PEMBANGUNAN DAN KETIMPANGAN WILAYAH PANTAI BARAT DAN...

5
PEMBANGUNAN DAN KETIMPANGAN WILAYAH PANTAI BARAT DAN PANTAI TIMUR SUMATERA UTARA TESIS OLEH : DAHLAN TAMPUBOLON 992103003/PWD Perencanaan Pembangunan PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2001 Dahlan Tampubolon : Pembangunan Dan Ketimpangan Wilayah Pantai Barat Dan Pantai Timur…, 2001 USU Repository © 2007

Transcript of PEMBANGUNAN DAN KETIMPANGAN WILAYAH PANTAI BARAT DAN...

Page 1: PEMBANGUNAN DAN KETIMPANGAN WILAYAH PANTAI BARAT DAN ...library.usu.ac.id/download/ft/D0100605.pdf · RINGKASAN Dahlan Tampubolon, “Pembangunan Dan Ketimpangan Wilayah Pantai Barat

PEMBANGUNAN DAN KETIMPANGAN WILAYAH PANTAI BARAT DAN PANTAI TIMUR SUMATERA UTARA

TESIS

OLEH :

DAHLAN TAMPUBOLON 992103003/PWD

Perencanaan Pembangunan

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2001

Dahlan Tampubolon : Pembangunan Dan Ketimpangan Wilayah Pantai Barat Dan Pantai Timur…, 2001

USU Repository © 2007

Page 2: PEMBANGUNAN DAN KETIMPANGAN WILAYAH PANTAI BARAT DAN ...library.usu.ac.id/download/ft/D0100605.pdf · RINGKASAN Dahlan Tampubolon, “Pembangunan Dan Ketimpangan Wilayah Pantai Barat

R I N G K A S A N

Dahlan Tampubolon, “Pembangunan Dan Ketimpangan Wilayah Pantai Barat Dan Pantai Timur Sumatera Utara” dengan Komisi Pembimbing P r o f . B ach t i a r H . M i r a z a ( K e t u a ) , D r . P a r ap a t G u l t o m , M S I E (Pembimbing I) dan Lic.rer.reg. Sirojuzilam, SE (Pembimbing II).

Pembangunan bidang ekonomi pada dasarnya banyak diwarnai oleh pendekatan sektoral, di mana perencanaan makro masih mengikuti sistem pencapaian target peningkatan produksi untuk masing-masing sektor yang bersangkutan. Dengan tercapainya target tersebut diharapkan di samping pendapatan per kapi ta se t iap tahun dapa t meningkat , juga akan mengakibatkan adanya transisi sektoral dari pertanian ke sektor industri atau lainnya.

Wilayah pantai Barat propinsi Sumatera Utara terdiri dari satu kota dan empat kabupaten dengan luas sekitar 35,33 persen dari seluruh luas propinsi tetapi penduduknya hanya sekitar 18,34 persen dengan kepadatan rata-rata hanya 86,67 jiwa per km . Kondisi tersebut sangat berbeda dengan wilayah pantai Timur yang terdiri dari dua kota dan empat kabupaten memiliki luas sekitar 34,64 persen tetapi penduduknya mencapai 58,11 persen dari penduduk Sumatera Utara dengan kepadatan rata-rata 279,81 jiwa per km2.

2

Dilihat dari kontribusinya terhadap pembentukan produk domestik regional bruto (PDRB) Sumatera Utara, wilayah pantai Barat hanya menyumbangkan sekitar 14,89 persen sedangkan wilayah pantai Timur menyumbangkan sekitar 67,08 persen. Demikian pula dengan PDRB per kapita rata-rata, di wilayah pantai Barat hanya sebesar Rp. 1.336.162 sedangkan di wilayah pantai Timur mencapai Rp 2.230.310.

Dahlan Tampubolon : Pembangunan Dan Ketimpangan Wilayah Pantai Barat Dan Pantai Timur…, 2001

USU Repository © 2007

Page 3: PEMBANGUNAN DAN KETIMPANGAN WILAYAH PANTAI BARAT DAN ...library.usu.ac.id/download/ft/D0100605.pdf · RINGKASAN Dahlan Tampubolon, “Pembangunan Dan Ketimpangan Wilayah Pantai Barat

Ketimpangan ekonomi yang tergambar dari adanya perbedaan dalam hal pendapatan per kapita suatu daerah dengan daerah lain terkadang merupakan masalah. Ketimpangan ini harus diatasi dengan pelaksanaan pembangunan yang berorientasi pada pertumbuhan dan pemerataan antar daerah, khsususnya dalam mempercepat pembangunan daerah.

T u j u a n p e n e l i t i a n i n i a d a l a h u n t u k me n g g a mb a r k a n d a u r perkembangan ekonomi dan mengidentifikasi pola pertumbuhan. Selain itu juga mengidentifikasi perubahan struktur dan alih-pangsa sektor-sektor ekonomi serta mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh dan berhubungan dengan ketimpangan wilayah pantai Barat dan pantai Timur Sumatera Utara.

