atau kompetensi peserta didik setelah dilaksanakannya

proses pembelajaran. Hal kedua dalam melakukan penilaian, pendidik

dituntut harus menyadari adanya sense of regulation (keteraturan),

sebagai contoh adanya aturan memberikan dan membuat soal (dalam

bentuk pilihan ganda dan atau essay misalnya) ada batasan waktu

Page 202: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

193

penyelesaian tugas dan lainnya yang harus ditepati. Proses penilaian yang

objektif juga harus mampu membuat setiap peserta didik (murid,

mahasiswa) untuk berprestasi dan menemukan potensi unik yang dimiliki

oleh masing-masing peserta didik.

Hal lain yang ketiga adalah seorang pendidik dituntut memiliki sense

of achievement, sebagai contoh ketika peserta didiknya mengalami

masalah dalam pembelajarannya, seorang pendidik harus memiliki

kemauan dan kemampuan melakukan achievement motivation training

(AMT) memberikan motivasi dan semangat kepada mereka. Ingatlah tidak

ada peserta didik (murid, mahasiswa) yang bodoh, yang ada adalah

peserta didik yang malas. Kemalasan hanya membuahkan hasil (nilai)

yang rendah. Dan yang terakhir pendidik harus memiliki sense of harmony

yang akan menciptakan keselarasan, keserasian, dan keseimbangan.

Ketika telah ada standar penilaian yang baku, peserta didik akan

merasakan keadilan dari nilai yang didapatkannya, dengan berlandaskan

pada obejektivitas akan sama-sama menguntungkan kedua belah pihak,

bahwa pendidik bisa melihat kemampuan setiap peserta didiknya, dan

peserta didikpun merasakan kemampuan apa yang telah dikuasainya.

Jadi mengapa harus penilaian objektif? Artinya, yang menilai dan

yang dinilai akan mengerti dan memahami bahwa penilaian objektif

mempunyai tujuan yang jelas antara lain mengetahui kemampuan,

keterampilan, kompetensi, prestasi dll. yang menilai dan yang dinilai

memiliki kesamaan dan kesatuan dalam pemikiran bahwa obejektivitas

penilaian itu senantiasa berlandaskan pada aturan yang baku (standar)

bukan keluar dari aturan pribadi (pendidik) dan aturan itu akan selalu

mengikuti keteraturan berkelanjutan, dengan penilaian objektif pendidik

dan peserta didik yang dinilai dapat merasakan bahwa segala daya upaya

Page 203: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

194

harus dilakukan untuk mencapai prestasi tertentu bukan hanya

berlandaskan “belas kasihan” semata atau mungkin ada personal interest

lainnya yang melatarbelakangi penilaian itu sehingga unsur

objektivitasnya menjadi kabur, selanjutnya penilaian objektif akan

menciptakan harmonisasi antara pendidik dan peserta didik yang dinilai

(tidak akan muncul unsur kecurigaan terhadap pendidik/penilai, semua

sudah jelas, terukur, teratur dengan segala aturan yang sudah diketahui

oleh semua yang berkepentingan).

Adanya kesadaran akan tujuan, aturan dan keteraturan, prestasi

dan harmonisasi empat hal initentunya harus sampai juga kepada

pemikiran peserta didik secara utuh. Adalah suatu keniscayaan jika

pendidik mampu melakukan transfer of knowledge keempat unsur ini

sehingga menyatu dalam pemikiran pendidik dan anak didik, niscaya akan

muncul rasa percaya (trust) bahwa pendidik (guru, dosen) telah

memberikan penilaian secara objektif. Peserta didik tidak akan merasa lagi “diperlakukan” tidak adil atau dinilai berdasarkan like and dislike

semata.

Page 204: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

195

BAB VII

PENILAIAN LITERASI GRAK

Pada pembelajaran tari diperlukan kecerdasan kinestetik yang

baik, agar dapat menirukan gerak, mengembangkan gerak,

mempersepsikan gerak, memanipulasi gerak, dan berimprovisasi gerak

yang disebut dengan literasi gerak (movement literation). Sesuai dengan

teori Harrow yang menyebutkan ranah psikomotor terdiri atas

keterampilan manipulatif, motor dan gerakan-gerakan yang memerlukan

koordinasi neuromuskuler (Harrow, 1972). Adanya koordinasi

neuromuskuler ini yang mengarahkan pada gerak yang dilakukan dengan

menggunakan kognitif seseorang yang disebut dengan persepsi gerak.

