Pembelajaran Proses Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah ...

48
Kredit foto: USAID SEA Project/A. Muljadi/2017 Ndaru Prasetiyo, Wen Wen, Abdul Haris Anwar, Erawan Asikin, Erlyn Manuel, Juanita Sopaheluwakan, Catelesia E. Talahatu, Armin Ishak, Fatmah S. Rumagia, Abdurachman Sagfan, John E. Mainassy, Agnes M, Nanlohy, Fitryah Khouw 2021 Pembelajaran Proses Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP-3-K) di Provinsi Maluku Buku Best Practices & Lessons Learned.indd 1 3/3/21 1:47 PM

Transcript of Pembelajaran Proses Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah ...

Page 1: Pembelajaran Proses Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah ...

PembelajaranPROSES PENYUSUNAN RZWP-3-K DI PROVINSI MALUKU

Kred

it fo

to: U

SAID

SEA

Pro

ject

/A. M

ulja

di/2

017

Ndaru Prasetiyo, Wen Wen, Abdul Haris Anwar, Erawan Asikin, Erlyn Manuel, Juanita Sopaheluwakan, Catelesia E. Talahatu, Armin Ishak, Fatmah S. Rumagia, Abdurachman Sagfan, John E. Mainassy,

Agnes M, Nanlohy, Fitryah Khouw

2021

Pembelajaran Proses Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau

Kecil (RZWP-3-K) di Provinsi Maluku

Buku Best Practices & Lessons Learned.indd 1 3/3/21 1:47 PM

Page 2: Pembelajaran Proses Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah ...

Buku Best Practices & Lessons Learned.indd 2 3/3/21 1:47 PM

Page 3: Pembelajaran Proses Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah ...

Pembelajaran Proses Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan

Pulau-Pulau Kecil (RZWP-3-K) di Provinsi Maluku

Buku Best Practices & Lessons Learned.indd 3 3/3/21 1:47 PM

Page 4: Pembelajaran Proses Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah ...

4 PembelajaranPROSES PENYUSUNAN RZWP-3-K DI PROVINSI MALUKU

DAFTAR ISI 5

DAFTAR TABEL & GAMBAR 5

LAMPIRAN 5

DAFTAR SINGKATAN 6

KATA PENGANTAR 7

RINGKASAN EKSEKUTIF 8

01PENDAHULUAN 10

02

PENYUSUNAN RZWP-3-K PROVINSI MALUKU 12

2.1 Proses Penyusunan dan Timeline 12

2.2 Kemitraan Bekerja 13

2.3 Keterlibatan Stakeholder 13

2.4 Pendanaan 14

2.5 RZWP-3-K Provinsi Maluku 14

03

BAHAN PEMBELAJARAN (LESSON LEARNED) 183.1 Tantangan Utama 18

3.2 Tinjauan Proses Penyusunan RZWP-3-K 22

DAFTAR ISI

Buku Best Practices & Lessons Learned.indd 4 3/3/21 1:47 PM

Page 5: Pembelajaran Proses Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah ...

5PembelajaranPROSES PENYUSUNAN RZWP-3-K DI PROVINSI MALUKU

LAMPIRAN 1Timeline Penyusunan RZWP-3-K Provinsi Maluku 34

LAMPIRAN 2 Stakeholder Dalam Penyusunan RZWP-3-K Provinsi Maluku 35

LAMPIRAN 2A POKJA 35

LAMPIRAN 2B Stakeholder Terkait 36

LAMPIRAN 3 Pendanaan/Pengeluaran Dalam Proses Penyusunan RZWP-3-K Provinsi Maluku 41

LAM PIRAN 4 Form Kuesioner Penyusunan Best Practices & Lesson Learned RZWP-3-K Provinsi Maluku 42

04

APA YANG MASIH DIBUTUHKAN UNTUK MENDUKUNG PROSES PENYUSUNAN RZWP-3-K PROVINSI MALUKU? 254.1 Kepemimpinan / Otoritas Pengambilan

Keputusan 25

4.2 Susunan Tim 26

4.3 Kemitraan 27

4.4 Sumber Daya 28

4.5 Data dan informasi 29

05

REKOMENDASI 32

DAFTAR TABEL & GAMBAR

LAMPIRAN

TABEL 1. Pembagian Alokasi Ruang RZWP-3-K Provinsi Maluku 15

GAMBAR 1. Tahapan Penyusunan RZWP-3-K sesuai dengan Permen KP No.23/2016 12

GAMBAR 2. Peta Alokasi Ruang RZWP-3-K Provinsi Maluku 16

GAMBAR 3. Persentase Hasil Survei Tantangan Utama Penyusunan RZWP-3-K Provinsi Maluku 20

Buku Best Practices & Lessons Learned.indd 5 3/3/21 1:47 PM

Page 6: Pembelajaran Proses Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah ...

6 PembelajaranPROSES PENYUSUNAN RZWP-3-K DI PROVINSI MALUKU

ALKI : Alur Laut Kepulauan Indonesia

APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

BKSDA : Balai Konservasi Sumber Daya Alam

Ditjen : Direktorat Jenderal

DLH : Dinas Lingkungan Hidup

DLKp : Daerah Linkungan Kepentingan Pelabuhan

DLKr : Dinas Lingkungan Kerja Pelabuhan

DKP : Dinas Kelautan dan Perikanan

DPRD : Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

GIS : Geographic Information System

KPU : Kawasan Pemanfaatan Umum

KK : Kawasan Konservasi

KSNT : Kawasan Strategis Nasional Tertentu

KKP : Kementerian Kelautan dan Perikanan

KLHS : Kajian Lingkungan Hidup Strategis

KRP : Kebijakan Rencana dan Program

LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat

OPD : Organisasi Perangkat Daerah

Perda : Peraturan Daerah

Permen : Peraturan Menteri

Pokja : Kelompok Kerja

PPKT : Pulau-Pulau Kecil Terluar

PPN : Pelabuhan Perikanan Nusantara

Ranperda : Rancangan Peraturan Daerah

RTRW : Rencana Tata Ruang Wilayah

RZWP-3-K : Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

SEA Project : Sustainable Ecosystems Advanced Project

TWAL : Taman Wisata Alam Laut

USAID : United States Agency for International Development

UU : Undang-Undang

WP-3-K : Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

WKOPP : Wilayah Kerja dan Wilayah Pengoperasian

Daftar Singkatan

Buku Best Practices & Lessons Learned.indd 6 3/3/21 1:47 PM

Page 7: Pembelajaran Proses Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah ...

7PembelajaranPROSES PENYUSUNAN RZWP-3-K DI PROVINSI MALUKU

Buku Best Practices & Lessons Learned.indd 7 3/3/21 1:47 PM

Page 8: Pembelajaran Proses Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah ...

8 PembelajaranPROSES PENYUSUNAN RZWP-3-K DI PROVINSI MALUKU

KataPengantar

Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar, merupakan pemimpin di dalam pengelolaan sumberdaya

alam. Selama kurang lebih 20 tahun, Pemerintah Amerika Serikat melalui Badan Pembangunan

Internasional Amerika Serikat (USAID) telah mendukung upaya Indonesia untuk pengelolaan sumberdaya

kelautan dan pesisir secara berkelanjutan.

Kerjasama USAID dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan bertujuan untuk melindungi keanekaragaman

hayati laut Indonesia dan membangun landasan penting untuk kesejahteraan ekonomi jangka panjang. USAID

memberikan dukungan kepada pemerintah provinsi untuk penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan

Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) sesuai dengan amanat Undang-Undang No. 27/2007 Junto Undang-Undang No.

1/2014 terkait Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.

Melalui proyek Sustainable Ecosystem Advanced (SEA), USAID memberikan bantuan teknis kepada Pemerintah

Provinsi Maluku, Maluku Utara, dan Papua Barat dalam upaya penyusunan dokumen RZWP3K melalui

pendekatan partisipatif, kolaboratif, transparansi, berbasis ilmiah, serta penerapan teknologi. Proses penyusunan

RZWP3K ini juga melibatkan seluruh unsur masyarakat: para pemangku kebijakan, sektor swasta, akademisi,

tokoh pemuda, tokoh perempuan dan tokoh masyarakat adat.

USAID berharap proses pembelajaran penyusunan RZWP3K di tiga provinsi ini, terutama di Provinsi Maluku

dapat dimanfaatkan oleh provinsi-provinsi lainnya dan sebagai bahan acuan untuk penyusunan RZWP3K

periode berikutnya. USAID sangat mengapresiasi kerja sama antara USAID dengan Kementerian Kelautan dan

Perikanan yang telah menghasilkan dokumen RZWP3K komprehensif untuk Provinsi Maluku, Maluku Utara

dan Papua Barat. Semoga capaian ini dapat memberikan kontribusi bermakna bagi Pemerintah Indonesia serta

generasi yang akan datang.

Matthew Burton

Direktur Kantor Lingkungan Hidup USAID Indonesia

Buku Best Practices & Lessons Learned.indd 8 3/3/21 1:47 PM

Page 9: Pembelajaran Proses Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah ...

9PembelajaranPROSES PENYUSUNAN RZWP-3-K DI PROVINSI MALUKU

Buku “Pembelajaran Proses Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP-3-K) di Provinsi Maluku” merupakan suatu langkah untuk mendokumentasikan proses yang telah dilalui baik secara teknis maupun non-teknis

dalam upaya untuk pemanfaatan ruang laut yang berkelanjutan serta mengoptimalkan wilayah Perairan, Pesisir serta Pulau-pulau Kecil bagi kesejahteraan masyarakat setempat. Tantangan, kendala serta peluang telah dirangkai menjadi satu dalam buku ini sehingga dapat mempermudah berbagai pihak untuk mempelajari bagaimana proses penyusunan sebuah rencana zonasi tata ruang laut, walaupun masih banyak kekurangan dalam buku ini namun kami optimis bahwa hal ini akan memberikan suatu kontribusi yang besar dalam capaian suatu proyek yang telah berhasil mendukung upaya pelestarian ekosistem laut serta perikanan yang berkelanjutan di Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 715 Republik Indonesia.

Pada akhirnya, tim penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada berbagai pihak yang telah mendukung penyusunan buku “pembelajaran proses penyusunan RZWP-3-K di Provinsi Maluku” khususnya untuk USAID Indonesia melalui proyek USAID SEA (Sustainable Ecosystems Advanced) yang telah memberikan dukungan pembiayaan termasuk bantuan teknis,

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta tim kelompok kerja (Pokja) RZWP-3-K Provinsi Maluku yang telah bekerja dari awal penyusunan sampai ditetapkannya peraturan daerah (Perda) No. 1 Tahun 2018 Tentang RZWP-3-K Provinsi Maluku Tahun 2018-2038. Adapun besar harapan kami buku pembelajaran ini dapat dijadikan bahan evaluasi serta pembelajaran dalam tahapan penyusunan rencana tata ruang laut di masa yang akan datang khususnya di wilayah negara Republik Indonesia.

Jakarta, Januari 2021

Tim Penulis

KataPengantar

Buku Best Practices & Lessons Learned.indd 9 3/3/21 1:47 PM

Page 10: Pembelajaran Proses Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah ...

Ren cana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (RZWP-3-K) Provinsi Maluku merupakan dasar hukum dan arahan pemanfaatan sumber daya wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah (Perda) No. 1/2018 tentang RZWP-3-K Provinsi Maluku Tahun 2018-2038. Proses penyusunan RZWP-3-K yang juga menghabiskan biaya besar dan waktu selama ±18 bulan atau 1.5 tahun menghadirkan kisah keberhasilan dan pembelajaran yang dapat dijadikan sebagai bahan perbaikan maupun penyempurnaan RZWP-3-K dimasa mendatang. Menyadari hal tersebut, dokumen ini mengkaji pengalaman penyusunan RZWP-3-K di Provinsi Maluku untuk mendapatkan praktik terbaik (best practices) dan menyoroti pelajaran (lessons learned) yang didapat dari pengalaman saat proses penyusunan RZWP-3-K.

Beberapa pelajaran diambil sehubungan dengan tantangan yang dihadapi Tim Penyusun saat proses penyusunan RZWP-3-K. Dari hasil survei, tantangan utama yang dianggap paling menghambat proses penyusunan adalah keterlibatan stakeholder, data dan informasi, pendanaan, serta dokumen pendukung. Sulitnya mendapatkan data dan informasi mengenai wilayah laut dan pesisir merupakan hal yang paling menghambat selama proses penyusunan RZWP-3-K. Berbagai tantangan tersebut harus dijadikan pembelajaran penting untuk bisa diantisipasi dalam proses penyusunan RZWP-3-K selanjutnya.

Proses penyusunan RZWP-3-K membutuhkan pelingkupan awal untuk mengidentifi kasi: (a) kebutuhan sumber daya, (b) pemangku kepentingan mana yang harus dilibatkan dalam penyusunan, (c) Tim Penyusun, dan (d) sumber dana maupun data dan informasi awal. Selain itu, kesadaran akan pentingnya RZWP-3-K yang merupakan dokumen/tujuan bersama harus dibentuk dan ditekankan sejak awal kepada para pemangku kepentingan. Peran dan tanggung jawab masing-masing anggota Tim Penyusun, Tim Pengarah dan kelompok pemangku

10 Best Practices & Lessons Learned PROSES PENYUSUNAN RZWP-3-K DI PROVINSI MALUKU

Ringkasan Eksekutif

kepentingan perlu didefi nisikan dengan jelas dan disepakati. Kurangnya kejelasan tentang aspek-aspek ini dalam proses penyusunan RZWP-3-K berpotensi menimbulkan penundaan dan ketidakpastian.

