PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING...

304
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: R. MELISA NELVITA SARI NIM. 1113016200021 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018

Transcript of PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING...

Page 1: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

BERPENDEKATAN SETS TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR

KRITIS SISWA PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

R. MELISA NELVITA SARI

NIM. 1113016200021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018

Page 2: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

ii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

Berpendekatan SETS Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada

Materi Kesetimbangan Kimia disusun oleh R. Melisa Nelvita Sari Nomor

Induk Mahasiswa 1113016200021, Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan

dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diajukan pada sidang

munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan fakultas.

Jakarta, 02 Oktober 2018

Yang Mengesahkan,

Dosen Pembimbing I

Dr. Hj. Siti Suryaningsih, M.Si

NIP. 19681220 200701 2 032

Dosen Pembimbing II

Luki Yunita, M.Pd

NIDN. 2028068501

Mengetahui :

Kaprodi Pendidikan Kimia

Burhanudin Milama, M.Pd

NIP. 19770201 200801 1 011

Page 3: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

iii

LEMBAR PENGESAHAN

.

Page 4: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

iv

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Page 5: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

v

ABSTRAK

R. Melisa Nelvita Sari, “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

Berpendekatan SETS Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada

Materi Kesetimbangan Kimia”, Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018.

Hasil studi literatur pada pembelajaran kimia menunjukkan bahwa keterampilan

berpikir kritis siswa masih rendah. Hal ini disebabkan oleh proses pembelajaran

yang kurang melatih keterampilan berpikir kritis. Tujuan dari penelitian ini untuk

mengetahui pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing berpendekatan

Science, Environment, Technology, Society (SETS) terhadap keterampilan

berpikir kritis siswa pada materi kesetimbangan kimia. Penelitian dilaksanakan di

SMAN 47 Jakarta dengan sampel berjumlah masing-masing 36 orang siswa pada

kelas kontrol maupun eksperimen. Metode yang digunakan adalah Quasi

Experiment dengan Nonequivalent Control Group Design. Teknik pengambilan

sampel secara purposive sampling. Instrumen utama yaitu tes esai sebanyak 12

butir soal yang mewakili 11 indikator keterampilan berpikir kritis. Jawaban siswa

dianalisis dengan menggunakan SPSS versi 22 melalui uji Independent Sample T-

test. Hasil uji hipotesis menunjukkan nilai p-value Sig (2-tailed) kelas eksperimen

adalah 0,000 < 0,05, sehingga H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat

pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing berpendekatan SETS terhadap

keterampilan berpikir kritis siswa. Indikator keterampilan berpikir kritis tertinggi

di kelas eksperimen adalah membuat induksi dan mempertimbangkan hasil

induksi, sedangkan indikator terendah adalah mengobservasi dan

mempertimbangkan hasil observasi.

Kata Kunci: Model Inkuiri Terbimbing pendekatan SETS, Berpikir Kritis,

Kesetimbangan Kimia.

Page 6: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

vi

ABSTRACT

R. Melisa Nelvita Sari, "The Effect of Guided Inquiry Learning Model with

SETS Approach to Students' Critical Thinking Skills in Chemical Equilibrium

Materials", Chemistry Education Study Program, Natural Sciences Education

Department, Faculty of Tarbiyah and Teaching Sciences, Syarif Hidayatullah

State Islamic University Jakarta, 2018 .

The results of literature studies on chemistry learning show that students' critical

thinking skills are still low. This is caused by the learning process that lacks

critical thinking skills. The purpose of this study was to determine the effect of

guided inquiry learning model with the Science, Environment, Technology,

Society (SETS) approach on students’ critical thinking skills at chemical

equilibrium material. The study was conducted in SMAN 47 Jakarta with a

sample of 36 students in the control and experimental classes. The research

method used is Quasi Experiment with the Nonequivalent Control Group Design.

The technique used in this study is purposive sampling. The main instrument used

was a description test of 12 items representing 11 indicators critical thinking skill.

Student answers were analyzed using SPSS version 22 through the Independent

Sample T-test. The results of hypothesis testing showed an effect of the guided

inquiry learning model with SETS approach on students’ critical thinking skills

with sig (2-tailed) p-value of the experimental class is 0.000 < 0.05, so H1 is

accepted. The highest critical thinking skill indicator in the experimental class is

inducing and judging inductions, while the lowest indicator is observing and

judging observation report.

Keywords: Guided inquiry learning model with SETS-approach, critical thinking,

chemical equilibrium.

Page 7: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

vii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim,

Alhamdulillahi robbil „alamiin. Puji syukur kehadirat Allah Subhanahuu Wa

Ta‟ala yang telah memberikan limpahan rahmat dan karuniaNya kepada penulis,

sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh

Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berpendekatan SETS terhadap

Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada Materi Kesetimbangan Kimia”.

Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad

Shollahu Alaihi Wassalam beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya hingga

akhir zaman.

Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah

memberikan dukungan dan bantuan dalam penyusunan skripsi ini. Dengan tulus

ikhlas dan rendah hati penulis menyampaikan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Burhanudin Milama M.Pd., selaku Ketua Program Studi Kimia Fakultas Ilmu

Tarbiyah da Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan dosen validator

instrumen yang telah memberikan kritik dan saran selama proses validasi.

3. Dr. Hj. Siti Suryaningsih, M.Si., selaku dosen pembimbing I yang telah

memberikan waktu, ilmu, bimbingan, motivasi, serta saran dengan penuh

keikhlasan dan kesabaran dalam penyusunan skripsi ini hingga akhir.

4. Luki Yunita M.Pd., selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan

waktu, ilmu, bimbingan, motivasi, serta saran dengan penuh keikhlasan dan

kesabaran dalam penyusunan skripsi ini hingga akhir.

5. Tonih Feronika, M.Pd., selaku dosen pembimbing akademik yang telah

memberikan bimbingan, waktu, perhatian, dan motivasi kepada penulis

selama perkuliahan berlangsung.

6. Dila Fairusi, M.Si., selaku dosen validasi instrumen yang telah memberikan

kritik dan saran selama proses validasi.

Page 8: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

viii

7. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan IPA, khususnya dosen Program Studi

Pendidikan Kimia FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah

mendidik dan memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis.

8. Nursalim, S.Pd., selaku wakil kepala SMAN 10 Kota Tangerang Selatan dan

Rudi Hidayat, M.Kom., selaku Wakil Kepala SMAN 47 Jakarta bidang

kurikulum yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di

sekolah tersebut.

9. Sri Lestari, M.Pd., selaku guru kimia kelas XII SMAN 10 Kota Tangerang

Selatan yang telah mendukung keberlangsungan validasi instrumen penelitian

ini.

10. Heni Purwaningsih, M.Pd., selaku guru pengajaran kimia kelas XI MIA 4 dan

Sukatri, S.Pd., selaku guru pengajaran kimia kelas XI MIA 2 SMAN 47

Jakarta yang telah memberikan bantuan dan bimbingan kepada penulis

selama penulis melaksanakan penelitian di sekolah.

11. Sahabat tercinta siswa-siswi kelas XI MIA 2 dan XI MIA 4 SMAN 47 Jakarta

atas kerjasama selama penulis melakukan penelitian.

12. Teruntuk orangtua tercinta, Ibunda Nelmawati (almh) yang menjadi motivator

terbaik penulis agar menjadi calon pendidik yang sukses, dan Ayahanda

R.Nasri serta keluarga penulis yang senantiasa selalu mendoakan,

melimpahkan kasih sayang dan memberikan dukungan baik moril dan materil

kepada penulis.

13. Kakak-kakak penulis (Bang Ronal dan Kak Rina), yang tiada hentinya

memberikan do’a, dukungan, serta bantuan moriil maupun materiil kepada

penulis.

14. Teman kosan terbaik, Vivin Nur Zaenab sebagai observer dalam penelitian

penulis yang selalu menemani selama menulis skripsi, mendengarkan keluh

kesah penulis, memberikan motivasi, bantuan, menjadi tempat berbagi suka

dan duka selama proses menyelesaikan skripsi ini.

15. Teman-teman seperjuangan Wiji Dwi Utami, Wulan Sari, Ajeng Dwi

Pangestuti, Khansa Nur Haida, Siti Amaliyah, dan Fitri Hanifa yang

memberikan semangat kepada penulis selama proses menyelesaikan skripsi.

Page 9: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

ix

16. Teman-teman Pendidikan Kimia angkatan 2013 yang saling memberikan

semangat dan motivasi selama masa studi hingga dapat menyelesaikan skripsi

penulis.

17. Teman-teman PPKT terbaik Murni Arifah, Agus Sulistiono sekaligus

oberver dalam penelitian penulis, Lutfhi Adzkia, Dita Wulandari yang

menjadi tempat curhat penulis, dan selalu setia membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi.

18. Teman-teman bimbingan Ibu Asih dan Ibu Luki yang telah berbagi

kesabaran, pengalaman, dan dukungannya dalam menyelesaikan skripsi ini.

19. Sahabat-sahabat SMA kesayangan Sri Hardianti, Dimas Maulana Fasha, Lisa

Febrianti, Derry Prasti Reza, dan Wahyu Ernu Setiawan, yang selalu

memberikan motivasi dan dukungan kepada penulis.

20. Terspesial dan tersayang Habil Sabilla Do’a, S.T., yang selalu menjadi tempat

berkeluh kesah, memberikan motivasi, dukungan, dan selalu menemani

selama penulis menyelesaikan skripsi ini.

21. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah SWT membalas kebaikan dan ketulusan semua pihak yang

telah membantu menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini

masih terdapat kekurangan dan keterbatasan dalam skripsi ini. Oleh karena itu,

kritik dan saran mengeni penelitian ini yang sifatnya membangun sangat penulis

harapkan. Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi banyak pihak serta secara

umum bagi pemberdayaan dan peningkatan pendidikan berkualitas untuk generasi

masa depan. Aamiin.

Wassalamu‟alaikum warohmatullahi wabarokatuh.

Jakarta, Oktober 2018

Penulis

R. Melisa Nelvita Sari

Page 10: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

x

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ..................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI .................................................... iv

ABSTRAK .............................................................................................................. v

ABSTRACT ........................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................ 5

C. Pembatasan Masalah ........................................................................... 5

D. Rumusan Masalah ............................................................................... 6

E. Tujuan Penelitian ................................................................................ 6

F. Manfaat Penelitian .............................................................................. 7

BAB II DESKRIPSI TEORITIS DAN KERANGKA BERPIKIR .................. 8

A. Deskripsi Teoritis ................................................................................ 8

1. Hakikat Model Pembelajaran Inkuiri ............................................ 8

2. Hakikat Pendekatan SETS ........................................................... 13

3. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berpendekatan SETS . 17

4. Hakikat Berpikir Kritis ................................................................. 18

5. Materi Kesetimbangan Kimia ...................................................... 24

B. Hasil Penelitian yang Relevan .......................................................... 28

C. Kerangka Berpikir ............................................................................. 30

D. Hipotesis Penelitian .......................................................................... 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 35

Page 11: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

xi

A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 35

B. Metode dan Desain Penelitian .......................................................... 35

C. Prosedur Penelitian ........................................................................... 36

D. Populasi dan Sampel ......................................................................... 40

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 40

F. Instrumen Penelitian ......................................................................... 41

G. Validitas dan Reliabilitas .................................................................. 43

H. Teknik Analisis Data ........................................................................ 47

1. Uji Prasyarat ................................................................................. 48

2. Uji Hipotesis ................................................................................ 49

I. Hipotesis Statistik ............................................................................. 50

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 51

A. Hasil Penelitian ................................................................................. 51

1. Data Hasil Pretest dan Posttest pada Kelas Kontrol dan

Eksperimen ................................................................................... 51

2. Data Hasil Pretest dan Posttest Berdasarkan Indikator

Keterampilan Berpikir Kritis pada Kelas Kontrol dan

Eksperimen ................................................................................... 52

3. Hasil Uji Prasyarat Analisis Data ................................................. 55

B. Pembahasan ...................................................................................... 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 83

A. Kesimpulan .................................................................................. 83

B. Saran ............................................................................................. 83

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 84

LAMPIRAN

Page 12: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tahap Pembelajaran Inkuiri ............................................................. 11

Tabel 2.2 Tahapan Pendekatan SETS .............................................................. 14

Tabel 2.3 Tahapan Inkuiri Terbimbing Berpendekatan SETS ......................... 18

Tabel 2.4 Indikator-Indikator Keterampilan Berpikir Kritis ............................ 21

Tabel 2.5 Indikator Keterampilan Berpikir Kritis ............................................ 24

Tabel 3.1 Desain Penelitian ............................................................................. 36

Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 40

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Tes Esai Keterampilan Berpikir Kritis ............ 42

Tabel 3.4 Tingkat Kesukaran ........................................................................... 45

Tabel 3.5 Klasifikasi Daya Pembeda ............................................................... 45

Tabel 3.6 Hasil Validasi Kisi-kisi Instrumen Tes Esai Keterampilan Berpikir

Kritis yang digunakan dalam Penelitian .......................................... 46

Tabel 3.7 Interpretasi Skor ............................................................................... 47

Tabel 4.1 Data Hasil Nilai Pretest-Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen . 51

Tabel 4.2 Persentase Indikator Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Hasil

Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen ............................................ 52

Tabel 4.3 Persentase Indikator Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Hasil

Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen .......................................... 54

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen ......... 56

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen ........ 56

Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen ...... 57

Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen .... 58

Tabel 4.8 Hasil Uji-T Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen ........................ 59

Tabel 4.9 Hasil Uji-T Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen ....................... 59

Page 13: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir .............................................................. 33

Gambar 3.1 Bagan Prosedur Penelitian ............................................................. 39

Gambar 4.1 Jawaban Siswa Kelas Kontrol ....................................................... 63

Gambar 4.2 Jawaban Siswa Kelas Eksperimsen ............................................... 64

Gambar 4.3 Jawaban Siswa Kelas Kontrol ....................................................... 65

Gambar 4.4 Jawaban Siswa Kelas Eksperimen................................................. 66

Gambar 4.5 Jawaban Siswa Kelas Kontrol ....................................................... 67

Gambar 4.6 Jawaban Siswa Kelas Eksperimen................................................. 68

Gambar 4.7 Jawaban Siswa Kelas Kontrol ....................................................... 69

Gambar 4.8 Jawaban Siswa Kelas Eksperimen................................................. 69

Gambar 4.9 Jawaban Siswa Kelas Kontrol ....................................................... 71

Gambar 4.10 Jawaban Siswa Kelas Eksperimen................................................. 71

Gambar 4.11 Jawaban Siswa Kelas Kontrol ....................................................... 72

Gambar 4.12 Jawaban Siswa Kelas Eksperimen................................................. 72

Gambar 4.13 Jawaban Siswa Kelas Kontrol ....................................................... 74

Gambar 4.14 Jawaban Siswa Kelas Eksperimen................................................. 74

Gambar 4.15 Jawaban Siswa Kelas Kontrol ....................................................... 75

Gambar 4.16 Jawaban Siswa Kelas Eksperimen................................................. 75

Gambar 4.17 Jawaban Siswa Kelas Kontrol ....................................................... 76

Gambar 4.18 Jawaban Siswa Kelas Eksperimen................................................. 77

Gambar 4.19 Jawaban Siswa Kelas Kontrol ....................................................... 78

Gambar 4.20 Jawaban Siswa Kelas Eksperimen................................................. 78

Gambar 4.21 Jawaban Siswa Kelas Kontrol ....................................................... 79

Gambar 4.22 Jawaban Siswa Kelas Eksperimen................................................. 79

Gambar 4.23 Jawaban Siswa Kelas Kontrol ....................................................... 80

Gambar 4.24 Jawaban Siswa Kelas Eksperimen................................................. 80

Page 14: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Analisis Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar .......................... 94

Lampiran 2. RPP Kelas Eksperimen ................................................................ 108

Lampiran 3. RPP Kelas Kontrol ...................................................................... 130

Lampiran 4. Lembar Validasi Instrumen Keterampilan Berpikir Kritis .......... 148

Lampiran 5. Tes Keterampilan Berpiki Kritis (Uji Coba) ............................... 167

Lampiran 6. Analisis Butir Soal Validasi ........................................................ 175

Lampiran 7. Tes Keterampilan Berpikir Kritis Siswa...................................... 185

Lampiran 8. Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran .................................... 189

Lampiran 9. Lembar Kerja Siswa .................................................................... 211

Lampiran 10. Rubrik Penilaian LKS.................................................................. 247

Lampiran 11. Hasil Tes Keterampilan Berpikir Kritis ....................................... 253

Lampiran 12. Hasil Pretest Kelas Eksperimen Berdasarkan Indikator KBK .... 255

Lampiran 13. Hasil Pretest Kelas Kontrol Berdasarkan Indikator KBK ........... 258

Lampiran 14. Hasil Posttest Kelas Eksperimen Berdasarkan Indikator KBK ... 261

Lampiran 15. Hasil Posttest Kelas Kontrol Berdasarkan Indikator KBK ......... 264

Lampiran 16. Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen ..... 267

Lampiran 17. Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen . 269

Lampiran 18. Hasil Uji Hipotesis Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen ........ 270

Lampiran 19. Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen .... 271

Lampiran 20. Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen 273

Lampiran 21. Hasil Uji Hipotesis Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen ...... 274

Lampiran 22. Surat Bimbingan Skripsi.............................................................. 275

Lampiran 23. Surat Izin Validasi ....................................................................... 276

Lampiran 24. Surat Izin Penelitian .................................................................... 277

Lampiran 25. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ........................... 278

Lampiran 26. Lembar Observasi ........................................................................ 279

Lampiran 27. Dokumentasi Penelitian ............................................................... 281

Lampiran 28. Lembar Uji Referensi .................................................................. 282

Page 15: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami perubahan

yang sangat pesat. Indonesia sebagai negara yang mengikuti laju

perkembangan zaman, diharapkan mampu mengoptimalkan kekayaan sumber

daya alam dengan tetap menjaga kelestariannya melalui fenomena alam,

sehingga menciptakan ilmu pengetahuan yang dikenal dengan sains (Hasanah

& Mahdian, 2013) . Meskipun sains dan teknologi memiliki perbedaan,

namun antara sains dan teknologi memiliki kaitan yang erat. Sejak abad ke-17

hingga sekarang menunjukkan bahwa dengan perkembangan teknologi

memicu perkembangan sains, dan begitu pula dengan perkembangan sains

dapat memicu terciptanya kemajuan teknologi (Poedjiadi, 2010, hlm. 63).

Sejalan dengan perkembangan teknologi dan sains, proses pembelajaran

tentunya harus beradaptasi dengan perubahan. Kehadiran ICT (Information,

Communication, and Technology) menuntut siswa agar kreatif, inovatif,

berfikir kritis serta metakognitif untuk berkomunikasi dan bekerja secara

kelompok yang akan berguna sebagai pengetahuan dan keterampilan dalam

kehidupan bermasyarakat yang dapat dipertanggung jawabkan (Khasanah,

2015).

Berangkat dari pernyataan pentingnya perkembangan teknologi dan sains

dalam pengajaran, (Fakhriyah, 2012) menyebutkan fakta pembelajaran sains

yang terjadi masih bersifat teacher centered, sehingga siswa tidak terbiasa

mengembangkan potensi yang dimilikina. Pembelajaran yang berpusat pada

guru ini menyebabkan siswa tidak terbiasa dalam berpikir. Hal senada juga

diungkapkan John Dewey dalam (Qing, Jing, & Yan, 2010) menyatakan

bahwa tujuan utama pendidikan adalah belajar untuk berpikir. Namun yang

terjadi dalam proses pembelajaran di kelas adalah kegiatan siswa yang masih

menghafal informasi (Anggraeni, Prayitno, & Ariyanto, 2016). Kenyataan ini

menyebabkan siswa kurang termotivasi untuk belajar karena pembelajaran

Page 16: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

2

yang kurang menarik dan menyenangkan, kreativitas akan menurun dan tidak

terasahnya keterampilan berpikir kritis siswa. Hal ini terlihat pada peringkat

Indonesia dalam Programme for International Student Assessment (PISA)

yang menilai keterampilan dan kemampuan siswa. Hasil penilaian yang telah

dilakukan oleh tim PISA pada tahun 2015, Indonesia masih berada pada

peringkat 62 dari 70 negara yang ikut berpartisipasi (OECD, 2016). Salah

satu faktor yang ditemukan adalah soal-soal yang diberikan bersifat

kontekstual dan diambil dari dunia nyata dengan tingkat soal dari level 1

(terendah) hingga level 6 (tertinggi), sedangkan siswa di Indonesia masih

terbiasa dengan soal-soal rutin pada level 1 dan 2 (Kertayasa, 2015). Hal ini

menunjukkan masih rendahnya keterampilan siswa dalam menyelesaikan

soal-soal level tinggi yang melatih keterampilan berpikir kritis. Padahal,

pemikiran kritis merupakan salah satu produk penting yang dapat dihasilkan

melalui pendidikan yang kontekstual.

Keterampilan berpikir kritis menjadi suatu kebutuhan yang mutlak bagi

siswa pada era teknologi ini sebagaimana yang dinyatakan dalam

(Kemendikbud Nomor 21 Tahun 2016) tentang Standar Isi Pendidikan Dasar

dan Menengah Kurikulum 2013 menyebutkan enam keterampilan berpikir

dan bertindak yang harus dimiliki siswa, yaitu keterampilan berpikir kreatif,

produktif, kritis, mandiri, dan komunikatif.

Senada dengan pernyataan di atas, Bologna dalam (Gojkov, Stojanovic,

& Rajic, 2015) menempatkan studi dalam situasi yang menekankan perlunya

pemikiran kritis sebagai tujuan pengajaran yang paling signifikan, namun di

sisi lain justru tidak terwujud dalam beberapa aspek di situasi tertentu. Hal ini

didukung oleh penelitian (Rasmawan, 2017) yang menyimpulkan bahwa

keterampilan berpikir kritis siswa pada pembelajaran kimia masih tergolong

rendah dengan persentase sebesar 81,25% untuk siswa tidak terampil dalam

keterampilan berpikir kritis. Hal ini disebabkan proses pembelajaran masih

terlalu klasikal dan massal, sehingga menghasilkan proses pembelajaran yang

dangkal dan menyebabkan siswa menjadi pasif di dalam kelas. Dengan

demikian, siswa hanya memperoleh pengetahuan yang sedikit, belajar

Page 17: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

3

menjadi tidak bermakna, tidak kontekstual, kurangnya gairah dan keterlibatan

siswa dalam kehidupan sosio-kultural (Zakaria, Musa, & Laliyo, 2015).

Oleh karena itu, untuk membentuk siswa yang memiliki keterampilan

berpikir kritis sebagaimana yang diharapkan pada abad 21 ini, maka

dibutuhkan proses pembelajaran sains dengan memperhatikan penggunaan

teknologi dan manfaatnya bagi masyarakat dan lingkungan. Salah satu

pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan adalah dengan menerapkan

pendekatan SETS (Science, Environment, Technology, Society) atau

dimaknakan sebagai Sains, Lingkungan, Teknologi, Masyakarat.

Pendekatan SETS/Salingtemas diambil dari konsep pendidikan STM

(Sains, Teknologi, dan Masyarakat), pendidikan lingkungan

(Environmental Education/EE), dan STL (Science, Technology,

Literacy). Dalam pendekatan Salingtemas atau SETS (Science,

Environmental, Technology and Society) konsep pendidikan STM atau

STL dan EE dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan

(Khasanah, 2015).

Pengajaran SETS membangun keterampilan berpikir siswa mengenai laju

perkembangan sains yang dipengaruhi oleh teknologi, serta dampaknya

terhadap lingkungan dan masyarakat (Astuti & Yulianto, 2015). Dengan

begitu, melalui pembelajaran SETS diharapkan dapat membantu siswa dalam

memahami kimia dengan menghubungkan antara sains, pemikiran,

lingkungan, dan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari (Zakaria, Musa, &

Laliyo, 2015). Implementasi pengajaran sains dalam kurikulum 2013 dengan

pendekatan SETS juga dijelaskan oleh (Budiarti, Jumadi, Wilujeng, &

Senam, 2016) yang memberikan dampak positif terhadap pengetahuan yang

mengintegrasikan informasi dari berbagai bidang kajian ilmu yang sangat

diperlukan untuk terwujudnya kompetensi abad 21.

Guna mendukung pendekatan pembelajaran SETS, maka diperlukan

suatu model pembelajaran berbasis masalah yang dapat memfasilitasi siswa

untuk melakukan penyelidikan dan menemukan solusi dalam pemecahan

masalah tersebut. Oleh karena itu, penggunaan model pembelajaran Inkuiri

Terbimbing (Guided Inquiry) dianjurkan untuk melatih kemampuan siswa

berpikir kritis dalam menemukan solusi atas permasalahan yang disajikan

Page 18: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

4

oleh guru. Model pembelajaran inkuiri terbimbing ini memegang peranan

yang penting dalam proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan inkuiri

terbimbing adalah suatu model yang menekankan siswa dalam proses

mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan guru bertindak

sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar (Sanjaya, 2016, hlm.

195).

Selain itu, pernyataan lain dari Wang & Posey dalam (Vlassi &

Karaliota, 2013) mengatakan bahwa, gaya belajar berbasis inkuiri menyajikan

pembelajaran berbasis aktif melibatkan siswa dalam proses belajar dan

memungkinkan siswa untuk belajar menjawab sendiri, yang memberikan

lebih banyak kesempatan bagi siswa untuk mendapatkan pemahaman konsep

yang lebih dalam dan menjadi pemikir kritis yang lebih baik. Hal ini berarti

bahwa, model pembelajaran inkuiri terbimbing mengajak siswa untuk

berperan aktif dalam mencari dan menemukan jawabannya sendiri dalam

memecahkan suatu masalah, meningkatkan pemahaman, dan

mengembangkan keterampilan yang dimilikinya. Namun, meskipun siswa

berperan aktif dalam menemukan jawabannya, bukan berarti guru

menghilangkan perannya melainkan guru akan berperan sebagai fasilitator

dan mediator.

Peran guru dalam pembelajaran inkuiri terbimbing dan SETS tidak

dominan, sehingga pendekatan SETS dapat dikolaborasikan dengan model

inkuiri terbimbing. Hal ini sejalan dengan penelitian (Rahma, 2012) yang

menggunakan model inkuiri terbimbing dan dikolaborasikan dengan

pendekatan SETS.

Berdasarkan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan SETS, maka

materi yang diambil untuk penelitian ini adalah kesetimbangan kimia.

Berdasarkan Kompetensi Dasar (KD) yang harus dicapai oleh siswa kelas XI

IPA ini adalah KD 3.9 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi

pergeseran arah kesetimbangan dan penerapannya dalam industri dan KD 4.9

Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan

faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan. Kedua KD

Page 19: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

5

ini sangat cocok dengan model inkuiri terbimbing untuk menemukan solusi

dari suatu masalah dan visi pembelajaran SETS yang menekankan

pembelajaran berbasis lingkungan, serta penggunaan ilmu sains teknologi dan

manfaatnya bagi masyarakat. Berdasarkan masalah di atas, maka penulis

bermaksud untuk melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh model

Inkuiri Terbimbing berpendekatan SETS terhadap keterampilan berpikir kritis

siswa.

Oleh karena itu, penulis terdorong untuk melakukan penelitian yang

berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

Berpendekatan SETS terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada

Materi Kesetimbangan Kimia”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka

dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran kimia saat ini lebih didominasi oleh guru (Teacher

Centered) dan kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa.

2. Keterampilan berpikir kritis siswa khususnya pada mata pelajaran kimia

masih tergolong rendah.

3. Siswa di Indonesia masih terbiasa dengan soal-soal pada level 1 dan 2,

sehingga siswa tidak terbiasa menyelesaikan soal-soal bersifat

kontekstual di dunia nyata dengan tingkat soal pada level tinggi.

4. Pembelajaran saat ini masih belum dihubungkan dengan masalah

kontekstual yang ada di kehidupan masyarakat, sehingga pengetahuan

yang dimiliki siswa masih minim.

C. Pembatasan Masalah

Suatu penelitian harus memiliki arah yang jelas dan pasti, maka penulis

membatasi masalah penelitian sebagai berikut:

Page 20: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

6

1. Model pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan keterampilan

berpikir kritis adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing

berpendekatan Science, Environment, Technology, Society (SETS).

2. Keterampilan yang diukur adalah sebelas indikator keterampilan berpikir

kritis siswa menurut Robert H. Ennis, meliputi: (1) memfokuskan

pertanyaan, (2) menganalisis argumen, (3) bertanya dan menjawab

pertanyaan, (4) menjelaskan kredibilitas (kriteria) suatu sumber, (5)

mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi, (6) membuat

deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi, (7) membuat induksi dan

mempertimbangkan hasil induksi, (8) membuat dan menilai hasil

pertimbangan, (9) mengidentifikasi istilah dan mempertimbangkan

definisi, (10) mengidentifikasi asumsi-asumsi, (11) memutuskan suatu

tindakan.

3. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah materi kesetimbangan

kimia dengan KD 3.9 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi

pergeseran arah kesetimbangan dan penerapannya dalam industri dan KD

4.9 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil

percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah

kesetimbangan.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah diuraikan,

maka masalah yang dapat dirumuskan adalah “Bagaimanakah pengaruh

model pembelajaran inkuiri terbimbing berpendekatan SETS terhadap

keterampilan berpikir kritis siswa pada materi kesetimbangan kimia?”

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

model pembelajaran inkuiri terbimbing berpendekatan SETS terhadap

keterampilan berpikir kritis siswa pada materi kesetimbangan kimia.

Page 21: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

7

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberik manfaat bagi:

1. Siswa

Membantu siswa dalam melatih dan mengembangkan keterampilan

berpikir kritis pada mata pelajaran kimia dengan pembelajaran yang

berorientasi pada Science, Environment, Technology, Society (SETS).

2. Guru

Sebagai bahan pertimbangan mengenai model pembelajaran yang dapat

digunakan untuk mengasah keterampilan berpikir kritis siswa dalam

pembelajaran kimia.

3. Peneliti

Dapat dijadikan sebagai referensi model pembelajaran yang inovatif

dalam pembelajaran untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis

serta sebagai bahan rujukan untuk mengembangkan penelitian

selanjutnya.

Page 22: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

8

BAB II

DESKRIPSI TEORITIS DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Deskripsi Teoritis

1. Hakikat Model Pembelajaran Inkuiri

a. Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri

Inkuiri berasal dari kata inquiry dalam bahasa Inggris yang

dapat diartikan sebagai penyelidikan/meminta keterangan (Anam,

2016, hlm. 7). Menurut (Suyanti, 2010, hlm. 43) menjelaskan bahwa

“inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan

informasi dengan melakukan observasi dan atau eksperimen untuk

mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan

atau rumusan masalah dengan bertanya dan mencari tahu”.

Ngalimun (2016, hlm. 61) menyatakan pembelajaran inkuiri

merupakan suatu strategi yang memerlukan siswa untuk menemukan

dan memecahkan masalah dalam suatu penelitian dengan tujuan

utamanya mengembangkan sikap dan keterampilan siswa guna

menjadi pemecah masalah yang mandiri. Strategi pembelajaran

inkuiri menurut Sanjaya (2016, hlm. 196) merupakan “rangkaian

kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara

kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban

dari suatu masalah yang dipertanyakan”.

Menurut (Keselman) dalam jurnal (Pedaste & dkk, 2015)

mengatakan strategi pembelajaran berbasis inkuiri di mana siswa

mengikuti metode dan praktik yang mirip dengan ilmuwan

profesional untuk membangun pengetahuan. Hal ini dapat diartikan

sebagai proses siswa dalam memahami masalah dan

menyelesaikannya melalui perumusan hipotesis yang dibuktikan

dengan melakukan eksperimen atau observasi (Pedaste, Maeots,

Leijen, & Sarapuu, 2012).

Page 23: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan

bahwa inkuiri adalah suatu strategi pembelajaran yang

menitikberatkan kegiatan belajar pada siswa, dimana siswa akan

mencari dan memecahkan masalahnya sendiri sehingga mereka

mampu membangun dan merumuskan pengetahuan mereka melalui

suatu kegiatan ilmiah.

Proses belajar berbasis inkuiri menekankan kemampuan siswa

untuk memahami, mengidentifikasi dengan cermat dan teliti, serta

memberikan jawaban atau solusi dari masalah yang disajikan (Anam,

2016, hlm. 8). Tujuan utama pembelajaran inkuiri menurut

Fathurrohman (2015, hlm. 104) adalah membantu siswa untuk

membangun kecakapan intelektual melalui proses berpikir reflektif.

Selain itu, pembelajaran inkuiri bertujuan untuk mengembangkan

kemampuan berpikir kritis secara sistematis, logis, dan kritis, atau

mengembangkan kemampuan intelektual yang merupakan bagian

dari proses mental. Dengan demikian, siswa dapat menggunakan

potensi yang dimiliki dan tidak hanya dituntut untuk menguasai

materi pelajaran saja (Al-Tabany, 2014, hlm. 80).

b. Tingkatan Model Pembelajaran Inkuiri

Standard for Science Teacher Preparation dalam Zulfiani,

Feronika, & Suartini, (2009, hlm.121-122) menjelaskan 3 tingkatan

inkuiri, yaitu:

1) Discovery/Structured Inquiry

Dalam tingkatan ini, siswa bertindak mengidentifikasi alternatif

hasil dan guru mengidentifikasi permasalahan dan proses.

2) Guided Inquiry

Tindakan utama guru dalam tahap guided inquiry yaitu

mengajukan permasalahan, sedangkan siswa menetapkan proses

dan menyelesaikan masalah.

Page 24: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

3) Open Inquiry

Tindakan utam guru pada tingkatan open inquiry adalah

menguraikan konteks penyelesaian masalah, sedangkan siswa

mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah.

c. Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri

Menurut Gulo dalam Al-Tabany (2014, hlm. 83-84)

menyatakan, bahwa kemampuan yang diperlukan untuk

melaksanakan pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut:

1) Mengajukan Pertanyaan atau Permasalahan

Kegiatan pembelajaran inkuiri dimulai saat pertanyaan atau

permasalahan diajukan. Pada kegiatan ini, kemampuan yang

diminta adalah kesadaran terhadap masalah, melihat pentingnya

masalah, dan merumuskan hipotesis.

2) Merumuskan Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas pertanyaan atau

solusi dari permasalahan yang diuji dengan data. Kemampuan

yang dituntut, yaitu menguji dan menggolongkan data yang

dapat diperoleh, melihat dan merumuskan hubungan yang ada

secara logis, serta merumuskan hipotesis.

3) Mengumpulkan Data

Hipotesis digunakan untuk menuntun proses pengumpulan data,

dengan data berupa tabel, matrik, atau grafik. Kemampuan yang

dituntut dari kegiatan ini adalah merakit peristiwa, menyusun

data, dan analisis data.

4) Analisis Data

Kegiatan ini siswa bertanggung jawab untuk menguji hipotesis

dengan menganalisis data yang telah diperoleh. Faktor yang

penting dalam proses ini adalah benar atau salah hipotesis yang

telah dirumuskan. Jika hipotesis salah, maka siswa dapat

menjelaskan sesuai proses inkuiri yang sudah dilakukan.

Page 25: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

5) Membuat Kesimpulan

Siswa membuat kesimpulan sementara berdasarkan data yang

diperoleh.

Menurut Jufri (2013, hlm. 109) tahapan pembelajaran inkuiri

adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Sintaks Umum Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri

Tahap/

kegiatan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Tahap 1:

Identifikasi dan

perumusan

masalah

Guru membantu siswa

dalam menemukan dan

merumuskan masalah

Siswa mengidentifikasi

dan merumuskan

masalah yang mengarah

pada investigasi

Tahap 2:

Perumusan

hipotesis

Guru membimbing

siswa untuk

merumuskan hipotesis

Siswa merumuskan

hipotesis yang akan diuji

melalui investigasi

Tahap 3:

Pengumpulan

data

Guru memfasilitasi

siswa dalam merancang

percobaan untuk

mengumpulkan data

Siswa melakukan

percobaan dan

mengumpulkan data

Tahap 4:

Interpretasi

data

Guru membimbing

siswa untuk

menganalisis data dan

menguji hipotesis

Siswa menyusun

argumen yang

mendukung data

dilanjutkan dengan

menguji hipotesis

Tahap 5:

Pengembangan

kesimpulan

Guru membimbing

siswa membuat induksi

atau generalisasi

Siswa menjelaskan

hubungan, membuat

generalisasi melalui

induksi

Tahap 6:

Pengulangan

Guru membimbing dan

meminta siswa untuk

membuktikan kebenaran

generalisasi yang telah

dibuat

Siswa mengulangi

percobaan, mendapatkan

data baru, dan merevisi

kesimpulan

d. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Inkuiri

1) Keunggulan

Sanjaya (2016, hlm. 208) menjabarkan beberapa

keunggulan dari pembelajaran inkuiri, diantaranya:

1. Pembelajaran inkuiri memberikan ruang kepada siswa

untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.

Page 26: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

2. Pembelajaran inkuiri menekankan pengembangan aspek

kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga

pembelajaran dianggap lebih bermakna.

3. Pembelajaran inkuiri dapat melayani kebutuhan siswa yang

memiliki kemampuan diatas rata-rata, sehingga siswa

dengan kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh

siswa yang lemah dalam belajar.

4. Pembelajaran inkuiri sesuai dengan perkembangan

psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah

proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.

2) Kelemahan

Disamping memiliki keunggulan Sanjaya (2016, hlm. 208-

209) juga menjelaskan kelemahan pembelajaran inkuiri,

diantaranya:

1. Pembelajaran inkuiri sulit dalam merencanakan

pembelajaran karean terbentur oleh kebiasaan siswa dalam

belajar.

2. Jika inkuiri ini digunakan dalam pembelajaran, maka akan

sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.

3. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh

kemampuan siswa dalam menguasai materi pembelajaran,

maka pembelajaran inkuiri akan sulit diimplementasikan

oleh setiap guru.

4. Terkadang dalam implementasinya memerlukan waktu yang

panjang, sehingga guru sulit menyesuaikan waktu yang

telah ditentukan.

Page 27: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

2. Hakikat Pendekatan SETS

a. Pengertian Pendekatan Science, Environment, Technology,

Society (SETS)

Poedjiadi (2010, hlm. 115) mengungkapkan beberapa istilah

seperti: Salingtemas, Science Technology Society atau Sains

Teknologi Masyarakat (STM; SATEMAS; ITM), Science

Environment Technology (SET) dan Science Environment

Technology Society (SETS) adalah istilah dengan makna yang sama.

Indonesia sendiri mengenal istilah STS adalah Sains Teknologi

Masyarakat (STM), kemudian berkembang menjadi Sains

Lingkungan Teknologi dan Masyarakat atau Salingtemas yang

maknanya sama dengan SETS (Budiarti, Jumadi, Wilujeng, &

Senam, 2016).

Pendekatan Science, Technology and Society (STS) atau Sains,

Teknologi dan Masyarakat (STM) adalah gabungan pendekatan

konsep, keterampilan proses, CBSA, inkuiri, diskoveri, dan

pendekatan lingkungan yang memiliki istilah yang serupa seperti

salingtemas; Science, Environment, Technology, and Society

(SETS); dan Science, Environment, Technology (SET) yang

memiliki kesamaan berupa kegiatan pada lingkungan atau

Environment (Khasanah, 2015).

Melalui pengajaran SETS, siswa dapat membangun

keterampilan berpikir tentang bagaimana teknologi dapat

mempengaruhi laju perkembangan sains, serta dampak yang

ditimbulkan terhadap lingkungan dan masyarakat. Siswa diberi

kesadaran bahwa kebutuhan masyarakat serta kejadian disekitarnya

memiliki peran dalam perkembangan sains dan teknologi (Astuti &

Yulianto, 2015).

Science Environment Technology and Society (SETS) adalah

satu kesatuan dalam konsep pendidikan yang menuntut siswa agar

mempunyai kemampuan berpikir tingkat tinggi. Pendidikan SETS

Page 28: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

diawali dengan konsep sederhana dalam kehidupan sehari-hari siswa

atau berupa konsep sains maupun non sains (Khasanah, 2015).

Pembelajaran SETS atau SaiLingTemas dapat membantu siswa

dalam memahami peranan lingkungan terhadap sains, teknologi dan

masyarakat, sehingga siswa dapat memanfaatkan pengetahuan yang

telah dipelajari dengan mengetahui laju perkembangan sains dari

teknologi dan dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat

(Listyono, 2012).

Melalui pembelajaran Science Technology Society (STS), siswa

memiliki kesempatan untuk memilih masalah atau masalah yang

berasal dari kehidupan untuk diselidiki (Akcay & Akcay, 2015).

Pengajaran SETS membawa siswa pada suasana kehidupan nyata,

sehingga diharapkan dapat mengembangkan pengetahuan yang telah

dimiliki untuk digunakan dalam menyelesaikan masalah yang akan

muncul di sekitar kehidupannya (Khasanah, 2015).

Menurut Binadja yang dikutip oleh (Susilogati, Binadja, &

Hidayah, 2014) menyatakan bahwa dengan pendekatan SETS ini

diharapkan dapat memfasilitasi siswa dalam memahami suatu subjek

materi, sehingga siswa dapat mencapai kompetensi pemahaman

berdasarkan unsur dalam SETS.

b. Tahapan Pembelajaran Sains dengan Pendekatan Science,

Environment, Technology, Society (SETS)

Adapun tahap-tahap pembelajaran SETS (Poedjiadi, 2010, hlm.

126; Khasanah, 2015) sebagai berikut:

Tabel 2.2 Tahapan Pendekatan SETS

Tahap Perilaku

1. Tahap invitasi (penyajian isu atau

masalah aktual yang

ada di sekitar

masyakarakat)

Guru memberikan isu/ masalah aktual

yang sedang berkembang di

masyarakat sekitar, yang dapat

dipahami dan merangsang siswa

untuk mengatasinya. Guru juga bisa

menggali pendapat siswa yang ada

Page 29: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

kaitannya dengan materi yang akan

dibahas.

2. Tahap eksplorasi (mengeksplorasi dan

memahami isu atau

masalah yang

disajikan)

Siswa melalui aksi dan reaksinya

sendiri berusaha untuk memahami

atau mem-pelajari masalah yang

diberikan.

3. Tahap solusi (pembentukan konsep)

Siswa menganalisis dan

mendiskusikan cara pemecahan

masalah.

4. Tahap aplikasi (penerapan konsep

yang telah dipelajari

dalam bentuk kinerja)

Siswa diberi kesempatan untuk

menggunakan konsep yang telah

diperoleh. Siswa dapat mengadakan

aksi nyata dalam mengatasi masalah

yang muncul pada tahap invitasi.

5. Tahap pemantapan

konsep/ penilaian (evaluasi terhadap

pemahaman siswa

terkait materi yang

disampaikan)

Guru memberikan umpan balik/

penguatan terhadap konsep yang

diperoleh siswa. Dengan demikian

pendekatan SETS dapat membantu

siswa dalam mengetahui sains,

teknologi yang digunakannya serta

perkembangan sains danteknologi

dapat berpengaruh terhadap

lingkungan dan masyarakat.

c. Keunggulan dari Pembelajaran Menggunakan Pendekatan

Science, Environment, Technology, Society (SETS)

Pendekatan SETS menurut Khasanah (2015) memiliki

keunggulan sebagai berikut:

1) Mempunyai bekal yang cukup bagi siswa untuk menyongsong

era globalisasi.

2) Membekali siswa dengan kemampuan memecahkan masalah

melalui penalaran sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat

secara integral baik di dalam maupun di luar kelas.

3) Menghindari materi oriented dalam pendidikan tanpat tahu

masalah di masyarakat secara lokal, nasional, ataupun

internasional.

Page 30: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

4) Pengajaran sains menjadi lebih bermakna karena langsung

berkaitan dengan permasalahan di kehidupan sehari-hari siswa.

5) Meningkatkan kemampuan siswa dalam mengaplikasikan

konsep, keterampilan, proses, kreativitas, sikap menghargai

produk teknologi dan bertanggung jawab atas masalah yang

muncul di lingkungan sekitar.

6) Kegiatan kelompok dapat memupuk kerjasama antarsiswa, sikap

toleransi, dan saling menghargai pendapat siswa lain.

7) Mengaplikasikan suatu gagasan atau penciptaan suatu karya

yang bermanfaat bagi masyarakat maupun terhadap

perkembangan sains dan teknologi.

d. Implementasi Pendekatan Science, Environment, Technology,

Society (SETS) dalam Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 adalah sebuah kurikulum yang diterapkan di

Indonesia dengan harapan dapat melahirkan siswa yang produktif,

inovatif, dan memiliki pengetahuan yang terintegrasi. Dengan

demikian, siswa terampil dalam menerapkan pengetahuannya ketika

menghadapi masalah kehidupan dan teknologi yang tidak hanya

mengetahui fakta, konsep atau prinsip saja (Dewi A. K., 2016).

Adapun karakteristik pembelajaran IPA dengan pendekatan

SETS dalam kurikulum 2013 menurut Khasanah (2015) adalah

sebagai berikut:

a. Pembelajaran konsep sains tetap diberikan.

b. Siswa diajak untuk mempertimbangkan manfaat atau kerugian

menggunakan konsep sains IPA dalam bentuk teknologi.

c. Siswa dibawa ke situasi untuk melihat teknologi yang terkait

d. Siswa diajak mencari alternatif terhadap kerugian (bila ada) yang

ditimbulkan oleh penerapan sains ke bentuk teknologi terhadap

lingkungan dan masyarakat.

Page 31: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

e. Siswa diminta untuk menjelaskan hubungan antara unsur sains

yang dibincangkan dengan unsur-unsur lain dalam SETS yang

mempengaruhi berbagai keterkaitan antar unsur tersebut.

f. Dalam konteks konstruktivisme, siswa diajak berbincang tentang

SETS terkait konsep sains yang dipelajari dari berbagai macam

arah dan berbagai macam titik awal tergantung pengetahuan dasar

yang dimiliki siswa.

3. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berpendekatan SETS

Terdapat kesamaan konsep antara model pembelajaran inkuiri

terbimbing dengan pendekatan Science, Environment, Technology,

Society (SETS). Model inkuiri terbimbing sendiri diawali dengan

kegiatan pembelajaran penyajian pertanyaan atau masalah. Proses ini

dapat dimulai saat siswa menerima dan mengidentifikasi masalah yang

membutuhkan penjelasan (Ngalimun, 2016, hlm. 64). Pendetakan SETS

juga diawali dengan pemberian isu atau dari fenomena alam yang terkait

dalam kehidupan (Zulfiani, Feronika, & Suartini, 2009, hlm. 129).

Masalah yang disajikan dalam pendekatan SETS berdasarkan situasi

nyata dalam kehidupan (Nursamsudin, 2016). Dalam pembelajaran

inkuiri terbimbing maupun pendekatan SETS lebih mengutamakan peran

aktif siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan bahwa model

pembelajaran inkuiri terbimbing adalah pembelajaran yang berpusat pada

siswa (Wulanningsih, Prayitno, & Probosar, 2012), sedangkan guru

hanya bertindak sebagai fasilitator. Begitu pula dengan pendekatan SETS

yang tidak hanya mengajarkan sains atau pengetahuan saja, tetapi juga

harus membimbing siswa agar mengatahui cara menyelesaikan masalah-

masalah yang timbul akibat berkembangnya sains dan teknologi, yang

sebetulnya adalah untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan

masyarakat (Astuti & Yulianto, 2015). Dari masalah yang disajikan,

diharapkan siswa dapat berperan secara aktif dalam merumuskan,

menganalisis, memberikan solusi, dan menyimpulkan secara mandiri

Page 32: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

dalam kegiatan pembelajaran melalui diskusi dengan kelompoknya. Hal

ini didukung oleh penelitian (Astyana, Leny, & Saadi, 2017) yang

menggunakan model inkuiri terbimbing dikolaborasikan dengan SETS

agar materi kimia lebih kontekstual dan siswa dapat menghubungkan

konsep kimia dengan fenomena yang terdapat dalam kehidupan sehari-

hari. Adapun tahapan pembelajaran inkuiri terbimbing berpendekatan

SETS yang dilakukan pada penelitian ini terdapat pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3 Tahapan Inkuiri Terbimbing Berpendekatan SETS

Fase Aktivitas Pembelajaran

1. Tahap Invitasi/ pengajuan

masalah

(penyajian masalah

isu/masalah aktual yang

berkembang di masyarakat)

Disajikan isu/masalah yang

konstekstual dalam kehidupan

sehari-hari terkait materi

kesetimbangan kimia.

2. Tahap Eksplorasi/

pembentukan hipotesis

(pemahaman awal)

Siswa dibagi berkelompok untuk

berdiskusi dan memahami

isu/masalah yang disajikan.

3. Tahap Solusi/melakukan

penyelidikan dalam kelompok

(pembentukan konsep

berdasarkan hasil temuan

melalui analisis dan diskusi)

Siswa berusaha membangun

sendiri pengetahuannya melalui

diskusi bersama teman kelompok

untuk memecahkan masalah dan

membuat solusi berdasarkan

pencarian informasi.

4. Tahap Aplikasi/analisis data

untuk pembuktian hipotesis

(penggunaan konsep yang

telah diperoleh)

Siswa diberi kesempatan untuk

menggunakan konsep yang telah

diperoleh untuk menyelesaikan

masalalah pada materi

kesetimbangan kimia.

5. Tahap Pemantapan Konsep/

membuat kesimpulan (evaluasi

dan penguatan terhadap

pemahaman siswa terkait

materi yang telah dipelajari)

Guru mengevaluasi hasil

penyelidikan berdasarkan konsep

yang telah dibangun siswa terkait

materi yang telah dipelajari

melalui presentasi.

4. Hakikat Berpikir Kritis

Arti kata dasar “pikir” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang

dikutip Kuswana (2011, hlm. 1) adalah budi, ingatan, angan-angan.

Berpikir dapat diartikan penggunaan akal budi untuk mempertimbangkan

dan memutuskan sesuatu, menimbang-nimbang dalam ingatan.

Page 33: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

Ennis (1996, hlm. xvii) mendefinisikan berfikir kritis sebagai suatu

pemikiran reflektif dan beralasan untuk memutuskan apa yang dipercayai

atau apa yang akan dilakukan. Selain itu, berpikir kritis merupakan suatu

kemampuan untuk membuat dan melakukan penilaian tehadap

kesimpulan berdasarkan bukti (Eggen & Kauchak, 2012, hlm. 115).

Berpikir kritis adalah suatu proses mental yang terarah dan jelas

dalam memecahkan masalah, mengambil keputusan, membujuk,

menganalisis asumsi, serta melakukan penelitian ilmiah (Johnson, 2011,

hlm. 183). Berpikir dalam tingkat yang lebih tinggi juga dikenal sebagai

berpikir kritis atau berpikir tingkat tinggi. Hal ini melibatkan penggunaan

keterampilan penalaran, baik secara deduktif ataupun induktif. Kata sifat

lainnya yang ditemukan ketika mencari definisi untuk berpikir kritis

termasuk membandingkan, mengklasifikasikan, mengurutkan, pola,

peramalan jaringan, berhipotesis, dan mengkritisi. Berdasarkan

Taksonomi Bloom ada tiga yang membutuhkan pemikiran tingkat tinggi,

yaitu, analisis, sintesis, dan evaluasi (Moore & Stanley, 2013, hlm. 10).

Sudarma (2013, hlm. 34) menjelaskan bahwa dengan memiliki

keterampilan berpikir yang baik, maka seseorang dapat memecahkan

masalah yang terjadi dalam kehidupannya baik di tempat bermain

maupun di rumah. Adapun tujuan dari berpikir kritis adalah untuk

mendapatkan pemahaman yang mendalam. Melalui pemahaman ini,

maka seseorang dapat mengungkapkan makna dari suatu kejadian

(Johnson, 2011, hlm. 185).

Menurut Gagne dalam jurnal (Rodzalan & Saat, 2015) menyebutkan

pemikiran kritis mengacu pada kemampuan untuk menganalisis

informasi, untuk menentukan relevansi informasi yang dikumpulkan dan

kemudian untuk menafsirkannya untuk memecahkan masalah. Berpikir

kritis menuntut interpretasi dan evaluasi terhadap observasi, komunikasi,

dan sumber-sumber infomarmasi lainnya. Selain itu, juga menuntut

keterampilan dalam memikirkan asumsi-asumsi, mengajukan pertanyaan

Page 34: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

yang relevan, menarik implikasi, memikirkan dan memperdebatkan isu-

isu secara terus menerus (Fisher, 2016, hlm. 13-14).

Menurut Ennis dalam jurnal (Kitot, Ahmad, & Seman, 2010)

berpikir kritis adalah penilaian yang benar dari pernyataan apapun.

Pendapatnya menekankan hal yang sama, yaitu penilaian yang benar.

Ennis (1996, hlm. 4-8) merumuskan enam elemen dari berpikir

kritis: Focus, Reasons, Inference, Situation, Clarity, dan Overview. yang

disingkat menjadi FRISCO.

1) Focus (fokus)

Hal pertama yang dilakukan dari suatu situasi adalah inti dari suatu

masalah, isu yang beredar, pertanyaan, atau permasalahan yang

dihadapi.

2) Reasons (alasan)

Argumen pro dan kontra yang dibuat harus dapat diterima dan

mendukung kesimpulan yang telah dibuat.

3) Inference (penarikan kesimpulan)

Penarikan kesimpulan adalah suatu tindakan sementara yang

dilakukan setelah mengetahui apa yang terjadi, masalah yang

dihadapi dan alasan yang tepat untuk menyimpulkan apa yang

sedang dipikirkan.

4) Situation (situasi)

Situasi disini adalah suatu momen kejadian yang dihadapi seseorang

ketika dalam suatu masalah atau dalam berargumen. Situasi ini

mencakup lingkungan sosial dan individu yang sejalan tidak hanya

dengan kepentingan aktivitas berpikir dan aturan di dalamnya, juga

makna dari apa yang si pemikir akan lakukan atau putuskan

berdasarkan pada situasi yang sedang dihadapi.

5) Clarity (kejelasan)

Clarity adalah penjelasan yang sangat dibutuhkan untuk memahami

sesuatu. Sangat penting untuk memberikan kejelasan terhadap apa

yang dibicarakan. Membuat semua menjadi jelas dan mudah

Page 35: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

dipahami oleh orang lain akan membantu oran lain untuk menerima

keputusan yang telah dibuat.

6) Overview (gambaran secara keseluruhan)

Elemen ini berguna untuk memeriksa kembali apa yang telah

ditemukan, putuskan, pertimbangkan, pelajari, dan simpulkan.

Elemen ini dilakukan tidak hanya di akhir, tetapi berkelanjutan.

Walaupun sudah membuat suatu keputusan tentang menarik

kesimpulan pada tahap kesimpulan, kemudian disini anda melakukan

kembali sebagai bagian dari pemeriksaan secara keseluruhan.

Menurut (Ennis, 1985) terdapat beberapa indikator berpikir kritis

yang dibagi menjadi lima kelompok keterampilan berpikir kritis. Adapun

indikator keterampilan berpikir kritis tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 2.4 Indikator-indikator Keterampilan Berpikir Kritis

No Aspek

Kelompok Indikator Sub Indikator

1

Elementary

clarification

(memberikan

penjelasan

sederhana)

Memfokuskan

pertanyaan

a. Mengidentifikasi/merumuskan

pertanyaan

b. Mengidentifikasi/merumuskan

kriteria untuk

mempertimbangkan jawaban

yang mungkin

c. Menjaga kondisi pikiran

2 Menganalisis

argumen

a. Mengidentifikasi kesimpulan

b. Mengidentifikasi kalimat-

kalimat pernyataan

c. Mengidentifikasi kalimat-

kalimat bukan pernyataan

d. Mencari persamaan dan

perbedaan

e. Mengidentifikasi dan

menyampaikan

ketidakrelevanan

f. Mencari struktur dari suatu

argumen

g. Merangkum

3

Bertanya dan

menjawab

pertanyaan

a. Mengapa?

b. Apa intinya?

c. Apa yang anda maksud?

d. Apa contohnya?

e. Apa yang bukan contohnya?

Page 36: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

No Aspek

Kelompok Indikator Sub Indikator

f. Bagaimana menerapkan

dalam kasus tersebut?

g. Apa perbedaannya?

h. Apa faktanya?

i. Benarkah yang anda

katakan:______________?

j. Dapatkah anda mengatakan

beberapa hal tersebut?

4

Basic

Support

(membangun

keterampilan

dasar)

Menjelaskan

kredibilitas (kriteria

suatu sumber)

a. Mempertimbangkan keahlian

b. Mempertimbangkan

kemenarikan konflik

c. Mempertimbangkan

kesesuaian sumber

d. Mempertimbangkan reputasi

e. Mempertimbangkan

penggunaan prosedur yang

tepat

f. Mempertimbangkan resiko

untuk reputasi

g. Kemampuan memberikan

alasan

h. Kebiasaan untuk berhati-hati

5

Mengobservasi dan

mempertimbangkan

hasil observasi

a. Ikut terlibat dalam

menyimpulkan

b. Interval waktu yang singkat

antara observasi dan laporan

c. Dilaporkan oleh pengamat

sendiri

d. Mencatat hal-hal yang

diinginkan

e. Penguatan

f. Kemungkinan dari bukti-bukti

penguatan

g. Kondisi akses yang baik

h. Penggunaan teknologi yang

kompeten

i. Kepuasan observer atas

kredibilitas kriteria

6 Inference

(menyimpul-

kan)

Membuat deduksi

dan

mempertimbang-

kan hasil deduksi

a. Kelompok yang logis

b. Kondisi yang logis

c. Interpretasi pertanyaan

7 Membuat induksi

dan

a. Membuat generalisasi

b. Membuat kesimpulan dan

Page 37: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

No Aspek

Kelompok Indikator Sub Indikator

mempertimbangkan

hasil induksi hipotesis

8

Membuat dan

menilai hasil

pertimbangan

a. Latar belakang fakta

b. Konsekuensi

c. Penerapan prinsip-prinsip

d. Memikirkan alternatif

e. Menyeimbangkan dan

memutuskan

9 Advanced

Clarification

(membuat

penjelasan

lebih lanjut)

Mengidentifikasi

istilah dan

mempertimbang-

kan definisi

a. Membuat bentuk definisi

b. Strategi membuat definisi

Bertindak dengan

memberi tindakan lanjut

Mengidentifikasi dan

menangani

ketidakbenaran yang ada

c. Membuat isi definisi

10 Mengidentifikasi

asumsi-asumsi

a. Penjelasan bukan pernyataan

b. Mengonstruksi argumen

11

Strategy and

tactics

(strategi dan

taktik)

Memutuskan suatu

tindakan

a. Mendefinisikan masalah

b. Membuat prosedur

penyelesaian masalah

c. Merumuskan alternatif yang

memungkinkan

d. Memutuskan hal-hal yang

dilakukan secara tentatif

e. Mereview

f. Memonitori implementasi

12 Berinteraksi

dengan orang lain

a. Menggunakan argumen

b. Menggunakan strategi logika

c. Menggunakan strategi retorika

d. Menunjukkan posisi, orasi

atau tulisan

Berdasarkan tabel aspek kelompok berpikir kritis di atas, maka

indikator keterampilan berpikir kritis siswa yang akan digunakan

disesuaikan dengan tahapan model pembelajaran inkuiri terbimbing

berpendekatan SETS dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Page 38: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

Tabel 2.5 Indikator Keterampilan Berpikir Kritis yang

digunakan

No Aspek Kelompok

Berpikir Kritis

Indikator Berpikir

Kritis

Sub Indikator Berpikir

Kritis

1

Elementary

clarification

(memberikan

penjelasan

sederhana)

Memfokuskan

pertanyaan

Mengidentifikasi/

merumuskan pertanyaan

2 Menganalisis argumen Mengidentifikasi kalimat-

kalimat pernyataan.

