PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

216
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN KREATIVITAS SISWA (Studi Kasus pada Materi Ekosistem Kelas X SMA Negeri 1 Sumberlawang Tahun Pelajaran 2010/2011) TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Sains Oleh : Anna Lusiana Kuswardhani S830809004 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Transcript of PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

Page 1: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT TEAMS

ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DITINJAU DARI MOTIVASI

BELAJAR DAN KREATIVITAS SISWA

(Studi Kasus pada Materi Ekosistem Kelas X SMA Negeri 1 Sumberlawang

Tahun Pelajaran 2010/2011)

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister

Program Studi Pendidikan Sains

Oleh : Anna Lusiana Kuswardhani

S830809004

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011

Page 2: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSETUJUAN

PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT TEAMS

ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DITINJAU DARI MOTIVASI

BELAJAR DAN KREATIVITAS SISWA

(Studi Kasus pada Materi Ekosistem Kelas X SMA Negeri 1 Sumberlawang

Tahun Pelajaran 2010/2011)

Disusun Oleh:

Anna Lusiana Kuswardhani, S.P. S 830809004

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing pada tanggal

……………………………………………………..

Jabatan Nama Tanda Tangan

Pembimbing I Prof.Drs.H.Sutarno, M.Sc. Ph,D NIP. 19600809 198612 1

……………………..

Pembimbing II

Drs. Haryono, M.Pd NIP 19520423 197603 1 002

……………………..

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Sains

Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd. NIP 19520116 1998003 1 001

Page 3: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGESAHAN

PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT TEAMS

ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DITINJAU DARI MOTIVASI

BELAJAR DAN KREATIVITAS SISWA

(Studi Kasus pada Materi Ekosistem Kelas X SMA Negeri 1 Sumberlawang Tahun Pelajaran 2010/2011)

Disusun Oleh:

Anna Lusiana Kuswardhani, S.P. S 830809004

Telah disahkan oleh Tim Penguji pada tanggal

………………………………………………..

Dewan Penguji

Jabatan Nama Tanda Tangan Ketua Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd.

NIP 19520116 1998003 1 001

………………… Sekretaris Dra. Suparmi, MA, Ph.D

NIP 19520915 197603 2 001

............................. Anggota Penguji 1 Prof.Drs.H.Sutarno, M.Sc. Ph,D

NIP. 19600809 198612 1 001

............................. 2 Drs. Haryono, M.Pd

NIP 19520423 197603 1 002

.............................

Mengetahui

Direktur Ketua

Program Pascasarjana Program Studi Pendidikan Sains

Prof. Drs. Suranto, M.Sc. PhD Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd. NIP 19570820 1998503 1 004 NIP 19520116 1998003 1 001

Page 4: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERNYATAAN

Yang bertandatangan di bawah ini, saya :

Nama : Anna Lusiana Kuswardhani NIM : S 830809004

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul

PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT TEAMS

ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DITINJAU DARI MOTIVASI

BELAJAR DAN KREATIVITAS SISWA (Studi Kasus pada Materi

Ekosistem Kelas X SMA Negeri 1 Sumberlawang Tahun Pelajaran 2010/2011)

adalah benar-benar karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam tesis ini

diberi citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya

bersedia menerima sanksi akademis berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya

peroleh dari tesis tersebut.

Surakarta, Pebruari 2011

Yang membuat pernyataan

Anna Lusiana Kuswardhani

Page 5: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga tesis yang berjudul "Pembelajaran Biologi Model

Jigsaw II dan Student Teams Achievement Division (STAD) Ditinjau Dari Motivasi

Belajar Dan Kreativitas Siswa" (Penelitian Pembelajaran Materi Ekosistem Kelas X

SMA Negeri 1 Sumberlawang Tahun Pelajaran 2010/2011), dapat terselesaikan.

Selama proses penulisan tesis ini, penulis banyak mendapat bantuan, masukan dan

bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin

menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Drs. Suranto, MSc, Ph.D, selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas

Sebelas Maret Surakarta, yang telah mengijinkan penyusunan penelitian ini.

2. Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Sains Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah

memberikan wawasan, motivasi, dan bimbingan hingga selesainya tesis ini.

3. Prof. Drs.Sutarno, M.Sc. Ph.D, selaku pembimbing yang telah memberikan

bimbingan dengan kesabaran sehingga tesis ini dapat diselesaikan tepat pada

waktunya.

4. Drs. Haryono, M.Pd, selaku Pembimbing yang dengan kesabaran membimbing,

memberi arahan sehingga tesis ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

5. Segenap Dosen Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta

khususnya pada Program Studi Pendidikan Sains yang telah memotivasi dan

memberikan wawasan keilmuan selama penulis menempuh studi pada Program

Pascasarjana di Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Page 6: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6. Rekan-rekan Mahasiswa Angkatan September 2009 Pascasarjana Program Studi

Pendidikan Sains yang telah banyak memberikan bantuan dan saran-saran

sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu

kelancaran penulisan tesis ini.

Semoga Allah SWT melimpahkan pahala atas jasa-jasa dan kebaikan mereka.

Penulis menyadari tesis ini masih jauh dari sempurna, penulis mengharapkan saran

yang membangun dari pembaca.

Amin.

Surakarta, Pebruari 2011

Penulis

Page 7: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“ Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua”

” Akar pendidikan memang rasanya pahit, namun buahnya manis”

( Aristoteles )

PERSEMBAHAN

Tesis ini kupersembahkan kepada:

Ibunda Hj. Sri Hajutri dan Ayahanda H. Kusworo WH (Alm) tersayang

Suamiku tercinta Mas Sri Widodo, terima kasih untuk segalanya

Buah hatiku Rhapsody Dini W, Rhapsody Dwiki W, Rhapsody Diva W,

Kakak dan Adikku tersayang,

Mbak Yoen dan Mas Eko, Mbak Wari dan Mas Jeta, Mas Hans dan Mbak

Ning, Mbak Lala dan Mas Agung, Diana dan Wawan, Toni dan Mamik.

Semua Keponakan yang kusayangi,

Wiku, Henu,Yudha, Nana, Selvi, Devi, Mery, Abi, Dipta,Ive, Nida,Oval

Kelurga Besar

Bapak Suwardi dan ibu Supatmi ( Almh )

Mbak Sri Endang Mulyaningsih , Heni dan Dwi serta Ester

Keluarga Besar SMA Negeri 1 Sumberlawang, Sragen

Page 8: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ iii

LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................ iv

KATA PENGANTAR .................................................................................... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. vii

DAFTAR ISI ................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiv

ABSTRAK ...................................................................................................... xv

ABSTRACT .................................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 9

C. Pembatasan Masalah ..................................................................... 10

D. Perumusan Masalah ...................................................................... 10

E. Tujuan Penelitian .......................................................................... 11

F. Manfaat Penelitian ........................................................................ 12

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS 14

1. Landasan Teori .............................................................................. 14

1. Pembelajaran Biologi ............................................................... 14

Page 9: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Metode Pembelajaran Kooperatif ............................................. 27

3. Jigsaw II ................................................................................... 33

4. STAD ........................................................................................ 35

5. Pengertian Motivasi .................................................................. 38

6. Kreativitas ................................................................................. 42

7. Prestasi Belajar ………………………………………………. 48

8. Materi Ekosistem ……………………………………………. 51

2. Penelitian Yang Relevan ................................................................. 69

3. Kerangka Berpikir ........................................................................... 72

4. Hipotesis ......................................................................................... 76

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 78

A. Tempat Penelitian ........................................................................... 78

B. Waktu Penelitian ............................................................................ 78

C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel .................................... 78

D. Metode Penelitian ........................................................................... 79

E. Rancangan Penelitian ...................................................................... 79

F. Variabel Penelitian .......................................................................... 79

G. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 81

H. Instrumen Penelitian ....................................................................... 81

I. Uji coba Instrumen Pengambilan Data ........................................... 82

J. Teknik Analisa Data ....................................................................... 90

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 94

A. Deskripsi Data ................................................................................. 94

B. Uji Prasyarat Analisis ....................................................................... 101

Page 10: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

C. Hasil Pengujian Hipotesis ................................................................ 103

D. Pembahasan Hasil Pengujian ........................................................... 105

E. Keterbatasan Penelitan .................................................................... 122

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .................................... 124

A. Kesimpulan ...................................................................................... 124

B. Implikasi ........................................................................................... 125

C. Saran ................................................................................................ 126

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 128

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 11: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Periode-Periode Perkembangan Secara Umum ............................ 23

Tabel 2.2. Tingkat Trofik ............................................................................... 57

Tabel 3.1. Jadwal Kegiatan Penelitian ........................................................... 78

Tabel 3.2. Kualifikasi Validitas ..................................................................... 83

Tabel 3.3. Hasil Uji Validitas Instrumen Pengambilan Data ......................... 84

Tabel 3.4. Kualifikasi Reliabilitas Tes ........................................................... 86

Tabel 3.5. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Pengambilan Data .................... 86

Tabel 3.6. Kualifikasi Indeks Kesukaran ....................................................... 87

Tabel 3.7. Distribusi Tingkat Kesukaran Instrumen Tes .............................. 87

Tabel 3.8. Indeks Diskriminasi ...................................................................... 89

Tabel 3.9. Distribusi Daya Beda Instrumen Tes ............................................ 89

Tabel 3.10. Desain Faktorial ........................................................................... 91

Tabel 4.1. Deskripsi Data Motivasi Belajar .................................................... 94

Tabel 4.2. Distribusi Frekwensi Motivasi Belajar Model Jigsaw II ............... 95

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Model STAD .................... 95

Tabel 4.4. Deskripsi Data Kreativitas Siswa .................................................. 96

Tabel 4.5. Dristribusi Frekuensi kreativitas siswa kelas Jigsaw II ................ 97

Tabel 4.6. Dristribusi Frekuensi Kreativitas Kelas Model STAD ................. 98

Tabel 4.7. Deskripsi Data Prestasi Belajar Siswa ........................................... 98

Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Data Prestasi Siswa Kelas Jigsaw II ........... 99

Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Data Prestasi Siswa Kelas STAD ................. 100

Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Data Penelitian ......................................... 102

Page 12: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 4.11 Hasil Uji Homogenitas.................................................................. 103

Tabel 4.12 Rangkuman Anova Tiga Jalan ..................................................... 103

Page 13: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Aliran Energi .............................................................................. 56

Gambar 2.2. Piramida Jumlah Individu .......................................................... 59

Gambar 2.3. Piramida Biomassa ..................................................................... 60

Gambar 2.4. Piramida Energi .......................................................................... 61

Gambar 2.5. Skema Daur Biogeokimia .......................................................... 62

Gambar 2.6. Siklus Nitrogen Di Alam............................................................. 65

Gambar 2.7. Daur Karbon Dan Oksigen ......................................................... 66

Gambar 2.8. Daur Sulfur ................................................................................. 68

Gambar 2.9. Daur Fosfor ................................................................................ 69

Gambar 4.1. Histogram Frekuensi Motivasi Belajar Siswa Model Jigsaw II 95

Gambar 4.2. Histogram Frekuensi Motivasi Belajar Siswa Model STAD .... 96

Gambar 4.3. Histogram Frekuensi Kreativitas Siswa Model Jigsaw II .......... 97

Gambar 4.4. Histogram Frekuensi Kreativitas Siswa Model STAD ............. 98

Gambar 4.5. Histogram Prestasi Belajar Siswa Kelas Jigsaw II ................... 100

Gambar 4.6. Histogram Prestasi Belajar Siswa Kelas STAD ........................ 101

Page 14: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus ...................................................................................... 132

Lampiran 2. RPP Model Jigsaw II ................................................................. 133

Lampiran 3. RPP Model STAD ..................................................................... 136

Lampiran 4. Lembar Kerja Siswa ................................................................. 139

Lampiran 5. Kisi-kisi Motivasi Belajar ....................................................... 142

Lampiran 6 . Angket Motivasi Belajar Siswa ................................................ 143

Lampiran 7. Kisi-kisi Tes Kreativitas Verbal ............................................... 156

Lampiran 8. Angket Kreativitas .................................................................. 158

Lampiran 9. Kisi-kisi Aspek Kognitif ........................................................... 168

Lampiran 10. Soal Uji Coba Prestasi Belajar Biologi ................................... 170

Lampiran 11. Data Induk ............................................................................... 182

Lampiran 12. Uji Normalitas ......................................................................... 183

Lampiran 13. Uji Homogenitas ...................................................................... 190

Lampiran 14. Uji Hipotesis ............................................................................ 194

Lampiran 15. Uji Lanjut Anava ..................................................................... 195

Lampiran 16. Analisa Daya Pembeda, Indeks Kesukaran Dan Validitas ...... 196

Lampiran 17. Foto-foto Pembelajaran ............................................................. 199

Page 15: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK Anna Lusiana Kuswardhani, 830809004. 2011. Pembelajaran Biologi Model Jigsaw II dan Student Team Achievement Divisions (STAD) Ditinjau dari Motivasi Belajar dan Kreativitas Siswa (Studi Kasus Materi Ekosistem Kelas X SMA Negeri 1 Sumberlawang Tahun Pelajaran 2010/2011). Tesis: Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Pembimbing: 1) Prof. Drs. Sutarno, M.Sc, Ph.D. 2) Drs. Haryono, MPd.

Pembelajaran biologi menuntut adanya peran aktif siswa secara individu dan kooperatif. Untuk itu dalam pembelajaran biologi perlu penerapan model pembelajaran kooperatif dengan mempertimbangkan karakteristik siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Pengaruh antara pembelajaran kooperatif model Jigsaw II dan STAD terhadap prestasi belajar siswa, (2) Pengaruh antara motivasi belajar terhadap prestasi belajar biologi, (3) Pengaruh antara kreativitas siswa terhadap prestasi belajar biologi , (4) Interaksi antara pembelajaran model Jigsaw II dan STAD dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar biologi , (5) Interaksi antara model pembelajaran dengan kreativitas siswa terhadap prestasi belajar biologi , (6) Interaksi antara motivasi belajar dan kreativitas siswa terhadap prestasi belajar biologi , (7) Interaksi antara model pembelajaran dengan motivasi belajar, dan kreativitas siswa terhadap prestasi belajar biologi .

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Populasi adalah seluruh

siswa kelas X semester I SMA Negeri 1 Sumberlawang tahun pelajaran 2010/2011, sejumlah 5 kelas. Sampel penelitian ditentukan secara acak dengan teknik cluster random sampling terdiri dari dua kelas. Satu kelas eksperimen pertama dengan model Jigsaw II dan satu kelas ekperimen kedua dengan model STAD. Teknik pengumpulan data menggunakan tes untuk prestasi belajar, angket untuk motivasi belajar dan angket untuk kreativitas siswa. Uji hipotesis penelitian dengan menggunakan anava tiga jalan sel 2 x 2 x 2 yang kemudian dilanjutkan uji Scheffe.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) ada pengaruh metode belajar

kooperatif Jigsaw II dan STAD terhadap prestasi belajar siswa, Jigsaw II lebih baik dari STAD 2) tidak ada pengaruh antara siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi dan rendah, terhadap prestasi belajar biologi dengan materi ekosistem 3) tidak ada pengaruh antara siswa yang mempunyai kreativitas tinggi dan rendah, terhadap prestasi belajar biologi materi ekosistem 4) tidak ada interaksi antara metode belajar kooperatif Jigsaw II dan STAD dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar biologi materi ekosistem 5) tidak ada interaksi antara metode belajar kooperatif Jigsaw II dan STAD dengan kreativitas siswa terhadap prestasi belajar biologi materi ekosistem 6) tidak ada interaksi motivasi belajar dengan kreativitas siswa terhadap prestasi belajar biologi materi ekosistem 7) Tidak ada interaksi antara model pembelajaran kooperatif Jigsaw II dan STAD, motivasi belajar dengan kreativitas siswa terhadap prestasi belajar.

Kata Kunci: Pembelajaran Biologi, Pendekatan Kooperatif, Jigsaw II, STAD, Motivasi Belajar, Kreativitas Siswa, Prestasi Belajar, Ekosistem.

Page 16: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT Anna Lusiana Kuswardhani, 830809004. 2011. Biology Learning Using Jigsaw II and Student Team Achievement Divisions (STAD) overviewed from Student Motivation and Students Creativity (A case Study on Ecosystem for Xth Grade Student, SMA N 1 Sumberlawang in 2010/2011 Academic Year). Thesis, Surakarta, 2011. Science Education program Post Graduate Program of Sebelas Maret University, Advisor: 1) ) Prof. Drs. Sutarno, M.Sc, Ph.D. 2) Drs. Haryono, MPd .

Biology learning requires the active role of students individually and cooperatively. Therefore, in biology learning is necessary to apply cooperative learning model by considering the characteristics of students. The purposes of the research is to know the effect of STAD and Jigsaw II learning model, students motivation and students creativity toward student achievement. The purposes of the research that: 1) There was correlation of cooperative learning using STAD and Jigsaw II toward students achievement, Jigsaw II is better than STAD. 2) There was no effect motivated students toward students achievement in Biology . 3) there was no effect of the students creativity toward students achievement in Biology . 4) There was no interaction between STAD and Jigsaw II with students motivation toward students achievement . 5) There was no interaction between STAD and Jigsaw II with students creativity toward students achievement. 6) There was no interaction between students motivation with students creativity toward students achievement. 7) There was no interaction STAD and Jigsaw II, students motivation, students creativity toward students achievement.

This research used experimental methods. The population was the first

semester student grade X SMA Negeri 1 Sumberlawang academic year 2010/2011, consisted 5 classes. The research sample wias taken using cluster random sampling technique consisted of two classes. First experiment class was treated using STAD model while the second experiment class was treated using Jigsaw II model. The data was collected using test method for student achievement and questionnaire for students motivation and students creativity. The hypothesis was tested using three-ways cell Anova : 2 x 2 x 2 continued using Scheffe test.

The data analysis showed that: 1) There is an effect of cooperative learning

using STAD and Jigsaw II toward students achievement, Jigsaw II is better than STAD. 2) There was no effect motivated students toward students achievement in Biology . 3) there was no effect of the students creativity toward students achievement in Biology . 4) There was no interaction between STAD and Jigsaw II with students motivation toward students achievement. 5) There was no interaction between STAD and Jigsaw II with students creativity toward students achievement. 6) There was no interaction between students motivation with students creativity toward students achievement. 7) There was no interaction between STAD and Jigsaw II, students motivation with students creativity toward students achievement.

Keywords: Biology Learning, Cooperative Approach, Jigsaw II, STAD, Students Motivation, Students Creativity, Students achievement , Ecosystem.

Page 17: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Cita-cita bangsa Indonesia sungguh mulia sebagaimana dalam Pasal 1 ayat 1

Bab I Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional bahwa :”Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”.

Tujuan pendidikan nasional secara terinci tertuang dalam Pasal 3 Bab I

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional bahwa : “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara

yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Secara garis besar, pencapaian pendidikan nasional masih belum optimal

seperti yang diharapkan, walaupun faktanya kita mampu bersaing secara kompetitif

dengan perkembangan pendidikan pada tingkat global. Ini terbukti pada berbagai

event internasional olimpiade MIPA ( Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam )

Page 18: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

siswa Indonesia memperoleh medali emas, perak dan perunggu, karena mendapat

predikat terbaik dalam Olimpiade Biologi, Fisika, Kimia, Matematika, Astronomi dan

bidang . Kenyataan ini menunjukkan bahwa pendidikan di Indonesia tidak tertinggal

dari negeri tetangga. Namun di sisi lain, kita tidak dapat memungkiri bahwa

pendidikan di Negara kita menjumpai banyak permasalahan yang menjadi kendala

dalam pencapaian tujuan pendidikan nasional. Sebagai contoh di SMA Negeri 1

Sumberlawang pada awal berdirinya masih kekurangan sumber daya manusia ( guru

dan siswa ), sumber daya alam ( infrastruktur, sarana prasarana ) dan sumber dana.

Belum terpenuhinya tenaga pendidik dan kependidikan merupakan hambatan dalam

proses kegiatan belajar mengajar (KBM) sehingga pencapaian prestasi belajar kurang

memuaskan. Dari segi sarana dan prasarana di SMA Negeri 1 Sumberlawang masih

minim, hal ini bisa dimaklumi karena SMAN 1 Sumberlawang merupakan sekolah

menengah di tingkat kecamatan dengan usia yang masih sangat muda karena baru 4

kali meluluskan siswanya. Walaupun sudah tersedia OHP, VCD Player,namun belum

dapat dimanfaatkan secara maksimal karena jumlahnya sedikit. Baru pada tahun

pelajaran 2009/2010 mendapat bantuan alat bahan untuk laboratorium IPA, Laptop

dan LCD. Dari segi penilaian berbasis portofolio kita juga tertinggal . Karena di

setiap tempat yang kosong seharusnya dimanfaatkan untuk memajang hasil kerja dan

karya siswa yang telah dinilai oleh para guru. Sementara di sekolah kita ada namun

hanya untuk memenuhi persyaratan, tanpa penggunaan yang intensif dan maksimal.

Sumber dana juga masih terbatas sehingga kurang dapat menunjang pelaksanaan

KBM secara optimal.

Hasil belajar mata pelajaran Ujian Nasional maupun Ujian Sekolah secara

umum kurang memuaskan : Prestasi Ujian Nasional SMAN 1 Sumberlawang pada

Page 19: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

tahun kedua (untuk mata pelajaran biologi baru tahun kedua diuji) 2007/2008 rata-

rata 6,65 sedang pada tahun pelajaran 2008/2009 dengan rata-rata yang lebih rendah

yaitu 4,68 . Hal ini memperkuat data bahwa prestasi belajar siswa secara umum

memang masih rendah. Rendahnya perolehan nilai ulangan harian, ulangan akhir

semester, ujian Nasional dan Ujian Sekolah merupakan fenomena unik dan selalu

terulang. Ini merupakan gejala awal bahwa ada indikasi penguasaan materi esensial

atau konsep-konsep urgen yang diserap siswa masih rendah. Termasuk di dalamnya

adalah hasil belajar mata pelajaran Biologi.

Pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan

berbagai cara, antara lain : Program peningkatan sumber daya manusia (SDM Guru)

melalui penyetaraan S1 bagi guru-guru SD maupun SMP, penyediaan sarana dan

sumber belajar, pelatihan-pelatihan guru baik tingkat regional maupun nasional,

pemberian bantuan dan pendidikan berupa imbal swadaya, block grand, BKM, BKS,

BSM, BOS termasuk BOS Buku dan lain-lainnya.

Upaya Pemerintah yang lain adalah melakukan terobosan baru untuk

meningkatkan mutu pendidikan melalui penyempurnaan kurikulum yang disebut

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang menuntut guru dengan

pembelajaran mengarahkan kepada siswa untuk memperoleh pengalaman nyata

dengan pendekatan kontektual (Contextual Teaching and Learning). Menurut

Mulyasa (2002:40),”ada tiga landasan yang mendasari kurikulum berbasis

kompetensi, yaitu : adanya pergeseran dari pembelajaran kelompok kearah

pembelajaran individual, pengembangan konsep belajar tuntas (mastery learning),

dan perlu diupayakan lingkungan belajar yang kondusif”. Apabila ketiganya dapat

diupayakan diharapkan penerapan KTSP dapat berhasil dengan baik.

Page 20: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Kenyataan pada SMA Negeri 1 Sumberlawang, sebagian besar guru masih

menggunakan metode ceramah untuk menyampaikan sejumlah informasi kepada

para siswa, pelaksanaan pembelajaran masih searah yaitu didominasi oleh guru

(teacher oriented), tanpa melihat kemungkinan penerapan metode pembelajaran lain

yang lebih sesuai dengan karakteristik bahan ajar dan alat atau sarana prasarana yang

tersedia. Akibatnya, materi pelajaran disampaikan kepada siswa tanpa

memperhatikan taraf perkembangan mental dan perkembangan psikologis siswa.

Sehingga pembelajaran terasa monoton, tanpa ada variasi baik dalam metode

mengajar, penggunaan media belajar, pemakaian sumber pembelajaran. Pembelajaran

secara konvensional masih sering dilakukan meskipun telah melaksanakan kurikulum

2004. Sehingga pemerintah memandang perlu Penyempurnaan Kurikulum dengan

menetapkan KTSP sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tahun 2006.

Dalam KTSP guru mempunyai keleluasaan untuk merancang pembelajaran sesuai

dengan satuan pendidikan, karakteristik sekolah maupun karakteristik peserta didik.

Rendahnya prestasi belajar Biologi sebagai akibat kurangnya pembelajaran yang

bermakna, pembelajaran cenderung ceramah, tidak melibatkan siswa secara aktif.

Pembelajaran belum mengoptimalkan kompetensi siswa untuk berinteraksi dengan

sesama pelajar, lingkungan sebagai sumber belajar dan kurangnya melibatkan siswa

dalam keterampilan IPA.

Biologi yang merupakan bagian sains dengan pendekatan pembelajaran

berorientasi pada siswa. Menurut Standar Kompetensi Sains, peran guru bergeser dari

menentukan “apa yang akan dipelajari” ke “bagaimana menyediakan dan

memperkaya pengalaman belajar siswa”. Pengalaman belajar diperoleh melalui

serangkaian kegiatan untuk mengeksplorasi lingkungan melalui interaksi aktif dengan

Page 21: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

teman, lingkungan dan nara sumber lain (Depdiknas, 2004:5). Implementasi

Kurikulum baru ini mengisyaratkan proses pembelajaran melalui pendekatan

kontekstual dengan model pembelajaran, yaitu : problem base intstruction,

cooperative learning, dan direct instruction. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

pembelajaran kooperatif memiliki dampak yang sangat positif untuk siswa yang

rendah hasil belajarnya.

Pada dasa warsa terakhir, teori konstruktivisme banyak mempengaruhi

pembelajaran biologi pada khususnya dan pembelajaran sains pada umumnya.

Pembelajaran yang bernaung dalam teori konstruktivisme dengan pendekatan

kontekstual adalah cooperative learning. Pembelajaran kooperatif muncul dari

konsep bahwa siswa akan lebih mudah memahami konsep yang sulit jika mereka

berdiskusi dengan teman-temannya. Dalam kelompok yang terdiri dari 4 – 6 orang,

siswa lebih bebas mengemukakan pendapatnya. Di dalam kelompok kooperatif

mereka akan saling membantu dan juga saling meneguhkan. Hasil yang didapat tidak

hanya akademik, tetapi juga sosial. Model pembelajaran dalam pembelajaran

kooperatif, yaitu Student Teams Achievement Division (STAD), Jigsaw II, Group

Investigasi (GI), Think Pair Share (TPS), dan Numbered Head Together (NHT) serta

Team Group Turnamen (TGT).

Salah satu model pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah Jigsaw II, siswa bekerja dalam tim yang heterogen. Siswa diminta untuk

membaca suatu materi dan diberi lembar ahli (expert sheet) yang memuat topik-topik

berbeda untuk tiap anggota tim yang harus dipelajari pada saat membaca. Apabila

siswa telah selesai membaca, selanjutnya dari tim berbeda dengan topik yang sama

(berkumpul) dalam kelompok ahli, untuk mendiskusikan topik mereka selama waktu

Page 22: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

yang ditentukan. Selanjutnya ahli-ahli ini kembali ke tim masing-masing untuk

menyampaikan kepada anggota yang lain dalam satu tim asal. Pada akhirnya siswa

mengerjakan kuis yang mencakup semua topik dan skor yang diperoleh menjadi skor

tim . Dalam Jigsaw II, skor yang dikontribusi oleh siswa kepada timnya menjadi

dasar sistem peningkatan skor individual. Siswa dengan skor tinggi dalam timnya

dapat menerima sertifikat atau penghargaan lainnya.

Selain Jigsaw II juga dengan model kooperatif STAD. Dalam pembelajaran

kooperatif model STAD, siswa-siswa di kelompokkan menjadi kelompok kecil

dengan jumlah anggota tiap kelompok 4 – 6 siswa. Yang terdiri dari siswa pandai,

sedang dan rendah. Disamping itu guru juga mempertimbangkan kriteria

heterogenitas yang lainnya seperti jenis kelamin, latar belakang sosial, kesenangan

dan lain sebagainya. Pembawaan siswa ke dalam kelompok-kelompok perlu

diseimbangkan sehingga setiap kelompok memiliki anggota yang tingkat prestasinya

seimbang. Anggota tim menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran

yang lain untuk menuntaskan materi pelajarannya dan kemudian saling membantu

satu sama lain untuk memahami bahan pelajaran melalui tutorial, kuis, satu sama lain

atau melakukan diskusi.

Keberhasilan kelompok kooperatif dipengaruhi oleh banyak faktor

diantaranya interaksi antar anggota kelompok. Untuk dapat berinteraksi dengan baik

maka anggota kelompok harus memiliki sikap yang baik terhadap kelompok

kooperatif. Dalam kelompok kooperatif, keberhasilan seseorang akan mendukung

keberhasilan kelompoknya. Dengan demikian mereka akan saling membantu. Setiap

anggota kelompok yang sudah menguasai materi pelajaran membantu teman-

temannya untuk menguasai materi tersebut.

Page 23: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Faktor lain yang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa adalah motivasi

belajar. Dimyati dan Mudjiono (1999:80), menjelaskan bahwa motivasi belajar

adalah kekuatan mental yang mendorong terjadinya belajar. Menurut Galloway dalam

Toeti Soekamto dan Udin S. Winatapura (1997:39) bahwa dengan mengatur kondisi

dan situasi belajar menjadi kondusif, serta diberikan penguatan-penguatan diharapkan

akan dapat merubah motivasi ekstrinsik menjadi motivasi intrinsik. Sebagian guru

berpendapat bahwa motivasi belajar bersumber dari siswa itu sendiri dalam

meningkatkan motivasi belajarnya, sehingga guru tidak atau kurang peduli bagaimana

merangsang, meningkatkan dan memelihara motivasi belajar siswa. Padahal guru

justru berperan dalam memberikan motivasi belajar kepada siswa dengan

menerapkan prinsip diantaranya jika materi pembelajaran yang dipelajarinya

bermakna karena sesuai dengan bakat, minat, dan pengetahuan dirinya, maka

motivasi belajar siswa akan meningkat. Motivasi belajar siswa akan meningkat jika

guru mampu menjadi model bagi siswa untuk dilihat dan ditirunya, juga memberi

kesempatan yang luas kepada siswa untuk belajar sesuai dengan strategi, metode, dan

teknik belajarnya sendiri serta terjalin komunikasi antara guru dengan siswa yang

akrab dan menyenangkan, sehingga siswa mampu dan berani mengungkapkan

pendapatnya sesuai dengan tingkat berpikirnya.

Selain motivasi belajar tinjauan yang lain adalah Kreativitas siswa . Utami

Munandar (1995) membuat definisi yang merupakan rangkuman dari beberapa

pengertian tentang kreativitas yaitu kreativitas untuk semua usaha produktif yang

unik dari individu, seorang dituntut kemampuannya untuk berpikir dan menemukan

sesuatu yang baru melalui kondisi lingkungan dan mempertimbangkan aspek-aspek

personalitasnya. Yaitu aspek yang berkaitan dengan kepribadian individu sebagai

Page 24: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

pribadi kreatif. Proses berpikir kreatif yang berupa penemuan konsep, prinsip dan

gagasan-gagasan baru memerlukan kondisi yang kondusif dengan kesempatan yang

cukup luas. Sehingga siswa akan dapat mengeksplorasi segenap kemampuannya

untuk menunjukkan kreativitasnya.

Mengetahui tingkat motivasi belajar dan kreativitas siswa yang berbeda-beda

akan membantu para guru untuk dapat mendekati semua atau hampir semua siswa

hanya dengan menyampaikan informasi dengan pendekatan yang sesuai. Dengan

pemilihan metode yang sesuai dengan motivasi belajar dan kreativitas siswa maka

diharapkan prestasi belajar siswa akan lebih baik. Sehingga terlihatlah betapa

pentingnya kedua hal tersebut dalam proses pembelajaran.

Dalam hal ini, E. Mulyasa (2003) menekankan pentingnya upaya

pengembangan aktivitas, kreativitas, dan motivasi siswa di dalam proses

pembelajaran. Dengan mengutip pemikiran Gibbs, E. Mulyasa (2003)

mengemukakan hal-hal yang perlu dilakukan agar siswa lebih aktif dan kreatif dalam

belajarnya, adalah : (1) dikembangkannya rasa percaya diri para siswa dan

mengurangi rasa takut; (2) memberikan kesempatan kepada seluruh siswa untuk

berkomunikasi ilmiah secara bebas terarah; (3) melibatkan siswa dalam menentukan

tujuan belajar dan evaluasinya; (4) memberikan pengawasan yang tidak terlalu ketat

dan tidak otoriter; (5) melibatkan mereka secara aktif dan kreatif dalam proses

pembelajaran secara keseluruhan.

Dimilikinya kemampuan kreatif, siswa tidak hanya menerima informasi dari

guru, namun siswa akan berusaha mencari dan memberikan informasi dalam proses

pembelajaran. Siswa yang kreatif selalu mempunyai rasa ingin tahu, ingin mencoba-

coba, berpetualang, suka bermain dan intuitis. Kemampuan kreatif akan mendorong

Page 25: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

siswa merasa memiliki harga diri, kebanggaan dan kehidupan yang lebih sehat.

Namun menjadi tanggung jawab dan kewajiban guru pula untuk meningkatkan

kreatifitas para siswa agar prestasi belajar yang dicapai dapat maksimal dan optimal.

Dengan menganalisis masalah-masalah yang ada dicari yang mengarah pada

dugaan sementara rendahnya hasil belajar, berdasar hasil analisis hanya beberapa

masalah yang lebih fokus untuk segera dipecahkan, dalam rangka perbaikan

pembelajaran yaitu : (1) rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap standar

kompetensi mata pelajaran Biologi, (2) guru masih menggunakan metode yang

kurang menyenangkan, (3) kurangnya guru memperhatikan motivasi belajar siswa,

dan ( 4) kurangnya guru memperhatikan kreativitas siswa.

Berdasarkan pemikiran di atas, penulis tertarik melakukan penelitian tentang

“Pembelajaran Biologi Model Jigsaw II dan Student Teams Achievement Division

(STAD) Ditinjau dari Motivasi Belajar dan Kreativitas Siswa”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas, terdapat beberapa permasalahan yang dapat

diidentifikasi sebagai berikut :

1. Dalam proses pembelajaran guru lebih menekankan pencapaian target kurikulum

dan kurang menekankan pemahaman konsep, sehingga hasil belajar yang

diperoleh rendah karena siswa cenderung hanya menghafal.

2. Siswa dalam memahami konsep biologi masih kurang, karena guru belum

melakukan pembelajaran berdasarkan proses, cara dan perbuatan.

3. Beragam macam pendekatan pembelajaran diantaranya pendekatan inkuiri,

Page 26: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

kooperatif, PBL dan CTL namun guru masih belum kreatif dan jarang inovatif

dalam memilih dan menerapkan model pembelajaran yang tepat.

4. Masih banyak guru biologi yang belum menggunakan model pembelajaran

secara tepat dalam proses belajar mengajar, padahal ada model pembelajaran

kooperatif yang dapat diterapkan antara lain STAD, TGT, TPS, NHT, GI dan

Jigsaw II..

5. Guru belum memperhatikan faktor-faktor internal yang berbeda-beda antara

siswa yang satu dengan yang lain yang dimungkinkan berpengaruh terhadap

motivasi belajar dan kreativitas siswa.

6. Guru cenderung memberikan penilaian dalam ranah kognitif saja dan tidak

memperhitungkan aspek afektif dan psikomotor.

7. Materi dalam pembelajaran biologi kelas X di SMA antara lain keanekaragaman

hayati, pelestarian lingkungan, dan ekosistem yang saling berkaitan namun guru

belum menunjukkan keterkaitan konsep tersebut dalam proses pembelajaran.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan dengan mempertimbangkan waktu

serta biaya, maka dalam penelitian ini perlu adanya pembatasan masalah untuk

menjamin keabsahan dalam pembuatan kesimpulan yang akan diperoleh, maka

penyusun membatasi masalah ini pada :

1. Model pembelajaran yang digunakan yaitu Jigsaw II dan STAD.

2. Motivasi belajar siswa dibatasi pada motivasi belajar siswa untuk mencapai

prestasi yang diharapkan dengan kategori tinggi dan rendah.

Page 27: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

3. Kreativitas siswa dibatasi pada kreativitas verbal siswa dengan kategori tinggi dan

rendah.

4. Prestasi belajar biologi siswa dibatasi pada hasil belajar aspek kognitif.

5. Materi pembelajaran yang digunakan yaitu ekosistem.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah, maka diperoleh rumusan

masalah sebagai berikut :

1. Adakah pengaruh pembelajaran kooperatif model Jigsaw II dan STAD terhadap

prestasi belajar biologi siswa ?

2. Adakah pengaruh motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah terhadap

prestasi belajar biologi siswa ?

3. Adakah pengaruh kreativitas siswa tinggi dan kreativitas rendah terhadap

prestasi belajar biologi siswa ?

4. Adakah interaksi antara model pembelajaran dengan motivasi belajar siswa

terhadap prestasi belajar biologi siswa ?

5. Adakah interaksi antara model pembelajaran dengan kreativitas siswa terhadap

prestasi belajar biologi siswa ?

6. Adakah interaksi antara motivasi belajar dengan kreativitas siswa terhadap

prestasi belajar biologi siswa ?

7. Adakah interaksi antara model pembelajaran dengan motivasi belajar dan

kreativitas siswa terhadap prestasi belajar biologi siswa ?

Page 28: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada perumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui :

1. Pengaruh pembelajaran kooperatif model Jigsaw II dan STAD terhadap prestasi

belajar biologi siswa.

2. Pengaruh motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah terhadap belajar

terhadap prestasi belajar biologi.

3. Pengaruh kreativitas siswa tinggi dan kreativitas rendah terhadap prestasi belajar

biologi siswa.

4. Interaksi antara model pembelajaran dengan motivasi belajar siswa terhadap

prestasi belajar biologi siswa .

5. Interaksi antara model pembelajaran dengan kreativitas siswa terhadap prestasi

belajar biologi siswa .

6. Interaksi antara motivasi belajar dengan kreativitas siswa terhadap prestasi

belajar biologi siswa .

7. Interaksi antara model pembelajaran dengan motivasi belajar dan kreativitas

siswa terhadap prestasi belajar biologi siswa .

F. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini akan memberikan manfaat yang berarti yaitu sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis ;

a. Menambah informasi masukan tentang cara belajar dengan model pembelajaran

Jigsaw II dan STAD.

Page 29: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

b. Memperlihatkan pengaruh tingkat motivasi belajar dan kreativitas verbal siswa

dalam pencapaian prestasi belajar.

c. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan serta acuan bagi peneliti lainnya

sehingga dapat mengembangkan model pembelajaran yang tepat dan terarah

dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa.

d. Meningkatkan prestasi belajar Biologi pada konsep pembelajaran ekosistem.

2. Manfaat Praktis ;

a. Memberi masukan kepada guru biologi untuk memilih metode pembelajaran

yang tepat untuk meningkat prestasi belajar biologi.

b. Menambah pengetahuan mengenai model pembelajaran yang sesuai deangan

tuntutan karakteristik kurikulum.

c. Menjadi motivasi dan sumber inspirasi untuk mengembangkan penelitian ini

dengan menggunakan tipe-tipe pembelajaran yang lain.

d. Memberikan pengalaman kepada siswa untuk belajar bekerjasama dan

menghargai orang lain.