Adapun, penyusunan RZWP-3-K Provinsi Maluku mendapatkan keuntungan besar dari keberadaan kerjasama kemitraan dengan USAID SEA Project. Dengan adanya kerjasama tersebut, Provinsi Maluku mendapatkan dukungan teknis/keahlian dan pendanaan sehubungan dengan keterbatasan sumberdaya yang dimiliki Tim DKP dalam upaya penyelesaian RZWP-3-K. Namun, manajemen atau pengaturan kemitraan ini memerlukan pertimbangan yang cermat untuk memastikan dukungan yang tepat dan berkelanjutan bagi Tim DKP sehingga memfasilitasi mereka memperoleh pengalaman yang luas serta keahlian dalam penyusunan RZWP-3-K. Selain itu, pengaturan ini juga diperlukan sehubungan dengan siapa yang pada akhirnya bertanggung jawab atas informasi, manajemen data dan dimana dokumen atau data-data RZWP-3-K harus disimpan atau diarsipkan.

Selain itu, untuk keberhasilan penyusunan RZWP-3-K yang berkualitas, Tim Penyusun harus terdiri dari personel yang lengkap mencakup berbagai keterampilan dan keahlian termasuk: analisis dan pengembangan kebijakan, partisipasi dan fasilitasi pemangku kepentingan, penyusunan dokumen perencanaan, GIS dan manajemen datanya, pengetahuan tentang tata ruang laut, pengetahuan tentang isu dan potensi pemanfaatan ruang laut dan pesisir serta pengetahuan tentang pedoman penyusunan RZWP-3-K dan undang-undang/peraturan yang terkait.

Hasil kajian dari laporan ini juga menghasilkan beberapa rekomendasi yang diperuntukkan bagi kepentingan penyusunan RZWP-3-K Provinsi Maluku dimasa depan berkenaan dengan harapan menghasilkan RZWP-3-K yang lebih komprehensif.

Buku Best Practices & Lessons Learned.indd 10 3/3/21 1:47 PM

Page 11: Pembelajaran Proses Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah ...

PembelajaranPROSES PENYUSUNAN RZWP-3-K DI PROVINSI MALUKU

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku berkoordinasi dengan tim Kelompok Kerja RZWP-3-K serta Kementerian Kelautan dan Perikanan di Ambon.

FOTO: Proyek USAID SEA

Buku Best Practices & Lessons Learned.indd 11 3/3/21 1:47 PM

Page 12: Pembelajaran Proses Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah ...

12 PembelajaranPROSES PENYUSUNAN RZWP-3-K DI PROVINSI MALUKU

Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (RZWP-3-K) adalah rencana yang menentukan arah penggunaan sumber daya tiap-tiap satuan perencanaan disertai dengan penetapan struktur dan pola ruang pada kawasan perencanaan yang memuat kegiatan yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan serta kegiatan yang hanya dapat dilakukan setelah memperoleh izin di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Provinsi Maluku telah mempunyai dokumen RZWP-3-K yang tertuang pada Peraturan Daerah (Perda) No. 1/2018 tentang RZWP-3-K Provinsi Maluku Tahun 2018-2038 sebagai amanah dan implementasi dari Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 dan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 juncto Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014.

RZWP-3-K Provinsi Maluku berhasil diselesaikan selama ±18 bulan atau 1.5 tahun dengan melewati semua proses dan tahapan penyusunan sesuai dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 23 tahun 2016 tentang Perencanaan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Rentang panjang penyusunan dokumen RZWP-3-K hingga disahkan menjadi sebuah Perda telah menghasilkan sejumlah cerita sukses/keberhasilan dan pembelajaran. Berbagai keberhasilan selama proses penyusunan tentu saja potensial menjadi inspirasi serta motivasi bagi Provinsi lain dalam menyelesaikan RZWP-3-K di wilayahnya. Selain itu, banyak hal yang muncul selama proses penyusunan RZWP-3-K yang dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran dalam menyusun RZWP-3-K Provinsi Maluku dimasa mendatang (Revisi, Review atau Peninjauan Kembali).

Berdasarkan hal tersebut, maka perlu adanya dokumentasi yang mendeskripsikan pengalaman penyusunan RZWP-3-K di Provinsi Maluku guna mendokumentasikan hal-hal yang diyakini sebagai praktik terbaik (best practices) dalam menyusun RZWP-3-K serta menggali pengalaman yang dapat dijadikan pelajaran atau lessons learned bagi berbagai pihak, baik pemerintah pusat maupun daerah, perencana, masyarakat maupun akademisi. Laporan ini akan merefl eksikan pembelajaran yang diperoleh selama proses penyusunan RZWP-3-K, mulai dari tantangan atau permasalahan yang dijumpai hingga catatan tentang hal-hal yang perlu diantisipasi dan diperbaiki. Hasil dari laporan ini akan memberikan suatu rekomendasi kepada Tim Penyusun selanjutnya dalam rangka meningkatkan efektivitas proses penyusunan RZWP-3-K Provinsi Maluku dimasa depan dan menghasilkan dokumen yang lebih baik dan menyeluruh.

| Pendahuluan |

Pendahuluan1

Hasil Survei Biofi sik serta Ikan Karang untuk Pengumpulan Data Baseline RZWP-3-K Provinsi Maluku.

FOTO: Proyek USAID SEA

Buku Best Practices & Lessons Learned.indd 12 3/3/21 1:47 PM

Page 13: Pembelajaran Proses Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah ...

13PembelajaranPROSES PENYUSUNAN RZWP-3-K DI PROVINSI MALUKU

| Pendahuluan |

Buku Best Practices & Lessons Learned.indd 13 3/3/21 1:47 PM

Page 14: Pembelajaran Proses Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah ...

14 PembelajaranPROSES PENYUSUNAN RZWP-3-K DI PROVINSI MALUKU

1.1 Proses Penyusunan dan Timeline

Keseluruhan proses dan tahapan penyusunan RZWP-3-K Provinsi Maluku telah mengikuti pedoman sesuai dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 23 tahun 2016 tentang Perencanaan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, mulai dari penugasan Dinas yang membidangi Kelautan dan Perikanan dan pembentukan Kelompok Kerja (POKJA) di tingkat provinsi oleh Gubernur, pengumpulan data, konsultasi teknis peta dasar dan tematik, penyusunan dokumen awal, konsultasi teknis dokumen awal, konsultasi publik dokumen awal, penyusunan dokumen antara, konsultasi teknis dokumen antara dan rancangan Peraturan Daerah, konsultasi publik dokumen antara dan penyusunan dokumen fi nal, permohonan tanggapan &/ saran dan pelibatan Kementerian/Lembaga terkait hingga perbaikan tanggapan &/ saran sekaligus proses ke dalam penetapan sebagai Peraturan daerah. Selengkapnya mengenai tahapan perencanaan/penyusunan RZWP-3-K dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 1. Tahapan Penyusunan RZWP-3-K sesuai dengan Permen Kelautan dan Perikanan No.23/2016

Penyusunan RZWP-3-K Provinsi Maluku2

| Penyusunan RZWP-3-K Provinsi Maluku |

Buku Best Practices & Lessons Learned.indd 14 3/3/21 1:47 PM

Page 15: Pembelajaran Proses Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah ...

15PembelajaranPROSES PENYUSUNAN RZWP-3-K DI PROVINSI MALUKU

Rangkaian panjang proses penyusunan mulai dari pasal 23 sampai dengan pasal 33 hingga akhirnya ditetapkan menjadi sebuah Perda berhasil dilewati dengan baik selama kurun waktu 18 bulan oleh Provinsi Maluku (Lampiran 1). Keberhasilan ini menjadikan Provinsi Maluku mendapatkan ranking ke-9 dalam hal penyelesaian dokumen RZWP-3-K di Indonesia sebagaimana yang disampaikan oleh Ditjen Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan. Meski tidak dipungkiri bahwa dokumen yang telah dibuat masih belum sempurna namun diyakini bahwa RZWP-3-K Provinsi Maluku yang ada saat ini merupakan hasil yang terbaik karena telah melewati kajian ilmiah (scientifi c research), proses penyusunan yang transparan dan melibatkan banyak stakeholder terkait sehingga terjadi suatu kesepakatan bersama.

2.2 Kemitraan Bekerja

Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) selaku Dinas yang bertanggung jawab dalam penyelesaian dokumen RZWP-3-K, dalam prosesnya dibantu oleh Tim Teknis USAID SEA Project sebagaimana tertuang pada Surat Keputusan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku Nomor 061/268/17k Tentang Penunjukan Tim Teknis Penyusunan Dokumen RZWP-3-K. Adapun tugas dari Tim Teknis ini yaitu:

• Mengumpulkan data dan melakukan ground check (verifi kasi lapang)• Membuat peta dasar, peta-peta tematik dan peta zonasi• Membuat analisis serta rencana alokasi ruang• Membuat peta alokasi ruang RZWP-3-K• Mendampingi Tim Penyusun dalam Konsultasi Teknis Dokumen RZWP-3-K dengan Kementerian Kelautan

dan Perikanan serta Kementerian/Lembaga terkait lainnya• Mendampingi Tim Penyusun dalam Konsultasi Publik dengan semua stakeholder di Provinsi Maluku• Mendampingi Tim Penyusun dalam Rapat Permintaan tanggapan dan/ atau saran dengan Kementerian

Kelautan dan Perikanan serta Kementerian/Lembaga terkait lainnya

Selain bantuan teknis, USAID SEA Project memberikan bantuan non teknis seperti pembiayaan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan penyusunan RZWP-3-K Provinsi Maluku. Tim DKP Provinsi Maluku juga dibantu oleh Tim Akademisi dari Universitas Pattimura untuk menyusun dokumen RZWP-3-K mulai dari dokumen awal, dokumen antara, dokumen fi nal hingga Rancangan Peraturan Daerah.

2.3 Keterlibatan Stakeholder

Proses penyusunan RZWP-3-K melibatkan banyak stakeholder atau pemangku kepentingan terkait baik pemerintah pusat maupun daerah dan berupaya mengakomodir semua praktik, harapan dan kepentingan mereka. Pelibatan stakeholder ini bertujuan untuk mendapatkan dukungan dan membangun hubungan secara partisipatif dengan para pemangku kepentingan dalam setiap tahapan proses penyusunan RZWP-3-K guna melengkapi dan memverifi kasi data & informasi serta menyepakati dokumen maupun Perda yang telah dibuat. Keterlibatan stakeholder disesuaikan dengan pedoman penyusunan RZWP-3-K yaitu dalam proses pengumpulan data baik pada saat konsultasi publik, konsultasi teknis dan tanggapan &/ saran. Konsultasi publik (KP) dilaksanakan sebanyak 2 kali yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan ditingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk memverifi kasi data & informasi, memperoleh masukan, tanggapan, keberatan atau saran terkait dokumen awal (KP-1) dan verifi kasi dokumen antara, draft rencana alokasi ruang dan Rancangan peraturan daerah RZWP-

| Penyusunan RZWP-3-K Provinsi Maluku |

Buku Best Practices & Lessons Learned.indd 15 3/3/21 1:47 PM

Page 16: Pembelajaran Proses Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah ...

16 PembelajaranPROSES PENYUSUNAN RZWP-3-K DI PROVINSI MALUKU

3-K sehingga rancangan rencana alokasi ruang dapat disetujui oleh semua pemangku kepentingan daerah (KP-2). Konsultasi teknis juga dilakukan sebanyak 2 kali yaitu proses mendapatkan masukan dari kementerian/lembaga mengenai dokumen awal yang disertai dengan peta dasar & tematik (KT-1) dan dokumen antara (KT-2) sehingga berbagai kepentingan dan rencana dari pemerintah pusat dapat diakomodir di dalam dokumen. Para pemangku kepentingan dari pemerintah pusat juga dilibatkan dalam proses tanggapan dan/ atau saran yang merupakan tahap akhir untuk menentukan dan menyetujui rencana alokasi ruang RZWP-3-K dalam dokumen fi nal. Adapun stakeholder yang dilibatkan terdiri dari:

1. POKJA

Tim Kelompok Kerja (POKJA) dibentuk oleh Gubernur dengan tujuan untuk mengoptimalkan penyusunan dokumen RZWP-3-K Provinsi Maluku sehingga dokumen dapat mengakomodir kepentingan berbagai pihak guna mengurangi konfl ik ruang serta meningkatkan investasi dan dapat menjamin terselenggaranya wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil secara lestari dan berkelanjutan. Adapun tugas-tugas POKJA sesuai dengan Keputusan Gubernur Maluku No. 71.a Tahun 2017 ini adalah membantu penyusunan dokumen RZWP-3-K, melakukan Konsultasi Teknis & Publik Dokumen RZWP-3-K dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan maupun Kementerian/Lembaga terkait lainnya, dan mengajukan Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) RZWP-3-K Provinsi Maluku. Secara rinci susunan Tim POKJA yang dimaksud dapat dilihat pada Lampiran 2a.

2. Pemangku Kepentingan (Stakeholder)

Sebanyak 122 stakeholder atau pemangku kepentingan yang dilibatkan dalam Konsultasi Publik ditingkat daerah terdiri dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD), akademisi, pihak swasta, LSM, asosiasi nelayan, masyarakat hukum adat, dll. Sementara sebanyak 46 pemangku kepentingan ditingkat pusat dilibatkan dalam proses Konsultasi Teknis dan Tanggapan &/ Saran yang terdiri dari Kementerian/Lembaga terkait, seperti Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Badan Informasi Geospasial, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Pariwisata. Adapun daftar lengkap stakeholder terkait ini terdapat pada Lampiran 2b.

2.4 Pendanaan

Pendanaan dalam menyusun RZWP-3-K sampai selesai berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Provinsi Maluku serta dukungan fi nancial dari mitrakerja USAID SEA Project. Ringkasan pendanaan dan/ atau pengeluaran dalam proses penyusunan RZWP-3-K ini diberikan dalam Lampiran 3.

2.5 RZWP-3-K Provinsi Maluku

Secara resmi, RZWP-3-K Provinsi Maluku ditetapkan menjadi Perda pada tanggal 7 Agustus 2019. Keberhasilan ini menjadikan Provinsi Maluku telah mempunyai acuan untuk arahan pemanfaatan ruang laut bagi berbagai kegiatan yang berbasiskan pada sumberdaya di wilayah laut, pesisir dan pulau-pulau kecil. Dengan adanya RZWP-3-K ini juga diharapkan dapat meminimalkan konfl ik antar pengguna sumber daya sehingga pengelolaan ruang laut menjadi lebih efektif.

| Penyusunan RZWP-3-K Provinsi Maluku |

Buku Best Practices & Lessons Learned.indd 16 3/3/21 1:47 PM

Page 17: Pembelajaran Proses Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah ...

