pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

150
1 PEMBELAJARAN BIOLOGI METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN LAB RIIL DAN LAB VIRTUIL DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH DAN GAYA BELAJAR SISWA ( Studi Kasus Pada Materi Organisasi Kehidupan Bagi Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Sleman Kab. Sleman Tahun Pelajaran 2008 / 2009 ) TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Study Pendidikan Sains Oleh : SUPI ISWARI NIM : S 830908150 Program Studi : Pendidikan Sains PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009

Transcript of pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

Page 1: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

1

PEMBELAJARAN BIOLOGI METODE INKUIRI TERBIMBING

MENGGUNAKAN LAB RIIL DAN LAB VIRTUIL DITINJAU

DARI SIKAP ILMIAH DAN GAYA BELAJAR SISWA

( Studi Kasus Pada Materi Organisasi Kehidupan Bagi Siswa Kelas VII

SMP Negeri 3 Sleman Kab. Sleman Tahun Pelajaran 2008 / 2009 )

TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

Study Pendidikan Sains

Oleh :

SUPI ISWARI NIM : S 830908150

Program Studi : Pendidikan Sains

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2009

Page 2: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

2

PEMBELAJARAN BIOLOGI METODE INKUIRI TERBIMBING

MENGGUNAKAN LAB RIIL DAN LAB VIRTUIL

DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH

DAN GAYA BELAJAR SISWA

(Studi Kasus Pada Materi Organisasi Kehidupan Bagi Siswa Kelas VII SMP

Negeri 3 Sleman Tahun Pelajaran 2008/2009)

Disusun oleh:

SUPI ISWARI

NIM. S 830908150

Telah disetujui oleh Pembimbing

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Pembimbing I Prof. Drs. Suranto, M.Sc. Ph.D ................. .............. NIP. 195708201985031004

Pembimbing II Prof.Dr.Widha Sunarno, M. Pd. ................. .............. NIP. 195201161980031001

Mengetahui: Ketua Program Studi Pendidikan Sains

Prof.Dr. Widha Sunarno, M. Pd. NIP. . 195201161980031001

Page 3: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

3

PENGESAHAN

PEMBELAJARAN BIOLOGI METODE INKUIRI TERBIMBING

MENGGUNAKAN LAB RIIL DAN LAB VIRTUIL

DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH

DAN GAYA BELAJAR SISWA

(Studi Kasus Pada Materi Organisasi Kehidupan Bagi Siswa Kelas VII SMP

Negeri 3 Sleman Tahun Pelajaran 2008/2009)

Disusun oleh :

Supi Iswari

NIM S830908150

Telah disetujui dan disahkan oleh tim penguji :

Jabatan Nama Tanda tangan Tanggal

Ketua : Prof. Dr. Ashadi ........................ ................... Sekretaris : Dra. Suparmi,MA, Ph.D. ........................ ..................

Anggota Penguji 1. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D. ....................... ................ 2. Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd ....................... .................

Mengetahui

Direktur Ketua Program Pascasarjana Program Studi Pendidikan Sains

Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D. Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd

NIP. 195708201985031004 NIP 19520116 198003 1 001

Page 4: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

4

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :

Nama : Supi Iswari

NIM : S830908150

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul

“Pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab riil dan lab

virtuil ditinjau dari sikap ilmiah dan gaya belajar siswa “ (Studi Kasus pada

Materi Organisasi Kehidupan Bagi Siswa Kelas VII SMP N 3 Sleman Tahun

Pelajaran 2008/2009) adalah benar-benar karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

karya saya dalam tesis ini diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar

pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya

bersedia menerima sangsi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya

peroleh tersebut.

Surakarta, 2009

Yang membuat pernyataan

Supi Iswari

Page 5: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

5

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. karena dengan karunia-

Nya penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul “Pembelajaran biologi

metode inkuiri terbimbing menggunakan lab riil dan lab virtuil ditinjau dari

sikap ilmiah dan gaya belajar siswa “ (Studi Kasus pada Materi Organisasi

Kehidupan Bagi Siswa Kelas VII SMP N 3 Sleman Tahun Pelajaran

2008/2009).

Tujuan penelitian ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Sains Pasca Sarjana Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih jauh dari sempurna, baik

dalam penyajian materi maupun dalam menganalisanya, oleh karena itu penulis

mohon masukan yang membangun demi kesempurnaannya. Penulis berharap tesis

ini bermanfaat bagi pembaca.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya dan

penghargaan yang tinggi kepada :

1. Bapak Prof. Drs. Suranto, M.Sc., Ph.D., dosen pembimbing I sekaligus

direktur Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan fasilitas

kepada penulis dalam menempuh pendidikan di Program Pasca Sarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Page 6: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

6

2. Bapak Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M. Pd., selaku dosen pembimbing II

sekaligus Pengelola Program Studi Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas

Sebelas Maret Surakarta yang telah memberi, ilmu, arahan dan bimbingannya.

3. Seluruh dosen Pengampu Mata Kuliah di Program Studi Pendidikan Sains

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan

pendalaman ilmu kepada penulis.

4. Bapak Drs. Zamroni,M.M. , selaku kepala SMP Negeri 3 Sleman yang telah

memberikan ijin penelitian, dukungan dan motivasinya.

5. Bapak Subo Prayitno,S.Pd , yang telah memberikan motivasi , dukungan dan

pengorbanan waktu, tenaga, serta pikiran kepada penulis selama mengikuti

pendidikan di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

6. Rekan-rekan sejawat, se-angkatan, senasib dan sepenanggungan yang telah

berjuang bersama dalam suka dan duka dalam menempuh pendidikan di

Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

7. Khusus untuk pendamping hidupku Sujaka Supriyanto, anak – anakku Olga

Alfathan Supriyanto dan Karimel Deney Susmalistita yang telah memberikan

dukungan baik materiil maupun spirituil dalam doa, perhatian, pengertian serta

kasih sayangnya sejak awal penulisan sampai terselesaikanya tesis ini.

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah

membantu kelancaran terselesaikannya tesis ini.

Page 7: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

7

MOTTO

“ Rahasia terbesar dalam hidup ini adalah melewati hari ini

dengan penuh makna tentang cinta, ilmu dan iman. Karena

dengan cinta hidup menjadi indah, dengan ilmu hidup menjadi

mudah dan dengan iman hidup menjadi terarah.”

Page 8: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

8

PERSEMBAHAN

Ku persembahkan buat :

Bapak dan ibuku yang telah mengukir jiwa ragaku

Pendamping hidupku Sujaka Supriyanta

Buah hatiku Olga Alfathan Supriyanto

dan Karimel Denay Susmalistita

Page 9: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

9

DAFTAR ISI Halaman

HALAMAN JUDUL i

PERSETUJUAN ii

PENGESAHAN iii

PERNYATAAN iv

KATA PENGANTAR v

MOTTO vii

PERSEMBAHAN viii

DAFTAR ISI ix

DAFTAR TABEL xiv

DAFTAR GAMBAR xv

DAFTAR LAMPIPAN xvii

ABSTRAK xviii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah...............................................................................1

B. Identifikasi Masalah.....................................................................................9

C. Pembatasan Masalah ..................................................................................11

D. Perumusan Masalah ...................................................................................12

E. Tujuan Penelitian .......................................................................................12

F. Manfaat Penelitian .....................................................................................13

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BEPIKIR, DAN HIPOTESIS. .....15

A. Landasan Teori ..........................................................................................15

Page 10: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

10

1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP) .......................................15

2. Pembelajaran Konstuktivisme....................................................................17

a. Hakekat Belajar....................................................................................18

b. Belajar Mandiri ....................................................................................20

c. Metode Pembelajaran Inkuiri...............................................................21

3. Media pembelajaran...................................................................................24

a. Pengertian Media Pembelajaran...........................................................24

b. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran............................................27

c. Jenis Dan Karakteristik Media Pembelajaran ......................................29

4. Kerja Laboratorium....................................................................................30

a. Laboratorium riil ( Reallab).................................................................32

b. Laboratorium Virtuil ( Virtuallab) .......................................................33

c. Fungsi dan Peranan Laboratorium Biologi ..........................................34

5. Sikap Ilmiah ...............................................................................................34

6. Gaya Belajar...............................................................................................35

a. Karakteristik masing – masing modalitas..............................................36

b.Gaya Kognitif dalam Pembelajaran........................................................39

7. Prestasi Belajar...........................................................................................40

8. Materi Organisasi Kehidupan ....................................................................47

B. Penelitian Yang Relevan............................................................................62

C. Kerangka Berpikir......................................................................................64

D. Hipotesis.....................................................................................................68

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..............................................................70

Page 11: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

11

A. Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................................70

1. Waktu penelitian ........................................................................................70

2. Tempat Penelitian ......................................................................................70

B. Populasi dan Sampel ..................................................................................71

1. Populasi......................................................................................................71

2. Sampel........................................................................................................71

C. Metode Penelitian ......................................................................................71

D. Rancangan dan Variabel Penelitian ...........................................................72

1. Rancangan Penelitian.................................................................................72

2. Variabel Penelitian.....................................................................................72

E. Teknik Pengumpulan Data.........................................................................76

F. Instrumen Penelitian ..................................................................................76

1. Instrumen Pelaksanaan Pembelajaran........................................................76

2. Instrumen Pengambilan Data .....................................................................76

a. Angket Gaya Belajar Siswa dan Sikap Ilmiah Siswa ...........................76

b. Instrumen Tes Prestasi Belajar Ranah Psikomotor...............................77

c. Instrumen Tes Prestasi Belajar Ranah Kognitif....................................78

d. Instrumen Tes Prestasi Belajar Ranah Afektif......................................78

3. Uji Coba Instrumen ...................................................................................79

a. Uji Validitas ...................................................................................79

b. Uji Reliabilitas ...............................................................................81

c. Uji Taraf Kesukaran Butir Soal .....................................................82

G. Teknik Analisis Data..................................................................................84

Page 12: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

12

1. Uji Prasyarat analisis..................................................................................84

a. Uji Normalitas......................................................................................84

b. Uji Homogenitas ..................................................................................84

2. Pengujian Hipotesis....................................................................................86

a. Uji Anava .............................................................................................86

b. Model ...................................................................................................86

c. Hipotesis...............................................................................................87

d. Komputasi ............................................................................................89

3. Uji Lanjut Anava........................................................................................94

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................................96

A. Dikripsi Data ..............................................................................................96

1. Diskripsi Data Prestasi Belajar ............................................................96

2. Data Ditribusi Frekuensi Prestasi Belajar ............................................98

B. Pengujian Prasarat Analisis ......................................................................103

1. Uji Noramlitas .....................................................................................104

2. Uji Homogenitas..................................................................................104

C. Uji Hipotesis ..............................................................................................107

1. Analisis Variansi Data Prestasi ..........................................................107

2. Uji Lanjut Anava ................................................................................109

D. Pembahasan...............................................................................................109

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ..............................................123

A. Simpulan ...................................................................................................123

B. Implikasi....................................................................................................124

Page 13: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

13

C. Saran..........................................................................................................125

1. Kepada pejabat pengambil keputusan........................................................125

2. Kepada Pengajar ........................................................................................126

3. Kepada peneliti ..........................................................................................126

4. Kepada Siswa.............................................................................................127

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................128

LAMPIRAN...................................................................................................130

Page 14: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

14

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1. Jadual kegiatan penelitian....................................................................68

Tabel 3. 2. Rancangan penelitian...........................................................................71

Tabel 3. 3. Data rancangan Anava tiga jalan isi sel tidak sama.............................86

Tabel 4.1. Rerata Prestasi Belajar ........................................................................97

Tabel 4.2. Jumlah Sebaran Siswa per Kelompok................................................97

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi prestasi belajar siswa menggunakan lab riil .........98

Tabel 4. 4 .Distribusi prestasi belajar siswa menggunakan lab virtuil ..................99

Tabel 4. 5 Distribusi frekuensi prestasi belajar siswa dengan ilmiah tinggi .......101

Tabel 4. 6 Distribusi frekuensi prestasi belajar siswa dengan ilmiah rendah......101

Tabel 4.7.Distribusi frekuensi prestasi belajar siswa dengan gaya belajar

kinestetik ...........................................................................................102

Tabel 4.8 .Ditribusi prestasi belajar siswa dengan gaya belajar visual ...............103

Tabel. 4. 9. Distribusi frekuensi data awal siswa ................................................104

Tabel 4.10. Hasil Analisis Variansi Prestasi Belajar Siswa ................................108

Page 15: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

15

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kerucut Pengalaman Edgarae dale ...................................................26

Gambar 2.2. Domain Psikomotor ..........................................................................46

Gambar 2.3 Penampang melintang kulit manusia .................................................48

Gambar 2. 4. Macam – macam bentuk sel.............................................................49

Gamabar 2.5. Penampang melintang daun ............................................................50

Gambar 2. 6. Membran sel ....................................................................................52

Gambar 2. 7. Inti sel ..............................................................................................53

Gamabar 2. 8. Sel hewan dan sel tumbuhan..........................................................53

Gambar 2. 9. retikulum endoplasma......................................................................54

Gambar 2. 10. Ribosom .........................................................................................54

Gambar 2. 11. Badan Golgi ...................................................................................55

Gambar 2. 12. Mitokondria ...................................................................................55

Gambar 2. 13. Plastida...........................................................................................56

Gambar 2. 14. Kloroplas........................................................................................56

Gambar 2. 15 Sel, Jaringan dan Organ ..................................................................57

Gambar 2. 16. Macam –macam sistem organ pada manusia.................................59

Gambar 2. 17 Kerangka berpikir penelitian ..........................................................68

Gambar 4. 1. Histogram prestasi belajar kelompok lab riil ...................................99

Gambar 4. 2. Histogram prestasi belajar kelompok lab virtuil............................100

Gambar 4. 3. Histogram hasil belajar siswa ditinjau dari sikap ilmiah ...............102

Gambar 4. 4. Histogram hasil belajar siswa ditinjau dari gaya belajar ...............103

Gambar 4.5. Histogram data awal siswa .............................................................105

Page 16: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

16

Gambar 4. 6. Grafik normalitas kemampuan awal siswa ....................................105

Gambar 4. 7. Grafik normalitas prestasi belajar ..................................................106

Gambar 4. 8. Test for Equal Variances for prestasi ............................................107

Gambar 4. 9. Grafik pengaruh metode pembelajaran terhadap prestasi ..............111

Gambar 4. 10. Grafik pengaruh gaya belajar terhadap prestasi...........................113

Gambar 4. 11. Grafik pengeruh sikap ilmiah terhadap prestasi ..........................115

Gambar 4.12. Interaksi antara model pembelajaran dengan gaya belajar ...........117

Gambar 4. 13. Interaksi antara metode pembelajaran dan sikap ilmiah ..............119

Gambar 4. 14. Interaksi antara sikap ilmiah dan gaya belajar .............................120

Gambar 4. 15. Interaksi antara media pembelajaran, sikap ilmiah, dan gaya

belajar ..........................................................................................122

Page 17: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

17

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus SMP kelas VII semester genap...........................................131

Lampiran 2. a.Rencana pelaksanaan pembelajaran ( lab riil ) .............................141

Lampiran 2. b.Rencana pelaksanaan pembelajaran ( lab virtuil )........................145

Lampiran 3. Lembar kerja siswa .........................................................................149

Lampiran 4. Kisi – kisi Instrumen tes prestasi belajar.........................................153

Lampiran 5. Tes prestasi belajar .........................................................................155

Lampiran 6. Kisi – kisi angket sikap ilmiah ........................................................162

Lampiran 7. Angket sikap ilmiah .......................................................................164

Lampiran 8. Angket Try out gaya belajar ...........................................................170

Lampiran 9. Data awal dan prestasi belajar.........................................................177

Lampiran 10. Hasil uji daya pembeda .................................................................182

Lampiran 11. Hasil uji tingkat kesukaran............................................................183

Lampiran 12. Korelasi skor butir soal dengan skor total.....................................184

Lampiran 13. Rekap analisis butir soal................................................................185

Lampiran 14. Hasil uji reliabilitas tes..................................................................187

Lampiran 15. Hasil komputasi.............................................................................188

Lampiran 16. Foto penelitian menggunakan lab Virtuil dan lab riil ...................197

Lampiran 17. Jurnal .............................................................................................211

Page 18: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

18

ABSTRAK Supi Iswari, S 830908150. “ Pembelajaran Biologi Metode Inkuiri Terbimbing Menggunakan Lab Riil dan Lab Virtuil Ditinjau Dari Sikap Ilmiah Dan Gaya Belajar Siswa.( Studi Kasus Pada Materi Organisasi Kehidupan Bagi Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Sleman Kab. Sleman Tahun pelajaran 2008/2009 ).” Tesis : Program Studi Pendidikan Sains, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui : (1) perbedaan prestasi belajar antara pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab riil dan lab virtuil, (2) perbedaan prestasi belajar siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi dan sikap ilmiah rendah, (3) perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memiliki gaya belajar visual dan gaya belajar kinestetik, (4) interaksi antara pembelajaran menggunakan lab riil dan lab virtual dengan sikap ilmiah, (5) interaksi antara pembelajaran menggunakan lab riil dan lab virtual dengan gaya belajar, (6) interaksi antara sikap ilmiah dan gaya belajar, (7) interaksi antara pembelajaran menggunakan lab riil dan lab virtual, sikap ilmiah dan gaya belajar. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain factorial 2x2x2. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 3 Sleman. Sampel penelitian ditentukan secara acak dengan teknik cluster random sampling terdiri dari empat kelas. Kelas eksperimen I adalah lab riil dan kelas eksperimen II adalah Lab virtual. Masing – masing kelas terdiri dari 80 siswa. Pengumpulan data menggunakan teknik tes, non tes (angket) dan tes unjuk kerja. Uji validitas instrument menggunakan software anates 4.0 didapatkan hasil semua item valid. Uji realibilitas menggunakan software anates didapatkan hasil bahwa reliabilitas untuk sikap ilmiah adalah 0,92 dengan korelasi XY 0,86 dan realibilitas untuk gaya belajar adalad 0,94 dengan korelasi XY 0,86. Uji lanjut anava menggunakan software minitab 14. Hasil penelitian didapatkan bahwa : (1) ada pengaruh metoda terhadap prestasi belajar siswa dengan P-value = 0,000 < α, diperoleh rerata prestasi belajar lebih tinggi pembelajaran menggunakan lab riil dibandingkan dengan lab virtual. (2) ada pengaruh gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar dengan P- value =0,000, berdasar rerata prestasi belajar siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik lebih menyukai pembelajaran lab riil daripada lab virtual. (3) terdapat pengaruh sikap ilmiah tinggi terhadap prestasi belajar dengan P-value < 0,005. (4) tidak terdapat interaksi antara gaya belajar dengan metode harga P > 0,005. (5) tidak terdapat interaksi antara metode belajar dengan sikap ilmiah ditunjukkan denga p->0,005. (6) tidak terjadi interaksi antara gaya belajar dengan sikap ilmiahP>0,068.(7) tidak terdapat interaksi antara metode belajar, sikap ilmiah dan gaya belajar, diperoleh nilai P> α. Implikasi penelitian ini adalah metode pembelajaran inkuiri terbimbing dengan lab riil dan lab virtuil dapat menunjukkan perbedaan prestasi belajar. Dalam proses pembelajaran konsep teoritis yang abstrak memerlukan media untuk memvisualisasikan materi menjadi konkret. Sikap ilmiah dan gaya belajar siswa sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa.

Page 19: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

19

ABSTRACT

Supi Iswari, S 830,908,150. " Biology Learning and Teaching using guided Inquiry Method through Real Lab and Virtual Lab overviewed from the Scientific Attitude and Student Learning Styles. (Case Study In the organization topic, student of grade VII, SMP N 3 Sleman , academic year 2008/2009 ). " Thesis : Program Study of Education Sainst, Post- Graduate Program, Sebelas Maret University. Surakarta. 2009.

The purpose of this study are to determine: (1) differences in student achievement between learning using guided inquiry method through real lab and virtual lab, (2) differences in learning achievement of students who have high scientific attitudes and low scientific attitudes , (3) the difference student achievement between students' who have a visual learning style and kinesthetic learning styles, (4) the interaction between learning using real lab and virtual lab with a scientific attitude, (5) the interaction between learning using real lab and virtual lab with learning styles, (6) the interaction between scientific attitude and learning styles, (7) the interaction among learning using real labs and virtual labs, scientific attitudes and learning styles.

This research used experimental method, and using the 2x2x2 factorial design. The population of the research was all students of seventh grade, SMP Negeri 3 Sleman. Sample the first two classes, consisting of 80 students., were treated using realab. And the second two classes consisting 80 students, were treated using virtual lab . Data was collected using test for student achievement and questionere for scientific attitude and learning style of students. Than the hypotheses were tested using Anova with 2x2x2 factorial design and continuited using Schefle test.

The research found that: (1) there are methods to influence students 'learning achievement with P-value = 0.000 <α, obtained using the lab real learning rates higher than the virtual lab. (2) no influence students' learning styles on learning achievement with P - value = 0.000, based on the average learning achievement of students who have a kinesthetic learning style preference learning labs real than virtual lab. (3) have a significant influence high scientific attitude toward school performance with P-value <0.005. (4) there is no interaction between learning styles with price method P> 0.005. (5) there is no interaction between learning methods with a scientific attitude shown premises p> 0.005. (6) does not occur the interaction between learning styles with a scientific analysis P> 0.068. (7) there is no interaction between the methods of learning, scientific attitudes and learning styles, obtained a P value> α.

From the data analysis can be concluded, there is differences in student achievement between that learn using reallab and virtuallab. In the process of learning an abstract theoretical concept of the media need to visualize a concrete material. Scientific attitudes and learning styles influence student learning achievement of students.

Page 20: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah sebuah proses untuk membantu manusia dalam

mengembangkan diri sehingga mampu menghadapi segala perubahan dan

permasalahan hidup dengan sikap terbuka, kreatif dan penuh tanggungjawab untuk

mencapai keberhasilan hidup yang sesungguhnya. Undang-undang Republik

Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II pasal

3, menyebutkan bahwa :

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.

Isi undang-undang Sistem Pendidikan Nasional di atas dapat di artikan

pendidikan nasional kita menekankan fungsinya untuk mengembangkan potensi

yang dimiliki subyek didik (siswa) sehingga menjadi manusia yang memiliki

seperangkat kemampuan dan kecakapan hidup serta beriman dan berakhlak mulia.

Untuk itu setiap proses dalam kegiatan belajar yang dirancang dan diselenggarakan

oleh lembaga pendidikan (sekolah) sudah semestinya berorientasi pada pencapaian

tujuan pendidikan sebagaimana tercantum dalam undang-undang tersebut di atas.

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal harus dapat berperan

memberikan pelayanan pendidikan dan pengajaran kepada masyarakat secara

optimal untuk dapat mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Untuk mengemban

1

Page 21: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

21

misi tersebut maka pendidikan di sekolah harus direncanakan dan dilaksanakan

secara sistemik dengan managemen berbasis kompetensi yang tertuang dalam

program pengajaran atau silabus. Penyusunan silabus hendaknya mengacu pada

standard isi sebagaimana tertuang dalam Permendiknas (Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional) yang dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP). KTSP ini disusun oleh satuan pendidikan (sekolah) masing-masing untuk

memungkinkan terjadinya penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan

potensi yang dimiliki di daerah. Penjabaran program pendidikan tersebut bertujuan

untuk mewujudkan kurikulum yang sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan

masyarakat, guna mengantisipasi perkembanganilmu pengetahuan dan teknologi

serta untuk memberikan garis acuan (guideline) bagi penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran di tingkat satuan pendidikan (sekolah).

Ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai hubungan yang tidak

terpisahkan. Ilmu pengetahuan merupakan dasar dalam mencari pemahaman dan

pengetahuan. Sedangkan teknologi adalah penerapan ilmu pengetahuan dan

dikembangkan untuk menghasilkan suatu piranti, teknik, mesin, dan perkakas.

Teknologi di temukan ketika masyarakat menemukan alat dan memproses suatu

pekerjaan menjadi lebih mudah dan lebih baik.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin lama akan

semakin maju untuk dapat mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam

pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Oleh karena itu perlu

adanya peningkatan kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan atau

inovasi proses pembelajaran dalam memasuki dunia teknologi. Untuk memasuki

Page 22: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

22

dunia teknologi yang semakin berkembang, maka dalam pembelajaran di sekolah

siswa perlu dibekali dengan kompetensi yang memadai agar nantinya mampu

berperan aktif dalam masyarakat.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

fenomena alam secara sistematis. IPA bukan sekedar penguasaan kumpulan

pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip semata,

melainkan juga merupakan suatu proses penemuan (discovery, inquiry). Proses

pembelajaran menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk

mengembangkan kompetensi siswa agar peserta didik dapat menjelajahi dan

memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk mencari

tahu dan berbuat sesuatu sehingga dapat membantu subyek didik untuk

memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Salah satu

cabang IPA yang mempelajari tentang konsep – konsep kehidupan adalah biologi.

Pelajaran biologi di sekolah diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa

untuk mempelajari alam sekitar. Biologi diharapkan juga dapat menjadi prospek

pengembangan lebih lanjut dalam menerapkan ilmu pengetahuan dalam kehidupan

sehari-hari. Oleh karena itu dalam proses transfer ilmu dan pengetahuan biologi di

sekolah perlu ditingkatkan efektifitasnya agar kualitas pembelajaran selalu terjaga

dan hasil yang diharapkan dapat memenuhi tujuan pembelajaran yang ditetapkan.

Agar proses belajar mengajar dapat berhasil dengan baik, semestinya siswa diajak

untuk memanfaatkan semua alat indera yang dimilikinya secara optimal. Untuk

kepentingan tersebut maka para guru IPA hendaknya berupaya semaksimal

mungkin untuk menampilkan rangsangan (stimulus) yang dapat diproses dengan

Page 23: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

23

berbagai indera. Semakin banyak alat indera yang digunakan untuk menerima dan

mengolah informasi semakin besar kemungkinan informasi tersebut dimengerti

dan dapat dipertahankan dalam ingatan. Dengan demikian, siswa diharapkan akan

dapat menerima dan menyerap dengan mudah pesan-pesan dalam materi yang disajikan.

Proses transfers pengetahuan dari seorang guru ke siswa juga dipengaruhi

oleh sikap yang dimiliki oleh siswa. Sikap – sikap yang melekat dalam diri siswa

dapat berupa sikap yang mendukung terhadap penyampaian pesan materi

pelajaran, bisa juga berupa sikap yang justru menghambat penyampaian pesan

tersebut. Sikap siswa dapat tercermin pada perilaku siswa dalam mengerjakan

tugas dengan penuh semangat tetapi ada pula yang acuh tak acuh. Sebagian siswa

ada yang memiliki rasa ingin tahu atau antusiasme yang tinggi, tetapi ada pula

yang merasa tidak peduli. Sebagian siswa ada yang memiliki sikap tanggung jawab

terhadap pekerjaan yang di bebankan, tetapi ada pula yang merasa tidak perlu

melakukan hal itu. Dengan demikian sikap siswa sangatlah berpengaruh dalam

proses penyampaian pesan materi. Sikap ilmiah yang melekat dalam diri siswa bisa

menjadi modal besar untuk keberhasilan pembelajaran.

