Pembalakan Liar (terbaru) nnn.ppt

35
Muhammad Fatahillah Akbar, S.H., LL.M.

Transcript of Pembalakan Liar (terbaru) nnn.ppt

Page 1: Pembalakan Liar (terbaru) nnn.ppt

Muhammad Fatahillah Akbar, S.H., LL.M.

Page 2: Pembalakan Liar (terbaru) nnn.ppt

Outline Kuliah Definisi Pembalakan Liar Dasar pembentukan UU No. 18/2013 Outline UU 18/2013 Beberapa tipe perbuatan pidana dalam UU 18/2013 Delik Pembalakan Liar Hukum Acara Lembaga pencegahan dan pemberantasan perusakan

hutan Perlindungan Saksi Sanksi Pertanggungjawaban Korporasi

Page 3: Pembalakan Liar (terbaru) nnn.ppt

Definisi Illegal Logging

Inpres No. 5/2001 Illegal logging = penebangan kayu tidak sah

Ilegal Logging

Ilegal : Forbidden /unlawful Log Logging

Page 4: Pembalakan Liar (terbaru) nnn.ppt

Definisi (18/2013) Perusakan hutan adalah proses, cara, atau

perbuatan merusak hutan melalui pembalakan liar, penggunaan kawasan hutan tanpa izin atau penggunaan izin yang bertentangan hakikat izin dalam kawasan hutan ditetapkan/ditunjuk /diproses penetapannya oleh Pemerintah

Pembalakan liar adalah semua kegiatan pemanfaatan hasil hutan kayu secara tidak sah yang terorganisasi

Penggunaan Kawasan hutan secara tidak sah keg. Teroganisasi u/ Pertambangan/perkebunan

Page 5: Pembalakan Liar (terbaru) nnn.ppt

Klasifikasi Hutan

Page 6: Pembalakan Liar (terbaru) nnn.ppt

Latar Belakang Pasal 28H ayat 1 UUD 1945 Personifikasi

Alam Perusakan Hutan menjadi sebuah kejahatan luar

biasa yang merusak multi dimensi kehidupan (konsideran d) Modus juga Luar biasa (konsideran e)

Aturan saat ini belum efektif (konsideran f) Salah satu Hutan Tropis Terluas di dunia

Kerusakan hutan indonesia Dampak internasional

Page 7: Pembalakan Liar (terbaru) nnn.ppt

Politik Hukum Perusakan Hutan

Pasal 50 dan Pasal 78UU 41/1999

Dicabut UU P3H

Administrative penal law Pidana Khusus Intra

KOMPREHENSIF dalam mengatur Materiil dan Formiil

Page 8: Pembalakan Liar (terbaru) nnn.ppt

Ruang Lingkup UU Perusakan Hutan Pencegahan

Pemberantasan Kelembagaan Peran Serta Masyarakat Kerja sama internasional

Perlindungan saksi, pelapor, dan informan

Pembiayaan

sanksi

Page 9: Pembalakan Liar (terbaru) nnn.ppt

Pemberantasan: Hukum Materiil (1) Pasal 11 : General Outline Pembalakan liar dan Penggunaan Kawasan

hutan secara tidak sah yang dilakukan secara terorganisasi

Oleh Kelompok terstruktur (2 Orang/lebih, bersama-sama, tujuan perusakan hutan)

Tidak termasuk masyarakat dalam/sekitar melakukan aktivitas di luar hutan konversi/lindung u/ keperluan pribadi non-komersial (izin)

Page 10: Pembalakan Liar (terbaru) nnn.ppt

Pemberantasan: Hukum Materiil (2)

Page 11: Pembalakan Liar (terbaru) nnn.ppt

Pemberantasan: Hukum materiil Pasal 12 Setiap orang dilarang:

a) melakukan penebangan pohon dalam kawasan hutan yang tidak sesuai dengan izin pemanfaatan hutan;

b) Penebangan tanpa izin;

c) Penebangan hutan tidak sah (Pasal 13);

d) Memuat, membongkar, mengeluarkan, meengangkut, menguasai, dan atau memiliki hasil penebangan tanpa izin

e) Mengangkut tanpa izin

Page 12: Pembalakan Liar (terbaru) nnn.ppt

Pemberantasan: Hukum materiil (4)