Page 30: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

BAB II

LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori

1. Pembelajaran Biologi

a. Pengertian pembelajaran

Menurut UU RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

dalam pasal 1 yang dimaksud dengan “Pembelajaran adalah proses interaksi peserta

didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar “ . Dalam

pasal yang sama juga dijelaskan bahwa “peserta didik adalah anggota masyarakat

yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang

tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu” dan “Pendidik adalah

tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong

belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai

kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan”. Menurut

Zamroni (2007: 70) : “Proses belajar merupakan proses interaksi antara guru dan

siswa berkaitan dengan materi pembelajaran yang bersifat kompleks dan penuh

dengan ketidakpastian”. Dikatakan kompleks karena interaksi antara guru dan siswa

yang nampak sederhana pada hakekatnya bersifat kompleks karena melibatkan

pikiran, emosi, imajinasi, dan sikap yang berinteraksi secara simultan. Dikatakan

penuh dengan ketidakpastian karena pikiran, emosi, dan imajinasi siswa tidaklah

stabil dan tidak dapat ditebak. Dengan demikian hasil dari pembelajaran itu sendiri

menjadi sangat subyektif. Ada juga definisi yang lain, yaitu : “Pembelajaran adalah

usaha sistematis yang memungkinkan terciptanya pendidikan” (Seifert Kelvin, 1983

Page 31: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

edisi terjemahan Yusuf Anas, 2007 : 5). Yang dimaksud dengan pendidikan menurut

UU Sisdiknas tahun 2003 pasal 1 : “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan Negara”. Pembelajaran merupakan

interaksi sistematis antara peserta didik dengan pendidik yang berkaitan dengan

materi pembelajaran pada suatu lingkungan belajar. Kegiatan pembelajaran

memberdayakan semua potensi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang

diharapkan. Dengan demikian kegiatan pembelajaran perlu berpusat pada peserta

didik dengan menciptakan kondisi yang menyenangkan dan menantang untuk

mengembangkan kreativitas mereka, dan menyediakan pengalaman belajar yang

beragam. Pembelajaran juga bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan kinestetika

(Nurhadi, 2004: 30).

Tujuan pembelajaran Biologi menurut Depdikbud (1993: 1), ialah agar siswa

mampu melakukan pengamatan dan diskusi untuk memahami konsep, mampu

melakukan percobaan sederhana untuk memahami konsep dan mengkomunikasikan

hasil percobaan, mampu menginterpretasikan data yang dikumpulkan dan

melaporkannya. Berdasarkan hal ini maka perlu digunakan metode pembelajaran

yang sesuai dengan tujuan mempelajari biologi tersebut.

Pencapaian tujuan pendidikan sebagian besar ditentukan oleh keberhasilan

proses belajar mengajar di kelas. Keberhasilan proses belajar mengajar di kelas

dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu faktornya adalah interaksi guru dan

siswa dalam pembelajaran. Guru adalah subjek yang sangat berperan dalam

Page 32: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

membelajarkan dan mendidik siswa sedangkan siswa merupakan subjek yang

menjadi sasaran pendidikan.

Masalah utama dalam pembelajaran biologi adalah bagaimana

menghubungkan fakta yang pernah dilihat dan dialami siswa dalam kehidupan sehari-

hari dengan konsep biologi, sehingga menjadikan pengetahuan yang bermakna

dalam benak siswa. Selama ini pemahaman siswa hanya terpaku pada jabaran konsep

biologi yang ada dalam buku, tanpa memahami apa dan bagaimana makna yang

terkandung dalam konsep tersebut.

Di sisi lain lingkungan menyediakan fenomena alam yang menarik dan penuh

misteri. Anak sebagai young scientist (peneliti muda) mempunyai rasa keingintahuan

(curiousity) yang tinggi. Adalah keharusan di dalam pendekatan pembelajaran

biologi untuk memelihara keingintahuan anak tersebut, memotivasinya sehingga

mendorong siswa untuk mengetahui apa, mengapa, dan bagaimana terhadap objek

dan peristiwa di alam (Puskur, 2002).

Kenyataan di lapangan masih banyak ditemukan keingintahuan anak yang

tinggi itu tidak didukung oleh suatu kondisi yang dapat memberikan kesempatan

kepada mereka untuk dapat lebih berkembang. Masih banyak guru mengajar hanya

menggunakan metode konvensional. Guru merupakan satu-satunya sumber utama

pengetahuan. Pembelajaran cenderung text book oriented dan tidak terkait dengan

kehidupan sehari-hari siswa. Siswa kesulitan untuk memahami konsep akademik

yang telah diajarkan. Konsep-konsep tersebut diajarkan menggunakan cara-cara yang

abstrak dan metode konvensional, padahal mereka sangat memerlukan pemahaman

konsep-konsep yang berhubungan dengan lingkungan kehidupan sehari-

Page 33: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

hari. Akibatnya, motivasi belajar siswa sulit ditumbuhkan dan pola belajar mereka

cenderung menghafal dan mekanistik.

Dari kenyataan tersebut, dapat dikatakan guru terlalu sering meminta anak

untuk belajar, namun jarang sekali mengajari anak cara belajar, padahal menurut Nur

pengajaran yang baik meliputi mengajarkan siswa bagaimana belajar, bagaimana

mengingat, bagaimana berpikir, dan bagaimana memotivasi diri mereka sendiri (Nur,

2002: 9).

b. Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran

Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dibedakan atas

dua kategori yaitu faktor internal siswa dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebut

saling mempengaruhi dalam proses belajar siswa sehingga menentukan hasil belajar.

Faktor-faktor internal meliputi : (1) faktor fisiologis, dan (2) faktor psikologi, yang

terdiri atas kecerdasan/inteligensi siswa, motivasi, minat, sikap, dan bakat. Faktor

eksternal berupa lingkungan sosial yang meliputi: (1) lingkungan sosial keluarga

yang mencakup cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana

rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang

kebudayaan; (2) lingkungan sosial sekolah yang mencakup metode mengajar,

kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah,

metode belajar, dan tugas rumah; (3) lingkungan sosial masyarakat yang mencakup

kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan

masyarakat. (Baharuddin, 2008: 19-28 dan Slameto 2003: 54-72). Dari penjabaran di

atas, terlihat betapa pentingnya faktor internal dan faktor eksternal dalam

mempengaruhi hasil belajar apakah akan berhasil dengan baik atau justru mengalami

kegagalan.

Page 34: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

c. Pengertian Belajar

Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam

kompetensi, ketrampilan, dan sikap. Belajar dimulai sejak manusia lahir sampai akhir

hayat. Seorang bayi yang sedang memegang botol dan mengenal orang-orang

disekelilingnya. Ketika menginjak masa anak-anak dan remaja, sejumlah sikap, nilai,

dan keterampilan berinteraksi sosial dicapai sebagai kompetensi. Pada saat dewasa,

diharapkan setiap individu telah mahir dengan tugas-tugas tertentu dan keterampilan

fungsional lainnya.

Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan

penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Sebagian besar

perkembangan individu berlangsung melalui kegiatan belajar. Menurut Moh. Surya

“belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk

memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari

pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya” (Moh.

Surya dalam Richardo Cappelo: 2007) Perubahan tingkah laku seseorang akan

berubah jika siswa memiliki pengalaman yang baru. Pengalaman baru sangat

diperlukan oleh siswa, suatu pengetahuan yang sudah dimiliki dengan pengetahuan

baru. Pengalaman diperoleh apabila siswa terlibat interaksi baik dengan melihat

ataupun mengalami sendiri sehingga akan lebih berkesan.

Menurut Morgan dalam Ngalim Purwanto (1990: 84) “Belajar adalah

perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil

dari latihan atau pengalaman”. Perubahan perilaku yang terjadi merupakan usaha

dasar dan disengaja dari individu yang bersangkutan. Begitu juga dengan hasil-

hasilnya, individu yang bersangkutan menyadari bahwa dalam dirinya telah terjadi

Page 35: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

perubahan, misalnya pengetahuannya semakin bertambah atau keterampilannya

semakin meningkat, dibandingkan sebelum dia mengikuti suatu proses belajar.

Sedangkan Witherington mendefinisikan belajar adalah “Perubahan dalam

kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola baru berbentuk keterampilan,

sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan” (Moh. Surya dalam Richardo

Cappelo: 2007). Perubahan sikap merupakan hasil dari proses belajar. Seorang siswa

belajar memiliki sikap yang bervariasi, misalnya perhatian, diam atau acuh tak acuh.

Siswa yang memiliki perhatian besar menunjukkan motivasi belajarnya tinggi.

Pembelajaran kooperatif sebagai belajar bersama-sama dalam sebuah kelompok

belajar dan anggota dalam kelompok bekerja secara bersama-sama untuk mencapai

tujuan yang sama yang telah ditetapkan sebelumnya. Good & Boophy (1977) dalam

Alex Sobur (2003 : 220) mengartikan belajar sebagai “The development of new

associations as a result of experience”. Belajar adalah perkembangan asosiasi-

asosiasi (kecenderungan-kecenderungan dalam pikiran) sebagai hasil pengalaman.

Jadi belajar adalah suatu proses yang tidak bisa dilihat dengan nyata. Proses itu

terjadi dalam diri seseorang yang sedang mengalami belajar. Menurut mereka, belajar

bukanlah suatu tingkah laku yang tampak, tetapi terutama prosesnya yang terjadi

secara internal pada individu dalam usaha memperoleh berbagai hubungan baru.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat dikemukakan beberapa unsur penting

yang menjadi ciri atas pengertian belajar, yaitu : (1) belajar merupakan suatu

perubahan dalam tingkah laku, di mana perubahan itu dapat mengarah ke tingkah

laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah ke tingkah laku yang

lebih buruk; (2) belajar merupakan perubahan yang terjadi melalui latihan atau

pengalaman; dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan

Page 36: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar; (3) untuk bisa disebut belajar,

maka perubahan itu harus relatif mantap, harus merupakan akhir daripada suatu

periode waktu yang cukup panjang. Seberapa lama periode waktu itu berlangsung

sulit ditemukan dengan pasti, namun perubahan itu hendaknya merupakan akhir dari

suatu periode yang mungkin berlangsung berhari-hari, berbulan-bulan, ataupun

bertahun-tahun. Ini berarti kita harus mengesampingkan perubahan tingkah laku yang

disebabkan oleh motivasi, kelelahan, adaptasi, ketajaman perhatian atau kepekaan

seseorang, yang hanya berlangsung sementara; (4) tingkah laku yang mengalamai

perubahan karena belajar menyangkut aspek-aspek kepribadian, baik fisik maupun

psikis, seperti perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah/berpikir,

keterampilan, kecakapan, kebiasaan, ataupun sikap. (Bandingkan Alex Sobur (2003 :

223) dan Ngalim Purwanto (1994 : 85).

Jadi belajar didefinisikan sebagai perubahan tingkah laku, baik fisik maupun

psikis, yang relative mantap yang diperoleh melalui latihan atau pengalaman. Dari

beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan pengertian belajar adalah proses

perubahan pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, sikap, kemampuan berpikir,

penghargaan terhadap sesuatu dan minat akibat interaksi individu dengan lingkungan.

d. Teori Belajar

Teori belajar pada dasarnya merupakan penjelasan mengenai bagaimana

terjadinya belajar atau bagaimana informasi ditangkap kemudian diproses dalam

pikiran siswa. Berdasarkan teori belajar, pembelajaran diharapkan dapat lebih

menarik minat siswa dalam proses belajar dan memperhatikan kebiasaan siswa dalam

penyerapan informasi sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. Untuk memperjelas

pengertian tentang belajar, berikut ini dikemukakan beberapa teori belajar yang

Page 37: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

merupakan hasil penyelidikan para ahli psikologi sesuai dengan tujuan aliran

psikologinya masing-masing.

1) Teori Belajar Konstruktivisme

Menurut Driver dan Bell dalam Suparno (1997: 17). “Ilmu pengetahuan

bukanlah hanya kumpulan hukum atau fakta”. Fakta yang sama yang diamati orang

yang berbeda bisa menghasilkan konsep yang berbeda. “Ilmu Pengetahuan, terutama

sains, adalah ciptaan pikiran manusia dengan semua gagasan dan konsepnya yang

ditemukan secara bebas”. (Einstein dan Infeld dalam Bettencourt, 1989 dalam

Suparno (1997: 17)). Dalam mempelajari pengetahuan selalu dijumpai dua hal yang

berbeda, yaitu kenyataan atau fakta dan gagasan. Untuk menjembatani keduanya,

diperlukan proses konstruksi imajinatif.

Menurut filsafat konstruktivisme, “pengetahuan itu adalah bentukan

(konstruksi) dari kita sendiri yang sedang menekuninya” (von Glasersfeld dalam

Bettencourt, 1989, Matthews, 1994 ; Piaget, 1971 dalam Suparno (2007:8)). Bila

yang sedang menekuni itu adalah siswa maka pengetahuan itu adalah bentukan dari

siswa sendiri. Siswalah yang memberi makna terhadap realitas yang ada melalui

kegiatan berpikir. Jadi pengetahuan bersifat non-objektif, temporer, dan selalu

berubah. Proses pembentukan pengetahuan ini berjalan terus-menerus dengan setiap

kali mengadakan reorganisasi karena adanya suatu pemahaman yang baru.

Menurut paham konstruktivisme, orang yang belajar diharapkan dapat

membangun pemahaman sendiri melalui proses asimilasi dan akomodasi. Kadang

persepsi, konsep, ataupun pengalaman baru yang dialami seseorang dapat

dintegrasikan ke dalam skema atau pola yang sudah ada di dalam pikirannya. Proses

ini dikenal dengan asimilasi. Akan tetapi semua pengalaman baru dapat

Page 38: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

diasimilasikan dengan skema yang telah ia punyai. Pengalaman baru itu bisa jadi

tidak cocok dengan skema yang telah ada. Dalam keadaan ini orang tersebut dapat

membentuk skema baru yang cocok dengan pengalaman yang baru atau memodifikasi

skema yang ada sehingga cocok dengan pengalaman itu. Proses terakhir ini disebut

akomodasi. Sedangkan skema diartikan sebagai struktur kognitif yang dengannya

seseorang secara intelektual beradaptasi dan mengkoordinasi lingkungan sekitarnya

(Suparno, 1997: 30). Jadi siswa sudah mempunyai skema sebagai akibat dari latihan

atau pengalaman sebelumnya. Dengan latihan atau pengalaman baru yang didapatkan,

siswa akan mengkonstruksi sendiri dengan cara akomodasi atau asimilasi. Apakah

pengetahuan itu tidak dapat ditransfer atau dipindahkan begitu saja? Ya, secara

prinsip para konstruktivis menolak kemungkinan terjadi transfer pengetahuan dari

seseorang kepada orang lain. “Tidak ada kemungkinan mentransfer pengetahuan

karena setiap orang membangun pengetahuannya pada dirinya sendiri. Demikian

pendapat von Glasersfeld dalam Bettencount dalam Suparno (2007:9). Pengetahuan

bukanlah suatu barang yang dapat dipindahkan dari guru ke siswa. Namun faktanya

justru dari guru, siswa memperoleh pengetahuan .

Menurut Matthews dalam Suparno (1997: 43) bahwa paham konstruktivisme

dibedakan menjadi dua, yaitu konstruktivisme psikologis dan sosiologis.

Konstruktivisme psikologis, bertitik tolak dari perkembangan psikologis anak dalam

membangun pengetahuannya. Konstruktivisme psikologis bercabang dua, yaitu yang

lebih personal (Piaget) dan yang lebih sosial (Vygotsky).

a) Konstruktivisme Psikologis Personal (Piaget)

Piaget adalah psikolog pertama yang meneliti tentang bagaimana anak-anak

memperoleh pengetahuan. Dia sampai pada kesimpulan bahwa pengetahuan itu

Page 39: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

dibangun dalam pikiran anak. Karena penelitiannya ini, maka Piaget dikenal sebagai

konstrutivis pertama (Ratna Wilis D., 1989 : 159; Suparno 1997 : 30). Dalam

penelitiannya Piaget mengamati bagaimana seorang anak pelan-pelan membentuk

pengetahuannya sendiri. Anak itu pelan-pelan mulai membentuk skema,

mengembangkan skema, dan mengubah skema. Piaget lebih menekankan bagaimana

anak secara sendiri mengkonstruksi pengetahuan dari interaksinya dengan

pengalaman dan objek yang dihadapi. Secara umum Piaget membedakan 4 tahap atau

periode dalam perkembangan kognitif seseorang. Tahapan-tahapan atau periode

tersebut terdapat pada tabel 2.

Tabel 2. 1. Periode-periode Perkembangan Secara Umum PERIODE PERKEMBANGAN

I Kepandaian Sensori-Motorik (dari lahir – 2 tahun). Bayi mengorganisasikan skema tindakan fisik mereka seperti menghisap, menggenggam dan memukul untuk menghadapi dunia yang muncul di hadapannya.

II Pikiran Pra-Operasional (2 – 7 tahun). Anak-anak belajar berpikir pikiran mereka masih tidak sistematis dan tidak logis. Pikiran di titik ini sangat berbeda dengan pikiran orang dewasa.

III Operasi-operasi Berpikir Konkret (7 – 11 tahun). Anak-anak mengembangkan kemampuan berpikir sistematis, namun hanya ketika mereka dapat mengacu kepada objek-objek dan aktivitas-aktivitas konkret.

IV Operasi-operasi Berpikir Formal (11 tahun – dewasa). Orang mudah mengembangkan kemampuan untuk berpikir sistematis menurut rancangan yang murni dan hipotetis.

(Crain W., terjemahan Yudi Santoso, 2007 : 171)

Menurut Piaget (Suparno, 2001: 104), urutan tahap atau periode itu mempunyai

beberapa sifat. Sifat tersebut antara lain : (1) urutan perkembangan tahap-tahap itu

tetap, meskipun umur rata-rata terjadinya dapat bervariasi secara individual menurut

tingkat inteligensi atau lingkungan sosial seseorang; (2) struktur keseluruhan itu tidak

dapat saling ditukar; (3) setiap tahap yang lebih maju mempunyai penalaran yang

secara kualitatif berbeda dengan penalaran tahap sebelumnya. Penalaran tahap

berikutnya jauh lebih tinggi daripada yang sebelumnya; (4) setiap kemajuan dalam

penalaran selalu dapat diterapkan secara lebih menyeluruh; dan (5) setiap kemajuan

Page 40: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

tahap baru selalu mengandung perluasan dari struktur yang sebelumnya. Struktur

yang lama itu diubah melalui adaptasi, meskipun formulasi yang sebelumnya tidak

pernah dihancurkan atau dihilangkan. Oleh karena itu, transformasi penalaran yang

baru dari yang sebelumnya merupakan perkembangan. Unsur yang juga penting

dalam memperkembangkan pemikiran seseorang adalah latihan dan pengalaman.

Latihan berpikir, merumuskan masalah dan memecahkannya, serta mengambil

kesimpulan dan membantu seseorang untuk mengembangkan pemikiran. Misalnya,

seseorang anak perlu banyak latihan menggunakan logikanya dalam memecahkan

persoalan biologi. Semakin banyak ia berlatih dalam memecahkan persoalan biologi,

ia akan semakin mengerti dan mengembangkan cara berpikirnya. Pengetahuan

dibentuk dalam proses asimilasi dan akomodasi terhadap skema pengetahuan

seseorang sebelumnya. Agar proses pembentukan pengetahuan itu berkembang,

pengalaman sangat menentukan. Semakin orang mempunyai banyak pengalaman

mengenai persoalan, lingkungan atau objek yang dihadapi, ia akan semakin

mengembangkan pemikiran dan pengetahuannya. Dengan semakin banyak

pengalaman, skema seseorang akan banyak ditantang dan mungkin dikembangkan.

b). Konstruktivisme Psikologis Sosial (Vygotsky).

Vygotsky juga meneliti pembentukan dan perkembangan pengetahuan anak

secara psikologis. Namun Vygotsky menekankan pentingnya interaksi sosial dengan

orang-orang lain terlebih yang punya pengetahuan lebih baik dan system yang secara

kultural telah berkembang dengan baik (Cobb dalam Suparno, 2007 : 11). Itulah

sebabnya dalam pendidikan, siswa perlu berinteraksi dengan para ahli atau tokoh dan

juga terlibat dengan situasi yang cocok dengan pengetahuan yang ingin digeluti.

Misalnya, para siswa dipertemukan dengan ahli atau tokoh yang dapat bercerita

Page 41: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

tentang bidang tugas yang mereka geluti, pemikiran mereka tentang suatu masalah

tertentu. Dalam interaksi ini, para siswa ditantang untuk mengkonstruksikan

pengetahuannya sesuai dengan konstruksi para ahli. Siswa juga bisa diajak ke

laboratorium ataupun tempat-tempat lain yang dapat memberi inspirasi bagi siswa.

Menurut Vygotsky pembelajaran terjadi saat anak bekerja dalam zona

perkembangan proksimal (zone of proximal development). Persisnya, dia

mendefinisikan zona ini sebagai : “jarak antara tingkat perkembangan aktual yang

ditentukan oleh pemecahan masalah secara independen dan tingkat perkembangan

potensial yang ditentukan lewat pemecahan masalah di bawah bimbingan orang

dewasa atau dalam kolaborasinya dengan rekan-rekan yang lebih mampu”. (Crain W.,

terjemahan Yudi Santoso 2007: 371). Tingkat perkembangan aktual adalah

kemampuan anak memecahkan masalah secara mandiri sedangkan tingkat

perkembangan potensial adalah kemampuan memecahkan masalah di bawah

bimbingan orang dewasa melalui kerjasama dengan teman sebaya yang lebih mampu.

Zona perkembangan proksimal bagaikan secercah cahaya, namun tidak “sekolah

fungsi yang sudah dikuasai” anak bisa berjalan dengan bantuan hari ini, namun akan

sanggup melakukannya sendiri besok (Vygotsky, 1934 dalam Crain W., terjemahan

Yudi Santoso, 2007: 371). Ide penting lain yang diturunkan Vygotsky adalah

scaffolding, yaitu memberikan bantuan kepada anak pada tahap-tahap awal

perkembangan, kemudian bantuan ini dikurangi untuk memberikan kesempatan

kepada anak untuk mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar segera

setelah anak dapat melakukannya. Jika diterapkan dalam proses pembelajaran, ide

scaffolding dapat berupa petunjuk, peringatan, dorongan, dan menguraikan masalah

pada awal pembelajaran.

Page 42: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

2) Teori Kognitif

Teori kognitif dalam pembelajaran kooperatif menekankan pada pengaruh dari

kerjasama. Ada beberapa teori kognitif yang berbeda, namun bisa dibagi menjadi dua

kategori utama yaitu teori perkembangan dan teori elaborasi kognitif.

a) Teori Perkembangan

Asumsi dasar dari teori perkembangan adalah bahwa interaksi di antara para

siswa berkaitan dengan tugas-tugas yang sesuai meningkatkan penguasaan mereka

terhadap konsep kritis (Damon, 1984; Murray, 1982 dalam Slavin, 2005 terjemahan

Nurulita Yusron, 2008: 36). Dalam pandangan Vygotsky (1978) dengan zona

perkembangan proksimalnya, kegiatan kolaboratif di antara anak-anak mendorong

pertumbuhan karena anak-anak usianya sebaya lebih suka bekerja di dalam wilayah

perkembangan paling dekat satu sama lain. Dengan nada serupa, Piaget (1926 dalam

Slavin, 2005 terjemahan Nurulita Yusron, 2008: 37) mengatakan bahwa pengetahuan

tentang perangkat sosial-bahasa, nilai-nilai, peraturan, moralitas, dan sistem simbol

(seperti membaca dan matematika) hanya dapat dipelajari dalam interaksi dengan

orang lain. Selanjutnya masih menurut Piaget (1969 dalam Crain W., terjemahan

Yudi Santoso, 2007 : 371), selama anak merasa didominasi oleh otoritas yang tahu

jawaban “benar”, maka mereka akan mengalami kesulitan untuk mengapresiasi

perbedaan-perbedaan perspektif. Sebaliknya di dalam diskusi-diskusi kelompok

dengan anak-anak lain, mereka memiliki kesempatan lebih baik untuk menghadapai

sudut pandang yang berbeda sebagai stimulan tentang berpikir mereka sendiri.

b) Teori Elaborasi Kognitif

Penelitian dalam bidang psikologi kognitif telah menemukan bahwa jika

informasi ingin dipertahankan di dalam memori dan berhubungan dengan informasi

Page 43: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

yang sudah ada di dalam memori, orang yang belajar harus terlibat dalam semacam

pengaturan kembali kognitif, atau elaborasi, dari materi (Wittock, 1987 dalam Slavin,

2005 terjemahan Nurulita Yusron, 2008 : 38). Salah satu cara elaborasi yang paling

efektif dalam menjelaskan materi yang dipelajari kepada orang lain. Dari sudut

pandang teoritis di atas, menjadi jelas bahwa memang anak-anak akan lebih banyak

belajar dalam kelas kooperatif dibandingkan dengan kelas tradisional.

2. Metode Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian Model Pembelajaran

Menurut Arends (1997:7) : “The term teaching model refers to a particular

approach to instruction that includes its goal, syntax, environment, and management

system”. Istilah model pengajaran mengarah ke suatu pendekatan pembelajaran

tertentu termasuk tujuannya, sintaksnya, lingkungannya, dan sistem pengelolaannya.

Selanjutnya menurut Arends, model pembelajaran mempunyai ciri-ciri : (1) rasional

teoritik logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya; (2) landasan

pemikiran tentang apa dan bagaimana para siswa belajar (tujuan pembelajaran yang

direncanakan; (3) tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model dapat

dilaksanakan, dan (4) lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran

dapat tercapai.

Menurut Joyce dalam Trianto (2007 : 5) : “Model pembelajaran adalah suatu

perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan

pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan

perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, computer,

kurikulum, dan lain-lain”. Sedangkan menurut Soekamto, dalam Nurulwati (2000)

dalam Trianto (2007: 5), maksud dari model pembelajaran adalah “Kerangka

Page 44: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan

pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai

pedoman para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan

aktivitas belajar mengajar”. Jadi model pembelajaran merupakan suatu pendekatan

pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran

untuk mencapai tujuan tertentu. Suatu model pembelajaran dikatakan baik jika

memenuhi kriteria sebagai berikut : Pertama, sahih (valid). Aspek validitas ini

dikaitkan dengan dua hal yaitu apakah model yang dikembangkan didasarkan pada

rasional teoritik yang kuat, dan apakah terdapat konsistensi internal. Kedua, praktis.

Aspek kepraktisan hanya dapat dipenuhi jika ahli dan praktisi yang berdasar

pengalamannya menyatakan bahwa apa yang dikembangkan dapat diterapkan; dan

kenyataan menunjukkan bahwa apa yang dikembangkan dapat diterapkan. Ketiga,

efektif. Parameter efektivitas model adalah pendapat ahli dan praktisi yang berdasar

pengalamannya menyatakan bahwa model tersebut efektif dan secara operasional

model tersebut memberikan hasil sesuai dengan yang diharapkan (Nieveen (1999)

dalam Trianto (2007 : 8)). Sedangkan menurut Khabibah (2006) dalam Trianto (2007:

8) bahwa untuk melihat kelayakan suatu model dalam aspek validitas dibutuhkan ahli

dan praktisi dalam mevalidasi model pembelajaran yang dikembangkan. Sedangkan

untuk aspek kepraktisan dan efektivitas diperlukan suatu perangkat pembelajaran

yang dikembangkan. Jadi di samping memenuhi ciri-ciri tersebut di atas, suatu model

pembelajaran juga harus mendapat legitimasi dari para pakar dan praktisi.

b. Pembelajaran Kooperatif

1) Landasan Pemikiran

Page 45: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Pembelajaran kooperatif atau cooperative learning (CL) adalah model

pembelajaran di mana siswa belajar dalam kelompok, saling menguatkan, mendalami

dan bekerjasama untuk semakin menguasai bahan (Suparno, 2007 : 134). Fokus dari

pembelajaran kooperatif adalah kemajuan bidang akademik dan afektif melalui kerja

sama (Kindsvatter, dalam Suparno, 2007: 134). Pembelajaran kooperatif merupakan

strategi belajar mengajar di mana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil

dengan tingkat kemampuan kognitif yang heterogen. (Woolfolk dalam Budiningarti

1998: 22) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan salah satu

pembelajaran yang didasarkan pada faham konstruktivisme. Pada pembelajaran

kooperatif siswa percaya bahwa keberhasilan mereka akan tercapai jika dan hanya

jika setiap anggota kelompoknya berhasil.

Sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk

bekerjasama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur disebut sebagai

pengajaran gotong royong atau cooperative learning. Sistem ini merupakan

alternative menarik yang dapat mencegah timbulnya keagresifan dalam sistem

kompetisi dan keterasingan dalam sistem individu tanpa mengorbankan aspek

kognitif. Di dalam kelas kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok kecil yang

terdiri dari 4 – 6 orang siswa sederajat tetapi heterogen. Heterogenitas ini ditinjau dari

kemampuan akademik, suku/ras, jenis kelamin, agama, dan jika mungkin latar

belakang sosial ekonomi keluarga. Makin beragamnya latar belakang siswa dalam

kelompok akan semakin baik.

Menurut Kemal Doymus dalam World Applied Sciences Journal 7 (1): 34-

42,2009. ”Effects of Two Cooperative Learning Strategies on Teaching and Learning

Topics of Thermochemistry”, menyimpulkan bahwa siswa dapat dirangsang

Page 46: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

bagaimana dalam sebuah grup teknik penelitian dibawa ke dalam kelas menjadi

pembelajaran lingkungan yang lebih kooperatif. Penelitian pembelajaran kooperatif

yang dilakukan memberikan beberapa masukan positif seperti memperoleh informasi

baru, meningkatkan kemampuan belajar dan menumbuhkan percaya diri serta untuk

meningkatkan partisipasi para siswa dalam kontribusinya ketika berada di

kelompoknya masing-masing. Jadi bisa diasumsikan bahwa ada manfaat hubungan

timbal balik sesama.

2) Unsur-unsur Dasar Pembelajaran Kooperatif

Menurut Muslimin Ibrohim (2000:6) Unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif

adalah sebagai berikut : (1) Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa

mereka bersama ; (2) Siswa bertanggungjawab atas segala sesuatu di dalam

kelompoknya seperti milik mereka sendiri ; (3) Siswa haruslah melihat bahwa semua

anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama (4) Siswa haruslah

membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya ; (5)

Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah/penghargaan yang juga akan

dikenakan untuk semua anggota kelompoknya ; ( 6) Siswa berbagi kepemimpinan

dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses

belajarnya.

Sedangkan Menurut Roger dan David Johnson, bahwa tidak setiap belajar

kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif

mempunyai unsur-unsur tertentu agar tujuan dapat tercapai. Unsur-unsur

pembelajaran kooperatif yang harus diterapkan adalah (1) saling ketergantungan

positif; (2) tanggung jawab perseorangan; (3) tatap muka; (4) komunikasi antar

anggota, dan (5) evaluasi proses kelompok (Anita Lie, 2004: 31; sejalan dengan

Page 47: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Abdurrahman & Bintoro, 2000 dalam Nurhadi, 2004: 112). Sehingga apabila unsur-

unsur di atas tidak terpenuhi bukan merupakan pembelajaran kooperatif walaupun

dilakukan secara kelompok atau bersama-sama.

Dengan menerapkan strategi pembelajaran kooperatif pada siswa berarti

pihak sekolah ( guru dan murid) : (1) mengembangkan dan menggunakan

keterampilan kooperatif berfikir kritis dan kerja sama kelompok; (2) menyuburkan

hubungan antar pribadi yang positif diantara siswa yang berasal dari latar

belakang yang berbeda ( heterogen ); (3) menerapkan bimbingan oleh teman ( peer

coaching ); (4) menciptakan lingkungan yang menghargai, menghormati nilai-nilai

ilmiah; (5) membangun sekolah dalam suasana belajar.

3) Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Menurut Kindsvatter dkk dalam Suparno (2007 : 135), belajar kooperatif

mempunyai tujuan antara lain ; a) meningkatkan hasil belajar lewat kerja sama

kelompok yang memungkinkan siswa belajar satu sama lain; b) merupakan alternatif

terhadap belajar kompetitif yang sering membuat siswa lemah menjadi minder; c)

memajukan kerjasama kelompok antara manusia. Dengan belajar bersama, hubungan

antara siswa makin akrab dan kerja sama antara mereka akan lebih; dan d) bagi

siswa-siswa yang mempunyai intelegensi interpersonal tinggi, cara belajar ini sangat

cocok dalam memajukan. Mereka lebih mudah mengkonstruksi pengetahuan lewat

bekerjasama dengan teman, daripada sendirian.

4) Lingkungan Belajar dan Sistem Pengelolaan

Pendidikan dalam masyarakat yang demokratis seyogyanya mengajarkan

proses demokrasi secara langsung (John Dewey dan Herbert Thelan dalam Ibrahim,

2000 dalam Trianto, 2007 : 44). Tingkah laku kooperatif dipandang oleh Dewey dan

Page 48: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Thelan sebagai dasar demokrasi, dan sekolah dipandang sebagai laboratorium untuk

mengembangkan tingkah laku demokrasi. Peran aktif dan proses demokrasi menjadi

ciri khas lingkungan pembelajaran kooperatif. Guru memang berperan aktif dalam

pembentukan kelompok dan juga mendenifisikan semua prosedur. Walaupun

demikian, guru tidak dibenarkan mengelola tingkah laku siswa dalam kelompok

secara ketat. Siswa harus memiliki ruang dan peluang untuk secara bebas

mengendalikan aktivitas-aktivitas di dalam kelompoknya.

Dalam pembelajaran kooperatif siswa tidak hanya mempelajari materi, tetapi

siswa juga mempelajari keterampilan-keterampilan khusus yang disebut keterampilan

kooperatif. Keterampilan-keterampilan kooperatif tersebut meliputi keterampilan

kooperatif tingkat awal, tingkat menengah dan tingkat mahir (Lungdren, 1994 dalam

Isjoni, 2007 : 46 – 48). Keterampilan kooperatif tingkat awal, meliputi : (1)

menggunakan kesepakatan dalam menyamakan pendapat yang berguna untuk

meningkatkan hubungan kerja dalam kelompok; (2) menghargai kontribusi anggota

lain; (3) setiap anggota kelompok bersedia menggantikan dan bersedia mengemban

tugas / tanggung jawab tertentu dalam kelompok; (4) selama kegiatan berlangsung

setiap anggota tetap berada dalam kelompok; (5) setiap anggota meneruskan tugas

yang menjadi tanggung jawabnya, agar kegiatan dapat diselesaikan sesuai waktu

yang dibutuhkan; (6) mendorong semua anggota kelompok untuk memberikan

kontribusi terhadap tugas kelompok; (7) mengundang orang lain untuk berbicara dan

berpartisipasi terhadap tugas ; dan (8) bersikap menghormati terhadap budaya, suku,

ras, atau pengalaman dari semua siswa atau peserta didik.

Keterampilan kooperatif tingkat menengah meliputi : (1) menunjukkan

penghargaan dan simpati; (2) mengungkapkan ketidaksetujuan dengan cara yang

Page 49: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

dapat diterima;(3) mendengarkan dengan arif; (4) bertanya. Sedangkan keterampilan

tingkat mahir meliputi : (1) mengelaborasi; (2) memeriksa dengan cermat; (3)

menanyakan kebenaran; (4) menetapkan tujuan; dan (5) berkompromi.

3. Jigsaws II ( Tim Ahli )

Metode pengajaran dengan Jigsaw dikembangkan oleh Elliot Aronson dan

rekan-rekannya (1978). Bentuk adaptasi Jigsaw yang lebih praktis dan mudah, yaitu

Jigsaw II (Slavin, 1986a). Pembelajaran kooperatif model Jigsaw II dapat digunakan

apabila topik-topik yang dipelajari ditulis dalam bentuk cerita sehingga pembelajaran

ini cocok untuk topik-topik sosial, literature, dan beberapa topik ilmu sains terutama

topik yang berkaitan dengan penanaman konsep. Dalam pembelajaran kooperatif

Jigsaw II, siswa bekerja dalam tim yang heterogen seperti . Siswa diminta untuk

membaca suatu materi dan diberi lembar ahli (expert sheet) yang memuat topik-topik

berbeda untuk tiap anggota tim yang harus dipelajari pada saat membaca. Apabila

siswa telah selesai membaca, selanjutnya dari tim berbeda dengan topik yang sama

(berkumpul) dalam kelompok ahli, untuk mendiskusikan topik mereka selama waktu

yang ditentukan. Selanjutnya ahli-ahli ini kembali ke tim masing-masing untuk

menyampaikan kepada anggota yang lain dalam satu tim asal. Pada akhirnya siswa

mengerjakan kuis yang mencakup semua topik dan skor yang diperoleh menjadi skor

tim . Skor yang dikontribusi oleh siswa kepada timnya menjadi dasar sistem

peningkatan skor individual. Siswa dengan skor tinggi dalam timnya dapat menerima

sertifikat atau penghargaan lainnya. Dalam Jigsaw II ini terdapat dua macam

pembelajaran kooperatif, yaitu pembelajaran kooperatif dalam kelompok asal dan

pembelajaran kooperatif dalam kelompok ahli. Pada Jigsaw II tidak diterapkan sistem

Page 50: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

penghargaan kelompok. Para siswa dinilai berdasarkan hasil belajar individu masing-

masing.

Jigsaw II yang dikembangkan oleh Robert Slavin pada dasarnya mengambil

struktur yang sama dari Jigsaw Aronson, akan tetapi, Slavin mencoba

menyederhanakan dengan cara kelompok membahas suatu topik dan tiap anggota

kelompok memilih subtopik yang dikuasai (menjadi ahli). Setiap ahli membahas

subtopiknya kepada anggota lainnya. Penyederhanaan ini memudahkan guru bila

menghadapi topik yang sedikit atau mengurangi beban guru menyiapkan beragam set

materi pelajaran. Selain itu Slavin menambahkan aspek kompetisi kelompok dan

penghargaan kelompok. Dalam Jigsaw II , skor yang dikontribusi oleh siswa kepada

timnya menjadi dasar sistem peningkatan skor individual. Siswa dengan skor tinggi

dalam timnya dapat menerima sertifikat atau penghargaan lainnya. Kunci dari

pembelajaran Jigsaw II adalah saling ketergantungan, yaitu setiap siswa bergantung

pada anggota satu timnya untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan agar

mengerjakan kuis dengan baik.