17PembelajaranPROSES PENYUSUNAN RZWP-3-K DI PROVINSI MALUKU

Tabel 1. Pembagian Alokasi Ruang RZWP-3-K Provinsi Maluku

KAWASAN ZONA SUBZONAKawasan Pemanfaatan Umum

PariwisataWisata Alam Bawah LautWisata pantai/P-3-K

Permukiman Pemukiman Nelayan

PelabuhanDLKr dan DLKpWKOPP

PertambanganMinyak BumiPasir laut

Perikanan TangkapDemersalPelagisPelagis dan Demersal

Perikanan Budidaya Budidaya LautBandar Udara Industri Industri Pengolahan IkanJasa/Perdagangan

EnergiArus LautLainnya

Fasilitas Umum Kawasan Konservasi Kawasan Konservasi Perairan

Zona Inti Zona Perikanan Berkelanjutan Zona Pemanfaatan Zona Lainnya

Kawasan Konservasi Perairan dan Pulau-Pulau Kecil (KKP3K)

Zona Inti Zona Perikanan Berkelanjutan Zona Pemanfaatan Zona Lainnya

Taman Wisata Alam Laut (TWAL)

| Penyusunan RZWP-3-K Provinsi Maluku |

RZWP-3-K Provinsi Maluku yang disusun mempunyai tujuan untuk: 1) Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya WP3K; 2) Melindungi sumber daya dan lingkungan dengan berdasar pada daya dukung lingkungan dan kearifan lokal; 3) Menjamin harmonisasi antara kepentingan pembangunan ekonomi dengan pelestarian sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil 4) Mewujudkan keterpaduan dan keserasian pembangunan di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil dengan wilayah daratannya.

Adapun dokumen RZWP-3-K Provinsi Maluku memuat pengalokasian ruang yang dibagi menjadi 4 kawasan peruntukan yaitu; Kawasan Pemanfaatan Umum (KPU), Kawasan Konservasi (KK), Kawasan Strategis Nasional Tertentu (KSNT), dan Kawasan Alur Laut/Migrasi Biota. Kawasan dibagi lagi menjadi Zona dan SubZona seperti yang diuraikan pada tabel 1 dan gambar 2.

Buku Best Practices & Lessons Learned.indd 17 3/3/21 1:47 PM

Page 18: Pembelajaran Proses Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah ...

18 PembelajaranPROSES PENYUSUNAN RZWP-3-K DI PROVINSI MALUKU

KAWASAN ZONA SUBZONAAlur Laut

Alur Pipa/Kabel Bawah LautKabel ListrikKabel Telekomunikasi

Alur Pelayaran & Perlintasan

ALKIPelayaran & Perlintasan NasionalPelayaran & Perlintasan RegionalPelayaran & Perlintasan Lokal

Alur Migrasi Biota Migrasi Mamalia LautKawasan Strategis Nasional

Pulau-Pulau Kecil Terluar (PPKT)

Gambar 2. Peta Alokasi Ruang RZWP-3-K Provinsi Maluku

| Penyusunan RZWP-3-K Provinsi Maluku |

Divider 3

Buku Best Practices & Lessons Learned.indd 18 3/3/21 1:47 PM

Page 19: Pembelajaran Proses Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah ...

19PembelajaranPROSES PENYUSUNAN RZWP-3-K DI PROVINSI MALUKU

| Penyusunan RZWP-3-K Provinsi Maluku |

Divider 3

Pemetaan Partisipatif dengan tim Kelompok Kerja RZWP-3-K Provinsi Maluku.

FOTO: Proyek USAID SEA

Buku Best Practices & Lessons Learned.indd 19 3/3/21 1:47 PM

Page 20: Pembelajaran Proses Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah ...

20 PembelajaranPROSES PENYUSUNAN RZWP-3-K DI PROVINSI MALUKU

Penyusunan RZWP-3-K yang memiliki banyak tahapan tentu menjadi hal yang sulit, baik dari segi teknis, waktu maupun biaya. Namun dengan kerjasama dan kolaborasi tim yang kuat, penyusunan dapat diselesaikan dengan baik dan efektif terlepas dari banyaknya tantangan maupun kendala yang dihadapi serta kekurangan pada dokumen yang dihasilkan. Dengan pengalaman inilah yang justru dapat menyajikan praktik terbaik (best practices) dan bahan pembelajaran (lessons learned) didalam proses penyusunan RZWP-3-K. Selain belajar langsung dari pengalaman Tim Penyusun, survei terhadap beberapa narasumber yang terlibat dalam penyusunan RZWP-3-K juga dilakukan untuk mendapatkan sudut pandang yang berbeda mulai dari pengalaman, masukan dan harapan mereka terhadap proses yang telah dilakukan (Lampiran 4 Form Survei/Kuesioner). Melalui metode ini, didapatkan juga sebuah pembelajaran mengenai apa yang masih perlu diperbaiki, ditingkatkan maupun dipertahankan dalam proses penyusunan RZWP-3-K selanjutnya.

3.1 Tantangan Utama

Proses penyusunan RZWP-3-K Provinsi Maluku tidak lepas dari berbagai tantangan maupun kendala yang harus diselesaikan ataupun diformulasikan kembali guna mencapai hasil yang maksimal dan sesuai dengan target yang diharapkan. Berbagai tantangan ini menjadi bahan pembelajaran penting supaya dapat diantisipasi dimasa mendatang. Adapun tantangan utama yang dihadapi selama proses penyusunan RZWP-3-K sehingga dianggap paling menghambat diuraikan secara singkat sebagai berikut.

Keterlibatan Stakeholder. Dengan banyaknya kepentingan dan keragaman kepentingan stakeholder dalam penyusunan RZWP-3-K Provinsi Maluku, tentu sulit untuk mengatur keterlibatan stakeholder dengan efektif baik oleh DKP sebagai ketua POKJA maupun Tim Teknis yang membantu. Hal ini dikombinasikan dengan banyaknya hambatan dalam pelibatan pemangku kepentingan khususnya ditingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota, seperti: tidak semua pemangku kepentingan mengetahui pentingnya RZWP-3-K, sehingga mereka tidak menyadari kemungkinan dampaknya kedepan; rasa urgensi dan kepemilikan diantara para pemangku kepentingan tertentu masih rendah serta menganggap bahwa RZWP-3-K merupakan dokumen milik DKP; kemauan dan motivasi yang rendah dari para stakeholder untuk terlibat dan berperan aktif dalam proses penyusunan RZWP-3-K; para stakeholder yang seringkali tidak konsisten untuk berpartisipasi pada saat Rapat maupun Konsultasi Publik/Teknis; kapasitas yang mewakili stakeholder terkait masih ada yang tidak sesuai harapan khususnya dalam memberikan data & informasi maupun mengambil keputusan pada saat rapat/konsultasi publik. Selain itu, dari hasil survei yang dilakukan terhadap stakeholder yang terlibat dalam penyusunan RZWP-3-K Provinsi Maluku, pelaksanaan dari proses keterlibatan stakeholder belum efektif khususnya Konsultasi Publik yang hanya dilakukan disatu daerah (ibukota provinsi) saja. Selain itu, alokasi waktu yang singkat dalam proses tersebut juga menjadi kendala dalam penyampaian data, informasi, masukan maupun tanggapan oleh perwakilan stakeholder dari pemerintah Kabupaten/Kota. Meskipun para stakeholder sudah diarahkan untuk menyampaikan data & informasi serta masukannya menggunakan media lain, namun hal-hal yang disampaikan dianggap tidak akan sedetail apabila disampaikan secara langsung.

Bahan Pembelajaran (Lesson Learned)3

| Bahan Pembelajaran (Lesson Learned) |

Buku Best Practices & Lessons Learned.indd 20 3/3/21 1:47 PM

Page 21: Pembelajaran Proses Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah ...

21PembelajaranPROSES PENYUSUNAN RZWP-3-K DI PROVINSI MALUKU

| Bahan Pembelajaran (Lesson Learned) |

Data & Informasi. Penyusunan RZWP-3-K membutuhkan dukungan data dan informasi, baik spasial maupun non spasial, yang akurat dan terkini, terutama data dan informasi tematik yang mengilustrasikan kondisi oseanografi dan eksisting serta perencanaan yang telah ada diwilayah perencanaan. Data dan informasi ini sangat penting dan berpengaruh untuk mendapatkan hasil analisis yang akurat. Pengalaman pada saat proses penyusunan RZWP-3-K menunjukkan masih kurangnya keterbukaan data & informasi dari stakeholder terkait baik ditingkat pusat maupun daerah. Meskipun dengan keterbatasan data & informasi, RZWP-3-K akan tetap bisa diselesaikan oleh DKP & tim teknis, namun akan menimbulkan konfl ik seperti ketidaksinkronan data antar pemangku kepentingan serta anggapan bahwa kepentingan para stakeholder yang belum terakomodir didalam dokumen. Selain itu, mengingat wilayah (kelola laut) yang luas dan kondisi geografi s yang bersifat kepulauan dari Provinsi Maluku menjadikan keterbatasan Tim Penyusun dalam melakukan survei atau ground check secara menyeluruh untuk mendapatkan data dan informasi di lapangan. Sulitnya mendapatkan data & informasi ini jelas menjadi hambatan dalam proses penyusunan RZWP-3-K khususnya untuk menghasilkan perencanaan yang detail komprehensif.

Dokumen Pendukung (KLHS). Sebagai bagian dari Kebijakan, Rencana dan Program (KRP), perencanaan pengelolaan wilayah pesisir tunduk pada Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH) yang menyatakan perlunya Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) dalam penyusunan dan evaluasi kebijakan, rencana dan program (KRP) yang dapat menimbulkan dampak/resiko lingkungan hidup. Untuk itu, pada hakekatnya Pemerintah Daerah wajib membuat KLHS untuk memastikan prinsip pembangunan berkelanjutan, menyiapkan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana dan/ atau program agar dampak/risiko lingkungan yang tidak diharapkan dapat diminimalkan serta untuk mengidentifi kasi dan memberikan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana dan/ atau program yang menimbulkan dampak dan/atau risiko negatif terhadap lingkungan. Untuk itu, Dokumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RZWP-3-K ini merupakan dokumen pendukung yang penting sebagai dasar penyusunan RZWP-3-K dan syarat sebelum ditetapkan menjadi Perda.

Pendanaan. Pendanaan merupakan kendala umum dalam suatu pembangunan maupun perencanaan. Banyak pembangunan dan perencanaan yang terhambat atau tidak berjalan dengan baik dikarenakan oleh faktor pendanaan/pembiayaan. Pada prinsipnya, tidak terdapat ketentuan atau aturan tentang jumlah anggaran untuk penyusunan setiap RZWP-3-K. Hal ini mengingat dalam penyusunan RZWP-3-K juga sangat tergantung pada wilayah perencanaan, kompleksitas permasalahan, tingkat kedalaman produk dan muatan lokal, kedetailan masalah yang akan ditetapkan serta kemampuan keuangan daerah. Proses penyusunan RZWP-3-K Provinsi Maluku yang panjang jelas memerlukan anggaran atau pendanaan yang besar (lampiran 3) dalam rangka menyelesaikan semua rangkaian kegiatan penyusunan dengan baik. Selain berasal dari APBD Pemerintah Provinsi Maluku, penyusunan RZWP-3-K ini juga mendapatkan sumber pendanaan lain dari mitra kerja USAID SEA Project dalam upaya menyelesaikan dokumen. Besaran dan ketersediaan alokasi anggaran ini sangat mempengaruhi keberhasilan penyusunan RZWP-3-K, baik dari segi ketepatan waktu maupun kualitas yang dihasilkan.

Buku Best Practices & Lessons Learned.indd 21 3/3/21 1:47 PM

Page 22: Pembelajaran Proses Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah ...

22 PembelajaranPROSES PENYUSUNAN RZWP-3-K DI PROVINSI MALUKU

Gambar 3. Persentase Hasil Survei Tantangan Utama Penyusunan RZWP-3-K Provinsi Maluku

Pengalaman dalam menyusun RZWP-3-K Provinsi Maluku menunjukkan bahwa keterlibatan pemangku kepentingan tidak serta merta membantu dan menjadi cara terbaik untuk menyelesaikan dokumen. Namun dengan pendekatan yang inovatif, Tim penyusun berhasil menciptakan partisipasi dan kolaborasi pemangku kepentingan yang efektif, seperti: melibatkan pemangku kepentingan dalam bentuk yang lebih kolaboratif dengan metode pemetaan partisipatif dalam mendapatkan data & informasi sehingga mendorong mereka untuk berpartisipasi secara aktif.

Melakukan inventarisasi data dan informasi yang diperlukan dalam penyusunan RZWP-3-K menjadi penting ditengah keterbatasan dan kesulitan untuk memperolehnya. Selain bisa digunakan sebagai baseline, data awal ini sangat berguna untuk mengetahui sejauh mana proses analisis nantinya bisa dilakukan serta mendapatkan catatan penting terkait data yang telah ada dan yang masih dibutuhkan.

Alokasi anggaran penyusunan RZWP-3-K disusun mempertimbangkan kecukupan jumlah dan jenis keahlian (sumber daya) yang dibutuhkan serta banyaknya kegiatan yang harus dilalui sesuai dengan lingkup dan kompleksitas serta komprehensif dokumen perencanaan yang akan dihasilkan dan perlu dipertimbangkan sumber pendanaan lain diluar APBD.

Dengan koordinasi lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan Kementerian/Lembaga yang baik, RZWP-3-K Provinsi Maluku tetap dapat berjalan sampai dengan ditetapkan menjadi peraturan daerah tanpa menunggu dokumen KLHS, meskipun harus tetap diselesaikan. Hal ini sejalan dengan upaya percepatan penyusunan RZWP-3-K Provinsi Maluku supaya segera memiliki acuan dalam pengelolaan ruang laut yang efektif dan berkelanjutan. Apabila langkah-langkah koordinasi tersebut tidak dilakukan dengan baik, mungkin dokumen RZWP-3-K Provinsi Maluku berpotensi belum selesai mengingat KLHS yang masih berproses hingga saat ini.

