PEMBANGUNAN PERTANIAN BERKELANJUTAN PADA DAERAH RAWAN LONGSOR ...

7

Click here to load reader

Transcript of PEMBANGUNAN PERTANIAN BERKELANJUTAN PADA DAERAH RAWAN LONGSOR ...

Page 1: PEMBANGUNAN PERTANIAN BERKELANJUTAN PADA DAERAH RAWAN LONGSOR                                                         LAHAN.doc

PEMBANGUNAN PERTANIAN BERKELANJUTAN PADA DAERAH RAWAN LONGSOR

LAHAN

(Studi Kasus Di Pegunungan Menoreh Kabupaten Kulonprogo Daerah Istimewa Yogyakarta)

Oleh : Kuswaji Dwi Priyono ( Dosen Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta,

Email: [email protected])

Disampaian Pada Pit Igi Xiii & Konggres Igi Iv Di Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Surabaya, 11-12 Desember 2010

ABSTRAK

Daerah pegunungan merupakan daerah yang potensial untuk kegiatan pertanian,

namun mempunyai kendala adanya ancaman erosi dan longsorlahan. Karakteristik

wilayahnya yang berpegunungan dengan kemiringan lereng lebih 40% dan sifat tanah yang

sedang berkembang memerlukan perlakuan khusus dalam pengelolaan lahannya dengan

menerapkan pembangunan pertanian yang berkelanjutan.

Titik-titik kejadian bencana longsorlahan di Pegunungan Menoreh Kabupaten

Kulonprogo justru terjadi pada luasan lahan dengan kerapatan vegetasi yang relatif tinggi.

Jenis vegetasi yang dominan pada titik kejadian longsorlahan tersebut adalah sengon laut dan

maoni. Jenis tanaman tersebut merupakan tanaman yang bernilai ekonomi tinggi yang

dibutuhkan dalam jumlah besar oleh industri kertas dan meabel. Orientasi bisnis inilah yang

menyebabkan penduduk menanamnya dengan kerapatan tinggi, namun tanaman dengan

kerapatan yang tinggi ini menyebabkan beban massa tanah di lahan yang miring tersebut

menjadi meningkat selanjutnya memicu terjadinya bencana longsorlahan.

Masalah tersebut memerlukan tinjauan ulang sistem pertanian yang berorientasi bisnis

(agribisnis) menjadi agriculture yang dikenal sebagai pertanian berkelanjutan. Pertanian

yang berkelanjutan ini adalah tanaman yang mempunyai sistem perakaran dalam yang dapat

mencegah longsor, namun tetap memungkinkan petani melakukan kegiatan pertanian

musimannya. Pegunungan Menoreh dahulu dikenal sebagai penghasil buah duren dan

manggis, serta pertanian lahan kering dengan ketela pohon dan umbi-umbian harus

diusahakan kembali karena merupakan keunggulan local agriculture di daerah rawan bencana

longsor.

Kata kunci: rawan longsorlahan, pegunungan, pertanian berkelanjutan.

Page 2: PEMBANGUNAN PERTANIAN BERKELANJUTAN PADA DAERAH RAWAN LONGSOR                                                         LAHAN.doc

1. Pendahuluan

Pembangunan ekonomi Indonesia sebagai Negara agraris sangat ditentukan oleh

pembangunan pertanian. Pada kondisi krisis moneter yang diikuti krisis ekonomi yangterjadi akhir-akhir ini, sektor pertanian tumbuh positif sementara sektor lainnya tumbuh negatif, hal tersebut membuktikan bahwa pembangunan pertanian perlu didorong untukmendukung keberlanjutan pembangunan ekonomi. Keberhasilan pembangunan pertanianini ditentukan oleh lingkungan tumbuh dari komoditas petanian tanaman pangan,hortikultura, perkebunan, dan peternakan yang dihasilkan di lahan pegunungan. Sekitar45% wilayah Indonesia berupa perbukitan dan pegunungan yang dicirikan oleh topofisiografiyang sangat beragam, sehingga praktek budidaya pertanian di lahan pegununganmemiliki posisi strategis dalam pembangunan pertanian nasional (Departan, 2006).Walaupun berpeluang untuk budidaya pertanian, lahan pegunungan rentan terhadaplongsorlahan dan erosi karena tingkat kemiringannya, curah hujan yang relatif tinggi, dantanah yang tidak stabil. Longsorlahan merupakan salah satu proses geomorfologi yangberoperasi pada suatu lereng perbukitan atau pegunungan. Kajian tentang proses yangberoperasi pada lereng perbukitan atau pegunungan ini bukanlah hal yang baru. Banyakgeologis pada abad ke-19 telah menyadari bahwa proses ini secara signifikanmempengaruhi perkembangan bentanglahan (Goudie, 1981). Davis (1850-1934),mengemukakan bahwa proses geomorfologi sebagai agen erosi berperan penting terhadapperubahan bentanglahan. Penyelidikan tentang bahaya dan kemungkinan bahayalongsorlahan hingga akhir dekade ini masih menjadi perhatian utama komunitas peneliti didunia (Glade, T., 2005).