3

Bertanya dan

menjawab pertanyaan

klarifikasi yang

menantang

Dapatkah anda mengatakan

beberapa hal tentang itu?

4 Basic support

(membangun

keterampilan

dasar)

Menjelaskan

kredibilitas (kriteria)

suatu sumber

Kemampuan memberikan

alasan

5

Mengobservasi dan

mempertimbangkan

hasil observasi

Kemungkinan dari bukti-

bukti penguatan

6

Inference

(menyimpulkan)

Membuat deduksi dan

mempertimbangkan

hasil deduksi

Interpretasi pernyataan

7

Membuat induksi dan

mempertimbangkan

hasil induksi

Membuat kesimpulan dan

hipotesis

8 Membuat dan menilai

hasil pertimbangan

Membuat dan menentukan

hasil pertimbangan

berdasarkan fakta

9 Advanced

clarification

(membuat

penjelasan lebih

lanjut)

Mengidentifikasi

istilah dan

mempertimbangkan

definisi

Strategi membuat definisi:

bertindak dengan memberi

tindakan lanjut

10 Mengidentifikasi

asumsi-asumsi Mengonstruksi argumen

11

Strategy and

tactics (Strategi

dan taktik)

Memutuskan suatu

tindakan

Merumuskan alternatif yang

memungkinkan

5. Materi Kesetimbangan Kimia

1) Konsep Kesetimbangan Kimia

Kesetimbangan adalah suatu kondisi ketika proses reaksi maju

dan balik berlangsung dengan laju yang sama (Petrucci, Harwood, &

Herring 2011, hlm. 246).

Page 39: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

Kesetimbangan kimia merupakan proses kesetimbangan dinamis

yang terjadi karena adanya perubahan zat pereaksi menjadi hasil

reaksi, dan begitu pula sebaliknya (Syukri, 1999, hlm. 317).

Kesetimbangan kimia adalah suatu keadaan yang dicapai oleh reaksi

kimia, dimana tidak ada perubahan dalam konsentrasi reaksi dan

produk. Hal ini terjadi ketika reaksi tunggal terjadi, dimana reaktan

dikonversi menjadi produk, dan produk ini diubah kembali menjadi

reaktan dengan proses sebaliknya pada tingkat yang sama (Marks,

2007, hlm. 461).

Chang (2005, hlm. 66) menyatakan bahwa: “Bila laju reaksi

maju dan reaksi balik sama besar dan konsentrasi reaktan dan

produk tidak lagi berubah seiring berjalannya waktu, maka

tercapailah kesetimbangan kimia (chemical equilibrium)”.

2) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesetimbangan Kimia

a) Asas Le Châtelier

Asas Le Châtelier (Le Châtelier‟s principle) diajukan oleh

seorang kimiawan Prancis bernama Henri Le Châtelier,

merupakan aturan yang digunakan dalam memprediksi

pergeseran arah kesetimbangan kimia jika terjadi perubahan

konsentrasi, tekanan, volume, atau suhu (Chang, 2005, hlm. 79).

Chang (2005, hlm. 79-80) menyebutkan prinsip dari Asas

Le Châtelier bahwa: “jika suatu tekanan eksternal diberikan

kepada suatu sistem yang setimbangan, sistem ini akan

menyesuaikan diri sedemikian rupa untuk mengimbangi

sebagian tekanan ini pada saat sistem mencoba setimbang

kembali”.

b) Perubahan Konsentrasi

Perubahan konsentrasi yang terjadi pada komponen

kesetimbangan akan mengakibatkan pergeseran beberapa saat

hingga tercapai kesetimbangan yang baru. Adapun arah

Page 40: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

pergeseran ini bergantung pada jenis perubahannya, yaitu: jika

konsenstrasi salah satu zat bertambah, maka kesetimbangan

akan bergeser ke arah zat yang ditambah. Namun, jika

konsentrasi salah satu zat berkurang, maka kesetimbangan akan

bergeser ke arah zat yang berkurang (Syukri, 1999, hlm. 336).

Chang (2005, hlm. 80) memberikan contoh perubahan

konsentrasi dari besi (III) tiosianat [Fe(SCN)3], mudah larut

dalam air dan menghasilkan larutan berwarna merah yang

disebabkan oleh ion FeSCN2+

yang terhidrasi. Adapun

kesetimbangan yang terjadi antara ion-ion FeSCN2+

yang terurai

dan Fe3+

dan SCN-

dapat ditulis sebagai berikut.

FeSCN2+

(aq) Fe3+

(aq) + SCN- (aq)

Merah kuning pucat tak berwarna

Jika larutan ditambahkan sedikit natrium tiosianat (NaSCN)

menyebabkan reaksi antara ion Fe3+

dengan ion SCN- yang

ditambahkan, maka kesetimbangan akan bergeser dari produk

(kanan) ke arah reaktan (kiri):

FeSCN2+

(aq) Fe3+

(aq) + SCN- (aq)

Pergeseran ini menyebabkan warna merah larutan

bertambah tua. Hal ini juga terjadi jika larutan ditambahkan besi

(III) nitrat [Fe(NO3)3], maka kesetimbangan akan bergeser dari

produk (kanan) ke reaktan (kiri). Na+ maupun NO3

- merupakan

ion-ion pendamping yang tak berwarna.

Jika asam oksalat (H2C2O4) ditambahkan dalam jumlah

yang sedikit ke dalam larutan asal, maka asam oksalat akan

terionisasi dalam air dan membentuk ion oksalat C2O42-

yang

terikat kuat pada ion-ion Fe3+

. Hal ini menyebabkan

terbentuknya ion stabil berwarna kuning Fe(C2O4)33-

dari ion

Fe3+

pada larutan, sehingga mengakibatkan FeSCN2+

terurai dan

kesetimbangan bergeser dari reaktan ke produk:

FeSCN2+

(aq) Fe3+

(aq) + SCN- (aq)

Page 41: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

Warna merah akan berubah menjadi kuning karena adanya

pembentukan ion Fe(C2O4)33-

.

c) Perubahan Tekanan atau Volume

Jika tekanan diperbesar atau volume diperkecil, maka

kesetimbangan akan bergeser ke arah jumlah molekul yang

kecil. Jika tekanan diperkecil atau volume diperbesar, maka

kesetimbangna akan bergeser ke arah jumlah molekul yang

besar (Syukri, 1999, hlm. 344). Jika reaksi tidak menghasilkan

perubahan jumlah mol gas, maka perubahan tekanan ataupun

volume tidak akan mempengaruhi posisi kesetimbangan yang

ada (Chang, 2005, hlm. 82).

Gas lembam (inert) yang ditambahkan pada campuran

reaksi bervolume-konstan tidak memberikan efek pada kondisi

kesetimbangan, tetapi berefek pada tekanan total dan tekanan

parsial dari semua spesies yang bereaksi tidak berubah (Petrucci,

Harwood, & Herring, 2011, hlm. 263).

d) Pengaruh Suhu

Perubahan suhu dapat mengubah konstanta kesetimbangan

dan jumlah zat, berbeda dengan perubahan konsentrasi, tekanan

atau volume yang dapat mengubah jumlah pereaksi dan hasil

reaksi, tetapi tidak mengubah nilai konstanta kesetimbangan

(Syukri, 1999, hlm. 339).

Perubahan suhu dapat dipahami melalui penambahan kalor

atau peningkatan suhu menghasilkan reaksi yang menyerap

kalor dari lingkungan, dikenal sebagai reaksi endotermik.

Perubahan suhu dari pengambilan kalor atau penurunan suhu

menghasilkan reaksi yang menimbulkan kalor atau melepaskan

kalor, disebut sebagai reaksi eksotermik (Petrucci, Harwood, &

Herring, 2011, hlm. 265).

Pergeseran ini dapat digambarkan pada reaksi nitrogen

dioksida (NO2) berikut.

Page 42: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

2 NO2 (g) N2O4 (g)

NO2 merupakan gas berwarna coklat dan N2O4 tidak

berwarna. Kesetimbangan dapat dilihat dari perubahan warna

yang terjadi ketika suhu tinggi maka NO2 lebih banyak,

sehingga menghasilkan warna menjadi coklat. Ketika suhu

diturunkan maka N2O4 naik dan warna menjadi pucat (Oxtoby,

2001, hlm. 281).

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Menurut (Qing, Jing, & Yan, 2010) dalam penelitiannya yang berjudul

“Promoting preservice teachers‟ critical thinking skills by inquiry-based

chemical experiment” menyimpulkan bahwa dengan inquiry chemical

experiment dapat meningkatkan keterampilan berpikir secara signifikan.

Selanjutnya penelitian dari (Kitot, Ahmad, & Seman, 2010) yang

berjudul “The Effectiveness of Inquiry Teaching in Enhancing Students‟

Critical Thinking”. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan yang signifikan

antara kelas eksperimen dan kelompok kontrol. Dimana kelompok yang

diterapkan model inkuiri menunjukkan peningkatan yang lebih tinggi dalam

berpikir kritis daripada kelompok kontrol. Temuan menunjukkan bahwa

pengajaran inkuiri lebih efektif dan harus ditekankan.

Kemudian jurnal penelitian (Vlassi & Karaliota, 2013) yang berjudul

“The comparison between guided inquiry and traditional teaching method. A

case study for the teaching of the structure of matter to 8th grade Greek

students” menunjukkan hasil Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) memiliki

grafik yang lebih signifikan untuk metode pembelajaran yang efektif

dibandingkan dengan metode tradisional yang dibuktikan dengan hasil skor

tertinggi oleh anak laki-laki dibandingkan dengan anak perempuan.

Selain itu menurut penelitian yang dilakukan oleh (Zoller, 2013) yang

berjudul “Science, Technology, Environment, Society (STES) Literacy for

Sustainability: What Should it Take in Chem/Science Education?”. Hasil

penelitian menyatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan

Page 43: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

pendekatan SETS dapat mengembangkan kemampuan siswa dalam berpikir

kognitif tingkat tinggi (higher-order cognitive skills) melalui pembelajaran,

penilaian, dan strategi belajar di kelas. Pembelajaran yang menggunakan

kemampuan berpikir kognitif tingkat tinggi akan meningkatkan kemampuan

berfikir kritis siswa.

Penelitian relevan juga dilakukan oleh (Yoruk, Morgil, & Secken, 2010)

yang berjudul “The effects of science, technology, society, environment

(STSE) interactions on teaching chemistry”. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui dampak dari pembuatan hubungan Ilmu Pengetahuan, Teknologi,

Masyarakat dan Lingkungan pada pemahaman siswa terhadap topik kimia

melalui pengajaran kimia dengan menggunakan pendekatan STSE pada

tingkat menengah. Sebagai hasil penelitian, peningkatan statistik signifikan

terlihat pada tingkat pencapaian kelompok eksperimen yang mendapat

instruksi menggunakan hubungan STSE. Perubahan yang diamati pada

tingkat pencapaian kelompok kontrol tidak signifikan secara statistik.

Perbedaan antara tingkat pencapaian kelompok kontrol dan eksperimen dalam

posttest lebih terlihat pada kelompok eksperimen.

Penelitian selanjutnya oleh (Akcay & Akcay, 2015) yang berjudul

“Effectiveness of Science-Technology-Society (STS) Instruction on Student

Understanding of the Nature of Science and Attitudes toward Science”.

Penelitian ini melaporkan investigasi tentang dampak pengajaran teknologi

sains-teknologi-masyarakat (STS) terhadap pemahaman siswa sekolah

menengah mengenai sifat sains (sains) dan sikap terhadap sains dibandingkan

dengan siswa yang diajarkan oleh guru yang sama dengan menggunakan cara

konvensional. Temuan utama penelitian ini menunjukkan bahwa siswa yang

yang menerima perlakuan STS dapat memperbaiki pemahaman mereka

tentang sifat sains dan sikap terhadap sains lebih baik daripada siswa yang

diinstruksikan dengan pengajaran konvensional. Analisis data menunjukkan

bahwa siswa di kelas STS mendapatkan lebih banyak perubahan positif.

Secara khusus, siswa STS menunjukkan perubahan kuat dalam pemahaman

mereka tentang cara-cara dalam teori ilmiah dan ilmuwan.

Page 44: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

Penelitian yang dilakukan oleh (Astyana, Leny, & Saadi, 2017) yang

berjudul “Pengaruh Model Inkuiri Terbimbing Bervisi SETS terhadap

Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Larutan Penyangga Siswa

Kelas XI PMIA SMAN 3 Banjarmasin”. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa keterampilan proses sains siswa berbeda dengan secara signifikan

antara siswa dengan model inkuiri terbimbing bervisi SETS dan siswa dengan

model inkuiri terbimbing, hasil belajar siswa berbeda secara signifikan antara

siswa dengan model inkuiri terbimbing bervisi SETS dan siswa dengan model

inkuiri terbimbing, serta model inkuiri terbimbing bervisi SETS mendapat

respon positif dari siswa.

C. Kerangka Berpikir

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah lemahnya

proses pembelajaran. Kondisi saat ini dimana anak kurang didorong untuk

mengembangkan kemampuan berpikirnya. Siswa selalu diarahkan untuk

mengingat dan menghafal informasi yang mereka dapatkan, sehingga tak

sedikit dari mereka hanya pintar teori saja namun sulit memahami makna

pembelajaran sesungguhnya melalui praktik. Proses pembelajaran kimia

khususnya, seperti pada materi Kesetimbangan Kimia merupakan materi yang

memuat konsep ilmiah dengan tingkat kesulitan cukup tinggi. Materi

kesetimbangan kimia adalah materi yang menuntut siswa mampu berpikir

kritis dan memecahkan masalah melalui kegiatan pembelajaran. Siswa akan

diminta mampu menganalisa suatu masalah, memecahkannya dan

mengkonstruk pengetahuannya.

Oleh karena itu, peran seorang guru menjadi penting dalam mencapai

tujuan pendidikan yang diharapkan. Mengingat posisi guru sebagai fasilitator

dan pembimbing sehingga tugas guru menjadi lebih berat, tidak hanya

memegang transfer ilmu pengetahuan akan tetapi lebih dari itu guru harus

mampu memfasilitasi siswa dalam mengembangkan potensi diri disertai

dengan bimbingan yang intensif. Selain itu, perkembangan pada era

globalisasi saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat pada ilmu

Page 45: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

pengetahuan dan teknologi. Perkembangan teknologi ini juga akan

berdampak pada dunia pendidikan tentunya. Proses pembelajaran akan

beradaptasi dengan perubahan zaman yang semakin canggih. Hal ini berarti

bahwa aktivitas belajar mengajar tidak lagi perpusat pada guru (Teacher

centered) melainkan harus beralih pada siswa (Student centered).

Situasi pembelajaran yang berpusat pada guru tidak memberikan

kesempatan bagi siswa untuk menuangkan kreatifitasnya, mengembangkan

keterampilan berampilan berpikir kritis dan analitis untuk memecahkan

masalah. Untuk itu, diperlukan suatu perubahan agar menghasilkan generasi

muda yang dapat mengaplikasikan sains dan teknologi dalam pembelajaran

melalui pendekatan Science, Environment, Technology, Society (SETS) untuk

mengatasi rendahnya keterampilan berpikir kritis siswa. Pendekatan SETS

dapat membangun keterampilan berpikir kritis siswa tentang bagaimana

teknologi mempengaruhi laju perkembangan sains, serta berdampak pada

lingkungan dan masyarakat. Untuk mendukung pendekatan pembelajaran

SETS maka diperlukan suatu model pembelajaran berbasis masalah yang

dapat memfasilitasi siswa untuk melakukan penyelidikan dan menemukan

solusi dalam pemecahan masalah tersebut. Model pembelajaran yang dapat

digunakan adalah Inkuiri Terbimbing.

Model pembelajaran inkuiri terbimbing menekankan keterlibatan siswa

secara aktif dalam proses pembelajaran yang ditandai dengan siswa yang

mengajukan pertanyaan, merumuskan masalah, membuat hipotesis,

melakukan percobaan, dan menerapkan konsep, serta memiliki sikap ilmiah.

Dengan adanya isu-isu global di masyarakat siswa diberikan tantangan untuk

menyelesaikan masalah, menemukan solusi alternatif yang bisa digunakan

dalam menyelesaikan masalah, menerapkan konsep dan proses pada situasi

yang nyata. Terdapat kesamaan antara Inkuiri Terbimbing dengan

pendekatan SETS yaitu sama-sama dapat mendorong siswa untuk berpikir

kritis dan memecahkan suatu masalah dari beberapa isu global melalui

penalaran sains, lingkungan, teknologi, dan sosial. Pembelajaran yang

melibatkan aktivitas siswa secara aktif dalam menyelesaikan masalah yang

Page 46: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

dapat ditemui dalam kehidupan sekitar akan meningkatkan keterampilan

berfikir kritis siswa.

Berdasarkan uraian di atas akan digunakan model pembelajaran inkuiri

terbimbing berpendekatan SETS untuk melihat pengaruhnya terhadap

keterampilan berpikir kritis siswa berdasarkan indikator Ennis (1996) yang

dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut.

Page 47: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

Faktor Penyebab

Contoh materi

Solusi dalam praktik

Solusi Masalah

Hasil

Yang harus dicapai

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir

Rendahnya keterampilan berpikir kritis siswa

Tahap Invitasi

(Penyajian isu/masalah)

Tahap Eksplorasi

(Pemahaman awal)

Tahap Solusi

(Pembentukan konsep

berdasarkan hasil temuan)

Tahap Aplikasi

(Penggunaan konsep yang telah

diperoleh)

Tahap Pemantapan Konsep

(Evaluasi dan pemantapan)

1. Aktivitas pembelajaran beralih kepada siswa (Student Centered)

2. Dibutuhkan model pembelajaran yang dapat mengembangkan keterampilan

berpikir kritis siswa dalam aktivitas pembalajaran.

Kesetimbangan kimia

Model Inkuiri Terbimbing

Pendekatan Science, Environment,

Technology, Society (SETS)

Model pembelajaran inkuiri terbimbing berpendekatan SETS

berpengaruh terhadap keterampilan berpikir kritis siswa

Indikator Berpikir Kritis

1. Aktivitas pembelajaran masih didominasi oleh guru (Teacher Centered)

2. Proses pembelajaran di kelas belum mengacu pada keterampilan siswa

untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis.

1. Memfokuskan pertanyaan

2. Menganalisis argumen

3. Bertanya dan menjawab pertanyaan

klarifikasi yang menantang

4. Menjelaskan kredibilitas (kriteria)

suatu sumber

5. Mengobservasi dan

mempertimbangkan hasil observasi

6. Membuat deduksi dan

mempertimbangkan hasil deduksi

7. Membuat induksi dan

mempertimbangkan hasil induksi

8. Membuat dan menilai hasil

pertimbangan

9. Mengidentifikasi istilah dan

mempertimbangkan definisi

10. Mengidentifikasi asumsi-asumsi

11. Memutuskan suatu tindakan

Page 48: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan teori-teori yang mendasari objek kajian penelitian serta

mengacu pada hasil penelitian yang relevan maka hipotesis dalam penelitian

ini yaitu terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing

berpendekatan SETS terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada materi

kesetimbangan kimia.

Page 49: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

35

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMAN 47 Jakarta yang berlokasi di Jalan

Delman Utama I, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Penelitian dilaksanakan

pada semester I tahun ajaran 2016/2017, tepatnya pada tanggal 17 sampai

dengan 30 November 2017.

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan adalah Quasi Experiment. Metode ini

menggunakan kelompok kontrol dan eksperimen dengan sampel yang tidak

diambil secara acak, melainkan berasal dari sampel yang utuh tanpa

mengubah kelompok yang ada (Creswell, 2014, hlm. 238). Kelas eksperimen

pada penelitian ini akan diberikan perlakuan dengan menggunakan model

Inkuiri Terbimbing berpendekatan SETS dan kelas kontrol yang

menggunakan pembelajaran konvensional melalui metode ceramah, tanya

jawab, dan praktikum.

Desain penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent Pretest and

Posttest Control Group Design yang terdiri dari kelompok eksperimen dan

kontrol, dimana kedua kelompok diberikan pretest sebelum diterapkan

perlakuan yang berbeda. Perlakuan khusus hanya diberikan kepada kelompok

eksperimen. Kemudian kedua kelas diberikan posttest untuk melihat

perbedaan dari kedua kelompok tersebut (Creswell, 2014, hlm. 242). Desain

ini hampir sama dengan pretest-posttest group design, perbedaannya adalah

pada desain ini kedua kelompok tidak dipilih secara random (Sugiyono

(2016, hlm.79). Adapun desain penelitian Nonequivalent Pretest and Posttest

Control Group Design menurut (Creswell, 2014, hlm. 242) terlihat pada tabel

3.1.

Page 50: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

36

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Nonequivalent Pretest and Posttest Control Group Design

Kelompok A O X O

Kelompok B O Y O

Keterangan:

Kelompok A : Kelompok eksperimen

Kelompok B : Kelompok kontrol

O : Pemberian tes keterampilan berpikir kritis (pretest/posttest)

X : Perlakukan kelas eksperimen dengan model pembelajaran

inkuiri terbimbing berpendekatan SETS

Y : Perlakukan kelas kontrol dengan model pembelajaran

konvensional

C. Prosedur Penelitian

Prosedur dalam melaksanakan penelitian ini melalui tiga tahap, yaitu

persiapan, pelaksanaan, dan penyelesaian penelitian.

1. Persiapan Penelitian

1) Melakukan studi literatur terkait jurnal-jurnal penelitian model

pembelajaran inkuiri terbimbing berpendekatan SETS dengan

keterampilan berpikir kritis.

2) Melakukan analisis Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD)

dan indikator dalam silabus Kurikulum 2013 sesuai edisi revisi pada

materi yang dipilih yaitu kesetimbangan kimia.

3) Menyusun perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) dengan indikator yang disesuaikan dengan

ketampilan berpikir kritis dan langkah model pembelajaran Inkuiri

Terbimbing berpendekatan SETS.

4) Menyusun instrumen penelitian yaitu instumen tes berupa soal

uraian keterampilan berpikir kritis dan lembar kerja siswa (LKS)

sesuai dengan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing

berpendekatan SETS.

Page 51: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

37

5) Menguji validitas instumen tes kepada para ahli dan kemudian

memperbaiki instumen tes sesuai saran ahli. Setelah itu menguji

cobakan instumen tes yang telah dibuat kepada siswa untuk

mengetahui validitas dan reliabilitas. Hasil uji coba dikonsultasikan

kembali dengan dosen, apabila sudah layak maka insturmen tes

dapat digunakan.

2. Pelaksanaan Penelitian

1) Melaksanakan tahap pretest berupa soal tes keterampilan berpikir

kritis sebelum pembelajaran kimia dimulai terhadap dua kelas yang

telah dipilih.

2) Menentukan kelas kontrol dan kelas eksperimen berdasarkan rata-

rata skor pretest yang didapatkan. Kelas yang memiliki rata-rata skor

pretest tinggi akan menjadi kelas kontrol dan kelas yang memiliki

rata-rata skor pretest rendah akan menjadi kelas eksperimen.

3) Pada kelas eksperimen akan diberikan pembelajaran dengan model

inkuiri terbimbing berpendekatan SETS, sedangkan kelas kontrol

akan diberikan pembelajaran konvensional (ceramah, tanya jawab,

dan praktikum).

4) Pada kelas eksperimen sebelum pembelajaran dimulai, siswa dibagi

menjadi 6 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 5-6

siswa, kemudian membagikan lembar kerja siswa (LKS) sesuai

dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing berpendekatan SETS.

5) Setelah pembelajaran dilakukan selama 3 kali pertemuan, diberikan

posttest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen untuk melihat

pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing berpendekatan

SETS terhadap keterampilan berpikir kritis siswa.

3. Penyelesaian Penelitian

1) Mengolah data hasil penelitian dengan berbagai teknik analisis data.

2) Menganalisis temuan data.

Page 52: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

38

3) Menuliskan hasil dan pembahasan.

4) Membuat kesimpulan.

Adapun prosedur penelitian disajikan dalam gambar 3.1 berikut.

Page 53: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

39

Analisis KI, KD, dan

indikator

Pembuatan RPP

Pembuatan instrumen tes

1. Soal tes uraian keterampilan berpikir kritis

2. Lembar Kerja Siswa (LKS)

3. Lembar Observasi

Validasi instrumen tes

Revisi

Melakukan pretest

Rata-rata skor rendah Rata-rata skor tinggi

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri

Terbimbing Berpendekatan SETS

Penerapan Model

Konvensional

Melakukan posttest

Analisa Data

Hasil dan

Pembahasan

Temuan Data

Kesimpulan :

Model pembalajaran Inkuiri Terbimbing

berpendekatan SETS dapat meningkatkan

keterampilan berpikir kritis siswa

Tahap Perencanaan

Valid

Tahap Pelaksanaan

Tahap Penyelesaian

Studi literatur model

pembelajaran inkuiri terbimbing

berpendekatan SETS dengan

keterampilan berpikir kritis

Gambar 3.1 Bagan Prosedur Penelitian

Page 54: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

40

D. Populasi dan Sampel

Populasi adalah objek/subjek pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-

syarat tertentu terkait dengan masalah penelitian (Riduwan, 2013, hlm. 11).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI di SMAN 47

Jakarta. Sampel adalah perwakilan dari populasi yang akan diteliti (Riduwan,

2013, hlm. 11).

Sampel penelitian diambil dengan teknik purposive sampling, yaitu

teknik dalam pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu yang

dipandang dapat memberikan data secara maksimal (Arikunto, 2010, hlm.

33). Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah siswa kelas XI MIA

2 sebagai kelas ekperimen dan kelas XI MIA 4 sebagai kelas kontrol dengan

jumlah masing-masing sebanyak 36 orang siswa. Adapun pertimbangan yang

dilakukan dalam penelitian ini didasarkan pada kemampuan awal (pretest)

yang sama pada kedua kelas penelitian, dan berdasarkan informasi yang

diberikan guru mata pelajaran kimia di sekolah mengenai penyesuaian jadwal

mata pelajaran pada masing-masing kelas.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan sebagai

berikut:

Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data

No Jenis Data Instrumen Subjek Keterangan

1 Keterampilan

berpikiri kritis

siswa

Tes esai Siswa Tes esai diberikan

kepada siswa di awal

penelitian (pretest) dan

di akhir penelitian

(posttest) pada kelas

eksperimen dan kontrol

Lembar

Kerja Siswa

(LKS)

Siswa LKS yang memuat

tahap-tahap

pembelajaran inkuiri

berpendekatan SETS

diberikan kepada siswa

di kelas eksperimen saat

proses pembelajaran

berlangsung, sedangkan

Page 55: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

41

kelas kontrol diberikan

LKS praktikum yang

memuat langkah-

langkah percobaan.

2 Keterlaksanaan

pembelajaran

dengan model

inkuiri

terbimbing

berpendekatan

SETS

Lembar

Observasi

Siswa Lembar observasi

keterlaksanaan model

pembelajaran inkuiri

terbimbing

berpendekatan SETS

diisi oleh observer saat

pembelajaran

berlangsung di kelas

eksperimen.

F. Instrumen Penelitian

Istrumen penelitian merupakan suatu alat bantu yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data (Arikunto, 2016, hlm.134). Adapun instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Tes

Tes adalah alat ukur yang diberikan kepada responden untuk

mendapatkan jawaban baik secara tertulis maupun lisan guna mengetahui

kemampuan yang dimiliki responden (Suharsaputra, 2014, hlm. 95). Tes

yang digunakan berupa tes esai, yaitu tes tertulis yang tersusun atas

beberapa item pertanyaan dan mengandung permasalahan yang menuntut

jawaban dari pengetahuan siswa melalui uraian-uraian kata sebagai

gambaran kemampuan berpikir siswa (Sukardi, 2009, hlm. 94). Tes ini

disusun berdasarkan rumusan indikator pembelajaran pada kelas kontrol

maupun kelas eksperimen. Tes esai diujikan sebanyak 12 butir soal yang

digunakan untuk mengukur 11 indikator keterampilan berpikir kritis

Robert H. Ennis.

Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes uraian yang

diberikan dalam bentuk pretest dan posttest. Adapun kisi-kisi instrumen

tes esai keterampilan berpikir kritis dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Page 56: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

42

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Tes Esai Keterampilan Berpikir Kritis

No Keterampilan

Berpikir Kritis

Indikator Keterampilan

Berpikir Kritis

Nomor

Soal

Nomor

Soal yang

digunakan

1 Memberikan

penjelasan

sederhana

1. Memfokuskan pertanyaan 1*, 2 2

2. Menganalisis argumen 3, 4* 3

3. Bertanya dan menjawab

pertanyaan

5, 6, 27 27

2 Membangun

keterampilan

dasar

4. Menjelaskan kridibilitas

(kriteria) suatu sumber

7, 8 8

5. Mengobservasi dan

mempertimbangkan hasil

observasi

25, 26 26

3 Menyimpulkan 6. Membuat deduksi dan

mempertimbangkan hasil

deduksi

9, 10*, 11 11

7. Membuat induksi dan

mempertimbangkan hasil

induksi

12, 13* 12

8. Membuat dan menilai hasil

pertimbangan

14, 15 15

4 Membuat

penjelasan lebih

lanjut

9. Mengidentifikasi istilah dan

mempertimbangkan definisi

16, 17 16

10. Mengidentifikasi asumsi-

asumsi

18, 19, 20,

21

19, 20

5 Strategi dan

taktik

11. Memutuskan suatu

tindakan

22, 23, 24 22

Jumlah soal 27 12

Keterangan *: soal yang tidak valid

2. Lembar Kerja Siswa

Lembar Kerja Siswa (LKS) digunakan sebagai panduan dalam proses

pembelajaran di kelas eksperimen yang didalamnya terdapat

permasalahan dan diselesaikan melalui langkah-langkah pendekatan

SETS. Lembar Kerja Siswa (LKS) dikerjakan saat proses pembelajaran

dilakukan telah dilaksanakan. LKS ini juga digunakan untuk melihat

kemunculan indikator keterampilan berpikir kritis pada saat pembelajaran

berlangsung.

Page 57: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

43

3. Lembar Observasi

Observasi atau pengamatan adalah suatu teknik mengumpulkan data

melalui pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung

(Sukmadinata, 2013, hlm. 220). Lembar observasi ini digunakan untuk

mengetahui keterlaksanaan model pembelajaran inkuiri terbimbing

berpendekatan SETS yang meliputi lembar observasi aktivitas mengajar

guru dan aktivitas belajar siswa yang diisi oleh observer.

G. Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan

atau kesahihan suatu instrumen, sehingga mampu mengukur apa yang

diinginkan (Arikunto, 2010, hlm. 211). Jadi, suatu instrumen dapat

dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang hendak diukur.

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas logis

dan validitas empiris. Validitas logis merupakan validitas yang menguji

perwakilan item-item dari keseluruhan cakupan materi yang hendak

diukur, serta dapat memberikan nilai kelayakan isi item dari kisi-kisi

untuk menunjukkan bukti validitas isi (Rustam, Sari, & Yunita, 2018,

hlm. 74). Instrumen dikatakan memiliki validitas logis jika sudah sesuai

dengan isi atau format yang harus diukur,sehingga instrumen dikatakan

sudah memiliki validitas isi sedangkan instrumen yang sudah sesuai

dengan kerangka atau aspek yang diukur dikatakan sudah memiliki

validitas kontruksi (Arikunto, 2016, hlm. 167). Validitas logis ini

dilakukan dengan mengkonsultasikan instrumen penelitian kepada dosen

validator ahli.

Selain validitas logis, dilakukan juga validitas empiris. Validitas

empiris dapat diketahui melalui pengujian validitas instrumen yang telah

disusun berdasarkan pengalaman (Arikunto, 2010, hlm 212). Validitas

empiris dilakukan dengan uji coba instrumen tes kepada siswa yang

bukan subjek dari penelitian. Data yang diperoleh dari hasil uji coba ini

Page 58: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

44

kemudian dihitung dengan menggunakan bantuan software SPSS versi

22. Hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran 6.

2. Reliabilitas

Reliabilitas merupakan tingkat atau derajat konsistensi dari suatu

instrumen yang apabila dipergunakan secara berulang selalu memberikan

hasil yang sama (Arifin, 2013, hlm. 258). Teknik yang digunakan untuk

menentukan reliabilitas tes esai adalah dengan menggunakan rumus

Alpha yaitu:

(

)(

)

Keterangan :

r11 : Reliabilitas yang dicari

∑ : Jumlah varians skor tiap-tiap item

: Varians total (Arikunto, 2010, hlm. 239)

Perhitungan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan software

SPSS versi 22. Setelah memasukkan seluruh data, maka peneliti bisa

mendapatkan nilai reliabilitas tes. Nilai reliabilitas yang didapatkan pada

penelitian ini sebesar 0,778 pada pertemuan pertama dan 0,788 pada

pertemuan kedua. Perhitungan lebih lanjut dapat dilihat pada lampiran 6.

3. Taraf Kesukaran

Kemampuan tes dalam menjaring banyaknya peserta tes yang dapat

mengerjakan tes dengan benar disebut taraf kesukaran. Semakin banyak

peserta tes yang mampu mengerjakan tes, maka taraf kesukaran akan

semakin tinggi. Sebaliknya, jika hanya sedikit peserta tes yang mampu

mengerjakan tes, maka taraf kesukaran akan semakin rendah (Arikunto,

2016, hlm. 176). Rumus yang digunakan untuk menentukan tingkat

kesukaran adalah sebagai berikut (Arikunto, 2005, hlm. 208):

Page 59: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

45

Keterangan :

P : Indeks kesukaran

B : Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar

JS : Jumlah seluruh peserta tes

Tolak ukur suatu indeks kesukaran yang digunakan menurut Sudjana

(2011, hlm. 137) sebagai berikut:

Tabel 3.4 Tingkat Kesukaran

Tingkatan Kesukaran Keterangan

0,00 – 0,30 Soal sukar

0,31 – 0,70 Soal sedang

0,71 – 1,00 Soal mudah

4. Daya Pembeda

Daya pembeda merupakan kemampuan butir soal dalam

membedakan siswa yang sudah menguasai kompetensi dengan siswa

yang kurang menguasai menguasai kompetensi berdasarkan kriteria

tertentu (Arifin, 2013, hlm. 273). Adapun rumus daya pembeda menurut

Arikunto (2016, hlm. 177) yaitu:

Keterangan:

D : Daya pembeda butir

BA : Jumlah siswa dari kelompok atas yang menjawab benar

JA : Jumlah siswa kelompok atas

BB : Jumlah siswa dari kelompok bawah yang menjawab salah

JB : Jumlah siswa kelompok bawah

Sebagai acuan tolak ukur koefisien daya pembeda menurut Arikunto

(2005, hlm. 218) dapat digunakan kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.5 Klasifikasi Daya Pembeda

Tingkatan Daya Pembeda Keterangan

0,00 – 0,20 Jelek

0,20 – 0,40 Cukup

0,40 – 0,70 Baik

0,70 – 1,00 Baik Sekali

Page 60: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

46

Setelah diuji validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya beda,

maka didapat hasil uji insturumen yang valid dan tidak valid. Berikut ini

hasil validasi kisi-kisi instrumen tes keterampilan berpikir kritis yang

digunakan dalam penelitian:

Tabel 3.6 Hasil Validasi Kisi-kisi Instrumen Tes Esai Keterampilan

Berpikir Kritis yang digunakan dalam Penelitian

No

Keterampilan

Berpikir

Kritis

Indikator

Keterampilan Berpikir

Kritis

Nomor Soal

Sebelum

Validasi

Soal

Terpilih

Sesudah

Validasi

1 Memberikan

penjelasan

sederhana

1. Memfokuskan

pertanyaan 1*, 2 2 1

2. Menganalisis

argumen 3, 4* 3 2

3. Bertanya dan

menjawab

pertanyaan

5, 6, 27 27 4

2 Membangun

keterampilan

dasar

4. Menjelaskan

kridibilitas

(kriteria) suatu

sumber

7, 8 8 5

5. Mengobservasi dan

mempertimbangkan

hasil observasi

25, 26 26 12

3 Menyimpulkan 6. Membuat deduksi

dan

mempertimbangkan

hasil deduksi

9, 10*,

11 11 6

7. Membuat induksi

dan

mempertimbangkan

hasil induksi

12, 13* 12 7

8. Membuat dan

menilai hasil

pertimbangan

14, 15 15 8

4 Membuat

penjelasan

lebih lanjut

9. Mengidentifikasi

istilah dan

mempertimbangkan

definisi

16, 17,

18 16 9

10. Mengidentifikasi

asumsi-asumsi

19, 20,

21 19, 20 10, 11

5 Strategi dan

taktik

11. Memutuskan suatu

tindakan

22, 23,

24 22 3

Jumlah soal 27 12 12

Page 61: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

47

Keterangan : * soal yang tidak valid

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dilakukan untuk melakukan pengolahan data yang

diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan. Setiap butir soal uraian

keterampilan berpikir kritis diberikan skor 0-4. Data yang sudah diperoleh

diolah lebih lanjut dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Memberikan skor pada setiap jawaban yang siswa berdasarkan kunci

jawaban yang telah dibuat.

2. Menghitung skor total siswa.

3. Menentukan nilai persentase setiap indikator soal tes keterampilan

berpikir kritis siswa.

Menurut (Purwanto, 2012, hlm. 102) disebutkan bahwa nilai persentase

dapat dicari dengan menggunakna rumus:

x 100%

Keteragan :

NP : Nilai persen yang dicari

R : Skor mentah yang diperoleh siswa

SM : Skor maksimal ideal

4. Mengkonversikan skor yang didapat kedalam bentuk persentase dan

mengkategorikan keterampilan berpikir kritis siswa seperti pada tabel 3.7

adalah sebagai berikut (Arikunto, 2016, hlm. 44):

Tabel 3.7 Interpretasi Skor

Skor (%) Kategori

81 – 100 Sangat Baik

61 – 80 Baik

41 – 60 Cukup

21 – 40 Kurang

0 – 20 Sangat Kurang

Data yang sudah dikumpulkan diolah dan dianalisis dengan bantuan

software SPSS 22. Namun sebelum itu, perlu dilakukan uji Normalitas dan Uji

Homogenitas sebagai syarat agar dapat melakukan uji-t dan menganalisis data

Page 62: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

48

apakah populasi berasal dari distribusi normal atau tidak normal (Kadir, 2015,

hlm. 143).

1. Uji Prasyarat

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya

distribusi sampel yang diteliti. Uji normalitas yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov,

dilakukan dengan bantuan software SPSS versi 22.

Adapun langkah-langkahnya yaitu sebagai berikut (Kadir, 2015,

hlm. 156-157):

1) Input data pada kolom data view.

2) Pilih menu Analyze, kemudian pilih sub menu Descriptive

Statistics, klik Explore.

3) Masukkan data yang akan diuji normalitasnya pada kotak

Dependent List, kemudian klik Plots.

4) Pada Bloxplots, klik None, selanjutnya klik Normality plots with

test, lalu klik Continue dan OK.

Menarik kesimpulan dari output uji normalitas Kolmogorov-

Smirnov, dengan ketentuan penerimaan atau penolakan H0 sebagai

berikut (Kadir, 2015, hlm. 156):

H0 : Distribusi populasi normal

Jika probalitas (p-value) > 0,05, H0 diterima.

H1 : Distribusi populasi tidak normal.

Jika probalitas (p-value) ≤ 0,05 H0 ditolak.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan pada skor pretest dan posttest.

Pengujian dilakukan dengan uji homogenitas Levene‟s statistic

dengan bantuan software SPSS versi 22. Adapun langkah-

langkahnya adalah sebagai berikut (Kadir, 2015, hlm. 167-168):

1) Masukkan data pada Data View.

Page 63: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

49

2) Buka menu utama Analyze dan klik General Linear Model.

3) Kemudian klik univariate, masukkan data yang akan diuji

homogenitasnya ke dalam Dependent Variabel dan variabel

“Kelompok (atau Kelas)” ke Fixed Factor(s), lalu klik Options.

4) Selanjutnya masukkan data “Kelompok (atau Kelas)” ke Display

Means for, pilih Homogenity test kemudian klik Continue lalu

OK.

Menarik kesimpulan dari output uji homogenitas Levene‟s

statistic adalah dengan ketentuan penerimaan atau penolakan H0

sebagai berikut (Kadir, 2015, hlm. 167-169):

H0 : Distribusi data mempunyai varians homogen.

Jika probalitas (p-value) > 0,05, H0 diterima.

H1 : Distribusi data tidak homogen.

Jika probalitas (p-value) ≤ 0,05 H0 ditolak.

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan terhadap data pretest dan posttest. Uji

hipotesis pada data pretest untuk melihat keadaan awal apakah sampel

layak digunakan untuk penelitian atau tidak. Sedangkan uji hipotesis

pada data posttest dilakukan untuk melihat apakah terdapat pengaruh

model pembelajaran inkuiri terbimbing berpendekatan SETS terhadap

keterampilan berpikir kritis siswa. Dalam penelitian ini uji hipotesis

dengan menggunakan softwre SPSS versi 22 dengan uji Independent-

Sample T Test yang bertujuan untuk menguji perbedaan rata-rata dua

kelompok dan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap

variabel dependen (Trihendradi, 2010, hlm. 110). Adapun langkah-

langkahnya adalah sebagai berikut (Kadir, 2015, hlm. 300-301):

1) Masukkan data pada Data View.

2) Klik Analyze, pilih submenu Compare Menas, kemudian klik

Independent-Sample T test.

Page 64: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

50

3) Masukkan data yang sesuai ke dalam Test Variable(s) dan Grouping

Variable, kemudian klik Define Group.

4) Isikan angka 1 pada Group 1 dan angka 2 pada Group 2, kemudian

Continue dan OK.

Dengan menarik kesimpulan output uji hipotesis berdasarkan kriteria

pengujian sebagai berikut (Kadir, 2015, hlm. 302):

Jika p-value (Sig.2.tailed) ≤ 0,05 H0 ditolak dan H1 diterima.

Jika p-value (Sig.2.tailed) > 0,05 H0 diterima dan H1 ditolak.

I. Hipotesis Statistik

Adapun rumus hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah:

H0 : µ1 = µ2

H1 : µ1 ≠ µ2

Keterangan:

H0 : Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri

terbimbing berpendekatan SETS terhadap keterampilan

berpikir kritis siswa pada materi kesetimbangan kimia.

H1 : Terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing

berpendekatan SETS terhadap keterampilan berpikir kritis

siswa pada materi kesetimbangan kimia.

µ1 : Rata-rata keterampilan berpikir kritis siswa sebelum diberi

perlakuan.

µ2 : Rata-rata keterampilan berpikir kritis siswa setelah diberi

perlakuan.

Page 65: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

51

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berikut disajikan data hasil penelitian keterampilan berpikir kritis siswa

kelas XI MIA di SMAN 47 Jakarta. Berdasarkan penelitian yang telah

dilakukan, diperoleh data hasil pretest dan posttest kelas XI MIA 4 sebagai

kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional dan XI MIA 2

sebagai kelas eksperimen dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing

berpendekatan SETS. Data tersebut diperoleh dengan menggunakan

instrumen tes esai sebanyak 12 soal. Tes diberikan kepada 36 siswa kelas

kontrol dan 36 siswa kelas eksperimen. Adapun data hasil penelitian yang

diperoleh dari kelas kontrol dan eksperimen adalah sebagai berikut:

1. Data Hasil Pretest dan Posttest pada Kelas Kontrol dan Eksperimen

Data hasil pretest dan posttest pada kelas kontrol dan eksperimen

dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut:

Tabel 4. 1 Data Hasil Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan

Eksperimen

Data Pretest Posttest

Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen

Jumlah Siswa 36 36 36 36

Nilai Tertinggi 33 31 94 96

Nilai Terendah 13 10 69 77

Jumlah Nilai 764 737 2887 3153

Rata-rata 21,22 20,47 80,19 87,58

Median 21 20 81 88

Modus 25 17 83 85

SD 4,823 4,825 6,675 5,028

Berdasarkan data pada tabel 4.1 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata

pretest kelas kontrol sebesar 21,22 dan nilai rata-rata pretest kelas

eksperimen sebesar 20,47. Adapun nilai rata-rata posttest kelas kontrol

sebesar 80,19 dan nilai rata-rata posttest kelas eksperimen sebesar 87,58.

Secara keseluruhan setelah diberikan perlakuan yang berbeda antara

kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat perbedaan nilai rata-rata

Page 66: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

52

posttest kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas

kontrol. Data perhitungan secara rinci dapat dilihat pada lampiran 16 dan

lampiran 19.

2. Data Hasil Pretest dan Posttest Berdasarkan Indikator Keterampilan

Berpikir Kritis pada Kelas Kontrol dan Eksperimen

a. Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen

Data hasil pretest mengenai analisis indikator keterampilan

berpikir kritis pada kelas kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada

tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2 Persentase Indikator Keterampilan Berpikir Kritis

Siswa Hasil Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen

No

Indikator

Keterampilan

Berpikir Kritis

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

(%) Kategori (%) Kategori

1 Memfokuskan

pertanyaan 56,94 Cukup 61,81 Baik

2 Menganalisis

argumen 75,00

Sangat

Baik 25,69 Kurang

3

Bertanya dan

menjawab

pertanyaan

39,58 Kurang 50,69 Cukup

4

Menjelaskan

kredibilitas

(kriteria) suatu

sumber

21,53 Kurang 31,94 Kurang

5

Mengobservasi

dan mempertim-

bangkan hasil

observasi

0,00 Sangat

Kurang 0,00

Sangat

Kurang

6

Membuat

deduksi dan

mempertim-

bangkan hasil

deduksi

5,56 Sangat

Kurang 20,83 Kurang

7

Membuat

induksi dan

mempertim-

bangkan hasil

induksi

1,39 Sangat

Kurang 9,03

Sangat

Kurang

Page 67: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

53

No

Indikator

Keterampilan

Berpikir Kritis

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

(%) Kategori (%) Kategori

8

Membuat dan

menilai hasil

pertimbangan

0,00 Sangat

Kurang 0,00

Sangat

Kurang

9

Mengidentifi-

kasi istilah dan

mempertim-

bangkan definisi

0,00 Sangat

Kurang 0,00

Sangat

Kurang

10

Mengidentifi-

kasi asumsi-

asumsi

0,00 Sangat

Kurang 0,35

Sangat

Kurang

11 Memutuskan

suatu tindakan 52,78 Cukup 43,06 Cukup

Rata-rata 22,98 Kurang 22,13 Kurang

Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan rata-rata persentase

indikator keterampilan berpikir kritis kritis siswa berdasarkan nilai

prestest. Rata-rata pretest kelas kontrol sebesar 22,98 dengan

kategori kurang, sedangkan rata-rata pretest kelas eksperimen

sebesar 22,13 dengan kategori kurang. Indikator tertinggi yang

diperoleh pada kelas kontrol adalah indikator menganalisis argumen

sebesar 75 dengan kategori sangat baik, sedangkan indikator

tertinggi di kelas eksperimen adalah indikator memfokuskan

pertanyaan sebesar 61,81 dengan kategori baik. Secara rinci

perhitungan dapat dilihat pada lampiran 12 dan 13.

b. Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen

Data hasil posttest mengenai analisis indikator keterampilan

berpikir kritis pada kelas kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada

tabel 4.3 berikut:

Page 68: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

54

Tabel 4.3 Persentase Indikator Keterampilan Berpikir Kritis

Siswa Hasil Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen

No

Indikator

Keterampilan

Berpikir Kritis

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

(%) Kategori (%) Kategori

1 Memfokuskan

pertanyaan 72,92 Baik 92,36

Sangat

Baik

2 Menganalisis

argumen 85,42

Sangat

Baik 91,67

Sangat

Baik

3

Bertanya dan

menjawab

pertanyaan

81,25 Sangat

Baik 81,94

Sangat

Baik

4

Menjelaskan

kredibilitas

(kriteria) suatu

sumber

84,03 Sangat

Baik 90,97

Sangat

Baik

5

Mengobservasi

dan mempertim-

bangkan hasil

observasi

72,22 Baik 77,08 Baik

6

Membuat

deduksi dan

mempertim-

bangkan hasil

deduksi

83,33 Sangat

Baik 87,50

Sangat

Baik

7

Membuat

induksi dan

mempertim-

bangkan hasil

induksi

84,72 Sangat

Baik 95,83

Sangat

Baik

8

Membuat dan

menilai hasil

pertimbangan

87,50 Sangat

Baik 90,28

Sangat

Baik

9

Mengidentifi-

kasi istilah dan

mempertim-

bangkan definisi

87,50 Sangat

Baik 91,67

Sangat

Baik

10

Mengidentifi-

kasi asumsi-

asumsi

79,17 Baik 84,38 Sangat

Baik

11

Memutuskan

suatu tindakan 65,28 Baik 81,94

Sangat

Baik

Rata-rata 80,30 Baik 87,78 Sangat

Baik

Page 69: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

55

Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan rata-rata persentase

indikator keterampilan berpikir kritis siswa berdasarkan nilai

posttest. Rata-rata posttest kelas kontrol sebesar 80,30 dengan

kategori baik, sedangkan rata-rata posttest kelas eksperimen sebesar

87,78 dengan kategori sangat baik. Jika dilihat dari setiap indikator

berpikir kritis, indikator tertinggi pada kelas kontrol adalah indikator

membuat dan menilai hasil pertimbangan serta indikator

mengidentifikasi dan mempertimbangkan definisi sebesar 87,50

dalam kategori sangat baik, sedangkan indikator terendah pada kelas

kontrol adalah indikator memutuskan suatu tindakan sebesar 65,28

dalam kategori baik. Indikator keterampilan berpikir kritis tertinggi

di kelas eksperimen adalah indikator membuat induksi dan

mempertimbangkan hasil induksi sebesar 95,83 dalam kategori

sangat baik, sedangkan indikator terendah adalah indikator

mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi sebesar

77,08 dalam kategori baik. Secara rinci perhitungan dapat dilihat

pada lampiran 14 dan lampiran 15.

3. Hasil Uji Prasyarat Analisis Data

a. Uji Prasyarat Sampel

Uji prasyarat sampel dilakukan setelah mendapatkan data

pretest dan posttest untuk mengetahui kelayakan sampel. Adapun uji

prasyarat yang dilakukan adalah uji normalitas dan uji homogenitas

dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 22.

1) Uji Normalitas

Perhitungan uji normalitas dilakukan untuk mengetahui

apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak.

Dalam penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan Uji

Kolmogorov-Smirnov. Data berdistribusi normal apabila Sig > α.

Berikut hasil uji normalitas data pretest dan posttest untuk kedua

kelas:

Page 70: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

56

a) Hasil Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen

Perhitungan hasil uji normalitas data pretest kelas

kontrol dan eksperimen (Lampiran 16) disajikan pada tabel

4.4 berikut:

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol

dan Eksperimen

Statistik Pretest

Kesimpulan Kontrol Eksperimen

N 36 36 Sig > α

(Data berdistribusi

normal) α 0,05 0,05

Sig. 0,133 0,167

Berdasarkan tabel 4.4 terlihat bahwa hasil uji

normalitas data pretest keterampilan berpikir kritis

menunjukkan nilai signifikan 0,133 pada kelas kontrol dan

0,167 pada kelas eksperimen. Ini menunjukkan bahwa nilai

pretest kelas kontrol dan eksperimen lebih besar dari taraf

signifikansi α = 0,05, sehingga H0 diterima. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa data kelas kontrol dan

eksperimen berdistribusi normal.

b) Hasil Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen

Perhitungan hasil uji normalitas data posttest kelas

kontrol dan eksperimen (Lampiran 19) disajikan pada tabel

4.5 berikut:

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol

dan Eksperimen

Statistik Posttest

Kesimpulan Kontrol Eksperimen

N 36 36 Sig > α

(Data berdistribusi

normal) α 0,05 0,05

Sig. 0,200 0,137

Berdasarkan tabel 4.5 terlihat bahwa hasil uji

normalitas data posttest keterampilan berpikir kritis

Page 71: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

57

menunjukkan nilai signifikan 0,200 pada kelas kontrol dan

0,137 pada kelas eksperimen. Ini menunjukkan bahwa nilai

posttest kelas kontrol dan eksperimen lebih besar dari taraf

signifikansi α = 0,05, sehingga H0 diterima. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa data kelas kontrol dan

eksperimen berdistribusi normal.

2) Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan setelah uji normalitas data

pretest dan posttest dinyatakan berdistribusi normal. Uji

homogenitas bertujuan untuk mengetahui kesamaan dua kelas

penelitian. Uji homogenitas dalam penelitian ini menggunakan

uji Levene. Dua kelas penelitian dikatakan homogen apabila Sig

> α. Adapun hasil uji homogenitas data pretest dan posttest

kedua kelas adalah sebagai berikut:

a) Hasil Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen

Perhitungan hasil uji homogenitas data pretest kelas

kontrol dan eksperimen (Lampiran 17) disajikan pada tabel

4.6 berikut:

Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas Kontrol

dan Eksperimen

Statistik Pretest Kesimpulan

Α 0,05 Sig > α

(Data homogen) Sig. 0,824

Berdasarkan data pada tabel 4.6 dapat dilihat bahwa uji

homogenitas data pretest pada kelas kontrol dan eksperimen

sebesar 0,824 yang lebih besar dari taraf signifikan (α) =

0,05, sehingga H0 diterima. Dengan demikian, dapat ditarik

kesimpulan bahwa data pretest kelas kontrol dan

eksperimen memiliki varians yang sama atau homogen.

Page 72: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

58

b) Hasil Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen

Perhitungan hasil uji homogenitas data posttest kelas

kontrol dan eksperimen (Lampiran 20) disajikan pada tabel

4.7 berikut:

Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelas Kontrol

dan Eksperimen

Statistik Posttest Kesimpulan

Α 0,05 Sig > α

(Data homogen) Sig. 0,062

Berdasarkan data pada tabel 4.7 dapat dilihat bahwa uji

homogenitas data posttest pada kelas kontrol dan

eksperimen sebesar 0,062 yang lebih besar dari taraf

signifikan (α) = 0,05, sehingga H0 diterima. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa data posttest kelas

kontrol dan eksperimen memiliki varians yang sama atau

homogen.

b. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan setelah uji normalitas dan uji

homogenitas diketahui berdistribusi normal dan memiliki varian

yang sama atau bersifat homogen. Uji hipotesis dalam penelitian ini

menggunakan uji Independent Sample Test dengan bantuan software

SPSS versi 22. Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat

perbedaan rata-rata nilai pretest dan posttest pada kedua kelas

penelitian. Adapun hasil uji hipotesis data pretest dan posttest kedua

kelas adalah sebagai berikut:

1) Hasil Uji Hipotesis Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen

Hasil uji hipotesis data pretest kelas kontrol dan eksperimen

(Lampiran 18) dapat dilihat pada tabel 4.8 sebagai berikut:

Page 73: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

59

Tabel 4.8 Hasil Uji-t Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen

Statistik Uji-t Kesimpulan

Kontrol Eksperimen Sig > α

(Maka H0 diterima,

artinya tidak terdapat

perbedaan rata-rata

nilai pretest antara

kelas kontrol dan

eksperimen)

N 36 36

Α 0,05

Sig

(2-tailed) 0,512

Berdasarkan data pada tabel 4.8 pada hasil uji hipotesis data

pretest pada kelas kontrol dan eksperimen diperoleh sig (2-

tailed) sebesar 0,512. Hal ini menunjukkan bahwa nilai sig (2-

tailed) > α, sehingga H0 diterima dan H1 ditolak, sehingga dapat

disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata

keterampilan berpikir kritis siswa antara kelas kontrol dan

eksperimen sebelum diberikan perlakuan. Oleh sebab itu, kedua

kelas layak dijadikan sebagai sampel penelitian.

2) Hasil Uji Hipotesis Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen

Hasil uji hipotesis data posttest kelas kontrol dan

eksperimen (Lampiran 21) dapat dilihat pada tabel 4.9 sebagai

berikut:

Tabel 4.9 Hasil Uji-t Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen

Statistik Uji-t Kesimpulan

Kontrol Eksperimen Sig < α

(Maka H1 diterima,

artinya terdapat

perbedaan rata-rata

nilai posttest antara

kelas kontrol dan

eksperimen)

N 36 36

Α 0,05

Sig

(2-tailed) 0,000

Berdasarkan data pada tabel 4.9 pada hasil uji hipotesis data

posttest pada kelas kontrol dan eksperimen dengan taraf

signifikan (α) = 0,05 diperoleh sig (2-tailed) sebesar 0,000. Hal

ini menunjukkan bahwa nilai sig (2-tailed) < α, sehingga H0

Page 74: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

60

ditolak dan H1 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa

terdapat perbedaan rata-rata nilai posttest antara kelas kontrol dan

eksperimen yang menandakan adanya pengaruh model

pembalajaran yang diterapkan terhadap keterampilan berpikir

kritis siswa.

B. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran

inkuiri terbimbing berpendekatan Science, Environment, Technology, Society

(SETS) terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada materi

kesetimbangan kimia. Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 47 Jakarta

dengan mengambil 2 kelas sebagai sampel, yaitu kelas XI MIA 2 sebagai

kelas eksperimen yang diberikan perlakuan model inkuiri terbimbing

berpendakatan SETS dan XI MIA 4 sebagai kelas kontrol dengan model

pembelajaran konvensional. Uji prasyarat sampel dilakukan terlebih dahulu

dalam penelitian ini terhadap data pretest dan posttest kelas kontrol dan

eksperimen. Hasil yang didapatkan berdasarkan pada Tabel 4.4 dan Tabel 4.5

pada kelas eksperimen dan kontrol data berdistribusi normal. Uji homogenitas

berdasarkan Tabel 4.6 dan Tabel 4.7 kedua kelas bersifat homogen. Hal ini

menunjukkan bahwa kedua sampel penelitian, yaitu kelompok kontrol dan

eksperimen memiliki keadaan awal yang sama.

Tahap selanjutnya, dilakukan uji hipotesis untuk mengetahui apakah

model pembelajaran inkuiri terbimbing berpendekatan SETS berpengaruh

atau tidak terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada materi

kesetimbangan kimia. Uji hipotesis dilakukan terhadap data pretest dan

posttest. Berdasarkan hasil uji hipotesis pretest pada Tabel 4.8 menunjukkan

H0 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan

keterampilan berpikir kritis siswa antara kelas kontrol dan eksperimen,

sehingga kedua kelas tersebut dapat dijadikan sebagai sampel penelitian.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hasanah & Mahdian (2013)

dan Sunaryo (2014) bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata antara

Page 75: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

61

kemampuan awal kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum pembelajaran,

sehingga dapat disimpulkan kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki

kemampuan awal yang sama. Nilai rata-rata pretest pada tabel 4.1

menunjukkan kelas kontrol sebesar 21,22 dan rata-rata pretest kelas

eksperimen sebesar 20,47. Nilai rata-rata pretest kelas kontrol lebih tinggi

dibandingkan kelas eksperimen. Sejalan dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Zhou, Huang, & Tian (2013) bahwa skor keterampilan

berpikir kritis kelas kontrol lebih tinggi daripada kelas eksperimen dan tidak

terdapat perbedaan signifikan dari kedua kelas tersebut.

Hasil uji hipotesis posttest pada Tabel 4.9 menunjukkan H0 ditolak dan

H1 diterima. Artinya, terdapat perbedaan rata-rata nilai posttest keterampilan

berpikir kritis siswa antara kelas kontrol dan eksperimen yang menunjukkan

terdapat pengaruh model inkuiri terbimbing berpendekatan SETS terhadap

keterampilan berpikir kritis siswa. Pengaruh model pembelajaran inkuiri

berpendekatan SETS dapat dilihat dari perbedaan persentase rata-rata

indikator keterampilan berpikir kritis pada posttest kelas eksperimen yaitu

sebesar 87,78% dengan kategori sangat baik dan kelas kontrol sebesar

80,30% dengan kategori baik. Kelas eksperimen memperoleh persentase yang

lebih besar dibandingkan dengan kelas kontrol yang menunjukkan bahwa

dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing berpendekatan

SETS lebih baik dibandingkan menggunakan model konvensional (metode

ceramah). Terkait hal tersebut, hasil penelitian yang sejalan dengan Astyana,

Leny, & Saadi (2017) bahwa dengan penerapan model inkuiri terbimbing

dengan visi SETS menunjukkan perbedaan signifikan antara kelas yang

menerapkan visi SETS dan kelas yang tanpa visi SETS terhadap keterampilan

proses sains dan hasil belajar siswa dengan rata-rata kelas eksperimen yang

berada dalam kategori tinggi, sedangkan kelas kontrol berada dalam kategori

sedang.

