Pembaruan Tani edisi Maret 2006

16
PEMBARUAN PEMBARUAN TANI TANI M I M B A R K O M U N I K A S I P E T A N I EDISI 25 - MARET 2006 EDISI 25 - MARET 2006 Harga Eceran Rp 3.000,- MERAMPAS TANAH RAKYAT MERAMPAS TANAH RAKYAT Sengketa Agraria di Bandar Pasir Mandoge Asahan, Sumatera Utara Sengketa Agraria di Bandar Pasir Mandoge Asahan, Sumatera Utara Ketimpangan Penguasaan Tanah Dan Jalan Keluarnya Ketimpangan Penguasaan Tanah Dan Jalan Keluarnya PENDAPAT Kekerasan Modal Dalam Masalah Pangan Kekerasan Modal Dalam Masalah Pangan SOROTAN Halaman 12 Halaman 12 “Harus ada distribusi lahan subur, termasuk juga pemberian hak kepada petani untuk mengontrol air, benih, keanekaragaman hayati, teknologi untuk memproduksi pertanian berdasarkan prinsip kedaulatan pangan.” Henry Saragih, Sekjen FSPI dan Koordinator La Via Campesina, mengatakannya saat membuka Konferensi Pembaruan Agraria (ICAARD), di Porto Alegre Brazil. Berita selengkapnya ada di halaman 3. Ada permasalahan besar dalam persoalan pertanahan di negeri ini. Fakta menunjukkan bahwa penguasaan tanah sangat timpang. Sebagian besar tanah-tanah dikuasai oleh sekelompok kecil orang yang memiliki modal besar. Halaman 6 Halaman 6 Ketidakadilan Agraria Ketidakadilan Agraria Saat ini Indonesia menghadapi kemungkinan krisis pangan yang cukup berat. Krisis ini disebabkan oleh memburuknya ketidakadilan agraria, yang tidak hanya menindas kaum tani, melainkan memenjara rakyat Indonesia dalam kungkungan feodalisme dan imperialisme. Untuk itu, gerakan land-reform menduduki posisi penting. Gerakan ini adalah sokoguru gerakan demokratis dan pembebasan nasional untuk seluruh rakyat Indonesia. Halaman 7 Halaman 7 Memperdaya Dengan Hukum Memperdaya Dengan Hukum NASIONAL Petani Tanak Awu Temui Gus Dur Petani Tanak Awu Temui Gus Dur Halaman 8 Halaman 8 Halaman 10 Halaman 10 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang pangan sangat merugikan rakyat kecil. Bahkan lebih jauh lagi, UU itu bertentangan dengan konstitusi Republik Indonesia UUD 1945 dan berpotensi melanggar hak asasi manusia. Sebagian berpendapat undang-undang tersebut patut diadukan ke Mahkamah Konstitusi. Penggusuran selalu meninggalkan cerita pilu. Kekerasan kerap menimpa orang-orang yang tergusur. Posisi mereka seakan lumpuh dihadapan hukum dan mesin kekuasaan. Jerit tangis pun kadang hanya terdengar sesekali di media massa, lalu tenggelam ditelan hiruk pikuk kehidupan. Buntutnya, sekelompok anak manusia harus terusir dari ranah kehidupannya.

Transcript of Pembaruan Tani edisi Maret 2006

Page 1: Pembaruan Tani edisi Maret 2006

PEMBARUAN PEMBARUAN TANITANIM I M B A R K O M U N I K A S I P E T A N I

EDISI 25 - MARET 2006EDISI 25 - MARET 2006 Harga Eceran Rp 3.000,-

MERAMPAS TANAH RAKYATMERAMPAS TANAH RAKYATSengketa Agraria di Bandar Pasir MandogeAsahan, Sumatera UtaraSengketa Agraria di Bandar Pasir MandogeAsahan, Sumatera Utara

Ketimpangan Penguasaan Tanah Dan Jalan KeluarnyaKetimpangan Penguasaan Tanah Dan Jalan Keluarnya

PENDAPAT

Kekerasan Modal Dalam Masalah PanganKekerasan Modal Dalam Masalah Pangan

SOROTAN

Halaman 12Halaman 12

“Harus ada distribusi lahan subur, termasuk juga pemberian hak kepada petani untuk mengontrol air, benih,

keanekaragaman hayati, teknologi untuk memproduksi pertanian berdasarkan prinsip kedaulatan pangan.” Henry

Saragih, Sekjen FSPI dan Koordinator La Via Campesina, mengatakannya saat

membuka Konferensi Pembaruan Agraria (ICAARD), di Porto Alegre Brazil. Berita

selengkapnya ada di halaman 3.

Ada permasalahan besar dalam persoalan pertanahan di negeri ini. Fakta menunjukkan bahwa penguasaan tanah sangat timpang. Sebagian besar tanah-tanah dikuasai oleh sekelompok kecil orang yang memiliki modal besar. Halaman 6Halaman 6

Ketidakadilan AgrariaKetidakadilan AgrariaSaat ini Indonesia menghadapi kemungkinan krisis pangan yang cukup berat. Krisis ini disebabkan oleh memburuknya ketidakadilan agraria, yang tidak hanya menindas kaum tani, melainkan memenjara rakyat Indonesia dalam kungkungan feodalisme dan imperialisme. Untuk itu, gerakan land-reform menduduki posisi penting. Gerakan ini adalah sokoguru gerakan demokratis dan pembebasan nasional untuk seluruh rakyat Indonesia. Halaman 7Halaman 7

Memperdaya Dengan HukumMemperdaya Dengan Hukum

NASIONAL

Petani Tanak Awu Temui Gus DurPetani Tanak Awu Temui Gus Dur

Halaman 8Halaman 8

Halaman 10Halaman 10

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang pangan sangat merugikan rakyat kecil. Bahkan lebih jauh lagi, UU itu bertentangan dengan konstitusi Republik Indonesia UUD 1945 dan berpotensi melanggar hak asasi manusia. Sebagian berpendapat undang-undang tersebut patut diadukan ke Mahkamah Konstitusi.

Penggusuran selalu meninggalkan cerita

pilu. Kekerasan kerap menimpa orang-orang yang tergusur. Posisi

mereka seakan lumpuh dihadapan hukum dan mesin kekuasaan. Jerit

tangis pun kadang hanya terdengar sesekali di media

massa, lalu tenggelam ditelan hiruk pikuk

kehidupan. Buntutnya, sekelompok anak

manusia harus terusir dari ranah

kehidupannya.

Page 2: Pembaruan Tani edisi Maret 2006

22

Pemimpin Redaksi: Achmad Ya’kub; Redaktur Pelaksana: Cecep Risnandar Redaktur: Muhammad Ikhwan, Tita Riana Zen, Wilda Tarigan, Tejo Pramono Reporter: Umran S (NAD), Edwin Sanusi (Sumatera Utara), Fajar Rilah Vesky (Sumatera Barat), Tyas Budi Utami (Jambi), Agustinus Triana (Lampung), Atep Toni, Usep Saeful, Dimas Barliana, Harry Mubarak (Jawa Barat), Edi Sutrisno, Ngabidin (Jawa Tengah), Muhammad Husin (Sumatera Selatan), Mulyadi (Jawa Timur), Marselinus Moa (NTT).

Penerbit: Federasi Serikat Petani Indonesia (FSPI) Penanggung Jawab: Henry Saragih Pemimpin Umum: Zaenal Aibidin Fuad Sekertaris Redaksi: Tita Riana Zen Keuangan: Sriwahyuni Sirkulasi: Supriyanto, Sarhedi, Gunawan Alamat Redaksi: Jl. Mampang Prapatan XIV No.5 Jakarta Selatan 12790. Telp: +62 21 7991890 Fax: +62 21 7993426 Email: [email protected] website: www.fspi.or.id

Redaksi menerima tulisan, artikel, opini yang berhubungan dengan perjuangan agraria dan pertanian dalam arti luas yang sesuai dengan visi misi Pembaruan Tani. Bila tulisan dimuat akan ada pemberitahuan dari redaksi.

Pembaruan Tani - Maret 2006Pembaruan Tani - Maret 2006SALAMSALAM

Kaum tani di Indonesia terutama tani miskin dan buruh tani serta masyarakat tak bertanah semakin sulit saja. Dari jaman- ke jaman, dari penguasa ke penguasa, petani menjadi bulan-bulanan kebijakan yang melulu berpihak kepada pemodal dan kaum kaya di desa dan kota. Perjuangan naik bangun, pasang surut berlangsung panjang.

Sejarah perlawanan kaum tani untuk merebut hak-hak demokratis dan hak paling dasar tak pelak mengundang amarah penguasa yang kaya raya. Karena dianggap menganggu arus modal yang masuk kocek-nya. Antara pengusaha, aparat polisi dan penguasa menjawab gerakan rakyat tani untuk mempertahankan dan merebut hak-hak petani, yaitu melalui moncong senjata, proses hukum berbelit dan penuh rekayasa, politisasi persoalan menjadi kriminal dan pemenjaraan petani. Celakanya ini berlaku berulang-ulang. Lihat saja beberapa kasus yang dialami petani anggota Federasi Serikat Petani Indonesia (FSPI) di berbagai wilayah yang saat ini sedang menghangat kembali seperti Bandar Pasir Mandoge, Kab. Asahan Sumatera Utara dan di Tanak Awu, Lombok Tengah NTB .

Petani di Bandar Pasir Mandoge Sumut, yang konflik dengan PT. Bakrie Sumatra Plantation Tbk. menjadi korban kekerasan dan penangkapan oleh satuan pengamanan perusahaan bersama aparat kepolisian setempat. Penggusuran paksa, penganiayaan, pelecehan tak henti hingga saat ini. Terakhir adalah tanggal 27 Maret 2006, sekitar 100 orang Security PT Bakrie Sumatera Plantations (PT BSP) yang dikawal oleh 6 anggota Brimob dan 4 anggota polisi ke lahan yang disengketakan dengan menggunakan tiga buah truk. Mereka langsung merusak lahan petani yang sudah ditanami dengan menggunakan bulldozer. Kejadian itu diiringi dengan penangkapan empat petani oleh Polres Asahan, sehari kemudian dilepas kembali.

Dari empat petani yang ditangkap tersebut yang mengalami luka-luka adalah Sidabutar dengan kuku jempol kaki lepas, Syahmana Damanik luka pukul di dada dan tangan berdarah karena pada saat ditangkap diseret dan dipukuli serta Juniar Tampubolon yang saat ini sedang mengasuh bayi berumur 2 bulan.

Seorang petani perempuan, Teti br. Tampubolon mengalami luka bocor dikepala yang kemudian dibawa ke Rumah Sakit setempat. Sedangkan Rumena br Manurung hingga malam ini tidak diketahui keberadaannya kemudian ditemukan warga dalam keadan terborgol. Eilin (anak Nuraini br. Panjaitan) yang ikut ditangkap namun kemudian dilepas mengalami trauma, serta puluhan petani lainnya yang mengalami luka-luka.

Padahal sebelumnya pada 23 Agustus 2005, lima orang petani telah ditangkap dan dipenjarakan dengan dalih pengrusakan di areal lahan perusahaan, penangkapan tersebut juga dilakukan secara sewenang-wenang dan tidak prosedural oleh aparat kepolisian Kab. Asahan. Sekarang ini kelima petani tersebut mengalami persidangan dan divonis hukuman penjara rata-rata 12 bulan.

Selanjutnya pada tanggal 9 Februari 2006. Aparat kepolisian (Brimob) melakukan pengusiran paksa kepada para petani penggarap lahan. Akibat pengusiran paksa itu, 23 orang petani perempuan mengalami pemukulan hingga pingsan dan luka-luka.

Di sisi lain, sistem politik macet menyalurkan aspirasi rakyat, mulai dari DPR, pemerintah tingkat desa hingga Presiden. Tak ada jalan lain kecuali melawan. Tak ada pilihan lain bagi rakyat yang dipinggirkan, akhirnya mereka melawan dengan caranya masing-masing. Buruh melakukan mogok, dan aksi-aksi demonstrasi semakin marak. Mereka melawan dalam rangka menjalankan amanat proklamasi kemerdekaan RI 1945, mewujudkan cita-cita bangsa yang sejahtera, adil makmur dan berkeadilan sosial.

Masyakarat adil makmur bukan impian. Ia akan nyata bila masyarakat menemukan kesadaran kolektifnya bahwa perubahan itu dimulai dari segi yang paling kecil dan berubah menjadi besar dengan kerja-kerja pendidikan, aksi dan kampanye massa yang aktif dan terus menerus. Bersatunya buruh, petani, dan kalangan lainnya. Jadi tak usah menunggu keajaiban bahwa penguasa yang sebagian besar korup itu akan berpihak kepada rakyat miskin. Tek perlu menunggu ratu adil itu, bergerak berbareng saat ini juga secara serentak dan bersama-sama. Tak ada pilihan lain kecuali melawan.

Tak ada pilihan, kecuali melawan

UNDANGAN TERBUKA

Dalam memperingati hari Hak Asasi Petani dan Perjuangan Petani Internasioanl 17 dan 20 April 2006, Federasi Serikat Petani Indonesia (FSPI) bersama Dewan Tani Karawang akan melaksanakan serangkaian kegiatan yang di antaranya adalah DISKUSI DAN PANEN RAYA PETANI.

Oleh karena itu, kami bermaksud mengundang saudara / i un tuk mengikuti kegiatan tersebut diatas sebagai peserta.

Adapun kegiatan tersebut akan di selenggarakan pada :

Hari, Tanggal: Senin 17 April 2006

Tempat Desa Solokan Kec. Pakisjaya

Karawang JABAR

Waktu 10.00 WIB s.d Selesai

Tema:“Kebijakan Beras Di Indonesia Dan

Kedaulatan Pangan”

Bentuk Kegiatan :(1) Diskusi dan Panen Raya Petani “

Kebijakan Beras di Indonesia dan Kedaulatan pangan “

(2) Panen Raya Petani(3) Pentas Seni dan Budaya

Acara ini akan diramaikan juga dengan pementasan seni budaya dari tim Kesenian rakyat/petani Karawang dan Franky Sahilatua*

Demikian surat undangan ini kami sampaikan. Atas kehadiran dan k e r j a s a m a n y a k a m i u c a p k a n terimakasih.

