Pembangunan Pertanian

13
 PEMBANGUNAN PERTANIAN “Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembangunan Pertanian”  Disusun Oleh : Hana Kamila D 150310080149 Sandra Rosandi 150310080141 Christy Naomi 15031008015 5 Elinsy Rahayu 15031008017 2 Firdausi Cantika 150310080152 Dedy Napitupulu 150310080138 R . Moudy Ananda 15031008017 3 Edo Indrawan 15031008014 6 Erga Megantara S 15031008013 5 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 2010

description

PEMBANGUNAN PERTANIAN“Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembangunan Pertanian”Disusun Oleh : Hana Kamila D Sandra Rosandi Christy Naomi Elinsy Rahayu Firdausi Cantika Dedy Napitupulu R . Moudy Ananda Edo Indrawan Erga Megantara S 150310080149 150310080141 150310080155 150310080172 150310080152 150310080138 150310080173 150310080146 150310080135PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 2010BAB IPENDAHULUAN Secara keseluruhan indikator utama pembangunan

Transcript of Pembangunan Pertanian

Page 1: Pembangunan Pertanian

5/10/2018 Pembangunan Pertanian - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pembangunan-pertanian-55a0ba5d207b5 1/13

PEMBANGUNAN PERTANIAN

“Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembangunan Pertanian”  

Disusun Oleh :

Hana Kamila D 150310080149

Sandra Rosandi 150310080141

Christy Naomi 150310080155Elinsy Rahayu 150310080172

Firdausi Cantika 150310080152

Dedy Napitupulu 150310080138

R . Moudy Ananda 150310080173

Edo Indrawan 150310080146

Erga Megantara S 150310080135

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2010

Page 2: Pembangunan Pertanian

5/10/2018 Pembangunan Pertanian - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pembangunan-pertanian-55a0ba5d207b5 2/13

BAB I

PENDAHULUAN

Secara keseluruhan indikator utama pembangunan pertanian di tingkat

makro (nasional) dan mikro (petani) sebanyak 8 indikator yaitu : (1) pertumbuhan

luas lahan irigasi (%/tahun); (2) rasio tenaga kerja desa/kota di sektor pertanian;

(3) rasio tenaga kerjadesa/kota di sektor non pertanian; (4) pertumbuhan Indeks

Ketahanan Pangan (energi dan protein); (5) pertumbuhan PDRB sektor pertanian

(%/tahun); (6) pangsa PDRB sektor pertanian (%/tahuin); (7) penggunaan sarana

produksi (bibit, pupuk dan pestisida) dan (8) produktivitas usahatani.

Provinsi Kalimantan Selatan terkenal akan hasil alamnya. Lihat saja postur

PDRB-nya, Kandungan SDA-nya tidak perlu diragukan lagi. Ada dua sektordominan bebasis SDA yang membentuk struktur ekonomi Kalimantan Selatan,

yaitu sektor pertanian dan pertambangan dengan pangsa berturut-turut sebesar

23% dan 22% pada tahun 2008.

Pada tahun 2008, sektor pertanian mampu menampung 45,68 persen dari

total tenaga kerja di Kalimantan Selatan, sedangkan sektor pertambangan

tergabung bersama sektor industri, listrik gas air serta bangunan hanya mampu

menampung 13,90 persen tenaga kerja di Kalimantan Selatan (BPS-sakernas

2008). Diantara empat subsektor pertanian, mungkin hanya subsektor perkebunan

dan sebagian subsektor kehutanan (usaha sarang walet) yang memiliki tingkat

kesejahteraan lebih dibandingkan yang lainnya (perikanan, tanaman bahan

makanan). Sebaliknya, subsektor tanaman bahan makanan, khususnya komoditas

padi, rasanya belum mampu secara optimal dapat memberikan kesejahteraan bagi

petaninya.

Sebenarnya kinerja sektor pertanian Kalimantan Selatan cukup baik jika

dilihat dari indikator produksi. Dalam kurun waktu 2001-2008, rata-rata sektor

pertanian tumbuh 5,17 persen pertahun. Sedangkan sektor pertambangan lebih

besar, yaitu sebesar 5,85 persen pertahunnya. Namun pertumbuhan sektor

pertanian tersebut belum mampu mengangkat kesejahteraan petani (NTP) dengan

optimal.