Perbedaan persentase rata-rata antara kelas kontrol dan eksperimen

disebabkan oleh kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen yang

memberikan kesempatan secara aktif pada siswa untuk melatih keterampilan

Page 76: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

62

berpikir kritis sebagai suatu keterampilan yang harus dimiliki siswa. Hal ini

senada dengan pernyataan Dewi & Riandi (2015); Duran & Şendağ (2012);

Nugraha & Kirana (2015); Asmawati (2015) bahwa berpikir kritis ini penting

untuk dimiliki. Hal ini dipertegas oleh pernyataan Dewi & Riandi (2015);

Kartimi, Liliasari, & Permanasari (2012) yang menyatakan bahwa dengan

memiliki keterampilan berpikir kritis, siswa dapat menyikapi dan

menyelesaikan suatu masalah yang dihadapi dalam kehidupan.

Masalah sebagai fokus utama pembelajaran disajikan dalam Lembar

Kerja Siswa (LKS). LKS ini dirancang sesuai dengan tahap pembelajaran

inkuiri terbimbing berpendekatan SETS yang akan memicu rasa ingin tahu

dan memotivasi siswa untuk berpikir kritis dan menyelesaikan masalah secara

kelompok. Sa'adah & Kusasi (2017) mengungkapkan bahwa dengan

pembelajaran inkuiri terbimbing, siswa memiliki kesempatan mempelajari

cara menemukan fakta, konsep, atau prinsip dari pengalamannya secara

langsung. Selain itu Sundari, Pursitasari, & Heliawati (2017) menambahkan

bahwa model inkuiri terbimbing siswa dapat mengajukan pertanyaan, mencari

informasi, melakukan pengamatan, penyelidikan, membuat hipotesis,

mencatat dan mengolah data, dan menyajikan laporan.

Penerapan SETS membantu siswa dalam memahami pembelajaran lebih

mudah karena penggunaan masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari.

Salah satu contohnya adalah dalam memahami materi kesetimbangan kimia

dengan kasus atau fenomena yang ada dalam kehidupan, seperti fenomena

petir, pengeroposan pada gigi, dan fakta minuman berkarbonasi. Hal ini

didukung dengan pernyataan (Astyana, Leny, & Saadi, 2017) yang

mengungkapkan penerapan SETS membantu siswa dalam memahami

pelajaran karena dikaitkan dalam kehidupan. Menurut Yoruk, Morgil, &

Secken (2010) Science, Technology, Society, Environment (STSE) berasal

dari keyakinan bahwa hubungan antara siswa dan dunia nyata harus

ditetapkan. Hal ini dikarenakan banyaknya situasi yang dapat dijumpai dalam

kehidupan yang terkait erat dengan kimia dan melibatkan pengetahuan

ilmiah. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Birgili (2015) yang

Page 77: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

63

mengungkapkan bahwa dengan masalah sehari-hari siswa memiliki

kesempatan untuk menemukan pengetahuan yang baru, memecahkan suatu

masalah dan berpartisipasi aktif dalam menciptakan solusi untuk

menyelesaikan masalah melalui pengalaman. Senada dengan Nugraheni,

Mulyani, & Ariani (2013) yang menyatakan bahwa pembelajaran SETS

dengan masalah yang kontekstual pada situasi nyata dalam kehidupan sehari-

hari akan memudahkan siswa memahami kimia dengan materi yang abstrak.

Pembelajaran SETS memberikan contoh nyata dalam kehidupan, sehingga

akan membantu siswa mendapatkan informasi mengenai suatu konsep

melalui kegiatan diskusi atau kerja kelompok (Handayani, Zulaikha, &

Kristiantari, 2014).

Berdasarkan hasil posttest menunjukkan rata-rata indikator keterampilan

berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen lebih besar dibandingkan kelas

kontrol. Penelitian ini mengukur 11 indikator berpikir kritis Robert Ennis

menggunakan tes esai. Adapun penjelasan indikator keterampilan berpikir

kritis adalah sebagai berikut.

1. Indikator Memfokuskan Pertanyaan

Indikator keterampilan berpikir kritis siswa yang pertama yaitu

memfokuskan pertanyaan. Indikator memfokuskan pertanyaan ini

merupakan fokus terhadap suatu masalah atau peristiwa dengan membuat

pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan masalah atau peristiwa yang

disajikan. Berikut ini ditampilkan contoh jawaban siswa untuk indikator

memfokuskan pertanyaan dari kelas kontrol:

Gambar 4.1 Jawaban Siswa Kelas Kontrol

Hasil dari pencapaian indikator memfokuskan pertanyaan sebesar

72,92% dalam kategori baik pada kelas kontrol dan sebesar 92,36%

dalam kategori sangat baik pada kelas eksperimen. Berikut ini

Page 78: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

64

ditampilkan contoh jawaban siswa untuk indikator memfokuskan

pertanyaan dari kelas eksperimen:

Gambar 4.2 Jawaban Siswa Kelas Eksperimen

Persentase kelas eksperimen pada indikator ini lebih tinggi dari kelas

kontrol. Hal ini disebabkan oleh adanya tahap pembelajaran yang

mendukung terlaksananya indikator memfokuskan pertanyaan, yaitu

tahap invitasi. Tahap invitasi ini guru mulai memberikan isu atau

masalah dan menggali pendapat dari siswa. Hal ini diungkapkan oleh

Nursamsudin (2016) bahwa guru mulai menggali isu atau masalah

melalui pertanyaan-pertanyaan yang dapat memicu siswa untuk

memunculkan permasalahan. Ennis (1996, hlm. 4) mengatakan fokus

merupakan suatu hal yang penting untuk dilakukan terkait dengan suatu

situasi yang terjadi sehingga dapat menemukan poin penting dari suatu

peristiwa, isu, dan masalah.

Hasil yang senada diperoleh Ardiyanti & Winarti (2013); Qurniati,

Andayani, & Muntari (2015) yang menyatakan bahwa pada indikator

memfokuskan pertanyaan, siswa kelas eksperimen memperoleh nilai -

yang lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Hal ini terlihat dari

jawaban siswa pada kelas eksperimen yang sudah berhasil memfokuskan

pertanyaan dengan membuat poin penting dari masalah yang disajikan

dalam kategori sangat baik dibandingkan kelas kontrol. Penerapan model

inkuiri terbimbing berpendekatan SETS memberikan dampak positif

terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada indikator memfokuskan

pertanyaan. Vlassi & Karaliota (2013) mengungkapkan bahwa inkuiri

terbimbing lebih efektif dibandingkan dengan metode konvensional.

Sementara itu, Zoller (2013) menambahkan bahwa pendekatan SETS

Page 79: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

65

dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir tingkat tinggi

yang akan meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Hasil yang

senada juga didapatkan (Yoruk, Morgil, & Secken, 2010) yang

mengungkapkan bahwa dengan pembelajaran berpendekatan SETS,

siswa lebih kompeten dalam menghubungkan situasi dan konsep baru.

Keterlibatan siswa secara aktif di kelas eksperimen akan membantu

siswa dalam mengembangkan keterampilan berpikir kritisnya. Hal ini

didukung dengan pernyataan Wijayanti & Susatyo (2014) yang

mengatakan bahwa pembelajaran saat ini masih kurang memberikan

akses kepada siswa secara mandiri untuk mengembangkan proses

berpikir karena pembelajaran konvensional yang masih didominasi oleh

guru atau teacher centered, sehingga siswa menjadi kurang aktif.

Berbeda dengan kelas eksperimen siswa terbiasa terlibat aktif dalam

proses pembelajaran yang dapat melatih keterampilan berpikir kritisnya,

sehingga siswa kelas eksperimen dapat memfokuskan pertanyaan dengan

sangat baik. Sholihah, Zubaidah, & Mahanal (2016) mengatakan bahwa

kemampuan berpikir perlu dilatih agar siswa tidak hanya mampu

menghafal saja, melainkan juga dapat memiliki keterampilan berpikir

kritis.

2. Indikator Menganalisis Argumen

Indikator berpikir kritis kedua adalah menganalisis argumen. Berikut

ini ditampilkan contoh jawaban siswa untuk indikator menganalisis

argumen dari kelas kontrol:

Gambar 4.3 Jawaban Siswa Kelas Kontrol

Perolehan rata-rata kelas kontrol pada indikator ini sebesar 85,42%

dalam kategori sangat baik dan rata-rata kelas eksperimen sebesar

Page 80: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

66

91,67% dalam kategori sangat baik. Berikut ini ditampilkan contoh

jawaban siswa untuk indikator menganalisis argumen dari kelas

eksperimen:

Gambar 4.4 Jawaban Siswa Kelas Eksperimen

Tujuan dari indikator menganalisis argumen ini adalah untuk

mengidentifikasi informasi-informasi yang ditemukan dan memberikan

alasan dari sebab yang dinyatakan. Argumentasi memiliki arti penting

sebagai indikator keterampilan yang harus dimiliki pada abad 21 ini,

karena merupakan bagian dari keterampilan intelektual tingkat tinggi

yang disebut sebut sebagai berpikir kritis (Crowell & Kuhn, 2014).

Kartimi, Liliasari, & Permanasari (2012) menambahkan bahwa

keterampilan berpikir kritis merupakan cara siswa untuk menganalisis

argumen dan memunculkan wawasan terhadap makna, interpretasi dan

mengembangkan pola penalaran yang kohesif dan logis.

Berdasarkan jawaban siswa pada gambar 4.3 dan 4.4 dapat diketahui

siswa berhasil mengidentifikasi informasi-informasi dari argumentasi

yang disajikan dan memberikan alasan yang tepat mengapa gigi dapat

keropos. Hal ini menujukkan bahwa keterampilan berpikir kritis siswa

pada indikator menganalisis argumen sudah sangat baik. Walaupun

persentase kedua kelas berada dalam kategori sangat baik, namun

persentase rata-rata kelas eksperimen jauh lebih unggul. Hal ini didukung

oleh Yoruk, Morgil, & Secken, (2010) dan (Kitot, Ahmad, & Seman,

2010) yang mengungkapkan perbedaan tingkat pencapaian antara

kelompok kontrol dan eksperimen lebih terlihat dalam posttest pada

kelompok eksperimen dengan hasil yang lebih baik. Hal ini dikarenakan

pada kelas eksperimen siswa dilatih berdiskusi secara aktif mengenai

Page 81: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

67

masalah dalam kehidupan sehari-hari untuk menemukan informasi dan

pengetahuan serta melatih diri memberikan alasan logis guna

meningkatkan keterampilan berpikir kritisnya dalam menemukan

jawaban dari masalah yang diberikan. Hal ini senada dengan karakteristik

pembelajaran SETS oleh Khasanah (2015) yang menjelaskan salah satu

karakteristik pembelajaran SETS yaitu keikutsertaan siswa secara aktif

dalam mencari informasi untuk memecahkan masalah dalam kehidupan

sehari-hari. Selain itu, Khasanah (2015) juga menjelaskan melalui tahap

invitasi pada pendekatan SETS guru dapat menggali pendapat dari siswa

yang ada kaitannya dengan materi yang akan dibahas. Apriana & Anwar

(2014) menambahkan bahwa mahasiswa dapat mengembangkan daya

nalarnya secara kritis dalam memecahkan masalah yang dihadapi dengan

pembelajaran inkuiri, sehingga terlatih untuk menganalisa, bertanya dan

menjawab serta menentukan tindakan (indikator berpikir kritis) serta

melakukan diskusi dengan aktif bersama kelompok. Selain itu, dengan

pengalaman inkuiri siswa diberi kesempatan untuk meningkatkan

pemahaman mereka dengan baik (Alameddine & Ahwal, 2016).

3. Indikator Bertanya dan Menjawab Pertanyaan

Indikator keterampilan berpikir kritis siswa yang ketiga adalah

bertanya dan menjawab pertanyaan klasifikasi yang menantang. Berikut

ini ditampilkan contoh jawaban siswa untuk indikator bertanya dan

menjawab pertanyaan pada kelas kontrol:

Gambar 4.5 Jawaban Siswa Kelas Kontrol

Perolehan persentase rata-rata kelas kontrol pada indikator ini

sebesar 81,25% dalam kategori sangat baik dan kelas eksperimen sebesar

81,94% dalam kategori sangat baik. Berikut ini ditampilkan contoh

Page 82: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

68

jawaban siswa untuk indikator bertanya dan menjawab pertanyaan pada

kelas eksperimen:

Gambar 4.6 Jawaban Siswa Kelas Eksperimen

Perolehan persentase antara kelas kontrol dan eksperimen pada

indikator ini berada pada kategori sangat baik dengan selisih rata-rata

0,69%. Hal ini dikarenakan perlakuan pada kelas kontrol menggunakan

model konvensional, guru lebih banyak berperan aktif menjelaskan

seluruh materi pelajaran sehingga siswa dapat menjelaskan secara

sederhana apa yang ditemukan dalam soal. Hal ini menandakan bahwa

siswa hanya mengandalkan ingatan dan hafalan yang siswa dapatkan dari

penjelasan guru, sehingga pemahaman dan keterampilan berpikir kritis

siswa masih belum terlatih dengan baik selama pembelajaran. Siswa

dikelas kontrol cenderung hanya mendengarkan dan mengikuti segala

yang dijelaskan oleh guru dan menyebabkan siswa tidak terlibat secara

langsung dalam proses pembelajaran yang berakibat pada kurang

terasahnya keterampilan berpikir kritis siswa. Hal ini didukung oleh

pernyataan Sutama, Arnyana, & Swasta (2014) yang mengungkapkan

bahwa dengan metode ceramah, informasi hanya dihafal tanpa melalui

proses berpikir. Berbeda dengan kelas eksperimen, keterlibatan siswa

secara aktif dalam proses pembelajaran memicu siswa untuk

mengembangkan keterampilan berpikir kritisnya. Hal tersebut

disebabkan adanya tahap pembelajaran yang mendukung secata aktif

terlaksananya indikator bertanya dan menjawab pertanyaan sebagaimana

Nursamsudin (2016) mengatakan pada tahap awal pembelajaran dengan

pendekatan SETS, siswa diberi kesempatan untuk mengkomunikasikan

dan mengilustrasi pemahamannya tentang suatu konsep. (Yulistiana,

Page 83: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

69

2015) menambahkan bahwa melalui pengajaran SETS, siswa akan lebih

mudah memahami materi pelajaran dengan contoh-contoh nyata yang

ada di masyarakat dan kehidupan sehari-hari. Utami, Ramalis, &

Saepuzaman (2016) menambahkan bahwa siswa yang terlibat secara aktif

dalam proses pembalajaran dapat mengasah keterampilan berpikir kritis

dan penguasaan konsepnya. Pernyaatan tersebut dipertegas oleh

Isindanah & Azizah (2016) yang mengatakan bahwa berpikir kritis

merupakan proses yang aktif, tidak dapat diajarkan melalui metode

ceramah.

4. Indikator Menjelaskan Kredibilitas (kriteria) Suatu Sumber

Indikator keempat adalah menjelaskan kredibilitas (kriteria) suatu

sumber. Berikut ini ditampilkan contoh jawaban siswa untuk kelas

kontrol:

Gambar 4.7 Jawaban Siswa Kelas Kontrol

Perolehan persentase kelas kontrol pada indikator ini sebesar 84,03%

dengan kategori sangat baik dan kelas eksperimen sebesar 90,97%

dengan kategori sangat baik. Berikut ini ditampilkan contoh jawaban

siswa untuk kelas eksperimen:

Gambar 4.8 Jawaban Siswa Kelas Eksperimen

Salah satu tujuan dari indikator mempertimbangkan kredibilitas

(kriteria) suatu sumber adalah kemampuan memberikan alasan. Nugraha

Page 84: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

70

& Kirana (2015) menyatakan kredibilitas merupakan kemampuan untuk

mengetahui keahlian dan reputasi sumber, menggunakan sumber yang

baku, mampu memberikan alasan. Sumber relevan dapat siswa temukan

melalui internet, buku, dan sebagainya untuk menemukan pemecahan

dari masalah yang diberikan, sehingga siswa dapat memberikan alasan

dari pemecahan masalah yang ditemukan berdasarkan sumber relevan.

Berdasarkan jawaban yang diberikan kelas kontrol dan eksperimen,

siswa sudah mampu memberikan jawaban yang baik berdasarkan temuan

dari sumber relevan. Persentase yang diperoleh kelas eksperimen lebih

tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal ini disebabkan oleh

adanya tahap pembelajaran yang mendukung indikator ini berlangsung

dengan baik. Tahap eksplorasi merupakan tahap kedua dari pendekatan

SETS. Tahap ini siswa diminta untuk memahami dan mempelajari

masalah yang disajikan (Khasanah, 2015). Selain itu, Nursamsudin

(2016) juga menambahkan bahwa pada tahap ini siswa akan melakukan

kegiatan percobaan untuk mengumpulkan data. Melalui tahap ini, siswa

akan terlatih dalam memahami dan menemukan sendiri jawaban melalui

percobaan yang dilakukan dan mengembangkan keterampilan berpikir

kritisnya. Oleh karena itu pembelajaran inkuiri terbimbing berpendakatan

SETS lebih efektif daripada hanya menggunakan model pembelajaran

konvensional di kelas kontrol. Hal ini senada seperti diungkapkan oleh

Pedretti & Nazir dalam Chowdhury (2016) bahwa dengan pendekatan

Science Technology Society Environment (STSE) menghadirkan

kesempatan untuk belajar, melihat, dan menganalisis sains dalam konteks

yang lebih luas dan mengakui keberagaman siswa di dalam kelas. Hasan

(2017) mengatakan bahwa siswa dapat mengaitkan konsep/proses

menghubungkan informasi secara relevan, sehingga diperoleh

kesimpulan yang relevan.

Page 85: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

71

5. Indikator Mengobservasi dan Mempertimbangkan Hasil Observasi

Indikator berpikir kritis yang kelima adalah mengobservasi dan

mempertimbangkan hasil observasi. Berikut ini ditampilkan contoh

jawaban siswa untuk kelas kontrol:

Gambar 4.9 Jawaban Siswa Kelas Kontrol

Perolehan persentase yang didapatkan kelas kontrol pada indikator

ini sebesar 72,22% dengan kategori baik dan kelas eksperimen sebesar

77,08% dengan kategori baik. Berikut ini ditampilkan contoh jawaban

siswa untuk kelas eksperimen:

Gambar 4.10 Jawaban Siswa Kelas Eksperimen

Indikator mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi

merupakan salah satu indikator keterampilan berpikir kritis dari

kelompok membangun keterampilan dasar menurut Ennis. Salah satu

tujuan dari indikator ini adalah untuk memberikan bukti-bukti penguatan.

Penguasaan siswa terhadap indikator ini terlihat dari kemampuan siswa

dalam menjelaskan jawaban. Tahap pembelajaran yang dilewati adalah

tahap eksplorasi. Pada tahap ini, Nursamsudin (2016) menjelaskan bahwa

setelah siswa mengumpulkan data dari hasil percobaan, kegiatan akan

berlanjut pada kegiatan diskusi kelompok. Secara keseluruhan, tahap ini

akan memenuhi rasa keingintahuan siswa tentang fenomena

disekelilingnya. Melalui tahap ini siswa akan menyesuaikan hasil yang

didapat dengan teori yang ditemukan sebelumnya. Indikator

Page 86: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

72

mengobeservasi dan mempertimbangkan hasil observasi adalah indikator

dengan persentase terendah pada kelas eksperimen dengan kategori baik.

Kelas kontrol maupun kelas eksperimen memperoleh persentase dengan

kategori baik dalam indikator ini, namun hasil rata-rata kelas eksperimen

lebih tinggi daripada kelas kontrol.

Hasil yang sama juga diperoleh dalam penelitian Ardiyanti &

Winarti (2013) yang melaporkan rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi

dari kelas kontrol pada indikator ini. Jawaban yang diberikan siswa pada

kelas kontrol maupun eksperimen tidak hanya sebatas pendapat dan

asumsi semata, melainkan didukung oleh teori dari faktor-faktor

kesetimbangan. Hal senada juga diungkapkan Herlanti (2014) bahwa

alasan yang kuat tidak hanya dilandasi asumsi semata, tetapi juga alasan

yang didukung oleh data, fakta empiris, dan referensi pakar.

6. Indikator Membuat Deduksi dan Mempertimbangkan Hasil Deduksi

Indikator keterampilan berpikir kritis yang keenam adalah membuat

deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi. Berikut ini ditampilkan

contoh jawaban siswa untuk kelas kontrol:

Gambar 4.11 Jawaban Siswa Kelas Kontrol

Persentase yang didapatkan kelas kontrol pada indikator ini sebesar

83,33% dalam kategori sangat baik dan kelas eksperimen sebesar 87,50%

dalam kategori sangat baik. Berikut ini ditampilkan contoh jawaban

siswa untuk kelas eksperimen:

Gambar 4.12 Jawaban Siswa Kelas Eksperimen

Page 87: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

73

Indikator membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi

merupakan salah satu indikator berpikir kritis dari kelompok

menyimpulkan menurut Ennis. Tujuan dari indikator ini adalah

menafsirkan data. Kowiyah, (2012) menjelaskan deduksi yaitu kecakapan

dalam menentukan kesimpulan tertentu dengan mengikuti informasi di

dalam pertanyaan-pertanyaan yang diberikan. Ennis (1996, hlm. 89)

mengatakan bahwa dalam menyimpulkan peristiwa dengan cara deduksi

harus dengan cara yang mudah dan lebih instuisi, sehingga dapat

digunakan dengan mudah dalam menafsirkan suatu peristwa.

Berdasarkan jawaban yang diberikan kelas kontrol dan kelas ekserimen,

dapat dilihat persentase kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas

kontrol dengan kateogori baik untuk kedua kelas. Hasil yang baik

diperoleh pada kelas eksperimen karena adanya tahap ketiga, yaitu tahap

solusi. Pada tahap ini, Nursamsudin (2016) menjelaskan bahwa siswa

memberikan penjelasan dan solusi yang didasarkan pada hasil observasi

dan penambahan informasi dari guru, sehingga siswa dapat membuat

solusi yang dijelaskan berdasarkan teori yang ada dan membentuk sebuah

kesimpulan. Sedangkan pada kelas kontrol, siswa membuat kesimpulan

berdasarkan penjelasan dari guru setiap akhir pembalajaran. Hal ini

diungkapkan Wulandari, Kurnia, & Sunarya (2013) bahwa

menyimpulkan adalah keterampilan yang mudah oleh siswa karena

merupakan kegiatan yang biasa dilakukan.

7. Indikator Membuat Induksi dan Mempertimbangkan Hasil Induksi

Indikator ketujuh adalah membuat induksi dan mempertimbangkan

hasil induksi. Berikut ini ditampilkan contoh jawaban siswa untuk kelas

kontrol:

Page 88: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

74

Gambar 4.13 Jawaban Siswa Kelas Kontrol

Perolehan persentase indikator ini sebesar 84,72% dengan kategori

sangat baik pada kelas kontrol dan 95,83% dengan kategori sangat baik

pada kelas eksperimen. Berikut ini ditampilkan contoh jawaban siswa

untuk kelas eksperimen:

Gambar 4.14 Jawaban Siswa Kelas Eksperimen

Indikator menginduksi merupakan salah satu indikator keterampilan

berpikir kritis yang termasuk dalam kelompok menyimpulkan. Dewi

(2016) mengungkapkan bahwa penalaran induksi adalah penalaran yang

bersifat khusus dengan menarik kesimpulan dari fakta peristiwa atau

kenyataan yang bersifat umum. Qurniati, Andayani, & Muntari (2015)

menambahkan bahwa dengan berpikir kritis memungkinkan anak untuk

menganalisis pemikirannya sendiri dan memastikan telah menemukan

pilihan dan menarik kesimpulan yang cerdas. Indikator membuat induksi

dan mempertimbangkan hasil induksi merupakan indikator tertinggi di

kelas eksperimen. Hasil ini didukung oleh Ardiyanti & Winarti (2013)

yang mengungkapkan bahwa membuat kesimpulan merupakan sub

indikator dengan peningkatan terbesar dibandingkan sub indikator yang

lain. Hal ini dikarenakan di kelas eksperimen siswa terlatih untuk

membuat kesimpulan dan hipotesis dalam pembelajaran melalui tahap

pembalajaran pendekatan SETS, yaitu tahap solusi. Nursamsudin (2016)

Page 89: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

75

menjelaskan bahwa pada tahap solusi siswa akan berdiskusi dan mencoba

menjelaskan apa yang terjadi, kemudian dilanjutkan dengan menemukan

solusi atau pemecahan masalah sesuai dari informasi yang ditemukan

pada tahap eksplorasi.

8. Indikator Membuat dan Menilai Hasil Pertimbangan

Indikator kedelapan adalah membuat dan menilai hasil

pertimbangan. Berikut ini ditampilkan contoh jawaban siswa untuk kelas

kontrol:

Gambar 4.15 Jawaban Siswa Kelas Kontrol

Kelas kontrol memperoleh persentase sebesar 87,50% dengan

kategori sangat baik dan kelas eksperimen memperoleh persentase

sebesar 90,28% dengan kategori sangat baik. Berikut ini ditampilkan

contoh jawaban siswa untuk kelas eksperimen:

Gambar 4.16 Jawaban Siswa Kelas Eksperimen

Tujuan dari indikator membuat dan menilai hasil pertimbangan

adalah mempertimbangkan dan menentukan hasil pertimbangan

berdasarkan fakta. Ennis (1996, hlm. 294) mengatakan bahwa dalam

membuat pertimbangan suatu nilai keputusan berdasarkan fakta harus

dilakukan dengan teliti karena harus bisa membedakan mana suatu fakta

atau bukan fakta. Berdasarkan hasil jawaban dari kelas kontrol maupun

Page 90: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

76

eksperimen, menunjukkan kategori sangat baik pada indikator ini.

Indikator membuat dan menilai hasil pertimbangan merupakan indikator

tertinggi di kelas kontrol. Hal ini dikarenakan melalui model

konvensional, pengetahuan fakta dan bukan fakta didapatkan dari

penyampaian langsung oleh guru, sehingga siswa di kelas kontrol dapat

menjawab pertanyaan dengan baik. Sutama, Arnyana, & Swasta (2014)

mengungkapkan bahwa fokus utama model pembelajaran langsung

adalah kemampuan akademik siswa. Berbeda dengan kelas eksperimen,

siswa diberikan kesempatan untuk mencari pemecahan dari berbagai

sumber dan mempertimbangkan kebenarannya guna meningkatkan

keterampilan berpikir kritis siswa melalui tahap solusi. Hal ini

diungkapkan Hasanah & Mahdian (2013) bahwa siswa kelas eksperimen

yang diberikan pendekatan SETS dapat memberikan solusi dan saran-

saran terkait masalah yang dibahas. Redhana (2013) juga menambahkan

bahwa siswa bersama kelompoknya dapat berdiskusi memecahkan

masalah bersama untuk menghasilkan kemungkinan solusi. Sutama,

Arnyana, & Swasta (2014) menambahkan bahwa siswa belajar

memecahkan masalah secara mandiri dan memiliki keterampilan berpikir

kritis karena harus selalu menganalisis dan menangani informasi.

9. Indikator Mengidentifikasi Istilah dan Mempertimbangkan Definisi

Indikator kesembilan adalah mengidentifikasi istilah dan

mempertimbangkan definisi. Berikut ini ditampilkan contoh jawaban

siswa untuk kelas kontrol:

Gambar 4.17 Jawaban Siswa Kelas Kontrol

Page 91: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

77

Perolehan persentase yang didapatkan kelas kontrol pada indikator

ini sebesar 87,50% dengan kategori sangat baik dan kelas eksperimen

sebesar 91,67% dengan kategori sangat baik. Berikut ini ditampilkan

contoh jawaban siswa untuk kelas eksperimen:

Gambar 4.18 Jawaban Siswa Kelas Eksperimen

Indikator mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan suatu

definisi termasuk dalam kelompok strategi dan taktik. Tujuan dari

indikator ini adalah memberikan penjelasan lanjut. Indikator

mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan suatu definisi pada kelas

kontrol merupakan indikator tertinggi dengan rata-rata yang diperoleh

sama dengan indikator membuat dan menilai hasil pertimbangan.

Sunaryo (2014) mengungkapkan siswa cenderung hanya menerima

pengetahuan dari guru saat kegiatan pembelajaran, begitu pula guru

hanya sekedar menyampaikan informasi pengetahuan tanpa melibatkan

siswa secara aktif untuk menggunakan kemampuan berpikir kritis. Hal

ini menjadikan siswa kelas kontrol lebih cenderung menyalin

pengetahuan yang dimiliki guru daripada mengembangkan keterampilan

berpikir kritisnya. Mencermati hal tersebut, pemahaman dan tingkat

berpikir kritis siswa kelas ekperimen lebih baik dibanding kelas kontrol

karena jawaban berasal dari hasil pencarian dan temuan dari informasi

yang siswa temukan bukan hanya sekedar pengetahuan dan ingatan saja,

sehingga pembelajaran yang didapatkan jadi lebih bermakna. Hal ini

dikarenakan adanya tahap aplikasi dalam pembelajaran SETS di kelas

eksperimen. Khasanah (2015) menjelaskan bahwa pada tahap ini siswa

berkesempatan untuk menyelesaikan masalah yang ditemukan ditahap

awal pembelajaran dari konsep yang diperoleh. Sutama, Arnyana, &

Swasta (2014) menambahkan bahwa pengetahuan dan keterampilan yang

Page 92: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

78

diperoleh siswa bukan dari mengingat atau menghafal informasi berupa

fakta, konsep, atau teori, tetapi melalui pengalaman nyata yang di bangun

dan dikonstuk sendiri.

10. Indikator Mengindentifikasi Asumsi-asumsi

Indikator kesepuluh adalah mengindentifikasi asumsi-asumsi.

Indikator ini terbagi menjadi 2 soal dengan KD yang berbeda. Berikut ini

ditampilkan contoh jawaban siswa untuk kelas kontrol:

Gambar 4.19 Jawaban Siswa Kelas Kontrol

Soal tipe 1 menggunakan KD 4.9 Merancang, melakukan, dan

menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan faktor-faktor yang

mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan. Hasil yang diperoleh

pada kelas kontrol sebesar 82,64% dengan kategori sangat baik dan

kelas eksperimen sebesar 87,5% dengan kategori sangat baik. Berikut ini

ditampilkan contoh jawaban siswa untuk kelas eksperimen:

Gambar 4.20 Jawaban Siswa Kelas Eksperimen

Soal tipe 2 menggunakan KD 3.9 Menganalisis faktor-faktor yang

mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan dan penerapannya dalam

industri. Berikut ini ditampilkan contoh jawaban siswa untuk kelas

kontrol:

Page 93: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

79

Gambar 4.21 Jawaban Siswa Kelas Kontrol

Hasil yang diperoleh pada kelas kontrol sebesar 75,69% dengan

kategori baik dan kelas eksperimen sebesar 81,25% dengan kategori

sangat baik. Berikut ini ditampilkan contoh jawaban siswa untuk kelas

eksperimen:

Gambar 4.22 Jawaban Siswa Kelas Eksperimen

Hasil perolehan rata-rata persentase yang didapatkan kelas kontrol

pada indikator ini sebesar 79,17% dengan kategori baik dan kelas

eksperimen sebesar 84,38% dengan kategori sangat baik. Indikator

mengidentifikasi asumsi-asumsi merupakan salah satu indikator

keterampilan berpikir kritis yang termasuk dalam kelompok memberikan

penjelasan lanjut. Kowiyah (2012) menjelaskan asumsi adalah sesuatu

yang dianggap benar. Persentase yang didapatkan kelas eksperimen lebih

tinggi daripada kelas kontrol. Jawaban yang diberikan oleh kelas

eksperimen menunjukkan bahwa keterampilan berpikir kritis siswa pada

indikator ini sudah sangat baik yang ditunjukkan dengan nilai kelas

eksperimen lebih meningkat daripada kelas kontrol. Dewi (2016)

mengungkapkan bahwa dengan mengidentifikasi asumsi, siswa bisa

mengatasi kesulitan yang dihadapi yaitu dengan membedakan antara

Page 94: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

80

penjelasan yang pernyataan dan bukan pernyataan dan mengonstruksi

argumen siswa.

11. Indikator Memutuskan Suatu Tindakan

Indikator kesebelas adalah memutuskan suatu tindakan. Berikut ini

ditampilkan contoh jawaban siswa untuk kelas kontrol:

Gambar 4.23 Jawaban Siswa Kelas Kontrol

Indikator ini memperoleh persentase sebesar 65,28% dengan

kategori baik pada kelas kontrol dan sebesar 81,94% dengan kategori

sangat baik pada kelas eksperimen. Berikut ini ditampilkan contoh

jawaban siswa untuk kelas eksperimen:

Gambar 4.24 Jawaban Siswa Kelas Eksperimen

Dewi & Riandi (2015) mengungkapkan bahwa mengambil

keputusan adalah bagian proses berpikir dalam mengindentifikasi dan

memutuskan pilihan dari berbagai pilihan yang ada. Indikator

memutuskan suatu tindakan merupakan salah satu indikator keterampilan

berpikir kritis yang termasuk dalam kelompok strategi dan taktik.

Norman, Chang, & Prieto (2017) menjelaskan bahwa berpikir kritis pada

dasarnya melibatkan seperangkat keterampilan, seperti menganalisis,

berdebat, mensintesis, mengevaluasi dan menerapkan. Ennis (2011)

mendefinisikan berpikir kritis sebagai pemikiran reflektif dan beralasan

untuk memutuskan apa yang dipercaya atau apa yang akan dilakukan.

Hasil posttest kelas eksperimen menunjukkan bahwa pada indikator

Page 95: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

81

memutuskan tindakan sudah berada pada kategori sangat baik. Hal ini

disebabkan oleh tahapan model pembelajaran yang mendukung

terlaksananya indikator ini dengan baik, yaitu tahap pemantapan konsep.

Khasanah (2015) menjelasan bahwa pada tahap ini guru dapat

memberikan umpan balik/penguatan terhadap konsep yang telah diterima

oleh siswa. Tahap pemantapan konsep ini disebut oleh Nursamsudin

(2016) sebagai tahap tindak lanjut untuk membantu siswa dalam

memberikan makna pada informasi dari penjelasan berbagai aplikasi

yang baru saja didapatkan dan melakukan refleksi terhadap pemahaman

konsep. Indikator memutuskan suatu tindakan merupakan indikator

terendah pada kelas kontrol. Hal tersebut karena siswa pada kelas kontrol

kurang melatihkan keterampilan berpikir kritisnya dalam proses

pembelajaran, sedangkan siswa pada kelas eksperimen lebih menekankan

pada aktifitas siswa untuk menumbuhkan keterampilan berpikir

kritisnya.

Keterlaksanaan model pembelajaran inkuiri terbimbing berpendekatan

SETS dapat dilihat melalui lembar observasi keterlaksaan model

pembelajaran terhadap siswa dan guru. Hal ini untuk meyakinkan bahwa

pengaruh yang didapat benar berasal dari model pembelajaran yang

digunakan. Penilaian lembar observasi melalui penilaian “ya” dan “tidak”

yang dilakukan oleh teman sejawat penulis sebagai observer. Skor 1 untuk

penilaian jawaban “ya” yang menandakan bahwa kegiatan yang dilakukan

sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran, dan skor 0 untuk penilaian

jawaban “tidak” jika kegiatan tidak sesuai dengan langkah-langkah

pembelajaran dalam lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama 3 kali pertemuan,

didapatkan perolehan persentase sebesar 100%. Hal ini menunjukkan bahwa

kegiatan pembelajaran yang terlaksana dalam kelas eksperimen dengan

peneliti sebagai guru sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran. Proses

kegiatan pembelajaran didukung oleh Lembar Kerja Siswa (LKS) yang

Page 96: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

82

berguna untuk mempermudah siswa dalam memahami langkah-langkah

model pembelajaran inkuiri terbimbing berpendakatan SETS yang digunakan.

Keterampilan berpikir kritis menurut Iman, Khaldun, & Nasrullah

(2017) dapat ditingkatkan melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing.

Penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing ini dapat meningkatkan

pemahaman siswa terhadap materi yang sedang dipelajari, karena siswa

mencari dan menemukan sendiri informasi tentang materi tersebut. Walaupun

inkuiri terbimbing memiliki beberapa keuntungan positif, tetapi masih

terdapat siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran. Oleh sebab itu,

diperlukan pembelajaran inkuiri yang dikombinasikan agar dapat

mengoptimalkan penguasaan dan kemampuan berpikir kritis siswa

(Kurniawati, Wartono, & Diantoro, 2014). Penelitian Rahma (2012)

memodifikasi model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan pendekatan

SETS. Model pembelajaran inkuiri berpendekatan SETS menekankan

aktifitas siswa dalam proses belajar dengan mengoptimalkan keterlibatan

siswa dalam kegiatan pembelajaran. Fatchan, Soekamto, & Yuniarti (2014)

menambahkan bahwa dengan model pembelajaran SETS dapat

menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Penelitian serupa dilakukan oleh Astyana, Leny, & Saadi (2017) juga

membuktikan bahwa dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing bervisi

SETS menunjukkan respon yang positif dalam pembelajaran. Jadi, hasil

penelitian yang telah dilakukan peneliti dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran inkuiri terbimbing berpendekatan SETS dapat meningkatkan

keterampilan berpikir kritis siswa pada materi kesetimbangan kimia.

Page 97: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

83

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran inkuiri terbimbing berpendekatan SETS memiliki pengaruh

terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada materi kesetimbangan kimia.

Indikator keterampilan berpikir kritis tertinggi di kelas eksperimen adalah

membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi dan indikator

terendah adalah mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi.

B. Saran

Peneliti memberikan beberapa saran yang dapat dipertimbangkan,

diantaranya:

1. Guru hendaknya mengembangkan wawasan dan memahami masalah

yang dihadirkan dengan baik agar dapat memfasilitasi siswa dalam

mengembangkan keterampilan berpikir kritisnya selama proses

pembelajaran.

2. Guru yang ingin menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing

berpendakatan SETS, sebaiknya dapat mengatur waktu agar seluruh

tahapan model pembelajaran inkuiri terbimbing berpendekatan SETS

dapat terlaksana dengan maksimal.

3. Guru diharapkan dapat menyesuaikan variasi model pembelajaran

dengan materi yang ada, sehingga dapat memfasilitasi siswa dalam

mengembang-kan keterampilan berpikir kritisnya.

4. Diharapkan adanya penelitian lebih lanjut mengenai model pembelajaran

lain yang dapat mengukur keterampilan berpikir kritis siswa.

Page 98: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

84

DAFTAR PUSTAKA

Akcay, B., & Akcay, H. (2015). Effectiveness of Science-Technology-Society

(STS) Instruction on Student Understanding of the Nature of Science and

Attitudes toward Science. International Journal of Education in

Mathematics, Science and Technology, Volume 3, Number 1, ISSN: 2147-

611X, 37-45.

Alameddine, M. M., & Ahwal, H. W. (2016). Inquiry Based Teaching in

Literature Classrooms. Procedia-Social and Behavioral Sciences , 332-

337.

Al-Tabany, T. I. (2014). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan

Kontekstual: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum

2013 (Kurikulum Tematik Integratif/TKI). Jakarta: Prenadamedia Group.

Anam, K. (2016). Pembelajaran Berbasis Inkuiri: Metode dan Aplikasi Cet. 2.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Anggraeni, Y. N., Prayitno, B. A., & Ariyanto, J. (2016). Penerapan Model

Konstruktivis-Metakognitif pada Materi Sistem Koordinasi untuk

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI MIA 1 SMA

Negeri 6 Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016. BIO-PEDAGOGI, Volume

5, Nomor 2, 48-55.

Apriana, E., & Anwar. (2014). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based

Learning dan Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis

Mahasiswa pada Konsep Dampak Pencemaran Lingkungan Terhadap

Kesehatan. Jurnal Biotik Vol.2, No.2, 132-137.

Ardiyanti, F., & Winarti. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis

Fenomena untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa

Sekolah Dasar. Kaunia, Vol.IX No.2, 27-33.

Arifin, Z. (2013). Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya.

Arikunto, S. (2005). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2016). Manajemen Penelitian . Jakarta: Rineka Cipta.

Asmawati, E. Y. (2015). Lembar Kerja (LKS) Menggunakan Model Guided

Inquiry untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Penguasaan

Page 99: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

85

Konsep Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah

Metro Vol.3 No.1, 1-16.

Astuti, A. P., & Yulianto, E. (2015). Pendidikan Kebencanaan Bervisi SETS,

Upaya Membangun Critical Thinking Skill Siswa dalam Antisipasi

Bencana. Seminar Nasional XII Pendidikan Biologi FKIP UNS 2015, 271-

275 (1-5).

Astyana, K., Leny, & Saadi, P. (2017). Pengaruh Model Inkuiri Terbimbing

Bervisi SETS terhadap Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar

Larutan Penyangga Siswa Kelas XI PMIA SMAN 3 Banjarmasin. JCAE,

Journal of Chemistry And Education, Vol.1, No.1, 65-72.

Birgili, B. (2015). Creative an Critical Thinking Skills in Problem-based Learning

Environments. Journal of Gifted Education and Creativity, 2(2), 71-80.

Budiarti, R., Jumadi, Wilujeng, I., & Senam. (2016). Pengaruh Pembelajaran IPA

Berbasis SETS terhadap Cross Disciplinary Knowledge Peserta Didik.

Cakrawala Pendidikan No.3, 322-329.

Chang, R. (2005). Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta:

Erlangga.

Chowdhury, M. A. (2016). The Integration of Science-Technology-

Society/Science-Technology-Society-Environment and Socio-Scientific-

Issues for Effective Science Education and Science Teaching. Electronic

Journal of Science Education, 19-38.

Creswell, J. W. (2014). Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan

Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Crowell, A., & Kuhn, D. (2014). Developing Dialogic Argumentation Skills: A 3-

year Interventon Study. Journal of Cognition and Development, 15(2),

363-381.

Dewi, A. K. (2016). Pengaruh Model Pembelajaran GIPS (Guided Inquiry

Problem Solving) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar

Siswa Materi Hidrolisis Garam. Quantum, Jurnal Inovasi Pendidikan

Sains, Vol. 7, No. 2, 95-102.

Dewi, N., & Riandi. (2015). Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Sains Siswa

SMP Kelas VII di Kota Sukabumi Melalui Pembelajaran Berbasis

Masalah pada Tema Pemanasan Global. Prosiding Seminar Nasional

Fisika (E-Journal) SNF2015 Vol.4, 151-156.

Duran, M., & Şendağ, S. (2012). A Preliminary Investigation into Critical

Thinking Skills of Urban High School Students: Role of an IT/STEM

Program. Scientific Research Creative Education Vol.3 No.2, 241-250.

Page 100: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

86

Eggen, P., & Kauchak, D. (2012). Strategi dan Model Pembelajaran:

Mengajarkan Konten dan Keterampilan Berpikir. Jakarta: PT Indeks.

Ennis, R. (1985). A Logical Basis for Measuring Critical Thinking Skills. 3.

Ennis, R. H. (1996). Critical Thinking. New Jersey: Prentice Hall.

Ennis, R. H. (2011). The Nature of Critical Thinking: An Outline of Critical

Thinking Dispositions and Abilities. Emeritus Professor, University of

Illinois, 1-8.

Fakhriyah, F. (2012). Pembelajaran Sains Bervisi SETS untuk Mendukung

Pembentukan Karakter Siswa Sekolah Dasar. Seminar Nasional Sains &

Pendidikan Bervisi SETS ke-2, 12-16 (1-5).

Fatchan, A., Soekamto, H., & Yuniarti. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran

Science, Environment, Technology, Society (SETS) Terhadap

Kemampuan Berkomunikasi Secara Tertulis Berupa Penulisan Karya

Ilmiah Bidang Geografi Siswa SMA. Jurnal Pendidikan dan

Pembelajaran, Vol. 21, No.1, 33-40.

Fathurrohman, M. (2015). Model-Model Pembelajaran Inovatif: Alternatif Desain

Pembelajaran yang Menyenangkan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Fisher, A. (2016). Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga.

Gojkov, G., Stojanovic, A., & Rajic, A. G. (2015). Critical Thinking Of Students

– Indicator Of Quality In Higher Education. Procedia - Social and

Behavioral Sciences, 591-596.

Handayani, N. L., Zulaikha, S., & Kristiantari, M. R. (2014). Pengaruh

Pendekatan Science, Environment, Technology and Society (SETS)

Melalui Kerja Kelompok Berbasis Lingkungan Terhadap Hasil Belajar

IPA Siswa Kelas V SD N 9 Sesetan, Denpasar. Jurnal Mimbar PGSD

Universitas Pendidikan Ganesha, Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun

2014), 1-10.

Hasan, B. (2017). Karakteristik Respon Siswa dalam Menyelesaikan Soal

Geometri Berdasarkan Taksonomi Solo. JINoP (Jurnal Inovasi

Pembelajaran), Vol. 3 No.1, 449-458.

Hasanah, A., & Mahdian. (2013). Penerapan Pendekatan SETS (Science

Environment Technology Society) pada Pembelajaran Reaksi Reduksi

Oksidasi. QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.4, No.1, April

2013, hlm. 1-10, 1-10.

Page 101: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

87

Herlanti, Y. (2014). Analisis Argumentasi Mahasiswa Pendidikan Biologi pada

Isu Sosiosaintifik Konsumsi Generatically Modified Organism (GMO).

Jurnal Pendidikan IPA Indonesia (JPII) 3(1), 51-59.

Iman, R., Khaldun, I., & Nasrullah. (2017). Meningkatkan Kemampuan Berpikir

Kritis Siswa dengan Model Inkuiri Terbimbing pada Materi Pesawat

Sederhana. Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, Vol.5, No. 01, 52-58.

Isindanah, N. S., & Azizah, U. (2016). Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri

Terbimbing untuk Melatih Keterampilan Berpikir Kritis pada Materi

Pokok Larutan Penyangga di Kelas XI SMA Antartika Sidoarjo. Prosiding

Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya. Jurusan Kimia FMIPA

Universitas Negeri Surabaya, 232-241 (1-10).

Johnson, E. B. (2011). CTL (Contextual Teahing & Learning): Menjadikan

Kegiatan Belajar-Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. Bandung:

Kaifa.

Jufri, W. (2013). Belajar dan Pembelajaran Sains. Bandung: Pustaka Reka Cipta.

Kadir. (2015). Statistika Terapan: Konsep, Contoh dan Analisis Data dengan

Program SPSS/Lisrel dalam Penelitian. Jakarta: Rajawali.

Kartimi, Liliasari, & Permanasari, A. (2012). Pengembangan Alat Ukur Berpikir

Kritis pada Konsep Senyawa Hidrokarbon untuk Siswa SMA di

Kabupaten Kuningan. Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No. 1, 18-25.

Kemendikbud. (2016). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia No.21.

Kertayasa, I. K. (2015, Maret). Pengembangan Soal Model PISA berbasis Online.

Diambil kembali dari Indonesia PISA Center Mathematics website for

CBAM: http://www.indonesiapisacenter.com/2014/03/tentang-

website.html, diakses pada tanggal 2 September 2018.

Khasanah, N. (2015). SETS (Science, Environmental, Technology and Society)

sebagai Pendekatan Pembelajaran IPA Modern pada Kurikulum 2013.

Seminar Nasional Konservasi dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam 2015,

270-277.

Kitot, A. K., Ahmad, A. R., & Seman, A. A. (2010). The Effectiveness of Inquiry

Teaching in Enhancing Students’ Critical Thinking. International

Conference on Learner Diversity, 264-273 (1 of 10).

Kowiyah. (2012). Kemampuan Berpikir Kritis. Jurnal Pendidikan Dasar, 175-

179.

Page 102: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

88

Kurniawati, I. D., Wartono, & Diantoro, M. (2014). Pengaruh Pembelajaran

Inkuiri Terbimbing Integrasi Peer Instruction Terhadap Penguasaan

Konsep dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika

Indonesia, 36-46.

Kuswana, W. S. (2011). Taksonomi Berpikir. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Listyono. (2012). Pendidikan Karakter dan Pendekatan SETS (Science

Environment Technology and Society) dalam Perencanaan Pembelajaran

Sains. Phenomenon, 95-107.

Marks, B. B. (2007). A Conceptual Introduction to Chemistry. New York : Mc

Graw-Hill.

Moore, B., & Stanley, T. (2013). Critical Thinking and Formative Assessments:

Increasing The Rigor in Your Classroom. New York: Routledge.

Ngalimun. (2016). Strategi dan Model Pembelajaran Edisi Revisi. Yogyakarta:

Aswaja Pressindo.

Norman, M., Chang, P., & Prieto, L. (2017). Stimulating Critical Thinking in U.S

Business Students through the Inclusion of International Students. Journal

of Business Diversity Vol.17 (1), 122-130.

Nugraha, M. G., & Kirana, K. H. (2015). Profil Keterampilan Berpikir Kritis

Mahasiswa Fisika dalam Melakukan Eksperimen Fisika Berbasis Problem

Solving. Prosiding Seminar Fisika (E-Journal) SNF2015 Vol. IV , 201-

204.

Nugraheni, D., Mulyani, S., & Ariani, S. R. (2013). Pengaruh Pembelajaran

Bervisi dan Berpendekatan SETS terhadap Prestasi Belajar ditinjau dari

Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas X SMAN 2 Sukaharjo pada

Materi Minyak Bumi Tahun 2011/2012. Jurnal Pendidikan Kimia (JPK)

Vol.2 No.3 Program Studi Pendidikan Kimia Universita Sebelas Maret,

34-41.

Nursamsudin, I. (2016). Konsep dan Karakteristik Pendekatan Pembelajaran

SETS (Science, Environment, Technology, Society) pada Pelajaran Kimia

SMA. Seminar Nasional Pendidikan 2016 "Peran Pendidikan, Sains, dan

Teknologi dalam Membangun Intelektual Bangsa dan Menjaga Budaya

Nasional di Era MEA", 450-461.

OECD. (2016). Programme for International Student Assessment (PISA) Results

From PISA 2015. OECD Publishing, 1-8. Diambil kembali dari

https://www.oecd.org/pisa/PISA-2015-Indonesia.pdf

Oxtoby, D. W. (2001). Prinsip-Prinsip Kimia Modern Edisi Keempat-Jilid 1.

Jakarta: Erlangga.

Page 103: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

89

Pedaste, M., & dkk. (2015). Phases of inquiry-based learning: Definitions and the

inquiry cycle. 47 (1 of 15).

Pedaste, M., Maeots, M., Leijen, A., & Sarapuu, T. (2012). Improving Students'

Inquiry Skills through Reflection and Self-Regulation Scafflods.

Technology, Instruction Cognition and Learning, Vol.9, 81-95.

Petrucci, Harwood, & Herring. (2011). Kimia Dasar: Prinsip-Prinsip dan

Aplikasi Modern Edisi Kesembilan-Jilid 2 . Jakarta: Erlangga.

Poedjiadi, A. (2010). Sains Teknologi Masyarakat : Model Pembelajaran

Kontekstual Bermuatan Nilai. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Purwanto, N. (2012). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya.

Qing, Z., Jing, G., & Yan, W. (2010). Promoting preservice teachers’ critical

thinking skills by inquiry-based chemical experiment. Procedia Social and

Behavioral Sciences 2 (2010) 4597–4603, 597 (1 of 7).

Qurniati, D., Andayani, Y., & Muntari. (2015). Peningkatan Keterampilan

Berpikir Kritis Melalui Model Pembelajaran Discovery Learning. Journal

Penelitian Pendidikan IPA Vol.1 No.2 , 58-69.

Rahma, A. N. (2012). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model Inkuiri

Berpendekatan SETS Materi Kelarutan dan Hasilkali Kelarutan untuk

Menumbuhkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Empati Siswa Terhadap

Lingkungan . Journal of Education Research and Evaluation , 133-138.

Rasmawan, R. (2017). Profil Keterampilan Kerja Ilmiah dan Berpikir Kritis

Siswa. Jurnal Edusains, 9 (1), 60-70.

Redhana, I. W. (2013). Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Peningkatan

Keterampilan Pemecahan Masalah dan Berpikir Kritis. Jurnal Pendidikan

dan Pengajaran, Jilid 46, No. 1 , 76-86.

Riduwan. (2013). Belajar Mudah Penelitian: Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti

Pemula. Bandung: Alfabeta.

Rodzalan, S. A., & Saat, M. M. (2015). The Perception of Critical Thinking and

Problem Solving Skill among Malaysian Undergraduate Students. Global

Conference on Business & Social Science-2014, GCBSS-2014, 15th &

16th December, Kuala Lumpur. 172 ( 2015 ) 725 – 732, (1 of 8).

Rustam, A., Sari, E. D., & Yunita, L. (2018). Statistika & Pengukuran

Pendidikan: Analisis Menggunakan SPSS, Iteman, dan Lisrel. Bogor: PT.

ILHAM SEJAHTERA PERSADA.

Page 104: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

90

Sa'adah, & Kusasi, M. (2017). Meningkatkan Sikap Ilmiah dan Pemahaman

Konsep Menggunakan Model Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) pada

Materi Kesetimbangan Kimia. Quantum. Jurnal Inovasi Pendidikan Sains,

Vol. 8 No. 1, 78-88.

Sanjaya, W. (2016). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Prenadamedia Group.

Sholihah, M., Zubaidah, S., & Mahanal, S. (2016). REMAP RT (Reading Concept

Map Reciprocal Teaching) to Enhance Student's Critical Thinking Skills.

Proceeding Biology Education Conference. Vol. 13(1), 280-284.

Sriarunrasmee, J., Suwannattachote, P., & Dachakupt, P. (2015). Virtual Field

Trips with Inquiry Learning and Critical Thinking Proses: A Learning

Model to Enhance Students' Science Learning Outcomes. Procedia -

Social and Behavioral Sciences 197, 1721-1726.

Sudarma, M. (2013). Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kreatif. Jakarta:

Rajawali Pers.

Sudjana, N. (2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Suharsaputra, U. (2014). Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif dan Tindakan.

Bandung: PT. Refika Aditama.

Sukardi. (2009). Evaluasi Pendidikan: Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta:

Bumi Aksara.

Sukmadinata. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Sunaryo, Y. (2014). Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan

Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematik Siswa SMA di Kota

Tasikmalaya. Jurnal Pendidikan dan Keguruan Vol.1 No.2, 41-51.

Sundari, T., Pursitasari, I. D., & Heliawati, L. (2017). Pembelajaran Inkuiri

Terbimbing Berbasis Praktikum pada Topik Laju Reaksi. Pendidikan

Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya, Vol. 6, No. 2, 1340-

1347.

Susilogati, S., Binadja, A., & Hidayah, F. F. (2014). Developing Module of

Practical Chemistry Physics SETS Vision Activity to Increase Science

Process Skills of Student Teacher. Greener Journal of Educational

Research, Vol. 4(2), 30-35.

Page 105: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

91

Sutama, I. N., Arnyana, I. B., & Swasta, I. B. (2014). Pengaruh Model

Pembelajaran Inkuiri Terhadap Ketrampilan Berpikir Kritis dan Kinerja

Ilmiah pada Pelajaran Biologi Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Amlapura. e-

Journal Program Pascasarjana Universitas Ganesha. Program Studi IPA,

Vol.4, 1-14.

Suyanti, R. D. (2010). Strategi Pembelajaran Kimia Edisi Pertama. Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Syukri. (1999). Kimia Dasar 2. Bandung: ITB.

Trihendradi, C. (2010). Step By Step SPSS 18 Analisis Data Statistik. Yogyakarta:

C.V ANDI OFFSET.

Utami, D. A., Ramalis, T. R., & Saepuzaman, D. (2016). Penerapan Model

Pembalajaran Pembelajaran Inkuiri Abduktiff untuk Meningkatkan

Keterampilan Berpikir Kritis dan Penguasaan Konsep Siswa pada Materi

Dinamika. Jurnal Penelitian dan Pembelajaran IPA (JPPI), Vol.2, No.2,

176-185.

Vlassi, M., & Karaliota, A. (2013). The Comparison Between Guided Inquiry and

Traditional Teaching. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 494-

497.

Wijayanti, A. D., & Susatyo, E. B. (2014). Penerapan Pembelajaran Group

Investigation Berbasis Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Koloid. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia. Vol.8,No.1, 1300-1308.

Wulandari, A. D., Kurnia, & Sunarya, Y. (2013). Pembelajaran Praktikum

Berbasis Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir

Kritis Siswa SMA pada Materi Laju Reaksi. Jurnal Riset dan Praktik

Pendidikan Kimia, Vol. 1 No.1, 18-26.

Wulanningsih, S., Prayitno, B. A., & Probosar, R. M. (2012). Pengaruh Model

Pembelajaran Inkuiri Terbimbing terhadap Keterampilan Proses Sains

Ditinjau dari Kemampuan Akademik Siswa SMA Negeri 5 Surakarta.

Pendidikan Biologi, Vol.4, No.2, 33-43.

Yoruk, N., Morgil, I., & Secken, N. (2010). The effects of science, technology,

society, environment (STSE) interactions on teaching chemistry. Natural

Science, 1417-1424 (1-8).

Yulistiana. (2015). Penelitian Pembelajaran Berbasis SETS (Science,

Environment, Technology, and Society) dalam Pendidikan Sains. Jurnal

Formatif 5(1), 76-82.

Zakaria, Y., Musa, W. J., & Laliyo, L. A. (2015). Pengaruh Pendekatan

Pembelajaran SETS (Science, Environment, Technology, and Society)

Page 106: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

92

terhadap Hasil Belajar Kimia Koloid di Kelas XI IPA SMA Negeri 1

Kwandang Tahun Ajaran 2013/2014. Jurnal Penelitian, 1-13.

Zhou, Q., Huang, Q., & Tian, H. (2013). Developing Students' Critical Thinking

Skills by Task-Based Learning in Chemistry Experiment Teaching.

Scientific Research. Creative Education. Vol 4. No. 12A, 40-45.

Zoller, U. (2013). Science, Technology, Environment, Society (SETS) Literacy

for Sustainability: What Should it Take in Chem/Science Education?

Emergent Topics on Chemistry Education, ISSN 0187-893-X, 207-214 (1-

8).

Zulfiani, Feronika, T., & Suartini, K. (2009). Strategi Pembelajaran Sains .

Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta.

Page 107: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

LAMPIRAN

Page 108: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

94

Lampiran 1. Analisis Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

ANALISIS KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : XI IPA/1

Alokasi Waktu : 3 x 2 JP

Materi : Kesetimbangan Kimia

A. Kompetensi Inti (KI)

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian

dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan

bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena

dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,

bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar (KD)

3.9 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan dan penerapannya dalam industri.

3.9.1 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan kimia.

3.9.2 Mengaitkan prinsip kesetimbangan kimia dalam kehidupan dan industri.

4.9 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan.