* masih dalam konfirmasi

Page 3: Pembaruan Tani edisi Maret 2006

Surat Dari Tahanan Politik WTO di Hong KongSurat Dari Tahanan Politik WTO di Hong Kong

Pertemuan London Gagal, WTO StagnanPertemuan London Gagal, WTO Stagnan

INTERNASIONALINTERNASIONAL

33

KilasKilas

Jangan Gunakan Pendekatan Pasar dalam Pembaruan AgrariaJangan Gunakan Pendekatan Pasar dalam Pembaruan Agraria

pertanian berdasarkan prinsip tanah pertanian bagi petani kedaulatan pangan.” hingga saat ini masih

Pada kesempatan yang sama, merupakan masalah besar.Perlu upaya serius untuk

Direktur Jenderal FAO, Dr. Lebih lanjut Diouf juga kembali melaksanakan

Jacques Diouf mengatakan mengatakan bahwa kenyataan pembaruan agraria yang

bahwa kemiskinan dan menunjukan target untuk dijalankan dengan komitmen

mengurangi kelaparan di dunia penuh. Pembaruan agraria

hingga setengahnya pada tahun harus benar-benar bisa

2015 tidak mungkin lagi dapat mendistribusikan lahan

tercapai. Karena itu upaya pertanian kepada rakyat, bukan

untuk melakukan Konferensi dengan pendekatan pasar

Internasional Pembaruan seperti yang ditawarkan Bank

Agraria kali ini sesungguhnya Dunia.

penting sekali.Pernyataan tersebut dikatakan

Sementara itu, Ketua oleh Sekretaris Jenderal Federasi

Presidium FSPI Wagimin yang Serikat Petani Indonesia (FSPI)

juga hadir di Brasil bersama yang juga Koordinator Umum

beberapa petani menyatakan La Via Campesina, Henry

kekecewaannya terhadap Saragih pada pembukaan

pemerintah Indonesia, karena Konferensi Internasional

tidak adanya Menteri Pertanian Pembaruan Agraria: (ICARRD:

ataupun Kepala Badan International Conference on Pertanahan Nasional (BPN) Agrarian Reform and Rural yang hadir. Hal ini sekali lagi Development) di Porto Alegre - menunjukan bahwa Presiden Brasil pada 6 Maret 2006.Susilo Bambang Yudhoyono Pada acara pembukaan yang telah ingkar dari janjinya untuk dihadiri oleh Wakil Presiden kelaparan adalah sebuah melaksanakan pembaruan Brasil tersebut, Henry kenyataan yang tidak bisa agraria. Bahkan program menekankan perlunya dipungkiri masih terjadi saat ini pembaruan agraria yang jelas pembaruan agraria. “Harus ada di dunia. Padahal beberapa dituliskan dalam revitalisasi pembaruan agraria yang upaya juga telah dilakukan pembangunan pertanian, integral dan sejati yang ditandai seperti melalui program PBB, perikanan dan kehutanan dengan adanya distribusi lahan Tujuan Pembangunan Milenium (RPPK), pada kenyataannya subur kepada petani, termasuk (Milenium Development Goals: hanya sekedar janji saja. juga pemberian hak kepada MDGs). Masalah utama dari Pemerintah takut bila harus petani untuk mengontrol air, lambatnya upaya pengurangan berkomitmen menjalankan benih, keanekaragaman hayati, kemiskinan dan kelaparan pembaruan agraria.teknologi untuk memproduksi tersebut karena akses kepada

Pertemuan kecil WTO tingkat menteri di London berakhir melempem. Keenam pihak yang mewakili 60% perdagangan dunia (AS, Uni Eropa, Jepang, India, Australia, dan Brazil) tidak menghasilkan kesepakatan apapun mengenai perdagangan bebas dunia.Hal ini cukup menggembirakan, karena tenggat waktu modalitas (panduan kesepakatan liberalisasi yang lebih detail) perdagangan bebas untuk pertanian adalah 30 April. Jika pada tenggat tersebut tidak ada kesepakatan, maka kehancuran WTO semakin dekat. (MI)

Yun Il Kwon and Park In Hwan, dua tahanan politik WTO yang masih menjalani proses pengadilan di Hong Kong mengirimkan surat kepada petani di seluruh dunia. Surat yang ditulis dengan semangat solidaritas ini seolah ingin menunjukkan kepada petani dunia bahwa WTO telah berlaku semena-mena kepada para petani. Dalam surat itu tertulis juga pada akhirnya kaum tani akan memenangkan perjuangannya melawan WTO. Berikut ini petikan suratnya:

Kami Yun Il Kwon dan Park In Hwan, petani anggota Korean Peasant League (KPL) yang ditahan pada perjuangan melawan WTO di Hong Kong.

Dari ke-14 tahanan yang menjadi tersangka, akhirnya 12 dari kami dibebaskan dan semua tuduhan tidak terbukti. Tinggal kami berdua yang akan menghadapi proses pengadilan dimulai dari tanggal 2 Maret di Pengadilan Fanling, Hong Kong.

Jika memang kami terbukti melakukan sesuatu pada perjuangan melawan WTO yang harus dipertanggungjawabkan, maka kami akan menanggungnya. Walau begitu, setelah melalui pembicaraan yang panjang dengan organisasi petani, buruh dan lainnya, juga tak lupa dengan pengacara kami, dengan ini kami nyatakan bahwa kami sangat percaya bahwa persidangan ini akan kami menangkan.

Salah satu dari kami adalah petani yang menanam mentimun, dan sekarang adalah waktu yang sangat penting bagi proses panen mentimun di Korea. Dengan tidak mengurus tanaman mentimun dalam dua minggu saja, akan fatal akibatnya bagi panen kami. Namun kami tetap dengan jantan berangkat ke Hong Kong memenuhi panggilan pengadilan. Juga untuk memenuhi janji kami pada rakyat dan kawan kami di seluruh dunia. Dan lebih penting lagi, untuk memenangkan pengadilan iniuntuk membuktikan bahwa perjuangan kami tulus.

Kami tidak ingin mengalihkan arah perjuangan kita semua, petani seluruh dunia. Perjuangan kita bukanlah dalam pengadilan kami berdua, karena sesungguhnya perjuangan melawan WTO belum selesai. Kita telah menang dalam KTM VI WTO Hong Kong. Namun WTO terus menghantui kita, dan harus kita lawan hingga kita menang.

Kami berdua akan menjadi ujung tombak perjuanganLanjutkan perjuangan melawan WTO!

4 Maret 2006Yun Il Kwon dan Park In Hwan, di Hong KongKorean Peasant League (KPL)

Muhammad Ikhwan

Pembaruan Tani - Maret 2006Pembaruan Tani - Maret 2006

Semakin banyak petani kehilangan tanah pertaniannya yang disebabkan oleh kebijakan keliru dari lembaga keuangan internasional seperti Bank

Dunia, IMF dan WTO.

Tejo Pramono/PEMBARUAN TANI

Pembukaan Konferensi Internasional Pembaruan Agraria (

Porto Alegre, Brasil. Senin, (6/3).

ICARRD: International Conference on Agrarian Reform and Rural Development).

Henry Saragih:

Henry Saragih, pada pembukaan ICAARD di Porto Alegre, Brasil.

Page 4: Pembaruan Tani edisi Maret 2006

44

Pembaruan Tani - Maret 2006Pembaruan Tani - Maret 2006UTAMAUTAMA

MERAMPAS TANAH RAKYATMERAMPAS TANAH RAKYAT

Sengketa Agaria di Pasir MandogeKabupaten Asahan, Sumatera UtaraSengketa Agaria di Pasir MandogeKabupaten Asahan, Sumatera Utara

Silau Jawa (tetap), Desa Sei perusahaan perkebunan tersebut. diantaranya membangun saung Nadoras dan Desa Sei Kopas. Saat itu, para petani tidak berani atau rumah-rumah tempat

Semenjak memasuki masa menganggu gugat, karena berteduh dan berjaga ladang.kemerdekaan pembangunan pemerintah orde baru sangat Namun ketenangan para petani Penggusuran adalah penggusuran. berjalan begitu pesat. Pada tahun represif dalam menyelesaikan terusik kembali. Tanah mereka Tak peduli apakah seseorang telah 1983 Bupati Asahan ketika itu, setiap sengketa tanah rakyat. kini kembali digugat pihak menempati tanah itu bertahun-Bahmit Muhammad, menyerukan Entah dengan cara apa, Hak Guna perusahaan perkebunan. tahun lamanya atau bahkan sejak agar warga menginventarisasikan Usaha (HGU) beralih dari PT USP Perusahaan secara agresif merusak turun temurun, bila kekuasaan tanahnya. Bahmit bermaksud akan ke PT Bakrie Sumatera Plantation kembali lahan yang telah ditanami berkata lain semuanya harus membangun perkebunan dengan (BSP). para petani. Mereka hengkang. Seperti yang terjadi pola Perkebunan Inti Rakyat (PIR) Baru setelah masa reformasi menggunakan buldoser dan alat-pada warga Desa Sei Kopas, seluas 674 hektar meliputi desa- bergulir, rakyat mulai berani alat berat, mengerahkan puluhan Bandar Pasir Mandoge, Asahan, desa tersebut. mempertanyakan lahan tersebut. bahkan ratusan pengawal Sumatera Utara.

Bupati mengajak masyarakat Pada tahun 1999, masyarakat Silau keamanan, diantaranya aparat Dahulu tahun 1945, sesaat bermusyawarah dan memberi Jawa dan Huta Padang kepolisian dan tentara. Petani setelah Republik Indonesia nama areal itu Huta Kesepakatan. membentuk organisasi tani yang kembali lagi diusir dari lahan menyatakan kemerdekaannya, Sesuai dengan maksudnya, Bupati beranama Kelompok Tani Maju garapannya.terbentuklah struktur menunjuk PT Usaha Swadaya Bersatu yang beranggotakan 250 Penggusuran selalu pemerintahan yang bernama Desa Perdana (USP) sebagai bapak kepala keluarga. Baru pada tahun meninggalkan cerita pilu. Silau Jawa dengan kepala desa angkat dalam pola PIR tersebut. 2003, anggota Kelompok Tani Kekerasan kerap menimpa orang-Tuan Adam Manurung. Beberapa

Namun pada kenyataanya, Maju Bersatu me-reclaiming lahan orang yang tergusur. Posisi tahun kemudian, tepatnya 1951, Bupati mengalihkan lahan yang dahulu direbut perusahaan. mereka seakan lumpuh dihadapan sekelompok masyarakat membuka masyarakat kepada PT USP Langkah ini dilakukan masyarakat hukum dan mesin kekuasaan. Jerit lahan kosong untuk dijadikan melalui surat jual beli yang tidak karena aspirasi mereka tidak tangis pun kadang hanya tempat bercocok tanam disekitar pernah diketahui masyarakat. pernah digubris oleh pemerintah terdengar sesekali di media massa, desa tersebut. Sebagian besar Dalam perkembangan selanjutnya, maupun pihak perusahaan. lalu tenggelam ditelan hiruk pikuk warga Desa Silau Jawa mencari PT USP berganti nama menjadi PT Kemudian para petani kehidupan. Buntutnya, nafkah dengan bercocok tanam. United Sumatera Plantation mengerjakan lahan tersebut sekelompok anak manusia harus Kehidupan di Desa Silau Jawa (masih USP). Kemudian, tanah dengan menanami tanaman terusir dari ranah hidupnya.terus berkembang, hingga Desa para petani menjadi areal milik pangan dan perkebunan. Beberapa tersebut dimekarkan menjadi Desa

Cecep Risnandar

Asal Usul Tanah SengketaDi Desa Sei Kopas, Bandar Pasir MandogeKab. Asahan, Sumatera Utara

Asal Usul Tanah SengketaDi Desa Sei Kopas, Bandar Pasir MandogeKab. Asahan, Sumatera Utara

1953 Pembukaan lahan oleh masyarakat, Tanah yang

diperjuangkan terletak di desa Sei Kopas, kecamatan Bandar Pasir Mandoge kabupaten Asahan, dahulunya bernama Desa Silau Jawa, setelah dilakukan pemekaran sekarang menjadi Desa Sei Kopas.

1983 Bupati Asahan pada masa itu, Dr. Bahmit Muhammad, mengimbau pada

masyarakat menginventariskan tanah itu kepada pemerintah setempat dengan maksud agar dijadikan pola PIR (Perkebunan Inti Rakyat) seluas ± 674 Ha. Tanah yang itu tanpa kejelasan sudah menjadi milik PT. BSP (Bakrie Sumatera Plantations)

1999 Masyarakat Sei Kopas membentuk kelompok tani Maju Bersatu yang beranggotakan ±

250 kk yang bertujuan menyatukan persepsi untuk menuntut tanah yang pernah dijadikan pola PIR.

2003 Ketika aspirasi sudah tidak diperhatikan oleh pemerintah, masyarakat Sei Kopas me-reclaiming tanah

tersebut. Strategi yang digunakan ialah menanami lahan tersebut dengan tanaman keras dan tanaman pangan serta mendirikan tiga unit bangunan sederhana di sana. Luas tanah yang dituntut oleh masyarakat seluas 220 Ha.

Page 5: Pembaruan Tani edisi Maret 2006

55

Pembaruan Tani - MARET 2006Pembaruan Tani - MARET 2006 UTAMAUTAMA

Pukul 08.30 WIBBerdasarkan surat dari Fraksi Keadilan Sejahtera DPRD Asahan No. 87/F-PKS/DPRD-AS/2006 tentang himbauan agar PT BSP tidak melakukan pengerjaan lahan dilahan yang diklaim oleh masyarakat Sei Kopas sampai ada pembicaraan lebih lanjut di DPRD Asahan, maka sekelompok ibu-ibu dari Sei Kopas, yaitu: Juniar Tampubolon, Tetti Tampubolon, Herlina Marbun, Nannaria Manurung, Lina Manurung, Nursinah Manurung, Duna Samosir dan Br. Manalu, melakukan diskusi ringan sekaligus memantau kondisi lahan di posko yang mereka bangun di lahan konflik tersebut.

Pukul 14.00 WIBMasuk dua buldoser ke lokasi lahan dikawal ± 50 orang berpakaian petugas keamanan (seragam lengkap berwarna biru-biru). Ada indikasi sebagian orang-orang ini bukan petugas keamanan yang biasa menjaga, akan tetapi preman yang dibayar. Ibu-ibu dari Sei Kopas ini melakukan pengusiran, yang berakibat tindak kekerasan dan caci maki terhadap diri mereka.