Persepsi gerak inilah yang kemudian memiliki benang merah

dengan literacy movement atau literasi gerak yang lebih kepada

pemahaman atau pemaknaan gerak. Hal ini sesuai dengan kompetensi

yang harus dimiliki siswa Sekolah Menengah Pertama, khususnya pada

mata pelajaran Seni Budaya bidang studi Seni Tari.

Literasi adalah istilah umum yang merujuk kepada seperangkat

kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca, menulis,

berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian

tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Elizabeth

Sulzby (1986), arti literasi adalah kemampuan berbahasa yang dimiliki

oleh seseorang dalam berkomunikasi (membaca, berbicara, menyimak,

Page 205: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

196

dan menulis) dengan cara yang berbeda sesuai dengan tujuannya. Jika

didefinisikan secara singkat, literasi adalah kemampuan menulis dan

membaca. Menurut HarveyJ. Graff (2006), arti literasi adalah suatu

kemampuan dalam diri seseorang untuk menulis dan membaca.

Beberapa kajian tentang movement literation digunakan untuk

mengetahui kemampuan berpikir dan bergerak melalui notasi tari yang

berupa simbol dan pengkodean (Bucek, 2013). Simbol dan kode tersebut

cukup rumit, sehingga penting bagi penari untuk membuat catatan

tertulis tentang gerak, membaca simbol, dan membentuk pola-pola dari

simbol tersebut.

Pada literasi gerak yang dikenal dengan istilah motif writing

yaitu alat untuk memfasilitasi pengetahuan konten tari. Hal ini dapat

dilihat sebagai ekpresi garis di ruang atas pentas. Melalui motif writing,

siswa dapat menunjukkan di mana (level, arah), kapan (durasi, meter,

pulsa, tempo), dan bagaimana (kuat, lembut, hingar bingar, perkusi,

melonjak, bergelombang, dll). Hal terjadu karena motif writing dialami

melalui berbagai metode pengkodean-pendengaran (mendengarkan),

kinetik (bergerak), visual (membaca), dan taktil (menulis) itu memiliki

potensi untuk merangsang pembelajaran dan membantu dalam

memahami informasi. Misalnya, ketika seseorang membaca atau menari

simbol menari pada skor, dia atau merasa-berpikir-bergerak secara

bersamaan. Menanggapi simbol-simbol pada baik secara langsung

maupun tidak langsung.

Kemampuan ini juga terdapat dalam seni tari, di mana gerak

sebagai alat ungkap yang memiliki makna. Kemampuan membaca dan

menulis pada tari lebih kepada gerak atau berupa simbol yang

dipersepsikan kemudian diekspresikan. Beberapa kajian tentang

Page 206: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

197

movement literation digunakan untuk mengetahui kemampuan berpikir

dan bergerak melalui notasi tari yang berupa simbol dan pengodean

(Bucek, 2013). Simbol dan kode tersebut cukup rumit, sehingga penting

bagi penari untuk membuat catatan tertulis tentang gerak, membaca

simbol, dan membentuk pola-pola dari simbol tersebut. Siswa belajar

menari sambil mengasah keterampilan bahasa mereka dan mulai terlibat

dalam lintas-disiplin, pengalaman lintas-pengalaman yang membangun

pemahaman dan memicu kreativitas (Robinson, 2006).

Siswa dapat memperhatikan simbol-simbol kinestetik dari

tarian, posisi tubuh, penyebaran berat, rasa tegang atau kebebasan pada

otot, dan menceritakan kembali pengalaman mereka tentang gerakan

yang diekspresikan. Simbol-simbol dalam tari tersebut dikenal dengan

Laban Notation yang merupakan alat untuk memudahkan penari untuk

membaca gerak, sehingga gerak dapat terdimumentasi dengan baik.

A. Definisi Konseptual

Literasi gerak adalah kemampuan memahami dan memaknai

simbol gerak yang merupakan adaptasi dari notasi laban melalui kegiatan

membaca, menuliskan, dan menginterpretasikan notasi tersebut dengan

lancar, cepat, dan tepat.