Menurut Slavin ( 2008: 241) Kegiatan instruksional yang secara reguler

dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif Jigsaw II terdiri atas : (1) Membaca,

siswa menerima topik ahli dan membaca materi yang diberikan untuk menemukan

informasi yang berhubungan dengan topik mereka; (2) Diskusi kelompok ahli, siswa

dengan topik ahli yang sama bertemu untuk mendiskusikannya dalam kelompok ahli;

(3) Laporan tim, ahli-ahli kembali pada timnya dan mengajarkan topik mereka

kepada anggota yang lain dalam satu timnya; (4) Tes, siswa mengerjakan kuis

individual yang mencakup semua topik; (5) Rekognisi tim, tim dimungkinkan

mendapatkan penghargaan berupa sertifikat atau dalam bentuk lain apabila skor rata-

Page 51: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

rata mereka melebihi kriteria tertentu. Penghitungan skor untuk Jigsaw II sama

dengan penghitungan skor pada STAD, termasuk skor untuk awalnya, poin-poin

kemajuan, dan prosedur penghitungan skor. Tim dimungkinkan mendapatkan

penghargaan berupa sertifikat atau dalam bentuk lain apabila skor rata-rata mereka

mencapai kriteria tertentu. Menurut Durmus Kilic dalam World Applied Sciences

Journal 4 (Supple 1): 109-114,2008 menyimpulkan bahwa teknik Jigsaw dapat

digunakan dalam tahap pendidikan dan kolaborasi/kerjasama belajar akan

memberikan efisiensi dan kemudahan dalam mengajar. Sehingga hal tersebut sesuai

diterapkan pada materi ekosistem yang begitu luas agar siswa lebih mudah dalam

menerima materi pelajaran dan menghemat waktu.

4. Student Teams Achievemnt Division (STAD)

STAD merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang

dikembangkan oleh Robert E. Slavin tahun 1995 di Universitas John Hopkins,

Amerika Serikat. Model ini merupakan pembelajaran kooperatif yang paling

sederhana dan sebuah model yang bagus untuk memulai bagi seorang guru yang baru

untuk menggunakan pendekatan kooperatif. Dalam pembelajaran kooperatif model

STAD,siswa-siswa di kelompokkan menjadi kelompok kecil dengan jumlah anggota

tiap kelompok 4 – 6 siswa. Yang terdiri dari siswa pandai, sedang dan rendah.

Disamping itu guru juga mempertimbangkan kriteria heterogenitas yang lainnya

seperti jenis kelamin, latar belakang sosial, kesenangan dan lain sebagainya.

Pembawaan siswa ke dalam kelompok-kelompok perlu diseimbangkan sehingga

setiap kelompok memiliki anggota yang tingkat prestasinya seimbang. Anggota tim

menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran yang lain untuk

menuntaskan materi pelajarannya dan kemudian saling membantu satu sama lain

Page 52: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

untuk memahami bahan pelajaran melalui tutorial, kuis, satu sama lain atau

melakukan diskusi. Secara individual setiap pertemuan siswa diberi kuis. Kuis itu

diskor dan tiap individu diberi skor perkembangan. Skor perkembangan ini tidak

berdasarkan pada skor mutlak siswa, tetapi berdasarkan pada seberapa jauh skor itu

melampaui rata-rata skor siswa yang lalu. Setiap pertemuan pada suatu lembar

penilaian singkat atau dengan cara lain, diumumkan tim-tim dengan skor tertinggi,

siswa yang mencapai skor perkembangan tinggi, atau siswa yang mencapai skor

sempurna pada kuis-kuis itu. Terkadang seluruh tim yang mencapai kriteria tertentu

dicantumkan dalam lembar itu.

Menurut Slavin (2008:143) STAD terdiri dari 5 (lima) komponen utama yaitu

presentasi Kelas, kelompok/tim, kuis, skor Kemajuan individu, dan Rekognisi Tim.

(1) Presentasi Kelas, materi diperkenalkan dalam presentasi di dalam kelas. Ini

merupakan pengajaran langsung seperti yang sering kali dilakukan atau diskusi-

pelajaran yang dipandu oleh guru, tetapi bisa juga presentasi audiovisual. Sehingga

siswa harus menyadari bahwa mereka harus memberi perhatian penuh selama

presentasi kelas, karena berkaitan dengan kuis dan skor, sehingga apabila dapat

mengerjakan kuis dengan baik, skor kuis mereka menentukan skor tim mereka juga;

(2) Tim atau kelompok, terdiri atas 4 – 5 siswa yang mewakili seluruh bagian dari

kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras, dan etnis yang bervariasi.

Fungsi utama dari tim ini adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar

belajar, dan khususnya lagi adalah untuk mempersiapkan anggotanya untuk bisa

mengerjakan kuis dengan baik. Setelah guru menyampaikan materinya, tim

berkumpul untuk mempelajari lembar kegiatan atau materi lainnya. Tim adalah fitur

yang paling penting dalam STAD. Pada tiap poinnya, yang ditekankan adalah

Page 53: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

membuat anggota tim melakukan yang terbaik untuk tim, dan tim pun harus

melakukan yang terbaik untuk membantu tiap anggotanya. Selama belajar kelompok,

tugas anggota kelompok adalah menguasai materi yang diberikan guru dan membantu

teman dalam satu kelompok untuk menguasai materi tersebut. Siswa diberi lembar

kegiatan yang dapat digunakan untuk melatih keterampilan yang sedang diajarkan

untuk mengevaluasi diri mereka dan teman satu kelompok; (3) Kuis, setelah sekitar

1 atau 2 periode dari guru memberikan presentasi dan sekitar satu atau dua periode

praktim tim, para siswa mengerjakan kuis individual. Kuis dikerjakan oleh siswa

secara mandiri. Para siswa tidak diperbolehkan untuk saling membantu dalam

mengerjakan kuis. Sehingga, tiap siswa bertanggung jawab secara individual untuk

memahami materinya; (4). Skor Kemajuan individual, Gagasan yang

melatarbelakangi skor kemajuan individual adalah untuk memberikan kepada tiap

siswa tujuan kinerja yang akan dapat dicapai apabila mereka bekerja lebih giat dan

lebih baik daripada sebelumnya. Tiap siswa dapat memberikan kontribusi poin yang

maksimal kepada timnya dalam sistem skor ini, tetapi tak ada siswa yang dapat

melakukannya tanpa memberikan usaha mereka yang terbaik. Tiap siswa diberikan

skor “awal”, yang diperoleh dari rata-rata kinerja siswa tersebut sebelumnya dalam

mengerjakan kuis yang sama. Siswa selanjutnya akan mengumpulkan poin untuk tim

mereka berdasarkan tingkat kenaikan skor kuis mereka dibandingkan dengan skor

awal mereka; (5). Rekognisi Tim, Kelompok dimungkinkan mendapat sertifikat atau

penghargaan lain apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu. Setiap

siswa memiliki skor awal yang diperoleh dari nilai sebelumnya. Skor awal ini

mungkin berupa nilai ulangan harian atau nilai ulangan umum semester sebelumnya.

Setelah tahap evaluasi di mana siswa menyelesaikan kuis perorangan, guru harus

Page 54: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

menghitung poin kemajuan tiap siswa. Selanjutnya guru juga harus menghitung poin

kemajuan rata-rata tiap tim, yang merupakan jumlah poin kemajuan seluruh anggota

tim dibagi jumlah anggota tim. Setelah itu guru menentukan tingkat penghargaan

kelompok kepada masing-masing tim dan memberikan penghargaan kepada masing-

masing tim.

5. Pengertian Motivasi

Istilah motivasi dari bahasa latin “mover“ yang berarti menggerakkan.

Rumusan McDonald dalam Oemar Hamalik (2001:106) bahwa motivasi adalah suatu

perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya

perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Menurut Beck (1990:2-4) motivasi

adalah dorongan, yaitu dorongan-dorongan baik dari luar diri manusia itu sendiri

yang menyebabkan seseorang melakukan perbuatan. Sedangkan menurut Ngalim

Purwanto (1990:73), motivasi merupakan usaha yang didasari untuk menggerakkan

dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak dan

beraktifitas sehingga dapat mencapai hasil atau tujuan tertentu. Sejalan dengan itu,

Descartes dalam Siti Rahayu Haditomo (1979:17) menyatakan bahwa antara pikiran

dan tubuh adalah dua hal yang berbeda dalam kategori-kategori, immaterial dan

materi. Semua gerakan yang dilakukan oleh tubuh tergantung perintah dan pikiran.

Dapat disimpulkan bahwa yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu

perbuatan berasal dari apa yang ada dalam pikirannya. Menurut Sardiman (2001:71),

motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan

sesuatu. Motif dapat dikatakan daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek untuk

melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai tujuan. Bahkan motif dapat

dikatakan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata “Motif” itu,

Page 55: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif.

Menurut Onong Uchana Effendi (1993:69) motivasi berasal dari kata motif yang

berarti gerak yang mendorong seseorang berbuat sesuatu. Arti dari motivasi menurut

Effendi adalah membangkitkan motif, membangkitkan daya gerak atau

menggerakkan seseorang atau diri sendiri untuk berbuat sesuatu dalam rangka

mencapai kepuasan atau suatu tujuan. Dari pendapat para ahli dapat diambil

kesimpulan bahwa motivasi adalah suatu proses kegiatan untuk memberikan

dorongan kepada seseorang (atau dapat juga pada diri sendiri), untuk mengambil

tindakan atau berbuat sesuatu dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

a. Macam-macam Motivasi

Peter dalam Entwistle (1981:193) mengemukakan bahwa dilihat dari

sumbernya, ada dua jenis motivasi yaitu : 1) motivasi intrinsik, jika motivasi berasal

dari dalam dirinya sendiri, dan 2) motivasi ekstrinsik, apabila motivasi berasal dari

luar dirinya sendiri. Menurut Sardiman (2001:88) motivasi ekstrinsik dapat dikatakan

sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan

berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas

belajar. Dari dua jenis motivasi tersebut motivasi intrinsik lebih besar pengaruhnya

terhadap keberhasilan belajar. Pada umumnya motivasi intrinsik lebih kuat dan lebih

tahan karena motif yang timbul atas kesadaran sendiri sehingga mempunyai daya

dorong lebih kuat dari pada dasar simbolik. Pada kasus-kasus kegagalan belajar di

suatu jurusan tertentu umumnya berkaitan dengan hal ini. Sebagai contoh, anak yang

masuk pada jurusan tertentu di sekolah bukan atas keinginannya tapi atas desakan

orang tua. Akibatnya dia harus mendapat motivasi ekstrinsik dari orang tuanya agar

mau belajar.

Page 56: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

b. Motivasi Belajar

Dimyati dan Mudjiono (1999:80), menjelaskan bahwa motivasi belajar adalah

kekuatan mental yang mendorong terjadinya belajar. Menurut Galloway dalam Toeti

Soekamto dan Udin S. Winatapura (1997:39) bahwa dengan mengatur kondisi dan

situasi belajar menjadi kondusif, serta diberikan penguatan-penguatan diharapkan

akan dapat merubah motivasi ekstrinsik menjadi motivasi intrinsik. Sebagian guru

berpendapat bahwa motivasi belajar bersumber dari siswa itu sendiri dalam

meningkatkan motivasi belajarnya, sehingga guru tidak atau kurang peduli bagaimana

merangsang, meningkatkan dan memelihara motivasi belajar siswa.

Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu tentang

pembelajaran, ternyata justru gurulah yang sangat berperan untuk dapat merangsang,

meningkatkan dan memelihara motivasi belajar siswa, sebagaimana prinsip-prinsip

motivasi yang disusun oleh Keller yang dikutip Driscoll (1994:312) yang disebut

dengan model ARCS. Dalam model yang dikemukakan Keller tersebut seorang guru

dituntut dapat menciptakan empat kategori motivisional, untuk dapat menghasilkan

kondisi pembelajaran yang menarik, bermakna dan memberikan tantangan bagi

siswa. Keempat kondisi motivisional tersebut adalah: 1) Attention (perhatian), agar

siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan penuh perhatian, harus dirangsang rasa

ingin tahunya; 2) Relevance (relevansi), tunjukkan bahwa apa yang dipelajari ada

hubungannya atau sesuai dengan kebutuhan siswa; 3) Confidence (rasa percaya diri),

berikan harapan dan keyakinan kepada siswa bahwa mereka dapat berhasil; 4)

Satifaction (kepuasan), ciptakan rasa puas pada siswa dengan memberi kesempatan

dapat berhasil dalam mempraktekkan pengetahuannya. Keempat kondisi motivisional

Page 57: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

tersebut diharapkan seorang guru dapat merangsang, membangkitkan dan memelihara

motivasi di dalam mengikuti proses pembelajaran.

Untuk menimbulkan motivasi dari siswa, seorang guru harus mengetahui

kebutuhan-kebutuhan, karakteristik dan perilaku siswa. Untuk mengetahui hal

tersebut, maka guru perlu merancang pendekatan pembelajaran yang tepat dengan

mengidentifikasi karakteristik dan kebutuhan belajar siswa. Dengan melakukan

rancangan pendekatan yang baik, maka guru bisa memberi motivasi yang sesuai

dengan kondisi siswanya. Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan guru untuk

merangsang, memelihara dan meningkatkan motivasi belajar siswa yaitu dengan

menyusun program pengajaran yang baik.

Adanya motivasi diharapkan siswa dapat belajar dengan lebih giat dan tidak

merasa terpaksa sehingga tujuan organisasi sekolah secara intruksional dapat tercapai.

Menurut Oemi Abdurachman (1995:93) arti motivasi belajar adalah semangat atau

dorongan untuk belajar dan bertanggung jawab untuk melaksanakan dan

menyelesaikan sesuatu demi kepentingan dirinya. Moekijat (1997:27)

mengemukakan bahwa motivasi diartikan sebagai pengaruh, suatu kekuatan yang

menimbulkan perilaku. Lebih lanjut Moekijat (1997:30) kunci utama kegiatan belajar

adalah motivasi, memotivasikan para siswa untuk belajar giat berdasarkan kebutuhan

mereka secara memuaskan, yakni kebutuhan akan nilai yang cukup bagi keperluan

hidup, kebahagiaan, kemajuan diri, dan sebagainya. Dari pendapat para ahli di atas

dapat disimpulkan arti motivasi belajar adalah dorongan dari dalam diri siswa agar

berperilaku mau mengikuti pembelajaran untuk mencapai tujuan seperti apa yang

dikehendaki. Jadi motivasi belajar adalah dorongan yang berhubungan kesediaan

suatu organisme untuk belajar sesuatu dalam mencapai tujuan perubahan dari tidak

Page 58: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

biasa menjadi biasa. Bisa juga dikatakan bahwa motivasi belajar adalah usaha

memberikan dorongan yang dilakukan oleh guru terhadap muridnya dengan tujuan

agar mereka mau belajar dengan rasa penuh kesadaran, semangat tinggi, keikhlasan

untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam melaksanakan pembelajaran agar

efektif dan efisien yang terpenting adalah memotivasi para siswa untuk belajar giat

berdasarkan kebutuhan sendiri.

6. Kreativitas

a. Definisi Kreativitas

Diungkapkan oleh Mednick dalam Lefrancois (1996) mendefinisikan

Kreativitas sebagai berikut : Creativity is “the forming of associative elements intro

new combination which either meet specifed requirements or are in some ways

useful. The more mutually remote the elements of the new combination. The more

creative the process solution” Kreativitas merupakan bagian dari unsur-unsur

asosiatif dalam kombinasi baru yang memenuhi syarat-syarat tertentu atau dengan

beberapa cara yang berguna. Makin jauh timbal balik unsur-unsur kombinasi baru,

makin kreatif proses untuk pemecahan masalah.

Kreativitas adalah hasil interaksi antara individu dengan lingkungannya.

Seseorang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan di mana ia berada,

dengan demikian baik perubahan di dalam individu maupun di dalam lingkungan

dapat menunjang atau dapat menghambat upaya kreatif. Implikasinya adalah bahwa

kemampuan kreatif dapat ditingkatkan melalui pendidikan Rogers (1962)

menekankan bahwa sumber dari kreativitas adalah kecenderungan untuk

mengaktualisasikan diri, mewujudkan potensi, dorongan untuk berkembang dan

menjadi matang, kecenderungan untuk mengekspresikan dan mengaktifkan semua

Page 59: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

kemampuan organisme. Peneliti setuju dengan pendapat di atas karena sumber dari

kreativitas tersebut memperlihatkan upaya positif untuk menjadi pribadi yang matang

dengan memberdayakan unsur dari dalam ( jiwa ) untuk dimunculkan ke luar (raga) .

Sehingga diharapkan kreativitas tetap terjaga untuk mempertahankan bahkan

meningkatkan prestasi belajar.

Kreativitas, disamping bermakna baik untuk pengembangan diri maupun

untuk pengembangan masyarakat, juga merupakan salah satu kebutuhan pokok

manusia, yaitu kebutuhan akan perwujudan diri sebagai salah satu kebutuhan paling

tinggi bagi manusia (Maslow, 1968). Menurut pendapat peneliti, begitu pentingnya

kreativitas sehingga ditempatkan begitu tinggi berkaitan dengan harga diri sebagai

suatu individu. Karena kalau sudah menyangkut harga diri sebagai seorang manusia

apapun akan dipertaruhkan untuk mempertahankannya.

Kreativitas dalam perkembangannya sangat terkait dengan empat aspek, yaitu

aspek pribadi, pendorong, proses,dan produk. Ditinjau dari aspek pribadi, kreativitas

muncul dari interaksi pribadi yang unik dengan lingkungannya. Ditinjau dari aspek

pendorong kreativitas dalam perwujudannya memerlukan dorongan internal maupun

dorongan eksternal dari lingkungan. Ditinjau sebagai proses, menurut Torrance

(1988), kreativitas adalah proses merasakan dan mengamati adanya masalah,

membuat dugaan tentang kekurangan, menilai dan menguji dugaan atau hipotesis,

kemudian mengubah dan mengujinya lagi, dan kemudian menyampaikan hasil-

hasilnya. Proses kreatif meliputi beberapa tahap, yaitu persiapan, inkubasi, iluminasi,

dan verifikasi. Ditinjau mengenai produk, kreativitas menekankan bahwa apa yang

dihasilkan dari proses kreativitas, ialah sesuatu yang baru, orisinil, dan bermakna.

Page 60: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Utami Munandar (1995) membuat definisi yang merupakan rangkuman dari

beberapa pengertian tentang kreativitas yaitu kreativitas untuk semua usaha produktif

yang unik dari individu, seorang dituntut kemampuannya untuk berpikir dan

menemukan sesuatu yang baru melalui kondisi lingkungan dan mempertimbangkan

aspek-aspek personalitasnya. Proses berpikir kreatif yang berupa penemuan konsep,

prinsip dan gagasan-gagasan baru memerlukan kondisi yang kondusif dengan

kesempatan yang cukup luas.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kreativitas dapat

dipandang dari segi : produk, proses, kepribadian, dan kondisi lingkungan. Dari segi

produk, kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang baru. Dari

segi proses, kreativitas adalah aktivitas yang dilakukan seseorang karena adanya

kegiatan mental intelektual dalam kognitif seseorang. Dari segi ke pribadian

kreativitas muncul dari interaksi pribadi yang unik dengan lingkungannya Dari segi

kondisi lingkungan, kreativitas terbentuk karena dorongan lingkungan keluarga,

sekolah, masyarakat dan budaya. Lingkungan keluarga berperan paling besar dalam

menentukan kreativitas seseorang.

b. Kepribadian orang yang kreatif

Orang yang kreatif adalah mereka yang mempunyai kemampuan luar biasa

untuk menyesuaikan diri dalam segala situasi dan dengan ketrampilannya ia mampu

melaksanakan pekerjaan untuk mencapai apa yang diinginkan. Biasanya orang yang

kreatif selalu ingin tahu, memiliki minat yang luas, memiliki kegembiraan dan

menyukai aktivitas kreatif. Anak dan remaja biasanya cukup mandiri dan memiliki

rasa percaya diri. Mereka lebih berani mengambil resiko dengan tetap menggunakan

perhitungan dibandingkan dengan anak-anak pada umumnya. Mereka berani

Page 61: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

melakukan inovasi - inovasi agar berbeda, menonjol, membuat kejutan, atau

membuat terobosan baru yang menyimpang dari kebiasaan/tradisi. Rasa percaya diri,

keuletan, dan ketekunan membuat mereka tidak cepat putus asa dalam mencapai

tujuan mereka.

Treffinger (Utami Munandar,2004:35), mengatakan bahwa pribadi yang

kreatif biasanya lebih terorganisasi dalam tindakan. Rencana inovatif serta produk

orisinal mereka telah dipikirkan dengan matang terlebih dahulu, dengan

mempertimbangkan masalah yang mungkin timbul serta implikasinya. Ciri kreatif

lainnya adalah kecenderungan untuk lebih tertarik pada hal – hal yang rumit dan

misterius, seperti kecenderungan untuk percaya pada paranormal. Mereka lebih

sering memiliki pengalaman indra keenam atau kejadian mistik. Sedang minat untuk

menikmati seni dan keindahan juga lebih kuat dari rata – rata.

Menurut Utami Munandar (2004:36), ciri-ciri kepribadian yang kreatif :

berani dalam pendirian/keyakinan, melit (ingin tahu), mandiri dalam berpikir dan

mempertimbangkan, bersibuk diri terus menerus dengan kerjanya, intuitif, ulet, tidak

bersedia menerima pendapat dari otoritas begitu saja. Sedangkan ciri – ciri siswa

kreatif yang dikehendaki pendidik, menurut Utami Munandar ( 1999) yaitu : (1)

imajinatif; (2) mempunyai prakarsa (inisiatif) ; (3) mempunyai minat luas; (4)

mandiri dalam berpikir; (5) meneliti; (6) senang berpetualang; (7) penuh energi

untuk belajar; (8) percaya diri; (9) bersedia mengambil resiko; (10) berani dalam

pendirian dan keyakinan.

Dalam hal ini, E. Mulyasa ( 2003 ) menekankan pentingnya upaya

pengembangan aktivitas, kreativitas, dan motivasi siswa di dalam proses

pembelajaran. Dengan mengutip pemikiran Gibbs, E. Mulyasa ( 2003 )

Page 62: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

mengemukakan hal-hal yang perlu dilakukan agar siswa lebih aktif dan kreatif dalam

belajarnya, adalah : (1) dikembangkannya rasa percaya diri para siswa dan

mengurangi rasa takut; (2) memberikan kesempatan kepada seluruh siswa untuk

berkomunikasi ilmiah secara bebas terarah; (3) melibatkan siswa dalam menentukan

tujuan belajar dan evaluasinya; (4) memberikan pengawasan yang tidak terlalu ketat

dan tidak otoriter; (5) melibatkan mereka secara aktif dan kreatif dalam proses

pembelajaran secara keseluruhan.

Dimilikinya kemampuan kreatif, siswa tidak hanya menerima informasi dari

guru, namun siswa akan berusaha mencari dan memberikan informasi dalam proses

pembelajaran. Siswa yang kreatif selalu mempunyai rasa ingin tahu, ingin mencoba-

coba, berpetualang, suka bermain dan intuitis. Kemampuan kreatif akan mendorong

siswa merasa memiliki harga diri, kebanggaan dan kehidupan yang lebih sehat.

Namun menjadi tanggung jawab dan kewajiban guru pula untuk meningkatkan

kreatifitas para siswa agar prestasi belajar yang dicapai dapat maksimal dan optimal.

Menurut Graham Wallas (Colin Rosa, 2007:96) , psikolog Amerika,

kreativitas muncul dalam proses empat tahap sebagai berikut : 1) Tahap persiapan,

pada tahap persiapan otak mengumpulkan informasi dan data yang berfungsi sebagai

dasar atau riset untuk kaya kreatif yang sedang terjadi, 2) Tahap inkubasi, masa

inkubasi dikenal luas sebagai tahap istirahat, masa menyimpan informasi yang sudah

dikumpulkan, lalu berhenti dan tidak lagi memusatkan diri atau merenungkannya, 3)

Tahap pencerahan, tahap pencerahan dikenal luas sebagai pengalaman eureka atau

“aha”, yaitu inspirasi ketika sebuah gagasan baru muncul dalam pikiran, seakan-akan

dari ketiadaan, untuk menjawab tantangan kreatif yang sedang dihadapi, 4) Tahap

pelaksanaan / pembuktian, pada tahap ini merupakan titik tolak seseorang memberi

Page 63: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

bentuk pada ide atau gagasan baru, untuk menyakinkan bahwa gagasan tersebut bisa

diterapkan.

c. Pengukuran Kreativitas

Untuk mengetahui tingkat kreativitas siswa dilakukan dengan menggunakan

tes kreativitas. Tes ini berlandaskan pada struktur intelek dari Galiford, terdiri dari

enam sub tes yang semuanya mengukur operasi berpikir divergen, dengan dimensi

konten verbal. Kreativitas atau berpikir kreatif secara operasional tercermin dari

kelancaran, fleksibilitas dan orisinalitas dalam berpikir (Utami Munandar, 1999) .

Keenam sub tes dari tes kreativitas verbal 1) Permulaan Kata yaitu Pada subtes ini

subyek harus memikirkan sebanyak mungkin kata yang dimulai dengan susunan

huruf tertentu sebagai rangsangan. Tes ini mengukur kelancaran dengan kata, yaitu

kemampuan untuk menentukan kata yang memenuhi persyaratan struktural tertentu.

2) Menyusun Kata yaitu Pada subtes ini subyek harus memikirkan menyusun

sebanyak mungkin kata yang mulai dengan susunan huruf tertentu sebagai

rangsangan. (dalam kepustakaan tes ini juga disebut anagram). Seperti tes permulaan

kata, tes ini mengukur “kelancaran kata”, tetapi tes ini juga menuntut kemampuan

dalam reorganisasi persepsi. 3) Membentuk Kalimat Tiga Angka yaitu Pada subtes

ini subyek harus menyusun kalimat yang terdiri dari tiga kata, huruf pertama untuk

setiap kata diberikan sebagai rangsangan, akan tetapi urutan dalam penggunaan

ketiga huruf tersebut boleh berbeda-beda, menurut kehendak subyek. 4) Sifat-sifat

yang Sama yaitu Pada subtes ini, subyek harus menemukan sebanyak mungkin obyek

yang semuanya memiliki dua sifat yang ditentukan. Tes ini merupakan ukuran dari

“kelancaran dalam memberikan gagasan”, yaitu kemampuan untuk mencetuskan

gagasan yang memenuhi persyaratan tertentu dalam waktu yang terbatas. 5) Macam-

Page 64: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

macam Penggunaan yaitu Pada subtes ini subyek harus memikirkan sebanyak

mungkin penggunaan yang tidak lazim dari benda sehari-hari. Tes ini merupakan

ukuran dari “kelenturan dalam berpikir”, karena dalam tes ini banyak subyek harus

didapat. Creative Thinking Skill Pendekatan Melalui Problem- Based Learning:

Pedagogi dan Praktik di Kelas Teknik oleh Halizah Awang dan Ishak Ramly S dalam

International Journal of Social Sciences 3 : 1 2008 mengemukakan sebagai berikut;

Apa yang menyebabkan kreativitas dalam individu? Dapatkah kreativitas

diidentifikasi? Pertanyaan-pertanyaan tersebut perlu mendapatkan jawaban agar

dalam proses pembelajaran dapat dimaksimalkan. Maka digunakan tes kreativitas

Torrance Tests of Creative Thinking (TTCT). Tiga kemampuan kreatif yang diukur

adalah (a) orisinilitas yaitu kemampuan untuk mempunyai gagasan,pengetahuan. Dan

belajar mengidentifikasi masalah, self – directed, grup diskusi. (b) kefasihan yaitu

kemampuan untuk menghasilkan sejumlah besar ide. (c) fleksibilitas yaitu

kemampuan untuk menghasilkan berbagai tema ideasional atau kategori. 6) Apa

akibatnya yaitu Pada sub tes ini, reponden harus memikirkan segala sesuatu yang

mungkin terjadi sebagai akibat dari suatu kejadian hipotesis yang telah ditentukan.

Tes ini merupakan ukuran dari “kelancaran dalam memberikan gagasan” yang

dikombinasikan dengan “elaborasi”. Setiap jawaban yang menunjuk pada akibat

(yang masuk akal) dari kejadian hipotesis yang dilukiskan mendapat skor satu, dan

jawaban yang terperinci mendapatkan skor empat.

7. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai siswa, berupa seperangkat

pengetahuan atau keterampilan, setelah siswa tersebut mengalami proses

Page 65: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

belajar.Prestasi adalah bukti keberhasilan usaha yang dapat dicapai (Winkel, 1983).

Prestasi dapat dikatakan juga merupakan hasil yang yang telah dicapai oleh siswa

dalam belajar (Muhaibbin Syah,1995). Prestasi belajar biologi merupakan hal sangat

penting dalam proses belajar karena dapat menjadi petunjuk untuk mengetahui

sejauh mana keberhasilan siswa dalam belajar-mengajar yang telah dilaksanakan.

Sebagai cara untuk menilai individual diwujudkan dalam bentuk nilai yang diberikan

kepada siswa berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Dalam pembelajaran

di sekolah, Biologi dimasukkan kedalam kelompok IPA. Mata pelajaran biologi di

SMA bertujuan agar peserta didik dapat menerapkan konsep-konsep Biologi dalam

kehidupan sehari-hari dan meningkatkan kesadaran untuk memelihara dan

melestarikan lingkungan serta sumber daya alam (Mulyasa,2004:214). Istilah Biologi

berasal dari bahasa Yunani yaitu kata bios yang berarti kehidupan dan logos yang

berarti ilmu. Jadi Biologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang

makhluk hidup. Sedangkan menurut Kimball (1991:4) “Biologi ialah ilmu tentang

kehidupan” jadi biologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang

kehidupan.

b. Ranah Pembelajaran

Dari hasil penjelasan yang telah diuraikan di atas maka hasil belajar biologi

adalah hasil yang dicapai siswa dalam aktivitas yang dilakukan secara sadar ditandai

dengan perubahan-perubahan yang berupa pengetahuan, pemahaman, keterampilan,

sikap, kemampuan berpikir, penghargaan terhadap sesuatu, minat yang berhubungan

dengan mata pelajaran biologi yang terkandung dalam tiga ranah yaitu kognitif,

afektif, dan psikomotorik .

Page 66: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

1) Kognitif

Menurut Winkel (2005:274-276), kognitif memiliki enam taraf meliputi

pengetahuan (taraf paling rendah) sampai evaluasi (taraf paling tinggi) yaitu 1)

Pengetahuan hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan. Hal-hal itu

meliputi fakta, kaidah dan prinsip, 2) Pemahaman, kemampuan untuk menangkap

makna dan arti dari bahan yang dipelajari, 3) Penerapan, kemampuan untuk

menerapkan suatu kaidah atau metode bekerja pada suatu kasus yang konkret dan

baru, 4) Analisi, kemampuan untuk merinci suatu kesatuan kedalam bagian-bagian,

sehingga struktur keseluruhan atau organisasinya dapat dipahami dengan baik, 5)

Sintesis, kemampuan untuk membentuk suatu kesatuan atau pola baru, 6) Evaluasi,

kemampuan untuk membentuk suatu pendapat mengenai sesuatu bersama dengan

pertanggungjawaban pendapatnya berdasarkan kriteria tertentu.

2) Afektif

Menurut Winkel (2005:276-278), segi afektif dibagi menjadi lima taraf,

yaitu: 1) Penerimaan, mencakup kepekaan akan adanya suatu perangsang dan

kesediaan untuk memperhatikan rangsangan tersebut, 2) Partisipasi, mencakup

kerelaan memperhatikan secara aktif dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan, 3)

Penentuan sikap, kemampuan memberikan penilaian terhadap sesuatu dan membawa

dari sesuai dengan penilaian tersebut, 4) Organisasi, kemampuan membentuk suatu

system nilai sebagai pedoman dan pegangan dalam kehidupan, 5) Pembentukan pola

hidup, kemampuan untuk menghayati nilai-nilai kehidupan sehingga menjadi

kepribadiannya. Ranah afektif ini guru harus lebih memusatkan perhatian pada

perilaku dan sikap siswa dalam KBM sehari-hari baik di dalam kelas maupun di luar

kelas.

Page 67: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

3) Psikomotorik

Aspek yang berkaitan dengan keterampilan, kemampuan melakukan

pekerjaan dengan melibatkan anggota badan, kemampuan yang berkaitan dengan

gerak fisik. Tingkatan tingkah laku dalam ranah psikomotorik yaitu :1) Persepsi,

penggunaan alat indera untuk menjadi pegangan dalam membantu gerakan, 2)

Kesiapan , kesiapan fisik, mental, dan emosional untuk melakukan gerakan, 3)

Respon Terpimpin, tahap awal dalam mempelajari keterampilan yang kompleks,

termasuk di dalamnya imitasi dan gerakan coba-coba, 4) Mekanisme, membiasakan

gerakan-gerakan yang telah dipelajari sehingga tampil dengan meyakinkan dan

cakap, 5) Repon Tampak yang Kompleks, gerakan motoris yang terampil yang di

dalamnya terdiri dari pola-pola gerakan yang kompleks, 6) Penyesuaian,

keterampilan yang sudah berkembang sehingga dapat disesuaikan dalam berbagai

situasi, 7) penciptaan, membuat pola gerakan baru yang disesuaikan dengan situasi

atau permasalahan tertentu.

8. Materi Ekosistem

Ekosistem adalah: tatanan kesatuan secara utuh, antara segenap unsur

lingkungan hidup yang saling mempengaruhi atau dapat juga dikatakan Ekosistem

adalah Komunitas makhluk hidup ditempat tinggal alaminya beserta faktor-faktor

abiotiknya ( udara, air, tanah, cahaya, suhu, kelembaban, PH ) dan lain sebagainya.

a. Satuan Makhluk Hidup dalam Ekosistem.

Ekosistem tersusun atas satuan-satuan makhluk hidup yaitu : (a) Individu

adalah makhluk hidup tunggal yang tidak dapat dibagi-bagi lagi. Contoh : seorang

manusia, seekor ayam, sebatang pohon. (b) Populasi adalah sekelompok individu

sejenis yang mendiami suatu tempat tertentu. Contoh : sekelompok ayam disebut

Page 68: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

populasi ayam, sekelompok gajah disebut populasi gajah. (c) komunitas adalah semua

jenis populasi yang menempati daerah tertentu. Contoh : Populasi padi, populasi

rumput, populasi katak, populasi belalang, yang mendiami sepetak sawah maka

disebut komunitas sawah. (d) Ekosistem adalah kesatuan antara komunitas dengan

lingkungannya yang saling berinteraksi. (e) Bioma adalah ekosistem daratan yang

memiliki struktur dan penampilan vegetasi yang sama, sifat-sifat lingkungan yang

sama, dan karakteristik komunitas hewan yang sama. Contoh : Bioma hutan hujan

tropis, Bioma Tundra, Bioma, Taiga, Bioma Savana, dan Bioma Padang Pasir. (f)

Biosfer adalah gabungan semua bioma yang ada di muka bumi. Sehingga urutan dari

yang terkecil adalah : individu – populasi – komunitas – ekosistem – bioma – biosfer.

b. Komponen Penyusun Ekosistem

Ada dua komponen penyusun ekosistem yaitu : (1) Komponen Abiotik atau

Komponen tak hidup : cahaya matahari, sir, suhu, pH, kelembaban, salinitas, mineral

oksigen dan kabon dioksida. (2) Komponen Biotik terdiri atas semua makhluk hidup,

seperti manusia, hewan,tumbuhan, mikroorganisme. Berdasarkan fungsinya dalam

ekosistem, faktor-faktor biotik tersebut di atas dikelompokkan menjadi : (a) Produsen

yaitu semua organisme yang mampu mengubah bahan-bahan anorganik

(karbondioksida dan air) menjadi bahan organik karbohidrat atau amilum dengan

bantuan cahaya, terutama cahaya matahari. Contoh : semua tumbuhan hijau yang

melakukan fotosintesis; (b) konsumen adalah organisme yang tidak mampu membuat

bahan organik sendiri dari bahan anorganik-sebagian organisme ini mendapatkan

bahan organik dari produsen baik secara langsung maupun tidak langsung; (c)

Dekomposer (Pengurai) bahwasanya semua produsen maupun konsumen akan mati,

setelah mati komponen kembali menjadi unsur-unsur penyusunnya yaitu yang

Page 69: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

termasuk pengurai atau dekomposer adalah penyusunnya akan diuraikan senyawa-

senyawa anorganik bakteri dan jamur; (d) Detritivor adalah kelompok hewan

pemakan detritus. Detritus merupakan sisa-sisa tumbuhan dan hancuran tubuh hewan

yang berupa serpihan-serpihan kecil, atau fragmen-fragmen kecil lainnya. Contoh

detritivor : cacing tanah, luwing dan rayap

c. Interaksi dalam Ekosistem.

Komponen biotik yang terdiri dari organisme hidup saling berinteraksi

antara lain dalam bentuk: (1). Predasi : interaksi yang terjadi merupakan proses

makan dan dimakan. Contoh : Rusa dimakan harimau. (2). Kompetisi : interaksi yang

terjadi merupakan persaingan untuk mendapatkan kebutuhan hidupnya. Contoh :

kambing dan kerbau di suatu tempat berebut rumput. (3). Simbiosis Mutualisme :

interaksi yang saling menguntungkan. (4). Simbiosis Komensalisme : interaksi di

mana yang satu dengan yang lain tidak dirugikan. Contoh : anggrek dengan pohon

yang ditumpanginya. (5). Simbiosis Parasitisme : interaksi dimana yang satu untung

yang lain dirugikan. Contoh : benalu dengan pohon inang/induk.

Terjadinya perubahan pada populasi mendorong terjadinya perubahan pada

komunitas perubahan tersebut menyebabkan ekosistem berubah. Perubahan

ekosistem akan berakhir setelah terjadi keseimbangan ekosistem (ekosistem klimaks).

Rangkaian perubahan dimulai dari ekosistem tanaman perintis hingga mencapai

ekosistem klimaks disebut suksesi. Proses suksesi berakhir dengan sebuah bentuk

ekosistem. Ada dua macam suksesi yaitu (a). Suksesi Primer, merupakan gangguan

pada komunitas asal yang mengakibatkan hilang atau musnahnya komunitas asal

secara total sehingga ditempat komunitas asal tersebut terbentuk habitat baru dengan

komunitas yang baru pula. Gangguan tersebut terjadi secara alami : (tanah longsor,

Page 70: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

letusan gunung berapi, endapan lumpur di muara sungai) dll. Gunung meletus -

tumbuhan perintis - lumut, tumbuhan paku - semak - perdu - pohon . (b). Suksesi

Sekunder, terjadi bila suatu komunitas mengalami gangguan baik secara alami

maupun karena tingkah laku manusia. Gangguan tersebut tidak merusak total habitat

organisme, sehingga komunitas tersebut substrat dan kehidupan awal masih ada.