Page 3: Pembangunan Pertanian

5/10/2018 Pembangunan Pertanian - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pembangunan-pertanian-55a0ba5d207b5 3/13

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Artikel perkembangan pembangunan pertanian di Kalimantan Selatan

terkait dengan pendapatan petani

Kesejahteraan Petani Kalimantan Selatan

Oleh : Miyan Andi Irawan, S.ST

Peningkatan kesejahteraan menjadi pekerjaan rumah yang harus

dikerjakan juga oleh pemerintah. Swasembada yang dicapaipun tidak serta mertadapat menjamin akan meningkatkan taraf kesejahteraan petani, bahkan di daerah-

daerah yang mengalami surplus produksi padi. Karena, pada umumnya

pendapatan yang diperoleh petani belum mampu secara wajar mengakses harga

kebutuhan pokok termasuk beras sendiri, meskipun pemerintah sudah melakukan

kebijakan meningkatkan harga pembelian pemerintah (HPP) baik terhadap gabah

kering panen (GKP) dan gabah kering giling (GKG) lewat BULOG. Seperti yang

sudah disinggung di atas, dik.r Kalimantan Selatan, terjadi asimetri dalam

pembentukan harga beras, antara sektor hulu (di tingkat petani) dan sektor hilir (di

tingkat konsumen)(gambar 2). Apabila kita perhatikan grafik harga eceran beras

dan grafik NTP, maka akan terlihat bahwa kenaikan harga di tingkat konsumen

(baik itu akibat imported inflation maupun inflasi domestik), tidak langsung

ditransmisikan ke kenaikan harga di petani. Akan tetapi, kenaikan harga di petani

biasanya akan langsung ditransmisikan kepada kenaikan harga di konsumen. Hal

ini menjadikan kelakuan harga perdagangan beras bersifat inelastis. Fenomena

tersebut terjadi karena didukung oleh beberapa hal baik di tingkat domestik 

maupun internasional, diantaranya: terlalu panjangnya rantai distribusi

perdagangan, kebijakan perdagangan yang tidak fair terutama dari negara-negara

maju, serta ulah para spekulan nakal yang memainkan harga (menimbun, ijon).

Apabila fenomena asimetri ini belum mampu dikendalikan dan ditanganipemerintah, maka tidak hanya program-program seperti HPP, bantuan beras

miskin (raskin) yang tidak efektif meningkatkan kesejahteraan petani, akan tetapi

 juga transformasi agribisnis dari agriculture akan tersendat.

Berkaca dari beberapa masalah pertanian di atas, ada beberapa

rekomendasi yang dapat dilakukan pemerintah Kalimantan Selatan untuk 

meningkatkan kesejahteraan petani, antara lain:

a. Mengendalikan dan mengatasi masalah asimetri harga perdagangan di

tingkat petani dan konsumen. Hal ini dapat ditempuh dengan cara

Page 4: Pembangunan Pertanian

5/10/2018 Pembangunan Pertanian - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pembangunan-pertanian-55a0ba5d207b5 4/13

mengintensifkan kembali operasi pasar, memberlakukan sangsi yang tegas

kepada pihak yang terbukti melanggar.

b. Memperpendek rantai distribusi komoditas pertanian (beras) untuk 

efisiensi. Hal ini dapat dilakukan antara lain dengan merevitalisasi peran

dan fungsi BULOG. BULOG harus benar-benar secara langsung membeli

beras/padi dari petani, tidak melalui perantara/mitra.

c. Meningkatkan harga pembelian pemerintah yang lebih feasible (tidak 

kurang dari inflasi). Dan meningkatkan efektifitas penyaluran beras

miskin, terutama untuk daerah-daerah yang kekurangan/defisit produksi

padinya. Jika penyaluran beras miskin di daerah-daerah yang mengalamisurplus, justru akan kontra produktif dengan upaya peningkatan

kesejahteraan, karena pasti akan menyebabkan harga menjadi anjlok.

d. Perlunya sistem asuransi yang menjamin/melindungi petani, terutama

petani gurem dari kegagalan panen akibat bencana dan binatang perusak.

