Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa...

118
PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PENGAMATAN OBJEK SECARA LANGSUNG PADA SISWA KELAS X MAN KALIMUKTI PABEDILAN CIREBON TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012 SKRIPSI diajukan untuk menempuh gelar sarjana pendidikan pada Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia oleh TOMY INDRA GUNAWAN 107050032 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI (UNSWAGATI) CIREBON 2011

Transcript of Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa...

Page 1: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PENGAMATAN OBJEK SECARA LANGSUNG

PADA SISWA KELAS X MAN KALIMUKTI PABEDILAN CIREBON TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012

SKRIPSI

diajukan untuk menempuh gelar sarjana pendidikan pada Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

oleh

TOMY INDRA GUNAWAN 107050032

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI (UNSWAGATI) CIREBON

2011

Page 2: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

ABSTRAK Tomy Indra Gunawan, Pembelajaran Menulis Puisi dengan Menggunakan

Teknik Pengamatan Objek secara Langsung pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon Tahun Pelajaran 2011/2012.

Pengajaran sastra di sekolah-sekolah, khususnya materi menulis puisi

lebih menekankan pada teori dibandingkan praktik. Dengan metode ceramah siswa diajak untuk mengenali bentuk puisi, ciri-ciri puisi dan contoh puisi karya sastrawan dan selalu seperti itu. Dengan sistem pembelajaran yang seperti ini, proses pembelajaran menulis puisi menjadi kurang efektif. Akhirnya, timbullah kejenuhan siswa pada pembelajaran menulis puisi yang berakibat kurang sukanya siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi. Sebenarnya, pembelajaran menulis puisi dengan memerhatikan kriteria puisi yang baik yakni ; bunyi (rima dan irama), kata atau pilihan kata (diksi), larik atau baris, bait, dan tipografi, tentu akan membuat sebuah puisi memiliki nilai estetik, apalagi didukung dengan pembelajaran menulis puisi yang tidak monoton dengan menggunakan teknik pengamatan objek secara langsung, siswa tidak merasa jenuh dan bosan karena pembelajaran ini lebih dipusatkan dengan melakukan pembelajaran di luar kelas yang tentu akan membuat imajinasi siswa menjadi lebih berkembang dibandingkan dengan di dalam kelas.

Penelitian ini beranjak dari pokok permasalahan yaitu Apakah pembelajaran menulis puisi menggunakan teknik pengamatan objek secara langsung pada siswa kelas X MAN Kalimukti tahun pelajaran 2011 / 2012 efektif?

Berdasarkan pokok permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan teknik pengamatan objek secara langsung dalam pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas X MAN Kalimukti tahun pelajaran 2011 / 2012.

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MAN Kalimukti tahun pelajaran 2011 / 2012 yang berjumlah 161 siswa. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sample atau sampel bertujuan. Dengan demikian, sampel penelitian adalah siswa kelas X-4 yang berjumlah 40 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas X-3 yang berjumlah 40 siswa sebagai kelas kontrol. Penggunaan metode penelitian yakni eksperimen semu atau kuasi. Kemudian, data yang digunakan yakni berupa tes, observasi, dan angket. Fungsi dari ketiga data tersebut adalah untuk mengetahui kemampuan siswa terhadap penulisan puisi.

Berdasarkan hasil penelitian, baik dari hasil perbandingan tes awal dan tes akhir kelas eksperimen, maupun perbandingan hasil tes awal dan tes akhir kelas kontrol dan kelas eksperimen menunjukkan bahwa pembelajaran menulis puisi menggunakan teknik pengamatan objek secara langsung dinyatakan efektif untuk dijadikan sebagai teknik pembelajaran dalam menulis puisi. Hal itu dapat dibuktikan berdasarkan hasil statistik uji t yaitu : nilai thitung = - 35,091 lebih besar dibandingkan dengan ttabel = 1,994.

i

Page 3: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

Ku persembahkan skripsi ini untuk

Ayahanda tersayang (Alm) MAKSUM, S.Pd. yang telah

memberikan semangat baik moril, materil maupun spiritual

selama beliau masih hidup sampai dengan nafas

terakhirnya.

Ibunda tercinta HESTI RAHAYU yang tidak henti-hentinya

memberikan kasih sayang serta spirit dan bimbingan mental

yang menjadikan pacuan bagi penulis dalam menyelesaikan

karya terbaik ini.

Adinda Muhammad Maulana Rizki yang memberikan

warna dalam canda, cita dan cinta dalam sehari-hari.

Dan untuk keluarga besar mimih dan abah sebagai

pelabuhan kasih sayang penulis.

Serta keluarga kecil Yayu dan Toding yang menjadi benteng

pertahanan dan support mental yang tak henti-hentinya

kepada penulis.

iv

Page 4: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

MOTTOMOTTOMOTTOMOTTO

Pergunakanlah Pergunakanlah Pergunakanlah Pergunakanlah Masa Mudamu Sebaik MungkinMasa Mudamu Sebaik MungkinMasa Mudamu Sebaik MungkinMasa Mudamu Sebaik Mungkin

Karena Masa Tuamu Adalah…………Karena Masa Tuamu Adalah…………Karena Masa Tuamu Adalah…………Karena Masa Tuamu Adalah…………

Hasil dari Apa yang Kau Buat Pada Masa MudamuHasil dari Apa yang Kau Buat Pada Masa MudamuHasil dari Apa yang Kau Buat Pada Masa MudamuHasil dari Apa yang Kau Buat Pada Masa Mudamu

Dan Waktu Tidak Akan Mungkin Bisa Kembali LagiDan Waktu Tidak Akan Mungkin Bisa Kembali LagiDan Waktu Tidak Akan Mungkin Bisa Kembali LagiDan Waktu Tidak Akan Mungkin Bisa Kembali Lagi

MAN JADA WA JADDAMAN JADA WA JADDAMAN JADA WA JADDAMAN JADA WA JADDA

Barang Siapa Yang BersungguhBarang Siapa Yang BersungguhBarang Siapa Yang BersungguhBarang Siapa Yang Bersungguh----sungguh Maka Allah SWT. Akan sungguh Maka Allah SWT. Akan sungguh Maka Allah SWT. Akan sungguh Maka Allah SWT. Akan

Mengabulkannya.Mengabulkannya.Mengabulkannya.Mengabulkannya.

Hal Mudah Hal Mudah Hal Mudah Hal Mudah Akan Terasa Sulit Jika YAkan Terasa Sulit Jika YAkan Terasa Sulit Jika YAkan Terasa Sulit Jika Yanananang Pertama g Pertama g Pertama g Pertama

Diipikirkan Adalah Kata Sulit. Yakinlah Bahwa Diipikirkan Adalah Kata Sulit. Yakinlah Bahwa Diipikirkan Adalah Kata Sulit. Yakinlah Bahwa Diipikirkan Adalah Kata Sulit. Yakinlah Bahwa

Kita Memiliki Kemampuan Dan Kekuatan.Kita Memiliki Kemampuan Dan Kekuatan.Kita Memiliki Kemampuan Dan Kekuatan.Kita Memiliki Kemampuan Dan Kekuatan.

Page 5: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pembelajaran

Menulis Puisi dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek secara Langsung

pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon Tahun Pelajaran

2011/2012 beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri dan saya

tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai

dengan etika yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan

kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika

keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Cirebon, Desember 2011

Yang Membuat Pernyataan,

Tomy Indra Gunawan

NPM 107050032

Page 6: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

LEMBAR PENGESAHAN

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PENGAMATAN OBJEK SECARA LANGSUNG

PADA SISWA KELAS X MAN KALIMUKTI PABEDILAN CIREBON TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

diajukan untuk menempuh gelar sarjana pendidikan pada Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

oleh

Tomy Indra Gunawan 107050032

Disetujui dan disahkan oleh

Pembimbing I,

Dr. Dede Endang Mascita, M.Pd NIP 19680514 199403 1 003

Pembimbing II,

Sobihah Rasyad, Dra

NIP 19581005 198503 2 001

Dekan FKIP

Unswagati Cirebon,

Prof. Dr. H. Rochanda Wiradinata, M.P

NIP 19590718 198503 1 004

Ketua Program Studi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,

Jaja, Drs., M.Hum

NIP 19660205 199203 1 003

Page 7: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur ke hadirat Allah swt, yang telah

memberikan rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua sehingga kita masih

diberikan kesehatan dan kekuatan dalam menjalankan segala aktivitasnya.

Solawat serta salam semoga tetap tercurah untuk Nabi Muhammad saw, untuk

keluarganya, sahabat-sahabatnya, juga umatnya sampai akhir zaman. Amin.

Judul skripsi ini adalah Pembelajaran Menulis Puisi dengan

Menggunakan Teknik Pengamatan Objek secara Langsung pada Siswa Kelas X

MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon Tahun Pelajaran 2011/2012.

Adapun maksud dan tujuan penyusunan skripsi ini adalah untuk

memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian sarjana pendidikan pada

Universitas Swadaya Gunung Jati, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Terselesaikannya skripsi ini, tentunya, tidak lepas dari bantuan serta

bimbingan dari berbagai pihak, baik langsung maupun tidak langsung. Untuk itu

dalam kesempatan ini dan dengan segala kerendahan hati, penulis ingin

menyampaikan ucapan terima kasih kepada nama-nama sebagai berikut.

1. Prof. Dr. H. Rochanda Wiradinata M., M.P, selaku dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Unswagati Cirebon.

2. Jaja, Drs., M.Hum, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia FKIP Unswagati.

3. Dr. Dede Endang Mascita, M.Pd, selaku dosen pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan, petunjuk serta pengarahan dalam penyusunan skripsi

ini.

ii

Page 8: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

4. Dra. Sobihah Rasyad, selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan

masukan, arahan, dan bimbingan hingga terselesaikannya skripsi ini.

5. KH. Drs. Usamah Manshur, selaku Kepala MAN Kalimukti dan dewan guru

serta staf dan karyawan tata usaha.

6. Alm. ayahanda tersayang dan ibunda tercinta serta adinda yang telah

memberikan banyak bimbingan serta memberikan arti kehidupan.

7. Teman-teman dan semua pihak yang dengan penuh perhatian dan dorongan

sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.

Semoga amal baik yang diberikan mendapat balasan yang setimpal

dari Allah swt. Amin. Dalam penulisan skripsi ini, tentu masih banyak

kekurangannya. Untuk itu, penulis mengharap kritik dan saran yang bersifat

membangun demi kebaikan penulisan selanjutnya. Harapan penulis semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa sebagai reverensi. Terima kasih.

Cirebon, Desember 2011

Penulis

iii

Page 9: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

DAFTAR ISI

ABSTRAK …………………………………………………………………... i

KATA PENGANTAR ……………………………………………………….. ii

UNTAIAN PERSEMBAHAN ………………………………………………. iv

MOTTO ………………………………………………………………………. v

DAFTAR ISI …………………………………………………………………. vi

DAFTAR TABEL ……………………………………………………………. x

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ………………………………………………………… 1

1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………… 4

1.3 Tujuan Penelitian ………………………………………………………. 5

1.4 Manfaat Penelitian ……………………………………………………… 5

1.5 Anggapan Dasar ……………………………………………………… 6

1.6 Hipotesis ………………………………………………………………. 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pembelajaran Menulis Puisi ……………………………………………. 8

2.1.1 Pembelajaran Menulis Puisi Berdasarkan Pendapat Para Ahli … 8

2.1.2 Kriteria Puisi yang Baik ……………………………………… 9

2.1.3 Pembelajaran Menulis Puisi Berdasarkan Kurikulum ………… 12

2.1.3.1 Tujuan Pembelajaran ……………………………………. 12

2.1.3.2 SK dan KD Pembelajaran Menulis Puisi ……………….. 13

2.2 Menulis Puisi …………………………………………………………… 14

2.2.1 Pengertian Menulis Puisi ……..……………………………… 14

2.2.2 Langkah-Langkah Menulis Puisi ……..………………………. 16

2.3 Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung …………………………… 19

2.3.1 Pengertian ………….………………………………………….. 19 vi

Page 10: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

2.3.2 Tujuan Pembelajaran Menulis Puisi Menggunakan Teknik

Pengamatan Objek Secara Langsung …………………………. 21

2.4 Desain Pembelajaran …………………………………………………… 22

2.4.1 Tujuan ………………………………………………………… 22

2.4.2 Materi Ajar ……………………………………………………. 23

2.4.3 Peran Siswa …………………………………………………… 24

2.4.4 Peran Guru …………………………………………………….. 24

2.4.5 Langkah-Langkah Pembelajaran Menulis Puisi dengan Teknik

Pengamatan Objek secara Langsung ….………………………. 25

2.4.6 Penilaian ……………………………………………………… 27

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian ……………………………………………………… 28

3.2 Populasi dan Sampel ……………………………………………………..28

3.2.1 Populasi ………………………………………………………. 28

3.2.2 Sampel ………………………………………………………… 29

3.3 Desain Penelitian ………………………………………………………. 29

3.4 Teknik Pengumpulan Data ……………………………………………… 30

3.4.1 Tes ……………………………………………………………….. 31

3.4.2 Observasi ……………………………………………………….. 31

3.4.3 Angket …………………………………………………………… 31

3.5 Teknik Pengolahan Data ……………………………………………….. 32

3.5.1 Analisis Data Uji t-test ………………………………………….. 32

3.5.2 Analisis Data Angket Siswa …………………………………….. 32

3.6 Uji Hipotesis …………………………………………………………… 33

3.7 Instrumen Penelitian ……………………………………………………. 33

3.7.1 Instrumen ………………………………………………………. 34

3.7.1.1 Soal Tes ………………………………………………….. 34

3.7.1.2 Aspek dan Bobot Penilaian ………………………………. 34

3.7.2 Instrumen Observasi ……………………………………………. 35

Page 11: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

3.7.3 Instrumen Angket ………………………………………………. 39

3.7.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ……………………………. 41

BAB IV DATA DAN ANALISIS DATA

4.1 Data …………………………………………………………………… 51

4.1.1 Data Proses Pembelajaran ……………………………… ………. 51

4.1.1.1 Proses Pembelajaran di Kelas Kontrol …………………… 51

4.1.1.2 Proses Pembelajaran di Kelas Eksperimen ………………. 52

4.1.2 Data Hasil Observasi …………………………………………… 53

4.1.2.1 Hasil Observasi Siswa …………………………………… 53

4.1.2.2 Hasil Observasi Guru ……………………………….......... 57

4.2 Analisis Data Angket Motivasi Siswa …………………………………. 60

4.2.1 Hasil Respons Motivasi Siswa…………………………………… 61

4.2.2 Analisis Angket Motivasi Siswa ………………………………… 61

4.3 Data Hasil Tes ………………………………………………………….. 83

4.3.1 Pengolahan Hasil Tes …………………………………………… 84

4.4 Analisis Data ……………………………………………………………. 89

4.4.1 Analisis Proses Pembelajaran …………………………………… 90

4.4.2 Analisis Hasil Observasi Siswa dan Guru ………………………. 91

4.4.3 Analisis Hasil Angket Motivasi Siswa …………………………. 91

4.4.4 Analisis Hasil Tes ………………………………………………. 92

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ………………………………………….. 93

4.6 Hubungan Antara Pembelajaran dan Hasil Belajar …………………….. 94

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ….………………………………………………………… 96

5.2 Saran …………………………………………………………………… 97

Daftar Pustaka

Lampiran

Page 12: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

Daftar Tabel

Tabel 3.1 Jumlah Siswa …………………………………………… 28

Tabel 3.2 Analisis Data ……………………………………………. 32

Tabel 3.3 Klasifikasi Penafsiran Data ……………………………. 33

Tabel 4.1 Hasil Observasi Menulis Puisi Baru di Kelas X3

(Kelas Kontrol) …………………………………………. 53

Table 4.2 Hasil Observasi Menulis Puisi Baru di Kelas X4

(Kelas Eksperimen) …………………………………….. 55

Tabel 4.3 Hasil Respons Motivasi Siswa …………………………. 61

Tabel 4.4 Data Motivasi Siswa terhadap Pembelajaran Menulis Puisi

Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung …

78

Tabel 4.5 Data Hasil Tes Awal dan Akhir Pembelajaran Menulis Puisi

pada Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen…………………..83

Tabel 4.6 Paired Samples Statistics…………………………………. 85

Tabel 4.7 Paired Samples Test ……………………………………. 86

Page 13: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proses belajar siswa merupakan kegiatan aktif siswa dalam membangun

sebuah pemahaman. Untuk itu, peran guru sangat sentral sebagai pemacu

semangat (motivator) siswa, baik dalam pembelajaran maupun kegiatan non

pembelajaran. Guru juga berperan sebagai pemrakarsa dan fasilitator. Seperti

yang tertuang dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan atau yang lebih

dikenal dengan KTSP, bahwasannya guru tidak memberikan materi secara utuh

lagi, tetapi guru bertindak sebagai fasilitator.

Pembelajaran merupakan suatu proses. Proses yang baik akan tercipta

hasil yang baik pula. Proses pembelajaran yang baik hanya bisa diciptakan

dengan perencanaan yang baik dan tepat (Hakim, 2007 : 1). Untuk itu agar

terciptanya pembelajaran yang baik, sebagai pendidik perlu mematangkan

perencanaan pembelajaran yang baik dan benar. Isjoni (2010 : 11)

menambahkan bahwasannya pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya

pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar. Upaya-

upaya tersebut dikemas dalam perencanaan pembelajaran yang matang dan

kreatif serta imajinatif.

Proses keberhasilan sebuah pembelajaran bukan hanya dari proses

pembelajaran antara guru dan siswa saja, tetapi metode atau teknik juga menjadi

peran penting dalam proses pembelajaran. Penggunaan metode atau teknik yang

1

Page 14: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

menarik, kreatif, dan inovatif akan menjadi sebuah pembelajaran yang

menyenangkan dan mengena.

Dalam pembelajaran bahasa dan sastra ada empat aspek keterampilan

berbahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek

ini sifatnya saling terkait dan tentu erat hubungannya. Rahmanto (2004 : 16-17)

menambahkan bahwa mengikutsertakan pengajaran sastra dalam kurikulum

berarti akan membantu peserta didik dalam keterampilan menyimak dengan

sedikit ditambah keterampilan berbicara, membaca, dan menulis, yang masing-

masing erat hubungannya. Keterkaitan keempat aspek ini berpengaruh besar

dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Tanpa pengikutsertaan

keempat keterampilan itu pembelajaran bahasa dan sastra menjadi kurang

lengkap.

Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif

(Tarigan, 2008 : 3). Dengan menulis, berarti siswa belajar menyampaikan

gagasan yang berada dalam pikiran dirinya. Terlebih-lebih dalam pembelajaran

menulis kreatif yakni menulis puisi, tentu siswa bukan hanya menyampaikan

gagasan yang ada dalam pikirannya saja tetapi juga menyampaikan imaji-imaji

dan ide kreatif yang terkadang semua itu muncul dari pikiran dasar ataupun

pikiran bawah sadar mereka. Sebenarnya dalam kurikulum siswa terdapat

pembelajaran menulis, baik menulis kreatif maupun menulis nonkreatif,

semuanya diajarkan sejak sekolah dasar. Untuk itu seharusnya siswa sudah

pandai dalam menulis. Namun, pada hakikatnya siswa masih saja mengalami

kesulitan dalam menulis, khususnya menulis kreatif yaitu menulis puisi.