PRAKTIK YANG BAIK

| Bahan Pembelajaran (Lesson Learned) |

Buku Best Practices & Lessons Learned.indd 22 3/3/21 1:47 PM

Page 23: Pembelajaran Proses Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah ...

23PembelajaranPROSES PENYUSUNAN RZWP-3-K DI PROVINSI MALUKU

BAHAN PEMBELAJARAN

| Bahan Pembelajaran (Lesson Learned) |

Dalam rangka menciptakan keterlibatan stakeholder yang lebih efektif, perlu meningkatkan pemahaman penuh tentang pentingnya RZWP-3-K baik bagi Pemerintah Provinsi maupun Kabupaten/Kota. Hal ini dilakukan melalui pendekatan persuasif dan membangun komunikasi yang intens dengan pimpinan OPD atau lembaga terkait untuk menumbuhkan kesadaran dan komitmen mereka dalam mendukung penyusunan RZWP-3-K. Melalui pendekatan ini, para pemangku kepentingan akan lebih memahami, sehingga terbentuk hubungan baru dan kesadaran antar pemangku kepentingan serta mengakibatkan perubahan sikap dan praktik diantara para pemangku kepentingan. Dengan kesadaran dan komitmen yang telah terbentuk, maka dapat memastikan hal pendelegasian masing-masing perwakilan stakeholder yang memiliki kapasitas untuk memberikan data, informasi dan masukan yang lebih komprehensif. Selain itu, hasil ini membantu para pemangku kepentingan mengenali keterkaitan mereka dalam proses penyusunan dan mengembangkan pemahaman yang lebih besar tentang RZWP-3-K serta membangun rasa saling percaya antara pemangku kepentingan bahwa RZWP-3-K adalah tujuan bersama.

Proses mendapatkan data dan informasi yang lebih lengkap dan menyeluruh tidak bisa dilepaskan dari peran stakeholder terkait. Dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya RZWP-3-K, diharapkan mampu membuat para pemangku kepentingan lebih terbuka memberikan data & informasi sehingga kepentingan mereka dalam pemanfaatan ruang laut dan pesisir dapat terakomodir dengan baik. Keterbatasan waktu dalam menyampaikan data & informasi khususnya pada Konsultasi Publik menjadi catatan untuk dapat diformulasikan kembali teknis pelaksanaannya. Selain itu, ide penyelenggaraan Konsultasi Publik ditingkat Kabupaten/Kota juga bisa menjadi alternatif untuk lebih mengefektifkan keterlibatan stakeholder dan masyarakat. Hal ini juga dapat menghindarkan anggapan bahwa Konsultasi Publik yang dilakukan hanya sebatas formalitas dan tidak melibatkan stakeholder dan masyarakat/masyarakat adat yang ada disetiap Kabupaten/Kota. Lebih lanjut, untuk mendapatkan data yang lebih akurat dan terkini juga perlu adanya ground check secara lebih menyeluruh ke Kabupaten/Kota. Namun demikan, untuk memenuhi hal tersebut tentu mempunyai konsekuensi terhadap dukungan dan peningkatan anggaran yang besar.

KLHS menjadi tantangan maupun hambatan tersendiri dalam proses penyelesaian RZWP-3-K Provinsi Maluku. Selain karena proses penyusunan RZWP-3-K yang telah berjalan terlebih dahulu, juga karena administrasi dan teknis penyusunan KLHS yang terhambat pada lingkup Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Meskipun bukan merupakan hambatan teknis, KLHS merupakan hambatan administrasi yang merupakan syarat untuk ditetapkan Perda RZWP-3-K. Untuk itu dalam proses penyusunan dimasa mendatang sangat penting untuk mensinergiskan penyusunan RZWP-3-K-KLHS dan dapat disusun secara bersamaan sehingga tidak ada lagi anggapan bahwa Perda RZWP-3-K yang telah disusun tidak valid karena belum mempunyai KLHS.

Pengalaman menunjukkan bahwa ketersediaan anggaran selalu menjadi hambatan dalam penyelesaian RZWP-3-K baik dari segi waktu yang ditargetkan maupun kompleksitas rencana yang akan dihasilkan. Pemerintah Provinsi Maluku mempunyai keuntungan tersendiri dalam mengatasi tantangan atau masalah terkait pendanaan untuk menunjang proses penyusunan RZWP-3-K. Hal ini dibuktikan dengan adanya dukungan fi nancial dari USAID SEA Project sehingga rangkaian kegiatan penyusunan dokumen hingga Ranperda dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan apa yang dijadwalkan/direncanakan. Dengan demikian, perlu adanya pertimbangan terkait alokasi anggaran untuk penyusunan RZWP-3-K dari sumber lain atau memperbesar pendanaan dari APBD pemerintah Provinsi mengingat bantuan seperti yang diberikan oleh USAID SEA Project belum tentu bisa didapatkan kembali.

Buku Best Practices & Lessons Learned.indd 23 3/3/21 1:47 PM

Page 24: Pembelajaran Proses Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah ...

24 PembelajaranPROSES PENYUSUNAN RZWP-3-K DI PROVINSI MALUKU

3.2 Tinjauan Proses Penyusunan RZWP-3-K

Tim Penyusun RZWP-3-K yang terdiri dari Tim DKP Maluku, Tim Teknis dan Tim Akademisi meninjau proses penyusunan (Lampiran 1) dan melakukan survei untuk menilai apakah rangkaian kegiatan dalam tahapan penyusunan telah dilakukan sudah sesuai dengan pedoman. Tinjauan ini juga mengevaluasi waktu dan bagaimana proses pelaksanaannya.

Tim Penyusun menyadari bahwa kurun waktu 18 bulan atau 1.5 tahun adalah kerangka waktu yang cukup realistis untuk menyelesaikan RZWP-3-K, khususnya mengingat adanya wilayah/Provinsi lain yang dalam penyusunannya membutuhkan waktu lebih lama. Dalam konteks ini, penyelesaian Rancangan Peraturan Daerah diakui sebagai pencapaian yang signifi kan dan Tim Pengarah (Kementerian Kelautan dan Perikanan/KKP) merasa bahwa seluruh kegiatan dan elemen terkait yang dilakukan untuk menyusun RZWP-3-K secara luas sudah benar, mengikuti pedoman dan akan bermanfaat bagi pembuat keputusan berkaitan dengan pemanfaatan ruang laut dan pesisir nantinya, disamping masih adanya kekurangan.

Akan tetapi, data awal yang terbatas dan tidak terstruktur membuat Tim Penyusun pada awalnya kesulitan untuk menyusun peta-peta yang diperlukan dalam analisis alokasi ruang RZWP-3-K. Hal ini mengakibatkan jeda sekitar 5 bulan sebelum analisis data dimulai dan Tim Penyusun merasa terlalu banyak waktu yang dihabiskan untuk mendapatkan data awal yang dibutuhkan sebelum akhirnya siap untuk dilakukan Konsultasi Teknis 1. Tim Pengarah juga mengakui dan merasa bahwa ada alokasi waktu yang lama untuk pengumpulan data awal yang mencakup peta dasar dan 17 peta tematik.

Hal ini adalah permasalahan umum yang dihadapi oleh semua Provinsi dan dianggap wajar mengingat sulit dan mahalnya dalam mendapatkan data-data kelautan di Indonesia. Namun demikian, waktu serta kualitas data yang dihasilkan ini, dipuji oleh Tim Pengarah karena pada akhirnya siap dan memenuhi syarat untuk dilakukan proses analisis lebih lanjut meskipun dengan segala keterbatasanya. Tim Pengarah juga menyoroti kurangnya sumberdaya, khususnya personil Tim DKP yang memiliki tanggung jawab dan keahlian dalam bidang GIS untuk penyusunan peta-peta tematik dan analisis alokasi ruang RZWP-3-K.

Sementara itu, proses dan tahapan selanjutnya dalam penyusunan RZWP-3-K yang meliputi konsultasi teknis, konsultasi publik dan tanggapan &/ saran hingga proses Perda berjalan sesuai dengan apa yang ditargetkan dan dilakukan secara efektif dengan dukungan yang maksimal baik dari semua stakeholder terkait maupun Tim Pengarah. Sebagai dokumen yang berbasis spasial, proses penyusunan RZWP-3-K telah banyak mengedepankan sisi ilmiah (scientifi c base) dalam analisisnya serta metode kesepakatan pada hasil akhirnya.

Hal ini dirasa sudah sangat tepat dan terstruktur melihat dari pedoman penyusunan yang ada. Hanya saja untuk mendukung ini semua, perlu banyak dukungan secara teknis seperti Bimbingan Teknis yang lebih mendetail oleh Tim Pengarah, penyediaan data dari kementerian/lembaga maupun stakeholder terkait serta pendanaan dari pemerintah provinsi maupun pusat yang lebih besar apabila menginginkan hasil perencanaan yang lebih komplek, menyeluruh, akurat dan mengakomodir semua kepentingan stakeholder.

| Bahan Pembelajaran (Lesson Learned) |

Buku Best Practices & Lessons Learned.indd 24 3/3/21 1:47 PM

Page 25: Pembelajaran Proses Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah ...

25PembelajaranPROSES PENYUSUNAN RZWP-3-K DI PROVINSI MALUKU

Bimbingan Teknis dari Tim Pengarah harus dilakukan sebagai elemen pertama dalam penyusunan RZWP-3-K dan harus menginformasikan arahan penyusunan secara lebih detail dan terarah. Pelingkupan Bimbingan Teknis harus mencakup pertimbangan:

Arahan, konteks, tujuan, manfaat dan pentingnya menyusun RZWP-3-K, termasuk hasil akhir yang diharapkan oleh semua pihak (penjelasan pedoman penyusunan secara lengkap dan jelas).

Pemangku kepentingan: siapa yang harus dilibatkan dan apa yang akan dibutuhkan dari mereka (dalam hal data, kontribusi, dukungan, dan sebagainya)

Kebutuhan sumber daya (manusia/keahlian, serta pendanaan) Waktu yang ideal dan yang diharapkan untuk penyelesaian dokumen Dukungan pemerintah pusat

Kemajuan dan status penyusunan harus ditinjau secara teratur baik oleh Tim Penyusun maupun Tim Pengarah untuk mengidentifi kasi setiap perubahan yang diperlukan seperti sumber daya, waktu, pendekatan atau kebutuhan tertentu sehingga dapat diselesaikan apabila itu menjadi hambatan tersendiri.

Pengumpulan data dan keterlibatan pemangku kepentingan diperlukan pada tahap awal untuk membantu Tim Penyusun memahami kondisi eksisting dan potensi wilayah perencanaan dan mendapatkan data-data yang diperlukan untuk keperluan analisis.

Fasilitasi dan pendekatan yang dilakukan oleh Tim Teknis sangat efektif dalam mengumpulkan data dan informasi awal yang diperlukan sesuai dengan pedoman penyusunan, baik melalui survei instansi maupun survei lapangan. Namun demikian, hal ini menjadikan adanya ketergantungan yang lebih kepada Tim Teknis terkait dengan daftar data yang dibutuhkan, cara mendapatkan data serta metode pengumpulan datanya.

BAHAN PEMBELAJARAN

| Bahan Pembelajaran (Lesson Learned) |

FOTO: Proyek USAID SEA/Eddy Likumahuwa

Buku Best Practices & Lessons Learned.indd 25 3/3/21 1:47 PM

Page 26: Pembelajaran Proses Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah ...

26 PembelajaranPROSES PENYUSUNAN RZWP-3-K DI PROVINSI MALUKU

Divider 4

Focus Group Discussion serta Pemetaan Partisipatif untuk Pengumpulan Data RZWP-3-K Provinsi Maluku.

FOTO: Proyek USAID SEA

| Apa yang Masih Dibutuhkan untuk Mendukung Proses Penyusunan RZWP-3-K Provinsi Maluku? |

Buku Best Practices & Lessons Learned.indd 26 3/3/21 1:47 PM

Page 27: Pembelajaran Proses Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah ...

27PembelajaranPROSES PENYUSUNAN RZWP-3-K DI PROVINSI MALUKU

Divider 4

4.1 Kepemimpinan / Otoritas Pengambilan Keputusan

Keberadaan kelompok pemangku kepentingan yang berpengetahuan luas terkait RZWP-3-K, di dalam POKJA maupun stakeholder yang lebih luas, memberikan awal yang sangat berharga bagi proses penyusunan, termasuk kesadaran akan pentingnya dokumen RZWP-3-K. Namun, keberadaan dan pertimbangan Pemimpin yang dalam hal ini adalah Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan dan juga selaku Ketua Tim Penyusun dan POKJA untuk mengambil keputusan dan kesepakatan disetiap proses penyusunan yang melibatkan banyak stakeholder sangatlah penting. Faktor kepemimpinan ini bisa berpotensi menghadirkan tantangan kepemimpinan dalam otoritas pengambilan keputusan dalam penyusunan RZWP-3-K yang akan datang apabila Pemimpin itu sendiri tidak memahami konteks dan pentingnya dokumen bagi pemerintah Provinsi.