B. Definisi Operasional

Pengukuran literasi gerak dilakukan melalui penilaian nontes

berupa pengamatan dengan memberikan skor dikotomi (jika benar diberi

skor 1 dan jika salah diberi skor 0) dari indikator sebagai berikut: (1)

melakukan gerak dengan membaca simbol gerak untuk mengukur

Page 207: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

198

pemahaman atau persepsi terhadap simbol gerak, kemudian

diekspresikan melalui gerak; (2) mendeskripsikan/menuliskan uraian

gerak dari simbol gerak yang dipilih untuk mengukur kemampuan

menulis atau mendeskripsikan gerak; dan 3) menginterpretasikan simbol

gerak dari deskrispi atau uraian gerak untuk mengukur pemahaman

simbol gerak berdasarkan deskripsi.

C. Kisi-Kisi Instrumen Literasi Gerak

No Indikator Aspek No. Butir Soal

A. 1 Melakukan gerak

dengan membaca

simbol gerak

Ketepatan gerak

dengan simbol yang

dibaca

1, 2, 3

2 Kelancaran

melakukaan gerak

sesuai dengan simbol

yang dibaca

4, 5, 6

3 Kecepatan dalam

Merespon simbol

7, 8, 9

B. 1 Mendeskripsikan/

menuliskan uraian

gerak

Ketepatan

mendeskripsikan gerak

dari simbol yang

dibaca

10, 11, 12

Page 208: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

199

2 Kelancaran

mendeskripsikan gerak

sesuai dengan simbol

yang dibaca

13, 14, 15

3 Kesesuaian dalam

mendekripsikan

gerak yang dibaca

dari simbol dengan

EYD

16, 17, 18

C. 1 Menginterpretasikan

/ membuat simbol

gerak

Ketepatan dalam

mengejawantahkan

deskripsi gerak ke

dalam bentuk simbol

19, 20, 21

2 Kelancaran dalam

mengejawantahkan

deskripsi gerak ke

dalam bentuk simbol

22, 23, 24

3 Kesesuaian dalam

mengejawantahkan

deskripsi gerak ke

dalam bentuk simbol

25, 26, 27, 28

Page 209: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

200

Page 210: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

201

BAB VIII

LEMBAR PENGAMATAN LITERASI GERAK

BERBASIS WEB

A. Tugas 1 (Indikator A: Melakukan Gerak) Instruksi:

1) Disajikan 4 jenis notasi gerak dengan hitungan 1–4.

Page 211: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

202

Page 212: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

203

2) Siswa memilih salah satu notasi gerak yang disajikan.

3) Lakukan gerak dengan lancar dan benar berdasarkan notasi

gerak yang dipilih.

4) Rekam gerak tersebut dengan menggunakan smart phone, lalu up

load ke web e-assessment.

5) Bacalah panduan penggunaan web e-assessment.

6) Guru memberikan check list berdasarkan hasil pengamatan gerak

yang dilakukan siswa.

7) Berilah feedback di setiap hasil pengamatan pada web e-assessment.

Page 213: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

204

Indikator Aspek

Penilaian

Kode/No

Butir Soal

0

(tidak)

1

(ya) Ket

A. Melakukan gerak

dengan membaca

simbol gerak

Ketepatan

gerak dengan

simbol yang

dibaca

1 Gerak yang dilakukan

memperhatkan simbol

level

Lihat

gambar

2 Gerak yang dilakukan

memperhatikan simbol

petunjuk arah

Lihat

gambar

3 Gerak yang dilakukan

memperhatikan imbol

tanda khusus

Lihat

gambar

Kelancaran

melakukaan

gerak sesuai

4 Gerak yang dilakukan

memperhatikan

hitungan yang tertulis

Lihat

gambar

Page 214: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

205

Indikator Aspek

Penilaian

Kode/No

Butir Soal

0

(tidak)

1

(ya) Ket

dengan simbol

yang dibaca

5 Gerak yang dilakukan

tidak terputus-putus

Lihat

gambar

6 Gerak yang dilakukan

dengan tempo yang

konstan

Lihat

gambar

Kecepatan

dalam

Merespon

simbol

7 Refleksitas dalam

Melakukan gerak

Lihat

gambar

8 Penangkapan/pemaham

an terhadap simbol

gerak

Lihat

gambar

9 Gerak yang direspon

dengan durasi singkat

Lihat

gambar

Page 215: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

206

B. Tugas 2 (Indikator B: Mendeskripsikan/Menuliskan Uraian

Gerak)

Instruksi:

1) Disajikan 4 jenis notasi gerak dengan hitungan 1–4

Page 216: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

207

Page 217: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

208

2) Siswa memilih salah satu notasi gerak yang disajikan.

3) Buat deskripsi gerak berdasarkan simbol dan hitungan dari salah

satu gambar yang dipilih.