Gangguan alami yang dimaksud misalnya : banjir, gelombang laut, gunung meletus,

angin kencang. Gangguan buatan manusia : penebangan hutan, pengubahan padang

rumput secara sengaja. Contoh suksesi sekunder : terbentuknya tegalan, padang

alang-alang, belukar bekas. Setiap ekosistem memiliki spesies dominan yang

berbeda. Ekosistem hutan pantai didominasi oleh tumbuhan bakau. Macam spesies

yang dominan dipengaruhi oleh berbagai faktor baik biotik maupun abiotik oleh

karena itu dapat kita temukan beberapa ekosistem misalnya : ekosistem hutan

bakau,ekosistem hutan sagu, ekosistem alang-alang. Dengan kata lain ada berbagai

tipe ekosistem di muka bumi ini. Secara garis besar ada 4 tipe ekosistem yaitu : (1)

Ekosistem darat alami meliputi : Ekosistem hutan bakau (ditepi pantai), Ekosistem

hutan rawa air tawar, Ekosistem hutan tepi sungai, Ekosistem vegetasi pamah

(sepanjang aliran sungai ), Ekosistem hutan sagu, Ekosistem hutan rawa gambut,

Ekosistem air, ekosistem pantai, Ekosistem hutan pegunungan, Ekosistem padang

rumput pegunungan, Ekosistem vegetasi pegunungan (dataran tinggi), Ekosistem

vegetasi tebing, Ekosistem padang rumput rawa, Ekosistem Hutan

Monsun,ekosistem vegetasi Savana (pohon pendek bercabang), Ekosistem Savana

(banyak cahaya matahari kering); (2) Ekosistem suksesi meliputi : Ekosistem suksesi

primer dan Ekosistem suksesi sekunder; (3) Ekosistem air alami meliputi :

Ekosistem sungai (lotik), Ekosistem air tawar, Ekosistem danau (lentik), Ekosistem

Page 71: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Aquatik, Ekosistem Laut dangkal, Ekosistem Air laut bahari, Ekosistem Laut

dalam;(4) Ekosistem buatan binaan meliputi: Ekosistem bendungan, Ekosistem hutan

tanaman, Ekosistem tadah hujan, Ekosistem irigasi, Agro ekosistem, sawah pasang

surut, Tambak, Perkebunan (teh, kelapa sawit), Ekosistem Pemukiman Pedesaan,

Ekosistem Pemukiman Perkotaan, Ekosistem Perkotaan, Ekosistem buatan.

d. Aliran Energi

Aliran energi adalah mengalirnya energi yang dimulai dari matahari ke

produsen (energi cahaya diubah ke dalam bentuk energi kimia), konsumen,

kemudian tersebar ke lingkungan dalam bentuk panas

Dari aktivitas di atas kamu dapat melihat adanya perpindahan energi pada

sebuah rantai makanan. Pada proses perpindahan selalu terjadi pengurangan jumlah

energi setiap melalui tingkat trofik makan-memakan.

. Pada setiap tingkat trofik, energi yang dilepaskan ke lingkungan dalam bentuk

panas dapat mencapai 90%. Jadi hanya 10% dari energi tersebut yang dapat

digunakan untuk kegiatan organisme.

Sumber energi utama bagi kehidupan adalah cahaya matahari. Energi cahaya

matahari masuk ke dalam komponen biotik melalui produsen (organisme

fotoautotropik) yang diubah menjadi energi kimia tersimpan di dalam senyawa

organik. Energi kimia mengalir dari produsen ke konsumen dari berbagai tingkat

tropik melalui jalur rantai makanan. Energi kimia tersebut digunakan organisme

untuk pertumbuhan dan perkembangan.

.Semakin jauh energi tersebut dari sumbernya, semakin kecil alirannya.

Energi mengalir dari matahari kedalam ekosistem dalam satu alur dan berakhir

sebagai energi panas yang tidak termanfaatkan lagi. Dengan demikian, didalam

Page 72: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

ekosistem terjadi pemborosan energi. Salah satu sifat yang penting adalah energi

dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain. perubahan bentuk energi tersebut

dikenal sebagai transformasi energi. Misalnya, dari energi gula diubah menjadi

lemak, atau protein kemudian disimpan di dalam jaringan tubuh, atau diubah menjadi

energi gerak. Energi dapat berubah menjadi bentuk lain, seperti energi kimia, energi

mekanik, energi listrik, dan energi panas.

Berdasarkan hukum termodinamika, energi tidak dapat diciptakan dan tidak

dapat dimusnahkan. Makhluk hidup tidak dapat menciptakan dan memusnahkan

energi. Makhluk hidup hanya dapat memanfaatkan energi tersebut dan mengubahnya

dalam bentuk lain. Di dalam ekosistem, energi mengalir dari matahari hingga ke

pengurai. Dalam memanfaatkan energi tersebut makhluk hidup mengubahnya

kedalam bentuk makanan.

Gambar 2.1 Aliran energi

Page 73: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

e. Rantai Makanan

Peristiwa memakan dan dimakan yang digambarkan dalam bentuk garis lurus

dinamakan rantai makanan. Pada setiap tingkat dalam satu rantai makanan, materi

yang mengandung energi dipindahkan dari satu organisme ke organisme lainnya.

Tiap tingkat dalam rantai makanan dinamakan tingkat trofik.. Didalam tingkat trofik,

tumbuhan hijau termasuk tingkat trofik pertama, karnivora (hewan pemakan daging)

masuk tingkat trofik kedua, karnivora termasuk tingkat trofik ketiga, demikian

seterusnya.

Untuk memudahkan dalam memahaminya, coba perhatikan Tabel 2.2 berikut:

Tabel 2.2. Tingkat Trofik Fungsi/Peranan Sifat/Jenis Makanan Tingkat Transfer Energi Produsen Organisme fotosintetik Tingkat Trofik I Konsumen Primer Herbivor Tingkat Trofik II Konsumen Sekunder Karnivora I Tingkat Trofik III

Konsumen Tersier Karnivora II Tingkat Trofik IV Pengurai Mengurai zat organik

Tipe rantai makanan dibedakan menjadi 2 yaitu : (1) rantai makanan

perumput, bila taraf trofik pertama diduduki oleh tumbuhan hijau. Contoh : daun ->

ulat -> burung prenjak -> elang; (2) rantai makanan detritus, bila taraf trofik pertama

berupa detritus. Detritus adalah sisa-sisa tumbuhan dan hancuran hewan berupa

serpihan-serpihan kecil, remukan, dan fragmen-fragmen kecil lainnya. Hewan

pemakan detritus dikenal dengan detritivor, misalnya cacing tanah, anai-anai (rayap),

kutu kayu, dan kluwing. Contoh . sampah dedaunan -> cacing tanah -> burung jalak -

> elang. Peristiwa memakan dan dimakan yang digambarkan dalam bentuk jaring-

jaring yang saling berhubungan disebut jaring-jaring makanan. Di alam banyak sekali

jaring-jaring makanan yang melibatkan komponen biotik yaitu manusia, hewan dan

tumbuhan.

Page 74: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

f. Piramida Ekologi

Struktur trofik dapat disusun secara urut sesuai hubungan makan dan dimakan

antar trofik yang secara umum memperlihatkan bentuk kerucut atau piramid.

Gambaran susunan antar trofik dapat disusun berdasarkan kepadatan populasi, berat

kering, maupun kemampuan menyimpan energi pada tiap trofik yang disebut

piramida ekologi. Piramida ekologi ini berfungsi untuk menunjukkan gambaran

perbandingan antar trofik pada suatu ekosistem. Pada tingkat pertama ditempati

produsen sebagai dasar dari piramida ekologi, selanjutnya konsumen primer,

sekunder, tersier sampai konsumen puncak.

Dikenal ada tiga macam piramida ekologi antara lain piramida jumlah, piramida

biomassa dan piramida energi. Gambaran ideal suatu piramida ekologi adalah sebagai

berikut.

1) Piramida Jumlah lndividu

Yaitu suatu piramida yang menggambarkan jumlah individu pada setiap

tingkat trofik dalam suatu ekosistem. Piramida jumlah umumnya berbentuk

menyempit ke atas. Organisme piramida jumlah mulai tingkat trofik terendah sampai

puncak adalah sama seperti piramida yang lain yaitu produsen, konsumen primer dan

konsumen sekunder, dan konsumen tertier. Artinya jumlah tumbuhan dalam taraf

trofik pertama lebih banyak dari pada hewan (konsumen primer) di taraf trofik kedua,

jumlah organisme kosumen sekunder lebih sedikit dari konsumen primer, serta

jumlah organisme konsumen tertier lebih sedikit dari organisme konsumen sekunder.

Di dalam ekosistem normal, jumlah produsen lebih banyak dari pada konsumen l

(herbivora), dan konsumem l lebih banyak dari pada konsumen II (karnivora).

Individu yang menempati puncak piramida jumlah paling sedikit.

Page 75: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

2) Piramida Biomassa

Piramida biomassa menggambarkan besarnya biomassa komponen biotik

suatu ekosistem. Yang dimaksud dengan biomassa adalah berat total komponen

biotik pada area tertentu pada suatu waktu tertentu. Biasanya dihitung sebagai berat

kering per m2 ( g/m2). Piramida biomassa dapat memberikan gambaran yang lebih

realistik tentang aliran energi didalam ekosistem.

Piramida biomassa yaitu suatu piramida yang menggambarkan berkurangnya

transfer energi pada setiap tingkat trofik dalam suatu ekosistem.

Pada piramida biomassa setiap tingkat trofik menunjukkan berat kering dari seluruh

organisme di tingkat trofik yang dinyatakan dalam gram/m2. Umumnya bentuk

piramida biomassa akan mengecil ke arah puncak, karena perpindahan energi antara

tingkat trofik tidak efisien. Tetapi piramida biomassa dapat berbentuk terbalik.

Misalnya di lautan terbuka produsennya adalah fitoplankton mikroskopik,

sedangkan konsumennya adalah makhluk mikroskopik sampai makhluk besar seperti

paus biru dimana biomassa paus biru melebihi produsennya. Puncak piramida

Gambar 2.2. Piramida Jumlah Individu

Page 76: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

biomassa memiliki biomassa terendah yang berarti jumlah individunya sedikit, dan

umumnya individu karnivora pada puncak piramida bertubuh besar.

Gambar 2.3. Piramida Biomassa

3) Piramida Energi

Piramida energi adalah piramida yang menggambarkan hilangnya energi pada

saat perpindahan energi makanan di setiap tingkat trofik dalam suatu ekosistem. Pada

piramida energi tidak hanya jumlah total energi yang digunakan organisme pada

setiap taraf trofik rantai makanan tetapi juga menyangkut peranan berbagai organisme

di dalam transfer energi . Dalam penggunaan energi, makin tinggi tingkat trofiknya

maka makin efisien penggunaannya. Namun panas yang dilepaskan pada proses

tranfer energi menjadi lebih besar. Hilangnya panas pada proses respirasi juga makin

meningkat dari organisme yang taraf trofiknya rendah ke organisme yang taraf

trofiknya lebih tinggi. Sedangkan untuk produktivitasnya, makin ke puncak tingkat

trofik makin sedikit, sehingga energi yang tersimpan semakin sedikit juga. Energi

dalam piramida energi dinyatakan dalam kalori per satuan luas per satuan waktu.

Dasar penentuan piramida energi adalah dengan cara menghitung jumlah

energi tiap satuan luas yang masuk ke tingkat trofik dalam waktu tertentu, (misalnya

per jam, per hari, per tahun). Piramida energi dapat memberikan gambaran lebih

Page 77: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

akurat tentang kecepatan aliran energi dalam ekosistem atau produktivitas pada

tingkat trofik. Kandungan energi tiap trofik sangat ditentukan oleh tingkat trofiknya

sehingga bentuk grafiknya sesuai dengan piramida ekologi yang sesungguhnya di

lingkungan. Energi yang mampu disimpan oleh individu tiap trofik dinyatakan dalam

k kal/m2/hari.

Pada piramida energi tampak jelas adanya penurunan jumlah energi secara

bertahap dari trofik terendah ke trofik di atasnya. Penurunan ini disebabkan oleh hal-

hal berikut.

1) Hanya sejumlah makanan tertentu yang dapat dimakan oleh organisme trofik di

atasnya.

2) Beberapa bahan makanan yang sulit dicerna dibuang dalam keadaan masih

mengandung energi kimia.

3) Hanya sebagian energi kimia dalam bahan makanan yang dapat disimpan dalam

sel dan sebagian lainnya untuk melakukan aktivitas hidup.

Selain itu bentuk piramida energi jika dibandingkan pada suatu tempat dengan tempat

lain, dapat diketahui efisiensi produktivitas pada kedua tempat itu.

Gambar 2.4. Piramida Energi

Page 78: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

g. Daur Biogeokimia

Biogeokimia adalah pertukaran perjalanan zat / unsur melalui tubuh makhluk hidup, tanah

dan persenyawaan kimia atau perubahan yang terus menerus, antara komponen biosfer yang hidup

dengan tak hidup. Dalam suatu ekosistem, materi pada setiap tingkat trofik tidak hilang. Materi berupa

unsur-unsur penyusun bahan organik tersebut didaur-ulang. Unsur-unsur tersebut masuk ke dalam

komponen biotik melalui udara, tanah, dan air. Daur ulang materi tersebut melibatkan makhluk hidup

dan batuan (geofisik) sehingga disebut Daur Biogeokimia.

Fungsi Daur Biogeokimia adalah sebagai siklus materi yang mengembalikan semua unsur-

unsur kimia yang sudah terpakai oleh semua yang ada di bumi baik komponen biotik maupun

komponen abiotik, sehingga kelangsungan hidup di bumi dapat terjaga. Berfungsinya daur

biogeokimia menentukan kelestarian makhluk hidup dan ekosistem. Artinya, jika daur ulang materi itu

terhenti, makhluk hidup akan mati dan ekosistem akan punah.

Gambar 2.5 Skema Daur Biogeokimia

Macam-macam Daur Biogeokimia yaitu daur Nitrogen, daur Karbon dan Oksigen,

daur Belerang dan daur Posfor.

1) Daur Nitrogen

Nitrogen, atau zat lemas, merupakan unsur yang diperlukan oleh setiap makhluk

hidup. Nitrogen tidak diperlukan dalam bentuk unsur, melainkan dalam bentuk

persenyawaan. Atmosfer bumi mengandung 79 % Nitrogen. Gas ini sulit bereaksi

Page 79: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

dan karenanya tidak dapat dimanfaatkan secara langsung oleh makhluk hidup. Di

alam, Nitrogen terdapat dalam bentuk senyawa organik seperti urea, protein, dan

asam nukleat atau sebagai senyawa anorganik seperti ammonia, nitrit, dan nitrat.

Tahap pertama

Daur nitrogen adalah transfer nitrogen dari atmosfir ke dalam tanah. Selain air

hujan yang membawa sejumlah nitrogen, penambahan nitrogen ke dalam tanah

terjadi melalui proses fiksasi nitrogen. Fiksasi nitrogen secara biologis dapat

dilakukan oleh bakteri Rhizobium yang bersimbiosis dengan polong-polongan,

bakteri Azotobacter dan Clostridium. Selain itu ganggang hijau biru dalam air juga

memiliki kemampuan memfiksasi nitrogen.

Tahap kedua

Pembusukan

Protein yang dibuat oleh tumbuhan masuk dan melalui jaring-jaring makanan

seperti pada karbohidrat. Pada setiap tingkatan trofik , terdapat kehilangan yang

kembali ke sekitarnya, terutama dalam ekskresi. Yang terakhir mengambil

keuntungan dari senyawa nitrogen organik adalah mikroorganisme pembusuk.

Melalui kegiatan molekul-molekul yang mengandung nitrogen organik dalam

ekskresi dan bangkai itu dirombak menjadi ammonia.

Nitrat yang di hasilkan oleh fiksasi biologis digunakan oleh produsen (tumbuhan)

diubah menjadi molekul protein. Selanjutnya jika tumbuhan atau hewan mati, mahluk

pengurai merombaknya menjadi gas amoniak (NH3) dan garam ammonium yang larut

dalam air (NH4+). Proses ini disebut dengan amonifikasi.

Nitrifikasi

Page 80: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Amonia dapat secara langsung diambil oleh tumbuhan melalui akar dan

sebagaimana diperagakan dalam beberapa spesies, melalui daun-daunnya. Akan

tetapi, sebagian besar ammonia yang dihasilkan oleh pembusukan diubah menjadi

nitrat. Hal ini terlaksana dalam dua langkah. Bakteri genus Nitrosomonas

mengoksidasi NH3 menjadi nitrit (NO2-). Nitrit kemudian dioksidasikan menjadi

nitrat (NO3-) oleh bakteri genus Nitrobacter. Kedua kelompok bakteri hemoautotrofik

ini disebut bakteri nitrifikasi. Melalui kegiatannya (yang menyediakan baginya semua

keperluan energinya), nitrogen dengan mudah tersedia bagi akar tumbuhan. Bakteri

Nitrosomonas mengubah amoniak dan senyawa ammonium menjadi nitrat oleh

Nitrobacter. Apabila oksigen dalam tanah terbatas, nitrat dengan cepat

ditransformasikan menjadi gas nitrogen atau oksida nitrogen oleh proses yang disebut

denitrifikasi.

Denitrifikasi

Tumbuhan umumnya menyerap nitrogen dalam bentuk ion nitrat, sedangkan

hewan mengambil nitrogen dalam bentuk senyawa organik (protein) yang terkandung

pada tumbuhan dan hewan yang dimakan. Sebagian ion nitrat dirombak oleh bakteri

denitrifikasi (Thiobacillus denitrificans, Pseudomonas denitrificans) menjadi

nitrogen. Nitrogen yang dihasilkan akan kembali ke atmosfer. Proses penguraian ion

nitrat menjadi nitrogen disebut denitrifikasi. Yaitu mereduksi nitrat menjadi nitrogen,

dengan demikian mengisi kembali atmosfer. Sekali lagi, bakteri adalah gen yang

terlibat, dalam menutup daur nitrogen.

Page 81: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

2) Daur Karbon dan Oksigen

Unsur C (Karbon) diserap tumbuhan dalam bentuk CO. Sebaliknya hewan

hanya dapat memanfaatkan karbon dalam bentuk persenyawaan organik. Unsur

C dan O selalu terlibat dalam proses respirasi dan fotosintesis, yaitu dalam bentuk

CO2 dan O2. Oleh karena itu membahas daur karbon pada dasarnya membahas daur

oksigen. Proses timbal balik fotosintesis dan respirasi seluler bertanggung jawab atas

perubahan dan pergerakan utama karbon. Naik turunnya CO2 dan O2 atsmosfer secara

musiman disebabkan oleh penurunan aktivitas Fotosintetik. Dalam skala global

kembalinya CO2 dan O2 ke atmosfer melalui respirasi hampir menyeimbangkan

pengeluarannya melalui fotosintesis.

Akan tetapi pembakaran kayu dan bahan bakar fosil menambahkan lebih

banyak lagi CO2 ke atmosfir. Sebagai akibatnya jumlah CO2 di atmosfer meningkat.

CO2 dan O2 atmosfer juga berpindah masuk ke dalam dan ke luar sistem akuatik,

Gambar 2.6. Siklus Nitrogen di Alam

Page 82: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

dimana CO2 dan O2 terlibat dalam suatu keseimbangan dinamis dengan bentuk bahan

anorganik lainnya. Unsur karbon di atmosfer dalam bentuk gas karbon dioksida

(CO2), sedangkan unsur oksigen dalam bentuk gas oksigen (O2). Konsentrasi (CO2)

di atmosfer diperkirakan 0,03%. Karbon dioksida masuk ke dalam komponen biotik

melalui organisme fotoautotrop (tumbuhan hijau) dan kemoautotrop (bakteri

kemoautotrop) dalam proses fotosintesis dan kemosintesis. Karbon kemudian

tersimpan sebagai zat organik dan berpindah melalui rantai makanan, respirasi dan

ekskresi ke lingkungan. Sedangkan, oksigen (O2) masuk ke komponen biotik melalui

proses respirasi untuk membakar bahan makanan, lalu dihasilkan karbon dioksida

(CO2). Daur karbon berkaitan erat dengan daur oksigen di alam kita ini.

Gambar 2.7. Daur Karbon dan Oksigen

Page 83: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

3) Daur Sulfur

Belerang (sulfur) merupakan unsur penyusun protein. Secara alami, belerang

terkandung di dalam tanah dalam bentuk mineral tanah. Batu bara dan minyak

ngandung sulfur dan pembakarannya membebaskan sulfur dioksida ke atmosfer.

Pencairan biji yang mengandung sulfur, seperti biji tembaga, juga menambah sulfur

dioksida dalam jumlah yang sangat besar ke udara. Hewan dan manusia mendapatkan

belerang dengan jalan memakan tumbuhan . Apabila tumbuhan dan arahewan mati,

jasad renik menguraikannya menjadi gas berbau busuk yakni H2S, atau menjadi SO4.

Sulfur terdapat dalam bentuk sulfat anorganik. Sulfur direduksi oleh bakteri menjadi

sulfida dan kadang-kadang terdapat dalam bentuk sulfur dioksida atau hidrogen

sulfida. Hidrogen sulfida ini seringkali mematikan mahluk hidup di perairan dan pada

umumnya dihasilkan dari penguraian bahan organik yang mati.

Tumbuhan menyerap sulfur dalam bentuk sulfat (SO4). Perpindahan sulfat terjadi

melalui proses rantai makanan, lalu semua mahluk hidup mati dan akan diuraikan

komponen organiknya oleh bakteri. Bakteri berperan amat penting dalam daur sulfur.

Bila ada udara, perombakan senyawa sulfur (termasuk pembusukan protein)

menghasilkan sulfat. Beberapa jenis bakteri terlibat dalam daur sulfur, antara lain

Desulfomaculum dan Desulfibrio yang akan mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam

bentuk hidrogen sulfida (H2S) dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Kemudian

H2S digunakan bakteri fotoautotrof anaerob seperti Chromatium dan melepaskan

sulfur dan oksigen. Sulfur di oksidasi menjadi sulfat oleh bakteri kemolitotrof seperti

Thiobacillus. Sulfur dioksida dan larutannya dalam air hujan melalui oksidasi lebih

lanjut menghasilkan asam sulfite dan sulfat, yaitu bentuk utama yang mengembalikan

sulfur ke ekosistem darat.

Page 84: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Gambar 2. 8. Daur Sulfur

4) Daur Fosfor (P)

Fosfor merupakan unsur kimia yang jarang terdapat di alam dan merupakan faktor pembatas

produktivitas ekosistem, serta merupakan unsur yang penting kehidupan karena semua makhluk hidup

membutuhkan posfor untuk pembentukan asam nukleat, protein, ATP (Adenosin Tri Fosfat) dan

senyawa organik vital lainnya sebagai sumber energi untuk metabolisme sel.

Posfor terdapat di alam dalam bentuk ion fosfat (PO43-). Fosfor satu-satunya daur zat

yang tidak berupa gas, sehingga daurnya tidak melalui udara. Ion Fosfat terdapat

dalam bebatuan. Adanya peristiwa erosi dan pelapukan menyebabkan sebagian besar

fosfor terbawa menuju sungai hingga laut membentuk sedimen. Begitu sampai di laut

hanya ada dua mekanisme untuk daur ulangnya ke ekosistem darat, salah satunya

melalui burung-burung laut yang mengambil fosfor melalui rantai makanan laut dan

mengembalikan ke darat melalui kotorannya kemudian masuk ke rantai makanan.

Adanya pergerakan dasar bumi menyebabkan sedimen yang mengandung fosfat

muncul ke permukaan. Di darat tumbuhan mengambil fosfat yang terlarut dalam air

tanah. Herbivora mendapatkan fosfat dari tumbuhan yang dimakannya dan karnivora

Page 85: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

mendapatkan fosfat dari herbivora yang dimakannya. Seluruh hewan mengeluarkan

fosfat melalui urin dan feses. Bakteri dan jamur mengurai bahan-bahan anorganik di

dalam tanah lalu melepaskan pospor kemudian diambil oleh tumbuhan.

Gambar 2.9. Daur Fosfor

B. Penelitian yang Relevan.

Sebagai bahan perbandingan, perlu dikemukakan penelitian – penelitian

terdahulu yang ada hubungannya dengan penelitian yang akan dilakukan, agar dapat

memberikan gambaran yang jelas. Penelitian tersebut antara lain :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Abdul Hadi Sutrisno (2009) dengan judul .

"Pembelajaran Fisika Menggunakan Model STAD dan Jigsaw Ditinjau dari

Aktivitas Belajar dan Kreativitas Siswa". Kesimpulan dari penelitian tersebut

adalah (a) Ada pengaruh penggunaan model STAD dan Jigsaw terhadap prestasi

Page 86: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

belajar Fisika pada materi suhu dan kalor; (b) Tidak ada pengaruh kreativitas

siswa terhadap prestasi belajar Fisika pada materi suhu dan kalor; (c) Tidak ada

interaksi antara model pembelajaran dengan kreativitas siswa terhadap prestasi

belajar Fisika pada materi suhu dan kalor.

2. Irawan (2008: xii) dalam penelitiannya yang berjudul : Pengaruh Pembelajaran

Kooperatif Model STAD dan Model Jigsaw Pada Pelajaran Fisika Dengan

Materi Pokok Kinematika Terhadap Prestasi Belajar Ditinjau dari Aktivitas

Belajar Siswa. Hasil penelitiannya adalah sebagai berikut : Ada perbedaan yang

signifikan pengaruh penggunaan metode pembelajaran kooperatif STAD dan

model Jigsaw terhadap Prestasi Belajar Fisika. Perbedaan antara penelitian

terletak pada mata pelajaran yang dikaji yaitu Fisika sedang pada penelitian ini

adalah Biologi. Dalam penelitian ini tinjauan adalah Motivasi Belajar dan

Kreativitas siswa sedang pada Irawan ditinjau dari Aktivitas Belajar Siswa.

Kesamaan penelitian ini terletak pada penggunaan Model STAD dan Jigsaw.

Dengan kesimpulan bahwa nilai rata-rata siswa yang diberi pelajaran dengan

model STAD nilainya lebih tinggi dari pada Jigsaw.

3. Yuli Harnowo (2009: xvi) dalam penelitiannya yang berjudul : Pembelajaran

Fisika Dengan Model Kooperatif Melalui Jigsaw Dan STAD Ditinjau Dari

Kecerdasan Emosional Dan Gaya Belajar Siswa. Hasil penelitiannya adalah

sebagai berikut : Tidak ada pengaruh penggunaan model Jigsaw dan STAD

terhadap prestasi belajar fisika pada materi Kalor. Perbedaan antara penelitian

terletak pada mata pelajaran yang dikaji yaitu Fisika sedang pada penelitian ini

adalah biologi. Dalam penelitian ini tinjauan adalah Motivasi Belajar dan

Kreativitas siswa sedang pada Yuli Harnowo ditinjau dari Kecerdasan emosional

Page 87: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Dan Gaya Belajar. Kesamaan penelitian terletak pada penggunaan Model STAD

dan Jigsaw.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Seran Daton Gregoris (2009) dengan judul

Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Jigsaw II Terhadap Prestasi

Belajar Fisika Ditinjau Dari Motivasi Berprestasi Dan Sikap Sosial Siswa”.Hasil

penelitian Seran Daton Gregoris yaitu : Perbedaan pengaruh model pembelajaran

kooperatif Tipe STAD dan Jigsaw II terhadap prestasi belajar fisika pada pokok

bahasan listrik statis tidak signifikan . Artinya prestasi belajar yang dicapai siswa

pada kedua tipe pembelajaran ini tidak jauh berbeda. Walaupun demikian

berdasarkan uji lanjut variansi diketahui bahwa model pembelajaran kooperatif

tipe Jigsaw II memberikan pengaruh yang lebih positif terhadap prestasi belajar

fisika dibandingkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

5. Effandi Zakaria dan Zanaton Iksan. (2007. Promoting Coooperative Learning in

Science and Mathematics Education: A Malaysian Perspective yaitu melihat

penelitian yang dilakukan oleh Nor Azizah et all (1996) melibatkan 966

responden dan menggunakan STAD dan struktur Jigsaw II, menemukan bahwa

pembelajaran yang kooperatif dapat memperhitungkan nilai seperti kemandirian,

kecintaan dan kejujuran . Sama seperti penelitian yang dilakukan oleh Siti

Rahayu (1998) menggunakan model STAD dan Jigsaw menyimpulkan bahwa

nilai dari tingkat kemandirian, rasional, kecintaan dan kerja keras sangat penting

untuk diperhitungkan

Page 88: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

C. Kerangka Berpikir

Pada dasarnya kerangka berpikir merupakan penalaran dari awal untuk

menuju pada pemberian jawaban sementara pada masalah yang dirumuskan.

Berdasarkan latar belakang dan kajian teori yang telah diuraikan dapat disimpulkan

sebagai berikut :

1. Peranan Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw II dan STAD untuk Meningkatkan

Prestasi Belajar Biologi Siswa .

Pada pembelajaran kooperatif diharapkan siswa secara aktif membangun

pengetahuannya bekerja bersama teman sebaya di dalam kelompoknya. Secara

berkelompok siswa secara aktif mengkonstruksi pengetahuan berdasarkan tahap-

tahap yang mereka lakukan bersama. Dengan demikian diperkirakan bahwa

pembelajaran kooperatif membuat siswa melakukan pembelajaran lebih baik.

Kelebihan dari Model Pembelajaran STAD diantaranya adalah melatih siswa bekerja

secara kelompok ( berinteraksi sosial ), guru berperan sebagai fasilitator, bukan nara

sumber utama, melatih siswa bertanggung jawab atas nama tim , pada fase tertentu

lebih menitikberatkan kemandirian siswa karena harus bekerja sendiri ( lebih kuat

dari Jigsaw ), memerlukan waktu lebih singkat dari Jigsaw, dan memotivasi siswa

karena penghargaan dari guru. Hal ini juga sesuai dengan teori belajar Vygotsky.

Model Pembelajaran Jigsaw memiliki kelebihan sebagai berikut melatih siswa

bekerja secara kelompok (berinteraksi sosial), melatih siswa bertanggung jawab atas

tugasnya masing-masing dalam kerangka kerja kelompok, melatih siswa mandiri

walau bekerja dalam tim karena masing-masing harus bertanggungjawab atas

tugasnya sebagai ahli dibidangnya, melatih siswa untuk mengemukakan pendapat ,

memotivasi siswa karena penghargaan dari guru, guru bukan merupakan satu-satunya

Page 89: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

penyedia pengetahuan , siswa menjadi peserta aktif dalam proses pembelajaran, dan.

membangun keterampilan interpersonal dan interaktif diantara sesamanya. Ini sesuai

dengan teori belajar Vygotsky. Model pembelajaran kooperatif STAD maupun

Jigsaw II sesuai untuk pembelajaran materi ekosistem karena mencakup banyak

konsep, siswa mengamati, merasakan bahkan mengalami dalam kehidupan sehari-

hari, siswa sudah mempunyai ide dalam pikirannya dan mencari sumber belajar, guru

hanya merupakan salah satu sumber belajar sehingga ada kemauan yang kuat pada

siswa untuk mengadakan interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi hasratnya

untuk mencapai penguasaan konsep tertentu. Berdasarkan uraian di atas diduga siswa

yang diberi model pembelajaran STAD akan memperoleh prestasi belajar lebih tinggi

daripada model pembelajaran Jigsaw II.

2. Peranan Motivasi Belajar Tinggi dan Rendah untuk Meningkatkan Prestasi

Belajar Biologi Siswa.

Motivasi untuk belajar menyebabkan seseorang tekun belajar (motivasi

tinggi). Sebaliknya, apabila seseorang kurang (motivasi rendah) atau bahkan tidak

memiliki motivasi untuk belajar, maka dia tidak tahan lama belajar. Motivasi belajar

tinggi berupa hasrat dan keinginan untuk berhasil, dorongan kebutuhan belajar.

Sedangkan siswa yang mempunyai motivasi belajar rendah, dia mudah tergoda untuk

mengerjakan hal lain dan bukan belajar. Itu berarti motivasi sangat berpengaruh

terhadap ketahanan dan ketekunan belajar. Sehingga siswa dengan motivasi belajar

tinggi memiliki kecenderungan mendapat prestasi yang lebih baik dibanding dengan

siswa yang mempunyai motivasi belajar rendah. Dari ciri-ciri tersebut maka diduga

siswa yang memiliki motivasi tinggi akan memiliki prestasi belajar biologi yang

tinggi pula.

Page 90: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

3. Peranan Tingkat Kreativitas Siswa Tinggi dan Rendah untuk Meningkatkan

Prestasi Belajar Biologi Siswa

Bahwa kreativitas adalah hasil interaksi antara individu dengan

lingkungannya. Seseorang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan di mana

ia berada, dengan Motivasi Belajar SiswaTinggi dan Rendah untuk Meningkatkan

Prestasi Belajar Biologi Siswa. Siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi jika

belajar dengan model STAD diduga akan memperoleh prestasi yang lebih baik.

4. Peranan Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw II dan STAD dengan Motivasi

Belajar Tinggi dan Rendah untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Biologi Siswa

Penerapan pembelajaran kooperatif mengutamakan peran aktif siswa dalam

setiap kegiatan belajar. Dalam setiap kegiatan, motivasi belajar siswa nampak

berbeda-beda antara siswa satu dengan siswa yang lainnya ada yang motivasinya

tinggi ada yang rendah. Siswa bermotivasi tinggi selalu semangat dan antusias.

Sedangkan siswa dengan motivasi rendah kadang enggan dan kurang serius dalam

kegiatan belajar mengajar sehingga diduga siswa dengan motivasi belajar tinggi jika

diberi pembelajaran kooperatif akan memperoleh prestasi yang lebih baik dibanding

dengan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah.

5. Peranan Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw II dan STAD dengan Kreativitas

Siswa Tinggi dan Rendah Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Biologi Siswa.

Pembelajaran kooperatif menuntut siswa berperan aktif, karena berdasarkan

proses ilmiah didasarkan pada cara berpikir logis dan cara berpikir kooperatif untuk

memecahkan permasalahan dalam pembelajaran. Dengan didukung tingkat kreativitas

siswa yang tinggi maka melalui pembelajaran kooperatif baik Jigsaw II dan STAD

menyebabkan prestasi belajar biologi siswa akan meningkat. Hal ini karena siswa

Page 91: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

yang memiliki tingkat kreativitas tinggi akan lebih mudah beradaptasi dengan

temannya dibanding dengan siswa yang kreativitasnya rendah. Sehingga ketika

diberlakukan model pembelajaran kooperatif siswa tersebut akan lebih cepat

mengambil peran dibanding siswa yang berasal dari tingkat kreativitas yang rendah.

Pembelajaran kooperatif mengutamakan peran aktif siswa maka dapat diduga siswa

yang memiliki kreativitas tinggi jika belajar dengan model pembelajaran kooperatif

akan memperoleh prestasi yang lebih baik.

6. Peranan Tingkat Motivasi Belajar Tinggi dan Rendah dengan Kreativitas Siswa

Tinggi dan Rendah untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Biologi Siswa.

Dalam model pembelajaran kooperatif yang mendahulukan suatu

pembelajaran dari aspek individual sekaligus kelompok, memerlukan kondisi yang

harus mampu menyesuaikan antara satu anggota dengan anggota lain. Siswa yang

memiliki tingkat kreativitas tinggi akan lebih mudah bersosialisasi dengan temannya

dibanding dengan siswa yang kreativitasnya rendah. Dan siswa yang memiliki

kreativitas tinggi lebih teruji untuk mengatasi berbagai permasalahan yang

dihadapinya. Sehingga ketika diberlakukan model pembelajaran kooperatif siswa

tersebut akan lebih cepat mengambil peran dibanding siswa yang berasal dari tingkat

kreativitas rendah.

Peranan motivasi belajar dapat dijelaskan dengan hal sebagai berikut, bahwa

dengan diketahuinya motivasi belajar siswa oleh siswa itu sendiri dan oleh guru maka

guru dan siswa dapat merancang pembelajaran bersama-sama sesuai dengan

keinginan yang dikehendaki sebagian besar siswa. Siswa dengan kreativitas tinggi

pula mampu mengelola diri dalam memanfaatkan motivasi belajarnya. Perpaduan ini

jika dimaksimalkan maka akan berperan dalam meningkatkan prestasi belajar biologi.

Page 92: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Diduga siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan kreativitas tinggi akan

memilliki prestasi yang tinggi.

6. Peranan Model Pembelajaran Kooperatif, Motivasi Belajar dan Kreativitas Siswa

dengan Peningkatan Prestasi Belajar Biologi Siswa.

Model pembelajaran kooperatif dapat mengaktifkan siswa dalam setiap

kegiatan belajar. Pada materi ekosistem siswa mempunyai pengalaman pengetahuan

pada jenjang pendidikan sebelumnya dengan siswa belajar bersama akan lebih

mengaktifkan atau bisa berdiskusi dengan siswa lain ketika memperoleh kesulitan

sehingga dapat menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik. Sedangkan faktor lain

yang mempengaruhi belajar diantaranya motivasi belajar dan kreativitas siswa. Dapat

diduga pada penerapan model pembelajaran kooperatif siswa yang memiliki motivasi

belajar tinggi dan kreativitas tinggi akan memperoleh prestasi yang lebih baik.

Dari kerangka berfikir yang telah diuraikan di atas, diduga bahwa penggunaan

model pembelajaran kooperatif model Jigsaw II dan STAD dengan motivasi belajar

dan kreativitas

Siswa merupakan faktor keberhasilan dalam proses belajar mengajar yang dapat

meningkatkan prestasi belajar. Dengan demikian dapat ditarik dugaan bahwa ada

interaksi antara penerapan pembelajaran kooperatif model Jigsaw II dan STAD

dengan motivasi belajar dan kreativitas siswa.

D. Hipotesis Penelitian

Bertolak dari kerangka berpikir di atas, pengajuan hipotesis pada penelitian

ini adalah sebagai berikut :

1. Ada perbedaan pembelajaran kooperatif model Jigsaw II dan Student Team

Achievement Divisions (STAD) terhadap prestasi belajar siswa.

Page 93: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

2. Ada perbedaan motivasi belajar (tinggi dan rendah) terhadap prestasi belajar

siswa.

3. Ada pengaruh kreativitas siswa (tinggi dan rendah) terhadap prestasi belajar siswa

4. Ada interaksi antara pembelajaran kooperatif Jigsaw II dan Student Team

Achievement Divisions (STAD) dengan motivasi belajar ( tinggi dan rendah )

terhadap prestasi belajar siswa.

5. Ada interaksi antara pembelajaran kooperatif Jigsaw II dan Student Team

Achievement Divisions (STAD) dengan kreativitas siswa ( tinggi dan rendah )

terhadap prestasi belajar siswa.

6. Ada interaksi antara motivasi belajar ( tinggi dan rendah ) dengan kreativitas

siswa ( tinggi dan rendah ) terhadap prestasi belajar siswa.

7. Ada interaksi antara pembelajaran kooperatif Jigsaw II dan Student Team

Achievement Divisions (STAD) dengan motivasi belajar dan kreativitas siswa

terhadap prestasi belajar siswa.

Page 94: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri I Sumberlawang, Jalan Raya Solo –

Purwodadi Km 27 Sumberlawang, Sragen 57272

B. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan

dan penyelesaian yang dimulai bulan Maret 2010 sampai Februari 2011. Tahapan-

tahapan tersebut disajikan dalam Tabel 3.1 sebagai berikut:

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian

Tahap Kegiatan Penelitian Tahun 2010 Bulan ke- 2011

III IV V VI VII VIII IX X XI XII I II

Menyusun Proposal Penelitian x

Menyusun Instrumen Penelitian x

Mengumpulkan Data x

Menganalisa Data x

Membahas Hasil Penelitian x

Menulis Laporan Hasil Penelitian x x x x

Ujian x x

C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh siswa kelas X yang terdiri dari 5 kelas.

2. Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian berupa unit kecil yaitu kelas, sampel yang

diambil dua kelas dari 5 kelas yang ada dalam populasi. Pembagiannya satu kelas

sebagai kelas eksperimen I dan satu kelas sebagai kelas eksperimen II.