4.9.1 Merancang percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan.

4.9.2 Melakukan percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan.

4.9.3 Menyimpulkan dan menyajikan hasil percobaan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan.

Page 109: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

95

Indikator

Pembelajaran Materi

Kegiatan Pembelajaran

Tahapan

Pembelajaran

Inkuiri

Terbimbing

Berpendekatan

SETS

Indikator

Berpikir Kritis

Siswa

Sub- Indikator

Berpikir Kritis

Alokasi

Waktu

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

3.9.1 Menganalisis

faktor-faktor

yang

mempengaruhi

pergeseran arah

kesetimbangan

kimia

Faktor-faktor

yang

mempengaruhi

arah

kesetimbangan

a. Perubahan

Konsentrasi

b. Perubahan

Volume

c. Perubahan

Tekanan

d. Perubahan

Suhu

1. Guru membimbing

siswa untuk membentuk

6 kelompok.

2. Guru memberikan

masalah berupa wacana

(penyebab gigi keropos,

fakta minuman

berkarbonasi, dan apa

yang terjadi di atmosfer

saat ada petir pada

Lembar Kerja Siswa

(LKS) mengenai faktor-

faktor yang

mempengaruhi

kesetimbangan kimia

(faktor konsentrasi,

volume, tekanan, dan

suhu).

3. Guru mengarahkan

siswa untuk

mempelajari wacana

dalam LKS bersama

teman kelompoknya.

1. Siswa bergabung dalam

kelompoknya masing-

masing.

2. Siswa membaca

wacana (penyebab gigi

keropos, fakta

minuman berkarbonasi,

dan apa yang terjadi di

atmosfer saat ada petir

terkait faktor-faktor

yang mempengaruhi

kesetimbangan kimia.

3. Siswa bersama teman

kelompoknya

memahami wacana

(penyebab gigi

keropos, fakta

minuman berkarbonasi,

dan apa yang terjadi di

Pembelajaran

Inkuiri Terbimbing

Menyajikan

pertanyaan atau

masalah

Pendekatan SETS

Tahap Invitasi

(penyajian isu atau

masalah aktual)

Indikator 1 :

Memfokuskan

pertanyaan

Indikator 2:

Menganalisis

argumen

Indikator 3:

Bertanya dan

menjawab

pertanyaan

Sub-indikator

1:

Mengidentifi-

kasi/

merumuskan

pertanyaan

Sub-indikator

2:

Mengidentifi-

kasi kalimat-

kalimat

pernyataan

Sub-indikator

3:

Dapatkah anda

mengatakan

beberapa hal

tentang itu?

15 menit

Page 110: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

96

4. Guru mengarahkan

siswa untuk

menemukan pokok

permasalahan yang

ada dalam wacana dan

mengaitkannya dengan

faktor-faktor yang

mempengaruhi

kesetimbangan (faktor

konsentrasi, volume,

tekanan, dan suhu).

5. Guru mengarah siswa

untuk menjawab

pertanyaan yang

terdapat dalam LKS

atmosfer saat ada petir

pada LKS.

4. Siswa bersama dengan

teman kelompoknya

mendiskusikan dan

menemukan pokok

permasalahan dalam

wacana dan

mengaitkannya dengan

faktor-faktor yang

mempengaruhi

kesetimbangan.

5. Siswa bersama dengan

teman kelompoknya

menjawab pertanyaan-

pertanyaan yang

terdapat dalam LKS.

6. Guru menginstruksikan

kepada siswa untuk

membentuk

gagasan/hipotesis dari

wacana (penyebab gigi

keropos, fakta minuman

berkarbonasi, dan apa

yang terjadi di atmosfer

saat ada petir) terkait

pengaruh konsentrasi,

volume, tekanan, dan

suhu terhadap

kesetimbangan dalam

6. Siswa bersama dengan

teman kelompoknya

membuat

gagasan/hipotesis dari

wacana (penyebab gigi

keropos) yang

berkaitan dengan

faktor-faktor yang

mempengaruhi

kesetimbangan (faktor

konsentrasi, volume,

tekanan, dan suhu).

Pembelajaran

Inkuiri Terbimbing

Membuat hipotesis

Pendekatan SETS

Tahap Eksplorasi

(memahami dan

mengeksplorasi

masalah yang

disajikan)

Indikator 4 : Menjelaskan

kredibilitas

(kriteria) suatu

sumber

Indikator 5:

Mengobservasi

dan mempertim-

bangkan hasil

observasi.

Sub-indikator

4:

Kemampuan

memberikan

alasan

Sub-indikator

5:

Kemungkinan

dari bukti-bukti

penguatan

55 menit

Page 111: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

97

LKS.

7. Guru membimbing dan

mengarahkan siswa

untuk mengaitkan

gagasan/hipotesis

dengan informasi

relavan dari sumber

lain mengenai faktor

konsentrasi, volume,

tekanan, dan suhu yang

mempengaruhi

kesetimbangan untuk

mendukung jawaban

dari pokok

permasalahan yang

ditemukan dalam

wacana.

7. Siswa mencari dan

menemukan

informasi yang

relevan dari sumber

lain mengenai faktor

konsentrasi, volume,

tekanan, suhu dan

mengaitkannya dengan

gagasan/hipotesis yang

telah dibentuk.

8. Guru mengarahkan

siswa untuk manarik

kesimpulan

berdasarkan hasil

temuan masalah dalam

wacana dan kaitannya

dengan faktor

konsentrasi, volume,

tekanan, dan suhu yang

mempengaruhi

konsentrasi sesuai

dengan sumber literatur

yang ada.

8. Siswa bersama dengan

teman kelompoknya

melakukan diskusi

dalam menarik

kesimpulan

berdasarkan temuan-

temuan informasi yang

relevan dari internet

dan buku pelajaran

mengenai pokok

permasalah yang

ditemukan dalam

wacana dan kaitannya

dengan faktor

Pembelajaran

Inkuiri Terbimbing

Merancang

percobaan

Pendekatan SETS

Tahap Solusi

(menganalisis dan

mendiskusikan

pemecahan

masalah)

Indikator 6:

Membuat

deduksi dan

mempertim-

bangkan hasil

deduksi

Indikator 7:

Membuat

induksi dan

mempertim-

bangkan hasil

induksi

Sub-indikator

6:

Interpretasi

pernyataan

Sub-indikator

7:

Membuat

kesimpulan dan

hipotesis

Page 112: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

98

konsentrasi, volume,

tekanan, dan suhu yang

mempengaruhi

kesetimbangan.

Indikator 8 :

Membuat dan

menilai hasil

pertimbangan

Sub-indikator

8:

Membuat dan

menentukan

hasil

pertimbangan

berdasarkan

fakta

9. Guru mengarahkan

siswa untuk

menerapkan konsep yang didapatkan

mengenai faktor-faktor

yang mempengaruhi

kesetimbangan dengan

menjawab pertanyaan-

pertanyaan yang

terdapat dalam LKS.

9. Siswa bersama dengan

teman kelompoknya

menerapkan konsep faktor konsentrasi,

volume, tekanan, dan

suhu yang

mempengaruhi

kesetimbangan kimia

yang telah didapatkan

sumber informasi dan

literatur dengan

menjawab pertanyaan

yang terdapat dalam

LKS.

Pembelajaran

Inkuiri Terbimbing

Melakukan

pecobaan untuk

memperoleh

informasi

Pendekatan SETS

Tahap Aplikasi

(menerapkan

konsep yang telah

dipelajari atau

ditemukan dalam

bentuk kinerja)

Indikator 9:

Mengidentifi-

kasi istilah dan

mempertim-

bangkan definisi

Indikator 10:

Mengidentifi-

kasi asumsi-

asumsi

Sub-indikator

9:

Strategi

membuat

definisi:

bertindak

dengan memberi

tindakan lanjut

Sub-indikator

10:

Mengonstruksi

argumen

10. Guru memberikan

kesempatan kepada tiap

kelompok untuk

mengkomunikasikan

hasil temuan bersama

kelompoknya dari

permasalahan yang

disajikan.

10. Siswa dan teman

kelompoknya

menyampaikan hasil

diskusi dengan

menggunakan gagasan

yang sesuai dengan

konsep berdasarkan

masalah yang

Pembelajaran

Inkuiri Terbimbing

a. Mengumpulkan

dan menganalisa

data

b. Membuat

kesimpulan

Pendekatan SETS

Indikator 11 :

Memutuskan

suatu tindakan

Indikator 12 :

Sub-indikator

11:

Merumuskan

alternatif yang

memungkin-kan

Sub-indikator

12:

20 menit

Page 113: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

99

11. Guru memberikan

umpan balik dan

penguatan kepada

siswa terhadap konsep

yang telah didapatkan

oleh siswa.

12. Guru membimbing

siswa dalam membuat

kesimpulan.

ditemukan.

11. Siswa memberikan

tanggapan terhadap

umpan balik yang

diberikan oleh guru.

12. Siswa bersama-sama

membuat kesimpulan

akhir mengenai

wacana dan

hubungannya dengan

faktor-faktor

kesetimbangan.

Tahap Pemantapan

Konsep

(menguatkan

konsep

pembelajaran yang

telah diperoleh

siswa)

Penilaian

(mengevaluasi

pemahaman siswa

terkait tema

pembelajaran yang

disampaikan)

Berinteraksi

dengan orang

lain

Menggunakan

argumen

4.9.1 Merancang

percobaan

faktor-faktor

yang

mempengaruhi

pergeseran arah

kesetimbangan

Faktor-faktor

yang

mempengaruhi

arah

kesetimbangan

a. Perubahan

Konsentra-

si

b. Perubahan

Volume

c. Perubahan

Tekanan

d. Perubahan

Suhu

1. Guru mengarahkan

siswa membentuk 6

kelompok.

2. Guru memberikan

masalah kepada siswa

berupa wacana

(penyebab gigi keropos,

fakta minuman

berkarbonasi, dan apa

yang terjadi di atmosfer

saat ada petir) dalam

LKS terkait faktor-

faktor yang

mempengaruhi arah

pergeseran

kesetimbangan

(konsentrasi, volume,

tekanan, dan suhu)

1. Siswa bergabung sesuai

dengan teman

kelompoknya.

2. Siswa bersama teman

kelompoknya membaca

wacana (penyebab gigi

keropos, fakta

minuman berkarbonasi,

dan apa yang terjadi di

atmosfer saat ada petir)

dalam LKS.

3. Siswa bersama teman

kelompoknya

Pembelajaran

Inkuiri Terbimbing

Menyajikan

pertanyaan atau

masalah

Pendekatan SETS

Tahap Invitasi

(penyajian isu atau

masalah aktual)

Indikator 1 :

Memfokuskan

pertanyaan

Indikator 2:

Menganalisis

agumen

Indikator 3:

Sub-indikator

1:

Mengidentifi-

kasi/

merumuskan

pertanyaan

Sub-indikator

2: Mengidentifi-

kasi kalimat-

kalimat

pernyataan

Sub-indikator

3:

15 menit

Page 114: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

100

3. Guru mengarahkan

siswa untuk

mempelajari wacana

dalam LKS.

4. Guru mengarahkan

siswa untuk

menemukan pokok

permasalahan yang

terdapat dalam wacana

melalui kegiatan

praktikum (faktor

kesetimbangan:

konsentrasi, volume,

tekanan, dan suhu).

5. Guru mengarah siswa

untuk menjawab

pertanyaan yang

terdapat dalam LKS

memahami wacana

dalam LKS.

4. Siswa bersama teman

kelompok

mengidentifikasi/

menemukan pokok

permasalahan pada

wacana (penyebab gigi

keropos, fakta

minuman berkarbonasi,

dan apa yang terjadi di

atmosfer saat ada petir)

dalam LKS.

5. Siswa bersama dengan

teman kelompoknya

menjawab pertanyaan-

pertanyaan yang

terdapat dalam LKS.

Bertanya dan

menjawab

pertanyaan

Dapatkah anda

mengatakan

beberapa hal

tentang itu?

6. Guru menginstruksikan

kepada siswa untuk

membentuk gagasan/

hipotesis dari wacana

(penyebab gigi keropos,

fakta minuman

berkarbonasi, dan apa

yang terjadi di atmosfer

saat ada petir) terkait

pengaruh konsentrasi,

volume, tekanan, dan

suhu terhadap

6. Siswa bersama dengan

teman kelompoknya

membuat

gagasan/hipotesis dari

wacana (penyebab gigi

keropos, fakta

minuman berkarbonasi,

dan apa yang terjadi di

atmosfer saat ada petir)

terkait pengaruh

konsentrasi, volume

tekanan, dan suhu

Pembelajaran

Inkuiri Terbimbing

Membuat hipotesis

Pendekatan SETS

Tahap Eksplorasi

(memahami dan

mengeksplorasi

masalah yang

disajikan)

Indikator 4: Menjelaskan

kredibilitas

(kriteria) suatu

sumber

Indikator 5:

Mengobservasi

dan mempertim-

bangkan hasil

observasi.

Sub-indikator

4:

Kemampuan

memberikan

alasan

Sub-indikator

5:

Kemungkinan

dari bukti-bukti

penguatan

Page 115: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

101

kesetimbangan dalam

LKS.

7. Guru membimbing dan

mengarahkan siswa

untuk mengaitkan

gagasan/hipotesis

dengan informasi

relavan dari sumber

lain mengenai faktor

konsentrasi, volume,

tekanan, dan suhu untuk

mendukung jawaban

dari pokok

permasalahan yang

ditemukan dalam

wacana.

terhadap

kesetimbangan dalam

LKS.

7. Siswa mencari dan

menemukan

informasi yang

relevan dari sumber

lain mengenai faktor

konsentrasi, volume,

tekanan, suhu dan

mengaitkannya dengan

gagasan/hipotesis yang

telah dibentuk.

8. Guru mengarahkan

siswa untuk manarik

kesimpulan

berdasarkan hasil

temuan masalah dalam

wacana dan kaitannya

dengan faktor

konsentrasi, volume,

tekanan, dan suhu yang

mempengaruhi

konsentrasi sesuai

dengan sumber literatur

yang ada.

8. Siswa bersama dengan

teman kelompoknya

melakukan diskusi

dalam menarik

kesimpulan dari

berdasarkan temuan-

temuan informasi yang

relevan dari internet

dan buku pelajaran

mengenai pokok

permasalah yang

ditemukan dalam

wacana dan kaitannya

dengan faktor

Pembelajaran

Inkuiri Terbimbing

Merancang

percobaan

Pendekatan SETS

Tahap Solusi

(menganalisis dan

mendiskusikan

pemecahan

masalah)

Indikator 6:

Membuat

deduksi dan

mempertim-

bangkan hasil

deduksi

Indikator 7:

Membuat

induksi dan

mempertim-

bangkan hasil

induksi

Sub-indikator

6:

Interpretasi

pernyataan

Sub-Indikator

7:

Membuat

kesimpulan dan

hipotesis

55 menit

Page 116: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

102

9. Guru mengarahkan

siswa untuk

mempelajari rancangan

percobaan faktor-

faktor yang

mempengaruhi

kesetimbangan (faktor

konsentrasi, volume,

tekanan, dan suhu).

konsentrasi, volume,

tekanan, dan suhu yang

mempengaruhi

kesetimbangan.

9. Siswa mempelajari

rancangan percobaan

faktor-faktor yang

mempengaruhi

kesetimbangan (faktor

konsentrasi, volume,

tekanan, dan suhu).

Indikator 8:

Membuat dan

menilai hasil

pertimbangan

Sub-indikator

8:

Membuat dan

menentukan

hasil

pertimbangan

berdasarkan

fakta

4.9.2 Melakukan

percobaan

faktor-faktor

yang

mempengaruhi

pergeseran arah

kesetimbangan

10. Guru mengarahkan

siswa untuk

menyiapkan alat dan

bahan percobaan faktor-

faktor yang

mempengaruhi

kesetimbangan (faktor

konsentrasi, volume,

tekanan, dan suhu).

11. Guru mengarahkan

siswa melakukan

percobaan faktor-

faktor yang

mempengarahi

kesetimbangan, yaitu:

faktor konsentrasi,

volume, tekanan, dan

suhu

10. Siswa dan teman

kelompoknya

menyiapkan alat dan

bahan untuk melakukan

percobaan faktor-faktor

yang mempengaruhi

kesetimbangan (faktor

konsentrasi, volume,

tekanan, dan suhu).

11. Siswa dan teman

kelompoknya

melakukan percobaan

faktor-faktor yang

mempengaruhi

kesetimbangan (faktor

konsentrasi, volume,

tekanan, dan suhu)

Pembelajaran

Inkuiri Terbimbing

Melakukan

pecobaan untuk

memperoleh

informasi

Pendekatan SETS

Tahap Aplikasi

(menerapkan

konsep yang telah

dipelajari atau

ditemukan dalam

bentuk kinerja)

Indikator 9:

Mengidentifi-

kasi istilah dan

mempertim-

bangkan definisi

Indikator 10:

Mengidentifi-

kasi asumsi-

asumsi

Sub-indikator

9:

Strategi

membuat

definisi:

bertindak

dengan memberi

tindakan lanjut

Sub-indikator

10:

Membuat

argumen

4.9.3 Menyimpul-kan 12. Guru mengarahkan 12. Siswa mengamati dan Pembelajaran Indikator 11: Sub-indikator 20 menit

Page 117: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

103

dan menyajikan

hasil percobaan

mengenai

faktor-faktor

yang

mempengaruhi

pergeseran arah

kesetimbangan.

siswa untuk mengamati

dan mengumpulkan data hasil percobaan.

13. Guru mengarahkan

siswa untuk mengolah

data hasil percobaan.

14. Guru memberikan

kesempatan kepada tiap

kelompok untuk

mengkomunikasikan

hasil temuan bersama

kelompok dari hasil

percobaan dan hasil

diskusi mengenai

wacana yang diberikan

di awal pembelajaran.

15. Guru memberikan

umpan balik dan

penguatan kepada

siswa terhadap konsep

faktor-faktor yang

mempengaruhi

kesetimbangan.

16. Guru membimbing

siswa dalam membuat

kesimpulan dari

wacana yang disajikan

di awal pembelajaran

dan percobaan yang

mengumpulkan data

hasil percobaan

bersama teman

kelompoknya.

13. Siswa dan teman

kelompoknya

mengolah data hasil

percobaan. 14. Siswa dan teman

kelompoknya

menyampaikan hasil

diskusi dengan

menggunakan konsep

yang sesuai dengan

sumber dan literatur

yang ada dalam

memecahkan masalah

yang ditemukan dalam

LKS.

15. Siswa memberi

respon terhadap umpan

balik yang diberikan.

16. Siswa dan teman

kelompoknya

menyampaikan

kesimpulan yang

didapatkan berdasarkan

hasil temuan dalam

Inkuiri Terbimbing

a. Mengumpulkan

dan menganalisa

data

b. Membuat

kesimpulan

Pendekatan SETS Tahap Pemantapan

Konsep

(menguatkan

konsep

pembelajaran yang

telah diperoleh

siswa)

Penilaian

(mengevaluasi

pemahaman siswa

terkait tema

pembelajaran yang

disampaikan)

Memutuskan

suatu tindakan

Indikator 12 :

Berinteraksi

dengan orang

lain

11:

Merumuskan

alternatif yang

memungkin-kan

Sub-indikator

12:

Menggunakan

argumen

Page 118: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

104

telah dilakukan. percobaan yang telah

dilakukan.

3.9.2 Mengaitkan

prinsip

kesetimbangan

kimia dalam

kehidupan dan

industri

Penerapan

prinsip

kesetimbangan

kimia dalam

kehidupan dan

industri.

1. Guru membimbing

siswa untuk membentuk

6 kelompok.

2. Guru memberikan

masalah berupa wacana

yang membahas prinsip

kesetimbangan kimia

dalam industri

(contohnya: industri

amonia dan pengikatan

oksigen oleh

hemoglobin) dalam

LKS.

3. Guru mengarahkan

siswa untuk

mempelajari wacana

dalam LKS bersama

teman kelompoknya.

4. Guru mengarahkan

siswa untuk

menemukan pokok

permasalahan yang

ada dalam wacana dan

mengaitkannya dengan

prinsip kesetimbangan.

5. Guru mengarah siswa

untuk menjawab

1. Siswa bergabung dalam

kelompoknya masing-

masing.

2. Siswa membaca

wacana yang

membahas prinsip

kesetimbangan kimia

dalam kehidupan dan

industri (contohnya:

industri amonia dan

pengikatan oksigen

oleh hemoglobin)

dalam LKS.

3. Siswa bersama teman

kelompoknya

memahami wacana

dalam LKS.

4. Siswa bersama dengan

teman kelompoknya

mendiskusikan dan

menemukan pokok

permasalahan dalam

wacana dan

mengaitkannya dengan

prinsip kesetimbangan.

5. Siswa bersama dengan

teman kelompoknya

menjawab pertanyaan-

Pembelajaran

Inkuiri Terbimbing

Menyajikan

pertanyaan atau

masalah

Pendekatan SETS

Tahap Invitasi

(penyajian isu atau

masalah aktual)

Indikator 1 :

Memfokuskan

pertanyaan

Indikator 2:

Menganalisis

argumen

Indikator 3:

Bertanya dan

menjawab

pertanyaan

Sub-indikator

1:

Mengidentifi-

kasi/merumus-

kan pertanyaan

Sub-indikator

2: Mengidentifi-

kasi kalimat-

kalimat

pernyataan

Sub-indikator

3:

Dapatkah anda

mengatakan

beberapa hal

tentang itu?

15 menit

Page 119: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

105

pertanyaan yang

terdapat dalam LKS.

pertanyaan yang

terdapat dalam LKS.

6. Guru menginstruksikan

kepada siswa untuk

membentuk

gagasan/hipotesis dari

wacana terkait prinsip

kesetimbangan kimia

dalam kehidupan dan

industri.

7. Guru membimbing dan

mengarahkan siswa

untuk mengaitkan

gagasan/hipotesis

dengan informasi

relavan dari sumber

lain mengenai prinsip

kesetimbangan dalam

industri untuk

mendukung jawaban

dari pokok

permasalahan yang

ditemukan dalam

wacana.

6. Siswa bersama dengan

teman kelompoknya

membuat

gagasan/hipotesis dari

wacana industri amonia

dan pengikatan oksigen

oleh hemoglobin yang

berkaitan prinsip

kesetimbangan dalam

kehidupan dan industri.

7. Siswa mencari dan

menemukan

informasi yang

relevan dari sumber

lain mengenai prinsip

kesetimbangan dalam

kehidupan dan industri.

Pembelajaran

Inkuiri Terbimbing

Membuat hipotesis

Pendekatan SETS

Tahap Eksplorasi

(memahami dan

mengeksplorasi

masalah yang

disajikan)

Indikator 4 : Menjelaskan

kredibilitas

(kriteria) suatu

sumber

Indikator 5:

Mengobservasi

dan mempertim-

bangkan hasil

observasi.

Sub-indikator

4:

Kemampuan

memberikan

alasan

Sub-indikator

5:

Kemungkinan

dari bukti-bukti

penguatan

55 menit

8. Guru membimbing

siswa dalam

memberikan solusi

yang tepat untuk

menyelesaikan masalah

8. Siswa bersama dengan

teman kelompoknya

membuat solusi yang

tepat untuk

menyelesaikan masalah

Pembelajaran

Inkuiri Terbimbing

Merancang

percobaan

Indikator 6:

Membuat

deduksi dan

mempertim-

bangkan hasil

Sub-indikator

6:

Interpretasi

pernyataan

Page 120: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

106

yang terdapat dalam

wacana.

9. Guru mengarahkan

siswa untuk manarik

kesimpulan

berdasarkan hasil

temuan masalah dalam

wacana dan kaitannya

dengan prinsip

kesetimbangan dalam

kehidupan dan industri.

yang terdapat dalam

wacana.

9. Siswa bersama dengan

teman kelompoknya

melakukan diskusi

dalam menarik

kesimpulan

berdasarkan temuan-

temuan informasi yang

relevan dari internet

dan buku pelajaran

mengenai pokok

permasalah yang

ditemukan dalam

wacana dan kaitannya

prinsip kesetimbangan

dalam kehidupan dan

industri.

Pendekatan SETS

Tahap Solusi

(menganalisis dan

mendiskusikan

pemecahan

masalah)

deduksi

Indikator 7:

Membuat

induksi dan

mempertim-

bangkan hasil

induksi

Indikator 8:

Membuat dan

menilai hasil

pertimbangan

Sub-indikator

7:

Membuat

kesimpulan dan

hipotesis

Sub-indikator

8:

Membuat dan

menentukan

hasil

pertimbangan

berdasarkan

fakta

10. Guru mengarahkan

siswa untuk

mengaitkan konsep

yang ditemukan dalam

prinsip kesetimbangan

dalam kehidupan dan

industri dengan

menjawab pertanyaan-

pertanyaan yang

terdapat dalam LKS.

10. Siswa menerapkan

konsep yang

ditemukan dalam

wacana mengenai

prinsip kesetimbangan

dalam kehidupan dan

industri dengan

menjawab pertanyaan-

pertanyaan yang

terdapat dalam LKS.

Pembelajaran

Inkuiri Terbimbing

Melakukan

pecobaan untuk

memperoleh

informasi

Pendekatan SETS

Tahap Aplikasi

(menerapkan

konsep yang telah

dipelajari atau

ditemukan dalam

Indikator 9:

Mengidentifi-

kasi istilah dan

mempertim-

bangkan definisi

Indikator 10:

Mengidentifikas

i asumsi-asumsi

Sub-indikator

9: Strategi

membuat

definisi:

bertindak

dengan memberi

tindakan lanjut

Sub-indikator

10:

Mengonstruksi

argumen

Page 121: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

107

bentuk kinerja)

11. Guru memberikan

kesempatan kepada tiap

kelompok untuk

mengkomunikasikan

hasil temuan bersama

kelompok lain dari

permasalahan yang

disajikan.

12. Guru memberikan

umpan balik dan

penguatan kepada

siswa terhadap konsep

yang telah didapatkan

oleh siswa.

13. Guru membimbing

siswa dalam membuat

kesimpulan.

11. Siswa dan teman

kelompoknya

menyampaikan hasil

diskusi dengan

menggunakan gagasan

yang sesuai dengan

konsep berdasarkan

masalah yang

ditemukan.

12. Siswa memberikan

tanggapan terhadap

umpan balik yang

diberikan oleh guru.

13. Siswa bersama-sama

membuat kesimpulan

akhir mengenai prinsip

kesetimbangan kimia

dalam kehidupan dan

industri.

Pembelajaran

Inkuiri Terbimbing

a. Mengumpulkan

dan menganalisa

data

b. Membuat

kesimpulan

Pendekatan SETS Tahap Pemantapan

Konsep

(menguatkan

konsep

pembelajaran yang

telah diperoleh

siswa)

Penilaian

(mengevaluasi

pemahaman siswa

terkait tema

pembelajaran yang

disampaikan)

Indikator 11:

Memutuskan

suatu tindakan

Indikator 12 :

Berinteraksi

dengan orang

lain

Sub-indikator

11:

Merumuskan

alternatif yang

memungkin-kan

Sub-indikator

12:

Menggunakan

argumen

20 menit

Page 122: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

108

Lampiran 2. RPP Kelas Eksperimen

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

(Kelas Eksperimen)

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 47 Jakarta

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : XI/Ganjil

Materi Pokok : Faktor-faktor yang mempengaruhi arah kesetimbangan kimia

(faktor konsentrasi)

Alokasi Waktu : 2 JP x 45 menit

Pertemuan ke- : 1 (satu)

A. Kompetensi Inti

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,

kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari

solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara aktif dengan

lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam

pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,

seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,

kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta

menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai

dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait

dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan

mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

3.9 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan

dan penerapannya dalam industri.

Indikator:

3.9.1 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah

kesetimbangan kimia.

4.9 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan

faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan.

Indikator

4.9.1 Merancang percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah

kesetimbangan.

4.9.2 Melakukan percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah

kesetimbangan.

4.9.3 Menyimpulkan dan menyajikan hasil percobaan mengenai faktor-faktor

yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan.

Page 123: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

109

C. Tujuan Pembelajaran

Dengan mengamati, mendiskusikan, menganalisis dan mempraktikkan siswa dapat

meramalkan arah pergeseran kesetimbangan kimia, menjelaskan dan menganalisis

faktor-faktor yang mempengaruhi arah pergeseran kesetimbangan, dan mengaitkan

prinsip kesetimbangan kimia dalam kehidupan dan industri.

D. Materi Ajar

1) Fakta

a) Kesetimbangan kimia melibatkan beberapa zat yang berbeda sebagai reaktan

dan produk.

2) Konsep

a) Faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia yaitu: konsentrasi,

tekanan, volume, suhu dan katalis.

3) Prinsip

a) Prinsip Le Chatelier

b) Prinsip kesetimbangan

4) Prosedur yang relevan

a) Merancang percobaan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

pergeseran arah kesetimbangan.

b) Melakukan percobaan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

pergeseran arah kesetimbangan.

c) Menyimpulkan dan menyajikan hasil percobaan mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan.

E. Metode dan Pendekatan Pembelajaran

Model Pembelajaran : Inkuiri Terbimbing

Pendekatan : Science Environment Technology Society (SETS)

Metode : Diskusi, tanya jawab, praktikum, latihan soal

F. Media Pembelajaran

Media : Power point, proyektor, Lembar Kerja Siswa (LKS).

G. Sumber Belajar

a. Buku ajar kimia kelas XI

b. Internet

c. Alat dan bahan praktikum

d. Referensi lain:

Chang, Raymond 2005. Kimia Dasar : Konsep-konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 2.

Jakarta: Erlangga.

Syukri. 1999. Kimia Dasar 2. Bandung: ITB.

Page 124: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

110

H. Langkah-langkah Pembelajaran

1. Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Orientasi 10 menit

Guru memberikan salam pembuka.

Guru memeriksa kehadiran siswa dan mengkondisikan kelas

agar siap mengikuti pelajaran.

Siswa menjawab salam pembukaan dari guru dan berdoa bersama

dipimpin oleh ketua kelas.

Apersepsi

Guru mengingatkan kembali materi pada pertemuan

sebelumnya mengenai reaksi setimbang dan kapan suatu

reaksi dikatakan setimbang.

Siswa meninjau kembali materi pada pertemuan sebelumnya

mengenai reaksi setimbang dan kapan suatu reaksi dikatakan

setimbang.

Motivasi

Guru memberikan fakta tentang manfaat mempelajari materi

kesetimbangan kimia dalam kehidupan sehari-hari.

Siswa mendengarkan fakta tentang manfaat mempelajari materi

kesetimbangan kimia yang disajikan oleh guru dalam kehidupan

sehari-hari.

Pemberian Acuan

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai tujuan

pembelajaran yang akan dicapai.

Page 125: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

111

2. Kegiatan Inti

Kegiatan Pembelajaran Indikator Berpikir

Kritis

Alokasi

Waktu Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Tahap Pembelajaran dengan Pendekatan Science Environment Technology Society (SETS)

Tahap Invitasi Indikator 1:

Memfokuskan

pertanyaan

Indikator 2:

Menganalisis argumen

Indikator 3:

Bertanya dan menjawab

pertanyaan

Indikator 4 :

Menjelaskan kredibilitas

(kriteria) suatu sumber

Indikator 5:

Mengobservasi dan

mempertimbangkan hasil

observasi

Indikator 6:

Membuat deduksi dan

mempertimbangkan hasil

deduksi

Indikator 7:

Membuat induksi dan

mempertimbangkan hasil

induksi

10 menit

Guru membimbing siswa untuk membentuk 6

kelompok.

Guru memberikan masalah berupa wacana penyebab

gigi keropos pada Lembar Kerja Siswa (LKS)

mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

kesetimbangan kimia (faktor konsentrasi).

Guru mengarahkan siswa untuk mempelajari wacana

dalam LKS bersama teman kelompoknya.

Guru mengarahkan siswa untuk menemukan pokok

permasalahan yang ada dalam wacana dan

mengaitkannya dengan faktor-faktor yang

mempengaruhi kesetimbangan (faktor konsentrasi).

Guru mengarah siswa untuk menjawab pertanyaan

yang terdapat dalam LKS

Siswa bergabung dalam kelompoknya

masing-masing.

Siswa membaca wacana penyebab gigi

keropos terkait faktor-faktor yang

mempengaruhi kesetimbangan kimia.

Siswa bersama teman kelompoknya

memahami wacana penyebab gigi keropos

pada LKS.

Siswa bersama dengan teman kelompoknya

mendiskusikan dan menemukan pokok

permasalahan dalam wacana dan

mengaitkannya dengan faktor-faktor yang

mem-pengaruhi kesetimbangan.

Siswa bersama dengan teman kelompoknya

menjawab pertanyaan-pertanyaan yang

terdapat dalam LKS.

Page 126: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

112

Tahap Eksplorasi Indikator 8:

Membuat dan menilai

hasil pertimbangan

Indikator 9:

Mengidentifikasi istilah

dan mempertimbangkan

definisi

Indikator 10:

Mengidentifikasi asumsi-

asumsi

Indikator 11 :

Memutuskan suatu

tindakan

Indikator 12 :

Berinteraksi dengan

orang lain

10 menit

Guru menginstruksikan kepada siswa untuk

membentuk gagasan/hipotesis dari wacana penyebab

gigi keropos terkait pengaruh konsentrasi terhadap

kesetimbangan dalam LKS.

Guru membimbing dan mengarahkan siswa untuk

mengaitkan gagasan/ hipotesis dengan informasi

relavan dari sumber lain mengenai faktor konsentrasi

yang mempengaruhi kesetimbangan untuk mendukung

jawaban dari pokok permasalahan yang ditemukan

dalam wacana.

Siswa bersama dengan teman kelompoknya

membuat gagasan/ hipotesis dari wacana

penyebab gigi keropos yang berkaitan

dengan faktor-faktor yang mempengaruhi

kesetimbangan (faktor konsentrasi).

Siswa mencari dan menemukan informasi

yang relevan dari sumber lain mengenai

faktor konsentrasi, suhu, volume, dan

tekanan dan mengaitkannya dengan gagasan/

hipotesis yang telah dibentuk.

Tahap Solusi 10 menit

Guru mengarahkan siswa untuk manarik kesimpulan

berdasarkan hasil temuan masalah dalam wacana dan

kaitannya dengan faktor konsentrasi yang

mempengaruhi konsentrasi sesuai dengan sumber

literatur yang ada.

Guru mengarahkan siswa untuk mempelajari

rancangan percobaan faktor konsentrasi yang

mempengaruhi kesetimbangan

Siswa bersama dengan teman kelompoknya

melakukan diskusi dalam menarik

kesimpulan berdasarkan temuan-temuan

informasi yang relevan dari internet dan

buku pelajaran mengenai pokok permasalah

yang ditemukan dalam wacana dan kaitannya

dengan faktor konsentrasi yang

mempengaruhi kesetimbangan.

Siswa mempelajari rancangan percobaan

faktor konsentrasi yang mempengaruhi

kesetimbangan.

Page 127: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

113

Tahap Aplikasi 25 menit

Guru mengarahkan siswa untuk menyiapkan alat dan

bahan percobaan faktor konsentrasi yang

mempengaruhi kesetimbangan.

Guru mengarahkan siswa melakukan percobaan faktor

konsentrasi.

Guru mengarahkan siswa untuk menerapkan konsep

yang didapatkan mengenai faktor konsentrasi yang

mempengaruhi kesetimbangan dengan menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam LKS.

Siswa dan teman kelompoknya menyiapkan

alat dan bahan untuk melakukan percobaan

faktor konsentrasi yang mempengaruhi

kesetimbangan.

Siswa dan teman kelompoknya melakukan

percobaan faktor konsentrasi.

Siswa bersama dengan teman kelompoknya

menerapkan konsep faktor konsentrasi yang

mempengaruhi kesetimbangan kimia yang

telah didapatkan sumber informasi dan

literatur dengan menjawab pertanyaan yang

terdapat dalam LKS.

Tahap Pemantapan Konsep 20 menit

Guru mengarahkan siswa untuk mengamati dan

mengumpulkan data hasil percobaan.

Guru mengarahkan siswa untuk mengolah data hasil

percobaan.

Guru memberikan kesempatan kepada tiap kelompok

untuk mengkomunikasikan temuan bersama

kelompoknya berdasarkan hasil percobaan dan diskusi

mengenai wacana yang diberikan di awal

pembelajaran.

Guru memberikan umpan balik dan penguatan kepada

siswa terhadap konsep faktor konsentrasi yang

mempengaruhi kesetimbangan.

Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan

dari wacana yang disajikan di awal pembelajaran dan

Siswa dan teman kelompoknya

menyampaikan hasil diskusi dengan

menggunakan konsep yang sesuai dengan

sumber dan literatur yang ada dalam

memecahkan masalah yang ditemukan dalam

LKS.

Siswa memberi respon terhadap umpan balik

yang diberikan.

Siswa dan teman kelompoknya

menyampaikan kesimpulan yang didapatkan

berdasarkan hasil temuan dalam percobaan

yang telah dilakukan.

Siswa mengamati dan mengumpulkan data

hasil percobaan bersama teman

Page 128: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

114

percobaan yang telah dilakukan. kelompoknya.

Siswa dan teman kelompoknya mengolah

data hasil percobaan.

3. Kegiatan Penutup

Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa 5 menit

Guru menugaskan setiap siswa untuk menuliskan laporan hasil

percobaan yang telah dilakukan bersama kelompoknya.

Guru mengingatkan siswa tentang materi yang akan dipelajari

selanjutnya mengenai pengaruh suhu, volume, dan tekanan

terhadap kesetimbangan.

Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan berdoa.

Guru mengucapkan salam.

Setiap siswa secara individu mendengarkan tugas yang

diberikan guru untuk menuliskan laporan hasil percobaan yang

telah dilakukan bersama kelompoknya.

Siswa mendengarkan arahan guru tentang materi yang akan

dipelajari selanjutnya mengenai volume, dan tekanan, dan

pengaruh suhu, terhadap kesetimbangan.

Salah satu siswa memimpin doa.

Siswa menjawab salam guru.

I. Penilaian

1. Teknik Instrumen : Tertulis

2. Bentuk Instrumen : Uraian

3. Instrumen : Pre-test dan post-test (Terlampir)

Page 129: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

115

Page 130: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

116

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

(Kelas Eksperimen)

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 47 Jakarta

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : XI/Ganjil

Materi Pokok : Faktor-faktor yang mempengaruhi arah kesetimbangan kimia

(faktor volume, tekanan, dan suhu)

Alokasi Waktu : 2 JP x 45 menit

Pertemuan ke- : 2 (dua)

A. Kompetensi Inti

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,

kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari

solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara aktif dengan

lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam

pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,

seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,

kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta

menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai

dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait

dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan

mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

4.9 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan

faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan.

Indikator

4.9.1 Merancang percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah

kesetimbangan.

4.9.2 Melakukan percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah

kesetimbangan.

4.9.3 Menyimpulkan dan menyajikan hasil percobaan mengenai faktor-faktor

yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan.

C. Tujuan Pembelajaran

Dengan mengamati, mendiskusikan, menganalisis dan mempraktikkan siswa dapat

meramalkan arah pergeseran kesetimbangan kimia, menjelaskan dan menganalisis

faktor-faktor yang mempengaruhi arah pergeseran kesetimbangan, dan mengaitkan

prinsip kesetimbangan kimia dalam kehidupan dan industri.

D. Materi Ajar

1) Fakta

Page 131: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

117

a) Kesetimbangan kimia melibatkan beberapa zat yang berbeda sebagai reaktan

dan produk.

2) Konsep

a) Faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia yaitu : konsentrasi,

tekanan, volume, suhu dan katalis.

3) Prinsip

a) Prinsip Le Chatelier

b) Prinsip kesetimbangan

4) Prosedur yang relevan

a) Merancang percobaan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

pergeseran arah kesetimbangan.

b) Melakukan percobaan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

pergeseran arah kesetimbangan.

c) Menyimpulkan dan menyajikan hasil percobaan mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan.

E. Metode dan Pendekatan Pembelajaran

Model Pembelajaran : Inkuiri Terbimbing

Pendekatan : Science Environment Technology Society (SETS)

Metode : Diskusi, tanya jawab, praktikum, latihan soal

F. Media Pembelajaran

Media : Power point, proyektor, Lembar Kerja Siswa (LKS).

G. Sumber Belajar

a. Buku ajar kimia kelas XI

b. Internet

c. Alat dan bahan praktikum

d. Referensi lain:

Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar : Konsep-konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 2.

Jakarta: Erlangga.

Syukri. 1999. Kimia Dasar 2. Bandung: ITB.

Page 132: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

118

H. Langkah-langkah Pembelajaran

1. Kegiatan Pendahuluan

Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Orientasi 10 menit

Guru memberikan salam pembuka.

Guru memeriksa kehadiran siswa dan mengkondisikan kelas

agar siap mengikuti pelajaran.

Siswa menjawab salam pembukaan dari guru dan berdoa bersama

dipimpin oleh ketua kelas.

Apersepsi

Guru mengingatkan kembali materi pada pertemuan

sebelumnya mengenai apa saja faktor-faktor yang

mempengaruhi kesetimbangan.

Siswa meninjau kembali materi pada pertemuan sebelumnya

mengenai apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi

kesetimbangan.

Motivasi

Guru memberikan fakta tentang manfaat mempelajari materi

kesetimbangan kimia dalam kehidupan sehari-hari.

Siswa mendengarkan fakta tentang manfaat mempelajari materi

kesetimbangan kimia yang disajikan oleh guru dalam kehidupan

sehari-hari.

Pemberian Acuan

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai tujuan

pembelajaran yang akan dicapai.

Page 133: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

119

2. Kegiatan Inti

Kegiatan Pembelajaran Indikator Berpikir

Kritis

Alokasi

Waktu Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Tahap Pembelajaran dengan Pendekatan Science Environment Technology Society (SETS)

Tahap Invitasi Indikator 1:

Memfokuskan

pertanyaan

Indikator 2:

Menganalisis argumen

Indikator 3:

Bertanya dan menjawab

pertanyaan

Indikator 4 :

Menjelaskan kredibilitas

(kriteria) suatu sumber

Indikator 5:

Mengobservasi dan

mempertimbangkan

hasil observasi

Indikator 6:

Membuat deduksi dan

mempertimbangkan

hasil deduksi

Indikator 7:

Membuat induksi dan

mempertimbangkan

hasil induksi

10 menit

Guru mengarahkan siswa membentuk 6 kelompok.

Guru memberikan masalah kepada siswa berupa

wacana (fakta minuman berkarbonasi dan apa yang

terjadi di atmosfer saat ada petir) dalam LKS terkait

faktor-faktor yang mempengaruhi arah pergeseran

kesetimbangan (faktor volume-tekanan, dan suhu).

Guru mengarahkan siswa untuk mempelajari wacana

dalam LKS.

Guru mengarahkan siswa untuk menemukan pokok

permasalahan yang terdapat dalam wacana melalui

kegiatan praktikum (faktor kesetimbangan: volume-

tekanan, dan suhu).

Guru mengarah siswa untuk menjawab pertanyaan

yang terdapat dalam LKS

Siswa bergabung sesuai dengan teman

kelompoknya.

Siswa bersama teman kelompoknya membaca

wacana (fakta minuman berkarbonasi dan apa

yang terjadi di atmosfer saat ada petir) dalam

LKS.

Siswa bersama teman kelompoknya

memahami wacana dalam LKS.

Siswa bersama teman kelompok

mengidentifikasi/ menemukan pokok

permasalahan pada wacana (fakta minuman

berkarbonasi, dan apa yang terjadi di atmosfer

saat ada petir) dalam LKS.

Siswa bersama dengan teman kelompoknya

menjawab pertanyaan-pertanyaan yang

terdapat dalam LKS.

Page 134: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

120

Tahap Eksplorasi Indikator 8:

Membuat dan menilai

hasil pertimbangan

Indikator 9:

Mengidentifikasi istilah

dan mempertimbangkan

definisi

Indikator 10:

Mengidentifikasi

asumsi-asumsi

Indikator 11:

Memutuskan suatu

tindakan

Indikator 12:

Berinteraksi dengan

orang lain

10 menit

Guru menginstruksikan kepada siswa untuk

membentuk gagasan/ hipotesis dari wacana (fakta

minuman berkarbonasi dan apa yang terjadi di

atmosfer saat ada petir) terkait pengaruh suhu, volume

dan tekanan terhadap kesetimbangan dalam LKS.

Guru membimbing dan mengarahkan siswa untuk

mengaitkan gagasan/hipotesis dengan informasi

relavan dari sumber lain mengenai faktor volume-

tekanan, dan suhu untuk mendukung jawaban dari

pokok permasalahan yang ditemukan dalam wacana.

Siswa bersama dengan teman kelompoknya

membuat gagasan/hipotesis dari wacana (fakta

minuman berkarbonasi dan apa yang terjadi di

atmosfer saat ada petir) terkait pengaruh faktor

volume-tekanan, dan suhu terhadap

kesetimbangan dalam LKS.

Siswa mencari dan menemukan informasi

yang relevan dari sumber lain mengenai faktor

volume-tekanan, dan suhu dan mengaitkannya

dengan gagasan/ hipotesis yang telah dibentuk.

Tahap Solusi 10 menit

Guru mengarahkan siswa untuk manarik kesimpulan

berdasarkan hasil temuan masalah dalam wacana dan

kaitannya dengan faktor volume-tekanan, dan suhu

yang mempengaruhi konsentrasi sesuai dengan sumber

literatur yang ada.

Guru mengarahkan siswa untuk mempelajari

rancangan percobaan faktor-faktor yang

mempengaruhi kesetimbangan (faktor volume-

tekanan, dan suhu).

Siswa bersama dengan teman kelompoknya

melakukan diskusi dalam menarik kesimpulan

dari berdasarkan temuan-temuan informasi

yang relevan dari internet dan buku pelajaran

mengenai pokok permasalah yang ditemukan

dalam wacana dan kaitannya dengan faktor

volume-tekanan, dan suhu yang

mempengaruhi kesetimbangan.

Siswa mempelajari rancangan percobaan

faktor-faktor yang mempengaruhi

kesetimbangan (faktor volume-tekanan, dan

suhu).

Page 135: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

121

Tahap Aplikasi 25 menit

Guru mengarahkan siswa untuk menyiapkan alat dan

bahan percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi

kesetimbangan (faktor volume-tekanan, dan suhu).

Guru mengarahkan siswa melakukan percobaan

faktor-faktor yang mempengarahi kesetimbangan,

yaitu: faktor volume-tekanan, dan suhu.

Siswa dan teman kelompoknya menyiapkan

alat dan bahan untuk melakukan percobaan

faktor-faktor yang mempengaruhi

kesetimbangan (faktor volume-tekanan, dan

suhu).

Siswa dan teman kelompoknya melakukan

percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi

kesetimbangan (faktor volume-tekanan, dan

suhu).

Tahap Pemantapan Konsep 20 menit

Guru mengarahkan siswa untuk mengamati dan

mengumpulkan data hasil percobaan.

Guru mengarahkan siswa untuk mengolah data hasil

percobaan.

Guru memberikan kesempatan kepada tiap kelompok

untuk mengkomunikasikan hasil temuan bersama

kelompok dari hasil percobaan dan hasil diskusi

mengenai wacana yang diberikan di awal

pembelajaran.

Guru memberikan umpan balik dan penguatan kepada

siswa terhadap konsep faktor-faktor yang

mempengaruhi kesetimbangan.

Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan

dari wacana yang disajikan di awal pembelajaran dan

percobaan yang telah dilakukan.

Siswa mengamati dan mengumpulkan data

hasil percobaan bersama teman kelompoknya.

Siswa dan teman kelompoknya mengolah data

hasil percobaan.

Siswa dan teman kelompoknya menyampaikan

hasil diskusi dengan menggunakan konsep

yang sesuai dengan sumber dan literatur yang

ada dalam memecahkan masalah yang

ditemukan dalam LKS.

Siswa memberi respon terhadap umpan balik

yang diberikan.

Siswa dan teman kelompoknya menyampaikan

kesimpulan yang didapatkan berdasarkan hasil

temuan dalam percobaan yang telah dilakukan.

Page 136: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

122

3. Kegiatan Penutup

Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa 5 menit

Guru menugaskan setiap siswa untuk menuliskan laporan

hasil percobaan yang telah dilakukan bersama

kelompoknya.

Guru mengingatkan siswa tentang materi yang akan

dipelajari selanjutnya mengenai prinsip kesetimbangan

dalam industri.

Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan berdoa.

Guru mengucapkan salam.

Setiap siswa secara individu mendengarkan tugas yang

diberikan guru untuk menuliskan laporan hasil percobaan

yang telah dilakukan bersama kelompoknya.

Siswa mendengarkan arahan guru tentang materi yang akan

dipelajari selanjutnya mengenai prinsip kesetimbangan

dalam industri.

Salah satu siswa memimpin doa.

Siswa menjawab salam guru.

Page 137: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

123

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

(Kelas Eksperimen)

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 47 Jakarta

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : XI/Ganjil

Materi Pokok : Prinsip kesetimbangan kimia dalam industri

Alokasi Waktu : 2 JP x 45 menit

Pertemuan ke- : 3 (tiga)

A. Kompetensi Inti

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,

kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari

solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara aktif dengan

lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam

pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,

seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,

kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta

menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai

dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait

dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan

mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

3.9 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan

dan penerapannya dalam industri.

Indikator:

3.9.2 Mengaitkan prinsip kesetimbangan kimia dalam kehidupan dan industri.

C. Tujuan Pembelajaran

Dengan mengamati, mendiskusikan, menganalisis dan mempraktikkan siswa dapat

meramalkan arah pergeseran kesetimbangan kimia, menjelaskan dan menganalisis

faktor-faktor yang mempengaruhi arah pergeseran kesetimbangan, dan mengaitkan

prinsip kesetimbangan kimia dalam kehidupan dan industri.

D. Materi Ajar

1) Fakta

a) Kesetimbangan kimia melibatkan beberapa zat yang berbeda sebagai reaktan

dan produk.

2) Konsep

a) Faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia yaitu : konsentrasi,

tekanan, volume, suhu dan katalis.

3) Prinsip

a) Prinsip Le Chatelier

Page 138: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

124

b) Prinsip kesetimbangan

4) Prosedur yang relevan

a) Merancang percobaan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

pergeseran arah kesetimbangan.

b) Melakukan percobaan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

pergeseran arah kesetimbangan.

c) Menyimpulkan hasil percobaan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

pergeseran arah kesetimbangan.

E. Metode dan Pendekatan Pembelajaran

Model Pembelajaran : Inkuiri Terbimbing

Pendekatan : Science Environment Technology Society (SETS)

Metode : Diskusi, tanya jawab, latihan soal

F. Media Pembelajaran

Media : Power point, proyektor, Lembar Kerja Siswa (LKS).

G. Sumber Belajar

a. Buku ajar kimia kelas XI

b. Internet

c. Referensi lain:

Chang, Raymond 2005. Kimia Dasar : Konsep-konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 2.

Jakarta: Erlangga.

Syukri. 1999. Kimia Dasar 2. Bandung: ITB.

Page 139: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

125

H. Langkah-langkah Pembelajaran

1. Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Orientasi 10 menit

Guru memberikan salam pembuka.

Guru memeriksa kehadiran siswa dan mengkondisikan kelas

agar siap mengikuti pelajaran.

Siswa menjawab salam pembukaan dari guru dan berdoa

bersama dipimpin oleh ketua kelas.

Apersepsi

Guru mengingatkan kembali materi pada pertemuan

sebelumnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi arah

pergeseran kesetimbangan

Siswa meninjau kembali materi pada pertemuan sebelumnya

mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi arah pergeseran

kesetimbangan.

Motivasi

Guru memberikan fakta tentang manfaat mempelajari materi

kesetimbangan kimia dalam kehidupan sehari-hari.

Siswa mendengarkan fakta tentang manfaat mempelajari

materi kesetimbangan kimia yang disajikan oleh guru dalam

kehidupan sehari-hari.

Pemberian Acuan

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai tujuan

pembelajaran yang akan dicapai.

Page 140: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

126

2. Kegiatan Inti

Kegiatan Pembelajaran Indikator Berpikir

Kritis

Alokasi

Waktu Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Tahap Pembelajaran dengan Pendekatan Science Environment Technology Society (SETS)

Tahap Invitasi Indikator 1:

Memfokuskan

pertanyaan

Indikator 2:

Menganalisis argumen

Indikator 3:

Bertanya dan

menjawab pertanyaan

Indikator 4 :

Menjelaskan

kredibilitas (kriteria)

suatu sumber

Indikator 5:

Mengobservasi dan

mempertimbangkan

hasil observasi

Indikator 6:

Membuat deduksi dan

mempertimbangkan

hasil deduksi

Indikator 7:

Membuat induksi dan

mempertimbangkan

10 menit

Guru membimbing siswa untuk membentuk 6

kelompok.

Guru memberikan masalah berupa wacana yang

membahas prinsip kesetimbangan kimia dalam

kehidupan dan industri (contohnya: industri amonia

dan pengikatan oksigen oleh hemoglobin) dalam LKS.

Guru mengarahkan siswa untuk mempelajari wacana

dalam LKS bersama teman kelompoknya.

Guru mengarahkan siswa untuk menemukan pokok

permasalahan yang ada dalam wacana dan

mengaitkannya dengan prinsip kesetimbangan.

Guru mengarah siswa untuk menjawab pertanyaan

yang terdapat dalam LKS.

Siswa bergabung dalam kelompoknya masing-

masing.

Siswa membaca wacana yang membahas prinsip

kesetimbangan kimia dalam kehidupan dan

industri (contohnya: industri amonia dan

pengikatan oksigen oleh hemoglobin) dalam

LKS.

Siswa bersama teman kelompoknya memahami

wacana dalam LKS.

Siswa bersama dengan teman kelompoknya

mendiskusikan dan menemukan pokok

permasalahan dalam wacana dan mengaitkannya

dengan prinsip kesetimbangan.

Siswa bersama dengan teman kelompoknya

menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terdapat

dalam LKS.

Tahap Eksplorasi 10 menit

Guru menginstruksikan kepada siswa untuk

membentuk gagasan/hipotesis dari wacana terkait

prinsip kesetimbangan kimia dalam kehidupan dan

industri.

Siswa bersama dengan teman kelompoknya

membuat gagasan/hipotesis dari wacana industri

amonia dan pengikatan oksigen oleh

hemoglobin

Page 141: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

127

hasil induksi

Indikator 8:

Membuat dan menilai

hasil pertimbangan

Indikator 9:

Mengidentifikasi

istilah dan

mempertimbangkan

definisi

Indikator 10:

Mengidentifikasi

asumsi-asumsi

Indikator 11 :

Memutuskan suatu

tindakan

Indikator 12 :

Berinteraksi dengan

orang lain

Guru membimbing dan mengarahkan siswa untuk

mengaitkan gagasan/hipotesis dengan informasi

relavan dari sumber lain mengenai prinsip

kesetimbangan dalam kehidupan dan industri untuk

mendukung jawaban dari pokok permasalahan yang

ditemukan dalam wacana.

Siswa mencari dan menemukan informasi yang

relevan dari sumber lain mengenai prinsip

kesetimbangan dalam kehidupan dan industri.

Tahap Solusi 10 menit

Guru membimbing siswa dalam memberikan solusi

yang tepat untuk menyelesaikan masalah yang

terdapat dalam wacana.

Guru mengarahkan siswa untuk manarik kesimpulan

berdasarkan hasil temuan masalah dalam wacana dan

kaitannya dengan prinsip kesetimbangan dalam

kehidupan dan industri.

Siswa bersama dengan teman kelompoknya

membuat solusi yang tepat untuk menyelesaikan

masalah yang terdapat dalam wacana.

Siswa bersama dengan teman kelompoknya

melakukan diskusi dalam menarik kesimpulan

berdasarkan temuan-temuan informasi yang

relevan dari internet dan buku pelajaran

mengenai pokok permasalah yang ditemukan

dalam wacana dan kaitannya prinsip

kesetimbangan dalam kehidupan dan industri.

Tahap Aplikasi 25 menit

Guru mengarahkan siswa untuk mengaitkan konsep

yang ditemukan dalam prinsip kesetimbangan dalam

kehidupan dan industri dengan menjawab pertanyaan-

pertanyaan yang terdapat dalam LKS.

Siswa menerapkan konsep yang ditemukan

dalam wacana mengenai prinsip kesetimbangan

dalam kehidupan dan industri dengan menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam

LKS.

Page 142: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

128

Tahap Pemantapan Konsep 20 menit

Guru memberikan kesempatan kepada tiap kelompok

untuk mengkomunikasikan hasil temuan bersama

kelompok lain dari permasalahan yang disajikan.

Guru memberikan umpan balik dan penguatan kepada

siswa terhadap konsep yang telah didapatkan oleh

siswa.

Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan.

Siswa dan teman kelompoknya menyampaikan

hasil diskusi dengan menggunakan gagasan

yang sesuai dengan konsep berdasarkan masalah

yang ditemukan.

Siswa memberikan tanggapan terhadap umpan

balik yang diberikan oleh guru.

Siswa bersama-sama membuat kesimpulan akhir

mengenai prinsip kesetimbangan kimia dalam

kehidupan dan industri.

3. Kegiatan Penutup

Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa 5 menit

Guru mengarahkan siswa untuk mengumpulkan LKS

hasil diskusi .

Guru mengarahkan siswa untuk mempersiapkan diri

dipertemuan selanjutnya karena akan diadakan ulangan

harian (post test).

Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan berdoa.

Guru mengucapkan salam

Siswa mengumpulkan LKS hasil diskusi dari setiap

kelompok kepada guru.

Siswa mendengarkan arahan dari guru untuk mempersiapkan

diri dipertemuan selanjutnya karena akan diadakan ulangan

harian (post test).

Salah satu siswa memimpin doa.

Siswa menjawab salam guru.

I. Penilaian

1. Teknik Instrumen : Tertulis

2. Bentuk Instrumen : Uraian

3. Instrumen : Pre-test dan post-test (terlampir)

Page 143: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

129

Page 144: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

130

Lampiran 3. RPP Kelas Kontrol

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

(Kelas Kontrol)

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 47 Jakarta

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : XI/Ganjil

Materi Pokok : Faktor-faktor yang mempengaruhi arah kesetimbangan kimia

(faktor konsentrasi)

Alokasi Waktu : 2 JP x 45 menit

Pertemuan ke- : 1 (satu)

A. Kompetensi Inti

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,

kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari

solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara aktif dengan

lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam

pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,

seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,

kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta

menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai

dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait

dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan

mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

3.9 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan

dan penerapannya dalam industri.

Indikator:

3.9.1 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah

kesetimbangan kimia.

4.9 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan

faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan.

Indikator

4.9.1 Merancang percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah

kesetimbangan.

4.9.2 Melakukan percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah

kesetimbangan.

4.9.3 Menyimpulkan dan menyajikan hasil percobaan mengenai faktor-faktor

yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan.

Page 145: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

131

C. Tujuan Pembelajaran

Dengan mengamati, mendiskusikan, menganalisis dan mempraktikkan, siswa dapat

meramalkan arah pergeseran kesetimbangan kimia, menjelaskan dan menganalisis

faktor-faktor yang mempengaruhi arah pergeseran kesetimbangan, dan mengaitkan

prinsip kesetimbangan kimia dalam kehidupan dan industri.

D. Materi Ajar

1) Fakta

a) Kesetimbangan kimia melibatkan beberapa zat yang berbeda sebagai reaktan

dan produk.

2) Konsep

a) Faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia yaitu : konsentrasi,

tekanan, volume, suhu dan katalis.

3) Prinsip

a) Prinsip Le Chatelier

b) Prinsip kesetimbangan

4) Prosedur yang relevan

a) Merancang percobaan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

pergeseran arah kesetimbangan.

b) Melakukan percobaan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

pergeseran arah kesetimbangan.

c) Menyimpulkan hasil percobaan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

pergeseran arah kesetimbangan.

E. Metode dan Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan : Saintifik

Metode : Diskusi, tanya jawab, praktikum, latihan soal

F. Media Pembelajaran

Media : Power point, proyektor, Lembar Kerja Siswa (LKS).