Daya serap seseorang (siswa) untuk memahami dan menyerap pelajaran

sudah bisa dipastikan berbeda tingkatannya. Ada yang cepat, sedang dan ada pula

yang lambat. Sebagian siswa dapat menerima pelajaran dengan mudah ketika

menerima informasi baik berupa benda langsung atau dalam bentuk yang lain.

Oleh karena itu, mereka seringkali harus menempuh cara berbeda untuk bisa

memahami sebuah informasi atau pelajaran yang sama. Sebagian siswa lebih suka

guru mereka mengajar dengan cara menuliskan di papan tulis. Dengan begitu

Page 24: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

24

mereka bisa membaca untuk kemudian mencoba memahaminya. Akan tetapi,

sebagian siswa lain lebih suka guru mereka mengajar dengan cara

menyampaikannya secara lisan dan mereka mendengarkan untuk bisa

memahaminya. Sementara itu ada pula siswa-siswa lain yang lebih suka

membentuk kelompok kecil untuk mendiskusikan pertanyaan yang menyangkut

pelajaran tersebut. Pendek kata setiap orang (siswa) akan memiliki gaya belajar

(learning style) tertentu dalam menerima dan menyerap informasi pelajaran,

hingga menghasilkan suatu bentuk pengetahuan yang efektif untuk diproses

menjadi suatu perilaku seimbang untuk mengembangkan dan menghadapi

permasalahan berikutnya..

Salah satu jenis teknologi yang dapat digunakan dalam pengajaran dan

dapat menimbulkan rangsangan kepada siswa yang memiliki gaya belajar yang

berbeda-beda, diantaranya bisa berupa media audiovisual (film, filmstrip, televisi,

dan kaset video) maupun media komputer. Meskipun banyak teknologi lain yang

dapat digunakan dalam pengajaran, namun kedua jenis teknologi tersebut paling

banyak digunakan sebagai penunjang fasilitas pengajaran dalam kelas dan

memiliki dampak terhadap pembuatan keputusan instruksional. Hamalik (1986)

mengemukakan bahwa “pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar

mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru , membangkitkan

motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-

pengaruh psikologis terhadap siswa”. (Azhar Arsyad, 2006: 15).

Komputer menjadi suatu teknologi informasi yang penting dalam

masyarakat, karena banyak digunakan dalam kegiatan bisnis, sekolah, hiburan

Page 25: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

25

maupun untuk penggunaaan pribadi di rumah. Pada beberapa tahun terakhir,

komputer mendapat perhatian besar karena kemampuannya yang dapat digunakan

dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Tidak sedikit materi-materi pelajaran

yang dapat disampaikan mengggunakan komputer. “Pemanfaatan media

pembelajaran berbasis komputer dapat meningkatkan pembelajaran karena

berorientasi pada siswa dan melibatkan interaktivitas siswa yang tinggi”. Arsyad

(2002: 32).

Selain itu, media komputer dapat dirancang sesuai dengan kebutuhan siswa

atau guru. Penggunaan komputer dalam proses pembelajaran bermacam-macam

bentuknya tergantung kecakapan pendesain dan pengembang pembelajarannya. Bisa

berbentuk powerpoin atau mengajarkan konsep-konsep abstrak yang kemudian

dikonkretkan dalam bentuk visual dan audio.

Penggunaan komputer mempunyai tampilan yang menarik, dalam bentuk

gambar, warna dan musik. Dengan menggunakan komputer, siswa menjadi

termotivasi untuk lebih menekuni materi yang disajikan serta dengan adanya

warna, dan musik dapat menambah kemampuan siswa dalam mengingat materi-

materi pelajaran. Pada akhirnya penggunaan komputer dapat menjadi pilihan yang

dapat digunakan sebagai media pembelajaran efektif di kelas. Dengan

menggunakan komputer dapat menggantikan pembelajaran yang memerlukan

peralatan laboratorium yang lebih banyak dan waktu persiapan yang relatif lama.

Materi pembelajaran yang tidak mungkin di bawa dalam ruang kelas juga dapat

ditampilkan dalam bentuk gambar – gambar.

Page 26: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

26

Kenyataan yang ditemui menunjukkan bahwa banyak sekolah yang sudah

memiliki fasilitas laboratorium yang lengkap misalnya laboratourium fisika,

biologi, kimia, bahasa dan lain-lain. Namun fakta juga menunjukkan bahwa alat-

alat dan bahan yang mestinya harus ada dan bisa digunakan untuk media

pembelajaran ternyata tidak lengkap karena habis, rusak, pecah ataupun sudah

tidak dapat digunakan karena usia alat yang sudah terlalu lama dan perawatan yang

kurang. Untuk perbaikan, perawatan maupun pengadaan alat-alat dan bahan di

laboratorium sekolah sering mengalami hambatan karena terbentur adanya

efisiensi dana maupun adanya skala prioritas untuk pengadaan dan perbaikan

fasilitas yang lain. Tidak adanya tenaga khusus seperti laboran, juga dapat

menimbulkan kurang baiknya perawatan, penataan dan keselamatan alat-alat dan

bahan di laboratourium. Terbatasnya waktu yang dimiliki guru karena harus

mengajar dengan jam terbang yang banyak mengakibatkan sempitnya kesempatan

untuk mempersiapkan dan memperbaiki alat-alat laboratorium yang sudah rusak,

habis atau dimakan usia. Oleh karena itu perlu ada alternatif penanganan secara

nyata untuk tetap berlangsungnya pembelajaran yang optimal, maksimal dan tepat

tujuan tanpa harus menggantungkan pada keadaan yang ada. Dengan demikian

mutu pembelajaran dan prestasi belajar siswa maupun sekolah tetap dapat

dipertahankan dan ditingkatkan.

Saat ini banyak sekolah yang sudah memiliki fasilitas komputer bahkan

laboratorium komputer (labkom), namun ternyata penggunaanya untuk

pembelajaran belum maksimal. Fasilitas elektronik canggih yang telah dimiliki

oleh sekolah, kebanyakan baru digunakan sebagai media pembelajaran untuk satu

Page 27: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

27

mata pelajaran tertentu seperti Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) saja.

Hal ini antara lain disebabkan karena masih banyak guru yang belum menguasai

dan mampu menggunakan media pembelajaran berbasis komputer serta masih

banyak juga guru yang mengalami kesulitan dalam membuat atau memperoleh

media animasi yang tepat dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, perlu

adanya peningkatan kemampuan guru dalam penguasaan ilmu komputer dan perlu

pula pemanfaatan fasilitas komputer yang telah dimiliki sekolah dengan

mengoptimalkan penggunaannya dalam rangka pembelajaran untuk bidang studi

yang lain, salah satunya adalah mata pelajaran fisika.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis memperoleh pemikiran bahwa

dalam pembelajaran, prestasi belajar siswa dapat ditingkatkan melalui penggunaan

pendekatan, metode dan media pembelajaran yang tepat. Hal ini tentu saja tetap

memperhatikan pengaruh faktor intrinsik dan ekstrinsik siswa sebagai subyek

didik. Faktor intrinsik dan ekstrinsik siswa dalam hal ini berkaitan dengan ragam

sikap ilmiah dan gaya belajar yang dimiliki oleh masing-masing siswa. Oleh

karena itu penulis berkeinginan untuk mengadakan penelitian tentang pengaruh

pembelajaran melalui pengamatan langsung (real lab ) dan pengamatan tidak

lansung ( virtual lab ) terhadap peningkatkan prestasi belajar biologi siswa baik

aspek kognitif, aspek afektif maupun psikomotorik bagi siswa yang mempunyai

sikap ilmiah dan gaya belajar (learning style) yang berbeda-beda. Sikap ilmiah

yang diamati dikategorikan dalam sikap ilmiah tinggi dan sikap ilmiah rendah.

Gaya belajar yang dimaksud berupa gaya belajar visual (visual leaners), gaya

belajar auditorial (auditorial learners) maupun gaya belajar taktual atau kinestetik

Page 28: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

28

(kinesthetic learners). Penggunaan media komputer dalam hal ini untuk

mendukung pelaksanaan pengamatan sebagai alternatif lain dari pembelajaran

yang memerlukan pengamatan langsung di laboratorium ataupun di lingkungan.

Pembelajaran yang dikaji adalah materi Organisasi kehidupan pada siswa kelas

VII semester genap SMP Negeri 3 Sleman tahun pelajaran 2008/2009.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa

permasalahan yang muncul adalah sebagai berikut:

1. Sekolah belum memanfaatkan secara optimal seluruh fasilitas yang dimiliki.

Sebagai contoh pemanfaatan lab komputer selama ini masih sebatas pada

pelajaran teknologi informasi saja. Sehingga peneliti menggunakan lab

komputer sebagai lab virtuil pada materi Organisasi kehidupan untuk

meningkatkan prestasi belajar siswa .

2. Guru belum sepenuhnya bisa bertindak sebagai fasilitator yang bertugas

menyediakan fasilitas dan mengendalikan situasi agar proses belajar mandiri

siswa dapat berjalan lancar, sehingga siswa belum mendapatkan peluang untuk

menggali potensi yang dimiliki semaksimal mungkin.

3. Terbatasnya waktu guru dan kurangnya fasilitas alat-alat laboratorium serta

tidak adanya tenaga khusus laboran merupakan kendala bagi guru untuk bisa

mengembangkan model-model pembelajaran inkuiri karena tidak terlayani

penyediaan dan persiapan peralatan laboratorium, yang mendukung.

Page 29: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

29

4. Inovasi pembelajaran yang dilakukan saat ini dirasakan masih belum tepat

sasaran, yang ditandai dengan penggunaan pendekatan, metode dan media

pembelajaran yang kurang melibatkan peran aktif siswa.

5. Lab riil untuk pembelajaran biologi belum memadai, sehingga pembelajaran

biologi belum dapat membantu mempermudah belajar siswa, menggali

kemampuan dan meningkatkan aktivitas belajar siswa sehingga prestasi

belajar tetap dapat ditingkatkan dengan tetap mempertimbangkan faktor

intrinsik dan ekstrinsik siswa.

6. Faktor pelayanan dan pendekatan kepada siswa yang mempunyai motivasi

belajar berbeda-beda dalam suatu kelas dengan jumlah siswa yang banyak,

masih terabaikan dari perhatian guru dikarenakan padatnya materi (target

kurikulum) yang tidak seimbang dengan sempitnya alokasi waktu yang

tersedia dalam kalender pendidikan (kaldik).

7. Perbedaan sikap ilmiah dan gaya belajar (learning style) dimiliki siswa

sebagai individu yang berbeda-beda, juga lepas dari skenario pembelajaran

yang dirancang oleh guru. Hal ini dapat mengurangi optimalitas proses

pembelajaran yang berujung pada kurang tergalinya kompetensi individu

siswa sesuai dengan kompetensi yang dituntut dalam kurikulum.

Page 30: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

30

C. Pembatasan Masalah

Pada penelitian ini permasalahan dibatasi pada :

1. Pendekatan dan metode yang diterapkan dalam proses pembelajaran biologi

adalah pendekatan kostruktivisme (constructivism) dan metode inkuiri

terbimbing.

2. Pembelajaran dibatasi pada pengamatan langsung pada obyek nyata ( lab riil)

dan pengamatan melalui komputer ( lab Virtuil ) yang sudah disiapkan oleh

guru yang disertai lembar kerja siswa pada pokok bahasan Organisasi

kehidupan bagi siswa kelas VII semester 2 tahun pelajaran 2008/2009.

3. Sikap ilmiah siswa yang diamati dibatasi pada sikap diperoleh dengan

memberikan angket sebelum proses belajar mengajar berlangsung.

4. Gaya belajar siswa dalam menerima informasi pelajaran atau mengikuti

pembelajaran dibatasi pada gaya belajar visual dan taktual (kinestetik). Gaya

belajar auditorial tidak dilibatkan dalam penelitian ini karena pada metode

inkuiri menggunakan lab vrituil dan lab riil, siswa tidak banyak mendapatkan

informasi melalui pendengaran.

5. Prestasi belajar pada penelitian ini adalah kemampuan kognitif siswa SMP N

3 Sleman kelas VII semester 2 tahun pelajaran 2008/2009 pada mata

pelajaran Biologi pokok bahasan Organisasi kehidupan . Prestasi belajar

aspek afektif dan psikomotor hanya diperlukan untuk mendukung aktifitas

siswa dalam mengikuti pelajaran dan tidak dianalisa secara statistik.

Page 31: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

31

D. Perumusan Masalah

Pokok permasalahan dapat dirumuskan pada penelitian ini meliputi

beberapa hal seperti berikut :

1. Bagaimanakah perbedaan pengaruh antara metode inkuiri terbimbing

menggunakan lab riil dan lab virtuil pada materi organisasi kehidupan

terhadap prestasi belajar siswa ?

2. Bagaimanakah perbedaan pengaruh antara siswa yang mempunyai Sikap

ilmiah tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa pada materi

Organisasi kehidupan ?

3. Bagaimanakah perbedaan pengaruh antara siswa yang memiliki gaya belajar

visual dan kinestetik terhadap prestasi belajar siswa pada materi Organisasi

kehidupan ?

4. Bagaimanakah pengaruh interaksi antara metode inkuiri menggunakan lab

riil dan lab virtuil dengan sikap ilmiah siswa?

5. Bagaimanakah interaksi antara metode inkuiri menggunakan lab riil dan lab

virtuil dengan gaya belajar siswa?

6. Bagaimanakah interaksi antara Sikap ilmiah dan gaya belajar siswa?

7. Bagaimanakah interaksi antara metode inkuiri menggunakan lab riil dan lab

virtuil, sikap ilmiah dan gaya belajar?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini antara lain sebagaimana

tercantum di bawah ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya :

Page 32: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

32

1. Pengaruh metode inkuiri menggunakan lab riil dan lab virtuil pada materi

Organisasi kehidupan terhadap prestasi belajar siswa.

2. Pengaruh siswa yang mempunyai sikap ilmiah tinggi dan siswa yang

memiliki sikap ilmiah rendah terhadap prestasi belajar siswa pada materi

Organisasi kehidupan .

3. Pengaruh gaya belajar visual dan kinestetik terhadap prestasi belajar siswa

pada materi Organisasi kehidupan .

4. Interaksi antara metode inkuiri menggunakan lab riil dan lab virtuil dan

sikap ilmiah siswa .

5. Interaksi antara metode inkuiri menggunakan lab riil dan lab virtuil dengan

gaya belajar siswa .

6. Interaksi antara sikap ilmiah dan gaya belajar siswa pada materi Organisasi

kehidupan .

7. Interaksi antara metode inkuiri menggunakan lab riil dan lab virtuil , sikap

ilmiah dan gaya belajar .

F. Manfaat Penelitian

Hasill penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara yaitu :

1. Manfaat teoritis :

a. Mengetahui alternatif pendekatan, metode dan media yang tepat dalam upaya

menggali kemampuan yang telah dimiliki siswa dan meningkatkan aktivitas

belajar siswa khususnya pada pembelajaran Biologi.

b. Mengetahui pengaruh sikap ilmiah siswa dalam pembelajaran biologi

terhadap prestasi belajar siswa.

Page 33: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

33

c. Mengetahui pengaruh gaya belajar (learning style) siswa dalam pembelajaran

biologi terhadap prestasi belajar siswa.

d. Memberikan gambaran yang lebih jelas tentang pengaruh penggunaan

pendekatan, metode dan media pembelajaran terhadap prestasi belajar siswa.

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan masukan dan sumbangan pemikiran bagi para guru dan sekolah

dalam mengoptimalkan pelaksanaan pembelajaran pada Kurikulum KTSP.

b. Memberikan alternatif pembelajaran yang melibatkan peran aktif siswa dalam

proses belajar sehingga dapat belajar sesuai gaya belajarnya masing-masing.

c. Mengajak dan mendorong kepada para guru untuk dapat memanfaatkan

teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran secara optimal.

d. Memberikan pertimbangan yang mendasar kepada para guru Bologi khusunya

dalam menyusun skenario pembelajaran agar dapat mempertimbangkan

karakteristik siswa yang berbeda-beda hingga tercapai pendekatan individu

(personal approach) untuk mewujudkan authentic assessment

Page 34: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

34

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR,DAN

HIPOTESIS

A. Landasan teori

1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP )

Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

dan Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan merupakan landasan hukum KTSP. Sedangkan Badan Standar

Nasional Pendidikan (BSNP) dalam menentukan standar nasional pendidikan

berpijak pada Peraturan Mendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi (SI)

dan Peraturan Mendiknas nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi

Lulusan (SKL). Berdasarkan SI, SKL dan panduan yang disusun oleh BSNP,

penyusunan KTSP oleh setiap satuan pendidikan diharapkan dapat mengakomodir

penerapan manajemen berbasis sekolah (MBS). Kurikulum adalah seperangkat

rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang

digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan untuk mencapai tujuan

pendidikan tertentu. Tujuan itu meliputi tujuan pendidikan nasional serta

kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan

peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk

memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi

yang ada di daerah.

“Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) adalah kurikulum

operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan

atau sekolah” (Depdiknas, 2007 : 98) Tujuan pendidikan dalam KTSP meliputi

15

Page 35: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

35

tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan ciri khas, kondisi dan potensi

daerah, satuan pendidikan dan siswa. Oleh karena itu kurikulum disusun oleh

satuan pendidikan untuk memungkinkan adanya penyesuaian program pendidikan

yang akan dikembangkan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah

masing-masing. Kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan pendidikan

dasar dan menengah ditetapkan oleh pemerintah. Sehingga pengembangan KTSP

yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin

pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas

standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,

pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar

nasional pendidikan tersebut, yaitu standar isi (SI) dan standar kopetensi lulusan (SKL)

merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.

Penjabaran dari panduan kurikulum tingkat pendidikan dasar dan

menengah yang disusun oleh BSNP, tiap satuan pendidikan diberi keleluasaan

untuk merancang, mengembangkan dan mengimplementaikan kurikulum sekolah

sesuai dengan situasi dan kondisi serta potensi keunggulan lokal yang dapat

dimunculkan oleh sekolah. Sekolah dapat mengembangkan standar yang lebih

tinggi dari standar isi dan standar kompetensi lulusan. Dalam perancangannya

harus mengacu kepada tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dengan

meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta

ketrampilan dan kecakapan hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

Guru yang semula berperan sebagai instruktur kini bergeser menjadi fasilitator

pembelajaran. Sedangkan siswa dituntut belajar aktif dan berlatih untuk belajar

Page 36: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

36

secara mandiri sehingga diharapkan mampu menjadi lulusan yang memiliki

kompetensi pengetahuan dan seperangkat kecakapan hidup (live skill).

2. Pembelajaran Konstruktivisme

Landasan teoritik pembelajaran Sains adalah teori konstruktivisme yang

dikembangkan berdasarkan ide dan hasil kerja secara terpisah oleh Jean Piaget dan

Lev Vygotsky yang keduanya tertarik pada pertumbuhan dan perkembangan anak.

Teori konstruktivisme tersebut menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri

dan mentrasformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan

aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai.

Menurut teori ini, guru tidak dapat hanya sekedar memberikan pengetahuan

kepada siswa, namun siswa harus membangun sendiri pengetahuannya. Guru dapat

memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide

sendiri dan siswa menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar.

Teori konstruktivistis menjelaskan bahwa satu-satunya alat/sarana yang

tersedia bagi seseorang untuk mengetahui sesuatu adalah alat indranya. Seseorang

berinteraksi dengan obyek dan lingkungan dengan melihat, mendengar, menjamah,

mencium dan merasakannya. Pengetauan bukanlah tertentu dan deterministik,

tetapi suatu proses menjadi tahu. Pengetahuan dibentuk oleh struktur konsepsi

seseorang sewaktu dia berinteraksi dengan lingkungan. Lingkungan bisa berarti

menunjuk kepada keseluruhan obyek dan semua relasinya yang kita abstraksikan

dari pengalaman.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa proses belajar dengan

pendekatan konstruktivisme merupakan proses pembentukan pengetahuan baru

Page 37: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

37

yang melibatkan proses internalisasi dan keaktifan siswa menggunakan

pengetahuan yang telah dimiliki. Konstruksi pengetahuan baru merupakan proses

yang terjadi secara terus-menerus, yang mana proses konstruksi pengetahuan baru

tersebut didahului oleh rasa keingintahuan yang dapat dirangsang dengan

penyajian masalah-masalah oleh guru untuk dibahas dan diselesaikan siswa.

Rangsangan berupa pertayaan – pertanyaan yang disampaikan oleh guru,

menjadikan sumber inspirasi bagi siswa. Siswa membangun konsep tentang sel dan

jaringan berdasarkan hasil pengamatannya baik dengan melihat langsung memakai

mikroskup maupun menggunakan komputer. Konsep organ dan sistem organ dapat

diperoleh dengan pengamatan langsung pada berbagai organisme di sekitar

halaman sekolah.

a. Hakekat Belajar Belajar juga diartikan tidak sekadar melibatkan hubungan antara stimulus

dan respon saja namun lebih dari itu belajar melibatkan proses berpikir yang

sangat komplek. “Siswa akan belajar dengan baik jika apa yang disebut “pengatur

kemajuan (belajar)” (Advance Organizers) didefinisikan dan dipresentasikan

dengan baik dan tepat kepada siswa. Pengatur kemajuan belajar yang dimaksud

adalah konsep atau informasi umum yang mencakup semua isi semua pelajaran yang

akan diajarkan kepada siswa”. (Ausubel, 1968 dalam Hamzah B. Uno, 2007 : 12).

Peran guru menjadi sangat bermakna dalam proses transfer ilmu untuk menentukan

kemajuan berpikir siswa dalam rangka menemukan konsep – konsep organisasi

kehidupan.

Page 38: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

38

Para ahli aliran kognitif seperti Jean Piaget (1975) mengemukakan bahwa

“proses belajar sebenarnya terdiri dari tiga tahapan, yaitu (1) asimilasi, (2)

akomodasi, dan (3) equilibrasi (penyeimbangan)”. Sehingga proses belajar harus

disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif yang dilalui siswa, yang dalam

hal ini Piaget membaginya menjadi empat tahap, yaitu” tahap sensori motor (1,5

sampai 2 tahun), tahap pra-operasional (2/3 sampai 7/8 tahun), tahap operasional

kongkret (7/8 sampai 12/14 tahun), dan tahap opersional formal (14 tahun atau

lebih)”. (Piaget, 1975 dalam Hamzah B. Uno, 2007 : 11).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode inkuiri terbimbing,

mengingat siswa masih dalam tahap operasional konkret. Siswa sudah mulai dapat

menemukan konsep – konsep organisasi kehidupan melalui pengamatan langsung.

Pada saat pengamatan siswa menggunakan benda – benda riil yang dapat ditemui

dalam kehidupan sehari – hari.

Ahli aliran kognitif lainnya yang pendapatnya saling menguatkan tentang

hakekat belajar diantaranya Bruner (1960) yang terkenal dengan terinya free

discovery learning. Menurut teori ini, “proses belajar akan berjalan dengan baik

dan kreatif jika guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu

aturan (konsep, teori, definisi, prinsip, azas dan sebagainya) melalui contoh-contoh

yang menggambarkan (mewakili) aturan yang menjadi sumbernya” (Dirjen Dikti,

1989 dalam Hamzah B. Uno , 2007 : 12). Penelitian yang dilakukan memberikan

kebebasan pada siswa dalam menemukan konsep tentang organisasi kehidupan.

Kebebasan dalam membuat preparat, mengobservasi, mengumpulkan data,

menganalisa data dan membuat kesimpulan.

Page 39: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

39

Berdasarkan beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar

pada hakekatnya adalah proses berpikir yang melibatkan interaksi antara stimulus

dan respon, yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan kognitif siswa

sehingga dapat menguasai informasi berupa konsep, teori dan sebagainya

sedemikian hingga menghasilkan sebuah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari

proses interaksi secara berulang-ulang selama berlangsungnya kegiatan belajar

tersebut.

b. Belajar mandiri

“Belajar mandiri (self-motivated learning) adalah kegiatan belajar aktif

yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai kompetensi guna mengatasi

suatu masalah dan dibangun dengan bekal pengetahuan kompetensi yang telah

dimiliki” (Haris Mujiman, 2006 : 7). Kegiatan belajar aktif ditandai dengan

keaktifan siswa, keterarahan dan kreativitas untuk mencapai tujuan mendapatkan

serangkaian kompetensi. Seseorang yang sedang belajar mandiri lebih ditentukan

ole motif yang mendorongnya untuk belajar, dan bukan ditentukan oleh

kenampakan fisik belajarnya. Kegiatan belajar secara fisik bisa berupa belajar

sendiri atau berkelompok akan tetapi motif yang mendorong kegiatan belajarnya

adalah untuk menguasai sesuatu kompetensi yang diinginkan, maka dalam hal ini

siswa tersebut bisa dikatakan sedang belajar mandiri.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa belajar mandiri

merupakan proses pengolahan informasi melalui kegiatan belajar aktif yang

dilakukan siswa dengan menggunakan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya

untuk mencapai kompetensi baru. Oleh karena itu guru dalam menyelenggarakan

Page 40: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

40

dan mengelola pembelajaran dituntut untuk dapat menumbuhkan niat dan motif

belajar dalam diri siswa.

c. Metode Pembelajaran inkuiri

Inkuiri berasal dari bahasa inggris “inquiry” yang artinya pertanyaan atau

penyelidikan. Barlow (1985) dalam Muhibbin Syah (2005:191) menyatakan bahwa

“inkuiri merupakan proses penggunaan intelektual siswa dalam memperoleh

pengetahuan dengan cara menemukan dan mengorganisasikan konsep-konsep dan

prinsip-prinsip ke dalam sebuah tatanan penting menurut siswa”. “Tujuan utama

inkuiri adalah mengembangkan ketrampilan intelektual, berpikir kritis dan mampu

memecahkan masalah secara alamiah” (Dimyati, 199:173).

Sund dalam Momi Sahromi (1986:55) mengatakan bahwa “ada tiga macam

metode inkuiri, yaitu inkuiri terbimbing (Guided Inquiry), inkuiri terbuka, bebas

(Open Inquiry) dan inkuiri bebas termodifikasi (Modified Fre Inquiry)”.

1). Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry)

Inkuiri terbimbing adalah inkuiri yang banyak dicampuri guru. Guru

banyak mengarahkan dan memberikan petunjuk baik melalui prosedur yang

lengkap maupun pertanyaan-pertanyaan pengarahan selama proses inkuiri. Bahkan

guru sudah punya jawaban sebelumnya, sehingga siswa tidak begitu bebas

mengembangkan gagasan dan idenya. Guru memberikan persoalan dan siswa

diminta memecahkan persoalan tersebut dengan prosedur yang tertentu yang

diarahkan oleh guru. Guru banyak memberikan pertanyaan di sela-sela proses,

sehingga kesimpulan lebih cepat dan mudah diambil.