Page 15: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

Pada kenyataannya menulis puisi itu sesuatu yang mudah. Rohmad

(2007 : 6) mengatakan bahwa menulis puisi itu tidak mesti memiliki jiwa seni

atau perlu memiliki daya sastra yang tinggi. Sebab pada kenyataannya orang

menangis, bersedih, tertawa dan gembira pun bisa menciptakan sebuah puisi

lewat perasaan yang sedang dialaminya. Tidak seperti yang dikatakan banyak

orang bahwa menulis puisi sama halnya dengan belajar ilmu eksak.

Pembelajaran menulis puisi memang menjadi sesuatu yang sulit bagi

siswa. Semua kesulitan itu terjadi karena siswa sulit untuk menemukan ide dan

gagasan yang akan menjadi awal dari penulisan puisi mereka. Ditambah kurang

kreatifnya guru terhadap penggunaan metode atau teknik pada pembelajaran

menulis puisi sehingga siswa menjadi jenuh dan bosan pada pembelajaran

menulis puisi. Oleh karena itu, guru dituntut kreatif dalam penggunaan metode

atau teknik pada pembelajaran menulis puisi. Dengan harapan pembelajaran

menulis puisi akan menjadi sesuatu yang menyenangkan dan memudahkan

siswa.

Berdasarkan hasil pengamatan langsung di lapangan, pada kelas X

MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon dan wawancara yang dilakukan peneliti

terhadap guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia, rata-rata kemampuan

anak dalam menulis puisi itu masih rendah. Hal itu dapat dibuktikan berdasarkan

rata-rata nilainya yang hanya mencapai 60 dari kriteria ketuntasan minimal

yakni 70. Faktor utama yang menyebabkan masih rendahnya kemampuan

menulis puisi pada siswa MAN Kalimukti adalah penggunaan metode yang

kurang tepat dalam pembelajaran. Pada pembelajaran menulis puisi di MAN

Page 16: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

Kalimukti masih menggunakan metode ceramah dengan cara siswa diberikan

materi pengertian puisi dan salah satu contoh puisi. Padahal, penggunaan metode

ceramah menuntut konsentrasi yang terus menerus dan tentunya membatasi

siswa berpartisipasi dalam pembelajaran, yang tentunya bertolak belakang pada

peran guru dalam kurikulum KTSP yaitu sebagai fasilitator. Dengan metode

ceramah tersebut, siswa akan merasa jenuh dan bosan. Pada proses kegiatan ini,

siswa diberi tugas untuk membuat puisi, kemudian pada minggua selanjutnya

tugas dikumpulkan. Dengan rangkaian kegiatan yang seperti ini tentu siswa akan

merasa jenuh dan tertekan sehingga sulit dalam menemukan ide dikarenakan

tidak adanya bimbingan secara langsung oleh guru dan akhirnya siswa merasa

kesulitan dalam menulis puisi.

Dari permasalahan tersebut, peneliti mencoba menerapkan teknik

pengamatan objek secara langsung dalam pembelajaran menulis puisi ini dalam

penelitian yang berjudul “Pembelajaran Menulis Puisi dengan Menggunakan

Teknik Pengamatan Objek secara Langsung pada Siswa Kelas X MAN

Kalimukti Pabedilan Cirebon Tahun Pelajaran 2011/2012”.

1.2 Rumusan Masalah

1) Apakah penggunaan teknik pengamatan objek secara langsung dalam

pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas X MAN Kalimukti efektif?

2) Apakah teknik pengamatan objek secara langsung dalam pembelajaran

menulis puisi dapat memotivasi siswa dalam belajar menulis puisi?

Page 17: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penulis dapat merumuskan

tujuan penelitian ini adalah

1) untuk mengetahui keefektivitasan pembelajaran menulis puisi dengan

menggunakan teknik pengamatan objek secara langsung;

2) untuk mengetahui motivasi siswa dalam pembelajaran menulis puisi dengan

menggunakan teknik pengamatan objek secara langsung dibuktikan melalui hasil

lembar angket.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi siswa, guru, dan penulis.

1) Bagi Siswa

Penelitian ini bermanfaat bagi siswa karena secara langsung atau tidak

langsung menghilangkan persepsi akan kejenuhan dan kebosanan siswa

terhadap pembelajaran menulis, khususnya menulis puisi. Selain itu,

menghilangkan anggapan bahwa menulis puisi itu sulit.

2) Bagi Guru

Penelitian ini memberikan inspirasi dan alternatif terhadap

pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan teknik pengamatan objek

secara langsung.

3) Bagi Penulis

Page 18: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

Dengan ini penulis dapat mengembangkan wawasan dan pengalaman di

bidang penelitian, khususnya mengenai pembelajaran sastra.

1.5 Anggapan Dasar

Anggapan dasar penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Menulis puisi merupakan suatu kompetensi yang perlu diajarkan kepada siswa.

2) Menulis puisi merupakan sesuatu yang sulit bagi siswa dalam pembelajaran.

Kebanyakan dari siswa, belajar menulis puisi sama halnya dengan belajar ilmu

eksak.

3) Teknik pengamatan objek secara langsung merupakan salah satu teknik

pembelajaran yang bertolak pada apa yang siswa lihat (objek) untuk kemudian

diamati dan diekspresikan siswa melalui sebuah kata-kata yang bernilai estetik

dan puitis.

1.6 Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut.

Ho : Pembelajaran menulis puisi menggunakan teknik pengamatan objek

secara langsung pada kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

tidak efektif.

Hi : Pembelajaran menulis puisi menggunakan teknik pengamatan objek

secara langsung pada kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

efektif.

Page 19: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pembelajaran Menulis Puisi

2.1.1 Pembelajaran Menulis Puisi Berdasarkan Pendapat Para Ahli

Pembelajaran menulis puisi merupakan sesuatu yang sangat penting

untuk dipelajari oleh siswa karena dengan menulis puisi banyak hal yang

dilakukan, dari menuangkan sebuah ide dan gagasan hingga menuliskan

imajinasi ke dalam bentuk kata-kata. Hutabarat (2010 : 4) menambahkan dengan

melaksanakan pembelajaran menulis puisi berarti siswa membuka perspektif

baru, menawarkan kenyataan yang unik daripada kenyataan keseharian yang

cenderung instan. Bukan hanya itu melakukan pembelajaran menulis puisi juga

membenahi sistem penalaran dan logika siswa saat melihat dan menganalisis

realitas.

Pembelajaran menulis puisi dilakukan secara bertahap sampai

menciptakan hasil yang memuaskan. Munandar dalam Sahriadi (2011)

menyimpulkan ada empat tahap dalam proses pemikiran kreatif untuk

pembelajaran menulis puisi, yaitu :

1) tahap persiapan dan usaha,

2) tahap inkubasi atau pengendapan,

3) tahap iluminasi,

4) tahap verifikasi.

8

Page 20: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

Pada tahap persiapan dan usaha siswa akan mengumpulkan informasi

dan data yang dibutuhkan. Makin banyak pengalaman atau informasi yang

dimiliki siswa mengenai masalah atau tema yang akan dikembangkan, makin

memudahkan dan melancarkan pelibatan dirinya dalam proses tersebut.

Tahap inkubasi atau pengendapan, setelah semua informasi dan

pengalaman yang dibutuhkan serta berusaha dengan pelibatan sepenuhnya untuk

menimbulkan ide-ide sebanyak mungkin, maka biasanya diperlukan waktu untuk

mengendapkan semua gagasan tersebut, diinkubasi dalam alam prasadar.

Tahap iluminasi, siswa akan mencoba mengekspresikan masalah

tersebut dalam bentuk puisi.

Tahap selanjutnya adalah tahap verifikasi yaitu siswa melakukan

penilaian secara kritis terhadap karyanya sendiri. Verifikasi juga dapat dilakukan

dengan cara membahas atau mendiskusikannya dengan temannya untuk

mendapatkan masukan bagi penyempurnaan karya tersebut maupun karya

selanjutnya.

2.1.2 Kriteria Puisi yang Baik

Sebuah puisi akan lebih disebut puisi karena bentuk dan pembacaannya;

dan itu yang menjadikan letak perbedaan yang jelas dari karya sastra lain

(Djuanda&Iswara, 9 : 2006). Aminudin (136 : 2009) untuk mengatakan sebuah

puisi itu baik atau kurang baik, maka puisi tersebut harus memiliki unsur sebagai

berikut : 1) bunyi, 2) diksi, 3) larik atau baris, 4) bait, dan 5) tipografi.

Page 21: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

1) Bunyi

Bila kita berbicara mengenai bunyi dalam puisi maka kita harus

memahami beberapa konsep berikut.

- Rima

Secara umum rima merupakan persamaan bunyi pada puisi, baik di

awal, tengah, maupun akhir baris puisi. Sedangkan Irama merupakan nada dari

sebuah puisi (Siswanto, 2008 : 122). Faktor kata-kata disusun sesuai dengan

rimanya adalah untuk mempermudah pengucapan, nyaman didengar, dan mudah

diingat (Rohmad, 2007 : 4).

- Irama

Irama merupakan paduan bunyi yang menimbulkan unsur musikalitas,

baik berupa alunan keras lunak, tinggi rendah, panjang pendek, dan kuat lemah

yang keseluruhannya mampu menumbuhkan kemerduan, kesan suasana serta

makna tertentu (Aminudin, 2009 : 137).

Bunyi itu memiliki peranan dalam sebuah puisi yakni sebagai pencipta

keindahan lewat unsur musikalitas atau kemerduan, untuk mengetahui makna

yang terkandung dari sebuah puisi yang diciptakan penyairnya, dan untuk

mengetahui perwujudan batin yang diciptakan penyair lewat sebuah puisi.

2) Diksi

Pemilihan kata untuk menyampaikan penggunanya itu disebut diksi.

Diksi juga berarti kemampuan untuk menemukaan bentuk yang sesuai dengan

situasi dan sesuai pula dengan nilai rasa (Wiyanto, 2005 48-49). Diksi itu

Page 22: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

merupakan pemilihan kata yang tepat agar terciptanya kata yang puitis dalam

sebuah puisi, sehingga kata-kata itu seakan-akan hidup. Peranan diksi dalam

puisi sangat penting karena kata-kata adalah segala-galanya dalam puisi. Untuk

itu sebuah puisi harus memiliki kata-kata yang bersifat estetik (memiliki

keindahan). Dalam menciptakan kata yang estetik perlunya pemilihan kata yang

baik sehingga terciptanya kata-kata yang penuh dengan pengemasan baik.

3) Larik atau Baris

Sebenarnya istilah larik atau baris dalam puisi, pada dasarnya sama

dengan istilah kalimat dalam prosa. Namun meskipun sama tapi tidak seutuhnya

disamakan begitu saja. Hal itu karena bila di dalam prosa, kalimat akan diawali

dengan huruf besar dan diakhiri dengan tanda baca. Hal yang seperti itu tidak

selamanya dijumpai dalam sebuah puisi. Selain itu, struktur kalimat dalam

sebuah puisi sebagai suatu baris, tidak selamanya sama dengan struktur kalimat

dalam karya prosa. Seperti halnya kalimat, larik pada umumnya merupakan

satuan yang lebih besar dari pada kata sebagai suatu kelompok kata yang telah

mendukung satu makna tertentu (Aminudin, 2009 144). Maka dari itu sebagai

salah satu elemen dari puisi, larik meskipun pada umumnya merupakan satu

kesatuan yang lebih besar dari kata, pertalian makna antara larik yang satu

dengan yang lain sangat erat hubungannya.

Page 23: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

4) Bait

Satuan yang lebih besar dari larik biasa disebut dengan bait. Bait adalah

kesatuan larik yang berada dalam satu kelompok dalam rangka mendukung satu

kesatuan pokok pikiran, terpisah dari kelompok larik (bait) lainnya (Aminudin,

2009: 146). Keberadaan bait sebagai kumpulan larik tidaklah mutlak, karena

tidak banyak juga puisi-puisi yang tidak sesuai dengan ketentuan bait pada

umumnya. Peranan terpenting bait dalam puisi adalah sebagai pembentuk suatu

kesatuan makna dalam rangka mewujudkan pokok pikiran tertentu yang berbeda

dengan satuan makna dalam kelompok larik lainnya.

5) Tipografi

Peranan tipografi dalam puisi yakni untuk menampilkan bentuk-bentuk

tertentu yang dapat diamati secara visual. Selain untuk menampilkan aspek

artistik visual, juga untuk menciptakan nuansa makna dan suasana tertentu. Di

sisi lain, tipografi juga berperan dalam menunjukkan adanya loncatan gagasan

serta memperjelas adanya satuan-satuan makna tertentu yang ingin dikemukakan

penyairnya.

2.1.3 Pembelajaran Puisi Berdasarkan Kurikulum

2.1.3.1 Tujuan Pembelajaran

Di dalam kurikulum 2006 atau lebih dikenal dengan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP), bahwasannya bahasa dan sastra memiliki dua

sasaran, yakni kemampuan dalam bidang kebahasaan dan kemampuan dalam

Page 24: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

bidang kesastraan siswa. Secara umum tujuan pembelajaran Bahasa dan Sastra

Indonesia adalah sebagai berikut.

1) Siswa menghargai dan membanggakan bahasa Indonesia sebagai bahasa

persatuan (nasional) dan bahasa negara.

2) Siswa memahami bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna, dan fungsi

serta menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk bermacam-macam

tujuan, keperluan, dan keadaan.

3) Siswa memiliki kemampuan menggunakan bahasa Indonesia untuk

meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional, dan

kematangan sosial.

4) Siswa memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa (menulis dan

berbicara)

5) Siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra seperti cerpen,

puisi, dan prosa untuk mengembangkan kepribadian, memperluas

wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan

berbahasa.

6) Siswa menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah

budaya dan intelektual manusia Indonesia.

2.1.3.2 SK dan KD Pembelajaran Menulis Puisi

Standar kompetensi merupakan dasar dalam setiap awal sebuah

pembelajaran. Begitu pula kompetensi dasar yang menjadi tolak ukur atau acuan

dalam pembelajaran setelah standar kompetensi. Untuk itu tanpa adanya kedua

penunjang ini, pembelajaran tidak akan berjalan sesuai dengan sistematika

Page 25: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Pada hakikatnya, kedua komponen

ini bertolak pada kurikulum.

Dalam pembelajaran menulis puisi sebenarnya terdapat dua kompetensi

dasar yakni : 1) menulis puisi lama dengan memperhatikan bait, irama, dan rima;

2) menulis puisi baru dengan memperhatikan bait, irama, dan rima. Pada

kesempatan ini peneliti akan menggunakan kompetensi dasar yang kedua.

2.2 Menulis Puisi

2.2.1 Pengertian Menulis Puisi

Sebenarnya menulis puisi termasuk jenis keterampilan karena menulis

puisi merupakan menulis kreatif. Seperti halnya keterampilan yang lain

pemerolehannya harus melalui belajar dan berlatih. Makin sering belajar dan

makin giat berlatih tentu makin cepat terampil dalam menulis sebuah puisi

(Wiyanto, 2005 : 48). Menulis puisi merupakan sesuatu yang sangat sulit

menurut anggapan banyak orang. Menurut mereka menulis puisi itu harus

memiliki jiwa seni dan memiliki daya sastra yang tinggi agar terciptanya puisi

yang memiliki nilai estetik. Namun anggapan semua itu bisa dibenarkan namun

juga bisa dikatakan kurang tepat.

Rohmad (2007 : 6) mengatakan bahwa menulis puisi itu tidak mesti

memiliki jiwa seni atau perlu memiliki daya sastra yang tinggi. Namun pada

kenyataannya orang menangis, bersedih, tertawa, dan gembira pun bisa

menciptakan sebuah puisi lewat perasaan yang sedang dialaminya. Jadi pada

dasarnya menulis puisi itu tidak memerlukan keahlian khusus. Hutabarat (2010 :

Page 26: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

17) menambahkan bahwa menulis puisi itu hal mudah, ringan, dan

menyenangkan. Menulis puisi itu menyampaikan gagasan yang ada di dalam

pikiran ke dalam pikiran dan hati pembaca. Dengan demikian diharapkan tidak

ada anggapan lagi bahwa menulis puisi itu hal sulit seperti yang banyak orang

katakan.

Menulis puisi berarti memaparkan sebuah kisah yang menawarkan

suatu teologi, ideologi, dan sesuatu yang mencerahkan ataupun menghentakkan

hati. Di dalam penulisannya memuat unsur-unsur penting yaitu harus indah, baik

dalam kriteria umum alias puitik, bukan karangan ilmiah, dan merupakan bahasa

hati (Thoha, 2009 : 29). Menulis puisi bisa dianggap sama dengan berbicara,

karena sama-sama memberdayakan fungsi bahasa. Menulis puisi juga berarti

menumbuhkan ide-ide yang keluar dari dalam pikiran kita melalui imajinasi

(Aspahani, 2007 : 1).

Thoha (2009 : 43) berpendapat bahwa, terdapat tiga mainstream

paradigmatik dalam penulisan puisi, yakni naratif, simbolik, dan filosofis.

Masing-masing paradigma tersebut, memiliki kelebihan dan kekurangannya

tersendiri dan selain ketiga paradigma tersebut, biasanya ada pula karakteristik

puisi yang menggabungkan ketiga paradigma tersebut, yakni paradigma

integratif. Pada dasarnya kelebihan dan kekurangan atas penciptaan sebuah puisi

tergantung kepada daya imajinasi seorang penyair akan kebiasaannya

menciptakan sajak. Semakin sering penyair menciptakan sebuah sajak maka

semakin bermutulah hasil sajak-sajaknya itu. Begitu pula sebaliknya, semakin

Page 27: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

jarang penyair menciptakan sajak maka semakin kurang bermutulah sajak-sajak

yang diciptakannya.

2.2.2 Langkah-langkah dalam Menulis Puisi

Pada dasarnya ketika kita akan menulis puisi, yang pertama dilakukan

adalah siap. Siap dalam artian kesiapan kita ketika hendak menulis sebuah puisi.

Apa jadinya kalau sebuah puisi dihasilkan dengan setengah hati maka akan

menjadi sebuah puisi yang kurang nilai estetik. Hal kedua yang dilakukan adalah

mencari ide. Proses penemuan ide puisi bisa datang dari mana saja, bisa dari

sebuah objek yang dilihat, peristiwa yang ada serta kejadian-kejadian di sekitar

kita. Hal ketiga yang dilakukan adalah memerhatikan keadaan sekitar

(peristiwa). Peristiwa atau kejadian yang terkadang sepintas kita temukan bisa

juga menjadi inspirasi awal dalam penulisan sebuah puisi. Meski puisi

merupakan laporan dari peristiwa dan kejadian yang kita lihat, tetapi puisi bukan

sebuah reportase. Setelah ketiga hal tersebut dilakukan, barulah kita memulai

menulis puisi yaitu bisa dengan memulai menulis judul terlebih dahulu,

kemudian menulis kata demi kata hingga tersusun dalam baris dan kemudian

menjadi bait demi bait. Ketika proses penciptaan puisi, jangan sampai lupa yaitu

menggunakan bahasa perumpamaan atau majas serta dalam penulisan puisi, kita

juga harus membayangkan apabila puisi kita dibaca oleh orang lain (Aspahani,

2007 : 39-43).

