Pembahasan · Web viewBidang ekonomi : Menciptakan program kemitraan untuk membuat usaha kecil...

33
MODUL PERKULIAHAN Business Ethic And Good Governance Corporate Social Responsibility Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh FEB Magister Manajemen 05 MK35040 Cecep Winata Abstract Kompetensi

Transcript of Pembahasan · Web viewBidang ekonomi : Menciptakan program kemitraan untuk membuat usaha kecil...

Page 1: Pembahasan · Web viewBidang ekonomi : Menciptakan program kemitraan untuk membuat usaha kecil menengah yang berkelanjutan Bidang Pendidikan : Menciptakan Pendidikan Anak Usia Dini

MODUL PERKULIAHAN

Business Ethic And Good GovernanceCorporate Social Responsibility

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

FEB Magister Manajemen 05 MK35040 Cecep Winata

Abstract KompetensiTanggungjawab perusahaan bukan hanya kepada pemilik dan karyawan saja , namun juga pada lingkungan sekitar

Mahasiswa mampu memahami tanggungjawab social yang harus dimiliki perusahaan

Page 2: Pembahasan · Web viewBidang ekonomi : Menciptakan program kemitraan untuk membuat usaha kecil menengah yang berkelanjutan Bidang Pendidikan : Menciptakan Pendidikan Anak Usia Dini

2012 2 Business Ethic and Good

Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningCecep Winata http://www.mercubuana.ac.id

Page 3: Pembahasan · Web viewBidang ekonomi : Menciptakan program kemitraan untuk membuat usaha kecil menengah yang berkelanjutan Bidang Pendidikan : Menciptakan Pendidikan Anak Usia Dini

PembahasanBAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Topik mengenai Corporate Social Responsibility (CSR) sedang banyak dibicarakan

sebagai bagian dalam perjalanan kehidupan sebuah organisasi. Tulisan ini akan diawali

dengan memaparkan berbagai macam faktor yang menjadi penyebab mengapa tanggung

jawab sosial menjadi begitu penting dalam lingkup organisasi, diantaranya adalah:

1. Adanya arus globalisasi, yang memberikan gambaran tentang hilangnya garis

pembatas diantara berbagai wilayah di dunia sehingga menhadirkan universalitas.

Dengan demikian menjadi sangat mungkin perusahaan multinasional dapat

berkembang dimana saja sebagai mata rantai globalisasi.;

2. Konsumen dan investor sebagai publik primer organisasi profit membutuhkan

gambaran mengenai tanggung jawab organisasi terhadap isu sosial dan

lingkungannya;

3. Sebagai bagian dalam etika berorganisasi, maka dibutuhkan tanggung jawab

organisasi untuk dapat mengelola organisasi dengan baik (lebih layak dikenal dengan

good corporate governance);

4. Masyarakat pada beberapa negara menganggap bahwa organisasi sudah memenuhi

standard etika berorganisasi, ketika organisasi tersebut peduli pada lingkungan dan

masalah sosial;

5. Tanggung jawab sosial setidaknya dapat mereduksi krisis yang berpotensi terjadi pada

organisasi;

6. Tanggung jawab sosial dianggap dapat meningkatkan reputasi organisasi .

Beberapa faktor tersebut, memunculkan kesadaran pentingnya memikirkan persoalan

sosial dan kemasyarakatan. Upaya ini bukan saja upaya menunjukkan kepedulian sebuah

organiasasi pada persoalan sosial dan lingkungan, namun juga dapat menjadi pendukung

terwujudnya pembangunan yang berkesinambungan dengan menyeimbangan aspek ekonomi

dan pembangunan sosial yang didukung dengan perlindungan lingkungan hidup

2012 3 Business Ethic and Good

Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningCecep Winata http://www.mercubuana.ac.id

Page 4: Pembahasan · Web viewBidang ekonomi : Menciptakan program kemitraan untuk membuat usaha kecil menengah yang berkelanjutan Bidang Pendidikan : Menciptakan Pendidikan Anak Usia Dini

Ide mengenai TanggungJawab Sosial Perusahaan ( TSP ) atau yang dikenal dengan

Corporate Social Responbility (CSR) kini semakin diterima secara luas. Kelompok yang

mendukung wacana TSP berpendapat bahwa perusahaan tidak dapat dipisahkan dari para

individu yang terlibat didalamnya, yakni pemilik dan karyawannya. Namun mereka tidak

boleh hanya memikirkan keuntungan finansialnya saja, melainkan pula harus memiliki

kepekaan dan kepedulian terhadap publik.

Secara lebih teoritis dan sistematis, konsep Piramida Tanggung Jawab Sosial

Perusahaan yang dikembangkan oleh Archie B Carrol memberi pandangan logis mengapa

sebuah perusahaan perlu menerapkan TSP bagi masyarakat di sekitarnya. Sebuah perusahaan

tidak hanya memiliki tangungjawab ekonomis, melainkan pula tanggungjawab legal, etis dan

filantropis.

RUMUSAN MASALAH

a. Etika dan Tanggungjawab Sosial

b. Konsep Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

1. Konsep tanggung jawab dalam makna responsibility

2. Konsep tanggung jawab dalam makna liability

c. Perkembangan dan Motif Tanggungjawab Sosial

d. Model Tanggungjawab Sosial Perusahaan

1. Philantropic Model of CSR

2. Social Web Of CSR

3. Integrative Model of CSR

e. Comdev dan Pemberdayaan Masyarakat

f. Peraturan Perundangan CSR

g. Beragam CSR oleh Perusahaan

TUJUAN PENULISAN

Untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Etika Bisnis dan Tata Kelola

Perusahaan yang baik serta untuk mengetahui tentang Tanggungjawab Sosial Perusahaan.

BAB II

PEMBAHASAN

2012 4 Business Ethic and Good

Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningCecep Winata http://www.mercubuana.ac.id

Page 5: Pembahasan · Web viewBidang ekonomi : Menciptakan program kemitraan untuk membuat usaha kecil menengah yang berkelanjutan Bidang Pendidikan : Menciptakan Pendidikan Anak Usia Dini

A. ETIKA DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL

Ibarat sebuah mobil, laju mobil penting untuk dapat mengantarkan penumpangnya ke tempat tujuan. Mobil melaju karena injakkan pedal gas pengemudinya dan berhenti kerena injakan pedal rem. Injakan pedal gas mobil diperlukan agar mobil dapat melaju dan injakan pedal rem diperlukan agar mobil melaju dengan selamat. Begitu pula sebuah perusahaan bergerak karena beraksinya sumber daya manusia bersama-sama sumberdaya yang lain. Agar aksi manajemen perusahaan berjalan selamat perlu memperhatikan etika bisnis dan tanggung jawab sosial. Etika dan tanggung jawab sosial merupakan rem perusahaan agar bekerja tidak bertabrakan dengan pemegang kepentingan perusahaan, seperti pelanggan, pemerintah, pemilik, kreditur, pekerja dan komunitas atau masyarakat.