Page 41: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

41

“Model inkuiri terbimbing (terarah) ini lebih cocok untuk awal semester

atau konsep awal, dimana siswa belum terbiasa melakukan inkuiri. Dengan model

tersebut siswa tidak mudah bingung dan tidak akan gagal karena guru terlibat

penuh”. (Paul Suparno, 2007:68). Contoh: Guru sudah menyediakan alat-alat

untuk mempelajari sistem organ dan siswa diminta untuk menyelidiki bagian –

bagian dari sistem organ.

Moh. Amin (1979 : 13) menyatakan bahwa suatu guide inquiry lab lesson

terdiri dari : (1) masalah, yang dapat dinyatakan dengan pernyataan atau

pertanyaan; (2) kelas atau tingkatan siswa yang akan diberi pelajaran; (3) prinsip

atau konsep yang akan diajarkan; (4) alat dan bahan; (5) diskusi pengarahan; (6)

kegiatan inkuiri oleh siswa; (7) proses berpikir kritis dan ilmiah; (8) pertanyaan

open ended yang mengarah kepada pengembangan tambahan; (9) catatan guru

yang berisi penjelasan bagian-bagian sulit, isi materi yang relevan dan variaberl-

variabel atau faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil kegiatan belajar.

2). Inkuiri Terbuka, Bebas (Open Inquiry)

Berbeda dengan inkuiri terarah, di sini siswa diberi kebebasan dan inisiatif

untuk memikirkan bagaimana akan memecahkan persoalan yang dihadapi. Siswa

sendiri berpikir, menentukan hipotesis, menentukan peralatan yang digunakan,

merangkainya dan mengumpulkan data sendiri. Siswa lebih bertanggungjawab,

lebih mandiri dan guru tidak banyak campur tangan. Guru sungguh hanya sebagai

fasilitator, membantu sejauh diminta oleh siswa. Guru tidak banyak memberikan

arah dan memberikan kebebasan kepada siswa untuk menemukan sendiri. Model

Page 42: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

42

inkuiri ini dapat dilakukan oleh siswa secara individual maupun kelompak, bahkan

siswa yang berminat dapat melakukan penelitian sendiri di rumah.

3). Inkuiri Bebas yang Termodifikasi (Modified Fre Inquiry)

Metode ini pada prinsipnya hampir sama dengan metode inkuiri bebas,

namun dalam hal ini guru yang menyiapkan masalah bagi siswa. Guru hanya

memberikan permasalahan kemudian siswa dihadirkan untuk memecahkan

masalah tersebut melalui pngamatan, eksplorasi atau melalui prosedur penelitian

untuk memperoleh jawabannya. Sedangkan siswa diberi kesempatan seluas-

luasnya untuk memecahkan masalah yang sudah ditentukan melalui inisiatif dan

caranya sendiri.

Selama proses belajar berlangsung, garis besar prosedur penelitian atau

eksperimen yang akan digunakan untuk membuat rancangan dan melakukan

kegiatan inkuiri semuanya direncanakan oleh siswa. Guru hanya menyiapkan

masalah dan menyediakan bahan dan alat yang diperlukan untuk berlangsungnya

kegiatan belajar. Sebagai nara sumber (resource person), guru hanya memberikan

bantuan yang diperlukan untuk menjamin bahwa siswanya tidak menjadi frustasi

atau gagal. Bantuan yang diberikan berupa pertanyaan-pertanyaan yang

merangsang siswa untuk berpikir dan menemukan cara-cara penelitian yang tepat.

Guru lebih banyak mengajukan pertanyaan yang dapat membantu memberikan

arah pemecahan masalah, bukan menjelaskan apa yang seharusnya dilakukan siswa.

Page 43: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

43

3. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin medius dan merupakan bentuk jamak

dari kata medium, yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar.

Dalam bahasa Arab, media berarti perantara atau pengantar pesan dari pengirim

kepada penerima. Sadiman (2002: 6) memerikan definisi “ media adalah segala

sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima

sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, dan minat serta perhatian siswa

sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi”. AECT (Association of Education

and Communication Technology) (1971) memberikan batasan tentang “ media

sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan

atau informasi”.

Media yang membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan

instruksional atau mengandung maksud-maksud pembelajaran disebut media

pembelajaran. Menurut Gagne’ dan Briggs (Azhar Arsyad, 2006: 4) secara implisit

mengatakan bahwa “ media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan

untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape

recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto,

gambar, grafik, televisi, dan komputer”. Di lain pihak, National Education

Association memberikan definisi media sebagai bentuk-bentuk komunikasi baik

cetak maupun audio-visual dengan demikian media dapat dimanipulasi dilihat,

didengar dan dibaca.

(http://ictcommunity.multiply.com/journal/item/17).

Page 44: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

44

Dari beberapa definisi tentang media di atas, dapat disimpulkan bahwa

media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau

informasi dari pengirim kepada penerima. Sedangkan media pembelajaran adalah

seperangkat benda atau alat yang berfungsi dan digunakan sebagai “pembantu”

fasilitator atau pengajar (guru) dalam komunikasi dan interaksi suatu proses

pembelajaran dengan tujuan untuk mempermudah dan mempercepat peoses

penyampaian materi pembelajaran kepada siswa. Media dalam pembelajaran dapat

berupa segala alat fisik maupun non fisik (software) yang dapat menyajikan materi

pembelajaran serta dapat merangsang siswa untuk belajar. Jadi media

pembelajaran digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi antara guru dan

siswa dalam proses pembelajaran.

Salah satu teori yang paling banyak dijadikan acuan sebagai landasan teori

penggunaan media dalam proses belajar adalah Dale’ Cone of Experience (Kerucut

Pengalaman Dale). Menurut Azhar Arsyad (2003: 9) “ kerucut pengalaman Dale

merupakan pengembangan yang rinci dari konsep tiga tingkatan pengalaman yang

dikemukakan oleh Bruner”. Hasil belajar seseorang diperoleh mulai dari

pengalaman langsung (konkret), kenyataan yang ada di lingkungan kehidupan

seseorang kemudian melalui benda tiruan, sampai kepada hal yang abstrak

(lambang verbal). Hal ini digambarkan dalam sebuah diagram seperti gambar 2.1

di bawah ini (Azhar arsyad, 2003: 10). Dasar pengembangan kerucut pada gambar

berikut bukanlah tingkat kesulitan, melainkan tingkat keabstrakan (jumlah jenis

indra yang turut serta selama penerima isi pengajaran atau pesan).

Page 45: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

45

Pengalaman langsung akan memberikan kesan paling utuh dan paling

bermakna mengenai informasi dan gagasan yang terkandung dalam pengalaman itu

oleh karena ia melibatkan indera penglihatan, pendengaran, perasaan, penciuman,

dan peraba. Ini dikenal dengan istilah learning by doing.

Tingkat keabstrakan pesan akan semakin tinggi ketika pesan itu dituangkan

ke dalam lambang-lambang seperti chart, grafik, atau kata. Jika pesan terkandung

dalam lambang-lambang seperti yang telah disebutkan, indera yang dilibatkan

untuk menafsirkanya semakin terbatas, yakni indera penglihatan atau indera

pendengaran. Menurut Azhar arsyad (2003: 11) “ pengalaman konkret dan

pengalaman abstrak dialami silih berganti; hasil belajar dari pengalaman langsung

mengubah dan memperluas jangkauan abstraksi seseorang, dan sebaliknya,

Abstrak

Konkrit

Gambar diam, Rekaman radio

Gambar hidup pameran

Televisi

Karyawisata

Lambang visual

Demonstrasi

Benda tiruan/ Pengamatan

Pengalaman Langsung

Abstrak

Iconik

Enactive

Gambar 2. 1. Kerucut Pengalaman Edgarae Dale

Lambang kata

Page 46: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

46

kemampuan interprestasi lambang kata membantu seseorang untuk memahami

pemgalaman yang ia terlibat langsung di dalamnya”.

Perkembangan teknologi komputer yang pesat saat ini menyebabkan

semakin meningkatnya jumlah perangkat keras komputer yang beredar di pasaran

dengan harga yang relatif terjangkau. Akibatnya jumlah kepemilikan perangkat

komputer, baik oleh lembaga pendidikan ataupun oleh perorangan baik pendidik

maupun siswa semakin meningkat. Hal ini mendukung pemanfaatan teknologi

untuk maksud pengajaran antara lain visualisasi, pemodelan, simulasi, pemetaan

dan sebagainya, termasuk didalamnya sebagai media pembelajaran biologi.

Komputer dengan perangkat lunak yang dirancang secara khusus,

merupakan media yang baik dalam proses pembelajaran IPA ( Biologi ). Alat yang

digunakan adalah seperangkat unit komputer lengkap dengan software yang dibuat

khusus untuk pembelajaran materi biologi.

Dalam proses pembelajaran, perangkat lunak komputer mikro telah

digunakan untuk memotivasi siswa dan memberi penguatan di dalam belajar

konsep-konsep biologi, misalnya dengan practice and drill, pembuatan grafik,

analisis, simulasi gejala dan eksperimen. Hal yang senada juga diungkapkan oleh

Zuhdan Kun Prasetyo (2001: 1.27) ” Komputer dapat digunakan untuk melakukan

simulasi percobaan biologi yang sukar atau bahkan tidak dapat dilakukan secara

langsung”.

b. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Media Pembelajaran, menurut Kemp dan Dayton (1985) dalam Azhar

Arsyad (2005: 39) dapat memenuhi “ tiga fungsi utama bila media itu digunakan

Page 47: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

47

oleh perorangan atau kelompok, yatu: (1) memotivasi minat atau tindakan, (2)

menyajikan informasi dan (3) memberi instruksi”. Untuk tujuan motivasi, media

pembelajaran diriilisasikan dengan teknik yang dapat merangsang siswa untuk

melakukan aktivitas tertentu. Pencapian tujuan ini akan mempengaruhi sikap, nilai

dan emosi. Untuk tujuan informasi, media pembelajaran digunakan dalam rangka

menyajikan informasi di hadapan sekelompok siswa. Isi dan bentuk penyajian

berfungsi sebagai pengantar, ringkasan laporan atau pengetahuan latar belakang.

Untuk tujuan instruksi, formasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan

siswa baik secara mental maupun dalam bentuk aktivitas nyata sehingga

pembelajaran dapat berlangsung.

Kemp dan Dayton (1985:3-4) dalam Azhar Arsyad (2005:21) juga

mengemukakan beberapa “ manfaat dari media pembelajaran, yaitu : (1)

penyampaian pelajaran menjadi lebih baku, (2) pelajaran menjadi lebih menarik

yang memancing motivasi siswa untuk belajar, (3) pembelajaran menjadi lebih

interaktif (ada partisipasi siswa, umpan balik dan penguatan), (4) kualitas hasil

belajar dapat ditingkatkan bila integrasi kata dan gambar dapat

mengkomunikasikan elemen-elemen pengetahuan dengan cara terorganisir dengan

baik, spesifik dan jelas”.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa beberapa manfaat praktis

penggunaan media pembelajaran selama proses belajar berlangsung antara lain: (1)

pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan

motivasi belajar siswa, (2) penggunaan media pembelajaran secara tepat dan

bervariasi dapat mengatasi sifat siswa yang pasif sehingga lebih banyak melakukan

Page 48: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

48

kegiatan belajar menurut kemampuan dan minatnya, (4) mengatasi keterbatasan

ruang, waktu dan daya indera, (5) memberikan perangsang belajar yang sama

dengan memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa sehingga menimbulkan

persepsi yang sama.

c. Jenis dan Karakteristik Media Pembelajaran

Pemilihan suatu metode pembelajaran tertentu akan mempengaruhi jenis

media pembelajaran yang sesuai. Pengelompokan berbagai janis media

pembelajaran telah dikemukakan oleh beberapa ahli. Leshin, Pollock dan

Reigeluth (1992) dalam Azhar Arsyad (2005:36) mengklasifikasikan media ke

dalam lima kelompok, yaitu:

1) Media berbasis manusia

Media berbasis manusia meliputi dosen, guru, instruktur, tutor dan

sejenisnya. Media ini bermanfaat bila tujuannya untuk mengubah sikap atau ingin

secara langsung terlibat dengan pemantauan pembelajaran siswa.

2) Media berbasis cetak

Media berbasis cetak merupakan bahan-bahan yang disiapkan di atas kertas

untuk pengajaran dan informasi. Media ini meliputi buku teks, modul, jurnal,

majalah, artikel, brosur dan sejenisnya.

3) Media berbasis visual

Media berbasis visual meliputi buku, gambar atau pictorial, foto, sketsa,

diagram, bagan (chart), grafik, peta, poster, kartun, transparansi, slide dan sejenisnya.

Page 49: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

49

4) Media berbasis audio visual

Media berbasis audio visual meliputi vidoe, film, program slide-tape,

televisi dan sejenisnya. Media ini menyampaikan materi menggunakan mesin-

mesin mekanik dan elektronik untuk menyajikan pesan audio (melalui indera

pendengaran) dan visual (melalui indera penglihatan).

5) Media berbasis komputer

Aplikasi komputer dalam pembelajaran dikenal dengan nama Computer-

Assisted Instruction (CAI) pembelajaran dengan bantuan komputer. Format

penyajian pesan atau informasi dalam CAI meliputi tutorial terprogam, tutorial

inteligen, drill dan practice, simulasi dan sejenisnya.

4. Kerja Laboratorium

Biologi sebagai ilmu yang memiliki karakteristik tersendiri memerlukan

pendekatan tertentu dalam mempelajari dan mengajarkanya. Menurut Druxes

(dalam Zuhdan Kun Prasetyo, 2001: 24) “ eksperimen merupakan suatu

pendekatan yang cocok digunakan untuk mengajarkan sains (pusat pengajaran

biologi)”. Dalam Trowbridge dan Bybee (1990: 273) dikatakan bahwa “ sains

bukanlah sains yang sesungguhnya kalau tidak disertai oleh percobaan dan kerja

laboratorium”.

Proses pembelajaran biologi secara konvensional, siswa hanya cenderung

menguasai konsep-konsep biologi yang sangat sedikit bahkan tanpa memperoleh

keterampilan sama sekali. Hal ini berbeda jika proses belajar mengajar dilakukan

melalui kegiatan praktikum (kerja laboratorium) sehingga siswa tidak hanya

melakukan olah pikir (minds-on) tetapi juga olah tangan (hands-on). Menurut

Page 50: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

50

Zuhdan (2001: 24) “ eksperimen atau praktikum biologi merupakan bagian integral

dari pengajaran ilmu alamiah itu sendiri (biologi) sehingga percobaan-percobaan

yang dilakukan di laboratorium dapat memberi kesempatan secara nyata untuk

berhadapan dengan gejala biologi yang dibahas”.

Dalam pembelajaran biologi dan sains secara umum, kegiatan praktikum

memiliki peranaan yang sangat penting. Head (dalam Zuhdan Kun Prasetyo, 2001:

128) menyatakan bahwa tiga hal yang mendukung pentingnya kegiatan praktikum

dalam pembelajaran sains, yaitu bahwa “ kegiatan praktik dapat : (1) memotivasi

siswa dalam belajar, (2) memberikan kesempatan pada siswa untuk

mengembangkan sejumlah keterampilan, (3) meningkatkan kualitas belajar siswa”.

Dalam kerja laboratorium (eksperimen) siswa dimungkinkan dapat

merencanakan dan melibatkan diri dalam investigasi sehingga mereka dapat

mengidentifikasi masalah, mendesain cara kerja, dan membuat keputusan sendiri

sehingga akan membantu siswa dalam memahami konsep dan prinsip dengan lebih

baik. Menurut Trowbridge dan Bybee (1990 : 239-240) kegiatan laboratorium

dapat mengembangkan kemampuan siswa dalam (1) memperoleh sesuatu yang

meliputi kemampuan siswa untuk mendengarkan, mengamati, mencari,

menemukan, menyelidiki, mendapatkan data, dan meneliti.(2) mengorganisasikan

yang meliputi kemampuan siswa untuk merekam, membandingkan,

mengklasifikasikan, dan mengorganisasikan. (3) bertindak kreatif yang meliputi

kemampuan siswa untuk merencanakan, merumuskan masalah baru, menemukan

metode, alat atau tehnik, dan mensintesis, (4) manipulasi yang meliputi

kemampuan siswa untuk menggunakan peralatan atau instrumen, merawat

Page 51: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

51

peralatan, mendemonstrasikan atau menggunakan alat, bereksperimen,

memperbaiki alat, mengkonstruk alat, dan mengkalibrasi, (5) kemampuan siswa

untuk berkomunikasi yang meliputi kemampuan siswa untuk bertanya, berdiskusi,

menjelaskan, melaporkan, menulis laporan, mengkritik yang bersifat konstruktif,

menggambar grafik, dan mengajarkan sebuah topik biologi.

Disamping memiliki kelebihan, kerja laboratorium juga memiliki beberapa

kekurangan. Menurut Zuhdan Kun Prasetyo (2001: 2.5) “kekurangan dari kerja

laboratorium adalah tersitanya waktu atau dengan kata lain, waktu yang disediakan

terlalu sempit, dan siswa tidak menyelesaikan kerja laboratorium mereka. Alat

juga menjadi masalah bagi beberapa sekolah yang sumber daya laboratoriumnya

terbatas”. Meskipun demikian, pembelajaran biologi melalui kerja laboratorium

seharusnya tetap dilaksanakan. Melalui kerja laboratorium, eksperimen yang

menjadi pusat pelajaran biologi akan tetap dapat dilaksanakan.

a. Laboratorium Riil (nyata)

Laboratorium adalah suatu tempat dimana para pelajar melakukan sains

dan juga merupakan tempat dimana ilmu pengetahuan dapat digunakan.

Laboratorium sains memungkinkan para pelajar untuk menggunakan informasi,

untuk membangun konsep umum, untuk menentukan masalah baru, untuk

menjelaskan sebuah inkuiri atau ketidaksesuaian pada alam atau untuk membuat

keputusan (kesimpulan).

Istilah laboratorium riil digunakan untuk laboratorium yang sebenarnya

atau nyata, yaitu suatu laboratorium yang mana semua alat bahan yang digunakan

untuk keperluan kegiatan praktikum adalah benar-benar nyata. Laboratorium ini

Page 52: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

52

adalah laboratorium yang digunakan di sekolah-sekolah untuk melaksanakan

kegiatan praktikum pada umumnya.

b. Laboratorium Virtual (simulasi)

Laboratorium virtual berbeda dengan laboratorium riil seperti yang telah

dijelaskan diatas. Laboratorium virtual merupakan laboratorium yang mana alat

dan bahan yang digunakan untuk kegiatan praktikum adalah seperangkat

komputer lengkap dengan software yang dirancang khusus untuk kegiatan

eksperimen. Software ini berisi animasi-animasi alat bahan dan desain untuk

kegiatan eksperimen. Jadi siswa tinggal menjalankan eksperimen sesuai dengan

lembar kerja yang telah disediakan. “ Dalam laboratorim virtual (simulasi) siswa

dapat mengumpulkan data dengan cepat dalam situasi apapun, dan juga

memungkinkan untuk melakukan eksperimen yang tidak normal dilakukan di

laboraturium pada umumnya” (Trowbridge dan Bybee 1990: 171). Akan tetapi

dengan eksperimen virtual (simulasi) siswa tidak memperoleh olah tangan

(keterampilan teknis laboratorium).

Berkenaan dengan masalah biaya, bagi lembaga pendidikan (sekolah),

penggunaan laboratorium virtual tidaklah mahal. Untuk dapat mengaplikasikanya

hanya dibutuhkan seperangkat komputer dan software-nya. Komputer tidak hanya

digunakan untuk praktikum saja, melainkan dapat juga digunakan untuk pelatihan

keterampilan komputer, pelatihan IT, dan kegiatan pembelajaran. Apalagi bagi

lembaga pendidikan (sekolah) yang sudah memiliki laboratorium komputer,

penggunaan laboratorium virtual akan terasa sangat murah. Hal ini akan sangat

Page 53: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

53

terasa apabila eksperimen tersebut (riil experiment) memerlukan alat dan bahan

yang harganya mahal.

c. Fungsi dan Peranan Laboratorium Biologi

Fungsi dan peranan laboratorium Biologi adalah sebagai sumber belajar,

metode pembelajaran dan prasarana pendidikan. Laboratorium sebagai sumber

belajar artinya laboratorium sebagai sumber untuk memecahkan masalah atau

melakukan percobaan sehingga berbagai masalah yang berkaitan dengan tujuan

pembelajaran biologi dengan banyak variasinya (cognitive domain, affective

domain dan phsychomotor domain) dapat digali, ditetapkan dan diungkapkan serta

dikembangkan. Laboratorium sebagai metode pembelajaran artinya dua metode

penting dalam kegiatan di laboratorium akan dapat menghasilkan produk biologi.

Dua metode penting yang dimaksud adalah metode pengamatan (observation

method) dan metode percobaan (experimental method). Sedangkan laboratorium

sebagai sarana pendidikan artinya sebagai wadah proses belajar mengajar. Ruang

laboratorium yang dilengkapi dengan berbagi perlengkapan dengan bermacam-

macam kondisi yang dapat dikendalikan, khususnya peralatan untuk melakukan

percobaan. (Depdikbud, 1999 : 6).

5.Sikap Ilmiah

“Sikap didefinisikan sebagai keadaan internal seseorang yang

mempengaruhi pilihan – pilihan atas tindakan pribadi yang dilakukan” ( Suhaenah

S, 2001 : 15 ). Sikap terbentuk dan berubah sejalan dengan perkembangan individu

atau dengan kata lain sikap merupakan hasil belajar individu melalui interaksi

sosial. Hal itu berarti bahwa sikap dapat dibentuk dan diubah melalui pendidikan.

Page 54: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

54

Sikap positif dapat berubah menjadi negatif jika tidak mendapatkan pembinaan

dan sebaliknya sikap negatif dapat berubah menjadi positif jika mendapatkan

pembinaan yang baik. Karena sikap mempunyai valensi / tingkatan maka sikap

positif dapat juga ditingkatkan menjadi sangat positif. Di sinilah letak peranan

pendidikan dalam membina sikap seseorang.

“Sikap mempunyai tiga komponen yaitu kognitif ( berhubungan dengan

pengetahuan ), afektif ( berhubungan dengan perasaan ) dan Psikomotoris

(.berhubungan dengan kecenderungan untuk bertindak )” ( Sears, 1988 ). Struktur

kognisi merupakan pangkal terbentuknya sikap seseorang. Struktur kognitif ini

sangat ditentukan oleh pengetahuan dan informasi yang berhubungan dengan

sikap, yang diterima seseorang. Sikap yang dikembangkan dalam sains adalah

sikap ilmiah yang dikenal dengan ” scientific attitude ”

6. Gaya Belajar

“Gaya belajar adalah kombinasi dari bagaimana seseorang menyerap dan

kemudian mengatur serta mengolah informasi”. (Bobbi DePorter, 2008 : 112-113).

Ada dua kategori utama tentang bagaimana seseorang belajar. Pertama, bagaimana

ia menyerap informasi dengan mudah (modalitas) dan kedua, bagaimana cara ia

mengatur dan mengolah informasi tersebut (dominasi otak). Jika seseorang sudah

akrab dengan gaya belajarnya maka ia dapat mengambil langkah-langkah penting

untuk membantu dirinya belajar lebih cepat dan mudah.

Pada awal pengalaman belajar, salah satu diantara langkah-langkah

pertama adalah mengenali modalitas seseorang sebagai modalitas visual, auditorial

atau kinestetik (V–A–K). Orang visual belajar melalui apa yang mereka lihat,

Page 55: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

55

pelajar auditorial melakukannya melalui apa yang mereka dengar, dan pelajar

kinestetik belajar melalui gerak dan sentuhan. Meskipun kebanyakan diantara

sekian banyak orang (siswa) belajar dengan menggunakan ketiga modalitas ini

pada tahapan tertentu, namun kebanyakan orang lebih cenderung pada salah satu

diantara ketiganya.

Michael Grinder dalam (Bobby DePorter, 2008 : 112) telah mengajarkan

gaya-gaya belajar kepada banyak instruktur. Ia mencatat bahwa :

Dalam setiap kelompok yang terdiri dari tiga puluh orang, sekitar dua puluh dua orang mampu belajar cukup efektif dengan cara visual, auditorial dan kinestetik sehingga mereka tidak membutuhkan perhatian khusus. Delapan orang sisanya, sekitar enam orang memilih satu modalitas belajar dengan sangat menonjol melebihi modalitas lainnya. Sehingga setiap saat mereka harus selalu berusaha keras untuk memahami perintah, kecuali jika perhatian khusus diberikan kepada mereka dengan menghadirkan cara yang mereka pilih. Bagi orang-orang seperti ini, mengetahui cara belajar terbaik mereka bisa berarti perbedaan antara keberhasilan dan kegagalan. Dua orang siswa lainnya mengalami kesulitan belajar karena sebab-sebab eksternal.

a. Karakteristik masing-masing modalitas.

1). Gaya Belajar Visual (Visual Learners)

Gaya belajar visual ditandai dengan melihat dulu buktinya untuk kemudian

bisa mempercayainya. Ada beberapa karakteristik yang khas bagi orang-orang

yang menyukai gaya belajar visual. Pertama, kebutuhan melihat sesuatu

(infiormasi/pelajaran) secara visual untuk mengetahuinya atau memahaminya;

kedua, memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna; ketiga, memiliki pemahaman

yang cukup terhadap artistik; keempat, memiliki kesulitan berdialog secara

langsung; kelima, terlalu reaktif terhadap suara; keenam, sulit mengikuti anjuran

secara lisan; ketujuh, sering salah menginterpretasikan kata atau ucapan.

Page 56: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

56

Untuk mengatasi ragam masalah di atas, ada beberapa “ pendekatan yang

bisa digunakan sehingga belajar tetap bisa dilakukan dengan memberikan hasil

yang menggembirakan” (Hamzah B.Uno, 2007:181). Salah satunya adalah

menggunakan beragam bentuk grafis untuk menyampaikan informasi atau materi

pelajaran. Perangkat grafis itu bisa berupa film, slide, gambar ilustrasi, coretan-

coretan, kartu bergambar atau sejenisnya yang semuanya dapat digunakan untuk

menjelaskan suatu informasi secara berurutan.

2). Gaya Belajar Auditorial (Auditory Learners)

Gaya belajar Auditorial adalah gaya belajar yang mengandalkan pada

pendengaran untuk bisa memahami dan mengingatnya. Orang yang menyukai gaya

belajar seperti ini harus mendengar dulu baru kemudian bisa mengingat dan

memahami informasi itu. Karakteristik pertama gaya belajar ini adalah semua

informasi hanya bisa diserap melalui pendengaran; kedua, memiliki kesulitan

untuk menyerap informasi dalam bentuk tulisan secara langsung; ketiga, memiliki

kesulitan menulis ataupun membaca.