Wiyanto (2005 : 48) menyatakan bahwa dalam penulisan sebuah puisi

ada dua tahapan awal yang harus dilakukan. Pertama adalah menentukan sebuah

Page 28: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

tema (mengungkapkan pokok persoalan yang akan kita kemukakan dalam

bentuk puisi).

Pada hakikatnya penciptaan sebuah puisi bisa dimulai dengan

menuliskan judul terlebih dahulu bisa juga dengan menentukan tema terlebih

dahulu. Hal ini tergantung pada kebutuhan puisi yang akan diciptakannya.

Tema itu lahir atau tercipta dari berbagai hal, apapun bisa menjadi tema karena

tema itu lahir dari apa yang kita lihat (objek) seperti lingkungan, peristiwa

ataupun kejadian. Hal kedua yang dilakukan adalah mengembangkan tema

tersebut menjadi pokok pembicaraan. Mengembangkan hal-hal apa yang akan

kita kemukakan. Dalam pengembangan itu, dicari melalui pengamatan atau

pemikiran.

Pengembangan itu meliputi beberapa hal sehingga terciptanya sebuah

puisi yang indah, antaranya sebagai berikut.

1. Diksi

Pemilihan kata untuk menyampaikan penggunanya itu disebut diksi.

Diksi juga berarti kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan

situasi dan sesuai pula dengan nilai rasa (Wiyanto, 2005 : 48-49). Diksi itu

merupakan pemilihan kata yang tepat agar terciptanya kata yang puitis dalam

sebuah puisi sehingga kata-kata itu seakan-akan hidup. Peranan diksi dalam

puisi sangat penting karena kata-kata sangat berperan dalam puisi.

Kata merupakan salah satu bahasa ungkap manusia dalam

kehidupannya, tanpa kata manusia akan menjadi bisu (Rohmad, 2007 : 7).

Page 29: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

Karena pada hakikatnya dalam puisi imajis, kata-kata sebagai pendukung dan

penghubung pembaca dengan dunia intuisi seorang penyair (Sayuti, 2010 : 143).

Dengan diksi, kita akan mengetahui makna denotatif dan konotatif

dalam sebuah puisi yang kita temui atau kita tulis. Di sisi lain dengan adanya

diksi, kita juga dapat menemukan penyimpangan kalimat atau biasa dikatakan

penggunaan kalimat dengan pola menyimpang (Djuanda, Iswara, 2006 : 61).

Diksi merupakan pemilihan kata yang dilakukan oleh penyair untuk

mengetengahkan perasaan-perasaan yang bergejolak dalam diri seorang penyair

(Sayuti, 1985 : 62).

2. Majas

Sesuai dengan hakikat puisi sebagai pemusatan dan pemadatan

ekspresi, bahasa kias (figurative) dalam puisi berfungsi sebagai sarana

pengendapan sesuatu yang berdimensi jamak dalam bentuk yang sesingkat-

singkatnya. Di samping itu, sebagai akibat bentuknya yang singkat, bahasa kias

(figurative) juga berfungsi membangkitkan tanggapan pembaca (Sayuti, 2010:

195). Majas ini yang menjadi bagian dari kepuitisan sebuah puisi. Puitis

tidaknya sebuah puisi tergantung banyak tidaknya kita menggunakan kata-kata

yang bermajas.

Penggunaan majas bertujuan agar dalam karya sastra yang

diciptakannya memiliki nilai estetik, tidak biasa-biasa saja. Dengan majas pun

pengucapan sajak akan menjadi lebih indah, enak didengar dengan makna yang

tepat. Majas atau bahasa kias di dalam sebuah puisi itu selain sebagai penggugah

Page 30: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

tanggapan pembaca, juga untuk mengetengahkan sesuatu yang berdimensi

banyak dalam bentuk yang sesingkat-singkatnya (Djuanda, Iswara, 2006 : 66).

3. Rima dan Irama

Secara umum rima merupakan persamaan bunyi pada puisi, baik di

awal, tengah, maupun akhir baris puisi. Sedangkan Irama merupakan nada dari

sebuah puisi (Siswanto, 2008 : 122). Faktor kata-kata disusun sesuai dengan

rimanya adalah untuk mempermudah pengucapan, nyaman didengar dan mudah

diingat (Rohmad, 2007 : 4).

Djuanda dalam kesusastraan Indonesia, irama merupakan turun naiknya

suara teratur sedangkan rima adalah persamaan bunyi. Irama dibangun salah

satunya dengan paralelisme sedangkan rima dibangun dari persamaan bunyi di

awal, tengah dan akhir baris.

2.3 Teknik Pengamatan Objek secara Langsung

2.3.1 Pengertian

Pada hakikatnya keberhasilan sebuah pembelajaran bertumpu pada

keberhasilan pencapaian dari sebuah metode yang terfokus pada tujuan

pembelajaran, dan penunjangnya adalah teknik dan taktik dalam

mengimplementasikan sebuah metode (Endah, dkk, 2009 : 2). Teknik

pembelajaran tidak akan berhasil apabila tidak ada metode yang benar-benar

cocok untuk pembelajaran tersebut. Untuk itu peneliti menggunakan teknik

pengamatan objek secara langsung.

Page 31: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

Teknik pengamatan objek secara langsung merupakan sebuah metode

yang dilakukan dengan mengamati sebuah objek secara langsung. Proses

pengamatan objeknya itu bisa sebuah benda, peristiwa, atau kejadian secara

langsung. Dalam pengamatan, objeknya itu bervariasi sesuai dengan tema

pembelajaran. Teknik ini dapat dijalankan secara perseorangan maupun

kelompok (Suyatno, 2004 : 82).

Teknik pengamatan objek secara langsung ini dekat sekali dengan alam

lingkungan sekitar. Pada kenyataannya siswa menyukai alam sebagai tempat

dalam proses pembelajarannya. Realita serta apa yang dilihat akan jauh lebih

diingat oleh siswa, ketimbang sebuah gambaran abstrak yang diberikan guru

dalam proses pembelajaran yang hanya berkutat dengan berceramah. Untuk itu

siswa tentu akan jauh lebih peka terhadap apa yang dirasakan dan dilihatnya

secara langsung oleh dirinya ketimbang melalui lamunan-lamunannya.

Proses pembelajaran ini berlangsung tidak hanya berkutat di dalam

kelas saja, namun akan banyak menggunakan waktu di luar kelas. Dengan

melakukan pembelajaran di luar kelas tentu akan menambah hasil imaji siswa

terhadap objek-objek yang dilihat atau dirasakannya. Teknik ini sangat

bermanfaat dalam pembelajaran menulis puisi (Sudjana&Rivai, 2010 : 210).

Teknik pengamatan objek secara langsung ini dapat menggugah siswa

dalam berekspresi. Ekspresi itu dituangkan dalam sebuah puisi dengan cara

siswa mengamati sebuah objek alam, misalnya pohon, langit, atau peristiwa dan

kejadian.

Page 32: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

2.3.2 Tujuan Pembelajaran Menulis Puisi dengan Teknik Pengamatan

Objek secara Langsung

Banyak tujuan yang didapat dengan menggunakan teknik pengamatan

objek secara langsung ini. Namun, tujuan terpenting penggunaan teknik

pengamatan objek secara langsung ini yakni agar siswa dapat menulis puisi

dengan cepat dan tepat berdasarkan objek yang dilihatnya secara langsung.

Siswa menulis puisi berdasarkan objek langsung yang dilihatnya. Siswa diajak

ke luar kelas untuk melihat objek yang mereka senangi kemudian

menuliskannya ke dalam puisi. (Suyatno, 2004 : 146).

Banyak keuntungan yang diperoleh dari melakukan pembelajaran di

luar kelas. Misalnya, untuk menghilangkan tingkat kejenuhan siswa selama

proses belajar mengajar di kelas, kegiatan belajar akan lebih menarik, hakikat

belajar akan lebih bermakna dengan siswa dihadapkan pada objek-objek,

peristiwa, serta kejadian yang nyata (Sudjana&Rivai, 2010 : 208).

Dari objek tersebut siswa dapat membuat tulisan yang imajinatif

berdasarkan objek yang dilihatnya. Objek-objek ini bervariasi sesuai dengan

tema yang akan diterapkan dalam pembelajaran tersebut. Dalam teknik ini

diharapkan sekali penentuan objek yang ditunjuk oleh guru sesuai dengan objek-

objek yang berada di sekitar sekolah karena pada hakikatnya apabila penentuan

tema sesuai dengan objek-objek yang ada dan eksplisit maka akan lebih

mempermudah siswa dalam membuat sebuah puisi (Suyatno, 2004 : 82).

2.4 Desain Pembelajaran

Page 33: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

2.4.1 Tujuan

Keterampilan menulis puisi wajib dikuasai oleh siswa karena dengan

menulis puisi siswa dapat mengekspresikan pikiran, perasaaan, pengalaman, dan

imajinasinya melalui kegiatan menulis puisi secara kreatif. Hutabarat (2010 : 9)

menambahkan menulis puisi wajib karena bertujuan sebagai berikut.

1) Agar siswa dapat mengekspresikan pikiran dan perasaan serta pengalaman

yang dimilikinya ke dalam bentuk sajak-sajak puisi.

2) Dengan menulis puisi berarti siswa menyalurkan imajinasi yang

dimilikinya ke dalam proses berpikir yang kreatif.

3) Proses pengimajian atau pengembangan pengalaman lahir dan batin

merupakan awal dari proses pendewasaan siswa dalam dirinya.

4) Proses berpikir kreatif tersebut kemudian dilanjutkan dengan

pengekspresian imajinasi ke dalam rangkaian kata-kata yang disebut

dengan istilah puisi.

5) Membenahi sistem penalaran atau logika siswa saat melihat dan

menganalisis realitas.

6) Siswa akan lebih jernih dan sistematis nalar bepikirnya kalau mereka

terbiasa menuliskan imajinasi dan impresi.

7) Dengan menulis puisi, maka akan terbukanya perspektif baru,

menawarkan kenyataan dari lapis yang lebih dalam, lebih tajam, dan lebih

unik daripada kenyataan keseharian yang cenderung instan dan binal.

Page 34: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

8) Dengan menulis puisi, maka akan menyadarkan siswa bahwa kenyataan

hidup itu sedemikian luas dan dalam serta kenyataan yang ada pada diri

manusia juga begitu kompleks.

9) Dengan menulis puisi akan mengantarkan otak siswa pada batas paling

jauh dari imajinasinya dan;

10) Dengan puisi akan megajarkan siswa untuk lebih rendah hati melihat

dirinya sendiri.

Jadi, pada dasarnya tujuan pembelajaran menulis puisi itu sangat

banyak fungsinya bagi siswa di sekolah. Seperti yang telah dipaparkan oleh

Hutabarat (2010 : 9) bahwa dengan menulis puisi, siswa menjadi terbuka

imajinasinya, mengajarkan sifat rendah hati, mengajarkan arti luasnya sebuah

kehidupan dan masih banyak lagi yang didapat dari pembelajaran menulis puisi.

2.4.2 Materi Ajar

Materi ajar merupakan bahan utama sebagai informasi, alat, dan acuan

dalam sebuah perencanaan pembelajaran agar terciptanya pembelajaran yang

sesuai dengan tujuan. Pada kesempatan ini materi ajar yang akan disampaikan

meliputi beberapa hal yakni, mengenai kriteria puisi yang baik dan contoh puisi

dengan memperhatikan bait, rima, dan irama, dan cara menulis puisi

menggunakan teknik pengamatan objek secara langsung.

Page 35: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

2.4.3 Peran Siswa

Dalam proses pembelajaran, siswa merupakan subyek yang terlibat

dalam proses tersebut. Tindakan dan perilaku siswa adalah hakikat dari belajar.

Dimyati & Mudjiono (2006 : 7) menambahkan peran siswa adalah bertindak

belajar, yaitu mengalami proses belajar, mencapai hasil belajar, dan

menggunakan hasil belajar yang digolongkan sebagai dampak pengiring.

Dengan belajar, maka kemampuan mental kita akan semakin meningkat. Hal itu

sesuai dengan perkembangan siswa yang beremansipasi diri sehingga ia menjadi

utuh dan mandiri. Jadi, dengan belajar seseorang akan memiliki keterampilan,

pengetahuan, sikap dan nilai.

2.4.4 Peran Guru

Dalam proses pelaksanaan pembelajaran, guru berperan memberikan

informasi mengenai pembelajaran menulis puisi serta penggunaan teknik

pengamatan obyek secara langsung. Ketika siswa telah mampu dan memahami

pembelajaran, kemudian siswa melaksanakan tugas yang diberikan. Di sini guru

bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator siswa selama proses pembelajaran

berlangsung. Pada akhirnya ketika siswa telah mampu mengerjakan dan

melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru, siswa diberikan kesempatan

untuk melaporkan hasil kerjanya.

Page 36: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

2.4.5 Langkah-Langkah Pembelajaran Menulis Puisi dengan Teknik

Pengamatan Objek secara Langsung

Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembelajaran menulis puisi ini

terbagi menjadi dua langkah yakni : a) Langkah persiapan dan; b) Langkah

pelaksanaan (Suyatno, 2004 : 146). Adapun secara menyeluruh dari dua langkah

di atas adalah sebagai berikut.

a. Langkah Persiapan

Ada beberapa hal yang harus ditempuh pada langkah persiapan ini, yaitu

sebagai berikut.

1) Guru menentukan tujuan yang diharuskan dicapai para siswa.

2) Menentukan objek yang akan diamati. Dalam hal ini guru menentukan

objek yang sekiranya cocok untuk pembelajaran menulis puisi.

Diusahakan objek yang diamati adalah objek yang dekat dengan

lingkungan sekolah agar tidak membutuhkan waktu yang lama.

3) Menentukan cara belajar siswa dalam mengamati objek. Dengan itu

siswa dapat bekerja dengan baik dan dapat mengerjakan sesuai dengan

yang diharapkannya.

b. Langkah Pelaksanaan pada Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)

Pada langkah ini dilakukan kegiatan pembelajaran di tempat objek yang

telah dipilih.

1) Siswa mengamati objek secara langsung yang berada di halaman

sekolah (MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon). Objek yang diamati

oleh siswa, berupa objek nyata seperti pepohonan, bebatuan, pot

Page 37: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

bunga, bunga, rumput ilalang, tiang bendera, langit, awan dll. Bisa

juga berupa objek kasat mata yang dirasakan siswa, seperti angin, dll.

2) Kemudian siswa mengungkapkan apa yang dilihat dan dirasakan oleh

siswa pada saat melakukan pengamatan terhadap objeknya itu.

3) Pengungkapan perasaan atau objek yang dilihatnya dituangkan dalam

kata-kata serta bahasa yang puitis. Misalnya, seperti puisi Sutan Takdir

Alysahbana yang berjudul Pohon Beringin.

POHON BERINGIN

Tinggi melangit puncakmu bermegah,

Melengkung memayung daunmu bodi

Berebut akar mencecah tanah

Masuk membenam ke dalam bumi

Lemah mendesir daunmu bernyanyi

Gemulai berbuai dibelai angin

Nikmat lindap menyerap di kaki

Mengundang memanggil leka berangin

Puisi di atas menggambarkan keadaan luar dari pohon beringin.

Di sini penyair mengemasnya dengan bahasa yang penuh makna dan

nilai estetik serta puitik.

4) Setelah melakukan pengamatan objek dan mengerjakan yang

ditugaskan oleh guru yaitu siswa menulis puisi berdasarkan objek

secara langsung, siswa diharapkan untuk kembali ke kelas.

5) Dalam kelas tersebut, guru mencoba melihat hasil karya siswa dengan

melihat puisi yang telah dituliskan oleh siswa.

Page 38: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

6) Agar seluruh siswa mengetahui karya yang telah ditulisnya, maka

guru menyuruh salah satu siswa untuk membacakan hasil puisinya itu.

Setelah itu siswa yang lainnya menilai atau mengoreksi pekerjaan

temannya.

2.4.6 Penilaian

Dalam setiap kegiatan pembelajaran tentu perlu adanya penilaian.

Fungsi dari penilaian tersebut untuk mengukur hasil dari proses pembelajaran

yang telah dilakukan oleh guru. Penilaian yang dilakukan oleh peneliti pada

pembelajaran menulis puisi memiliki lima aspek yang dinilai, yakni : 1) Bunyi.

Dengan berbicara bunyi berarti kita menilai tentang rima dan irama. Rima

berarti menilai persamaan bunyi, sedangkan irama berarti menilai tinggi

rendahnya nada yang dihasilkan dari sebuah puisi. 2) Kata. Kata merupakan

bagian terpenting dalam sebuah puisi, tanpa kata maka tidak ada puisi.

Pemilihan-pemilihan kata yang tepat juga akan berpengaruh terhadap hasil dari

sebuah puisi yang diciptakan. 3) Larik atau baris. Sebuah puisi harus memiliki

baris. Semua itu untuk membedakan antara sebuah puisi dan prosa. Baris atau

larik sebuah puisi selalu memiliki makna. 4) Bait. Setelah baris tentu ada bait,

agar terciptanya puisi yang rapi. Bait berfungsi untuk membedakan makna

dalam setiap larik dalam puisi. 5) Tipografi. Peranan tipografi ini berfungsi

untuk menampilkan unsur visual serta untuk terciptanya makna dalam setiap

kata-katanya sehingga menjadikan sebuah puisi lebih memiliki nilai keindahan

atau biasa disebut dengan estetik.

Page 39: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

semu. Metode penelitian ini dikatakan semu atau kuasi karena bukan merupakan

eksperimen murni, tetapi seperti murni, seolah-olah murni. Karena berkenaan

dengan pengontrolan variabel yang kemungkinan sukar dilakukan dalam

eksperimen murni. Eksperimen semu dapat mengontrol satu variabel saja

(Sukmadinata, 2010 : 207).

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Pada penelitian ini populasinya adalah seluruh siswa kelas X MAN

Kalimukti Pabedilan Cirebon Tahun Pelajaran 2011 / 2012 yang berjumlah 161

siswa.

