PEMBELAJARAN LITERASI DALAM MATA PELAJARAN...
Transcript of PEMBELAJARAN LITERASI DALAM MATA PELAJARAN...
i
PEMBELAJARAN LITERASI DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH
DI SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN
SKRIPSI
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh:
Senna Dony Prabowo
141314005
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PEMANFAATAN GERAKAN LITERASI SEKOLAH DALAM MATA
PELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMK NEGERI 2 DEPOK
Oleh:
Senna Dony Prabowo
141314005
Telah disetujui oleh:
Pembimbing I
Dra. Theresia Sumini, M.Pd Tanggal 23 Juli 2019
Pembimbing II
Hendra Kurniawan, M.Pd Tanggal 23 Juli 2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
SKRIPSI
PEMBELAJARAN LITERASI DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH
DI SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN
Dipersiapkan dan ditulis oleh :
Senna Dony Prabowo
NIM. 141314005
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji
Pada tanggal 30 Juli 2019
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap
Tanda Tangan
Ketua : Ig. Bondan Suratno, S.Pd, M.Si. ……………….
Sekretaris : Dra. Theresia Sumini, M.Pd. ………………
Anggota : Dra. Theresia Sumini, M.Pd. ………………
Anggota : Hendra Kurniawan, M.Pd. ………………
Anggota : Drs. Y.R. Subakti, M.Pd. ………………
Yogyakarta, 30 Juli 2019
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Dekan,
Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd, M.Si.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini untuk:
1. Kedua orang tua saya ( R. Ristudianto dan Noor Setyaningtyas) yang selalu
memberikan dukungan baik materi maupun moril kepada saya
2. Adik kandung saya (Duta Laksmana dan Dinda Mutiara)
3. Teman-teman, sahabat dan pacar saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Tidak ada waktu untuk menyesal tentang jalan yang dipilih, tapi selalu
berusahalah untuk dapat selalu menempuh jalan tersebut.
(Senna Dony Prabowo)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya dari orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 30 Juli 2019
Penulis
Senna Dony Prabowo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Senna Dony Prabowo
NIM : 141314005
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“PEMANFAATAN GERAKAN LITERASI SEKOLAH DALAM MATA
PELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMK NEGERI 2 DEPOK”
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pengkalan data, dan mempublikasikannya di internet
atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini, saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 30 Juli 2019
Yang menyatakan,
Senna Dony Prabowo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PEMBELAJARAN LITERASI DALAM MATA PEMBELAJARAN
SEJARAH DI SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN
Oleh:
Senna Dony Prabowo
141314005
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan mengenai: (1) perencanaan
(2) pelaksanaan dan (3) hasil pelaksanaan gerakan literasi sekolah dalam
pembelajaran sejarah.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi kasus.
Penelitian dilakukan di SMK Negeri 2 Depok kelas X Kimia. Pengumpulan data
dilakukan melalui observasi, wawancara, kuesioner, serta dokumen dan
dokumentasi. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan peserta didik sebagai
informan dalam penelitian ini yang dipilih dengan menggunakan teknik purposive
sampling. Teknik analisis data menggunakan model Miles dan Huberman yang
terdiri atas pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Perencanaan yang dilakukan
oleh guru adalah membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang berisi
tentang implementasi gerakan literasi sekolah dalam pembelajaran Sejarah
Indonesia, (2) Pelaksanaan gerakan literasi sekolah dalam pembelajaran sejarah
terlaksana dengan baik sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
yang telah dibuat oleh guru, (3) Hasil dari pelaksanaan gerakan literasi sekolah
dalam pembelajaran Sejarah Indonesia mendapat respon yang positif dari peserta
didik. Dalam aspek kognitif menunjukkan bahwa nilai peserta didik yang
mencapai KKM 75 sebanyak 26 orang dengan nilai rata-rata 80,00 atau 84,37%.
Dalam aspek afektif minat belajar sejarah dengan memanfaatkan gerakan literasi
sekolah menunjukkan kategori tinggi 93,75%. Pada aspek psikomotorik
menunjukkan hasil keterampilan peserta didik melalui penugasan artikel narasi
sudah mencapai KKM dengan rata-rata mencapai 87,14.
Kata Kunci: Pembelajaran, Literasi, Sejarah Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
LITERACY-BASED LEARNING IN HISTORY SUBJECT ON NEGERI 2
DEPOK SLEMAN VOCATIONAL SENIOR HIGHSCHOOL
By:
Senna Dony Prabowo
141314005
This research aims to describe: (1) Planning (2) implementation and (3)
the results of the implementation of the school literacy movement in learning
history.
This study uses a qualitative approach with case study method. The study
was conducted in 2 Depok Vocational senior high school of class X Chemistry.
Data collection was done through observation, interviews, questionnaires, as well
as documents and documentation. The subjects in this study were teachers and
students as informants who were selected using purposive sampling techniques.
Data analysis techniques used were the Miles and Huberman model which
consists of data collection, data reduction, data presentation, and drawing
conclusions.
The results of this study signify that: (1) The planning conducted by the
teacher in the was making Learning Implementation Plans (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran-RPP) related to the implementation of the school literacy movement
by learning Indonesian history, (2) The implementation of school literacy
movement in history learning was well implemented according to the Learning
Implementation Plan (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran-RPP) made by the
teacher, (3) The results of the school literacy movement implementation in
learning Indonesian history received positive response. The cognitive aspect
shows that the value of students who reached Minimum Mastery Criteria (Kriteria
Ketuntasan Minimal-KKM) 75 were 26 students with average score of 80.00 or
84.37%. The affective aspects of interest in learning history by utilizing the school
literacy movement is high which is of 93.75%. The psychomotor aspects which
shows the results of the students' skills through the assignment of narrative articles
reached Minimum Mastery Criteria (Kriteria Ketuntasan Minimal-KKM) with
average of 87.14.
Key Words: Learning, Literation, Indonesian History
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
karunia dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Pemanfaatan Gerakan Literasi Sekolah dalam Mata Pelajaran Sejarah
Indonesia di SMK Negeri 2 Depok “. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk
mendapatkan gelar sarjana (S1) pada Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa keberasilan dalam penyusunan skripsi ini tidak
lepas dari bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo. S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma
3. Ibu Dra. Theresia Sumini, M.Pd., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta, sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I yang
senantiasa memberikan perhatian, arahan, semangat, dan motivasi kepada
penulis selama penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Hendra Kurniawan, M.Pd., Selaku Dosen Pembimbing II yang
senantiasa memberikan perhatian, arahan, semangat dan motivasi kepada
penulis selama penyusunan skripsi.
5. Bapak Drs. A. Kardiyat Wiharyanto, M. M. selaku Dosen Pembimbing
Akademik yang senantiasa memberikan motivasi, semangat, dan
bimbingan pada penulis.
6. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Sejarah yang dengan sabar dan
iklas mengajar, mendidik, dan memberikan ilmu kepada penulis selama
menempuh studi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
7. Sekretariat Program Studi Pendidikan Sejarah yang selalu memberikan
pelayanan dengan baik pada penulis.
8. Kepada kepala sekolah, guru, dan peserta didik Sekolah SMK Negeri 2
Depok yang telah membantu penulis dalam pengumpulan data untuk
menyelesaikan skripsi ini.
9. Kepada keluarga yang senantiasa memberikan, semangat, dukungan, dan
doa dengan sabar dan iklas.
10. Teman saya Yanuarius Vandana Putra, Andreas Parama, Andreas
Danang Mahardika, Bernadus Pascal, Hermawan Yoga Setiawan dan
seluruh teman-teman angkatan 2014 yang senantiasa membantu, dan
menyemangati dalam penelitian ini.
11. Teman spesial saya Sekar Giri Paramita yang senantiasa mendampingi
dan mendukung saya baik di saat susah maupun senang.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan
kelemahan, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun.
Semoga sekripsi ini dapat bermanfaat sesuai dengan fungsinya dan dapat
bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan
Yogyakarta, 30 Juli 2019
Penulis
Senna Dony Prabowo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………...i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………………..ii
LEMBAR PENGESAHAN.………………………………………….…………iii
HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………………...iv
MOTTO…………………………………………………………………………..v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA...............................................................vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS……………………..........vii
ABSTRAK………………………………………………………………………viii
ABSTRACT……………………………………………………………………....ix
KATA PENGANTAR……………………………………………………………x
DAFTAR ISI..........................................................................................................xi
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………...…………………………………………….....1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………5
C. Tujuan Penelitian……………………………………………………….5
D. Manfaat Penelitian……………………………………………………...5
BAB II : KAJIAN PUSTAKA……………………………………………….......7
A. Kajian Teori…………………………………………………………….7
1. Literasi…………………………………………………………..7
2. Gerakan Literasi Sekolah……………………………………….8
3. Konsep Belajar………………………………………………...15
B. Penelitian yang Relevan………………………………………………20
C. Kerangka Berpikir ……………………………………………………22
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN……………………………………24
A. Tempat dan Waktu Penelitian………………………………………...24
B. Pendekatan Penelitian………………………………………………....24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
C. Sumber Data…………………………………………………………..25
D. Metedologi Pengumpulan Data……………………………………….26
E. Instrumen Pengumpulan Data………………………………………....29
F. Teknik Sampling………………………………………………………31
G. Validitas Data…………………………………………………………32
H. Analisis Data………………………………………………………….35
F. Sistematika Penulisan…………………………………………………38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………………………39
A. Deskripsi Lokasi Penelitian…………………………………………...39
1. Sejarah SMK Negeri 2 Depok………...…………………………..…39
2. Visi dan Misi………………...……………………………………….41
B. Deskripsi Hasil Penelitian…………………………………………….41
1. Perencanaan Pembelajaran Literasi dalam Mata Pelajaran Sejarah
Indonesia…………………………………………………………….44
2. Pelaksanaan Pembelajaran Literasi dalam Mata Pembelajaran
Sejarah Indonesia……………………………………………………50
3. Hasil Pembelajaran Sejarah Indonesia dengan Memanfaatkan
Literasi……………………………………………………………….55
C. Pembahasan…………………………………………………………...62
1. Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran Sejarah Indonesia dengan
Memanfaatkan Literasi………………………………………………62
2. Pelaksanaan Pembelajaran Sejarah Indonesia dengan Memanfaatkan
Literasi……………………………………………………………….66
3. Hasil Pembelajaran Sejarah Indonesia yang Memanfaatkan Litrasi....73
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………...79
A. Kesimpulan …………………………………………………………...79
B. Saran. …………………………………………………………………81
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...83
LAMPIRAN……………………………………………………………………..85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel: 1 Contoh Kegiatan Literasi ………………………………………………11
Tabel: 2 Pihak yang berperan dalam pelaksanaan kompeten literasi…………….11
Tabel: 3 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Penelitian……………………………..31
Tebel: 4 Hasil Penilain Kognitif Peserta Didik…………………………………56
Tabel: 5 Data Minat Peserta Didik……………………………………………….58
Tabel: 6 Kreteria Penilaian Keterampilan Peserta didik…………………………59
Tabel: 7 Data Nilai Aspek Psikomotorik ………………………………………..60
Tabel: 8 Data Nilai Aspek Psikomotorik Peserta Didik …………………………61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Gambar Kerangka Berfikir.…………………………………….…... 24
Gambar 2. :Proses Analisis Model Miles dan Huberman……………………….36
Gambar 3 : Hasil Minat Peserta Didik………………………………………….58
Gambar 4 : Nilai Aspek Psikomotorik ………………………………………….62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Intrumen Observasi Aktivitas Guru di Kelas Secara Umum ………86
Lampiran 2. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Penelitian ...….......……………......88
Lampiran 3. Daftar Pertanyaan Wawancara Peserta Didik …………...…………89
Lampiran 4. Daftar Pertanyaan Wawancara Guru……………………………….90
Lampiran 5. Daftar Narasumber …………………………………………..…….91
Lampiran 6. Catatan Lapangan 1 ……………………………………………......92
Lampiran 7. Catatan Lapangan 2 ………………………………………….…….94
Lampiran 8. Catatan Lapangan 3 ………………………………………………..97
Lampiran 9. Catatan Lapangan 4 ………………………………………………..99
Lampiran 10. Catatan Lapangan 5 ……………………………………….…….101
Lampiran 11. Catatan Lapangan 6 ……………………………………………..103
Lampiran 12. Catatan Lapangan 7 ………………………………………….….105
Lampiran 13. Catatan Lapangan 8 ……………………………………………..107
Lampiran 14. Catatan Lapangan 9 ………………………………………….….109
Lampiran 15. Catatan Lapangan 10 ……………………………………………111
Lampiran 16. Silabus Mata Pelajaran ………………………………………….113
Lampiran 17. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ……………………...116
Lampiran 18. Soal Tes Pilihan Ganda …………………………………………125
Lampiran 19. Lembar Kerja Peserta Didik .…….……………………………...131
Lampiran 20. Kisi-Kisi Angket Penelitian ………..…………………………....140
Lampiran 21. Kuisioner Penelitian ……………….…………………………....141
Lampiran 22. Instrumen Penilaian Keterampilan ….…………………….….....145
Lampiran 23. Dokumentasi Kegiatan Peserta Didik .………………………......145
Lampiran 24. Hasil Produk Penelitian …………….……………………….......147
Lampiran 25. Hasil LKPD 2 ……………………….………………………......150
Lampiran 26.Surat Ijin Penelitian dari Dinas Pendidikan ……………..…..…...151
Lampiran 27. Surat Keterangan dari SMK Negeri 2 Depok …………..…........152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu proses pembelajaran yang didapat oleh setiap
manusia agar dapat lebih dewasa serta membuat lebih kritis dalam berpikir.
Pendidikan merupakan tonggak penting penopang keberadaan suatu bangsa.
1Secara umum pendidikan adalah suatu usaha yang terencana untuk
mengembangkan keterampilan, kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan dapat
membuat seseorang menjadi baik. Menurut Undang-Undang UU SISDIKNAS
NO.23 tahun 2003 pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik
melalui kegiatan, bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya di masa
yang akan datang. Kita ketahui bahwa anak-anak pasti mengalami pertumbuhan
dan perkembangan pendidikan digunakan untuk mengarahkan pertumbuhan dan
perkembangan anak dengan harapan dapat mencapai keberasilan dalam
pertumbuhan dan perkembangannya.
Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara merupakan proses pembudayaan
yakni suatu usaha memberikan nilai-nilai luhur kepada generasi baru dalam
masyarakat yang tidak hanya bersifat pemeliharaan tetapi juga dengan maksud
memajukan serta memperkembangkan kebudayaan menuju ke arah keluhuran
hidup kemanusian.2
1 http://mangwaskim.blogspot.com/2016/05/penjelasan-singkat-gerakan-literasi.html. Diakses pada
tanggal 9 Maret 2018 pukul 20.40 2http://anastasiakristanti.blogs.uny.ac.id/2015/09/27/pengertian-pendidikan-menurut-kh-
dewantara-dan-driyakara/. Diakses pada tanggal 9 Maret pukul 20.50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Sedangkan menurut Driyakara pendidikan didefinisikan sebagai upaya
memanusiakan atau pengangkatan manusia muda ke taraf insani. Pendidikan itu
adalah pelaksanaan (pemberlakuan) nilai-nilai. Dalam hal ini, pendidikan
seharusnya mampu membawa anak didik untuk mengalami, menghayati nilai-nilai
keagamaan, sehingga anak didik dapat membangun nilai-nilai.3
Pendidikan merupakan kegiatan pengarahan saat anak mengalami tumbuh
dan berkembang. Secara umum tujuan pendidikan dapat dikatakan membawa
anak kearah tingkat kedewasaan. Artinya, membawa anak didik agar dapat berdiri
sendiri (mandiri) di dalam hidupnya di tengah-tengah masyarakat. Tujuan
pendidikan mempunyai beberapa macam salah satunya adalah tujuan nasional
yaitu membangun kualitas manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
dan selain itu dapat meningkatkan kebudayaan dengan-Nya sebagai warga yang
berbudi pekerti yang luhur dan berkepribadian yang kuat, cerdas, terampil, dapat
mengembangkan dan menyuburkan sikap demokrasi dengan lingkungannya, sehat
jasmani maupun mengembangkan daya estetik, berkesanggupan untuk
membangun diri dan masyarakatnya.
Kualitas pendidikan di Indonesia terbilang kurang dibandingkan kualitas
pendidikan di negara-negara maju yang lain. Indonesia tercatat sebagai salah satu
negara yang berhasil mengurangi angka buta huruf disitu membuktikan bahwa
Indonesia telah melewati tahapan krisis literasi. Meskipun demikian di Indonesia
masih memliliki minat baca yang relatif rendah. Di era globalisasi seperti ini
pendidikan haruslah sangat ditingkatkan agar dapat bersaing dan mengejar
3 ibid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
ketingglan-ketinggalan dengan negara lain. Pemerintah bebrapa kali telah
berusaha untuk memajukan mutu pendidikan di Indonesia tetapi mungkin hasilnya
masih kurang yang dikarena oleh banyak faktor salah satunya adalah minat baca.
Minat baca merupakan salah satu kunci dalam keberasilan pendidikan.
Kegiatan membaca membuat kita dapat mengetahui berbagai informasi
dan materi-materi pembelajaran. Kurangnya minat baca membuat siswa kurang
menyukai mata pelajaran yang banyak membutuhkan membaca. Beberapa usaha
telah dilakukan pemerintah untuk menanggulangi hal ini yaitu pemerintah
mengeluarkan sebuah Gerakan Literasi Sekolah. Gerakan ini dikembangkan
berdasarkan Permendikbud nomor 23 Tahun 2015 tentang Pernumbuhan Budi
Pekerti yaitu sebuah upaya untuk menumbuhkan budi pekerti pada anak
didik/siswa. Buku buku telah di bagikan ke sekolah-sekolah dengan harapan dapat
menambah keberasilan gerakan tersebut.4
GLS dikembangkan berdasarkan Sembilan agenda prioritas (nawacita)
yang terkait dengan tugas kemendikbud. Pada dasarnya Literasi sekolah dengan
konteks GLS adalah kemampuan mengakses, memahami dan, menggunakan suatu
secara cerdas memlalui berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat,
menyimak, menulis, dan berbicara. GLS juga merupakan sebuah upaya yang
dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi
pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik
dengan mempunyai tujuan menumbuhkan budi pekerti seorang individu melalui
gerakan literasi sekolah tersebut.
4 Sutrianto.,(dkk), Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Menengah Atas, Jakarta
Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan,2016,hlm. 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Di Yogyakarta beberapa sekolah sudah menerapkan program GLS
tersebut termasuk di SMK Negeri 2 Depok Sleman dimana sekolah tersebut
mempunyai fasilitas yang cukup mendukung pelaksanaan Gerakan Literasi
Sekolah. Penggunaan media-media dan teknologi untuk mendukung jalannya
Gerakan Literasi Sekolah sudah cukup baik juga. Di SMK Negeri 2 Depok
Sleman penerapan gerakan literasi masih pada tahap pembiasaan yaitu membaca
15 menit sebelum kegiatan belajar setiap hari. Untuk itu peneliti akan mencoba
memfokuskan Gerakan Literasi Sekolah pada pembelajaran sejarah. Selain itu
pelajaran sejarah terkesan membosankan dan kurang disukai karena banyaknya
aktivitas membaca. Peneliti juga ingin mengubah pandangan siswa pada mata
pelajaran sejarah yang terkesan hanya menghafal dan agar lebih dapat diterima
serta menyenangkan dengan mengajak siswa untuk belajar sejarah dengan
menggunakan Gerakan Literasi dan cara pembelajaran yang lain dan lebih mudah
diterima siswa. Penggunaan GLS untuk pembelajaran memang sangat baik karena
dengan menggunakan GLS kita dapat merangsang adanya pengalaman indrawi
dan siswa juga akan lebih tertarik. Dengan kegiatan ini diharapkan siswa mampu
lebih mudah dalam menerima pembelajaran yang disampaikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dirumuskanlah rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana perencanaan gerakan literasi sekolah dalam pembelajaran
sejarah Indonesia di SMK Negeri 2 Depok Sleman?
2. Bagaimana pelaksanaan gerakan literasi sekolah dalam pembelajaran
sejarah Indonesia di SMK Negeri 2 Depok Sleman?
3. Bagaimana hasil dari pelaksanaan gerakan literasi sekolah dalam
pembelajaran sejarah Indonesia di SMK Negeri 2 Depok Sleman?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan penelitian sebagai
berikut:
1. Menjelaskan perencanaan gerakan literasi sekolah dalam pembelajaran
sejarah di SMK Negeri 2 Depok Sleman.
2. Melaksanakan gerakan literasi sekolah dalam pembelajaran sejarah di
SMK Negeri 2 Depok Sleman.
3. Menjelaskan hasil pelaksanaan gerakan literasi sekolah di SMK Negeri 2
Depok Sleman.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Universitas
Sebagai bahan masukan bagi perguruan tinggi dan dapat sebagai tambahan
wawasan serta masukan referensi bagi perpustakaan dan mahasiswa
Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
2. Bagi Sekolah
Sebagai masukan yang membangun guna meningkatkan kualitas lembaga
sekolah, termasuk para pendidik yang ada di dalamnya. Dapat menjadi
pertimbangan untuk diterapkan dalam sekolah.
3. Bagi Penulis
Sebagai Syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pendidikan di Universitas
Sanata Dharma. Sebagai bahan kajian keilmuan dan persiapan menjadi
calon guru yang professional.
4. Bagi Guru
Sebagai wawasan dan masukan yang dapat digunakan dalam pembelajaran
sejarah di sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Literasi
Literasi secara umum adalah kemampuan individu dalam mengelola
dan memahami informasi saat membaca atau menulis. Pada awalnya literasi
diartikan sebagai kemelekaksaraan yang selanjutnya berkembang menjadi
kemelekwacanaan atau kecakapan dalam membaca dan menulis.5 Literasi
lebih dari sekedar kemampuan baca tulis, oleh karena itu literasi tidak
terlepas dari keterampilan bahasa yaitu pengetahuan bahasa tulis dan lisan
yang memerlukan kemampuan kognitif, pengetahuan tentang genre dan
kultural.6 Deklarasi UNESCO itu juga menyebutkan bahwa literasi informasi
dengan kemampuan untuk mengidentifikasi, menentukan, menemukan,
mengevaluasi, menciptakan secara efektif dan terorganisasi, menggunakan
dan mengomunikasikan informasi untuk mengatasi berbagai persoalanan.7
Keterampilan membaca dalam konteks literasi merupakan keterampilan untuk
memperoleh beragam pengetahuan yang kemudian diolah secara kritis.8
Tujuan Umum Literasi yakni Menumbuhkan budi pekerti peserta
didik melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan
5 Hendra Kurniawan, Literasi dalam pembelajaran sejarah, Yogyakarta, penerbit Gava
Media,2018,hlm. 13. 6http://www.literasipublik.com/pengertian-literasi?_. Diakses pada tanggal 10 Maret 2018 pukul
21.00 7 Pangesti Wiedardti.,(dkk),Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah,Jakarta, Direktorat Jendral
Pendidikan Dasar dan Menengah kementrian Pendidikan dan Kebudayaan,2016,hlm.7. 8 Hendra Kurniawan, 2018, “Pembelajaran Literasi dalam Mata Pelajaran Sejarah”, Historia vitae,
Vol 32, No. 1, Universitas Sanata Dharma, hlm. 4.
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
dalam Gerakan Literasi Sekolah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang
hayat.9 Sementara tujuan khusus literasi yaitu:
1. Menumbuhkan budaya literasi di sekolah
2. Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat.
3. Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan
ramah anak agar warga sekolah mampu mengekika pengetahuan
4. Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam
buku bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca.
Membaca merupakan seperangkat keterampilan proses berfikir yang
dipadukan dengan pengetahuan awal (konteks) pembaca untuk menggali
pemahaman utuh atas makna yang terkandung dalam bacaan atau teks.10
Membaca dalam konteks literasi dipandang sebagai usaha untuk
memahami, meggunakan, merefleksikan, dan melibatkan diri dalam berbagai
jenis teks untuk mencapai satu tujuan. Membaca dapat diartikan sebagai
kegiatan membangun makna, menggunakan informasi dari bacaan secara
langsung dalam kehidupan, dan mengaitkan informasi dari teks dengan
pengalaman pembaca. Membaca membutuhkan kemampuan menganalisis
dan menyintesis informasi sehingga pemahaman yang dihasilkan memiliki
struktur makna yang kompleks.11
2. Gerakan Literasi Sekolah (GLS)
GLS merupakan suatu usaha atau kegiatan yang bersifat partisipatif
dengan melibatkan warga sekolah (peserta didik, guru, kepala sekolah, tenaga
kependidikan, pengawas sekolah, komite sekolah, orang tua atau wali murid
9 Sutrianto,(dkk), Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Menengah Atas, Jakarta
Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan,2016,hlm. 2. 10 Hendra Kurniawan op. cit.,hlm 49. 11 Hendra Kurniawan op. cit., hlm 49.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
peserta didik), akademisi, penerbit, media masa, masyarakat (tokoh
masyarakat yang dapat merepresentasikan keteladanan, dunia usaha, dll.) dan,
pemangku kepentingan dibawah koordinasi Direktorat Jendral Pendidikan
Dasar dan Menengah Kementriaan Pendidikan dan Kebudayaan. Gerakan ini
adalah gabungan dan wujud kerja sama dari berbagai elemen yang
mempunyai tujuan yang sama yaitu memajukan minat baca penerus bangsa,
maka sangat diharapkan seluruh warga sekolah untuk dapat
mengoordinasikan kegiatan tersebut.
a. Tujuan Gerakan Literasi
1) Tujuan Umum
Menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui
pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan
Literasi Sekolah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat.
2) Tujuan Khusus
a) Menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah.
b) Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat.
c) Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah
anak agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan.
b. Komponen Literasi
Menumbuhkan budi pekerti dapat dilakukan dengan cara
membiasakan membaca berbagai materi baca yang berisikan nilai moral
dalam konteks kebangsaan dan kenegaraan Indonesia seperti yang
terkandung dalam butir-butir Nawacita: Nilai-nilai budi pekerti, kearifan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
lokal, nasional, dan global yang disampaikan sesuai tahap perkembangan
peserta didik.