Pukul 14.30 WIBTujuh orang ibu-ibu menerobos ke depan untuk menghadang buldoser, tapi mereka dipukul, ditendang, dan diseret oleh petugas keamanan tersebut. Melihat strategi yang mereka lakukan tidak berhasil, mereka memakai strategi aksi buka baju yaitu: Juniar Tampubolon, Tetti Tampubolon,Duma Samosir, Rukiah, Lina Manurung dan Herliana Marbun. Aksi ini tetap tidak berhasil dan orang-orang dari PT BSP tersebut malah menikmati 'pemandangan' yang menggiurkan mereka. Orang-orang tersebut adalah: Satpam (± 50 orang), Brimob Polisi (5 orang) dan TNI (1 orang).

Pukul 15.45 WIBDua belas orang ibu-ibu masuk dari Sei Kopas karena mendengar kawan-kawan mereka dianiaya. Mereka datang secara bertahap sampai pukul 16.00 WIB. Kedua belas ibu-ibu tersebut adalah: Priska Sihombing, Romenna Manurung, Kamariah Manurung, Eilin Saragih, Minta Uli Sinaga, Rasmi Sirait, Rospita Hutauruk, Mariana Marbun, Risma Uli, Neli Silalahi, Rusti dan Rukiah. Perlawanan tetap tidak seimbang, karena pihak PT BSP semakin buas agar lebih puas, seperti anjing pemburu yang berusaha menangkap buruannya. Ini terbukti mereka mengejar ke segala arah sampai ke atas pohon pun mereka kejar. Selama lebih setengah jam 'diburu', kelompok ibu-ibu ini memutuskan meninggalkan lahan karena kondisi benar-benar tidak seimbang dan di tubuh penuh luka dan memar. Sampai mereka meninggalkan lahan buldoser terus beraksi mengerjakan lahan.

Pukul 17.00 WIBLima belas orang ibu-ibu melakukan pengaduan ke Polsek Bandar Pasir Mandoge dengan nomor surat : STPL/05/II/2006/SPK atas nama Herliana Marbun. Pasal yang mereka adukan adalah 352 KUHP. Sebagian lagi tidak ikut karena mereka masih trauma dengan aparat. Kelima belas orang tersebut yaitu: Juniar Tampubolon, Tetti Tampubolon, Herliana Marbun, Manaria Manurung, Cendi Maria, Rukiah, Rumenna, Rasmi ,Rospita, Bimberi, Tiruma, Nurhini, Rusti, Teruma, Duma. Tiga orang juga divisum et repertum yaitu Juniar Tampubolon, Herliana Marbun dan Tetti Tampubolon. Sayangnya sampai sekarang belum ada respon yang memuaskan oleh pihak kepolisian.

Asahan, 17 Februari 2006Serikat Petani Sumatera Utara

KRONOLOGIS PENGANIAYAAN PETANI DI PASIR MANDOGE, SUMATERA UTARA

KRONOLOGIS PENGANIAYAAN PETANI DI PASIR MANDOGE, SUMATERA UTARA

Mereka Mengaku Preman...Mereka Mengaku Preman...Para petani mulai berdatangan. dan Nuraini br Simanjuntak. Sebagian besar diantaranya Menjelang sore, sekitar perempuan. Mereka mulai pukul empat, keempat petani

Senin pagi tanggal 27 Maret menghadang laju buldoser dan yang dipukuli dan petani lalu, bukan hari yang baik para para pengawalnya. yang mencoba menolongnya bagi petani di Desa Sei Kopas, Saat hari mulai panas, salah dibawa dengan truk ke Polres Bandar Pasir Mandoge. Saat seorang petani yang Asahan di Kisaran.itu Syahmana Damanik, mengahadang, Nuraini br Berbeda dengan petani Marasi Sidabutar, Juniar br Panjaitan, terkenal pukulan lainnya, Damanik dibawa Tampubolon bersama satpam. Keadaan pun menjadi satpam ke PT BSP. Selama beberapa petani lainnya ricuh, semakin sengit lagi perjalanan Damanik sedang duduk-duduk di lahan perlawanan para petani dan diintimidasi. “Aku mantan pertaniannya sambil semakin banyak lagi petani pembunuh. Sudah banyak menikmati teh. Jam yang terkena pukul pentungan orang aku bunuh. Tunggulah menunjukkan pukul sepuluh para pengawal. Ibu-ibu yang bagianmu di BSP, disana kau pagi ketika tiba-tiba sebuah gigih mengahadang serbuan pasti mati,” ujar para buldozer yang dikawal satuan satpam, mulai melakukan pengancam itu. Sambil bicara pengamanan (Satpam) PT perlawanan. Mereka mereka juga menyundut Bakrie Sumatera Plantation memungut gumpalan tanah tangan Damanik yang masih (BSP) memasuki lahan dan ranting-ranting dan diborgol dengan rokok yang pertanian yang mereka garap. melemparkannya ke arah masih menyala.Alat berat itu menerjang lahan barisan satpam. Sampai di PT BSP, aparat pertanian mereka. Pisang, Menjelang tengah hari, brimob yang ada di BSP jagung dan kelapa sawit milik penggusuran berhenti. Pasukan meminta luka-luka Damanik petani hancur lebur dalam Satpam PT BSP mengambil dibersihkan. Setelah bersih, sekejap. ancang-ancang sambil Damanik diangkut ke Polres

Para petani hanya beristirahat. Saat itu sudah Asahan. Disana ia bertemu terbengong-bengong seolah delapan hektar lahan petani dengan rekan-rekannya yang tak percaya lahan mereka diobrak-abrik. Setelah beberapa lain.hancur lebur dalam sekejap. saat, para satpam kembali Menjelang pukul lima sore, Mereka tak melakukan melakukan aksi penggusuran. datang Andi Kurnia, tindakan perlawanan apapun, Kali ini yang jadi sasaran pengurus Serikat Petani mengingat jumlah satpam PT adalah saung-saung petani Sumatera Utara (SPSU). Andi BSP begitu banyak. yang dijadikan posko (tempat meminta ijin agar para petani

Menurut penuturan petani, berjaga ladang). Perlawanan bisa berobat ke rumah sakit. jumlah satpam yang petani semakin sengit. Anak- Menjelang maghrib, para dikerahkan sekitar 100 orang. anak dihadirkan kedalam petani dibawa kembali ke Disamping para satpam ada posko dengan harapan pihak Polres Asahan.beberapa orang aparat Brimob BSP tidak akan merubuhkan Di Polres, para petani mulai dan hadir juga Kapolsek bangunan. Tapi tidak diperiksa pukul setengah Bandar Pasir Mandoge. dihiraukan pasukan satpam. sembilan malam dan selesai Melihat kejadian itu, Juniar Br Para petani mulai mengambil pukul satu dinihari. Para Tampubolon mendatangi alat-alat pertanian sebagai petani dikenakan pasal 335 polisi dan berkata, “Pak, BSP senjata untuk bertahan. Namun dan 336 KUHP tentang merusak tanaman kami. karena jumlah satpam yang perbuatan tidak Amankanlah kami!” Tapi didukung aparat kepolisian menyenangkan.aparat kepolisian tak cukup banyak. Perlawanan Para petani tidak menerima menggubris aduan para petani bisa dipatahkan. Warga tuduhan tersebut. Menurut petani. Mereka terlihat mengaku sekitar 25 sampai 30 mereka, pihaknya tidak tenang-tenang saja. Malah terkena pukulan satpam dan memulai keributan. Justru Kapolsek meninggalkan lokasi aparat. Bahkan beberapa satpam PT BSP yang pertama tersebut. diantaranya ditangkap dan kali menyerbu masuk ke

Masyarakat mulai bertanya- dianiaya satpam PT BSP. lahan yang mereka garap. tanya dengan tindak tanduk Pasukan satpam PT BSP Padahal, kawasan itu masih aparat yang cuek bebek. menangkap Syahmani menjadi sengketa antara para Kecurigaan mulai mencuat, Damanik. Tak hanya itu, petani dengan PT BSP dan beredar kabar dalam barisan Damanik dipukuli. “Sekitar sampai peristiwa itu terjadi satpam PT BSP terdapat enam orang,” Damanik belum ada penyelesaian preman. “Mereka ada yang memperkirakan jumlah para terhadap sengketa agraria mengaku sebagai preman penganiayanya. Selain tersebut.Pematang Siantar,” kata Damanik, Sidabutar juga Besoknya, para petani Syahana Damanik ditangkap dan dipukuli. sepakat mengadukan menguatkan. Melihat kejadian itu, Juniar br tindakan kekerasan yang

Kondisi semakin panas. Tampubolon mencoba mereka terima dari PT BSP ke Damanik mulai memanggil menolong. Namun naas, pria Polres Asahan. Mereka para petani lainnya dari ini dihantam popor senapan menuntut para penyerbu dusun terdekat mengabarkan Brimob. Perlakuan ini dialami dengan pasal 170 KUHP penghancuran lahan mereka. juga oleh Tetti br Tampubolon tentang penganiayaan.

Cecep Risnandar

Page 6: Pembaruan Tani edisi Maret 2006

Pembaruan Tani - Maret 2006PENDAPATPENDAPAT

Ada permasalahan besar dalam hitung dengan pertimbangan Bila sudah diserahkan kepada persoalan pertanahan di negeri ini. kapitalisme. Di sisi lain, rakyat kecil swasta, mau tidak mau harus F a k t a m e n u n j u k k a n b a h w a tidak mendapat apa-apa dan mengikuti kaidah ekonomi dimana penguasaan tanah sangat timpang. menjadi korban dar i proses laba merupakan satu-satunya Sebagian besar tanah-tanah dikuasai akumulasi dan kapitalisasi tanah- tujuan.oleh sekelompok kecil orang yang tanah tersebut. Ketimpangan penguasaan tanah memiliki modal besar. Proses kapitalisasi tanah terus t idak sekedar menyebabkan

Menurut sensus pertanian 1983, berlangsung secara masif. Terutama ketidakadilan ekonomi semata. r a t a - r a t a p e n g u a s a a n t a n a h terjadi di pedesaan-pedesaan diluar Akibatnya bisa jauh merembet pertanian di Indonesia sekitar 0,98 J a w a d i m a n a p e r u s a h a a n - kedalam kehidupan sosial dan hektar untuk tiap rumah tangga p e r u s a h a a n p e r k e b u n a n politik. Dalam hal ini baik secara petani. Angka ini tentu saja tidak berkembang sangat pesat. Hal ini sosial maupun politik petani kecil sama disetiap tempatnya. Di Jawa diperparah dengan tidak adanya semakin termarjinalkan. Maka tak kepemilikan tanah petani hanya 0,58 kebijakan yang mampu mengatasi pelak lagi konflik-konflik agraria hektar sedangkan untuk luar Jawa persoalan ketimpangan ini. Alih-alih bermunculan disana-sini dan rakyat rata-rata 1,58 hektar. Pada tahun teratasi, pemerintah malahan kecil selalu menjadi korbannya.1993 kepemilikan rata-rata semakin mengambi l t indakan kontra Menurut Christopher W More, turun menjadi 0,83 hektar per rumah produktif dengan keluarnya Perpres akar permasalahan sengketa agraria tangga petani. Dengan rincian di 36/2005. salah satunya disebabkan oleh Jawa sekitar 0,47 hektar sedangkan perilaku destruktif dan kontrol luar Jawa 1,27 hektar. kepemilikan sumber daya yang tidak

Dalam pada itu jumlah petani seimbang. Jadi, penyelesaian gurem terus bertambah dari semula konflik-konflik agraria hanya bisa di 9.532.000 pada tahun 1983 menjadi lakukan dengan mempersempit 10.937.000 pada tahun 1993. ketimpangan penguasaan tanah.Bertambahnya jumlah petani gurem Posis i rakyat , terutama di lebih besar terjadi diluar Jawa, yakni pedesaan, saat ini semakin rentan sebesar 33,4% dalam kurun waktu m e n g h a d a p i k e b i j a k s a n a a n sepuluh tahun. Sedangkan untuk pemerintah yang tidak populis. Jawa meningkat 9,37%. Untuk mengakomodir kepentingan

Hasil sensus pertanian 1993 pemodal pemerintah tidak segan-menunjukkan 43% dari total rumah segan mengambil resiko berhadapan tangga pertanian atau sejumlah 11 dengan rakyatnya.juta keluarga adalah tuna kisma dan Pada keadaan demikian tentu saja petani kecil yang penguasan pemilik modal lebih dominan dan tanahnya tidak lebih dari 0,1 hektar. rakyat berada pada posisi tertindas. Sedangkan 16% lainnya atau Pertanyaannya kemudian, apa yang s e j u m l a h 4 , 4 j u t a k e l u a r g a harus dilakukan rakyat untuk penguasaan lahannya hanya 1 menang sekaligus keluar dari proses hektar. p e n i n d a s a n ? M e n g h a r a p k a n

J i k a d a t a - d a t a t e r s e b u t kesadaran pemerintah yang lebih dikelompokan, 84% penduduk betah bersandar pada para pemilik pedesaan menguasai 31% total luas modal adalah mustahil. Atau Perpres tersebut membuka ruang lahan pertanian sedangkan 16% berharap akan datangnya ratu adil seluas-luasnya kepada pemodal lainnya menguasai 69% luas lahan. sama saja dengan menyetujui u n t u k m e n g k o n s o l i d a s i k a n Data lain menunjukkan bahwa luas adanya penindasan.penguasaan atas tanah. Buntutnya lahan pertanian berkurang dari 5,72 Menurut hemat saya, rakyat sudah bisa ditebak, rakyat kembali hektar (1983) menjadi 5,24 juta hektar sendi r i yang harus bangki t menjadi korbannya. Dengan dalih (1993) atau menurun 0,48 juta hektar. mengusahakan kemenangan itu. u n t u k k e p e n t i n g a n u m u m , Dari data-data tersebut bisa dilihat R a k y a t h a r u s m e r e b u t d a n pemerintah dan para pemodal timpangnya penguasaan lahan mempertahankan hak-haknya. dengan mudah dapat merebut paksa pertanian di Indonesia. Jalannya, rakyat harus berkumpul tanah-tanah petani.

