PEMBAHASAN.docx

7
PEMBAHASAN A. Pengertian Agama Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.Kata "agama" berasal dari bahasa Sanskerta, āgama yang berarti "tradisi". Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti "mengikat kembali". Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan. Émile Durkheim mengatakan bahwa agama adalah suatu sistem yang terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci. Kita sebagai umat beragama semaksimal mungkin berusaha untuk terus meningkatkan keimanan kita melalui rutinitas beribadah, mencapai rohani yang sempurna kesuciannya.[1] Banyak sekali definisi dari agama yang telah diajukan, namun salah satu pendekatan yang paling komprehensif dalam menjelaskan agama adalah pendekatan yang menyatakan bahwa agama mencakup: a. Doktrin (ajaran-ajaran tentang keimanan), b. Mitos (narasi historis yang bersifat sakral), c. Etika (kode-kode moral yang bersandar pada ajaran Tuhan), d. Praktik peribadatan atau ritual (bentuk penyerahan diri terhadap kekuatan adikodrati), e. Pengalaman keagamaan, mistik, spiritual, f. Institusi sosial.[2] B. Pengaruh Agama Terhadap Kehidupan Individu Agama dalam kehidupan individu berfungsi sebagai suatu sistem nilai yang memuat norma-norma tertentu. Secara umum norma-norma tersebut menjadi kerangka acuan dalam bersikap dan bertingkah laku agar sejalan dengan keyakinan agama yang dianutnya. sebagai sistem nilai agama memiliki arti yang khusus dalam kehidupan. Dilihat dari fungsi dan peran agama dalam memberi pengaruhnya terhadap individu, baik dalam bentuk sistem nilai, motivasi maupun pedoman hidup, maka pengaruh yang paling penting adalah sebagai pembentuk kata hati. Kata hati menurut Erich Fromm adalah panggilan kembali manusia kepada dirinya. Erich Fromm membagi kata hati menjadi: kata

Transcript of PEMBAHASAN.docx

Page 1: PEMBAHASAN.docx

PEMBAHASANA.    Pengertian Agama

Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.Kata "agama" berasal dari bahasa Sanskerta, āgama yang berarti "tradisi". Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti "mengikat kembali". Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan.

Émile Durkheim mengatakan bahwa agama adalah suatu sistem yang terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci. Kita sebagai umat beragama semaksimal mungkin berusaha untuk terus meningkatkan keimanan kita melalui rutinitas beribadah, mencapai rohani yang sempurna kesuciannya.[1]

Banyak sekali definisi dari agama yang telah diajukan, namun salah satu pendekatan yang paling komprehensif dalam menjelaskan agama adalah pendekatan yang menyatakan bahwa agama mencakup:

a.       Doktrin (ajaran-ajaran tentang keimanan),b.      Mitos (narasi historis yang bersifat sakral),c.       Etika (kode-kode moral yang bersandar pada ajaran Tuhan),d.      Praktik peribadatan atau ritual (bentuk penyerahan diri terhadap kekuatan adikodrati),e.       Pengalaman keagamaan, mistik, spiritual,f.       Institusi sosial.[2]

B.     Pengaruh Agama Terhadap Kehidupan IndividuAgama dalam kehidupan individu berfungsi sebagai suatu sistem nilai yang memuat

norma-norma tertentu. Secara umum norma-norma tersebut menjadi kerangka acuan dalam bersikap dan bertingkah laku agar sejalan dengan keyakinan agama yang dianutnya. sebagai sistem nilai agama memiliki arti yang khusus dalam kehidupan. Dilihat dari fungsi dan peran agama dalam memberi pengaruhnya terhadap individu, baik dalam bentuk sistem nilai, motivasi maupun pedoman hidup, maka pengaruh yang paling penting adalah sebagai pembentuk kata hati. Kata hati menurut Erich Fromm adalah panggilan kembali manusia kepada dirinya. Erich Fromm membagi kata hati menjadi: kata hati otoritarian dan kata hati humanistik. Kata hati otoritarian dibentuk oleh pengaruh luar, sedangkan kata hati humanistik berssumber dari dalam diri manusia. Kata hati humanistik adalah pernyataan kepentingan diri dan integrasi manusia, sementara kata hati otoritarian berkaitan dengan kepatuhan, pengorbanan diri dan tugas manusia atau penyesuaian sosialnya.[3]Ada beberapa fungsi agama dalam kehidupan individu antara lain :

1.      Agama Sebagai Sumber Nilai dalam Menjaga Kesusilaan.Firman Allah SWT,

ذالك الكتاب الريب فيه هدي للمتقينArtinya : “Kitab (Al Quran) Ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.”