Ada beberapa pendekatan yang bisa dilakukan untuk belajar apabila

termasuk orang yang memiliki kesulitan-kesulitan belajar seperti di atas. Pertama,

menggunakan tape perekam sebagai alat bantu. Alat ini digunakan untuk merekam

bacaan atau catatan yang dibrendahan atau ceramah pengajar di depan kelas untuk

kemudian didengarkan kembali. Kedua, wawancara atau terlibat dalam kelompok

diskusi, Ketiga, mencoba membaca informasi kemudian diringkas dalam bentuk

lisan dan direkam untuk kemudian didengarkan dan dipahami. Keempat,

melakukan review secara verbal dengan teman atau guru.

Page 57: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

57

3). Gaya Belajar Taktual (Kinestetic Learners)

Dalam gaya belajar taktual, siswa harus menyentuh sesuatu yang

memberikan informasi tertentu agar ia bisa mengingatnya. Ada beberapa

karakteristik model belajar seperti ini diantaranya: pertama, menempatkan tangan

sebagai alat penerima informasi utama untuk kemudian bisa terus mengingatnya.

Kedua, hanya dengan memegang , orang ini sudah bisa menyerap informasinya

tanpa membanca penjelasannya. Ketiga, tidak tahan duduk terlalu lama

mendengarkan pelajaran. Keempat, bisa belajar lebih baik apabila disertai dengan

kegiatan fisik. Keempat, memiliki kemampuan mengkoordinasikan sebuah tim dan

kemampuan mengendalikan gerak tubuh (athletic ability).

Untuk orang-orang yang memiliki karakteristik seperti di atas, pendekatan

yang mungkin bisa dilakukan adalah belajar berdasarkan atau memlalui

pengalaman dengan menggunakan berbagai model atau peraga, bekerja di

laboratorium atau bermain sambil belajar. Cara lain yang juga bisa digunakan

secara tetap membuat jeda di tengah waktu belajar. Tak jarang, orang yang

cenderung memiliki karakter kinestetic learners juga akan lebih mudah menyerap

dan memahami informasi dengan cara menjiplak gambar atau kata untuk belajar

mengucapkannya atau memahami fakta. Penggunaan komputer bagi orang

kinestetik akan sangat membantu. Karena, dengan komputer ia bisa terlibat aktif

dalam melakukan touch (sentuhan), sekaligus menyerap informasi dalam bentuk

gambar dan tulisan. Selain itu, agar belajar menjadi lebih efektif dan berarti, orang

dengan karakter kinestetik disarankan untuk menguji memori ingatan dengan cara

melihat langsung fakta di lapangan. (Hamzah B. Uno, 2007 : 182).

Page 58: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

58

b. Gaya Kognitif dalam Pembelajaran

“Gaya kognitif merupakan cara siswa yang khas dalam belajar, baik yang

berkaitan dengan cara penerimaan dan pengolahan informasi, sikap terhadap

informasi maupun kebiasaan yang berhubungan dengan lingkungan belajar”.

(James W. Keefe, 1987 dalam Hamzah B.Uno, 2007 : 185).

“Gaya kognitif merupakan salah satu variabel kondisi belajar yang menjadi

salah satu bahan pertimbangan dalam merancang pembelajaran” (Bruce Joyce

dalam Allyn and Bacon, 1992, dalam Hamzah B.Uno, 2007 : 185). Pengetahuan

tentang gaya kognitif dibutuhkan untuk merancang atau memodifikasi materi

pembelajaran, tujuan pembelajaran, serta metode pembelajaran. Diharapkan

dengan adanya interaksi dari faktor gaya kognitif, tujuan, materi serta metode

pembelajaran, hasil belajar siswa dapat dicapai semaksimal mungkin. Hal ini

sesuai dengan pendapat beberapa pakar yang menyatakan bahwa “jenis strategi

pembelajaran tertentu memerlukan gaya belajar tertentu” (Robert M. Gagne, 1985

dalam Hamzah B.Uno, 2007 : 185).

Berdasarkan pemilihan modalitas dan gaya kognitif sebagaimana diuraikan

pada gaya belajar di atas (point a dan b), dalam konteks penelitian ini yang

digunakan sebagai variabel moderator adalah gaya belajar visual dan kinestetik

dengan berdasarkan pada gaya kognitif perceptual modality preference, yaitu gaya

kognitif yang berkaitan dengan kebiasaan dan kesukaan seseorang dalam

menggunakan alat inderanya.

Page 59: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

59

7. Prestasi belajar

a. Pengertian Prestasi belajar

“Prestasi belajar adalah setiap kegiatan yang menghasilkan suatu

perubahan yaitu berupa hasil belajar” (Winkel, 1996). Sedangkan menurut Briggs

(1979), bahwa “ prestasi belajar adalah keseluruhan kecakapan hasil yang dicapai

melalui proses belajar di sekolah yang dinyatakan dengan angka atau nilai

berdasarkan tes hasil belajar”. “ Prestasi belajar dapat dilihat melalui perubahan-

perubahan dalam pengertian, pengalaman, ketrampilan, nilai sikap yang bersifat

konstan dan berbekas” (Winnkel, 1999 : 51). Perubahan ini dapat berupa sesuatu

yang baru atau penyempurnaan sesuatu hal yang telah dimiliki atau dipelajari

sebelumnya.

Prestasi atau hasil belajar yang diraih oleh siswa dipengaruhi oleh beberapa

faktor. Menurut Sri Rumini (1995: 60-61), “ proses dan hasil belajar mengajar

dipengaruhi oleh dua kelompok faktor, yaitu faktor yang berasal dari diri individu

yang sedang belajar dan faktor yang berasal dari luar individu tersebut”. Faktor

dari dalam diri individu berhubungan dengan kondisi fisik, kecerdasan yang

dimiliki, kebiasaan yang sering dilakukan dalam menerima dan mengolah

informasi (gaya belajar) dan lain-lain. Sedangkan faktor yang berasal dari luar

individu dapat berkaitan dengan guru, model pembelajaran, media yang

digunakan, lingkungan belajar, dan lain-lain. Dalam melaksanakan kegiatan

pembelajaran, guru perlu mempertimbangkan berbagai faktor-faktor yang

mempengaruhi proses dan hasil belajar tersebut, sehingga diharapkan hasil belajar

yang dicapai oleh siswa lebih optimal.

Page 60: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

60

Perbedaan individu dalam belajar sangat berpengaruh terhadap kinerja

siswa dalam proses belajar. Orang yang berbeda memiliki gaya belajar yang

berbeda. Oleh sebab itu, hasil belajar siswa yang akan diukur secara menyeluruh

dengan memperhatikan tiga aspek, meliputi ranah kognitif (Cognitive Domain),

ranah afektif (Afective Domain), dan psikomotorik(Psichomotoric Domain).

Demikian halnya dengan hasil belajar biologi yang dimaksudkan dalam penelitian

ini mengacu pada definisi hasil belajar menurut Benyamin Bloom, yang uraiannya

adalah sebagai berikut :

1). Ranah kognitif (Cognitive Domain)

Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kemampuan intelektual.

Penguasaan kognitif dapat diukur melalui tes, baik tes tulis maupun tes lisan,

portofolio (kumpulan tugas). Dalam ranah kognitif terdapat enam jejang proses

berpikir dari jenjang terendah sampai jenjang tertinggi, yaitu: (1) tingkat

pengetahuan (knowledge), yaitu kemampuan mengingat informasi atau materi

pelajaran yang telah diterima sebelumnya. Kemampuan ini biasanya dapat diukur

dengan menggunakan kata-kata operasional seperti: mendefinisikan, menyebutkan,

mengidentifikasi, mengenali; (2) tingkat pemahaman (comprehensive), yaitu

menggunakan menafsirkan atau memberikan informasi berdasarkan pengetahuan

yang sudah dimiliki sebelumnya. Kemampuan ini pada umumnya dapat diukur

menggunakan kata-kata operasional seperti: membedakan, menduga, menemukan,

membuat contoh, menggeneralisasi; (3) tingkat aplikasi (aplication) yaitu

kemampuan menentukan menafsirkan atau menggunakan informasi atau materi

pelajaran sebelumnya ke dalam situasi baru yang konkret dalam rangka menetukan

Page 61: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

61

jawaban tunggal yang benar dari suatu masalah. Biasanya berkaitan dengan

kemampuan menghitung, memanipulasi, meramalkan, mengapresiasikan dan

menghubungkan; (4) tingkat analisis (analysis) yaitu kemampuan yang berkaitan

dengan menguraikan atau menjabarkan sesuatu ke dalam komponen-komponen

atau bagian-bagian yang lebih rinci sehingga susnannya dapat dimengerti.

Kemampuan ini dapat berupa mengidentifikasi motif / sebab / alasan, menarik

kesimpulan atau menggeneralisasi berdasarkan suatu patokan tertentu; (5) tingkat

sintesis (Synthesis) yaitu kemampuan berpikir kebalikan dari analisis. Sintesis

merupakan proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis.

Pada umumnya berkaitan dengan mengkategorikan, mengkombinasikan, membuat

desain, merevisi, mengorganisasikan; (6) tingkat evaluasi (evaluation) atau tingkat

mencipta (creating) yaitu kemampuan menggunakan pengetahuannya untuk

membuat penilaian terhadap sesuatu berdasarkan kreteria tertentu. Pada umumnya

menggunakan kata-kata operasional menganalisis, mendesain, merencanakan,

mengorganisasikan.

2). Ranah afektif (Afective Domain)

Ranah afektif berkenaan dengan sikap, minat, nilai, dan konsep diri. Hasil

belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatian

terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghormati guru dan teman,

kebiasaan belajar, dan hubungan sosial dalam masyarakat. Ada beberapa tingkatan

dalam ranah afektif. Menurut Trowbridge dan Bybee ( 1990: 149-153) tingkatan

ranah afektif meliputi: ” (1) Peringkat Penerimaan (Receiving Phenomena), (2)

Peringkat partisipasi (Responding to Phenomena), (3) penentuan nilai (Valuing),

Page 62: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

62

(4) Peringkat mengorganisasi (Organization), (5) Peringkat karakteristik dengan

suatu nilai atau pola hidup (Internalizing Value)”

(1) Peringkat Penerimaan (Receiving Phenomena) yaitu peserta didik

memiliki keinginan memperhatikan suatu fenomena khusus atau stimulus,

misalnya kegiatan kelas, musik, buku, dan sebagainya. Pada level menerima ini

misalnya guru mengarahkan peserta didik agar senang membaca buku, senang

bekerjasama, dan sebagainya. Kesenangan ini akan menjadi kebiasaan, dan hal ini

yang diharapkan adalah kebiasaan yang positif. Hasil dari pembelajaran ini adalah

berjenjang mulai dari kesadaran bahwa sesuatu itu ada sampai pada minat khusus

dari pihak siswa. (2) Peringkat partisipasi (Responding to Phenomena) yaitu

merupakan partisipasi aktif peserta didik, sebagai bagian dari perilakunya. Pada

peringkat ini peserta didik tidak saja memperhatikan fenomena khusus tetapi ia

juga bereaksi terhadap fenomena tersebut. Hasil pembelajaran pada daerah ini

menekankan pada pemerolehan respon, atau kepuasan dalam memberi respon.

Peringkat tinggi pada kategori ini adalah minat, yaitu hal-hal yang menekankan

pada pencarian hasil dan kesenangan melakukan aktivitas-aktivitas khusus.

Pencapaian dari tingkatan ini misalnya ditunjukkan dengan senang membaca buku,

senang bertanya, senang membantu teman, senang dengan kebersihan dan

kerapian, dan sebagainya; (3) penentuan nilai (Valuing), yaitu keyakinan atau

sikap yang menunjukkan derajat internalisasi dan komitmen. Derajat rentangannya

mulai dari menerima suatu nilai, misalnya keinginan untuk meningkatkan

keterampilan, sampai pada tingkat komitmen. Hasil belajar pada peringkat ini

berhubungan dengan perilaku yang konsisten dan stabil agar nilai dikenal secara

Page 63: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

63

jelas. Dalam tujuan pembelajaran, penilaian ini diklasifikasi sebagai sikap dan

apresiasi. (4) Peringkat mengorganisasi (Organization). Pada peringkat organisasi,

nilai satu dengan nilai lainnya dikaitkan, konflik antar nilai diselesaikan serta

mulai membangun sistem nilai internal yang konsisten. (5) Peringkat karakteristik

dengan suatu nilai atau pola hidup (Internalizing Value), yaitu peringkat tertinggi

ranah afektif yang mana peserta didik memiliki sistem nilai yang mengendalikan

perilaku sampai pada suatu waktu tertentu hingga terbentuk gaya hidup. Hasil

pembelajaran pada peringkat ini berkaitan dengan pribadi, emosi, dan sosial. Jadi

peserta didik akan memiliki tingkah laku yang menetap, konsisten, dan dapat

diramalkan. Hasil belajar pada ranah ini meliputi sangat banyak kegiatan, tetapi

penekanan lebih besar diletakkan pada kenyataan bahwa tingkah laku itu menjadi

ciri khas atau karakteristik siswa.

Berikut ini adalah istilah atau kata-kata kerja operasional untuk mengukur

pencapaian jenjang kemampuan ranah afektif pada sub ranah tertentu. (1)

Menerima (receiving) : menanyakan,menghadiri/mengikuti, memilih, mengikuti /

menuruti, mengidentifikasikan / mengenali, mendengarkan, menempatkan /

menemukan, menampakkan, menyebutkan / mengatakan. (2) Menjawab

(responding) : menjawab, membantu melengkapi / menyelesaikan, mendiskusikan,

melakukan, berlatih / mempraktekkan, membaca, menulis, menceritakan,

melaksanakan, melaporkan, mengatakan / mengemukakan, mengamati, memilih.

(3) Menilai (valuing) : menerima, mengomentari, melengkapi/menyelesaikan,

berkomitmen, menjelaskan, melakukan, menerangkan, mengikuti, berinisiatif,

mengundang / meminta, menggabung, memilih, mengajukan / mengusulkan,

Page 64: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

64

membaca, melaporkan, belajar, bekerja. (4) Organisasi (organization) : setia / taat,

mengubah, berargumen, mengombinasikan / memadukan, membela /

mempertahankan, menjelaskan, mengintegrasikan, memodifikasi, mengorganisasi,

menyatukan. (5) Karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai

(characterization by value complex) : berbuat, menegaskan / memperkuat,

memperlihatkan, memainkan, mempraktekkan, menanyakan, menyajikan,

mempengaruhi, menerapkan / menggunakan, membuktikan, memecahkan,

mengusulkan, membenarkan.

3). Ranah psikomotor (Psichomotoric Domain)

Hasil belajar pada ranah psikomotor tampak dalam bentuk keterampilan

(skill) dan kemampuan bertindak individu. Menurut Taksonomi Bloom pada

www.Encyclopedia of educational Technology.htm, domain psikomotor memiliki

tujuh tingkatan dari yang sederhana ke yang kompleks yaitu : (1) persepsi

(perception), berkaitan dengan penggunaan indera dalam melakukan kegiatan; (2)

kesiapan (set), yaitu berkaitan dengan kesiapan melakukan suatu kegiatan baik

secara mental, fisik maupun emosional; (3) respon terbimbing (guide respons),

yaitu mengikuti atau mengulangi perbuatan yang diperintahkan oleh orang lain; (4)

mekanisme (mechanism) yaitu berkaitan dengan penampilan respon yang sudah

dipelajari; (5) kemahiran (complex overt respons) yaitu berkaitan dengan gerakan

motorik yang terampil; (6) adaptasi (adaptation) yaitu berkaitan dengan

ketrampilan yang sudah berkembang di dalam diri individu sehingga yang

bersangkutan mampu memodifikasi pola gerakannya; (7) keaslian (origination),

Page 65: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

65

yaitu berkaitan dengan kemampuan menciptakan pola gerakan baru sesuai dengan

situasi yang dihadapi. Menurut Taksonomi Bloom digambarkan seperti berikut:

Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

merupakan hasil yang diperoleh siswa dari usaha belajarnya, berupa perubahan-

perubahan dalam pengertian, pengalaman, ketrampilan dan sikap atau

penyempurnaan sesuatu yang telah dipelajari sebelumnya yang meliputi aspek

kognitif, afektif dan psikomotor. Suatu proses belajar dikatakan berhasil baik

apabila dapat menghasilkan prestasi belajar yang baik pula.

b. Fungsi Prestasi Belajar

Prestasi belajar mempunyai fungsi utama (Zainal Arifin, 1989: 136) antara

lain: (1) sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai

siswa; (2) sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu siswa; (3) sebagai bahan

OOrriiggiinnaattiioonn A laerner’s ability to create new movement patterns

A laerner’s ability tomodify motor skills ti fit a new situation

The intermediate stage of learning a complex skill

The ability to perform a complex motor skill

The early stage of learning a complex skill which includes imitation

A learner’s readiness to act

The ability to use sensory cues to guide

AAddaappttaattiioonn

CCoommpplleexx oovveerrtt RReessppoonnssee

MMeecchhaanniissmm

GGuuiiddeedd RReessppoonnssee

SSeett

PPeerrsseeppttiioonn

Gambar :2. 2. Domain Psikomotor

Page 66: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

66

informasi dalam melakukan inovasi pendidikan; (4) sebagai indikator produktivitas

suatu institusi pendidikan; (5) sebagai indikator daya serap atau kecerdasan siswa.

Untuk mengetahui sejauh mana kegiatan belajar yang dilaksanakan dalam

upaya mencapai tujuan dan target yang telah ditetapkan maka perlu adanya

kegiatan evaluasi belajar. Muhibbin Syah (2005: 141) mengemukakan bahwa “

evaluasi adalah penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai

tujuan belajar dalam sebuah program pembelajaran. Hasil dari kegiatan evaluasi

tersebut dapat memberikan gambaran mengenai prestasi belajar yang dicapai”.

Pengukuran prestasi belajar dengan penilaian hasil belajar secara

menyeluruh baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif. Pengukuran yang

digunakan untuk melakukan evaluasi belajar biasanya berupa tes. Tes prestasi

belajar terdiri atas sekumpulan soal-soal suatu materi pelajaran tertentu yang telah

disampaikan kepada siswa. Kualitas informasi yang diperoleh dari hasil

pengukuran tersebut ditentukan oleh kualitas setiap butir soal yang digunakan.

Oleh karena itu untuk dapat memberikan gambaran yang akurat tentang prestasi

hasil belajar maka soal-soalnya harus diuji kualitasnya dan harus memenuhi

persyaratan sebagai alat ukur yang baik.

8. Materi Organisasi Kehidupan

a. Pengertian Sel

Semua kehidupan tersusun dari sel, dari organisme terkecil seperti bakteri

hingga organisme terbesar seperti pohon beringin. Kemampuan mata manusia

untuk melihat benda-benda di bumi sangat terbatas yaitu manusia hanya mampu

melihat benda yang paling kecil berukuran 0,01 cm atau berukuran titik pada buku

Page 67: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

67

ini. Sel mempunyai ukuran lebih kecil dari batas penglihatan pada manusia, yaitu

kira-kira 0,002 cm. Untuk dapat mengamati sel dibutuhkan alat yang mampu

melihat benda-benda berukuran sangat kecil atau mikroskopik yaitu mikroskop.

Sejak lahir hingga meninggal, sedetikpun tubuh kita tak pernah berhenti

bekerja. Tubuh manusia merupakan kumpulan sel. Jumlahnya dari 50 miliar sel.

Ada sekitar 200 jenis sel, termasuk sel syaraf yang disebut neuron dan sel khusus

yang disebut dengan sel kelenjar. Kelenjar menghasilkan zat yang disebut hormon

dan enzim untuk tubuh kita, yang kegunaannya berbeda-beda. Tiap jenis sel tubuh

punya tugas tertentu.

Tiap detik, jutaan sel mati, tapi jutaan sel lain menggantikannya. Misalnya

pada kulit tubuh kita, kulit yang melindungi tubuh kita terhadap air dan bakteri

berbahaya, serta melindungi cairan tubuh.

Gambar : 2. 3. Penampang melintang kulit manusia

Kulit tahan lama karena sel-selnya terus menerus memperbarui diri.

Lapisan luar kulit terus membelah diri guna membentuk sel-sel baru. Sel baru ini

terus bergerak naik, seperti ban berjalan, guna menggantikan sel yang usang.

Ada banyak jenis sel di dalam tubuh, masing-masing mempunyai tugas

tertentu. Bentuk sel syaraf memanjang dan tipis. Seperti kawat, syaraf menghantar

Page 68: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

68

sinyal listrik. Sel darah merah berbentuk seperti kue donat dan mengandung zat

kimia yang membawa oksigen ke seluruh tubuh. Seperti epitel di permukaan

tubuh, misalnya lapisan dalam mulut, lebar dan pipih seperti hamparan batu jalan.

Gambar : 2. 4. Macam – macam bentuk sel

Ketika pertama kali mikroskop dibuat, dunia baru mulai terbuka bagi

ilmuwan. Untuk pertama kali ilmuwan dapat melihat sel tunggal dan satu sel dari

organisme multisel, yang apabila dengan mata biasa tidak jelas terlihat.

Kemampuan pembesaran mikroskop berasal dari lensa-lensa yang terdapat pada

mikroskop merupakan sebuah kaca tipis dengan salah satu permukaannya

cembung. Pada mikroskop, lensa-lensa membuat bayagan benda menjadi besar,

begitu juga dengan bagian-bagian benda tersebut.

Page 69: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

69

Gambar :2. 5. Penampang melintang daun

Berikut ini adalah ilmuwan-ilmuwan yang berjasa dalam mengembangkan alat

bantu untuk mengamati sel dan sekaligus pencetus ide teori sel. Robert Hooke,

Inggris (1665) menyebut untuk “ menggambarkan struktur “sel” seperti kotak dari

gabus”. Pada tahun 1665 dia melaporkan gambar tersebut berasal dari pengamatan

dengan komponen-komponen mikroskop (mikroskop dengan dua lensa) pada

“jurnal”. Sedangkan Antonie Van Leeuwenhoek, Belanda (1674) merangkai

mikroskop sederhana (mikroskop dengan lensa tunggal). Mikroskop tersebut

mampu memperbesar bayangan benda 270 x. Dengan menggunakan mikroskup

tersebut dia pertama kali melihat organisme bersel tunggal, dan dia menyebutnya

hewan kecil.

Matthias Schleiden dan Thomas Schwann, Jerman (1839) dua orang ilmuwan

dari Jerman ini mempelajari beberapa organisme yang berbeda dengan

menggunakan mikroskop. Mereka membuat suatu pernyataan bahwa semua

tumbuhan tersusun dari sel. Schwann membuat pernyataan yang sama untuk

hewan yaitu semua hewan juga tersusun atas sel.

Page 70: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

70

Seperti yang telah dikemukakan di atas, Hooke menyebutnya sebagai “Sel”

karena sesuai dengan strukturnya mirip sebuah ruangan kotak, kosong dan kecil.

Saat ini kita tahu bahwa struktur yang diamati oleh Hooke itu adalah dinding dari

sel tumbuhan yang telah mati.

Teori sel dibentuk dari tiga ide utama:1). Beberapa jenis organisme disusun

dari satu sel seperti Amoeba atau bakteri. Organisme lebih besar seperti manusia,

dibentuk dari berjuta-juta sel. 2). Sel adalah unit dasar kehidupan suatu organisma.

3). Semua sel berasal dari sel sebelumnya.

b. Struktur Sel

Berbeda dengan kotak-kotak yang diamati Hooke, sel-sel yang hidup

senantiasa dinamis dan memiliki bagian-bagian tertentu yang ada di dalamnya.

Setiap sel yang hidup memiliki membran dan substansi yang menyerupai gel,

disebut sitoplasma yang terbungkus oleh membran. Semua sel mempunyai alat

pengendali berupa inti (nukleus) atau material inti yang terdapat di pusat sel.

Ilmuwan sepakat bahwa ada dua macam sel. Sel yang tidak memiliki

membran yang melindungi material inti dinamakan sel prokariotik, misalnya

bakteri dan alga biru. Sedangkan sel yang memiliki membran pelindung material

inti disebut sebagai sel eukariotik, misalnya sel hewan dan sel tumbuhan.

1). Membran sel

Masing-masing sel yang ada di tubuh Anda selalu aktif dan mempunyai

tugas khusus. Aktivitas di dalam sel mungkin dapat dibanding dengan pabrik yang

bekerja 24 jam sehari, menghasilkan berbagai macam produk yang berbeda.

Proses ini berlangsung di dalam bangunan pabrik ini. Hanya bahan-bahan yang

Page 71: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

71

sudah jadi, akan diangkut ke luar bangunan pabrik. Demikian juga dengan sel,

semua fungsi sel berfungsi sel berlangsung di dalam suatu bangunan yang disebut

sitoplasma.

Membran sel adalah bagian yang membungkus sel sebelah luar, yang mengatur

lalu lintas pengangkutan zat-zat dari dan ke luar sel. Membran sel seperti yang

ditunjukkan Gambar : 6 bersifat lentur, tersusun dari dua lapis lemak, dan protein

yang keberadaannya tersebar. Membran sel membantu menjaga keseimbangan

kimia zat di dalam dan luar sel. Makanan dan oksigen diangkut ke dalam sel ini

bersifat semipermiabel, membiarkan zat-zat tertentu merembes melintasinya dan

menahan zat-zat lain. Inti sel juga dikelilingi oleh sebuah membran, demikian juga

dengan organel-organel sel.

2). Sitoplasma

Sitoplasma merupakan bahan berbentuk gel yang terdapat di sebelah

dalam membran sel. Penyusun terbesar sitoplasma adalah air dan beberapa

bahan kimia serta bentukan-bentukan tertentu yang memungkinkan terjadi

proses hidup di dalam sel. Sitoplasma berbentuk seperti agar-agar yang selalu

bergerak dan mengalir.

Gambar 2. 6. Membran sel

Page 72: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

72

3). Inti sel (Nukleus)

Organel yang paling besar yang terdapat di dalam sitoplasma sel eukariotik,

ialah inti sel (nukleus) yang mengendalikan semua aktivitas sel. Di dalam inti

terdapat informasi genetik untuk mengoperasikan sel yang bersangkutan. Informasi

genetik yang dimaksud terdapat di dalam kromatin. Di dalam inti juga dijumpai

anak inti (nukleolus).

Gambar : 2. 7. Inti sel

4). Dinding sel

Dinding sel merupakan struktur yang kuat (terdapat di sebelah luar

membran sel), yang berfungsi memberi kekuatan dan melindungi sel

tumbuhan. Dinding sel tersusun dari serabut-serabut selulosa.

Gambar : 2. 8 Sel hewan dan sel tumbuhan

Page 73: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

73

c. Organel-organel sel

Benda-benda yang terdapat di dalam sitoplasma sel disebut organel.

Masing-masing organel memiliki tugas tertentu. Tugas masing-masing akan

dijelaskan seperti berikut ini.

1). Retikulum Endoplasma

Gambar : 2. 9 Retikulum endoplasma

3Retikulum endoplasma merupakan lipatan membran, yang terbentang dari inti

sampai ke membran sel, menempati sebagian besar daerah sitoplasma.

Retikulum endoplasma berfungsi sebagai tempat proses pembuatan / sintesis

protein yang akan disempurnakan lebih lanjut di dalam badan golgi.