Pasal 12

f) Membawa alat tebang tanpa izin

g) Membawa Alat angkut tanpa izin

h) Memanfaatkan hasil pembalakan liat

i) Mengedarkan hasil pembalakan liar

j) Menyelundupkan dari atau masuk ke wilayajh RI

k) Menerima, Membeli, Menjual, Menerima tukar, menerima titipan, dan/atau memiliki hasil hutan yang diketahui berasal dari pembalakan liar

l) Membeli/memasarkan hasil hutan kayu tidak sah

m) Menerima, membeli, dll hasil hutan kayu tidak sah

Page 13: Pembalakan Liar (terbaru) nnn.ppt

Unsur Kesalahan

Pasal 82:

(1)Orang perseorangan yang dengan sengaja:

(a)melakukan penebangan pohon dalam kawasan hutan yang tidak sesuai dengan izin pemanfaatan hutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf a

1 th n max 5 th serta denda min Rp500.000.000,00 dan max Rp2.500.000.000,00

Page 14: Pembalakan Liar (terbaru) nnn.ppt

Asiani CaseFakta : nenek mengambil 7 batang kayu berdiameter 10 – 15 meter milik Perum Perhutani senilai kurang lebih 2 juta rupiah

dIdakwa dengan Pasal 12 (e) jo. 83 (1) huruf b

Pengujian UU Perusakan Hutan di Mahkamah Konstitusi Perkara Nomor 95/PUU-XII/2014

Page 15: Pembalakan Liar (terbaru) nnn.ppt

Unsur Delik yang Penting Kawasan Hutan Pembalakan Liar Penggunaan/pemanfaatan Kawasan hutan Terorganisasi (kelompok terstruktur + 2

org/lebih + Tujuan Perusakan Hutan)

Page 16: Pembalakan Liar (terbaru) nnn.ppt

Tipe perbuatan pidana lain Delik pemalsuan (14) Delik penyalahgunaan dokumen (15) Perbuatan perusakan hutan berkaitan dengan

Pertambangan dan Perkebunan (17) Delik menyuruh lakukan, penyertaan,

permufakatan jahat (19 a,b,c) Pencucian uang berasal dari pembalakan liar

dan penggunaan kawasan hutan secara tidak sah (19 h dan i)

Berhubungan dengan Pejabat (Pasal 28)

Page 17: Pembalakan Liar (terbaru) nnn.ppt

Pasal 19 h UU P3Hmenempatkan, mentransfer, membayarkan, membelanjakan, menghibahkan, menyumbangkan, menitipkan, membawa ke luar negeri, dan/atau menukarkan uang atau surat berharga lainnya serta harta kekayaan lainnya yang diketahuinya atau patut diduga merupakan hasil pembalakan liar dan/atau hasil penggunaan kawasan hutan secara tidak sah;

Page 18: Pembalakan Liar (terbaru) nnn.ppt

Pasal 3 TPPU

Setiap Orang yang menempatkan, mentransfer, mengalihkan, membelanjakan, membayarkan, menghibahkan, menitipkan, membawa ke luar negeri, mengubah bentuk, menukarkan dengan mata uang atau surat berharga atau perbuatan lain atas Harta Kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dengan tujuan menyembunyikan atau menyamarkan asal usul Harta Kekayaan dipidana

Page 19: Pembalakan Liar (terbaru) nnn.ppt

PerbandinganPasal 3 TPPU Pasal 19 h UU P3H

Setiap Orang yang menempatkan, mentransfer, mengalihkan, membelanjakan, membayarkan, menghibahkan, menitipkan, membawa ke luar negeri, mengubah bentuk, menukarkan dengan mata uang atau surat berharga atau perbuatan lain atas Harta Kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dengan tujuan menyembunyikan atau menyamarkan asal usul Harta Kekayaan dipidana