Etika bisnis merupakan suatu rangkaian prinsip yang harus diikuti apabila

menjalankan bisnis, sedangkan tanggung jawab sosial merupakan suatu pengakuan dari

perusahaan bahwa keputusan bisnis dapat mempengaruhi masyarakat (komunitas dan

lingkungannya) dan secara luas meliputi tanggung jawab perusahaan terhadap pelanggan,

karyawan dan kreditur.

Dalam CSR, perusahaan mempunyai tanggung jawab utama terhadap empat stakeholder,

yaitu :

1. Tanggungjawab kepada pelanggan

Memberikan kepuasan kepada pelanggan dengan menawarkan produk dalam jumlah

nyata, memberikan pelayanan setelah transaksi sebaik-baiknya.

Contoh : Daimler pernah memasang baliho berisi ucapan terima kasih bagi para

pelanggannya.

2. Tanggungjawab kepada investor

Dengan memenuhi CSR, perusahaan dapat terhindar dari kerugian investor yang jauh

lebih besar, atau memberikan penghargaan pada pemasok.

Contoh : perusahaan rokok yang memunculkan para petani cengkeh dan tembakau di

iklannya.

3. Tanggung jawab kepada karyawan

2012 5 Business Ethic and Good

Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningCecep Winata http://www.mercubuana.ac.id

Page 6: Pembahasan · Web viewBidang ekonomi : Menciptakan program kemitraan untuk membuat usaha kecil menengah yang berkelanjutan Bidang Pendidikan : Menciptakan Pendidikan Anak Usia Dini

Membantu karyawan mencapai tujuan pribadi mereka dengan cara berkomitmen dan

peduli pada mereka.

Contoh : pemberian penghargaan bagi ‘pegawai terbaik bulan ini’

4. Tanggung jawab kepada masyarakat dan lingkungan

Memberikan kemakmuran pada masyarakat dan turut menjaga lingkungan.

Contoh : beasiswa anak tidak mampu oleh Sampoerna

Hubungan yang harmonis dengan para pemegang kepentingan akan menghasilkan energi positif untuk kemajuan perusahaan. Dengan penerapan etika bisnis dan tanggung jawab sosial dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan bisnis perusahaan, diharapkan tidak hanya berdampak pada kenaikan pendapatan bagi perusahaan tetapi juga berpengaruh pada citra positif perusahaan yang pada akhirnya akan meningkatkan nilai perusahaan.

B. DEFINISI TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

Schermerhorn (1993) memberi definisi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan sebagai

suatu kepedulian organisasi bisnis untuk bertindak dengan cara-cara mereka sendiri

dalam melayani kepentingan organisasi dan kepentingan publik eksternal.

Secara konseptual, TSP adalah pendekatan dimana perusahaan

mengintegarasikan kepedulian sosial dalam operasi bisnis dan interaksi mereka dengan

para pemangku kepentingan ( stakeholders ) berdasarkan prinsip kesukarelaan dan

kemitraan. ( Nuryana, 2005 ). Meskipun sesungguhnya memiliki pendekatan yang relative

berbeda, beberapa nama lain yang memiliki kemiripan atau bahkan identik dengan TSP

antara lain, Investasi Sosial Perusahaan( corporate social Investment/investing), pemberian

perusahaan ( Corporate Giving), kedermawanan Perusahaan ( Corporate Philantropy ).

Secara teoretis, berbicara mengenai tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh

perusahaan, maka setidaknya akan menyinggung 2 makna, yakni tanggung jawab dalam

makna responsibility atau tanggung jawab moral atau etis, dan tanggung jawab dalam makna

liability atau tanggung jawab yuridis atau hukum.

1. Konsep Tanggung Jawab dalam Makna Responsibility

2012 6 Business Ethic and Good

Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningCecep Winata http://www.mercubuana.ac.id

Page 7: Pembahasan · Web viewBidang ekonomi : Menciptakan program kemitraan untuk membuat usaha kecil menengah yang berkelanjutan Bidang Pendidikan : Menciptakan Pendidikan Anak Usia Dini

Burhanuddin Salam, dalam bukunya “Etika Sosial”, memberikan pengertian bahwa

responsibility is having the character of a free moral agent; capable of determining one’s

acts; capable deterred by consideration of sanction or consequences. (Tanggung jawab itu

memiliki karakter agen yang bebas moral; mampu menentukan tindakan seseorang; mampu

ditentukan oleh sanki/hukuman atau konsekuensi). Setidaknya dari pengertian tersebut, dapat

kita ambil 2 kesimpulan : a)harus ada kesanggupan untuk menetapkan suatu perbuatan; dan

b)harus ada kesanggupan untuk memikul resiko atas suatu perbuatan. Kemudian, kata

tanggung jawab sendiri memiliki 3 unsur : 1) Kesadaran (awareness). Berarti tahu,

mengetahui, mengenal. Dengan kata lain, seseorang(baca : perusahaan) baru dapat dimintai

pertanggungjawaban, bila yang bersangkutan sadar tentang apa yang dilakukannya; 2)

Kecintaan atau kesukaan (affiction). Berarti suka, menimbulkan rasa kepatuhan, kerelaan dan

kesediaan berkorban. Rasa cinta timbul atas dasar kesadaran, apabila tidak ada kesadaran

berarti rasa kecintaan tersebut tidak akan muncul. Jadi cinta timbul atas dasar kesadaran, atas

kesadaran inilah lahirnya rasa tanggung jawab; 3) Keberanian (bravery). Berarti suatu rasa

yang didorong oleh rasa keikhlasan, tidak ragu-ragu dan tidak takut dengan segala rintangan.

Jadi pada prinsipnya tanggung jawab dalam arti responsibility lebih menekankan pada suatu

perbuatan yang harus atau wajib dilakukan secara sadar dan siap untuk menanggung segala

resiko dan atau konsekuensi apapun dari perbuatan yang didasarkan atas moral tersebut.

Dengan kata lain responsibility merupakan tanggung jawab dalam arti sempit yaitu tanggung

yang hanya disertai sanksi moral. Sehingga tidak salah apabila pemahaman sebagian pelaku

dan atau perusahaan terhadap CSR hanya sebatas tanggung jawab moral yang mereka

wujudkan dalam bentuk philanthropy maupun charity.

2. Konsep Tanggung Jawab dalam Makna Liability

Berbicara tanggung jawab dalam makna liability, berarti berbicara tanggung jawab

dalam ranah hukum, dan biasanya diwujudkan dalam bentuk tanggung jawab keperdataan.