4) Tuliskan di kertas dan posting dalam web e-assessment.

5) Bacalah panduan penggunaan web e-assessment.

6) Guru memberikan check list berdasarkan hasil pengamatan gerak

yang dilakukan siswa.

7) Berilah feedback di setiap hasil pengamatan pada web e-assessment.

Page 218: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

209

Indikator Aspek Penilaian Kode/No

Butir Soal

0

(tidak)

1

(ya) Ket

C. Mendeskripsikan/

menuliskan uraian

gerak

Ketepatan

mendeskripsikan

gerak dari simbol

yang dibaca

10 Uraian gerak yang

dituliskan

memperhatikan simbol

gerak

Lihat

gambar

11 Uraian gerak yang

dituliskan ke dalam

bentuk tulisan

memperhatikan simbol

petunjuk arah

Lihat

gambar

12 Uraian gerak yang

dituliskan

memperhatikan

hitungan

Lihat

gambar

Page 219: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

210

Indikator Aspek Penilaian Kode/No

Butir Soal

0

(tidak)

1

(ya) Ket

Kelancaran

mendeskripsikan

/menuliskan

gerak sesuai

dengan simbol

yang dibaca

13 Uraian gerak yang

dituliskan mengikuti

aturan (ada hitungan

dan uraian gerak)

Lihat

gambar

14 Gerak yang dituliskan

tidak terputus-putus

atau (bolong) setiap “bar”nya

Lihat

gambar

15 Uraian gerak yang

dituliskan

memperhatikan waktu

penyelesaian

Lihat

gambar

Kesesuaian dalam

mendekripsikan

16 Keterbacaan penulisan

uraian gerak yang

Lihat

gambar

Page 220: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

211

Indikator Aspek Penilaian Kode/No

Butir Soal

0

(tidak)

1

(ya) Ket

gerak yang dibaca

dari simbol

dengan EYD

diterjemah kan dari

simbol

17 Susunan kalimat yang

ditulis berdasarkan

simbol

Lihat

gambar

18 Uraian gerak dituliskan

dengan rapi

Lihat

gambar

Page 221: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

212

C. Tugas 3: (Indikator C: mengiterpretasikan Gerak ke dalam Bentuk

Simbol/Notasi)

Instruksi:

1) Disajikan partitur notasi gerak dengan hitungan 1– 4.

Page 222: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

213

2) Siswa memilih salah satu deskripsi gerak yang disajikan.

Page 223: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

214

3) Letakkan simbol gerak yang disajikan berdasarkan deskrispi yang

dipilih ke dalam partitur notasi gerak.

4) Bacalah panduan penggunaan web e-assessment.

Page 224: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

215

5) Guru memberikan check list berdasarkan hasil pengamatan gerak

yang dilakukan siswa.

6) Berilah feedback di setiap hasil pengamatan pada web e-assessment.

Page 225: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

216

Indikator Aspek Penilaian Kode/No

Butir Soal

0

(tidak)

1

(ya) Ket

D. Menginterpretasikan

gerak ke dalam

bentuksimbol/notasi

Ketepatan dalam

mengejawantahkan

deskripsi gerak ke

dalam bentuk

simbol

19 Notasi/simbol

yang dibuatmem

perhatikan level

yang digunakan

bedasarkan

dancecript

Lihat

deskripsi

20 Notasi/simbol

yang dibuat

memperhatikan

arah bedasarkan

dancecript

Lihat

deskripsi

21 Notasi yang dibuat

mengikuti aturan

(tata letak pada

garis gerak)

Lihat

deskripsi

Page 226: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

217

Indikator Aspek Penilaian Kode/No

Butir Soal

0

(tidak)

1

(ya) Ket

Kelancaran dalam

mengejawantahkan

deskripsi gerak ke

dalam bentuk

simbol

22 Notasi yang dibuat

Memperhatikan

hitungan

berdasarkan

dancecript

Lihat

deskripsi

23 Notasi yang dibuat

tidak terputus-

putus

Lihat

deskripsi

24 Notasi yang dibuat

dituliskan dengan

durasi singkat

Lihat

deskripsi

Kesesuaian dalam

mengejawan tahkan

Deskripsi gerak ke

25 Notasi yang dibuat

mengikuti

deskripsi

Lihat

deskripsi

Page 227: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

218

Indikator Aspek Penilaian Kode/No

Butir Soal

0

(tidak)