Jika penabung dan obligor saja memperoleh fasilitas keamanan akan

uangnya dari lembaga penjamin, maka sudah seharusnya sektor pertanian

(baca:kaum petani) yang notabene merupakan sektor yang menjadi tempat

menggantungkan hidup sebagian masyarakat Kalimantan Selatan

mendapatkan jaminan yang prudent . Untuk mewujudkannya, pemerintah

daerah perlu menggandeng kemitraan dengan pihak swasta (perusahaaan

asuransi). Dengan mediator DPRD, maka dapat dibangun sistem

penjaminan yang memberikan keuntungan win-win solution, tentunya

dengan adanya payung hukum yang jelas dan tegas. Dengan adanya sistem

penjaminan seperti itu, maka diharapkan tidak ada lagi petani yang

merosot daya belinya (kesejahteraannya) akibat puso/gagal panen.

e. Sudah seharusnya dinas pertanian (divisi penelitian dan pengembangan)

memiliki satu lahan yang dikhususkan untuk penelitian dan pengembangan(R&D) yang melakukan berbagai terobosan untuk memajukan pertanian,

misalnya menguji berbagai produk yang dapat meningkatkan nilai

rendemen padi, sehingga akan meningkatkan produktivitas; menguji

berbagai benih yang unggul. Setelah

semua instrument dan treatment tersebut benar-benar layak dan cocok 

diterapkan didaerah, maka baru diluncurkan ke petani.

Page 5: Pembangunan Pertanian

5/10/2018 Pembangunan Pertanian - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pembangunan-pertanian-55a0ba5d207b5 5/13

Kita semua tentu berharap, bahwa nantinya sektor pertanian tidak hanya

sebagai pelarian bagi tenaga kerja yang tidak tertampung di sektor-sektor

sekunder maupun tersier. Hal ini dapat terwujud dengan adanya perbaikan

kesejahteraan petani yang signifikan. Apabila kesejahteraan petani sudah layak 

(minimal sama dengan kesejahteraan sektor lainnya), maka hal ini akan membuka

keran akses terhadap berbagai hal (pendidikan, kesehatan, kondisi ekonomi) yang

tertutup. Sehingga pada akhirnya akan mengurangi kemiskinan.

Sesuai deqngan tugas pokok dan fungsi Dinas Pertanian Provinsi

Kalimantan Selatan, dan memperhatikan kondisi, potensi dan permasalahan yang

ada maka Visi Pembangunan Pertanian tahun 2006  – 2010 adalah:Terwujudnya

 Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalimantan Selatan yangUnggul dan Maju Tahun 2010, maka Program Pembangunan Pertanian TPH

mencakup (1) Program Peningkatan Ketahanan Pangan, (2) Program

Pengembangan Agribisnis/Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing Produk 

Pertanian (3) Program Peningkatan Kesejahteraan Petani.

Untuk mewujudkan visi dari pembangunan pertanian tahun 2006-2010 tersebut,

maka pemerintah Kalimantan Selatan membuat beberapa kebijakan :

1.  . Kebijakan dalam pengamanan Ketahanan Pangan diarahkan untuk:

  Mempertahankan/meningkatkan surplus produksi beras di Kalimantan

Selatan.

  Meningkatkan ketersediaan pangan lainnya (palawija dan hortikultura).

2.  Kebijakan dalam peningkatan produksi, produktifitas, daya saing dan nilai

tambah produk TPH melalui: 

  Memfokuskan kepada pengembangan komoditas unggulan (Padi, jagung,

kacang tanah,jeruk, pisang dan rimpang) dengan pendekatan pewilayahan

komoditas.

  Meningkatkan penyediaan, pengawasan, distribusi dan pemanfaatan benih

bermutu.

  Optimalisasi penerapan teknologi produksi dan pasca panen.

  Optimalisasi pengendalian OPT dan antisipasi bencana alam di lahan

pertanian.

  Meningkatkan kinerja pembinaan dan pengembangan usaha, kemitraan,

pasca panen/pengolahan dan pemasaran hasil pertanian.