Komponen Literasi terdiri dari:
a) Literasi Dasar (Basic Literacy)
Literasi dasar, yaitu kemampuan untuk mendengarkan, berbicara,
membaca, menulis, dan menghitung (Counting) berkaitan dengan
kemampuan analisis untuk memperhitungkan (calculating),
Mempersepsikan informasi, mengomunikasikan, serta menggambarkan
informasi berdasarkan pemahaman dan pengambilan kesimpulan
pribadi.
b) Literasi Perpustakaan (Library Literacy)
Literasi perpustakaan antara lain, memberikan pemahaman cara
membedakan bacaan fiksi dan nonfiksi, memanfaatkan koleksi referensi
dan periodikal, memahami Dewey Demical System sebagai klasifikasi
pengetahuan yang memudahkan dalam menggunakan perpustakaan,
memahami menggunakan katalog dan pengideksan, hingga memiliki
pengetahuan dalam memahami informasi ketika sedang menyelesaikan
sebuah tulisan, penelitian, pekerjaan, atau mengatasi masalah.
c) Literasi Media (Media Literacy)
Literasi media yaitu kemampuan untuk mengetahui berbagai
bentuk media yang berbeda, seperti media cetak, media elektronik
(media radio, media televisi) media digital (media internet), dan
memahami tujuan penggunaannya.
d) Literasi Teknologi (Technology Literacy)
Literasi Teknologi yaitu kemampuan memahami kelengkapan yang
mengikuti teknologi seperti peranti keras (hardware), peranti lunak
(software), serta etika dan etiket dalam memanfaatkan teknologi,
berikutnya kemampuan dalam memahami teknologi untuk mencetak,
mempresentasikan, dan mengakses internet.
e) Literasi visual ( Visual Literacy)
Literasi Visual adalah pemahaman tingkat lanjut antara literasi
media dan litarasi teknologi, yang mengembangkan kemampuan dan
kebutuhan belajar dengan memanfaatkan materi visual dan audio
visual secara kritis dan bermartabat. Tafsir terhadap materi visual
yang tidak terkandung, baik dalam bentuk cetak, auditori, maupun
digital (perpaduan ketiganya disebut teks multimodal), perlu dikelola
dengan baik. Bagaimanapun didalamnya banyak manipulasi dan
hiburan yang benar-benar perlu disaring berdasarkan etika dan
kepatutan.12
12Pangesti Wiedardti.,(dkk) op. cit., hlm 9.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Dalam konteks SMK, contoh kegiatan literasi dipaparkan sebagai berikut.
Tabel: 1 Contoh Kegiatan Literasi
No
Komponen
Contoh Kegiatan
Tahap
Pembiasaan
Tahap
Pengembangan
Tahap
pembelajaran
1. Literasi Dasar Membaca 15
menit sebelum
kegiatan
belajar seti/ap
hari
Mendiskusikan
bacaan
Menuliskan
analisis
terhadap bacaan
2. Literasi
Perpustakaan
Mencari
bahan pustaka
yang diminati
untuk kegiatan
membaca 15
menit
Menggunakan
perpustakaan
sebagai sumber
informasi dalam
diskusi tentang
bacaan
Mencantumkan
daftar pustaka
dalam laporan
tugas/ praktik
setiap mata
pelajaran
3. Literasi Media Membaca
berita dari
media cetak/
daring dalam
kegiatan
membaca 15
menit
Mendiskusikan
berita dari
media cetak/
daring
Membuat
pembelajaran
untuk diskusi
dan berbagi
informasi
terkait
pemahaman
mata pelajaran
antar teman,
guru, dan antar
sekolah
4. Literasi Teknologi
Membaca
buku
elektronik
Memberikan
komentar
terhadap buku
elektronik
Setiap mata
pelajaran
memanfaatkan
teknologi
(komputasi,
searching, dan
share) dalam
mengolah,
,menyaji,
melaporkan
hasil kegiatan/
laporan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
5. Literasi Visual Membaca film
atau iklan
pendek
Mendiskusikan
film atau iklan
pendek
Menggunakan
aplikasi
video/film
dalam menyaji
dan melaporkan
kegiatan hasil
praktik/diskusi/
observasi
melalui website
sekolah,
youtube, dll13
Pihak yang berperan aktif dalam pelaksanaan komponen literasi adala sebagai
berikut:
Tabel: 2 Pihak yang berperan dalam pelaksanaan komponen literasi
No KOMPONEN
LITERASI
PIHAK YANG BERPERAN AKTIF
1. Literasi usia dini Orang tua dan keluarga, guru/PAUD,
pamong/pengasuh
2. Literasi dasar Pendidikan formal
3. Literasi perpustakaan Pendidikan formal
4. Literasi Teknologi Pendidikan formal dan keluarga
5. Literasi Media Pendidikan formal, keluarga, dan lingkungan
sosial (tetangga/masyarakat sekitar)
6. Literasi Visual Pendidikan formal, keluarga, dan lingkungan
sosial (tetangga/masyarakat sekitar)
14
13 Sutrianto, (dkk).Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Menengah Atas, Jakarta
Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan,2016,hlm.7 14 Pangesti Wiedarti.,(dkk), Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah,Jakarta Direktorat Jendral
Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan,2006,hlm.10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
c. Ihwal Literasi di Sekolah
Metode pembelajaran kurikulum 2013 yang menetapkan siswa sebagai
subyek pembelajaran dan guru hanya sebagai fasilitatornya, akses yang luas
pada sumber informasi misalnya melalui internet, televisi dan media lainnya
dapat menjadikan siswa lebih tau daripada guru, dan guru menjadi fasilitator
yang baik dan berkualitas dengan cara mengarahkan siswa.
Dalam konteks sekolah subjek dalam kegiatan literasi adalah peserta didik,
pendidik, tenaga kependidikan (pustakawan, pengawas), serta kepala sekolah.
Semua komponen ini berkolaborasi menjadi sebuah timTLS (Tim Literasi
Sekolah) di bawah koordinasi kepala sekolah dan dikuatkan dengan SK
kepala sekolah. Tim Literasi Sekolah diharapkan dapat menciptakan suasana
akademik yang kondusif, yang mampu membuat seluruh anggota komunitas
antusias untuk belajar.
a) Prinsip-prinsip Literasi Sekolah
Menurut Beers (2009), praktik-praktik yang baik dalam gerakan literasi
sekolah menekankan prisip-prinsip sebagai berikut.
1. Perkembangan literasi berjalan sesuai tahap perkembangan yang dapat
diprediksi.
Tahap perkembangan anak dalam belajar membaca dan menulis
saling beririsan antartahap perkembangan. Memahami tahap
perkembangan literasi peserta didik dapat membantu sekolah untuk
memilih strategi pembiasaan dan pembelajaran litarasi yang tepat
sesuai kebutuhan perkembangan mereka
2. Program literasi yang baik bersifat berimbang.
Sekolah yang menerapkan program literasi berimbang menyadari
bahwa tiap peserta didik memiliki kebutuhan yang berbeda. Oleh
karena itu, strategi membaca dan jenis teks yang dibaca perlu
divariasikan dan disesuaikan dengan jenjang pendidikan. Program
literasi yang bermakna dapat dilakukan dengan memanfaatkan bahan
bacaan kaya ragam teks, seperti karya sastra untuk anak remaja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
3. Program literasi terintegrasi dengan kurikulum.
Pembiasaan dan pembelajaran literasi disekolah adalah tanggung
jawab semua guru di semua mata pelajaran sebab pembelajaran mata
pelajaran apapun membutuhkan bahasa, terutama membaca dan
menulis. Dengan demikian, pengembangan professional guru dalam
hal literasi perlu diberikan kepada guru semua mata pelajaran.
4. Kegiatan membaca dan memiliki dilakukan kapanpun Misalnya,
‘menulis surat kepada presiden’ atau ‘membaca untuk ibu’ merupakan
contoh-contoh kegiatan literasi yang bermakna.
5. Kegiatan literasi mengembangkan budaya lisan Kelas berbasis literasi
yang kuat diharapkan memunculkan berbagai kegiatan lisan berupa
diskusi tentang buku selama pembelajaran di kelas. Kegiatan diskusi
ini juga perlu membuka kemungkinan untuk perbedaan pendapat agar
kemampuan berpikir dapat diasah. Peserta didik perlu belajar untuk
menyampaikan perasaan dan pendapatnya, saling mendengarkan, dan
menghormati perbedaan pandangan.
6. Kegiatan literasi perlu mengembangkan kesadaran terhadap
keberagaman.
Warga sekolah perlu menghargai perbedaan melalui kegiatan
literasi di sekolah. Bahkan bacaan untuk peserta didik perlu
merefleksikan kekayaan budaya Indonesia agar mereka dapat terpajang
pada pengalaman multikultural.15
d. Tahap Pelaksanaan GLS
1. Tahap Pembiasaan : penumbuhan minat baca melalui kegiatan 15 menit
membaca (permendikbud no. 23 Tahun 2015).
2. Tahap Pengembangan : meningkatkan kemampuan literasi melalui
kegiatan menanggapi buku pengayaan
3. Tahap Pembelajaran : meningkatkan kemampuan literasi di semua mata
pelajaran menggunakan buku pengayaan dan strategi membaca di semua
mata pelajaran.
15 Ibid., hlm. 11.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
3. Konsep Belajar
a. Belajar
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, belajar adalah berusaha
memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan
yang disebabkan oleh pengalaman.16
Belajar menurut para ahli:
Menurut James O. Whittaker belajar adalah proses dimana tingkah laku
ditimbulkan atau diubah melalui latian atau pengalaman.
Menurut Hamalik bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan
tingkah laku berkat pelatian dan pengalaman. Belajar merupakan suatu proses dan
bukan semata-mata hasil yang hendak dicapai. Proses itu sendiri berlangsung
melalui serangkaian pengalaman sehingga terjadi modifikasi tingkah laku
seseorang atau terjadi penguatan pada tingkah laku yang dimiliki sebelumnya.
Belajar adalah sebuah aktivitas yang akan menghasilkan sebuah pengalaman dan
akan sangat berpengaruh pada perubahan-perubahan cara berpikir, pemahaman,
tingkah laku bahkan sifat seorang individu.
Menurut Winkel belajar merupakan aktivitas mental ataupun psikis yang
berlangsung baik di lingkungan dengan interaksi yang aktif. Selain itu belajar
diharuskan atau menghasilkan perubahan yang secara langsung ataupun tidak
langsung dalam pribadi yang melakukannya. Dalam belajar akan ada hasil
perubahan dalam pengelolaan pemahaman dalam sisi apapun. Terutama untuk
anak-anak yang baru mengenal.
16https://octavianinur.wordpress.com/2013/11/07/defifinisi-belajar-mengajar-dan-pembelajaran-
menurut-para-ahli/?_e_pi_=7%2PAGE_ID10%2C1096782510. Diakses pada tanggal 11 Maret
2018 pukul 20.15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Menurut Ernest R.Hilgard belajar memiliki pengertian sebagai proses
dari perbuatan yang telah dilakukan dengan sengaja atau dilakukan dalam keadaan
sadar. Kemudian menimbulkan adanya perubahan dan menyebabkan keadaan
yang berbeda dari sebelumnya. Berdasarkan pengertian ini belajar juga
menimbulkan perubahan diri dan lebih baik jika atas kemauan masing-masing
pribadi dan bukan paksaan, karena dengan cara ini tak jarang mereka yang belajar
berakhir depresi hingga tekanan mental.17
Belajar merupakan hal penting bagi setiap individu entah itu belajar formal
seperti dikelas maupun non formal yaitu belajar dari pengalaman diri sendiri.
b. Sejarah
Sejarah dalam bahasa Arab disebut dengan Sajaratun (syajaroh) yang
berarti pohon, maksudnya kita ketahui bahwa semua sejarah diawali dengan satu
peristiwa kecil dan kemudian berkembang besar. Sejarah secara umum adalah
kejadian yang terjadi dimasa lampau yang disusun berdasarkan bukti peninggalan-
peninggalan dari berbagai peristiwa. Sejarah adalah peristiwa-peristiwa yang
benar-benar terjadi pada masa lampau dalam kehidupan manusia sebagai makluk
social. Selain itu sejarah dapat dikatakan juga sebagai ilmu yang mempelajari
peristiwa-peristiwa yang benar terjadi pada masa lampau.18
c. Pembelajaran Sejarah
Pembelajaran merupakan jantung dari proses pendidikan. Pembelajaran
menjadi sangat penting karena dalam kegiatan ini terdapat proses interaksi antara
17 ibid 18https://www.sekolahpendidikan.com/2017/02/pengertian-sejarah-lengkap-
secara.html/_e_pi=7%2CPAGE-ID10%2C99888888115. Diakses pada tanggal 11 Maret 2018
pukul 20.40.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
guru dengan siswa. Arti penting pembelajaran ini memberikan penjelasan bahwa
pembelajaran merupakan proses yang tidak bisa dianggap remeh dalam proses
kemajuan bangsa.19
Dalam rangka pembangunan bangsa pengajaran sejarah tidak semata-mata
berfungsi untuk memberikan pengetahuan sejarah sebagai kumpulan informasi
fakta sejarah tetapi juga bertujuan menyadarkan anak didik atau membangkitkan
kesadaran sejarahnya. Untuk mencapai tujuan tersebut maka sejarah yang
diajaarkan haruslah sejarah yang mengedepankan nilai-nilai kehidupan, bukan
sejarah hapalan yang hanya menyuguhkan nama, tempat, angka tahun dan
peristiwa semata. Kendatipun unsur-unsur tersebut tidak dapat ditinggalkan dari
pembelajaran sejarah, akan tetapi bukan berarti pembelajaran yang dilakukan
hanya memfokuskan pada hal-hal tersebut, yang akan menjadikan pembelajaran
sejarah menjadi kering dari makna dan tidak dapat memberi penyadaran20
pembelajaran sejarah juga sebagai proses internalisasi nilai-nilai peristiwa masa
lalu yang berupa asal-usul, silsislah, pengalaman dan keteladanan pelaku sejarah.
Pembelajaran seajarah memanglah sangat penting dimana kita mempelajari
peristiwa-peristiwa masa lalu untuk menjadi pedoman atau suatu bekal untuk
kehidupan di masa depan.
a. Kurikulum 2013
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi seseorang.
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru di Indonesia. Beberapa sekolah di
Indonesia telah menerapkan kurikulum 2013. Kurikulum ini telah mulai
19Heri susanto.Seputar Pembelajaran Sejarah (Isu,Gagasan dan Strategi
Pembelajaran).Yogyakarta,Aswaja Pressindo,2014,hlm.56. 20 Ibid.hlm.35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
dilaksanakan pada tahun ajaran 2013-2014 pada sekolah-sekolah yang ditunjuk
mampu untuk menerapkan kurikulum ini. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum
berbasis kompetensi dengan memperkuat proses pembelajaran dan penilaian
autentik untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.21
Orientasi pembelajaran dalam konteks kurikulum 2013 adalah untuk
menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif dan efektif melalui
penguatan sikap (tahu mengapa), keterampilan (tahu bagaimana) dan pengetahuan
(tahu apa).22 Prinsip utama pengembangan kurikulum 2013 adalah didasarkan
model kurikulum berbasis kompetensi dengan standar kompetensi lulusan yang
ditetapkan untuk satu satuan pendidikan, jenjang pendidikan dan program
pendidikan. Selain itu kurikulum 2013 memiliki tiga aspek penilaian, yaitu aspek
pengetahuan, aspek pengetahuan, aspek keterampilan, dan aspek sikap dan
perilaku. Kurikulum selalu berubah dari masa ke masa. Hal itu disebabkan karena
kebutuhan masyrakat yang setiap tahunnya berkembang dan tuntutan zaman yang
selalu berubah. Pada dasarnya Kurikulum 2013 sangat baik dan tepat digunakan
pada masa sekarang. Tetapi walaupun begitu bukan berarti Kurikulum ini
memiliki keunggulan dan kekurangan sebagai berikut:
a) Keunggulan Kurikulum 2013
1. Siswa lebih dituntut untuk aktif, kreatif dan inovatif dalam setiap pemecahan
masalah yang mereka hadapi di sekolah
2. Adanya penilaian dari semua aspek. Penentuan nilai bagi siswa bukan hanya
didapat dari nilai ujuan saja tetapi juga didapat dari nilai kesopanan, religi,
praktek, sikap dan lain-lain.
3. Munculnya pendidikan karakter dan pendidikan budi pekerti yang telah
diintergrasikan ke dalam semua program studi.
21 Abdul Majid.Pendekatan Ilmiah dalan Implementasi Kurikulum 2013.Bandung.PT Remaja
Rosdakarya,2014,hlm.1. 22 Ibid.hlm.2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
4. Adanya kompetensi yang sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan
nasional.
5. Kompetensi yang dimaksud menggambarkan secara holistic domain sikap,
ketrampilan dan pengetahuan
6. Banyak kompetensi yang dibutuhkan sesuai perkembangan seperti pendidikan
karakter, metodologi, pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dam hard
skills, kewirausahaan.
7. Hal paling menarik dari kurikulum 2013 kini adalah sangat tanggap terhadap
fenomena dan perubahan sosial. Hal ini mulai dari perubahan sosial yang
terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global.
8. Standar penelitian mengarahkan kepada penilaian berbasis kompetensi seperti
sikap, ketrampilan dan pengetahuan secara proporsional.
9. Mengharuskan adanya remidiasi secara berkala
10. Sifat pembelajaran sangan konstektual.
11. Meningkatkan motivasi mengajar dengan meningkatkan
kompetensi,profesi,pedagogi,sosial dan personal
12. Ada rambu-rambu yang jelas bagi guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran (buku induk)
13. Guru berperan sebagai fasilitator
14. Diharapkan kreatifitas guru akan semakin meningkat
15. Efisiensi dalam managemen sekolah contohnya dalam pengadaan buku,
dimana buku sudah disiapkan dari pusat
16. Sekolah dapat memperoleh pendampingan dari pusat dan memperoleh
koordinasi dan supervise dari daerah
17. Pembelajaran berpusat pada siswa dan kontekstual dengan metode
pembelajaran yang lebih bervariasi
18. Penilaian meliputi aspek kognitif, afektif, psikomotorik sesuai proporsi.
19. Ekstrakulikuler wajib Pramuka meningkatkan karakter siswa terutama dalam
kedisiplinan, kerjasama, saling menghargai, cinta tanah.
b) Kelemahan kurikulum 2013
1. Guru banyak salah kaprah, karena beranggapan dengan kurikulum 2013 guru
tidak perlu menjelaskan materi kepada siswa di kelas, padahal banyak mata
pelajaran yang harus tetap harus menggunakan penjelasan dari guru
2. Banyak sekali guru-guru yang belum siap secara mental dengan kurikulum
2013, karena kurikulum ini menuntut guru lebih kreatif, pada kenyataannya
sangat sedikit para guru yang seperti itu.
3. Tidak adanya keserasian antara orientasi proses pembelajaran serta hasil dalam
kurikulum 2013. Keseimbangan itu sulit untuk dicapai dikarenakan kebijakan
Ujian Nasional (UN) masih tetap diberlakukan. UN hanya bisa mendorong
orientasi pendidikan tergantung pada hasil semata dan tanpa sama sekali
memperhatikan proses belajar yang berlangsung. Hal ini sangat berdampak
pada tidak dianggapnya penting untuk mata pelajaran yang tidak di-UN-kan.
Padahal kita tahu, mata pelajaran yang tidak di-UN-kan juga memberi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
konstribusi yang sangat besar untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang ingin
dicapai.23
Kurikulum 2013 adalah pendidikan karakter agar dapat terbentuknya
peserta didik yang berbudi pekerti. Dalam menumbuhkan budi pekerti dalam
peserta didik kurikulum 2013 dapat di kolaborasikan dengan Gerakan Literasi
Sekolah (GLS) yang mempunyai tujuan menumbuhkan budi pekerti peserta didik
melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah adar menjadi pembelajar
sepanjang hayat.
B. Penelitian yang Relevan
1. Yuliati (2014) Model Budaya Baca-Tulis berbaris Balance Literacy dan
Gerakan Informasi Literasi di Sekolah Dasar. Model mengonstruksi budaya
baca-tulis berbasis pendekatan Balance Literacy dan Gerakan Informasi
Literasi ini efektif untuk mengembangkan kemampuan membaca, menulis dan
meningkatkan aktifitas baca tulis siswa sekolah dasar. Perlu adanya kerja
keras guru, kepala sekolah, dan petugas perpustakaan sekolah untuk
membangun aktivitas-aktivitas dalam model berupa program-program yang
dikembangkan dan didukung produk yang terdiri atas :
a. Pedoman guru 1: Model Pengembangan Budaya Baca-Tulis Berbasis
Balance Literacy dan Gerakan Informasi Literasi di SD.
b. Pedoman guru 2: Penataan Kelas Pendukung Pengembangan Budaya
Baca-Tulis Berbasis Balance Literacy dan Gerakan
Informasi Literasi di SD.
c. Pedoman guru 3: Program Gerakan Informasi Literasi untuk
Pengembangan Budaya Baca-Tulis.
23http://huzaeniridwan.blogspot.co.id/2014/01/kelebihan-dan-kekurangan-kurikulum-
2013.html?m=1. Diakses pada tanggal 12 Maret 2018 pukul 19.22.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
d. Pedoman guru 4: Silabus dan RPP Pembelajaran Membaca dan Menulis
Berbasis Pendekatan Balance Literacy dan Gerakan
Informasi Literasi di SD
2. Penelitian dari Ropita Dewi Sartika yang berjudul Pembelajaran Sejarah
Indonesia yang memanfaatkan Literasi di SMA Negeri 1 Ngaglik. Dalam
penelitian ini ditunjukan bahwa :
a. Perencanaan pembelajaran yang dibuat oleh guru adalah membuat
RPP yang mengandung unsur-unsur literasi dengan baik.
b. Pelaksanaan pembelajaran telah dilakukan oleh guru dengan baik
sesuai dengan RPP yang dibuat oleh guru.
c. Hasil pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi
pada ketiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik sudah
mencapai KKM 75.
Mengacu dalam penelitian di atas maka dapat dilakukan penelitian yang
sejenis tetapi dengan kajian yang berbeda. Maka dalam kesempatan kali ini
peneliti akan mengkaji dan mencoba memanfaatkan Gerakan Literasi Sekolah
dalam pembelajaran sejarah di salah satu sekolah di Yogyakarta yakni SMK
Negeri 2 Depok Sleman.
C. Kerangka Berpikir
Pembelajaran literasi sekolah dalam konteks GLS adalah kemampuan
mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai
aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis dan/atau berbicara.
24Gerakan Literasi Sekolah (GLS) merupakan sebuah upaya yang dilakukan
secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran
yang warganya literat sepanjang hayat melalui perlibatan publik. Gerakan literasi
24 Sutrianto.,(dkk),Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Menengah Atas, Jakarta
Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan,2016,hlm.2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
merupakan salah satu cara untuk menanamkan budi pekerti luhur. Disini guru
akan sangat berperan penting dalam merangsang siswa untuk belajar dengan cara
memotivasinya.
Gerakan Literasi Sekolah (GLS) telah diterapkan dibeberapa sekolah di
Yogyakarta salah satunya adalah SMK Negeri 2 Depok Sleman. Dengan
menerapkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) inilah diharapkan dapat
mengembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem
literasi sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah agar peserta
didik menjadi pembelajar sepanjang hayat. Dalam proses pelaksanaan Gerakan
Literasi ini dalam pembelajaran sejarah yang melibatkan guru dan siswa dan
seluruh Tim Literasi Sekolah diharapkan dapat menumbuhkan budaya literasi,
kebiasaan membaca, dan mengembangkan sikap budi pekerti.
Pemanfaatan literasi dalam pembelajaran sejarah bertujuan untuk
mengurangi rendahnya minat baca peserta didik dalam belajar sejarah.
Pemanfaatan literasi dalam pembelajaran sejarah juga membantu peserta didik
dalam mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam aspek
kognitif, peserta didik dapat meningkatkan pemahaman terkait materi yang
dipelajari. Dalam aspek afektif, peserta didik dapat meningkatkan minat belajar
sejarah dan menambah rasa keingintahuan terkait materi yang dipelajari. Dalam
aspek psikomotorik, peserta didik dapat mengembangkan keterampilannya dalam
proses pembelajaran yang dapat dilihat dari hasil produk literasi berupa artikel
narasi yang dibuat oleh peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Gambar 1. Kerangka Berpikir
LITERASI
PESERTA
DIDIK
PEMBELAJAR
AN SEJARAH
HASIL
BELAJAR
MEMBACA
MENYIMAK
MENULIS
BERBICARA
ASPEK AFEKTIF
ASPEK
PSIKOMOTORIK
ASPEK KOGNITIF
GURU
PRODUK LITERASI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
a) Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 2 Depok Sleman yang beralamat
di Jl. SMK Pembangunan No.6A, Santren, Caturtunggal, Kec. Depok,
Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
b) Waktu Penelitian
Penelitiaan ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2018
c) Subyek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah guru dan peserta didik kelas X Kimia SMK
Negeri 2 Depok Sleman, dan objek penelitian ini adalah penerapan Gerakan
Literasi Sekolah (GLS) dalam pembelajaran mata pelajaran sejarah Indonesia.
B. Pendekatan Penelitian
Pendekatan Kualitatif menekankan pada makna, penalaran, definisi suatu
situasi tertentu (dalam konteks tertentu) lebih banyak meneliti hal-hal yang
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Pendekatan kualitatif, lebih lanjut,
mementingkan pada proses dibandingkan dengan hasil akhir, oleh karena itu
urutan-urutan kegiatan dapat berubah-ubah tergantung pada kondisi dalam
banyaknya gejala-gejala yang ditemukan.25 Penelitian ini menggunakan jenis
penelitian kualitatif dengan model studi kasus. Pendekatan kualitatif adalah
25 Sarwono Jonathan,Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif,Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu,
2006, hlm.257
24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi
yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pendekatan ini,
peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan
terinci, dari pandangan informan dan melakukan studi pada situasi yang
alami.26
Penelitian studi kasus adalah studi mengeksplorasi suatu masalah dengan
batasan terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam, dan
menyertakan berbagai sumber informasi.