2). Ribosom

Gambar : 2. 10. Ribosom

Page 74: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

74

Ribosom ada yang tersebar di dalam sitoplasma, sementara lainnya

melekat pada Retikulum endoplasma. Ribosom berfungsi sebagai tempat

pembuatan protein.

3). Badan Golgi

Gambar : 2. 11. Badan golgi

Badan golgi yaitu suatu struktur berupa kantung yang dibungkus

oleh membran, berfungsi mengangkut zat-zat yang telah dihasilkan oleh sel.

4). Mitokondria

Gambar : 2. 12. Mitikondria

Page 75: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

75

Mitokondria adalah organel tempat terjadinya pemecahan molekul makanan

sehingga dihasilkan energi. Mitokondria merupakan tempat pembangkit energi

untuk keperluan sel. Sel yang aktif biasanya lebih banyak mengandung

mitokondria.

5). Lisosom

Di dalam sitoplasma terdapat bentukan-bentukan besar, beraneka

ragam, dan dikelilingi oleh membran. Organel ini mengandung enzim-

enzim pencernaan yang bertugas mencerna zat-zat sisa.

6). Vakuola

Vakuola adalah daerah yang terdapat di dalam sel yang berfungsi

menyimpan berbagai zat seperti air, makanan, atau zat sisa.

7). Kloroplast

Kloroplas ialah organel yang terdapat di dalam sel tumbuhan yang mampu

mengubah energi cahayan menjadi energi kimia berbentuk gula yang disebut

glukosa. Zat kimi di dalam kloroplas yang berfungsi menangkap energi cahaya

ialah klorofil, yaitu pigmen yang memantulkan warna sinar hijau.

Gambar : 2. 14. Kloroplas

Gambar : 2. 13. Plastida/Kloroplas

Page 76: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

76

d. Jaringan, Organ Dan Sistem Organ

Gambar : 2. 15 Sel, Jaringan dan Organ

1). Jaringan

Semua fungsi hidup pada organisme bersel satu dilakukan oleh sel tunggal

itu sendiri. Misalnya pada Amoeba. Pada organisme bersel banyak sel tidak dapat

bekerja sendiri. Setiap sel bergantung pada sel-sel yang lain. Kerjasama dan

interaksi di antara sel-sel ini menyebabkan organisme dapat mempertahankan

hidupnya. Komunikasi antara sel dilakukan dalam jaringan. Antara sel yang satu

dengan sel yang lain dihubungkan oleh sebuah celah. Dengan adanya celah tersebut

memungkinkan penghantaran secara cepat dari sel yang satu ke sel yang lain.

Sekumpulan sel tumbuhan yang memiliki bentuk sama. Sel-sel tersebut

bersama-sama membentuk jaringan. Jaringan adalah sekumpulan sel yang

Page 77: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

77

mempunyai bentuk sama dan fungsi yang sama, pada tumbuhan seperti tumbuhan

pacar air mempunyai macam-macam jaringan.

Jaringan pembuluh kayu (xilem) misalnya, berfungsi mengankut air dan zat

makanan dari akar ke daun, sedangkan jaringan pembuluh tapis (floem)

mengangkut zat makanan dari daun ke seluruh tubuh tumbuhan. Pada hewan

maupun manusia juga mempunyai bermacam-macam jaringan. Ada jaringan epitel,

jaringan otot, jaringan tulang rawan, jaringan syaraf dan sebagainya.

2). Jaringan Menyusun Organ

Di dalam tubuh makhluk hidup mutlisel, sekelompok sel yang sama

bentuk dan fungsinya, membentuk suatu jaringan. Semakin sempurna suatu

organisme, semakin banyak pula macam jaringan yang menyusun tubuh organisme

tersebut, membentuk suatu organ. Pada manusia, paru-paru, jantung, hati dan

ginjal adalah sebagian dari organ-organ utama.

Suatu organ adalah sekumpulan jaringan yang secara bersama-sama

berfungsi mendukung kerja atau tugas tertentu. Organ itu seringkali dibentuk dari

beberapa jaringanyang berbeda.

Jantung mempunyai jaringan otot, untuk kontraksi, menekan darah keluar

jantung dan sampai pada arteri. Jaringan syaraf juga terdapat di jantung, jaringan

ini menghantarkan tanda / signal dari otak ke jantung, dan masih banyak lagi

contoh untuk itu.

e. Organ Membentuk Sistem Organ

Organ bekerjasama sebagai suatu sistem, dan tiap sistem menangani satu

fungsi utama. Misalnya pada manusia jantung, pembuluh darau dan daran

Page 78: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

78

membentuk satu sistem sirkulasi yang membawa oksigen dan zat makanan ke

seluruh tubuh serta mengangkut hasil buangan. Semua sistem bekerja sama di

bawah kendali otak. Seluruh tubuh merupakan sebuah rancangan hidup karya

Illahi yang menakjubkan. Kita perhatikan satu persatu lebih dekat pada beberapa

gambar berikut.

Gambar : 2. 16 Macam – macam sistem organ pada manusia

1). Sistem Otot

Ada sekitar 650 otot dalam tubuh manusia. Ada otot yang bekerjanya dapat

dikontrol, misalnya otot lengan, bisa dikontrol sekehendak kita untuk menarik

tulang ranka dan menggerakkan tubuh. Ada pula yang bekerja tidak dapat

dikontrol, yaitu otot jantung dan usus, bekerja secara otomatis. Gerak sederhana,

seperti mengangkat lengan, melibatkan lusinan otot, yang berkontraksi bersama-

sama dalam waktu sekejap. Otot bekerja sebagai satu tim.

Page 79: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

79

Semua otot, termasuk jantung, harus digunakan teratur, kalau tidak otot

akan melemah. Latihan rutin sangat penting agar tubuh sehat. Berolah raga dua

atau tiga kali seminggu membugarkan tubuh.

2). Sistem kerangka

Kerangka tubuh terbentuk dari sejumlah 206 tulang. Antara tulang satu

dengan yang lain dihubungkan oleh sendi. Ratusan ruas tulang terangkai seperti

perancah sehingga membentuk kerangka. Tanpa kerangka, tubuh akan runtuh.

Kerangka membuat tubuh kita bisa tegak dan memberi bentuk pada bagian tubuh

yang lunak.

Tulang lain terpasang kukuh, seperti tulang tengkorak. Tulang belakang

atau tulang punggung menyangga kepala di atas dan tungkai di setiap sisinya.

Tulang punggung juga melindungi sumsum tulang belakang yang lembut.

Pergelangan tangan dan kaki adalah bagian tulang yang terbentuk paling akhir.

Tulang terdiri dari sel-sel hidup serta mineral, terutama kalsium serta fosfat

dan kolagen, yaitu zat elastis yang berserat. Tulang bayi yang baru lahir

kebanyakan terdiri dari tulang rawan. Seiring dengan pertumbuhan bayi, tulang

rawan secara bertahap berubah menjadi tulang keras. Anda perhatikan gambar 18

berikut ini.

3). Sistem Syaraf

Otak dan syaraf membentuk sistem syaraf. Syaraf tersebar dari otak sampai

ke seluruh bagian tubuh, membawa sinyal dalam bantuk impuls listrik kecil. Sinyal

ini membawa informasi dari organ-organ indera ke otak kemudian membawa

Page 80: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

80

perintah dari otak ke otot. Otak mengendalikan banyak proses secara otomatis,

seperti pernafasan, denyut jantung dan pencernaan tanpa kita harus berfikir dahulu.

Setiap pikiran kita dan gerakan kita dikendalikan otak. Otak jauh lebih

rumit dari komputer manapun. Otam memungkinkan kita untuk berfikir, bicara,

mendengar, melihat, merasa dan bergerak. Otak tidak pernah berhenti bekerja. Di

dalamnya terkandung milyaran neuron (sel syaraf). Neuron membawa jutaan pesan

ke otak melalui sumsum tulang belakang dan berfungsi sebagai penghubung antara

otak dan tubuh. Ketika pesan-pesan (sinyal syaraf) mencapai otak, otak

menyeleksinya, lalu mengirimkan perintah ke tubuh melalui syaraf. Syaraf

tersusun daris el-sel syaraf yang bentuknya seperti kabel. Syaraf sensorik

membawa sinyal dari mata, telinga dan kulit otak; sedangkan syaraf motorik

membawa sinyal dari otak ke otot agar otot menggerakkan tubuh. Berat rata-rata

otak manusia dewasa sekitar 1,5 kg. Teksturnya seperti jeli. Otak dilindungi oleh

tengkorak.

Tubuh kita istirahat saat tidur, tapi otak tetap mengendalikan nafas dan

detak jantung. Sebagian pikiran kita dalam tidur dapat kita ingat. Itulah mimpi.

4). Sistem Pencernaan

Mulut, kerongkongan, lambung dan usus merupakan bagian-bagian dari

sistem pencernaan. Organ-organ ini bekerja sama untuk melumatkan makanan

sampai halus sehingga dapat melewati lapisan usus dan masuk ke dalam darah.

Mulut dan gigi mencincang dan mengunyah makanan, dan almbung mengaduknya

dengan cairan pencerna yang kuat. Hati adalah organ utama yang mengubah zat

Page 81: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

81

makanan yang diserap menjadi bentuk yang dapat digunakan oleh berbagai organ,

empedu mengemulsi lemak. Usus besar menangani buangan dan sisa makanan.

5). Sistem Penafasan

Paru-paru, saluran udara, serta tenggorokan danlubang hidung membentuk

sistem pernafasan. Paru-paru menyerap oksigen dari udara. Oksigen diangkut ke

seluruh tubuh oleh darah yang dipompakan oleh jantung melalui pambuluh dara.

Tubuh kita memakai oksigen untuk “membakar” makanan yang kita makan

sehingga menjadi energi. Karbon dioksida yang berbahaya dikeluarkan dari tubuh

oleh paru-paru. Seluruh proses ini disebut pernapasan (respirasi). Paru-paru,

trakea, kerongkongan dan hidung adalah bagian-bagian dari sistem udara,

pembuluh darah, dan jutaan kantong udara kecil (alveoli). Jika digelar suara

dengan menggunakan udara yang mengalir keluar masuk paru-paru. ketika kita

berbicara, berteriak, tertawa atau menangis, udara mengalir lewar dua selaput kecil

(selaput udara) dan membuatnya bergetar. Selaput suara ini terletak di dalam

kantong laring (kotak suara) pada bagian bawah tenggorok.

6). Sistem Kemih / Pengeluaran Zat Sisa

Ginjal menyaring zat-zat buangan dari darah dan mengubahnya menjadi

cairan, yaitu air urine / seni, yang disimpan dalam kantung kemih.

B. Penelitian Yang Relevan

Penelitian sejenis yang pernah dilakukan adalah :

1. Judul : Pengaruh Penerapan Laboratorium Riil dan Virtual pada

Pembelajaran terhadap Prestasi Belajar Biologi ditinjau dari Kreativitas Siswa.

Page 82: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

82

Peneliti : Mujiyono (Prodi Pendidikan Sains – Pascasarjana UNS Surakarta:

2005). Dalam penelitian ini lab riil digunakan sebagai mediauntuk pengamatan

sel, dan jaringan organisme. Lab Riil yang digunakan berupa mikroskup dan

bahan – bahan yang diambil dari lingkungan sekitar laboratorium. Sedangkan

lab Virtuil menggunakan sepeangkat komputer yang telah dilengkapi dengan

materi simulasi dari materi organisasi kehidupan.

2. Judul : Pengaruh Pembelajaran Biologi Mengunakan Laboratorium virtual

dalam bentuk Demonstrasi dan Eksperimen Terhadap Prestasi Belajar Ditinjau

Dari Kemampuan Awal Siswa. Peneliti:Nur Rohmadi (Prodi Pendidikan Sains

– Pascasarjana UNS Surakarta: 2008). Penggunaan laboratorium virtuil dalam

penelitian ini bertujuan untuk memaksimalkan fungsi perangkat komputer

yang tersedia, sehingga dapat juga mengurangi keterbatasan laboratorium riil.

Lab virtuil juga memiliki keunggulan dalam hal visualisasi materi yang sulit

diamati secara riil.

3. Judul : Pengaruh Pembelajaran Konstruktivisme Menggunakan Media

Audio Visual Dan Modul bergambar Disertai LKS Terhadap Prestasi Belajar

Biologi Ditinjau Dari kemampuan Awal Dan Aktivitas Siswa. Peneliti : Sri

Lestari (Prodi Pendidikan Sains – Pascasarjana UNS Surakarta: 2007)

4. Judul : Efektivitas Penggunaan Kerja Laboratorium Riil Dan Virtuil Dalam

Meningkatkan Hasil Belajar Biologi. Peneliti : Ahmad Nur Asik (Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta :

2007)

Page 83: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

83

C. Kerangka berpikir

Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan dapat dikemukakan suatu

kerangka berpikir pada penelitian ini sebagai berikut :

1. Pengaruh penggunaan lab baik riil maupun virtuil terhadap prestasi belajar

siswa. Kegiatan pembelajaran yang menggunakan bantuan media

laboratorium berarti memberi kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk

melakukan eksplorasi dan meningkatkan kemampuannya sehingga mampu

meningkatkan prestasi belajarnya. Karena dengan kegiatan laboratorium siswa

dapat melakukan peragaan, simulasi, pengukuran dan pengamatan secara

langsung, berasimilasi dengan siswa lain untuk menggali potensi sesuai

dengan tuntutan dari standar kompetensi maupun kompetensi dasar yang telah

ditentukan dalam kurikulum. Guru dapat memfokuskan peranannya untuk

memfasilitasi, membimbing, mengarahkan dan memotivasi siswanya untuk

menemukan jawaban dari permasalahan eksperimen yang telah dipersiapkan

dan dituangkan dalam lembar kerja siswa. Dengan demikian proses

pembelajaran dapat memberikan pengalaman belajar kepada siswa serta dapat

berlangsung secara efektif dan efisien.

Penggunaan lab riil dalam pembelajaran biologi memiliki keunggulan bahwa

obyek yang diamati merupakan obyek nyata yang ada dilingkungan sehari –

hari, dengan demikian siswa lebih mengenal obyek dan mendapatkan konsep

yang lebih bermakna. Kelemahan penggunaan lab riil dalam penelitian ini perlu

persiapan yang lama untuk melakukan pengamatan, baik persiapan alat, bahan

maupun persiapan pengamatan obyek. Selain itu, preparat yang dibuat secara

Page 84: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

84

langsung hanya dapat diamati saat itu juga, jadi setiap mau ada pengamatan

harus membuat preparat kembali.

Keunggulan penggunaan lab virtuil siswa dapat dengan cepat mendapatkan

materi yang diinginkan, dengan visualisasi yang jelas dan lengkap. Dengan lab

virtuil konsep yang tidak dapat diamati dengan lab riil dapat divisualisasikan

dengan baik. Kelemahan terletak pada kebermaknaan konsep yang diperoleh

siswa sangat rendah, karena siswa pada umumnya kurang mampu mengkaitkan

konsep yang diperoleh dengan kehidupan sehari – hari.

Diduga keunggulan pembelajaran menggunakan lab virtuil akan memberi

dampak yang lebih bagus berupa hasil prestasi belajar yang lebih tinggi. Hal ini

disebabkan penggunaan lab virtuil untuk pengamatan materi sel dan jaringan

yang bersifat abstrak, dapat divisualisasikan dengan lebih jelas, lengkap dan

menarik.

2. Pengaruh gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar. Peneliti merasa yakin

bahwa para siswa yang memiliki kecenderungan dalam menerima dan

mengolah informasi selama proses pembelajaran berlangsung sesuai dengan

gaya belajar mereka masing-masing. Secara keseluruhan akan dapat terlayani

dengan menggunakan metode pembelajaran inkuiri yang dibantu dengan

media laboratorium baik laboratorium riil maupun virtual. Kerja laboratorium

riil dapat memberikan rangsangan kepada para siswa yang memiliki gaya

belajar visual maupun kinestetik. Siswa yang memiliki gaya belajar visual

akan dapat mengamati gambar visual dengan media komputer atau bayangan

yang terbentuk pada mikroskup pada lab riil. Begitu pula siswa yang memiliki

Page 85: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

85

gaya belajar kinestetik juga dapat berapresisasi dengan membuat preparat

obyek dan juga mengoperasikan media komputer yang tersedia.

3. Pengaruh sikap ilmiah memiliki peranan penting terhadap prestasi belajar

siswa. Dengan demikian baik yang memiliki sikap ilmiah tinggi maupun

rendah, dengan lab riil mereka dapat merespon dan mengolah serta

memproses informasi dengan cara melihat, mengamati, menyentuh alat,

membaca penjelasan, melakukan percobaan, mengisi tabel, dan sebagainya.

Demikian juga dengan kerja laboratorium virtual dapat memberikan

rangsangan kepada para siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi maupun

rendah untuk merespon dan mengolah informasi dengan cara melihat simulasi

gambar, mendengarkan efek bunyi atau suara pada earphone yang terpasang

pada setiap komputer, menyentuh dan memainkan mouse dan sebagainya.

4. Interaksi metode inkuiri terbimbing dengan menggunakan lab riil,lab virtuil

dan gaya belajar memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar siswa .

Karena modalitas gaya belajar yang dimiliki siswa dapat menyesuaikan

dengan metode pembelajaran yang digunakan . Siswa dengan gaya belajar

kinestetik dan visual masing – masing dapat terakomodasi dengan baik, pada

kelas yang menggunakan lab riil maupun lab virtuil.

5. Interaksi metode inkuiri terbimbing dengan menggunakan lab riil, lab vituil

dan sikap ilmiah siswa dalam meningkatkan preatasi belajar siswa. Dengan

menggunakan lab riil siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi maupun rendah

tetap dapat melakukan pengamatan dengan bantuan alat – alat yang ada pada

lab riil. Mereka sama – sama dapat mebangun konsep dengan metode yang

Page 86: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

86

digunakan. Demikian juga pada lab virtuil sikap ilmiah siswa baik yang tinggi

maupun yang rendah, meraka dapat mengoperasikan media komputer untuk

mendapatkan konsep organisasi kehidupan.

6. Interaksi gaya belajar dan sikap ilmiah siswa dalam meningkatkan prestasi

belajar siswa, karena siswa dengan gaya belajar apapun dengan sikap ilmiah

tinggi maupun rendah dapat membentuk konsep yang sama dalam diri siswa.

Sehingga pada akhirnya gaya belajar dan sikap ilmiah yang dimiliki siswa

dapat saling mendukung dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.

7. Interaksi metode inkuiri menggunakan lab riil , lab virtuil, gaya belajar dan

sikap ilmiah membentuk interaksi yang mempengaruhi prestasi belajar siswa

pada materi Organisasi Kehidupan.

Dari uraian kerangka di atas dapatlah ditarik suatu kesimpulan bahwa

pembelajaran biologi menggunakan metode inkuiri dengan bantuan kerja

laboratorium baik riil maupun virtual mampu merangsang dan memotivasi siswa

yang memiliki kebiasaan gaya belajar visual maupun kinestetik, serta mampu

menawarkan suatu kebebasan bagi siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi dan

siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah dalam memproses informasi pengetahuan

menjadi suatu bentuk solusi yang efektif. Demikian juga dengan pembelajaran

biologi dengan metode inkuiri mampu membangkitkan kreativitas siswa yang

memiliki sikap ilmiah tinggi maupun siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah.

Oleh karena itu hasil dari proses pembelajaran yang optimal, diyakini dapat

meningkatkan prestasi belajar sesuai dengan kompetensi dasar yang telah

ditetapkan dalam kurikulum. Kompetensi dasar yang dimaksud mencakup domain

Page 87: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

87

kognitif, afektif maupun psikomotor, dengan rata-rata minimal sama atau lebih

tinggi dari batas kreteria ketuntasan minimal (KKM). Diagram berikut adalah

desain paradigma berpikir pada penelitian ini.

Gambar :2. 17 Kerangka berpikir penelitian

D. Hipotesis

Dari kajian teori dan kerangka berfikir yang telah diuraikan di atas, maka

hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

LLaabb rriiiill LLaabb VViirrttuuaall T R

Visual Kinestetik

Prestasi belajar biologi

Populasi dan Sampel Kelas VII SMP Negeri 3 Sleman

Page 88: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

88

1. Pembelajaran konstruktivisme dengan metode inkuiri menggunakan lab virtuil

memberikan pengaruh yang lebih signifikan daripada lab riil pada materi

Organisasi Kehidupan terhadap prestasi belajar.

2. Siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah mendapatkan prestasi yang lebih

signifikan dibanding siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi pada materi

Organisasi Kehidupan.

3. Siswa yang memiliki gaya belajar visual mempunyai prestasi yang lebih

signifikan daripada siswa yang mempunyai gaya belajar kinestetik terhadap

prestasi belajar pada materi Organisasi Kehidupan.

4. Pembelajaran dengan metode inkuiri menggunakan lab riil , lab virtuil dan

gaya belajar siswa membentuk interaksi terhadap prestasi belajar pada materi

Organisasi Kehidupan.

5. Pembelajaran dengan metode inkuiri menggunakan lab riil , lab virtuil dan

sikap ilmiah siswa membentuk interaksi terhadap prestasi belajar materi

Organisasi Kehidupan.

6. Gaya belajar dan sikap ilmiah siswa membentuk interaksi yang mempengaruhi

prestasi belajar materi Organisasi Kehidupan.

7. Pembelajaran dengan metode inkuiri menggunakan lab riil , lab virtuil, gaya

belajar dan sikap ilmiah membentuk interaksi yang mempengaruhi prestasi

belajar siswa pada materi Organisasi Kehidupan.

Page 89: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

89

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester 2 (genap) tahun pelajaran

2008/2009, bulan Nopember 2008 sampai bulan Juni 2009 dengan jadwal

(schedule) sebagai berikut :

Tabel : 3. 1. Jadual Kegiatan Penelitian

Bulan Kegiatan

Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun

Pengajuan proposal penelitian √ √

Permohonan ijin √ √

Penyusunan dan uji instrumen √ √

Pengambilan data √ √ √

Analisis data √ √ √ √

Penyusunan laporan √ √ √ √ √ √ √

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII SMP Negeri 3 Sleman Kabupaten

Sleman, dengan pertimbangan bahwa sekolah tersebut sekaligus tempat bekerja

peneliti sehingga diharapkan pelaksanaan penelitian menjadi lebih efisien dan

lebih mudah dalam perijinan.

70

Page 90: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

90

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

“ Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian” (Suharsimi Arikunto,

1993:102). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP

Negeri 3 Sleman Kabupaten Sleman, yang terdiri dari enam kelas dengan jumlah

215 siswa.

2. Sampel

“ Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti”

(Suharsimi Arikunto, 1993:104). Teknik pengambilan sampel yang digunakan

adalah cluster random sampling, yaitu sampel yang diambil berdasarkan kelompok

(kelas). Dengan teknik tersebut, diambil empat kelas secara rendah dengan

menggunakan undian dari semua kelas VII di SMP Negeri 3 Sleman. Empat kelas

tersebut dengan jumlah 160 siswa kemudian dibagi menjadi dua kelas eksperimen

pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing menggunakan lab riil dan dua

kelas eksperimen pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing menggunakan

lab virtuil. Dasar pertimbangan pemilihan sampel dengan cara seperti ini adalah

karena kedua kelompok sampel tersebut sudah sepadan ditunjukkan dengan rata-

rata nilai USBN yang mendekati sama.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah strategi yang diambil dalam pengambilan /

pengumpulan dan analisis data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan-

permasalahan yang dihadapi. Pada penelitian ini menggunakan metode eksperimen

Page 91: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

91

murni (true eksperiment) yang melibatkan satu atau lebih kelompok eksperimen

tanpa melibatkan kelompok kontrol.

Dalam penelitian ini terdapat dua kelompok eksperimen yaitu kelompok

eksperimen I dan kelompok eksperimen II. Kedua kelompok diasumsikan sama

dalam segala segi yang relevan dan hanya berbeda dalam pemberian perlakuan.

Kelompok eksperimen I diberi perlakuan pembelajaran dengan metode inkuiri

terbimbing menggunakan lab riil , sedang kelompok eksperimen II diberi

perlakuan pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing menggunakan lab

virtuil. Hasil dari kedua kelompok tersebut dikaji dan dibandingkan mana yang

lebih memberikan pengaruh dari kedua model pembelajaran tersebut. Terhadap

prestasi belajar biologi.

D. Rancangan dan Variabel Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara

pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing menggunakan lab riil dan lab

virtuil terhadap prestasi belajar biologi ditinjau dari sikap ilmiah dan gaya belajar

siswa pada materi pelajaran organisasi kehidupan. Untuk mencapai tujuan tersebut

diatas maka dengan memperhatikan semua variabel yang terlibat, maka rancangan

yang digunakan adalah desain faktorial 2 x 2 x 2. Rancangan tersebut digambarkan

seperti bagan 2 di bawah ini.

Page 92: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

92

Tabel 3. 2. Rancangan Penelitian

Metode inkuiri ( A )

Lab riil ( A1 ) Lab Virtuil ( A2 )

Sikap Ilmiah ( B ) Tinggi

( B1 )

Rendah

( B2 )

Tinggi

( B1 )

Rendah

( B2 )

Visual

( C1 ) A1B1C1 A1B1C2 A1B2C1

A1B2C2

Gaya Belajar

( C )

Kinestetik

( C2 ) A2B1C1 A2B1C2 A2B2C1 A2B2C2

Keterangan : A = Pembelajaran Biologi dengan metode inkuiri A1 = Pembelajaran Biologi dengan metode inkuiri melalui pengamatan langsung ( lab riil ). A2 = Pembelajaran biologi dengan metode inkuiri melalui pengamatan tidak langsung ( lab

virtuil ). B = Sikap ilmiah B1 = Sikap ilmiah tinggi B2 = Sikap ilmiah rendah C = Gaya belajar siswa C1 = Gaya belajar siswa kategori visual (visual learners) C2 = Gaya belajar siswa kategori kinestetik (kinestetik learners)

2. Variabel Penelitian

Penelitian ini melibatkan tiga variabel, yaitu :

a. Variabel Bebas

Variabel bebas pada penelitian ini adalah pembelajaran biologi dengan metode

inkuiri melalui pengamatan langsung ( lab riil ) dan pengamatan tidak langsung (

lab virtuil )

1). Definisi Operasional :

Pembelajaran biologi dengan metode inkuiri terbimbing merupakan model

pembelajaran yang melibatkan peran aktif siswa dan membimbing siswa untuk

memperoleh pengetahuan dan nilai-nilai dengan cara menemukan sendiri. Dalam

Page 93: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

93

pembelajaran ini dibantu menggunakan lab riil dan lab virtuil yang disertai dengan

lembar kerja siswa.

2). Skala Pengukuran : nominal

3). Simbol : A

b. Variabel kontrol (atribut)

Variabel kontrol pada peletian ini adalah gaya belajar siswa yang dibatasi pada

gaya belajar visual (visual learners) dan gaya belajar kinestetik (kinestetik

learners), serta sikap ilmiah siswa yang dibatasi sikap ilmiah tinggi dan sikap

ilmiah rendah .