1

(ya) Ket

dalam bentuk

simbol

26 Notasi yang dibuat

memperhatikan “bar”nya

berdasarkan

deskripsi

Lihat

deskripsi

27 Notasi yang dibuat

Memperhatikan

Hitungan

berdasarkan

deskripsi

Lihat

deskripsi

28 Notasi yang dibuat

memperhat ikan

dan mengikuti

aturan garis bagian

anggota tubuh

Lihat

deskripsi

Page 228: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

219

DAFTAR PUSTAKA

Abdul, Majid. (2015). Penilaian Autentik Proses dan Hasil Belajar. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Agus Mahendra dan Amung Ma’mun. (1998). Teori Belajar dan

Pembelajaran Motorik. Bandung: IKIP Bandung Press.

Andrade, H., and Valtcheva, A. (2009). “Promoting Learning and

Achievement Through Self-Assessment”. Theory Pract. 48, 12–19. doi:

10. 1080/00405840802577544

Arends, Richard. (2008). Learning to Teach. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Brown, J. A., Fishco, V. V., & Hanna, G. (1993). Nelson-Denny Reading Test:

Manual For Scoring And Interpretation, forms G & H. Rolling

Meadows, IL: Riverside Publishing

Brown, G. T. L., & Harris, L. R. (2013). “Student Self-Assessment”. In J. H.

McMillan (Ed. ). The SAGE handbook of research on classroom

assessment (pp. 367-393). Thousand Oaks, CA: Sage.

Daryanto. (2014). Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013.

Yogyakarta: Penerbit Gava Media.

De Beer, A. S. & John, C. M. (2004). Global Jurnalism: Topical Issue and Topical

Sistems. USA: Pearson Education.

Denis McQuail. 1987. Mass Communication Theory (Teori Komunikasi Massa).

Jakarta: Erlangga.

Eko Putro Widoyoko. (2012). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Gurney, P. (2007). “Five Factors for Effective Teaching” Journal of Teachers´

Work, Vol. 4, Issue 2, 89-98

Page 229: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

220

Gulikers, Judith T. M, Bastiens, Theo J, Kirschner, Paul A. (2004). “A Five-

Dimensional Framework for Authentic Assessment”. Journal of

Educational TechnologyResearch and Development, 52, 67-86.

Herman, J. L., P. R. Aschbacher. and L. Winters (1992). A Practical Guide To

Alternative Assessment. Alexandria, Va.: Association for Supervision

and Curriculum Development.

James N. Butcher, Charles D. Spielberger. (1987). “Advances in Personality

Assessment”. Vol. 6. Lawrence Erlbaum Associates. Hillsdale, NJ.

Joseph B. Oxendine. 1996. Psychology of Motor Learning. Englewood Cliffs:

Prentice-Hall Inc.

Kane, M., Crooks, T., & Cohen, A. (1999). “Validating Measures of

Performance”. Educational Measurement: Issues and Practice, 18(2),

5-17.

Kemdikbud. (2013). Pedoman Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Kemdikbud.

Lutan, Rusli. (1988). Belajar Keterampilan Motorik Pengantar Teori dan

Metode. Jakarta: P2LPTK Dirjen Dikti Depdikbud.

Kunandar. (2013). Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik

berdasarkan Kurikulum 2013). Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Mardapi, Djemari. (2012). Pengukuran Penilaian & Evaluasi Pendidikan.

Yogyakarta: Nuha Medika.

Magil R. G. (1976). Motor Learning: Concepts and Appication.

Singapura:McGraw-Hill Book Co. O’Reilly, M. and Morgan, C (1999) “Online Assessment: Creating

Communities And Opportunities. In Computer Assisted Assessment

in Higher Education”. Brown, S. ; Race, P. and Bull, J. (Eds) Staff and

Educational Development Series. Kogan Page: London.

Schmidt, R. A., (1988). Motor Kontrol and Learning: A Behavioral Emphasis,

Edisi ke dua, Champaign, IL: Human Kinetics, USA., 1991, Motor

Learning an Performance: From Principles to Practice, Human

Kinetics Publishers, Ltd., USA.

Subali, Bambang. (2010a). “Bias Item Tes Keterampilan Proses Sains Pola

Page 230: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

221

Divergen dan Modivikasinya sebagai Tes Kreativitas”. Jurnal

Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, 14(2) : 309-334.

Sugiyanto, (1984). Pengaruh Penggunaan Videokaset, Kualitas Model

Gerakan, Kelompok Umur, Jenis Kelamin dan Persepsi Kinestetik

(disertasi) Jakarta:FPS-IKIP Jakarta.