Penelitian kualitatif dengan model studi kasus bersifat deskriptif yaitu
peneliti melaksanakan dan menggambarkan hasil dari penelitian yang telah
dilakasanakan.
C. Sumber Data
Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata, tindakan,
selebihnya adalah tambahan seperti dokumen dan lain-lain.27 Sumber data
merupakan asal informasi yang diperoleh dalam kegiatan penelitian. Sumber
data dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer adalah
data yang dikumpulkan langsung dari sumbernya dan diolah sendiri oleh suatu
organisasi atau perseorangan. Sedangkan data sekunder adalah data yang
diperoleh oleh suatu organisasi dalam bentuk yang sudah jadi berupa
publikasi.28
26 Hamid Darmadi,Metode Penelitian dan Sosial, Bandung : Alfabeta,2014, hlm.287. 27 Lexy. J. Moleong, Metodologi penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014,
hlm.157 28 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: CV. Alfabeta,2005, hlm.9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Sejarah, visi dan misi dan tujuan SMK Negeri 2 Depok Sleman
2. Hasil wawancara tentang penerapan GLS dalam pembelajaran mata
pelajaran sejarah Indonesia kepada guru mata pelajaran sejarah.
3. Hasil wawancara terhadap peserta didik seputar penerapan GLS dalam
pembelajaran sejarah Indonesia.
Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik
pengumpulan data misalnya wawancara, analisis dokumen, dan hasil
observasi. Bentuk lain data kualitatif yaitu hasil pemotretan saat kegiatan
pembelajaran. Sumber data lainnya yaitu kuesioner mengenai minat
peserta didik terhadap pelaksanaan gerakan literasi seklolah dalam
pembelajaran sejarah Indonesia dan observasi pelaksanaan gerakan literasi
sekolah dalam pembelajaran sejarah Indonesia yang didapat dari guru dan
peneliti.
D. Metode Pengumpulan Data
Sebuah data bagi suatu penelitian merupakan bahan yang akan digunakan
untuk menjawab permasalahan penelitian. Oleh sebab itu maka, data haruslah
selalu ada agar permasalahan dapat terpecahkan. Metode pengumpulan data
dari penelitian ini:
1. Observasi
Pada tahap awal observasi dilakukan secara umum, peneliti
mengumpulkan data atau informasi sebanyak mungkin. Tahap selanjutnya
peneliti harus melakukan observasi yang terfokus, yaitu mulai menyempitkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
data atau informasi yang diperlukan sehingga peneliti dapat menemukan pola-
pola perilaku dan hubungan yang terus menerus terjadi.29
Untuk memahami lebih komprehensif dan mendalam tentang kasus
tertentu, penelit melakukan observasi langsung atau observasi partisipasif.
Observasi langsung adalah observasi yang dilaksanakan untuk melihat
keadaan tertentu. Misalnya keadaan tentang kondisi bangunan sekolah,
kondisi kelas, keadaan sarana dan fasilitas pendukung dan lain sebagainya.
Sedangkan observasi partisipasif adalah observasi yang dilakukan oleh
observaser ketika terjun langsung pada kegiatan. Artinya sambil melaksanakan
observasi, observaser adalah bagian dari kegiatan.30 Dalam penelitian ini,
observasi dilakukan peneliti dengan melihat kegiatan siswa di kelas saat
penerapan GLS di sekolah dan saat Pembelajaran berlangsung. Observasi ini
dilakukan untuk mengetahui informasi mengenai aktivitas pelaksanaan
kegiatan pembelajaran literasi.
2. Kuisioner
Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai metode pengumpulan
data. Peneliti menyebarkan kuesioner yang berisi pertanyaan mengenai
pembelajaran literasi dalam mata pelajaran sejarah dan melibatkan peserta
didik.
29 Sarwono Jonathan,Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif,Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu,
2006, hlm.224. 30 Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode, dan Prosedur, Jakarta: Kencana,2013,
hlm.76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Dalam penelitian ini kuisioner merupakan alat yang berfungsi untuk
mengetahui ketertarikan peserta didik dalam pembelajaran sejarah dan
digunakan untuk mencari informasi suatu masalah dari responden.
3. Wawancara
Wawancara adalah percakapan yang diarahkan pada suatu masalah
tertentu. Ini merupakan tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih
berhadapan-hadapan secara fisik. Wawancara pada penelitian kualitatif
merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa
pertanyaan informal.31
Peneliti awalnya menyusun pertanyaan yang terkait dengan pelaksanaan
gerakan literasi sekolah dalam mata pelajaran sejarah Indonesia.wawacara
melibatkan guru mata pelajaran sejarah dan peserta didik.
Jenis wawancara yang digunakan ialah wawancara mendalam (in-dept-
interview) yaitu proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian
dengan cara tanya jawab dengan bertatap muka antara pewawancara dengan
informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan
pedoman wawancara.
Wawancara yang ditujukan pada guru dan siswa untuk menggali
informasi terkait pendapat dan presepsi guru dan peserta didik terkait
pembelajaran literasi dalam mata pelajaran sejarah.
31 Sudaryono, Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta: Prenadamedia Group, 2016, hlm 77.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
4. Dokumen atau Dokumentasi
Dokumen merupakan sarana pembantu peneliti dalam mengumpulkan
data atau informasi dengan cara membaca surat-surat, pengumuman, iktisar
rapat, pernyataan tertulus kebijakan tertentu dan bahan-bahan tulisan lainnya.
32Sedangkan dokumentasi ialah sebuah fakta-fakta yang terkandung pada
foto-foto, audio, dan video. Metode pencarian data ini sangat bermanfaat
karena dapat dilakukan dengan tanpa mengganggu obyek atau suasana
peneliti. Peneliti dengan mempelajari dokumen-dokumen tersebut dapat
mengenal dan nilai-nilai yang dianut oleh obyek yang diteliti.33 Dalam
penelitian ini dokumen yang digunakan adalah persiapan, pelaksanaan dan
hasil penelitian berupa RPP, bahan ajar, daftar nilai dan hasil produk artikel
narasi peserta didik. Dokumentasi berupa foto saat kegiatan pembelajaran
literasi.
E. Instrumen Pengumpulan Data
1. Instrumen Observasi
Dalam kesempatan kali ini, peneliti melakukan observasi langsung saat
kegiatan guru dan peserta didik di dalam kelas. Selain itu peneliti juga melakukan
observasi dengan menggunakan lembar observasi terkait dengan pemanfaatan
GLS dalam Pembelajaran Sejarah. Penelitian menggunakan lembar observasi
berupa chek-list yaitu pedoman observasi yang berisikan aspek yang diamati
terkait dengan aktivitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran literasi.
(Lampiran 1)
32 Sarwono Jonathan, op. cit.225 33Sarwono Jonathan, op. cit.225
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
2. Instrumen Wawancara
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan kepada guru mata pelajaran
sejarah beserta peserta didik di SMK Negeri 2 Depok Sleman dengan
menggunakan pertanyaan wawancara yang disusun berdasarkan kisi-kisi yang
dibuat oleh peneliti. Pertanyaan wawancara dibuat berkaitan dengan pemanfaatan
GLS dalam pembelajaran sejarah di SMK Negeri 2 Depok Sleman. Berikut kisi-
kisi wawancara yang digunakan oleh peneliti:
Tabel: 3 KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA PENELITIAN
Fokus
Penelitian Indikator Butir-butir Pertanyaan NO
Pembelajaran
sejarah yang
memanfaatkan
literasi
Pelaksanaan
pembelajaran
sejarah yang
memanfaatkan
literasi
Kelebihan proses pembelajaran
sejarah dengan memanfaatkan
pembelajaran literasi
Kesulitan yang dihadapi dalam
proses pembelajan sejarah dengan
memanfaatkan pembelajaran
literasi
Cara mengatasi kesulitan yang
dihadapi
Pemahaman yang didapatkan
dalam pelajaran sejarah dengan
memanfaatkan pembelajaran
literasi
Kesan peserta didik dalam proses
pembelajaran sejarah yang
memanfaatkan literasi
1
2
3
4
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
3. Instrumen Dokumen atau Dokumentasi
Dalam hal ini peneliti mempelajari dokumen resmi intern tentang
Permendikbud nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti yaitu
sebuah upaya untuk menumbuhkan budi pekerti pada anak didik/siswa. Peneliti
juga mempelajari perangkat yang terkait pengimplementasian Gerakan Literasi
Sekolah (GLS) dalam pembelajaran sejarah dan untuk mengetahui kelengkapan
dokumen yang terkumpul, maka peneliti menggunakan instrumen-instrumen yang
telah telah disiapkan.
4. Instrumen Kuesioner
Dalam penelitian ini kuesioner digunakan untuk mengetahui minat dan
ketertarikan peserta didik pada pemanfaatan gerakan literasi sekolah dalam mata
pelajaran sejarah Indonesia. Skor kuesioner terdiri dari lima kategori yaitu: (SS)
Sangat Setuju dengan skor 5, (S) Setuju dengan skor 4, (KS) Kurang Setuju
dengan skor 3, (TS) Tidak Setuju dengan skor 2, dan (STS) Sangat Tidak Setuju
dengan skor 1. (Lampiran 21)
F. Teknik Sampling
Dalam penelitian kualitatif untuk memperoleh informasi yang mendalam
mengenai fokus penelitian, maka peneliti akan menggunakan teknik purposive
sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sample sumber data
dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan ini misalnya, orang yang dipilih
dianggap paling tahu tentang informasi terkait dengan penelitian yang dilakukan.
Dalam penelitian ini ada 8 peserta didik dan 1 guru mata pelajaran sejarah untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
diwawancarai terkait dengan pemanfaatan literasi dalam pembelajaran sejarah
Indonesia.
G. Validitas data
Validitas adalah suatu skala pengukuran dikatakan valid apabila skala
tersebut digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.34 Validitas
merupakan derajat ketepatan antara dua yang terjadi pada objek penelitian dengan
data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Pengembangan validitas yang
diharapkan dapat mencapai tingkat kebenaran yang diharapkan, dilakukan dengan
cara observasi termasuk di dalamnya pengumpulan data baik gambar maupun
audio dan audio visual yang dilakukan oleh beberapa peneliti, serta deskripsi dari
masing-masing peneliti. Dengan cara tersebut, penelitian diharapkan dapat
melakukan pembandingan terhadap setiap data dan hasil penilitan yang diperoleh
dari masing-masing peneliti/ tim peneliti yang terlibat. Dalam penelitian ini,
peneliti memilih uji data dengan triangulasi, meningkatkan ketekunan, diskusi
dengan teman sejawat.
1. Triangulasi
Triangulasi adalah pengecekan dengan cara pemeriksaan ulang.
Pemeriksaan ulang bisa dan biasa dilakukan sebelum dan atau sesudah data
dianalisis. Pemeriksaan dengan cara triangulasi dilakukan untuk meningkatkan
derajat kepercayaan dan akurasi data.35 Tringulasi terdiri dari tiga strategi,
yaitu:36
34 Sarwono Jonathan, op. cit,.hlm.100 35 Nusa Putra, Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan, Jakarta: RajaGrafindo Persada,
2012,hlm.10335 Sugiyono, Metode Penelitian pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan
R&D),Bandung: Alfabeta, 2010 hlm. 273.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
a. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber yaitu menguji krebilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Dalam
penelitian ini, peneliti melakukan triangulasi sumber dengan menggunakan
data yang diperoleh dari sumber penelitian. Penelitian melakukan triangulasi
berdasarkan observasi aktifitas guru, kuesioner peserta didik yang mengikuti
pembelajaran literasi, dan hasil wawancara kepada guru dan peserta didik.
Setelah itu data dideskripsikan dan dikategorisasikan yang kemudian
dianalisis sehingga menghasilkan kesimpulan.
b. Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik yaitu menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Dalam
penelitian ini peneliti memperoleh data melalui observasi, wawancara, dan
peneliti melengkapi dengan dokumen dan dokumentasi.
c. Triangulasi Waktu
Triangulasi waktu yaitu pengumpulan data dilakukan pada waktu yang
tepat, dimana sumber tidak merasa terbebani oleh sesuatu, sumber masih
segar, sehingga data yang diperoleh lebih valid, sehingga lebih kredibel.
Dalam penelitian ini, peneliti menentukan waktu yang tepat dan sesuai dengan
waktu narasumber untuk pengambilan data. Dalam hal ini peneliti mengambil
waktu wawancara setelah kegiatan pembelajaran dan saat pulang sekoalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
2. Meningkatkan Ketekunan
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih
cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan
urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sitematis. Demikian juga
dengan meningkatkan ketekunan maka peneliti dapat memberikan deskripsi
data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati.37 Dalam penelitian
ini sebagai bekal untuk meningkatkan ketekunan adalah membaca referensi
hasil penelitian atau dokumen yang berkaitan dengan temuan yang diteliti
sehingga peneliti dapat melakukan pengecekan ulang terkait data yang
ditemukan dengan pengamatan secara cermat dan berkesinambungan terkait
dengan proses evaluasi pembelajaran.
3. Pemeriksaan sejawat melalui diskusi
Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil
akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan sejawat.
Dengan demikian pemeriksaan sejawat berarti pemeriksaan yang dilakukan
dengan jalan mengumpulkan rekan-rekan yang sebaya, yang memiliki
pengetahuan umum yang sama tentang apa yang sedang diteliti, sehingga
bersama mereka peneliti dapat me-review presepsi, pandangan, dan analisis
yang dilakukan.38 Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pemeriksaan
sejawat dengan teman-teman yang juga melakukan penelitian yang sama.
selain itu peneliti juga melakukan diskusi dengan dosen.
37 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014, hlm.
370. 38 idem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
H. Analisis Data
Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja
dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang
dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan
pola yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat
diceritakan kepada orang lain. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model
analisis data dari Miles dan Hurberman, yaitu model interatif. Proses analisis
interaktif ini merupakan proses siklus dan interaktif. Artinya, peneliti harus
bergerak diantara proses pengumpulan data, penyajian data reduksi data, dan
kesimpulan atau verifikasi. Dengan begitu, analisis ini merupakan sebuah proses
yang berulang dan berlanjut secara terus menerus dan saling menyusul.
Berikut proses analisis model Miles dan Hurberman:
Gambar 2. Proses analisis model Miles dan Huberman39
39 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta Bandung,
2012, hlm 246
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
1. Tahap Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data, peneliti melakuakan proses yang telah ditentukan
dari awal. Proses pengumpulan data harus melibatkan narasumber yang terdiri
dari 1 guru mata pelajaran sejarah dan 32 peserta didik. Observasi yang dilakukan
saat kegiatan pembelajaran literasi berlangsung. Dalam hal ini peneliti
mengumpulkan data dari kuesioner untuk peserta didik dan wawancara dengan
melibatkan informan yang diambil secara acak (Purpose sampling), dan
dilengkapi dengan dokumen dan dokumentasi.
2. Tahap Reduksi Data
Reduksi data dapat diartikan sebagai proses pemilihan data kasar yang
muncul dari catatan tertulis dari lapangan. Tahapan reduksi dapat merupakan
bagian kegiatan analisis sehingga pilihan-pilihan peneliti tentang bagian data
mana yang dikode, dibuang, pola-pola, cerita apa yang berkembang, merupakan
pilihan-pilihan analitis. Inti dari reduksi data adalah proses penggabungan dan
penyeragaman segala bentuk data yang diperoleh menjadi satu bentuk tulisan
(scipt) yang akan dianalisis. 40Dengan begitu proses reduksi data dimaksudkan
untuk lebih menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang bagian data
yang tidak diperlukan, serta mengorganisasikan data sehingga memudahkan untuk
dilakukan penarikan kesimpulan. Dalam hal ini, peneliti melakukan reduksi data
dari data-data yang diperoleh melalui observasi, kuesioner, wawancara, dan
dokumen dan dokumentasi terkait dengan pelaksanaan pembelajaran literasi
dalam mata pelajaran sejarah.
40 Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial, Jakarta Selatan:
Selemba Humanika, 2010, hlm. 165.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
3. Penyajian data
Display data atau penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun
yang memeberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan. Dengan mencermati penyajian data ini, peneliti lebih mudah memahami
apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan. Data yang peneliti sajikan
berupa hasil penelitian atau temuan, table, dan hasil penemuan kendala.
4. Verifikasi dan penarikan kesimpulan
Verifikasi dan penarikan kesimpulan dimaknai sebagai penarikan arti data
yang telah ditampilkan.pemberian makna ini tentu saja sejauh pemahaman peneliti
dan interprestasi yang dibuatnya. Dengan melakukan verifikasi, peneliti kualitatif
dapat mempertahankan dan menjamin validitas dan reabilitas hasil temuannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
1. Sistematika Penulisan
Penulisan penelitian ini dimuat dalam lima bab sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan,
Berisi tentang pokok bahasan utama yang menjadi latar belakang
penelitian ini.
Bab II Kajian Pustaka
Berisi tentang kajian teor, penelitian yang relevan, dan kerangka
berfikir tentang Gerakan Literasi Sekolah
Bab III Metodologi penelitian
Mencangkup tempat dan waktu penelitian, pendekatan penelitian,
sumber data, metode pengumpulan data, instrumen pengumpulan
data, teknik pengumpulan data, validitas data, anlisis data, dan
sistematika penulisan
Bab IV Hasil Penelitan,
Mencangkup deskripso latar, deskripsi penelitian, dan pembahasan
Bab V Kesimpulan dan Saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Depok. SMK Negeri 2
Depok terletak di Jalan STM Pembangunan, Mrican, Caturtunggal, Depok,
Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sekolah ini sebelumnya bernama STM
Pembangunan Yogyakarta dan diresmikan pada 29 Juni 1972. Masa pendidikan
yang wajib ditempuh adalah 4 tahun yang dengan didukung dengan fasilitas
penunjang yang lengkap. SMK Negeri 2 Depok atau yang lebih dikenal dengan
nama STEMBAYO (STM Pembangunan Yogyakarta) memiliki komitmen tinggi
terhadap pendidikan sumber daya manusia yang berkualitas dan siap menghadapi
persaingan di era pasar bebas. SMK Negeri 2 Depok untuk mewujudkan Sumber
Daya Manusia (SDM) yang berkualitas maka sekolah membuka program 3 tahun
dan program 4 tahun yang dapat dijadikan pilihan sesuai dengan cita-cita.
1. Sejarah SMK Negeri 2 Depok
Pada tahun 1970/1971 pemerintah dengan program pembangunan lima
tahun kesatu (PELITA 1) berpikir untuk membentuk suatu lembaga sekolah
teknik tingkat menengah, oleh karenanya diadakan suatu proyek dengan nama
“Proyek Perintis Sekolah Teknologi Menengah Pembangunan” dengan masa studi
lebih lama dibanding standar SMU atau SMK lain, yaitu butuh waktu 4 tahun
untuk bersekolah di STM Pembangunan. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Negeri 2 Depok adalah sekolah menengah kejuruan yang berlokasi di Kabupaten
39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sekolah ini, dahulu bernama STM Negeri
Pembangunan Yogyakarta atau dikenal dengan singkatan STEMBAYO,
diresmikan pada tanggal 29 Juni 1972 oleh Presiden Soeharto, dengan lima
jurusan yaitu Mesin Umum dan Konstruksi, Listrik Arus Kuat dan Lemah, Sipil
Basah dan Bangunan, Kimia Industri, Geologi Tambang. Pada saat Tahun Ajaran
baru Januari 1972, Kompleks Sekolah yang terletak di Mrican Yogyakarta, belum
selesai secara sempurna baik dari bangunan fisik dan peralatan belajar. Pada saat
awal penerimaan siswa pertama tidak dilakukan di Kampus STM pembangunan
Mrican, akan tetapi dilakukan di STM Negeri 1 Jetis. Siswa angkatan pertama
yang berasal dari wilayah sekitar Yogyakarta dan beberapa dari luar daerah,
langsung melaksanakan proses belajar mengajar dengan peralatan yang paling
lengkap dizamannya hingga saat ini dan siswa secara intensif belajar mengajar
selama 4 tahun.
Setelah tahun 1985 nama “perintis” sudah tidak digunakan lagi sehingga
sejak tahun 1m 986 kedelapan sekolah tersebut berubah nama menjadi “STMN
Pembangunan”. Nama STEMBAYO tercetus pada tahun kedua sejak berdirinya
sekolah yaitu tahun 1973. Untuk keperluan kegiatan ekstra kurikuler pada saat itu
sekelompok siswa pecinta alam mendirikan perkumpulan Camille
Papasektembayo (Putra Pecinta Alam STM Pembangunan Yogyakarta) yang
selanjutnya secara lebih mudah mereka menyebut Pecinta Alam STEMBAYO.
Nama ini diketahui oleh pengelola sekolah, sehingga istilah STEMBAYO lebih
dikenal dan familiar untuk sebutan STM Pembangunan Yogyakarta hingga
sekarang. Organisasi sejenis diantaranya Pepeal STEMBAYO. Bersamaan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
tercetusnya nama STEMBAYO, diciptakan juga lagu Mars STM Pembangunan
yang saat ini dikenal yang diciptakan oleh Sdr. Almarhum Sudarto, SPd. setelah
terpilih dalam lomba cipta lagu mars STM Pembangunan yang diikuti oleh
perwakilan STM Pembangunan seluruh Indonesia. Almarhum Sudarto, SPd.
adalah alumni angkatan ke 2 (1973) STM Pembangunan Yogyakarta atau lebih
dikenal STEMBAYO.
Pada tanggal 7 Maret 1997 dengan Keputusan Mendikbud No.
036/O/1997, Nama sekolah ini berubah menjadi SMK Negeri 2 Depok
Yogyakarta. Dari segi fasilitas, SMK Negeri 2 Depok memiliki gedung sekolah
bagi setiap jurusan, sarana praktik, dua lokasi tempat parkir (bagi guru dan bagi
siswa), auditorium, lab bahasa, kantin yang dinyatakan sebagai kantin terbaik
antara SMA/SMK di Kabupaten Sleman, masjid, ruang sidang, gedung-gedung
dan ruangan untuk berbagai subsekbid (organisasi-organisasi dibawah OSIS SMK
Negeri 2 Depok Sleman. Pada 1 Oktober 2016, SMK Negeri 2 Depok Sleman
beralih dibawah kewenangan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Daerah
Istimewa Yogyakarta, dan mulai tahun ajaran 2017/2018 spektrum kurikulum
mengalami perubahan jenjang pendidikan yaitu 3 tahun dan 4 tahun.41
2. Visi dan Misi
a. Visi
Terwujudnya sekolah unggul penghasil Sumber daya manusia yang
berbudi perkerti luhur dan kompeten.
41 http://smknegeri2depoksleman.sch.id/. Diakses pada tanggal 11 Maret 2019 pukul 20.40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
b. Misi
1. Melaksanakan proses pendidikan dan pelatian untuk mengahasilakan
sumber daya manusia yang berbudi pekerti luhur, kompeten memiliki
jiwa kewirausahaan, dan berwawasan lingkungan
2. Melaksanakan proses pendidikan dan pelatian dengan pendekatan
Kurikulum yang dikembangkan di SMK Negeri 2 Depok.
3. Menyediakan dan mengembangkan sarana dan prasarana sesuai dengan
tuntunan kurikulum.
4. Melaksanakan dan mengembangkan kegiatan ekstrakulikuler sebagai
sarana mengembangkan bakat, minat, prestasi dan budi pekerti peserta
didik.
5. Membangun dan mengembangkan jaringan teknologi informasi dan
komunikasi serta kerja sama dengan pihak-pihak terkait (stakeholder)
baik nasional maupun internasional
6. Meningkatkan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan yang
professional.42
SMK Negeri 2 Depok menggunakan kurikulum 2013 secara menyeluruh
dari kelas X hingga XII. Dalam perkembangannya ternyata sekolah SMK Negeri
2 Depok ini juga termasuk sekolah yang digunakan untuk uji coba kurikulum
yang ditentukan oleh pemerintah. SMK Negeri 2 Depok juga sudah
melaksanakan kegitan baru dari pemerintah yaitu pelaksanaan Gerakan Literasi
Sekolah (GLS). Dalam hal ini sekolah juga tanggap untuk pelaksanaan Gerakan
Literasi tersebut. Guru-guru SMK Negeri 2 Depok diwajibkan untuk mengikuti
pelatian tentang Gerakan Literasi sehingga guru dapat mengetahui bagaimana
pelaksanakan Gerakan Literasi tersebut. Selain itu sekolah juga mempersiapkan
dan menyediakan fasilitasnya untuk mendukung keberasilan pelaksanaan Gerakan
Literasi Sekolah tersebut misalnya sekolahan menyediakan perpustakaan dengan
koleksi buku yang sangat lengkap, di setiap sudut sekolahan terdapat rak buku
kecil yang berisikan buku-buku, dan ada juga buku-buku yang disimpan dilemari
42 http//smknegeri2depoksleman.sch.id/visi-dan-misi.html. Diakses pada tanggal 11 Maret 2019
pukul 20.45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
kecil di setiap kelasnya. SMK Negeri 2 Depok sudah menerapkan kegiatan
membaca 15 menit sebelum jam pelajaran dimulai.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kelas X Kimia B sebagai
objek penelitian. Disini peserta didik tidak memiliki kelas yang menetap dan
harus mencari ruang kelas yang sesuai dengan kebutuhan untuk berjalannya
proses pembelajarannya oleh sebab itu isi kelas berbeda-berbeda. SMK Negeri 2
Depok menggunakan kurikulum 2013 secara menyeluruh dari kelas X hingga XII
dan juga sudah melakukan Gerakan Literasi Sekolah tahab pembiasaan.
Penelitian ini melibatkan kelas X Kimia B yang berjumlah 32 orang.