Dalam hukum keperdataan, prinsip-prinsip tanggung jawab dapat dibedakan sebagai berikut :

1)Prinsip tanggung jawab berdasarkan adanya unsure kesalahan (liability based on fault);

2)Prinsip tanggung jawab berdasarkan praduga(presumption of liability); 3)Prinsip tanggung

jawab mutlak (absolute liability or strict liability). Selain ketiga hal tersebut, masih ada lagi

khusus dalam gugatan keperdataan yang berkaitan dengan hukum lingkungan ada beberapa

teori tanggung jawab lainnya yang dapat dijadikan acuan, yakni : 1)Market share liability;

2)Risk contribution; 3)Concert of action; 4)Alternative liability; 5)Enterprise liability.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan perbedaan antara tanggung jawab dalam

2012 7 Business Ethic and Good

Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningCecep Winata http://www.mercubuana.ac.id

Page 8: Pembahasan · Web viewBidang ekonomi : Menciptakan program kemitraan untuk membuat usaha kecil menengah yang berkelanjutan Bidang Pendidikan : Menciptakan Pendidikan Anak Usia Dini

makna responsibility dengan tanggung jawab dalam makna liability pada hakekatnya hanya

terletak pada sumber pengaturannya. Jika tanggung jawab itu belum ada pengaturannya

secara eksplisit dalam suatu norma hukum, maka termasuk dalam makna responsibility, dan

sebaliknya, jika tanggung jawab itu telah diatur di dalam norma hukum, maka termasuk

dalam makna liability

Munculnya Konsep TSP didorong oleh terjadinya Kecenderungan pada masyarakat

industri yang dapat disingkat dengan fenomena DEAF (yang dalam bahasa inggris berarti

Tuli), sebuah akronim dari Dehumanisasi, Equalisasi, Aquariumisasi, dan Feminisasi

( Suharto, 2005)

1. Dehumanisas industry. Efisien dan mekanisasi yang semakin menguat di dunia

industri telah menciptakan persoalan-persoalan kemanusiaan baik bagi kalangan

buruh di perusahaan tersebut, maupun bagi masyarakat di sekitar perusahaan. “Merger

mania” dan perampingan perusahaan telah menimbulkan gelombang Pemutusan

Hubungan Kerja dan pengangguran, ekspansi dan eksploitasi dunia industri telah

melahirkan polusi dan kerusakan lingkungan yang hebat.

2. Equalisasi hak-hak publik. Masyarakat kini semakin sadar akan haknya untuk

meminta pertanggungjawaban perusahaaan atas berbagai masalah sosial yang sering

kali ditimbulkan oleh beroperasinya perusahaan. Kesadaran ini semakin menuntut

akuntabilitas (accountability) perusahaan bukan saja dalam proses produksi,

melainkan pula dalam kaitannya dengan kepedulian perusahaan terhadap

berbagai dampak sosial yang ditimbulkannya.

3. Aquariumisasi dunia industri. Dunia kerja ini semakin transparan dan terbuka

laksana sebuah akuarium .Perusahaan yang hanya memburu rente ekonomi dan

cenderung mengabaikan hokum, prinsip, etis,dan, filantropis tidak akan mendapat

dukungan publik. Bahkan dalam banyak kasus, masyarakat menuntut agar

perusahaan seperti ini di tutup.

4. Feminisasi dunia kerja. Semakin banyaknya wanita yang bekerja semakin menuntut

dunia perusahaan, bukan saja terhadap lingkungan internal organisasi, seperti

pemberian cuti hamil dan melahirkan, kesehatan dan keselamatan kerja, melainkan

pula terhadap timbulnya biaya-biaya sosial, seperti penelantaran anak, kenakalan

remaja akibat berkurangnya kehadiran ibu-ibu dirumah dan tentunya dilingkungan

masyarakat. Pelayanan sosial seperti perawatan anak (child care), pendirian

2012 8 Business Ethic and Good

Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningCecep Winata http://www.mercubuana.ac.id

Page 9: Pembahasan · Web viewBidang ekonomi : Menciptakan program kemitraan untuk membuat usaha kecil menengah yang berkelanjutan Bidang Pendidikan : Menciptakan Pendidikan Anak Usia Dini

fasilitas pendidikan dan kesehatan bagi anak-anak, atau pusat-pusat kegiatan olah raga

dan rekreasi bagi remaja bisa merupakan sebuah “kompensasi” sosial terhadap isu ini.

C. PERKEMBANGAN DAN MOTIF TANGGUNGJAWAB SOSIAL

Sebagaimana dinyatakan Porter dan Kramer (2002) diatas, Pendapat yang

menyatakan bahwa tujuan ekonomi dan sosial adalah terpisah dan bertentangan adalah

pandangan yang keliru. Perusahaan tidak berfungsi secara terpisah dari masyarakat

sekitarnya. Oleh karena itu Piramida Tanggungjawab Sosial Perusahaan yang dikemukakan

oleh Archie B. Carrol harus dipahami sebagai satu kesatuan. Karenanya secara konseptual,

TSP merupakan Kepedulian perusahaan yang didasari 3 prinsip dasar yang dikenal dengan

istilah Triple Bottom Lines yaiu, 3P :

1. Profit, perusahaan tetap harus berorientasi untuk mencari keuntungan ekonomi yang

memungkinkan untuk terus beroperasi dan berkembang.

2. People, Perusahaan harus memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan manusia.

Beberapa perusahaan mengembangkan program CSR seperti pemberian beasiswa

bagi pelajar sekitar perusahaan, pendirian sarana pendidikan dan kesehatan,

penguatan kapasitas ekonomi lokal, dan bahkan ada perusahaan yang merancang

berbagai skema perlindungan sosial bagi warga setempat

3. Planet, Perusahaan peduli terhadap lingkunga hidup dan berkelanjutan keragaman

hayati. Beberapa program TSP yan berpijak pada prinsip ini biasanay berupa

penghijaunan lingkungan hidup, penyediaan sarana air bersih, perbaikan permukiman,

pengembangan pariwisata (ekoturisme ) dll.

Secara Tradisional, para teoritisi maupun pelaku bisnis memiliki interprestasi yang

keliru mengenai keuntungan ekonomi perusahaan. Pada umumnya mereka berpendapat

mencari laba adalah hal yang harus diutamakan dalam perusahaan. Diluar mencari laba

hanya akan menggangu efisiensi dan efektifitas perusahaan. Karena seperti yang dinyatakan

Milton Friedman, Tanggungjawab Sosial Perusahaan tiada lain dan harus merupakan usaha

mencari laba itu sendiri ( Saidi dan Abidan (2004:60).