Page 6: Pembangunan Pertanian

5/10/2018 Pembangunan Pertanian - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pembangunan-pertanian-55a0ba5d207b5 6/13

3.  Kebijakan dalam Pengembangan Sarana dan Prasarana TPH mendukung

peningkatan produksi, produktivitas dan mutu hasil TPH melalui: 

  Memfasilitasi Peningkatan akses petani terhadap modal yang dan murah,

serta sarana produksi (pupuk dan pestisida)

  Optimalisasi pengelolaan lahan (melalui kegiatan cetak 

sawah/penambahan baku lahan, rehabilitasi dan konservasi lahan, dan

Optimalisasi pemanfaatan lahan, serta jalan usahatani

  Peningkatan mekanisasi pertanian baik di on farm maupun off farm.

  Optimalisasi pengelolaan air (Tata air mikro, jaringan irigasi ditingkat

petani dan drainase).

4.  Kebijakan dalam peningkatan kemampuan petani/pelaku pertanian dan

penguatan kelembagaan pendukungnya dilaksanakan melalui:

  Revitalisasi Penyuluhan (Peningkatan SDM penyuluh pertanian,

Kelembagaan penyuluhan pertanian dan Optimalisasi pelaksanaan

penyuluhan).

  Memperkuat lembaga pertanian dan pedesaan untuk meningkatkan akses

petani terhadap sumberdaya produktif dan meningkatkan posisi tawar

petani.

  Meningkatkan kemampuan/kualitas SDM Pertanian.

  Peningkatan kinerja manajemen pembangunan TPH (koordinasi,

perencanaan, pembenahan data dan informasi TPH, serta pengembangan

sistem monitoring, evaluasi dan pengendalian).

2.2. Dampak Postitif dan Negatif Dari Kebijakan Tersebut

2.2.1. Dampak Positif 

Dampak positif dari adanya kebijakan tersebut adalah dapat membantumeningkatkan mutu pertanian dan menggerakan semangat para pelaku pertanian

dalam menggarap lahanya lebih maksimal sehingga dapat mencapai swasembada

pangan tingkat daerah tersebut. Kebijakan ini juga dapat membantu meningkatkan

kesejahteraan para petani yang biasanya menjadi pihak paling dirugikan dalam

rantai agribisnis serta merangsang jiwa kemandirian para petani dalam mengatasi

masalah-masalah yang berhubungan dengan pertanian.

Page 7: Pembangunan Pertanian

5/10/2018 Pembangunan Pertanian - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pembangunan-pertanian-55a0ba5d207b5 7/13

2.2.2. Dampak Negatif 

Dampak negatif dari kebijakan ini adalah biasanya kegiatan semacam

pemberdayaan masayarakat di bidang pertanian ini jika belum mempunyai

landasan dan mengetahui keadaan masyarakat yang akan diberdayakan maka

kebijakan ini akan berjalan dengan sia-sia, hendaknya kebijakan-kebijakan yang

akan dilakukan diatas,terlebih dahulu harus ditelusuri mengenai keadaan desa dan

kependudukan terlebih dahulu agar tepat sasaran. Selain itu, kebijakan mekanisasi

dan pengembangan teknologi pertanian juga dikawatirkan justru akan menambah

beban biaya para petani dan belum tentu menghasilkan hasil panen yang

diharapkan, maka harus adanya pendampingan secara lebih intim untuk dapat

menyuseskan kebijakan ini.

2.3 Artikel Cerita Kesuksesan dalam Pembangunan Pertanian

Kembangkan Beras Organik, Terima Penghargaan Presiden

Beras organik, sekarang ini menjadi pilihan masyarakat yang

menginginkan sumber karbohidrat (makanan pokok), terbebas dari unsur pupuk 

kimia. Dipilihnya makanan pokok bebas bahan kimia tersebut, membuat peminat

beras itu semakin bertambah banyak. Dengan dasar tersebut, sejumlah kelompok 

petani berupaya mengembangkannya.

Salah satunya dilakukan Paguyuban Petani Al Barokah Desa Ketapan

Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang. Mereka sudah mengembangkan beras

organik itu selama 10 tahun terakhir ini. Meskipun belum seluruhnya berhasil,

tetapi di wilayah tersebut beberapa sawah milik anggota paguyuban, sudah tidak 

lagi menggunakan pupuk kimia jenis urea. Mereka lebih memilih menggunakan

pupuk organik.