Peserta didik di kelas ini terdiri dari 28 orang perempuan dan 4 orang laki-laki
yang kebanyakan mereka berasal dari Yogyakarta tetapi ada 5 orang peserta didik
yang tidak berasal dari Yogyakarta. Keadaan kelas X Kimia B terbilang masih
dangat kondusif hanya saja terkadang satu, dua murid berbicara sendiri. Dan
terkadang juga peserta didik laki-laki di belakang sendiri rebut dengan ceritanya
masing-masing. Dalam kegiatan kali ini guru memberikan pengarahan kepada
peserta didik untuk masuk ke dalam ruang kelas yang didalamnya terdapat alat-
alat untuk mendukung pembelajaran yaitu ruang 28. Di dalamnya terdapat papan
tulis, LCD, dan guru juga mempersiapkan speaker. Hal tersebut dipersiapkan
untuk menunjang proses pembelajaran yang nyaman dan kondusif serta efektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
B. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Perencanaan Pembelajaran Literasi dalam Mata Pelajaran Sejarah
Indonesia
Pembelajaran literasi di SMK Negeri 2 Depok direncanakan dan
dilakasanakan oleh sekolah guna melaksanakan peraturan dari pemerintah terkait
dengan penumbuhan budi pekerti yang salah satunya yaitu pelaksanaan kegiatan
Gerakan Literasi Sekolah (GLS). SMK Negeri 2 Depok telah menerapkan tahap
pertama dari tiga tahapan yang ada yaitu tahap pembiasaan yang akan dilanjutkan
ke tahap pengembangan dan tahap pembelajaran.
Kegiatan belajar mengajar sejarah dengan menggunakan literasi ini sudah
digunakan oleh guru di SMK Negeri 2 Depok. Salah satunya adalah kegiatan yang
diteliti oleh peneliti. Pertama guru mempersiapkan dan mendesaint sedemikian
rupa pembelajaran agar menarik. Awalnya guru menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelaran (RPP). Setelah itu guru juga mempersiapkan bahan-bahan yang
diperlukan untuk melakukan pembelajaran berbasis literasi. Guru menyusun
power point dan juga mempersiapkan video mengenai materi pembelajaran.
Selain itu guru juga mempersiapkan lembar materi tentang materi yang dibahas
yang nantinya digunakan peserta didik. Guru juga menyiapkan Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD) yang nanti digunakan untuk penugasan kepada peserta
didik. Guru juga mempersiapkan kisi-kisi soal dan soal tes guna menguji
pemahaman terkait dengan materi yang disampaikan.
Dalam pelaksanaannya pembelajaran literasi dalam pembelajran sejarah,
pertama guru menyusun Rencan Pelaksanaan Pembelajaran sesuai dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Kompetensi Dasar (KD) yaitu KD 3.4 Menganalisis berbagai teori tentang proses
masuknya agama dan kebudayaan Islam serta pengaruhnya terhadap kehidupan
masyarakat Indonesia (ekonomi, pemerintahan, dan budaya). Berpasangan dengan
KD 4.4 menyajikan hasil analisis berbagai teori tentang proses masuknya agama
dan kebudayaan Islam serta pengaruhnya terhadap kehidupan masyarakat
Indonesia (ekonomi, pemerintahan, dan budaya). Dengan kompetensi dasar
demikian, kemudian guru membuat indikator sebagai berikut:
3.4.1 Menjelaskan teori-teori masuknya agama dan kebudayaan Islam ke
Indonesia.
3.4.2 Menjelaskan perkembangan kehidupan masyarakat, pemerintahan dan
budaya pada masa kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia
3.4.3 Menjelaskan pengaruh-pengaruh kebudayaan Islam di Indonesia
(ekonomi, pemerintahan, dan budaya).
4.4.1 Menyajikan hasil penalaran dalam bentuk artikel narasi tentang proses
masuknya agama dan kebudayaan Islam serta pengaruh kehidupan
masyarakat Indonesia (ekonomi, pemerintahan, budaya)
Dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ini guru
43juga merencanakan pendekatan, metode, model, dan media pembelajaran yang
nantinya digunakan dalam proses pembelajaran. Kali ini guru menggunakan
pendekatan pembelajaran Student CenterLearning dengan model pembelajaran
Kooperatif tipe STAD, metode pembejaran berupa ceramah, tanya jawab, diskusi,
penugasan serta media pembelajaran berupa Power Point, Texs Narasi tentang
kerajaan Islam di Indonesia, Video, dan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD).
Dalam proses pembelajaran penggunaan model Kooperatif tipe STAD
bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja
43 Dokumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
kelompok dalam suatu memecahkan masalah secara bersama-sama. Dalam model
pembelajaran ini peserta didik harus dapat aktif dalam pengumpulan informasi
dan data yang telah tersedia dan disediakan dalam berbagai bentuk baik berupa
materi, referensi lain untuk diolah menjadi pengetahuan yang didukumg dengan
berbagai metodepembelajaran dan empat aktifitas literasi yaitu membaca,
menulis, menyimak, dan berbicara.
Setelah itu dilanjutkan dengan guru menyiapkan materi pembelajaran
berupa media power point, video, dan bantuan dengan teks materi dengan harapan
memberikan rangsangan kepada peserta didik dalam materi yang dipelajari. Saat
itu materi pokok yang dipelajari adalah Islamisasi dan Silang Budaya di Nusantara
yang berisikan proses masuknya hingga berkembang dan runtuhnya kerajaan serta
peninggalan-peninggalan kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara. Dalam power
point guru membahas tentang teori dan proses masuknya agama Islam di
Nusantara. Dalam media power point guru telah menyiapkan bebagai video
tentang kerajaan Islam dan perkembangan kebudayaan Islam di Nusantara selain
itu guru juga telah membagikan berupa teks materi yang digunakan untuk
membantu siswa dalam pemahaman materi yang dibahas.
Dalam mendukung terlaksananya implementasi pembelajaran literasi guru
telah menyiapkan beberapa penugasan untuk peserta didik yaitu:
Pertemuan ke-1
1. Guru membagi peserta didik menjadi 7 kelompok diskusi yang nantinya akan
mendiskusikan dan mengembangkan teks narasi kerajaan-kerajaan Islam.
2. Mencari sumber-sumber lain terkait teks narasi yang telah ditentukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
3. Peserta didik ditugaskan untuk mencari informasi dan mengembangkan teks
narasi menjadi sebuah artikel narasi.
4. Narasi yang dikembangkan sekitar 350 kata dan diketik
5. Siswa diwajibkan sumber-sumber yang telah digunakan.
Pertemuan Ke-2
1. Mempresentasikan artikel narasi kelompok yang telah dibuat
2. Peserta didik mengumpulkan informasi melalui Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD) yang telah disiapkan guru.
Dalam perencanaannya, sebelum mengerjakan tugas yang diberikan guru
peserta didik dibagi menjadi 7 kelompok diskusi sesuai dengan jumlah kerajaan-
kerajaan Islam di Nusantara yang dibahas. Setelah itu guru membagikan teks
narasi atau bahan diskusi yang berbeda tentang sejarah singkat kerajaan-kerajaan
Islam kepada 7 kelompok diskusi yang telah terbentuk yang nantinya akan
dikembangkan dengan mencari informasi-informasi yang telah didapat dari
sumber-sumber lain dan menghasilkan sebuah artikel narasi. Setelah itu artikel
yang telah dibuat oleh para peserta didik pada pertemuan berikutnya peserta didik
akan mempresentasikan hasil pekerjaannya untuk mengomunikasikan kepada
peserta didik lain tentang topik yang mereka bahas. Dalam pelaksanaannya ketika
satu kelompok mempresentasikan dan mengomunikasikan hasil artikel narasinya
maka kelompok lain akan menyimak dan menyaring informasi-informasi dan
membuat kesimpulan dari hasil presentasi dengan bantuan Lembar Kerja Peserta
Didik yang telah disediakan. Dengan demikian maka harapannya peserta didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
dapat fokus dalam menyimak dan menyaring informasi dan dapat memahami
materi yang telah dipelajari serta menambah pengetahuan peserta didik.
Perencanaan selanjutnya guru juga membuat perangkat pembelajaran
lainnya seperti menyiapkan kisi-kisi soal serta soal tes dan lembar penilaian untuk
aspek kognitif dan psikomotorik melalui penugasan yang telah diberikan pada
peserta didik. Pembuatan soal tes sesuai dengan materi yang sedang dipelajari
oleh peserta didik yaitu tentang Islamisasi dan Silang Budaya di Nusantara. Hal
tersebut dilakukan oleh guru untuk melihat seberapa paham peserta didik dalam
mengikuti proses pembelajaran dan melihat keberasilan guru dalam
menglaksanakan pembelajaran literasi dalam mata pelajaran sejarah.
Selain hal-hal yang harus disiapkan guru juga harus membagi waktu dalam
proses pembelajarannya. Berkaitan dengan waktu pelaksanaan proses
pembelajaran. Guru merencanakan pelaksanaan pembelajaran literasi dalam mata
pelajaran sejarah Indonesia, dilakukan dalam 2 pertemuan. Pertemuan pertama
diadakan pada hari Rabu, 10 Oktober 2018 dan pertemuan ke 2 pada hari Rabu,
17 Oktober 2018. Pada pertemuan pertama kegiatan yang dilakukan guru adalah
pendahuluan, guru telah merencanakan beberapa kegiatan yaitu guru memberi
salam dan menyapa peserta didik, guru menyiapkan peserta didik guru
memberikan apersepsi kepada peserta didik, guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan diperlajari. Kegiatan ini ditempuh dalam waktu 20 Menit.
Kegiatan kedua yaitu kegiatan inti, kegiatan ini ditempuh dalam 100 Menit
dengan urutan kegiatan, guru memberikan penjelasan singkat dengan
menggunakan Power Point dan video, guru membagikan teks materi yang akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
dibahas, guru memberi sesi tanya jawab dan memberi penguatan pada peserta
didik, guru membagi peserta didik menjadi 7 kelompok kecil, guru memberikan
teks narasi atau bahan diskusi, melalui studi literasi guru menugaskan peserta
didik untuk mengumpulkan informasi terkait topik yang didiskusikan
perkelompok lalu mendiskusikan dengan kelompoknya.
Pada bagian penutup guru juga merencanakan beberapa kegiatan yaitu,
pada sesi ini guru memberikan penugasan kepada peserta didik untuk membuat
artikel baru yang telah ditambah dengan seumber-sumber lain dan akan
dipresentasikan pada pertemuan berikutnya. Setelah itu guru menutup pelajaran
dengan salam. Kegiatan penutup ini ditempuh dengan waktu 15 menit.
Pada pertemuan kedua, guru merencanakan dengan membuat rencana
pembelajaran untuk melanjutkan pertemuan pertama. Berikut uraian kegitan pada
pertemuan kedua, pendahuluan guru membuka pelajaran dengan salam dan
sapaan, guru melakukan apersepsi kepada peserta didik, guru menyiapkan peserta
didik untuk mengikuti proses belajar mengajar dan ditempuh dengan waktu 20
menit. Selanjutnya di inti kegiatan guru mengarahkan peserta didik untuk
mengomunikasikan dan mempresentasikan hasil diskusi kelompok yang telah
berbentuk artikel narasi, kemudian untuk kelompok lain yang menyimak akan
diberikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) untuk membantu peserta didik
untuk menyaring informasi dan membuat kesimpulan tentang artikel narasi yang
dipresentasikan. Setelah semua kelompok sudah mempresentasikan hasil
pekerjaannya. Selanjutnya, guru memberikan soal pilihan ganda guna mengukur
pemahaman peserta didik. Kegiatan ini ditempuh dengan waktu 100 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Kegiatan berikutnya adalah penutup disini guru menyimpulkan bersama-
sama dengan peserta didik tentang materi yang telah dibahas. Selanjutnya guru
meminta peserta didik untuk mengumpulkan artikel narasi dan Lembar Kerja
Peseta Didik (LKPD) serta soal pilihan ganda yang telah dikerjakan dilanjutkan
dengan guru menutup pembelajaran dengan salam. Kegiatan ini ditempuh dengan
waktu 15 menit.
Berbagai macam perencanaan dan persiapan yang dilakukan guru
bertujuan untuk mendukung keberasilan pelaksanaan pembelajaran literasi pada
mata pelajaran sejarah. Perencanaan disusun dan di rancang sedemikian rupa
untuk mengimplementasikan pembelajaran literasi agar dapat berjalan dengan
baik, serta menarik minat dan motivasi peserta didik dalam pembelajaran sejarah.
2. Pelaksanaan Pembelajaran Literasi dalam Mata Pelajaran Sejarah
Indonesia
Gerakan Literasi Sekolah di SMK Negeri 2 Depok sudah dilaksanakan dan
berada di tahap pembiasaan yaitu 15 menit sebelum pelajaran dimulai yang
nantinya dilanjukan pada tahap pengembangan.
Peneliti mengamati pelaksanaan pembelajaran literasi yang akan
dilakaukan guru selama 2 kali pertemuan pada tanggal 10 Oktober 2018 pukul
08.30 sampai 11.00 dan 17 Oktober 2018 pukul 08.30 sampai 11.00 yang
keduanya dipotong dengan jam istirahat selama 15 menit pukul 09.15-09.30. Pada
awalnya guru menyiapkan laptop, speaker, dan LCD proyektor untuk mendukung
kegiatan pembelajaran sementara peserta didik menyiapkan buku dan alat tulis.
Setelah itu guru membuka dengan sapaan dan salam kepada peserta didik. Tidak
lupa juga guru menyiapkan peserta didik dan dilanjutkan dengan memberi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
apersepsi kepada peserta didik tentang materi yang sudah dipelajari pada
pertemuan sebelumnya. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran terkait dengan
materi kepada peserta didik dan menjelaskan sedikit tentang Gerakan Literasi
Sekolah tahap pembelajaran yang dilakukan pada pertemuan saat itu.
Guru mengajak peserta didik untuk masuk kedalam pembelajaran dengan
memberikan stimulus terlebih dahulu sebagai pengantar untuk menuju ke materi
yang dipelajari yaitu tentang Islamisasi dan Silang Budaya di Nusantara. Dengan
antusias pesertaa didik menanggapi stimulus yang diberikan oleh guru.
Setelah itu guru memberikan teks materi tentang teori-teori masuknya
agama Islam ke Nusantara dan memberi penjelasan singkat dengan menggunakan
PPT dan video tentang masuknya agama Islam ke Nusantara dan kerajaan-
kerajaan Islam yang ada di Nusantara. Setelah itu guru memberikan kesempatan
kepada beberapa peserta didik untuk bertanya terkait dengan materi yang kurang
di pahami setelah peserta didik menyimak PPT dan video dari guru.
Ada beberapa peserta didik yang bertanya seputar materi yang dibahas dan
guru menjawab serta memberi penguatan agar peserta didik dapat memahami
materi. Guru meminta peserta didik untuk membagi menjadi 7 kelompok kecil
yang heterogen dengan tujuan membangun kerjasama dalam diri peserta didik
karena dalam pembelajaran sejarah Indonesia dengan memanfaatkan literasi ini
akan menghasilkan sebuah produk teks artikel narasi. Dengan baik peserta didik
mengikuti intruksi yang diberikan guru untuk membuat kelompok. Peserta didik
meminta untuk membentuk kelompok sendiri, tetapi untuk mendapatkan 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
kelompok yang heterogen guru membimbing peserta didik untuk membuat
kelompok dengan acak.
Guru memberi intruksi kepada peserta didik untuk berhitung dar 1 sampai
7 untuk membuat kelompok. Peserta didik diminta untuk masuk kedalam
kelompoknya masing-masing. Setelah itu guru memberikan teks narasi atau bahan
diskusi yang berbeda dan telah disiapkan oleh guru untuk bahan diskusi tentang
sejarah singkat kerajaan-kerajaan islam di Nusantara yaitu, kerajaan Samudra
Pasai, kerajaan Aceh, kerajaan Demak, kerajaan Mataram Islam, kerajaan Banten,
kerajaan Gowa-Tallo, kerajaan Ternate dan Tidore yang nantinya akan
dikembangkan oleh peserta didik dengan mencari informasi dan sumber-sumber
lain, contohnya seperti dari buku-buku lain dan internet untuk menghasilkan
sebuah produk berwujud artikel narasi.
Guru mengarahkan peserta didik untuk berdiskusi tentang materi yang
telah dibagikan sebelumnya. Guru juga mengarahkan peserta didik untuk mencari
sumber lain dari internet menggunakan gadget atau handphone peserta didik.
Disitu kondisi kelas terbilang kondusif peserta didik mengikuti pembelajaran
dengan baik, serius, dan aktif hanya beberapa peserta didik saja yang berbicara
sendiri atau asik dengan dunianya sendiri. Kebanyakan dari peserta didik terbilang
dapat mengikuti pembelajaran literasi ini dengan baik. Ada beberapa siswa yang
sangat antusias dan senang karena penggunaan literasi pada pembelajaran sejarah,
tetapi ada juga peserta didik yang kebingungan karena kurangnya sumber dari
internet. Setelah itu secara berkelompok peserta didik ditugaskan untuk berdiskusi
untuk mengelola data yang sudah didapat dan tentunya menurut topik-topik yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
sudah diberikan oleh guru. Dalam pembuatan produk artikel narasi ini setiap
kelompok diharapkan dapat menghasilkan sebuah artikel narasi baru yang telah
ditambah dengan beberapa sumber-sumber lain dan tentunya sesuai dengan topik-
topik yang telah diberikan. Guru berkeliling untuk mengecek hasil dari diskusi
peserta didik. Rata-rata memang peserta didik sangat tertarik dengan
pembelajaran menggunakan literasi terbukti dengan hasil yang sudah didapat
peserta didik dari sumber-sumber lain yang digunakannya.
Saat itu waktu sudah berada di menit-menit akhir selesainya jam pelajaran
oleh karena itu guru memberikan tugas untuk melanjutkan dan menyempurnakan
pembuatan artikel narasi sesuai topik yang diberikan. Peserta didik pun kembali
ke tempat duduk masing-masing yang sebelumnya mereka duduk sesuai
kelompok. Setelah itu guru menutup pembelajaran dengan salam.
Pada pertemuan ke-2 ini peserta didik mempresentasikan hasil karyanya
yang telah dibuat pada pertemuan sebelumnya dan disempurnakan di rumah.
Seperti biasa guru membuka pembelajaran dengan sapaan dan salam. Peserta
didik menjawab sapaan dan salam dari guru. Guru memberikan aprsepsi kepeada
peserta didik dan bertanya tentang tugas yang diberikan pada pertemuan
sebelumnya dan bertanya pada setiap kelompok tentang kesiapan hasil karya yang
telah dibuat sebelumnya oleh peserta didik. Tidak lupa guru menyiapkan peserta
didik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran sambil mempresensi peserta didik.
Setelah peserta didik sudah siap untuk mengikuti pembelajaran guru
mengintruksikan peserta didik untuk duduk sesuai kelompok dan menyiapkan
hasil karyanya yang sudah dibuat sebelumnya. Guru membagikan LKPD 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
(Lembar Kerja Peserta Didik) yang telah disiapkan oleh guru. LKPD 1 tersebut
digunakan untuk menulis kesimpulan dari presentasi kelompok lain agar disaat
kelompok satu mempresentasikan artikel narasi yang sudah dibuatnya dan
kelompok lain menyimak dan mendengarkan setelah itu membuat kesimpulan dari
presentasi kelompok lain. Hal tersebut juga digunakan untuk merangsang peserta
didik agar menyimak dan mendengarkan dengan baik presentasi kelompok
sehingga kondisi kelas tetap terjaga kondusif. Satu persatu kelompok
mempresentasikan hasil karyanya.
Hasil karya peserta didik sangat beragam ada yang hanya beberapa lembar
saja dan hanya menggunakan sumber yang sedikit tetapi ada juga kelompok yang
membuat artikel narasi tersebut hingga 12 lembar dan memakai 5 sumber.
Selanjutnya untuk mengukur pemahaman peserta didik terkait dengan materi yang
dibahas guru memberikan soal berupa pilihan ganda berjumlah 20 soal. Setelah
selesai mengerjakan soal-soal tersebut guru mengintruksikan untuk
mengumpulkan hasil produk, soal-soal dan kesimpulan yang telah dibuat oleh
peserta didik.
Pada dasarnya tanggapan peserta didik dalam pembelajaran sejarah
menggunakan literasi sangatlah beragam. Kebanyakan peserta didik merasa dapat
memahami dan senang menggunakan literasi dalam pembelajaran sejarah. Peserta
didik merasa lebih aktif dalam pembelajaran dan merasa menambah minat belajar
peserta didik. Peserta didik juga beranggapan bahwa pembelajaran menggunakan
literasi akan menambah pemahaman peserta didik dan lebih menarik. Memang
dalam penggunakan literasi dalam pembelajaran sejarah sangatlah bermanfaat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
tetapi masih ada beberapa kesulitan-kesulitan yang ditemui oleh peserta didik
misalnya ada beberapa peserta didik malas untuk membaca, peserta didik menjadi
bingung karena terlalu banyak menggunakan sumber-sumber dari internet. Tetapi
masalah-masalah tersebut dapat ditanggulangi dengan dengan menggunakan video
tentang pembelajaran yang sedang dibahas. Peserta didik mayoritas menyatakan
bahwa pembelajaran sejarah Indonesia menggunakan literasi itu sangat baik dan
memang harus digunakan untuk menghidupkan pembelajaran sejarah yang
terkesan membosankan.
Penggunaan literasi dalam mata pembelajaran Sejarah Indonesia sangatlah
bermanfaat dimana dengan menggunakan gerakan literasi dalam pembelajaran
sejarah Indonesia dapat meningkatkan semangat, keaktifan, ketertarikan, dan
menambah pemahaman dalam mengikuti pembelajaran sejarah Indonesia.
Hal tersebut sejalan dengan teori membaca merupakan seperangkat keterampilan
proses berfikir yang dipadukan dengan pengetahuan awal (konteks) pembaca
untuk menggali pemahaman utuh atas makna yang terkandung dalam bacaan atau
teks.44
3. Hasil Pembelajaran Sejarah Indonesia dengan Memanfaatkan Literasi
Pada dasarnya pemanfaatan Literasi dalam pembelajaran sejarah Indonesia
yaitu untuk mengembangkan empat keterampilan pada diri peserta didik antara
lain keterampilan membaca, menyimak, menulis, dan berbicara. Pembelajaran
dengan menggunakan literasi ini juga digunakan untuk memacu ketertarikan
44 Hendra Kurniawan op. cit.,hlm 49.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
peserta didik dalam mengikuti pembelajaran Sejarah Indonesia yang terkesan
membosankan. Selain itu penggunakan Gerakan Literasi Sekolah dalam
pembelajaran Sejarah Indonesia bertujuan untuk mengatasi rendahnya minat baca
peserta didik terutama dalam pembelajaran sejarah Indonesia yang dianggap
peserta didik identik dengan membaca, dan menghafal sehingga terkesan
membosankan. Penggunakan Gerakan Literasi Sekolah menghasilkan
pengembangan aspek yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik.
Kreativitas dan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran akan membantu
peserta didik untuk lebih mandiri dalam mengembangkan aspek kognitif mereka45
a. Aspek Kognitif
Untuk melihat aspek kognitif, guru melakuakan tes kepada peserta didik
dengan menggunakan beberapa soal tes tentang materi yang telah dibahas yang
sebelumnya telah disiapkan.
Tabel 4. Hasil Penilaian Kognitif peserta didik.
No Nama KKM Nilai Ket
1 Irtistah Rifka Ichsani 75 85 Tuntas
2 Jilan Putri Ratu Sasongko 75 70 Tidak Tuntas
3 Khoirunisa Nur Hidayat 75 85 Tuntas
4 Kurniawan Arthur Jarnuzi 75 80 Tuntas
5 Laila Fitriani Putri 75 80 Tuntas
6 Mafazi Ghassanlia Putra 75 75 Tuntas
7 Nabila Qurrotuaini 75 80 Tuntas
8 Nery Chelaswara 75 75 Tidak Tuntas
9 Nia Nurwantini 75 85 Tuntas
10 Nur Chanifah 75 70 Tidak Tuntas
11 Oktavia Anggraini 75 85 Tuntas
12 Rachel Free Evana Saragih 75 70 Tidak Tuntas
13 Ratih Fatikha Litahayu 75 85 Tuntas
45 Paul Suparno. Filsafat konstruktivisme dalam kependidikan. Jakarta: Rineka,1997, hlm. 81.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
14 Ria Rizki Dwi Rahmawati 75 70 Tidak Tuntas
15 Riza Dwi Nugraha 75 85 Tuntas
16 Rizka Widyaningtyas 75 70 Tidak Tuntas
17 Rizki Margi Amalia 75 75 Tuntas
18 Safira 75 85 Tuntas
19 Salsabila Alfi Avika Putri 75 85 Tuntas
20 Septian Widiastuti 75 75 Tuntas
21 Sinta Restu Rahayu 75 80 Tuntas
22 Syarofi Hilmi Gustianto 75 80 Tuntas
23 Teti Ika Pertiwi 75 75 Tuntas
24 Titrik Wiji Asih 75 80 Tuntas
25 Triani Saputri 75 85 Tuntas
26 Uma Pradita Widyaningtyas 75 85 Tuntas
27 Vindy Antia 75 80 Tuntas
28 Winda Dwi Alista 75 80 Tuntas
29 Winda Rachmawati Fitri 75 85 Tuntas
30 Yeni Krisnawati 75 85 Tuntas
31 Yuliana Sulistiya Ningsih 75 85 Tuntas
32 Zyahra Bagus Feryana 75 90 Tuntas
Jumlah 2560
Rata-rata 80
Prosentase 84,37%
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa peserta didik yang telah
mengikuti pembelajaran Sejarah Indonesia dengan menggunakan Gerakan Literasi
Sekolah telah mencapai KKM yang diterapkan di SMK Negeri 2 Depok yaitu 75
dengan prosentase 84,37%. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar peserta didik
merasa lebih dapat memahami dan lebih auntusias dalam mengikuti pembelajaran.
Namun dapat dilihat juga ada beberapa peserta didik yang belum mencapai KKM
tetapi juga tidak jauh dari nilai KKM yang telah ditentukan, maka ini
membuktikan bahwa pembelajaran Sejarah Indonesia dengan menggunakan
Gerakan Literasi Sekolah sangat berpengaruh dalam pemahaman pembelajaran,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
dan daya ingat peserta didik. Penggunaan PPT dan penampilan video membuat
peserta didik lebih mudah memahami tentang materi yang sedang dibahas.
b. Aspek Afektif
Aspek afektif mencangkup perilaku, minat, sikap, dan nilai dalam peserta
didik. Dalam hal ini peneliti memberikan angket untuk mengetahui minat peserta
didik dalam mengikuti pembelajaran sejarah Indonesia dengan memanfaatkan
literasi. Berikut hasil dari angket yang telah dibagikan.