Bila dipelajari dengan cermat, d a n b e r s e r i k a t m e m b e n t u k Pertanyaan selanjutnya, apakah ketimpangan penguasaan tanah ini organisasi perjuangan yang kuat. Perpres 36/2005 itu benar-benar disebabkan karena tanah yang Lewat organisasi rakyat bisa dipakai untuk membela kepentingan seharusnya menjadi sumber m e n g h i m p u n k e k u a t a n d a n umum dan pembangunan? Belajar kekayaan alam dan budaya berubah memberdayakan dirinya. Jawaban dari pengalaman orde baru, ternyata menjadi sekedar komoditi ekonomi. jujur dan adil sebagai solusi dari manfaat pembangunan yang Sehingga mereka yang memiliki ketimpangan penguasaan tanah didengung-dengungkan pemerintah modal besar dengan mudah akan terjawab dengan sendirinya. hanya dirasakan segelintir orang menguasai tanah dalam jumlah S e k a l i g u s j a w a b a n t e r s e b u t diantaranya para pemilik modal dan b e s a r . D e n g a n s e n d i r i n y a merupakan hal mendasar dalam sejumlah birokrat. Buktinya kerja-keberlangsungan penguasaan dan mengubah keadaan sekarang.kerja pembangunan hanya bisa pemanfaatan tanah selalu dihitung- berjalan jika ada modal dari swasta.

Ketimpangan Penguasaan Tanah Dan Jalan KeluarnyaKetimpangan Penguasaan Tanah Dan Jalan Keluarnya

Posisi rakyat, terutama di pedesaan, saat ini

semakin rentan menghadapi

kebijaksanaan pemerintah yang tidak

populis. Untuk mengakomodir

kepentingan pemodal pemerintah tidak segan-segan mengambil resiko

berhadapan dengan rakyatnya.

Agustinus TrianaStaff Informasi dan Komunikasi Serkat Petani Lampung (SPL)

66

Page 7: Pembaruan Tani edisi Maret 2006

PENDAPATPENDAPAT

33 persen dari total produksi. agraria. Monopoli kepemilikan kepentingan imperialisme. Sejak Dalam jangka pendek, alih tanah di segelintir orang adalah masa kolonialisme Belanda,

fungsi memang belum terasakan hasil dari sekian banyak feodalisme telah menjadi alas Saat ini Indonesia menghadapi dampaknya terhadap ketahanan pertentangan di lapangan agraria. kekuasaan imperialisme. Pada saat kemungkinan krisis pangan yang pangan. Namun, bila terus terjadi Pertentangan-pertentangan ini, imperialisme memang tidak cukup berat. Krisis ini disebabkan tanpa ada langkah-langkah tersebut terwujud dalam berbagai menancapkan kekuasaannya oleh memburuknya ketidakadilan komprehensif menghentikannya gejala. Muara dari pertentangan- secara langsung, melainkan agraria, yang tidak hanya akan mengganggu ketahanan pertentangan tersebut adalah menggunakan kakitangannya menindas kaum tani, melainkan pangan nasional. Apalagi perampasan tanah (land grabbing), yakni kelas kapitalis komprador, memenjara rakyat Indonesia dalam kehilangan sawah di Jawa baik yang dilakukan secara halus tuan tanah besar, dan kapitalis kungkungan feodalisme dan sebenarnya bisa berdampak sangat maupun kasar. birokrat dan menindas bukan imperialisme. Untuk itu, gerakan besar, karena kualitas sawah di Dari pemantauan Konsorsium hanya kaum tani, melainkan land-reform menduduki posisi luar Jawa masih belum Pembaruan Agraria (KPA), seluruh rakyat, terutama rakyat penting. Gerakan ini adalah mengimbangi kualitas sawah di sepanjang masa Orde Baru sampai pekerja yang anti-imperialisme sokoguru gerakan demokratis dan Jawa. Desember 2001 paling tidak telah dan anti-feodalisme. pembebasan nasional untuk Produktivitas padi di Jawa bisa terjadi 1.753 kasus perampasan Keempat, imperialisme dan seluruh rakyat Indonesia. mencapai 51,94 kuintal per hektar, tanah dari petani dengan areal feodalisme menyebabkan

Diperkirakan, konsumsi beras sementara di luar Jawa hanya 39,52 yang dirampas seluas 10.892.203 kontradiksi di sektor agraria perkapita antara tahun 2001 kuintal per hektar. Kalaupun ha. Perampasan ini mengakibatkan mengalami peningkatan dari sampai 2006 akan mengalami kehilangan sawah di Jawa akan sekitar 1.189.482 kepala keluarga waktu ke waktu. Kontradiksi-peningkatan dari 153,53 kg dikonversi dengan pencetakan menjadi korban. Data konkretnya, kontradiksi ini menyebabkan perkapita pertahun menjadi 154,14 sawah di luar termasuk menurunnya daya dukung alam kg perkapita pertahun. Pada tahun Jawa, biayanya sengketa-sengketa dan produktivitas pertanian. 2021 diprediksikan sampai kepada akan sangat yang terselubung, Imperialisme yang memaksa kaum angka konstan 147 kilogram per mahal dan mungkin jauh tani untuk melaksanakan revolusi kapita/tahun. Dengan asumsi membutuhkan lebih besar. hijau, mekanisasi pertanian, pupuk produktivitas sama dengan saat Kedua, waktu lama. kimia, dan bibit-bibit hasil ini, tahun 2020 areal sawah yang monopoli Kehilangan rekayasa genetik menyebabkan diperlukan untuk seluruh wilayah kepemilikan dan sawah di Jawa turunnya daya tawar masyarakat Indonesia sekitar 9,3 juta hektar. penguasaan sulit tergantikan. desa yang didominasi kaum tani

Saat ini, luas areal sawah di sumber-sumber Permasalahan dihadapan imperialisme dan Indonesia mencapai sekitar 8,9 juta agraria di sektor ini feodalisme. hektar. Dari luas itu, 45 persen di menyebabkan sebenarnya Penurunan daya tawar antaranya di Pulau Jawa dan Bali. berkembang bukan hanya masyarakat desa, khususnya kaum Selanjutnya berturut-turut luasnya praktik-ancaman yang tani, berjalan seiring dengan Sumatera 22,4 persen, Sulawesi praktik sisa feodal muncul dari memburuknya krisis imperialisme 11,1 persen, Nusa Tenggara dan dalam corak derasnya proses dan membusuknya feodalisme. Maluku 6,4 persen, Kalimantan 14 produksi alih fungsi lahan. Semakin hari, krisis yang terjadi persen, dan Irian Jaya 0,32 persen. masyarakat Di samping itu, semakin memaksa kaum tani, Terlihat Jawa masih menjadi pedesaan. Proses menurunnya bersama klas buruh dan massa tumpuan bagi pengadaan pangan monopoli jumlah tenaga tertindas lainnya, untuk nasional. kepemilikan dan kerja di sektor menanggung beban krisis terberat.

Dengan data tersebut, secara penguasaan tanah pertanian juga Pencabutan subsidi di berbagai logika, Indonesia harus terjadi dengan didahului oleh menjadi ancaman yang nyata pada bidang di samping kenaikan harga memperluas areal lahan pertanian adanya alih kepemilikan yang produktivitas pertanian. yang tidak tertanggulangi, agar mampu mengimbangi kemudian menyebabkan menurunkan daya produksi kaum naiknya grafik konsumsi pangan Masalah Pokok terjadinya alih fungsi (konversi) tani. Inilah yang mengakibatkan masyarakat. Masalahnya, pada Bila paparan di atas kita lahan. Proses ini menyebabkan produktivitas pertanian saat ini ternyata sektor pertanian persingkat, dalam waktu yang luas lahan pertanian yang dikelola mengalami kemerosotan yang sudah tidak lagi menjanjikan. Dari tidak lama lagi, niscaya Indonesia kaum tani mengalami pemusatan cukup dalam.data BPS, dalam waktu 10 tahun akan mengalami krisis pangan ditangan segelintir orang yang Bila disimpulkan, permasalahan terakhir telah terjadi alihfungsi yang merupakan bentuk terburuk pada giliran berikutnya pokok yang diderita kaum tani lahan sawah seluas 80.000 ha per krisis agraria. mengalami penyempitan. saat ini adalah luasnya praktik tahun. Krisis ini tentunya tidak hanya Pada sisi lain, jumlah kaum tani sisa-sisa feodalisme dan dominasi

Selama periode 1999-2002 telah berimbas pada kehidupan kaum yang bekerja di atas tanah tidak imperialisme. Feodalisme dan terjadi pengurangan lahan sawah tani sebagai kalangan yang paling mengalami perubahan yang imperialisme telah mengakibatkan seluas 563.159 hektar, atau rata- menggantungkan hidupnya pada berarti. Tingginya kebutuhan akan terjadinya krisis agraria, yang rata 187.720 hektar per tahun. sokongan sumber-sumber agraria. tanah menyuburkan praktik ditandai dengan adanya Sekitar 30 persen sawah yang Krisis ini akan menimpa seluruh persewaan tanah oleh petani pemusatan kepemilikan tanah dan hilang itu berada di Jawa (167.150 rakyat Indonesia. Permasalahan miskin dan buruh tani kepada sumber-sumber agraria serta hektar), dan 70 persen lainnya di yang harus kita perdalam adalah klas-klas pemilik lahan. Hubungan menurunnya daya hidup dan daya luar Jawa. Untuk Jawa, konversi apa yang menjadi sebab terjadinya sewa-menyewa lahan inilah yang produksi kaum tani.yang cukup tinggi terjadi di Jawa krisis agraria? menyebabkan menjamurnya Barat (5,1 persen) dan Jawa Timur Pertama, krisis agraria terjadi hubungan produksi setengah- Penulis adalah Direktur Institute for

National Democratic Studies (Indies)(6,3 persen). Padahal, kontribusi karena adanya konsentrasi atau feodal di pedesaan.dua propinsi ini terhadap produksi monopoli dalam kepemilikan dan Ketiga, dominasi feodalisme padi nasional sangat besar sekitar penguasaan sumber-sumber sesungguhnya erat dengan

Ketidakadilan Agraria Ketidakadilan Agraria Suryawijaya

dalam waktu yang tidak lama

lagi, niscaya Indonesia akan

mengalami krisis pangan yang merupakan

bentuk terburuk krisis agraria

77

Page 8: Pembaruan Tani edisi Maret 2006

Pembaruan Tani - Maret 2006NASIONALNASIONAL

bertemu para petani.Dalam pertemuan itu, polisi

mengaku surat panggilan kepada Maman dan petani lainnya keliru Maman, petani asal Ciamis, alias salah sasaran. Lebih jauh lagi mungkin tak pernah menyangka pihak kepolisian meminta maaf kalau dirinya dituduh melakukan kepada masyarakat dan berjanji tindakan pidana yang ia sendiri akan memberikan permintaan tidak merasa melakukannya. maaf secara tertulis yang akan Seperti petani lain di desanya, disampaikan melalui pihak desa Maman biasa bertani di sekitar selambat-lambatnya tanggal 16 hutan. Malapetaka datang tatkala Januari.Perum Perhutani mulai

Ditunggu-tunggu surat mempertanyakan lahan yang permintaan maaf tak kunjung tiba. digarap para petani.Sehari setelah batas penyerahan Tuduh-tuduhan itu berawal dari surat, yaitu tanggal 17 Januari datangnya surat panggilan sekitar pukul 2 dini hari, datang Kepolisian Sektor Langkap Lancar aparat kepolisian menggunakan 16 kepada Rosidin dan Herdi pada 4 sepeda motor dan 8 mobil. Mereka Januari lalu. Kedua anggota langsung menangkap Maman dan organisasi tani Bangun Karya itu Rosidin. Kedua petani ini dianggap melanggar UU No.41

keanehan. Sejak surat pemanggilan Alasannya, mereka merasa sudah ditangkap dengan tuduhan tindak tahun 1999 tentang perambahan sampai penangkapan, pasal yang turun temurun mendiami dan pidana perambahan hutan.hutan. dituduhkan kepada para petani menggarap lahan pertaniannya.Namun ada yang janggal dalam Namun tuduhan tersebut terus berganti-ganti. Para aktivis Centang perenang masalah proses penangkapannya. Menurut dianggap tidak berdasar. Baik menganggap penangkapan agraria ini tak kunjung pengakuan warga yang ditegaskan Rosidin maupun Herdi tidak tersebut berlatar konflik agraria terselesaikan. Agaknya pemerintah dalam siaran pers SPP, rombongan menanggapi surat panggilan itu. antara warga dengan pihak Perum enggan menyentuh persoalan itu. penyergap bukan hanya polisi Alasannya, mereka merasa tidak Perhutani. Dan, penangkapan itu Padahal masalah tanah tetapi hadir juga kelompok terkait dengan apa yang merupakan bagian dari konflik menyangkut hajat hidup orang preman. Penangkapannya pun dituduhkan Polsek Langkap tersebut. banyak. Bagi sebagian rakyat di penuh intimidasi, mereka Lancar, Ciamis. Lagi pula, mereka

Memang sudah sejak lama para pedesaan, tanah dan pertanian mengepung rumah Maman di tidak serius menanggapi isi surat petani bersengketa lahan dengan bukan sekedar sumber ekonomi Dusun Segong dan rumah Rosidin panggilan itu karena suratnya Perum Perhutani. Perum semata tetapi juga didalamnya di Dusun Wangkalronyok sebelum hanya ditulis tangan.mengklaim lahan yang kini terkandung nilai-nilai kebudayaan fajar tiba. Baru pada pukul 4 dini Dua hari berselang, datang surat digarap petani masuk wilayahnya. lainnya.hari, kedua petani dibawa ke panggilan lain. Kali ini ditujukan Hal ini bertentangan dengan Parahnya, apabila konflik agraria Polres Ciamis dengan status kepada Maman yang juga anggota petani. Sengketa berkepanjangan mengemuka antara petani dan tahanan titipan Polsek.organisasi tani Bangun Karya. itu tak pernah terselesaikan secara perusahaan-perusahaan besar, Karena prosesnya yang tiba-tiba Isinya agak lain, kali ini tuntas. Bahkan efeknya melebar penguasa cenderung berada di dan datang dengan rombongan tuduhannya sebagai penadah hasil kemana-mana. Para penggarap di pihak perusahaan. Persis seperti besar, warga masyarakat menjadi hutan ilegal dengan mencatut UU sekitar hutan seringkali yang terjadi pada Maman dan resah. Mereka mengira Maman No.41 pasal 50 dan KUHP pasal berbenturan dengan pihak Perum. Rosidin. Hal tersebut sudah lama dan Rosidi diculik, bukan 480. Biasanya posisi petani sangat menjadi pengamatan Achmad ditangkap pihak kepolisian. Atas Para petani mulai bertanya-tanya lemah. Seringkali mereka dijadikan Ya'kub, Deputi Kajian Kebijakan bantuan beberapa aktivis dengan datangnya surat panggilan bulan-bulanan dengan berbagai Federasi Serikat Petani Indonesia. mahasiswa Farmaci dan LBH-SPP yang ditujukan kepada mereka. tuduhan kriminal. “Pertanian sudah menjadi way of masyarakat bisa Isinya mengerikan, tuduhan