Pengembangan pupuk organik tersebut tidak lepas dari peran Mustofa,

petani sekaligus ketua Paguyuban Petani Al Barokah. Diakuinya, untuk mengubah

budaya petani menggunakan pupuk organik tidak mudah. Secara bertahap denganbukti hasil dan pemasaran, akhirnya petani telah percaya dengan pertanian

organik. Petani juga percaya bahwa penggunakan pupuk nonkimia, berdampak 

positif bagi kelestarian lahan sawah. Jenis tanaman padi yang dipakai adalah

varitas tanaman lokal, yakni mentik wangi super, pandan wangi, beras merah,

aromatika, dan lainnya. Tahan Lama Mustafa mengungkapkan, sawah organik 

yang sudah digarap paguyuban lebih dari 40 hektare. Berdasarkan hasil panen

terakhir setiap hektare sawah organik menghasilkan panen 8,2 ton. Biasanya lahan

pertanian pupuk kimia menghasilkan lima hingga enam ton/hektare.

Page 8: Pembangunan Pertanian

5/10/2018 Pembangunan Pertanian - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pembangunan-pertanian-55a0ba5d207b5 8/13

Beras yang dihasilkan kemudian dikemas dengan ukuran 5 kg, 10 kg, dan

25 kg. Beras organik tersebut ada yang dijual langsung kepada konsumen, namun

ada pula yang diolah kembali oleh pedagang perantara, untuk dikemas dan dijual

kembali lewat pertokoan dan supermarket. Harganya tidak berbeda jauh dengan

 beras jenis lainnya. ’’Keunggulan beras organik lebih harum dan nasi lebih tahan

lama,’’ imbuh Mustafa. Keberhasilan dar i hasil pertanian itu, dikembangkan

Paguyuban Al Barokah untuk memperkuat jaringan pendidikan anak petani,

pembuatan lumbung padi, koperasi, dan pengembangkan sistem pertanian lainnya.

Atas usaha tersebut, Paguyuban Petani Al Barokah mendapat penghargaan dari

Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan Gubernur Jateng, beberapa waktu

lalu.

Sekilas Tentang Al- Barokah

Paguyuban Petani Al-Barokah merupakan sebuah organisasi masyarakat

pedesaan yang berbasis pada pertanian dimana salah satu unggulannya adalah

pertanian padi / beras organik.

Al-Barokah didirikan pada 16 September 1999 oleh para petani penggarap

di Desa Ketapang, Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang. Yang tergabung

dalam organisasi yaitu 286 petani (220 laki-laki, 66 perempuan) yang menyebar di

2 Kecamatan (Susukan dan Kaliwungu) dengan luas lahan 63 ha, dan dalam

perjalanaanya akan bertambah meluas se provinsi Jawa Tengah.

VISI 

Membentuk masyarakat tani yang kuat, mandiri adil dan sejahtera yang

mampu mengelola sumberdaya alam, dengan menjaga kelestarian lingkungan

serta memperhatikan kesetaraan dan kebersamaan antara laki-laki dan perempuan.

MISI

1.  Membangun kesadaran kolektif petani ( laki-laki dan perempuan) untuk 

mengelola dan menentukan pengelolaan sumber dayanya,dengan

kesadaran untuk mengubah perilaku dan system kehidpan yang lebih bijak 

2.  Membangun organisasi yang kuat sebagai wadah perjuangan ekonomi

petani.

3.  Mengembangkan system informasi yang berbasis petani dan jaringan kerja

dengan fihak-fihak lain yang memiliki kesamaan visi dan misi.

4.  Mengembangkan pertanian organic terpadu sebagai alat perjuangan

gerakan tani yang berpihak pada pemberdayaan masyarakat dalam rangka

Page 9: Pembangunan Pertanian

5/10/2018 Pembangunan Pertanian - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pembangunan-pertanian-55a0ba5d207b5 9/13

memperkuat perekonomian petani berbasis keadilan dan kelestarian serta

mampu menguasai dan mengembangkan tehnologi petani dan menjunjung

tinggi kearifan lokal serta kelestarian lingkungan.

5.  Mendesakkan perubahan kebijakan-kebijakan berkaitan dengan

penguasaan dan pemanfaatan benih, tanah, air, udara, dan harga dasar hasil

pertanian, agar berpihak pada petani.

6.  Menguatkan Organisasi gerakan tani yang efektif untuk mewujudkan visi

dan misi gerakan pemberdayaan petani.