Page 95: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

3. Teknik pengambilan sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling

karena populasi terbagi dalam kelas-kelas. Kelas diambil secara acak dengan

melalui tahapan sebagai berikut :

a. Mengambil data nilai Ulangan semester ganjil siswa kelas X SMA Negeri 1 Sumberlawang,

Sragen.

b. Menentukan kelas yang berfungsi sebagai kelas eksperimen I dan eksperimen II.

D. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan dua

perlakuan, yang melibatkan satu atau lebih kelompok eksperimen tanpa melibatkan

satu atau lebih kelompok kontrol. Dasar pemilihan sampel adalah nilai Ulangan

Harian (UH) Biologi Semester I tahun pelajaran 2009/2010. Sampel dipilih dari 5

kelas dan dipasangkan secara random 1 kelas sebagai kelompok Jigsaw II, 1 kelas

sebagai kelompok STAD. Setelah itu dilakukan uji normalitas dan homogenetis untuk

nilai UH Biologi dari masing-masing kelompok dengan menggunakan program

minitab.

E. Rancangan Penelitian

Penelitian ini adalah metode eksperimen dengan dua perlakuan, yang

bertujuan untuk mengetahui perbedaan antara pembelajaran kooperatif model Jigsaw

II dan STAD ditinjau dari motivasi belajar dan kreativitas siswa terhadap prestasi

belajar biologi materi ekosistem.

F. Variabel Penelitian

Variabel penelitian dikelompokkan menjadi 3 variabel, yaitu :

Page 96: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

1. Variabel Bebas

Variabel bebas pada penelitian ini adalah pembelajaran kooperatif model

Jigsaw II dan STAD.

Definisi Operasional

a. Pembelajaran kooperatif model Jigsaw II juga merupakan pembelajaran yang

dilaksanakan dalam kelompok kecil beranggotakan 5-6 orang setiap kelompok.

Dengan memperhitungkan heterogenitas. Pada pembelajaran kooperatif Jigsaw II,

terdapat kelompok ahli yang bertanggung jawab pada materi ajar tertentu yang

menjadi tanggung jawabnya. STAD merupakan pembelajaran yang dilaksanakan

dalam kelompok kecil yang beranggotakan 4-6 orang setiap kelompok dengan

memperhitungkan kriteria heterogenitas.

2. Variabel Atribut

Ada dua variabel atribut dalam penelitian ini yaitu:

a. Motivasi belajar

1) Definisi Operasional : motivasi belajar adalah semangat atau dorongan untuk

belajar dan bertanggung jawab untuk melaksanakan dan menyelesaikan sesuatu

demi kepentingan dirinya.

2) Data motivasi belajar diperoleh dari jumlah skor total yang diperoleh responden

(siswa) dari jawaban angket motivasi belajar.

3) Kategori: tinggi dan rendah

b. Kreativitas siswa

1) Definisi operasional: kreativitas siswa adalah hasil interaksi antara individu

dengan lingkungannya.

Page 97: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

2) Data kreativitas siswa diperoleh dari jumlah skor total yang diperoleh

responden (siswa) dari jawaban angket kreativitas siswa.

3) Kategori: tinggi dan rendah

3. Variabel Terikat

Variabel terikat pada penelitian ini adalah prestasi belajar siswa

Definisi Operasional: Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai siswa, berupa

seperangkat pengetahuan atau keterampilan, setelah siswa tersebut mengalami

proses belajar.

Prestasi belajar diperoleh dengan jumlah skor yang ditunjukkan oleh tes hasil

belajar pada aspek kognitif.

G. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini digunakan dua teknik pengumpulan data, yaitu tes dan

angket. Tes digunakan untuk mendapatkan informasi tentang prestasi belajar,

sedangkan angket digunakan untuk mendapatkan informasi tentang motivasi belajar

dan kreativitas siswa.

H. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari instrumen

pelaksanaan penelitian dan instrumen pengambilan data, yaitu:

1. Instrumen Pelaksanaan Pembelajaran

Instrumen pelaksanaan penelitian yaitu Silabus, Rencana Pelaksaan

Pembelajaran, dan Lembar Kerja Siswa.

2. Instrumen Pengambilan Data

Pengambilan data dilakukan dengan metode tes dan angket, yaitu:

Page 98: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

a. Metode Tes

Tes adalah “suatu alat pengukur yang berupa serangkaian pertanyaan yang

harus dijawab secara sengaja dalam situasi yang distandarisasikan, dan yang

dimaksudkan untuk mengukur kemampuan dan hasil belajar individu atau

kelompok” (Masidjo, 1995: 38). Pengumpulan data dengan metode tes digunakan

untuk mendapatkan informasi tentang kemampuan intelektual siswa setelah

mengikuti pembelajaran. Tes yang digunakan dalam penelitian berupa tes

obyektif.

Untuk tes hasil belajar skor yang digunakan ditunjukkan pada persamaan 3.1:

P= (B x 100) 1 N .

Persamaan di atas menyatakan potensi hasil belajar P merupakan

perkalian antara jumlah soal yang dijawab benar B dikalikan 100 dibagi banyaknya

soal N.

b. Metode Angket

Pengumpulan data dengan metode angket ada dua yaitu angket motivasi

belajar dan angket kreativitas siswa.

I. Uji Coba Instrumen Pengambilan Data

Instrumen yang baik dalam suatu penelitian sangat penting karena akan

menentukan valid atau tidaknya hasil penelitian. Instrumen pengambilan data yang

baik harus valid dan reliabel. Untuk keperluan itu maka dilakukan uji coba instrumen

berupa angket motivasi belajar dan soal tes prestasi dan selanjutnya dianalisa.

Demikian juga untuk angket kreativitas siswa akan dilakukan hal serupa. Khusus

untuk soal tes prestasi, ditambahkan analisis Uji Taraf Kesukaran dan Uji Taraf

Pembeda.

Page 99: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

1. Uji Validitas Butir Soal

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau

kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu

mengukur apa yang diinginkan. Untuk menguji validitas isi soal tes digunakan rumus

korelasi product moment seperti pada persamaan 3.1

{ }{ }å åå åå å å=

2222xyY)(- YNX)(- XN

Y)X)(( - XYN r (3.1)

Keterangan :

rxy : Koefisien Validitas

X : Hasil pengukuran suatu tes yang ditentukan validitasnya

Y : Kriteria yang dipakai

(Masidjo, 1995: 246)

Persamaan 3.2 di atas menyatakan koefisien korelasi product moment r.,y yang

dipengaruhi oleh jumlah subyek N, skor item x, dan skor total y. Dalam penelitian ini

untuk uji validitas butir soal digunakan program minitab.

Tabel 3.2 : Tabel Kualifikasi Validitas 0,91 – 1,00 0,71 – 0,90 0,41 – 0,70 0,21 – 0,40 Negatif – 0,20

Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah

(Masidjo, 1995: 243)

Page 100: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Instrumen Pengambilan Data

No. Instrumen

Pengambilan Data

Nomor Soal yang Valid

Jumlah Nomor Soal yang Tidak

Valid Jumlah Total

1. Prestasi kognitif

1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11,12, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27,28, 29, 30,31, 32, 33, 35, 36, 37, 38, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46,47, 48, 49

45 5, 17, 34,39,50 5 50

2. Motivasi belajar

1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 22, 23, 25, 26, 27, 29, 30, 32, 33, 34, 35, 36, 39, 40

30 6, 9, 13, 17, 21, 24, 28, 31, 37, 38

10 40

3. Kreativitas 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 23

20 6, 9, 21, 24 4 24

Berdasarkan Tabel 3.3 diketahui bahwa pada soal tes prestasi kognitif, ada

lima item soal yang tidak valid dengan nomor soal 5, 17, 34, 39, 50. Pada angket

motivasi belajar, ada sepuluh item soal yang tidak valid dengan nomor soal 6, 9,

13,17, 21, 24, 28, 31, 37, 38. Pada angket kreativitas siswa, ada empat item soal yang

tidak valid dengan nomor soal 6, 9, 21, 24. Dari beberapa item soal yang tidak valid

tidak digunakan, hal ini dikarenakan item yang tersisa sudah dapat mewakili indikator

yang ingin dicapai.

2) Uji Reliabilitas

Menurut Budiyono (2003: 69), instrumen dikatakan reliabel berarti dapat

memberikan hasil yang relatif sama pada saat dilakukan pengukuran lagi pada responden yang berbeda

pada waktu yang berlainan.Menurut Arikunto (2002: 205)

Reliabilitas adalah keajegan suatu tes apabila diteskan kepada subyek yang sama, dalam

waktu yang berlainan atau kepada subyek tidak sama pada waktu yang sama.

Page 101: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

Untuk menghitung koefisien reliabilitas tes bentuk obektif digunakan rumus

Kuder-Richard 20 (KR 20) seperti persamaan 3.2 berikut :

úû

ùêë

é÷øö

çèæ= å

t

t211 S

pq- S

1-nn

r (3.2)

Keterangan :

r11 : Koefisien reliabilitas n : Jumlah item S : deviasi standar p : indeks kesukaran q : 1 – p

Untuk menghitung koefisien reliabilitas bentuk angket digunakan rumus

alpha dari Arikunto (1996: 1006), seperti persamaan 3.3 :

÷÷ø

öççè

æ S-÷÷

ø

öççè

æ-

= 2

2

11 1)1( t

i

nn

raa

(3.3)

Keterangan :

r11 : indeks reliabilitas instrumena n : cacah butir instrument

S αi2 : jumlah varians skor tiap-tiap item

αi2 : variasi total

Kriteria reliabilitas adalah sebagai berikut :

0,00 < r11 < 0,20 : reliabilitas sangat rendah 0,20 < r11 < 0,40 : reliabilitas rendah 0,40 < r11 < 0,60 : reliabilitas cukup 0,60 < r11 < 0,80 : reliaibilitas tinggi 0,80 < r11 < 1,00 : reliabilitas sangat tinggi

Klasifikasi reliabilitas tes ditunjukkan pada tabel 3.4

Page 102: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

Tabel 3.4 : Tabel Kualifikasi Reliabilitas Tes Koefisien kolerasi Kualifikasi

0,91-1,00 0,71-0,90 0,41-0,70 0,21-0,40

negatif-0,20

Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah

(Masidjo: 1995:209)

Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Pengambilan Data No. Instrumen r11 rtabel Keputusan Kategori

1. Prestasi kognitif 0,919 0,320 Reliabel Sangat Tinggi

2. Motivasi belajar 0,971 0,320 Reliabel Sangat Tinggi

3. Kreativitas 0,829 0,320 Reliabel Tinggi

Tabel 3.5 menunjukkan bahwa instrumen prestasi kognitif memiliki nilai r11

sebesar 0,919. Dengan mengacu pada klasifikasi yang ada maka dapat diputuskan

bahwa instrumen tersebut sangat tinggi reliabilitasnya. Sementara itu, instrumen

motivasi belajar, dan kreativitas siswa masing-masing memiliki nilai r11 sebesar

0,971, sehingga tergolong sangat tinggi reliabilitasnya, sedangkan kreativitas siswa

memiliki nilai r11 sebesar 0, 829 sehingga tergolong tinggi reliabilitasnya. Dengan

demikian, ketiga instrumen pengambilan data tersebut memenuhi syarat uji coba

reliabilitas instrumen sehingga dapat digunakan untuk mengambil data penelitian.

3) Uji Taraf Kesukaran

Tingkat kesukaran soal tes prestasi belajar dapat ditunjukkan dengan indeks

kesukaran yaitu bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal. Indeks

kesukaran dihitung dengan menggunakan rumus seperti persamaan 3.4

maksimalskor NB

IK ´

= (3.4)

Page 103: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Keterangan :

IK : Indeks Kesukaran B : Jumlah jawaban yang benar yang diperoleh siswa dari suatu

item N : Kelompok siswa Skor maksimal : Besarnya skor yang dituntut oleh suatu jawaban benar dari

suatu item N x skor maksimal : Jumlah jawaban benar yang seharusnya diperoleh dari suatu

item. (Masidjo, 1995: 189)

Adapun klasifikasi indeks kesukaran menurut Masidjo (1995:192) yang

digunakan adalah sebagai berikut :

Tabel 3.6. Tabel kualifikasi Indeks Kesukaran IK – IK Kualifikasi IK

0,81 – 1,00 Mudah Sekali (MS)

0,61 – 0,80 Mudah (Md)

0,41 – 0,60 Sedang / Cukup (Sd/C)

0,21 – 0,40 Sukar (Sk)

0,00 – 0,20 Sukar sekali (SS)

Persamaan di atas menyatakan indeks kesukaran soal P yang merupakan hasil

bagi antara banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar B dengan jumlah

seluruh siswa peserta tes JS (Suharsimi, 2005: 208). Kualifikasi Indeks kesukaran

seperti pada Tabel 3.6

Tabel.3.7. Distribusi Tingkat Kesukaran Instrumen Tes

No Instrumen Tes

Tingkat Kesukaran

Nomor soal Jumlah

%

Prestasi kognitif

Mudah Sekali 0 0 0%

Mudah 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 13, 16, 17,18, 20, 25,26.27, 28, 30, 31, 37, 40, 41, 44, 47, 48

25 50

Sedang/ Cukup

3, 11, 12, 15,19, 22, 23, 29, 32,33, 34, 35, 36, 38,39, 42, 43,45,46, 49, 50

21 42

Sukar 0 0 0%

Sukar Sekali 9, 14, 21, 24 4 8 Total 50 100

Page 104: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

Berdasarkan Tabel 3.7 di atas, diketahui bahwa instrumen tes prestasi

kognitif mempunyai distribusi soal yang seimbang. Jumlah soal dengan kategori

sedang/cukup lebih banyak dibandingkan dengan soal kategori sukar dan

seimbang dengan soal kategori mudah. Suatu instrumen tes dikatakan memiliki

distribusi tingkat kesukaran soal yang baik jika soal dengan kategori sedang

jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan soal kategori sukar dan mudah.

Sebagai gambaran, distribusi tingkat kesukaran instrumen tes yang baik harus

mengikuti bentuk kurva normal. Karena instrumen sudah memiliki tingat

kesukaran yang baik maka instrumen prestasi kognitif sudah dapat digunakan

untuk pengambilan data.

4. Uji Taraf Pembeda

Menurut Arikunto (2002: 201), taraf pembeda suatu item adalah taraf sampai dimana jumlah

jawaban benar dari siswa. Siswa yang tergolong kelompok atas (pandai) berbeda dari siswa yang

tergolong kelompok bawah (bodoh). Perbedaan jawaban benar dari siswa yang tergolong kelompok

atas dan bawah disebut Indeks Diskriminasi (ID). Untuk menghitung indeks diskriminasi suatu item

digunakan persamaan 3.5:

maksimalSkor nKBatau nKA KB -KA

ID´

= (3.5)

Keterangan : ID : Indeks Diskriminasi KA : Jumlah jawaban benar yang diperoleh dari siswa kelompok atas K : Jumlah jawaban benar yang diperoleh dari siswa kelompok bawah NKA atau nKB : Jumlah siswa yang tergolong kelompok atas atau bawah.

(Masidjo, 1995: 198)

Klasifikasi indeks diskriminasi yang digunakan menurut Masidjo (1995:201)

adalah sebagai berikut :

Page 105: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

Tabel 3.8 Indeks Diskriminasi

ID – ID Kualifikasi 0,80 – 1,00 Sangat membedakan (SM) 0,60 – 0,79 Lebih membedakan (LM) 0,40 – 0,59 Cukup Membedakan (CM) 0,20 – 0,39 Kurang membedakan (KM) Negatif – 0,19 Sangat kurang membedakan (SKM)

Distribusi indeks diskriminasi atau daya beda soal untuk tes prestasi kognitif

disajikan pada Tabel 3.9

Tabel 3.9. Distribusi Daya Beda Instrumen Tes No Instrumen

Tes Tingkat

Kesukaran Nomor soal Jumlah %

1 Prestasi kognitif

Sangat Membedakan

- 0 0

Lebih Membedakan

12, 15 2 4

Cukup Membedakan

1, 2, 3, 4, 6, 7, 10, 11, 16, 21, 23, 28, 30, 31, 33, 38, 40, 41, 46, 47

20 40

Kurang Membedakan

- 0 0

Sangat Kurang Membedakan

5, 8, 9, 13, 14, 17, 18, 19, 20, 22,24, 25, 26, 27, 29, 32, 34, 35, 36, 37,39, 42, 43, 44, 45, 48, 49, 50

28 56

Total 50 100 Tabel 3.9 di atas menunjukkan bahwa instrumen tes prestasi kognitif dengan

kualifikasi daya beda Lebih Membedakan ( LM ) hanya berjumlah dua soal ( nomor

soal 12, 15 ) atau sebesar 4% dari keseluruhan soal tes prestasi kognitif yang ada.

Untuk kualifikasi daya beda Cukup Membedakan ( CM ) berjumlah dua puluh soal

( nomor soal 1, 2, 3, 4, 6, 7, 10, 11, 16, 21, 23, 28, 30, 31, 33, 38, 40, 41, 46, 47 ) atau

sebesar 40% dari keseluruhan soal tes prestasi kognitif yang ada. Sangat Kurang

Membedakan (SKM) berjumlah dua puluh empat soal (nomor soal 5, 8, 9, 13, 14,

17, 18, 19, 20, 22,24, 25, 26, 27, 29, 32, 34, 35, 36, 37,39, 42, 43, 44, 45, 48, 49, 50 )

atau sebesar 56% dari keseluruhan soal tes prestasi kognitif yang ada. Instrumen tes

Page 106: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

tersebut cukup memenuhi uji daya beda sehingga cukup untuk dapat membedakan

antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai.

J. Teknik Analisis Data

1.Uji Prasyarat Analisis

K. Uji Normalitas

Untuk menyelidiki normal atau tidaknya populasi yang menjadi subyek

penelitian dilakukan dengan uji normalitas data prestasi belajar. Pada penelitian ini

untuk uji normalitas digunakan program minitab dengan Kriteria Anderson-Darling,

Kriteria Kolmogorov-Smirnov, dan Kriteria Ryan-Joiner ,dengan prosedur sebagai

berikut :

1) Menetapkan Hipotesis

Hipotesis :

Ho : Sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal

Ha : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.

2) Menetapkan Taraf Signifikansi

Taraf Signifikansi (α) adalah angka yang menunjukkan seberapa besar

peluang terjadinya kesalahan analisa. Taraf signifikansi dalam penelitian ini adalah

0,05 atau 5%.

3) Keputusan Uji

Ho ditolak jika p – value > α

b. Uji Homogenitas

Untuk mengetahui apakah variansi-variansi dari sejumlah populasi sama atau

tidak digunakan uji homogenitas. Pengujian yang dilakukan antara lain Homogenitas

Prestasi Vs Motivasi Belajar yang diuji dengan Tes Barlett dan Tes Lavene;

Page 107: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

Homogenitas Prestasi Vs Kreativitas siswa yang diuji dengan Tes Barlett dan Tes

Lavene; dan Homogenitas Prestasi Vs Metode yang diuji dengan Tes F dan Tes

Lavene. Prosedur pengujian sebagai berikut :

1) Menetapkan Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Ho : Sampel berasal dari populasi yang tidak homogen

Ha : Sampel berasal dari populasi yang homogen

2) Keputusan Uji

Ho ditolak jika p-value > α

c. Pengujian Hipotesis

1) Anava

Setelah terpenuhinya prasyarat analisis yaitu normalitas dan homogenitas,

maka selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan untuk

mengetahui apakah hipotesis yang sudah diajukan ditolak atau tidak ditolak. Untuk

menguji hipotesis dalam penelitian digunakan rumus Anava tiga jalan dengan desain

faktorial 2 x 2 x 2. Tujuan analisis varian tiga jalan ini adalah untuk menguji

perbedaan efek baris, kolom dan efek interaksi baris dan kolom terhadap variabel

terikat.

Stastistik Uji Hipotesis menggunakan Program Minitab. Desain faktorial

terdapat pada tabel 3.10.

Tabel 3.10. Desain Faktorial Kreativitas siswa Motivasi belajar

Metode Pembelajaran

Jigsaw II (A1) STAD (A2)

Tinggi (B1) Tinggi (C1) A1B1C1 A2B1C1 Rendah (C2) A1B1C2 A2B1C2

Rendah (B2) Tinggi (C1) A1B2C1 A2B2C1 Rendah (C2) A1B2C2 A2B2C2

Page 108: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

Tabel 3.10. menunjukkan desain faktorial, dimana A merupakan model

pembelajaran kooperatif yang terdiri atas Jigsaw II A1 dan STAD A2, B merupakan

motivasi belajar yang terdiri atas motivasi belajar tinggi B1 dan motivasi belajar

rendah B2, C merupakan kreativitas siswa yang terdiri atas kreativitas tinggi C1 dan

kreativitas rendah C2.

2) Uji Lanjut

Sebagai tindak lanjut dari analisis variansi tiga jalan adalah menggunakan uji t satu

ekor, perhitungan dilakukan dengan menggunakan bantuan software minitab 15.

3) Hipotesis

Hipotesis yang akan diuji dirumuskan dalam hipotesis nol (Ho) dan hipotesis

alternatif (Ha). Adapun hipotesis tersebut adalah sebagai berikut :

a) Ho1 : Tidak ada perbedaan pengaruh pembelajaran kooperatif Jigsaw II dan

STAD terhadap prestasi belajar Biologi.

Ha1 : Ada perbedaan pengaruh pembelajaran kooperatif Jigsaw II dan STAD

terhadap prestasi belajar Biologi.

b) Ho2 : Tidak ada pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar Biologi.

Ha2 : Ada pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar Biologi

c) Ho3 : Tidak ada pengaruh kreativitas terhadap prestasi belajar Biologi.

Ha3 : Ada pengaruh kreativitas terhadap prestasi belajar Biologi.

d) Ho4 : Tidak ada interaksi antara motivasi belajar dengan pembelajaran kooperatif

Jigsaw II dan STAD terhadap prestasi belajar Biologi

Ha4 : Ada interaksi antara motivasi belajar dengan pembelajaran kooperatif

Jigsaw II dan STAD terhadap prestasi belajar Biologi.

Page 109: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

e) Ho5 : Tidak ada interaksi antara kreativitas dengan pembelajaran kooperatif

Jigsaw II dan STAD terhadap prestasi belajar Biologi

Ha5 :Ada interaksi antara kreativitas dengan pembelajaran kooperatif Jigsaw II

dan STAD terhadap prestasi belajar Biologi.

f) Ho6 : Tidak ada interaksi antara motivasi belajar dengan kreativitas terhadap

prestasi belajar Biologi

Ha6 : Ada interaksi antara motivasi belajar dengan kreativitas terhadap prestasi

belajar Biologi.

g) Ho7 :Tidak ada interaksi antara motivasi belajar, kreativitas dengan pembelajaran

kooperatif Jigsaw II dan STAD terhadap prestasi belajar Biologi

Ha7 : Ada interaksi antara motivasi belajar, kreativitas dengan pembelajaran

kooperatif Jigsaw II dan STAD terhadap prestasi belajar Biologi.

4) Keputusan Uji

Ho ditolak jika p-value < α

Page 110: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri dari data motivasi belajar

siswa, kreativitas siswa, dan nilai kemampuan kognitif siswa pada materi

ekosistem.

1. Data Motivasi Belajar

Data motivasi belajar diperoleh dari angket yang diberikan kepada siswa

sebelum diberikan pembelajaran. Motivasi belajar digolongkan menjadi dua

kategori yaitu motivasi belajar tinggi dan rendah. Pembagian ini didasarkan pada

nilai rata-rata data motivasi belajar siswa. Motivasi belajar tinggi jika nilai siswa

lebih tinggi dari pada nilai rata-rata dan motivasi belajar rendah jika nilai siswa

lebih rendah dari pada nilai rata-rata. Skor rata-rata motivasi belajar dari seluruh

sampel yaitu 116,17 dengan skor minimum 85 dan skor maksimum 141 Distribusi

data motivasi belajar disajikan dalam tabel berikut.

Tabel. 4.1 Deskripsi Data Motivasi Belajar

Motivasi Belajar Kelas X.5 (Jigsaw II)

Kelas X.4 (STAD)

Frekuensi Prosentase (%) Frekuensi Prosentase (%) Tinggi 20 57,1 18 50 Rendah 15 42,9 18 50 Jumlah 35 100 36 100

Dari tabel 4.1 di atas dideskripsikan motivasi belajar siswa hampir sama

antara model Jigsaw II dan STAD. Hal ini menunjukan bahwa motivasi belajar

yang dimiliki kedua kelompok adalah berimbang, kedua kelompok ini diberikan

materi uji yang sama yaitu ekosistem. Untuk lebih jelas mengetahui distribusi data

Page 111: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

motivasi belajar, maka pada gambar 4.1 disajikan histogram motivasi belajar pada

kelas yang diberi model Jigsaw II dan model STAD. Distribusi frekuensi motivasi

belajar siswa dapat dibuat tabel sebagai berikut.

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Model Jigsaw II Interval Frekuensi Mutlak Frekuensi Relatif (%)

85-93 1 2,85

94-102 4 11,42

103-111 5 14,28

112-121 12 34,28

122-131 9 25,71

132-141 4 11,42

35 100,00

Berdasarkan tabel 4.2. di atas deskriptif motivasi belajar dapat juga

ditampilkan dengan grafik histogram.

Gambar 4.1 Histogram Frekuensi motivasi belajar Siswa Model Jigsaw II

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Model STAD Interval Frekuensi Mutlak Frekuensi Relatif (%)

97-102 4 11,11

103-109 5 13,89

110-116 10 27,78

117-123 9 25

124-130 7 19,44

131-137 1 2,78

36 100

0

2

4

6

8

10

12

14

Fre

kuen

si

85-93

94-102

103-111

112-121

122-131

132-141

Page 112: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan tabel 4.3 di atas deskriptif nilai motivasi belajar dapat juga

ditampilkan dengan grafik histogram.

Gambar 4.2 Histogram Frekuensi motivasi belajar Siswa Model STAD

Diskripsi histogram pada gambar 4.2 menggambarkan frekuensi

penyebaran hasil motivasi belajar siswa sebelum diberi tindakan, untuk kelas

kooperatif Jigsaw II dan STAD ternyata dari data histogram menunjukan

distribusi terbesar adalah pada interval 112-121 pada kelas Jigsaw II.

2. Data Kreativitas Siswa

Tingkatan kreativitas siswa ada dua yaitu tinggi dan rendah. Siswa

memiliki kreativitas tinggi jika mempunyai skor di atas rata-rata skor kreativitas

siswa, sedangkan siswa yang memiliki kreativitas rendah jika mempunyai skor di

bawah atau sama dengan rata-rata skor kreativitas siswa. Skor rata-rata kreativitas

dari seluruh sampel yaitu 53,08 dengan skor minimum 32 dan skor maksimum 73

Tabel 4.4. Deskripsi Data Kreativitas Siswa

Kreativitas Siswa

Kelas X.5 (Jigsaw II)

Kelas X.4 (STAD)

Frekuensi Prosentase (%) Frekuensi Prosentase (%) Tinggi 21 60 23 63,88 Rendah 14 40 13 36,12 Jumlah 35 100 36 100

0

2

4

6

8

10

12

Fre

kuen

si

97-102

103-109

110-116

117-123

124-130

131-137

Page 113: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan tabel 4.4. terlihat bahwa pada kelas X.5 dengan model

pembelajaran kooperatif Jigsaw II siswa yang memiliki kreativitas siswa tinggi

mempunyai frekuensi lebih banyak dibandingkan dengan siswa yang memiliki

kreativitas siswa rendah. Demikian halnya pada kelas X.4 dengan model

pembelajaran kooperatif STAD siswa yang memiliki kreativitas tinggi memiliki

frekuensi lebih banyak dibandingkan dengan siswa yang mempunyai kreativitas

rendah.

Tabel 4.5 Dristribusi Frekuensi kreativitas siswa kelas Jigsaw II Interval Frekuensi Mutlak Frekuensi Relatif

32-39 3 8,57

40-47 6 17,14

48-55 11 31,42

56-63 11 31,42

64-71 3 8,57

72-77 1 2,85

35 100

Gambar 4. 3 Histogram Frekuensi Kreativitas siswa

0

2

4

6

8

10

12

Fre

kuen

si

32-39

40-47

48-55

56-63

64-71

72-77

Page 114: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 4.6 Dristribusi Frekuensi Kreativitas Kelas Model STAD Interval Frekuensi Mutlak Frekuensi Relatif

34-38 1 2,78

39-44 3 8,33

45-49 5 13,89

50-54 11 30,56

55-59 9 25

60-64 7 19,44

36 100

Gambar 4 4 Histogram Frekuensi Kreativitas Siswa

3. Data Prestasi belajar

Sebaran nilai prestasi belajar siswa pada aspek kognitif hasil penelitian

dari masing-masing kelas disajikan pada tabel 4.3.

Tabel 4.7. Deskripsi Data Prestasi Belajar Siswa

Kelompok Jumlah

Data Nilai

Tertinggi Nilai

Terendah Nilai

Rata-rata Standar Deviasi

Jigsaw II 35 88 33 61 13,7 STAD 36 80 30 54 12,4

Berdasarkan tabel 4.7 nampak bahwa pada kelas Jigsaw II terdapat 35

siswa dan pada kelas STAD ada 36 siswa. Nilai tertinggi dan terendah untuk

prestasi belajar dari kelas Jigsaw II yaitu 88 dan 33, sedangkan pada STAD yaitu

80 dan 30. Pada kelas Jigsaw II nilai rata-rata siswanya adalah 61 dan standar

deviasinya adalah 13,7. Untuk kelas STAD memiliki nilai rata-rata 54 dan standar

0

2

4

6

8

10

12

Fre

kuen

si

34-38

39-44

45-49

50-54

55-59

60-64

Page 115: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

deviasinya 12,4. Bila dilihat dari nilai rata-rata kelas, maka kelas yang diberi

perlakuan menggunakan pembelajaran Jigsaw II memiliki rata-rata lebih tinggi

dibandingkan dengan pembelajaran STAD. Data selengkapnya terdapat pada

lampiran.

Distribusi frekuensi nilai prestasi belajar siswa kelas Jigsaw II disajikan

pada tabel 4.8.

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Data Prestasi Siswa Kelas JigsawII Interval Nilai Frekuensi Frekuensi Relatif

33-42 2 5,71 43-52 10 28,57 53-62 4 11,43 63-72 14 40 73-82 3 8,57 83-92 2 5,71

jumlah 35 100 %

Dari tabel 4.8 terlihat bahwa frekuensi terbanyak terletak pada interval 63-

72 dengan jumlah 14 siswa. Sedangkan nilai terendah pada interval 33 - 42 yang

berjumlah 2 siswa dan untuk nilai tertinggi berada pada interval 83-92 yang

berjumlah 2 siswa. Frekuensi interval yang terletak di atas nilai rata-rata lebih

banyak jumlahnya dari frekuensi interval yang terletak di bawah nilai rata-rata.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai prestasi belajar biologi siswa

pada kelas Jigsaw II lebih baik pada nilai di atas rata-rata dibanding nilai di

bawah rata-rata untuk memperjelas distribusi frekuensi prestasi siswa disajikan

histogram pada gambar 4.5.

Berdasarkan pada gambar 4.5 menunjukkan bahwa prestasi belajar biologi

siswa kelas Jigsaw II nilai terbanyak pada interval 63-72. Sedangkan nilai

terendah pada interval 33 - 42 dan untuk nilai tertinggi berada pada interval 83-92.

Page 116: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 4.5 Histogram Prestasi Belajar Siswa Kelas JigsawII Distribusi frekuensi nilai prestasi belajar siswa kelas STAD disajikan pada

tabel 4.9

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Data Prestasi Siswa Kelas STAD Interval Nilai Frekuensi Frekuensi Relatif

30-38 4 11,11 % 39-47 10 27,78 % 48-56 8 22,22 % 57-65 5 13,89 % 66-74 4 11,11 % 75-83 5 13,89 %

jumlah 36 100 %

Dari tabel 4.9 terlihat bahwa frekuensi terbanyak terletak pada interval 39-

47 yaitu berjumlah 10 siswa. Frekuensi interval yang terletak di atas nilai rata-

rata lebih banyak jumlahnya dari frekuensi interval yang terletak di bawah nilai

rata-rata. Sedangkan nilai terendah pada interval 30- 38 yang berjumlah 4 siswa

dan untuk nilai tertinggi berada pada interval 75-83 yang berjumlah 5 siswa.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai prestasi belajar biologi siswa

pada kelas STAD lebih baik pada nilai di atas rata-rata dibanding nilai di bawah

0

2

4

6

8

10

12

14

16

Frek

uens

iNilai

33-42

43-52

53-62

63-72

73-82

83-92

Page 117: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

rata-rata untuk memperjelas distribusi frekuensi prestasi siswa disajikan histogram

pada gambar 4.2.

Gambar 4.6 Histogram Prestasi Belajar Siswa Kelas STAD

Berdasarkan pada gambar 4.6 menunjukkan bahwa prestasi belajar biologi

siswa kelas STAD nilai terbanyak pada interval 39-47. Sedangkan nilai terendah

pada interval 30-38 dan untuk nilai tertinggi berada pada interval 75-83.

B. Uji Prasyarat Analisis

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan terhadap data prestasi kognitif. Uji Normalitas

dilakukan dengan menggunakan minitab 15 berdasarkan kriteria Ryan Joiner (RJ).

Data dinyatakan normal jika p-value>0,05. Hasil uji normalitas Prestasi Kognitif

dapat disajikan sebagai berikut.

0

2

4

6

8

10

12

Freku

ensi

Nilai

30-38

39-47

48-56

57-65

66-74

75-83

Page 118: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Data Penelitian NO Variabel P-value Keputusan Kesimpulan 1 A1 >0,100 H0 ditolak Normal 2 A2 >0,100 H0 ditolak Normal 3 B1 >0,100 H0 ditolak Normal 4 B2 >0,100 H0 ditolak Normal 5 C1 >0,100 H0 ditolak Normal 6 C2 >0,100 H0 ditolak Normal 7 A1B1C1 >0,100 H0 ditolak Normal 8 A1B1C2 >0,100 H0 ditolak Normal 9 A1B2C1 >0,100 H0 ditolak Normal 10 A1B2C2 >0,100 H0 ditolak Normal 11 A2B1C1 >0,100 H0 ditolak Normal 12 A2B1C2 >0,100 H0 ditolak Normal 13 A2B2C1 >0,100 H0 ditolak Normal 14 A2B2C2 >0,100 H0 ditolak Normal

Berdasarkan tabel 4.10 memperlihatkan hasil uji normalitas pada tes

kognitif siswa. p-value semua variabel menghasilkan nilai >0,001. Angka yang

digunakan bukan p-value > 0,050 tetapi p-value>0,100. Hal ini menunjukkan

bahwa p-value jauh lebih besar dari 0,050 sebagai titik kritis. P-value > 0,100

menghasilkan keputusan H0 yang menyatakan bahwa data tidak berdistribusi

normal ditolak. Sehingga berdasarkan hasil uji tersebut, maka dapat diambil

keputusan data prestasi berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari

populasi yang berdistribusi dari variansi yang homogen atau tidak. Uji

homogenitas yang peneliti gunakan adalah metode uji F dan pendukung keputusan

dilakukan uji Levene. Variabel terikat untuk uji ini adalah prestasi belajar biologi,

sedangkan sebagai faktornya adalah model, motivasi belajar dan kreativitas

siswa. Rangkuman hasil uji homogenitas disajikan dalam tabel 4.11 dan hasil

selengkapnya disajikan pada lampiran homogenitas.

Page 119: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dari hasil uji homogenitas diperoleh p-value > 0,05 maka Ho ditolak. Jadi

keputusannya data prestasi belajar dalam penelitian berasal dari populasi yang

homogen, seperti disajikan pada Tabel 4.11

Tabel 4.11 Hasil Uji Homogenitas

No Respon Faktor p-value

Keputusan F Test Levene Test

1 Prestasi Model 0,583 0,648 Homogen 2 Prestasi Motivasi Belajar 0,277 0,137 Homogen 3 Prestasi Kreativitas 0,346 0,264 Homogen

4 Prestasi Model, Motivasi Belajar, Kreativitas

0,693 0,695 Homogen

C. Hasil Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis menggunakan aplikasi Minitab 15 dengan prosedur uji

hipotesis Analysis of Variance (ANOVA).

1. Analisis variansi

Pengujian pada penelitian ini menggunakan anova tiga jalan, karena faktor

yang terlibat dan bertindak sebagai variabel bebas sejumlah tiga faktor yaitu

model pembelajaran, motivasi belajar dan kreativitas siswa. Adapun rangkuman

hasil analisis variansi tiga jalan dengan frekuensi sel tidak sama dapat dilihat pada

tabel 4.12, sedangkan hasil lengkapnya tercantum pada lampiran.

Tabel 4.12 Rangkuman Anova Tiga Jalan No Variabel p-value Keputusan 1 Model Pembelajaran 0,019 H01 ditolak 2 Motivasi Belajar 0,531 H02 diterima 3 Kreativitas 0,204 H03 diterima 4 Model dengan Motivasi Belajar 0,198 H04 diterima 5 Model dengan Kreativitas 0,448 H05 diterima 6 Motivasi Belajar dan Kreativitas 0,838 H06 diterima 7 Model Pembelajaran, Motivasi Belajar dan Kreativitas 0,176 H07 diterima

Berdasarkan tabel 4.12 hasil pengujian dengan analisis variansi tiga jalan

dapat diartikan pada model pembelajaran kooperatif Ho1 ditolak dikarenakan nilai

probabilitasnya lebih kecil daripada alpha pada Ho1 yaitu (p-value = 0,019 < a =

Page 120: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

0,05) sedangkan pada variabel yang lain (Ho2, Ho3, Ho4, H05, Ho6, dan Ho7)

semuanya tidak ditolak dikarenakan probabilitasnya (p-value) lebih besar daripada

alpha.

2. Uji lanjut Anava

Pada hasil uji hipotesis memperlihatkan adanya Ho yang ditolak. Hal ini

berarti pada data tersebut harus dilakukan uji lanjut anava. Uji lanjut analisis

variansi untuk model pembelajaran dilakukan dengan menggunakan uji t satu

ekor. Hipotesis nol dan hipotesis alternatif, yang masing-masing adalah sebagai

berikut:

Ho1 : Tidak ada perbedaan pengaruh pembelajaran kooperatif Jigsaw II dan

STAD terhadap prestasi belajar Biologi.

Ha1 : Ada perbedaan pengaruh pembelajaran kooperatif Jigsaw II dan STAD

terhadap prestasi belajar Biologi

Ho : Model Jigsaw II memberikan prestasi belajar kognitif lebih baik daripada

model STAD.

Hi : Model Jigsaw II memberikan prestasi belajar kognitif lebih baik daripada

model STAD.

Hasil uji t menghasilkan nilai thitung = 2,14 dan p-value = 0,036. Pada taraf

signifikansi 5% dengan jumlah responden 71 menghasilkan ttabel = 1,67. Dengan

kata lain thitung > dari ttabel dan p-value < 0,05. Oleh karena itu kesimpulannya

adalah Ho ditolak dan Hi diterima. Sehingga dapat dikatakan bahwa model Jigsaw

II memberikan prestasi belajar kognitif lebih baik daripada model STAD.