Meskipun begitu, para petani life (jalan hidup) bagi kebanyakan mengkonfirmasikan keadaan berbuat pidana. Kemudian mereka anggota organisasi tani Bangun masyarakat pedesaan,” ujarnya.Maman dan Rosidin. berunding dan bersepakat Karya tidak pernah surut langkah. Yang terpenting menurutnya Sehari setelah peristiwa itu, memberikan kuasa kepada Seperti dalam kasus penangkapan pemerintah harus lebih proaktif sekitar 25 petani anggota Lembaga Bantuan Hukum Serikat Maman dan Rosidin. Berkat menyelesaikan konflik agraria. organisasi tani Bangun Karya Petani Pasundan (LBH-SPP) untuk advokasi yang gigih dari para Salah satunya dengan melakukan mendatangi Polres Ciamis untuk mengonfirmasi perihal surat-surat petani, aktivis mahasiswa dan pembaruan agraria dan besuk. Selain itu warga dan itu. LBH-SPP, akhirnya Maman menegakkan Undang-undang beberapa aktivis terus Supriadi, aktivis LBH-SPP yang dibebaskan kembali pada tanggal Pokok Agraria tahun 1960 dalam mengonfirmasikan perihal menjadi salah seorang kuasa 28 Januari lalu. menyelesaikan sengketa tanah. penangkapan yang menurut hukum para petani akhirnya

Sengketa agraria yang berbuntut Sehingga petani merasa mereka tidak jelas alasannya mendapat konfirmasi dari mengkriminalisasikan petani kerap terlindungi hak-haknya terutama kepada pihak kepolisian. Dari kepolisian. Surat yang semula kali terjadi di desa-desa yang bila berhadapan dengan keterangan polisi, mereka ditujukan kepada Maman dan berbatasan dengan lahan perusahaan-perusahaan besar. mengetahui bahwa Maman kawan-kawan ternyata keliru. perkebunan atau HTI. Modus “Tidak seperti sekarang, rakyat melanggar pasal 56 KUHP Kemudian pada tangga 13 Januari, operandinya sama. Banyak selalu menjadi pihak yang mengenai membiarkan terjadinya penyidik pembantu Bripka Adung perusahaan yang mengklaim lahan dikorbankan. Rakyat selalu tindak pidana.dan Brigadir Tatang Koswara yang sedang digarap petani masuk menjadi tertuduh dan terus-Dilihat dari proses datang ke sekertariat SPP Bangun wilayah mereka. Tapi para petani terusan ditangkapi. ” tandasnya.penangkapannya, ada beberapa Karya. Disana kedua penyidik tak pernah menerimanya.

Cecep Risnandar

88

Memperdaya Dengan HukumMemperdaya Dengan HukumCecep Risnandar/PEMBARUAN TANI

Page 9: Pembaruan Tani edisi Maret 2006

Pembaruan Tani - Maret 2006 NASIONALNASIONAL

99

Wartawan Kompas. distribusi sumber daya alam yang kepada khalayak luas”, lanjut “Ada beberapa hal yang harus tidak merata juga merupakan salah Budiman.

diketahui oleh publik, bahwa satu penyebab konflik yang terjadi Kompas juga member ikan Kegelisahan terhadap situasi politik prinsip-prinsip agraria telah dimasyarakat. “Pembangunan yang beberapa kritikan terhadap gerakan di Indonesia yang tidak menentu disamarkan menjadi Sumber Daya mengandalkan bantuan asing dan yang dilakukan LSM dan Ormas di terutama konflik-konflik disektor Alam, sehingga muncul berbagai mengamankan investasi dengan Indonesia. “LSM dan Ormas tidak agraria menimbulkan rangkaian UU yang sifatnya sektoral dan menekan rakyat, menjadikan konsisten dalam menangani sebuah kekerasan terhadap petani dan mengakibatkan UUPA tidak bisa konflik yang berkepanjangan di isu, selalu berubah-ubah sehingga masyarakat adat dengan melibatkan berjalan” Demikian disampaikan negeri ini,” ujarnya. tidak pernah selesai pada satu aparat negara. Investasi besar di Deputi Kebijakan dan Pengkajian Menurut Gunawan dari PBHI, tujuan tertentu”, tegasnya.bidang agraria disertai dengan FSPI, Achmad Yakub. ketika terjadi konflik agraria yang b e r b a g a i k e b i j a k a n y a n g Kunjungan Ke Koran TempoMenurut Yakub, pemisahan oleh muncul di media adalah konflik melindungingnya, seperti UU FSPI dan PBHI juga melakukan pemerintah terhadap makna agraria kekerasan, sedangkan substansi Kehutanan, UU Perkebunan, UU kunjungan singkat ke kantor redaksi terbukti dengan dikeluarkannya dari konflik agraria nya tidak Sumber Daya Air, mengakibatkan Koran Tempo di Kebayoran Baru berbagi UU Sektoral, padahal pernah muncul. adanya Judicial Violence yang Jakarta Selatan, kamis (23/03/06). pengertian agrarian menurut UUPA M e n a n g g a p i h a l t e r s e b u t , melegalkan konflik tersebut. Ketika Dalam kunjungan rombongan adalah segala kekayaan di tanah, air, Budiman menjelaskan bahwa konflik semakin meluas, media diterima redaktur Koran Tempo. dan udara. Kompas adalah koran harian yang m a s s a s e p e r t i n y a k u r a n g Dalam diskusi tersebut, FSPI Lebih jauh, Yakub mengatakan memiliki siklus berita lebih cepat memberikan ruang yang cukup memaparkan tentang rangkaian pemerintah sibuk mempersiapkan j i k a d i b a n d i n g k a n t a b l o i d untuk penyelesaian satu kasus konflik-konflik agraria yang perangkat legal terhadap kekerasan. mingguan atau majalah yang lebih agraria dan kurang membangun melibatkan aparat Negara. Konflik Misalnya dalam UU perkebunan, memungkinkan mengulas berita opini terhadap kasus-kasus konflik a g r a r i a y a n g t e r j a d i t e l a h perkebunan dilegalkan untuk secara mendalam. agraria tersebut. mengakibatkan korban di pihak memiliki aparat keamanan sendiri “Isu di media harian sangat

Hal tersebut muncul dalam petani seperti yang terjadi di Asahan dan mengakibatklan tindakan yang banyak, sehingga untuk menjadi isu diskusi FSPI, PBHI dan FPPI dengan dan Lombok. Dengan kunjungan ini sangat refresif ketika terjadi konflik utama tidak mudah karena harus Harian Kompas di Kantor Redaksi diharapkan FSPI dapat membangun dengan petani, seperti yang terjadi bersaing dengan isu yang lain. Harian Kompas, Selasa (7/03/06). kampanye dengan melibatkan di Asahan dan Lombok. Disinilah dibutuhkan keahlian D a l a m k u n j u n g a n t e r s e b u t media massa agar terbangun opini Muhammad Reza dari FPPI membungkus isu agar menarik rombongan diterima Budiman, desk publik untuk mendorong partisipasi menambahkan, sistem pengelolaan media sehingga berpengaruh politik harian Kompas dan Widoro, massa yang lebih luas

Media Masa Kurang Memberi Ruang Tita Riana Zen

kepada pengusaha dan pemodal besar. Sedangkan kaum buruh yang menjadi tulang punggung industri diabaikan kepentingannya.

Dalam usulan revisi UU 13/2005 semakin menonjol kepentingan modal. Diantaranya kewajiban perusahaan menyediakan perlindungan, pasal 33 ayat 3, akan dihapus. Semua jenis pekerjaan bisa dikontrakkan (pasal 59) dan seluruh jenis pekerjaan bisa di outsorcing (pasal 64, 65, 66). Selain itu revisi UU berencana menghapus cuti panjang atau istirahat. Dan banyak lagi hal merugikan lainnya.

Dalam aksi itu, para buruh meminta bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono namun pihak kepresidenan tidak merespon permintaan mereka. dan revisinya yang sedang Ribuan buruh yang terdiri dari Serikat buruh mensinyalir Mereka yang melakukan demo disiapkan pemerintah. Menurut berbagai serikat buruh di Jakarta adanya kepentingan global yang antara lain, SBJ, GSPERMINDO, para buruh, peraturan tersebut dan sekitarnya, berdemonstrasi di ikut berperan dalam merancang GSBI, GSBM, GSPMII, FSBSI, FSBI, sangat menindas karena banyak depan Istana Merdeka, Selasa undang-undang yang merugikan FSPMI, FPBI, FNPBI, SPMI, SPOI, klausul yang merugikan kaum (4/4). Mereka menolak UU kaum buruh itu. Pemerintah SPN, SBTPI, KASBI, dan banyak buruh.13/2005 tentang ketenagakerjaan Indonesia selama ini lebih berpihak lagi. Cecep Risnandar

Ribuan Buruh Demonstrasi Menolak UU 13/2005 dan RevisinyaRibuan Buruh Demonstrasi Menolak UU 13/2005 dan Revisinya

Cecep Risnandar/PEMBARUAN TANI

Sekitar 5000 buruh berdemonstrasi di depan Istana Merdeka. Mereka menuntut bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menyatakan penolakannya terhadap UU No.13 tahun 2003 dan revisinya yang saat ini sedang dipersiapkan pemerintah. Selasa (4/4)

SENGKETA AGRARIASENGKETA AGRARIA

Page 10: Pembaruan Tani edisi Maret 2006

Pembaruan Tani - Maret 2006Pembaruan Tani - Maret 2006KABAR TANIKABAR TANI

pemerintah dinilai warga tidak adil. membawa senjata tajam. Berberapa Pasalnya, pembebasan tanah yang petani terluka, sebagian dilarikan ke dimulai pada masa orde baru tahun rumah sakit.1995 penuh intimidasi. Masyarakat Petani Tanak Awu tidak hanya Tanak Awu mengaku melepaskan m e n e r i m a b e n t u k - b e n t u k tanah mereka dengan terpaksa. kekerasan saja. Akhir-akhir ini, TNI

Sejak reformasi bergulir, warga akan menggelar "kegiatan sosial" di kembali berani mempertanyakan Desa Tanak Awu. Namun petani hak-hak mereka terhadap tanahnya. merasa ketentramannya terganggu, Namun aspirasi warga tidak karena TNI melakukan kegiatan di ditanggapi pemerintah. Protes- desa mereka dengan membawa protes petani mengenai tanahnya senjata lengkap. Masyarakat kerap kali dijawab dengan tindakan menganggap kegiatan itu sebagai kekerasan. Bahkan, para petani teror. "Masyarakat ketakutan sering kali harus berhadapan dengan dengan kehadiran aparat," dengan kekuatan sipil pro-bandara ujar Haji Hanan, salah seorang yang terorganisasi yang sengaja petani Tanak Awu yang menemui dibentuk untuk melawan kelompok Gus Dur.petani yang mempertahankan hak Menanggapi hal itu, Gus Dur atas tanahnya. mengatakan akan membicarakan

Sebelumnya, pada tanggal 18 kesulitan petani kepada tokoh NU September 2005,para petani yang yang ada di NTB. Gus Dur berjanji tengah mengadakan rapat umum akan berbicara kepada Tuan Guru dibubarkan secara paksa oleh polisi. Turmudzi, ulama kharismatik di Abdurrahman Wahid menganggap korban kekerasan dan represivitas Akibatnya, 27 petani terkena NTB. Gus Dur juga meminta agar pembangunan bandara bertaraf aparat di kantor PB NU, Jakarta, tembak dan lainnya luka-luka. masyarakat tetap bertahan dan internasional di Lombok belum Selasa (28/2). Kemudian pada tanggal 25 Januari tidak menghabiskan energi yang perlu. "Belum saatnya Lombok P a r a p e t a n i i t u d a t a n g 2 0 0 6 , p a r a p e t a n i k e m b a l i tidak perlu. Masyarakat Tanak Awu p u n y a b a n d a r a ( b e r t a r a f mengadukan penggusuran lahan melakukan aksi di depan kantor diminta untuk tidak takut dengan internasional, red)," ungkapnya. per tan iannya pembangunan DPRD Lombok Tengah. Aksi yang teror-teror dari pihak manapun. Pernyataan itu dilontarkan Gus Dur bandara bertaraf internasional, di dilakukan secara damai berakhir "Masyarakat tidak perlu takut," kata ketika bertemu dengan petani Lombok Tengah, NTB. Selama ini rusuh. Para petani tiba-tiba Gus Dur. Cecep RisnandarTanak Awu, Nusa Tenggara Barat, pembebasan tanah yang dilakukan diserang sekelompok orang yang

Gus Dur: Belum Perlu Bandara InternasionalGus Dur: Belum Perlu Bandara Internasional

Tiga orang petani pasir Para petani menengarai, tanah perusahaan perkebunan milik mandoge, Sumatera Utara, mereka telah diklaim seorang grup Bakrie.bertandang ke DPR RI, Rabu mantan pejabat yang kemudian Menurut pengakuan para (1/3). Ketiga petani anggota menjualnya ke perusahaan petani, perusahaan perkebunan Federasi Serikat Petani Indonesia perkebunan. Saat ini, para petani berusaha mengambil alih lahan (FSPI) tersebut diterima anggota berusaha mempertahankan tanah masyarakat secara paksa. DPR RI Nursyahbani sengketa. Dilapangan mereka Perusahaan tersebut berdalih Katjasungkana. Mereka datang seringkali diteror, baik dari pihak telah mempunyai HGU tanah mewakili masyarakat desa Pasir perusahaan maupun aparat yang menjadi sengketa. Tapi Mandoge yang saat ini tanahnya pemerintah. Bahkan, aparat menurut masyarakat, digusur untuk kepentingan pemerintah berusaha perusahaan tidak memilikinya.

mengkriminalisasi para petani dalam mempertahankan tanahnya. Saat ini, lima petani ditahan atas tuduhan melakukan pengrusakan diatas lahan milik perusahaan perkebunan. Para petani menilai tuduhan itu mengada-ada dan merupakan fitnah yang kejam. Karena mereka tidak pernah melakukan pengrusakan.