Dengan adanya Pemimpin dalam Tim Penyusun akan memberikan kejelasan tentang siapa yang memiliki tanggung jawab keseluruhan untuk manajemen kegiatan dan pengambilan keputusan yang diperlukan. Meskipun pada kenyataannya semua Tim Penyusun akan bertanggung jawab, namun peran kepemimpinan ini menjadi strategis dan akan memperlancar kegiatan terutama pada saat koordinasi dengan para stakeholder, upaya penyepakatan bersama dan proses komunikasi dengan legislatif untuk menyetujui dokumen fi nal serta penetapan Rancangan Peraturan Daerah tentang RZWP-3-K yang telah dibuat. Dengan kejelasan tentang tanggung jawab dan arahan kegiatan secara keseluruhan dan ditambah dengan konsistensi dalam pengambilan keputusan serta komitmen yang kuat dari Pemimpin untuk menyelesaikan RZWP-3-K dengan baik, memberikan rasa aman untuk Tim Penyusun dalam melakukan tugasnya. Peran kepemimpinan ini juga memberikan dukungan dan kepercayaan untuk Tim Penyusun dan menimbulkan kesadaran dari stakeholder terkait untuk bisa berperan aktif mendukung rangkaian kegiatan RZWP-3-K. Adanya Pemimpin ini juga berpotensi membentuk komunikasi yang lebih terstruktur dan konsisten antara Tim Penyusun, Tim Pengarah dan stakeholder terkait, yang mencerminkan semangat penyelesaian RZWP-3-K ini dengan baik. Tim Pengarah jelas menyambut baik peran Pemimpinan di Tim Penyusun ini dan akan sangat mendukung upaya percepatan penyelesaian RZWP-3-K, sejalan dengan apa yang telah mereka dorong kepada pemerintah Provinsi. Adapun keberadaan Pemimpin di dalam Tim Pengarah juga sama pentingnya, khususnya dalam membantu dan memberikan Bimbingan Teknis, Konsultasi Teknis dan koordinasi dengan kementerian/lembaga yang terlibat dalam penyusunan RZWP-3-K ini.

BAHAN PEMBELAJARAN

Kepemilikan dokumen RZWP-3-K sebagai milik bersama bagi pemerintah Provinsi harus dijelaskan sejak awal dan harus didukung dengan koordinasi antar OPD, legislatif maupun stakeholder terkait ditingkat Provinsi. Dalam proses ini, peran Pemimpin sangat diperlukan dengan memberikan pendekatan dan penjelasan mengenai peran dan tanggung jawab masing-masing OPD maupun legislatif untuk mencapai tujuan bersama. Melalui pendekatan ini, dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya dokumen RZWP-3-K. Selain akan memicu peran serta yang lebih aktif dalam proses penyusunan dokumen, hal ini juga mendorong mereka untuk memberikan wewenang kepada wakilnya yang mempunyai kapasitas untuk mengambil keputusan maupun memberikan masukan dalam proses penyusunan RZWP-3-K.

Pengaturan kerja dan manajemen untuk Tim Penyusun memerlukan pertimbangan yang cermat dari Pemimpin untuk memastikan dukungan yang sesuai serta kerjasama tim yang kuat dan berkomitmen.

| Apa yang Masih Dibutuhkan untuk Mendukung Proses Penyusunan RZWP-3-K Provinsi Maluku? |

Apa yang Masih Dibutuhkan untuk Mendukung Proses Penyusunan RZWP-3-K Provinsi Maluku?4

Buku Best Practices & Lessons Learned.indd 27 3/3/21 1:47 PM

Page 28: Pembelajaran Proses Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah ...

28 PembelajaranPROSES PENYUSUNAN RZWP-3-K DI PROVINSI MALUKU

4.2 Susunan Tim

4.2.1 Tim Penyusun

Tim Pengarah memuji sikap positif, dedikasi, fl eksibilitas, dan komitmen keseluruhan Tim Penyusun terhadap penyusunan RZWP-3-K Provinsi Maluku. Namun, Tim Pengarah dan Tim Penyusun merasa bahwa jumlah staf atau sumber daya dari Tim Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) yang terlibat dalam penyusunan Peta Dasar, Peta Tematik dan Peta Alokasi Ruang maupun penulisan dokumen fi nal dan Ranperda masih kurang. Hal ini mengakibatkan bergantungnya Tim Penyusun kepada Tim Teknis dan Tim Akademisi untuk menyelesaikan dokumen RZWP-3-K. Sumber daya yang terbatas juga mengakibatkan kurangnya keahlian dan keterampilan yang bisa membantu penyelesaian dokumen. Namun demikian, Tim DKP dapat memperoleh manfaat dari kerjasama yang dibangun bersama Tim Teknis dan Tim Akademisi sebagai sebuah Tim Penyusun. Mereka dapat belajar secara langsung mengenai keterampilan dan keahlian yang diperlukan untuk menyusun RZWP-3-K ini. Melalui pengalaman ini, Tim DKP juga bisa meningkatkan pengetahuannya dalam perencanaan strategis, pengembangan kebijakan, dan GIS untuk tata ruang laut sehingga mereka tidak akan terlalu/banyak lagi bergantung kepada Tim Teknis dan Tim Akademisi dalam proses penyusunan RZWP-3-K dimasa depan.

BAHAN PEMBELAJARAN

Tim Penyusun perlu mencakup berbagai keterampilan dalam penyusunan RZWP-3-K, meliputi:

Analisis dan pengembangan kebijakan Partisipasi dan fasilitasi pemangku kepentingan Penyusunan dokumen perencanaan GIS dan manajemen datanya Pengetahuan tentang tata ruang laut Pengetahuan tentang isu dan potensi pemanfaatan ruang laut dan pesisir Pengetahuan tentang pedoman penyusunan RZWP-3-K dan undang-undang/peraturan yang terkait

Anggota Tim Penyusun perlu bekerjasama dan mempunyai hubungan/komitmen yang kuat untuk menyelesaikan tanggung jawab bersama yaitu menyusun RZWP-3-K dengan sebaik-baiknya.

Penyaluran keterampilan dan keahlian yang dimiliki oleh Tim Teknis dan Tim Akademisi kepada Tim DKP menjadi penting untuk keberlanjutan penyusunan RZWP-3-K dimasa depan dengan kualitas yang sama atau bahkan lebih baik.

4.2.2 Tim Pengarah

Tim Pengarah (KKP) menunjukkan komitmen terhadap upaya percepatan RZWP-3-K, terutama pada tahap konsultasi teknis dan tanggapan &/ saran. Tim Pengarah juga menunjukkan komitmen tersebut dengan memberikan arahan disetiap proses penyusunan dengan menjadi narasumber pada saat konsultasi publik serta memberikan pertimbangan secara teknis maupun non teknis apabila ada kendala di lapangan. Anggota Tim Pengarah menyediakan waktu dan energi untuk proses penyusunan, bahkan hingga diatas jam pekerjaan harian mereka. Pemimpin atau Ketua Tim Pengarah diakui memiliki pengalaman, komitmen, dan hubungan yang kuat dengan Tim Penyusun dan stakeholder

| Apa yang Masih Dibutuhkan untuk Mendukung Proses Penyusunan RZWP-3-K Provinsi Maluku? |

Buku Best Practices & Lessons Learned.indd 28 3/3/21 1:47 PM

Page 29: Pembelajaran Proses Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah ...

29PembelajaranPROSES PENYUSUNAN RZWP-3-K DI PROVINSI MALUKU

dari kementerian/lembaga sehingga akan berkontribusi besar dalam upaya penyelesaian RZWP-3-K. Desain konsultasi teknis ditingkat pusat oleh Tim Pengarah dirasakan telah meningkatkan kualitas diskusi dan kelengkapan data yang diperlukan. Namun, pencapaian tingkat kehadiran secara konsisten oleh stakeholder terkait pada pertemuan konsultasi teknis masih menjadi tantangan yang belum bisa diselesaikan. Diakui oleh Tim Penyusun bahwa bantuan teknis dan non teknis dari Tim pengarah sepenuhnya sangat bermanfaat dan membantu menghasilkan dokumen RZWP-3-K yang terbaik dan tidak keluar dari pedoman penyusunan yang telah ditetapkan.

BAHAN PEMBELAJARAN

Tim Pengarah memberikan arahan terstruktur kepada Tim Penyusun untuk menyelesaikan setiap tahapan dari proses penyusunan RZWP-3-K. Penentuan peran masing-masing anggota Tim Pengarah dalam memberikan asistensi atau bantuan kepada setiap Tim Penyusun dari berbagai Provinsi juga telah ditentukan sejak awal mulai dari administrasi, laporan, peta & GIS hingga Ranperda.

Pelingkupan pemangku kepentingan oleh Tim pengarah dalam proses Konsultasi Teknis maupun Tanggapan &/ Saran mempertimbangkan peran dan tanggung jawab atau tupoksi dari masing-masing stakeholder yang saling terkait dengan pemanfaatan ruang laut dan pesisir.

Rapat harus terstruktur dengan baik didukung agenda yang relevan dan terfokus. Pertimbangan khusus mungkin perlu diberikan untuk menyelesaikan konfl ik atau diskusi yang belum selesai dalam rapat.

Cara-cara alternatif mungkin diperlukan untuk memungkinkan partisipasi penuh dari semua stakeholder dalam rapat/pertemuan proses penyusunan RZWP-3-K.

4.3 Kemitraan

Kerjasama kemitraan memberikan kesempatan bagi Tim DKP untuk mendapatkan banyak dukungan serta belajar banyak tentang keahlian yang belum dimiliki dalam menyusun RZWP-3-K. Banyak mitra memberikan waktu, biaya dan upaya yang cukup banyak sehingga pendekatan kemitraan memberikan keluasan dan kedalaman hasil penyusunan serta keterlibatan pemangku kepentingan. Keterlibatan langsung Tim Teknis USAID SEA Project dan Tim Akademisi (Universitas Pattimura) sebagai mitra dalam menyusun RZWP-3-K dipandang sangat berharga.

Kemitraan ini memberikan kerjasama yang kolaboratif sebagai satuan Tim Penyusun dalam usaha menghasilkan dokumen yang terbaik dan sesuai dengan harapan. Diakui Tim DKP bahwa tingkat dukungan baik keuangan maupun keahlian yang diberikan oleh para mitra sebagian besar sudah cukup dan sangat membantu proses penyusunan RZWP-3-K. Meskipun kerja sama kemitraan ini membawa banyak manfaat, namun perlu adanya pengaturan peran dan tanggung jawab dari masing-masing mitra untuk saling bekerjasama dan melengkapi. Sebagai contoh, Tim DKP memiliki kesulitan praktis terutama sehubungan dengan kekurangan tim yang membantu dalam fasilitasi mendapatkan dan mengolah data-data GIS dan juga survei lapangan untuk ekosistem pesisir (mangrove, lamun dan terumbu karang) yang memerlukan keahlian khusus.

| Apa yang Masih Dibutuhkan untuk Mendukung Proses Penyusunan RZWP-3-K Provinsi Maluku? |

Buku Best Practices & Lessons Learned.indd 29 3/3/21 1:47 PM

Page 30: Pembelajaran Proses Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah ...

30 PembelajaranPROSES PENYUSUNAN RZWP-3-K DI PROVINSI MALUKU

Dalam hal ini, Tim Teknis bisa bekerja untuk mengatasi kesulitan tersebut karena mempunyai sumber daya dan keahlian yang dibutuhkan. Selain itu, keberhasilan koordinasi Tim DKP dengan mitra untuk proses pendanaan beberapa rangkaian kegiatan selama proses penyusunan RZWP-3-K sangat penting sehubungan dengan sejumlah elemen, yang belum bisa dipenuhi secara keseluruhan oleh Tim DKP seperti survei lapangan dan Focus Group Discussion (FGD).

Tim Teknis dan Tim Akademisi juga mempunyai keterbatasan dalam melakukan koordinasi dan pendekatan dengan stakeholder terkait untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan. Untuk itu, Tim DKP memiliki peran penting karena mempunyai akses dengan stakeholder terkait sehingga proses pengumpulan data & informasi dapat dilakukan dengan baik.

BAHAN PEMBELAJARAN

Pendekatan kemitraan untuk proses penyusunan RZWP-3-K membawa keuntungan yang besar sehubungan dengan keterbatasan sumberdaya yang dimiliki Tim DKP baik pendanaan, perangkat maupun keahlian. Namun, manajemen atau pengaturan kemitraan ini memerlukan pertimbangan yang cermat untuk memastikan dukungan yang tepat dan berkelanjutan bagi staf atau Tim DKP sehingga memfasilitasi mereka memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang luas serta keahlian dalam penyusunan RZWP-3-K. Kejelasan juga diperlukan sehubungan dengan siapa yang pada akhirnya bertanggung jawab atas informasi, manajemen data dan dimana dokumen atau data-data RZWP-3-K harus disimpan atau diarsipkan.

4.4 Sumber Daya

Adanya sumberdaya yang memadai akan sangat mendukung proses penyusunan RZWP-3-K. Tim DKP menyadari bahwa belum adanya sumber daya dan keterampilan yang memadai khususnya dalam bidang GIS untuk perencanaan tata ruang laut. Selain itu, banyak pekerjaan didalam proses penyusunan RZWP-3-K yang membutuhkan keahlian dengan spesialisasi tertentu, yang akan sulit untuk diperoleh dari sumber daya yang ada pada Tim DKP. Misalnya, untuk survei kondisi habitat/ekosistem pesisir maupun tinjauan kondisi oseanografi harus melibatkan tim dengan pengetahuan dan keahlian khusus dibidang tersebut, dimana ini juga diluar kemampuan Tim Teknis dan Tim Akademisi.

Meskipun kebutuhan akan keahlian khusus ini pada pelaksanaannya tidak menjadi masalah utama karena dapat dipenuhi dengan dukungan dari mitra USAID SEA Project yang membantu mendatangkan para ahli tersebut, namun hal ini menjadi penting dan perlu dipertimbangkan Tim DKP dimasa mendatang untuk juga bisa memenuhi penyediaan sumber daya yang diperlukan demi mendapatkan hasil yang berkualitas.

| Apa yang Masih Dibutuhkan untuk Mendukung Proses Penyusunan RZWP-3-K Provinsi Maluku? |

Buku Best Practices & Lessons Learned.indd 30 3/3/21 1:47 PM

Page 31: Pembelajaran Proses Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah ...

31PembelajaranPROSES PENYUSUNAN RZWP-3-K DI PROVINSI MALUKU

BAHAN PEMBELAJARAN

Sumber daya untuk perencanaan ruang laut harus memadai sejak awal dan perlu dipertimbangkan dengan baik untuk mendukung berbagai kegiatan yang membutuhkan keterampilan dan keahlian spesialis tertentu. Dengan adanya sumber daya yang memadai dan terencana, maka akan memperkuat dan mempermudah Tim Penyusun dalam menyelesaikan setiap rangkaian kegiatan penyusunan RZWP-3-K dengan baik.