1). Definisi Operasional

Gaya belajar adalah kombinasi dari bagaimana seseorang menyerap dan kemudian

mengatur serta mengolah informasi dengan mudah. Sedangkan Sikap ilmiah

adalah keadaan internal seseorang yang mempengaruhi pilihan – pilihan atas

tindakan pribadi yang dilakukan dalam memproses informasi hingga menciptakan

solusi yang lebih seimbang untuk menyelesaikan permasalahan dalam situasi dan

kondisi rangsangan yang berbeda-beda.

2). Indikator

Nilai atau skore hasil angket gaya belajar dan Sikap ilmiah.

3). Skala Pengukuran : interval

4). Simbol : B untuk Sikap ilmiah , C untuk gaya belajar

Page 94: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

94

c. Variabel Terikat

Variabel terikat pada penelitian ini adalah prestasi (hasil) belajar biologi

untuk materi organisasi kehidupan.

1). Definisi Operasional.

Prestasi belajar biologi adalah nilai hasil tes setelah dan pada saat proses

pembelajaran biologi pada kompetensi dasar Mendiskripsikan keanekaragaman

pada sistem organisasi kehidupan muali tingkat sel sampai organisme.

2). Indikator pencapaian:

Nilai belajar biologi pada ranah kognitif dan prikomotorik pada kompetensi

dasar Mendiskripsikan keanekaragaman pada sistem organisasi kehidupan mulai

tingkat sel sampai organisme.

3). Skala Pengukuran

Skala pengukuran untuk prestasi belajar biologi berupa skala interval.

4). Simbol : AiBjCk dengan i = j = k = 1, 2

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan dua cara yaitu

dengan tes dan nontes. Tes adalah himpunan pertanyaan yang harus dijawab, atau

pertanyaan-pertanyaan yang harus dipilih / ditanggapi, atau tugas-tugas yang harus

dilakukan oleh testi (orang yang dites) dengan tujuan untuk mengukur suatu aspek

(perilaku) tertentu. Pada penelitian ini menggunakan beberapa bentuk tes, yaitu tes

tertulis atau tes prestasi belajar biologi ranah kognitif, tes unjuk kerja (performance

test) dalam bentuk praktik / perbuatan di laboratorium atau tes prestasi belajar

Page 95: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

95

biologi ranah psikomotor pada kompetensi dasar Mendiskripsikan keanekaragaman

pada sistem organisasi kehidupan muali tingkat sel sampai organisme.

Teknik nontes dengan menggunakan angket yang dilakukan sebelum dan

sesudah proses belajar biologi kompetensi dasar Mendiskripsikan keanekaragaman

pada sistem organisasi kehidupan muali tingkat sel sampai organisme dilakukan.

Angket yang dilakukan sebelum proses belajar bertujuan untuk mengukur gaya

belajar dan sikap ilmiah siswa. Sedangkan angket yang dilakukan sesudah proses

belajar dilakukan dengan tujuan untuk mengukur prestasi belajar biologi ranah

afektif, untuk mendukung data dalam melengkapi hasil penelitian ini.

F. Instrumen Penelitian

1. Instrumen Pelaksanaan Pembelajaran

Instrumen untuk mendukung pelaksanaan penelitian ini meliputi Silabus,

( SKL ) Standart kelulusan, RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dan LKS

(Lembar kerja Siswa). Silabus disusun berdasarkan Standar Isi, yang didalamnya

berisikan Mata Pelajaran, Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD),

Materi Pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran, Indikator, Penilaian, Alokasi Waktu

dan Sumber Belajar. RPP memuat segala sesuatu yang berkaitan langsung dengan

aktivitas pembelajaran dalam upaya mencapai penguasaan kompetensi dasar.

2. Instrumen Pengambilan Data

a. Angket Gaya Belajar dan Sikap ilmiah Siswa.

Angket gaya belajar siswa berfungsi untuk mengetahui jenis gaya belajar

siswa dalam mengikuti pelajaran biologi. Angket gaya belajar siswa berbentuk

Page 96: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

96

tertulis yang dilaksanakan sebelum pembelajaran dengan metode inkuiri

terbimbing menggunakan laboratorium virtual dan laboratorium real dilaksanakan.

Lembar angket gaya belajar disusun dalam bentuk objective tes, yang terdiri atas

daftar pernyataan yang meliputi kebiasaan atau gaya belajar siswa dengan empat

pilihan a, b, c dan d. Format pilihan lembar jawab yang disediakan terdiri atas

empat pilihan yang memuat alternatif pilihan jawab a.SL: selalu, b. SR: sering,

c.JR: jarang, dan d. TP: tidak pernah. Pada pernyataan gaya belajar yang positif

diberi skor berturut-turut 4, 3, 2 dan 1. Sedangkan untuk pernyataan gaya belajar

yang negatif diberi skor berturut-turut 1, 2, 3 adn 4. Selanjutnya skor seluruh

pernyataan dijumlahkan dan dikonversikan menjadi kelompok siswa yang

memiliki gaya belajar visual dan kinestetik.

Sedangkan untuk lembar angket sikap ilmiah siswa, berbentuk tertulis yang

dilaksanakan sebelum pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing

menggunakan laboratorium virtual dan laboratorium real dilaksanakan. Lembar

angket sikap ilmiah disusun dalam bentuk objective tes, yang terdiri atas daftar

pernyataan yang meliputi berbagai sikap yang biasa dilakukan siswa dengan lima

pilihan a, b, c, d dan e. Format pilihan lembar jawab yang disediakan terdiri atas

lima pilihan yang memuat alternatif pilihan jawab a. Selalu , b. Sering kali, c.

Tidak pernah, d. Jarang sekali, e Tidak ada pilihan.

b. Instrumen Tes Prestasi Belajar ranah Psikomotor

Instrumen ini merupakan alat pengumpulan data untuk mengetahui nilai

prestasi belajar ranah psikomotor siswa. Data prestasi belajar ranah psikomotorik

dikumpulkan melalui inkuiri atau pengamatan. Lembar inkuiri disusun dalam

Page 97: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

97

bentuk checklist yang terdiri atas daftar pertanyaan yang meliputi kemampuan

motorik siswa dalam melakukan eksperimen. Format isian yang disediakan terdiri

dari empat kolom yang memuat alternatif kegiatan yang dilakukan siswa.

Alternatif skor 4 menunjukkan bahwa siswa yang sedang diamati memiliki

kemampuan dengan sempurna, sedangkan skor 3 menunjukkan kemampuan yang

kurang sempurna, skor 2 tidak sempurna dan skor 1 menunjukkan bahwa siswa

yang sedang diamati tidak memiliki kemampuan sebagaimana butir pertanyaan

yang diteskan.

c. Instrumen Tes Prestasi Belajar ranah Kognitif

Tes prestasi belajar ranah kognitif dilakukan dalam bentuk tes tertulis

pilihan ganda yang dilaksanakan setelah proses pembelajaran untuk kompetensi

dasar organisasi kehidupan selesai. Item pilihan ganda berjumlah 4 buah dengan

simbol pilihan a, b, c, dan d . Setiap item hanya memiliki satu pilihan jawaban

yang benar. Jika siswa menjawab dengan benar mendapatkan skor 1 (satu) dan jika

salah mendapatkan skor 0 (nol).

d. Instrumen Tes Prestasi Belajar ranah Afektif

Nilai prestasi belajar ranah afektif siswa diperoleh melalui angket. Angket

diberikan kepada siswa setelah proses pembelajaran dilaksanakan. Lembar angket

tersebut disusun dalam bentuk checklist, yang terdiri atas daftar pernyataan yang

meliputi sikap ilmiah siswa dalam melakukan eksperimen. Format isian yang

disediakan terdiri atas empat kolom yang memuat alternatif ”SS: sangat setuju”,

”S: setuju”, ”TS: tidak setuju”, dan ”STS: sangat tidak setuju”. Pada pernyataan

sikap yang positif diberi skor berturut-turut 4, 3, 2 dan 1. Sedangkan untuk

Page 98: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

98

pernyataan sikap yang negatif diberi skor berturut-turut 1, 2, 3 adn 4. Selanjutnya skor

seluruh pernyataan dijumlahkan dan dikonversikan menjadi nilai sikap (ranah afektif).

G. Uji Coba Instrumen

Untuk mengetahui apakah seperangkat instrumen yang telah disusun layak

digunakan atau tidak, maka instrumen tersebut perlu diadakan pengujian terhadap

aspek kelayakannya sebagai berikut:

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu

instrumen. Suatu instrumen memiliki validitas tinggi jika benar-benar mengukur

suatu aspek yang semestinya harus diukur. Untuk mengetahui validitas tes pada

penelitian ini dilakukan dengan teknik pengukuran validitas ini (content validity)

dan validitas konstruksi (construct validity).

a. Validitas Isi

Validitas isi adalah sebuah validitas intsrumen yang menunjukkan bahwa

isi dari instrumen yang disusun bebar-benar dibuat berdasarkan literatur yang ada

dan mewakili setiap aspek yang akan diukur. Untuk mendapatkan validitas isi,

maka sebelum menyusun instrumen tes terlebih dahulu dibuat kisi-kisinya dan

dikonsultasikan kepada orang yang ahli. Orang yang ahli dalam hal ini adalah

dosen pembimbing yang terdiri dari dosen pembimbing I dan dosen pembimbing II.

b. Validitas Konstruksi

Validitas konstruksi adalah validitas sebuah instrumen yang menunjukkan

bahwa bentuk instrumen yang dipilih telah sesuai dengan apa yang akan diukur.

Untuk mendapatkan validitas konstruksi, dapat dilakukan dengan

Page 99: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

99

mengkonsultasikannya kepada dosen pembimbing setiap langkah penyusunan instrumen

serta mengujicobakan instrumen tersebut sebelum digunakan sebagai alat ukur.

Uji validitas instrumen tes prestaasi belajar ranah kognitif adalah uji butir

soal (item) mdengan menggunakan persamaan 1 korelasi product moment (rxy) dari

Karl Pearson, dengan persamaan rumus sebagai berikut:

( )( )2222 )()(

)(

yynxxn

yxxynrxy

S-SS-S

SS-S= ………………………………...…(1)

dimana, rxy = Korelasi product moment Pearson

n = jumlah sampel

x = skore tiap item soal

y = skor total

Σxy = jumlah (x)(y)

Butir soal dikatakan valid jika rxy ≥ rtabel pada taraf signifikansi 5%. Setelah

dilakukan uji validitas item tes prestasi belajar ranah kognitif, maka butir soal yang

tidak valid didrop (tidak digunakan) sebagai instrumen tes.

Penulis menggunakan sotware Anates 4.0 untuk melakukan komputasi uji

validitas tersebut Software Anates versi 4.0. Dari 50 item instrument tes prestasi

belajar yang diuji cobakan, hasilnya dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu sangat

signifikan sebanyak 29 item, signifikan sebanyak 12 item, dan tidak signifikan

sebanyak 9 item. Intrument tes prestasi yang digunakan diambil dari 29 item yang

sangat signifikan dan 11 item signifikan. Item yang tidak signifikan dibuang dan

tidak dipergunakan sebagai item tes prestasi siswa.

Page 100: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

100

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas (r11) suatu instrumen adalah bahwa instrumen yang disusun

dapat dipercaya sebagai alat pengambilan data. Instrumen dikatakan reliabel jika

memiliki tingkat keajegan dalam mengukur aspek yang diukur. Nikai keajegan ini

dimaksudkan bahwa apabila instrumen tersebut diberikan pada subyek yang

berbeda akan memberikan hasil yang relatif sama. Untuk uji reliabilitas

menggunakan format K – R .20, seperti pada persamaan 2 berikut.

÷÷ø

öççè

æ å-÷øö

çèæ

-=

2

2

11 S

pqS1n

nr .........................................................................(2)

dimana, p = proporsi siswa yang menjawab item dengan benar

q = proporsi siswa yang menjawab item dengan salah

∑pq = jumlah hasil kali antar p dan q

n = banyak item

S = standar deviasi tes

Kriteria reliabilitas dengan batasan :

0 ≤ r11 ≤ 0,20 = sangan rendah

0,20 ≤ r11 ≤ 0,39 = rendah

0,39 ≤ r11 ≤ 0,59 = cukup

0,59 ≤ r11 ≤ 0,79 = tinggi

0,79 ≤ r11 ≤ 1,00 = sangat tinggi

Untuk uji reliabilitas angket, dimana jawaban bisa lebih dari satu

digunakan koefisien alpha dengan persamaan sebagi berikut :

÷÷

ø

ö

çç

è

æ å-÷

øö

çèæ

-=

ss

2

1

2

111

1b

kk

r ............................................................................( 2 )

r11 = reliabilitas tes

Page 101: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

101

k = jumlah soal

s 2

b = jumlah varian dari skor soal

s 2

1 = jumlah varian dari skor total

Untuk melakukan uji reliabilitas tersebut penulis menggunakan sotware

anates versi 14.0. Hasil uji reliabilitas terhadap instrument tes prestasi belajar

menggunakan software tersebut memberikan hasil sebagai berikut: KorelasiXY=

0,77 dan Reliabilitas Tes = 0,87. Dari hasil uji reliabilitas tersebut diperoleh

informasi, bahwa instrument tes prestasi termasuk tinggi.

3. Uji Taraf Kesukaran Butir Soal

Taraf kesukaran (P) item soal dihitung dengan persamaan 3 sebagai

berikut.

JSB

P = .......................................................................................................(3)

dimana, B = banyaknya siswa yang menjawab dengan benar

JS = jumlah seluruh siswa

Taraf kesukaran diklasifikasikan ke dalam kriteria :

1) soal dengan P = (0,10 sampai dengan 0,30) adalah soal sukar

2) soal dengan P = (0,31 sampai dengan 0,70) adalah soal sedang

3) soal dengan P = (0,71 sampai dengan 1,00) adalah soal mudah

4) soal dianggab baik jika memiliki taraf kesukaran sedang (0,31 ≤ P ≤ 0,70)

Penulis menggunakan software Anates versi 4.0 untuk menghitung derajad

kesukaran tersebut. Dari 50 item instrument tes prestasi belajar yang diuji

cobakan, dapat dikelompokkan menjadi 5, yaitu sangat mudah sebanyak 11 item,

mudah sebanyak 15 item, sedang sebanyak 15 item, sukar sebanyak 4 item, dan

Page 102: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

102

sangat sukar sebanyak 5 item. Berdasarkan derajad kesukarannya ditentukan

sebanyak 40 item yang digunakan, ditentukan dari 2 item sangat mudah, 15 item

mudah, 15 item sedang, 4 item sukar, dan 4 item sangat sukar.

4. Uji Daya Pembeda Butir Soal

Daya pembeda (D) soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan

antara siswa yang memiliki kemampuan tinggi (pandai) dengan siswa yang

memiliki kemampuan rendah (kurang pandai). Untuk menghitung daya beda soal

pada penelitian ini digunakan persamaan 4.

BA

BA

JJ

BBD

--

= ,.......................................................................................................(4)

keterangan :

JA = banyaknya peserta kelompok atas (27½ dari jumlah sampel

JB = banyaknya peserta kelompok bawah (27½ % dari jumlah sampel)

BA = banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab soal dengan benar

BB =banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar

Butir soal yang baik adalah yang memiliki indeks daya beda antara 0,4

sampai dengan 0,7.

Penulis menggunakan software Anates versi 4.0 untuk menghitung daya

pembeda. Berdasarkan klasifikasi daya pembeda, ke 40 item yang diujicobakan

dapat dikelompokkan menjadi 4, yaitu, jelek sebanyak 7 item, cukup sebanyak 8

item, baik sebanyak 12 item, baik sekali sebanyak 3 item

Page 103: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

103

H. Teknik Analisis Data

1. Uji Prasyarat Analisis

Analisis data dilakukan untuk mengetahui kebenaran hipotesis yang

diajukan. Dalam penelitian ini digunakan teknik anava dua jalan dengan frekuensi

isi sel tidak sama. Untuk dapat menggunakan analisis Anava maka sebelumnya

harus dilakukan uji prasyarat analisis.

a. Uji Normalitas

Untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi

normal pada penelitian ini menggunakan Metode Lilieforce, dengan hipotesis:

1). H0,N (sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal) dan H1,N

(sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal). Untuk pengujian

hipotesis digunakan persamaan 5.

( ) ( )ii zSzF -=max0L ............................................................................(5)

dengan ( ) ( )iii

i zzPzF,s

XXz £=

-= .............................................................(6)

S(zi) = proporsi cacah z ≤ zi terhadap seluruh cacah zi

2). Taraf signifikansi, α = 5%

3). Keputusan uji

L0 < Ltabel = sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

L0 ≥ Ltabel = sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal

b. Uji Homogenitas

Untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang homogen atau

tidak digunakan Metode Barlett :

Page 104: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

104

1). Hipotesis

H0,H : σ12 ≠ σ2

2 atau σ12 ≠ σ3

2 atau σ22 ≠ σ3

2 atau σ22 ≠ σ4

2 .... (populasi tidak

homogen). H1,H : σ12 = σ2

2 = σ32 = σ4

2 (populasi homogen)

( )[ ]å-= 2jjerr

2 SlogfMSlogfc303,2

x ..........................................................(7)

úúû

ù

êêë

é-

-+= å f

1f1

)1k(31

1cj

................................................................................(8)

åå=

f

SSMS f

err ....................................................................................................(9)

å å-=j

jj n

xxSS 2 ...........................................................................................(10)

j

j2

n

SSS = ............................................................................................................(11)

dengan k = cacah sampel

f = derajat kebebasan untuk MSerr = N – k

j = 1, 2, 3, ..., k

nj = cacah pengukuran pada sampel k – j

N = cacah semua pengukuran

2). Daerah kritik, DK = k – 1 ; 0,05

3). Keputusan uji

Ho diterima jika 50,0αuntukxx tabel2

hitung2 =>

Ho ditolak jika 50,0αuntukxx tabel2

hitung2 =£

Page 105: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

105

2. Pengujian Hipotesis

a. Uji Anava

Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk mengetahui apakah hiptesis yang

telah diajukan diterima atau ditolak. Untuk menguji hipotesis tersebut

menggunakan analisis variansi tiga jalan dengan variasi 2 x 2 x 2 dan sel tidak sama.

Dalam pegujian hipotesis ini diasumsikan populasi berdistribusi normal,

homogen, sampel dipilih secara acak, variabel yang terikat berskala pengukuran

interval, sedangkan variabel bebas berskala nominal.

b. Model

Xijk = µ + αi + βj + (αβ)ij + εijk ............................................................(12)

Dimana Xijk : inkuiri pada subjek ke-k di bawah faktor pertama kategori ke-i

dan faktor kedua kategari ke-j.

X : variabel terikat

i : 1, 2, 3, ..., p p = banyaknya baris

j : 1, 2, 3, ..., q q = banyaknya kolom

k : 1, 2, 3, ..., n n = banyaknya data amatan

µ : rerata dari seluruh data amatan

αi : efek faktor satu kategori i terhadap Xijk

βj : efek faktor dua kategori j terhadap Xijk

(αβ)ij : kombinasi efek faktor satu dan dua terhadap Xijk

εijk : kesalahan pada Xijk

Page 106: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

106

c. Hipotesis

1). Pengaruh pembelajaran biologi dengan metode inkuiri terbimbing

menggunakan media lab vrituil dan lab riil terhadap prestasi belajar siswa.

H0,A : Tidak ada pengaruh anatara pembelajaran biologi dengan metode

inkuiri terbimbing menggunakan lab vrituil dan lab riil terhadap

prestasi belajar siswa.

H1,A : Ada pengaruh antara pembelajaran biologi dengan metode inkuiri

terbimbing menggunakan lab vrituil dan lab riil terhadap prestasi

belajar siswa.

2). Pengaruh gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa

H0,B : Tidak ada pengaruh antara gaya belajar kategori visual dan kinestetik

terhadap prestasi belajar siswa.

H1,B : Ada pengaruh antara gaya belajar kategori visual dan kinestetik

terhadap prestasi belajar siswa.

3). Pengaruh sikap ilmiah terhadap prestasi belajar siswa

H0,C : Tidak ada pengaruh antara sikap ilmiah tinggi dan rendah terhadap

prestasi belajar siswa.

H1,C : Ada pengaruh antara sikap ilmiah tinggi dan rendah terhadap prestasi

belajar siswa.

4). Interaksi antara metode inkuiri terbimbing menggunakan lab vrituil dan lab riil

dengan gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa.

Page 107: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

107

H0,AB : Tidak ada pengaruh interaksi antara metode inkuiri terbimbing

menggunakan lab vrituil dan lab riil dengan gaya belajar terhadap

prestasi belajar siswa.

H1,AB : Ada pengaruh interaksi antara metode inkuiri terbimbing menggunakan

lab vrituil dan lab riil dengan gaya belajar terhadap prestasi belajar

siswa.

5). Interaksi antara metode inkuiri terbimbing menggunakan lab vrituil dan lab riil

dengan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar siswa.

H0,AC : Tidak ada pengaruh interaksi antara metode inkuiri terbimbing

menggunakan lab vrituil dan lab riil dengan sikap ilmiah terhadap

prestasi belajar siswa.

H1,AC : Ada pengaruh interaksi antara metode inkuiri terbimbing menggunakan

lab vrituil dan lab riil dengan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar siswa.

6). Interaksi antara gaya belajar dan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar siswa.

H0,BC : Tidak ada pengaruh interaksi antara gaya belajar dan sikap ilmiah

terhadap prestasi belajar siswa.

H1,BC : Ada pengaruh interaksi antara gaya belajar dan sikap ilmiah terhadap

prestasi belajar siswa.

7). Interaksi antara pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing menggunakan

lab vrituil dan lab riil, gaya belajar dan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar siswa.

H0,ABC : Tidak ada pengaruh interaksi antara pembelajaran dengan metode

inkuiri terbimbing menggunakan lab vrituil dan lab riil, gaya belajar

dan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar siswa.

Page 108: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

108

H1,ABC : Ada pengaruh interaksi antara pembelajaran dengan metode inkuiri

terbimbing menggunakan lab vrituil dan lab riil, gaya belajar dan

sikap ilmiah terhadap prestasi belajar siswa.

d. Komputasi

1). Rancangan anava tiga jalan isi sel tidak sama.

Tabel 3. 3. Data Rancangan Anava tiga jalan isi sel tidak sama

A1 A2

B1 B2 B1 B2

C1 A1B1C1 A1B1C2 A1B2C1 A1B2C2

C2 A2B1C1 A2B1C2 A2B2C1 A2B2C2

Menurut tabel 3. 3. di atas dapat dijelaskan bahwa sel A1B1C1 merupakan

letak data prestasi belajar siswa yang memperoleh perlakuan pembelajaran biologi

dengan metode inkuiri terbimbing menggunakan lab vrituil untuk siswa yang

memiliki gaya belajar visual dan sikap ilmiah tinggi. Sel A1B1C2 merupakan letak

data prestasi belajar siswa yang memperoleh perlakuan pembelajaran biologi

dengan metode inkuiri terbimbing menggunakan lab vrituil untuk siswa yang

memiliki gaya belajar kinestetik dan sikap ilmiah Rendah. Sel A1B2C1 merupakan

letak data prestasi belajar siswa yang memperoleh perlakuan pembelajaran biologi

dengan metode inkuiri terbimbing menggunakan lab vrituil untuk siswa yang

memiliki gaya belajar kinestetik dan sikap ilmiah tinggi. Sedangkan sel A1B2C2

merupakan letak data prestasi belajar siswa yang memperoleh perlakuan

Page 109: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

109

pembelajaran biologi dengan metode inkuiri terbimbing menggunakan lab vrituil

untuk siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik dan sikap ilmiah rendah.

Sel A2B1C1 merupakan letak data prestasi belajar siswa yang memperoleh

perlakuan pembelajaran biologi dengan metode inkuiri terbimbing menggunakan

lab riil untuk siswa yang memiliki gaya belajar visual dan sikap ilmiah tinggi. Sel

A2B1C2 merupakan letak data prestasi belajar siswa yang memperoleh perlakuan

pembelajaran biologi dengan metode inkuiri terbimbing menggunakan lab riil

untuk siswa yang memiliki gaya belajar visual dan sikap ilmiah rendah. Sel

A2B2C1 merupakan letak data prestasi belajar siswa yang memperoleh perlakuan

pembelajaran biologi dengan metode inkuiri terbimbing menggunakan lab riil

untuk siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik dan sikap ilmiah tinggi. Sel

A2B2C2 merupakan letak data prestasi belajar siswa yang memperoleh perlakuan

pembelajaran biologi dengan metode inkuiri terbimbing menggunakan lab riil

untuk siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik dan sikap ilmiah rendah.