Stiggins. (1994). Pengertian Motivasi. Jakarta: Akar Ilmu.

Topping, K. J. (2009). “Peer Assessment”. Theory into Practice, 48, 20-27.

doi:10. 1080/00405840802577569 Triana, Dinny Devi. (2012). “Penilaian Kinestetik dalam Seni Tari”. Jurnal

Evaluasi Pendidikan, Vol. 3, No. 1, Maret 2012

Wiyono, B. B., & Sunarni. (2009). “Evaluasi Program Pendidikan dan

Pembelajaran”. Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Malang.

Zacharis, N. Z. (2010). “Innovative Assessment For Learning Enhancement:

Issues And Practices”. Contemporary Issues in Education Research

(CIER), 3(1), 61-70. https://doi. org/10. 19030/cier. v3i1. 162

Sumber Internet

Jabar. tribunews. com

Saif-drawing. blogspot. com viva. co. id

alona. co. id martinrecords. com

ni. wikipedia. org user. uni-franfurt. De labanwigman. blogspot. com

contactout. Comgf. org

https://www. youtube. com/watch?v=E_gPIg0a9lU https://www. youtube.

com/watch?v=LdbrK7nqUTI https://www. youtube.

com/watch?v=TV5U9bXk5G8 https://www. youtube.

com/watch?v=0thm-AjwMgU

http://staffnew. uny. ac. id/upload/131699326/pendi-dikan/

MODUL+TARI+NUSANTARA+IV. pdf

Page 231: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

222

https://www. google. com/search?q=gambar+notasi+laban

&safe=active&sxsrf=ACYBGNQPROWwKaVjt5H4WNL 1nNsJ7_-

Kg:1569051316713&source=lnms&tbm= isch&sa=X&

ved=0ahUKEwjzuvfSs- HkAhWVfn0KHRcyC5EQ_AUIESgB&biw=

1319&bih=5 81#imgrc=ZngRkChJqTP3kM

Page 232: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

223

KUNCI JAWABAN TES FORMATIF

MATERI E-LEARNING LITERASI GERAK

A. MATERI BASIC

KEGIATAN BELAJAR 1

1. A. Motivasi

2. A. Dua Bagian Yaitu Gerak Tajam Dan Gerak Lembut

3. D. Lembut

4. A. Neomuskuler

5. B. Otak

KEGIATAN BEAJAR 2

1. D. Wirasa

2. C. Stilirisasi

3. B. Labyrinthine

4. A. Koordinasi Gerak

5. B. Arah, Posisi Dalam ruang, kecepatan, dan aktivasi otot

KEGIATAN BELAJAR 3

1. B. Tari

2. B. Body Space Dan Space Area

3. A. Gerak Maknawi Dan Gerak Murni

4. C. Pakem

5. B. Kreasi

Page 233: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

224

KEGIATAN BELAJAR 4

1. A. Ruang Positif

2. D. Ruang Gerak Dan Ruang Area

3. A. Menyilang

4. C. Kontras

5. C. Melangkah Kaki Kiri Serong Kiri

KEGIATAN BELAJAR 5

1. B. Waktu

2. D. Pentatonis

3. A. Pendukung suasana, pengatur tempo, pengiring gerak

4. A. Ritme

5. D. Kendang

B. MATERI INRMEDIATE

KEGIATAN BELAJAR 1

1. A

2. D. simbol gerak ke samping kiri dan kanan

3. C. Tangan

4. A. ke depan level sedang

Page 234: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

225

KEGIATAN BELAJAR 2

1. B. arah

2. B. Merentang

3. A. berjalan

4. B. Luas

5. C. tertutup

KEGIATAN BELAJAR 3

1. B

2. D. Kaki kiri dan kanan kembali ke tempat dengan level Rendah

Tangan kanan ke samping kanan, tangan kiri ke samping kiri

3. A. volume gerak

4. C. simbol arah

5. C. Rendah

C. MATERI ADVANCE

KEGIATAN BELAJAR 1

1. D. Hitungan sa: tangan kiri dan kanan maju level sedang, hitungan

a: tangan kiri dan kanan ke samping level tinggi

2. A. Merekam dan menganalisis

3. B. Bersiap

4. A. Di tempat rendah

5. A. Maju melompat

Page 235: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

226

KEGIATAN BELAJAR 2

1. B. Duduk bersimpuh

2. D. Kedua kaki terkunci

3. C. Literasi

4. B. Rudolf Van Laban

5. C. Gerak anggota tubuh bagian kanan dan kiri

Page 236: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

227

PROFIL PENULIS

Dinny Devi Triana, lahir pada tahun 1968.