Penelitian ini menggunakan data hasil publikasi resmi BPS dengan berbagai analisis regional dan ekonometrika. Perkembangan ekonomi dianaiisis dengan Klassen Typologi dan korelasi koefisien variasi sektoral untuk melihat pola pertumbuhan. Model regresi berganda Chenery dan Syrquin digunakan untuk mengetahui perubahan struktur ekonomi, dan pola Issard untuk melihat pergeseran tenaga kerja serta analisis shift share untuk mengidentifikasi komponen perubahan dari tiap sektor. Ketimpangan wilayah diukur dengan indeks Williamson dan diregresikan dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dan untuk mengidentifikasi potensi sektor yang ada di daerah menggunakan indeks keuntungan lokasi PDRB dan tenaga kerja.

Hasil penelitian menunjukkan kabupaten Mandailing Natal, Nias, Tapanuli Tengah dan secara umum wilayah Pantai Barat digolongkan tipe daerah kurang berkembang (terkebelakang) demikian pula dengan Langkat. Kabupaten Tapanuli Selatan dan Deli Serdang digolongkan tipe daerah yang sedang berkembang. Kota Sibolga, kabupaten Asahan, Labuhan Batu dan

Dahlan Tampubolon : Pembangunan Dan Ketimpangan Wilayah Pantai Barat Dan Pantai Timur…, 2001

USU Repository © 2007

Page 4: PEMBANGUNAN DAN KETIMPANGAN WILAYAH PANTAI BARAT DAN ...library.usu.ac.id/download/ft/D0100605.pdf · RINGKASAN Dahlan Tampubolon, “Pembangunan Dan Ketimpangan Wilayah Pantai Barat

secara umum wilayah Pantai Timur digolongkan tipe daerah yang maju. Kota Medan dan Tanjung Balai digolongkan tipe daerah yang stagnan.

Di wilayah Pantai Barat dan Pantai Timur Sumatera Utara terjadi pertumbuhan dengan pola yang tidak seimbang. Gambaran tersebut menunjukkan suatu fenomena yang sesuai mengenai bagaimana proses pembangunan. Yaitu pembangunan yang terjadi merupakan suatu rangkaian ketidakseimbangan-ketidakseimbangan (a chain of disequilibrium) pertumbuhan.

Struktur ekonomi wilayah Pantai Barat mengalami perubahan dari pertanian ke industri dan diikuti sedikit sektor jasa seiring dengan pertumbuhan pendapatan perkapita. Wilayah Pantai Timur menunjukkan perubahan yang Iebih tegas dari sektor pertanian ke sektor industri dan jasa. Perubahan yang sama terjadi juga dengan penyerapan tenaga kerja. Perubahan di wilayah Pantai Barat banyak disebabkan faktor lokasional dan di wilayah Pantai Timur disebabkan faktor eksternal.

Peningkatan produktivitas pekerja akan menurunkan ketimpangan wilayah pantai Barat Sumatera Utara. Suatu fenomena yang bersifat paradoks muncul dari hasil model regresi ketimpangan wilayah yaitu di wilayah pantai Barat Sumatera Utara peningkatan jumlah penduduk usia kerja yang berpendidikan baik malah memperbesar ketimpangan wilayah. Penurunan proporsi sektor pertanian cenderung memperkecil indeks ketimpangan wilayah wilayah Pantai Timur sedangkan kepadatan penduduk memperbesar ketimpangan wilayah.

Sektor pertanian memiliki keuntungan untuk dikembangkan di wilayah pantai Barat kecuali di Sibolga. Di Kota Sibolga sektor yang menguntungkan adalah utility, perhubungan dan komunikasi, jasa keuangan dan sosial.

Dahlan Tampubolon : Pembangunan Dan Ketimpangan Wilayah Pantai Barat Dan Pantai Timur…, 2001

USU Repository © 2007

Page 5: PEMBANGUNAN DAN KETIMPANGAN WILAYAH PANTAI BARAT DAN ...library.usu.ac.id/download/ft/D0100605.pdf · RINGKASAN Dahlan Tampubolon, “Pembangunan Dan Ketimpangan Wilayah Pantai Barat

Keuntungan lokasi sektor pertanian relatif tinggi di Labuhan Batu, Asahan dan Langkat. Konstruksi, perhubungan dan telekomunikasi, jasa-jasa menguntungkan dikembangkan di Tanjung Balai dan Medan yang juga

menguntungkan d i sek to r u t i l i ty . Sek to r indus t r i menguntungkan dikembangkan di Deli Serdang dan pertambangan serta penggalian di Langkat.

Dahlan Tampubolon : Pembangunan Dan Ketimpangan Wilayah Pantai Barat Dan Pantai Timur…, 2001

USU Repository © 2007