Tabel 5. Data Minat Peserta Didik
Rentang Jumlah Persentase Keterangan
100-81 2 6,25% Sangat Tinggi
80-61 30 93,75% Tinggi
60-41 0 0% Sedang
40-21 0 0% Rendah
20-0 0 0% Sangat Rendah
Jumlah 32 100%
Nilai = ∑ Skor Perolehan x100
Skor Maksimal
Gambar 3. Hasil Minat Peserta didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Dari tabel dan diagram diatas dapat disimpulkan bahwa dalam
pembelajaran sejarah Indonesia dengan menggunakan literasi sangat berpengaruh
untuk meningkatkan minat belajar peserta didik. Hal tersebut dapat dilihat dari
prosentase pada tabel dan diagram di atas. Pengunaan Gerakan Literasi dalam
Pembelajaran Sejarah Indonesia dengan menggunakan PPT dan video dapat
meningkatkan semangat peserta didik dalam mengikuti pembelajaran.
Penggunaan video dalam pembelajaran membuat peserta didik menjadi tertarik
untuk fokus dalam mengikuti pembelajaran. Dan oleh sebab itu, maka
pembelajaran sejarah Indonesia dengan menggunakan literasi itu dapat
meningkatkan dan sangat berpengaruh pada minat belajar siswa.
c. Aspek Psikomotorik
Aspek Psikomotorik yaitu aspek yang berkaitan dengan keterampilan dan
kemampuan bertindak setelah peserta didik melakukan pembelajaran. Untuk
melihat aspek Psikomotorik peserta didik ditugaskan untuk membuat sebuah teks
naratif yang akan dinilai oleh guru menurut kreteria penilaian yang sudah dibuat
sebelum.
Berikut Kriteria Penilaian Keterampilan peserta didik dalam tugas
membuat teks artikel narasi
Tabel 6. Kreteria Penilaian Keterampilan peserta didik
No Kriteria Skor
4 3 2 1
1 Konsep/Gagasan
2 Isi Cerita
3 Penyampaian Cerita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
4 Teknik dan Gaya bercerita
5 Kreatifitas
Jumlah Skor
Nilai = ∑ Skor Perolehan x100
Skor Maksimal
Guru mengambil nilai psikomotorik peserta didik dengan memperhatikan
konsep dan gagasan, isi cerita, cara penyampaian cerita, gaya bercerita dan
kekreatifan peserta didik. Peserta didik harus membuat teks narasi dengan
semenarik mungkin sejelas mungkin. Setelah itu peserta didik juga
menyampaikan atau mengomunikasikan hasil pekerjaannya ke peserta didik
lainnya dengan cara mempresentasikan hasil pekerjaannya.
Tabel 7. Data Nilai Aspek Psikomotorik
No Nama Kelompok KKM Nilai
1 Kerajaan Samudra Pasai 75 95
2 Kerajaan Aceh 75 90
3 Kerajaan Demak 75 85
4 Kerajaan Mataram Islam 75 85
5 Kerajaan Banten 75 75
6 Kerajaan Gowa-Tallo 75 90
7 Kerajaan Tidore 75 90
Jumlah 610
Rata-rata 87,14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Tabel 8. Data Nilai Aspek Psikomotorik Peserta didik
No Nama Nama Kelompok KKM Nilai
1 Nia Nurwantini
Samudra Pasai
75 95
2 Oktavia Anggraini 75 95
3 Salsabila Aifi Avika 75 95
4 Septian Widiastuti 75 95
5 Sinta R.R 75 95
6 Laila Fitriani Putri
Kerajaan Aceh
75 90
7 Nur Chanifah 75 90
8 Rizqi Margi 75 90
9 Titrik Wijiasih 75 90
10 Uma Pradita 75 90
11 Irtisyah Rifka
Kerajaan Demak
75 85
12 Nabila Qurrotuaini 75 85
13 Syarofi Hilmi G 75 85
14 Vindy Antia 75 85
15 Yuliana Sulistyaningsih 75 85
16 Jian Putri
Kerajaan
Mataram Islam
75 85
17 Khoirunisa 75 85
18 Kurniawan Arthur 75 85
19 Rachel F.es 75 85
20 Riza Dwi N 75 85
21 Mafazi G.P
Kerajaan Banten
75 75
22 Rizka W 75 75
23 Safira 75 75
24 Triani S 75 75
25 Ria Rizki Dwi R
Kerajaan Gowa-
Tallo
75 90
26 Teti Ika P 75 90
27 Yeni Krusnawati 75 90
28 Zyahra Bagus F 75 90
29 Nery Chelaswara
Kerajaan Tidore
75 90
30 Ratih Fatikha Litahayu 75 90
31 Winda Dwi Alista 75 90
32 Winda Racmawati 75 90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Gambar 4. Nilai Aspek Psikomotorik
Bedasarkan tabel diatas nilai peserta didik dalam penugasan teks artikel
naratif sudah melampaui KKM yang telah ditetapkan di SMK Negeri 2 Depok,
maka menunjukkan bahwa pembelajaran sejarah Indonesia dengan menggunakan
literasi juga meningkatkan aspek psikomotorik peserta didik.
C. Pembahasan
1. Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran Sejarah Indonesia dengan
Memanfaatkan Literasi
Literasi secara umum adalah kemampuan individu dalam mengolah dan
memahami informasi saat membaca atau menulis. Literasi lebih dari sekedar
kemampuan baca tulis, oleh karena itu literasi tidak terlepas dari keterampilan
bahasa yaitu pengetahuan bahasa tulis dan lisan yang memerlukan kemampuan
kognitif, pengetahuan tentang genre dan kultural. Tujuan umum literasi yakni
menumbuhkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi
sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah agar mereka menjadi
pembelajar sepanjang hayat.46
46 Pangesti Wiedardti,.(dkk).,Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah,Jakarta,Direktorat Jendral
Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan,2016,hlm.7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Keterampilan membaca sangatlah berperan penting dalam kehidupan
karena pengetahuan diperoleh melalui membaca. Oleh karena itu, keterampilan ini
harus dikuasai oleh peserta didik.
Gerakan Literasi Sekolah (GLS) merupakan suatu usaha atau kegiatan yang
bersifat partisipatif dengan melibatkan warga sekolah yang bertujuan
menumbuhkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi
sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah agar mereka menjadi
pembelajar sepanjang hayat.
Literasi lebih dari sekedar membaca dan menulis, namun mencangkup
keterampilan berpikir menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk
cetak, visual, digital, dan auditori. 47 Literasi memfokuskan pada pembangunan
empat aspek dalam diri individu yaitu keterampilan membaca, menyimak,
menulis, dan berbicara. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis
kompetensi dengan memperkuat proses pembelajaran dan penilaian autentik untuk
mencapai kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan48 oleh sebab itu
memanfaatkan literasi pada pembelajaran sangatlah efektif untuk membantu
menyongsong tujuan dari Kurikulum 2013.
Pembelajaran Sejarah Indonesia merupakan salah satu pembelajaran yang
membutuhkan literasi karena dalam pembelajaran sejarah banyak menggunakan
kegiatan membaca. Seperti yang kita ketahui bahwa pembelajaran sejarah
memiliki banyak sumber maka memanfaatkan literasi dalam pembelajaran sejarah
sangatlah efektif. Sebelum melaksanakan pembelajaran sejarah yang
47 Ibid, hlm.8 48 Abdul Majid.Pendekatan Ilmiah dalan Implementasi Kurikulum 2013.Bandung.PT Remaja
Rosdakarya,2014,hlm.1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
memanfaatkan literasi tentunya guru harus sudah mempersiapkan segala
sesuatunya.
Pertama yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat oleh guru
berdasarkan KD 3.4 dan KD 4.4 yang kemudian dikembangkan menjadi beberapa
indikator sebagai berikut:
3.4.1 Menjelaskan teori-teori masuknya agama dan kebudayaan Islam ke
Indonesia.
3.4.2 Menjelaskan perkembangan kehidupan masyarakat, pemerintahan dan
budaya pada masa kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia.
3.4.3 Menjelaskan pengaruh-pengaruh kebudayaan Islam di Indonesia (ekonomi,
pemerintahan, dan budaya)
4.4.1 Menyajiakan hasil penalaran dalam bentuk artikel narasi tentang proses
masuknya agama dan kebudayaan Islam serta pengaruh kehidupan
masyarakat Indonesia (ekonomi, pemerintah, budaya)49
Dalam RPP dengan KD 3.4 dan KD 4.4 guru menggunakan pendekatan
pembelajaran Student Center Learning dan menggunakan model pembelajaran
Kooperatif tipe STAD serta untuk metode pembelajarannya berupa ceramah,
Tanya jawab, diskusi, penugasan. Karena disini guru mengajak kepada peserta
didik untuk bekerjasama dalam memecahkan masalah.
Model pembelajaran STAD mempunyai prinsip dimana peserta didik
diminta untuk bekerja didalam sebuah kelompok. Metode ini juga sangatlah cocok
dalam penertapan pembelajaran menggunakan Gerakan Literasi Sekolah (GLS)
dimana dalam metode ini dapat menumbuhkan empat keterampilan dalam literasi
itu sendiri.
Selanjutnya, tidak lupa guru menyiapkan beberapa video yang nantinya di
tonton oleh pada peserta didik. Hal ini sangat penting dilakukan untuk menambah
49 Dokumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
informasi, memperdalam materi, dan tentunya untuk menambah rasa ingin tau
peserta didik tentang materi yang dibahas. Selain itu guru juga mempersiapkan
sebuah teks narasi sebagai bahan diskusi yang berbeda-beda. Teks narasi ini
memang disengajakan berisi sangat singkat, oleh sebab itu nantinya para peserta
didik untuk membuat produk sebuah teks narasi baru yang sudah dikembangkan
dengan mencari informasi di buku-buku lain serta internet untuk masing-masing
kelompok.
Dalam pembelajaran kali ini peserta didik aktif dalam mencari informasi
untuk mengembangkan pengetahuan mereka sehingga peserta didik dapat
bertanggung jawab atas hasil belajarnya. Setelah itu dalam berkelompok peserta
didik akan diminta untuk berdiskusi dalam kelompok untuk mengembangkan teks
narasi yang akan menghasilkan sebuah artikel narasi baru sesuai topik yang sudah
ditentukan. Setelah itu guru memberikan tugas untuk melanjutkan pembuatan
artikel baru yang sudah dikembangkan dan nantinya dipresentasikan untuk
mengomunikasikan hasil diskusi mereka kepada kelompok lainnya, karena waktu
belajar yang tidak mencukupi dan dilanjutkan pada pertemuan selanjutnya. Jadi
pada pertemuan berikutnya peserta didik diharapkan sudah siap untuk
mempresentasikan hasil diskusinya. Untuk pertemuan berikutnya guru juga sudah
menyiapkan segala sesuatu untuk membantu jalannya pembelajaran. Pada
pertemuan ke-2 pertama-tama peserta didik diminta untuk duduk sesuai
kelompoknya. Setelah itu guru membagikan sebuah LKPD 1 (Lembar Kerja
Peserta Didik 1) yang digunakan untuk membantu peserta didik dalam
mengumpulkan informasi dari presentasi dari kelompok lain. Satu persatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
kelmpok diminta untuk mempresentasikan hasil produknya sementara kelompok
lain menyimak dan mencari informasi yang didapat dari presentasi dengan
membuat sebuah ringkasan singkat dari presentasi kelompok tersebut. Hal
tersebut dilakukan agar peserta didik aktif dan fokus dalam mendengarkan dan
menyimak presentasi. Pada setiap akhir presentasi peserta didik diwajibkan untuk
bertanya, tetapi jika tidak ada yang bertanya guru memilih secara acak untuk
ditanya terkait materi yang telah dipresentasikan. Hal tersebut juga dilakukan
untuk membuat siswa lebih aktif dan mengukur pemahaman peserta didik.
Selain ditanya, untuk mengukur pemahaman peserta didik terkait materi
yang dibahas guru juga sudah menyiapkan LKPD 2 (Lembar Kerja Peserta Didik
2) yang berisikan soal pilihan ganda dan dikerjakan oleh peserta didik secara
individu setelah presentasi selesai. Setelah peserta didik selesai guru meminta
peserta didik untuk mengumpulkan semua yang sudah dibuatnya yaitu, LKPD 1,
LKPD 2, dan Teks Narasi yang sudah dikembangkan para peserta didik.
2. Pelaksanaan Pembelajaran Sejarah Indonesia dengan Memanfaatkan
Literasi
Peneliti mengamati pelaksanaan pembelajaran guru dengan memanfaatkan
literasi selama 2 pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 10
Oktober 2018 pukul 08.30-11.00. Diawal pertemuannya guru menyapa peserta
didik dengan salam dan dilanjutkan dengan pengecekan presensi peserta didik dan
kebetulan saat itu peserta didik masuk semua. Guru bertanya tentang materi yang
dibahas pada pertemuan sebelumnya. Selanjutnya guru menyiapkan peserta didik
sembari meminta peserta didik untuk mengeluarkan buku pelajaran untuk sumber
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
belajar. Setelah peserta didik siap untuk mengikuti pelajaran guru mengajak
peserta didik untuk masuk kedalam pembelajaran. Guru mengawali dengan
memberi stimulus dengan menjelaskan sedikit terkait dengan materi yang akan
dibahas sembari dengan menyiapkan laptop, speaker, dan LCD, Proyektor untuk
menjamin jalannya pelajaran. Dengan menggunakan PPT guru memberi
penjelasan secara singkat terkait dengan materi yang dipelajari.
Pada kegiatan berikutnya setelah guru selesai memberi penjelasan singkat
menggunakan media power point, guru menayangkan sebuah video terkait materi
yang sedang dibahas dengan menggunakan laptop, speaker, LCD, proyektor yang
sebelumnya sudah disiapkan. Setelah peserta didik selesai mendengarkan
penjelasan singkat dan menyimak video yang diberikan guru, guru memberi
intruksi kepada peserta didik untuk membentuk kelompok diskusi yang bersifat
heterogen. Pembentukan kelompok ini bertujuan untuk mempermudah dan
membangun kerjasama antar peserta didik karena pada akhirnya kelompok-
kelompok tersebut akan menghasilkan sebuah produk yaitu sebuah artikel narasi.
Selanjutnya peserta didik diminta untuk duduk sesuai kelompok. Setelah
peserta didik sudah duduk sesuai kelompok guru membagikan sebuah teks narasi
yang berisikan teks sejarah singkat tentang kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara.
Pada setiap kelompok mempunyai topik yang berbeda-beda dan nantinya teks
tersebut akan dikembangkan melalui berbagai sumber serta akan menghasilkan
sebuah artikel narasi baru yang lebih lengkap. Pada sesi ini peserta didik diminta
untuk mendiskusikan terkait topik yang sudah ditentukan. Nantinya peserta didik
dianjukan untuk mencari informasi dari sumber-sumber lain seperti buku-buku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
lain dan internet mengenai sejarah kerajaan Islam di Nusantara. Guru berkeliling
dari satu kelompok ke kelompok lain sembari memperhatikan peserta didik dalam
berdiskusi. Guru mengintruksikan pada peserta didik bahwa pembuatan artikel
narasi dilanjutkan dirumah dikarenakan waktu sudah habis. Guru berpesan pada
peserta didik bahwa pada pertemuan berikutnya produk artikel narasi sudah siap
dan bisa untuk dipresentasikan. Selanjutnya guru menutup pelajaran dengan
salam.
Pertemuan ke-2 yang dilaksanakan pada tanggal 17 Oktober 2018 pukul
08.30-11.00. seperti pertemuan sebelumnya guru membuka dengan salam dan
dilanjutkan tanya jawab tentang materi yang sudah dipelajari pada pertemuan
sebelumnya. Tidak lupa guru mengecek presensi peserta didik dan menyiapkan
peserta didik agar siap dalam mengikuti pelajaran. Guru bertanya tentang kesiapan
produk artikel narasi yang sudah dikerjakan peserta didik secara berkelompok.
Guru meminta peserta didik untuk duduk sesuai kelompok dan dilanjutkan dengan
membagikan LKPD1 (Lembar Kerja Peserta Didik 1) hal tersebut dilakukan
dengan harapan peserta didik aktif dan fokus dalam memperhatikan dan
mendengarkan saat kelompok berpresentasi. Setelah itu guru memberi intruksi
peserta didik untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Guru memulai presentasi.
Dalam presentasi peserta didik mengomunikasikan hasil diskusinya yang nantinya
akan di lanjutkan dengan sesi tanya jawab untuk melihat pemahaman peserta didik
terkait materi yang telah dipresentasikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Kelompok satu persatu mempresentasikan hasil diskusinya dan kelompok
lain menyimak presentasi guru menilai presentasi para peserta didik dengan
menggunakan instrument penilainya yang sudah dibuat.
Setelah semua kelompok sudah mempresentasikan hasil pekerjaannya kini
guru membagikan LKPD2 (Lembar Kerja Peserta Didik 2) yang berisikan soal
pilihan ganda. Hal tersebut dilakukan agar guru dapat melihat seberapa dalam
pemahaman peserta didik dalam mengikuti pembelajaran sejarah Indonesia yang
memanfaatkan literasi ini. Selanjutnya guru meminta peserta didik untuk
mengumpulkan hasil pekerjaannya yaitu: artikel narasi, LKPD 1, LKPD 2 untuk
di kumpulkan. Di akhir pembelajaran guru tidak lupa merefleksikan bersama
terkait materi yang sudah dipelajari selama 2 pertemuan ini. Setelah itu guru
menutup pelajaran dengan salam.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, pembelajaran Sejarah Indonesia
dengan memanfaatkan literasi terlaksana dengan lancar dan sangat baik sesuai
dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Dari awal pendahuluan, inti hingga
penutup sangatlah runtut. Hal tersebut sejalan dengan tujuan gerakan literasi itu
sendiri yaitu menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui
pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan Literasi
Sekolah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat.
Pembelajaran Sejarah Indonesia menggunakan literasi sangatlah
berdampak baik bagi peserta didik. Pelajaran sejarah Indonesia yang terkesan
terlalu banyak dengan kegiatan membaca, menghafal, dan membosankan ternyata
dapat menjadi menyenangkan dan sangat menarik. Hal tersebut dapat dibuktikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
dari hasil wawancara dengan peserta didik yang menyatakan bahwa pembelajaran
Sejarah Indonesia dengan memanfaatkan pembelajaran literasi sangatlah
menguntungkan, peserta didik lebih dapat aktif dalam belajar dan bisa
mengandalkan apa yang mereka punya untuk mencari sumber-sumber yang lain.
50 Hal tersebut juga sangat cocok dengan teori bahwa keterampilan membaca
dalam konteks literasi merupakan ketrampilan untuk memperoleh beragam
pengetahuan yang kemudian diolah secara kritis.51 Selain itu menurut hasil
wawancara peserta didik pembelajaran Sejarah Indonesia dengan menggunakan
literasi dapat mengatasi kesulitan-kesulitan yang ada seperti malas membaca dan
dengan menggunakan pembelajaran literasi menjadikan peserta didik mencintai
kegiatan membaca.52
Peserta didik juga lebih merasa mudah dengan pemanfaatan literasi pada
Pembelajaran Sejarah Indonesia peserta didik lebih tertarik mempelajari materi,
lebih mudah memahami, dan menyenangkan.53 Peserta didik juga menyatakan
bahwa pemanfaatan literasi dalam mata pelajaran harus sering digunakan agar
lebih terbiasa54. Dengan menggunakan pembelajaran literasi peserta didik merasa
lebih tertarik dalam mengikuti pelajaran, dan penggunaann video dan gambar-
gambar membuat peserta didik untuk mengingat dan paham akan materi yang
dipelajari. 55 Hal ini juga sejalan dengan Deklarasi UNESCO yang menyebutkan
bahwa literasi informasi dengan kemampuan untuk mengidentifikasi, menentukan,
50 CL3. 51 Hendra Kurniawan, 2018, “Pembelajaran Literasi dalam Mata Pelajaran Sejarah”, Historia vitae,
Vol 32, No. 1, Universitas Sanata Dharma, hlm. 4. 52 CL3. 53 CL6. 54 CL9. 55 CL7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
menemukan, mengevaluasi, menciptakan secara efektif dan terorganisasi,
menggunakan dan mengomunikasikan informasi untuk mengatasi berbagai
persoalan. Selain itu hal tersebut juga membuktikan bahwa pembelajaran dengan
memanfaatkan literasi itu menghadirkan empat keterampilan yaitu membaca,
menyimak, menulis dan berbicara.56
Pemanafaatan literasi dalam pembelajaran Sejarah Indonesia sangatlah
menguntungkan bagi peserta didik. Kebanyakan peserta didik lebih tertarik dan
lebih semangat dalam mengikuti pembelajaran sehingga tingkat pemahaman yang
nantinya sangat berpengaruh pada nilai peserta didik meningkat tinggi. Pemutaran
video membuat peserta didik lebih dapat mencerna tentang materi yang telah
dijelaskan oleh guru dengan menggunakan power point. Sedangkan penugasan
peserta didik dengan LKPD 2 juga berjalan dengan baik. Peserta didik menulis
hal-hal penting dari presentasi peserta didik yang lain sehingga meningkatkan
aspek afektif peserta didik. Oleh sebab itu pemanfaatan gerakan literasi sekolah
tahap pembelajaran sangatlah berpengaruh pada pemahaman, dan keaktifan
peserta didik dalam mengikuti pembelajaran.
Dilihat melalui kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan dapat dikatakan
berjalan dengan baik tetapi pelaksanakan pembelajaran literasi dalam mata
pelajaran sejarah Indonesia memiliki kelebihan dan kekurangan dalam proses
pembelajarannya yaitu:
56 Pangesti Wiedarti,. op. cit.,hlm.1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
a) Kelebihan Proses Pembelajaran Literasi dalam Mata Pelajaran Sejarah
Indonesia
Berdasarkan dari hasil penelitian, pembelajaran literasi dalam mata
pelajaran sejarah Indonesia di X Kimia SMK Negeri 2 Depok Sleman
dapat memberi kemudahan kepada peserta didik. Hal tersebut diketahui
melalui pengamatan pada peserta didik saat kegiatan pembelajaran
berlangsung. Pembelajaran literasi dalam mata pelajaran sejarah mendapat
respon positif. Peserta didik mengatakan bahwa dengan menggunakan
pembelajaran literasi pada mata pelajaran sejarah Indonesia dapat
mempermudah peserta didik untuk memahami materi yang dibahas.
Peserta didik juga merasa lebih mudah dalam mencari sumber-sumber lain
seperti internet dan buku-buku lain. Selain itu pembelajaran ini juga
menggunakan media-media seperti media power point, gambar dan video
terkait meteri yang dibahas sehingga peserta didik merasa tertarik untuk
mengikuti pelajaran sejarah Indonesia.
b) Kesulitan yang Dihadapi Peserta Didik dalam Proses Pembelajaran
Literasi dalam Mata Pelajaran Sejarah Indonesia
Berdasarkan hasil penelitian pembelajaran literasi dalam mata
pelajaran sejarah juga memiliki kendala dalam proses pembelajarannya
yaitu peserta didik merasa malas saat membaca. Hal tersebut
mengakibatkan peserta didik kesulitan dalam mencari informasi terkait
dengan materi. Awalnya guru memilih cara berkelompok untuk berdiskusi
dalam membuat produk artikel narasi dengan hasil yang baik. Namun pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
pelaksanaannya masih ada beberapa peserta didik yang tidak fokus dalam
berdiskusi dan berbicara sendiri. Dalam pelaksanaan pembelajaran literasi
ini peserta didik diperbolehkan membuka internet dengan gadget peserta
didik. Hal ini juga menimbulkan masalah baru yaitu dalam penggunakan
gadget peserta didik malah menggunakan fasilitas tersebut untuk yang lain
bukan untuk mencari sumber di internet.
c) Cara Mengatasi Kesulitan dalam Proses Pembelajaran Literasi dalam
Mata Pelajaran Sejarah Indonesia.
Berkaitan dengan kesulitan peserta didik dalam proses pembelajaran
literasi ini yaitu membaca. Dalam hal ini peserta didik maka peserta didik
akan membiasakan diri untuk membaca dan untuk memfasilitasi proses
pembelajaran literasi peserta didik diperbolehkan untuk mencari informasi
terkait dengan pembelajaran di internet.
Berkaitan masalah yang adalah penyalahgunakan fasilitas gadget
untuk mencari sumber guru berkeliling dan mengamati peserta didik dalam
mencari sumber di internet.
3. Hasil Pembelajaran Sejarah Indonesia yang Memanfaatkan Literasi.
Pembelajaran Sejarah Indonesia pada dasarnya banyak membutuhkan
kegiatan membaca, dan menghafal. Hal tersebut menjadikan mata pelajaran
Sejarah Indonesia terkesan membosankan. Guru merubah pembelajaran Sejarah
Indonesia yang terkesan membosankan menjadi menyenangkan, dan menarik
untuk dipelajari sehingga peserta didik dapat memahami materi lebih dalam. Hal
tersebut sejalan dengan pernyataan Deklarasi Praha (Unesco, 2003)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
mencanangkan pentingnya literasi informasi yaitu kemampuan untuk mencari,
memahami mengevaluasi secara kritis, dan mengelola informasi menjadi
pengetahuan yang bermanfaat untuk pengembangan kehidupan pribadinya dan
sosialnya57
Pada kesempatan kali ini guru memanfaatkan literasi dalam pembelajaran
Sejarah Indonesia. Hal tersebut dilakukan agar peserta didik tertarik untuk belajar,
tetapi pada dasarnya pemanfaatan literasi dalam pembelajaran digunakan agar
dapat mengembangkan empat keterampilan pada peserta didik yaitu keterampilan
membaca, menyimak, menulis, dan berbicara. Hal tersebut sejalan dengan
Deklarasi UNESCO yang menyebutkan bahwa literasi informasi dengan
kemampuan untuk mengidentifikasi, menentukan, menemukan, mengevaluasi,
menciptakan secara efektif dan terorganisasi, menggunakan dan
mengomunikasikan informasi dapat mengatasi berbagai persoalan.58
Pembelajaran sejarah Indonesia dengan memanfaatkan literasi akan
menghasilkan aspek-aspek dalam diri peserta didik yaitu aspek kognitif, aspek
afektif, dan aspek psikomotorik.