G. Sumber Belajar

a. Buku ajar kimia kelas XI

b. Internet

c. Alat dan bahan praktikum

d. Referensi lain:

Chang, Raymond 2005. Kimia Dasar : Konsep-konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 2.

Jakarta: Erlangga.

Syukri. 1999. Kimia Dasar 2. Bandung: ITB.

Page 146: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

132

H. Langkah-langkah Pembelajaran

1. Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Orientasi 10 menit

Guru memberikan salam pembuka.

Guru memeriksa kehadiran siswa dan mengkondisikan kelas agar

siap mengikuti pelajaran.

Siswa menjawab salam pembukaan dari guru dan berdoa

bersama dipimpin oleh ketua kelas.

Apersepsi

Guru mengingatkan kembali materi pada pertemuan sebelumnya

mengenai reaksi setimbang dan kapan suatu reaksi dikatakan

setimbang.

Siswa meninjau kembali materi pada pertemuan sebelumnya

mengenai reaksi setimbang dan kapan suatu reaksi dikatakan

setimbang.

Motivasi

Guru memberikan fakta tentang manfaat mempelajari materi

kesetimbangan kimia dalam kehidupan sehari-hari.

Siswa mendengarkan fakta tentang manfaat mempelajari

materi kesetimbangan kimia yang

disajikan oleh guru dalam kehidupan sehari-hari.

Pemberian Acuan

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai tujuan

pembelajaran yang akan dicapai.

2. Kegiatan Inti

Kegiatan Pembelajaran Indikator Berpikir

Kritis

Alokasi

Waktu Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Mengamati

Guru menyajikan gambar/video mengenai

pengaruh konsentrasi terhadap kesetimbangan.

Guru memberikan pengarahan untuk melakukan

Mengamati

Siswa mengamati gambar/video yang disajikan

mengenai pengaruh konsentrasi terhadap

kesetimbangan.

Indikator 1:

Memfokuskan

pertanyaan

Indikator 2:

10 menit

Page 147: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

133

percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi

kesetimbangan (faktor konsentrasi)

Siswa mengamati pengarahan yang dilakukan

guru untuk melakukan percobaan faktor-faktor

yang mempengaruhi kesetimbangan (faktor

konsentrasi)

Menganalisis argumen

Indikator 3:

Bertanya dan menjawab

pertanyaan

Indikator 4 :

Menjelaskan kredibilitas

(kriteria) suatu sumber

Indikator 5:

Mengobservasi dan

mempertimbangkan

hasil observasi

Indikator 6:

Membuat deduksi dan

mempertimbangkan

hasil deduksi

Indikator 7:

Membuat induksi dan

mempertimbangkan

hasil induksi

Indikator 8:

Membuat dan menilai

hasil pertimbangan

Indikator 9:

Mengidentifikasi istilah

dan mempertimbangkan

definisi

Indikator 10:

Mengidentifikasi

Menanya

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya dan memberikan umpan balik tentang apa

yang sudah mereka amati mengenai pengaruh

konsentrasi terhadap kesetimbangan.

Menanya

Siswa melakukan tanya jawab dengan guru

mengenai apa yang sudah diamati mengenai

pengaruh konsentrasi terhadap kesetimbangan

Siswa menyampaikan pendapatnya mengenai

gambar/video yang telah ditampilkan.

10 menit

Mengumpulkan Data

Guru membagi siswa kedalam 6 kelompok.

Guru memberikan LKS praktikum mengenai faktor

konsentrasi yang mempengaruhi arah

kesetimbangan untuk setiap kelompok.

Guru memberikan instruksi untuk memahami LKS

praktikum.

Guru mengarahkan siswa untuk menyiapkan alat

dan bahan percobaan faktor konsentrasi.

Guru mengarahkan siswa untuk melakukan

percobaan faktor konsentrasi.

Guru mengarahkan siswa untuk mengamati dan

mencatat data hasil percobaan dalam LKS.

Mengumpulkan Data

Siswa bergabung dalam kelompoknya masing-

masing.

Siswa menerima LKS praktikum mengenai

faktor konsentrasi yang mempengaruhi arah

kesetimbangan yang diberikan oleh guru.

Siswa membaca dan menelaah LKS yang telah

diberikan oleh guru.

Siswa menyiapkan alat dan bahan percobaan

faktor konsentrasi.

Siswa melakukan percobaan faktor konsentrasi

sesuai dengan langkah kerja pada LKS.

Siswa mengamati dan mencatat data hasil

percobaan dalam LKS.

20 menit

Mengasosiasi

Guru membimbing siswa dalam menganalisis

peristiwa yang terjadi pada pemberian perlakuan

yang berbeda-beda terhadap reaksi kimia yang

Mengasosiasi

Siswa menganalisis peristiwa yang terjadi pada

pemberian perlakuan yang berbeda-beda

terhadap reaksi kimia yang berlangsung selama

15 menit

Page 148: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

134

berlangsung selama percobaan faktor konsentrasi.

Guru membimbing siswa mengolah dan

menganalisis data hasil percobaan untuk

menyimpulkan pengaruh faktor konsentrasi

terhadap kesetimbangan.

Guru mengarahkan siswa untuk mendiskusikan

soal-soal yang terdapat pada LKS sesuai dengan

hasil observasi yang telah dilakukan.

percobaan faktor konsentrasi.

Siswa mengolah dan menganalisis data hasil

percobaan untuk menyimpulkan pengaruh

faktor konsentrasi terhadap kesetimbangan.

Siswa mendiskusikan soal-soal yang terdapat

pada LKS sesuai dengan hasil observasi yang

telah dilakukan.

asumsi-asumsi

Indikator 11 :

Memutuskan suatu

tindakan

Indikator 12 :

Berinteraksi dengan

orang lain

Mengkomunikasikan

Guru mengarahkan siswa untuk menyampaikan

hasil diskusi kelompoknya secara lisan di depan

kelas.

Guru mengarahkan siswa dalam kelompok lain

menulis rangkuman hasil percobaan yang

dipresentasikan kelompok lain.

Guru mengoreksi kesalahan yang terjadi selama

praktikum.

Mengkomunikasikan

Siswa menyampaikan hasil diskusi

kelompoknya secara lisan di depan kelas.

Siswa dalam kelompok lain menulis rangkuman

hasil percobaan yang dipresentasikan kelompok

lain.

Siswa mendengarkan koreksi kesalahan yang

terjadi selama praktikum yang dijelaskan oleh

guru.

20 menit

3. Kegiatan Penutup

Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa 5 menit

Guru menugaskan setiap siswa untuk menuliskan laporan

hasil percobaan yang telah dilakukan bersama

kelompoknya.

Guru mengingatkan siswa tentang materi yang akan

dipelajari selanjutnya mengenai pengaruh volume,

tekanan, dan suhu terhadap kesetimbangan.

Setiap siswa secara individu mendengarkan tugas yang

diberikan guru untuk menuliskan laporan hasil percobaan

yang telah dilakukan bersama kelompoknya.

Siswa mendengarkan arahan guru tentang materi yang akan

dipelajari selanjutnya mengenai pengaruh volume, tekanan,

dan suhu terhadap kesetimbangan.

Page 149: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

135

Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan berdoa.

Guru mengucapkan salam.

Salah satu siswa memimpin doa.

Siswa menjawab salam guru.

Page 150: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

136

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

(Kelas Kontrol)

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 47 Jakarta

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : XI/Ganjil

Materi Pokok : Faktor-faktor yang mempengaruhi arah kesetimbangan kimia

(faktor volume, tekanan, dan suhu)

Alokasi Waktu : 2 JP x 45 menit

Pertemuan ke- : 2 (dua)

A. Kompetensi Inti

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,

kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari

solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara aktif dengan

lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam

pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,

seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,

kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta

menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai

dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait

dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan

mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

4.9 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan

faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan.

Indikator

4.9.1 Merancang percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah

kesetimbangan.

4.9.2 Melakukan percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah

kesetimbangan.

4.9.3 Menyimpulkan dan menyajikan hasil percobaan mengenai faktor-faktor

yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan.

C. Tujuan Pembelajaran

Dengan mengamati, mendiskusikan, menganalisis dan mempraktikkan siswa dapat

meramalkan arah pergeseran kesetimbangan kimia, menjelaskan dan menganalisis

faktor-faktor yang mempengaruhi arah pergeseran kesetimbangan, dan mengaitkan

prinsip kesetimbangan kimia dalam kehidupan dan industri.

Page 151: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

137

D. Materi Ajar

1) Fakta

a) Kesetimbangan kimia melibatkan beberapa zat yang berbeda sebagai reaktan

dan produk.

2) Konsep

a) Faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia yaitu : konsentrasi,

tekanan, volume, suhu dan katalis.

3) Prinsip

a) Prinsip Le Chatelier

b) Prinsip kesetimbangan

4) Prosedur yang relevan

a) Merancang percobaan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

pergeseran arah kesetimbangan.

b) Melakukan percobaan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

pergeseran arah kesetimbangan.

c) Menyimpulkan dan menyajikan hasil percobaan mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan.

E. Metode dan Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan : Saintifik

Metode : Diskusi, tanya jawab, praktikum, latihan soal.

F. Media Pembelajaran

Media : Power point, proyektor, Lembar Kerja Siswa (LKS).

G. Sumber Belajar

a. Buku ajar kimia kelas XI.

b. Internet.

c. Alat dan bahan praktikum.

d. Referensi lain:

Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 2.

Jakarta: Erlangga.

Syukri. 1999. Kimia Dasar 2. Bandung: ITB.

Page 152: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

138

H. Langkah-langkah Pembelajaran

1. Kegiatan Pendahuluan

Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Orientasi 10 menit

Guru memberikan salam pembuka.

Guru memeriksa kehadiran siswa dan mengkondisikan kelas

agar siap mengikuti pelajaran.

Siswa menjawab salam pembukaan dari guru dan berdoa bersama

dipimpin oleh ketua kelas.

Apersepsi

Guru mengingatkan kembali materi pada pertemuan

sebelumnya mengenai apa saja faktor-faktor yang

mempengaruhi kesetimbangan.

Siswa meninjau kembali materi pada pertemuan sebelumnya

mengenai apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi

kesetimbangan.

Motivasi

Guru memberikan fakta tentang manfaat mempelajari materi

kesetimbangan kimia dalam kehidupan sehari-hari.

Siswa mendengarkan fakta tentang manfaat mempelajari materi

kesetimbangan kimia yang disajikan oleh guru dalam kehidupan

sehari-hari.

Pemberian Acuan

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai tujuan

pembelajaran yang akan dicapai.

2. Kegiatan Inti

Kegiatan Pembelajaran Indikator Berpikir

Kritis

Alokasi

Waktu Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Mengamati

Guru memberikan penjelasan mengenai faktor-faktor

yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan

(faktor volume, tekanan, dan suhu)

Mengamati

Siswa mendengarkan penjelasan guru

mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

pergeseran arah kesetimbangan

Indikator 1:

Memfokuskan

pertanyaan

Indikator 2:

10 menit

Page 153: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

139

Guru memberikan pengarahan untuk melakukan

percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi

kesetimbangan (faktor volume, tekanan, dan suhu)

Siswa mengamati pengarahan yang dilakukan

guru untuk melakukan percobaan faktor-faktor

yang mempengaruhi kesetimbangan (faktor

volume, tekanan, dan suhu).

Menganalisis argumen

Indikator 3:

Bertanya dan menjawab

pertanyaan

Indikator 4 :

Menjelaskan kredibilitas

(kriteria) suatu sumber

Indikator 5:

Mengobservasi dan

mempertimbangkan

hasil observasi

Indikator 6:

Membuat deduksi dan

mempertimbangkan

hasil deduksi

Indikator 7:

Membuat induksi dan

mempertimbangkan

hasil induksi

Indikator 8:

Membuat dan menilai

hasil pertimbangan

Indikator 9:

Mengidentifikasi istilah

dan mempertimbangkan

definisi

Indikator 10:

Mengidentifikasi

Menanya

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

melakukan tanya jawab mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan

(faktor volume, tekanan, dan suhu).

Menanya

Siswa melakukan tanya jawab dengan guru

mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

pergeseran arah kesetimbangan (faktor

volume, tekanan, dan suhu).

10 menit

Mengumpulkan Data

Guru membagi siswa kedalam 6 kelompok.

Guru memberikan LKS praktikum mengenai faktor

volume, tekanan, dan suhu yang mempengaruhi arah

kesetimbangan untuk setiap kelompok.

Guru memberikan instruksi untuk memahami LKS

praktikum.

Guru mengarahkan siswa untuk menyiapkan alat dan

bahan percobaan faktor volume dan suhu.

Guru mengarahkan siswa untuk melakukan

percobaan.

Guru mengarahkan siswa untuk mengamati dan

mencatat data hasil percobaan dalam LKS.

Mengumpulkan Data

Siswa bergabung dalam kelompoknya masing-

masing.

Siswa menerima LKS praktikum mengenai

faktor volume, tekanan, dan suhu yang

mempengaruhi arah kesetimbangan yang

diberikan oleh guru.

Siswa membaca dan menelaah LKS yang telah

diberikan oleh guru.

Siswa menyiapkan alat dan bahan percobaan

faktor volume dan suhu

Siswa melakukan percobaan faktor volume

dan suhu sesuai dengan langkah kerja pada

LKS.

Siswa mengamati dan mencatat data hasil

percobaan dalam LKS.

20 menit

Mengasosiasi

Guru membimbing siswa dalam menganalisis

peristiwa yang terjadi pada pemberian perlakuan

Mengasosiasi

Siswa menganalisis peristiwa yang terjadi

pada pemberian perlakuan yang berbeda-beda

15 menit

Page 154: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

140

yang berbeda-beda terhadap reaksi kimia yang

berlangsung selama percobaan.

Guru membimbing siswa mengolah dan

menganalisis data hasil percobaan untuk

menyimpulkan pengaruh faktor volume dan suhu

terhadap kesetimbangan.

Guru mengarahkan siswa untuk mendiskusikan soal-

soal yang terdapat pada LKS sesuai dengan hasil

observasi yang telah dilakukan.

terhadap reaksi kimia yang berlangsung

selama percobaan.

Siswa mengolah dan menganalisis data hasil

percobaan untuk menyimpulkan pengaruh

faktor volume dan suhu terhadap

kesetimbangan.

Siswa mendiskusikan soal-soal yang terdapat

pada LKS sesuai dengan hasil observasi yang

telah dilakukan.

asumsi-asumsi

Indikator 11 :

Memutuskan suatu

tindakan

Indikator 12 :

Berinteraksi dengan

orang lain

Mengkomunikasikan

Guru mengarahkan siswa untuk menyampaikan hasil

diskusi kelompoknya secara lisan di depan kelas.

Guru mengarahkan siswa dalam kelompok lain

menulis rangkuman hasil percobaan yang

dipresentasikan kelompok lain.

Guru mengoreksi kesalahan yang terjadi selama

praktikum.

Mengkomunikasikan

Siswa menyampaikan hasil diskusi

kelompoknya secara lisan di depan kelas.

Siswa dalam kelompok lain menulis

rangkuman hasil percobaan yang

dipresentasikan kelompok lain.

Siswa mendengarkan koreksi kesalahan yang

terjadi selama praktikum yang dijelaskan oleh

guru.

20 menit

3. Kegiatan Penutup

Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa 5 menit

Guru menugaskan setiap siswa untuk menuliskan laporan

hasil percobaan yang telah dilakukan bersama

kelompoknya.

Setiap siswa secara individu mendengarkan tugas yang

diberikan guru untuk menuliskan laporan hasil percobaan

yang telah dilakukan bersama kelompoknya.

Page 155: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

141

Guru mengingatkan siswa tentang materi yang akan

dipelajari selanjutnya mengenai prinsip kesetimbangan

dalam industri.

Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan berdoa.

Guru mengucapkan salam.

Siswa mendengarkan arahan guru tentang materi yang akan

dipelajari selanjutnya mengenai prinsip kesetimbangan

dalam industri.

Salah satu siswa memimpin doa.

Siswa menjawab salam guru.

Page 156: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

142

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

(Kelas Kontrol)

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 47 Jakarta

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : XI/Ganjil

Materi Pokok : Prinsip kesetimbangan kimia dalam industri

Alokasi Waktu : 2 JP x 45 menit

Pertemuan ke- : 3 (tiga)

A. Kompetensi Inti

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,

kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari

solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara aktif dengan

lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam

pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,

seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,

kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta

menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai

dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait

dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan

mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

3.9 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan

dan penerapannya dalam industri.

Indikator:

3.9.2 Mengaitkan prinsip kesetimbangan kimia dalam kehidupan dan industri.

C. Tujuan Pembelajaran

Dengan mengamati, mendiskusikan, menganalisis dan mempraktikkan siswa dapat

meramalkan arah pergeseran kesetimbangan kimia, menjelaskan dan menganalisis

faktor-faktor yang mempengaruhi arah pergeseran kesetimbangan, dan mengaitkan

prinsip kesetimbangan kimia dalam kehidupan dan industri.

D. Materi Ajar

1) Fakta

a) Kesetimbangan kimia melibatkan beberapa zat yang berbeda sebagai reaktan

dan produk.

2) Konsep

b) Faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia yaitu : konsentrasi,

tekanan, volume, suhu dan katalis.

3) Prinsip

a) Prinsip Le Chatelier

Page 157: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

143

b) Prinsip kesetimbangan

4) Prosedur yang relevan

a) Merancang percobaan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

pergeseran arah kesetimbangan.

b) Melakukan percobaan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

pergeseran arah kesetimbangan.

c) Menyimpulkan hasil percobaan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

pergeseran arah kesetimbangan.

E. Metode dan Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan : Saintifik

Metode : Diskusi, tanya jawab, latihan soal

F. Media Pembelajaran

Media : Power point, proyektor, Lembar Kerja Siswa (LKS)

G. Sumber Belajar

a. Buku ajar kimia kelas XI.

b. Internet.

c. Referensi lain:

Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 2.

Jakarta: Erlangga.

Syukri. 1999. Kimia Dasar 2. Bandung: ITB.

Page 158: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

144

H. Langkah-langkah Pembelajaran

1. Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Orientasi 10 menit

Guru memberikan salam pembuka.

Guru memeriksa kehadiran siswa dan mengkondisikan kelas

agar siap mengikuti pelajaran.

Siswa menjawab salam pembukaan dari guru dan berdoa

bersama dipimpin oleh ketua kelas.

Apersepsi

Guru mengingatkan kembali materi pada pertemuan

sebelumnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi arah

pergeseran kesetimbangan

Siswa meninjau kembali materi pada pertemuan sebelumnya

mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi arah pergeseran

kesetimbangan.

Motivasi

Guru memberikan fakta tentang manfaat mempelajari materi

kesetimbangan kimia dalam kehidupan dan industri.

Siswa mendengarkan fakta tentang manfaat mempelajari materi

kesetimbangan kimia yang disajikan oleh guru dalam kehidupan

dan industri.

Pemberian Acuan

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai tujuan

pembelajaran yang akan dicapai.

2. Kegiatan Inti

Kegiatan Pembelajaran Indikator Berpikir

Kritis

Alokasi

Waktu Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Mengamati

Guru memberikan penjelasan prinsip kesetimbangan

dalam kehidupan dan industri

Mengamati

Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai

prinsip kesetimbangan dalam kehidupan dan

industri

Indikator 1:

Memfokuskan

pertanyaan

Indikator 2:

5 menit

Page 159: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

145

Menanya

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

melakukan tanya jawab mengenai prinsip

kesetimbangan dalam kehidupan dan industri.

Menanya

Siswa melakukan tanya jawab dengan guru

mengenai prinsip kesetimbangan dalam

kehidupan dan industri.

Menganalisis argumen

Indikator 3:

Bertanya dan

menjawab pertanyaan

Indikator 4 :

Menjelaskan

kredibilitas (kriteria)

suatu sumber

Indikator 5:

Mengobservasi dan

mempertimbangkan

hasil observasi

Indikator 6:

Membuat deduksi dan

mempertimbangkan

hasil deduksi

Indikator 7:

Membuat induksi dan

mempertimbangkan

hasil induksi

Indikator 8:

Membuat dan menilai

hasil pertimbangan

Indikator 9:

Mengidentifikasi

istilah dan

mempertimbangkan

definisi

5 menit

Mengumpulkan Data

Guru membagi siswa kedalam 6 kelompok.

Guru memberi tugas kepada setiap kelompok untuk

mencari aplikasi prinsip kesetimbangan dalam

kehidupan dan industri.

Mengumpulkan Data

Siswa bergabung dalam kelompoknya masing-

masing.

Siswa bersama teman kelompoknya mencari satu

aplikasi prinsip kesetimbangan dalam kehidupan

dan industri.

15 menit

Mengasosiasi

Guru mengarahkan siswa untuk mendiskusikan dan

menganalisis peran kesetimbangan kimia dalam

aplikasi yang telah dipilih oleh setiap kelompok.

Mengasosiasi

Setiap kelompok siswa mendiskusikan dan

menganalisis peran kestimbangan kimia dalam

aplikasi yang dipilihnya.

25 menit

Mengkomunikasikan

Guru mengarahkan siswa untuk menyampaikan hasil

diskusi kelompoknya secara lisan di depan kelas dan

meminta kelompok lain untuk mendengarkan dan

bertanya diakhir diskusi.

Guru mengarahkan siswa dalam kelompok lain

menulis rangkuman hasil diskusi yang dipresentasikan

Mengkomunikasikan

Siswa menyampaikan hasil diskusi kelompoknya

secara lisan di depan kelas.

Kelompok siswa yang melakukan presentasi di

depan kelas membuka sesi tanya jawab dengan

kelompok lain. Apabila tidak dapat

menjawabnya, siswa dipersilakan mencari lagi

dari sumber lain.

Siswa dalam kelompok lain menulis rangkuman

hasil diskusi yang dipresentasikan kelompok lain.

Siswa mendengarkan tambahan informasi

25 menit

Page 160: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

146

kelompok lain.

Guru memberikan tambahan informasi mengenai

prinsip kesetimbangan dalam kehidupan dan industri.

mengenai prinsip kesetimbangan dalam

kehidupan dan industri.yang dijelaskan oleh guru.

Indikator 10:

Mengidentifikasi

asumsi-asumsi

Indikator 11 :

Memutuskan suatu

tindakan

Indikator 12 :

Berinteraksi dengan

orang lain

3. Kegiatan Penutup

Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa 5 menit

Guru mengarahkan siswa untuk mempersiapkan diri

dipertemuan selanjutnya karena akan diadakan ulangan harian

(posttest).

Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan berdoa.

Guru mengucapkan salam

Siswa mendengarkan arahan dari guru untuk mempersiapkan diri

dipertemuan selanjutnya karena akan diadakan ulangan harian

(posttest).

Salah satu siswa memimpin doa.

Siswa menjawab salam guru.

Page 161: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

147

Page 162: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

148

Lampiran 4. Lembar Validasi Instrumen Keterampilan Berpikir Kritis

LEMBAR VALIDASI UJI INSTRUMEN TES KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : XI/1

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

Jumlah Soal : 27

Bentuk Soal : Esai

Kompetensi Dasar : 3.9 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan dan penerapannya dalam industri.

4.9 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil pecobaan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah

kesetimbangan.

Penulis Soal : R. Melisa Nelvita Sari

No. Indikator Keterampilan Berpikir Kritis yang diukur Nomor Soal

1 Memfokuskan pertanyaan 1, 2

2 Menganalisis argumen 3, 4

3 Bertanya dan menjawab pertanyaan 5, 6, 27

4 Menjelaskan kredibilitas (kriteria) suatu sumber 7, 8

5 Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi 25, 26

6 Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi 9, 10, 11

7 Membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi 12, 13

8 Membuat dan menilai hasil pertimbangan 14, 15

9 Mengidentifikasi istilah dan mempertimbangkan definisi 16, 17

10 Mengidentifikasi asumsi-asumsi 18, 19, 20, 21

11 Memutuskan suatu tindakan 22, 23, 24

Page 163: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

149

Indikator

Pembelajaran Indikator Soal

Indikator

Berpikir

Kritis

Sub Indikator

Berpikir Kritis

No.

Soal Butir Soal

Kesesuaian Catatan

Ya Tidak

Menyimpulkan

serta

menyajikan data

hasil percobaan

mengenai

faktor-faktor

yang

mempengaruhi

pergeseran arah

kesetimbangan

Diberikan sebuah

fenomena mengenai

pengaruh konsentrasi,

siswa mengidentifikasi

masalah dan

merumuskan masalah

dalam bentuk

pertanyaan.

Memfokus-

kan

pertanyaan

Mengidentifi-

kasi/ merumus-

kan masalah

1 Sekelompok siswa ingin mengetahui pengaruh

konsentrasi terhadap kesetimbangan melalui

percobaan. Percobaan dilakukan dengan

mereaksikan larutan besi (III) klorida (FeCl3) 1

M yang berwarna kuning pucat dan larutan

kalium tiosianat (KSCN) 1 M (tidak berwarna).

Persamaan reaksi berdasarkan percobaan:

FeCl3 (aq) + 3KSCN (aq) Fe(SCN)3 (aq)

+ 3 KCl (aq)

Berdasarkan hasil percobaan, ditemukan:

No Perlakuan Perubahan

1 FeCl3 + KSCN Warna merah

2 Ditambah

FeCl3 1 M

Warna merah

pekat

3 Ditambah

Fe(SCN)3

Warna kuning

kepucatan

Identifikasilah masalah yang kamu temukan

berdasarkan tabel di atas! Lalu buatlah rumusan

masalah dalam bentuk pertanyaan! (minimal 3)

(C4)

Diberikan sebuah

fenomena mengenai

pengaruh suhu, siswa

mengidentifikasi dan

merumus-kan masalah

dalam bentuk

Memfokus-

kan

pertanyaan

Mengidentifi-

kasi/ merumus-

kan masalah

2 Sekelompok siswa ingin mengetahui pengaruh

suhu terhadap kesetimbangan melalui

percobaan. Percobaan dilakukan dengan

menggunakan kristal tembaga (II) sulfat

(CuSO4.5H2O) yang berwarna biru.

Berdasarkan hasil percobaan, ditemukan:

Page 164: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

150

pertanyaan. No Aktivitas Pengamatan

1 Sebelum

dipanaskan

Padatan

CuSO4.5H2O

berwarna biru

2 Sesudah

dipanaskan

Padatan

CuSO4.5H2O

berwarna putih

3 Ditambah air Padatan

CuSO4.5H2O

berwarna biru

Persamaan reaksi berdasarkan percobaan:

CuSO4.5H2O(s) CuSO4(s) + 5H2O(g)

∆H = +x kJ

Identifikasilah masalah yang kamu temukan

berdasarkan tabel di atas! Lalu buatlah rumusan

masalah dalam bentuk pertanyaan! (minimal 3)

(C4)

Mengaitkan

prinsip

kesetimbangan

dalam

kehidupan dan

industri.

Diberikan sebuah

fenomena

pengeroposan gigi,

siswa mengaitkan

dengan pengaruh

konsentrasi terhadap

arah pergeseran

kesetimbangan

Menganali-

sis argumen

Mengidentifi-

kasi kalimat-

kalimat

pernyataan

3 Gigi manusia kuat karena email, yaitu lapisan

tipis keras yang mengandung kalsium untuk

menutupi dan melindungi mahkota gigi. Email

gigi terdiri atas senyawa hidroksiapatit atau

kalsium fosfat (Ca5(PO4)3OH). Kerusakan gigi

dapat dilihat dari persamaan reaksi Ca5(PO4)3OH

sebagai berikut:

Ca5(PO4)3OH (s) 5Ca2+

(aq) + 3PO43-

(aq) +

OH- (aq)

Banyaknya ion H+

yang terkandung dalam mulut

berasal dari makanan bersifat asam (jeruk,

permen, minuman sari buah, dan lain-lain)

menyebabkan ion H+

bereaksi dengan ion PO43-

dan ion OH-, sehingga mengakibatkan email gigi

Page 165: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

151

berkurang dan gigi menjadi keropos.

Apa yang kamu temukan dari penjelasan

mengenai gigi keropos di atas? Kaitkan

jawabanmu dengan pengaruh konsentrasi pada

kesetimbangan! (C4)

Diberikan sebuah

fenomena tentang

petir, siswa

mengaitkan dengan

pengaruh suhu

terhadap pergeseran

arah kesetimbangan

Menganali-

sis argumen

Mengidentifi-

kasi kalimat-

kalimat

pernyataan

4 Apakah kamu pernah melihat petir? Biasanya

petir muncul pada musim hujan. Selain ditandai

dengan kilatan cahaya sesaat yang menyilaukan

dari langit, kemudian disusul dengan suara

menggelegar. Energi yang dilepaskan berupa

cahaya, panas, dan bunyi. Energi panas ini

memungkinkan gas oksigen dan nitrogen di

atmosfer bereaksi membentuk gas nitrogen

monoksida menurut kesetimbangan:

N2 (g) + O2 (g) 2NO (g)

Reaksi di atas merupakan reaksi endoterm. Gas

NO yang terbentuk larut dalam air hujan dan

diserap oleh tanah. Tanaman menyerap NO yang

larut dalam air hujan sebagai senyawa yang

penting dalam pertumbuhan.

Dapatkah kamu memberikan penjelasan

mengenai kejadian saat ada petir? Kaitkan

jawabanmu dengan pengaruh suhu pada

kesetimbangan! (C4)

Diberikan sebuah

fenomena tentang

minuman

berkarbonasi, siswa

mengaitkan dengan

pengaruh tekanan

terhadap arah

pergeseran

Bertanya dan

menjawab

pertanyaan

klarifikasi

yang

menantang

Dapatkah anda

mengatakan

beberapa hal

tentang itu?

(memberikan

penjelasan

sederhana)

5 Minuman berkarbonasi/ minuman bersoda

adalah minuman yang mengandung

karbondioksida (CO2) dan tidak memiliki

kandungan alkohol.

Karbonasi pada minuman bersoda mengikuti

reaksi kesetimbangan berikut:

2NaHCO3 (aq) Na2CO3 (aq) + CO2 (g) + H2O

(l)

Page 166: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

152

kesetimbangan Ketika kamu mengguncang botol minuman

bersoda dan membuka tutup botolnya, maka

timbul suara mendesis disertai dengan

gelembung-gelembung gas. Berdasarkan wacana

di atas, dapatkah kamu memberikan penjelasan

sederhana mengapa hal tersebut bisa terjadi?

Berikan penjelasanmu! (C4)

Diberikan sebuah tabel

mengenai pembuatan

amonia, siswa

mengaitkan dengan

prinsip kesetimbangan

dalam industri.

Bertanya dan

menjawab

pertanyaan

klarifikasi

yang

menantang

Dapatkah anda

mengatakan

beberapa hal

tentang itu?

(memberikan

penjelasan

sederhana)

6 Amonia (NH3) merupakan bahan utama dalam

pembuatan barbagai produk. Untuk

mendapatkan hasil amonia dalam jumlah yang

maksimum, digunakan tekanan yang bervariasi

guna mengetahui kondisi yang optimum untuk

mendapatkan amonia dalam jumlah banyak dan

efisien. Persamaan reaksi kesetimbangan pada

senyawa NH3 sebagai berikut :

N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3 (g)

Persentase NH3 yang dihasilkan dari reaksi

tersebut yang berlangsung pada suhu 200°C

diperlihatkan pada tabel berikut:

Tabel 1.1 Rendemen NH3 pada beberapa tekanan

yang berbeda

Berd

asar

kan

tabel

di

atas,

dapa

tkah

kam

No Tekanan Hasil NH3 (%)

1 10 atm 50,7

2 30 atm 67,7

3 50 atm 74,4

4 100 atm 81,5

5 300 atm 90,0

6 600 atm 95,4

7 1000 atm 98,3

Page 167: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

153

u memberikan penjelasan sederhana mengapa

hal tersebut bisa terjadi? Berikan penjelasanmu!

(C4)

Melakukan

percobaan

faktor-faktor

yang

mempengaruhi

pergeseran arah

kesetimbangan

Diberikan fenomena

mengenai tekanan dan

volume, siswa

mengaitkan dengan

asas Le Chatelier

Menjelas-kan

kredibilitas

(kriteria)

suatu sumber

Kemampuan

memberikan

alasan

7 Fitri ingin mendapatkan gas N2O4 melalui

percobaan dengan menggunakan suntikan yang

berisi gas NO2 . Persamaan reaksinya adalah:

2NO2 (g) N2O4 (g)

Gas NO2 berwarna cokelat dan gas N2O4 tak

berwarna. Ketika Fitri menekan suntikan yang

berarti memperbesar tekanan, warna zat

memudar. Namun saat Fitri memperkecil

tekanan warna berubah menjadi lebih pekat.

Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Berikan

penjelasanmu agar siswa mendapatkan gas N2O4

yang optimum dengan menggunakan asas Le

Chatelier! (C4)

Melakukan

percobaan

faktor-faktor

yang

mempengaruhi

pergeseran arah

kesetimbangan

Diberikan fenomena

mengenai suatu

percobaan pengaruh

konsentrasi dan

volume, siswa

mengaitkan dengan

asas Le Chatelier

Menjelas-kan

kredibilitas

(kriteria)

suatu sumber

Kemampuan

memberikan

alasan

8 Andi ingin mendapatkan ion FeSCN2+

yang

lebih banyak dengan melakukan suatu

percobaan, ia memasukkan Besi (III) tiosianat

[Fe(SCN)3] ke dalam gelas kimia 100 mL yang

berisi aquades 20 mL dan terbentuklah larutan

berwarna merah. Kesetimbangan antara ion-ion

FeSCN2+ \

yang tidak terurai, Fe3+

(kuning) dan

SCN- (tak berwarna) ditulis sebagai berikut:

Fe3+

(aq) + SCN-(aq) FeSCN

2+(aq)

Ketika dalam percobaan, Andi menambahkan

ion Fe3+

, warna merah semakin pekat. Begitu

pula ketika Andi menambahkan ion SCN-.

Namun, ketika Andi menambahkan air ke dalam

larutan tersebut, warna merah menjadi lebih

muda.

Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Berikan

Page 168: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

154

penjelasanmu dengan menggunakan asas Le

Chatelier! (C4)

Menyimpulkan

serta

menyajikan data

hasil percobaan

faktor-faktor

yang

mempengaruhi

pergeseran arah

kesetim-bangan

Disajikan data

mengenai pengaruh

konsentrasi terhadap

kesetimbangan, siswa

dapat menganalisis

pergeseran arah

kesetimbangan

berdasarkan data tabel.

Membuat

deduksi dan

mempertim-

bangkan hasi

deduksi

Interpretasi

pernyataan

(menafsirkan

data)

9 Sekelompok siswa telah melakukan percobaan

mengenai faktor konsentrasi. Siswa membuat

jawaban dalam bentuk tabel sebagai berikut:

No Reaksi

Arah pergeseran

kesetimbangan

Konsen-

trasi

pereaksi

dinaik-

kan

Konsen-

trasi

pereaksi

diturun-

kan

1 Fe3+

(aq) +

SCN-

(aq)

FeSCN2+

(aq)

Kanan Kiri

2 N2O4 (g)

NO2 (g)

Kanan Kiri

3 2HI (g) H2

(g) + I2 (g)

Kanan Kiri

Berdasarkan tabel data hasil jawaban siswa di

atas, jelaskan pendapatmu dengan analisis yang

tepat! (C4)

Page 169: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

155

Menyimpulkan

serta

menyajikan data

hasil percobaan

faktor-faktor

yang

mempengaruhi

pergeseran arah

kesetim-bangan

Disajikan data

mengenai pengaruh

suhu terhadap

kesetimbangan. Siswa

dapat menganalisis

pergeseran arah

kesetimbangan

berdasarkan data tabel.

Membuat

deduksi dan

mempertim-

bangkan hasi

deduksi

Interpretasi

pernyataan

(menafsirkan

data)

10 Dimas telah melakukan percobaan mengenai

pengaruh suhu terhadap kesetimbangan. Hasil

yang didapatkan oleh Dimas, dapat dilihat dalam

tabel sebagai berikut:

Reaksi

Arah pergeseran

Suhu

dinaikkan

Suhu

diturunkan

N2O4 (g) 2NO2 (g)

∆H°=

+ 58,0 kJ

Endoterm Eksoterm

CO(g) + 2H2 (g)

CH3OH(g)

∆H°= -x kJ

Endoterm Eksoterm

Berdasarkan tabel data jawaban Dimas di atas,

apakah jawaban tersebut sudah tepat? Jelaskan

pendapatmu dengan analisis yang tepat! (C4)

Menganalisis

faktor-faktor

yang

mempengaruhi

pergeseran arah

kesetimbangan

Disajikan sebuah

gambar, siswa dapat

menganalisis

pergeseran

kesetimbangan

berdasarkan gambar

yang disajikan dan

mengaitkannya dengan

asas Le Chatelier.

Membuat

deduksi dan

mempertim-

bangkan hasi

deduksi

Interpretasi

pernyataan

(menafsirkan

data)

11 Perhatikan gambar berikut!

Berd

asark

an

gamb

ar

tersebut, jika volume diperbesar dan tekanan

diperkecil maka kesetimbangan akan bergeser ke

arah jumlah molekul yang lebih besar atau ke

arah kiri pada gambar, dan sebaliknya akan

bergeser ke kanan pada gambar jika volume

diperkecil dan tekanan diperbesar.

Page 170: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

156

Apakah pernyataan tersebut sudah tepat

berdasarkan asas Le Chatelier? Jelaskan

pendapatmu dengan analisis yang tepat! (C4)

Menyimpulkan

serta

menyajikan data

hasil percobaan

faktor-faktor

kesetimbangan

Disajikan data hasil

percobaan mengenai

faktor konsentrasi dan

volume, siswa dapat

menyimpulkan dan

membuat hipotesis

berdasarkan tabel data

hasil bercobaan.

Membuat

induksi dan

mempertimb

angkan hasil

induksi

Membuat

kesimpulan dan

hipotesis

12 Abdul ingin mengetahui pengaruh konsentrasi

terhadap pergeseran kesetimbangan melalui

percobaan. Percobaan yang dilakukan adalah

dengan mencampur 5 mL FeCl3 1 M dan 5 mL

KSCN 1 M. Ketika kedua larutan dicampurkan,

warna menjadi merah darah.

Adapun reaksi yang terjadi sebagai berikut:

Fe3+

(aq) + SCN-(aq) FeSCN

2+(aq)

Jika dalam percobaan diberikan 3 perlakuan

secara berturut-turut maka diperoleh data

sebagai berikut:

No Perlakuan Perubahan

1 Ditambah

sedikit Fe3+

Warna merah

bertambah

2 Ditambah

sedikit SCN-

Warna merah

bertambah

3 Diberi

sedikit air

Warna merah

menjadi lebih

muda

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan

Abdul, buatlah kesimpulan dan hipotesis

berdasarkan apa yang anda temukan! (C6)

Disajikan tabel suatu

percobaan mengenai

pengaruh tekanan pada

industri amonia

terhadap reaksi

Membuat

induksi dan

mempertimb

angkan hasil

induksi

Membuat

kesimpulan dan

hipotesis

13

Seorang teknisi kimia ingin mendapatkan

amonia dalam jumlah yang banyak. Maka

teknisi menggunakan tekanan yang bervariasi

pada suhu 200oC guna mengetahui persentasi

hasil amonia yang dapat dilihat pada tabel

Page 171: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

157

kesetimbangan, siswa

dapat menyimpulkan

dan membuat hipotesis

berdasarkan tabel.

dibawah ini:

Persamaan reaksi kesetimbangan pada senyawa

NH3 sebagai berikut :

N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3 (g)

Berdasarkan tabel di atas, buatlah kesimpulan

dan hipotesis berdasarkan apa yang telah kamu

temukan! (C6)

No Tekanan Hasil NH3

(%)

1 10 atm 50,7

2 30 atm 67,7

3 50 atm 74,4

4 100 atm 81,5

5 300 atm 90,0

6 600 atm 95,4

7 1000 atm 98,3

Mengaitkan

prinsip

kesetimbangan

dalam

kehidupan dan

industri.

Diberikan suatu reaksi

kesetimbangan, siswa

dapat menentukan arah

kesetimbangan

berdasarkan faktor

suhu dan tekanan.

Membuat

dan menilai

hasil pertim-

bangan

Mempertim-

bangkan dan

menentukan

hasil pertim-

bangan

berdasarkan

fakta

14 Rani diberi tugas untuk membaca sebuah artikel

mengenai pembuatan amonia dalam industri.

Pembuatan amonia menggunakan proses Haber

dengan menggunakan suhu sekitar 460-550°C

dan tekanan 150-350 atm. Reaksi pembuatan

amonia adalah sebagai berikut:

N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3 (g) ∆H = - 92 kJ

Bila pada produksi amonia menggunakan suhu

dan tekanan yang rendah dengan penambahan

katalis, maka pertimbangkan apa yang akan

terjadi jika tekanan dan suhu dinaikkan

berdasarkan prinsip Le Chatelier! (C4)

Page 172: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

158

Diberikan suatu reaksi

kesetimbangan, siswa

dapat menentukan arah

kesetimbangan

berdasarkan faktor

suhu dan tekanan.

Membuat

dan menilai

hasil pertim-

bangan

Mempertim-

bangkan dan

menentukan

hasil

pertimbangan

berdasarkan

fakta

15 Imam diberi tugas untuk membaca sebuah

artikel mengenai pembuatan asam sulfat dalam

industri. Pembuatan asam sulfat menggunakan

proses Kontak dengan menggunakan tekanan

yang rendah antara 1-3 atm. Reaksi pembuatan

asam sulfat terdiri dari 3 tahap utama, sebagai

berikut:

1. S(s) + O2(g) → SO2 (g)

2. 2SO2 (g) + O2 (g) 2SO3 (g)

∆H= -190 kJ

3. SO3 (g) + H2SO4 (aq) → H2S2O7 (aq)

H2S2O7 (aq) + H2O(l) → H2SO4 (aq)

Perhatikan pada tahap kedua pembuatan asam

sulfat, bila dalam pembuatan asam sulfat

menggunakan tekanan dan suhu yang rendah,

maka pertimbangkan apa yang terjadi jika

tekanan dan suhu dinaikkan berdasarkan prinsip

Le Chatelier!(C4)

Menganalisis

faktor-faktor

yang

mempengaruhi

pergeseran arah

kesetimbangan

Diberikan pernyataan

mengenai konsep

kesetimbangan yaitu

pengaruh tekanan,

siswa dapat

menganalisis contoh

yang diberikan dengan

suatu istilah dalam

kesetimbangan kimia

Mengidenti-

fikasi istilah

dan

mempertim-

bangkan

definisi

Bertindak

dengan

memberikan

penjelasan lebih

lanjut

16 Dani diberikan tugas oleh guru untuk

menuliskan contoh reaksi kesetimbangan yang

bergeser ke arah produk jika tekanan diperbesar.

Dani menuliskan dua reaksi yang menurutnya

tepat:

Reaksi 1:

N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3 (g)

Reaksi 2:

H2 (g) + I2 (g) 2HI (g)

Dari dua reaksi yang dituliskan Dani, apakah

keduanya merupakan reaksi kesetimbangan yang

bergeser ke arah produk jika tekanan diperbesar?

Page 173: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

159

Kemukakan pendapatmu! (C4)

Diberikan pernyataan

mengenai konsep

kesetimbangan, siswa

dapat menganalisis

contoh yang diberikan

dengan suatu istilah

dalam kesetimbangan

kimia

Mengidenti-

fikasi istilah

dan

mempertim-

bangkan

definisi

Bertindak

dengan

memberikan

penjelasan

lanjut

17 Agus diberikan tugas untuk memberikan contoh

reaksi yang tidak dapat mengalami pergeseran

jika volume diperbesar. Agus menuliskan dua

reaksi yang menurutnya tidak dapat mengalami

pergeseran jika volume diperbesar.

Reaksi 1:

PCl5 (g) PCl3(g) + Cl2 (g)

Reaksi 2:

CO(g) + H2O(g) CO2(g) + H2 (g)

Dari kedua reaksi yang dituliskan Agus, apakah

keduanya termasuk reaksi yang tidak dapat

mengalami pergeseran kesetimbangan jika

volume diperbesar? Jelaskan pendapatmu! (C4)

Merancang

percobaan

faktor-faktor

yang

mempengaruhi

pergeseran arah

kesetimbangan

Disajikan alat dan

bahan serta langkah

kerja dalam melakukan

percobaan pengaruh

konsentrasi dan

volume. Siswa dapat

memberikan

pendapatnya mengenai

hasil percobaan

pengaruh konsentrasi.

Mengidenti-

fikasi

asumsi-

asumsi

Mengkonstruk

argumen

18 Anggi bersama dengan teman kelompoknya

akan melakukan percobaan mengenai pengaruh

konsentrasi dan volume terhadap pergeseran

arah kesetimbangan. Adapun alat dan bahan

yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:

1. Gelas ukur

2. Pipet tetes

3. Tabung reaksi

4. Rak tabung reaksi

5. Sumbat karet

6. Larutan FeCl3 1 M

7. Larutan KSCN 1 M

8. Aquades

Langkah Kerja:

1. Siapkan 2 buah tabung reaksi.

2. Tandai tabung A dan B pada masing-masing

Page 174: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

160

tabung.

3. Tuangkan 3 mL FeCl3 1 M ke dalam masing-

masing tabung dan tambahkan KSCN 1 M.

Kemudian kocoklah.

4. Tabung A ditambahkan 1 mL KSCN.

Tabung B ditambahkan 1 mL aquades.

5. Tutup tabung reaksi dengan sumbat karet,

kocoklah dan bandingkan kedua tabung.

Reaksi kesetimbangan yang berlangsung adalah

sebagai berikut:

Fe3+

(aq) + SCN-(aq) FeSCN

2+(aq)

Dari rancangan percobaan di atas, berikan

pendapatmu bagaimanakah hasil kesetimbangan

yang diperoleh? Jawablah dengan analisa yang

tepat! (C4)

Disajikan alat dan

bahan serta langkah

kerja dalam melakukan

percobaan pengaruh

suhu terhadap arah

kesetimbangan. Siswa

dapat memprediksi

arah pergeseran

kesetimbangan

berdasarkan perlakuan

yang diberikan.

Mengidenti-

fikasi

asumsi-

asumsi

Mengkonstruk

argumen

19 Anggun bersama dengan teman kelompoknya

akan melakukan percobaan mengenai pengaruh

suhu terhadap pergeseran arah kesetimbangan.

Adapun alat dan bahan yang dibutuhkan adalah

sebagai berikut:

1. Cawan penguap

2. Kaki tiga

3. Kawat kasa

4. Pembakar spirtus

5. Pipet tetes

6. Neraca

7. Padatan CuSO4.5H2O

8. Air

Langkah kerja :

1. Timbang padatan CuSO4.5H2O sebanyak 10

gram.

Page 175: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

161

2. Panaskan padatan CuSO4. 5H2O. Amati

perubahan yang terjadi.

3. Setelah dipanaskan, padatan CuSO4. 5H2O

didinginkan kemudian tetesi dengan air.

Amati perubahan yang terjadi.

Reaksi kesetimbangan yang berlangsung adalah

sebagai berikut:

CuSO4.5H2O(s) CuSO4(s) + 5H2O(g)

Biru putih

∆H = +x kJ

Dari rancangan percobaan di atas, berikan

pendapatmu bagaimanakah hasil kesetimbangan

yang diperoleh? Jawablah dengan analisa yang

tepat! (C4)

Mengaitkan

prinsip

kesetimbangan

dalam

kehidupan dan

industri

Diberikan pernyataan

mengenai konsep

kesetimbangan, siswa

dapat menghubungkan

contoh yang diberikan

dengan pergeseran

arah kesetimbangan

kimia

Mengidenti-

fikasi

asumsi-

asumsi

Mengkonstruk

argumen

20 Amonia merupakan senyawa penting dalam

industri kimia, karena sangat luas

penggunaannya. Pembuatan amonia

dikemukakan oleh Fritz Haber dari Jerman pada

tahun 1913, prosesnya disebut Proses Haber.

Reaksi yang terjadi adalah kesetimbangan antara

gas N2, H2, dan NH3 ditulis sebagai berikut:

N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3 (g) ∆H = -92 kJ

Jika pembentukan amonia terdiri dari 2 proses

sebagai berikut:

1. Menggunakan suhu 500oC dan tekanan 150 –

350 atm.

2. Menggunakan suhu 650oC dan tekanan 350 –

540 atm.

Dari dua proses pembuatan amonia di atas,

Page 176: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

162

berikan pendapatmu bagaimanakah hasil

kesetimbangan yang diperoleh agar

mendapatkan amonia dalam jumlah yang

banyak? Jawablah dengan analisa yang tepat!

(C4)

Diberikan pernyataan

mengenai konsep

kesetimbangan, siswa

dapat menghu-

bungkan contoh yang

diberikan dengan

pergeseran arah

kesetimbangan kimia

Mengidenti-

fikasi

asumsi-

asumsi

Mengkonstruk

argumen

21 Metanol merupakan bentuk alkohol yang paling

sederhana. Metanol banyak digunakan dalam

kehidupan seperti: penggunaan sebagai pelarut,

spiritus, sebagai bahan makanan untuk bakteri

yang memproduksi protein, dan masih banyak

lagi. Metanol dapat dihasilkan dari reaksi

sebagai berikut:

CO(g) + 2H2 (g) CH3OH (g) ∆H = - x kJ

Jika pembentukan metanol dapat dilakukan

dengan 2 proses sebagai berikut:

1. Menggunakan suhu 200oC dan tekanan

antara 60-70 atm.

2. Menggunakan suhu 400oC dan tekanan antar

80-90 atm.

Dari dua proses pembuatan metanol di atas,

berikan pendapatmu bagaimanakah hasil

kesetimbangan yang diperoleh agar mendapatkan

metanol dalam jumlah yang banyak? Jawablah

dengan analisa yang tepat! (C4)

Diberikan sebuah

reaksi kesetimbangan.

Siswa menggunakan

prinsip kesetimbangan

apa saja yang dapat

mempengaruhi

pergeseran arah

kesetimbangan pada

Memutus-

kan suatu

tindakan

Merumuskan

solusi yang

memungkin-kan

22 Seorang teknisi kimia ingin membuat kapur

tohor atau kalsium oksida (CaO) dalam jumlah

banyak. Reaksinya adalah sebagai berikut:

CaCO3 (s) CaO(s) + O2 (g) ∆H= +178 kJ

Menurutmu, bagaimanakaha cara untuk

memperoleh hasil CaO dalam jumlah yang

banyak? Gunakan konsep kesetimbangan yang

telah dipelajari! (C5)

Page 177: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

163

suatu reaksi agar

mendapat produk

dalam jumlah yang

banyak.

Diberikan sebuah

reaksi kesetimbangan.

Siswa menggunakan

prinsip kesetimbangan

apa saja yang dapat

mempengaruhi

pergeseran arah

kesetimbangan pada

suatu reaksi agar

mendapat produk

dalam jumlah yang

banyak.

Memutus-

kan suatu

tindakan

Merumuskan

solusi yang

memungkin-kan

23 Seorang teknisi kimia ingin membuat gas

hidrogen dalam jumlah besar. Reaksinya adalah

sebagai berikut:

2H2 (g) + O2 (s) 2H2O(g) ∆H= - 484 kJ

menurutmu, bagaimanakah cara untuk

memperoleh hasil gas hidrogen dalam jumlah

yang banyak? Gunakan konsep kesetimbangan

yang telah dipelajari! (C5)

Diberikan sebuah

reaksi kesetimbangan.

Siswa menggunakan

prinsip kesetimbangan

apa saja yang dapat

mempengaruhi

pergeseran arah

kesetimbangan pada

suatu reaksi agar

mendapat produk

dalam jumlah yang

banyak.

Memutus-

kan suatu

tindakan

Merumuskan

solusi yang

memungkin-kan

24 Karbon monoksida banyak digunakan untuk

bahan bakar kendaraan. Oleh karena itu, seorang

teknisi kimia ingin membuat karbon monoksida

dalam jumlah besar. Reaksinya adalah sebagai

berikut:

2CO(g) + O2 (s) 2CO2(g) ∆H= -564 kJ

Menurutmu, bagaimanakah cara untuk

memperoleh hasil karbon monoksida dalam

jumlah yang banyak? Gunakan konsep

kesetimbangan yang telah dipelajari! (C5):

Mengaitkan

prinsip

kesetimbangan

dalam

Diberikan sebuah

fenomena mengenai

pengeroposan gigi,

siswa dapat

Mengobser-

vasi dan

mempertimb

angkan hasil

Kemungkinan

dari bukti-bukti

penguatan

25 Gigi manusia mengandung kalsium untuk

menutupi dan melindungi mahkota gigi yang

disebut email gigi. Email gigi terdiri atas

senyawa hidroksiapatit atau kalsium fosfat

Page 178: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

164

kehidupan dan

industri

mengaitkan dengan

prinsip kesetimbangan

dalam kehidupan.

observasi (Ca5(PO4)3OH). Kerusakan gigi dapat dilihat

dari persamaan reaksi Ca5(PO4)3OH sebagai

berikut:

Ca5(PO4)3OH (s) 5Ca2+

(aq) + 3PO43-

(aq) +

OH- (aq)

Banyaknya ion H+

yang terkandung dalam mulut

berasal dari makanan bersifat asam (jeruk,

permen, minuman sari buah, dan lain-lain)

menyebabkan ion H+

bereaksi dengan ion PO43-

dan ion OH-, sehingga mengakibatkan email gigi

berkurang dan gigi menjadi keropos.

Berdasarkan wacana di atas, jelaskan

pendapatmu dan buktikan dengan prinsip-prinsip

kesetimbangan! (C4)

Diberikan sebuah

fenomena, siswa dapat

mengaitkan dengan

prinsip kesetimbangan

yaitu pengaruh suhu

dalam industri.

Mengobser-

vasi dan

mempertimb

angkan hasil

observasi

Kemungkinan

dari bukti-bukti

penguatan

26 Seorang peneliti ingin mendapatkan hidrogen

iodida dalam jumlah banyak dengan cara

mereaksikan I2 dan H2. Persamaan reaksi sebagai

berikut:

I2 (g) + H2 (g) 2HI (g) ∆H = -9, 45 kJ

Adapun rencana perlakuan peneliti guna

mendapatkan hasil HI yang optimum adalah

sebagai berikut:

No. Perlakuan Arah

kesetim-

bangan

1 Penambahan

konsentrasi

pereaksi

Kanan

2 Penambahan

konsentrasi produk

Kiri

3 Penurunan suhu Eksoterm

4 Kenaikan suhu Endoterm

Page 179: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

165

Berdasarkan tabel di atas, jelaskan pendapatmu

mengenai rencana peneliti guna mendapatkan

hasil HI yang optimum yang dibuktikan dengan

prinsip-prinsip kesetimbangan! (C4)

Diberikan sebuah

fenomena mengenai

Hypoxia sympton,

siswa dapat

mengaitkan prinsip

kesetimbangan dengan

faktor konsentrasi.

Bertanya dan

menjawab

pertanyaan

klarifikasi

yang

menantang

Dapatkah anda

mengatakan

beberapa hal

tentang itu?

(memberikan

penjelasan

sederhana)

27 Pernahkah kamu mendengar istilah Hypoxia

sympton? Hypoxia sympton adalah suatu kondisi

sindrom kekurangan oksigen pada jaringan

tubuh akibat pengaruh perbedaan ketinggian.

Kasus hypoxia sympton sering terjadi pada

penduduk yang baru tinggal di dataran tinggi

ataupun para pendaki gunung. Keadaan ini dapat

dijelaskan dengan reaksi kesetimbangan

pengikatan oksigen oleh hemoglobin :

Hb(aq) + O2 (aq) HbO2 (aq)

Dengan berkurangnya oksigen mengakibatkan

HbO2 di dalam darah menjadi menurun. Akibat

yang ditimbulkan dari keadaan tersebut, suplai

oksigen ke seluruh jaringan tubuh akan

berkurang. Hal ini menyebabkan rasa pusing,

mual, serta rasa tidak nyaman bagi tubuh.

Berdasarkan wacana di atas, dapatkah kamu

memberikan penjelasan sederhana mengapa hal

tersebut bisa terjadi? Berikan penjelasanmu!

(C4)

Page 180: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

166

Page 181: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

167

Lampiran 5. Tes Keterampilan Berpiki Kritis (Uji Coba)

TES KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

(UJI COBA)

Mata Pelajaran : Kimia

Pokok Bahasan : Kesetimbangan Kimia

Waktu : 2 x 45 menit

Paket Soal : A

Petunjuk :

a. Tulislah terlebih dahulu identitas diri dilembar jawaban.

b. Berdoalah sebelum mengerjakan.

c. Bacalah dengan cermat dan teliti sebelum menjawab pertanyaan.

d. Kerjakan sejujurnya dan dengan usaha sendiri.

1. Sekelompok siswa ingin mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap kesetimbangan

melalui percobaan. Percobaan dilakukan dengan mereaksikan larutan besi (III) klorida

(FeCl3) 1 M yang berwarna kuning pucat dan larutan kalium tiosianat (KSCN) 1 M (tidak

berwarna). Persamaan reaksi berdasarkan percobaan:

FeCl3 (aq) + 3KSCN (aq) Fe(SCN)3 (aq) + 3 KCl (aq)

Berdasarkan hasil percobaan, ditemukan:

No Perlakuan Perubahan

1 FeCl3 + KSCN Warna merah

2 Ditambah FeCl3 1 M Warna merah

pekat

3 Ditambah Fe(SCN)3 Warna kuning

kepucatan

Identifikasilah masalah yang kamu temukan berdasarkan tabel di atas! Lalu buatlah

rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan! (minimal 3)

2. Gigi manusia kuat karena email, yaitu lapisan tipis keras yang mengandung kalsium untuk

menutupi dan melindungi mahkota gigi. Email gigi terdiri atas senyawa hidroksiapatit

atau kalsium fosfat (Ca5(PO4)3OH). Kerusakan gigi dapat dilihat dari persamaan reaksi

Ca5(PO4)3OH sebagai berikut:

Ca5(PO4)3OH (s) 5Ca2+

(aq) + 3PO43-

(aq) + OH- (aq)

Banyaknya ion H+

yang terkandung dalam mulut berasal dari makanan bersifat asam

(jeruk, permen, minuman sari buah, dan lain-lain) menyebabkan ion H+

bereaksi dengan

ion PO43-

dan ion OH-, sehingga mengakibatkan email gigi berkurang dan gigi menjadi

keropos.

Apa yang kamu temukan dari penjelasan mengenai gigi keropos di atas? Kaitkan

jawabanmu dengan pengaruh konsentrasi pada kesetimbangan!

3. Minuman berkarbonasi/ minuman bersoda adalah minuman yang mengandung

karbondioksida (CO2) dan tidak memiliki kandungan alkohol.

Karbonasi pada minuman bersoda mengikuti reaksi kesetimbangan berikut:

2NaHCO3 (aq) Na2CO3 (aq) + CO2 (g) + H2O (l)

Ketika kamu mengguncang botol minuman bersoda dan membuka tutup botolnya, maka

timbul suara mendesis disertai dengan gelembung-gelembung gas. Berdasarkan wacana di

atas, dapatkah kamu memberikan penjelasan sederhana mengapa hal tersebut bisa terjadi?

Berikan penjelasanmu!

4. Fitri ingin mendapatkan gas N2O4 melalui percobaan dengan menggunakan suntikan yang

berisi gas NO2 . Persamaan reaksinya adalah:

2NO2 (g) N2O4 (g)

Page 182: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

168

Gas NO2 berwarna cokelat dan gas N2O4 tak berwarna. Ketika Fitri menekan suntikan

yang berarti memperbesar tekanan, warna zat memudar. Namun saat Fitri memperkecil

tekanan warna berubah menjadi lebih pekat.

Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Berikan penjelasanmu dengan menggunakan asas Le

Chatelier!