“Setiap orang” yang menempatkan, mentransfer, membayarkan, membelanjakan, menghibahkan, menyumbangkan, menitipkan, membawa ke luar negeri, dan/atau menukarkan uang atau surat berharga lainnya serta harta kekayaan lainnya yang diketahuinya atau patut diduga merupakan hasil pembalakan liar dan/atau hasil penggunaan kawasan hutan secara tidak sah;

Page 20: Pembalakan Liar (terbaru) nnn.ppt

Perkembangan Asas Lex Spesialis Dalam penerapan UU Pidana Khusus

perlu memahami perkembangan asas lex spesialis

Logische Specialiteit (Ketentuan yang paling khusus)

Lex consumen derogat legi consumte Sistematische Specialiteit (Khusus dari

yang Khusus)

Page 21: Pembalakan Liar (terbaru) nnn.ppt

Pemberantasan: Hukum Formil (1) Pemberantasan : Penyelidikan,

penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan pengadilan

Penyidik (PPNS dari kehutanan pusat maupun daerah)

Alat bukti KUHAP + Informasi elektronik, dokumen elektronik + Peta (pasal 37)

Penangkapan (2 x 24 Jam) perpanjangan (3 x 24 Jam)

Page 22: Pembalakan Liar (terbaru) nnn.ppt

Kekhususan terkait Barang Bukti1. Penyidik yang melakukan penyitaan barang bukti (sitaan/temuan) perusakan

hutan wajib membuat berita penyitaan;

2. Penyidik Wajib

a) Lapor dan membuat izin sita;

b) Meminta izin peruntukan kepada KPN setempat max 3 x 24 Jam (untuk sitaan dapat 14 hari)

c) Tembusan ke Kejari

3. 2 x 24 jam KPN harus memutuskan izin

4. 7 Hari KPN memutuskan peruntukan:

a) untuk kepentingan pembuktian perkara;

b) untuk pemanfaatan bagi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan;

c) untuk dimusnahkan; dan/atau

d) untuk kepentingan publik atau kepentingan sosial

Page 23: Pembalakan Liar (terbaru) nnn.ppt

Beberapa contoh peruntukanPasal 44, 45, 46 Barang bukti dari konservasi

Dimusnahkan kecuali untuk pembuktian/ilmu pengetahuan

Barang bukti pembalakan liar dari luar konservasi kepentingan sosial

Barang bukti hasil hutan kayu dapat segera dilelang dan hasil ditempatkan di bank pemerintah

Page 24: Pembalakan Liar (terbaru) nnn.ppt

Pemberantasan: Formil (2) Percepatan Proses (Pasal 39)

Penyidikan 60 + 30 HariBerkas belum lengkap Penuntut umum

penyidikan 20 + 30 HariPenuntutan 25 hari

Pasal 52:Pegadilan tingkat I 45 HariPengadilan tingkat Banding 30 HariPengadilan Kasasi 50 Hari

Page 25: Pembalakan Liar (terbaru) nnn.ppt

Hukum Formil:

Pasal 39 b dalam hal hasil penyidikan belum lengkap, penuntut umum wajib melakukan penyidikan paling lama 20 (dua puluh) hari dan dapat diperpanjang paling lama 30 (tiga puluh) hari

Setiap pejabat yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39, Pasal 40, dan Pasal 41 dikenai sanksi administratif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Page 26: Pembalakan Liar (terbaru) nnn.ppt

Pengadilan Tingkat I

Komposisi hakim: 1 karir + 2 ad hoc;Diusulkan oleh MA diangkat oleh

PresidenSarjana Hukum atau Keahlian di bidang

kehutanan (berpengalaman min. 10 Tahun)

Dapat dilakukan In absentia (pasal 51 ayat (1))

Page 27: Pembalakan Liar (terbaru) nnn.ppt

Lembaga pencegahan dan pemberatasan perusakan hutan Bertanggung jawab langsung pada Presiden Unsur Kemenhut, Polri, Kejaksaan, dan lainnya Pencegahan; Penindakan; Hukum dan Kerjasama;

dan Pengawasan internal dan Pengaduan masyarakat Dapat membentuk Satgas Penyelidikan sampai