2). Komponen Jumlah Kuadrat

( )N

GpqrG 22

1 == ..................................................................................................(13)

( ) å=ijk

ijkX 22 ...............................................................................................(14)

( )qr

Ai2

3S

....................................................................................................(15)

( )pr

B j2

4S

...................................................................................................(16)

( )pq

Ck2

5S

...................................................................................................(17)

Page 110: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

110

( )r

ABij2)(

6S

............................................................................................(18)

( )q

ACik2)(

7S

= .......................................................................................(19)

( )p

BC jik2)(

8S

= .......................................................................................(20)

( ) 2)(9 ijkABCS= ......................................................................................(21)

3). Jumlah kuadrat (Sum Square)

( ) ( ){ }13nJK hA -= ...................................................................................(22)

( ) ( ){ }14nJK hB -= ................................................................................(23)

( ) ( ){ }15nJK hC -= ................................................................................(24)

( ) ( ) ( ) ( ){ }1346nJK hAB +--= ..............................................................(25)

( ) ( ) ( ) ( ){ }1357nJK hAC +--= .................................................................(26)

( ) ( ) ( ) ( ){ }1458nJK hBC +--= .................................................................(27)

( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ){ }13456789nJK hABC -+++---= ................................(28)

JKG = (2)..............................................................................................(29)

JKT = JKa + JKb + JKc + JKab + JKac + + JKbc + JKabc + JKg..............(30)

4). Derajat Kebebasan (Degree of Freedom)

dkA = p – 1.............................................................................................(31)

dkB = q – 1 ..........................................................................................(32)

dkC = r – 1 ...........................................................................................(33)

dkAB = (p – 1) (q – 1) ............................................................................(34)

dkAC = (p – 1)(r – 1)...............................................................................(35)

Page 111: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

111

dkBC = (q – 1)(r – 1)...............................................................................(36)

dkABC = (p – 1)(q – 1)(r – 1).................................................................(37)

dkG = N – pqr........................................................................................(38)

dkT = N – 1 ...........................................................................................(39)

5). Rerata Kuadrat (Mean Square)

dkAJKA

RKA = ......................................................................................(40)

dkBJKB

RKB = ......................................................................................(41)

dkCJKC

RKC = ......................................................................................(42)

dkABJKAB

RKAB = ......................................................................................(43)

dkACJKAC

RKAC = ...............................................................................(44)

dkBCJKBC

RKBC = ...............................................................................(45)

dkABCJKABC

RKABC = .............................................................................(46)

dkGJKG

RKG = ......................................................................................(47)

6). Statistik Uji

RKGRKA

Fa = ............................................................................................(48)

RKGRKB

Fb = .........................................................................................(49)

Page 112: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

112

RKGRKC

Fc = ..........................................................................................(50)

RKG

RKABFab = .........................................................................................(51)

RKG

RKACFac = ..........................................................................................(52)

RKG

RKBCFbc = ..........................................................................................(53)

RKG

RKABCFabc = .....................................................................................(54)

7). Daerah Kritik

DKa = { F│Fa ≥ Fα; p – 1; N – pqr }..............................................................(55)

DKb = { F│Fb ≥ Fα; q – 1; N – pqr }..............................................................(56)

DKc = { F│Fc ≥ Fα; r – 1; N – pqr }...............................................................(57)

DKab = { F│Fab ≥ Fα; (p – 1)(q – 1) ; N – pqr }...................................................(58)

DKac = { F│Fac ≥ Fα; (p – 1)(r – 1); N – pqr }....................................................(59)

DKbc = { F│Fbc ≥ Fα; (q – 1)(r – 1); N – pqr }...................................................(60)

DKabc = { F│Fabc ≥ Fα; (p – 1)(q – 1)(r – 1); N – pqr }..........................................(61)

8). Keputusan Uji

H0,A ditolak jika Fa ≥ Fα; (p – 1); N – pqr

H0,B ditolak jika Fb ≥ Fα; (q – 1); N – pqr

H0,C ditolak jika Fc ≥ Fα; (r – 1); N – pqr

H0,AB ditolak jika Fb ≥ Fα; (p – 1)(q – 1); N – pqr

H0,AC ditolak jika Fb ≥ Fα; (p – 1)(r – 1); N – pqr

H0,BC ditolak jika Fb ≥ Fα; (q – 1)(r – 1); N – pqr

H0,ABC ditolak jika Fb ≥ Fα; (p – 1)(q – 1)(r – 1); N – pqr

Page 113: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

113

9). Rangkuman Analisis

Tabel : 3. 4. Letak Hasil Rangkuman Analisis Variansi

Sumber variasi JK Dk RK Fobs P

Efek utama

Kolom (A)

Baris (B)

Baris (C)

Interaksi AB

Interaksi AC

Interaksi BC

Interaksi ABC

Error/galat

JKa

JKb

JKc

JKab

JKac

JKbc

JKabc

JKg

P – 1

q – 1

r – 1

(p – 1)(q -1)

(p – 1)(r – 1)

(q – 1)(r – 1)

(p-1)(q-1)(r-1)

N – pqr

RKa

RKb

RKc

RKab

RKac

RKbc

RKabc

RKg

Fa

Fb

Fc

Fab

Fac

Fbc

Fabc

Fg

< α atau > α

< α atau > α

< α atau > α

< α atau > α

< α atau > α

< α atau > α

< α atau > α

-

Total JKt N – 1 - - -

(Soehardjo, 2002:63-65) Dalmudi, 2004)

b. Uji Lanjut Anava

Uji lanjut anava merupakan tindak lanjut dari analisis variansi jika hasil

variansi menunjukkan bahwa hipoteisi nol ditolak. Tujuan dari uji lanjut anava ini

adalah untuk melakukan pengecekan terhadap rerata setiap pasangan kolom, baris,

dan pasangan sel sehingga diketahui pada bagian mana sajakah terdapat rerata

yang berbeda.

Dalam penelitian ini digunakan uji lanjut anava metode Komparansi Ganda

dengan Uji Scheffe. Langkah-langkahnya sebagai berikut :

a. Mengidentifikasi semua pasangan komparasi rataan yang ada. Jika terdapat k

perlakuan, maka ada 2

1)k(k - pasangan rataan.

b. Merumuskan hipotesis yang bersesuaian dengan komparansi tersebut.

Page 114: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

114

H0,AS : µA1 = µA2 Tidak ada perbedaan pengaruh antara pembelajaran biologi

dengan metode inkuiri terbimbing menggunakan lab vrituil

dan lab riil terhadap prestasi belajar siswa.

H1,AS : µA1 ≠ µA2 Ada perbedaan pengaruh antara pembelajaran biologi

dengan metode inkuiri terbimbing menggunakan lab vrituil

dan lab riil terhadap prestasi belajar siswa.

H0,BS : µB1 = µB2 Tida ada perbedaan pengaruh antara gaya belajar visual dan

kinestetik terhadap prestasi belajar siswa.

H1,BS : µB1 ≠ µB2 Ada perbedaan pengaruh antara gaya belajar visual dan

kinestetik terhadap prestasi belajar siswa.

H0,CS : µC1 = µC2 Tida ada perbedaan pengaruh antara sikap ilmiah tinggi dan

rendah terhadap prestasi belajar siswa.

H1,CS : µB1 ≠ µB2 Ada perbedaan pengaruh antara sikap ilmiah tinggi dan

rendah terhadap prestasi belajar siswa.

c. Menentukan tingkat signifikansi α (taraf signifikansi yang dipilih sama dengan

taraf signifikansi pada uji analisis variansi)

d. Mencari statistik uji F dengan menggunakan persamaan Ferguson sebagai

berikut: ( )

÷÷ø

öççè

æ+

-=-

kjerr

kjkj

nnMS

XXF

11

2

dengan keterangan :

jkegrupsampelrerata -=jX

kkegrupsampelrerata -=kX

nj = cacah inkuiri pada grup ke-j

nk = cacah inkuiri pada grup ke-k

Page 115: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

115

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data hasil prestasi belajar

pada ranah kognitif. Data prestasi belajar diperoleh dari kelas yang menggunakan

metode pembelajaran inkuiri terbimbing melalui lab riil dan virtuilab ditinjau dari

sikap ilmiah dan Gaya Belajar Siswa.

1. Deskripsi Data Prestasi Belajar

Data penelitian adalah nilai hasil belajar siswa atau prestasi belajar siswa

pada ranah kognitif. Setelah diberikan pembelajaran dengan metode pembelajaran

inkuiri terbimbing dengan lab riil dan lab vrituil dan dilakukan evaluasi melalui

tes prestasi belajar diperoleh data, kelompok siswa yang diberi pembelajaran

dengan metode inkuiri terbimbing lab riil memperoleh rata-rata nilai 77,50,

dengan simpangan baku 10,33, nilai terendah 60,00 dan nilai tertinggi 100,

sedangkan untuk siswa yang diberi pembelajaran inkuiri terbimbing dengan lab

vrituil memperoleh rata-rata nilai 76,30 dengan simpangan baku 9,78 dengan nilai

terendah 57 dan nilai tertinggi 97.

Nilai rerata hasil prestasi belajar yang diperoleh untuk kedua model

laboratorium yang digunakan sangat bervariasi. Rerata hasil prestasi belajar

tertinggi adalah kelompok siswa dengan sikap ilmiah tinggi dengan gaya belajar

kinestetik yang diberikan pembelajaran dengan lab riil yaitu 92,45, sedangkan

nilai rerata terendah adalah dari kelompok siswa dengan sikap ilmiah rendah gaya

96

Page 116: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

116

belajar kinestetik dengan lab virtuil,yaitu 61,2. Rerata prestasi belajar

selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1. Rerata Prestasi Belajar

Sikap ilmiah tinggi Sikap ilmiah rendah

Visual Kinestetik Visual Kinestetik

Lab riil 81.29 92.45 67.25 72.4 Inkuiri

Lab virtual 76,59 84.6 66.6 61,2

Sebaran siswa per kelompok prestasi belajar bervariasi. Data hasil

penelitian menunjukkan bahwa pengelompokan terbanyak adalah siswa dengan

sikap ilmiah tinggi dan gaya belajar visual sebanyak 39 orang, sedangkan

pengelompokan terendah adalah siswa dengan sikap ilmiah rendah dengan gaya

belajar visual sebanyak 5 orang. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2. Jumlah Sebaran Siswa per Kelompok

Sikap ilmiah tinggi Sikap ilmiah rendah

Visual Kinestetik Visual Kinestetik

Lab riil 35 11 24 10 Inkuiri

Lab virtual 39 25 11 5

Page 117: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

117

2. Data Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar

Data distribusi frekuensi hasil penelitian menunjukkan sebaran per skor

prestasi belajar yang diperoleh setelah melakukan proses pembelajaran.

Perbandingan distribusi frekuensi prestasi belajar siswa pada lab riil dapat dilihat

pada tabel 4. 3 di bawah ini.

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi prestasi belajar siswa menggunakan lab riil

No Kelas interval Nilai tengah Frekuensi % frekuensi

1 55 – 60 57 7 8,75 2 61 - 65 63 12 15 3 66 – 70 68 6 7,5 4 71 – 75 73 24 30 5 76 – 80 78 8 10 6 81 – 85 83 10 12,5 7 86 – 90 88 3 3,75 8 91 – 95 93 9 11,25 9 96 – 100 97 1 1,25 80 100

Dari data tabel 4. 3 dapat disimpulkan bahwa prosentasi frekuensi tertinggi

sebesar 30 % yaitu pada kelas interval 71 -75. Sedangkan frekuensi terendah

sebesar 1,25 % yaitu pada interval 96 -100. Untuk lebih jelasnya berikut ini

disajikan bentuk histogram yang diperoleh dari data distribusi frekuensi prestasi

belajar siswa menggunakan lab riil. Perhatikan gambar 4.1 . Dari data distribusi

frekuensi tersebut selanjutnya digunakan sebagai data untuk melakukan uji

normalitas dan uji homogenitas sampel.

Page 118: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

118

10090807060

25

20

15

10

5

0

PRESTASI BELAJAR

Fre

qu

en

cy

Mean 77.5StDev 10.33N 80

Histogram of PRESTASI BELAJARNormal

Gambar 4.1. Histogram prestasi belajar kelompok lab riil

Perbandingan distribusi frekuensi prestasi belajar siswa pada lab virtuil dapat

dilihat pada tabel 4. 4. dibawah ini.

Tabel 4. 4 .Distribusi prestasi belajar siswa menggunakan lab virtuil

No Kelas interval Nilai tengah Frekuensi % frekuensi

1 55 – 60 57 1 1,25

2 61 - 65 63 12 15

3 66 – 70 68 4 5

4 71 – 75 73 37 46,25

5 76 – 80 78 11 13,75

6 81 – 85 83 6 7,5

7 86 – 90 88 5 6,25

8 91 – 95 93 4 5

80 100

Dari tabel 4.4 dapat dilihat frekuensi tertinggi sebesar 46, 25 % terdapat

pada interval 71 -75. frekuensi terenda sebesar 1, 25 % terdapat pada interval 55 –

60.

Page 119: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

119

968880726456

20

15

10

5

0

PRESTASI BELAJAR

Fre

qu

en

cy

Mean 76.3StDev 9.779N 80

Histogram of PRESTASI BELAJARNormal

Gambar 4.2. Histogram prestasi belajar kelompok lab vrituil

Bila dibandingkan frekuensi tertinggi antara pembelajaran

menggunakan lab riil dengan lab virtuil, ternyata terletak pada interval yang sama

yaitu 71 -75. Tetapi frekuensi terendah pada masing – masing sampel berbeda.

Sehingga hasil akhir berupa rerata prestasi juga menunjukkan angka berbeda.

Pada Gambar 4.1. terlihat bahwa pada kelompok siswa dengan

pembelajaran metode inkuiri terbimbing dengan lab riil prestasi belajar tersebar

dari skor 57 sampai dengan 100,00 dan skor terbanyak terdistribusi pada skor 77

(20) pada standar deviasi 10,33, sedangkan dengan metode inkuiri terbimbing lab

vrituil tersebar dari skor 57,00 sampai dengan 97,00 dan skor terbanyak

terdistribusi pada 77,00 (18) pada standar deviasi 9,779.

Data prestasi belajar siswa yang dipeloreh dari tes kognitif bila

dikategorikan ke dalam kelompok siswa dengan sikap ilmiah tinggi dan siswa

dengan sikap ilmiah rendah diperoleh data seperti tertulis pada tabel 4.5 dan tabel

4.6. Data frekuensi hasil belajar siswa dengan sikap ilmiah tinggi sebesar 43,64

Page 120: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

120

terletak pada interval 76 – 82, sedangkan yang terendah sebesar 1, 82% pada

interval 60 – 67. Frekuensi terbesar prestasi belajar siswa yang memiliki sikap

ilmiah rendah adalah 38 %, terletak pada interval 61 – 67, sedangkan yang terkecil

10 % pada interval 76 – 82.

Perbedaan sikap ilmiah yang dimiliki siswa ternyata juga memberi

dampak yang berbeda terhadap prestasi belajar yang diperoleh. Berikut ini

disajikan distribusi frekuensi prestasi belajar pada masing – masing sikap. Tabel

4.5 untuk distribusi frekuensi bagi siswa dengan sikap ilmiah tinggi, sedangkan

tabel 4.6 untuk siswa dengan sikap ilmiah rendah.

Tabel 4. 5 Distribusi frekuensi prestasi belajar siswa yang memiliki sikap

ilmiah tinggi

No Kelas interval Nilai tengah Frekuensi % frekuensi

1 60 - 67 57 2 1,82

2 68 - 75 63 18 16,36

3 76 - 82 68 48 43,64

4 83 - 90 73 25 22,73

5 91-97 78 14 12,73

6 98 - 100 83 3 2,73

110 100,00

Tabel 4. 6 Distribusi frekuensi prestasi belajar siswa yang memiliki sikap ilmiah

rendah

No Kelas interval Nilai tengah Frekuensi % frekuensi

1 55 – 60 57 16 32 2 61 - 67 64 19 38 3 68 - 75 71 10 20 4 76 - 82 79 5 10 50 100

Page 121: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

121

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi yang diperoleh dapt diperjelas

kedalam bentuk histogram pada gambar 4.3 dan 4.4. Dari histogram tersebut dapat

dibandingkan dengan hasil prestasi belajar siswa ditinjau dari sikap ilmiah yang

dimiliki juag berdasarkan gaya belajarnya.

Gambar 4.3. Hasil belajar siswa ditinjau dari sikap ilmiah

Gambar 4.3 : Histogram prestasi belajar ditinaju dari sikap ilmiah

Keterangan : R = Sikap Ilmiah Rendah

T = Sikap Ilmiah Tinggi

Tabel 4. 7 . Distribusi frekuensi prestasi belajar siswa dengan gaya belajar kinestetik

No Kelas interval Nilai tengah Frekuensi % frekuensi

1 60 - 67 64 5 9,80

2 68 - 75 71 13 25,49

3 76 - 82 79 21 41,18

4 83 - 90 86 10 19,61

5 91 -97 94 1 1,96

6 98 - 100 99 1 1,96

51 100,00

97 .590 .082 .575 .067 .560.052 .5

30

25

20

15

10

5

0

97 .590.082 .575.067 .560.052.5

R

PRESTA SI

Fre

qu

en

cy

TMean 66.88StDev 6.298N 50

R

Mean 81.45StDev 7.895N 110

T

Histogram of PRESTASINormal

Panel variable: S IKAP ILMIAH

97 .590 .082 .575 .067 .560 .052 .5

Page 122: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

122

Tabel 4.8 .Ditribusi prestasi belajar siswa dengan gaya belajar visual No Kelas interval Nilai tengah Frekuensi % frekuensi

1 60 – 67 64 22 20,18

2 68 – 75 71 27 24,77

3 76 – 82 79 48 44,04

4 83 – 90 86 10 9,17

5 91 -97 94 2 1,83

109 100

Gambar 4.4. Hasil belajar siswa ditinjau dari Gaya Belajar

Keterangan : K = gaya belajar Kinestetik

V = gaya belajar Visual

B. Pengujian Prasyarat Analisis

Pengujian prasyarat analisis yang dilakukan dalam penelitian

menggunakan software program MinitabV.15. Statistik yang digunakan adalah

Analisis Variansi ( Anava ) tiga jalan. Jika syarat normal dan homogen maka

105.097.590.082.575.067.560.0

3 0

2 5

2 0

1 5

1 0

5

0

105.097.590.082.575.067.560.0

K

PRESTA SI

Fre

qu

en

cy

VM ean 82.14S tD ev 10.42N 51

K

M ean 74.45S tD ev 8.903N 109

V

Histogram of PR ES TAS INorm a l

Pane l var iable : GAYA BELA JAR

105.097.590.082.575.067.560.0

PREST

Page 123: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

123

analisis dapat dilanjutkan. Untuk itu maka dilakukan uji normalitas dan uji

homogenitas yang hasilnya seperti disajikan di bawah ini.

1. Uji Normalitas

Dalam melakukan uji normalitas populasi, penulis menggunakan metoda

Ryan-Jonner. Data distribusi frekuensi data awal siswa diklasifikasikan dalam

tabel 4. 9 dibawah ini.

Tabel. 4. 9. Distribusi frekuensi data awal siswa

No Kelas interval

Nilai tengah Frekuensi % frekuensi

1 46 - 54 50 4 2,5 2 55 -60 57 14 8,75 3 61 - 66 64 31 19,375 4 67 - 72 70 57 35,625 5 73 -78 76 19 11,875 6 79- 84 82 17 10,625 7 85 - 90 87 18 11,25 160 100

Hasil uji normalitas data prestasi belajar dengan menggunakan metode

inkuiri terbimbing lab riil dan lab vrituil terhadap sikap ilmiah dan gaya belajar

dapat disimpulkan bahwa sampel berdistribusi normal dapat dilihat pada grafik

Gambar 4.5. Gambar 4.6 dan Gambar 4.7

Page 124: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

124

90847872666054

60

50

40

30

20

10

0

DATA AWAL

Fre

qu

en

cy

Mean 71.75StDev 9.353N 160

Histogram of DATA AWALNormal

Gambar 4.5 Histogram data awal siswa

100908070605040

99.9

99

9590

80706050403020

10

5

1

0.1

DATA AWAL

Pe

rce

nt

Mean 71.75StDev 9.353N 160RJ 0.994P-Value >0.100

Probability Plot of DATA AWALNormal

Gambar 4.6. Grafik Normalitas Kemampuan awal siswa

Page 125: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

125

110100908070605040

99.9

99

95

90

80706050403020

10

5

1

0.1

PRESTASI

Pe

rce

nt

Mean 76.9StDev 10.04N 160RJ 0.994P-Value >0.100

Probability Plot of PRESTASINormal

Gambar 4.7. Grafik Normalitas Prestasi Belajar

Hasil uji normalitas tersebut dapat dilihat dalam bentuk grafik probabilitas,

yang disertai hasil perhitungan statistik dan nilai Ryan-Jonner (RJ) = 0,994 serta

p-Value > 0,100 yang merupakan konversi dari nilai RJ. P-value inilah yang

digunakan untuk menentukan daerah penolakan hipotesis nihil (H0). Dengan nilai

a = 0,05, dan p-value > 0,1000; berarti p-value > a, maka diputuskan populasi

berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Dalam melakukan uji homogenitas populasi, penulis menggunakan Test

for Equal Variances dengan Benferroni Confidence Interval (F-Test) dan Levene’s

Test dengan menggunakan data Prestasi Belajar. Uji homogenitas dilakukan

antara prestasi dengan metode pembelajaran , sikap ilmiah dan gaya belajar. Pada

taraf signifikansi a = 5% ( 0,05) dengan p-value 0,108 (Bartlett’s Test) atau 0,321

Page 126: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

126

(Levene’s Test) > a (0,05), dengan p-value > a, maka diputuskan : H0 : Populasi

tidak homogen ditolak, atau dengan kata lain populasi adalah homogen. Dengan

terpenuhinya Prasyarat Analisis maka uji selanjutnya, yaitu Uji Analisis Variansi

dapat dilakukan.

INK-LAB SKP ILM GY BLJ

VIRTUIL

RILL

T

R

T

R

V

K

V

K

V

K

V

K

252015105095% Bonferroni Confidence Intervals for StDevs

Test Statistic 11.79P-Value 0.108

Test Statistic 1.17P-Value 0.321

Bartlett's Test

Levene's Test

Test for Equal Variances for PRESTASI

Gambar 4.8. Test for Equal Variances for Prestasi

C. Uji Hipotesis

1. Analisis Variansi Data Prestasi

Untuk mengetahui apakah metode pembelajaran, sikap ilmiah dan gaya

belajar memberikan pengaruh atau tidak kepada prestasi belajar siswa dapat

dilakukan dengan analisis variansi. Komputasi untuk analisis variansi data prestasi

menggunakan software Minitab versi 15, Hasil berupa tabel yang dapat dilihat

berikut ini.

Page 127: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

127

Tabel 4.10. Hasil Analisis Variansi Prestasi Belajar Siswa

Source DF Seq ss Adj SS

Adj

MS F P

Keputusan

uji

Inkuiri-lab 1 57,6 973,4 973,4 26,76 0,000 Ho Ditolak

Sikap ilmiah 1 8097 7353.4 7353,4 202,14 0,000 Ho Ditolak

Gaya belajar 1 2187,8 1442,5 1442,5 39,65 0,000 Ho Ditolak

Inkuiri-lab*skp ilm 1 2,1 1,0 1,0 0,03 0,869 Ho Diterima

Inkuiri-lab*gy blj 1 5,4 12,6 12,6 0,35 0,557 Ho Diterima

Sikap ilmiah*gy blj 1 141,2 122,9 122,9 3,38 0,068 Ho diterima

Inkuiri-lab*sikap

ilm*gy blj 1 17,9 17,9 17,9 0,49 0,484

Ho Diterima

error 152 5529,4 5529,4 36,4

Total 159 16038,4

Berdasarkan hasil Uji Analisis Variansi dengan GLM menunjukkan bahwa

p-value pada Metode pembelajaran 0,000 ; sikap ilmiah 0,000 dan Gaya Belajar

0,000. Hasil tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk memutuskan penolakan

Hipotesis null penelitian sebagai berikut :

H01 : tidak ada pengaruh penggunaan metode inkuiri terbimbing menggunakan

lab vrituil dan lab riil terhadap prestasi belajar, ditolak.

H02 : tidak ada pengaruh tipe Gaya Belajar terhadap prestasi belajar, ditolak.

H03 : tidak ada pengaruh tingkat sikap ilmiah terhadap prestasi belajar, ditolak.

Adapun nilai p-value interaksi metode pembelajaran dengan sikap ilmiah

0,869; Metode pembelajaran dengan Gaya Belajar 0,557; sikap ilmiah dengan

Gaya Belajar 0,068 dan metode pembelajaran dengan sikap ilmiah maupun gaya

Page 128: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

128

belajar 0,484 sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang Hipotesis null

penelitian sebagai berikut :

H012 : tidak ada interaksi penggunaan metode pembelajaran dengan sikap ilmiah

pada materi jaringan tumbuhan, tidak ditolak.

H013 : tidak ada interaksi penggunaan metode pembelajaran dengan gaya belajar

tidak ditolak.

H023 : tidak ada interaksi penggunaan sikap ilmiah dengan gaya belajar, tidak

ditolak.

H0123 : tidak ada interaksi penggunaan metode pembelajaran dengan sikap

ilmiah maupun gaya belajar, tidak ditolak

2. Uji lanjut Anava

Setelah dilakukan uji analisis varians maka tahapan selanjutnya adalah uji

lanjut anava yang menggunakan iju komparasi ganda dengan metode Scheffe. Uji

komparasi ganda bertujuan untuk mengetahui perbedaan rerata setiap pasangan

baris, setiap pasangan kolom dan setiap pasangan sel yang memiliki Ho ditolak.

D. Pembahasan

1. Hipotesis Pertama

Pada penelitian ini hipotesis pertama dinyatakan bahwa H0,A Tidak ada

pengaruh antara pembelajaran biologi dengan metode inkuiri terbimbing

menggunakan lab vrituil dan lab riil terhadap prestasi belajar siswa, sedangkan

Page 129: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

129

H1,A ada pengaruh antara pembelajaran biologi dengan metode inkuiri terbimbing

menggunakan lab vrituil dan lab riil terhadap prestasi belajar siswa.

Berdasarkan hasil uji General Linier Models (GLM) diperoleh P = 0,000.

Nilai P < taraf signifikansi 5% ( a = 0,05) hipotesis tidak ditolak, artinya adalah

ada pengaruh metoda terhadap prestasi belajar siswa. Berdasarkan uji GLM

tersebut dapat diperoleh hasil pembelajaran biologi dengan metode inkuiri

terbimbing menggunakan lab riil rerata prestasi belajar yang lebih tinggi

dibandingkan dengan lab vrituil.

Biologi adalah salah satu ilmu sains yang dalam proses pembelajarannya

diperlukan kerja atau sesuatu yang harus dilakukan dan diteliti yang dikenal

dengan proses ilmiah atau metode ilmiah, melalui keterampilan menemukan

antara lain, mengamati, mengklasifikasi, mengukur, menggunakan keterampilan

spesial, mengkomunikasikan, memprediksi, menduga, mendefinisikan secara

operasional, merumuskan hipotesis, menginterprestasikan data, mengontrol

variable dan melakukan eksperimen.

Berdasarkan hasil rerata yang diperoleh pembelajaran biologi dengan

metode inkuiri terbimbing menggunakan lab riil memberikan pengaruh yang

signifikan (77.50) dibandingkan dengan inkuiri terbimbing menggunakan lab

vrituil (76,30). Hal ini disebabkan karena inkuiri terbimbing menggunakan lab

riil lebih konkret yang membawa siswa ke keadaan sebenarnya sehingga

memudahkan siswa untuk mempelajari materi dari tingkat sel, jaringan, organ

maupun sistem organ.

Page 130: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

130

Untuk mengetahui model pembelajaran mana yang lebih berpengaruh

dilakukan uji lanjut anava atau analisys of means seperti dalam gambar 21.

VIRTUILRILL

79

78

77

76

75

INK-LAB

Mea

n

76.9

75.330

78.470

One-Way Normal ANOM for PRESTASIAlpha = 0.05

Gambar 4.9. Grafik Pengaruh Metode pembelajaran terhadap Prestasi

Pengaruh inkuiri terbimbing menggunakan lab riil terhadap prestasi belajar

cukup signifikan, karena dalam pembelajaran dengan lab riil siswa dapat

mengenali langsung obyek – obyek yang diamati . Dengan demikian konsep –

konsep yang diperoleh menjadi lebih bermakna dan lebih melekat dalam diri

siswa. Obyek belajar berupa materi konkret, nyata, dan ada dilingkungan siswa

sehari – hari. Prestasi belajar inkuiri terbimbing menggunakan lab vrituil tidak

signifikan, disebabkan media dalam pembelajaran ini tidak konkret atau nyata.

Meskipun secara visual media ini memiliki keunggulan dalam kelengkapan isi

materi, tetapi gambaran yang tidak konkret menjadi penghambat bagi

pembentukan konsep pada diri siswa. Siswa usia 12-14 tahun memasuki tahapan

operasional konret, sehingga pada tahap ini siswa lebih mudah menerima konsep

dari obyek yang konkret.

Page 131: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

131

” Secara alamiah proses berpikir dalam menemukan makna sesuatu itu

bersifat kontekstual dalam arti ada kaitannya dengan pengetahuan dan

pengalaman yang telah mereka miliki (siswa) memiliki (ingatan), pengalaman,

respon ), oleh karenanya berpikir itu merupakan proses mencari hubungan untuk

menemukan makna dan manfaat pengetahuan tersebut “ ( Gafur, 2003 : 1) oleh

Prof. Dr. H. Suherli, M.Pd. ( 2009) dalam Model Pembelajaran Kontektual).