5. Sekelompok siswa telah melakukan percobaan mengenai faktor konsentrasi. Siswa

membuat jawaban dalam bentuk tabel sebagai berikut:

No Reaksi

Arah pergeseran kesetimbangan

Konsentrasi pereaksi

dinaikkan

Konsentrasi pereaksi

diturunkan

1 Fe3+

(aq) + SCN-

(aq)

FeSCN2+

(aq) Kanan Kiri

2 N2O4 (g) NO2 (g) Kanan Kiri

3 2HI (g) H2 (g) + I2 (g) Kanan Kiri

Berdasarkan tabel data hasil jawaban siswa di atas, jelaskan pendapatmu dengan analisis

yang tepat!

6. Perhatikan gambar berikut!

Berdasarkan gambar tersebut, jika volume diperbesar dan tekanan diperkecil maka

kesetimbangan akan bergeser ke arah jumlah molekul yang lebih besar atau kearah kiri

pada gambar, dan sebaliknya akan bergeser ke kanan pada gambar jika volume diperkecil

dan tekanan diperbesar.

Apakah pernyataan tersebut sudah tepat berdasarkan asas Le Chatelier? Jelaskan

pendapatmu dengan analisis yang tepat!

7. Seorang teknisi kimia ingin mendapatkan amonia dalam jumlah yang banyak. Maka

teknisi menggunakan tekanan yang bervariasi pada suhu 200oC guna mengetahui

persentasi hasil amonia yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Persamaan reaksi kesetimbangan pada senyawa NH3 sebagai berikut :

N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3 (g)

Berdasarkan tabel diatas, buatlah kesimpulan dan hipotesis berdasarkan apa yang telah

kamu temukan!

8. Imam diberi tugas untuk membaca sebuah artikel mengenai pembuatan asam sulfat dalam

industri. Pembuatan asam sulfat menggunakan proses Kontak dengan menggunakan

No Tekanan Hasil NH3 (%)

1 10 atm 50,7

2 30 atm 67,7

3 50 atm 74,4

4 100 atm 81,5

5 300 atm 90,0

6 600 atm 95,4

7 1000 atm 98,3

Page 183: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

169

tekanan yang rendah antara 1-3 atm. Reaksi pembuatan asam sulfat terdiri dari 3 tahap

utama, sebagai berikut:

1. S(s) + O2(g) → SO2 (g)

2. 2SO2 (g) + O2 (g) 2SO3 (g) ∆H= -190 kJ

3. SO3 (g) + H2SO4 (aq) → H2S2O7 (aq)

H2S2O7 (aq) + H2O(l) → H2SO4 (aq)

Perhatikan pada tahan kedua pembuatan asam sulfat, bila dalam pembuatan asam sulfat

menggunakan tekanan dan suhu yang rendah, maka pertimbangkan apa yang terjadi jika

tekanan dan suhu dinaikkan berdasarkan prinsip Le Chatelier!

9. Agus diberikan tugas untuk memberikan contoh reaksi yang tidak dapat mengalami

pergeseran jika volume diperbesar. Agus menuliskan dua reaksi yang menurutnya tidak

dapat mengalami pergeseran jika volume diperbesar.

Reaksi 1: PCl5 (g) PCl3(g) + Cl2 (g)

Reaksi 2: CO(g) + H2O(g) CO2(g) + H2 (g)

Dari kedua reaksi yang dituliskan Agus, apakah keduanya termasuk reaksi yang tidak

dapat mengalami pergeseran kesetimbangan jika volume diperbesar? Jelaskan

pendapatmu!

10. Anggun bersama dengan teman kelompoknya akan melakukan percobaan mengenai

pengaruh suhu terhadap pergeseran arah kesetimbangan. Adapun alat dan bahan yang

dibutuhkan adalah sebagai berikut:

1) Cawan penguap

2) Kaki tiga

3) Kawat kasa

4) Pembakar spirtus

5) Pipet tetes

6) Neraca

7) Padatan CuSO4.5H2O

8) Air

Langkah kerja :

1) Timbang padatan CuSO4.5H2O sebanyak 10 gram.

2) Panaskan padatan CuSO4. 5H2O. Amati perubahan yang terjadi.

3) Setelah dipanaskan, padatan CuSO4. 5H2O didinginkan kemudian tetesi dengan air.

Amati perubahan yang terjadi.

Reaksi kesetimbangan yang berlangsung adalah sebagai berikut:

CuSO4.5H2O(s) CuSO4(s) + 5H2O(g) ∆H = +x kJ

Biru putih

Dari rancangan percobaan di atas, berikan pendapatmu bagaimanakah hasil

kesetimbangan yang diperoleh? Jawablah dengan analisa yang tepat!

11. Metanol merupakan bentuk alkohol yang paling sederhana. Metanol banyak digunakan

dalam kehidupan seperti: penggunaan sebagai pelarut, spiritus, sebagai bahan makanan

untuk bakteri yang memproduksi protein, dan masih banyak lagi. Metanol dapat

dihasilkan dari reaksi sebagai berikut:

CO(g) + 2H2 (g) CH3OH (g) ∆H = - x kJ

Jika pembentukan metanol dapat dilakukan dengan 2 proses sebagai berikut:

1) Menggunakan suhu 200oC dan tekanan antara 60-70 atm.

2) Menggunakan suhu 400oC dan tekanan antar 80-90 atm.

Dari dua proses pembuatan metanol di atas, berikan pendapatmu bagaimanakah hasil

kesetimbangan yang diperoleh agar mendapatkan metanol dalam jumlah yang banyak?

Jawablah dengan analisa yang tepat!

12. Seorang teknisi kimia ingin membuat gas hidrogen dalam jumlah besar. Reaksinya adalah

sebagai berikut:

2H2 (g) + O2 (s) 2H2O(g) ∆H= - 484 kJ

Menurutmu, bagaimanakah cara untuk memperoleh hasil gas hidrogen dalam jumlah yang

banyak? Gunakan konsep kesetimbangan yang telah dipelajari!

Page 184: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

170

13. Gigi manusia mengandung kalsium untuk menutupi dan melindungi mahkota gigi yang

disebut email gigi. Email gigi terdiri atas senyawa hidroksiapatit atau kalsium fosfat

(Ca5(PO4)3OH). Kerusakan gigi dapat dilihat dari persamaan reaksi Ca5(PO4)3OH sebagai

berikut:

Ca5(PO4)3OH (s) 5Ca2+

(aq) + 3PO43-

(aq) + OH- (aq)

Banyaknya ion H+

yang terkandung dalam mulut berasal dari makanan bersifat asam

(jeruk, permen, minuman sari buah, dan lain-lain) menyebabkan ion H+

bereaksi dengan

ion PO43-

dan ion OH-, sehingga mengakibatkan email gigi berkurang dan gigi menjadi

keropos.

Berdasarkan wacana di atas, jelaskan pendapatmu dan buktikan dengan prinsip-prinsip

kesetimbangan!

14. Pernahkah kamu mendengar istilah Hypoxia sympton? Hypoxia sympton adalah suatu

kondisi sindrom kekurangan oksigen pada jaringan tubuh akibat pengaruh perbedaan

ketinggian. Kasus hypoxia sympton sering terjadi pada penduduk yang baru tinggal di

dataran tinggi ataupun para pendaki gunung. Keadaan ini dapat dijelaskan dengan reaksi

kesetimbangan pengikatan oksigen oleh hemoglobin :

Hb(aq) + O2 (aq) HbO2 (aq)

Dengan berkurangnya oksigen mengakibatkan HbO2 di dalam darah menjadi menurun.

Akibat yang ditimbulkan dari keadaan tersebut, suplai oksigen ke seluruh jaringan tubuh

akan berkurang. Hal ini menyebabkan rasa pusing, mual, serta rasa tidak nyaman bagi

tubuh.

Berdasarkan wacana di atas, dapatkah kamu memberikan penjelasan sederhana mengapa

hal tersebut bisa terjadi? Berikan penjelasanmu!

Page 185: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

171

TES KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

(UJI COBA)

Mata Pelajaran : Kimia

Pokok Bahasan : Kesetimbangan Kimia

Waktu : 2 x 45 menit

Paket Soal : B

Petunjuk :

a. Tulislah terlebih dahulu identitas diri dilembar jawaban.

b. Berdoalah sebelum mengerjakan.

c. Bacalah dengan cermat dan teliti sebelum menjawab pertanyaan.

d. Kerjakan sejujurnya dan dengan usaha sendiri.

1. Sekelompok siswa ingin mengetahui pengaruh suhu terhadap kesetimbangan melalui

percobaan. Percobaan dilakukan dengan menggunakan kristal tembaga (II) sulfat

(CuSO4.5H2O) yang berwarna biru. Berdasarkan hasil percobaan, ditemukan:

No Aktivitas Pengamatan

1 Sebelum dipanaskan Padatan CuSO4.5H2O

berwarna biru

2 Sesudah dipanaskan Padatan CuSO4.5H2O

berwarna putih

3 Ditambah air Padatan CuSO4.5H2O

berwarna biru

Persamaan reaksi berdasarkan percobaan:

CuSO4.5H2O(s) CuSO4(s) + 5H2O(g) ∆H = +x kJ

Identifikasilah masalah yang kamu temukan berdasarkan tabel di atas! Lalu buatlah

rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan! (minimal 3)

2. Apakah kamu pernah melihat petir? Biasanya petir muncul pada musim hujan. Selain

ditandai dengan kilatan cahaya sesaat yang menyilaukan dari langit, kemudian disusul

dengan suara menggelegar. Energi yang dilepaskan berupa cahaya, panas, dan bunyi.

Energi panas ini memungkinkan gas oksigen dan nitrogen di atmosfer bereaksi

membentuk gas nitrogen monoksida menurut kesetimbangan:

N2 (g) + O2 (g) 2NO (g)

Reaksi di atas merupakan reaksi endoterm. Gas NO yang terbentuk larut dalam air hujan

dan diserap oleh tanah. Tanaman menyerap NO yang larut dalam air hujan sebagai

senyawa yang penting dalam pertumbuhan.

Dapatkah kamu memberikan penjelasan mengenai kejadian saat ada petir? Kaitkan

jawabanmu dengan pengaruh suhu pada kesetimbangan!

3. Amonia (NH3) merupakan bahan utama dalam pembuatan barbagai produk. Untuk

mendapatkan hasil amonia dalam jumlah yang maksimum, digunakan tekanan yang

bervariasi guna mengetahui kondisi yang optimum untuk mendapatkan amonia dalam

jumlah banyak dan efisien. Persamaan reaksi kesetimbangan pada senyawa NH3 sebagai

berikut :

N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3 (g)

Persentase NH3 yang dihasilkan dari reaksi tersebut yang berlangsung pada suhu 200°C

diperlihatkan pada tabel berikut:

Tabel 1.1 Rendemen NH3 pada beberapa tekanan yang berbeda

No Tekanan Hasil NH3 (%)

1 10 atm 50,7

2 30 atm 67,7

Page 186: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

172

Berdasarkan tabel di atas, dapatkah kamu memberikan penjelasan sederhana mengapa hal

tersebut bisa terjadi? Berikan penjelasanmu!

4. Andi ingin mendapatkan ion FeSCN2+

yang lebih banyak dengan melakukan suatu

percobaan, ia memasukkan Besi (III) tiosianat [Fe(SCN)3] ke dalam gelas kimia 100 mL

yang berisi aquades 20 mL dan terbentuklah larutan berwarna merah. Kesetimbangan

antara ion-ion FeSCN2+

yang tidak terurai, Fe3+

(kuning) dan SCN- (tak berwarna) ditulis

sebagai berikut:

Fe3+

(aq) + SCN-(aq) FeSCN

2+(aq)

Ketika dalam percobaan, Andi menambahkan ion Fe3+

, warna merah semakin pekat.

Begitu pula ketika Andi menambahkan ion SCN-. Namun, ketika Andi menambahkan air

ke dalam larutan tersebut, warna merah menjadi lebih muda. Mengapa hal tersebut dapat

terjadi? Berikan penjelasanmu dengan menggunakan asas Le Chatelier!

5. Dimas telah melakukan percobaan mengenai pengaruh suhu terhadap kesetimbangan.

Hasil yang didapatkan oleh Dimas, dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Reaksi

Arah pergeseran

Suhu

dinaikkan

Suhu

diturunkan

N2O4 (g) 2NO2 (g) ∆H°= + 58,0 kJ Eksoterm Endoterm

CO(g) + 2H2 (g) CH3OH(g)

∆H°= -x kJ Endoterm Eksoterm

Berdasarkan tabel data jawaban Dimas di atas, apakah jawaban tersebut sudah tepat?

Jelaskan pendapatmu dengan analisis yang tepat!

6. Abdul ingin mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap pergeseran kesetimbangan

melalui percobaan. Percobaan yang dilakukan adalah dengan mencampur 5 mL FeCl3 1 M

dan 5 mL KSCN 1 M. Ketika kedua larutan dicampurkan, warna menjadi merah darah.

Adapun reaksi yang terjadi sebagai berikut:

Fe3+

(aq) + SCN-(aq) FeSCN

2+(aq)

Jika dalam percobaan diberikan 3 perlakuan secara berturut-turut maka diperoleh data

sebagai

berikut:

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan Abdul, buatlah kesimpulan dan hipotesis

berdasarkan apa yang anda temukan!

7. Rani diberi tugas untuk membaca sebuah artikel mengenai pembuatan amonia dalam

industri. Pembuatan amonia menggunakan proses Haber dengan menggunakan suhu dan

tekanan yang rendah. Reaksi pembuatan amonia adalah sebagai berikut:

N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3 (g) ∆H = - 92 kJ

Bila pada produksi amonia menggunakan suhu dan tekanan yang rendah, maka

pertimbangkan apa yang akan terjadi jika tekanan dan suhu dinaikkan berdasarkan prinsip

Le Chatelier!

3 50 atm 74,4

4 100 atm 81,5

5 300 atm 90,0

6 600 atm 95,4

7 1000 atm 98,3

No Perlakuan Perubahan

1 Ditambah sedikit Fe3+

Warna merah bertambah

2 Ditambah sedikit SCN-

Warna merah bertambah

3 Diberi sedikit air Warna merah menjadi lebih

muda

Page 187: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

173

8. Dani diberikan tugas oleh guru untuk menuliskan contoh reaksi kesetimbangan yang

bergeser ke arah produk jika tekanan diperbesar. Dani menuliskan dua reaksi yang

menurutnya tepat:

Reaksi 1: N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3 (g)

Reaksi 2: H2 (g) + I2 (g) 2HI (g)

Dari dua reaksi yang dituliskan Dani, apakah keduanya merupakan reaksi kesetimbangan

yang bergeser ke arah produk jika tekanan diperbesar? Kemukakan pendapatmu!

9. Anggi bersama dengan teman kelompoknya akan melakukan percobaan mengenai

pengaruh konsentrasi terhadap pergeseran arah kesetimbangan. Adapun alat dan bahan

yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:

1) Gelas ukur

2) Pipet tetes

3) Tabung reaksi

4) Rak tabung reaksi

5) Sumbat karet

6) Larutan FeCl3 1 M

7) Larutan KSCN 1 M

8) Aquades

Langkah Kerja:

1) Siapkan 2 buah tabung reaksi.

2) Tandai tabung A dan B pada masing-masing tabung.

3) Tuangkan 3 mL FeCl3 1 M ke dalam masing-masing tabung.

4) Siapkan 2 buah tabung reaksi.

5) Tandai tabung A dan B pada masing-masing tabung.

6) Tuangkan 3 mL FeCl3 1 M ke dalam masing-masing tabung.

7) Tabung A ditambahkan 1 mL KSCN. Tabung B ditambahkan 1 mL aquades.

8) Tutup tabung reaksi dengan sumbat karet, kocoklah dan bandingkan kedua tabung.

Reaksi kesetimbangan yang berlangsung adalah sebagai berikut:

Fe3+

(aq) + SCN-(aq) FeSCN

2+(aq)

Dari rancangan percobaan di atas, berikan pendapatmu bagaimanakah hasil

kesetimbangan yang diperoleh? Jawablah dengan analisa yang tepat!

10. Amonia merupakan senyawa penting dalam industri kimia, karena sangat luas

penggunaannya. Pembuatan amonia dikemukakan oleh Fritz Haber dari Jerman pada

tahun 1913, prosesnya disebut Proses Haber. Reaksi yang terjadi adalah kesetimbangan

antara gas N2, H2, dan NH3 ditulis sebagai berikut:

N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3 (g) ∆H = -92 kJ

Jika pembentukan amonia terdiri dari 2 proses sebagai berikut:

1) Menggunakan suhu 500oC dan tekanan 150 – 350 atm.

2) Menggunakan suhu 650oC dan tekanan 350 – 540 atm.

Dari dua proses pembuatan amonia di atas, berikan pendapatmu bagaimanakah hasil

kesetimbangan yang diperoleh agar mendapatkan amonia dalam jumlah yang banyak?

Jawablah dengan analisa yang tepat!

11. Seorang teknisi kimia ingin membuat kapur tohor atau kalsium oksida (CaO) dalam

jumlah banyak. Reaksinya adalah sebagai berikut:

CaCO3 (s) CaO(s) + O2 (g) ∆H= +178 kJ

Menurutmu, bagaimanakah cara untuk memperoleh hasil CaO dalam jumlah yang

banyak? Gunakan konsep kesetimbangan yang telah dipelajari!

12. Karbon monoksida banyak digunakan untuk bahan bakar kendaraan. Oleh karena itu,

seorang teknisi kimia ingin membuat karbon monoksida dalam jumlah besar. Reaksinya

adalah sebagai berikut:

Page 188: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

174

2CO(g) + O2 (s) 2CO2(g) ∆H= -564 kJ

Menurutmu, bagaimanakah cara untuk memperoleh hasil karbon monoksida dalam

jumlah yang banyak? Gunakan konsep kesetimbangan yang telah dipelajari!

13. Seorang peneliti ingin mendapatkan hidrogen iodida dalam jumlah banyak dengan cara

mereaksikan I2 dan H2. Persamaan reaksi sebagai berikut:

I2 (g) + H2 (g) 2HI (g) ∆H = -9, 45 kJ

Adapun perlakuan yang dilakukan peneliti guna mendapatkan hasil HI yang optimum

adalah sebagi berikut:

No. Perlakuan Arah kesetimbangan

1 Penambahan konsentrasi

pereaksi

Kanan

2 Penambahan konsentrasi

produk

Kiri

3 Penurunan suhu Eksoterm

4 Kenaikan suhu Endoterm

Berdasarkan tabel di atas, jelaskan pendapatmu mengenai rencana peneliti guna

mendapatkan hasil HI yang optimum yang dibuktikan dengan prinsip-prinsip

kesetimbangan!

14. Pernahkah kamu mendengar istilah Hypoxia sympton? Hypoxia sympton adalah suatu

kondisi sindrom kekurangan oksigen pada jaringan tubuh akibat pengaruh perbedaan

ketinggian. Kasus hypoxia sympton sering terjadi pada penduduk yang baru tinggal di

dataran tinggi ataupun para pendaki gunung. Keadaan ini dapat dijelaskan dengan reaksi

kesetimbangan pengikatan oksigen oleh hemoglobin :

Hb(aq) + O2 (aq) HbO2 (aq)

Dengan berkurangnya oksigen mengakibatkan HbO2 di dalam darah menjadi menurun.

Akibat yang ditimbulkan dari keadaan tersebut, suplai oksigen ke seluruh jaringan tubuh

akan berkurang. Hal ini menyebabkan rasa pusing, mual, serta rasa tidak nyaman bagi

tubuh.

Berdasarkan wacana di atas, dapatkah kamu memberikan penjelasan sederhana mengapa

hal tersebut bisa terjadi? Berikan penjelasanmu!

Page 189: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

175

Lampiran 6. Analisis Butir Soal Validasi

Warning # 849 in column 23. Text: in_ID

The LOCALE subcommand of the SET command has an invalid parameter. It could

not be mapped to a valid backend locale.

GET

FILE='C:\Users\USER\Documents\VALIDASI XII IPA 2 PAKET A.sav'.

DATASET NAME DataSet1 WINDOW=FRONT.

COMPUTE JUMLAH=BUTIR1 + BUTIR2 + BUTIR3 + BUTIR4 + BUTIR5 + BUTIR6 + BUTIR7 + BUTIR8 + BUTIR9 + BUTIR10 + BUTIR11 +

BUTIR12 + BUTIR13 + BUTIR14.

EXECUTE.

CORRELATIONS

/VARIABLES=BUTIR1 BUTIR2 BUTIR3 BUTIR4 BUTIR5 BUTIR6 BUTIR7 BUTIR8 BUTIR9 BUTIR10 BUTIR11 BUTIR12 BUTIR13 BUTIR14

JUMLAH

/PRINT=TWOTAIL NOSIG

/MISSING=PAIRWISE.

Correlations

[DataSet1] C:\Users\USER\Documents\VALIDASI XII IPA 2 PAKET A.sav

Correlations

BUTIR

1

BUTIR

2

BUTIR

3

BUTIR

4

BUTIR

5

BUTIR

6

BUTIR

7

BUTIR

8

BUTIR

9

BUTIR

10

BUTIR

11

BUTIR

12

BUTIR

13

BUTIR

14 JUMLAH

BUTIR1 Pearson Correlation 1 -,151 -,011 ,179 -,018 -,109 -,046 -,252 ,033 -,029 ,115 -,137 -,047 ,017 ,010

Sig. (2-tailed) ,400 ,954 ,319 ,920 ,544 ,799 ,157 ,855 ,874 ,525 ,446 ,796 ,923 ,955

N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33

BUTIR2 Pearson Correlation -,151 1 ,357* ,257 ,320 ,399

* -,216 ,282 ,366

* ,013 ,398

* ,277 ,013 ,118 ,506

**

Sig. (2-tailed) ,400 ,041 ,149 ,069 ,021 ,228 ,112 ,036 ,941 ,022 ,119 ,943 ,514 ,003

N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33

BUTIR3 Pearson Correlation -,011 ,357* 1 ,504

** ,533

** ,229 -,031 ,220 ,378

* ,386

* ,497

** ,332 -,032 -,224 ,637

**

Page 190: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

176

Sig. (2-tailed) ,954 ,041 ,003 ,001 ,199 ,862 ,220 ,030 ,027 ,003 ,059 ,860 ,210 ,000

N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33

BUTIR4 Pearson Correlation ,179 ,257 ,504** 1 ,274 ,220 -,101 -,024 ,198 ,086 ,042 ,030 -,061 -,046 ,392

*

Sig. (2-tailed) ,319 ,149 ,003 ,123 ,218 ,575 ,896 ,269 ,635 ,815 ,867 ,736 ,799 ,024

N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33

BUTIR5 Pearson Correlation -,018 ,320 ,533** ,274 1 ,396

* ,095 ,454

** ,100 ,129 ,332 ,195 ,012 -,002 ,589

**

Sig. (2-tailed) ,920 ,069 ,001 ,123 ,022 ,598 ,008 ,578 ,473 ,059 ,278 ,946 ,991 ,000

N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33

BUTIR6 Pearson Correlation -,109 ,399* ,229 ,220 ,396

* 1 ,043 ,322 ,291 ,073 ,339 ,348

* ,174 ,158 ,579

**

Sig. (2-tailed) ,544 ,021 ,199 ,218 ,022 ,814 ,068 ,100 ,687 ,054 ,047 ,332 ,380 ,000

N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33

BUTIR7 Pearson Correlation -,046 -,216 -,031 -,101 ,095 ,043 1 ,104 ,099 ,269 ,343 ,267 ,203 ,052 ,239

Sig. (2-tailed) ,799 ,228 ,862 ,575 ,598 ,814 ,565 ,583 ,130 ,050 ,132 ,258 ,773 ,180

N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33

BUTIR8 Pearson Correlation -,252 ,282 ,220 -,024 ,454** ,322 ,104 1 ,180 ,288 ,307 ,097 ,278 ,242 ,554

**

Sig. (2-tailed) ,157 ,112 ,220 ,896 ,008 ,068 ,565 ,317 ,104 ,083 ,591 ,117 ,174 ,001

N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33

BUTIR9 Pearson Correlation ,033 ,366* ,378

* ,198 ,100 ,291 ,099 ,180 1 ,354

* ,620

** ,435

* ,060 ,021 ,587

**

Sig. (2-tailed) ,855 ,036 ,030 ,269 ,578 ,100 ,583 ,317 ,043 ,000 ,011 ,741 ,906 ,000

N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33

BUTIR10 Pearson Correlation -,029 ,013 ,386* ,086 ,129 ,073 ,269 ,288 ,354

* 1 ,683

** ,273 ,555

** ,356

* ,636

**

Sig. (2-tailed) ,874 ,941 ,027 ,635 ,473 ,687 ,130 ,104 ,043 ,000 ,124 ,001 ,042 ,000

N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33

BUTIR11 Pearson Correlation ,115 ,398* ,497

** ,042 ,332 ,339 ,343 ,307 ,620

** ,683

** 1 ,577

** ,425

* ,224 ,815

**

Page 191: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

177

Sig. (2-tailed) ,525 ,022 ,003 ,815 ,059 ,054 ,050 ,083 ,000 ,000 ,000 ,014 ,211 ,000

N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33

BUTIR12 Pearson Correlation -,137 ,277 ,332 ,030 ,195 ,348* ,267 ,097 ,435

* ,273 ,577

** 1 ,195 ,002 ,508

**

Sig. (2-tailed) ,446 ,119 ,059 ,867 ,278 ,047 ,132 ,591 ,011 ,124 ,000 ,276 ,993 ,003

N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33

BUTIR13 Pearson Correlation -,047 ,013 -,032 -,061 ,012 ,174 ,203 ,278 ,060 ,555** ,425

* ,195 1 ,690

** ,483

**

Sig. (2-tailed) ,796 ,943 ,860 ,736 ,946 ,332 ,258 ,117 ,741 ,001 ,014 ,276 ,000 ,004

N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33

BUTIR14 Pearson Correlation ,017 ,118 -,224 -,046 -,002 ,158 ,052 ,242 ,021 ,356* ,224 ,002 ,690

** 1 ,362

*

Sig. (2-tailed) ,923 ,514 ,210 ,799 ,991 ,380 ,773 ,174 ,906 ,042 ,211 ,993 ,000 ,038

N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33

JUMLAH Pearson Correlation ,010 ,506** ,637

** ,392

* ,589

** ,579

** ,239 ,554

** ,587

** ,636

** ,815

** ,508

** ,483

** ,362

* 1

Sig. (2-tailed) ,955 ,003 ,000 ,024 ,000 ,000 ,180 ,001 ,000 ,000 ,000 ,003 ,004 ,038

N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

RELIABILITY

/VARIABLES=BUTIR1 BUTIR2 BUTIR3 BUTIR4 BUTIR5 BUTIR6 BUTIR7 BUTIR8 BUTIR9 BUTIR10 BUTIR11 BUTIR12 BUTIR13 BUTIR14

/SCALE('ALL VARIABLES') ALL

/MODEL=ALPHA

/STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE

/SUMMARY=TOTAL.

Page 192: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

178

Reliability Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 33 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 33 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,778 14

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

BUTIR1 1,94 ,496 33

BUTIR2 2,55 ,794 33

BUTIR3 2,88 1,453 33

BUTIR4 2,18 1,185 33

BUTIR5 2,82 1,261 33

BUTIR6 2,39 1,273 33

BUTIR7 1,76 ,663 33

BUTIR8 2,36 1,319 33

BUTIR9 ,82 1,211 33

BUTIR10 ,76 1,062 33

BUTIR11 1,03 1,132 33

BUTIR12 ,39 ,556 33

BUTIR13 1,09 1,100 33

BUTIR14 1,15 1,093 33

Page 193: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

179

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

BUTIR1 22,18 59,216 -,054 ,788

BUTIR2 21,58 53,502 ,423 ,765

BUTIR3 21,24 46,939 ,502 ,754

BUTIR4 21,94 53,309 ,251 ,779

BUTIR5 21,30 49,218 ,466 ,758

BUTIR6 21,73 49,330 ,453 ,759

BUTIR7 22,36 57,051 ,155 ,781

BUTIR8 21,76 49,564 ,417 ,764

BUTIR9 23,30 49,593 ,468 ,758

BUTIR10 23,36 49,801 ,542 ,752

BUTIR11 23,09 46,148 ,756 ,729

BUTIR12 23,73 55,017 ,452 ,767

BUTIR13 23,03 52,093 ,362 ,768

BUTIR14 22,97 54,155 ,230 ,780

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

24,12 59,047 7,684 14

Page 194: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

180

Warning # 849 in column 23. Text: in_ID

The LOCALE subcommand of the SET command has an invalid parameter. It could

not be mapped to a valid backend locale.

GET

FILE='C:\Users\USER\Documents\VALIDASI XII IPA 3 PAKET B.sav'.

DATASET NAME DataSet1 WINDOW=FRONT.

COMPUTE JUMLAH=BUTIR1 + BUTIR2 + BUTIR3 + BUTIR4 + BUTIR5 + BUTIR6 + BUTIR7 + BUTIR8 + BUTIR9 + BUTIR10 + BUTIR11 +

BUTIR12 + BUTIR13 + BUTIR14.

EXECUTE.

CORRELATIONS

/VARIABLES=BUTIR1 BUTIR2 BUTIR3 BUTIR4 BUTIR5 BUTIR6 BUTIR7 BUTIR8 BUTIR9 BUTIR10 BUTIR11 BUTIR12 BUTIR13 BUTIR14

JUMLAH

/PRINT=TWOTAIL NOSIG

/MISSING=PAIRWISE.

Correlations

[DataSet1] C:\Users\USER\Documents\VALIDASI XII IPA 3 PAKET B.sav

Correlations

BUTIR

1

BUTIR

2

BUTIR

3

BUTIR

4

BUTIR

5

BUTIR

6

BUTIR

7

BUTIR

8

BUTIR

9

BUTIR

10

BUTIR

11

BUTIR

12

BUTIR

13

BUTIR

14 JUMLAH

BUTIR1 Pearson Correlation 1 ,263 ,278 ,361* -,304 ,076 ,330

* ,360

* ,400

* ,173 ,161 ,286 ,431

** ,274 ,527

**

Sig. (2-tailed) ,105 ,087 ,024 ,060 ,644 ,040 ,025 ,012 ,291 ,327 ,078 ,006 ,092 ,001

N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39

BUTIR2 Pearson Correlation ,263 1 -,074 -,037 ,241 -,001 ,099 ,153 -,147 ,074 -,198 -,237 ,143 -,182 ,158

Sig. (2-tailed) ,105 ,653 ,825 ,139 ,997 ,549 ,351 ,372 ,653 ,228 ,146 ,384 ,267 ,338

N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39

Page 195: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

181

BUTIR3 Pearson Correlation ,278 -,074 1 ,364* ,099 ,219 ,094 ,093 ,436

** ,399

* ,300 ,439

** ,142 ,448

** ,556

**

Sig. (2-tailed) ,087 ,653 ,023 ,549 ,180 ,569 ,572 ,006 ,012 ,064 ,005 ,388 ,004 ,000

N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39

BUTIR4 Pearson Correlation ,361* -,037 ,364

* 1 -,156 ,226 ,308 -,039 ,561

** ,176 ,331

* ,565

** ,023 ,549

** ,573

**

Sig. (2-tailed) ,024 ,825 ,023 ,342 ,167 ,057 ,812 ,000 ,284 ,040 ,000 ,889 ,000 ,000

N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39

BUTIR5 Pearson Correlation -,304 ,241 ,099 -,156 1 ,333* ,019 ,023 -,094 -,051 ,032 -,233 -,094 -,156 ,126

Sig. (2-tailed) ,060 ,139 ,549 ,342 ,038 ,908 ,888 ,568 ,757 ,847 ,153 ,570 ,344 ,445

N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39

BUTIR6 Pearson Correlation ,076 -,001 ,219 ,226 ,333* 1 ,376

* ,226 ,396

* ,210 ,192 ,236 ,375

* ,439

** ,573

**

Sig. (2-tailed) ,644 ,997 ,180 ,167 ,038 ,018 ,167 ,013 ,200 ,243 ,147 ,019 ,005 ,000

N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39

BUTIR7 Pearson Correlation ,330* ,099 ,094 ,308 ,019 ,376

* 1 ,348

* ,413

** ,306 ,091 ,281 ,185 ,391

* ,542

**

Sig. (2-tailed) ,040 ,549 ,569 ,057 ,908 ,018 ,030 ,009 ,058 ,582 ,083 ,259 ,014 ,000

N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39

BUTIR8 Pearson Correlation ,360* ,153 ,093 -,039 ,023 ,226 ,348

* 1 ,536

** ,323

* -,003 ,359

* ,546

** ,345

* ,569

**

Sig. (2-tailed) ,025 ,351 ,572 ,812 ,888 ,167 ,030 ,000 ,045 ,987 ,025 ,000 ,031 ,000

N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39

BUTIR9 Pearson Correlation ,400* -,147 ,436

** ,561

** -,094 ,396

* ,413

** ,536

** 1 ,403

* ,448

** ,716

** ,369

* ,756

** ,832

**

Sig. (2-tailed) ,012 ,372 ,006 ,000 ,568 ,013 ,009 ,000 ,011 ,004 ,000 ,021 ,000 ,000

N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39

BUTIR10 Pearson Correlation ,173 ,074 ,399* ,176 -,051 ,210 ,306 ,323

* ,403

* 1 ,075 ,172 ,323

* ,474

** ,506

**

Sig. (2-tailed) ,291 ,653 ,012 ,284 ,757 ,200 ,058 ,045 ,011 ,652 ,296 ,045 ,002 ,001

N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39

Page 196: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

182

BUTIR11 Pearson Correlation ,161 -,198 ,300 ,331* ,032 ,192 ,091 -,003 ,448

** ,075 1 ,501

** ,073 ,505

** ,501

**

Sig. (2-tailed) ,327 ,228 ,064 ,040 ,847 ,243 ,582 ,987 ,004 ,652 ,001 ,657 ,001 ,001

N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39

BUTIR12 Pearson Correlation ,286 -,237 ,439** ,565

** -,233 ,236 ,281 ,359

* ,716

** ,172 ,501

** 1 ,120 ,624

** ,656

**

Sig. (2-tailed) ,078 ,146 ,005 ,000 ,153 ,147 ,083 ,025 ,000 ,296 ,001 ,467 ,000 ,000

N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39

BUTIR13 Pearson Correlation ,431** ,143 ,142 ,023 -,094 ,375

* ,185 ,546

** ,369

* ,323

* ,073 ,120 1 ,435

** ,529

**

Sig. (2-tailed) ,006 ,384 ,388 ,889 ,570 ,019 ,259 ,000 ,021 ,045 ,657 ,467 ,006 ,001

N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39

BUTIR14 Pearson Correlation ,274 -,182 ,448** ,549

** -,156 ,439

** ,391

* ,345

* ,756

** ,474

** ,505

** ,624

** ,435

** 1 ,793

**

Sig. (2-tailed) ,092 ,267 ,004 ,000 ,344 ,005 ,014 ,031 ,000 ,002 ,001 ,000 ,006 ,000

N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39

JUMLAH Pearson Correlation ,527** ,158 ,556

** ,573

** ,126 ,573

** ,542

** ,569

** ,832

** ,506

** ,501

** ,656

** ,529

** ,793

** 1

Sig. (2-tailed) ,001 ,338 ,000 ,000 ,445 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,001 ,000 ,001 ,000

N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

RELIABILITY

/VARIABLES=BUTIR1 BUTIR2 BUTIR3 BUTIR4 BUTIR5 BUTIR6 BUTIR7 BUTIR8 BUTIR9 BUTIR10 BUTIR11 BUTIR12 BUTIR13 BUTIR14

/SCALE('ALL VARIABLES') ALL

/MODEL=ALPHA

/STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE

/SUMMARY=TOTAL.

Page 197: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

183

Reliability Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 39 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 39 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,788 14

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

BUTIR1 2,62 1,016 39

BUTIR2 2,72 1,255 39

BUTIR3 1,90 ,882 39

BUTIR4 3,00 1,147 39

BUTIR5 1,72 1,468 39

BUTIR6 3,18 ,914 39

BUTIR7 2,90 ,821 39

BUTIR8 2,41 1,163 39

BUTIR9 1,18 1,144 39

BUTIR10 1,62 ,782 39

BUTIR11 1,38 1,248 39

BUTIR12 1,33 1,177 39

BUTIR13 2,44 ,995 39

BUTIR14 1,33 1,420 39

Page 198: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

184

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

BUTIR1 27,10 57,884 ,427 ,773

BUTIR2 27,00 63,895 ,003 ,812

BUTIR3 27,82 58,362 ,473 ,771

BUTIR4 26,72 56,208 ,465 ,770

BUTIR5 28,00 64,684 -,056 ,825

BUTIR6 26,54 57,887 ,489 ,770

BUTIR7 26,82 58,993 ,465 ,773

BUTIR8 27,31 56,166 ,459 ,770

BUTIR9 28,54 51,413 ,780 ,740

BUTIR10 28,10 59,726 ,429 ,775

BUTIR11 28,33 56,965 ,371 ,778

BUTIR12 28,38 54,401 ,561 ,761

BUTIR13 27,28 57,997 ,432 ,773

BUTIR14 28,38 49,296 ,712 ,741

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

29,72 65,524 8,095 14

Page 199: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

185

Lampiran 7. Tes Keterampilan Berpikir Kritis Siswa

TES KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

Mata Pelajaran : Kimia

Pokok Bahasan : Kesetimbangan Kimia

Waktu : 2 x 45 menit

Petunjuk :

a. Tulislah terlebih dahulu identitas diri dilembar jawaban.

b. Berdoalah sebelum mengerjakan.

c. Bacalah dengan cermat dan teliti sebelum menjawab pertanyaan.

d. Kerjakan sejujurnya dan dengan usaha sendiri.

1. Sekelompok siswa ingin mengetahui pengaruh suhu terhadap kesetimbangan melalui

percobaan. Percobaan dilakukan dengan menggunakan kristal tembaga (II) sulfat

(CuSO4.5H2O) yang berwarna biru.

Berdasarkan hasil percobaan, ditemukan:

No Aktivitas Pengamatan

1 Sebelum dipanaskan Padatan CuSO4.5H2O

berwarna biru

2 Sesudah dipanaskan Padatan CuSO4.5H2O

berwarna putih

3 Ditambah air Padatan CuSO4.5H2O

berwarna biru

Persamaan reaksi berdasarkan percobaan:

CuSO4.5H2O(s) CuSO4(s) + 5H2O(g) ∆H = +x kJ

Identifikasilah masalah yang kamu temukan berdasarkan tabel di atas! Lalu buatlah

rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan! (minimal 3)

2. Gigi manusia kuat karena email, yaitu lapisan tipis keras yang mengandung kalsium

untuk menutupi dan melindungi mahkota gigi. Email gigi terdiri atas senyawa

hidroksiapatit atau kalsium fosfat (Ca5(PO4)3OH). Kerusakan gigi dapat dilihat dari

persamaan reaksi Ca5(PO4)3OH sebagai berikut:

Ca5(PO4)3OH (s) 5Ca2+

(aq) + 3PO43-

(aq) + OH- (aq)

Banyaknya ion H+

yang terkandung dalam mulut berasal dari makanan bersifat asam

(jeruk, permen, minuman sari buah, dan lain-lain) menyebabkan ion H+

bereaksi dengan

ion PO43-

dan ion OH-, sehingga mengakibatkan email gigi berkurang dan gigi menjadi

keropos. Apa yang kamu temukan dari penjelasan mengenai gigi keropos di atas?

Kaitkan jawabanmu dengan pengaruh konsentrasi pada kesetimbangan!

3. Seorang teknisi kimia ingin membuat kapur tohor atau kalsium oksida (CaO) dalam

jumlah banyak. Reaksinya adalah sebagai berikut:

CaCO3 (s) CaO(s) + O2 (g) ∆H= +178 kJ.

Menurutmu, bagaimanakah cara untuk memperoleh hasil CaO dalam jumlah yang

banyak? Gunakan konsep kesetimbangan yang telah dipelajari!

4. Pernahkah kamu mendengar istilah Hypoxia sympton? Hypoxia sympton adalah suatu

kondisi sindrom kekurangan oksigen pada jaringan tubuh akibat pengaruh perbedaan

ketinggian. Kasus hypoxia sympton sering terjadi pada penduduk yang baru tinggal di

dataran tinggi ataupun para pendaki gunung. Keadaan ini dapat dijelaskan dengan reaksi

kesetimbangan pengikatan oksigen oleh hemoglobin :

Hb(aq) + O2 (aq) HbO2 (aq)

Dengan berkurangnya oksigen mengakibatkan HbO2 di dalam darah menjadi menurun.

Akibat yang ditimbulkan dari keadaan tersebut, suplai oksigen ke seluruh jaringan

Page 200: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

186

tubuh akan berkurang. Hal ini menyebabkan rasa pusing, mual, serta rasa tidak nyaman

bagi tubuh. Berdasarkan wacana di atas, dapatkah kamu memberikan penjelasan sederhana

mengapa hal tersebut bisa terjadi? Berikan penjelasanmu!

5. Andi ingin mendapatkan ion FeSCN2+

yang lebih banyak dengan melakukan suatu

percobaan, ia memasukkan Besi (III) tiosianat [Fe(SCN)3] ke dalam gelas kimia 100 mL

yang berisi aquades 20 mL dan terbentuklah larutan berwarna merah. Kesetimbangan

antara ion-ion FeSCN2+

yang tidak terurai, Fe3+

(kuning) dan SCN-

(tak berwarna)

ditulis sebagai berikut:

Fe3+

(aq) + SCN-(aq) FeSCN

2+(aq)

Ketika dalam percobaan, Andi menambahkan ion Fe3+

, warna merah semakin pekat.

Begitu pula ketika Andi menambahkan ion SCN-. Namun, ketika Andi menambahkan

air ke dalam larutan tersebut, warna merah menjadi lebih muda.

Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Berikan penjelasanmu dengan menggunakan asas

Le Chatelier!

6. Perhatikan gambar berikut!

Berdasarkan gambar tersebut, jika volume diperbesar dan tekanan diperkecil maka

kesetimbangan akan bergeser ke arah jumlah molekul yang lebih besar atau ke arah kiri

pada gambar, dan sebaliknya akan bergeser ke kanan pada gambar jika volume

diperkecil dan tekanan diperbesar.

Apakah pernyataan tersebut sudah tepat berdasarkan asas Le Chatelier? Jelaskan

pendapatmu dengan analisis yang tepat!

7. Abdul ingin mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap pergeseran kesetimbangan

melalui percobaan. Percobaan yang dilakukan adalah dengan mencampur 5 mL FeCl3 1

M dan 5 mL KSCN 1 M. Ketika kedua larutan dicampurkan, warna menjadi merah

darah.

Adapun reaksi yang terjadi sebagai berikut:

Fe3+

(aq) + SCN-(aq) FeSCN

2+(aq)

Jika dalam percobaan diberikan 3 perlakuan secara berturut-turut maka diperoleh data

sebagai berikut:

No Perlakuan Perubahan

1 Ditambah sedikit Fe3+

Warna merah bertambah

2 Ditambah sedikit SCN-

Warna merah bertambah

3 Diberi sedikit air Warna merah menjadi lebih

muda

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan Abdul, buatlah kesimpulan dan hipotesis

berdasarkan apa yang anda temukan!

8. Imam diberi tugas untuk membaca sebuah artikel mengenai pembuatan asam sulfat

dalam industri. Pembuatan asam sulfat menggunakan proses Kontak dengan

menggunakan tekanan yang rendah antara 1-3 atm. Reaksi pembuatan asam sulfat

terdiri dari 3 tahap utama, sebagai berikut:

1) S(s) + O2(g) → SO2 (g)

2) 2SO2 (g) + O2 (g) 2SO3 (g) ∆H= -190 kJ

Page 201: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

187

3) SO3 (g) + H2SO4 (aq) → H2S2O7 (aq)

4) H2S2O7 (aq) + H2O(l) → H2SO4 (aq)

Perhatikan pada tahap kedua pembuatan asam sulfat, bila dalam pembuatan asam sulfat

menggunakan tekanan dan suhu yang rendah, maka pertimbangkan apa yang terjadi jika

tekanan dan suhu dinaikkan berdasarkan prinsip Le Chatelier!

9. Dani diberikan tugas oleh guru untuk menuliskan contoh reaksi kesetimbangan yang

bergeser ke arah produk jika tekanan diperbesar. Dani menuliskan dua reaksi yang

menurutnya tepat:

Reaksi 1 : N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3 (g)

Reaksi 2 : H2 (g) + I2 (g) 2HI (g)

Dari dua reaksi yang dituliskan Dani, apakah keduanya merupakan reaksi

kesetimbangan yang bergeser ke arah produk jika tekanan diperbesar? Kemukakan

pendapatmu!

10. Anggun bersama dengan teman kelompoknya akan melakukan percobaan mengenai

pengaruh suhu terhadap pergeseran arah kesetimbangan. Adapun alat dan bahan yang

dibutuhkan adalah sebagai berikut:

1. Cawan penguap

2. Kaki tiga

3. Kawat kasa

4. Pembakar spirtus

5. Pipet tetes

6. Neraca

7. Padatan CuSO4.5H2O

8. Air

Langkah kerja :

1. Timbang padatan CuSO4.5H2O sebanyak 10 gram.

2. Panaskan padatan CuSO4. 5H2O. Amati perubahan yang terjadi.

3. Setelah dipanaskan, padatan CuSO4. 5H2O didinginkan kemudian tetesi dengan air.

Amati perubahan yang terjadi.

Reaksi kesetimbangan yang berlangsung adalah sebagai berikut:

CuSO4.5H2O(s) CuSO4(s) + 5H2O(g) ∆H = +x kJ

Biru putih

Dari rancangan percobaan di atas, berikan pendapatmu bagaimanakah hasil

kesetimbangan yang diperoleh? Jawablah dengan analisa yang tepat!

11. Amonia merupakan senyawa penting dalam industri kimia, karena sangat luas

penggunaannya. Pembuatan amonia dikemukakan oleh Fritz Haber dari Jerman pada

tahun 1913, prosesnya disebut Proses Haber. Reaksi yang terjadi adalah kesetimbangan

antara gas N2, H2, dan NH3 ditulis sebagai berikut:

N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3 (g) ∆H = -92 kJ

Jika pembentukan amonia terdiri dari 2 proses sebagai berikut:

1. Menggunakan suhu 500oC dan tekanan 150 – 350 atm.

2. Menggunakan suhu 650oC dan tekanan 350 – 540 atm.

Dari dua proses pembuatan amonia di atas, berikan pendapatmu bagaimanakah hasil

kesetimbangan yang diperoleh agar mendapatkan amonia dalam jumlah yang banyak?

Jawablah dengan analisa yang tepat!

12. Seorang peneliti ingin mendapatkan hidrogen iodida dalam jumlah banyak dengan cara

mereaksikan I2 dan H2. Persamaan reaksi sebagai berikut:

I2 (g) + H2 (g) 2HI (g) ∆H = -9, 45 kJ

Adapun rencana perlakuan peneliti guna mendapatkan hasil HI yang optimum adalah

sebagai berikut:

Page 202: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

188

No. Perlakuan Arah kesetimbangan

1 Penambahan konsentrasi

pereaksi

Kanan

2 Penambahan konsentrasi

produk

Kiri

3 Penurunan suhu Eksoterm

4 Kenaikan suhu Endoterm

Berdasarkan tabel di atas, jelaskan pendapatmu mengenai rencana peneliti guna

mendapatkan hasil HI yang optimum yang dibuktikan dengan prinsip-prinsip

kesetimbangan!

Page 203: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

189

Lampiran 8. Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran

KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN PENSKORAN

No. Butir Soal Kunci Jawaban Jenjang Skor Penskoran

1 Sekelompok siswa ingin mengetahui pengaruh konsentrasi

terhadap kesetimbangan melalui percobaan. Percobaan

dilakukan dengan mereaksikan larutan besi (III) klorida

(FeCl3) 1 M yang berwarna kuning pucat dan larutan kalium

tiosianat (KSCN) 1 M (tidak berwarna). Persamaan reaksi

berdasarkan percobaan:

FeCl3 (aq) + 3KSCN (aq) Fe(SCN)3 (aq)

+ 3 KCl (aq)

Berdasarkan hasil percobaan, ditemukan:

No Perlakuan Perubahan

1 FeCl3 + KSCN Warna merah

2 Ditambah

FeCl3 1 M

Warna merah

pekat

3 Ditambah

Fe(SCN)3

Warna kuning

kepucatan

Identifikasilah masalah yang kamu temukan berdasarkan

tabel di atas! Lalu buatlah rumusan masalah dalam bentuk

pertanyaan! (minimal 3)

Temuan:

Berdasarkan hasil percobaan masalah

yang ditemukan adalah:

1) Larutan FeCl3 yang berwarna

kuning pucat ketika dicampurkan

dengan larutan KSCN yang tidak

berwara mengalami perubahan

warna menjadi merah.

2) Campuran larutan FeCl3 dan KSCN

ketika ditambahkan FeCl3 menjadi

merah pekat.

3) Campuran larutan FeCl3 dan KSCN

ditambahkan Fe(SCN)3 warna

menjadi kuning kepucatan.

Rumusan masalah:

1) Apa?

Contoh:

Apakah penambahan konsentrasi

larutan mempengaruhi arah

pergeseran kesetimbangan?

2) Mengapa?

Contoh:

Mengapa ketika penambahan

larutan FeCl3 warna larutan menjadi

merah pekat?

3) Bagaimana?

C4 4 Bila membuat jawaban yang sesuai

dan lengkap seperti kunci jawaban.

- Menuliskan tiga temuan

masalah berdasarkan tabel

percobaaan.

- Menuliskan tiga rumusan

masalah.

3 Bila membuat jawaban cukup sesuai

dengan kunci jawaban.

- Hanya menuliskan temuan

yang diketahui, minimal dua.

- Hanya menuliskan dua

rumusan masalah.

2 Bila menuliskan jawaban:

- Hanya menuliskan satu

temuan masalah.

- Hanya menuliskan satu

rumusan masalah

1 Bila membuat jawaban salah.

0 Bila tidak membuat jawaban.

Page 204: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

190

Contoh:

Bagaimanakah arah pergeseran

kesetimbangan ketika konsentrasi

pereaksi (FeCl3) ditambahkan?

Berdasarkan hasil temuan dari data

percobaan, siswa diberikan kebebasan

dalam membuat rumusan masalah

dalam bentuk pertanyaan selama tidak

keluar dari topik pembahasan data tabel

hasil percobaan di atas.

2 Sekelompok siswa ingin mengetahui pengaruh suhu terhadap

kesetimbangan melalui percobaan. Percobaan dilakukan

dengan menggunakan kristal tembaga (II) sulfat

(CuSO4.5H2O) yang berwarna biru.

Berdasarkan hasil percobaan, ditemukan:

No Aktivitas Pengamatan

1 Sebelum

dipanaskan

Padatan CuSO4.5H2O

berwarna biru

2 Sesudah

dipanaskan

Padatan CuSO4.5H2O

berwarna putih

3 Ditambah air Padatan CuSO4.5H2O

berwarna biru

Persamaan reaksi berdasarkan percobaan:

CuSO4.5H2O(s) CuSO4(s) + 5H2O(g) ∆H = +x kJ

Identifikasilah masalah yang kamu temukan berdasarkan

tabel di atas! Lalu buatlah rumusan masalah dalam bentuk

pertanyaan! (minimal 3)

Temuan:

Berdasarkan hasil percobaan, masalah

yang ditemukan adalah:

1) Kristal tembaga (II) sulfat

(CuSO4.5H2O) berwarna biru

sebelum dipanaskan.

2) Ketika dipanaskan atau suhu

dinaikkan, kristal CuSO4 menjadi

putih.

3) Ketika kritsal CuSO4 ditambah air,

warna menjadi biru.

Rumusan masalah:

1) Apa?

Contoh:

Apakah kenaikan suhu

mempengaruhi arah pergeseran

kesetimbangan?

2) Mengapa?

Contoh:

Mengapa ketika penambahan suhu

C4 4

Bila membuat jawaban yang sesuai

dan lengkap seperti kunci jawaban.

- Menuliskan tiga temuan

masalah berdasarkan tabel

percobaaan.

- Menuliskan tiga rumusan

masalah.

3 Bila membuat jawaban cukup sesuai

dengan kunci jawaban.

- Hanya menuliskan temuan

yang diketahui, minimal dua.

- Hanya menuliskan dua

rumusan masalah.

2 Bila menuliskan jawaban:

- Hanya menuliskan satu

temuan masalah.

- Hanya menuliskan satu

rumusan masalah

Page 205: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

191

warna CuSO4 menjadi putih?

3) Bagaimana?

Contoh:

Bagaimanakah arah pergeseran

kesetimbangan ketika suhu

dinaikkan?

Berdasarkan hasil temuan dari data

percobaan, siswa diberikan kebebasan

dalam membuat rumusan masalah

dalam bentuk pertanyaan selama tidak

keluar dari topik pembahasan data tabel

hasil percobaan di atas.

1 Bila membuat jawaban salah.

0 Bila tidak membuat jawaban.

3 Gigi manusia kuat karena email, yaitu lapisan tipis keras

yang mengandung kalsium untuk menutupi dan melindungi

mahkota gigi. Email gigi terdiri atas senyawa hidroksiapatit

atau kalsium fosfat (Ca5(PO4)3OH). Kerusakan gigi dapat

dilihat dari persamaan reaksi Ca5(PO4)3OH sebagai berikut:

Ca5(PO4)3OH (s) 5Ca2+

(aq) + 3PO43-

(aq) + OH- (aq)

Banyaknya ion H+

yang terkandung dalam mulut berasal dari

makanan bersifat asam (jeruk, permen, minuman sari buah,

dan lain-lain) menyebabkan ion H+

bereaksi dengan ion PO43-

dan ion OH-, sehingga mengakibatkan email gigi berkurang

dan gigi menjadi keropos.

Apa yang kamu temukan dari penjelasan mengenai gigi

keropos di atas? Kaitkan jawabanmu dengan pengaruh

konsentrasi pada kesetimbangan! (C4)

Temuan:

1) Gigi manusia dilindungi oleh

lapisan gigi yang disebut email gigi,

terdiri atas senyawa hidroksiapatit

atau kalsium fosfat (Ca5(PO4)3OH).

2) Penyebab gigi keropos karena

banyaknya ion H+

yang berasal

dari makanan dan minuman yang

dikonsumsi bersifat asam. Ion H+

bereaksi dengan ion PO43-

dan ion

OH- menyebabkan konsentrasi ion

PO43-

dan ion OH- pada email gigi

menjadi berkurang.

3) Reaksi antara ion H+

dengan ion

PO43-

dan ion OH- menyebabkan

reaksi kesetimbangan bergeser ke

kanan, sehingga zat hidroksiapatit

(pelindung gigi) berkurang dan gigi

C4 4

Bila membuat jawaban yang sesuai

dan lengkap seperti kunci jawaban.

- Menuliskan tiga temuan sesuai

kunci jawaban.

3 Bila membuat jawaban:

- Hanya menuliskan dua

temuan.

- Menuliskan tiga jawaban

benar, namun tidak berurutan.

- Menuliskan temuan diluar

kunci jawaban.

2 Bila menuliskan jawaban:

- Hanya menuliskan satu

temuan masalah dan

menuliskan temuan diluar

kunci jawaban.

1 Bila membuat jawaban salah.

Page 206: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

192

menjadi keropos. 0 Bila tidak membuat jawaban.

4 Apakah kamu pernah melihat petir? Biasanya petir muncul

pada musim hujan. Selain ditandai dengan kilatan cahaya

sesaat yang menyilaukan dari langit, kemudian disusul

dengan suara menggelegar. Energi yang dilepaskan berupa

cahaya, panas, dan bunyi. Energi panas ini memungkinkan

gas oksigen dan nitrogen di atmosfer bereaksi membentuk

gas nitrogen monoksida menurut kesetimbangan:

N2 (g) + O2 (g) 2NO (g)

Reaksi di atas merupakan reaksi endoterm. Gas NO yang

terbentuk larut dalam air hujan dan diserap oleh tanah.

Tanaman menyerap NO yang larut dalam air hujan sebagai

senyawa yang penting dalam pertumbuhan.

Dapatkah kamu memberikan penjelasan mengenai kejadian

saat ada petir? Kaitkan jawabanmu dengan pengaruh suhu

pada kesetimbangan!

Berdasarkan penjelasan mengenai

kejadian saat ada petir, diketahui :

1) Petir memiliki energi panas yang

memungkinkan gas oksigen dan

nitrogen di atmosfer bereaksi

membentuk gas nitrogen monoksida

(NO).

2) Reaksi yang terjadi merupakan

reaksi endoterm.

3) Kenaikan suhu mengakibatkan

kesetimbangan bergeser ke arah

reaksi endoterm (ke arah kanan)

sehingga konsentrasi gas NO di

atmosfer menjadi meningkat.

C4 4

Bila membuat jawaban yang sesuai

dan lengkap seperti kunci jawaban.

- Menuliskan tiga temuan sesuai

kunci jawaban.

3 Bila membuat jawaban:

- Hanya menuliskan dua temuan

dan menuliskan temuan diluar

kunci jawaban.

2 Bila menuliskan jawaban:

- Hanya menuliskan satu

temuan masalah dan

menuliskan temuan diluar

kunci jawaban.

1 Bila membuat jawaban salah.

0 Bila tidak membuat jawaban.

5 Minuman berkarbonasi/ minuman bersoda adalah minuman

yang mengandung karbondioksida (CO2) dan tidak memiliki

kandungan alkohol.

Karbonasi pada minuman bersoda mengikuti reaksi

kesetimbangan berikut:

2NaHCO3 (aq) Na2CO3 (aq) + CO2 (g) + H2O (l)

Ketika kamu mengguncang botol minuman bersoda dan

membuka tutup botolnya, maka timbul suara mendesis

disertai dengan gelembung-gelembung gas. Berdasarkan

Hal ini bisa terjadi karena:

1) Minuman bersoda mengandung gas

karbondioksida (CO2) yang ikut

larut dalam minuman dengan

menggunakan tekanan. Saat botol

minuman bersoda dibuka, tekanan

gas di dalam botol berkurang.

2) Tekanan gas di dalam botol

menyebabkan kesetimbangan

C4 4

Bila membuat jawaban yang sesuai

dan lengkap seperti kunci jawaban.

- Membuat temuan yang

terdapat pada wacana sesuai

dengan kunci jawaban

3 Bila membuat jawaban:

- Hanya menuliskan dua temuan

dan menuliskan temuan diluar

kunci jawaban.

Page 207: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

193

wacana di atas, dapatkah kamu memberikan penjelasan

sederhana mengapa hal tersebut bisa terjadi? Berikan

penjelasanmu!

bergeser ke arah jumlah molekul

gas yang lebih banyak, yaitu ke

arah produk (kanan), akibatnya gas

CO2 yang dihasilkan keluar.

3) Tekanan yang berkurang dalam

botol saat tutup botol di buka

menyebabkan munculnya

gelembung dan suara mendesis.

Namun ketika tutup botol di tutup

kembali, maka suara mendesis dan

gelembung akan menghilang.

2 Bila menuliskan jawaban:

- Hanya menuliskan satu

temuan masalah dan

menuliskan temuan diluar

kunci jawaban.

1 Bila membuat jawaban salah.

0 Bila tidak membuat jawaban

6 Amonia (NH3) merupakan bahan utama dalam pembuatan

barbagai produk. Untuk mendapatkan hasil amonia dalam

jumlah yang maksimum, digunakan tekanan yang bervariasi

guna mengetahui kondisi yang optimum untuk mendapatkan

amonia dalam jumlah banyak dan efisien. Persamaan reaksi

kesetimbangan pada senyawa NH3 sebagai berikut :

N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3 (g)

Persentase NH3 yang dihasilkan dari reaksi tersebut yang

berlangsung pada suhu 200°C diperlihatkan pada tabel

berikut:

Tabel 1.1 Rendemen NH3 pada beberapa tekanan yang

berbeda

No Tekanan Hasil NH3 (%)

1 10 atm 50,7

2 30 atm 67,7

Hal ini dikarenakan:

- Semakin besar tekanan yang

diberikan, maka hasil NH3 akan

semakin banyak.