Page 121: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

D. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Hipotesis Pertama

Berdasarkan dari analisis diperoleh bahwa ada pengaruh model

pembelajaran kooperatif Jigsaw II dan STAD terhadap prestasi belajar kognitif

siswa. Hasil perhitungan analisis variansi tiga jalan, pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran Jigsaw II dan STAD diperoleh p-value sebesar

0,036 yang lebih kecil dari batas signifikansi yang ditentukan yaitu a = 0,05.

Model pembelajaran kooperatif model Jigsaw II dan STAD berpengaruh terhadap

prestasi belajar siswa. Nilai rata-rata prestasi belajar materi ekosistem siswa yang

menggunakan pembelajaran model Jigsaw II dan STAD masing-masing sebesar

61 dan 54. Maka model pembelajaran Jigsaw II memberikan efek lebih baik

terhadap prestasi belajar pada materi ekosistem.

Materi ekosistem memiliki banyak keterkaitan dengan lingkungan dan

alam sekitarnya. Seperti dalam kehidupan sehari-hari misalnya adanya lingkungan

sawah, sungai, padang rumput, rantai makanan, daur carbon dan lain sebagainya.

Di sini siswa bisa menemukan contoh, menghubungkan dengan pembelajaran

hingga siswa dapat menarik kesimpulan secara bersama melalui proses diskusi

dalam pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif Jigsaw II dan STAD sangat

mementingkan konsep pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa, hal ini

membuat siswa mampu menghubungkan pengetahuan yang telah dimilikinya

dengan pengetahuan yang baru diperolehnya serta mendiskusikan dengan teman

atau kelompoknya melalui proses pembelajaran kooperatif. Hal ini akan

memudahkan siswa menguasai konsep yang telah dibangunnya secara bersama.

Page 122: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Beberapa hal yang mendukung keberhasilan model pembelajaran Jigsaw II

lebih baik dari model pembelajaran STAD, diantaranya lebih kepada penguasaan

konsep daripada penguasaan kemampuan, siswa termotivasi untuk mempelajari

materi dengan baik, siswa mau bekerja keras dalam kelompok supaya mereka

dapat membantu kelompoknya melakukan tugas dengan baik, siswa juga

memperoleh materi yang berbeda dari teman-teman ahlinya. Fakta bahwa para

siswa, setelah mengalami proses pembelajaran dengan model pembelajaran

Jigsaw II, telah membentuk pengalaman belajar yang nyata, menggali informasi

dan membahas topik lebih mendalam. Menurut Kazim Karabekir (2008) dalam

penelitian yang berjudul “The Effect of the Jigsaw Technique on Learning the

Concepts of the Principles and Methods of Teaching” menyimpulkan bahwa

kelompok yang menggunakan metode pembelajaran kooperatif Jigsaw lebih

berhasil dibandingkan kelompok yang menggunakan metode pembelajaran

tradisional. Penelitian yang dilakukan Kazim, menurut peneliti perbandingan

pembelajarannya sangat jauh sekali antara Jigsaw dengan ceramah, jelas akan

nampak siswa yang diberi perlakuan model Jigsaw akan lebih berhasil.

Adesoji dan Ibrahim (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Effects of

Student Teams Achievement Divisions Strategy and Mathematics Knowlegde on

Learning Outcomes in Chemical Kinetics” menyimpulkan bahwa strategi

pembelajaran kooperatif STAD memiliki potensi untuk meningkatkan prestasi

belajar siswa di sekolah menengah dibandingkan dengan ceramah dan

demonstrasi. Pembelajaran kooperatif STAD dapat meningkatkan prestasi belajar

siswa di sekolah. Pembelajaran Jigsaw dan STAD memiliki pembelajaran yang

Page 123: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

seimbang. Diharapkan pembelajaran kooperatif model STAD dan Jigsaw dengan

meninjau motivasi belajar dan kreativitas siswa berpengaruh terhadap prestasi

belajar siswa.

Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ninik

Agustin (2010) dengan judul “Efektifitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Student Teams Achievement Division (STAD) Dengan Tipe Jigsaw Pada Materi

Bangun Ruang Sisi Datar Ditinjau Dari Gaya Belajar Siswa SMP Kelas VIII SMP

Negeri Sukoharjo” menyimpulkan bahwa prestasi belajar matematika siswa yang

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw menghasilkan prestasi

yang lebih baik dibanding dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD.

Berdasarkan uraian di atas pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif Jigsaw II pada materi ekosistem merupakan model

pembelajaran yang baik digunakan untuk melatih siswa dalam belajar memahami

ekosistem serta melatih siswa mengembangkan cara berpikir kooperatif.

Pembelajaran model ini merupakan inovasi pembelajaran biologi agar proses

pembelajaran tidak membosankan sehingga dapat menghasilkan prestasi belajar

yang memuaskan.

2. Hipotesis Kedua

Berdasarkan hasil perhitungan analisis variansi tiga jalan, motivasi belajar

(tinggi dan rendah) diperoleh p-value sebesar 0,531 yang lebih besar dari batas

signifikansi yang ditentukan yaitu a = 0,05. Motivasi belajar (tinggi dan rendah)

tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Mengapa motivasi belajar tidak

Page 124: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

berpengaruh terhadap prestasi belajar pada materi ekosistem, karena pada siswa

yang diberi pembelajaran menggunakan model Jigsaw II akan lebih baik prestasi

belajarnya tidak peduli siswa tersebut memiliki motivasi belajar baik tinggi

maupun rendah. Menurut Ngalim Purwanto (1990:73), motivasi merupakan usaha

yang didasari untuk menggerakkan dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia

terdorong untuk bertindak dan beraktifitas sehingga dapat mencapai hasil atau

tujuan tertentu. Seseorang akan melakukan suatu perbuatan betapa pun beratnya

jika ia mempunyai motivasi tinggi baik yang berasal dari dalam dirinya atau dari

luar dirinya. Demikian pula dalam belajar, motivasi memegang peranan cukup

besar terhadap pencapaian hasil belajar. Tanpa motivasi seseorang tidak dapat

belajar. Mengapa dalam penelitian ini motivasi belajar tinggi dan rendah tidak

berpengaruh terhadap prestasi siswa ? Motivasi mempunyai karakteristik

tersendiri, yaitu: majemuk, dapat berubah-ubah, berbeda untuk setiap individu,

dan beberapa tidak disadari. Alasan mengapa terjadi perbedaaan motivasi belajar

pada diri masing-masing orang, di antaranya: (1) Perbedaan fisiologis

(physiological needs), seperti rasa lapar, haus, dan hasrat seksual; (2) Perbedaan

rasa aman (safety needs), baik secara mental, fisik, dan intelektual; (3) Perbedaan

kasih sayang atau afeksi (love needs) yang diterimanya; (4) Perbedaan harga diri

(self esteem needs). Contohnya prestise memiliki mobil atau rumah mewah,

jabatan, dan lain-lain; (5) Perbedaan aktualisasi diri (self actualization),

tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang

terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata. Terdapat 2

faktor yang membuat seseorang dapat termotivasi untuk belajar, yaitu: (1)

Page 125: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Motivasi belajar berasal dari faktor internal. Motivasi ini terbentuk karena

kesadaran diri atas pemahaman betapa pentingnya belajar untuk mengembangkan

dirinya dan bekal untuk menjalani kehidupan berupa hasrat dan keinginan berhasil

dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita; (2) Motivasi belajar dari

faktor eksternal, yaitu dapat berupa rangsangan dari orang lain, atau lingkungan

sekitarnya yang dapat memengaruhi psikologis orang yang bersangkutan yang

berupa adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan

belajar yang menarik.

Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila siswa

dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan pemecahan. Ada berbagai

faktor yang kemungkinan mempengaruhi siswa yaitu kurang tertarik pada materi,

hal ini yang menyebabkan motivasi belajar tidak berpengaruh terhadap prestasi

belajar siswa. Tidak adanya pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar

siswa dapat dijelaskan sebagai berikut : siswa belajar hanya bertujuan agar naik

kelas bukan mencari ilmu pengetahuan, pada saat pengisian angket siswa kurang

serius dalam memberi jawaban hanya untuk mengisi waktu saja, sehingga

jawaban tidak sesuai dengan yang ada pada diri siswa tersebut bahkan kadang

terpengaruh jawaban teman karena enggan berpikir, siswa kurang menguasai

materi yang dimotivasi. Dari beberapa masalah tersebut maka motivasi belajar

berpengaruh terhadap prestasi belajar biologi. Hasil ini sesuai dengan penelitian

yang dilakukan oleh Rini Ernawati (2004) bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan antara motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar, yaitu untuk siswa

dengan motivasi belajar tinggi memperoleh prestasi belajar kimia yang tinggi dan

Page 126: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

untuk siswa dengan motivasi belajar rendah memperoleh prestasi belajar kimia

yang rendah pula.

3. Hipotesis Ketiga

Berdasarkan hasil perhitungan analisis variansi tiga jalan, kreativitas siswa

diperoleh p-value sebesar 0,204 yang lebih besar dari batas signifikansi yang

ditentukan yaitu a = 0,05. Kreativitas siswa (tinggi dan rendah) tidak berpengaruh

terhadap prestasi belajar siswa. Maka kreativitas siswa tinggi dan rendah tidak

memberikan efek berbeda terhadap prestasi belajar siswa. Mengapa kreativitas

siswa tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar pada materi ekosistem karena

nilai rata-rata prestasi belajar siswa yang memiliki kreativitas tinggi dan rendah

masing-masing sebesar 43,73 dan 41,31. Maka kreativitas siswa tinggi dan

rendah tidak memberikan efek berbeda terhadap prestasi belajar pada materi

ekosistem. Kreativitas siswa tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar pada

materi ekosistem karena model pembelajaran kooperatif menggunakan STAD dan

Jigsaw II yang dilakukan pada penelitian ini menciptakan situasi dan kondisi

yang mengharuskan siswa berkomunikasi satu dengan yang lain sehingga siswa

yang memiliki kreativitas rendah secara tidak langsung ikut berperan aktif dalam

proses pembelajaran apalagi bagi siswa yang memiliki kreativitas tinggi.

Hal inilah yang menyebabkan kreativitas siswa tidak memberikan

pengaruh dalam prestasi belajar pada materi ekosistem. Kreativitas merupakan

aspek yang sangat penting dan berharga dalam setiap usaha manusia, sebab

melalui kreativitas akan dapat ditemukan dan dihasilkan berbagai teori,

pendekatan, dan cara baru yang sangat bermanfaat bagi kehidupan. Tanpa adanya

Page 127: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kreativitas, kehidupan akan lebih merupakan suatu yang bersifat pengulangan

terhadap pola-pola yang sama (Sternberg, 1992; De Bono, 1992).

Kreativitas dapat dipahami dengan pendekatan process, product, person,

dan press (Rhodes, 1961; Torrence, 1995). Sekolah merupakan aspek yang sangat

strategis dalam mengembangkan kreativitas siswa (Munandar, 1999).

Pengembangan kreativitas pada penelitian ini dilaksanakan dalam konteks praktik

pendidikan di sekolah. Hal ini merupakan salah satu jawaban terhadap kenyataan

bahwa pendidikan di Indonesia saat ini lebih berorientasi pada hasil yang bersifat

pengulangan, penghapalan, dan pencarian satu jawaban yang benar terhadap soal-

soal yang diberikan. Proses-proses pemikiran tingkat tinggi termasuk berpikir

kreatif jarang sekali dilatihkan (Joni, 1992). Salah satu faktor yang diduga

menjadi penyebabnya adalah proses pembelajaran yang kurang variatif.

Pendapat serupa telah dikemukakan oleh Lie (2004) yang menyatakan

bahwa pendidikan di Indonesia lebih berorientasi pada pengajaran yang bersifat

satu arah, verbalistik, monoton, dan hapalan. Padahal, menurut Schmidt (2006)

kemampuan kreatif sering muncul pada anak-anak, tapi seiring dengan

bertambahnya usia kemampuan tersebut menjadi berkurang dan salah satu faktor

yang menyebabkan kurang berkembangnya kreativitas adalah praktik pendidikan

yang kurang mengapresiasi terhadap kemampuan kreatif anak. Selanjutnya,

penelitian Aziz (2006) tentang kreativitas pada 450 siswa Sekolah Menengah

Pertama dengan menggunakan test Torrence yang mengukur aspek berpikir

kreatif berupa kelancaran dalam berpikir, fleksibel dalam berpikir, orsinil dalam

menemukan ide, dan kemampuan mengelaborasi gagasan menemukan bahwa

Page 128: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

siswa MTs Surya Buana mempunyai tingkat kemampuan berpikir kreatif lebih

tinggi dibandingkan dengan siswa dari sekolah lainnya. Salah satu faktor yang

diduga menjadi penyebab adalah proses pembelajaran di sekolah ini

mengembangkan konsep sekolah alam yang pembelajarannya tidak hanya

dilakukan dalam ruangan saja tapi bisa juga dilakukan di luar kelas. Hal ini

berakibat pada adanya kesempatan siswa untuk lebih leluasa dalam

mengekspresikan potensi kreaatifnya (Sternberg & Lubart, 1995). Materi

ekosistem sebenarnya sangat tepat apabila diberikan di luar kelas namun

keterbatasan waktu mungkin menjadi penyebab kurang optimalnya siswa

menyerap pelajaran sehingga prestasi belajar rendah. Hal ini relevan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Abdul Hadi Sutrisno (2009) dengan judul .

"Pembelajaran Fisika Menggunakan Model STAD dan Jigsaw Ditinjau dari

Aktivitas Belajar dan Kreativitas Siswa". Kesimpulan dari penelitian tersebut

Tidak ada pengaruh kreativitas siswa terhadap prestasi belajar Fisika pada materi

suhu dan kalor.

4. Hipotesis Keempat

Hasil perhitungan analisis variansi tiga jalan, interaksi pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw II dan STAD dengan motivasi

belajar tinggi dan rendah diperoleh p-value sebesar 0,198 yang lebih besar dari

batas signifikansi yang ditentukan yaitu a = 0,05. Model pembelajaran kooperatif

Jigsaw II dan STAD tidak terdapat interaksi dengan motivasi belajar (tinggi dan

rendah) terhadap prestasi belajar siswa. Hasil ini menjelaskan bahwa

pembelajaran menggunakan model Jigsaw II selalu menghasilkan prestasi belajar

Page 129: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yang lebih baik dari pada menggunakan STAD, walaupun motivasi belajar siswa

tinggi ataupun rendah. Hal ini bisa terjadi karena pada saat penelitian, model

Jigsaw II dan STAD yang diterapkan awalnya belum sepenuhnya berjalan dengan

baik. Kemungkinan guru kurang mampu mengelola pembelajaran dan siswa

belum terbiasa dengan pembelajaran kooperatif. Siswa belum memahami tugas

mereka dalam pembelajaran kooperatif ini. Hal ini disebabkan kurangnya

motivasi dan bimbingan guru sehingga sebagian besar siswa bersifat pasif. Hanya

sebagian kecil saja siswa yang aktif dalam kegiatan pembelajaran, baik pada saat

kerja kelompok maupun pada saat diskusi kelas. Alokasi waktu yang tersedia pada

rencana pembelajaran tidak tercapai dengan tepat, dimana guru kurang melakukan

transisi efisiensi pada saat membentuk kelompok sehingga waktu yang tersedia

tidak cukup.

Walaupun pada pertemuan berikutnya guru telah mampu mengelola

pembelajaran dengan cukup baik dan siswa nampak sudah bisa beradaptasi

dengan pembelajaran kooperatif serta telah mampu membangkitkan motivasi

belajar siswa dan bimbingan guru merata pada semua siswa namun belum cukup

untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Dalam pengamatan masih ada

sebagian kecil siswa yang terlihat pasif, kurang motivasi belajarnya dalam

kegiatan pembelajaran baik pada saat kerja kelompok maupun pada saat diskusi

kelas. Hal ini yang kemungkinan mengakibatkan prestasi rendah. Guru telah

mampu mengatasi segala hal yang menghambat kegiatan belajar mengajar

dengan mengadakan perbaikan-perbaikan pada beberapa aspek yang dirasa masih

kurang. Secara keseluruhan kegiatan pembelajaran kooperatif berlangsung baik

Page 130: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sehingga dapat dikatakan bahwa pengelolaan kegiatan pembelajaran berlangsung

secara efektif.

Adanya peningkatan tersebut disebabkan pengelolaan pembelajaran

kooperatif telah berlangsung secara efektif. Hal ini sesuai dengan pendapat

Ibrahim (2000), bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami

konsep-konsep sulit dan struktur penghargaan kooperatif telah dapat

meningkatkan penilaian siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang

berhubungan dengan hasil belajar. Kaitan dengan materi ekosistem , konsep yang

sulit seperti dalam daur biogeokimia dapat diatasi dengan model pembelajaran

Jigsaw II dan STAD. Didukung oleh pendapat Nur dkk. (2000) bahwa manfaat

pembelajaran kooperatif bagi siswa dengan hasil belajar yang rendah, antara lain

meningkatkan pencurahan waktu pada tugas, rasa harga diri menjadi lebih tinggi,

memperbaiki kehadiran, angka putus sekolah menjadi rendah, penerimaan

terhadap perbedaan individu menjadi lebih besar, perilaku mengganggu menjadi

lebih kecil, konflik antarpribadi berkurang, sikap apatis berkurang, pemahaman

yang lebih mendalam, motivasi lebih besar, hasil belajar lebih tinggi, retensi lebih

lama dan meningkatkan kebaikan budi, kepekaan, dan toleransi.

Pembelajaran kooperatif model Jigsaw II dan STAD yang dilaksanakan

guru telah mampu menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar siswa

sehingga prestasi belajar siswa meningkat. Terutama adanya penghargaan yang

diberikan guru pada kelompok terbaik. Pemberian penghargaan ini telah

memunculkan efek positif pada siswa. siswa semakin antusias untuk belajar. Hal

ini didukung oleh pendapat Nur (2001) bahwa salah satu cara memunculkan

Page 131: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

motivasi pada siswa adalah menonjolkan hal yang positif, dengan mengetahui

kekuatan-kekuatan siswa dan menggunakan kekuatan itu sebagai bahan dasar

untuk membangun. Singkirkan hal negatif dengan jalan tidak menyepelekan

kelemahan siswa tapi menangani kelemahan itu secara langsung dengan

menggunakan cara-cara yang bijak. Motivasi siswa dapat meningkat dalam setiap

kali pertemuan dengan menggunakan strategi pembelajaran berdasarkan

permintaan mereka (strategy based student’s request). Hal ini terlihat dari

respon/aktivitas positif yang dilakukan siswa dalam KBM, di samping nilai siswa

juga dapat diperbaiki.

Dalam Jurnal Ilmiah Kependidikan, Vol. I, No. 1 (September 2008)

menyimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif STAD dapat meningkatkan

motivasi belajar melalui komponen utama yaitu : a. Presentasi kelas oleh guru :

siswa termotivasi dalam belajar dengan pembelajaran yang dilakukan guru yang

menciptakan suasana belajar yang hidup, dengan penjelasan guru siswa

mengetahui manfaat belajar dan kebutuhan dirinya, dengan bimbingan guru siswa

dapat mengerjakan tugas dengan baik, siswa menjadi giat belajar dengan aktivitas

guru yang tepat, siswa merasa senang mengikuti pelajaran. b. Belajar kelompok :

siswa termotivasi dalam belajar dengan belajar kelompok, siswa merasa

diperlakukan dengan adil baik dalam penilaian maupun pemberian tugas, dengan

bekerjasama siswa merasa senang mengerjakan tugas atau memecahkan masalah,

rasa senang dalam belajar dan bekerja kelompok, siswa menjadi memiliki

tanggungjawab terhadap kelompok,memberikan kontribusi untuk menyelesaikan

tugas, menyelesaikan tugas kelompok dengan baik, percaya diri dan siswa

Page 132: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mengembangkan hubungan sosial. c. Pemberian kuis : siswa termotivasi dalam

belajar dengan pemberian kuis, siswa menjadi percaya diri atau tidak khawatir

dengan kemampuan dirinya, dan berusaha memperoleh nilai yang baik, memiliki

semangat atau gairah dalam belajar. d. Skor peningkatan individu dan

penghargaan kelompok : skor peningkatan digunakan untuk menentukan

penghargaan kelompok dan siswa termotivasi dalam belajar dengan penghargaan

kelompok yang diberikan oleh guru, siswa merasa dihargai dan menumbuhkan

rasa sukses atau rasa puas dalam belajar . Namun dalam penelitian ini ternyata

Jigsaw II memberikan hasil prestasi yang lebih baik disbanding STAD.

5. Hipotesis Kelima

Hasil perhitungan analisis variansi tiga jalan, interaksi pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw II dan STAD dengan

kreativitas siswa tinggi dan rendah diperoleh p-value sebesar 0,448 yang lebih

besar dari batas signifikansi yang ditentukan yaitu a = 0,05. Model pembelajaran

kooperatif Jigsaw II dan STAD tidak terdapat interaksi dengan kreativitas siswa

(tinggi dan rendah). Hasil ini menjelaskan bahwa pembelajaran menggunakan

model Jigsaw II selalu menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik dari pada

menggunakan STAD, walaupun kreativitas siswa tinggi ataupun rendah. Mengapa

bisa demikian ? Kreativitas adalah hasil interaksi antara individu dengan

lingkungannya. Seseorang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan di

mana ia berada, dengan demikian baik perubahan di dalam individu maupun di

dalam lingkungan dapat menunjang atau dapat menghambat upaya kreatif. Clark

Moustakis (1967) psikolog humanistic terkemuka, menyatakan bahwa kreativitas

Page 133: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

adalah pengalaman mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu

dalam bentuk terpadu dalam hubungan dengan diri sendiri, dengan alam, dan

dengan orang lain. Pada model pembelajaran Jigsaw II dan STAD terlihat ada

aktualisasi diri dengan adanya penilaian skor kemajuan individu serta adanya

heterogenitas dalam kelompok artinya ada hubungan dengan orang lain.

Kaitannya dengan materi ekosistem kemungkinan tidak diperlukan kreativitas

dalam mempelajarinya sehingga baik siswa yang mempunyai kreativitas tinggi

maupun rendah, hasilnya tidak jauh berbeda walau model Jigsaw II memberi hasil

yang lebih baik. Dalam pengamatan peneliti, sewaktu pengisian angket siswa juga

kurang serius dan terkesan segera menyelesaikannya sehingga kurang

mengeksplorasi kreativitas mereka. Sewaktu proses pembelajaran berlangsung

guru dalam menyampaikan materi kurang optimal karena manajemen waktu yang

kurang tepat. Padahal menurut Brian Clegg dan Paul Birch (2000). Kreativitas

yang telah dimiliki siswa dapat mati atau berkurang jika terdapat pembelajaran

yang otoriter. Pembelajaran yang menekankan pada penampilan materi

pembelajaran yang apa adanya juga .bisa dianggap sebagai pembelajaran yang

otoriter. Karena Jigsaw II dan STAD kurang lebih seimbang sehingga tidak

terdapat interaksi dengan kreativitas. Hal ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Abdul Hadi Sutrisno (2009) dengan judul . "Pembelajaran Fisika

Menggunakan Model STAD dan Jigsaw Ditinjau dari Aktivitas Belajar dan

Kreativitas Siswa". Kesimpulan dari penelitian tersebut, tidak ada interaksi

antara model pembelajaran dengan kreativitas siswa terhadap prestasi belajar

Fisika pada materi suhu dan kalor.

Page 134: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6. Hipotesis Keenam

Hasil perhitungan analisis variansi tiga jalan, interaksi pembelajaran

dengan menggunakan motivasi belajar tinggi dan rendah dengan kreativitas siswa

tinggi dan rendah diperoleh p-value sebesar 0,838 yang lebih besar dari batas

signifikansi yang ditentukan yaitu a = 0,05. Motivasi belajar siswa (tinggi dan

rendah) tidak terdapat interaksi dengan kreativitas siswa (tinggi dan rendah)

terhadap prestasi belajar siswa.

Hasil ini menjelaskan bahwa siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi

dan rendah serta siswa yang memiliki kreativitas baik tinggi maupun rendah tidak

berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa karena pembelajaran dengan model

pembelajaran Jigsaw II selalu menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik tidak

peduli siswa tersebut memiliki motivasi belajar dan kreativitas baik tinggi maupun

rendah. Mengapa bisa demikian ? Pemberian motivasi oleh guru dalam

pembelajaran dapat terdiri atas pemberian penghargaan, yang dapat

menumbuhkan inisiatif, kemampuan-kemampuan yang kreatif dan semangat

berkompetisi yang sehat, pemberian penghargaan sebagai upaya pembinaan

motivasi tidak selalu harus berwujud atau barang, tetapi dapat juga berupa pujian-

pujian dan hadiah-hadiah im-material. Pemberian perhatian yang cukup terhadap

siswa dengan segala potensi yang dimilikinya merupakan bentuk motivasi yang

sederhana, karena banyak yang tidak memiliki motivasi belajar diakibatkan tidak

dirasakannya adanya perhatian. Ajakan Berpartisipasi, pada diri manusia ada

sesuatu perasaan yang dihargai apabila dia dilibatkan pada sesuatu kegiatan yang

dianggap berharga. Oleh karena itu guru, harus selalu mengajak dan mengulurkan

Page 135: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tangan bagi siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran guna lebih

bergairah dalam belajar dan memperkaya proses interaksi antar potensi siswa

dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini, E. Mulyasa ( 2003 ) menekankan

pentingnya upaya pengembangan aktivitas, kreativitas, dan motivasi siswa di

dalam proses pembelajaran. Dengan mengutip pemikiran Gibbs, E. Mulyasa

( 2003 ) mengemukakan hal-hal yang perlu dilakukan agar siswa lebih aktif dan

kreatif dalam belajarnya, adalah : (1) dikembangkannya rasa percaya diri para

siswa dan mengurangi rasa takut; (2) memberikan kesempatan kepada seluruh

siswa untuk berkomunikasi ilmiah secara bebas terarah; (3) melibatkan siswa

dalam menentukan tujuan belajar dan evaluasinya; (4) memberikan pengawasan

yang tidak terlalu ketat dan tidak otoriter; (5) melibatkan mereka secara aktif dan

kreatif dalam proses pembelajaran secara keseluruhan. Sedangkan untuk

membangkitkan motivasi belajar siswa, menurut E. Mulyasa (2003) perlu

diperhatikan hal-hal sebagai berikut : (1) bahwa siswa akan belajar lebih giat

apabila topik yang dipelajarinya menarik dan berguna bagi dirinya; (2) tujuan

pembelajaran harus disusun dengan jelas dan diinformasikan kepada siswa

sehingga mereka mengetahui tujuan belajar yang hendak dicapai. Siswa juga

dilibatkan dalam penyusunan tersebut; (3) siswa harus selalu diberitahu tentang

hasil belajarnya; (4) pemberian pujian dan hadiah lebih baik daripada hukuman,

namun sewaktu-waktu hukuman juga diperlukan; (5) manfaatkan sikap-sikap,

cita-cita dan rasa ingin tahu siswa; (6) usahakan untuk memperhatikan perbedaan

individual siswa, seperti : perbedaan kemampuan, latar belakang dan sikap

terhadap sekolah atau subyek tertentu; (7) usahakan untuk memenuhi kebutuhan

Page 136: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

siswa dengan jalan memperhatikan kondisi fisiknya, rasa aman, menunjukkan

bahwa guru peduli terhadap mereka, mengatur pengalaman belajar sedemikian

rupa sehingga siswa memperoleh kepuasan dan penghargaan, serta mengarahkan

pengalaman belajar kearah keberhasilan, sehingga mencapai prestasi dan

mempunyai kepercayaan diri.

7. Hipotesis Ketujuh

Hasil yang diperoleh pada uji anova tiga jalan menunjukkan bahwa tidak

ada interaksi antara model, motivasi belajar dan kreativitas siswa terhadap prestasi

belajar biologi. Hal ini dapat dilihat pada besarnya p-value sebesar 0,176 yang

ternyata lebih besar dari batas signifikansi yang ditentukan yaitu a = 0,05.

Peninjauan ulang secara terpisah, pembelajaran model (Jigsaw II dan STAD) serta

pembelajaran model (Jigsaw II dan STAD) dengan kreativitas siswa (tinggi dan

rendah) berpengaruh siginifikan terhadap prestasi belajar biologi, namun dengan

motivasi belajar tidak memiliki efek terhadap prestasi belajar biologi. Oleh karena

itu, model belajar disini tidak cukup mampu untuk secara bersamaan dengan

motivasi belajar dan kreativitas siswa memberikan pengaruh pada prestasi belajar.

Namun jika memperhatikan ulasan pada hipotesis sebelumnya seperti

berikut, jika ditinjau berdasarkan motivasi belajar tinggi dan rendah prestasi

biologi yang dibelajarkan dengan Jigsaw II lebih baik dari pada STAD. Jika

ditinjau berdasarkan motivasi belajar, siswa yang memiliki kreativitas tinggi

prestasi biologinya akan lebih baik dari pada siswa yang memiliki kreativitas

rendah. Pembelajaran dengan model Jigsaw II dirasa lebih cocok digunakan

dalam penelitian ini, karena prestasi belajar siswa lebih baik ketika menggunakan

Page 137: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

model Jigsaw II daripada model STAD. Secara umum dapat dikatakan bahwa

siswa yang diberi pembelajaran dengan model Jigsaw II akan lebih baik dalam

perolehan prestasi belajarnya, tidak peduli siswa tersebut memiliki motivasi tinggi

dan rendah. Hal ini bisa terjadi karena kurangnya model pembelajaran yang

dilakukan oleh guru, biasanya masih konvensional. Walau dalam penelitian ini

sudah menggunakan model pembelajaran Jigsaw II dan STAD tapi belum optimal

karena baru pertama kali dilakukan sehingga pengaruhnya belum kuat. Juga

kurangnya pendekatan guru terhadap berbagai hal seperti yang dikemukakan oleh

Widada (1994) bahwa untuk meningkatkan aktivitas dan kreativitas siswa, guru

dapat menggunakan pendekatan sebagaikan berikut : (1) self esteem approach;

guru memperhatikan pengembangan self esteem (kesadaran akan harga diri)

siswa. (2) creative approach; guru mengembangkan problem solving, brain

storming, inquiry, dan role playing. (3) value clarification and moral development

approach; guru mengembangkan pembelajaran dengan pendekatan holistik dan

humanistik untuk mengembangkan segenap potensi siswa menuju tercapainya self

actualization, dalam situasi ini pengembangan intelektual siswa akan mengiringi

pengembangan seluruh aspek kepribadian siswa, termasuk dalam hal etik dan

moral. (4) multiple talent approach; guru mengupayakan pengembangan seluruh

potensi siswa untuk membangun self concept yang menunjang kesehatan mental.

(5) inquiry approach; guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menggunakan proses mental dalam menemukan konsep atau prinsip ilmiah serta

meningkatkan potensi intelektualnya. (6) pictorial riddle approach; guru

mengembangkan metode untuk mengembangkan motivasi dan minat siswa dalam

Page 138: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

diskusi kelompok kecil guna membantu meningkatkan kemampuan berfikir kritis

dan kreatif. (7) synetics approach; guru lebih memusatkan perhatian pada

kompetensi siswa untuk mengembangkan berbagai bentuk metaphor untuk

membuka inteligensinya dan mengembangkan kreativitasnya. Kegiatan

pembelajaran dimulai dengan kegiatan yang tidak rasional, kemudian berkembang

menuju penemuan dan pemecahan masalah secara rasional.

E. Keterbatasan Penelitian

Pada pelaksanaan penelitian ini sudah diupayakan semaksimal mungkin

untuk mendapatkan hasil penelitian yang optimal seperti yang dituangkan pada

pembahasan di atas dengan meminimalisir kekurangan dan kesalahan yang

mungkin terjadi. Namun demikian penulis menyadari akan beberapa kelemahan

dan keterbatasan yang menyebabkan hasil penelitian ini menjadi kurang

sempurna. Kelemahan dan keterbatasan yang dimaksud adalah meliputi:

1. Pelaksanaan uji coba instrumen hanya dilakukan satu kali pada satu kelas X.1

di SMA Negeri 1 Sukodono, Sragen sehingga masih diperlukan uji coba dan

analisis yang lebih banyak supaya instrumen bisa lebih baik.

2. Manajemen waktu pelaksanaan penelitian yang terbatas dan kurang optimal

dalam proses pembelajaran karena harus menyesuaikan dengan jadwal

pelajaran sesuai aturan akademik pada standar isi kurikulum SMA Negeri 1

Sumberlawang, yaitu untuk mata pelajaran biologi kelas X hanya 2 jam

pertemuan (@=45 menit) tiap minggu . Sehingga ada kemungkinan pengaruh

perlakuan yang diberikan belum membawa dampak yang kuat bagi siswa.

Page 139: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Model (Jigsaw II dan STAD) yang dipergunakan belum diperkenalkan

kepada siswa sebelum model digunakan dan juga pembelajaran kooperatif

model ini baru pertama kali dilakukan dalam proses pembelajaran di SMA

Negeri 1 Sumberlawang, sehingga proses belajar mengajar yang terjadi

kurang berjalan secara maksimal. Instrumen penelitian yang digunakan untuk

pengambilan data berupa angket motivasi belajar dan angket kreativitas

siswa merupakan hal baru bagi siswa sedangkan tes prestasi hanya disusun

dan dikembangkan sendiri oleh penulis.

Page 140: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan, maka dapat dikemukakan

beberapa kesimpulan, antara lain kesimpulan yang pertama ada pengaruh model

pembelajaran kooperatif Jigsaw II dan STAD terhadap prestasi belajar siswa.

Siswa yang mendapat pembelajaran kooperatif model Jigsaw II lebih tinggi

prestasinya dibanding siswa yang mendapat pembelajaran kooperatif model

STAD. Sehingga bisa dikatakan model Jigsaw II lebih baik daripada model

STAD.

Kesimpulan kedua tidak ada pengaruh motivasi belajar siswa (tinggi dan

rendah) terhadap prestasi belajar siswa. Secara umum siswa yang memiliki

motivasi belajar tinggi cenderung mendapatkan prestasi lebih baik daripada siswa

yang memiliki motivasi belajar rendah. Sebaliknya siswa yang memiliki motivasi

belajar rendah cenderung mendapatkan prestasi di bawah rata-rata.

Kesimpulan ketiga tidak ada pengaruh kreativitas siswa (tinggi dan

rendah) terhadap prestasi belajar siswa. Secara umum siswa yang memiliki

kreativitas tinggi cenderung mendapatkan prestasi lebih baik daripada siswa yang

memiliki kreativitas rendah. Sebaliknya siswa yang memiliki kreativitas rendah

cenderung mendapatkan prestasi di bawah rata-rata.

Kesimpulan keempat diperoleh tidak ada interaksi antara model

pembelajaran (Jigsaw II dan STAD) dengan motivasi belajar siswa (tinggi dan

rendah) terhadap prestasi belajar siswa.

Page 141: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kesimpulan kelima diperoleh tidak ada interaksi antara model

pembelajaran ( Jigsaw II dan STAD) dengan kreativitas siswa (tinggi dan

rendah) terhadap prestasi belajar siswa. Berdasarkan hasil analisis nilai rataan

maka diperoleh siswa yang memiliki kreativitas rendah lebih cocok belajar

dengan model pembelajaran STAD daripada Jigsaw II sedangkan siswa yang

memiliki kreativitas tinggi lebih cocok belajar dengan model pembelajaran Jigsaw

II.

Kesimpulan keenam diperoleh tidak ada interaksi antara motivasi belajar

(tinggi dan rendah) dengan kreativitas siswa (tinggi dan rendah) terhadap prestasi

belajar siswa. Berdasarkan hasil analisis nilai rataan maka diperoleh siswa yang

memiliki motivasi belajar dan kreativitas tinggi, prestasi biologinya akan lebih

baik dari pada siswa yang memiliki kreativitas rendah. Akan tetapi jika ditinjau

dari motivasi belajar rendah, siswa yang memiliki kreativitas tinggi maupun

rendah terlihat tidak mempunyai perbedaan nilai rataan yang signifikan.

Kesimpulan ketujuh diperoleh tidak ada interaksi antara model

pembelajaran (Jigsaw II dan STAD), motivasi belajar (tinggi dan rendah) dan

kreativitas siswa (tinggi dan rendah) terhadap prestasi belajar siswa. Tidak adanya

interaksi disebabkan masih banyak faktor-faktor lain yang mempengaruhi

pencapaian prestasi belajar baik faktor intern maupun ekstern.

B. Implikasi

Implikasi Teoritis

a. Guru dalam pembelajaran materi ekosistem disarankan menggunakan

pembelajaran kooperatif model Jigsaw II dan STAD . Karena pada materi

Page 142: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ekosistem bila pembelajarannya menggunakan metode kooperatif Jigsaw II

dan STAD akan mendapatkan prestasi yang tidak jauh berbeda.

b. Guru perlu memperluas pengetahuan mengenai faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap prestasi belajar biologi yang berkaitan dengan model

pembelajaran Jigsaw II dan STAD, motivasi belajar dan kreativitas siswa

Implikasi Praktis

a. Penggunaan model pembelajaran Jigsaw II dan STAD tidak berpengaruh

terhadap prestasi belajar biologi.

b. Motivasi belajar dan kreativitas siswa kategori tinggi dan rendah tidak

berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

C. Saran

Sehubungan dengan kesimpulan dan implikasi hasil penelitian ini serta

usaha mengembangkan dan memajukan proses belajar mengajar di sekolah, maka

peneliti mengajukan beberapa saran:

1. Untuk guru

a. Proses pembelajaran hendaklah dilakukan dengan cara yang bervariasi

sehingga peserta didik lebih termotivasi untuk belajar. Metode

pembelajaran kooperatif Jigsaw II dan STAD dapat menjadi alternative

untuk kegiatan belajar mengajar.

b. Guru hendaknya mengupayakan peningkatan motivasi belajar dan

kreativitas siswa dalam proses belajar mengajar sebagai dasar kemajuan

prestasi belajar.

Page 143: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Untuk peneliti

a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian yang

menekankan pada konsep biologi pokok bahasan ekosistem SMA dan

lain-lain, dengan meninjaunya dari berbagai variabel lain seperti

motivasi berprestasi, gaya belajar, tingkat kesulitan belajar, dan

kemampuan awal serta minat belajar..

b. Hendaknya model pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian

sudah dipraktekkan pada siswa yang akan dijadikan sebagai sampel

sebelum penelitian dilaksanakan. Hal ini dimaksudkan agar pada saat

penelitian tidak dijumpai kendala yang berhubungan dengan model

pembelajaran

3. Untuk Pengelola Pendidikan

Hendaknya pengelola pendidikan mendukung guru untuk menerapkan

model pembelajaran yang bervariasi sesuai dengan materi pelajaran dan

hendaknya guru-guru diikutkan dalam pelatihan yang berhubungan dengan

pembelajaran.

4. Untuk Siswa

Hendaknya setiap siswa mengikuti proses belajar mengajar dengan aktif

dan perlu meningkatkan kerjasama dalam proses pembelajaran sehingga dapat

terbentuk cara berpikir kooperatif dalam diri .