2. Hipotesis Kedua

Hipotesis selanjutnya mengenai pengaruh antara gaya belajar terhadap

prestasi belajar. Dinyatakan bahwa H0,B Tidak ada pengaruh antara gaya belajar

kategori visual dan kinestetik terhadap prestasi belajar siswa, sedangkan H1,B Ada

pengaruh antara gaya belajar kategori visual dan kinestetik terhadap prestasi

belajar siswa. Berdasarkan uji GLM pada taraf signifikansi 5% ( a = 0,05 )

diperoleh harga P = 0,000 < 0,05 ; berarti gaya belajar ( visual dan kinestetik )

mempengaruhi prestasi belajar siswa.

Gaya belajar yang dimiliki siswa berbeda – beda, hal ini menyebabkan adanya

perbedaan cara siswa dalam menerima dan mengolah informasi. Dalam penelitian

ini digunakan media yang memfasilitasi siswa untuk menggali kemampuan

dirinya dalam membentuk konsep materi organisasi kehidupan. Sehingga

diharapkan media pembelajaran yang dipakai dapat memberi kontribusi kepada

siswa untuk mendapatkan prestasi yang maksimal. Untuk melihat pengaruh dari

gaya belajar dapat dilihat pada grafik analsys of mean berikut ini.

Page 132: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

132

VK

84

82

80

78

76

74

GY BLJ

Mea

n

75.75

78.05

76.9

One-Way Normal ANOM for PRESTASIAlpha = 0.05

Gambar 4.10. Grafik Pengaruh gaya belajar terhadap Prestasi

Berdasarkan grafik di atas diperoleh hasil bahwa siswa dengan gaya

belajar kinestetik memiliki rerata prestasi belajar (82,00) lebih signifikan

dibandingkan dengan siswa dengan gaya belajar visual dengan rerata presrasi

(74,20). Berdasarkan rerata prestasi belajar tersebut di duga bahwa siswa yang

memiliki gaya belajar kinestetik akan lebih menyukai proses pembelajaran dengan

experiment di laboratorium riil daripada experiment secara virtual dengan bantuan

komputer.

Anak yang mempunyai gaya belajar kinestetik belajar melalui bergerak,

menyentuh, dan melakukan karena keinginan mereka untuk beraktifitas dan

eksplorasi sangatlah kuat. Siswa yang bergaya belajar ini belajarnya melalui gerak

dan sentuhan sedangkan siswa dengan gaya belajar visual akan lebih

mementingkan visualisasi (penglihatan) dalam menyerap materi. Anak yang

mempunyai gaya belajar visual tidak harus melihat bahasa tubuh dan ekspresi

muka gurunya untuk mengerti materi pelajaran. Mereka berpikir menggunakan

Page 133: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

133

gambar-gambar di otak mereka dan belajar lebih cepat dengan menggunakan

tampilan-tampilan visual, seperti diagram, buku pelajaran bergambar.

Menurut hasil penelitian yang ditulis oleh Sandra L. Wilson-Hull (2002)

dalam jurnal elektronik diungkapkan “when learning styles are addressed,

students perform better academically”. Jika proses pembelajaran dilakukan

dengan memperhatikan gaya belajar maka hal tersebut akan meningkatkan

prestasi akademik siswa.

3. Hipotesis Ketiga

Penelitian selanjutnya tentang pengaruh sikap ilmiah dengan prestasi

belajar. Dinyatakan bahwa H0,C tidak ada pengaruh antara sikap ilmiah tinggi dan

rendah terhadap prestasi belajar siswa, sedangkan H1,C ada pengaruh antara

sikap ilmiah tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa.

Sikap ilmiah menurut uji GLM berpengaruh terhadap prestasi belajar

siswa dengan harga p-value < 0,05. Berdasarkan gambar 4.8. diperoleh

kesimpulan bahwa sikap ilmiah yang tinggi memberikan pengaruh yang

signifikan terhadap prestasi belajar siswa. Sedangkan sikap ilmiah rendah

memberikan pengaruh yang sangat kecil terhadap prestasi belajar siswa.

Menurut hasil penelitian Dirin ( 2008 ) Pascasarjana UNS dikemukakan

bahwa ”terdapat pengaruh sikap ilmiah kategori tinggi, sedang dan rendah

terhadap prestasi belajar siswa pada aspek kognitif”. Hal tersebut diatas diperkuat

dengan penelitian rahman firman yang menyimpulkan bahwa “Mahasiswa yang

sikap ilmiahnya tinggi cenderung prestasi akademiknya tinggi pula dan sikap

Page 134: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

134

ilmiahnya rendah cenderung prestasi akademiknya rendah pula. Tetapi ada

beberapa pengecualian, hal ini karena dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain

seperti kecerdasan, minat, motivasi dan lain-lain”.

Sikap mempunyai pengaruh yang kuat terhadap perilaku dan belajar

siswa, karena sikap itu membantu siswa dalam merasakan dunianya dan

memberikan pedoman kepada prilaku yang dapat membantu dalam

menjelaskan konsep materi pembelajaran. Berdasarkan rerata prestasi belajar

siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi siswa yang mempunyai sikap ilmiah yang

tinggi akan memiliki kelancaran dalam berfikir sehingga siswa akan termotivasi

untuk selalu berprestasi dan memiliki komitmen yang kuat untuk mencapai

keberhasilan dan keunggulan.

TR

85

80

75

70

65

SKP ILM

Mea

n 76.01

77.7976.9

One-Way Normal ANOM for PRESTASIAlpha = 0.05

Gambar 4.11. Grafik Pengaruh sikap ilmiah terhadap Prestasi

Page 135: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

135

4. Hipotesis Keempat

Penelitian menggunakan lab riil dan lab virtuil , hipotesis terhadap

interaksi kedua media tersebut dengan prestasi belajar dinyatakan sebagi berikut

H0,AB tidak ada pengaruh interaksi antara metode inkuiri terbimbing

menggunakan lab vrituil dan lab riil dengan gaya belajar terhadap prestasi belajar

siswa, sedangkan H1,AB ada pengaruh interaksi antara metode inkuiri terbimbing

menggunakan lab vrituil dan lab riil dengan gaya belajar terhadap prestasi belajar

siswa.

Hasil uji GLM menunjukkan harga P> 0,05 yang berarti bahwa antara

gaya belajar siswa dengan metode tidak terjadi interaksi. Ini dapat dipahami

bahwa dalam proses pembelajaran setiap siswa memiliki kemampuan untuk

beradaptasi terhadap metode pembelajaran yang diberikan sehingga dari hasil

penelitian ini didapatkan data bahwa tidak ada interaksi antara gaya belajar siswa

dengan metode pembelajaran. Walaupun tidak ada interaksi antara metode

pembelajaran dengan gaya belajar siswa dari gambar 4.9 menunjukkan bahwa

prestasi belajar dapat dipengaruhi secara bersama-sama baik dengan

menggunakan metode maupun dari gaya belajar siswa.

Page 136: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

136

VK

84

82

80

78

76

74

72

GAYA BELAJAR

Me

an

RILLVIRTUIL

INK-LAB

Interaction Plot for PRESTASIData Means

Gambar 4.12. Interaksi antara model pembelajaran dengan gaya belajar

Berdasarkan gambar 4.9. terlihat bahwa untuk metode inkuiri terbimbing

dengan lab riil rerata prestasi belajar tertinggi dicapai oleh siswa dengan gaya

belajar kinestetik sedangkan untuk metode inkuiri lab vrituil rerata prestasi

tertinggi juga dicapai oleh siswa dengan gaya belajar kinestetik. Siswa yang

memiliki gaya belajar kinestetik akan mempunyai keinginan untuk beraktifitas

dan mengeksplorasikan kemampuannya sangat kuat. Semakin kuat untuk

mencapai prestasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang memiliki gaya

belajar visual yang berbasis penglihatan.

Materi oragnisasi kehidupan sangat abstrak sehingga diperlukan

pemahaman yang lebih konkret, oleh karena itu dalam proses pembelajaran lebih

baik dengan experiment dimana siswa dengan gaya belajar kinestetik akan lebih

mudah menyerap materi pelajaran karena siswa dengan gaya belajar kinestetik

lebih menekankan aspek gerak dan sentuhan, sehingga pesan atau informasi dapat

diserap lebih banyak. “ Gaya belajar merupakan kombinasi bagaimana cara yang

Page 137: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

137

dilakukan sesorang dalam menyerap informasi dengan mudah. Dalam hal ini

mencakup factor – factor fisik, emosional, sosiologis dan kondisi lingkungan.

Sehingga gaya belajar dapat mempengaruhi sesorang dalam mengambil langkah –

langkah penting dalam diri seseorang untuk bisa belajar lebih cepat dan lebih

mudah” ( Bobbi DePoter,2008 )

5. Hipotesis Kelima

Hipotesis untuk mengetahui pengaruh interaksi antara metode

pembelajaran, media dad sikap ilmiah siswa dinyatakan sebagai berikut H0,AC

tidak ada pengaruh interaksi antara metode inkuiri terbimbing menggunakan lab

vrituil dan lab riil dengan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar siswa.Sedangkan

H1,AC ada pengaruh interaksi antara metode inkuiri terbimbing menggunakan lab

vrituil dan lab riil dengan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar siswa

Hasil uji GLM menunjukkan harga P> 0,05 yang berarti bahwa antara

sikap ilmiah dengan metode pembelajaran tidak terjadi interaksi. Walaupun tidak

ada interaksi antara metode pembelajaran dengan sikap ilmiah dari gambar 4.10.

menunjukkan bahwa prestasi belajar dapat dipengaruhi oleh sikap ilmiah.

Page 138: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

138

TR

85

80

75

70

65

60

SIKAP ILMIAH

Me

an

RILL

VIRTUIL

INK-LAB

Interaction Plot for PRESTASIData Means

Gambar 4.13. Interaksi antara metode pembelajaran dengan sikap ilmiah siswa

Berdasarkan gambar 4.10. terlihat bahwa siswa dengan sikap ilmiah tinggi

mendapatkan rerata prestasi yang tinggi untuk kedua jenis metode pembelajaran.

Ini dapat dijelaskan bahwa siswa dengan sikap ilmiah yang tinggi akan

termotivasi untuk selalu berprestasi dan memiliki komitmen yang kuat untuk

mencapai keberhasilan dan keunggulan, sehingga dengan model belajar apapun

siswa-siswa dengan sikap ilmiah tinggi akan selalu berusaha untuk mendapatkan

prestasi yang tinggi.

Duri ( 2006) Unes dalam skripsinya yang berjudul pengaruh sikap ilmiah

terhadap prestai belajar, menghasilkan kesimpulan bahwa Ho penelitian yang

menyatakan tidak ada pengaruh antara sikap ilmiah siswa dengan prestasi belajar

sisa, ditolak. Artinya ada hubungan linier antara sikap ilmiah dan hasil belajar

siswa. Terbukti terdapat pengaruh signifikan pada siswa yang memiliki sikap

ilmiah tinggi dengan hasil belajarnya

Page 139: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

139

6. Hipotesis Keenam

Hubungan antara gaya belajar dan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar

dinyatakan dalam bentuk hipotesis H0,BC tidak ada pengaruh interaksi antara gaya

belajar dan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar siswa, sedangkan H1,BC ada

pengaruh interaksi antara gaya belajar dan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar

siswa.

Uji GLM menunjukkan bahwa antara gaya belajar dan sikap ilmiah tidak

terjadi interaksi dengan diperoleh hasil analisis harga P=0,068. Siswa dengan

sikap ilmiah tinggi memiliki prestasi yang tinggi pula. Begitu juga dengan siswa

dengan sikap ilmiah rendah prestasi belajarnyapun rendah di kedua gaya belajar.

VK

90

85

80

75

70

65

GAYA BELAJAR

Me

an

RT

ILMIAHSIKAP

Interaction Plot for PRESTASIData Means

Gambar 4.14. Interaksi antara sikap ilmiah dan gaya belajar

Hal tersebut dapat dijelaskan bahwa siswa dengan sikap ilmiah tinggi dan

gaya belajar kinestetik memiliki rerata yang lebih tinggi dibandingkan dengan

siswa dengan sikap ilmiah tinggi dan gaya belajar visual. Hal ini dapat dijelaskan

Page 140: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

140

bahwa siswa dengan gaya belajar kinestetik akan lebih mudah memahami

pelajaran dengan mengajak siswa tersebut untuk mengeksplorasi lingkungan dan

tidak memaksa anak tersebut untuk duduk berjam-jam sehingga metode inkuiri

dengan lab riil dan lab vrituil ini sangat cocok untuk siswa yang memiliki gaya

belajar ini, dan dengan sikap ilmiah yang sangat tinggi siswa-siswa tersebut akan

lebih terpacu untuk mendapatkan prestasi belajar setinggi-tingginya.

7. Hipotesis Ketujuh

Hipotesis terakhir dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh interaksi antara metode pembelajaran menggunakan lab riil dan lab

virtuil ,gaya belajar dan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar. H0,ABC tidak ada

pengaruh interaksi antara pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing

menggunakan lab vrituil dan lab riil, gaya belajar dan sikap ilmiah terhadap

prestasi belajar siswa, sedangkan H1,ABC ada pengaruh interaksi antara

pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing menggunakan lab vrituil dan lab

riil, gaya belajar dan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar siswa.

Hasil uji GLM menunjukkan harga P=0,484 lebih besar dari 0,05; dapat

diartikan bahwa antara metode pembelajaran, sikap ilmiah dan gaya belajar tidak

terjadi interaksi. Berdasarkan gambar 4.12 terlihat bahwa dengan menggunakan

metode pembelajaran inkuiri terbimbing dengan lab riil prestasi belajar lebih

tinggi dibandingkan dengan siswa dengan metode pembelajaran lab vrituil pada

semua tingkat sikap ilmiah.

Page 141: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

141

TR VK

80

70

60

80

70

60

INK-LA B

SKP ILM

GY BLJ

RILLVIRTUIL

INK-LAB

RT

ILMSKP

Interaction Plot for PRESTASIData Means

Gambar 4.15. Interaksi antara media pembelajaran, sikap ilmiah dan gaya relajar Prestasi belajar siswa dengan gaya belajar kinestetik dan sikap ilmiah

tinggi mendapatkan hasil lebih tinggi pada metode pembelajaran lab riil,

sedangkan pada metode pembelajaran virtual lab siswa dengan gaya belajar

kinestetik juga memperoleh hasil yang tinggi ini dapat dijelaskan siswa yang

memiliki gaya belajar kinestetik sangat peka dengan perasaan/emosi dan pada

emosi dengan sentuhan dan gerakan mereka juga akan belajar maksimal dalam

suatu kondisi dimana banyak keterlibatan fisik dan gerakan. Siswa dengan gaya

belajar ini biasanya mengulang pelajaran agar ingat dengan pelajaran tersebut

melalui latihan-latihan atau aktif di kelas.

Selain itu dengan sikap ilmiah tinggi yang dimilikinya, siswa-siswa ini

akan termotivasi untuk selalu mendapatkan hasil yang terbaik sehingga dari grafik

terlihat bahwa rerata siswa untuk yang memiliki sikap ilmiah tinggi dengan gaya

belajar kinestetik lebih tinggi dibandingkan dengan siswa dengan sikap ilmiah

tinggi gaya belajar visual.

Page 142: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

142

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis yang dikemukakan pada BAB IV, dapat

disimpulkan pelaksanaan pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing dengan

menggunakan lab riil dan lab virtuil dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Ada pengaruh yang signifikan antara metode inkuiri terbimbing dengan lab riil

dan lab virtuil pada materi jaringan hewan. Dimana siswa yang diberi perlakuan

metode inkuiri terbimbing dengan menggunakan lab riil memberikan rerata

prestasi belajar yang lebih signifikan dibandingkan dengan lab virtuil.

Sikap ilmiah (tinggi dan rendah ) dapat berpengaruh terhadap prestasi

belajar siswa pada materi jaringan hewan. Siswa yang mempunyai sikap ilmiah

tinggi menunjukkan hasil rerata prestasi belajar yang lebih tinggi dibanding siswa

yang mempunyai sikap ilmiah rendah baik yang diberikan metode inkuri

terbimbing lab riil atau lab virtuil.

Gaya belajar siswa (visual dan kinestetik) juga dapat berpengaruh terhadap

prestasi belajar siswa pada materi jaringan hewan. Siswa yang memiliki gaya

belajar kinestetik cenderung memberikan rerata prestasi belajar yang tinggi,

sedangkan siswa yang memiliki gaya belajar visual memberikan rerata prestasi

belajar kurang signifikan, baik yang yang diberikan metode inkuri terbimbing lab

riil atau lab virtuil. Kendala dalam penelitian ini adalah dalam menentukan gaya

belajar siswa. Dibutuhkan waktu yang cukup banyak untuk menentukan gaya

belajar siswa yang sesungguhnya

123

Page 143: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

143

Tidak ada interaksi antara sikap ilmiah siswa dengan yang diberikan

metode inkuri terbimbing lab riil atau lab virtuil pada materi jaringan hewan.

Siswa yang mempunyai sikap ilmiah tinggi rendah akan memberikan rerata

prestasi belajar yang sama walaupun diberi perlakuan dengan metode inkuri

terbimbing lab riil atau lab virtuil.

Tidak ada interaksi antara gaya belajar siswa dengan yang diberikan

metode inkuri terbimbing lab riil atau lab virtuil pada materi jaringan hewan.

Siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik baik yang menggunakan yang

diberikan metode inkuri terbimbing lab riil atau lab virtuil memberikan rerata

prestasi belajar yang tinggi.

Tidak ada interaksi antara sikap ilmiah dengan gaya belajar siswa pada

materi jaringan hewan. Siswa yang mempunyai sikap ilmiah tinggi dengan gaya

belajar kinestetik memberikan rerata prestasi belajar yang tinggi sedangkan siswa

yang mempunyai sikap ilmiah rendah dengan gaya belajar visual akan

memberikan rerata prestasi rendah.

Tidak ada interaksi antara sikap ilmiah dan gaya belajar siswa dengan

metode inkuri terbimbing lab riil atau lab virtuil pada materi jaringan hewan.

Siswa yang mempunyai sikap ilmiah tinggi dengan gaya belajar kinestetik akan

memberikan rerata prestasi belajar tinggi pada kedua metode.

B. Implikasi

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang diperoleh, penelitian ini

memberikan implikasi sebagai berikut :

Page 144: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

144

1. Secara Teori

a. Metode pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi organisasi kehidupan

lebih bermakna dengan menggunakan lab riil , karena siswa dapat mengamati

secara kontektual sehinnga menunjukkan prestasi relajar yang lebih

signifikan. Dalam proses pembelajaran siswa dihadapkan pada masalah

pemahaman konsep teoritis yang abstrak sehingga memerlukan suatu media

untuk memvisualisasikan materi yang abstrak tersebut menjadi konkret dengan

pembelajaran di laboratorium.

b. Dalam pembuatan skenario pembelajaran materi organisasi kehidupan perlu

diperhatikan karakteristik siswa. Sikap ilmiah dan gaya belajar yang dimiliki

siswa sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa sehingga dalam proses

pembelajaran guru perlu memperhatikan hal tersebut.

2. Secara Praktis

Apabila sarana pembelajaran dengan lab riil tidak dapat dilaksanakan

penggunaan lab virtual dapat menjadi pilihan untuk menyampaikan materi

organisasi kehidupan.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi hasil penelitian, sebagai perbaikan

dan peningkatan dalam pembelajaran kimia saran dari peneliti adalah :

1. Kepada pejabat pengambil keputusan

Perlu menggalakkan penggunaan metode pembelajaran inkuiri

terbimbing dengan lab riil dan lab virtuil, karena terbukti secara signifikan dapat

Page 145: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

145

meningkatkan prestasi belajar biologi pada pokok bahasan organisasi

kehidupan.

2. Kepada Pengajar

a. Bagi para guru SMP kelas VII yang akan melaksanakan pembelajaran

dengan metode inkuiri terbimbing pada materi organisasi kehidupan lebih

mengutamakan menggunakan lab riil , karena dengan menggunakan lab riil

konsep yang diperoleh siswa lebih bermakna dari pada menggunakan lab

virtual.

b. Bagi para guru SMP kelas VII yang akan melaksanakan pembelajaran

dengan metode inkuiri terbimbing pada materi organisasi kehidupan dengan

lab riil maupun lab virtuil, penulis menyarankan agar terlebih dahulu

melakukan uji coba alat dan bahan sebelum digunakan untuk siswa.

c. Agar pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan efisien

perlu monitoring dan pengendalian terus menerus dengan lembar observasi

baik yang dilakukan oleh siswa maupun guru.

3. Kepada Peneliti

Dalam penelitian perlu dibuat pembanding dengan menggunakan metode

konvensional, sehingga dapat digunakan sebagai tolok ukur keberhasilan

penggunaan metode yang digunakan dalam penelitian. Hasil penelitian ini

dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian yang sejenis, dengan hampir

semua materi abstrak lainnya, seperti struktur DNA, kromosom dll., karena

sudah terbukti bahwa metode ini dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Page 146: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

146

4. Kepada Siswa

Setiap siswa perlu meningkatkan kemampuan dalam memecahkan

masalah dalam kehidupan sehari-hari yang terkait dengan konsep atau prinsip

biologi, diharapkan siswa dapat menemukan konsep-konsep biologi dengan

pembelajaran secara aktif di kelas dan mengimplementasikannya dalam

kehidupan sehari-hari.

Page 147: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

147

DAFTAR PUSTAKA Amien, Moh. 1979. Pendidikan Science. FKIE – IKIP Yogyakarta. Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi

Revisi.Cetakan ke-3.Jakarta.Bumi Aksara. Azhar Arsyat. 2005. Media Pembelajaran. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada Bahrul, 2007. Sikap Ilmiah. http://blogbahrul.wordpress.com/2007/11/28/sikap-

ilmiah/. Bobbi De Porter & Sarah Singer – Nourie. 2005. Qunatum Teaching. (Edisi

Terjemahan). Bandung. Mizan Pustaka Budiman Jatmiko dkk.2004. Media Pembelajaran ( Materi Pelatihan Terintegrasi

Sains ). Jakarta. Depdiknas. Budiyono. 2004. Statistika Untuk Penelitian. Surakarta. UNS Press. Dahar, Ratna Wilis. 1989. Teori – Teori Belajar. Jakarta.Erlangga. Depdiknas. 2003. Pedoman Pendayagunaan peralatan Laboratorium Biologi.

Jakarta. Depdiknas. De Porter, Bobbi, Mike. 2005. Quantum Learning Membiasakan Belajar

Nyaman Dan Menyenangkan. Bandung.Kaifa PT Mizan Pustaka. De Porter, Bobbi , Mike. 2008. Quantum Learning ( Edisi Terjemahan ) Bandung.

Mizan Pustaka. Dirin. 2008. Tesis. Pembelajaran Fisika Dengan Metode Inkuiry Terbimbing

dan Eksperimen Bebas Ditinjau Dari Sikap Ilmiah Siswa. UNS Surakarta.

Djuroto,totok. 2005. Menulis Artikel dan Karya Ilmiah. Bandung. PT Remaja

Rosdakarya. Duri Dyah Purwaningsih. 2006. Skripsi. Pengaruh sikap ilmiah siswa terhadap

hasil belajar materi bangun ruang siswa SMP kelas VII SMP Negeri 16 Semarang. Unnes. Semarang.

Harry E. Keller and Edward E. Keller,2006. Making Real Virtual Labs. ParaComp, Inc., 1618 The Strand, Hermosa Beach, CA, USA. Journal of Educational Computing Research, Vol 23 ( 1 ), pp: 15 – 39.

Page 148: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

148

Hsueh – Fang Chuang & Yeong- Jing Cheng,2002. The relationships between Attitudes TowardScience and Related Variables of Junior High School Students. China Journal Of Science Education. Vol 10. (1), pp: 1 -20.

Ibrahim, muslimin. Dkk. 2004. Sains. Materi Pelatihan Terintegrasi. Jakarta. Balai Proyek Pengembangan Sistem dan Pengendalian Program.

Jati,Wijaya. _. Model – Model Pembelajaran Cooperative Learning. Modul

Proyek PTKNK Kanwil Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Tengah.

Juan E. 2008. Learning Styles: How Do They Fluctuate?. Institute for Learning

Styles Journal .Vol 1,pp: 1 - 59. Mudyahardjo, Redja. 2004. Filsafat Ilmu Pendidikan. Bandung. PT Remaja

Rosdakarya. Moh. Amien. 1986. Apakah Metode Discovery – Inkuiry. Yogyakarta FKIE

IKIP. Munir. 2008. Kurikulum Berbasis teknologi Informasi dan Komunikasi.

Alfabeta.Bandung. Muslimin Ibrahim, 2007. Pembelajaran inkuiri .

http://herfis.blogspot.com/2009/07/pembelajaran-inkuiri. Nurul, 2008. Komputer dan media pembelajaran .

http://ictcommunity.multiply.com/journal/item/ Vol 17. Paul Suparno, 2006. Filasafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan .

Yogyakarta. Kanisius. Prasanthi Pallapu, 2007. Effects of Visual and Verbal Learning Styles on

Learning . Intitute for Learning Styles Journal. Vol 1, pp: 34 – 39. Rahman Firman, 2001. Studi korelasi antara sikap ilmiah mahasiswa dengan

prestasi akademiknya. http://digilib.upi.edu/pasca/aviable/etd-0104106-132020/

Rifai, Mien. 2004. Kamus Biologi. Jakarta. PT Balai Pustaka. Sahromi, Momi dan Tjetje sutara. -. Pengelolaan Pengajaran Biologi. Dalam

Pendekatan Inkuiri Dalam Pengajaran Biologi.Jakarta. Universitas Terbuka.

Page 149: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

149

Sandra L. Wilson-Hull. 2008. The Impact of Learning Styles on High Stakes Testing:Perspectives from Mississippi Delta Area Teachers. Alcorn State University. Institute for Learning Styles Journal ● Vol 1, pp: 41 – 56

Singer Susan R. 2005. American’s Lab Report Investigation in High School

Science. Washington : The National Academies Press

Sukmadinata, Nana Syaoddih. 2004. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.

Surapranata, Sumarna. 2005. Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi

Hasil Tes Implemantasi Kurikulum 2004.bandung. PT Remaja Rosdakarya.

Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru

Bandung. PT Remaja Rosdakarya.

Trowbridge & Bybee. 1986. Becoming A Secondary School Science Teacher. Ohio : Merrill Publishing Company

Trianto. 2007. Model – model Pembelajaran Inovatif Berorientasi

Konstruktivistik. Jakarta. Prestasi Pustaka.

Wijaya Kusumah, 1993 Aplikasi dan Potensi TIK dalam Pembelajaran. Jurnal Pembelajaran berbasis TIK. Vol 2. Pp: 1- 43.

Page 150: pembelajaran biologi metode inkuiri terbimbing menggunakan lab ...

i

i