Tabel 3.1

Jumlah Siswa Kelas X

MAN Kalimukti Tahun Pelajaran 2011 / 2012

No Kelas Jumlah Siswa

1 X 1 40

2 X 2 41

3 X 3 40

4 X 4 40

Jumlah Siswa 161

28

Page 40: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

3.2.2 Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau

keadaan tertentu yang akan diteliti (Riduwan, 2010: 56). Dalam pengambilan

sampel, yang dilakukan oleh peneliti kali ini adalah dengan menggunakan

sampel bertujuan (purposive sample). Pengambilan sampel bertujuan (purposive

sample) ini dilakukan karena berdasarkan pertimbangan kelas-kelas yang

memiliki nilai cukup baik dan nilai kurang baik terhadap pembelajaran menulis

puisi. Semua itu diketahui berdasarkan nilai tes awal yang dilakukan sebelum

penelitian.

Setelah dilakukan pertimbangan, akhirnya terpilih kelas X3 sebagai

kelompok kontrol karena memiliki nilai yang cukup baik; dan kelas X4 sebagai

kelompok eksperimen yang memang memiliki nilai kurang baik dalam

pembelajaran menulis puisi. Jumlah siswa pada kelas X3 (kelompok kontrol)

adalah 40 siswa, dan jumlah siswa di kelas X4 (kelompok eksperimen) adalah 40

siswa.

3.3 Desain Penelitian

Desain yang digunakan adalah nonequivalent control group design

menurut Sugiyono (2009 : 116). Artinya, penelitian ini selain kelompok

eksperimen ada juga kelompok lain sebagai pembanding yang disebut kelompok

kontrol. Kelompok eksperimen diberi perlakuan berupa pembelajaran menulis

puisi menggunakan teknik pengamatan objek secara langsung, sedangkan

kelompok control yang tidak diberi perlakuan melakukan pembelajaran seperti

biasanya menggunakan metode ceramah.

Page 41: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

Keterangan :

E : Kelompok eksperimen

K : Kelompok Kontrol

O1 : Hasil tes awal kelompok eksperimen

O2 : Hasil tes akhir kelompok eksperimen

O3 : Hasil tes awal kelompok kontrol

O4 : Hasil tes akhir kelompok kontrol

X : Perlakuan (treatment)

(Sugiyono, 2009 : 116)

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini ada tiga jenis teknik pengumpulan data yang

digunakan yakni : a) tes, b) observasi, dan c) angket (kuisoner). Ketiga jenis data

ini digunakan karena peneliti ingin mengetahui kemampuan siswa terhadap

penulisan puisi yang dibuktikan lewat nilai yang dihasilkan siswa. Kemudian,

observasi digunakan untuk mengamati siswa dan guru dalam proses

pembelajaran serta angket untuk mengetahui motivasi siswa dalam menulis puisi

setelah diberi perlakuan.

Pola ∶

Page 42: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

3.4.1 Tes

Digunakannya teknik pengumpulan data berupa tes dalam penelitian ini

berfungsi untuk mengetahui kemampuan siswa terhadap pembelajaran menulis

puisi, baik sebelum diberi perlakuan maupun setelah diberi perlakuan. Tes yang

peneliti gunakan dalam penelitian ini berupa uraian bebas yang berisi pertanyaan

yang jawabannya berupa puisi yang sesuai dengan objek yang diamati.

3.4.2 Observasi

Untuk mengetahui kegiatan yang dilakukan siswa selama proses

pembelajaran dalam penelitian ini, peneliti menggunakan lembar observasi.

Lembar observasi ini berfungsi untuk mengamati secara langsung kegiatan-

kegiatan yang dilakukan oleh siswa selama pembelajaran. Dengan penggunaan

lembar observasi ini tentu proses pembelajaran menjadi lebih terorganisasi dan

terkontrol dengan baik.

3.4.3 Angket

Penggunaan angket di sini bertujuan untuk mengetahui motivasi siswa

terhadap pembelajaran menulis puisi setelah diberikan perlakuan dengan

menggunakan teknik pengamatan objek secara langsung, yang sebelumnya

memang pembelajaran menulis puisi ini kurang diminati oleh siswa. Untuk itu,

penggunaan angket sangat penting dalam penelitian ini serta penggunaan angket

ini sejalan dengan rumusan masalah yang peneliti ajukan.

Penggunaan angket ini juga berfungsi untuk mengetahui tanggapan

siswa terhadap pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan teknik

Page 43: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

pengamatan objek secara langsung. Dengan adanya angket, penelitian menjadi

lebih mudah dan memperkuat data yang diperoleh dari lapangan melalui

instrumen penelitian.

3.5 Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data yang akan dilakukan oleh peneliti meliputi

beberapa aspek, yaitu sebagai berikut.

Tabel 3.2

Analisis Data

No Instrumen Data Analisis

1 Tes Angka / Nilai Statistik

2 Observasi Lembar Observasi Deskripsi

3 Angket Lembar Angket Centang

3.5.1 Analisis Data Uji t-test

Data dari instrumen berupa tes yang terkumpul kemudian diolah dengan

uji statistik uji t (t-test) penghitungannya menggunakan SPSS 15.0 sebagai cara

untuk menguji kesignifikansian perbedaan mean antara kelas eksperimen dan

kelas kontrol.

3.5.2 Analisis Data Angket Siswa

Untuk mengukur data angket digunakan rumus sebagai berikut.

P = 100%

Keterangan :

P : Persentase alternatif jawaban

Page 44: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

f : Alternatif jawaban

n : Jumlah sampel atau siswa

Tabel 3.3

Klasifikasi Penafsiran Data

Persentase (%) Penafsiran Data

0 Tidak ada

1 – 25 Sebagian kecil

26 – 49 Hampir setengahnya

50 Setengahnya

51 – 75 Lebih dari setengahnya

76 – 99 Sebagian besar

100 Seluruhnya

Sumber : Kuntjaraningrat (dalam Suherman, 2001 : 6)

3.6 Uji Hipotesis

Hasil dari pengolahan data dengan menggunakan rumus di atas

selanjutnya akan dijadikan dasar menguji hipotesis yang telah ditentukan yaitu.

1) Jika kelas eksperimen (KE) > kelas kontrol (KK) maka HO ditolak dan

metodenya dinyatakan efektif.

2) Jika kelas eksperimen (KE) < kelas knntrol (KK) maka HO diterima dan

metodenya dinyatakan tidak efektif.

3.7 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan suatu alat atau fasilitas yang digunakan

oleh peneliti dalam mengumpulkan data. Instrumen penelitian ini merupakan

bukti yang valid dalam sebuah penelitian. Hasil instrumen penelitian ini diolah

ke dalam pengumpulan data.

Page 45: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

3.7.1 Instrumen Tes

3.7.1.1 Soal Tes

Kerjakan soal-soal di bawah ini. Setelah kamu memahami cara-cara menulis puisi, sekarang buatlah sebuah puisi berdasarkan objek yang kamu lihat, dengan ketentuan sebagai berikut.

1) Tulislah puisimu itu berdasarkan bait, rima, dan irama!

2) Pergunakanlah diksi yang tepat dalam penulisan puisimu!

3) Agar puisimu terlihat lebih memiliki nilai estetik dan menarik, pergunakanlah

kata-kata bermajas dalam penulisan puisimu!

3.7.1.2 Aspek dan Bobot Penilaian

No Aspek Deskriptor Skor Skor Maksimum

1 Bunyi (adanya rima

dan irama)

Sesuai

Kurang sesuai

Tidak sesuai

5

3

0

5

2 Diksi (pemilihan

kata)

Tepat

Kurang tepat

Tidak tepat

5

3

0

5

3 Penempatan larik

atau baris

Tepat

Kurang tepat

Tidak tepat

5

3

0

5

4 Berbentuk bait

Tepat

Kurang tepat

Tidak tepat

5

3

0

5

Keterangan :

a. Dikatakan sesuai/tepat apabila : - Rima dalam puisi yang dituliskan terdapat pengulangan bunyi baik di

awal, tengah, dan akhir. Pengulangannya itu baik bunyi vokal maupun bunyi konsonan. Irama yang ada di dalam puisi yang ditulis mengandung unsur musikalitas sehingga puisi tersebut memiliki intonasi nada yang baik.

- Pemilihan katanya tepat sehingga menciptakan sebuah puisi yang memiliki nilai estetik.

Page 46: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

- Terciptanya larik yang baik dengan memiliki satuan lebih besar dari kata. Kemudian larik satu dengan lainnya saling berkaitan makna.

- Setiap baitnya mendukung satu kesatuan pokok pikiran yang berbeda dengan satuan makna dalam kelompok larik lainnya.

b. Dikatakan kurang sesuai/tepat apabila : - Rima dalam puisi yang dituliskan tidak semuanya mengalami

pengulangan bunyi baik di awal, tengah, dan akhir. Serta pengulangan bunyinya hanya vokal ataupun bunyi konsonan saja. Irama yang ada di dalam puisi yang ditulis kurang mengandung unsur musikalitas sehingga puisi tersebut kurang memiliki intonasi nada yang baik.

- Pemilihan katanya kurang tepat sehingga kurang menciptakan sebuah puisi yang memiliki nilai estetik.

- Kurang terciptanya larik yang baik dengan tidak memiliki satuan lebih besar dari kata. Kemudian tidak semuanya larik satu dengan lainnya saling berkaitan makna.

- Setiap baitnya kurang mendukung satu kesatuan pokok pikiran yang berbeda dengan satuan makna dalam kelompok larik lainnya.

- c. Dikatakan tidak sesuai/tepat apabila :

- Rima dalam puisi yang dituliskan tidak mengalami pengulangan bunyi baik di awal, tengah, dan akhir. Serta tidak terdapatnya pengulangan bunyi vokal maupun bunyi konsonan. Irama yang ada di dalam puisi yang ditulispun tidak mengandung unsur musikalitas sehingga puisi tersebut tidak memiliki intonasi nada yang baik.

- Pemilihan katanyapun tidak tepat sehingga menciptakan sebuah puisi yang tidak memiliki nilai estetik.

- Tidak terciptanya larik yang baik dengan tidak memiliki satuan lebih besar dari kata. Kemudian larik satu dengan lainnya tidak saling berkaitan makna.

- Setiap baitnya tidak mendukung satu kesatuan pokok pikiran yang berbeda dengan satuan makna dalam kelompok larik lainnya.

3.7.2 Instrumen Observasi

Lembar Observasi Siswa

Sekolah :

Tanggal :

Kelas :

No Jenis perilaku Fokus Observasi SB B C K

1 Keaktifan siswa

mendengarkan

penjelasan guru/

apersepsi

1. Siswa semangat dan sungguh-sungguh mengikuti penjelasan guru

2. Siswa serius dalam memperhatikan penjelasan/pertanyaan dari guru

Page 47: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

3. Siswa aktif bertanya, berkomentar tentang materi yang diajarkan.

4. Siswa membuat catatan mengenai hal-hal yang penting.

2 Keaktifan siswa

selama proses

pembelajaran

menulis puisi

1. Siswa aktif bertanya dan bersungguh-sungguh mendengarkan penguatan dari guru

2. Siswa mengamati objek yang ada di dalam lingkungan sekolah (halaman sekolah MAN Kalimukti).

3. Siswa serius dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru.

4. Adanya saling interaksi antara siswa satu dan yang lainnya dalam mengerjakan tugas dari guru.

5. Siswa memperhatikan hasil puisinya dengan memperhatikan bait, rima dan irama.

Keterangan :

SB : Sangat baik

B : Baik

C : Cukup

T : Kurang

Lembar Observasi Guru

Mata Pelajaran :

Tanggal :

Kelas :

No Aspek yang Diamati Aspek Penilaian

Ket SB B C K

Page 48: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

Pendahuluan

1 Menyiapkan sumber belajar yang

diperlukan secara lengkap

2 Mengawali pelajaran dengan ceria

3 Menunjukkan kegunaan kompetensi

dasar (KD) yang akan dibahas dalam

kehidupan sehari-hari atau hubungannya

dengan mata pelajaran yang lain.

4 Memberi permasalahan yang menantang

sehingga membangkitkan keinginan

siswa untuk memecahkannya

5

Mengajukan pertanyaan mengenai materi

pelajaran yang lalu yang berhubungan

dengan materi yang akan dibahas.

6 Menyampaikan baik lisan maupun

tertulis KD/Indikator yang harus dikuasai

siswa setelah selesai pembelajaran

7 Menyiapkan bahan ajar, baik berupa

buku teks, modul, kaset/CD

pembelajaran, dsb.

Kegiatan Pokok

8 Mantap, percaya diri, dan tidak raguragu

dalam menyajikan pembelajaran

9 Pertanyaan-pertanyaan siswa dijawab

dengan tepat

10 Kebenaran konsep-konsep yang

disampaikan

11 Kemudahan bagi siswa untuk berinteraksi

dengan guru

12 Kemudahan bagi siswa untuk berinteraksi

antarteman

Page 49: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

13 Terdapat kemudahan bagi siswa; bahan

ajar, dan alat-alat pembelajaran (sumber

belajar)

14 Menggunakan waktu sesuai alokasi yang

disediakan

15 Waktu yang tersedia lebih banyak

digunakan untuk kegiatan siswa

dibandingkan dengan kegiatan guru

16 Menggunakan pendekatan pembelajaran

yang berpusat pada siswa

17 Langkah-langkah pembelajaran

dilakukan secara tertib dan sistematis

18 Kegiatan pembelajaran menggunakan

metode yang bervariasi

19 Terampil, efektif, dan efisien dalam

menggunakan alat Bantu/ media

pembelajaran (sumber belajar) yang telah

disiapkan

20 Memberi kesempatan/ memfasilitasi

siswa untuk melakukan berbagai kegiatan

dalam upaya pencapaian

indikator/kompetensi dasar

21 Selalu siap membantu siswa

22 Mengajukan pertanyaan kepada semua

siswa

23 Memberi waktu tunggu bagi siswa untuk

berpikir

24 Dalam menanggapi pertanyaan/jawaban

siswa, sikap guru menunjukkan sabar

mendengarkan sampai selesai (tidak

memotong pertanyaan/jawaban siswa)

25 Tidak mencemooh siswa walaupun

pertanyaan/jawaban siswa kurang tepat,

Page 50: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

dan tidak langsung menyalahkan

pendapat siswa

26 Memberi penghargaan pada pertanyaan

yang berbobot/ jawaban yang tepat

27 Menulis pokok-pokok penting saja

28 Teknik menulis tidak membelakangi

siswa

29 Hubungan guru dan siswa dalam

pembelajaran tampak akrab dan saling

menghormati

30 Hubungan antarsiswa dalam

pembelajaran tampak akrab dan saling

menghormati

31 Selurah siswa aktif melaksanakan

berbagai kegiatan pembelajaran

Penutup

32 Pertanyaan-pertanyaan guru yang

berhubungan dengan tujuan

pembelajaran/indikator/KD, baik yang

disampaikan selama pembelajaran

maupun di akhir pembelajaran, sebagian

besar (> 75%) dapat dijawab oleh siswa

dengan baik.

33 Siswa membuat dengan dibimbing oleh

guru

Keterangan :

SB : Sangat baik

B : Baik

C : Cukup

K : Kurang

Page 51: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

3.7.3 Instrumen Angket

ANGKET MOTIVASI SISWA

TERHADAP PEMBELAJARAN MENULIS PUISI

Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas : X

Hari/tanggal : Materi : Menulis Puisi

Nama siswa

Petunjuk

1. Pada angket ini terdapat 12 pernyataan. Pertimbangkan baik-baik setiap pernyataan dalam kaitannya dengan materi pembelajaran yang baru selesai kamu pelajari, dan tentukan kebenarannya. Berilah jawaban yang benar-benar cocok dengan pilihanmu.

2. Berilah lingkaran pada angka-angka yang sesuai dengan pernyataan yang kamu rasakan pada saat melakukan pembelajaran menulis puisi.

Keterangan Pilihan Jawaban

1 : sangat tidak setuju 2 : tidak setuju 3 : ragu-ragu 4 : setuju 5 : sangat setuju

No Pertanyaan Pilihan Jawaban

1 2 3 4 5

1 Saya senang belajar menulis puisi menggunakan

teknik pengamatan objek secara langsung. 1 2 3 4 5

Page 52: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

2 Pembelajaran menulis puisi menggunakan

teknik pengamatan objek secara langsung yang

saya ikuti menarik.

1 2 3 4 5

3 Belajar dengan menggunakan teknik

pengamatan objek secara langsung, memotivasi

saya untuk menulis puisi.

1 2 3 4 5

4 Saya merasa mudah dan terbantu dalam menulis

puisi menggunakan teknik pengamatan objek

secara langsung.

1 2 3 4 5

5 Pembelajaran menulis puisi dengan

menggunakan teknik pengamatan objek secara

langsung dapat membantu saya dalam

menuangkan ide dan gagasan.

1 2 3 4 5

6 Pembelajaran menulis puisi dengan

menggunakan teknik pengamatan objek secara

langsung dapat menumbuhkan kreasi dan

imajinasi saya.

1 2 3 4 5

7 Pembelajaran menulis puisi dengan

menggunakan teknik pengamatan objek secara

langsung memudahkan saya menuangkan kata-

kata yang ekspresif dan estetik.

1 2 3 4 5

8 Saya lebih senang pembelajaran seperti ini

daripada pembelajaran biasa. 1 2 3 4 5

9 Perubahan metode pembelajaran yang dilakukan

guru dalam pembelajaran menulis puisi

membuat kegiatan pembelajaran tidak

membosankan.

1 2 3 4 5

10 Penyajian materi yang disampaikan oleh guru

mudah untuk dipahami. 1 2 3 4 5

11 Saya merasa terbantu saat guru memberikan

bimbingan cara menulis puisi yang baik pada

saat proses menulis puisi berlangsung.

1 2 3 4 5

12 Penggunaan “objek lingkungan sekolah” 1 2 3 4 5

Page 53: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

membantu saya dalam pembelajaran menulis

puisi sehingga tidak menjenuhkan.

3.7.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Kelas Eksperimen

MATA PELAJARAN : Bahasa dan Sastra Indonesia

KELAS / SEMESTER : X (Sepuluh) / (Gasal)

PROGRAM : Umum

ALOKASI WAKTU : 2 x 45 Menit (90 Menit)

TATAP MUKA : 1 x Tatap Muka

KKM : 70

STANDAR

KOMPETENSI

MENULIS

7. Mengungkapkan pikiran, dan perasaan melalui kegiatan

menulis puisi

KOMPETENSI

DASAR

7.2 Menulis puisi baru dengan memperhatikan bait, irama,

dan rima

Page 54: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

INDIKATOR

PENCAPAIAN

KOMPETENSI

(IPK)

Menulis puisi baru dengan memperhatikan bait, irama, dan

rima

I TUJUAN PEMBELAJARAN

· Siswa dapat menulis puisi baru dengan memperhatikan bait, irama, dan rima

II MATERI PEMBELAJARAN

Pembelajaran menulis puisi dilakukan secara bertahap-tahap sampai menciptakan hasil yang memuaskan. Munandar dalam Sahriadi (2011) menyimpulkan ada empat tahap dalam proses pemikiran kreatif untuk menulis puisi, yaitu sebagai berikut. 1. tahap persiapan dan usaha 2. tahap inkubasi atau pengendapan 3. tahap iluminasi 4. tahap verifikasi

Pada tahap persiapan dan usaha siswa akan mengumpulkan informasi dan data yang dibutuhkan. Makin banyak pengalaman atau informasi yang dimiliki siswa mengenai masalah atau tema yang akan dikerjakannya, makin memudahkan dan melancarkan pelibatan dirinya dalam proses tersebut.