SMK Negeri 2 Depok sudah menggunakan GLS (Gerakan Literasi
Sekolah) dan difasilitasi dengan baik. SMK Negeri 2 Depok menggunakan
Kurikulum 2013 yang berbasis sikap, keterampilan, pengetahuan, dan keaktifan
dalam mengikuti pembelajaran. Kurikulum 2013 tidak hanya berdampak pada
peserta didik melainkan juga pada guru. Di kurikulum 2013 guru di tuntut untuk
kreatif dalam penggunaan strategi pembelajaran yang tepat. GLS (Gerakan
57 Pangesti Wiedardti,. loc. Cit..,hlm.7 58 ibid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Literasi Sekolah) cocok digunakan dalam menunjang tuntutan kurikulum 2013.
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis kompetensi dengan memperkuat
proses pembelajaran dan penilaian autentik untuk mencapai kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. 59Oleh karena itu pemanfaatan literasi pada
pembelajaran sangatlah baik dan membantu peserta didik dalam pengembangan
empat keterampilan yaitu membaca, menyimak, menulis, dan berbicara.
Meneurut wawancara langsung terhadap guru, pembelajaran sejarah
dengan memanfaatkan literasi sangat berpengaruh dalam pembelajaran dalam
membantu peserta didik memperoleh pengetahuan. Guru merasa lebih mudah
dalam menyampaikan materi karena dengan pemanfaatan media literasi misalnya,
gambar, video, dan sumber-sumber lain membuat peserta didik lebih memahami
materi yang disampaikan60
Menurut penelitian dan wawancara langsung terhadap peserta didik,
peserta didik merasa terbantu dengan pemanfaatan literasi pada pembelajaran
Sejarah.61 Hasil dari pemanfaatan literasi dalam pembelajaran dapat dilihat dari
hasil tes yang telah dilakukan pada peserta didik yang sebagian besar peserta didik
melampaui nilai KKM yang telah dilakukan sekolah. Pemanfaatan literasi pada
pembelajaran sejarah sangatlah membantu peserta didik dalam membaca, dan
menghafal materi. Hal tersebut juga membuktikan bahwa konsep belajar/gaya
belajar itu sangat berpengaruh besar terhadap pemahaman peserta didik terkait
materi yang didapat.
59 Abdul Majid., op. cit., hlm.1. 60 CL 2 61 CL10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Dalam menanggulangi minat baca yang rendah guru menggunakan power
point dan video dengan harapan peserta didik tertarik dalam mengikuti
pembelajaran dan dapat menambah pemahaman peserta didik akan materi yang
dibahas. Produk yang dihasilkan peserta didik berupa sebuah artikel narasi yang
sudah dikembangkan peserta didik dengan kekreatifan dan keterampilan dalam
mencari sumber-sumber lain melalui buku-buku lain dan internet. Produk yang
telah dihasilkan dikomunikasikan perkelompok didepan kelas. Hal tersebut
bertujuan agar peserta didik bertukar informasi satu sama lain sehingga peserta
didik akan menambah pengetahuan dan pemahamannya tentang materi yang
dibahas dan akan berimbas pada nilai peserta didik yang semakin baik. Hal
tersebut sejalan dengan teori yang ada bahwa keterampilan membaca dalam
konteks literasi merupakan keterampilan untuk memperoleh beragam pengetahuan
yang kemudian diolah secara kritis. 62Selain itu tujuan pembelajaran literasi
adalah memberi kesempatan kepada peserta didik untuk pengembangan diri dalam
aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Aspek kognitif merupakan aspek yang berkaitan dengan penalaran atau
proses berfikir yaitu mengembangkan materi. Aspek kognitif mengacu pada
kemampuan untuk mengenali, mengingat materi, dan memerlukan kedalaman
dalam berpikir. Di dalam penelitian ini aspek kognitif juga dapat terlihat dari
kemampuan dalam mengingat dan mengingat kembali materi yang disampaikan
dan dapat dilihat dengan menggunakan tes untuk menguji daya ingat dan
62 Hendra Kurniawan,2018,’’Pembelajaran Literasi dalam Mata Pelajaran Sejarah’’,Historia
vitae,Vol 32, No. 1, Universitas Sanata Dharma, hln. 4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
mengukur seberapa dalam peserta didik dalam memahami materi yang
disampaikan.
Berdasarkan tes yang telah diujikan kepada peserta didik pemanfaatan
literasi dalam pembelajaran sejarah Indonesia sangatlah bermanfaat dan
mempermudah peserta didik dalam memahami dan memperdalam
pengetahuannya terbukti dari hasil tes yang melebihi KKM. Pembelajaran dengan
memanfaatkan literasi juga sangatlah mempengaruhi daya ingat dan rasa
penasaran peserta didik tentang materi yang dibahas.
Aspek afektif juga berkembang pada diri peserta didik. Pembelajaran
Sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi membuat peserta didik tertarik
untuk mempelajari. Penayangan slide-slide power point dan video-video akan
memberi ransangan pada peserta didik dalam menyimak pembelajaran. Dalam
pembelajaran yang memanfaatkan literasi peserta didik dituntut untuk aktif dalam
mencari sumber-sumber lain melalui buku-buku lain dan internet. Selain itu
pembelajaran literasi dalam pengembangan aspek afektif peserta didik meliputi
minat, sikap, emosi dan nilai. Selain itu juga dalam pembelajaran ini rasa saling
menghargai, dan peduli akan muncul dalam diri peserta didik.
Penelitian kali ini memanfaatan literasi dalam pembelajaran berdampak
baik dalam aspek afektif. Peserta didik menjadi termotivasi dalam mengikuti
pembelajaran. Menurut kuisioner yang telah diisi oleh peserta didik bahwa
pemanfaatan literasi sangatlah berpengaruh dalam minat belajar peserta didik
sehingga pemanfaatan literasi dalam pembelajaran Sejarah Indonesia harus
berkelanjutan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Selanjutnya dalam aspek psikomotorik menurut penilaian yang telah
disiapkan untuk penilaian kelompok dalam penugasan artikel narasi juga
mendapat nilai yang tinggi. Hal tersebut juga membuktikan bahwa pemanfaatan
literasi dalam pembelajaran sejarah Indonesia juga sangat berpengaruh dalam
perkembangan aspek psikomotorik peserta didik.
Dari hasil penelitian dapat kita simpulkan bahwa pembelajaran Sejarah
Indonesia dengan memanfaatkan literasi yang dilakukan guru terbilang berhasil.
Hal tersebut dapat dibuktikan dari nilai peserta didik, minat belajar peserta didik
dan keaktifan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. Selain nilai peserta
didik yang menjadi lebih baik. Selain itu peserta didik menjadi termotivasi, dan
meningkatnya minat belajar peserta didik.
Pengimplementasikan pembelajaran sejarah Indonesia dengan
menggunakan pemanfaatan literasi harus terus dilanjutkan karena sangat
berpengaruh positif dalam minat peserta didik dan berkembangnya aspek-aspek
seperti kognitif, afektif, dan psikomotorik. Namun dalam pembelajaran literasi
dalam mata pelajaran sejarah Indonesia ini peneliti menemukan beberapa kendala
dari hasil wawancara terhardap peserta didik antara lain peserta didik merasa
malas dalam membaca, ada juga yang merasa bingung karena terlalu banyak
sumber yang dibaca. Selain itu menurut pengamatan kendala lainnya yang
ditemukan adalah beberapa peserta didik menyalahgunakan kepercayaan guru
dalam penggunakan gadget untuk mencari sumber sehingga membuang-buang
waktu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilaksanakan
di SMK Negeri 2 Depok Sleman, maka dapat ditarik kesimpulannya sebagai
berikut:
1. Perencanaan Gerakan Literasi Sekolah dalam pembelajaran Sejarah Indonesia
berbasis literasi di SMK Negeri 2 Depok Sleman sudah sangat baik. Hal
tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
peneliti. Awalnya guru mempersiapkan Rencana Pelaksanakan Pembelajaran
(RPP) sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD) yang sudah ditentukan. Guru
juga mempersiapkan bahan-bahan yang diperlukan guna menunjang
kelancaran pelaksanaan pembelajaran. Guru menyiapkan power point dan juga
mempersiapkan video mengenai materi pembelajaran. Selain itu guru juga
mempersiapkan lembar materi yang dibahas. Guru juga menyiapkan Lembar
Kerja Peserta Didik (LKPD) yang digunakan untuk penugasan kepada peserta
didik. Guru juga mempersiapkan kisi-kisi soal dan tes guna menguji
pemahaman terkait dengan materi yang disampaikan.
2. Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah dalam pembelajaran Sejarah Indonesia
bertujuan untuk mengatasi minat baca peserta didik khususnya pembelajaran
Sejarah Indonesia yang terkesan membosankan sudah terlaksana dengan baik.
Hal tersebut dapat dilihat dari telaksananya pembelajaran sesuai dengan
Rencana Pelaksanakan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat oleh guru.
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Dimulai dari kegiatan pendahuluan yaitu guru mempersiapkan laptop, speaker,
dan layar proyektor untuk mendukung kegiatan pembelajaran sementara
peserta didik menyiapkan buku dan alat tulis yang dilanjutkan dengan berdoa.
Guru memberi apersepsi pada peserta didik tentang pembelajaran minggu lalu.
Setelah itu guru masuk dalam kegiatan inti dengan guru memberikan stimulus
kepada peserta didik tentang materi yang akan dibahas dan dengan antusias
peserta didik menanggapinya. Guru memberikan teks materi tentang teori-
teori masuknya agama Islam ke Nusantara dan memberi penjelasan singkat
menggunakan PPT dan video. Dari kegiatan itu penerapan Pembelajaran
Sejarah Indonesia dengan memanfaatkan literasi dimulai. Setelah itu guru
membentuk 7 kelompok peserta didik yang ditugaskan membuat sebuah
produk berupa artikel narasi dan dipresentasikan di depan kelas guna
mengomunikasikan hasil diskusinya.
3. Hasil dari pelaksanaan gerakan literasi sekolah dalam pembelajaran Sejarah
Indonesia berjalan lancar. Pelaksanaan gerakan literasi sekolah dalam
Pembelajaran Sejarah Indonesia membantu peserta didik dalam
mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hal tersebut dapat
ditunjukkan melalui hasil tes aspek kognitif yang telah diberikan peserta didik
dengan rata-rata 80,00 dan 84,37% peserta didik telah mencapai nilai KKM
yaitu 75,00. Selain itu dalam pembelajaran sejarah Indonesia dengan
menggunakan literasi dalam aspek afektif peserta didik dapat ditunjukan dari
hasil kuesioner yang menunjukan kategori tinggi dengan rata-rata 93,75%.
Selanjutnya untuk aspek psikomotorik peserta didik dapat dilihat dari artikel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
naratif yang dinilai oleh guru menurut kreteria penilaian yaitu konsep dan
gagasan, isi, penyampaian, teknik berbicara dalam presentasi, dan kreatifitas.
Hasil dari penelitian aspek psikomotorik peserta didik mencapai rata-rata
87,14. Selain itu pelaksanaan gerakan literasi sekolah dalam pembelajaran
Sejarah Indonesia dapat meningkatkan minat baca, pemahaman, dan keaktifan
peserta didik dalam mengikuti pembelajaran sejarah Indonesia dikelas.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, maka terdapat beberapa saran
yang dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pemanfaatan literasi dalam
pembelajaran Sejarah Indonesia disekolah:
1. Bagi Sekolah penerapan GLS (Gerakan Literasi Sekolah) diharapkan dapat
ditingkatkan lagi sampai tahap pembelajaran. Penerapan Gerakan Literasi
Sekolah mendapatkan efek yang baik terhadap peserta didik. Selanjutnya
untuk sekolah diharapkan dapat menambah sumber buku untuk
mendukung terlaksaannya GLS (Gerakan Literasi Sekolah) di tahap
pembelajaran.
2. Bagi guru diharapkan dapat terus mengembangkan pembelajaran dengan
memanfaatkan literasi khususnya pembelajaran Sejarah Indonesia. Hal
tersebut dapat menjadi bahan pertimbangan karena, pemanfaatan literasi
dalam pembelajaran Sejarah Indonesia sangat berpengaruh pada tingkat
pemahaman, ketertarikan, keaktifan, dan kekreatifan peserta didik dalam
mengikuti pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
3. Bagi Peserta Didik, diharapkan untuk lebih semangat dalam mengikuti
pembelajaran Sejarah Indonesia dengan memanfaatkan literasi. Karena
dalam pemanfaatan GLS (Gerakan Literasi Sekolah) dalam Pembelajaran
Sejarah Indonesia dapat mengembangkan minat baca dan tingkat
pemahaman peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Majid. 2014. Pendekatan Ilmiah dalan Implementasi Kurikulum 2013.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Dirjendikdasmen. 2016. Deseain Induk Gerakan Literasi Sekolah. Jakarta:
Kemendikbud.
Dirjendikdasmen. 2016 .Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Menengah
Atas. Jakarta: Kemendikbud.
Hamid Darmadi. 2014. Metode Penelitian dan Sosial. Bandung: Alfabeta.
Heri Susanto. 2014. Seputar Pembelajaran Sejarah (Isu, Gagasan dan Strategi
Pembelajaran). Yogyakarta: Aswaja Presindo.
Hendra Kurniawan. 2018. Literasi dalam Pembelajaran Sejarah.Yogyakarta:
Gava Media.
Husain USMK dan Purnomo Setiadi Akbar. 2008. Metogologi penelitian social.
Jakarta: Bumi Aksara.
Lexy J. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Rosdakarya.
Nusa Putra. 2012. Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
kualitatif, dan R & D). Bandung: Alfabeta.
Wina Sanjaya. 2013. Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode, dan Prosedur.
Jakarta: Kencana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
JURNAL:
Hendra Kurniawan. 2018. “Pembelajaran Literasi dalam Mata Pelajaran Sejarah”.
Historia Vitae. Vol.32.No. 1.Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Sumber Internet:
http://anastasiakristanti.blogs.uny.ac.id/2015/09/27/pengertian-pendidikan-
menurut-kh-dewantara-dan-driyakara/. (di akses pada tanggal 9 Maret pukul
20.50)
http://mangwaskim.blogspot.com/2016/05/penjelasan-singkat-gerakan-
literasi.html. (di akses pada tanggal 9 Maret 2018 pukul 20.40)
https://octavianinur.wordpress.com/2013/11/07/defifinisi-belajar-mengajar-dan-
pembelajaran-menurut-para-ahli. (di akses pada tanggal 11 Maret 2018
pukul 20.15)
https://www.sekolahpendidikan.com/2017/02/pengertian-sejarah-lengkap-
secara.html/. (di akses pada tanggal 11 Maret 2018 pukul 20.40)
http//smknegeri2depoksleman.sch.id/visi-dan-misi.html. (di akses pada tanggal 11
Maret 2019 pukul 20.45)
https//www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/edukasi/read/2018/06/30/234754
71/tahun-ajaran-baru-sekolah-wajib-terapkan-kurikulum-2013/ (di akses
pada tanggal 11 Maret 2019 pukul 23.15)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Lampiran 1
INSTRUMEN OBSERVASI
AKTIVITAS GURU DI KELAS SECARA UMUM
Sekolah : ___________________________________________
Kelas : ___________________________________________
Jam ke : ___________________________________________
Mata pelajaran: ___________________________________________
Praktikan : ___________________________________________
Hari, tanggal : ___________________________________________
PETUNJUK:
1. Amati kegiatan pembelajaran di kelas dalam melaksanakan pembelajaran literasi!
2. Tuliskan tanda cek (√) pada kolom YA atau TIDAK sesuai keadaan yang Anda
amati!
NO BUTIR-BUTIR SASARAN YA TIDAK
1 Guru membuka pelajaran dengan salam
2 Guru mengabsen/memeriksa kehadiran peserta didik
3 Guru mempersiapkan alat yang akan digunakan dalam
proses pembelajaran
4 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai dan rencana kegiatan yang akan dilakukan
5 Guru memberi stimulus guna menghantarkan peserta
didik pada materi pembelajaran
6 Guru mengarahkan peserta didik dalam pembelajaran
literasi
7 Guru menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik
dalam pelaksanaan pembelajaran literasi
8
Guru membimbing peserta didik agar dapat
menjalankan kegiatan pembelajaran literasi dengan
baik
9 Guru membimbing peserta didik untuk mengamati
bahan ajar yang sudah di sediakan guru
10 Peserta didik diberi kesempatan membaca dan
memahami bahan ajar yang disediakan guru
11
Guru menjalankan pembelajaran literasi dengan desain
metode dan model pembelajaran yang telah dirancang
oleh guru
12
Guru menerapkan pembelajaran literasi dengan
menggunakan 4 aktivitas seperti membaca, menyimak,
menulis, dan berbicara
13 Guru menumbuhkan keceriaan dan antusiasme peserta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
didik dalam pembelajaran literasi
14 Guru melakukan evaluasi implementasi pembelajaran
literasi dalam mata pembelajaran sejarah dengan tes.
15 Guru memberikan penugasan pada peserta didik untuk
menghasilkan produk dari pembelajaran literasi
16 Merefleksikan materi pelajaran sejarah yang di dapat
dari pembelajaran literasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Lampiran 2
KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA PENELITIAN
Fokus
Penelitian Indikator Butir-butir Pertanyaan NO
Pembelajaran
sejarah yang
memanfaatkan
literasi
Pelaksanaan
pembelajaran
sejarah yang
memanfaatkan
literasi
Kelebihan proses pembelajaran
sejarah dengan memanfaatkan
pembelajaran literasi
Kesulitan yang dihadapi dalam
proses pembelajan sejarah dengan
memanfaatkan pembelajaran
literasi
Cara mengatasi kesulitan yang
dihadapi
Pemahaman yang didapatkan dalam
pelajaran sejarah dengan
memanfaatkan pembelajaran
literasi
Kesan peserta didik dalam proses
pembelajaran sejarah yang
memanfaatkan literasi
1
2
3
4
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
LAMPIRAN 3
INSTRUMEN PERTANYAAN WAWANCARA PESERTA DIDIK
1. Apa kelebihan Proses Pembelajaran Sejarah dengan memanfaatkan pembelajaran
literasi?
2. Apa kesulitan yang dihadapi dalam proses pembelajaran sejarah dengan
memanfaatkan pembelajaran literasi?
3. Bagaimana cara mengatasi kesulitan yang dihadapi?
4. Apa pemahaman yang didapatkan dalam pembelajaran literasi sejarah dengan
memanfaatkan pembelajaran literasi?
5. Apa kesan dan pesan peserta didik dalam proses pembelajaran sejarah dengan
memanfaatkan pembelajaran literasi?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
LAMPIRAN 4
INSTRUMEN PERTANYAAN WAWANCARA GURU
1. Bagaimana menurut guru tentang Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang
dicanangkan oleh pemerintah?
2. Apakah guru pernah memperoleh sosialisasi atau pelatihan mengenai Gerakan
Literasi Sekolah (GLS)?
3. Bagaimana pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di SMK Negeri 2
Depok?
4. Bagaimana tanggapan peserta didik mengenai Gerakan Literasi Sekolah (GLS)
yang dilaksanakan 15 menit sebelum proses pembelajaran dimulai?
5. Bagaimana yang guru ketahui mengenai Gerakan Literasi Sekolah (GLS) pada
tahap pembelajaran?
6. Apakah guru pernah mencoba penerapan literasi dalam pembelajaran?
7. Apakah guru pernah mencoba menerapkan literasi (media) pada pembelajaran
sejarah?
8. Apakah guru pernah memberikan tugas terkait dengan literasi?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
LAMPIRAN 5
DAFTAR NARASUMBER
Guru Mata Pelajaran Sejarah Indonesia SMK Negeri 2 Depok Sleman
1. Evi Suryanti
Peserta didik
1. Nabila Qurrotuaini
2. Syarofi Hilmi Gustianto
3. Mafazi Ghassanlia Putra
4. Kurniawan Arthur Jarnuzi
5. Riza Dwi Nugraha
6. Nery Chelaswara
7. Laila Fitriani Putri
8. Ria Rizki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Lampiran 6
CATATAN LAPANGAN 1
HASIL OBSERVASI
AKTIVITAS GURU DI KELAS SECARA UMUM
Sekolah : SMK Negeri 2 Depok
Kelas : X Kimia 4
Jam ke : 3-5
Mata pelajaran : Sejarah Indonesia
Praktikan : Senna Dony Prabowo
Hari, tanggal : Rabu, 10 Oktober 2018
PETUNJUK:
3. Amati kegiatan pembelajaran di kelas dalam melaksanakan pembelajaran literasi!
4. Tuliskan tanda cek (√) pada kolom YA atau TIDAK sesuai keadaan yang Anda
amati!
NO BUTIR-BUTIR SASARAN YA TIDAK
1 Guru membuka pelajaran dengan salam V
2 Guru mengabsen/memeriksa kehadiran peserta didik V
3 Guru mempersiapkan alat yang akan digunakan dalam
proses pembelajaran
V
4 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai dan rencana kegiatan yang akan dilakukan
V
5 Guru memberi stimulus guna menghantarkan peserta
didik pada materi pembelajaran
V
6 Guru mengarahkan peserta didik dalam pembelajaran
literasi
V
7 Guru menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik
dalam pelaksanaan pembelajaran literasi
V
8
Guru membimbing peserta didik agar dapat
menjalankan kegiatan pembelajaran literasi dengan
baik
V
9 Guru membimbing peserta didik untuk mengamati
bahan ajar yang sudah di sediakan guru
V
10 Peserta didik diberi kesempatan membaca dan
memahami bahan ajar yang disediakan guru
V
11
Guru menjalankan pembelajaran literasi dengan desain
metode dan model pembelajaran yang telah dirancang
oleh guru
V
12
Guru menerapkan pembelajaran literasi dengan
menggunakan 4 aktivitas seperti membaca, menyimak,
menulis, dan berbicara
V
13 Guru menumbuhkan keceriaan dan antusiasme peserta V
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
didik dalam pembelajaran literasi
14 Guru melakukan evaluasi implementasi pembelajaran
literasi dalam mata pembelajaran sejarah dengan tes.
V
15 Guru memberikan penugasan pada peserta didik untuk
menghasilkan produk dari pembelajaran literasi
V
16 Merefleksikan materi pelajaran sejarah yang di dapat
dari pembelajaran literasi
V
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Lampiran 7
CATATAN LAPANGAN 2
WAWANCARA GURU
Topik/Judul : Pembelajaran Literasi Dalam Mata Pelajaran Sejarah di Depok
Sleman
Peneliti : Senna Dony Prabowo
Informan : Evi Suryanti
Waktu : 17 Oktober 2018
Keterangan:
P: Peneliti
I : Informan
P: Bagaimana menurut guru tentang Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang
dicanangkan oleh pemerintah?
I: Menurut saya, Gerakan Literasi Sekolah itu sangat bagus terutama untuk anak-
anak peserta didik karena itu sangat menunjang dalam pembelajaran untuk lebih
memacu dalam memperbaiki ilmunya dan untuk memperoleh pengetahuan yang
cukup melalui buku-buku yang telah dibaca peserta didik.
P: Apakah guru pernah memperoleh sosialisasi atau pelatihan mengenai Gerakab
Literasi Sekolah (GLS)?
I: saya pernah mendapat sosialisasi tentang Gerakan Literasi Sekolah itu, beserta
dengan pelatihannya saat itu di auditorium dengan salah satu lembaga dari
provinsi.
P: Bagaimana pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di SMK Negeri 2
Depok?
I: Gerakan Literasi Sekolah di SMK Negeri 2 Depok itu sangat baik dan bagus dalam
perkembangannya, terlihat ada pojok-pojok membaca disetiap sudut Kelas
membaca untuk memfasilitasi Gerakan Literasi Sekolah, dan digunakan suapaya
peserta didik mendapat wawasan luas, karena dengan membaca buku juga peserta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
didik menjadi lebih pandai. Ada juga mading-mading yang ditempel di dinding-
dinding sekolah itu juga merupakan wujud dari Gerakan Literasi Sekolah.di setiap
hari sabtu di SMK Negeri 2 Depok diadakan lomba seperti membuat
Cerpen,artikel untuk anak-anak.
P: Bagaimana tanggapan anda mengenai Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang
dilaksanakan 15 menit sebelum proses pembelajaran dimulai?
I: Sangatlah baik, kegiatan itu. Disetiap sebelum memulai pelajaran saya bimbing
untuk membaca dulu paling tidak 15 menit, setelah itu mereka kita ajak untuk
berdiskusi disitu proses diskusi akan lebih lancar, karena sebelumnya anak anak
sudah di bekali ilmu karena telah membaca buku tersebut dahulu sebelum diskusi.
P: Bagaimana yang guru ketahui mengenai Gerakan Literasi Sekolah (GLS) pada
tahap pembelajaran?
I: Sudah dilakukan, setiap pembelajaran peserta didik saya wajibkan untuk membaca
dahulu.
P: Apakah guru pernah mencoba penerapan literasi dalam pembelajaran?
I: Sudah, dan sampai sekarang belum menemui kesulitan-kesulitan.Gerakan Literasi
Sekolah itu sangat membantu peserta didik dalam pembelajaran sejarah, dalam
penulisan sejarah peserta didik akan lebih mendalam dan menguasi materi. Karena
dengan kegiatan membaca dan mencari buku-buku dan sumber lain untuk
menunjang materi tersebut.
P: Apakah guru pernah mencoba menerapkan literasi (media) pada pembelajaran
sejarah?
I: Tidak hanya dengan menggunakan buku, tetapi saya menggunakan Power
point,video, selain itu siswa saya bimbing untuk ke perpustakaan dan juga ada
pembelajaran diluar kelas yang akan di selenggarakan di bulan November kita
akan mengunjungi situs dan museum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Analisis
Dalam wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa gerakan literasi
sangat berpengaruh dalam menunjang pelaksanaan pembelajaran sejarah.