Pada kesempatan yang sama, datang juga perwakilan petani Tanak Awu, Lombok Tengah, yang menjadi korban represivitas aparat. Mereka mengadukan tindakan kekerasan yang dilakukan aparat dalam penyelesaian sengketa tanah di Tanak Awu. Cecep Risnandar

Petani Pasir Mandoge Mengadu Ke DPRPetani Pasir Mandoge Mengadu Ke DPR

Petani Tanak Awu (Nusa Tenggara Barat) dan Pasir mandoge (sumatera Utara) diterima Komisi III DPR RI, Senin (6/3). Pertemuan diadakan di ruang sidang Komisi III sekitar pukul 16.00 WIB. Para petani diterima oleh Ketua Komisi III Muzzamil (FPKS) dan Trimedya Panjaitan (FPDIP). Selain itu hadir juga Panda Nababan dan sejumlah anggota DPR RI lainnya.

Kepada Komisi III petani mengadukan kekerasan yang dilakukan aparat kepolisian di Tanak Awu dan Pasir Mandoge. Petani juga mengadukan teror dan penangkapan oleh kepolisan terhadap para petani.

Pengangkapan tersebut bersumber dari konflik agraria antara para petani Tanak Awu dengan PT Angkasa Pura serta para petani Pasir Mandoge dengan PT Bakrie Sumatera Plantation. Tapi pemerintah tidak memediasi konflik tanah tersebut. Malahan pemerintah daerah dengan aparat kepolisian ikut mendukung perusahaan dan melakukan tindakan pengusiran kepada para petani. Cara-cara kekerasan pun kerap terjadi. Cecep Risnandar

Petani Tanak Awu dan Pasir Mandoge diterima Komisi III DPR RI

Petani Tanak Awu dan Pasir Mandoge diterima Komisi III DPR RI

Petani Tanak Awu korban penggusuran rencana pembangunan bandara di Lombok Tengah, bertemu Gus Dur di kantor PBNU. Mereka meminta dukungan Gus Dur dalam memperjuangkan hak-haknya. Selasa (28/2).

Petani dari Bandar Pasir Mandoge menemui anggota DPR RI dari fraksi Kebangkitan Bangsa, Nusyahbani Katjasungkana di Gedung DPR RI, Jakarta. Rabu (1/3).

Cecep Risnandar/PEMBARUAN TANI

Cecep Risnandar/PEMBARUAN TANI

1010

Page 11: Pembaruan Tani edisi Maret 2006

Pembaruan Tani - Maret 2006 KABAR TANIKABAR TANIPetani Tanak Awu dan Pasir Mandoge Melabrak Kantor Komnas HAM

menindaklanjuti kasus-kasus para petani. M Bilah menjanjikan pada tanggal 13 Maret akan datang ke Tanak Awu, Nusa Tenggara Barat untuk menyelidiki pelanggaran aparat kepolisian terhadap hak-hak politik petani. Sedangkan untuk kasus kekerasan dan ekosob, Komnas berjanji akan lebih mempercepat prosesnya.

Untuk kasus kekerasan di Pasir Mandoge, Sumatera Utara, Komnas mengaku belum mendapat pelaporan/pengaduan dari petani. Namun hal itu dibantah petani. “Tahun lalu

sebelumnya. Selama itu Petani Tanak Awu (Nusa anggota Komnas Hasbalah Komnas HAM hanya berjanji Tenggara Barat) dan Pasir M Saad pernah melakukan akan menyelidiki namun Mandoge (Sumatera Utara) penyelidikan terhadap kasus faktanya tak ada laporan melabrak Komnas HAM, itu,” ujar Achmad Ya’kub.kemajuan apapun.Senin (6/3). Di dalam Menanggapi hal tersebut,

Rupanya kesabaran petani ruangan kantor para petani Komnas terkesan ada batasnya. Para petani langsung menggelar spanduk kebingungan. Para petani yang berkumpul dihalaman dan melakukan orasi. mengenggap prosedur kerja Komnas sejak pukul 5 pagi Kedatangan petani ke kantor Komnas tidak jelas dan akhirnya menerobos masuk Komnas HAM untuk banyak berjanji tapi tak ke dalam kantor begitu menanyakan kejelasan pernah menepatinya. kantor dibuka pukul 9 pagi. Komnas HAM dalam Akhirnya, Komnas Kedatangan mereka untuk menyelidiki tindak kekerasan menghimbau kasus tersebut meminta bertemu langsung aparat kepolisan terhadap dilaporkan kembali. dengan Ketua Komnas HAM, petani di NTB dan Sumatera Sekaligus meminta kembali Abdul Hakim Garuda Utara. data-data dan fakta-fakta Nusantara.Sudah berulangkali FSPI tindakan pelanggaran HAM

Para petani gagal menemui menanyakan hal ini kepada kepada para petani. Ketua Komnas HAM karena Komnas HAM, namun para Permintah Komnas tersebut Garuda Nusantara sedang petani selalu dipingpong ditanggapi sinis oleh para tidak ada di tempat. kesana kemari tanpa ada petani. Walaupun begitu Akhirnya, para petani penjelasan yang memadai. petani sepakat akan diterima oleh Wakil Ketua Padahal kasus kekerasan memberikan data dan fakta Komnas HAM, Zoemrotin tersebut sudah dilaporkan kasus-kasusnya. Agaknya dan dua anggotanya, M Bilah beberapa bulan sebelumnya, petani harus menerima pil dan Lis Sugandi.bahkan untuk kasus pahit dipermainkan birokrasi

Dalam pertemuan itu Sumatera Utara sudah negeri ini. Cecep RisnandarKomnas berjanji akan segera dilaporkan setahun

Petani Tanak Awu (Nusa Tenggara Barat) dan petani Pasir Mandoge (Sumatera Utara) mengadukan tindakan kekerasan aparat kepolisian ke Mabes Polri, Selasa (7/3). Rombongan petani diterima di bagian Reskrim Mabes Polri.

Petani Tanak Awu mengadukan tindak kekerasan polisi saat membubarkan rapat umum petani 18 September tahun lalu. Pembubaran paksa tersebut memakan korban 27 orang luka tembak dan 6 orang luka pukul. Selain itu, aparat melakukan penangkapan dan intimidasi kepada para petani yang melakukan rapat umum.

Petani Tanak Awu juga meminta Mabes Polri untuk menindak anggotanya di daerah yang melakukan tindak kekerasan. Selama ini, Polres Lombok Tengah tidak mau mendengarkan keluhan para petani. Bahkan setiap protes terhadap aksi kekerasan polisi selalu dijawab dengan penangkapan-penangkapan.

Hingga saat ini tiga petani masih ditahan pihak kepolisian. Para petani itu dituduh telah melakukan penghasutan dan melakukan tindakan yang tidak menyenangkan. Petani Tanak Awu juga meminta Mabes melakukan investigasi kasus pembububaran rapat umum 18 September 2005 dan mendesak kepolisian untuk segera membebaskan teman-temannya yang ditahan.

Pada kesempatan yang sama, petani Pasir Mandoge mengadukan kesewenang-wenangan kepolisan dalam melakukan peggusuran di desa Pasir Mandoge. Penggusuran dilakukan karena perusahaan perkebunan milik Bakrie Grup mengklaim lahan pertanian masyarakat setempat. Padahal masyarakat sudah turun temurun mendiami tanah mereka. Masyarakat juga memiliki bukti kepemilikan atas lahan yang mereka tempati.

Tetapi pihak perusahaan tak ambil pusing. Perusahaan tetap mengklaim lahan masyarakat sebagai HGU milik mereka. Anehnya, PT BSP sebagai pemegang HGU tak mau menunjukan bukti HGU yang mereka miliki. Alih-alih bisa menunjukkan bukti, perusahaan malahan mengerahkan satuan pengamanan yang dibantu oleh Brimob untuk mengusir warga dari atas tanah pertaniannya.

Dalam pelaksanaan penggusuran, perusahaan yang melibatkan aparat kepolisan seringkali melakukan tindakan kekerasan dan pemaksaan terhadap warga. Selain itu para petani merasa terteror dengan tindakan aparat yang menangkapi para petani.

Selain mengadukan tindakan kekerasan kepada Mabes, para petani juga menggelar demo di halaman Mabes. Demontrasi dilakukan dengan tertib dan damai. Pada kesempatan itu, petani berorasi meneriakan aspirasi mereka. Cecep Risnandar

Petani Minta Mabes Polri Usut Tuntas Tindak Kekerasan yang Dilakukan Aparatnya

Petani Minta Mabes Polri Usut Tuntas Tindak Kekerasan yang Dilakukan Aparatnya

Kamis (9/3), petani Tanak menyabot lahan mereka. agraria di tanah para petani Awu (Nusa Tenggara Barat) Selain itu, Petani juga tersebut. dan Pasir Mandoge meminta BPN pusat untuk Bersamaan dengan itu, (Sumatera Utara) berdialog meninjau kembali HGU PT Petani Tanak Awu dengan pejabat Badan BSP karena masyarakat mengadukan penggusuran Pertanahan Nasional Pusat merasa lahan pertanian lahan pertaniannya oleh PT Supratman di Jakarta. yang mereka miliki sejak Angkasa Pura. Proses ganti Dalam dialog tersebut, 1953 tiba-tiba menjadi rugi lahan yang akan petani mengadukan konflik wilayah HGU perusahaan dijadikan bandara itu, agraria yang mereka alami tanpa alasan yang jelas. menurut para petani banyak di desanya masing-masing. Menjawab tuntutan menyimpang. Kepada para

Petani Pasir Mandoge petani itu, pihak BPN petani BPN berjanji akan meminta BPN menunjukkan berjanji akan menelusuri meninjau kasus Tanak Awu.

Cecep RisnandarHGU milik PT Bakrie HGU PT BSP. BPN juga Sumatera Plantation yang akan mengkaji konflik

Petani Tanak Awu dan PetaniPasir Mandoge Mendatangi BPNPetani Tanak Awu dan PetaniPasir Mandoge Mendatangi BPN

Petani Tanak Awu dan Pasir Mandoge bersama aktivis pemuda dan mahasiswa berorasi di dalam gedung Komnas HAM. Senin (6/3)

Cecep Risnandar/PEMBARUAN TANI

Cecep Risnandar/PEMBARUAN TANI

1111

Page 12: Pembaruan Tani edisi Maret 2006

Pembaruan Tani - Maret 2006Pembaruan Tani - Maret 2006SOROTANSOROTAN

1212

Kini pangan diperlakukan sebagai komoditi ekonomi semata. Tampaknya logika berpikir M a s a l a h p a n g a n m a s i h demikian dianut undang-undang merupakan masalah krusial di tentang pangan. Di mana undang-negeri ini. Dalam carut marutnya u n d a n g t e r s e b u t l e b i h pembangunan, ternyata masih memberikan perlindungan kepada banyak saudara kita yang hidup para pengusaha agar dapat serba kekurangan. Bahkan memproduksi komoditi sesuai sebagian diantaranya menderita standar international. Di sisi lain gizi buruk dan busung lapar. mengorbankan perlindungan, Ditengah situasi seperti ini, pemenuhan, pemajuan dan justru undang-undang tentang penghormatan hak atas pangan p a n g a n d i r a s a k a n t i d a k rakyat. melindungi rakyat kecil. Bahkan

Perihal kekerasan oleh modal, lebih dari itu, Undang-Undang dapat dilihat dari kasus-kasus N o m o r 7 T a h u n 1 9 9 6 i t u pengaduan yang diterima Komnas bertentangan dengan konstitusi HAM. Sebut saja misalnya perihal Republik Indonesia UUD 1945 dan rekayasa genetik (kasus PT berpotensi melanggar hak rakyat. Sanghyang Seri, kasus Monsanto, Sebagian berpendapat undang-Kapas Transgenik), kemasan undang tersebut patut diadukan (kasus halal versus tidak halal), ke Mahkamah Konstitusi.dan kasus impor beras (kasus U n d a n g - u n d a n g p a n g a n petani yang dirugikan akibat tersebut menyatakan bahwa impor beras).pangan sebagai komoditas dagang

Pemihakan kepada modal ini memerlukan dukungan sistem d i s i n y a l i r H e n r y S a r a g i h , perdagangan pangan yang jujur Sekretaris Jenderal Federasi dan bertanggungjawab sehingga Serikat Petani Indonesia (FSPI) tersedia pangan yang terjangkau m e n y e b a b k a n I n d o n e s i a oleh daya beli masyarakat serta mengalami rawan pangan. turut berperan dalam peningkatan Kebijakan pangan dan pertanian pertumbuhan ekonomi. Dari yang bersifat monokultur, artinya klausul tersebut, jelas terlihat terjadi penyeragaman kebudayaan sangat berorientasi ke industri. dan s trategi pembangunan Banyak hal terlupakan dalam pertanian yang padat modal. m a s a l a h p a n g a n s e p e r t i

dalam pandangannya kebijakan ketersediaan lahan pertanian, i n i m e n g a r a h p a d a perlindungan distribusi hasil ketergantungan pada satu jenis pertanian rakyat dan jaminan

Monopoli ini mengakibatkan merupakan wilayah agraria yang tanaman, yakni tanaman padi sosial kepada para pelakunya semakin leluasanya korporasi strategis di kawasan Asia Pasifik untuk menghasilkan beras sebagai dalam hal ini petani. internasional menentukan harga s e h i n g g a t i d a k t e r t u t u p bahan makanan pokok. Hal ini bisa Keberpihakan undang-undang seenaknya. kemungkinan pihak as ing , menjebak dalam kebijakan harga tersebut pada industri ditandai

Hal ini diperparah dengan terutama negara produsen beras di pangan yang murah untuk dengan lebih banyaknya bahasan dipaksakannya liberalisasi pasar Asia seperti Vietnam dan Thailand m e n o p a n g p e n g e m b a n g a n mengenai rekayasa genetika, iklan pertanian. “Pasar bebas dunia mengacaukan sistem pangan industri dan pengembangan sektor dan label, perdagangan terutama telah mengakibatkan terjadinya nasional. lainnya. soal harga, makanan instan, monopoli perdagangan di mana Lebih jauh lagi , Johnson Kebijakan pangan murah terlihat ke tahanan pangan mela lu i negara industri maju mampu berpendapat alasan pemerintah jelas dalam masalah perberasan, cadangan pangan. m e n i n g k a t k a n e k s p o r m e n g i m p o r b e r a s k a r e n a dimana beras impor lebih murah Dalam hal ini, Amidhan, Ketua pertaniannya menjadi lebih kuat keterbatasan persediaan petani daripada beras lokal. Sehingga Subkomisi Hak Ekosob Komnas akibat masih diterapkannya sangat tidak masuk akal. "Petani pemerintah lebih memilih beras HAM menegaskan sejauh yang praktek-praktek dumping secara kita ini sebenarnya survive , impor dibanding beras buatan dapat dipahami hingga saat ini terselubung,” tambah Henry. t e r m a s u k d a l a m petaninya sendiri. Pemerintah justeru masalah pangan menjadi

Carut marutnya kebijakan memperhitungkan persediaan membuat pajak impor pangan salah satu sumber pelanggaran pangan nasional dilontarkan juga beras sejak masa tanam hingga sangat rendah, bahkan untuk beras hak asasi manusia. Dalam wacana oleh Johnson Panjaitan, Ketua musim panen, sehingga tidak dan jagung sempat menyentuh hak asasi manusia, pelanggaran di Badan Pengurus PBHI. "Ada m e n d a s a r j i k a p e m e r i n t a h angka nol persen di tahun 1998. sektor ini dimasukan ke dalam konspirasi internasional dalam mengimpor beras dengan alasan kekerasan oleh modal Akibat orientasi kebijakan . Hal ini terjadi, kasus impor beras ini, selain terbatasnya persediaan," ujarnya.pertanian yang terlalu pro pada lagi-lagi oleh karena berbagai Vietnam dan Thailand ada mafia agribisnis/indutri, perdagangan kepentingan saling bertarung. nasional dan internasional yang benih dan teknologi pertanian Khususnya kepentingan ekonomi diuntungkan," ungkapnya.hanya dikuasai oleh segelintir baik pada tingkat lokal, nasional,

Menurut Johnson, Indonesia p e r u s a h a a n i n t e r n a s i o n a l . maupun internasional.