Tim DKP harus belajar dari Tim Teknis dan Tim Akademisi terkait dengan proses penyusunan RZWP-3-K dengan tujuan meningkatkan kapasitas dan pemenuhan sumber daya (staf/personil) yang memadai terutama pada bagian dimana Tim DKP belum menguasai secara menyeluruh.

4.5 Data dan informasi

Masalah umum yang terkait dengan ketersediaan dan akses data kelautan telah banyak disinggung pada bagian tantangan utama. Tim DKP secara aktif telah mempunyai kemampuan untuk mendapatkan dan mengembangkan kumpulan data dan informasi yang diperlukan untuk perencanaan ruang laut setelah mendapatkan pelatihan intensif dari Tim Teknis. Masalah umum data dan informasi tata ruang laut yang sebagaimana juga telah banyak dijelaskan pada bagian sebelumnya, dapat dikategorikan sebagai berikut:

Tidak adanya data yang tersedia Data ada tetapi tidak bisa didapatkan atau tidak sesuai dengan kebutuhan karena: Biaya, Format dan/ atau resolusi yang tidak kompatibel, Keterbatasan akses data, Keengganan instansi/lembaga untuk berbagi data, Metadata yang tidak memadai atau tidak lengkap diberikan sehingga membingungkan dan tidak

memungkinkan untuk digunakan.

Uraian di atas terbukti menjadi tantangan dalam mengakses dan mendapatkan data yang sesuai untuk perencanaan ruang laut. Selain itu, adanya keterbatasan data kelautan yang relevan dan up to date baik tingkat daerah maupun Kementerian/Lembaga ditingkat pusat mengharuskan untuk melakukan pengambilan data atau survei secara langsung yang memerlukan biaya besar. Hal ini juga membuktikan bahwa sulit dan mahalnya untuk pengumpulan data yang mencakup wilayah perencanaan secara keseluruhan, terlebih Provinsi Maluku dengan karakter wilayah kepulauannya.

Tim Pengarah merasa bahwa Tim Penyusun, dengan sumber daya yang tersedia dan dengan bantuan dari Tim Teknis dan Tim Akademisi, membuat kemajuan dan strategi yang berarti dalam mengumpulkan data, mengidentifi kasi kesenjangan data dan mengidentifi kasi sumber data potensial lainnya yang tidak bisa diakses/didapatkan. Tim Pengarah juga menyadari bahwa secara keseluruhan tidak ada data kelautan yang sempurna dan sangat detail, namun setidaknya memadai dan memenuhi standar minimal yang diperlukan untuk penyusunan RZWP-3-K.

| Apa yang Masih Dibutuhkan untuk Mendukung Proses Penyusunan RZWP-3-K Provinsi Maluku? |

Buku Best Practices & Lessons Learned.indd 31 3/3/21 1:47 PM

Page 32: Pembelajaran Proses Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah ...

32 PembelajaranPROSES PENYUSUNAN RZWP-3-K DI PROVINSI MALUKU

BAHAN PEMBELAJARAN

Data yang relevan dan up to date tentang wilayah laut dan pesisir yang meliputi kondisi oseanografi , ekosistem pesisir, habitat, potensi perikanan, pemanfaatan eksisting dan rencana pemanfaatan ruang laut dan pesisir sangat penting untuk mendukung perencanaan tata ruang laut berbasis scientifi c. Namun, ketersediaan data tersebut yang mendetail dan menyeluruh serta pada resolusi yang sesuai untuk mendukung perencanaan laut regional/Provinsi saat ini sangat terbatas jika dibandingkan dengan data yang tersedia untuk perencanaan tata ruang darat (RTRW).

Untuk itu, pengumpulan dan analisis data bisa diprioritaskan pada wilayah fokus dengan masalah utama dan perlu dilakukan mulai pada awal perencanaan. Sumber daya yang memadai juga harus tersedia untuk memungkinkan pengumpulan dan digitalisasi data yang belum dalam format yang sesuai. Semua data yang telah didapatkan perlu dikumpulkan dan didokumentasikan dengan baik oleh Tim Penyusun khususnya Tim DKP untuk keperluan penyusunan RZWP-3-K dimasa mendatang maupun hal lain yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang laut dan pesisir. Aksesibilitas berbagi data dengan pihak lain perlu disesuaikan mengikuti aturan yang berlaku dan/ atau sesuai otoritas dari Tim DKP.

| Apa yang Masih Dibutuhkan untuk Mendukung Proses Penyusunan RZWP-3-K Provinsi Maluku? |

Proses Konsultasi Publik RZWP-3-K dengan Para Stakeholders di Provinsi Maluku.

FOTO: Proyek USAID SEA

Divider 5

Buku Best Practices & Lessons Learned.indd 32 3/3/21 1:47 PM

Page 33: Pembelajaran Proses Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah ...

33PembelajaranPROSES PENYUSUNAN RZWP-3-K DI PROVINSI MALUKU

| Apa yang Masih Dibutuhkan untuk Mendukung Proses Penyusunan RZWP-3-K Provinsi Maluku? |

Divider 5

Proses Konsultasi Teknis Provinsi Maluku dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan serta Kementerian dan Lembaga terkait.

FOTO: Proyek USAID SEA

Divider 5

Buku Best Practices & Lessons Learned.indd 33 3/3/21 1:47 PM

Page 34: Pembelajaran Proses Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah ...

34 PembelajaranPROSES PENYUSUNAN RZWP-3-K DI PROVINSI MALUKU

Dokumen RZWP-3-K

Rekomendasi5Rekomendasi ini diberikan untuk penyusunan RZWP-3-K Provinsi Maluku dimasa depan dengan harapan memperoleh hasil yang lebih baik, kompleks, komprehensif dan mampu meminimalisir konfl ik pemanfaatan ruang laut dan pesisir dengan efektif.

Dokumen RZWP-3-K

Tujuan RZWP-3-K perlu dirumuskan dengan metode SMART Objectives (Specifi c, Measurable, Achievable, Relevant, Dan Time-Based) dan harus ada serta jelas sejak awal. Ini harus dikoordinasikan dilingkup POKJA dan disepakati bersama demi kepentingan semua pemangku kepentingan.

Sinkronisasi dan integrasi antara RZWP-3-K, RTRW dan dokumen perencanaan daerah maupun nasional perlu dilakukan sejak awal.

RZWP-3-K hendaknya menjadi dokumen milik bersama (pemerintah provinsi) yang tidak berdasarkan sektoral. Dan tidak ada anggapan hanya milik Tim DKP karena hasilnya akan menjadi sebuah peraturan daerah yang berlaku untuk seluruh wilayah Provinsi.

Lamanya waktu (cepat atau lambatnya) penyelesaian RZWP-3-K seharusnya tidak menjadi ukuran keberhasilan penyusunan karena setiap wilayah/Provinsi memiliki kondisi dan karakteristiknya masing-masing, tetapi keberhasilan implementasi dokumen RZWP-3-K-lah yang menjadi sebuah keberhasilan karena dapat diterapkan di wilayah perencanaan.

Proses Penyusunan RZWP-3-K

Proses penyusunan tetap memperhatikan dan mengikuti pedoman Permen KP No.23/2016.

Tim Penyusun memerlukan Bimbingan Teknis dari Tim Pengarah yang lebih detail dan terarah untuk proses penyusunan RZWP-3-K.

Koordinasi awal dengan pimpinan OPD atau para pemangku kepentingan sebisa mungkin dilakukan sebelum proses penyusunan dimulai untuk memberikan kesadaran dan pemahaman akan pentingnya RZWP-3-K.

Perlu mengidentifi kasi isu-isu strategis yang ada di WP-3-K untuk menentukan tujuan utama pengembangan maupun penyusunan RZWP-3-K.

Inventarisasi data yang berkaitan dengan tata ruang laut, baik yang sudah ada maupun yang masih diperlukan, perlu dilakukan sejak awal atau sebelum proses penyusunan dimulai sehingga mempermudah dalam proses pengambilan data dan menentukan metode pengumpulan datanya.

Sosialisasi awal diperlukan sebelum proses penyusunan untuk mulai memberikan pemahaman, maksud dan tujuan penyusunan RZWP-3-K serta menyampaikan kebutuhan data yang diperlukan oleh Tim Penyusun.

Perlu desain proses konsultasi publik yang lebih efektif sehingga menuntun peran aktif dari para stakeholder. Strategi konsultasi Publik di daerah (kabupaten/kota) perlu dikembangkan untuk memberikan lebih banyak

ruang dan waktu bagi stakeholder dan masyarakat yang ada didaerah sehingga bisa mendapatkan data, informasi dan masukan yang lebih detail dan komprehensif.

| Rekomendasi |

Buku Best Practices & Lessons Learned.indd 34 3/3/21 1:47 PM

Page 35: Pembelajaran Proses Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah ...

35PembelajaranPROSES PENYUSUNAN RZWP-3-K DI PROVINSI MALUKU

Dokumen RZWP-3-K

| Rekomendasi |

Pendekatan berbasis matriks dan partisipatif dalam mengumpulkan data dan informasi harus dielaborasi lebih lanjut sebagai alat perencanaan yang efektif.

Proses analisis dilakukan secara komprehensif dan sistematis dengan mempertimbangkan berbagai faktor seperti potensi dan masalah WP-3-K, kondisi eksisting, kondisi oseanografi , ekosistem pesisir, perencanaan ditingkat daerah dan nasional, serta kebijakan sehingga semaksimal mungkin bisa mengakomodir kepentingan stakeholder terkait tanpa meninggalkan prinsip perencanaan dan pembangunan berkelanjutan.

Pengetahuan dan pengalaman Tim Penyusun maupun pemangku kepentingan yang terlibat harus dieksplorasi untuk mendapatkan masukan terkait penyusunan RZWP-3-K yang lebih baik.

Koordinasi dan konsultasi yang intensif dengan Tim Pengarah untuk memastikan penyusunan sesuai dengan pedoman serta mengidentifi kasi data/informasi terkait WP3K ditingkat nasional.

Mempertimbangkan besaran biaya yang diperlukan pada proses penyusunan RZWP-3-K yang telah ada dan dijadikan sebagai dasar menyusun anggaran penyusunan RZWP-3-K dimasa mendatang.

Penyusunan RZWP-3-K sebaiknya disusun secara bersama dan tidak terpisah dengan penyusunan dokumen pendukungnya (KLHS) supaya saling berkesinambungan dan memastikan dokumen yang dihasilkan mendukung pembangunan berkelanjutan serta membantu menentukan prioritas pembangunan di wilayah laut, pesisir dan pulau-pulau kecil. Hal ini juga bertujuan untuk menghindari anggapan bahwa dokumen dan Perda RZWP-3-K yang dihasilkan tidak valid atau bermasalah karena belum dilengkapi dengan KLHS. Diperlukan koordinasi yang intensif dengan dinas terkait (DLH) untuk dapat menjalankan proses ini dan apabila terdapat kendala maka perlu ditangani pada tingkat yang lebih strategis.

Manajemen

Peran dan tanggung jawab serta uraian tugas masing-masing anggota dalam Tim Penyusun perlu didefi nisikan dan diatur dengan jelas.

Perlu mempertimbangkan keterlibatan Tim Penyusun (yang sudah pernah terlibat) untuk proses penyusunan RZWP-3-K dimasa mendatang. Pengalaman Tim Penyusun yang dilengkapi dan ditambah dengan staf atau tenaga ahli lain yang memadai serta berkualitas akan memperkuat Tim Penyusun selanjutnya sehingga akan menghasilkan RZWP-3-K yang jauh lebih baik dan komprehensif, serta akan mampu menyelesaikan dokumen RZWP-3-K dengan lebih cepat dari sebelumnya.

Analisis pemangku kepentingan diperlukan untuk menentukan stakeholder yang perlu dilibatkan dalam proses penyusunan sehingga keterlibatan stakeholder menjadi lebih optimal.

Sumber Daya

Sumber daya harus memadai dan disiapkan sejak awal atau bahkan sebelum penyusunan RZWP-3-K dimulai untuk mendukung keterampilan atau keahlian dalam Tim Penyusun. Pembuatan rencana tata ruang laut membutuhkan akses setidaknya ke keahlian berikut: pengetahuan tentang tata ruang laut, dan perundang-undangan/regulasi yang terkait, analisis dan pengembangan kebijakan; fasilitasi keterlibatan pemangku kepentingan; pengumpulan, analisis dan pengelolaan/pengolahan data termasuk GIS dan penyusunan dokumen perencanaan & produk hukum.

Pemenuhan sumber daya melalui kemitraan perlu pertimbangan yang cermat untuk menentukan jenis dukungan yang tepat dan pembagian peran yang jelas.

Buku Best Practices & Lessons Learned.indd 35 3/3/21 1:47 PM

Page 36: Pembelajaran Proses Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah ...