Tahap inkubasi atau pengendapan, setelah semua informasi dan pengalaman yang dibutuhkan serta berusaha dengan pelibatan sepenuhnya untuk menimbulkan ide-ide sebanyak mungkin, maka biasanya diperlukan waktu untuk mengendapkan semua gagasan tersebut, diinkubasi dalam alam prasadar.

Tahap iluminasi, siswa akan mencoba mengekspresikan masalah tersebut dalam bentuk puisi.

Tahap selanjutnya adalah tahap verifikasi yaitu siswa melakukan penilaian secara kritis terhadap karyanya sendiri. Verifikasi juga dapat dilakukan dengan cara membahas atau mendiskusikannya dengan temannya untuk mendapatkan masukan bagi penyempurnaan karya tersebut maupun karya selanjutnya.

Page 55: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

III METODE PEMBELAJARAN

1. Pendekatan : Student Centered Approach (SCA)

2. Strategi : Pembelajaran Berbasis Simulasi

3. Metode : · Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung

· Penugasan

· Tanya Jawab

IV KEGIATAN PEMBELAJARAN

a. Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)

1) Orientasi : Memusatkan perhatian siswa terhadap materi yang akan

dipelajari dengan menuliskannya di papan tulis.

2) Apersepsi : Memberikan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang

akan diajarkan dengan mengaitkan materi tersebut dengan

materi yang lampau.

3) Motivasi : Menuliskan KD di papan tulis dan menjabarkan tujuan

pembelajaran yang dihasilkan dalam pembelajaran

sekarang.

b. Kegiatan Inti : (70 Menit)

Page 56: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

1) Eksplorasi

- Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang bait, rima, dan irama; dan cara

menulis puisi dengan menggunakan teknik pengamatan objek langsung.

- Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang proses pembelajaran

selama menciptakan puisi dengan teknik pengamatan objek secara langsung.

- Siswa diajak untuk keluar kelas

- Siswa diperintahkan untuk memperhatikan objek lingkungan sekitar

(peristiwa, kejadian atau objek langsung)

2) Elaborasi :

- Siswa melakukan pengamatan terhadap objek sesuai dengan tema yang

dipilihnya.

- Siswa membuat puisi berdasarkan teknik pengamatan objek secara langsung

dengan memperhatikan bait, rima, dan irama

- Siswa mengidentifikasi hasil puisinya berdasarkan bait, rima, dan irama

- Beberapa siswa melaporkan hasil kerjanya

3) Konfirmasi :

- Siswa diberi kesempatan untuk bertanya.

- Siswa dan guru melakukan refleksi

c. Kegiatan Penutup : (10 Menit)

- Siswa dan guru menyimpulkan materi yang telah dibahas

V SUMBER PEMBELAJARAN

a. Sumber Belajar

Page 57: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

· Buku Ajar : Aktif dan Kreatif Bahasa dan Sastra Indonesia untuk Kelas X

SMA/MA karangan Adi Abdul Somad, Aminudin, Yudi Irawan. BSE (Buku

Standar Elektronik)

· Lingkungan Sekolah

b. Media Ajar :

· Lingkungan

c. Alat/Media Belajar

· Buku Pelajaran

VI PENILAIAN

a. Teknik Penilaian : Uraian

b. Bentuk lnstrumen : Uraian Bebas

c. Instrumen Penilaian :

No Aspek Deskriptor Skor Skor Maksimum

1 Bunyi (adanya rima

dan irama)

Sesuai

Kurang sesuai

Tidak sesuai

5

3

0

5

2 Diksi (pemilihan

kata)

Tepat

Kurang tepat

Tidak tepat

5

3

0

5

3 Penempatan larik

atau baris

Tepat

Kurang tepat

Tidak tepat

5

3

0

5

4 Berbentuk bait

Tepat

Kurang tepat

Tidak tepat

5

3

0

5

Keterangan :

a. Dikatakan sesuai/tepat apabila :

Page 58: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

- Rima dalam puisi yang dituliskan terdapat pengulangan bunyi baik di awal, tengah, dan akhir. Pengulangannya itu baik bunyi vokal maupun bunyi konsonan. Irama yang ada di dalam puisi yang ditulis mengandung unsur musikalitas sehingga puisi tersebut memiliki intonasi nada yang baik.

- Pemilihan katanya tepat sehingga menciptakan sebuah puisi yang memiliki nilai estetik.

- Terciptanya larik yang baik dengan memiliki satuan lebih besar dari kata. Kemudian larik satu dengan lainnya saling berkaitan makna.

- Setiap baitnya mendukung satu kesatuan pokok pikiran yang berbeda dengan satuan makna dalam kelompok larik lainnya.

b. Dikatakan kurang sesuai/tepat apabila : - Rima dalam puisi yang dituliskan tidak semuanya mengalami

pengulangan bunyi baik di awal, tengah, dan akhir. Serta pengulangan bunyinya hanya vokal ataupun bunyi konsonan saja. Irama yang ada di dalam puisi yang ditulis kurang mengandung unsur musikalitas sehingga puisi tersebut kurang memiliki intonasi nada yang baik.

- Pemilihan katanya kurang tepat sehingga kurang menciptakan sebuah puisi yang memiliki nilai estetik.

- Kurang terciptanya larik yang baik dengan tidak memiliki satuan lebih besar dari kata. Kemudian tidak semuanya larik satu dengan lainnya saling berkaitan makna.

- Setiap baitnya kurang mendukung satu kesatuan pokok pikiran yang berbeda dengan satuan makna dalam kelompok larik lainnya.

c. Dikatakan tidak sesuai/tepat apabila : - Rima dalam puisi yang dituliskan tidak mengalami pengulangan bunyi

baik di awal, tengah, dan akhir. Serta tidak terdapatnya pengulangan bunyi vokal maupun bunyi konsonan. Irama yang ada di dalam puisi yang ditulispun tidak mengandung unsur musikalitas sehingga puisi tersebut tidak memiliki intonasi nada yang baik.

- Pemilihan katanyapun tidak tepat sehingga menciptakan sebuah puisi yang tidak memiliki nilai estetik.

- Tidak terciptanya larik yang baik dengan tidak memiliki satuan lebih besar dari kata. Kemudian larik satu dengan lainnya tidak saling berkaitan makna.

- Setiap baitnya tidak mendukung satu kesatuan pokok pikiran yang berbeda dengan satuan makna dalam kelompok larik lainnya.

Skor Maksimal 25

Perhitungan nilai akhir dalam skala 0 – 100 adalah sebagai berikut :

Nilai Akhir =� � � � � � ℎ� � � � � �

� � � � � � � � � � � � (25) 100

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Page 59: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

Kelas Kontrol

MATA PELAJARAN : Bahasa dan Sastra Indonesia

KELAS / SEMESTER : X (Sepuluh) / (Gasal)

PROGRAM : Umum

ALOKASI WAKTU : 2 x 45 Menit (1 x Pertemuan)

TATAP MUKA : 1 x Tatap Muka

KKM : 70

STANDAR

KOMPETENSI

MENULIS

7. Mengungkapkan pikiran, dan perasaan melalui kegiatan

menulis puisi

KOMPETENSI

DASAR

7.2 Menulis puisi baru dengan memperhatikan bait, irama,

dan rima

INDIKATOR

PENCAPAIAN

KOMPETENSI

(IPK)

Menulis puisi baru dengan memperhatikan bait, irama, dan

rima

I TUJUAN PEMBELAJARAN

· Siswa dapat menulis puisi baru dengan memperhatikan bait, irama, dan rima

II MATERI PEMBELAJARAN

Pembelajaran menulis puisi dilakukan secara bertahap-tahap sampai menciptakan hasil yang memuaskan. Munandar dalam Sahriadi (2011) menyimpulkan ada empat tahap dalam proses pemikiran kreatif untuk menulis puisi, yaitu sebagai berikut. 1. tahap persiapan dan usaha

Page 60: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

2. tahap inkubasi atau pengendapan 3. tahap iluminasi 4. tahap verifikasi

Pada tahap persiapan dan usaha siswa akan mengumpulkan informasi dan data yang dibutuhkan. Makin banyak pengalaman atau informasi yang dimiliki siswa mengenai masalah atau tema yang akan dikerjakannya, makin memudahkan dan melancarkan pelibatan dirinya dalam proses tersebut.

Tahap inkubasi atau pengendapan, setelah semua informasi dan pengalaman yang dibutuhkan serta berusaha dengan pelibatan sepenuhnya untuk menimbulkan ide-ide sebanyak mungkin, maka biasanya diperlukan waktu untuk mengendapkan semua gagasan tersebut, diinkubasi dalam alam prasadar.

Tahap iluminasi, siswa akan mencoba mengekspresikan masalah tersebut dalam bentuk puisi.

Tahap selanjutnya adalah tahap verifikasi yaitu siswa melakukan penilaian secara kritis terhadap karyanya sendiri. Verifikasi juga dapat dilakukan dengan cara membahas atau mendiskusikannya dengan temannya untuk mendapatkan masukan bagi penyempurnaan karya tersebut maupun karya selanjutnya.

III METODE PEMBELAJARAN

1. Pendekatan : Teacher Centered Approach (SCA)

2. Strategi : Pembelajaran Berbasis Berbagai Sumber

3. Metode : · Ceramah

· Penugasan

· Tanya Jawab

IV KEGIATAN PEMBELAJARAN

a. Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)

Page 61: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

1) Orientasi : Memusatkan perhatian siswa terhadap materi yang akan

dipelajari dengan menuliskannya di papan tulis.

2) Apersepsi : Memberikan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang

akan diajarkan dengan mengaitkan materi tersebut dengan

materi yang lampau.

3) Motivasi : Menuliskan KD di papan tulis dan menjabarkan tujuan

pembelajaran yang dihasilkan dalam pembelajaran

sekarang.

b. Kegiatan Inti : (70 Menit)

1) Eksplorasi

- Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang bait, rima, dan irama

- Siswa diberikan contoh sebuah puisi modern karya sastrawan (Chairil

Anwar)

- Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang proses pembelajaran

selama menciptakan puisi dengan lamunan

- Siswa diperintahkan untuk memikirkan apa yang ada di dalam pikirannya

untuk dituangkan dalam sebuah puisi yang akan ditulisnya

2) Elaborasi :

- Siswa membayangkan sesuatu agar bisa menciptakan sebuah puisi

- Siswa membuat puisi berdasarkan apa yang ada di dalam pikirannya dengan

memperhatikan bait, rima, dan irama

- Siswa mengidentifikasi hasil puisinya berdasarkan bait, rima, dan irama

- Beberapa siswa melaporkan hasil kerjanya

3) Konfirmasi :

- Siswa diberi kesempatan untuk bertanya.

- Siswa dan guru melakukan refleksi

c. Kegiatan Penutup : (10 Menit)

Page 62: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

- Siswa dan guru menyimpulkan materi yang telah dibahas

V SUMBER PEMBELAJARAN

a. Sumber Belajar

· Buku Ajar : Aktif dan Kreatif Bahasa dan Sastra Indonesia untuk Kelas X

SMA/MA karangan Adi Abdul Somad, Aminudin, Yudi Irawan. BSE (Buku

Standar Elektronik)

· Kumpulan Puisi Sastrawan

b. Bahan Ajar :

· Contoh puisi karya Chairil Anwar Senja di Pelabuhan Kecil

c. Alat/Media Belajar

· Laptop

VI PENILAIAN

a. Teknik Penilaian : Uraian

b. Bentuk lnstrumen : Uraian Bebas

c. Instrumen Penilaian :

No Aspek Deskriptor Skor Skor Maksimum

1 Bunyi (adanya rima

dan irama)

Sesuai

Kurang sesuai

Tidak sesuai

5

3

0

5

2 Diksi (pemilihan

kata)

Tepat

Kurang tepat

Tidak tepat

5

3

0

5

Page 63: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

3 Penempatan larik

atau baris

Tepat

Kurang tepat

Tidak tepat

5

3

0

5

4 Berbentuk bait

Tepat

Kurang tepat

Tidak tepat

5

3

0

5

Keterangan :

a. Dikatakan sesuai/tepat apabila : - Rima dalam puisi yang dituliskan terdapat pengulangan bunyi baik di

awal, tengah, dan akhir. Pengulangannya itu baik bunyi vokal maupun bunyi konsonan. Irama yang ada di dalam puisi yang ditulis mengandung unsur musikalitas sehingga puisi tersebut memiliki intonasi nada yang baik.

- Pemilihan katanya tepat sehingga menciptakan sebuah puisi yang memiliki nilai estetik.

- Terciptanya larik yang baik dengan memiliki satuan lebih besar dari kata. Kemudian larik satu dengan lainnya saling berkaitan makna.

- Setiap baitnya mendukung satu kesatuan pokok pikiran yang berbeda dengan satuan makna dalam kelompok larik lainnya.

b. Dikatakan kurang sesuai/tepat apabila : - Rima dalam puisi yang dituliskan tidak semuanya mengalami

pengulangan bunyi baik di awal, tengah, dan akhir. Serta pengulangan bunyinya hanya vokal ataupun bunyi konsonan saja. Irama yang ada di dalam puisi yang ditulis kurang mengandung unsur musikalitas sehingga puisi tersebut kurang memiliki intonasi nada yang baik.

- Pemilihan katanya kurang tepat sehingga kurang menciptakan sebuah puisi yang memiliki nilai estetik.

- Kurang terciptanya larik yang baik dengan tidak memiliki satuan lebih besar dari kata. Kemudian tidak semuanya larik satu dengan lainnya saling berkaitan makna.

- Setiap baitnya kurang mendukung satu kesatuan pokok pikiran yang berbeda dengan satuan makna dalam kelompok larik lainnya.

c. Dikatakan tidak sesuai/tepat apabila : - Rima dalam puisi yang dituliskan tidak mengalami pengulangan bunyi

baik di awal, tengah, dan akhir. Serta tidak terdapatnya pengulangan bunyi vokal maupun bunyi konsonan. Irama yang ada di dalam puisi yang ditulispun tidak mengandung unsur musikalitas sehingga puisi tersebut tidak memiliki intonasi nada yang baik.

- Pemilihan katanyapun tidak tepat sehingga menciptakan sebuah puisi yang tidak memiliki nilai estetik.

- Tidak terciptanya larik yang baik dengan tidak memiliki satuan lebih besar dari kata. Kemudian larik satu dengan lainnya tidak saling berkaitan makna.

Page 64: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

- Setiap baitnya tidak mendukung satu kesatuan pokok pikiran yang berbeda dengan satuan makna dalam kelompok larik lainnya.

Skor Maksimal 25

Perhitungan nilai akhir dalam skala 0 – 100 adalah sebagai berikut :

Nilai Akhir =� � � � � � ℎ� � � � � �� � � � � � � � � � � � 100

Page 65: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

BAB IV

DATA DAN ANALISIS DATA

4.1 Data

Pada bab ini penulis akan menguraikan data penelitian Pembelajaran

Menulis Puisi dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek secara

Langsung pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon Tahun

Pelajaran 2011 / 2012. Rumusan masalah penelitian ini yakni : 1) Apakah

pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan teknik pengamatan objek

secara langsung pada siswa kelas X MAN Kalimukti efektif? 2) Apakah

pembelajaran menulis puisi menggunakan teknik pengamatan objek secara

langsung dapat memotivasi siswa dalam belajar menulis puisi?

4.1.1 Data Proses Pembelajaran

4.1.1.1 Proses Pembelajaran di Kelas Kontrol

Proses pembelajaran dilakukan pada siswa kelas X3 MAN Kalimukti

Pabedilan Cirebon sebagai kelas kontrol, dengan standar kompetensi

mengungkapkan pikiran dan perasaan melalui kegiatan menulis puisi. Proses

pembelajaran dilakukan dalam satu kali pertemuan. Pada kegiatan awal guru

mengondisikan kelas, menyampaikan tujuan pembelajaran, bersama dengan

siswa melakukan apersepsi, dan memberikan tes awal menulis puisi berdasarkan

pengamatan objek secara langsung. Pada kegiatan inti guru menjelaskan materi,

memberikan contoh puisi, kemudian siswa ditugasi guru untuk membuat puisi

54

Page 66: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

berdasarkan lamunannya (objek). Di akhir pembelajaran guru dan siswa

melakukan refleksi pembelajaran dan mengambil kesimpulan dari pembelajaran.

4.1.1.2 Proses Pembelajaran di Kelas Eksperimen

Proses pembelajaran dilakukan pada siswa kelas X4 MAN Kalimukti

Pabedilan Cirebon sebagai kelas eksperimen dengan standar kompetensi

mengungkapkan pikiran dan perasaan melalui kegiatan menulis puisi. Proses

pembelajaran dilakukan satu kali pertemuan. Tahap pertama dimulai dengan

kegiatan awal yaitu guru mengondisikan kelas, menyampaikan tujuan

pembelajaran, bersama dengan siswa melakukan apersepsi, dan memberikan tes

awal menulis puisi berdasarkan objek yang dilihat. Kegiatan inti dilakukan

dalam beberapa tahap. Sebelum masuk ke tahap-tahap pengamatan objek

langsung, terlebih dahulu guru menjelaskan tentang kriteria puisi yang baik

dengan memperhatikan rima, irama, dan bait serta menulis puisi menggunakan

teknik pengamatan objek secara langsung. Pada tahap selanjutnya, guru

mengajak semua siswa keluar kelas. Guru memberikan kesempatan pada siswa

untuk mengamati objek-objek yang terdapat di halaman sekolah. Siswa

membuat puisi berdasarkan objek yang dilihat, dirasakan, atau peristiwa dan

kejadian. Pada kegiatan akhir guru dan siswa menyimpulkan materi yang sudah

dibahas.

Page 67: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

4.1.2 Data Hasil Observasi

4.1.2.1 Hasil Observasi Siswa

Selama proses pembelajaran, peneliti tidak hanya melakukan tes, tetapi

juga melakukan nontes berupa observasi untuk mengetahui aktivitas siswa dan

guru selama proses pembelajaran menulis puisi baru. Peneliti melakukan

observasi dengan menggunakan tabel observasi yang telah dibuat dan disiapkan

sebelum melakukan proses belajar mengajar. Di bawah ini merupakan tabel data

hasil observasi yang diperoleh peneliti.