- Tekanan yang semakin besar akan

menyebabkan kesetimbangan

bergeser ke arah yang memiliki

jumlah koefisien yang kecil, yaitu

kearah produk (NH3).

C4 4

Bila membuat jawaban yang sesuai

dan lengkap seperti kunci jawaban.

- Menuliskan dua temuan

berdasarkan kunci jawaban.

3 Bila menuliskan jawaban:

- Hanya menuliskan dua temuan

masalah dan menuliskan

temuan diluar kunci jawaban.

2 Bila menuliskan jawaban:

- Menuliskan satu temuan

- Menuliskan temuan lain diluar

kunci jawaban.

1 Bila membuat jawaban salah.

Page 208: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

194

Berdasarkan tabel di atas, dapatkah kamu memberikan

penjelasan sederhana mengapa hal tersebut bisa terjadi?

Berikan penjelasanmu!

3 50 atm 74,4

4 100 atm 81,5

5 300 atm 90,0

6 600 atm 95,4

7 1000 atm 98,3

0 Bila tidak membuat jawaban.

7 Fitri ingin mendapatkan gas N2O4 melalui percobaan dengan

menggunakan suntikan yang berisi gas NO2 . Persamaan

reaksinya adalah:

2NO2 (g) N2O4 (g)

Gas NO2 berwarna cokelat dan gas N2O4 tak berwarna. Ketika

Fitri menekan suntikan yang berarti memperbesar tekanan,

warna zat memudar. Namun saat Fitri memperkecil tekanan

warna berubah menjadi lebih pekat.

Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Berikan penjelasanmu

agar siswa mendapatkan gas N2O4 yang optimum dengan

menggunakan asas Le Chatelier!

Hal ini dapat terjadi karena:

1) Saat suntikan ditekan yang berarti

memperbesar tekanan dan

memperkecil volume menyebabkan

warna zat menjadi pudar. Hal ini

berarti reaksi kesetimbangan

bergeser ke arah zat yang memiliki

jumlah koefisien lebih kecil, yaitu

bertambahnya N2O4.

2) Saat siswa memperkecil tekanan

yang berarti memperbesar volume,

warna berubah menjadi lebih pekat.

Hal ini berarti reaksi kesetimbangan

bergeser ke arah zat yang memiliki

jumlah koefisien yang lebih besar,

yaitu bergeser ke arah 2NO2. 3) Berdasarkan asas Le Chatelier, agar

C4 4

Bila membuat jawaban yang sesuai

dan lengkap seperti kunci jawaban.

- Membuat temuan yang

terdapat pada wacana sesuai

dengan kunci jawaban

3 Bila menuliskan jawaban:

- Hanya menuliskan dua temuan

masalah dan menuliskan

temuan diluar kunci jawaban.

2 Bila menuliskan jawaban:

- Menuliskan satu temuan

- Menuliskan temuan lain diluar

kunci jawaban.

1 Bila membuat jawaban salah.

Page 209: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

195

siswa mendapatkan gas N2O4 yang

optimum adalah dengan

memperbesar tekanan dan

memperkecil volume.

0 Bila tidak membuat jawaban.

8 Andi ingin mendapatkan ion FeSCN2+

yang lebih banyak

dengan melakukan suatu percobaan, ia memasukkan Besi

(III) tiosianat [Fe(SCN)3] ke dalam gelas kimia 100 mL yang

berisi aquades 20 mL dan terbentuklah larutan berwarna

merah. Kesetimbangan antara ion-ion FeSCN2+

yang tidak

terurai, Fe3+

(kuning) dan SCN- (tak berwarna) ditulis

sebagai berikut:

Fe3+

(aq) + SCN-(aq) FeSCN

2+(aq)

Ketika dalam percobaan, Andi menambahkan ion Fe3+

,

warna merah semakin pekat. Begitu pula ketika Andi

menambahkan ion SCN-. Namun, ketika Andi menambahkan

air ke dalam larutan tersebut, warna merah menjadi lebih

muda.

Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Berikan penjelasanmu

dengan menggunakan asas Le Chatelier!

Hal ini dapat terjadi karena:

1) Penambahan ion Fe3+

dan ion SCN-

menunjukkan peningkatan

konsentrasi ion Fe3+

dan ion SCN-

sehingga konsentrasi FeSCN2+

semakin besar.

2) Saat penambahan air, warna merah

menjadi lebih muda (pudar). Hal ini

menunjukkan bahwa FeSCN2+

berkurang, sedangkan ion Fe3+

dan

ion SCN- bertambah.

3) Berdasarkan asas Le Chatelier,

penambahan konsentrasi akan

menggeser kesetimbangan ke arah

yang menjauhi zat tersebut. Jadi,

ketika konsentrasi ion Fe3+

dan ion

SCN- ditambahkan maka

kesetimbangan akan bergeser ke

arah produk, sedangkan saat

penambahan air maka

kesetimbangan akan bergeser ke

arah pereaksi.

C4 4

Bila membuat jawaban yang sesuai

dan lengkap seperti kunci jawaban.

- Membuat temuan yang

terdapat pada wacana sesuai

dengan kunci jawaban

3 Bila menuliskan jawaban:

- Hanya menuliskan dua temuan

masalah dan menuliskan

temuan diluar kunci jawaban.

2 Bila menuliskan jawaban:

- Hanya menuliskan satu

temuan masalah dan

menuliskan temuan diluar

kunci jawaban.

1 Bila membuat jawaban salah.

0 Bila tidak membuat jawaban.

9 Sekelompok siswa telah melakukan percobaan mengenai

faktor konsentrasi. Siswa membuat jawaban dalam bentuk

tabel sebagai berikut:

Berdasarkan tabel data hasil jawaban

siswa:

1) Semua jawaban siswa benar.

2) Jika konsentrasi pereaksi

ditingkatkan, maka kesetimbangan

C4 4

Bila membuat jawaban yang sesuai

dan lengkap seperti kunci jawaban.

- Membuat temuan yang

terdapat pada wacana sesuai

dengan kunci jawaban.

Page 210: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

196

No Reaksi

Arah pergeseran

kesetimbangan

Konsentrasi

pereaksi

dinaikkan

Konsentrasi

pereaksi

diturunkan

1 Fe3+

(aq) + SCN-

(aq)

FeSCN2+

(aq)

Kanan Kiri

2 N2O4 (g) NO2 (g) Kanan Kiri

3 2HI (g) H2 (g) + I2

(g)

Kanan Kiri

Berdasarkan tabel data hasil jawaban siswa di atas, jelaskan

pendapatmu dengan analisis yang tepat!

akan bergeser menjauhi zat tersebut.

Dalam hal ini akan bergeser ke arah

kanan untuk mengurangi

konsentrasi pereaksi agar mencapai

kesetimbangan.

3) Ketika konsentrasi pereaksi

diturunkan, maka kesetimbangan

akan bergeser ke arah kiri untuk

menaikkan konsentrasi pereaksi

agar kesetimbangan tercapai.

3 Bila menuliskan jawaban:

- Hanya menuliskan dua temuan

masalah dan menuliskan

temuan diluar kunci jawaban.

2 Bila menuliskan jawaban:

- Hanya menuliskan satu

temuan masalah dan

menuliskan temuan diluar

kunci jawaban.

1 Bila membuat jawaban salah.

0 Bila tidak membuat jawaban.

10 Dimas telah melakukan percobaan mengenai pengaruh suhu

terhadap kesetimbangan. Hasil yang didapatkan oleh Dimas,

dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Reaksi

Arah pergeseran

Suhu

dinaikkan

Suhu

diturunkan

N2O4 (g) 2NO2 (g)

∆H°=

+ 58,0 kJ

Endoterm Eksoterm

CO(g) + 2H2 (g)

CH3OH(g)

∆H°= -x kJ

Endoterm Eksoterm

Berdasarkan tabel data jawaban Dimas di atas, apakah

Berdasarkan tabel data hasil jawaban

Dimas:

1) Semua jawaban Dimas benar.

2) Hal ini dikarenakan peningkatan

suhu berarti penambahan energi ke

sistem sehingga mendorong reaksi

bergeser ke arah yang

membutuhkan energi kalor (reaksi

endoterm).

3) Sebaliknya, penurunan suhu berarti

mendorong reaksi bergeser ke arah

yang membebaskan energi atau

kalor (reaksi eksoterm).

C4 4

Bila membuat jawaban yang sesuai

dan lengkap seperti kunci jawaban.

- Membuat temuan yang

terdapat pada wacana sesuai

dengan kunci jawaban.

3 Bila menuliskan jawaban:

- Hanya menuliskan dua temuan

masalah dan menuliskan

temuan diluar kunci jawaban.

2 Bila menuliskan jawaban:

- Hanya menuliskan satu

temuan masalah dan

menuliskan temuan diluar

kunci jawaban.

1 Bila membuat jawaban salah.

Page 211: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

197

jawaban tersebut sudah tepat? Jelaskan pendapatmu dengan

analisis yang tepat!

0 Bila tidak membuat jawaban.

11 Perhatikan gambar berikut!

Berdasarkan

gambar tersebut, jika volume diperbesar dan tekanan

diperkecil maka kesetimbangan akan bergeser ke arah jumlah

molekul yang lebih besar atau kearah kiri pada gambar, dan

sebaliknya akan bergeser ke kanan pada gambar jika volume

diperkecil dan tekanan diperbesar.

Apakah pernyataan tersebut sudah tepat berdasarkan asas Le

Chatelier? Jelaskan pendapatmu dengan analisis yang tepat!

1) Pernyataan tepat dan sesuai dengan

asas Le Chatelier.

2) Jika volume diperbesar yang berarti

memperkecil tekanan, maka

kesetimbangan akan bergeser ke

arah jumlah molekul yang lebih

besar atau ke arah kiri pada gambar.

3) Jika volume diperkecil yang berarti

memperbesar tekanan, maka

kesetimbangan akan bergeser ke

arah jumlah molekul yang lebih

kecil atau ke arah kanan pada

gambar.

C4 4

Bila membuat jawaban yang sesuai

dan lengkap seperti kunci jawaban.

- Membuat temuan yang

terdapat pada wacana sesuai

dengan kunci jawaban.

3 Bila menuliskan jawaban:

- Hanya menuliskan dua temuan

masalah dan menuliskan

temuan diluar kunci jawaban.

2 Bila menuliskan jawaban:

- Hanya menuliskan satu

temuan masalah dan

menuliskan temuan diluar

kunci jawaban.

1 Bila membuat jawaban salah.

0 Bila tidak membuat jawaban

12 Abdul ingin mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap

pergeseran kesetimbangan melalui percobaan. Percobaan

yang dilakukan adalah dengan mencampur 5 mL FeCl3 1 M

dan 5 mL KSCN 1 M. Ketika kedua larutan dicampurkan,

warna menjadi merah darah.

Adapun reaksi yang terjadi sebagai berikut:

Fe3+

(aq) + SCN-(aq) FeSCN

2+(aq)

Berdasarkan percobaan yang telah

dilakukan oleh Abdul, dapat

disimpulkan bahwa:

1) Ketika larutan FeCl3 dan larutan

KSCN dicampurkan, warna menjadi

merah.

2) Penambahan ion Fe3+

dan ion SCN-

menyebabkan warna merah semakin

pekat.

C6 4

Bila membuat jawaban yang sesuai

dan lengkap seperti kunci jawaban.

- Membuat temuan yang

terdapat pada wacana sesuai

dengan kunci jawaban.

- Menuliskan dua hipotesis

dengan tepat sesuai kunci

jawaban.

Page 212: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

198

Jika dalam percobaan diberikan 3 perlakuan secara berturut-

turut maka diperoleh data sebagai berikut:

No Perlakuan Perubahan

1 Ditambah

sedikit Fe3+

Warna merah

bertambah

2 Ditambah

sedikit SCN-

Warna merah

bertambah

3 Diberi

sedikit air

Warna merah

menjadi lebih

muda

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan Abdul, buatlah

kesimpulan dan hipotesis berdasarkan apa yang anda

temukan!

3) Penambahan air menyebabkan

warna merah semakin pudar.

Maka hipotesis yang dapat ditulis

berdasarkan percobaan Abdul adalah:

1) Peningkatan konsentrasi ion Fe3+

dan ion SCN- akan meningkatkan

konsentrasi FeSCN2+

, maka

kesetimbangan bergeser ke arah

kanan.

2) Penambahan volume air akan

menurunkan konsentrasi FeSCN2+

,

maka kesetimbangan bergeser

kearah kiri.

3 Bila membuat jawaban cukup sesuai

dengan kunci jawaban.

- Menuliskan minimal dua

kesimpulan benar

- Menuliskan satu hipotesis

dengan tepat.

2 Bila membuat jawaban :

- Menuliskan minimal satu

kesimpulan benar

- Menuliskan satu hipotesis

dengan tepat.

1 Bila membuat jawaban salah.

0 Bila tidak membuat jawaban.

13 Seorang teknisi kimia ingin mendapatkan amonia dalam

jumlah yang banyak. Maka teknisi menggunakan tekanan

yang bervariasi pada suhu 200oC guna mengetahui persentasi

hasil amonia yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Berdasarkan tabel yang disajikan, dapat

disimpulkan:

1) Semakin tinggi tekanan maka hasil

persentasi amonia (NH3) yang

terbentuk akan semakin meningkat.

2) Sebaliknya, penurunan tekanan

akan menurunkan hasil persentase

NH3 yang terbentuk.

C6 4

Bila membuat jawaban yang sesuai

dan lengkap seperti kunci jawaban.

- Membuat temuan yang

terdapat pada wacana sesuai

dengan kunci jawaban.

- Menuliskan dua hipotesis

dengan tepat sesuai kunci

jawaban

Page 213: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

199

Persamaan reaksi kesetimbangan pada senyawa NH3 sebagai

berikut :

N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3 (g)

Berdasarkan tabel diatas, buatlah kesimpulan dan hipotesis

berdasarkan apa yang telah kamu temukan!

No Tekanan Hasil NH3

(%)

1 10 atm 50,7

2 30 atm 67,7

3 50 atm 74,4

4 100 atm 81,5

5 300 atm 90,0

6 600 atm 95,4

7 1000 atm 98,3

Hipotesis berdasarkan tabel:

1) Jika tekanan ditingkatkan, maka

kesetimbangan akan bergeser ke

produk (NH3).

2) Jika tekanan diturunkan, maka

kesetimbangan akan bergeser ke

arah pereaksi ( N2 dan H2).

3 Bila membuat jawaban:

- Menuliskan minimal satu

kesimpulan benar

- Menuliskan satu hipotesis

dengan tepat.

2 Bila membuat jawaban :

- Hanya menuliskan satu

kesimpulan atau satu hipotesis

benar.

1 Bila membuat jawaban salah.

0 Bila tidak membuat jawaban.

14 Rani diberi tugas untuk membaca sebuah artikel mengenai

pembuatan amonia dalam industri. Pembuatan amonia

menggunakan proses Haber dengan menggunakan suhu

sekitar 460-550°C dan tekanan 150-350 atm.. Reaksi

pembuatan amonia adalah sebagai berikut:

N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3 (g) ∆H = - 92 kJ

Bila pada produksi amonia menggunakan suhu dan tekanan

yang rendah dengan penambahan katalis, maka

pertimbangkan apa yang akan terjadi jika tekanan dan suhu

dinaikkan berdasarkan prinsip Le Chatelier!

1) Jika tekanan dinaikkan, maka akan

terjadi pergeseran kesetimbangan

kearah zat yang memiliki jumlah

koefisien yang lebih kecil, sehingga

kesetimbangan akan bergeser ke

arah kanan (hasil reaksi).

2) Jika suhu dinaikkan, maka akan

terjadi pergeseran kesetimbangan ke

arah reaksi endoterm.

C4 4

Bila membuat jawaban yang sesuai

dan lengkap seperti kunci jawaban.

- Membuat temuan yang

terdapat pada wacana sesuai

dengan kunci jawaban.

3 Bila membuat jawaban:

- Menuliskan satu temuan benar

2 Bila membuat jawaban :

- Hanya menuliskan arah

pergeseran kesetimbangan

ketika tekanan dan suhu

Page 214: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

200

dinaikkan.

1 Bila membuat jawaban salah.

0 Bila tidak membuat jawaban.

15 Imam diberi tugas untuk membaca sebuah artikel mengenai

pembuatan asam sulfat dalam industri. Pembuatan asam

sulfat menggunakan proses Kontak dengan menggunakan

tekanan yang rendah antara 1-3 atm. Reaksi pembuatan asam

sulfat terdiri dari 3 tahap utama, sebagai berikut:

1. S(s) + O2(g) → SO2 (g)

2. 2SO2 (g) + O2 (g) 2SO3 (g)

∆H= -190 kJ

3. SO3 (g) + H2SO4 (aq) → H2S2O7 (aq)

H2S2O7 (aq) + H2O(l) → H2SO4 (aq)

Perhatikan pada tahap kedua pembuatan asam sulfat, bila

dalam pembuatan asam sulfat menggunakan tekanan dan

suhu yang rendah, maka pertimbangkan apa yang terjadi jika

tekanan dan suhu dinaikkan berdasarkan prinsip Le

Chatelier!

1) Jika tekanan dinaikkan, maka akan

terjadi pergeseran kesetimbangan

kearah zat yang memiliki jumlah

koefisien yang lebih kecil, sehingga

kesetimbangan akan bergeser ke

arah kanan (produk).

2) Jika suhu dinaikkan, maka akan

terjadi pergeseran kesetimbangan ke

arah reaksi endoterm.

C4 4

Bila membuat jawaban yang sesuai

dan lengkap seperti kunci jawaban.

- Membuat temuan yang

terdapat pada wacana sesuai

dengan kunci jawaban.

3 Bila membuat jawaban:

- Menuliskan satu temuan benar

2 Bila membuat jawaban :

- Hanya menuliskan arah

pergeseran kesetimbangan

ketika tekanan dan suhu

dinaikkan.

1 Bila membuat jawaban salah.

0 Bila tidak membuat jawaban.

16 Dani diberikan tugas oleh guru untuk menuliskan contoh

reaksi kesetimbangan yang bergeser ke arah produk jika

tekanan diperbesar. Dani menuliskan dua reaksi yang

menurutnya tepat:

Reaksi 1:

Dari kedua reaksi yang dituliskan Dani:

1) Hanya reaksi 1 yang benar.

2) Ketika tekanan ditingkatkan, maka

reaksi akan bergeser ke arah zat

yang memiliki koefisien yang lebih

kecil yaitu ke arah kanan (produk

C4 4

Bila membuat jawaban yang sesuai

dan lengkap seperti kunci jawaban.

- Membuat temuan yang

terdapat pada wacana sesuai

dengan kunci jawaban.

Page 215: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

201

N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3 (g)

Reaksi 2:

H2 (g) + I2 (g) 2HI (g)

Dari dua reaksi yang dituliskan Dani, apakah keduanya

merupakan reaksi kesetimbangan yang bergeser ke arah

produk jika tekanan diperbesar? Kemukakan pendapatmu!

NH3).

3) Pada reaksi dua memiliki koefisen

yang sama antar pereaksi dan

produk. Sehingga tekanan tidak

akan berpengaruh ketika

ditingkatkan ataupun diturunkan.

3 Bila membuat jawaban:

- Menuliskan dua temuan benar

2 Bila membuat jawaban:

- Hanya menuliskan satu

temuan benar.

1 Bila membuat jawaban salah.

0 Bila tidak membuat jawaban.

17 Agus diberikan tugas untuk memberikan contoh reaksi yang

tidak dapat mengalami pergeseran jika volume diperbesar.

Agus menuliskan dua reaksi yang menurutnya tidak dapat

mengalami pergeseran jika volume diperbesar.

Reaksi 1:

PCl5 (g) PCl3(g) + Cl2 (g)

Reaksi 2:

CO(g) + H2O(g) CO2(g) + H2 (g)

Dari kedua reaksi yang dituliskan Agus, apakah keduanya

termasuk reaksi yang tidak dapat mengalami pergeseran

kesetimbangan jika volume diperbesar? Jelaskan

pendapatmu!

Dari kedua reaksi yang dituliskan Agus:

1) Hanya reaksi 2 yang benar.

2) Reaksi 1 memiliki jumlah koefisien

yang berbeda antara pereaksi dan

produk. Sehingga ketika volume

diperbesar, maka kesetimbangan

akan bergeser kejumlah koefisien

yang lebih besar yaitu bergeser ke

kiri.

3) Reaksi 2 memiliki jumlah koefisien

yang sama antara produk dan hasil

reaksi. Sehingga tidak akan

mengalami pergeseran ketika

volume ditingkatkan ataupun

diturunkan.

C4 4

Bila membuat jawaban yang sesuai

dan lengkap seperti kunci jawaban.

- Membuat temuan yang

terdapat pada wacana sesuai

dengan kunci jawaban.

3 Bila membuat jawaban:

- Menuliskan dua temuan

benar.

2 Bila membuat jawaban:

- Hanya menuliskan satu

temuan benar

1 Bila membuat jawaban salah.

0 Bila tidak membuat jawaban.

18 Anggi bersama dengan teman kelompoknya akan melakukan

percobaan mengenai pengaruh konsentrasi dan volume

terhadap pergeseran arah kesetimbangan. Adapun alat dan

bahan yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:

1. Gelas ukur

Berdasarkan rancangan percobaan

Anggi didapatkan hasil analisa:

Tabung A

Tabung A yang berisi larutan FeCl3

yang ditambahkan dengan KSCN

C4 4

Bila membuat jawaban yang sesuai

dan lengkap seperti kunci jawaban.

- Membuat temuan yang

terdapat pada wacana sesuai

dengan kunci jawaban.

Page 216: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

202

2. Pipet tetes

3. Tabung reaksi

4. Rak tabung reaksi

5. Sumbat karet

6. Larutan FeCl3 1 M

7. Larutan KSCN 1 M

8. Aquades

Langkah Kerja:

1. Siapkan 2 buah tabung reaksi.

2. Tandai tabung A dan B pada masing-masing tabung.

3. Tuangkan 3 mL FeCl3 1 M ke dalam masing-masing

tabung dan tambahkan KSCN 1 M. Kemudian kocoklah.

4. Tabung A ditambahkan 1 mL KSCN.

Tabung B ditambahkan 1 mL aquades.

5. Tutup tabung reaksi dengan sumbat karet, kocoklah dan

bandingkan kedua tabung.

Reaksi kesetimbangan yang berlangsung adalah sebagai

berikut:

Fe3+

(aq) + SCN-(aq) FeSCN

2+(aq)

Dari rancangan percobaan di atas, berikan pendapatmu

bagaimanakah hasil kesetimbangan yang diperoleh?

Jawablah dengan analisa yang tepat!

menyebabkan kesetimbangan bergeser

ke arah kanan (produk), sehingga

konsentrsi FeSCN2+

semakin besar dan

warna menjadi merah pekat.

Tabung B

Jika ada pengenceran dengan

penambahan volume air, maka akan

menyebabkan berkurangnya FeSCN2+

dan kesetimbangan akan bergeser ke

arah kiri (pereaksi).

3 Bila membuat jawaban:

- Menuliskan temuan Tabung A

dan Tabung B

- Menuliskan satu hasil analisa

faktor kesetimbangan

(konsentrasi atau volume)

2 Bila membuat jawaban:

- Menuliskan temuan Tabung A

dan Tabung B hanya pada

perubahan warna atau hanya

arah pergeseran

kesetimbangan.

1 Bila membuat jawaban salah.

0 Bila tidak membuat jawaban.

19 Anggun bersama dengan teman kelompoknya akan

melakukan percobaan mengenai pengaruh suhu terhadap

pergeseran arah kesetimbangan. Adapun alat dan bahan yang

dibutuhkan adalah sebagai berikut:

1. Cawan penguap

2. Kaki tiga

1) Ketika dipanaskan atau suhu

dinaikkan maka CuSO4 akan

semakin putih.

2) Ketika padatan didinginkan dan

ditetesi air maka warnanya akan

berubah menjadi biru kembali.

C4 4

Bila membuat jawaban yang sesuai

dan lengkap seperti kunci jawaban.

- Membuat temuan yang

terdapat pada wacana sesuai

dengan kunci jawaban.

Page 217: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

203

3. Kawat kasa

4. Pembakar spirtus

5. Pipet tetes

6. Neraca

7. Padatan CuSO4.5H2O

8. Air

Langkah kerja :

1. Timbang padatan CuSO4.5H2O sebanyak 10 gram.

2. Panaskan padatan CuSO4. 5H2O. Amati perubahan yang

terjadi.

3. Setelah dipanaskan, padatan CuSO4. 5H2O didinginkan

kemudian tetesi dengan air. Amati perubahan yang

terjadi.

Reaksi kesetimbangan yang berlangsung adalah sebagai

berikut:

CuSO4.5H2O(s) CuSO4(s) + 5H2O(g) ∆H = +x kJ

Biru putih

Dari rancangan percobaan di atas, berikan pendapatmu

bagaimanakah hasil kesetimbangan yang diperoleh?

Jawablah dengan analisa yang tepat!

3) Berdasarkan faktor suhu, jika suhu

ditingkatkan maka pergeseran ke

arah membutuhkan kalor (reaksi

endoterm), yaitu kanan (produk).

4) Ketika didinginkan menunjukkan

suhu diturunkan, karena warna yang

terbentuk adalah biru maka

kesetimbangan bergeser ke arah

reaktan atau kiri, sehingga jika suhu

diturunkan reaksi akan bergeser ke

arah yang membebaskan kalor (ke

arah eksotermis).

3 Bila membuat jawaban:

- Menuliskan temuan hanya

ketika padatan CuSO4

dipanaskan atau didinginkan

2 Bila membuat jawaban

- Menuliskan kenaikan suhu dan

penurunan suhu serta

pergeserannya tanpa dikaitkan

dengan percobaan CuSO4

1 Bila membuat jawaban salah.

0 Bila tidak membuat jawaban

20 Amonia merupakan senyawa penting dalam industri kimia,

karena sangat luas penggunaannya. Pembuatan amonia

dikemukakan oleh Fritz Haber dari Jerman pada tahun 1913,

prosesnya disebut Proses Haber. Reaksi yang terjadi adalah

kesetimbangan antara gas N2, H2, dan NH3 ditulis sebagai

berikut:

N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3 (g) ∆H = -92 kJ

Jika pembentukan amonia terdiri dari 2 proses sebagai

berikut:

Proses 1:

Tekanan yang rendah menyebabkan

kesetimbangan akan bergeser ke arah

yang memiliki jumlah koefisien lebih

besar, sehingga bergeser ke arah kiri.

Suhu rendah menyebabkan

kesetimbangan bergeser ke arah yang

melepaskan kalor (eksoterm), sehingga

bergeser ke arah kanan.

C4 4

Bila membuat jawaban yang sesuai

dan lengkap seperti kunci jawaban.

- Membuat temuan yang

terdapat pada wacana sesuai

dengan kunci jawaban.

3 Bila membuat jawaban

- Menuliskan perbedaan proses

1 dan 2 hanya dari arah

pergeseran saja.

- Menuliskan pembuatan

Page 218: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

204

1. Menggunakan suhu 500oC dan tekanan 150 – 350 atm.

2. Menggunakan suhu 650oC dan tekanan 350 – 540 atm.

Dari dua proses pembuatan amonia di atas, berikan

pendapatmu bagaimanakah hasil kesetimbangan yang

diperoleh agar mendapatkan amonia dalam jumlah yang

banyak? Jawablah dengan analisa yang tepat!

Proses 2:

Tekanan yang tinggi menyebabkan

kesetimbangan bergeser ke arah yang

memiliki jumlah koefisien yang lebih

kecil, sehingga bergeser ke arah kanan.

Suhu yang yang tinggi menyebabkan

kesetimbangan bergeser ke arah yang

menyerap kalor (endoterm).

Berdasarkan 2 proses di atas, lebih baik

menggunakan proses 1 dengan tekanan

dan suhu rendah. Tekanan tinggi akan

membutuhkan biaya produksi lebih

besar dan penambahan katalis dapat

membantu proses produksi.

amonia yang optimum dengan

menggunakan proses nomor 1.

2 Bila membuat jawaban

- Hanya menuliskan pembuatan

amonia yang optimum dengan

menggunakan proses nomor

1.

1 Bila membuat jawaban salah.

0 Bila tidak membuat jawaban

21 Metanol merupakan bentuk alkohol yang paling sederhana.

Metanol banyak digunakan dalam kehidupan seperti:

penggunaan sebagai pelarut, spiritus, sebagai bahan makanan

untuk bakteri yang memproduksi protein, dan masih banyak

lagi. Metanol dapat dihasilkan dari reaksi sebagai berikut:

CO(g) + 2H2 (g) CH3OH (g) ∆H = - x kJ

Jika pembentukan metanol dapat dilakukan dengan 2 proses

sebagai berikut:

1. Menggunakan suhu 200oC dan tekanan antara 60-70 atm.

2. Menggunakan suhu 400oC dan tekanan antar 80-90 atm.

Dari dua proses pembuatan metanol di atas, berikan

pendapatmu bagaimanakah hasil kesetimbangan yang

diperoleh agar mendapatkan metanol dalam jumlah yang

banyak? Jawablah dengan analisa yang tepat!

Proses 1:

Tekanan yang rendah menyebabkan

kesetimbangan akan bergeser ke arah

yang memiliki jumlah koefisien lebih

besar, sehingga bergeser ke arah kiri.

Suhu rendah menyebabkan

kesetimbangan bergeser ke arah yang

melepaskan kalor (eksoterm), sehingga

bergeser ke arah kanan.

Proses 2:

Tekanan yang tinggi menyebabkan

kesetimbangan bergeser ke arah yang

memiliki jumlah koefisien yang lebih

kecil, sehingga bergeser ke arah kanan.

Suhu yang yang tinggi menyebabkan

kesetimbangan bergeser ke arah yang

C4 4

Bila membuat jawaban yang sesuai

dan lengkap seperti kunci jawaban.

- Membuat temuan yang

terdapat pada wacana sesuai

dengan kunci jawaban.

3 Bila membuat jawaban

- Menuliskan perbedaan proses

1 dan 2 hanya dari arah

pergeseran saja.

- Menuliskan pembuatan

amonia yang optimum dengan

menggunakan proses nomor 1.

2 Bila membuat jawaban

- Hanya menuliskan pembuatan

amonia yang optimum dengan

menggunakan proses nomor

1.

Page 219: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

205

menyerap kalor (endoterm).

Berdasarkan 2 proses di atas, lebih baik

menggunakan proses 1 dengan tekanan

dan suhu rendah dan penambahan

katalis dapat membantu proses

produksi. Hal ini disebabkan tekanan

tinggi dan suhu tinggi akan

membutuhkan biaya produksi lebih

besar dan penambahan katalis dapat

membantu proses produksi.

1 Bila membuat salah.

0 Bila tidak membuat jawaban.

22 Seorang teknisi kimia ingin membuat kapur tohor atau

kalsium oksida (CaO) dalam jumlah banyak. Reaksinya

adalah sebagai berikut:

CaCO3 (s) CaO(s) + O2 (g) ∆H= +178 kJ

Menurutmu, bagaimanakaha cara untuk memperoleh hasil

CaO dalam jumlah yang banyak? Gunakan konsep

kesetimbangan yang telah dipelajari!

Ada beberapa cara yang dapat

dilakukan untuk mendapatkan CaO

dalam jumlah yang banyak,

diantaranya, yaitu:

1. Memperbesar konsentrasi pereaksi

CaCO3, sehingga kesetimbangan

bergeser ke kanan yaitu ke arah

produk CaO dan O2

2. Menaikkan suhu dapat menggeser

kesetimbangan kearah reaksi

endoterm.

3. Menurunkan tekanan, sehingga

pembentukan CaO dapat maksimal.

Hal ini karena jumlah koefisien

produk lebih besar daripada

pereaksi. Oleh karena itu

kesetimbangan bergeser ke arah

produk.

C5 4

Bila membuat jawaban yang sesuai

dan lengkap seperti kunci jawaban.

- Membuat temuan yang

terdapat pada wacana sesuai

dengan kunci jawaban.

- Menuliskan empat faktor

kesetimbangan yang dapat

meningkatkan produk dengan

tepat sesuai kunci jawaban.

3 Bila membuat jawaban cukup sesuai

dengan kunci jawaban.

- Hanya menuliskan temuan

yang diketahui.

- Menuliskan minimal dua

faktor kesetimbangan yang

dapat meningkakan produk

dengan tepat berdasarkan apa

yang diketahui siswa

Page 220: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

206

4. Volume diperbesar akan menggeser

kesetimbangan ke arah produk yang

memiliki koefisien yang lebih besar

dari pereaksi.

2 Bila membuat jawaban cukup sesuai

dengan kunci jawaban.

- Menuliskan minimal satu

faktor kesetimbangan yang

dapat meningkatkan produk

dengan tepat

- Menuliskan faktor

kesetimbangan tanpa memberi

penjelasan.

1 Bila membuat jawaban salah.

0 Bila tidak membuat jawaban.

23 Seorang teknisi kimia ingin membuat gas hidrogen dalam

jumlah besar. Reaksinya adalah sebagai berikut:

2H2 (g) + O2 (s) 2H2O(g) ∆H= - 484 kJ

menurutmu, bagaimanakah cara untuk memperoleh hasil gas

hidrogen dalam jumlah yang banyak? Gunakan konsep

kesetimbangan yang telah dipelajari!

Ada beberapa cara yang dapat

dilakukan untuk mendapatkan gas

hidrogen dalam jumlah yang banyak,

diantaranya, yaitu:

1. Menaikkan suhu dapat menggeser

kesetimbangan kearah reaksi

endoterm.

2. Menurunkan tekanan, sehingga

pembentukan gas hidrogen dapat

maksimal. Hal ini karena jumlah

koefisien pereaksi lebih besar

daripada produk. Oleh karena itu

kesetimbangan bergeser ke arah

pereaksi.

3. Volume diperbesar akan menggeser

kesetimbangan ke arah pereaksi

yang memiliki koefisien yang lebih

besar dari produk.

C5 4

Bila membuat jawaban yang sesuai

dan lengkap seperti kunci jawaban.

- Membuat temuan yang

terdapat pada wacana sesuai

dengan kunci jawaban.

- Menuliskan tiga faktor

kesetimbangan yang dapat

meningkatkan gas hidrogen

dengan tepat sesuai kunci

jawaban.

3 Bila membuat jawaban cukup sesuai

dengan kunci jawaban.

- Hanya menuliskan temuan

yang diketahui.

- Menuliskan minimal dua

faktor kesetimbangan yang

dapat meningkakan produk

dengan tepat berdasarkan apa

yang diketahui siswa

Page 221: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

207

2 Bila membuat jawaban cukup sesuai

dengan kunci jawaban.

- Menuliskan minimal satu

faktor kesetimbangan yang

dapat meningkatkan produk

dengan tepat

- Menuliskan faktor

kesetimbangan tanpa memberi

penjelasan.

1 Bila membuat jawaban salah.

0 Bila tidak membuat jawaban.

24 Karbon monoksida banyak digunakan untuk bahan bakar

kendaraan. Oleh karena itu, seorang teknisi kimia ingin

membuat karbon monoksida dalam jumlah besar. Reaksinya

adalah sebagai berikut:

2CO(g) + O2 (s) 2CO2(g) ∆H= -564 kJ

Menurutmu, Bagaimanakah cara untuk memperoleh hasil

karbon monoksida dalam jumlah yang banyak? Gunakan

konsep kesetimbangan yang telah dipelajari!

Ada beberapa cara yang dapat

dilakukan untuk mendapatkan gas

karbon monoksida dalam jumlah yang

banyak, diantaranya, yaitu:

1. Menaikkan suhu dapat menggeser

kesetimbangan kearah reaksi

endoterm.

2. Menurunkan tekanan, sehingga

pembentukan gas CO dapat

maksimal. Hal ini karena jumlah

koefisien pereaksi lebih besar

daripada produk. Oleh karena itu

kesetimbangan bergeser ke arah

pereaksi.

3. Memperbesar volume akan

menggeser kesetimbangan ke arah

pereaksi yang memiliki koefisien

yang lebih besar dari produk.

C5 4

Bila membuat jawaban yang sesuai

dan lengkap seperti kunci jawaban.

- Membuat temuan yang

terdapat pada wacana sesuai

dengan kunci jawaban.

- Menuliskan tiga faktor

kesetimbangan yang dapat

meningkatkan gas hidrogen

dengan tepat sesuai kunci

jawaban.

3 Bila membuat jawaban cukup sesuai

dengan kunci jawaban.

- Hanya menuliskan temuan

yang diketahui.

- Menuliskan minimal dua

faktor kesetimbangan yang

dapat meningkakan produk

dengan tepat berdasarkan apa

Page 222: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

208

yang diketahui siswa

2 Bila membuat jawaban cukup sesuai

dengan kunci jawaban.

- Menuliskan minimal satu

faktor kesetimbangan yang

dapat meningkatkan produk

dengan tepat

- Menuliskan faktor

kesetimbangan tanpa memberi

penjelasan.

1 Bila membuat jawaban salah.

0 Bila tidak membuat jawaban.

25 Gigi manusia mengandung kalsium untuk menutupi dan

melindungi mahkota gigi yang disebut email gigi. Email gigi

terdiri atas senyawa hidroksiapatit atau kalsium fosfat

(Ca5(PO4)3OH). Kerusakan gigi dapat dilihat dari persamaan

reaksi Ca5(PO4)3OH sebagai berikut:

Ca5(PO4)3OH (s) 5Ca2+

(aq) + 3PO43-

(aq) + OH- (aq)

Banyaknya ion H+

yang terkandung dalam mulut berasal dari

makanan bersifat asam (jeruk, permen, minuman sari buah,

dan lain-lain) menyebabkan ion H+

bereaksi dengan ion PO43-

dan ion OH-, sehingga mengakibatkan email gigi berkurang

dan gigi menjadi keropos.

Berdasarkan penjelasan mengenai

pengeroposan gigi, maka dapat

dijelaskan dengan menggunakan asas

Le Chatelier mengenai faktor

konsentrasi.

1) Dimana penyebab gigi keropos

ialah banyaknya konsentrasi ion H+

yang terkandung dalam mulut

berasal dari makanan dan minuman

yang dikonsumsi bersifat asam.

2) Ion H+

bereaksi dengan ion PO43-

C4 4

Bila membuat jawaban yang sesuai

dan lengkap seperti kunci jawaban.

- Membuat temuan yang

terdapat pada wacana sesuai

dengan kunci jawaban.

3 Bila membuat jawaban :

- Menuliskan minimal dua

temuan

Page 223: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

209

Berdasarkan wacana di atas, jelaskan pendapatmu dan

buktikan dengan prinsip-prinsip kesetimbangan! (C4)

dan ion OH- sehingga

menyebabkan konsentrasi ion PO43-

dan ion OH- menjadi berkurang.

3) Hal ini mengakibatkan reaksi

kesetimbangan bergeser ke arah

kanan, sehingga zat hidroksiapatit

(pelindung gigi) menjadi berkurang

dan gigi menjadi keropos.

2 Bila membuat jawaban.

- Menuliskan minimal satu

temuan

1 Bila membuat jawaban salah.

0 Bila tidak membuat jawaban.

26 Seorang peneliti ingin mendapatkan hidrogen iodida dalam

jumlah banyak dengan cara mereaksikan I2 dan H2.

Persamaan reaksi sebagai berikut:

I2 (g) + H2 (g) 2HI (g) ∆H = -9, 45 kJ

Adapun rencana perlakuan yang dilakukan peneliti guna

mendapatkan hasil HI yang optimum adalah sebagai berikut:

No. Perlakuan Arah kesetimbangan

1 Penambahan

konsentrasi

pereaksi

Kanan

2 Penambahan

konsentrasi produk

Kiri

3 Penurunan suhu Eksoterm

4 Kenaikan suhu Endoterm

Berdasarkan tabel di atas, jelaskan pendapatmu mengenai

rencana peneliti guna mendapatkan hasil HI yang optimum

yang dibuktikan dengan prinsip-prinsip kesetimbangan!

Berdasar hal yang telah dilakukan oleh

peneliti untuk mendapatkan hidrogen

iodida dalam jumlah yang banyak

adalah :

1) Menambah konsentrasi pereaksi,

maka kesetimbangan dapat

bergeser kearah kanan, sehingga

produk HI akan bertambah.

2) Sebaliknya, dengan penambahan

konsentrasi produk, maka

kesetimbangan akan bergeser ke

arah pereaksi.

3) Selain itu dengan menurunkan

suhu, maka kesetimbangan akan

bergeser ke arah reaksi eksoterm

yaitu kearah kanan dan menambah

produk HI.

4) Sedangkan kenaikan suhu akan

menggeser kesetimbangan ke arah

endotermis.

5) Perlakuan yang dapat meningkatkan

produksi HI adalah nomor 1 dan 3.

C4 4

Bila membuat jawaban yang sesuai

dan lengkap seperti kunci jawaban.

- Membuat temuan yang

terdapat pada wacana sesuai

dengan kunci jawaban.

3 Bila membuat jawaban cukup sesuai

dengan kunci jawaban.

- Menuliskan dua faktor yang

dapat meningkatkan produk HI

(Penambahan konsentrasi dan

penurunan suhu) beserta

penjelasan.

- Menuliskan nomor 1 dan 3

sebagai perlakuan yang tepat

untuk mendapatkan hasil HI

yang optimum

2 Bila membuat jawaban.

- Hanya menuliskan nomor 1

dan 3 sebagai perlakuan yang

tepat untuk mendapatkan hasil

HI yang optimum

Page 224: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

210

1 Bila membuat jawaban salah.

0 Bila tidak membuat jawaban.

27 Pernahkah kamu mendengar istilah Hypoxia sympton?

Hypoxia sympton adalah suatu kondisi sindrom kekurangan

oksigen pada jaringan tubuh akibat pengaruh perbedaan

ketinggian. Kasus hypoxia sympton sering terjadi pada

penduduk yang baru tinggal di dataran tinggi ataupun para

pendaki gunung. Keadaan ini dapat dijelaskan dengan reaksi

kesetimbangan pengikatan oksigen oleh hemoglobin :

Hb(aq) + O2 (aq) HbO2 (aq)

Dengan berkurangnya oksigen mengakibatkan HbO2 di

dalam darah menjadi menurun. Akibat yang ditimbulkan dari

keadaan tersebut, suplai oksigen ke seluruh jaringan tubuh

akan berkurang. Hal ini menyebabkan rasa pusing, mual,

serta rasa tidak nyaman bagi tubuh.

Berdasarkan wacana di atas, dapatkah kamu memberikan

penjelasan sederhana mengapa hal tersebut bisa terjadi?

Berikan penjelasanmu!

Berdasarkan wacana, dapat dikaitkan

dengan asas Le Chatelier.

1) Dimana menurunnya konsentrasi

oksigen mengakibatkan

kesetimbangan bergeser kearah kiri,

sehingga konsentrasi HbO2 menjadi

menurun.

2) Oleh karena itu, tubuh harus bisa

beradaptasi dengan lingkungan

guna memproduksi Hemoglobin

(Hb) agar kesetimbangan dapat

kembali bergeser ke arah kanan dan

HbO2 akan kembali seperti semula.

C4 4

Bila membuat jawaban yang sesuai

dan lengkap seperti kunci jawaban.

- Membuat temuan yang

terdapat pada wacana sesuai

dengan kunci jawaban.

3 Bila membuat jawaban:

- Menuliskan satu temuan

dengan tepat

2 Bila membuat jawaban:

- Hanya menuliskan kekurangan

oksigen.

1 Bila membuat jawaban salah.

0 Bila tidak membuat jawaban.

Page 225: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

211

Lampiran 9. Lembar Kerja Siswa

LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

R. MELISA NELVITA SARI

NAMA KELOMPOK :

1. ................................................................

2. ................................................................

3. ................................................................

4. ................................................................

5. ................................................................

6. ................................................................

Materi Pokok : Faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia

Kajian Teori : .................................................................

Kelas/ Semester : .................................................................

MATERI KESETIMBANGAN KIMIA

Page 226: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

212

TUJUAN PEMBELAJARAN:

1. Siswa mampu merancang percobaan faktor konsentrasi yang

mempengaruhi kesetimbangan kimia.

2. Siswa mampu melakukan percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi

kesetimbangan kimia .

3. Siswa mampu menyimpulkan percobaan faktor-faktor yang

mempengaruhi kesetimbangan kimia.

4. Siswa mampu menyajikan hasil percobaan faktor-faktor yang

mempengarui kesetimbangan kimia.

KOMPETENSI DASAR:

3.9 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah

kesetimbangan dan penerapannya dalam industri.

4.9 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil

percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi arah kesetimbangan.

INDIKATOR:

3.9.1 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah

kesetimbangan kimia.

4.9.1 Merancang percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran

arah kesetimbangan.

4.9.2 Melakukan percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran

arah kesetimbangan.

4.9.3 Menyimpulkan hasil percobaan mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan.

Page 227: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

213

Bacalah wacana di bawah ini dengan cermat dan temukan kalimat yang

merupakan pokok masalah dalam wacana tersebut!

Apa Penyebab Gigi Keropos?

Gigi manusia kuat karena dilapisi oleh email, yaitu lapisan tipis keras yang

mengandung kalsium yang menutupi dan melindungi mahkota gigi. Email tersusun

atas senyawa hidroksiapatit atau kalsium fosfat, Ca5(PO4)3OH. Jika email pada gigi

terkikis, gigi akan rapuh dan berlubang. Kerusakan gigi pada dasarnya disebabkan

oleh adanya reaksi kesetimbangan dalam mulut, yaitu reaksi ionisasi Ca5(PO4)3OH

berikut.

Ca5(PO4)3OH (s) 5Ca2+

(aq) + 3PO43-

(aq) + OH- (aq)

Banyaknya ion H+

di dalam mulut, yang berasal dari makanan yang bersifat asam

(jeruk, permen, minuman sari buah, dan lain-lain), menyebabkan ion-ion H+

bereaksi

dengan ion PO43-

dan ion OH- , sehingga konsentrasi PO4

3- dan ion OH

- pada email

gigi berkurang. Hal ini mengakibatkan reaksi kesetimbangan bergeser ke kanan

sehingga zat hidroksiapatit (pelindung gigi) menjadi berkurang dan gigi menjadi

keropos (Watoni, 2014 : 188).

Berdasarkan wacana di atas, bagaimana pengaruh konsentrasi dalam mulut?

Bagaimana cara mengatasi gigi keropos?

Diskusikan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan berikut bersama teman

sekelompokmu berdasarkan wacana di atas!

Wacana 1

INSTRUKSI:

1. Bentuklah 6 kelompok bersama teman-temanmu.

2. Setiap siswa harus membaca LKS ini dengan seksama dan

mengerjakan pertanyaan-pertanyaan terkait sesuai dengan

instruksi guru.

3. Apabila terdapat hal yang tidak dimengerti atau sulit dipahami

mintalah bantuan kepada guru untuk menjelaskannya.

Tahap Invitasi

Page 228: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

214

1. Masalah apa saja yang dapat kamu temukan berdasarkan wacana tersebut?

(Skor: 4)

2. Tuliskan masalah apa saja yang kamu temukan berdasarkan pengamatan yang

telah kamu lakukan dalam bentuk pertanyaan!

(Skor: 4)

3. Berdasarkan masalah yang telah kamu temukan dalam wacana di atas, dapatkah

kamu mengemukakan pengaruh konsentrasi terhadap kesetimbangan?

(Skor: 4)

4. Tuliskan hipotesis yang kamu dapatkan dari wacana mengenai pengaruh

konsentrasi terhadap kesetimbangan!

(Skor: 4)

5. Berdasarkan hipotesis yang telah kamu tulis, jelaskan dan pertimbangkan

jawabanmu dengan menambahkan informasi dari sumber lain untuk mendukung

jawabanmu!

Tahap Eksplorasi

Page 229: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

215

(Skor: 4)

6. Berdasarkan masalah yang ditemukan dalam wacana di atas, buatlah kesimpulan

yang menunjukkan pengaruh konsentrasi terhadap kesetimbangan!

(Skor: 4)

Untuk lebih memahami bagaimana konsentrasi dapat berpengaruh terhadap

kesetimbangan kimia, maka lakukan percobaan dibawah ini:

Tahap Solusi

Tahap Aplikasi

Page 230: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

216

Kegiatan Percobaan 1

(Pengaruh Perubahan Konsentrasi pada Reaksi Kesetimbangan)

Tujuan: Menyelidiki pengaruh perubahan konsentrasi ion Fe3+

dan ion SCN-

pada reaksi kesetimbangan.

Alat dan Bahan:

­ Gelas kimia

­ Tabung reaksi

­ Rak tabung reaksi

­ Pipet tetes

­ Sumbat karet

Langkah Kerja:

1. Campurkan larutan seperti pada gambar, aduk sampai rata hingga warna

menjadi merah jingga kemudian bagi menjadi 4 tabung reaksi.

Amati warna pada tiap tabung

­ Pengaduk kaca

­ Larutan FeCl3 0,2 M

­ Larutan KSCN 0,2 M

­ Kristal Na2HPO4

­ Akuades

Pembanding

warna

3-5 tetes

KSCN 0,2 M 3-5 tetes

FeCl3 0,2 M

20 mL air Gelas kimia

Page 231: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

217

2. Tambahkan FeCl3, KSCN, dan Na2HPO4 pada tabung 2,3, dan 4.

3. Tutup tabung reaksi dengan sumbat karet, kocoklah dan bandingkan

warna larutan yang terjadi dengan warna asal (tabung 1).

(Sumber: Ebook Kimia SMA Kelas XI Ari Harnanto, 2009.pdf)

Pertanyaan :

Berdasarkan percobaan tersebut, jawab pertanyaan berikut!

1. Apa yang terjadi pada sistem kesetimbangan jika konsentrasi salah satu

komponen di ubah oleh pihak luar? Kemanakah arah pergeseran

kesetimbangannya? Berikan penjelasanmu! (Skor: 4)

2. Bagaimana pergeseran kesetimbangan pada keempat tabung reaksi?

Berikan alasanmu! (Skor: 4)

3-5 tetes

FeCl3 0,2 M

3-5 tetes

KSCN

0,2 M

Sedikit

Na2HPO4

Page 232: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

218

Catat hasil pengamatan yang kamu dapatkan pada tabel berikut!

Tabel Pengamatan

Warna larutan setelah ditambah Penyebab

perubahan warna

Pergeseran

kesetimbangan

FeCl3

KSCN

Na2HPO4

Reaksi kesetimbangan pada percobaan ini:

(Skor : 4)

Pembahasan

(Skor : 4)

Tahap Pemantapan Konsep

Page 233: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

219

Kesimpulan

(Skor: 4)

Presentasikan hasil diskusi kelompokmu di depan

kelas!

“Saya mendengar dan saya lupa. Saya melihat dan saya ingat. Saya lakukan

dan saya paham”

= Confucius =

Page 234: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

220

LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

R. MELISA NELVITA SARI

NAMA KELOMPOK :

1. ................................................................

2. ................................................................

3. ................................................................

4. ................................................................

5. ................................................................

6. ................................................................

Materi Pokok : Faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia

Kajian Teori : .................................................................

Kelas/ Semester : .................................................................

MATERI KESETIMBANGAN KIMIA

Page 235: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

221

KOMPETENSI DASAR:

4.9 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil

percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi arah kesetimbangan.

INDIKATOR:

4.9.1 Merancang percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran

arah kesetimbangan.

4.9.2 Melakukan percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran

arah kesetimbangan.

4.9.3 Menyimpulkan hasil percobaan mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan.

TUJUAN PEMBELAJARAN:

1. Siswa mampu merancang percobaan faktor volume dan tekanan yang

mempengaruhi kesetimbangan kimia.

2. Siswa mampu melakukan percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi

kesetimbangan kimia .

3. Siswa mampu menyimpulkan percobaan faktor-faktor yang

mempengaruhi kesetimbangan kimia.

4. Siswa mampu menyajikan hasil percobaan faktor-faktor yang

mempengarui kesetimbangan kimia.

Page 236: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

222

Bacalah wacana di bawah ini dengan cermat dan temukan kalimat yang

merupakan pokok masalah dalam wacana tersebut!

Fakta Minuman Berkarbonasi

Minuman berkarbonasi/minuman bersoda adalah minuman yang mengandung

karbondioksida (CO2) karbondioksida dan tidak memiliki kandungan alkohol. Di

seluruh belahan bumi, minuman berkarbonasi memiliki beberapa nama populer yang

berbeda-beda, sebagai contoh, di Amerika Serikat, dikenal dengan nama soda, soda

pop, pop atau tonik, di Inggris dikenal dengan fizzy drinks, di Kanada dikenal dengan

Soda atau Pop saja. Sedangkan di daerah Ireland, mereka menyebutnya Minerals.

Pada tahun 1770an, seorang ilmuwan berhasil menciptakan suatu proses untuk

menghasilkan air mineral berkarbonasi, ia adalah seorang berkebangsaan Inggris

bernama Joseph Priestley yang berhasil memproses air hasil destilasi dan

mencampurnya dengan CO2. Ilmuwan Inggris yang lain adalah John Mervin Nooth,

yang berhasil memperbaiki hasil penemuan Priestley dan menjualnya secara

komersial alat untuk memproduksi air soda yang pertama untuk digunakan di bidang

farmasi.

(Dikutip dari berbagai sumber)

Karbonasi pada minuman bersoda mengikuti reaksi kesetimbangan berikut :

2NaHCO3 (aq) Na2CO3 (aq) + CO2 (g) + H2O (l)

INSTRUKSI:

1. Bentuklah 6 kelompok bersama teman-temanmu.

2. Setiap siswa harus membaca LKS ini dengan seksama dan

mengerjakan pertanyaan-pertanyaan terkait sesuai dengan

instruksi guru.

3. Apabila terdapat hal yang tidak dimengerti atau sulit dipahami

mintalah bantuan kepada guru untuk menjelaskannya.

Tahap Invitasi

Wacana 2

Page 237: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

223

Saat botol minuman bersoda dibuka, tekanan gas di dalam botol berkurang, sehingga

kesetimbangan bergeser ke jumlah molekul gas yang lebih banyak (ke arah kanan),

akibatnya gas CO2 yang dihasilkan keluar. Itulah sebabnya timbul suara mendesis

disertai gelembung gas saat botol minuman bersoda dibuka (Watoni, 2014 : 189).

Berdasarkan wacana di atas, bagaimana pengaruh tekanan terhadap kesetimbangan

saat botol soda dibuka? Bagaimanakah arah pergeseran kesetimbangan pada reaksi

di atas, jika dilihat dari pengaruh tekanan dan volume?

Diskusikan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan berikut bersama teman

sekelompokmu berdasarkan wacana di atas!

1. Masalah apa saja yang dapat kamu temukan berdasarkan wacana tersebut?

(Skor: 4)

2. Tuliskan masalah apa saja yang kamu temukan berdasarkan pengamatan yang

telah kamu lakukan (dalam bentuk pertanyaan)!

(Skor: 4)

3. Berdasarkan masalah yang telah kamu temukan dalam wacana di atas, dapatkah

kamu mengemukakan pengaruh tekanan dan volume terhadap kesetimbangan?

(Skor: 4)

Page 238: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

224

4. Tuliskan hipotesis yang kamu dapatkan dari wacana mengenai pengaruh tekanan

dan volume terhadap kesetimbangan!

(Skor: 4)

5. Berdasarkan hipotesis yang telah kamu tulis, jelaskan dan pertimbangkan

jawabanmu dengan menambahkan informasi dari sumber lain untuk mendukung

jawabanmu!

(Skor: 4)

6. Berdasarkan masalah yang ditemukan dalam wacana di atas, buatlah kesimpulan

yang menunjukkan pengaruh tekanan dan volume terhadap kesetimbangan!

(Skor: 4)

Tahap Eksplorasi

Tahap Solusi

Page 239: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

225

Untuk lebih memahami bagaimana volume dapat berpengaruh terhadap

kesetimbangan kimia, maka lakukan percobaan dibawah ini:

Kegiatan Percobaan 2

(Pengaruh Perubahan Volume atau Pengenceran pada Reaksi

Kesetimbangan)

Tujuan: Menyelidiki pengaruh perubahan volume pada reaksi

kesetimbangan.

Alat dan Bahan:

­ Tabung reaksi

­ Rak tabung reaksi

­ Pipet tetes

Langkah Kerja:

1. Campurkan 10 ml air dengan 3-5 tetes larutan FeCl3 0,2 M, dan

tambahkan 3-5 tetes larutan KSCN 0,2M. Kemudian kocok hingga warna

menjadi merah jingga, lalu bagi menjadi 2 tabung reaksi.

2. Tambahkan 3 mL air ke dalam tabung A. Bandingkan warna dengan

Tabung B.

­ Larutan FeCl3 0,2 M

­ Larutan KSCN 0,2 M

­ Air

Tahap Aplikasi

Tahap Pemantapan Konsep

3. Pada tabung reaksi A dan tabung reaksi B terdapat sistem kesetimbangan

Fe3+

(aq) + SCN- (aq) FeSCN

2+ (aq)

Komponen mana yang menyebabkan larutan berwarna jingga cokelat?

....................................................................................................................

...................................................................................................................

(Sumber: Ebook Kimia SMA Kelas XI Ari Harnanto, 2009.pdf)

Page 240: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

226

Tulislah hasil pengamatan dari percobaan yang telah kamu lakukan.

Hasil Pengamatan

Perlakuan Tabung

Reaksi

Warna Awal Warna setelah

Penambahan

Tanpa

perlakuan

A

Penambahan

air

B

Reaksi kesetimbangan pada percobaan ini:

(Skor: 4)

Pembahasan

(Skor: 4)

Kesimpulan

(Skor : 4)

Page 241: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

227

Presentasikan hasil diskusi kelompokmu di

depan kelas!

“Memiliki otak yang cerdas tidaklah cukup; yang paling

penting adalah bagaimana menggunakannya dengan baik”

= Rene Descartes =

Page 242: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

228

LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

R. MELISA NELVITA SARI

NAMA KELOMPOK :

1. ................................................................

2. ................................................................

3. ................................................................

4. ................................................................

5. ................................................................

6. ................................................................

Materi Pokok : Faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia

Kajian Teori : .................................................................

Kelas/ Semester : .................................................................

MATERI KESETIMBANGAN KIMIA

Page 243: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

229

KOMPETENSI DASAR:

4.9 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil

percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi arah kesetimbangan.

INDIKATOR:

4.9.1 Merancang percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran

arah kesetimbangan.

4.9.2 Melakukan percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran

arah kesetimbangan.

4.9.3 Menyimpulkan hasil percobaan mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan.

TUJUAN PEMBELAJARAN:

1. Siswa mampu merancang percobaan faktor suhu yang mempengaruhi

kesetimbangan kimia.

2. Siswa mampu melakukan percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi

kesetimbangan kimia .

3. Siswa mampu menyimpulkan percobaan faktor-faktor yang

mempengaruhi kesetimbangan kimia.

4. Siswa mampu menyajikan hasil percobaan faktor-faktor yang

mempengarui kesetimbangan kimia.

Page 244: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

230

Bacalah wacana di bawah ini dengan cermat dan temukan kalimat yang

merupakan pokok masalah dalam wacana tersebut!

Apa yang terjadi di atmosfer saat ada petir?