Longsorlahan (landslides) mewakili bencana yang luas pada wilayah pegunungandan perbukitan di dunia, telah menyebabkan hilangnya nyawa dan kerusakan material(Kjekstad, 2008). Berdasarkan kajian terbaru dari Bank Dunia (Dilley et al, 2005 dalam

Page 3: PEMBANGUNAN PERTANIAN BERKELANJUTAN PADA DAERAH RAWAN LONGSOR                                                         LAHAN.doc

Kjekstad, 2008) diperkirakan longsorlahan telah menyingkap lahan di dunia seluas 3,7 jutakm², mengancam 300 juta (5%) penduduk dunia, luasan lahan yang berisiko tinggi seluas820.000 km², dan kehidupan penduduk di wilayah risiko tinggi sebanyak 66 juta jiwa.Sepanjang tahun 2007 di Indonesia telah terjadi 205 kali bencana alam yangmengakibatkan krisis kesehatan yang tersebar di 28 provinsi dengan frekuensi yangbervariasi, bencana banjir disertai tanah longsor menempati frekuensi tertinggi yangmenyebabkan kematian sebanyak 265 jiwa (Pusat Penanggulangan Krisis, Dep.Kes., 2007).Kejadian longsorlahan tersebut akan terus berulang, menurut Direktorat Geologidan Mitigasi Bencana Bandung di Pulau Jawa selama 16 tahun ini (1990-2005) telah terjadikejadian longsorlahan lebih daripada 1.000 kejadian yang menyebabkan 1.112 penduduk meninggal dan 395 terluka, dengan 62 kejadian setiap tahunnya (Hadmoko, 2007;Sartohadi, 2008). Bencana alam itu tidak lain adalah bagian dari proses geomorfologi yangmenimbulkan kerugian bagi kehidupan manusia dan pada saat ini semakin sering terjadidengan skala akibatnya juga dirasakan semakin besar (Sartohadi, 2007). Oleh karena itu,pemahaman karakter wilayah rawan longsorlahan sangat diperlukan agar kerusakan yangdialami dapat diperkecil atau bahkan ditiadakan.Daerah pegunungan Menoreh merupakan contoh daerah di Indonesia yang rawanlongsorlahan, akibat desakan kebutuhan baik untuk pertanian maupun non pertanian telahmemaksa penduduk yang tinggal di wilayah ini memanfaatkan lahan yang rawan terhadaplongsorlahan. Dari hasil survei yang dilakukan, hingga saat ini telah terjadi 187 kejadianlongsorlahan dengan beberapa tipe longsor yang tersebar pada berbagai kondisibentuklahan, yang dominan di daerah penelitian adalah tipe longsorlahan/landslide (LihatTabel 1 dan Peta 1). Kejadian bencana longsorlahan tersebut secara dominan berasosiasidengan pemotongan lereng karena adanya pelebaran jalan dan permukiman.

Page 4: PEMBANGUNAN PERTANIAN BERKELANJUTAN PADA DAERAH RAWAN LONGSOR                                                         LAHAN.doc

Berdasarkan analisis pedogeomorfik, Pegunungan Menoreh di Kulon Progomenunjukkan adanya berbagai fenomena yang menjadi keunikan pedogeomorfik sepertiberikut.1. Adanya pengaruh proses volkanik dan tektonik yang dinamis pada masa lalusehingga terdapat berbagai tipe bentuklahan dengan kondisi lereng yang berbeda. 2. Adanya berbagai jenis batuan yang mempunyai tingkat resistensi batuan yangberbeda sehingga terdapat berbagai tingkat perkembangan tanah.3. Adanya sebaran kejadian longsorlahan yang berbeda pada setiap bentuklahan.Dari titik-titik kejadian longsorlahan di Pegunungan Menoreh ini dapat diketahuitingkat perkembangan tanah yang relatif baru berkembang, dicirikan tipe mineral lempungyang dominan adalah kaolinit. Sedangkan secara geomorfik, kejadian longsor terjadi padalereng tengah dengan bentuk lereng permukaan relatif cekung hingga lurus. Secaravegetatif, dari 20 titik kejadian longsor di luar pengaruh pemotongan lereng untukpermukiman dan pelebaran jalan, ternyata mempunyai kerapatan tanaman sengon laut danatau maoni yang relatif tinggi. Hal itulah yang menarik untuk kita diskusikan, bahwa usahapenghijauan/penanaman tanaman keras (maoni dan sengon laut) diduga sebagai penyebabbencana longsorlahan. Sehingga diperlukan evaluasi terkait pertanian yang berkelanjutan

Page 5: PEMBANGUNAN PERTANIAN BERKELANJUTAN PADA DAERAH RAWAN LONGSOR                                                         LAHAN.doc

di daerah rawan longsorlahan tersebut.2. Pertanian BerkelanjutanSementara itu, patut diduga bahwa salah satu akar penyebab krisis ekonomi ialahpenyimpangan pelaksanaan pembangunan dari rencana jangka panjangnya. Sektor industridan jasa dibangun tidak padu-padan dengan sektor pertanian. Dengan perkataan lain, krisisekonomi merupakan akibat dari kesalahan strategi pembangunan yang berorientasi padapembangunan sektor industri berspektrum luas tanpa memperdulikan keterkaitannyadengan sektor pertanian. Jika hipotesis ini benar maka strategi pembangunan di masamendatang haruslah ditinjau ulang. Sektor pertanian harus direposisi dari sektor penunjangmenjadi sektor andalan perekonomian nasional.Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) merupakan implementasi darikonsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development) pada sektor pertanian.Konsep pembangunan berkelanjutan mulai dirumuskan pada akhir tahun 1980’an sebagairespon terhadap strategi pembangunan sebelumnya yang terfokus pada tujuan pertumbuhanekonomi tinggi yang terbukti telah menimbulkan degradasi kapasitas produksi maupunkualitas lingkungan hidup. Konsep pertama dirumuskan dalam Bruntland Report yangmerupakan hasil kongres Komisi Dunia Mengenai Lingkungan dan PembangunanPerserikatan Bangsa-Bangsa: “Pembangunan berkelanjutan ialah pembangunan yang