Analisis Artikel:

Artikel diatas menjelaskan mengenai cerita kesuksesan dari pendirianPaguyuban Petani Al-Baraqah di Desa Ketapan Kecamatan Susukan Kabupaten

Semarang. Paguyuban ini sendiri merupakan bagian dari pembangunan pertanian

berkelanjutan yang menerapkan system Pertanian Organik.

Seperti yang kita ketahui, pertanian organik merupakan salah satu bagian

pendekatan pertanian berkelanjutan, yang di dalamnya meliputi berbagai teknik 

sistem pertanian, seperti tumpangsari (intercropping), penggunaan mulsa,

penanganan tanaman dan pasca panen. Pertanian organik memiliki ciri khas dalam

hukum dan sertifikasi, larangan penggunaan bahan sintetik, serta pemeliharaan

produktivitas tanah. Sedangkan pengertian pertanian berkelanjutan (sustainable

agriculture) itu sendiri adalah pemanfaatan sumber daya yang dapat diperbaharui

(renewable resources) dan sumberdaya tidak dapat diperbaharui (unrenewable

resources) untuk proses produksi pertanian dengan menekan dampak negatif 

terhadap lingkungan seminimal mungkin (Kasumbogo Untung, 1997).

Atau menurut Technical Advisorry Committee of the CGIAR (TAC-

CGIAR, 1988), Pertanian Berkelanjutan adalah pengelolaan sumberdaya yang

berhasil untuk usaha pertanian guna membantu kebutuhan manusia yang berubah

sekaligus mempertahankan atau meningkatkan kualitas lingkungan dan

melestarikan sumberdaya alam.

Paguyuban Petani Al-Baraqah ini telah menerapkan sistem manajemen

produksi pertanian yang holistik dan terpadu, mengoptimalkan kesehatan dan

produktifitas agroekosistem secara alami, sehingga mampu menghasilkan pangan

dan serat berkualitas dan berkelanjutan. Selain itu mereka juga telah menerapkan

asas yang mendasari konsep pertanian organik di dalam organisasi mereka. Asas-

asas yang mendasari konsep pertanian organik itu sendiri diantaranya yaitu:

1.  Peningkatan dan stabilitas produksi dalam jangka panjang untuk generasi yang

akan datang (berkelanjutan)

Page 10: Pembangunan Pertanian

5/10/2018 Pembangunan Pertanian - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pembangunan-pertanian-55a0ba5d207b5 10/13

2.  Memperbaharui kelestarian alam, keseimbangan dan sumberdaya kehidupan

pertanian (Tanah, air, tanaman, dan tenaga kerja)

3.  Membebaskan petani dari ketergantungan terhadap asupan luar dan

perlindungan tanaman (benih)

4.  Mempertimbangkan semua aspek lingkungan pertanian secara bersama-sama

yang mencakup faktor budi daya, ekologi, ekonomi, Infra struktur, Sosial,

Budaya dan Politik 

Terdapat 3 pilar capaian yang diinginkan dalam pengembangan Pertanian

berkelanjutan (Organik), yaitu:

a.  Adanya peningkatan produktivitas dan pendapatan komunitas manusia;

b.  Peningkatan keseimbangan (alam)c.  Peningkatan stabilitas dan berkelanjutan dari sistem melalui konservasi air,

tanah dan unsur hara.

Pada prinsipnya pertanian organik sejalan dengan pengembangan

pertanian dengan masukan teknologi rendah (low input technology) dan upaya

menuju pembangunan pertanian yang berkelanjutan. Menurut Mugnisyah (2001),

penerapan teknologi budiaya yang berkelanjutan bila mana lahan yang dikelola

dapat memberikan produksi tanaman dan/atau hewan yang memuaskan tanpa

menimbulkan kerusakan atas lahan tersebut sehingga produktivitasnya dapat

dipertahankan oleh sistem pertanian itu sendiri.

Tujuan pembangunan pertanian (pertanian organic) itu sendiri

meningkatkan hasil produksi usahatani. Hal ini sudah terbukti di Paguyuban ini

yang menggarap lahan sawah lebih dari 40 hektare. Berdasarkan hasil panen

mereka terakhir, setiap hektare sawah organik menghasilkan panen 8,2 ton.