Menurut Mc. Guire, diri manusia memiliki bentuk sistem nilai tertentu. Sistem nilai ini merupakan sesuatu yang dianggap bermakna bagi dirinya. Sistem nilai ini dibentuk melalui belajar dan proses sosialisasi. Perangkat sistem nilai ini dipengaruhi oleh keluarga, teman, institusi, pendidikan, dan masyarakat berdasarkan perangkat informasi yang diperoleh

Page 2: PEMBAHASAN.docx

seorang dari hasil belajar dan sosialisasi tadi meresap dalam dirinya. Sejak itu perangkat nilai itu menjadi sistem yang menyatu dalam membentuk identitas seseorang. Ciri khas ini terlihat dalam kehidupan sehari – hari, bagaimana sikap, penampilan maupun untuk tujuan apa yang turut berpartisipasi dalam suatu kegiatan tertentu. Menurut pandangan Mc. Guire, dalam membentuk sistem nilai dalam diri individu adalah agama.

Menurut Mc. Quire system nilai yang berdasarkan agama dapat memberi pedoman bagi individu dan masyarakat. Sistem nilai tersebut dalam bentuk keabsahan dan pembenaran dalam kehidupan individu dan masyarakat.

2.      Agama Sebagai Sarana untuk Mengatasi PrustasiManusia mempunyai kebutuhan dalam kehidupan ini, mulai dari Kebutuhan fisik seperti

makanan, pakaian, istirahat, dan seksual, sampai kebutuhan psikis, seperti keamanan,, ketentraman,

per-sahabatan, penghargaan, dan kasih sayang. Menurut Sarlito Wiraman Sarwono, apabila

kebutuhannya itu tidak terpenuhi, terjadi ketidak-seimbangan, yakni antara kebutuhan dan

pemenuhan, maka akan menumbuhkan kekecewaan yang tidak menyenangkan, kondisi atau

keadaan inilah yang disebut frustasi.

3.      Agama sebagai sarana untuk mengatasi ketakutan.Ketakutan yang dimaksud dalam kaitannya dengan agama sebagai sarana untuk

mengatasinya, adalah ketakutan yang tidak ada obyeknya. Untuk mengatasi ketakutan sepert diatas,  psikologi sebagai ilmu empiris, terbentur masalah kesulitan. Soalnya bentuk ketakutan tanpa obyek hampir tidak bisa diteliti secara positif-empiris, karena ketakutan tersebut biasanya tersembunyi dalam gejala – gejala lain yang merupakan manifestasi terselubung dari ketakutan.

4.      Agama sebagai sarana untuk memuaskan keingintahuanAgama mampunmemberi jawaban atas kesukaran intelektual kognitif, sejauh

kesukaran itu diresapi oleh keinginan eksistensial dan psikologis, yaitu oleh keinginan dan kebutuhan manusia akan orientasi dalam kehidupan, agar dapat menempatkan diri secara berarti dan bermakna di tengah – tengah alam semesta ini. Tanpa agama, manusia tidak mampu menjawab pertanyaan yang sangat mendasar dalam kehidupannya, yaitu dari mana manusia datang, apa tujuan manusia hidup, dan mengapa manusia ada, dan kemana manusia kembalinya setelah mati.[4]

C.    Pengaruh Agama Terhadap Kehidupan MasyarakatMasyarakat adalah gabungan dari kelompok individu yang terbentuk berdasarkan

tatanan sosial tertentu. Dalam kepustakaan ilmu-ilmu sosial dikenal tiga bentuk masyarakat, yaitu : mayarakat homogeny,  masyarakat majemuk, masyarakat heterogen. Terlepas dari penggolongan masyarakat tersebut, pada dasarnya masyarakat terbentuk dari adanya solidaritas dan konsensus. Kedua aspek ini menurut E. Durkheim merupakan pengikat dalam kehidupan masyarakat. Apabila kedua unsur tersebut hilang dari suatu masyarakat, maka akan terjadi disorganisasi sosial serta bentuk sosial dan kultur sosial yang telah mapan akan ambruk. Kondisi ini disebut dengan “anomir”.

Masalah agama tak akan mungkin dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat, karena agama itu sendiri ternyata diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam prakteknya fungsi agama dalam masyarakat antara lain:

1.      Berfungsi Edukatif

Page 3: PEMBAHASAN.docx

Ajaran agama secara yuridis berfungsi menyuruh dan melarang. Kedua unsur tersebut mempunyai latar belakang mengarahkan bimbingan agar pribadi penganutnyan menjadi baik dan terbiasa dengan yang baik menurut ajaran agama masing-masing.