36 PembelajaranPROSES PENYUSUNAN RZWP-3-K DI PROVINSI MALUKU

Timeline Penyusunan RZWP-3-K Provinsi Maluku

Kalender/Tanggal-tanggal Penting Selama Proses Penyusunan RZWP-3-K

1. Pembentukan POKJA Penyusunan RZWP-3-K: 16 Februari 20172. Penunjukan USAID SEA Project sebagai Tim Teknis Penyusunan RZWP-3-K: 17 Februari 20173. Forum Group Discussion (FGD) POKJA - Peta Eksisting dan Perencanaan WP-3-K: 28 April 20174. Survei Lapangan: 19 April - 2 Mei 20175. Konsultasi Teknis Peta Dasar & Tematik, dan Dokumen Awal RZWP-3-K: 12-16 Juni 20176. Forum Group Discussion (FGD) POKJA - Dokumen Awal RZWP-3-K: 6 Mei 20177. Konsultasi Publik Dokumen Awal RZWP-3-K: 21 Agustus 20178. Forum Group Discussion (FGD) Peta Alokasi Ruang RZWP-3-K: 7 November 20179. Konsultasi Teknis Dokumen Antara & Ranperda RZWP-3-K: 29 November 201710. Konsultasi Publik Dokumen Antara & Ranperda RZWP-3-K: 12 Desember 201711. Tanggapan &/Saran: 28 Desember 201712. Persetujuan Tindaklanjut RZWP-3-K (Pasal 33): 26 Maret 201813. Uji Klinis Kelengkapan Dokumen RZWP-3-K: 9 April 201814. Evaluasi Ranperda RZWP-3-K oleh Kemendagri: 22-24 Mei 201815. Penetapan Perda RZWP-3-K: 7 Agustus 2018

Timeline Proses Penyusunan RZWP-3-K

Lampiran 1

No. KEGIATAN

BULAN (MINGGU KE-) TAHUN 2017

JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pasal 23 - Gubernur menugaskan Dinas menyusun RZWP3K & Pembentukan POKJA

- Penunjukan Tim Teknis Penyusunan RZWP3K

2 Pasal 24 - Pengumpulan data sekuder & primer untuk menyusun Peta Tematik

3 Pasal 25 - Konsultasi Teknis Peta Dasar & Tematik

4 Pasal 26 - Penyusunan Dokumen Awal

5 Pasal 27 - Konsultasi Teknis Dokumen Awal

6 Pasal 28 - Konsultasi Publik Dokumen Awal

7 Pasal 29 - Penyusunan Dokumen Antara & Ranperda

8 Pasal 30 - Konsultasi Teknis Dokumen Antara & Ranperda

9 Pasal 31

- Konsultasi Publik Dokumen Antara & Ranperda

- Penyusunan Dokumen Final

10 Pasal 32 - Tanggapan &/ Saran

No. KEGIATAN

BULAN (MINGGU KE-) TAHUN 2018

JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

11 Pasal 33

- Perbaikan Tanggapan &/ Saran

- Proses ke dalam Peraturan Daerah

12 Evaluasi Ranperda di Kemendagri

13 Perbaikan dan Proses Penetapan Ranperda

14 Penetapan Perda RZWP-3-K

| Lampiran |

Buku Best Practices & Lessons Learned.indd 36 3/3/21 1:47 PM

Page 37: Pembelajaran Proses Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah ...

37PembelajaranPROSES PENYUSUNAN RZWP-3-K DI PROVINSI MALUKU

Keterlibatan Stakeholder Dalam Penyusunan RZWP-3-K Provinsi Maluku Lampiran 2

| Lampiran |

No. Jabatan Dalam Instansi Jabatan Dalam Tim1 Gubernur Maluku Pengarah2 Wakil Gubernur Pengarah3 Sekretaris Daerah Pengarah4 Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Ketua5 Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sekretaris6 Kepala Dinas Pariwisata Anggota7 Kepala Dinas Perhubungan Anggota8 Kepala Dinas Pekerjaan Umum Anggota9 Kepala Dinas Kehutanan Anggota10 Kepala Biro Hukum & HAM Setda Anggota11 Kepala Biro Pengelolaan Perbatasan Setda Anggota12 Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Anggota13 Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu Anggota14 Kepala Dinas Energi & Sumberdaya Mineral Anggota15 Kepala Dinas Lingkungan Hidup Anggota16 Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Anggota17 Kepala Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah IX Ambon Anggota18 Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan Anggota19 Kepala Bidang Pengeloaan Ruang Laut Dinas Kelautan dan Perikanan Anggota20 Kepala Bidang Perikanan Tangkap Dinas Kelautan dan Perikanan Anggota21 Kepala Bidang Perikanan Budidaya Dinas Kelautan dan Perikanan Anggota22 Kepala Bidang Penguatan Daya Saing Dinas Kelautan dan Perikanan Anggota23 Kepala Bidang Pengawasan Sumberdaya Kelautan, Perikanan dan

Sumberdaya Manusia Dinas Kelautan dan PerikananAnggota

24 Kepala Seksi Perencanaan Ruang Laut dan Jasa Kelautan Dinas Kelautan dan Perikanan

Anggota

25 Kepala Seksi Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Dinas Kelautan dan Perikanan

Anggota

26 Kepala Seksi Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut Dinas Kelautan dan Perikanan

Anggota

27 Kepala Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah Anggota28 Kepala POLAIR POLDA Anggota29 Kepala PT. Telekomunikasi Indonesia Anggota30 Kepala PT PLN (Persero) Area Ambon Anggota

2a. POKJA RZWP3K

Kelompok Kerja (POKJA) Penyusunan RZWP-3-K Provinsi Maluku terdiri dari:

Buku Best Practices & Lessons Learned.indd 37 3/3/21 1:47 PM

Page 38: Pembelajaran Proses Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah ...

38 PembelajaranPROSES PENYUSUNAN RZWP-3-K DI PROVINSI MALUKU

2b. STAKEHOLDER TERKAIT

Unsur Pemerintah Daerah:

1. Pimpinan DPRD Provinsi Maluku2. Pimpinan dan Anggota Komisi B DPD Provinsi Maluku3. Ketua Badan Pembentukan Peraturan Daerah DPRD Provinsi Maluku4. Bupati Buru5. Sekretaris Kabupaten Buru6. Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Buru7. Kepala Bappeda Kabupaten Buru8. Bupati Buru Selatan9. Sekretaris Kabupaten Buru Selatan10. Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Buru Selatan11. Kepala Bappeda Kabupaten Buru Selatan12. Bupati Seram Bagian Barat13. Sekretaris Kabupaten Seram Bagian Barat14. Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Seram Bagian Barat15. Kepala Bappeda Kabupaten Seram Bagian Barat16. Bupati Seram Bagian Timur17. Sekretaris Kabupaten Seram Bagian Timur18. Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Seram Bagian Timur19. Kepala Bappeda Kabupaten Seram Bagian Timur20. Bupati Maluku Tengah21. Sekretaris Kabupaten Maluku Tengah22. Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Maluku Tengah23. Kepala Bappeda Kabupaten Maluku Tengah24. Bupati Maluku Tenggara 25. Sekretaris Kabupaten Maluku Tenggara26. Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Maluku Tenggara27. Kepala Bappeda Kabupaten Maluku Tenggara28. Bupati Kepulauan Aru29. Sekretaris Kabupaten Kepulauan Aru30. Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Kepulauan Aru31. Kepala Bappeda Kabupaten Kepulauan Aru32. Bupati Maluku Tenggara Barat33. Sekretaris Kabupaten Maluku Tenggara Barat34. Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Maluku Tenggara Barat35. Kepala Bappeda Kabupaten Maluku Tenggara Barat36. Bupati Maluku Barat Daya37. Sekretaris Kabupaten Maluku Barat Daya38. Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Maluku Barat Daya39. Kepala Bappeda Kabupaten Maluku Barat Daya40. Walikota Tual 41. Sekretaris Kota Tual

| Lampiran |

Buku Best Practices & Lessons Learned.indd 38 3/3/21 1:47 PM

Page 39: Pembelajaran Proses Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah ...

39PembelajaranPROSES PENYUSUNAN RZWP-3-K DI PROVINSI MALUKU

42. Kepala Dinas Perikanan Kota Tual43. Kepala Bappeda Kota Tual44. Walikota Ambon45. Sekretaris Kota Ambon46. Kepala Dinas Perikanan Kota Ambon47. Kepala Bappeda Kota Ambon48. Ketua Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD) Maluku49. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku50. Kepala Bappeda Provinsi Maluku51. Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Maluku52. Dinas Perhubungan Provinsi Maluku53. Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Maluku54. Dinas Kehutanan Provinsi Maluku55. Biro Hukum & HAM Setda Maluku56. Biro Pengelolaan Perbatasan Setda Maluku57. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Maluku58. Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Maluku59. Dinas Energi & Sumberdaya Mineral Provinsi Maluku60. Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Maluku61. Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Maluku62. Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah IX Ambon63. Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku64. Kepala Bidang Pengeloaan Ruang Laut Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku65. Kepala Bidang Perikanan Tangkap Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku66. Kepala Bidang Perikanan Budidaya Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku67. Kepala Bidang Penguatan Daya Saing Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku68. Kepala Bidang Pengawasan Sumberdaya Kelautan, Perikanan dan Sumberdaya Manusia Dinas Kelautan dan

Perikanan Provinsi Maluku69. Kepala UPTD BBAT Waiheru70. Kepala UPTD BPSP Waai71. Kepala UPTD BBIP Waisala72. Kepala UPTD P3HP Ambon73. Kepala UPTD P3HP Tual74. Kepala UPTD P3HP Dobo75. Kepala UPTD BBL Tual76. Kepala UPTD BBL Dobo77. Kepala UPTD PPP Dobo78. Kepala UPTD PP Ambon79. PLT Kepala Cabang Dinas KP Kota Ambon80. PLT Kepala Cabang Dinas KP Kota Tual81. PLT Kepala Cabang Dinas KP Kabupaten Buru82. PLT Kepala Cabang Dinas KP Kabupaten Buru Selatan83. PLT Kepala Cabang Dinas KP Kabupaten Seram Bagian Barat84. PLT Kepala Cabang Dinas KP Kabupaten Seram Bagian Timut

| Lampiran |

Buku Best Practices & Lessons Learned.indd 39 3/3/21 1:47 PM

Page 40: Pembelajaran Proses Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah ...

40 PembelajaranPROSES PENYUSUNAN RZWP-3-K DI PROVINSI MALUKU

85. PLT Kepala Cabang Dinas KP Kabupaten Maluku Tengah86. PLT Kepala Cabang Dinas KP Kabupaten Maluku Tenggara87. PLT Kepala Cabang Dinas KP Kabupaten Kepulauan Aru88. Kepala Seksi Perencanaan Ruang Laut dan Jasa Kelautan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku89. Kepala Seksi Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku90. Kepala Seksi Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku91. Rektor Universitas Pattimura Ambon92. Rektor Universitas Darrusalam Ambon93. Komandan Lantamal IX Ambon94. Direktur POLAIR POLDA Maluku95. Dekan FPIK Universitas Pattimura Ambon96. Dekan Fakultas Perikanan Universitas Darrusalam Ambon97. Learning Center EAFM Universitas Pattimura Ambon98. Ketua Konsorsium Mitra Bahari RC Maluku99. Kepala PPLD-LIPI Ambon100. Kepala PT. Pertamina Maluku101. Kepala PT. Telkom Maluku102. Kepala PT. PLN (Persero) Area Ambon103. Kepala KSOP Ambon104. Kepala KSOP Banda105. Kepala PT. Pelindo Cabang Ambon106. Kepala Kantor Navigasi Ambon107. Kepala PPN Ambon108. Kepala PPN Tual109. Kepala LPSPL Satker Ambon110. Kepala PSDKP Satker Ambon111. SKK Migas Wilayah Maluku112. Ketua HNSO Maluku113. Direktur SEA Project USAID - Ambon114. Direktur WWF Regional Maluku115. Direktur CTC Regional Maluku116. Direktur LPPM Maluku117. Direktur Yayasan Burung Maluku118. Ketua Latupati Maluku119. Ketua Asosiasi Tuna Indonesia120. PT. Angkasa Pura 1 Persero Bandara Pattimura Ambon121. PT. Inpex Masela122. Ketua Masyarakat Adat Negeri Haruku

Unsur Pemerintah Pusat:1. Asisten Deputi Urusan Penataan ruang dan Kawasan Strategis Ekonomi, Kementerian Koordinator

Bidang Perekonomian2. Asisten Deputi Koordinasi Wilayah Perbatasan dan Tata Ruang Pertanahan, Deputi Bidang Koordinasi

Pertahanan Negara, Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan

| Lampiran |

Buku Best Practices & Lessons Learned.indd 40 3/3/21 1:47 PM

Page 41: Pembelajaran Proses Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah ...

41PembelajaranPROSES PENYUSUNAN RZWP-3-K DI PROVINSI MALUKU

3. Asisten Deputi Lingkungan dan Kebencanaan Maritim, Deputi Bidang Koordinasi Sumber daya Alam dan Jasa, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman

4. Asisten Deputi Bidang Kelautan dan Perikanan, Deputi Bidang Kemaritiman, Sekretaris Kabinet5. Asisten Deputi Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia , dan Aparatur Negara, Deputi Bidang Politik, Hukum,

dan Keamanan, Sekretaris Kabinet6. Asisten Deputi Infrastruktur dan Ekosistem, Kementerian Pariwisata7. Direktur Wilayah Pertahanan, Ditjen Strategi Pertahanan, Kementerian Pertahanan8. Direktur Sinkronisasi Urusan Pemerintah Daerah 1, Ditjen Bina Pembangunan Daerah, Kementerian

Dalam Negeri9. Direktur Sinkronisasi Urusan Pemerintah Daerah 1I, Ditjen Bina Pembangunan Daerah, Kementerian

Dalam Negeri10. Direktur Sinkronisasi Urusan Pemerintah Daerah 1II, Ditjen Bina Pembangunan Daerah, Kementerian

Dalam Negeri11. Direktur Produk Hukum Daerah, Ditjen Otonomi Daerah, Kementerian Dalam Negeri12. Direktur Kelautan dan Perikanan, Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas13. Direktur Tata Ruang dan Pertanahan, Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas14. Direktur Pembinaan Program Mineral dan Batubara, Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral15. Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas, Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral16. Direktur Pembinaan Perencanaan Tata Ruang, Direktorat Jenderal Tata Ruang, Kementerian Agraria dan

Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional17. Direktur Pemanfaatan Ruang, Direktorat Jenderal Tata Ruang, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan

Pertanahan Nasional18. Direktur Pencegahan Dampak Lingkungan Kebijakan Wilayah dan Sektor, Kementerian Lingkungan Hidup

dan Kehutanan19. Direktur Pemolaan dan Informasi Konservasi Alam, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan20. Direktur Kepelabuhan, Ditjen Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan21. Direktur Penelitian dan Pengembangan, Deputi Pencegahan KPK22. Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi, Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral23. Kepala Pusat Pemetaan Tata Ruang dan Atlas, Badan Informasi Geospasial24. Kepala Pusat Pemetaan Kelautan dan Lingkungan Pantai, Badan Informasi Geospasial25. Kepala Pusat Pemetaan dan Integrasi Tematik, Badan Informasi Geospasial26. Kepala Pusat Pemetaan Batas Wilayah, Badan Informasi Geospasial27. Kepala Pusat Hidro – Oseanografi , TNI-AL28. Kepala Divisi Perizinan dan Pertanahan, PT. PLN29. Kepala SKK Migas30. Direktur Walhi Indonesia31. Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KONTRAS)32. Jaringan Advokasi Tambang33. Direktur Perencanaan Ruang Laut, Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Kementerian Kelautan

dan Perikanan34. Direktur Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut,

Kementerian Kelautan dan Perikanan35. Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut, Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut,

Kementerian Kelautan dan Perikanan

| Lampiran |

Buku Best Practices & Lessons Learned.indd 41 3/3/21 1:47 PM

Page 42: Pembelajaran Proses Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah ...