Pelaksanaan gerakan literasi sekolah di SMK Negeri 2 Depok berkembang dengan
baik terlihat dari adanya pojok membaca untuk memfalitasi Gerakan Literasi
Sekolah. Guru juga sudah mencoba menerapkan pembelajaran literasi dalam mata
pelajaran sejarah dan mendapat hasil yang positif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Lampiran 8
CATATAN LAPANGAN 3
WAWANCARA PESERTA DIDIK
Topik/Judul : Pembelajaran Literasi Dalam Mata Pelajaran Sejarah di Depok
Sleman
Peneliti : Senna Dony Prabowo
Informan : Nabila Qurrotuaini
Waktu : 17 Oktober 2018
Keterangan:
P: Peneliti
I : Informan
P: Apa kelebihan Proses Pembelajaran Sejarah dengan memanfaatkan
pembelajaran literasi?
I: Menurut saya menguntungkan, peserta didik akan lebih aktif dalam
pembelajaran, lebih bisa mengandalkan apa yang mereka punya misalnya,
buku, Internet, dll.
P: Apa kesulitan yang dihadapi dalam proses pembelajaran sejarah dengan
memanfaatkan pembelajaran literasi ?
I: Terkadang ada misalnya, tidak menemukan jawabannya dan harus mencari di
sumber-sumber lain.
P: Bagaimana cara mengatasi kesulitan yang dihadapi?
I: menurut saya cara mengatasi kesulitan dalam menerapkan Gerakan Literasi
kita tidak boleh males membaca, harus teliti, dan harus mencintai membaca
agar tidak menyulitkan diri sendiri
P: Apa pemahaman yang didapatkan dalam pembelajaran sejarah dengan
memanfaatkan pembelajaran literasi?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
I: Menurut saya banyak keuntungan yang didapat, pada dasarnya sejarah itu
memerlukan literasi. Oleh sebab itu maka Gerakan Literasi Sekolah dalam
pembelajaran itu sangatlah menguntungkan.
P: Apa kesan dan pesan peserta didik dalam proses pembelajaran sejarah dengan
memanfaatkan pembelajaran literasi ?
I: Kesannya Seru, lebih tertata, memudahkan untuk pembelajaran dan memahami
materi.
Analisis
Dalam wawancara tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa proses
pembelajaran dengan memanfaatkan literasi sangat baik dilakukan. Peseerta didik
menjadi lebih aktif dalam pembelajaran dan dapat memanfaatkan fasilitas seperti
internet dan buku-buku lain sebagai sumber belajar, sehingga peserta didik mudah
dalam memperoleh informasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Lampiran 9
CATATAN LAPANGAN 4
WAWANCARA PESERTA DIDIK
Topik/Judul : Pembelajaran Literasi Dalam Mata Pelajaran Sejarah di Depok
Sleman
Peneliti : Senna Dony Prabowo
Informan : Syarofi Hilmi Gustianto
Waktu : 17 Oktober 2018
Keterangan:
P: Peneliti
I : Informan
P: Apa kelebihan Proses Pembelajaran Sejarah dengan memanfaatkan
pembelajaran literasi?
I: Kelebihannya, memudahkan peserta didik agar rajin membaca, dan dapat
mengetahui lebih detail tentang sejarah misalnya, bagaimana sejarah tentang
kerajaan di Indonesia, dan bagaimana perkembangannya.
P: Apa kesulitan yang dihadapi dalam proses pembelajaran sejarah dengan
memanfaatkan pembelajaran literasi?
I: Sebenarnya saya menemukan kesulitannya, pertama sering membuat bosan
jika hanya membaca tulisan, tetapi saya sangat apresiasi kemarin juga
menggunakan video dan gambar.
P: Bagaimana cara mengatasi kesulitan yang dihadapi?
I: Menurut saya dengan meningkatkan rajin membaca dan belajar agar dapat
mengerti pelajaran yang dibahas.
P: Apa pemahaman yang didapatkan dalam pembelajaran sejarah dengan
memanfaatkan pembelajaran literasi ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
I: Lebih paham, dengan membaca kita dapat mengulang kata dan menghafalkan
dengan sendirinya sehingga pemahammnya lebih mendalam dengan
pembelajaran literasi.
P: Apa kesan dan pesan peserta didik dalam proses pembelajaran sejarah dengan
memanfaatkan pembelajaran literasi ?
I: Cukup menarik, dan bagus, terdapat video, diskusi, enaklah pokoknya.
Analisis
Dilihat dari hasil wawancara diatas menunjukan bahwa pelajaran sejarah
dengan memanfaatkan pembelajaran literasi mudah dipahami karena penggunakan
media seperti gambar dan video membuat peserta didik lebih tertarik dan dapat
memahami lebih dalam terkait materi yang disampaikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Lampiran 10
CATATAN LAPANGAN 5
WAWANCARA PESERTA DIDIK
Topik/Judul : Pembelajaran Literasi Dalam Mata Pelajaran Sejarah di Depok
Sleman
Peneliti : Senna Dony Prabowo
Informan : Mafazi Ghassanlia Putra
Waktu : 17 Oktober 2018
Keterangan:
P: Peneliti
I : Informan
P: Apa kelebihan Proses Pembelajaran Sejarah dengan memanfaatkan
pembelajaran literasi ?
I: Menurut saya, dalam pembelajaran menjadi lebih baik dan terbuka karena
dengan membaca tulisan itu akan lebih banyak materinya dari pada yang telah
dijelaskan oleh guru.
P: Apa kesulitan yang dihadapi dalam proses pembelajaran sejarah dengan
memanfaatkan pembelajaran literasi ?
I: Menurut saya kesulitannya itu karena malas dan belum terbiasa membaca.
P: Bagaimana cara mengatasi kesulitan yang dihadapi?
I: Cara mengatasinya kesulitan yang dihadapi dengan membiasakan diri untuk
membaca
P: Apa pemahaman yang didapatkan dalam pembelajaran sejarah dengan
memanfaatkan pembelajaran literasi ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
I: menurut saya dengan menggunakan pembelajaran literasi saya lebih paham
karena saya membaca dengan sendiri dan saya dapat memahami dengan cara
saya sendiri.
P: Apa kesan dan pesan peserta didik dalam proses pembelajaran sejarah dengan
memanfaatkan pembelajaran literasi ?
I: Menurut saya guru sebaiknya lebih menekankan 15 menit sebelum pelajaran
untuk membaca supaya peserta didik dapat terbiasa membaca.
Analisis
Menurut hasil wawancara pada peserta didik menunjukan bahwa
pembelajaran literasi dapat membantu peserta didik untuk mencari sumber. Tetapi
peseta didik juga merasa malas untuk membaca. Penggunaan pembelajaran literasi
dalam mata pelajaran sejarah Indonesia membuat peserta didik lebih tertarik dan
memudahkan peserta didik untuk memahami materi yang dibahas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Lampiran 11
CATATAN LAPANGAN 6
WAWANCARA PESERTA DIDIK
Topik/Judul : Pembelajaran Literasi Dalam Mata Pelajaran Sejarah di Depok
Sleman
Peneliti : Senna Dony Prabowo
Informan : Kurniawan Arthur Jarnuzi
Waktu : 17 Oktober 2018
Keterangan:
P: Peneliti
I : Informan
P: Apa kelebihan Proses Pembelajaran Sejarah dengan memanfaatkan
pembelajaran literasi ?
I: Kelebihannya, materinya jadi mudah dipahami.
P: Apa kesulitan yang dihadapi dalam proses pembelajaran sejarah dengan
memanfaatkan pembelajaran literasi ?
I: Kesulitan yang dihadapi itu karena saya sendiri sering malas untuk membaca.
P: Bagaimana cara mengatasi kesulitan yang dihadapi?
I: Saya akan lebih semangat lagi
P: Apa pemahaman yang didapatkan dalam pembelajaran sejarah dengan
memanfaatkan pembelajaran literasi?
I: Karena mungkin saya sendiri yang malas membaca jadi saya kurang
memahami pembelajaran sejarah dengan menggunakan pembelajaran literasi.
P: Apa kesan dan pesan peserta didik dalam proses pembelajaran sejarah dengan
memanfaatkan pembelajaran literasi ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
I: Pembelajran sejarah dengan memanfaatkan pembelajaran literasi dibuat
semenarik mungkin.
Analisis
Menurut hasil wawancara peserta didik menyatakan bahwa kesulitan dari
pembelajaran adalah kurangnya minat baca peserta didik. Tetapi peserta didik
juga memberi saran agar pembelajaran literasi dalam mata pelajaran sejarah harus
dibuat semenarik mungkin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Lampiran 12
CATATAN LAPANGAN 7
WAWANCARA PESERTA DIDIK
Topik/Judul : Pembelajaran Literasi Dalam Mata Pe lajaran Sejarah di Depok
Sleman
Peneliti : Senna Dony Prabowo
Informan : Riza Dwi Nugraha
Waktu : 17 Oktober 2018
Keterangan:
P: Peneliti
I : Informan
P: Apa kelebihan Proses Pembelajaran Sejarah dengan memanfaatkan
pembelajaran literasi ?
I: Menurut saya, lebih menyenangkan, karena bisa lebih memahami tentang
pembahasannya.
P: Apa kesulitan yang dihadapi dalam proses pembelajaran sejarah dengan
memanfaatkan pembelajaran literasi ?
I: Sering malas membaca karena mungkin terdapat banyak tulisan saja.
P: Bagaimana cara mengatasi kesulitan yang dihadapi?
I: Lebih sering untuk latian membaca agar lebih terbiasa dalam membaca.
P: Apa pemahaman yang didapatkan dalam pembelajaran sejarah dengan
memanfaatkan pembelajaran literasi ?
I: Menurut saya, akan lebih dapat memahami pembelajaran.
P: Apa kesan dan pesan peserta didik dalam proses pembelajaran sejarah dengan
memanfaatkan pembelajaran literasi ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
I: Menurut saya, baiknya guru sering untuk mempraktikkan literasi saat
pelajarannya agar peserta didik lebih terbiasa.
Analisis
Dilihat dari hasil wawancara diatas menunjukan bahwa pelajaran sejarah
dengan memanfaatkan pembelajaran literasi terasa lebih menyenangkan karena
peserta didik merasa lebih mudah memahami terkait materi yang dibahas. Peserta
didik memberi saran agar pembelajaran literasi dalam mata pelajaran sejarah
Indonesia harus tetap dilakukan sehingga peserta didik lebih terbiasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Lampiran 13
CATATAN LAPANGAN 8
WAWANCARA PESERTA DIDIK
Topik/Judul : Pembelajaran Literasi Dalam Mata Pelajaran Sejarah di Depok
Sleman
Peneliti : Senna Dony Prabowo
Informan : Nery Chelaswara
Waktu : 17 Oktober 2018
Keterangan :
P: Peneliti
I : Informan
P: Apa kelebihan Proses Pembelajaran Sejarah dengan memanfaatkan
pembelajaran literasi ?
I: Menurut saya, dengan pembelajaran literasi siswa lebih memahami materi.
dan lebih bermanfaat.
P: Apa kesulitan yang dihadapi dalam proses pembelajaran sejarah dengan
memanfaatkan pembelajaran literasi?
I: Ada, karena literasi juga harus membaca dan bacaan dalam mata pelajaran
sejarah itu sangat banyak, tetapi akan lebih tertarik dengan menggunakan
video dan gambar.
P: Bagaimana cara mengatasi kesulitan yang dihadapi?
I: Menurut saya, dengan cara kita lebih banyak membaca sehingga terbiasa
dengan membaca.
P: Apa pemahaman yang didapatkan dalam pembelajaran sejarah dengan
memanfaatkan pembelajaran literasi ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
I: Menurut saya, dengan menambahkan gambar dan video akan menambah
pemahaman saya.
P: Apa kesan dan pesan peserta didik dalam proses pembelajaran sejarah dengan
memanfaatkan pembelajaran literasi ?
I: Menurut saya guru lebih baik melanjutkan penerapan literasi dan menerangkan
dengan bantuan video dan gambar.
Analisis
Menurut wawancara diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
pembelajaran seajarah dengan menggunakan video dan gambar membuat peserta
didik lebih tertarik dalam mengikuti pembelajaran. Pembelajaran literasi dalam
mata pelajaran sejarah tetap dilanjutkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Lampiran 14
CATATAN LAPANGAN 9
WAWANCARA PESERTA DIDIK
Topik/Judul : Pembelajaran Literasi Dalam Mata Pelajaran Sejarah di Depok
Sleman
Peneliti : Senna Dony Prabowo
Informan : Laila Fitriani Putri
Waktu : 17 Oktober 2018
Keterangan :
P: Peneliti
I : Informan
P: Apa kelebihan Proses Pembelajaran Sejarah dengan memanfaatkan
pembelajaran literasi ?
I: Menurut saya, dengan memberikan video dalam membahas materi membuat
saya lebih tertarik dalam mengikuti pelajaran.
P: Apa kesulitan yang dihadapi dalam proses pembelajaran sejarah dengan
memanfaatkan pembelajaran literasi ?
I: Saya malas membaca, tetapi , mungkin dengan menggunakan gambar dan
video saya akan lebih dapat memahami dan tetap tertarik dalam mengikuti
pembelajaran.
P: Bagaimana cara mengatasi kesulitan yang dihadapi?
I: Guru memperbanyak video dan gambar untuk pembelajaran
P: Apa pemahaman yang didapatkan dalam pembelajaran sejarah dengan
memanfaatkan pembelajaran literasi ?
I: Menurut saya dengan menggunakan literasi dalam pembelajaran sejarah maka
akan membuat peserta didik untuk tertarik dalam mengikuti pembelajaran,
sehingga peserta didik juga akan menambah pemahamannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
P: Apa kesan dan pesan peserta didik dalam proses pembelajaran sejarah dengan
memanfaatkan pembelajaran literasi ?
I: Sebaiknya guru menerapkan Gerakan Literasi dalam pembelajaran sejarah.
Analisis
Hasil wawancara di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa mengantisipasi
kebosanan dalam membaca dapat dilakukannya proses penggantian media. Tidak
semua murid mempunyai minat yang tinggi terhadap membaca, dengan keadaan
tersebut tindakan guru sangat berpengaruh dalam pengembangan minat baca
peserta didik. Guru dapat mengganti media atau proses literasi dengan
membumbuhi media gambar ataupun video yang bersifat inspiratif untuk
meningkatkan minat baca siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Lampiran 15
CATATAN LAPANGAN 10
WAWANCARA PESERTA DIDIK
Topik/Judul : Pembelajaran Literasi Dalam Mata Pelajaran Sejarah di Depok
Sleman
Peneliti : Senna Dony Prabowo
Informan : Ria Rizki
Waktu : 17 Oktober 2018
Keterangan :
P: Peneliti
I : Informan
P: Apa kelebihan Proses Pembelajaran Sejarah dengan memanfaatkan
pembelajaran literasi?
I: Menurut saya, kelebihannya memudahkan untuk menangkap materi, tidak
membuat bosan, lebih menarik, dan mudah diingat sehingga sangat cocok
untuk pembelajaran sejarah yang mempunyai banyak materi dan kegiatan
membaca.
P: Apa kesulitan yang dihadapi dalam proses pembelajaran sejarah dengan
memanfaatkan pembelajaran literasi ?
I: Mungkin hanya karena keadaan kelas yang ramai, atau mungkin muncul rasa
malas dalam diri sendiri, dan mengantuk.
P: Bagaimana cara mengatasi kesulitan yang dihadapi?
I: Membuat pembelajaran literasi semenarik mungkin dengan menampilkan
video,dan gambar sehingga pembelajaran tidak membosankan.
P: Apa pemahaman yang didapatkan dalam pembelajaran sejarah dengan
memanfaatkan pembelajaran literasi ?
I: Iya, sangat membantu dalam pembelajaran sejarah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
P: Apa kesan dan pesan peserta didik dalam proses pembelajaran sejarah dengan
memanfaatkan pembelajaran literasi?
I: Sebaiknya dengan tetap menggunakan pembelajaran literasi, agar dapat
membantu peserta didik memahami materi
Analisis :
Kegiatan membaca yang cenderung membosankan mempengaruhi sifat
dan minat peserta didik dalam pembelajaran sejarah. Oleh karena itu, peserta didik
mengharapkan guru menyisipkan sebuah media untuk membangun minat baca
mereka. Dengan penambahan media visualisasi disaat kegiatan literasi dapat
mengimbangi potensi siswa untuk lebih menaruh minat bacanya untuk
pembelajaran sejarah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 16
SILABUS MATA PELAJARAN
Nama Sekolah : SMK Negeri 2 Depok
Bidang Keahlian : Semua Bidang Keahlian
Kompetensi Keahlian : Semua Kompetensi Keahlian
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
Semester : 1 (Satu)
Kompetensi Inti :
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianut. Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran ,damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai
dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga,sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan
regional, dan kawasan internasional.
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
KI-3: Memahami, menerapkan,dan menganalis pengetahuan factual ,konseptual, procedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, tekniologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI-4: mengelola, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya
di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
Kompetensi
Materi Pokok Alokasi
Waktu
(JP)
Kegiatan Pembelajaran Penilaian
3.4 Menganalisis
berbagai teori
tentang proses
masuknya agama
dan kebudayaan
Islam serta
pengaruhnya
terhadap
kehidupan
masyarakat
Indonesia
(ekonomi,
pemerintahan,
budaya).
3.4.1 Menjelaskan teori-
teori masuknya
agama dan
kebudayaan Islam
ke Indonesia
3.4.2 Menjelaskan
perkembangan
kehidupan
masyarakat,
pemerintahan dan
budaya pada masa
kerajaan kerajaan
Islam di Indonesia.
3.4.3 Menjelaskan
pengaruh-penagruh
Zaman
Kerajaan-
kerajaan
Islam di
Indonesia
Kedatangan
Islam di
Nusantara
Islam
Masuk
Istana Raja
Akulturasi
dan
Perkemban
6JP Mengidentifikasi teori-teori
masuknya agama dan
kebudayaan Islam di Indonesia
lewat PPT dan Video
Membaca teks teori-teori
masuknya agama Islam ke
Indonesia
Menyimak teks narasi tentang
kerajaan-kerajaan Islam di
Indonesia sebagai bahan
diskusi
Mengumpulkan informasi
terkait dengan masuknya
agama Islam dan kerajaan-
Pengetahuan
Tes tertulis
Keterampilan
Penilaian unjuk
Kerja
Observasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
4.4 Menyajikan
hasil analisis
berbagai teori
tentang proses
masuknya agama
dan kebudayaan
Islam serta
pengaruhnya
terhadap kehidupan
masyarakat
Indonesia (ekonomi,
pemerintahan,
budaya)
kebudayaan Islam
di Indonesia
(ekonomi,
pemerintahan, dan
budaya)
4.4.1 Menyajikan hasil
penalaran dalam
bentuk artikel
narasi tentang
proses masuknya
agama dan
kebudayaan Islam
serta pengaruh
kehidupan
masyarakat
Indonesia
(ekonomi,
pemerintahan,
budaya)
ga Budaya
Islam
kerajaan Islam di Indonesia
beserta perkembangan budaya
Islam.
Menyajikan informasi dalam
bentuk laporan tertulis tentang
teori masuknya agama Islam
dan kebudayaan Islam serta
perkembangan kepemerintahan
Islam saat itu dengan contoh
dan bukti-bukti yang ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 17
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMK NEGERI 2 DEPOK
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
Kelas/Semester : X/1
Materi pokok : Islamisasi dan Silang Budaya di Nusantara
Alokasi Waktu : 6X45 Menit
A. Kompetensi Inti
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianut. Menghayati dan
Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran ,damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif
dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di
lingkungan, keluarga,sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar,
bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional.
KI-3: Memahami, menerapkan,dan menganalis pengetahuan factual
,konseptual, procedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, tekniologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
KI-4: mengelola, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator
3.4 Menganalisis berbagai teori
tentang proses masuknya agama
dan kebudayaan Islam serta
pengaruhnya terhadap kehidupan
masyarakat Indonesia (ekonomi,
pemerintahan, budaya).
3.4.1.Menjelaskan teori-teori masuknya
agama dan kebudayaan Islam ke
Indonesia
3.4.2.Menjelaskan perkembangan
kehidupan masyarakat,
pemerintahan dan budaya pada
masa kerajaan kerajaan Islam di
Indonesia.
3.4.3.Menjelaskan pengaruh-penagruh
kebudayaan Islam di Indonesia
(ekonomi, pemerintahan, dan
budaya)
4.4 Menyajikan hasil analisis berbagai
teori tentang proses masuknya
agama dan kebudayaan Islam
serta pengaruhnya terhadap
kehidupan masyarakat Indonesia
(ekonomi, pemerintahan, budaya)
4.4.1 Menyajikan hasil penalaran dalam
bentuk artikel narasi tentang
proses masuknya agama dan
kebudayaan Islam serta pengaruh
kehidupan masyarakat Indonesia
(ekonomi, pemerintahan, budaya)
C.Tujuan Pembelajaran
Melalui model pembelajaran koperatif tipe STAD siswa dapat menganalisis
berbagai teori tentang proses masuknya agama dan kebudayaan Islam serta
pengaruhnya terhadap kehidupan masyarakat Indonesia (ekonomi, pemerintahan,
budaya) dan dapat menyajikan hasil analisis berbagai teori tentang proses
masuknya agama dan kebudayaan Islam serta pengaruhnya terhadap kehidupan
masyarakat Indonesia (ekonomi, pemerintahan, budaya), serta siswa diharapkan
dapat menumbuhkan sikap literat.
D. Materi Pembelajaran
Zaman Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia
Kedatangan Islam di Nusantara
Islam Masuk Istana Raja
Akulturasi dan Perkembanga Budaya Islam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
E. Pendekatan/Model/Metode Pembelajaran
1. Pendekatan pembelajaran : Student Center Learnin
2. Model : Cooperative Learning tipe Student Teams
Achievement Division (STAD)
3. Metode : Ceramah, Tanya Jawab, Diskusi, Tugas.
F. Media Pembelajaran
Alat/Bahan:
PPT
Teks narasi tentang kerajaan Islam di Nusantara
Video tentang Sejarah singkat proses masuknya agama Islam ke
Nusantara
LCD
Laptop
LKPD
G. Sumber Belajar:
Buku : Lilik Harisuprihanto.Modul Pengayaan Sejarah Indonesia
untuk SMK/MAK Kelas X.Jakarta: CV Graha Pustaka.
Internet: http://knowledge-univ.blogspot.com/2012/01/ringkasan-
singkat-kerajaan-islam-di.html?m=1
H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
KEGIATAN URAIAN KEGIATAN SINTAK MODEL
PEMBELAJARAN
ALOKASI
WAKTU
Pendahuluan 1. Guru melakukan
pembukaan dengan sapaan,
salam dan dilanjutkan
dengan doa sebelum
memulai pembelajaran
2. Peserta didik menyiapkan
diri untuk mengikuti
pembelajaran
3. Peserta didik menyiapkan
buku sumber dan sumber
belajar lainnya
4. Guru memberikan
apersepsi kepada peserta
didik tentang materi yang
sudah dipelajari pada
pertemuan sebelumnya
Orientasi
Apersepsi
20 Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
5. Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran terkait
dengan materi kepada
peserta didik.
Motivasi
Inti Melihat
1. Menayangkan PPT terkait
dengan pembelajaran
Mengamati
1. Guru memberi penjelasan
singkat dengan
menggunakan PPT dan
video tentang masuknya
Islam ke Nusantara dan
kerajaan-kerajaan Islam
yang ada di Nusantara.
2. Guru membagikan teks
materi tentang teori-teori
masuknya agama Islam ke
Nusantara.
3. Peserta didik menyimak
PPT, video,dan materi
tentang teori-teori
masuknya agama Islam
dan kerajaan-kerajaan
Islam.
Menanya
1. Guru memberikan
kesempatan bertanya
kepada peserta didik terkait
tentang materi yang kurang
dipahami.
2. Guru memberi penguatan
kepada siswa tentang
materi yang telah
disampaikan.
Mengumpulkan Data
1. Guru membagi peserta
didik menjadi 7 kelompok
kecil yang heterogen.
2. Guru membagikan teks
narasi atau bahan diskusi
yang berbeda tentang
sejarah singkat kerajaan-
Stimulation
(Stimulasi /
Pemberian
rangsangangan)
1. Pemberian
motivasi dan
rangsangan
untuk
memusatkan
peserta didik
Problem
Statemen
(Pertanyaan/iden
tifikasi masalah)
1. Pengajuan
pertanyaan
terkait dengan
materi
Data Collection
(Pengumpulan
data)
1. Dalam
kelompok
100
Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
kerajaan Islam di
Nusantara yaitu, Kerajaan
Samudra Pasai, Kerajaan
Aceh, Kerajaan Demak,
Kerajaan Mataram Islam,
Kerajaan Banten,
Kerajaam Gowa-Tallo,
Kerajaan Ternate dan
Tidore yang nantinya akan
di kembangkan dengan
mencari informasi di
sumber-sumber lain,
contohnya seperti di buku-
buku lain dan internet
untuk menghasilkan
sebuah artikel narasi.
3. Melaui studi literasi/studi
pustaka internet peserta
didik mengumpulkan
informasi mengenai
sejarah kerajaan Islam di
Nusantara.
Mengolah data
1. Secara berkelompok
peserta didik mengolah
data dengan berdiskusi
tentang topik-topik yang
telah diberikan guru untuk
masing masing kelompok
yang nantinya akan
menghasilkan sebuah
artikel narasi baru sesuai
topik yang diberikan.
peserta didik
melakukan
kegiatan literasi
membaca
berbagai
referensi dan
berbagai sumber
untuk
menambah
pengetahuan
Data Prosessing
(Pengolahan
Data)
1. Dalam
kelompok
peserta did ik
berdiskusi
tentang topik
yang telah
ditentukan dan
membuat sebuah
Artikel Narasi
Penutup 1. Guru memberikan tugas
untuk melanjutkan
pembuatan artikel baru
yang telah ditambah
dengan sumber-sumber
lain peserta didik untuk
pertemuan berikutnya
2. Guru menutup
pembelajaran dengan
salam.