Pendidikan D3 ASTI Bandung Jurusan Seni Tari

(1991), S1 ISI Yogyakarta Jurusan Tari Nusantara

(1993), S2 Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

(2004), dan tahun 2006 melanjutkan program S3

Univeristas Negeri Jakarta pada Program Studi

Penelitian dan Evaluasi Pendidikan.

Sejak tahun 1993 mulai bekerja di Program

Studi S1 Pendidikan Seni Tari, dan tahun 2012 di Program Studi S2

Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Pascasajana UNJ sebagai staf pengajar

hingga sekarang. Pernah menduduki jabatan Ketua Jurusan Seni Tari untuk

periode 2007-2011, anggota Satuan Pengawas Internal (SPI) UNJ tahun

2012-2016.

Pengalaman menjadi penulis buku, antara lain Buku Seni Budaya

untuk SMA/SMK (Penerbit Inti Prima), Buku Seni Budaya dan Keterampilan

kelas 1 s/d 5 SD (Penerbit Galaxi), Buku Evaluasi dalam Pembelajaran Seni

Tari (Penerbit Yastin Learning Center), modul PPG (UNJ Press, 2009), modul

Peningkatan Kompetensi Kebudayan Bagi Guru Mata Pelajaran Seni Budaya

SMP Kelas VII (2013), Modul Peningkatan Kompetensi Kebudayaan: Metode

Perencanaan Penyelenggaraan Pertunjukan Seni, Modul Peningkatan

Kompetensi Kebudayaan: Evaluasi Penyelenggaraan Pameran dan atau

Pertunjukan (Kementerian Pendidikan dan Kebudyaan Badan

Pengembangan SDM Pendidikan Kebudayaan, 2015). Narasumber

Page 237: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

228

Direktorat Sekolah Menengah Pertama Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan (2016-sekarang), Narasumber Direktorat Kebudayaan

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2016-sekarang).

Pengalaman bekerja sebagai tim perumus kurikulum 2013 mata

pelajaran Seni Budaya, Instruktur nasional dan fasilitator kurikulum 2013

dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Pendidikan Dasar

dan Menengah, penilai buku teks dan nonteks (Pusat Kurikulum dan

Perbukuan), serta kegiatan pengabdian masyarakat di Balai Latihan

Kesenian DKI Jakarta.

Penelitian yang pernah dilakukan Pengembangan Instrumen Penilaian

Tari Karya Mahasiswa LPTK (Lemlit UNJ, 2004), Minat Baca Masyarakat

Tangerang (Kerjasama dengan Perpustakaan Kab. Tangerang, 2004),

Hubungan Kemampuan Berpikir Kreatif Dengan Tari Hasil Karya Mahasiswa

LPTK (Lemlit UNJ, 2006), Minat Pelajar SLTA se-DKI Jakarta (Kerjasama

dengan Dinas Kebudayaan dan Permeseuman DKI Jakarta, 2006),

Kompetensi Koreografer: Ditinjau Dari Kemampuan Berpikir Kreatif,

Penguasaan Pengetahuan Komposisi Tari dan Tari Hasil Karya Mahasiswa

(FBS UNJ, 2007). Penelitian Hibah Bersaing: Model Penilaian I-Pop Dance

(Modern Dance) tahun 2013, Strategi Penilaian Sebagai Evaluasi Formatif

Untuk Meningkatkan Keterampilan Menari Pada Pembelajaran Praktik Tari

(2014). Model Pengukuran Cerdas Kinestetik Dalam Menata Tari Pada

Mahasiswa Seni tari (2015). Penelitian unggulan perguruan tinggi dalam

mengembangkan model penilaian kinerja berbasis kompetensi guru seni

budaya di sekolah menengah (2016). Model Penilaian Kinerja Dalam

Pembelajaran Seni Tari Untuk Siswa Sekolah Menengah (2017), Literasi

Penilaian Berbasis High Other Thinking Skill Pada Pembelajaran Seni Budaya

Di Sekolah Menengah Pertama DKI Jakarta (2018),

Page 238: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

229

Model E-Assessment Literasi Gerak untuk Meningkatkan Kecerdasan

Kinestetik Berbasis web Pada Pembelajaran Seni Budaya di SMP (2019-

2020), Model Bahan Ajar Literasi Gerak Berbasis Labanotation untuk

Mendiagnostik Kecerdasan Kinestetik Siswa SMP (2019).