Kekerasan Modal Dalam Masalah Pangan Kekerasan Modal Dalam Masalah Pangan

Tita Zen/PEMBARUAN TANI

Petani anggota Federasi Serikat Petani Indonesia (FSPI) asal Batang, Jawa Tengah, memprotes kebijakan pemerintah mengimpor beras dari Vietnam.

Gunawan

Penulis adalah staf Perhimpunan Bantuan Hukum dan HAM Indonesia

(PBHI)

Page 13: Pembaruan Tani edisi Maret 2006

Pembaruan Tani - Maret 2006 PETANI PEREMPUANPETANI PEREMPUAN

Dari Konferensi Ke-17 Asosiasi Petani Perempuan NouminrenDari Konferensi Ke-17 Asosiasi Petani Perempuan Nouminren

1313

adalah rasio kecukupan pangan atau acara tertentu dengan jaringan bahwa sangat tergerak dan saat ini (berdasarkan kalori) di penjualan Nouminren yang luas, terkesan dengan saling berbagi Jepang. Persentasenya sangat yaitu melalui jaringan My Home pengalaman dan pemahaman rendah di dunia dan masih Country Network. Gerakan mereka dengan perempuan lain dari Petani perempuan yang tergabung dibawah standar. Saat ini tidak dengan pemasaran langsung negara-negara Asia dan belahan d a l a m o r g a n i s a s i p e t a n i hanya pertanian bangsa Jepang s a n g a t e f e k t i f u n t u k dunia lainnya.Nouminren di Jepang, pada yang mengalami krisis hebat tetapi menghubungkan konsumen dan Satu hal yang dikutip Masuko t a n g g a l 4 - 5 f e b r u a r i l a l u juga kedaulatan pangan Jepang. produsen dan mendukung mereka T a k a h a s h i , k e t u a A s o s i a s i melaksanakan Konferensi ke- 17

Dalam presentasinya Yos Hitaka untuk tetap berproduksi. Seorang Perempuan, saat membacakan Asosiasi Petani Perempuan Mashima, wakil ketua Nouminren, perempuan yang tinggal dekat laporan aksi WTO di Hong Kong Nouminren di Tokyo, Jepang. mengungkapkan fakta bagaimana Tokyo menceritakan bahwa ia Desember silam, tentang pesan dari Lebih dari 100 petani perempuan perusahaan transnasional Jepang membawa beberapa paket “Miso,” Yoon pada program pelatihan bergabung dari seluruh Jepang bertujuan mencari keuntungan sejenis pasta terbuat dari kedelai petani perempuan di Seoul, Korea untuk berbagi pengalaman dan d a r i p e r t a n i a n , b a g a i m a n a dan sering dipakai untuk “sup Selatan bulan Agustus tahun lalu.menjelaskan tujuan pergerakan seriusnya krisis yang pernah Miso” laku terjual di konferensi “ K a m i s a l i n g b e r b a g i mereka. Dalam konferensi ini ada dialami petani Jepang, dan petani perempuan Jepang tahun pengalaman dan menjadi tahu dua hal yang mereka bahas

penderitaan dan kesulitan yang b e r s a m a , p e r t a m a a d a l a h dialami perempuan Asia. Jadi, bagaimana ber tahan h idup K a t a k a n T i d a k ! p a d a dibawah reforma struktural neoliberalisme, dan penting untuk pemerintah dibidang pertanian m e m p e r k u a t s o l i d a r i t a s dan kedua, bagaimana berjuang internasional,” ujarnya. melawan Neoliberalisme yang

Di malam pertama konferensi, diusung organisasi perdagangan pesta diadakan. 100 hidangan yang dunia (WTO). Para peserta ada dipesta dibawa oleh para meyakini bahwa hal terpenting peser ta . Makanan te r sebut dalam pergerakan mereka adalah merupakan hasil panen dari sayur-“Jangan pernah menyerah dalam mayur dan buah-buahan yang memproduksi pangan”.ditanam sendiri. Sebagian diolah Tahun lalu, pemerintah Jepang secara tradisional, sebagian di t e l a h m e n g u m u m k a n dapat dari lokal, dan sebagian dikeluarkannya kebijakan baru merupakan tanaman asli Jepang. yang disebut “Kebijakan Lintas Para peserta yakin bahwa ada Komoditi” sebagai bagian dari banyak jenis pangan di negara ini reforma struktural pertanian. dan produk pertanian lokal yang Program ini juga bertujuan untuk sangat enak dan aman dikonsumsi.mengurangi jumlah keluarga

Para petani perempuan yang bagaimana kedaulatan pangan lalu. Ia mengakui bahwa kini ia petani dengan memisahkannya berpartisipasi dalam konferensi ini digunakan sebagai gerakan menjadi senang menjual makanan dari “Petani bersertifikat”, yaitu berkomitmen untuk tetap bertani. melawan neoliberalisme. buatannya sendiri. petani yang memiliki lahan lebih Takahashi menekankan, “kita Nakako Nakajima, wakil ketua Seorang petani organik yang dari 4 hektar (di pulau main land) harus meningkatkan semangat asosiasi petani perempuan dan telah bertani selama 18 tahun dan atau lebih dari 10 hektar (di pulau kita. Para perempuan sebaiknya juga seorang petani beras dan memiliki 4 hektar lahan pertanian, Hokkaido) tergantung pada besar turut serta dalam setiap diskusi gandum, juga mengatakan, “Harga Yoshino Katori mengatakan, areanya. Artinya hanya 10% dari untuk melindungi pertanian kita gandum akan naik ¼% dari harga “Perempuan senang berproduksi. 2.7 juta petani dapat bersertifikat b a i k s e c a r a l o k a l m a u p u n awal dibawah kebijakan baru. Para Jika kita dapat menjual produk dan dan dapat memperoleh dana internasional. Mari kita dukung petani tidak mampu membayar mengatur kehidupan kita, kita subsidi langsung dari pemerintah. dan semangati teman-teman yang ongkos produksi, dan untuk dapat menentang kebi jakan S i s a n y a t e r p a k s a h a r u s menderita dan hampir menyerah membeli pupuk. Pemerintah pemerintah.” memutuskan apakah mereka terus dalam bertani.” Harga pasar dari seharusnya mengijinkan para M e m b a n g u n s o l i d a r i t a s bertani atau tidak tanpa memiliki p r o d u k - p r o d u k p e r t a n i a n petani yang mencoba untuk terus internasional juga menjadi Kunci pendapatan yang stabil.s e b e n a r n y a d i a t u r o l e h bertani dan melindungi produksi utama dari gerakan petani, seperti Jepang adalah negara pengimpor perusahaan-perusahaan dan pangan dalam negeri.” Peserta solidaritas internasional melalui La pangan. Di negara ini, subsidi semakin menurun. Tetapi para yang hadir juga menekankan Via Campesina. Dalam aksi dalam negeri untuk bidang petani perempuan terus aktif dan p e n t i n g n y a m e n i n g k a t k a n menetang pertemuan tingkat pertanian belum digunakan untuk bekerja keras dalam memproduksi kesempatan bagi petani untuk menteri WTO di Hongkong pada dumping produk pertanian yang pangan. Dengan saling berbagi melindungi produksi dalam bulan Desember tahun lalu, Lebih surplus ke negara lain. Subsidi pengalaman, mereka telah saling negeri, dan penting untuk terus da r i 2 0 p e t a n i p e r e mp u a n tersebut bermanfaat untuk mendukung satu sama lain. Slogan m e m b a n g u n d i s k u s i d a n Nouminren berangkat ke Hong menjaga kehidupan keluarga “Down, Down, WTO!” terus pertemuan lain di setiap komunitas Kong dan bergabung dalam Aksi petani. Tetapi, pemerintah telah diteriakkan dalam Konferensi petani. P e t a n i P e r e m p u a n L a V i a memutuskan untuk memotong petani perempuan Nouminren ke-Banyak petani perempuan yang Campesina menentang pertemuan subsidi tersebut dengan mengikuti 17 ini.melaporkan bahwa mereka telah WTO tersebut. Beberapa orasi para k e i n g i n a n p e r u s a h a a n

mencoba menjual produk-produk perempuan yang bergabung di aksi transnasional, agen-agen investasi, mereka ke pasar pagi lokal, forum, Hong Kong mengungkapkan terutama Amerika Serikat, 40%

Wilda Tarigan

Page 14: Pembaruan Tani edisi Maret 2006

Pembaruan Tani - Maret 2006INFO PRAKTISINFO PRAKTIS

1414

Sekadar catatan, walau bumi merupakan penyakit yang diawali Indonesia kaya tanaman herbal, oleh sistem kekebalan tubuh yang hingga saat ini produk yang telah l e m a h . H a s i l n y a p u n “naik kelas” menjadi fitofarmaka menggembirakan, meniran ampuh ini baru 5 tanaman. Salah satunya mengatasinya. adalah temulawak. Di Indonesia, Di kalangan kedokteran meniran sertifikat fitofarmaka dikeluarkan dikenal sebagai imunomodulator oleh Badan Pengawan Obat dan a t a u i m u n o s t i m u l a n . Makanan Republik Indonesia Sederhananya, disebut sebagai ( B P O M - R I ) . L e m b a g a i t u penguat sistem kekebalan tubuh. menggolongkan obat tradisonal Menurut Dr Suprapto Ma'at Apt Indonesia menjadi tiga tingkat: d a r i F a k u l t a s K e d o k t e r a n jamu, obat herbal terstandar, dan Universitas Airlangga, sistem imun terakhir fitofarmaka. ialah sistem pertahanan yang

Jamu ialah obat tradisonal asli. menangkal bahan berbahaya agar Sedangkan obat herbal terstandar tubuh tidak sakit. Selain itu ia juga merupakan obat-obatan alam yang berperan menjaga keseimbangan telah dibuktikan keamanannya dan sel tubuh, dan membinasakan sel khasiatnya melalui uji pra klinis tubuh yang mutasi.(diuji pada hewan, red) dan bahan bakunya telah terstandarisasi. Bila Naik pangkatdemikian, tingkatan fitofarmaka Karena telah terbukti berhasil diuji jauh lebih tinggi bukan? secara klinis, maka meniran “naik Maka jangan ragu konsumsi pangkat” dari obat tradisonal biasa meniran yang telah menjadi fitofarmaka pada Maret terstandarisasi. Bila tak tersedia, 2005. Secara sederhana, fitofarmaka petiklah 5 tanaman meniran segar ialah obat-obatan alam yang telah di pekarangan, rebus dengan air melalui uji klinis sehingga terjamin sebanyak 4 gelas hingga tersisa 2 k h a s i a t d a n k e a m a n a n n y a . mulas dan kencing batu. Karena gelas. Minumlah pada pagi dan Meniran yang telah lulus uji itu itulah meniran dikenal sebagai sore hari. Itu ibarat membangun diproduksi oleh PT Dexa Medica bahan baku pengobatan rakyat benteng agar tubuh Anda tahan yang dikenal oleh masyarakat yang penting.

Riset abad 21 membuktikan, dari gempuran penyakit.dengan merek STIMUNO. Tanaman istimewa itu disebut e k s t r a k P h y l l a n t h u s n i r u r i meniran karena di bawah pelepah b e r k h a s i a t s e b a g a i daun terdapat bulatan kecil immunomodulator alias pengatur berwarna putih atau kuning. sistem imun tubuh. Ia pun Bentuk itu mirip pecahan beras dinobatkan sebagai fitofarmaka, yang dalam bahasa jawa disebut obat herbal yang telah melalui uji menir.klinis.

Nenek moyang kita sejak dulu Terbukti kala memang menggunakan Tiga ratus tahun kemudian, catatan meniran sebagai obat-obatan Rhumpius mengenai meniran yang tradisional. Ia dipakai secara berkhasiat obat terbukti. Tiga sendiri-sendiri maupun dalam penelitian yang dilakukan hampir bentuk ramuan. K Heyne, penulis berbarengan pada awal 2000-an b u k u T u m b u h a n B e r g u n a menyimpulkan hasil yang hampir Indonesia, mencatat, publikasi serupa. Di tiga rumah sakit terkenal meniran sebagai obat rakyat telah seperti, RS Cipto Mangunkusumo, mulai dilakukan pada rentang Jakarta; RS dr Soetomo, Surabaya; waktu yang panjang oleh Georgius dan RS dr M Hoesin, Palembang, Everhardus Rumphius. meniran diuji klinis sebagai

Di bukunya yang berjudul Het antituberkolosis. Amboinsch Kruidboekterbit pada Hasilnya, pasien yang diberi obat 1741-1755 Rhumpius menulis, anti TBC plus meniran sembuh meniran digunakan sebagai lebih cepat ketimbang tanpa campuran obat minum bagi anak- meniran. Ia juga diujikan pada anak yang terkena ayan dan kejang. penderita asma, hepatitis, herpes, Ia juga mengatakan, masyarakat infeksi saluran pernapasan akut, Jawa menggunakan meniran d a n k e p u t i h a n . S e m u a i t u sebagai campuran obat sakit perut

Obat Tradisional Naik PangkatObat Tradisional Naik Pangkat

Di Ternate namanya gosau ma dungi. Di Malaka panggilannya dukung anak-anak dan turi hutan. Di India, kilanelli; Cina, zhen chu cao atau ye xia zhu. Di Jawa disebut memeniran atau meniran.