Page 144: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Hadi Sutrisno (2009) Pembelajaran Fisika Menggunakan Model STAD

dan Jigsaw Ditinjau dari Aktivitas Belajar dan Kreativitas Siswa. UNS. PascaSarjana

Alex Sobur.2003. Psikologi Umum. Bandung : C. V. Pustaka Setia

Anita Lee.2004. Cooperative Learning. Jakarta : Grasindo

Arends, Richard I. 1997. Classroom Intructions and Management. Boston : Mc Graw Hill.

Arikunto, S. 1993. Dasar-dasar Evaluasi pendidikan. Jakarta : Bina Aksara.

Baharuddin, Esa Nur Wahyuni. 2008. Teori Belajar & Pembelajaran. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media.

Beck, Robert C. 1990. Motivation: Theoris and Principle. New Jersey: Prentice

Hall, Inc. Berliner, David C & Robert C. Calfee. 2000. Handbook of Educational

Psychology. New York: Prentice Hall International. Cappelo, Recardo. 2007. Hakekat Belajar. http://farhanzen.wordpress.com/ 2007/12/13/hakekat-belajar/.[5 Juli 2008] Colin Rose. 2007. Super Accelerated Learning. Bandung : Jabal. Crain, William.2007. Teori Perkembangan : Konsep dan aplikasi (terjemahan

Yudi Santoso). Jakarta: Pustaka Pelajar Depdikbud. 1993. Kurikulum Pendidikan Dasar GBPP SMP Mata Pelajaran

Fisika. Jakarta. Depdikbud Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-undang Sistem Pendidikan

Nasional. Jakarta. Dimyati & Mudjiyono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta. Hamzah. 2008. Teori Belajar Konstruktivisme. http://akhmad sudrajat.

Wordpress.com/2008/08/20/teori-belajar-konstruktivisme/. [2 Januari 2008]

Page 145: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Ibrahiem, Adesoji. 2009. Effects Of Student Teams Achievement Divisions Strategy and Mathematics Knowlegde on Learning Outcomes In Chemical Kinetics. The Journal of International Social Research Volume 2/6 Winter.

Irawan (2008: xii). Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Model STAD dan

Model JIGSAW Pada Pelajaran Fisika Dengan Materi Pokok Kinematika Terhadap Prestasi Belajar Ditinjau dari Aktivitas Belajar Siswa. UNS. PascaSarjana

Isjoni. 2007. Cooperative Learning. Bandung:Alfabeta Kimball, John W. 1991. Biologi. Jakarta: Erlangga Karabekir, Kazim. 2008. The Effect of The Jigsaw Technique on Learning The

Concepts of The principles and Methods of Teaching. World Applied Sciences Journal 4/1.

Lefrancois, G.R. 1996. Psycology For Teaching. Chio : Charles E., Merril

Publishing. Maslow, A.H. 1968. A Theory of Human Motivation, Psychological Review.50. Maksum. Diakses 22 Maret 2008. Perbandingan Efektivitas Pembelajaran

Aljabar Linier Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Devision (STAD) dan Jigshaw Pada Kelompok Belajar Model Baku Dan Modifikasi (Studi Terhadap Mahasiswa Pendidikan Matematika Semester Ganjil 2005/2006). Abstrak. http://digilib.unila.ae.id/

Masidjo.lgn. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa Di sekolah.

Yogyakarta : Kanisius Muslimin Ibrahim. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya, University Press Mulyasa. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya Mulyasa. 2004. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya Moekiyat. 1997. Manajemen Kependidikan. Bandung: Alumni

Ngalim Purwanto. 1990. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung : Remaja Rusdakarya.

Page 146: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Ngalim Purwanto M. 1994. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya

Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004, Pertanyaan dan Jawaban. Jakarta : Grasindo Oemar Hamalik. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara

Onong Uchana Effendi. 1993. Human Relation. Surabaya : Erlangga

Ratna Wilis Dahar. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta : Erlangga

Sardiman A.M. 2001. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Seifert, Kelvin. 2007. Manajemen Pembelajaran dan instruksi Pendidikan

(terjemahan Yusuf Anas) Jogjakarta: IRCiSoD

Seran Daton Gregoris (2009) Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Jigsaw II Terhadap Prestasi Belajar Fisika Ditinjau Dari Motivasi Berprestasi Dan Sikap Sosial Siswa. UNS. PascaSarjana

Siti Rahayu Haditono. 1979. Achievement Motivation Parents Educational Level

and Child Rearing Practice in Four Occupational Group. Yogyakarta . Proyek Pengadaan dan Penerjemahan Buku Departemen P dan K.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta. Slavin, Robert E. 2008. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik (edisi

terjemahan oleh Nurulita Yusron). Bandung : Nusa Media.

Suharsimi Arikunto. 1997. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta. Rineka Cipta

Suparno, Paul. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta :

Kanisius. Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Belajar. Jakarta : Rajawali Press Tina Afiatin. 2001. Belajar Pengalaman untuk Meningkatkan Memori. Anima

Indonesia Psychological journal. Vo. 17. Toeti Soekamto & Udin S. Winataputra. 1997. Panduan Penelitian Eksperimen

. Yogyakarta : LPM IKIP

Page 147: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Torrance, E.P. 1963, Education and the Creative Potential. Minneopolis, University of Minnesota.

Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif BerorientasI

Konstruktivisik. Jakarta : Presentasi Pustaka Publisher. Udin S. Winatapura. 1997. Konsep dan Model Tutorial Bahan Penataran

Tutor Inti dan Tutor Daerah. Jakarta : Depdikbud UT. Utami Munandar. 1999. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta : PT.

Rineka Cipta. Winkel W.S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta : Gramedia Widiasarana

Indonesia. Yuli Harnowo (2009: xvi) Pembelajaran Fisika Dengan Model Kooperatif

Melalui JIGSAW Dan STAD Ditinjau Dari Kecerdasan Emosional Dan Gaya Belajar Siswa . UNS. PascaSarjana.

Zakaria, Effandi. dan Iksan, Zanaton. 2007. Promoting Cooperative Learning in

Science and Mathematics Education: A Malaysian Perspective. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education, 3(1), 35-39.

Zamroni. 2007. Meningkatkan Mutu Sekolah : Teori, strategi dan Prosedur.

Jakarta : PSAP. . 2001. Teori Perkembangan Kognitif Jean Plaget. Yogyakarta :

Kanisius. . 2007. Metodologi Pembelajaran Fisika : Konstruktivistik dan

Menyenangkan. Yogyakarta : Penerbit Universitas Sanata Darma. . 1995. Pengembangan Bakat dan Kreativitas Sekolah. Jakarta :

Gramedia.

Page 148: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 149: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Lampiran 1. SILABUS

Mata Pelajaran : Biologi Kelas : X Semester : 2 Standar Kompetensi : Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem.

Kompetensi Dasar Materi Pokok dan Uraian

Materi Pokok Pengalaman Belajar Indikator Penilaian

Alokasi Waktu (Menit

Sumber / Bahan / Alat

4.1 Mendeskripsikan peran komponen ekosistem dalam aliran energi dan daur biogeokimia serta pemanfaatan komponen ekosistem bagi kehidupan.

9. Komponen ekosistem Komponen ekosistem terdiri dari unsur biotik dan abiotik. Dalam ekosistem terjadi interaksi antar unsur biotik dan abiotik, serta antar unsur biotik dan biotik lainnya (predasi, simbiosis). Hubungan yang dinamis antara unsur-unsur tersebut menyebabkan terjadinya keseimbangan lingkungan. 10. Aliran energi Aliran energi merupakna transer energi dari produsen ke konsumen melalui rantai makanan. 11. Daur biogeokimia. Daur air, karbon, notrogen, sulfut, fosfor. Dalam daur biokimia peran mikroorganisme sangat besar

Melakukan pengamatan ekosistem di lingkungan sekitarnya dan mengidentifikasi komponen-komponen yang menyusun ekosistem tersebut

Menganalisis hubungan antara komponen biotik dan abiotik serta hubungan antara biotik dan biotik dalam ekosistem tersebut

Menganalisis kemungkinan ketidakseimbangan lingkungan karena rusaknya atau terganggunya salah satu komponen ekosistem tersebut

Mendiskusikan kemungkinan kemungkinan yang dapat dilakukan berkaitan dengan pemulihan ketidakseimbangan lingkungan.

Melakukan intropeksi diri kegiatan yang pernah dilakukannya berkaitan dengan keseimbangan ekosistem.

Melakukan penanaman pohon di lingkungan sekolah dan disekitar sekolah

Diskusi tentang siklus biogeokimia dan menjelaskan

Menguraikan komponen ekosistem tertentu

Mendeskripsikan hubungan antara komponen biotik dan abiotik, serta biotik dan biotik lainnya

Menganalisis jika terjadi ketidakseimbangan hubungan antar komponen (karena faktor alami dan akibat perbuatan manusia)

Menjelaskan mekanisme aliran energi pada ekosistem terumbu karang dan laut dalam menganalisis kemungkinan terjadinya ketidak seimbangan jika salah satu komponen musnah (misalnya semakin sedikit ular pemakan tikus di area persawahan akbat penangkapan)

Jenis tagihan: Tugas Individu, tugas kelompok, performans, ulangan. Bentuk instrumen : Produk, unjuk kerja, pengamatan sikap, pilihan ganda, dan uraian.

4 x 45’ Sumber : Buku Biologi X, DA.Pratiwi , Erlangga. Buku Biologi, BSE, Saktiyono Bahan : LKS, bahan presentasi, charta daur N, S, P, air dan oksigen

Page 150: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Lampiran 2.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW II

Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Sumberlawang Mata Pelajaran : Biologi Kelas / Semester : X / II Pertemuan : 1 Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. Standar Kompetensi 4. Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi

dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem. B. Kompetensi Dasar

4.1. Mendiskripsikan peran komponen ekosistem dalam aliran energi dan daur biogeokimia serta pemanfaatan komponen ekosistem bagi kehidupan.

C. Indikator 1. Membedakan penggunaan istilah habitat, nisia, populasi, komunitas,

ekosistem, faktor biotik dan abiotik. 2. Menjelaskan proses suksesi berdasarkan hasil pengamatan dalam

kehidupan sehari-hari. 3. Mengaitkan hubungan antara tipe-tipe ekosistem dengan kondisi

lingkungan biotik dan abiotik. 4. Membandingkan piramida ekologi. 5. Mengatasi masalah lingkungan dengan menggunakan konsep rantai

makanan. 6. Menjelaskan aliran energi. 7. Membuat bagan daur biogeo kimia

D. Tujuan Pembelajaran Setelah melaksanakan proses pembelajaran, siswa mampu :

3. Menguraikan komponen ekosistem tertentua 4. Mendiskripsikan hubungan antara komponen biotic dan abiotik, serta

biotic dan biotic lainnya. 5. Menganalisis jika terjadi ketidakseimbangan hubungan antara komponen

(karena factor alami dan akibat perbuatan manusia) 6. Menjelaskan mekanisme aliran energi pada ekosistem , menganalisis

kemungkinan terjadinya ketidak seimbangan jika salah satu komponen musnah.

E. Materi Pembelajaran 1. Satuan makhluk hidup dalam ekosistem ( materi untuk ahli 1 )

2. Komponen penyusun ekosistem ( materi untuk ahli 2 ) 3. Interaksi dalam ekosistem. ( materi untuk ahli 3 ) 4. Proses suksesi ( materi untuk ahli 4 )

F. Model Pembelajaran Pembelajaran kooperatif model Jigsaw II

Page 151: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

G. Sumber Pembelajaran G. Buku Biologi kelas X, D.A. Pratiwi, Penerbit Erlangga. H. Buku Biologi BSE, Saktiyono I. LKS dengan bahan kajian ekosistem.

H. Kegiatan Belajar Mengajar 8. Pendahuluan

a. Menyampaikan topik materi b. Menyampaikan kompetensi dasar c. Membagi siswa dalam kelompok-kelompok heterogen dengan

anggota 4 orang sebagai kelompok asal 9. Kegiatan Inti

Sintaks Langkah-langkah Model Pembelajaran Jigsaw II (Aronson, 1978) a. Peserta didik dikelompokkan, masing-masing kelompok terdiri dari 4

orang b. Tiap peserta didik dalam tim mendapatkan materi yang sama, dan

membaca semua materi c. Tiap peserta didik dalam tim berbagi tugas untuk membagi materi

(sub bab mereka) d. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kelompok

kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh

e. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi f. Guru memberi evaluasi g. Penutup Langkah-langkah Pembelajaran

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu

1. Kegiatan Awal a. Menyampaikan topik materi. b. Menyampaikan kompetensi

dasarnya. c. Membagi siswa dalam kelompok-

kelompok heterogen dengan anggota 4 orang sebagai kelompok asal.

d. Membandingkan piramida ekologi. e. Menjelaskan cara mengatasi

masalah lingkungan dengan konsep rantai makanan.

f. Menyampaikan aliran energi. g. Membuat bagan daur biogeokimia.

Mendengarkan/memperhatikan informasi dan penjelasan yang disampaikan guru

10 menit

2. Kegiatan Inti a. Membagikan LKS kepada masing-

masing kelompok asal sebagai ahli. b. Memberi waktu dan kelompok ahli

L. Pada ahli menerima

tugas/LKS sesuai dengan tanggungjawabnya.

5 menit

Page 152: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

untuk membaca bagian tugas/ LKS masing-masing agar mereka tahu apa yang akan dilakukan ketika diskusi.

c. Membentuk kelompok ahli, siswa yang mempunyai bagian tugas/ LKS sama membentuk kelompok ahli.

d. Menyuruh masing-masing ahli berdiskusi dalam kelompok ahli dilanjutkan mengerjakan soal-soal latihan .

e. Setelah kelompok ahli berdiskusi dalam kelompok ahli guru meminta para ahli kembali ke kelompok asal untuk melakukan diskusi dari LKS yang meliputi materi 1 s/d 6.

f. Memerintahkan ahli materi 1 untuk menjelaskan dan berdiskusi dengan anggota kelompok dilanjutkan mengerjakan latihan soal dari materi 1.

g. Memerintahkan ahli materi berikutnya untuk menjelaskan dan berdiskusi dengan anggota kelompok dilanjutkan mengerjakan latihan soal pada materi berikutnya : 2, 3 dst.

h. Memerintahkan satu dua kelompok untuk menuliskan dipapan tulis hasil analisis LKS dan guru memastikan bahwa seluruh kelompok telah mengetahui jawaban yang benar.

3. Kegiatan Akhir a. Memberi soal uji kompetensi

b.Memberi penghargaan kepada kelompok terbaik.

M. Para ahli membaca bagian tugasnya/ LKS dalam kelompok asal.

N. Para siswa yang mempunyai

bagian tugas/LKS yang sama berdiskusi dalam satu kelompok ahli.

O. Para siswa kembali ke kelompok asal dan menjelaskan pada siswa lain dalam kelompoknya.

P. Siswa melaksanakan apa yang disampaikan guru.

Q. Ketua kelompok mengatur

jalannya diskusi, ahli 1 menjelaskan, mendiskusikan dan dilanjutkan mengerjakan soal materi 1.

R. Ahli materi berikutnya : 2, 3 dst secara bergantian menjelaskan dan mendiskusikan pada siswa dalam kelompoknya dilanjutkan mengerjakan latihan soal berikutnya.

S. Menuliskan hasil analisis di papan tulis dan diikuti seluruh siswa dengan benar di buku catatan

Mengerjakan soal dan menjawab Memberi selamat kepada kelompok terbaik.

5 menit 8 menit 5 menit 15 menit 12 menit 15 menit 15 menit

Page 153: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Lampiran 3.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP I ) MODEL PEMBELAJARAN S T A D

Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Sumberlawang Mata Pelajaran : Biologi Kelas / Semester : X / II Materi Pokok : Ekosistem Alokasi Waktu : 2 x 45 menit Pertemuan : 1 (satu)

A. Standar Kompetensi

4. Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem.

B. Kompetensi Dasar

4.1.Menguraikan komponen penyusun ekosistem dan perubahannya.

C. Indikator

1. Membedakan penggunaan istilah habitat, nisia, populasi, komunitas, ekosistem, faktor biotik dan abiotik

2. Menjelaskan proses suksesi berdasarkan hasil pengamatan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Mengaitkan hubungan antara tipe-tipe ekosistem dengan kondisi lingkungan biotik dan abiotik.

4. Membandingkan piramida ekologi. 5. Mengatasi masalah lingkungan dengan menggunakan konsep rantai

makanan. 6. Menjelaskan aliran energi. 7. Membuat bagan daur biogeokimia

D. Ketrampilan Proses J. Berada dalam tugas K. Mengambil giliran dan berbagi tugas L. Mendorong berpartisipasi M. Kuis / Penghargaan kelompok

E. Model Pembelajaran Pembelajaran kooperatif model STAD

F. Sumber Pembelajaran

N. Buku Biologi kelas X, D.A. Pratiwi, Penerbit Erlangga. O. Buku Biologi BSE, Saktiyono P. LKS dengan bahan kajian

Page 154: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Q. Penggunaan istilah habitat, nisia, populasi, komunitas, ekosistem, faktor biotik dan abiotik.

R. Proses suksesi S. Tipe-tipe ekosistem T. Piramida ekologi U. Masalah lingkungan dengan menggunakan konsep rantai makanan. V. Aliran energi W. Daur biogeokimia

G. Kegiatan Belajar Mengajar 12. Pendahuluan

13. Memotivasi siswa dengan cara meminta siswa untuk berfikir “Apa yang dimaksud dengan : ekosistem dan berilah contohnya dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, faktor abiotik yang berinteraksi dengan faktor biotik?”.

14. Membagi siswa dalam kelompok secara heterogen terdiri 4-5 siswa. 15. Menyampaikan kompetensi dasar.

2. Kegiatan Inti Sintaks Metode STAD Sintaks metode STAD terdiri atas 6 fase (Trianto, 2007: 54), yaitu sebagai berikut ini. Fase ke-1: menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan memotivasi siswa untuk aktif belajar. Fase ke-2: menyajikan materi ajar kepada siswa dengan jalan mendemonstrasikan atau melalui bahan bacaan. Fase ke-3: menjelaskan kepada siswa bagaimana cara membentuk kelompok belajar . Fase ke-4: membimbing setiap kelompok belajar untuk belajar dan bekerja. Fase ke-5: mengevaluasi hasil belajar dan kerja masing-masing kelompok. Fase ke-6: Guru memberikan penghargaan pada para siswa baik sebagai individu maupun kelompok, baik karena usaha yang telah mereka lakukan maupun karena hasil yang telah mereka buat. Kegiatan belajar-mengajar sesuai langkah pembelajaran kooperatif model STAD, yaitu : 5. Menyampaikan informasi tentang nisia, populasi, komunitas,

ekosistem dan faktor biotik dan abiotik. 6. Menyampaikan informasi tentang proses suksesi. 7. Menginformasikan tipe-tipe ekosistem. 8. Membandingkan piramida ekologi. 9. Menjelaskan cara mengatasi masalah lingkungan dengan konsep

rantai makanan. 10. Menyampaikan aliran energi. 11. Membuat bagan Daur Biogeokimia. 12. Membagikan LKS dengan kajian ekosistem.

Page 155: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

13. Meminta siswa bekerja sama sampai semua anggota kelompok menguasai materi.

14. Meminta beberapa kelompok untuk menuliskan ke papan tulis jawaban analisis LKS dan melakukan diskusi.

15. Guru memastikan bahwa seluruh kelompok telah mengetahui jawaban yang benar dan memberikan pertanyaan/kuis.

X. Kegiatan Akhir a. Melakukan uji kompetensi dalam bahan diskusi untuk mengukur

kemampuan siswa dalam menyerap pemahaman materi ekosistem. b. Mengumumkan kelompok yang memiliki skor tertinggi dan memberi

penghargaan kepada kelompok terbaik. Langkah-langkah Pembelajaran

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu

2. Pendahuluan h. Memberikan motivasi siswa. i. Membagi siswa dalam kelompok

secara heterogen terdiri 4-5 siswa j. Menyampaikan kompetensi

dasarnya.

2. Kegiatan Inti a. Menyampaikan materi

h. Membagikan LKS kepada masing-masing kelompok.

i. Memberi waktu kepada kelompok untuk bekerja sama menyelesaikan tugas/LKS

j. Meminta beberapa kelompok untuk menuliskan ke papan tulis jawaban analisis LKS dan melakukan diskusi.

k. Memastikan dengan menanyakan seluruh kelompok telah mengetahui jawaban yang benar dan memberikan pertanyaan/kuis

3. Kegiatan Akhir a. Memberi soal uji kompetensi

b.Memberi penghargaan kepada kelompok terbaik.

Mendengarkan/memperhatikan informasi dan penjelasan yang disampaikan guru Membentuk kelompok Mendengarkan/memperhatikan informasi dan penjelasan yang disampaikan guru Mendengarkan/memperhatikan informasi dan penjelasan yang disampaikan guru Masing-masing kelompok menerima LKS Setiap anggota kelompok bekerja sama sampai semua anggota menyelesaikan tugas. Menuliskan hasil analisis di papan tulis dan diikuti seluruh siswa dengan benar di buku catatan Menjawab pertanyaan/kuis secara individu Mengerjakan soal dan menjawab Memberi selamat kepada kelompok terbaik.

3 menit 3 menit 3 menit 30 menit 2 menit 20 menit 15 menit 5 menit 15 menit 4 menit

Alokasi waktu 90 menit

Page 156: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Lampiran 4.

Lembar Kerja Siswa ( LKS )

KEGIATAN 1

Tujuan : memahami dan mengkomunikasikan proses suksesi berdasarkan

pengamatan gambar.

Cara Kerja :

1 . Diskusikan secara kelompok gambar suksesi pada ekosistem danau diatas

2. Laporkan ke depan kelas mengenai hasil diskusi tadi

3. Simpulkan

Pertanyaan :

1. Apa saja yang dapat menyebabkan peristiwa suksesi ?

2. Termasuk suksesi primer atau sekunder ?

3. Beri contoh tentang terjadinya suksesi sekunder !

Penilaian kognitif

1. Buat skema urutan ekosistem suksesi primer sehingga terbentuk ekosistem

klimaks!

Page 157: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

2. Buat skema urutan ekosistem suksesi sekunder sampai terbentuk ekosistem

seimbangl

3. Sebutkan dampak negatif dari bencana alam!

KEGIATAN 2

Tempat : Ruang belajar

Alat dan bahan : - artikel dari majalah/media tentang ekosistem

- gambar macam-macam ekosistem

Langkah kerja :

1. Diskusi kelompok masing-masing 4 orang

Dengan topik atau batasan pembahasan :

- ldentifikasi macam-macam bentuk ekosistem

- Lingkungan Pembentuk ekosistem

(Lingkungan ygng berbeda akan membentuk ekosistem yang.berbeda

pula)

- Dominasi organisme (hewan, tumbuhan) yang akan menentukan ekosistem

- Faktor biotik dan abiotik yang akan mencantumkan jenis ekosistem

2. Presentasi di depan kelas

3. Kesimpulan

Penilaian Kognitif :

1. Hal apakah yangmenyebabkan terbentuknya macam-macam ekosistem?

2. Sebutkan tipe ekosistem di Indonesia?

Page 158: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

3. Beri contoh 2 ekosistem dengan ciri species tumbuhan dan hewan yang

mendominasi!

4. Sebutkan ciri-ciri biotik dan abiotik pada ekosistem airtawar!

5. Sebutkan masing-masing 2 contoh, dari:

a. Ekosistem darat alami

b. Ekosistem Suksesi

c. Ekosistem Air Alami

d. Ekosistem Buatan

Page 159: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Lampiran 5.

Tabel Kisi-Kisi Motivasi Belajar

No Indikator Nomor Soal

Positif

Nomor Soal

Negatif

Jumlah

soal dan

Prosentase

1 Tekun dalam mengerjakan tugas dan soal-soal Biologi

(2 soal)

1 17

(2 soal)

9 25

4

10% 2 Mempelajari materi Biologi

terlebih dahulu (3 soal)

2 18 33

(3 soal)

10 26 37

6

15% 3 Berusaha menjawab

pertanyaan untuk memecahkan segala persoalan yang dihadapi

(2 soal)

3 19

(2 soal)

11 27

4

10% 4 Keingintahuan terhadap materi

pelajaran dengan cara menambah pengetahuan

(2 soal)

4 20

(2 soal)

12 28

4

10% 5 Kuatnya motivasi untuk

mencapai prestasi dengan memanfaatkan waktu, pikiran dan tenaga

(2 soal)

5 21

(2 soal)

13 29

4

10%

6 Berusaha meningkatkan prestasi dan bersemangat berkompetensi dengan teman

(3 soal)

6 22 34

(3 soal)

14 30 38

6

15% 7 Berusaha mempersiapkan

untuk menghadapi tugas dan ulangan

(3 soal)

7 23 35

(3 soal)

15 31 39

6

15% 8 Berusaha selalu bertanya baik

pada guru, teman atau orang lain setiap ada masalah

(3 soal)

8 24 36

(3 soal)

16 32 40

6

15% 40 dan

100%

Page 160: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Lampiran 6.

Angket Motivasi Belajar Biologi (Try Out)

Petunjuk :

Pilih salah satu jawaban yang sesuai dengan keadaan anda yang sebenarnya

(sejujurnya), dari pernyataan berikut ini dengan menyilang huruf A, B, C, D dan E

pada lembar jawab yang tersedia.

Jawaban anda tidak berpengaruh pada nilai Biologi melainkan untuk

kemajuan belajar Biologi.

1. Saya akan selalu bersemangat untuk mengerjakan soal Biologi yang ada dalam

buku pegangan meskipun sulit.

a. Sangat tidak setuju

b. Tidak setuju

c. Tidak tahu

d. Setuju

e. Sangat setuju

2. Sebelum mengikuti pelajaran Biologi saya mempelajarinya terlebih dahulu.

a. Sangat tidak setuju

b. Tidak setuju

c. Tidak tahu

d. Setuju

e. Sangat setuju

Page 161: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

3. Saya akan meminta bantuan pada teman-teman atau guru, kalau menemui

tugas atau soal-soal yang tidak bisa dijawab.

a. Sangat tidak setuju

b. Tidak setuju

c. Tidak tahu

d. Setuju

e. Sangat setuju

4. Saya sering berkunjung ke perpustakaan untuk mencari tambahan materi

pelajaran Biologi dari buku literatur lain.

a. Sangat tidak setuju

b. Tidak setuju

c. Tidak tahu

d. Setuju

e. Sangat setuju

5. Saya akan belajar mandiri dengan membaca dan mengerjakan soal latihan

apabila guru Biologi tidak hadir dan jam pelajaran kosong.

a. Sangat tidak setuju

b. Tidak setuju

c. Tidak tahu

d. Setuju

e. Sangat setuju

6. Saya berusaha untuk mendapatkan nilai terbaik pada setiap ulangan Biologi.

a. Sangat tidak setuju

Page 162: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

b. Tidak setuju

c. Tidak tahu

d. Setuju

e. Sangat setuju

7. Saya selalu mempersiapkan dengan cermat semua tugas-tugas, alat dan bahan

yang akan diperlukan untuk menyelesaikan tugas Biologi.

a. Sangat tidak setuju

b. Tidak setuju

c. Tidak tahu

d. Setuju

e. Sangat setuju

8. Untuk lebih memahami materi Biologi, saya selalu memperhatikan dan aktif

bertanya kepada guru.

a. Sangat tidak setuju

b. Tidak setuju

c. Tidak tahu

d. Setuju

e. Sangat setuju

9. Jika guru memberi kesempatan siswa mengerjakan soal latihan di depan kelas,

saya hanya mau maju kalau disuruh oleh guru.

a. Sangat tidak setuju

b. Tidak setuju

c. Tidak tahu

Page 163: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

d. Setuju

e. Sangat setuju

10. Saya tidak selalu mempelajari materi pelajaran apabila belum diajarkan oleh

guru.

a. Sangat tidak setuju

b. Tidak setuju

c. Tidak tahu

d. Setuju

e. Sangat setuju

11. Apabila guru memberikan suatu pertanyaan atau soal kepada teman-teman,

maka saya tidak berusaha untuk mencari jawabannya.

a. Sangat tidak setuju

b. Tidak setuju

c. Tidak tahu

d. Setuju

e. Sangat setuju

12. Saya mempelajari Biologi hanya dari buku paket/catatan dari guru .

a. Sangat tidak setuju

b. Tidak setuju

c. Tidak tahu

d. Setuju

e. Sangat setuju

Page 164: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

13. Jika guru berhalangan hadir di kelas, maka saya akan belajar/mengerjakan

tugas mata pelajaran lain.

a. Sangat tidak setuju

b. Tidak setuju

c. Tidak tahu

d. Setuju

e. Sangat setuju

14. Setiap ulangan Biologi, saya tidak menargetkan nilai tertinggi yang penting

lulus.

a. Sangat tidak setuju

b. Tidak setuju

c. Tidak tahu

d. Setuju

e. Sangat setuju

15. Jika materi Biologi yang akan digunakan untuk ulangan harian mudah, saya

tidak perlu mempersiapkan diri sebelumnya.

a. Sangat tidak setuju

b. Tidak setuju

c. Tidak tahu

d. Setuju

e. Sangat setuju

16. Saya tidak pernah atau jarang berdiskusi dengan teman-teman tentang materi

Biologi.

Page 165: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

a. Sangat tidak setuju

b. Tidak setuju

c. Tidak tahu

d. Setuju

e. Sangat setuju

17. Saya senang apabila diberi tugas mengerjakan soal-soal latihan Biologi setelah

pembahasan materi melalui pekerjaan rumah.

a. Sangat tidak setuju

b. Tidak setuju

c. Tidak tahu

d. Setuju

e. Sangat setuju

18. Setiap malam saya selalu belajar berkaitan dengan materi pelajaran yang

diajarkan guru besok hari.

a. Sangat tidak setuju

b. Tidak setuju

c. Tidak tahu

d. Setuju

e. Sangat setuju

19. Pada saat proses pembelajaran Biologi apabila guru memberikan pertanyaan,

kuis atau soal anda berusaha untuk menjawab.

a. Sangat tidak setuju

b. Tidak setuju

Page 166: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

c. Tidak tahu

d. Setuju

e. Sangat setuju

20. Saya selalu memcari tambahan materi Biologi, selain yang sudah diperoleh

dari guru.

a. Sangat tidak setuju

b. Tidak setuju

c. Tidak tahu

d. Setuju

e. Sangat setuju

21. Setiap ada waktu luang, saya selalu belajar materi atau mengerjakan soal-soal

latihan Biologi.

a. Sangat tidak setuju

b. Tidak setuju

c. Tidak tahu

d. Setuju

e. Sangat setuju

22. Untuk mendapatkan nilai tertinggi pada setiap ulangan Biologi saya merasa

terdorong untuk bersaing agar bisa melebihi teman-teman.

a. Sangat tidak setuju

b. Tidak setuju

c. Tidak tahu

d. Setuju

Page 167: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

e. Sangat setuju

23. Apabila guru memberi tugas Biologi, maka saya akan segera mengerjakan

dengan semangat dan tanggung jawab.

a. Sangat tidak setuju

b. Tidak setuju

c. Tidak tahu

d. Setuju

e. Sangat setuju

24. Pada saat pelajaran Biologi berlangsung, apabila guru memberi kesempatan

untuk bertanya, maka saya akan selalu mengajukan pertanyaan.

a. Sangat tidak setuju

b. Tidak setuju

c. Tidak tahu

d. Setuju

e. Sangat setuju

25. Saya mengerjakan soal-soal latihan Biologi kalau ada PR saja dan

dikumpulkan.

a. Sangat tidak setuju

b. Tidak setuju

c. Tidak tahu

d. Setuju

e. Sangat setuju

Page 168: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

26. Sebelum guru menerangkan pelajaran Biologi dengan materi baru, saya tidak

selalu mempelajarinya terlebih dahulu.

a. Sangat tidak setuju

b. Tidak setuju

c. Tidak tahu

d. Setuju

e. Sangat setuju

27. Apabila dalam soal-soal Biologi ada kesulitan, maka saya berhenti

mengerjakan soal.

a. Sangat tidak setuju

b. Tidak setuju

c. Tidak tahu

d. Setuju

e. Sangat setuju

28. Saya jarang berkunjung ke perpustakaan karena buku catatan/paket sudah

lengkap untuk memperdalam materi Biologi.

a. Sangat tidak setuju

b. Tidak setuju

c. Tidak tahu

d. Setuju

e. Sangat setuju

29. Saya akan belajar Biologi, apabila ada teman yang mengajak saya untuk

belajar.

Page 169: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

a. Sangat tidak setuju

b. Tidak setuju

c. Tidak tahu

d. Setuju

e. Sangat setuju

30. Saya sering melamun dan tidak konsentrasi setiap mengikuti pelajaran

Biologi.

a. Sangat tidak setuju

b. Tidak setuju

c. Tidak tahu

d. Setuju

e. Sangat setuju

31. Karena tugas kerja kelompok, saya hanya ikut saja semuanya serahkan kepada

teman-temannya,

a. Sangat tidak setuju

b. Tidak setuju

c. Tidak tahu

d. Setuju

e. Sangat setuju

32. Apabila dalam mengerjakan soal-soal Biologi berupa latihan dan ulangan

harian sulit, maka saya akan berhenti mengerjakan atau melewati soal-soal

tersebut.

a. Sangat tidak setuju

Page 170: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

b. Tidak setuju

c. Tidak tahu

d. Setuju

e. Sangat setuju

33. Mempelajari Biologi sangat menyenangkan dan membuat saya selalu

mempelajari materi Biologi terlebih dahulu.

a. Sangat tidak setuju

b. Tidak setuju

c. Tidak tahu

d. Setuju

e. Sangat setuju

34. Saya merasa senang dan bersemangat jika diajak teman –teman berkompetisi

untuk mendapatkan nilai terbaik dalam setiap ulangan Biologi.

a. Sangat tidak setuju

b. Tidak setuju

c. Tidak tahu

d. Setuju

e. Sangat setuju

35. Setiap menjelang ulangan, saya akan mempersiapkan jauh hari sebelumnya.

a. Sangat tidak setuju

b. Tidak setuju

c. Tidak tahu

d. Setuju

Page 171: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

e. Sangat setuju

36. Pada saat guru menunjuk teman untuk menjawab pertanyaan, maka saya akan

berusaha siap untuk menjawab jika teman tidak bisa.

a. Sangat tidak setuju

b. Tidak setuju

c. Tidak tahu

d. Setuju

e. Sangat setuju

37. Saya akan belajar Biologi apabila pokok bahasannya dirasakan sulit, tetapi

kalau mudah saya tidak perlu mempelajari terlebih dahulu.

a. Sangat tidak setuju

b. Tidak setuju

c. Tidak tahu

d. Setuju

e. Sangat setuju

38. Saya merasa lega dengan nilai yang dicapai karena nilai teman-teman masih

banyak yang di bawah saya.

a. Sangat tidak setuju

b. Tidak setuju

c. Tidak tahu

d. Setuju

e. Sangat setuju

Page 172: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

39. Apabila ada tugas PR Biologi, saya pinjam jawaban teman satu kelompok

untuk disalin.

a. Sangat tidak setuju

b. Tidak setuju

c. Tidak tahu

d. Setuju

e. Sangat setuju

40. Saya sering tidak konsentrasi dan melamun setiap mengikuti pelajaran

Biologi.

a. Sangat tidak setuju

b. Tidak setuju

c. Tidak tahu

d. Setuju

e. Sangat setuju

Page 173: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Lampiran 7.

Kisi-kisi Tes Kreativitas Verbal

Komponen Aspek Dasar Indikator Nomor Soal

I. Permulaan kata

Menyusun kata Siswa mampu

menyusun kata-kata

dari suku kata

(umum)

1, 2, 3, 4

II. Menyusun kata

Menyusun kata Siswa mampu

menyusun kata-kata

Biologi dengan

memakai huruf dari

sebuah kata

5, 6, 7, 8

III. membentuk

kalimat tiga kata

Menyusun kalimat Siswa mampu

membuat kalimat

yang berhubungan

dengan Biologi yang

terdiri atas tiga kata

9, 10, 11, 12

IV. sifat-sifat yang

sama

Berpikir sebanyak

mungkin benda

(hidup atau mati)

yang memiliki dua

sifat sama

Sisawa dapat

menyebutkan

sebanyak mungkin

benda (hidup atau

mati) yang memiliki

13, 14, 15 ,

16

Page 174: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

dua sifat yang sama

V. macam-macam

penggunaan/

manfaat di luar

kebiasaan

Memikirkan

kegunaan benda di

luar penggunaan

yang umum

Siswa mampu

menyebutkan

kegunaan suatu

benda, di luar

penggunaan benda itu

sendiri secara umum

empat soal

VI. akibat Berpikir sebanyak

mungkin akibat

dari suatu keadaan

Siswa mampu

menyebutkan

sebanyak mungkin

akibat dari suatu

keadaan

empat soal

Page 175: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Lampiran 8

ANGKET KREATIVITAS

1. Sebelum anda mengerjakan tes ini, bacalah penjelasan yang tertulis pada

setiap bagian tes.

2. Jangan terlalu banyak menghabiskan waktu pada suatu pertanyaan, sebab

waktu menjawab terbatas (sudah ditentukan )

3. Anda sangat diharapkan menjawab semua pertanyaan

4. Hasil tes dijamin kerahasiaannya.

5. Tes ini sangat berguna bagi anda sendiri, disebut pula sebagai alat untuk

mengetahui jati diri sendiri. Banyak tes yang digunakan untuk mengetahui jati

diri ini, salah satunya adalah tes kreativitas ini.

6. Isilah data pribadi anda di bawah ini !

NAMA : ………………………………………………….

No. Urut : ………………………………………………….

Kelas/Semester : ………………………………………………….

Nama Sekolah : ………………………………………………….

I. PERMULAAN KATA

INSTRUKSI :

Buatlah sebanyak mungkin kata-kata yang dimulai dengan suku kata

yang tertulis pada butir-butir tes di bawah ini !

Page 176: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Perhatikan contoh di bawah ini,

Contoh : Sa

Dibuat menjadi : Sampah – Satu – Sawah – Savana – Sapi – Samosir

Perhatikan : Nama negara, nama kota atau nama gunung boleh dipakai tetapi

Jangan menulis nama orang.

Sudah jelas ?

Masih ada pertanyaan ?

Jangan mulai sebelum diperintah !

Tiap butir tes WAKTU 1,5 MENIT, mulai ………………………….

Butir-butir tes :

1. Ba 4. Ma

2. Su

3. Ca

II. MENYUSUN KATA

INSTRUKSI :

Susunlah sebanyak mungkin kata-kata dalam pelajaran Biologi dengan

MEMAKAI HURUF-HURUF dari KATA yang tertulis dikertas. Kata-kata

tersebut dapat disusun dengan hanya memakai sebagian dari huruf-huruf kata

tersebut, atau semua huruf dari kata yang telah diberikan, Setiap huruf dari kata

yang tersedia hanya boleh dipakai satu kali untuk menyusun satu kata baru.

Perhatikan contoh-contoh di bawah ini : Contoh; Mata

Dibuat menjadi : Biota, Miop, Massa, Tanaman , Termometer

Perhatian : Nama orang tidak boleh dipakai !

Page 177: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Sudah jelas !

Masih ada pertanyaan ?

Jangan mulai sebelum diperintah !

Tiap butir tes WAKTU 1,5 MENIT, mulai ………………………….