2.       Berfungsi penyelamatKeselamatan yang meliputi bidang yang luas adalah keselamatan yang diajarkan oleh agama. Keselamatan yang diajarkan yaitu keselamatan dunia dan akhirat. Dalam mencapai keselamatan agama mengajarkan keimanan kepada Tuhan.

3.        Berfungsi sebagai perdamaianMelalui agama seseorang yang bersalah atau berdosa dapat mencapai kedamaian batin melalui tuntunan agama.

4.      Berfungsi sebagai social  controlAjaran agama oleh penganutnya dianggap sebagai norma, sehingga dalam hal ini agama berfungsi sebagai pengawasan sosial secara individu maupun kelompok.

5.      Berfungsi sebagai pemupuk rasa solidaritasRasa kesatuan yang berupa iman dan kepercayaan akan membina rasa solidaritas dalam kelompok maupun perorangan, bahkan terkadang dapat membina rasa persaudaraan yang kokoh.

6.      Berfungsi transformatifAjaran agama dapat mengubah kehidupan kepribadian seseorang atau kelompok menjadi kehidupan baru sesuai ajaran agama yang dianutnya.

7.       Berfungsi kreatifPenganut agama bukan saja disuruh bekerja secara rutin dalam pola hidup yang sama, akan tetapi juga dituntut untuk melakukan inovasi dan penemuan baru.

8.       Berfungsi sublimatifAjaran agama mengkuduskan  segala usaha manusia, bukan saja yang bersifat agama ukhrawi, melainkan juga yang bersifat duniawi.[5]

D.    Peran Agama Dalam Kehidupan Generasi MudaAgama selain memiliki fungsi dan peran dalam kehidupan juga memiliki nilai-nilai

agama yang dapat dijadikan landasan atau arahan dalam kehidupan sehari-hari yaitu dengan menerapkan pada diri kita nilai keadilan, persaudaraan, persamaan, toleransi dan pengorbanan. Oleh karena itu para remaja diharuskan untuk membekali dirinya dengan nilai-nilai tersebut. Remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang ditandai oleh adanya kematangan seksual dan keadaan relatif mandiri. Tetapi remaja seringkali belum mampu untuk mengatasi masalah yang berhubungan dengan pengendalian emosi secara maksimal, sehingga remaja terjerumus ke dalam kenakalan remaja.

Kenakalan remaja awalnya adalah sesuatu yang lumrah terjadi di tengah – tengah masyarakat. Namun kemudian membuat masyarakat risih, bahkan sampai ke tahapan yang mengkhawatirkan, seperti keberanian melakukan pemukulan yang melenyapkan nyawa. Kenakalan remaja muncul di sebabkan keinginan menunjukkan keakuan, aktualisasi diri yang tersalah dalam perwujudannya. Kenakalan remaja muncul sebagai protes terhadap dirinya yang dipandang lemah. Kenakalan remaja dapat juga terjadi sebagai upaya pembuktian keberanian dalam mengambil resiko. Kenakalan remaja adalah bagian dari perilaku menyimpang, karena ia merupakan hal yang tidak wajar berlaku pada remaja. Remaja seharusnya adalah seorang individu yang wujud di usia sekolah, mereka seharusnya konsentrasi terhadap pendidiikan.[6] Rendahnya kemampuan remaja dalam pengendalian emosi disebabkan oleh tidak dijalankannnya nilai-nilai ajaran agama dengan baik. Untuk

Page 4: PEMBAHASAN.docx

mencegah hal-hal tersebut mereka harus mempunyai kriteria-kriteria remaja muslim, diantaranya :

1.      Memiliki aqidah yang bersih,2.      Selalu menjalankan ibadah yang benar,3.      Memiliki akhlaq yang kukuh dan mulia,4.      Cerdas dalam berfikir,5.      Pandai mengatur waktu,6.      Dapat berjuang melawan hawa nafsu,7.      Mampu menyelesaikan masalah, dan8.      Bermanfaat bagi orang lain.

Setiap pemuda memiliki peran dalam upaya penegakan dakwah dan hukum-hukum islam. Tapi tugas ini sering terlupakan oleh sebagian remaja islam karena disibukkan dengan berbagai hal yang secara tidak sadar meracuni pemikiran pemuda islam. Dalam islam, masa remaja adalah saat-saat yang paling menentukan dalam sejarah hidup seseorang. Disanalah manusia mulai membentuk jatidiri, akankah ia menempuh jalannya orang-orang yang selamat ataukah berbalik menempuh jalannya orang-orang celaka. Maka sangat ditekankan para remaja untuk membekali dirinya dengan akhlaq yang mulia. Manusia akan hidup bahagia baik didunia maupun akhirat karena memiliki akhlaq yang mulia. Remaja dalam kehidupan memiliki peran serta yang penting dilingkungan keluarga, masyarakat maupun bangsa. Setiap remaja memiliki tanggung jawab untuk memperbaiki kepribadian, memperbaiki segala bentuk kekurangan diri dan menyampaikan hal-hal kebaikan kepada orang terdekat yaitu keluarga. Selain itu, remaja harus pro-aktif dalam kegiatan sosial. Mereka harus mampu mempunyai ide-ide baru untuk perbaikan sistem kehidupan bermasyarakat dan bernegara, sebab merekalah yang kelak akan menjadi generasi pengganti saat ini.