42 PembelajaranPROSES PENYUSUNAN RZWP-3-K DI PROVINSI MALUKU

36. Direktur Jasa Kelautan, Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan37. Direktur Pelabuhan Perikanan, Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, Kementerian Kelautan dan

Perikanan38. Direktur Pengelolaan Sumberdaya Ikan, Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, Kementerian Kelautan

dan Perikanan39. Direktur Kawasan dan Kesehatan Ikan, Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, Kementerian Kelautan

dan Perikanan40. Direktur Pengawasan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan, Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya

Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan41. Biro Hukum dan Organisasi, Sekretariat Jenderal, Kementerian Kelautan dan Perikanan42. Unit Kerja Menteri Kelautan dan Perikanan43. Kepala Bagian Hukum, Kepegawaian dan Organisasi, Sekretaris Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang

Laut, Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan44. Kasubdit Tata Ruang Laut Nasional, Direktorat Perencanaan Ruang Laut, Ditjen. Pengelolaan Ruang Laut,

Kementerian Kelautan dan Perikanan45. Kasubdit Kawasan Strategis, Direktorat Perencanaan Ruang Laut, Ditjen. Pengelolaan Ruang Laut,

Kementerian Kelautan dan Perikanan46. Kasubdit Perizinan Pemanfaatan Ruang Laut, Direktorat Perencanaan Ruang Laut, Ditjen. Pengelolaan

Ruang Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan

| Lampiran |

Buku Best Practices & Lessons Learned.indd 42 3/3/21 1:47 PM

Page 43: Pembelajaran Proses Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah ...

43PembelajaranPROSES PENYUSUNAN RZWP-3-K DI PROVINSI MALUKU

Pendanaan/Pengeluaran Dalam Proses Penyusunan RZWP-3-K Provinsi MalukuLampiran 3

| Lampiran |

NO. NAMA KEGIATANWAKTU

PELAKSANAANPEMBIAYAAN (RP)

DKP USAID SEA* JUMLAH (RP)1 FGD POKJA - Pemetaan Partisipasif

Data Eksisting & Perencanaan WP-3-K7 Maret 2017 60,385,600 60,385,600

2 Survei Lapangan (Ekosistem Pesisir & Sosial Budaya/Ekonomi) RZWP-3-K

19 April - 2 Mei 2017

a. Kegiatan Survei Lapangan 142,388,300 142,388,300

b. Tenaga Ahli Survei Biofi sik-Keanekaragaman & Potensi Ikan

30,420,000 30,420,000

c. Tenaga Ahli Survei Ekosistem Pesisir-Kondisi & Sebaran Terumbu Karang

11,700,000 11,700,000

d. Tenaga Ahli Survei Ekosistem Pesisir-Kondisi & Sebaran Mangrove

11,700,000 11,700,000

e. Tenaga Ahli Survei Ekosistem Pesisir-Kondisi & Sebaran Lamun

11,700,000 11,700,000

f. Daily Allowances 10 Surveyor 25,250,000 25,250,000

3 Konsultasi Teknis 1 - Peta Dasar & Tematik dan Dokumen Awal RZWP-3-K

11-16 Juni 2017 40,045,000 40,045,000

4 Konsultasi Publik1 - Dokumen Awal 14-16 Agustus 2017 28,600,000 28,600,000

5 Pengadaan/Penyediaan ATK 5,260,000 5,260,000

6 Cetak dan Penggadaan Dokumen 188,650,000 188,650,000

7 Paket Meeting 24,250,000 24,250,000

8 Perjalanan Dinas 665,800,000 665,800,000

9 Drafter GIS 8,340,000 8,340,000

10 Jasa Tenaga Ahli/Narasumber 116,040,000 16,000,000 132,040,000

TOTAL BIAYA 1,000,000,000 386,528,900 1,386,528,900

* Biaya di luar biaya personil & waktu staff USAID SEA Project

Buku Best Practices & Lessons Learned.indd 43 3/3/21 1:47 PM

Page 44: Pembelajaran Proses Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah ...

44 PembelajaranPROSES PENYUSUNAN RZWP-3-K DI PROVINSI MALUKU

Form Kuesioner Best Practices & Lessons Learned Penyusunan RZWP-3-K Provinsi Maluku

Lampiran 4

KOMPONEN PERTANYAAN KUNCI1. Pengantar RZWP3K

A.Defi nisi, Latar belakang & arti penting RZWP3K

A.1 Apa yang dimaksud dengan RZWP3K?

A.2 Bagaimana latar belakang dan tujuan penyusunan RZWP3K Maluku?

A.3 Jelaskan arti pentingnya/urgensinya RZWP3K bagi Provinsi atau Mengapa RZWP3K penting bagi pemerintah Provinsi?

2. Penyusunan RZWP3K

B. Proses Penyusunan B.1 Bagaimana Proses Penyusunan RZWP3K di Maluku? (disertai dengan skema tahapan & Timeline penyusunan RZWP3K yang telah ada)

B.2 Apakah proses penyusunan RZWP3K sudah sesuai dengan pedoman yang ada?

B.3 Isu/permasalahan apa yang muncul pada selama penyusunan RZWP3K? (sehingga menghambat/memperlambat proses penyusunan)

B.4 Hal menarik apa/yang paling berkesan selama proses penyusunan RZWP3K?

C. Tim Penyusun C.1 Siapa saja yang terlibat dan berperan aktif dalam menyusun RZWP3K? (Project team/tim inti yang menyusun)

C.2 Apa peran dan kontribusi masing2 resource person dalam Project team/tim penyusun tersebut?

C.3 Bagaimana peran/keterlibatan POKJA (& masing2 instansi) dalam menyusun RZWP3K?

C.4 Bagaimana/hal apa yang menjadi titik balik/tersadar bahwa RZWP3K merupakan dokumen yang sangat penting bagi daerah?

C.5 Komentar/penilaian terhadap Tim Penyusun?Masukan, saran & harapan terhadap Tim Penyusun supaya kedepan hasil RZWP3K bisa lebih baik lagi?

D. Kemitraan Bekerja D.1 Bagaimana bentuk kerjasama/dukungan pihak lain (diluar instansi dinas/perangkat pemerintahan) dalam menyusun RZWP3K?

D.2 Bagaimana komitmen dari masing-masing pihak tersebut? (Apa wujud nyata dukungan masing-masing pihak tersebut, misalnya pendanaan atau bantuan teknis, dll)

E. Keterlibatan stakeholder E.1 Bagaimana keterlibatan stakeholder dalam menyusun RZWP3K?

E.2 Apa saja dan dibagian mana bentuk keterlibatan para stakeholder dalam membantu dan mendukung proses penyusunan RZWP3K?

E.3 Sejauh mana dukungan para stakeholder tersebut membantu proses penyusunan RZWP3K?

E.4 Apa yang menjadi kendala keterlibatan berbagai stakeholder dalam penyusunan RZWP3K?

E.5 Adakah hal yang menarik terkait keterlibatan stakeholder tersebut?

E.6 Apakah keterlibatan stakeholder tersebut sudah efektif dan sesuai harapan? apakah stakeholder yang dilibatkan sudah tepat?

E.7 Apa yang perlu dirubah/diperbaiki/ditingkatkan supaya dalam proses keterlibatan stakeholder hasilnya lebih efektif dan stakeholder yang dilibatkan bisa berpartisipasi lebih aktif lagi?

E. 8 Bagaimana upaya yang sudah dilakukan dalam memberikan penjelasan kepada stakeholder supaya sadar dan paham bahwa RZWP3K adalah dokumen yang penting untuk daerah dan merupakan milik pemerintah bersama, bukan milik DKP?

F. Pendanaan dan/ Pengeluaran F.1 Bagaimana proses pendanaan dalam menyusun RZWP3K sampai selesai?

F.2 Berapa besaran biaya yang digunakan untuk penyusunan RZWP3K? & darimana saja sumber pendanaan penyusunan RZWP3K?

| Lampiran |

Buku Best Practices & Lessons Learned.indd 44 3/3/21 1:47 PM

Page 45: Pembelajaran Proses Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah ...

45PembelajaranPROSES PENYUSUNAN RZWP-3-K DI PROVINSI MALUKU

KOMPONEN PERTANYAAN KUNCIG. Keberhasilan RZWP3K G.1 Jelaskan hasil RZWP3K yang telah dibuat? Gambaran singkat RZWP3K Maluku?

G.2 Apakah RZWP3K yang dihasilkan sudah sesuai dengan apa yang diharapkan/ditargetkan oleh pemerintah Provinsi?

G.3 Jelaskan atau gambarkan mengenai keberhasilan-keberhasilan Penyusunan RZWP3K Provinsi Maluku?

G.4 Apakah RZWP3K yang dihasilkan ini akan bisa diimplementasikan secara menyeluruh?

3. Tantangan & Solusi

H. Tantangan H.1 Apa tantangan/kendala selama proses penyusunan RZWP3K? Misalnya dari segi: Kebijakan dan Legislasi (peran ekseskutif, legislatif), Data & Informasi, Dinamika Perubahan Alokasi Ruang (konsultasi publik), Kolaborasi Tim, Keterlibatan Stakeholder, Proses Kesepakatan, Pendanaan, Dukungan Pemerintah Pusat/Publik/MHA, Pedoman Penyusunan, KLHS, dll

H.2 Apa yang menjadi tantangan/kendala terbesarnya?mengapa?

I. Solusi I.1 Apa solusi untuk mengatasi masing-masing tantangan/kendala tersebut selama proses penyusunan RZWP3K sehingga dapat diselesaikan?

I.2 Apa yang menjadi hal paling menarik/unik dan sulit dalam mengatasi tantangan/kendala tersebut?

4. Lesson Learned

J. Proses Pembelajaran J.1 Pembelajaran penting apa yang dapat diperoleh selama proses penyusunan RZWP3K sehingga akhirnya bisa diselesaikan?

J.2 Proses Pembelajaran apa yang paling penting untuk diperhatikan supaya penyusunan RZWP3K kedepan hasilnya lebih baik dan komprehensif lagi?

J.3 Berdasarkan pengalaman yang telah dilakukan, bagaimana seharusnya proses penyusunan RZWP3K yang baik itu dilakukan? Jika bisa, kaitkan juga dengan karakter wilayah Provinsi Maluku yang berciri khas gugus pulau/kepulauan?

J.4 Apa yang kurang/masih dibutuhkan untuk mendukung/mempercepat Proses penyusunan RZWP3K? Misalnya: Kepemimpinan / manajemen / otoritas pengambilan keputusan, Sumberdaya, Kemitraan, Keterlibatan Stakeholder atau kolaborasi antar instansi pemerintah, Pendanaan, Data dan informasi, Kebijakan dan Strategi Eksternal, Dukungan Pemerintah Pusat, Pedoman Penyusunan, dll

J.5 Bagian/hal apa yang dianggap paling sukses /membantu dalam mempercepat proses penyusunan RZWP3K? Mengapa?

J.6 Bagian/hal apa yang dianggap paling menghambat dalam proses penyusunan RZWP3K? Mengapa?

J.7 Apa kunci utama keberhasilan dalam penyusunan RZWP3K ini sehingga bisa diselesaikan dengan baik dan cepat (±18 Bulan penyusunan dari pembentukan SK Pokja hingga diPerdakan dan menjadi ranking ke-9 di Indonesia)?mengingat banyak provinsi lain penyusunannya lebih lama dan bahkan berlarut tidak kunjung selesai.

J.8 Apa yang paling berbeda/berhasil (baik dari segi proses maupun hasilnya) dibandingkan dengan provinsi lain sehingga bisa dipelajari/dijadikan contoh/diterapkan oleh provinsi lainnya?

J.9 Apa saja poin penting yang perlu diperhatikan jika provinsi lain ingin mengadopsi/meniru proses penyusunan RZWP3K di wilayahnya?

J.10 Apa harapan terhadap dokumen RZWP3K Maluku yang ada saat ini?

5. Quotes

K. Komentar/Harapan/dll K.1 Komentar/tanggapan/masukan/saran/penilaian terhadap RZWP3K Maluku?

K.2 Harapan untuk proses penyusunan RZWP3K dimasa mendatang?

| Lampiran |

Buku Best Practices & Lessons Learned.indd 45 3/3/21 1:47 PM

Page 46: Pembelajaran Proses Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah ...

46 PembelajaranPROSES PENYUSUNAN RZWP-3-K DI PROVINSI MALUKU

Buku Best Practices & Lessons Learned.indd 46 3/3/21 1:47 PM

Page 47: Pembelajaran Proses Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah ...

47PembelajaranPROSES PENYUSUNAN RZWP-3-K DI PROVINSI MALUKU

Buku Best Practices & Lessons Learned.indd 47 3/3/21 1:47 PM

Page 48: Pembelajaran Proses Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah ...

48 PembelajaranPROSES PENYUSUNAN RZWP-3-K DI PROVINSI MALUKU

PROYEK USAID SUSTAINABLE ECOSYSTEMS ADVANCED (USAID SEA)

Buku Best Practices & Lessons Learned.indd 48 3/3/21 1:47 PM