Butir-butir tes :

1. Pencarian

2. Fatamorgana

3. Perbesaran

4. Gelombang

III. MEMBENTUK KALIMAT TIGA KATA

INSTRUKSI :

Buatlah sebanyak mungkin kalimat yang berhubungan dengan Biologi

terdiri atas tiga kata yang huruf pertamanya diberikan pada butir tes. Urutan

huruf-huruf boleh dirubah. Tiap kalimat boleh memakai satu kata yang telah

dipakai pada kalimat-kalimat sebelumnya.

Perhatikan Contoh di bawah ini :

Contoh : A – L – B

Dibuat menjadi : Biomassa Lebih Besar

Ayam Bertelur Lima

Abrasi Belum Lama

Biota Laut Arafuru

Boleh menggunakan nama orang !

Page 178: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Sudah jelas ?

Masih ada pertanyaan ?

Jangan mulai sebelum diperintah !

Tiap butir tes WAKTU 1,5 MENIT, mulai ………………………….

Butir – butir Tes :

1. A – M – P

2. B – I – T

3. S – N – U

4. K – D – R

IV. SIFAT-SIFAT YANG SAMA

INSTRUKSI :

Setiap tes akan diberikan dua sifat benda.

Pikirkan sebanyak mungkin benda (benda hidup atau mati) yang memiliki dua

sifat tersebut.

Perhatikan contoh-contoh di bawah ini,

Contoh : Merah dan Cair

Dituliskan : Darah - Sirup Mawar - Saus Tomat – Tinta Merah

Sudah jelas ?

Masih ada pertanyaan ?

Jangan mulai sebelum diperintah !

Tiap butir tes WAKTU 1,5 MENIT, mulai …………………………

Butir-butir Tes :

Page 179: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

1. Bulat dan Keras

2. Putih dan Dapat Dimakan

3. Panjang dan Tajam

4. Panas dan Berguna

V. MACAM-MACAM PENGGUNAAN/MANFAAT DILUAR

KEBIASAAN

INSTRUKSI :

Pada tes ini, tugas anda adalah memikirkan UNTUK APA SAJA benda ini dapat

Dipakai, DILUAR PENGGUNAAN YANG LAZIM (yang biasa dan sudah

umum di pakai orang)

Contoh : PENSIL, biasanya digunakan untuk menulis, menggambar,

dan mencatat sesuatu hal. PENGGUNAAN LAINNYA untuk ALAT

PENGGARIS dan juga sebagai PENGGARUK PUNGGUNG jika gatal. Untuk

setiap benda itu pikirkanlah bermacam-macam penggunaan YANG TIDAK

BIASA dan inilah yang anda tuliskan.

Gunakanlah khayalan anda untuk menemukan sebanyak mungkin

penggunaan yang tidak biasanya

Sudah jelas apa yang harus dilakukan ?

Masih ada pertanyaan ?

Jangan mulai sebelum diperintah !

Tiap butir tes WAKTU 1,5 MENIT, mulai ………………………………

Butir-butir tes :

1. Gelas Ukur

Page 180: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

2. Papan bedah

3. Gelas Kimia

4. Timbangan

VI. APA AKIBATNYA

INSTRUKSI :

Dalam setiap kalimat yang diberikan pada tes ini, dilukiskan suatu keadaan yang

biasanya tidak terdapat atau tidak mungkin terjadi disini. Bayangkan andaikata

keadaan tersebut benar-benar terjadi, apa saja akibatnya.

Tuliskan sebanyak mungkin AKIBAT-AKIBAT, atau apa saja yang akan terjadi

Jika keadaan itu BERLANGSUNG DI SINI ?

Sudah jelas ?

Masih ada pertanyaan ?

Jangan mulai sebelum diperintah !

Tiap butir tes WAKTU 2 MENIT, mulai ……………………………..

Butir-butir Tes :

1. Apa akibatnya, jika setiap orang dapat mengetahui/memahami pelajaran

Biologi ?

2. Apa akibatnya, jika semua siswa mendapat nilai 2 pada ulangan Biologi ?

3. Apa akibatnya, menggunakan 1 buah batu batteray dapat menghidupkan apa

saja selama 1 hari penuh (24 jam) ?

Page 181: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

4. Apa akibatnya, jika di Indonesia seperti di negara Antah Berantah, Sekolah

gratis, dan pengangguran digaji ?

Penjelasan tentang Tes Kreativitas

1. Permulaan Kata

Pada Sub tes ini, responden harus memikirkan sebanyak mungkin kata-

kata yang diawali dengan susunan huruf tertentu yang diberikan. Tes ini

mengukur “kelancaran kata’”, yaitu untuk menemukan kata-kata yang memiliki

persyaratan structural tertentu. Setiap kata mendapat skor satu jika memenuhi

persyaratan, yaitu kata tersebut mulai dengan susunan huruf yang ditentukan. Kata

tersebut harus betul ejaannya sejauh menyangkut susunan huruf yang diberikan,

akan tetapi tidak perlu sempurna jika tidak menyangkut susunan huruf yang

merupakan persyaratan. Dasar pertimbangan adalah bahwa tes ini tidak

merupakan tes bahasa akan tetapi merupakan tes kreativitas. Misalnya, dituliskan

“Kalimatan”, yang seharusnya adalah “Kalimantan”, ini betul dan mendapat skor

satu, oleh karena penggunaan susunan huruf “ka” adalah betul, akan tetapi kalau

ditulis “kamari” yang seharusnya “kemari”, jawaban ini tidak betul karena disini

penggunaan susunan huruf “ka” tidak tepat. Tiap butir soal sub tes ini mempunyai

batas waktu 1,5 menit.

2. Menyusun Kata

Pada sub tes ini, responden harus menyusun sebanyak mungkin kata-kata

dengan menggunakan huruf-huruf dari sebuah kata yang diberikan (angram). Tes

ini juga mengukur “kelancaran tes”, tetapi berbeda dengan “permulaan kata”

karena juga menuntut ketrampilan perseptuil. Setiap susunan kata yang betul

Page 182: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

ejaannya dan tidak menggunakan huruf-huruf lain yang tidak terkandung dalam

kata dari butir tes, serta tidak menggunakan suatu huruf dalam kata butir tes

sampai dua kali kecuali seperti huruf a dalam kata “kreativitas” diberikan skor (1).

Selain itu singkatan-singkatan tidak diberikan kecuali dalam percakapan sehari-

hari sudah diterima sebagai satu kata misalnya : “TIVI”. Setiap butir sub tes ini

mempunyai batas waktu 1,5 menit.

3. Membentuk Kalimat Tiga Kata

Pada sub tes ini responden harus membentuk kalimat-kalimat yang terdiri

dari tiga kata, tetapi urutan dalam penggunaan dari ketiga huruf tersebut boleh

sekehendaknya responden. Tes ini merupakan ukuran dari “kelancaran dalam

ucapan”. Tiap kalimat boleh menggunakan satu kata yang telah dipakai pada

kalimat yang dipakai sebelumnya . Kesalahan dalam ejaan kata tidak

mempengaruhi skor, keculai jika menyangkut huruf pertama dari karakter huruf

itu berfungsi sebagai stimulus tes dan merupakan persyaratan tes. Misalnya butir

tes A – M – P. Jika jawab yang dituliskan “Amir makan papaya” yang seharusnya

“Amir makan papaya” ini mendapat skor. Setiap butir soal sub tes ini mempunyai

batas waktu 1,5 menit.

4. Sifat-sifat yang sama

Pada sub tes ini, responden harus menemukan sebanyak mungkin objek-

objek yang semuanya memiliki dua sifat yang ditentukan. Tes ini merupakan

ukuran dari “kelancaran dalam memberikan gagasan” yaitu kemampuan

mencetuskan gagasan yang memenuhi persyaratan tertentu dalam waktu yang

Page 183: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

terbatas. Sifat-sifat yang disebut pada masing-masing butir tes adalah sebagai

berikut :

a. Bulat dan keras, bulat disini ialah bulat gepeng atau bulat sepenuhnya, dan

yang dimaksud keras adalah tahan tekanan atau tidak mudah berubah bentuk

bila ditekan.

b. Putih dan tajam, yang dimaksud dapat dimakan adalah dalam arti kata luas,

meliputi makanan ataupun minuman dan bahan yang telah matang, telah

dimasak.

c. Panjang dan tajam, yang dimaksud dengan panjang disini diartikan secara

relative yang bentuknya memanjang dan tidak melebar, yang dimaksud

dengan tajam adalah semua benda yang ujungnya (tepinya) tajam.

d. Panas dan berguna, yang dimaksud dengan panas dan berguna ialah semua

benda yang kegunaannya adalah akibat dari kepanasan atau kehangatannya.

Jika kepanasan dari benda adalah akibat dari fungsinya akan tetapi tidak

merunpakan sumber dari kegunaannya, maka jawaban seperti itu mendapat

skor.

Setiap jawaan yang benar diberi skor satu dan setiap butir soal sub tes ini

mempunyai batas waktu 1,5 menit.

5. Macam-macam Penggunaan

Pada sub tes ini, responden harus memikirkan penggunaan sebuah benda

sehari-hari yang telah ditentukan, akan tetapi penggunaan-penggunaan tersebut

haruslah merupakan penggunaan yang tidak lazim atau tidak biasa. Tes ini

merupakan ukuran dari “fleksibilitas”, karena dalam tes ini reponden harus

Page 184: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

melepaskan diri dari kebiasaan untuk melihat benda sebagai alat melakukan

hal/pekerjaan tertentu saja. Selain itu tes ini juga mengukur “originalitas dalam

pemikiran” yang dilihat dari keterangan jawaban responden. Penggunaan benda

tersebut tidak harus dalam keadaan utuh, (misalnya : surat kabar boleh dirobek-

robek untuk dijadikan prakarya dan sebagainya). Setiap jawaban yang benar diberi

skor satu, dan jawaban yang hanya menggunakan bagian-bagian tertentu dari

benda tersebut dibenarkan. Setiap butir soal sub tes ini mempunyai batas waktu

1,5 menit.

6. Apa Akibatnya

Pada sub tes ini, reponden harus memikirkan segala sesuatu yang mungkin

terjadi sebagai akibat dari suatu kejadian hipotesis yang telah ditentukan. Tes ini

merupakan ukuran dari “kelancaran dalam memberikan gagasan” yang

dikombinasikan dengan “elaborasi”. Setiap jawaban yang menunjuk pada akibat

(yang masuk akal) dari kejadian hipotesis yang dilukiskan mendapat skor satu,

dan jawaban yang terperinci mendapat skor. Misalnya terhadap pertanyaan : “Apa

akibatnya jika setiap orang dapat mengetahui pikiran orang lain?” jawabannya “

“Maka orang dapat mengetahui rahasia-rahasia orang lain, dapat mengetahui

pikiran-pikiran jahatnya sehingga dapat menimbulkan permusuhan atau saling

tidak mempercayai lagi”. Jawaban ini mendapat skor empat, sebab ada empat

jawaban. Setiap butir soal sub tes ini mempunyai batas waktu 2 menit.

Page 185: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 9

KISI - KISI PENULISAN INSTRUMEN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN : BIOLOGI KELAS : I ( SATU ) POKOK BAHASAN : EKOSISTEM SEMESTER : 2 JENIS SEKOLAH : SMU WAKTU : 90 MENIT WAKTU KBM : 6 X 2 JAM PELAJARAN

ASPEK INTELEKTUAL

ING

AT

AN

PEM

AH

AM

AN

APL

IKA

SI

AN

AL

ISIS

SINT

ESIS

EV

AL

UA

SI

KAJIAN DAN BENTUK JUMLAH JUML KELAS KONSEP SOAL TINGKAT AH % SEMESTER KESUKAR SOAL

TINGKAT

RAN KESUKARAN PG UR PG UR PG UR PG UR PG UR PG UR Md Sd Sk Membedakan penggunaan istilah habitat, nisia, populasi, komunitas, ekosistem, faktor biotik dan abiotik

Md 2 2 2 6 Sd 2 1 2 1 1 7 18 36% I / 2

Sk 2 1 1 1 5

Menjelaskan proses suksesi

Md 1 1 2 Sd 2 1 3 6 12% I / 2 Sk 1 1

Mengaitkan hubungan antara tipe-tipe ekosistem dengan kondisi lingkungan biotik dan abiotik

Md 1 2 1 4 Sd 1 2 1 1 5 12 24% I / 2

Sk 1 1 1 3

Page 186: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Membandingkan piramida

ekologi.

Md Sd 1 1 1 3 3 6% I / 2 Sk

Mengatasi masalah ingkungan dengan menggunakan konsep rantai makanan.

Md Sd 2 2 4 5 10% I / 2 Sk 1 1

Menjelaskan aliran energi

Md 1 1 Sd 1 1 2 4 8% I / 2 Sk 1 1

Membuat bagan daur biogeokimia.

Md Sd 1 1 2 4% I / 2 Sk 1 1

Md 13 Sd 25 Sk 12 BENTUK

12

19

10

4

3

2

13 25 12 50

JUMLAH SOAL ASPEK

12 19 10 4 3 2

INTELEKTUAL ASPEK

24% 38% 20% 8% 6% 4%

INTELEKTUAL

Page 187: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 10.

SOAL UJI COBA PRESTASI BELAJAR BIOLOGI

Sekolah : SMA

Mata Pelajaran : Biologi

Pokok Bahasan : Ekosistem

Kelas/Semester : X/2

Alokasi Waktu : 60 menit

Petunjuk :

1. Jawaban dikerjakan pada lembar jawab yang tersedia

2. Tulislah nama, kelas, dan nomor absen pada kolom yang tersedia

3. Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang (X)

Pada salah satu huruf A, B, C, D, dan E

4. Bila terjadi kesalahan dalam memilih jawaban, coretlah dengan tanda ( = ) pada

Jawaban yang salah, kemudian silang (X) pada jawaban yang benar

5. Periksalah kembali pekerjaan kalian sebelum dikumpulkan

6. Soal dikembalikan dalam keadaan bersih.

16. Interaksi antara organisme yang termasuk hubungan predasi adalah….

17. Stentor dengan Vorticella

18. Tumbuhan bunga dengan lebah

19. Anggrek dengan mangga

20. Benalu dengan tanaman belimbing

21. Alga hijau dengan jamur Ascomycotina

Page 188: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22. Di sebuah kolam terdapat populasi :

1. Ikan kecil 3. Zooplankton 5. Pengurai

2. Fitoplankton 4. Ikan besar

Aliran energi yang terjadi pada ekosistem kolam tersebut adalah….

a. 1 – 3 – 2 – 4 – 5 d. 2 – 1 – 3 – 4 – 5

b. 1 – 2 – 4 – 3 – 5 e. 2 – 4 – 3 – 1 – 5

c. 2 – 3 – 1 – 4 – 5

3. Di suatu ekosistem laut terdapat populasi plankton, ikan, burung pemakan ikan,

dan guano. Apabila populasi ikan diambil secara besar-besaran, akan terjadi….

a. Penurunan populasi plankton dan penurunan populasi ikan

b. Penurunan populasi plankton dan kenaikan populasi burung

c. Kenaikan populasi plankton dan kenaikan populasi burung

d. Penurunan populasi ikan dan kenaikan populasi burung

e. Kenaikan populasi plankton dan penurunan populasi burung

4. Berdasarkan diagram di bawah kita dapat menyimpulkan adanya aliran energi

antar dua makhluk hidup, yaitu….

a. Elang ke ular d. Tumbuhan ke tikus

b. Ular ke tikus e. Tumbuhan ke matahari

c. Tikus ke elang

5. Sekelompok kambing di tanah lapang merupakan suatu ….

Matahari Elang

Ular

Tumbuhan Tikus

Page 189: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

a. Biosfer d. Ekosistem

b. Populasi e. Species tunggal

c. Komunitas

6.. Interaksi yang terjadi pada kelompok singa jantan yang saling memperebutkan

singa betina merupakan interaksi ….

a. antar individu d. antar populasi

b. antar komunitas e. antar kelompok

c. antar ekosistem

7. Savana, padang rumput, gurun pasir merupakan suatu ….

a. Ekosistem d. Lingkungan

b. Populasi e. Komponen

c. Komunitas

8. Wujud interaksi paling kompak terjadi di ….

a. Sawah c. Padang rumput e. Tanah Lapang

b. Kolam d. Hutan

9. Yang berperan sebagai detritivor dalam suatu ekosistem adalah ….

a. bakteri c. bekicot e. ganggang

b. cacing tanah d. udang

10. Kompetisi yang terjadi di sawah antara ….

a. Katak dengan ular d. Rumput dengan ular

b. padi dengan rumput e. Nyamuk dengan katak

c. Padi dengan katak

11. Interaksi yang terjadi antara ulat dengan belalang yaitu ….

a. Predasi c. Kompetisi e. Komensalisme

Page 190: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Simbiosis Mutualisme d. Parasit

12. Yang menguraikan sisa tumbuhan atau hewan menjadi zat anorganik sehingga

dapat diserap akar tumbuhan adalah …

a. bakteri c. semut e. rayap

b. cacing tanah d. siput

13. Sistem tumpang sari yang dilakukan pada sebidang lahan antara kopi dan

tanaman turi menunjukkan interaksi ….

a. merugikan karena terjadi kompetisi dalam memperoleh unsur hara.

b. Merugikan karena tanaman kopi kurang mendapat cahaya

c. menguntungkan karena tanaman turi bisa menghasilkan senyawa Nitrogen

d. menguntungkan karena turi memperoleh zat makanan dari tanaman kopi

e. Mutualisme karena kedua tanaman saling memberi zat makanan

14. Hubungan yang terjadi antara kambing dan lembu dalam suatu lapangan rumput

adalah

a. Netral d. Komensalisme

b. Kompetisi e. Mutualisme

c. Predatorisme

15. Kelompok padi di sawah merupakan suatu ….

a. Species d. Populasi

b. individu e. Komunitas

c. ekosistem

16. Pada saat gunung krakatau meletus, terjadi perubahan ekosistem karena semua

organisme asal musnah total. Setelah beberapa waktu kemudian muncul

Page 191: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

organisme pioneer jenis baru. Proses terbentuknya komunitas pioneer baru ini

disebut dengan istilah….

a. suksesi ekosistem d. suksesi alam

b. suksesi primer e. degradasi primer

c. suksesi sekunder

17. Suatu bioma mempunyai ciri-ciri :

- Curah hujan 25 – 30 cm Hg - Turun hujan tidak teratur

- Spesies hewan beraneka ragam - vegetasi yang dominan rumput

- Porositas dan drainase kurang baik

Berdasarkan ciri-ciri tersebut dapat diasumsikan sebagai bioma….

a. hutan gugur d. tundra

b. hutan basah e. taiga

c. padang rumput

18. Cacing hati berada dalam usus manusia interaksi dengan manusia bersifat ....

a. Komensalisme d. Parasit

b. Mutualisme e. Predasi

c. Kompetisi

19. Interaksi antar individu dalam komunitas mempunyai dampak ....

a. terganggunya lingkungan d. terjadinya eutrofikasi

b. terwujudnya keseimbangan lingkungan e. polusi udara

c. erosi

20.Pernyataan berikut yang tidak menjelaskan siklus karbon adalah….

a. hutan berperan besar dalam siklus karbon

b. produsen mengubah karbon menjadi senyawa organic kembali

Page 192: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c. fiksi gas karbon dilakukan oleh organisme berklorifil

d. respirasi makluk hidup mengikat karbon bebas menjadi senyawa

e. batu bara dan minyak bumi terbentuk oleh penumpukan senyawa berkarbon di

lapisan tanah

21. Hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungan disebut ...

a. ekologi d. interaksi

b. ekosistem e. komunikasi

c. biosfer

22. Wujud interaksi paling tinggi adalah ....

a. ekosistem c. biosfer e. biota

b. bioma d. populasi

23. lnteraksi antar ulat dengan tumbuhan adalah ....

a. Netral c. Komensalisme e. parasitisme

b. Mutualisme d. predasi

24. Komunitas adalah ....

a. Kumpulan individu sejenis pada suatu daerah tertentu

b. Kumpulan populasi yang menempati daerah tertentu

c. suatu organisme dan lingkungan abiotik pada suatu daerah tertentu

d. Seluruh organisme dan lingkungan abiotik pada suatu daerah tertentu

e. Makhluk hidup yang sejenis

25. Ekosistem akan terbentuk oleh karena ..:.

a. adanya sekumpulan makhluk hidup di tempat hidupnya

b. adanya produsen, pengurai dan lingkungan

c. adanya produsen, konsumen, lingkungan

Page 193: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

d. adanya lingkungan, produsen, konsumen, pengurai

e. adanya lingkungan dan produsen

26. Tanaman jagung yang ditanam di bawah pohon yang rimbun memiliki buah yang

lebih kecil dibanding dengan pohon jagung yang tumbuh ditempat terbuka. Faktor

apakah yang mempengaruhinya ....

a. kelembaban udara c. kesuburan tanah e. cahaya matahari

b. suhu udara d. kelembaban tanah

27. Nama-nama ekosistem darat :

1. Ekosistem pegunungan 2. Savana 3. Hutan monsun

Yang termasuk Vegetasi Pamah adalah ....

a. 1 , 3 c. 3 , 4 e. 3, 6

b. 2 , 4 d. 5, 6

28. Perhatikan bagan siklus nitrogen di bawah ini !

Atmosfer

X

Makhluk hidup

Air Tanah

Organisme yang berperan dalam peristiwa X adalah….

a. Nitrosomonas d. Pseudomonas

b. Nitrobacter e. Rhizobium

c. Bakteri denitrifikasi

29. Hal-hal yang mempengaruhi ekosistem suksesi adalah ...

a. Predasi d. Kompetisi dan Predasi

Page 194: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Predasi dan Invasi e. Kompetisi dan Invasi

c. Invasi dan koloniasai

30. Ekosistem Suksesi adalah ....

a. Ekosistem yang terbentuk di hutan

b. Ekosistem yang berkembang setelah terjadi kerusakan terhadap ekosistem

alami yang rusak.

c. Ekosistem yang terbentuk setelah terjadinya bencana alam

d. Ekosistem yang terbentuk setelah adanya-perubahan ekosistem

e. Perubahan ekosistem danau menjadi hutan

31. Berikut ini beberapa komunitas darat !

1. lahan gambut 3. padang rumput

2. padang belukar 4. hutan kayu

Urutan komunitas darat yang akan menunjukkan terjadinya komunitas klimaks

adalah….

a. 1 – 2 – 3 – 4 d. 4 – 3 – 2 – 1

b. 1 – 3 – 2 – 4 e. 4 – 2 – 3 – 1

c. 2 – 3 – 4 – 1

32. Yang termasuk Agroekosistem adalah ....

a. danau, sawah tadah hujan, perkebunan

b. sawah irigasi, danau , hutan tanaman industri

c. perkebunan, tambak, kolam

d. Hutan tanaman industri, sawah dan ladang

e. Perkebunan, danau, kolam

33. Faktor penyebab gangguan ekosistem adalah ....

Page 195: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

a. Rotasi tanaman d. penebangan liar

b. tumpang sari e. reboisasi

c. pembuatan sengkedan

34. Jabatan fungsional organisme dalam komunitasnya disebut….

a. habitat d. altitude

b. relung e. latitude

c. predasi.

35. Dalam ekosistem kebun terdapat : 1) mamalia karnivor, 2) ulat pemakan daun, 3)

laba-laba, 4) kumbang, 5) mamalia pemakan serangga. Rantai makanan yang

terdapat dalam ekosistem tersebut adalah….

a. 1-2-3-4-5 d. 3-4-5-2-1

b. 2-3-4-5-1 e. 4-3-2-5-1

c. 2-4-3-5-1

36. Organisme berikut yang berperan sebagai decomposer adalah….

a. paku d. jamur

b. lumut e. alga

c. tumbuhan berbunga

37. Hewan berikut yang mempunyai tingkat trofik tertinggi adalah….

a. ayam d. burung elang

b. katak e. ulat

c. ular

38. Sejumlah energi yang tersimpan dalam organisme autotrof disebut….

a. energetika d. biomassa

b. produktivitas sekunder e. relung

Page 196: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c. produktivitas primer

39. Piramida ekologi yang tidak pernah ditemukan dalam keadaan terbalik adalah….

a. piramida jumlah d. piramida trofika

b. piramida biomassa e. piramida bioenergitika

c. piramida energi

40. Faktor abiotik yang diperlukan untuk fotosintesis tumbuhan hijau adalah….

a. angin d. cahaya matahari

b. oksigen e. tanah

c. salinitas

41. Organisme berikut yang hidup dari serpihan organic padat adalah….

a. herbivor d. saproba

b. omnivora e. karnivora

c. detritivor

42. Hubungan antara dua populasi yang makan makanan yang sama, cenderung

bersifat….

a. netral d. predasi

b. kompetitif e. komensialisme

c. simbiosis

43. Daur biogeokimia yang tidak dijumpai dalam bentuk gas adalah daur….

a. karbon d. fosfor

b. nitrogen e. sulfur

c. hidrologi

44. Hubungan antarorganisme dalam ekosistem secara kualitatif dapat digambarkan

sebagai….

Page 197: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

a. rantai makanan d. piramida ekologi

b. jaring-jaring makanan e.bioenergetika

c. piramida

45. Di bawah ini adalah contoh-contoh hubungan antarindividu; yang menunjukkan

hubungan predasi adalah….

a. kijang dengan rumput d. kijang dengan harimau

b. kupu-kupu dengan bunga e. serigala dengan harimau

c. ayam hutan dengan kelinci

46. Berikut ini beberapa komunitas darat !

1. lahan gambut 3. padang rumput

2. padang belukar 4. hutan kayu

Urutan komunitas darat yang akan menunjukkan terjadinya komunitas klimaks

adalah….

a. 1 – 2 – 3 – 4 d. 4 – 3 – 2 – 1

b. 1 – 3 – 2 – 4 e. 4 – 2 – 3 – 1

c. 2 – 3 – 4 – 1

47. Macam macam ekosistem buatan :

1. Danau 3. Tambak

2. Ladang 4. Hutan taman industri

Termasuk agroekosistem adalah ….

a. 1 dan 2 d. 2 dan 3

b. 1 dan 3 e. 3 dan 4

c. 1 dan 4

48. Perhatikan daur Biogeokimia unsure C berikut ini !

Page 198: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Atmosfer

Bakteri Tumb.hijau hewan perombak

Senyawa C di bumi

Karbonat + Kapur Bahan bakar

Dalam gunung api fosil

Proses yang terjadi pada nomor X adalah….

a. fotosintesis d. pembakaran

b. respirasi e. pengendapan

c. mati

49. Berikut ini adalah adalah jenis interaksi antar populasi :

1. predasi 4. komensalisme

2. kompetisi 5. parasitisme

3. mutualisme

Jenis interaksi yang menguntungkan salah satu populasi adalah….

a. 1, 2 dan 3 d. 2, 4 dan 5

b. 1, 2 dan 5 e. 3, 4 dan 5

c. 1, 4 dan 5

50. . Peristiwa Lumpur Lapindo di Jawa Timur merupakan salah satu contoh terbentuknya

jenis suksesi, yaitu suksesi…

a. primer d. primer dan sekunder

b. sekunder e. sekunder dan tertier

c. tersier

X

Page 199: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 11 DATA INDUK

NO METODE Motivasi Belajar

Kategori motivasi

Kreativitas kategori kreativitas

Prestasi Kognitif

1 Jigsaw II 114 R 57 T 88 2 Jigsaw II 119 T 69 T 78

3 Jigsaw II 127 T 73 T 72

4 Jigsaw II 98 R 33 R 33 5 Jigsaw II 106 R 66 T 60

6 Jigsaw II 90 R 53 T 72

7 Jigsaw II 115 R 62 T 65 8 Jigsaw II 123 T 43 R 70

9 Jigsaw II 125 T 50 R 74

10 Jigsaw II 119 T 56 T 72 11 Jigsaw II 111 R 57 T 67

12 Jigsaw II 101 R 36 R 65

13 Jigsaw II 103 R 44 R 67 14 Jigsaw II 113 R 46 R 65

15 Jigsaw II 121 T 56 T 65

16 Jigsaw II 121 T 41 R 67 17 Jigsaw II 112 R 56 T 65

18 Jigsaw II 123 T 32 R 67

19 Jigsaw II 141 T 58 T 65 20 Jigsaw II 132 T 56 T 58

21 Jigsaw II 85 R 48 R 61

22 Jigsaw II 104 R 53 T 48 23 Jigsaw II 113 R 64 T 48

24 Jigsaw II 110 R 41 R 47

25 Jigsaw II 118 T 54 T 52 26 Jigsaw II 117 T 45 R 45

27 Jigsaw II 124 T 61 T 47

28 Jigsaw II 122 T 54 T 80 29 Jigsaw II 129 T 50 R 46

30 Jigsaw II 101 R 59 T 47

31 Jigsaw II 133 T 49 R 45 32 Jigsaw II 125 T 53 T 45

33 Jigsaw II 121 T 49 R 88

34 Jigsaw II 140 T 59 T 38 35 Jigsaw II 123 T 55 T 54

36 STAD 102 R 63 T 54

37 STAD 120 T 57 T 80 38 STAD 113 R 53 T 61

39 STAD 111 R 45 R 63

40 STAD 128 T 53 T 47 41 STAD 122 T 63 T 43

42 STAD 129 T 63 T 54

43 STAD 109 R 51 R 33 44 STAD 123 T 55 T 52

45 STAD 126 T 49 R 30

46 STAD 118 T 53 T 65 47 STAD 119 T 61 T 45

48 STAD 109 R 54 T 47

Page 200: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49 STAD 122 T 46 R 41

50 STAD 97 R 49 R 52

51 STAD 120 T 54 T 47 52 STAD 114 R 50 R 47

53 STAD 107 R 45 R 67

54 STAD 111 R 42 R 43 55 STAD 113 R 58 T 54

56 STAD 99 R 43 R 41

57 STAD 113 R 54 T 52 58 STAD 126 T 62 T 45

59 STAD 118 T 51 R 56

60 STAD 108 R 44 R 72 61 STAD 127 T 59 T 76

62 STAD 110 R 50 R 56

63 STAD 113 R 58 T 65 64 STAD 98 R 34 R 72

65 STAD 121 T 59 T 67

66 STAD 116 T 63 T 38 67 STAD 130 T 57 T 58

68 STAD 135 T 64 T 70

69 STAD 110 R 57 T 65 70 STAD 106 R 53 T 52

71 STAD 126 T 59 T 38 Jumlah 8248 3769 4074 Max 141 73 88 Min 85 32 30 Rata-rata 116.17 53.08 57.38

St. Dev 11.10 8.30 13.37

Page 201: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 12. HASIL UJI NORMALITAS DATA PENELITIAN

Hasil Uji Normalitas Prestasi Belajar Kelas Jigsaw II

Hasil Uji Normalitas Prestasi Belajar Kelas STAD

Page 202: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Hasil Uji Normalitas Prestasi Belajar pada siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi.

Hasil Uji Normalitas Prestasi Belajar pada siswa yang memiliki motivasi belajar rendah.

Page 203: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Hasil Uji Normalitas Prestasi Belajar pada siswa yang memiliki kreativitas tinggi.

Hasil Uji Normalitas Prestasi Belajar pada siswa yang memiliki kreativitas rendah.

Page 204: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Hasil Uji Normalitas Prestasi Belajar Kelas Jigsaw II yang memiliki motivasi belajar tinggi dan kreativitas tinggi.

Hasil Uji Normalitas Prestasi Belajar Kelas Jigsaw II yang memiliki motivasi belajar tinggi dan kreativitas rendah.

Page 205: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Hasil Uji Normalitas Prestasi Belajar Kelas Jigsaw II yang memiliki motivasi belajar rendah dan kreativitas tinggi.

Hasil Uji Normalitas Prestasi Belajar Kelas Jigsaw II yang memiliki motivasi belajar rendah dan kreativitas rendah.

Page 206: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Hasil Uji Normalitas Prestasi Belajar Kelas STAD yang memiliki motivasi belajar tinggi dan kreativitas rendah..

Hasil Uji Normalitas Prestasi Belajar Kelas STAD yang memiliki prestasi belajar rendah dan kreativitas tinggi..

Page 207: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Hasil Uji Normalitas Prestasi Belajar Kelas STAD yang memiliki motivasi belajar tinggi dan kreativitas tinggi..

Hasil Uji Normalitas Prestasi Belajar Kelas STAD yang memiliki prestasi belajar rendah dan kreativitas rendah..

Page 208: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 13. UJI HOMOGENITAS

No Respon Faktor p-value

Keputusan F Test Levene Test

1 Prestasi Model 0,583 0,648 Homogen 2 Prestasi Motivasi Belajar 0,277 0,137 Homogen 3 Prestasi Kreativitas 0,346 0,264 Homogen

4 Prestasi Model, Motivasi Belajar, Kreativitas 0,693 0,695 Homogen

STAD

Jigsaw II

1816141210

MET

OD

E

95% Bonferroni Confidence Intervals for StDevs

STAD

Jigsaw II

90807060504030

ME

TO

DE

Prestasi Kognitif

Test Statistic 1,21P-Value 0,583

Test Statistic 0,21P-Value 0,648

F-Test

Levene's Test

Test for Equal Variances for Prestasi Kognitif

Hasil uji homogenitas prestasi belajar antara Jigsaw II dan STAD

Test for Equal Variances: Prestasi Kognitif versus METODE 95% Bonferroni confidence intervals for standard deviations METODE N Lower StDev Upper Jigsaw II 35 10,7195 13,6454 18,6283 STAD 36 9,7894 12,4230 16,8729 F-Test (Normal Distribution) Test statistic = 1,21; p-value = 0,583 Levene's Test (Any Continuous Distribution) Test statistic = 0,21; p-value = 0,648

Page 209: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

T

R

201816141210K

ate

gori

mot

ivas

i

95% Bonferroni Confidence Intervals for StDevs

T

R

90807060504030

Ka

teg

ori

mo

tiv

asi

Prestasi Kognitif

Test Statistic 0,68P-Value 0,277

Test Statistic 2,27P-Value 0,137

F-Test

Levene's Test

Test for Equal Variances for Prestasi Kognitif

Hasil uji homogenitas prestasi belajar ditinjau dari motivasi belajar siswa

Test for Equal Variances: Prestasi Kognitif versus Kategori motivasi 95% Bonferroni confidence intervals for standard deviations Kategori motivasi N Lower StDev Upper R 33 9,4096 12,0570 16,6422 T 38 11,5530 14,5758 19,6088 F-Test (Normal Distribution) Test statistic = 0,68; p-value = 0,277 Levene's Test (Any Continuous Distribution) Test statistic = 2,27; p-value = 0,137

Page 210: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

T

R

22201816141210k

ate

gor

i kre

ativ

ita

s

95% Bonferroni Confidence Intervals for StDevs

T

R

90807060504030

kat

ego

ri k

reat

ivit

as

Prestasi Kognitif

Test Statistic 1,38P-Value 0,346

Test Statistic 1,27P-Value 0,264

F-Test

Levene's Test

Test for Equal Variances for Prestasi Kognitif

Hasil uji homogenitas prestasi belajar ditinjau dari kreativitas siswa

Test for Equal Variances: Prestasi Kognitif versus kategori kreativitas 95% Bonferroni confidence intervals for standard deviations kategori kreativitas N Lower StDev Upper R 27 11,2339 14,7400 21,2019 T 44 10,1083 12,5616 16,4951 F-Test (Normal Distribution) Test statistic = 1,38; p-value = 0,346 Levene's Test (Any Continuous Distribution) Test statistic = 1,27; p-value = 0,264

Page 211: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

METODE Kategori motivasi kategori kreativitas

STAD

Jigsaw II

T

R

T

R

T

R

T

R

T

R

T

R

25020015010050095% Bonferroni Confidence Intervals for StDevs

Test Statistic 4,73P-Value 0,693

Test Statistic 0,67P-Value 0,695

Bartlett's Test

Levene's Test

Test for Equal Variances for Prestasi Kognitif

Hasil uji homogenitas prestasi belajar antara Jigsaw dan STAD ditinjau dari motivasi

belajar dan kreativitas siswa Test for Equal Variances: Prestasi Kog versus METODE; Kategori mot; ... 95% Bonferroni confidence intervals for standard deviations Kategori kategori METODE motivasi kreativitas N Lower StDev Upper Jigsaw II R R 6 7,16645 13,5450 52,125 Jigsaw II R T 9 7,87835 13,4143 34,990 Jigsaw II T R 8 9,06156 15,8723 45,492 Jigsaw II T T 12 8,52251 13,6215 29,507 STAD R R 10 8,22577 13,6724 33,101 STAD R T 8 3,78389 6,6279 18,996 STAD T R 3 5,43407 13,0512 233,284 STAD T T 15 8,91628 13,6382 26,416 Bartlett's Test (Normal Distribution) Test statistic = 4,73; p-value = 0,693 Levene's Test (Any Continuous Distribution) Test statistic = 0,67; p-value = 0,695

Page 212: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 14. UJI HIPOTESIS

Rangkuman Anava Tiga Jalan

No Variabel p-value Keputusan 1 Model Pembelajaran 0,019 H01 ditolak 2 Motivasi Belajar 0,531 H02 diterima 3 Kreativitas 0,204 H03 diterima 4 Model dengan Motivasi Belajar 0,198 H04 diterima 5 Model dengan Kreativitas 0,448 H05 diterima 6 Motivasi Belajar dan Kreativitas 0,838 H06 diterima 7 Model Pembelajaran, Motivasi Belajar dan Kreativitas 0,176 H07 diterima

General Linear Model: Prestasi Kog versus METODE; Kategori mot; ... Factor Type Levels Values METODE fixed 2 Jigsaw II; STAD Kategori motivasi fixed 2 R; T kategori kreativitas fixed 2 R; T Analysis of Variance for Prestasi Kognitif, using Adjusted SS for Tests Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P METODE 1 780,5 1017,4 1017,4 5,78 0,019 Kategori motivasi 1 4,5 70,0 70,0 0,40 0,531 kategori kreativitas 1 113,4 290,2 290,2 1,65 0,204 METODE*Kategori motivasi 1 115,1 298,5 298,5 1,69 0,198 METODE*kategori kreativitas 1 72,9 102,6 102,6 0,58 0,448 Kategori motivasi* 1 0,2 7,5 7,5 0,04 0,838 kategori kreativitas METODE*Kategori motivasi* 1 330,2 330,2 330,2 1,88 0,176 kategori kreativitas Error 63 11096,0 11096,0 176,1 Total 70 12512,7 S = 13,2713 R-Sq = 11,32% R-Sq(adj) = 1,47% Unusual Observations for Prestasi Kognitif Prestasi Obs Kognitif Fit SE Fit Residual St Resid 1 88,0000 62,2222 4,4238 25,7778 2,06 R 33 88,0000 62,7500 4,6921 25,2500 2,03 R R denotes an observation with a large standardized residual.

Page 213: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 15. UJI LANJUT ANAVA

Two-Sample T-Test and CI: Prestasi Kognitif; METODE Two-sample T for Prestasi Kognitif METODE N Mean StDev SE Mean Jigsaw II 35 60,7 13,6 2,3 STAD 36 54,1 12,4 2,1 Difference = mu (Jigsaw II) - mu (STAD) Estimate for difference: 6,63 95% CI for difference: (0,45; 12,82) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 2,14 P-Value = 0,036 DF = 67

T table = 1,67

Page 214: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 215: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 216: PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL JIGSAW II DAN STUDENT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user