Tahukah anda, apa yang terjadi di atmosfer saat ada petir? Selain ditandai dengan

kilatan cahaya, bunyi menggelegar, petir juga melepaskan energi panas. Energi panas

ini memungkinkan gas oksigen dan nitrogen di atmosfer bereaksi membentuk gas

nitrogen monoksida menurut reaksi kesetimbangan:

N2 (g) + O2 (g) 2 NO (g)

Reaksi kesetimbangan di atas merupakan reaksi endoterm. Kenaikan suhu

mengakibatkan kesetimbangan bergeser ke arah reaksi endoterm (ke kanan) sehingga

konsentrasi gas NO di atmosfer meningkat. Gas NO yang terbentuk kemudian larut

dalam air hujan dan diserap oleh tanah. Tanaman menyerap senyawa nitrogen

terlarut yang dibutuhkan untuk pertumbuhan. Begitulah reaksi kesetimbangan

berperan dalam siklum nitrogen di bumi (Watoni, 2014 : 190).

Berdasarkan wacana di atas, bagaimana pengaruh suhu saat terjadinya petir?

INSTRUKSI:

1. Bentuklah 6 kelompok bersama teman-temanmu.

2. Setiap siswa harus membaca LKS ini dengan seksama dan

mengerjakan pertanyaan-pertanyaan terkait sesuai dengan

instruksi guru.

3. Apabila terdapat hal yang tidak dimengerti atau sulit dipahami

mintalah bantuan kepada guru untuk menjelaskannya.

Wacana 3

Tahap Invitasi

Page 245: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

231

Diskusikan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan berikut bersama teman

sekelompokmu berdasarkan wacana di atas!

1. Masalah apa saja yang dapat kamu temukan berdasarkan wacana tersebut?

(Skor: 4)

2. Tuliskan masalah apa saja yang kamu temukan berdasarkan pengamatan yang

telah kamu lakukan (dalam bentuk pertanyaan)!

(Skor: 4)

3. Berdasarkan masalah yang telah kamu temukan dalam wacana di atas, dapatkah

kamu mengemukakan pengaruh suhu terhadap kesetimbangan?

(Skor: 4)

4. Tuliskan hipotesis yang kamu dapatkan dari wacana mengenai pengaruh suhu

terhadap kesetimbangan!

(Skor: 4)

Tahap Eksplorasi

Page 246: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

232

5. Berdasarkan hipotesis yang telah kamu tulis, jelaskan dan pertimbangkan

jawabanmu dengan menambahkan informasi dari sumber lain untuk mendukung

jawabanmu!

(Skor: 4)

6. Berdasarkan masalah yang ditemukan dalam wacana di atas, buatlah kesimpulan

yang menunjukkan pengaruh suhu terhadap kesetimbangan!

(Skor: 4)

Tahap Solusi

Page 247: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

233

Untuk lebih memahami bagaimana suhu dapat berpengaruh terhadap

kesetimbangan kimia, maka lakukan percobaan dibawah ini:

Pertanyaan:

1. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan di atas, bagaimanakah pengaruh

suhu terhadap kesetimbangan kimia? Jelaskan !

.................................................................................................................................

.................................................................................................................................

.................................................................................................................................

.................................................................................................................................

.................................................................................................................................

.................................................................................................................................

.................................................................................................................................

Kegiatan Percobaan 3

(Pengaruh Perubahan Suhu pada Reaksi Kesetimbangan)

Tujuan: Menyelidiki pengaruh perubahan suhu pada reaksi kesetimbangan.

Alat dan Bahan:

­ Cawan Penguap

­ Kaki tiga

­ Kawat kasa

­ Pembakar spirtus

Langkah Kerja:

1. Timbang padatan CuSO4. 5H2O sebanyak 1 gram.

2. Panaskan padatan CuSO4. 5H2O. Amati perubahan yang terjadi.

3. Setelah dipanaskan, padatan CuSO4. 5H2O didinginkan kemudian tetesi

dengan air. Amati perubahan yang terjadi.

(Sumber : Buku Panduan Praktikum Kimia SMA/MA Kelas XI)

­ Pipet tetes

­ Neraca

­ Padatan CuSO4. 5H2O

­ Air

Tahap Aplikasi

Page 248: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

234

Catat hasil pengamatan yang kamu dapatkan pada tabel berikut!

Tabel Pengamatan

Aksi yang diberikan Warna Kristal (CuSO4. 5H2O) Arah pergeseran

kesetimbangan

Kristal dipanaskan

Kristal didinginkan

dan ditambahkan H2O

Reaksi kesetimbangan pada percobaan ini:

(Skor: 4)

Pembahasan

(Skor: 4)

Tahap Pemantapan Konsep

Page 249: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

235

Kesimpulan

(Skor: 4)

Presentasikan hasil diskusi kelompokmu di

depan kelas!

“Takut gagal adalah penghalang paling besar

dalam meraih kesuksesan”

= Sven Goran Eriksson =

Page 250: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

236

LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

R. MELISA NELVITA SARI

NAMA KELOMPOK :

1. ................................................................

2. ................................................................

3. ................................................................

4. ................................................................

5. ................................................................

6. ................................................................

Materi Pokok : Prinsip kesetimbangan dalam kehidupan dan industri

Kajian Teori : .................................................................

Kelas/ Semester : .................................................................

MATERI KESETIMBANGAN KIMIA

Page 251: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

237

TUJUAN PEMBELAJARAN:

1. Siswa mampu memahami prinsip kesetimbangan dalam kehidupan dan

industri.

2. Siswa mampu mengaitkan prinsip kesetimbangan dalam kehidupan dan

industri.

KOMPETENSI DASAR:

3.9 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah

kesetimbangan dan penerapannya dalam industri.

INDIKATOR:

3.9.2 Mengaitkan prinsip kesetimbangan kimia dalam kehidupan dan

industri.

Page 252: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

238

Bacalah wacana di bawah ini dengan cermat dan temukan kalimat yang

merupakan pokok masalah dalam wacana tersebut!

Pembuatan amonia (NH3) dengan proses Haber-Bosch

Amonia (NH3) merupakan gas tak berwarna dengan bau yang menyengat dan sangat

mudah larut dalam air. Senyawa ini umumnya digunakan dalam refrigerator dan

dalam pembuatan pupuk urea, bahan peledak, plastik, serta bahan-bahan kimia

lainnya. Selain itu, amonia juga digunakan sebagai pelarut.

Dalam industri, amonia diproduksi dengan menggunakan proses Haber-Bosch yang

mereaksikan gas nitrogen dan hidrogen dengan menggunakan katalis besi dengan

campuran Al2O3, MgO, CaO, dan K2O.

N2 (g) + 2H2 (g) 2NH3 (g) ∆H° = -92 kJ

Proses ini gas N2 diperoleh dari hasil penyulingan udara, sedangkan gas H2 diperoleh

dari hasil reaksi antara gas alam dengan air. Pada suhu biasa, reaksi ini berjalan

lambat sekali. Jika suhu dinaikkan, maka reaksi akan berlangsung jauh lebih cepat.

Akan tetapi, kenaikan suhu menyebabkan reaksi bergeser ke kiri, sehingga

mengurangi hasil NH3. Dengan memperhitungkan faktor waktu dan hasil, maka suhu

yang digunakan adalah 500°C. Tekanan 200 atm akan memberikan hasil NH3 15%,

tekanan 350 atm menghasilkan NH3 30%, dan tekanan 1000 atm akan menghasilkan

NH3 40%. Tekanan optimum yang digunakan adalah antara 150 – 350 atm. Hal ini

Tahap Invitasi

Wacana 4

INSTRUKSI:

1. Bentuklah 6 kelompok bersama teman-temanmu.

2. Setiap siswa harus membaca LKS ini dengan seksama dan

mengerjakan pertanyaan-pertanyaan terkait sesuai dengan

instruksi guru.

3. Apabila terdapat hal yang tidak dimengerti atau sulit dipahami

mintalah bantuan kepada guru untuk menjelaskannya.

Page 253: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

239

dikarenakan jika menggunakan tekanan yang terlalu tinggi akan memakan biaya

produksi yang tinggi karena keterbatasan alat, serta faktor keselamatan.

Selama proses berlangsung, gas-gas nitrogen dan hidrogen terus menerus

ditambahkan ke dalam campuran. Sedangkan NH3 yang terbentuk harus segera

dipisahkan dari campuran dengan cara mengembunkannya, sebab titik didih NH3

jauh lebih tinggi daripada titik didih N2 dan H2.

Agar mendapatkan produk NH3 dalam jumlah yang banyak, hal apakah yang harus

dilakukan?

(Dikutip dari berbagai sumber).

Diskusikan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan berikut bersama teman

sekelompokmu berdasarkan wacana di atas!

1. Masalah apa saja yang kamu temukan dalam wacana?

(Skor: 4)

2. Tuliskan masalah apa saja yang kamu temukan berdasarkan pengamatan yang

telah kamu lakukan (dalam bentuk pertanyaan)!

(Skor: 4)

3. Berdasarkan masalah yang telah kamu temukan dalam wacana diatas, dapatkah

kamu mengemukakan prinsip Le Chatelier yang digunakan pada prinsip

kesetimbangan dalam industri amonia?

(Skor: 4)

(Skor : 4)

Page 254: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

240

4. Tuliskan hipotesis yang kamu dapatkan dari wacana di atas mengenai prinsip

kesetimbangan dalam industri amonia!

(Skor: 4)

5. Berdasarkan hipotesis yang telah kamu tulis, jelaskan dan pertimbangkan

jawabanmu dengan menambahkan informasi dari sumber lain untuk mendukung

jawabanmu!

(Skor: 4)

6. Berdasarkan masalah yang ditemukan dalam wacana di atas, solusi apa yang

menurut kamu paling tepat agar produksi amonia berlangsung efisien dan

menghasilkan produk yang optimal?

(Skor: 4)

Tahap Eksplorasi

Tahap Solusi

Page 255: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

241

7. Berdasarkan masalah yang ditemukan dalam wacana di atas, buatlah kesimpulan

yang menunjukkan prinsip kesetimbangan dalam industri amonia!

(Skor: 4)

Untuk lebih memahami bagaimana prinsip kesetimbangan dalam industri

amonia, jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!

1. Tekanan yang besar akan menggeser kesetimbangan ke arah jumlah koefisien

yang lebih kecil, sehingga jika di terapkan dalam pembuatan amonia akan

menguntungkan produksi amonia. Berdasarkan wacana pembuatan amonia,

tekanan 200 atm akan memberikan hasil NH3 15%, tekanan 350 atm

menghasilkan NH3 30%, dan tekanan 1000 atm akan menghasilkan NH3 40%.

Namun, faktanya pada proses Haber-Bosch menggunakan tekanan 150 – 350

atm. Mengapa demikian?

(Skor: 4)

2. Pada proses Haber-Bosch, apa tujuan pengambilan produk reaksi NH3 secara

kontinyu terkait dengan kesetimbangan kimia?

(Skor: 4)

Tahap Aplikasi

Page 256: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

242

Setelah memahami masalah yang terdapat dalam wacana, simpulkan bagaimana

kondisi operasional yang nyata untuk industri amonia menurut proses Haber-Bosch!

Kesimpulan

(Skor: 4)

Bacalah wacana di bawah ini dengan cermat dan temukan kalimat yang

merupakan pokok masalah dalam wacana tersebut!

Hypoxia Sympton dan Kadar Hemoglobin

Pernahkah kamu mendengar istilah Hypoxia Sympton? Hypoxia sympton adalah

suatu kondisi sindrom kekurangan oksigen pada jaringan tubuh yang terjadi akibat

pengaruh perbedaan ketinggian. Pada kasus yang fatal bisa berakibat koma, bahkan

sampai kepada kematian. Namun, bila sudah beberapa waktu tubuh akan segera

beradaptasi dan berangsur-angsur kondisi tubuh normal kembali.

Kasus hypoxia sympton sering terjadi pada penduduk yang baru tinggal di dataran

tinggi ataupun para pendaki gunung. Keadaan ini dapat dijelaskan dengan reaksi

kesetimbangan pengikatan oksigen oleh hemoglobin:

Hb(aq) + O2 (aq) HbO2 (aq)

HbO2 merupakan oksihemoglobin yang berperan membawa oksigen ke seluruh

jaringan tubuh termasuk otak. Berkurangnya oksigen mengakibatkan HbO2 di dalam

Tahap Pemantapan Konsep

Tahap Invitasi

Wacana 5

Page 257: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

243

darah menjadi menurun. Akibat yang ditimbulkan dari keadaan tersebut, suplai

oksigen ke seluruh jaringan tubuh akan berkurang. Sehingga menyebabkan rasa

pusing, mual, serta rasa tidak nyaman bagi tubuh.

Berdasarkan wacana di atas, bagaimanakah cara mengatasi sindrom hypoxia

sympton?

(Sumber : Sudarmo, 2007:129)

Diskusikan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan berikut bersama teman

sekelompokmu berdasarkan wacana di atas!

1. Masalah apa saja yang kamu temukan dalam wacana?

(Skor: 4)

2. Tuliskan masalah utama berdasarkan pengamatan yang telah kamu lakukan

(dalam bentuk pertanyaan)!

(Skor: 4)

3. Berdasarkan masalah yang telah kamu temukan dalam wacana di atas, dapatkah

kamu mengemukakan prinsip Le Chatelier yang digunakan pada prinsip

kesetimbangan dalam pengikatan oksigen oleh hemoglobin?

(Skor: 4)

Page 258: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

244

4. Tuliskan hipotesis yang kamu dapatkan dari wacana di atas mengenai prinsip

kesetimbangan dalam pengikatan oksigen oleh hemoglobin!

(Skor: 4)

5. Berdasarkan hipotesis yang telah kamu tulis, jelaskan dan pertimbangkan

jawabanmu dengan menambahkan informasi dari sumber lain untuk mendukung

jawabanmu!

(Skor: 4)

6. Berdasarkan masalah yang ditemukan dalam wacana di atas, solusi apa yang

menurut kamu paling tepat agar produksi oksihemoglobin (HbO2) berlangsung

efisien sehingga dapat meningkatkan produksi oksihemoglobin (HbO2)?

(Skor: 4)

Tahap Eksplorasi

Tahap Solusi

Page 259: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

245

7. Berdasarkan masalah yang ditemukan dalam wacana di atas, buatlah kesimpulan

yang menunjukkan prinsip kesetimbangan dalam pengikatan oksigen oleh

hemoglobin!

(Skor: 4)

Untuk lebih memahami bagaimana prinsip kesetimbangan dalam pengikatan

oksigen oleh hemoglobin, jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!

1. Jika seorang pendaki gunung mengalami hypoxia sympton, bagaimanakah cara

pendaki gunung tersebut agar dapat meningkatkan kembali konsentrasi HbO2?

Jelaskan pendapatmu!

(Skor: 4)

2. Reaksi pengikatan oksigen oleh hemoglobin (Hb) terjadi di paru-paru.

Prediksikan arah kesetimbangan jika konsentrasi oksigen bertambah dan saat

oksigen berkurang karena reaksi pembakaran!

(Skor: 4)

Tahap Aplikasi

Page 260: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

246

Setelah memahami masalah yang terdapat dalam wacana, simpulkan bagaimana

penderita hypoxia sympton dapat memproduksi HbO2 seperti semula!

Kesimpulan

(Skor: 4)

Presentasikan hasil diskusi kelompokmu di depan

kelas!

“Kualitas bukanlah suatu kebetulan; kualitas selalu berasal dari usaha yang

cerdas”.

= John Ruskin =

Tahap Pemantapan Konsep

Page 261: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

247

Lampiran 10. Rubrik Penilaian LKS

Rubrik Penilaian Lembar Kerja Siswa Kelas Eksperimen I, II, dan III

No. Kriteria Penilaian Skor

1. a) Jika siswa dapat dengan tepat dan sesuai dalam menuliskan masalah apa saja yang terdapat dalam wacana.

b) Jika siswa cukup tepat dan cukup sesuai dalam menuliskan masalah apa saja yang terdapat dalam wacana.

c) Jika siswa kurang tepat dan kurang sesuai dalam menuliskan masalah apa saja yang terdapat dalam wacana.

d) Jika siswa siswa menuliskan masalah-masalah yang terdapat dalam wacana namayn tidak tepat dan tidak sesuai.

e) Jika siswa tidak memberikan jawaban.

4

3

2

1

0

2 a) Jika siswa dapat membuat rumusan masalah yang tepat berdasarkan masalah yang ditemukan dalam bentuk pertanyaan.

b) Jika siswa dapat membuat rumusan masalah cukup tepat berdasarkan masalah yang ditemukan dalam bentuk pertanyaan.

c) Jika siswa dapat membuat rumusan masalah kurang tepat berdasarkan masalah yang ditemukan dalam bentuk pertanyaan.

d) Jika siswa tidak tepat membuat rumusan masalah berdasarkan masalah yang ditemukan dalam bentuk pertanyaan.

e) Jika siswa tidak memberikan jawaban.

4

3

2

1

0

3 a) Jika siswa dapat dengan tepat dan sesuai dalam mengaitkan masalah yang terdapat pada wacana dengan konsep kesetimbangan kimia.

b) Jika siswa cukup tepat dan sesuai dalam mengaitkan masalah yang terdapat pada wacana dengan konsep kesetimbangan kimia.

c) Jika siswa kurang tepat dan kurang sesuai dalam mengaitkan masalah yang terdapat pada wacana dengan konsep kesetimbangan kimia.

d) Jika siswa tidak tepat dalam menuliskan keterkaitan antara masalah yang terdapat dalam wacana dengan konsep kesetimbangan kimia.

e) Jika siswa tidak memberikan jawaban.

4

3

2

1

0

4 a) Jika siswa dapat membuat hipotesis dengan tepat.

b) Jika siswa dapat membuat hipotesis dengan cukup tepat.

c) Jika siswa dapat membuat hipotesis namun kurang tepat.

d) jika siswa dapat membuat hipotesis namun tidak tepat.

e) Jika siswa tidak memberikan jawaban.

4

3

2

1

0

5 a) Jika siswa dapat menambahkan informasi/data dari berbagai sumber yang mendukung pendapatnya sendiri.

b) Jika siswa dapat menambahkan informasi/data dari berbagai sumber yang cukup mendukung pendapatnya sendiri.

c) Jika siswa dapat menambahkan informasi/data dari berbagai sumber yang kurang mendukung pendapatnya sendiri.

d) Jika siswa dapat memberikan pendapatnya sendiri namun tidak menyertakan informasi/data dari berbagai sumber yang mendukung.

e) Jika siswa tidak memberikan jawaban.

4

3

2

1

0

6 a) Jika siswa mampu membuat kesimpulan yang tepat berdasarkan masalah yang telah ditemukan dalam wacana dengan konsep kesetimbangan 4

Page 262: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

248

kimia.

b) Jika siswa mampu membuat kesimpulan cukup tepat berdasarkan masalah yang telah ditemukan dalam wacana dengan konsep

kesetimbangan kimia.

c) Jika siswa mampu membuat kesimpulan kurang tepat berdasarkan masalah yang telah ditemukan dalam wacana dengan konsep

kesetimbangan kimia.

d) Jika siswa mampu membuat kesimpulan berdasarkan masalah yang telah ditemukan dalam wacana dengan konsep kesetimbangan kimia

namun tidak tepat (salah).

e) Jika siswa tidak memberikan jawaban.

3

2

1

0

Pemantapan Konsep

1 a) Jika siswa menuliskan hasil pengamatan dengan tepat.

b) Jika siswa menuliskan hasil pengamatan dengan cukup tepat.

c) Jika siswa menuliskan hasil pengamatan dengan kurang tepat.

d) Jika siswa menuliskan hasil pengamatan dengan tidak tepat.

e) Jika siswa tidak memberikan jawaban.

4

3

2

1

0

2 a) Jika siswa mampu menuliskan persamaan reaksi dengan tepat dan lengkap.

b) Jika siswa mampu menuliskan persamaan reaksi dengan cukup tepat dan cukup lengkap.

c) Jika siswa mampu menuliskan persamaan reaksi dengan kurang tepat.

d) Jika siswa mampu menuliskan persamaan reaksi dengan tidak tepat.

e) Jika siswa tidak memberikan jawaban.

4

3

2

1

0

3. a) Jika siswa dapat membuat pembahasan dengan tepat setelah melalui rangkaian pembelajaran mengenai pengaruh konsentrasi dalam

kesetimbangan kimia.

b) Jika siswa dapat membuat pembahasan dengan cukup tepat setelah melalui rangkaian pembelajaran mengenai pengaruh konsentrasi dalam

kesetimbangan kimia.

c) Jika siswa dapat membuat pembahasan namun kurang tepat setelah melalui rangkaian pembelajaran mengenai pengaruh konsentrasi dalam

kesetimbangan kimia.

d) Jika siswa dapat membuat pembahasan namun tidak tepat setelah melalui rangkaian pembelajaran mengenai pengaruh konsentrasi dalam

kesetimbangan kimia.

e) Jika siswa tidak memberikan jawaban.

4

3

2

1

0

4 a) Jika siswa dapat membuat kesimpulan secara menyeluruh setelah melalui rangkaian pembalajaran dengan tepat.

b) Jika siswa dapat membuat kesimpulan secara menyeluruh setelah melalui rangkaian pembalajaran dengan cukup tepat.

c) Jika siswa dapat membuat kesimpulan secara menyeluruh setelah melalui rangkaian pembalajaran namun kurang tepat.

4

3

2

Page 263: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

249

d) Jika siswa dapat membuat kesimpulan secara menyeluruh setelah melalui rangkaian pembalajaran namun tidak tepat.

e) Jika siswa tidak memberikan jawaban.

1

0

Pertanyaan Evaluasi Ekserimen 1:

1 a) Jika siswa dapat menjawab pertanyaan terkait hasil percobaan dengan tepat dan rinci.

b) Jika siswa dapat menjawab pertanyaan terkait hasil percobaan dengan cukup tepat.

c) Jika siswa dapat menjawab pertanyaan terkait hasil percobaan dengan kurang tepat.

d) Jika siswa dapat menjawab pertanyaan terkait hasil percobaan dengan tidak tepat.

e) Jika siswa tidak memberikan jawaban.

4

3

2

1

0

2 a) Jika siswa dapat menjawab pertanyaan terkait hasil percobaan dengan tepat dan rinci.

b) Jika siswa dapat menjawab pertanyaan terkait hasil percobaan dengan cukup tepat.

c) Jika siswa dapat menjawab pertanyaan terkait hasil percobaan dengan kurang tepat.

d) Jika siswa dapat menjawab pertanyaan terkait hasil percobaan dengan tidak tepat.

e) Jika siswa tidak memberikan jawaban.

4

3

2

1

0

Pertanyaan Evaluasi Eksperimen 2:

1 a) Jika siswa dapat menjawab pertanyaan terkait hasil percobaan dengan tepat dan rinci.

b) Jika siswa dapat menjawab pertanyaan terkait hasil percobaan dengan cukup tepat.

c) Jika siswa dapat menjawab pertanyaan terkait hasil percobaan dengan kurang tepat.

d) Jika siswa dapat menjawab pertanyaan terkait hasil percobaan dengan tidak tepat.

e) Jika siswa tidak memberikan jawaban.

4

3

2

1

0

Pertanyaan Evaluasi Eksperimen 3:

1 a) Jika siswa dapat menjawab pertanyaan terkait hasil percobaan dengan tepat dan rinci.

b) Jika siswa dapat menjawab pertanyaan terkait hasil percobaan dengan cukup tepat.

c) Jika siswa dapat menjawab pertanyaan terkait hasil percobaan dengan kurang tepat.

d) Jika siswa dapat menjawab pertanyaan terkait hasil percobaan dengan tidak tepat.

e) Jika siswa tidak memberikan jawaban.

4

3

2

1

0

Page 264: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

250

Rubrik Penilaian Lembar Kerja Siswa Kelas Eksperimen IV

No. Kriteria Penilaian Skor

1. a) Jika siswa dapat dengan tepat dan sesuai dalam menuliskan masalah apa saja yang terdapat dalam wacana.

b) Jika siswa cukup tepat dan cukup sesuai dalam menuliskan masalah apa saja yang terdapat dalam wacana.

c) Jika siswa kurang tepat dan kurang sesuai dalam menuliskan masalah apa saja yang terdapat dalam wacana.

d) Jika siswa siswa menuliskan masalah-masalah yang terdapat dalam wacana namayn tidak tepat dan tidak sesuai.

e) Jika siswa tidak memberikan jawaban.

4

3

2

1

0

2 a) Jika siswa dapat membuat rumusan masalah yang tepat berdasarkan masalah yang ditemukan dalam bentuk pertanyaan.

b) Jika siswa dapat membuat rumusan masalah cukup tepat berdasarkan masalah yang ditemukan dalam bentuk pertanyaan.

c) Jika siswa dapat membuat rumusan masalah kurang tepat berdasarkan masalah yang ditemukan dalam bentuk pertanyaan.

d) Jika siswa tidak tepat membuat rumusan masalah berdasarkan masalah yang ditemukan dalam bentuk pertanyaan.

e) Jika siswa tidak memberikan jawaban.

4

3

2

1

0

3 a) Jika siswa dapat dengan tepat dan sesuai dalam mengaitkan masalah yang terdapat pada wacana dengan konsep kesetimbangan kimia dalam

kehidupan dan industri.

b) Jika siswa cukup tepat dan sesuai dalam mengaitkan masalah yang terdapat pada wacana dengan dengan konsep kesetimbangan kimia dalam

kehidupan dan industri.

c) Jika siswa kurang tepat dan kurang sesuai dalam mengaitkan masalah yang terdapat pada wacana dengan dengan konsep kesetimbangan

kimia dalam kehidupan dan industri.

d) Jika siswa tidak tepat dalam menuliskan keterkaitan antara masalah yang terdapat dalam wacana dengan dengan konsep kesetimbangan kimia

dalam kehidupan dan industri.

e) Jika siswa tidak memberikan jawaban.

4

3

2

1

0

4 a) Jika siswa dapat membuat hipotesis dengan tepat.

b) Jika siswa dapat membuat hipotesis dengan cukup tepat.

c) Jika siswa dapat membuat hipotesis namun kurang tepat.

d) jika siswa dapat membuat hipotesis namun tidak tepat.

e) Jika siswa tidak memberikan jawaban.

4

3

2

1

0

5 a) Jika siswa dapat menambahkan informasi/data dari berbagai sumber yang mendukung pendapatnya sendiri.

b) Jika siswa dapat menambahkan informasi/data dari berbagai sumber yang cukup mendukung pendapatnya sendiri.

4

3

Page 265: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

251

c) Jika siswa dapat menambahkan informasi/data dari berbagai sumber yang kurang mendukung pendapatnya sendiri.

d) Jika siswa dapat memberikan pendapatnya sendiri namun tidak menyertakan informasi/data dari berbagai sumber yang mendukung.

e) Jika siswa tidak memberikan jawaban.

2

1

0

6 a) Jika siswa mampu memberikan solusi yang tepat terhadap masalah yang disajikan.

b) Jika siswa mampu memberikan solusi yang cukup tepat terhadap masalah yang disajikan.

c) Jika siswa mampu memberikan solusi namun kurang tepat terhadap masalah yang disajikan.

d) Jika siswa mampu memberikan solusi namun tidak tepat terhadap masalah yang disajikan.

e) Jika siswa tidak memberikan jawaban.

4

3

2

1

0

7 a) Jika siswa mampu membuat kesimpulan yang tepat berdasarkan masalah yang telah ditemukan dalam wacana dengan konsep kesetimbangan

kimia dalam kehidupan dan industri.

b) Jika siswa mampu membuat kesimpulan cukup tepat berdasarkan masalah yang telah ditemukan dalam wacana dengan konsep

kesetimbangan kimia dalam kehidupan dan industri.

c) Jika siswa mampu membuat kesimpulan kurang tepat berdasarkan masalah yang telah ditemukan dalam dengan konsep kesetimbangan kimia

dalam kehidupan dan industri.

d) Jika siswa mampu membuat kesimpulan berdasarkan masalah yang telah ditemukan dalam wacana dengan konsep kesetimbangan kimia

dalam kehidupan dan industri namun tidak tepat (salah).

e) Jika siswa tidak memberikan jawaban.

4

3

2

1

0

Pertanyaan Tahap Aplikasi pada Kesetimbangan Kimia dalam Industri dan Kehidupan.

1 a) Jika siswa mampu mengaplikasikan pengetahuan yang didapatkan dari rangkaian pembelajaran sebelumnya dan menjawab pertanyaan

dengan tepat.

b) Jika siswa mampu mengaplikasikan pengetahuan yang didapatkan dari rangkaian pembelajaran sebelumnya dan menjawab pertanyaan

dengan cukup tepat.

c) Jika siswa mampu mengaplikasikan pengetahuan yang didapatkan dari rangkaian pembelajaran sebelumnya dan menjawab pertanyaan namun

kurang tepat.

d) Jika siswa mampu mengaplikasikan pengetahuan yang didapatkan dari rangkaian pembelajaran sebelumnya dan menjawab pertanyaan namun

tidak tepat.

e) Jika siswa tidak memberikan jawaban.

4

3

2

1

0

2 a) Jika siswa mampu mengaplikasikan pengetahuan yang didapatkan dari rangkaian pembelajaran sebelumnya dan menjawab pertanyaan

dengan tepat.

4

Page 266: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

252

b) Jika siswa mampu mengaplikasikan pengetahuan yang didapatkan dari rangkaian pembelajaran sebelumnya dan menjawab pertanyaan

dengan cukup tepat.

c) Jika siswa mampu mengaplikasikan pengetahuan yang didapatkan dari rangkaian pembelajaran sebelumnya dan menjawab pertanyaan namun

kurang tepat.

d) Jika siswa mampu mengaplikasikan pengetahuan yang didapatkan dari rangkaian pembelajaran sebelumnya dan menjawab pertanyaan namun

tidak tepat.

e) Jika siswa tidak memberikan jawaban.

3

2

1

0

Pemantapan Konsep

1 a) Jika siswa dapat membuat kesimpulan secara menyeluruh setelah melalui rangkaian pembalajaran dengan tepat.

b) Jika siswa dapat membuat kesimpulan secara menyeluruh setelah melalui rangkaian pembalajaran dengan cukup tepat.

c) Jika siswa dapat membuat kesimpulan secara menyeluruh setelah melalui rangkaian pembalajaran namun kurang tepat.

d) Jika siswa dapat membuat kesimpulan secara menyeluruh setelah melalui rangkaian pembalajaran namun tidak tepat.

e) Jika siswa tidak memberikan jawaban.

4

3

2

1

0

Page 267: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

253

Lampiran 11. Hasil Tes Keterampilan Berpikir Kritis

HASIL TES KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA

KELAS XI MIA 2 (KELAS EKSPERIMEN)

No. Nama Siswa Pretest Posttest

1 Abiyan Dohansyah Putra 13 88

2 Amelia Christina Saruli 27 94

3 Christina Angel Mutiara 19 96

4 Desy Salsabila 15 79

5 Diah Salma Dewi 23 88

6 Evita Dewi Nur Rizqi 23 85

7 Fahreza Arfan Zaeni 17 79

8 Faris Muzhaffar 19 85

9 Fatina Ardelia 15 92

10 Fauzan Hiroki Imam 25 85

11 Fauzan Wahyudi 21 85

12 Gabriel Fauzani 29 79

13 Ginta Shafira Distirani Nawang 19 90

14 Gusti Gita Ayu Cahyani 21 96

15 Hafizh Ridho Nur Achmad 31 90

16 Hanifa Putri Nurawaliya 15 90

17 Inas Safira 23 92

18 Irawan Adhi Putra 19 85

19 Jordan Patrick Er'sinalsal S. 17 83

20 Lathifa Boenjamin 15 88

21 Luqman Alifio Arhab 25 94

22 Muhammad Haykal Firza H. 17 85

23 Muhammad Razi Ihram Pane 10 81

24 Nabila Nur Anggraini 17 92

25 Naifa Dhea Hardiani 21 94

26 Naila Adelia Pribadi 23 85

27 Nur Aini Fitriyah 25 92

28 Rafie Ananta Rizky 17 77

28 Rahadian Wahyu 23 88

30 Rivana Nadia Azzahra 17 90

31 Rizka Ayumi Lathifah 21 92

32 Rizvi Mahendra Dhaneswara 25 83

33 Safina Nurul Adila 29 83

34 Tasya Ananda 17 88

35 Zahra Khairunnisa 19 90

36 Zahratul Umami Annisa 25 90

Jumlah 737 3153

Nilai Tertinggi 31 96

Nilai Terendah 10 77

Rata-rata 20,472 87,583

Page 268: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

254

HASIL TES KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA

KELAS XI MIA 4 (KELAS KONTROL)

No. Nama Siswa Pretest Posttest

1 Aldi Maheswara W. 21 71

2 Alya Hanifa Fahira 25 88

3 Amadika Daffa Verlinan 15 73

4 Andi Denise Zabrina 19 81

5 Andrini Naomi Larasati 25 73

6 Chika Michiko Abigail S. 21 83

7 Chusnul Lutfiyah 19 75

8 Dessy Rahma Waty 31 94

9 Dhabita Syaurah Nurrosna 19 90

10 Dhiva Nuraini 25 77

11 Dinda Ambarsari 15 71

12 Dindasuci Mulyasih 17 83

13 Diska Rahmalia 25 77

14 Diva Firyal Athaaya 13 79

15 Eslim Suyangsu R. 33 83

16 Fakhriza Abrar 21 81

17 Frista Aulia Putri Satrio 25 77

18 Gerald Nicholas Chandra 15 81

19 Gilang Mahardhika P. 19 83

20 Haydar Muhammad Hanan 23 73

21 I Gusti Aswina Mahendra 21 71

22 Lidya Raizel Alinka 19 71

23 Muhammad Azriel Wahyudi 23 83

24 Muhammad Daud Fadhil R. 21 75

25 Muhammad Reza Azhar P. 29 85

26 Nabila Aulia 25 79

27 Naurah Syifa Aludra 21 85

28 Nova Aulia Ramadanti 19 92

28 Putri Malikah Hasibuan 19 90

30 Rafiza Citra Annisa 25 77

31 Rasendrio Muhammad P. S 15 69

32 Riska Maulidya Alfasyah 25 88

33 Salsa Billa Assyifa 27 85

34 Shafira Cholid 13 88

35 Sherin Ashari Putri 17 75

36 Tasya Azalia 19 81

Jumlah 764 2888

Nilai Tertinggi 33 94

Nilai Terendah 13 69

Rata-rata 21,222 80,194

Page 269: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

255

Lampiran 12. Hasil Pretest Kelas Eksperimen Berdasarkan Indikator KBK

Data Hasil Pretest Kelas Eksperimen Berdasarkan Indikator Keterampilan Berpikir Kritis

No Nama

Siswa

Nomor Soal Pretest Skor

Maks. Skor Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

1 ADP 2 1 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 48 6 13

2 ACS 3 2 2 2 1 2 1 0 0 0 0 0 48 13 27

3 CAM 3 0 2 2 1 1 0 0 0 0 0 0 48 9 19

4 DS 2 2 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 48 7 15

5 DSD 3 1 2 2 2 1 0 0 0 0 0 0 48 11 23

6 EDNR 2 0 3 3 0 3 0 0 0 0 0 0 48 11 23

7 FAZ 2 1 1 2 2 0 0 0 0 0 0 0 48 8 17

8 FM 3 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 48 9 19

9 FA 2 1 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 48 7 15

10 FHI 4 2 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 48 12 25

11 FW 2 0 2 2 2 2 0 0 0 0 0 0 48 10 21

12 GF 2 2 2 2 2 2 2 0 0 0 0 0 48 14 29

13 GSDN 2 1 1 2 2 0 0 0 0 0 1 0 48 9 19

14 GGAC 3 2 2 2 1 0 0 0 0 0 0 0 48 10 21

15 HRNA 2 2 2 2 3 2 2 0 0 0 0 0 48 15 31

16 HPN 2 2 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 48 7 15

17 IS 3 1 2 1 2 2 0 0 0 0 0 0 48 11 23

18 IAP 2 1 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 48 9 19

19 JPES 2 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 48 8 17

Page 270: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

256

No Nama

Siswa

Nomor Soal Pretest Skor

Maks. Skor Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

20 LB 2 2 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 48 7 15

21 LAA 2 0 1 1 3 2 3 0 0 0 0 0 48 12 25

22 MFH 2 0 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 48 8 17

23 MRIP 2 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 48 5 10

24 NNA 2 0 1 3 2 0 0 0 0 0 0 0 48 8 17

25 NDH 4 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 48 10 21

26 NAP 2 0 0 3 3 0 3 0 0 0 0 0 48 11 23

27 NAF 2 0 3 4 0 3 0 0 0 0 0 0 48 12 25

28 RAR 2 0 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 48 8 17

29 RW 3 2 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 48 11 23

30 RNA 2 1 1 2 0 2 0 0 0 0 0 0 48 8 17

31 RAL 2 0 2 3 3 0 0 0 0 0 0 0 48 10 21

32 RMD 4 0 2 2 2 2 0 0 0 0 0 0 48 12 25

33 SNA 2 2 2 3 2 2 1 0 0 0 0 0 48 14 29

34 TA 3 0 1 2 1 1 0 0 0 0 0 0 48 8 17

35 ZK 3 0 2 1 2 1 0 0 0 0 0 0 48 9 19

36 ZUA 4 1 2 2 0 2 1 0 0 0 0 0 48 12 25

Jumlah 89 37 62 73 46 30 10 0 0 0 1 0 351 737

Rata-rata 2,472 1,028 1,722 2,028 1,278 0,833 0,361 0 0 0 0,028 0 9,750 20,472

Persentase 61,806 25,694 43,056 50,694 31,944 20,833 9,028 0,000 0,000 0,000 0,694 0,000

Page 271: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

257

No. Indikator Keterampilan Berpikir Kritis No. Soal Persentase Kategori

1 Memfokuskan pertanyaan 1 61,81 % Baik

2 Menganalisis argumen 2 25,69 % Kurang

3 Bertanya dan menjawab pertanyaan 4 50,69 % Cukup

4 Menjelaskan kredibilitas (kriteria) suatu sumber 5 31,94 % Kurang

5 Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi 12 0,00 % Sangat Kurang

6 Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi 6 20,83 % Kurang

7 Membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi 7 9,03 % Sangat Kurang

8 Membuat dan menilai hasil pertimbangan 8 0,00 % Sangat Kurang

9 Mengidentifikasi istilah dan mempertimbangkan definisi 9 0,00% Sangat Kurang

10 Mengidentifikasi asumsi-asumsi 10, 11 0,35 % Sangat Kurang

11 Memutuskan suatu tindakan 3 43,06 % Cukup

Rata-rata 22,13 % Kurang

Page 272: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

258

Lampiran 13. Hasil Pretest Kelas Kontrol Berdasarkan Indikator KBK

Data Hasil Pretest Kelas Kontrol Berdasarkan Indikator Keterampilan Berpikir Kritis

No Nama

Siswa

Nomor Soal Pretest Skor

Maks. Skor Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

1 AMW 3 3 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 48 10 21

2 AHF 2 4 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 48 12 25

3 ADV 2 3 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 48 7 15

4 ADZ 1 2 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 48 9 19

5 ANL 2 4 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 48 12 25

6 CMAS 3 3 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 48 10 21

7 CL 2 3 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 48 9 19

8 DRW 3 2 2 2 2 2 2 0 0 0 0 0 48 15 31

9 DSN 2 4 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 48 9 19

10 DN 2 3 3 2 2 0 0 0 0 0 0 0 48 12 25

11 DA 2 3 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 48 7 15

12 DM 2 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 48 8 17

13 DR 3 3 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 48 12 25

14 DFA 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 48 6 13

15 ESR 2 4 2 3 3 2 0 0 0 0 0 0 48 16 33

16 FA 3 3 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 48 10 21

17 FAPS 2 3 3 2 2 0 0 0 0 0 0 0 48 12 25

18 GNC 3 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 48 7 15

19 GMP 2 3 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 48 9 19

Page 273: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

259

No Nama

Siswa

Nomor Soal Pretest Skor

Maks. Skor Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

20 HMH 2 3 2 0 2 2 0 0 0 0 0 0 48 11 23

21 IGAM 3 3 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 48 10 21

22 LRA 2 3 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 48 9 19

23 MAW 2 3 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 48 11 23

24 MDFR 3 3 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 48 10 21

25 MRAP 3 4 3 2 2 0 0 0 0 0 0 0 48 14 29

26 NA 2 4 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 48 12 25

27 NSA 2 4 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 48 10 21

28 NAR 3 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 48 9 19

29 PMH 2 3 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 48 9 19

30 RCA 2 4 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 48 12 25

31 RMPS 3 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 48 7 15

32 RMA 2 4 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 48 12 25

33 SBA 2 4 3 2 2 0 0 0 0 0 0 0 48 13 27

34 SC 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 48 6 13

35 SAP 2 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 48 8 17

36 TA 2 2 2 3 0 0 0 0 0 0 0 0 48 9 19

Jumlah 82 108 76 57 31 8 2 0 0 0 0 0

364,00 764

Rata-rata 2,278 3,000 2,111 1,583 0,861 0,222 0,056 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000

10,111 21,222

Persentase 56,944 75 52,778 39,583 21,528 5,556 1,389 0 0 0 0 0

Page 274: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

260

No. Indikator Keterampilan Berpikir Kritis No. Soal Persentase Kategori

1 Memfokuskan pertanyaan 1 59,94 % Cukup

2 Menganalisis argumen 2 75,00 % Sangat Baik

3 Bertanya dan menjawab pertanyaan 4 39,58 % Kurang

4 Menjelaskan kredibilitas (kriteria) suatu sumber 5 21,53 % Kurang

5 Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi 12 0,00 % Sangat Kurang

6 Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi 6 5,56 % Sangat Kurang

7 Membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi 7 1,39 % Sangat Kurang

8 Membuat dan menilai hasil pertimbangan 8 0,00 % Sangat Kurang

9 Mengidentifikasi istilah dan mempertimbangkan definisi 9 0,00 % Sangat Kurang

10 Mengidentifikasi asumsi-asumsi 10, 11 0,00% Sangat Kurang

11 Memutuskan suatu tindakan 3 52,78 % Cukup

Rata-rata 22,98 % Kurang

Page 275: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

261

Lampiran 14. Hasil Posttest Kelas Eksperimen Berdasarkan Indikator KBK

Data Hasil Posttest Kelas Eksperimen Berdasarkan Indikator KBK

No Nama

Siswa

Nomor Soal Posttest Skor

Maks. Skor Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

1 ADP 3 4 2 4 3 4 4 4 4 3 3 4 48 42 88

2 ACS 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 48 45 94

3 CAM 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 48 46 96

4 DS 4 3 3 2 4 2 4 4 4 3 3 2 48 38 79

5 DSD 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 48 42 88

6 EDNR 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 48 41 85

7 FAZ 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 48 38 79

8 FM 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 48 41 85

9 FA 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 48 44 92

10 FHI 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 2 48 41 85

11 FW 3 4 4 4 4 3 4 4 3 2 3 3 48 41 85

12 GF 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 48 38 79

13 GSDN 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 48 43 90

14 GGAC 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 48 46 96

15 HRNA 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 48 43 90

16 HPN 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 48 43 90

17 IS 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 48 44 92

18 IAP 4 4 2 2 4 3 4 4 4 4 3 3 48 41 85

19 JPES 4 3 2 2 3 3 4 4 4 4 4 3 48 40 83

Page 276: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

262

No Nama

Siswa

Nomor Soal Posttest Skor

Maks. Skor Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

20 LB 2 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 48 42 88

21 LAA 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 48 45 94

22 MFH 4 4 4 4 4 3 4 4 3 2 3 2 48 41 85

23 MRIP 3 4 3 3 3 4 4 3 4 2 3 3 48 39 81

24 NNA 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 48 44 92

25 NDH 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 48 45 94

26 NAP 4 4 3 4 3 4 4 3 4 2 3 3 48 41 85

27 NAF 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 2 48 44 92

28 RAR 4 4 3 2 4 2 4 3 2 4 2 3 48 37 77

29 RW 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 3 3 48 42 88

30 RNA 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 48 43 90

31 RAL 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 3 48 44 92

32 RMD 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 48 40 83

33 SNA 3 3 3 3 3 4 4 2 4 3 4 4 48 40 83

34 TA 4 4 2 3 4 3 4 4 4 4 3 3 48 42 88

35 ZK 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 2 3 48 43 90

36 ZUA 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 3 3 48 43 90

Jumlah 133 132 118 118 131 126 138 130 132 126 117 111 1512 3153

Rata-rata 3,694 3,667 3,278 3,278 3,639 3,500 3,833 3,611 3,667 3,500 3,250 3,083 42,000 87,583

Persentase 92,361 91,667 81,944 81,944 90,972 87,500 95,833 90,278 91,667 87,500 81,250 77,083

Page 277: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

263

No. Indikator Keterampilan Berpikir Kritis No. Soal Persentase Kategori

1 Memfokuskan pertanyaan 1 92,36 % Sangat Baik

2 Menganalisis argumen 2 91,67 % Sangat Baik

3 Bertanya dan menjawab pertanyaan 4 81,94 % Sangat Baik

4 Menjelaskan kredibilitas (kriteria) suatu sumber 5 90,97 % Sangat Baik

5 Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi 12 77,08 % Baik

6 Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi 6 87,50 % Sangat Baik

7 Membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi 7 95,83 % Sangat Baik

8 Membuat dan menilai hasil pertimbangan 8 90,28 % Sangat Baik

9 Mengidentifikasi istilah dan mempertimbangkan definisi 9 91,67 % Sangat Baik

10 Mengidentifikasi asumsi-asumsi 10, 11 84,38 % Sangat Baik

11 Memutuskan suatu tindakan 3 81,94 % Sangat Baik

Rata-rata 87,78 % Sangat Baik

Page 278: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

264

Lampiran 15. Hasil Posttest Kelas Kontrol Berdasarkan Indikator KBK

Data Hasil Posttest Kelas Kontrol Berdasarkan Indikator KBK

No Nama

Siswa

Nomor Soal Posttest Skor

Maks. Skor Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

1 AMW 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 48 34 71

2 AHF 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 3 48 42 88

3 ADV 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 48 35 73

4 ADZ 2 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 48 39 81

5 ANL 2 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 48 35 73

6 CMAS 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 2 4 48 40 83

7 CL 2 4 2 2 3 3 4 4 4 3 3 2 48 36 75

8 DRW 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 48 45 94

9 DSN 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 48 43 90

10 DN 2 4 3 3 4 3 3 3 2 3 3 4 48 37 77

11 DA 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 48 34 71

12 DM 2 4 2 3 4 4 4 4 3 4 3 3 48 40 83

13 DR 4 3 3 3 3 3 2 4 4 3 2 3 48 37 77

14 DFA 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 48 38 79

15 ESR 2 4 2 4 4 4 3 4 4 3 3 3 48 40 83

16 FA 4 4 2 3 3 3 4 4 4 3 3 2 48 39 81

17 FAPS 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 48 37 77

18 GNC 4 3 2 4 3 4 3 3 3 4 3 3 48 39 81

19 GMP 2 4 2 4 3 4 4 4 3 4 3 3 48 40 83

Page 279: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

265

No Nama

Siswa

Nomor Soal Posttest Skor

Maks. Skor Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

20 HMH 2 3 3 2 3 3 4 3 4 3 3 2 48 35 73

21 IGAM 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 48 34 71

22 LRA 2 3 2 3 4 3 3 2 3 3 3 3 48 34 71

23 MAW 3 4 2 4 4 4 2 4 4 4 3 2 48 40 83

24 MDFR 2 3 2 2 3 4 4 4 4 3 3 2 48 36 75

25 MRAP 3 4 2 4 3 4 4 4 3 3 4 3 48 41 85

26 NA 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 3 48 38 79

27 NSA 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 2 2 48 41 85

28 NAR 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 3 48 44 92

29 PMH 4 4 2 3 3 4 4 4 4 4 4 3 48 43 90

30 RCA 2 4 3 4 3 3 2 4 4 3 2 3 48 37 77

31 RMPS 3 2 3 3 3 2 4 2 3 3 3 2 48 33 69

32 RMA 2 4 3 4 4 3 2 4 4 4 4 4 48 42 88

33 SBA 4 4 3 3 3 4 4 4 3 2 4 3 48 41 85

34 SC 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 3 2 48 42 88

35 SAP 4 2 2 2 4 3 3 4 4 3 2 3 48 36 75

36 TA 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 48 39 81

Jumlah 105 123 94 117 121 120 122 126 126 119 109 104 1386 2887

Rata-rata 2,917 3,417 2,611 3,250 3,361 3,333 3,389 3,500 3,500 3,306 3,028 2,889 38,500 80,194

Persentase 72,917 85,417 65,278 81,250 84,028 83,333 84,722 87,500 87,500 82,639 75,694 72,222

Page 280: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

266

No. Indikator Keterampilan Berpikir Kritis No. Soal Persentase Kategori

1 Memfokuskan pertanyaan 1 72,92 % Baik

2 Menganalisis argumen 2 85,42 % Sangat Baik

3 Bertanya dan menjawab pertanyaan 4 81,25 % Sangat Baik

4 Menjelaskan kredibilitas (kriteria) suatu sumber 5 84,03 % Sangat Baik

5 Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi 12 72,22 % Baik

6 Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi 6 83,33 % Sangat Baik

7 Membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi 7 84,72 % Sangat Baik

8 Membuat dan menilai hasil pertimbangan 8 87,50 % Sangat Baik

9 Mengidentifikasi istilah dan mempertimbangkan definisi 9 87,50 % Sangat Baik

10 Mengidentifikasi asumsi-asumsi 10, 11 79,17 % Baik

11 Memutuskan suatu tindakan 3 65,28 % Baik

Rata-rata 80,30 % Baik

Page 281: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

267

Lampiran 16. Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen

Data Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen

Perhitungan uji normalitas dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 22, taraf

nyata (α) adalah 5% (0,05) dan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov.

SAVE OUTFILE='C:\Users\USER\Documents\Pretest XI MIA 2 dan

4.sav'

/COMPRESSED.

EXAMINE VARIABLES=Pretest BY Kelas

/PLOT HISTOGRAM NPPLOT

/STATISTICS DESCRIPTIVES

/CINTERVAL 95

/MISSING LISTWISE

/NOTOTAL.

Explore

[DataSet2] C:\Users\USER\Documents\Pretest XI MIA 2 dan 4.sav

Kelas

Case Processing Summary

Kelas

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Pretest Kontrol 36 100,0% 0 0,0% 36 100,0%

Eksperimen 36 100,0% 0 0,0% 36 100,0%

Descriptives

Kelas Statistic Std. Error

Pretest Kontrol Mean 21,22 ,804

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 19,59

Upper Bound 22,85

5% Trimmed Mean 21,07

Median 21,00

Variance 23,263

Std. Deviation 4,823

Minimum 13

Maximum 33

Range 20

Page 282: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

268

Interquartile Range 6

Skewness ,367 ,393

Kurtosis -,093 ,768

Eksperimen Mean 20,47 ,804

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 18,84

Upper Bound 22,10

5% Trimmed Mean 20,44

Median 20,00

Variance 23,285

Std. Deviation 4,825

Minimum 10

Maximum 31

Range 21

Interquartile Range 8

Skewness ,189 ,393

Kurtosis -,350 ,768

Tests of Normality

Kelas

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Pretest Kontrol ,129 36 ,133 ,959 36 ,196

Eksperimen ,125 36 ,167 ,974 36 ,537

a. Lilliefors Significance Correction

1. H0 = data berdistribusi normal

H1 = data tidak berdistribusi normal

2. Kriteria pengujian:

Sig > α maka H0 diterima, H1 ditolak

Sig < α maka H0 ditolak, H1 diterima

3. Sig :

Kelas Kontrol Sig (0,133) > α (0,05) sehingga H0 diterima

Kelas Eksperimen Sig (0,167) > α (0,05) sehingga H0 diterima

4. Kesimpulan

Data berdistribusi normal.

Page 283: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

269

Lampiran 17. Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen

Data Hasil Uji Homogenitas Nilai Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen

Perhitungan uji homogenitas dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 22,

dengan taraf nyata (α) adalah 5% (0,05) dan menggunakan uji Levene.

UNIANOVA Pretest BY Kelas

/METHOD=SSTYPE(3)

/INTERCEPT=INCLUDE

/EMMEANS=TABLES(OVERALL)

/EMMEANS=TABLES(Kelas)

/PRINT=HOMOGENEITY

/CRITERIA=ALPHA(.05)

/DESIGN=Kelas.

Univariate Analysis of Variance

Between-Subjects Factors

Value Label N

Kelas 1 Kontrol 36

2 Eksperimen 36

Levene's Test of Equality of Error Variancesa

Dependent Variable: Pretest

F df1 df2 Sig.

,050 1 70 ,824

Tests the null hypothesis that the error variance of

the dependent variable is equal across groups.

a. Design: Intercept + Kelas

1. H0 = data homogen

H1 = data tidak homogen

2. Kriteria pengujian:

Sig > α maka H0 diterima, H1 ditolak

Sig < α maka H0 ditolak, H1 diterima

3. Sig (0,824) > α (0,05) maka H0 diterima

4. Kesimpulan:

Data berasal dari varian yang sama atau homogen.

Page 284: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

270

Lampiran 18. Hasil Uji Hipotesis Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen

Data Hasil Uji Hipotesis Nilai Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen

Perhitungan uji hipotesis dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 22, dengan

taraf nyata (α ) adalah 5% (0,05) dan menggunakan uji independent sample

test.

T-TEST GROUPS=Kelas(1 2)

/MISSING=ANALYSIS

/VARIABLES=Pretest

/CRITERIA=CI(.95).

T-Test

Group Statistics

Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Pretest Kontrol 36 21,22 4,823 ,804

Eksperimen 36 20,47 4,825 ,804

Independent Samples Test

Levene's Test

for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pretest Equal

variances

assumed

,050 ,824 ,660 70 ,512 ,750 1,137 -1,518 3,018

Equal

variances

not

assumed

,660 70,000 ,512 ,750 1,137 -1,518 3,018

1. H0 = tidak terdapat perbedaan rata-rata nilai pretest antara kelas kontrol dan

eksperimen

H1 = terdapat perbedaan rata-rata nilai pretest antara kelas kontrol dan

eksperimen

2. Kriteria pengujian:

Sig (2-tailed) > α maka H0 diterima; H1 ditolak

Sig (2-tailed) < α maka H0 ditolak; H1 diterima

3. Sig (2-tailed) (0,512) > α (0,05) sehingga H0 diterima

4. Kesimpulan:

Tidak terdapat perbedaan rata-rata nilai pretest antara kelas kontrol dan

eksperimen.

Page 285: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

271

Lampiran 19. Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen

Data Hasil Uji Normalitas Nilai Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen

Perhitungan uji normalitas dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 22, taraf

nyata (α) adalah 5% (0,05) dan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov.

EXAMINE VARIABLES=Posttest BY Kelas

/PLOT HISTOGRAM NPPLOT

/STATISTICS DESCRIPTIVES

/CINTERVAL 95

/MISSING LISTWISE

/NOTOTAL.

Explore Kelas

Case Processing Summary

Kelas

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Posttest Kontrol 36 100,0% 0 0,0% 36 100,0%

Eksperimen 36 100,0% 0 0,0% 36 100,0%

Descriptives

Kelas Statistic Std. Error

Posttest Kontrol Mean 80,19 1,113

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 77,94

Upper Bound 82,45

5% Trimmed Mean 80,05

Median 81,00

Variance 44,561

Std. Deviation 6,675

Minimum 69

Maximum 94

Range 25

Interquartile Range 10

Skewness ,188 ,393

Kurtosis -,846 ,768

Eksperimen Mean 87,58 ,838

Page 286: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

272

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 85,88

Upper Bound 89,28

5% Trimmed Mean 87,65

Median 88,00

Variance 25,279

Std. Deviation 5,028

Minimum 77

Maximum 96

Range 19

Interquartile Range 7

Skewness -,304 ,393

Kurtosis -,644 ,768

Tests of Normality

Kelas

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Posttest Kontrol ,101 36 ,200* ,966 36 ,316

Eksperimen ,129 36 ,137 ,959 36 ,206

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

1. H0 = data berdistribusi normal

H1 = data tidak berdistribusi normal

2. Kriteria pengujian:

Sig > α maka H0 diterima, H1 ditolak

Sig < α maka H0 ditolak, H1 diterima

3. Sig :

Kelas Kontrol Sig (0,200) > α (0,05) sehingga H0 diterima

Kelas Eksperimen Sig (0,137) > α (0,05) sehingga H0 diterima

4. Kesimpulan

Data berdistribusi normal.

Page 287: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

273

Lampiran 20. Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen

Data Hasil Uji Homogenitas Nilai Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen

Perhitungan uji homogenitas dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 22,

taraf nyata (α) adalah 5% (0,05) dan menggunakan uji Levene.

UNIANOVA Posttest BY Kelas

/METHOD=SSTYPE(3)

/INTERCEPT=INCLUDE

/EMMEANS=TABLES(OVERALL)

/EMMEANS=TABLES(Kelas)

/PRINT=HOMOGENEITY

/CRITERIA=ALPHA(.05)

/DESIGN=Kelas.

Univariate Analysis of Variance

Between-Subjects Factors

Value Label N

Kelas 1 Kontrol 36

2 Eksperimen 36

Levene's Test of Equality of Error Variancesa

Dependent Variable: Posttest

F df1 df2 Sig.

3,599 1 70 ,062

Tests the null hypothesis that the error variance of

the dependent variable is equal across groups.

a. Design: Intercept + Kelas

1. H0 = data homogen

H1 = data tidak homogen

2. Kriteria pengujian:

Sig > α maka H0 diterima, H1 ditolak

Sig < α maka H0 ditolak, H1 diterima

3. Sig (0,062) > α (0,05) maka H0 diterima

4. Kesimpulan:

Data berasal dari varian yang sama atau homogen.

Page 288: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

274

Lampiran 21. Hasil Uji Hipotesis Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen

Data Hasil Uji Hipotesis Nilai Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen

Perhitungan uji hipotesis dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 22, dengan

taraf nyata (α ) adalah 5% (0,05) dan menggunakan uji independent sample

test.

T-TEST GROUPS=Kelas(1 2)

/MISSING=ANALYSIS

/VARIABLES=Posttest

/CRITERIA=CI(.95).

T-Test

Group Statistics

Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Posttest Kontrol 36 80,19 6,675 1,113

Eksperimen 36 87,58 5,028 ,838

Independent Samples Test

Levene's Test

for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Posttest Equal

variances

assumed

3,599 ,062 -5,305 70 ,000 -7,389 1,393 -10,167 -4,611

Equal

variances

not

assumed

-5,305 65,042 ,000 -7,389 1,393 -10,171 -4,607

1. H0 = tidak terdapat perbedaan rata-rata nilai pretest antara kelas kontrol

dan eksperimen

H1 = terdapat perbedaan rata-rata nilai pretest antara kelas kontrol dan

eksperimen

2. Kriteria pengujian:

Sig (2-tailed) > α maka H0 diterima; H1 ditolak

Sig (2-tailed) < α maka H0 ditolak; H1 diterima

3. Sig (2-tailed) (0,000) < α (0,05) sehingga H0 ditolak

4. Kesimpulan:

Terdapat perbedaan rata-rata nilai posttest antara kelas kontrol dan

eksperimen yang menandakan terdapat pengaruh model pembalajaran

inkuiri terbimbing berpendekatan SETS terhadap keterampilan berpikir

kritis siswa.

Page 289: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

275

Lampiran 22. Surat Bimbingan Skripsi

Page 290: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

276

Lampiran 23. Surat Izin Validasi

Page 291: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

277

Lampiran 24. Surat Izin Penelitian

Page 292: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

278

Lampiran 25. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Page 293: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

279

Lampiran 26. Lembar Observasi

Page 294: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

280

Page 295: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

281

Lampiran 27. Dokumentasi Penelitian

Page 296: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

282

Lampiran 28. Lembar Uji Referensi

Page 297: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

283

Page 298: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

284

Page 299: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

285

Page 300: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

286

Page 301: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

287

Page 302: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

288

Page 303: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

289

Page 304: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43409/1/R... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN SETS

290