Akhirnya dapat disimpulkan bahwa remaja pada dasarnya adalah suatu perkembangan fisik dan psikis pada manusia yang saling berkesinambungan. Akan tetapi dalam perkembangan agamanya remaja belum dapat mengaplikasikan ajaran agama secara mendalam dan mantap. Faktor yang mempengaruhi perkembangan keberagamaan pada remaja masih dipengaruhi dengan lingkungan sekitar dan kepribadian dari masing-masing individu, karena kepribadian berpengaruh terhadap perkembangan aspek-aspek kejiwaan termasuk jiwa keagamaan yang bilamana remaja memiliki kepribadian yang baik mereka tidak akan menyimpang dari aturan-aturan agama.

E.     Pengaruh agama dalam kehidupan sehari-hari.Besarnya peran agama dalam kehidupan sehari-hari memegang peran yang sangat

penting. Dalam kehidupan di dunia ini harus terjadi keseimbangan antara spiritualitas dan aktivitas. Jika Spiritualitas yang terlalu besar, maka kehidupan dalam unsur materi (harta) akan kekurangan. Sebaliknya, jika aktivitas yang kita utamakan tanpa memperhatikan spiritualitas (agama) maka batin kita akan kekurangan makanan, dalam arti hati kita tidak akan tenang walaupun materi (harta) kita berlimpah.            Besarnya iman pun sangat berpengaruh dalam sikap kita menjalani kehidupan sehari-hari. Jika iman kita kuat, maka akan dimudahkan dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Akan diberikan kesabaran dalam menghadapi masalah ataupun cobaan yang melanda. Dengan keimanan yang tebal, hati kita akan tenang dalam menjalani aktivitas sehari-hari dan dijauhkan dari perbuatan yang keji dan munkar.[7]

Page 5: PEMBAHASAN.docx

ANALISA DAN KESIMPULANDari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa agama tidak dapat dipisahkan dari individu dan

masyarakat, karena agama memberikan kontribusi yang sangat signifikan terhadap kehidupan

individu dan masyarakat. Diantaranya, fungsi agama dalam kehidupan individu, ialah sebagai berikut:

1.      Agama Sebagai Sumber Nilai dalam Menjaga Kesusilaan,

2.      Agama Sebagai Sarana untuk Mengatasi Prustasi,

3.      Agama sebagai sarana untuk mengatasi ketakutan,

4.      Agama sebagai sarana untuk memuaskan keingintahuan,

Fungsi agama dalam kehidupan masyarakat, ialah sebagai berikut:

1.      Berfungsi Edukatif,

2.      Berfungsi Penyelamat,

3.      Berfungsi sebagai Pendamaian,

4.      Berfungsi sebagai Social control,

5.      Berfungsi sebagai Pemupuk Rasa Solidaritas,

6.      Berfungsi Transformatif,

7.      Berfungsi Kreatif, dan

8.      Berfungsi Sublimatif.

Di sini terlihat hubungan antara llingkungan dan sukap masyarakat terhadap nilai-nilai agama. Di lingkungan masyarakat sendiri barangkali akan lebih memberi pengaruh bagi pendidikan jiwa keagamaan dibandingkan dengan masyarakat lain yang memiliki ikatan yang longgar terhadap norma-norma keagamaan. Dengan demikian, fungsi dan peran masyarakat dalam pembentukan.

PENUTUPDengan terselesaikannya makalah ini, saya sebagai manusia biasa tentunya banyak

khilaf dan kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Saya membutuhkan kritik dan saran dari semua pihak, berkenaan dengan tema yang saya ambil disini dengan harapa bisa lebih membangun.

Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu menyelesaikan makalah ini, khususnya Ibu Mardiyan Hayati selaku pembimbing dalam pembuatan makalah ini.

Harapan saya adalah dengan tersusunya makalah ini, saya dapat sedikit membantu kepada siapa saja yang ingin memperdalam pengetahuan mengenai Psikologi Agamakhususnya pengetahuan tentang Agama dan Pengaruhnya dalam kehidupan. Semoga berguna untuk bangsa dan agama. Amiin.