Tabel 4.1 Tabel Hasil Observasi Menulis Puisi Baru

di Kelas X – 3 (Kelas Kontrol) MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon Tahun Pelajaran 2011 / 2012

No Jenis perilaku Fokus Observasi Jumlah Persentase

1 Keaktifan siswa

mendengarkan

penjelasan guru/

apersepsi

5. Siswa semangat dan sungguh-sungguh mengikuti penjelasan guru

6. Siswa serius dalam memperhatikan penjelasan/pertanyaan dari guru

7. Siswa aktif bertanya, berkomentar tentang materi yang diajarkan.

8. Siswa membuat catatan mengenai hal-hal yang penting.

30

28

4

10

75%

70%

10%

25%

2 Keaktifan siswa

selama proses

pembelajaran

menulis puisi

6. Siswa aktif bertanya dan bersungguh-sungguh mendengarkan penguatan dari guru

7. Siswa mengamati objek yang ada di dalam kelas.

8. Siswa serius dalam mengerjakan tugas yang

10

20

25%

50%

Page 68: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

diberikan guru. 9. Adanya saling interaksi

antara siswa satu dengan yang lainnya dalam mengerjakan tugas dari guru.

10. Siswa memperhatikan hasil puisinya dengan memperhatikan bait, rima dan irama.

25

5

15

62.5%

12.5%

37.5%

� � � � � � � � � � =Jumlah siswa aktif

� � � � � ℎ � � � � � � ℎ � � � � � (40) 100%

Melalui tabel di atas, dapat diketahui beberapa sikap siswa selama proses

pembelajaran. Pada kegiatan awal, jumlah siswa yang semangat mengikuti

penjelasan dari guru sebesar 75% yaitu 30 siswa dari jumlah siswa 40 siswa.

Jumlah siswa yang serius dalam memperhatikan dan penjelasan dari guru

sebesar 70% yaitu 28 siswa. Siswa yang aktif bertanya, berkomentar tentang

materi yang diajarkan sebesar 10% atau hanya 4 siswa adapun jumlah siswa

yang membuat catatan mengenai hal-hal yang penting sebesar 25% atau

sejumlah 10 siswa saja.

Pada kegiatan inti, jumlah siswa yang aktif bertanya dan bersungguh-

sungguh mendengarkan penguatan dari guru sebesar 25% atau berjumlah 10

siswa. Siswa yang mengamati objek yang ada di dalam kelas sejumlah

setengahnya sebesar 50% atau 20 siswa dari 40 siswa. Di sisi lain siswa yang

serius dalam mengerjakan tugas dari guru sebesar 62.5% atau 25 siswa. Siswa

yang berinteraksi antara siswa satu dengan yang lainnya sebesar 12.5% atau

Page 69: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

sejumlah 5 siswa. Adapun siswa yang menulis puisi dengan memperhatikan

rima, irama dan bait sebesar 37.5% atau sejumlah 15 siswa dari 40 orang siswa.

Sesuai dengan hasil observasi itu, dapat diketahui bahwa selama proses

pembelajaran berlangsung di kelas kontrol, masih banyak siswa yang kurang

serius dalam mengikuti pembelajaran dikarenakan kejenuhan pada penggunaan

metode yang monoton atau konvensional. Ketika menulis puisi baru, beberapa

siswa tidak memperhatikan bait, rima, dan irama pada penulisan puisinya.

Tabel 4.2 Tabel Hasil Observasi Menulis Puisi Baru

di Kelas X – 4 (Kelas Eksperimen) MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon Tahun Pelajaran 2011 / 2012

No Jenis perilaku Fokus Observasi Jumlah Persentase

1 Keaktifan siswa

mendengarkan

penjelasan guru/

apersepsi

1. Siswa semangat dan sungguh-sungguh mengikuti penjelasan guru

2. Siswa serius dalam memperhatikan penjelasan/pertanyaan dari guru

3. Siswa aktif bertanya, berkomentar tentang materi yang diajarkan.

4. Siswa membuat catatan mengenai hal-hal yang penting.

38

35

15

20

95%

87.5%

37.5%

50%

2 Keaktifan siswa

selama proses

pembelajaran

menulis puisi

1. Siswa aktif bertanya dan bersungguh-sungguh mendengarkan penguatan dari guru

2. Siswa mengamati objek yang ada di halaman sekolah (MAN kalimukti).

3. Siswa serius dalam

22

33

55%

82.5%

Page 70: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

mengerjakan tugas yang diberikan guru.

4. Adanya saling interaksi antara siswa satu dengan yang lainnya dalam mengerjakan tugas dari guru.

5. Siswa memperhatikan hasil puisinya dengan memperhatikan bait, rima, dan irama.

30

20

25

75%

50%

62.5%

� � � � � � � � � � =Jumlah siswa aktif

� � � � � ℎ � � � � � � ℎ � � � � � (40) 100%

Melalui tabel di atas, dapat diketahui beberapa sikap siswa selama proses

pembelajaran. Pada kegiatan awal, siswa yang semangat mengikuti penjelasan

dari guru sebesar 95% yaitu 38 siswa dari jumlah siswa 40 siswa. Jumlah siswa

yang serius dalam memperhatikan dan penjelasan dari guru sebesar 87.5% yaitu

35 siswa. Siswa yang aktif bertanya, berkomentar tentang materi yang diajarkan

sebesar 37.5% atau hanya 15 siswa. Adapun jumlah siswa yang membuat catatan

mengenai hal-hal yang penting sebesar 50% yaitu 20 siswa atau setengah dari

jumlah siswa yakni 40 siswa.

Pada kegiatan inti, jumlah siswa yang aktif bertanya dan bersungguh-

sungguh mendengarkan penguatan dari guru sebesar 55% atau berjumlah 22

siswa. Siswa yang mengamati objek yang ada di halaman sekolah (MAN

Kalimukti) sebesar 82.5% atau 33 siswa dari 40 siswa. Di sisi lain siswa yang

Page 71: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

serius dalam mengerjakan tugas dari guru sebesar 75% atau sejumlah 30 siswa.

Siswa yang berinteraksi antara siswa satu dengan yang lainnya sebesar 50% atau

sejumlah 20 siswa setengah dari jumlah siswa. Adapun siswa yang menulis puisi

dengan memperhatikan rima, irama, dan bait sebesar 62.5% atau sejumlah 25

siswa dari 40 orang siswa.

Sesuai dengan hasil observasi pembelajaran di kelas eksperimen,

hasilnya dapat dibandingkan dengan hasil observasi di kelas kontrol yaitu

banyak perilaku siswa yang baik selama pembelajaran menulis puisi baru di

kelas eksperimen. Hal itu disebabkan guru memberikan perlakuan kepada kelas

eksperimen berupa teknik pengamatan objek secara langsung. Adapun pada

kelas kontrol guru hanya menggunakan model konvensional dengan cara

berceramah, proses pembelajaran ini tidak menimbulkan adanya keaktifan siswa

atau dapat disimpulkan proses pembelajarannya hanya bergerak satu arah. Oleh

karena itu, siswa kurang berperan aktif selama proses pembelajaran sehingga

banyak siswa yang kurang serius dalam mengikuti pembelajaran.

4.1.2.2 Hasil Observasi Guru

No Aspek yang Diamati Aspek Penilaian

Ket SB B C K

Pendahuluan

1 Menyiapkan sumber belajar yang

diperlukan secara lengkap √

2 Mengawali pelajaran dengan ceria √

3 Menunjukkan kegunaan Kompetensi

Dasar (KD) yang akan dibahas dalam √

Page 72: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

kehidupan sehari-hari atau hubungannya

dengan mata pelajaran yang lain.

4 Memberi permasalahan yang menantang

sehingga membangkitkan keinginan

siswa untuk memecahkannya

5 Mengajukan pertanyaan mengenai materi

pelajaran yang lalu yang berhubungan

dengan materi yang akan dibahas.

6 Menyampaikan baik lisan maupun

tertulis KD/Indikator yang harus dikuasai

siswa setelah selesai pembelajaran

7 Menyiapkan bahan ajar, baik berupa

buku teks, modul, kaset/CD

pembelajaran, dsb.

Kegiatan Pokok

8 Mantap, percaya diri, dan tidak raguragu

dalam menyajikan pembelajaran √

9 Pertanyaan-pertanyaan siswa dijawab

dengan tepat √

10 Kebenaran konsep-konsep yang

disampaikan √

11 Kemudahan bagi siswa untuk berinteraksi

dengan guru √

12 Kemudahan bagi siswa untuk berinteraksi

antarteman √

13 Kemudahan bagi siswa bahan ajar, dan

alat-alat pembelajaran (sumber belajar) √

14 Menggunakan waktu sesuai alokasi yang

disediakan √

15 Waktu yang tersedia lebih banyak

digunakan untuk kegiatan siswa

dibandingkan dengan kegiatan guru

Page 73: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

16 Menggunakan pendekatan pembelajaran

yang berpusat pada siswa √

17 Langkah-langkah pembelajaran

dilakukan secara tertib dan sistematis √

18 Kegiatan pembelajaran menggunakan

metode yang bervariasi √

19 Terampil, efektif, dan efisien dalam

menggunakan alat Bantu/ media

pembelajaran (sumber belajar) yang telah

disiapkan

20 Memberi kesempatan/ memfasilitasi

siswa untuk melakukan berbagai kegiatan

dalam upaya pencapaian

indikator/kompetensi dasar

21 Selalu siap membantu siswa. √

22 Mengajukan pertanyaan kepada semua

siswa √

23 memberi waktu tunggu bagi siswa untuk

berpikir √

24 Dalam menanggapi pertanyaan/jawaban

siswa, sikap guru menunjukkan sabar

mendengarkan sampai selesai (tidak

memotong pertanyaan/jawaban siswa)

25 Tidak mencemooh siswa walaupun

pertanyaan/jawaban siswa kurang tepat,

dan tidak langsung menyalahkan

pendapat siswa

26 Memberi penghargaan pada pertanyaan

yang berbobot/ jawaban yang tepat √

27 Menulis pokok-pokok penting saja √

28 Teknik menulis tidak membelakangi

siswa √

29 Hubungan guru dan siswa dalam √

Page 74: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

pembelajaran tampak akrab dan saling

menghormati

30 Hubungan antar siswa dalam

pembelajaran tampak akrab dan saling

menghormati

31 Selurah siswa aktif melaksanakan

berbagai kegiatan pembelajaran √

Penutup

32 Pertanyaan-pertanyaan guru yang

berhubungan dengan tujuan

pembelajaran/indikator/KD, baik yang

disampaikan selama pembelajaran

maupun di akhir pembelajaran, sebagian

besar (> 75%) dapat dijawab oleh siswa

dengan baik.

33 Siswa membuat rangkuman dengan

dibimbing oleh guru √

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan kepada guru mata

pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia pada saat penelitian dengan materi

pembelajaran menulis puisi menggunakan teknik pengamatan objek secara

langsung, kesiapan guru dalam mempersiapkan segala yang diperlukan dalam

proses pembelajaran sudah cukup baik. Proses pembelajaran yang dilakukan

oleh guru dengan menggunakan dua metode yakni teknik pengamatan objek

secara langsung dan metode ceramah sudah dijalankan sesuai dengan baik.

Meskipun terdapat beberapa kekurangan dalam penyampaian materi.

Meski kesiapan dirasa sudah cukup namun pengajar masih memiliki

beberapa catatan, yakni : 1) penguasaan materi yang perlu ditingkatkan;

Page 75: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

2) pengesetan waktu ke waktu pada sistematika selama proses pembelajaran

menulis puisi menggunakan teknik pengamatan objek secara langsung. Semua

itu akan jauh lebih berhasil apabila guru lebih mempersiapkan lagi ketika akan

mengajar dengan pembelajaran ini.

Meski begitu, peneliti merasa proses pembelajaran yang dilaksanakan

sudah cukup maksimal itu dibuktikan dengan hasil yang baik pada kelas

eksperimen dengan nilai tes akhir yang cukup memuaskan. Sedikit yang perlu

dibenahi dan menjadi catatan bagi guru, yakni perlunya pengesetan waktu yang

baik dan penguasaan materi yang benar-benar sehingga menjadikan

pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan teknik pengamatan objek

secara langsung ini menjadi pembelajaran yang baik untuk siswa.

4.2 Analisis Data Angket Motivasi Siswa

Angket yang dianalisis adalah angket yang mengungkap respons

motivasi siswa terhadap pembelajaran menulis puisi menggunakan teknik

pengamatan objek secara langsung sehingga akan tampak perbedan di antara

kedua metode tersebut.

Berikut ini akan disajikan secara deskriptif setiap pernyataan yang

dikategorikan dalam kesesuaian motivasi siswa.

4.2.1 Hasil Respons Motivasi Siswa

Di bawah ini merupakan hasil respons motivasi siswa pada pembelajaran

menulis puisi menggunakan teknik pengamatan objek secara langsung pada

kelas eksperimen adalah sebagai berikut.

Page 76: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

Tabel 4.3 Hasil Respons Motivasi Siswa

No Skor

SS S R TS STS

1 14 24 2 0 0

2 16 22 2 0 0

3 9 28 3 0 0

4 18 20 2 0 0

5 16 22 2 0 0

6 19 20 1 0 0

7 8 29 3 0 0

8 16 23 1 0 0

9 21 17 2 0 0

10 16 23 1 0 0

11 19 20 1 0 0

12 16 21 3 0 0

Keterangan : SS : Sangat setuju S : Setuju R : Ragu-ragu TS : Tidak setuju STS : Sangat tidak setuju

4.2.2 Analisis Angket Motivasi Siswa

Berdasarkan pada rumus persentase = 100% didapat :

Contoh :

1. Pernyataan nomor 1

Jumlah siswa yang memilih jawaban SS = 14

Jumlah siswa yang memilih jawaban S = 24

Page 77: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

Jumlah siswa yang memilih jawaban R = 2

Jumlah siswa yang memilih jawaban TS = 0

Jumlah siswa yang memilih jawaban STS = 0

a. Persentase jawaban SS

= 100%

=1440

= 35%

b. Persentase jawaban S

= 100%

=2440

= 60%

c. Persentase jawaban R

= 100%

=2

40

= 5%

d. Persentase jawaban R

= 100%

=0

40

= 0%

Page 78: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

e. Persentase jawaban R

= 100%

=0

40

= 0%

2. Pernyataan nomor 2

Jumlah siswa yang memilih jawaban SS = 16

Jumlah siswa yang memilih jawaban S = 22

Jumlah siswa yang memilih jawaban R = 2

Jumlah siswa yang memilih jawaban TS = 0

Jumlah siswa yang memilih jawaban STS = 0

a. Persentase jawaban SS

= 100%

=1640

= 40%

b. Persentase jawaban S

= 100%

=2240

= 55%

c. Persentase jawaban R

= 100%

Page 79: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

=2

40

= 5%

d. Persentase jawaban R

= 100%

=0

40

= 0%

e. Persentase jawaban R

= 100%

=0

40

= 0%

3. Pernyataan nomor 3

Jumlah siswa yang memilih jawaban SS = 9

Jumlah siswa yang memilih jawaban S = 28

Jumlah siswa yang memilih jawaban R = 3

Jumlah siswa yang memilih jawaban TS = 0

Jumlah siswa yang memilih jawaban STS = 0

a. Persentase jawaban SS

= 100%

=9

40

= 22.5%

b. Persentase jawaban S

Page 80: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

= 100%

=2840

= 70%

c. Persentase jawaban R

= 100%

=3

40

= 7.5%

d. Persentase jawaban R

= 100%

=0

40

= 0%

e. Persentase jawaban R

= 100%

=0

40

= 0%

4. Pernyataan nomor 4

Jumlah siswa yang memilih jawaban SS = 18

Jumlah siswa yang memilih jawaban S = 20

Jumlah siswa yang memilih jawaban R = 2

Jumlah siswa yang memilih jawaban TS = 0

Jumlah siswa yang memilih jawaban STS = 0

Page 81: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

a. Persentase jawaban SS

= 100%

=1840

= 45%

b. Persentase jawaban S

= 100%

=2040

= 50%

c. Persentase jawaban R

= 100%

=2

40

= 5%

d. Persentase jawaban R

= 100%

=0

40

= 0%

e. Persentase jawaban R

= 100%

=0

40

= 0%

Page 82: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

5. Pernyataan nomor 5

Jumlah siswa yang memilih jawaban SS = 16

Jumlah siswa yang memilih jawaban S = 22

Jumlah siswa yang memilih jawaban R = 2

Jumlah siswa yang memilih jawaban TS = 0

Jumlah siswa yang memilih jawaban STS = 0

a. Persentase jawaban SS

= 100%

=1640

= 40%

b. Persentase jawaban S

= 100%

=2240

= 55%

c. Persentase jawaban R

=ㅢ

100%

=2

40

= 5%

d. Persentase jawaban R

= 100%

Page 83: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

=0

40

= 0%

e. Persentase jawaban R

= 100%

=0

40

= 0%

6. Pernyataan nomor 6

Jumlah siswa yang memilih jawaban SS = 19

Jumlah siswa yang memilih jawaban S = 20

Jumlah siswa yang memilih jawaban R = 1

Jumlah siswa yang memilih jawaban TS = 0

Jumlah siswa yang memilih jawaban STS = 0

a. Persentase jawaban SS

= 100%

=1940

= 47.5%

b. Persentase jawaban S

= 100%

=2040

= 50%

Page 84: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

c. Persentase jawaban R

= 100%

=1

40

= 2.5%

d. Persentase jawaban R

= 100%

=0

40

= 0%

e. Persentase jawaban R

= 100%

=0

40

= 0%

7. Pernyataan nomor 7

Jumlah siswa yang memilih jawaban SS = 8

Jumlah siswa yang memilih jawaban S = 29

Jumlah siswa yang memilih jawaban R = 3

Jumlah siswa yang memilih jawaban TS = 0

Jumlah siswa yang memilih jawaban STS = 0

a. Persentase jawaban SS

= 100%

=8

40

Page 85: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

= 20%

b. Persentase jawaban S

= 100%

=2940

= 72.5%

c. Persentase jawaban R

= 100%

=3

40

= 7.5%

d. Persentase jawaban R

= 100%

=0

40

= 0%

e. Persentase jawaban R

= 100%

=0

40

= 0%

8. Pernyataan nomor 8

Jumlah siswa yang memilih jawaban SS = 16

Jumlah siswa yang memilih jawaban S = 23

Page 86: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

Jumlah siswa yang memilih jawaban R = 1

Jumlah siswa yang memilih jawaban TS = 0

Jumlah siswa yang memilih jawaban STS = 0

a. Persentase jawaban SS

= 100%

=1640

= 40%

b. Persentase jawaban S

= 100%

=2340

= 57.5%

c. Persentase jawaban R

= 100%

=1

40

= 2.5%

d. Persentase jawaban R

= 100%

=0

40

= 0%

Page 87: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

e. Persentase jawaban R

= 100%

=0

40

= 0%

9. Pernyataan nomor 9

Jumlah siswa yang memilih jawaban SS = 21

Jumlah siswa yang memilih jawaban S = 17

Jumlah siswa yang memilih jawaban R = 2

Jumlah siswa yang memilih jawaban TS = 0

Jumlah siswa yang memilih jawaban STS = 0

a. Persentase jawaban SS

= 100%

=2140

= 52.5%

b. Persentase jawaban S

= 100%

=1740

= 42.5%

c. Persentase jawaban R

= 100%

Page 88: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

=2

40

= 5%

d. Persentase jawaban R

= 100%

=0

40

= 0%

e. Persentase jawaban R

= 100%

=0

40

= 0%

10. Pernyataan nomor 10

Jumlah siswa yang memilih jawaban SS = 16

Jumlah siswa yang memilih jawaban S = 23

Jumlah siswa yang memilih jawaban R = 1

Jumlah siswa yang memilih jawaban TS = 0

Jumlah siswa yang memilih jawaban STS = 0

a. Persentase jawaban SS

= 100%

=1640

Page 89: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

= 40%

b. Persentase jawaban S

= 100%

=2340

= 57.5%

c. Persentase jawaban R

= 100%

=1

40

= 2.5%

d. Persentase jawaban R

= 100%

=0

40

= 0%

e. Persentase jawaban R

= 100%

=0

40

= 0%

11. Pernyataan nomor 11

Jumlah siswa yang memilih jawaban SS = 19

Jumlah siswa yang memilih jawaban S = 20

Page 90: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

Jumlah siswa yang memilih jawaban R = 2

Jumlah siswa yang memilih jawaban TS = 0

Jumlah siswa yang memilih jawaban STS = 0

a. Persentase jawaban SS

= 100%

=1940

= 47.5%

b. Persentase jawaban S

= 100%

=2040

= 50%

c. Persentase jawaban R

= 100%

=1

40

= 2.5%

d. Persentase jawaban R

= 100%

=0

40

= 0%

e. Persentase jawaban R

Page 91: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

= 100%

=0

40

= 0%

12. Pernyataan nomor 12

Jumlah siswa yang memilih jawaban SS = 16

Jumlah siswa yang memilih jawaban S = 21

Jumlah siswa yang memilih jawaban R = 3

Jumlah siswa yang memilih jawaban TS = 0

Jumlah siswa yang memilih jawaban STS = 0

a. Persentase jawaban SS

= 100%

=1640

= 40%

b. Persentase jawaban S

= 100%

=2140

= 52.5%

c. Persentase jawaban R

= 100%

Page 92: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

=3

40

= 7.5%

d. Persentase jawaban R

= 100%

=0

40

= 0%

e. Persentase jawaban R

= 100%

=0

40

= 0%

Perhitungan data di atas untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di

bawah ini.