Pembangunan Berkelanjutan (Sustainability development) dapat juga berarti menjaga

pertumbuhan jumlah penduduk yang tetap sepadan dengan kapasitas produksi sesuai dengan

daya dukung lingkungan. Dengan demikian pembangunan berkelanjutan merupakan integrasi

dari cita ideal untuk memenuhi kebutuhan generasi kini secara merata (intra-generational

2012 9 Business Ethic and Good

Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningCecep Winata http://www.mercubuana.ac.id

Page 10: Pembahasan · Web viewBidang ekonomi : Menciptakan program kemitraan untuk membuat usaha kecil menengah yang berkelanjutan Bidang Pendidikan : Menciptakan Pendidikan Anak Usia Dini

equity), hal ini menentukan tujuan pembangunan, dan memenuhi kebutuhan generasi kini dan

generasi mendatang secara adil (inter-generational equity) menentukan tujuan

kesinambungan.

Pembangunan berkelanjutan sebagai sarana untuk menjaga keseimbangan antara

jumlah penduduk dan kemampuan produksi sesuai daya dukung lingkungan mengindikasikan

adanya keterbatasan sumber daya yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan dan persyaratan

keseimbangan dalam pelaksanaan pembangunan untuk mencapai kondisi kesinambungan

yang akan berubah sesuai situasi dan kondisi serta waktu. Pada intinya pembangunan

berkelanjutan memiliki dua unsur pokok yaitu kebutuhan yang wajib dipenuhi terutama bagi

kaum miskin, dan kedua adanya keterbatasan sumber daya dan teknologi serta kemampuan

organisasi sosial dalam memanfaatkan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan masa kini dan

masa mendatang. Untuk itu Komisi Brandtland memberikan usulan penting dalam

pembangunan berkelanjutan yaitu adanya keterpaduan konsep politik untuk melakukan

perubahan yang mencakup berbagai masalah baik sosial, ekonomi maupun lingkungan.

Pembangunan berkelanjutan perlu dilakukan karena dorongan berbagai hal, salah satunya

adalah kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh pelaksanaan pembangunan. Pengalaman

negara maju dan negara berkembang menunjukkan bahwa pembangunan selain mendorong

kemajuan juga menyebabkan kemunduran karena dapat mengakibatkan kondisi lingkungan

rusak sehingga tidak lagi dapat mendukung pembangunan. Pelaksanaan pembangunan akan

berhasil baik apabila didukung oleh lingkungan (sumber daya alam) secara memadai.

Penerapan TSP di Indonesia semakin meningkat, baik dalam kuantitas maupun

kualitas. Selain keragaman kegiatan dan pengelolaannya semakin bervariasi, dilihat dari

kontribusi finansial, jumlahnaya semakin besar. Penelitian PIRAC pada tahun 2001

menunjukkan bahwa Dana TSP di Indonesia mencapai lebih dari 115 miliar rupiah atau

sekitar 11,5 juta dolar AS dari 180 Perusahaan yang dibelanjakan untuk 279 kegiatan sosial

yang terekam oleh media masa. Meskipun dana ini masih sangat kecil jika dibandingkan

dengan dana TSP di Amerika Serikat, dilihat dari angka kumulaitif tersebut, perkembangan

TSP di Indonesia cukup menggembirakan. Angka rata-rata perusahaan yang menyumbangkan

dana bagi kegiatan TSP adalah sekitar 640 juta rupiah atau sekitar 413 juta per kegiatan.

Sebagai perbandingan, di AS porsi sumbangan dana TSP pada atahun 1998 mencapai 21,51

miliar dollar dan tahun 2000 mencapai 203 miliar dollar atau sekitar 2.030 triliun rupiah

( Saidi dan Abidin, 2004:64).

2012 10 Business Ethic and Good

Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningCecep Winata http://www.mercubuana.ac.id

Page 11: Pembahasan · Web viewBidang ekonomi : Menciptakan program kemitraan untuk membuat usaha kecil menengah yang berkelanjutan Bidang Pendidikan : Menciptakan Pendidikan Anak Usia Dini

Apa yang memotivasi perusahaan melakukan TSP ?

Saidi dan Abidin ( 2004:69) membuat matriks yang menggambarkan tiga tahap

atau paradigma yang berbeda, diantaranya :

1. Corporate Charity, yakni dorongan amal berdasarakan motivasi keagamaan.

2. Corporate Philanthropy,yakni dorongan kemanusiaan yang biasanya bersumber dari

norma dan etika universal untuk menolong sesama dan memperjuangkan kemerataan

sosial.

3. Corporate Citizenship, yakni motivasi kewargaan demi mewujudkan keadilan social

berdasarkan prinsip keterlibatan social.

Jika dipetakan, tampaklah bahwa spectrum paradigm ini terentang dari “sekedar

menjalankan kewajiban” hingga “ demi kepentingan bersama “ atau dari “

membantu dan beramal kepada sesama” menjadi “memberdayakan manusia”.

Meskipun tidak selalu berlaku otomatis, pada umumnya perusahaan melakukan TSP

didorong oleh motivasi Karitatif kemudian kemanusiaan dan akhirnya kewargaan.

MotivasiTahapan/Paradigma

Karitatif Filantropis Kewargaan

Semangat/Prinsip Agama, Tradisi,

Adat

Norma, etika, dan

hukum universal:

redistribusi kekayaan

Pencerahan diri dan

rekonsiliasi dengan

ketertiban social

Misi Mengatasi masalah

sesaat/saat itu

Menolong sesama Mencari dan

mengatai akar

masalah :

memberikan

kotribusi kepada

masyarakat

Pengelolaan Jangka Pendek dan

Parsial

Terencana,terorganisasi,

dan terprogram

Terinternalisasi

dalam kebijakan

perusahaan

Pengorganisasian Kepanitiaan Yayasan/ dana abadi Professional :

keterlibatan tenaga-

2012 11 Business Ethic and Good

Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningCecep Winata http://www.mercubuana.ac.id

Page 12: Pembahasan · Web viewBidang ekonomi : Menciptakan program kemitraan untuk membuat usaha kecil menengah yang berkelanjutan Bidang Pendidikan : Menciptakan Pendidikan Anak Usia Dini

tenaga ahli

didalamnya

Penerima Manfaat Orang Miskin Masyarakat Luas Masyarakat luas dan

perusahaan

Kontibusi Hibah sosial Hibah pembangunan Hibah sosial

maupun

pembangunan dan

keterlibatan social

Inspirasi Kewajiban Kemanusiaan Kepntingan bersama

Sumber : Dikembangkan dari Saidi dan Abidin (2004:69)

D. MODEL TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

1. Tanggungjawab Sosial Filantropi

Tanggungjawab sosial filantropi merupakan upaya sebuah organisasi untuk dapat

menjadi bagian warga organisasi yang baik ( good corporate citizen), sehingga

organisasi memiliki kontribusi untuk memperbaiki kualitas hidup dilingkungan

komunitasnya. Ide filantropi tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa segala

permasalahan yang terjadi baik dari segi sosial, lingkungan dan kemasyarakatan

bukan hanya menjadi tanggung jawab negara. Ketika sebuah organisme hidup

dalam sebuah kehidupan, maka perlu juga untuk memikirkan permasalahan

disekelilingnya

2. Tanggungjawab Sosial Model Jaring Sosial

Tanggung jawab sosial model jaring sosial berpandangan bahwa kelangsungan

bisnis akan terjaga dengan jaring hubungan sosial. Model ini memandang bisnis

sebagai bagian dari masyarakat sosial dimana bisnis ini beroperasi, dan seperti

seluruh anggota dari masyarakat, bisnis harus mematuhi seluruh etika dan

kewajiban yang di hadapi oleh anggota masyarakat lainnya.

3. Tanggungjawab Sosial Model Integratif

2012 12 Business Ethic and Good

Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningCecep Winata http://www.mercubuana.ac.id

Page 13: Pembahasan · Web viewBidang ekonomi : Menciptakan program kemitraan untuk membuat usaha kecil menengah yang berkelanjutan Bidang Pendidikan : Menciptakan Pendidikan Anak Usia Dini

Tanggungjawab sosial model integratif cenderung memasukkan dimensi

masyarakat ke dalam strategi bisnis korporasi. Korporasi yang telah

mengembangkan pendekatan manajemen isu atau stakeholder management

menyadari pentingnya tuntutan masyarakat bagi keberlangsungan hidupnya. Keith

Davis (2005) sebagaimana dikutip Achwan menyatakan bahwa pendekatan

mengelola isu penting. Pertama mengidentifikasi dan menyusun prioritas isu dan

memasukkannya ke dalam strategi bisnis korporasi. Kedua, memperkuat

manajemen agar persoalan seputar CSR dapat dibahas dan diputuskan ditingkat

puncak pengambil keputusan korporasi. Pengelolalan CSR tidak lagi ditangani

Divisi Community Development atau Public Relation, namun perlu dipikirkan

memberikan wakil presiden CSR yang memiliki kewenangan dengan wakil

korporasi di bidang keungan. Hal ini enting mengingat tuntutan dan permintaan

masyarakat terhadap tingkah laku korporasi yang bertanggung jawab akan

semakin meningkat seiring dengan gelombang demokratisasi di berbagai belahan

dunia.

Menurut Saidi dan Abidin ( 2004:64-65) ada empat model pola TSP di Indonesia :

1. Keterlibatan langsung, Perusahaan menjalankan program TSP secara langsung

dengan menyelengarakan sendiri kegaiatn sosial atau menyerahkan sumbangan ke

masyarakat tanpa perantara.

2. Melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan, Perusahaan mendirikan

yayasan sendiri dibawah perusahaan atau grupnya. Model ini merupakan adopsi

dari model yang lazm diterapkan di perusahaan-perusahaan di negara maju.

3. Bermitra dengan pihak lain, Perusahaan menyelenggarakan TSP melalui

kerjasama dengan lembaga sosial atau organisasi non pemerintah (Ornop),

Instansi Pemerintah, Universitas atau media masa, baik dalam mengelola dana

maupun dalam melaksanakan kegiatan sosialnya.

4. Mendukung atau bergabung dalam suatu Konsorsium, perusahaan turut

mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu lembaga sosial yang

didirikan untuk tujuan sosial tertentu.

Jenis kegiatan TSP berdasarkan jumlah kegiatan dan dana

No. Jenis/Sektor Kegiatan Jumlah Kegiatan Jumlah Dana (rupiah)

1 Pelayanan Sosial 95 kegiatan(34,1 % ) 38 miliar (33,0 % )

2012 13 Business Ethic and Good

Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningCecep Winata http://www.mercubuana.ac.id

Page 14: Pembahasan · Web viewBidang ekonomi : Menciptakan program kemitraan untuk membuat usaha kecil menengah yang berkelanjutan Bidang Pendidikan : Menciptakan Pendidikan Anak Usia Dini

2 Pendidikan dan Penelitian 71 kegiatan(25,4 % ) 66,8 miliar (57,9 % )

3 Kesehatan 46 kegiatan(16,4 % ) 4,4 miliar (3, 8% )

4 Kedaruratan (emergency) 30 kegiatan(10,8 % ) 2,9 miliar (2,5 % )

5 Lingkungan 15 kegiatan(5,4 % ) 395 juta (0,3 % )

6 Ekonomi Produktif 10 kegiatan(3,6 % ) 640 juta ( 0,6 % )

7 Seni, olahraga dan pariwisata 7 kegiatan(2,5 % ) 1 miliar ( 0,9 % )

8 Pembangunan

prasarana,perumahan

5 kegiatan(1,8 % ) 1,3 miliar (1,0 % )

9 Hokum, advokasi, politik 0 0

JUMLAH 279 Kegiatan 115,3 miliar

E. COMDEV DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Sebagaimana dijelaskan dimuka, konsep TSP seringkali diidentikkan dengan metoda

Pengembangan Masyarakat ( Community Development ) yang akhir-akhir ini banyak

diterapkan oleh Perusahaan dengan istilah Comdev. Dilihat dari motivasi dan paradigma TSP

diatas, maka sesungguhnya Pendekatan Comdev merupaka salah satu bentuk TSP yang lebih

banyak didorong oleh motivasi kewargaan, meskipun pada beberapa aspek lain masih

diwarnai oleh motivasi filantropis. Sebagai ilustrasi, Comdev berangkat dari pendayagunaan

hibah pembangunan yang dicirikan oleh adanya langkah proaktif beberapa pihak dan

kemampuan mereka dalam mengelola program dalam merespon kebutuhan masyarakat

disuatu tempat. Hibah pembangunan merujuk pada bantuan selektif pada satu lembaga

nirlaba yang menjalankan satu kegiatan yang sejalan dengan pemberi bantuan yang dalam hal

ini adalah perusahaan. Sedangkan kegiatan-kegiatan amal atau karitatif yang bergaya

sinterklas, lebih banyak didorong oleh motivasi karitatif dan pendayagunaan hibah sosial.

Hibah Sosial adalah bantuan kepada suatu lembaga sosial guna menjalankan kegiatan-

kegiatan sosial, pendidikan, sedekah, atau kegiatan untuk kemaslahatan umat dnegan hak

pengelolaaan hibah sepenuhnya pada penerima. Saidi dan Abidin ( 2004:61).

Kalau ditelaah secara seksama, maka tujuan utama pendekatan Comdev adalah bukan

sekedar membantu atau memberi barang kepada si penerima. Melainkan berusaha agar si

penerima memiliki kemampuan atau kapasitas untuk mampu menolong dirinya sendiri.

Dengan kata lain, semangat utama Comdev adalah Pemberdayaan Masyarakat. Oleh

karena itu kegiatan Comdev biasanya diarahkan pada proses pemerkuasaan, peningktan

kekuasaan, atau penguatan kemampuan para penerima pelayanan.

2012 14 Business Ethic and Good

Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningCecep Winata http://www.mercubuana.ac.id

Page 15: Pembahasan · Web viewBidang ekonomi : Menciptakan program kemitraan untuk membuat usaha kecil menengah yang berkelanjutan Bidang Pendidikan : Menciptakan Pendidikan Anak Usia Dini

Pemberdayaan masyarakat ini pada dasarnya merupakan kegiatan terencana dan

kolektif dalam memperbaiki kehidupan masyarakat yang dilakukan melalui program

peningkatan kapasitas orang, terutama kelompok lemah atau kurang

beruntung(disadvantaged groups ) agar mereka memiliki kemampuan dalam memenuhi

kebutuhan dasarnya, mengemukakan gagasan, melakukan pilihan-pilihan hidup,

melaksanakan kegiatan ekonomi, menjangkau dan memobilisai sumber, serta berpartisipasi

dalam kegiatan sosial.

Meskipun pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan terhadap semua kelompok atau

kelas masyarakat, namun pada umumnya pemberdayaan dilakukan terhadap kelompok

masyarakat yang dianggap lemah atau kurang berdaya yang memiliki karakteristik lemah

atau rentan dalam aspek :

1. Fisik : Orang dengan kecatatan dan kemampuan khusus.

2. Psikologis : Orang yang mengalami masalah personal dan penyesuaian diri.

3. Finansial : Orang yang tidak memiliki pekerjaan, pendapatan, modal, dan asset

yang mampu menopang kehidupannya.

4. Struktural : Orang yang mengalami diskriminasi dikarenakan status sosialnya,

gender, etnis,orientasi sosial, dan pilihan politiknya.

Selanjutnya, melalui program-program pelatihan, pemberian modal usaha, perluasan

akses terhadap pelayanan sosial, dan peningkatan kemandirian, proses pemberdayaan

diarahkan agar kelompok lemah tersebut mimiliki kemampuan atau keberdayaan.

Keberdayaan disini bukan saja dalam arti fisik atau ekonomi, melainkan pula dalam arti

psikologis dan sosial, seperti:

1. Memiliki sumber pendapatan yang dapat menopang kebutuhan diri dan

keluarganya.

2. Mampu mengemukakan gagasan didalam keluarga maupun didepan umum.

3. Memiliki mobilitas yang cukup luas : pergi keluar rumah atau wilayah tempat

tinggalnya.

4. Berpartisipasi dalam kehidupan sosial.

5. Mampu membuat keputusan dan menentukan pilihan-pilihan hidupnya.

Proses Pemberdayaan Masyarakat dapat dilakukan melalui beberapa tahapan :

1. Menentukan populasi atau kelompok sasaran

2. Mengidentifikasi masalah dan kebutuhan kelompok sasaran

3. Merancang program kegiatan dan cara-cara pelaksanaannya

2012 15 Business Ethic and Good

Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningCecep Winata http://www.mercubuana.ac.id

Page 16: Pembahasan · Web viewBidang ekonomi : Menciptakan program kemitraan untuk membuat usaha kecil menengah yang berkelanjutan Bidang Pendidikan : Menciptakan Pendidikan Anak Usia Dini

4. Menentukan sumber pendanaan

5. Menentukan dan mengajak pihak-pihak yang akan dilibatkan

6. Melaksakan kegiatan atau mengimplementasiakan program

7. Dan, memonitor dan mengevaluasi kegiatan.

Kegiatan-kegiatan pemberdayaan biasanya dilakukan secara berkelompok dan

terorganisir dengan melibatkan beberapa strategi seperti pendidikan dan pelatihan

keterampilan hidup ( life skills ), ekonomi produktif, perawatan sosial, penyadaran dan

pengubahan sikap dan perilaku, advokasi, pendampingan dan pembelaan hak-hak klien, aksi

sosial, sosialisasi, kampanye, demonstasi, kolaborasi, kontes, atau pengubahan kebijakan

publik agar lebih responsif terhadap kebutuhan kelompok sasaran.

Berbeda dengan kegiatan Bantuan Sosial karitatif yang dicirikan oleh adanya

hubungan “ patron-klien “ yang tidak seimbang, maka pemberdayaan masyarakat dalam

program Comdev didasari oleh pendekatan yang partisipatoris, humanis, emansipatoris yang

berpijak pada beberapa prinsip sebagai berikut :

1. Bekerja bersama berperan setara.

2. Membantu rakyat agar mereka bisa membantu dirinya sendiri dan orang lain.

3. Pemberdayaan bukan kegiatan satu malam.

4. Kegiatan diarahkan bukan saja untuk mendapat satu hasil, melainkan juga agar

menguasai prosesnya.

Agar berkelanjutan, pemberdayaan jangan hanya berpusat pada komunitas lokal, melainkan

pula pada sistem sosial yang lebih luas termasuk kegiatan sosial.

F. PERATURAN PERUNDANGAN CSR

Pada bulan September 2004, ISO (International Organization for Standardization)

sebagai induk organisasi standarisasi internasional, berinisiatif mengundang berbagai

pihak untuk membentuk tim (working group) yang membidani lahirnya panduan dan

standarisasi untuk tanggung jawab sosial yang diberi nama ISO 26000: Guidance

Standard on Social Responsibility. ISO 26000 menyediakan standar pedoman yang

bersifat sukarela mengenai tanggung tanggung jawab sosial suatu institusi yang

mencakup semua sektor badan publik ataupun badan privat baik di negara berkembang

maupun negara maju. Dengan Iso 26000 ini akan memberikan tambahan nilai terhadap

aktivitas tanggung jawab sosial yang berkembang saat ini dengan cara: 1) mengembangkan

suatu konsensus terhadap pengertian tanggung jawab sosial dan isunya; 2) menyediakan

pedoman tentang penterjemahan prinsip-prinsip menjadi kegiatan-kegiatan yang efektif;

2012 16 Business Ethic and Good

Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningCecep Winata http://www.mercubuana.ac.id

Page 17: Pembahasan · Web viewBidang ekonomi : Menciptakan program kemitraan untuk membuat usaha kecil menengah yang berkelanjutan Bidang Pendidikan : Menciptakan Pendidikan Anak Usia Dini

dan 3) memilah praktek-praktek terbaik yang sudah berkembang dan disebarluaskan

untuk kebaikan komunitas atau masyarakat internasional.

Apabila hendak menganut pemahaman yang digunakan oleh para ahli yang

menggodok ISO 26000 Guidance Standard on Social responsibility yang secara konsisten

mengembangkan tanggung jawab sosial maka masalah SR akan mencakup 7 isu pokok

yaitu:

1. Pengembangan Masyarakat

2. Konsumen

3. Praktek Kegiatan Institusi yang Sehat

4. Lingkungan

5. Ketenagakerjaan

6. Hak asasi manusia

7. Organizational Governance (governance organisasi)

ISO 26000 menerjemahkan tanggung jawab sosial sebagai tanggung jawab suatu

organisasi atas dampak dari keputusan dan aktivitasnya terhadap masyarakat dan

lingkungan, melalui perilaku yang transparan dan etis, yang:

Konsisten dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat;

Memperhatikan kepentingan dari para stakeholder; Sesuai hukum yang berlaku dan

konsisten dengan norma-norma internasional; Terintegrasi di seluruh aktivitas

organisasi, dalam pengertian ini meliputi baik kegiatan, produk maupun jasa.

Berdasarkan konsep ISO 26000, penerapan social responsibility hendaknya

terintegrasi di seluruh aktivitas organisasi yang mencakup 7 isu pokok diatas. Dengan

demikian jika suatu perusahaan hanya memperhatikan isu tertentu saja, misalnya suatu

perusahaan sangat peduli terhadap isu lingkungan, namun perusahaan tersebut masih

mengiklankan penerimaan pegawai dengan menyebutkan secara khusus kebutuhan

pegawai sesuai dengan gender tertentu, maka sesuai dengan konsep ISO 26000

perusahaan tersebut sesungguhnya belum melaksanakan tanggung jawab sosialnya

secara utuh.

2012 17 Business Ethic and Good

Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningCecep Winata http://www.mercubuana.ac.id

Page 18: Pembahasan · Web viewBidang ekonomi : Menciptakan program kemitraan untuk membuat usaha kecil menengah yang berkelanjutan Bidang Pendidikan : Menciptakan Pendidikan Anak Usia Dini

G. BERAGAM CSR OLEH PERUSAHAAN

Di Indonesia sekarang ini, sudah banyak perusahaan-perusahaan besar yang

melaksanakan program CSR. Bentuknya pun sangat beragam dan manfaatnya bisa diterapkan

di semua kalangan. Pada tulisan ini kami akan menampilkan berbagai macam perusahaan

yang melaksanakan program CSR sebagai bentuk Social Investment serta bentuk-bentuk

nyata disertai contohnya.

1. PT Jababeka Infrastruktur

Program CSR yang dijalankan oleh pihak Jababeka adalah mencakup : Program

pemberdayaan ekonomi, Kesehatan, Pendidikan, Pengembangan kebudayaan, dan

Kepedulian terhadap lingkungan.

a. Pemberdayaan ekonomi : Memberikan pelatihan keterampilan seperti usaha

jahit dan ternak sapi. Kemudian memberikan dana bantuan juga sebagai modal

awal bagi masyarakat di sekitar.

b. Kesehatan : Memberikan pelayanan pemeriksaan gratis dan pembagian obat-

obatan secara cuma-cuma. Jababeka juga menyediakan edukasi kesehatan bagi

siswa Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas.

c. Pendidikan : Menyediakan beasiswa bagi anak SD, SMP, dan SMA.

Kemudian memberikan bantuan peralatan kepada pihak sekolah. Serta

mengadakan perlombaan yang sifatnya edukatif.

d. Pengembangan kebudayaan : Memberikan bantuan sumbangan untuk

pembangunan masjid, perbaikan jalan, serta mengadakan event-event

pagelaran budaya bagi masyarakat.

e. Lingkungan : Mengelola limbah B3 dengan baik, membangun kolam renang

yang asri, menanam pohon sebagai penghijauan, dan Membangun Jababeka

Botanical Garden yang luasnya mencapai 100 Ha.

2. PT Unilever Indonesia, Tbk

Unilever melaksanakan program CSR yang beragam pula, diantaranya : Green

and Clean dengan memanfaatkan bekas kantong produk Unilever menjadi bentuk

baru yang bermanfaat; Pemberdayaan petani kedelai hitam; Program kesehatan

dengan adanya pemeriksaan kesehatan gratis, periksa gigi gratis, serta

membangun kader-kader yang sadar akan pentingnya menjaga kesehatan.

3. PT Bakrie Sumatera Plantations

2012 18 Business Ethic and Good

Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningCecep Winata http://www.mercubuana.ac.id

Page 19: Pembahasan · Web viewBidang ekonomi : Menciptakan program kemitraan untuk membuat usaha kecil menengah yang berkelanjutan Bidang Pendidikan : Menciptakan Pendidikan Anak Usia Dini

Program-program CSR yang dijalankannya adalah: Membangun koperasi desa;

memberikan bantuan pendidikan bagi siswa SD; mengadakan perkumpulan ibu-

ibu pengajian; dan juga Memberikan pelayanan pendidikan bagi masyarakat

kurang mampu.

4. PT Adaro Indonesia, Tbk

a. Bidang ekonomi : Menciptakan program kemitraan untuk membuat usaha

kecil menengah yang berkelanjutan

b. Bidang Pendidikan : Menciptakan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD),

Integrasi program PAUD dengan Posyandu; Memberikan bantuan sarana dan

prasarana untuk PAUD; Memberikan beasiswa kepada siswa berpretasi pada

tingkat SD, SMP, dan SMA; Memberikan pelatihan kepada para guru dalam

bidang IT.

c. Bidang Lingkungan : Menyediakan pusat air bersih dan menjualnya kepada

masyarakat dengan harga terjangkau. Pengaturannya dijalankan oleh warga

masyarakat tersebut sendiri.

5. PT Indominco Mandiri

a. Bidang Sosial : Memberdayakan perempuan agar dapat menjadi sosok

mandiri; Menyelenggarakan kegiatan budaya untuk mempererat tali

silaturahmi di antara warga.

b. Bidang Ekonomi : Mengambangkan usaha kecil rumput laut serta

pendampingan kepada masyarakat; Memberikan pelatihan-pelatihan

keterampilan kepada masyarakat, perempuan, dan anak-anak usia produktif.

6. PT Bank Mandiri, Tbk

a. Bidang Sumber Daya Manusia : Memberikan pelatihan kewirausahaan dan

mengadakan berbagai macam event wirausaha muda dengan memberikan dana

bantuan bagi pengusung format wirausaha yang fresh dan achievable.

b. Bidang Pendidikan : Memberikan support dan rangsangan lomba-lomba untuk

mengasah kecerdasan dan kreatifitas siswa; Memberikan dana beasiswa bagi

yang ebrprestasi dan kurang mampu.

7. PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk

a. Bidang IT : Mendirikan kampung digital sehingga di sana (Sampali, Sumut)

banyak orang yang melek teknologi, utamanya komputer dan internet;

pelatihan berbagai macam program komputer perkembangan; Memberikan

pelatihan kepada siswa SMP dan SMA.

2012 19 Business Ethic and Good

Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningCecep Winata http://www.mercubuana.ac.id

Page 20: Pembahasan · Web viewBidang ekonomi : Menciptakan program kemitraan untuk membuat usaha kecil menengah yang berkelanjutan Bidang Pendidikan : Menciptakan Pendidikan Anak Usia Dini

b. Bidang Sosial : Pemberdayaan pendidikan anak kurang mampu; Pembinaan

remaja olahraga; Pasar murah penjualan sembako; Cerdas cermat; Gebyar

festival seni Islami; dan juga Peringatan HUT RI dengan mengadakan

berbagai macam lomba.

c. Bidang Ekonomi : Program kemitraan untuk usaha kecil menengah;

Kelompok usaha pembuatan pupuk organik; dan juga Membuat koperasi

simpan pinjam.

d. Bidang Lingkungan : Perbaikan dan pengembangan drainase; Penanaman

pohon pelindung; Pengerasan dan pengaspalan jalan; Pembuatan gapura

Kampung Digital Sampali; dan Pembuatan plang nama PKK Kampung

Sampali.

8. PT HM Sampoerna, Tbk

Berbagai macam kegiatan CSR nya antara lain : Membentuk Tim Sampoerna

Rescue untuk melaksanakan tanggap darurat terhadap bencana; Menciptakan air

bersih untuk masyarakat; Membangun usaha mikro dan kecil; Memberikan

beasiswa bagi SMA dan Sarjana; Melakukan penanaman pohon untuk reboisasi.

9. PT Tambang Batubara Bukit Asam

a. Bidang Lingkungan : Pembuatan kolam pengendap lumpur; Pemanfaatan

tanaman minyak kayu putih; Membangun Taman Hutan Raya

b. Bidang Ekonomi : Membangun kelompok usaha pupuk Bokashi Organik

c. Bidang Sosial : Penataan Pasar Tanjung Enim

10. PT Arutmin Indonesia

Programnya antara lain : Kerjasama dengan KUD setempat; Program AHPB(Aku

Himung Petani Banua) yang mengajak masyarakat untuk memanfaatkan sumber

daya alam di sekitarnya; Membangun insfrastruktur; Memberikan bantan

kesehatan dan sosial lainnya.

11. PT Bakrieland Development, Tbk

Program CSR di Bakrieland antara lain : Membangun Rasuna Epicentrum, yakni

sebuah kawasan resapan air; Penggunaan solar energy system dalam setiap proyek

Bakrieland; Goes Green di Bali Nirwana Resort; Mempekerjakan 2 orang anggota

keluarga yang tanahnya dibeli Bakrieland.

12. PT Berau Coal

Program yang telah dilaksanakan antara lain :

a. Pemanfaatan lahan mejadi area tanaman buah-buahan

2012 20 Business Ethic and Good

Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningCecep Winata http://www.mercubuana.ac.id

Page 21: Pembahasan · Web viewBidang ekonomi : Menciptakan program kemitraan untuk membuat usaha kecil menengah yang berkelanjutan Bidang Pendidikan : Menciptakan Pendidikan Anak Usia Dini

b. Pemanfaatan lahan sebagai area peternakan sapi

c. Pemanfaatan lahan perkebunan

d. Pemanfaatan tanaman kehutanan

e. Percobaan penanaman karet

f. Pembangunan lapangan golf

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Secara konseptual, TSP adalah pendekatan dimana perusahaan

mengintegarasikan kepedulian sosial dalam operasi bisnis dan interaksi mereka dengan

para pemangku kepentingan ( stakeholders ) berdasarkan prinsip kesukarelaan dan

kemitraan. ( Nuryana, 2005 ). Meskipun sesungguhnya memiliki pendekatan yang relative

berbeda, beberapa nama lain yang memiliki kemiripan atau bahkan identik dengan TSP

antara lain, Investasi Sosial Perusahaan ( Corporate Social Investment/investing), pemberian

perusahaan ( Corporate Giving), kedermawanan Perusahaan ( Corporate Philantropy ).

Secara teoretis, berbicara mengenai tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh

perusahaan, maka setidaknya akan menyinggung 2(dua) makna, yakni tanggung jawab dalam

2012 21 Business Ethic and Good

Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningCecep Winata http://www.mercubuana.ac.id

Page 22: Pembahasan · Web viewBidang ekonomi : Menciptakan program kemitraan untuk membuat usaha kecil menengah yang berkelanjutan Bidang Pendidikan : Menciptakan Pendidikan Anak Usia Dini

makna responsibility atau tanggung jawab moral atau etis, dan tanggung jawab dalam makna

liability atau tanggung jawab yuridis atau hukum.

Burhanuddin Salam, dalam bukunya “Etika Sosial”, memberikan pengertian bahwa responsibility is having the character of a free moral agent; capable of determining one’s acts; capable deterred by consideration of sanction or consequences. (Tanggung jawab itu memiliki karakter agen yang bebas moral; mampu menentukan tindakan seseorang; mampu ditentukan oleh sanki/hukuman atau konsekuensi).

Daftar PustakaLaura P. Hartman-Joe Des Jardins, 2011, Business Ethic: Decision Making Personal Integrity

& Social Responsibilty,McGraw.Third Edition.

Tunggal, Amin Widjaja, 2008, Corporate Social Responcibility, Harvarindo,

Jakarta.

http://www.csrindonesia.com

http://www.hukumperseroanterbatas.com/2012/04/13/corporate-social-responsibility-oleh-

perseroan-terbatas/

http://gunnaharmyani.blogspot.com/2013/05/sejarah-dan-landasan-csr.html

Prof. Dr. Dwi Kartini, Corporate Social Responsibility, 2009, Refika Aditama

http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/07/corporate-social-responsibility-csr.html

Rahmatullah, Trianita Kurniati. 2011. Panduan Praktis Pengelolaan CSR. Yogyakarta.

Samudra Biru

2012 22 Business Ethic and Good

Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningCecep Winata http://www.mercubuana.ac.id