15 Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Pertemuan ke-2
KEGIATIAN URAIAN KEGIATAN SINTAK MODEL
PEMBELAJARAN
ALOKASI
WAKTU
Pendahuluan 1. Guru membuka
pembelajaran dengan
sapaan dan salam
2. Peserta didik menjawab
sapaan dan salam
3. Guru melakukan
apresepsi kepada peserta
didik terkait materi
sebelumnya
4. Guru menyiapkan peserta
didik untuk mengikuti
kegiatan pembelajaran
Orientasi
Apersepsi
20 Menit
Inti Mengomunikasikan
1. Setiap kelompok
mengomunikasikan hasil
diskusinya dengan
mempresentasikan Artikel
narasi yang telah
ditugaskan di pertemuan
sebelumnya.
2. Peserta didik menyimak
dan mengumpulkan
informasi melalui LKPD
(Lembar Kerja Peserta
Didik) yang telah
diberikan guru
3. Guru memberikan soal
pilihan ganda guna
mengukur pemahaman
peserta didik
4. Peserta didik
mengerjakan LKPD
(Lembar Kerja Peserta
Didik) yang telah
diberikan guru
Verification
1. Pengumpulan
informasi untuk
menambah
keluasan dan
kedalaman
pemahaman materi
Generalization
(menarik
Kesimpulan)
1. Menarik
kesimpulan dari
presentasi
kelompok.
100 Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Penutup 1. Guru bersama dengan
murid menyimpulkan
tentang materi yang di
bahas.
2. Peserta didik
mengumpulkan Narasi,
LKPD (Lembar Kerja
Peserta Didik)dan soal
pilihan ganda yang telah
dikerjakan
3. Guru menutup
Pembelajaran
Generalization
(menarik
Kesimpulan)
15 menit
I. Instrumen Penilaian hasil Belajar
Teknik penilaian
1. Penilaian Sikap : Penilaian Diri
2. Penilaian pengetahuan : Tes tertulis
3. Penilaian Keterampilan : Penugasan Artikel narasi
Bentuk Penilaian
1. Penilaian Sikap : Kusioner minat berliterasi
2. Penilaian Pengetahuan : Soal pilihan ganda
3. Penilaian Keterampilan : Rubrik Artikel narasi
Yogyakarta, 30 September,2018
Guru Mata Pelajaran
Senna Dony Prabowo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
NO Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Tingkat
Kesulitan
Bentuk
Soal
No
Soal
Kunci
Jawaban
1 2 3 4 5 6 7 8
1. 3.4. Menganalisis
berbagai teori
tentang proses
masuknya
agama dan
kebudayaan
Islam serta
pengaruhnya
terhadap
kehidupan
masyarakat
Indonesia
(ekonomi,
pemerintahan,
budaya).
1. Kedatangan
Islam dan
teori-teori
masuknya
Islam ke
Nusantara
Menunjukan Jalur penyebaran agama
Islam
C1 PG 1 B
2. Mengidentifikasi peranan para pedagang
yang datang ke Indonesia
C1 PG 2 C
3. Mengklasifikasikan Faktor penyebab Islam
dapat berkembang cepat di Indonesia
C3 PG 3 D
4. Mengidentifikasi tokoh yang menyebutkan
Islam masuk ke Nusantara pada abad ke-
13
C1 PG 4 E
5. Mengidentifikasikan cara penyebaran
Islam di Indonesia
C1 PG 5 B
6. Mengklasifikasikan jalur Islam masuk ke
Indonesia
C3 PG 6 E
7. 2. Islam Masuk
Istana Raja
Menemukan latar belakang berdirinya
Kerajaan Samudra Pasai
C4 PG 7 B
8. Mengidentifikasi kerajaan kerajaan di
Indonesia
C1 PG 8 C
9. Mengklasifikasikan faktor pendukung
perkembangan Kerajaan
Samudra Pasai
C3 PG 9 B
10. Mengidentifikasi pusat masuknya Islam di
Maluku
C1 PG 10 A
11. Mengidentifikasi tujuan kedatangan
Bangsa Portugis ke Maluku
C4 PG 11 B
12. Mengklasifikasikan Sejarah Kerajaan C3 PG 12 D
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Samudra Pasai
13. Mengidentifikasi kerajaan-kerajaan berada
di bawah Kerajaan Gowa-Tallo
C1 PG 13 B
14. Menemukan isi dari perjanjian Giyanti
yang terjadi di Kerajaan Mataram
C4 PG 14 A
15. Mengidentifikasi faktor penyebab
runtuhnya kerajaan aceh
C4 PG 15 B
16. 3. Akulturasi
dan
Perkembang
an Budaya
Islam
Menunjukan bukti spesifik Kerajaan
Mataram di Pulau Jawa
C1 PG 16 E
17. Menunjukan peninggalan dari Kerajaan
Gowa-Tallo
C1 PG 17 C
18. Mengklasifikasikan ciri-ciri Kerajaan
Islam dalam bidang pemerintahan
C3 PG 18 B
19. Menentukan ciri-ciri Masjid kuno C1 PG 19 E
20. Memehami pengertian salah satu karya
sastra bercorak Islam
C3 PG 20 D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Lampiran 18
ULANGAN SEJARAH INDONESIA
SMA NEGERI 2 DEPOK
Mata Pelajaran : Sejarah
Kelas : X (Sepuluh)
Hari, Tanggal : Rabu, 17 Oktober 2018
Nama :
Kelas :
No.absen :
1. Penyebaran Islam di Indonesia salah satunya melalui jalur....
a. peperangan
b. perdagangan
c. perdamaian
d. pertanian
e. perburuhan
2. Proses masuknya agama Islam ke Indonesia tidak dapat dilepaskan dari
peranan para pedagang yang berasal dari negara berikut ini, kecuali ….
a. Arab
b. Persia
c. Yunani
d. Gujarat
e. Indonesia
3. Factor penyebab islam cepat berkembang di Indonesia , kecuali…
a. Ajarannya sederhana, mudah di mengerti dan diterima
b. Syarat untuk masuk Islam sangat mudah, yaitu mengucapkan dua kalimat
syahadat
c. Agama Islam tidak mengenal kasta, sehingga semua orang boleh masuk
islam
d. Dengan meminum air putih yang telah di doakan
e. Upacara-upacara keagamaan bersifat sederhana
4. Berita luar negeri yang menyebutkan bahwa agama Islam masuk ke nusantara
pada abad ke 13 yaitu dari …
a. Ma Huan
b. Kubilai Khan
c. Fahien
d. J Tsing
e. Marcopolo
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
5. Saluran penyebaran islam di Indonesia , kecuali…
a. Proses hubungan perdagangan yang dilakukan antara pedagang local dan
pedagang asing
b. Dengan peperangan dengan pribumi
c. Perkawinan yang dilakukan para pedadang Arab
d. Dakwah
e. Mendirikan pondok pesantren
6. Islam masuk ke Indonesia juga memiliki beberapa jalur tersendiri.Contohnya :
1. Jalur perkawinan, proses masuknya Islam ini terjadi karena terjadinya
pernikahan antara orang yang lebih dulu Islam dengan orang pribumi. Dengan
demikian, anggota keluarga yang non-muslim pun akhirnya memutuskan
untuk mengantu agama Islam.
2. Jalur perdagangan, jalur ini merupakan yang paling umum yang telah
dijelaskan diatas. Dimana para pedagang dari negara-negara Islam singgah
dan tinggal di Indonesia untuk sementara waktu. Selama itulah mereka
menyebarkan pengaruh-pengaruh Islam di Tanah Air.
3. Jalur Seni, jalur ini memperkenalkan Islam lewat pertunjukkan-pertunjukkan
seni budaya seperti wayang kulit, dan upacara-upacara tertentu. Jalur ini lebih
kepada penyebaran Islam.
4. Jalur pendidikan, proses ini banyak terjadi sejak maraknya pembangunan
pesantren-pesantren di Indonesia. Cara ini terbukti sangat baik untuk
menyebarkan agama Islam di negeri ini.
5. Melalui peperangan Islam menyebarkan Islam di Indonesia
Yang bukan termasuk jalur masuknya Islam ke Nusantara adalah….
a. Semua benar
b. No.1
c. No.3
d. No.4
e. No.5
7. Latar belakang berdirinya kerajaan Samudra Pasaii di antaranya adalah …
a. menjadi bandar transit di Asia Tenggara
b. runtuhnya kerajaan Perlak
c. mulai menyusutnya pengaruh pengaruh kerajaan Sriwijaya
d. penaklukan oleh para pedagang asing
e. kekuatan kerajaan Samudra Pasai di bidang pelayaran yang semakin besar
8. Pernyataan yang tepat di bawah ini adalah…
a. Kerajaan Ternate merupakan kerajaan pertama di Nusantara
b. Kerajaan Mataram adalah kerajaan pertama di Nusantara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
c. Kerajaan Samudra Pasai merupakan kerjaan pertama di Nusantara
d. Kerajaan Demak merupakan kerajaan pertama di Nusantara
e. Sultan Hasanudin adalah Raja pertama Kerajaan Banten
9. Faktor pendukung utama perkembangan Kerajaan Samudra Pasai di dunia
maritim adalah….
a. Memiliki armada laut yang kuat
b. Letaknya strategis yaitu di jalur perdagangan
c. Terdapat sumber-sumber perdagangan
d. Kerajaannya luas
e. Berdekatan dengan kerajaan lainnya
10. Pusat masuknya agama Islam di Maluku adalah
a. Ternate
b. Halmahera
c. Ambon
d. Jakarta
e. Wetar
11. Tujuan Bangsa Portugis datang di kepulauan Maluku adalah ….
a. Berwisata dan menikmati keindahan pulau Maluku
b. Menjalin perdagangan dan mencari rempah-rempah
c. Menyebarkan agama Islam di Maluku
d. Menyebarkan agama Protestan di Maluku
e. Membuat persekutuan dagang
12. Pernyataan berikut ini cocok untuk menggam barkan kerajaan Samudera
Pasai, kecuali ….
a. terletak di Lhoksemawe, Aceh Utara
b. merupakan kerajaan maritim dan per dagangan
c. pernah mendapat kunjungan dari Ibnu Batutah pada 1345
d. didirikan oleh Paramisora atau Sultan Iskandar Syah
e. Letaknya Strategis di jalur perdagangan
13. Kerajaan yang berada di bawah kerajaan Gowa-Tallo antara lain Wajo dan …
a. Singasari
b. Bone
c. Soppeng
d. Samudera pasai
e. Luwu
14. Dalam Babad Giyanti menceritakan bahwa pada tahun 1755 terjadi pembagian
Kerajaan mataram menjadi Kerajaan …
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
a. Yogyakarta dan Surakarta
b. Surakarta dan Salatiga
c. Pajang dan Mataram
d. Yogyakarta dan Mangkunegaran
e. Mangkunegaran dan Pakualaman
15. Berikut ini yang bukan merupakan penyebab runtuhnya kerajaan Aceh adalah
...
a. Daerah kekuasaannya banyak yang melepaskan diri.
b. Timbul pertikaian antara golongan bangsawan (teuku) dengan golongan
ulama (tengku).
c. Tidak ada raja-raja besar yang mampu memperluas Aceh setelah Sultan
Iskandar muda meninggal.
d. Dikuasai oleh kerajaan Majapahit
e. Letaknya strategis
16. Bukti Spesifik Kerajaan Mataram di Pulau Jawa adalah …..
a. Candi
b. Pendopo Agung
c. Masjid Gede
d. Alun-Alun
e. Keraton
17. Peninggalan dari kerajaan Gowa- Tallo adalah ….
a. Benteng Marborough
b. Pojok Beteng
c. Benteng Ford Ratterdam
d. Keraton
e. Masjid Agung Demak
18. Dalam bidang pemerintah ciri-ciri kerajaan yang bercorak Islam antara lain,
kecuali…
a. Raja bergelar sunan atau sultan yang berperan sebagai kepala pemerintah
dan pemimpin agama
b. Seseorang yang dapat di percaya dan diandalkan
c. Menggunakan ajaran Islam berupa al-quran dan hadist sebagai dasar
pemerintah
d. Menggunakan system dinasti yaitu secara turun temurun
e. Kerajaan berfungsi sebagai pusat perhatian,ekonomi dan pengembangan
agama
19. Pernyataan dibawah ini yang bukan merupakan ciri-ciri masjid kuno adalah
a. Atap Berbentuk bujur sangkar/tumpang bertingkat-tingkat
b. Mimbar berbentuk teratai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
c. Memiliki pintu gerbang berbentuk gapura
d. Dinding terdapat ukiran bermotif hewan dan tumbuhan
e. memiliki prasasti dan bukti peninggalan agama Islam jaman kuno
20. “Suatu cerita dimana tokoh,tempat, dan peristiwa hampir semua ada dalam
sejarah. Isinya biasanya menceritakan tentang sejarah kerajaan,pahlawan, atau
kejadian-kejadian penting dan kadang-kadang mengandung mitos sejarah”.
Pernyataan tersebut adalah pengertian dari…
a. Suluk
b. Syair
c. Hikayat
d. Babad
e. Dongeng
Nilai = ∑ Skor Perolehan x100
Skor Maksimal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Lampiran 19
LKPD 1
Kerajaan Samudra Pasai
Samudera Pasai merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia. Letaknya
di daerah Lhokseumawe, pantai timur Aceh. Raja-rajanya adalah Sultan Malik as-
Saleh, Sultan Muhammad yang bergelar Malik Al-Tahir (1297-1326), Sultan
Akhmad yang bergelar Malik Az Zahir (1326-1348) dan Zainal Abidin. Pada
pertengahan abad ke-15 Samudra Pasai mengalami kemunduran karena diserang
oleh Kerajaan Aceh.
Sumber: http://knowledge-univ.blogspot.com/2012/01/ringkasan-singkat-
kerajaan-islam-di.html?m=1
Tugas :
1. Bacalah teks narasi di atas
2. Carilah sumber-sumber lain terkait teks di atas
3. Kembangkan teks diatas menjadi sebuah artikel narasi
4. Narasi yang dikembangkan sekitar 350 kata (diketik)
5. Tulislah sumber-sumber yang telah digunakan
6. Artikel narasi di presentasikan pada pertemuan selanjutnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Kerajaan Aceh
Kerajaan Aceh didirikan oleh Sultan Ibrahim pada tahun 1514. Aceh
bekembang pesat setelah Malaka dikuasai Portugis. Para pedagang Islam
memindahkan kegiatan berdagang dari Malaka ke Aceh. Aceh mencapai
kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1635). Karena
menjadi pusat agama Islam, Aceh sering disebut Serambi Mekah.
Sumber: http://knowledge-univ.blogspot.com/2012/01/ringkasan-singkat-
kerajaan-islam-di.html?m=1
Tugas:
1. Bacalah teks narasi di atas
2. Carilah sumber-sumber lain terkait teks di atas
3. Kembangkan teks diatas menjadi sebuah artikel narasi
4. Narasi yang dikembangkan sekitar 350 kata (diketik)
5. Tulislah sumber-sumber yang telah digunakan
6. Artikel narasi di presentasikan pada pertemuan selanjutnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Kerajaan Demak
Kerajaan Demak terletak di pantai utara Jawa Tengah, didirikan Raden
Patah. Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Demak menjadi
pusat kegiatan Wali Songo. Raden Patah mempunyai putera bernama Adipati
Unus yang mendapat julukan Pangeran Sabrang Lor. Pada masa pemerintahan
Sultan Trenggono, Demak menyerang Sunda Kelapa, Banten, dan Cirebon. Ketiga
daerah dapat direbut tahun 1526. Ketika menyerang Panarukan, Sultan Trenggono
tewas dalam pertempuran.
Sumber: http://knowledge-univ.blogspot.com/2012/01/ringkasan-singkat-
kerajaan-islam-di.html?m=1
Tugas:
1. Bacalah teks narasi di atas
2. Carilah sumber-sumber lain terkait teks di atas
3. Kembangkan teks diatas menjadi sebuah artikel narasi
4. Narasi yang dikembangkan sekitar 350 kata (diketik)
5. Tulislah sumber-sumber yang telah digunakan
6. Artikel narasi di presentasikan pada pertemuan selanjutnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Kerajaan Mataram Islam
Kerajaan Mataram mencapai puncak kejayaan pada masa Sultan Agung.
Beliau banyak berjasa dalam bidang kebudayaan dan agama. Beliau mengarang
Serat Sastra Gending yang berisi filsafat Jawa, menciptakan penanggalan tahun
Jawa, dan memadukan unsur Jawa dan Islam, seperti penggunaan gamelan dalam
perayaan Sekaten untuk memperingati Maulud Nabi.
Sumber: http://knowledge-univ.blogspot.com/2012/01/ringkasan-singkat-
kerajaan-islam-di.html?m=1
Tugas:
1. Bacalah teks narasi di atas
2. Carilah sumber-sumber lain terkait teks di atas
3. Kembangkan teks diatas menjadi sebuah artikel narasi
4. Narasi yang dikembangkan sekitar 350 kata (diketik)
5. Tulislah sumber-sumber yang telah digunakan
6. Artikel narasi di presentasikan pada pertemuan selanjutnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Kerajaan Banten
Banten dikuasai Demak setelah direbut Falatehan. Kerajaan Banten
dipimpin putra Falatehan yang bernama Hasanuddin. Dia berhasil mengusir
Portugis dari Sunda Kelapa. Di bawah pemerintahannya, Banten menyebarkan
agama Islam ke pedalaman Jawa Barat. Selain itu, Banten berhasil menguasai
Lampung. Kerajaan Banten mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan
Sultan Ageng Tirtayasa.
Sumber: http://knowledge-univ.blogspot.com/2012/01/ringkasan-singkat-
kerajaan-islam-di.html?m=1
Tugas :
1. Bacalah teks narasi di atas
2. Carilah sumber-sumber lain terkait teks di atas
3. Kembangkan teks diatas menjadi sebuah artikel narasi
4. Narasi yang dikembangkan sekitar 350 kata (diketik)
5. Tulislah sumber-sumber yang telah digunakan
6. Artikel narasi di presentasikan pada pertemuan selanjutnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Kerajaan Gowa-Tallo
Kerajaan Gowa-Tallo terletak di Sulawesi Selatan. Pada tahun 1605,
agama Islam masuk ke kerajaan Gowa-Tallo melalui seorang ulama dari
Minangkabau bernama Dato ri Bandang. Karaeng Tunigallo adalah raja Gowa
pertama yang memeluk agama Islam. Gelar Karaeng Tunigallo adalah Sultan
Alauddin. Kerajaan Gowa Tallo mencapai kejayaan pada masa pemerintahan
Sultan Hassanuddin
Sumber: http://knowledge-univ.blogspot.com/2012/01/ringkasan-singkat-
kerajaan-islam-di.html?m=1
Tugas :
1. Bacalah teks narasi di atas
2. Carilah sumber-sumber lain terkait teks di atas
3. Kembangkan teks diatas menjadi sebuah artikel narasi
4. Narasi yang dikembangkan sekitar 350 kata (diketik)
5. Tulislah sumber-sumber yang telah digunakan
6. Artikel narasi di presentasikan pada pertemuan selanjutnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Kerajaan Ternate dan Tidore
Kerajaan Ternate dan Tidore letaknya berdekatan. Keduanya menganut
agama Islam sejak abad ke-16. Ajaran Islam dibawa oleh para pedagang dari
Malaka dan Jawa. Raja-rajanya antara lain Zainal Abidin, Sultan Baabullah,
Sultan Hairun, dan Sultan Nuku. Kerajaan-kerajaan lain di sekitar Ternate seperti
kerajaan Tidore, Bacan, dan Jailolo mengikuti Ternate memeluk agama Islam.
Raja-rajanya memakai gelar sultan dan nama-nama Arab
Sumber: http://knowledge-univ.blogspot.com/2012/01/ringkasan-singkat
kerajaan-islam-di.html?m=1
Tugas:
1. Bacalah teks narasi di atas
2. Carilah sumber-sumber lain terkait teks di atas
3. Kembangkan teks diatas menjadi sebuah artikel narasi
4. Narasi yang dikembangkan sekitar 350 kata (diketik)
5. Tulislah sumber-sumber yang telah digunakan
6. Artikel narasi di presentasikan pada pertemuan selanjutnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
LKPD 2
KESIMPULAN
1. Kerajaan Samudra Pasai
2. Kerajaan Aceh
3. Kerajaan Demak
Anggota Kelompok :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
4. Kerajaan Mataram Islam
5. Kerajaan Banten
6. Kerajaan Gowa-Tallo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
7. Kerajaan Ternate dan Tidore
Lampiran 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
Lampiran 20
Kisi-Kisi Angket Penelitian
Ketertarikan Peserta Didik dalam Pelaksanaan Pembelajaran Literasi
Variabel Definisi Variabel Indikator
Pembelajaran
literasi
Pembelajaran literasi adalah
pembelajaran yang memuat
empat keterampilan yaitu
membaca, menyimak, menulis,
dan berbicara yang bertjuan
untuk mengenalkan peserta
didik tentang dasar-dasar
mebaca, menulis, memelihara
kesadaran bahasa, dan
memotivasi untuk belajar.
Penerapan literasi dalam
proses pembelajaran
sejarah
Kegiatan belajar siswa
dengan menggunakan
literasi sejarah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
Lampiran 21
KUESIONER
PENERAPAN PEMBELAJARAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN
SEJARAH DI SMK NEGERI 2 DEPOK TAHUN AJARAN 2018/2019
A. Pengantar
Kuesioner ini bertujuan sebagai alat pengumpul data peneliti. Dalam
kuesioner ini anda diminta untuk dapat memberikan jawaban secara jujur dan
benar sesuai dengan apa yang dialami dan telah Anda lakukan dengan
sebenarnya. Adapun jawaban Anda tidak akan berpengaruh terhadap nilai
apapun dan kerahasiaannya terjamin.
Kesediaan Anda dalam mengisi kuesioner ini merupakan jasa yang sangat
berharga bagi penulis dalam menyelesaikan penelitian ini. Atas
ketersediaanya penulis mengucapkan terima kasih.
B. Petunjuk Pengisian
1. Tulislah data identitas Anda secara lengkap.
2. Bacalah semua pernyataan dan pilih salah satu jawaban sesuai dengan
penilaian Anda sendiri.
3. Berilah tanda check list (√) pada butir-butir pernyataan berikut ini sesuai
dengan kriteria sebagai berikut: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang
Setuju (KS), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS).
4. Sebelum Anda kembalikan kepada peneliti, periksalah kembali kuesioner
Anda apakah semua pertanyaan telah dijawab.
5. Tidak ada jawaban yang benar atau salah, jawaban yang jujur sangat
diharapkan.
C. Data Responden
1. Nama :
2. Kelas :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
PENERAPAN PEMBELAJARAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN
SEJARAH DI SMK NEGERI 2 DEPOK TAHUN AJARAN 2018/2019
NO PERNYATAAN SKOR
SS S KS TS STS
1 Saya senang belajar sejarah
dengan pembelajaran literasi
2
Minat belajar sejarah saya
meningkat setelah menggunakan
pembelajaran literasi
3
Pembelajaran literasi membuat
saya terbiasa untuk membaca
buku
4
Saya mudah memahami materi
sejarah dengan menggunakan
pembelajaran literasi
5
Pembelajaran literasi dapat
mengembangkan pengetahuan
dalam diri saya
6 Saya dapat memaknai sejarah
melalui pembelajaran literasi
7
Saya senang belajar sejarah
menggunakan pembelajaran
literasi dengan desain
pembelajaran yang menarik
8
Pembelajaran literasi membuat
saya semangat dalam belajar
sejarah
9
Pembelajaran literasi tidak cocok
digunakan dalam proses
pembelajaran sejarah
10
Saya sangat tertarik belajar
sejarah dengan menggunakan
pembelajaran literasi
11
Pembelajaran literasi dapat
menumbuhkan empat
keterampilan membaca,
menyimak, menulis, dan
berbicara pada diri saya
12
Saya sangat antusias mengikuti
pelajaran sejarah dengan
pembelajaran literasi
13
Pembelajaran literasi
memudahkan saya untuk
mendapatkan informasi dalam
pelajaran sejarah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
14
Saya lebih senang belajar sejarah
tanpa menggunakan pembelajaran
literasi
15
Pembelajaran literasi pada mata
pelajaran sejarah sangat
membosankan
16
saya sangat nyaman belajar
sejarah dengan menerapkan
pembelajaran literasi
17
Saya tidak tertarik belajar sejarah
dengan menggunakan
pembelajaran literasi
18
Pelajaran sejarah dengan
menggunakan pembelajaran
literasi membuat saya kesulitan
dalam memahami materi
pemlajaran
19
Melalui pembelajaran literasi
saya mudah mengingat dan
berpikir kritis tentang materi
sejarah
20
Dalam menerapkan empat
aktivitas yang ada dalam literasi,
Saya menjadi lebih aktif dalam
proses pembelajaran sejarah
Keterangan :
5 = Sangat Setuju
4 = Setuju
3 = Kurang setuju
2 = Tidak setuju
1 = Sangat tidak setuju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
Lampiran 22
INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN
“Mengomunikasikan Informasi mengenai Islamisasi dan Silang Budaya di
Nusantara melalui teks narasi”
Rubik Penilaian Keterampilan:
Anggota Kelompok :
1. ………………………………
2. ………………………………
3. ……………………………....
4. ………………………………
5. ……………………………....
dst.
No Kriteria Skor
4 3 2 1
1 Konsep/Gagasan
2 Isi Cerita
3 Penyampaian Cerita
4 Teknik dan Gaya bercerita
5 Kreatifitas
Jumlah Skor
Keterangan :
4 = sangat baik,
3= baik
2= cukup
1= kurang baik
Nilai = ∑ Skor Perolehan x100
Skor Maksimal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
Lampiran 23
Dokumentasi Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
Lampiran 24
Hasil Produk Peserta Didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
Lampiran 25
HASIL LKPD 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
Lampiran 26
Surat Ijin Penelitian dari Dinas Pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
Lampiran 27
Surat Keterangan dari Sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI