PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PU UNTUK …. Diskusi 2/Wamen PU_dardak.pdf · pertama, pembangunan...

download PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PU UNTUK …. Diskusi 2/Wamen PU_dardak.pdf · pertama, pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan untuk mendukung ... peningkatan struktur jalan sepanjang

If you can't read please download the document

Transcript of PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PU UNTUK …. Diskusi 2/Wamen PU_dardak.pdf · pertama, pembangunan...

  • KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

    JAKARTA FOOD SECURITY SUMMIT 2012FEED INDONESIA FEED THE WORLD

    MENTERI PEKERJAAN UMUMJAKARTA, 7 FEBRUARI 2012

    1

    PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PU UNTUK PENGUATAN KONEKTIVITAS NASIONAL

    DAN MENDUKUNG PEMBANGUNAN PERTANIAN BERKELANJUTAN

    Menuju Swasembada Yang Kompetitifdan Berkelanjutan Serta Mendorong Produk-Produk

    Unggulan Menjadi Primadona Dunia

  • PENDAHULUAN

    VISI INDONESIA 2025Mendorong Indonesia menjadi negara maju dan merupakan kekuatan 10 besar dunia di tahun2030 dan 6 besar dunia pada tahun 2050 melalui pertumbuhan ekonomi tinggi yang inklusifdan berkelanjutan

    PDB nominal : US$ 3,76 4,47PDB nominal/kapita: US$ 12.855 16.160

    PDB nominal : US$1.206 BPDB nominal/kapita: US$ 4.803Kekuatan ekonomi 14 besar di dunia

    PDB nominal : US$6.460 B 8.152 BPDB nominal/kapita: US$20.600 25.900Kekuatan ekonomi 10 besar di dunia

    PDB nominal : US$26.679 BPDB nominal/kapita: US$78.478Kekuatan ekonomi 6 besar di dunia

    Asumsi : pertumbuhan riilAntara 7-8% per tahun

    * Proyeksi Goldmann sachs** Proyeksi tidak resmi dari pemerintah

    Sumber Kemenko Perekonomian 2

  • RANGKUMAN TEMA PENGEMBANGAN KORIDOR EKONOMI INDONESIA

    3

  • Sumber: Roadmap Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia, World Coal Institute, Asian and Pasific Coconut Community, & LEPMIDA

    JENIS KOMODITAS UTAMA, POTENSI PRODUKSI, DAN LOKASI KOMODITAS (RANGKUMAN ROADMAP PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA)

    Komoditas

    Utama

    Produksi nomor 8 dunia

    (7.2 Triliun Cubic Feet)

    Produksi nomor 5 dunia tahun 2009 (263 jt ton) Sumatera

    Ekspor Nomor 2 dunia tahun 2009 (230 Jt Ton/Tahun) Kalimantan

    Produksi Nomor 1 dunia (19.3 Juta Ton/Tahun atau 45% produksi

    dunia)Sumatera

    Eksportir nomor 2 dunia (30% dari total ekspor dunia) Kalimantan dan Papua

    Produksi Nomor 1 Asia Pasific tahun 2008 (16 Miliar Buah)

    Eksportir Nomor 2 Asia Pasific (649.000 Ton/Tahun)

    5 Cokelat Produsen Nomor 2 dunia (639.000 Ton) Sulawesi

    6 Karet Nomor 1 Dunia (4,43 Ribu Ton/Tahun) Nomor 2 dunia (3.234 Ribu Ton/Tahun) Sumatera

    7 Pariwisata 45% dari total 2.8 Juta kedatangan wisatwan asing adalah menuju

    Bali Bali dan Nusa Tenggara

    8 Tembaga Cadangan tembaga Indonesia mencapai 4,1% dari cadangan dunia

    (Peringkat ke-7 dunia) Peringkat 2 dunia (10,4% dari produksi tembaga dunia) Papua

    9 Nikel Cadangan tambang Nikel cukup besar sebesar 609 Wet Metric Tons

    (WMT) atau 2,9 % cadangan Nikel dunia Peringkat 4 dunia (8,6% dari total produksi nikel dunia) Sulawesi

    Growth 11% / Tahun

    (234 Juta Jiwa Penduduk Indonesia)

    11 Tekstil Growth 7% (Angka penjualan mencapai Rp. 172 Triliun) Jawa

    12 Industri Peralatan Angka penjualan mobil sebesar 954.000 unit (9% per tahun) Nomor 2 dunia (Growth Produksi 11,1 % per tahun) Jawa

    13 Padi dan Jagung Potensi Demand (234 Juta Jiwa) Produsen beras nomor 3 dunia (9% bobot) Sulawesi

    14 Perikanan Potensi menjadi produsen udang terbesar Indonesia Sulawesi dan Maluku

    4 Kelapa Sulawesi

    KOMODITAS DENGAN DEMAND DOMESTIK TINGGI

    10 Makanan (Industri) Produksi (Angka Penjualan 25,1 Miliar US$) Jawa

    2 Batu Bara Cadangan batubara 0,5 % dari cadangan dunia tahun 2008 (104

    Milyar Ton)

    3 Kelapa Sawit Nomor 1 Dunia

    No Ranking Potensi Ranking Produksi Lokasi

    KOMODITAS DENGAN DEMAND GLOBAL TINGGI

    1 Minyak dan Gas Potensi cadangan alam nomor 13 dunia sebesar 92,9 Triliun cubic

    feetKalimantan

    4

  • RANGKUMAN TEMA PENGEMBANGAN KORIDOR EKONOMI INDONESIA

    5

  • Peningkatan PenciptaanLapangan Kerja

    (PRO JOB)

    Pertumbuhan Ekonomiyang Berkualitas(PRO GROWTH)

    Pengentasan Kemiskinan(PRO POOR)

    Kelestarian Lingkungan (PRO GREEN)

    +

    Kedaulatan Negara(PRO NKRI)

    KEBIJAKAN UMUM PEMBANGUNAN EKONOMI:TRIPLE STRACK STRATEGY PLUS

    6

  • Years Rank Score

    2010-2011 44 out of 139 4,4

    2009-2010 54 out of 133 4,3

    2008-2009 55 out of 134 4,3

    Global Competitiveness Index

    Tingkat daya saing Indonesia secara umum berada pada peringkat 44 dari 139 negara.

    Infrastruktur Indonesia sebagai salah satu pilar daya saing berada pada peringkat 82dari 139 negara, sedangkan kualitas infrastrukturnya sendiri secara keseluruhan beradapada posisi 90.

    Kurangnya ketersediaan infrastruktur menjadi faktor problematik investasi urutanketiga (14,8%).

    POSISI DAYA SAING INDONESIA(Global Competitiveness Report 2010-2011, World Economic Forum)

    7

  • 1) Percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi nasional (koridor ekonomi) dengan membangun pusat-pusat pertumbuhan di setiap koridor dengan mengembangkan cluster industri dan/atau KEK (KawasanEkonomi Khusus) yang berbasis sumber daya unggulan.

    2) Perkuatan domestic connectivity yaitu meliputi konektivitas intra dan inter pusat-pusatpertumbuhan, intra koridor dan keterkaitan dengan pintu perdagangan internasional (hub).

    3) Penguatan ketahanan pangan, keterjangkauan dan kesinambungan pasokan beras melalui pencapaiansurplus beras 10 juta ton/tahun dalam waktu 5 10 tahun.

    4) Peningkatan penciptaan lapangan kerja untuk pengurangan pengangguran 1 juta orang/tahun

    5) Rencana percepatan penyediaan air minum, dalam rangka pencapaian target MDGs.

    6) Peningkatan dan perluasan program pro-rakyat melalui program: (a) PNPM Mandri, (b) ProgramBOS, tunjangan guru dan pemberian makanan tambahan anak sekolah, (c) Program dana BantuanOperasional Kesehatan dan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).

    7) Percepatan Pembangunan Infrastruktur Jalan untuk penanggulangan kemacetan transportasi Jakarta danpenyelesaian jalan tol Trans Jawa.

    8) Percepatan pembangunan Provinsi Papua, Papua Barat dan NTT melalui (khusus oleh Kementerian PU)peningkatan penyediaan infrastruktur transportasi, mendukung kawasan pusat-pusat pengembanganekonomi, memberikan dukungan air baku, unit-unit produksi maupun peternak, meningkatkan prasaranairigasi untuk pengembangan MIFEE di Kabupaten Merauke serta pengembangan embung dan pemenuhankebutuhan air bersih di Provinsi NTT.

    PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PU DAN PERMUKIMAN UNTUK MENDUKUNG AKTIVITAS DUNIA USAHA DAN PERTUMBUHAN EKONOMI

    Kebijakan Khusus PemerintahPenajaman RPJMN dan Renstra

    Kementerian PU

    8

  • Ketersediaan infrastruktur PU dan permukiman berperan sebagai pendukung kelancarankegiatan sektor pembangunan lainnya, antara lain sektor pertanian, industri, kelautan danperikanan serta sebagai stimulan dalam mendukung perkembangan ekonomi wilayah yangsignifikan.

    Oleh karenanya, perencanaan pembangunan infrastruktur perlu dilakukan sesuai dengan tingkatkebutuhan dan perkembangan suatu wilayah, serta berbasis pada potensi dan daya dukungsumber daya alam yang ada agar infrastruktur yang dibangun dapat meningkatkanperekonomian dan pengembangan wilayah di daerah yang bersangkutan.

    Perwujudan pembangunan infrastruktur PU dan permukiman terlihat melalui:pertama, pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan untuk mendukung distribusi danefisiensi lalu-lintas barang dan manusia dari daerah produksi ke outlet-outlet pemasaranmaupun pembentuk struktur ruang wilayah; kedua, infrastuktur sumber daya air yang berperandalam penyimpanan dan pendistribusian air untuk keperluan domestik (rumahtangga), industri, dan pertanian guna mendukung ketahanan pangan, dan pelaksanaankonservasi sumber daya air, serta pendayagunaan sumber daya air dan pengendalian daya rusakair; dan ketiga, infrastruktur permukiman yang berperan dalam menyediakan pelayanan airminum dan sanitasi lingkungan, infrastruktur permukiman di perkotaan dan perdesaan danrevitalisasi kawasan serta pengembangan kawasan agropolitan/minapolitan. Seluruh penyediaaninfrastruktur tersebut diselenggarakan dengan berbasiskan penataan ruang.

    PERAN KETERSEDIAAN INFRASTRUKTUR PEKERJAAN UMUMDAN PERMUKIMAN

    9

  • REALISASI:panjang jalan nasional 34.658 Km (2011), jalan tol 769,86 Km (2011) dengan kondisi mantap jalan 87,72%.

    TANTANGAN: peningkatan kemampuan untuk menunjang kelancaran sistem konektivitas yang menghubungkan simpul-simpul dan pusat kegiatan dan sistem logistik nasional didalam proses distribusi hasil produksi barang dan jasa guna mendukung pertumbuhan sektor riil

    RENCANA KE DEPAN: peningkatan kapasitas jalan melalui antara lain pelebaran jalan hingga 19.370 Km, peningkatan struktur jalan sepanjang 6.410 Km dan pembangunan jalan dan jembatan baru sepanjang 4.949 Km (revisi Renstra), target pencapaian kondisi mantap adalah 94% pada jaringan jalan nasional dan 60% pada penyelenggaraan jalan daerah

    SASARAN-SASARAN PENDUKUNG: meningkatkan efisiensi sistem jaringan. Targetnya adalah pembangunan dan preservasi jaringan jalan tol, pembangunan akses tol pada yang berorientasi ekspor seperti: Pembangunan Jalan Akses Tanjung Priok, Dry Port Cikarang dan Gedebage, Bandara Juanda dan Kualanamu, maupun jalan non-tol seperti jalan-jalan akses dari Lintas Timur Sumatera menuju Pelabuhan Belawan dan Pelabuhan, dan lain-lain

    SASARAN STRATEGIS

    Meningkatnya kualitas layanan jalan nasional dan pengelolaanjalan daerah dan meningkatnya kapasitas jalan nasional gunamendukung perkuatan sistem konektivitas nasional

    1

    10

  • Jalan akses Gedebage

    Jalan akses

    Pelabuhan Dumai

    Jalan akses

    Tanjung Mas

    Jalan Lintas Pulau Jawa 2.522 Km

    & Jalan akses Pelabuhan Cirebon Suramadu, Jalan akses

    Tanjung Perak & Bandara Juanda

    Jalan akses Bandara Kualanamu

    dan Pelabuhan Belawan

    Jalan akses Tanjung Priok,

    Dryport Cikarang dan

    Jembatan Selat Sunda

    Jalan Lintas Pulau

    Papua 1.974 Km

    JalanLintas Pulau

    Sulawesi 4.510 Km

    Jalan Lintas Pulau

    Kalimantan 3.347 Km

    Jalan Lintas Pulau

    Sumatera 4.627 Km

    Jalan

    tol baru

    700 Km

    Jalan lintas pulau-

    pulau 2.390 Km

    Meningkatnya kualitas layanan jalan nasional dan pengelolaan jalan daerah danmeningkatnya kapasitas jalan nasional guna mendukung perkuatan sistem konektivitasnasional (. lanjutan)

    1

    SASARAN STRATEGIS

    11

  • REALISASI:peningkatan prosentase penduduk terlayani air bersih menjadi 47,71% (2009)

    TANTANGAN: semakin tingginya intensitas tingkat kerusakan sumber air untuk penyediaan air baku di dalam pengelolaan sumber daya air,rusaknya ekosistem Daerah Aliran Sungai (DAS) akibat aktivitas masyarakat seiring pertumbuhan populasi dan kebutuhan lahan untuk permukiman dan industri

    RENCANA KE DEPAN: peningkatan debit air layanan sarana/prasarana air baku untuk air minum hingga mencapai 43,23 m3/detik di seluruh Provinsi melalui peningkatan kapasitas tampung sumber air melalui pembangunan/peningkatan kapasitas produksi waduk/embung/situ dengan target cakupan pelayanan air minum mencapai 730 kawasan

    Meningkatnya keberlanjutan dan ketersediaan air baku yang memadai (kuantitas, kualitas, dan kontinuitas) untuk memenuhi berbagai kebutuhan (domestik, industri, danpertanian dalam rangka mempertahankan swasembadapangan)

    2

    Meningkatnya kualitas layanan air minum dan sanitasi permukiman perkotaan3

    SASARAN STRATEGIS

    12

  • The Critical River Basin

    1984 : 22 River Basin

    1992 : 39 River Basin

    1998 : 59 River Basin

    2005 : 62 River Basin

    13

    DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) KRITIS

  • GAMBARAN KEBUTUHAN PANGAN NASIONAL 2010-2014SUMBER: KEMENTERIAN PERTANIAN RI

    14

    23

    7,5

    6

    24

    1,1

    0

    24

    4,6

    9

    24

    8,3

    3

    25

    2,0

    3

    66

    .47

    68

    .06

    71

    .46

    75

    .04

    78

    .85

    33

    ,06

    33

    ,33

    33

    ,60

    33

    ,88

    34

    ,16

    4,31 4,94 6,578,30 10,13

    0

    50

    100

    150

    200

    250

    300

    0

    50

    100

    150

    200

    250

    300

    2010 2011 2012 2013 2014

    Product of Jumlah Penduduk (Jiwa) Product of Target Produksi (Ton GKG) Product of Kebutuhan Beras (Ton) Product of Surplus (Ton)

    CATATAN

    1) Berdasarkan gambaran kebutuhan beras nasional 2010 2014 dari Kementerian Pertanian RI, diproyeksikan pada tahun 2014 jumlahpenduduk Indonesia akan bertambah 14.48 juta jiwa (dari tahun 2010) menjadi 252.03 juta jiwa.

    2) Dalam rangka Ketahanan Pangan Nasional, Presiden RI menyatakan bahwa Pemerintah harus mampu mengamankan cadangan berasnasional dengan kemampuan surplus 10 juta ton pertahun pada akhir tahun 2014.

    3) Sehingga, pada tahun 2014 dibutuhkan produksi padi sebesar 78.85 juta ton GKG.

    (Juta Ton)(Juta Jiwa)

    Jumlah Penduduk Target Produksi Padi Konsumsi Beras Surplus Beras

  • KONDISI EKSISTING AREAL SAWAH DI INDONESIA

    Berdasarkan data BPS tahun 2010, diketahui bahwa Indonesia memiliki total areal sawahseluas 9,45 juta Ha. Sebagian besar diantaranya (7,23 juta Ha; 76%) merupakan sawahberirigasi, Sisanya adalah sawah rawa pasang surut (488.852 Ha; 5%), sawah rawa lebak(171.994 Ha; 2%), JIAT (92.090 Ha; 1%) dan areal lainnya seperti sawah tadahhujan, sawah irigasi desa, dan ladang (1.473.810 Ha; 16%).

    Total Areal Sawah di Indonesia 9,456,929 Ha BPS, 2010

    Sawah Irigasi 7,230,183 HaKepmen No. 390

    tahun 2007

    Sawah Rawa Pasang Surut 488,852 HaInventarisasi

    Ditjen SDA

    Sawah Rawa Lebak 171,994 HaInventarisasi

    Ditjen SDA

    JIAT 92,090 HaInventarisasi

    Ditjen SDA

    Lain - lain (Sawah Tadah Hujan,

    Sawah Irigasi Desa, Ladang)1,473,810 Ha

    15

  • 16

    Summary :1) Total areal sawah : 9.456.929 Ha2) Produktivitas rata-rata nasional : 4,6 Ton/Ha3) Produksi nasional 2009 : 64.398.890 Ton4) Luas Panen 2009 nasional : 12.883.576 Ha

    5) IP rata-rata 2009 nasional : 1,46) Produksi nasional 2010 : 66.469.394 Ton7) Luas Panen 2010 nasional : 12.792.154 Ha8) IP rata-rata 2010 nasional : 1,4

    KONDISI EKSISTING AREAL SAWAH DI INDONESIA

    Luas Sawah

    (Ha)

    Produksi Luas Panen Produksi Luas Panen

    Range Rata-rata (Ton) (Ha) (Ton) (Ha)

    SUMATERA 2,789,650.00 4 - 5 4.3 14,696,457.00 3,330,613.00 15,200,136.00 3,379,728.00 1.3 1.3 1.3

    Aceh 415,898.00 4 - 5 5 1,556,858.00 359,375.00 1,582,393.00 352,281.00 1.0 1.0 1.0

    Sumatera Utara 482,785.00 4 - 5 5 3,527,899.00 768,407.00 3,582,302.00 754,674.00 1.6 1.6 1.6

    Sumatera Barat 238,866.00 4 - 5 5 2,105,790.00 439,542.00 2,211,248.00 460,497.00 1.8 1.9 1.9

    Riau 244,414.00 < 4 4 531,429.00 149,423.00 574,864.00 156,088.00 1.0 1.0 1.0

    Jambi 179,330.00 4 - 5 5 644,947.00 155,802.00 628,828.00 153,897.00 1.0 1.0 1.0

    Sumatera Selatan 788,475.00 4 - 5 5 3,125,236.00 746,465.00 3,272,451.00 769,478.00 1.0 1.0 1.0

    Bengkulu 105,271.00 < 4 4 510,160.00 132,975.00 516,869.00 133,629.00 1.3 1.3 1.3

    Lampung 314,638.00 4 - 5 5 2,673,844.00 570,417.00 2,807,676.00 590,608.00 1.8 1.9 1.9

    Bangka Belitung 19,660.00 4 - 5 5 19,864.00 8,063.00 22,259.00 8,180.00 1.0 1.0 1.0

    Kepulauan Riau 313.00 < 4 4 430.00 144.00 1,246.00 396.00 1.0 1.3 1.3

    JAWA 3,350,912.00 4 - 6 5 34,880,131.00 6,093,603.00 36,374,771.00 6,116,897.00 1.9 1.9 1.9

    DKI Jakarta 1,215.00 < 4 4 11,013.00 1,974.00 11,164.00 2,015.00 1.6 1.7 1.7

    Jawa Barat 944,773.00 5 - 6 6 11,322,681.00 1,950,203.00 11,737,070.00 2,037,657.00 2.1 2.2 2.2

    Jawa Tengah 980,021.00 5 - 6 6 9,600,415.00 1,725,034.00 10,110,830.00 1,801,397.00 1.8 1.8 1.8

    DI Yogyakarta 56,712.00 5 - 6 6 837,930.00 145,424.00 823,887.00 133,369.00 2.6 2.4 2.4

    Jawa Timur 1,170,661.00 5 - 6 6 11,259,085.00 1,904,830.00 11,643,773.00 1,736,048.00 1.6 1.5 1.5

    Banten 197,530.00 4 - 5 5 1,849,007.00 366,138.00 2,048,047.00 406,411.00 1.9 2.1 2.1

    Provinsi

    Produktivitas Padi 2009 2010

    (BPS, 2010)

    (Ton/Ha)

    (BPS, 2011)

    (BPS, ATAP 2009) (BPS, ATAP 2010)IP

    2009 2010 Rata-rata

  • 17

    KONDISI EKSISTING AREAL SAWAH DI INDONESIA

    Luas Sawah

    (Ha)

    Produksi Luas Panen Produksi Luas Panen

    Range Rata-rata (Ton) (Ha) (Ton) (Ha)

    BALI & NUSA TENGGARA 495,760.00 4 - 6 5 3,356,898.00 718,781.00 3,199,153.00 643,699.00 1.5 1.4 1.4

    Bali 81,931.00 5 - 6 6 878,764.00 150,283.00 869,161.00 145,030.00 1.8 1.8 1.8

    Nusa Tenggara Barat 236,884.00 4 - 5 5 1,870,775.00 374,279.00 1,774,499.00 331,916.00 1.6 1.4 1.4

    Nusa Tenggara Timur 176,945.00 < 4 4 607,359.00 194,219.00 555,493.00 166,753.00 1.1 1.0 1.0

    KALIMANTAN 1,769,806.00 4 - 5 4 4,392,112.00 1,269,655.00 4,425,272.00 1,290,827.00 1.0 1.0 1.0

    Kalimantan Barat 546,594.00 < 4 4 1,300,798.00 418,929.00 1,343,888.00 399,832.00 1.0 1.0 1.0

    Kalimantan Tengah 381,528.00 < 4 4 578,761.00 214,480.00 650,416.00 229,665.00 1.0 1.0 1.0

    Kalimantan Selatan 643,140.00 < 4 4 1,956,993.00 490,069.00 1,842,089.00 505,846.00 1.0 1.0 1.0

    Kalimantan Timur 198,544.00 4 - 5 5 555,560.00 146,177.00 588,879.00 155,484.00 1.0 1.0 1.0

    SULAWESI 978,150.00 5 - 6 5 6,801,668.00 1,399,139.00 6,994,688.00 1,299,940.00 1.4 1.3 1.4

    Sulawesi Utara 65,638.00 4 - 5 5 549,087.00 114,745.00 584,030.00 103,189.00 1.7 1.6 1.6

    Sulawesi Tengah 145,161.00 4 - 5 5 953,396.00 211,232.00 957,108.00 204,342.00 1.5 1.4 1.4

    Sulawesi Selatan 576,964.00 4 - 5 5 4,324,178.00 862,017.00 4,382,443.00 770,733.00 1.5 1.3 1.3

    Sulawesi Tenggara 96,991.00 4 - 5 5 407,367.00 98,130.00 454,644.00 110,498.00 1.0 1.1 1.1

    Gorontalo 29,396.00 5 - 6 6 256,934.00 48,042.00 253,563.00 44,548.00 1.6 1.5 1.5

    Sulawesi Barat 64,000.00 4 - 5 5 310,706.00 64,973.00 362,900.00 66,630.00 1.0 1.0 1.0

    MALUKU & PAPUA 72,651.00 4 - 5 4 271,624.00 71,785.00 275,374.00 61,063.00 1.3 1.2 1.2

    Maluku 11,281.00 4 - 5 5 89,875.00 21,252.00 83,109.00 15,352.00 1.9 1.4 1.4

    Papua 32,964.00 < 4 4 98,511.00 26,336.00 102,610.00 22,957.00 1.0 1.0 1.0

    Maluku Utara 10,548.00 < 4 4 46,253.00 13,711.00 55,401.00 14,497.00 1.3 1.4 1.4

    Papua Barat 17,858.00 < 4 4 36,985.00 10,486.00 34,254.00 8,257.00 1.0 1.0 1.0

    Provinsi

    Produktivitas Padi 2009 2010IP

    (Ton/Ha) (BPS, ATAP 2009) (BPS, ATAP 2010)

    (BPS, 2010)(BPS, 2011)

    2009 2010 Rata-rata

  • Total Produksi 2009: 64.398.890 ton(BPS.go.id)

    KONTRIBUSI IRIGASI TERHADAP PRODUKSI PADI NASIONAL TAHUN 2009 & 2010

    18

    TAHUN 2009 TAHUN 2010

    Total Produksi 2010: 66.809.828 ton(BPS.go.id)

    SAWAH IRIGASI MASIH MERUPAKAN KONTRIBUTOR DOMINAN PADA

    PRODUKSI PADI NASIONAL

  • 0.00

    0.50

    1.00

    1.50

    2.00

    2.50

    3.00

    LUAS AREAL IRIGASI (7.230.183 HA)

    SUMATERA JAWA BALI - NT

    KALIMANTANSULAWESI MALUKU PAPUA

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    140

    SUMATERA JAWA BALI & NUSA TENGGARA

    KALIMANTAN SULAWESI KEP. MALUKU PAPUA

    J u t

    a

    J i

    w a

    1 - Aceh

    2 - Sumatera Utara

    3 - Sumatera barat

    4 - Riau

    5 - Jambi

    6 - Sumatera Selatan

    7 - Bengkulu

    8 - Lampung

    9 - Bangka Belitung

    10 - Kepulauan Riau

    11 - DKI Jakarta

    12 - Jawa Barat

    13 - Jawa Tengah

    14 - DI Yogyakarta

    15 - Jawa Timur

    16 - Banten

    17 - Bali

    18 - Nusa Tenggara Barat

    19 - Nusa Tenggara Timur

    20 - Kalimantan Barat

    21 - Kalimantan Tengah

    22 - Kalimantan Selatan

    23 - Kalimantan Timur

    24 - Sulawesi Utara

    25 - Sulawesi Tengah

    26 - Sulawesi Selatan

    27 - Sulawesi Tenggara

    28 - Gorontalo

    29 - Sulawesi Barat

    30 - Maluku

    31 - Maluku Utara

    32 - Papua Barat

    33 - Papua

    Jumlah Penduduk Per Pulau di Indonesia

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    140

    SUMATERA JAWA BALI & NUSA TENGGARA

    KALIMANTAN SULAWESI KEP. MALUKU PAPUA

    J u t

    a

    J i

    w a

    1 - Aceh

    2 - Sumatera Utara

    3 - Sumatera barat

    4 - Riau

    5 - Jambi

    6 - Sumatera Selatan

    7 - Bengkulu

    8 - Lampung

    9 - Bangka Belitung

    10 - Kepulauan Riau

    11 - DKI Jakarta

    12 - Jawa Barat

    13 - Jawa Tengah

    14 - DI Yogyakarta

    15 - Jawa Timur

    16 - Banten

    17 - Bali

    18 - Nusa Tenggara Barat

    19 - Nusa Tenggara Timur

    20 - Kalimantan Barat

    21 - Kalimantan Tengah

    22 - Kalimantan Selatan

    23 - Kalimantan Timur

    24 - Sulawesi Utara

    25 - Sulawesi Tengah

    26 - Sulawesi Selatan

    27 - Sulawesi Tenggara

    28 - Gorontalo

    29 - Sulawesi Barat

    30 - Maluku

    31 - Maluku Utara

    32 - Papua Barat

    33 - Papua

    Jumlah Penduduk Per Pulau di Indonesia

    Keterangan:

    1.9

    3.0

    0.630.48

    1.0

    0.150.04

    (Juta Ha) SUMBER AIR

    Waduk

    Non-Waduk

    Sumatera Jawa Bali & NT Kalimantan Sulawesi Maluku Papua Rata - Rata

    1.3 1.9 1.4 1.0 1.3 1.4 1.0 1.4

    Produktivitas (Ton/Ha) 4.3 5.5 4.8 4.0 4.8 4.2 3.8 4.6

    Index Penanaman - IP

    PULAU

    GAMBARAN INFRASTRUKTUR IRIGASI DI INDONESIA

    19

  • Warna Kode Indikator* Rata - Rata IPTarget IP setelah

    Rehabilitasi

    : Kondisi Baik Level of Service 90% 1.6 1.6

    : Kondisi Rusak Ringan Level of Service 80% - 90% 1.4 1.6

    : Kondisi Rusak Sedang Level of Service 60% - 79% 1.2 1.6

    : Kondisi Rusak Berat Level of Service

  • PROGRAM DAN RENCANA KEGIATAN2010 2014 BIDANG IRIGASI

    Untuk mendukung pencapaian produksi padi nasional, Kementerian PekerjaanUmum melaksanakan kegiatan sebagai pada TA 2010-2014 sebagai berikut:

    a. Operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi, pada areal irigasi kewenanganPemerintah seluas 2,315 juta Ha;

    b. Rehabilitasi jaringan irigasi, pada areal kewenangan Pemerintah seluas 1,342juta Ha;

    c. Pembangunan/peningkatan jaringan irigasi, seluas 500 ribu Ha

    d. Di samping kegiatan pada areal irigasi kewenangan pusat, juga perludialokasikan bantuan perbaikan jaringan irigasi kepada areal irigasikewenangan pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota sebagaiberikut :

    Kewenangan pemerintah provinsi seluas 0,87 juta Ha.

    Kewenangan pemerintah kabupaten/kota seluas 1,82 juta Ha.

    Sebagian pembiayaan telah dialokasikan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK).

    e. Dari kegiatan tersebut pada tahun 2014 diperkirakan akan diperolehtambahan areal tanam seluas 3,13 juta ha.

    21

  • NAD53.793 Ha

    SUMUT33.650 Ha

    SUMBAR13.387 Ha

    JAMBI3.628 Ha

    LAMPUNG15.920 Ha

    SUMSEL27.240 Ha

    JABAR5.313 Ha

    KALTIM18.104 Ha

    NTT20.305 Ha

    SULUT1.776 Ha

    GORONTALO3.800 Ha

    SULTRA4.500 Ha

    SULSEL62.550 Ha

    MALUT4.000 Ha

    MALUKU25.250 Ha

    PAPUA144.032 Ha

    LUAS AREAL: 566.705 Ha

    JATIM2.865 Ha

    NTB14.395 Ha

    KALSEL17.427 Ha

    KALTENG5.000 Ha

    KALBAR12.500 Ha

    SULTENG3.988 Ha

    PAPUA BARAT73.282 Ha

    SEBARAN POTENSI PENGEMBANGAN IRIGASI DI INDONESIA

    22

  • 1. Melaksanakan modernisasi Irigasi pada daerah-daerah irigasi strategis yang telah melampaui umur ekonomisnya

    2. Meningkatkan dana operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi sehingga sesuai dengan Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan (AKNOP)

    3. Melaksanakan konservasi sumber sumber air berupapembangunan/rehabilitasi embung-embung pemanen air hujan

    4. Melaksanakan rehabilitasi jaringan irigasi, rawa dan jaringan irigasi air tanah

    5. Melaksanakan pembangunan dan peningkatan jaringan irigasi, rawa danjaringan irigasi air tanah

    23

    UPAYA UNTUK MENJAGA KETAHANAN PANGAN SETELAH TAHUN 2014

  • SEKIAN DAN TERIMA KASIHJAKARTA, 7 FEBRUARI 2012

    24

  • LAMPIRAN

  • A. Skenario 1 (Ekstensifikasi)

    Difokuskan pada kegiatan fisik untuk mendapatkan luas tanam yang dibutuhkan dalampencapaian produksi padi 2014. Angka Produktivitas diambil pada angka rata-rataproduktivitas nasional yaitu 4,6 Ton/ha (ATAP 2010, BPS)

    B. Skenario 2 (Ekstensifikasi & Intensifikasi)

    Dengan Kegiatan Fisik (Pembangunan dan rehablitasi) sebagaimana tercantum dalamRENSTRA 2010-2014, dilakukan juga peningkatan Produktivitas sehingga tercapaiproduksi Padi 2014

    Eksisting Areal Tanam diambil sesuai ATAP 2010, BPS (12.792.154 Ha), denganmemperhitungkan Irigasi, Rawa, JIAT, dan Sawah Tadah hujan.

    C. Skenario 3 (Ekstensifikasi & Intensifikasi)

    Dengan Kegiatan Fisik (Pembangunan dan rehablitasi) sebagaimana tercantum dalamRENSTRA 2010-2014, dilakukan juga peningkatan Produktivitas sehingga tercapaiproduksi Padi 2014

    Eksisting Areal Tanam diambil 10.122.256 Ha, dengan memperhitungkan hanya Irigasidengan IP = 1,4)

    RENCANA AKSI

    26

  • RENCANA AKSI

    27

  • : Produksi Padi 2005 2010 (Ton GKG)

    : Proyeksi Produksi Padi 2011 2014 (Ton GKG)

    : Luas Panen (Ha)

    : Tambahan Luas Tanam dari Kegiatan Rehabilitasi (Ha)

    : Tambahan Luas Tanam dari Kegiatan Pembangunan (Ha)

    : Realisasi Produksi Padi 2005 2010 (Ton GKG)

    TREND PRODUKSI DAN LUAS TANAM 2005 20145

    4.1

    5

    54

    .45

    57

    .16

    60

    .33

    64

    .40

    66

    .47

    68

    .06 7

    1.4

    6

    75

    .04

    78

    .79

    11

    .84

    11

    .79 1

    2.1

    5

    12

    .33

    12

    .88

    12

    .79

    13

    .34

    13

    .54 13

    .78

    14

    .25

    0.1

    2

    0.1

    95 0.2

    5

    0.4

    7

    0.4

    70

    .2

    54.15 54.4557.16

    60.3364.40

    66.47 65.39

    11.0

    11.5

    12.0

    12.5

    13.0

    13.5

    14.0

    14.5

    15.0

    15.5

    0.00

    10.00

    20.00

    30.00

    40.00

    50.00

    60.00

    70.00

    80.00

    2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

    (juta Ton GKG) (juta Ha)Berdasarkan ARAM III

    28