Namanya memang beragam, tapi di semua tempat itu ia akrab dikenal sebagai salah satu

bahan baku obat-obatan tradisional. Itu karena tradisi lokal pada masa lampau meyakini

meniran bermanfaat bagi kesehatan.

Tanaman Meniran, di tanah terbuka dan didalam pot

Destika Cahyana & Achmad Ya’kub

www.prn2.usm.my www.tabloidnova.com

Tanaman meniran, nama latinnya Phyllanthus niruri, banyak terdapat disekitar kita.

Page 15: Pembaruan Tani edisi Maret 2006

1515

Pembaruan Tani - Maret 2006 REFLEKSIREFLEKSI

Malam beranjak turun. Kurasakan PMP-ku bertanya heran. Kelelahan kerja di ladang seharian menanam bahan makanan. penat di sekujur tubuhku. Tulang- membuatku hanya ingin Padahal bahan makanan itulah Namun waktu itu aku tetap saja tulang terasa pegal akibat kerja merebahkan badan setelah malam yang saat ini dibutuhkannya. ngotot, kalau sudah besar aku seharian di lahan tandus yang tak tiba. Kancil kembali termenungpingin jadi petani. Meski dalam juga mau tunduk. Musim tanam

kenyataan sehari-hariku di Jakarta, "Emak tahu nggak, dongeng Pak "Cuma ada satu cara, Pak tani tiba, dan selalu hanya kepasrahan

kehidupan petani yang Tani nyolong ti……" harus ditipu !" Putusnya cepat.yang tertinggal. Setelah tahun

sesungguhnya tak pernah "Hus, kok Pak Tani nyolong Demikianlah, Kancil berupaya demi tahun cuma menghadiahkan kutemui. Aku tumbuh di tengah- Timun, terbalik ning…" Potongku mengumpulkan seluruh penghuni panen yang gagal.tengah manusia urban yang cepat. hutan. Ia menyamar menjadi raja

`"Mak, Aning nggak bisa tidur." individual tapi mengidealkan dan menitahkan kepada petani di "Enggak kok mak, kata eyang, kehidupan yang penuh kerelaan, Genduk* kecilku merapatkan seluruh negeri untuk menjual emang pak Taninya yang nyuri kerja keras, damai dan diri minta perhatian. Kupeluk tanahnya kepada raja. Dan bagi timun."berkecukupan.tubuh mungilnya. Matanya siapa saja yang paling cepat Aku bengong. Kuperhatikan mengerjap berulang-ulang. "Mak, Aning belum ngantuk." menjual tanahnya, ia akan

bocah kecilku yang kehilangan Ingatanku melayang pada masa dianugerahi pusaka kerajaan dan Suara bening genduk kecilku rasa kantuknya. Dia Tampak ketika aku seusia bocah itu. gelar kebangsawanan.menyengat kesadaranku. Kuusap semangat dengan cerita yang baru Sewaktu kecil, ibu selalu Akhirnya, Pak Tani dan kawan-

mengantar tidurku dengan kawannyapun berlomba-lomba

dendang lembut atau dongeng-menyerahkan sawahnya. Di antara

dongeng indah, seakan aku tak mereka tentu sangat bangga jika

pernah mampu memasuki alam bisa berjasa untuk negara, apalagi

mimpi tanpa melalui cerita-cerita memperoleh gelar bangsawan.

ibu. Dan di antara banyak cerita Lambat laun, tak ada satupun

itu, “Kancil Nyolong Timun” petani di negeri itu yang memiliki

adalah dongeng favoritku, aku tanah. Kini, jika lapar menghimpit

selalu meminta ibu mengulang-perut mereka, pak tani tak bisa

ulangnya kembali. seenaknya mengambil buah

Dalam benak kecilku, hanya Pak mentimun yang ditanamnya Tani saja di dunia ini yang punya sendiri. Ia harus menunggu tanah dan kebun mentimun. Jika pembagian jatah dari kancil. Atau saat sarapan pagi ibu menyiapkan kalau tidak, ia harus menu nasi goreng plus lalapan mencuri………mentimun, aku selalu bertanya

Aning, genduk kecilku itu kepadanya, "Bu, ini timunnya pak

mengakhiri ceritanya sembari tani yah ?" Dan ibu selalu

memainkan kancing bajuku. mengiyakan.

Ceritanya yang mengalir meski Seraya menyuapiku, biasanya dengan suara patah-patah

ibu juga menjelaskan, bahwa membuatku luruh dalam realitas didapatnya.rambutnya pelahan. Kucoba bukan timun saja yang di tanam hidupku sendiri. Betapa cita-cita menyanyikan sebuah tembang Syahdan, di suatu negeri, oleh pak tani, tapi juga padi, masa kecilku untuk menjadi jawa meski dengan suara kering. hiduplah seekor kancil yang sayur-mayur bahkan teh dan kopi petani, ternyata membuahkan

cerdik. Binatang mungil itu "Mak…..,"adalah hasil kerja keras pak tani. hidup yang tak seindah dan

tampak termenung sendirian di Kuhentikan tarikan suaraku. Kudengarkan setiap tutur ibu seheroik bayangan benak kecilku. bawah pohon rindang. Baru Bocah kecilku menggeliat dalam dengan takjub. Betapa hebat yang Sementara saudara-saudaraku kemarin ia lepas dari ancaman pak dekapan.namanya pak tani. Mungkin ia tak yang lain sukses sebagai Tani. Itu terjadi sewaktu ia

jauh beda dengan Dewa-dewa wiraswastawan atau pekerja "Mak, kancil itu kayak apa tho ?" tertangkap basah menyatroni agung dalam dongeng ibu yang profesional, aku justru terpuruk di Tanyanya polos. kebun mentimun pak tani. lain. Karenanya sejak kecil, aku desa tandus yang tak begitu

Untung, ketika ia sudah hampir "Sepulang nganter kiriman buat bercita-cita jadi petani. Cita-cita menghasilkan.disembelih untuk dijadikan emak siang tadi, Aning ketemu yang membuat guru-guruku di SD

" Mak, enak ya… jadi kancil itu. hidangan pesta perkawinan anak Eyang Landung. Beliau lagi mengerutkan dahi.Pinter, kaya…….." setengah terjaga pak tani itu, ia berhasil melarikan mancing mak. Eayang itu pintar

"Wie, punya cita-cita itu mbok genduk kecilku berkata.diri dengan selamatcerita ya…." yang tinggi. Seperti Ani itu lho,

" Mak, aku pingin jadi kancil saja "Ugh…." Kancil menggeliat. Aku tak menyahut. Kekaguman cita-citanya jadi pilot, atau Yono lah. Huaahhh, emm." Ia menguap. Siang yang begitu terik. Perutnya genduk kecilku pada Eyang yang pingin jadi insinyur. Kupandangi matanya yang mulai belum lagi terisi sejak pagi. Agar Landung mengingatkanku akan Bapakmu kan Dokter, Ibumu guru, terpejam. Kubiarkan perempuan tetap bisa bertahan hidup, ketakjubanku pada Ibu dan kok kamu malah pingin jadi kecil itu bermimpi menjadi kancil.agaknya ia harus mencari akal. ceritanya yang tak pernah habis. petani. Apa nggak pingin jadi

Sampai saat ini, hanya pak tani Tidak seperti ibu, aku tak pernah orang yang lebih hebat daripada yang memiliki tanah dan rajin gemar mendongeng untuk Aning, bapak ibumu ?" Pak Ismail, guru

Pencuri ketimunTaufik Sadewa

www.e-smartschool.com

Page 16: Pembaruan Tani edisi Maret 2006

8810101616

Pembaruan Tani - Maret 2006SERIKAT TANI

Petani Tanak Awu, Nusa Tenggara Barat, protes penggusuran ke Departemen Perhubungan, Rabu (8/3). Mereka memprotes kebijakan pemerintah untuk mendirikan bandara internasional di atas lahan pertanian subur milik masyarakat Desa Tanak Awu.

Padahal, pembebasan lahan bandara oleh PT Angkasa Pura itu masih menyimpan segudang masalah sehingga menimbulkan konflik agraria yang berkepanjangan. Akibat konflik tersebut lagi-lagi petani yang menjadi korban. Dalam beberapa kesempatan, para petani mangalami tindak kekerasan seperti penembakan, pemukulan dan penangkapan oleh aparat kepolisian.

Para petani menuntut agar Departemen Perhubungan meninjau ulang pendirian bandara di areal konflik tersebut, karena akibatnya sangat merugikan warga setempat. Selama ini, pemerintah daerah dan PT Angkasa Pura secara sepihak memaksakan untuk menggusur para petani Tanak Awu dari lahan pertaniannya.

Di Departemen Perhubungan, para petani diterima oleh bagian Humas. Petugas Dephub berjanji akan menyampaikan tuntutan petani kepada Menteri Perhubungan, Hatta Rajasa.

Petani Tanak Awu Protes Ke DephubPetani Tanak Awu Protes Ke Dephub

Federasi Serikat Petani Indonesia (FSPI) mengadakan pelatihan jurnalistik bagi anggotanya yang berlangsung dari tanggal 20 sampai 23 Maret. Pelatihan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemampuan jurnalistik anggotanya dan mengaktifkan sistem korespondensi untuk tabloid Pembaruan Tani dan website FSPI.

Pelatihan ini rencananya akan dihadiri oleh beberapa pemateri antara lain, Abdul Manan jurnalis majalah Tempo dan juga sekjen Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Khudori jurnalis Metro TV online dan Hatim Ilwan jurnalis majalah Gatra.

Pelatihan diikuti 14 peserta yang datang dari 10 serikat tani anggota FSPI.

FSPI Gelar Pelatihan Dasar JurnalistikFSPI Gelar Pelatihan Dasar Jurnalistik

Serikat Tani Nasional (STN) akan menggelar kongresnya yang ke-4 pada tanggal 30 Maret sampai dengan 2 April 2006. Kongres tersebut diadakan di Kampung Tapos Desa Sukaharja Kec. Cijeruk, Kab. Bogor.

Panitia kongres mengundang berbagai organisasi tani dan LSM pendukung gerakan tani. Berbagai organisasi yang diundang sebagai peninjuai diantaranya Federasi Serikat Petani Indonesia, Aliansi Petani Indonesia, Aliansi Gerakan Reforma agraria, Pergerakan Tani Nelayan Indonesia Mandiri dan Dewan Tani Indonesia.

STN Gelar KongresSTN Gelar Kongres

Secondong, Talang daya, merangkul pemerintah Rambay dan Jermun. kecamatan dan desa untuk

Meskipun begitu, para petani mewujudkan ambisinya. Mereka Petani di Kabupaten Ogan tetap merasa was-was lahan membentuk koperasi unit desa Komeri Ilir, Sumatera Selatan, yang kini sedang digarapnya sebagai alat kemitraan antara ketar-ketir dengan rencana akan diklaim pihak perkebunan. petani dengan perusahaan pemerintah daerah membangun Kepada tim investigasi dari memakai pola Kredit Koperasi usaha perkebunan sawit di Serikat Petani Sumatera Selatan Primer Anggota (KKPA). wilayahnya. Pasalnya, (SPSS), mereka mengaku Namun sayangya rencana perkebunan itu bersinggungan khawatir karena lahan tersebut dinilai para petani tidak dengan lahan yang selama ini garapannya masuk dalam melibatkan rakyat secara luas. digarap masyarakat. wilayah pemberian konsesi Bahkan menurut penuturan Seperti sudah diketahui kepada pihak perkebunan. warga kepengurusan KKPA sebelumnya, Bupati Ogan Padahal para petani sebelumnya terdiri dari para pejabat desa.Komeri Ilir telah memberikan sudah menempati lahan tersebut Muhamad Hasan, salah satu konsesi tanah seluas 45 ribu secara turun temurun. anggota Majelis Pimpinan Petani hektar kepada PT Persada Sawit Kebanyakan dari mereka SPSS, menyesalkan rencana Mas (PSM). Lahan itu meliputi menanaminya dengan tanaman pembangunan perkebunan tiga kecamatan dan 28 desa, pangan seperti padi. Sebagian sawit. Menurutnya rencana diantaranya 18 desa di lagi ditanami komoditi pembangunan perkebunan sawit kecamatan Pampangan, 9 desa perkebunan rakyat seperti itu cenderung meminggirkan di Kecamatan Tulung Selapan tanaman karet. Warga juga petani kecil, padahal tujuan dan satu desa di Kecamatan Air memanfaatkan lahan untuk pembangunan seharusnya untuk Sugihan.mencari kayu bakar rumah mensejahterakan rakyat. “Di Pemerintah daerah bersama tangga. satu sisi dipandang akan PT PSM akan mengadopsi pola

Kekhawatiran para petani mengangkat ekonomi petani, di inti-plasma dalam sistem bukannya tanpa alasan, karena sisi lain perusahaan sangat operasinya. Dari 18 desa yang pemerintah daerah belum-belum agresif untuk mendapat direncanakan di kecamatan sudah menyatakan tidak keuntungan bisnis. Dari kedua Pampangan, delapan mengakui hak-hak tanah para pihak yang berbenturan diantaranya sudah mulai petani yang bersinggungan kepentingannya itu yang dikembangkan dengan luasan dengan rencana pembangunan dirugikan adalah kaum tani,” lahan 3.600 hektar yang meliputi perkebunan itu. ujarnya.Desa Deling, Pangkalan

Kini, pihak PT PSM Lampan, Lirik, Menggeris,

Rencana Pembangunan Kebun Sawit Di Kab. OKI Berpotensi Singkirkan PetaniRencana Pembangunan Kebun Sawit Di Kab. OKI Berpotensi Singkirkan PetaniMuhammad Husin

Kabupaten Ogan Komeri Ilir (OKI), Sumatera Selatan, merupakan wilayah potensial untuk daerah pertanian dan perikanan. Lahannya yang terdiri dari rawa-rawa, terkenal dengan sebutan lebak lebung, sudah sejak dulu dimanfaatkan petani sekitar. Untuk bercocok tanam para petani menerapkan teknik menanam padi sonor (menebar benih langsung ke lahan). Teknik itu sudah ada sejak dulu dan dilakukan turun temurun.

Syahroni/PEMBARUAN TANI