Biasanya lahan pertanian pupuk kimia menghasilkan lima hingga 6 ton/hektare.

Hal ini menunjukkan telah adanya peningkatan hasil produksi petani. Dapat

dikatakan bahwa peningkatan hasil produksi ini juga merupakan gambaran bahwa

telah terjadi peningkatan pendapatan petani di desa tersebut.

Penerapan pertanian organik merupakan peluang bisnis besar bagi para

petani. Dengan adanya perubahan pola gaya hidup masyarakat yang kini mulai

beralih ke pola hidup sehat dan lebih memilih hasil pertanian yang tanpa

menggunakan bahan kimia, maka permintaan akan produk-produk organik itu

sendiri merupakan peluang dunia usaha baru baik untuk tujuan ekspor maupun

kebutuhan domestik. Umumnya, ekspor produk organik dijual dengan harga

cukup tinggi, biasanya 20 persen lebih tinggi dari produk pertanian non-organik.

Keuntungan pokok pertanian organik sangat bervariasi, dalam beberapa kajian

ekonomi menyatakan bahwa pertanian organik memiliki akses nyata terhadap

prospek jangka panjang. Saat ini hasil usaha oleh petani (beras organic) telah

Page 11: Pembangunan Pertanian

5/10/2018 Pembangunan Pertanian - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pembangunan-pertanian-55a0ba5d207b5 11/13

mampu menembus pasar lokal maupun non lokal, dan bahkan dari waktu ke

waktu permintaan terus meningkat khususnya beras organik.

Selain itu beberapa studi menunjukkan bahwa pertanian organik 

berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah tenaga kerja dibandingkan dengan

pertanian konvensional. Terutama pada sistem pertanian organik melalui

diversifikasi tanaman, perbedaan pola tanam dan jadwal tanam dapat

mendistribusikan kebutuhan tenaga kerja berdasarkan waktunya.

Tabel Produktivitas Tanaman Padi Provinsi Jawa Tengah :

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa produksi padi di daerah

Jawa Tengah terlihat peningkatan dari tahun ke tahun. Dari tahun 2008 jumlah

produksi padi masih 8.594.043 peningkatan terus bertambah. Dengan berbagai

macam kegiatan yang salah satunya peningkatan kemampuan sumber daya alam

Page 12: Pembangunan Pertanian

5/10/2018 Pembangunan Pertanian - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pembangunan-pertanian-55a0ba5d207b5 12/13

manusianya, yaitu tepatnya kemampuan para petani di daerah semarang itu,

dengan peningkatan kemampuan tersebut produksi padi telah berhasil bertambah.

sehingga pada tahun 2009 jumlah produksi mencapai 9.600.415 .

Oleh karena itu, bentuk dari kegiatan pertanian seperti paguyuban terbukti

telah meningkatkan produktivitas pertanian. Dengan dilaksanakannya system

pertanian organic yang dimulai tahun 1999 terjadi peningkatan produktivitas

tanaman padi. Jadi dapat kita simpulkan dengan melaksanakan system pertanian

organic itu bisa meningkatkan pendapatan petani dari hasil peningktan hasil

produktivitas hasil tanaman padi. Oleh karenma itu, terlihat kesuksesan dari

penerapan system pembangunan pertanian berkelanjutan.

Page 13: Pembangunan Pertanian

5/10/2018 Pembangunan Pertanian - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pembangunan-pertanian-55a0ba5d207b5 13/13

DAFTAR PUSTAKA 

Surya Yuli. 2010. Kembangkan Beras Organik , Terima Penghargaan Presiden.

www.suaramerdeka.com. Diakses tanggal 4 Oktober 2010.

Pemerintah Kabupaten Semarang. 2010. www.semarangkab.go.id. Diakses

tanggal 4 Oktober 2010

Rija Sudirja. 2008. Pembangunan Pertanian Berkelanjutan Berbasis Sistem

Pertanian Organik. www.pustaka.unpad.ac.id. Diakses tanggal 4 Oktober 2010

Badan Pusat Statistik. 2010. Tanaman Pangan. www.bps.go.id. Diakses tanggal 5

Oktober 2010

Miyan Andi . 2010.www.tanahbumbukab.bps.go.id diakses tanggal 1 oktober

2010