Penuntutan Pasal 56 (1) (a) Tugasnya Penyelidikan –

Penyidikan Pasal 111 (2) after 2 years Kewenangan untuk

semua perbuatan pidana dalam UU

Page 28: Pembalakan Liar (terbaru) nnn.ppt

Perlindungan Saksi, Pelapor, dan Informan Definisi

Saksi : Melihat, mendengar, mengalamiPelapor : yang memberi laporaninforman : memberi info secara rahasia

Berhak mendapat perlindungan Justice Collaborator tidak dapat

dibebaskan dari tuntutan hukum, tetapi dapat diberikan keringanan (Pasal 79)

Page 29: Pembalakan Liar (terbaru) nnn.ppt

Ketentuan Pidana

Pasal 82 Orang perseorangan dengan Sengaja

Pasal, 12 a, b, c 1 – 5 tahun serta 500 jt - 2500.jt

Orang perseorangan di sekitar tempat tinggal3 bulan – 2 tahun serta 500 rb – 500 jt

Korporasi 5-15 tahun serta 5 M – 15 M

Page 30: Pembalakan Liar (terbaru) nnn.ppt

PidanaPasal 83Setiap orang dengan Sengaja (12 D, E, dan h),

1-5 tahun + 500jt-2500jt

Setiap orang karena kelalaiannya8 Bulan – 3 tahun + 10 jt – 1 M

Setiap Korporasi12 D5 – 15 Tahun + 5 M – 15 M

Page 31: Pembalakan Liar (terbaru) nnn.ppt

Pertanggung jawaban Korporasi Ajaran Pertama, Pengurus Melakukan, Pengurus

Bertanggung jawab MvT ”suatu tindak pidana hanya dapat dilakukan oleh manusia” Pasal 59 KUHP

Kedua, Korporasi melakukan, pengurus bertanggung jawab. Pasal 34 UU No. 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal) “pengurus, badan hukum, sekutu aktif, pengurus yayasan, wakil atau kuasa di Indonesia dari perusahan yang berkedudukan di luar wilayah Indonesia, dan mereka yang sengaja memimpin perbuatan yang bersangkutan”

Page 32: Pembalakan Liar (terbaru) nnn.ppt

Pertanggungjawaban Korporasi (2) Ketiga, Korporasi melakukan, korporasi

bertanggungjawab. Teori Identifikasi directing mind Perbuatan Korporasi Functionele Dader the acts and state of mind of the person are the acts

and state of mind of the corporation Kesalahan Mens rea pengurus, Actus Korporasi

/pengurus Korporasi memenuh Actus reus dan mens rea

Page 33: Pembalakan Liar (terbaru) nnn.ppt

Pertanggung Jawaban korporasi (3) Setiap Orang Perseorangan dan Korporasi Korporasi kelompok orang/harta yang terorganisasi baik badan hukum maupun bukan Perbuatan dilakukan atas nama korporasi (109 (1)) pengurus dan/atau korporasi tg

jwb Perbuatan dilakukan org dalam hub. Kerja / hub. Lain dlm lingkup korporasi bertindak

dalam lingkungan korporasi tersebut baik secara sendiri maupun bersama-sama (109 (2))

Hanya dapat dikenai Denda (109 (5)) Sanksi Tambahan:

penutupan seluruh atau sebagian perusahaan. (109(6)) Sanksi Administratif (18)

Paksaan PemerintahUang PaksaPencabutan Izin

Page 34: Pembalakan Liar (terbaru) nnn.ppt

RUU KUHP Pasal 82 (1) Denda dapat dibayar dengan cara mencicil dalam

tenggang waktu sesuai dengan putusan hakim (2) Jika denda sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

tidak dibayar penuh dalam tenggang waktu yang ditetapkan, maka denda yang tidak terbayar tersebut dapat diambil dari kekayaan atau pendapatan terpidana.

Pasal 85 “Jika pengambilan kekayaan atau pendapatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 82 ayat (2) tidak dapat dilakukan, maka untuk korporasi dikenakan pidana pengganti denda berupa pencabutan izin usaha atau pembubaran korporasi”

Page 35: Pembalakan Liar (terbaru) nnn.ppt

Terima Kasih