Tabel 4.4 Data Motivasi Siswa terhadap Pembelajaran Menulis Puisi Menggunakan

Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung

NO PERNYATAAN

RESPONDEN SISWA

SS S R TS STS

f p f p f p f p f p

1

Saya senang belajar

menulis puisi menggunakan

teknik pengamatan objek

secara langsung.

14 35 24 60 2 5 0 0 0 0

2 Pembelajaran menulis puisi

menggunakan teknik 16 40 22 55 2 5 0 0 0 0

Page 93: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

pengamatan objek secara

langsung yang saya ikuti

menarik.

3

Belajar dengan

menggunakan teknik

pengamatan objek secara

langsung, memotivasi saya

untuk menulis puisi.

9 22.5 28 70 3 7.5 0 0 0 0

4

Saya merasa mudah dan

terbantu dalam menulis

puisi menggunakan teknik

pengamatan objek secara

langsung.

18 45 20 50 2 5 0 0 0 0

5

Pembelajaran menulis puisi

dengan menggunakan

teknik pengamatan objek

secara langsung dapat

membantu saya dalam

menuangkan ide dan

gagasan.

16 40 22 55 2 5 0 0 0 0

6

Pembelajaran menulis puisi

dengan menggunakan

teknik pengamatan objek

secara langsung dapat

menumbuhkan kreasi dan

imajinasi saya.

19 47.5 20 50 1 2.5 0 0 0 0

7

Pembelajaran menulis puisi

dengan menggunakan

teknik pengamatan objek

secara langsung

memudahkan saya

menuangkan kata-kata yang

ekspresif dan estetik.

8 20 29 72.5 3 7.5 0 0 0 0

Page 94: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

8

Saya lebih senang

pembelajaran seperti ini

daripada pembelajaran

biasa.

16 40 23 57.5 1 2.5 0 0 0 0

9

Perubahan metode

pembelajaran yang

dilakukan guru dalam

pembelajaran menulis puisi

membuat kegiatan

pembelajaran tidak

membosankan.

21 52.5 17 42.5 2 5 0 0 0 0

10

Penyajian materi yang

disampaikan oleh guru

mudah untuk dipahami.

16 40 23 57.5 1 2.5 0 0 0 0

11

Saya merasa terbantu saat

guru memberikan

bimbingan cara menulis

puisi yang baik pada saat

proses menulis puisi

berlangsung.

19 47.5 20 50 1 2.5 0 0 0 0

12

Penggunaan “objek

lingkungan sekolah”

membantu saya dalam

pembelajaran menulis puisi

sehingga tidak

menjenuhkan.

16 40 21 52.5 3 7.5 0 0 0 0

Dari tabel di atas terlihat respons motivasi siswa terhadap teknik

pengamatan objek secara langsung adalah sebagai berikut.

1. Saya senang belajar menulis puisi menggunakan teknik pengamatan objek

secara langsung, lebih dari setengahnya siswa menyatakan setuju (60%) dan hampir

setengahnya menyatakan sangat setuju (35%), meski terdapat pilihan yang

Page 95: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

menyatakan ragu-ragu (5%), namun tidak terdapat adanya pilihan tidak setuju dan

sangat tidak setuju (0%).

2. Menulis puisi menggunakan teknik pengamatan objek secara langsung yang

saya ikuti menarik, lebih dari setengahnya siswa menyatakan setuju (55%) dan

hampir setengahnya menyatakan sangat setuju (40%), meski terdapat pilihan yang

menyatakan ragu-ragu (5%), namun tidak terdapat adanya pilihan tidak setuju dan

sangat tidak setuju (0%).

3. Belajar dengan menggunakan teknik pengamatan objek secara langsung,

memotivasi saya untuk menulis puisi, lebih dari setengahnya siswa menyatakan

setuju (70%) dan sepertiganya menyatakan sangat setuju (22.5%), meski terdapat

pilihan yang menyatakan ragu-ragu (7.5%), namun tidak terdapat adanya pilihan

tidak setuju dan sangat tidak setuju (0%).

4. Saya merasa mudah dan terbantu dalam menulis puisi menggunakan teknik

pengamatan objek secara langsung, setengahnya siswa menyatakan setuju (50%)

dan hampir setengahnya menyatakan sangat setuju (45%), meski terdapat pilihan

yang menyatakan ragu-ragu (5%), namun tidak terdapat adanya pilihan tidak setuju

dan sangat tidak setuju (0%).

5. Pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan teknik pengamatan objek

secara langsung dapat membantu saya dalam menuangkan ide dan gagasan,

lebih dari setengahnya siswa menyatakan setuju (55%) dan hampir setengahnya

menyatakan sangat setuju (40%), meski terdapat pilihan yang menyatakan ragu-ragu

(5%), namun tidak terdapat adanya pilihan tidak setuju dan sangat tidak setuju (0%).

6. Pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan teknik pengamatan objek

secara langsung dapat menumbuhkan kreasi dan imajinasi, setengahnya siswa

menyatakan setuju (50%) dan hampir setengahnya menyatakan sangat setuju

Page 96: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

(47.5%), meski terdapat pilihan yang menyatakan ragu-ragu (2.5%), namun tidak

terdapat adanya pilihan tidak setuju dan sangat tidak setuju (0%).

7. Pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan teknik pengamatan objek

secara langsung memudahkan saya menuangkan kata-kata yang ekspresif dan

estetik, tiga perempat siswa menyatakan setuju (72.5%) dan hampir setengahnya

menyatakan sangat setuju (20%), meski terdapat pilihan yang menyatakan ragu-ragu

(7.5%), namun tidak terdapat adanya pilihan tidak setuju dan sangat tidak setuju

(0%).

8. Saya lebih senang pembelajaran seperti ini daripada pembelajaran biasa, lebih

dari setengahnya siswa menyatakan setuju (57.5%) dan hampir setengahnya

menyatakan sangat setuju (40%), meski terdapat pilihan yang menyatakan ragu-ragu

(2.5%), namun tidak terdapat adanya pilihan tidak setuju dan sangat tidak setuju

(0%).

9. Perubahan metode yang dilakukan guru dalam pembelajaran menulis puisi

membuat kegiatan pembelajaran tidak membosankan, kurang dari setengahnya

siswa menyatakan setuju (42.5%) dan lebih dari setengahnya menyatakan sangat

setuju (52.5%), meski terdapat pilihan yang menyatakan ragu-ragu (5%), namun tidak

terdapat adanya pilihan tidak setuju dan sangat tidak setuju (0%).

10. Penyajian materi yang disampaikan oleh guru mudah untuk dipahami, lebih dari

setengahnya siswa menyatakan setuju (57.5%) dan hampir setengahnya menyatakan

sangat setuju (40%), meski terdapat pilihan yang menyatakan ragu-ragu (2.5%),

namun tidak terdapat adanya pilihan tidak setuju dan sangat tidak setuju (0%).

11. Saya merasa terbantu saat guru memberikan bimbingan cara menulis puisi

yang baik pada saat proses menulis puisi berlangsung, setengahnya siswa

menyatakan setuju (50%) dan hampir setengahnya menyatakan sangat setuju

Page 97: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

(47.5%), meski terdapat pilihan yang menyatakan ragu-ragu (2.5%), namun tidak

terdapat adanya pilihan tidak setuju dan sangat tidak setuju (0%).

12. Penggunaan “objek lingkungan sekolah” membantu saya dalam pembelajaran

menulis puisi sehingga tidak menjenuhkan, lebih dari setengahnya siswa

menyatakan setuju (52.5%) dan hampir setengahnya menyatakan sangat setuju

(40%), meski terdapat pilihan yang menyatakan ragu-ragu (7.5%), namun tidak

terdapat adanya pilihan tidak setuju dan sangat tidak setuju (0%).

Dapat ditarik kesimpulan bahwa, motivasi siswa terhadap pembelajaran

menulis puisi menggunakan teknik pengamatan objek secara langsung sangatlah

baik dan dapat mendorong siswa dalam melakukan pembelajaran. Dengan

adanya perubahan metode yang dilakukan guru terhadap sebuah pembelajaran,

tentu dapat mengubah gaya belajar siswa serta memotivasi siswa dalam proses

pembelajaran.

4.3 Data Hasil Tes

Data yang penulis peroleh dari siswa kelas X MAN Kalimukti Pabedilan

Cirebon berupa tes awal dan tes akhir pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Data tersebut penulis analisis semua kriteria yang telah ditentukan.

Tabel 4.5 Data Hasil Tes Awal dan Akhir Pembelajaran Menulis Puisi pada Kelas Kontrol

dan Kelas Eksperimen.

Kode Siswa Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Tes Awal Tes Akhir Tes Awal Tes Akhir

S-1 60 80 60 65

Page 98: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

S-2 50 80 55 60

S-3 60 90 55 60

S-4 50 80 65 70

S-5 55 85 60 70

S-6 55 95 60 65

S-7 50 85 60 65

S-8 40 75 60 65

S-9 60 90 60 65

S-10 60 80 60 70

S-11 60 85 50 60

S-12 55 80 60 70

S-13 60 80 60 65

S-14 50 80 60 65

S-15 40 75 50 60

S-16 55 80 50 60

S-17 50 80 60 65

S-18 60 90 60 75

S-19 50 80 60 65

S-20 55 80 60 65

S-21 55 75 50 60

S-22 50 75 60 70

S-23 55 80 60 65

S-24 55 80 55 70

S-25 55 80 60 65

S-26 60 85 60 65

S-27 60 80 60 70

S-28 50 85 65 70

S-29 50 75 55 60

S-30 55 80 60 70

S-31 60 90 50 60

S-32 55 85 60 70

S-33 60 80 50 60

S-34 50 75 60 60

Page 99: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

S-35 50 80 60 75

S-36 50 80 60 65

S-37 55 80 60 70

S-38 60 90 60 65

S-39 60 90 60 70

S-40 60 80 60 65

Jumlah 2180 3275 2330 2630

Rata-rata 54.5 81.95 58.25 65.75

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai tes awal kelas

eksperimen secara keseluruhan adalah 2180 dan nilai tes awal kelas kontrol

secara keseluruhan adalah 2330, sedangkan nilai tes akhir kelas eksperimen

secara keseluruhan adalah 3275 dan nilai tes akhir kelas kontrol secara

keseluruhan adalah 2630. Data tersebut diperoleh dari jumlah nilai keseluruhan

40 siswa kelas eksperimen dan 40 siswa kelas kontrol.

4.3.1 Pengolahan Hasil Tes

Data hasil tes pada tabel 4.5 kemudian diolah menggunakan program

penghitungan statistik SPSS 15.0. Uji statistik yang penulis terapkan untuk

mengolah data hasil tes siswa adalah Paired Sample T-test, yaitu uji t sampel

untuk dua populasi normal yang digunakan untuk mengetahui pengaruh

perlakuan apakah signifikan atau tidak (Zulaela, dkk, 2003 : 28)

Setelah data-data tersebut dimasukkan dan diolah menggunakan program

penghitungan statistik SPSS 15.0 diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 4.6 Paired Samples Statistics

Page 100: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

Kelas Eksperimen

Mean N Std. Deviation Std. Error

Mean Pair 1 Tes_Awal 54,50 40 5,287 ,836 Tes_Akhir 81,88 40 5,024 ,794

Kelas Kontrol

Mean N Std. Deviation Std. Error

Mean Pair 1 Tes_Awal 58,25 40 4,011 ,634 Tes_Akhir 65,75 40 4,319 ,683

Dari tabel di atas, diketahui nilai rata-rata hasil tes awal kelas eksperimen

sebelum diberikan perlakuan teknik pengamatan objek secara langsung

sebesar 54,50 dengan standar deviasi sebesar 5,287 dan rata-rata standar

kesalahan sebesar 0,836 sedangkan nilai rata-rata tes akhir setelah diberikan

perlakuan teknik pengamatan objek secara langsung sebesar 81,88 dengan

standar deviasi sebesar 5,024 dan rata-rata standar kesalahan sebesar 0,794.

Nilai rata-rata hasil tes awal kelas kontrol sebelum diberikan perlakuan metode

ceramah sebesar 58,25 dengan standar deviasi sebesar 4,011 dan rata-rata

standar kesalahan sebesar 0,634 sedangkan nilai rata-rata hasil tes akhir setelah

diberikan perlakuan metode ceramah sebesar 65,75 dengan standar deviasi

sebesar 0,4319 dan rata-rata kesalahan sebesar 0,683. Maka, dengan ini dapat

disimpulkan bahwa nilai rata-rata hasil tes kelas eksperimen mengalami

kenaikan setelah diberikan perlakuan teknik pengamatan objek secara langsung

dan nilai rata-rata hasil tes kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan nilai rata-

rata kelas kontrol. Dengan perbedaan tindakan pada pembelajaran dalam kelas

eksperimen dan kelas kontrol, yaitu diberikan perlakuan pada kelas eksperimen

Page 101: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

dan tidak diberi perlakuan pada kelas kontrol maka terdapat perbedaan hasil

kemampuan siswa.

Untuk mengetahui signifikansi perbedaan rata-rata hasil tes kedua

kelompok adalah dengan menggunakan uji t dua sampel berpasangan (Paired

Sample T-tes) dengan langkah-langkah sebagai berikut.

Tabel 4.7

Paired Samples Test

Kelas Eksperimen

Kelas Kontrol

Paired Differences

t

Sig. (2-

tailed)

Mean Std.

Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper df Pair 1

Tes_Awal - Tes_Akhir -7,500 3,397 ,537 -8,586 -6,414 -13,964 39 0,000

Berdasarkan tabel 4.7 di atas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan

pengaruh yang signifikan antara perlakuan di kelas eksperimen dan kelas

kontrol. Pada kelas eksperimen diperoleh thitung sebesar -35,091 dengan derajat

kebebasan (df) = N1-1 = 39 dan nilai probabilitas (Sig.) sebesar 0,000.

Sedangkan pada kelas kontrol diperoleh thitung sebesar -13,964 dengan derajat

kebebasan (df) = N1-1 = 39 dan nilai probabilitas (Sig.) sebesar 0.000.

Berdasarkan data di atas terdapat perbedaan yang signifikan terhadap

Paired Differences

t

Sig. (2-

tailed)

Mean Std.

Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper df Pair 1

Tes_Awal - Tes_Akhir -27,375 4,934 ,780 -28,953 -25,797 -35,091 39 ,000

Page 102: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

kemampuan siswa. Pembuktian perbedaan itu terdapat pada lebih besarnya nilai

thitung yakni (-35,091) dibandingkan dengan ttabel = 1,994. Semua itu dikarenakan

nilai rata-rata dari kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-

rata kelas kontrol yakni E 81,95 > K 65,75.

1) Perumusan Hipotesis

H0 : Nilai rata – rata tes awal sama dengan nilai rata – rata tes akhir

H1 : Nilai rata – rata tes akhir lebih besar dibandingkan nilai rata – rata tes

awal

2) Kriteria Pengujian

a) Jika nilai probabilitas (sig.) < 0,05, maka H0 ditolak

b) Jika nilai probabilitas (sig.) > 0,05, maka H0 diterima

3) Pengambilan Keputusan

Dengan mengambil taraf nyata α = 5 %, kelas eksperimen diperoleh nilai

probabilitas (Sig.) = 0,000. Oleh karena 0,000 < 0,05, maka H0 ditolak atau

H1 diterima.

4) Kesimpulan

Mengacu pada tabel 5.7, diketahui nilai thitung sebesar -35,091 dan nilai p

(sig. (2-tailed)) sebesar 0,000. Karena nilai p (sig. (2-tailed)) lebih kecil dari

taraf kepercayaan 95 % (α = 5 %), 0,000 < 0,05, maka terdapat perbedaan

yang signifikan antara hasil tes awal dan tes akhir kelas eksperimen.

Artinya hasil belajar tes akhir kelas eksperimen lebih baik daripada tes awal.

Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan teknik pengamatan objek secara

langsung berpengaruh terhadap hasil belajar (tes akhir) siswa di kelas

Page 103: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

eksperimen setelah perlakuan diberikan dibandingkan dengan hasil belajar

(tes awal) sebelum perlakuan diberikan.