Karya Ilmiah yang dihasilkan berupa artikel yang ditulis berdasarkan

hasil penelitian pada jurnal nasional dan internasional. Serta produk dalam

bentuk pembelajaran literasi gerak berbasis web, dan penilaian literasi

gerak berbasis web e-assessment.

Tahun 2009 melaksanakan workshop tari Betawi di KJRI Frankfurt

dan KBRI Jerman pada kegiatan revitalisasi seni. Misi kebudayaan ke Korea

(2014), dan Maroko (2015). Mengikuti seminar nasional dan internasional

pada setiap tahunnya.

Page 239: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

230

Sri Santoso Sabarini, lahir di Surakarta Jawa

Tengah padatahun 1976. Pendidikan S1 UNS

Surakarta, JurusanPendidikan Olahraga lulus tahun

1999, melanjutkan S2 pada Prodi Ilmu

Keolahragaan Pasca Sarjana UNS (2008), S3

Pendidikan Olahraga UPI Bandung (2017).

Tahun 1999mulaibekerja di SMK N 1 Surakarta

sebagai guru Pendidikan Jasmani. Sejak Tahun 2005 menjadi dosen tetap

pada prodi Pendidikan Jasmani FKIP UNS. Tahun 2019 diangkat menjadi

kepala program studi PJKR FKOR UNS s. d sekarang. Tahun 2018 mengajar

pada Program Ilmu Keolahragaan Pasca Sarjana UNS mata kuliah

perkembangan gerak. Tahun 2018 s. d 2019 sebagai pengelola PPG

membidangi Divisi Kemahasiswaan.

Pengalaman bekerja sebagai tim perumus kurikulum 2013 mata

pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan (PJOK) jenjang SMP,

Instruktur nasional dan fasilitator kurikulum 2013 dari Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah,

penilai buku teks (Pusat Kurikulum dan Perbukuan) sejak tahun 2016,

sebagai Assesor PPK di LP2KS Kemendikbud sejak tahun 2012 s.d. sekarang,

Sebagai pengembang Instrumen Potensi Kepemimpinan Calon Kepala

Sekolah tahun 2012 s. d sekarang. Pengembang Instrumen UKIN PPG mapel

PJOK tahun 2020.

Page 240: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi

231

Rivo Panji Yudha, lahir di kota Cirebon, tanggal 01

Maret 1990. Telah menyelesaikan jenjang studi S-1

Pendidikan Matematika di UGJ (Universitas

Gunung Jati Cirebon) (tahun 2007-2011). Serta

Magister Pendidikan program studi Penelitian dan

Evaluasi Pendidikan (2012-2014). Tahun 2017

melanjutkan jenjang S-3 di Universitas Negeri

Jakarta Jurusan Penelitian dan Evaluasi

Pendidikan. Saat ini menjadi Dosen tetap di FKIP Universitas 17 Agustus

1945 Cirebon, dan Pernah menjabat sebagai Wakil Dekan III. Mengampu

mata kuliah evaluasi pembelajaran, metode penelitian, statistika dasar.

Pernah menjadi dosen tamu di Universitas Muhammadiyah Cirebon, IAIN

Syekh Nurjati Cirebon, LP3I Cirebon. Aktif menulis artikel dan jurnal ilmiah

juga menjadi narasumber dalam sebuah seminar dan pelatihan software

olah data. Pernah menjadi pembicara dalam 3 konferensi international di

Bali dan Jakarta. Tulisannya tentang Asesmen dibidang pendidikan

matematika. Pernah menjadi anggota penelitian nasional yang di danai oleh

pusat kurikulum dan perbukuan dan membuat penelitian bertemakan

asesmen di bidang pendidikan. Keahlian saya dibidang pembuatan

instrumen, asesmen, research & development, analisis kebijakan.

Menguasai berbagai software olah data statistik (Mplus, SPSS, Amos, Lisrel)

maupun software yang terkait analisis butir soal (IRT, Bilog, Genova,

Winsteps, Facets).

Page 241: PEMBELAJARAN BERBASIS WEBsipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Pembelajaran_dan_penilaian.pdf · kompetensi calistung. Sementara literasi baru mencakup (1) literasi data, (2) literasi