Untuk menguji hipotesis penelitian ini diperlukan juga besaran nilai thitung

dan ttabel yang kemudian besaran – besaran tersebut dibandingkan. Pada tabel

hasil pengolahan data menggunakan SPSS 15.0, diketahui bahwa nilai thitung

sebesar -35,091. Setelah diketahui besaran nilai thitung, langkah berikutnya adalah

menentukan besaran ttabel, untuk mengetahui besaran ttabel diperlukan besaran

derajat bebas (df). Dari tabel 4.7, diketahui nilai derajat bebas (df) sebesar

39 + 39 = 78. Kemudian besaran derajat bebas (df) = 78 ini dicari pada tabel uji t

dengan taraf kepercayaan 95 % ( α/2 = 5 % / 2 = 0,025 ). Namun, besaran derajat

bebas (df) = 78 dengan taraf kepercayaan 95 % ( α/2 = 5 % / 2 = 0,025 ) terdapat

dalam tabel uji t. Namun, agar lebih jelas nilai taraf kepercayaan yang nantinya

disesuaikan dengan tabel uji t.

t60 = 2,000

t120 = 1,980

C1 – C0 = 1,980 – 2,000

= - 0,020

B1 – B0 = 120 – 60

= 60

Selisih = df – B0

= 78 – 60 = 18

ttabel = t60 + x selisih

Page 104: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

= 2,000 + , � � � , � � �� �

x 18

= 2,000 + ( - 0,020 x 18)

= 2,000 + ( - 0,006)

= 1,994

Kemudian nilai ttabel tersebut dibandingkan dengan nilai thitung. Hasilnya

adalah:

ttabel = 1,994

thitung = - 35,091

Jadi, thitung > ttabel = - 35,091 > 1,994 atau diluar penerimaan H0, maka

diputuskan H0 ditolak. Hal ini berarti terjadi perbedaan yang signifikan antara

hasil tes awal dengan hasil tes akhir.

4.4 Analisis Data

Data penelitian ini diambil dari hasil tes awal dan tes akhir pembelajaran

menulis puisi baru pada kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon tahun

pelajaran 2011/2012. Kelas X-4 sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas X-3

sebagai kelas kontrol yang masing-masing berjumlah 40 siswa.

thitung = - 35,091

Daerah

Penolakan H0

Daerah

Penerimaan

H0

Daerah

Penolakan H0

-1,994 1,994

Page 105: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

4.4.1 Analisis Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran di kelas sangat baik karena di samping siswa dapat

mengikuti pelajaran secara maksimal, guru juga memiliki potensi dalam

mengajar. Di antaranya guru dapat menerapkan metode pembelajaran yang tepat

untuk diterapkan dalam materi pembelajaran menulis puisi baru pada kelas

eksperimen dan memilih metode ceramah untuk kelas kontrol. Di sisi lain guru

dapat membangkitkan motivasi belajar siswa dengan pembelajaran yang nyata

tidak abstrak, terarah mendekati sifat-sifat yang nyata, tidak dengan penguatan-

penguatan yang bersifat materi saja tapi lebih kepada praktik dan kesistematisan

kegiatan pembelajaran yang membuat siswa merasa memiliki tahapan dalam

setiap kegiatan belajarnya. Sedikit kelemahan pada teknik pengamatan objek

secara langsung ini adalah singkatnya waktu pertemuan sehingga siswa tidak

bisa lebih intens lagi dalam mengamati objek-objek yang dilihat, dirasakan, dan

peristiwa atau kejadian yang mereka alami untuk mereka ciptakan dalam bentuk

kata-kata berupa puisi dengan hasil yang maksimal dan tidak setengah-setengah.

Namun semuanya tidaklah menjadi masalah yang sangat berarti karena dengan

hasil yang ada telah membuktikan bahwa adanya perubahan nilai dengan

menggunakan metode yang baru dibandingkan dengan metode yang lama.

4.4.2 Analisis Hasil Observasi Keaktifan Siswa dan Guru

Selama melakukan pengamatan terhadap kegiatan siswa dalam proses

pembelajaran di kelas, peneliti menilai kemampuan siswa dalam hal menyimak

Page 106: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

pembelajaran sudah sangat baik, memperhatikan penjelasan guru, bertanya dan

berkomentar, dan semangat siswa selama mengerjakan tugas dari guru sudah

jauh lebih baik ketimbang sebelumnya. Hal ini merupakan cara belajar yang

berbeda dari biasanya, yaitu mereka diajarkan cara menulis puisi menggunakan

teknik pengamatan objek secara langsung dan proses pembelajarannya dilakukan

di luar kelas dengan suasana yang rindang, sejuk, dan tidak jenuh seperti di

dalam kelas yang pengap dan tidak banyak inspirasi. Mereka senang dan

termotivasi. Setelah mengamati sebuah objek, mereka merangkai kata-kata

melalui objek yang mereka lihat, rasakan, dan peristiwa atau kejadian yang

mereka alami.

4.4.3 Analisis Hasil Angket Motivasi Siswa

Proses pembelajaran yang berlangsung dengan metode yang berbeda dari

biasanya membuat siswa termotivasi dalam melakukan pembelajaran menulis

puisi. Hal itu dibuktikan melalui pemberian angket motivasi, lebih dari lima

puluh persen siswa sangat setuju pembelajaran ini dengan menggunakan teknik

yang baru, dan tiga perempat dari siswa setuju pembelajaran ini dilakukan di

luar kelas melalui proses pengamatan terlebih dahulu. Meski terdapat beberapa

siswa yang merasa ragu pada metode ini namun tidak adanya siswa yang tidak

setuju dan sangat tidak setuju terhadap metode ini berarti menghilangkan

persepsi ketidaksetujuan pembelajaran dengan menggunakan metode yang baru.

Dengan data yang ada, berarti terbukti siswa merasa termotivasi pada

Page 107: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

pembelajaran menulis puisi menggunakan teknik pengamatan objek secara

langsung.

4.4.4 Analisis Hasil Tes

Uji coba yang penulis lakukan dengan model pembelajaran teknik

pengamatan objek secara langsung dalam pembelajaran menulis puisi, efektif.

Hal ini dikarenakan dalam menulis puisi siswa sudah baik, mampu

mengembangkan gagasan dengan baik, menggunakan kata-kata yang memiliki

nilai estetik, meskipun masih ada beberapa siswa yang kurang mampu dalam

menciptakan puisi dengan kata-kata yang memiliki nilai estetis.

Berdasarkan hasil tes dapat dilihat perbedaan secara keseluruhan

kemampuan siswa kelas X antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Nilai tes

awal siswa kelas eksperimen yang mendapatkan nilai 40 berjumlah 2 orang,

siswa yang mendapat nilai 50 berjumlah 12 orang, siswa yang mendapat nilai 55

berjumlah 12 orang, siswa yang mendapat nilai 60 beerjumlah 14 orang dan

tidak ada siswa yang mendapat nilai 70. Nilai tes akhir siswa kelas eksperimen

yang mendapatkan nilai 75 berjumlah 6 orang, siswa yang mendapat nilai 80

berjumlah 21 orang, siswa yang mendapat nilai 85 berjumlah 6 orang, siswa

yang mendapat nilai 90 berjumlah 6 orang, siswa yang mendapat nilai 95

berjumlah 1 orang, dan tidak ada siswa yang mendapat nilai 100.

Sedangkan nilai tes awal untuk kelas kontrol siswa yang mendapatkan

nilai 50 berjumlah 6 orang, siswa yang mendapat nilai 55 berjumlah 4 orang,

siswa yang mendapat nilai 60 berjumlah 28 orang, siswa yang mendapat nilai 65

Page 108: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

berjumlah 2 orang, dan tidak ada siswa yang mendapat nilai 70. Nilai tes akhir

siswa kelas control yang mendapatkan nilai 60 berjumlah 10 orang, siswa yang

mendapat nilai 65 berjumlah 16 orang, siswa yang mendapat nilai 70 berjumlah

11 orang, siswa yang mendapat nilai 75 berjumlah 2 orang, dan tidak ada siswa

yang mendapat nilai 80. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran menulis puisi

menggunakan teknik pengamatan objek secara langsung lebih dibandingkan

dengan pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan metode ceramah.

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan teknik pengamatan

objek secara langsung dalam pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas X

MAN Kalimukti tahun pelajaran 2011 / 2012.

Penilaian proses dilakukan untuk melihat aktivitas siswa pada saat proses

pembelajaran, dan penilaian hasil dilakukan untuk melihat keberhasilan atau

efektif tidaknya suatu kegiatan pembelajaran serta penilaian angket untuk

mengetahui motivasi siswa terhadap teknik yang digunakan dalam pembelajaran

menulis puisi. Berdasarkan hasil tes pembelajaran menulis puisi dapat dilihat

perbedaan yang signifikan terhadap kemampuan siswa. Kemampuan siswa kelas

X-4 MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon dalam pembelajaran menulis puisi

dengan menggunakan teknik pengamatan objek secara langsung memperoleh

rata-rata 81.95 lebih tinggi bila dibandingkan dengan nilai rata-rata

pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan metode ceramah yaitu 65.75.

Selain itu, hasil perhitungan uji t juga membuktikan bahwa thitung kelas

Page 109: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

eksperimen (- 35,091) lebih besar dibandingkan dengan ttabel = 1,994. Keputusan

ini diambil berdasarkan daerah penerimaan dan penolakan H0.

Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran teknik pengamatan objek secara langsung efektif untuk dijadikan

sebagai model pembelajaran menulis puisi.

4.6 Hubungan Antara Pembelajaran dan Hasil belajar

Berdasarkan hasil analisis data observasi dan analisis data hasil belajar

serta analisis data angket siswa diketahui bahwa terdapat perubahan yang sama

antara data hasil observasi dan data hasil belajar serta peningkatan motivasi

siswa terhadap pembelajaran. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran

menentukan tingkat hasil belajar dan angket siswa mengetahui motivasi siswa

terhadap pembelajaran. Kesimpulan ini diambil berdasarkan data kelas

eksperimen dan kelas kontrol.

Proses pembelajaran dengan menggunakan teknik pengamatan objek

secara langsung menghasilkan nilai yang lebih baik dibandingkan dengan proses

pembelajaran yang menggunakan metode ceramah. Hal ini dikarenakan dalam

proses pembelajaran dengan menggunakan teknik pengamatan objek secara

langsung siswa diajak untuk keluar kelas dan mengamati sebuah objek sekitar

halaman sekolah dan dapat mencari tempat di mana pun mereka mau sehingga

hasil yang didapatkan mengalami perluasan-perluasan gagasan dan ide yang

kemudian memudahkan siswa dalam menulis kata-kata yang memiliki nilai

estetik dan menghasilkan puisi yang estetis. Pada pembelajaran dengan metode

Page 110: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

ceramah siswa tidak dapat leluasa mengungkapkan gagasan dan idenya karena

siswa hanya berada di dalam kelas dengan segala keterbatasan keadaan kelas dan

sesuatu hal yang bias menumbuhkan ide dan gagasannya dan itu berpengaruh

terhadap hasil belajar siswa. Hal inilah yang menjadikan perbedaan hasil belajar

antara kelas eksperimen yang mendapatkan perlakuan model pembelajaran

teknik pengamatan objek secara langsung dan kelas kontrol yang mendapat

perlakuan metode ceramah.

Berdasarkan hasil analisis data hasil belajar, diketahui bahwa terdapat

perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa kelas eksperimen dan hasil

belajar kelompok kontrol. Simpulan ini diambil mengacu pada hasil analisis uji t

yang menunjukkan bahwa nilai thitung = - 35,091 lebih besar dibandingkan

dengan ttabel = 1,994.

Dengan demikian, hipotesis penelitian ini diterima, model pembelajaran

teknik pengamatan objek secara langsung dalam pembelajaran menulis puisi

pada siswa kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon tahun pelajaran

2011/2012 efektif.

Page 111: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan akhirnya dapat

menjawab rumusan masalah yang ada dan dapat dikemukakan beberapa

kesimpulan sebagai berikut.

1) Pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan teknik pengamatan objek

secara langsung dinyatakan efektif. Hal itu dibuktikan dari nilai rata-rata awal

kelas eksperimen sebesar 54.5 dan mengalami peningkatan yang signifikan

sebesar 81.95. Berbeda dengan nilai dari kelas kontrol, hasil awal rata-ratanya

sebesar 58.25 dan mengalami peningkatan yang kurang signifikan yakni sebesar

65.75. Dengan demikian peningkatan hasil rata-rata nilai kelas eksperimen jauh

lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol.

2) Dari hasil perbedaan rata-rata antara tes awal dan tes akhir pada kelas eksperimen

dan kelas kontrol ini berarti menjawab hipotesis yang ada, bahwa apabila kelas

eksperimen lebih besar dari kelas kontrol maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan

hipotesis kerja (Hi) diterima atau dengan kata lain metodenya dinyatakan efektif.

3) Melalui hasil dari lembar observasi yang peneliti peroleh, dapat disimpulkan

bahwa kegiatan proses pembelajaran di kelas eksperimen lebih mendapatkan

respons yang positif dibandingkan dengan kegiatan proses pembelajaran di kelas

kontrol yang memiliki hasil kurang memuaskan. Adanya teknik baru yang

diterapkan oleh peneliti membuat siswa lebih bersemangat dalam melakukan

pembelajaran menulis puisi dan lebih aktif melakukan kegiatan selama proses

pembelajaran.

99

Page 112: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

4) Dalam pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan teknik pengamatan

objek secara langsung juga memotivasi siswa dalam belajar menulis puisi. Hal itu

diketahui melalui hasil lembar angket yang peneliti berikan kepada siswa.

Kebanyakan dari siswa termotivasi dalam menulis puisi dengan menggunakan

teknik pengamatan objek secara langsung, dibuktikan dengan rata-rata lebih

kurang 90% siswa memilih jawaban mengalami kemudahan dalam menulis puisi

menggunakan teknik ini.

Penggunaan teknik ini akan bermanfaat bagi siswa yang merasa

pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah, khususnya menulis puisi

merupakan hal menjenuhkan. Dengan adanya teknik pengamatan objek secara

langsung dalam pembelajaran menulis puisi, mengubah model pembelajaran

menulis puisi seperti biasanya.

6.2 Saran

Berdasarkan simpulan tersebut, penulis hendak menyampaikan saran

bagi yang akan menerapkan teknik pengamatan objek secara langsung dalam

pembelajaran menulis puisi, khususnya pada guru mata pelajaran bahasa dan

sastra Indonesia, hendaknya dalam penggunaan teknik pengamatan objek secara

langsung ini harus benar-benar dipersiapkan berbagai hal seperti pengesetan

waktunya sehingga tidak melebihi waktu pelajaran, penguasaan materi yang

benar-benar dipahami agar tidak kesulitan pada saat menjelaskan materi,

interaksi yang intens kepada siswa untuk terciptanya puisi yang baik dan

memiliki nilai estetik. Selain itu pengondisian tingkah laku siswa diperlukan

sehingga tidak adanya siswa yang tidak mengerjakan tugas yang diberikan guru

Page 113: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

atau mengerjakan tugas dengan main-main yang berpengaruh pada hasil dari

penulisan puisinya. Diharapkan dengan adanya teknik ini, dapat menghilangkan

persepsi bahwa pembelajaran menulis puisi sangat menjenuhkan menjadi

pembelajaran menulis puisi sangat menyenangkan.

Page 114: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin. (2009). Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung : Sinar

Algesindo.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Aspahani, H. (2007). Menapak ke Puncak Sajak Jangan Menulis Puisi Sebelum

Baca Buku Ini. Depok : Koekoesan.

Balitbang Depdiknas. Pusat Kurikulum : Standar Kompetensi Mata Pelajaran

Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta : Depdiknas

Dimyati & Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta

Djuanda, D & Prana D. I. (2006). Apresiasi Sastra Indonesia. Bandung : UPI

Press.

Endah, dkk. (2009). Metodologi Pembelajaran. Jakarta : Departemen Pendidikan

Nasional.

Hakim, L. (2007). Perencanaan Pembelajaran. Bandung : CV Wacana Prima.

Hutabarat, A.P. (2010). Menanam Benih Kata Tentang Menulis Puisi. Lampung :

Dewan Kesenian Lampung (DKL)

Isjoni. (2010). Cooperative Learning. Bandung : Alfabeta.

Rahmanto. (2004). Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta : Kanisius.

Riduwan. (2010). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Peneliti

Pemula. Bandung : Alfabeta.

Rohmad, M.Y. (2007). Cara Cepat Menulis Puisi dengan Daftar Kata

Berdasarkan Rima. Jakarta : Studia Press.

Sahriadi, M. (2011). Menulis Puisi dengan Pengamatan Langsung. (online).

Http://smpn1banjang.blogspot.com/2011/01/menulis-puisi-dengan-

teknik-pengamatan.html. 11 Januari 2011.

Sayuti, S. A. (1985). Puisi dan Pengajarannya. Semarang : IKIP Semarang Press.

Sayuti, S. A. (2010). Berkenalan dengan Puisi. Yogyakarta : Gama Media.

Siswanto, W. (2008). Pengantar Teori Sastra. Jakarta : Grasindo.

Sudjana, N & Ahmad R. (2010). Media Pengajaran. Bandung : Sinar Algesindo.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Page 115: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

Sukmadinata, N.S. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung : PT

Remaja Rosdakarya.

Suyatno. (2004). Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra. Surabaya : SIC.

Tarigan, H.G. (2008). Menulis. Bandung : Angkasa

Thoha, Z.A. (2009). Aku Menulis Maka Aku Ada Panduan Praktis Menulis Puisi,

Cerpen, Novel, Esei Sastra, Opini, Kolom, dan Buku. Yogyakarta : CV

Kutub Wacana.

Wiyanto, A. (2005). Kesusastraan Sekolah Penunjang Pembelajaran Bahasa

Indonesia SMP dan SMA. Jakarta : PT Grasindo.

Zulaela, dkk. (2003). Modul Praktikum Metode Statistika. Yogyakarta :

Laboratorium Komputasi Fakultas MIPA UGM.

Page 116: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

RIWAYAT HIDUP

Tomy Indra Gunawan lahir pada tanggal

22 November 1989 di Desa Barisan Kecamatan Losari

Kabupaten Cirebon. Sebuah desa yang kecil di

wilayah perbatasan provinsi antara Jawa Barat dan

Jawa Tengah. Anak pertama dari dua bersaudara,

pasangan dari Bapak Maksum, S.Pd dan Ibu Hesti

Rahayu serta kakak dari Muhammad Maulana Rizky.

Riwayat pendidikan yang penulis tempuh yakni

bersekolah di TK Pertiwi Losari lulus tahun 1995.

Kemudian melanjutkan ke SD Negeri 1 Losari Kidul Cirebon lulus tahun 2001.

Lalu melanjutkan ke SLTP Negeri 1 Losari Cirebon lulus pada tahun 2004 dan

dilanjutkan ke SMA Negeri 1 Losari Brebes dan lulus pada tahun 2007.

Kemudian dengan adanya keinginan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan

yang lebih tinggi dan dorongan yang kuat dari alm. ayahanda untuk menjadi

seorang guru akhirnya penulis melanjutkan kejenjang perguruan tinggi yakni di

UNSWAGATI dengan mengambil Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan pada

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dengan Jurusan Bahasa dan Sastra

Indonesia. Dengan tekad yang kuat, akhirnya penulis telah menyelesaikan skripsi

berjudul “Pembelajaran Menulis Puisi dengan Menggunakan Teknik Pengamatan

Objek secara Langsung pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon

Tahun Pelajaran 2011/2012”. Karya terbaik yang penulis susun saat ini

dipersembahkan dengan istimewa untuk (Alm) ayahanda Maksum, S.Pd dan

ibunda Hesti Rahayu serta untuk adinda Muhammad Maulana Rizky.

Page 117: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon
Page 118: Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X MAN Kalimukti Pabedilan Cirebon